Angkasa Pura II
restructuring
2011 2011 Laporan Tahunan-Annual Report
PT Angkasa Pura II Head Office: Soekarno-Hatta International Airport Building 600, PO BOX 1001/BUSH Jakarta 19120 Indonesia Tel. : (62-21) 550 5079, 550 5021 Fax : (62-21) 550 2141 www.angkasapura2.co.id
Laporan Tahunan Annual Report
restructuring
145 147 206 208 208 211 213
Tonggak Sejarah Milestones Peristiwa Penting 2011 2011 Significant Event Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile Laporan Direksi Board of Directors Report Profil Direksi Board of Directors Profile Bidang Usaha Business Line Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and The Environment Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Subsidiaries and Affiliated Companies
Laporan Teknologi Informasi (TI) Information Technology (IT) Report
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
Kebijakan GCG GCG Policy Organ Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Organ Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration Policy of The Board of Directors and The Board of Commissioners Permasalahan Hukum Legal Issues Etika Perusahaan Code of Conduct
Whistle-Blowing System Whistle-Blowing System Informasi Perusahaan Company Information
daftar isi contents
264
265 265
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management
Assessment GCG GCG Assessment
261 264 264
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report
Perkembangan GCG Angkasa Pura II Development of GCG at Angkasa Pura II
261
269 271 272
Tinjauan Umum General Review Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Operation Review By Business Segment Uraian Atas Kinerja Keuangan Perusahaan Description on Corporate Financial Performance Key Performance Indicator (KPI) Key Performance Indicator (KPI) Kebijakan Penggunaan Laba Policy on Profit Appropriation Kebijakan Pajak & Dividen Tax and Dividend Policy Prospek Usaha Perusahaan Business Prospects Aspek Pemasaran Marketing Aspect Kemampuan Membayar Hutang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Ability to Cover Debts and Collectibility of Receivables Struktur Modal, Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal dan Tingkat Solvabilitas Capital Structure, Management Policy on Capital Structure and Solvability Level Ikatan Material Untuk Perolehan Barang Modal Material Contract of Capital Goods Acquisition Informasi Keuangan Yang Mengandung Kejadian Yang Bersifat Luar Biasa dan Jarang Terjadi Financial Information That Contains Extraordinary and Rare Events Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha atau Pendapatan Bersih Angkasa Pura II Impact of Changes In Price to the Revenues and Net Income of AngkasaPura II Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Material Informaton and Facts Subsequent to the Date of Finacial Report Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Use of Proceeds from Public Offering Realization Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi Atau Restrukturisasi Hutang/ Modal Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Acquisition or Restructuring of Debt/Capital Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi Dengan Pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa (Afiliasi) Transactions Containing Conflict of Interest, and The Nature of Transactions With Affiliated Parties Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perusahaan The Amendment of Regulation Having Significant Effect on The Company Kebijakan Akutansi Accounting Policies
273
Laporan Keuangan Financial Statements
460 462
Identitas Perusahaan Company’s Identity
463 464 466 468 470 472
Daftar Kantor Anak Perusahaan, Perusahaan Afiliasi, dan Kantor Cabang Subsidiary Office, Affiliated Company and Branch Office List Wilayah Kerja dan Lokasi Bandara Working Area and Airport Location Struktur Organisasi organization structure Profil Bandara Airport Profile Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan Professional Institution of The Company Supporting Lembar Pertanggungjawaban Laporan Tahunan Responsibility of Annual Report
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero)
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management Discussion and Analyisis
138 142
Riwayat Singkat Perusahaan Company In Brief
218 220 226 257 257 257 257 258 260
Data Perusahaan Corporate Data
8 12 18 22 24 26 34 38 50 55 60 76 81 94 98 108
Visi, Misi, Falsafah dan Budaya Perusahaan Vision, Mission, Philosophy and Corporate Culture Tujuan, Sasaran dan Strategi Perusahaan Company Goals, Objectives and Strategies
Profil Perusahaan Company Profile
4 5
Prolog Prologue
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
1
Angkasa Pura II meraih peluang pertumbuhan dengan bergerak cepat. Perusahaan membangun dan mengembangkan aset-aset yang berpotensi meningkatkan nilai tambah. Dan terus memastikan pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Di tengah pertumbuhannya yang sehat, Perusahaan mengupayakan transformasi secara terarah, terencana, terstruktur dan terawasi dengan baik. Angkasa Pura II is on the move. To achieve its vision of becoming a world-class airport operator, Angkasa Pura II continues to transform its human resources, work ethics, services, operations and airport infrastructure development. Throughout the 12 months of 2011, the Company carried out several breakthroughs in the development and enhancement of service facilities in all 12 airports under its management. These steps were in line with the growth of the air transportation industry sector that is evolving rapidly in Indonesia. Angkasa Pura II captures growth opportunity by moving quickly. The Company builds and develops assets with added-value potentials. And strives continuously to ensure sustainable long-term growth. Amid its healthy growth, the Company undertakes its transformation in a well-aimed, well-planned, well-structured and well-supervised manner.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
ANGKASA PURA II / Laporan Keuangan - Annual Report 2011
Selama 12 bulan sepanjang tahun 2011, Perusahaan melakukan berbagai terobosan dalam hal pengembangan serta peningkatan fasilitas pelayanan di seluruh 12 bandara yang dikelolanya. Langkah ini sejalan dengan pertumbuhan sektor industri angkutan udara di Indonesia yang berkembang pesat.
restructuring
Angkasa Pura II mengayunkan langkah dengan pasti. Untuk merealisasikan visi Perusahaan menjadi pengelola bandara kelas dunia, Angkasa Pura II terus menggulirkan transformasi di bidang sumber daya manusia, budaya kerja, pelayanan, operasional serta pengembangan infrastruktur bandara.
1
PROFIL PERUSAHAAN
Kinerja Angkasa Pura II tahun 2011 cukup menggembirakan. Capaian kinerja Perusahaan lebih tinggi dari realisasi tahun 2010 dan melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011. Sedangkan tingkat kesehatan Angkasa Pura II di tahun 2011 adalah sehat (AA).
2
The performance of Angkasa Pura II in 2011 is enough cheerful. Company’s performance achievement is higher than the realization in 2010 and over the target of Corporate Budget Plan 2011. While the level soundness of Angkasa Pura II in 2011 is AA rated (Healthy).
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Profil Perusahaan
COMPANY PROFILE
Company Profile
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
3
Visi, Misi, Falsafah dan Budaya Perusahaan Vision, Mission, Philosophy and Corporate Culture
VISI VISION
MISI MISSION
Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.
Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
To be an international-class airport management company with high competitiveness regionally.
PROFIL PERUSAHAAN
Managing airport services and air traffic services with apriority to flight safety and customer satisfaction, in the effort of creating optimum benefit for shareholders, business partners, employees, the community, and the environment, by firmly holding to business ethics.
4
FALSAFAH PERUSAHAAN COMPANY PHILOSOPHY
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
• Pelayanan Prima
• Excellent Service
• Efisien dan Efektif
• Efficient and Effective
• Dedikasi Tinggi
• Highly Dedicated
• Unggul
• Excellent
• Lingkungan
• Environment
• Internasional
• International
Tujuan, Sasaran dan Strategi Perusahaan Company Goals, Objectives and Strategies TUJUAN PERUSAHAAN
COMPANY PURPOSE
Dalam rangka mewujudkan visi misi Perusahaan, Angkasa Pura II telah menetapkan Tujuan Perusahaan. Tujuan Perusahaan tersebut antara lain: • Menjalankan dan mendukung kebijakan dan program perusahaan dalam segmen ekonomi dan pembangunan; • Mengumpulkan keuntungan bagi perusahaan dengan menjalankan bisnis kebandarudaraan yang sesuai dengan asas-asas perusahaan.
In realizing the Company’s vision and mission, Angkasa Pura II has determined the Company Purpose to be: • Undertaking policies and programs that support the national economy and development; • Profit oriented in undertaking the airport business in line with prevailing rules and regulations.
2013 2011
2012 2009 2010
COMPANY GOALS
Angkasa Pura II telah menetapkan sasaran perusahaan dalam rangka mensukseskan Tujuan Perusahaan untuk periode tahun 2009–2013 sebagai berikut: • Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis yang menjadi fokus Angkasa Pura II serta peningkatan produktivitas kegiatan usaha Angkasa Pura II; • Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan prima yang didukung dengan jaminan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG) serta ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengguna jasa; • TerseIenggaranya perbaikan berkeIanjutan dalam proses bisnis yang berlandaskan mutu dan sesuai dengan harapan pengguna jasa;
Angkasa Pura II has determined its goals in support of the Company objectives for the period of 2009–2013 to be as follows: • Achievement of the business development activities that are the focus of Angkasa Pura II and related productivity increases by the Company; • Achievement of customer satisfaction through prime services that are supported by appropriate Service Level Agreement (SLA) and Service Level Guarantee (SLG) and the availability of facilities and infrastructures that are required by customers; • Continuous improvements to the business process that is based on quality and in line with customer expectations; COMPANY PROFILE
SASARAN PERUSAHAAN
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
5
• Establishment of a leadership system that can induce effective leadership as role models; • Creation of an organization that is in line with the functions of airport management, supported by high-achieving and competent human resources in line with the business focus of the Company; • Formation of integrated networking with other airports and related institutions.
STRATEGI PENGEMBANGAN PERUSAHAAN
COMPANY DEVELOPMENT STRATEGY
Dalam rangka menunjang tercapainya sasaran perusahaan, Angkasa Pura II telah menetapkan strategi pengembangan bisnis perusahaan yang mencakup antara lain:
In order to achieve company targets, Angkasa Pura II has defined its development growth strategy as follows:
Business Focus, yaitu: • Memacu peningkatan pendapatan; • Mengendalikan biaya dan meningkatkan daya serap investasi; • Melakukan intensifikasi bidang usaha; • Mewujudkan segmentasi dan optimalisasi usaha.
Business Focus, comprising of: • Fuel the growth of revenues; • Cost control and enhance investment absorption rate; • Intensify lines of business; • Achieve business segmentation and optimalization.
Customer Service & Care, yaitu: • Memenuhi standar Level of Service (safety, security dan services); • Menerapkan Service Level Agreement dan Service Level Guarantee; • Memenuhi ketersediaan kapasitas pelayanan.
Customer Service & Care, by: • Achieving service level standards (on safety, security and services); • Implementing Service Level Agreement and Service Level Guarantee; • Fulfilling service capacity availability.
Operations Excellence, yaitu: • Regulatory compliance; • Mengembangkan Total Airport Management System; • Mengembangkan sistem dan prosedur.
Operations Excellence, by: • Regulatory compliance; • Developing Total Airport Management System; • Implementing systems and procedures.
Leadership Effectiveness, yaitu: • Melakukan penyelarasan Visi, Misi, dan sasaran jangka panjang; • Menerapkan performance excellence criteria.
Leadership Effectiveness, through: • Alignment of Vision, Mission and long-term goals; • Implementing performance excellence criteria.
PROFIL PERUSAHAAN
• Terciptanya pengembangan leadership system untuk mewujudkan efektifitas kepemimpinan sebagai role model; • Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi pengelolaan bisnis bandara dan didukung oleh SDM yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai fokus bisnis Angkasa Pura II; • TerjaIinnya integrasi jaringan/networking antar instansi dan bandara lainnya.
6
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
HR Effectiveness, through: • Constant evaluation and improvement of HR management; • Developing HR Plan & Roadmap for Human Resources; • Education and training; • Improving the employee assessment system.
Total Logistic Network, yaitu: • Membangun aliansi strategis dengan mitra kerja dan mitra usaha dalam rangka mewujudkan biaya transportasi yang kompetitif dan efisien; • Membangun kerja sama dalam penyediaan jaringan komunikasi, duty free, fuel supply, power supply.
Total Logistics Network, by: • Forming strategic alliances with working and business partners in order to achieve competitive and efficient transportation rates; • Cooperating with suppliers of communication networks, duty-free shops, fuel logistics and power supply.
COMPANY PROFILE
HR Effectiveness, yaitu: • Melakukan evaluasi dan perbaikan sistem manajemen Sumber Daya Manusia; • Mengembangkan HR Plan & Roadmap Sumber Daya Manusia; • Pendidikan dan pelatihan; • Memperbaiki sistem penilaian kinerja karyawan.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
7
Riwayat Singkat Perusahaan Company in Brief
Gedung Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, merupakan awal dari pembangunan infrastruktur bandara yang akan mengembangkan kapasitas pelayanan bandara tersebut sebesar 52 juta penumpang per tahun mulai tahun 2014. The Terminal 3 Building, at the Soekarno-Hatta International Airport, the early phase of airport infrastructure development that will expand the service capacity of the airport to 52 million
PROFIL PERUSAHAAN
passengers per year by 2014.
8
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
PT Angkasa Pura II (Persero) is a State-owned Enterprise within the realms of the Ministry of Transportation that is engaged in the field of airport and airport-related services in the West Indonesia region. Angkasa Pura II has earned the trust of the Government of the Republic Indonesia to manage and develop the business of the Airport of Jakarta Cengkareng that has changed its name to the Jakarta Soekarno-Hatta International Airport and the Halim Perdanakusuma Airport since 13 August 1984.
Keberadaan Angkasa Pura II berawal dari Perusahaan Umum dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984, kemudian pada 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II. Selanjutnya, pada 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Seiring perjalanan Perusahaan, pada 18 November 2008 sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 resmi berubah menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Angkasa Pura II owes its origin from a public company under the name of Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng through Government Regulation Number 20 of 1984, subsequently on 19 May 1986 through Government Regulation Number 26 of 1986 was amended to Perum Angkasa Pura II. Thereafter, on 17 March 1992 through Government Regulation Number 14 of 1992, it became a limited liability state-owned company or Persero. In line with its evolution, on 18 November 2008 pursuant to the Notarial Deed of Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Number 38, the Company officially became PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdirinya Angkasa Pura II bertujuan untuk menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki Perusahaan dan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik. Hal tersebut diharapkan agar dapat menghasilkan produk dan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat sehingga dapat meningkatkan nilai Perusahaan dan kepercayaan para pemangku kepentingan Perusahaan, termasuk masyarakat.
The establishment of Angkasa Pura II is to undertaken the management and business of airport and airportrelated services by optimizing the utilization of potential resources at the disposal of the Company and implement good corporate governance practices. This is expected to yield high-quality products and services that are highly competitive in order to increase the value of the Company as well as the trust of its stakeholders, including the general public.
COMPANY PROFILE
PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan yang bergerak dalam bidang usaha pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandar udara di wilayah Indonesia Barat. Angkasa Pura II telah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola dan mengupayakan pengusahaan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang kini berubah nama menjadi Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta serta Bandara Halim Perdanakusuma sejak 13 Agustus 1984.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
9
The track records of Angkasa Pura II over 27 years have shown incredible business progress and enhancements through the addition of several infrastructures and facilities as well as service improvements in the airports under its management.
Angkasa Pura II mengelola 12 Bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkalpinang). Selain itu Angkasa Pura II juga melayani jasa informasi penerbangan untuk wilayah udara (Flight Information Region/FIR) Jakarta.
Angkasa Pura II operates 12 airports or bandara, namely Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi) and Depati Amir (Pangkalpinang). In addition to that, Angkasa Pura II also provides flight information services for Jakarta’s Flight Information Region.
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, Angkasa Pura II telah berhasil memperoleh berbagai penghargaan dari berbagai instansi. Penghargaan yang diperoleh merupakan bentuk apresiasi kepercayaan masyarakat atas kinerja Perusahaan dalam memberikan pelayanan, diantaranya adalah The Best BUMN in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), The Best I in Good Corporate Governance (2006), Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance (GCG) pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Pada tahun 2009, kembali Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com, Juara III Annual Report Award 2009 kategori BUMN Non-Keuangan
Over the past five years, Angkasa Pura II has earned a number of awards from various institutions. These awards represent a form of trust and appreciation of the public, in recognition of the Company’s performance in providing its services, including The Best BUMN in Logistics Sector from the State Ministry of SOE RI (2004-2006), The Best I in Good Corporate Governance (2006), First Place in the Annual Report Award 2007 for the category of Non-Listed Non-Financial SOE, and as Best and Most Trustworthy SOE in Good Corporate Governance (GCG) in the Corporate Governance Perception Index 2007 Award. In 2009, Angkasa Pura II again earned awards as 1st The Best Non Listed Company from Anugerah Business Review 2009 and as The World’s 2nd Most On Time Airport for the Soekarno-Hatta International Airport from Forbestraveller.com, Third Place Annual Report Award 2009 for the category of Non-Listed Non-
PROFIL PERUSAHAAN
Kiprah Angkasa Pura II selama 27 tahun, telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan usaha yang pesat dalam bisnis jasa kebandarudaraan melalui penambahan berbagai sarana prasarana dan peningkatan kualitas pelayanan pada bandara yang dikelolanya.
10
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Financial SOE, The Best Prize ‘INCRAFT Award 2010’ in the category of natural fibers, GCG Award 2011 as the Trustworthy Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010, Award on the Use of Bahasa Indonesia 2011 from the Ministry of Education and Culture, recognition for Minangkabau International Airport of Padang as Indonesia Leading Airport in the Indonesia Travel & Tourism Award 2011, and the Zero Accident Award for 2,084,872 man hours between 1 January 2009 and 31 December 2011 for the Sultan Syarif Kasim II Airport in Pekanbaru.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara, Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajiban untuk membayar dividen kepada negara selaku pemegang saham. Angkasa Pura II juga senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan perlindungan konsumen kepada pengguna jasa bandara, menerapkan praktik tata kelola perusahaan yang baik, meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya serta meningkatkan kepedulian sosial terhadap masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.
As a State-owned Enterprise, Angkasa Pura II has consistently met its obligation to pay dividends to the state as the shareholder. The Company is also constantly committed to providing the best services and consumer protection to airport customers, implement good corporate governance practices, improve the welfare of employees and their families, and increase social care to the surrounding communities and environment through Corporate Social Responsibility programs.
COMPANY PROFILE
Non-Listed, The Best Prize ‘INCRAFT Award 2010’ in category natural fibers, GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010, Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award 2011, dan Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
11
tonggak sejarah 1 April 1991 29 Februari 1988
3 Juli 1985 16–31 Maret 1985 Penggantian Pemindahan Operasi Pendirian Penerbangan Perusahaan berjadwal dari Umum (Perum) Bandar Udara Pelabuhan Kemayoran Udara Jakarta dan Halim Cengkareng, Perdanakusuma berdasarkan ke Pelabuhan Peraturan Bandar Udara Pemerintah No. Jakarta 20/1984. Cengkareng.
13 Agustus 1984
1984
nama Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta, berdasarkan Keputusan Presiden No. 54/1985.
19 Mei 1986 Perubahan nama Perum Pelabuhan Peresmian Udara Jakarta Pembukaan Cengkareng Bandar Udara menjadi Perum Internasional Angkasa Pura Jakarta II berdasarkan Soekarno-Hatta Peraturan oleh Presiden Pemerintah No. Soeharto. 26/1986.
5 Juli 1985
1985
Pengalihan Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Udara di bandarabandara yang diusahakan oleh Perusahaan Umum ke dalam Perum Angkasa Pura I dan II berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.19 tahun 1988.
30 Maret 1989 Pemisahan dan Pengalihan Kekayaan Negara pada SENOPEN Jakarta untuk dijadikan penyertaan Modal Negara ke dalam Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No.4/1989.
Serah Terima Pemilikan dan Pengoperasian Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan Palembang dan Bandara Supadio Pontianak dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum Angkasa Pura II.
1986 1988 1989 1991
13 August 1984
16-31 March 1985 3 July 1985
5 July 1985
19 May 1986
29 February 1988
30 March 1989
1 April 1991
Establishment of the Public Company, Jakarta Cengkareng Airport on the basis of Government Regulation No. 20/1984.
Transfer of scheduled Flight Operations from the airports of Kemayoran and Halim Perdanakusuma to Jakarta Cengkareng Airport.
Official commissioning of the Jakarta Soekarno-Hatta International Airport by President Soeharto.
The renaming of the Public Company Jakarta Cengkareng into Public Company Angkasa Pura II on the basis of Government Regulation No.26/1986.
Transfer of Air Traffic Control services at public airports to Perum Angkasa Pura I and II on the basis of Minister of Transportation Decree No. KM 19 year 1988.
Separation and Transfer of State Assets at SENOPEN Jakarta to become State Equity Participation in Perum Angkasa Pura II on the basis of Government Regulation No.4/1989.
Transfer of Ownership and Operation of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang, Central Operations for Air Flight Safety Palembang and Supadio Airport Pontianak from the Directorate General of Air Transport to Perum Angkasa Pura II.
PROFIL PERUSAHAAN
The renaming of Jakarta Cengkareng Airport into Jakarta Soekarno-Hatta International Airport, on the basis of Presidential Decree No.54/1985.
12
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
milestones 9 April 1994
19 Februari 1992 Penambahan penyertaan Modal Negara di Bandara Halim Perdanakusuma ke dalam Modal Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/1992.
17 Maret 1992 Pengalihan bentuk Perusahaan Umum menjadi Perseroan (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14/1992.
11 Mei 1992 Peresmian pembukaan Terminal II oleh Presiden Soeharto, pengoperasiannya telah dilaksanakan sejak tanggal 11 Februari 1992.
1992
2 Januari 1993 Pendirian PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Akte Notaris Muhani Salim, SH , No. 3 tanggal 2 Januari 1993.
Perusahaan mendapat tugas mengelola Bandara Simpang Tiga Pekanbaru, Tabing Padang, Husein Sastranegara Bandung dan 1 Januari 1994 Blang Bintang Banda Aceh Perusahaan serta Senopen mendapat tugas Pekanbaru mengelola dari Direktorat Bandar Udara Jenderal Polonia Medan Perhubungan dari Direktorat Udara Jendral berdasarkan Perhubungan Surat Menteri Udara, Keuangan berdasarkan No.5-33/ MK.016/1994 dan Surat Menteri Surat Menteri Keuangan No. Perhubungan 5-33/MK/1994 A.278/AU.001/ tanggal 22 SKJ/1994. Januari 1994.
1993
1994
30 Agustus 1994 Penambahan penyertaan Modal Negara di Bandara Polonia Medan ke dalam Modal Perusahaan mulai tanggal 1 Januari 1994, Bandara Simpang Tiga Pekanbaru, Tabing Padang, Husein Sastranegara Bandung dan Blang Bintang Banda Aceh terhitung mulai tanggal 1 April 1994 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26/1994.
4 September 1998 Manajemen Kantor Cabang Utama PT (Pesero) Angkasa Pura II Bandar Udara SoekarnoHatta terbentuk melalui Keputusan Direksi Nomor KEP. 470/ OM.00/1998APII.
18 November 1999 Perubahan nama Bandar Udara Simpang Tiga-Pekanbaru menjadi Bandar Udara “Sultan Syarif Kasim II” berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.2/ AU.106/PHB.99 tanggal 18 November 1999.
1998 1999
19 February 1992 17 March 1992
11 May 1992
2 January 1993
1 January 1994
9 April 1994
30 August 1994
4 September 1998 18 November 1999
Additional State Equity participation in Halim Perdanakusuma Airport into the equity of Perum Angkasa Pura II on the basis of Government Regulation No.7/1992.
Inauguration of Terminal II by President Soeharto; having been in operation since 11 February 1992.
Establishment of PT (Persero) Angkasa Pura II based on Notarial Deed of Muhani Salim, SH, No.3 of 2 January 1993
Appointment of the Company to manage the Polonia Airport Medan by the Directorate General of Air Transportation, based on the Minister of Finance Letter No.5033?ML/1994 of 22 January 1994.
Appointment of the Company to manage the airports of Simpang Tiga Pekanbaru; Tabing Padang; Husein Sastranegara Bandung; and Blang Bintang Banda Aceh; and Senopen Pekanbaru from the Directorate General Air Transportation based on the Minister of Finance Letter No.5-33/ MK.016/1994 and the Minister of Transportation Letter No.A.278/ AU.001/ SKJ/1994.
Additional of State Equity participation in Polonia Airport Medan into the Equity of the Company effective 1 January 1994; the airports of Simpang Tiga Pekanbaru; Tabing Padang; Husein Sastranegara Bandung and Blang Bintang Banda Aceh effective 1 April 1994 based on Government Regulation No.26/1994.
Management of Main Branch Office, SoekarnoHatta Airport, PT (Persero) Angkasa Pura II was formed on the basis of Board of Directors Decisions No.KEP 470/ OM.00/1998APII.
Renaming of Simpang Tiga AirportPekanbaru to Sultan Syarif Kasim II based on the Minister of Transportation Decision No SK.2/AU.106/ PHB.99 of 18 November 1999.
COMPANY PROFILE
Reestablishment of Public Company to Limited Liability Company of Angkasa Pura II on the basis of Government Regulation No.14/1992.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
13
Tonggak Sejarah Milestones
22 Maret 2000 Serah Terima Operasi Bandara Kijang Tanjung Pinang dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perusahaan, dan menjadi bandara yang ke sepuluh yang dikelola oleh Perusahaan.
9 Januari 2004 Peresmian penggunaan Terminal Khusus Haji Bandara Soekarno-Hatta oleh Menteri Agama RI, dan Menteri Perhubungan RI.
25 Agustus 2005
29 Juni 2006
Peresmian penggunaan Bandara Internasional Minangkabau, Ketaping, Sumatera Barat, oleh Presiden RI.
Peletakan batu pertama Pembangunan Bandara Baru Medan-Kuala Namu oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
2000 2004 2005
Peresmian TKI Lounge di Bandara Soekarno-Hatta oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
9 January 2004
25 August 2005
29 June 2006
29 August 2006
Handover of the Operations of Kijang Airport Tanjung Pinang from the Directorate General of Air Transportation to the Company, becoming the 10th airport under the management of the Company.
Inauguration of the Hajj Special Terminal at Soekarno-Hatta Airport by the Minister of Religious Affairs RI and Minister of Transportation RI.
Inauguration of Minangkabau International Airport, Ketapin, West Sumatra by President RI.
Ground Breaking Ceremony for the construction of the new Kuala Namu Airport in Medan by the Vice President RI, Jusuf Kalla.
Inauguration of the TKI Lounge for Indonesian Migrant Workers at SoekarnoHatta Airport by President RI Susilo Bambang Yudhoyono.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
28 September 2006 Penandatanganan Akta Pendirian PT Railink antara Perusahaan dengan PT Kereta Api Indonesia.
2006
22 March 2000
PROFIL PERUSAHAAN
14
29 Agustus 2006
1 Januari 2007 Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang dan Bandara Sultan Thaha, Jambi resmi dikelola Perusahaan.
2007 29 September 2006 Signing of the Articles of Association Deed of PT Railing between the Company and PT Kereta Api Indonesia.
1 January 2007 The airports of Depati Amir, Pangkal Pinang and Sultan Thaha, Jambi officially became under the management of the Company.
23 September 2008
Pencanangan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara pertama yang menerapkan konsep EcoAirport (bandara yang ramah lingkungan).
22 Oktober 2008 Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Perusahaan dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, tentang Penyediaan Layanan Total Solusi Fasilitas Telekomunikasi pada Bandar Udara yang dikelola oleh Perusahaan.
2008 30 August 2007 Designation of Soekarno-Hatta Airport as the first airport to implement the Eco-Airport concept (environmentally friendly airport).
26 September 2007
22 December 2007
The airport of Tanjungpinang which was previously named as Kijang Airport officially became Raja Haji Fisabilillah, based on the Governor of Riau Islands Decision NO.295a of 2007.
“SoekarnoHatta Going Green” became the official designation of the woodlands development at Soekarno-Hatta Airport as a manifestation of the Company in the revegatation of nature within the airport area.
23 Desember 2009 Perusahaan memberikan apresiasi kepada mitra kerjanya atas diraihnya predikat Bandara 28 April 2009 SoekarnoHatta sebagai Peresmian 27 Juli 2009 “The World 2nd Eco & Modern Most On Time Terminal, Peresmian Airport” dari Terminal Bandara Sultan situs/majalah 3 Bandara Iskandar Muda, Forbestraveller. Soekarno-Hatta. Banda Aceh. com.
2009
23 September 2008 22 October 2008
28 April 2009
27 July 2009
23 December 2009
Designation of the “Clean Airport Action” Program and inauguration of public facilities at SoekarnoHatta Airport by the Minister of Transportation, Minister of Culture and Tourism and Governor of Banten, with the aim of providing the best services to airport customers.
Inauguration of the Eco & Modern Terminal, the Terminal 3 at Soekarno-Hatta.
Inauguration of the Sultan Iskandar Muda Airport, Banda Aceh.
The Company gave its appreciation to business partners on the occasion of the predication of SoekarnoHatta Airport as “The World 2nd Most on Time Airport” from the Forbestraveller. com.
Signing of a Memorandum of Understanding between the Company and PT Telekomunikasi Indonesia Tbk on the provision of Total Solution Services of Telecommunication Facilities at all airports under the management of the Company.
COMPANY PROFILE
30 Agustus 2007
Pencanangan Program Bersih 22 Desember Bandara “Clean 2007 Airport Action” dan Peresmian 26 September “Soekarno-Hatta Fasilitas Umum 2007 Going Green” Di Bandara Pencanangan Soekarno-Hatta Bandara Kota Hutan Raya oleh Menteri Tanjungpinang Bandara Perhubungan, yang semula Soekarno-Hatta Menteri Bandara Kijang sebagai wujud Kebudayaan dan resmi menjadi kepedulian Pariwisata dan Raja Haji Perusahaan Gubernur Banten, Fisabilillah, dalam dalam rangka sesuai menghijaukan memberikan Keputusan kembali alam pelayanan yang Gubernur Indonesia, terbaik bagi pengguna jasa Kepulauan Riau di Bandara Nomor 295a Soekarno-Hatta, bandara. Tahun 2007. Tangerang.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
15
Tonggak Sejarah Milestones
8 Februari 2010 Sosialisasi rencana pengembangan Bandara SoekarnoHatta sebagai Indonesia Gateway dan penawaran kerja sama Skylink Hotel dan check-in lounge di Bandara Soekarno-Hatta.
9 Februari 2010
31 Januari 2011
Penandatangan nota kesepahaman (MoU) antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara tentang pengembangan, penerapan dan penguatan Tata Kelola Perusahaan yang baik pada PT Angkasa Pura II (Persero).
Penyerahan Sertifikat Bandar Udara kepada para GM seluruh bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero) oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara.
Penandatanganan Kesepakatan Bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Direktorat Jendral Perhubungan Udara, PT Angkasa Pura II (Persero), dan PT Angkasa Pura I (Persero) tentang Pengaturan Penggunaan Bersama Pangkalan Udara dan Bandar Udara.
5 November 2010
31 January 2011
Presentation of Airport Certificate to the respective GM in charge of all the airports managed by PT Angkasa Pura II (Persero) by the Directorate General of Air Transportation.
Signing of Joint Agreement among the Indonesian Army, the Directorate General of Air Transportation, PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Angkasa Pura I (Persero) regarding Arrangement for the Joint Use of Airfield and Airport.
5 November 2010 21 Juli 2010
12 Februari 2010 Penandatangan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Sekarpura II.
12 Juli 2010 Peresmian pengoperasian kembali Terminal 1C di Bandara Soekarno-Hatta.
Pelantikan Direksi baru PT Angkasa Pura II (Persero) sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP.136/ MBU/2010 tanggal 21 Juli 2010.
23 September 2010 Penandatanganan perjanjian kerja sama antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT PLN tentang pengelolaan sistem kelistrikan di Bandara Soekarno-Hatta.
2010 9 Februari 2010
12 Februari 2010
12 July 2010
21 July 2010
Socialization of development plans of SoekarnoHatta Airport as Indonesia Gateway and offer for cooperation in Skylink Hotel and checkin lounge at Soekarno-Hatta Airport.
Signing of Memorandum of Understanding (MoU) between PT Angkasa Pura II (Persero) and Deputy Chairman of BPKP for State Accountancy on the development, implementation and enforcement of Good Corporate Governance at PT Angkasa Pura II (Persero).
Signing of Collective Labour Agreement (PKB) between PT Angkasa Pura II (Persero) and Sekarpura II.
Official opening of Terminal 1C at Soekarno-Hatta Airport.
Sworn-in ceremony of the new Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) in accordance with Decree of State Minister for SOE No. KEP.136/ MBU/2010 dated 21 July 2010.
PROFIL PERUSAHAAN
8 Februari 2010
16
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
23 September 2010 Signing of agreement between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT PLN on the management of electricity system at Soekarno-Hatta Airport.
22 Februari 2011
09 Februari 2011 Penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Kejaksaan Agung RI, tentang Kerja sama Penanganan Masalah Hukum Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara.
Penandatanganan Pakta Integritas Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) sesuai dengan pelaksanaan penerapan Good Corporate Governance (GCG) terkait dengan benturan kepentingan dan tidak memanfaatkan posisi di perusahaan.
30 Maret 2011
14 Maret 2011 Penandatanganan Nota Kesepahaman antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Energy Management Indonesia (Persero) tentang Konservasi Energi dan Implementasi Efisiensi Energi.
Perjanjian kerja sama antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk tentang Penyediaan Layanan Electronic Point of Sales (e-Pos) di bandara Soekarno-Hatta.
24 Oktober 2011
Soft launching Indonesia Slot Time Coordinator/ IDSC.
Ground breaking (pemancangan tiang pancang pertama) pembangunan Terminal Bandara Depati Amir Pangkalpinang.
29 April 2011
12 Desember 2011
29 Desember 2011
Ground breaking (pemancangan tiang pancang pertama) pembangunan Terminal Bandara Sultan Thaha Jambi.
Ground breaking (pemancangan tiang pancang pertama) pembangunan Bandara SupadioPontianak.
2011 22 February 2011
14 March 2011
30 March 2011
29 April 2011
24 October 2011
12 December 2011
29 December 2011
Signing of MoU between PT Angkasa Pura II (Persero) and the Attorney General of RI on Cooperation in the Handling of Civil and State Administration Law.
Signing of the Integrity Pact by the Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) on implementation of Good Corporate Governance (GCG) related to conflict of interest and abuse of power.
Signing of MoU between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Energy Management Indonesia (Persero) on energy conservation and implementation of energy efficiency.
Cooperation agreement between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk on the provision of Point of Sales (e-POS) services at SoekarnoHatta Airport.
Soft launch of Indonesia Slot Time Coordinator/ IDSC.
Ground breaking for the construction of passenger terminal building at Depati Amir Airport, Pangkalpinang.
Ground breaking for the construction of passenger terminal building at Sultan Thaha Airport, Jambi.
Ground breaking for the construction of Supadio Airport, Pontianak.
COMPANY PROFILE
09 February 2011
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
17
Peristiwa Penting 2011 2011 Significant Event
01
02
04
03 Januari-January 26 Januari 2011 26 January 2011
PROFIL PERUSAHAAN
01. MoU AP II dengan BRI di Auditorium Gd. 600 Signing of MoU AP II with BRI at the Auditorium, Gedung 600
18
02. MoU AP II dengan TELKOM di Auditorium Gd. 600 Signing of MoU AP II with TELKOM at the Auditorium, Gedung 600
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
03. Pembukaan Rapat Kerja Tahun 2011 di Auditorium Gd. 600 Opening of Company Annual Meeting 2011 at the Auditorium, Gedung 600 26 s/d 28 Januari 2011 26 s/d 28 January 2011
04. Rapat Kerja Semester I di Hotel Holiday Inn, Bandung Company Annual Meeting First Semester 2011 at Hotel Holiday Inn, Bandung
05
06
07
08
09
Februari-February
05. MoU AP II dengan Kejaksaan Agung RI di Hotel Sultan Jakarta Signing of MoU AP II with the Attorney General Office at Hotel Sultan, Jakarta
Maret-March 07 Maret 2011 07 March 2011
16 Maret 2011 16 March 2011
06. Hand Over Kendaraan PKPPKOshkosh Hand over of Vehicles for PKPPK-Oshkosh
08. MoU AP II dengan PT Energy Management Indonesia (EMI) Signing of MoU AP II with PT Energy Management Indonesia (EMI)
15 Maret 2011 15 March 2011
07. MoU AP II dengan BPK di Auditorium Gedung BPK, Jakarta Signing of MoU AP II with BPK at the Auditorium, Gedung BPK, Jakarta
17 s/d 20 Maret 2011 17 s/d 20 March 2011
09. Musyawarah Nasional (MUNAS) Sekarpura II National Convention of Sekarpura II
COMPANY PROFILE
09 Februari 2011 09 February 2011
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
19
Peristiwa Penting 2011 2011 Significant Event
April-April
12
14 April 2011 14 April 2011
10.
14
Pelantikan Dewan Komisaris Bapak Rubani Pranoto di Kementerian BUMN Sworn-in Ceremony for Board of Commissioners, Mr. Rubani
Mei-May
Pranoto, at the Ministry of SOE
11 Mei 2011 11 May 2011
22 Agustus 2011 22 August 2011
29 April 2011 29 April 2011
12.
14.
Indonesia Service Quality
Apel Siaga Lebaran 2011
11.
Award Carre Terrace di Hotel
Field Ceremony Lebaran 2011
Soft Launching IDSC (Indonesia Slot Coordinator) Soft Launching of IDSC (Indonesia Slot Coordinator)
10
Mulia, Jakarta Indonesia Service Quality Award Carre Terrace at Hotel Mulia, Jakarta
13 Juli-July
11
Oktober-October 24 Oktober 2011 24 October 2011
13.
15.
Launching Grand Design
Ground Breaking Bandara Depati Amir-Pangkal Pinang Ground Breaking of Depati Amir Airport - Pangkal Pinang
Launching of Grand Design for Soekarno-Hatta Airport
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
15
23 Juli 2011 23 July 2011
Bandara Soekarno-Hatta
PROFIL PERUSAHAAN
20
Agustus-August
November-November 23 November 2011 23 November 2011
16
16.
MoU AP II dangan Badan Pengusahaan Kawasan BATAM Tentang Pelaksanaan PJP Signing of MoU AP II with BATAM Authority on PJP Implementation
Desember-December 12 Desember 2011 12 December 2011
17.
Ground Breaking Bandara
17
Sultan Thaha, Jambi Ground Breaking of Sultan Thaha Airport - Jambi 19 Desember 2011 19 December 2011
18. CGPI (Corporate Governance Perception Index) Award 2010 CGPI (Corporate Governance
19
29 Desember 2011 29 December 2011
19. Ground breaking (pemancangan tiang pancang pertama) pembangunan Bandara Supadio-Pontianak Ground breaking for the construction of Supadio Airport, Pontianak COMPANY PROFILE
18
Perception Index) Award 2010
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
21
Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications
PROFIL PERUSAHAAN
Hasil kerja keras serta komitmen Manajemen dan seluruh karyawan dalam meningkatkan kinerja di seluruh aspek operasional serta bentuk kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap Perusahaan, Angkasa Pura II telah memperoleh beberapa penghargaan dan sertifikasi baik di tingkat domestik maupun internasional. Berikut adalah berbagai penghargaan yang telah diterima selama 5 (lima) tahun terakhir:
22
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia 2011 Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award 2011
Award on the Use of Bahasa Indonesia 2011 From the Ministry of Education and Culture, award for the Minangkabau International Airport of Padang as an Indonesia Leading Airport in the Indonesia Travel & Tourism Award 2011
GCG Award 2011 sebagai Trusted Company berdasarkan Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010
GCG Award 2011 as Trusted Company based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010
The Best Prize ‘INCRAFT Award 2010’ dalam kategori natural fibers
The Best Prize ‘INCRAFT Award 2010’ in the category of natural fibers
1st The Best Non Listed Company, Anugerah Business Review 2009, Majalah Business Review
1st The Best Non Listed Company, Anugerah Business Review 2009, Business Review Magazine
Pemasaran Terbaik IV, Anugerah Business Review 2009, Majalah Business Review
The Best Marketing IV, Anugerah Business Review 2009, Business Review Magazine
Good Corporate Governance Terbaik IV, Anugerah Business Review 2009, Majalah Business Review
Good Corporate Governance The Best IV, Anugerah Business Review 2009, Business Review Magazine
Juara III Laporan Tahunan Cetak Kategori Badan Usaha Milik Negara, Anugerah Media Humas 2009 Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah, Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah
3rd Winner Printed Annual Report Category of State Owned Enterprise, 2009 PR Media Awards Government PR Coordination Agency, Government PR Coordination Agency
Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan NonListed, Bapepam LK, IDX, Bank Indonesia, Kementerian BUMN, KNKG, IAI dan Dirjen Pajak, Annual Report Award 2007
1st Winner 2007 Annual Report Award Category of State Owned Enterprise Non-Financial Non-Listed, Bapepam LK, IDX, Bank Indonesia, Ministry of SOE, KNKG, IAI and Dirjen Pajak, 2007 Annual Report Award
BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance, Corporate Governance Perception Index 2007 Award, Corporate Governance Perception Index
The Best and Reliable State Owned Enterprise in Good Corporate Governance, Corporate Governance Perception Index 2007 Award, Corporate Governance Perception Index
Level of Early Results, The Total Score of the 2007 IQA’s Assessment based on Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence, Indonesia Quality Award, Indonesia Quality Award
Level of Early Results, The Total Score of the 2007 IQA’s Assessment based on Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence, Indonesia Quality Award, Indonesia Quality Award
Penghargaan Prima Pratama kategori Terminal Penumpang Bandara untuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Soekarno-Hatta, Sultan Syarif Kasim II, Halim Perdanakusuma, dan Husein Sastranegara, Kegiatan Penilaian Unit Pelayanan Publik oleh Kementerian Perhubungan RI, Kementerian Perhubungan
Prima Pratama award category of the Airport Passenger Terminal for Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, Soekarno-Hatta, Sultan Syarif Kasim II, Halim Perdanakusuma, and Husein Sastranegara, Assessment Activity of Public Service Unit by the Ministry of Transportation RI, Ministry of Transportation
Juara II Toilet Umum Bersih, Hari Pariwisata Antar Bandara di Indonesia oleh Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
2nd Winner for the Clean Public Toilet, Airport Trans Tourism Day in Indonesia by the Ministry of Culture and Tourism, Ministry of Culture and Tourism
The Best BUMN in Logistic Sector, BUMN & CEO BUMN Award, Kementerian BUMN
The Best BUMN in Logistic Sector, State Owned Enterprise & State Owned Enterprise CEO Award, Ministry of State Owned Enterprise
COMPANY PROFILE
The hard work and commitment of Management and all employees to enhance Company performances in all operational aspects have won the growing trust of the general public. For this, Angkasa Pura II has received several awards and certifications on both domestic and international forums. The following are some of the Awards that have been garnered by the Company over the past five years:
The Best I in Good Corporate Governance, The Best I in Good Corporate Governance, BUMN & CEO BUMN Award, Kementerian State Owned Enterprise & State Owned BUMN Enterprise CEO Award, Ministry of State Owned Enterprise
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
23
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Indonesia URAIAN
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Aset Lancar
936.238
842.432
991.899
1.240.834
1.625.727
2.163.935
Piutang Usaha
124.906
174.724
228.370
257.044
280.519
318.631
NERACA ASET
Investasi Jangka Panjang Aset Tetap
312.845
318.111
299.872
301.314
332.323
326.547
1.536.849
1.670.547
1.734.969
3.279.468
3.208.909
3.240.752
Aset Lain-lain
470.083
330.360
298.037
312.727
310.150
317.074
JUMLAH ASET
3.380.921
3.336.174
3.553.147
5.391.387
5.757.628
6.366.939
242.789
220.081
219.731
290.754
288.213
374.600
PASIVA Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Jangka Panjang Dana Titipan THT
0
0
0
0
6.606
0
31.031
19.333
10.260
7.231
8.421
51.520
170.858
47.554
33.777
40.588
50.317
56.916
Ekuitas
2.936.243
3.049.206
3.289.379
5.052.813
5.404.071
5.883.903
JUMLAH PASIVA & EKUITAS
3.380.921
3.336.174
3.553.147
5.391.386
5.757.628
6.366.939
1.009.868
994.244
1.219.717
1.361.391
1.466.829
1.572.988
225.938
258.620
286.611
348.988
394.687
464.655
LAPORAN LABA/RUGI Pendapatan Aeronautika ATS Pendapatan Aeronautika Non ATS Pendapatan Non Aeronautika Pendapatan Kargo JUMLAH PENDAPATAN
0
0
0
0
8.248
20.124
1.235.806
1.252.864
1.506.328
1.710.379
1.869.764
2.057.767
339.760
375.796
460.610
460.864
551.493
610.475
85.660
92.475
101.055
110.918
117.718
130.651
91.899
107.785
125.612
145.245
182.469
188.275
124.442
131.221
141.897
165.737
179.646
305.877
9.147
48.414
20.052
28.661
24.283
27.040
BEBAN USAHA Beban Pegawai Beban Pemeliharaan dan Persediaan Beban Sewa (Utilitas) Beban Umum dan Aset Dibiayakan Beban Piutang Tak Tertagih
117.372
114.056
117.486
157.202
219.825
222.448
JUMLAH BEBAN USAHA
Beban Penyusutan dan Amortisasi
768.280
869.747
966.712
1.068.627
1.275.434
1.484.766
LABA USAHA
467.526
383.117
539.616
641.752
594.330
573.001
167.248
PENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA Pendapatan Diluar Usaha
147.870
98.606
116.445
129.591
144.764
Beban Diluar Usaha
89.493
58.817
40.458
37.502
97.151
JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA
58.377
39.789
75.987
92.089
47.613
122.910
POS LUAR BIASA
-17.856
-22.579
-8.705
-99.449
-1.409
-8.926
508.047
400.327
606.898
634.392
640.534
686.985
-137.270
-122.371
-179.675
-216.566
-194.813
-208.619
839
6.056
-7.811
-23.244
15.152
371.616
284.012
419.412
422.477
493.518
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
PROFIL PERUSAHAAN
PENGHASILAN/BEBAN PAJAK
24
Pajak Kini Pajak Tangguhan LABA (RUGI) SETELAH PAJAK
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
417.826
Numerical notations in all tables and graphics are in Indonesian 2008
2009
2010
2011
DESCRIPTION BALANCE SHEETS ASSETS
2.430.144
2.343.818
2.372.152
2.688.347
Total Current Assets
333.200
216.818
263.346
307.139
Accounts Receivable
333.586
563.714
560.356
537.000
Long-Term Investment
3.787.860
4.215.486
5.127.496
5.534.281
Fixed Assets
422.893
915.903
825.813
908.457
Other Assets
7.307.683
8.255.739
9.149.163
9.975.224
TOTAL ASSETS LIABILITIES
363.968
527.251
526.888
551.755
Current Liabilities
7.344
25.490
24.579
25.932
Deferred Tax Liabilities
56.700
182.715
253.976
232.588
Long-Term Debts
68.370
9.111
41.979
61.793
Retiree Welfare Program Fund
6.811.301
7.511.172
8.301.741
9.103.156
Equity
7.307.683
8.255.739
9.149.163
9.975.224
TOTAL LIABILITIES
1.714.367
435.285
423.742
457.465
Aeronautical Revenue
1.674.330
1.952.015
2.187.422
Aeronautika Non ATS Revenue
524.907
596.771
682.248
795,916
Non-Aeronautical Revenue
37.250
39.093
48.365
54.607
Cargo Revenue
2.276.524
2.745.479
3.106.370
3.495.410
TOTAL REVENUE
STATEMENTS OF INCOME
OPERATING EXPENSES
Catatan: 1. Perusahaan tidak melakukan kegiatan perdagangan saham, sehingga tidak ada informasi terkait harga saham tertinggi, terendah, penutupan maupun volume yang diperdagangkan. 2. Perusahaan tidak melakukan kegiatan penerbitan obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel, sehingga tidak tersedia informasi terkait jumlah, tingkat bunga/ imbalan, tanggal jatuh tempo, maupun peringkat obligasi/ sukuk/obligasi konvertibel yang diterbitkan.
Note: 1. The Company has not conducted the trade of share activity, so there is no information dealing with the highest share price, the lowest and closing as well as volume of share traded.
631.885
690.867
776.731
837.853
Employee Expenses
148.926
179.769
202.668
274.028
Maintenance and Inventory Expenses
190.373
213.274
245.360
267.196
Rent Expenses (Utilities)
convertible bonds, so there
280.028
289.915
326.812
399.877
General Expenses and Asset Expended
is no information regarding
57.457
9.684
10.286
22.395
Doubtful Accounts Expense
211.862
263.274
306.174
381.964
Depreciation and Amortization Expenses
1.520.531
1.646.783
1.868.031
2.183.313
TOTAL OPERATING EXPENSES
maturity period and ratings
755.993
1.098.696
1.238.339
1.312.097
OPERATING INCOME
of bonds/sukuk/convertible
NON-OPERATING INCOME (EXPENSES) 285.229
358.763
254.731
224.071
Non-Operating Income
-91.543
-245.740
-113.481
-56.329
Non-Operating Expenses
193.686
113.023
141.250
167.742
TOTAL NON OPERATING INCOME (EXPENSES)
2. The Company has not issued bonds, sukuk or
outstanding amount, level of interests or Incentives,
bonds issued.
EXTRAORDINARY ITEMS 949.679
1.211.719
1.379.589
1.479.839
PROFIT BEFORE TAX
-261.995
-323.645
-346.573
-388.293
Current Income Tax
-15.891
-18.001
-2.591
-1.353
Deferred Income Tax
671.793
870.073
1.035.607
1.090.193
NET PROFIT AFTER TAX
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
TAX EXPENSES
25
PROFIL PERUSAHAAN
26
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report “Angkasa Pura II mengemban tugas yang sangat kunci dan strategis-yaitu menunjang pelayanan jasa angkutan udara yang kuat dan andal di Indonesia, demi mendukung mobilisasi masyarakat dan barang, mempererat persatuaan bangsa, serta menempatkan Indonesia sebagai salah satu tujuan utama wisata maupun bisnis di dunia.” “Angkasa Pura II espouses a key and strategic mission-which is to support a robust and reliable air transportation service in Indonesia, to mobilize people and goods, strengthen national unity, and position Indonesia as one of the main
COMPANY PROFILE
destinations for tourism and business in the world.”
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
27
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report Pemegang Terhormat,
Saham
dan
para
yang
Dear Shareholders/Stakeholders,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan berkat limpahan taufik hidayah-Nya, dapat kami laporkan bahwa PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mencatat kinerja usaha yang baik.
With praises to God Almighty and with His blessing and benevolence, I am pleased to be able to report that PT Angkasa Pura II (Persero) posted yet another sterling performance.
Perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp1,09 miliar, sedikit di atas pencapaian laba bersih tahun lalu sebesar Rp1,04 miliar, dan di atas target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan untuk tahun 2011.
The Company booked a net profit of Rp1.09 trillion, slightly above the Rp1.04 trillion net profit of the previous year, and above the Company’s budget figure for 2011.
Perlu kami garis bawahi bahwa keberhasilan tersebut dicapai dalam kondisi yang penuh tantangan, dan oleh karenanya mencerminkan komitmen maupun kerja keras Manajemen beserta segenap jajaran Perusahaan dalam melaksanakan amanah pemegang saham semaksimal mungkin.
I need to underline that this success was achieved under extremely challenging conditions, and therefore reflected the commitment and hard work of Management as well as those of the Company’s rank-and-file in carrying out the mandate of the shareholder to the best of our abilities.
Sebagai pengelola 12 bandara di wilayah Indonesia bagian Barat, termasuk bandara internasional Soekarno Hatta yang terbesar di tanah air, Angkasa Pura II mengemban amanah Negara Republik Indonesia untuk menyediakan layanan pintu gerbang transportasi udara sipil dengan sebaik-baiknya sesuai standar layanan bandara internasional. Sementara di lain pihak, sebagai badan usaha milik negara, Perusahaan juga memegang amanah pemegang saham untuk dapat beroperasi dengan menghasilkan laba usaha sesuai sasaran.
As the operator of 12 airports in the West Indonesia region, including the Soekarno-Hatta International Airport as the largest airport in the country, Angkasa Pura II undertakes the mandate of the Republic of Indonesia to provide gateway services for civil aviation transportation in the best possible manner in line with international best practice. While on the other hand, as a state-owned enterprise, the Company is expected to perform profitably in line with the business target.
Agar dapat memenuhi kedua amanah tersebut, diperlukan ketajaman visi, arah dan strategi pengembangan usaha yang tepat, selain juga kemampuan eksekusi yang prima. Untuk itu, Perusahaan berikut seluruh jajarannya telah menunjukkan kemampuan dan kinerja yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini. Kalau pun masih ada yang dirasakan kurang dari segi pelayanan bandara yang dirasakan masyarakat pengguna jasa bandara dewasa ini, maka Perusahaan terus mengupayakan peningkatan pelayanan.
In order to fulfill the two criteria, the Company must have the sharpness of the correct vision, direction and strategy for business development, in addition to a prime execution. To that end, the Company along with its rank-and-file have shown extraordinary ability and performance over the past several years. If, indeed, there are still grievances with respect to airport services on the part of customers to date, the Company continues to make all efforts at service quality improvements.
PROFIL PERUSAHAAN
28
Stakeholder
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
As we all know, Indonesia experienced a devastating financial crisis in the years 1997-1998. The impact of such a crisis was that, over the next decade, investments and developments in infrastructures had stalled and lagged behind the growth of the Indonesian population, with adverse consequences to the quality of public services that it entailed.
Akibat krisis moneter yang begitu mendalam, keterlambatan pembangunan infrastruktur terjadi di hampir setiap sektor ekonomi-termasuk di bidang industri transportasi udara dengan infrastruktur bandara yang terkait.
As a result of the extremely deep monetary crisis, lagging infrastructure developments had occurred in virtually every economic sector-including in the air transportation industry along with its attendant airport infrastructure.
Sebut saja Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan bandara kebanggaan kita bersama dan pintu gerbang utama Indonesia. Sejak bandara tersebut diresmikan pada tahun 1984, telah banyak pengembangan yang diupayakan dalam rangka mengikuti pertumbuhan jumlah penumpang yang dapat dilayani.
Take for example the Soekarno-Hatta International Airport that is the pride of the nation and the main gateway to Indonesia. Since its inauguration in 1984, there have been numerous developments undertaken to facilitate the growth in the number of air travelers that it can serve.
Akan tetapi, segala kemajuan tersebut belum dapat mengimbangi pertumbuhan industri transportasi udara di Indonesia yang berkembang luar biasa pesatnya selama dasawarsa terakhir-pada saat mana justru pembangunan infrastruktur di Indonesia melambat dan tertinggal dibandingkan dengan perkembangan maupun laju pertumbuhan perekonomian dan masyarakat.
However, all of these developments could not keep pace with the extraordinarily rapid growth of the air transportation industry in Indonesia over the past decade alone-at a time when infrastructure development in Indonesia had in fact stalled and lagged behind the development and economic growth of the Indonesian people.
Sebagai contoh atas hal ini, pada tahun 2011, Bandara Internasional Soekarno Hatta memiliki kapasitas layanan penuh 22 juta penumpang setahun. Pengertian kapasitas layanan penuh disini adalah kemampuan penuh bandara untuk dapat melayani sejumlah penumpang dalam kondisi yang tertib, terkendali dan nyaman, dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan jumlah penumpang yang terbang melalui Soekarno-Hatta sepanjang tahun 2011 tercatat 51 juta penumpang lebih.
Taking our example of the Soekarno-Hatta International Airport a step further, by the year 2011, the airport had a peak designed capacity to serve 22 million passengers a year. The definition of a peak capacity is the ability of an airport to serve a number of passengers under orderly, controlled and comfortable conditions within a given period of time. Now, consider that the number of passengers that flew through Soekarno-Hatta in 2011 alone reached more than 51 million passengers.
Dapat dibayangkan tantangan yang dihadapi Perusahaan yang harus melayani jumlah penumpang yang melebihi kapasitas/fasilitas yang tersedia, lebih dari dua kali lipat ini.
Now imagine the challenges facing the Company, having to serve the number of passengers that exceeds its designed capacity-more than twice the designed capacity.
COMPANY PROFILE
Sebagaimana kita ketahui, bangsa Indonesia mengalami krisis moneter luar biasa pada tahun 1997-1998. Akibat dampak krisis tersebut, selama satu dasawarsa berikutnya, investasi dan pembangunan di bidang infrastruktur sempat tersendat dan berjalan tidak dalam tempo yang dapat mengimbangi laju pertumbuhan penduduk Indonesia, dengan segala tuntutan pelayanan umum yang terkait.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
29
PROFIL PERUSAHAAN
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report
30
Dalam kondisi yang demikian sulitnya, kadang bahkan mendekati mustahil, Perusahaan terus berupaya memberikan dan menghasilkan yang terbaik bagi segenap pemangku kepentingan Perusahaan-yaitu pemegang saham, masyarakat pengguna jasa bandara, maskapai penerbangan domestik maupun internasional, para mitra usaha dan penyewa ruang usaha bandara, pelaku usaha lainnya yang terkait dengan pengoperasian bandara, pemerintah pusat maupun daerah, pihakpihak yang berwenang mengawasi sektor transportasi udara, dan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan bandara.
Under such extreme conditions, at times seemingly impossible, the Company soldiered on to provide achieve and provide the best for all stakeholders–the shareholder, airport customers, domestic and international airline carriers, business partners and tenants of airport premises, other businesses that are related to airport operations, central and regional governments, air transportation authorities, and the communities around the Company’s airports.
Selain terus berupaya meningkatkan pelayanan melalui pengembangan atau peningkatan berbagai fasilitas pelayanan, Angkasa Pura II juga berupaya keras mengejar ketertinggalan pembangunan infrastruktur yang sudah tidak dapat ditunda lagi.
In addition to striving constantly to enhance the level of service through the development and expansion of various service facilities, Angkasa Pura II also make every effort to close the gap in infrastructure development that could no longer be delayed.
Pada tahun 2011, Perusahaan merenovasi dan mengembangkan terminal di hampir seluruh bandara yang dikelolanya. Beberapa diantaranya adalah Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjungpinang.
In 2011, the Company renovated and expanded passenger terminals in virtually all airports under its management. Some of the major improvements were carried out at the Soekarno-Hatta International Airport of Jakarta, the Sultan Syarif Kasim II International Airport of Pekanbaru and the Raja Haji Fisabilillah Airport of Tanjungpinang.
Pembangunan bandara internasional Medan baru, di Kuala Namu, menjelang penyelesaian dan direncanakan untuk diresmikan pada tahun menunggu selesainya pembangunan akses jalan dari bandara ke kota Medan.
yang akhir 2013, darat
Construction of the new international airport of Medan at Kuala Namu had entered its final stage and is slated for inauguration in 2013, pending the completion of the access road from the airport to Medan.
Di Bandara Soekarno-Hatta sendiri, yang di beberapa bagian sudah penuh sesak, jauh melebihi kapasitas yang tersedia, Angkasa Pura II terus mengembangkan kapasitas terminal penumpang secara berkelanjutan. Sasarannya antara lain adalah untuk mencapai kapasitas pelayanan bagi 35 juta penumpang per tahun pada tahun 2014, dan 65 juta penumpang pada tahun 2018.
At the Soekarno-Hatta Airport, which in some areas are over-crowded far beyond available capacity, Angkasa Pura II pushed ahead to expand and add passenger terminal capacity continuously. The aim is to reach a service capacity of 35 million passengers per annum by the year 2014, and 65 million passengers by 2018.
Mengingat pentingnya pembangunan infrastruktur bandara ini terhadap pelayanan prima yang berkelanjutan, Dewan Komisaris mengharapkan agar Manajemen memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan proyek-proyek pengembangan dan peningkatan fasilitas bandara, agar berjalan sesuai jadual dan anggarannya.
Considering the utmost importance of airport infrastructure development to achieving sustainable prime services, the Board of Commissioners implore Management to give special attention to the execution of project developments and airport facilities enhancements, in that they should progress in time and
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
on budget. We also ask that every stakeholder of the Company give their support to the mission and efforts of Angkasa Pura II that are far from being simple.
Dilatarbelakangi oleh semua perkembangan ini, Perusahaan benar-benar diuji untuk dapat beroperasi seefisien dan seefektif mungkin; menerapkan prinsipprinsip tata kelola perusahaan yang baik dan benar terkait dengan transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan kewajaran; serta terus mengupayakan transformasi menjadi perusahaan kelas dunia, a worldclass company.
Against the backdrop of these developments, the Company is thoroughly tested to operate in the most effective and efficient means; to implement the principles of good corporate governance in terms of transparency, accountability, responsibility, independence and fairness; and to continue to transform itself to become a worldclass company.
Selain memastikan penerapan Good Corporate Governance, Dewan Komisaris juga terus menjalankan fungsi pengawasan dan pengarahan terhadap pelaksanaan strategi dan kebijakan yang diambil oleh pihak Manajemen Perusahaan. Dewan Komisaris aktif melakukan kunjungan kerja kelapangan, meninjau langsung proses kerja yang berjalan; serta melakukan rapat internal rutin Dewan Komisaris, rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, rapat Komite-Komite dan rapat-rapat lainnya.
In addition to ensuring the implementation of Good Corporate Governance, the Board of Commissioners also carries out its supervisory and advisory function on the course of strategy and policy undertaken by the Company’s Management. The Commissioners actively undertakes field visits to observe on-going work process first-hand; and attends routine internal BOC meetings, meetings between the BOC and BOD, committee meetings and other meetings.
Dalam melakukan fungsi pengawasannya, Dewan Komisaris dibantu oleh 3 (tiga) komite, yaitu Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko serta Komite Nominasi dan Remunerasi. Cakupan kerja dan laporan kedua komite tersebut disajikan pada Bab Tata Kelola Perusahaan mulai halaman 136.
In discharging its duties, the Board of Commissioners is assisted by three committees, namely the Audit Committee, Risk Management Committee, and Nomination and Remuneration Committee. The scope of work and report of these three committees are presented in the Corporate Governance section starting from page 136.
Secara keseluruhan Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi dan Manajemen Angkasa Pura II sepanjang tahun 2011 telah memperlihatkan kinerja yang baik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati dalam kontrak manajemen antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi.
On the whole, the Board of Commissioners is of the opinion that the Board of Directors and Management of Angkasa Pura II had acquitted themselves well in 2011, in line with the commitments that had been agreed upon in the management contract between the Shareholder the Board of Commissioners and the Board of Directors.
Dapat kami sampaikan pula bahwa Direksi Perusahaan yang baru ditunjuk pada tahun 2010 mampu menjalin kerja sama yang erat dengan jajaran manajemen Perusahaan, dan dengan Dewan Komisaris, sehingga sangat mendukung kinerja Perusahaan.
We can also convey that members of the Board of Directors who have only been appointed in 2010 were able to forge good working relations with the management rank of the Company as well as with the Board of Commissioners. This impacted positively on the performance of the Company. COMPANY PROFILE
Kami pun menghimbau setiap pemangku kepentingan Perusahaan kiranya dapat mendukung tugas dan upaya Angkasa Pura II yang tidak ringan ini.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
31
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report Pada tanggal 9 Januari 2011, keluarga besar Angkasa Pura II berkabung atas wafatnya Sdr. Suyatno Harun sebagai Komisaris Perusahaan. Semoga arwah beliau diterima di sisi Tuhan YME dan bagi mereka yang ditinggalkan diberi ketabahan.
On 9 January 2011, the men and women of Angkasa Pura II mourned the passing of Suyatno Harunas Commissioner of the Company. May he rest in peace on the side of God Almighty and those whom he left behind be given strength and forbearance.
Pada tahun 2011, Rapat Umum Pemegang Saham mengangkat Sdr. Rubani Pranoto sebagai anggota Dewan Komisaris, menggantikan Sdr. Suyatno Harun (Alm). Selain pengangkatan tersebut, tidak terdapat perubahan atas komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi Perusahaan. Kami berharap kiranya kerja sama yang telah terjalin baik selama ini dapat terus ditingkatkan di masa depan.
In 2011, the General Meeting of Shareholders appointed Rubani Pranoto as a member of the Board of Commissioners, replacing the deceased. Aside from this appointment, there were no other changes to the compositions of the Board of Commissioners and Board of Directors during the year. We hope that the good working relations that have been forged thus far can be increased further in the future.
Akhir kata, kami menyampaikan apresiasi yang sebesarbesarnya kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan Angkasa Pura II atas jerih payah dan dedikasi terhadap kemajuan Perusahaan. Penghargaan dan terima kasih juga kami sampaikan atas kepercayaan dan dukungan segenap pemangku kepentingan yang telah kami sebutkan satu per satu di atas.
Finally, we express our highest appreciation to the Board of Directors, the management team and the employees of Angkasa Pura II for their tireless efforts and dedication towards the progress of the Company. Our gratitude and thanks also go to each and every one of our stakeholders mentioned above, for their trust and support.
Sebagai negara kepulauan yang luas dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dewasa ini, Indonesia wajib memiliki sektor pelayanan transportasi udara yang kuat dan andal-demi mendukung mobilisasi masyarakat dan barang, mempererat persatuan bangsa, serta menempatkan Indonesia sebagai salah satu tujuan utama wisata maupun bisnis di dunia. Untuk itu, Angkasa Pura II mengemban misi dan tugas yang sangat kunci dan strategis. Mari kita bersama-sama, bahu membahu, mengupayakan yang terbaik.
As the world’s largest archipelagic nation with the fourth largest population in the world, Indonesia needs to have a robust and reliable air transportation service-to support the mobilization of people and goods, strengthen national unity, and position Indonesia as one of the main destinations for tourism and business in the world. To that end, Angkasa Pura II espouses a key and strategic mission and purpose. Let us, hand-in-hand, strive our best together.
PROFIL PERUSAHAAN
Herman Prayitno Komisaris Utama President Commissioner
32
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
1. Rubani Pranoto
2. M. Iksan Tatang
3. Herman Prayitno
4. Effendi Batubara
5. Tursandi Alwi
Komisaris
Komisaris
Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris
Commissioner
Commissioner
President Commissioner
Commissioner
Commissioner
1 4
2
5
COMPANY PROFILE
3
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
33
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
Herman Prayitno Komisaris Utama President Commissioner Lahir pada tahun 1951 di Yogyakarta. Lulus Akabri TNI AU tahun 1973, selanjutnya menyelesaikan Pendidikan Sekbang pada tahun 1976 dan Kursus Para Dasar Khusus lulus tahun 1998. Dalam pendidikan umum, meraih gelar S1 Ilmu Politik dari Universitas Terbuka pada tahun 1996 dilanjutkan dengan Magister Manajemen tahun 2001. Pernah menjabat sebagai Gubernur Akademi Angkatan Udara tahun 2001-2002, Panglima Komando Operasi AU I, menjadi Asisten Personil Kepala Staf TNI AU tahun 2003, menjadi Komandan Sekolah TNI tahun 2003-2004, menjadi Wakil Kepala Staf TNI AU tahun 2004-2006, tidak berapa lama kemudian, tahun 2006 menjabat sebagai Kepala Staf TNI AU dan pada tahun yang sama diangkat menjadi Komisaris Utama PT Dirgantara Indonesia. Beliau juga aktif sebagai Ketua di Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU) sampai sekarang. Diangkat menjadi Komisaris Utama di PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tanggal 2 Februari 2009 hingga sekarang.
DATA PERUSAHAAN
Born 1951 in Yogyakarta. Air Force Academy alumnus of 1973, then graduated from Flight School in 1976 and Para Dasar Khusus Courses in 1998. In general Education, obtained a Bachelor Degree in Political Science from Universitas Terbuka in 1996 followed by a Magister Management in 2001. Had career experiences as Governor of the Air Force Academy (2001-2002), Commander of Air Force Operations I (2002), Personnel Assistant to the Chief of Staff of the Air Force (2003), Commander of the TNI School (2003-2004), Deputy Chief of Staff of the Air Force (2004-2006), Air Force Chief of Staff (2006-2007), President Commissioner of PT Dirgantara Indonesia (2006), and active as the chairman of the Association of Retired Air Force Officers (PPAU) until now. Served as President Commissioner of Angkasa Pura II since 2009.
34
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Effendi Batubara
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Lahir di Bandung, Jawa Barat tahun 1952. Berhasil menyelesaikan pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Teknik/Insinyur tahun 1977. Pernah menjabat sebagai Kasi Landasan Kanwil Ditjen Perhubungan Udara tahun (1984-1986), Kasi Konstruksi Ditjen Perhubungan Udara tahun (1986-1987), Kepala Bandar Udara Tabing Padang (1989-1990), Kepala Bidang Perhubungan Kanwil XIV Departemen Perhubungan Bali (1990-1994), Kepala Bandara Hang Nadim Batam (1994-1998), Direktur Keselamatan Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (1998-2002), Direktur Teknik Bandara Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (2002-2005), Direktur Jenderal Perhubungan Udara (2005-2007), menjabat sebagai Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan (2007-2009) selanjutnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan (2009-sekarang). Diangkat menjadi Komisaris PT Angkasa Pura (Persero) sejak 2007.
Lahir tahun 1948 di Sidikalang. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di Institut Teknologi Bandung (1974) dan gelar Master dari Institut Pertanian Bogor (2004). Mengikuti berbagai Pendidikan dan Pelatihan baik lokal maupun internasional antara lain: Mengikuti Diklat SEPALA Perhubungan Laut pada tahun 1984, Diklat SESPADYA Departemen Perhubungan pada tahun 1988, Diklat SESPANAS pada tahun 1994-1995, Diklat Lemhanas pada tahun 2001, Courses on Port Operation and Management (1986, Perancis), Pembangunan Kelautan di Indonesia Bagian Timur (1990), Pembangunan Keairan di Indonesia (1990), Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (1990) dan International Seminar on Port Management and Navigation (1991, Delft), Siltation and Dredging for Waterways (1991), Port Planning, Engineering and Administration (1991, Jepang), mengikuti diklat Lemhannas (2001). Pernah menjabat posisi penting antara lain: Direktur Pelabuhan dan Pengerukan, DJPL (1995-2000), Staf Ahli Menteri Perhubungan RI Bidang Kemitraan (2000-2006), Komisaris PT (Persero) Pelabuhan Indonesia II (2002-2007), Staf Ahli Menteri Perhubungan RI Bidang Teknologi dan Energi (2007) dan PLT Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Lingkungan (2007),Direktur Jenderal Perhubungan Laut (2007-2008), Komisaris Utama PT Angkasa Pura I (2007-2010) Menjabat sebagai Komisaris Angkasa Pura II sejak tahun 2010.
Born 1952 in Bandung. Completed formal education and earned a Bachelor degree in Engineering/Engineer in 1977. Participated in various training and education, namely: LEMHANAS (2001), Airport Engineering Control (1979, Singapore), Practical Training (1988, Belgium), Project Coordinator (1991, Japan), S. Airport Management Control (1993, Canada) and the MoU of Indonesia-Singapore Air Forces (2005). Served as Section Chief of Runway at the Regional Office of Directorate General of Air Transportation (1984-1986), Section Chief of Construction at the Directorate General of Air Transportation (1986-1987), Head of Tabing Airport, Padang (19891990), Head of Transportation Section at Bali Regional Office XIV of the Ministry of Transportation (1990-1994), Head of Hang Nadim Airport, Batam (1994-1998), Director for Flight Safety at the Directorate General of Air Transportation (1998-2002), Director of Airport Engineering at the Directorate General of Air Transportation (2002-2005), Director General of Air Transportation (2005-2007), Inspector General at the Ministry of Transportation (2007-2009) and Secretary General of the Ministry of Transportation in 2009. Served as Commissioner of Angkasa Pura II since 2007.
Born in 1948 in Sidikalang. Graduated from Institut Teknologi Bandung (1974) and earned his Masters Segree from Institut Pertanian Bogor (2004). Attending various education and training in Indonesia and broad, among others: Courses on Port Operations and Management (1986, France), Maritime Development in Eastern Indonesia (1990), Maritime Development in Indonesia (1990), Management of Coastal and Maritime Resources (1990 ) and the International Seminar on Port Management and Navigation (1991, Delft), Siltation and Dredging for Waterways (1991), Port Planning, Engineering and Administration (1991, Japan), attending Lemhanas (National Institute For Defense Studies) training (2001). Previously, he held significant positions include: Director of Port and Dredging, DGST (1995-2000), Advisor to the Minister of Transport Affairs Sector Partnership (2000-2006), Commissioner of PT (Persero) Port of Indonesia II (2002-2007), Advisor to the Minister of Transportation Technology and Energy Affairs (2007) and PLT Advisor to the Minister of Transport Sector Environment (2007), Director General of Sea Transportation (2007-2008), Commissioner of PT Angkasa Pura I (20072010). Appointed as Commissioner of Angkasa Pura II since 2010.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
M. Iksan Tatang
35
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile
Tursandi Alwi
Rubani Pranoto
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Lahir pada tahun 1950 di Lampung Barat. Menyelesaikan Sarjana Muda APDN Palembang tahun 1973, menyelesaikan program sarjana Pemerintahan IIP Jakarta tahun 1977, Sarjana Hukum Tata Negara Universitas Tarumanegara diraih tahun 1991 dilanjutkan dengan Magister Management (1997) di IPWI Jakarta. Mengikuti Diklat SEPALA pada tahun 1987, Diklat SESPADYA pada tahun 1989, Diklat SESPA pada tahun 1994, Diklat Lemhanas pada tahun 2000. Pernah menjabat sebagai Gubernur Gorontalo (2001-2003), Pejabat Gubernur Lampung (2003-2005), Pejabat Gubernur Kalimantan Selatan (2005-2006), Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan (2006-2007), Sekretaris Wakil Presiden RI (2007-2010), Anggota Tim Telaahan Strategis Wakil Presiden RI (2010-sekarang). Diangkat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura II sejak tahun 2010.
Lahir pada tahun 1951 di Pacitan, Jawa Tengah. Lulus Akabri Bagian Polisi tahun 1973, menyelesaikan Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian tahun 1984 dan menyelesaikan Program Pasca Sarjana pada tahun 1998. Mengikuti Diklat Sespim tahun 1991, Diklat Sesko ABRI tahun 1997 dan Diklat Lemhanas RI pada tahun 2000/2001. Mengawali karir sebagai Kaur Ops SOPS Kodak Metro Jaya (1974), Pernah menjabat sebagai Kasi INTELPAMPOL Kores Metro 75 Jakarta Timur (1977), Kasubrolat Sops Kodak Metro Jaya (1978), Dansek Metro 953 Pulogadung Jakarta Timur (1979), Dan Kie Tar II TK.IV/DC Akpol (1982), Kasi Bintibmas Depmata Akpol (1983), Wadan Yon Tar TK.II Akpol (1983), Wadan Yon Tar TK.III Akpol (1984), Wadan Yon Tar TK.IV Akpol (1985), Pusdep Juang Akpol (1986), Kapolres Cilacap Polda Jateng (1990), Kabag Ren Setditwatpers Polri (1993), Guru Utama Akpol (1997), Kapolwil Polda Jatim (1997), Paban III/Binlat Sops Polri (2000), Kapusdalpos Deops Polri (2001), Karo Binops Sdeops Polri (2002), Waka Polda Sumut (2004), Widya Iswara Utama/Tenaga Ahli Lemhanas RI (2006), Deops Kapolri (2008 -2011), Menjabat sebagai Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2011.
DATA PERUSAHAAN
Born 1950 in West Lampung. Completed his Bachelor degree at APDN Palembang in 1973, completed his undergraduate degree at the IIP Jakarta in 1977, Bachelor of State Administration Law at University of Tarumanegara in 1991 and Magister Management (1997) at IPWI Jakarta. Attended education and training including: SEPALA training in 1987, SESPADYA training in 1989, SESPA training in 1994 and Lemhanas training in 2000. Held various important positions, namely: the Governor of Gorontalo (2001-2003), Acting Governor of Lampung (2003-2005), Acting Governor of South Kalimantan (2005-2006) and Senior Advisor to Minister of Home Affairs (2006-2007). Secretary of the Vice President of Republic Indonesia (2007-2010), Member of Vice President of Republic Indonesia Strategic Research Team (2010-now). Served as the Commissioner of Angkasa Pura since 2010.
36
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Born 1951 in Pacitan, Jawa Tengah. Graduated from Police Academy of AKABRI in 1973, and Higher Education of Police Science in 1984 and completed Post-graduate Program in 1998. Attended Sespim Training in 1991, Sesko ABRI Training in 1997 and Lemhanas RI Training in 2000/2001. Started his career as Kaur Ops SOPS Kodak Metro Jaya (1974), held position as Section Head of INTELPAMPOL Kores Metro 75 East Jakarta (1977), Kasubrolat Sops Kodak Metro Jaya (1978), Sector Commander Metro 953 Pulogadung, East Jakarta (1979), Dan Kie Tar II TK.IV/DC Police Academy (Akpol) (1982), Section Head of Bintibmas Depmata Akpol (1983), Deputy Commander Yon Tar TK.II Akpol (1983), Deputy Commander Yon Tar TK.III Akpol (1984), Deputy Commander Yon Tar TK.IV Akpol (1985), Pusdep Juang Akpol (1986), Kapolres Cilacap Polda Jateng (1990), Head of Ren Setditwatpers Polri (1993), Primary Lecturer of Akpol (1997), Chief of Regional Police Polda East Java (1997), Paban III/Binlat Sops Polri (2000), Kapusdalpos Deops Polri (2001), Karo Binops Sdeops Polri (2002), Waka Polda Sumut (2004), Widya Iswara Utama/Tenaga Ahli Lemhanas RI (2006), Deops Kapolri (2008-2011). Served as Commissioner of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2011.
Suyatno Harun (Alm) (in memoriam) Komisaris Commissioner Suyatno Harun menjabat sebagai Komisaris Perusahaan sejak tahun 2007 dan Ketua Komite Audit sejak tahun 2010 hingga beliau wafat pada tanggal 9 Januari 2011.
CORPORATE DATA
Suyatno Harun served as Commissioner of Angkasa Pura II since 2011 and Chief of Audit Committee since 2010 until he passed away on January 9th, 2011.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
37
PROFIL PERUSAHAAN
38
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Laporan Direksi Board of Directors Report “Pertumbuhan lalu lintas udara dan jumlah penumpang yang meningkat selama tahun 2011 mendorong peningkatan pendapatan Perusahaan. Angkasa Pura II mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 12,5% dari Rp3,11 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp3,50 triliun pada tahun 2011.”
“The growth in air traffic as well as in the number of passengers in 2011 fuelled the Company’s revenue growth. Angkasa Pura II posted a 12.5% growth in
COMPANY PROFILE
revenues from Rp3.11 trillion in 2010 to Rp3.50 trillion in 2011.”
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
39
Laporan Direksi Board of Directors Report Dear Shareholders,
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat kerja keras seluruh jajaran Perusahaan, PT Angkasa Pura II (Persero) kembali mencatat kinerja yang menggembirakan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
With God’s good graces, the hard work of every rankand-file in the Company has enabled PT Angkasa Pura II (Persero) to post another encouraging performance or the year ending 31 December 2011.
Kinerja Angkasa Pura II tahun 2011 secara umum mencapai hasil yang baik. Hal ini dapat terlihat dari hasil kinerja Perusahaan yang lebih tinggi dari realisasi tahun 2010 serta melampaui target RKAP tahun 2011. Sedangkan dilihat dari tingkat kesehatan BUMN, Angkasa Pura II tetap digolongkan sebagai perusahaan dengan kategori sehat (AA) sesuai Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor: KEP-100/MBU.10/2002.
The performance of Angkasa Pura II in 2011 in general was satisfactory. This was evident from our results of operations that were higher than those of 2010 as well as than our budget for 2011. Whereas from the point of view of the sound level of SOE, Angkasa Pura II remained classified as a sound enterprise pursuant to the Decision Letter of the Minister of State-owned Enterprise Negara No: KEP-100/MBU.10/2002, in fact improving its score rating from AA to AAA.
Pertumbuhan lalu lintas udara dan jumlah penumpang yang meningkat selama tahun 2011 mendorong peningkatan pendapatan Perusahaan. Angkasa Pura II mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 12,5% dari Rp3,11 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp3,50 triliun pada tahun 2011. Peningkatan tersebut merata di ketiga sumber pendapatan usaha utama Perusahaan, yaitu pendapatan aeronautika, pendapatan non-aeronautika dan pendapatan kargo; mencerminkan perkembangan industri dirgantara Indonesia yang berkembang secara menggembirakan dalam beberapa tahun terakhir ini.
The growth in air traffic as well as in the number of passengers in 2011 fuelled the Company’s revenue growth. Angkasa Pura II posted a 12.5% growth in revenues from Rp3.11 trillion in 2010 to Rp3.50 trillion in 2011. Growth was evenly distributed among our three main revenue generators, namely aeronautical revenue, non-aeronautical revenue, and cargo revenue; reflecting the state of the air transportation industry in Indonesia that has grown robustly in the past several years.
Atas pencapaian pendapatan usaha tersebut, Perusahaan mencatat laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,09 triliun pada tahun 2011, sedikit di atas pencapaian laba tahun 2010 sebesar Rp1,04 triliun.
Out of its revenue, the Company posted a net profit after tax of Rp1.09 trillion in 2011, slightly above Rp1,04 trillion in 2010.
Perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan secara berkesinambungan dari tahun ke tahun sejak tahun 2001, dan pertumbuhan laba bersih sejak tahun 2005. Hal ini sedikit banyak menggambarkan tren positif sektor industri angkutan udara di Indonesia yang terus berlanjut hingga kini, dan bahkan cenderung menguat dalam beberapa tahun terakhir.
Angkasa Pura II has consistently shown back-to-back growth in revenues since 2001, and in net profit since 2005. This trend speaks volume of the positive growth of the air transportation industry in Indonesia that continues to date, and if anything has increased in intensity in the past several years.
PROFIL PERUSAHAAN
Pemegang Saham yang terhormat,
40
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
For instance, the number of passengers that was served by Angkasa Pura II through the 12 airports under our management in 2011 reached a total of 72,308,686 passengers, an increase of 15.5% from 62,606,455 passengers in 2010. If we look at the Soekarno-Hatta International Airport alone, the number of passengers passing through its gates in 2011 totalled approximately 51 million. According to official sources, this number exceeded the number of passengers passing through Singapore’s Changi International Airport in that same year. Based on the number of passengers served, Soekarno-Hatta was the 11th busiest airport in the world in 2011.
Pencapaian tersebut merupakan hal yang membanggakan sekaligus menjadi sebuah tantangan bagi Angkasa Pura II. Karena rekor pencapaian Bandara Internasional Soekarno-Hatta benar-benar telah menempatkan dirinya sebagai salah satu bandara tersibuk dunia. Sudah barang tentu hal ini membawa konsekuensi bahwa Angkasa Pura II juga harus beroperasi sebagai pengelola bandara kelas dunia-sesuai visi dan misi yang diemban Perusahaan.
Such an achievement is both a source of pride and a challenge for Angkasa Pura II. The record achievement of Soekarno-Hatta truly positions it as one of the major airports in the world. As a consequence of which Angkasa Pura II is forced to operate as one of the busiest airport in the world-in line with the Company’s vision and mission statements.
Agar mampu merealisasikan visi tersebut, Perusahaan akan meningkatkan, membangun, dan mengembangkan infrastruktur bandara beserta sarana pelayanannya semaksimal mungkin. Pada saat bersamaan Perusahaan juga terus melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka transformasi budaya kerja yang telah digulirkan sejak tahun 2009. Kedua hal tersebut menjadi perhatian utama Manajemen beserta seluruh jajaran Perusahaan selama tahun 2011, yaitu (i) layanan bandara melalui sarana dan prasarana pelayanan yang ditingkatkan, dan (ii) transformasi budaya kerja menuju bandara kelas dunia melalui peningkatan kompetensi dan ketrampilan sumber daya manusia. Kedua proses tersebut berjalan dengan baik sepanjang tahun 2011.
In order to realize such a vision, there is no other way for us but to improve, build and expand our airport infrastructures along with services facilities to the best of our abilities. At the same time, we will continue to strengthen our human capital as part of the transformation of our corporate culture that has been in progress since 2009. These two programs received the utmost attention of Management and the entire staff of Angkasa Pura II in 2011. They comprised of (i) improvement of airport services through the enhancement of service infrastructure and facilities; and (ii) the transformation of work ethics towards becoming a world-class airport through the enhancement of personnel competence and skills. These two programs made excellent headway in 2011.
COMPANY PROFILE
Sebagai contoh, jumlah penumpang yang dilayani Angkasa Pura II melalui 12 bandara yang dikelolanya, sepanjang tahun 2011 mencapai 72.308.686 penumpang, meningkat sebesar 15,5% dari 62.606.455 penumpang pada tahun 2010. Bila kita tinjau jumlah penumpang yang terlayani melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta sepanjang tahun 2011, maka jumlahnya telah mencapai sekitar 51 juta penumpang. Menurut sumber data resmi, jumlah tersebut telah melebihi jumlah penumpang yang terlayani oleh Changi International Airport Singapura pada tahun yang sama. Berdasarkan ukuran jumlah penumpang yang terlayani, maka Bandara Internasional Soekarno Hatta menjadi bandara tersibuk ke-11 di dunia.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
41
Laporan Direksi Board of Directors Report DEVELOPMENT OF THE AIR TRANSPORTATION SECTOR
Pada tahun 2011 pertumbuhan yang pesat tercatat di seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura II. Hal itu terlihat dari pertumbuhan pergerakan pesawat 12,26%, penumpang 15,50% dan kargo 15,55%.
In 2011 double-digit growths were recorded in all airports managed by Angkasa Pura II. This was evident from the growth of air traffic by 12.26%, growth of passengers by 15.50% and of cargo by 15.55%.
Angkutan udara tidak dapat dipisahkan dari kondisi makro suatu negara seperti pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2011 mencapai 6,5%, meningkat dari pertumbuhan sebesar 6,1% di tahun 2010. Kondisi ini berdampak positif terhadap pertumbuhan lalu lintas udara untuk pergerakan pesawat, penumpang, dan barang sebagaimana terungkap di atas.
Air transportation services are inseparable from the macro-economic conditions of a nation such as its economic growth. Indonesia’s Gross Domestic Product (GDP) grew by 6.5% in 2011, up from 6.1% in 2010. Those rates of growth impacted positively on the growth of air traffic, number of passenger and volume of cargo mentioned above.
Dengan semakin pulihnya perekonomian global, terutama kawasan Asia dan Asia Tenggara sebagai poros pertumbuhan ekonomi dunia, Indonesia diperkirakan mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Salah satu indikasinya adalah dinaikkannya peringkat Indonesia sebagai negara layak investasi oleh dua perusahaan pemeringkat dunia di akhir tahun 2011 dan awal tahun 2012. Hal ini akan meningkatkan arus penanaman modal asing dan investasi secara umum di Indonesia, disertai oleh peningkatan arus lalu lintas udara untuk orang dan barang.
Withthecontinuingrecoveryofglobaleconomy,especially in the Asia and Southeast Asia regions, currently the center of global economic growth, Indonesia is expected to sustain its economic growth momentum continuously. One such indication is the raising of Indonesia’s rating one notch to investment grade by two rating agencies in late 2011 and early 2012, respectively. This will increase the flow of foreign investments into the country as well as raise investments in general in Indonesia, followed by an increase in air traffic with related increased movements of people and goods.
Pertumbuhan ekonomi nasional juga ditopang oleh konsumsi dalam negeri yang kuat, antara lain berkat tumbuhnya golongan kelas menengah Indonesia yang berkembang pesat, dengan tingkat pendapatan yang juga meningkat. Meningkatnya pendapatan mendorong masyarakat untuk memilih moda transportasi yang tercepat dan nyaman sampai ke tujuan. Moda tersebut tidak lain adalah jasa angkutan udara; dan sekali kita merasakan kenyamanan bepergian dengan pesawat udara, sulit bagi kita untuk memilih moda angkutan lainnya apabila biaya tidak menjadi masalah.
The national economic growth is also propped up by strong domestic consumption, among other things by the growing number of the Indonesian middle-class population that has grown rapidly, along with their growing income. Growth in disposable income has prompted the public to choose a mode of transportation that will take them to the destinations in the quickest and most comfortable manner. Such a mode can only be served by air, and once they have experienced the convenience of air travel, it would be difficult for any of us to choose otherwise when price is not an issue.
PROFIL PERUSAHAAN
PERKEMBANGAN SEKTOR ANGKUTAN UDARA
42
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
PRIME SERVICES
Semua ini menjadikan jasa angkutan udara sebagai salah satu sektor industri yang paling dinamis dan tumbuh pesat di Indonesia. Di beberapa bandara yang dikelola Angkasa Pura II, terutama di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pertumbuhan tersebut telah melampaui kapasitas bandara yang ada.
All this has made air transportation service in Indonesia one of the most dynamic and fastest growing industry sectors. In a number of airports that are managed by Angkasa Pura II, especially the Soekarno-Hatta International Airport, growth has outpaced installed capacity.
Untuk itu, Perusahaan mengerahkan segenap daya dan upaya untuk mempercepat pembangunan infrastruktur baru bandara, peningkatan fasilitas yang telah ada, serta pengembangan pelayanan. Bagaimana pun, kepuasan pelanggan senantiasa menjadi prioritas utama Angkasa Pura II.
As such, we exert all efforts to expedite the construction of new airport infrastructures, enhancement of existing facilities, and improvement of services. In any case, customer satisfaction will always be the main priority for Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II terus berupaya memenuhi dan meningkatkan standar pelayanan sesuai harapan pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Berdasarkan survei kepuasaan pelanggan, Perusahaan telah memiliki skala prioritas untuk perbaikan fasilitas pelayanan bandara. Berdasarkan itu, Perusahaan melakukan perbaikan berdasarkan aspek pelayanan kepada penumpang meliputi area debarkasi, keamanan, parkir angkutan umum, proses check-in, proses x-ray, ruang tunggu, trolley dan porter dan fasilitas lainnya.
We continue to fulfill and enhance the standards of service expected of us by airport customers and other stakeholders. Based on a customer satisfaction survey, Angkasa Pura II has defined the scale of priorities for improvements in airport services an facilities. On that basis, we have made improvements in various aspects of services to traveling customers comprising of the debarkation area, security, parking for public transportation, check-in processing, x-ray process, waiting lounges, trolley and porter services and other facilities.
PENGATURAN LALU LINTAS UDARA
AIR TRAFFIC CONTROL
Angkasa Pura II juga melayani jasa pengaturan lalu lintas udara dengan mengacu pada standar internasional Air Traffic Control. Merupakan komitmen Angkasa Pura II untuk mewujudkan terselenggaranya pengelolaan bandar udara dan pelayanan lalu lintas udara secara aman, efisien dan efektif dalam memandu setiap pesawat yang melintas di sektor udara wilayah Indonesia bagian Barat di bawah pengawasan radar Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II also provides air traffic control services (ATCS) by adhering to international Air Traffic Control standards. It is the commitment of Angkasa Pura II to undertake the management of airports and air traffic control services that are safe, efficient and effective in guiding every aircraft that flies within the air space of West Indonesia under the jurisdiction of the Company.
COMPANY PROFILE
PELAYANAN PRIMA
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
43
Laporan Direksi Board of Directors Report In connection with the Government’s plan to establish a separate state-owned entity to provide air traffic control services, Angkasa Pura II stands ready to support such a plan as best as possible.
PENGEMBANGAN SDM
HR ENHANCEMENT
Angkasa Pura II terus mengupayakan penataan kebijakan dan sistem sumber daya manusia agar dapat selaras dengan strategi dan tujuan yang hendak dicapai oleh Perusahaan, yaitu menjadi bandara kelas dunia. Untuk itu, perusahaan mutlak didukung oleh SDM yang unggul, yang tidak hanya menguasai pengetahuan dan keterampilan hard competency namun juga memiliki soft competency yang merupakan karakteristik individu yang memiliki kinerja unggul. Oleh karenanya Perusahaan menyusun Model Kompetensi yang telah diimplementasikan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang secara bertahap yang terdiri dari rekrutmen, diklat, manajemen kinerja dan manajemen karier.
Angkasa Pura II continues to refine the policies and system of human capital management, to be aligned with the strategy and objective of the Company to operate world-class airports. To that end, it is imperative that the Company employs superior personnel who not only possess hard-competency skills, but soft-compentency skills as well, both of which are the characteristics of the high-achieving individual. Therefore, the Company formulates a Competency Model that has been adopted at Head Office and Branch Office in a gradual stage that comprises of recruitment, training, performance management and career path.
Angkasa Pura II memiliki komitmen tinggi untuk senantiasa memberikan perlakuan yang adil dan setara bagi seluruh pegawainya. Perusahaan memberikan kesempatan yang sama bagi setiap pegawai untuk mengembangkan diri dan menunjukkan potensi terbaiknya bagi organisasi.
Angkasa Pura II is highly committed to fair and nondiscriminatory practices toward employees. The Company provides equal opportunity for each and every employee to advance and show their best potential for the organization.
Perusahaan juga memiliki standar pencapaian (Key Performance Indicator-KPI) yang transparan sehingga setiap individu memahami apa yang harus dilakukan demi mencapai tujuan organisasi serta bisa mengukur penghargaan yang akan diterima oleh mereka jika KPI tersebut dipenuhi. Dengan demikian, seluruh pegawai dapat bekerja dalam lingkungan yang kondusif dan memberikan kinerja terbaiknya demi mendukung tercapainya high performance organization.
The Company also applies a Key Performance Indicator that is transparent in order for every individual to understand what is expected of them to achieve the goals of the organization and can measure the rewards that they will receive should they meet their KPIs. In that way, all employees can work in an environment that is conducive and give their best results to contribute to achieving a high-performing organization.
MANAJEMEN RISIKO
RISK MANAGEMENT
Situasi lingkungan eksternal dan internal Perusahaan mengalami perkembangan pesat yang diikuti dengan semakin kompleksnya risiko kegiatan usaha sehingga meningkatkan kebutuhan praktik tata kelola yang sehat (good corporate governance) dan penerapan manajemen risiko yang handal.
Both external and internal conditions of the Company have changed rapidly along with the increased complexities of business risks that compel us to implement good corporate governance and reliable risk management practices.
PROFIL PERUSAHAAN
Sehubungan dengan rencana pemerintah untuk menjadikan jasa pengaturan lalu lintas udara sebagai perusahaan persero tersendiri, Angkasa Pura II siap mendukung langkah tersebut dengan sebaik-baiknya.
44
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Angkasa Pura II continues with its transformational change in all aspects of operations and supporting functions, including the management of issues that are related to risks. We are acutely aware that the management of risks is paramount to sustainability and constitutes a key element of success for the Company to achieve its goals and prevail over competition at the global level.
Disamping itu penerapan manajemen risiko secara optimal dapat meningkatkan shareholder value, meningkatkan metode dan proses pengambilan keputusan yang sistematis yang didasarkan atas ketersediaan informasi, serta mengukur kinerja Perusahaan secara lebih tepat. Angkasa Pura II secara berkelanjutan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya dapat diambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko.
In addition to that, optimum risk management could enhance shareholder value, improve the method and process of decision-making in a systematic and wellinformed manner, and measure Company performances more accurately. Angkasa Pura II continuously strives to develop and enhance the framework of risk management as well as an integrated and comprehensive internal control structure, enabling early detection and warning for potential risks, and appropriate counter measures to mitigate the risks.
Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di semua lingkup kegiatan usaha.
The risk management framework is clearly defined within policies, procedures, transaction limits, authorization and other parameters as well as various risk management tools that apply to every scope of business activities. .
TATA KELOLA PERUSAHAAN (GCG)
CORPORATE GOVERNANCE
Kerangka manajemen risiko yang sekuat apa pun, tidak akan ada artinya tanpa penerapan Good Corporate Governance (GCG) sesuai international best practice. Penerapan GCG di Angkasa Pura II merupakan landasan operasional kegiatan usaha perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN sebagaimana diperbaharui dengan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: PER01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada BUMN.
However strong the risk management framework, it will not amount to much without the implementation of Good CorporateGovernance(GCG)inlinewithbestinternational practice. The implementation of GCG at Angkasa Pura II represents the foundation of the Company’s business activities as outlined in the Decision of the State Minister of SOE Number: KEP–117/M-MBU/2002 dated 1 August 2002 about the Implementation Practice of GCG in State Owned Enterprises as amended to Decree stated by Minister of State-owned Enterprises No: PER-01/ MBU/2011 regarding the Implementation of Good Corporate Governance in state-owned enterprises.
COMPANY PROFILE
Angkasa Pura II terus menggulirkan program transformasi di segala bidang baik fungsi operasional maupun fungsi penunjang, termasuk penanganan hal-hal yang terkait dengan masalah risiko. Untuk itu, Perusahaan menyadari penanganan terhadap aspek manajemen risiko semakin menjadi tuntutan Perusahaan karena dapat menjadi salah satu kunci sukses dalam mencapai tujuan dan memenangkan persaingan di tingkat global.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
45
Laporan Direksi Board of Directors Report GCG at Angkasa Pura II applies to every organizational level by adhering to the rules and regulations related to the implementation of GCG within the Company. Optimization of GCG implementation at Angkasa Pura II is carried out continuously with the strengthening of infrastructure in order to achieve best-practice standards.
Angkasa Pura II secara rutin setiap dua tahun sekali melaksanakan assessment terhadap penerapan GCG oleh konsultan independen. Assesment terakhir kali dilakukan pada tahun 2010 dengan menggunakan alat ukur (score card) yang tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Negara BUMN Nomor: S-168/ MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008 tentang Assessment Program GCG di BUMN. Aspek pengujian penerapan GCG mencakup pengujian atas: (a) Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS, (b) Kebijakan Good Corporate Governance, (c) Penerapan Good Corporate Governance, (d) Pengungkapan Informasi (Disclosure) dan (e) Komitmen. Dalam Assessment GCG tersebut, Angkasa Pura II mencapai skor 80,63 dengan predikat ‘BAIK’. Capaian tersebut meningkat dibandingkan Assessment GCG dua tahun sebelumnya, dengan hasil skor 77,70 berpredikat ‘BAIK’.
Angkasa Pura II routinely every two years carry-out an assessment on the implementation of GCG by an independent consultant. The last assessment was undertaken in 2010 by using the score card system contained in the Circular Letter of the State Ministry of SOE Number: S-168/MBU/2008 of 27 June 2008 on the GCG Assessment Program in a SOE. The aspects of measurement of GCG implementation covers: (a) Rights and Responsibilities of the Shareholder/GMS, (b) Good Corporate Governance Policies, (c) Implementation of Good Corporate Governance, (d) Information Disclosure and (e) Commitment. In that GCG Assessment, Angkasa Pura II achieved a score of 80,63 with a predicate of ‘GOOD’. This achievement was better than the GCG Assessment two years previously, in which the score was 77.70 with a predicate of ‘GOOD’.
Komitmen yang tinggi Angkasa Pura II dalam menerapkan GCG telah membuahkan hasil yang membanggakan. Tahun 2006 Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai The Best I in GCG dalam BUMN & CEO BUMN Award. Tahun 2008 berhasil memperoleh predikat “Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed” dan sebagai “BUMN Terbaik dan Terpercaya di bidang Good Corporate Governance” dalam Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Tahun 2009 menjadi 1st The Best Non Listed Company dalam Anugerah Business Review serta di tahun 2010 mendapatkan penghargaan Annual Report Award (ARA) untuk Laporan Tahunan 2009 kategori BUMN Non Keuangan Non Listed peringkat ketiga.
A strong commitment on the part of Angkasa Pura II to implement GCG has produced good results. In 2006 Angkasa Pura II earned the recognition as The Best I in GCG in SOE & CEO Award. In 2008 the Company earned the predicate of “First Rank Annual Report Award 2007 for the category of Non-listed Non-financial SOE” and as “Best and Most Trustworthy SOE in Good Corporate Governance” in the Corporate Governance Perception Index 2007 Award. In 2009 Angkasa Pura II ranked first in The Best Non Listed Company in the Anugerah Business Review, and in 2010 earned third rank in the Annual Report Award (ARA) for the 2009 Annual Report in the category of Non-listed Non-financial SOE.
PROFIL PERUSAHAAN
GCG di Angkasa Pura II berlaku di seluruh tingkatan organisasi dengan berpedoman pada ketentuan dan persyaratan terkait dengan pelaksanaan GCG bagi perusahaan. Optimalisasi penerapan GCG Angkasa Pura II terus diupayakan dengan penguatan infrastruktur untuk mencapai praktik terbaik.
46
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
PERUBAHAN KOMPOSISI DIREKSI Pada kesempatan kali ini dapat kami laporkan bahwa tidak terjadi perubahan komposisi Direksi selama tahun yang dilaporkan dan hingga tanggal penerbitan buku Laporan Tahunan ini.
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR)
CHANGES IN THE COMPOSITION OF THE BOARD OF DIRECTORS On this occasion, allow me to report that there has not been any change in the composition of the Company’s Board of Directors during the year under review and as of the date of publication of this Annual Report.
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
Angkasa Pura II menyadari ada karena masyarakat, dan untuk masyarakat, oleh karena itu sebagian keuntungan Perusahaan akan dikembalikan kepada masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan. Bentuk tanggung jawab sosial Perusahaan diarahkan untuk dapat mengatasi, mengurangi permasalahan sosial, menggali resources, membina dan mengupayakan perubahan perilaku serta mengupayakan pencapaian kesejahteraan masyarakat, yang pada akhirnya menumbuhkan keharmonisan yang berkelanjutan antara Angkasa Pura II dan masyarakat.
Angkasa Pura II exists because of, and in the interest of the public stakeholders, and as such, a part of the Company’s profitability will be returned to the public in the form of Corporate Social Responsibility (CSR). The manifestations of CSR are aimed at managing and reducing social problems, developing resources, mentoring and managing behavioral change and enhancing social welfare, all of which are expected to induce and sustain harmonious reactions between the Company and its communities.
Atas nama Direksi, kami menghaturkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemegang Saham dan Dewan Komisaris Angkasa Pura II atas bimbingan dan pembinaan yang telah diberikan. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada konsumen, mitra usaha dan stakeholder lainnya atas dukungan dan kepercayaan yang telah diberikan.
On behalf of the Board of Directors, we express our highest appreciation to the Shareholder and the Board of Commissioners of Angkasa Pura II for their guidance and advise. We also thank our customers, business partners and other stakeholders for their continuing support and trust.
Akhirnya, kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran karyawan atas dedikasi, loyalitas yang tinggi, semangat kebersamaan dan kerja keras serta keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi Angkasa Pura II, saat ini dan di tahun-tahun yang akan datang.
Last but not least, we convey our gratitude to our employees for their dedication, uncompromising loyalty, camaraderie, hard work and perseverance to do their best by Angkasa Pura II, today and the years to come.
COMPANY PROFILE
Tri S. Sunoko Direktur Utama President Director
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
47
1. Endang A. Sumiarsa
2. Salahudin Rafi
3. Tri S. Sunoko
Direktur Personalia dan Umum
Direktur Operasi dan Teknik
Direktur Utama
Director of Personnel and
Director of Operations and
President Director
General Affairs
Engineering
1
PROFIL PERUSAHAAN
2
48
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3
4. Rinaldo J. Aziz
5. Laurensius Manurung
6. Sulistio Wijayadi
Wakil Direktur Utama
Direktur Keuangan
Direktur Komersial dan
Deputy President Director
Director of Finance
Pengembangan Usaha Director of Commercial and Business Development
5
6
COMPANY PROFILE
4
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
49
Profil Direksi Board of Directors Profile
Tri S. Sunoko Direktur Utama President Director Lahir tahun 1952 di Jakarta. Ditunjuk sebagai Direktur Utama Perusahaan pada tahun 2010 hingga sekarang. Menyandang gelar Sarjana Teknik Arsitektur dari Universitas Trisakti tahun 1983 dan Sarjana S2 bidang Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia tahun 2002. Mengikuti berbagai pendidikan singkat antara lain Airport Engineer Course di Liege, Belgia; Port Management di Den Haag, Belanda; dan Airport Strategic Planning di MIT, Boston, Amerika Serikat. Sebelumnya menjabat di berbagai posisi pada Kementerian Perhubungan sebagai Staf Biro Umum Tahun (1985–1986), Staf Biro Perencanaan Tahun (1986–1989), Kasubag Evaluasi III Tahun (1989–1994), Kasubag Program III Tahun (1990–1994), Kabag KTBLN Tahun (1994–2001), Kabag Evaluasi dan Pelaporan (2002), Athub KBRI Den Haag Tahun (2002–2004), Athub KBRI Washington (2007), Direktur Angkutan Udara (2007–2010).
PROFIL PERUSAHAAN
Born 1952 in Jakarta. Completed his undergraduate education of Architectural Engineering in University of Trisakti (1983) and obtained a Masters degree from the University of Indonesia after completing his studies on Public Policy (2002). Participated in various training and courses both locally and internationally, including: Airport Engineering Course, Belgium; Port Management in Den Haag, Netherlands; and the Airport Strategic Planning in Boston, United States. Began serving as President Director of Angkasa Pura II in 2010 until now. He served on several positions in Ministry of Transportation as Staff General Bureau (1985-1986), Staff of the Bureau of Planning (1986-1989), Head of Sub-Section Evaluation III (1989-1990), Head of Sub Section III Programme (1990-1994), Section Head KTBLN (1994-2001), Head of Evaluation and Reporting (2002), Transportation Attache of Indonesia Embassy in Den Haag (2002-2004), Transportation Attache of Indonesia Embassy in Washington (2007) and Director of the Air Transportation (2007-2010).
50
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Sulistio Wijayadi
Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Director of Commercial and Business Development
Lahir pada tahun 1954 di Batusangkar. Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Angkasa Pura II sejak tahun 2008. Menyelesaikan pendidikan Akademi Dinas Perdagangan Jakarta tahun 1975, kemudian Sarjana Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jurusan Akuntansi (1982), dan Master Degree Finance and Banking dari Golden Gate University, San Fransisco (1986). Pelatihan, atau training yang diikuti diantaranya Bank Management Program (1984), Core Credit (1987), Selling Skills (1988), World Class Coaching Skills (1988), Analytical Hierarchy Process (1989), Duta Suspin (1991), Leadership a Rapidly (1992) dan Corporate Citizen Days (2009). Memiliki pengalaman karir menjabat sebagai Vice President-Branch Manager Bank Nusa, “A” Class Cabang Devisa Jakarta (1991-1995), Senior Vice President-Head Office Bank Nusa (1995-1997) , Human Resource Development and Corporate Affairs Director PT Bhineka Multi Corporation, Direktur Keuangan PT Aerowisata (1998-2001) dan Direktur Utama PT Aerowisata (2001-2008).
Lahir tahun 1955 di Jakarta. Menjabat sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha dari tahun 2010 hingga sekarang. Menyelesaikan Pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Hasanuddin, Makasar (1985), dan gelar Magister Manajemen, Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta pada tahun 2005. Pengalaman pernah mengikuti berbagai kursus sertifikasi profesi, pendidikan dan pelatihan antara lain: Financial Risk Management (1997), Pendidikan Pengurus Dana Pensiun (1988), Corporate Valuation Techniques (2000), Diklat Manajemen Eksekutif Bandar Udara (2002), Pelatihan Visionary Retreat (2005), Diklat Manajemen Umum (2006). Pernah menjabat posisi penting sebagai Kepala Seksi Akuntansi PT Angkasa Pura II (1993-1997), Kepala Sub Direktorat Keuangan Angkasa Pura II (1998-2001), Manajer Bidang Administrasi dan Komersial Angkasa Pura II (2001-2004), Head of Internal Auditor Angkasa Pura II (2004-2006), Direktur Utama Dana Pensiun Angkasa Pura II (2006).
Born in 1954 in Batusangkar. Served as Deputy President Director of Angkasa Pura II since 2008. Graduated Academy Trade Office Jakarta in 1975, then obtained a Degree in Economics from Faculty of Economics, University of Indonesia, majored in Accounting (1982), and Master Degree Finance and Banking from Golden Gate University, San Francisco (1986). Trainings that followed including Bank Management Program (1984), Core Credit (1987), Selling Skills (1988), World Class Coaching Skills (1988), Analytical Hierarchy Process (1989), Ambassador Suspin (1991), Leadership A Rapidly (1992) and the Corporate Citizen Days (2009). Had career experiences in serving as Vice President-Branch Manager of Bank Nusa, “A” Class Jakarta Branch Exchange (1991-1995), Senior Vice President-Head Office of Bank Nusa (1995-1997), Human Resource Development and Corporate Affairs Director of PT Bhineka Multi Corporation, Finance Director of PT Aerowisata (1998-2001) and Director of PT Aerowisata (2001-2008).
Born in 1955 in Jakarta. Appointed as Director of Commercial and Business Development from 2010 until now. Graduated Bachelor of Economics Majoring in Accounting from University of Hasanuddin, Makassar (1985) and Magister Management from University of Gadjah Mada (2005). Attended various professional certification courses, education and training, including: Financial Risk Management (1997), Education Board of the Pension Fund (1998), Corporate Valuation Techniques (2000), Management Training Executive Airport (2002), Visionary Training Retreat (2005), Public Pension Fund Management Training (2006) and Training Microsoft Excel Level II & III (2006). The experience served an important position as Section Head of Accounting of Angkasa Pura II (1993-1997), Deputy Director of Finance Angkasa Pura II (1998-2001), Manager for Administration and Commercial of Angkasa Pura II (2001-2004), Head of Internal Auditor of Angkasa Pura II (2004-2006), Director of the Pension Fund of Angkasa Pura II (2006).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Rinaldo J. Aziz
51
Profil Direksi Board of Directors Profile
Salahudin Rafi
PROFIL PERUSAHAAN
Direktur Operasi dan Teknik Director of Operations and Engineering
52
Lahir di Jakarta pada tahun 1967. Menjabat sebagai Direktur Operasi dan Teknik Angkasa Pura II pada tahun 2010 hingga sekarang. Menyelesaikan Diploma II di PLP Curug (1989), S1 Universitas Suryadarma jurusan Teknik Industri (2001), dan Gelar Master of Business Administration Institut Teknologi Bandung (ITB). Mengikuti berbagai seminar, training, konferensi dan workshop dalam skala lokal maupun internasional antara lain: Air Cargo Logistic Systems Seminar (2004, Tangerang), Basic Air Conditioner System Design (2004, Jakarta), Indonesia Quality Management Convention (2004, Yogyakarta), Quality Assurance Workshop (2004, Bandung), Business Ethics And Good Corporate Governance (2005, Bandung). Managing International Projects in Indonesia Turning Crises Into Opportunities (2005, Jakarta), Pedoman Inspeksi/ Pengawasan AMDAL Bandara (2006, Jakarta), Analisis Beban Kerja (2006, Jakarta), Ciat Airport Systems And Cristopia Energy Systems (2006, France), Low Cost Carriers Business Model (2006, Australia), Achievement of Risk Management (2006, Bandung), Malcolm Baldridge Applicant Training (2007, Jakarta), Examiner Malcolm Baldridge (2007, Bandung), Conference Maximizing Non Aeronautical Revenue (2008, Singapore), 3rd Annual World Class Airport Conference (2009, Dubai), dan Keynote Speaker in Aviation Security National Forum (2010, Bali). Memiliki pengalaman karir dengan menjabat sebagai Assistant Manager Of Electrical Mechanical Angkasa Pura II (2002), Facility Quality Assurance Manager Angkasa Pura II (2004), Master Plan And Coorporate Plan Manager Angkasa Pura II (2006), dan General Manager Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta (2008). Aktif mengajar dalam dunia pendidikan pada Airport Vision, Mission And Strategic Plan, Civil Aviation Training Center Curug (2006-2008), Airport Planning, Airport Management Major (D3), STMT Trisakti Jakarta (20072010), Business Feasibility Study, Air Transport Management Major (S1), STMT Trisakti Jakarta (2009-2010) dan Airport Training Center Angkasa Pura II (2006-2010).
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Born 1967 in Jakarta. Appointed as Director of Operations and Engineering of Angkasa Pura II, beginning in 2010 until now. Completed the Diploma II in PLP Curug (1989), Bachelor (S1) from Suryadarma University majoring in Industrial Engineering (2001) and Master of Business Administration from Bandung Institute of Technology (ITB). Participated in various seminars, training, conference and workshops in local and international scale include: Air Cargo Logistic Systems Seminar (2004, London), Basic Water Conditioner System Design (2004, Jakarta), Indonesia Quality Management Convention (2004, Yogyakarta), Quality Assurance Workshop (2004, New York), Business Ethics and Good Corporate Governance (2005, New York), Managing International Projects in Indonesia Turning Crises into Opportunities (2005, Jakarta), Guidelines for Inspection/Supervision Airport EIA (2006, Jakarta), Analysis Workload (2006, Jakarta), CIAT Airport Systems Energy Systems (2006, France), Low Cost Carriers Business Models (2006, Australia), Achievement of Risk Management (2006, New York), Malcolm Baldridge Applicant Training (2007, Jakarta ), Malcolm Baldrige Examiner (2007, New York), Conference of Non Aeronautical Maximizing Revenue (2008, Singapore), World Class Airport 3rd Annual Conference (2009, Dubai) and the Keynote Speaker in Aviation Security National Forum (2010, Bali). Have experience with serving career as Assistant Manager of Electrical Mechanical of Angkasa Pura II (2002), Facility Quality Assurance Manager of Angkasa Pura II (2004), Master Plan and Corporate Plan Manager of Angkasa Pura II (2006) and General Manager of Terminal 3, Soekarno-Hatta International Airport (2008). Active teaching in education at Airport Vision, Mission and Strategic Plan, the Civil Aviation Training Center, Curug (2006-2008), Airport Planning, Airport Management Major (D-III), STMT Trisakti (2007-2010), Business Feasibility Study, Air Transport Management Major (S1) STMT Trisakti (2009-2010) and Airport Training Center Angkasa Pura II (2006-2010).
Endang A. Sumiarsa
Direktur Keuangan Director of Finance
Direktur Personalia dan Umum Director of Personnel and General Affairs
Lahir pada tahun 1955 di Lumbanhuala Porsea. Menjabat sebagai Direktur Keuangan Angkasa Pura II sejak tahun 2010 hingga sekarang. Menyelesaikan gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Jayabaya (1984) dan gelar Magister Manajemen di Universitas Indonesia, Jakarta (1992) serta meraih gelar Doktor Ilmu Manajemen di Universitas Indonesia (2009). Pengalaman mengikuti berbagai training, conference dan workshop baik skala lokal maupun internasional antara lain: Enterprise Risk Management Workshop “Managing Risk for Enhanced Corporate Governance” (2004, Jakarta), Controllership: Evolving Role of Controller dalam Perencanaan; Financial Impact of Strategic Planning (2007, Jakarta), Conference of Learning World (2007, Hongkong), The 63rd Batch Professional Director Program (2009, Jakarta), Studi Banding Airport Tourism (2009, Barcelona), European Confederetion Institutes of Internal Auditing (2009, Itali), dan World Conference of Airport Council International (2010, Bermuda). Pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura Schipol (2002-2004), Direktur Keuangan PT Angkasa Pura I (2004- 2010). Aktif dalam organisasi profesi sebagai Direktur Airport Council International (ACI) Asia Pasific (2010-sekarang).
Lahir di Jakarta pada tahun 1955. Menjabat sebagai Direktur Personalia dan Umum Angkasa Pura II mulai tahun 2010 hingga sekarang. Menyelesaikan pendidikan Diploma III di LPPU Curug (1983) dan memperoleh gelar Sarjana Sosial di STIA YUPENTEK serta meraih gelar Master of Management di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pengalaman mengikuti berbagai pelatihan dan workshop baik lokal maupun internasional antara lain: AOC Output Meeting (2006, Australia), Pengembangan Kepemimpinan Visioner (2006, Bogor), Emotional Spiritual Quotient (2006, Jakarta), Simplified Contigency Exercise (2007, Surabaya), Accident Prevention and Analysis (2008, Singapura) dan Workshop Corporate Citizen Day (2009, Jakarta). Pernah menjabat posisi penting di Angkasa Pura II sebagai Kepala Divisi Pendapatan Penerbangan (2001), Kepala Seksi Bina Pendapatan Aero (2002), Special Affairs Auditor (2004), Kepala Bidang Keselamatan Bandara (2006), Kepala Cabang Bandara Internasional Minangkabau (2007), dan General Manager Cabang Polonia (2008).
Born in 1955 in Lumbanhuala Porsea. Appointed as Director of Finance of Angkasa Pura II since 2010 until now. Completing a Bachelor of Economics at the University of Jayabaya (1984) and holds a Master of Management at the University of Indonesia, Jakarta in 1992 and earned his PhD in Management Science at the University of Indonesia (2009). Had experience of attending various trainings, conferences and workshops both local and international scale, including: Enterprise Risk Management Workshop “Managing Risk for Enhanced Corporate Governance” (2004, Jakarta), Controllership: Evolving Role of the Controller of Planning; Financial Impact of Strategic Planning (2007, Jakarta), World Conference of Learning (2007, Hong Kong), 63rd Batch Professional Director Program (2009, Jakarta), Comparative Study on Airport Tourism (2009, Barcelona), the European Confederation of Institutes of Internal Auditing (2009, Italy) and the World Conference of Airport Council International (2010, Bermuda). He has served as Director of PT Angkasa Pura Solusi (2002-2004), Finance Director of PT Angkasa Pura I (2004-2010). Active in professional organizations as the Director of the Airport Council International (ACI) Asia Pacific (2010-present).
Born 1955 in Jakarta. Appointed as Director of Personnel and General Affairs Angkasa Pura II from 2010 until now. Graduated Diploma III in LPPU Curug (1983) and earned a Bachelor of Social Sciences from STIA YUPENTEK and holds a Master of Management from the University of Gadjah Mada in Yogyakarta. Attended various trainings and workshops both locally and internationally, including: AOC Outport Meeting (2006, Australia), Visionary Leadership Development (2006, Bogor), Emotional Spiritual Quotient (2006, Jakarta), Simplified Contingency Exercise (2007, Surabaya), Accident Prevention and Analysis (2008, Singapore) and the Corporate Citizen Workshop Days (2009, Jakarta). Has held important position in Angkasa Pura II as Head of Flight Revenue (2001), Section Head of Aero Development Revenue (2002), Special Affairs Auditors (2004), Head of Airport Safety (2006), General Manager of Branch Office of Minangkabau International Airport (2007) and General Manager of the Polonia Branch Office (2008).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Laurensius Manurung
53
Jasa Kebandarudaraan Airport Services
Bandara Internasional Soekarno-Hatta telah menjadi salah satu bandara tersibuk di dunia, melayani lebih dari 51 juta penumpang pada tahun 2011, dengan rata-rata 72 pesawat yang lepas landas dan mendarat setiap jam. The Soekarno-Hatta International Airport has become one of the busiest airports in the world, serving more than 51 million passengers in 2011, with an average of 72 plane take offs and landings
PROFIL PERUSAHAAN
per hour.
54
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Bidang Usaha Business Line Angkasa Pura II provides its airport services by undertaking activities that support airport services, including: flight arrival and departure service, plane placement and parking service, flight passenger service, air-traffic control service, embarking and disembarking service, and counter service.
Dalam menjalankan usahanya, Angkasa Pura II selalu mematuhi dan mengikuti berbagai regulasi maupun standar yang mengikat terkait dengan pelayanan lalu lintas udara, baik yang berlaku secara internasional (International Civil Aviation Organization/ICAO) maupun nasional (Kementerian Perhubungan-Direktorat Jenderal Perhubungan Udara).
In undertaking its business, the Company fully adheres to prevailing aviation rules, regulations and standards applied internationally (International Civil Aviation Organization/ ICAO) as well as nationally (Ministry of TransportationDirectorate General of Air Transportation).
Berbagai peraturan yang telah dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan RI sejak tahun 2010 terkait keselamatan penerbangan, antara lain adalah Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 69 (Air Traffic Services Personnel Licensing, Rating, Training and Proficiency Requirements), CASR Part 170 (Air Traffic Rules), CASR Part 171 (Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers), dan CASR Part 172 (Air Traffic Service Providers).
Various regulations that have been issued by the Ministry of Transportation of RI since 2010 on air transportation safety the Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 69 (Air Traffic Services Personnel Licensing, Rating, Training and Proficiency Requirements), CASR Part 170 (Air Traffic Rules), CASR Part 171 (Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers), and CASR Part 172 (Air Traffic Service Providers).
Pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dijabarkan lebih lanjut melalui Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam bentuk Advisory Circular (AC) antara lain AC 69-01 (Guidance Material and Procedures of Air Traffic Controller License and Ratings), AC 170-02 (Manual of Air Traffic Services Operational Procedures), dan AC 171-05 (Guidance Material of Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers).
The implementation of such rules are further defined through the Regulation of the Director General of Air Transportation in the form of Advisory Circulars that include AC 69-01 (Guidance Material and Procedures of Air Traffic Controller License and Ratings), AC 170-02 (Manual of Air Traffic Services Operational Procedures), and AC 171-05 (Guidance Material of Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers).
Bagian dari pelayanan jasa kebandarudaraan yang dikelola Angkasa Pura II adalah pelayanan jasa lalu lintas udara (Air Traffic Services). Dalam mendukung pengelolaan pelayanan jasa lalu lintas udara, Perusahaan telah membentuk Unit Air Traffic Services (ATS) sebagai unit kerja yang bertanggung jawab atas operasional pelayanan lalu lintas udara di bandara dan wilayah udara yang berada di bawah tanggung jawab Angkasa Pura II. Sampai dengan tahun 2011, Angkasa Pura II telah dipercaya oleh pemerintah Republik Indonesia untuk mengelola wilayah udara dengan jangkauan hampir separuh dari wilayah udara Indonesia.
A part of the airport services provided by Angkasa Pura II is Air Traffic Services. In support of air traffic control management, the Company has formed the Air Traffic Services (ATS) unit responsible for the management of air traffic around the airports and within the air space jurisdiction of Angkasa Pura II. As of 2011, Angkasa Pura II is entrusted by the Government of Indonesia to manage air traffic in almost half of Indonesia’s air space.
COMPANY PROFILE
Angkasa Pura II melayani jasa kebandarudaraan melalui penyelenggaraan pelayanan yang menunjang jasa kebandarudaraan, antara lain: pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U), pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U), pelayanan jasa penerbangan (PJP), pelayanan jasa Garbarata dan Pelayanan jasa konter.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
55
PROFIL PERUSAHAAN
Bidang Usaha Business Line
56
Jasa Terkait Bandar Udara
Airport Related Services
Angkasa Pura II mengusahakan pelayanan jasa yang menunjang bisnis jasa kebandarudaraan, diantaranya: penyewaan ruangan, gudang, lahan dan fasilitas lainnya, kegiatan konsesioner, parkir kendaraan, Pas bandara dan penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
Angkasa Pura II engages also in airport-related services such as rental of commercial premises, warehouses, land and other facilities, concessionary activities, parking lots, as well as land provision for buildings, fields and industries related to effective air transportation.
Pelayanan penunjang lainnya yang juga diupayakan oleh Angkasa Pura II antara lain: pelayanan operasi bandara, penerbangan haji, pelayanan tenaga kerja Indonesia, pelayanan kargo, pelayanan keamanan dan keselamatan bandara,pelayananpertolongankecelakaanpenerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK) serta pelayanan penanggulangan gawat darurat.
Other supporting services are also provided by the Company, among which are airport operational services, hajj flights, services to Indonesian migrant workers, cargo services, safety and security services, accident response and fire brigade services and other emergency response services.
Pelayanan Bandara
Airport Operations
Seiring dengan kebutuhan masyarakat terhadap jasa angkutan udara yang semakin meningkat, Angkasa Pura II berupaya penuh untuk memberikan pelayanan terbaik melalui pelayanan operasi bandara dengan penambahan berbagai fasilitas di lingkungan bandara dan perluasan kawasan terminal termasuk pembangunan gedung atau bangunan terminal baru.
In line with the growing public demand for air transport services needs, Angkasa Pura II exert all efforts in providing provide the best airport operational services by adding various facilities in and around the airports and expanding the terminal areas including the construction of new terminal buildings.
Penambahan dan perbaikan fasilitas bandara diantaranya adalah penambahan dan perbaikan kursi tunggu penumpang, garbarata, toilet, troli bagasi, konter check-in, konter pemeriksaan, fasilitas tempat ibadah seperti mushola dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya. Terkait dengan pengembangan kawasan terminal, Angkasa Pura II melakukan penambahan kapasitas bandara diantaranya penambahan ruang yang mampu menampung peningkatan jumlah penumpang serta penataan ruangan yang memperlancar proses pemeriksaan dan memudahkan pengurusan administrasi penumpang.
The addition and improvement of airport facilities include those of passenger seats in waiting areas, boarding corridors, restrooms, luggage trolleys, check-in counters, security checks, places of worships and several other public facilities. With respect to terminal expansion, Angkasa Pura II undertook the construction of new terminal buildings or areas that can accommodate the growth of airline passengers as well as rearranging room layouts that could improve the flow of administering passengers through security, check-in and immigration counters.
Melalui kerja sama dengan mitra binaan perusahaan, Angkasa Pura II juga menambah konter-konter jualan yang menyediakan berbagai kebutuhan para pengguna jasa bandara. Dalam rangka menjaga kenyamanan dan keindahan di lingkungan bandara, Angkasa Pura II senantiasa memantau kebersihan kawasan bandara dan melakukan program kebersihan bandara.
Through cooperation with the Company’s small-business mentored partners, Angkasa Pura II has added the number of commercial counters that provide various goods for the convenience of air travellers. While in the interest of comfort and cleanliness, the Company ensures that the entire area of airports are properly cleaned and maintained.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Hajj Flight Services
Angkasa Pura II menyediakan pelayanan penerbangan haji melalui pemberangkatan maupun pemulangan jemaah haji. Penerbangan ini terbagi ke dalam kelompok terbang (kloter) sebagaimana yang telah ditentukan oleh penyelenggara jemaah haji Indonesia (Kementerian Agama Republik Indonesia). Bandara-bandara di bawah pengelolaan Angkasa Pura II yang menyelenggarakan program pelayanan penerbangan haji tahun 2011 yaitu Soekarno-Hatta, Polonia, Sultan Iskandar Muda, Minangkabau dan Sultan Mahmud Badaruddin II.
Angkasa Pura II provides services for Hajj flights both for outgoing and incoming flights. These flights are divided into several groups called “Kloter” (flight groupings) in line with the stipulated rules of the official provider of the Haj pilgrimage trip from Indonesia (the Ministry of Religious Affairs of RI). Airports under the jurisdiction of Angkasa Pura II that provide Hajj flights in 2011 were Soekarno-Hatta, Polonia, Sultan Iskandar Muda, Minangkabau and Sultan Mahmud Badaruddin II.
Dalam rangka menunjang kelancaran penyelenggaraan penerbangan jemaah haji, Angkasa Pura II terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap peserta jemaah haji baik dari fasilitas maupun sumber daya manusia.
In order to facilitate effective Hajj flight services, the Company continues to increase the quality of services to Indonesian Hajj in teems of both facilities and human resources.
Pelayanan Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Services To Indonesian Migrant Workers
Lalu lintas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) melalui bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II menunjukkan peningkatan seiring dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ada di luar negeri. Selama tahun 2011, TKI tercatat sebagai pengguna jasa bandara terbesar kedua setelah wisatawan baik dalam negeri maupun luar negeri.
Indonesian migrant workers (TKI) that travel overseas through airports managed by Angkasa Pura II continues to increase in number. In fact, in 2011 alone, TKIs accounted for the second largest group of travelers through the Company’s airports, second only to tourist travellers both domestic and international. COMPANY PROFILE
Pelayanan Penerbangan Haji
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
57
PROFIL PERUSAHAAN
Bidang Usaha Business Line
58
Besarnya kontribusi para tenaga kerja Indonesia dalam menggunakan pelayanan jasa bandar udara membuat Angkasa Pura II berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan fasilitas kemudahan bagi TKI diantaranya adalah penyediaan jalur khusus keberangkatan dan kedatangan TKI, pusat layanan informasi TKI dan layanan angkutan darat bagi TKI yang pulang ke kampung.
The large contribution of these migrant workers towards passenger traffic via the airports of Angkasa Pura II has prompted the Company to commit itself in providing the best services in addition to convenient facilities for the TKIs such as providing them with special departure and arrival terminals or lines, TKI information service center, and land transportation service for their continuing journey to their respective home towns and villages.
Angkasa Pura II juga memberikan perhatian khusus dan perlindungan bagi para TKI dari aksi-aksi penipuan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab di lingkungan bandara.
The Company also makes special efforts to protect these migrant workers from attempts by unscrupulous parties in and around the airport to hassle or defraud unsuspecting TKIs.
Pelayanan Kargo
Cargo Service
Bisnis pengiriman atau pengangkutan barang memiliki prospek usaha yang sangat strategis termasuk bisnis pengiriman barang melalui angkutan udara (kargo). Peluang bisnis yang strategis ini, dimanfaat oleh Angkasa Pura II dengan mengoperasikan terminal kargo dimulai sejak tahun 2007. Perusahaan telah membentuk unit bisnis strategis yang mengelola pelayanan kargo di setiap bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II.
Cargo shipment services continue to represent significant strategic business prospects, especially air cargo shipment. Angkasa Pura II has capitalized on this strategic business opportunity by operating a cargo terminal since 2007. The Company has formed a strategic business unit that manages air cargo services in every airport under its management.
Dalam rangka memastikan terpenuhinya aspek kelancaran, keamanan dan keselamatan operasional pengiriman barang dari mulai proses penggudangan sampai dengan penerbangan, Angkasa Pura II melakukan pengawasan kepatuhan terhadap prosedur dan standar yang berlaku.
In order to assure timely, safety and security of its cargo servicing from warehouse processing to air shipment, Angkasa Pura II carries compliance audits to prevailing standard operating procedures.
Perusahaan terus melakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kargo di bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II seperti peningkatan kapasitas pergudangan kargo yang dapat menampung peningkatan volume transaksi.
The Company continues to enhance the quality of its cargo services in all of its airports, among other things by expanding cargo warehouse facilities in order to book growing shipment volume.
Keamanan Dan Keselamatan Bandara
Airport Security And Safety
Angkasa Pura II memiliki komitmen yang tinggi atas terpenuhinya aspek keamanan dan keselamatan bandara dari segala bentuk ancaman dan gangguan yang dapat merugikan penumpang, pengguna jasa bandara maupun Perusahaan sendiri. Komitmen perusahaan tersebut diwujudkan dengan adanya penyediaan pelayanan keamanan dan keselamatan bandara. Untuk itu, Angkasa Pura II melengkapi bandara-bandara yang dikelolanya dengan fasilitas pengamanan yang modern dan berteknologi tinggi mulai dari peralatan X-Ray
Angkasa Pura II is highly committed to the security and safety aspects of its airports, from all potential threats or disruptions that could result in potential losses on the part of stakeholders or the Company itself. Such commitments are evident from the presence of airport security and safety details. Angkasa Pura II equips all of its airports with state-of-the-art security equipment such as X-ray machines for luggage’s and cargoes, walk-
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
untuk pemeriksaan bagasi dan kargo, walk-through dan handheld metal detector, sistem CCTV, pagar perimeter dan lain-lain. Perusahaan juga memastikan ketersediaan personil keamanan dalam jumlah maupun pengetahuan dan ketrampilan yang memadai. Terkait dengan keamanan dan keselamatan bandara, Angkasa Pura II juga berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
through and handheld metal detectors, CCTV systems, perimeter fences and others. The Company also ensures that security personnel are present in adequate number, and possessing the required skills and knowledge. With respect to airport security and safety, Angkasa Pura II coordinates and cooperates closely with the Indonesian national police and the armed forces.
Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK)
Air Crash Response And Fire Brigade Services Angkasa Pura II has a service program that seeks to minimize and anticipate the likelihood of such risks and respond to potential aircraft accidents and fire emergencies. The Company ensures that all infrastructure/facilities related to this program are in a ready state and capable of functioning optimally. Efforts by the Company to enhance and improve these facilities include the replacement or refurbishment of equipment such as foam tender, rescue invention vehicle (rapid car), ambulances and command car, in line with the prevailing norms and standards of the respective airports.
Angkasa Pura II bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi personil PKP-PK. Pada aspek kepatuhan terhadap prosedur, perusahaan melakukan kajian maupun penilaian untuk mengukur kualitas pelayanan PKP-PK dalam merespon setiap kecelakan yang terjadi.
Angkasa Pura II cooperates with the Provincial Fire Fighting Brigade to provide training for safety airport personnel to enhance their fire fighting skills. In the aspect of compliance towards procedure, the Company carries out evaluation and measurement of the quality of response to potential aircraft accidents and fire emergencies.
Layanan Penanggulangan Gawat Darurat
Emergency Response Services
Angkasa Pura II melalui layanan penanggulangan gawat darurat siap memberikan respon yang cepat atas terjadinya kecelakan pesawat udara. Untuk itu, Angkasa Pura II memastikan bahwa seluruh bandara yang dikelolanya telah melakukan pelatihan-pelatihan tentang penanggulangan gawat darurat serta melengkapi berbagai fasilitas dan unsur-unsur penunjangnya. Dalam rangka penanggulangan gawat darurat, Angkasa Pura II bekerjasama dan berkoordinasi dengan berbagai unsur dan instansi yang tergabung dalam Airport Emergency Committee (AEC) sesuai prosedur atau standar dalam Airport Emergency Plan (AEP).
Through its emergency response services, Angkasa Pura II is capable of responding quickly to aircraft accidents. The Company ensures all airports under its management undertake trainings on emergency responses and equip themselves with the required safety facilities and tools. In preparing for these emergency situations, Angkasa Pura II cooperates and coordinates its efforts with other organizations or institutions that belong to the Airport Emergency Committee (AEC) in line with standard procedures outlined in the Airport Emergency Plan (AEP).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Angkasa Pura II memiliki program pelayanan yang bertujuan untuk meminimalisir dan mengantisipasi munculnya risiko tersebut yaitu melalui program pelayanan pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam kebakaran (PKP-PK). Perusahaan memastikan bahwa semua infrastruktur/fasilitas yang terkait dengan program PKP-PK dalam kondisi yang siap siaga dan berfungsi secara optimal. Upaya yang dilakukan Perusahaan berupa perbaikan dan peningkatan kelengkapan fasilitas maupun penggantian atau peremajaan kendaraan operasional PKP-PK antara lain foam tender, rescue invention vehicle (rapid car), ambulans dan command car, sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku bagi masing-masing bandara.
59
PROFIL PERUSAHAAN
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment
60
PENGANTAR
FOREWORD
Angkasa Pura II sangat memahami pentingnya menjaga kualitas performance perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh Angkasa Pura II melalui berbagai penyediaan kelengkapan sarana dan prasarana atau fasilitas umum di lingkungan bandara berdampak terhadap tingkat kenyamanan yang dirasakan masyarakat sebagai pengguna jasa bandara.
Angkasa Pura II is highly aware of the importance of maintaining the quality of the company’s performance and public trust. Better quality of services provided by Angkasa Pura II through provision of better facilities and infrastructure or public facilities within the airport premises has had an impact on the comfort enjoyed by the public as users of airport services.
Sejalan dengan hal tersebut, Angkasa Pura II juga memberikan perlindungan konsumen atas pelayanan yang merugikan pelanggan melalui saluran-saluran pengaduan yang tersedia sehingga mampu merespon dengan cepat setiap aduan dan memberikan penyelesaian secara bijaksana.
Improvements from Angkasa Pura II also include protecting consumers from services that might be disadvantageous to customers by providing complaint facilities to promptly respond to each complaint and to provide the most sensible solutions.
PENGEMBANGAN USAHA
BUSINESS EXPANSION
Pada aspek operasional penerbangan, Angkasa Pura II senantiasa mengutamakan keselamatan penerbangan dengan memastikan seluruh sektor operasional kebandarudaraan mengikuti dan mematuhi prosedur yang berlaku. Sehingga, semua aspek yang menjadi perhatian dan tumpuan Perusahaan, dapat memenuhi ekspektasi harapan semua pihak dan mampu meningkatkan citra perusahaan.
On the flight operational aspect, Angkasa Pura II always prioritizes flight safety by ensuring that all airport services are compliant and in accordance with the prevailing procedures. This is to ensure that all aspects taken into account by the Company will meet the expectations of all parties and will enhance the company’s image.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
PT Angkasa Pura II (Persero) adalah merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara, oleh karenanya Safety, Security, Service, dan Excellence menjadi yang utama. Hal tersebut dimaksudkan bahwa setiap melakukan operasional haruslah dilakukan dengan mengedepankan ke-empat aspek tersebut. Oleh karenanya, setiap kegiatan operasional haruslah memenuhi standar layanan yang ditetapkan oleh Regulator dalam hal ini Departemen Perhubungan Republik Indonesia ( Cq, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara) dan Standard ICAO Annex 11 Doc. 4444. Selain itu, kegiatan operasional juga harus dapat memenuhi keinginan seluruh pengguna jasa bandara sesuai dengan perkembangan dunia kebandar udaraan.
PT Angkasa Pura II (Persero) is a company dealing in management of airport and air traffic services, hence Safety, Security, Service, and Excellence always take precedence. This means that each operation carried out must fulfill the quality standard of services determined by the Regulator, in this case the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia (handled by the Directorate General of Air Transportation) and the ICAO Annex 11 Doc. 4444 Standard. In addition, operational activities must also meet the requirements of all the users of airport services in accordance with the global airport sector development.
Adapun realisasi yang dicapai PT Angkasa Pura II (Persero) dalam melaksanakan operasional yang mengacu pada standar operasional yang ditentukan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
The achievements of PT Angkasa Pura II (Persero) in carrying out its operations as determined by operational standards in 2011 are as follows:
1.
2
3
Aspek Mutu Pelayanan Services Quality Aspect • Rincian Pemisahan • Breakdown of Separation (BOS) • Rincian Koordinasi • Breakdown of Coordination (BOC) • Respone Time PKP-PK • Respone Time PKP-PK Kinerja Kemampuan Pelayanan Services Ability Performance • Komunikasi (%) • Communication (%) • Navigasi (%) • Navigation (%) • Pengawasan (%) • Surveillance (%)
Overall Clearance Time Overall Clearance Time • Kedatangan: • Arrival: • Domestik • Domestic • Internasional • International • Keberangkatan: • Departure: • Domestik • Domestic • Internasional • International
Standar Standard
Realisasi Realization
4/100.000
2,5/100.000
7/100.000
3/100.000
< 3’
< 2” 16”
95
99
97
97.5
95
83
30’
19’10”
45’
27’52”
30”
20’13”
60”
25’47”
COMPANY PROFILE
Faktor Penilaian Assesment Faktor
No.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
61
PROFIL PERUSAHAAN
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment
62
Dalam rangka menunjang operasional untuk memenuhi kinerja operasional yang mengacu pada Surat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara No. KEP.-284/X/1999 tentang Standar Kerja Operasional Bandar Udara terkait dengan tingkat pelayanan (level of services) di bandar udara sebagai dasar pentarifan kebandarudaraan, PT Angkasa Pura II (Persero), selama tahun 2011 telah melaksanakan beberapa program diantaranya:
In support of its operational performance as stipulated pursuant to Letter of the Directorate General of Air Transportation No. KEP.-284/X/1999 on Airport Operational Performance Work Standard regarding the level of services in airports as the basis to determine airport service tariffs, PT Angkasa Pura II (Persero), during the period of 2011 has conducted a number of programs which include:
Pengembangan Terminal Penumpang
Passenger Terminal Expansion
Perusahaan mengupayakan pengembangan terminal di seluruh 12 bandara yang dikelolanya sebagai bagian dari upaya peningkatan pelayanan jasa kebandarudaraan di tengah laju pertumbuhan sektor industri angkutan udara yang pesat dewasa ini.
The company is expanding its terminals in all 12 airports under its management to improve airport services in the present fast-growing air transport industry.
Beberapa pembangunan utama yang dilakukan di tahun 2011 termasuk pembangunan apron terminal 3 pier 1 Bandara Soerkarno-Hatta hingga akhir tahun 2011 telah mencapai realisasi fisik di atas 90%. Pembangunan dan perluasan terminal bandara juga dilakukan pada Terminal Sultan Thaha Jambi, Terminal Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, Terminal Tahap 3 Bandara Internasional Minangkabau dan Terminal Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Some of the main expansions carried out in 2011 included the construction of pier 1 apron in terminal 3 of the Soekarno-Hatta Airport, which has reached a physical realization of over 90% as of the end of 2011. The construction and expansion of terminals at the Sultan Thaha Airport in Jambi, the Raja Haji Fisabilillah Airport in Tanjungpinang, the Phase 3 Terminal of the Minangkabau International Airport, and the terminal at the Sultan Mahmud Badaruddin II Airport in Palembang.
Selain kegiatan pembangunan terminal, Perusahaan juga aktif mengembangkan desain pengembangan terminal di beberapa bandara, antara lain: Detail Design Engineering Connecting Building Terminal 1-Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pengembangan Terminal Bandara Supadio Pontianak dan desain interior Bandara Internasional Kualanamu Medan.
Aside from terminal constructions, the Company was also engaged in designing the expansion of terminals in a number of airports, such as: the Detail Design Engineering Connecting Building of Terminal 1-Terminal 2 at the Soekarno-Hatta International Airport, development of the terminal at the Supadio Airport in Pontianak and the interior design of the Kuala Namu International Airport in Medan.
Peningkatan Pelayanan Bandara
Improving Airport Services
Upaya peningkatan pelayanan bandara dilakukan seiring dengan meningkatnya jumlah penumpang di beberapa bandara utama dengan arus penumpang yang besar. Terkait dalam pelayanan bandara antara lain adalah: fasilitas ruang tunggu, informasi penerbangan, kamar kecil, area belanja, food court dan lain sebagainya. Pelayanan bandara juga mencakup layanan bagi maskapai penerbangan. Maka itu, Perusahaan membangun hanggar, menyusun Service Level Guarantee terkait tanggung jawab perusahaan terhadap maskapai pengguna jasa bandara, serta melakukan revisi terhadap SOP penanganan, pencatatan dan pendokumentasian keluhan pelanggan di seluruh bandara Angkasa Pura II.
Efforts to improve airport services are carried out in line with the increasing number of passengers in some major airports with a high number of passengers. These services include: waiting room facilities, flight information, rest rooms, shopping areas, food court and others. Airport services also include services for the airline fleets. That is why the Company builds hangars, composes the Service Level Guarantee regarding the company’s responsibilities over airport service users, and revises the SOP for handling, recording and documenting customer complaints in all Angkasa Pura II airports.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Improvements also include construction of a number of supporting infrastructures such as parking areas, religious worship facilities, equipment storage buildings, access to cargo offices, rail stations, and others.
Peningkatan Pelayanan Pengguna Jasa Kargo
Improving Services for Cargo Service Users
Sesuai Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor: SKEP/47/IV/2010 tanggal 19 April 2010 yang mengatur petunjuk teknis pemeriksaan kargo dan pos yang diangkut dengan pesawat udara sipil, yang kemudian diperkuat oleh Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor: SKEP/255/IV/2011 tentang hal yang sama, maka pihak pengelola bandara harus menyediakan fasilitas yang memadai agar peran dari regulated agent sebagaimana dimaksud di dalam Surat Keputusan tersebut dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu, Angkasa Pura II telah mengembangkan dan membangun infrastruktur, taxiway dan terminal kargo baru di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pembangunan terminal kargo Bandara Supadio Pontianak tahap II, pembangunan apron kargo dan fasilitas penunjang di Bandara Internasional Kuala Namu Medan, dan overlay halaman parkir gudang kargo Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
In accordance with the Decision of the Director General of Air Transportation Number SKEP/47/IV/2010 dated 19 April 2010 that regulates technical guidance for cargo and postal inspections transported by civil air carriers, which was further reinforced by Decision of the Director General of Air Transportation Number: SKEP/255/ IV/2011 on the same matter, airport managers must provide adequate facilities so that the roles of regulated agents as referred to in that Decision can be carried out properly. For that reason, Angkasa Pura II has developed and built infrastructures, a taxiway and a new cargo terminal at the Soekarno-Hatta International Airport, built a phase II terminal cargo at the Supadio Airport in Pontianak and supporting facilities at the Kuala Namu International Airport in Medan, and an overlay of a parking area at the cargo warehouse at the Sultan Syarif Kasim II International Airport in Pekanbaru.
COMPANY PROFILE
Upaya peningkatan pelayanan bandara juga mencakup pembangunan berbagai infrastruktur penunjang seperti fasilitas parkir, tempat ibadah, gedung peralatan, akses perkantoran kargo, stasiun kereta api dan lain sebagainya.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
63
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment Peningkatan Keamanan dan Keselamatan Bandara Keamanan dan keselamatan Bandara merupakan dua dari empat kriteria kunci keberhasilan pengoperasian bandara, yaitu safety, security, service dan excellence. Oleh karenanya, Angkasa Pura II memberikan perhatian khusus terhadap aspek keamanan dan keselamatan bandara.
Airport security and safety are two of the four key criteria of success in operating Airports, which are safety, security, service and excellence. This is why Angkasa Pura II places such great importance on the aspects of safety and security of airports.
Selama tahun 2011, Perusahaan terus melakukan upaya peningkatan dan pembenahan aspek keamanan dan keselamatan bandara antara lain: melalui pekerjaan perbaikan runway; peningkatan sistem Airport Emergency Management (AEM), Airport Security Program (ASP) dan Airport Emergency Plan (AEP); serta penggantian peralatan keamanan yang lebih baru seperti walk-through metal detector, explosive detector, mesin x-ray dan unit-unit kendaraan PKP-PK untuk penanggulangan gawat darurat.
During the course of 2011, the Company continued its efforts to improve and revamp the security and safety aspects of airports which included: reparation of runways; improving the Airport Emergency Management (AEM), Airport Security Program (ASP) and Airport Emergency Plan (AEP) systems; and replacing security equipment with newer ones such as walk-through metal detector, explosive detector, x-ray machines and Flight Accident and Fire Fighting (PKP-PK) vehicles for handling emergencies.
Peningkatan Keandalan Kelistrikan Bandara
Providing Reliable Power in Airports
Ketersediaan tenaga listrik 24-jam sehari merupakan hal yang mutlak bagi pengoperasian bandara secara aman dan andal. Untuk itu, Angkasa Pura II memastikan bahwa ketersediaan listrik di ke-12 bandaranya dapat terjaga 24/7.
Electricity must be available on a 24-hour basis for safe and reliable airport operations. This is why Angkasa Pura II makes sure that electricity in all of its 12 airports is provided 24/7.
Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan peningkatan fasilitas kelistrikan antara lain: penggantian DVOR/DME di Bandara Supadio Pontianak, Bandara Internasional Polonia Medan, Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang dan Bandara Sultan Thaha Jambi.
In 2011, the Company undertook additions to its electricity facilities, which included: replacing the DVOR/ DME at the Supadio Airport in Pontianak, the Polonia International Airport in Medan, the Raja Haji Fisabilillah Airport in Tanjungpinang, and the Sultan Thaha Airport in Jambi.
Kerjasama Bisnis
Business Cooperation
Pada tahun 2011, Angkasa Pura II melakukan beberapa kerja sama bisnis secara sinergi dengan BUMN strategis, antara lain dengan:
In 2011, Angkasa Pura II entered into business cooperation in the form of synergizing with a number of strategic state-owned enterprises, which included with:
1. PT Energi Management Indonesia tentang Konservasi Energi dan Implementasi Efisiensi Energi; 2. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) tentang Peningkatan Mutu Jakarta Automatic Air Traffic Management System (JATMS);
1. PT Energi Management Indonesia on Energy Conservation and Implementation of Energy Efficiency; 2. Perusahaan Perseroan (Persero) PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI) on Improving the Quality of the Jakarta Automatic Air Traffic Management System (JATMS);
PROFIL PERUSAHAAN
64
Improving Airport Security and Safety
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3. PT Kereta Api Indonesia (Persero) on Organizing a Railway System to the Kualanamu Airport; 4. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk on Provision of Electronic Point Of Sales (e-POS) Services at the Soekarno-Hatta Airport; 5. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk on Improving Services and Facilities as well as Reorganization of Terminals 2E and 2F at Soekarno-Hatta Airport.
Terobosan Bisnis
Business Breakthrough
Angkasa Pura II terus melakukan upaya terobosan bisnis dalam mengoptimalkan pendapatan dari jasa non aeronautika. Beberapa terobosan bisnis yang telah dilakukan adalah:
Angkasa Pura II continues to achieve new business breakthroughs in optimizing its revenue from nonaeronautique services. Some of those innovations include:
Electronic Point of Sales (e-POS)
Electronic Point of Sales (e-POS)
PT Angkasa Pura II telah menerapkan aplikasi Electronic Point of Sales (e-POS) dan Cash Register Online (CROL) untuk mencatat seluruh transaksi penjualan mitra usaha di Bandara Soekarno-Hatta. Dengan kelengkapan fiturfitur yang dimiliki, sistem ini memberikan manfaat bagi mitra usaha berupa kecepatan transaksi dan kemudahan penghitungan inventory, sementara bagi Angkasa Pura II dapat lebih mudah mengawasi jumlah transaksi penjualan yang terjadi.
PT Angkasa Pura II has implemented the Electronic Point of Sales (e-POS) and Cash Register Online (CROL) applications to record all sales by its business partners at the Soekarno-Hatta Airport. With complete features of those applications, this system generates benefits for its business partners in the form of speedy transactions and convenience in inventory, while for Angkasa Pura II itself benefits from easy monitoring of sale transactions.
Penerapan sistem SMART
Application of the SMART System
Penerapan Sistem Manajemen Aplikasi Ruang Terpadu (SMART) bertujuan untuk memudahkan akses publik pada informasi lokasi dan status ruang usaha di terminal penumpang di bandara. Selain itu, mitra usaha juga dapat melakukan promosi bisnis melalui SMART.
The implementation of the Integrated Space Application Management System (Sistem Manajemen Aplikasi Ruang Terpadu/SMART) is aimed at facilitating public access to information of location and status of business space at the passenger terminal at the airport. This also enables business partners to promote their business through SMART.
PENGEMBANGAN BANDARA Pengembangan Bandara Tahun 2011
AIRPORT EXPANSION Airport Expansion in 2011
Demi tercapainya pelayanan prima bagi para pengguna jasa, Perusahaan juga meningkatkan pelayanan operasi penerbangan dengan revitalisasi atau peningkatan bandara dari yang sudah ada serta pengembangan bandara baru. Pengembangan yang telah dilakukan oleh Perusahaan di sepanjang tahun 2011 antara lain; pembangunan bandara di lokasi yang baru sebagai pengganti bandara yang dianggap sudah tidak laik dari sisi operasional maupun kapasitas, pembangunan terminal baru, juga peningkatan kondisi fasilitas bandarabandara yang ada dengan melakukan renovasi, restorasi dan perawatan yang bersifat rutin.
In order to ensure prime services for the users, the Company has also upgraded its flight operation services by revitalizing or revamping existing airports and developing new airports. These developments which took place in 2011 included: construction of airports in new locations to replace older airports deemed no longer fit to operate from the operational as well as capacity aspects, construction of new terminals, and also improving the condition of facilities at existing airports by renovating, restoring and routinely maintaining them.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
3. PT Kereta Api Indonesia (Persero) tentang Penyelenggaraan Kereta Api Bandara Kualanamu; 4. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk tentang Penyediaan Layanan Electronic Point Of Sales (e-POS) di Bandara Soekarno-Hatta; 5. PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tentang Peningkatan Pelayanan dan Fasilitas serta Penataan Terminal 2E dan 2F Bandara Soekarno-Hatta.
65
PROFIL PERUSAHAAN
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment
66
Beberapa program pengembangan yang telah dilakukan di beberapa bandara pada tahun 2011 antara lain: 1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta secara umum ditunda pelaksanaannya pada tahun 2011, hal ini disebabkan masih menunggu diselesaikannya penyusunan Basic Design Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta. Beberapa pengembangan yang berhasil dilaksanakan adalah pembangunan apron Terminal 3, pelebaran beberapa ruas jalan, dan penambahan fasilitas-fasilitas baru dalam rangka peningkatan pelayanan. 2. Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Pembangunan Terminal Penumpang Baru Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II dan padatnya kondisi di terminal saat ini menuntut dibangunnya fasilitas berupa pembangunan terminal penumpang baru. Pembangunan telah dimulai pada akhir tahun 2009, selesai pada tahun 2011 dan siap untuk dioperasikan pada tahun 2012. 3. Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang Pembangunan Terminal Penumpang Baru Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Raja Haji Fisabilillah dan padatnya kondisi di terminal saat ini menuntut dibangunnya fasilitas berupa pembangunan terminal penumpang baru. Pembangunan gedung terminal penumpang selesai dilaksanakan pada tahun 2011 dan akan dilanjutkan di tahun 2012 dengan melengkapi terminal baru dengan fasilitas mekanikal dan elektrikal yang diperlukan. 4. Bandara Baru Medan Kondisi Bandara Polonia Medan baik dari segi kapasitas, kondisi fasilitas, keterbatasan lahan pengembangan, dan lokasinya yang berada di tengah-tengah kota dianggap sudah cukup perlu untuk dipindah ke lokasi yang baru. Pembangunan Bandara Baru Medan sudah dimulai sejak tahun 2007 dan masih berlangsung di tahun 2011. Pembangunan Bandara Baru Medan sendiri bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Private Sector dibangun oleh PT Angkasa Pura II dan Public Sector dibangun oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. Bandara Baru Medan berlokasi di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara dan berjarak ±30 km dari Kota Medan.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Some of the development programs carried out in a number of airports during 2011 were: 1. The Soekarno-Hatta International Airport in Tangerang The general expansion of the Soekarno-Hatta Airport was postponed in 2011, awaiting completion of the Basic Design for the Expansion of the Soekarno-Hatta Airport. Some of the expansions conducted were the construction of the apron in Terminal 3, widening of some roads, and additions of new facilities to improve services. 2. The Sultan Syarif Kasim II International Airport in Pekanbaru Construction of a new Passenger Terminal The significant increase in the number of passengers at the Sultan Syarif Kasim II International Airport and crowded conditions in the terminal required the construction of a new passenger terminal. Construction began at the end of 2009, was completed in 2011 and ready for operation in 2012. 3. The Raja Haji Fisabilillah Airport in Tanjungpinang Construction of a new Passenger Terminal The presently increasing number of passengers at the Raja Haji Fisabilillah Airport and crowded conditions in the terminal has given rise to the need for a new passenger terminal. Construction of a new passenger terminal building was finished in 2011, will continue into 2012 with the installation of the necessary mechanical and electrical equipment 4. A New Airport in Medan The Polonia Airport in Medan is no longer adequate in terms of capacity, facilities, space for expansion, and location, being situated right in the middle of the city thus rendering it necessary to move the airport to a new location. The construction of the New Airport of Medan began in 2007 and continued into 2011. Building of the New Airport of Medan was conducted in collaboration with the Directorate General of Air Transportation of the Ministry of Transportation. The private sector part was constructed by PT Angkasa Pura II while the public sector part was built by the Directorate General of Air Transportation of the Ministry of Transportation. The New Airport of Medan is located at the Deli Serdang District, North Sumatera Province, and is ±30 km from the City of Medan.
5. The Minangkabau International Airport in Padang Construction of a new Passenger Terminal The presently increasing number of passengers at the International Airport of Minangkabau and crowded conditions in the terminal has given rise to the need for building new facilities through expansion of passenger terminal phase III in line with the Master Plan. Expansions phase I and II had previously been completed in 2010 and put into operation to contain the increasing number of passengers. Expansion of Passenger Terminal Phase III, in the meantime, was conducted in 2011. This included expansion of the parking area for motorized vehicles. 6. The Sultan Mahmud Badaruddin II Airport in Palembang Expansion of Passenger Terminal The increasing number of passengers at the Sultan Mahmud Badaruddin II Airport due to the 2011 Sea Games gave rise to the need to increase the capacity and services of the airport. Consequently, in 2011, the expansion of the passenger terminal phase I was conducted and completed on time for the Sea Games. 7. The Sultan Thaha Airport in Jambi Construction of a new Passenger Terminal The presently increasing number of passengers at the Airport of Sultan Thaha and crowded conditions in the terminal has given rise to the need for a new passenger terminal. Ground Breaking for the Building was carried out in December 2011 and is targeted for completion by 2012. 8. The Depati Amir Airport in Pangkalpinang Construction of a new Passenger Terminal The presently increasing number of passengers at the Depati Amir Airport and crowded conditions in the terminal has given rise to the need for a new passenger terminal. Ground Breaking for the Building was carried out in October 2011 and is targeted for completion by 2012. 9. The Supadio Airport in Pontianak Construction of a new Passenger Terminal The presently increasing number of passengers at the Supadio Airport and crowded conditions in the terminal has given rise to the need for a new passenger terminal. Ground Breaking for the Building was carried out in December 2011 and is targeted for completion by 2012.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
5. Bandara Internasional Minangkabau Padang Pengembangan Terminal Penumpang Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Internasional Minangkabau dan padatnya kondisi di terminal saat ini menuntut dibangunnya fasilitas berupa perluasan terminal penumpang tahap III sesuai dengan Rencana Induk. Pengembangan tahap I dan II sebelumnya telah selesai dilaksanakan pada tahun 2010 dan dioperasikan untuk menampung peningkatan jumlah penumpang. Sedangkan pengembangan Terminal Penumpang Tahap III telah dilaksanakan pada Tahun 2011. Pengembangan Terminal Penumpang tersebut diikuti dengan perluasan area parkir kendaraan bermotor. 6. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Perluasan Terminal Penumpang Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan dalam menghadapi perhelatan Sea Games Tahun 2011 dituntut peningkatan kapasitas dan pelayanan bandara. Oleh karena itu pada tahun 2011 telah dilakukan perluasan terminal penumpang Tahap I yang diselesaikan tepat waktu dalam menghadapi Sea Games. 7. Bandara Sultan Thaha Jambi Pembangunan Terminal Penumpang Baru Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Sultan Thaha dan padatnya kondisi di terminal saat ini menuntut dibangunnya fasilitas berupa pembangunan terminal penumpang baru. Ground Breaking Pembangunan telah dilaksanakan pada bulan Desember 2011 dan ditargetkan selesai pembangunan pada tahun 2012. 8. Bandara Depati Amir Pangkalpinang Pembangunan Terminal Penumpang Baru Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Depati Amir dan padatnya kondisi di terminal saat ini menuntut dibangunnya fasilitas berupa pembangunan terminal penumpang baru. Ground Breaking Pembangunan telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 dan ditargetkan selesai pembangunan pada tahun 2012. 9. Bandara Supadio Pontianak Pembangunan Terminal Penumpang Baru Peningkatan jumlah penumpang yang cukup tinggi di Bandara Supadio dan padatnya kondisi di terminal saat ini menuntut dibangunnya fasilitas berupa pembangunan terminal penumpang baru. Ground Breaking Pembangunan telah dilaksanakan pada bulan Desember 2011 dan ditargetkan selesai pembangunan pada tahun 2012.
67
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment AIRPORT EXPANSION PLANS FOR 2O12
Perkembangan angkutan udara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta semakin meningkat baik dari jumlah penumpang maupun kargo. Oleh karena itu, demi pelayanan yang optimal PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola harus melakukan pembenahan dan pengembangan sebagai langkah untuk mengantisipasinya. 1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta Tangerang • Pengembangan Terminal 3; • Lanjutan Pelebaran Jalan P1 dan P2 yang merupakan akses utama dari dan menuju Tol Sedyatmo, termasuk pemindahan Pintu Gerbang Bandara. 2. Bandara Baru Medan Kualanamu • Lanjutan pengembangan Bandar Udara Baru Medan di Kualanamu, Kab. Deli Serdang sebagai pengganti Bandar Udara Polonia Medan yang telah dimulai sejak tahun 2007. 3. Bandara Husein Sastranegara • Perluasan dan pembangunan Terminal Penumpang. 4. Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang • Perluasan terminal penumpang tahap II. 5. Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru • Pembuatan Tempat Parkir Kendaraan dan Jalan Masuk Terminal Baru; • Pembuatan Gedung Operasional dan Perkantoran; • Lanjutan Pembangunan Terminal Penumpang (Pemanfaatan Lantai Dasar untuk consesioner & Interior) . 6. Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang • Pembuatan Tempat Parkir Kendaraan & Jalan Masuk Terminal Baru; • Pengembangan Interior Terminal Penumpang.
Air transportation traffic, both for passengers and cargo, at the Soekarno-Hatta International Airport continues to increase. Optimal services by PT Angkasa Pura II (Persero) as airport manager is a must which is why it must carry out improvements and expansions in anticipation of such a condition. 1. The Soekarno-Hatta International Airport in Tangerang • Expansion of Terminal 3; • Continuation of Expansion of Route P1 and P2 which are the main access to the Sedyatmo Toll Road, and this includes moving the Airport Gateway. 2. The New Kualanamu Airport in Medan • Continuation of development of the New Airport of Medan at Kualanamu, in the Deli Serdang District to replace the existing Polonia Airport in Medan, which has begun since 2007. 3. The Husein Sastranegara Airport • Expansion and construction of the Passenger Terminal. 4. The Sultan Mahmud Badaruddin II International Airport in Palembang • Phase II Expansion of the passenger terminal. 5. The Sultan Syarif Kasim II Airport in Pekanbaru • Construction of Parking Area for Cars and an Entrance Road to the New Terminal; • Construction of the Operations Building and Offices; • Continuation of Construction of Passenger Terminal (Usage of the Ground Floor for Concessions and Interior). 6. The Raja Haji Fisabilillah Airport in Tanjungpinang • Construction of Parking Area for Cars & Entrance Road to the New Terminal; • Expansion of the Interior of the Passenger Terminal.
PROFIL PERUSAHAAN
RENCANA PENGEMBANGAN BANDARA TAHUN 2012
68
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
THE ENVIRONMENT Airport Environment Management
Dalam melaksanakan kegiatan operasional bandara, selalu dikedepankan aspek kelestarian lingkungan baik lingkungan secara fisik maupun kondisi sosial, ekonomi, dan budaya dari masyarakat sekitar. Hal tersebut dilaksanakan dengan menyusun dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan dokumen lingkungan lain yang diwajibkan dalam melaksanakan suatu pembangunan. Setelah pembangunan selesai dan kegiatan operasional bandara dilaksanakan, dilakukan pengelolaan dan pelestarian lingkungan yang didasarkan pada dokumen lingkungan yang telah disusun sebelumnya. Laporan pengelolaan lingkungan masing-masing bandar udara disusun secara periodik dan dilaporkan kepada instansi yang membidangi lingkungan hidup setiap semester. Adapun standar yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan di lingkungan bandar udara adalah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI.
In carrying out airport operational activities, the aspect of conservation of the environment, whether it involves the physical environment, or social, economic and cultural conditions of surrounding communities, is always a central factor for consideration. This is carried out through compilation of the Environmental Impact Analysis (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan/ AMDAL) documents and other environmental documents required in construction activities. After construction is completed and the airports are operational, the next steps are environment management and conservation based on the environmental documents prepared beforehand. Reports of management of the environment of the respective airports are compiled periodically and reported to the agencies in charge of the environment at every semester. Standards used in environment management in airports are standards determined by the Ministry of Environment of the RI.
Sesuai dengan pencanangan eco airport pada tahun 2007 oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, sebuah konsep pengelolaan bandar udara yang berwawasan lingkungan sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar bandar udara, secara bertahap telah diterapkan konsep Eco Airport di beberapa Bandara.
In accordance with the eco airport plans made in 2007 by the Directorate General of Air Transportation, the concept of airport environment management that is environment-friendly as efforts to conserve nature in the vicinity of the airports, the Eco Airport concept have been gradually implemented in some Airports.
Secara tidak langsung PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerapkan konsep eco airport di seluruh bandara. Hal tersebut dilakukan dengan melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) yang hasilnya dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Kementerian Lingkungan Hidup setiap semester.
PT Angkasa Pura II (Persero) has indirectly applied the eco airport concept in all the airports. This is achieved by carrying out the Environment Management Plan (Rencana Pengelolaan Lingkungan/RKL) and the Environment Monitoring Plan (Rencana Pemantauan Lingkungan/RPL) of which the results will be reported to the Directorate General of Air Transportation and the Ministry of the Environment at every semester.
Upaya mewujudkan eco airport difokuskan kepada pengelolaan bandara yang ramah lingkungan dengan upaya mengurangi dan mencegah dampak negatif dari semua kegiatan operasional di bandara terhadap lingkungan di bandara dan sekitarnya melalui penerapan dan pengembangan sistem pengelolaan lingkungan dengan prinsip dasar Re-cycle, Re-use, dan Reduce. Sarana dan prasarana yang ada diupayakan untuk dapat dibangun dan dimanfaatkan dengan prinsip hemat sumber daya.
Eco airport measures are focused on airport management in an environment-friendly manner by trying to minimize and prevent negative impacts on the environment in all operational activities in airports and surrounding areas by applying and developing an environment management system based on the Recycle, Reuse, and Reduce principles. Existing facilities and infrastructure are built and operated efficiently to conserve the environment. COMPANY PROFILE
LINGKUNGAN Pengelolaan Lingkungan Bandara
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
69
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment Beberapa faktor dan parameter yang harus dijaga kualitasnya dalam penerapan konsep Eco Airport adalah sebagai berikut: a. Atmosfir/Kualitas Udara Polusi udara sebagai akibat pengoperasian pesawat, kendaraan termasuk pengoperasian alat sumber panas dan konstruksi. b. Energi Emisi gas CO2 yang berasal dari listrik, gas, bahan bakar (fuel) kendaraan/pesawat di bandara berkontribusi secara besar terhadap pemanasan global sehingga pengurangan penggunaan energi harus menjadi prioritas yang berkelanjutan. c. Kebisingan dan Getaran Kebisingan dan getaran di bandara disebabkan oleh pengoperasian pesawat, kendaraan dan fasilitas lainnya juga menjadi isu tersendiri dari pengelolaan bandara. d. Air Polusi air dan kontaminasi sangat berpotensi terjadi terhadap air tanah dan saluran air keluar bandara yang diakibatkan oleh penggunaan air dalam jumlah besar. e. Tanah Tumpahan pelumas dan oli dari pesawat dan berbagai kendaraan di bandara juga diketahui dapat menimbulkan polusi tanah. f. Limbah Limbah dan sampah dari bandara juga perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik. g. Lingkungan Alamiah Fasilitas-fasilitas bandara yang bertebaran seluas area bandara juga diketahui mempengaruhi lingkungan alam sekitar yang perlu diharmoniskan dengan penghijauan dan ponding. h. Lain-lain (Sosial, Ekonomi, Budaya, dan Kesehatan Masyarakat) Selain aspek fisik lingkungan, aspek non fisik seperti sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat sekitar juga merupakan faktor-faktor yang diperhatikan dan turut dijaga kualitasnya sebagai bagian dari lingkungan bandara.
PROFIL PERUSAHAAN
70
Penerapan eco airport telah ditetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: SKEP/124/VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan (eco airport) sehingga setiap pengembangan yang dilakukan di bandara khususnya di BSH harus mengacu dan berpedoman pada ketentuan tersebut.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Some factors and parameters that must be maintained in terms of quality in applying the Eco Airport concept are as follows: a. The Atmosphere/Air Quality Air pollution caused by operation of aircrafts, vehicles including operation of heat source equipment and construction equipment. b. Energy CO2 gas emissions from electricity, gas, vehicle/ aircraft fuel at airports have a significant contribution to global warning so reduced use of energy must be a sustainable priority. c. Noise and Tremors Noise and tremors at the airport from operation of aircrafts, vehicles and other facilities is also an issue in itself in managing airports. d. Water There is a high risk of water pollution and contamination of water and soil and water drains from the airport where there is water is used in high quantity. e. Soil Oil and grease spills from aircrafts and other vehicles at the airport is also a known cause for soil pollution. f. Waste Waste and garbage from airports also need to be properly addressed and taken into account. g. Natural Surroundings Airport facilities spread around the airport premises are also known to have an impact on the surrounding natural setting and this needs to be harmonized through planting and constructing ponds. h. Others (Social, Economy, Culture, and Community Health) Aside from physical aspects of the environment, nonphysical aspects such as social, economic, cultural and community health factors must be taken into account and have their quality maintained as part of the airports’ surrounding.
Implementation of eco airport is regulated under Regulation of the Directorate General of Air Transportation Number SKEP/124/VI/2009 on Guidelines for Operation of Environment-Friendly Airport (Eco Airport) so that every development in the airports, particularly the BSH, must be based on those stipulations.
AIR TRAFFIC SERVICES
Bagi sebuah organisasi atau perusahaan, citra yang positif merupakan suatu atribut sangat penting yang mampu memberi dampak baik bagi perusahaan di mata publik dan melanggengkan jalannya perusahaan ke depan. Sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan (airport services) dan pelayanan lalu lintas penerbangan (air traffic services), PT Angkasa Pura II (Persero) memiliki kepentingan untuk menjaga citra positif dari sisi kualitas layanan dan keselamatan penerbangan.
For an organization or a company, a positive image is a very important attribute that gives a positive impact on the company in the public’s eyes and makes the way forward much easier. As a company that provides airport services and air traffic services, it is in the interest of PT Angkasa Pura II (Persero) to maintain the quality of its services and ensure the safety of flights.
Perusahaan sebagai pengelola bandar udara dan pelayanan lalu lintas penerbangan berpegang pada prinsip 3S + 1C (Safety, Security, Services and Compliance).
As the manager of airports and flight traffic services, the Company must always base their actions on the 3S + 1C principle (Safety, Security, Services and Compliance).
Sejalan dengan pertumbuhan lalu lintas penerbangan, untuk tetap menjamin keselamatan dan keteraturan berbagai upaya telah dilakukan baik dari aspek kualitas dan kuantitas sumber daya manusia serta fasilitas dan prosedur.
In line with the increasing air traffic, to always ensure safety and order, a number of measures have been in place from the quality and quantity aspects of human resources as well as facilities and procedures.
Unit Air Traffic Services (ATS) merupakan unit kerja yang bertanggung jawab atas aspek pelayanan lalu lintas penerbangan di bandara dan wilayah udara yang berada di bawah tanggung jawab Perusahaan, yang mencakup hampir separuh dari wilayah udara Indonesia. Dalam melaksanakan fungsi pelayanan lalu lintas penerbangan tersebut, Perusahaan terikat pada berbagai peraturan maupun standar yang relevan baik yang berlaku secara internasional (International Civil Aviation Organization/ ICAO) maupun nasional (Kementerian PerhubunganDirektorat Jenderal Perhubungan Udara).
The Air Traffic Services (ATS) Unit is a work unit responsible for aspects of air traffic services at airports and air space under the management of the Company, which covers almost all the air space in Indonesia. In execution of those air traffic service functions, the Company is bound by a number of regulations as well as relevant standards that apply on a global scale (International Civil Aviation Organization/ICAO) and nationally (The Ministry of Transportation-Directorate of Air Transportation).
Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan kapasitas runway di bandara Soekarno-Hatta telah dilakukan pemasangan double cabin control desk tower yang semula hanya dapat digunakan satu sisi runway selatan saja, saat ini dengan telah diaktifkannya 2 (dua) posisi kerja (work station) dengan 2 (dua) active aerodrome controller maka dapat mengawasi traffic dari dua sisi runway yang dimiliki yaitu runway selatan 25L dan runway utara 25R dengan demikian dapat meningkatkan kapasitas runway (saat ini peak hours adalah 72 pergerakan per jam) dan meningkatkan keselamatan penerbangan.
To improve the quality of services and increase runway capacity at the airport of Soekarno-Hatta, a double cabin control desk tower that previously could only be used on one side of the runway has been installed, so there are now 2 positions of work stations with 2 (two) active aerodrome controllers that are able to monitor air traffic from the two sides the runway which are south runway 25L and north runway 25R and thus runway capacity is increased (currently during peak hours, there are 72 movements per hour) and improves flight safety. COMPANY PROFILE
AIR TRAFFIC SERVICES
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
71
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment Improved air traffic services are also provided in the Supadio Airport of Pontianak where previously, planes that depart from or are flying towards Supadio Airport of Pontianak (over flying flights) are served using the procedural control method or non-radar service, and now, since December 15, 2011 and in accordance with the Aeronautical Information Publication (AIP) Supplement Number: 05/11 28 July 2011, all aircrafts flying within the Terminal Control Area (TMA) of Pontianak area are served using the Radar Service method. The benefit and advantage of the Radar Service method ensures timely and safe flights, as well as effective and efficient.
Untuk mengakomodir peningkatan jumlah penerbangan lintas (over flying) dari Singapura, Malaysia dan Thailand serta penerbangan dari Eropa yang melewati EMARSH (Europe Middle East Asia Route via South Himalaya) yang menuju ke Australia dan sebaliknya atau penerbangan yang menuju ke bandara-bandara dilingkup PT Angkasa Pura I (Persero) telah dilakukan Special Coordination Meeting (SCM) dengan Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) telah disepakati bersama peningkatan dan penyesuaian prosedur pelayanan antar negara dalam bentuk Amendment Letter of Operational Coordination Agreement (LOCA).
In order to accommodate the increased number of over flying flights from Singapore, Malaysia and Thailand as well as from Europe that pass over the (Europe Middle East Asia Route via South Himalaya) heading towards Australia and vice-versa or flights heading towards airports within PT Angkasa Pura I (Persero) control, a Special Coordination Meeting (SCM) with the Civil Aviation Authority of Singapore (CAAS) has jointly agreed to increase and adjust international service procedures which was set out in an Amendment Letter of Operational Coordination Agreement (LOCA).
Amandemen LOCA tersebut sejalan dengan peningkatan layanan yang dikenal dengan Mach Number Technic (MNT) yaitu pemisahan jarak antar pesawat (separation) yaitu 80 nautical miles menjadi Required Navigation Performance 10 (RNP 10) dengan jarak pisah antar pesawat pada ketinggian yang sama (separation) 50 nautical miles.
The LOCA Amendment is in line with improvement of services which is known as Mach Number Technic (MNT) which separates the distance between aircrafts from 80 nautical miles to the Required Navigation Performance of 10 (RNP 10) with a separating distance between aircrafts at the same altitude of 50 nautical miles.
Kegiatan ini diawali dengan kesepakatan antara pihak Singapura (CAAS) dan Perusahaan untuk meningkatkan status route Mach Number Technic (MNT) pada 2 (dua) route penerbangan eksisting A576 dan A464 menjadi route Required Navigation Performance 10 (RNP 10) yaitu M635 dan M774.
This event was preceded by an agreement between Singapore (CAAS) and the Company to upgrade the status of route Mach Number Technic (MNT) for 2 (two) existing flight routes which are the A576 and A464 to become the Required Navigation Performance 10 (RNP 10) routes which are M635 and M774.
PROFIL PERUSAHAAN
Peningkatan pelayanan lalu lintas penerbangan juga dilaksanakan di Bandara Supadio Pontianak dimana sebelumnya pesawat yang berangkat atau menuju ke bandara Supadio Pontianak atau terbang lintas (over flying flight) dilayani dengan metoda procedural control atau non radar service maka sejak tanggal 15 Desember 2011 sesuai dengan Aeronautical Information Publication (AIP) Supplement Number: 05/11 28 July 2011 maka seluruh pesawat yang terbang di wilayah Terminal Control Area (TMA) Pontianak dilayani dengan metode Radar Service. Keuntungan dan kelebihan dari metode Radar Service ini adalah ketepatan dan keselamatan penerbangan serta efektif dan efisien lebih terjamin.
72
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Improved services by the relevant Company related to the implementation of the Required Navigation Performance 10 (RNP 10) addresses the matters of: • Advances in Aircraft Technology • Advances in Flight Navigation Technology • Following up on increased flight activities • The increasing need for air space • Optimizing use of air space • Operational efficiency on the use of direct routing and maintaining track accuracy.
Dari sisi kuantitas SDM saat ini masih terjadi kekurangan di beberapa cabang, secara bertahap akan ditambah mengingat sumber lulusan pendidikan ATC dari Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) dan Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) sangat terbatas, sampai dengan akhir tahun 2011 telah ditambah 31 personil Air Traffic Controller (ATC) serta telah diadakan kontrak Memorandum Of Understanding (MOU) untuk tahun 2012 akan di tambah 57 orang dari STPI, 25 orang ATKP Surabaya, 28 orang dari ATKP Medan, hal ini untuk memenuhi jumlah kebutuhan ideal.
On the matter of the number of human resources available, there is still some deficiency in some of the branches, which can only be filled in gradually in view of the fact that ATC graduates from the Indonesian College of Aviation (STPI) and the Technical Academy of Flight Safety (ATKP) are very limited in numbers, where up to the end of 2011 there has been an addition of 31 Air Traffic Controller (ATC) personnel and a Memorandum Of Understanding (MOU) for 2012 have been signed for an additional 57 graduates from the STPI, 25 from the ATKP of Surabaya, 28 from the ATKP of Medan, this would then render the number of personnel to be ideal.
Dari sisi kualitas seluruh personil ATC dilengkapi dengan sertifikat kecakapan (License & Rating) yang berjenjang dari Junior dan Senior License yang dilengkapi dengan Rating Aerodrome Control Tower, Approach Control (APP), Secondary Approach Radar (SAR), Area Control (ACC) dan Secondary Area Radar (SarR) yang secara periodik dilakukan perpanjangan sertifikasi melalui ujian substantif tertulis dan praktik yang disahkan pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
As to quality, all the ATC personnel are equipped with certificates of aptitude (License & Rating) ranging from Junior to Senior Licenses completed with Ratings for Aerodrome Control Tower, Approach Control (APP), Secondary Approach Radar (SAR), Area Control (ACC) and Secondary Area Radar (SarR) that are periodically renewed for certification through written and practical substantive tests legalized by the government, in this case the Directorate General of Air Transportation of the Ministry of Transportation.
Peningkatan kualitas SDM juga dilakukan Perusahaan dengan mengadakan training baik skala nasional maupun internasional, Perusahaan juga sudah tergabung dalam organisasi Internasional Pelayanan Navigasi Udara yaitu Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) dalam mewujudkan Air Traffic Services World Class dan Open Sky Liberalization serta Globalisasi.
Improving the quality of the human resources has also been addressed by the Company by conducting trainings both at the national as well as international level. The Company has also joined the Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) in its efforts to attain World Class Air Traffic Services and Open Sky Liberalization and Globalization.
COMPANY PROFILE
Peningkatan pelayanan oleh Perusahaan terkait dengan Implementasi Required Navigation Performance 10 (RNP 10) ini menyikapi adanya: • Kemajuan Teknologi Pesawat Terbang • Kemajuan Teknologi Navigasi Penerbangan • Tindak lanjut dari pertumbuhan kegiatan penerbangan • Adanya peningkatan kebutuhan ruang udara • Optimalisasi penggunaan ruang udara • Efisiensi operasional tentang penggunaan direct routing dan menjaga ketepatan track.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
73
Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and the Environment Improvement of services has also been due to updating of procedures to determine performance standards of air traffic services in the Company with the approval of the ATS SOP (Standard Operating Procedure) in all the branches managed by the Company signed by the Director of Flight Navigation-the Directorate General of air Transportation and the Company’s Director of Operations and Technicalities.
Dalam penyusunan SOP juga sudah mengakomodir dan disesuaikan dengan aturan internasioanal seperti ICAO (International Civil Aviation Organization), SOP yang berlaku di Perusahaan. Hal ini merupakan panduan kerja bagi personil Air Traffic Services (ATS) untuk dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh personil terkait dalam memberikan pelayanan.
Formulation of the SOP also took into account and was adjusted to international regulations such as the ICAO (International Civil Aviation Organization), the SOP applicable in the Company. This was a work guidance for Air Traffic Services (ATS) personnel to be complied with and carried out by the relevant personnel in providing services.
Dalam penyusunan prosedur untuk mengantisipasi perkembangan teknologi penerbangan kedepan personil ATC dibekali dengan pengetahuan dan wawasan dengan mengikuti workshop,seminar atau kegiatan lain berskala nasional maupun internasional seperti berikut: 1. ICAO Meeting Asia/Pacific Meteorology/Air Traffic Management di Fukuoka Jepang. 2. Meeting Aeronautical Telecommunication Network Implementation Coordination (ATNIC) Working Group 9 Bangkok. 3. Fifth Meeting of the Bay of Bengal Reduced Horizontal Separation Implementation Task Force (BOBRHS/ TF/5) Bangkok. 4. The Sixth Meeting of The AIS/AIM Task Force Bangkok; The Twenty-First Meeting of the Bengal ATS Coordination Group Bangkok. 5. Performance Based Navigation Procedure Design Course Beijing-Cina. 6. Meteorological Warning Task Force of Communication Navigation Surveillance Bangkok. 7. Safety Audits Of ATS Training Singapura. 8. IFATCA Annual World Conference 50th AmmanJordania. 9. The 11th Meeting Of The FANS Implementation Team Bangkok.
In formulating the procedures in anticipation of aviation technological advances in the future, ATC personnel will be equipped with knowledge and perspectives through workshops, seminars, or other activities on a national as well as international scale, as follows: 1. ICAO Meeting Asia/Pacific Meteorology/Air Traffic Management in Fukuoka, Japan. 2. Meeting of the Aeronautical Telecommunication Network Implementation Coordination (ATNIC) Working Group 9 Bangkok. 3. Fifth Meeting of the Bay of Bengal Reduced Horizontal Separation Implementation Task Force (BOBRHS/ TF/5) Bangkok. 4. The Sixth Meeting of The AIS/AIM Task Force Bangkok; The Twenty-First Meeting of the Bengal ATS Coordination Group Bangkok. 5. Performance Based Navigation Procedure Design Course Beijing-China. 6. Meteorological Warning Task Force of Communication Navigation Surveillance Bangkok. 7. Safety Audits Of ATS Training Singapore. 8. IFATCA Annual World Conference 50th AmmanJordan. 9. The 11th Meeting Of The FANS Implementation Team Bangkok.
PROFIL PERUSAHAAN
Peningkatan pelayanan juga tidak terlepas dari update prosedur-prosuder untuk penetapan standar performance air traffic services di Perusahaan dengan telah disahkannya SOP (Standard Operating Procedure) ATS di seluruh cabang yang dikelola Perusahaan yang di tanda tangani oleh Direktur Navigasi PenerbanganDirektorat Jenderal Perhubungan Udara dan Direktur Operasi dan Teknik Perusahaan.
74
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
10. Aeronautical Telecommunication Network Implementation Coordination Group Seoul-Korea. 11. Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Meeting Asia Pacific Region Events Bangkok. 12. The Twenty Second Meeting Of The Asia Pacific Air Navigation Planning & Implementation Regional Group (APANPIRG/22) Bangkok.
Dengan demikian, Perusahaan dalam melaksanakan visi dan misi nya menjamin pelayanan lalu lintas penerbangan dalam arti memberikan pelayanan yang aman dan nyaman dengan ketulus ikhlasan mengantar penumpang sampai ditujuan dengan selamat.
As a result, in carrying out its vision and mission, the Company guarantees the quality of air traffic services in the sense that services provided to the passengers will be safe, convenient and based on sincere intentions to transport passengers to their destination safely.
COMPANY PROFILE
10. Aeronautical Telecommunication Network Implementation Coordination Group Seoul-Korea. 11. Civil Air Navigation Services Organization (CANSO) Meeting Asia Pacific Region Events Bangkok. 12. The Twenty Second Meeting Of The Asia Pacific Air Navigation Planning & Implementation Regional Group (APANPIRG/22) Bangkok.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
75
Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Subsidiaries and Affiliated Companies Saat ini PT Angkasa Pura II (Persero) memiliki penyertaan saham di dalam 4 (empat) perusahaan afiliasi yaitu PT Gapura Angkasa, PT Railink, PT Garuda Indonesia dan PT Purantara Mitra Angkasa Dua, dan memiliki satu anak perusahaan yaitu PT Angkasa Pura Solusi.
Currently Angkasa Pura II has share ownership in four affiliated companies, namely PT Gapura Angkasa, PT Railink, PT Garuda Indonesia Tbk, and PT Purantara Mitra Angkasa Dua, and has a wholly-owned subsidiary, PT Angkasa Pura Solusi.
Pemerintah Republik Indonesia Government of Republic of Indonesia
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
PROFIL PERUSAHAAN
31.25%
76
50%
40%
5.38%
2.82%
PT GAPURA ANGKASA Bidang Usaha Jasa Ground Holding Dan Pergudangan Ground Handling and Warehouse Operating Services
pt angkasa pura Solusi Bidang usaha jasa ground holding dan pergudangan Ground Handling and Warehouse Operating Services
pt Railink Bidang usaha kereta api bandara Airport’s Railway Services
pt purantara mitra angkasa dua Bidang usaha jasa boga pesawat udara Airplane’s Catering Services
pt garuda indonesia Bidang usaha penerbangan Aviation
Status : Beroperasi Operated
Status : Beroperasi Operated
Status : Beroperasi Operated
Status : Beroperasi Operated
Status : Beroperasi Operated
PT Angkasa Pura Solusi
PT Angkasa Pura Solusi
PT Angkasa Pura II (Persero) telah mengambil alih 50% saham anak perusahaannya PT Angkasa Pura Schipol dari Schipol International BV asal Belanda senilai Rp50 miliar. Hal ini diresmikan melalui penandatanganan Deed of Transfer of Share dan Deed of Assignment (Cessie) antara PT Angkasa Pura II dengan Schipol International BV pada tanggal 28 November 2011. Dengan demikian seluruh saham PT Angkasa Pura Schipol sudah beralih kepada PT Angkasa Pura II (Persero) sehingga saham yang dimiliki Angkasa Pura II di anak perusahaan ini sejumlah 99,99%. Selanjutnya, terhitung mulai 29 November 2011, PT Angkasa Pura Schipol telah berganti nama menjadi PT Angkasa Pura Solusi, yang bergerak dalam bidang jasa sebagai berikut: • Konsultasi manajemen bandar udara; • Pendidikan atau pelatihan sumber daya manusia; • Pengelolaan dan pemeliharaan bangunan berikut fasilitas di dalamnya; • Media periklanan; • Manajemen pengelolaan parkir; • Pelayanan kargo dan pos udara; • Pembayaran elektronik; • Tehnologi informasi dan komunikasi;
Angkasa Pura II has acquired 50% share of PT Angkasa Pura Schipol from Schipol International BV of the Netherlands at a value of Rp50 billion. This was officially carried out through the signing of the Deed of Transfer of Share and Deed of Assignment (Cessie) between PT Angkasa Pura II (Persero) and Schipol International BV on 28 November 2011. As such, all shares of PT Angkasa Pura Schipol have been transferred to PT Angkasa Pura II (Persero), which now holds 99.99% share of its subsidiary company. Subsequently 29 November 2011, PT Angkasa Pura Schipol changed its name to PT Angkasa Pura Solusi, which is engaged in the following services: • Airport management consultancy; • Education and training of airport personnel; • Management and maintenance of airport buildings and related facilities; • Advertising media; • Management of parking lots; • Air cargo and mail services; • Electronic payment; • Information technology and communications;
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
• Property business development; and • Provision of security services.
PT Gapura Angkasa
PT Gapura Angkasa
PT Gapura Angkasa didirikan pada tanggal 26 Januari 1998 oleh 3 (tiga) BUMN, yaitu PT Garuda Indonesia (37,5%), PT AP I (31,25%) dan PT AP II (31,25%). Perusahaan bergerak di bidang jasa ground handling dan warehouse operator. Perusahaan ini membidik peluang pertumbuhan pasar yang tinggi sehubungan dengan penambahan frekuensi penerbangan dan peningkatan jasa angkutan pada umumnya. Melalui peningkatan kualitas layanan, perbaikan sumber daya dan organisasi serta peningkatan pendapatan, PT Gapura Angkasa menunjukan kinerja yang cukup baik dalam tiga tahun terakhir dan secara terus menerus mengalami kenaikan produksi maupun laba operasi.
PT Gapura Angkasa was established on 26 January 1998 by three SOEs, namely PT Garuda Indonesia (37,5%), PT AP I (31,25%) and PT AP II (31,25%). The company engages in ground handling and warehouse operating services, and aims for high market growth opportunities in line with the rapid growth of flight frequencies and the airline industry in general. Through the quality enhancement program, improvement in resources and organization, as well as increase in revenues, PT Gapura Angkasa has shown encouraging results of operations over the past three and has consistently shown increasing production as well as profitability.
PT Railink
PT Railink
Didirikan pada tgl 28 September 2006 oleh PT Kereta Api (60%) dan PT AP II (40%), PT Railink merupakan perusahaan patungan dalam rangka pembangunan jaringan kereta api Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini, PT Railink sedang melaksanakan kerja sama dengan mitra strategis, mengikuti dan memenangkan tender pengelolaan kereta api Bandara Soekarno-Hatta; selain juga mempersiapkan kerja sama pengelolaan KA Bandara Juanda Surabaya, dimana saat ini prosesnya sedang menunggu penyelesaian DED oleh DITJEN KA DEPHUB.
Established on 28 September 2006 by PT Kereta Api (60%) and PT AP II (40%), PT Railink is a joint venture company in connection with the construction of a railway link to the Soekarno-Hatta Airport. Currently, PT Railink is in the process of working with strategic partners, participating and winning the tender for the management of the railway service of Soekarno-Hatta Airport; in addition to preparing the cooperation to manage the railway service of the Surabaya Juanda Airport, the process of which is currently awaiting the completion of DED by the Directorate General of Railway Transportation, the Ministry of Transportation.
PT Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan utama Pemerintah Indonesia, flag carrier, yang sahamnya sahamnya kini dimiliki oleh Pemerintah RI (85,82%), dan pemegang saham publik termasuk PT Angkasa Pura II (2,21%). PT Garuda Indonesia Tbk resmi menjadi perusahaan publik melalui Initial Public Offering (IPO) pada Februari 2011. Garuda Indonesia berhasil melakukan transformasi bisnis dari perusahaan yang merugi menjadi perusahaan yang mampu meraih laba bersih dan pada tahun 2011 telah dinobatkan sebagai “The World’s Most Improved Airline” oleh Sky Trax.
PT Garuda Indonesia is the primary airline service of the Government of Indonesia, the nation’s flag carrier, the shares of which are currently held by the Government of Indonesia (85,82%), and public shareholders including PT Angkasa Pura II, which holds 2,21%. PT Garuda Indonesia Tbk became a publicly listed company through an Initial Public Offering of shares February 2011. Garuda Indonesia has succeeded in transforming its business from a loss-making company to a profitable one, and in 2011 was nominated as “The World’s Most Improved Airline” by Sky Trax.
COMPANY PROFILE
• Pengembangan usaha properti; dan • Penyediaan jasa sekuriti.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
77
Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Subsidiaries and Affiliated Companies PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PT PMAD)
PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PT PMAD)
Merupakan kepemilikan perseroan atas 20% saham-saham yang dikeluarkan PT PMAD sebesar Rp5.253.280.125. Penyertaan saham merupakan kompensasi sewa tanah selama periode 11 (sebelas) tahun 2 (tiga) bulan yang dilaksanakan dimuka sebagai setoran sesuai dengan perjanjian sewa tanah No.SPSW.02.1.A/ TU.308/APII-2002-APII.
Is ownership of company on 20% shares issued by PT PMAD amounting Rp5,253,280,125. Investments are land lease compensation during the period of 11 (eleven) year 2 (two) months in advance as a deposit in accordance with the land lease agreement No.SPSW.02.1.A/TU.308/ APII-2002-APII.
No
Perusahaan Company
1
PT Gapura Angkasa
1. Melakukan Safety and Security Awarneess; 2. Peningkatan kompetensi SDM (learning center & THTT); 3. Pengembangan pasar groundhandling dan SBU Smart Handling 1. Conductting Safety and Security Awarness; 2. HR competence improvement (learning center & THTT); 3. Market development for groundhandling and SBU Smart Handling
2
PT Angkasa Pura Solusi
1. Telah dilakukan pemasangan perangkat e-Payment di Tenant T1C dan T3; 2. Telah dilakukan pemasangan e-Gate PSC di Terminal 1C; 3. Proses persiapan Grand Launching Airport Smart Card/e-Airport card. 1. Installation of e-Payment equipment at Tenant T1C and T3; 2. Installation of e-Gate PSC equipment at Terminal 1C; 3. Preparation for Grand Launching Airport Smart Card/e-Airport card.
3
PT Railink
1. Proses kredit Bank yang ditindaklanjuti dengan proses pembangunan prasarana dan sarana KA Bandara Kualanamu; 2. Studi DED KA Bandara Juanda telah dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian. 1. Processing of bank loan, followed by construction of facilities and infrastructure for Kualanamu Airport Railway; 2. DED Study for Juanda Airport Railway conducted by the Directorate General of Railway.
4
PT Garuda Indonesia
1. Resmi menjadi perusahaan publik (IPO Februari 2011); 2. Mengembangkan konsep layanan “Garuda Indonesia Experience” yaitu layanan khusus yg memadukan keramahtamahan dan suasana khas indonesia; 3. Melakukan pengembangan rute dan “network” penerbangan baik domestik dan internasional. 1. Become a public company (IPO February 2011); 2. Develop the “Garuda Indonesia Experience” service concept based on unique Indonesian hospitality and culture; 3. Expansion of flight route network for domestic as well as international flights.
5
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
1. Posisi total hutang PMAD kepada AP II posisi akhir September 2011 adalah setara dengan Rp.17,19 milyar + US$ 433.377,2. Sesuai hasil evaluasi bisnis PMAD oleh konsultan Grant Thornton telah diusulkan untuk “pull out saham”. 1. Total debt payable PMAD to AP II as at end of September 2011 amounted to Rp 17.19 billion and US$ 433,377 2. PMAD business evaluation by consultant, Grant Thornton, recommended “share pull out”.
PROFIL PERUSAHAAN
78
Perkembangan Saat Ini Current Development Progress
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Perusahaan Company
Strategi Perusahaan Company Strategy
1
PT Gapura Angkasa
Strategi Perusahaan adalah “GROWTH STRATEGIC” melalui: 1. Peningkatan kualitas layanan; 2. Perbaikan sumber daya dan organisasi; 3. Peningkatan pendapatan. Company strategy, namely “GROWTH STRATEGIC” through: 1. Improvement of service quality; 2. Improvement of resources and organization; 3. Revenue increase.
2
PT Angkasa Pura Solusi
Transformasi menjadi anak perusahaan PT AP II yg menguntungkan dalam mengelola airport supporting business, seperti e-payment, saphire, lounge, media iklan, parkir, security, dan lain-lain. Transforming into a profitable subsidiary of PT AP II in the management of airport supporting business, such as e-payment, saphire, lounge, advertisement, parking, security, and others.
3
PT Railink
1. Berupaya memenangkan tender KA Bandara Soetta; 2. Percepatan pelaksanaan proyek KA Bandara Kualanamu; 3. Penyusunan Studi Kelayakan KA Bandara Juanda Surabaya dan KA Bandara Minangkabau. 1. Positioning to win the tender for Soekarno-Hatta Airport Railway; 2. Facilitating construction of Kualanamu Airport Railway; 3. Feasibility studies on Juanda Airport Railway and Minangkabau Airport Railway.
4
PT Garuda Indonesia
Strategi Perusahaan adalah “GLOBAL ALLIANCE”, yaitu: melakukan pengembangan armada berdasarkan pertumbuhan dan potensi pasar internasional dan domestik serta mencapai target OnTime Performance sebesar 85%. Adopted a strategy of “GLOBAL ALLIANCE”, namely: engaging in fleet expansion based on the growth and future potential of domestic and international markets, and to achieve a On Time Performance target of 85%.
5
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Program penyehatan perusahaan dalam hal operasional bisnis dan keuangan melalui penambahan modal Pemegang Saham. Company revitalization program in terms of operations, business and financial through additional capital injection by Shareholders.
KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM
SHAREHOLDERS COMPOSITION
Sesuai Akta No. 3 tentang Anggaran Dasar Perusahaan dari Muhani, SH., notaris di Jakarta, tanggal 2 Januari 1993, bahwa Modal Dasar Perusahaan adalah sebesar Rp8.845.000.000.000 terbagi atas 8.845.000 lembar saham yang terdiri dari 1.769.000 Saham Prioritas dan 7.076.000 Saham Biasa. Dari modal dasar Perusahaan tersebut,telahditempatkandandisetorpenuhsecaratunai oleh pemegang saham sebesar Rp1.769.000.000.000 yang seluruhnya merupakan Saham Prioritas.
Pursuant to Deed No. 3 on the Articles of Association of the Company by Muhani, SH., notariat in Jakarta, on 2 January 1993, that the Authorized Capital of the Company amounted to Rp8,845,000,000,000 represented by 8,845,000 shares that comprised of 1,769,000 Priority Shares and 7,076,000 Common Shares. Of that authorized capital, a total of 1,769,000 shares have been placed and fully subscribed at a value of Rp1,769,000,000,000 all of which represented the Priority Shares.
Berdasarkan akta No. 19 tentang Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dari H. Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta tanggal 21 Juli 1998, bahwa pemegang saham telah memutuskan dan menyetujui Penurunan Modal Dasar Perusahaan dari Rp8.845.000.000.000 menjadi 7.600.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp1.769.000.000.000 menjadi Rp1.900.000.000.000, dengan komposisi sebagai berikut:
Based on Deed No. 19 on the Amendment of the Articles of Association of the Company by H. Harjono Moekiran, SH., notariat in Jakarta on 21 July 1998, that the shareholder has decided and approved the Reduction of the Company’s Authorized capital from Rp8,845,000,000,000 to Rp7,600,000,000,000 and increased the total amount of paid-in and fullysubscribed capital from Rp1,769,000,000,000 to Rp1,900,000,000,000, with the following composition:
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
No
79
PROFIL PERUSAHAAN
Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Subsidiaries and Affiliated Companies
80
Mengingat kepemilikan saham Angkasa Pura II dimiliki sepenuhnya oleh Pemerintah Republik Indonesia, sehingga tidak ada kepemilikan saham dari Dewan Komisaris dan Direktur serta masyarakat.
Due to the fact that the shares of Angkasa Pura II are fully held by the Government of Indonesia, there are no shares held by the Commissioners or Directors of the Company, nor those held by the public.
KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM
CHRONOLOGY OF SHARE LISTING
Angkasa Pura II sampai dengan akhir tahun 2011 merupakan salah satu BUMN non listed atau belum mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan saham, corporate actions, perubahan jumlah saham serta nama bursa.
As of year-end 2011, Angkasa Pura II was a non-listed SOE without any share listing, and therefore has neither chronology of share listing nor corporate action, changes in number of shares and name of bourse to report.
KRONOLOGIS PENCATATAN EFEK LAINNYA
CHRONOLOGY OF OTHER SECURITIES LISTING
Angkasa Pura II sampai dengan akhir tahun 2011 merupakan salah satu BUMN non listed atau belum mencatatkan efek lainnya di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak ada informasi terkait kronologis pencatatan efek, corporate actions, perubahan jumlah efek, nama bursa dan peringkat efek.
As of year-end 2011, Angkasa Pura II remained a nonlisted SOE without any securities listing, and therefore has no information related to chronology of securities listing, corporate action, changes in number of securities, name of bourse and securities rating to report.
PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI
AWARDS AND CERTIFICATIONS
Hasil kerja keras serta komitmen Manajemen dan seluruh karyawan dalam meningkatkan kinerja di seluruh aspek operasional serta bentuk kepercayaan masyarakat yang semakin tinggi terhadap Perusahaan, Angkasa Pura II telah memperoleh beberapa penghargaan dan sertifikasi baik di tingkat domestik maupun internasional. Berikut adalah berbagai penghargaan yang telah diterima selama 5 (lima) tahun terakhir:
The hard work and commitment of Management and all employees to enhance Company performances in all operational aspects have won the growing trust of the general public. For this, Angkasa Pura II has received several awards and certifications on both domestic and international forums. The following are some of the Awards that have been garnered by the Company over the past five years:
• The Best Prize ‘INCRAFT Award 2010’ in category natural fibers • GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 • Penghargaan Penggunaan Bahasa Indonesia Tahun 2011 dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, penghargaan untuk Bandara Internasional Minangkabau Padang sebagai Indonesia Leading Airport dalam Indonesia Travel & Tourism Award 2011, dan • Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) selama 2.084.872 jam kerja terhitung mulai 1 Januari 2009 s.d. 31 Desember 2011 untuk Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
• The Best Prize ‘INCRAFT Award 2010’ in the category of natural fibers • GCG Award 2011 as Trusted Company Based on Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 • Award on the Use of Bahasa Indonesia 2011 from the Ministry of Education and Culture; award for the Minangkabau International Airport of Padang as an Indonesia Leading Airport in the Indonesia Travel & Tourism Award 2011, and • Zero Accident Award for 2,084,872 man hours between 1 January 2009 and 31 December 2011 for the Sultan Syarif Kasim II Airport in Pekanbaru.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu kunci perjalanan Angkasa Pura II menjadi pengelola bandara berkelas dunia. Transformasi tersebut mencakup baik kuantitas maupun kualitas SDM yang diperlukan.
Human Resources Transformation is a key part of Angkasa Pura II journey to become a world-class airport management company. The transformation covers both the quantity and quality of the required Human Resources.
PENGEMBANGAN ORGANISASI
ORGANIZATIONAL DEVELOPMENT
PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan restrukturisasi organisasi untuk menjawab tantangan-tantangan organisasi dan bisnis secara efektif. Restrukturisasi dilakukan berdasarkan best practices untuk membangun High Performing Customer-Centric Organization Structure. Secara umum konsep Customer Centric Organization Structure memiliki tujuan agar responsive terhadap kebutuhan pelanggan, dinamika pasar, optimalisasi potensi penuh dan tuntutan persaingan bisnis serta untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan pertumbuhan usaha.
PT Angkasa Pura II (Persero) has restructured its organization to effectively address organizational and business challenges. The restructuring efforts are based on best practices to build a High Performing CustomerCentric Organization Structure. Generally, the CustomerCentric Organization Structure concept aims to be more responsive to customer’s needs, market dynamics, and the challenges of business competition; to be able to optimize full potentials; as well as to improve company performance and enterprise growth.
Penambahan dan penajaman fungsi dalam organisasi antara lain Corporate Performance Management (CPM) yang memiliki tugas dalam pengendalian dan pengawasan Kineja Perusahaan melalui Key Peformance
Some of the efforts to add and refine functions in the organization include the Corporate Performance Management (CPM), which is tasked to control and supervise Company Performance through Key Performance Indicators and the achievement of
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report
81
PROFIL PERUSAHAAN
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report
82
Indicators serta pencapaian Rencana Kerja Manajemen, Program Strategis dan Program Investasi. Dalam rangka pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Bandar Udara dibentuk unit Project Management Unit (PMU) dan Project Implementation Unit (PIU).
Management Work Plan, Strategic Programs, and Investment Programs. The Company has formed Project Management Units (PMUs) and Project Implementation Units (PIUs) to carry out the construction and development of airports.
PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES MANAGEMENT
PT Angkasa Pura II (Persero) senantiasa melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kompetensi, karena Angkasa Pura II menyadari bahwa pengelolaan SDM berbasis kompetensi bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan dalam rangka menciptakan kinerja perusahaan yang kokoh dan berkelanjutan. Oleh karena itu, Angkasa Pura II secara aktif melakukan penataan kembali kebijakan dan sistem sumber daya manusia agar dapat selaras dengan strategi dan tujuan yang hendak dicapai oleh Perusahaan.
PT Angkasa Pura II (Persero) continues to engage in competence-based human resources development as it recognized that competence-based human resources management aims to improve service, which would result in a robust and sustainable company performance. Angkasa Pura II is therefore actively realigning its policies and human resources system to better match the Company’s strategies and objectives.
Salah satu upaya peningkatan pelayanan internal dalam mensejahterakan karyawannya itu dengan melakukan kegiatan survey kepuasan karyawan, kegiatan ini juga merupakan media guna menyalurkan aspirasi karyawan diseluruh lini kepada manajemen Angkasa Pura II. Survey Kepuasan Karyawan yang telah dilakukan meliputi seleksi internal, pola karir dan mutasi, pola diklat, kesejahteraan karyawan, kesehatan dan integritas.
One of the ways to improve internal service is to take better care of employees’ welfare, which is done through employee satisfaction surveys, also an outlet for employees across Angkasa Pura II to voice their aspirations to the management. So far, Employee Satisfaction Surveys which have been conducted cover such diverse areas as internal selection, career path and mutation, training and education pattern, employee’s welfare, health, and integrity.
Mengacu pada Rencana Induk Karyawan, jumlah kebutuhan SDM sejumlah 8.822 orang. Dalam menunjang pelayanan yang terbaik dan pencapaian targettarget bisnis perusahaan. Angkasa Pura II melakukan optimalisasi dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan memperhatikan tingkat kecukupan karyawan dan kompetensi yang dibutuhkan. Jumlah karyawan pada akhir tahun 2011 sebanyak 5.908 orang, terdapat kenaikan jumlah karyawan sebanyak 1.018 orang, dibanding akhir tahun 2010 sebanyak 4.449 orang karyawan perusahaan dan 441 PKWT. Hal ini disebabkan oleh proses rekrut tahun 2010 yang baru selesai dilaksanakan pada bulan Juni 2011.
In reference to the Employment Master Plan, the Company requires 8,822 people. To provide the best service and to achieve the Company’s business targets, Angkasa Pura II is optimizing its Human Resources management by carefully maintaining adequate number of employees and the required competence. There were 5,908 employees as of the end of 2011, increasing by 1,018 people compared to the end of 2010 when there were 4,449 employees and 441 contract workers. The new employees were recruited during the 2010 recruitment process, which was only finalized in June 2011.
Profil kekuatan personil di PT Angkasa Pura II (Persero) sampai dengan Desember tahun 2011 dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
PT Angkasa Pura II (Persero) personnel profile as of December 2011 is as follow:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
a. Komposisi SDM Posisi pegawai Perusahaan hingga akhir tahun 2011 mencapai 8.193 pegawai, yang terdiri dari 4.182 pegawai Perusahaan, 11 diperbantukan (DPB), 1.715 PKWT, dan 2.285 pegawai outsourcing. Sedangkan penyebaran SDM di Kantor Pusat dan ke-12 bandara yang dikelola AP II dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Human Resources Composition Total number of employees as of year end 2011 is 8,193 people, consisting of 4,182 Company Employees, 11 Seconded Employees, 1,715 Contract Workers, and 2,285 Employees of Outsourcing Companies. Meanwhile, Human Resources at the Head Office and 12 airports under the AP II management are detailed in the table below:
Jumlah Sumber Daya Manusia Total of Human Resources Rekrut Recruit
Karyawan Employee
No. 1
Karyawan Perusahaan dan Diperbantukan Company and Attached Employee
2
Karyawan PKWT Contract Workers Jumlah Total
Jumlah Karyawan Total of Employees
2010
2011
2010
2011
26
84
4.449
4.193
441
1.274
441
1.715
467
1.358
4.890
5.908
Jumlah Sumber Daya Manusia Employee Composition Karyawan Employee
No. 1
Karyawan Perusahaan Company Employee
2
Karyawan Diperbantukan Attached Employee
3
Karyawan PKWT Contract Workers
4
Karyawan Outsourcing Outsourcing Workers
Jumlah Total 4.182 11 1.715 2.285
Jumlah Total
8.193
Rincian Komposisi Karyawan Details of Employee Composition Karyawan Perusahaan Company Employee
Diperbantukan Attached Employee
PKWT Contract Workers
OS Outsourcing
Total SDM Total
PST
375
6
109
36
526
CGK
1.925
-
860
1.782
4.567
HLP
164
-
48
25
237
PLM
228
2
63
53
346
PNK
158
-
64
64
286
MES
432
-
142
90
664
PKU
198
-
97
65
360
PDG
204
3
53
67
327
BDO
100
-
48
15
163
BTJ
115
-
85
24
224
TNJ
67
-
50
8
125
DJB
111
-
50
28
189
PGK TOTAL
105
-
46
28
179
4.182
11
1.715
2.285
8.193
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Lokasi Location
83
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report
Komposisi Karyawan Employee Composition 5.000 4.182
4.000 3.000 2.285
2.000
1.715
1.000
11
0 Karyawan Perusahaan Company Employee
Karyawan Diperbantukan Attached Employee
Karyawan PKWT Contract Workers
Karyawan Outsourcing Outsourcing Workers
Sedangkan dilihat dari kelompok jabatan pegawai perusahaan dapat dijelaskan sebagaimana Tabel berikut:
Lokasi Location
Jumlah Total Operasional Operational
Jumlah Total
Manajerial Manager
Administrasi Administration
PST
212
160
3
375
CGK
230
261
1.434
1,925
HLP
17
44
103
164
PLM
15
43
170
228
PNK
17
17
124
158
MES
45
87
300
432
PKU
21
52
125
198
PDG
15
33
156
204
BDO
14
24
62
100
BTJ
15
24
76
115
TNJ
9
20
38
67
DJB
14
20
77
111
PGK
13
15
77
105
637
800
2.745
4.182
PROFIL PERUSAHAAN
TOTAL
84
While, the number of employee based on position group shown as below:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
By organizational level, there are 637 people (15%) in managerial positions, 2,745 people (66%) in operational positions, and 800 people (19%) in administration positions.
Berdasarkan level organisasi, komposisi karyawan pada jabatan manajerial sebanyak 637 orang atau 15%, pada jabatan operasional 2.745 orang atau 66% dan pada jabatan administrasi sebanyak 800 orang atau 19%.
Komposisi Karyawan Berdasarkan Kelompok Jabatan (%) Employee composition based on Position (%) 15
19
66
Man
OPS
ADM
Sedangkan perbandingan antara realisasi tingkat pendidikan pegawai perusahaan (diluar DPB, PKWT dan tenaga OS) sampai dengan Desember tahun 2011 dengan RKAP dapat dijelaskan sebagai mana tabel berikut:
Comparison of company employee’s education as of December 2011 (excluding seconded employees, contract workers, and employees of outsourcing companies) with the Company’s Work Plan & Budget (RKAP) is outlined in the following table:
Komposisi Karyawan Berdasarkan Pendidikan Employee Composition by Education
SD Elementary
SLTP Junior High
SLTA/D.I Senior High
D.II Diploma II
D.III Diploma III
S1/D.IV Bachelor
S2 Master
Jumlah Total
PST
-
1
106
11
102
118
37
375
CGK
23
58
1.075
221
388
140
20
1,925
HLP
1
4
98
18
37
6
-
164
PLM
8
12
135
29
36
8
-
228
PNK
4
6
100
11
28
9
-
158
MES
3
2
236
76
71
44
-
432
PKU
5
5
120
30
26
12
-
198
PDG
-
-
139
17
39
8
1
204
BDO
1
4
45
21
18
11
-
100
BTJ
-
-
67
13
29
6
-
115
TNJ
2
8
30
11
12
3
1
67
DJB
1
4
61
6
28
11
-
111
PGK
4
6
56
1
28
9
1
105
TOTAL
52
110
2.268
465
842
385
60
4.182
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Lokasi Location
Pendidikan Education
85
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report There are 60 people (2%) with graduate degrees, 385 people (9%) with bachelor degrees, 842 people (20%) with Diploma 3 degrees, 465 people (11%) with Diploma 2 degrees, 2,268 people (54%) are high school graduates, 110 people (3%) are junior high school graduates, and 52 people (1%) are elementary school graduates.
Komposisi karyawan berpendidikan S2 sebanyak 60 orang atau 2% dari total karyawan, karyawan berpendidikan S1 sebanyak 385 orang atau 9%, karyawan berpendidikan D3 sebanyak 842 orang atau 20%, karyawan berpendidikan D2 sebanyak 465 orang atau 11%, karyawan berpendidikan SLTA sebanyak 2.268 orang atau 54%, karyawan berpendidikan SLTP sebanyak 110 orang atau 3% dan karyawan berpendidikan SD sebanyak 52 orang atau 1% dari keseluruhan jumlah karyawan
Komposisi Karyawan Berdasarkan Pendidikan (%) Employee Composition by Education (%) 11
20
54
9 3
2 1
D.II Diploma II
D.III Diploma III
S1 Bachelor
S2 Master
SD Elementary
SLTP Junior High
SLTA Senior High
Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia Employee Composition by Age
PROFIL PERUSAHAAN
Lokasi Location
86
Usia Age <=25
26-30
31-35
36-40
41-45
46-50
>=51
Jumlah Total
PST
4
48
41
34
69
87
92
375
CGK
68
214
173
100
320
416
634
1,925
HLP
7
15
18
4
17
34
69
164
PLM
39
21
7
3
5
47
106
228
PNK
24
35
15
7
13
22
42
158
MES
21
21
35
14
34
86
221
432
PKU
9
11
3
5
31
61
78
198
PDG
19
49
9
7
34
38
48
204
BDO
1
3
1
7
29
24
35
100
BTJ
14
31
11
6
6
15
32
115
TNJ
5
5
5
3
6
14
29
67
DJB
10
8
25
10
10
15
33
111
PGK
7
11
22
4
3
19
39
105
228
472
365
465
577
878
1.458
4.182
TOTAL
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Berdasarkan usia, jumlah karyawan tertinggi adalah pada usia di atas 51 tahun sejumlah 1.465 orang (35%), sedangkan usia terendah adalah antara 21-25 tahun (5%) oleh karena itu perusahaan telah melakukan rekrutmen sebanyak 759 karyawan pada tahun 2010 dan sebanyak 977 karyawan di tahun 2011.
Among all employees, the oldest age group –51 years and older– is also the largest with 1,465 people (35%), while the youngest group –21-25 years– only amounts to 5% of all employees. The Company has therefore recruited 759 employees in 2010 and 977 employees in 2011.
Komposisi Karyawan Berdasarkan Usia (%) Employee Composition by Age (%) 5 11
35
9 5 14 21
26-30
21-25
31-35
41-45
36-40
Sebaran kelas jabatan pegawai perusahaan sampai dengan Desember tahun 2011 dapat dijelaskan sebagaimana tabel berikut:
45-50
>=51
Composition of employee’s grade levels as of December 2011 is detailed in the following table:
Komposisi Karyawan Berdasarkan Kelas Jabatan Employee Composition by Grade Level Lokasi Location PST
Kelas Jabatan Grade Level 1 1
2
3
4
5
6
7
8
1
14
13
2
52
26
106
9 10
10 18
11 48
12 59
13 21
14 3
15 1
199
96
143
307
435
275
363
14
14
33
38
37
23
1
18
17
31
34
40
Jumlah Total
16 -
375
7
1
1.925
-
-
164
61
16
6
228
CGK
1
1
10
7
1
64
15
HLP
-
-
-
1
-
-
4
PLM
-
-
-
-
-
-
4
PNK
-
-
1
-
-
-
3
2
12
13
21
27
25
38
16
-
158
MES
-
1
-
-
1
8
12
51
17
32
79
74
89
64
3
1
432
PKU
-
-
1
-
-
-
3
5
19
16
26
47
35
36
8
2
198
PDG
-
-
1
-
-
-
5
-
11
16
29
34
34
68
5
1
204
BDO
-
-
-
-
1
-
4
-
10
9
18
24
19
14
1
-
100
BTJ
-
-
-
1
-
-
2
1
11
8
15
17
20
24
15
1
115
TNJ
-
-
-
1
-
-
2
-
6
5
7
14
8
9
8
7
67
-
-
-
1
-
-
4
-
9
8
17
30
26
13
1
2
111
-
-
-
1
-
-
3
-
9
7
13
22
17
21
6
6
105
TOTAL
2
3
27
25
5
124
87
365
242
306
644
855 646
737
87
27
4.182
COMPANY PROFILE
DJB PGK
Catatan : Realisasi tidak termasuk Karyawan Diperbantukan, PKWT dan OS Notes : Realization does not include Attached Employee, PKWT and OS
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
87
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Employee Composition by Gender Lokasi Location
Kelas Kelamin Gender Pria Male
Wanita Female
PST
265
110
375
CGK
1.718
207
1.925
HLP
135
29
164
PLM
194
34
228
PNK
146
12
158
MES
399
33
432
PKU
165
33
198
PDG
173
31
204
BDO
86
14
100
BTJ
106
9
115
TNJ
58
9
67
DJB
96
15
111
PGK
101
4
105
3.642
540
4.182
TOTAL
Dari seluruh pegawai komposisi karyawan laki-laki sebanyak 3.653 orang atau 87% dan perempuan sebanyak 540 orang atau 13%.
Males account for 87% of all employees (3,653 people), while females account for 13% (540 people).
Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin (%) Employee Composition by Gender (%) 13
87
PROFIL PERUSAHAAN
Perempuan Female
88
Jumlah Total
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Laki-laki Male
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT
Pengelolaan SDM saat ini perlu ditingkatkan dengan menyusun suatu sistem untuk mengelola dan mempertahankan karyawan yang mempunyai kinerja tinggi (high performance) dan potensi tinggi (high potential). Karyawan dengan kinerja tinggi dan potensi tinggi tersebut, selanjutnya disebut sebagai Talent. Talent perlu dikelola dalam suatu sistem yang disebut Talent Management System.
Human resources management should be improved by establishing a system to manage and retain employees with high performance and high potential. Such employees, with high performance and high potential, are referred to as talents. Talents should be managed in a system called a Talent Management System.
Talent Management System (TMS) adalah suatu proses yang terstruktur bertujuan untuk mempersiapkan pemimpin-pemimpin perusahaan di masa depan. Dalam prosesnya, adanya Talent Management System akan menstimulasi peningkatan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Walaupun kinerja dan pengembangan kompetensi Talent yang menjadi fokus utama dalam TMS, namun sistem ini akan menstimulasi seluruh karyawan untuk berkompetisi secara sehat meningkatkan potensi dan kinerja agar dapat masuk kedalam Talent Pool dan memenangkan persaingan dengan Talent.
Talent Management System (TMS) is a structured process with the objective to prepare the next generations of company leaders. The Talent Management System is expected to stimulate an overall increase in company performance. Although the TMS main focus is talents’ performance and competence development, the system would stimulate all employees to engage in a fair competition, increasing their potential and performance to enter the talent pool and win a competition with talents.
PT Angkasa Pura II (Persero) senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pelayanan dan berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu aspek yang menjadi fokus perhatian dalam menjalankan usaha adalah tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang tepat, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pengelolaan Sumber Daya Manusia diarahkan pada sistem pengelolaan SDM berbasis kompetensi. Dalam rangka peningkatan kompetensi karyawan PT Angkasa Pura II, tahun 2011 telah dilaksanakan berbagai kegiatan Pendidikan dan Pelatihan (diklat) bagi 5.310 karyawan yang terdiri dari: 1. Pre Service Training a. Diklat Orientasi; b. Diklat Teknis Dasar.
PT Angkasa Pura II (Persero) continues to strive for a better service and meeting customer’s demands. One of the most important aspects in running the Company is the availability of the right human resources, in terms of both quantity and quality. Human resources management is focused on a competence-based human resources management system. To improve the Company employee’s competence, various types of trainings have been held in 2011 for 5,310 employees, consisting of: 1. Pre Service Training a. Orientation Training; b. Basic Technical Training.
COMPANY PROFILE
2. Development Training a. Diklat Manajerial: Diklat Manajer Muda/ Pembekalan Manajerial, Diklat Manajer Madya, Diklat Manajer Utama/Executive Management; b. Diklat Formal: Peningkatan kompetensi karyawan dilaksanakan melalui pendidikan formal yang antara lain Diploma III, Diploma IV dan Strata 2;
2. Development Training a. Managerial Training: Young Managers Training/ Managerial Preparation, Middle Management Training, Executive Management Training; b. Formal Education: Employee competence building is carried out through formal education to attain Diploma III, Diploma IV, and Graduate degrees;
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
89
PROFIL PERUSAHAAN
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report
90
c. Diklat Teknis: Diklat Auditor, Diklat Air Traffic Services, Diklat Aviation Security, Diklat PKP-PK, Operasi Bandara; d. Diklat Substantif: Substantif dalam dan Luar Negeri; e. Benchmark; f. AMPAP (Airport Management Professional Accreditation Program)-Aci Program; g. Aci Secondment Program.
c. Technical Training: Auditor Training, Air Traffic Services Training, Aviation Security Training, Flight Accident and Fire Fighting Training, Airport Operation Training; d. Substantive Training: Domestic or Overseas Substantive Training; e. Benchmark; f. AMPAP (Airport Management Professional Accreditation Program)-Aci Program; g. Aci Secondment Program.
3. Pre Retirement Training Dalam rangka pembekalan terhadap Karyawan yang akan memasuki masa persiapan pensiun atau pensiun, telah dilaksanakan diklat Re-Orientasi sebanyak 5 (lima) gelombang dengan total peserta sebanyak 142 orang, yang terdiri dari kantor pusat dan kantor cabang.
3. Pre-Retirement Training To prepare employees who are about to retire or enter the retirement planning period, the Company has held Re-Orientation Training in five (5) waves for a total of 142 participants from the head office and branch offices.
Disamping hal tersebut, sebagai bentuk komitmen dalam pencapaian visi dan misi perusahaan, telah dilakukan kegiatan Tim Building bagi karyawan Angkasa Pura II pada tahun 2011 adalah sebanyak 1.393 orang dan 2.780 dalam 5 tahun terakhir. Sedangkan dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang KPK, dalam beberapa kegiatan diklat orientasi dan manajerial telah disampaikan materi KPK dengan jumlah peserta 1.343 orang pada tahun 2011 dan 1.599 orang pada 3 tahun terakhir.
Furthermore, as part of the Company’s commitment to achieve its vision and mission, Angkasa Pura II has organized team building activities for its employees. In 2011, a total of 1,393 employees has joined the activity, while in the past 5 years, a total 2,780 employees have participated in team building activities. The Company has also encouraged knowledge and understanding about the Indonesia Corruption Eradication Commission (KPK) in its orientation and managerial trainings, which were joined by 1,343 participants in 2011 and 1,599 participants in the past 3 years.
PENILAIAN KINERJA (KEY PERFORMANCE INDICATOR/KPI) INDIVIDU
INDIVIDUAL PERFORMANCE MEASUREMENT (KEY PERFORMANCE INDICATOR/KPI)
KPI Individu adalah Indikator yang dipergunakan untuk mengukur pencapaian kinerja bagi seorang karyawan yang terdiri dari Aspek Performance dan Aspek Kompetensi sebagai pribadi atau individu dalam menjalankan fungsi jabatannya di perusahaan.
Individual KPI is a set of indicators used to measure the performance of an employee in executing his/her functions within the Company, consisting of two aspects: performance and competence.
Penilaian KPI Individu dimaksudkan untuk memberikan dasar dalam penilaian prestasi kerja karyawan sesuai dengan karya nyata dan potensi yang dimiliki sehingga terdapat keseragaman dalam pelaksanaannya.
Individual KPI measurement provides a uniform foundation with which to measure every employee’s performance and achievements.
Penilaian KPI Individu bertujuan untuk memberikan informasi yang obyektif atas prestasi kerja karyawan serta menjadi dasar perusahaan guna menentukan kebijakan
Such measures are intended as an objective information for an employee’s performance and a basis for the Company to determine personnel policy (reward or
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
punishment). Rewards should be given effectively to help improve both employee and company performancesand not become a burden (expense) to the Company.
KESEJAHTERAAN KARYAWAN
EMPLOYEE WELFARE
Kesejahteraan karyawan diberikan PT Angkasa Pura II kepada para karyawan dimaksudkan untuk mensejahterakan karyawan agar merasa aman dan nyaman dalam bekerja. Tujuan dari pada hal tersebut adalah memotivasi karyawan untuk terus meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja dalam perusahaan.
PT Angkasa Pura II cares about its employees welfare so that employees will feel secure and comfortable as the continue with their work. The Company also wants to motivate its employees to continuously improve their achievements and productivity.
Penghasilan Karyawan adalah hak yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, dalam bentuk uang sebagai imbalan atau balas jasa, dengan didasarkan pada golongan pendidikan, kelas jabatan dan prestasi kerja, adapun komponen penghasilan yang akan diterima para karyawan secara rutin tiap bulannya adalah Gaji Dasar dan Insentif Prestasi. Selain itu, karyawan juga akan memperoleh beberapa tunjangan-tunjangan, antara lain: Transport, Uang Makan, License dan Rating (bagi karyawan operasional & teknik), Perumahan Akhir Masa Tugas (TPAMT) bagi Karyawan telah memasuki masa pensiun, Jaminan Sosial Tenaga Kerja sampai dengan Desember 2011 yang telah diikutkan dalam program Jamsostek adalah sebanyak 5.863, tunjangan Hari Tua dan Manfaat Pensiun merupakan sebuah apresiasi perusahaan terhadap karyawan purna tugas serta Pakaian Seragam Dinas dan Pakaian Olahraga.
Employee income is a right provided by the Company for its employees, in the form of money as a reward or remuneration, based on employees education level, grade level, and job performance. The income components received periodically each month by every employee are Basic Salary and Performance Incentive. Furthermore, employees also receive various benefits and allowances, including: Transport, Meal, License, and Rating allowances (for operational and technical employees), Housing Benefits for Retirees (TPAMT), Worker’s Insurance (Jamsostek), and Tunjangan Hari Tua (THT). As of December 2011, the number of employees enrolled in Jamsostek program is 5,863 people.
Selain kesejahteraan diberikan dalam bentuk material juga diberikan dalam bentuk immateriil, berupa pemberian penghargaan untuk karyawan terbaik/berprestasi/ memberikan nilai lebih kepada PT Angkasa Pura II.
Aside from material welfare, there are also immaterial welfare in the form of award for PT Angkasa Pura II best employees.
HUBUNGAN INDUSTRIAL
INDUSTRIAL RELATIONS
Dalam upaya meningkatkan keterikatan emosional (engagement) karyawan, perusahaan sangat memperhatikan aspek hubungan industrial. Sebagai perusahaan yang memberikan pelayanan kepada pengguna jasa penerbangan dan bandara, Angkasa Pura II memandang bahwa aspek hubungan industrial memiliki peranan yang cukup strategis dalam mendukung kualitas
The Company puts a major emphasis on industrial relations in its effort to increase employee engagement. As a company that provides flight and airport services to users, Angkasa Pura II views industrial relations as a strategic aspect that would support employee performance quality and general company performance. Industrial relations in Angkasa Pura II is conducted
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
kepegawaian (Reward atau Punishment). Pemberian reward harus dilakukan secara efektif (performancebased) agar mampu meningkatkan kinerja karyawan dan Perusahaan-bukan hanya menjadi beban (expense) Perusahaan
91
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report through Angkasa Pura II employee union (Sekarpura II), Collective Labor Agreement (Perjanjian Kerja Bersama), and various tripartite forums.
Dalam rangka pelaksanaan hubungan industrial, Angkasa Pura II telah memfasilitasi pembentukan Serikat Pekerja yang disebut dengan serikat Karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II); Lembaga Kerja sama (LKS) Bipatrit sesuai ketentuan undang-undang; dan Perjanjian Kerja Sama (PKB) dan pembaharuannya setiap 2 tahun sekali. Sekarpura II beranggotakan sebagian besar dari para karyawan Angkasa Pura II. Dengan motto “Maju dan Sejahtera Bersama Perusahaan”, Sekarpura II merupakan mitra kerja dalam suatu hubungan yang harmonis dengan pihak Manajemen Angkasa Pura II.
The Company has facilitated the formation of an employee union (Sekarpura II); a bipartite cooperation agency (LKS) in line with the law; and a Collective Labor Agreement (PKB) which is renewed bi-annually. Most of Angkasa Pura II’s employees are also a member of Sekarpura II. With the motto “Progress and Prosperity with Our Company”, Sekarpura II positions itself as a partner of Angkasa Pura II’s management in a harmonious relationship.
Untuk menjamin terpeliharanya hubungan industrial yang baik, Angkasa Pura II dan Sekarpura II telah menandatangani Perjanjian Kerja Bersama tahun 20102011, yang disahkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Nomor KEP.03.05/01/2010-001/PKS. DPP-SP II/I/2010 tanggal 2 Maret 2010.
To maintain good industrial relations, Angkasa Pura II and Sekarpura II has signed 2010-2011 Collective Labor Agreement, which is legalized through a decree from the Director General of Industrial Relations Development and Workers Social Security No. KEP.03.05/01/2010001/PKS.DPP-SP II/I/2010, dated 2 March 2010.
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY
Sistem penyelenggaraan K3 merupakan landasan formal pelaksanaan tugas dalam meningkatkan penerapan K3 di perusahaan dan meningkatkan kinerja serta kompetensi sumber daya manusia. Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain: 1. Pendistribusian Alat Pelindung Diri di Kantor Cabang; 2. Observasi dan Sosialisasi K3 di Kantor Cabang; 3. Pembentukan Yayasan Kesehatan AP II; 4. Medical Examination, bertujuan untuk mengukur tingkat kesehatan karyawan operasional dan teknik.
An Occupational Health and Safety implementation system is a formal basis to improve the adoption of Occupational Health and Safety in the Company and to increase human resources performance and competence. Occupational Health and Safety activities include: 1. Distribution of Personal Protective Equipment to Branch Offices; 2. Occupational Health and Safety observation and dissemination in Branch Offices; 3. The establishment of AP II Health Foundation; 4. Medical Examination to gauge the health of operational and technical employees.
PROFIL PERUSAHAAN
kinerja karyawan dan performa perusahaan secara umum. Pelaksanaan hubungan industrial di lingkungan Angkasa Pura II dilakukan terutama melalui keberadaan serikat karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II), Perjanjian Kerja Bersama, dan forum-forum lembaga tripartit.
92
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
RETIREMENT PROGRAM
Program jaminan hari tua yang diberikan kepada para pensiunan terdiri dari: 1. Pembayaran secara berkala/bulanan, manfaat pensiunan bulanan yang diberikan oleh Dana Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda); 2. Pembayaran secara lumpsum , meliputi Jaminan Hari Tua (JHT) Jamsostek dan Tunjangan Hari Tua (THT) melalui program asuransi; 3. Asuransi Kesehatan untuk pensiunan dengan istri/ suami; 4. Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas (TPAMT); 5. Bantuan kembali ke Tempat Menjalani Pensiun bagi pensiunan yang ingin pensiun di tempat tertentu, sepanjang masih dalam wilayah RI.
Retirement benefits provided to retirees include: 1. Periodic/monthly stipend paid out by the Angkasa Pura II Retirement Fund (Dapenda); 2. Lumpsum payments, including Jamsostek’s Jaminan Hari Tua (JHT) and Tunjangan Hari Tua (THT) through an insurance program; 3. Health Insurance for retirees with spouses; 4. Housing Benefits for Retirees (Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas, TPAMT); 5. Relocation assistance for retirees who want to move to another location for their retirements, as long as it is still within Indonesia’s border.
ADMINISTRASI PERKANTORAN
OFFICE ADMINISTRATION
Pelaksanaan administrasi perkantoran harus terus diupayakan, karena disamping untuk keseragaman, efesien dalam pelayanan, juga karena kebutuhan penyesuaian dalam mengantisipasi dinamika organisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informatika dewasa ini. Sistem Administrasi Perkantoran diperlukan sebagai pedoman kerja bagi seluruh unit organisasi di lingkungan PT Angkasa Pura II untuk mewujudkan tertib administrasi secara umum. Sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan Administrasi Perkantoran dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Evaluasi penerapan Sistem Administrasi Perkantoran, penggunaan Aplikasi Record Center Information System (ReCIS) dan Aplikasi Data Viewer Total Document Management (DvTDM). 2. Penataan Arsip Kantor Cabang, dalam menjaga keamanan dan keutuhan arsip/dokumen agar tertata rapih dan mudah dalam pencarian telah dilaksakan penataan arsip di kantor cabang.
The Company continues to improve office administration to achieve uniformity and efficiency in service, as well as to anticipate organizational dynamics, science and technology development, and current information technology. Office Administration System is needed as a manual for every organizational unit within PT Angkasa Pura II for orderly administration. Implementation of Office Administration includes: 1. Evaluation of the implementation of Office Administration System, as well as the use of Record Center Information System (ReCIS) and Data Viewer Total Document Management (DvTDM) applications. 2. Organization of files in Branch Offices to maintain security and availability of files/documents and to facilitate easier search.
COMPANY PROFILE
PROGRAM PENSIUN
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
93
Laporan Teknologi Informasi (TI) Information Technology (IT) Report
Salah satu perhatian utama Manajemen Angkasa Pura II adalah pengembangan sistem informasi teknologi secara berkelanjutan. Hal ini tidak lepas dari perkembangan volume trafik jasa angkutan udara, baik jumlah penumpang maupun pergerakan pesawat, yang membutuhkan dukungan sistem informasi teknologi yang memadai dan andal. One of the key vocal points of the Management of Angkasa Pura II is the continuous development of information technology system. This is directly correlated with the growth of air transport traffic volume, whether in number of passengers or aircraft movements,
PROFIL PERUSAHAAN
that require the support of an adequate and reliable information technology system.
94
Angkasa Pura II senantiasa memberikan pelayanan terbaik terutama kepada para pelanggan. Hal ini didukung dengan penerapan sistem teknologi informasi yang tepat guna di berbagai aspek operasional perusahaan. Perencanaan, penelitian, dan pengembangan terus dilakukan secara bertahap agar perusahaan dapat terus berkembang sesuai dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar bandara dan kondisi Indonesia pada umumnya.
Angkasa Pura II always provides the best service for its customers, supported with the use of appropriate information technology system in many operational aspects of the Company. Planning, research, and development are continuously carried out so the Company can maintain growth in line with changes in the airport environment and overall conditions in Indonesia.
Berikut ini dipaparkan kegiatan terkait perencanaan, penelitian, dan pengembangan perusahaan serta penggunaan teknologi informasi yang telah dilakukan oleh Angkasa Pura II sepanjang tahun 2011:
The following is an outline of the Company’s planning, research, and development, as well as the use of information technology carried out by Angkasa Pura II during 2011:
Master Plan IT sudah selesai proses lelang dan pemenangnya telah ditunjuk. Vendor yang ditunjuk telah menyusun Master Plan IT dengan melakukan assessment terhadap seluruh unit operasional selama satu bulan. Master Plan tersebut mencakup pemilihan software yang akan digunakan untuk Enterprise Resource Planning (ERP). Selain itu, Master Plan IT juga memenuhi kebutuhan Implementasi Aplikasi Keuangan untuk seluruh Kantor Cabang, setelah dilakukan update Aplikasi Perpajakan untuk seluruh Kantor Cabang.
The bidding process for the IT Master Plan has finished and a winner has been assigned. The assigned vendor has prepared the IT Master Plan by doing an assessment on all operational units for a month. The master plan includes selecting software to be used for Enterprise Resource Planning (ERP). Meanwhile, the IT Master Plan is also fulfilling the need for Financial Application Implementation for every Branch Office, right after the Taxation Application update at every Branch Office.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Sepanjang tahun 2011, Divisi Teknologi Informasi juga berhasil melakukan implementasi Passenger Service Charge (PSC) System, Sistem Manajemen Aplikasi Ruang Terpadu (SMART) di BSH, Pemasangan aplikasi Cash Register on Line (CROL), pengembangan aplikasi PKBL dan pengembangan aplikasi fixed asset.
During 2011, the Information Technology Division has also successfully implemented Passenger Service Charge (PSC) System, Integrated Space Application Management System (SMART) at the SoekarnoHatta Airport, installed Cash Register on Line (CROL) application, developed PKBL application and fixed asset application.
Beberapa pengembangan TI lainnya, antara lain mencakup: • Pembangunan aplikasi ASFARES (Airport Services and Facilities Reporting System); • Pembangunan aplikasi e-commerce; • Pembangunan aplikasi anggaran; • Pembangunan aplikasi deposito; • Pembangunan aplikasi EIS; • Pengembangan aplikasi integrasi SIMKA dan SMART (Sistem Manajemen Ruang Terpadu); • Aplikasi Billing System akan dikembangkan untuk integrasi ke CUCCS yang ada di bandara–bandara cabang. Cabang yang pertama akan diintegrasikan adalah Cabang Bandara Internasional Minangkabau, Padang; • Pengadaan dan Pemasangan Back Up Server untuk Bandara Soekarno-Hatta telah dilaksanakan (tahap operasionalisasi); • Pengadaan peralatan IT sebagai penunjang kegiatan perusahaan antara lain: - Pemasangan Video Conference ke seluruh kantor cabang; - Pengadaan server dan scanner; - Pengadaan multi media projector; - Pengadaan Printer ID Card. • Pelaksanaan e-Auction yang saat ini saat ini sedang dalam tahap addendum pemakaian aplikasi e-Auction dengan PT Telkom selama 3 (tiga) bulan s.d Desember 2011. Selanjutnya direncanakan untuk pengadaan e-Procurement di tahun 2012.
Other IT developments include:
COMPANY PROFILE
• Development ASFARES (Airport Services and Facilities Reporting System) application; • Development of e-commerce application; • Development of budgeting application; • Development of cash deposits application; • Development of EIS application; • Development of integrated SIMKA and SMART (Integrated Space Application Management System) applications; • Billing System application will be developed to be integrated to CUCCS in branch airports. The first branch to be integrated is the Minangkabau International Airport, Padang; • Procurement and Installation of Back Up Server for Soekarno-Hatta Airport has been conducted (currently in operation); • Procurement of IT equipment to support company activities include: - Installing Video Conference facility at all branches; - Procurement of server and scanner; - Procurement of multimedia projector; - Procurement of Printer ID Card. • Implementation of e-auction currently in the addendum stage for the use of e-auction application with PT Telkom for three (3) months until December 2011. Furthermore, e-Procurement use is scheduled to begin in 2012.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
95
Laporan Teknologi Informasi (TI) Information Technology (IT) Report The list of applications and systems already running in the Company is as follow:
Adapun program-program aplikasi dan sistem yang sudah ada di Perusahaan adalah sebagai berikut: Aplikasi
Developer
PST
CGK
HLP
BDO PNK
PLM
PDG
PKU
MES
DJB
PGK
BTJ
TNJ
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Akuntansi
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Keuangan
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Direktorat Keuangan SIMKA
AG
Finance Directorate
Fix Asset
SIMKA Accounting Finance Fix Asset
Budgeting
Budgeting
Piutang
IT AP II
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Receivable
PPN
IT AP II
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
VAT
E-SPT PPN
KPP BUMN
x
E-SPT PPh
KPP BUMN
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Logistik
AG
E-SPT PPN
x
SMART
IT AP II
Billing System Aeronautica
IT AP II
e PSC
IT AP II
PSC e-POS
x
x
x
x
Commercial and Business Development Directorate x
x
x
x
x
x
x
MCO
x x
x
PT Telkom
x
CROL
SSI
x
SIGO
IT AP II
x x
x
IT AP II
Monitoring Investasi
IT AP II
Monitoring Lebaran FIDS CUCCS
x
x
x
x
SMART
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
e PSC
x
PSC e-POS CROL
x
x
x
x
x
SIGO
Operational and engineering Directorate x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
DAU
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Monitoring Investasi
IT AP II
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Monitoring Lebaran
XYBASE
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
FIDS
x
x
x
x
x
MCO
Direktorat PERSONALIA DAN UMUM Simpers
x
Billing System Aeronautica
Direktorat OPERASI DAN TEKNIK DAU
E-SPT PPh Logistic
Direktorat KOMERSIAL DAN PENGEMBANGAN USAHA
x
CUCCS
Personnel and General Affairs Directorate
AG
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
Simpers
PKK
IT AP II
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
PKK
Cuti
IT AP II
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
Cuti
Rekam Medis
SSI
x
x
Handkey
Piranti
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
Rekam Medis Handkey
RCIS
ANRI
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
RCIS
DVTDM
Data Script
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
DVTDM
PPH 21
IT AP II
PPH 21
NON Direktorat
Non-Directorate
Bow Tie
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
363
Bow Tie
Portal
IT AP II
x
Portal
Website
IT AP II
x
Website
PROFIL PERUSAHAAN
96
Aplication
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Pengembangan Aplikasi di tahun 2011 Application Development in 2011 Nama Aplikasi Name of Aplication
Uraian Aplikasi dan Proses Bisnis Application Description and Business Process
1
Sistem Informasi PKBL PKBL Information System
- - - - - -
Modul Mitra Binaan Modul Laporan Modul Keuangan PKBL Partnership Module Report Module PKBL Financial Module
2
Implementasi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dan Akuntansi (SIMKA) di Modul Keuangan Implementation of Finance Management Information System and Accounting (SIMKA) in Financial Module
Semua pembuatan voucher mutasi kas dan bank sudah menggunakan CoA yang sebelumnya di unit akuntansi All of cash and Bank mutation voucher productions already have CoA where previously in Accounting Unit
3
Implementasi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dan Akuntansi (SIMKA) Modul Fix Asset Implementation of Finance Management Information System and Accounting (SIMKA) in Fix Asset Module
Modifikasi tipe aktiva tetap, transaksi aktiva tetap, mutasi, laporan Modification and transaction of the type of fix assets, mutation and reporting
4
ASFARES Versi 1.0
- - - - - -
5
Web Commercial
6
Pembangunan Sistem Informasi Manajemen Audit System Development of Information Management Audit
Modul: - Manajemen Audit - Manajemen Data Dasar - Manajemen Referensi - Pemantauan Tindak Lanjut Module: - Audit Management - Basic Data Management - References Management - Follow-up Monitoring
7
Implementasi Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Keuangan dan Akuntansi (SIMKA) Modul budgeting Implementation of Finance Management Information System and Accounting (SIMKA) in Budgeting Module
Menggantikan modul budgeting secara manual Applying budgeting module manually
8
Implementasi e Payment PSC Terminal 1C BSH Implementation of e Payment PSC Terminal 1C BSH
9
Aplikasi Financial Investment Financial Investment Application
- - - - - -
10
Integrasi SMART dengan SIMKA Integration of SMART with SIMKA
Pencetakan faktur komersial secara otomatis akan membuat jurnal akuntansinya Printing of commercial invoice that automatically will create its accounting journal
11
Executive Information System Executive Information System
Laporan Kejadian Penting Laporan Operasional Laporan Complaint Handling Significant Event Report Operational Report Complaint Handling Report
Modul Deposito Modul Obligasi Modul Reksadana Deposito Module Bond Module Mutual Funds Module
User User
Developer Developer
Keterangan Information
SME-CD
IT AP II
Launching tanggal 18 Oktober 2011 dengan nomor Berita Acara: IT.13.03/BA.PKBL/X/2011 Launching on October 18 2011 with News Event No. IT.13.03/ BA.PKBL/X/2011
Unit Keuangan KCU BSH KCU BSH Finance Unit
Astra Graphia dikostumisasi oleh IT AP II Astra Graphia customized by IT AP II
Launching tanggal 18 Oktober 2011 dengan nomor Berita Acara: IT.18.01/BA.FA/X/2011 Launching on October 18 2011 with News Event No. IT.18.01/ BA.FA/X/2011
Astra Graphia dikostumisasi oleh IT AP II Astra Graphia customized by IT AP II
Launching tanggal 18 Oktober 2011 dengan nomor Berita Acara: IT.18.02/BA.FA/X/2011 Launching on October 18 2011 with News Event No. IT.18.01/ BA.FA/X/2011
Airport Services
IT AP II
Launching tanggal 5 Desember 2011 dengan nomor Berita Acara: IT.05.01/BA.ASFARES/ XII/2011 Launching on December 5 2011 with News Event No. IT.05.01/ BA.ASFARES/XII/2011
Komersial Commercial
IT AP II
Pre launching
Internal Auditor
PT Auditindo No. Kontrak: PJJ.11.01/00/09/2009/215
Budgeting
Astra Graphia dikostumisasi oleh PT SYRIDINK Astra Graphia Customized by PT SYRIDINK
Airport Bussiness
PT APS dan BRI
Treasury
IT AP II
Pre launching untuk Modul Deposito Pre-launching for Deposit Module
Komersial dan Akuntansi Commercial and Accounting
IT AP II
Pre launching
BOD
IT AP II
Pre launching
Hingga akhir tahun 2011, aplikasi ini belum dapat diimplementasikan karena ada fitur-fitur yang masih belum bisa berfungsi dengan baik Until the end of 2011, this application has not yet been implemented due to nonfunctional features
Pre launching
Launching tanggal 22 Desember 2011 Launching on 22 December 2011
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
No
97
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management
“Perusahaan secara berkelanjutan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif.” “The Company continuously develops and improves an integrated and comprehensive system framework for risk control and internal control structure.”
Angkasa Pura II recognizes the importance of corporate risk management as one of the keys to successfully achieve its objectives and win a global-level competition.
Angkasa Pura II sebagai Perusahaan yang bergerak dibidang jasa kebandarudaraan dan jasa terkait bandar udara terus melakukan pembenahan dalam mewujudkan visi dan misinya. Program transformasi terus dijalankan di segala bidang sampai pada fungsi-fungsi penunjang, termasuk diantaranya penanganan risiko. Perusahaan menyadari, pelaksanaan manajemen risiko korporat semakin menjadi tuntutan, karena keberhasilannya menjadi salah satu kunci sukses pencapaian tujuan dan kemenangan persaingan di tingkat global.
As a company engaging in airport and airport-related services, Angkasa Pura II is continuously improving to attain its vision and mission. The transformation program is being run in every part of the company, including in support functions, such as risk handling. The Company understood that good corporate risk management will be one of the keys to successfully achieve its objectives and win a global-level competition.
Penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan shareholder value, sekaligus memberikan gambaran komprehensif kepada stakeholder maupun pengelola Perusahaan mengenai potensi peluang maupun kerugian, dengan demikian pengambil keputusan dan pembuat kebijakan internal memiliki ketersediaan data dan informasi mengenai kinerja Perusahaan, sehingga memungkinkan pembuatan keputusan yang lebih efektif dan efisien.
Risk management implementation can improve shareholder value, and at the same time, provide stakeholders and the management with a comprehensive outlook for potential opportunity or loss. This will in turn provide decision-makers and policy-makers with the necessary data and information on Company performance, enabling a more effective and efficient decision-making.
PROFIL PERUSAHAAN
Angkasa Pura II menyadari pelaksanaan manajemen risiko korporat semakin menjadi tuntutan, karena keberhasilannya merupakan salah satu kunci sukses pencapaian tujuan dan kemenangan persaingan di tingkat global.
98
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
In its business activities, Angkasa Pura II faces a number of inherent risks. Such risks can be generally divided into risks that can affect human health, Company assets, the environment, and Company reputation. More specifically, risks can be divided by its characteristics, which are: risk of flight operation failure, risk of airport operation failure, risk of service failure, and risk of non-compliance. These risks can be addressed through risk avoidance, risk mitigation, or risk transfer. Evaluation is conducted periodically as the risk parameters change.
Perusahaan secara berkelanjutan mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya dapat diambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limitlimit transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas usaha.
The Company continuously develop and improve an integrated and comprehensive system framework for risk control and internal control structure, which can provide early information on risk potentials and ensure adequate measures are being taken to mitigate the impact of such risks. The risk management framework is laid out in policies, procedures, transactional limits, authorities, and other regulations, as well as various applicable risk management tools across the Company’s business activities.
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai dengan standar bandara internasional, manajemen Angkasa Pura II telah melaksanakan risk profil safety, security&services through compliance serta pembangunan Enterprise Risk Management-Integrated Framework and Application Techniques yang diterbitkan oleh The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (ERM-COSO).
In a bid to improve risk management in line with international airport standard, Angkasa Pura II management has conducted risk profile on safety, security & services through compliance, and developed Enterprise Risk Management-Integrated Framework and Application Techniques published by The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (ERM-COSO).
Esensi dari penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha Perusahaan tetap terkendali (manageable) pada batas atau limit yang dapat diterima serta menguntungkan.
The essence of risk management application is adequacy of risk management procedures and methodologies to keep the Company’s business activities manageable in an acceptable and profitable limit.
A. ORGANISASI
A. ORGANIZATION
Angkasa Pura II menetapkan Unit Corporate Risk Management sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan manajemen risiko Perusahaan dengan lingkup kerja meliputi Kantor Pusat dan 12 (dua belas)
Angkasa Pura II established the Corporate Risk Management Unit as the caretaker of Company risk management with the scope that includes the Head Office and twelve (12) Angkasa Pura II Branch Offices COMPANY PROFILE
Dalam aktifitas usaha, Angkasa Pura II menghadapi beberapa risiko yang melekat. Risiko tersebut secara umum dapat dibagi menjadi risiko yang berpengaruh terhadap manusia, aset Perusahaan, lingkungan, dan reputasi Perusahaan. Sedangkan secara khusus, risiko yang dihadapi sesuai karakteristiknya dapat berbentuk risiko kegagalan operasional penerbangan, kegagalan operasi bandara, kegagalan layanan dan ketidakpatuhan pada regulasi. Berbagai risiko tersebut ditangani melalui upaya pencegahan risiko, mitigasi risiko, ataupun pengalihan risiko. Evaluasi selalu dilakukan secara berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
99
PROFIL PERUSAHAAN
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management
100
Kantor Cabang Angkasa Pura II, dengan spesialisasi kerja Safety Management System, Facility Risk Management, dan Business Risk Management.
with the work specialization Safety Management System, Facility Risk Management, and Business Risk Management.
Manajemen Risiko dari sisi Safety Management System dan Facility Risk Management telah diimplemantasikan sejak tahun 2006 berdasarkan Keputusan Direksi Nomor KEP.01.01.01/00/09/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja PT Angkasa Pura II (Persero) sebagaimana telah diubah melalui Keputusan Direksi Nomor KEP.01.01/10/2009.4 tanggal 13 Oktober 2009, berfokus pada pengelolaan risiko pada aktifitas operasional dan teknik dengan target tercapainya keselamatan, keamanan dan pelayanan sesuai standar ketentuan yang berlaku yaitu safety, security and services through compliance.
Risk Management regarding Safety Management System and Facility Risk Management has been implemented since 2006 based on the Directors Decree Number KEP.01.01.01/00/09/2006 on Organization and Procedures of PT Angkasa Pura II (Persero) as amended through the Directors Decree Number KEP.01.01/10/2009.4 dated 13 October 2009, focusing on risk management in operational and technical activities with the target of achieving safety, security, and service in line with the prevailing standard, which is safety, security, and service through compliance.
Sementara Business Risk Management yang terbentuk pada tahun 2010, merupakan perwujudan baru pengelolaan risiko yang mengadopsi kebutuhan Perusahaan dalam pengelolaan risiko bisnis yang meliputi aspek keuangan, hukum, komersial, dan sumber daya manusia serta diharapkan dapat memetakan peluangpeluang bisnis baru.
Meanwhile, Business Risk Management established in 2010 is a new form of risk management, which takes into account the Company’s need in business risk management, covering financial, legal, commercial, and human resources aspects, and is expected to map out new business opportunities.
Dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dalam hal pengawasan atas pengelolaan manajemen risiko, Perusahaan telah membentuk Komite Manajemen Risiko (Penjelasan terkait Komite Manajemen Risiko disajikan pada bagian Tata Kelola Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini).
To help the Board of Commissioners in supervising risk management, the Company has formed a Risk Management Committee (Further details on the Risk Management Committee is presented in the Company Governance section in this Annual Report).
B. KEBIJAKAN, STRATEGI, SISTEM INFORMASI DAN KERANGKA MANAJEMEN RISIKO
B. RISK MANAGEMENT POLICIES, STRATEGIES, INFORMATION SYSTEM, AND FRAMEWORK
1. Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan manajemen risiko Angkasa Pura II mengacu pada Risk Management Standard AS/NZS 4360/2004, yang terinci dalam pokok-pokok kebijakan manajemen Perusahaan sebagaimana tertuang dalam Corporate Safety Manual, Doc-SMS.02/XI/2005.Corp sebagai berikut: a. Manajemen risiko adalah suatu penerapan kebijakan, prosedur dan praktik kerja yang dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisa, menilai dan memonitor risiko;
1. Risk Management Policies Angkasa Pura II risk management policies referred to the Risk Management Standard AS/NZS 4360/2004, outlined in the Company’s Corporate Safety Manual, Doc-SMS.02/XI/2005.Corp as follow:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
a. Risk management is an implementation of policies, procedures, and work practices conducted systematically to identify, analyze, assess, and monitor risks;
b. Proses manajemen risiko dalam aktivitas lapangan Perusahaan adalah bagian paling mendasar serta sangat menentukan dalam penyusunan dan perancangan program keselamatan, keamanan dan pelayanan berdasarkan ketentuan yang berlaku; c. Segala risiko berkait dengan faktor keselamatan jiwa harus dikelola seoptimal mungkin mengingat dampaknya yang sangat luas bagi pengguna jasa maupun bagi keberlanjutan bisnis Perusahaan. Kebijakan manajemen Perusahaan tersebut telah disempurnakan pada tahun 2010 dengan penggunaan konsep Enterprise Risk ManagementIntegrated Framework and Application Techniques yang diterbitkan oleh The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (ERMCOSO). Implementasi ERM-COSO dimaksud terintegrasi dengan konsep Internal Auditor Perusahaan dalam mewujudkan audit berbasis risiko.
b. Risk management process in the Company’s field activities is the most fundamental and critical process in the preparation and design of safety, security, and service programs based on prevailing regulations; c. Any risks related to the safety of live must be managed as optimum as possible considering the wide-ranging impact to service users and the Company’s going concern.
2. Strategi Manajemen Risiko Angkasa Pura II telah meletakkan kerangka pengembangan manajemen berbasis risiko dalam format Risk Management Standard Perusahaan. Pengembangan dan implementasi manajemen risiko telah dimulai sejak tahun 2006 dengan menggunakan pendekatan metode internal sebagai bagian dari pengelolaan risiko serta diharapkan selesai seluruhnya pada tahun 2015, hal ini selaras dengan roadmap Corporate Risk Management yang diusulkan dalam program rolling plan RJPP Perusahaan Tahun 2011-2015.
2. Risk Management Strategies Angkasa Pura II has laid out the framework for developing a risk-based management in the format of Company Risk Management Standard. Development and implementation of risk management have begun since 2006, by using the internal method approach as part of the risk management, and is expected be finalized by 2015, in line with the Corporate Risk Management roadmap, which is proposed in a rolling plan program in the Company’s Long Term Plan (RJPP) for 2011-2015.
Sebagai salah satu pendukung tercapainya strategi implementasi manajemen risiko, Perusahaan berupaya menanamkan budaya sadar risiko pada karyawan dengan memberikan pemahaman yang memadai mengenai faktor-faktor risiko yang terkait dengan pekerjaan dan/atau fungsinya sehari-hari.
As one of the supporting aspects to achieve risk management implementation strategy, the Company works to instill a culture of risk awareness among employees by helping them to understand risk factors related to their daily jobs and/or functions.
3. Sistem Informasi & Operasi Manajemen Risiko Sebagai sarana pendukung dalam pengelolaan risiko, secara bertahap Angkasa Pura II mengembangkan database per masing-masing jenis risiko (risk register), yang bermanfaat dalam pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko tersebut.
3. Risk Management Information System & Operations To support risk management, Angkasa Pura II is gradually developing a database of each type of risk (a risk register), which can help in measuring, monitoring, and controlling such risk.
The Company’s management policy has been improved in 2010 through the use of Enterprise Risk Management-Integrated Framework and Application TechniquespublishedbyTheCommitteeofSponsoring Organizations of the Treadway Commission (ERMCOSO). ERM-COSO implementation is intended to be integrated with the concept of Company Internal Auditor to attain risk-based audit.
COMPANY PROFILE
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
101
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management 4. Risk Management Framework Airport operation has become increasingly competitive, along with demands for service quality from users and demands for a better regulatory standards. Such conditions have forced the Company to optimize existing resources. Tying in with risk management, a comprehensive framework is required to identify and manage risks, so the Company can be more protected in achieving its goals and attaining its business strategies more effectively.
Kerangka kerja ini dikembangkan dengan tujuan: • Memungkinkan Angkasa Pura II untuk mengelola risiko secara proaktif dengan pendekatan yang sistematis dan terstruktur, serta secara berkesinambungan memperbaiki setiap proses bisnis untuk mengurangi level risiko Perusahaan, dengan demikian dapat mempertahankan kondisi yang lebih aman untuk semua pemangku kepentingan (stakeholder); • Menjamin telah adanya strategi untuk mengendalikan risiko dan memaksimalkan peluang; • Menanamkan proses manajemen risiko sebagai bagian yang terintegrasi dalam proses perencanaan Perusahaan pada level strategis maupun level operasional; • Membantu menciptakan budaya waspada terhadap risiko dari perspektif strategis, operasional dan individu; • Memberikan kredibilitas pada proses bisnis dan meningkatkan perhatian manajemen terhadap pengelolaan, pengawasan, pelaporan dan pengkajian pada risiko yang teridentifikasi dan secara terus menerus mempertimbangkan risiko baru yang mungkin timbul; • Memberikan pemahaman tentang kebutuhan setiap individu akan manajemen risiko dan meluruskan strategi Perusahaan dalam melakukan peniliaian risiko (risk assessment) dari strategi “top down” menjadi strategi “bottom up”.
The framework is developed with the aims to: • Enable Angkasa Pura II to manage risks proactively with a systematic and structured approach, as well as continuously improve every business process to reduce the level of risk to the Company, thus maintaining a safer condition for a stakeholders; • Guarantee the availability of a strategy to control risks and maximize opportunity; • Instill risk management process as an integrated part of the Company planning process at the strategic and operational level; • Help create a culture of risk awareness from the strategic, operational, and individual perspectives; • Provide credibility for business processes and increase the management’s attention to risk management, supervision, reporting, and assessment for identified risks as well as be vigilant of new risks that may arise; • Provide insights into the needs of each individual in risk management and align the Company’s strategy in risk assessment from a top-down to bottom-up strategy.
PROFIL PERUSAHAAN
4. Kerangka Manajemen Risiko Pengoperasian bandara semakin diwarnai oleh adanya peningkatan persaingan, tuntutan dari pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan, serta tuntutan untuk menerapkan standar regulasi yang lebih baik. Kondisi ini memacu Perusahaan untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang komprehensif dalam identifikasi dan pengelolaan risiko, dengan demikian Perusahaan dapat lebih terlindungi dalam mencapai sasaran dan mewujudkan strategi bisnis dengan lebih efektif.
102
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
C. RISK MANAGEMENT PROCESS
1. Pemahaman Konteks Manajemen Risiko Meliputi pemahaman dan penilaian hubungan setiap unit di lingkungan internal Angkasa Pura II dengan pihak luar perusahaan, dan lingkungan manajemen risiko dimana tahapan proses pengelolaan risiko terjadi. Hal tersebut disertai pemahaman tujuan yang harus dicapai oleh unit pelayanan sesuai fungsi dan otoritas yang telah diberikan Perusahaan. Hal ini termasuk menetapkan kriteria penilaian pada saat menganalisa risiko apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak.
1. Understanding the Context of Risk Management Covers the knowledge and assessment of each Angkasa Pura II internal unit relationship with outside parties, and the risk management environment where the risk management process is happening. This should be accompanied by understanding of the service unit’s goals in line with functions and authority given by the Company. This will include establishing risk analysis assessment criteria on whether a risk is acceptable or not.
2. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko Perusahaan dilakukan dengan cara review dokumen, wawancara terbatas dengan key person, diskusi dengan tim counterpart, dan analisis proses bisnis. Identifikasi risiko Perusahaan dilaksanakan terhadap sasaran yang tercantum dalam Kontrak Manajemen (KPI) tahun 2011 yang membagi risiko berdasarkan 4 perspektif yaitu Risiko Strategis, Risiko Keuangan, Risiko Ancaman dan Risiko Operasional.
2. Risk Identification Company risk identification can be conducted through document reviews, limited interviews with key people, discussions with counterpart teams, and business process analysis. Company risk identification is conducted against targets listed in the 2011 Management Contract (KPI), which divided risks into 4 perspectives, Strategic Risks, Financial Risks, Risks from Threats, and Operational Risks.
Proses identifikasi risiko dilakukan pada fungsi-fungsi di lingkungan Kantor Pusat selaku unit perencana dan pengendali aktivitas Perusahaan dan pada kantorkantor cabang, untuk selanjutnya dilakukan kompilasi untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang mempengaruhi aktivitas Perusahaan secara korporat.
Risk identification process is conducted in various functions in the Head Office as the planning and controlling unit of the Company’s activities, and in branch offices, which is subsequently compiled to identify risks that affect the Company’s activities as a corporation.
Pada proses identifikasi ini ditetapkan kriteria risiko yang digunakan dalam penaksiran risiko. Kriteria kemungkinan keterjadian (likelihood) dinyatakan dengan persentase probabilitas keterjadian risiko, sedangkan kriteria dampak dinyatakan dengan satuan ukuran sasaran yang terpengaruh, baik berupa pencapaian target kinerja, deviasi anggaran, kerugian finansial, kehilangan reputasi perusahaan, keselamatan kerja, dan lain sebagainya. Ukuran likelihood dan dampak risiko tersebut dikonversikan menjadi skala semi kuantitatif dari 1 sampai dengan 5.
During such identification process, risk criteria are established and used in risk appraisal. The criteria for the likelihood of a risk is represented with a probability percentage of the risk occurring, while the criteria for impact is represented with how many goals that will be affected, whether they are performance targets, budgetary deviation, financial loss, the Company’s loss of reputation, work safety, etc. The likelihood and impact of such risk is converted into a semi quantitative scale from 1 to 5.
Selain kriteria, ditetapkan pula kategorisasi risiko Perusahaan. Berdasarkan ERM COSO, risiko secara umum dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu faktor eksternal dan internal organisasi. Faktor eksternal terdiri dari ekonomi, lingkungan alam, politik, dan sosial. Sedangkan faktor internal terdiri dari infrastruktur, proses,
Aside from criteria, there is also Company risk categorization. Based on ERM COSO, risks are generally divided into two categories, which are risks from external factors and internal factors. External factors consist of the economy, environment, politics, and social. Meanwhile, internal factors consist of infrastructure, process, human
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
C. PROSES MANAJEMEN RISIKO
103
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management sumber daya manusia, dan teknologi. Kategorisasi risiko ini berguna untuk mengikhtisarkan risiko pada saat pelaporan kepada manajemen Perusahaan.
resources, and technology. Risk categorization is useful when summarizing risks to be reported to the Company’s management.
3. Penaksiran Risiko Tahap penaksiran risiko dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Seluruh risiko yang telah diidentifikasi ditaksir kemungkinan (likelihood) dan dampak terjadinya dengan cara pengisian Formulir Penaksiran Risiko oleh key person. Penaksiran Risiko dilakukan dengan pendekatan semi kuantitatif menggunakan skala Likert sesuai kriteria ukuran risiko yang telah disepakati bersama. Penaksiran risiko dilakukan pada level penaksiran risiko inheren. Hasil penaksiran risiko inheren dilakukan dengan mempertimbangkan pengendalian risiko yang telah dimiliki Perusahaan pada saat dilakukan penaksiran risiko. b. Penaksiran risiko yang telah dilakukan selanjutnya ditabulasikan dalam Tabulasi Hasil Penaksiran Risiko. Tabulasi Hasil Penaksiran Risiko menghasilkan taksiran nilai rata-rata likelihood dan dampak terjadinya risiko. Skor tingkat signifikansi risiko diperoleh dari hasil perkalian antara taksiran nilai rata-rata likelihood dan dampak terjadinya risiko.
3. Risk Assessment Risk assessment is carried out through the following steps: a. All identified risks are appraised for their likelihood and impact by asking a key person to complete a Risk Appraisal Form. Risk appraisal is carried out with semi quantitative approach, using a Likert scale in line with the risk measurement criteria which has been agreed beforehand. Risk appraisal is carried out on the level of inherent risk appraisal. The results of inherent risk appraisal takes into account risk control already in place at the Company during risk appraisal. b. Risk appraisal results are then tabulated in a Risk Appraisal Results Tabulation. Risk Appraisal Results Tabulation produces average estimates of the likelihood and impact of a risk. The score of risk significance rate is produced by multiplying average estimates of the likelihood and impact of a risk.
PROFIL PERUSAHAAN
104
Berdasarkan hasil pemetaan risiko dari aktivitas Risk Assessment di lingkungan Business Risk Management Tahun 2011, teridentifikasi 40 (empat puluh) risiko korporat yang meliputi 2 (dua) risiko yang memerlukan tindakan segera untuk mengelola risiko (unacceptable), 17 (tujuh belas) risiko diperlukan tindakan untuk mengelola risiko (issue), 19 (sembilan belas) risiko disarankan mengambil tindakan untuk mengelola risiko apabila sumber daya tersedia dan 2 (dua) risiko dalam batas yang dapat diterima.
4. Pengendalian Risiko Pengendalian risiko merupakan proses, kebijakan, alat, praktik, atau tindakan lain yang dirancang untuk meminimalkan risiko. Pengendalian risiko dapat berupa pengendalian risiko yang ada yaitu pengendalian risiko yang sudah diterapkan oleh manajemen pada saat dilakukan risk assessment atau dapat juga berupa pengendalian risiko yang akan dilakukan yang merupakan pengembangan dan tambahan atas pengendalian risiko yang ada agar kemungkinan dan dampak terjadinya risiko berkurang pada tingkat yang dapat diterima.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Based on risk mapping from Risk Assessment activities in 2011 Business Risk Management, forty (40) corporate risks have been identified, consisting of two (2) risks which require immediate action to manage risk (unacceptable), seventeen (17) risks which require action to manage risk (issues), nineteen (19) risks in which action to manage risk is advisable if the resources are available, and two (2) risks which are within the acceptable bounds.
4. Risk Control Risk control is a process, policy, tool, practice, or other actions designed to minimize risk. Risk control can be in the form of existing risk control, which is already implemented by the management during risk assessment, or risk control developed or added on top of existing risk control to further reduce the likelihood and impact of a risk to an acceptable level.
20,00 15,00 10,00 5,00 2010 2011
0,00
Berdasarkan data tersebut di atas, terdapat 47 (empat puluh tujuh) risiko yang telah dikendalikan dengan baik sehingga menurunkan level risiko (yang sama dan ditemukenali pada tahun 2011) paling tinggi 100% (seratus persen) dan paling rendah 5% (lima persen) atau rata-rata pengendalian yang dilakukan pada tahun 2011 adalah 21% (dua puluh satu persen).
Based on the data above, there are forty seven (47) risks which have been well-controlled, reducing the level of risks (similar ones, also found and identified in 2011) by as much as 100% and as little as 5% or average control conducted in 2011 is 21%. In 2011, nine (9) new risks are found and identified, which have not been identified in the previous year.
a. Kepatuhan pada regulasi dan penerapan prosedur operasi Angkasa Pura II terus berupaya agar dalam penyelenggaraan kegiatan bisnis Perusahaan selalu memenuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku. Setiap unit pelayanan di lingkungan Perusahaan telah memiliki prosedur operasi standar dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga semua kegiatan operasi dan pelayanan terlaksana secara sistematis dan terstandarisasi. Salah satu langkah pengawasan atas proses ini adalah dilaksanakannya safety audit secara rutin dan penerapan safety management system pada seluruh bandara yang dikelola Perusahaan.
a. Regulatory compliance and implementation of operating procedures In conducting its business activities, Angkasa Pura II strives to comply with applicable rules and regulations. Each service unit in the Company has a standard operating procedure in carrying out its activities, so every operational and service activity is conducted systematically and standardized. One of the supervisory measures for this process is a routine safety audit and implementation of safety management system in all airports under the Company’s management.
Hasil Safety Audit Tahun 2011 Results Of 2011 Safety Audit Bandar Udara Airport
Waktu Pelaksanaan Audit Date
Jumlah Realisasi Tindak Lanjut Followed Up
Persentase Realisasi Tindak Lanjut Followed Up Percentage
1
Raja Haji Fisabilillah-Tanjung Pinang
7-11 Maret 2011 March 7-11, 2011
17
15
88%
2
Sultan Iskandar Muda-Aceh
7-11 Maret 2011 March 7-11, 2011
25
24
96%
3
Depati Amir-Pangkal Pinang
21-25 Maret 2011 March 21-25, 2011
11
11
100%
4
Husein Sastranegara-Bandung
21-25 Maret 2011 March 21-25, 2011
19
19
100%
5
Sultan Thaha-Jambi
11-15 April 2011 April 11-15, 2011
24
18
75%
6
Minangkabau-Padang
11-15 April 2011 April 11-15, 2011
15
14
93%
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
No
Jumlah Temuan Findings
105
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management
No
Bandar Udara Airport
Waktu Pelaksanaan Audit Date
PROFIL PERUSAHAAN
Jumlah Realisasi Tindak Lanjut Followed Up
Persentase Realisasi Tindak Lanjut Followed Up Percentage
7
Sultan Syarif Kasim II-Pekanbaru
25-28 April 2011 April 25-28, 2011
20
20
100%
8
Polonia-Medan
25-29 April 2011 April 25-29, 2011
21
19
90%
9
Supadio-Pontianak
9-12 Mei 2011 May 9-12, 2011
22
20
91%
10
Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang
9-12 Mei 2011 May 9-12, 2011
28
25
89%
11
Halim Perdanakusuma-Jakarta
23-26 Mei 2011 May 23-26, 2011
15
10
40%
12
Soekarno-Hatta-Tangerang
15 November5 Desember 2011 November 15December 5, 2011
59
14
24%
Rata-Rata Realisasi Tindak Lanjut Temuan Safety Audit Tahun 2011 Average Followed Up Findings From 2011 Safety Audit
106
Jumlah Temuan Findings
84,4%
b. Pemeliharaan fasilitas dan peningkatan kualitas pelayanan Kualitas dan keberhasilan usaha Perusahaan sangat dipengaruhi oleh kehandalan dan ketersediaan fasilitas. Untuk itu, unit-unit pelayanan wajib melaksanakan pemeliharaan fasilitas sesuai prosedur yang berlaku, sebagai upaya mencegah terjadinya kegagalan operasi akibat penurunan kualitas peralatan dan fasilitas yang berdampak pada terganggunya pencapaian tujuan Perusahaan. Selain itu Perusahaan secara terus-menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan peremajaan terhadap fasilitas yang dimiliki. c. Pelatihan Salah satu unsur penting untuk mengurangi risiko terjadinya kegagalan dalam memberikan pelayanan terhadap pengguna jasa adalah personil yang berkualitas dan sadar akan risiko. Beberapa pelatihan telah diberikan terkait dengan unsur keselamatan dan pengelolaan risiko, diantaranya: Traning Pengenalan ISO 31000, Enterprise Risk Management, Aerodrome Safety Plan, Fire Service Safety Audit Course, Risk Based Management, Diklat Dasar-dasar Audit.
b. Facility maintenance and service quality improvement The quality and success of the Company’s business are very much affected by the reliability and availability of facilities. To that end, service units are obligated to maintain facilities in line with applicable procedures to prevent operational failure due to decreasing quality of equipment and facilities, which will disrupt the attainment of the Company’s objectives. Furthermore, the Company continuously strives to improve service quality by revitalizing facilities it owned. c. Training One of the important elements in mitigating the risk of failure when providing services to users, is quality and risk aware personnel. Several trainings have been given regarding safety and risk management, among others: Introductory training to ISO 31000, Enterprise Risk Management, Aerodrome Safety Plan, Fire Service Safety Audit Course, Risk Based Management, The Basics of Audit Training.
5. Respon Risiko Respon risiko adalah sikap yang diambil manajemen untuk merespon risiko yang dihadapi. Ada empat macam respon risiko yaitu menerima, menghindari, mengurangi, dan membagi risiko. Respon risiko diambil dengan tujuan untuk membawa risiko inheren ke tingkat yang dipertimbangkan dapat diterima. Dari empat pilihan respon risiko tersebut, pemilik risiko (risk
5. Risk Response Risk response is the stance management takes in response of the risks faced. There are four types of risk response: to accept, avoid, mitigate, and share risks. Risk response is needed to bring inherent risks to levels
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
considered acceptable. Of the four risk responses, risk owner can decide to use one or a combination of responses taking into account the cost and the benefit.
Dalam hal terdapat risiko yang pengendaliannya tidak efisien bila dilakukan oleh perusahaan maka risiko tersebut diupayakan dialihkan kepada pihak lain (risk transfer). Bentuk pengalihan risiko yang telah dilakukan oleh Perusahaan adalah penutupan asuransi, yang meliputi: a. Asuransi Tanggung Jawab Bandar Udara (Airport Liability Insurance) Merupakan pengalihan risiko tuntutan hukum pihak ketiga terhadap Perusahaan akibat kesalahan dan/atau kelalaian Perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa. Penutupan asuransi ini merupakan kepatuhan pada ketentuan mandatori dari Pasal 240 ayat (2) UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan. b. Asuransi Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) Sebagai bentuk perlindungan konsumen sekaligus dalam rangka peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa perusahaan, seluruh calon penumpang pesawat udara yang melalui bandara di lingkungan Perusahaan telah dilindungi asuransi PJP2U terhadap risiko kecelakaan yang menimbulkan luka maupun kematian selama berada di lingkungan Bandara. Sebagai bagian wujud usaha peningkatan pelayanan dan customer care, Perusahaan memberikan biaya repatriasi jenazah, dalam hal penumpang pesawat udara meninggal normal (tanpa insiden kecelakaan) di lingkungan Perusahaan. c. Asuransi Property All Risk, Terrorism & Sabotage, dan Earthquake. Penutupan asuransi ini, merupakan perlindungan atas kerugian akibat kerusakan dan kehilangan aset Perusahaan.
If there are risks in which the Company cannot control efficiently, the risks should be transferred to other parties. The Company has undertaken risk transfer by taking out insurance, including: a. Airport Liability Insurance Transferring the risk of third party lawsuit against the Company for mistakes and/or neglects in servicing users. Taking out this type of insurance complies with the mandatory provision of Article 240 Paragraph (2) in Law Number 1 Year 2009 on Aviation. b. Aircraft Passenger Insurance (PJP2U) As part of the consumer protection as well as to improve service for users, all aircraft passengers going through airports of the Company is protected by PJP2U insurance against the risk of accidents causing injury or death while in the airport environment. As part of the effort to improve service and customer care, The Company will pay for repatriation costs if an airline passenger passed away in normal circumstances (not in an accident) within the Company premises. c. All Risk, Terrorism & Sabotage, and Earthquake Property Insurance Taking out this insurance can protect against loss from damage and loss of Company asset.
6. Monitor dan Review Risiko Unit Corporate Risk Management secara terus menerus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen risiko yang ada di setiap Kantor Cabang.
6. Risk Monitoring and Review The Corporate Risk Management unit continuously monitor risk management implementation at every Branch Office.
7. Konsultasi dan Komunikasi Risiko Setiap hasil aktivitas manajemen risiko selalu dikonsultasikan dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan (stakeholder).
7. Risk Consultation and Communication Every result of risk management activities will always be consulted with and communicated to the stakeholders.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
owner) dapat memutuskan untuk menggunakan salah satu atau kombinasi lebih dari satu respon dengan memperhitungkan antara biaya dan manfaat.
107
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
Keberadaan bandara, sekalipun memiliki nilai dan layanan yang strategis, membutuhkan lahan yang amat luas, dan memiliki potensi risiko seperti polusi kebisingan bagi masyarakat sekitar, maupun faktor keamanan dari masyarakat sekitar. Angkasa Pura II memandang kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya menciptakan hubungan yang harmonis dengan pemangku kepentingan masyarakat demi kepentingan bersama. The existence of an airport, despite its obvious strategic value and services, takes up huge tracts of land, and creates potential risk factors such as noise pollution to the surrounding communities, PROFIL PERUSAHAAN
and security issues from the surrounding communities. Angkasa Pura II views its Corporate Social
108
Responsibility initiatives as an integral part of creating harmonious relations with its community stakeholders in the interest of all.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
IMPLEMENTATION OF THE PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM (PCDP)
Pelaksanaan PKBL pada PT Angkasa Pura II (Persero) dimulai sejak tahun 1991 yang saat itu dilaksanakan melalui program PEGELKOP yang kemudian berubah menjadi PUKK, namun sejak tahun 2007, sesuai Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-05/ MBU/2007 berubah menjadi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).
Implementation of PCDP at PT Angkasa Pura II (LLC) began in 1991, which was carried out through the PEGELKOP program and later changed into PUKK. However, by the Regulation of the Minister of State Enterprises Number PER-05/MBU/2007, it is then changed into Partnership and Community Development Program (PCDP).
PROGRAM KEMITRAAN
PARTNERSHIP PROGRAM
Mitra Binaan adalah Usaha Kecil yang mendapatkan pinjaman dari Program Kemitraan. Usaha Kecil yang mendapat pinjaman dari Program Kemitraan Angkasa Pura II dapat dikelompokan ke dalam 8 (delapan) sektor, yaitu: Perdagangan, Industri, Pertanian, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Jasa dan Lainnya.
Development Partners are Small Businesses that receive loans from the Partnership Program. Small Businesses that receive loans from Angkasa Pura II Partnership Program are classified into 8 (eight) sectors, namely: Trade, Industry, Agriculture, Plantation, Fishery, Animal Husbandry, Service, and others.
Perkembangan usaha Mitra Binaan tersebut pada umumnya berkembang cukup baik, hal ini ditandai dengan tingkat pengembalian angsuran pinjaman yang tepat waktu. Namun demikian masih ada sebagian kecil yang belum memenuhi harapan disebabkan beberapa hal, antara lain: penggunaan modal usaha di luar kegiatan pokok atau digunakan untuk memenuhi kebutuhan seharihari atau penggunaan dana yang bersifat konsumtif. Selain itu, masih kurangnya pengetahuan tentang caracara berbisnis yang baik, dan terbatasnya informasi, sering mengakibatkan usahanya sulit berkembang.
In general, the Development Partners’ businesses grow well enough, which is indicated by the rate of loan installment punctual repayments. However, there are still a few businesses that are still struggling for a number of reasons, among which include: the use of venture capital for things other than the primary activities, for daily needs, or for consumptive purposes. In addition, lack of knowledge on how to do business properly as well as limited information often makes it difficult for business to grow.
Untuk meningkatkan kinerja mereka, para Mitra Binaan juga diberikan bantuan hibah berupa dana pendidikan/ pelatihan dan promosi untuk menambah wawasan pengetahuan secara teknis pada bidang akuntansi, pemasaran, dan pengetahuan lain terkait pengembangan usaha Mitra Binaan.
In order to improve their performance, Development Partners are also given grants in the form of funding for education/training and promotion. These should help increase their technical knowledge in the fields of accounting, marketing, and other related skills related to the Development Partners’ business development.
Selanjutnya kegiatan promosi dilaksanakan dengan maksud agar produk-produk Mitra Binaan dapat lebih dikenal masyarakat luas sehingga bisa menambah kapasitas produksi.
Promotional activities have been aimed at introducing the Development Partners’ products to the general public and increase their production capacity.
PROGRAM BINA LINGKUNGAN
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
Untuk Program Bina Lingkungan telah disalurkan antara lain: Bantuan Korban Bencana Alam, Bantuan Sarana Ibadah, Bantuan Sarana Pendidikan, Bantuan Sarana Kesehatan, Bantuan Sarana Umum, Bantuan Untuk Pelestarian Alam (Penghijauan).
Some of the aids disbursed through the Community Development Program include: Aids for the natural disaster victims, aids for religious facilities, aids for educational facilities, aids for health care facilities, aids for public facilities, aids for environment conservation (reforestation).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
PELAKSANAAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL)
109
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
PROFIL PERUSAHAAN
Pemberian bantuan ini diprioritaskan kepada daerah di sekitar wilayah kerja Perusahaan. Secara umum pelaksanaan Program Bina Lingkungan telah tepat sasaran, sehingga masyarakat sekitar sudah merasakan manfaatnya. Kegiatan ini turut berkontribusi terhadap semakin baiknya kondisi sosial masyarakat, yang berdampak pada kondusifnya keamanan dan ketertiban di lingkungan sekitar bandara Angkasa Pura II.
110
These aids are particularly dedicated to regions around the Company’s work area. Generally, the implementation of Community Development Program has been effective, and the community has benefit a lot from it. These activities also contribute to the improving social conditions of the community, which in turn has positively affected the security and order in the neighborhood around Angkasa Pura II airports.
KEGIATAN DI TAHUN 2011
ACTIVITIES IN 2011
Pada tahun 2011 dana Program Kemitraan yang disalurkan kepada Mitra Binaan di seluruh wilayah kerja Perusahaan adalah sebesar Rp41.406.000.000, sedangkan dan dana Program Kemitraan sejak tahun 1991 s/d 2010 telah disalurkankan sebesar Rp185.588.141.000, sehingga jumlah keseluruhan dana Program Kemitraan yang telah disalurkan sejak tahun 1991 adalah sebesar Rp226.994.141.000.
In 2011 Partnership Program funding that was disbursed to Development Partners throughout the Company’s work areas was worth Rp41,406,000,000. Partnership Program funding that was disbursed from 1991 to 2010 was worth Rp185,588,141,000, which makes the total funding of Partnership Program that has been disbursed since 1991 worth Rp226,994,141,000.
Jumlah Penerimaan dana dari alokasi Laba Perusahaan untuk Program Kemitraan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp20.712.138.505, sedangkan dana yang diterima dari alokasi laba mulai tahun 1991 sampai dengan tahun 2010 adalah sebesar Rp79.191.679.370, sehingga dana dari alokasi Laba Perusahaan yang telah disalurkan sejak tahun 1991 berjumlah Rp99.903.817.875.
The amount of received funds from the Company’s profit allocated for the Partnership Program in 2011 was Rp20,712,138,505, while funds received from the profit allocation from 1991 to 2010 were worth Rp79,191,679,370, which makes the funds allocated from the Company’s Profit since 1991 worth a total of Rp99,903,817,875.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
There were 5,280 Development Partners throughout the Company’s work areas that received funding from the Partnership Program in 2011. That means, from 1991 to 2011, 18.350 Development Partners joined the program.
Dari jumlah dana yang disalurkan kepada 8 (delapan) sektor usaha yang dibina, yaitu terdiri dari 1.036 mitra binaan di sektor industri, 10.772 Mitra Binaan di sektor perdagangan, 4.473 Mitra Binaan di sektor pertanian, 139 Mitra Binaan di sektor peternakan, 1 Mitra Binaan di sektor perkebunan, 60 Mitra Binaan di sektor perikanan, 1.197 Mitra Binaan di sektor jasa, dan 672 Mitra Binaan yang bergerak di sektor usaha lainnya.
The funds were disbursed to 8 (eight) business sectors being developed, including 1,036 Development Partners in industry sector, 10,772 Development Partners in trade sector, 4,473 Development Partners in agriculture sector, 139 Development Partners in animal husbandry sector, 1 Development Partner in plantation sector, 60 development partners in fishery sector, 1,197 Development Partners in service sector, and 672 Development Partners operating in other business sectors.
Masyarakat secara umum telah merasakan manfaat dari Program Kemitraan Angkasa Pura II, terutama kelompok usaha skala kecil yang menjadi lebih produktif dan mampu berkembang. Pada gilirannya hal itu menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat, terbukti dengan telah berhasilnya beberapa Mitra Binaan menjadi pengusaha sukses seperti Pengrajin Rumah Bambu, Mendong dan Jaket Kulit.
The general public has reaped the benefits of Angkasa Pura II Partnership Program, especially small-scale business enterprises that become more productive and manage to expand. This will in turn support economic growth of the society, which is proved by the fact that a number of Development Partners have become successful entrepreneurs, such as Bamboo House, Mendong (globe fimbry), and Leather Jacket craftsmen.
Di sisi lainnya, Program Bina Lingkungan juga telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar, dengan membaiknya kondisi sosial masyarakat. Hal ini terbukti dari semakin kondusifnya keamanan dan ketertiban serta meningkatnya kondisi kesehatan, pendidikan dan sektorsektor lainnya untuk masyarakat di sekitar wilayah kerja Perusahaan.
On the other hand, the Community Development Program has also been beneficial to the surrounding community, which is shown by the improving social conditions of the people there. The improvements are also marked by the increasingly favorable security and order as well as health, education, and other sectors for the people around the Company’s work areas.
Posisi Piutang Mitra Binaan sampai dengan 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp56.921.667.461, dimana dari jumlah tersebut yang menjadi piutang di sektor usaha Industri sebesar Rp6.030.083.111, di sektor usaha Perdagangan sebesar Rp22.944.606.101, di sektor usaha Pertanian sebesar Rp17.647.384.278, di sektor usaha Peternakan sebesar Rp343.895.000, di sektor usaha Perkebunan sebesar Rp56.043.000, di sektor usaha Perikanan sebesar Rp110.471.000, di sektor usaha Jasa sebesar Rp7.519.909.971, dan di sektor usaha Lainnya sebesar Rp2.263.275.000.
Development Partners’ receivables until December 31, 2011 were worth Rp56,921,667,461, of which Rp6,030,083,111 belonged to Industry sector, Rp22,944,606,101 belonged to Trade sector, Rp17,647,384,278 belonged to Agriculture sector, Rp343,895,000 belonged to Animal Husbandry sector, Rp56,043,000 belonged to Plantation sector, Rp110,471,000 belonged to Fishery sector, Rp7,519,909,971 belonged to Service sector, and Rp2,263,275,000 belonged to Other sectors.
Untuk Program Bina Lingkungan, jumlah penerimaan dana dari alokasi laba Perusahaan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp20.712.138.505, sedangkan dana yang diterima dari alokasi laba mulai tahun 2002 sampai tahun 2011 adalah sebesarRp106.493.906.015.
The amount of received funds from Company profit allocation for the Community Development Program in 2011 is Rp20,712,138,505, while the amount of received funds from the profit allocation from 2002 to 2011 is Rp106,493,906,015.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Jumlah Mitra Binaan yang mendapat penyaluran dana dari Program Kemitraan pada tahun 2011 adalah 5.280 Mitra Binaan yang tersebar di wilayah kerja Perusahaan. Bila dihitung sejak tahun 1991 hingga tahun 2011, jumlah Mitra Binaan telah mencapai 18.350 Mitra Binaan.
111
PROFIL PERUSAHAAN
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
112
Pada tahun 2011, Dana Bina Lingkungan yang telah disalurkan mencapai Rp5.522.113.625, sementara Dana Bina Lingkungan sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2011 yang telah disalurkankan mencapai Rp51.165.184.885,63.
Community Development funds disbursed in 2011 was worth Rp5,522,113,625, while Community Development funds disbursed from 2002 to 2011 were worth Rp51,165,184,885.63.
Dalam pengelolaan PKBL khususnya pada program kemitraan dijumpai beberapa permasalahan, diantaranya Mitra Binaan ada yang tidak menggunakan dana pinjaman untuk menjalankan usaha melainkan digunakan untuk pembelian yang bersifat konsumtif. Selain itu, jenis usaha Mitra Binaan juga ada yang berubah sehingga tidak sesuai lagi dengan proposal yang disetujui; sementara terdapat Mitra Binaan yang belum membuat pembukuan sehingga tidak bisa melaporkan perkembangan usahanya.
Some problems were encountered during the implementation of PCDP, especially those related to the partnership program, one of which involved certain Development Partners that did not utilize the loan funding to finance their businesses and spent it on consumptive items instead. Furthermore, there were changes in the Development Partners’ types of businesses, causing them to be inconsistent with the approved proposals; there were also Development Partners that did not complete their bookkeeping records and failed to report their business development.
Terhadap permasalahan tersebut telah dilakukan upaya penanggulangannya, yaitu melalui pembinaan yang lebih intensif kepada Mitra Binaan, antara lain melalui peningkatan kegiatan monitoring dan dilayangkannya surat-surat teguran kepada Mitra Binaan yang tidak mentaati ketentuan dalam kontrak.
Efforts to overcome those problems were carried out through more intensive guidance for these Development Partners, including more monitoring activities and sending letters of reprimand to Development Partners who violated the terms of the contract.
STRUKTUR ORGANISASI PKBL
PCDP ORGANIZATION STRUCTURE
Dasar Hukum Pelaksanaan Pkbl PT Angkasa Pura II (Persero)
Legal Basis For The Implementation Of PT Angkasa Pura II (Llc) Pcdp
1. Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. 2. Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP.100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Udaha Milik Negara. 3. Surat Edaran Menteri Negara BUMN Nomor: SE.04/ MBU.S/2007 tentang Penetapan Pedoman Akuntansi Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Badan Usaha Milik Negara. 4. StandarOperasionalProsedur(SOP)PKBLPTAngkasa Pura II (Persero) Nomor: KEP.01.02.08/12/2008 tanggal 22 Desember 2008.
1. Decree of the Minister of State Enterprises Number: PER-05/MBU/2007 of April 27, 2007 on Partnership and Community Development Program. 2. Decree of the Minister of State Enterprises Number: KEP.100/MBU/2002 on the Assessment of State Enterprises Health Rating. 3. Circular Letter of the Minister of State Enterprises Number: SE.04/MBU.S/2007 on the Stipulation of Accounting Guidelines for the Partnership and Community Development Program (PCDP) of State Enterprises. 4. PT Angkasa Pura II (LLC) PCDP Standard Operating Procedures (SOP) KEP.01.02.08/12/2008 of December 22, 2008.
Struktur Organisasi Pkbl
Pcdp Organization Structure
Unit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau Small, Medium Enterpise and Community Depelopment (SME-CD) di Kantor Pusat berada di bawah Direksi dengan penanggung jawab langsung adalah Director of Finance.
The Partnership and Community Development Program unit or Small, Medium Enterprise and Community Development (SME-CD) at the headquarters is under the Board of Directors, with the Director of Finance being the person directly in charge.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Chief of SME-CD dijabat setingat VP dan membawahi 2 orang Manager, yaitu Coordinator Planning & Distribution dan Coordinator Collecting and Reporting, serta masingmasing Koordinator tersebut membawahi 2 orang Assistant Manager.
The position of Chief of SME-CD is the same level as a VP and is in charge of two Managers, Planning & Disbursement and Collecting and Reporting Coordinator, each of whom is in charge of two Assistant Managers.
Struktur organisasi unit SME-CD pada Kantor-Kantor Cabang masih bervariasi, untuk Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta dijabat oleh pejabat setingkat Manager, dan pada Kantor-Kantor Cabang yang dana kelolanya di atas Rp10 miliar seperti Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Supadio, Polonia, Minangkabau, Sultan Syarif Kasim II dan Husein Sastranegara dijabat oleh setingkat Junior Manager, sedangkan cabang dengan dana kelola kurang dari Rp10 miliar seperti pada Kantor Cabang Halim Perdanakusuma, Raja Haji Fisabilillah, Sultan Iskandar Muda, Depati Amir dan Sultan Thaha dijabat oleh Koordinator.
The organization structure of SME-CD unit at Branch Offices still varies. An official at Manager level becomes the head of Soekarno-Hatta Branch Office, while officials at Junior Manager level are heads of the Branch Offices with managed funds worth more than Rp10 billion, such as Sultan Mahmud Badaruddin II, Supadio, Polonia, Minangkabau, Sultan Syarif Kasim II, and Husein Sastranegara Airports. A Coordinator is the head of the Branch Offices with managed funds worth less than Rp10 billion, such as those at Halim Perdanakusuma, Raja Haji Fisabilillah, Sultan Iskandar Muda, Depati Amir, and Sultan Thaha Airports.
PELAKSANAAN PKBL
PCDP IMPLEMENTATION
Rencana Kerja Dan Realisasi Pkbl Tahun 2011
Pcdp Work Plan And Realization In 2011
Program Kemitraan Pelaksanaan Program Kemitraan PT Angkasa Pura II (Persero) pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rencana Kerja Anggaran Tahun 2011 dapat disampaikan sebagaimana tabel berikut:
Partnership Program Implementation of PT Angkasa Pura II Partnership Program in 2011 compared to the Budget Work Plan in 2011 is tabulated in the following table:
1 Saldo Awal Penerimaan
RKA 2011 RKA 2011
Realisasi 2011 Realization 2011
2
3
Deviasi Deviating
Description
Rp
%
4 (3-2)
5 (4/2)
1 Beginning Balance Receipt
2.507.292.592
4.756.431.782
1 Alokasi Laba Perusahaan
12.000.000.000
20.712.138.505
8.712.138.505
72,60
Company Profit Allocation
2 Angsuran Pokok Pinjaman
18.650.000.000
21.434.253.297
2.784.253.297
14,93
Loan Installment
500.000.000
540.873.241
40.873.241
8,17
Problematic Loan Installment
4 Angsuran Tanpa Identitas
13.431.500
13.431.500
Unknown Installment
5 Kelebihan Angsuran
17.683.750
17.683.750
Installment Excess
3 Angsuran Pokok Pinjaman Bermasalah
6 Jasa Administrasi Pinjaman
2.300.000.000
1.942.998.318
7 Bunga Jasa Giro/ Deposito
303.000.000
315.946.672
8 Lain-lain Jumlah Penerimaan Jumlah Sumber Dana
1.500.000
(357.001.682) (15,52) 12.946.672
4,27
(1.500.000)
Loan Administration Service Current Accounts/ Deposit Interest Others
33.754.500.000
44.977.325.283
11.222.825.283
33,25
Total Receipt
36.261.792.592
49.733.757.065
13.471.964.473
37,15
Total Funding Sources
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Uraian
113
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
Uraian
RKA 2011 RKA 2011
Realisasi 2011 Realization 2011
2
3
1
Deviasi Deviating
Description
Rp
%
4 (3-2)
5 (4/2)
1
Penggunaan Dana 1 Penyaluran Pinjaman
Use of Funds 26.000.000.000
41.406.000.000
15.406.000.000
59,25
Loan Distribution
2 Dana Hibah Pendidikan/Pelatihan Promosi/Pameran
Grants 2.670.000.000
322.774.625
(2.347.225.375)
(87,91)
Education/Training
1.910.000.000
995.864.622
(914.135.378) (47,86)
3 Beban Evaluasi/Survey MB
250.000.000
112.979.783
(137.020.217) (54,81)
Evaluation/ Survey MB Fee
4 Beban Monitoring MB
450.000.000
124.544.462
(325.455.538) (72,32)
Monitoring MB Fee
5 Pengadaan Alat Kerja
205.000.000
81.295.100
(123.704.900) (60,34)
Procurement of Working Tools
6 Beban Pemeliharaan Alat Kerja
200.000.000
23.855.450
(226.144.550) (90,46)
Working Tools Maintenance Fee
75.000.000
54.140.000
(145.860.000) (72,93)
Office Stationary Fee
200.000.000
63.057.740
(11.942.260) (15,92)
Bank Administration Fee
7 Beban Alat Tulis Kantor 8 Beban Administrasi Bank 9 Kerja sama Pemasaran/ Penagihan
(200.000.000)
10 Pembayaran Hutang Jangka Pendek
4.000.000.000
11 Persekot/Uang Muka
2.500.000
12 Beban Lain-lain Jumlah Penggunaan Dana Saldo per 31 Desember 2011
Promotion/Exhibition
Marketing/Billing Partnership Current Liabilities Payment
2.500.000
Advance/Down Payment
950.000.000
275.101.870
(674.898.130) (71,04)
Other Fees
33.160.000.000
47.462.113.652
14.302.113.652
43,13
Total Use of Funds
3.101.792.592
2.271.643.413
(830.149.179)
(6)
Balance per 31 December 2011
PROFIL PERUSAHAAN
114
Sumber Dana
Source of Funds
Realisasi Sumber Dana untuk Program Kemitraan tahun 2011 berikut tingkat capaian dari Rencana Kerja Anggaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Source of funds realization for Partnership Program in 2011 as well as levels of achievements of the Budget Work Plan may be described as follows:
1. Alokasi Laba Perusahaan Penerimaan Alokasi Laba Perusahaan sebesar Rp20.712.138.505 naik 72,60% dari anggaran sebesar Rp12.000.000.000 untuk tahun 2011, karena adanya kenaikan laba Perusahaan setelah pajak pada tahun buku 2010.
1. Company Profit Allocation Acquisition of Company Profit Allocation was worth Rp20,712,138,505, rising by 72.60% from a budget worth Rp12,000,000,000 in 2011 due to a raise in Company Profit after tax in 2010 financial year.
2. Peneriman Angsuran Pokok Pinjaman Penerimaan Angsuran Pokok Pinjaman mencapai Rp21.434.253.297 atau naik 14,93% dari anggaran sebesar Rp18.650.000.000 karena adanya peningkatan kegiatan monitoring dan penagihan.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
2. Acquisition of Principal Loan Installments Acquisition of Principal Loan Installments was worth Rp21,434,253,297 or rise by 14.93% from a budget worth Rp18,650,000,000 due to higher intensity of monitoring and collecting activities.
4. Angsuran Tanpa Identitas Penerimaan angsuran Tanpa Identitas sebesar Rp13.431.500 karena adanya pembayaran angsuran via bank yang belum jelas pengirimnya dan belum ada jawaban konfirmasi dari pihak bank, umumnya pembayaran tersebut dilakukan oleh Mitra Binaan melalui mesin ATM. 5. Kelebihan Angsuran Penerimaan kelebihan angsuran sebesar Rp17.683.750 karena adanya pembayaran dari Mitra Binaan melalui bank yang piutangnya sudah dinyatakan lunas. 6. Penerimaan Administrasi Pinjaman Penerimaan Jasa Administrasi Pinjaman adalah sebesar Rp1.942.998.318 atau lebih rendah 15,52% dari anggaran sebesar Rp2.300.000.000 karena adanya biaya kerja sama penyaluran dengan Bahana Artha Ventura yang diambilkan dari penerimaan jasa administrasi pinjaman. 7. Bunga Jasa Giro/Bunga Deposito Penerimaan Bunga Jasa Giro/Bunga Deposito adalah sebesar Rp315.946.672 atau turun 4,27% dari anggaran sebesar Rp303.000.000 karena berkurangnya saldo yang ada di rekening bank.
3. Acquisition of Problem Receivables Principal Installments Acquisition of Problem Receivables Principal Installments was worth Rp540,873,241, rising by 8.17% from a budget worth Rp500,000,000 due to higher intensity of monitoring and collecting activities. 4. Installments Without Identities Acquisition of Installments Without Identities was worth Rp13,431,500 due to installments paid via banks from unidentified parties and unconfirmed by the banks, generally involving payments made by Development Partners through ATMs. 5. Installment Surplus Acquisition of Installment Surplus was worth Rp17,683,750 due to payments made by Development Partners whose debts were paid via banks although their debts were already settled. 6. Acquisition of Loan Administration Acquisition of Loan Administration Services was worth Rp1,942,998,318 or 15.52% lower than the Rp2,300,000,000 budget as there was a fee for disbursement cooperation with Bahana Artha Ventura which was taken from this acquisition of loan administration services. 7. Giro Service Interest/Deposit Interest Acquisition of Giro Service Interest/Deposit Interest was worth Rp315,946,672 or 4.27% lower than the Rp303,000,000 budget due to a decline in bank account balance.
Penggunaan Dana
Fund Utilization
Realisasi penggunaan dana untuk Program Kemitraan tahun 2011 berikut tingkat capaian dari Rencana Kerja Anggaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Realization of fund utilization for Partnership Program in 2011 as well as the levels of achievements of the Budget Work Plan may be described as follows:
1. Penyaluran Dana Program Kemitraan Penyaluran Program Kemitraan adalah sebesar Rp41.406.000.000 atau naik 59,25% dari anggaran sebesar Rp26.000.000.000 karena adanya Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) sebesar Rp17.500.000.000 sebagai tindak lanjut Surat Menteri BUMN No:S-352/MBU/2011 tanggal 20 Juni 2011 bekerjasama dengan PT Sang Hyang Seri (Persero).
1. Disbursement of Partnership Program Fund Disbursement of Partnership Program Fund was worth Rp41,406,000,000 rising by 59.25% from the Rp26,000,000,000 budget due to the Corporatebased Movement for the Improvement of Food Production (GP3K) worth Rp17,500,000,000 as a follow-up to the Decree of the Minister of State Enterprises Number S-352/MBU/2011 of June 20, 2011 in collaboration with PT Sang Hyang Seri (LLC).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
3. Peneriman Angsuran Pokok Piutang Bermasalah Penerimaan Angsuran Pokok Piutang bermasalah adalah sebesar Rp540.873.241 atau naik 8,17% dari anggaran sebesar Rp500.000.000 karena adanya peningkatan kegiatan monitoring dan penagihan.
115
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility 2. Penyaluran Dana Pendidikan/Pelatihan dan Promosi Penggunaan dana Pendidikan/Pelatihan adalah sebesar Rp322.774.625, lebih rendah 87,91% dari anggaran sebesar Rp2.670.000.000 karena belum disalurkannya dana pembinaan kepada lembaga penyalur untuk kegiatan pendampingan dengan para petani. Penggunan dana Promosi sebesar Rp995.864.622, lebih rendah 47,86% dari anggaran sebesar Rp1.910.000.000 karena kegiatan pameran lebih banyak di dalam negeri. 3. Beban Evaluasi/Survei Terhadap Mitra Binaan Beban Evaluasi/Survei Terhadap Mitra Binaan adalah sebesar Rp112.979.783 atau lebih rendah 54,81% dari anggaran sebesar Rp250.000.000 karena area lokasi calon Mitra Binaan relatif tidak jauh. 4. Beban Monitoring Beban Monitoring adalah sebesar Rp124.544.462 atau lebih rendah 72,32% dari anggaran sebesar Rp450.00.000 karena untuk Mitra Binaan dengan pola kerja sama penyaluran kegiatan monitoringnya lebih banyak dilakukan oleh pihak penyalur. 5. Pengadaan Alat Kerja Pengadaan Alat Kerja/Aktiva dibiayakan adalah sebesar Rp81.295.100 atau lebih rendah 60,34% dari anggaran sebesar Rp205.000.000 karena kondisi peralatan kerja yang ada masih cukup memadai. 6. Beban Pemeliharaan Alat Kerja Beban Pemeliharaan Alat Kerja adalah sebesar Rp23.855.450 atau lebih rendah 90,46% dari anggaran sebesar Rp250.000.000 karena peralatan kerja yang ada masih berfungsi dengan baik.
PROFIL PERUSAHAAN
7. Beban Alat Tulis Kantor Beban Alat Tulis Kantor adalah sebesar Rp54.140.000 atau lebih rendah 72,93% dari anggaran sebesar Rp200.000.000 karena alat tulis kantor yang ada masih cukup memadai.
116
8. Beban Administrasi Bank Beban Administrasi Bank adalah sebesar Rp63.057.740 atau lebih rendah 15,92% dari anggaran sebesar Rp75.000.000 karena kegiatan transaksi melalui bank agak berkurang.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
2. Disbursement of Education/Training Fund and Promotion Disbursement of Education/Training Fund and Promotion was worth Rp322,774,625, 87.91% lower than the Rp2,670,000,000 budget because the development funds for assistance activities with farmers were not delivered to the disbursement agencies. Utilization of Promotion funds was worth Rp995,864,622, 47.86% lower than the Rp1,910,000,000 budget because more exhibitions were held domestically. 3. Burdens of Evaluation/Survey of Development Partners Burdens of Evaluation/Survey of Development Partners were worth Rp112,979,783, or 54.81% lower than the Rp250,000,000 budget because the locations of potential Development Partners were relatively not far away. 4. Burdens of Monitoring Burdens of Monitoring were worth Rp124,544,462, or 72.32% lower than the Rp450,000,000 budget because monitoring activities for Development Partners were carried out with disbursement cooperation patterns that mostly involved disbursement agencies. 5. Provision of Work Equipment Provision of Work Equipment/Assets was worth Rp81,295,100 or 60.34% lower than the Rp205,000,000 budget because available work equipment was still in sufficiently good conditions. 6. Burdens of Work Equipment Maintenance Burdens of Work Equipment Maintenance were worth Rp23,855,450 or 90.46% lower than the Rp205,000,000 budget because available work equipment was still functioning well. 7. Burdens of Office Stationery BurdensofOfficeStationerywereworthRp54,140,000 or 72.93% lower than the Rp200,000,000 budget because available office stationery was still in sufficiently good conditions. 8. Burdens of Bank Administration Burdens of Bank Administration were worth Rp63,057,740 or 15.92% lower than the Rp75,000,000 budget because fewer bank transactions were conducted.
9. Beban Lain-lain Beban Lain-lain adalah sebesar Rp275.101.870 atau lebih rendah 71,04% dari anggaran sebesar Rp950.000.000 karena kegiatan dilakukan secara efisien.
9. Miscellaneous Burdens Miscellaneous Burdens were worth Rp275,101,870 or 71.04% lower than the Rp950,000,000 budget because most activities were performed efficiently.
Program Bina Lingkungan
Community Development Program
Pelaksanaan Program Bina Lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero) pada tahun 2011 dibandingkan dengan Rencana Kerja Anggaran Tahun 2011 diuraikan sesuai tabel berikut:
Implementation of PT Angkasa Pura II (LLC) Community Development Program in 2011 compared to the Budget Work Plan in 2011 is tabulated in the following table:
Deviasi Deviating
RKA 2011 RKA 2011
Realisasi 2011 Realization 2011
2
3
24.853.596.937
45.348.006.077
1 Alokasi Laba Perusahaan 16.000.000.000
20.712.138.505
4.712.138.505
29,45
Company Profits Allocation
1.300.000.000
2.251.857.622
951.857.622
73,22
Current Accounts/Deposit Interest
-
-
-
1 Saldo Awal Periode (1 Januari 2011) Penerimaan 2 Bunga Jasa Giro/ Deposito 3 Lain-lain Jumlah Penerimaan
Description
Rp
%
4 (3-2)
5 (3/2)
1 Beginning Balance on period 1 January 2011 Receipt
Others
17.300.000.000
22.963.996.127
5.663.996.127
32,74
Total Receipt
Jumlah Sumber Dana
42.153.596.937
68.312.002.204
26.158.405.267
62,05
Total Use of Funds
Penyisihan BUMN Peduli (30%)
12.646.079.081
20.493.600.661
7.847.521.580
62,05
BUMN Peduli (30%)
Penggunaan BUMN Perusahaan
29.507.517.856
47.818.401.543
18.310.883.687
62,05
Use of Company BUMN
Saldo BUMN Peduli
42.153.596.937
68.312.002.204
26.158.405.267
62,05
BUMN Peduli Balance
Penggunaan Dana
-
Use of Funds
I Bantuan Bina Lingkungan
-
Environmental Development
1 Bantuan Bencana Alam
2.065.000.000
253.526.000
(1.811.474.000)
(87,72)
Natural Disasters
2 Bantuan Pendidikan/ Pelatihan
1.500.000.000
518.913.500
(981.086.500)
(65,41)
Education/Training
3 Bantuan Peningkatan Kesehatan
3.000.000.000
895.307.700
(2.104.692.300)
(70,16)
Healthcare Enhancement
4 Bantuan Pengembangan Sarana Umum
7.000.000.000
466.379.500
(6.533.620.500)
(93,34)
Public Infrastructure Development
5 Bantuan Pengembangan Sarana Ibadah
3.500.000.000
1.927.743.251
(1.572.256.749)
(44,92)
Religious Facilities Development
6 Bantuan Pelestarian Alam
2.000.000.000
1.460.243.674
(539.756.326)
(26,99)
Conservation
Jumlah Bantuan Bina Lingkungan
19.065.000.000
44.977.325.283
(13.542.886.375)
(71,04)
Total of Environmental Development Fund
1 Beban Evaluasi/Survey
500.000.000
93.967.422
(406.032.578)
(81,21)
1.
Evaluation/Survey Fee
2 Beban Pengiriman Barang
100.000.000
6.762.130
(93.237.870)
(93,24)
2.
Goods Delivery Cost
II BEBAN OPERASIONAL
-
Operational Fee
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Uraian
117
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
Uraian
RKA 2011 RKA 2011
1
PROFIL PERUSAHAAN
%
4 (3-2)
5 (3/2)
1
(19.965.177)
(28,52)
General Administration Fee
200.000.000
120.894.755
(79.105.245)
(39,55)
Other Fees
5 Persekot
242.875.000
242.875.000
Advance
6 Pembayaran Hutang Jangka Pendek
(35.140.739)
(35.140.739)
Payment of Current Liabilities
Jumlah Biaya Operasional
870.000.000
479.393.391
(390.606.609)
(44,90)
Total of Operational Fee
Jumlah Penggunaan Dana
19.935.000.000
6.001.507.016
(13.933.492.984)
(69,89)
Total of Use of Funds
9.572.517.856
41.816.894.527
32.244.376.671
336,84
Company Balance
Saldo BL Perusahaan
118
Description
Rp
50.034.823
4 Beban Lain-lain
3
Deviasi Deviating
70.000.000
3 Beban Administrasi Umum
2
Realisasi 2011 Realization 2011
Sumber Dana
Source Of Funds
Realisasi Sumber Dana Bina Lingkungan tahun 2011 berikut tingkat capaian dari Rencana Kerja Anggaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Realization of Community Development Funds in 2011 as well as the levels of achievements of the Budget Work Plan may be described as follows:
1. Alokasi Laba Perusahaan Penerimaan Alokasi Laba Perusahaan tahun 2010 adalah sebesar Rp20.712.138.505, lebih tinggi 29,45% dari anggaran sebesar Rp16.000.000.000 karena naiknya laba perusahaan.
1. Company Profit Allocation Acquisition of Company Profit Allocation in 2010 was worth Rp20,712,138,505, 29.45% lower than the Rp16,000,000,000 budget due to an increase in company profit.
2. Bunga Jasa Giro/Bunga Deposito Penerimaan Bunga Jasa Giro/Bunga Deposito adalah sebesar Rp2.251.857.622 atau lebih tinggi 73,22% dari anggaran sebesar Rp1.300.000.000 karena penempatan deposito yang bernilai cukup besar.
2. Giro Service Interest/Deposit Interest Acquisition of Giro Service Interest/Deposit Interest was worth Rp2,251,857,622, or 73.22% lower than the Rp1,300,000,000 budget due to a large amount of deposit made.
Penggunaan Dana
Fund Utilization
Realisasi penggunaan dana Bina Lingkungan tahun 2011 berikut tingkat capaian dari Rencana Kerja Anggaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Realization of Community Development Fund utilization in 2011 as well as the levels of achievements of the Budget Work Plan may be described as follows:
1. Bantuan Bencana Alam Bantuan Bencana Alam adalah sebesar Rp253.526.000 atau lebih rendah 87,72% dari anggaran sebesar Rp2.065.000.000 karena berkurangnya frekuensi bencana di wilayah Indonesia.
1. Aids for Natural Disaster Victims Aids for Natural Disaster Victims were worth Rp253,526,000, or 87.72% lower than the Rp2,065,000,000 budget because there were fewer natural disasters in Indonesia.
2. Bantuan Pendidikan/Pelatihan Bantuan Pendidikan/Pelatihan adalah sebesar Rp518.913.500 atau lebih rendah 65,41% dari anggaran sebesar Rp1.500.000.000 karena sedikitnya proposal bidang pendidikan yang diterima.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
2. Aids for Education/Training AidsforEducation/TrainingwereworthRp518,913,500, or 65.41% lower than the Rp1,500,000,000 budget due to the low number of education proposals received.
3. Aids for Health Care Improvement Aids for Health Care Improvement were worth Rp895,307,700, or 70.16% lower than the Rp3,000,000,000 budget because the financial aid for building the Pavilions at Tangerang Regional Hospital were not realized.
4. Bantuan Pengembangan Sarana dan Prasarana Umum Bantuan pengembangan Sarana dan Prasarana umum adalah sebesar Rp466.379.500 atau lebih rendah 93,34% dari anggaran sebesar Rp7.000.000.000 karena sedikitnya proposal yang diterima.
4. Aids for Public Facilities and Infrastructure Development Aids for Public Facilities and Infrastructure Development were worth Rp466,379,500, or 93.34% lower than the Rp7,000,000,000 budget because very few proposals were received.
5. Bantuan Pengembangan Sarana Ibadah Bantuan pengembangan sarana ibadah adalah sebesar Rp1.927.743.251 atau lebih rendah 44,92% dari anggaran sebesar Rp3.500.000.000 karena sedikitnya proposal yang diterima.
5. Aids for Religious Facilities Development Aids for Religious Facilities Development were worth Rp1,927,743,251, or 44.92% lower than the Rp3,500,000,000 budget because very few proposals were received.
6. Bantuan Pelestarian Alam Bantuan pelestarian alam adalah sebesar Rp1.460.234.674 atau lebih rendah 26,99% dari anggaran sebesar Rp2.000.000.000 karena bantuan pelestarian alam dilakukan secara bertahap dalam bentuk penanaman pohon dibeberapa daerah luar Jawa.
6. Aids for Natural Conservation Aids for Natural Conservation were worth Rp1,460,234,674, or 26.99% lower than the 2,000,000,000 budget because the aids for natural conservation were delivered gradually by planting trees in several regions outside Java.
Beban Operasional
Operational Burdens
Realisasi beban operasional tahun 2011 berikut tingkat capaian dari Rencana Kerja Anggaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Realization of operational burdens in 2011 as well as the levels of achievements of the Budget Work Plan may be described as follows:
1. Beban Evaluasi/Survey Beban Evaluasi/survey bina lingkungan adalah sebesar Rp93.967.422 atau lebih rendah 81,21% dari anggaran sebesar Rp500.000.000 karena area lokasi yang disurvey relatif tidak jauh.
1. Burdens of Evaluation/Survey Burdens of Evaluation/Survey of Development Partners were worth Rp93,967,422, or 81.21% lower than the Rp500,000,000 budget because the surveyed locations were relatively not far away.
2. Beban Pengiriman Barang Beban pengiriman barang adalah sebesar Rp6.762.130 atau lebih rendah 93,24% dari anggaran sebesar Rp100.000.000 karena berkurangnya volume barang yang dikirim.
2. Burdens of Goods Delivery Burdens of goods delivery were worth Rp6,762,130 or 93.24% lower than the Rp100,000,000 budget because the volume of delivered goods declined.
3. Beban Administrasi dan Umum Beban administrasi dan umum adalah sebesar Rp50.034.823 atau lebih rendah 28,52% dari anggaran sebesar Rp70.000.000 berkat efisiensi kerja.
3. Burdens of Administration and General Burdens Burdens of administration and general burdens were worth Rp50,034,823, or 28.52% lower than the Rp70,000,000 budget due to work efficiency.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
3. Bantuan Peningkatan Kesehatan Bantuan Peningkatan Kesehatan adalah sebesar Rp895.307.700 atau lebih rendah 70,16% dari anggaran sebesar Rp3.000.000.000 karena belum terealisasinya bantuan untuk pembangunan Paviliun Soka RSUD Tangerang.
119
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility 4. Beban Lain-lain Beban lain-lain adalah sebesar Rp120.894.755 atau lebih rendah 39,55% dari anggaran sebesar Rp200.000.000 karena kegiatan dilakukan secara efisien.
4. Miscellaneous Burdens Miscellaneous Burdens were worth Rp120,894,755, or 39.55% lower than the Rp200,000,000 budget because most activities were performed efficiently.
JUMLAH ALOKASI DANA PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN TAHUN 2010 DAN 2011
AMOUNT OF PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM FUND ALLOCATION IN 2010 AND 2011
Program Kemitraan
Partnership Program
Dana untuk Program Kemitraan bersumber dari Saldo Awal, Alokasi bagian Laba Perusahaan, Pengembalian Pokok Pinjaman, Kelebihan Angsuran, Pembayaran Piutang Bermasalah, Jasa Administrasi Pinjaman dan Pendapatan Jasa Giro. Adapun dana yang tersedia untuk program kemitraan pada tahun 2011 sebesar Rp45.733.757.064,45 dan pada tahun 2010 dana tersedia sebesar Rp29.424.298.441.
Funds for the Partnership Program were drawn from Initial Balance, Allocation of Company Profit, Principal Loan Repayments, Installment Surplus, Problem Receivables Repayments, Loan Administration Services, and Revenues from Giro Services. Funds available for partnership program in 2011 were worth Rp45,733,757,064.45, and in 2010 funds available were worth Rp29,424,298,441.
Dana yang diterima dari bagian laba perusahaan selama 2 (dua) tahun terakhir adalah sebesar Rp33.684.284.387 dengan rincian sebagai berikut:
Funds received from the company profit allocation for the past 2 (two) years were worth Rp33,684,284,387. The details are as follows:
1.
Tahun 2010 sebesar
Rp12.972.145.882
2.
Tahun 2011 sebesar
Rp20.712.138.505
Jumlah Total
Rp33.684.284.387
PROFIL PERUSAHAAN
Penggunaan dana pada program kemitraan diperuntukan untuk Penyaluran kepada Mitra Binaan, Hibah dan Biaya Operasional. Dari jumlah dana yang tersedia tersebut telah disalurkan kepada para Mitra Binaan yang berada di sekitar wilayah kerja Perusahaan mencapai Rp41.406.000.000 pada tahun 2011 dan Rp26.729.000.000 pada tahun 2010. Secara rinci penyaluran yang telah dilakukan pada tahun 2010 dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
120
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Fund utilization in the Partnership Program is intended for disbursement to the Development Partners, Grants, and Operational Funds. The amount of funds disbursed to the Development Partners around the Company’s work areas was worth Rp41,406,000,000 in 2011 and Rp26,729,000,000 in 2010. The details of the disbursement already made in 2010 and 2011 can be found in the following table:
Realisasi Penyaluran Dana Kemitraan Berdasarkan Sektor Usaha Mitra Binaan Realization of Partnership Fund Allocations based on Mentored Partner’s Business Sector 2010 Sektor Usaha Mitra Binaan Mentored Partner’s Business Sector
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Sektor Usaha Industri Industrial Sector
2011
Rp
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Total
Rp
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Rp
95
2.800.500.000
127
3.007.500.000
222
5.808.000.000
539
14.752.000.000
570
14.394.900.000
1.109
29.146.900.000
Sektor Usaha Pertanian Agricultural Sector
5
88.000.000
4.420
4.533.300.000
4.425
4.621.300.000
Sektor Usaha Peternakan Husbandry Sector
5
75.000.000
9
17.672.500.000
14
17.747.500.000
1
15.000.000
1
15.000.000
Sektor Usaha Perdagangan Trade Sector
Sektor Usaha Perkebunan Farm Sector Sektor Usaha Perikanan Fishery Sector Sektor Usaha Jasa Service Sector
4
82.000.000
4
145.300.000
8
227.300.000
188
7.061.500.000
140
159.500.000
328
7.221.000.000
9
1.870.000.000
9
1.478.000.000
18
3.348.000.000
845
26.729.000.000
5.280
41.406.000.000
6.125
68.135.000.000
Sektor Usaha Lainnya Other Sectors Jumlah Total
Realisasi Penyaluran Dana Kemitraan Realization of Partnership Fund Allocations
Wilayah Region
No
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
2011
Rp
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Total
Rp
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Rp
1
Nangroe Aceh Darussalam Nangroe Aceh Darussalam
57
1.166.000.000
59
827.000.000
116
1.993.000.000
2
Sumatera Utara North Sumatra
56
1.250.000.000
64
1.320.000.000
120
2.570.000.000
3
Sumatera Barat West Sumatra
47
705.000.000
42
584.000.000
89
1.289.000.000
4
Riau Riau
108
1.870.500.000
106
1.923.800.000
214
3.794.300.000
5
Kepulauan Riau/ Kepri Riau Islands
37
574.000.000
41
398.500.000
78
972.500.000
6
Jambi Jambi
29
641.000.000
27
341.000.000
56
982.000.000
7
Sumatera Selatan South Sumatra
68
1.715.000.000
68
1.464.000.000
136
3.179.000.000
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
2010
121
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
2010
No
Wilayah Region
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
PROFIL PERUSAHAAN
Rp
Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Total Jumlah Unit Mitra Binaan Total of Mentored Partner’s Unit
Rp
Rp
8
Kepulauan Bangka Belitung Bangka-Belitung Islands
22
302.000.000
39
522.000.000
61
824.000.000
9
DKI Jakarta DKI Jakarta
56
838.500.000
4.573
28.737.700.000
4.629
29.576.200.000
10
Jawa Barat West Java
75
2.175.000.000
68
1.750.000.000
143
3.925.000.000
11
Banten Banten
200
14.428.000.000
94
2.073.000.000
294
16.501.000.000
12
Kalimantan Barat West Kalimantan
90
1.064.000.000
99
1.465.000.000
189
2.529.000.000
845
26.729.000.000
5.280
41.406.000.000
6.125
68.135.000.000
Jumlah Total
122
2011
PROGRAM BINA LINGKUNGAN
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
Dana untuk Program Bina Lingkungan bersumber dari Saldo Awal, Alokasi bagian Laba Perusahaan, Pendapatan Jasa Giro dan Bunga Deposito.
The funds for Community Development Program were drawn from Initial Balance, Allocation of Company Profit, Revenues from Giro Services and Deposit Interest.
Pada tahun 2011 dana yang tersedia untuk Bina Lingkungan sebesar Rp68.312.002.204 dan pada tahun 2010 dana tersedia sebesar Rp50.772.976.406. Dana yang diterima dari bagian laba perusahaan selama 2 (dua) tahun terakhir adalah sebesar Rp38.008.333.015 dengan rincian sebagai berikut:
Funds available for Community Development in 2011 were worth Rp68,312,002,204, and funds available in 2010 were worth Rp50,772,976,406. Funds received from the company profit allocation for the past 2 (two) years were worth Rp38,008,333,015. The details are as follows:
1.
Tahun 2010 sebesar
Rp17.296.194.510
2.
Tahun 2011 sebesar
Rp20.712.138.505
Jumlah Total
Rp38.008.333.015
Penggunaan dana pada program Bina Lingkungan diperuntukan untuk Penyaluran Bantuan Korban Bencana Alam, Bantuan Pendidikan atau Pelatihan, Bantuan Peningkatan Kesehatan, Pengembangan Sarana dan Prasarana Umum, Bantuan Sarana Ibadah, Pelestarian Alam dan Biaya Operasional. Dari jumlah dana yang tersedia tersebut telah disalurkan kepada lingkungan yang berada di sekitar wilayah kerja Perusahaan sebesar Rp5.522.113.625 pada tahun 2011 dan Rp5.002.811.691 pada tahun 2010. Secara rinci penyaluran yang telah dilakukan pada tahun 2010 dan tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Fund disbursement in the Community Development Program is intended for Disbursement of Aids for Natural Disaster Victims, Aids for Education or Training, Aids for Health Care Improvements, Public Facilities and Infrastructure Development, Aids for Religious Facilities, Natural Conservation, and Operational Funds. The amount of funds disbursed to the neighborhoods around the Company’s work areas was worth Rp5,522,113,625 in 2011 and Rp5,002,811,691 in 2010. The details of the disbursement already made in 2010 and 2011 can be found in the following table:
Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan Berdasarkan Jenis Bantuan Realization of the Allocation of Environmental Development Fund based on Types of Aid Tahun Year Jenis Bantuan Bantuan Korban Bencana Alam Bantuan Pendidikan/Pelatihan Bantuan Peningkatan Kesehatan Bantuan Pengembangan Prasarana Dan Sarana Umum Bantuan Sarana Ibadah
2010 (Rp)
Jumlah Total (Rp)
2011 (Rp)
250.715.041
Types of Aid
253.526.000
504.241.041
Victims of Natural Disasters
1.225.293.090
518.913.500
1.744.206.590
Education/Exhibition
1.158.520.285
895.307.700
2.053.827.985
Healthcare Enhancement
411.243.650
466.379.500
877.623.150
Public Infrastructure Development
1.486.256.875
1.927.743.251
3.414.000.126
Religious Facilities
Bantuan Pelestarian Alam
470.782.750
1.460.243.674
1.931.026.424
Conservation
Jumlah
5.002.811.691
5.522.113.625
10.524.925.316
Total
Realisasi Penyaluran Dana Bina Lingkungan Berdasarkan Wilayah Realization of the Allocations of Environmental Development Fund Wilayah
1
Nangroe Aceh Darussalam
2
2010 (Rp)
2011 (Rp)
Jumlah Total (Rp)
Region
141.165.000
537.024.998
678.189.998
Nangroe Aceh Darussalam
Sumatera Utara
344.096.900
1.262.911.000
1.607.007.900
North Sumatra
3
Sumatera Barat
241.868.500
99.632.000
341.500.500
West Sumatra
4
Riau
195.352.500
154.740.500
350.093.000
Riau
5
Kepulauan Riau/Kepri
94.414.000
232.285.966
326.699.966
Riau Islands
6
Jambi
101.187.250
220.717.000
321.904.250
Jambi
7
Sumatera Selatan
168.785.000
231.463.000
400.248.000
South Sumatra
8
Kepulauan Bangka Belitung
72.950.000
251.436.800
324.386.800
Bangka-Belitung islands
9
DKI Jakarta
56.872.000
1.002.888.961
1.059.760.961
DKI Jakarta
10
Jawa Barat
285.289.875
West Java
11
Banten
1.383.038.400
4.335.734.066
Banten
12
Kalimantan Barat
348.135.000
145.975.000
494.110.000
West Kalimantan
Jumlah
5.002.811.691
5.522.113.625
10.524.925.316
Total
285.289.875 2.952.695.666
PENYALURAN BUMN PEDULI TAHUN 2010 DAN 2011
DISTRIBUTION OF BUMN PEDULI IN 2010 AND 2011
BUMN Peduli
BUMN Peduli
Selain program PKBL, Perusahaan juga aktif dalam pelaksanaan program BUMN Peduli yang merupakan salah satu kegiatan resmi Kementerian BUMN.
Besides PCDP, the Company is also actively involved in the implementation of BUMN Peduli (State Enterprises Care) program, which is one of the official activities of the Ministry of State Enterprises.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Tahun Year No
123
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility Sumber dana BUMN Peduli tahun berjalan adalah alokasi sebesar 30% dari jumlah dana Bina Lingkungan yang ada. Pada tahun 2010 dana BUMN Peduli tersedia Rp15.231.892.921 dan dana yang tersedia untuk BUMN Peduli tahun 2011 sebesar Rp20.493.600.661,25. Pelaksanaan BUMN Peduli di PT Angkasa Pura II (Persero) pada tahun 2010 telah menyalurkan sebesar Rp200.000.000 untuk bencana banjir di Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat sesuai dengan Surat Edaran Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No: SE-12/MBU/2010 tanggal 8 Oktober 2010 Perihal Bantuan BUMN Peduli Untuk Bencana Banjir Wasior.
The source of funds for BUMN Peduli last year was an allocation of 30% of available Community Development funds. Available funds for BUMN Peduli in 2010 were worth Rp15,231,892,921, and available funds for BUMN Peduli in 2011 were worth Rp20,493,600,661.25. Through the implementation of BUMN Peduli at PT Angkasa Pura II (LLC) in 2010, Rp200,000,000 was disbursed to the victims of the flood disaster in Wasior, Teluk Wondama Regency, Papua Barat Province, as stipulated in the Circular Letter of the Minister of State Enterprises Number: SE-12/MBU/2010 of October 8, 2010 concerning the Aids from BUMN Peduli for Wasior Flood Disaster.
Pada tahun 2011 tidak ada penyaluran dana BUMN Peduli, namun PT Angkasa Pura II (Persero) turut berpartisipasi dalam kegiatan Pasar Murah BUMN Peduli dengan rician kegiatan sebagai berikut: - Pada tanggal 19 hingga 21 Agustus 2011 PKBL PT Angkasa Pura II (Persero) telah ikut berpartisipasi dalam acara Pasar Murah BUMN Peduli yang dilaksanakan di Kecamatan Neglasari Kota Tangerang dan Kecamatan Kosambi Kecamatan Tangerang. Pelaksanaan pasar murah dalam bentuk paket, dengan harga jual subsidi 30% per paket sebesar Rp50.000; jumlah paket sebanyak 3.000 paket. Sumber dana berasal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero Tbk).
There was no BUMN Peduli fund disbursement in 2011, but PT Angkasa Pura II (LLC) took part in Pasar Murah (Low-Priced Market) BUMN Peduli with the following details of activities: - From August 19 to 21, 2011, PCDP PT Angkasa Pura II (LLC) took part in the Pasar Murah BUMN Peduli held at Neglasari District in Tangerang Municipality and Kosambi District in Tangerang Municipality. The low-priced market sold items in packages, sold with 30% subsidized price at Rp50,000 per package; there were 3,000 packages in total. The funds were made available by PT Bank Rakyat Indonesia (PLC).
- Pada tanggal 19 s.d 20 Desember 2011 PKBL PT Angkasa Pura II ikut berpartisipasi dalam acara Pasar Murah BUMN Peduli yang dilaksanakan di 4 (empat) Kelurahan yaitu Kelurahan Bojongrenged Kecamatan Teluknaga, Kelurahan Rawarengas Kecamatan Kosambi, Kelurahan Karanganyar Kecamatan Neglasari, Kelurahan Jurumudi Kecamatan Benda Kota dan Kabupaten Tangerang.
PROFIL PERUSAHAAN
124
Pelaksanaan pasar murah berupa sembako dengan harga jual subsidi 30% per item barang dimana sumber dana berasal dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero Tbk). Sembako yang dijual antara lain: - Beras IR.64 KW. 1 sebanyak 6.600 item/5Kg. - Minyak goreng Bimoli sebanyak 13.200 item/2 Liter. - Gula Pasir Laku 1000 sebanyak 13.200 item/1 Kg.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
- From December 19 to 20, 2011, PCDP PT Angkasa Pura II took part in Pasar Murah BUMN Peduli held in 4 (four) kelurahan (villages), including Kelurahan Bojongrenged in Teluknaga District, Kelurahan Rawarengas in Kosambi District, Kelurahan Karanganyar in Neglasari District, Kelurahan Jurumudi in Benda Kota District and Tangerang Regency.
The low-priced market sold items in packages, sold with 30% subsidized price per item, and the source of funds was PT Bank Rakyat Indonesia (PLC). Among the basic needs sold were: - 6,600 items/5 kg of IR.64 KW 1 Rice - 13,200 items/2 liters of Bimoli cooking oil. - 13,200 items/1 kg of Laku 1000 sugar.
BUMN PEDULI BEASISWA PENDIDIKAN Berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: S-790/MBU/2009 Tanggal 19 Oktober 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) ditugaskan melaksanakan Program BUMN Peduli Beasiswa Pendidikan. Jumlah Dana untuk program dimaksud sebesar Rp85.000.000.000 yang telah diterima oleh PT Angkasa Pura II (Persero) pada tanggal 11 Mei 2010 melalui Pokja BUMN Peduli Beasiswa Pendidikan.
EDUCATION SCHOLARSHIPS FROM BUMN PEDULI Based on the Decree of the Minister of State Enterprises Number: S-790/MBU/2009 of October 19, 2009, PT Angkasa Pura II (LLC) was assigned to implement the Education Scholarship from BUMN Peduli Program. The amount of funds for this program was Rp85,000,000,000, already received by PT Angkasa Pura II (LLC) on May 11, 2010, from the Education Scholarship from BUMN Peduli Program Task Group.
Dana Program BUMN Peduli Beasiswa Pendidikan disalurkan ke Perguruan Tinggi secara bertahap. Sampai dengan 31 Desember 2011 telah disalurkan kepada 27 Perguruan Tinggi Negeri sebesar Rp35.699.208.920. Posisi dana Program BUMN Peduli Beasiswa Pendidikan sampai tanggal 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
The Education Scholarship from BUMN Peduli funds were disbursed to various universities in stages. Until December 31, 2011, Rp35,699,208,920 was disbursed to 27 state universities. The status of the Education Scholarship from BUMN Peduli Program funds until December 31, 2011, is as follows:
Secara lebih jelas tentang penyaluran yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:
The details of the disbursement already carried out can be seen on the following table:
Penyaluran Dana Program BUMN Peduli Beasiswa Distribution of BUMN Peduli Scholarship Program Jumlah Beasiswa Scholarship (Rp)
Pembayaran Tahap I Payment Phase I
Pembayaran Tahap II Payment Phase II
Pembayaran Tahap III Payment Phase III
Jumlah Total (Rp)
Jumlah Total (Rp)
Jumlah Total (Rp)
Total Pembayaran Total all Payment (Rp)
1
Universitas Riau
2.000.000.000
466.875.000
451.018.500
917.893.500
2
Universitas Tanjung Pura
1.000.000.000
259.277.000
273.992.400
533.269.400
3
Universitas Malikussaleh Lhokseumawe
1.500.000.000
353.716.000
278.460.000
632.176.000
4
Universitas Khairu Ternate
1.500.000.000
313.500.000
358.020.500
671.520.000
5
Universitas Indonesia
10.000.000.000
2.894.325.000 57.886.500
2.903.200.500
5.797.525.500
6
Universitas Ageng Tirtayasa
2.000.000.000
524.980.000
510.000.000
57.886.500
7
Universitas Pattimura
1.500.000.000
375.000.000
374.850.000
749.850.000
8
Universitas Airlangga
4.000.000.000
558.200.000
540.090.000
9
Universitas Negeri Malang
3.000.000.000
892.985.000
1.155.245.000
2.048.230.000
10
Institut Pertanian Bogor
6.000.000.000
950.965.000
1.542.739.500
2.493.704.500
11
Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya
5.000.000.000
1.177.000.000
1.220.940.000
2.397.940.000
12
Universitas Halualeo
2.000.000.000
459.620.040
360.855.600
820.475.640
13
Universitas Lampung
1.500.000.000
359.856.000
372.708.000
732.564.000
14
Universitas Islam Negeri SSK
1.000.000.000
237.619.200
237.619.200
15
Universitas Gadjah Mada
6.000.000.000
1.499.066.000
1.499.057.280
575.994.000,00
1.674.284.000
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
No
Universitas University
125
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
No
Universitas University
PROFIL PERUSAHAAN
Pembayaran Tahap I Payment Phase I
Pembayaran Tahap II Payment Phase II
Pembayaran Tahap III Payment Phase III
Jumlah Total (Rp)
Jumlah Total (Rp)
Jumlah Total (Rp)
Total Pembayaran Total all Payment (Rp)
16
Universitas Syiah Kuala
2.500.000.000
498.066.000
498.300.000
996.366.000
17
Universitas Brawijaya
2.000.000.000
354.960.000
657.900.000
1.012.860.000
18
Universitas Negeri Semarang
1.000.000.000
247.860.000
247.860.000
495.720.000
19
Universitas Mulawarman
1.500.000.000
195.655.890
243.443.910
439.099.800
20
Universitas Padjadjaran
4.000.000.000
1.213.800.000
964.920.000
2.178.720.000
21
Universitas Diponegoro
4.000.000.000
202.419.000
807.840.000
1.010.259.000
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.500.000.000
840.490.200
23
Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
1.000.000.000
333.540.000
333.540.000
667.080.000
24
Universitas Sriwijaya Palembang
2.500.000.000
590.580.000
580.792.000
1.171.372.400
25
Universitas Hasanudin Makassar
4.000.000.000
914.532.000
905.352.000
1.819.884.000
26
Institut Teknologi Bandung
6.000.000.000
1.993.692.000
1.993.692.000
27
Universitas Sumatera Utara
4.000.000.000
774..690.000
774.690.000
28
Universitas Cendrawasih
2.000.000.000
Jumlah
126
Jumlah Beasiswa Scholarship (Rp)
85.000.000.000
840.490.200
19.541.147.110
15.582.067.810
575.994.000
35.699.208.920
KEGIATAN PEMBINAAN MITRA BINAAN TAHUN 2010 DAN 2011
ACTIVITIES WITH THE DEVELOPMENT PARTNERS IN 2010 AND 2011
Pendidikan Dan Pelatihan
Education And Training
Program Pendidikan dan Pelatihan adalah salah satu bentuk pembinaan kepada para Mitra Binaan agar menjadi tangguh dan mandiri. Pada tahun 2011 telah dilaksanakan Program Pendidikan dan Pelatihan yang diberikan kepada Mitra Binaan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan dalam berusaha, sehingga mereka dapat lebih meningkatkan produktivitas.
Education and training program is one of the development efforts for the Development Partners to become strong and independent. Education and training activities were carried out in 2011 to increase the skills and knowledge of the Development Partners in conducting business so they could increase their productivity.
Dana Pendidikan dan Pelatihan yang telah disalurkan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp322.774.625 atau terserap 12,09% dari anggaran sebesar Rp2.670.000.000 sedangkan pada tahun 2010 dana Pendidikan dan Pelatihan terealisir sebesar Rp176.230.000 atau terserap 6,41% dari anggaran sebesar Rp2.750.000.000.
Education and Training funds disbursed in 2011 were worth Rp322,774,625, absorbed only 12.09% of the Rp2,670,000,000 budget. In 2010 the Education and Training funds realized were worth Rp176,230,000, absorbed only 6.41% of the 2,750,000,000 budget.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Promotion
Program Promosi juga merupakan salah satu bentuk pembinaan kepada para Mitra Binaan dengan tujuan meningkatkan kapasitas produksi yang pada akhirnya dapat menjadi tangguh dan mandiri. Seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun 2011 telah dilaksanakan program Promosi untuk Mitra Binaan dengan mengikutsertakan mereka dalam acara-acara pameran yang diselenggarakan di dalam maupun luar negeri.
Promotion program is also one of the development activities for the Development Partners aimed at increasing their production capacity so they can be strong and independent. Like the previous years, Promotion program activities were also carried out in 2011, involving Development Partners in exhibitions held both at home and abroad.
Dana Promosi yang telah disalurkan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp955.864.622 atau terserap 52,14% dari anggaran sebesar Rp1.910.000.000 sedangkan pada tahun 2010 dana Promosi terealisir sebesar Rp905.512.291 atau terserap 60,37% dari anggaran sebesar Rp1.500.000.000.
Promotion funds disbursed in 2011 were worth Rp955,864,622, absorbed only 52.14% of the Rp1,910,000,000 budget. In 2010 the Promotion funds realized were worth Rp905,512,291, absorbed only 60.37% of the 1,500,000,000 budget.
Pelaksanaan Promosi Mitra Binaan pada tahun 2011 dapat diuraikan sebagai berikut: • Pameran Gelar Karya PKBL yang diselenggarakan pada bulan Maret 2011. Bertempat di JCC telah diikuti oleh delapan Mitra Binaan dari Kantor Cabang Halim Perdanakusuma Jakarta, Kantor Cabang SMB II Palembang, Kantor Cabang Husein Sastranegara Bandung, dan Kantor Cabang Utama SoekarnoHatta. • Pameran INACRAFT yang diselenggarakan pada bulan April 2011 bertempat di JCC yang diikuti oleh 10 Mitra Binaan dari Kantor Cabang Halim Perdanakusuma Jakarta, Kantor Cabang Husein Sastranegara Bandung, Kantor Cabang Polonia Medan, Kantor Cabang SSK II Pekanbaru dan Kantor Cabang Utama Soekarno-Hatta. • Pameran Bisnis Expo yang diselenggarakan tanggal 30 Mei-4 Juni 2011 bertempat di Mega Mall Pontianak yang diikuti dua Mitra Binaan. • Pameran International Product Exhibitions 2011 yang diselenggarkan pada bulan Juli 2011 bertempat di Amman-Jordania yang diikuti dua Mitra Binaan dari Kantor Pusat dan Kantor Cabang Halim Perdanakusuma Jakarta. • Pameran KRIDAYA yang diselanggarakan pada bulan Agustus 2011 bertempat di JCC yang diikuti enam Mitra Binaan dari Kantor Pusat, Kantor Cabang Halim Perdanakusuma Jakarta, Kantor Cabang Husein Sastranegara Bandung. • Pameran Internasional Kerajinan Tradisional ke 16 Paleis des Exposition (SAFEX) yang diselenggarakan pada bulan November 2011 bertempat di AlgerAljazair yang diikuti satu Mitra Binaan dari Kantor Pusat.
Implementation of Development Partners Promotion activities may be described as follows: • PCDP Gelar Karya (Product Display) Exhibition was held in March 2011. Eight Development Partners from Halim Perdanakusuma Branch Office, SMB II Palembang Branch Office, Husein Sastranegara Branch Office, and Soekarno Hatta Headquarters participated in this event, held at JCC. • INACRAFT Exhibition, held in April 2011 at JCC, was attended by 10 Development Partners from Halim Perdanakusuma Branch Office, Husein Sastranegara Branch Office, Polonia Medan Branch Office, SSK II Pekanbaru Branch Office, and Soekarno-Hatta Headquarters. • Business Expo, held on May 30-June 4, 2011 at Mega Mall Pontianak, was attended by two Development Partners. • International Product Exhibitions 2011, held in July 2011 in Amman, Jordan, was attended by two Development Partners from the Headquarters and Halim Perdanakusuma Branch Office Jakarta. • KRIDAYA Exhibition, held in August 2011 at JCC, was attended by six Development Partners from the Headquarters, Halim Perdanakusuma Jakarta Branch Office, and Husein Sastranegara Branch Office Bandung. • The 16th International Exhibition of Traditional Craft Paleis des Exposition (SAFEX), held in November 2011 in Algier, Algeria, was attended by one Development Partner from the Headquarters.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Promosi
127
PROFIL PERUSAHAAN
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
128
KINERJA 3 (TIGA) TAHUN TERAKHIR
PERFORMANCE FOR THE PAST 3 (THREE) YEARS
Menurut Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik NegaraNomor:PER-05/MBU/2007(Pasal30)disebutkan bahwa kinerja Program Kemitraan merupakan salah satu indikator penilaian tingkat kesehatan BUMN Pembina. Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja Program Kemitraan sesuai Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 adalah Efektivitas Penyaluran dan Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman.
Decree of the Minister of State Enterprises Number: PER-05/MBU/2007 (Article 30) stipulates that the performance of the Partnership Program is one of the evaluation indicators of the health of Mentor State Enterprises. Indicators used to assess the performance of the Partnership Program based on the Decree of the Minister of State Enterprises Number: KEP-100/ MBU/2002 are Effectiveness of Disbursement and Level of Loan Repayment Collectability.
Formula yang digunakan dalam menilai Efektivitas Penyaluran adalah dengan membandingkan antara Jumlah Dana Yang Disalurkan dengan Jumlah Dana Yang Tersedia. Dan formula untuk menilai Tingkat Kolektibilitas Pengembalian Pinjaman adalah membandingkan antara Rata-rata tertimbang kolektibilitas pinjaman dengan Jumlah Saldo Pinjaman yang disalurkan. Ratarata tertimbang merupakan perkalian antara Bobot Kolektibilitas (%) dengan Saldo Pinjaman untuk masingmasing kategori kolektibilitas.
The formula used to calculate the Effectiveness of Disbursement is comparing the Amount of Disbursed Funds with the Amount of Available Funds. The formula used to calculate the Level of Loan Repayment Collectability is comparing the weighted average of loan collectability with the Amount of Disbursed Loan Balance. Weighted average is the multiplication of Collectability Weight (%) and Loan Balance for each collectability category.
Berdasarkan KEP-100/MBU/2002 bahwa Skor maksimal untuk Efektivitas Penyaluran adalah 3 (tiga) apabila penyerapan Efektivitas diatas 90%, sedangkan Skor maksimal 3 (tiga) diberikan kepada Tingkat Kolektibilitas penyaluran pinjaman apabila Tingkat pengembalian diatas 70%.
KEP-100/MBU/2002 stipulates that the maximum score for Effectiveness of Disbursement is 3 (three) if Effectiveness absorption is over 90%, while the maximum score of 3 (three) is given to Level of Collectability of loan disbursement if loan repayment is over 70%.
Pada tahun 2011 Dana Yang Tersedia untuk program kemitraan adalah sebesar Rp45.639.216.505,56 dan Dana Yang Disalurkan sebesar Rp43.463.423.031,65.
Available funds for the partnership program in 2011 were worth Rp45,639,216,505.56, and the amount of disbursed funds was Rp43,463,423,031.65.
Dengan demikian Tingkat Efektivitas Penyaluran tahun 2011 tercapai 95% yang merupakan hasil pembagian dari Dana Yang Disalurkan (Rp43,4 miliar) dengan Dana Yang Tersedia (Rp45,6 Miliar) dikalikan 100%. Sedangkan tingkat Efektifitas Penyaluran pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 97% dan 96%.
Therefore, the Level of Effectiveness of Disbursement in 2011 reached 95%, which is the result of Disbursed Funds (Rp43.4 billion) divided by Available Funds (Rp45,6 billion) multiplied by 100%. The levels of Effectiveness of Disbursement in 2010 and 2009 were 97% and 96%, respectively.
Sementara itu untuk perhitungan Tingkat Kolektibilitas Penyaluran Pinjaman data yang dipakai adalah data Saldo Pinjaman 3 tahun terakhir, dengan demikian untuk menghitung tingkat kolektibilitas penyaluran tahun 2011 data yang dipakai adalah data Saldo Pinjaman tahun 2009, 2010 dan tahun 2011.
At the same time, calculation of the Level of Loan Disbursement Collectability uses data from Loan Balance in the past three years. Therefore, data on the Loan Balance in 2009, 2010, 2011 were used to calculate the level of disbursement collectability in 2011.
Dengan menggunakan formula penghitungan yang tersebut di atas maka Tingkat Kolektibilitas Penyaluran Pinjaman untuk tahun 2011 mencapai 95% yang merupakan hasil dari pembagian dari Rata-rata
Using the calculation formula mentioned above, it is found that the Level of Loan Disbursement Collectability in 2011 reached 95%, as a result of Loan Weighted Average (Rp53.8 billion) divided by amount of Disbursed
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Tertimbang Pinjaman (Rp53,8 miliar) dengan Jumlah Saldo Pinjaman Yang Disalurkan (Rp56,9 miliar) dikalikan 100%. Sedangkan Tingkat Kolektibilitas Penyaluran Pinjaman untuk tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 95% dan 90%.
Loan Balance (Rp56.9 billion) multiplied by 100%. Levels of Loan Disbursement Collectability in 2010 and 2009 were 95% and 90%, respectively.
Berdasarkan uraian di atas maka kinerja PKBL PT Angkasa Pura II (Persero) selama 3 (tiga) tahun terakhir apabila digambarkan adalah sebagai berikut:
Based on the above explanation, it is known that the performance of PT Angkasa Pura II PCDP for the past 3 (three) years can be described as follows:
100
96%
90%
97&
95%
95%
95%
80 60 40 Efektivitas Effectivity Kolektibilitas Collectable
20 0 2009
2010
2011
CLUSTER DEVELOPMENT IN 2010 AND 2011
Pada tahun 2010 perkembangan cluster dilakukan melalui kerja sama penyaluran dengan PT Sarana Jabar Ventura yaitu cluster industri sepatu kulit di daerah Cibaduyut Kota Bandung dengan total mitra binaan sebanyak 44 Mitra Binaan.
Cluster development in 2010 was carried out through a disbursement cooperation with PT Sarana Jabar Ventura, a leather shoe industry cluster in Cibaduyut area, Bandung Municipality, that have a total of 44 Development Partners.
Pada tahun 2011 pembentukan cluster mitra binaan sudah dilaksanakan melalui kerja sama penyaluran dengan PT Sang Hyang Seri, dalam rangka Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Koorporasi (GP3K), cluster adalah petani padi yang tersebar di daerah-daerah sebagai berikut: - Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dengan jumlah petani sebanyak 916 petani; - Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah petani sebanyak 4 petani; - Provinsi Sumatera Barat dengan jumlah petani sebanyak 306 petani; - Provinsi Jawa Barat dengan jumlah petani sebanyak 2.933 petani; - Provinsi Banten dengan jumlah petani sebanyak 69 petani. Total mitra Binaan Cluster Petani Padi 4.228 petani.
Formation of development partner clusters in 2011 was carried out through a disbursement cooperation with PT Sang Hyang Seri under the Corporate-based Movement for Food Production Improvement (GP3K), for clusters of rice farmers in the following regions: - Nangroe Aceh Darussalam Province with 916 farmers; - North Sumatera Province with 4 farmers; - West Sumatera Province with 306 farmers; - West Java Province with 2,933 farmers; - Banten Province with 69 farmers. Total Rice Farmer Cluster Development Partners 4,228 farmers.
COMPANY PROFILE
PERKEMBANGAN CLUSTER TAHUN 2010 DAN 2011
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
129
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility KENDALA DAN UPAYA PENYELESAIAN
OBSTACLES AND EFFORTS TO OVERCOME THEM
Dalam pelaksanaan PKBL khususnya pada Program Kemitraan dijumpai beberapa kendala yang dihadapi di lapangan, upaya-upaya yang telah dilakukan secara terus menerus untuk mengatasi kendala selama ini adalah sebagai berikut:
During PCDP implementation, particularly the Partnership Program, a number of obstacles in the field were encountered. Efforts have been made continuously to overcome these obstacles, including:
Kendala Obstacle
Upaya Penyelesaian Effort to Overcome
1
Mitra binaan tidak melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana dalam proposal yang telah disetujui A development partner is not performing business activities according to the plans in the approved proposal
Mitra binaan diberikan teguran dan diwajibkan melaporkan secara tertulis perihal alasan penggantian jenis usaha The development partner is reprimanded and obligated to write a report on the reasons for the change in business type
2
Mitra binaan tidak menyelenggarakan pembukuan usaha walaupun telah diberikan pelatihan A development partner is not doing proper business bookkeeping although a training has been provided
Petugas monitoring membantu memberikan informasi pembuatan pencatatan keuangan Monitoring officers help to provide information on how to make proper financial records
3
Mitra binaan tidak membayar angsuran pinjaman secara tepat waktu A development partner does not pay loan installments punctually
Diberikan surat peringatan dan di monitor secara lebih intensif A warning letter is given and more intensive monitoring is conducted
4
Mitra binaan yang piutangnya masuk kelompok pinjaman bermasalah sulit ditagih karena kurang kooperatif A development partner whose account receivables belong to the problem debt category is difficult to collect from due to lack of cooperation
Diberikan surat teguran dan akan diupayakan berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat A letter of reprimand is given and attempts to coordinate with the local authorities will be made
No
MASALAH KHUSUS
SPECIFIC PROBLEMS
Kisah Sukses Mitra Binaan Dan Program Bl
Success Stories Of Development Partners And Community Development Programs
PROFIL PERUSAHAAN
H. JATNIKA adalah Pengrajin Rumah Bambu dari daerah Bogor Jawa Barat merupakan Mitra Binaan PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Pusat, yang telah mendapatkan bantuan pinjaman Program Kemitraan sebesar Rp. 40 juta pada tahun 2007, pinjaman Rp. 50 juta pada tahun 2009 dan pinjaman Rp. 100 juta pada tahun 2011. Fasilitas yang telah didapat diikutkan pada Pameran International Product Exhibitions 2011 yang diselenggarakan tanggal 10-19 Juli 2011 di Amman-Jordania.
130
H. JATNIKA is a Bamboo House Craftsman a from Bogor Jawa Barat, a Development Partner of PT Angkasa Pura II (LLC) at the Headquarters, who received loan aids from the Partnership Program worth Rp40 million in 2007, a loan worth Rp50 million in 2009, and a loan worth Rp100 million in 2011. As one of the benefits of the program, he was included in the International Product Exhibition 2011 held on July 10-19, 2011 in Amman, Jordan.
Produk yang dihasilkan adalah Rumah Bambu dengan Bahan Baku Bambu berkualitas tinggi yang banyak tumbuh di daerah Jawa Barat, produknya berhasil sampai menembus Pasar Internasional.
Bamboo Houses are the featured products, made from high quality bamboos that grow in West Java, which have made their way to the international market.
Bambu yang tumbuh di lahan para petani atau warga masyarakat bisa digunakan sebagai bahan baku Rumah Bambu sehingga otomatis hal ini akan berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat.
Bamboos growing in farmers or community members’ land may be used as a raw material of Bamboo Houses, ultimately bringing positive impacts to the community’s economy.
Selain itu jumlah tenaga kerja yang terlibat cukup banyak, sehingga sangat menolong masyarakat sekitar dalam meningkatkan kesejahteraan.
Moreover, there are a large number of workers involved, further helping the people in the area improves their welfare.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
SUCIPTO WIDODO is a batik craftsman from Bekasi, a Development Partner of PT Angkasa Pura II (LLC) at Halim Perdanakusuma Branch Office, who received loan aids from the partnership program worth Rp25 million in 2008 and a loan worth Rp30 million in 2010. As one of the benefits of the program, he was included in the International Product Exhibition 2011 held on July 10-19, 2011 in Amman, Jordan.
Produk yang dihasilkan adalah mengembangkan usaha industri batik dengan membuat kain menjadi batik yang bernilai seni tinggi sehingga telah menembus pasar Internasional.
He has been developing batik entrepreneurship by making highly artistic batik clothes that have made their way to the international market.
DELIANA SUKISWANI adalah pengrajin kain bermotif tradisional dari Pondok Aren, merupakan Mitra Binaan PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Pusat, yang telah mendapatkan bantuan pinjaman program kemitraan sebesar Rp35 juta di tahun 2009. Diikutkan pada Pameran Internasional Kerajinan Tradisional (Paleis des Exposition-SAFEX) ke-16 di Aljazair tanggal 23-28 November 2011.
DELIANA SUKISWANI is a traditional-patterned fabric craftsman from Pondok Aren, a Development Partner of PT Angkasa Pura II (LLC) at the Headquarters, who received a loan aid worth Rp35 million in 2009. She was included in the 16th International Exhibition of Traditional Craft (Paleis des Exposition-SAFEX) in Algeria on November 23-28, 2011.
Pada program Bina Lingkungan telah disalurkan pada tahun 2011 yang bersifat monumental seperti bantuan Pembangunan Masjid dan Gereja di Kabupaten Tapanuli Tengah sebesar Rp611 juta, bantuan Perbaikan Gizi kepada 300 balita di Kabupaten Tangerang sebesar Rp300 juta, bantuan Pemberian 2 (dua) unit Mobil Ambulans untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang sebesar Rp393 juta, Pembangunan Pos Yandu di Pekanbaru sebesar Rp108 juta dan Penanaman Program 1 Milyar Pohon sebesar Rp1,4 Milyar yang terbagi di 8 (delapan) Provinsi Indonesia, yaitu Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Sumatera Utara, Provinsi NAD, Provinsi Kepulauan Riau, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Jambi.
Some of the funds disbursed in 2011 were used for monumental projects like developments of mosques and churches in Tapanuli Tengah Regency worth Rp611 million, aids for Nutrition Improvement for 300 toddlers in Tangerang Regency worth Rp300 million, providing the Health Department Office Tangerang Regency with two ambulance cars worth Rp393 million, building a Regional Health-care Center (Posyandu) worth Rp108 million in Pekanbaru, and helping in the program of replanting 1 billion trees worth Rp1.4 billion in 8 (eight) Indonesian provinces, including Banten Province, DKI Province, North Sumatera Province, NAD Province, Kepulauan Riau Province, South Sumatera Province, Bangka Belitung Province, and Jambi Province.
GAMBARAN SINGKAT PROGRAM YANG AKAN DATANG
BRIEF DESCRIPTIONS OF FUTURE PROGRAMS
Program Kemitraan
Partnership Program
1. Usulan Alokasi Laba Perusahaan Rencana Anggaran Alokasi Laba Perusahaan tahun 2012 adalah sebesar Rp18.697.966.060 telah sesuai RUPS sebesar 2% dari laba setelah pajak.
1. Proposal for Company Profit Allocation The Budget Plan for Company Profit Allocation in 2012 worth Rp18,697,966,060 conforms to the General Meeting of Shareholders (RUPS), equal to 2% of profit after tax.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
SUCIPTO WIDODO adalah pengrajin batik dari Bekasi, merupakan mitra binaan PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Halim Perdanakusuma, yang telah mendapatkan bantuan pinjaman program kemitraan sebesar Rp25 Jt di tahun 2008 dan pinjaman Rp30 juta di tahun 2010. Fasilitas yang telah didapat diikutkan pada Pameran International Product Exhibitions 2011 yang diselenggarakan tanggal 10-19 Juli 2011 di AmmanJordania.
131
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility 2. Rencana Penyaluran Dalam tahun 2012 Dana Program Kemitraan direncanakan disalurkan kepada mitra binaan di 12 Provinsi dengan perkiraan dana sebesar Rp41.125.000.000. 3. Rencana Kegiatan Pembinaan Mitra Binaan Rencana pembinaan kepada mitra binaan yaitu dengan mengadakan pendidikan dan pelatihan serta promosi baik didalam maupun diluar negeri, ada pun biaya yang dianggaran sebesar Rp5.218.620.900. 4. Rencana Kerja sama Penyaluran Pada tahun 2012 direncanakan akan melakukan kerja sama penyaluran dengan PT Bahana Artha Ventura dan PT Sang Hyang Seri dengan total sebesar Rp23.500.000.000. Adapun alasan melakukan kerja sama penyaluran kerja sama penyaluran dengan PT Sang Hyang Seri berdasarkan arahan Menteri Negara BUMN dalam rangka ketahanan pangan nasional. 5. Rencana Biaya Operasional Anggaran biaya operasional dalam tahun 2012 adalah sebesar Rp2.056.250.000. 6. Rencana Pembentukan dan Pengembangan Cluster Pembentukan Cluster yaitu cluster para petani singkong dan kacang mete di daerah Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Tangerang Provinsi Banten untuk keperluan ekspor. Hal ini dilakukan akan kerja sama dengan PT Sarinah (Persero) dengan perkiraan jumlah petani sekitar 200 petani.
2. Disbursement Plans The Partnership Program Funds in 2012 are planned to be disbursed to development partners in 12 provinces, involving an approximate amount of Rp41,125,000,000. 3. Development Partners Mentoring Activity Plans Development Partners mentoring activity plans involve education and training as well as promotion activities both at home and abroad, with planned budget worth Rp5,218,620,900. 4. Disbursement Cooperation Plans A disbursement cooperation plans will be carried out in 2012 with PT Bahana Artha Ventura and PT Sang Hyang Seri, involving a total amount of Rp23,500,000,000. The disbursement cooperation with PT Sang Hyang Seri is conducted based on the directives of the Minister of State Enterprises with national food security in mind. 5. Operational Budget Plan Operational budget plan for 2012 is worth Rp2,056,250,000. 6. Plans for Cluster Establishment and Development A cluster to be established includes cassava farmers and cashew nuts in Sukabumi Regency Jawa Barat Province and Tangerang Regency Banten Province for export purposes. This will be carried out through cooperation with PT Sarinah (LLC) and will involve approximately 200 farmers.
PROGRAM BINA LINGKUNGAN
COMMUNITY DEVELOPMENT PROGRAM
1. Usulan Alokasi Laba Perusahaan Rencana Anggaran Alokasi Laba Perusahaan tahun 2012 adalah sebesar Rp18.697.966.060 telah sesuai RUPS sebesar 2% dari laba setelah pajak.
1. Proposal for Company Profit Allocation The Budget Plan for Company Profit Allocation in 2012 worth Rp18,697,966,060 conforms to the General Meeting of Shareholders (RUPS), equal to 2% of profit after tax.
2. Rencana Penyaluran Rencana penyaluran program bina lingkungan adalah sebesar Rp22.630.000.000 dengan rincian rencana penyaluran program bina lingkungan sebagai berikut:
PROFIL PERUSAHAAN
Bantuan Bencana Alam Aids for Natural Disaster Victims
132
2. Disbursement Plans Disbursement Plans for the community development program are worth Rp22,630,000,000, and the details are as follows:
Rp 2.060.000.000
Bantuan Pendidikan dan Pelatihan Aids for Education and Training
Rp 1.180.000.000
Bantuan Peningkatan Kesehatan Aids for Health Care Improvement
Rp 3.000.000.000
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Bantuan Pengembangan Sarana Umum Aids for Public Facility Development
Rp 11.490.000.000
Bantuan Sarana Ibadah Aids for Religious Facilities
Rp 2.560.000.000
Bantuan Pelestarian Alam Aids for Natural Conservation
Rp 2.340.000.000
Jumlah Bantuan Total Amount of Aids
Rp 22.630.000.000
3. Biaya Operasional Rencana anggaran biaya operasional program bina lingkungan untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp1.029.693.750.
3. Operational Costs The plan for operational costs of the community development program for 2012 is worth Rp1,029,693,750.
MASALAH PENTING LAINNYA
OTHER IMPORTANT MATTERS
Terhadap pinjaman mitra binaan yang macet dan telah diupayakan pemulihannya namun tidak terpulihkan sesuai peraturan dikelompokan dalam Aktiva Lain-lain dengan pos Pinjaman Bermasalah. Lebih lanjut sesuai peraturan bahwa Tata Cara penghapusbukuan pinjaman bermasalah akan ditetapkan oleh Menteri.
Efforts to restore development partners’ bad debts have been made, but they have been unsuccessful, so these debts are classified as Miscellaneous Assets at the Problem Loans post. Regulations on the procedures to erase problem loans from accounting records will be stipulated by the Minister.
Berdasarkan posisi sampai saat ini masalah pinjaman bermasalah belum terselesaikan karena tata cara penghapusbukuannya belum ada tindak lanjut peraturannya, walau demikian terhadap pinjaman bermasalah tetap diupayakan penagihannya.
Problem loans remain unresolved until today because the procedures to remove them from accounting records have not been regulated, although efforts to collect the payments continue to be made.
Kerja sama PENYALURAN PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN
DISBURSEMENT COOPERATION FOR THE PARTNERSHIP AND COMMUNITY DEVELOPMENT
Kerja sama Penyaluran PK dan Bl Dengan Sesama BUMN
Disbursement Cooperation For The Partnership Program and Community Development With Other State Enterprises
Untuk tahun 2010 telah dilaksanakan perluasan wilayah melalui kerja sama penyaluran dengan Perusahaan Modal Ventura Daerah Lain dengan total dana sebesar Rp11.500.000.000 dengan rincian sebagai berikut:
Disbursement cooperation for the partnership program has been carried out since 2009 with Regional Venture Capital Companies (PMVD), involving PT Sarana Jabar Ventura and PT Sarana Riau Ventura, a subsidiary of PT Bahana Artha Ventura (BAV), Disbursement State Enterprises, with a total disbursed funds amounting Rp5,000,000,000. Regional expansion was carried out in 2010 through disbursement cooperations with other regional Venture Capital Companies, involving total funds worth Rp11,500,000,000, and the details are as follows:
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Kerja sama penyaluran program kemitraan telah dilaksanakan sejak tahun 2009 dengan Perusahaan Modal Ventura Daerah (PMVD) yaitu PT Sarana Jabar Ventura dan PT Sarana Riau Ventura yang merupakan anak perusahaan PT Bahana Artha Ventura (BAV) BUMN Penyalur, total dana yang disalurkan adalah sebesar Rp5.000.000.000.
133
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
1.
PT Sarana Sumut Ventura sebesar
Rp 2.000.000.000,-
2.
PT Sarana Jambi Ventura sebesar
Rp 2.500.000.000,-
3.
PT Sarana Sumsel Ventura sebesar
Rp 1.000.000.000,-
4.
PT Sarana Kalbar Ventura sebesar
Rp 2.000.000.000,-
5.
PT Sarana Lampung Ventura sebesar
Rp 2.500.000.000,-
6.
PT Sarana Jabar Ventura sebesar
Rp 1.500.000.000,-
Total dana kerja sama penyaluran
Rp 11.500.000.000,-
Untuk tahun 2011 kerja sama penyaluran program kemitraan telah terlaksana dengan: 1.
PT Sang Hyang Seri sebesar
Rp 17.500.000.000,-
2.
PT Sarana Sumut Ventura sebesar
Rp 1.000.000.000,-
3.
PT Sarana Riau Ventura sebesar
Rp 2.000.000.000,-
4.
PT Sarana Jabar Ventura sebesar
Rp 1.000.000.000,-
5.
PT Sarana Jambi Ventura sebesar
Rp 2.000.000.000,-
6.
PT Sarana Lampung Ventura sebesar
Rp 2.000.000.000,-
7.
PT Sarana Kalbar Ventura sebesar
Rp 1.000.000.000,-
TOTAL
Kerja sama Penyaluran dengan PT Sang adalah dalam rangka mendukung program untuk ketahanan pangan yaitu Program PENINGKATAN PENANAMAN PANGAN KORPORASI (GP3K).
Rp.26.500.000.000,-
Hyang Seri pemerintah GERAKAN BERBASIS
Kerja sama PENYALURAN PK DENGAN LEMBAGA LAINNYA
PROFIL PERUSAHAAN
Sampai tahun 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) tidak melakukan kerja sama penyaluran dengan lembaga lain dikarenakan sesuai arahan RUPS masih mengupayakan sinergi antar BUMN dalam kerja sama penyaluran program kemitraan.
134
Disbursement cooperation with PT Sang Hyang Seri is intended to support the government program regarding food security called the CORPORATE-BASED MOVEMENT FOR FOOD PRODUCTION IMPROVEMENT (GP3K).
DISBURSEMENT COOPERATION FOR THE PARTNERSHIP PROGRAM WITH OTHER INSTITUTIONS Until 2011, PT Angkasa Pura II (LLC) did not have any disbursement cooperation with other institutions because, according to the General Meeting of Shareholders (RUPS), there has to be a synergy with other State Enterprises in the disbursement cooperation for the partnership program.
TINDAK LANJUT TEMUAN AUDITOR DAN KEPUTUSAN RUPS
FOLLOWING UP AUDITOR FINDINGS AND RUPS DECISIONS
Temuan dan Opini Auditor
Auditor Findings and Opinions
Jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh Auditor Independen adalah General Audit yang meliputi dan tidak terbatas kepada Audit Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-undangan dan Audit kepatuhan terhadap Pengendalian Intern.
Independent Auditors perform a General Audit that includes but is not limited to Audit of Compliance to Regulations of Law and Audit of Compliance to Internal Control.
Temuan Auditor pada program kemitraan antara lain: Mitra Binaan belum membuat laporan perkembangan usaha, Pembelian Peralatan Kerja semuanya Dibiayakan,
Auditor findings in the partnership program include: Development Partners have not prepared their business development reports, all purchases of work equipment
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
are financed, there are bad debts abandoned by the debtors, bankruptcy and deceased business owners are not classified as problem receivables, there are receivables that are non-current, doubtful, unpaid and are not yet rescheduled, monitoring activities that are not properly managed, there are unidentified installments that are not immediately tracked.
Temuan Auditor pada Bina Lingkungan adalah: Dana bina lingkungan belum disalurkan secara optimal terlihat masih tingginya dana bina lingkungan yang tersisa di Deposito.
Auditor findings in the Community Development program include: Community development funds are not optimally disbursed as seen from the large amount of community development funds still left in the deposit.
Tindak Lanjut Atas Temuan Auditor
Following Up The Auditor Findings
Temuan Auditor secara umum telah ditindaklanjuti, adapun temuan yang belum sepenuhnya bisa ditindaklanjuti adalah kewajiban Mitra Binaan dalam membuat Laporan Perkembangan Usaha, hal tersebut dikarenakan para mitra binaan umumnya adalah pengusaha kecil yang kurang memahami pembukuan walaupun pernah diberikan pelatihan. Temuan Auditor lainnya yang belum ditindaklanjuti adalah masalah pengadaan peralatan kerja yang nilainya dapat dikapitalisir.
These auditor findings have generally been followed up. Those that have not been resolved are the obligations of the Development Partners that have to submit their Business Development Reports because most of the development partners are small-scale entrepreneurs who lack knowledge and understanding of accounting although they have had some training. Another auditor finding that has not been followed up is the problem of work equipment provision, involving values that can be manipulated.
Tindak Lanjut Arahan RUPS , Kementerian BUMN dan Dewan Komisaris
Following Up The Directives of RUPS, Minister of State Affairs, and The Board of Commissioners
Arahan RUPS pada acara Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2011 terdapat 6 (enam) butir bidang PKBL yang perlu mendapatkan perhatian. Keenam butir dimaksud adalah: (i) Membuat perencanaan penyaluran program kemitraan dengan cara pembentukan cluster unit usaha mitra binaan dengan didukung adanya database PKBL, (ii) Melakukan sinergi dengan BUMN/Lembaga penyalur lain dalam pelaksanaan program kemitraan, (iii) Membuat cluster yang bersifat integrated dan mendukung core business perusahaan, (iv) Meningkatkan kegiatan penagihan piutang khususnya piutang pinjaman macet dan bermasalah, (v) Meningkatkan pembinaan kepada mitra binaan khususnya dalam hal kewajiban menyampaikan laporan perkembangan usaha, dan (vi) Memanfaatkan penggunaan dana hibah program kemitraan secara efektif dan efisien dalam rangka mendukung kegiatan yang mampu memberikan nilai tambah bagi mitra binaan.
RUPS directives in the Attestation of the Company’s Work Plan and Budget in 2011 included 6 (six) items related to PCDP that deserved attention These six items are: (i) Making plans of disbursement for the partnership program by establishing clusters of development partners’ business units, supported by PCDP database, (ii) Attempting a synergy with other disbursement State Enterprises/Institutions in carrying out the partnership program, (iii) Establishing integrated clusters that support the company’s core business, (iv) Intensifying the collection of account receivables, especially problem loan receivables, (v) Improving guidance to development partners, particularly in terms of the obligation to report their business development, and (vi) Utilizing the partnership program grant funds effectively and efficiently to support the activities which will add values to the development partners.
Dari ke-6 (enam) hal tersebut secara umum telah ditindaklanjuti, kecuali untuk membuat cluster yang bersifat integrated dan mendukung core business perusahaan masih dalam tahap pengkajian.
Most of the six items have been followed up, except the point on establishing integrated clusters that support the company’s core business, which is still under study at the moment.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
COMPANY PROFILE
Terdapat piutang macet yang pemiliknya kabur, usahanya bangkrut dan pemilik telah meninggal dunia tidak dimasukan ke dalam piutang bermasalah, terdapat piutang yang kurang lancar, diragukan dan macet belum dilakukan penjadwalan kembali, Kegiatan Monitoring belum dikelola dengan baik, Terdapat cicilan tanpa identitas yang tidak segera ditindaklanjuti.
135
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dengan dedikasi dan semangat kerja yang tinggi, seluruh jajaran Angkasa Pura II bekerja keras untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan dari tahun ke tahun.
136
With strong dedication and work ethics, the rank-and-file of Angkasa Pura II strive hard to achieve the Company’s business target from one year to another.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Tata Kelola Perusahaan
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Good Corporate Governance
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
137
Perkembangan GCG Angkasa Pura II Development of GCG at Angkasa Pura II
Kerja sama dan rasa kebersamaan yang kuat juga merupakan kunci keberhasilan Perusahaan selama ini. Strong teamwork and camaraderie are also keys to the Company’s successes
TATA KELOLA PERUSAHAAN
over the years.
138
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Angkasa Pura II understands that Good Corporate Governance is the standard reference that must be applied by the State Owned Enterprises as the base of operational business activities of the company as stipulated in the Decree of the Minister of State Owned Enterprises Number: PER-01/MBU/2011 regarding the Implementation of Good Corporate Governance in stateowned enterprises.
Dalam jangka panjang, penerapan GCG mempunyai relevansi terhadap kinerja atau performance suatu perusahaan karena nilai akhir (ultimate value) penerapan GCG adalah meningkatkan kinerja (high performance) serta citra perusahaan yang baik (good corporate image). Aktualisasi GCG di Angkasa Pura II dilakukan di seluruh tingkatan dan jenjang organisasi dengan berpedoman pada ketentuan dan persyaratan terkait dengan pelaksanaan GCG bagi Perusahaan.
In the long term, the application of the GCG has relevance to the performance of an enterprise because the end value (ultimate value) of the application of GCG is improving a performance (high performance) as well as a good corporate image. GCG actualization in Angkasa Pura II is conducted throughout all organization levels and ranks in accordance with the GCG implementation rules and requirements for the company.
Optimalisasi penerapan GCG Angkasa Pura II terus dilakukan dengan penguatan infrastruktur untuk mencapai praktik terbaik dan penyesuaian sistem maupun prosedur yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan GCG yang semakin efektif.
Optimization of GCG implementation in Angkasa Pura II is conducted continuously by strengthening infrastructure to reach the best practice and by accommodating the system and procedure necessary to support a more effective implementation of GCG (Good Corporate Governance).
PERKEMBANGAN GCG ANGKASA PURA II
DEVELOPMENT OF GCG AT ANGKASA PURA II
Angkasa Pura II telah mulai menerapkan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) sejak tahun 2002, sejalan dengan pemberlakuan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep–117/MMBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN yang telah digantikan dengan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/ MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara. Sebagai bagian dari proses penerapan GCG yang berkelanjutan untuk pertama kalinya pada tahun 2003, Angkasa Pura II melaksanakan assessment penerapan GCG oleh konsultan independen dengan skor 65,35.
Angkasa Pura II has implemented GCG (Good Corporate Governance) since 2002, it was in accordance with the Decree stated by Minister of State-owned Enterprises No: KEP–117/M-MBU/2002 dated 1 August 2002 about the Implementation Practice of GCG in State Owned Enterprises as amended to Decree stated by Minister of State-owned Enterprises No: PER-01/MBU/2011 regarding the Implementation of Good Corporate Governance in state-owned enterprises. As part of the continuous process of implementation of GCG for the first time in 2003, Angkasa Pura II conducted a GCG implementation assessment by an independent consultant with the result score of 65,35.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Angkasa Pura II memahami bahwa Good Corporate Governance merupakan acuan standar yang wajib diterapkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai landasan operasional kegiatan usaha perusahaansebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
139
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Angkasa Pura II has a high commitment in the implementation of good corporate governance practices within the company, this is evidenced by publishing Guidelines for the Implementation of GCG through a joint decision of the Board of Commissioners and Board of Directors in 2004 in the Decree No. KEP.258.1/GCG/X/ APII-2004 and the Decree No.KEP.484.1/KS.005/APII2004.
Sebagai tindak lanjut diterbitkannya Pedoman ini, Angkasa Pura II melaksanakan program sosialisasi ke seluruh Kantor Cabang sebagai acuan standar dalam menjalankan kegiatan usaha Perusahaan agar sesuai dengan prinsip-prinsip GCG. Penerapan Pedoman Pelaksanaan GCG tersebut senantiasa dipantau dan
As a follow-up to the publication of these guidelines, Angkasa Pura II has conducted outreach programs to all branch offices as a reference standard in running the business activities of the Company to comply with the principles of good corporate governance. Implementation Guidelines for the Implementation of GCG is constantly
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Angkasa Pura II memiliki komitmen yang tinggi dalam penerapan praktik GCG di lingkungan Perusahaan, hal ini dibuktikan dengan menerbitkan Pedoman Pelaksanaan GCG melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi pada tahun 2004 yaitu Surat Keputusan No. KEP.258.1/GCG/X/APII-2004 dan Surat Keputusan KEP.484.1/KS.005/APII-2004.
140
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
monitored and assessed its effectiveness. In 2006, Angkasa Pura II has appointed independent consultants to conduct re-assessment of the implementation of GCG with a score of 74,83, an increase from the previous assessment results achieved Angkasa Pura II.
Seiring dengan perubahan regulasi dan perkembangan Perusahaan, pada tahun 2007 Angkasa Pura II melakukan penyempurnaan terhadap Pedoman Pelaksanaan GCG melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi No. KEP.448/UM.004/X/APII-2007 dan KEP.02.03.01/00/10/2007.461, dan penandatanganan komitmen bersama Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan tentang Pelaksanaan GCG dan Pedoman Perilaku di lingkungan Angkasa Pura II.
Along with changes in regulation and the development of the company, in 2007 Angkasa Pura II make improvements to the guidelines for the implementation of Good Corporate Governance through the Joint Decision of the Board of Commissioners and Directors No. KEP. 448/ UM.004/X/APII-2007 and KEP.02.03.01/00/10/2007.461, and the signing of a Joint Commitment of the Board of Commissioners, Directors and Employees about the implementation of the GCG and Code of Conduct in Angkasa Pura II.
Komitmen yang tinggi dalam penerapan GCG telah membuahkan hasil. Tahun 2006 Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan The Best I in GCG dalam BUMN & CEO BUMN Award dalam Anugerah Business Review. Tahun 2008 berhasil memperoleh predikat “Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN NonKeuangan Non-Listed” dan sebagai “BUMN Terbaik dan Terpercaya di bidang Good Corporate Governance” dalam Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Tahun 2009 menjadi 1st The Best Non Listed Company dalam Anugerah Business Review, serta di tahun 2010 mendapatkan penghargaan peringkat ketiga Annual Report Award (ARA) untuk Laporan Tahunan 2009 kategori BUMN Non Keuangan Non Listed. Di tahun 2011 ini, Angkasa Pura II kembali memperoleh anugerah Trusted Company (Terpercaya) pada ajang Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award 2010.
High commitment of Angkasa Pura II in implementing GCG has led to results. In 2006, Angkasa Pura II won the award of The Best I in GCG in BUMN & BUMN CEO Award. In 2008 successfully garnered the title of “Winner of Annual Report Award 2007 for BUMN Non-listed Category” and “The Best BUMN and Most trusted for Good Corporate Governance” in Corporate Governance Perception Index 2007 Award. In 2009 became The Best Non Listed Company in Business Review Award, and in 2010 ranked number 3 for its 2009 Annual Report by Annual Report Award (ARA) for Non-listed State Owned enterprises category. In 2011, Angkasa Pura II again earn recognition as Trusted Company in Corporate Governance Perception Index (CGPI) 2010 award.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
dikaji efektifitasnya. Pada tahun 2006, Angkasa Pura II telah menunjuk kembali konsultan independen untuk melakukan assessment penerapan GCG dengan skor 74,83, meningkat dari hasil assessment sebelumnya yang dicapai Perusahaan.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
141
Assessment GCG GCG Assessment In order to gain an overview about the implementation condition of GCG toward the best practice in reference and to identify areas that require improvement (areas of improvement) toward the Guidelines of Implementation of GCG, Angkasa Pura II carries out re-assessment on the implementation of GCG.
Sebelum dilaksanakan assessment 2011 oleh asesor independen, Angkasa Pura II terlebih dahulu melaksanakan kegiatan Evaluasi (Review) Tindak Lanjut Rekomendasi atas Assessment GCG 2009 dan Self Assesment GCG 2010. Sesuai Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/MBU/2011 menyatakan bahwa setiap BUMN diwajibkan melaksanakan review/evaluasi tindak lanjut terhadap hasil Assessment GCG yang dilakukan oleh pihak independen.
Prior to the 2011 assessment by independent assessors, Angkasa Pura II has implemented a Follow-Up Evaluation (Review) on Recommendations from 2009 GCG Assessment and 2010 GCG Self Assessment. According to the Regulation of the Minister of State-Owned Enterprises (BUMN) Number PER-01/MBU/2011, every SOE is required to conduct a follow-up review/evaluation on GCG Assessment Result through an independent party.
Review dilaksanakan pada tanggal 1 April-9 Mei 2011 oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku Tim Independen dengan hasil sebanyak 45 (empat puluh lima) parameter yang telah selesai ditindaklanjuti dari 55 (lima puluh lima) parameter rekomendasi. Angkasa Pura II telah melakukan tindak lanjut hasil assessment GCG antara lain: - Penetapan sistem insentif untuk Dewan Komisaris dan Direksi mempertimbangkan aspek capaian kinerja dan aspek keuangan. - Penyusunan dan penetapan Kebijakan Tata Kelola Teknologi Informasi. - Penyusunan dan penetapan Kebijakan Manajemen Risiko. - Evaluasi dan pembahasan atas capaian kinerja manajemen secara periodik. - Penyempurnaan uraian tugas untuk jabatan sistem manajer dan pelaksanaan pola karir pegawai secara konsisten. - Pencantuman proyeksi neraca perusahaan dan proyeksi laporan keuangan anak perusahaan dalam RKAP serta penetapan kebijakan umum dan standar operasional baku untuk menerapkan strategi perusahaan.
The review was carried out on 1 April-9 May 2011 by the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) as the Independent Team involved, resulting in forty five (45) followed-up parameters from fifty five (55) recommended parameters. Angkasa Pura II has conducted follow-up assessment of GCG, among others - Determination of an incentive system for the Board to consider aspects of performance and achievement of financial aspect. - Preparation and adoption of Information Technology Governance Policy. - Preparation and adoption of Risk Management Policy. - Evaluation and discussion of the achievement of management’s performance periodically. - Completion of the job description for the post of system manager and implementation of a consistent pattern of career employees. - Inclusion of the company balance sheet projections and projected financial statements of subsidiaries in Corporate Budget Plan and the determination of general policy and standard operating standards to implement corporate strategy.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Dalam rangka memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG terhadap praktik terbaik yang menjadi acuan maupun untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan (areas of improvement) terhadap Pedoman Pelaksanaan GCG, Angkasa Pura II melaksanakan kembali assessment terhadap penerapan GCG.
142
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
- Corporate KPIs and KPI work unit are translated into quarterly periods. - Preparation and signing of the Statement did not have a conflict of interest with the interests of the company that refurbished the beginning of each year. - The Secretary of the company made a meeting conclusion by asserting evaluation result of the implementation of the last meeting conclusion. - Establishment of a team monitoring the implementation of GCG, which regularly report its activities to the Board of Commissioners and Directors. - Socializing Corporate Governance Guidelines and Code of Conduct throughout the company ranks by inviting Corruption Eradication Committee. - Implementation of a reward and punishment system based upon the performance achievement of employees as rewards given to the 12 branches in accordance with the Board of Directors’ Decree Number: 03.08/00/102010/511 dated 20 October 2010.
Sedangkan untuk Self Assesment GCG 2010 dilaksanakan pada tanggal 18 Juni-15 Juli 2011. Hal ini memang sesuai rencana Angkasa Pura II yang akan melaksanakan Self Assessment Penerapan GCG untuk Tahun Buku 2010 pada tahun 2011. Self Assesment GCG 2010 merupakan kegiatan yang baru pertama dilakukan oleh Perusahaan, sehingga diperlukan pendampingan pihak independen yang ahli tentang bagaimana mengukur penerapan GCG. Hasil Self Assesment yang telah dilakukan oleh Tim internal Perusahaan yang didampingi oleh BPKP dapat disimpulkan secara umum berpredikat baik (dari lima kategori tingkatan, yaitu: sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang) dengan capaian skor aktual 86,42 dari skor maksimal 100 atau mencapai 86,42%.
The 2010 GCG Self Assessment was carried out on 18 June – 15 July 2011. This is in accordance with the Angkasa Pura II plan to carry out the GCG Application Self Assessment for Fiscal Year 2010 in 2011. The 2010 GCG Self Assessment was the first time the Company engaged in self assessment, so there was a need for assistance from an independent party with expertise on measuring GCG implementation. The Self Assessment result, conducted by the Company’s Internal team with assistance from BPKP, can be concluded as generally good (from five levels of categories: excellent, good, adequate, inadequate, and highly inadequate), with an actual score result of 86.42 from a maximum of 100, or 86.42%.
Untuk Assesment GCG 2011, Perusahaan kembali menunjuk BPKP Pusat selaku assessor independent yang dilaksanakan pada 27 Desember 2011 – 13 Januari 2012. Hasil Assesment tersebut dapat disimpulkan bahwa
For the 2011 GCG Assessment, the Company reappointed BPKP Pusat as the independent assessor, and the assessment was carried out on 27 December 2011 – 13 January 2012. The assessment result concluded that GOOD CORPORATE GOVERNANCE
- KPI Korporat maupun KPI unit kerja dijabarkan ke dalam periode triwulanan. - Pembuatan dan Penandatanganan Surat Pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan dengan kepentingan perusahaan yang diperbaharui setiap awal tahun. - Sekretaris Perusahaan telah membuat risalah rapat dengan mencantumkan hasil evaluasi pelaksanaan keputusan rapat sebelumnya. - Pembentukan tim pemantau pelaksanaan GCG yang secara berkala melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris dan Direksi. - Sosialisasi Pedoman Tata Kelola Perusahaan dan Pedoman Perilaku ke seluruh jajaran Perusahaan dengan mengundang KPK. - Penerapan sistem reward and punishment berdasarkan atas pencapaian kinerja pegawai sebagaimana reward yang diberikan kepada 12 cabang sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor: 03.08/00/102010/511 tanggal 20 Oktober 2010.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
143
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance kondisi penerapan GCG pada Perusahaan untuk periode 2011 mencapai skor aktual 83,95 dari skor maksimal 100,00 atau 83,95 % sebagaimana tabel terlampir.
the Company’s GCG implementation in 2011 reached an actual score of 83.95 from the maximum of 100.00 or 83.95% as shown in thavΩe accompanying table.
Nilai yang dicapai untuk setiap aspek pengujian dalam assessment GCG Tahun Buku 2011.
Score achieved in every criterion test in the GCG assessment for the fiscal year 2011.
Aspek Governance Governance Aspect
No
Capaian Perusahaan Actual Achievement
Persentase Percentage (%)
1
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/RUPS Rights and Responsibility of Sharehoders Meeting
9,00
7,29
81,00
2
Kebijakan GCG GCG Policy
8,00
6,30
78,75
3
Penerapan GCG GCG Implementation 27,00
23,79
88,11
6,00
5,70
95,00
C. Direksi Board of Directors
27,00
23,62
87,48
D. SPI Internal Audit Unit
3,00
2,44
81,33
E. Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary
3,00
2,41
80,33
66,00
57,96
87,82
7,00
5,11
73,00
10,00
7,29
72,90
100,00
83,95
83,95
A. Dewan Komisaris Board of Commissioners B. Komite Komisaris Commissioners Committee
Jumlah III Sub Total GCG Implementation 4
Pengungkapan Informasi (Disclosure) Information Disclosure
5
Komitmen Commitment
TATA KELOLA PERUSAHAAN
TOTAL
144
Bobot Weigth (%)
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Perusahaan terus manata diri menuju perusahaan yang ber-GCG. Perubahan lingkungan bisnis yang terus bergerak semakin menuntut Angkasa Pura II dikelola secara efisien, produktif dan kompetitif. Untuk meningkatkan kinerja dan kepatuhan terhadap implementasi prinsip-prinsip GCG, Angkasa Pura II menyusun Pedoman Pelaksanaan GCG (GCG Code) agar mampu diterapkan secara konsisten sehingga semua nilai yang dimiliki oleh pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) dapat didaya-gunakan secara optimal dan menghasilkan pola hubungan yang ekonomis yang saling menguntungkan. Pedoman Pelaksanaan GCG merupakan kristalisasi prinsip-prinsip GCG, peraturan perundangundangan yang berlaku, nilai-nilai budaya yang dianut, visi dan misi, serta praktik-praktik terbaik GCG.
The company continues putting it self together toward a GCG company. Changes in business environment continues to demand Angkasa Pura II into managing it self in an efficient, productive and competitive way. To improve performance and adherence to the implementation of GCG principles, Angkasa Pura II prepared Guidelines for implementation of GCG (GCG Code) to be applied consistently so that all the values held by the parties concerned (stakeholders) can be used optimally and generate pattern of economic relations for mutual benefit. Guidelines for the Implementation of GCG is the crystallization of GCG principles, laws and regulations in force, the culture values espoused, vision and mission, as well as best practices of good corporate governance (GCG).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Kebijakan GCG GCG Policy
145
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Statute of Guidelines for the Implementation of GCG is the parent policy, thus all rules, decisions or policies issued by companies should refer to the GCG Code.
Pedoman Good Corporate Governance Angkasa Pura II disahkan melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris Nomor: KEP.258.1/GCG/X/APII-2004 dan Direksi Nomor: KEP.484.1/KS.005/APII-2004. Perusahaan terus melakukan penyempurnaan kebijakan GCG (soft-structure GCG) yang dimiliki agar sejalan dengan kebutuhan proses bisnis maupun ketentuan pelaksanaan GCG bagi perusahaan.
Guidelines for Angkasa Pura II’s Good Corporate Governance passed through Joint Decree of the Board of Commissioners No.: KEP.258.1/GCG/X/APII-2004 and Directors Decree No.: KEP.484.1/KS.005/APII-2004. The company continues to make policies’ improvements of GCG (soft-structure GCG) in line with the needs of business processes and implementing provisions of GCG for the company.
Selain pedoman GCG, Angkasa Pura II telah menyusun Code of Conduct, Charter Komite Audit, Charter Internal Audit dan berbagai kebijakan dan prosedur dalam mendukung terlaksananya tata kelola yang baik. Semua kebijakan dan prosedur tersebut dimaksudkan untuk mendorong Perusahaan mampu melakukan check and balance pada setiap aktivitas bisnis berdasarkan prinsipprinsip GCG yang bersifat universal yaitu: transparan, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan fairness.
In addition to GCG guidelines, Angkasa Pura II has developed a Code of Conduct, the Audit Committee Charter, Internal Audit Charter and the various policies and procedures in supporting the implementation of good governance. All policies and procedures are intended to encourage the Company to be able to check and balance on any business activity based on the principles of good corporate governance that are universal, namely: transparency, accountability, responsibility, independency and fairness.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kedudukan Pedoman Pelaksanaan GCG merupakan induk kebijakan, dengan demikian seluruh peraturan, keputusan atau kebijakan yang dikeluarkan perusahaan harus merujuk pada GCG Code.
146
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Organ Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Organ Under the Republic of Indonesia’s Law No. 40 of 2007 regarding Limited Liability Company (Limited Liability Company Act), the structure of the Company consists of the Shareholders Meeting, the Board of Commissioners, and Directors. Stewardship of limited liability company in Indonesia is adopting a system of two bodies, namely the Board of Commissioners and Directors, who have authority and responsibility fitted clearly with their respective functions as mandated in the statutes and regulations. However, both have a responsibility to maintain continuity of operations in the long run. Therefore, the Board shall have the same perception of the vision, mission and values of the Company.
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Shareholders Meeting
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) mempunyai wewenang yang tidak berikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris. RUPS memiliki wewenang mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi, mengesahkan perubahan Anggaran Dasar, memberikan persetujuan atas Laporan Tahunan, menetapkan alokasi penggunaan laba, menunjuk akuntan publik, serta menetapkan jumlah dan jenis kompensasi serta fasilitas.
Shareholders Meeting has the authority not granted to the Directors or the Board of Commissioners (BoC). Shareholders Meeting has the authority to appoint and dismiss members of the Board of Commissioners and Directors, evaluates the performance of the BoC and the Board of Directors, approve an amendment, approved the Annual Report, setting the allocations of profits, appoint a public accountant, as well as set the number and types of compensation and facilities.
Pada RUPS tahun 2011 telah dilakukan pemberitahuan dan undangan bagi Pemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. PT Angkasa Pura II memiliki tata cara penyelenggaraan RUPS. Selama tahun 2011, PT Angkasa Pura II menyelenggarakan 2 (dua) kali Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yaitu:
At the Annual Shareholders Meeting in 2011 a notification and invitation has been made to the Shareholders according to applicable regulations. Angkasa Pura II has a procedure for the implementation of the Annual Shareholders Meeting. During 2011, Angkasa Pura II held 2 (two) times of Shareholders Meeting as follow:
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilaksanakan pada tanggal 24 Juni 2011 yang menghasilkan keputusan yaitu: • Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) Pieter, Uways & Rekan (KS International) dengan pendapatan “Wajar dalam semua hal yang material”.
1. Shareholders Meeting held on June 24, 2011 resulted in the decisions as follows: • Endorsement of the Company’s Annual Report, including the Financial Report for the fiscal year ending 31 December 2010, which was audited by the accounting firm Pieter, Uways & Partners (KS International) with “unqualified opinion”.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Undangundang Perseroan Terbatas), organ Perusahaan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi. Kepengurusan perseroan terbatas di Indonesia menganut sistem dua badan, yaitu Dewan Komisaris dan Direksi, yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masingmasing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha Perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai Perusahaan.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
147
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
148
• PersetujuandanpengesahanLaporanPelaksanaan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 yang telah diaudit oleh KAP Pieter, Uways & Rekan (KS International) dan Risalah Rapat Pembahasan Laporan Tahunan dan Laporan Pemeriksaan Pelaksanaan PKBL Tahun Buku 2010 PT Angkasa Pura II Nomor: RIS-82/ D5.MBU/PKBL/A/2011. • Persetujuan pemberian pembebasan tanggung jawab (acquit et decharge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan perusahaan selama tahun buku 2010. • Persetujuan dan pengesahan atas reklasifikasi perhitungan Laporan Keuangan restated tahun buku 2009. • Penetapan penggunaan Laba Bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010. • Pelimpahan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk pelaksanaan pengadaan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam rangka Audit atas Laporan Keuangan tahun buku 2011. • Pemberian wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris meliputi: Gaji bagi Direksi, Honorarium bagi Dewan Komisaris, tunjangan dan fasilitas bagi Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun 2011 serta pembagian tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2010. • Persetujuan penetapan pemberian bonus tahun 2010 bagi karyawan Perseroan.
• Endorsement of the Company’s Partnership and Community Development (PKBL) for the fiscal year ending 31 December 2010, which was audited by Pieter, Uways & Partner (KS International), and Meeting Notes for the Discussion on Annual Report and Angkasa Pura II’s PKBL Implementation Assessment Report for fiscal year 2010 Number: RIS-82/D5.MBU/PKBL/A/2011. • Agreement on acquit et decharge to directors and commissioners concerning the Company’s management and supervision during fiscal year 2010. • Endorsement on calculation reclassification on the restated Financial Report for fiscal year 2009. • Decide on the use of the Company’s net profit for the fiscal year ending 31 December 2010. • Authority delegation to the Board of Commissioners for procuring an accounting firm to audit financial report for the fiscal year 2011. • Granting authority and power to the Board of Commissioners in establishing remuneration for directors and commissioners which includes: salary for directors and commissioners, benefits and facilities for directors and commissioners in 2011, and bonuses for directors and commissioners for fiscal year 2010. • Agreement on establishing a 2010 bonus for the Company’s employees.
2. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2011 yang menghasilkan keputusan yaitu: • Persetujuan dan pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PT Angkasa Pura II tahun buku 2012. • Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan tahun buku 2012 serta Risalah Rapat Pembahasan RKA PKBL tahun buku 2012 PT Angkasa Pura II.
2. General Meeting of Stakeholders (RUPS) convened on 28 December 2011, has reached several decisions, which were: • Endorsement and adoption of the Work Plan and Budget (RKAP) for PT Angkasa Pura II for fiscal year 2012. • Adoption of the Work Plan and Budget for the Company’s Partnership and Community Development (PKBL) for fiscal year 2012 and Meeting Notes on the discussions of PT Angkasa Pura II’s Work Plan and Budget for PKBL for fiscal year 2012.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
• The Work Plan and Budget book for fiscal year 2012 and remarks from the Board of Commissioners on the work plan are integral parts of the GMS meeting notes.
Dewan Komisaris
Board of Commissioners
Dewan Komisaris sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa Perusahaan melaksanakan GCG. Namun demikian, Dewan Komisaris tidak diperbolehkan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan operasional. Kedudukan masing-masing anggota Dewan Komisaris termasuk Komisaris Utama adalah setara. Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris. Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS.
Board of Commissioners as a company organ which is in charge and collectively responsible for overseeing and advising the Board of Directors and ensure that the Company is implementing GCG. However, the Board of Commissioners are not allowed to participate in operational decision making. The position of each member of the Board of Commissioners including President Commissioner is equal. President Commissioner’s Duties as primus inter pares is to coordinate the activities of the Board of Commissioners. Board of Commissioners is responsible to the Shareholders Meeting.
Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS. Dewan Komisaris memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
The Board of Commissioners is appointed by the Shareholders Meeting. The Board of Commissioners have the authority and clear responsibilities in accordance with their respective functions as mandated in its Statutes and Laws.
Dalam melaksanakan tugas, Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Dewan Komisaris kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengawasan atas pengelolaan perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip-prinsip GCG.
In performing duties, the Board of Commissioners is responsible to the Shareholders Meeting. Accountability Board of Commissioners to the Shareholders Meeting is the embodiment of accountability oversight of the company’s management in implementation of the principles of good corporate governance.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris
The duties and responsibilities of the Board of Commissioners
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris Angkasa Pura II merujuk pada Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, meliputi: - Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai rencana pengembangan Perusahaan, Rencana Kerja, Anggaran Perusahaan, dan rencana lainnya. - Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai masalah strategis. - Mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan, serta menyampaikan penilaian dan pendapatnya di dalam berbagai rapat yang diikutinya.
Implementation of tasks and responsibilities of Angkasa Pura II Board of Commissioners refers to the statutes and regulations in place, include: - Providing opinions and suggestions in writing to the Shareholders Meeting regarding the Company’s development plan, the Work Plan, Corporate Budget, and other plans. - Provide opinions and suggestions in writing to the Shareholders Meeting regarding strategic issues. - Oversee the implementation of Work Plan and Corporate Budget Plan, and deliver assessment and opinion on the various meetings that followed.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
• Buku RKAP tahun buku 2012 dan tanggapan Dewan Komisaris atas RKAP 2012 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Risalah RUPS.
149
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance - Mengikuti perkembangan Perusahaan, dan segera melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran langkah tindak lanjut yang harus ditempuh dalam hal Perusahaan menunjukan gejala kemunduran. - Memberikan pendapat serta saran kepada Direksi mengenai persoalan-persoalan yang dianggap penting bagi kelancaran pengurusan perusahaan. - Meneliti dan menelaah Laporan Manajemen termasuk Laporan Tahunan yang disiapkan oleh Direksi. Apabila laporan tersebut telah dipandang memadai dan mencerminkan informasi yang obyektif, Dewan Komisaris menandatangani laporan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada RUPS. - Mengadakan komunikasi dan bertukar informasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rangka meningkatkan pemahaman atas esensi permasalahan manajerial dan operasional yang dihadapi Perusahaan. - Menjalin komunikasi yang efektif dengan Direksi dan jajaran manajemen dalam rangka meningkatkan pemahaman atas isu-isu strategis yang sedang dan yang diperkirakan akan dihadapi perusahaan; serta menindaklanjuti isu-isu yang ditemukan oleh Dewan Komisaris atau yang dimunculkan oleh Direksi. - Mengkaji dan menyetujui skema remunerasi untuk para Direktur. - Mengkaji, menilai, menyetujui atau menolak, serta memantau kerja sama strategis yang dilakukan Perusahaan dengan pihak ketiga. - Kerja sama strategis adalah kerja sama untuk menjalankan suatu kegiatan bisnis dengan jangka waktu pelaksanaan lebih dari 2 (dua) tahun atau pelaksanaan suatu proyek utama (major project) yang menimbulkan biaya modal (capital expenditure) yang besar. - Batasan besarnya biaya modal minimal dari suatu proyek yang dianggap strategis, akan ditetapkan bersama oleh Dewan Komisaris dan Direksi serta akan dikaji ulang dan disesuaikan secara periodik.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
- Mengusulkan calon-calon auditor eksternal yang diajukan oleh Komite Audit setelah melalui proses seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada RUPS.
150
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
- Following the development of the Company, and immediately report to the Shareholders Meeting, by suggestions that follow-up steps should be taken in the event the Company showing signs of deterioration. - Provide opinions and advice to the Board regarding issues that are considered essential for the smooth management of the company. - Researching and reviewing management reports including the Annual Report prepared by the Board of Directors. If the report has been considered adequate reflect objective information, the Board of Commissioners will sign the report as a form of accountability to the Shareholders Meeting. - Communicating and exchanging information with stakeholders in order to improve understanding of the essence of managerial and operational facing the Company. - Establish effective communication with Directors and Management Team in to increase understanding of strategic issues facing the company; and dealing with issues found by either the BoC (Board of Commissioners) or Directors. - Reviewing and approving the remuneration scheme for Directors. - Reviewing, assessing, approving or rejecting, and monitoring the Company’s partnership with third parties. - Strategic partnership is a business activity partnership with a period of execution of more than 2 (two) years or implementation of a major project (major project) which raises a great capital cost (capital expenditure). - Limitation of the amount of minimum capital cost of a project is considered strategic, and it will be determined jointly by the Board of Commissioners and Board of Directors and will be reviewed and adjusted periodically. - Proposing candidates for external auditors presented by the Audit Committee going through a selection process in accordance with the provisions applicable to the Shareholders Meeting.
- Board of Commissioners shall discuss and submit recommendations on the utilization of net profit and the distribution of interim dividend and final dividend while taking into account the company’s ability to grow relying on internal funding sources. - Ensuring that the risks and potential crises can be identified early and managed properly. - Ensuring that the principles of good corporate governance has been observed consistently. - Board of Commissioners are obliged to plan and take responsibility for its performance by: a. Composing the Division of tasks among the members of the Board of Commissioners in accordance with the expertise and experience of each Member of Commissioners; b. Drafting work programmes and target performance of the Board of Commissioners each year as well as mechanisms for review of the performance of the Board of Commissioners; c. Arranging information delivery mechanism from the Board of Commissioners to the stakeholders; d. Taking responsibility for the implementation of tasks by the Board of Commissioners to the Shareholders Meeting.
Komposisi Anggota Dewan Komisaris
Composition of Board of Commissioners
Sesuai Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara nomor KEP.256/MBU/2007 tanggal 8 November 2007 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggotaanggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, KEP-23/MBU/2009 tanggal 2 Februari 2009 tentang Pengangkatan Komisaris Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, KEP-135/MBU/2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 21 Juli 2010 serta KEP-144/ MBU/2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan
Pursuant to the Decree stated by Minister of State-owned Enterprises No:KEP.256/MBU/2007 dated 8 November 2007 regarding Termination and Appointment of the member of the Board of Commissioners from Public Company PT Angkasa Pura II, KEP-23/MBU/2009 dated 2 February 2009 regarding the Appointment of the President Commissioner of Public Company PT Angkasa Pura II, KEP-135/MBU/2010 regarding Termination and Appointment of the members of Board Commissioners of Public Company dated 21 July 2010 and KEP-144/ MBU/2010 regarding the Termination and Appointment
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
- Dewan Komisaris berkewajiban membahas dan mengajukan rekomendasi tentang pemanfaatan laba bersih perusahaan dan pembagian dividen interim maupun dividen final dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh kembang yang bertumpu pada sumber dana internal. - Memastikan bahwa risiko dan potensi krisis dapat diidentifikasikan secara dini dan dikelola dengan baik. - Memastikan bahwa prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik telah dipatuhi secara konsisten. - Dewan Komisaris berkewajiban untuk merencanakan dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dengan cara: a. Menyusun pembagian tugas di antara anggota Dewan Komisaris sesuai dengan keahlian dan pengalaman masing-masing anggota Komisaris; b. Menyusun program kerja dan target kinerja Dewan Komisaris tiap tahun serta mekanisme review terhadap kinerja Dewan Komisaris; c. Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Dewan Komisaris kepada pemangku kepentingan; d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris kepada RUPS.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
151
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Anggota-anggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 2 Agustus 2010, maka susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1. Herman Prayitno - Komisaris Utama; 2. M. Iksan Tatang - Komisaris; 3. Suyatno Harun - Komisaris; 4. Effendi Batubara - Komisaris; 5. Tursandi Alwi - Komisaris.
of the member of the Board Commissioners of Public Company dated 2 August 2010, the composition of the Board of Commissioners is as follow: 1. Herman Prayitno - President Commissioner; 2. M. Iksan Tatang - Commissioner; 3. Suyatno Harun - Commissioner; 4. Effendi Batubara - Commissioner; 5. Tursandi Alwi - Commissioner.
Sesuai surat-surat keputusan tersebut di atas, dan surat keputusan KEP-73/MBU/2011 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) tanggal 21 Maret 2011 maka susunan Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: 1. Herman Prayitno - Komisaris Utama; 2. M. Iksan Tatang - Komisaris; 3. Effendi Batubara - Komisaris; 4. Tursandi Alwi - Komisaris; 5. Rubani Pranoto - Komisaris.
Pursuant to above Decrees, and the Decree Number KEP73/MBU/2011 regarding Termination and Appointment the members of the Board of Commissioners of Public Company dated 21 March 20011, the composition of the Board of Commissioners is as follow: 1. Herman Prayitno - President Commissioner; 2. M. Iksan Tatang - Commissioner; 3. Effendi Batubara - Commissioner; 4. Tursandi Alwi - Commissioner; 5. Rubani Pranoto - Commissioner;
Pembagian Tugas
Distribution of Tasks of the Board of Commissioners
Dalam rangka menjalankan fungsi serta memudahkan pengawasan dan pengendalian perusahaan, Dewan Komisaris telah melakukan pembagian tugas kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.162.1/ OM.006/APII-2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang Pembagian Tugas Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sebagaimana dalam tabel berikut:
No
Nama Name
Jabatan Position
Tugas Task
1.
Herman Prayitno
Komisaris Utama President Commissioner
Mengkoordinir semua pelaksanaan tugas dan kegiatan pengawasan Dewan Komisaris serta memberikan arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan. Duties included coordinating all implementation tasks and activities of the Supervisory Board of Commissioners as well as giving direction to the Board of Directors of the company’s business management.
2.
Rubani Pranoto
Anggota Komisaris Member Commissioner
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Audit. Carry out surveillance and referral to the Board of Directors of the company’s business management Finance, Accounting and Auditing.
3.
M. Iksan Tatang
Anggota Komisaris Member Commissioner
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Operasi dan dan Teknologi Informasi. Carry out supervision and provision of guidance to the Board of Directors of the Company’s business arrangements and Field Operations and Information Technology.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
152
In order to perform the function of supervision and control of the company, the Board of Commissioners has made the Division of tasks to each Member of the Board of Commissioners on the basis of a decision of the Board of Commissioners Number KEP.162.1/OM.006/APII-2011 on 22 March 2011 about the Division of duties of the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) on 23 December 2010 as in the following table:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
No
Nama Name
Jabatan Position
Tugas Task
4.
Effendi Batubara
Anggota Komisaris Member Commissioner
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Pengembangan Usaha, Komersial, Hukum, Teknik, dan Kebijakan Manajemen Risiko. Carry out supervision and provision of guidance to the Board of Directors of the Company’s business arrangements Field Business Development, Commercial, Legal, Technical, and Risk Management Policy.
5.
Tursandi Alwi
Anggota Komisaris Member Commissioner
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Kebijakan Nominasi & Remunerasi dan Good Coorporate Governance (GCG). Carry out supervision and provision of guidance to the Board of Directors of the Company business management fields Empowerment of Human Resources, Nomination & Remuneration Policy and Good Corporate Governance (GCG).
Shareholding and the Independence of the Board of Commissioners
Selama tahun 2011 Dewan Komisaris tidak memiliki saham di Angkasa Pura II maupun di Perusahaan lain. Dari komposisi anggota Dewan Komisaris terdapat satu orang yang independen yaitu Herman Prayitno yang telah pensiun dari Kepala Staf TNI AU tahun 2007, adapun anggota lainnya tidak independen karena memiliki hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali yaitu bekerja pada Pemerintah termasuk di departemen, lembaga dan kemiliteran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
During 2011 the Board of Commissioners has no share in the Angkasa Pura II and in other companies. From the composition of the Board of Commissioners, there is one independent member Herman Prayitno whom has retired from the Chief of Air Force Staff in 2007, while other members are not independent because of having relationship with the Controlling Shareholder including working for the government in the departments, agencies and the military in the period of the past three years.
Komposisi Dewan Komisaris ini telah memenuhi ketentuan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-117/MMBU/2002 tentang Penerapan Praktik GCG di BUMN, dimana komposisi Dewan Komisaris minimal 20% berasal dari independen. Sejalan dengan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik, Dewan Komisaris telah menyelenggarakan Daftar Khusus, menandatangani Pakta Integritas dan menyerahkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) maupun Laporan Pajak-Pajak Pribadi (LP2P) sebagai bentuk komitmen menghindari transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
The composition of the Board of Commissioners has been fulfilling the provisions of the decision of the Minister of State-owned Enterprises Numbered: KEP-117/ MMBU/2002 about the applicability of GCG practices in State Owned Enterprises, where the composition of the Board of Commissioners of at least 20% comes from the independent. In line with the application of the practice of good corporate governance, Board of Commissioners has organized a Special List, signed a Pact of Integrity and submitted a Wealth Report of State Organizers and Report of Personal Taxes as a form of commitment to avoid transactions that contain conflicts of interest.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Kepemilikan Saham dan Independensi Dewan Komisaris
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
153
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Saham di Angkasa Pura II Share in Angkasa Pura II
Saham di Perusahaan Lain Share in Other Companies
Status Independensi Independence Status
Komisaris Utama President Commissioner
Nihil None
Nihil None
Independen Independent
Kepala Staf TNI AU (20062007) Chief of Staff TNI AU (20062007)
M. Iksan Tatang
Anggota Komisaris Independen Member Commissioner Independent
Nihil None
Nihil None
Tidak Not
Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan RI tahun 2009 General Secretary of Ministry of Transportation 2009
Effendi Batubara
Anggota Komisaris Independen Member Commissioner Independent
Nihil None
Nihil None
Independen Independent
Tursandi Alwi
Anggota Komisaris Independen Member Commissioner Independent
Nihil None
Nihil None
Tidak Not
Sekretaris Wakil Presiden RI (2007-2011) Secretary to Vice President of RI (2007-2011)
Rubani Pranoto
Anggota Komisaris Member Commissioner
Nihil None
Nihil None
Independen Independent
Deputi Operasi Kapolri (2008-2011) Deputy of Kapolri Operations (2008-2011)
Nama Name
Jabatan Position
Herman Prayitno
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kerja Dewan Komisaris 2011
154
Dalam mengevaluasi kinerja perusahaan, Dewan Komisaris telah memberikan arahan dan masukan atas laporan manajemen maupun rencana kerja anggaran perusahaan, antara lain sebagai berikut: a. Untuk proyeksi pendapatan usaha tahun 2011, Dewan Komisaris mengharapkan Direksi untuk: 1) Meningkatkan pengelolaan sistem pergudangan untuk menunjang pendapatan kargo; 2) Meningkatkan standar kinerja operasi meliputi fasilitas dan pencapaian target dengan menggunakan teknologi yang mendukung kebutuhan teknis dan operasional sesuai kondisi dan kemampuan perusahaan; 3) Melanjutkan pembangunan Bandara Kualanamu, melanjutkan pembangunan Terminal III Bandara Soekarno-Hatta; 4) Melakukan pengembangan terminal di beberapa bandara; 5) Mempromosikan jasa bandara secara aktif;
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Jabatan Sebelumnya Previous Positions
Direktur Jenderal Perhubungan Laut General Director of Marine Transportation
Work of the Board of Commissioners in 2011 In evaluating the Company’s performance, the Board of Commissioners has provided directions and inputs on the management report as well as the Company’s budget plan, which comprises: a. For the 2011 business income projection, the Board of Commissioners expects the Management to: 1) Improve warehousing system management to support income from cargo; 2) Improve operational performance standard, which includes facilities and target achievement by using technologies that support technical as well as operational needs in accordance with the Company’s condition and abilities; 3) Continue development of the Kualanamu Airport and Terminal III at the Soekarno-Hatta Airport; 4) Carry out terminal development in several airports; 5) Actively promote airport services;
c.
d.
e.
b.
c.
d.
e.
6) Limit the duration of rental extensions, appoint business partners through tenders and share inclusions as compensation for land rent. The Board of Commissioners supports corporate target suggested by the Management in 2011, which were: a. To sustain as well as improve the Level of Service, e.g. by replacing worn operational facilities and flight safety equipment; b. Renovate infrastructure and increase capacity; c. Improve source of income through Cargo Terminal utilization; d. Fulfill safety standards on flight operation and airport safety from the regulator; e. Increase investment capacity to support safety, security, services, and compliance; f. Control the ratio of business expenses against business income so it would not exceed 70%, the ratio from last year. In a bid to increase Human Resources quality, the Board of Commissioners has requested the Management to continue with the 2010 program and targeting optimization of Human Resources on strategic functions, as well as organizational structuring to support the company business development, and conducting Human Resources management through an integrated system from recruitment, placement, career fostering, transfer, knowledge development through education and trainings. To accelerate the delivery of Management Report, the Board of Commissioners requested that the next Management Report to be delivered to the Board of Commissioners 10 days after a quarter ended and to be presented to the Board of Commissioners for a joint discussion. Furthermore, considering that 2011 investment realization was not yet on target, the Board of Commissioners expects the Management to:
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
b.
6) Membatasi jangka waktu perpanjangan penyewaan, penunjukan mitra kerja usaha melalui tender dan penyertaan saham sebagai kompensasi dari sewa tanah. Dewan Komisaris mendukung sasaran korporasi yang diusulkan oleh Direksi tahun 2011 antara lain: a. Untuk mempertahankan sekaligus meningkatkan Level of Service antara lain dengan melakukan penggantian/replacement peralatan fasilitas operasi dan keselamatan penerbangan yang telah usang; b. Renovasi prasarana dan peningkatan kapasitas; c. Meningkatkan sumber pendapatan melalui pengusahaan Terminal Kargo; d. Pemenuhan standar keselamatan operasi penerbanagan dan keselamatan bandara dari regulator; e. Meningkatkan daya serap investasi untuk mendukung safety, security, services dan compliance; f. Mengendalikan komposisi seluruh beban usaha terhadap pendapatan usaha tidak melebihi dari tahun sebelumnya sebesar 70%. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, Dewan Komisaris telah meminta Direksi untuk melanjutkan program tahun 2010 dengan sasaran optimalisasi SDM pada fungsi-fungsi strategis dan penataan organisasi untuk menunjang pengembangan bisnis perusahaan serta melakukan pengelolaan SDM melalui sistem yang terpadu sejak rekrutmen, placement, pembinaan karir, mutasi, pengembangan pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihanpelatihan. Dalam rangka percepatan penyampaian Laporan Manajemen, Dewan Komisaris meminta agar Laporan Manajemen berikutnya dapat disampaikan kepada Dewan Komisaris 10 hari setelah Triwulan berakhir dan selanjutnya dipaparkan kepada Dewan Komisaris untuk dilakukan pembahasan bersama. Selanjutnya mengingat realisasi investasi tahun 2011 belum mencapai target, Dewan Komisaris mengharapkan kiranya Direksi melakukan antara lain:
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
155
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
f.
g.
h.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
i.
156
1) investasi strategis khususnya pengembangan bandara yang bertujuan untuk meningkatkan daya saing dan mendukung terciptanya efisiensi logistik dan transportasi nasional serta pelaksanaannya harus didahului dengan master plan dan feasibility study sehingga investasi dapat dilaksanakan secara utuh dan berkesinambungan; 2) meningkatkan kinerjanya dan percepatan pelaksanaan investasi dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Dewan Komisaris meminta Direksi untuk melanjutkan tren positif atas pencapaian laba usaha, melalui peningkatan kualitas pelayanan di semua sektor jasa, dengan memperhatikan keinginan para pengguna jasa antara lain pemenuhan standar pelayanan, keamanan dan kenyamanan pengguna jasa bandara, perbaikan sistem dan prosedur, maupun pengembangan usaha. Dalam rangka mewujudkan visi perusahaan menjadi bandara-bandara World Class Airport, kiranya Direksi secara terus menerus dan terencana meningkatkan profesionalitas SDM, baik dari sisi knowledge dan skill serta soft competency melalui program pendidikan dan pelatihan maupun manajemen kinerja dan manajemen karier. Mengingat tingginya ekspektasi terhadap perusahaan publik dan BUMN untuk menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, Good Corporate Governance merupakan suatu hal yang menjadi keharusan di PT Angksa Pura II (Persero), Direksi diharapkan dapat menyampaikan laporan manajemen dengan kualitas, kecepatan dan ketepatan yang tidak diragukan, guna mendukung tercapainya efektifitas pengawasan dan kepatuhan terhadap semua peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan perusahaan, sehingga Dewan Komisaris mampu memberikan arahan dan pengawasan terhadap jalannya perusahaan agar tetap dikelola berdasarkan visi dan misi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta menyampaikan laporan melalui media elektonik (portal) Kementerian. Untuk peningkatan kinerja PKBL Korporat, Dewan Komisaris meminta Direksi agar dalam pelaksanaan penyaluran dana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
f.
g.
h.
i.
1) invest strategically, especially in airport development, with the goal to increase competition and to support logistic efficiency and national transportation, and to precede the implementation with a master plan as well as a feasibility study to have an integrated and sustainable investment; 2) increase performance and speed up investment implementation according to the established schedule. The Board of Commissioners requests that the Management maintain the positive trend on business profit achievement, through increasing service quality in all service sectors by acknowledging the demands of service user such as the fulfillment of service standard, safety, security, and comfort of airport service user, improvement on system and procedure, as well as business development. In order to achieve the company’s vision to become World Class Airports, the Management should continuously and structurally improve Human Resources professionalism, from knowledge as well as skills and soft competence through educational program, trainings, as well as performance and career management. Given the high expectation towards public companies and State-Owned Enterprises to become the backbone of Indonesia’s economy, Good Corporate Governance is a prerequisite in PT Angkasa Pura II (Persero), and thus the Management is expected to present the management report with quality, speed, and accuracy, to achieve effective supervision and compliance with all applicable law in managing the Company, so that the Board of Commissioners can provide directions and supervision to the Company in order to maintain consistency with its vision and mission and achieve the set goal, and to provide reports through the Ministry’s electronic media (portal). To increase Corporate PKBL performance, the Board of Commissioners requests that the Management pay attention to these points in implementing fund disbursement:
1) Cooperate/synergize with other State-Owned Enterprises investments to bring about industrial clusters to increase loan program disbursement; 2) Improve monitoring on the development of foster partner business; 3) Perform reconciliation on the credit of unidentified foster partner; 4) Perform distribution of environmental fostering program by emphasizing on activities supporting Partnership Program integrity, and; 5) Periodically submit PKBL report through the PKBL portal of the Ministry of State-Owned Enterprises.
j. Melihat prognosa investasi tahun 2011 diperkirakan akan mencapai sebesar Rp893,5 miliar dari RKAP sebesar Rp2,885 triliun, Dewan Komisaris menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Memberikan perhatian lebih dalam meningkatkan daya serap investasi melalui langkah-langkah perencanaan yang lebih baik agar tidak berdampak negatif pada tingkat pelayanan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan bagi pengguna jasa kebandarudaraan; 2) Melakukan upaya pencapaian target investasi dengan melakukan percepatan program investasi dari action plan yang ada meliputi percepatan penyiapan dokumen lelang, percepatan proses lelang maupun peningkatan monitoring investasi. Diharapkan dalam tahun 2012 akan lebih tercipta kondisi yang lebih kondusif terhadap iklim usaha, sehingga bisa lebih meningkatkan kinerja perusahaan; 3) Merealisasikan investasi sesuai dengan RKAP terhadap program peningkatan kapasitas dan kemampuan fasilitas produksi, penggantian fasilitas pelayanan pengguna jasa secara bertahap dan pemenuhan fasilitas penunjang keselamatan penerbangan.
j. Considering that the projected 2011 investment would only amount to Rp893.5 billion from a Work Plan and Budget of Rp2.885 trillion, the Board of Commissioners advised the following points: 1) To put deeper care in improving investment absorption through better planning, so not to give negative impacts in regards of service, comfort, security, and safety levels of the airport user; 2) To perform efforts in reaching investment achievement by speeding up the investment program from the existing action plan, this comprises the preparation on auction documents, speeding up auction process, and also improving investment monitoring. It is expected that in 2012, a more conducive environment towards business climate will exist, thus will increase the company’s performance; 3) The realization of investment according to RKAP towards the capacity and the production facility, the gradual replacement of service user’s facility, and to fulfill the facility on flight safety support.
k. Rencana pembangunan Bandara baru di Karawang Perlu diantisipasi dengan melakukan kajian dampak yang akan terjadi terhadap investasi di Bandara Soekarno-Hatta.
k. The development of new Airport in Karawang There is a need to anticipate this by performing an impact assessment towards the investment of Soekarno-Hatta Airport.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1) Melakukan upaya kerja sama/sinergi dengan BUMN lain untuk berinvestasi dalam rangka mewujudkan rencana pembuatan cluster industries untuk meningkatkan penyaluran program pinjaman; 2) Melakukan upaya peningkatan kegiatan monitoring terhadap perkembangan usaha mitra binaan; 3) Melakukan rekonsiliasi atas angsuran mitra binaan yang belum teridentifikasi; 4) Melakukan penyaluran program bina lingkungan dengan lebih ditekankan pada kegiatan yang mendukung Program Kemitraan sebagai satu kesatuan serta; 5) Secara berkala menyampaikan laporan PKBL melalui portal PKBL Kementerian BUMN.
157
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
158
l. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, Direksi perlu melanjutkan program tahun anggaran tahun 2011 dengan beberapa catatan sebagai berikut: 1) Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui sistem yang terpadu sejak recruitment, placement, pembinaan karir, mutasi, pengembangan pengetahuan melalui pendidikan dan pelatihanpelatihan yang bersifat teknis dan non teknis; 2) Analisis beban kerja/jabatan dari masing-masing unit/fungsi yang ada, sehingga dapat diketahui struktur organisasi sesuai yang dibutuhkan, mengingat kebutuhan personil di satu bandara berbeda dengan bandara lainnya, hal demikian dimaksudkan untuk meningkatkan keuntungan/ pendapatan perusahaan sesuai dengan prinsip ramping struktur kaya fungsi; 3) Dalam rangka proses percepatan untuk menunjang tercapainya realisasi kinerja korporasi, perlu dilakukan penyempurnaan/revisi Standard Operating Procedure (SOP) pada setiap fungsi yang ada, baik di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. m. Dewan Komisaris mengharapkan Manajemen terus menerapkan modernisasi transaksi keuangan yang lebih efisien dan efektif, meningkatkan & mengembangkan teknologi informasi pelaporan dan kegiatan transaksi keuangan serta penyempurnaan aplikasi pengendalian anggaran, misalnya dengan mengembangkan ERP (Enterprise Resources Planning). n. Dalam rangka memberikan pelayanan, keamanan, dan keselamatan kepada pengguna jasa, Manajemen diharapkan untuk terus meningkatkan kehandalan operasi di lapangan dengan tetap memperhatikan aspek safety, security, services dan compliance. o. Untuk meningkatkan kompetensi dan profesional pada unit Pengawasan Internal, disarankan hal-hal sebagai berikut: 1) Memastikan sistem pengendalian internal perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah terjadinya penyimpangan; 2) Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja maupun Manajemen Perusahaan kepada peraturan perundangundangan yang berlaku guna Mendukung penerapan GCG di lingkungan Perusahaan.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
l. In order to increase the Human Resources quality, the Director needs to continue with the 2011 fiscal year program with several notes: 1) The Human Resources management through integrated system since recruitment, placement, career management, transfer, knowledge development through educations and technical as well as non-technical trainings; 2) Analysis on work load/role of each existing unit/ function, to gain knowledge about organizational structure as needed, because the needs of personnel from one airport differs from the other, and this is meant to increase profit/income of the company according to the principal of “lean structure rich function”; 3) In order to support the achievement of the accelerating corporate performance realization process, it is necessary to improve/revise Standard Operating Procedure (SOP) on any existing functions, both at Head Office and Branch Office. m. The Board of Commissioners expects the Management to keep on implementing financial transaction modernization more efficiently and effectively, to improve and develop reporting information and financial transaction activities, and to improve budgetary control applications, for example by developing ERP (Enterprise Resources Planning). n. In order to provide services, security, and safety of service users, management is expected to keep on improving the reliability of field operations by taking aspects of safety, security, and compliance services into account. o. To improve competence and professionalism on Internal Control unit, the following issues are suggested: 1) Ensuring the company’s internal control system to be functioned effectively, including activities to prevent the occurrence of irregularities; 2) Conducting an audit in order to encourage compliance of both workers and company’s management over the applicable laws and regulations to support the implementation of GCG within the Company.
Kota City
2009
2010
2011
Tangerang
6
5
4
Jakarta
1
1
2
Bandung
1
1
5
Kunjungan Kerja Official Visit
No.
The work visit activity to the branch office in 2011 was held 33 times in 12 branch offices and overseas offices, more as described in the following table:
1.
Bandara Soekarno Hatta Soekarno-Hatta Airport
2.
Bandara Halim Perdanakusuma Halim Perdanakusuma Airport
3.
Bandara Husein Sastranegara Husein Sastranegara Airport
4.
Bandara SM Badaruddin II SM Badaruddin II Airport
Palembang
1
4
2
5.
Bandara Int’l Minangkabau Int’l Minangkabau Airport
Padang
2
2
2
6.
Bandara S. Syarif Kasim II S. Syarif Kasim II Airport
Pekanbaru
2
3
2
7.
Bandara Polonia Polonia Airport
Medan
5
7
7
8.
Bandara Sultan Iskandar Muda Sultan Iskandar Muda Airport
Aceh
3
1
1
9.
Bandara Raja Haji Fisabilillah Raja Haji Fisabilillah Airport
Tanjung Pinang
1
3
1
10.
Bandara Supadio Supadio Airport
Pontianak
2
1
2
11.
Bandara Depati Amir Depati Amir Airport
Pangkal Pinang
2
1
2
12.
Bandara Sultan Thaha Sultan Thaha Airport
Jambi
1
1
2
17.
Luar Negeri Abroad
-
2
1
Jumlah Total
27
32
33
Kegiatan seminar yang diikuti Dewan Komisaris sepanjang Tahun 2011 sebanyak 5 kali di dalam negeri dan 0 kali di luar negeri serta benchmark/studi banding sebanyak 1 kali. Selengkapnya dapat dijelaskan dalam tabel berikut: Seminar Seminars
No.
The Board of Commissioners has attended various seminars during 2011. Five seminars are taken place in Indonesia, none abroad and one benchmark activity. Details are shown in following table:
2009
2010
2011
1.
Seminar Dalam Negeri Domestic
2
1
5
2.
Seminar Luar Negeri International
2
2
-
3.
Studi Banding Benchmark
-
-
1
Jumlah Total
4
3
6
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Kegiatan kunjungan kerja ke kantor cabang pada Tahun 2011 dilaksanakan sebanyak 33 kali pada 12 kantor cabang dan luar negeri, selengkapnya seperti dijelaskan pada tabel berikut:
159
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Frekuensi Pertemuan dan Kehadiran Dewan Komisaris
Frequency of Meetings and Attendance of the Board of Commissioners
Rapat Dewan Komisaris diselenggarakan minimal sebulan sekali. Rapat Dewan Komisaris tersebut dapat berupa Rapat internal Dewan Komisaris, Rapat Dewan Komisaris bersama Komite, maupun Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi.
Board of Commissioners meeting held at least once a month. Meeting of the Board of Commissioners may be either as an internal Board of Commissioners Meeting, the Board of Commissioners with the Committee, or Board of Commissioners Board of Directors.
Rapat internal Dewan Komisaris merupakan forum dan sekaligus mekanisme bagi pengambilan keputusan Dewan Komisaris secara kolektif. Selain itu, Dewan Komisaris juga mengadakan rapat gabungan dengan Direksi untuk membahas kinerja Angkasa Pura II.
Internal meeting of the Board of Commissioners is a forum and mechanism for decision-making as well as the Board of Commissioners collectively. In addition, the Board of Commissioners also held a joint meeting with the Board to discuss the performance of Angkasa Pura II.
Selama tahun 2011, Dewan Komisaris telah mengikuti berbagai rapat antara lain: 2 kali PRA RUPS, 14 kali rapat internal Dewan Komisaris, 17 kali rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, 23 kali rapat bersama Komite Manajemen Risiko dan 35 kali rapat bersama Komite Audit. Berikut tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam berbagai rapat tersebut:
During 2010, the Board of Commissioners has attended various meetings such as: 2 times PRA AGM, 14 times the Board of Commissioners internal meeting, 17 times Board of Commissioners and Directors joint meeting, 23 meetings with Risk Management Committee, and 35 meetings with Audit Committee. Below the level of attendance of each member of the Board of Commissioners in the various meetings are:
Rapat Meeting
No.
2009
2010
2011
1.
Pra RUPS/RUPS PRA AGM
5
4
2
2.
Intern Dewan Komisaris Board of Commissioners Internal
10
11
14
3.
Dewan Komisaris Dengan Direksi Board of Commissioners and Directors
16
23
17
4.
Komite Manajemen Resiko Risk Management Committee
8
7
23
5.
Komite Audit Audit Committee
11
21
35
6.
Komite Nominasi & Remunerasi Nominee & Remuneration Committee
-
-
8
7.
Rapat Kerja Working Meeting
3
3
3
53
69
102
Jumlah Total
Seminar Luar Negeri
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Mengingat padatnya kegiatan Dewan Komisaris pada Tahun 2011, maka Seminar Luar Negeri belum dapat direalisasikan.
160
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
International Seminars Considering the tight schedule of the Board of Commissioners in 2011, the international seminars have not yet been realized.
Seminar Dalam Negeri Domestic Seminars Tanggal Date
Perihal Events
1.
10-12 Februari 2011 February 10-12, 2011
Expand Leadership Program for BOC/BOD di Bali. Expand Leadership Program for BOC/BOD in Bali.
2.
23-25 Maret 2011 March 23-25, 2011
Jakarta International Defense Dialogue 2011 (JIDD) Conference di Jakarta Convention Center. Jakarta International Defense Dialogue 2011 (JIDD) Conference, Jakarta Convention Center.
3.
30 Maret 2011 March 30, 2011
BUMN Executive Club “Etika Bisnis dan Good Corporate Governance” di Hotel Sultan. BUMN Executive Club “Etika Bisnis dan Good Corporate Governance” at Hotel Sultan.
4.
14-16 Mei 2011 May 14-16, 2011
Resiko Hukum Bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam suatu Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa atau Kerja sama dengan Pihak Ketiga-Batam. Law Risk to Board of Directors and Board of Commissioners in a Procurement Contract and Service or Cooperation with Third Party-Batam.
5
12 Juli 2011 July 12, 2011
Peningkatan Pengetahuan Penerapan Manajemen Risiko di Ruang Wijayakusuma, Kantor Pusat Ged. 600 Lt. 6. Knowledge Enhancement of Risk Management Implementation, at Wijayakusuma Room, Head Office 600 Building, 6th Floor.
Benchmark
Benchmark
Dalam rangka mengantisipasi diberlakukannya Undangundang nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dan melaksanakan Program Kerja Tahun 2012, Dewan Komisaris melakukan benchmark ke bandara-bandara Internasional, antara lain:
In anticipation of the implementation of Law No. 1 Year 2009 on Aviation, and as part of the work program in 2012, the Board of Commissioners conducted benchmark visits to a number of international airports overseas, including:
1.
Tanggal Date
No.
3-10 Oktober 2011 October 3-10, 2011
Perihal Events
Benchmark ke Bandara Indira Gandhi, New Delhi, dan Bandara Mumbay International di India Benchmark to Indira Gandhi Airport, New Delhi, and Mumbay International Airport, India
Realisasi Anggaran Dewan Komisaris Tahun 2011
Board of Commissioners Budget Realization 2011
Dalam RKAP tahun 2011, Dewan Komisaris mendapat anggaran sebesar Rp7.576.892.000 dan realisasi sampai dengan akhir Desember 2011 adalah sebesar Rp 8.598.953.094 atau terealisasi sebesar 113,5%.
In Company’s 2011 budget, Board of Commissioners receive budget amounted to Rp7,576,892,000 and the realization up until the end of December 2011 is Rp 8,598,953,094 or has been realized amounting to 113.5%.
Adapun perbandingan antara RKA dan realisasi penggunaan anggaran Dewan Komisaris tahun 2011, adalah sebagai berikut:
The following table shows the proportion of the Company’s budget with the Board of Commissioners Budget Realization in 2011:
No.
Anggaran Dekom Budget
2009 (Rp)
2010 (Rp)
2011 (Rp)
7.965.500.000
8.853.081.000
7.576.892.000
1.
RKA Company’s Budget
2.
Realisasi Realization
5.926.431.732
6.180.458.739
8.598.953.094
3.
Persentasi Percentage
74,4%
69,8%
113,5%
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No.
161
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance A deviation of 13.5% from the Board of Commssioners budget, is due to the following reasons: a. The increase of remuneration of Board of Commissioners and Committee; b. The Formation of Nominee and Remuneration Committee; c. Board of Commissioners and Committee annual allowance.
Sekretaris Dewan Komisaris
Board of Commissioners Secretary
Dalam menunjang pelaksanaan fungsi dan efektifitas peran Dewan Komisaris, telah mengangkat Sekretaris Dewan Komisaris. Tahun 2011, Sekretaris DewanKomisaris dijabat oleh Trisno Heryadi berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP.03.05.03/00/11/2009/527 tanggal 9 Nopember 2009.
In supporting the implementation of the function and effectiveness of the role of the Board of Commissioners, has appointed the Secretary of the Board of Commissioners. In 2010, Secretary of the Board of Commissioners chaired by Trisno Heryadi by Decree of the Board No.: KEP.03.05.03/00/11/2009/527 dated 9 November 2009.
Fungsi dan penugasan Sekretaris Dewan Komisaris meliputi: mengadministrasikan undangan rapat Dewan Komisaris, sebagai penghubung Dewan Komisaris dan Direksi, membuat surat-surat keluar, mendokumentasikan surat-surat, menyusun risalah rapat Dewan Komisaris, tugas kesekretariatan lainnya, memberikan bantuan ringkasan laporan manajemen, menyiapkan bahan rapat Dewan Komisaris, mengumpulkan bahan dan informasi yang relevan dengan pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, dan melakukan koordinasi dengan Sekretaris Perusahaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Direksi.
Functions and assignments of Secretary of the Board of Commissioners include: administering an invitation meeting of the Board of Commissioners, as the Board liaison, making the letters out, documenting the letters, preparing minutes of meeting of the Board of Commissioners, other secretarial duties, providing assistance summary management reports, prepare materials meeting of the Board of Commissioners, collect materials and information relevant to the implementation of the task the Board of Commissioners, and coordinated with the Corporate Secretary on matters relating to the Board.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Deviasi anggaran Dewan Komisaris tahun 2011 sebesar 13,5% disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: a. Adanya kenaikan remunerasi Dewan Komisaris dan Komite; b. Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi; c. Tunjangan tahunan Dewan Komisaris dan Komite.
162
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Profil Sekretaris Dewan Komisaris Periode Tahun 2011 Profile of Board of Commisioners Secretary in 2011
Trisno Heryadi Citizen of Indonesia. Born on June 23, 1957 in Tasikmalaya. Served as Secretary of the Board of Commissioners Angkasa Pura II, since 2009 until now. Graduated in ASMI majoring Computer Management in Jakarta. Managerial training in order to develop competencies including: training of Young Managers Associate Managers Armed Forces XIII and VII. Having the experience served as Head of the Office Administration of Soekarno-Hatta airport (2000), Head of Protocol Section at Soekarno-Hatta Airport (2002), Division Head of Internal Affairs and Protocol at Soekarno-Hatta Airport (2004), Corporate Administration Manager of Angkasa Pura II (2004) and Public Relations Manager of Angkasa Pura II (2008).
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Warga Negara Indonesia. Lahir pada 23 Juni 1957 di Tasikmalaya. Menjabat sebagai Board of Commisioners Secretary Angkasa Pura II sejak tahun 2009 sampai sekarang. Menyelesaikan pendidikan pada ASMI Jurusan Computer Management di Jakarta. Mengikuti pelatihan manajerial dalam rangka pengembangan kompetensi meliputi: pelatihan Manajer Muda Angkatan XIII dan Manajer Madya Angkatan VII. Memiliki pengalaman menjabat sebagai Kepala Dinas Tata Usaha Bandara Soekarno-Hatta (2000), Kepala Dinas Protokoler Bandara Soekarno-Hatta (2002), Kepala Divisi Rumah Tangga Protokoler Bandara Soekarno-Hatta (2004), Corporate Administration Manager Angkasa Pura II (2004) dan Public Relation Manager Angkasa Pura II (2008).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
163
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Komite Audit
Audit Committee
Dalam menunjang pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Angkasa Pura II telah membentuk Komite Audit yang bertugas membantu Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 348/KP.1013.3/AP II2009 tanggal 20 Agustus 2009 tentang Keanggotaan Komite Audit Angkasa Pura II, dengan mengacu pada Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-117/ MBU/2002 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Bagi Badan Usaha Milik Negara.
In supporting the implementation of good corporate governance (corporate governance), Angkasa Pura II has established an Audit Committee to assist the Board of Commissioners based on the Decree No. BOC. 348/ KP.1013.3/AP II-2009 dated 20 August 2009 regarding the Audit Committee Membership of Angkasa Pura II, with reference to the Minister for State Enterprises No.: KEP117/MBU/2002 regarding the Implementation of Good Corporate Governance in state-owned enterprises.
Peran dan tanggung jawab Komite Audit, seperti tertuang dalam Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter), adalah untuk memberikan pendapat dan dukungan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya termasuk pengawasan terhadap sistem dan proses Pelaporan Keuangan, proses audit atas laporan Keuangan Perusahaan, evaluasi atas pelaksanaan pengawasan internal (internal control) Perusahaan, evaluasi atas kinerja Internal Auditor Perusahaan, dan pengawasan kinerja teknis dan operasional serta pemenuhan ketentuan dan peratuan perundang undangan lainnya.
Roles and responsibilities of the Audit Committee, as set out in the Charter of the Audit Committee, is to give an opinion and support to the Board in fulfilling its responsibilities, including oversight of financial reporting systems and processes, the process of audit of the Company’s financial statements, evaluation of implementation of internal controls of the Company, the evaluation of the performance of Company’s internal Auditor, and supervision of technical and operational performance and compliance with statutory provisions and regulations other invitations.
Komposisi Keanggotaan Komite Audit
Composition of the Audit Committee Membership
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Komposisi Komite Audit Angkasa Pura II terdiri dari seorang Ketua yang juga adalah anggota Dewan Komisaris Angkasa Pura II dan 3 (tiga) orang anggota komite profesional independen.
164
Composition of Audit Committee of Angkasa Pura II consists of a Chairman who is also a member of the Board of Commissioners Angkasa Pura II and 3 (three) members of the committee of independent professionals.
Komposisi keanggotaan Komite Audit Angkasa Pura II ditetapkan berdasarkan persyaratan yang diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor: PER-05/ MBU/2006 tentang Komite Audit bagi Badan Usaha Milik Negara, minimal terdiri dari seorang anggota Dewan Komisaris yang bertindak sebagai Ketua, 2 (dua) orang lainnya berasal dari luar BUMN, salah seorang anggota komite memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan dan memahami manajemen risiko, salah seorang memiliki keahlian terkait operasional Angkasa Pura II.
Composition of Audit Committee membership Angkasa Pura II is set based on the requirements set out in the Minister of State Owned Enterprise Number: PER-05/ MBU/2006 of the Audit Committee for State-Owned Enterprises, a minimum consist of a member of the Board of Commissioners who acted as Chairman, 2 (two) other people from outside the state, one of the committee members have a background in accounting or financial education and understand risk management, one has the relevant expertise of the operational Angkasa Pura II.
Komite Audit diangkat dan diberhentikan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris dengan masa jabatan selama 2 (dua) tahun.
Audit Committee is appointed and dismissed by the Decree of the Board of Commissioners with a term of office for 2 (two) years.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Pursuant to the Decree of the Board of Commissioners No: KEP.514/KP.1013.3/AP II-2009 dated 19 November 2009 regarding the Extention of Tenure of Chairmen of Audit Committee and Decree of the Board of Commissioners No: KEP.348/KP.1013.3/AP II-2009 dated 20 August 2009 regarding the Membership of Audit Committee PT Angkasa Pura II (Persero) and the Decree of the Board of Commissioners No: KEP.422/KP.1013.3/ AP II-2010 dated 1 October 2010 regarding Termination and Appointment the Member of PT Angkasa Pura II (Persero), the composition of Chairman and Member of Audit Committee is as follow: Suyatno Harun : Chairman; Bambang Priyatna : Member; Budi Prayitno : Member; Agung Suprananto : Member.
Sesuai surat-surat keputusan tersebut di atas, dan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.219/KP.1013.3/ AP II-2011 tanggal 27 April 2011 tentang Penunjukan Ketuan Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) Periode tahun 2011-2013, dan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.435.1/KP.1013.3/AP II-2011 tanggal 26 Agustus 2011 tentang Perpanjangan Masa Tugas Anggota Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) Periode Tahun 2011-2013, maka susunan Keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut: 1. Rubani Pranoto : Ketua; 2. Bambang Priyatna : Anggota; 3. Budi Prayitno : Anggota; 4. Agung Suprananto : Anggota.
Pursuant to the Decrees above, and the Decree of the Board of Commissioners No.: KEP.219/KP.1013.3/AP II-2011 dated 27 April 2011 regarding the Appointment of Audit Committe Chairman PT Angkasa Pura (Persero) tentang Penunjukan Ketua Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) Period: 2011-2013, and the Decree of the Board of Commissioners No.: KEP.435.1/KP.1013.3/ AP II-2011 dated 26 August 2011 regarding the Extension of Tenure of the Audit Committee Members PT Angkasa Pura II Period: 2011-2013, the composition of Audit Committee Members is as follow: Rubani Pranoto : Chairman; Bambang Priyatna : Member; Budi Prayitno : Member; Agung Suprananto : Member.
Berikut profil anggota Komite Audit periode tahun 2011:
The following Audit Committee member profile period in 2011:
BAMBANG PRIYATNA AK,MSA
BAMBANG PRIYATNA AK,MSA
Lahir di Bandung pada 20 Februari 1956. Lulus sebagai Akuntan dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 1989 dan memperoleh gelar Master of Sience in Accountancy tahun 1996 dari University of Illinois, Urbana, Champaign, USA. Sampai saat ini masih aktif sebagai anggota Ikatan Akuntan Management Indonesia (IAMI) juga sebagai Anggota Badan Penasehat Profesi Akuntan Manajemen (2005-sekarang), Dosen/Widyaiswara di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1992-sekarang) Instruktur di Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan (1993-
Born February 20, 1956 in Bandung. Served as a member of the Audit Committee Angkasa Pura II since August 2009. Graduated State College of Accountancy and obtained a Master’s degree in Accounting from the University of Illinois, Urbana Champaign, USA. Have activity as a lecturer at the State College of Accountancy (STAN) (1992-present), at Center for Development of Accounting and Finance, and Internal Auditor Education Foundation (YPIA) (1998-present). Having the experience of, among others: the Expert
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.514/KP.1013.3/AP II-2009 tanggal 19 November 2009 tentang Perpanjangan Masa Tugas Ketua Komite Audit dan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.348/ KP.1013.3/AP II-2009 tanggal 20 Agustus 2009 tentang Keanggotaan Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) dan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.422/ KP.1013.3/AP II-2010 tanggal 1 Oktober 2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Keangotaan Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero), maka susunan Ketua dan Anggota Komite Audit adalah sebagai berikut: 1. Suyatno Harun : Ketua; 2. Bambang Priyatna : Anggota; 3. Budi Prayitno : Anggota; 4. Agung Suprananto : Anggota.
165
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Committee on the Corruption Eradication Commission (KPK) for Socialization LHKPN and Gratification (20052008), Director of the Institute of Social Management of Moral Education & Development (ISMMED) (2005present), member of the Audit Committee of PT Housing Development (Persero) (2005-2007) and member of the Audit Committee of PT PDSI (2008-present). Active in professional organizations include: member of the Indonesia Institute of Management Accountants (IAMI) and member of the Professional Advisory Board of Management Accountants.
FRANSISCUS BUDI PRAYITNO, SH.MSTA
FRANSISCUS BUDI PRAYITNO, SH.MSTA
Lahir di Cilacap tahun 1968. Menyelesaikan sarjana jurusan Hukum Internasional di Universitas Diponegoro, Semarang tahun 1991 dan menyelesaikan Pasca Sarjana ENAC (Ecole National de L’Aviation Civil) tahun 2003 di Toulouse-Prancis. Tahun 2008 sampai sekarang menjabat sebagai Kabag Kerja sama Luar Negeri-Biro Hukum & Kerja sama Luar Negeri Setjen Dephub. Pernah menjabat posisi penting di Kementerian Perhubungan sebagai Kasi Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (20072008). Diangkat sebagai Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) pada Agustus 2009 hingga sekarang.
Born 1968, in Cilacap. Obtained a degree in International Law from Diponegoro University, Semarang (1991) and Post-graduate ENAC (Ecole National de L’Aviation Civil) (2003) in Toulouse-Prancis. Having the experience of, among others: Head of International Cooperation (2008now) –Law Firm&International Cooperation Secretariat of Department of Transportation, Section Head of Air Traffic Services at Ministry of Transportation, (20072008). Appointed as Audit Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) in August 2009 to present.
AGUNG SUPRANANTO
AGUNG SUPRANANTO
Lahir di Yogyakarta pada tahun 1962. Menyelesaikan Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 1984, kemudian melanjutkan Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 1991. Pernah menjabat sebagai Direktur Pengembangan Organisasi, Ikatan Akuntan Indonesia (1999-2001), Direktur Keuangan PT Intama Artha Indonusa (1999-2001), melakukan pemantauan (monitoring) terhadap pelaksanaan Audit Khusus yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Oktober Tahun 2010 diangkat menjadi Anggota Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) dan menjabat hingga sekarang.
Born 1962, in Yogyakarta. Has served as a member of the Audit Committee from 2006 until August 2009, then re-appointed since October 2010. Graduated Diploma IV State College of Accountancy (STAN) in 1991. Having experience serving as Director of Implementation of Continuing Professional Education Management for Indonesian Institute of Accountants (1998-2001), Finance Director of PT Artha Intama Indonusa (1999-2001), Director of Organizational Development, Indonesian Institute of Accountants (1999-2001) and dealers in investment management institutions for Deposit Insurance Corporation (2005-2010). Having experience as auditor for public accounting profession and supervising for the implementation of special auditing of Public Accountant Office of State-owned Enterprises (SOE).
TATA KELOLA PERUSAHAAN
sekarang), Instruktur di Yayasan Pendidikan Internal Auditor (1998-sekarang), Komite Audit PT PDSI (2008sekarang),Direktur Institute of Social Moral Management Education & Development (2005-sekarang), Tenaga Ahli pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk sosialisasi LHKPN dan gratifikasi (2005-2008), selain itu aktif sebagai pembicara dalam beberapa seminar antara lain tentang peningkatan fungsi SPI/Internal Auditor dalam menunjang terciptanya GCG, Optimalisasi peran Widyaiswara dalam Pemberantasan Korupsi. Anggota Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) (2005-2007). Pada Agustus 2009 diangkat sebagai Anggota Komite Audit PT Angkasa Pura II (persero) sampai sekarang.
166
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
The Audit Committee Duties and Responsibilities 1. To assess audit results conducted by the Internal Auditor and External Auditor in order to achieve reporting in accordance with generally accepted accounting standards in Indonesia; 2. To provide recommendations on the company’s management control system improvement and its implementation; 3. To ensure satisfactory review procedures on information made by PT Angkasa Pura II (Persero), including brochures, periodic financial statements, forecasts, and other financial information submitted to shareholders; 4. To identify issues that require the Board of Commissioners’ attention; 5. To conduct other tasks given by the Board of Commissioners throughout the scope of duties and obligations of the Board of Commissioners under the provisions of applicable regulations and legislations; 6. The Audit Committee shall report promptly the evaluation results that have been made to the Board of Commissioners; 7. The Audit Committee shall make a report at least every 3 (three) months which contains the main work results; 8. The Audit Committee shall prepare a special report containing any findings that might hinder PT Angkasa Pura II (Persero) activities and submit it to the Board of Commissioners no later than 10 working days from the date of the findings. The Audit Committee’s status, duties, and responsibilities and the institutional relationship between the Audit Committee the responsible party for the implementation of the Audit Committee are set forth in the Audit Committee Charter and signed by the President Commissioner and President Director.
Independensi Komite Audit
Independency of Audit Committee Members
Komite Audit AP II terdiri dari seorang ketua yang berasal dari Anggota Dewan Komisaris yaitu Rubani Pranoto berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.219/KP.1013.3/AP II-2011 tanggal 27 April 2011 tentang Penunjukan Ketuan Komite Audit
AP II Audit Committee consists of a chairman from the Board of Commissioners member, Rubani Pranoto, based on the Board of Commissioner Decree Number KEP.219/KP.1013.3/AP II-2011 dated 27 April 2011 on the Appointment of Chief of Audit Committee of PT
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit 1. Menilai hasil pelaksanaan audit yang dilaksanakan oleh Internal Auditor maupun Eksternal Auditor dalam rangka pencapaian pelaporan sesuai dengan standar akuntansi berlaku umum di Indonesia; 2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen perusahaan serta pelaksanaannya; 3. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero), termasuk brosur, laporan keuangan berkala, forecast dan lain–lain informasi keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham; 4. Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris; 5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang dalam lingkup tugas dan kewajiban Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku; 6. Komite Audit wajib melaporkan segera hasil evaluasi yang telah dilakukan kepada Dewan Komisaris; 7. Komite Audit wajib membuat laporan paling tidak setiap 3 (tiga) bulan sekali yang berisi pokok hasil kerjanya; 8. Komite Audit wajib membuat laporan khusus yang berisi setiap temuan yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan PT Angkasa Pura II (Persero) dan disampaikan kepada Dewan Komisaris selambatlambatnya 10 hari kerja sejak tanggal temuan diketahui. Kedudukan, tugas dan tanggung jawab Komite Audit serta hubungan kelembagaan antara Komite Audit dengan fungsi Penanggung jawab pelaksanaan Komite Audit dituangkan dalam Piagam Komite Audit dan ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama.
167
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
168
PT Angkasa Pura II (Persero) Periode tahun 2011-2013, dan 3 (tiga) orang tenaga profesional dari luar AP II, sebagai anggota, yaitu Bambang Priyatna, F.Budi Prayitno dan Agung Suprananto diangkat sesuai surat Keputusan Dewan Komisaris nomor KEP.384/KP.1013.3/APII-2009 tanggal 20 Agustus 2009 serta pemberhentian dengan hormat Lalu Hendry Yuana dan pengangkatan Agung Suprananto sesuai surat Keputusan Dewan Komisaris nomor No.422/KP.1013.3/AP II-2010 tanggal 01 Oktober 2010 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Keangotaan Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) dan Anggota Komite dari luar AP II dimaksudkan agar dapat memberikan penilaian yang objektif, karena tidak mempunyai kaitan dengan manajemen baik dalam hal kepemilikan maupun kaitan dengan kegiatan usaha AP II.
Angkasa Pura II ( Persero) period of 2011-2013, and 3 (three) of professionals from outside AP II, as members, namely Bambang Priyatna, F. Budi Prayitno, and Agung Suprananto who were assigned in accordance with the Board of Commissioner Decree Number KEP.384/ KP.1013.3/APII Dewan Komisaris -2009 dated 20 August 2009 and the honorable discharge of Lalu Hendry Yuana and the appointment of Agung Suprananto in accordance with the Board of Commissioner Decree Number 422/ KP.1013.3/AP II-2010 dated 1 October 2010 on Discharge and Appointment of Membership Audit Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) and committee members from outside AP II is intended to provide an objective assessment, because there is no connection with the management both in terms of ownership and AP II business activities.
Laporan Kerja Komite Audit
Audit Committee Work Report
1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada Dewan Komisaris; 2. Bersama-sama dengan unit terkait PT AP II melakukan pembahasan tentang Penghapusan Aset Hall E dan Gapura BSH dan penghapusan terminal lama Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbarur; 3. Peninjauan lapangan ke Bandara Polonia dan Bandara Kualanamu Medan dalam rangka kendala dan hambatan dilapangan untuk memberikan masukan kepada Dewan Komisaris; 4. Bersama Komite Manajemen Risiko, Internal Auditor dan BPKP melakukan penyusunan Risk Assesment/ Risk Base Audit; 5. Bersama Internal Auditor, Unit Accounting dan Budgeting Melakukan Pembahasan dengan Kantor Akuntan Publik dalam rangka audit umum audit program kemitraan dan Bina Lingkungan serta Evaluasi Pencapaian Key Performance Indicator tahun 2010; 6. Review Program kerja Internal Auditor; 7. Memantau Pelaksanaan Audit Umum dan Audit PKBL oleh KAP Pieters, Uways & Rekan; 8. Review/mengevaluasi atas laporan Internal Auditor tahun 2010 dan tahun 2011; 9. Evaluasi Kinerja Semester I, II dan III tahun 2011 dan menyusun program Pengendalian Internal Perusahaan; 10. Review usulan RKAP tahun buku 2012; 11. Bersama dengan KAP Pieters Uways & Rekan melakukan pembahasan Audit Planning dan Pembahasan Audit Progres Report;
1. Provide recommendations to the Board of Commissioners; 2. Together with the relevant units, PT AP II holds a discussion on the Elimination of Hall E and Gapura BSH Assets and the elimination of Sultan Syarif Kasim II Airport Pekanbaru old terminal; 3. A field review to Polonia Airport and Kualanamu Airport Medan in order to provide input on obstacles and barriers in the field to the Board of Commissioners; 4. Together with Risk Management Committee, Internal Auditor, and BPKP to conduct preparation on Risk Assessment/Risk Base Audit; 5. Together with Internal Auditor, Accounting and Budgeting Unit to conduct a discussion with a Public Accounting Firm in terms of general audit of Partnership and Environment Development program and Achievement Evaluation of Key Performance Indicators in 2010; 6. Review Work Programme Internal Auditor; 7. Monitor the Implementation of the Public Audit and the Audit Firm Partnership by Pieters, Uways & Partners; 8. Review/evaluate the Consolidated Internal Auditor in 2010 and 2011; 9. Performance Evaluation of semester I, II and III of 2011 and put together a program Internal Control Company; 10. Review proposals CWPB financial year 2011; 11. Together with KAP Uways Pieters & Rekan to conduct a discussion on Audit Planning and Audit Progress Report;
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
12. Review Laporan manjemen Triwulan I,II dan III tahun 2011; 13. Memantau proses pelaksanaan audit oleh Internal Auditor di kantor-kantor cabang Angkasa Pura II dengan melakukan kunjungan kerja ke kantor- kantor cabang Angkasa Pura II; 14. Evaluasi & Penyusunan Program Kerja Unit Internal Auditor; 15. Pembahasan Revisi Anggaran Investasi PT AP II Tahun 2011; 16. Review Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor Kep-236/MBU/2011; 17. Pembahasan Teknis Pra pengesahan RKAP tahun buku 2012; 18. Mengikuti berbagai seminar baik dalam maupun luar negeri yang terkait dengan audit; 19. Menyusun program kerja Komite Audit tahun 2012 dan review Piagam Komite Audit.
12. To review the Management Report of the 2011 Quarter I, II, and III; 13. Monitor the implementation process of an audit by the Internal Auditor in the branch offices of Angkasa Pura II with a working visit to the branch offices of Angkasa Pura II; 14. Evaluation & Development Work Programme Unit of Internal Auditors; 15. Discussion of Investment Budget Revision Angkasa Pura II Year 2011; 16. To review the Decree of the Minister of State-Owned Enterprises Number Kep-236/MBU/2011; 17. To conduct Technical Discussion on RKAP Preapproval in fiscal year 2012; 18. Attending various seminars both in and outside the country related to the audit; 19. Drawing up work program of the Audit Committee in 2012.
Frekuensi Pertemuan dan Kehadiran Anggota Komite Audit
Frequency of Meetings and Attendance of Audit Committee Members
Komite Audit mengadakan rapat secara berkala. Sebagaimana ditetapkan dalam Piagam Komite Audit Rapat dilakukan sedikitnya sebulan sekali. Selama tahun 2011 Komite Audit mengadakan rapat lebih dari 30 kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Audit tercantum pada tabel di bawah.
Audit Committee meetings are held regularly. As stipulated in the Charter of the Audit Committee Meeting conducted at least 1 (one) month.Durin 2011, Audit Committee hold more than 30 meetings with the level of attendance of each member stated below:
Jumlah Kehadiran Total Attendance Rubani Pranoto (Ketua)
Bambang Priyatna
Budi Prayitno
Agung Suprananto
1.
Rabu, 12 Januari 2011 Wednesday January 12, 2011
-
1
1
1
2.
Jumat, 14 Januari 2011 Friday January 14, 2011
-
1
-
1
3.
Jumat, 21 Januari 2011 Friday January 21, 2011
-
1
1
1
4.
Rabu-Kamis, 1-2 Februari 2011 Wednesday-Thursday February 1-2, 2011
-
1
1
1
5.
Jumat, 11 Februari 2011 Friday February 11, 2011
-
1
1
1
6.
Jumat, 18 Februari 2011 Friday February 18, 2011
-
1
1
1
7.
Jum’at, 04 Maret 2011 Friday March 04, 2011
-
1
1
-
8.
Jumat, 18 Maret 2011 Friday March 18, 2011
-
1
-
1
9.
Senin, 28 Maret 2011 Monday March 28, 2011
-
1
1
1
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No.
Tanggal Rapat Date of Meeting
169
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
TATA KELOLA PERUSAHAAN
No.
170
Tanggal Rapat Date of Meeting
Jumlah Kehadiran Total Attendance Rubani Pranoto (Ketua)
Bambang Priyatna
Budi Prayitno
Agung Suprananto
10.
Senin, 25 April 2011 Monday April 25, 2011
-
1
-
1
11.
Selasa, 26 April 2011 Tuesday April 26, 2011
1
1
-
1
12.
Selasa, 26 April 2011 Tuesday April 26, 2011
-
1
-
1
13.
Jumat, 6 Mei 2011 Friday May 6, 2011
1
1
1
1
14.
Senin, 23 Mei 2011 Monday May 23, 2011
1
1
-
1
15.
Senin, 23 Mei 2011 Monday May 23, 2011
1
1
-
1
16.
Jum’at, 20 Juni 2011 Friday June 20, 2011
1
1
-
1
17.
Rabu, 06 Juli 2011 Wednesday July 06, 2011
1
1
1
1
18.
Rabu, 06 Juli 2011 Wednesday July 06, 2011
1
1
1
1
19.
Rabu, 06 Juli 2011 Wednesday July 06, 2011
1
1
1
1
20.
Kamis, 21 Juli 2011 Thursday July 21, 2011
1
-
-
1
21.
Jumat, 22 Juli 2011 Friday July 22, 2011
1
-
1
1
22.
Rabu, 27 Juli 2011 Wednesday July 27, 2011
1
-
-
1
23.
Selasa, 23 Agustus 2011 Tuesday August 23, 2011
-
1
1
-
24.
Kamis, 15 September 2011 Thursday September 15, 2011
1
1
-
1
25.
Rabu, 21 September 2011 Wednesday September 21, 2011
1
-
1
1
26.
Jumat, 30 September 2011 Friday September 30, 2011
1
1
1
-
27.
Senin, 17 Oktober 2011 Monday October 17, 2011
1
-
-
1
28.
Senin, 17 Oktober 2011 Monday October 17, 2011
1
-
1
1
29.
Sabtu, 22 Oktober 2011 Saturday October 22, 2011
-
1
1
1
30.
Jumat, 11 November 2011 Friday November 11, 2011
1
1
1
1
31.
Senin, 28 November 2011 Monday November 28, 2011
-
1
1
1
32.
Sabtu, 3 Desember 2011 Saturday December 3, 2011
-
1
1
1
33.
Rabu, 7 Desember 2011 Wednesday December 7, 2011
1
1
1
-
33.
Selasa, 13 Desember 2011 Tuesday December 13, 2011
1
1
-
1
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
No.
Jumlah Kehadiran Total Attendance Rubani Pranoto (Ketua)
Bambang Priyatna
Budi Prayitno
Agung Suprananto
34.
Senin, 19 Desember 2011 Monday December 19, 2011
-
1
1
1
35.
Rabu-Kamis, 21-22 Desember 2011 Wednesday-Thursday December 21-22, 2011
-
1
1
1
36.
Selasa, 27 Desember 2011 Tuesday December 27, 2011
1
1
-
1
37.
Rabu-Jumat, 28-30 Desember 2011 Wednesday-Friday December 28-30, 2011
-
1
-
-
38.
Jumat, 30 Desember 2011 Friday December 30, 2011
-
1
1
1
19
32
23
33
Jumlah Total
catatan: Pengangkatan ketua Komite Audit tahun 2011 a.n Bpk. Rubani Pranoto berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.219/KP.1013.3/AP II-2011 tanggal 27 April 2011 tentang Penunjukan Ketuan Komite Audit PT Angkasa Pura II (Persero) Periode tahun 20112013, menggantikan Bpk. Suyatno Harun (meninggal dunia pada tgl 9 Januari 2011)
Note: Appointment of Rubani Pranoto as chairman of the Audit Committee in 2011 is based on the Board of Commissioners Decree Number KEP.219/ KP.1013.3/AP II-2011 dated 27 April 2011 on the Appointment of Chief of Audit Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) for the period of 2011 to 2013, replacing Mr. Suyatno Harun (died on 9 January 2011)
Pelatihan Komite Audit
Audit Committee Training
Pada tahun 2011, dalam rangka menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi yang menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Komite, anggota Komite Audit telah mengikuti kegiatan seminar yaitu Seminar Pusat Studi Investasi dan Keuangan (PSIK)pada tanggal 14 s.d. 16 Mei 2011 yang diselenggarakan oleh Center of Finance Investment Studies (Pusat Studi Investasi dan Keuangan) dengan Tema Seminar meliputi: Resiko Hukum Bagi Direksi dan Dewan Komisaris dalam Suatu Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa atau Kerja Sama dengan Pihak Ketiga.
In 2011, in order to broaden knowledge and enhance competences that support the task implementation and function of the Committee, Audit Committee members have attended a seminar, namely Center for the Study of Investment and Finance (PSIK) Seminar on 14 December to 16 May 2011 organized by Center of Finance Investment Studies (Center for the Study of Investment and Finance) with the themes include: Legal Risks for Directors and Board of Commissioners in a Procurement of Goods and Services or Cooperation Contract with Third-Party.
Komite Nominasi dan Komite Remunerasi
Nominee Committee and Remuneration Committee
a. Susunan Ketua dan Anggota Komite Sesuai surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 391/ KP.1013.3/APII-2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penunjukan Ketua dan Pengangkatan Anggota Komite Nominasi & Remunerasi PT Angkasa Pura II (Persero) periode 2011-2013, maka susunan Ketua dan Anggota Komite Nominasi & Remunerasi adalah sebagai berikut: 1) Tursandi Alwi : Ketua; 2) Eddy Subagdja : Anggota; 3) Soesilo Hadi : Anggota; 4) Herman : Anggota.
a. Nominee Committee and Remuneration Committee Composition Pursuant to the Decree of Board of Commissioners No.: 391/KP.1013.3/APII-2011 dated 1 August 2011 regarding the Appointment of Chairman and Members of Nominee Committee and Remuneration Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) period year 2011-2013, the composition of the Chairman and Members of Nominee & Remuneration Committee is as follow: 1) Tursandi Alwi : Chairman; 2) Eddy Subagdja : Member; 3) Soesilo Hadi : Member; 4) Herman : Member.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Tanggal Rapat Date of Meeting
171
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
172
b. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Nominasi dan Remunerasi 1. Komite Nominasi dan Remunerasi berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang yang terkait kepada Nominasi dan Remunerasi yang bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri baik dalam melaksanakan tugasnya maupun pelaporan, serta bertanggung jawab langsung kepada Dewan Komisaris. 2. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas: a. Membantu Dewan Komisaris untuk melakukan penggajian dan pemberian rekomendasi mengenai kebijakan nominasi pengangkatan pejabat eksekutif dan rekrutmen pegawai dengan menyusun kriteria, jumlah, susunan dan calon pejabat eksekutif di lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero). b. Membantu Dewan Komisaris mengevaluasi dan memberikan rekomendasi tentang kebijakan remunerasi pejabat eksekutif dan pegawai PT Angkasa Pura II (Persero) secara keseluruhan menyangkut sistem penggajian dan pemberian tunjangan, sistem pensiun, sistem kompensasi serta manfaat lainnya dan pembagian jasa produksi atau bonus untuk disampaikan kepada pemegang saham melalui Dewan Komisaris. c. Kewajiban Komite Nominasi dan Remunerasi 1. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memiliki komitmen dalam melaksanakan tugasnya; 2. Komite Nominasi dan Remunerasi wajib memberikan laporan kepada Dewan Komisaris, berupa: a. Hasil evaluasi yang telah dilakukan Komite Nominasi dan Remunerasi, segera disampaikan kepada Dewan Komisaris; b. Laporan berkala, yang berisi pokok-pokok hasil kerja Komite Nominasi dan Remunerasi, disampaikan sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali; c. Laporan khusus yang berisi temuan yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan perusahaan, dilaporkan selambat-lambatnya 2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam), setelah instruksi pembuatan laporan atau setelah diketahui terjadi hal yang perlu dilaporkan secara khusus;
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
b. Duties and Responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee 1. Nomination and Remuneration Committee has the function to assist the Board of Commissioners in carrying out their duties in the areas related to the Nomination and Remuneration who works collectively and independently in carrying out their duties and reporting, and directly responsible to the Board of Commissioners. 2. Members of the Nomination and Remuneration Committee are in charge: a. To assist the Board of Commissioners to conduct payroll and provide recommendations on the appointment of executive officer and staff recruitment policy by establishing criteria, number, arrangement, and prospective executive officers within PT Angkasa Pura II (Persero). b. To assist the Board of Commissioners to evaluate and provide recommendations on remuneration policy for executive officers and employees of PT Angkasa Pura II (Persero) as a whole regarding payroll and allowance system, pension system, compensation system, and other benefits and distribution of production service or bonuses to be submitted to shareholders through the Board of Commissioners. c. Obligations of the Nomination and Remuneration Committee 1. Nomination and Remuneration Committee members shall have commitment in carrying out their duties; 2. Nomination and Remuneration Committee shall report to the Board of Commissioners, in the form of: a. Evaluation results done by the Nomination and Remuneration Committee must be submitted to the Board of Commissioners promptly; b. Newsletters, which contain the main work results of the Nomination and Remuneration Committee must be delivered at least once a month; c. A special report, which contains findings that might hinder the activities of the company, must be reported no later than 2 x 24 hours (two times twenty-four hours), after the instruction of report making or after occurrence of the matters that need to be specially reported;
d. Komite Nominasi dan Remunerasi wajib menjaga kerahasiaan segala informasi, baik yang diperoleh dari dalam maupun luar PT Angkasa Pura II (Persero). d. Kegiatan Komite Komite Nominasi & Remunerasi PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi atas kriteria seleksi/rekrutmen, pengangkatan, kebijakan terhadap sumber daya manusia serta penyusunan sistem penggajian dan pemberian tunjangan di PT Angkasa Pura II (Persero), Secara garis besar kegiatan yang dilakukan oleh Komite Nominasi & Remunerasi antara lain sebagai berikut: Tanggal Rapat Date of Meeting
Perihal Event
1.
10 Agustus 2011 August 10, 2011
Perkenalan Komite Nominasi & Remunerasi Tempat: R.Wijayakusuma, Gedung 600 Lantai 6 Kantor Pusat Introduction of Nominee & Remuneration Committee Place: R.Wijayakusuma, Gedung 600 6th floor Main Office
2.
7 September 2011 September 7, 2011
Rapat Koordinasi Komite Nominasi & Remunerasi dengan HRA Dan HRD Tempat: R.Wijayakusuma, Gedung 600 Lantai 6 Kantor Pusat Coordination Meeting of Nominee & Remuneration Committee with HRA and HRD Place: R.Wijayakusuma, Gedung 600 6th floor Main Office
3.
8 September 2011 September 8, 2011
Rapat Koordinasi Komite Nominasi & Remunerasi Tempat: R.Wijayakusuma, Gedung 600 Lantai 6 Kantor Pusat Coordination Meeting of Nominee & Remuneration Committee Place: R.Wijayakusuma, Gedung 600 6th floor Main Office
4.
15 September 2011 September 15, 2011
Pembahasan Rencana Kerja Komite Semester II tahun 2011 Tempat: R. Belitung, Hotel Borobudur Discussion of Committee Work Plan Semester II tahun 2011 Place: R. Belitung, Hotel Borobudur
5.
13 Oktober 2011 October 13, 2011
Entry Briefing Tempat: R. Komisaris Utama, Gedung 600 Lantai 6 Kantor Pusat Place: R. Komisaris Utama, Gedung 600 6th floor Main Office
6.
20 Oktober 2011 October 20, 2011
Pembahasan Dana Pensiun, THT dll. Pension Fund Discussion, THT etc. Tempat: R. Kemuning, Gedung 600 Lantai 5 Kantor Pusat Place: R. Kemuning, Gedung 600 5th floor Main Office
7.
17 November 2011 November 17, 2011
Paparan Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi tentang Hasil Kajian Komite atas Road Map SDM tahun 2010-2014. Tempat: R.Wijayakusuma, Gedung 600 Lantai 6 Kantor Pusat Chief of Nominee & Remuneration Committee explanation regarding committee results of study of Road Map SDM year 2010-2014. Place: R.Wijayakusuma, Gedung 600 6th floor Main Office
8.
23 November 2011 November 23, 2011
Pembahasan KEP-236/MBU/2011 Tentang Pelimpahan Kewenangan Kepada Dekom Tempat: R. SPI, Halim Perdanakusuma Discussion of KEP-236/MBU/2011 Regarding Delegation of Authority to Board of Commissioners Place: R. SPI, Halim Perdanakusuma
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No
d. Nomination and Remuneration Committee shall maintain the confidentiality of all information, whether derived from within or outside of PT Angkasa Pura II (Persero). d. Committee Activities Nomination & Remuneration Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) conducts evaluation and provides recommendations on the criteria of selection/recruitment, appointment, human resources policies and preparation of payroll and allowance distribution in PT Angkasa Pura II (Persero). Overall, the activities conducted by the Nomination & Remuneration Committee are as follows:
173
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance e. Frequency of Meetings and Attendance of Nominee & Remuneration Committee Members
e. Tingkat Kehadiran Kegiatan Komite
No.
Tanggal Rapat Date of Meeting
Jumlah Kehadiran Total Attendance Tursandi Alwi
Soesilo Hadi
Eddy Subagja
Herman Duya
1.
Rabu, 10 Agustus 2011 Wednesday August 10, 2011
1
1
1
1
2.
Rabu, 7 September 2011 Wednesday September 7, 2011
-
1
1
1
3.
Kamis, 8 September 2011 Thursday September 8, 2011
1
1
1
1
4.
Kamis, 15 September 2011 Thursday September 15, 2011
1
1
1
1
5.
Kamis, 13 Oktober 2011 Thursday October 13, 2011
1
1
1
1
6.
Kamis, 20 Oktober 2011 Thursday October 20, 2011
-
1
1
1
7.
Kamis, 17 November 2011 Thursday November 17, 2011
1
1
1
1
8.
Rabu, 23 November 2011 Wednesday November 23, 2011
-
1
1
1
Jumlah Total
5
8
8
8
TATA KELOLA PERUSAHAAN
f. Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Nominasi dan Remunerasi Audit AP II terdiri dari seorang ketua yang berasal dari Anggota Dewan Komisaris yaitu Tursandi Alwidan 3 (tiga) orang tenaga professional dari luar AP II, sebagai anggota, yaitu Soesilo Hadi (Pensiunan Kementerian Perhubungan), Eddy Subagja dan Herman (Pensiunan dari BPKP) diangkat sesuai surat Keputusan Dekom nomor Sesuai surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 391/KP.1013.3/APII-2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang Penunjukan Ketua dan Pengangkatan Anggota Komite Nominasi & Remunerasi PT Angkasa Pura II (Persero) periode 2011-2013, surat Keputusan Dekom nomor KEP.661/KP.1013.3/APII-2011 tanggal 31 Desember 2011 tentang Pemberhentian dengan hormat ketua dan Anggota Komite Nominasi dan remunerasi PT Angkasa Pura II (Persero) dan Anggota komite dari luar AP II dimaksudkan agar dapat memberikan penilaian yang objektif, karena tidak mempunyai kaitan dengan manajemen baik dalam hal kepemilikan maupun kaitan dengan kegiatan usaha AP II.
174
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
f. Independence of the Nomination and Remuneration Committee AP II Nomination and Remuneration Audit Committee comprises of a chairman from the Board of Commissioners, namely Tursandi Alwidan, three (3) professionals from outside AP II, serving as members, namely Susilo Hadi (former Minister of Transportation), Eddy Subagja, and Herman (BPKP retiree), appointed pursuant to the Board of Commissioners Decree Number 391/KP.1013.3/APII-2011 dated 1 August 2011 on the Appointment of Chairman and Members of the Nomination & Remuneration Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) for 2011-2013, The Board of Commissioners Decree Number KEP.661/ KP.1013.3/APII-2011 dated 31 December 2011 on Honorable Discharge of Chairman and Members of the Nomination and Remuneration Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) and Committee Members from outside AP II. Such arrangement is necessary to provide objective assessment, as the Committee is not related to the management in terms of ownership and business activities of AP II.
g. Profile of Nominee and Remuneration Committee Members
SOESILO HADI Lahir pada tahun 1951 di Magelang. Menyelesaikan Sarjana Sosial Politik dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1977, mengikuti Sespanas tahun 1995 dan mengikuti Diklat Lemhanas pada tahun 2003. Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 menjabat sebagai Kepala Biro Kepegawaian dan Organisasi di Kementerian Perhubungan, pernah menjabata Anggota Dewan Pengawas Perum Damri (1995–2005), Ketua Korpri Setjen Kemenhub ( 20042011), Ketua Bapor Korpri Kemenhub (2004-2011), Anggota Komisi Nasional Lanjut Usia (2004-2011). Pada Agustus 2011 diangkat sebagai Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Angkasa Pura II.
SOESILO HADI Born 1951 in Magelang. Obtained a degree in Social Politic from Gadjah Mada University in 1977, Joined Sespanas in 1995 and mengikuti Lemhanas Training in 2003. Having the experience of, among others: Head of Staffing and Organization Bureu at Ministry of Transportation (2007–2011), Member of Supervisory Board of Perum Damri (1995–2005), Head of General Secretary Korpri, Ministry of Transportation (2004-2011), Head of Bapor Korpri, Ministry of Transportation (2004-2011), Member of Elderly National Commission (2004-2011). In August 2011, appointed as the member of Nominee and Remuneration Committee of Angkasa Pura II.
HERMAN PRAYITNO Profil disajikan pada Profil Anggota Dewan Komisaris pada halaman 34.
HERMAN PRAYITNO Profile is presented on the Profile of Board of Commissioner in page 34.
EDDY SUBAGDJA Lahir pada tahun 1947 di Rangkasbitung, Banten. Menyelesaikan Diploma III di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, Kemudian melanjutkan S1 Sekolah Tinggi Akuntansi Negara jurusan Akuntansi, Menyelesaikan Pasca Sarjana di Universitas Sriwijaya jurusan Manajemen. Pernah menjabat sebagai Direktur Pengawasan penyelenggaraan Keuangan Daerah Wilayah I BPKP Pusat (2004-2007), Sebagai Dosen Luar Biasa di AKABA dan Universitas Pendidikan Nasional (1977-1985), sebagai Dosen pada STIE Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang (1994-1996). Agustus Tahun 2011 diangkat menjadi Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi Angkasa Pura II.
EDDY SUBAGDJA Born 1947 in Rangkasbitung, Banten. Obtained a Diploma from National Higher Learning Institution in Accounting, a Post-degree from Sriwijaya University in Management. Having experience of, among others: Director of Supervision Financial Administration for Region I Central BPKP (2004-2007), Professor in AKABA and Universitas Pendidikan Nasional (1977-1985), Lecturer in STIE Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang (1994-1996). Since Agustus Tahun 2011, appointed as the member of Nominee and Remuneration Committee of Angkasa Pura II.
Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee
Dalam menunjang pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), Angkasa Pura II telah membentuk Komite Manajemen Risiko yang bertugas membantu Dewan Komisaris berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor: KEP.515/KP.1013.3/ APII-2009 tentang Perpanjangan Masa Tugas Ketua Komite Manajemen Risiko PT AP II periode tahun 20092011 dan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT (Persero) Angkasa Pura II Nomor: KEP.001/KP.1013.3/AP II-2010 tentang Pengangkatan Keanggotaan KomiteManajemen Risiko Angkasa Pura II 2010-2011, dengan mengacu pada Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-117/ MBU/2002 dan PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance Bagi Badan Usaha Milik Negara.
In supporting the implementation of good corporate governance (good corporate governance), Angkasa Pura II has established a Risk Management Committee responsible for assisting Board of Commissioners based on the Decree of the Board of Commissioners No.: KEP.515/KP.1013.3/APII-2009 about the Task Period Extension of the Head of Risk Management Committee of PT AP II period 2009-2011 and the Decree of the Board of Commissioners of PT (Persero) Angkasa Pura II No.: KEP.001/KP.1013.3/AP II-2010 on the Appointment of Risk Management Committee Membership Angkasa Pura II from 2010 to 2011, with reference to the Minister for State Enterprises No.: KEP-117/MBU/2002 and PER01/MBU/2011 regarding the Implementation of Good Corporate Governance in state-owned enterprises. ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
g. Profil Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
175
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
176
Peran dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko adalah untuk membantu Dewan Komisaris memberikan pendapat profesional dan independen agar dapat dipastikan terlaksananya prinsip-prinsip manajemen risiko pada Perusahaan.Komite Manajemen Risiko memfokuskan aktivitasnya pada usaha untuk meningkatkan efektivitas manajemen Risiko dan kualitas proses manajemen risiko dengan melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang risiko usaha dan mitigasi risiko usaha.
Roles and responsibilities of the Risk Management Committee is to assist the Board of Commissioners in providing professional and independent opinion in order to ensure the implementation of the principles of risk management in the Company. Risk Management Committee to focus its activities on efforts to improve effectiveness of risk management and quality risk management process by conducting regular assessments and provide recommendations to the Board about the business risks and risk mitigation efforts.
Komposisi Keanggotaan Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee Membership Composition
Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor KEP.002/KP.1013.3/AP II-2011 tentang pengangkatan Ketua Komite Manajemen Risiko tanggal 2 Januari 2011, dan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) nomor KEP.001/KP.1013.3/AP II-2010 tentang Pengangkatan Keanggotaan Komite Manajemen Risiko PT Angkasa Pura II (Persero) periode 2010-2012 tanggal 01 Januari 2010, maka susunan Ketua dan Anggota Komite Manajemen Risiko adalah sebagai berikut: Ir. Effendi Batubara, MSc. : Ketua; Ari Winarni, ST, M.Sc : Anggota; Drs. Pionir Harapan, AK, MM, CRMP, QIA : Anggota; Syamsu Rizal, ST, MT : Anggota.
Pursuant to the Decree of Board of Commissioners No. KEP.002/KP.1013.3/AP II-2011 regarding the appointment of the Chairman of Risk Management Committee dated 2 January 2011, and the Decree of Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) No. KEP.001/KP.1013.3/ AP II-2010 regarding the Appointment of the Member of Risk Management Committee of PT Angkasa Pura II (Persero) Period 2010-2012 dated 01 January 2010, the composition of the Chairman and Members of Risk Management Committee is as follow: Ir. Effendi Batubara, MSc. : Chairman; Ari Winarni, ST, M.Sc : Member; Drs. Pionir Harapan, AK, MM, CRMP, QIA : Member; Syamsu Rizal, ST, MT : Member.
Anggota Komite Manajemen Risiko:
Member of Risk Management Committee:
Ari Winarni, ST, MSc. Lahir pada tahun 1969 di Yogyakarta. Lulus sarjana Teknik Arsitektur, Universitas Trisakti Jakarta, Memperoleh gelar Msc (Airport Planning) dari Loughborough University, UK. Mengawali karir di Departemen perhubungan sebagai staf Sub Direktorat Bangunan dan Prasarana sisi Darat, Direktorat Teknik Bandar Udara (1994-2000), Staf Sub Direktorat Tata Bandar Udara, Ditjen Perhubungan Udara (2000-2005), Kasi Tata Letak Fasilitas Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara (2005-2008), Kasi Kerja sama Penyelenggaraan Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara Ditjen Perhubungan Udara (2009-sekarang). Pada Januari 2010 sampai sekarang ditunjuk sebagai Anggota Komite Manajemen Risiko Angkasa Pura II.
Ari Winarni, ST, MSc. Born on March 19, 1969 in Yogyakarta. Being a member of the Risk Management Committee of Angkasa Pura II since January 2010 till now. Completing undergraduate education from Trisakti University in Architecture and earned a Master of Science (Airport Planning) from Loughborough University, UK. Having the experience of a career as a staff liaison at the Department of Building and Infrastructure Sub Director of the Army, Director of Airport Engineering (1994-2000), Staff of Sub Director of Airport Administration, General Director of Civil Aviation (2000-2005), Head of Airport Facility Layout, Director of Airport (2005-2008), Head of Airport Cooperation Organisation, Director of Airport and General Director of Civil Aviation Airport (2009-present).
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Drs. Pionir Harapan, AK, MM, CRMP, QIA Born in 1956 in Bandung. Graduated from the Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung in 1984, with majoring in accounting, earned his Master Degree in Management of Finance from IPWIJA in 2002. Started his career in BPKP (1984-1990), Head Supervisory of Human Resources Management in PT Garuda Indonesia (1995-1996), Head of Engineering & Operation Audit (1998 - 1999), Head of Finance & Administration for International Route & Sales, Commercial Department (1999), Head of Planning, Analysis, Evaluation & Investigation (1999-2000), GM of Commercial & Garuda Information System Audit (20002005), GM of Commercial, Business Suport & Corp. Audit Affair (2005-2008), Member of the Supervisory Board of Garuda Employees Cooperative (20052008), Senior Manager of Commercial & General Audit (2008), Executive Project Manager of Enterprise Risk Management of PT Garuda Indonesia (2008-2009), Member of Corporate Governance & Risk Management Committee-PT GMF Aero Asia (2009-2010). In addition, he also an active member of the Association of Internal Auditors Indonesia (PAII), Certification of Qualified Member of the Internal Auditor, Member of the Supervisory Unit of the Internal Communications Forum (FKSPI), and Chairman of Supervisory Internal Audit Education Foundation (YPIA). Joining as a Member of the Risk Management Committee of PT Angkasa Pura II (Limited) in 2010 to the present.
Syamsu Rizal, ST, MT Lahir pada tahun 1969 di Bandung. Lulus Sarjana Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1993 dan S2 Urban Design Institut Teknologi Bandung tahun 1997.Saat ini Menjabat sebagai Kepala Seksi Program dan Standarisasi Prasarana Bandar Udara di Direktorat Bandar Udara Departemen Perhubungan dan bergabung sebagai Anggota Komite Manajemen Risiko Angkasa Pura II pada tahun 2007 sampai tahun 2011.
Syamsu Rizal, ST, MT Born on 9 April 1969 in Bandung in West Java. Trusted as member of the Risk Management Angkasa Pura II since 2007. Graduated Bachelor of Architectural Engineering from Institute of Technology Bandung in 1993 and Master (S2) in Urban Design from Institute of Technology Bandung in 1997. Currently, he also served as Section Head of Program and Standardization of Airport Infrastructure in the Directorate of Airport of Indonesian Department of Transportation.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Manajemen Risiko
Duties and Responsibilities of the Risk Management Committee
1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun dan perbaikan kebijakan manajemen risiko yang berkaitan dengan pengendalian risiko di bidang pengelolaan asset, liabilities, financial, investasi, tehnik dan operasional perusahaan maupun korporat. 2. Melakukan diskusi terkait manajemen risiko dengan Unit kerja Corporate Risk Management (CRM) dan atau unit-unit kerja lainya.
1. Provide input to the Board of Commissioners in formulating and improving risk management policies relating to the risk control in the management of assets, liabilities, financial, investment, technical and operational and corporate companies. 2. Discussion of risk management associated with work unit of Corporate Risk Management (CRM) or with other work units.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Drs. Pionir Harapan, AK, MM, CRMP, QIA Lahir pada tahun 1956 Bandung. Menyelesaikan sarjana di Universitas Padjadjaran (UNPAD), Bandung jurusan Akuntansi tahun 1984, menyelesaikan Pasca Sarjana Magister Management of Finance di IPWIJA tahun 2002. Mengawali karir di BPKP (1984-1990), Head Supervisory of Human Resouces Management di PT Garuda Indonesia (1995-1996), Head of Teknik & Operation Audit (19981999), Head of Finance & Administration International Route & Sales, Comercial Departement (1999), Head of Planning, Analysis, Evaluation & Investigation (19992000), GM Commercial & Garuda Information System Audit (2000-2005), GM Commercial, Business Suport & Corp. Affair Audit (2005-2008), Member of the board Supervisory Koperasi Karyawan Garuda (2005-2008), Senior Manager Commercial & General Audit (2008), Executive Project Manager Enterprise Risk Management PT Garuda Indonesia (2008-2009), Member of GCG & Risk Management Committee PT GMF-Aero Asia (20092010). Selain itu juga aktif sebagai anggota Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII), Anggota Certification of Qualified of Internal Auditor, Anggota Forum Komunikasi Satuan Pengawas Intern (FKSPI), dan Chairman of Supervisory yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA). Bergabung sebagai Anggota Komite Manajemen Risiko PT Angkasa Pura II (Persero) pada tahun 2010 sampai sekarang.
177
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance 3. Melakukan evaluasi terhadap keandalan model dan validitas data yang digunakan untuk mengukur risiko. 4. Melaporkan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris tentang kesesuaian antara kebijakan dengan pelaksanaan manajemen risiko. 5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Unit CRM. 6. Melakukan evaluasi atas pelaksanaan manajemen risiko baik per unit kerja maupun korporat.
3. Evaluating the reliability and validity of the model data used to measure risk. 4. Reporting evaluation results to the Board of Commissioners with regard to the implementation of risk management policies. 5. Evaluating performance of duties CRM Unit. 6. Evaluate the implementation of good risk management per unit of labor and corporate.
Independensi Komite Manajemen Risiko
The Independency of Members of Risk Management Committee
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Komite Manajemen Risiko PT AP II terdiri dari seorang ketua yang berasal dari Anggota Dewan Komisaris yaitu Effendi Batubara dan 3 (tiga) orang tenaga professional dari luar AP II, sebagai anggota, yaitu Ary Winarni, Pionir Harapan dan Syamsu Rizal diangkat sesuai surat Keputusan Dekom nomor KEP.001/KP.1013.3/AP II2010 tanggal 01 Januari 2010 tentang pengangkatan Anggota Komite Manajemen Risiko dan surat Keputusan Dekom nomor KEP.002/KP.1013.3/AP II-2011 tentang pengangkatan Ketua Komite Manajemen Risiko tanggal 2 Januari 2011 PT AP II. Anggota komite dari luar PT AP II dimaksudkan agar dapat memberikan penilaian yang objektif, karena tidak mempunyai kaitan dengan manajemen baik dalam hal kepemilikan maupun kaitan dengan kegiatan usaha AP II.
178
Selama tahun 2011, Komite Manajemen Risiko telah melakukan kegiatan seperti: 1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada Dewan Komisaris; 2. Overview pelaksanaan Pengelolaan Risiko; 3. Bersama sama dengan Komite Audit, Internal Auditor dan BPKP muelakukan Risk Assessment tahun 2010; 4. Melakukan kunjungan ke Bandara Polonia Medan dalam rangka mengkaji permasalahan padamnya peralatan Airport Lighting 5. Evaluasi Kegiatan KMR dan pembahasan Risk Charter. 6. Bersama dengan Komite Audit melakukan Reviu Laporan Manajemen Triwulan I, II dan III tahun 2011 7. Evaluasi Risk Bersama unit Corporate Risk Management tentang Risk Profile 2009 dan tahun 2010;
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Risk Management Committee of PT Angkasa Pura II consists of one Chairman from the member of the Board of Commissioners, that is Effendi Batubara and 3 (three) professionals outside from Angkasa Pura II as the members, that are Ary Winarni, Pionir Harapan and Syamsu Rizal appointed pursuant to the Decree of Board Commissioners No. KEP.001/KP.1013.3/AP II2010 dated 01 January 2010 regarding the Appointment of the members of Risk Management Committee and the Decree of Board of Commissioners No. KEP.002/ KP.1013.3/AP II-2011 regarding the Appointment of the Chairman of Risk Management Committee dated 2 January 2011 of Angkasa Pura II. The purpose of appointing members of the Committee from outside of Angkasa Pura II organization, mainly for objective assessment, because there are no connection to the management in terms of ownership as well as any Angkasa Pura II business operations. Work Report of Risk Management Committee 1. Provide recommendations to the Board of Commissioners; 2. Conduct an overview of Risk Management implementation; 3. Conduct 2010 Risk Assessment in collaboration with the Audit Committee, Internal Auditors, and BPKP; 4. A visit to the Polonia Airport, Medan, to assess outages in Airport Lighting equipment; 5. Evaluate KMR activities and discuss Risk Charter. 6. Conduct 2011 Management Report Review for the I, II, and III quarters in collaboration with the Audit Committee; 7. Collaborate with the Corporate Risk Management unit for a joint risk evaluation on the 2009 and 2010 Risk Profile;
8. Evaluasi Risk Bersama unit Corporate Risk Management tentang risk awareness BOC & BOD serta pembahasan Risk Project BSH; 9. Pembahasan penentuan Risk Parameter dan Risk Charter Unit CRM; 10. Pemantauan pelaksanaan Risk Assesment; 11. Pembahasan single operator; 12. Melakukan kunjungan ke kantor-kantor cabang untuk peningkatan risiko awareness; 13. Review Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara nomor Kep-236/MBU/2011; 14. Pembahasan Teknis Pra pengesahan RKAP tahun buku 2012; 15. Mengikutiberbagaiseminardanworkshopdiantaranya Workshop Master Class” Guide to Implementing Project Risk Management yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Manejemen Risiko; 16. Menyusun program kerja Komite Manajemen Risiko tahun 2012.
8. Collaborate with the Corporate Risk Management unit for a joint risk evaluation on the BOC & BOD risk awareness and discussions of Soekarno-Hatta Airport Risk Project; 9. To discuss determination of Risk Parameters and CRM Unit Risk Charter; 10. To monitor implementation of Risk Assessment; 11. To discuss about single operator; 12. To visit branch offices to increase risk awareness; 13. To review the Decree of the Minister of State-Owned Enterprises Number Kep-236/MBU/2011; 14. To conduct Technical Discussion on RKAP Preapproval in fiscal year 2012; 15. To attend various seminars and workshops such as Workshop Master Class “Guide to Implementing Risk Management Project conducted by the Certification Institution for Risk Management Profession; 16. To develop 2012 work program for the Risk Management Committee.
Tingkat Kehadiran Rapat Komite Frequency of Meetings and Attendance of Risk Management Committee Jumlah Kehadiran Total Attandance EffendiBatubara (Ketua)
Pionir Harapan
Ary Winarni
Syamsu Rizal
1
12 Januari 2011 January 12, 2011
1
1
1
1
2
1-2 Februari 2011 February 1-2, 2011
-
1
1
-
3
23 Februari 2011 February 23, 2011
1
1
-
-
4
7-8 Maret 2011 March 7-8, 2011
-
1
1
1
5
17 Maret 2011 March 17, 2011
-
1
-
-
6
12 April 2011 April 12, 2011
-
1
1
1
7
26 April 2011 April 26, 2011
1
1
-
1
8
26 April 2011 April 26, 2011
1
1
-
1
9
26 April 2011 April 26, 2011
-
1
-
1
10
30 Mei 2011 May 30, 2011
1
1
1
1
11
30 Mei 2011 May 30, 2011
1
1
1
1
12
6 Juni 2011 June 6, 2011
1
1
1
-
13
7 Juli 2011 July 7, 2011
1
1
1
-
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No.
Tanggal Rapat Date of Meeting
179
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Tanggal Rapat Date of Meeting
No.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
EffendiBatubara (Ketua)
Pionir Harapan
Ary Winarni
Syamsu Rizal
14
15 Juli 2011 July 15, 2011
1
1
1
-
15
22 Juli 2011 July 22, 2011
-
1
1
1
16
24 Agustus 2011 August 24, 2011
-
1
1
-
17
15 September 2011 September 15, 2011
1
1
-
-
18
29 September 2011 September 29, 2011
-
1
1
1
19
17 Oktober 2011 October 17, 2011
-
1
1
1
20
20-21 Oktober 2011 October 20-21, 2011
-
1
-
-
21
22 Oktober 2011 October 22, 2011
-
1
-
-
22
27-28 Oktober 2011 October 27-28, 2011
-
1
1
-
23
16 November 2011 November 16, 2011
1
1
1
-
24
25 November 2011 November 25, 2011
-
1
1
1
25
21-22 Desember 2011 December 21-22, 2011
-
1
1
1
11
25
17
13
Jumlah Total
180
Jumlah Kehadiran Total Attandance
Kedudukan, tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko serta hubungan kelembagaan antara Komite Manajemen Risiko dengan fungsi Penanggung Jawab Pelaksanaan Manajemen Risiko Perusahaan dituangkan dalam Piagam Komite Manajemen Risiko dan ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama.
Position, duty, and responsibility of Risk Management Committee as well as the relation between its institutional and Risk Management Committee with the function of the incharge of the Company Risk Management is stated in Risk Management Committee charter and signed by President Commissioner and President Director.
Direksi
Board of Directors
Direksi sebagai organ Perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara kolegial dalam mengelola Perusahaan. Setiap Direktur dapat melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan pembagian tugas dan wewenangnya. Namun, pelaksanaan tugas oleh setiap Direktur tetap merupakan tanggung jawab bersama. Kedudukan setiap Direktur termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi.
Directors of the Company as an organ are in charge and responsible in managing the Company collegially. Any Director may carry out tasks and make decisions in accordance and the division of tasks and authority. However, the implementation of tasks by each Director remains a shared responsibility. The position of each director including the President Director is equivalent. The task of President Director as primus inter pares is coordinating the activities of the Board of Directors.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Directors were appointed by the GMS and has the authority and clear responsibilities in accordance with their respective functions as mandated in the Statutes and laws and regulations as well as further elaborated in the Board Manual. In carrying out the duties, the Board of Directors is responsible to the GMS. Accountability of Directors to the GMS is a manifestation of accountability in the management of the company.
Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Berdasarkan Anggaran Dasar Angkasa Pura II, kewenangan dan kewajiban Direksi adalah sebagai berikut: a. Direksi berwenang untuk: - Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan. - Mengatur penyerahan kekuasan Direksi kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. - Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. - Mengatur ketentuan-ketentuan tentang Kepegawaian Perusahaan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perusahaan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundang-undangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS. - Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan berdasarkan peraturan Kepegawaian Perusahaan dan ketentuan peraturan perundangundangan. - Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perusahaan.
Duties and Responsibility of Board of Directors Under the Articles of Angkasa Pura II, authority and duties of Directors are as follows a. Board of Directors is authorized to: - The company set a policy of caretakership. - Set the power delivery of the Board of Directors to one or several members of the Board of Directors to take decisions on behalf of the Board of Directors or the Company representing inside and outside the court. - Set the handover of power of the Board of Directors to one or more people working for the company either individually or jointly, or to others, to represent the Company in and out of court. - Provides rules about the the Company including the establishment of Civil Service salaries, pensions and other income for the Company’s employees under the rules of the applicable legislation, with provisions of the determination of salaries, pensions and other income for workers who go beyond the obligations set in the regulatory legislation, must receive prior approval from the GMS. - Companies hire and fire workers under the rules of the Company and the provisions of Civil Service legislation. - Appoint and dismiss the Secretary of the Company.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Direksi diangkat oleh RUPS dan memiliki wewenang serta tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan serta dijabarkan lebih lanjut pada Board Manual. Dalam melaksanakan tugas, Direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggungjawaban Direksi kepada RUPS merupakan perwujudan akuntabilitas pengelolaan perusahaan.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
181
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
182
- Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perusahaan, mengikat Perusahaan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dan/atau pihak lain dengan Perusahaan, serta mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala kejadian, dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. b. Direksi berkewajiban untuk: - Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. - Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham. - Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. - Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, dan Risalah Rapat Direksi. - Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perusahaan, serta dokumen keuangan Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Dokumen Perusahaan. - Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit. - Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada Rapat Umum Pemegang Saham untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hak-hak Perusahaan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang. - Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan. - Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
- Do all acts and other acts concerning the management and ownership of Company property, Company tie with another party and/ or other parties and/or other parties with the Company, as well as representing the Company in and out of court about any event, with restrictions as stipulated in the regulatory legislation, statutes of Charter and/or the Shareholders Meeting. b. Directors are obliged to: - To undertake and guarantee the implementation of the business and activities of the Company in accordance with the purposes and objectives as well as business activities. - Setting up the Long-Term Corporate Plan, Work Plan and Corporate Budget, and amendment and submit it to the Board of Commissioners and Shareholders for approval of the Shareholders Meeting. - Give an explanation to the Shareholders Meeting of the Company ‘s Long Term Plan and Work Plan and Budget of the Company. - Creating Shareholder Register, Special Register, Treatise of Shareholders Meeting and Treatise of Board of Directors Meeting. - Make the Annual Report as a form of accountability for the management company, as well as company financial documents referred to in the Law on Corporate Documents. - Preparing Financial Statements under Financial Accounting Standards and submit to the Public Accountants to be audited. - Delivering the Annual Report including Financial Statements to the Shareholders Meeting to be approved and ratified, as well as statements regarding the Company’s rights are not recorded in the books, among others, as a result of writerceivable. - Give an explanation to the Shareholders Meeting on the Annual Report. - Delivering the Balance Sheet and Income Statement that has been passed by the Shareholders Meeting to the Minister of Justice and Human Rights in accordance with the provisions of the legislation.
- Report changes in the composition of the Shareholders, Directors and Board of Commissioners to the Minister of Justice and Human Rights. - Maintaining the Register of Shareholders, the Special Register, Treatise of Shareholders Meeting, Treatise of Meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors Meeting Treatise, Annual Reports and financial documents of the Company and other company documents. - Store the Company’s List of Shareholders, the Special Register, Treaties of Shareholders Meeting, Treatise of Meeting of the Board of Commissioners and Board of Directors Meeting Minutes, Annual Reports and Company financial documents and other company documents. - Develop accounting system in accordance with GAAP and based on principles of internal control, particularly the function of management, recording, storage and supervision. - Provide regular reports according to the manner and time in accordance with applicable regulations, as well as other reports whenever requested by the Board of Commissioners and/or shareholders. - Setting up the organizational structure of the company complete with the details and duties. - Provide an explanation of all the things asked or requested by members of the Board of Commissioners and Shareholders. - Prepare and establish the blueprint for the organization of the Company. - Conducting its other obligations in accordance with the provisions stipulated in the Statutes and established by the Shareholders Meeting under the legislation.
Komposisi Anggota Direksi
Composition of Members of Board of Directors
Komposisi anggota Direksi Angkasa Pura II terdiri dari 6 (enam) orang yaitu seorang sebagai Direktur Utama, seorang Wakil Direktur Utama dan 4 (empat) orang Direktur, yang diangkat melalui Keputusan Menteri Negara BUMN berdasarkan RUPS. Penunjukan Direksi telah melalui mekanisme fit & proper test oleh Kementerian Negara BUMN.
The composition of the Board of Directors of Angkasa Pura II is made up of 6 (six) persons as the Director, the Deputy Director and four (4) Directors, appointed by Minister of State-Owned Enterprises under the GMS. Appointment of Directors has been through a mechanism fit & proper test by the Ministry of Stateowned Enterprises.
Direksi secara kolektif telah memiliki keahlian untuk dapat melaksanakan tanggung jawab yang diamanahkan, dan terdiri dari anggota yang memiliki pemahaman yang memadai, memiliki kompetensi untuk dapat
Directors collectively have the expertise to carry out the mandated responsibilities, and consists of members who have sufficient understanding, has the competence to be able to face the problems that arise in the business,
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
- Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM. - Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan dan dokumen Perusahaan lainnya. - Menyimpan di tempat kedudukan Perusahaan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan Perusahaan serta dokumen Perusahaan lainnya. - Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan. - Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. - Menyiapkan susunan organisasi Perusahaan lengkap dengan perincian dan tugasnya. - Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham. - Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perusahaan. - Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan.
183
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance menghadapi permasalahan yang timbul dalam usaha, membuat keputusan secara independen dan mendorong peningkatan kinerja Perusahaan.
making decisions independently and encourages the performance of the company.
Komposisi anggota Direksi mengalami perubahan kembali berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-136/MBU/2010, tanggal 21 Juli 2010.
The composition of the Board of Directors has been reamended based on the Decree of the Minister of Stateowned Enterprises No. KEP-136/MBU/2010, dated 21 July 2010.
Jabatan Position
TATA KELOLA PERUSAHAAN
No.
184
Nama Name
1
Direktur Utama President Director
Tri S. Sunoko
2
Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Rinaldo J. Azis
3
Direktur Operasional dan Teknik Director of Operations and Engineering
Salahudin Rafi
4
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Director of Commercial and Business Development
Sulistio Wijayadi
5
Direktur Keuangan Director of Finance
Laurensius Manurung
6
Direktur Personalia dan Umum Director of Personnel and General Affairs
Endang A. Sumiarsa
Pembagian Tugas Direksi
Board of Directors Distribution of Tasks
Dalam rangka pelaksanaan yang efektif dari tugas, wewenang dan kewajiban Direksi dalam mengelola Angkasa Pura II, maka berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.01.01/04/2009.3 tanggal 30 April 2009 disusun pembagian tugas Direksi, sebagai berikut:
In order to have effective implementation of the duties, powers and duties of the Board of Directors in managing Angkasa Pura II, based on the Decree of the Board of Directors No: KEP.01.01/04/2009.3 dated 30 April 2009 the division of duties of the Board of Directors is organized, as follows:
Nama : Tri S. Sunoko Jabatan : Direktur Utama Fungsi: Pengambilan Keputusan Direksi di dalam: a. Perumusan penetapan kebijakan Perusahaan berikut kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Penetapan pengembangan organisasi dan manajemen Perusahaan. c. Perencanaan dan pengelolaan Perusahaan. d. Pengusahaan serta pengembangan sarana dan prasarana bandar udara dan lalu lintas udara. e. Penyiapan rencana kerja dan anggaran serta penyampaian laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil usaha Perusahaan menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Name : Tri S. Sunoko Position : President Director Functions: Executive decision making in: a. Formulating the Company’s policies and other obligations in accordance with the policy set during General Meeting of Shareholders (RUPS). b. Establishing the Company’s organization and management development. c. Planning and managing the Company. d. Utilizing and developing the infrastructure and facilities for airports as well as for air traffic. e. Drafting work plan and budget, and also presenting the annual report and the Company’s balance sheet in accordance with the method and schedule set by the General Meeting of Shareholders.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Duties: a. Lead and manage the Company in line with the Company’s objectives and always work to improve efficiency and effectiveness. b. Control, maintain, and manage the Company’s assets. c. Execute main duties for the Company as stipulated in the Articles of Association and carry out other duties in line with the policies set by the General Meeting of Shareholders. d. Coordinate implementation of Executive policies by the Directors and control internal supervision duties, as well as supervision of head of units. e. Coordinate other duties on behalf of the Directors as stipulated in the Company’s Articles of Association.
Wewenang: a. Menetapkan program kerja, strategi dan sasaran Perusahaan serta menyiapkan rolling plan RJPP dan RJPP Korporasi. b. Mengkoordinir pelaksanaan program Kerja Perusahaan melalui Kontrak Manajemen sesuai hasil RUPS. c. Mengembangkan bisnis pelayanan jasa bandar udara dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan Perusahaan. d. Mengkoordinir atas pelaksanaan tugas internal auditor, planning and information technology, air traffic services, Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial untuk bidang pengembangan usaha (termasuk aset), Direktorat Personalia dan Umum untuk bidang Pengembangan SDM. e. Bertindak mewakili Direksi di dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak luar dan melaksanakan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Authority: a. Establish the Company’s work programs, strategies, and goals, as well as prepare rolling plan for the Long Term Plan (RJPP) and Corporate Long Term Plan. b. Coordinate implementation of the Company’s work program through a management contract in line with the results of the General Meeting of Shareholders. c. Develop airport service business and other line of businesses relevant with the Company. d. Coordinate implementation of the duties of internal auditors, planning and information technology, air traffic services, Directorate of Business and Commercial Development in business development (including assets), Directorate of Personnel and General Affairs in HR Development. e. Act on behalf of the Directors in executing legal relationship with external parties and carry out other authorities stipulated in the Company’s Articles of Association.
Nama : Rinaldo J. Azis Jabatan : Wakil Direktur Utama Fungsi: Pengambilan Keputusan Direksi di dalam: a. Perumusan penetapan kebijakan Perusahaan berikut kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. b. Perencanaan dan pengelolaan Perusahaan. c. Pengusahaan serta pengembangan sarana dan prasarana bandar udara dan lalu lintas udara.
Name : Rinaldo J. Azis Position : Deputy President Director Functions: Executive decision making in: a. Formulating the Company’s policies and other obligations in accordance with the policy set during General Meeting of Shareholders (RUPS). b. Planning and managing the Company. c. Utilizing and developing the infrastructure and facilities for airports as well as for air traffic.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Tugas: a. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas. b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan. c. Menjalankan tugas pokok Perusahaan sesuai Anggaran Dasar dan melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham. d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur dan mengendalikan tugas pengawasan intern dan para kepala unit pelaksana lainnya. e. Mengkoordinasikan tugas-tugas lain atas nama Direksi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
185
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
186
d. Penyiapan rencana kerja dan anggaran serta penyampaian laporan pertanggungjawaban dan perhitungan hasil usaha Perusahaan menurut cara dan waktu yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
d. Drafting work plan and budget, and also presenting the annual report and the Company’s balance sheet in accordance with the method and schedule set by the General Meeting of Shareholders.
Tugas: a. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas. b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perusahaan. c. Menjalankan tugas pokok Perusahaan sesuai Anggaran Dasar dan melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham. d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur dan mengendalikan tugas pengawasan intern dan para kepala unit pelaksana lainnya. e. Mengkoordinasikan tugas-tugas lain atas nama Direksi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Duties: a. Lead and manage the Company in line with the Company’s objectives and always work to improve efficiency and effectiveness. b. Control, maintain, and manage the Company’s assets. c. Execute main duties for the Company as stipulated in the Articles of Association and carry out other duties in line with the policies set by the General Meeting of Shareholders. d. Coordinate implementation of Executive policies by the Directors and control internal supervision duties, as well as supervision of head of units. e. Coordinate other duties on behalf of the Directors as stipulated in the Company’s Articles of Association.
Wewenang: a. Menetapkan program kerja, strategi dan sasaran Perusahaan serta menyiapkan rolling plann RJPP dan RJPP Korporasi. b. Mengkoordinir pelaksanaan program Kerja Perusahaan melalui Kontrak Manajemen sesuai hasil RUPS. c. Mengembangkan bisnis pelayanan jasa bandar udara dan kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan Perusahaan. d. Mengkoordinir atas pelaksanaan tugas Corporate Secretary, Legal Affairs, Corporate Safety & Risk, Airport Services, Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial untuk bidang Pendapatan Rutin (aeronautika dan non aeronautika), Direktorat Keuangan untuk bidang Eksploitasi, Direktorat Personalia dan Umum untuk bidang Pengembangan SDM. e. Bertindak mewakili Direksi di dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak luar dan melaksanakan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Authority: a. Establish the Company’s work programs, strategies, and goals, as well as prepare rolling plan for the Long Term Plan (RJPP) and Corporate Long Term Plan. b. Coordinate implementation of the Company’s work program through a management contract in line with the results of the General Meeting of Shareholders. c. Develop airport service business and other line of businesses relevant with the Company. d. Coordinate implementation of the duties of corporate secretary, legal affairs, corporate safety & risk, airport services, Directorate of Business and Commercial Development in routine revenue (aeronautics and nonaeronautics), Directorate of Finance in exploitation, and Directorate of Personnel and General Affairs in HR Development. e. Act on behalf of the Directors in executing legal relationship with external parties and carry out other authorities stipulated in the Company’s Articles of Association.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Name : Salahudin Rafi Position : Director of Operations and Engineering Functions: Executive decision making in: a. Formulating policies, fostering good organization and management in Airport Operation service activities. b. Formulating policies, fostering good organization and management in Air Traffic Operation service activities. c. Formulating policies, planning and ensuring the use of quality standards for technical, electronic, power, and mechanical facilities, as well as airport equipment, to support Company operations. d. Formulating policies, planning and ensuring the use of quality standards in the airport engineering to support Company operations.
Tugas: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Operasi dan Teknik sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektifitas di segala bidang. b. Bersama Direktur Utama, Wakil Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham di bidang operasi dan teknik sebagai bagian tugas Direksi Direksi.
Duties: a. Lead and control the implementation of the duties of the Directorate of Operations and Engineering, in line with the Company’s strategies and objectives, and also continue to improve efficiency and effectiveness in all areas. b. Together with the President Director, Deputy President Director, and other members of the Board of Directors, implement duties and obligations as the Company’s management in line with the provisions in the Articles of Association and carry out policies set by the General Meeting of Shareholders regarding operations and engineering.
Wewenang: a. Menetapkan program kerja, strategi dan sasaran Perusahaan bentuk master plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang operasional dan teknik. b. Mengkoordinir pelaksanaan program Kerja Perusahaan melalui Kontrak Manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang operasi dan teknik. c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta memastikan standar kualitas pelayanan jasa kebandarudaran dan pelayanan lalu lintas udara untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Authority: a. Establish the Company’s work programs, strategies, and goals, as well as prepare master plan and rolling plan in operations and engineering. b. Coordinate implementation of the Company’s work program through a management contract in line with the results of the General Meeting of Shareholders relevant with operations and engineering. c. Plan, implement, control, and ensure the quality standard for airport services and air traffic services to support corporate strategy execution and goals achievement.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Nama : Salahudin Rafi Jabatan : Direktur Operasional dan Teknik Fungsi: Pengambilan Keputusan Direksi di dalam: a. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan pelayanan Operasi Bandar Udara. b. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan pelayanan Operasi Lalu Lintas Udara. c. Perumusan kebijakan perencanaan dan pemastian standar kualitas fasilitas teknik elektronika, listrik, mekanikal dan peralatan bandar udara untuk menunjang operasional Perusahaan. d. Perumusan kebijakan perencanaan dan pemastian standar kualitas fasilitas teknik sipil bandar udara untuk menunjuang operaional Perusahaan.
187
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance Nama : Sulistio Wijayadi Jabatan : Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Fungsi:
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Pengambilan Keputusan Direksi di dalam: a. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan usaha pengembangan usaha aeronautika dan penunjang kegiatan penerbangan. b. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan pengembangan usaha penunjang bandar udara. c. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan pengembangan usaha properti dan anak perusahaan, serta kegiatan non aviation related commercial.
188
Name : Sulistio Wijayadi Position : Director of Commercial and Business Development Functions: Executive decision making in: a. Formulating policies, fostering good organization and management in aeronautics and flight support business development activities. b. Formulating policies, fostering good organization and management in airport support business development activities. c. Formulating policies, fostering good organization and management in property and subsidiary business development activities, as well as related non-aviation commercial activities.
Tugas: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Operasi dan Teknik sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektifitas di segala bidang. b. Bersama Direktur Utama, Wakil Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham di bidang komersial dan pengembangan usaha sebagai bagian tugas Direksi.
Duties: a. Lead and control the implementation of the duties of the Directorate of Operations and Engineering, in line with the Company’s strategies and objectives, and also continue to improve efficiency and effectiveness in all areas. b. Together with the President Director, Deputy President Director, and other members of the Board of Directors, implement duties and obligations as the Company’s management in line with the provisions in the Articles of Association and carry out policies set by the General Meeting of Shareholders regarding commercial and business development.
Wewenang: a. Menetapkan program kerja, strategi dan sasaran Perusahaan bentuk master plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang komersial dan pengembangan usaha. b. Mengkoordinir pelaksanaan program Kerja Perusahaan melalui Kontrak Manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang komersial dan pengembangan usaha. c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial dan pengembangan usaha untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Authority: a. Establish the Company’s work programs, strategies, and goals, as well as prepare master plan and rolling plan in commercial and business development. b. Coordinate implementation of the Company’s work program through a management contract in line with the results of the General Meeting of Shareholders relevant with commercial and business development. c. Plan, implement, and control commercial and business development activities to support corporate strategy execution and goals achievement.
Nama : Laurensius Manurung Jabatan : Direktur Keuangan Fungsi: Pengambilan Keputusan Direksi di dalam: a. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan kegiatan penyusunan dan pengendalian Anggaran Perusahaan.
Name : Laurensius Manurung Position : Director of Finance Functions: Executive decision making in: a. Formulating policies, guiding the activities in preparing and controlling the Company’s Budget.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
b. Formulating policies, guiding the activities in preparing and controlling the Company’s Accounting.
Tugas: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Keuangan sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektifitas di segala bidang. b. Bersama Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham di bidang keuangan sebagai bagian tugas Direksi Direksi.
Duties: a. Lead and control the implementation of the duties of the Directorate of Finance, in line with the Company’s strategies and objectives, and also continue to improve efficiency and effectiveness in all areas. b. Together with the President Director and other members of the Board of Directors, implement duties and obligations as the Company’s management in line with the provisions in the Articles of Association and carry out policies set by the General Meeting of Shareholders regarding finance.
Wewenang: a. Menetapkan program kerja, strategi dan sasaran Perusahaan bentuk master plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang keuangan korporat. b. Mengkoordinir pelaksanaan program Kerja Perusahaan melalui Kontrak Manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang keuangan korporat. c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pengendalian manajemen keuangan korporat untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Authority: a. Establish the Company’s work programs, strategies, and goals, as well as prepare master plan and rolling plan in corporate finance. b. Coordinate implementation of the Company’s work program through a management contract in line with the results of the General Meeting of Shareholders relevant with corporate finance. c. Plan, implement, and control corporate financial management to support corporate strategy execution and goals achievement.
Nama : Endang A. Sumiarsa Jabatan : Direktur Personalia dan Umum Fungsi: Pengambilan Keputusan Direksi di dalam: a. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan kegiatan pengembangan sumber daya manusia. b. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan administrasi sumber daya manusia. c. Perumusan kebijakan, penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan umum.
Name : Endang A. Sumiarsa Position : Director of Personnel and General Affairs Functions: Executive decision making in: a. Formulating policies, guiding the activities in human resources development activities. b. Formulating policies, fostering good organization and management of human resources administration activities. c. Formulating policies, carrying out and controlling general affairs activities.
Tugas: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Personalia dan Umum sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efesiensi dan efektifitas di segala bidang. b. Bersama Direktur Utama, Wakil Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan
Duties: a. Lead and control the implementation of the duties of the Directorate of Personnel and General Affairs, in line with the Company’s strategies and objectives, and also continue to improve efficiency and effectiveness in all areas. b. Together with the President Director, Deputy President Director, and other members of the Board of Directors, implement duties and obligations as the Company’s management in line with the provisions in
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
b. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan kegiatan penyusunan dan pengendalian akuntansi Perusahaan.
189
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance kebijakan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham di bidang sumber daya manusia sebagai bagian tugas Direksi.
the Articles of Association and carry out policies set by the General Meeting of Shareholders regarding human resources.
Wewenang: a. Menetapkan program kerja, strategi dan sasaran Perusahaan bentuk master plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang sumber daya manusia. b. Mengkoordinir pelaksanaan program Kerja Perusahaan melalui Kontrak Manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang personalia dan umum. c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi.
Authority: a. Establish the Company’s work programs, strategies, and goals, as well as prepare master plan and rolling plan in human resources. b. Coordinate implementation of the Company’s work program through a management contract in line with the results of the General Meeting of Shareholders relevant with human resources. c. Plan, implement, and control management to support corporate strategy execution and goals achievement.
Kepemilikan Saham dan Independensi Direksi
Shareholding and the Independency of Board of Directors
Selama tahun 2011, Direksi tidak memiliki saham di Angkasa Pura II maupun di Perusahaan lain. Secara keseluruhan komposisi anggota Direksi berasal dari pihak yang memiliki hubungan dengan afiliasi Angkasa Pura II, BUMN lain maupun Pemegang Saham Pengendali. Sejalan dengan penerapan praktik tata kelola perusahaan yang baik, Direksi telah menandatangani Pakta Integritas dan menyerahkan LHKPN maupun LP2P sebagai bentuk komitmen menghindari transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
During 2010, the Board of Directors has no stake in the Angkasa Pura II and in other companies. Overall composition of the Board of Directors come from a party that has an affiliate relationship with Angkasa Pura II, other SOEs as well as controlling shareholders. In line with the implementation of practices of good corporate governance, the Board of Directors has signed the Integrity Pact and submit LHKPN or LP2P as a commitment to avoid a conflict of interest transactions.
Frekuensi Pertemuan dan Kehadiran Direksi
The Board of Directors’s Frequency of Meeting and Attendance
Rapat Direksi diselenggarakan minimal sebulan sekali. Rapat Direksi tersebut dapat berupa Rapat internal Direksi maupun Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris. Rapat internal Direksi merupakan forum dan sekaligus mekanisme bagi pengambilan keputusan Direksi secara kolektif. Selain itu, Direksi juga mengadakan rapat gabungan dengan Dewan Komisaris untuk membahas kinerja Angkasa Pura II.
Board of Directors’ meeting is held at least once a month. Meeting of the Board of Directors may be either an internal meeting with the Board of Directors and Board of Directors Meetings Board of Commissioners. Internal meeting of the Board of Directors is a forum and also a mechanism for collective decision-making Board of Directors. In addition, the Board of Directors also held a joint meeting with the Board of Commissioners to discuss the performance of Angkasa Pura II.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
BOD
190
DU
Februari February
Maret March
April April
7
29
25
15
9
23
1
1
1
-
1
Juli July
Agustus August
September September
Oktober October
November November
Desember December
25
14
12
8
15
21
29
6
7
10
14
20
27
1
1
1
1
1
1
1
−
1
1
-
−
1
Jumlah Total 14
WD
1
1
1
1
1
1
-
1
1
1
1
1
1
−
1
-
−
1
14
DO
1
1
1
-
-
1
1
1
1
-
1
1
1
−
1
1
1
1
14
DK
-
1
1
1
1
1
1
−
−
-
−
1
11
DN
1
1
1
1
1
1
1
1
1
-
−
1
15
DP
-
1
1
1
1
1
1
1
1
-
−
1
12
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
1
1
1
1
1
-
1
1
1
1
-
1
1
1
Pelatihan Direksi
Training of Directors
Selama tahun 2010, dalam rangka peningkatan dan pengembangan kompetensi untuk menunjang tugas pengelolaan perusahaan, Direksi telah mengikuti berbagai seminar, workshop, conference dan talk show baik di dalam maupun luar negeri antara lain:
During 2010, in order to improve and develop the competency to support the task of managing the company, the Directors have attended various seminars, workshops, conferences and talk shows both at home and abroad, among others:
Jabatan/ Unit Kerja Position/ Operational Unit
Nama Name
Waktu Pelaksanaan Operational Date
Negara Tujuan Negara Tujuan
Kegiatan Event
1
Endang A. Sumiarsa
Director of Personnel and General Affairs
12-14 Januari 2011 January 12-14 2011
Malaysia
The 5Th ACI Asia Pacific HR Best Practices Seminar
2
Rinaldo J. Aziz
Deputy Director
23-25 Februari 2011 February 23-25 2011
Singapore
Training 3 Day MBA In Airport
3
Laurensius Manurung
Director of Finance
23-25 Februari 2011 February 23-25 2011
Singapore
Training 3 Day MBA In Airport
4
Sulistio Wijayadi
Director of Commercial and Business Development
23-25 Februari 2011 February 23-25 2011
Singapore
Training 3 Day MBA In Airport
5
Tri Sunoko
President Director
28 Februari-03 Maret 2011 February 28-March 03 2011
Australia
Training 3 Day MBA In Airport
6
Salahudin Rafi
Director of Operations and Engineering
28 Februari-03 Maret 2011 February 28-March 03 2011
Australia
Training 3 Day MBA In Airport
7
Endang A. Sumiarsa
Director of Personnel and General Affairs
28 Februari-03 Maret 2011 February 28-March 03 2011
Australia
Training 3 Day MBA In Airport
8
Laurensius Manurung
Director of Finance
19 Juli 2011 July 19 2011
Malaysia
Seminar Global Chain Summit
9
Salahudin Rafi
Director of Operations and Engineering
3-7 Oktober 2011 October 3-7 2011
India
Benchmark Dengan Komisaris
10
Endang A. Sumiarsa
30 Oktober-07 November 2011 October 30-November 07 2011
Marocco
ACI World Assembly & Benchmark Progamme
11
Director of Personnel and General Affairs
Laurensius Manurung
Director of Finance
28 Oktober-07 November 2011 October 28-November 07 2011
South Africa
Sulistyo Wijayadi
Director of Commercial and Business Development
24-30 Oktober 2011 October 24-30 2011
Germany
Undangan Travelounge “Gathering & Workshop Pemahaman Media, Tips Fotografi & Liputan Wisata
Corporate Secretary
Corporate Secretary
Corporate Secretary Angkasa Pura II mengemban misi untuk mendukung terciptanya citra perusahaan yang baik secara konsisten dan berkesinambungan melalui pengelolaan program komunikasi yang efektif kepada segenap pemangku kepentingan. Corporate Secretary memiliki fungsi utama dalam rangka membantu tugas Direksi, yaitu sebagai liaison officer (public relation/ corporate communication), institution relations, GCG implementation, monitoring pencapaian Key
Corporate Secretary of Angkasa Pura II is on a mission to support the creation of a good corporate image consistently and continuously by managing communication effectively with all stakeholders. Corporate Secretary has the primary function to assist the Board of Directors undertaking its duties, namely as a liaison officer (public relations/corporate communication), the institution relations, GCG implementation, monitoring Key Performance Indicator
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No
191
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
192
Performance Indicator (KPI), monitoring pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) serta administrasi dokumen kebijakan dan notulensi rapat Direksi.
(KPI) achievement, monitoring the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) as well as document policies administration and minutes of the Board of Directors meetings.
Pada tahun 2010, Corporate Secretary Angkasa Pura II dijabat oleh R.P. Hari Cahyono berdasarkan Surat KeputusanDireksiNomor:KEP.03.05.03/00/07/2010/329 tanggal 13 Juli 2010. Corporate Secretary memberikan laporan secara berkala mengenai pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya kepada Direksi serta pelaksanaan tugas-tugas lainnya dalam rangka membantu pelaksanaan tugas Direksi.
In 2010, Corporate Secretary of Angkasa Pura II is held by R.P. Hari Cahyono based on the Decree of the Board of Directors Number: KEP.03.05.03/00/07/2010/329 dated 13 July 2010. Corporate Secretary provides regular reports on the implementation of tasks and responsibilities to the Board of Directors and the execution of other tasks in order to help implement the task of Directors.
Wewenang Corporate Secretary antara lain: 1. Menetapkan dan mengendalikan pelaksanaan program unit kerja Corporate Secretary yang tertuang dalam RKAP tahunan dan triwulanan. 2. Menetapkan metode kerja yang sesuai untuk unit kerjanya sehingga dapat melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. 3. Mengajukan rekomendasi kepada manajemen dan unit-unit kerja lain terkait dalam bidangnya untuk kepentingan perusahaan.
The Corporate Secretary has the authority to: 1. Establish and control the implementation of Corporate Secretary work unit programs, which are outlined in the annual and quarterly Company Work Plan and Budget (RKAP). 2. Establish an appropriate work method for the work unit to be able to carry out its duties effectively and efficiently. 3. Ask for recommendations from the management and other work units in their respective areas for the good of the company.
Tugas pokok Corporate Secretary antara lain: 1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja Corporate Secretary. 2. Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi kehumasan secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan antara lain melalui pengelolaan website, penerbitan Annual Report, company profile dan publikasi lain serta penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris termasuk keprotokoleran Direksi dan Dewan Komisaris. 3. Penyusunan sistem dan prosedur kegiatan serta pembinaan teknis fungsi kehumasan secara korporasi termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan, penyelenggaraan hubungan antar lembaga serta pembinaan administrasi kesekretariatan Direksi dan Dewan Komisaris. 4. Penyusunan rencana kebutuhan karyawan fungsi kehumasan secara korporasi pada setiap Bandar udara di wilayah kerja Perusahaan termasuk rancangan pemenuhan standar kualifikasi karyawan sesuai peraturan yang berlaku untuk menunjang kegiatan kehumasan di wilayah kerja perusahaan.
The main duties of the Corporate Secretary are: 1. Formulate policies, foster good organization and management of the Corporate Secretary work unit activities. 2. Schedule activities and evaluate corporate PR programs, including publications and corporate image building through website administration, publication of the Annual Report, company profile, and other materials, as well as maintain good relations with other institutions, and foster good secretarial administration and protocols at the the Board of Directors and the Board of Commissioners. 3. Prepare the system and procedures for activities, as well as foster good corporate PR functions, including publications and corporate image building, organize cross-institutions relations, and maintain secretarial administration at the the Board of Directors and the Board of Commissioners. 4. Prepare plans to recruit sufficient number of employees in corporate PR functions for each airport in the Company’s work area, as well as to meet the employee qualification standard in line with the prevailing regulations to support PR activities in the Company’s work area.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
5. Pemantauan dan pengajuan usulan kepada manajemen maupun unit-unit kerja lain terkait tentang pelaksanaan fungsi kehumasan dan hubungan antar lembaga serta praktik Good Corporate Governance (GCG) di wilayah kerja Perusahaan. 6. Tugas lainnya dari Corporate Secretary adalah sebagai juru bicara korporat, memantau pelaksanaan BOD dan BOC Charter dan memantau kepatuhan korporat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku.
5. Conduct monitoring and submit proposals to the management or other work units regarding the execution of the PR functions and relations between institutions, as well as Good Corporate Governance (GCG) practices in the Company’s work area. 6. Other duties of the Corporate Secretary include as corporate spokesperson, monitoring implementation of BOD and BOC Charter, and also monitoring corporate compliance with existing regulations.
Beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Corporate Secretary selama tahun 2010 antara lain: 1. Memorandum of Understanding (MoU) Perusahaan telah melakukan kerja sama dengan berbagai instansi dalam mengembangkan bisnis kebandarudaraan dan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat melalui penandatanganan MoU. Selama tahun 2011, sebanyak 15 (lima belas) MoU yang telah ditandatangani. Rekapitulasi MoU selama tahun 2011 disajikan dalam Tabel terlampir.
Activities carried out by the Corporate Secretary during 2011 are: 1. Memorandum of Understanding (MoU) The Company has signed a number of MoUs for cooperation with various agencies to develop the airport business and improve service quality for the public. During 2011, fifteen (15) MoUs have been signed as listed in the attached Table.
Tanggal Date
Tempat Venue
Agenda Agenda
Keterangan Description
1
14 Januari 2011 January 14, 2011
Sidoarjo
AP II dengan Induk Koperasi Tani dan Nelayan unit usaha Inkoptan AP II with Parent Cooperative of Farmers and Fisherman, Inkoptan business unit
Kerja sama pengembangan pergudangan di BSH Cooperation for warehousing development in BSH
2
26 Januari 2011 January 26, 2011
RR Auditorium
PT AP II dengan BRI PT AP II with BRI
Kerja sama pengembangan kartu elektronik pra bayar di BSH Partnership for Pre-paid electronic card development in BSH
3
26-28 Januari 2011 January 26-28, 2011
RR Auditorium
AP II dengan PT Telkom AP II with PT Telkom
Penyediaan dan pengembangan layanan sistem Informasi Telekomunikasi AP II Procurement and Development of AP II Telecommunication Information System Service
4
31 Januari 2011 January 31, 2011
Hotel Sultan Jakarta
TNI AU, DJU, AP I dan AP II TNI AU, DJU, AP I and AP II
Pengaturan Penggunaan Bersama Pangkalan Udara dan Bandar Udara The joint management and operation of airbases and airports
5
9 Februari 2011 February 9, 2011
Hotel Sultan Jakarta
AP II dengan Jamdatun AP II with Jamdatun
Kerja sama penanganan masalah hukum bidang perdata dan tata usaha negara Coorporation for civil court matters and state administration
6
14 Maret 2011 March 14, 2011
Auditorium Plaza Mandiri Jakarta
AP II dengan PT Energy Management Indonesia (Persero) AP II with PT Energy Management Indonesia (Persero)
Konservasi energi dan implementasi efisiensi energi Energy conservation and energy efficiency implementation
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No.
193
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
No.
Tanggal Date
Tempat Venue
Keterangan Description
7
15 Maret 2011 March 15, 2011
Auditorium BPK Jakarta
Antara Sekjen BPK RI dengan AP II Sekjen BPK RI with AP II
Pengembangan dan pengelolaan sistem informasi dalam rangka pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara Development and management of information system for state finances management and responsibility inspection
8
16 Maret 2011 March 16, 2011
Auditorium Plaza Mandiri
MoU antara PTT Energy Management Indonesia dengan AP II Mou between PTT Energy Management Indonesia and AP II
Konservasi energi dan implementasi efisiensi energi Energy conservation and energy efficiency implementation
9
30 Maret 2011 March 30, 2011
Auditorium Ged.600 Kantor Pusat AP II
Perjanjian kerja sama antara AP II dengan PT Telkom & PT INTI MoU between AP II with PT Telkom & PT INTI
Penyediaan layanan e-POS di B & Peningkatan Mutu JAATMS e-Pos services supply in B & JAATMS quality improvement
10
31 Maret 2011 March 31, 2011
Auditorium
Perjanjian kerja sama dengan koperasi Jaya Makmur Cooperation agreement with koperasi Jaya Makmur
Pengelolaan lahan di sepanjang jalan kali Perancis Land management along the road Kali Perancis
11
4 Agustus 2011 August 4, 2011
Hotel Borobudur Jakarta
MOU AP II dengan Badan pengembangan SDM Perhubungan MOU AP II with Badan pengembangan SDM Perhubungan
Penyediaan teknisi penerbangan serta diklat teknisi penerbangan Aviation Technicians supply and trainings
12
15 September 2011 September 15, 2011
Kementerian BUMN Ministry of state-owned Enterprise
MOU antara AP II dengan PT Pelindo II MOU between AP II and PT Pelindo II
Pembangunan dan Penerapan Indonesia Logistic Community Services (ILCS) di lingkungan BUMN Logistik Nasional Development and Implementation of Indonesia Logistic Community Services (ILCS) in BUMN Logistik Nasional
13
10 Oktober 2011 October 10, 2011
Savoy Homan Bandung Savoy Homan Bandung
MoU/BASTO dengan Walikota Tanjung Pinang MoU/BASTO with Mayor of Tanjung Pinang
Lahan pemerintah kota Tanjung Pinang seluas 38 hektar 38 hektare area Government land in Tanjung Pinang city
14
22-23 November 2011 November 22-23, 2011
Papandayan Hotel, Bandung
MoU antara BP Kawasan Batam dengan AP II MoU between BP Kawasan Batam with AP II
PJP Internasional PJP Internasional
15
28 November 2011 November 28, 2011
Hotel Inna Putri Bali
PT Garuda Indonesia dengan PT AP II PT Garuda Indonesia with PT AP II
Peningkatan pelayanan dan fasilitas serta penataan terminal 2E dan 2F BSH Service and facilities enhancement and restructuring 2E and 2F BSH terminal
TATA KELOLA PERUSAHAAN
194
Agenda Agenda
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
2. The Company’s 2011 Meeting Activities Corporate Secretary is responsible to organize the Company’s meeting. Meetings conducted include PreGeneral Meeting of Shareholders, General Meeting of Shareholders, Pre-Work Meeting, Coordination Meeting, and Board Executive Meeting (BOD). Details of the Company’s meetings during 2011 are as follow:
1) Rapat Pra RUPS Tahun 2011, Corporate Secretary menyelenggarakan Rapat Pra Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebanyak satu kali yaitu pada tanggal 10 Juni 2011 bertempat di Ruang Rapat lantai 12 kementerian BUMN. Rapat tersebut dihadiri oleh perwakilan Pemegang Saham (Kementerian BUMN) dan Direksi AP I dengan agenda pembahasan persiapan pelaksanaan RUPS Tahunan untuk pengesahan laporan tahunan 2010.
1) Pre-GMS Meeting In 2011, Corporate Secretary has convened a Pre-GMS Meeting once on 10 June 2011 at a meeting room on the twelfth floor of the Ministry for State-Owned Enterprises building. The meeting was attended by representatives from Shareholders (the Ministry for State-Owned Enterprises) and the Management of AP II, with the agenda to discuss preparation for the Annual GMS to endorse 2010 annual report.
2) Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham pada tahun 2011 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali. RUPS yang pertama dilakukan pada tanggal 24 Juni 2011 bertempat di Ramadha Hotel Bali dengan agenda untuk persetujuan laporan tahunan, pengesahan perhitungan dan penggunaan laba bersih tahun buku 2010 dengan dihadiri oleh Dewan Komisaris, Direksi dan Pejabat setingkat Vice President AP II.
2) General Meeting of Shareholders (GMS) GMS was convened twice (2) in 2011. The first GMS was convened on 24 June 2011 at the Ramadha Hotel in Bali, with the agenda to endorse the annual report and the calculation and use of 2010 net profit, attended by the Board of Commissioners, Board of Directors, and VPlevel officials at AP II.
Rapat kedua dilaksanakan pada tanggal 28 Desember 2011 bertempat di ruang rapat Wijaya Kusuma dengan agenda pengesahan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan RKA Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Tahun 2010.
The second GMS was convened on 28 December 2011 at the Wijaya Kusuma meeting room in the Head Office, with the agenda to endorse Work Plan and Budget (RKA) and the RKA for Partnership and Community Development (PKBL) for 2010.
3) Pra Rapat Kerja Rapat Pra Rapat Kerja pada tahun 2011 dilaksanakan pada tanggal 24 s.d 25 Januari 2011 bertempat di Auditorium Kantor Pusat PT Angkasa Pura II (Persero) dengan agenda persiapan Rapat Kerja Tahun 2011 yang akan diselenggarakan tanggal 26 s.d 28 Januari 2011. Rapat ini dihadiri oleh para General Manager dan Kepala Divisi Kantor Cabang seluruh Indonesia.
3) Preliminary Meeting before Work Meeting The preliminary meeting before work meeting in 2011 is convened on 24-25 January 2011 at the Auditorium in PT Angkasa Pura II (Persero) Head Office, with the agenda to finalize preparation for the 2011 work meeting to be convened on 26-28 January 2011. The preliminary meeting was attended by general managers and head of divisions from branch offices across Indonesia.
3. Kegiatan Rapat Dengar Pendapat Corporate Secretary mempunyai tugas sebagai pelaksana penyelenggaraan kegiatan rapat dengan pendapat (RDP). Selama tahun 2011, telah terselenggara kegiatan RDP sebanyak 9 kegiatan baik dengan DPR
3. Hearings Corporate Secretary is tasked to organize hearings. During 2011, a total of nine (9) hearings have been carried out with the state parliament (DPR) as well as provincial
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
2. Kegiatan Rapat Perusahaan 2011 Corporate Secretary bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan rapat perusahaan. Rapat perusahaan yang dilaksanakan meliputi rapat Pra Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Pra Rapat Kerja, Rapat Koordinasi dan Board Executive Meeting (BOD). Rincian kegiatan rapat Perusahaan selama tahun 2011 sebagai berikut:
195
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance RI maupun DPRD tingkat Provinsi atau DPRD tingkat Kabupaten/Kota. Rekapitulasi kegiatan RDP selama tahun 2011 disajikan dalam Tabel berikut. Tanggal Date
and district/city parliaments (DPRD). A summary of the hearings during 2011 is listed in the following Table.
Tempat Venue
Kegiatan Events
DPRD Banten Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat PT Angkasa Pura II Auditorium Gedung 600 Head Office PT Angkasa Pura II
Kunjungan Kerja Komisi IV DPRD Prov Sumsel dengan agenda dalam rangka mengetahui informasi manajemen PT AP II Working visit by Commission IV DPRD Prov Sumsel with the agenda for PT AP II management information sharings
DPRD Sumatera Selatan DPRD South Sumatra DPRD Komisi III Babel DPRD Commission III Babel 06 April 2011 April 06, 2011
Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat PT Angkasa Pura II Auditorium Gedung 600 Head Office PT Angkasa Pura II
Kunjungan Kerja Komisi III DPRD Prov Babel dipimpin oleh DN Working visit by Commission III DPRD Prov Babel led by DN
DPRD Komisi II Kota Palembang DPRD Commission II Palembang 07 April 2011 April 07, 2011
Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat PT Angkasa Pura II Auditorium Gedung 600 Head Office PT Angkasa Pura II
Kunjungan Kerja Komisi II DPRD Kota Palembang Working visit by Commission II DPRD Palembang
DPR RI Komisi V DPR RI Commission V 05 Agustus 2011 August 05, 2011
Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat PT Angkasa Pura II Auditorium Gedung 600 Head Office PT Angkasa Pura II
Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI, peninjauan & pemaparan terkait master plan integrated T1T2-T3, kunjungan ke stasiun meteorology BSH, Gedung 628, Basarnas serta dilanjutkan dengan buka puasa bersama di rumah makan lembur kuring Working Visit by Commission V DPR RI, master plan integrated T1-T2-T3review and exposure, visit to meteorology BSH station, Gedung 628, Basarnas continued with break fasting in lembur kuring restaurant
08-10 Agustus 2011 August 08-10, 2011
Kualanamu Medan Sumatera Utara Kualanamu Medan North Sumatra
Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Pemprov Sumut, peninjauan Bandara Medan Baru Kualanamu Working visit by Commission V DPR RI to Pemprov Sumut, Bandara Medan Baru Kualanamu overview
TATA KELOLA PERUSAHAAN
DPR RI Komisi VI DPR RI Commission VI
196
22 Agustus 2011 August 22, 2011
Bandara Husein Satranegara Husein Satranegara Airport
Rapat Dengar Pendapat dengan para Direktur BUMN Transportasi dengan agenda Kesiapan BUMN Transportasi dalam menghadapi hari Raya Idul Fitri 1432 H. Kunjungan ke Bandara Husein SastranegaraBandung Hearing with the directors of BUMN Transportation with the agenda of the readiness of BUMN Transportation for the upcoming hari Raya Idul Fitri 1432 H. Visit to Bandara Husein Sastranegara-Bandung
13 Oktober 2011 October 13, 2011
Gedung DPR RI DPR RI Building
Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI Hearing with Commission VI DPR RI
3 November 2012 November 3, 2011
Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat PT Angkasa Pura II Auditorium Gedung 600 Head Office PT Angkasa Pura II
Kunjungan kerja komisi VI DPR RI dalam masa reses Working visit Commission VI DPR RI during recess
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
4. Gathering Dalam menjaga hubungan baik kepada pihak internal dan eksternal baik antar karyawan, mitra kerja maupun warga sekitar, AP II mengadakan kegiatan gathering. Selama tahun 2011, Corporate Secretary telah menyelenggarakan sebanyak 3 (tiga) kali kegiatan Gathering. No
Tanggal Date
Tempat Place
4. Gathering AP II routinely organized gathering activities to maintain good relations internally and externally, between employees, vendors/work partners, and communities near company premises. During 2011, Corporate Secretary has organized three (3) gathering activities. Kegiatan Event
Keterangan Notes
1
16-17 Februari 2011 February 16-17, 2011
Bintan LagoonTanjungpinang Bintan LagoonTanjungpinang
Tenant Gathering Tenant Gathering
Dihadiri oleh konsisioner Bandara Soekarno-Hatta dan airlines Attended by konsisioner of Bandara Soekarno-Hatta Airport and airlines.
2
21-22 Juni 2011 June 21-22, 2011
Swiss Bell Hotel Medan Swiss Bell Hotel Medan
Pre marketing Bandara Kualanamu Pre marketing Bandara Kualanamu
Dihadiri para operator A/L dom & int’l, Inaca, G/H, YLKI, Regulator. Attended by operator of A/L dom & int’l, Inaca, G/H, YLKI, Regulator.
3
29 September 2011 September 29, 2011
Area Hutan Lindung T3 Bandara Soekarno-Hatta Conservation Forest Area Terminal Soekarno-Hatta Airport
Employee Gathering PT AP II Employee Gathering PT AP II
Dihadiri oleh seluruh karyawan Kantor pusat, BSH, HLP, mitra kerja dan mitra usaha. Ditandai dengan penanaman pohon mahoni. Attended by head office employees, BSH, HLP, partners and business partners. Marked by Mahoni trees planting.
5. Speech of Directors In supporting the Board of Directors, Corporate Secretary helps and assists the Directors in many ways including the text for Directors’ speech. During 2011, Corporate Secretary has prepared 17 texts of Directors’ speech for Angkasa Pura II activities.
6. Penyusunan Revisi SOP Corporate Secretary Pada tahun 2011 Corporate Secretary menyelesaikan revisi Standard Operating Procedurs (SOP) dan telah ditandatangani oleh Direktur Utama pada tanggal 16 Januari 2012 sebagaimana Keputusan Direksi Nomor: KEP.01.02/01/12/2012.
6. Revision Forming of SOP Corporate Secretary In 2011, Corporate Secretary has completed Standard Operating Procedurs (SOP) revision and signed by President Director on 16 January 2012 as stated in the Decree of Board of Commissioners No.: KEP.01.02/01/12/2012.
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
5. Pidato Direksi Dalam mendukung kelancaran pelaksanaan tugas Direksi, Corporate Secretary membantu dan menyiapkan berbagai keperluan Direksi salah satunya adalah naskah Pidato Direksi. Selama tahun 2011, Corporate Secretary telah menyiapkan 17 naskah pidato Direksi dalam berbagai kegiatan AP II.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
197
Profil Sekretaris Perusahaan Tahun 2011 Profil Corporate Secretary in 2011
TATA KELOLA PERUSAHAAN
R.P. Hari Cahyono
198
Warga Negara Indonesia. Lahir di Malang pada 12 Desember 1966. Menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan mulai tahun 2010-sampai sekarang. Menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam As-Syafi’iyah tahun 1995 dan memperoleh gelar Master of Business Administration pada Institut Teknologi Bandung di Bandung tahun 2006. Memiliki pengalaman menduduki jabatan penting antara lain: VP of Property & Subsidiary Business Development tahun 2008, Board of Commisioners Secretary tahun 2006, Fiscal Administration Manager tahun 2004, KASEKTAP PANPEL tahun 2003.
Citizen of Indonesia. Born in Malang on 12 December 1966. Served as Corporate Secretary from 2010-until now. Graduated Bachelor (S1) in 1995 at the Faculty of Economics, University of Islam As-Syafi’iyah and obtained his Master of Business Administration at the Institut Teknologi Bandung in Bandung in 2006. Having the experience of important positions including: VP of Property & Subsidiary Business Development in 2008, the Board of Commisioners Secretary in 2006, Fiscal Administration Manager in 2004, KASEKTAP PANPEL in 2003.
Training, seminar dan konferensi yang pernah diikuti baik di dalam negeri maupun luar negeri diantaranya yaitu: Corporate Citizen Days di Jakarta 2009, Malcom Baldrige di Jawa Barat 2007, Kiat Dunia Usaha dalam Menyikapi Bagian Kredit, BBM dan TDL di Bandung 2006, Emotional Spiritual Quotient di Jakarta 2006, Fist Annual Converence &Exhib FQ di Kuala Lumpur 2005, Pemeriksaan dan Penyelidikan Pajak di Jakarta 2005, Quality Service at Airport di Kuala Lumpur 2005 dan Kiat & Strategi Mengelola Pelayanan Pelanggan di Jakarta 2005. Pelatihan manajerial yang pernah diikuti, antara lain: Eksekutif Manajemen Bandara di Jakarta 2007 dan Manajer Muda Angkatan XIII di Tangerang 2002.
Training, seminars and conferences participated both domestically and abroad including: Corporate Citizen Days in Jakarta 2009, Malcolm Baldrige in West Java in 2007, How to Deal with Credit Issue in the Business World, BBM and TDL in Bandung in 2006, Emotional Spiritual Quotient in Jakarta in 2006, Fist Annual Converence & Exhib FQ in Kuala Lumpur in 2005, the Tax Inspection and Investigation in Jakarta in 2005, Quality Service at Airport in Kuala Lumpur in 2005 and Tips & Strategies of Managing Customer Service in Jakarta 2005. Managerial training have been participated with, among others: Airport Management Executive in Jakarta in 2007 and Junior Manager Class XIII in Tangerang 2002.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
AUDIT INTERNAL
INTERNAL AUDIT
PERSONIL AUDIT INTERNAL
PERSONNEL
Periode Januari 2011, Audit Internal didukung oleh 25 (dua puluh lima) personil dengan kualitas dan kompetensi sesuai yang dipersyaratkan dalam uraian tugasnya. Komposisi SDM Audit Internal tahun 2011 berdasarkan jabatan dan posisi akhir Desember 2011 adalah sebagai berikut:
In Januari 2011, the personnel of internal audit numbered 25 people with the competence and composition that complied with the required job descriptions. By year-end 2011, the composition of Internal Audit personnel was as follows:
Jabatan Position
Formasi Formation
Existing Existing
1
1
1.
Head Of Internal Auditor
2.
Supv. Auditor
5
5
3.
Senior Auditor
8
11
4.
Junior Auditor
11
3
5.
Staff
2
3
Total
27
23
No
Jabatan Position
Nama Name
Keterangan Description
1 orang kary. MPP
KJ
1
Head Of Internal Auditor
Edy Suyanto
1
2
Spv. Special Affairs Auditor
M. Resky
4
3
Senior Auditor
Enjang Azis
7
4
Senior Auditor
Aisah Suciati
7
5
Spv. Com. & Bus Dev. Auditor
Kartono
4
6
Senior Auditor
Harsono
7
7
Junior Auditor
Suwardi
9
8
Spv. Ops & Eng. Auditor
Setyo Budi
4
9
Senior Auditor
Dwi Warasto
7
10
Senior Auditor
Kholiq Helmi
7
11
Senior Auditor
Joko Nugroho Edi
7
12
Senior Auditor
Asmar
7
13
Senior Auditor
Himawan
7
14
Junior Auditor
Imam Zaenal E.
9
15
Spv. Fin. & SME-CD Auditor
Endang Supriatna
5
16
Senior Auditor
Tarsono
7
17
Senior Auditor
Rafdi
7
18
Spv. Personnel & GA Auditor
Domen Malau
4
19
Senior Auditor
Usmawati
7
20
Junior Auditor
Aryo Mulyanto
9
21
Internal Auditor
Harto
5
22
Staf senior
Sholeh Rosyid
10
23
Staf Junior
Nicolas Prima
12
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No
199
FUNGSI UNIT AUDIT INTERNAL
NTERNAL AUDIT FUNCTION
Mengacu kepada Internal Audit Charter PT Angkasa Pura II (Persero), fungsi Unit Audit Internal adalah: a. Menguji sistem pengendalian internal dalam membantu manajemen dan unit kerja lainnya dalam pencapaian pelaksanaan tugas dan kewajiban yang meliputi: 1) Kehandalan dan integritas informasi; 2) Kesesuaian dengan rencana, kebijakan dan peraturan perundang-undangan; 3) Perlindungan harta kekayaan perusahaan; 4) Penggunaan sumber-sumber daya dan dana secara ekonomis dan efisien; serta 5) Pencapaian program-program perusahaan secara efektif. b. Mengevaluasi kehandalan dan efektifitas sistem pengendalian internal dengan memberikan bantuan berupa analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi mengenai aktivitas yang di-review kepada unit kerja terkait melalui pimpinan perusahaan. Sejalan dengan perubahan paradigma Audit Internal, maka Internal Auditors harus memberdayakan fungsinya sebagai mitra, konsultan dan katalis.
Pursuan to Internal Audit Charter of PT Angkasa Pura II (Persero), the functions of Internal Audit are as follows: a. Assess the internal control system in assisting Management and Operating Units to achieve their duties and responsibilities, including: 1) Reliability and integrity of information; 2) Adherence to business plan, policy, regulation and laws; 3) Ensuring the safety of company assets 4) Utility of resources and funds economically and efficiently; and 5) Achievement of Company programs effectively. b. Evaluate the reliability and effectiveness of the internal control system by providing analysis, assessment, recommendation, consultation and information on activities that are reviewed to the operating unit in question through the President Director. In line with the paradigm shift of Internal Audit, the roles of the Internal Auditors are to serve as partners, consultant and catalysts.
Sebagai mitra, Audit Internal mempunyai kedudukan yang sama dengan unit kerja lain dalam mencapai tujuan perusahaan. Sebagai konsultan internal, Audit Internal memberi masukan dalam proses penyusunan kebijakan, sistem dan prosedur, dengan melakukan review, kajian dan memberikan saran perbaikan setelah melalui diskusi dengan unit kerja terkait secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai Katalis, Audit Internal berperan sebagai media penghubung antara risk owner dengan unit Pembina terutama Direksi.
PELATIHAN & SEMINAR
TRAINING AND SEMINAR
Perusahaan telah mewajibkan semua Audit Internal untuk mengikuti berbagai pelatihan professional dalam rangka sertifikasi guna memenuhi standar yang dibutuhkan perusahaan. Head Of Internal Auditor dan Supervisor Internal Auditor telah mendapatkan pelatihan di bidang profesi dan manajerial yang memadai untuk dapat mengelola Satuan yang dipimpinnya dengan baik.
The Company mandates all Internal Auditors to enroll in several professional courses with regards to certification in order to achieve the required standards of the Company. The Head of Internal Audit and Supervisor of Internal Audit have received trainings in several professions and managerial positions that are sufficient to enable them to manage the Internal Audit Unit.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
200
As a partner, the Internal Auditor is at par with other operating units in achieving Company goals. As an internal consultant, the Internal Auditor provides feedbacks in the formulation of policies, systems and procedures, by undertaking reviews, assessments and providing solutions following discussions with the respective operating units whether directly or indirectly. As a Catalyst, the Internal Auditor acts as a conduit between the risk owner and the supervising unit especially the Board of Directors.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Realisasi Pelatihan Audit Internal Tahun Anggaran 2011 dilaporkan sebagai berikut:
Realization of Internal Audit Training in 2011, as follows:
Diklat Berjenjang Audit Internal oleh PPA&K Internal Audit Training Programs No Urut
Peserta Participants
Pelatihan
Training
1
Dasar-Dasar Audit
8
Audit Basics
2
Audit Opersional
7
Operational Audits
3
Komunikasi & Psikologi Audit
6
Communication & Psychology Audits
4
Audit Kecurangan
11
Fraud Audits
5
Pengelolaan Tugas-Tugas Audit
1
Management of Audit Works
6
Seminar & Pengukuhan PIA
3
Seminar & Designation of Audit Personel
7
Audit Forensik
3
Forensic Audits
8
Manajemen Resiko
2
Risk Management
9
Risk Based Audit
1
Risk Based Audit
10
Penulisan LHA yang Efektif
-
Effective Audit Findings Report
11
Audit Sampling
-
Sampling Audits
12
EDP Audit
2
EDP Audits
13
Self Assessment Internal Kontrol
-
Internal Control Self Assessment
Total
44
Total
Seminar dan diklat lainnya Seminar and other trainings Pelatihan Trainings Interviewing Skills For Fraud Audit & Psikological Approach
Peserta Participants 2
Interviewing Skills For Fraud Audit & Psikological Approach Konggres & Seminar Asosiasi AAI
4
Congress & Seminar Association of Internal Auditors Kongres III dan Seminar AAI
6
Congress III and AAI Seminar Lokakarya Kiat & Stretegi HPS
1
Workshop on Audit Strategies Pelatihan Metode Penyusunan HPS IT
2
IT Training on Audit 18
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Total
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
201
TATA KELOLA PERUSAHAAN
202
KEGIATAN AUDIT INTERNAL PADA TAHUN 2011
INTERNAL AUDIT ACTIVITIES IN 2011
Sesuai dengan kewenanganannya yang diatur dalam Pedoman Pelaksanaan GCG PT Angkasa Pura II (Persero), Audit Internal melaksanakan tugasnya melalui: a. Evaluasi pengendalian internal, pemeriksaan keuangan, pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan operasional dan manajemen, pemeriksaan kontrak dan system informasi, pengembangan kualitas internal dan hubungan dengan entitas luar. b. Memiliki wewenang yang penuh dan tidak terbatas untuk mengakses seluruh sumber daya (informasi, dokumen, catatan, personil dan lain-lain) berkaitan dengan perusahaan dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai Audit Internal.
In line with the its authority that is contained in the GCG Manual of PT Angkasa Pura II (Persero), Internal Audit performs its duties through the following: a. Evaluation of internal control, financial audit, compliance audit, operational and management audit, contract and information system audit, internal quality enhancement and interaction with external entities. b. Exercising full and unlimited authority to access all data sources (information, documents, notes, personnel and others) with respect to the Company in discharging its duties as an Internal Auditor.
Pada tahun 2011, pelaksanaan Audit Internal mencakup berbagai aspek kegiatan di Kantor Pusat dan Kantor Cabang, sesuai rencana audit, selain juga Pemeriksaan Khusus berdasarkan perintah atau instruksi President Director terhadap suatu kasus yang perlu ditangani segera dan secara khusus.
In 2011, Internal Audit covered various aspects of activities at the Head Office and Branch Office, in line with the audit plan, in addition to Special Audits that are carried out upon the order and instruction of the President Director for certain cases that need to be audited urgently and under special conditions.
Audit Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Audits at Head Office and Branch Office
Realisasi pelaksanaan Program Kerja Audit Tahunan (PKAT) tahun 2011 telah diselesaikan pada Unit-unit Kerja di Kantor Pusat dan 12 (dua belas) Kantor Cabang serta pada proyek pembangunan Bandara Kualanamu. Untuk audit Kantor Pusat, direncanakan fokus audit akan lebih menekankan pada pemeriksaan kegiatan pengadaan barang & jasa investasi, IT, Portofolio dan Komersial. Dalam realisasi pelaksanaannya, fokus audit Kantor Pusat menekankan pada proses komersial dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM) perusahaan. Sedangkan untuk pemeriksaan kantor-kantor cabang, Audit Internal fokus pada pemeriksaan di bidang pengelolaan investasi, operasional, teknik dan proses bisnis komersial.
The realization of the Annual Audit Plan for 2011 had been completed at the respective operation units of Head Office and 12 Branch Offices, as well as at the Kualanamu Airport construction project. For the Head Office Audit, the plan is to focus audit works on activities of goods procurement and investment services, IT, Portfolio and Commerce. In reality, audit works were focused on the commercial process and HR management. Whereas for branch office audits, audit works focused on investment management, operations, engineering and commercial businesses.
Adapun jumlah temuan keseluruhan selama tahun 2011 mencapai 225 temuan. Dari jumlah temuan tersebut, beberapa temuan yang sering terjadi di Kantor Cabang dan atau temuan yang perlu tindak lanjut Kantor Pusat antara lain: 1. Bidang Keuangan, yaitu mencakup Kepatuhan Administrasi Perpajakan dan Pengelolaan Piutang Usaha 2. Bidang Komersial, yang mencakup Pengelolaan Pendapatan Parkir dan Pengelolaan Kontrak Perjanjian Kerjasama Komersial
The total number of audit findings through out 2011 reached 225 findings. From these findings, a number of findings that tend to occur at Branch Offices and or those that need to be followed up by Head Office, included: 1. Finance aspects, which covered Compliance to Tax Administration and Management of Receivables. 2. Commercial aspects, covering Management of Parking Proceeds and Management of Commercial Contracts.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3. Operational and Engineering aspects, covering Airport Safety Features, Air Traffic Control Services, Maintenance of Building and Equipment, and Procurement of Goods and Services 4. Personal and General Affairs aspects, covering Waiver of Employee Receivables, Fulfillment of Number of Personnel and Alignment of Job Formation; and Provision of Outsourced Personnel.
Seluruh hasil temuan tersebut telah dilaporkan kepada Direktur Utama untuk ditindak lanjuti sesuai prosedur.
All of the above findings had been reported to the President Director for follow up actions as required.
Audit Khusus
Special Audits
Audit Internal melaksanakan Pemeriksaan Khusus berdasarkan perintah atau instruksi Direktur Utama terhadap suatu kasus yang perlu ditangani segera dan secara khusus. Pemeriksaan Khusus dilakukan oleh Auditor yang personilnya ditentukan oleh Head Of Audit Internal dengan dilengkapi Surat Tugas.
Internal Audit carries out Special Audits based on the order or instruction of the President Director on certain cases that need to be audited urgently and specially. Special Audits are undertaken by Audit personnel who are appointed by Head of Internal Auditor with the appropriate Letter of Assignment.
Realisasi Pemeriksaan Khusus selama tahun 2011 mencakup 14 hal pemeriksaan yang masing-masing menghasilkan temuan audit yang telah dilaporkan kepada Direktur Utama.
The realization of Special Audits in 2011 covered 14 audit items that produced their respective audit findings, which had been reported to the President Director.
Selain dari audit Kantor Pusat dan Cabang dan Audit Khusus, Audit Internal melakukan pemeriksaan terhadap beberapa aspek operasional lainnya, yaitu: 1. Cash Opnmae & Stock Opname 2. Counterpart 3. Monitoring Tindak Lanjut Temuan Auditor Tahun 2011 4. Monitoring Investasi 5. Pemeriksaan Fasilitas Peralatan Teknik (Locator) 6. Peninjauan ke Lokasi Pelaksanaan PKBL 7. Pelaksanaan Program Strategis 8. Kegiatan Lainnya.
In addition to audit works carried out at Head and Branch Offices, and Special Audits, Internal Audit also carried out a number of audits on several other operational aspects, namely: 1. Cash & Stock Inventories 2. Counterpart 3. Monitoring of Follow up Actions on 2011 Audit Findings 4. Monitoring of Investments 5. Audit of Engineering Equipment and Facilities (Locator) 6. Site Visits to Activities of PKBL (Partnership Program & Community Development) 7. Execution of Strategic Program 8. Other Activities
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
3. Bidang Operasi dan Teknik, yaitu mencakup Pengamanan Lingkungan Bandara, Pelayanan Keselamatan Penerbangan, Perawatan (maintenance) Peralatan dan Bangunan dan Pengadaan Barang dan Jasa. 4. Bidang Personalia dan Umum, yaitu mencakup Pemotongan Piutang Pegawai, Pemenuhan Jumlah Personil dan Kesesuaian Formasi Jabatan dan Pengadaan Tenaga Kerja Outsourcing.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
203
LANJUT
TEMUAN
MONITORING OF FOLLOW UP ACTIONS ON AUDIT FINDINGS
Sesuai ketentuan Pedoman Kerja Audit Internal mengenai Standar Pelaporan, salah satu tugas dari Head Of Internal Auditor adalah melakukan monitoring atas hasil tindak lanjut rekomendasi auditor, untuk memastikan bahwa rekomendasi sudah ditindaklanjuti auditee dan melaporkan hasil monitoring tindak lanjut tersebut kepada Direktur Utama.
Pursuant to Internal Audit Charter on the Reporting Standard, one of the duties of the Head of Internal Audit is to monitor the follow up actions with respect to the recommendations of the Internal Auditors, in order to ensure that these recommendations have been followed up by the auditees and the results of which are reported to the President Director.
Monitoring Tindak Lanjut Temuan Auditor dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai secara objektif pelaksanaan atas rekomendasi dari temuan auditor dan untuk mengecek kebenaran data baik tertulis maupun fisik di lapangan atas laporan tindak lanjut yang disampaikan oleh Unit Kerja/Kantor Cabang yang bersangkutan.
These monitoring activities are carried out with the aim of assessing objectively the follow up action on the finding recommendations of the auditors, as well as to ascertain the validity of data, whether written or empirically proven at site, as reported by the auditees at the respective Operating Units or Branch Office.
Kegiatan Monitoring Tindak Lanjut Temuan Auditor Internal di Tahun 2011 dilaksanakan sepanjang tahun dengan meminta laporan tindak lanjut kepada auditee secara berkala. Kegiatan cek fisik ke lapangan untuk melihat realisasi fisik pelaksanaan tindak lanjut rekomendasi Audit Internal pada Kantor Pusat dan 12 Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) dilaksanakan pada tanggal 2-20 Januari 2012 dengan total temuan yang dimonitor sebanyak 245 temuan.
The Monitoring of Follow-up Actions on Audit Findings in 2011 was carried out through out the year by requesting periodical follow-up action reports from the auditees. Empirical tests were also carried out on site between 2–20 January 2012 with a total of 245 findings that were monitored.
TATA KELOLA PERUSAHAAN
MONITORING TINDAK AUDITOR INTERNAL
204
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Secara ringkas, rekapitulasi hasil monitoring dapat dilihat pada tabel berikut ini: The following table shows the monitoring activities throughout 2011:
No
Obyek Audit Audit Subject
Tgl Pelaksanaan Date
Jml. Temuan No. of Findings
Tinjut Selesai Compeleted action
Masih Dalam Proses Still in Process
Tinjut Belum Diproses Still to be followed up
Bobot Nilai (%) Weight (%)
KC SIM-Aceh
9-12 Januari 2012 January 9-12 2012
17
16
1
0
99.70%
2
KC Husein S-Bandung
9-12 Januari 2012 January 9-12 2012
12
11
1
0
98.61%
3
KC SSK II-Pekanbaru
4-7 Januari 2012 January 4-7 2012
17
5
12
0
68.33%
4
KC BIM-Padang
4-7 Januari 2012 January 4-7 2012
26
21
4
1
93.33%
5
KC RHF-Tanjungpinang
9-12 Januari 2012 January 9-12 2012
13
8
5
0
90.38%
6
KC Polonia-Medan
4-7 Januari 2012 January 4-7 2012
18
8
9
1
84.75%
7
KC SMB II-Palembang
4-7 Januari 2012 January 4-7 2012
17
12
5
0
96.63%
8
KC Supadio-Pontianak
9-12 Januari 2012 January 9-12 2012
18
9
9
0
94.22%
9
KC Depati Amir-Pangkal Pinang
4-7 Januari 2012 January 4-7 2012
21
16
4
1
91.82%
10
KC Sultan Thaha-Jambi
9-12 Januari 2012 January 9-12 2012
17
13
4
0
97.60%
11
KC Halim PK-Jakarta
9-12 Januari 2012 January 9-12 2012
20
12
8
0
92.30%
12
KC BSH-Tangerang
1-20 Januari 2012 January 1-20 2012
26
14
12
0
94.42%
13
PIU Kuanalamu-Medan (bersamaan dengan PKAT)
10-12 Desember 2011 December 10-12 2012
9
8
1
0
94.35%
14
Kantor Pusat
1-20 Januari 2012 January 1-20 2012
14
6
8
0
80,36%
245
159
84
3
91.20%
Jumlah Total
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
1
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
205
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration Policy of the Board of Directors and the Board of Commissioners
206
Pemberian remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris mengacu kepada keputusan dari Pemegang Saham sebagaimana ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan hasil kajian yang dilakukan oleh Perusahaan. Kajian dalam penetapan remunerasi mempertimbangkan aspek seperti: 1. Kinerja keuangan dan pencapaian Key Performance Indicator (KPI) Perusahaan. 2. Prestasi kerja individu. 3. Kewajaran dengan peer perusahaan lainnya. 4. Pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Perusahaan.
Remuneration of the Board Directors (BOD) and Board of Commissioners (BOC) is in line with the decision of Shareholders as determined at the Shareholders Meeting taking into account the results of a study conducted by the Company. These studies of determination of remuneration considered aspects such as: 1. Financial performance and achievement of Key Performance Indicator (KPI) of the Company. 2. Individual performance. 3. Fairness with other peer companies. 4. Taking into consideration the Company’s long-term goals and strategies.
Hasil kajian tersebut sebagai bahan usulan Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Pemegang Saham.
Results of such studies as the Board of Commissioners the proposed materials to be delivered to shareholders.
Sesuai keputusan Pemegang Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 27 Juli 2011 Nomor: KEP-50/S.MBU/2011 telah ditetapkan besaran penghasilan tahun 2011 dan tantiem tahun buku 2010 bagi Direksi dan Dewan Komisaris.
In accordance to PT Angkasa Pura II Shareholders Resolution Outside GMS Number KEP-50/S.MBU/2011 dated 27 July 2011, the amount of 2011 remuneration and 2010 bonus for directors and commissioners are as follow:
Penetapkan gaji Direktur Utama sebesar Rp 72.500.000,00 per bulan, sedangkan untuk Wakil Direktur Utama 95%, Anggota Direksi 90%, Komisaris Utama 40%, Anggota Dewan Komisaris 36% dari gaji Direktur Utama, ketetapan gaji Direksi dan honorarium Dewan Komisaris mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011. Direksi dan Dewan Komisaris diberikan fasilitas dan tunjangan lainnya sesuai Per-07/MBU/2010 tanggal 27 Desember 2010.
The President Director’s salary is Rp72,500,000.00 per month, while Deputy President Director receives 95% of the amount, other directors receive 90% of the amount, President Commissioner 40%, and other commissioners 36%. The resolution on directors’ and commissioners’ salary came into force on 1 January 2011. Directors and commissioners are provided with other facilities and benefits in accordance with Per-07/MBU/2010 dated 27 December 2010.
Adapun besaran tantiem untuk Direksi dan Dewan Komisaris ditetapkan sebagai berikut: - Berdasarkan evaluasi hasil capaian KPI tahun 2011 yang dilakukan oleh Hertanto, Sidik & Rekan (Polaris International) dengan nilai 93,69%. - Tantiem Direksi dan Dewan Komisaris tersebut di atas dibagi dengan komposisi yaitu: Direktur Utama sebesar 100%, Wakil Direktur Utama 95%, Anggota Direksi 90%, Komisaris Utama 40%, Anggota Dewan Komisaris 36%. - Pembayaran tantiem kepada masing-masing Direksi dan Dewan Komisaris dihitung secara proporsional dengan masa aktif yang bersangkutan serta diperhitungkan dengan uang muka yang telah diterima, apabila ada. - Pajak penghasilan yang timbul akibat pembayaran tantiem dari pembagian laba dimaksud ditanggung oleh yang bersangkutan (penerima).
The amount of bonus for directors and commissioners are set as follow: - Based on the evaluation of 2011 KPI achievements conducted by Hertanto, Sidik & Rekan (Polaris International) with a score of 93.69%. - Bonus of the Boards mentioned above divided by the composition: 100% President Director, 95% Vice President Director, 90% Members of BOD, 40% President Commissioner, 36% Members of BOC. - Payments are calculated proportionally into certain active periods and taking into account advance payments that have been received, if any. - Income taxes arising from profit sharing of the payment of tantiem is on the responsibility of the receiver.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
- Terhadap selisih besaran antara pembebanan tantiem dalam Laporan Keuangan dan ketetapan/keputusan RUPS ditetapkan sebagai tambahan saldo cadangan perusahaan.
- The difference in scale between the imposition of bonus in the Financial Statements and the GMS determination/decision is set as an additional reserve of the company’s balance.
Berikut perincian remunerasi Komisaris dan Direksi tahun 2011: Following is details of remunerations for Commissioners and
No
Nomor Number
Tanggal Berlaku Effective Date
KEP.03.08/00/08/2011/327
1 Januari 2011
KEP.03.08.09/00/10/2008/591
1 Agustus 2008
KEP.03.08.13/00/08/2011/310
4 Agustus 2011
KEP.523/KP.109/AP II-2005
Januari 2005
PER-02/MBU/2009
27 April 2009
Uraian Description
1
Gaji Direksi dan Honorarium Dewan Komisaris Salaries for Directors and Honorarium for Board of Commissioners
2
Pemberian Tunjangan Transpor kepada Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) Transportation Benefits for Board of Commissioners and Secretary of the Board of PT Angkasa Pura II (Persero)
3
Tunjangan Khusus (TK) Tahun 2011 Special Benefits (TK) in 2011
4
Pengaturan Cuti Komisaris dan Direksi Work Leave Arrangement for Commissioners and Directors
5
Pemberian Tunjangan Cuti Tahunan, Tunjangan Cuti Besar, Tunjangan Perumahan dan Tunjangan Biaya Utilitas kepada Direksi Annual Leave and Major Leave Benefit, Housing Benefit and Utility Expenses Benefit for Directors
Kontrak dengan Pengacara dan Notaris: Berhubungan dengan hukum dan legalitas dokumendokumen perusahaan, AP II telah bekerjasama dengan beberapa Law Firm dan Kantor Notaris antara lain: a. Law Offices Remy & Partners sebagai Retainer Lawyer. b. LQQ Media Law Offices dan Law Offices Remy & Partners untuk penyelesaian proses litigasi. c. Kantor Notaris dan PPAT Otty H.C. Ubayani.
Contract with Lawyer and Notary: In terms of law and Company’s legal documents, Angkasa Pura II is in corporating with several Law Firm and Notary Office: a. Law Offices Remy & Partners as Retainer Lawyer. b. LQQ Media Law Offices dan Law Offices Remy & Partners for the settlement of legal process. c. Kantor Notaris dan PPAT Otty H.C. Ubayani.
Perubahan Kebijakan Tahun 2011 a. Seiring dengan perkembangan bisnis kebandarudaraan dan adanya perubahan struktur organisasi PT Angkasa Pura II (Persero) maka diperlukan perubahan dan penyempurnaan Peraturan Perusahaan Nomor 19 tentang Pedoman Kegiatan Komersial dan Pengembangan Usaha di Lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero); b. Berdasarkan hasil evaluasi lapangan dan perubahan struktur organisasi telah diadakan revisi II atas Peraturan Perusahaan Nomor 20 tentang Pengadaan Barang dan/atau Jasa di Lingkungan PT Angkasa Pura II (Persero).
Change of Policy in 2011 a. In line with the development in airport business and changes in PT Angkasa Pura II (Persero) organizational structure, some revisions and refinements are required on Company Regulation Number 19 regarding Guidelines for Commercial Activities and Business Development within PT Angkasa Pura II (Persero); b. Based on field evaluation and changes in the organizational structure, a second revision was conducted on Company Regulation Number 20 regarding Goods and/or Services Procurement within PT Angkasa Pura II (Persero).
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Directors in 2011:
207
Permasalahan Hukum Legal Issues a. Permasalahan Hukum yang hingga saat ini prosesnya masih berjalan sebanyak 31 kasus. b. Permasalahan Hukum yang paling banyak ditangani adalah permasalahan hukum yang berkaitan dengan permasalahan sengketa tanah.
a. There are 31 cases of legal issues, which are still in processing. b. Most of the legal issues are related to the land dispute.
Etika Perusahaan Code of Conduct Dalam rangka mencapai keberhasilan Perusahaan, pelaksanaan GCG perlu dilandasi oleh integritas yang tinggi. Oleh karena itu, pada tahun 2007 Angkasa Pura II telah menyusun Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang menjelaskan mengenai moral Perusahaan dalam menjalankan usaha. Buku Pedoman Perilaku yang memuat pernyataan komitmen seluruh karyawan Angkasa Pura II tersebut juga telah ditandatangani oleh seluruh karyawan dan Pimpinan Perusahaan pada tahun 2008 sebagai komitmen pribadi untuk mematuhi Code of Conduct yang didokumentasikan di Unit Corporate Secretary.
In order to achieve the company’s success, the implementation of good corporate governance (GCG) needs to be grounded on high integrity. Therefore, in 2007 Angkasa Pura II has compiled a Code of Conduct (Code of Conduct) which describes the moral of the Company in running the business. Code of Conduct Book which includes a statement of commitment of all employees of Angkasa Pura II has also been signed by all employees and the Corporate Leadership in 2008 as personal commitment in abiding by the Code of Conduct documented in the Corporate Secretary unit.
Isi Code of Conduct Angkasa Pura II
The Contents of the Angkasa Pura II Code of Conduct
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Beberapa hal penting yang diatur dalam Code of Conduct Angkasa Pura II antara lain: - Pernyataan komitmen bersama. - Penandatanganan komitmen bersama Dewan Komisaris, Direksi, Serikat Karyawan dan Karyawan. - Visi, Misi dan Falsafah/Budaya Perusahaan. - Komitmen Perusahaan terhadap pemangku kepentingan. - Komitmen dan perilaku Insan Angkasa Pura II. - Penegakan Pedoman Perilaku. - Pernyataan komitmen untuk mematuhi code of conduct.
208
Dalam menjaga hubungan yang beretika dengan semua pihak, Angkasa Pura II merumuskan komitmen Perusahaan terhadap pemegang saham (shareholders) maupun pemangku kepentingan (stakeholders) adalah sebagai berikut: - Komitmen terhadap Pemegang Saham, dengan memberikan nilai perusahaan yang terbaik dari aspek financial dan non financial; memberikan laporan yang lengkap, akurat dan tepat waktu serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik; ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Some important things set forth in Angkasa Pura II Code of Conduct, among others: - Statement of joint commitment. - The signing of the joint commitment of the Board of Commissioners, Board of Directors, Workers’ Union and Employees. - Vision, Mission and Corporate Philosophy/Culture. - The company’s commitment to stakeholders. - Commitment and Conduct of Angkasa Pura II employees. - Enforcement of Code of Conduct. - Statement of commitment to comply with the code of conduct. In maintaining an ethical relationship with all parties, Angkasa Pura II formulated the company’s commitment to shareholders and stakeholders which describe as follows: - Commitment to the Shareholder, to create the best value for the company in terms of financial and nonfinancial aspects; provide comprehensive, accurate, and timely reports; and implement good corporate governance practices;
- Commitment to Customers, in order to maintain company reputation, integrity and credibility, as well as in enhancing the relationship between the company and its customers; - Commitment to Employees of Angkasa Pura II, in which the company strives to treat all of its employees in a fair manner in order to create a relationship that will promote the quality and intensity of employee engagement in the company; - Commitment to Suppliers, in which the company engage in a fair and honest business relationship with it suppliers; - Commitment to Business Partners, in which the relationship between the company and its business partners is based on fairness, transparency and good business ethics; - Commitment to Work Partners, through good coordination to protect the interests of the company while providing proportional access to facilitate the duties of work partners; - Commitment to Subsidiaries and Affiliates, through direction and appreciation while maintaining the independency of subsidiaries and affiliates to develop their businesses; - Commitment to the Government, by conducting business in a professional manner, complying with applicable laws, regulations and government policies related to the company’s business activities, and ethical conduct in relationships with government institutions; - Commitment to Society and the Environment, through the implementation of corporate social responsibility in the interest of Good Corporate Citizenship.
Penyebaran Code of Conduct Angkasa Pura II
Code of Conduct Implementation in Angkasa Pura II
Sosialisasi terhadap penerapan Code of Conduct senantiasa dilakukan kepada segenap insan Angkasa Pura II, mulai dari level operasional sampai dengan level top management. Berbagai upaya yang dilakukan Angkasa Pura II dalam rangka penyebaran Code of Conduct meliputi: - Sosialisasi Code of Conduct dalam forum upgrading atau pembekalan karyawan baru. - Penandatanganan pernyataan komitmen terhadap Code of Conduct oleh insan Angkasa Pura II.
Socialization of the implementation of Code of Conduct always applied to all employees in Angkasa Pura II, ranging from operational level through top management level. Various efforts made by Angkasa Pura II in order to spread this Code of Conduct including: - Socialization of Code of Conduct in the upgrading forum or provisioning forum of new employees. - Signing a statement of commitment to the Code of Conduct by Angkasa Pura II employees.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
- Komitmen terhadap Pelanggan, dalam rangka menjaga reputasi, integritas, dan kredibilitas perusahaan serta meningkatkan keharmonisan hubungan perusahaan dengan para pelanggan; - Komitmen terhadap insan Angkasa Pura II, dalam rangka mewujudkan hubungan yang berkualitas, adil serta dapat mendorong intensitas dan kualitas partisipasi insan Angkasa Pura II perusahaan akan memperlakukan insan Angkasa Pura II sebagai anggota perusahaan dengan adil (fair); - Komitmen terhadap Pemasok/Supplier, perusahaan mengelola hubungan dengan jujur dan fair dalam berbisnis dengan pemasok/supplier; - Komitmen terhadap Mitra Usaha, hubungan antara perusahaan dengan mitra usaha dilandasi prinsip kesetaraan, transparan, serta etika bisnis; - Komitmen terhadap Mitra Kerja, dengan senantiasa melakukan koordinasi untuk menjaga kepentingan perusahaan dan memberikan akses secara proporsional untuk kelancaran pelaksanaan tugas mitra kerja; - KomitmenterhadapAnakperusahaandanPerusahaan Afiliasi, dengan senantiasa melakukan pembinaan dan memberikan penghargaan serta menjaga kemandirian (independensi) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi dalam mengembangkan usaha secara keseluruhan; - Komitmen terhadap Pemerintah, dengan menjalankan bisnis secara profesional dengan memperhatikan dan mematuhi peraturan perundang-undangan, dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan aktivitas usaha perusahaan dan berperilaku etis dalam berhubungan dengan instansi pemerintah; - Komitmen terhadap Masyarakat dan Lingkungan, dengan mewujudkan tanggung jawab social perusahaan sebagai wujud Good Corporate Citizenship.
209
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
210
- Sosialisasi pembentukan Tim Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK) kepada seluruh karyawan.
- Socialization to all employees of the formation of Investigation Team for Employees Discipline Violation (KP2DK).
Sebelum menandatangani pernyataan kepatuhan terhadap Code of Conduct, setiap pegawai Angkasa Pura II diwajibkan untuk membaca, memahami dan menghayati Code of Conduct dengan baik dan benar.
Before signing the statement of compliance with the Code of Conduct, each employee of Angkasa Pura II is required to read, understand and appreciate the Code of Conduct properly.
Pelaksanaan pedoman perilaku ini merupakan komitmen dan tanggung jawab seluruh insan Angkasa Pura II yang akan memberi dampak terciptanya suasana yang kondusif bagi pencapaian visi dan misi perusahaan.
Implementation of code of conduct is a commitment and responsibility of all employees of Angkasa Pura II, which will impact the creation of a conducive atmosphere in achieving the company’s vision and mission.
Penegakan Code of Conduct Angkasa Pura II
Enforcement of Code of Conduct in Angkasa Pura II
Angkasa Pura II berkomitmen untuk melakukan penegakan Code of Conduct baik di Kantor Pusat maupun Kantor Cabang. Setiap pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku dan ketentuan-ketentuan pelanggaran disiplin Perusahaan yang berlaku, yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan kerugian finansial maupun non finansial bagi perusahaan, merupakan tindakan indisipliner sehingga patut dikenakan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya. Mekanisme penegakan Code of Conduct terhadap sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Perilaku yaitu: 1. Penanggung jawab penegakan Etika dan Perilaku bagi seluruh insan Angkasa Pura II adalah Direksi. Dalam rangka membantu efektifitas penegakan Code of Conduct, perusahaan membentuk tim Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK). 2. Pelaporan tindakan penyimpangan. Setiap pegawai diwajibkan untuk melaporkan pelanggaran atas penerapan Code of Conduct kepada tim KP2DK di masing-masing wilayah kerjanya. Seluruh laporan tersebut harus disertai data dan/atau bukti pendukung yang akurat agar pelanggaran dapat diproses lebih lanjut. Setiap pelanggaran terhadap Standar Etika dan Perilaku Perusahaan akan dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya. 3. Sanksi pelanggaran. Setiap insan Angkasa Pura II yang terbukti melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku akan dijatuhkan sanksi. Sanksi bagi karyawan ditetapkan oleh Direksi, sedangkan sanksi bagi Direksi dan Dewan Komisaris diputuskan oleh Pemegang Saham melalui RUPS.
Angkasa Pura II is committed in enforcing the Code of Conduct both in the Head Office and Branch Office. Any violation of the Code of Conduct and the company regulations for disciplinary violations, which can directly or indirectly result in financial or non financial loss for the company, is regarded as an indisciplinary action that should be penalized according to the level of infraction. The enforcement mechanisms of the Code of Conduct as set forth in the Code of Conduct, described as follows: 1. The entity responsible for enforcing Ethics and Conduct to all employees is the Angkasa Pura II Board of Directors. In order to establish effectiveness in enforcing the Code of Conduct, the company formed a team of Employee Discipline Violation Audit. 2. The reporting of irregularities. Each employee is required to report violations of the Code of Conduct to EDVA in each jurisdiction. All reports must be accompanied by accurate data and/or supporting evidence so that violations can be further processed. Any violation of the Standards of Ethics and Conduct may be sanctioned by the company in accordance with the level of infraction. 3. Sanctions of violations. Every employee in Angkasa Pura II, proven to have violating the Code of Conduct shall be imposed with sanctions. Sanctions for employees are determined by the Board of Directors, while sanctions for Directors and Board of Commissioners are decided by the shareholders through the GMS.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Sejalan dengan komitmen implementasi GCG terhadap penyediaan sistem pengaduan pelanggaran (WhistleBlowing System), Angkasa Pura II menyediakan saluran pengaduan pelanggaran Standar Etika dan PerilakuPerusahaan melalui pembentukan tim Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK) untuk mendeteksi secara dini fraud yang terjadi. Melalui tim ini, Angkasa Pura II dapat mencegah terjadinya fraud dengan pola pengawasan yang menyeluruh dan melibatkan seluruh pegawai sehingga memberikan rasa aman bagi seluruh pihak yang berinteraksi dengan Angkasa Pura II.
In line with the commitment of GCG implementation on the provision of violation complaint system (WhistleBlowing System), Angkasa Pura II provides a channel of violation complaints of the company’s Standards Ethics and Conduct through the formation of Investigation Team of Employees Discipline Violation (KP2DK) as an early detection of fraud occurrence. Through this team, Angkasa Pura II can prevent fraud by comprehensive monitoring pattern and involving all employees, thus providing a feeling of security for all parties interacting with Angkasa Pura II.
Mekanisme Whistle-Blowing System
Whistle-Blowing System Mechanism
Setiap indikasi adanya pelanggaran pedoman perilaku maupun pelanggaran disiplin dapat disampaikan kepada tim KP2DK di masing-masing wilayah kerja. Laporan atau pengaduan atas pelanggaran akan ditangani sebagai berikut: - Memperlakukan setiap pengaduan baik dari sumber internal maupun eksternal perusahaan sebagai “confidential” atau “rahasia”. - Melindungi siapa saja yang memberikan laporan dan pengaduan atas dugaan perilaku yang menyimpang. - Tindak lanjut dari pelaporan dan pengaduan terhadap dugaan perilaku yang menyimpang adalah melakukan pemeriksaan untuk memastikan kebenaran dugaan penyimpangan tersebut. - Pelaporan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Komisaris.
Any indication of a violation of code of conduct or breach of discipline can be presented to the formation of Investigation Team of Employees Discipline Violation team in each work area. Report or complaint of violation would be handled as follows: - Treat any complaints from both internal and external sources of the company as “confidential” or “secret”. - Protecting anyone who has provided reports and complaints of alleged irregular behavior. - Follow-up of reports and complaints of alleged irregular behavior is by conducting investigation to ensure the truth of the allegations. - Reports on the alleged irregularities committed by members of the Board of Directors are submitted to the Board of Commissioners.
Tindak lanjut adanya pelanggaran oleh karyawan, maka Tim KP2DK melakukan pembahasan pelanggaran yang dilakukan dan mempertimbangkan sanksi yang akan dijatuhkan sesuai peraturan yang berlaku untuk dilaporkan dan direkomendasikan kepada: - Vice President of Human Resources Administration untuk kasus pelanggaran disiplin sedang atau berat dengan ancaman hukuman selain Pemutusan Hubungan Kerja; - Tim Pertimbangan Disiplin Karyawan (TPDK) untuk kasus pelanggaran disiplin berat dengan ancaman hukuman berupa Pemutusan Hubungan Kerja. Tim tersebut dibentuk dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor: KEP.03.07/00/092008/542 tanggal 18 September 2008 tentang Tim Pertimbangan Kepegawaian PT (Persero) Angkasa Pura II.
As a Follow-up to the employee violation, the formation of Investigation Team of Employees Discipline Violation team conducts a discussion on the violation being committed and consider sanctions to be imposed according to the regulations and subsequently to be reported and recommended to: - The Vice President of Human Resources Administration in cases of moderate or severe violations with punishment other than the Termination of Employment; - The Employee Disciplinary Advisory Team (TPDK) for cases of serious disciplinary offenses, under penalty of Termination of Employment. The team was established by Decree of the Board of Directors Number: KEP.03.07/00/092008/542 dated 18 September 2008 regarding the Employment Consideration Team of PT (Persero) Angkasa Pura II.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Whistle-Blowing System Whistle-Blowing System
211
Angkasa Pura II senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas saluran pengaduan pelanggaran yang sudah tersedia untuk diperbaharui pada masa yang akan datang sehingga mampu menampung dan merespon pengaduan pelanggaran dari stakeholders di luar Angkasa Pura II. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir dan mencegah potensi terjadinya risiko reputasi dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II, constantly monitor and evaluate the effectiveness of the violation complaints channel which has been available so that it can be refurbished in the future so as to accommodate and respond to complaints of violations from stakeholders outside of Angkasa Pura II. It aims to minimize and prevent the potential for reputational risk and enhance public confidence in the Angkasa Pura II.
Output Whistle-Blowing System
Output Whistle-Blowing System
Perusahaan berkomitmen untuk menerapkan WhistleBlowing System yang efektif sehingga mampu mencegah terjadinya penyimpangan/kecurangan internal yang dilakukan oleh pejabat/pengurus, pegawai tetap dan tenaga kerja PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional yang mempengaruhi kondisi keuangan Angkasa Pura II secara signifikan.
Company committed to apply an effective Whistle Blowing System in order to able avoid any frauds/internal problems that made by officers/organization manager, employee and contract workers particularly in term of business process and operational activities that affect finance aspect of Angkasa Pura II significantly.
Jumlah penyimpangan internal periode 2010 dan 2011 Total internal frauds in 2010 and 2011
TATA KELOLA PERUSAHAAN
Kasus Cases
212
Jumlah Kasus Total of Cases Direksi dan Dewan Komisaris Board of Directors and Board of Commissioners
Pegawai Employee
2010
2011
2010
2011
Ringan Small
0
0
0
9
Sedang Medium
0
0
1
4
Berat Big
0
0
5
11
Jumlah Total
0
0
6
24
Angkasa Pura II melakukan upaya-upaya dalam rangka pencegahan terjadinya penyimpangan (internal fraud). Upaya-upaya yang dilakukan antara lain: - Pemberian reward di luar bonus bagi karyawan yang berprestasi, antara lain Biaya Naik Haji bagi muslim dan uang tunai bagi karyawan Non Muslim; - Penerapan punishment atas kepatuhan terhadap pelaksanaan setiap kebijakan dan prosedur yang berlaku di lingkungan Angkasa Pura II; - Pengelolaan database tentang Rekam Jejak pejabat/ karyawan Angkasa Pura II berkenaan dengan pelanggaran maupun fraud; - Sosialisasi adanya saluran pengaduan pelanggaran di lingkungan Angkasa Pura II; - Pembentukan Lembaga Kerja Sama BIPARTIT antara Manajemen dengan Serikat Pekerja di Kantor pusat dan seluruh Kantor Cabang; ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Angkasa Pura II perform many efforts in term of avoiding any internal fraud. Those efforts are as follows: - Rewards (on top of bonuses) for high-achieving employees, including paid Hajj pilgrimage for muslim employees and cash rewards for non-muslim employees; - Punishment for non-compliance with the prevailing policies and procedures within Angkasa Pura II; - A track record database on Angkasa Pura II officials and employees regarding violations and/or fraud; - Publicize information regarding the hotline to report violations within Angkasa Pura II; - Establish a bipartite cooperation agency between the Management with the worker’s union at the head office and all branch offices;
- Pembentukan Tim Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK) kepada seluruh karyawan; - Pembentukan Tim Pertimbangan Kepegawaian (TPK) yang bersifat secara korporasi, untuk penanganan Kasus Berat dengan ancaman pemutusan hubungan kerja.
- Establish an Employee Violation Inspection Team (KP2DK) for overall employee investigation; - Establish an Employee Advisory Team (TPK) at the corporate level to handle major cases that can lead to termination of employment.
Perusahaan berkomitmen menyelesaikan permasalahan penyimpangan internal sesuai dengan kerangka aturan yang berlaku dan akan diproses secara fair dan mengedepankan prinsip-prinsip GCG.
Company committed to solve internal fraud problem in accordance with current regulation frame and process fairly, and always give priority on GCG principals.
Informasi Perusahaan Company Information Daftar Siaran Pers yang dikeluarkan oleh Corporate Secretary Angkasa Pura II selama tahun 2011. List of Press Releases issued by the Corporate Secretary of Angkasa Pura II during 2011. Tanggal Date
1
26 Januari 2011 January 26, 2011
2
31 Januari 2011 January 31, 2011
3
11 Maret 2011 March 11, 2011
4
Jumlah Total of Number 2
Tema Theme a. Angkasa Pura II Berhasil Raih Laba 2010 Rp1,26 Triliun Angkasa Pura II has managed to gain profit in 2010 amounting to Rp1,26 Trillion b. Penggunaan Bersama Bandar Udara dan Pangkalan Udara antara PT Angkasa Pura II dengan TNI AU The joint operational of airport and air base between PT Angkasa Pura II and TNI AU
4
a. Ground Breaking Pengembangan Terminal Tahap I Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Ground Breaking Terminal Development Stage I Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang
23 Maret 2011 March 23, 2011
b. AP II Tingkatkan Pengawasan dan Pengamanan Bandara AP II Airport Controlling and Security Enhancement
26 Maret 2011 March 26, 2011
c. Avsec BSH Gagalkan Upaya Penyelundupan Puluhan Ular Sanca ke Dubai Avsec BSH successfully aborted the smuggling operations of Phytons to Dubai
27 Maret 2011 March 27, 2011
d. Avsec Bandara Supadio Bekuk Calon Penumpang Pembawa Ratusan Butir Narkoba Avsec Bandara Supadio arrested passengers with illegal drugs
5 April 2011 April 5, 2011
4
a. Pengembangan Tahap I Terminal Penumpang Bandara Husein Sastranegara Bandung akan dimulai tahun ini Development Stage I Passenger Terminal Bandara Husein Sastranegara Bandung will start on this year
10 April 2011 April 10, 2011
b. Kronologi insiden senggolan antara pesawat Kalstar dengan Wings Air di Terminal 1 C Bandara Soekarno Hatta The chronology of the nudge between Kalstar airplane with Wings air incident at Terminal 1 C Bandara Soekarno Hatta
16 April 2011 April 16, 2011
c. Pasca Bom Cirebon, AP II perketat pemeriksaan dan penjagaan di bandara Cirebon Post-bomb, AP II tighten its security at the airports
29 April 2011 April 29, 2011
d. Slot Koordinator Penerbangan Indonesia Resmi Diluncurkan Coordinator of Indonesia Aviation Slot is officially launched
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
No.
213
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
No. 5
Tanggal Date 9 Mei 2011 May 9, 2011
Jumlah Total of Number 3
b. Sepekan, Angkasa Pura II Raih Dua Award Sekaligus Angkasa Pura II achieved to awards within a week
31 Mei 2011 May 31, 2011
c. AP II Serahkan Paket Perbaikan Gizi Senilai Rp293 Juta di Tangerang Angkasa Pura II gives Improvement of Nutrition Packages with amounted to Rp293 million in Tangerang
6
9 Juni 2011 June 9, 2011
1
Bandara Polonia lampaui Standar Response Time Tanggap Darurat ICAO Bandara Polonia exceed the Standard Response Time of Emergency Response
7
21 Juli 2011 July 21, 2011
2
a. Semester I, AP II lampaui target laba Semester I, Angkasa Pura II exceed its profit target
8
9
1 Agustus 2011 August 1, 2011
b. Desain Baru Bandara Soekarno-Hatta ”Modern Airport With Traditional Flavour” New design of Bandara Soekarno-Hatta ”Modern Airport With Traditional Flavour” 4
10
b. Avsec Soekarno-Hatta tangkap tiga WN Korea pembawa bom Avsec Soekarno-Hatta arrest three Koreans with bomb
13 Agustus 2011 August 13, 2011
c. Ultah ke-27, Angkasa Pura II kucurkan Rp538 Juta santunan pendidikan On its 27th anniversary, Angkasa Pura II contributing by giving Rp538 millions for education
26 Agustus 2011 August 26, 2011
d. Hingga H-4 Lebaran, seribu lebih pebisnis ilegal terazia di bandara SoekarnoHatta Up to 4 days before Lebaran, more than a thousand illegal businessman arrested at Bandara Soekarno-Hatta
4 September 2011 September 4, 2011
2
5 Oktober 2011 October 5, 2011
12
8 November 2011 November 8, 2011
a. Angkasa Pura II operasikan Regulated Agent di Bandara Soekarno-Hatta Mulai 3 September 2011 Angkasa Pura II operate Regulated Agent at Bandara Soekarno-Hatta start on 3 September 2011 b. Bandara Halim Perdanakusuma Lampaui Standar Tanggap Darurat Bandara Halim Perdanakusuma exceed Emergency Response Standard
2
11 Oktober 2011 October 11, 2011 11
a. AP II sediakan ribuan paket takjil gratis setiap hari di seluruh bandara Angkasa Pura II provides thousand of free takjil packages everyday in all airports.
8 Agustus 2011 August 8, 2011
22 September 2011 September 22, 2011
TATA KELOLA PERUSAHAAN
a. Puluhan Calo, Pedagang Asongan dan Taksi Gelap di Bandara Dibekuk Numbers of pander, hawkers and illegal taxi in airports are arrested
17 Mei 2011 May 17, 2011
23 Juli 2011 July 23, 2011
214
Tema Theme
a. Kronologi penanganan kondisi darurat ancaman peledakan terhadap pesawat Garuda Indonesia GA-601 di Bandara Soekarno-Hatta Chronology of Garuda Indonesia GA-601 bombing threats and its management in emergency situation at Bandara Soekarno-Hatta b. Ketepatan waktu penerbangan Haji di Bandara SIM Aceh capai 95% Time accuracy for Hajj flight at Bandara SIM Aceh achieve 95%
4
a. Duta Bandara Sea Games 2011 Di Bandara Soekarno-Hatta Airpot Envoy Sea Games 2011 in Bandara Soekarno-Hatta
22 November 2011 November 22, 2011
b. AP II – Garuda tandatangani kerja sama Peningkatan Pelayanan dan Penataan Fasilitas Terminal 2E dan 2F Bandara Soekarno-Hatta AP II – Garuda signed corporation agreement of the Enchancement of Facilities Services and Management of Terminal 2E and 2F Bandara Soekarno-Hatta
30 November 2011 November 30, 2011
c. AVSEC Bandara Soekarno-Hatta gagalkan penyelundupan ribuan butir ekstasi dan shabu ke Bali AVSEC Bandara Soekarno-Hatta abort thousands of ecstasies and shabu smuggling to Bali
30 November 2011 November 30, 2011
d. Akhir 2012, Pembangunan Bandara Kualanamu optimistis selesai At the end of 2012, the Bandara Kualanamu project will be finished
15 Desember 2011 December 15, 2011
5
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
a. Bandara Husein Sastranegara Penuhi Standar Tanggap Darurat ICAO Bandara Husein Sastranegara achieves the standard of Emergency Response ICAO
No.
Tanggal Date
Jumlah Total of Number
Tema Theme
15 Desember 2011 December 15, 2011
b. Tidak hanya 60.000 Pohon, Angkasa Pura II juga mengucurkan bantuan Rp340 Juta untuk Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Not only 60,000 trees, Angkasa Pura II also gives Rp340 million for Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
23 Desember 2011 December 23, 2011
c. Libur Natal dan Tahun Baru, Angkasa Pura II Layani 2,3 Juta Penumpang During Christmas and New Year holiday, Angkasa Pura II serves 2,3 million of passengers
29 Desember 2011 December 29, 2011
d. Bandara Supadio Pontianak dikembangkan lima kali lebih besar Bandara Supadio Pontianak will be expended up to five times bigger
Jumlah Total
32
Spreading information to all stakeholders is an important part of increasing the transparency principle of information internally and externally, which is expected to help, maintain and enhance knowledge, understanding and positive perception of stakeholders on policies and activities of Angkasa Pura II. In addition to the national print media, information can also be disseminated through: - Internet Site: www.angkasapura2.co.id - Portal BUMN: www.bumn.go.id/angkasapura2 - Annual Report - Magazine Bandarudara Angkasa Pura II
Untuk memperoleh Laporan Tahunan Angkasa Pura II 2011 dan informasi lainnya, dapat menghubungi Corporate Secretary di Kantor Pusat Angkasa Pura II.
To obtain Angkasa Pura II Annual Report 2011 and other information, please contact Corporate Secretary at the Head Office of Angkasa Pura II.
Kantor Pusat Angkasa Pura II Jakarta International Airport Soekarno-Hatta Building 600, PO Box 1001/BUSH Jakarta 19120, Indonesia Tel. : (62-21) 550 5079, 550 5074 Fax. : (62-21) 550 2141 Homepage: www.angkasapura2.co.id Email:
[email protected]
Head Office Angkasa Pura II Jakarta Soekarno-Hatta International Airport Building 600, PO Box 1001/BUSH Jakarta 19120, Indonesia Tel. : (62-21) 550 5079, 550 5074 Fax. : (62-21) 550 2141 Homepage: www.angkasapura2.co.id Email:
[email protected]
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Penyebaran informasi kepada seluruh stakeholders merupakan bagian penting dari peningkatan prinsip transparansi informasi secara internal dan eksternal, yang diharapkan membantu, menjaga dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi positif dari stakeholders terhadap kebijakan dan kegiatan Angkasa Pura II. Selain melalui media cetak nasional, penyebaran informasi juga dilakukan dengan: - Situs Internet: www.angkasapura2.co.id - Portal BUMN: www.bumn.go.id/angkasapura2 - Laporan Tahunan - Majalah Bandara Angkasa Pura II
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
215
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
216
Kinerja Angkasa Pura II tahun 2011 cukup menggembirakan. Capaian kinerja Perusahaan lebih tinggi dari realisasi tahun 2010 dan melampaui target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2011. Sedangkan tingkat kesehatan Angkasa Pura II di tahun 2011 adalah sehat (AA). The performance of Angkasa Pura II in 2011 is enough cheerful. Company’s performance achievement is higher than the realization in 2010 and over the target of Corporate Corporate Budget Plan Plan 2011. While the level soundness of Angkasa Pura II in 2011 is AA rated (Healthy).
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Management’s Discussion and Analysis
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
217
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Tinjauan Umum General Review
218
Keramahan menjadi ujung tombak pelayanan Angkasa Pura II dalam memenuhi kebutuhan para pengguna jasa kebandaraan dan pemangku kepentingan lainnya. Courtesy spearheads the services of Angkasa Pura II in fulfilling the needs of airport customers and other stakeholders.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
FOREWORD
Perubahan peradaban dunia saat ini terus mengarah pada globalisasi yang antara lain ditandai dengan cepatnya kemajuan dan perkembangan teknologi informasi yang mendorong keterbukaan yang bersifat tidak terbatas, termasuk juga keterbukaan dalam pelaporan keuangan yang disajikan perusahaan sesuai dengan International Financial Reporting Standard (IFRS). Dengan demikian informasi yang disajikan haruslah memiliki kehandalan dan akurasi yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan.
Changes in global civilizations continue to point towards the globalization era that among other things are marked by the rapid evolvement and advancement of information technology that leads to increasing transparency that is borderless, including the transparency of financial reporting that is presented by the Company pursuant to the International Financial Reporting Standard (IFRS). To that end, the enclosed financial information has to have the reliability and accuracy that are both authoritative and accountable.
Dengan acuan tersebut, PT Angkasa Pura II bekerja keras untuk merealisasikan visinya, yaitu “menjadi bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.”
With that framework, PT Angkasa Pura II strives to realize its vision, “to operate airports of international standards that can compete regionally.”
Dengan misi mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, Perusahaan terus berupaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis, sehingga dapat memberikan nilai tambah (value added) bagi Stakeholder. Untuk diperlukan suatu perangkat/indikator yang dapat dijadikan tolak ukur untuk menentukan standar penilaian tingkat kesehatan yang dapat mendorong Perusahaan menuju arah peningkatan efisiensi dan memiliki daya saing yang tinggi.
With the mission of managing airport services and providing air traffic control services that emphasize flight safety and customer satisfaction, the Company continues to make every effort to provide added value to stakeholders. To that end, there needs to be a range of indicators that can be used to measure the level of soundness that will propel the Company to perform more efficiently and increase its competitiveness.
PT Angkasa Pura II mengacu kepada Surat Keputusan No.KEP100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, selain juga pada praktik terbaik internasional (international best practice) dalam mempersiapkan laporan keuangannya serta melakukan penilaian tingkat kesehatan BUMN sesuai surat keputusan tersebut di atas.
PT Angkasa Pura II refers to the Decision Letter of the Minister of SOE No.KEP100/MBU/2002, of 4 June 2002 on the Assessment of Soundness of State-owned Enterprise, in addition to international best practices, in preparing its financial statements and assessing the soundness of the Company on the basis of the above Decision Letter.
Kinerja Perusahaan Tahun 2011
The Company’s Performance in 2011
Kinerja Perusahaan secara umum dapat mencapai target RKAP tahun 2011. Pencapaian produksi jasa aeronautika dapat melebihi RKAP 2011 kecuali untuk pelayanan aviobridge. Sedangkan untuk pencapaian produksi non jasa aeronautika, terdapat beberapa pos produksi yang pencapaiannya berada di bawah sasaran RKAP 2011.
The Company’s performance in 2011 generally achieved the budgeted targets for the year (RKAP 2011). The achievement of aeronautical services production exceeded targets with the exception of aviobridge service. Whereas in the case of non-aeronautical services production, there were a number of production posts
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
PENDAHULUAN
219
Tinjauan Operasi per Segmen Usaha Operation Review by Business Segment Realisasi pencapaian berbagai pos produksi, sumber daya manusia, keuangan dan investasi pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 1: Executive Summary, berikut ini:
whose achievements were below targets. The realization of several production posts such as personnel, finance and investment in 2011 is presented in Table 1: Executive Summary, as follows:
Dalam ribuan
In thousand
Keterangan Description
RKAP Tahun 2011 Budget 2011 (Rp)
Realisasi Tahun 2011 2011 Realization (Rp)
Aeronautics
Realisasi Tahun 2010 2010 Realization (Rp)
(%) Realisasi Tahun 2011 Terhadap Realization 2011 was compared with RKAP 2011 Budget 2011
-
-
-
-
-
457.465.518
419.385.000
423.742.000
109,08
107,96
2.187.421.792
2.118.302.000
1.952.015.490
103,26
112,06
Total Aeronautics
2.644.887.310
2.537.687.000
2.375.757.490
104,22
111,33
Non-Aeronautics
795.915.721
737.712.000
682.248.275
107,89
116,66
ATS Non-ATS
Cargo Total No I
Uraian
54.607.631
54.320.000
48.364.608
100,53
112,91
3.495.410.662
3.329.719.000
3.106.370.373
104,98
112,52
Satuan Unit
RKA
Realisasi Realization
Deviasi Deviating Nilai
(%)
PRODUKSI
Aeronautics
Pelayanan PJP4U Pelayanan Jasa Penerbangan
ton
20.064.772
21.158.541
1.093.768
5
r.u
137.686.722
144.463.921
6.777.199
5
Flight Services
pax
29.733.677
32.369.812
2.636.135
9
Passenger Services
Aviobridge
pem
217.062
201.035
(16.027)
(7)
Aviobridge
Counter
pax
29.709.220
32.853.981
3.144.761
11
35.969.190
35.045.754
(650.436)
(2)
Rent
Konsesi
ribu Rp
m2
3.434.831
3.749.162
314.330
9
Consession
Throughput Fee
ribu liter
1.415.913
1.706.241
290.328
21
Throughput Fee
Parkir
ribu lbr
21.708
19.857
(1.851)
(9)
Parking
ribu kwh
55.218
55.358
140
0
Electricity Usage
Utilitas:
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Pemakaian Listrik
Utility:
Pemakaian Air
m2
1.776.429
1.775.449
(980)
(0)
Water Usage
Pemakaian Telepon
pes
8.274
8.754
481
6
Telephone Usage
Kargo
ton
694.204
690.688
(3.516)
(1)
SUMBER DAYA MANUSIA Jumlah SDM Pendapatan Usaha/Pegawai
orang juta/ pegawai
8.588
8.142
(446)
(5)
Number of Employees
388
429
41
11
Operating Revenue/Employee
KEUANGAN
FINANCE Profit Loss (Million Rupiah)
Pendapatan Usaha Aeronautika ATS
Operating Revenue 419.385
457.466
38.081
9
Aeronautics ATS
2.118.302
2.187.422
69.120
3
Aeronautics Non ATS
Non Aeronautika
737.712
795.915
52.390
7
Non Aeronautics
Kargo
54.320
54.608
288
1
Cargo
3.329.719
3.495.411
159.879
5
Total Operating Revenue Operating Expenses
Aeronautika Non ATS
Jumlah Pendapatan Usaha Beban Usaha
2.125.961
2.183.313
(36.092)
(2)
Laba Usaha
1.203.757
1.312.098
195.971
16
Operating Income
86.279
167.742
(123.421)
(143)
Non Operating Income
1.290.036
1.479.839
72.550
6
Profit before Tax
967.527
1.090.193
31.223
3
Profit after Tax
321
289
(32)
(10)
Program
(1.069) (37) Pertumbuhan Growth
Contract Value (Billion Rupiah)
Laba Diluar Usaha Laba Sebelum Pajak Laba Setelah Pajak INVESTASI Program Nilai Kontrak (Miliar Rupiah) V
Cargo HUMAN RESOURCES
Laba Rugi (jutaan rupiah)
IV
Counter Non Aeronautics
Sewa
III
PJP4U Services
Pelayanan Penumpang
Non Aeronautika
II
Description PRODUCTION
Aeronautika
220
Realisasi 2010 2010 Realization
NERACA (Jutaan Rupiah) Total Aset
INVESTMENT 2.885
1.817 Realisasi Realization Dec 2010 Dec 2011
Nilai
(%)
BALANCE SHEET (Million Rupiah)
9.149.163
9.975.224
768.630
8
Total Asset
Kas dan Setara Kas
2.247.855
2.149.413
(101.376)
(5)
Cash and Cash Equivalent
Harta Tetap
5.127.495
5.534.281
893.405
17
Fixed Asset
526.666
551.756
57.403
11
Current Liabilities
12.463.968
13.480.416
926.632
7
Equity
Hutang Lancar Ekuitas
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
For the year ending 31 December 2011, the Company posted a net profit after tax of Rp1,090.2 billion or 13% above the Budget for 2011 determined earlier.
Dari segi sumber daya manusia, jumlah SDM yang dipekerjakan Perusahaan hingga akhir tahun 2011 mencapai sebanyak 8.142 orang termasuk PKWT (Pekerja Kontrak Waktu Tertentu) dan outsourcing. Masih terdapat kekurangan sebanya 446 orang dari rencana kebutuhan SDM sebanyak 8.588 orang pada tahun 2011.
In terms of human resources, the number of personnel employed by the Company as of year-end 2011 reached 8,142 people including contract workers and outsourced personnel. This number was still short by 446 people of the required number of personnel planned for the year 2011, which were 8,588 people.
Rencana program investasi tahun 2011 adalah sebanyak 321 program dengan nilai kontrak sebesar Rp2.885 miliar. Hingga akhir tahun 2011, realisasi investasi yang dihitung dari Surat Penunjukkan Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) adalah sebanyak 289 program atau sebesar 90% dari RKAP dengan nilai kontrak Rp1.817 miliar atau sekitar 63% dari RKAP 2011.
The investment plan for 2011 listed a total of 321 projects with a total contract value of Rp2,885 billion. As of yearend 2011, the realized number of investments as indicated by the issuance of the Letter of Appointment for Project Execution in 2011 were 289 projects, accounting for 90% of the targeted projects with a contract value of Rp1,817 billion, or 63% of the investment budget for 2011.
A. Kondisi Umum
A. General Condition
Perekonomian dunia pada tahun 2011 belum menunjukkan perbaikan dengan adanya sejumlah permasalahan ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika yang memicu ketidakpastian di berbagai belahan dunia, termasuk di berbagai sektor industri. Gejolak sosial politik di Afrika Utara yang kemudian berkembang menjadi apa yang dikenal dengan sebutan Arab Spring di Timur Tengah, krisis Selat Hormus yang dipicu oleh isu nuklir Iran, krisis utang beberapa negara eurozone yang tak kunjung reda, serta berbagai bencana alam seperti tsunami dahsyat yang memporakporandakan Jepang bagian timur laut dan banjir besar yang melumpuhkan Bangkok dan sekitarnya, semua ini menjadikan tahun 2011 sebagai tahun yang penuh kecemasan dan kekhawatiran terhadap perkembangan perekonomian dunia secara umum.
The global economy in 2011 had not shown an improvement with critical issues that gripped the eurozone and the US economy continuing to spawn uncertainties in other parts of the world, including for certain industries. The social political unrests that began in North Africa and spread across much of the Middle East in what has since been known as the Arab Spring movement, the crisis in the Strait of Hormuz fueled by the Iranian nuclear issue, the continuing sovereign debt crisis of the eurozone, and various natural disasters such as the huge tsunami that devastated Northeastern Japan, and the flood that crippled the Greater Metropolitan Area of Bangkok, all of these issues had made 2011 a year full of concern and wariness as to the direction of the global economy in general.
Ketidakpastian tersebut tercermin antara lain dari meroketnya harga emas ke tingkatnya yang paling tinggi dalam sejarah, yang sempat menembus USD1,700 per troy ounce, dan harga minyak mentah yang kembali betengger di atas USD100 per barel pada triwulan terakhir tahun 2011, meningkat dari kisaran harga terendah antara USD80 dan USD90 pada triwulan pertama dan ketiga tahun 2011. Pergerakkan harga dan produksi minyak mentah dunia dapat di lihat pada Grafik di bawah ini.
Those uncertainties were reflected among other things by the skyrocketing price of gold to its highest ever, at one time breaking USD1,700 per troy ounce, while the price of crude oil climber north of USD100 per barrel during the last quarter of 2011, up from its lowest range between USD80 and USD90 during the first and third quarters of 2011. The movement of global crude oil price and production could be seen in the charts below.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011, Perusahaan berhasil membukukan laba setelah pajak sebesar Rp1.090,2 miliar atau 13% di atas RKAP 2011 yang telah ditetapkan sebelumnya.
221
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
222
Perubahan Harga Minyak Dunia dan Produksi Minyak Dunia Selama Tahun 2011
Change in World Oil Prices and Production in 2011
Kenaikan harga minyak dunia turut berdampak bagi beberapa sektor di tanah air, salah satunya transportasi udara. Menurut Indonesia National Air Carrier Association (INACA), kenaikan harga minyak dunia turut menyebakan kenaikan terhadap aviation turbine fuel (avtur) di triwulan-4 sebesar Rp8.804,40 per liter dari sebelumnya Rp8.495,66 per liter sepanjang triwulan-3. Sementara rata-rata harga avtur untuk penerbangan internasional turun sebesar 1,43% menjadi USD90,74 sen per liter dari sebelumnya USD92,06 sen per liter. Bagi kepentingan industri angkutan udara di Indonesia, sesuai Keputusan Menteri Nomor 26 Tahun 2010, kenaikan avtur ini harus diantisipasi jangan sampai melebihi Rp10.000 per liter.
The rise of global crude oil price had an impact on a number of economic sectors in Indonesia, including the air transportation sector. According to the Indonesian Association of National Air Carriers (INACA), the rise in global crude oil price caused a rise in the price of aviation turbine fuel (avtur) during the fourth quarter to Rp8,804.40 per litre from Rp8,495.66 per litre throughout the previous third quarter. Whereas the average price of avtur for international flights declined by 1.43% to USD90.74 cent per litre from USD92.06 cent per litre. In the interest of the air transport industry in Indonesia, pursuant to the Minister Decision No. 26 of 2010, the rise in avtur price should be anticipated not to exceed Rp10.000 per litre.
Sederetan permasalahan ekonomi internasional yang tidak kunjung berakhir pasca terjadinya krisis moneter global pada tahun 2008 ternyata tetap bersahabat dengan pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Hal ini karena Indonesia memiliki pasar domestik yang besar, dengan demografi penduduk dari segi usia maupun status socio-ekonomi yang sangat menunjang pertumbuhan ekonomi. Lebih dari 50% penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 240 juta jiwa berusia produktif di bawah 40 tahun. Dan sekitar 34 juta penduduk Indonesia kini tergolong sebagai konsumen kelas menengah, dengan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan yang terus berkembang menurut data Laporan Bank Dunia terakhir. Perkembangan ini turut menunjang pertumbuhan perekonomian nasional selain perkembangan yang sehat bagi sebagian besar sektor industri, termasuk sektor angkutan udara.
The series of international economic issues that had lingered in the post 2008 crisis did not, however, affect negatively on Indonesia’s economic growth. This was due to Indonesia’s large domestic market, with a demographic profile in terms of age group and socio-economic status that is highly conducive to economic growth. More than half of Indonesia’s population of some 240 million people is under 40 years old, in their most productive years. And approximately 34 million Indonesians are now classified as middle-class consumers, whose number and income continue to grow according to the latest World Bank Report on Indonesia. This development contributes significantly to the economic growth of the nation in addition to that of most industries, including the air transport industry sector.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
The State Statistics Board registered the Gross Domestic Product (GDP) growth rate of Indonesia in 2011 to be 6.5%, up from GDP growth of 6.1% in 2010. With the relatively high growth rate against the backdrop of a global economic recession, the macro-economic and monetary policies of the Government of Indonesia and Bank Indonesia succeeded in keeping in check a low inflation rate, averaging 3.79% throughout 2011, as well as bank interest in the range of 6%, and a relatively stable Rupiah exchange rate throughout the year.
Kondisi perekonomian yang kondusif yang disertai pula oleh kebijakan moneter yang berpegang pada azas keberhati-hatian dan kebersinambungan telah menumbuhkan kondisi yang dinamis bagi sektor industri kedirgantaraan, yang tumbuh pesat sejak beberapa tahun terakhir.
This conducive economic environment coupled with prudent and sustainable monetary policies have created a dynamic condition for the air transport industries, which have grown phenomenally over the past several years.
Perbandingan Inflasi Tahun 2009-2011 Bulan JanuariDesember
Comparison of Inflation from January-December of 2009-2011 6.76
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2011 sebesar 6,5%, meningkat dari pertumbuhan PDB sebesar 6,1% pada tahun 2010. Dengan tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi tersebut di tengah kelesuan perekonomian global, kebijakan makroekonomi dan moneter pemerintah Indonesia dan Bank Indonesia mampu menjaga tingkat inflasi yang rendah, yaitu sebesar rata-rata 3,79% sepanjang tahun 2011, selain juga tingkat suku bunga bank di kisaran 6%, dan nilai tukar Rupiah yang relaif stabil sepanjang tahun.
4.74
3.84
3.98
5.00
5.24
6.00
5.18
5.84
7.00
2.75
3.27 2.42
2.93
2.45
2.93 2.26
1.21
0.65
1.73
2.41 0.20
1.06
1.44 0.51
0.09
1.15 0.39
0.05
1.00 0.70
0.36
0.14
0.00 Jan
Jan-Feb
Jan-Mar
Jan-Apr
Jan-May
Jan-Jun
Jan-Jul
Jan-Agus
Jan-Sep
Jan-Okt
Jan-Nov
Jan-Des
-1.00
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
2011
1.00 -0.07
2010
1.14 1.02
2009
0.84 0.89
3.00
2.00
2.66
4.00
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
223
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Inflation Comparation Year on Year, 2009-2011
8,6
2
2010
1
2011
0 Mar-Mar
Apr-Apr
Mei-May
Jun-Jun
Jul-Jul
Okt-Oct
2,41
2,57
Sep-Sep
Nov-Nov
6,96 3,79
4,15
4,42
4,61 2,83
Agus-Aug
2,78
5,8
5,67
6,33
6,44 4,79
6,22
2,75
3 2009
4,61
5,05 5,54
6,04
5,98
2,71 Feb-Feb
3,65
Jan-Jan
3,43
3,81
4
3,72
5
3,91
6
4,16
6,16
7
7,31
7,02
8
6,65
7,92
9
6,84
10
9,17
Perbandingan Inflasi Year on Year, 2009-2011
Des-Dec
Exchange Rates on Transaction
Nilai Tukar Kurs untuk Transaksi
9,200 9,000 8,800 8,600
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Jan
224
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Kenaikan bahan bakar avtur di penghujung tahun 2011 tidak terlalu berdampak pada laju pertumbuhan jasa angkutan udara. Bahkan musim liburan akhir tahun pada bulan Desember 2011 memberi kontribusi terhadap peningkatan trafik pengguna jasa kebandarudaraan di Indonesia. Berbagai kondisi di atas mempengaruhi pertumbuhan bisnis jasa kebandarudaraan, khususnya dalam Aircraft, Passenger, dan Cargo Movement. Berikut ini disajikan pergerakan pesawat, penumpang, dan kargo sepanjang tahun 2011:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
The increase of avtur fuel at the end of 2011 did not materially impact on the pace of growth of the air transport industries. In fact, the year-end holiday seasons of 2011 contributed significantly to the number of air travel passengers passing through airports in the country. These conditions impacted positively on the business of airport services, especially in the number of flight, passenger and cargo movements. The following table presents the movements of flights, passengers and cargoes throughout 2011:
Pergerakan Pesawat, Penumpang dan Kargo Januari-Desember 2011 Movements of Aircraft, Passengers Traffic and Cargo in JanuaryDecember 2011 Pergerakan Pesawat Aircraft Movement Int’l Int’l
Penumpang Passengers
Tumbuh Growth
Domestik Domestic
Tumbuh Growth
Int’l Int’l
Tumbuh Growth
Domestik Domestic
Kargo Cargo Tumbuh Growth
2006
61.722
2,96
358.363
(6,52)
7.514.958
5,84
34.869.414
11,13
2007
60.315
(2,28)
372.252
3,88
8.288.848
10,30
38.366.396
10,03
2008
68.318
13,27
364.479
(2,09)
8.749.918
5,56
37.531.327
(2,18)
2009
71.827
2010 2011
84.970 96.978
Int’l Int’l
Tumbuh Growth
Domestik Domestic
Tumbuh Growth
18,58
247.629
4,13
33,85
284.592
14,93
255.581
(4,31)
316.528
11,22
199.539 267.083
5,14
379.197
4,04
9.357.373
6,94
43.172.647
15,03
223.826
(12,42)
300.373
(5,10)
18,30
412.382
8,75
11.599.931
23,97
51.006.524
18,15
272.999
21,97
329.422
9,67
14,13
461.369
11,88
13.282.018
14,50
59.026.668
15,72
276.878
1,42
419.219
27,26
Sumber: Data Statistik Angkasa Pura II
Source: Angkasa Pura II Statistic Data
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Tahun Year
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
225
Uraian atas Kinerja Keuangan Perusahaan Description on Corporate Financial Performance Komposisi Trafik Pesawat Udara, Penumpang, dan Kargo (%) Composition of Aircraft, Passengers and Cargo Trafic (%)
18
18 40 60
82
82
Trafik Pesawat Udara
Komposisi Penumpang
Komposisi Kargo
Aircraft Traffic
Passenger Composition
Cargo Composition
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Domestik Domestic
226
Internasional International
1. Pergerakan Pesawat
1. Aircraft Movement
Pergerakan Pesawat Domestik menunjukkan tren yang positif sejak tahun 2008, dengan volume trafik yang terus meningkat dari tahun ke tahun, mencapai sejumlah 461.369 rute unit pada tahun 2011. Tingkat pertumbuhan mencapai 4,0% pada tahun 2009, 8,75% pada tahun 2010 dan 11,9% pada tahun 2011. Adapun laju pertumbuhan yang sedikit melemah di tahun 2011 kiranya dapat diatribusikan pada semakin terbatasnya slot parkir pesawat di beberapa bandara yang sudah sangat sibuk, selain pertumbuhan jumlah penumpang pesawat udara yang juga melemah di tahun 2011.
The number of domestic flights has shown positive growth trends since 2008, with the amount of traffic volume that has risen from one year to another, reaching 461,369 route units in 2011. The rates of growth were 4.0% in 2009, 8.75% in 2010 and 11.9% in 2011. The slightly weakening pace of growth in 2011 could be attributed to the limited availability of aircraft parking slot in some of the busier airports, as well as to the pace of growth of passengers that also weakened in 2011.
Pergerakan Pesawat Domestik Domestic Aircraft Movement Pesawat Aircraft 500 400
416.369 412.382 372.252 364.479
379.197
300
11,9
8,75
200 3,88
Trafik Traffic Pertumbuhan Growth
100
4,04 2,09
0 2007
2008
Sumber: Statistik Angkutan Udara Tahun 2011-RDPIT
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
2009
2010
2011 Source: Air Transportation Statistic Year 2011-RDPIT
Meanwhile, the volume of international flight traffic has shown a continuing growth trend since 2007, despite the fact that the pace of growth itself has not been consistent and has gone up and down some what eratically. However, upon a closer look, this eratic pace of growth was merely the result of monetary crisis and global economic recession, the impact of which were felt by consumers in countries that had been exposed to the crisis in 2009, and more recently, in 2011.
Sementara itu, volume trafik Pesawat Internasional menunjukkan tren yang terus meningkat sejak tahun 2007, sekalipun tingkat pertumbuhan itu sendiri tidak konsisten dan mengalami naik dan turun secara cukup mencolok. Namun apabila dikaji lebih dalam, kiranya tingkat pertumbuhan yang turun-naik tersebut merupakan akibat dari krisis moneter dan resesi ekonomi dunia yang dampaknya terasa bagi masyarakat dari negara yang terpaparkan krisis pada tahun 2009 dan lebih dini lagi, di tahun 2011. Pergerakan Pesawat Internasional International Aircraft Movements Pesawat
18,30
Aircraft
96.978
100 84.970
13,27
80
68.318
14,13
71.827
60.315
60 40
5,14
20
Trafik Traffic
(2,28)
Pertumbuhan Growth
0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Statistik Angkutan Udara Tahun 2011-RDPIT
Source: Air Transportation Statistic Year 2011-RDPIT
2. Trafik Penumpang
2. Passenger Traffic
Pergerakan Penumpang Domestik Domestic Passenger Movement Penumpang
60.000.000 50.000.000 40.000.000
15,03
18,15
59.026.668
51.006.524
10,3
15,70
43.172.647 37.531.327 38.366.396
30.000.000 20.000.000 Trafik Traffic
10.000.000
Pertumbuhan Growth
(2,18)
0 2007
2008
Sumber: Statistik Angkutan Udara Tahun 2011-RDPIT
2009
2010
2011 Source: Air Transportation Statistic Year 2011-RDPIT
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Passenger
227
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Trafik Penumpang Domestik menunjukkan tren yang meningkat antara tahun 2008 dan 2011. Hal ini seiring dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang terus membaik dalam kurun waktu yang sama. Namun demikian, terjadi pelemahan laju pertumbuhan trafik penumpang di tahun 2011 yang tumbuh sebesar 15,03%, dibandingkan dengan laju pertumbuhan sebesar 18,15% di tahun 2010. Kiranya perkembangan ini patut dicermati sebab akibatnya untuk mengantisipasi tren selanjutnya.
Domestic Passenger Traffic indicated a growing trend between the years of 2008 and 2011. This growth was in line with the national economy that also grew during the same time period. Nevertheless, there was a perceptible decline in the pace of growth in 2011 that grew by 15.03%, compared to the growth of 18.5% in 2010. This development warrants our attention in order to anticipate future trends.
Pergerakan Penumpang Internasional International Passenger Movements Penumpang Passenger 14.000.000
13.282.018
12.000.000
11.599.931
10.000.000 8.000.000
8.288.848
8.749.918
9.357.373
23,97
6.000.000 4.000.000 Trafik Traffic
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
5,56
2.000.000
Pertumbuhan Growth
228
14,50 10,30 6,94
0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Statistik Angkutan Udara tahun 2011-RDPIT
Source: Air Transportation Statistic Year 2011-RDPIT
Trafik Penumpang Internasional juga menunjukkan tren pertumbuhan positif sejak tahun 2007; sekalipun jelas sekali pengaruh resesi ekonomi dunia terhadap tingkat pertumbuhan yang relatif rendah di tahun-tahun 2008 dan 2009. Tingkat pertumbuhan mencuat di tahun 2010 seolah menandakan mulai pulihnya perekonomian global, namun kembali terpuruk di tahun 2011 seiring krisis eurozone dan masih melemahnya perekonomian Amerika Serikat dan Jepang, yang bahkan dilanda musibah tsunami. Namun seiring waktu dan pulihnya perekonomian dunia, laju pertumbuhan trafik Penumpang Internasional ke dan dari Indonesia diharapkan kembali meningkat.
International Passenger Traffic has also shown a positive growth trend since 2007; although it is readily evident that the impact of the global economic recession has dampened growth in 2008 and 2009. The pace of growth had picked up again in 2010 as if to indicate a recovery in the global economy, but slumped again in 2011 as a result of the eurozone debt crisis, the struggling US Economy and the weak Japanese economy that suffered from the tsunami disaster. However, with the passage of time and eventual recovery of world economy, the pace of growth of international passenger traffic from and to Indonesia is expected to rise again.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3. Pergerakan Kargo
3. Cargo Movement
Pergerakan Kargo Domestik Domestic Cargo Movement Kargo Cargo 450.000
419.219
400.000 350.000 300.000
284.592
316.528
300.373
329.422
27,3
250.000 200.000
14,93
150.000
11,22
100.000
Trafik Traffic
9,67 (5,10)
50.000
Pertumbuhan Growth
0 2007
2008
2009
2010
2011
Sumber: Statistik Angkutan Udara tahun 2011-RDPIT
Source: Air Transportation Statistic Year 2011-RDPIT
Secara umum terjadi pertumbuhan cukup tinggi dalam 5 (lima) tahun terakhir untuk pergerakan Kargo Domestik yang menunjukan bahwa peluang bisnis ini cukup memberikan harapan untuk peningkatan kinerja Perusahaan, walaupun pada tahun 2009 terjadi penurunan, akan tetapi mengalami kenaikan kembali di tahun 2010 sebesar 9,67 %, dan sebesar 27,3% pada tahun 2011. Perkembangan ini sedikit banyak menggambarkan kedayatahanan (resilience) perekonomian Indonesia terhadap gejolak ekonomi global. Sekalipun sempat terganggu di tahun 2008 dan 2009, namun cepat pulih kembali dan bahkan menguat secara signifikan di tahun 2010 dan 2011.
There has been significant increases in the general growth of domestic cargo movements during the past five years, which showed that this particular business offers significant opportunity for increased performances by the Company, despite the fact that in 2009 growth was negative, albeit it rebounded in 2010 with a growth rate of 9.67% and 27.30% in 2011. This trend by and large show the resilience of the Indonesian economy against global economic turmoil. Despite slowing down in 2008 and 2009, growth quickly returned in both 2010 and 2011.
Pergerakan Kargo Internasional International Cargo Movement Kargo 300.000 250.000
267.083 33,85
272.999 276.878
255.581 223.826
21,97
200.000 150.000 100.000 Trafik Traffic Pertumbuhan Growth
1,42 (4,31)
50.000
(12,42)
0 2007
2008
Sumber: Statistik Angkutan Udara tahun 2011-RDPIT
2009
2010
2011 Source: Air Transportation Statistic Year2011-RDPIT
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Cargo
229
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Pergerakan Kargo Internasional selama 3 (tiga) tahun terakhir cenderung meningkat, walaupun tingkat pertumbuhannya jelas sangat terpengaruh oleh resesi ekonomi global pada tahun 2008 dan 2009, serta krisis moneter eurozone di tahun 2011. Sebagaimana halnya trafik Penumpang Internasional, pergerakan Kargo Internasional diharapkan kembali menguat seiring dengan waktu dan pulihnya perekonomian global.
International cargo movements during the past three years had a tendency to increase, although their rates of growth were clearly dampened by the global economic malaise in 2008 and 2009, and from the eurozone debt crisis in 2011. As well as that of International Passenger Traffic, the movements of International Cargo are expected to strengthen along with the passage of time and global economic recovery.
Gambaran Singkat Kinerja Perusahaan
Brief Overview of Company Performance
Di tahun 2011, PT Angkasa Pura II terus tumbuh dan berhasil meningkatkan kinerjanya dalam jasa kebandarudaraan. Kombinasi dari disiplin keuangan, kekuatan inovasi, dan efektivitas pengembangan strategi bisnis telah membuat Perusahaan semakin kompetitif sekaligus memperkokoh landasan untuk tumbuh secara berkelanjutan.
In 2011, Angkasa Pura II continued to grow and succeeded in improving its performance in airport services. A combination of fiscal discipline, innovative strength and effective strategic development has made the Company more competitive while also strengthened the foundations for sustainable future growth.
Kinerja PT Angkasa Pura II (Persero) selama tahun 2011 terlihat dari pencapaian laba setelah pajak sebesar Rp1.090,2 miliar, melebihi target yang sudah ditetapkan yaitu Rp967.522 miliar. Hal ini berasal dari laba usaha sebesar Rp1.312,1 miliar (16% di atas RKAP 2011). Pencapaian laba usaha di atas RKAP ini adalah hasil realisasi pendapatan usaha sebesar Rp3.495,4 milliar dan beban usaha sebesar Rp2.183,3 milliar.
The performance of the Company in 2011 was evident from the achievement of a net profit after tax of Rp1,090.2 billion, surpassing the targeted budget of Rp967,522 billion. This was derived from an operating profit of Rp1,312.1 billion (16% above 2011 budget). This above-budget achievement of operating profit was realized from operating revenues of Rp3,495.4 billion and operating expenses of Rp2,183.3 billion.
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Rp3.495,4 miliar Pendapatan Usaha
230
Rp1.090,2 miliar Laba (Rugi) Setelah Pajak
Kinerja keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) mengalami tren positif selama 5 tahun dapat dijelaskan melalui tabel berikut.
Rp1.479,8 miliar Laba (Rugi) Usaha
The financial results of Angkasa Pura II showed a positive growth trends over the past five years, as seen from the following table:
Kinerja Keuangan 2007 s.d 2011 Realisasi Realization Uraian Description
2011
RKA 2011
1
2007
2008
2009
2010
2
3
4
5
Dev 2011
Trend
Sebelum Sebelum Konsolidasi Konsolidasi Konsolidasi Konsolidasi 2011Before Consolidation Before Consolidation 2010 Consolidation Consolidation 6
7
8
9
2010- 2009- 20082009 2008 2007
10
11
12
13
LABA RUGI Profit and Loss Pendapatan/Beban Usaha Revenue/Operation Expenses Pendapatan Usaha Operating Revenue
3.329.719 2.057.767 2.276.524 2.745.479 3.106.370
3.488.533
3.495.411
5%
5%
13%
13%
21%
11%
Jumlah Beban Usaha Total of Operating Expenses
2.125.961 1.484.766 1.520.530 1.646.782 1.868.030
2.180.810
2.183.313
3%
3%
17%
13%
8%
2%
Laba Rugi Usaha Operating Profit and Loss
1.203.757
1.307.722
1.312.098
9%
9%
6%
13%
45%
32%
573.001
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
755.994 1.098.697 1.238.340
Realisasi Realization Uraian Description
2011
1
2008
2009
2010
2
3
4
5
Trend
Sebelum Sebelum Konsolidasi Konsolidasi Konsolidasi Konsolidasi 2011Before Consolidation Before Consolidation 2010 Consolidation Consolidation
RKA 2011 2007
Dev 2011
6
7
8
9
10
2010- 2009- 20082009 2008 2007 11
12
13
Pendapatan/Beban Di Luar Usaha Revenue/Non-Operating Cost Pendapatan Di Luar Usaha Non-Operating Revenue
118.596
167.248
421.859
358.763
254.731
289.378
224.071
144%
89%
-12%
-29%
-15%
152%
32.317
44.338
228.174
245.740
113.482
124.082
56.330
284%
74%
-50%
-54%
8%
415%
86.279
122.910
193.685
113.023
141.250
165.297
167.742
92%
94%
19%
25%
-42%
58%
1.290.036
695.911
949.679
1.211.720 1.379.589
1.473.019
1.479.839
14%
15%
7%
14%
28%
36%
Pos Luar Biasa Extraordinary Account
-
8.926
-
-
-
Bagian Laba (Rugi) Bersih Anak Perusahaan Net-Profit (-Loss) Subsidiaries
-
-
-
-
-
Pajak Badan Corporate Tax
322.509
193.467
277.886
341.646
343.983
389.646
389.646
21%
21%
13%
1%
23%
44%
Laba Bersih Net Profit
967.527
493.518
671.794
870.074 1.035.607
1.083.373
1.090.193
12%
13%
5%
19%
30%
36%
20%
30%
36%
Beban Di Luar Usaha Total of Non-Operating Expenses Laba Rugi Di Luar Usaha Non-Operating Profit and Loss Laba Rugi Sebelum Pajak Profit and Loss after Tax
-
-100%
Pendapatan Komprehensif Lain Tahun Berjalan Setelah Pajak Other Comprehensive Income After Tax on the Current Year -
-
-
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Total Comprehensive Profit on the Current year
967.527
493.518
671.794
-
5.006
870.074 1.040.613
Di tahun 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) memulai berbagai kegiatan pengembangan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas fasilitas pelayanan jasa kebandarudaraan agar tercipta fasilitas yang lancar, aman, nyaman dan tertib dengan memperhatikan keselamatan penerbangan diantaranya: 1. Ground breaking Pengembangan Terminal Bandara SMB II-Palembang di bulan Maret 2011; 2. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Operasional (BASTO) lahan yang dilakukan Wali Kota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, dengan Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri S. Sunoko, seluas 38 hektar lebih untuk pengembangan Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang kepada PT Angkasa Pura II di bulan Oktober 2011; 3. Ground breaking pembangunan Terminal Bandara Depati Amir di Pangkalpinang seluas 12.170 meter2 di bulan Oktober 2011;
6.725
1.083.373
1.096.918
34%
13%
13%
5%
In 2011 Angkasa Pura II undertook various development activities that were aimed at enhancing the capacity of airport facilities in order to provide smooth, safe, comfortable and orderly services with due attention on the safety of flights, among others: 1. Ground breaking for the construction of a new terminal at the SMB II Airport in Palembang in March 2011; 2. Signing of the official document between the Mayor of Tanjungpinang, Suryatati A Manan, and the President Director of PT Angkasa Pura II (Persero), Tri S. Sunoko, pertaining to the transfer of 38 hectares of land for the expansion of Raja Haji Fisabilillah International Airport in Tanjungpinang to Angkasa Pura II in October 2011; 3. Ground breaking for the construction of a new 12,170 square-meter terminal at Depati Amir Airport in Pangkalpinang in October 2011;
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual Financial Assets available for sale
231
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
232
4. Ground breaking Pembangunan Terminal bandara Sultan Thaha-Jambi, yang diresmikan oleh Wakil Menteri Perhubungan, Bapak Bambang Susantono, di bulan Desember 2011; 5. Ground breaking pengembangan Bandara SupadioPontianak, diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, Bapak Drs. Cornelis, didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Komisaris PT AP II, Komisi V DPR RI dan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) di bulan Desember 2011.
4. Ground breaking for the construction of the new terminal of Sultan Thaha Airport in Jambi, officiated by the Deputy Minister of Transportation, Mr. Bambang Susantono, in December 2011; 5. Ground breaking for the development of Supadio Airport in Pontianak, officiated by the Governor of West Kalimantan, Mr. Cornelis, accompanied by The Director General of Air Transportation, the Commissioner of Angkasa Pura II, Commission V of the House of Representatives RI and the Regional Leadership Representatives in December 2011.
PT Angkasa Pura II (Persero) mengalami beberapa peristiwa penting sepanjang tahun 2011. Bertepatan pada hari ulang tahun PT Angkasa Pura II (Persero) ke27, Perusahaan mengucurkan bantuan pendidikan dan santunan senilai Rp538 juta kepada 1.704 masyarakat tidak mampu dan kaum dhuafa yang berada di sekitar lingkungan bandara.
Angkasa Pura II underwent several major events throughout 2011. On the occasion of its 27th anniversary, the Company donated educational funds and other charities amounting to Rp538 million to 1,704 members of the communities who are underprivileged and in need of assistance.
Prestasi lain yang dicatat PT Angkasa Pura II adalah menerima Penghargaan Bahasa 2011 dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena bandara-bandara yang dinilai telah menggunakan dan mengutamakan Bahasa Indonesia daripada bahasa asing dalam media/ sarana informasi berupa petunjuk arah di luar maupun di dalam terminal.
Another achievement by the Company was the recognition received by Angkasa Pura II from the Language Development and Enhancement Board of the Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia, the 2011 Language Award, for actively using and prominently displaying signages in Bahasa Indonesia instead of foreign languages in all of its airports, whether inside or outside of the terminals.
KAJIAN OPERASIONAL PER SEGMEN BISNIS
REVIEW OF BUSINESS SEGMENTAL OPERATIONS
Untuk mencapai visi menjadi world-class airport tahun 2015, PT Angkasa Pura II (Persero) terus meningkatkan kinerjanya dari tahun ke tahun. Kontribusi dari seluruh direktorat turut memberikan pengaruh bagi terwujudnya visi Perusahaan.
To achieve its vision to operate world-class airports by 2015, Angkasa Pura II strives continuously to improve its performance from year to year. The contribution of every directorate is crucial to achieving that vision.
Produksi dan Pendapatan Jasa Aeronautika dan Jasa Komersial
Production and Revenue of Aeronautica and Commercial Services
Secara umum, realisasi produksi jasa aeronautika melampaui sasaran yang ditetapkan. Sedangkan realisasi pendapatan juga melebihi sasaran yang ditetapkan RKA. Dari pencapaian pendapatan tersebut, yang melampaui sasaran lebih dari 10% adalah jasa pelayanan penumpang dan jasa counter untuk penerbangan domestik maupun luar negeri. Kenaikan produksi dan pendapatan dari kedua jasa ini berasal dari pertumbuhan penumpang yang cukup tinggi dan adanya kenaikan tarif PSC di beberapa bandara.
In general, the production of aeronautical services surpassed the budgeted target, here as the realization of revenues from aeronautical services far surpassed the budget as well. Of the achieved revenues, those that surpassed the targets by more than 10% were passenger services and counter services for both domestic and international flights. The increase of production and revenues from these two services were derived from the relatively high growth in the number of passengers as well as from the increase in PSC tariff in several airports.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
23 2 75
Pendapatan Non Aeronautika
46
45
Pendapatan Kargo
2
0
38
40
13
2 3 2
9
Pelayanan Penerbangan Internasional
4 7
22
7
5
9
0
5
2
Pelayanan Penerbangan Domestik
9
Pendapatan Aeronautika
Pelayanan Penerbangan Lalu lintas
30
Pelayanan Penumpang Internasional International Passengers Service
Counter Internasional International Counter
Kargo Cargo
Reklame Advertisement
Aviobridge Domestik Domestic Aviobridge
PJP4U Domestik Domestic PJP4U
Sewa Ruang Lease of Space
Pem. Listrik Power Plant
Aviobridge Internasional International Aviobridge
PJP4U Internasional International PJP4U
Sewa Tanah Lease of Land
Pem. Telepon Telephone
Counter Domestik Domestic Counter
Pelayanan Penumpang Domestik Domestic Passengers service
Konsesi Concession
Pem. Air Water Plant
Throughput Fee Throughput Fee
Non Aeronautika Lainnya Others Non-Aeronautic
Untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap mengenai kinerja komersial dapat dijelaskan sebagaimana berikut:
The following discussions provide a more detailed accounts on the Company’s results of operations:
Produksi dan Pendapatan Jasa Aeronautika
Production and Revenues of Aeronautical Services
Pendapatan jasa aeronautika terdiri dari jasa aeronautika ATS (Air Traffic Services) dan jasa aeronautika non ATS. Realisasi produksi sampai dengan Desember tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Revenues from Aeronautical Services comprise of ATS (Air Traffic Services) and Non-ATS aeronautical services. The realization of production for the year ending 31 December 2011 was as follows:
1.1 Produksi dan Pendapatan Jasa Aeronautika ATS
1.1 Production and Revenues from ATS Aeronautical Service
Jasa aeronautika ATS hanya mencakup jasa pelayanan penerbangan (PJP). Secara umum, realisasi produksi jasa aeronautika melebihi target yang ditetapkan. Realisasi total produksi tahun 2011 mencapai 144.453.921 rute atau 5% di atas RKAP sebesar 137.686.722 rute. Dari segi tren pertumbuhannya, produksi jasa aeronautika ATS menunjukkan peningkatan yang sangat baik dari tahun 2007 hingga tahun 2011.
The ATS aeronautical service comprises only of flight control services. In general, the realized production of this service surpassed the targeted budget for the year under review. Total production in 2011 amounted to 144,453,921 routes or 5% above the target. In terms of its growth trends, production of the ATS aeronautical service had shown considerable growth between 2007 and 2011.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Parkir Parking Lot
233
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Produksi Jasa Aeronautika ATS Tahun 2007 s.d 2011 Aeronautics ATS production on 2007-2011 Uraian Description
Satuan
Realisasi Realization
RKA 2011
Trend Dev 2011
2007
2008
2009
2010
2011
2
3
4
5
6
1
20112010
20102009
20092008
20082007
8
9
10
11
7
Aeronautika ATS Pelayanan Penerbangan Domestik
Route
51.325.791
37.209.054
38.222.144
42.181.392
48.299.711
53.319.209
4%
10%
15%
10%
3%
Internasional
Route
37.998.625
29.028.405
31.259.018
31.520.489
35.728.928
39.376.776
4%
10%
13%
1%
8%
Lintas Udara
Route
48.362.306
45.273.100
44.943.210
42.906.732
49.233.924
51.767.936
7%
5%
15%
-5%
-1%
Jumlah
Route
137.686.722
111.510.559
114.424.372
116.608.613
133.262.563
144.463.921
5%
8%
14%
2%
3%
Source: Aviation Business Data of Angkasa Pura II
Sumber: Data Aviation Business Angkasa Pura II
Pendapatan Jasa Aeronautika ATS Tahun 2007 s.d 2011 Revenue of Aeronautics ATS in 2007-2011 Uraian Description
Realisasi Realization
RKA 2011
Trend Dev 2011
20112010
20102009
20092008
20082007
8
9
10
11
4%
11%
12%
-4%
17%
209,788
26%
8%
-5%
-3%
21%
189,738
204,296
-3%
8%
-3%
-4%
15%
423,742
457,466
9%
8%
-3%
-4%
18%
2007
2008
2009
2010
2011
2
3
4
5
6
7
41,619
30,934
36,086
34,730
38,968
43,382
Pelayanan Penerbangan Internasional International Flight Services
166,168
173,886
210,618
204,704
195,036
Pelayanan Penerbangan Lintas Udara Air Traffic Flight Services
211,597
178,524
204,590
195,851
479,385
383,345
451,294
435,285
1 Pendapatan Usaha Revenue Aeronautika ATS Aeronautics ATS
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Pelayanan Penerbangan Domestik Domestic Flight Services
234
Jumlah Aeronautika ATS Total of Aeronautics ATS
Sumber: Data Aviation Business Angkasa Pura II
Source: Aviation Business Data of Angkasa Pura II
Peningkatan PJP (Pelayanan Jasa Penerbangan) selama tahun 2011 disebabkan penambahan beberapa frekuensi penerbangan antara lain:
The increase in flight control service in 2011 was due to additional flight frequency, including:
Rute Routes
Terhitung Mulai Tanggal Effective
Penambahan Frekuensi Additional Frequencies
Jenis Pesawat Aircraft
Strategic Airlines
HKT-MEL
Maret 2011
2 x per Minggu Week
A330
Strategic Airlines
HKT-BNE
Maret 2011
2 x per Minggu Week
A330
Airlines
Jeststar Asia Limited
SIN-PER-SIN
Januari 2011
1 x per Hari Day
A330
Jeststar Asia Airways
SIN-MEL
Januari 2011
1 x per Hari Day
A330
Emirates Arab
KUL DXB
Januari 2011
7 x per Minggu Week
A330
Emirates Arab
SIN-Colombia
Januari 2011
7 x per Minggu Week
A330
Air India Express
KUL-Tiruchirappali-KUL
Januari 2011
Daily Daily
B738
Air India Express
Sin-Triuchirappali-SIN
Januari 2011
Daily Daily
B738
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
1.2 Produksi dan Pendapatan Jasa Aeronautika Non ATS
1.2 Production and Revenues of Non ATS Aeronautical Service
Untuk jasa aeronautika non ATS tahun 2011, produksi yang tidak mencapai sasaran adalah pemakaian aviobridge baik untuk penerbangan domestik maupun internasional. Namun demikian, produksi jasa aeronautika non ATS dari tahun ke tahun terus menunjukkan tren pertumbuhan yang positif, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini:
In the case of non-ATS areonautical service in 2011, the only production that did not meet its target was the use of aviobridge both for domestic and international flights. However, production of non-ATS aeronautical service has also shown positive trends of growth over the years, as seen from the following table:
Produksi Jasa Aeronautika Non ATS Tahun 2007 s.d 2011 Production of Non ATS Aeronautical Service 2007-2011 Uraian Description
Satuan
Realisasi Realization
RKA 2011
1
Trend Dev 2011
2007
2008
2009
2010
2011
2
3
4
5
6
7
20112010
20102009
20092008
20082007
8
9
10
11
Aeronautika ATS Pelayanan Penerbangan Domestik
Route
51.325.791
37.209.054
38.222.144
42.181.392
48.299.711
53.319.209
4%
10%
15%
10%
3%
Internasional Route
37.998.625
29.028.405
31.259.018
31.520.489
35.728.928
39.376.776
4%
10%
13%
1%
8%
Lintas Udara
Route
48.362.306
45.273.100
44.943.210
42.906.732
49.233.924
51.767.936
7%
5%
15%
-5%
-1%
Jumlah
Route
137.686.722
111.510.559
114.424.372
116.608.613
133.262.563
144.463.921
5%
8%
14%
2%
3%
Ton
13.945.987
10.099.436
10.288.189
11.547.638
13.241.927
14.837.281
6%
12%
15%
12%
2%
Internasional Ton
6.118.785
4.725.740
4.908.256
4.917.696
5.843.571
6.321.260
3%
8%
19%
0%
4%
20.064.772
14.825.176
15.196.445
16.465.334
19.085.498
21.158.541
5%
11%
16%
8%
3%
Pax
23.647.562
17.183.244
17.477.082
19.411.706
22.529.253
25.928.941
10%
15%
16%
11%
2%
Internasional Pax
6.089.115
4.025.148
4.399.345
4.544.912
5.675.673
6.440.871
6%
13%
25%
3%
9%
29.736.677
21.208.392
21.876.427
23.956.618
28.204.926
32.369.812
9%
15%
18%
10%
3%
Pes
159.278
127.569
149.088
141.179
141.416
144.250
-9%
2%
0%
-5%
17%
Internasional Pes
57.784
43.431
47.115
47.400
55.153
56.785
-2%
3%
16%
1%
8%
217.062
171.000
196.203
188.579
196.569
201.035
-7%
2%
4%
-4%
15%
Aeronautika non ATS Pelayanan Pendaratan Domestik Jumlah
Ton
Pelayanan Penumpang Domestik Jumlah
Pax
Pemakaian Aviobridge Domestik Jumlah
Pes
Pemakaian Konter Domestik
Pax
23.697.796
17.169.965
17.552.889
19.571.486
23.391.603
26.425.120
12%
13%
20%
12%
2%
Internasional Pax
6.011.424
3.978.294
4.337.056
4.528.306
5.607.198
6.428.861
7%
15%
24%
4%
9%
29.709.220
21.148.259
21.889.945
24.099.792
28.998.801
32.853.981
11%
13%
20%
10%
4%
Jumlah
Pax
Source: Aviation Business Data of Angkasa Pura II
Sumber: Data Aviation Business Angkasa Pura II
Pendapatan Jasa Aeronautika Non ATS Tahun 2007 s.d 2011 Revenue of Aeronautika Non ATS Year 2007 up to 2011 RKA 2011
Trend Dev 2011
20112010
20102009
20092008
20082007
7
8
9
10
11
73,470
-8%
11%
16%
14%
2%
285,187
292,060
-1%
2%
3%
7%
9%
624,768
765,051
863,044
8%
13%
22%
43%
1%
415,106
601,636
711,963
825,887
1%
16%
18%
45%
8%
8,244
8,203
8,883
9,172
-11%
3%
8%
0%
8%
2007
2008
2009
2010
2011
2
3
4
5
6
79,676
48,425
49,570
56,711
65,974
PJP4U Internasional PJP4U International
294,488
236,474
257,194
275,880
Pelayanan Penumpang Domestik Domestic Passengers Services
798,362
431,675
435,548
Pelayanan Penumpang Internasional International Passengers Services
814,866
382,617
10,321
7,640
1 Pendapatan Usaha Aeronautika Non ATS Revenue of Non-ATS Aeronautics PJP4U Domestik PJP4U Domestic
Aviobridge Domestik Domestic Aviobridge
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Uraian Description
Realisasi Realization
235
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
Uraian Description
Aviobridge Internasional
Realisasi Realization
RKA 2011 2007
2008
2009
1
2
3
47,674
39,465
2011
20112010
20102009
20092008
20082007
4
5
6
7
8
9
10
11
42,111
44,742
45,050
44,645
-6%
-1%
1%
6%
7%
36,423
19,351
27,055
30,446
35,720
40,998
13%
15%
17%
13%
40%
Counter Internasional
36,492
23,995
28,245
31,943
34,187
38,146
5%
12%
7%
13%
18%
2,118,302
1,189,643
1,263,073
1,674,330
1,952,015
2,187,422
3%
12%
17%
33%
6%
Sumber: Data Aviation Business Angkasa Pura II
Source: Aviation Business Data of Angkasa Pura II
Pertumbuhan produksi dan pendapatan jasa aeronautika non ATS selama tahun 2011 dapat diatribusikan pada beberapa faktor, antara lain: 1. PJP4U a. Dalam Negeri Penerbangan dalam negeri mengalami pertumbuhan positif yang disebabkan oleh adanya penambahan beberapa frekuensi penerbangan dan pembukaan rute baru sebagai berikut:
The growth in production and revenues from non ATS aeronautical service in 2011 was attributed to several factors, including: 1. PJP4U a. Domestic Domestic flight experienced a positive growth that was brought about by additional flight frequency and the opening of new routes as follows:
Rute Routes
Terhitung Mulai Tanggal Effective
Penambahan Frekuensi Additional Frequency
Jenis Pesawat Aircraft
Garuda Indonesia
CGK-DPS-CGK
Januari 2011
1 x per Hari Day
B737-800NG
Batavia Airlines
CGK-MDC-CGK
Maret 2011
1 x per Hari Day
B737-400
Batavia Airlines
CGK-TNI-CGK
Maret 2011
1 x per Hari Day
B737-400
Riau Airlines
CGK-PKU-CGK
Januari 2011
1 x per Hari Day
B737-400
Airlines
Air Asia
BDO-MES-BDO
Maret 2011
1 x per hari Minggu Week
B737-400
Merpati Nusantara Airlines
BDO-JOG-BDO
Februari 2011
3 x per Minggu Week
B737-400
TNJ-PGK-BTH
Januari 2011
3 x per Minggu Week
B737-400
Garuda Indonesia
CGK-PLB-CGK
27 Maret 2011
3 x per Minggu Week
-
Lion Air
CKG-PLB-CGK
-
9 x per Hari Day
-
Merpati Nusantara Airlines
BDO-SUB
-
9 x per Hari Day
-
Merpati Nusantara Airlines
BDO-JOG
-
Setiap Hari Day
SKY Aviation
TNJ-BTH
-
3 x per Hari Day
F-50
SKY Aviation
TNJ-MTK
-
2 x seminggu Week
-
Lion Air
CGK-DJB-CGK
-
Senin & Jum’at Monday and Friday
-
Batavia Airlines
CGK-PDG-CGK
-
1 x per Hari Day
-
Batavia Airlines
PDG-MES
-
3 x per Hari Day
-
Sriwuaya Air
CGK-PDG-CGK
-
2 x per Hari Day
-
SKY Aviation
PDG-MES
-
3 x per Hari Day
-
SKY Aviation
BOD-TGK
Agustus 2011
2 x per Hari Day
-
SKY Aviation
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
2010
Counter Domestik Jumlah Aeronautika Non ATS
236
Trend Dev 2011
SKY Aviation
BDO-SOC
Agustus 2011
3 x per Minggu Week
Kal Star Aviation
PNK-JKT-PNK
September 2011
3 x per Minggu Week
Trigana Air
JKT-PNK-JKT
September 2011
1 x per Hari Day
B737-200
Lion Air
JKT-PNK
23 September 2011
2 x per Hari Day
-
Lion Air
CGK-TNJ-CGK
23 September 2011
Setiap Hari Day
B737-300/400
SKY Aviation
PKU-TNJ-RNI-TNJ-MTK-PKU
-
2 x per Minggu Week
Fokker 50
SKY Aviation
PKU-TNJ-PKU
-
Setiap Hari Day
Fokker 50
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
b. International The increased number of international flights was also brought about by additional flight frequency and the opening of new routes as follows:
Rute Routes
Terhitung Mulai Tanggal Effective
Penambahan Frekuensi Additional Frequency
Jenis Pesawat Aircraft
Nippon Airlines
JKT-NRT-CGK
Januari 2011
1 x per Hari Day
A320
Silk Airlines
PKU-SIN-PKU
28 Februari 2011
3 x per Minggu Week
A319
Batavia Airlines
PDG-JED-PDG
-
2 x per Bulan Month
A320
Air Asia
MES-BKK-MES
-
1 x per Hari Day
A320
Airlines
Air Asia
MES-HKG-MES
-
1 x per Hari Day
A320
Air Asia
PLB-KUL-PLB
10 Maret 2011
-
-
KAL Star Aviation
KCH-PNK-KCH
September 2011
1 x per Hari Day
-
2. PJP2U a. Dalam Negeri Produksi PJP2U dalam negeri pada semester ke-2 tahun 2011 mengalami pertumbuhan positif yang disebabkan adanya liburan Natal, tahun baru, dan pertambahan frekuensi penerbangan serta pembukaan rute baru. b. Luar Negeri ProduksiPJP2Uluarnegerimencatatpertumbuhan seiring dengan penambahan frekuensi penerbangan luar negeri, dan penerbangan haji di bandara embarkasi haji pada tahun 2011. 3. Pemakaian Aviobridge (Garbarata) Tidak tercapainya produksi garbarata baik untuk penerbangan dalam negeri maupun luar negeri sebagaimana tertuang dalam RKAP 2011 terutama disebabkan karena adanya kerusakan, perbaikan dan pemeliharaan garbarata sehingga tidak semua garbarata dapat dimanfaatkan secara optimal pada tahun 2011. 4. Pemakaian Konter Peningkatan pemakaian konter selama tahun 2011 disebabkan peningkatan produksi penumpang baik dalam negeri maupun luar negeri.
2. PJP2U a. Domestic Production of domestic PJP2U during the second semester of 2011 recorded positive growth due to the year-end holiday seasons, Christmas and new year, as well as additional flight frequency and the opening of new routes. b. International Production of international PJP2U also posted growth in line with the additional international flight frequency, and the hajj flight from the Hajj embarkation airports in 2011. 3. Use of the Aviobridge The use of aviobridge did not meet its production targets of 2011 for both domestic and international flights, mainly due to the malfunction, repairs and maintenance works that had to carried out on the aviobridges such that not all of these aviobridges were available for use optimally throughout the year. 4. Counter Service Increased use of counters in 2011 was due to the increased number of passengers in both domestic and international flights.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
b. Luar Negeri Meningkatnya jumlah penerbangan luar negeri juga disebabkan oleh adanya penambahan frekuensi penerbangan dan pembukaan rute baru sebagai berikut:
237
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
238
Perusahaan terus mengupayakan peningkatan pendapatan dan pelayanan jasa Aeronautika selama tahun 2011 antara lain: a. Reroute penerbangan haji Garuda Indonesia musim haji 2010/2011 untuk rute penerbangan BanjarmasinBatam-Jeddah menjadi rute Banjarmasin-AcehJeddah sebanyak 23 flight. Pertimbangan airlines melakukan reroute penerbangan tersebut adalah untuk mendapatkan skala ekonomis yang memungkinkan pesawat udara bisa menghemat bahan bakar avtur yang berujung dapat mengurangi biaya operasional. Pertimbangan lain adalah kesiapan dan ketersediaan fasilitas serta slot time di bandara tersebut. Dari reroute penerbangan haji tersebut, AP II memperoleh tambahan pendapatan dari pelayanan jasa pendaratan, jasa penerbangan dan jasa penempatan. b. Memberikan stimulus kepada airline baru untuk terbang ke Bandara AP II, dengan memberikan insentif tarif jasa aeronautika seperti landing fee, parking fee dan pemakaian garbarata sebesar 25% untuk penerbangan yang baru beroperasi atau penambahan frekuensi dari penerbangan yang telah ada. c. Secara aktif turut serta dan hadir mengikuti kegiatan internasional yang berhubungan dengan Aviation dan Airport Industry dalam rangka upaya pemasaran bandara, seperti: • Slot Time Conference 2010 di Berlin, konferensi yang diikuti oleh maskapai penerbangan dan bandara di seluruh dunia, dimana antara bandara dan maskapai penerbangan saling memberikan informasi terkait dengan ketersedian slot (runway, parking stand dan check-in counter) di suatu bandara dan informasi rencana beroperasinya penerbangan baru ke suatu negara. • World Route Development Conference 2010 di Vancouver Canada, sebuah ajang pembicaraan one-on-one antara bandara dan maskapai penerbangan. Pihak bandara akan membeberkan semua informasi yang dibutuhkan bagi maskapai penerbangan untuk memutuskan apakah suatu negara/kota/bandara patut dijadikan tujuan penerbangan.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
The Company continued to strive to increase revenues from aeronautical services in 2011, among other things from: a. Rerouting of Hajj flights by Garuda Indonesia for the Hajj 2010/2011 season from the previous route of Banjarmasin-Batam-Jeddah to the new route Banjarmasin-Aceh-Jeddah for a total of 23 flights. The consideration of airlines to undertake a rerouting of flights is to obtain better economies of scale that allows for fuel saving and ultimately reducing operating cost. While for the Company, rerouting options take into account the availability and readiness of time slots of the airport in question. From the rerouted Hajj flights, the Company gained additional revenues from aircraft landing, flight and parking services. b. Provide stimulus to new airlines to fly to the Company’s airports, by offering incentives in the form of 25% discounts on aeronautical service fees such as landing fee, parking fee and the use of aviobridge for newly registered flights or additional frequency of existing flights. c. Participate actively in international events that relate to aviation and the airport industry as part of airport marketing efforts, including: • Slot Time Conference, a conference that involves airliners and airport operators from around the world, where between the two of them information is shared with respect to availability of slots for runway, parking stand and check-in counter in any particular airport, while airliners inform of new flight operations to any particular airports. • World Route Development Conference, a regular event in which airports and airliners carry-out one-on-one meetings to discuss opportunities for airliners to open new routes and fly to new destinations.
d. Customer Maintenance Program dalam rangka peningkatan produksi/trafik pesawat udara sehubungan dengan rencana Garuda Indonesia bergabung dengan Global Alliance. e. Konsolidasi dengan Kementerian Perhubungan RI dengan adanya reorganisasi unit teknis yang membidangi pentarifan Direktorat Jenderal Hubungan Udara.
d. Customer Maintenance Program, such as in preparing for an increase of air traffic or production brought on by new initiatives such as the plan of Garuda Indonesia to join the Global Alliance code-sharing network. e. Consolidation with the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia with the reorganization of the technical unit that is responsible for tariffing at the Directorate General of Air Transportation.
Produksi dan Pendapatan Jasa Non Aeronautika dan Jasa Pelayanan Kargo
Production and Revenues of Non Aeronautical Service and Cargo Service
Terdapat beberapa produksi dari jasa non aeronautika tahun 2011 yang tidak mencapai sasaran, antara lain sewa gudang, sewa tanah, sewa tempat reklame, jasa parkir mobil, sewa air, serta pelayanan kargo. Kinerja produksi jasa non aeronautika sampai dengan Desember tahun 2011 dapat digambarkan dalam tabel berikut ini:
There were several production of non aeronautical services in 2011 that did not meet their targets for 2011, including building premises rent, land rent, advertisement place rent, car park service, water rent, and cargo service. Production performance of non aeronautical services up to December 2011 is presented in the table below:
Produksi Jasa Non Aeronautika dan Kargo Tahun 2007-2011 Production of Non-Aeronautical and Cargo Service, 2007-2011 Uraian Description
Satuan
Realisasi Realization
RKA 2011
1
Trend Dev 2011
2007
2008
2009
2010
2011
2
3
4
5
6
8
20112010
20102009
20092008
20082007
9
10
11
12
Sewa Ruang Lease of Space
m2
1.497.866
1.233.033
1.240.427
1.350.056
1.422.000
1.584.358
6%
11%
5%
9%
1%
Sewa Gudang Warehouse Lease
m2
791.920
817.698
887.423
753.413
703.000
740.955
-6%
5%
-7%
-15%
9%
Sewa Tanah Ground Lease
m2
32.662.051 29.254.408 28.317.068
30.334.020
32.286.000 31.899.276
-2%
-1%
6%
7%
-3%
Sewa Tanah Diperkeras Hardened Ground Lease
m2
689.319
692.433
548.124
620.967
677.000
779.281
13%
15%
9%
13%
-21%
Sewa Tempat Reklame Billboard Space Rent
m2
55.035
114.528
144.559
41.345
53.000
41.884
-24%
-21%
28%
-71%
26%
Konsesi Concession
Rp. 000
3.434.831
2.020.185
2.779.222
3.042.134
3.495.700
3.749.162
9%
7%
15%
9%
38%
Throughtput Fee Throughtput Fee
Rb ltr
1.415.913
1.019.789
950.325
1.179.423
1.173.866
1.706.241
21%
45%
0%
24%
-7%
Parkir Kendaraan Parking Lot
Rb lbr
Parkir Mobil Car Park
Rb lbr
16.378
11.506
12.044
12.708
13.908
15.369
-6%
11%
9%
6%
5%
Parkir Motor Motorcycle Park
Rb lbr
5.330
3.291
3.607
4.356
4.964
6.457
21%
30%
14%
21%
10%
Sewa Listrik Lease of Electricity
Rb kwh
55.218
45.980
46.406
47.019
50.727
55.358
0%
9%
8%
1%
1%
Sewa Air Lease of Water
m3
1.776.429
1.749.001
1.760.897
1.692.785
1.567.680
1.775.449
0%
13%
-7%
-4%
1%
Sewa Telepon Lease of Telephone
pes
8.274
13.411
12.111
9.077
7.512
8.754
6%
17%
-17%
-25%
-10%
694.204
329.124
505.484
533.199
651.341
690.688
-1%
6%
22%
5%
54%
Utilitas Utilities
Non Aero Lainnya Other Non-Aero Jasa Pelayanan Kargo Cargo Service
Ton
Sumber: Data Airport Business Angkasa Pura II
Source: Airport Business Data of Angkasa Pura II
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Sewa-sewa Lease
239
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Pendapatan Jasa Non Aeronautika dan Kargo Tahun 2007 s.d 2011 Revenue of Non Aeronautica and Cargo Year 2007 up to 2011 Realisasi Realization Uraian Description
Dev 2011
RKA 2011
1
2007
2008
2009
2010
2
3
4
5
Trend
2011 Sebelum 2011Konsolidasi Sebelum 2010 Konsolidasi Konsolidasi Konsolidasi 6
7
8
9
10
2010- 2009- 20082009 2008 2007 11
12
13
Non Aeronautika Non Aeronautics Sewa Ruang Lease of Space
171.326
120.169
136.051
144.405
167.286
185.997
185.997
9%
9%
11%
16%
6%
13%
Sewa Tanah Ground Lease
43.883
24.496
26.737
31.819
33.522
38.595
38.595
-12%
-12%
15%
5%
19%
9%
236.150
113.411
145.395
181.199
216.906
256.366
256.366
9%
9%
18%
20%
25%
28%
Throughput Fee Throughtput Fee
37.097
29.321
27.088
33.426
34.355
45.399
45.399
22%
22%
32%
3%
23%
-8%
Parkir Parking Lot
72.939
48.497
53.856
59.475
68.465
78.282
78.282
7%
7%
14%
15%
10%
11%
Reklame Space for Advertisement
68.897
41.450
46.451
54.803
67.664
75.738
75.738
10%
10%
12%
23%
18%
12%
Pemakaian Listrik Electricity Usage
58.421
46.847
47.491
49.303
52.954
58.437
58.437
0%
0%
10%
7%
4%
1%
Pemakaian Air Water Usage
12.292
10.491
11.609
11.828
12.348
13.485
13.485
10%
10%
9%
4%
2%
11%
1.888
5.612
4.428
2.184
1.964
1.962
1.257
4%
-33%
-36%
-10%
-51%
-21%
Non Aeronautika Lainnya Other NonAeronautics
34.820
24.361
25.801
28.329
26.784
34.778
42.361
0%
22%
58%
-5%
10%
6%
Jumlah Non Aeronautika Total of NonAeronautics
737.712
464.655
524.907
596.771
682.248
789.038
795.916
7%
8%
17%
14%
14%
13%
Kargo Cargo
54.320
20.124,4
37.250
39.093
48.365,0
54.608
54.608
1%
1%
13%
24%
5%
85%
Jumlah Kargo Total of Cargo
54.320
20.124
37.250
39.093
48.365
54.608
54.608
1%
1%
13%
24%
5%
85%
Jumlah Pendapatan Usaha Total of Operating Income
3.329.719
2.057.767
2.276.524
2.745.479
3.106.370
3.488.533
3.495.411
5%
5%
13%
13%
21%
11%
Pendapatan di Luar Usaha Total of NonOperating Income
118.596
231.123
421.859
358.763
254.731
221.618
224.071
87%
89%
-12%
-29%
-15%
83%
Jumlah Pendapatan Total Income
3.448.315
2.288.890
2.698.384
3.104.242
3.361.101
3.710.151
3.719.482
8%
8%
11%
8%
15%
18%
Konsesi Concession
Utilitas Utilities
Pemakaian Telepon Telephone Usage
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
KARGO CARGO
240
Sumber: Data Airport Business Angkasa Pura II
Source: Airport Business Data of Angkasa Pura II
Berikut ini disampaikan beberapa catatan penting yang mempengaruhi pencapaian maupun tidak tercapainya sasaran pendapatan non aeronautika selama tahun 2011: • Realisasi produksi sewa ruang melampaui sasaran sebesar 6% dan pendapatan melampaui sasaran sebesar 9% terutama berkat keberhasilan upayaupaya pemasaran yang inovatif seperti memanfaatkan setiap jengkal ruangan (seperti tangga bohong) untuk disewakan; menyewakan ruangan yang tadinya kosong, dan memperpanjang beberapa kontrak berikut penyesuaian aspek komersialnya;
The followings are several important notes that contributed to the achievement, or failure to achieve, the revenue targets of non aeronautical services in 2011: • Realization of production for building premises surpassed the target by 6% (achieving 106%) while revenues achievement reached 109% mainly due to the successful marketing efforts that were innovative such as capitalizing on every square meter of premises for rent; renting of previously unoccupied premises, and extending a number of rental contracts with accompanying adjustments in the commercial rates;
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
• Achievement of production of warehouse rent only reached 94% of target, while revenues from warehouse rent achieved 102% of target. Production was short of target due to the returned duty free warehouse of 1,500 square meter to Soekarno-Hatta Airport, whereas an increase in average rental rates upon contract extension supported the achievement of rental revenues in surpassing the target; • Realization of revenues from land rent only reached 88% of target, mainly as a result of the failure of the Company to achieve land exploitation and production that could not meet the assumption taken during the budget setting; • Realization of revenues from rent of hardened land was able to surpass the target among others due to additional land for rent in the Cargo area as well as in other areas; • Production achievement of advertisement space rent only achieved 76% of the target, although it revenues reached 110% of target. Failure to reach the production target was mainly due to several relocations of outdoor media signboards, such that rents on several location points could not be extended as yet. • Production of through-put fee reached 121% of target, whereas its revenues reached 122% of target. This was due to the fact that most international carriers chose to fuel their aircrafts at Soekarno-Hatta Airport aside from additional domestic flights as well as Hajj flights; • Production of car park reached 94% of target. Nevertheless, revenues from car park reached 109% of target as a result of progressive parking rates; whereas production of motorcycle park reached 121% of target and its revenues reached 109% of target; • The failure to achieve the target for Cargo Service production was that the dominant cargo business of Soekarno-Hatta Airport that contributed the largest production and revenues experienced a downturn as a result of the recently implemented Regulated Agent (RA) rule, in addition to the still unresolved dispute between the Company (Husein Sastranegara Airport Bandung) with PT MAU that had significantly disrupted the growth of cargo service production and revenues from corporate accounts.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
• Realisasi produksi sewa gudang hanya mencapai 94% dari sasaran RKA, sementara pendapatan sewa gedung mencapai 102% dari sasaran RKA, dikarenakan adanya pengembalian gudang duty free di BSH seluas 1500m2, sementara kenaikan tarif pada saat perpanjangan kontrak menunjang pencapaian pendapatan sewa yang melampaui sasaran; • Realisasi pendapatan sewa tanah tercapai 88% dari sasaran RKA, terutama disebabkan oleh total produksi dan eksploitasi tanah yang yang tidak terealisasi sesuai asumsi yang ditetapkan saat penyusunan RKA; • Realisasi pendapatan sewa tanah diperkeras berhasil melampaui sasaran RKA antara lain berkat tambahan sewa tanah di kawasan Area Kargo dan di beberapa kawasan lainnya; • Realisasi produksi sewa ruang iklan hanya mencapai 76% dari sasaran RKA sekalipun hasil pendapatan dari sewa ruang iklan mencapai 110% dari sasaran RKA. Tidak tercapainya sasaran produksi terutama disebabkan oleh kegiatan Penataan Media Oudoor, sehingga beberapa titik lokasi belum dapat diperpanjang masa sewanya. • Realisasi produksi throughtput fee berhasil mencapai 121% dari sasaran RKA, sedangkan pendapatannya mencapai 122% dari sasaran RKA. Hal ini dikarenakan beberapa maskapai penerbangan asing kebanyakan mengisi avtur di Bandara Soekarno-Hatta dan adanya penambahan rute penerbangan domestik serta adanya penerbangan haji; • Realisasi produksi parkir mobil mencapai 94% dari sasaran RKA. Meskipun demikian, pendapatan dari parkir mobil mencapai 109% dari sasaran RKA berkat diberlakukannya tarif parkir progresif; sedangkan realisasi produksi parkir motor mencapai 121% dan realisasi pendapatannya mencapai 109% dari sasaran RKA; • Tidak tercapainya produksi Jasa Pelayanan Kargo dikarenakan Kargo Bandara Soekarno Hatta yang dominan menghasilkan produksi dan pendapatan terbesar mengalami penurunan dikarenakan adanya pemberlakuan Regulated Agent (RA) serta belum selesainya permasalahan antara PT AP II (KC Husein Sastranegara-Bandung) dengan PT MAU sehingga sangat signifikan mempengaruhi tumbuh kembangnya produksi dan pendapatan kargo gabungan secara corporate.
241
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
242
Untuk meningkatkan pendapatan usaha Non Aeronautika, telah dilakukan beberapa strategi antara lain: a. Business Optimization • Menerapkan tenant mixing untuk 12 kantor cabang; • Media Placement dengan PT APS; • Perubahan pola kerja sama pengelolaan gudang di Bandara Depati Amir Pangkalpinang dari sewa gudang plus konsesi menjadi Revenue Sharing; dan • Promotion Activities. b. New Business Venture Pembangunan commercial center di BSH dan pembangunan sarana parkir tingkat di BSH. c. Appropriate Pricing Peninjauan tarif sewa dan konsesi, pemanfaatan IT melalui sistem SMART dan CROL/e-Pos untuk seluruh kantor cabang serta pembuatan website komersial; d. Effective Partnership • Anniversary Vaganza; • Customer Appreciation; • Pelaksanaan kegiatan Airport Bazaar Ramadhan di Bandara Soekarno Hatta; • Persiapan dokumen seleksi untuk calon mitra pengopeasian serta pengelolaan CUCCS (Common Use Self Service) dan ePSC Bandara Kualanamu; • Penetapan Mitra Usaha dalam rangka Pengembangan Skylink Hotel & Lounge di Linking Corridor T2-T3 BSH. e. Effective Customer Service • Melaksanakan Tenant Gathering di Bandara Polonia Medan; • Peluncuran marketing directory.
To increase the revenues from non aeronautical services, the Company carried out several strategic initiatives, namely: a. Business Optimization • Implemented tenant mixing in all 12 airports; • Media Placement with PT APS; • Restructured the business model of the joint operation of warehouses at the Depati Amir Airport of Pangkalpinang from warehouse rent plus concession to that of Revenue Sharing; and • Promotion Activities. b. New Business Venture Construction of the commercial center at SoekarnoHatta Airport and construction of a car park building at Soekarno-Hatta. c. Appropriate Pricing Review of rent rates and concession, capitalizing on IT through the SMART system and CROL/e-Pos for all branch offices and development of the commercial website. d. Effective Partnership • Anniversary Vaganza; • Customer Appreciation; • Organize Airport Bazaar Ramadhan at SoekarnoHattaAirport; • Preparation of selection document for potential partner in the operations and management of CUCCS (Common Use Self Service) and ePSC at Kualanamu Airport; • Appointment of Business Partner for the development of the Skylink Hotel & Lounge at Linking Corridor T2-T3 Soekarno-Hatta Airport. e. Effective Customer Service • OrganizeTenant Gathering at Polonia Airport, Medan; • Launch of marketing directory.
KINERJA KEUANGAN
FINANCIAL PERFORMANCE
Pendapatan Usaha
Operating Revenues
Realisasi Pendapatan Usaha tahun 2011 adalah sebesar Rp3.495,4 miliar, mencapai 104,98% dari anggarannya sebesar Rp3.329,7 miliar. Pencapaian ini ditunjang oleh: • Pendapatan Aeronautika tahun 2011 sebesar Rp2.644,9 miliar, yang mencapai 104,22% dari RKAP sebesar Rp2.537,7 miliar. Pencapaian di atas anggaran
The Company posted Operating Revenues of Rp3,495.4 billion in 2011, accounting for 104.98% of the targeted amount of Rp3,329.7 billion. Those revenues were mainly derived from: • Revenues from Aeronautical Service in 2011 amounting to Rp2,644.9 billion, or 104.22% of the targeted amount of Rp2,537.7 billion. The higher-
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
than-target achievement was in line with the average realization of the production components of ATS Aeronautical Service above its target, including: the achievement of Flight Service of 144,463,921 routes (from a target of 137,686,722 routes or 104.92%), and Passenger Service of 32,369,812 passengers (or 108.85% of target). • Revenues from Non Aeronautical Service in 2011 amounting to Rp795.9 billion, accounting for 107.89% of the targeted amount of Rp737.7 billion. This was in line with the achievement of average production components of Non Aeronautical Service in 2011, amounting to Rp570.1 billion compared to the targeted amount of Rp4,965.8 billion or 112.17% of target. • Revenues from Cargo Service in 2011 amounting to Rp54.6 billion form the targeted mount of Rp54.3 billion, or an achievement of 100.53% of target.
Realisasi Pendapatan Usaha tahun 2011 sebesar Rp3.495,4 miliar, meningkat sebesar 12,52% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp3.106,4 miliar. Peningkatan tersebut ditunjang oleh: • Pendapatan Aeronautika tahun 2011 sebesar Rp2.644,9 miliar, yang meningkat sebesar 11,33% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp2.375,7 miliar, karena terjadinya kenaikan di atas tahun lalu sejalan dengan terealisasinya rata-rata komponen produksi Aeronautika ATS diantaranya Pelayanan Penerbangan dan Pelayanan Penumpang sebagaimana dijelaskan di atas. • Pendapatan Non Aeronautika tahun 2011 terealisasi sebesar Rp795,9 miliar, yang meningkat sebesar 16,66% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp682,2 miliar. Hal ini sejalan dengan tercapainya rata-rata komponen Produksi Non Aeronautika tahun 2011 sebagaimana dijelaskan di atas. • Pendapatan Pelayanan Kargo tahun 2011 terealisasi sebesar Rp54,6 miliar, yang meningkat sebesar 12,91% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp48,4 miliar.
Operating Revenues of Rp3,495.4 billion in 2011 increased by 12.52% from Rp3,106.4 billion in 2010, mainly due to: • Aeronautical revenues in 2011 amounting to Rp2,644.9 billion, which increased by 11.33% from Rp2,375.7 billion in 2010, as a result of growth above the previous year’s revenues in line the realization of average production components of ATS Aeronautical Service including Flight Service and Passenger Service mentioned above. • Non-aeronautical revenues in 2011 amounting to Rp795.9 billion, which increased by 16.66% from Rp682.2 billion. This was in line with the realized average production components of Non-aeronautical Service in 2011 as detailed above. • Cargo Service revenues in 2011 amounting to Rp54.6 billion, which increased by 12.91% from Rp48.4 billion in 2010.
Adapun rincian komponen Pendapatan Usaha tahun 2011 dibandingkan dengan RKAP dan realisasi tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Details of Operating Revenue Components in 2011 in Comparison with the Target and Achievement of 2010 are Presented in the Table Below:
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
sejalan dengan terealisasinya rata-rata komponen produksi Aeronautika ATS di atas anggarannya, antara lain: pencapaian (Pelayanan Penerbangan sebanyak 144.463.921 rute dari anggaran sebanyak 137.686.722 rute atau 104,92%, dan Pelayanan Penumpang sebanyak 32.369.812 Pax atau 108,85%. • Pendapatan Non Aeronautika tahun 2011 terealisasi sebesar Rp795,9 miliar, yang mencapai 107,89% dari RKAP sebesar Rp737,7 miliar. Hal ini sejalan dengan tercapainya rata-rata komponen Produksi Non Aeronautika tahun 2011 sebesar Rp570,1 miliar dari anggaran sebesar Rp4.965,8 miliar atau 112,17% di atas anggaran. • Pendapatan Pelayanan Kargo tahun 2011 terealisasi sebesar Rp54,6 miliar dibandingkan dengan anggarannya sebesar Rp54,3 miliar, atau 100,53% dari anggaran.
243
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
Keterangan Description
Realisasi Tahun 2011 (Rp)
RKAP Tahun 2011 (Rp)
Realisasi Tahun 2010 (Rp)
% Realisasi Tahun 2011 Terhadap RKAP 2011
Real 2010
Jasa Aeronautika Aeronautics Services Bea Pendaratan Landing Charges
365.530.142
374.164.000
351.063.739
97,69
104,12
Bea Pelayanan Penerbangan Duty-Flight Services
457.465.519
419.385.000
423.839.705
109,08
107,93
Bea Pelayanan penumpang Passenger Services Charges
1.688.930.914
1.613.228.000
1.477.014.188
104,69
114,35
Pemakaian Aviobrige Use of Aviobridge
53.817.369
57.995.000
53.933.006
92,80
99,79
Pemakaian Counter Use of Counter
79.143.365
72.915.000
69.906.851
108,54
113,21
2.644.887.309
2.537.687.000
2.375.757.489
104,22
111,33
Sewa Ruang/Gudang Lease of Space/Warehouse
185.996.565
171.326.000
167.286.000
108,56
111,18
Sewa Tanah/Diperkeras Ground Lease/Hardened
38.594.604
43.883.000
33.522.323
87,95
115,13
Pungutan Konsesi Concession Fee
301.764.852
236.150.000
216.906.575
127,79
139,12
Parkir Kendaraan/Paspel Parking Lot
86.913.062
110.036.000
102.820.000
78,99
84,53
Sewa Listrik Lease of Electricity
58.436.959
58.420.000
52.954.000
100,03
110,35
Sewa Tempat Reklame Lease of Space of Advertisement
75.737.765
68.897.000
67.664.000
109,93
111,93
Sewa Air Lease of Water
13.484.739
12.292.000
12.348.000
109,70
109,21
1.961.773
1.888.000
1.964.000
103,91
99,89
Pendapatan Usaha Lainnya Other Income
33.025.403
34.820.000
26.784.000
94,85
123,30
Sub Jmlh Pend.Non Aeronautika Sub-Total of Non-Aeronautics Services Income
795.915.722
737.712.000
682.248.898
107,89
116,66
54.607.631
54.320.000
48.364.608
100,53
112,91
3.495.410.662
3.329.719.000
3.106.370.995
104,98
112,52
Sub Jumlah Pend.Jasa Aeronautika Sub-Total of Aeronautics Services Income
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Jasa Non Aeronautika Non-Aeronautics Services
244
Sewa Telephone Lease of Telephone
Pelayanan Kargo Cargo Services Jumlah Total
Beban Usaha
Operating Expense
Perbandingan Realisasi Beban Usaha tahun 2011 dengan Anggarannya dan Realisasi tahun 2010 tampak seperti pada tabel di bawah ini:
The comparison between realized Operating Expenses in 2011 and the Target Amount (RKAP) and those of 2010 are presented in the table below:
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
(Dalam ribuan In thousand)
Keterangan Description
Realisasi Tahun 2011 (Rp)
RKAP Tahun 2011 (Rp)
% Realisasi Tahun 2011 Terhadap
Realisasi Tahun 2010 (Rp)
RKAP 2011
Real 2010
Beban Pegawai Employee Expenses
837.835.142
853.643.494
776.730.635
96,10
105,62
238.019.403
244.637.909
173.300.705
97,29
137,34
Beban Supplies Supplies Expenses
36.008.385
40.067.098
29.367.020
89,87
122,62
Beban Utilitas Utilities Expenses
267.195.548
272.376.509
245.360.093
98,10
108,90
Beban Umum & Aset Dibiayakan General and Assets Expenses
399.876.813
379.462.337
326.811.540
103,23
119,87
22.395.492
17.355.807
10.286.554
129,04
217,72
Beban Penyusutan Depreciation Expenses
286.904.106
270.984.126
271.863.138
105,87
105,53
Beban Amortisasi Amortization Expenses
41.246.597
47.434.103
34.310.746
86,96
120,21
Beban Penurunan Nilai Aset dan Persediaan Beban Penurunan Nilai Aset dan Persediaan
53.813.285
-
-
-
-
2.183.312.771
2.125.961.383
1.868.030.431
98,96
112,63
Beban Pemeliharaan Maintenance Expenses
Beban Piutang Ragu-Ragu Impairment of Receivables and Allowance Expenses
Jumlah Total
Realisasi Beban Usaha tahun 2011 adalah sebesar Rp2.095,7 miliar, yang mencapai 98,96% dari anggaran sebesar Rp2.125,9 miliar. Hal ini disebabkan tidak terealisasinya hampir semua komponen beban usaha, antara lain Beban Pegawai (di bawah anggaran sebesar 3,90%), Beban Pemeliharaan (2,71%), Beban Suplies (10,13)%, Beban Utilitas (1,90%) dan Beban Amortisasi sebesar (13,04%) yang kesemuanya di bawah anggaran, karena manajemen berusaha menerapkan efisiensi biaya. Sementara itu, Beban Umum & Aset Dibiayakan mencapai 3,23% di atas anggaran, sebagaimana halnya Beban Piutang Ragu-ragu (29,04% di atas anggaran) dan beban penyusutan (5,87%). Pencapaian di atas tidak terlepas dari diterapkannya PSAK yang berkaitan dengan International Financial Reporting Standard (IFRS) pada tahun 2011, sehingga dalam penyajian laporan keuangan telah dilakukan impairment (penurunan nilai). Namun secara umum Beban Usaha berada di bawah anggaran, hal tersebut menunjukkan Perusahaan berhasil melakukan efisiensi pada beberapa item Beban Usaha.
Operating Expenses in 2011 amounted to Rp2,095.7 billion, accounting for 98.96% from the targeted amount of Rp2,125.9 billion, including Personnel Expense (below the target by 3.90%), Maintenance Expense (2.71%), Supplies Expense (10.13)%, Utility Expense (1.90%) and Amortization Expense (13.04%), all of which were below targets by their respective percentage points in parentheses, due to the efforts by Management to achieve cost efficiency. Meanwhile, General Expense and Expensed Asset was 3.23% above target, as were expenses for Doubtful Receivables (29.04% above target) and depreciation expense (5,87% above). These achievements were also influenced by the implementation of PSAK (Indonesian Accounting Rule) in relation to the International Financial Reporting Standard (IFRS) in 2011, whereby the Company’s financial statements had to reflect some assets impairment. Nevertheless, in general the Company’s Operating Expenses for the year were generally under the target or budgeted amount, reflecting the Company’s ability to achieve cost efficiency in several expense accounts.
Realisasi Beban Usaha sebesar Rp2.103,9 miliar pada tahun 2011, meningkat sebesar 12,63% dari realisasi tahun 2010 sebesar Rp1.868,0 miliar. Hal ini disebabkan karena terjadi kenaikan rata-rata komponen Beban Usaha diantaranya Beban Pegawai sebesar 5,62% karena
The Operating Expenses of Rp2,103.9 billion in 2011 had increased by 12.63% from those of Rp1,868.0 billion in 2010. This was due to the average increase of the components of Operating Expenses including Personnel Expense that increased by 5.62% due to upward adjustments of ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Beban Usaha Operating Expenses
245
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis adanya kenaikan atas penyesuaian beban personil, Beban Pemeliharaan sebesar 37,34%, Beban Supplies 22,62%, Beban Utilitas 8,90%, Beban Umum dan Asset Dibiayakan 19,87%, Beban Piutang ragu-ragu 17,72%, Beban Penyusutan 5,53% dan Beban Amortisasi 20,21%. Kenaikan tersebut sejalan dengan naiknya komponen produksi akibat peningkatan aktivitas dunia penerbangan yang juga mengakibatkan naiknya aktivitas Perusahaan pada tahun 2011.
this expense account, Maintenance Expense that rose by 37,34%,Supplies Expense by 22.62%, Utility Expense 8,90%, General Expense and Expensed Assets 19.87%, expense on Doubtful Receivables 17.72%, Depreciation Expense 5.53% and Amortization Expense 20.21%. All of these expenses rose mainly due to the growing activities in the air transport industries that resulted in the growing activities of the Company as well In 2011.
Tabel berikut ini menunjukan perbandingan antara realisasi Beban Usaha tahun 2011 dengan RKAP dan realisasi 2010:
The following table shows the comparison between realized Operating Expenses of 2011 with the targeted budget and those of 2010:
2.200.000.000
2.183.312.771
2.150.000.000
2.125.961.383
2.100.000.000 2.050.000.000 2.000.000.000 1.950.000.000 1.900.000.000
1.868.030.431
1.850.000.000 1.800.000.000 1.750.000.000
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Beban Usaha Operating Expenses
246
1.700.000.000 Realisasi Th
RKAP Th
2011
2011
Realisasi Th 2010
Pendapatan dan Beban Di Luar Usaha
Non Operating Revenues and Expenses
Pendapatan di luar usaha diperoleh sebesar Rp224,1 miliar sebagai akibat penerimaan dari optimalisasi penempatan dana yang menghasilkan bunga jasa giro, deposito dan obligasi sekitar Rp130 miliar, pendapatan insidentil sebesar Rp5.2 miliar, pendapatan akibat selisih kurs sebesar Rp7,2 miliar.
Non-operating Revenues amounted to Rp224.1 billion in 2011 as a result of revenues earned on the optimalization of funds placement that yielded interest earnings from bank current accounts and deposits, as well as bonds, all of which amounted to approximately Rp130 billion, incidental income of Rp5.2 billion, and gains from foreign currency translation of Rp7.2 billion.
Komposisi Pendapatan dan Beban Di Luar Usaha s.d Desember 2011 (%) Composition of Non-Operating Revenue and Expenses until December 2011 (%)
24
31
69
Pendapatan Di Luar Usaha Non-Operation Revenue
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
76
Pendapatan Selisih Kurs Foreign Exchange Revenue
Beban Selisih Kurs Foreign Exchange Expenses
Beban Di Luar Usaha Non-Operating Expenses
Total beban di luar usaha sebesar Rp56,3 miliar terdiri dari beban pajak jasa giro/deposito sebesar Rp26,2 miliar, beban kerugian penghapusan aktiva tetap Rp3,8 miliar, beban bina lingkungan sebesar Rp83,2 juta dan beban lain-lain sebesar Rp26,1 miliar (terdiri dari asuransi pensiunan, beban lelang, sumbangan, beban koran harian dan majalah).
Total Non-operating Expenses amounted to Rp56.3 billion in 2011 comprising of tax expense on bank interest proceeds of Rp26.2 billion, expenses on written-off fixed assets of Rp3.8 billion, expense on community development of Rp83.2 million and other expenses Rp26.1 billion (consisting of pensioner insurance, auction expense, donations, newspaper and magazine expense).
Tingginya beban lain-lain tahun ini disebabkan oleh pembebanan atas SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) Nomor: 00132/207/07/051/09 sebesar Rp141 miliar dan pembayaran denda keterlambatan penyerahan pajak kurang bayar tahun 2007 sebesar Rp19 miliar. SKPKB terjadi akibat perbedaan persepsi mengenai dasar pengenaan PPN atas pendapatan internasional dan keuntungan atas penjualan aktiva tetap. Manajemen telah mengajukan Peninjauan kembali (PK) ke Makhamah Agung pada bulan Desember 2011 dan sampai saat ini masih menunggu hasil PK.
The considerable amount of other expenses in 2011 was due to an extraordinary charge pertaining to SKPKB (Affirmative Letter for Tax Payable) No: 00132/207/07/051/09 amounting to Rp141 billion and settlement of late charges for payment of tax payable of the year 2007 in the amount of Rp19 billion. The above SKPKB arose as a result of differing perception on the basis for VAT application on offshore income and gains from the disposal fixed assets. Management has appealed for a Tax Review to the Supreme Court in December 2011, and still awaits the decision of the Supreme Court.
Laba Usaha Operating Profit (Dalam ribuan In thousand)
% Realisasi Tahun 2011 Terhadap
Realisasi Tahun 2011 (Rp)
RKAP Tahun 2011 (Rp)
Realisasi Tahun 2010 (Rp)
3.495.410.662
3.329.719.000
3.106.370.373
104,98
112,52
Beban Usaha Operating Expenses
2.183.312.771
2.125.961.383
1.868.030.461
98,96
112,63
Laba Usaha Operating Profit
1.312.097.891
1.203.757.617
1.238.339.912
115,60
112,37
167.741.538
86.278.977
141.249.769
100,79
61,57
Laba Sebelum Pajak Profit before Tax
1.479.839.429
1,290.036.594
1.379.589.681
114,61
107,17
Pajak Penghasilan Income Tax
(389.646.169)
322,509.000
(343.982.756)
(120,40)
112,88
Laba Setelah Pajak Profit after Tax
1.090.193.260
967.527.594
1.035,606.925
112,68
105,27
Pendapatan Revenue
Pendapatan (Beban) Lain-lain Other Revenue (Expenses)
Pada tahun 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) membukukan laba sebesar Rp1.090,2 miliar dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp967,5 miliar adalah 112,68%, atau tercapai sebesar Rp122,7 miliar atau 12,68% di atas anggaran, hal tersebut disebabkan:
RKAP 2011
Real 2010
In 2011, Angkasa Pura II posted net profit of Rp1,090.2 billion, as compared to a budget of Rp967.5 billion, or achieving 112,68% of the target, and was Rp122.7billion, or 12.68% above the budget, mainly due to the followings:
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Keterangan Description
247
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
248
• Realisasi Pendapatan tahun 2011 sebesar Rp3.495,4 miliar dibandingkan RKAP sebesar Rp3.329,7 miliar adalah 104,98%, tercapai diatas anggaran sejalan dengan terealisasinya kinerja produksi sebanyak 144.643.921 route dari RKAP sebanyak 137.686.722 route atau 104,9%. Hal tersebut mengakibatkan Pendapatan Usaha tahun 2011 terealisasi sebesar Rp165,7 miliar atau 4,98% diatas anggaran. • Sedangkan realisasi beban tahun 2011 adalah sebesar Rp2.183,3 miliar dibandingkan anggaran sebesar Rp2.126,0 miliar adalah 102,73%, tidak terlampaui dari anggaran karena pihak manajemen berusaha melakukan efisiensi pada beberapa komponen beban, diantaranya Beban Pegawai sebesar 3,90%, Beban Pemeliharaan 2,79%, Beban Supplies 10,13%, Beban Utilitas 1,90% dan Beban Amortisasi sebesar 13,04% kesemuanya tidak melampaui anggaran. • Setelah ditambah dengan Pendapatan Lain-lain tahun 2011 yang terealisasi sebesar Rp167,7 miliar atau 100,79% dari anggaran Rp86,3 miliar dan dikurangi dengan Pajak Penghasilan sebesar Rp389,6 miliar, atau 120,79% dari anggaran sebesar Rp322,5 miliar, maka pada 31 Desember 2011 diperoleh Laba Setelah Pajak sebesar Rp1.090.1 miliar, dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp967,5 miliar adalah 112,68% atau tercapai sebesar Rp122,6 miliar atau 12,68% diatas anggaran.
• The Company’s Operating Revenues of Rp3,495.4 billion in 2011 was 104.98% of the OR budget of Rp3,329.7 billion, achieving above target with a production of 144,643,921 routes, or 104.9% of the targeted 137,686,722 routes. This resulted in Operating Revenues that exceeded the budget by Rp165.7 billion, or 4.98%. • Whereas Operating Expenses in 2011 amounted to Rp2,183.3 billion, which was 102.73% above the budget figure of Rp2,126.0 billion; not exceeding the budget due to efficiency measures, including Personnel Expense 3.90%, Maintenance Expense 2.79%, Supplies Expense 10.13%, Utilities Expense 1.90% and Amortization Expense 13.04%, all of which fell below the budget by that much of a percentage point. • After adding Other Revenues in 2011 of Rp167.7 billion, which accounted for 100.79% of the Rp86.3 billion budget, and deducting Income Tax in the amount of Rp398.6 billion, or 120.79% of the Rp322.5 billion budget, for the year ending 31 December 2011, Profit After Tax amounted to Rp1,090.1 billion, or 112.68% compared to the budget for the year of Rp967.5 billion, or an achievement of Rp122.6 billion, or 12.68%, above the target.
Realisasi laba setelah Pajak tahun 2011 sebesar Rp1.090,1 miliar dibandingkan realisasi tahun 2010 sebesar Rp1.035.6 miliar adalah 105,94%, terjadi kenaikan sebesar Rp61,5 miliar atau 5,94% di atas tahun lalu, hal tersebut disebabkan seperti dibawah ini.
Net Profit After Tax for 2011 was Rp1,090.1 billion, or 105.94% compared to Rp1,035.6 billion in 2010, or an increase of Rp61.5 billion, or 5.94% above the target, mainly as a result of the following:
3,5E+09
3.495.410.662
3.329.719.000
3.106.370.373
3E+09 2,5E+09 Pendapatan Usaha Operating Revenues Beban Usaha Operating Expenses
2E+09
2.183.312.771
2.125.961.383 1.868.030.461
1,5E+09 1.090.193.260
1E+09
1.035.606.925
967.527.594
Laba Setelah Pajak 500.000.000 Income after Tax 0
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Realisasi Th
RKAP Th
Realisasi Th
2011
2011
2010
1. Laporan Neraca
1. Balance Sheet Report
Posisi neraca PT Angkasa Pura II (persero) per 31 Desember 2011 seperti Tabel berikut:
The balance sheet position of Angkasa Pura II as of 31 December 2011 was as follows:
Neraca Per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 Balance Sheets on 31 December 2011 and 31 December 2010
Aset Lancar
Catatan Notes
31 Desember 2011
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
31 Desember 2010
2.149.413.452.975
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
Kas dan Setara Kas
ASSETS Current Assets Cash and Cash Equivalents
Piutang Usaha
103.409.551.641
116.966.145.865
73.624.509.452
Accounts Receivable
Pihak Berelasi
203.729.322.928
160.576.148.383
152.680.183.599
Related Parties Third Party (Net of Allowance for Doubtful Accounts Date 31 December 2011 and 2010, and 1 Jan 2010/31 December 2009 amounted to Rp128.233.829.147, Rp107.584.727.709, and Rp103.557.401.893)
Pihak Ketiga (Setelah dikurangi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1 Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp. 128.233.829.147, Rp. 107.584.727.709, dan Rp. 103.557.401.893) Piutang Lain-lain
8.453.461.237
6.409.876.858
6.145.922.752
Other Receivables
Persediaan, Bersih
14.280.948.523
15.980.225.232
14.919.571.739
Inventories, Net
Beban Dibayar Dimuka
40.653.566.190
23.750.446.128
27.343.283.092
Prepaid Expenses
Pajak Dibayar Dimuka
307.309.389.717
179.570.763.036
141.231.654.183
Prepaid Taxes
Pendapatan yang Masih Harus Diterima
168.236.570.355
128.736.834.359
140.731.485.748
Accrued Income
Uang Muka Dividen
-
33.000.000.000
25.000.000.000
Dividend Advances
Jumlah Aset Lancar
2.995.486.263.566
2.912.845.451.682
2.767.646.797.093
Total of Current Assets
116.082.544.698
110.100.842.064
148.361.187.442
Financial assets available for sale
Aset Tidak Lancar Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Penyertaan
Non-current Assets
364.247.300.483
357.215.325.644
346.291.535.430
Inclusion
Piutang kepada Pihak-pihak Berelasi-Jangka Panjang
172.753.032.474
203.141.403.661
217.422.140.706
Accounts Receivable Relate Parties-Long Term
Properti Investasi (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1 Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp156.822.154.852, Rp143.092.786.503, dan Rp129.182.469.859)
509.988.939.158
500.539.471.251
496.205.504.975
Investment Property (Net of accumulated depreciation and impairment of date. 31 December 2011 and 2010, and 1 Jan 2010/31 December 2009 amounted to Rp156.822.154.852, Rp143.092.786.503, Rp129.182.469.859)
Aset Tetap (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1 Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp2.628.194.346.285, Rp2.339.181.486.885, dan Rp2.082.097.765.000)
3.821.819.282.764
3.536.817.204.839
3.439.786.722.117
Fixed Assets (Net of accumulated depreciation and impairment of date 31 December 2011 and 2010, and 1 Jan 2010/31 December 2009 amounted to Rp2.628.194.346.285, Rp2.339.181.486.885, and Rp2.082.097.765.000)
37.698.247.826
-
-
Difference in Equity of Subsidiaries
Selisih Ekuitas Anak Perusahaan Goodwill
203.205.000
-
-
Goodwill
Aset Lain-lain
1.956.945.619.928
1.528.503.541.991
840.024.889.800
Other Assets
Jumlah Aset Tidak Lancar
6.979.738.172.332
6.236.317.789.460
5.488.091.980.470
9.975.224.435.898
9.149.163.241.142
8.255.738.777.563
JUMLAH ASET
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
TOTAL ASSETS
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
ASET
249
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Composition of Assets and Liabilities as of December 2011 (%)
Komposisi Aset dan Kewajiban Per Desember 2011 (%)
1 10
18
25 71
Kas dan Setara Kas Cash and Cash Equivalent Peluang Usaha Peluang Usaha Persediaan Stock Aktiva Lancar Lainnya Other Current Assets
5 8
62
Ativa dalam Konstruksi Ativa dalam Konstruksi Aktiva tidak Lancar Lainnya The non-current assets Penyertaan Investments Aktiva Tetap Fix Assets
8 20
39 61
Beban yang Masih Harus Dibayar Deferred Expenses
56
16
Kewajiban Pajak Tangguhan Liabilities in Deferred Tax Dana Titipan Program THT Fund Placement for THT Program
Kewajiban Jangka Pendek Lainnya Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
Dana Titipan BUMN Peduli Fund Placement for SOE Care
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Kewajiban Jangka Panjang Lainnya Kewajiban Jangka Panjang Lainnya
250
Total Aset
Total Assets
Total aset per 31 Desember 2011 sebesar Rp9.975 miliar yang terdiri atas aktiva lancar Rp3.027 miliar (33%) dan aktiva tidak lancar Rp6.890 miliar (67%). Dari total aset lancar tersebut terbagi atas kas dan setara kas (Rp2.146 miliar/64%), piutang usaha (Rp287 miliar/9%), persediaan (Rp17 miliar/1%), dan aktiva lancar lainnya (Rp919 miliar/27%). Aktiva tidak lancar lainnya terdiri dari penyertaan Rp570 miliar/8%, aktiva tetap dan dalam rekontruksi sebesar Rp1.718 miliar atau 17% dan aktiva tidak lancar lainnya Rp318 miliar/5%. Total aset tersebut bersumber dari kewajiban (Rp902,45 miliar/9%) dan ekuitas (Rp9.051 miliar/91%).
Total assets as of 31 December 2011 amounted toRp9,975 billion that comprised of current assets of Rp3,027 billion (33%) and non-current assets of Rp6,890 billion (67%). Of the total current assets, cash and cash-equivalent amounted to Rp2,146 billion/accounting for 64% of current assets, accounts receivables (Rp287 billion/9%), inventories (Rp17 billion/1%), and other current assets (Rp919 billion/27%). The non-current assets comprised of investments (Rp570 billion/8%), fixed assets and assets under construction (Rp1,718 billion/17%), and other noncurrent assets (Rp318 billion/5%). The total assets were derived from total liabilities (Rp902.45 billion/9%) and total equity (Rp9,051 billion/91%).
Aset Lancar
Current Assets
Aset lancar Perusahaan meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, deviden dibayar dimuka, beban dibayar dimuka, pajak dibayar dimuka, pendapatan YMH diterima dan piutang pihak yang memiliki hubungan istimewa. Aset Lancar per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp2.995 milliar, meningkat sebesar 2,9% dibandingkan dengan 31 Desember 2010 atau naik sebesar Rp82 juta. Kenaikan aset lancar Desember 2011 bersumber dari kenaikan piutang usaha dan kenaikan pajak dibayar dimuka. Upaya minimalisir
The current assets of the Company comprise of cash and cash-equivalent, trade receivables, other receivables, inventories, prepaid dividends, prepaid expenses, prepaid taxes, deferred income and receivables from affiliated parties. Total current assets as of 31 December 2011 amounted to Rp2,995 billion, an increase of 2.9% from Rp2,882 billion in 2010. This increase was primarily derived from the increase in trade receivables and prepaid taxes. Efforts to minimize accounts receivables had been taken among others through the monitoring of
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
receivables with the use of special stickers, rescheduling of debts at head office and branch offices, and periodical reconciliations with debtors.
Aset Tidak Lancar
Fixed Assets
Aset tidak lancar Perusahaan terdiri dari Penyertaan, Aktiva Tetap dan Aktiva Lain Lain. Adapun aktiva lainlain adalah uang jaminan, beban ditangguhkan, aktiva non operasional. Aset Tidak Lancar sampai dengan Desember tahun 2011 sebesar Rp6.980 miliar meningkat sebesar 12% dibandingkan Desember tahun 2010 sebesar Rp6.236 miliar. Kenaikan tahun 2010 bersumber dari kenaikan aset tetap yaitu kenaikan baik dari harga perolehan maupun aset dalam konstruksi.
The fixed assets of the Company comprise of equity participation, fixed assets and other assets. Other assets include collateral funds, deferred expenses and nonoperational assets. Total fixed assets as of year-end 2011 amounted to Rp6,980 billion, an increase of 12% from Rp6,236 billion in 2010. The increase in fixed assets was derived from increases in the procurement value as well as in assets under construction.
Total Kewajiban
Total Liabilities
Total Kewajiban Perusahaan terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Total kewajiban Desember tahun 2011 sebesar Rp872,1 miliar meningkat sebesar 2.9% dibandingkan Desember tahun 2010 yang sebesar Rp847,4 miliar. Kenaikan kewajiban Desember tahun 2011 bersumber dari kenaikan kewajiban jangka pendek perusahaan.
Total liabilities of the Company comprise of short-term and long-term liabilities. Total liabilities as of year-end 2011 amounted Rp872.1 billion, an increase of 2.9% from Rp847.4 billion in 2010. The increase stemmed primarily from additional short-term liabilities of the Company.
Kewajiban Jangka Pendek
Short-term Liabilities
Kewajiban jangka Pendek Perusahaan terdiri dari beban yang masih harus dibayar, hutang pembelian aktiva tetap, hutang dana pensiun, hutang lain-lain, pendapatan diterima dimuka, dan hutang pajak. Kewajiban jangka Pendek Desember tahun 2011 sebesar Rp551,8 miliar meningkat 4,7% dibandingkan Desember tahun 2010 yang sebesar Rp526,9 miliar. Kenaikan kewajiban jangka pendek tahun 2011 bersumber dari kenaikan hutang pembelian aktiva tetap, hutang lain-lain, pendapatan diterima dimuka dan hutang pajak.
Short-term liabilities of the Company comprise of deferred expenses, borrowings related to capital expenditure, pension fund debt, other debts, prepaid income, and deferred taxes. Total short-term liabilities as of year-end 2011 amounted to Rp551,8 billion, an increase of 4.7% from Rp526.9 billion in 2010. The increase stemmed primarily as a result of increases in capital expenditure, other debts, prepaid income and deferred taxes.
Kewajiban Jangka Panjang
Long-term Liabilities
Kewajiban jangka panjang perusahaan terdiri dari kewajiban pajak tangguhan, hutang jaminan yang akan diperhitungkan, dana titipan program THT, dana titipan BUMN peduli, pendapatan yang ditangguhkan dan kewajiban imbalan pasca kerja.
Long-term liabilities of the Company comprise of deferred tax liability, guarantee deposit accruable, fund placement for THT program, fund placement for SOE Care, deferred income and pension benefit liability.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
piutang usaha telah dilakukan antara lain dengan monitoring piutang dengan stikerisasi, rescheduling terhadap debitur baik di kantor pusat maupun kantor cabang dan rekonsiliasi secara berkala dengan debitur.
251
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Kewajiban jangka panjang perusahaan Desember tahun 2011 sebesar Rp320,3 miliar turun sebesar 0,07% dibandingkan Desember tahun 2010 yang sebesar Rp320,5 miliar. Penurunan kewajiban jangka panjang Desember tahun 2011 disebabkan penurunan dana titipan program THT yang cukup signifikan.
Long-term liabilities of the Company as of year-end 2011 amounted to Rp320.3 billion, a decline of 0.07% from Rp320.5 billion in 2010. The decline was mainly due to a significant decrease in the amount of fund placement for the THT program.
Modal
Equity
Meskipun jumlah modal perusahaan pada Desember tahun 2011 tidak mengalami peningkatan yang signifikan, namun secara keseluruhan jumlah ekuitas Angkasa Pura II mengalami peningkatan sebesar 9,7% pada Desember tahun 2011 yang sebesar Rp9.103,1 miliar dibandingkan dengan Desember tahun 2010 yang sebesar Rp8.301,7 miliar. Hal ini disebabkan oleh kenaikan laba Desember tahun 2011, serta adanya laba surat berharga yang belum direalisasi. Komposisi dari ekuitas Angkasa Pura II Desember tahun 2011 dapat dilihat dengan jelas pada bagan berikut:
Total shareholder’s equity of Angkasa Pura II increased modestly by 9.7% from Rp8,301.7 billion in 2010 to Rp9,103.1 billion in 2011. The increase was attributed to the Company’s net profit for the year under review, and to unrealized profit from marketable securities held to maturity. The composition of shareholder’s equity of the Company as of year-end 2011 is presented in the charts below:
Komposisi Ekuitas Desember 2011 (%) Composition of Equity in December 2011 (%) 24
24
16
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
40
252
BPYBDS
Laba Rugi Profit loss
Cadangan Umum General Reserves
2. Laporan Arus Kas
Jumlah Kas dan Setara Kas pada akhir tahun 2011 mencapai sebesar Rp2.149 miliar terdiri dari kas dan bank sebesar Rp54 miliar (2,5%) dan deposito sebesar Rp2.095 miliar (97,5%). Posisi kas dan setara kas ini turun sebesar 4,4% atau sebesar Rp98,4 miliar dari bulan Desember 2010. Kebijakan dalam
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Modal saham Share Capital
2. Cash Flow Report
Total cash and cash-equivalent as of year-end 2011 amounted to Rp2,149 billion, comprising of cash and bank of Rp54 billion (2.5%) and bank deposits of Rp2,095 billion (97.5%). The balance of cash and cash-equivalent declined by 4.4%, or Rp98.4 billion, from that of the previous year. The policy of cash
pengelolaan dana memperhatikan kebutuhan untuk operasional kantor pusat dan seluruh cabang. Pengelolaan dana korporat dikontrol dengan Fasilitas Cash Management System perbankan.
Idle cash merupakan kelebihan kas yang dimiliki perusahaan yang tidak diperlukan dalam waktu dekat. Di PT Angkasa Pura 2 (Persero), idle cash ditempatkan dalam bentuk investasi Deposito, Obligasi dan Reksadana dengan mempertimbangkan prinsip prudence dan preferensi high risk returns investing yang dapat diterima.
Komposisi penempatan dana Perusahaan per 31 Desember 2011 yaitu 95,36% pada deposito dengan memperhatikan standard prudential banking practice seperti aspek CAR (Capital Adequate Ratio), NPL (Non Performing Loan), LDR (Loan Deposit to Ratio), NIM (Net Interest Margin) dengan preferensi Bank BUMN 78,96%; Bank BUMD 2,98% dan Bank Swasta 18,06%. Dan sisa dari idle cash PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar 4,637% ditempatkan pada surat berharga meliputi Obligasi (3,961%) dan Reksadana (0.677%). Untuk komposisi Obligasi Rupiah PT Angkasa Pura II (Persero) terdiri dari Obligasi Pemerintah (50.56%), Obligasi BUMN (43.82%) dan Obligasi Korporasi (5.62%). Tingkat suku bunga penempatan deposito Rupiah 7% p.a (gross), BI rate per 31 Desember 2011 6.00% dan USD2.00% p.a. Optimalisasi dana idle pada obligasi memberikan weighted coupon obligasi 9,99% p.a (gross).
Idle cash represents excess cash that are immediately needed by the Company. At Angkasa Pura II, idle cash is placed as investments in bank deposits, bonds and Mutual Funds by observing the principles of prudence and choosing high-return investments with acceptable risks.
The composition of funds placement on 31 December 2011 were 95.36% on bank deposits with due considerations on prudential bank practices such as the aspects of CAR (Capital Adequate Ratio), NPL (Non Performing Loan), LDR (Loan Deposit to Ratio), NIM (Net Interest Margin) and a preference for stateowned banks 78,96%; regional state banks 2,98% and private banks 18,06%. The remaining idle cash of 4.637% of the Company was placed in marketable securities comprising of bonds (3.961%) and mutual funds (0.677%). In the composition of Rupiah Bonds, the Company held Government Bonds (50.56%), SOE Bonds (43.82%) and Corporate Bonds (5.62%). The interest earning rates on bank deposits were Rupiah (7% gross p.a.), BI rate as of 31 December 2011 (6.00%)and USD deposits (2.00%). Optimalization of idle funds in bonds provided a weighted coupon yield of 9.99% gross per annum.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
management places an emphasis on the operational needs of the head office and all branch offices, while the management of corporate funds is entrusted to bank Cash Management System.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
253
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis Arus Kas per 31 Desember 2011 Cash Flow as per 31 December 2011 2011
2010
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba (Rugi) Bersih setelah Pajak
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES 1.090.193.260.611
1.035.606.925.255
Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi Kas: Beban Penyusutan dan Amortisasi
382.135.069.646
306.173.884.405
Depreciation and Amortization
(7.225.795.577)
15.628.567.948
Income (Loss) on foreign exchange
6.724.560.649
15.628.567.948
(Decrease) Increase in Earning S. Realizable securities which BLM
22.395.491.434
10.286.553.913
Allowance for Doubtful Accounts and Impairment
(5.981.702.634)
38.260.345.381
Decrease (Increase) Financial Assets Available for Sale
(29.596.580.321)
(72.443.893.874)
Decrease (Increase) Accounts Receivable
(2.043.584.379
(263.954.106)
Decrease (Increase) Other Receivable
1.699.276.709
(1.060.653.493)
Decrease (Increase) Inventories
(16.903.120.062)
3.592.836.964
Decrease (Increase) Prepaid Expenses
Penurunan (Kenaikan) Pajak Dibayar Dimuka
(127.738.626.581)
(38.339.108.853)
Decrease (Increase) Prepaid Taxes
Penurunan (Kenaikan) Pendapatan yang Masih Harus Diterima
(39.499.735.996)
11.994.651.389
Decrease (Increase) Accrued Income
Laba (Rugi) selisih kurs (Penurunan) Kenaikan Laba S. Berharga yang Belum Direalisasikan Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan Penurunan Nilai Ditambah (dikurangi) dengan: Penurunan (Kenaikan) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Penurunan (Kenaikan) Piutang Usaha Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain Penurunan (Kenaikan) Persediaan Penurunan (Kenaikan) Biaya Dibayar Dimuka
Penurunan (Kenaikan) Properti Investasi Penurunan (Kenaikan) Pendapatan yang Masih Harus Diterima Penurunan (Kenaikan) Uang Muka Dividen Penurunan (Kenaikan) Aset Lain-lain (Penurunan) Kenaikan Biaya YMH Dibayar (Penurunan) Kenaikan Hutang Dana Pensiun (Penurunan) Kenaikan Hutang Titipan Program THT (Penurunan) Kenaikan Titipan Program BUMN Peduli (Penurunan) Kenaikan Hutang Lain-lain (Penurunan) Kenaikan Pendapatan Diterima Dimuka (Penurunan) Kenaikan Hutang Pajak (Penurunan) Kenaikan Pendapatan Tangguhan (Penurunan) Kenaikan Liabilitas Imbalan Paska Kerja
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
(Penurunan) Kenaikan Liabilitas Pajak Tangguhan
254
Profit (Loss) after Tax Add (deduct) items not affecting cash
(Penurunan) Kenaikan Piutang kepada Pihak-pihak Berelasi Jumlah Arus Kas Bersih dari Kegiatan Operasi
Add (deduct) to:
(9.449.467.897)
-
Decrease (Increase) Investment Property
(37.698.247.826)
-
Decrease (Increase) Accrued Income Decrease (Increase) Dividend Advances
33.000.000.000
(8.000.000.000)
(466.343.530.764)
122.156.849.967
Decrease (Increase) in other assets
16.667.066.092
(5.451.383.940)
(Decrease) Increase in Costs Paid YMH
665.097.672
(2.721.688.101)
(Decrease) Increase in Debt Retirement Fund
19.814.522.022
32.868.306.053
(Decrease) Increase in Deposits Payable ENT Program
(20.387.406.261)
41.959.155.338
(Decrease) Increase in Deposits SOE Care Program
40.897.223.963
(16.514.056.933)
(Decrease) Increase in Other Payable
12.926.001.835
13.406.372.432
(Decrease) Increase in Revenues Received Expenses
(46.727.040.908)
4.746.154.567
(Decrease) Increase in Taxes Payable
(9.257.178.025)
-
(Decrease) Increase in Deferred Revenue
4.318.422.272
4.334.639.674
(Decrease) Increase in Post-Employment Benefits Liability
1.353.218.460
(2.590.093.761)
(Decrease) Increase in Deferred Tax Liability
30.388.371.187
9.571.907.861
(Decrease) Increase in receivables relate to parties
844.325.565.222
1.508.218.551.319
The amount of Net Cash Flow from Operations
(7.031.974.839)
(10.923.790.214)
(574.013.937.325)
(1.218.183.835.571)
Decrease (Increase) in Fixed Assets
-
-
Decrease (Increase) in Deferred Costs
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penurunan (Kenaikan) Penyertaan pada Perusahaan Asosiasi Penurunan (Kenaikan) Aset Tetap Penurunan (Kenaikan) Biaya Tangguhan Penurunan (Kenaikan) Aset Non Operasional Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
-
-
Decrease (Increase) Non-Operational Assets
(581.045.912.164)
(1.229.107.625.785)
The amount of Net Cash Flows from Investing Activities
3.937.817.125
870.331.132
(Decrease) Increase in Debt Guarantee
55.623.291.155
-
(Decrease) Increase in Government Equity
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN (Penurunan) Kenaikan Hutang Jaminan (Penurunan) Kenaikan Penyertaan Modal Pemerintah (Penurunan) Kenaikan Modal (Penurunan) Kenaikan Cadangan Umum Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
Decrease (Increase) Investments in Associates
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
103.787.178.041
(1.894.000.000)
(Decrease) Increase in Capital
(525.069.495.225)
(216.202.431.373)
(Decrease) Increase in General Reserves
(361.721.211.904)
(217.226.100.241)
The amount of Net Cash Flows from Financing Activities
Kenaikan (Penurunan) Bersih-Kas dan Setara Kas
(98.441.558.846)
61.884.825.293
Increase (Decrease) Net-Cash and Cash Equivalents
Kas dan Setara Kas-Saldo Awal
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
Cash and Cash Equivalents-Begining Balance
Kas dan Setara Kas-Saldo Akhir
2.149.413.452.975
2.247.855.011.821
Cash and Cash Equivalents-Ending Balance
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
2.149.413.452.975 (0.03)
2.247.855.011.821 0.30
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3. Rasio Keuangan
3. Financial Ratio
Rasio keuangan yang digunakan dalam penilaian kinerja perusahaan sampai dengan Desember 2011 adalah mengacu kepada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara disajikan sebagaimana tabel berikut:
The financial ratios used in measuring the performance of the Company as of December 2011 adhere to the Decision of the Minister of State-owned Enterprise No: KEP-100/MBU/2002 on the Measurement of the State of Health of SOE as presented in the following table:
Rasio Keuangan per 31 Desember 2011 Financial Ratio as of 31 December 2011 Aspek Keuangan Financial Aspect
Formula Formulated
Satuan Unit
31 Des 11
Skor
Deviasi Deviating
Return On Equity (Roe)
= Laba Setelah Pajak-Penjualan At Modal Sendiri
%
21,20
15,00
6,20
Return On Invesment (Roi)
= Ebit + Penyusutan & Amor Capital Employed
%
26,05
10,00
16,05
Cash Ratio
= Kas. Bank & Deposito Hutang Lancar
%
397,03
3,00
394,03
Current Ratio
= Aktiva Lancar Hutang Lancar
%
553,31
3,00
550,31
Collection Periods
= Total Piutang Usaha X Jumlah Hari Total Pend. USaha
Hari
30,08
4,00
26,08
Perputaran Persediaan (Pp)
= Total Persediaan X Jumlah Hari Total Pend. Usaha
Hari
2,00
4,00
(2,00)
Total Asset Turn Over
= Total Pendapatan Capital Employed
%
44,71
2,00
42,71
Tms Thd Total Asset
= Tms-Bpybds Total Asset-Bpybds
%
43,00
5,00
38,00
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua indikator menunjukkan perubahan yang semakin membaik dari periode yang sama pada tahun lalu kecuali rasio total modal sendiri terhadap total aset, dan perputaran aset. Untuk rasio total modal sendiri terhadap total aset disebabkan oleh tingginya aset yang dimiliki perusahaan yang masih berbentuk aktiva dalam konstruksi.
From the above table, it can be seen that all indicators point to an improving trend from the corresponding period of the previous year, with the exception of the ratio of total equity to total assets, and assets turnover, the decline of the equity to asset ratio was due to the large assets held by the Company in the form of assets under construction.
Untuk rasio keuangan periode Januari - Desember tahun 2011 dapat dijelaskan sebagaimana berikut: a. Tingkat likuiditas Tingkat likuiditas mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi short-term debt. Untuk mengukur tingkat likuiditas, terdiri dari cash ratio, current ratio, collection periods, dan perputaran persediaan. • Cash ratio dapat dijelaskan bahwa bahwa dengan kas dan setara kas (aset yang paling likuid) yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi short-term liabilities. Hal ini dapat terlihat dari besarnya kas dan setara kas yang 367,36% lebih besar dari kewajiban jangka pendeknya.
The financial ratios in the period of January-December 2011 were as follows: a. Liquidity The liquidity level measures the Company’s ability to meet its short-term liabilities. The measure of liquidity takes into account the cash ratio, current ratio, collection periods, and inventory turnover. • The cash ratio defines the ability to meet shortterm liabilities by resorting to the Company’s cash and cash-equivalent position (the most liquid assets) against short-term liabilities. The Company’s cash ratio by year-end 2011 was 367.36% higher than its short-term liabilities.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
46,00
255
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
256
• Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan menggunakan aktiva lancar. Untuk s.d Desember 2011, PT Angkasa Pura II (Persero) memiliki current ratio sebesar 518,12% dapat diartikan bahwa setiap Rp1 hutang lancar yang dimiliki di jamin oleh Rp5,2 aktiva lancar. • Collection Periods sebesar 30 hari yang berarti tingkat rata–rata hari yang dibutuhkan perusahaan untuk mendapatkan piutangnya adalah sebesar 30 hari. Rasio ini masih lebih baik dari tingkat rasio yang telah ditetapkan kementrian BUMN, yaitu 60 hari. • Perputaran Persediaan (PP) sebesar 2 hari atau dapat dijelaskan bahwa rata-rata penyimpanan persediaan sebelum dipergunakan untuk operasional adalah sebesar 2 hari.
• Current Ratio is the measure by which a company can cover its debts with its current assets. By year-end 2011, Angkasa Pura II had a current ratio of 518.12%, meaning that each Rp1 of debt was secured by Rp5.2 of current assets. • Collection Period was 30 days, which means that the Company needed 30 days on average to collect its receivables. This ratio is better than the collectibility ratio imposed by the Ministry of SOE, which is 60 days. • Inventory Turnover was 2 days, meaning that the length of time that inventories are kept in stock before being used in operations is on average 2 days.
b. Tingkat Rentabilitas Tingkat rentabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Untuk mengukur rentabilitas, dapat menggunakan rasio-rasio terdiri dari ROE, ROI, Total Asset Turn Over (TATO) dan TMS terhadap Total Asset. • ROE menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan modal yang dimiliki. Perusahaan pada periode Januari sampai dengan Desember 2011 dapat menghasilkan laba sebesar 15,88% dari modal. • ROI menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan aset produktif yang dimiliki. Dengan aktiva produktif yang dimiliki pada periode Januari sampai dengan Desember 2011 perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar 20,61% dari aktiva produktifnya. • Rasio TATO menunjukkan tingkat efektifitas operasional perusahaan. Rasio sebesar 45,58% menunjukkan bahwa perusahaan hanya mampu menghasilkan pendapatan sebesar 45,58% dari aktiva produktifnya. • Seperti halnya TATO, TMS terhadap Total Aset menunjukkan tingkat efektifitas operasional perusahaan. Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan modal sebesar 52,75% dari total asetnya yang produktif (diluar aktiva dalam konstruksi dan BPYBDS).
b. Rentability A company’s rentability measures its ability to generate profit from operations. Measurement of rentability uses ratios such as ROE, ROI, Total Assets Turn Over (TATO) and TMS to Total Assets. • ROE indicates the ability of a company to generate profit from shareholder’s equity. In 2011, the Company posted a return on equity of 15.88%. • ROI indicates the ability of a company to generate profit from its earning assets. The Company generated a return of 20.61% from its productive or earning assets in 2011. • The TATO ratio indicates the effectiveness of the Company’s operations. A ratio of 45.58% in 2011 showed that the Company was able to generate revenues equivalent to 45.58% of its earning assets. • Similar to TATO, the ratio of TMS to Total Assets indicates the effectiveness of the Company’s operations. A ratio of 52.75% for the Company in 2011 showed that it was able to generate equity amounting to 52.75% of its total earning assets (less assets under construction and deferred expenses on expendable assets).
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI)
Kebijakan Penggunaan Laba
Policy on Profit Appropriation
Penggunaan laba tahun buku 2011 masih menunggu hasil RUPS tahun 2012. Adapun penggunaan laba tahun buku 2010 berdasarkan hasil keputusan RUPS yang tertuang dalam Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Angkasa Pura II No.RIS-32/D3.MBU/2010 ditetapkan penggunaan laba usaha tahun buku 2010 sebesar Rp1.035.607.000.000 sebagai berikut: • 25% atau sebesar Rp258.901.750.000 dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham • 1,5% atau sebesar Rp15.534.105.000 dibagikan sebagai tambahan dana Kemitraan. • 2% atau sebesar Rp20.712.140.000 dibagikan sebagai tambahan dana Bina Lingkungan. • 71,5% atau sebesar Rp740.459.005.000 digunakan untuk Cadangan Umum.
The appropriation of net profit for the year ending 31 December 2011 is subject to the resolution of the 2012 AGMS. The appropriation of 2010 net profit as contained in the minutes of the Annual General Meeting of Shareholders of Angkasa Pura II No.RIS-32/ D3.MBU/2010, the resolution of which stipulates that the use of 2010 net profit Rp1,035,607,000,000 be appropriated as follows: • A total of 25%, or Rp258,901,750,000 to be distributed as cash dividends to the shareholder. • A total of 1.5%, or Rp15,534,105,000 to be appropriated as additional funding for the Partnership Program. • A total of 2%, or Rp20,712,140,000 to be appropriated as additional funding for Community Development Program • A total of 71.5%, or Rp740,459,005,000 to be placed in General Reserves.
Kebijakan Pajak & Dividen
Tax and Dividend Policy
Selain menjalankan fungsi penyedia pelayanan kepada masyarakat, Angkasa Pura II juga mempunyai tujuan memberikan benefit kepada negara. Selama tahun 2011 kontribusi Angkasa Pura II kepada negara dalam bentuk pajak dan dividen adalah sebagai berikut:
In addition to engaging in public service obligation activities, Angkasa Pura II also aims to provide benefits to the nation. In 2011, the contribution of Angkasa Pura II to the nation in the forms of tax and dividend payments were as follows: 2009
2010
2011
1
PPh Psl.21
38.560
51.330
61.702
2
PPh Psl.23
45.974
51.618
9.598
3
PPh Psl.4 (2) Final
16.533
17.805
21.484
4
PPh Psl.25
177.525
219.374
285.031
5
PPh Psl.29 (28)
75.450
80.282
20.798
6
PPN
147.953
203.971
143.548
7
PBB
73.971
79.969
79.605
8
Dividen
173.050
216.202
469.112
Jumlah Total
749.016
920.551
1.090.878
Prospek Usaha Perusahaan Angkutan udara tidak dapat dipisahkan dari kondisi makro suatu negara seperti pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2011 mencapai 6,5%, lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2010 sebesar 6,1%. Sementara tingkat inflasi dapat dijaga pada kisaran di bawah 6,00%.
Business Prospects Air transportation is an integral part of the macroeconomic condition of a country such as economic growth and development. The national economy grew by 6.5% in 2011, up from 6.1% in 2010. Whilst inflation rate was checked at below 6.0%.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Uraian Description
No.
257
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
258
Realisasi rata-rata tingkat suku bunga SBI-3 bulan dalam tahun 2011 mencapai 5,75%, dan realisasi rata-rata nilai tukar Rupiah dalam tahun 2011 mencapai Rp8.776,00/ US$.
The average realized 3-month SBI interest rate in 2011 was 5,75%, whereas the average realized Rupiah currency exchange rate in 2011 was Rp8.776,00 to the US Dollar.
Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang mencapai 6,5% pada tahun 2011 mencakup berbagai sektor industri, dimana salah satu sektor yang mencatat pertumbuhan yang tinggi adalah sektor transportasi dan komunikasi. Kondisi ini berpengaruh positif terhadap pertumbuhan Lalu Lintas Udara untuk pergerakan pesawat udara, jumlah penumpang dan jumlah kargo, masing-masing sebesar 10,3%, 19,2% dan kargo 14,9%.
The growth of Gross Domestic product (GDP) of 6.5% in 2011 encompassed several industry sectors, of which one of the highest growing sectors is the transportation and communication sector. Such a condition was positively conducive for the growth of air transportation, in which aircraft movement, number of passengers and cargo volume grew 10.3%, 19.2% and 14.9%, respectively, during the year.
Ditunjang oleh pasar domestik Indonesia yang besar, termasuk pasar untuk jasa angkutan udara, perekonomian Indonesia diperkirakan dapat menjaga pertumbuhannya yang berkesinambungan, disertai pula oleh tingkat pertumbuhan jasa angkutan udara yang tetap menjanjikan. Hal ini terlihat dari langkah beberapa maskapai penerbangan nasional yang telah memesan pesawat udara baru dalam jumlah yang sangat besar.
Supported by Indonesia’s huge domestic market, including the market for air transportation service, the Indonesian economy is expected to sustain its growth, along with the growth of the air transportation service that remains promising. This trend is evident from the steps taken by several national airline carriers in placing huge number of orders for new aircrafts recently.
Sudah barang tentu langkah pembelian pesawat ini dilatarbelakangi keyakinan para maskapai tersebut terhadap prospek pertumbuhan jasa angkutan udara di Indonesia dalam beberapa tahun atau bahkan beberapa dasawarsa mendatang. Hal ini berdampak langsung terhadap prospek pertumbuhan bisnis Angkasa Pura II sebagai going concern.
It is obvious that such moves could only be taken because these airliners are extremely confident about the growth prospects of air transportation service in Indonesia in the coming years, and even the coming decades. This development is directly related to the business growth prospects of Angkasa Pura II as a going concern.
Dari laju pertumbuhan penumpang, semakin tinggi jumlah penumpang, maka semakin tinggi pula pendapatan konsesi Perusahaan, di mana saat ini konsesi merupakan komponen pendapatan Non-Aero yang terbesar. Dari tahun ke tahun, pendapatan Aero dan Non-Aero juga semakin meningkat dan dapat melebihi RKA yang ditetapkan Perusahaan.
From the pace of growth of flying passengers, the higher the growth, the higher the concession revenue of the Company, in which currently concession revenue represents the largest component of Non-Aeronautical revenues of the Company. Over the years, both Aeronautical and Non-aeronautical revenues of the Company have continued to grow and surpassed the budget for the respective years.
Aspek Pemasaran
Marketing Aspect
Angkasa Pura II memaksimalkan penggunaan berbagai macam media, seperti signboard dan website, untuk memberikan informasi mengenai area komersial serta program promosi yang diselenggarakan oleh Perusahaan.
Angkasa Pura II maximizes the use of several media such as signboard and website, to provide information on commercial area opportunities and promotional programs undertaken by the Company.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
In the six-pillar work programs of the Directorate of Commercial and Business Development, the business development plan of Angkasa Pura II seeks to capitalize on potential revenue sources from well-targeted market opportunities, as follows: 1. Development of the New Cargo Center at the Soekarno-Hatta Airport through a subsidiary company; 2. Establishment of a Maintenance, Repair and Overhaul (MRO) facilities that aim towards a common-use hangar system as Soekarno-Hatta Airport; 3. Formation of a Strategic Business Unit (SBU) for managing advertisement and parking space businesses at Soekarno-Hatta Airport; 4. Establishment of a Cargo SBU at Depati Amir, Sultan Thaha and Sultan Iskandar Muda airports; 5. Installation of the Electronic-Point of Sales (e-POS) at Terminal 2D and Terminal 1A Soekarno-Hatta Airport for more efficient cooperation management; 6. Dissemination of interactive information that can be accessed whenever and wherever, Angkasa Pura II provides commercial information on a real-time basis via on-line media that offers business opportunities, advertisement media and business procedures at the airport related to: a. Property business, airport development plan, Batu Jaya II Development, Block Plan Property, Airport City, Soekarno-Hatta Airport as the Gateway to Indonesia, and b. Profiles of subsidiary companies. 7. Development of the Airport City that comprises of: a. Meeting premises for the exchange of business information both local and international; b. Integration of transportation modal hub of airrailway-land transport; c. Development of the MRO hangar facilities; d. Development of the new cargo center; e. Construction of parking building; f. Development of business office park; g. Development of hotel and convention center. 8. Informing the plan to develop the Soekarno-Hatta International Airport as the Indonesia Gateway by organizing airline gathering; and 9. Informing the development of Hotel and Check-in facilities located in the connecting building between Terminal 2F and Terminal 3 Pier 1 Soekarno-Hatta Airport by organizing Skylink tenant gathering.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Di dalam enam pilar Program Kerja Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha, rencana pengembangan bisnis yang dilakukan Angkasa Pura II dalam rangka mengoptimalkan penerimaan melalui pangsa pasar yang terkelola dengan baik, adalah sebagai berikut: 1. Pembangunan kawasan New Cargo Center di Bandara Soekarno-Hatta melalui anak perusahaan; 2. Pembangunan Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) yang mengarah kepada common-use hangar di areal Bandara Soekarno-Hatta; 3. Pembentukan SBU Pengelola Iklan dan Parkir di Bandara Soekarno-Hatta; 4. Pembentukan SBU Kargo di Bandara Depati Amir, Sultan Thaha dan Sultan Iskandar Muda; 5. Penerapan sistem Electronic-Point of Sales (e-POS) di Terminal 2D dan Terminal 1A Bandara SoekarnoHatta guna tata kelola kerja sama yang lebih baik; 6. Penyediaan informasi interaktif yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja, Angkasa Pura II menyediakan informasi aktual perusahaan berbasis komersial melalui media online yang menyajikan peluang bisnis, media periklanan serta prosedur bisnis di bandara yang terkait dengan: a. Property business, airport development plan, Batu Jaya II Development, Block Plan Property, Airport City, Bandara Soekarno-Hatta sebagai Indonesia Gateway; dan b. Profil anak perusahaan. 7. Pengembangan Airport City yang mencakup: a. Tempat pertemuan dan pertukaran informasi bisnis baik lokal maupun internasional; b. Integrasi hub moda transportasi udara-kereta api transportasi darat; c. Pengembangan fasilitas MRO dan hangar; d. Pengembangan fasilitas new cargo center; e. Pembangunan gedung parkir; f. Pengembangan business office park; g. Pengembangan hotel dan convention center. 8. Sosialisasi rencana pengembangan Bandara Soekarno-Hatta sebagai Indonesia Gateway dengan mengadakan airline gathering; serta 9. Sosialisasi pengembangan fasilitas Hotel dan Check-in Lounge yang berlokasi di bangunan penghubungantara Terminal 2F dan Terminal 3 Pier 1 Bandara Soekarno-Hatta dengan mengadakan Skylink tenant gathering.
259
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis KEMAMPUAN MEMBAYAR HUTANG TINGKAT KOLEKTIBILITAS PIUTANG
DAN
ABILITY TO COVER DEBTS AND COLLECTIBILITY OF RECEIVABLES
1. Kemampuan Membayar Hutang Perusahaan Untuk mengukur kemampuan Perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek digunakan rasio likuiditas, yang terdiri dari rasio lancar dan acid-test ratio. Berikut table rasio-rasio tersebut:
1. The ability to settle the Company’s debts To measure the ability of the Company to settle its short-term liabilities, the liquidity ratio is used, comprising current ratio and acid-test ratio, as follows:
2006
2007
2008
2009
2010
2011
661,4
706,71
764,41
597,00
573,74
553,31
Pada tahun 2011 tingkat kemampuan Perusahaan dalam membayar kewajibannya, yang ditunjukkan dalam Rasio Lancar, sebesar 542,90% menurun sebesar (3,6)% dibanding dengan tahun 2010 yang sebesar 573,74%.
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
260
In 2011, the Company’s ability to settle its current liabilities, as indicated by the current ratio, amounted to 542.90%, a decrease of 3.6% from 573.74% in 2010.
2006
2007
2008
2009
2010
2011
556,10
577,88
688,13
486,08
552,84
542,90
Pada tahun 2011 tingkat kemampuan Perusahaan dalam membayar kewajibannya, yang ditunjukkan dalam Acid-Test Ratio, sebesar 542,90%, menurun sebesar 1,8% dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar 552,84%.
2. Tingkat Kolektibilitas Piutang Tingkat kolektibilitas piutang digunakan untuk mengukur piutang yang dapat direalisasi Perusahaan. Kolektibilitas piutang tahun 2011 dicapai sebesar 30 hari, mengalami peningkatan dari 31 hari di tahun 2010.
In 2011, the Company’s ability level to settle its liabilities, as indicated by the Acid-Test Ratio, amounted to 542.90%, a decrease of 1.8% from 552.84% in 2010.
2. Collectibility of Account Receivables The collectibility of account receivables measures the period in which the Company can realize its account receivables. This collectivity in 2011 reached 30 days, improving slightly from 31 days in 2010.
2006
2007
2008
2009
2010
2011
55
57
53
29
31
30
Selama enam tahun terakhir menunjukkan bahwa rasio aktivitas terbaik ditinjau dari collection period terjadi pada tahun 2009 dan rasio terburuk terjadi pada tahun 2007.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Over the past six years, the best collectability ratio was in 2009 and the worst in 2007.
CAPITAL STRUCTURE, MANAGEMENT POLICY ON CAPITAL STRUCTURE AND SOLVABILITY LEVEL
Pada tahun 2011 jumlah ekuitas Angkasa Pura II adalah sebesar Rp9.103,7 miliar (90,74% dari total aset), sementara jumlah kewajiban lancar Rp551,8 miliar (5,76% dari total aset). Jumlah ekuitas ini meningkat dibanding tahun 2010 sebesar Rp8.301,7miliar (90,98 % dari total aset), sementara kewajiban lancar meningkat dibanding tahun 2010 sebesar Rp526,9 miliar (6,39% total aset).
In 2011, the number of Angkasa Pura II equity amounted of Rp9,103.7 billion (90.74% of total assets), while the number of current liability amounted of Rp551.8 billion (5.76% of total assets). This equity increased compared with 2010 amounting of Rp8,301.7 billion (90.98% of total assets), meanwhile, the current liability decreased compared with 2010 amounting of Rp526.9 billion (6.39% of total assets).
Rasio solvabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya pada saat perusahaan dilikuidasi. Tingkat solvabilitas Angkasa Pura II tahun 2011 secara umum meningkat dibandingkan dengan tahun 2010, khususnya terlihat pada rasio total hutang dengan modal sendiri dan rasio modal sendiri dengan total aktiva, sementara rasio jumlah hutang dengan total aktiva mengalami penurunan di tahun 2011.
The solvability ratio is used to assess the company ability in settling all the liabilities at the time of company being liquidated). The solvability level of Angkasa Pura II 2011 in general increased compared with 2010, especially seen at the total debt ratio compared with own capital and own capital ratio with total assets, while the total debt ratio with total current assets decreased in 2010.
Uraian Description
2007
2008
2009
2010
2011
Rasio total hutang dengan modal sendiri The ratio of total debt with equity
6,54
5,50
8,80
9,70
10,88
Rasio modal sendiri dengan total aktiva The ratio of equity to total assets
53,15
50,89
51,77
61,76
43,00
IKATAN MATERIAL UNTUK PEROLEHAN BARANG MODAL
MATERIAL CONTRACT OF CAPITAL GOODS ACQUISITION
Hingga akhir tahun 2011, Angkasa Pura II masih memiliki beberapa ikatan material kepada Perusahaan lain, antara lain sebagai berikut: 1. Perjanjian kerja sama pemanfaatan lahan Bandara Soekarno-Hatta seluas 150.000 m2 dengan PT Mandara Jasindo Sena (MJS). MJS menggunakan lahan tersebut untuk membangun dan mengusahakan fasilitas hotel, balai sidang dan perkantoran. 2. Perjanjian penggunaan tanah di Bandara SoekarnoHatta seluas 1.020.000 m2 dengan PT Sanggraha Daksa Mitra (SDM). Perseroan menyewakan tanah tersebut kepada SDM untuk dikelola sebagai fasilitas usaha: Lapangan golf, taman niaga dan pusat pertokoan international berikut fasilitas penunjangnya. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak fasilitas usaha beroperasi secara komersial dan dapat diperpanjang.
During 2011, the Angkasa Pura II conducted several material contract to the other Company, as follows: 1. Cooperative agreement to use Soekarno-Hatta Airport area of 150.000 m2 with PT Mandara Jasindo Sena (MJS). MJS uses the land to build and commercialize the hotel facilities, convention center and offices. 2. Agreement to use the land at Soekarno-Hatta area of 1.020.000 m2 by PT Sanggraha Daksa Mitra (SDM). The Company leased the land to SDM to be managed as business facilities: Golf courses, parks and shopping center of international trade including supporting facilities. The agreement is valid for a period of 20 years from the business facility operates commercially and can be extended.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
STRUKTUR MODAL, KEBIJAKAN MANAJEMEN ATAS STRUKTUR MODAL DAN TINGKAT SOLVABILITAS
261
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
262
3. Perjanjian Pemanfaatan Lahan/Tanah No. S/PERJ/ DZ-3018/2008 atau PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 tanggal 15 Februari 2008 antara Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia (Persero), tentang pemanfaatan lahan seluas 236.865 m2, untuk administrasi perkantoran, penunjang kegiatan operasional penerbangan berikut fasilitas penunjangnya. Jangka waktu perjanjian 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011. 4. Perjanjian Pemanfaatan Tanah dan Konsesi Usaha Angkasa Pura II dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, dengan nomor perjanjian PJJ.15.06/00/01/2008/008 atau No. GMF/PERJ/DT3011/2008 tanggal 25 Januari 2008. 5. Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No.SPKS.049/KM.102/2005-Angkasa Pura II tanggal 22 November 2005 antara PT Wahana Dirgantara dengan Angkasa Pura II. 6. Perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara SoekarnoHatta dengan PT Birotika Semesta/DHL seluas 1.411,20 m2. Tanah tersebut dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan gudang dan kantor yang disepakati dengan harga Rp2.843.130.000. Bangunan tersebut akan digunakan untuk kegiatan usaha jasa pengurusan transportasi dan jasa pengiriman ekspres. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak berita acara pengoperasian bangunan tersebut ditandatangani dan dapat diperpanjang sebanyak 3 (tiga) periode (15 tahun) yang berakhir pada tahun 2019. 7. Angkasa Pura II menyerahkan sebidang tanah kepada PT Gapura Angkasa yang selanjutnya dibangun fasilitas gudang seluas 3.000 m2 ditambah ruangan perkantoran didalamnya yang terletak dan berlokasi antara gudang 510 dan 520 area kargo Bandar Udara Soerkarno-Hatta (Bandara).
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3. Agreement of Land Utilization/Land No. S/PERJ/ DZ-3018/2008 or PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 February 15, 2008 between Angkasa Pura II and PT Garuda Indonesia (Persero), regarding the use of the land area of 236.865 m2, for administrative offices, supporting flight operations activities including supported facilities. Term of agreement 1 January 2007 to December 31, 2011. 4. Land Utilization Agreement and venture concessions of Angkasa Pura II with PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, with agreement number PJJ.15.06/00/01/2008/008 or GMF/PERJ/DT3011/2008 dated January 25, 2008. 5. Warehouse rental Agreement and Land Utilization No. SPKS.049/KM.102/2005-Angkasa Pura II dated November 22, 2005 between PT Wahana Dirgantara with Angkasa Pura II. 6. The Company entered into an agreement with PT Birotika Semesta/DHL to utilize land at SoekarnoHatta International Airport of approximately 1.411,20 m2. The land is used to build warehouse and office building as agreed at the price of Rp2.843.130.000. The building will be used for DHL’s activities such as transportation and express delivery services. The agreement is valid for 5 years since the minutes of building operation was signed and it could be extended for 3 periods (15 years), maturity in 2019. 7. Angkasa Pura II handed over a part of land to PT Gapura Angkasa that will be built warehouse facilities approximately 3.000 m2 with addition of office space located between 510 and 520 area cargo at Soekarno-Hatta International Airport.
8. Agreement of warehouse rental and land utilization No SPSW.026/KM.102/2005-ANGKASA PURA II dated October 25, 2005 between PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) and PT Angkasa Pura II. 9. Angkasa Pura II conducted an agreement with Personnel Cooperative of Angkasa Pura II, “Satya Ardhia” dated 17 February 2004, regarding leasing the land area of 166m2 to cooperative of Satya Ardhia used for business activities of the gas station amounting 4 units located Soekarno-Hatta Airport, Tangerang. 2 units in the terminal 1 and 2 units at terminal 2. 10. Based on the agreement of land utilization No PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 dated November 6, 2009 between PT Pertamina (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero). PT Pertamina will receive land to be used to build facilities. 11. Besides the agreement of land utilization for building facilities, PT Angkasa Pura II (Persero) also made an agreement with PT Pertamina (Persero), which is the establishment of Throughput fee for the organizing of airplane refueling services at airports managed by PT Angkasa Pura II (Persero) through agreement No PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 which is signed on May 7, 2009. 12. Agreement No. SPSW.02/KM.103/Angkasa Pura II2000, dated 28 April 2000 Angkasa Pura II conducted an agreement with PT Cipta Difa Makmur. 13. In the normal course of its business, Angkasa Pura II entered into rental agreements of land and building, along with its facilities, and concession agreement with respective parties who perform their commercial activities at the Airport managed by Angkasa Pura II.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
8. Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No.SPSW.026/KM.102/2005-ANGKASA PURA II tanggal 25 Oktober 2005 antara PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) dengan Angkasa Pura II. 9. Angkasa Pura II melakukan kesepakatan dengan Koperasi Pegawai Angkasa Pura II “Satya Ardhia” tanggal 17 Februari 2004, tentang penyewaan lahan seluas 166m2 kepada koperasi Satya Ardhia yang digunakan untuk kegiatan usaha pompa bensin sebanyak 4 unit yang berlokasi Bandara SoekarnoHatta, Tangerang. 2 unit di terminal 1 dan 2 unit di terminal 2. 10. Perjanjian Pemanfaatan Tanah No. PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 tanggal 6 November 2009 antara PT Pertamina (Persero) dengan Angkasa Pura II. PT Pertamina menerima beberapa bidang tanah yang akan dibangun fasilitas. 11. Selain perjanjian sewa lahan untuk fasilitas tersebut diatas Angkasa Pura II juga mengadakan perjanjian dengan PT Pertamina. Yaitu pengenaan Throughput Fee atas penyelenggaraan pelayanan pengisian bahan bakar pesawat udara di Bandar udara yang dikelola oleh Angkasa Pura II melalui Perjanjian No.PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 yang ditandatangani tanggal 7 Mei 2009. 12. Perjanjian No. SPSW.02/KM.103/Angkasa Pura II-2000, tanggal 28 April 2000 Angkasa Pura II mengadakan perjanjian dengan PT Cipta Difa Makmur. 13. Sehubungan dengan aktivitas normalnya, Angkasa Pura II mengadakan perjanjian persewaan tanah, bangunan beserta fasilitasnya dan perjanjian konsesi dengan para pihak yang melakukan aktivitas usaha di lingkungan Bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
263
Informasi Keuangan yang Mengandung Kejadian yang Bersifat Luar Biasa dan Jarang Terjadi Financial Information that Contains Extraordinary and Rare Events Selama tahun 2011 tidak terdapat informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian luar biasa dan jarang terjadi, serta memilki dampak yang signifikan terhadap keuangan Perusahaan.
In 2011 there were no financial information that had been reported containing rare and extraordinary events of any material significance to the financial condition of the Company.
Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha atau Pendapatan Bersih Angkasa Pura II Impact of Changes in Price to the Revenues and Net Income of Angkasa Pura II Selama tahun 2011, tidak terdapat perubahan harga yang berdampak signifikan terhadap pendapatan usaha atau pendapatan bersih Perusahaan.
In 2011, there were no changes in price that had a significant impact on the Company’s revenues or net income.
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Material Information and Facts Subsequent to the Date of Financial Report
264
Tidak ada peristiwa/kejadian penting setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasi yang berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
There were no significant events subsequent to the date of financial report that had a material bearing on the Company’s consolidated financial report.
Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Use of Proceeds from Public Offering Realization
Sampai dengan 31 Desember 2011, Angkasa Pura II belum go public, sehingga tidak ada informasi terkait total perolehan dana, rencana penggunaan dana, rincian penggunaan dana, saldo dana maupun tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana hasil penawaran umum.
As of 31 December 2011, Angkasa Pura II had not gone public, such that there are relevant information on the proceeds of IPO, plan on the use of proceeds, details on the use of proceeds, balance of proceeds nor the date of GMS approval for changes in the use of IPO proceeds.
Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi Hutang/Modal Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Acquisition or Restructuring of Debt/Capital Realisasi Investasi Program kerja investasi untuk tahun 2011 adalah sebanyak 321 program dengan nilai kontrak sebesar Rp2.885 miliar. Hingga Bulan Desember 2011 realisasi dihitung dari penerbitan Surat Penunjukan Pelaksanaan Pekerjaan (SP3) adalah sebanyak 289 program dengan nilai kontrak sebesar Rp1.816.605 juta. Untuk progress investasi di bulan Desember tahun 2011 tercatat sebesar 67 program dengan nilai kontrak Rp661 miliar.
Realization on Investment The work plan for investment in 2011 consisted of 321 programs with a total contract value of Rp2,885 billion. As of year-end 2011, based on the number of Letter of Contract Execution issued during the year, a total of 289 programs with a contract value of Rp1,816,605 billion were carried out. In the month of December 2011 alone, the progress of investments accounted for 67 programs with a total contract value of Rp661 billion.
Realisasi Investasi Per Program
Rka 2011
Program
Prog 1
2
Realisasi Program
Realisasi Nilai
Nilai
(%)
(%)
5
6(4:2)
7(5:3)
Realisasi 2011
Nilai
Prog
3
4
Keselamatan & Keamanan Ops. Penerbangan Safety and Security of Flight
80
405.616
72
308.328
90,0%
76,0%
Keselamatan & Keamanan Bandara Safety and Security of Airport
64
709.933
62
558.393
96,9%
78,7%
Pelayanan Penumpang & Kargo Passengers & Cargo Services
115
1.607.296
96
878.239
83,5%
54,6%
1
14.073
1
12.949
100,0%
92,0%
61
148.516
58
58.695
95,1%
39,5%
321
2.885.434
289
1.816.605
90,0%
63,0%
Pengembangan Usaha Business Development Lingkungan dan Lain-lain Environment and others Jumlah Total Sumber: Budgeting Angkasa Pura II
Source: Budgeting of Angkasa Pura II
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Investment Realization per Program
265
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
Komparasi RKA 2011 dan Realisasi Investasi Januari-Desember 2011 (%) Comparison of RKA 2011 and Investment Realization on January-December 2011 (%)
10 37
63
Pendapatan Di Luar Usaha Non-Operation Revenue
90
Pendapatan Selisih Kurs Foreign Exchange Revenue
Beban Selisih Kurs Foreign Exchange Expenses
Beban Di Luar Usaha Non-Operating Expenses
From the investment plan as shown in the table above, the airport with the highest rate of absorption was the Minangkabau International Airport at 101.5%. The reason why absorption was higher than the budgeet ceiling was that there were payments for two multi-years contract in 2010 that were paid in 2011. Meanwhile, the absorption rates for investments in the respective airports as of December 2011 in comparison to the budgeted investments are presented in the table below:
Dari jumlah rencana investasi sebagaimana tabel diatas, bandara yang telah mencapai daya serap tertinggi adalah Bandara Internasional Minangkabau sebesar 101.5%. Adapun daya serap nilai diatas pagu anggaran, karena ada pembayaran 2 pekerjaan multi-years di tahun 2010 dibayarkan tahun 2011. Adapun kinerja investasi per cabang hingga bulan Desember tahun 2011 dan perbandingannya terhadap RKAP tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Realisasi Investasi Per Cabang periode Januari-Desember Tahun 2011
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Actual Investment at each branch during January-December
266
2011 period RKA 2011
Realisasi 2011
Daya Serap
Realisasi Fisik
Kantor Pusat/Cabang Main Office/Branch
Prog
Nilai
Prog
Nilai
Prog
Nilai
%
1
2
3
4
5
6(4:2)
7(5:3)
8
82,7%
65,4%
Head Office
81
913.371
67
597.594
Soekarno-Hatta Airport
Rp 9
72,6%
523.215 91.919
86
641.843
77
360.538
89,5%
56,2%
16,8%
Halim Perdanakusuma Airport
12
7.987
12
7.734
100,0%
96,8%
81,6%
7.480
Sultan Mahmud Badarudin II Airport
16
72.328
16
70.311
100,0%
97,2%
77,4%
68.293 17.769
Supadio Airport
17
115.874
17
81.827
100,0%
70,6%
48,3%
Polonia Airport
15
42.468
14
11.930
93,3%
28,1%
73,0%
11.391
Internasional Minangkabau Airport
10
49.405
10
50.144
100,0%
101,5%
90,0%
49.405 117.482
Sultan Syarif Kasim II Airport
16
257.157
16
185.019
100,0%
71,9%
50,0%
Sultan Iskandar Muda Airport
11
8.437
9
4.364
81,8%
51,7%
32,5%
370
Husein Sastranegara Airport
14
51.487
11
46.814
78,6%
90,9%
36,2%
43.200
9
48.041
9
46.748
100,0%
97,3%
70,0%
45.454
Sultan Thaha Airport
Raja Haji Fisabilillah Airport
12
28.619
12
27.406
100,0%
95,8%
83,3%
26.192
Depati Amir Airport
9
2.081
9
1.933
100,0%
92,9%
100,0%
1.933
Kualanamu Airport
13
646.336
10
324.244
76,9%
50,2%
8,8%
226.571
321
2.885.434
289
1.816.605
90,0%
63,0%
45,4%
1.230.674,1
Total Sumber: Budgeting Angkasa Pura II
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Source: Budgeting of Angkasa Pura II
Investment Comparison of RKA 2011 with Realization Jan-Dec 2011
900.000
700.000
RKA 2011 (Nilai) Realisasi Jan-Des 2011 (Program)
600.000
324,244 10
13
9 2,081 9 1,933
46,748
12 28,619 12 27,406
46,814
48,041
9
9
14
11
51,487
185,019 11 8,437 9 4,364
16
50,144 16
49,405 10
10
42,468 14 11,930
15
115,874
81,827
70,311
16
16
12 7,987 12 7,734
77
86
67
81
200.000
72,328
300.000
17
400.000
257,157
360,538
Realisasi Jan-Des 2011 (Nilai)
500.000
100.000
646,336
597,594
800.000
641,843
RKA 2011 (Program)
17
1.000.000
913,971
Perbandingan Investasi Secara RKA 2011 dengan Realisasi Jan-Des 2011
0 Bandara Halim Perdanakusuma
Bandara SMB II
Bandara Supadio
Bandara Supadio
Bandara Polonia
Bandara Internasional Minangkabau
Bandara SSK II
Bandara Sultan Iskandar Muda
Bandara Husein Sastranegara
Bandara Raja Haji Fisabilillah
Bandara Sultan Thaha
Bandara Depati Amir
Bandara Kualanamu
Investasi di bandara Kualanamu-Medan sampai dengan Bulan Desember tahun 2011 telah terealisasi sebanyak 10 program atau sebesar 50.2% dari target. Sedangkan strategi di tahun 2011 dalam upaya pencapaian target investasi adalah dengan melakukan percepatan program investasi dari action plan yang ada. Strategi ini meliputi percepatan penyiapan dokumen lelang, percepatan proses lelang maupun peningkatan monitoring investasi.
Investments at the new Kualanamu Airport of Medan as of December 2011 have been realized for a total of 10 programs, accounting for 50.2 % of target. Whereas the strategy for 2011 in the effort to achieve the investment targets is to undertake an accelarated investment program on existing action plans. This strategy comprises expedited tender document preparation and process, as well as increased monitoring over the investment execution.
Adapun Rincian Revisi Anggaran Investasi RKAP Tahun 2011 adalah sebagai berikut: • RKAP-2011 awal sebanyak 298 program dengan nominal Rp2.488.896.003.000 dan melalui Persetujuan RUPS Bandung Tanggal 27 Januari 2011. • Revisi ke I RKAP-2011 sebanyak 324 program dengan nominal Rp2.885.434.027.000 melalui Persetujuan Dewan Komisaris No: DKOM.176.1/KU.103.4/APII-2011 Tanggal 30 Maret 2011 dan Persetujuan Meneg BUMN Nomor: S.282/MBU/2011 Tanggal 24 Mei 2011. • Revisi ke II Investasi Kualanamu dari 23 program menjadi 13 program, yaitu sebanyak 314 program, dengan nominal Rp2.885.434.027.000 melalui Persetujuan Dewan Komisaris No: DKOM.362/ KU.103.4/APII-2011 Tanggal 14 Juli 2011.
Details of Revised Investment Budgets of 2011 are as follows: • Initial 2011 Budget called for a total of 298 programs at a nominal value of Rp2,488,896,003,000 with the approval of GMS in Bandung dated 27 January 2011. • First Revision of 2011 Budget increased the number of programs to 324 at a nominal value of Rp2,885,434,027,000 with the approval of the Board of Commissioners No: DKOM.176.1/KU.103.4/APII2011 dated 30 March 2011 and Approval of the State Minster of SOE No: S.282/MBU/2011 dated 24 May 2011. • Second Revision on Investments at Kualanamu from 23 programs to 13 programs, for a total of 314 programs at a nominal value of Rp2,885,434,027,000 with the approval of the Board of Commissioners No: DKOM.362/KU.103.4/APII-2011 dated 14 July 2011.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Bandara Soekarno Hatta
267
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
268
• Revisi ke III Investasi di Bandara SMB II dan RHF Penambahan 2 (dua) program menjadi 316 program dengan nominal Rp2.885.434.027.000 melalui Persetujuan Dewan Komisaris No: DKOM.413/ KU.103.4/APII-2011 Tanggal 11 Agustus 2011. • Revisi ke IV penambahan program menjadi 319 program melalui persetujuan Dewan Komisaris No: DKOM.535/KU.103.4/APII-2011 Tanggal 25 Desember 2011. • Revisi ke V penambahan program menjadi 321 program karena adanya MK Penambahan BSH.
• Third Revision on Investments at SMB II and RHF Airports with the addition of two programs, for a total of 316 programs at a nominal value of Rp2,885,434,027,000 with the approval of the Board of Commissioners No: DKOM.413/KU.103.4/APII-2011 dated 11 August 2011. • Fourth Revision with the addition of programs to 319 through the approval of the Board of Commissioners No: DKOM.535/KU.103.4/APII-2011 dated 25 December 2011. • Fifth Revision with additional programs to 321 programs due to expanson of Soekarno-Hatta Airport.
Ekspansi Uraian mengenai ekspansi Perusahaan dibahas pada bab tersendiri.
Expansion Details on Company expansion are presented in a separate chapter.
Divestasi Selama tahun 2011, Angkasa Pura II tidak melakukan kegiatan divestasi, sehingga tidak terdapat informasi tersebut.
Divestment In 2011, Angkasa Pura II did not undertake any divestment program, hence there is no information pertaining to that.
Akuisisi Selama tahun 2011, Angkasa Pura II tidak melakukan kegiatan akuisisi, sehingga tidak terdapat informasi tersebut.
Acquisition In 2011, Angkasa Pura II did not make any acquisition program, hence there is no information pertaining to that.
Restrukturisasi Hutang/Modal Selama tahun 2011, Angkasa Pura II tidak melakukan kegiatan restrukturisasi hutang/modal, sehingga tidak terdapat informasi tersebut.
Restructuring of Debt/Capital In 2011, Angkasa Pura II did not undertake any restructuring of debts or capital, hence there is no information pertaining to that.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi dengan Pihak yang Memiliki Hubungan Istimewa (Afiliasi) Transactions Containing Conflict of Interest and the Nature of Transactions with Affiliated Parties Related Parties Transaction Classification Related parties consist of the following: 1. Companies that directly or indirectly, through one or more intermediaries, control or are controlled by, or under common control with the company (including holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries); 2. Associated companies; 3. Individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting powers of the company that gives them significant influence over the company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or be influenced by such individuals, in their transaction with the company); 4. Key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the company’s activities, including commissioners, directors and managers of the company and close members of their families and; 5. Companies in which a substantial interest in the voting power is owned directly or indirectly, by any person described in (3) and (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major shareholders, of the company and companies, which have a common member of key management as the company.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Klasifikasi Transaksi Hubungan Istimewa Yang disebut pihak-pihak yang mempunyai hubungan Istimewa oleh Angkasa Pura II adalah: 1. Perseroan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perseroan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries); 2. Perseroan asosiasi (associated companies); 3. Perseroan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perseroan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksi dengan Perseroan); 4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perseroan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perseroan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan 5. Perseroan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perseroan tersebut. Ini mencakup Perseroanperseroan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perseroan dan Perseroan-Perseroan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perseroan.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
269
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management’s Discussion and Analysis
The Related Transaction Party In the business activity, the Company conducts certain transactions with the related parties as follows:
Sifat hubungan transaksi Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Nature of Transaction Relationships Details of the nature and type of material transactions with the related parties are as follows:
Tabel Lihat catatan no.40 pada Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi.
Table See Notes no.40 on Notes of Financial Report Consolidated.
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Nama Pihak yang Bertransaksi Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut: 1. Perusahaan menempatkan dana pada Bank Pemerintah dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku untuk nasabah bank pihak ketiga. 2. Perusahaan membeli obligasi, wesel tagih dan efek dibeli dengan janji jual kembali yang diterbitkan oleh BUMN lain. 3. Sebagian pekerjaan aset tetap Perusahaan dilaksanakan oleh BUMN lain. 4. Sejak tanggal 24 Agustus 1998, Perusahaan mengadakan kesepakatan bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai pembagian pendapatan jasa pelayanan penerbangan International (route charge) dan jasa penerbangan lintas.
270
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
1. The company places the fund at the Bank of Government with the requirements of the normal interest rate as applicable to third-party bank customers. 2. The company bought the bonds, notes receivable and securities purchased with the promise of resale issued by another State Owned Enterprise. 3. Most of the Company’s fixed assets work undertaken by other State Owned Enterprise. 4. Since August 24, 1998, the Company made joint agreement with PT Angkasa Pura I (Persero) regarding the division of International flight (route charge) and air traffic services revenue.
Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perusahaan The Amendment of Regulation Having Significant Effect on the Company With the enactment of Law No. 1 Year 2009 regarding flights from 1 February 2009, has an influence on Angkasa Pura II include: - There is an obligation for enterprises to pay for airport concessions to the government as holder of rights on airport services; - Services related to the airport services can not be established by foreigners/foreign legal entities; - Opened an opportunity for private parties to manage the airport; - Operation of the airport shall be conducted by personnel who have the ability and managerial operations and managerial competence in the field of technical and/or airport operations; - The tariff of airport services at airports that are commercially stipulated by a legal entity; - The tariff related services specified by the relevant service provider under an agreement between service users and service providers; - There will be a separation of functions of the ATS to the Airports, for it to hold aviation navigation services the government establish an agency aviation navigation service providers.
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Dengan berlakunya Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan sejak tanggal 1 Februari 2009, memiliki pengaruh terhadap Angkasa Pura II diantaranya adalah: - Terdapat kewajiban bagi badan usaha bandar udara untuk membayar konsesi kepada pemerintah sebagai pemegang hak atas pelayanan jasa kebandarudaraan; - Pelayanan jasa terkait dengan bandar udara tidak dapat dikerjasamakan dengan WNA/badan hukum asing; - Dibuka kesempatan bagi pihak swasta untuk mengelola bandar udara; - Pengoperasian bandara wajib dilakukan oleh tenaga manajerial yang memiliki kemampuan dan kompetensi operasi dan manajerial di bidang teknis dan/atau operasi bandara; - Besaran tarif jasa kebandarudaraan pada Bandar udara yang diusahakan secara komersial ditetapkan oleh badan usaha bandara; - Besaran tarif jasa terkait ditetapkan oleh penyedia jasa terkait berdasarkan kesepakatan antara pengguna jasa dan penyedia jasa; - Akan ada pemisahan fungsi ATS dengan Bandar udara, karena untuk menyelenggarakan pelayanan navigasi penerbangan pemerintah membentuk satu lembaga penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
271
Kebijakan Akuntansi Accounting Policies Perubahan Kebijakan Akuntansi
Accounting Policies
Efektif per tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan telah
Changes in Accounting Policy As of January 1, 2010, the
memberlakukan PSAK 50 (Revisi 2006), “Instrumen
Company effectively has adopted PSAK 50 (Revised
Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55
2006),
(Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Disclosure” and PSAK 55 (Revised 2006), “Financial
Pengukuran”, yang menggantikan PSAK 50 “ Akuntansi
Instruments: Recognition and Measurement”, which
Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 (Revisi 1999),
replaces PSAK 50 “Accounting for Investments of Specific
“Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung
Securities “and PSAK 55 (Revised 1999),” Accounting for
Nilai”.
Derivative Instruments and Hedging Activities “.
Perusahaan
sedang
mengevaluasi
Instruments:
Presentation
and
belum
The Company is currently evaluating and has not
menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi
determined the impact of the revised standards and
yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan
interpretations and that the new against the Company’s
keuangan Perusahaan.
financial statements.
Kesiapan Angkasa Pura Konvergensi PSAK ke IFRS
II
dan
“Financial
Dalam
Rangka
Angkasa Pura II Readiness Convergence of PSAK to IFRS
in
facing
the
Angkasa Pura II telah mempersiapkan diri atas revisi
Angkasa Pura II has prepared on the revised Standards
Standar dan interpretasi yang telah diterbitkan namun
and interpretations issued but not yet implemented in the
belum diterapkan pada tahun berjalan. Revisi Standar
current year. Revised Standards and interpretations are
dan interpretasi berlaku untuk periode yang dimulai
valid for the periods beginning on or after January 1, 2011
atau setelah 1 Januari 2011 maupun yang berlaku setelah
or which apply after January 1, 2012. Standards and new
1 Januari 2012. Standar dan interpretasi baru/revisi
interpretations/revision is the result of the convergence
ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan
of International Financial Reporting Standards (IFRS).
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Keuangan Internasional (IFRS).
272
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan,
As of the date of issuance of financial statements,
manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar
management is evaluating the impact of standards and
dan interpretasi terhadap laporan keuangan, dan dapat
interpretations of financial statements, and it is known
diketahui bahwa di antara PSAK-PSAK yang akan berlaku
that among the PSAK-PSAK which will be valid in 2011,
pada tahun 2011, PSAK 1, Penyajian Laporan Keuangan,
PSAK 1, Presentation of Financial Statements, will provide
akan memberikan beberapa perubahan signifikan dalam
some significant changes in the presentation of finance
penyajian laporan keuangan.
statements.
Disamping melakukan kajian terhadap perubahan
Besides conducting a study of changes in accounting
kebijakan Akuntansi sesuai dengan standar IFRS,
policy in accordance with IFRS standards, Angkasa Pura
Angkasa Pura II telah melakukan persiapan-persiapan
II has begun preparations including training of IFRS
diantaranya dimulai dari mengikuti pelatihan-pelatihan
related training, in collaboration with STAN and IAI as
terkait IFRS, bekerjasama dengan STAN maupun IAI
well as coordination with the Ministry of State Owned
serta koordinasi dengan Kementerian BUMN selaku
Enterprise as a Shareholder, to design an Accounting
Pemegang Saham, sampai dengan merancang Standar
Standard Operating Procedure (SOP) related to IFRS.
Operasional Prosedur (SOP) akuntansi terkait standar IFRS.
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Laporan Keuangan
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Financial Statements
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
273
ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ATAS KINERJA PERUSAHAAN
Lembar ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
274
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT DAN/AND LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010,
dan Tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 yang Tidak Diaudit) For the Year Ended December 31, 2011 (With Comparative Balance for the Year Ended December 31, 2010 and as of January 1, 2010/December 31, 2009 Unaudited)
Nomor / Number Tanggal / Dated
: HS&R.IS/BO/16.APII-LAI/12 : 15 Maret / March 15, 2012
TABLE OF CONTENTS
DAFTAR ISI Halaman / Page SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN
MANAGEMENT REPRESENTATIVE LETTER
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
FINANCIAL STATEMENTS
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND ITS SUBSIDIARIES
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasi Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka Tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang tidak dikonsolidasi)
Consolidated Statement of Financial Position as of December 31, 2011 (With Comparative Balance as of December 31, 2010 and Januari 1, 2010 / December 31, 2009 are not Consolidated). 1-2
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang tidak dikonsolidasi) Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang tidak dikonsolidasi) Laporan Arus Kas Konsolidasi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang tidak dikonsolidasi) Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 untuk Laporan Posisi Keuangan yang Tidak Dikonsolidasi) Informasi Tambahan : LAPORAN KEUANGAN POKOK PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (Induk Perusahaan Saja) Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010) dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009)
Cosolidated Statement of Comprehensive Income for the year Ended December 31, 2011 (With Comparative Balance for the year Ended December 31, 2010 is not Consolidated) 3 Consolidated Statement of Changes in Equity for the year Ended December 31, 2011 (With Comparative Balance for the year Ended December 31, 2010 is not Consolidated) 4
5
Consolidated Cash Flows Statement for the Year Ended December 31, 2011 (With Comparative Balance for the Year Ended December 31 2010 is not Consolidated) Notes to Consolidated the Financial Statements for the Year Ended December 31, 2011 (With Comparative Balance as of December 31, 2010 and Januari 1, 2010 / December 31, 2009 is not Consolidated)
6 - 168 EXHIBIT AUDITED FINANCIAL STATEMENT
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
(Parent Company Only)
For the year Ended December 31, 2011 (With Comparative Balance for the year Ended December 31, 2010 and as of January 1, 2010/December 31, 2009
SURAT PERNYATAAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPRESENTATION LETTER
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN INDEPENDENT AUDITOR'S REPORT
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka Tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
ASET
Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga
Dated December 31, 2011 (With Comparative Balance as of December 31, 2010 and Januari 1, 2010 / December 31, 2009 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
Catatan/ Notes
31 Desember 2011
31 Desember 2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
3.3,3.5,4
2.149.413.452.975
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
103.409.551.641 203.729.322.928
116.966.145.865 160.576.148.383
73.624.509.452 152.680.183.599
8.453.461.237 14.280.948.523 40.653.566.190 307.309.389.717 168.236.570.355 -
6.409.876.858 15.980.225.232 23.750.446.128 179.570.763.036 128.736.834.359 33.000.000.000
6.145.922.752 14.919.571.739 27.343.283.092 141.231.654.183 140.731.485.748 25.000.000.000
2.995.486.263.566
2.912.845.451.682
2.767.646.797.093
3.2,12
116.082.544.698 364.247.300.483
110.100.842.064 357.215.325.644
148.361.187.442 346.291.535.430
13
172.753.032.474
203.141.403.661
217.422.140.706
2d,3.5,5
(Setelah dikurangi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp128.233.829.147; Rp107.584.727.709; dan Rp103.557.401.893)
Piutang Lain-lain Persediaan, Bersih Beban Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Pendapatan yang Masih Harus Diterima Uang Muka Dividen
6 3.6,7 8 3.12,24.a 9 10
Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Penyertaan Piutang kepada Pihak-pihak Berelasi Jangka Panjang Properti Investasi
CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION REPORT (BALANCE SHEETS)
3.5,11
-
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp156.822.154.852; Rp143.092.786.503; dan Rp129.182.469.869). 3.8,14
509.988.939.158
500.539.471.261
496.205.504.975
Aset Tetap
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp2.628.194.346.285; Rp2.339.181.486.885; dan Rp2.082.097.765.000). 3.7,3.7.2,15
Selisih Ekuitas Anak Perusahaan Goodwill Aset Lain-lain Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
16 17 3.7.2,3.9,18
ASSETS
Current Assets Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Related Parties Third Party
(Net of Allowance for Doubtful Accounts Date. 31 Dec 2011 and 2010, and 1Jan. 2010/31 Dec 2009 amounted to Rp128.233.829.147; Rp107.584.727.709; and Rp103.557.401.893)
Other Receivables Inventories, Net Prepaid Expenses Prepaid Taxes Accrued income Dividend Advances Total of Current Assets Non-Current Assets Financial assets available for sale inclusion Accounts Receivable Relate Parties Long Term Investment property
(Net of accumulated depreciation and impairment of date. 31 Dec 2011 and 2010, and 1Jan. 2010/31 Dec 2009 amounted to Rp156.822.154.852; Rp143.092.786.503; and Rp129.182.469.869).
Fixed Assets
(Net of accumulated depreciation and impairment as of. 31 December 2011 and 2010, and 1Jan. 2010/31 Dec 2009 amounted to Rp2.628.194.346.285; Rp2.339.181.486.885; and Rp2.082.097.765.000).
3.821.819.282.764
3.536.817.204.839
3.439.786.722.117
37.698.247.826 203.205.000 1.956.945.619.928
1.528.503.541.991
840.024.889.800
6.979.738.172.332
6.236.317.789.460
5.488.091.980.470
Total of Non-Current Assets
9.975.224.435.898
9.149.163.241.142
8.255.738.777.563
TOTAL ASSETS
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
1
Difference in Equity of Subsidiaries Goodwill Other Assets
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka Tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan / Notes
CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION REPORT (BALANCE SHEETS) Dated December 31, 2011 (With Comparative Balance as of December 31, 2010 and Januari 1, 2010 / December 31, 2009 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
31 Desember 2011
31 Desember 2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
Liabilities
Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek Biaya yang Masih Harus Dibayar Hutang Usaha kepada Pihak Ketiga Hutang Lain-lain Hutang Dana Pensiun Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Pajak
EQUITY AND LIABILITIES
Liabilities Short-Term 19 20 21 22 23 3.12,24.b
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang 3.12,24.d Liabilitas Pajak Tangguhan 25 Hutang Jaminan 26 Pendapatan Tangguhan 3.13,27 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 28 Dana Titipan Program THT 29 Dana Titipan Program BUMN Peduli Beasiswa Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas
236.083.695.860 439.295.926 137.459.295.956 2.815.581.422 112.619.200.584 62.338.833.862
219.416.629.768 96.562.071.993 2.150.483.750 99.693.198.749 109.065.874.770
224.868.013.708 106.904.676.910 4.872.171.851 86.286.826.317 104.319.720.203
551.755.903.610
526.888.259.030
527.251.408.989
25.932.202.174 17.443.622.997 106.766.119.884 56.538.162.050 61.793.434.251 51.840.089.467
24.578.983.714 13.505.805.872 116.023.297.909 52.219.739.778 41.978.912.229 72.227.495.728
Long-Term Liabilities 27.169.077.475 Deferred Tax Liability 12.635.474.738 Debt Guarantee 122.194.749.925 Deferred revenue 47.885.100.104 Post-Employment Benefits Liability 9.110.606.176 Deposits fund THT Program Deposits state funds Cares Scholarship Program
320.313.630.823
320.534.235.230
218.995.008.418
Total of Long-Term Liabilities
872.069.534.434
847.422.494.260
746.246.417.407
Total Liabilities
Accrued expenses Payables to Third Parties Other Payables Debt Retirement Fund Revenue received in advance Tax Payable Total of Short-Term Liabilities
Equity
Ekuitas Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Equity attributable to owners of the parent entity
Modal dasar 7.600.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Ditempatkan dan disetor penuh tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1 Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing jumlahnya sama sebanyak 1.900.000 saham.
The authorized capital of 7.6 million shares with par value per share 1,000,000. Issued and fully paid-up date. 31 December 2011 and 2010, and Jan. 1. 2010/31 December 2009 respectively the same number as many as 1.9 million shares.
1.900.000.000.000
1.900.000.000.000
1.900.000.000.000
2.221.583.208.610 81.099.573.644 174.578.330.448
2.062.172.739.414 81.099.573.644 118.955.039.293
2.064.066.739.414 81.099.573.644 118.955.039.293
Jumlah Modal
4.377.261.112.702
4.162.227.352.351
4.164.121.352.351
Total Capital
Cadangan Umum Saldo Laba
3.606.699.689.327 1.107.464.329.357
3.081.629.167.296 1.052.877.994.000
2.463.290.213.570 882.080.794.235
General reserves Retained Earnings
11.730.793.884
5.006.233.235
-
Unrealized Gain on Financial Assets Available for Sale
1.8,30
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) Modal Disetor Lainnya Penyertaan Modal Pemerintah
Laba Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual
Government assistance is not defined status (BPYBDS) Other Paid-in Capital Government Equity
Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas
9.103.155.925.270 (1.023.806) 9.103.154.901.465
8.301.740.746.882 8.301.740.746.882
7.509.492.360.156 7.509.492.360.156
Non-Controlling interests
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
9.975.224.435.898
9.149.163.241.142
8.255.738.777.563
TOTAL EQUITY AND LIABILITIES
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
2
Total Equity
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain) 2011 Pendapatan Usaha Pendapatan Aeronautika Pendapatan Non Aeronautika Pendapatan Kargo
Pendapatan Lain-lain Beban Pegawai Beban Pemeliharaan & Supplies Beban Utilitas Beban Umum dan Aset Dibiayakan Beban Penyisihan dan Penurunan Nilai Piutang Beban Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Beban Lain-lain Laba sebelum Pajak
Catatan
2010
2.644.887.309.634
2.375.757.489.923
795.915.720.854
682.248.275.473
Laba Bersih
48.364.608.162
3.495.410.661.910
3.106.370.373.558
Total Operating Revenues
224.071.155.320
32
254.731.477.129
(837.853.141.971)
33
(776.730.634.935)
(274.027.787.499)
34
(202.667.725.340)
(267.195.548.284)
35
(245.360.092.634)
(399.876.812.695)
36
(326.811.570.212)
Other Income Employee Expenses Maintenance & Supplies Expenses Utilities Expense General and Assets Expenses
(22.395.491.434)
37
(10.286.553.913)
Impairment of Receivables and Allowance Expenses
(381.963.988.635)
38
(306.173.884.405)
(56.329.617.307)
39
(113.481.708.204)
Depreciation and Amortization Expenses Other Expenses
1.379.589.681.044
(388.292.950.336)
3.12,24.c
(1.353.218.459)
3.12,24.d
1.090.193.260.611
Lain
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Laba yang dapat Diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
Income before Tax Income before Tax Current Tax Deferred Tax
(346.572.849.550) 2.590.093.762 1.035.606.925.256
Net Profit Other Comprehensive Income after Tax Current Year
Tahun
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
Operating Revenues Aeronautical Revenues Non-Aeronautical Revenue Cargo Revenues
54.607.631.422
1.479.839.429.406
Penghasilan (Beban) Pajak Pajak Kini Pajak Tangguhan
Jumlah
For the Year Ended December 31, 2011 (With a Comparative Figures for Year Ended Dated December 31, 2010 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
31
Jumlah Pendapatan Usaha
Pendapatan Komprehensif Berjalan Setelah Pajak
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
CONSOLIDATED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME
6.724.560.649
5.006.233.235
Financial assets available for Sale
1.096.917.821.260
1.040.613.158.491
Total Comprehensive Income Current Year
1.096.918.046.398
-
225.138
-
Profit attributable to: Owner of the Parent Entity Non-Controlling Interests
1.096.917.821.260
1.040.613.158.491
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
Total
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole.
3
-
525.070.522.032
525.070.522.032
-
-
-
-
Program Bina Lingkungan
Cadangan Umum
3.606.699.689.327
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
4.377.261.112.702
-
-
-
-
55.623.291.155
159.410.469.196
-
-
3.081.629.167.295
-
-
-
4.162.227.352.351
-
(1.894.000.000)
618.338.953.725
-
-
-
618.338.953.725
-
-
-
-
-
2.463.290.213.570
Deviden Program Kemitraan
Statusnya (BPYBDS)
Deviden Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Cadangan Umum Jumlah
4.164.121.352.351
Modal/Equity
Cadangan Umum/General Received
11.730.793.884
6.724.560.649
-
-
-
-
-
-
-
5.006.233.235
5.006.233.235
-
-
-
-
-
-
-
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual/Financial Assets Available for sale
1.107.464.329.357
1.090.193.260.611
-
-
4
(1.035.606.925.255)
(525.070.522.032)
(20.712.138.505)
(20.712.138.505)
(469.112.126.213)
1.052.877.994.001
1.035.606.925.256
-
(864.809.725.490)
(618.338.953.725)
(17.296.194.510)
(12.972.145.882)
(216.202.431.373)
882.080.794.235
Saldo Laba/Retairned Earnings
-
(17.296.194.510)
-
9.103.155.925.270
9.103.154.901.465
1.096.917.821.260
(1.023.806)
159.410.469.196
55.623.291.155
(510.536.403.223)
-
(20.712.138.505)
(20.712.138.505)
(469.112.126.213)
8.301.740.746.882
1.040.613.158.491
(1.894.000.000)
(246.470.771.765)
-
(17.296.194.510)
(12.972.145.882)
(216.202.431.373)
7.509.492.360.156
Jumlah Ekuitas/Total Equity
Balance at December 31, 2011
Other additional paid-in capital BPYBDS Non-controlling interests Comprehensive Year 2011 Earnings
- Community Development Program - General Backup
Profit sharing Company of the Year 2010: - Dividend - Partnership Program
Balance Date December 31, 2010
Government assistance is Not Specified Status (BPYBDS) Comprehensive Year 2010 Earnings
Profit sharing Company of the Year 2009: Dividend Partnership program Community Development Program General reserves Total
Balance Date January 1, 2010 / December 31, 2009
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole.
(1.023.806)
(1.023.806)
-
55.623.291.155 159.410.469.196 1.096.917.821.260
-
-
(510.536.403.223)
-
-
-
(20.712.138.505) (20.712.138.505)
-
(469.112.126.213)
-
-
1.040.613.158.491 8.301.740.746.882
-
-
(1.894.000.000)
(246.470.771.765)
-
-
(12.972.145.882)
-
Kepentingan Non Pengendali/NonControling Interest
-
-
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Year Ended December 31, 2011 (With Comparative Figures for Year Ended December 31, 2010 Is Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
(216.202.431.373)
7.509.492.360.156
Jumlah/Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW For the Year Ended December 31, 2011 (With a Comparative Figures for Year Ended Dated December 31, 2010 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated) 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba ( Rugi ) Bersih setelah Pajak Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi Kas : Beban Penyusutan dan Amortisasi Laba (Rugi) selisih kurs (Penurunan) Kenaikan Laba S. Berharga yg Blm Direalisasikan Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan Penurunan Nilai Ditambah (Dikurangi) dengan : Penurunan (Kenaikan) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Penurunan (Kenaikan) Piutang Usaha Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain Penurunan (Kenaikan) Persediaan Penurunan (Kenaikan) Biaya Dibayar Dimuka Penurunan (Kenaikan) Pajak Dibayar Dimuka Penurunan (Kenaikan) Pendapatan yang Masih Harus Diterima Penurunan (Kenaikan) Properti Investasi Penurunan (Kenaikan) Pendapatan yang Masih Harus Diterima Penurunan (Kenaikan) Uang Muka Dividen Penurunan (kenaikan) Aset lain-lain (Penurunan) Kenaikan Biaya YMH Dibayar (Penurunan) Kenaikan Hutang Dana Pensiun (Penurunan) Kenaikan Hutang Titipan Program THT (Penurunan) Kenaikan Titipan Program BUMN Peduli (Penurunan) Kenaikan Hutang Lain-lain (Penurunan) Kenaikan Pendapatan Diterima Dimuka (Penurunan) Kenaikan Hutang Pajak (Penurunan) Kenaikan Pendapatan Tangguhan (Penurunan) Kenaikan Liabilitas Imbalan Paska Kerja (Penurunan) Kenaikan Liabilitas Pajak Tangguhan (Penurunan) Kenaikan Piutang kepada Pihak-pihak Berelasi
2010
1.090.193.260.611
1.035.606.925.255
382.135.069.646 (7.225.795.577) 6.724.560.649 22.395.491.434
306.173.884.405 15.628.567.948 5.006.233.235 10.286.553.913
(5.981.702.634) (29.596.580.321) (2.043.584.379) 1.699.276.709 (16.903.120.062) (127.738.626.681) (39.499.735.996) (9.449.467.897) (37.698.247.826) 33.000.000.000 (466.343.530.764) 16.667.066.092 665.097.672 19.814.522.022 (20.387.406.261) 40.897.223.963 12.926.001.835 (46.727.040.908) (9.257.178.025) 4.318.422.272 1.353.218.460 30.388.371.187
38.260.345.381 (72.443.893.874) (263.954.106) (1.060.653.493) 3.592.836.964 (38.339.108.853) 11.994.651.389 (8.000.000.000) 122.166.849.967 (5.451.383.940) (2.721.688.101) 32.868.306.053 41.959.155.336 (16.514.056.933) 13.406.372.432 4.746.154.567 4.334.639.674 (2.590.093.761) 9.571.907.861
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Profit (Loss) after Tax Add (deduct) items not affecting cash: Depreciation and Amortization Income (Loss) on foreign exchange (Decrease) Increase in Earnings S. Realizable securities which Allowance for Doubtful Accounts and Impairment Add (Deduct) to: Decrease (Increase) Financial Assets Available for Sale Decrease (Increase) Accounts Receivable Decrease (Increase) Other Receivables Decrease (Increase) Inventories Decrease (Increase) Prepaid Expenses Decrease (Increase) Prepaid Taxes Decrease (Increase) Accrued Income Decrease (Increase) Investment Property Decrease (Increase) Accrued Income Decrease (Increase) Dividend Advances Decrease (increase) in other assets (Decrease) Increase in Costs Paid (Decrease) Increase in Debt Retirement Fund (Decrease) Increase in Deposits Payable ENT Program (Decrease) Increase in Deposits SOE Care Program (Decrease) Increase in Other Payables (Decrease) Increase in Revenues Received Expenses (Decrease) Increase in Taxes Payable (Decrease) Increase in Deferred Revenue (Decrease) Increase in Post-Employment Benefits Liability (Decrease) Increase in Deferred Tax Liability (Decrease) Increase in Receivables Relate Parties
844.325.565.222
1.508.218.551.319
ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penurunan (kenaikan) Penyertaan pada Perusahaan Asosiasi Penurunan (kenaikan) Aset Tetap Penurunan (kenaikan) Biaya Tangguhan Penurunan (Kenaikan) Aset Non Operasional Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi
(7.031.974.839) (574.013.937.325) (581.045.912.164)
(10.923.790.214) (1.218.183.835.571) (1.229.107.625.785)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Decrease (increase) Investments in Associates Decrease (increase) in Fixed Assets Decrease (increase) in Deferred Costs Decrease (Increase) Non-Operational Assets The amount of Net Cash Flows from Investing Activities
ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN (Penurunan) Kenaikan Hutang Jaminan (Penurunan) Kenaikan Penyertaan Modal Pemerintah (Penurunan) Kenaikan Modal (Penurunan) Kenaikan Cadangan Umum Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
3.937.817.125 55.623.291.155 103.787.178.041 (525.069.498.225) (361.721.211.904)
870.331.132 (1.894.000.000) (216.202.431.373) (217.226.100.241)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES (Decrease) Increase in Debt Guarantee (Decrease) Increase in Government Equity (Decrease) Increase in Capital (Decrease) Increase in General Reserves The amount of Net Cash Flows from Financing Activities
Jumlah Arus Kas Bersih dari Kegiatan Operasi
The amount of Net Cash Flow from Operations
Kenaikan (Penurunan) Bersih - Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas - Saldo Awal
(98.441.558.846) 2.247.855.011.821
61.884.825.293 2.185.970.186.528
Increase (Decrease) Net - Cash and Cash Equivalents Cash and Cash Equivalents - Beginning Balance
Kas dan Setara Kas - Saldo Akhir
2.149.413.452.975
2.247.855.011.821
Cash and Cash Equivalents - Ending Balance
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi Merupakan
The accompanying notes to the consolidated financial statements as an integral part of the consolidated financial statements taken as a whole.
Bagian Tak Terpisahkan dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara Keseluruhan
5
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL
1 UMUM
1.1 Establishment of Company
1.1 Pendirian Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di lingkungan Kementerian Perhubungan. Sebelumnya bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintahan (PP) Nomor 20 tahun 1984. Perubahan nama dari Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II dilakukan berdasarkan PP Nomor 26 tahun 1986. Selanjutnya, dengan PP nomor 14 tahun 1992, Perum Angkasa Pura II berubah status badan hukumnya menjadi Perusahaan, yaitu PT Angkasa Pura II (Persero).
PT Angkasa Pura II (Persero) is a State Owned Enterprises (SOEs) in the Ministry of Transportation. Previously named Perum Cengkareng Jakarta Airport, which was established by Government Regulation (PP) No. 20 of 1984. Change the name of the Jakarta Housing Cengkareng Airport to Perum Angkasa Pura II is based on Government Regulation No. 26 of 1986. Furthermore, the PP number 14 in 1992, Perum Angkasa Pura II changed the status of legal entity into the Company, namely PT Angkasa Pura II (Persero).
PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Perusahaan, didirikan berdasarkan Akta nomor 3, tanggal 2 Januari 1993 oleh Muhani Salim S.H., Notaris di Jakarta dan diubah dengan Akta nomor 96, tanggal 19 Maret 1993 oleh notaris yang sama. Anggaran Dasar Perusahaan dan perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan nomor C2-2471.HT.01.01.Th.93, tanggal 24 April 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia nomor 63, tanggal 8 Agustus 1995. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami perubahan kembali dengan Akta nomor 19, tanggal 21 Juli 1998 oleh H. Harjono Moekiran S.H., Notaris di Jakarta dan diperbaiki dengan Akta nomor 27, tanggal 26 November 1998 oleh notaris yang sama dalam rangka penyesuaian anggaran dasar dengan Undang-undang Perusahaan Terbatas nomor 1 tahun 1995. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat Keputusan Nomor C-1008.HT.01.04.TH.99, tanggal 12 Januari 1999 dan diumumkan dalam lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 19, tanggal 5 Maret 1999.
PT Angkasa Pura II (Persero), hereinafter called the Company, was established based on Deed number 3, dated January 2, 1993 by Salim Muhani SH, Notary in Jakarta, and amended by Act number 96, dated March 19, 1993 by the same notary. Articles of Association and amendments have been approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in accordance with the Decree No. C2-2471.HT.01.01.Th.93, dated 24 April 1993 and published in the Official Gazette of the Republic of Indonesia number 63, dated August 8, 1995. Articles of Association to change back to the Deed number 19 dated July 21, 1998 by H. Harjono Moekiran SH, Notary in Jakarta and corrected by Deed number 27, dated 26 November 1998 by the same notary in order to adjust the base budget with a Persero Company Act No. 1 of 1995. Amendment of Articles of Association has been approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in accordance with the Decree No. C1008.HT.01.04.TH.99, dated January 12, 1999 and published in the Official Gazette of the Republic of Indonesia sheet number 19 dated March 5, 1999.
6
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.1 Establishment of Company (Continued)
1.1 Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
Articles of Association in the year 2008 has been amended again by Act No. 38, dated November 18, 2008, by Notary Silvia Sudrajat Abbas, SH The amendment was also approved by the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia through the Decree No. AHU-98879.AH.01.02, November 18, 2008 and published in the Official Gazette of the Republic of Indonesia sheet number 10, dated February 3, 2009.
Anggaran Dasar Perusahaan pada tahun 2008 telah mengalami perubahan kembali dengan Akta Nomor 38, tanggal 18 Nopember 2008, oleh Notaris Silvia Abbas Sudrajat, S.H. Perubahan tersebut telah disahkan pula oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan nomor AHU-98879.AH.01.02, tanggal 18 Nopember 2008 dan diumumkan dalam lembaran Berita Negara Republik Indonesia nomor 10, tanggal 3 Februari 2009.
1.2 Purpose and Objectives
1.2 Maksud dan Tujuan Sesuai pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, maksud dan tujuan didirikannya Perusahaan sebagai berikut:
Accordance with Article 3 Articles of Association, the intent and purpose of establishment of the Company as follows:
Melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan serta untuk memupuk keuntungan bagi Perusahaan dengan menyelenggarakan usaha jasa kebandaraan dalam arti seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip Perusahaan Terbatas.
Implement and support government policies and programs in economics and development and to foster profits for the Company to conduct business kebandaraan services in the broadest sense, and other businesses that have a relationship with the business in accordance with the principles of a Limited Company.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perusahaan dapat melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
To achieve the aims and objectives of the above the Company may implement the following activities:
a. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan penyimpanan pesawat udara. pengusahaan dan b. Penyediaan pengembangan fasilitas terminal untuk pelayanan angkutan penumpang kargo dan pos.
a Provision of facilities for the exploitation and development of service activities landing, takeoff, aircraft parking and storage. b Provision of exploitation and development of terminal facilities for passenger transport services of cargo and post.
7
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.2 Purpose and Objectives (Continued)
1.2 Maksud dan Tujuan (Lanjutan) c. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan. d. Penyediaan jasa pelayanan penerbangan. e. Penyediaan lahan untuk bangunan lapangan dan kawasan industri, serta gedung-gedung bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara. f. Penyediaan jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan. g. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, jasa boga pesawat udara, jasa pelayanan teknis penanganan pesawat udara di darat, jasa pelayanan penumpang dan bagasi, jasa penanganan kargo dan jasa penunjang lainnya yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan.
c Provision of facilities utilization and development of electronics, navigation, electricity, water and waste disposal d installations. Provision of aviation services. e Provision of land for building and industrial field, as well as building buildings associated with the smooth air. f Provision of education and training consultancy services relating to the airport. g. Provision of services that directly support the aviation activities include the provision of aircraft hangars, aircraft workshop, warehousing, aircraft catering, technical services aircraft ground handling, passenger and baggage services, cargo handling services and other support services directly support the flight.
h. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara yang meliputi jasa penyediaan penginapan/hotel, jasa penyediaan toko dan restoran, jasa penempatan kendaraan bermotor, jasa penyediaan tempat rekreasi yang berhubungan dengan penerbangan pameran dirgantara keudaraan, jasa perawatan pada umumnya dan jasa lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara.
h Provision of services directly or indirectly supporting the activities of airport services including the provision of accommodation / hotel, shops and restaurants providing services, placement services of motor vehicles, the provision of recreation services related to aviation airshow Aerial, maintenance services in general and services others who are directly or indirectly support the airport.
8
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.3 Tempat Kedudukan Perusahaan
dan
Lokasi
Usaha
1.3 Position and place the Company Business Location
Perusahaan berkedudukan dan berkantor pusat di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Provinsi Banten. Perusahaan hingga saat ini mempunyai 12 (dua belas) Kantor Cabang yang masingmasing berkedudukan di Bandar Udara (Bandara) yang dikelola Perusahaan, sebagai berikut :
The Company is domiciled and headquartered in Soekarno Hatta Airport, Tangerang, Banten province. The Company today has 12 (twelve) Branch Office, each of which is domiciled in the Airport (Airport), which managed the Company, as follows:
a. Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang. b. Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II, c. Palembang. d. Bandar Udara Supadio, Pontianak. e. Bandar Udara Internasional Polonia, Medan. f. Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. g. Bandar Udara Internasional Minangkabau, Padang. h. Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Udara Internasional Husein i. Bandar Sastranegara, Bandung. j. Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang. k. Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi. l. Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang.
a International Airport Soekarno Tangerang b Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta.
Hata,
c Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, Palembang. d Supadio Airport, Pontianak. e Internasional Airport Polonia, Medan. f Sultan Sharif Kasim II Airport, Pekanbaru. g Internasional Airport Minangkabau, Padang. h Internasional Airport Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. i. Internasional Airport Husein Sastranegara, Bandung. j. Raja Haji Fisabilillah Airport, Tanjung Pinang. k Sultan Thaha Airport, Jambi. l. Depati Amir Airport, Pangkal Pinang.
9
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.4 Susunan Pengurus Perusahaan
1.4 The composition Management
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN nomor KEP-135/MBU/2010, tanggal 21 Juli 2010, nomor KEP-144/MBU/2010, tanggal 2 Agustus 2010, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) dan nomor KEP136/MBU/2010, tanggal 21 Juli 2010, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggotaanggota Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai berikut:
of
the
Company's
Based on the Decree of the Minister of State Enterprises KEP-135/MBU/2010 number, dated July 21, 2010, the number KEP-144/MBU/2010, dated August 2, 2010, about the dismissal and appointment of the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) and the number KEP-136/MBU/2010, dated July 21, 2010, on Termination and Appointment of members of Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) as follows:
Mulai 21 Juli 2010 s.d. Sekarang Starting July 21, 2010 up to now Dewan Komisaris : Komisaris Utama
: Herman Prayitno
Board of Commissioners: Commissioner
Anggota
: Moch. Iksan Tatang
member
Anggota
: Rubani Pranoto Muchsin
member
Anggota
: H. Tursandi Alwi
member
Anggota
: Effendi Batura
member
Direksi :
Directors:
Direktur Utama
: Tri S.Sunoko
President Director
Wakil Direktur Utama
: Rinaldo J. Azis
Vice President Director
Direktur Operasi dan Teknik Direktur Komersial Pengembangan Usaha
: Salahudin Rafi
Director of Operations and Engineering Director of Commercial and Business Development
dan
: Sulistio Widjayadi
Direktur Keuangan
: Laurensius Manurung
Director of Finance
Direktur Personalia & Umum
: Endang A.Sumiarsa
Director of Personnel & General
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-23/MBU/2009, tanggal 2 Pebruari 2009 tentang Perubahan Anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:
10
Under Decree No. KEP-23/MBU/2009 State Enterprises Minister, dated 2 February 2009 on the Amendment of Board of Commissioners as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.4 Susunan Pengurus Perusahaan (Lanjutan)
1.4 The composition of Management (Continued)
the
Company's
From 2 February 2009 up to July 21, 2010
Dewan Komisaris : Komisaris Utama Anggota Anggota Anggota Anggota
Board of Commissioners: Commissioner member member member member
: Herman Prayitno : Moch. Iksan Tatang : Rubani Pranoto Muchsin : H. Tursandi Alwi : Effendi Batura
Dan Berdasarkan Nomor KEP-70/MBU/2008 tanggal 22 April 2008, tentang Susunan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai berikut :
Based on Number KEP-70/MBU/2008 and April 22, 2008, on the Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) as follows:
Mulai 22 April 2008 s.d. 2 Pebruari 2009 Starting 22 April 2008 up to February 2, 2009 Dewan Komisaris : Komisaris Utama Anggota Anggota Anggota Anggota
Board of Commissioners: Commissioner member member member member
: Sutanto : Suratto Siswodiharjo : Moch. Iksan Tatang : Suyatno Harun : Tirta Hidayat
Mulai 22 April 2008 s.d. 21 Juli 2010 Starting 22 April 2008 up to July 21, 2010 Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Operasi dan Teknik Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Direktur Keuangan Direktur Personalia & Umum
: Edi Haryoto : Rinaldo J. Azis : Sumiyat Tulus Pranowo : Robert Daniel Waloni : Tommy Soetomo : Endang Dwi Suryani
11
Directors President Director Vice President Director Director of Operations and Engineering Director of Commercial and Business Development Director of Finance Director of Personnel & General
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.4 Susunan Pengurus Perusahaan (Lanjutan) Honorarium Komisaris
dan
Remunerasi
1.4 The composition of Management (Continued)
the
Company's
Dewan
Honorarium and Remuneration of the Board of Commissioners
Penghasilan Komisaris Utama dan Komisaris ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berdasarkan Risalah RUPS Perusahaan Tahun Buku 2010, tanggal 24 Juni 2011 honorarium Komisaris Utama, Anggota Komisaris ditetapkan masing-masing sebesar 40% dan 36% dari gaji Direktur Utama atau sama dengan periode sebelumnya yang ditetapkan berdasarkan Risalah RUPS Perusahaan Tahun Buku 2009 tanggal 29 Juni 2010 dan Tahun Buku 2008 tanggal 15 Juni 2009. Sedangkan pemberian honorarium, tunjangan, fasilitas dan/atau insentif kerja Sekretaris Dewan Komisaris serta Perangkat Dewan Komisaris lainnya penetapannya dilakukan oleh Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu didiskusikan dengan Direksi.
Commissioner and the Commissioner of Income established by the General Meeting of Shareholders (AGM). Based on the Company's AGM Minutes Fiscal Year 2010, dated June 24, 2011 honorarium Commissioner, Commissioner determined respectively by 40% and 36% of the salary of Director or the same as the previous period are determined based on the Company's AGM Minutes Fiscal Year 2009 dated June 29, 2010 and Fiscal Year 2008 dated June 15, 2009. While the provision of honoraria, allowances, facilities and / or work incentives and the Secretary of the Board of Commissioners The Board of Commissioners conducted its adoption by the Board with prior discussion with the Board of Directors.
Perangkat Kerja Dewan Komisaris
Board of Commissioners Work Tools
Untuk membantu tugas-tugas pengawasan, Komisaris membentuk dan mengangkat anggota Komite Audit. Pembentukan Komite Audit ditetapkan melalui Surat Keputusan Komisaris Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero) nomor KEP.348/KP.1013.3/APII-2009, tanggal 20 Agustus 2009 dan nomor KEP.422/KP.1013.3/APII-2010, tanggal 1 Oktober 2010, tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota Komite Audit, nomor KEP 219/KP.1013.3/APII-2011, tanggal 27 April 2011 tentang Penunjukan Ketua Komite Audit tahun 2011-2013, dan nomor 435.1/KP.1013.3/AP II-2011, tanggal 26 Agustus 2011, tentang Perpanjangan Masa Tugas Anggota Komite Audit Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk periode 2011 - 2013.
To assist supervisory duties, the Commissioner establish and appoint members of the Audit Committee. Establishment of the Audit Committee established by the Decree of Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) KEP.348/KP.1013.3/APII-2009 number, date of August 20, 2009 and KEP.422/KP.1013.3/APII-2010 number, date of October 1 2010, about the dismissal and appointment of the Audit Committee, the number of PEM 219/KP.1013.3/APII-2011, dated 27 April 2011 on the appointment of Chairman of the Audit Committee in 2011-2013, and the number 435.1/KP.1013.3/AP II-2011, dated August 26, 2011, The Extension of Duties of the Audit Committee Member of PT Angkasa Pura II (Persero) for the period 2011 to 2013.
12
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.4 Susunan Pengurus Perusahaan (Lanjutan)
1.4 The composition of Management (Continued)
Susunan Ketua dan Anggota Komite Audit sebagai berikut :
the
Company's
The composition of the Chairman and Members of the Audit Committee as follows:
2011 s.d. 2013 2011 up to 2013 Ketua / Anggota Anggota Anggota Anggota
: Rubani Pranoto : Agung Suprananto : Bambang Priyatna : Budi Prayitno
Chairman / Members member member member
2009 s.d. 2011 2009 up to 2011 Ketua / Anggota Anggota Anggota Anggota
: Suyatno Harun : Lalu Hendri Yuana : Bambang Priyatna : Budi Prayitno
Chairman / Members member member member
Honorarium dan Remunerasi Direksi
Emoluments and remuneration of Directors
Penghasilan Direksi ditetapkan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Berdasarkan Risalah RUPS Perusahaan Tahun 2010 tanggal 24 Juni 2011 gaji Direktur Utama sebesar Rp72.500.000 atau sama dengan periode lalu, gaji anggota Direksi lainnya ditetapkan masingmasing sebesar 95%, 90% dari gaji Direktur Utama atau sama dengan periode sebelumnya yang ditetapkan berdasarkan Risalah RUPS Perusahaan Tahun Buku 2009, tanggal 29 Juni 2010, dan Risalah RUPS Perusahaan Tahun Buku 2008, tanggal 15 Juni 2009, dan secara definitif akan ditetapkan melalui surat Menteri Negara BUMN selaku RUPS.
Income of Directors established by the General Meeting of Shareholders (AGM). Based on the Company of the Year 2010 Minutes of the AGM dated June 24, 2011 Director of Rp72.500.000 salary or equal to last period, the salary of members of the Board of Directors determined respectively by 95%, 90% of the salary of Director or the same as the previous period are determined based on the Proceedings Company Shareholders for fiscal year 2009, dated June 29, 2010, and the Company's AGM Minutes Fiscal Year 2008, dated June 15, 2009, and by definition will be determined through a letter Minister of State Owned Enterprises as the AGM.
13
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.5 Sumber Daya Manusia (SDM)
1.5 Human Resources (HR)
Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009, jumlah SDM masing-masing sebanyak 4.182 orang, 4.438 orang, dan 5.897 orang, dengan rincian sebagai berikut :
On December 31, 2011 and 2010, and January 1, 2010 / December 31, 2009, the number of each human person as much as 4182, 4438 people and 5897 people, with the following details: 31 Des. 2011 (Orang)
● Kelas Jabatan 1 s.d. 9 ● Kelas Jabatan 10 s.d. 16
31 Des. 2010 (Orang)
1 Jan. 2010/31 Des. 2009 (Orang)
880 3.302
832 3.606
832 5.065
4.182
4.438
5.897
Komposisi tenaga kerja menurut jenjang Pendidikan pada tanggal 31 Desember 2011 : Kelompok Pegawai Pusat Bandara Soekarno Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara SM Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif kasim II Bandara Int Minangkabau Banadar Husein Sastranegara
S2 & S3
37 20 1 -
Bandara Sultan Iskandarmuda Banadara Raja Haji Fisabilillah Banadara Sultan Thaha Bandara Depati Amir
Jumlah
1 1 60
S1 118 140 6 8 9 44 12 8 11 6 3 11 9 385
D3/SM 102 388 37 36 28 71 26 39 18 29 12 28 28 842
14
Jenjang Pendidikan D2 SLTA SLTP 11 106 1 221 1.075 58 18 98 4 29 135 12 11 100 6 76 236 2 30 120 5 17 139 21 45 4 13 67 11 30 8 6 61 4 1 56 6 465 2.268 110
SD 23 1 8 4 3 5 1 2 1 4 52
Jumlah 375 1.925 164 228 158 432 198 204 100 115 67 111 105 4.182
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.5 Sumber Daya Manusia (SDM)
1.5 Human Resources (HR)
Komposisi tenaga kerja menurut jenjang Pendidikan pada tanggal 31 Desember 2010 : Kelompok Pegawai Kantor Pusat Bandara Soekarno Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara SM Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif kasim II Bandara Int Minangkabau Bandara Husein Sastranegara Bandara Sultan Iskandarmuda Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
S2 & S3
52 20 1 1 1 1 1 77
S1 122 152 8 8 8 38 11 11 13 5 3 10 9 398
Jenjang Pendidikan (Orang) D3/SM D2 SLTA SLTP 84 9 112 1 391 231 1.150 78 33 21 103 5 35 27 141 15 31 15 105 6 74 75 269 2 30 32 127 5 41 24 153 18 19 50 4 31 14 71 1 11 11 33 8 30 6 68 6 28 1 60 6 837 485 2.442 137
SD
Jumlah
28 1 10 4 4 6 1 1 2 1 4 62
380 2.050 171 237 169 462 211 231 105 123 69 121 109 4.438
Komposisi tenaga kerja menurut jenjang pendidikan pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 : Kelompok Pegawai Kantor Pusat Bandara Soekarno Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara SM Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif kasim II Bandara Int Minangkabau Bandara Husein Sastranegara Bandara Sultan Iskandarmuda Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
Jenjang Pendidikan (Orang) S2 & S3
37 20 1 1 1 60
S1
118 140 6 8 9 44 12 8 11 6 3 11 9 385
D3/SM
211 1.248 85 99 92 213 123 92 66 114 62 78 74 2.557
D2
11 221 18 29 11 76 30 17 21 13 11 6 1 465
SLTA
106 1.075 98 135 100 236 120 139 45 67 30 61 56 2.268
SLTP
1 58 4 12 6 2 5 4 8 4 6 110
SD
23 1 8 4 3 5 1 2 1 4 52
Jumlah
484 2.785 212 291 222 574 295 257 148 200 117 161 151 5.897
Secara berkesinambungan, Perusahaan membiayai pengembangan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Perusahaan melalui in-house training , workshop , seminar, simposium dan benchmarking .
15
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.6 Struktur Organisasi
1.6 Organizational structure
Bagan struktur organisasi utama PT Angkasa Pura II (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor KEP.01.01/06/2011.05, tanggal 7 Juni 2011 sebagai berikut :
Organization Structure of PT Angkasa Pura II (Persero) pursuant to Decree No. KEP.01.01/06/2011.05 Directors, dated June 7, 2011 as follows:
Struktur Organisasi PT ANGKASA PURA II (PERSERO) BOC Secretary
Board of Commissioners
Committee Audit
President Director
Head of Internal Auditors
Tri S. Sunoko
Edy Suyanto
Deputy President Director
Corporate Secretary
Trisno Haryadi
Rinaldo J. Aziz
Chief of Auction Agus Haryadi
R. P. Hari Cahyono
EVP of Operations & Engineering
EVP of Commercials & Business Development
EVP of Finance
EVP Personnel & General Affairs
Salahudin Fafi
Sulistio Wijayadi
Laurensius Manurung
Endang A. Sumarsa
Head of Research, Dev. Planning & IT Cik Dien Hasan
Chief of Corporate Risk Management Mulyadi
Legal Affairs
Chief of SME - CD
Luthfy Edrus
Suprodjo
Commercial & Business Development Directorate
Operations & Engineering Directorate
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
Organization Structure
Organization Structure
Vice President of Airport Services
Vice President of Air Traffic Services
Vice President Of Electronic & Electrical Mech Engineering
Vice President of Civil Engineering
Vice President of Aviation Business
Vice President of Airport Business
Vice President of Property & Subsidiary Business De.
Vice President of Budgeting
Vice President of Accounting
Vice President of Treasury
Vice President of Human Resources Development
Vice President of Human Resources Administration
Vice President of General Affairs
Daryanto
Sutrisno
Prijono Widjo
Agus Sedayu
Amran
Deni Krisnowibowo
Wisnu Raharjo
Erwin S.
Sri Eviyanti
M. Tobing
Indah Suryandari
Saryono
Ari Subandrio
Soekarno Hatta Airport Senior General Manager
Polonia Airport General Manager
Supadio Airport General Manager
Sultan Syarif Kasim II Airport General Manager
Halim Perdana Kusuma Airport General Manager
Husain Sastranegara Airport General Manager
Sultan Iskandar Muda Airport General Manager
Raja Haji Fisabilillah Airport General Manager
Depati Amir Airport General Manager
Sultan Thaha Airport General Manager
Minangkabau Airport General Manager
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport General Manager
Sudaryanto
Bram Bharoto
Normal Sinaga
Anggono Raras
Iskandar Hary Susanto
Eko Diantoro
M. Basuki M.
IGM. Alit Aryana
T. Said Ridwan
Abiyoso
Agus Kemal
Yon Sugiono
16
Risk Management Mulyadi
Legal Affairs
Chief of SME - CD
Luthfy Edrus
Suprodjo
Commercial & Business Development Directorate
Operations & Engineering Directorate
Struktur Organisasi
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN Vice Vice Vice Vice CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI President President President President of Civil of Aviation of Airport Air Traffic Untuk Tahun yangofServices Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 Engineering Business Services Vice President Of Electronic & Electrical Mech Engineering
Prijono Widjo Sedayu Amran Daryanto Sutrisno (Dengan Perbandingan Angka Agus untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain) Deni Krisnowibowo
Wisnu Raharjo
Soekarno Hatta Airport Senior General Manager
Polonia Airport General Manager
Supadio Airport General Manager
Sultan Syarif Kasim II Airport General Manager
Halim Perdana Kusuma Airport General Manager
Husain Sastranegara Airport General Manager
Sudaryanto
Bram Bharoto
Normal Sinaga
Anggono Raras
Iskandar Hary Susanto
Eko Diantoro
AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Vice Vice Vice President President of President of of Budgeting Accounting For theTreasury Year Ended December 31, 2011 Vice President of Human Resources Development
Vice President of Human Resources Administration
Vice President of General Affairs
Minangkabau Airport General Manager
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport General Manager
Erwin S. Sri Eviyanti M. Tobing Saryono Subandrio (With Comparative Figures for The YearAriEnded December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) Indah Suryandari
Sultan Iskandar Muda Airport General Manager
Raja Haji Fisabilillah Airport General Manager
Depati Amir Airport General Manager
Sultan Thaha Airport General Manager
(Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
M. Basuki M.
IGM. Alit Aryana
T. Said Ridwan
Abiyoso
Agus Kemal
Yon Sugiono
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.7. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Risiko (Lanjutan)
Penerapan Good (GCG)
Organization Structure
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
Vice President of Property & Subsidiary Business De.
Vice President of Airport Business
Struktur Organisasi
Organization Structure
1.7. Implementation of Good Corporate Governance (GCG) and Risk Management (Continued)
Corporate Governance
Implementation of Governance (GCG)
Good
Corporate
Seperti tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan Badan Usaha Milik Negara nomor Kep-23/M-PM.PBUMN/2000 tanggal 31 Mei 2000 tentang Pengembangan Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang diperbaharui dengan Surat Keputusan Menteri Negara BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002, tanggal 1 Agustus 2002, tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN. Aturan ini mewajibkan BUMN untuk menjadikan prinsip-prinsip GCG sebagai landasan operasional kegiatan usaha, dan memberikan pedoman yang lebih terinci bagi BUMN untuk menerapkan GCG berdasarkan prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, responsibilitas, serta kewajaran.
As stated in the Decree of the Minister of State / Head of Investment and State Owned Enterprises Development Kep-23/MPM.PBUMN/2000 number dated May 31, 2000 regarding the development of Good Corporate Governance Practices in State-Owned Enterprises (SOEs), which amended by the Decree of the Minister of State Enterprises Kep117/M-MBU/2002 number, date of August 1, 2002, on the Application of Corporate Governance Practices in the state. These rules require the state to make the principles of good corporate governance as the cornerstone of operational activities, and provide more detailed guidelines for the state to implement good corporate governance principles of transparency, independence, accountability, responsibility, and fairness.
Dalam upaya penerapan GCG, Perusahaan telah mempunyai Panduan Perilaku (Code of Conduct) , Good Corporate Governance Code , Board Manual , Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter) , Satuan Pengawasan Intern (Audit Charter) . Saat ini, telah dilakukan pemutakhiran terhadap Good Corporate Governance Code .
The GCG implementation efforts, the Company has a Code of Conduct, Code of Good Corporate Governance, Board Manual, the Charter of the Audit Committee (Audit Committee Charter), the Internal Audit Unit (Audit Charter). Currently, the updates have been made to the Good Corporate Governance Code.
Berdasarkan hasil diagnostic assessment terhadap penerapan GCG pada PT. Angkasa Pura II (Persero) yang dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Provinsi Jakarta II, No. LAP802/PW.30/4/2011, tanggal 27 Februari 2012 yang dapat disimpulkan sebagai berikut :
Based on the diagnostic assessment of the implementation of GCG at PT. Angkasa Pura II (Persero) conducted by the Financial Supervisory Agency and the Jakarta Provincial Development Representative II, No. LAP802/PW.30/4/2011, dated February 27, 2012 which can be summarized as follows:
17
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.7. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Risiko (Lanjutan)
1.7. Implementation of Good Corporate Governance (GCG) and Risk Management (Continued)
▪ Penerapan GCG pada PT. Angkasa Pura II
▪ Implementation of GCG at PT. Angkasa Pura
▪ Dari 5 (lima) aspek governance yang telah
▪ Of 5 (five) aspects of governance that has
▪ Sedangkan untuk 5 (lima) aspek governance
As for the 5 (five) aspects of governance that have been carried out in 2010 a diagnostic assessment that includes: (1) Right and Responsibility of Shareholders, the achievement score of 5.95 (66.13%), (2) Corporate Governance Policy, the achievements score of 7.49 (93.62%), (3) the application of good corporate governance, with a performance score of 57.44 (87.03%) (4) the Disclosure information (Disclosure), with a performance score of 6.86: (98 , 03%), and (5) commitment, with a performance score of 8.68 (86.77%).
(Persero) tahun 2011 secara umum termasuk dalam kategori "baik" dari lima kategori tingkatan, yaitu : sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang, dengan skor capaian aktual 83,95 dari skor maksimal 100. Sedangkan untuk skor tahun buku 2010 dalam kategori "baik" dengan skor capaian aktual 86,42.
dilakukan diagnostic assessment tahun 2011 yang meliputi: (1) Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham, dengan capaian skor 7,29 : (81,00%); (2) Kebijakan GCG, dengan capaian skor 6,30 : (78,75%); (3)Penerapan GCG, dengan capaian skor 57,96 : (87,82%); (4) Pengungkapan Informasi (Disclosure), dengan capaian skor 5,11 : (73%); dan (5) Komitmen, dengan capaian skor 7,29 : (72,90%).
yang telah dilakukan diagnostic assessment tahun 2010 yang meliputi: (1) Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham, dengan capaian skor 5,95 : (66,13%); (2) Kebijakan GCG, dengan capaian skor 7,49 : (93,62%); (3) Penerapan GCG, dengan capaian skor 57,44 : (87,03%); (4) Pengungkapan Informasi (Disclosure), dengan capaian skor 6,86 : (98,03%); dan (5) Komitmen, dengan capaian skor 8,68 : (86,77%).
18
II (Persero) in 2011 is generally included in the category of "good" category of the five levels: excellent, good, adequate, less, and very less, the actual achievement score of 83.95 of a maximum score of 100. As for the score year 2010 in the category of "good" with the actual achievement score of 86.42.
been done diagnostic assessment in 2011 which includes: (1) Right and Responsibility of Shareholders, the achievement score of 7.29 (81.00%), (2) Corporate Governance Policy, the achievement scores 6.30 (78.75%), (3) the application of good corporate governance, with a performance score of 57.96 (87.82%) (4) the Disclosure information (Disclosure), with a performance score of 5.11: (73% ) and (5) commitment, with a performance score of 7.29 (72.90%).
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.7. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Risiko (Lanjutan)
1.7. Implementation of Good Corporate Governance (GCG) and Risk Management (Continued)
Penerapan Manajemen Risiko
Implementation of Risk Management
PT Angkasa Pura II (Persero) telah memiliki Pedoman Kebijakan Risiko berdasarkan Keputusan Direksi nomor KEP.01.01/10/2009, tanggal 1 Oktober 2009. Dalam pelaksanaannya perusahaan telah beberapa kali melaksanakan pelatihan manajemen risiko untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan kepada manajemen dan karyawan mengenai pelaksanaan manajemen risiko.
PT Angkasa Pura II (Persero) has had a Risk Policy Guidelines based on the Decision number KEP.01.01/10/2009 Directors, dated October 1, 2009. In practice the company has several times implementing risk management training to enhance the knowledge and insight to management and employees regarding the implementation of risk management.
PT Angkasa Pura II (Persero) juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko sesuai SK Dewan Komisaris nomor KEP.002/KP.1013.3/APII-2011 tentang Pengangkatan Ketua Komite Manajemen Risiko dan KEP.001/KP.1013.3/APII-2010, tentang Pengangkatan Keanggotaan Komite Manajemen Risiko periode 2010 - 1012
PT Angkasa Pura II (Persero) has also established a Risk Management Committee of the Board of Commissioners in accordance SK KEP.002/KP.1013.3/APII-2011 numbers on the Appointment of Head of Risk Management Committee and KEP.001/KP.1013.3/APII-2010, on the Appointment Risk Management Committee membership period 2010 - 1012
Susunan Ketua dan Anggota Komite Manajemen Risiko sebagai berikut :
The composition of the Chairman and Member of Risk Management Committee as follows:
1) Ketua 2) Anggota 3) Anggota 4) Anggota
: Ir. Effendi Batubara, M. Sc. : Ir. Ary Winarni, M. Sc. : Drs. Pionir Harapan, Ak.,MM,CRMP,QIA. : Syamsu Rizal, ST, MT.
Komite Manajemen Risiko telah bertugas menyusun, memantau dan mengevaluasi, serta mendiskusikan pelaksanaan tugas-tugas unit kerja Corporate Risk Management (CRM) yang meliputi pengendalian risiko bidang pengelolaan aset, liabilitas, finansial, investasi, teknik dan operasional, serta korporat; untuk selanjutnya melaporkan hasil evaluasi pelaksanaan manajemen risiko kepada Dewan Komisaris. Beberapa rerangka manajemen risiko yang dihadapi dan dikelola Perusahaan diungkapkan pada Catatan 43.
19
1) Chairman 2) Members 3) Members 4) Members
Risk Management Committee has a responsibility to formulate, monitor and evaluate, and discuss the tasks of the working unit of Corporate Risk Management (CRM) which covers the field of risk management control of assets, liabilities, financial, investment, engineering and operations, and corporate; for the next report evaluation of the implementation of risk management to the Board of Commissioners. Some rerangka management and managed the risks facing the Company disclosed in Note 43.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.8 CAPITAL
1.8 MODAL Sesuai dengan Akta Nomor 3 Anggaran Dasar Perusahaan tanggal 2 Januari 1993 oleh Muhani Salim, S.H., Notaris di Jakarta, Modal Dasar Perusahaan sebesar Rp8.845.000.000.000 (delapan triliun delapan ratus empat puluh lima miliar rupiah) yang terbagi dalam 8.845.000 (delapan juta delapan ratus empat puluh lima ribu) saham dengan nominal Rp1.000.000 (satu juta rupiah) per saham. Terdiri dari saham prioritas sebanyak 1.769.000 (satu juta tujuh ratus enam puluh sembilan ribu) saham atau sebesar Rp1.769.000.000.000 (satu triliun tujuh ratus enam puluh sembilan milliar rupiah) dan saham biasa sebanyak 7.076.000 (tujuh juta tujuh puluh enam ribu) saham atau sebesar Rp7.076.000.000.000 (tujuh triliun tujuh puluh enam miliar rupiah).
In accordance with Act No. 3 of the Articles of Association dated January 2, 1993 by Muhani Salim, SH, Notary in Jakarta, capital of the Company for Rp8.845.000.000.000 (eight trillion, eight hundred and forty-five billion rupiah) that are divided into 8.845 million (eight million eight hundred forty five thousand) shares with a nominal Rp1,000,000 (one million rupiah) per share. Consist of as many as 1.769 million preferred shares (one million seven hundred sixty nine thousand) shares or by Rp1.769.000.000.000 (one billion seven hundred and sixty-nine billion rupiah) and as many as 7.076 million common shares (seven million seventy-six thousand) shares or by Rp7.076.000.000.000 (seven trillion seventy-six billion rupiah).
Berdasarkan Akta nomor 19, tanggal 21 Juli 1998 perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dari H. Harjono Moekiran S.H., Notaris di Jakarta telah diputuskan dan disetujui penurunan modal dasar perusahaan dari Rp8.845.000.000.000 menjadi sebesar Rp7.600.000.000.000 (tujuh triliun enam ratus milyar rupiah).
Based on Deed number 19 dated July 21, 1998 amendments to the Articles of Association of H. Harjono Moekiran SH, Notary in Jakarta has been decided and agreed upon reduction of the company's authorized capital was increased to Rp7.600.000.000.000 Rp8.845.000.000.000 (seven billion six hundred million rupiah).
20
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.8 CAPITAL (Continued)
1.8 MODAL (Lanjutan) Berdasarkan Akta nomor 19, tanggal 21 Juli 1998 perubahan Anggaran Dasar Perusahaan oleh H. Harjono Moekiran S.H., Notaris di Jakarta, telah diputuskan dan disetujui penurunan modal dasar perusahaan dari Rp8.845.000.000.000 (delapan triliun delapan ratus empat puluh lima miliar rupiah) menjadi sebesar Rp7.600.000.000.000 (tujuh triliun enam ratus miliar rupiah) terbagi atas 7.600.000 (tujuh juta enam ratus ribu) saham dengan nominal Rp1.000.000 (satu juta rupiah) per saham dan peningkatan modal yang disetor. Dari modal dasar Perusahaan telah ditempatkan sebanyak 1.900.000 (satu juta sembilan ratus ribu) saham atau sebesar Rp1.900.000.000.000 (satu triliun sembilan ratus miliar rupiah) dan telah diambil bagian dengan komposisi sebagai berikut :
Uraian / Description Negara Republik Indonesia
Based on Deed number 19 dated July 21, 1998 amendment to the Company by H. Harjono Moekiran SH, Notary in Jakarta, it was decided and agreed upon reduction in the company's basic capital of Rp8.845.000.000.000 (eight trillion, eight hundred and forty-five billion rupiah) to Rp7.600.000.000.000 (seven billion six hundred billion rupiah) divided into 7.6 million (seven million six hundred thousand) shares with a nominal Rp1,000,000 (one million rupiah) per share and an increase in paid-up capital. Of the capital stock has been placed as many as 1.9 million (one million nine hundred thousand) shares or by Rp1.900.000.000.000 (one billion nine hundred billion rupiah) and has taken part with the following composition:
Jumlah Saham/Total Shares (Lembar/Sheet )
1.900.000
1.9. Aktivitas Induk dan Anak Perusahaan Saat Ini Ikhtisar lokasi usaha yang dimiliki oleh PT. Angkasa Pura II dan anak perusahaan, berikut usaha yang dijalankan dan jasa yang dihasilkan saat ini.
21
Nilai Nominal / Total Value (Rp) 1.900.000.000.000
Komposisi Kepemilikan Saham/ Compositions of Share (%)
100%
1.9. Parent and Subsidiaries Activities Current Highlights of the location of businesses owned by PT. Angkasa Pura II (Persero) and its subsidiaries, the following services business carried on and the resulting current.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan) 1.9. Aktivitas Induk dan Anak Perusahaan Saat Ini
1.9. Parent and Subsidiaries Activities Current
Lokasi Usaha / Business Location INDUK PERUSAHAAN PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku Pengelola Bandar Udara Soekarno - Hatta (Jakarta) Sultan Mahmud Badaruddin (Palembang) Supadio (Pontianak) Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh) Husein Sastranegara (Bandung) Raja Haji Fisabilillah (Kepulauan Riau) Sultan Thaha (Jambi) Depati Amir (Bangka) ANAK PERUSAHAAN PT. Angkasa Pura Solusi
Kepemilikan langsung (direct ownership) oleh PT. Berkantor di Terminal-2 Angkasa Pura II (Persero) sebesar 99,9967% dan tidak Bandara Soekarno-Hatta (BSH) ada kepemilikan secara tidak langsung. Jakarta dengan lokasi kegiatan usaha di Terminal-2 Bandara Soekarno-Hatta.
Komoditas / Produk Jasa Aeronautika dan Non Aeronautika
Menyediakan jasa konsultasi manajemen bandara dan jasa pendidikan / latihan sumber daya manusia.
1.10 Subsidiaries
1.10 Anak Perusahaan Berikut ini jumlah aset, liabilitas dan ekuitas, serta total pendapatan dan biaya anak perusahaan dengan kepemilikan langsung maupun tidak langsung (jika ada) sebagai berikut:
22
Here is the number of assets, liabilities and equity, and total revenue and cost subsidiary with direct or indirect ownership (if any) as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.10 Subsidiaries (Continued)
1.10 Anak Perusahaan (Lanjutan) PT. Angkasa Pura Solusi
PT. Angkasa Pura Solusi
-
Kepemilikan Saham Anak Perusahaan Kepemilikan saham secara langsung oleh PT Angkasa Pura II (Persero) pada PT Angkasa Pura Schipol sebelum akuisisi saham adalah 50% atau 15.000 saham atau sebesar Rp3.428.250.000. Selanjutnya, melalui akuisisi saham PT Angkasa Pura Schipol dari Schipol International BV, sebanyak 15.000 saham dengan nilai nominal Rp228.550 per saham, dengan nilai yang dibayarkan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp3.428.250.000. Dengan demikian, kepemilikan saham oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) sebanyak 99,9967%, sedangkan sisanya sebanyak 1 saham dengan nilai nominal Rp228.550 per saham (komposisi kepemilikan saham 0,0033% dengan nilai pembayaran saham tersebut sebesar Rp203.205.000).
- Ownership of Subsidiary Stock Direct stock ownership by PT Angkasa Pura II (Persero) at PT Angkasa Pura Schiphol before the acquisition of shares is 50% or 15,000 shares or by Rp3.428.250.000. Furthermore, through the acquisition of shares of PT Angkasa Pura Schiphol International BV, a total of 15,000 shares with par value per share Rp228.550, the value paid by PT. Angkasa Pura II (Persero) of Rp3.428.250.000. Thus, ownership of shares by PT. Angkasa Pura II (Persero) of 99.9967%, while the remaining 1 Rp228.550 shares with par value per share (0.0033% shareholding composition of the value of these shares for payment Rp203.205.000).
-
Metode pencatatan investasi sebelum tanggal 28 Nopember 2011, dengan metode 'ekuitas' dan mulai tanggal 28 Nopember 2011, menjadi anak perusahaan. Lihat Catatan 13. Total aset sebelum eliminasi konsolidasi Rp7.046.968.597.
- The method of recording the investment prior to the date of November 28, 2011, by the method of 'equity' and starting on November 28, 2011, became a subsidiary. See Note 13.
-
Total liabilitas sebelum eliminasi konsolidasi Rp38.129.150.093.
- Total liabilities before consolidation eliminations Rp38.129.150.093.
-
Total ekuitas sebelum eliminasi konsolidasi (Rp31.082.181.496).
- Total equity before consolidation eliminations (Rp31.082.181.496).
-
Total pendapatan komprehensif sebelum eliminasi konsolidasi Rp6.820.295.136.
- Total comprehensive income before consolidation eliminations Rp6.820.295.136.
-
23
- Total assets before consolidation eliminations Rp7.046.968.597.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.10 Subsidiaries (Continued)
1.10 Anak Perusahaan (Lanjutan) PT Angkasa Pura Schipol didirikan dalam rangka Undang-undang Investasi Modal Asing nomor 11 tahun 1970, berdasarkan Akta nomor 90, tanggal 8 April 1996, oleh Notaris Sutjipto, S.H. Selanjutnya, Anggaran Dasar Perusahaan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan surat keputusan Nomor C2-2517HT.01.01.TH97, tanggal 8 April 1997. Saat ini, terakhir diubah dengan Anggaran Dasar untuk mematuhi ketentuan Undang-undang Perusahaan Terbatas nomor 40 tahun 2007 yang telah disetujui oleh Departemen Kehakiman dan HAM dengan Surat Keputusan nomor AHU-14251.AH.01.02, tanggal 21 Maret 2011.
PT Angkasa Pura Schiphol established under the Law of Foreign Investment number 11 of 1970, based on Deed number 90, dated 8 April 1996, by Sutjipto, SH Furthermore, the Articles of Association were approved by the Minister of Justice in a decision letter No. C2-2517HT.01.01.TH97, dated 8 April 1997. Currently, last amended by the Articles of Association to comply with the provisions of the Limited Companies Act number 40 of 2007 which was approved by the Department of Justice and Human Rights by the Decree No. AHU-14251.AH.01.02, dated March 21, 2011.
Sesuai Salinan / Groose Akta Pernyataan Keputusan secara Edaran Pemegang Saham PT Angkasa Pura Schipol nomor 49, tanggal 28 Nopember 2011 oleh Notaris Otty H.C Ubayani, S.H., antara PT Schipol International B.V. dengan PT Angkasa Pura II (Persero) tentang Pembelian Hak atas 14.999 saham Perusahaan dari Schipol International BV kepada PT Angkasa Pura II (Persero) dengan harga Rp.228.550 per saham atau senilai Rp.3.428.021.450 dan tentang Perubahan Nama dari PT. Angkasa Pura Schipol menjadi PT. Angkasa Pura Solusi.
Appropriate copy / Groose Deed Decisions Shareholder Circular PT Angkasa Pura Schiphol number 49, dated November 28, 2011 by Notary Otty Ubayani HC, SH, between PT Schipol International BV with PT Angkasa Pura II (Persero) of the Right to Purchase 14 999 shares from Schiphol International BV to PT Angkasa Pura II (Persero) at a price per share or value Rp.228.550 Rp.3.428.021.450 and on change of name from PT. Angkasa Pura Schiphol into PT. Angkasa Pura solusi.
Salinan / Groose Akta Pernyataan Keputusan secara Edaran Pemegang Saham PT Angkasa Pura Schipol nomor 49, tanggal 28 Nopember 2011 oleh Notaris yang sama bahwa, antara PT Schipol International B.V dengan Tuan Luthfy Edrus tentang pembelian hak atas 1 (satu) saham Perusahaan dari Schipol International BV kepada Tuan Luthfy Edrus dengan harga Rp228.550 per saham atau senilai Rp.228.550.
Copies / Groose Deed Decisions Shareholder Circular PT Angkasa Pura Schiphol number 49, dated 28 November 2011 by the same notary that, between PT Schipol International BV with Mr. Luthfy Edrus about purchasing the rights to 1 (one) share of the Company's Schiphol International BV Mr Luthfy Edrus Rp228.550 price per share or $ Rp.228.550.
24
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
1 GENERAL (Continued)
1 UMUM (Lanjutan)
1.10 Subsidiaries (Continued)
1.10 Anak Perusahaan (Lanjutan) Berikut ini susunan dan komposisi Pemegang Saham PT Angkasa Pura Solusi terhitung mulai tanggal 28 Nopember 2011 s.d. saat ini.
Here is the structure and composition of the Shareholders of PT Angkasa Pura Solution from the date of 28 November 2011 up to at this time. Komposisi
Saham Ditempatkan & Kepemilikan Jumlah Saham/Total Saham/ Disetor/ Shares Issued Shares (Lembar/Sheet) Compositions of and Paid-up
Pemegang Saham/ Shareholder
Share (%)
PT Angkasa Pura II (Persero) Luthfy Edrus
29.999 1
6.856.271.450 228.550
99,9967 0,0033
Jumlah
30.000
6.856.500.000
100,0000
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS
PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia, yang terdiri dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK-Revisi) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK-Revisi) yang mulai berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 pada laporan keuangan ini yang berlaku secara prospektif, yaitu :
PT Angkasa Pura II (Persero) has applied Financial Accounting Standards (SAK) in Indonesia, which consists of the Statement of Financial Accounting Standards (PSAK-Revised) and the Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK-Revised) that became effective on or after January 1, 2011 on these financial statements that apply prospectively, that is:
PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan PSAK ini memperkenalkan terminologi baru (termasuk revisi judul atas laporan keuangan) dan perubahan format dan penyajian laporan keuangan yang mempengaruhi penyajian laporan keuangan Perusahaan, antara lain :
a. PSAK 1 (Revised 2009) Presentation of Financial Statements PSAK introduces new terminology (including the revised title of the financial statements) and changes in format and presentation of financial statements that affect the Company's financial statements, among others:
a.
-
Neraca berubah nama menjadi 'laporan posisi keuangan'. Laporan laba-rugi berubah nama menjadi 'laporan laba rugi komprehensif'. Istilah kewajiban menjadi liabilitas, dan hak minoritas menjadi 'kepentingan nonpengendali'.
25
- Balance changed its name to 'statement of financial position'. - Income statement changed its name to 'report comprehensive income statement'. - The term obligation become a liability, and the rights of minorities to be 'non-controlling interests'.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
a.
PSAK 1 (Revisi 2009) : Penyajian Laporan Keuangan (Lanjutan) PSAK ini juga mengakibatkan beberapa penambahan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi Perusahaan. Pengakuan dan pengukuran aset, liabilitas, pendapatan dan beban Perusahaan tidak mengalami perubahan. Beberapa akun pendapatan dan beban yang diakui langsung di bagian ekuitas Perusahaan sekarang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai 'pendapatan komprehensif lain'. Selain itu, PSAK ini juga mengubah penyajian kepentingan nonpengendali, yaitu yang sebelumnya disajikan diantara liabilitas dan ekuitas menjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas. Perusahaan telah memilih untuk menyajikan laporan laba rugi komprehensif dalam bentuk satu laporan, yaitu laporan laba rugi komprehensif.
b.
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued) a. PSAK 1 (Revised 2009) Presentation Financial Statements (Continued)
of
PSAK also result in some additional disclosures in the consolidated financial statements. Recognizing and measuring assets, liabilities, revenues and expenses the Company has not changed. Some accounts of income and expense recognized directly in equity the company is now recognized in comprehensive income as "other comprehensive income '. In addition, PSAK also change the representation of non-controlling interests, namely the previously presented between liabilities and equity be presented as part of equity. The Company has elected to present the report comprehensive income in the form of a report, that report comprehensive income.
b. PSAK 2 (Revised 2009): Statement of Cash Flows
PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas PSAK ini memberikan tambahan pengaturan mengenai arus kas dari beberapa transaksi yang tidak diatur secara eksplisit oleh PSAK 2 sebelumnya. Namun, penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi. Entitas dianjurkan untuk melaporkan menggunakan metode langsung, sedangkan keuntungan dan kerugian akibat perubahan kurs yang belum direalisasi, bukan merupakan arus kas sehingga disajikan terpisah dari arus kas aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
26
PSAK provides additional regulation on the cash flow of some transactions that are not explicitly regulated by the two previous PSAK. However, the adoption of PSAK no significant impact on the consolidated financial statements. Entities are encouraged to report the direct method, while the gains and losses from changes in unrealized foreign exchange, not a cash flow so that cash flows are presented separately from operating activities, investing and financing activities.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued)
PSAK 2 (Revisi 2009) : Laporan Arus Kas (Lanjutan)
b. PSAK 2 (Revised 2009): Statement of Cash Flows (Lanjutan)
Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan kas atau setara kas tidak termasuk dalam laporan arus kas. Transaksi tersebut diungkapkan pada bagian lain dalam laporan keuangan sedemikian rupa sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. Arus kas dari bunga, dividen, dan pajak penghasilan, masing-masing diungkapkan secara tersendiri diantara ketiga aktivitas arus kas yang relevan. Pengungkapan arus kas secara segmen memungkinkan pengguna untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik.
Investing and financing transactions that do not require the use of cash or cash equivalents are not included in the statement of cash flows. These transactions are disclosed elsewhere in the financial statements in such a way as to provide all relevant information about these investing and financing activities. Cash flows from interest, dividends, and income tax, each expressed in isolation among the three activities of the relevant cash flows. Disclosure of segment cash flow allows the user to gain a better understanding.
b.
c.
c. PSAK No. Segments
PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi PSAK ini hanya mengenal satu segmen, yaitu segmen Operasi, sedangkan di PSAK 5 sebelumnya dikenal ada 2 (dua) jenis segmen, yaitu segmen usaha dan segmen geografis. Segmen operasi merupakan suatu komponen dari entitas dan hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. Pernyaratan penerapan PSAK ini diantaranya secara kuantitatif menggunakan salah satu ambang batas berdasarkan uji pendapatan, uji laba-rugi komprehensif absolut, dan uji aset. Meskipun demikian, penerapan diskresi manajemen untuk segmen dilaporkan diperkenankan.
27
5
(Revised
2009):
Operating
PSAK know this is just one segment, namely Operations segment, whereas in PSAK 5 previously known there are 2 (two) types of segments, the business segments and geographical segments. Operating segment is a component of the entity and its operating results are reviewed regularly by operational decision makers to make decisions about the resources allocated to the segment and assess its performance. These include the application of PSAK Pernyaratan quantitatively using a threshold based on the income test, a comprehensive test of absolute profit and loss, and assets test. Nevertheless, the application of management discretion allowed to reportable segments.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
c.
d.
PSAK 5 (Revisi 2009): Segmen Operasi (Lanjutan)
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued) c. PSAK No. 5 (Revised Segments Continued)
2009):
Operating
PSAK ini mensyaratkan entitas untuk menjelaskan bagaimana laba-rugi komprehensif segmen, aset dan liabilitas segmen diukur untuk setiap segmen operasi yang dilaporkan, sedangkan PSAK 5 sebelumnya tidak mendefinisikan secara jelas pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen.
PSAK requires entities to explain how a comprehensive segment profit and loss, assets and liabilities are measured for each segment reported operating segment, whereas the previous PSAK 5 does not clearly define the revenues, expenses, results, assets and segment liabilities.
Mengingat belum tersedia informasi keuangan yang dapat mengidentifikasi sepenuhnya untuk laporan segmen laba-rugi komprehensif, aset dan liabilitas, maka penerapan laporan segmen masih dalam penelaahan oleh manajemen. Namun, penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
Given the available financial information that has not been able to fully identify the segment to report comprehensive income statement, assets and liabilities, then the application of segment reporting is still in the review by management. However, the adoption of PSAK no significant impact on the consolidated financial statements.
PSAK 7 (Revisi 2010): Pengungkapan Pihakpihak Berelasi
d. PSAK 7 (Revised 2010): Disclosure of the parties relate
PSAK ini mengubah istilah 'pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa' menjadi 'pihakpihak berelasi'. Selain itu, PSAK ini memperjelas definisi pihak-pihak berelasi dan mensyaratkan beberapa tambahan pengungkapan atas pihakpihak berelasi. Penerapan PSAK ini mengakibatkan penambahan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasi.
"PSAK is changing the term 'parties have a special relationship' to 'relate to the parties'. In addition, PSAK is to clarify the definition of the parties relate and require some additional disclosures of the parties relate. Application of PSAK This resulted in additional disclosures in the consolidated financial statements.
28
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued)
PSAK 8 (Revisi 2010): Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
e. PSAK 8 (Revised 2010): Events After the Reporting Period
PSAK ini mengatur mengenai kapan Perusahaan menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan dan pengungkapan yang dibuat Perusahaan tentang tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
PSAK is set on when the Company to adjust its financial statements for events after the reporting period and the disclosure is made on the date of the Company authorized for publication and events after the reporting period. The application of PSAK no significant impact on the consolidated financial statements.
PSAK 15 (Revisi 2009): Investasi pada Entitas Asosiasi
f. PSAK 15 (Revised 2009): Investments in Associates
PSAK ini menentukan bahwa pengaruh signifikan tidak hanya berdasarkan persentase kepemilikan yang ada, tetapi harus memperhatikan 'hak suara potensial'. Selain itu, penerapan metode ekuitas berdasarkan PSAK ini menghapuskan amortisasi atas goodwill. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
PSAK is determined that a significant effect not only on the existing percentage of ownership, but must consider the 'potential voting rights'. In addition, the application of equity method under PSAK eliminates the amortization of goodwill. The application of PSAKno significant impact on the consolidated financial statements.
e.
f.
g.
g. PSAK 19 (Revised 2010): Intangible Assets
PSAK 19 (Revisi 2010): Aset Tak Berwujud PSAK ini menambahkan pengaturan mengenai akuisisi aset tak berwujud yang merupakan bagian dari kombinasi bisnis, juga mengenai penentuan masa manfaat ekonomis untuk aset tak berwujud yang dapat terbatas maupun tidak terbatas. Aset tak berwujud dengan masa manfaat tak terbatas tidak diamortisasi dan harus diuji untuk penurunan nilai aset setiap tahun. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
29
PSAK added regulation on the acquisition of intangible assets that are part of a business combination, also on the determination of useful lives for intangible assets that can be finite or infinite. Intangible assets with infinite useful lives are not amortized and should be tested for impairment of assets each year. The application of SFAS no significant impact on the consolidated financial statements.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
h.
i.
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued) h. PSAK 23 (Revised 2010): Income
PSAK 23 (Revisi 2010): Pendapatan PSAK ini tidak banyak berubah dibandingkan dengan PSAK 23 sebelumnya, tetapi PSAK ini sudah dilengkapi dengan lampiran yang diadopsi dari Appendix IAS 18. Penerapan PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
PSAK has not changed much compared to the previous PSAK 23, PSAK but is equipped with an attachment that was adopted from IAS 18 Appendix. The application of PSAK no significant impact on the consolidated financial statements.
PSAK 25 (Revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan
i. PSAK 25 (Revised 2009) Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
PSAK ini memberikan panduan pemilihan kebijakan akuntansi ketika tidak ada PSAK yang secara khusus berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya. PSAK ini juga mengharuskan penerapan retrospektif atas suatu kebijakan akuntansi atau kelalaian mencantumkan (omissions) dan kesalahan mencatat (misstatements) yang material berdampak kepada pemakai laporan keuangan, kecuali disyaratkan lain oleh PSAK revisinya atau tidak praktis untuk menentukan dampak periode spesifik atau dampak kumulatif perubahan tersebut.
PSAK provides guidance in accounting policy election when there is no specifically applicable PSAK to transactions, events or other conditions. PSAK also requires retrospective application of an accounting policy or omissions list (omissions) and noting errors (misstatements) a material impact on users of financial statements, unless required by PSAK another revision or impractical to determine the period specific effects or the cumulative impact of such changes.
Perubahan kebijakan akuntansi hanya dilakukan jika disyaratkan oleh suatu PSAK atau dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang lebih andal dan relevan. Sebaliknya, bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi untuk (i) penerapan awal PSAK baru atas transaksi, peristiwa atau kondisi lain tidak pernah terjadi sebelumnya, atau tidak material, dan (ii) penerapan PSAK atas transaksi, peristiwa, atau kondisi lain yang berbeda secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya. Selanjutnya, PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
Changes in accounting policy only if required by PSAK or may result in a financial statement information is more reliable and relevant. In contrast, not a change in accounting policy to (i) the initial adoption of new PSAK the transaction, event or other condition has never happened before, or not material, and (ii) the application of PSAK for the transaction, event, or other conditions that are substantially different than happened before. Further, PSAK does not have a significant impact on the consolidated financial statements.
30
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
j.
PSAK 48 (Revisi 2009): Penurunan Nilai Aset
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued) j. PSAK 48 (Revised 2009): Impairment of Assets
PSAK ini memberikan pengaturan beberapa hal yang belum diatur di PSAK 48 sebelumnya. Diantaranya, beberapa aset tertentu yang harus diuji untuk penilaian penurunan nilai setiap tahunnya walaupun tidak ada indikasi penurunan nilai, pengaturan mengenai arus kas masa depan yang menggunakan valuta asing, dan cara melakukan pengujian penurunan nilai atas goodwill. PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
PSAK provides a setting some things that have not previously regulated in PSAK 48. Among them, some of the specific assets that should be tested for impairment assessments annually, although there is no indication of impairment, the setting of future cash flows using a foreign currency, and how to test for goodwill impairment. PSAK does not provide a significant impact on the consolidated financial statements.
PSAK 57 (Revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
k. PSAK 57 (Revised 2009): Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
PSAK ini memberikan pengaturan lebih jelas mengenai provisi, yang harus diakui Perusahaan apabila memenuhi syarat-syarat tertentu, selain itu PSAK ini juga mengatur lebih rinci masalah provisi yang berhubungan dengan restrukturisasi Perusahaan. Penerapan PSAK ini tidak mempengaruhi laporan keuangan Perusahaan. PSAK ini tidak memberikan dampak yang signifikan pada laporan keuangan konsolidasi.
PSAK provides a clearer arrangement concerning the provisions, which must be recognized if the company meets certain conditions, in addition to PSAK is also set more detailed provisions relating to the issue of restructuring the Company. This does not affect the application of PSAK financial statements. PSAK does not provide a significant impact on the consolidated financial statements.
Sedangkan perubahan atas Pernyataan Standar Akuntansi (PSAK) - Revisi dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) - Revisi yang wajib diterapkan untuk pertama kali pada atau setelah 1 Januari 2011, tetapi tidak relevan bagi laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan Anak Perusahaan, diantaranya:
While the amendments to the Statement of Accounting Standards (PSAK) - Revision and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) - Revision of the mandatory applied for the first time on or after January 1, 2011, but not relevant to the consolidated financial statements of the Company and its Subsidiaries, including:
k.
31
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued)
k.
PSAK 57 (Revisi 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (Lanjutan)
k. PSAK 57 (Revised 2009): Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets (Continued)
a.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) diantaranya : ● PSAK 12 (Revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama. ● PSAK 22 (Revisi 2010): Kombinasi Bisnis. ● PSAK 58 (Revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
a Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) include: ● PSAK 12 (Revised 2009): The participation in the Joint Venture. ● PSAK 22 (Revised 2010): Business Combinations. ● PSAK 58 (Revised 2009): Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations.
b.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) diantaranya :
b Interpretation of Financial Standards (ISAK) include:
●
ISAK 7: Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus.
Accounting
ISAK 7: Consolidation of Special Purpose Entities. ● ISAK 9: Changes in Liabilities Full Operating Activities, Restoration and Similar Liabilities. ●
ISAK 9: Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purna Operasi, Restorasi dan Liabilitas Serupa. ● ISAK 11: Distribusi Non-kas kepada Pemilik. ●
ISAK 12: Pengendalian Bersama Entitas Kontribusi Non-moneter oleh Venturer. ● ISAK 14: Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web. ● ISAK 10: Program Loyalitas Pelanggan. ●
32
ISAK 11: Distribution of Non-cash expenses to the Owner. ● ISAK 12: Control of Joint Entities - Nonmonetary Contributions by Venturers. ● ISAK 14: Intangible Assets - Web Site Costs. ●
●
ISAK 10: Customer Loyalty Program.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan)
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued)
Adapun PSAK 5 (Revisi 2009), tentang Segmen Operasi yang telah dikeluarkan Dewan Standar akuntansi Keuangan (DSAK) di Indonesia dan efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 belum diterapkan sepenuhnya oleh manajemen pada tahun 2011 ini dan sedang dalam telaahan oleh manajemen terkait dengan kegiatan usaha utama Perusahaan untuk menghasilkan pendapatan aeronautika, non aeronautika, dan cargo. Selanjutnya, menurut manajemen diharapkan PSAK 5 (Revisi 2009) ini dapat diterapkan mulai tahun 2012. Segmen operasi merupakan suatu komponen dari entitas dan hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. Pernyaratan penerapan PSAK ini diantaranya secara kuantitatif menggunakan salah satu ambang batas berdasarkan uji pendapatan, uji laba-rugi komprehensif absolut, dan uji aset. Meskipun demikian, penerapan diskresi manajemen untuk segmen dilaporkan diperkenankan.
The PSAK No. 5 (Revised 2009), about Operating Segments issued Financial Accounting Standards Board (DSAK) in Indonesia and came into effect on or after January 1, 2011 have not been fully implemented by management in 2011 and is in the management-related research paper by Company's main business activities to generate income aeronautics, non aeronautics, and cargo. Furthermore, according to management is expected to PSAK 5 (Revised 2009) is applicable from 2012. Operating segment is a component of the entity and its operating results are reviewed regularly by operational decision makers to make decisions about the resources allocated to the segment and assess its performance. These include the application of PSAK Pernyaratan quantitatively using a threshold based on the income test, a comprehensive test of absolute profit and loss, and assets test. Nevertheless, the application of management discretion allowed to reportable segments.
Adapun Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang telah dikeluarkan Dewan Standar akuntansi Keuangan (DSAK) di Indonesia dan efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 diantaranya :
The Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) issued Financial Accounting Standards Board (DSAK) in Indonesia and came into effect on or after January 1, 2012 include:
a.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) diantaranya :
a Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) include:
● PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing. ● PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya. ● PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Paska Kerja.
● PSAK 10 (Revised 2010), Effects of Changes in Foreign Exchange Rates. ● PSAK 18 (Revised 2010), Accounting and Reporting Program Full Benefits work. ● No. 24 (revised 2010), Post-Employment Benefits.
33
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
2. PENERAPAN PERNYATAAN DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (Lanjutan) a.
b.
2. APPLICATION STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS AND INTERPRETATIONS (Continued)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) diantaranya : (Lanjutan)
a Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) include: (Continued)
● PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan. ● PSAK 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan Penyajian. ● PSAK 53 (Revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham. ● PSAK 56 (Revisi 2010), Laba Per Saham. ● PSAK 60 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan Pengungkapan.
● PSAK 46 (Revised 2010), Accounting for Income Taxes. ● PSAK 50 (Revised 2010), Presentation of Financial Instruments. ● PSAK 53 (Revised 2010), Share-Based Payment. ● PSAK 56 (Revised 2010), Earnings Per Share. ● PSAK 60 (Revised 2010), Disclosure of Financial Instruments.
Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) diantaranya :
b Interpretation of Financial Standards (ISAK) include:
Accounting
● ISAK 15 (Revisi 2010), PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti; Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya. ● ISAK 20 (Revisi 2010), Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham.
● ISAK 15 (Revised 2010), PSAK 24 - Employee Benefits Limits asset must be: Minimum Funding Requirements and Interaction. ● ISAK 20 (Revised 2010), Income Taxes - Changes in Tax Status of Entities or the Shareholders.
Perusahaan dan anak perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari standar dan interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasi, kecuali PSAK 60 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan Pengungkapan, yang telah diterapkan lebih dini, yaitu dalam pengungkapan laporan keuangan untuk periode tahun buku 2011 ini.
The Company and its subsidiaries currently evaluating and has not determined the impact of the revised standards and interpretations and new ones are on the consolidated financial statements, except for PSAK 60 (Revised 2010), Disclosure of Financial Instruments, which has been applied earlier, that the disclosure of financial statements for the period fiscal year 2011.
34
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
3. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
3. SUMMARY POLICIES
OF
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
Laporan keuangan ini telah mematuhi Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia. Perusahaan telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mulai berlaku efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011 pada laporan keuangan ini, yaitu :
The financial report complies with the Financial Accounting Standards (PSAK) established by the Financial Accounting Standards Board - Indonesian Institute of Accountants. The Company has applied Accounting Standard in Indonesia which became effective on or after January 1, 2011 on the financial statements, namely:
3.1 Dasar Penyusunan Laporan keuangan
3.1 Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan disusun menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost) , kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masingmasing akun tersebut.
Financial statements are prepared using the historical cost basis (historical cost), except for certain accounts that are measured on the accounting policies as described in each of those accounts.
Sedangkan laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung (direct method) dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank (demand deposit) , dan deposito berjangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang.
While the cash flow statement prepared using the direct method (direct method) the cash flows into operating, investing and financing activities. For the purpose of reporting cash flows, cash and cash equivalents include cash, bank (demand deposits), and time deposits of 3 (three) months or less.
Mata uang yang dipergunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan menggunakan rupiah dan seluruh angka dalam laporan keuangan ini disajikan dalam rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain.
Currency used in the preparation and presentation of financial statements using the rupiah and the rest of the numbers in the financial statements are presented in full dollars, unless otherwise stated.
Dalam penyusunan laporan keuangan ini sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi:
In the preparation of financial statements in accordance with Financial Accounting Standards in Indonesia, required estimates and assumptions that affect:
Nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan; serta Jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan.
• The value of assets and liabilities are reported, and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements; and • Amounts of revenues and expenses during the reporting period.
•
•
35
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
3.1 Dasar Penyusunan (Lanjutan)
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
keuangan
3.1 Basis of Preparation of Financial Statements (Continued)
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Although these estimates are based on management's best knowledge on current events and actions, actual results may differ from those estimates.
Laporan
3.2 Associates and Subsidiaries
3.2 Perusahaan Asosiasi dan Anak Perusahaan Perusahaan Asosiasi
Associated Companies
• Perusahaan asosiasi adalah seluruh entitas dimana grup mempunyai pengaruh signifikan, tetapi tidak sampai mengendalikan entitasentitas tersebut. Dalam hal ini grup umumnya memiliki antara 20% sampai 50% hak suara. Investasi pada perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas dan pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Investasi grup pada perusahaan asosiasi mencakup juga goodwill (dikurangi akumulasi penurunan nilai) yang diidentifikasi pada saat akuisisi.
• An associate is an entity in which the entire group has significant influence, but not to control these entities. In this group generally has between 20% to 50% of the voting rights. Investments in associates accounted for under the equity method and are initially recorded at cost. Group investment in associates includes goodwill (net of accumulated impairment) were identified at the time of acquisition.
• Bagian grup atas keuntungan atau kerugian perusahaan asosiasi yang diperoleh setelah tanggal akuisisi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
• Part of group profits or losses of associated companies acquired after the date of acquisition is recognized in the consolidated comprehensive income statement.
• Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara grup dengan perusahaan asosiasi, dieliminasi sebesar jumlah yang mencerminkan proporsi kepemilikan grup dalam perusahaan asosiasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali transaksi tersebut memberikan bukti adanya penurunan nilai aset yang dialihkan. Apabila diperlukan, kebijakan akuntansi perusahaan asosiasi diubah agar konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam grup.
• Unrealized profits from transactions between the group with associated companies, are eliminated by an amount reflecting the proportion of ownership in a group of associates. Unrealized losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of a decline in the value of the assets transferred. Where necessary, accounting policies of associates amended to be consistent with the accounting policies applied in the group.
36
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.2 Perusahaan Asosiasi dan Anak Perusahaan (Lanjutan)
ACCOUNTING
3.2 Associates and Subsidiaries (Continued)
Anak Perusahaan
Subsidiaries
• Anak perusahaan adalah suatu entitas (termasuk entitas bertujuan khusus, jika ada) dimana induk memiliki kepemilikan sebesar lebih dari setengah hak suara atau mampu menentukan kebijakan keuangan dan operasional (anak perusahaan telah dikonsolidasikan).
• Subsidiary is an entity (including special purpose entities, if any) in which the parent has possession of more than half the voting rights or be able to determine the financial and operating policies (consolidated subsidiary).
• Anak perusahaan dikonsolidasikan sejak tanggal kendali atas anak perusahaan tersebut beralih kepada induk dan tidak lagi dikonsolidasikan sejak tanggal kendali tidak lagi dimiliki oleh induk. Dalam mencatat akuisisi anak perusahaan digunakan metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan atau liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi, ditambah biaya yang berkaitan secara langsung dengan akuisisi. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset bersih anak perusahaan dicatat sebagai goodwill.
• Subsidiaries are consolidated from the date control of the subsidiary are transferred to the parent and no longer consolidated from the date control is no longer owned by the parent. In recording the acquisition of a subsidiary used the purchase method. The cost of acquisition is measured at fair value of assets transferred, shares issued or liabilities acquired at the date of acquisition, plus costs directly related to the acquisition. Excess cost of acquisition over the fair value of net assets of the subsidiary is recorded as goodwill.
• Transaksi antar perusahaan dalam grup, saldo dan keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antar perusahaan dalam grup, dieliminasi. Kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi, kecuali apabila biaya perolehan tidak dapat diperoleh kembali. Jika diperlukan, kebijakan akuntansi anak perusahaan diubah agar konsisten dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh grup.
• Transactions between companies within the group, balances and unrealized profits from transactions between group companies are eliminated. Unrealized losses are also eliminated unless cost can not be recovered. If necessary, a subsidiary of changed accounting policy to be consistent with the accounting policies applied by the group.
37
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.3 Penjabaran Transaksi dan Saldo Mata Uang Asing
3.3 Transactions and Currency Balances
ACCOUNTING
Translation
of
Foreign
Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi. Pada tanggal posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan dengan ratarata kurs jual-beli atau kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal posisi keuangan sebagai berikut :
Transactions in foreign currencies are translated into Rupiah using the prevailing exchange rate at the time of the transaction. On the financial position, assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated at average exchange rate of sale or Bank Indonesia middle rate prevailing on the date of the financial position as follows:
Kurs tengah Bank Indonesia :
Exchange rate of Bank Indonesia:
1 USD
31 Desember 2011
31 Desember 2010
(Rp)
(Rp)
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 (Rp)
9068
8991
9400
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing, diakui pada laba-rugi komprehensif periode tahun berjalan, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat. 3.4 Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi
Foreign exchange gains and losses arising from transactions in foreign currencies and translation of assets and liabilities denominated in foreign currencies are recognized in comprehensive income statement of the current year period, except when deferred in equity as cash flow hedges are eligible. 3.4 Transactions with Related Parties
Pihak-pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Parties in accordance with PSAK No. relate. 7 (Revised 2010) is a person or entity associated with the reporting entity.
1) Orang atau anggota keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: a. Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; b. Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau c. Personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor.
1) Person or immediate family member who has a relationship with a reporting entity if the person is: a. Have control or joint control over the reporting entity; b. Have significant influence over the reporting entity; or Key management personnel of the reporting c. entity or parent entity reporting entity.
38
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
3.4 Transaksi (Lanjutan)
dengan
AKUNTANSI Pihak-pihak
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) Berelasi
ACCOUNTING
3.4 Transactions with Related Parties (Lanjutan)
2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
2) An entity is related to the reporting entity if it meets one of the following:
a. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). b. Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya).
a. Entity and reporting entity is a member of the same business group (parent entity, subsidiary, and the next child entities associated with other entities).
c. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. d. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. e. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pascakerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas pelapor juga berelasi dengan entitas pelapor.
c. Both entities are joint ventures of the same third party. d. One entity is a joint venture of the three entities and other entities that are associates of a third entity. e. The entity is a reward program for employee benefits pascakerja from one reporting entity or entities associated with the reporting entity. If the reporting entity is the entity that organizes the program, then the reporting entity also is related to the reporting entity.
yang dikendalikan atau f. Entitas dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf a). g. Orang yang diidentifikasi dalam butir 1) huruf a memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
f. Entity controlled or controlled jointly by the person identified in item a).
39
b. An entity is a joint venture entity or associate of another entity (or entities associated or joint venture which is a member of a group effort, which is another entity that is a member).
g. Person identified in item 1) a significant influence over the entity or the entity key management personnel (or the parent entity of the entity).
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
3.4 Transaksi (Lanjutan)
dengan
AKUNTANSI Pihak-pihak
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) Berelasi
Seluruh transaksi signifikan dengan pihakpihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga normal, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan.
ACCOUNTING
3.4 Transactions with Related Parties (Lanjutan)
The entire transaction significantly correlated with the parties, whether or not conducted with a normal interest rate or rates, terms and conditions with third parties, are disclosed in the financial statements.
3.5 Financial Instruments
3.5 Instrumen Keuangan Perusahaan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan", dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), "Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran", yang menggantikan PSAK No. 50, "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" dan PSAK No. 55 (Revisi 1999), "Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai" untuk Laporan Keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010.
The Company has implemented PSAK. 50 (Revised 2006), "Financial Instruments: Presentation and Disclosure", and PSAK No.. 55 (Revised 2006), "Financial Instruments: Recognition and Measurement", which replaces PSAK No. 50, "Accounting for Certain Investments in Securities" and PSAK No.. 55 (Revised 1999), "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities" to the Financial Statements ended December 31, 2010.
PSAK No. 50 (Revisi 2006), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK No. 50 (Revised 2006), contains requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that must be disclosed. Disclosure requirements applicable to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. PSAK requires disclosure of, among other things, information about factors that affect the amount, timing and certainty of future cash flows an entity associated with financial instruments and the accounting policies applied to the instrument.
40
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan)
3.5.1 Financial Assets
3.5.1 Aset Keuangan Aset keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.
Financial assets within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2006) are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans granted and receivables, investments held to maturity or available-forsale financial assets, where appropriate. The Company determines the classification of financial assets at initial recognition and, when allowed and appropriate, re-evaluate the classification of such assets at the end of each financial period.
Pengukuran Awal :
Initial Measurements:
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah (dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi) biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut. Aset keuangan Perusahaan meliputi kas dan setara kas, investasi efek, penyertaan, piutang usaha, piutang lain-lain, persediaan, pajak dibayar dimuka, uang muka, biaya dibayar dimuka, piutang pihak berelasi.
Financial assets are initially recognized at fair value plus (in the case of investments not at fair value through profit or loss) that transaction costs are directly attributable. Purchase or sale of financial assets that require delivery of assets within a period prescribed by the regulations or customs applicable in the market (a common trade) are recognized on trade date, the date the Company is committed to buy or sell the asset. The Company's financial assets include cash and cash equivalents, investment securities, investments, accounts receivable, other receivables, inventories, prepaid taxes, prepaid, prepaid expenses, accounts receivable relate to the parties.
41
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.1 Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.1 Financial Assets (Continued)
Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Initial Measurement After Recognition
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut:
Measurement of financial assets after initial recognition depends on the classification as follows:
a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi komprehensif.
a. Financial assets are measured at fair value through comprehensive income statement.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif disajikan dalam laporan posisi keuangan (neraca) pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial assets are measured at fair value through comprehensive income, including financial assets for trading and financial assets upon initial recognition are set to be measured at fair value through comprehensive income. Financial assets classified as trading, if they are acquired for the purpose of sale or repurchase in the near future. Derivative assets are also classified as trading, unless they are designated as effective hedging instruments. Financial assets are measured at fair value through comprehensive income presented in the statement of financial position (balance sheet) at fair value with gains or losses from changes in fair value recognized in comprehensive income.
42
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.1 Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.1 Financial Assets (Continued)
a. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi komprehensif. (Lanjutan)
a. Financial assets are measured at fair value through comprehensive income statement. (Continued)
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
Derivatives embedded in the main contract are recorded as separate derivatives when the characteristics and risks are not closely related to the main contract, and the main contract is not stated at fair value. These embedded derivatives are measured at fair value with gains or losses arising from changes in fair value recognized in comprehensive income. Revaluation only occurs if there is a change in the terms of the contract that significantly modify the cash flows that will be required.
b. Pinjaman yang Diberikan dan Piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate) . Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi. Kas dan setara kas dan piutang lainnya termasuk dalam kategori ini.
43
b. Provided loans and receivables Loans and receivables are nonderivative financial assets with fixed or determined payments, which do not have a quotation in an active market. Financial assets are measured at amortized cost (amortized cost) by using the effective interest method (effective interest rate). Gains and losses are recognized in the income statement when the loans granted and receivables derecognized or impaired, as well as the amortization process. Cash and cash equivalents and other receivables are included in this category.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.1 Aset Keuangan (Lanjutan) b. Pinjaman yang Piutang (Lanjutan)
Diberikan
ACCOUNTING
3.5.1 Financial Assets (Continued) dan
b. Provided loans (Continued)
and
receivables
• Kas dan Setara Kas mencakup kas baik dalam rupiah maupun mata uang asing, giro pada bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi penggunaannya.
• Cash and cash equivalents include cash in rupiah and foreign currency, demand deposits at banks and time deposits with maturities of 3 (three) months or less from the date of placement and not pledged as collateral for loans, and not restricted.
• Piutang Usaha adalah jumlah tagihan dari pelanggan untuk jasa yang diberikan dalam transaksi bisnis pada umumnya. Jika pembayaran piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama).
• Accounts Receivable is the amount of bills from customers for services rendered in the transaction of business in general. If the payment of receivables expected to be completed within one year or less (or in the normal operation of the business cycle if longer).
Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan provisi untuk penurunan nilai.
Trade receivables are recognized initially at fair value and then measured at amortized cost using the effective interest method, less provision for impairment.
Lain lain adalah • Piutang merupakan hak yang muncul dari penyerahan barang atau jasa diluar kegiatan usaha perusahaan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara perusahaan dan pihak lain, yag mewajibkan pihak lain tersebut melunasi pembayaran atas barang atau jasa yang telah diterimanya atau utangnya setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.
• Other Receivables - that a right arising from the delivery of goods or services outside the company's business activities, based on an agreement between the company and other parties, other parties such yag require full payment for goods or services have been received or the debt after a certain period in accordance with the agreement.
44
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.1 Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.1 Financial Assets (Continued)
c. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity [“HTM”])
c. Investments held to maturity (held to maturity ["HTM"])
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada saat investasi tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, serta melalui proses amortisasi.
Non-derivative financial assets with fixed or determined payment and maturities have been established are classified as HTM when the Company has the positive intention and ability to hold the financial asset to maturity. After initial measurement, HTM investments are measured at amortized cost using the effective interest method. This method uses the effective interest rate that accurately discounting the estimated future cash receipts over the expected life of the financial asset to the net carrying value (net carrying amount) of financial assets. Gains and losses recognized in comprehensive income when the investment is derecognized or impaired, as well as through the amortization process.
Pada tanggal 31 Desember 2011 aset keuangan yang dikategorikan sebagai Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah investasi jangka pendek/penempatan dalam bentuk deposito.
On December 31, 2011 are categorized as financial assets held to maturity investments are short-term investments / placements in time deposits.
45
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.1 Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.1 Financial Assets (Continued)
d. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale [“AFS”])
d. Available for sale financial assets (available for sale ["AFS"])
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklas ke laporan laba rugi komprehensif sebagai penyesuaian reklasifikasi.
AFS financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available for sale or not classified in the three previous categories. After initial measurement, AFS financial assets are measured at fair value with gains or losses are unrealized are recognized in equity until the investment is derecognized. At that time, the cumulative gain or loss previously recognized in equity will direklas to report comprehensive income as a reclassification adjustment.
Jika Perusahaan memiliki investasi berikut yang diklasifikasikan sebagai AFS, maka :
If the Company has the following investments classified as AFS, then:
• Investasi saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20%, dan investasi jangka panjang lainnya dinyatakan sebesar biaya perolehan. Penerapan nilai wajar bilamana memungkinkan menggunakan mark to model , dengan mendapatkan Rencana Jangka Panjang investee , dan diperhitungkan dengan metode tingkat rata-rata arus kas masuk bersih selama 3-5 tahun kedepan yang didiskonto dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate) .
• Investments at fair value of shares that are not available with equity of less than 20%, and other long-term investments are stated at cost. Application of fair value whenever possible to use mark to model, with a Long Term Plan for the investee, and calculated by the method of the average level of net cash inflows over the next 3-5 years are discounted using the effective interest method (effective interest rate).
46
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.1 Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.1 Financial Assets (Continued)
d. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale [“AFS”]) (Lanjutan)
d. Available for sale financial assets (available for sale ["AFS"]) (Continued)
• Investasi saham ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan yang diklasifikasikan dalam kelompok AFS, dicatat sebesar nilai wajarnya.
• Investments at fair value of equity shares available to the equity of less than 20% and are classified as AFS, recorded at fair value.
3.5.2 Financial Liabilities
3.5.2 Liabilitas Keuangan Pengakuan Awal
Early recognition of
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK No. 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal. liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan hutang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan antara lain, hutang usaha, hutang pajak, biaya yang masih harus dibayar, pendapatan diterima dimuka, pendapatan tangguhan, hutang pihak berelasi, hutang lain-lain.
Financial liabilities within the scope of PSAK No. 55 (Revised 2006) can be categorized as financial liabilities measured at fair value through comprehensive income, loans and debt, or derivatives that are designated as hedging instruments in an effective hedge, as appropriate. The Company determines the classification of financial liabilities on initial recognition. financial liabilities are recognized initially at fair value and, in terms of loans and debts, including transaction costs that are directly attributable. The Company's financial liabilities, among others, accounts payable, taxes payable, accrued expenses, income received in advance, deferred revenue, the debt relates, other payables.
47
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.2 Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
3.5.2 Financial Liabilities (Continued)
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Measurement after Initial Recognition
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut :
Measurement of financial liabilities depends on the classification as follows:
• Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
• Financial liabilities measured at fair value through profit or loss, including financial liabilities for trading and financial liabilities are determined at the time of initial recognition measured at fair value through comprehensive income. Financial liabilities are classified as trading, if they are acquired for the purpose of sale or repurchase in the near future. Derivative liabilities are also classified as trading, unless they are designated as effective hedging instruments. Gains or losses on liabilities held for trading are recognized in comprehensive income.
• Pinjaman dan Hutang
• Loans and Debt
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan hutang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
48
After initial recognition, loans and debt which bears interest subsequently measured at amortized cost using the effective interest method. Gains and losses recognized in comprehensive income statement when the liabilities are derecognized as well as through the amortization process.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.3
ACCOUNTING
Saling-Hapus dari Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling-hapus dan nilai bersihnya dilaporkan dalam laporan neraca jika, dan hanya jika, saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling-hapus atas jumlah yang telah diakui dan terdapat niat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
49
3.5.3 Mutual-Delete of Financial Instruments Financial assets and financial liabilities to each other and erase the net worth reported on the balance sheet if, and only if, currently has a legally enforceable right to conduct mutually-delete the number that have been recognized and there is an intention to settle net or to realize the asset and complete the liability simultaneously.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan)
3.5.4 Determination of Fair Value
3.5.4 Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value) , perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models) , dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
50
The fair value of financial instruments traded in active markets on the statement of financial position based on market price quotations or quotation price the seller / dealer (bid price for long positions and ask price for short positions), without taking into account transaction costs. If the bid price and the current ask price is not available, then the last transaction price is used to reflect the latest evidence of fair value, as long as there are no significant changes in the economy since the transactions. For all financial instruments that are not listed on an active market, except for investments in equity instruments that do not have the quotation price, the fair values determined using valuation techniques. Valuation techniques include present value techniques (net present value), comparison to similar instruments that have observable market price, the option pricing model (options pricing models), and other valuation models. In terms of fair value can not be reliably determined by using valuation techniques, investment in equity instruments that do not have price quotations stated at cost net of impairment.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan)
3.5.5 Credit Risk Adjustment
3.5.5 Penyesuaian Risiko Kredit Perusahaan menyesuaikan harga di pasar yang lebih menguntungkan untuk mencerminkan adanya perbedaan risiko kredit pihak lawan antara instrumen yang diperdagangkan di pasar tersebut dengan instrumen yang dinilai untuk posisi aset keuangan. Dalam menentukan nilai wajar posisi liabilitas keuangan, risiko kredit Perusahaan terkait dengan instrumen harus diperhitungkan. 3.5.6 Biaya Perolehan Diamortisasi Instrumen Keuangan
ACCOUNTING
atas
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metoda suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Firms adjust prices in a market that is more profitable to reflect the differences between opponents of credit risk instruments traded in those markets with instruments that are rated for a position of financial assets. In determining the fair value of financial liabilities position, company credit risk associated with the instrument must be taken into account.
3.5.6
Amortized cost on Financial Instruments Amortized cost is calculated using the effective interest method less an allowance for decline in value and the payment of principal or value that can not be billed. Calculation takes into account the premium or discount at the time of acquisition and includes transaction costs and expenses that are an integral part of the effective interest rate.
3.5.7 Impairment of Financial Assets
3.5.7 Penurunan Nilai atas Aset Keuangan Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif, bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
51
At the end of each reporting period the Company evaluates whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets decline in value.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.7 Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan) • Aset keuangan dicatat pada biaya perolehan diamortisasi
3.5.7 Impairment (Continued)
of
• Financial assets amortized cost
Financial are
Assets
recorded
at
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
For loans granted and receivables carried at amortized cost, the Company first determines whether there is objective evidence of impairment of individually significant financial assets individually, or collectively for financial assets that are individually insignificant amount. If the Company determines there is no objective evidence of impairment of financial assets are assessed on an individual basis, regardless of financial assets is significant or not, then they put those assets into a group of financial assets with similar credit risk characteristics and assess the impairment of the group as a collective. Assets that are individually assessed impairment, and to the impairment loss recognized or continue to be recognized, not included in a collective assessment of impairment.
Jika terdapat bukti obyektif bahwa, kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk ekspektasi kerugian kredit masa datang yang belum terjadi).
If there is objective evidence that impairment has occurred, the amount of the loss is measured as the difference between the carrying value of assets by the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not happened).
52
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.7 Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.7 Impairment (Continued)
of
Financial
Assets
Nilai kini estimasi arus kas masa datang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika pinjaman yang diberikan dan piutang yang memiliki suku bunga variabel, tingkat diskonto untuk mengukur kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif terkini.
The present value of estimated future cash flows discounted using the effective interest rate is the beginning of the financial assets. If the loan is granted and receivables that have variable interest rates, the discount rate for measuring the impairment loss is the current effective interest rate.
Nilai tercatat aset tersebut berkurang melalui penggunaan akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba rugi. Pendapatan bunga tetap diakui berdasarkan nilai tercatat yang telah dikurangi, berdasarkan suku bunga efektif aset tersebut.
The carrying value of these assets is reduced through the use of the allowance account and the amount of losses recognized in the income statement. Fixed interest income is recognized on the carrying value which has been reduced, based on the effective interest rate of the asset.
a. Aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.
53
a. Financial assets are carried at cost If there is objective evidence that impairment has occurred over equity instruments that do not have price quotations in an active market and are not measured at fair value because their fair value can not be measured reliably, then the amount of impairment loss is measured based on the difference between the carrying value of financial assets with the present value of estimated future cash flows are discounted at a rate of return prevailing in the market for a similar financial asset.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.7 Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.7 Impairment (Continued)
of
Financial
Assets
b. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale - AFS)
b. Available for sale financial assets (available for sale - AFS)
Dalam hal investasi ekuitas yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan AFS, bukti obyektif akan meliputi penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang pada nilai wajar dari investasi di bawah biaya perolehannya. Jika terdapat bukti bahwa, kerugian penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya telah diakui dalam laporan laba-rugi komprehensif di-reklasifikasi dari ekuitas ke laporan laba-rugi komprehensif. Kerugian penurunan nilai atas investasi ekuitas tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba-rugi komprehensif, kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui dalam ekuitas.
In the case of equity investments classified as AFS financial assets, objective evidence would include a significant reduction or long-term decline in the fair value of investments below its cost. If there is evidence that impairment has occurred, the cumulative loss measured as the difference between acquisition cost and the present fair value, less any impairment loss on that investment previously recognized in comprehensive income statement is reclassified from equity to income statement comprehensive income. Impairment loss on equity investments may not be recoverable through a comprehensive income statement, the increase in fair value after impairment are recognized in equity.
54
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.7 Penurunan Nilai atas Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.7 Impairment (Continued)
of
Financial
Assets
b. Aset keuangan tersedia untuk dijual (available for sale - AFS) (Lanjutan)
b. Available for sale financial assets (available for sale - AFS) (Continued)
Dalam hal instrumen hutang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakui berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan labarugi komprehensif. Jika, pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen hutang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui laporan laba-rugi komprehensif komprehensif.
In the case of debt instruments as available for sale, impairment is assessed based on criteria similar to a financial asset carried at amortized cost. Fixed interest is recognized based on the original effective interest rate is applied to the carrying value of assets that have been devalued, and recorded as part of interest income in the comprehensive income statement. If, in the next period, the fair value of debt increases and the increase in fair value due to an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment must be restored through a comprehensive income statement comprehensive.
3.5.8 Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan
Aset
dan
3.5.8 Recognition of Assets and Liabilities termination of Finance a. Financial Assets
a. Aset Keuangan Aset keuangan (atau mana yang lebih tepat, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya, pada saat :
55
Financial Assets (or whichever is more appropriate, part of the financial asset or part of a group of similar financial assets) is derecognized, at the time:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.8 Penghentian Pengakuan Aset Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
ACCOUNTING
dan
a. Aset Keuangan (Lanjutan)
3.5.8 Recognition of Assets and Liabilities termination of Finance (Continued) a. Financial Assets (Continued)
• Hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset tersebut telah berakhir; atau
• The right to receive cash flows from these assets have expired; or
• Perusahaan telah mentransfer hak mereka untuk menerima arus kas yang berasal dari aset atau berliabilitas untuk membayar arus kas yang diterima secara penuh tanpa penundaan material kepada pihak ketiga dalam perjanjian “passthrough” ; dan baik (a) Perusahaan telah secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat dari aset, atau (b) Perusahaan secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat suatu aset, tetapi telah mentransfer kendali atas aset tersebut.
• Companies have transferred their rights to receive cash flows from assets or berliabilitas to pay the cash flows received in full without material delay to a third party in the agreement "pass-through" and either (a) The Company has transferred substantially all the risks and benefits of the asset, or (b) the Company does not transfer substantially all the risks or do not have and the benefits of an asset, but has transferred control of the asset.
56
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.5 Financial Instruments (Continued)
3.5 Instrumen Keuangan (Lanjutan) 3.5.8 Penghentian Pengakuan Aset Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
ACCOUNTING
dan
3.5.8 Recognition of Assets and Liabilities termination of Finance (Continued) b. Financial Liabilities
b. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat liabilitas tersebut dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika suatu liabilitas digantikan oleh liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substantial, atau modifikasi secara substansial persyaratan dari suatu liabilitas yang saat ini ada, pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru, dan selisih antara nilai tercatat masingmasing liabilitas diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Financial liability is derecognized when the liability is terminated or canceled or expires. When a liability is replaced by another financial liability from the same lender with substantially different terms, or substantially modify the terms of a liability that currently exists, the exchange or modification is treated as a termination of early recognition of liability and the recognition of new liabilities, and the difference between the carrying amount of each liability recognized in comprehensive income.
Utang usaha adalah liabilitas untuk membayar atas barang atau jasa yang telah diperoleh dari pemasok dalam transaksi bisnis pada umumnya. Hutang usaha dikelompokkan sebagai liabilitas jangka pendek apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi dari bisnis jika lebih lama). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan sebagai liabilitas jangka panjang.
Trade payables are liabilities to pay for goods or services obtained from suppliers who have been in business transactions in general. Trade payables are classified as short-term liability if the payment is due within one year or less (or in the normal operation of the business cycle if longer). If not, trade payables is presented as a long-term liabilities.
Utang usaha pada awalnya diakui pada nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Trade payables are initially recognized at fair value and then measured at amortized cost using the effective interest method.
57
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.6 Stock
3.6 Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah.
Inventories are stated at cost or net realizable value, whichever is lower.
Penyisihan atas penurunan nilai pasar dan persediaan usang atas persediaan, ditetapkan berdasarkan penilaian secara periodik terhadap nilai pasar dan kondisi fisik persediaan.
Provision for decline in market value and obsolescence on inventories, determined by periodic assessment of the market value of inventory and physical condition.
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value
Aset tetap, kecuali tanah diakui dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Aset tetap disajikan dalam laporan posisi keuangan dan diukur sebesar biaya perolehan setelah dikurangi nilai akumulasi penyusutan menggunakan metode garis lurus pada masing-masing jenis / komponen aset, dan akumulasi penurunan nilai aset tetap.
58
Fixed assets, except land are recognized and are stated at cost. Fixed assets are presented in the statement of financial position and are measured at cost net of accumulated depreciation using the straight-line method on each type / asset component, and the accumulation of fixed asset impairment.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai (Lanjutan)
ACCOUNTING
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value (Continued)
Pengukuran pada saat pengakuan awal
Measurement at initial recognition
Semua aset tetap yang diperoleh pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Sesuai dengan PSAK 16 (Revisi 2007), Aset Tetap, bahwa semua aset tetap yang diperoleh pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi harga perolehan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Dalam kondisi Perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan pembongkaran dan pemindahan atas aset tetap pada waktu tertentu, biaya-biaya pembongkaran dan pemindahan tersebut ditambahkan dalam biaya perolehan awal aset tetap yang relevan dan kewajiban estimasi untuk menutup biaya-biaya tersebut dibentuk. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun sendiri meliputi pengeluaran untuk material, imbalan kerja, ditambah biaya pembuatan yang dapat ditetapkan lainnya yang dapat dikaitkan dengan aset tetap tersebut, termasuk biaya pinjaman.
All fixed assets acquired are recorded initially at cost. In accordance with SFAS 16 (Revised 2007), Fixed Assets, that all fixed assets acquired are recorded initially at cost. Such cost includes the cost of fixed assets and the costs directly attributable to bringing the asset to the desired location and condition ready for use in accordance with the wishes and intentions of management. In these conditions the Company has an obligation to perform the demolition and removal of fixed assets at any given time, the costs of demolition and removal shall be added in the initial acquisition cost of fixed assets and liabilities of the relevant estimates to cover these costs formed. The cost of self-constructed assets includes the expenditures for materials, employee benefits, plus the cost of making the other set can be associated with the fixed assets, including borrowing costs.
Perusahaan memilih untuk menggunakan model biaya untuk pengukuran aset tetapnya. Dengan model biaya, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Company chose to use the cost model for measuring its fixed assets. With the cost model, the fixed assets are stated at acquisition cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any.
Penyusutan, kecuali tanah yang tidak disusutkan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut :
Depreciation, except land are not depreciated computed using the straight-line method (straightline method) based on the estimated useful lives of assets as follows:
59
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai (Lanjutan) Jenis Aset Tetap Bangunan lapangan Bangunan gedung Peralatan terminal dan gedung Instalasi dan jaringan Peralatan: - Alat bantu navigasi - Pengangkutan - Kantor - Lain-lain Instalasi pompa bensin
ACCOUNTING
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value (Continued)
Umur Ekonomi / Age Economy (Tahun / Year) 10 - 80 20 - 40 15 5 - 15 10 - 15 5 5 - 15 5 - 15 10
Types of Fixed Assets building the field buildings Terminal equipment and buildings Installation and network equipment: - Navigational aids - Transportation - Offices - Other Installing a gas station
Nilai sisa, taksiran masa manfaat, dan metode penyusutan atas aset tetap dievaluasi dan disesuaikan setiap tanggal laporan posisi keuangan. Dampak dari revisi tersebut, jika ada, diakui dalam laporan laba rugi komprehensif pada periode terjadinya.
Residual values, estimated useful lives and depreciation methods for fixed assets are evaluated and adjusted each reporting date financial position. The impact of these revisions, if any, are recognized in comprehensive income in the period incurred.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aset tetap dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan tarif penyusutan yang sesuai.
Maintenance and repair costs are recognized as expenses when incurred. Expenditures that extend the useful life of fixed assets are capitalized and depreciated in accordance with the appropriate depreciation rates.
60
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai (Lanjutan)
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value (Continued)
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka biaya perolehan, akumulasi penyusutan, dan akumulasi penurunan nilainya (jika ada), dikeluarkan dari aset tetap dan direklasifikasikan ke aset lain-lain sebagai aset tidak produktif sebesar nilai tercatat atau ke aset lancar sebagai 'aset yang dimiliki untuk dijual' dan diukur pada nilai terendah antara jumlah tercatat dibanding nilai realisasi bersih (net realizable value) yaitu nilai wajar setelah dikurangi biaya penjualan dan penyusutan atas aset yang dihentikan, sepanjang memenuhi kriteria, yaitu (i) aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan 'dapat dijual' dengan syarat-syarat biasa dan umum diperlukan dalam penjualan aset (atau kelompok lepasan), dan (ii) penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable) sesuai dengan PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
"If the assets are retired or sold, then the acquisition cost, accumulated depreciation and accumulated impairment (if any), issued from fixed assets and reclassified to other assets as nonproductive assets of the carrying value or the current assets as' assets held for sale "and measured at the lower of carrying amount than the net realizable value (net realizable value) the fair value net of selling costs and depreciation of assets is terminated, all meet the criteria, namely (i) the asset (or group of removable ) must be in a state 'may be sold' by the terms of the ordinary and necessary in the public sale of asset (or group removable), and (ii) sales to be very likely to occur (highly probable) in accordance with SFAS 58 (Revised 2009), assets current Held for Sale and Discontinued Operations".
Yang dimaksud dengan penjualannya harus sangat mungkin terjadi (highly probable) , bilamana, (i) dapat dipasarkan secara aktif (upaya / program aktif mencari pembeli) pada harga yang pantas sesuai nilai wajar kininya; (ii) diprakirakan memenuhi ketentuan pengakuan penjualan kurang dari 1 (satu) tahun sejak tanggal reklasifikasi; (iii) mengindikasikan tidak mungkin terjadi perubahan yang signifikan atau pembatalan atas rencana penjualan aset ini; serta (iv) kemungkinan persetujuan Pemegang Saham jika disyaratkan menurut Anggaran Dasar da/atau perubahannya, sebagai bagian penilaian penjualan sangat mungkin terjadi.
The definition of sales should be very possible (highly probable), if, (i) can be actively marketed (effort / program actively seeking a buyer) at a reasonable price according to her present fair value, (ii) comply with the recognition forecasted sales of less than 1 (one) year from the date of reclassification; (iii) may not indicate a significant change or cancellation of the proposed sale of these assets, and (iv) the possibility of Shareholder approval if required by the Articles of Association da / or amendments thereto, as the assessment of sales is very likely occur.
61
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai (Lanjutan)
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value (Continued)
Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disajikan sebesar nilai kini pembayaran minimum sewa pembiayaan ditambah harga opsi yang akan dibayar oleh perusahaan pada akhir masa sewa. Hutang yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran sewa dialokasi sebagai pelunasan hutang dan pembayaran beban bunga. Aset sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset yang dimiliki.
Fixed assets acquired through finance leases are stated at the present value of minimum lease payments plus the option price to be paid by the company at the end of the lease. Related debt is also recognized and each lease payment is allocated for debt repayment and interest payment burden. Assets under finance leases are depreciated by the same method with the method of depreciation of assets owned.
3.7.1
3.7.1 Penurunan Nilai Aset Sesuai dengan PSAK No.48 "Penurunan Nilai Aset" Perusahaan menelaah aset untuk menentukan kemungkinan penurunan nilai aset apabila terdapat kejadian atau perubahan kondisi yang mengindikasikan nilai tercatat aset tersebut mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Jika nilai aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali, kerugian penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi tahun berjalan. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara harga jual netto dengan nilai pakai aset. Harga jual netto adalah jumlah yang diperoleh dari penjualan aset dalam transaksi antar pihak-pihak bebas, setelah dikurangi biaya yang terkait. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima atas penggunaan aset dan dari penghentian penggunaan aset pada akhir masa manfaatnya. Nilai yang dapat diperoleh kembali ditentukan untuk aset secara individual atau, jika tidak memungkinkan, untuk unit terkecil penghasil kas.
62
Impairment Value of Assets In accordance with IAS 48 "Impairment of Assets" Company reviews assets to determine the possibility of asset impairment whenever events or changes in circumstances indicate the carrying value of these assets may not be recoverable. If the value of the asset exceeds the recoverable value, impairment losses recognized in profit or loss for the year. The recoverable value is the higher of net selling price of the asset value in use. Net selling price is the amount earned from the sale of assets in a transaction between the parties are free, net of associated costs. Use value is the present value of estimated future cash flows expected to be received for the use of assets and termination of use of the asset at the end of its useful life. The recoverable value is determined for individual assets or, if not impossible, for the smallest cashgenerating unit.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai (Lanjutan) 3.7.1
Penurunan Nilai Aset (Lanjutan)
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value (Continued) 3.7.1
Perusahaan melakukan reviu setiap akhir tahun buku, untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai aset atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. 3.7.2
Aset dalam Konstruksi
63
Impairment of Assets (Continued) Companies do reviu end of each fiscal year, to determine whether there has been a loss due to asset impairment, or whether there has been a change in circumstances indicates that the carrying value of these assets may not be recoverable. Losses resulting loss is recognized for the difference between the carrying value of assets to the recoverable value of these assets.
3.7.2
Aset dalam Konstruksi merupakan aset tetap dan aset properti dalam pembangunan yang meliputi setiap biayabiaya yang telah dikeluarkan dan dapat diatribusikan langsung kepada masingmasing proyek yang bersangkutan. Termasuk dalam biaya perolehan proyek dalam pengembangan, jika ada adalah beban keuangan yang meliputi beban bunga, selisih kurs, dan beban pinjaman lainnya yang dapat diatribusikan langsung kepada proyek yang bersangkutan. Kapitalisasi beban-beban pinjaman ini dihentikan pada saat pembangunan aset tetap telah selesai dan siap untuk digunakan, atau dihentikan sementara waktu yang disebabkan bukan karena alasan teknis pekerjaan fisik untuk sementara waktu dihentikan.
ACCOUNTING
Assets during Construction Construction of an asset in fixed asset and property assets under construction that includes all costs incurred and directly attributable to each project. Included in the cost of projects in development, if there is a financial burden which includes interest expense, foreign exchange, and other borrowing costs directly attributable to the project. Capitalization of loan burdens are discontinued at the time of construction of fixed assets has been completed and ready for use, or temporarily suspended due to technical reasons rather than because of physical work for a while suspended.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.7 Aset Tetap, Penyusutan, dan Penurunan Nilai (Lanjutan) 3.7.2
Aset dalam Konstruksi (Lanjutan)
3.7 Fixed Assets, Depreciation, and Impairment Value (Continued) 3.7.2
Aset dalam Konstruksi disajikan tersendiri dalam laporan posisi keuangan dan akumulasi biayanya akan dipindahkan sebagai biaya perolehan dan dikapitalisasikan ke dalam aset properti investasi atau aset tetap, pada saat proyek yang bersangkutan dinyatakan selesai dan siap untuk dioperasikan dalam rangka kegiatan operasional maupun diusahakan untuk menghasilkan pendapatan bagi Perusahaan. 3.8 Properti Investasi
ACCOUNTING
Assets during Construction (Continued) Construction of assets are presented separately in the statement of financial position and the accumulated costs are transferred as the cost of acquisition and capitalized to invest in property assets or fixed assets, at the time of the relevant projects declared completed and ready for operation within the framework of the operational activities and attempted to generate revenue for the Company .
3.8 Investment Property
Properti investasi dinyatakan sebesar biaya perolehan termasuk termasuk biaya transaksi dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, kecuali tanah tidak disusutkan. Jumlah tercatat termasuk bagian biaya penggantian dari properti investasi yang ada pada saat terjadinya biaya, jika kriteria pengakuan terpenuhi; dan tidak termasuk biaya harian penggunaan properti investasi.
64
Investment properties are stated at cost including transaction costs, including less accumulated depreciation and impairment, unless the land is not depreciated. The carrying amount includes the cost of replacement of an existing investment property at the time of the fee, if the recognition criteria are met, and does not include the cost of daily use of investment properties.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.8 Investment Property (Continued)
3.8 Properti Investasi (Lanjutan) Pengukuran pada saat pengakuan awal
Measurement at initial recognition
Semua aset tetap yang diperoleh pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Sesuai dengan PSAK 13 (Revisi 2007), Properti Investasi, bahwa semua aset properti investasi yang diperoleh pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset tetap meliputi biaya perolehan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Sama hal nya seperti aset tetap, dalam kondisi Perusahaan memiliki kewajiban untuk melakukan pembongkaran dan pemindahan atas aset tetap pada waktu tertentu, biaya-biaya pembongkaran dan pemindahan tersebut ditambahkan dalam biaya perolehan awal aset tetap yang relevan dan kewajiban estimasi untuk menutup biaya-biaya tersebut dibentuk. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun sendiri meliputi pengeluaran untuk material, imbalan kerja, ditambah biaya pembuatan yang dapat ditetapkan lainnya yang dapat dikaitkan dengan aset tetap tersebut, termasuk biaya pinjaman.
All fixed assets acquired are recorded initially at cost. In accordance with IAS 13 (Revised 2007), Investment Property, investment property that all assets acquired are recorded initially at cost. The cost of fixed assets includes the cost or expenses which are directly attributable to bringing the asset to the desired location and condition ready for use in accordance with the wishes and intentions of management. Its the same thing as a fixed asset, the condition of the Company have an obligation to do the demolition and removal of fixed assets at any given time, the costs of demolition and removal shall be added in the initial acquisition cost of fixed assets and liabilities of the relevant estimates to cover these costs formed . The cost of selfconstructed assets includes the expenditures for materials, employee benefits, plus the cost of making the other set can be associated with the fixed assets, including borrowing costs.
65
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.8 Investment Property (Continued)
3.8 Properti Investasi (Lanjutan) Pengukuran setelah pengakuan awal
Measurement after initial recognition
Perusahaan memilih untuk menggunakan model biaya untuk pengukuran aset properti investasi. Dengan model biaya, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Namun, jika memenuhi kriteria 'dimiliki untuk dijual' maka aset tersebut diukur sebesar nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dibanding nilai realisasi bersih (net realizable value) , yaitu nilai wajar setelah dikurangi dengan biaya penjualan dan tidak disusutkan.
Company chose to use the cost model for the measurement of investment property assets. With the cost model, the fixed assets are stated at acquisition cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any. However, if it meets the criteria of 'held for sale' then the asset is measured at the lower of carrying amount than the net realizable value (net realizable value), the fair value net of selling costs and depreciated.
Properti investasi terdiri dari bangunan dan prasarana yang dikuasai Perusahaan untuk menghasilkan sewa atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk tujuan administratif atau dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari dan tanah belum dikembangkan.
Investment properties consist of buildings and infrastructure are controlled by the Company to generate rental or for capital appreciation or both, and not to be used in the production or supply of goods or services for administrative purposes or sale in the daily business activities and undeveloped land.
Dengan demikian, aset yang diklasifikasikan sebagai properti investasi, meliputi (i) tanah yang dikuasai dalam jangka panjang untuk kenaikan nilai; (ii) tanah yang dikuasai saat ini yang penggunaan masa depannya belum ditentukan; (iii) bangunan yang dimiliki (atau dikuasai melalui sewa pembiayaan) dan disewakan kepada pihak lain melalui sewa operasi; bangunan yang belum terpakai tetapi tersedia untuk disewakan kepada pihak lain melalui sewa operasi; dan (iv) properti investasi yang sedang dikembangkan kembali untuk dilanjutkan penggunaannya di masa depan sebagai properti investasi.
"Thus, assets that are classified as investment properties, including (i) land held in the long term for capital appreciation, (ii) land held today that its future use has not been determined, (iii) buildings owned (or controlled through finance lease) and leased to another party through an operating lease; but unused buildings available for lease to other parties through operating leases, and (iv) investment property under development in return for continued future use as investment property".
66
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued) 3.8 Investment Property (Continued)
3.8 Properti Investasi (Lanjutan) Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat ekonomis properti investasi sebagai berikut : Jenis Aset / type asset
ACCOUNTING
Depreciation is computed using the straight-line method over the estimated useful lives of investment properties as follows:
Umur Ekonomi / Age Economy (Tahun / Year)
Tarip Penyusutan / Depreciation rates (%)
5 - 40
2,50 - 20
Bangunan dan Prasarana
3.9 Biaya Tangguhan
3.9 Deferred Charge
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan pelapisan ulang (overlay) landasan dan bangunan lapangan lainnya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaat yaitu 10 tahun untuk konstruksi rigid dan 4 tahun untuk konstruksi fleksibel. 3.10 Penyisihan atau Liabilitas Diestimasi
Costs incurred in connection overlay (overlay) runway and other court buildings are deferred and amortized straight-line method over the useful life of 10 years for the construction of rigid and flexible construction for 4 years.
3.10 Allowance or Estimated Liabilities
Penyisihan atau liabilitas diestimasi untuk restorasi lingkungan, biaya restrukturisasi dan tuntutan hukum diakui ketika :
Allowance or estimated liability for environmental restoration, restructuring costs and legal claims are recognized when:
Perusahaan mempunyai liabilitas hukum atau konstruksi di masa kini sebagai akibat dari kejadian di masa lalu; Terdapat kemungkinan diatas 50%, bahwa akan ada arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan liabilitas tersebut; Jumlahnya dapat diestimasi secara handal.
• The Company has a legal liability or construction in the present as a result of past events
• • •
3.11 Pengakuan Pendapatan dan Beban •
• There is the possibility of above 50%, that there will be an outflow of resources to complete such liability; • The amount can be estimated reliably. 3.11 Revenue and Expense Recognition
Pendapatan jasa aeronautika diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan.
67
• Aeronautical services revenues are recognized when services are rendered to customers.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
ACCOUNTING
3.11 Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan) 3.11 Revenue and Expense Recognition (Continued •
•
•
•
•
Pendapatan jasa non aeronautika persewaan tanah dan bangunan konsesi diakui sesuai dengan periode yang sudah berjalan pada tahun yang bersangkutan. Pendapatan atas penggunaan fasilitas peralatan Perusahaan oleh pelanggan dan pendapatan jasa non aeronautika lainnya diakui pada saat fasilitas tersebut digunakan dan pada saat jasa diserahkan.
• Non-aeronautical services revenues leasing land and buildings is recognized in accordance with the concession period has been running in the year. • Revenue from the use of facilities and equipment of the Company by the customer service nonaeronautical revenues are recognized when the facility is used and the service is provided.
Pendapatan persewaan tanah dan bangunan yang diterima di muka atas periode yang belum berjalan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka. Pendapatan lainnya diakui atas dasar akrual. Penghasilan bunga diakui atas dasar proporsi waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku, sedangkan beban dicatat pada saat terjadinya dan diakui sesuai dengan kemanfaatannya pada tahun yang bersangkutan.
• Land and building rental income received in advance for the period that has not run is recorded as unearned revenue.
Pengakuan dan pengukuran beban Beban diakui bilamana jasa dari pihak lain telah diterima oleh perusahaan berdasarkan tingkat penyelesaian fisik atau karena berlalunya periode pelayanan yang diterima dari pihak lain. Demikian pula, beban yang belum diketahui jumlahnya secara pasti sampai penutupan buku, dilakukan penghitungan taksasi oleh unit teknis, dan diakui sebagai biaya yang masih harus dibayar.
• Recognition and measurement of the expenese Expenses are recognized when the services of other parties have been received by the company based on their level of physical completion or due to the passage of the period of service received from other parties. Similarly, the load is not known with certainty until the closing number of books, was calculated Assessed by a technical unit, and is recognized as accrued expenses.
• Other revenue is recognized on the accrual basis. Interest income is recognized on time proportion basis, the principal and the interest rate, while expenses are recorded when incurred and recognized in accordance with their emergence in the year.
3.12 Taxation
3.12 Perpajakan Beban pajak penghasilan dihitung berdasarkan metode pajak tangguhan (deferred tax method) sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 46, tentang Akuntansi Pajak Penghasilan.
68
Income tax expense is calculated based on the method of tax liabilities (deferred tax method) in accordance with Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) 46, on Accounting for Income Taxes.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.12 Perpajakan (Lanjutan)
ACCOUNTING
3.12 Taxation (Continued)
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Deferred tax assets and liabilities are recognized for future tax consequences attributable to differences between carrying amounts of assets and liabilities in financial statements with the tax bases of assets and liabilities. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences and deferred tax assets are recognized for deductible temporary differences, all of the possibilities can be utilized to reduce taxable income in the future.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Balance loss carryforward are recognized as deferred tax assets if it is probable that future taxable profit will be available to be compensated.
Efektif 1 Januari 2009, pajak penghasilan badan atas pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan merupakan pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu sebesar 5% dari jumlah bruto nilai pengalihan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 71, tahun 2008, tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Pengalihan Hak atas tanah dan atau bangunan, sehingga berdasarkan PSAK 46, perusahaan tidak mencatat adanya aset dan liabilitas pajak tangguhan.
Effective January 1, 2009, corporate income tax on the transfer of rights to land and or buildings are subject to final withholding taxes, amounting to 5% of the gross value of the transfer in accordance with Government Regulation no. 71, 2008, on the Payment of Income Tax on income from the transfer of rights over land and or buildings, so that according to IAS 46, the company recorded no deferred tax assets and liabilities.
Beban pajak kini sehubungan dengan penghasilan yang menjadi subyek pajak final diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada tahun berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan (PPh) - final yang telah dibayar dengan jumlah yang dibebankan sebagai beban pajak penghasilan (PPh) - final pada laporan laba rugi komprehensif diakui sebagai pajak dibayar dimuka atau hutang pajak.
Current tax expense in relation to income subject to final tax is recognized proportionately with the amount of income according to accounting recognized in the current year. The difference between the amount of income tax (income tax) which has been paid to the final amount charged as tax expense (income tax) - the final report comprehensive income is recognized as a prepaid tax or tax debt.
69
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.12 Perpajakan (Lanjutan)
ACCOUNTING
3.12 Taxation (Continued)
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laba rugi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang di tetapka dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset sebagaimana diatur dalam PSAK 46, Akuntansi Pajak Penghasilan, paragrap 104. Lihat catatan 24 butir a.
Principal amount of additional taxes and penalties established by the Tax Assessment Letter (SKP) is recognized as income or expense in profit or loss for the period, unless the subsequent completion of the proposed effort. Principal amount of additional taxes and penalties on deferred assessments with all the assets meet the recognition criteria as set forth in SFAS 46, Accounting for Income Taxes, paragraph 104. See note 24 grains a.
3.13 Accounting for Post-Employment Benefits
3.13 Akuntansi Imbalan Pasca Kerja Perusahaan dan anak perusahaan menghitung imbalan pasca kerja - imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 dan PSAK 24, tentang Imbalan Kerja. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Perusahaan dan anak perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
The Company and its subsidiaries calculate postemployment benefits - defined benefit plan for employees in accordance with the Employment Act No. 13/2003 and No. 24, on Employee Benefits. There is no funding set aside by the Company and its subsidiaries in connection with these postemployment benefits.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit (PUC). Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested , dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested .
Calculation of post-employment benefits using the Projected Unit Credit (PUC). Accumulated net gains or losses are not recognized in excess of 10% of the present value of defined benefit liability recognized on a straight-line method over the average expected remaining working lives of the workers in the program. Past service cost immediately when the benefits become vested rights or, and vice versa will be recognized as an expense on a straight-line basis over the average period until the benefits become vested.
70
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
3.13 Akuntansi Imbalan Pasca Kerja (Lanjutan)
3.13 Accounting (Continued)
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui. 3.14 Selisih Nilai Perusahaan
Transaksi
Ekuitas
for
ACCOUNTING
Post-Employment
Benefits
The amounts recognized as defined benefit liability in the statement of financial position adjusted by gains or losses and unrecognized past service cost not yet recognized.
Anak 3.14 Equity Transactions of Subsidiary
Akuisisi saham anak perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat berdasarkan PSAK 38 (Revisi 2004), Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali.
Acquisition of subsidiary shares that represent a restructuring transactions are recorded based on SFAS No. 38 (Revised 2004), Accounting for Restructuring.
Berdasarkan standar ini, akuisisi anak entitas dicatat berdasarkan penyatuan kepemilikan (pooling of interest) dimana aset dan liabilitas anak perusahaan dicatat sesuai dengan nilai bukunya. Selisih antara harga penyerahan dan bagian Perusahaan atas nilai buku anak perusahaan, jika ada, dicatat sebagai 'selisih nilai transaksi ekuitas anak perusahaan' dan disajikan secara terpisah sebagai salah satu komponen ekuitas pada laporan keuangan konsolidasian.
Under this standard, acquisition of entities accounted for under pooling (pooling of interest) where the subsidiary assets and liabilities are recorded in accordance with its book value. Difference between the transfer price and the Company's book value of subsidiaries, if any, is recorded as 'the difference in value of transactions in equity' and presented separately as a component of equity on the consolidated financial statements.
Saldo akun 'selisih nilai transaksi ekuitas anak perusahaan' dapat berubah pada saat :
Account balance 'the difference in value of transactions in equity' can change when:
● Adanya transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama; ● Adanya peristiwa kuasi reorganisasi; ● Hilangnya status sepengendali antara entitas yang pernah bertransaksi; ● Pelepasan asset, liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari terjadinya selisih transaksi restrukturisasi entitas sepengendali ke pihak lain yang tidak sepengendali.
● The existence of reciprocal transactions between entities under the same; ● The existence of quasi-reorganization events; The loss of status between entities under common control that had dealings; ● The release of assets, liabilities, shares or other ownership instruments underlying the difference in restructuring transactions to other parties who are not under common control.
71
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
3.14 Selisih Nilai Transaksi Perusahaan (Lanjutan)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
Ekuitas
ACCOUNTING
Anak 3.14 Equity Transactions of Subsidiary (Continued)
Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yang disebabkan oleh butir pertama diatas, saldo yang ada akan disalinghapuskan dengan transaksi baru, sehingga menimbulkan saldo baru.
If you change the balance of this account due to the first point above, the existing balance will disalinghapuskan with a new transaction, giving rise to a new balance.
Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yang disebabkan oleh butir kedua diatas, saldo yang ada akan digunakan untuk menghilangkan atau menambah saldo negatif akun saldo laba.
If you change the balance of this account due to the second point above, the existing balance will be used to eliminate or add to the negative balance of retained earnings account.
Jika terjadi perubahan atas saldo akun ini yang disebabkan oleh butir ketiga dan keempat diatas, saldo yang ada akan diakui sebagai laba atau rugi yang terealisasi.
If you change the account balance is caused by the third and fourth items above, the balance is to be recognized as gain or loss is realized.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia mengharuskan menajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas, serta pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in accordance with accounting standards in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect amounts of assets and liabilities, and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the financial statements and reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results may differ from those estimates.
Provisi diakui, jika :
Provisions are recognized, if:
● Entitas memiliki liabilitas kini (bersifat hukum dan konstruktif) sebagai akibat masa lalu; ● Kemungkinan besar penyelesaian liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi; dan ● Estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.
● Entity has a present liability (legal nature and constructive) as a result of the past; ● The possibility of settlement of liabilities resulted in an outflow of resources that contain economic benefits, and
72
● A reliable estimate of the amount of liability can be made.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
3. IKHTISAR (Lanjutan)
KEBIJAKAN
AKUNTANSI
3.14 Selisih Nilai Transaksi Perusahaan (Lanjutan)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENTING 3. SUMMARY OF SIGNIFICANT POLICIES (Continued)
Ekuitas
ACCOUNTING
Anak 3.14 Equity Transactions of Subsidiary (Continued)
Peristiwa yang mengikat adalah peristiwa yang menimbulkan liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif yang mengakibatkan entitas tidak memiliki alternatif lain, kecuali menyelesaikan liabilitas tersebut.
Binding events are events that give rise to legal liability resulting or constructive liability entity has no other alternative, unless the liability is completed.
Liabilitas diestimasi dikaji ulang dan ditelaah oleh manajemen setiap akhir periode pelaporan, yaitu pada tanggal laporan posisi keuanga untuk menentukan 'estimasi terbaik yang paling kini', yaitu apakah tingkat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi bertambah sehingga menjadi kemungkinan besar terjadi atas kemungkinan besar tidak terjadi sehingga provisi dibatalkan.
Estimated liabilities are reviewed and assessed by the management of the end of each reporting period, namely at the date of keuanga position to determine the 'best estimate of the present', ie whether the possibility of an outflow of resources that contain increased economic benefits to be most likely to occur over the possibility of not the case so that provision was canceled.
Liabilitas kini yang terkait dengan 'kontrak memberatkan', termasuk ARO (asset retairement obligations) diukur dan diakui sebagai provisi. Provisi diukur sebelum memperhitungkan pajak karena dampak pajak dari provisi dan perubahannya diatur dalam PSAK 46, Akuntansi Pajak Penghasilan.
Liability now associated with the 'burdensome contracts', including the ARO (asset retairement obligations) are measured and recognized as a provision. Provision is measured before tax account for the impact of tax provisions and amendments set forth in SFAS 46, Accounting for Income Taxes.
Provisi restrukturisasi hanya mencakup pengeluaran langsung yang timbul dari restrukturisasi, yaitu memenuhi 2 (dua) persyaratan, yaitu (i) benar-benar harus dikeluarkan dalam rangka restrukturisasi; dan (ii) tidak terkait dengan aktivitas entitas yang masih berlangsung. Meskipun demikian, provisi restrukturisasi tidak mencakup biaya-biaya, seperti (i) pelatihan atau penempatan kembali (relokasi) staf yang masih tetap dikaryakan, (ii) pemasaran, atau investasi dalam sistem dan jaringan distribusi baru.
Restructuring provision includes only the direct expenditures arising from the restructuring, which meet the 2 (two) terms, namely (i) really should be issued within the framework of restructuring, and (ii) not associated with the ongoing activities of the entity. However, the restructuring provision does not cover these costs, such as (i) training or relocation (relocation) of staff who remain employed, (ii) marketing, or investment in new systems and distribution networks.
Dalam penyajian dan pengungkapan liabilitas diestimasi, informasi komparatif tidak disyaratkan.
In the presentation and disclosure of estimated liability, comparative information is not required.
73
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PENJELASAN AKUN-AKUN LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
DESCRIPTION ACCOUNT ACCOUNT-REPORT FINANCIAL POSITION (BALANCE) AND COMPREHENSIVE INCOME STATEMENT
4. KAS DAN SETARA KAS
4. CASH AND CASH EQUIVALENTS
Saldo kas dan setara kas yang dimiliki dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Kas : Kas Rupiah Kas USD
299.025.352 106.074.723 405.100.075
Balance of cash and cash equivalents held as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
170.820.346 39.462.847
151.170.982 114.743.166
210.283.193
265.914.148
Bank : Rekening Rupiah
34.471.573.896
21.679.025.325
26.543.553.309
Rekening Valuta Asing
19.298.279.004
28.009.853.303
18.435.969.071
53.769.852.900
49.688.878.628
44.979.522.380
2.095.238.500.000
2.197.955.850.000
2.140.724.750.000
Deposito Berjangka Jumlah Bank IDR : Pihak-pihak Berelasi Bank Mandiri Bank BNI Bank BRI Bank BTN Pihak Ketiga Bank Mega Bank Jabar Citibank Bank Nagari Bank Bukopin
2.149.413.452.975
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
Cash : Cash IDR Cash USD
Bank : Rupiah account Foreign Currency Account
Deposits
Total Bank IDR :
16.877.726.000 9.029.500.978 3.005.256.275 112.977.838
14.305.681.734 2.710.267.770 861.712.159 483.876.926
7.260.354.863 1.666.254.393 8.222.425.793 -
2.467.449.291 137.405.697 428.362.687 2.408.846.185 4.048.945
143.668.614 47.134.806 428.634.687 1.973.272.899 724.775.730
2.268.731.248 428.912.687 2.473.908.027 4.222.966.298
34.471.573.896
21.679.025.325
26.543.553.309
74
Related Parties
Bank Mandiri Bank BNI Bank BRI Bank BTN Third Party Bank Mega Bank Jabar Citibank Bank Nagari Bank Bukopin
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
31. Des./Dec. 2011 Bank USD : Pihak-pihak Berelasi Bank Mandiri Bank BNI Bank BRI Pihak Ketiga Citibank
4. CASH AND (Continued) 31 Des./Dec. 2010
CASH
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Bank USD :
9.614.864.222 8.376.682.431 779.609.330
12.086.498.263 11.139.065.724 1.926.677.448
15.657.731.999 1.619.407.046 502.914.288
527.123.021
2.857.611.868
655.915.738
19.298.279.004
28.009.853.303
18.435.969.071
DEPOSITO : Pihak-pihak Berelasi
EQUIVALENTS
Related Parties
Bank Mandiri Bank BNI Bank BRI
Third Party
Citibank
DEPOSITS : Related Parties
506.200.000.000 32.440.500.000 58.000.000.000 273.300.000.000 425.800.000.000 295.210.000.000 63.550.000.000
478.900.000.000 69.000.000.000 32.400.000.000 35.964.000.000 124.075.800.000 139.500.000.000 351.960.000.000 398.301.300.000 47.750.000.000
500.200.000.000 32.400.000.000 36.000.000.000 266.960.000.000 278.500.000.000 427.400.000.000 141.000.000.000 -
10.000.000.000 28.704.000.000 136.020.000.000 62.500.000.000 72.200.000.000 20.000.000.000 27.204.000.000 84.110.000.000
10.000.000.000 15.000.000.000 44.955.000.000 89.900.000.000 100.799.750.000 20.000.000.000 239.450.000.000
10.000.000.000 83.500.000.000 55.799.750.000 308.965.000.000
Jumlah Deposito
2.095.238.500.000
2.197.955.850.000
2.140.724.750.000
Total Deposit
JUMLAH KAS & SETARA KAS
2.149.413.452.975
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
TOTAL CASH AND CASH EQUIVALENT
BANK MANDIRI EX BBD (IDR) BANK MANDIRI EX BEII (IDR) BANK MANDIRI EX BDN (IDR) BANK MANDIRI EX EXIM (IDR) BANK MANDIRI EX EXIM (IDR) BANK BNI (USD) BANK BNI (IDR) BANK BRI SYARIAH (IDR) BANK BRI (IDR) BANK BRI (USD) BANK BTN (IDR) Pihak Ketiga BANK MUAMALAT (IDR) BANK PERMATA (IDR) BANK PERMATA (USD) BANK JABAR BANTEN (IDR) BANK MEGA SYARIAH (IDR) BANK CIMB NIAGA (IDR) BANK CIMB NIAGA (USD) BANK BUKOPIN (IDR)
Berikut ini kisaran suku bunga deposito yang jatuh tempo kurang dari 3 bulan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009.
75
BANK MANDIRI EX BBD (IDR) BANK MANDIRI EX BEII (IDR) BANK MANDIRI EX BDN (IDR) BANK MANDIRI EX EXIM (IDR) BANK MANDIRI EX EXIM (IDR) BANK BNI (USD) BANK BNI (IDR) BANK BRI SYARIAH (IDR) BANK BRI (IDR) BANK BRI (USD) BANK BTN (IDR)
Third Party BANK MUAMALAT (IDR) BANK PERMATA (IDR) BANK PERMATA (USD) BANK JABAR BANTEN (IDR) BANK MEGA SYARIAH (IDR) BANK CIMB NIAGA (IDR) BANK CIMB NIAGA (USD) BANK BUKOPIN (IDR)
Here is a range of deposit interest rate maturity of less than three months for the year ended December 31, 2011 and 2010, and January 1, 2010 / December 31, 2009.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
Kisaran Deposito
Suku
Bunga
4. CASH AND (Continued)
CASH
2011
2010
2009
6,2% - 8,75%
7,2% - 8,75%
7% - 9,25%
Akun ini merupakan piutang kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
This account represents receivables to third parties as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Pihak Berelasi PT Purantara Mitra Angkasa PT Gapura Angkasa PT Pertamina (Persero) PT GMF Aero Asia Bea dan Cukai PT Merpati Nusantara Airline PT Indosat PT Pelita Air PT Angkasa Pura Schipol PT Mandara Jasindo Sena PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom)
Jumlah
50.617.778.597 21.107.181.974 11.991.822.597 11.363.038.431 7.333.210.208 1.791.517.480 7.883.252.712 2.259.258.913 1.317.066.869 1.302.018.085 -
27.940.315.063 18.191.465.457 8.720.558.972 3.886.292.505 1.559.735.899 8.904.256.792 4.421.884.764
103.409.551.641
116.966.145.866
73.624.509.452
10.976.678.707 2.202.970.000 5.876.385.315 7.350.690.910 16.513.597.719 11.624.495.029 10.099.169.585 3.799.440.000 1.170.453.072 4.255.905.570 1.925.166.154 1.907.646.872
16.318.767.746 12.511.348.573 10.737.795.818 9.675.676.492 6.386.806.845 5.805.177.293 5.798.780.097 -
4.627.552.987 8.179.697.821 7.744.228.001 10.631.033.176 10.872.079.628 8.002.921.128 5.579.225.725 -
77.702.598.934
67.234.352.864
55.636.738.466
47.563.303.711 21.929.787.655 15.907.398.463 4.486.520.881 1.768.591.493 1.822.119.416 7.189.833.937 2.741.996.085 -
Pihak Ketiga Emirat Arab Airport Media Network PT Air Asia PT Wahana Dirgantara PT Lion Air PT Singapore Airlines PT Jasa Angkasa Semesta PT PG 2 Poin Media Globalindo PT All Nippon Airways PT Angkasa Citra Sarana PT China Airlines PT Dahliatama Prima Saldo dipindahkan
Range Deposit Interest Rate
5. ACCOUNT RECEIVABLE
5. PIUTANG USAHA
PT Garuda Indonesia (Persero)
EQUIVALENTS
76
Related Parties PT Garuda Indonesia (Persero)
PT Purantara Mitra Angkasa PT Gapura Angkasa PT Pertamina (Persero) PT GMF Aero Asia Customs Office PT Merpati Nusantara Airline PT Indosat PT Pelita Air PT Angkasa Pura Schipol PT Mandara Jasindo Sena
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom)
Total Third Parties Emirat Arab Airport Media Network PT Air Asia PT Wahana Dirgantara PT Lion Air PT Singapore Airlines PT Jasa Angkasa Semesta PT PG 2 Poin Media Globalindo
PT All Nippon Airways PT Angkasa Citra Sarana PT China Airlines PT Dahliatama Prima
Carried forward balance
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
5. ACCOUNT RECEIVABLE (Continued)
5. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011 Saldo pindahan PT AW Air PT Malaysia Airlines System PT Cathay Pasific Airways PT Mandala Airlines PT Metro Batavia PT Quantas Airways PT Korean Airlines PT Inti Dufree Promosindo PT Gatari PT Ghita Avia Trans PT Dewata Agung Wibawa PT Adam Air PT Jatayu Air PT Sriwidjaya Air PT Unex Inti Indonesia PT Sanggraha Daksa Mitra PT Indoglobal Spectramatrix PT Batavia PT Value Air PT Macau Eagle PT Air New Zealand PT Java Jet Jeppesen PT Saudi Arabia Airlines PT Silk Air PT Ramaco Gerbang Mas PT KLM Royal Dutch Airlines PT Air India PT Melati Bhakti PT Keris Gallery PT Atlas Air PT Lufthansa G.A PT Thai Internasional PT Indonesia Airlines PT Yamen Airlines PT Royal Brunai Airlines PT Mandala Jasindo sena PT Air Zimbabwe Saldo dipindahkan
31 Des./Dec. 2010
77.702.598.934
67.234.352.864
2.866.365.631 5.886.470.177 5.135.535.461 7.092.445.651 4.300.696.403 7.473.743.832 5.591.617.293 2.759.108.546 1.136.520.000 3.733.241.027 3.534.876.702 2.708.200.040 3.750.215.458 3.251.612.948 1.860.214.234 1.094.018.563 2.826.543.298 2.311.280.858 1.514.935.316 2.045.723.675 1.956.552.412 2.618.635.549 1.965.093.414 2.390.226.182 1.758.177.585 1.687.207.785 1.381.313.364 1.605.258.163 -
5.279.630.467 5.208.741.230 5.062.314.059 4.565.561.336 4.442.593.126 4.275.440.113 4.254.511.303 4.143.607.046 3.833.204.878 3.697.817.033 3.412.462.612 3.307.735.013 3.185.796.227 3.093.109.390 3.004.137.453 2.940.099.977 2.802.541.993 2.459.423.495 2.291.654.851 2.094.434.050 2.070.568.607 2.041.797.437 2.038.431.046 2.030.987.488 1.965.093.414 1.901.604.059 1.884.683.800 1.830.797.473 1.755.565.866 1.753.486.294 1.664.727.965 1.638.634.289 1.605.258.163 1.534.858.375
163.938.428.499
166.305.662.792
77
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009 55.636.738.466 Brought forward balance 5.254.857.525 9.545.537.742 3.707.167.475 1.047.016.161 3.995.508.553 2.928.507.284 3.542.877.971 3.833.204.878 3.663.859.386 1.784.877.632 3.194.308.959 1.104.887.656 3.009.790.136 2.395.902.080 2.724.986.636 2.132.210.558 1.739.609.018 1.081.763.029 2.206.199.275 1.778.404.967 1.545.582.745 3.904.066.009 -
PT AW Air PT Malaysia Airlines System PT Cathay Pasific Airways PT Mandala Airlines PT Metro Batavia PT Quantas Airways PT Korean Airlines PT Inti Dufree Promosindo PT Gatari PT Ghita Avia Trans PT Dewata Agung Wibawa PT Adam Air PT Jatayu Air PT Sriwidjaya Air PT Unex Inti Indonesia PT Sanggraha Daksa Mitra PT Indoglobal Spectramatrix PT Batavia PT Value Air PT Macau Eagle PT Air New Zealand PT Java Jet Jeppesen PT Saudi Arabia Airlines PT Silk Air PT Ramaco Gerbang Mas PT KLM Royal Dutch Airlines PT Air India PT Melati Bhakti PT Keris Gallery PT Atlas Air PT Lufthansa G.A PT Thai Internasional PT Indonesia Airlines PT Yamen Airlines PT Royal Brunai Airlines PT Mandala Jasindo sena PT Air Zimbabwe
121.757.864.141 Carried forward balance
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
5. ACCOUNT RECEIVABLE (Continued)
5. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
163.938.428.499
166.305.662.792 1.533.367.308 1.500.637.359 1.495.399.618 1.445.189.107 1.402.817.646 1.398.529.688 1.355.313.548 1.298.202.757 1.290.965.408 1.260.461.054 1.246.197.285 1.189.485.163 1.186.805.517 1.179.738.179 1.138.352.337 1.106.276.251 1.070.771.131 1.058.346.947 1.037.334.735 77.661.022.261
1.443.836.037 920.211.718 1.098.739.492 2.001.711.634 1.186.805.517 1.138.352.337 1.376.792.244 1.151.507.222 1.554.323.071 122.607.442.079
PT Dharma Bandar Mandala
Lain-lain
2.361.422.636 1.445.189.107 1.253.965.750 3.571.433.278 1.355.313.548 3.331.783.693 1.038.085.779 1.189.485.163 1.186.805.517 1.502.929.201 1.138.352.337 2.946.456.444 2.229.282.250 143.474.218.872
Jumlah piutang usaha
331.963.152.075
268.160.876.092
256.237.585.492
Total Account Receivables
Saldo pindahan PT Dharma Bandar Mandala PT Mandai Prima Imigrasi PT Mustika Pratama Air Lanca Ltd PT Lestari Cipta Mandiri PT Inti Global Logistik PT Air Mark Indonesia PT Tiger Airways PT Christly Jaya PT Jetstar Airways PT Level Delapan Utama PT Profita Garda Kencana PT Asia Air PT Mitra Karsa Media PT Japan Air Lines PT Cardido Citra Buana PT Birotika Semesta PT Taurus Gemilang PT Air Nuigini PT Qatar Airways PT Griya Kaya Kreasi Graha
121.757.864.141 Brought forward balance
Penyisihan Piutang Usaha Tak Tertagih dan Penurunan Nilai Piutang Jumlah piutang usaha
(128.233.829.147)
(107.584.727.709)
(103.557.401.893)
203.729.322.928
160.576.148.383
152.680.183.599
31. Des./Dec. 2011
> 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan Jumlah piutang usaha
Imigrasi PT Mustika Pratama Air Lanca Ltd PT Lestari Cipta Mandiri PT Inti Global Logistik PT Air Mark Indonesia PT Tiger Airways PT Christly Jaya PT Jetstar Airways PT Level Delapan Utama PT Profita Garda Kencana PT Asia Air PT Mitra Karsa Media PT Japan Air Lines
PT Cardido Citra Buana PT Birotika Semesta PT Taurus Gemilang PT Air Nuigini PT Qatar Airways PT Griya Kaya Kreasi Graha
Lain-lain
No Accounts Receivable Allowance
Berikut ini klasifikasi piutang usaha menurut umur jatuh tempo pelunasan piutang pada tanggal laporan posisi keuangan sebagai berikut :
Sampai dengan 1 bulan
PT Mandai Prima
Total Account Receivables
The following classification according to age accounts receivable accounts receivable payment due on the date of statement of financial position as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
97.122.729.629 23.912.793.280 20.969.680.261 61.724.119.757
69.505.511.350 18.785.273.337 15.967.482.337 56.317.881.358
58.461.757.199 20.730.496.970 15.750.119.775 57.737.809.655
203.729.322.928
160.576.148.383
152.680.183.599
78
and Impairment of Receivables
Up to 1 month > 1 month - 3 months > 3 months - 6 months > 6 months Total Account Receivables
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
5. ACCOUNT RECEIVABLE (Continued)
5. PIUTANG USAHA (Lanjutan) Rincian piutang usaha berdasarkan tempat kejadian sebagai berikut : 31. Des./Dec. 2011 Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir
Jumlah
Details of trade receivables based on the scene as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
14.691.727.081 16.541.875.097 5.152.786.223 3.845.808.120 36.374.107.572 6.076.030.552 4.090.363.114 3.031.550.157 3.254.961.624 236.801.655.729 385.438.104 1.087.779.166 629.069.536
13.730.092.659 13.409.115.550 4.385.408.063 3.775.209.914 37.092.278.582 5.567.275.768 4.674.254.365 2.322.098.163 2.454.915.317 177.817.991.954 242.396.165 1.459.967.366 1.229.872.226
15.299.021.484 13.384.190.552 5.298.300.727 2.607.924.052 40.831.090.903 6.764.822.768 4.857.291.404 1.376.164.163 2.056.616.468 162.367.788.842 220.697.088 670.315.191 503.361.850
331.963.152.075
268.160.876.092
256.237.585.492
(128.233.829.147)
(107.584.727.709)
(103.557.401.893)
Penyisihan Piutang Usaha Tak Tertagih dan Penurunan Nilai Piutang
Jumlah Piutang Usaha - Nett
203.729.322.927
31. Des./Dec. 2011
Penurunan Nilai Piutang
Jumlah
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir
Total
No Accounts Receivable Allowance
160.576.148.383
Penyisihan piutang usaha tak tertagih dan penurunan nilai piutang, terdiri dari penyisihan piutang usaha tidak tertagih yang diperhitungkan secara individual, sedangkan penurunan nilai piutang dihitung berdasarkan nilai piutang yang diprakirakan akan jatuh tempo pelunasannya lebih dari satu tahun berikutnya yang dihitung berdasarkan tingkat bunga efektif yang diperoleh dan dihitung berdasarkan tingkat bunga SBI tanggal 25 Desember 2011 sebesar 5,25% ditambah 1%, dengan rincian sebagai berikut :
Penyisihan Piutang Tak Tertagih
Head Office Halim Perdanakusuma
and Impairment of Receivables
152.680.183.599 Total Account Receivables
Provision for uncollectible accounts receivable and impairment of receivables, consisting of the allowance for uncollectible accounts receivable is calculated on an individual basis, while decreasing the value of accounts receivable is calculated based on the estimated repayment will be due over the next year are calculated based on an effective interest rate earned and SBI is calculated based on the interest rate on December 25, 2011 at 5.25% plus 1%, with the following details:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
(131.884.163.047) (3.650.333.900)
(107.584.727.709) -
(103.557.401.893) Allowance for Doubtful Accounts - Impairment of Receivables
(128.233.829.147)
(107.584.727.709)
(103.557.401.893)
79
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
6. OTHER RECEIVABLES
6. PIUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan piutang kepada pegawai, BMG dan pihak lain diluar bisnis perusahaan dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
This account represents receivables to employees, BMG and others outside the company's business with the following details: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
Lain-lain
4.031.835.321 4.421.625.917
3.828.317.818 2.581.559.040
3.526.020.253 Receivable Employee 2.619.902.499 Other
Jumlah Piutang Lain-lain
8.453.461.237
6.409.876.858
6.145.922.752
Piutang Pegawai
Total Other Receivables
Piutang pegawai merupakan kekurangan pembayaran berobat yang ditalangi oleh asuransi ditanggung oleh perusahaan yang ditagihkan kepada pegawai yang jatuh tempo seluruhnya dalam tahun berikutnya.
Employee receivables are treated as a disability payment covered by insurance are borne by the company that charged to the employee that is due wholly within the next year.
Piutang lain-lain tersebut merupakan piutang diluar bisnis perusahaan yang jatuh tempo dalam tahun berikutnya, seperti piutang BMG dan yang lainnya.
Other receivables are the receivables outside the company's business that is due in the next year, such as BMG and other receivables.
Rincian Piutang Lain-lain terjadinya sebagai berikut:
Details of Other Receivables based on place of occurrence as follows:
berdasarkan
31. Des./Dec. 2011 Kantor Pusat Halim Perdanakusuma
tempat
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
3.267.906.067
4.256.690.982
3.936.635.825
Head Office
628.981.879
-
-
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
13.536.271
80.950
-
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
19.434.008
2.203.250
2.203.250
Supadio
2.057.011.005
1.975.633.309
1.975.633.309
Polonia
25.578.448
13.690.000
13.690.000
Minangkabau Sultan Syarif Kasim II
Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Soekarno - Hatta Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Jumlah Piutang Lain-lain
29.095.488
-
-
1.948.741.787
-
-
Soekarno - Hatta
55.302.248
2.401
2.401
Sultan Iskandar Muda
194.392.402
99.188.542
99.188.542
Husein Sastranegara
20.689.621
-
49.930.000
Raja Haji Fisabilillah
188.493.420
62.387.424
68.639.425
Sultan Thaha
4.298.593
-
-
Depati Amir
8.453.461.237
6.409.876.858
6.145.922.752
Total Other Receivables
80
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
7. INVENTORIES
7. PERSEDIAAN Akun ini merupakan persediaan untuk mendukung operasional perusahaan dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011 Pemeliharaan Bangunan Pemeliharaan Elektronika Alat Angkutan A2B & Kendaraan PKP-PK Pemeliharaan Listrik dan Air Pemeliharaan Peralatan Mekanikal & A/C Pemeliharaan Peralatan PKP-PK Keperluan Bangunan Keperluan Elektronika Keperluan Perbengkelan Keperluan Listrik & Air Keperluan Mekanikal & AC Keperluan Bahan Bakar dan Pelumas Keperluan PKP-PK Alat Tulis Kantor & Cetakan dan Umum Keperluan Lain-lain
Sub Jumlah
This account represents the inventory to support the company's operations as follows: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
69.620.000 5.886.695.787 581.232.205 4.288.108.658 3.091.435.582 11.247.500 565.081.846 79.822.475 127.845.450 106.654.800 621.829.212 1.040.772.735 1.080.519.617 165.802.255
115.177.500 5.445.345.504 480.765.414 4.253.062.277 2.248.681.282 970.716.435 571.121.937 68.866.480 226.539.450 86.331.500 544.378.974 934.459.529 34.778.950
106.468.000 5.206.911.148 543.009.101 4.193.481.280 1.955.155.222 1.095.671.635 431.803.586 72.430.080 181.130.550 53.717.300 428.972.389 643.012.047 7.809.400
17.716.668.124
15.980.225.232
14.919.571.739
-
-
15.980.225.232
14.919.571.739
Penyisihan Penurunan Nilai
(3.435.719.601)
Jumlah Persediaan
14.280.948.523
Maintenance Building Maintenance Electronics A2b Transport Equipment & Vehicles PKP-PK
Maintenance Electricity and Water Maintenance of Mechanical Equipment & A / C
Equipment maintenance PKP-PK Building purposes purposes Electronics workshop purposes Purposes of Electricity & Water Purposes of Mechanical & AC Fuels and Lubricants purposes Purposes of PKP-PK Stationery and General Office & Print Other Purposes
Sub Total
Total Inventories
Penyisihan penurunan nilai sebesar Rp3.435.719.601 adalah penyisihan penurunan nilai persediaan elektronika di Kantor Cabang Tanjung Pinang karena tidak dapat dioperasikan lagi. Manajemen berkeyakinan bahwa, penyisihan untuk persediaan usang telah cukup untuk menutupi kemungkinan jika terjadi kerugian yang akan timbul.
Provision for decline in value of Rp3.435.719.601 is the allowance for inventory of electronics in Tanjung Pinang Branch because it can not be operated anymore. Management believes that the allowance for obsolete inventory was sufficient to cover the possibility of any loss which may arise.
Persediaan telah diasuransikan terhadap resiko kebakaran, burglary dan resiko lainnya berdasarkan polis kepada 3 (tiga) Perusahaan asuransi. Manajemen berkeyakinan bahwa, nilai pertanggungan sudah cukup memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. Mengingat persediaan perusahaan terletak pada beberapa lokasi, sehingga kemungkinan timbulnya kerugian dalam waktu yang bersamaan untuk beberapa lokasi adalah sangat kecil.
Inventories are insured against the risk of fire, burglary and other risks by policyholders to 3 (three) insurance companies. Management believes that insurance coverage is sufficient to cover possible losses are insured. Given the company's inventory is located in multiple locations, so the likelihood of losses in the same time to multiple locations is very small.
81
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
7. INVENTORIES (Continued)
7. PERSEDIAAN (Lanjutan) Rincian persediaan berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Details of where the stock based on the following:
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
Kantor Pusat
256.831.875
78.604.610
110.343.900
Head Office
Halim Perdanakusuma
563.373.105
579.370.380
615.852.105
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
284.148.313
141.860.227
192.612.608
Sultan Mahmud Badaruddin II
22.580.133
19.885.758
184.877.166
Supadio
1.387.143.571
1.632.949.850
1.203.600.487
Polonia
Minangkabau
113.009.158
152.946.763
176.530.763
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
648.794.945
520.935.028
486.847.546
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
211.623.617
192.547.227
201.852.077
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Supadio Polonia
152.724.000
76.408.000
71.219.500
10.215.936.100
8.716.179.134
7.608.450.703
Soekarno - Hatta
3.790.549.791
3.785.647.591
4.002.815.992
Raja Haji Fisabilillah
34.851.892
37.681.713
45.906.642
Sultan Thaha
-
340.500
3.385.500
Depati Amir
35.101.625
44.868.450
15.276.750
PMU Kualanamu
Sub Jumlah
17.716.668.124
15.980.225.232
14.919.571.739
Sub Total
Penyisihan Penurunan Nilai
(3.435.719.601)
-
-
Allowance for Impairment
Jumlah Persediaan
14.280.948.523
15.980.225.232
14.919.571.739
Total Inventiries
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir PMU Kualanamu
8. PREPAID EXPENSES
8. BEBAN DIBAYAR DIMUKA Akun ini merupakan beban yang dibayar terlebih dahulu (persekot) untuk kepentingan operasional perusahaan yang akan dipertanggungjawabkan atau jatuh tempo dalam tahun berikutnya dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011 Biaya Umum Biaya Pegawai Biaya Persediaan Biaya Pemeliharaan Lain-lain Jumlah Beban Dibayar Dimuka
24.820.808.742 14.200.308.377 189.709.350 475.888.848 966.850.873 40.653.566.190
This account represents expenses paid in advance (advance) for the benefit of the company's operations which will be accounted for or due within the next year are as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
11.423.391.370 11.113.657.015 218.573.675 391.859.392 602.964.676
14.331.554.805 10.668.278.026 402.642.950 538.479.008 1.402.328.303
23.750.446.128
27.343.283.092
82
General Expenses Employee Expenses cost of Inventory Maintenance Expenses Other Number of Prepaid Expenses
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
8. PREPAID EXPENSES (Continued)
8. BEBAN DIBAYAR DIMUKA (Lanjutan) Rincian beban dibayar dimuka berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011 Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir PMU Kualanamu Jumlah Beban Dibayar Dimuka
31 Des./Dec. 2010
25.767.387.250 901.411.183 601.048.555 237.629.019 1.588.414.376 866.286.740 555.620.059 410.445.000 8.409.340.189 142.693.304 911.190.161 142.553.157 119.547.196
11.790.266.543 723.378.683 593.485.522 246.490.241 1.201.790.821 1.520.917.660 567.495.180 371.013.443 262.128.521 5.447.152.801 190.635.826 453.213.881 215.699.810 166.777.196 23.750.446.128
40.653.566.190
Akun ini merupakan pendapatan yang masih harus diterima atas jasa yang telah diberikan terlebih dahulu dalam tahun berjalan kepada para pengguna dengan rincian sebagai berikut:
Jasa Aeronautika Jasa Non Aeronautika Jasa Kargo Jumlah
124.108.976.211 44.127.594.144 168.236.570.355
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009 8.974.529.447 574.249.465 554.998.606 239.336.379 6.526.747.033 1.399.175.214 775.726.504 490.707.384 1.005.401.770 5.675.893.828 317.743.644 292.589.242 215.739.753 300.444.823
Head Office Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir PMU Kualanamu
27.343.283.092 Total Prepaid Expenses
9. ACCRUED INCOME IS RECEIVED
9. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
31. Des./Dec. 2011
Details of expenses paid in advance based on the following points:
This account represents income receivable for services that have been given first in the current year to the users with the following details:
31 Des./Dec. 2010
92.433.378.962 36.303.455.397 128.736.834.359
Rincian pendapatan yang masih harus diterima berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
83
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
96.847.015.806 Aeronautical services 43.861.999.842 Non-Aeronautical Services 22.470.100 Cargo Services 140.731.485.748
Total
Details of income accrued on the scene of the following:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
9. PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011
9. ACCRUED INCOME IS RECEIVED (Continued)
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
6.290.187.981
5.694.872.969
7.015.704.587
Head Office
162.957.161
743.305.015
944.522.242
Halim Perdanakusuma
1.729.421.053
1.096.560.099
1.790.481.753
Sultan Mahmud Badaruddin II
569.691.424
348.584.816
455.075.815
Supadio
3.848.710.683
2.051.124.440
2.907.637.857
Polonia
Minangkabau
966.103.607
827.574.185
472.568.088
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
826.230.281
446.062.516
475.078.216
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
60.370.391
34.430.845
40.515.326
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia
928.295.623
600.971.832
411.511.743
151.926.874.766
115.107.782.385
125.602.864.933
Soekarno - Hatta
14.112.688
6.101.875
51.625.194
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
527.649.452
1.354.970.716
328.729.692
Sultan Thaha
Depati Amir
385.965.246
424.492.666
235.170.302
Depati Amir
128.736.834.359
140.731.485.748
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah
Jumlah
168.236.570.355
10. UANG MUKA DEVIDEN
10.
Uang muka deviden pada tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2009 merupakan uang muka pembayaran deviden interim tahun 2010 sebesar Rp33.000.000.000 yang dibayarkan berdasarkan Surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. S780/MBU/2010 dan Rp 25.000.000.000 untuk tahun 2009.
11. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL
Total
ADVANCES DIVIDEND Advance payment of dividends on the date of December 31, 2010 and January 1, 2009 / December 31, 2009 represents an advance payment of interim dividend for the year 2010 paid by virtue Rp33.000.000.000 Minister of State Owned Enterprises No. S780/MBU/2010 and Rp 25 billion for 2009.
11. FINANCIAL ASSETS AVAILABLE FOR SALE
Akun aset keuangan tersedia untuk dijual adalah merupakan dana yang ditempatkan pada obligasi dan reksadana serta saham, yang merupakan investasi jangka pendek, dengan rincian sebagai berikut:
84
Account of financial assets available for sale is a fund that is placed on the bonds and mutual funds and stocks, which is a short-term investments, with the following details:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
11. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011
11. FINANCIAL ASSETS AVAILABLE FOR SALE (Continued) 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
Obligasi yang Tersedia untuk Dijual
Bonds Available for Sale
-
-
20.800.000.000 a.
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK
-
-
c.
OBLG. A/N MEDCO
-
-
4.617.000.000 b. 16.446.240.000 c.
d.
MOBILE 8 I TAHUN 2007
5.000.000.000
3.127.744.050
5.000.000.000
5.023.460.000
a.
SYARIAH NEGARA (SBSN) IFR 0001
b.
JASA MARGA e.XIII TAHUN 2007 SERI R
2.714.645.000 d. 5.225.592.500 e.
ISLAMIC COUNTRIES (SBSN) IFR 0001 TBK PT Indofood OBLG. A / N MEDCO MOBILE 8 I OF 2007 SERVICE GENERA SERIES R XIII
OF
2007
f.
PLN IX TAHUN 2007 SERI A
10.000.000.000
10.203.607.400
g.
SYARIAH IJARAH PLN II TAHUN 2007
2.000.000.000
1.972.890.720
8.572.840.000 f. 1.762.460.000 g.
h.
PEGADAIAN XII TAHUN 2007 SERI A
7.000.000.000
7.116.493.860
7.148.439.900 h.
PEGADAIAN XII OF 2007 SERIES A Astra Sedaya Finance SERIE IX E
i.
ASTRA SEDAYA FINANCE IX SERIE E
-
-
3.700.000.000
i.
j.
DANAREKSA II TAHUN 2007
5.000.000.000
5.060.666.650
4.950.000.000
j.
k.
BAKRIELAND DEV. SERI A TH 2008
-
4.929.244.450
l.
4.355.000.000 k. 9.892.000.000 l.
OBLG. PEMERINTAH RI SERI FR0028
-
-
m.
INDOSAT VI A TH 2008
-
-
n.
OBLG. PEMERINTAH RI SERI FR0047
30.000.000.000
32.160.013.200
o.
BANK BTN TH 2010 XIV
10.000.000.000
10.135.000.000
p.
OBLG. NEGARA TH 2007 SERI FR0045
15.150.000.000
15.122.374.950
89.150.000.000
94.851.495.280
Total Obligasi
Reksadana yang Tersedia untuk Dijual
q. r.
- o. - p. 95.259.567.400
Sharia Ijarah PLN II OF 2007
Danareksa II OF 2007 Bakrieland DEV. OF 2008 SERIES A
OBLG. THE SERIES FR0028 RI INDOSAT VI A OF 2008 OBLG. THE SERIES FR0047 RI BTN BANK IN 2010 XIV OBLG. STATE OF 2007 SERIES FR0045
Total Bonds
Mutual funds are available for sale
PARAMITA PLATINUM
2.057.426.001
q.
PARAMITA PLATINUM
BATASA SYARIAH KOMBINASI
2.232.840.000
r.
COMBINATION OF ISLAMIC BATASA
4.685.345.901
s.
MANDIRI INVESTA ACTIVE
4.456.182.480
t.
IPB. SYARIAH
9.791.875.660
u.
MANDIRI INVESTA BALANCED
20.000.000.000
v.
MAXIMA SIDANA PS.UANG CASH
s.
MANDIRI INVESTA AKTIF
t.
IPB. SYARIAH
4.907.542.392
4.908.328.614
u.
MANDIRI INVESTA BERIMBANG
10.294.208.422
10.327.137.555
v.
PS.UANG SIDANA KAS MAXIMA
-
13.880.615
Total Reksadana Saham yang Tersedia untuk Dijual w.
5.075.350.000 m. - n.
PLN IX OF 2007 SERIES A
Saham BNI
Jumlah Investasi Jangka Pendek Kenaikan (Penurunan) Nilai Investasi Tersedia untuk Dijual *)
15.201.750.814
15.249.346.784
-
-
104.351.750.814
110.100.842.064
43.223.670.042
9.877.950.000
Shares Available for Sale w. Saham BNI
148.361.187.442
11.730.793.884
-
-
116.082.544.698
110.100.842.064
148.361.187.442
Jumlah Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual bersih
Total Mutual Funds
Number of Short-Term Investments
Increase (Decrease) Value of Investments Available for Sale *) Number of Financial Assets
85
Net Available for Sale
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
11. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL (Lanjutan) *)
11. FINANCIAL ASSETS AVAILABLE FOR SALE (Continued) *)
Kenaikan (penurunan) nilai aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan penilaian berdasarkan kurs pasar pada akhir tahun buku 2011 sebagai berikut: Nilai Perolehan
a.
MOBILE 8 I TAHUN 2007
b.
JASA MARGA 2007 SERI R
XIII
TAHUN
Increase (decrease) in value of financial assets available for sale is an assessment based on market exchange rate at the end of fiscal year 2011 as follows: Kenaikan (Penurunan)
Nilai Pasar
5.000.000.000
2.275.000.000
(2.725.000.000) a.
5.000.000.000
5.263.196.650
263.196.650 b.
10.000.000.000
10.261.393.800
261.393.800 c.
c.
PLN IX TAHUN 2007 SERI A
d.
SYARIAH IJARAH PLN II TAHUN 2007 PEGADAIAN XII TAHUN 2007 SERI A
2.000.000.000
2.033.757.620
33.757.620 d.
7.000.000.000
7.333.743.550
333.743.550 e.
f.
DANAREKSA II TAHUN 2007
5.000.000.000
5.122.340.350
122.340.350 f.
g.
OBLG. PEMERINTAH RI SERI FR0047
30.000.000.000
38.588.100.000
8.588.100.000 g.
h.
BANK BTN TH 2010 XIV
10.000.000.000
10.873.414.000
873.414.000 h.
i.
OBLG. NEGARA SERI FR0045
15.150.000.000
19.328.218.500
4.178.218.500 i.
j.
MANDIRI INVESTA AKTIF
4.907.542.392
4.880.269.236
(27.273.156) j.
k.
MANDIRI INVESTA BERIMBANG
10.294.208.422
10.123.110.992
(171.097.430) k.
e.
Jumlah
TH
2007
104.351.750.814
116.082.544.698
11.730.793.884
MOBILE 8 I OF 2007 JASA MARGA OF 2007 SERIES R XIII PLN IX OF 2007 SERIES A SYARIAH IJARAH PLN II OF 2007 PEGADAIAN XII OF 2007 SERIES A DANAREKSA II OF 2007 OBLG. GOVERNMENT RI FR SERIES 0047 BTN BANK IN 2010 XIV OBLG. TH 2007 STATE SERIES FR0045 MANDIRI INVESTA ACTIVE MANDIRI INVESTA BALANCED
Total
a. Obligasi Mobile 8 I 2007 total nominal Rp5.000.000.000 jatuh tempo tanggal 15 Juni 2017 diperoleh pada kurs 100,00% dan nilai pasar pada saat akhir tahun buku 2011 sebesar 45,50%.
a. Obligasi Mobile 8 I 2007 with nominal value Rp5.000.000.000 due to June 15, 2017 obtained at the exchange rate of 100.00% and its market value at the end of fiscal year 2011 of 45.50%.
b. Obligasi Jasa Marga XIII 2007 seri R dengan nominal Rp5.000.000.000 akan jatuh tempo tanggal 21 Juni 2017 diperoleh pada kurs 100,00% dan mempunyai nilai pasar pada saat akhir tahun buku 2011 sebesar 105,26%.
b. Obligasi Jasa Marga XIII 2007 seri R with
c. Obligasi PLN IX 2007 seri A dengan nominal Rp10.000.000.000 akan jatuh tempo tanggal 10 Juli 2017, diperoleh pada kurs 100,00% mempunyai nilai pasar pada saat akhir tahun buku 2011 sebesar 102,61%.
c. Obligasi PLN IX 2007 seri A with nominal value
86
nominal value Rp5.000.000.000 due to June 21, 2017 obtained at the exchange rate of 100.00% and has a market value at the end of fiscal year 2011 at 105.26%. Rp10,000,000,000 due to July 10, 2017, obtained at the exchange rate of 100.00% has a market value at the end of fiscal year 2011 at 102.61%.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
11. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL (Lanjutan)
11. FINANCIAL ASSETS AVAILABLE FOR SALE (Continued)
d. Obligasi Syariah Ijarah PLN II dengan nominal Rp2.000.000.000,00 akan jatuh tempo tanggal 10 Juli 2017, diperoleh pada kurs 100,00% mempunyai nilai pasar pada akhir tahun buku 2011 sebesar 101,69%.
d. Obligasi Syariah Ijarah PLN II with nominal
e. Obligasi Perum Pegadaian XII seri A dengan nominal Rp7.000.000.000 akan jatuh tempo tanggal 04 September 2017 diperoleh pada kurs 100,00% mempunyai nilai pasar pada saat akhir tahun buku 2011 sebesar 104,77%.
e. Obligasi Perum Pegadaian XII seri A with
Obligasi Danareksa II 2007 dengan nominal Rp5.000.000.000 akan jatuh tempo tanggal 25 September 2012 diperoleh pada kurs 100,00% mempunyai nilai pasar pada saat akhir tahun buku 2011 sebesar 102,45%.
f. Obligasi Danareksa II 2007 with nominal value
f.
value Rp2.000.000.000 II, 00 due to July 10, 2017, obtained at the exchange rate of 100.00% has a market value at the end of fiscal year 2011 at 101.69%.
nominal value Rp7.000.000.000 due to September 4, 2017 obtained at the exchange rate of 100.00% has a market value at the end of fiscal year 2011 at 104.77%.
Rp5.000.000.000 2007 due to September' 25 2012 obtained at the exchange rate has a market value of 100.00% at the end of fiscal year 2011 at 102.45%.
g. Obligasi Pemerintah RI seri FR0047 dengan nominal Rp30.000.000 akan jatuh tempo tanggal 16 Pebruari 2028, diperoleh pada kurs 100,00% dan pada tahun buku tahun 2011 nilai pasarnya sebesar 128,63%.
g. Obligasi
h. Obligasi BTN XIV th 2010 dengan nominal Rp10.000.000 akan jatuh tempo tanggal 11 Juni 2020, diperoleh pada kurs 100,00% dan pada tahun buku tahun 2011 nilai pasarnya sebesar 108,73%.
h. Obligasi BTN XIV th 2010 with nominal value
Obligasi Negara thn 2007 seri FR0045 dengan nominal Rp15.150.000 akan jatuh tempo tanggal 15 Mei 2037, diperoleh pada kurs 101,00% dan pada tahun buku tahun 2011 nilai pasarnya sebesar 127,58%.
i. Obligasi Negara thn 2007 seri FR0045 with
i.
87
Pemerintah RI seri FR0047 with nominal value 30,000,000 due to February 16 2028, obtained at 100.00% and the exchange rate in the year of 2011 the market value of 128.63%.
10,000,000 due to June 11, 2020, obtained at 100.00% and the exchange rate in the year of 2011 the market value of 108.73%.
nominal value Rp15.150.000 due to May 15, 2037, obtained at 101.00% and the exchange rate in the year of 2011 the market value of 127.58%.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. PENYERTAAN
12. INVESTMENTS
Akun ini merupakan penyertaan kepada perusahaan asosiasi dan penyertaan kepada pihak lain dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
a. b. c.
PT Gapura Angkasa PT Angkasa Pura Solusi (d/h. PT Angkasa Pura Schipol) PT Garuda Indonesia Airways (Convertible Bond)
d.
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
e.
PT Railink Indonesia
Jumlah a.
This account represents investments to associated companies and investments to other parties as follows:
114.231.605.548
107.365.496.309
95.937.045.868
-
-
-
Jumlah Bagian Laba Bersih Kumulatif Dividen Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 Bagian laba (rugi) tahun buku 2010 Bagian laba (rugi) tahun buku 2011 Jumlah
c.
PT Garuda Indonesia Airways (Convertible Bond)
201.817.000.000
5.253.280.125
5.253.280.125
5.253.280.125
d..PT Purantara Mitra
42.945.414.810
42.779.549.210
43.284.209.437
e. PT Railink Indonesia
357.215.325.644
346.291.535.430
364.247.300.483
Angkasa Dua
a. PT Gapura Angkasa
31. Des./Dec. 2011
Kompensasi Utang/Piutang
(d/h. PT Angkasa Pura Schipol)
201.817.000.000
Penyertaan kepada PT Gapura Angkasa sebesar Rp 114.231.605.548,- merupakan modal yang disetor oleh PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar 31,25% dari modal disetor dan ditempatkan. Berdasarkan surat Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor S.46/MK.016 tanggal 5 November 1997, setoran tersebut berbentuk:
Ground Equipment
a. PT Gapura Angkasa b. PT Angkasa Pura Solusi
201.817.000.000
PT Gapura Angkasa
Uang Tunai
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
Inclusion of the PT Gapura Angkasa Rp 114 231 605 548, - is a paid-up capital of PT Angkasa Pura II (Persero) of 31.25% of the capital paid-in shares. Based on the letter of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia Number S.46/MK.016 November 5, 1997, deposits in the form:
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
25.000.000.000
25.000.000.000
25.000.000.000
Cash Money
600.239.000
600.239.000
600.239.000
Ground Equipment
41.599.761.000
41.599.761.000
Compensation Payable / Receivable
41.599.761.000
67.200.000.000
67.200.000.000
67.200.000.000
34.741.083.270
30.832.223.219
22.906.431.940
-
(5.732.056.208)
(1.062.500.000)
dividend
-
-
6.893.113.928
Share of profit (loss) year 2009
-
15.065.329.298
-
12.290.522.278
-
-
114.231.605.548
107.365.496.309
95.937.045.868
88
Total Cumulative Net Profit
Share of profit (loss) year 2010 Share of profit (loss) year 2011
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. INVESTMENTS (Continued)
12. PENYERTAAN (Lanjutan) b.
b. PT Angkasa Pura Solusi
PT Angkasa Pura Solusi Pada tanggal 28 November 2011, PT Angkasa Pura II (Persero) membeli saham PT Angkasa Pura Schiphol (PT APS) dari Schiphol International B.V. sebesar Rp. 4.477.074.405,00, sehingga PT Angkasa Pura II (Persero) menjadi pemegang saham mayoritas (99,9967% saham) dan akibatnya dalam laporan keuangan tahun 2011, PT Angkasa Pura II (Persero) harus melakukan konsolidasi terhadap laporan keuangan PT APS.
On 28 November 2011, PT Angkasa Pura II (Persero) purchased shares of PT Angkasa Pura Schiphol (PT APS) from Schiphol International BV amounting to Rp. 4,477,074,405.00, so the PT Angkasa Pura II (Persero) became the majority shareholder (99.9967% stake) and consequently in the financial statements in 2011, PT Angkasa Pura II (Persero) should consolidate the financial statements of PT APS.
Sesuai Salinan/Groose Akta Pernyataan keputusan secara edaran Pemegang Saham PT Angkasa Pura Schipol No.49 tanggal 28 Nopember 2011 dari Notaris Otty H.C Ubayani, SH., terjadi perubahan nama dari PT. Angkasa Pura Schiphol menjadi PT. Angkasa Pura Solusi (PT APS)
Appropriate copy / Groose Deed circular decision Shareholders of PT Angkasa Pura Schiphol 49 dated November 28, 2011 of Notary Otty Ubayani HC, SH., Change the name of PT. Angkasa Pura Schiphol into PT. Angkasa Pura Solusi (APS PT)
Pemegang Saham/shareholder
Jumlah Saham (Lembar)/Total Shares (Sheet)
Saham Ditempatkan & Disetor/Shares Issued & Paid-up
Komposisi Kepemilikan/ Ownership Composition (%)
29.999 1
6.856.271.450 228.550
99,9967% 0,0033%
30.000
6.856.500.000
100,0000%
PT Angkasa Pura II (Persero) Luthfy Edrus Jumlah/Total
Kepengurusan (manajemen) PT Angkasa Pura Solusi merupakan kepengurusan bersama antara PT. Angkasa Pura II (Persero) dengan Schiphol International B.V. sesuai dengan Akta No. 90, tanggal 8 April 1996 oleh Notaris Sutjipto, SH. Penyertaan kepada PT Angkasa Pura Schiphol sebesar Rp2.027.570.089 merupakan :
89
Stewardship (management) PT Angkasa Pura Solutions is a joint stewardship of the PT. Angkasa Pura II (Persero) to Schiphol International BV accordance with the Deed. 90, dated 8 April 1996 by Sutjipto, SH. Inclusion of the PT Angkasa Pura Schiphol for Rp2.027.570.089 is:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. INVESTMENTS (Continued)
12. PENYERTAAN (Lanjutan) b.
b. PT Angkasa Pura Solusi
PT Angkasa Pura Solusi - Penyertaan awal 50% dari saham yang telah ditempatkan berjumlah USD3,000,000 yaitu USD1,500,000 dengan kurs Rp.2.308 sebesar Rp.3.462.000.000 sesuai dengan persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S.688/M.K. 016/1995, tanggal 27 November 1995.
- Investments in 50% of the initial shares issued amounted to USD3, 000,000 of which $ 1, 500,000 at an exchange rate of Rp.3.462.000.000 Rp.2.308 accordance with the approval of the Minister of Finance Republic of Indonesia. S.688/M.K. 016/1995, dated 27 November 1995.
Posisi penyertaan pada PT APS sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Equity position in PT APS as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Penyertaan Modal Saham
-
3.462.000.000
3.462.000.000
Equity Shares
Bagian laba (rugi) Kumulatif
-
(3.462.000.000)
(3.462.000.000)
Share of profit (loss) Cumulative
Piutang PT APS
-
11.298.324.006
11.298.324.006
Receivables PT APS
Saldo Penyertaan Akhir Tahun
-
11.298.324.006
11.298.324.006
Equity Balance at End of Year
Piutang kepada PT Angkasa Pura Schipol sebesar Rp 11.298.324.006 merupakan pinjaman untuk proyek pengembangan dan pengoperasian automatic border passanger system (electronic immigration system) berjangka waktu 5 (lima) tahun (2007 s.d. 2013) dengan tingkat bunga 6% per tahun.
Receivable from PT Angkasa Pura Schiphol is a loan amounting to Rp 11,298,324,006 for project development and operation of automatic border passanger system (electronic immigration system) a term of 5 (five) years (2007 to 2013) with an interest rate of 6% per year.
Berdasarkan laporan laba rugi PT APS tahun 2008 (auditan), 2009 (auditan) dan 2010 (tidak diaudit) maka total bagian laba (rugi) yang seharusnya dibukukan oleh Perusahaan adalah masing-masing sebesar (Rp5.788.885.062), Rp 692.968.653, dan (Rp 1.236.766.415). Dengan demikian, total kerugian PT APS yang belum dibukukan hingga tahun 2010 sebesar (Rp 6.332.682.824).
Based on the income statement PT APS in 2008 (audited), 2009 (audited) and 2010 (unaudited), the total share of profits (losses) should be recorded by the Company amounted to (Rp5.788.885.062), Rp 692 968. 653, and (Rp 1,236,766,415). Thus, total losses PT APS who have not booked until the year 2010 of (Rp 6,332,682,824).
90
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. INVESTMENTS (Continued)
12. PENYERTAAN (Lanjutan) c.
PT Garuda Indonesia Airways (Convertible Bond)
c. PT Garuda Indonesia Airways (Convertible Bond)
Investasi pada PT Garuda Indonesia
Investment in PT Garuda Indonesia (Persero)
Sertifikat obligasi wajib konversi PT Garuda Indonesia nomor DS/PERJ/DF-2173/2001 dengan nilai sebesar Rp201.817.000.000 merupakan hasil kompensasi hutang PT Garuda Indonesia kepada PT Angkasa Pura II (Persero) yang terdiri dari faktur tagihan sebesar Rp20.103.589.962,38 dan USD18,938,360.70.
Mandatory convertible bond certificates PT Garuda Indonesia Airways (Persero) DS/PERJ/DF-2173/2001 numbers in the amount of compensation payable Rp201.817.000.000 is the result of PT Garuda Indonesia to PT Angkasa Pura II (Persero), which consists of invoices for Rp20.103.589. 962.38 and USD18, 938,360.70.
Tanggal jatuh tempo sertifikat adalah tanggal 2 Nopember 2006 dengan bunga 4% per tahun, yang wajib dikonversikan menjadi 201.817 saham biasa dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham dalam Perusahaan Penerbangan PT Garuda Indonesia sesuai dengan ketentuan dalam Subscription Agreement tanggal 10 Agustus 2001 antara PT Garuda Indonesia dengan PT Angkasa Pura II (Persero).
The maturity date of the certificate is dated November 2, 2006 with interest of 4% per year, which must be converted into 201 817 ordinary shares with par value per share 1,000,000 in PT Garuda Indonesia Airways (Persero) in accordance with the provisions of the Subscription Agreement dated August 10, 2001 between PT Garuda Indonesia (Persero) with PT Angkasa Pura II (Persero).
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS -02/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, pemegang saham (Pemerintah) menyetujui pelaksanaan konversi sertifikat obligasi wajib konversi menjadi 201.817 saham biasa dengan nominal Rp1.000.000 per saham yang dilakukan pada tanggal 1 Nopember 2006.
Based on the Minutes of the General Meeting of Shareholders (AGM) Extraordinary PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS -02/MBU/2008 dated June 27, 2008, the shareholders (the Government) to approve the conversion of mandatory convertible bond certificates into 201 817 ordinary shares with a nominal 1,000,000 per share made on November 1, 2006.
91
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. INVESTMENTS (Continued)
12. PENYERTAAN (Lanjutan) c.
PT Garuda Indonesia Airways (Convertible Bond) (Lanjutan)
c. PT Garuda Indonesia Airways (Convertible Bond) (Continued)
Pada tanggal 11 Maret 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerima asli surat kolektif saham sejumlah 201.817 saham atau 2,475% dari jumlah keseluruhan saham dengan nomor urut 0007950813 sampai dengan 0008152629 yang seluruhnya bernilai nominal Rp 201.817.000.000 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 9 Pebruari 2009 untuk dan atas nama PT Garuda Indonesia (Persero).
On March 11, 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) has received the authentic collective share a number of 201 817 shares or 2.475% of the total shares with the serial number 0007950813 to 0008152629 are entirely nominal value of Rp 201.817 billion issued in Jakarta on 9 February 2009 for and on behalf of PT Garuda Indonesia (Persero).
Nilai investasi tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 dinyatakan sebagai berikut :
Value of investments on December 31, 2011 and 2010, and January 1, 2010 / December 31, 2009 stated as follows:
31. Des./Dec. 2011
31 Des./Dec. 2010
Nilai Perolehan
201.817.000.000
201.817.000.000
201.817.000.000
Acquisition Value
Nilai tercatat akhir tahun
201.817.000.000
201.817.000.000
201.817.000.000
Carrying value end of year
Sampai dengan laporan keuangan ini diterbitkan, laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 belum diterima. d.
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Until the financial statements are issued, the financial statements of PT Garuda Indonesia (Persero) for the year ended December 31, 2011 has not been received. d.
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Investasi pada PT Purantara Mitra Angkasa Pura
Investment Purantara
Merupakan kepemilikan Perusahaan atas 5,39% saham-saham yang dikeluarkan PT Purantara Mitra Angkasa Dua sebesar Rp5.253.280.125, merupakan kompensasi sewa tanah selama periode 11 (sebelas) tahun 3 (tiga) bulan dilaksanakan dimuka sebagai setoran sesuai dengan perjanjian sewa tanah No. SPSW.02.1.A/TU.308/AP II-2002-APII.
Is the Company's 5.39% ownership of the shares issued by PT Mitra Purantara Space Two of Rp5.253.280.125, the land rent compensation during the period of 11 (eleven) of 3 (three) months in advance as a deposit held in accordance with the lease of land No. SPSW.02.1.A/TU.308/AP II-2002-APII.
92
in
PT
Mitra
Angkasa
Pura
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. INVESTMENTS (Continued)
12. PENYERTAAN (Lanjutan) d.
PT Purantara Mitra Angkasa Dua (Lanjutan)
d.
Nilai investasi tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 sebagai berikut : 31. Des./Dec. 2011
Value of investments on December 31, 2011 and 2010, and January 1, 2010 / December 31, 2009 as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Nilai Perolehan
5.253.280.125
5.253.280.125
5.253.280.125
Acquisition Value
Nilai tercatat akhir tahun
5.253.280.125
5.253.280.125
5.253.280.125
Carrying value end of year
Sampai dengan laporan keuangan ini diterbitkan, laporan keuangan PT Purantara Mitra Angkasa Pura per 31 Desember 2011 dan 2010 (auditan) belum diterima. e.
PT Purantara Mitra Angkasa Dua (Continued)
Until the financial statements are issued, the financial statements of PT Mitra Purantara Angkasa Pura per December 31, 2011 and 2010 (audited) have not been received. e.
PT Railink Indonesia Penyertaan kepada PT Railink Indonesia sebesar Rp 40.000.000.000 merupakan modal yang disetor oleh PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar 40% dari modal disetor dan ditempatkan. PT Railink Indonesia merupakan perusahaan joint venture (patungan) antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang bertugas untuk mengelola kegiatan usaha kereta api bandara. Perusahaan ini dibentuk berdasarkan Perjanjian Usaha Patungan antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) nomor SPKS.023.1/KS.006/2006-AP II dan nomor 98/HK/UM/2006, tanggal 14 Agustus 2006.
93
PT Railink Indonesia Inclusion of the PT Railink Indonesia Rp 40 billion is paid-up capital of PT Angkasa Pura II (Persero) by 40% of the issued and paid-up capital. PT Railink Indonesia is a joint venture (joint venture) between PT Angkasa Pura II (Persero) with PT Indonesia Railways (Persero) is tasked to manage the business activities of the airport train. The company was formed based on the Joint Venture Agreement between PT Angkasa Pura II (Persero) with PT Indonesia Railways (Persero) number 98/HK/UM/2006 SPKS.023.1/KS.006/2006-AP II and number, dated August 14, 2006 .
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
12. INVESTMENTS (Continued)
12. PENYERTAAN (Lanjutan) e.
e.
PT Railink Indonesia (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011 Penyertaan Modal Saham Bagian laba (rugi) kumulatif
PT Railink Indonesia (Continued)
31 Des./Dec. 2010
40.000.000.000
40.000.000.000
40.000.000.000
2.779.549.210
3.238.426.128
2.667.200.788 617.008.649
Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 (458.876.918)
Bagian laba (rugi) tahun buku 2010 Bagian laba (rugi) tahun buku 2011 (unaudited) Nilai tercatat akhir tahun
42.945.414.810
42.779.549.210
Piutang PT Angkasa Pura Schiphol Saldo Piutang kepada Pihak-pihak Berelasi - Jangka Panjang
Share of profit (loss) year 2009
Share of profit (loss) on financial year 2010
43.284.209.437
Carrying value end of year
Until the financial statements are issued, the financial statements PT Rilink Indonesia on December 31, 2011 (audited) have not been received.
13. PIUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI - 13. JANGKA PANJANG 31. Des./Dec. 2011
Equity Shares
Share of profit (loss) on cumulative
Share of profit (loss) on financial year 2011 (unaudited)
165.865.600
Sampai dengan laporan keuangan ini diterbitkan, laporan keuangan PT Rilink Indonesia tanggal 31 Desember 2011 (auditan) belum diterima.
Piutang kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Piutang yang jatuh tempo dalam satu tahun Piutang yang jatuh tempo lebih dari satu tahun
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
DUE TO THE RELATED PARTIES - LONG TERM
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
191.843.079.655
206.039.039.146
(19.090.047.182)
(14.195.959.491)
172.753.032.474
191.843.079.655
206.039.039.146 Receivables are due for more
-
11.298.324.006
11.383.101.560 Receivables PT Angkasa Pura
172.753.032.474
203.141.403.661
Total piutang kepada PT Garuda lndonesia per 31 Desember 2011 sebesar Rp191.843.079.655,43 merupakan bagian dari piutang PT Garuda lndonesia yang disepakati untuk dikonversi sebagai pinjaman pemegang saham dengan jangka waktu pelunasan selama 7 (tujuh) tahun, sebagaimana Surat Perjanjian Nomor PJJ.05.04/00/05/2009/104 tanggal 27 Mei 2009. Dari total piutang tersebut, terdapat bagian piutang yang akan jatuh tempo pada tahun 2012 sebesar RP19.090.047.181,76 yang dicatat dalam piutang lancar.
94
215.526.169.453 Receivable from PT Garuda Indonesia (Persero)
(9.487.130.307) Receivables falling due within one year
than one year
Schiphol Balance Accounts Receivable relate Parties 217.422.140.706 Long Term
Total receivables to PT Garuda lndonesia (Persero) per December 31, 2011 at Rp191.843.079.655, 43 are part of receivables PT Garuda Indonesian (Persero) agreed to convert as a shareholders loan repayment period for 7 (seven) years, as the Letter of Agreement No. PJJ. 05.04/00/05/2009/104 dated May 27, 2009. Of the total receivables, the receivables that are maturing in the year 2012 amounting to RP19.090.047.181, 76 are recorded in current receivables.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
13. PIUTANG KEPADA PIHAK-PIHAK BERELASI - 13. JANGKA PANJANG (Lanjutan)
DUE TO THE RELATED PARTIES - LONG TERM (Continued)
Beberapa persyaratan penting pinjaman sesuai Surat Perjanjian nomor PJJ.05.04/00/05/2009/104, tanggal 27 Mei 2009 sebagai berikut: 1) Mengkonversikan Hutang Dagang PT Garuda Indonesia (Persero) kepada PT Angkasa Pura lI (Persero) sejumlah USD 21,052,103.19 (dua puluh satu juta lima puluh dua ribu seratus tiga dan sembilan belas sen Dolar Amerika Serikat) menjadi Pinjaman Pemegang Saham.
Several important requirements in accordance loan PJJ.05.04/00/05/2009/104 Letter Agreement number, date of May 27, 2009 as follows: 1) PT Garuda Indonesia (Persero) Payable to convert the PT Angkasa Pura II (Persero) of USD 21,052,103.19 (twenty one million five hundred two thousand three hundred and nineteen cents in U.S. Dollars) a Shareholder Loan.
Jangka waktu terhitung mulai tanggal ditandatanganinya Perjanjian Pinjaman ini sampai dengan 30 Desember 2015. PT Garuda Indonesia (Persero) wajib membayar bunga atas jumlah Pinjaman Pokok yang masih terhutang kepada PT Angkasa Pura II (Persero) pada setiap Tanggal Pembayaran Bunga dengan tarif sebesar LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) plus 0,9% (nol.koma.sembilan,persen);
2) Period from the date of signing of this Loan Agreement until December 30, 2015.
2)
3)
3) PT Garuda Indonesia (Persero) shall pay interest on the principal loan amount still owned to PT Angkasa Pura II (Persero) on each Interest Payment Date at a rate of LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) plus 0.9% (zero point nine, percent);
14. INVESTMENT PROPERTY
14. PROPERTI INVESTASI Biaya perolehan properti investasi, akumulasi penyusutan, penurunan nilai dan nilai buku properti investasi sebagai berikut:
Investment property at cost, accumulated depreciation, decline in value and book value of investment property as follows: 2011
Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance
41.520.050.074 519.090.200.166
5.097.190 23.893.044.033
-
41.525.147.264 542.983.244.199
56.088.006.568 30.548.637.765
-
-
56.088.006.568 30.548.637.765
647.246.894.573
23.898.141.223
-
671.145.035.796
Biaya Perolehan Tanah/Land Bangunan Gedung Tanah Belum Diketahui Peruntukannya
Aset KSO Jumlah/Total
95
Cost Land Building Purpose unknown land KSO assets*) Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
14. PROPERTI INVESTASI (Lanjutan)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
14. INVESTMENT PROPERTY (Continued) 2011
Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance Accumulated
Akumulasi Penyusutan
dan Penurunan Nilai
Depreciation
and Impairment
-
(156.822.154.852) (4.333.941.786)
KSO assets *)
-
(161.156.096.638)
Total
Bangunan Gedung Aset KSO*)
(143.092.786.503)
(13.729.368.349)
-
(3.614.636.809)
(719.304.977)
Jumlah
(146.707.423.312)
(14.448.673.326)
Nilai Buku
500.539.471.261
509.988.939.158
Building
Book Value
2010
Biaya Perolehan Tanah Bangunan Gedung Tanah Belum Diketahui Peruntukannya Aset KSO*) Jumlah
Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance
41.513.504.988 500.707.229.155
6.545.086 18.382.971.011
-
56.088.006.568
-
-
Cost Land Building Purpose unknown land 56.088.006.568
29.665.476.961
883.160.804
-
30.548.637.765
KSO assets *)
627.974.217.673
19.272.676.901
-
647.246.894.573
Total
41.520.050.074 519.090.200.166
Accumulated
Akumulasi Penyusutan
dan Penurunan Nilai
Depreciation
and Impairment (1.028.393.981)
-
(143.092.786.503) (3.614.636.809)
Building KSO assets *)
(14.938.710.615)
-
(146.707.423.312)
Total
Bangunan Gedung Aset KSO*)
(129.182.469.869)
(13.910.316.634)
(2.586.242.828)
Jumlah
(131.768.712.697)
Nilai Buku
496.205.504.975
500.539.471.261
96
Book Value
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
14. INVESTMENT PROPERTY (Continued)
14. PROPERTI INVESTASI (Lanjutan)
2009 Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Biaya Perolehan/Cost
Tanah/Land Bangunan Gedung/Building Tanah Belum Diketahui Peruntukannya 29.257.216.961 Aset KSO*)
41.513.504.988
29.257.216.961
Jumlah
Saldo Akhir/Ending Balance Cost Land Building Purpose unknown land
500.707.229.155
-
41.513.504.988 500.707.229.155
56.088.006.568 408.260.000
-
56.088.006.568 29.665.476.961
KSO assets *)
598.717.000.712
-
627.974.217.673
Total
Akumulasi Penyusutan
Accumulated Depreciation and Impairment
dan Penurunan Nilai
Bangunan Gedung Aset KSO*) Jumlah
(1.755.965.121) (1.755.965.121)
Nilai Buku
31.013.182.082
-
(129.182.469.869)
(830.277.707) (130.012.747.576)
(129.182.469.869) (2.586.242.828) (131.768.712.697) 496.205.504.975
Building KSO assets *) Total Book Value
Termasuk dalam aset properti investasi ini adalah tanah dan bangunan yang disewakan kepada investor dan tanah yang belum jelas peruntukannya.
Included in the assets of the investment property is land and buildings leased to the investor and the designation of land that is not yet clear.
Seluruh aset properti investasi oleh PT Angkasa Pura II (Persero) telah dijamin oleh asuransi sebagaimana aset tetap. Lihat catatan 15.
The entire property asset investment by PT Angkasa Pura II (Persero) has been guaranteed by the insurance as fixed assets. See note 15.
Untuk pertama kalinya, Perusahaan merencanakan akan melakukan reviu terhadap nilai sisa dan umur manfaat aset properti investasi bersamaan dengan reviu terhadap nilai sisa dan umur manfaat aset tetap dalam tahun 2012. Meskipun demikian, prakiraan manajemen bahwa, hasil reviu tersebut tidak signifikan pengaruhnya terhadap total aset Perusahaan. Lihat catatan 15.
For the first time, the Company plans to conduct reviu against the residual value and useful life of an investment property assets along with reviu against the residual value and useful life of fixed assets in 2012. However, management forecasts that, reviu result was not significant effect on total assets of the Company. See note 15.
*)
*)
Aset KSO
KSO (Kerja Sama Operasi) merupakan aset tanah Perusahaan yang dikelola bersama dengan investor dalam suatu perjanjian kerjasama operasi untuk jangka waktu tertentu, dengan rincian sebagai berikut:
97
KSO Assets
KSO (Co-operation) is an asset to the company are managed jointly with the investor in a joint operation agreement for a specified period, with the following details:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
14. INVESTMENT PROPERTY (Continued)
14. PROPERTI INVESTASI (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Bangun-Kelola-Serah
a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
PT Mandara Jasindo Sena (catatan 42 butir a) PT Sanggraha Daksa Mitra (catatan 42 butir b) PT Garuda Indonesia (catatan 42. butir c) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (ctt. 42.d) Pom Bensin (catatan 42 butir e) PT Cipta Difa Makmur (catatan 42 butir f) PT Wahana Dirgantara (catatan 42 butir g) PT Birotika Semesta (catatan 42 butir h) PT Gapura Angkasa (catatan 42 butir i) PT Dharma Bandar Mandala (catatan 42 butir j)
Jumlah
291.497.414
291.497.414
291.497.414 a.
1.982.182.417
1.982.182.417
1.982.182.417 b.
151.688.850
151.688.850
151.688.850 c.
575.850.000
575.850.000
575.850.000 d.
408.260.000
408.260.000
408.260.000 e.
883.160.804
883.160.804
13.097.219.110
13.097.219.110
13.097.219.110
- f.
g.
2.843.130.000
2.843.130.000
2.843.130.000
h.
7.968.685.000
7.968.685.000
7.968.685.000
i.
2.346.964.170
2.346.964.170
2.346.964.170
j.
30.548.637.765
30.548.637.765
29.665.476.961
Wake-Deliver-Manage PT Mandara Jasindo Sena (catatan 42 butir a) PT Sanggraha Daksa Mitra (catatan 42 butir b) PT Garuda Indonesia (catatan 42. butir c) PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia (ctt. 42.d) Pom Bensin (catatan 42 butir e) PT Cipta Difa Makmur (catatan 42 butir f) PT Wahana Dirgantara (catatan 42 butir g) PT Birotika Semesta (catatan 42 butir h) PT Gapura Angkasa (catatan 42 butir i) PT Dharma Bandar Mandala (catatan 42 butir j)
Total
15. FIXED ASSETS
15. ASET TETAP Biaya perolehan aset tetap, akumulasi penyusutan dan penurunan nilai, serta nilai buku aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 sebagai berikut :
He cost of fixed assets, accumulated depreciation and impairment, as well as the book value of fixed assets for the year ended December 31, 2011 and 2010, and January 1, 2010 / December 31, 2009 as follows: 2011
S
Biaya Perolehan Tanah Bangunan & Lapangan Bangunan Gedung Alat Bantu Navigasi Alat Pengangkutan Alat-Alat Kantor Instalasi & Jaringan Perl.Terminal & Gedung
Peralatan Bengkel Lain-Lain Jumlah
Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance Cost
304.511.149.876
8.206.519.766
-
312.717.669.642
Land
1.518.887.304.220 981.306.350.664
200.497.375.204
163.767.597
1.719.220.911.827
57.574.404.310
4.718.259.243
1.034.162.495.731
Buildings & Field Building
780.369.390.165
38.136.577.181
5.942.921.634
812.563.045.711
Navigation Aids
244.656.922.010
71.087.179.686
733.160.582
315.010.941.114
vehicle
125.817.747.394
22.036.893.114
510.015.455
147.344.625.053
Office Equipment
979.358.323.543
89.891.542.335
2.278.004.239
1.066.971.861.639
Installation and Networking
866.982.428.942
35.208.373.166
8.008.360.887
894.182.441.221
Terminal & Building
-
6.357.003.593
Workshop Equipment
6.366.665.118
(9.661.525)
67.743.409.792
73.739.223.727
-
141.482.633.519
5.875.999.691.724
596.368.426.962
22.354.489.637
6.450.013.629.049
98
Other
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
15. FIXED ASSETS (Continued)
15. ASET TETAP (Lanjutan)
2011 Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance Accumulated
Akumulasi Penyusutan
dan Penurunan Nilai
Depreciation
and Impairment Bangunan & Lapangan
304.599.756.614
35.929.564.605
124.503.872
340.404.817.347
Bangunan Gedung
241.764.735.720
28.972.171.792
1.978.320.810
268.758.586.702
Building
Alat Bantu Navigasi
444.725.886.480
78.971.292.760
5.856.221.909
517.840.957.330
Navigation Aids
Alat Pengangkutan
152.307.841.749
25.355.745.735
733.160.582
176.930.426.903
Vehicle
94.228.900.610
30.782.494.314
510.015.455
124.501.379.469
Office Equipment
Instalasi & Jaringan
553.843.630.516
38.733.962.783
1.450.944.094
591.126.649.205
Installation and Networking
Perl.Terminal & Gedung
486.592.612.649
40.314.644.274
8.426.335.614
518.480.921.309
Terminal & Building
3.009.398.412
890.059.786
-
3.899.458.198
Workshop Equipment
58.109.724.135
28.142.425.688
-
86.252.149.823
Jumlah
2.339.182.486.885
308.092.361.736
19.079.502.336
2.628.195.346.285
Total
Nilai Buku
3.536.817.204.839
3.821.818.282.764
Book Value
Alat-alat Kantor
Peralatan Bengkel Lain-Lain dan Penurunan Nilai *)
*)
Buildings & Field
Other
Termasuk sebesar Rp 27.854.113.781.adalah penurunan nilai atas aset tetap yang tidak ditemukan, tidak dimanfaatkan dan dikuasai pihak lain berdasarkan clearance asset posisi tanggal 31 Desember 2009, sesuai dengan Laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) nomor LAP 5126/PW30/4/2010, tanggal 2 November 2010. Selanjutnya, manajemen akan menindaklanjuti hasil clearance asset tersebut pada tahun berikutnya.
99
*) Including impairment of Rp 27.854.113.781.adalah fixed assets that are not found, not exploited and controlled by other parties based on the asset position of clearance dated December 31, 2009, in accordance with the Report of Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) LAP number 5126/PW30/4 / 2010, dated 2 November 2010. Further, management will follow up the clearance of these assets in subsequent years.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
15. FIXED ASSETS (Continued)
15. ASET TETAP (Lanjutan)
2010 Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance
Biaya Perolehan Tanah
Cost 297.008.959.508
7.502.190.368
-
304.511.149.876
Land Buildings & Field
1.441.857.177.816
77.030.126.404
-
1.518.887.304.220
Bangunan Gedung
895.882.517.742
87.317.832.922
1.894.000.000
981.306.350.664
Building
Alat Bantu Navigasi
729.712.665.491
50.656.724.674
-
780.369.390.165
Navigation Aids
Bangunan & Lapangan
Alat Pengangkutan
201.844.874.938
42.913.233.786
101.186.714
244.656.922.010
Vehicle
Alat-Alat Kantor
122.753.190.996
3.064.556.398
-
125.817.747.394
Office Equipment
Instalasi & Jaringan
930.589.058.963
48.769.264.580
-
979.358.323.543
Installation and Networking
Perl.Terminal & Gedung
831.677.242.351
35.305.186.591
-
866.982.428.942
Terminal & Building
3.778.819.413
2.587.845.705
-
6.366.665.118
Workshop Equipment
66.779.979.899
963.429.893
-
67.743.409.792
Other
5.521.884.487.117
356.110.391.321
1.995.186.714
5.875.999.691.724
Total
Peralatan Bengkel Lain-Lain Jumlah
Accumulated
Akumulasi Penyusutan
dan Penurunan Nilai
Depreciation
and Impairment Bangunan & Lapangan
268.692.026.504
35.907.730.110
-
304.599.756.614
Bangunan Gedung
214.446.949.061
27.317.786.659
-
241.764.735.720
Building
Alat Bantu Navigasi
391.287.377.129
53.438.509.351
-
444.725.886.480
Navigation Aids
Alat Pengangkutan
131.198.031.971
21.210.996.492
101.186.714
152.307.841.749
Vehicle
80.272.170.987
13.956.729.623
-
94.228.900.610
Office Equipment
Instalasi & Jaringan
493.980.544.970
59.863.085.546
-
553.843.630.516
Installation and Networking
Perl.Terminal & Gedung
443.718.790.429
42.873.822.220
-
486.592.612.649
Terminal & Building
2.238.476.212
770.922.200
-
3.009.398.412
Workshop Equipment
56.263.397.737
1.846.326.398
-
58.109.724.135
Other
Jumlah
2.082.097.765.000
257.185.908.599
101.186.714
2.339.182.486.885
Total
Nilai Buku
3.439.786.722.117
3.536.817.204.839
Book Value
Alat-Alat Kantor
Peralatan Bengkel Lain-Lain
100
Buildings & Field
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
15. FIXED ASSETS (Continued)
15. ASET TETAP (Lanjutan)
2009 Saldo Awal/Beginning Balance
Penambahan/ increase
Pengurangan/ reduction
Saldo Akhir/Ending Balance Cost
Biaya Perolehan Tanah
41.513.504.988
297.008.959.508
Land
131.826.467.530
2.902.023.835
1.441.857.177.816
Buildings & Field
356.926.188.174
505.893.854.442
895.882.517.742
Building
719.849.248.104
79.488.639.896
69.625.222.509
729.712.665.491
179.118.569.677
26.441.781.853
3.715.476.592
201.844.874.938
Navigation Aids Vehicle
81.428.506.023
42.084.341.606
759.656.633
122.753.190.996
Office Equipment
Instalasi & Jaringan
845.161.234.976
86.837.580.606
1.409.756.619
930.589.058.963
Installation and Networking
Perl.Terminal & Gedung
843.919.402.417
63.891.249.975
76.133.410.041
831.677.242.351
Terminal & Building
3.374.275.847
429.000.000
24.456.434
3.778.819.413
Workshop Equipment
86.341.633.899
63.344.507.628
82.906.161.628
66.779.979.899
Other
5.453.521.104.388
853.246.906.450
784.883.523.721
5.521.884.487.117
Total
336.545.315.314
1.977.149.182
Bangunan & Lapangan.
1.312.932.734.121
Bangunan Gedung
1.044.850.184.010
Alat Bantu Navigasi
Alat Pengangkutan Alat-Alat Kantor
Peralatan Bengkel Lain-Lain Jumlah
Accumulated
Akumulasi Penyusutan
dan Penurunan Nilai
Depreciation
and Impairment Bangunan & Lap.
235.310.386.290
33.656.146.302
274.506.088
268.692.026.504
Bangunan Gedung
313.043.793.997
33.006.494.230
131.603.339.166
214.446.949.061
Building
Alat Bantu Navigasi
360.736.495.280
72.661.246.728
42.110.364.879
391.287.377.129
Navigation Aids
Alat Pengangkutan
119.438.800.559
13.948.011.644
2.188.780.232
131.198.031.971
Vehicle
68.761.834.885
11.938.527.844
428.191.742
80.272.170.987
Office Equipment
Instalasi & Jaringan
419.237.329.829
74.927.934.671
184.719.530
493.980.544.970
Installation and Networking
Perl.Terminal & Gedung
393.469.482.870
55.841.847.916
5.592.540.357
443.718.790.429
Terminal & Building
1.670.854.360
604.052.839
36.430.987
2.238.476.212
Workshop Equipment
65.317.450.801
3.689.560.902
12.743.613.966
56.263.397.737
Other
Jumlah
1.976.986.428.871
300.273.823.076
195.162.486.947
2.082.097.765.000
Total
Nilai Buku
3.476.534.675.517
3.439.786.722.117 3.439.786.722.117
Book Value
Alat-Alat Kantor
Peralatan Bengkel Lain-Lain
Seluruh aset tetap tidak bergerak yang dimiliki dan dikelola, termasuk aset properti investasi (Catatan 14) oleh PT Angkasa Pura II (Persero), tetapi tidak termasuk Perumahan, Taxiway dan Apron, telah dijamin oleh PT Asuransi Jasindo, dengan perjanjian nomor PJJ.04.04.03/00/04/2012/076, tanggal 3 April 2012 dengan jangka waktu 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011.
101
Buildings & Field
All assets remain motionless owned and managed, including investment property assets (Note 14) by PT Angkasa Pura II (Persero), but not including housing, Taxiway and Apron, has been guaranteed by the Insurance of PT Jasindo, with the agreement number PJJ.04.04.03 / 00/04/2012/076, dated 3 April 2012 with the period January 1, 2011 through December 31, 2011.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
15. FIXED ASSETS (Continued)
15. ASET TETAP (Lanjutan) Perusahaan telah melakukan Clearance Asset per 31 Desember 2009, sesuai dengan Laporan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) nomor LAP 5126/PW30/4/2010, tanggal 2 November 2010. Hasil dari clearance asset tersebut telah ditindaklanjuti dalam penyajian aset tetap dan akunakun terkait lainnya, termasuk penyajian sebagian aset tanah kedalam aset properti investasi pada tanggal 31 Desember 2011. Selanjutnya, manajemen akan menindaklanjuti hasil clearance asset tersebut pada tahun berikutnya. Lihat Catatan 14.
The Company has conducted Clearance Asset per December 31, 2009, in accordance with the Statements of Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) 5126/PW30/4/2010 LAP number, dated 2 November 2010. The results of clearance assets have been followed in the presentation of fixed assets and related accounts, including the presentation of some land assets into an investment property assets at December 31, 2011. Further, management will follow up the clearance of these assets in subsequent years. See Note 14.
Untuk pertama kalinya, Perusahaan merencanakan akan melakukan reviu terhadap nilai sisa dan umur manfaat aset tetap dan aset properti investasi yang berkenaan dalam tahun 2012. Meskipun demikian, prakiraan manajemen bahwa, hasil reviu tersebut tidak signifikan pengaruhnya terhadap total aset Perusahaan. Lihat catatan 14.
For the first time, the Company plans to conduct reviu against the residual value and useful life of fixed assets and assets in respect of investment property in 2012. However, management forecasts that, reviu result was not significant effect on total assets of the Company. See note 14.
16. FOREIGN SUBSIDIARIES OF EQUITY
16. SELISIH EKUITAS ANAK PERUSAHAAN Selisih ekuitas anak perusahaan, atas pengambilalihan PT Angkasa Pura Solusi ekuitas bersaldo negatif pada tanggal 30 Nopember 2011, dengan rincian sebagai berikut:
Differences in equity, the acquisition of PT Angkasa Pura Solutions bersaldo negative equity on November 30, 2011, with the following details:
30 Nopember 2011 Akumulasi Kerugian s.d. tanggal 30 Nopember 2011 Penyertaan Pada PT APS Selisih Ekuitas Anak Perusahaan
44.554.519.276 6.856.271.450 37.698.247.826
Accumulated Losses s.d. November 30, 2011 Participation in PT APS Difference in Equity of Subsidiaries See Note 1.10.
Lihat Catatan 1.10.
102
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
17. GOODWILL
17. GOODWILL Goodwill pengambilalihan PT Angkasa Pura Solusi ekuitas bersaldo negatif 31 Desember 2011 sebesar Rp203.205.000 adalah nilai pembayaran atas pembelian saham Schipool International B.V. sebesar 50% saham sesuai dengan surat DK nomor. 06.04/00/11/101, tanggal 23 November 2011 merupakan goodwill bagi PT. Angkasa Pura II (Persero).
18. OTHER ASSETS
18. ASET LAIN-LAIN
Details of other assets as follows:
Rincian Aset lain-lain sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Uang Jaminan 1) - Beban Tangguhan - Akumulasi Amortisasi Beban Tangguhan
Goodwill acquisition of PT Angkasa Pura Solutions bersaldo negative equity December 31, 2011 at Rp203.205.000 is the payment for the purchase of shares Schipool International BV 50% of shares in accordance with the letters DK numbers. 06.04/00/11/101, dated 23 November 2011 is the goodwill for the PT. Angkasa Pura II (Persero).
2)
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
4.659.187.660 197.593.727.618 (41.246.597.309)
4.659.187.660 177.374.668.543 (76.467.491.980)
4.659.187.660 149.512.424.944 (42.156.745.877)
156.347.130.309
100.907.176.563
107.355.679.067
1.712.459.266.315
Dana Titipan THT (lihat Catatan
31.639.946.179
28) Dana BUMN Peduli (Lihat
1.321.236.920.353 3.410.969.919
51.840.089.466
72.227.495.728
-
1.795.939.301.960
1.396.875.386.000
516.742.233.288
34.888.899.752
26.061.791.768
211.267.789.785
(34.888.899.752)
-
-
26.061.791.768
Aset Dalam Konstruksi
3)
Catatan 29)
Aset Tidak Produktif - Biaya Perolehan
- Akumulasi Amortisasi dan
Penurunan Nilai Nilai Buku Jumlah 1) 2)
3)
1.956.945.619.928
1.528.503.541.991
Uang Jaminan merupakan uang jaminan langganan listrik. Beban Tangguhan merupakan beban tangguhan atas proyek Bandara Kualanamu, overlay landasan, apron, dan jalan. Aset dalam konstruksi dengan rincian sebagai berikut :
103
Deposit 1) Deferred Charges - Accumulated Amortization
Deferred Charges 2)
510.591.418.196Asset In Construction 3) 6.150.815.092 ENT Deposits Fund (see
Note 28)
Care Enterprises Fund (See Note 29)
Unproductive assets: - Cost of Acquisition - Accumulated amortization and Impairment
211.267.789.785
Book Value
840.024.889.800
Total
1)
Deposit is a deposit electricity customer.
2)
Deferred Expenses on Deferred expenses an airport project Kualanamu, overlay runway, apron, and the road. Assets under construction are as follows:
3)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
18. OTHER ASSETS (Continued)
18. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) Saldo Awal 31 Desember 2011
Bangunan Pembangunan Bangunan Pembangunan
Saldo Akhir December 31, 2011
Gedung
dalam
564.465.967.739
129.172.999.506
693.638.967.245
Lapangan
dalam
477.703.029.844
70.136.962.336
547.839.992.180
46.163.909.235
153.010.795.009
199.174.704.244
Tanah dalam Pembangunan Alat Bantu Navigasi dalam Pembangunan Intalasi dan Jaringan dalam Pembangunan Alat Terminal & Gedung dalam Pembangunan Lain-lain Aset dalam Pembangunan
Saldo Aset Dalam Konstruksi 31 Desember 2010
Bangunan Pembangunan Bangunan Pembangunan
Penambahan/ (Pengurangan)
4.038.636.364
(4.025.186.603)
13.449.761
178.710.489.638
1.586.204.386
180.296.694.024
14.477.112.585
31.057.180.169
45.534.292.754
35.676.774.948
10.284.391.160
45.961.166.108
1.321.235.920.353
391.223.345.962
1.712.459.266.315
Building in Development Field Building in Development Land in Development Navigation Aid in Development Intalasi and Networks in Development Tool & Terminal Building in Development Other Assets in Development Balance of Asset Construction
during
December 31, 2010
Gedung
dalam
155.827.379.014
408.638.588.725
564.465.967.739
Building in Development
Lapangan
dalam
325.071.325.291
152.631.704.553
477.703.029.844
Field Building in Development
1.409.924.318
44.753.984.917
46.163.909.235
4.038.636.364
-
4.038.636.364
5.932.121.727
172.778.367.911
178.710.489.638
9.933.392.231
4.543.720.354
14.477.112.585
8.378.639.251
27.298.135.697
35.676.774.948
510.591.418.196
810.644.502.157
1.321.235.920.353
Tanah dalam Pembangunan Alat Bantu Navigasi dalam Pembangunan Intalasi dan Jaringan dalam Pembangunan Alat Terminal & Gedung dalam Pembangunan Lain-lain Aset dalam Pembangunan
Saldo Aset Dalam Konstruksi
Rincian aset dalam konstruksi berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Minangkabau Sultan Syarif Kasim II a) Sultan Iskandar Muda Soekarno - Hatta b) Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Kualanamu Medan
c)
Jumlah
Navigation Aid in Development Intalasi and Networks in Development Tool & Terminal Building in Development Other Assets in Development Balance of Asset Construction
during
Details of assets during construction on the site of the following:
31. Des./Dec. 2011 Kantor Pusat
Land in Development
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
584.332.432 29.195.065.606 6.101.307.818
887.939.432 712.699.500 24.309.784.208
7.493.091.750 413.893.136 1.409.924.318
733.511.090 184.645.824.007 0 173.911.943.289 77.265.285.778 1.641.864.395 1.238.380.131.900
733.511.071 77.999.934.834 4.652.830.364 87.113.904.600 45.413.499.546 34.796.874.728 103.090.909 1.044.511.851.161
12.946.616.908 15.358.264.545 4.720.510.909 69.142.659.557 5.694.979.595 11.840.037.683 6.747.708.937 374.823.730.858
1.712.459.266.315
1.321.235.920.353
510.591.418.196
104
Head Office Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio Minangkabau Sultan Syarif Kasim II a) Sultan Iskandar Muda Soekarno - Hatta b) Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Kualanamu Medan c)
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
18. OTHER ASSETS (Continued)
18. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) Aset dalam konstruksi merupakan aset yang masih dalam proses pengerjaan yang s.d. 31 Desember 2011 belum terjadi serah terima pekerjaan dari kontraktor, atau belum ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (BASTP) antara kontraktor dengan pihak Perusahaan atau oleh karena belum bisa digunakannya aset tersebut meskipun pekerjaan secara fisik sudah selesai 100%. Hal ini terjadi seperti halnya pekerjaan proyek pembangunan di Bandara Kualanamu Medan, misalnya pembangunan gedung Kargo, gedung security, pembangunan gedung PKP-PK, dan jalan akses utama bandara, gedung terminal, serta tempat parkir kendaraan, taxy way dan gate way . a)
Aset dalam konstruksi - Bandara Sultan Syarif Kasim II
Assets during construction is an asset that is still in the process of the sd December 31, 2011 has not happened handover of work from the contractor, or has not signed the Minutes of Transfer of Employment (MTE) between the contractor by the Company or by as yet he could use those assets even though the work is physically completed 100%. This happened just as the work of development projects in Medan Airport Kualanamu, eg Cargo building, building security, building PFM-PK, and the main airport access road, terminal buildings, and parking of vehicles, taxy way and the gate way.
a)
Aset dalam konstruksi (dalam proses pekerjaan) yang terdapat di Cabang Sultan Syarif Kasim II s.d. tanggal 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut: Tanah dalam Konstruksi Bangunan Lapangan dalam Konstruksi Bangunan Gedung dalam Konstruksi Instalasi dan Jaringan dalam Konstruksi Jumlah b)
Assets under construction (work in process) is contained in the Branch Sultan Sharif Kasim II sd dated December 31, 2011 are as follows:
46.307.359.235 37.771.861.056 100.085.820.807 480.782.909 184.645.824.007
Aset dalam konstruksi - Bandara Soekarno Hatta Sedangkan aset dalam konstruksi (dalam proses pekerjaan) yang terdapat di Cabang Utama Bandar Udara Soekarno-Hatta (BSH) s.d. tanggal 31 Desember 2011 dengan rincian sebagai berikut:
105
Assets during construction - Sultan Sharif Kasim II Airport
b)
Land in Construction Building in the Construction Field In Building Construction Installation and Networking in the Construction
Total Assets during construction - Soekarno Hatta Meanwhile, assets under construction (work in process) Main Branch located at SoekarnoHatta Airport (BSH) sd dated December 31, 2011 are as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
18. OTHER ASSETS (Continued)
18. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) b)
Aset dalam konstruksi - Bandara Soekarno Hatta (Lanjutan)
Lain-lain Aset
127.061.028.566 17.212.117.712 13.449.761 5.867.061.132 15.810.312.231 7.947.973.887
Jumlah
173.911.943.289
Bangunan Lapangan dalam Konstruksi Bangunan Gedung dalam Konstruksi Alat Bantu Navigasi dalam Konstruksi Instalasi dan Jaringan dalam Konstruksi Alat-alat Terminal dan Gedung dalam Konstruksi
c)
b)
c)
Aset dalam Konstruksi - Kualanamu Medan Bandar Udara Kualanamu Medan yang pembangunannya sudah mulai dirintis sejak tahun 1995 sesuai Kepmen Perhubungan Republik Indonesia nomor KM.41/1995, tanggal 21 September 1995, tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara di Kualanamu sebangai Pengganti Bandar Udara Polonia Medan, dan selanjutnya diikuti dengan upaya pembebasan tanah (lahan) seluas 1.365 Ha, yang terdiri dari tanah milik masyarakat, milik Puskopad, milik Sultan Serdang dan milik PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) seluas 6.558.300 M2 yang dimulai sejak tahun 1995 s.d. 1997. Atas pembebasan lahan tersebut Perusahaan telah mengajukan ijin kepemilikan tanah berupa Hak Guna Pakai (Pengelolaan) nomor 1 Tahun 1999, tanggal 29 Nopember 1999.
106
Assets during construction - Soekarno Hatta (Continued) Building in the Construction Field In Building Construction Navigation Aid in Construction Installation and Networking in the Construction Tools in the Terminal Building and Construction Other Assets Total
Assets in Construction - Medan Kualanamu Kualanamu Airport Medan which construction has started since the year 1995 according to Decree of Transportation Republic of Indonesia number KM.41/1995, dated 21 September 1995, on the Determination Airport Location in Kualanamu sebangai Substitute Medan Polonia Airport, and then followed with land acquisition efforts (land) area of 1365 ha, which consists of community property, owned Puskopad, Serdang and Sultan's Plantation PT Perkebunan Nusantara II (PTPN II) covering an area of 6.5583 million m2, which began in 1995 sd Of 1997. On land acquisition, the Company has filed a permit ownership of Right of Use (Management of) No. 1 of 1999, dated November 29, 1999.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
18. OTHER ASSETS (Continued)
18. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) c)
c)
Aset dalam Konstruksi - Kualanamu Medan (Lanjutan) Proyek Pembangunan Bandara Kualanamu Medan telah dimulai secara fisik sejak tahun 2007 dan sampai sekarang belum seluruhnya selesai/dapat dioperasikan, meskipun sebagian sudah ada yang selesai 100% seperti, pembangunan terminal kargo, gedung security , gate way sesuai Surat Berita Acara Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan dengan nomor BA.14.10/DG/PJU-MES/03/2010/95, tanggal 29 Maret 2010 dan Berita Acara Evaluasi Kemajuan Pekerjaan nomor BAC.14.10/00/02/2011/170, atas Pembangunan Jalan dan Area Parkir Bandara Medan Baru di Kualanamu yang menyatakan bahwa pekerjaan tersebut telah selesai 100%. Secara keseluruhan telah mencapai progress 79% dari target sebesar 80% s.d. 31 Desember 2011 yang meliputi sektor publik dan sektor perusahaan (private) dengan perincian sektor publik tercapai sebesar 86% sedangkan sektor private 66,57% sehingga secara keseluruhan (overall) tercapai 79% dari 80% yang direncanakan dengan total biaya sebesar Rp1.238.380.131.900 terdiri dari: Akumulasi Biaya Aset Dalam Konstruksi (Rp) Tanah Bangunan Lapangan Bangunan Gedung Bangunan Terminal Peralatan Kantor Alat Angkut/Kendaraan Kantor Mekanikal Elektrikal (CE&ME) Terminal Kargo Gedung Sekuriti Alat Komunikasi Jalan dan Parkir Kendaraan
Assets in Construction - Medan Kualanamu (Continued) Kualanamu Medan Airport Development Project began physically since 2007 and until now has not fully completed / to be operated, although some already completed 100% of such, cargo terminal building, security building, gate way appropriate letter Interrogation Works Progress with the number BA.14.10/DG/PJUMES/03/2010/95, dated March 29, 2010 and Minutes of Work Progress Evaluation BAC.14.10/00/02/2011/170 numbers, the Road Construction and Parking Area New Medan Airport in Kualanamu stating that the work is completed 100%. Overall progress has reached 79% of the target by 80% to December 31, 2011 which includes the public sector and corporate sector (private) with details of the public sector reached 86% while the private sector so that the overall 66.57% (overall) reached 79% of 80% is planned for a total cost of Rp1.238.380. 131 900 consists of:
/ Cost Accumulation of assets during contruction
155.534.020.009 26.735.366.181 2.487.643.101 596.834.652.675 95.231.581.067 647.000.000 151.757.153.637 55.288.530.910 476.193.319 253.072.818 153.134.918.183 1.238.380.131.900
107
Land Building the Field Building Terminal building Office Equipment Transportation / Vehicles Office Electrical Mechanical (CE & ME) Cargo terminal Building Security Communication Equipment Road and vehicle parking
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
OTHER ASSETS (Continued)
18. ASET LAIN-LAIN (Lanjutan) c)
Beberapa hambatan dan kendala yang dihadapi Perusahaan terkait dengan pembangunan Bandar Udara Kualanamu Medan diantaranya :
Some of the barriers and constraints faced by the Company related to the development of Kualanamu Airport Medan include:
a)
Belum tersedianya akses jalan utama (jalan tol maupun jalan umum) bagi para calon penumpang (passanger) baik yang datang dari arah kota Deli Serdang, Medan dan sekitanya menuju lokasi Bandar Udara begitu juga arah sebaliknya.
b)
Sarana Penunjang operasional bandara belum sepenuhnya tersedia, seperti:
b) Support means not yet fully operational airport is available, such as:
Belum tersedianya suplai air bersih dari PDAM setempat; Belum terselesaikannya pembebasan lahan tanah untuk akses jalan ke bandara;
● Lack of clean water supply from local taps; ●
● ●
●
● And others.
dan lain-lain.
19. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
ACCRUED EXPENSES
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31. Des./Dec. 2011 Beban Pegawai ymh. Dibayar
101.425.542.926
114.279.495.851
100.636.633.838
Beban Pemeliharaan ymh. Dibayar Beban Persediaan ymh. Dibayar
Inventories expenses to be Paid
Beban Sewa ymh. Dibayar
Rent expenses to be Paid
Beban Umum ymh. Dibayar
General expenses to be Paid
Beban Kontrak ymh. Dibayar Aset yang Dibebankan ymh. Dibayar Beban Lain-lain ymh. Dibayar
Jumlah
Employees expenses to be paid Maintenance expenses to be Paid
2.384.650.092
44.131.732.717 238.127.750 2.513.595.619
Contract expenses to be Paid
856.103.000 1.529.414.832 224.868.013.708
Charged Assets that are still to be Paid
Other expenses to be Paid
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
20. ACCOUNT PAYABLE TO THIRD PARTY
20. HUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA Akun ini merupakan hutang usaha kepada pihak ketiga tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, serta 1 Januari 2010/31 Desember 2009 masing-masing sebesar Rp439.295.926, Rp. nihil, dan Rp. nihil.
This account is payable to a third party on December 31, 2011 and 2010, and January 1, 2010 / December 31, 2009, each for Rp439.295.926, Rp. zero, and Rp. zero.
21. OTHER PAYABLE
21. HUTANG LAIN-LAIN Akun ini merupakan liabilitas perusahaan kepada pihak lain dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
This account is the company's liability to other parties as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Titipan Debitur
24.124.377.836
19.536.508.301
30.750.881.470
KEMENHUB (PNBP PJP)
20.305.552.511
4.166.345.668
5.042.143.823
22.037.699.226
21.827.548.000
13.536.603.000
KEMENHUB (PNBP PJP) Tantiem debt and Production Services 1)
40.669.806.659
Other Deposits Money 2) Fixed Asset Purchase of debt 3)
Hutang Tantiem dan Jasa Produksi Uang Titipan Lainnya
1)
33.756.829.848
2)
Hutang Pembelian Aset Tetap
3)
BMKG (PNBP PJP)
Jumlah
42.265.869.323
32.675.503.897 4.559.332.640
6.075.035.579 2.690.765.122
14.185.193.579 2.720.048.379
137.459.295.956
96.562.071.993
106.904.676.910
Debtor's deposit
BMKG (PNBP PJP) Total
1)
Terdiri dari hutang jasa produksi sebesar Rp5.686.299.226, tantiem dewan Komisaris dan Direksi sebesar Rp16,351,400,000.
1)
Consisting of production services for Rp5.686.299.226 debt, profits and the Board of Directors of Rp16, 351,400,000.
2)
Uang titipan lainnya sebesar terdiri dari :
2)
Money deposit amounting to consist of:
31. Des./Dec. 2011 PPN KMK 575 Tahun 2005 Koperasi Karyawan Retribusi Parkir PEMDA PNBP Kementerian Perhubungan
Sekarpura DPLK Pas Bandara Lain-lain (masing-masing dibawah Rp.100 juta) Jumlah
31 Des./Dec. 2010
1.890.029.319 2.937.401.684 983.619.546 2.456.678.803 -
1.775.930.635 2.496.992.036 24.177.938.229 -
25.489.100.495 33.756.829.848
13.815.008.423 42.265.869.323
109
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009 13.901.432.410 2.322.101.653 1.582.708.361 11.298.244.800 2.252.814.436
VAT KMK 575 year 2005 cooperative Employees Local Government Parking Levy PNBP Ministry of Transportation
Sekarpura DPLK
Pas Airport Others (each below Rp 100 9.312.505.000 million)
40.669.806.659
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
21. OTHER PAYABLE (Continued)
21. HUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) 3)
Hutang pembelian aset tetap terdiri : 31. Des./Dec. 2011 Pihak Berelasi PPT Mobilkom
Telekomindo PT Waskita Karya PT Adhi Karya Sub Jumlah Pihak Ketiga PT Pundarika AS PT Trimaha Putra Maranti PT Delhphi Utama PT Citra Sembilansatu KSO Adhi Biro Asri PT PT Mohardika Karya Nugraha CV Feradi Rejeki PT Jior Taruna PT Yodya Karya PT Jaya Konstruksi PT Indotasik Graha Utama PT Combina Constraco PT Dekorindo S.N PT Darma Tridimensi PT Lubuk Minturun Citac Ltd PT Trimaha Putra Maranti PT Citra Sembilansatu PT Sinar Cempaka Raya PT Iso Iki Asano PT Karya Adikita Galvanize PT Rohde Schwarz Ind LPPM ITB Bandung Sultan Avant Permata Lain-lain (masing-masing dibawah Rp.100 juta)
Jumlah
3)
Purchase of fixed assets consist of debt: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
18.266.837.613 410.761.545 2.482.976.817 -
-
21.160.575.975
10.962.194.983 -
PT Hutam PT Mobilkom Telekomindo PT Waskita Karya PT Adhi Karya
10.962.194.983
Sub Total Third Party
2.454.227.273 172.727.272 459.286.250 170.386.182 3.802.653.000 665.700.000 514.504.000 478.278.000 330.537.170 199.000.000 360.892.000 543.409.091 160.472.027 157.000.000 -
2.116.065.000 381.500.000 360.892.000 322.727.272 248.061.500 245.938.578 177.603.709 172.727.272 170.386.182 169.092.727 163.552.545 159.000.000 157.000.000 -
201.931.818 360.892.000 322.727.272 177.603.709 169.092.727 157.000.000 688.636.364 192.780.727
1.045.855.657
1.230.488.794
Others (each below Rp 952.333.979 100 million)
32.675.503.897
6.075.035.579
Rincian hutang pembelian aset tetap berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
110
14.185.193.579
PT Pundarika AS PT Trimaha Putra Maranti PT Delhphi Utama PT Citra Sembilansatu KSO Adhi Biro Asri PT PT Mohardika Karya Nugraha CV Feradi Rejeki PT Jior Taruna PT Yodya Karya PT Jaya Konstruksi PT Indotasik Graha Utama PT Combina Constraco PT Dekorindo S.N PT Darma Tridimensi PT Lubuk Minturun Citac Ltd PT Trimaha Putra Maranti PT Citra Sembilansatu PT Sinar Cempaka Raya PT Iso Iki Asano PT Karya Adikita Galvanize PT Rohde Schwarz Ind LPPM ITB Bandung Sultan Avant Permata
Total
Details of the debt purchase of fixed assets based on place of occurrence as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
21. OTHER PAYABLE (Continued)
21. HUTANG LAIN-LAIN (Lanjutan) 3)
Hutang pembelian aset tetap terdiri : (Lanjutan)
31. Des./Dec. 2011 Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio - Pontianak Halim Perdanakusuma Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir
Jumlah
3)
27.106.295.940 1.729.681.818 2.563.662.726 160.472.027 727.754.180 54.497.900 11.805.650 66.646.839 19.318.182 15.472.727 219.895.908
2.030.744.940 53.845.454 210.585.818 160.472.027 858.815.464 54.497.900 87.592.365 235.739.566 2.232.192.546 150.549.499
1.938.501.264 13.245.135 160.472.027 641.234.181 54.497.900 49.204.818 11.131.287.710 35.712.863 161.037.681
32.675.503.897
6.075.035.579
14.185.193.579
31. Des./Dec. 2011
Jumlah
Head Office Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio - Pontianak Halim Perdanakusuma Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir
Total
22. DEBT RETIREMENT
Akun ini merupakan dana pensiun dan Tunjangan Hari Tua yang dititipkan di perusahaan yang dipotong dari gaji pegawai yang belum disetorkan ke Yayasan Dana Pensiun, dengan rincian sebagai berikut:
Hutang Iuran THT
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
22. HUTANG DANA PENSIUN
Hutang Iuran Pensiun
Purchase of fixed assets consist of debt: (Continued)
This account is a retirement fund and the Old Age Allowance which is deposited in the company withheld from employee salaries are not paid to the Pension Fund Foundation, the details are as follows: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
2.815.581.422
2.150.483.750
2.102.921.116
Debt Retirement Contributions
-
-
2.769.250.734
Dues payable Old Age Allowance
2.815.581.422
2.150.483.750
4.872.171.851
Total
111
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
23. INCOME RECEIVED IN ADVANCE
23. PENDAPATAN DITERIMA DIMUKA Akun ini merupakan pendapatan yang diterima dimuka yang berasal dari sewa dan konsesi dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011 Revenue Saphir
This account is an advance earned income derived from rents and concessions are as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
4.466.575.915
Revenue Saphir
Sewa Ruang
60.795.072.238
55.881.445.435
53.267.823.085
Space Rent
Pemasangan Reklame
33.425.706.173
33.657.817.528
25.264.041.910
Installation of Advertising
Sewa Tanah
6.752.267.199
6.955.859.641
4.406.690.942
Land Rent
Konsesi dan Pas
4.067.402.983
2.152.392.384
2.220.217.187
Concessions and Pas
Pendapatan Insidentil
2.572.916.865
370.334.242
899.838.441
Incidental Income
162.835.811
164.204.673
123.921.315
Electricity Consumption
Pemakaian Listrik Sewa Telepon Lain-lain Jumlah
60.530.415
45.689.942
812.867
Phone Rent
315.892.987
465.454.904
103.480.569
Other
112.619.200.585
99.693.198.749
Rincian pendapatan yang diterima dimuka berdasarkan tempat terjadinya, dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
86.286.826.317
Total
Details of income received in advance based on place of occurrence, with the following details:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
Halim Perdanakusuma
4.636.223.681
2.279.148.878
708.343.660
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
2.820.361.170
1.123.970.009
2.410.716.649
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
1.937.743.621
685.444.089
581.264.056
Supadio
Polonia
2.669.687.694
2.828.498.361
1.310.380.436
Polonia
Minangkabau
758.473.904
165.797.275
3.609.000
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
750.164.177
487.819.659
628.072.147
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
587.255.411
431.582.271
442.320.069
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir
Jumlah
1.033.869.777
862.590.724
845.414.069
95.274.305.235
89.339.503.100
78.692.695.820
Soekarno - Hatta
117.558.750
23.039.604
19.638.818
Raja Haji Fisabilillah
1.430.918.065
961.135.082
445.053.623
Sultan Thaha
602.639.100
504.669.698
199.317.971
Depati Amir
112.619.200.585
99.693.198.749
86.286.826.317
112
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
24. TAXATION
24. PERPAJAKAN a.
a. Prepaid Taxes
Pajak Dibayar Dimuka Akun ini merupakan pajak yang telah disetorkan ke kas negara terdiri dari angsuran PPh pasal 25, PPh pasal 21 dan PPh pasal 23 serta PPN dengan rincian sebagai berikut:
31. Des./Dec. 2011
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
SKPLB 0068/406/05/051/07 tahun 2006
-
-
44.765.486.207
SKPLB 0068/406/05/051/07 of 2006
SKPLB 08/207/05/051/07 tahun 2005
-
-
10.518.373.513
SKPLB 08/207/05/051/07 of 2005
Uang muka PPN banding 2005
-
-
9.982.792.093
Advance payment of VAT appeals 2005
SKPKB PPN 80/207/06/051/08. 2006 1)
146.194.367.207
146.194.367.207
75.000.000.000
SKPKB 80/207/06/051/08 VAT. 2006 1)
SKPKB PPN 0132/207/07/051/09. 2007 2)
141.128.727.721
24.543.356.042
-
SKPKB 0132/207/07/051/09 VAT. 2007 2)
SKPLB 023/206/04/051/06 tahun 2004
300.000.000
300.000.000
300.000.000
SKPLB 023/206/04/051/06 of 2004
SKPLB 031/207/03/051/05 tahun 2003
500.000.000
500.000.000
500.000.000
SKPLB 031/207/03/051/05 of 2003
-
-
165.002.370
Prepaid Income Tax Article 22
303.442.728
-
-
PPh Pasal 22 Dibayar Dimuka PPh Pasal 23 Dibayar Dimuka
3)
- PPN Keluaran
75.699.381.240 (56.816.529.179)
71.093.056.281 (63.060.016.494)
Jumlah
307.309.389.717
179.570.763.036
PPN Keluaran Dibayar Dimuka Pajak Pertambahan Nilai (PPN) - PPN Masukan
1)
This account is a tax that had been deposited into the state treasury consists of income tax installments article 25, Income Tax Article 21 and Article 23 of Income Tax and VAT are as follows:
SKPKB PPN 80/207/06/051/08 tahun 2006 Setelah dilakukan Pemeriksaan PPN tahun 2006 oleh Kantor Pajak, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN No.80/207/06/051/08 tahun Pajak 2006 sebesar Rp. 146.194.367.207. Atas SKPKB tersebut Perusahaan telah mengajukan banding melalui surat No. 05.05/00/12/2009/035 tanggal 11 Desember 2009 dan telah melakukan pembayaran tunai sebesar Rp75.000.000.000 (sebagai syarat banding) dan sisanya dibayar dari kompensasi menang banding atas SKPKB tahun 2005 sebesar Rp. 71.194.367.207 (Sampai laporan ini disusun belum ada Surat Ketetapan atas Banding tersebut).
113
1)
141.231.654.183
Prepaid Income Tax Article 23 3) Output VAT Prepaid Value Added Tax (VAT) - Input VAT - Output VAT
Total
VAT SKPKB 80/207/06/051/08 of 2006 After a VAT inspection by the Tax Office in 2006, the Company received an assessment tax underpayment (SKPKB) No.80/207/06/051/08 VAT tax year 2006 amounting to Rp. 146 194 367 207. Top SKPKB the Company has filed an appeal by letter No. 05.05/00/12/2009/035 dated December 11, 2009 and has made a cash payment Rp75.000.000.000 (as a condition of appeal) and the rest of the compensation paid SKPKB wins appeal against 2005 of Rp. 71,194,367,207 (As of this report there has not been an assessment on the Appeal).
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
24. TAXATION (Continued)
24. PERPAJAKAN Lanjutan) Pajak Dibayar Dimuka (Lanjutan)
a. Prepaid Taxes (Continued)
2)
SKPKB PPN 0132/207/07/051/09 tahun 2007 Setelah dilakukan Pemeriksaan PPN tahun 2007 oleh Kantor Pajak, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN No.00132/207/07/051/09 tahun Pajak 2007 sebesar Rp141.128.727.721. Atas SKPKB tersebut Perusahaan telah mengajukan banding melalui surat No. 05.05/00/12/2009/112 tanggal 23 Desember 2009, permohonan keberatan PT Angkasa Pura II (Persero) ditolak dan mempertahankan SKPKB PPN nomor 0132/207/07/051/09, tanggal 30 Nopember 2009 dan telah melakukan pembayaran Rp.71.000.000.000 (sebagai syarat banding). dan pada tanggal 11 Pebruari 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) menyampaikan surat nomor 05.05/00/2/2011/017 perihal banding atas keputusan Direktur Jenderal pajak nomor 577/WPJ.19/BD.05/2010. Permohonan keberatan PT Angkasa Pura II (Persero) ditolak dengan keputusan PUT 34028/PP/M.V/16/2011 tanggal, 5 Oktober 2011. atas keputusan pengadilan pajak tersebut PT Angkasa Pura II (Persero) mengajukan Penijauan Kembali atau PK ke Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 23 Desember 2011 (Sampai laporan ini disusun belum ada Surat Ketetapan atas PK tersebut).
2)
VAT SKPKB 0132/207/07/051/09 of 2007 After inspection of VAT in 2007 by the Tax Office, the Company received an assessment tax underpayment (SKPKB) No.00132/207/07/051/09 VAT tax year 2007 of Rp141.128.727.721. Top SKPKB the Company has filed an appeal by letter No. 05.05/00/12/2009/112 dated December 23, 2009, an objection PT Angkasa Pura II (Persero) is rejected and maintain SKPKB 0132/207/07/051/09 VAT number, dated 30 November 2009 and has paid the Rp.71.000 .000.000 (as a condition of appeal). and on February 11, 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) submit a letter regarding the number 05.05/00/2/2011/017 appeal against the decision of the Director General tax 577/WPJ.19/BD.05/2010 numbers. An objection PT Angkasa Pura II (Persero) was rejected by the decision PUT 34028/PP/MV/16/2011 date, October 5, 2011. The tax court decision PT Angkasa Pura II (Persero) filed a Review Return or PK to the Supreme Court of the Republic of Indonesia on December 23, 2011 (As of this report there has not been an assessment on the PK).
3)
Uang Muka PPh ps 23 anak perusahaan PT Angkasa Pura Solusi.
3)
Prepaid tax artic 23 of subsidiary PT Angkasa Pura Solusi.
a.
Akun ini adalah liabilitas pajak kepada Negara dengan rincian sebagai berikut:
114
This account is a tax liability to the State as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
24. TAXATION (Continued)
24. PERPAJAKAN Lanjutan) b.
b. Prepaid Taxes (Continued)
Utang Pajak (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
Pajak Penghasilan Badan
Corporate Income Tax
Pasal 25 masa Desember 2011
23.752.558.368
18.281.227.525
14.793.721.501 Article 25 of the December 2011
Pasal 29
26.294.389.300
76.299.721.501
83.612.772.528
Article 29
Pajak Penghasilan
Income Tax
Pasal 21
9.043.466.559
8.402.411.699
1.543.203.106
Pasal 23
3.062.656.244
3.119.672.293
3.045.722.428
Article 21 Article 23
Pajak Pertambahan Nilai
c.
Value Added Tax
PPN Keluaran
185.763.392
-
54.621.152.636
Output VAT
PPN Masukan
-
-
(53.296.851.996)
Input VAT
Pajak Penghasilan Tahun Lalu
-
2.389.424.800
-
Denda Pajak atas PPh Psl 29 tahun lalu Jumlah
-
573.416.952
62.338.833.862
109.065.874.770
Taksiran Pajak Penghasilan
Perhitungan penghasilan bukan final
Pajak penghasilan final (persewaan tanah dan bangunan)
Jumlah
Total
104.319.720.203
c. Provision for Income Taxes
Perhitungan taksiran pajak penghasilan, dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Income Tax Las Year - Penalty Tax on Income Tax on Art 29 last year
The calculation of income tax, with the following details:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009 The calculation of earnings
365.833.833.500
22.459.116.836 388.292.950.336
328.770.484.500
307.111.215.881
17.802.365.050
16.533.434.303
346.572.849.550
323.644.650.184
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak sebagai berikut:
115
rather than final
Final income tax (rental of land and buildings)
Total
Reconciliation between profit before tax per the income statement with the taxable income as follows:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
24. TAXATION (Continued)
24. PERPAJAKAN Lanjutan) c.
c. Provision for Income Taxes (Countinous)
Taksiran Pajak Penghasilan (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011 Laba (Rugi) sebelum pajak
1.479.839.429.406
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010 1.379.589.681.043
1.211.719.940.369
Profit (Loss) before tax
Perbedaan temporer: Penyusutan aset tetap Amortisasi Penyisihan Piutang tak tertagih Liabilitas Imbalan Paska Kerja
Sub Jumlah
Temporary differences:
(15.239.567.358)
(25.790.954.042)
(68.496.937.618)
Depreciation of fixed assets
(3.449.644.910)
9.886.245.154
(4.757.587.188)
amortization
22.395.491.434
10.286.553.913
2.890.218.272
4.334.639.367
2.786.881.206
6.596.497.438
(1.283.515.608)
(60.783.582.547)
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal:
9.684.061.053 Allowance for Doubtful Accounts Receivable Post-Employment Benefits Liability
Sub Total
Differences that can not be calculated in accordance with the fiscal:
Beban pegawai
18.939.074.523
26.935.246.132
29.356.565.851
employee expenses
Beban umum
73.453.533.502
29.456.506.767
34.301.508.960
general expenses
Beban lain-lain
42.730.743.294
44.674.530.165
67.107.069.976
Other expenses
Penghasilan bunga
(134.401.505.176)
(143.743.163.071)
(237.100.176.902)
interest income
Pendpt. sewa tanah/bangunan/konsesi
(224.591.168.360)
(200.795.160.993)
(175.813.175.712)
lease of land/building/concession
Beban berhubungan dengan persewaan
208.846.003.904
200.880.705.789
238.757.198.525
(12.222.012.878)
(17.160.506.643)
(10.801.677.914)
10.965.033.968
7.225.065.502
5.287.045.280
Bagian laba (rugi) perusahaan anak Aset tetap yg dibiayakan
Laba (rugi) yang bukan merupakan objek pajak
Sub Jumlah
(16.280.297.223)
(10.697.451.264)
(5.204.944.695)
(63.224.227.616)
(54.110.586.631)
(6.820.295.136)
Laba Kena Pajak
1.463.335.334.485
1.315.081.937.819
Pembulatan
1.463.335.334.000
1.315.081.938.000
Perhitungan beban dan hutang pajak adalah sebagai berikut: X
##############
Fixed assets which expensed Income (loss) is not a tax object
(Pengurangan) pendapatan anak Perusahaan
25%
Expenses related to rental Share of profit (loss) of subsidiaries
365.833.833.500
Sub Total
(Reduction) income of subsidiaries 1.096.825.771.191 Taxable Income 1.096.825.771.000 rounding off The calculation of the tax burden and debt are as follows:
-
-
25%
X
##############
-
25%
X
##############
28%
X
25%
X
##############
328.770.484.500
28%
X
##############
-
307.111.215.881
22.459.116.836
17.802.365.050
16.533.434.303
Final income tax
388.292.950.336
346.572.849.550
323.644.650.184
Total of income tax
Pajak penghasilan final Jumlah pajak penghasilan
Dikurangi pajak dibayar dimuka: PPh pasal 22
-
-
##############
Net of taxes paid in advance: (1.738.130) Tax artic 22
PPh pasal 23
(54.508.743.664)
(33.096.032.704)
(45.972.047.211)
Tax artic 22
PPh pasal 25
(285.030.700.536)
(219.374.730.295)
(177.524.658.012)
Tax artic 22
(22.459.116.836)
(17.802.365.050)
(16.533.434.303)
Final tax
(361.998.561.036)
(270.273.128.049)
(240.031.877.656)
Total of prepaid tax
76.299.721.501
83.612.772.528
less (more) Pay Tax
PPh final Jumlah pajak dibayar dimuka
kurang (lebih) Bayar Pajak
26.294.389.300
116
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
24. TAXATION (Continued)
24. PERPAJAKAN Lanjutan) d.
d. Deferred Tax
Pajak Tangguhan Hasil pajak tangguhan atas penerapan PSAK 46 dengan perhitungan sebagai berikut:
The results of deferred tax on the application of SFAS 46 was calculated as follows: 2011
Saldo Awal 1 Januari 2011/Balance at Beginning January 1, 2011
Pendapatan (Pembebanan)/ Income (Imposition)
Pengaruh Perubahan Tarif/Effects of Changes in Rates
Saldo Akhir 31 Desember 2011/Ending Balance December 31, 2011
Biaya Perolehan
Penyusutan Aset Tetap Amortisasi Biaya Tangguhan
Penysh. Piutang Tak Tertagih
Imbalan Pasca Kerja
Jumlah
Cost
(99.737.070.768) 1.323.883.435 60.779.268.674 13.054.934.945 (24.578.983.714)
(4.101.627.539)
-
(95.635.443.229)
(866.581.428)
-
2.190.464.863
-
55.180.395.815
5.598.872.859 722.554.568 1.353.218.460
-
12.332.380.377 (25.932.202.174)
Depreciation of Fixed Assets Amortization of Deferred Costs AccountsReceivable Reserves Post-Employment Employee Benefits
Total
2010 Saldo Awal 1 Januari 2010/Balance at Beginning January 1, 2010
Pendapatan (Pembebanan)/ Income (Imposition)
Pengaruh Perubahan Tarif/Effects of Changes in Rates
Saldo Akhir 31 Desember 2010/Ending Balance December 31, 2010
Biaya Perolehan
Penyusutan Aset Tetap Amortisasi Biaya Tangguhan
Penysh. Piutang Tak Tertagih
Cost
(104.484.052.128)
(6.447.738.511)
11.194.719.871
(1.285.399.196)
2.471.561.289
65.192.545.819
2.571.638.478
(6.984.915.623)
13.407.828.030 (27.169.077.475)
1.083.659.919 (320.878.825)
(1.436.553.003) 2.910.972.587
137.721.342
Imbalan Pasca Kerja
Jumlah
(99.737.070.768) 1.323.883.435 60.779.268.674
Depreciation of Fixed Assets Amortization of Deferred Costs AccountsReceivable Reserves Post-Employment
117
13.054.934.945 Employee Benefits (24.578.983.714)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
25. LOAN GUARANTEES
25. HUTANG JAMINAN Rincian hutang jaminan yang akan diperhitungkan berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Pontianak Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Polonia* Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Sultan Thaha Depati Amir Depati Amir Jumlah *)
13.014.250 1.592.494.783 93.382.000 366.820.394 548.547.677 1.640.814.428 33.636.459 13.082.222.006 72.691.000 17.443.622.997
Details of loan guarantees will be calculated based on place of occurrence as follows: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
13.014.250 1.434.950.673 488.120.844 390.895.417 1.585.197.688 33.636.459 9.498.941.248 5.083.293 55.966.000 13.505.805.872
Dalam akun ini terdapat hutang jangka panjang lainnya, yaitu aset BOT pembangunan gedung yang dikerjakan oleh PT Angkasa Citra Sarana (ACS) sebesar Rp816.578.206. Selanjutnya akan dikompensasi dengan sewa ruang sesuai dengan tarif sewa yang ditetapkan oleh PT Angkasa Pura II (Persero).
*)
13.014.250 Head Office 1.456.079.649 Halim Perdanakusuma Pontianak 359.580.104 Minangkabau 285.139.917 Sultan Syarif Kasim II 1.555.507.398 Polonia* 32.676.459 Husein Sastranegara 8.873.994.918 Soekarno - Hatta 5.083.293 Sultan Thaha 37.020.000 Depati Amir 17.378.750 Depati Amir Total 12.635.474.738
In this account there are other long-term debt, the BOT asset building is done by PT Angkasa Citra Sarana (ACS) for Rp816.578.206. Next will be compensated in accordance with the lease of space rental rates are set by PT Angkasa Pura II (Persero).
26. DEFERRED REVENUE
26. PENDAPATAN TANGGUHAN Akun ini merupakan pendapatan yang akan diperoleh dari penerimaan pembayaran Piutang PT Garuda Indonesia yang merupakan konversi piutang usaha PT Garuda Indonesia (Persero) yang telah dicadangkan 100% menjadi pemberian pinjaman berdasarkan perjanjian nomor PJJ.05.04/00/05/2009/104, tahun 2011, 2010, dan 2009 masing-masing sebesar Rp106.766.119.884, Rp116.023.297.909 dan Rp122.194.749.925.
118
This account is revenue to be derived from the receipt of the payment of Garuda Indonesia Receivable which is a conversion of accounts receivable PT Garuda Indonesia (Persero) which are backed up 100% to a loan agreement PJJ.05.04/00/05/2009/104 number, year 2011 , 2010, and 2009 respectively by Rp106.766.119.884, Rp116.023.297.909 and Rp122.194.749.925.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
27. POST-EMPLOYMENT BENEFITS LIABILITY
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA Pencadangan terhadap program tunjangan perumahan akhir masa tugas yang belum didanai dan menjadi beban pada saat jatuh tempo pembayaran, berdasarkan laporan Aktuaris Bestama Aktuaria No. 11048/APII/EP/01/2012, tanggal 5 Januari 2012 sebagai berikut:
Back-up to the end of the housing allowance program is not funded task and a burden on the due date of payment, according to a report of Actuaries Actuarial No Bestama. 11048/APII/EP/01/2012, dated January 5, 2012 as follows:
a.
a. The burden of post-employment benefits of employees
Beban imbalan pasca kerja karyawan Rekonsiliasi beban imbalan kerja karyawan yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif:
2011 Biaya jasa kini Biaya bunga
(Keuntungan) kerugian aktuaria yang belum diakui Biaya jasa masa lalu yang diakui - Non Vested
9.421.572.731 2.693.879.672
Reconciliation of expenses for employee benefits are recognized in comprehensive income:
2010
2009
5.967.073.205 4.591.160.295
2.840.870.285 5.071.604.747
Current service cost interest cost
-
-
(Gain) Unrecognized actuarial loss
871.406.174
871.406.174
871.406.174
11.905.218.272
11.429.639.674
8.783.881.206
(1.081.640.305)
Jumlah beban imbalan pasca kerja karyawan
b.
Liabilitas imbalan kerja karyawan
Nilai kini liabilitas imbalan pasti
Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui Liabilitas imbalan kerja anak perusahaan Biaya jasa masa lalu yang belum diakui Liabilitas yang diakui laporan posisi keuangan
Total income in return Post retirement employees
b. Liabilities for employee benefits
Jumlah liabilitas imbalan kerja karyawan sebagai berikut : 31. Des./Dec. 2011
Past service costs are recognized - Non-Vested
Amount of liabilities for employee benefits as follows: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
58.003.592.890
41.444.302.638
51.012.892.167 The present value of defined benefit liabilities
474.590.210
15.015.068.364
1.983.245.335
1.428.204.000
-
-
(3.368.225.050)
(4.239.631.224)
(5.111.037.398)
56.538.162.050
52.219.739.778
47.885.100.104
di
119
Gains (losses) actuarial
Unrecognized
Liabilities for employee benefits subsidiary Past service recognized
cost
not
yet
Liabilities are recognized in the statement of financial position
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan) c.
27. POST-EMPLOYMENT (Continued)
Mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan sebagai berikut : 31. Des./Dec. 2011
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
52.219.739.778
47.885.100.104
45.098.218.898
Biaya tahun berjalan
11.905.218.272
11.429.639.674
8.783.881.206
Pembayaran imbalan kerja Kewajiban bersih akhir periode
LIABILITY
c. Mutations liability for employee benefits as follows:
Kewajiban bersih awal periode
Liabilitas imbalan kerja anak perusahaan
1.428.204.000
-
-
(9.015.000.000)
(7.095.000.000)
(5.997.000.000)
56.538.162.050
52.219.739.778
47.885.100.104
Catatan : ■
BENEFITS
Net liabilities at beginning of period
The cost of the current year Liabilities for employee benefits subsidiary Payments for employee benefits Net liabilities at end of period
Note:
Liabilitas Estimasi Imbalan Pasca Kerja Jangka Pendek.
Post-Employment Benefits Liability Estimate Short-Term.
Perusahaan membukukan program manfaat karyawan yang diatur dalam Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Kewajiban atas masa kerja lalu diestimasi dengan menggunakan metode Projected Unit Credit Method berdasarkan asumsi aktuaria jangka panjang.
The Company recorded employee benefit program that governed in Employment Act No. 13 of 2003. Obligations on the job and then estimated using the Projected Unit Credit Method is based on long-term actuarial assumptions.
Biaya pencadangan manfaat karyawan sesuai dengan Undang-undang ketenagakerjaan No. 13 dan PSAK No. 24 (Revisi 2004). Perhitungan terakhir dilakukan oleh aktuaris independen sesuai Laporan Nomor: 11048/APII/EP/01/2012 tanggal 5 Januari 2012, dengan menggunakan metode Projected Unit Credit (PUC) dan asumsi aktuaria sebagai berikut:
Provisioning costs of employee benefits in accordance with Law No employment. And SFAS No. 13. 24 (Revised 2004). Recent calculations performed by an independent actuary in accordance Report Number: 11048/APII/EP/01/2012 dated January 5, 2012, using the Projected Unit Credit (PUC) and the actuarial assumptions as follows:
▫ Tingkat bunga aktuaria sebesar 6,5% per tahun ▫ Tingkat kenaikan gaji rata-rata 8% per tahun mortalita (menggunakan Tabel ▫ Tingkat Mortalita Indonesia II tahun 2000 (Pria) ▫ Tingkat kecacatan 10% dari kemungkinan orang meninggal pada masing-masing usia
▫ Actuarial interest rate of 6.5% per year
120
▫ Salary increases on average 8% per year ▫ Mortality rate (using Table II Mortality Indonesia in 2000 (Men's) ▫ Defect rate of 10% of likely deaths in each age
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
■
■
27. POST-EMPLOYMENT (Continued)
BENEFITS
LIABILITY
▫ Tingkat pengunduran diri 1% pada usia 20 tahun dan menurun secara linier sampai dengan usia 55 tahun
▫ Resignation rate of 1% at age 20 and decreases linearly until the age of 55 years
Liabilitas Estimasian Imbalan Pasca Kerja dan Imbalan Jangka Panjang Lainnya.
Benefits Estimasian ■Post-Employment Liabilities and Other Long-Term Benefits.
Berdasarkan peraturan DPAP2, Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) dan masa kerja karyawan.
Under the DPAP2, The Company has defined benefit pension plan for all employees who have been aged 18 years or married. Pension benefits to be paid is calculated based on the Basic Retirement Income (PhDP) and the period of employment.
Pembayaran kontribusi (iuran dana pensiun) kepada Dana Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda) dibiayai oleh karyawan (Peserta) dan Perusahaan (Pemberi Kerja). Iuran Dana Pensiun (IDP) beban peserta ditetapkan melalui Peraturan Dana Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda) sebesar 6% dari Penghasilan Dana Pensiun, dipungut dari penghasilan/gaji karyawan yang bersangkutan. IDP beban pemberi kerja ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria sesuai dengan kebutuhan dana bagi pembiayaan Program Pensiun setelah dikurangi IDP beban peserta. Perhitungan aktuaria dilakukan secara berkala, sekurangkurangnya sekali dalam tiga tahun.
Payment of contributions (pension contributions) to the Pension Fund Angkasa Pura II (Dapenda) funded by the employees (Participants) and the Company (the Employer). Pension Fund Contributions (IDP) the burden of participants established by the Pension Fund Regulatory Angkasa Pura II (Dapenda) of 6% of Income Pension Fund, levied on the income / salary of the employee. IDP burden employers determined by actuarial calculations in accordance with the requirements of funds for financing Retirement Program after deducting expenses IDP participants. Actuarial calculations performed regularly, at least once every three years.
Liabilitas Estimasian Imbalan Pasca Kerja dan Imbalan Jangka Panjang Lainnya. (Lanjutan)
■Post-Employment Benefits Estimasian Liabilities and Other Long-Term Benefits.
121
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
27. POST-EMPLOYMENT (Continued)
BENEFITS
LIABILITY
Kewajiban estimasi imbalan pensiun merupakan nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aktiva program dan penyesuaian atas koreksi (kerugian atau keuntungan) aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban manfaat pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit (PUC) . Nilai kini kewajiban manfaat pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa yang akan datang dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang rupiah yang dengannya manfaat tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang sama dengan kewajiban manfaat pensiun yang bersangkutan.
Estimates of pension benefit obligation is the present value of defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets and adjustments for the correction (loss or gain) actuarial and past service cost not yet recognized. Defined benefit obligation calculated by independent actuaries using the projected unit credit (PUC). Present value of defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash flows that will come with interest rates of highquality long-term rupiah currency with which the benefits will be paid, and which has a term equal to the pension benefit obligation is concerned.
Koreksi (kerugian atau keuntungan) aktuarial yang timbul dari perbedaan antara asumsi aktuarial dan kenyataan (experience adjustment) dan perubahan dalam asumsiasumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi koridor (10% dari nilai wajar aset pogram dan 10% dari kewajiban manfaat pasti) dibebankan atau dikreditkan (diamortisasi) ke laporan laba rugi selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut. Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan. Biaya jasa lalu dibebankan pada laporan laba rugi, kecuali perubahan terhadap program dengan manfaat yang tergantung pada masa kerja tertentu (periode vesting ). Pada kondisi tersebut, biaya jasa lalu dibebankan sepanjang rata-rata sisa masa kerja dengan metode amortisasi garis lurus.
"Correction (losses or gains) arising from the actuarial difference between the actuarial assumptions and reality (experience adjustments) and changes in actuarial assumptions that exceeded the corridor (10% of the fair value of assets pogram and 10% of the defined benefit obligation) is charged or credited (amortized) to the income statement over the expected average remaining working lives of employees is expected. Current service cost is recognized as an expense in the current year. past service cost is charged to the income statement, except for the changes to the program with benefits that depend on the specific work (vesting period). in these conditions, past service costs charged during the average remaining working lives with a straight-line amortization method.
122
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
27. POST-EMPLOYMENT (Continued)
BENEFITS
LIABILITY
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti (defined benefit) untuk seluruh karyawan tetap. Dalam program ini, manfaat pensiun yang akan dibayarkan dihitung berdasarkan gaji pokok terakhir dan masa kerja karyawan. Dibentuk oleh PT (Persero) Angkasa Pura II selaku Pendiri Dana Pensiun Angkasa Pura II (DPAP2) merupakan kelanjutkan dari Yayasan Dana Pensiun Bersama Angkasa Pura (YDP-BAP) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. S-694/MK13/1989 tanggal 2 Juni 1989. Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992, Perusahaan telah menetapakan peraturan DPAP2 dengan Keputusan Direksi No. KAP.549.4/KP.308/AP298 tanggal 6 Oktober 1998. Peraturan Dana Pensiun ini telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP 391/KM.17/1999, tanggal 15 Nopember 1999 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96, tanggal 30 Nopember 1999, Tambahan No. 53.
The Company maintains defined benefit pension plans (defined benefit) for all permanent employees. In this program, which will be paid retirement benefits are calculated based on the last basic salary and the period of employment. Formed by PT Angkasa Pura II (Persero) as the founder of the Pension Fund Angkasa Pura II (DPAP2) is a followSpace Foundation Pura Joint Pension Fund (YDP-BAP) the deed of establishment was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in Decision Letter. S694/MK-13/1989 dated June 2, 1989. In order to adjust to the Pension Funds Act No. 11 In 1992, the Company has menetapakan DPAP2 regulations by the Board of Directors Decision No. KAP.549.4/KP.308/AP2-98 dated October 6, 1998. Pension Fund Regulation was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in Decree No. PEM 391/KM.17/1999, dated 15 November 1999 and published in State Gazette Republic of Indonesia. 96, dated 30 November 1999, Supplement No. 53.
Perhitungan beban pensiun berkala bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dilakukan oleh dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit ” yaitu, metode sistem nilai sekarang dari sejumlah perkiraan biaya kesehatan (medical claim cost) di masa mendatang. Nilai sekarang ini diperoleh dari penggunaan berbagai asumsi yang tidak hanya terdiri dari tingkat bunga dan perubahan biaya kesehatan dimasa mendatang, juga termasuk tingkat kematian, tingkat cacat, pengunduran diri dan biaya pengelolaan program Asumsi-asumsi yang digunakan sebagai berikut :
The calculation of net periodic pension cost for the year ended December 31, 2011 carried out by using the "Projected Unit Credit" that is, the method of the present value systems of a number of the estimated cost of healthcare (medical claim cost) in the future. The present value is obtained from the use of various assumptions that are not only made up of interest rates and changes in health care costs in the future, also include mortality rates, levels of disability, resignation and program management cost assumptions used are as follows:
123
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
27. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA (Lanjutan)
27. POST-EMPLOYMENT (Continued)
Tingkat kematian
: Tabel mortalita Indonesia Tahun 1949
Umur Pensiun Normal Kenaikan PhDP Tingkat Bunga Aktuaria Biaya pengelolaan Perhitungan manfaat pensiun
: : : : :
56 Tahun/ Old year 56 1,5% Setahun/a year 1,5% 10% Setahun/a year 10% 5% dari PhDP/of PhDP 5% 2,5% x masa kerja x PhDP/2.5% x years of service x PhDP : Benefit Cost Method
28. DANA PROGRAM TITIPAN THT
Penambahan (Pengurangan) berjalan Pembayaran THT
Dana Program Titipan THT
tahun
Normal Retirement Age The increase PhDP Actuarial Interest Rate management costs Calculation of pension benefits Actuarial methods
28. FUND OF THT PROGRAM
Akun ini merupakan sisa Dana Titipan Tunjangan Hari Tua karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang belum diserahkan kepada pihak ketiga yaitu PT Asuransi Jiwasraya sebagai pengelola dana THT karyawan yang perjanjiannya telah diadakan sejak tahun 2003 dengan rincian sebagai berikut:
31. Des./Dec. 2011
This account represents the rest of Old-Age Benefits Deposits Fund employees of PT Angkasa Pura II (Persero) which has not been submitted to a third party, namely PT BNI Life Insurance as an employee ENT funds under an agreement had been held since 2003 with the following details: 1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010
41.978.912.229
38.567.942.310
2.959.791.084
31.639.946.179
3.410.969.919
6.150.815.092
-
-
41.978.912.229
9.110.606.176
(11.825.424.157) 61.793.434.251
LIABILITY
The death rate
/Indonesia Year 1949 Mortality Table
Metode Aktuaris
Kewajiban bersih awal periode
BENEFITS
Net liabilities at beginning of period Addition (Reduction) of the current year ENT payment
Deposits Program funds ENT
Untuk tahun 2011 perusahaan tidak melakukan perhitungan aktuaria, karena pembebanannya diasumsikan berdasarkan perhitungan tahun 2010.
For 2011 the company did not perform actuarial calculations, because the assignment is assumed based on the calculation in 2010.
Pada tahun 2003 telah diadakan perjanjian kerjasama pengelolaan dana THT karyawan antara Perusahaan dengan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 dan PT (Persero) Asuransi Jiwasraya, untuk mengelola dana THT karyawan.
In 2003 has held the fund management agreement between the Company and employees ENT Life Insurance Co (AJB) and PT Bumiputera 1912 PT Asuransi Jiwasraya (Persero), to manage the fund THT employees.
124
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
28. DANA PROGRAM TITIPAN THT (Lanjutan)
28. FUND OF THT PROGRAM (Continued)
Pada tahun 2009 telah dilakukan penyamaan manfaat THT atas pengelolaan dana THT karyawan pada AJB Bumiputera 1912 dan pada PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
In the year 2009 has made equalization fund benefits for the management of ENT ENT on AJB Bumiputera 1912 employees and the PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Terhadap karyawan yang masuk kerja terhitung mulai tanggal 1 Januari 2003 dana THT karyawannya belum diasuransikan sehingga terdapat sisa Dana Titipan THT karyawan sebesar Rp34.453.735.491,33
Against employees who come to work commencing January 1, 2003 THT employees not covered by insurance funds so that there are remaining funds for employee ENT Rp34.453.735.491 Courier, 33
29. DANA TITIPAN BEASISWA
PROGRAM
BUMN
PEDULI
29. TEMPORARY FUND SCHOLARSHIP - BUMN CARE
Dana ini berasal dari rekening Pokja BUMN Peduli Beasiswa Pendidikan dan Pelatihan dengan setoran awal sebesar Rp85.000.000.000. Dana ini diperuntukkan untuk 28 Perguruan Tinggi Negeri (PTN). PT Angkasa Pura II (Persero) di tugaskan oleh Menteri BUMN untuk mengelola dan menyalurkan dana beasiswa sesuai dengan surat penugasan nomor S-224/MBU/2010 dan S-490/MBU/2010, tanggal 23 April dan 12 Agustus 2010.
This funding comes from state-owned accounts Care Working Group, Education and Training Scholarship with an initial deposit of Rp85.000.000.000. These funds are earmarked for the 28 State Universities (PTN). PT Angkasa Pura II (Persero) was assigned by the Minister for State Owned Enterprises to manage and distribute scholarship funds in accordance with the assignment letter and number S-224/MBU/2010 S490/MBU/2010, April 23 and August 12, 2010.
Sampai dengan 31 Desember 2011 saldo akhir dana titipan adalah sebesar Rp51.840.089.466 dengan rincian sebagai berikut :
Up to December 31, 2011 closing balance of funds deposited by Rp51.840.089.466 is as follows:
31. Des./Dec. 2011 Dropping dana awal tanggal 11
85.000.000.000
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
31 Des./Dec. 2010 85.000.000.000
-
Mei 2010
1.221.035.738
-
(35.699.208.920)
(13.891.203.910)
-
Biaya Operasional
(146.242.720)
(102.336.100)
Biaya Adminstrasi Bank
(673.595.278)
Pengembangan Dana Penyaluran Dana ke PTN
Saldo s.d 31 Desember 2011
3.359.136.385
51.840.089.467
Dropping the initial funding date of May 11, 2010 development Fund Distribution of funds to state universities
-
Operating Costs
-
-
Bank Administration Costs
72.227.495.728
-
S.d Balance December 31, 2011
125
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL
30. MODAL Akun ini merupakan modal dengan rincian sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011 7.600.000.000.000
Modal Dasar *)
(5.700.000.000.000)
Modal Belum Ditempatkan
1.900.000.000.000
Modal Ditempatkan 1)
This Accounnt is Capital as follows:
31 Des./Dec. 2010
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
7.600.000.000.000
7.600.000.000.000
(5.700.000.000.000)
(5.700.000.000.000)
1.900.000.000.000
1.900.000.000.000
Bantuan Pemerintah yang Belum
Modal Disetor
3)
Modal Disetor Lainnya (Penyertaan Modal Pemerintah) Jumlah
1)
Issued 1) Government assistance is not
2.221.583.208.610
Ditentukan Statusnya 2)
Capital *) Not Issued Capital
2.062.172.739.414
2.064.066.739.414
His status is determined 2)
81.099.573.644
81.099.573.644
81.099.573.644
Paid-in Capital 3)
174.578.330.448
118.955.039.293
118.955.039.293
(Government Equity) 4)
4.377.261.112.702
4.162.227.352.351
4.164.121.352.351
Other Paid-in Capital 4)
Modal Dasar dan Modal Ditempatkan Sesuai Akta Nomor 3 Anggaran Dasar Perusahaan dari Muhani Salim SH. Notaris di Jakarta tanggal 2 Januari 1993 Modal Dasar Perusahaan adalah sebesar Rp8.845.000.000.000,- terbagi atas 8.845.000 saham yang terdiri dari 1.769.000 Saham Prioritas dan 7.076.000 Saham Biasa. Dari modal dasar Perusahaan tersebut, telah ditempatkan dan disetor penuh secara tunai oleh pemegang saham sebesar Rp1.769.000.000.000,yang seluruhnya merupakan saham prioritas. Berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan Nomor 19 dari H. Harjono Moekiran SH. Notaris di Jakarta tanggal 21 Juli 1998, pemegang saham telah memutuskan dan menyetujui Penurunan Modal Dasar Perusahaan dari Rp8.845.000.000.000,menjadi Rp7.600.000.000.000,dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp1.769.000.000.000,menjadi Rp1.900.000.000.000,-. Dari modal yang ditempatkan dan diambil bagian telah disetor penuh dengan komposisi sebagai berikut:
126
1)
Total
Authorized and Issued Capital Corresponding Deed No. 3 Articles of Association of Muhani Salim SH. Notary in Jakarta on January 2, 1993 the Company's capital amounted to Rp8.845.000.000.000, consisting of 8.845 million shares consisting of 1.769 million and 7.076 million shares of Common Stock Listed. Of the Company's authorized capital, issued and fully paid in cash by the shareholders of Rp1.769.000.000.000, who are all preferred shares.
Based on the Company's Articles of Amendment No. 19 of H. Harjono Moekiran SH. Notary in Jakarta on July 21, 1998, shareholders have decided and agreed to decrease capital from Rp8.845.000.000.000, - a Rp7.600.000.000.000, - and increased its issued and paid up capital of Rp1.769.000.000.000, be Rp1.900.000.000.000, -. Of the issued and fully paid-up part has been taken with the following composition:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) Uraian/Description
Lembar Saham/Shares
1.900.000
Negara RI 2)
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) Bantuan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya (BPYBDS) merupakan aset Pemerintah eks Proyek Ditjen Perhubungan Udara yang telah diserahkan pada perusahaan. Pada tahun 2009 terdapat perubahan nilai BPYBDS sebesar Rp11.999.171.538 yang disebabkan koreksi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada Bandara International Minangkabau sebesar Rp10.000.000.000 dan pada Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar Rp12.009.171.538 sehingga rincian Bantuan Pemerintah yang belum Ditentukan statusnya (BPYBDS) sebagai berikut :
2)
Prosentase/percentage
100
Government assistance status (BPYBDS)
is
not
defined
Government assistance undetermined status (BPYBDS) is a former government asset DGCA project that has been handed over to the company. In 2009 there were changes in the value of Rp11.999.171.538 BPYBDS induced correction of Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) to the Minangkabau International Airport amounting to 10,000,000,000 and the Sultan Mahmud Airport Rp12.009.171.538 so Badaruddin II for details Help government has not defined its status (BPYBDS) as follows:
31 Desember 2011
31 Desember 2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
63.564.716.173
63.564.716.173
63.564.716.173
2. Fasilitas Elektronika dan Listrik di Bandara Supadio Pontianak
6.349.493.728
6.349.493.728
6.349.493.728
3. Fasilitas Elektronika dan Listrik di Bandara Husein Satranegara Bandung
1.123.733.251
1.123.733.251
1.123.733.251
-
-
1.894.000.000
957.198.633.855
957.198.633.855
957.198.633.855
845.560.458.540
845.560.458.540
845.560.458.540
15.094.568.961
15.094.568.961
15.094.568.961
1. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
4. Bandar Udara Minangkabau
Internasional
5 Bandar Udara Internasional Minangkabau di Padang Propinsi Sumatera Barat 6 a. Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badarudin II Palembang. b Bandar Udara Sultan .. Badarudin II Palembang
Mahmud
127
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) 2)
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) (Lanjutan)
2)
Government assistance is status (BPYBDS) (Continued)
31 Desember 2011
not
defined
31 Desember 2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
7 Bandar Udara Depati Amir Bangka
-
29.513.144.090
29.513.144.090
8 Bandar Udara Sultan Thaha
-
26.110.147.231
26.110.147.231
9 a .
Fasilitas Peralatan Keamanan Bandar Udara Soekarno Hatta
18.801.412.311
18.801.412.311
18.801.412.311
b .
Fasilitas Peralatan Keamanan Bandar Udara Polonia
4.684.083.524
4.684.083.358
4.684.083.358
10. Pekerjaan Badan Rekonstruksi & Rehabilitasi NAD-Nias
83.209.929.491
82.899.042.916
82.899.042.916
11. Proyek Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta pada Bandar Udara Husein Sastranegara
11.273.305.000
11.273.305.000
11.273.305.000
149.495.684.360
-
-
65.227.189.416
-
-
2.221.583.208.610
2.062.172.739.414
2.064.066.739.414
12. Hasil Reviu BPKP Nomor LHA3742/PW30/4/2011 tanggal 9 Agustus 2011 atas Proyek BRR NAD NIAS untuk Bandara Sultan Iskandar Muda NAD 13. Hasil Reviu BPKP Nomor LHA4011/PW/04/2011, tanggal 20 September 2011 atas Proyek Bandara RHF Tanjungpinang
Jumlah
No. 1-3 : Telah diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan DKI Jakarta I sesuai Laporan Hasil Audit Nomor: LAP592/PW09/4/ 2003 tanggal 9 Januari 2004.
No. 1-3: It has been audited by the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) Representative Jakarta I fit the Audit Report Number: LAP-592/PW09/4 / 2003 dated January 9, 2004.
Proses penetapan status aset butir 1 s.d. 3 tersebut di atas saat ini masih dalam proses mendapat persetujuan Presiden RI untuk ditetapkan sebagai Tambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham PT Angkasa Pura II (Persero) melalui penerbitan Peraturan Pemerintah. Permohonan persetujuan Presiden RI tersebut telah diajukan melalui Menteri Keuangan RI. No. S-176/MK.02/2004 tanggal 9 Juni 2004
The process of determining the status of the asset item 1 s.d. 3 mentioned above is still in the process approved by the President to set as a Supplement to the State Capital in Capital Shares of PT Angkasa Pura II (Persero) through the issuance of Government Regulation. Application for approval of the President has been forwarded through the Minister of Finance. No. S-176/MK.02/2004 dated June 9, 2004
128
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) 2)
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) (Lanjutan)
2)
Government assistance is status (BPYBDS) (Continued)
not
defined
No. 4 : Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Operasi Bandar Udara Internasional Minangkabau di Padang Propinsi Sumatera Barat kepada PT Angkasa Pura II (Persero), Nomor AU/6910/KU.821/08 dan Nomor BAC.02.07/00.12/2008/326 tanggal 23 Desember 2008, dilakukan serah terima operasi Bandara Internasional Minangkabau dari Dephub kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Berdasarkan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop DKI JKT II Nomor S-2906/PW.30/4/2008 tanggal 15 Juli 2008 dan dikoreksi melalui LHA-799/PW30/4/2009 tanggal 23 Februari 2009 diperoleh Nilai Final Hasil Audit atas Aset BPYBDS Bandara Internasional Minangkabau Padang pada Perusahaan sebesar Rp.957.198.633.855,-.
No. 4: Based on the Transfer of Operations Minangkabau International Airport in Padang West Sumatra to PT Angkasa Pura II (Persero), Number and Number BAC.02.07/00.12/2008/326 AU/6910/KU.821/08 December 23, 2008, performed the handover operation of Minangkabau International Airport Department of Transportation to PT Angkasa Pura II (Persero). Based on the results of Prop Legislative Audit BPKP JKT Jakarta II Number S-2906/PW.30/4/2008 dated July 15, 2008 and corrected through LHA-799/PW30/4/2009 dated February 23, 2009 Final Results obtained value of the Asset Audit BPYBDS Airport Padang at Minangkabau International Company of Rp.957.198.633.855, -.
No. 5 : Berdasarkan Berita Acara Serah Operasional Bandar Udara International Sultan Mahmud Badarudin II Palembang kepada PT Angkasa Pura II (Persero), Nomor AU/6909/KU.820/08 dan Nomor BAC.02.07/00/12/2008/328 tanggal 23 Desember 2008, dan Berita Acara Serah Terima Hasil Proyek Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang Nomor AU.5688.KU.586/VIII/09 dan Nomor BAC.14.09.01/00/08/2009/267 tanggal 25 Agustus 2009 kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Berdasarkan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop DKI JKT II Nomor S-4121/PW.30/4/2008 tanggal 23 Oktober 2008 dan dikoreksi melalui LHA3225/PW30/4/2009 tanggal 21 Juli 2009 diperoleh Nilai Final Hasil Audit atas Aset BPYBDS Sultan Mahmud Badarudin II Palembang sebesar Rp. 860.655.027.501,-.
No. 5: Based on the transfer of Operations International Airport Sultan Mahmud Badarudin II Palembang to PT Angkasa Pura II (Persero), Number and Number BAC.02.07/00/12/2008/328 AU/6909/KU.820/08 December 23, 2008, Official Handover and Project Outcomes Development Unit of Sultan Mahmud Airport Badarudin II Palembang AU.5688.KU.586/VIII/09 Number and Number BAC.14.09.01/00/08/2009/267 dated August 25, 2009 the PT Angkasa Pura II (Persero). Based on the results of Prop Legislative Audit BPKP JKT Jakarta II Number S-4121/PW.30/4/2008 dated October 23, 2008 and corrected through LHA3225/PW30/4/2009 dated July 21, 2009 Final Results obtained value of the Asset Audit BPYBDS Sultan Mahmud Badarudin II Palembang Rp. 860 655 027 501, -.
129
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) 2)
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) (Lanjutan)
2)
Government assistance is status (BPYBDS) (Continued)
not
defined
No. 6 : Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Peralatan Keamanan Bandar Udara Untuk Dipergunakan Dalam Tugas-tugas Operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor AU.872/KU/2007 dan Nomor BAC.12.03/00/03/2007/ 032 tanggal 1 Maret 2007 PT Angkasa Pura II (Persero) menerima pelimpahan (serah terima) sementara sejumlah peralatan keamanan bandar udara yang ditempatkan di Cabang Bandara Soekarno-Hatta dan Cabang Bandara Polonia dengan nilai sebesar Rp 23.485.495.835,-- Nilai dimaksud sesuai dengan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop DKI JKT II Nomor LHA-5431/PW.30/4/2007 tanggal 19 Desember 2007. Selanjutnya penetapan status kepemilikan peralatan keamanan bandar udara dimaksud akan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
No. 6: Based on the Transfer of Airport Security Equipment For Used In Operational Tasks PT Angkasa Pura II (Persero) Number and Number BAC.12.03/00/03/2007 AU.872/KU/2007 / 032 dated March 1, 2007 PT Angkasa Pura II (Persero) accept the transfer (handover) while a number of airport security equipment placed at the SoekarnoHatta Branch and Branch Polonia Airport with a value of Rp 23,485,495,835, - the value is in accordance with the Audit Report BPKP Representatives prop Jakarta JKT II Number LHA5431/PW.30/4/2007 dated December 19, 2007. Further determination of the ownership status of airport security equipment is to be implemented in accordance with existing regulations.
No 7 dan 8: Pada tahun 2007, terdapat 2 Bandara yang bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yaitu Cabang Depati Amir dan Cabang Bandara Sultan Thaha. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengoperasian/Pengelolaan Sementara Bandara Udara Depati Amir Propinsi Bangka Belitung dan Bandara Sultan Thaha di Propinsi Jambi kepada Perusahaan, No. AU/871/KU.81/2007 dan No. bac.02.07/00/02/2007/015 tanggal 1 Maret 2007, telah diadakan serah terima pengoperasian dan pengelolaan sementara Bandar Udara Depati AmirBangka Belitung dan Bandar Udara Sultan ThahaJambi kepada Perusahaan. Berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA-3910/PW.30/4/2008 tanggal 23 September 2008 diperoleh Nilai Final Aset Bandar Udara Depati Amir dan Bandar Udara Sultan Thaha masing-masing sebesar Rp 29.513.144.090 dan Rp 26.110.147.231.
No. 7 and 8: In 2007, there were two airports joined PT Angkasa Pura II (Persero), namely Branch and Branch Depati Amir Sultan Taha Airport. Based on the Transfer of Operation / Airport Management Depati While the Pacific Islands and the Province Amir Sultan Taha Airport Jambi Province to the Company, No. AU/871/KU.81/2007 and no. bac.02.07/00/02/2007/015 dated March 1, 2007, have held the handover of the operation and management of the airport while Depati AmirPacific Islands and Sultan Taha Airport Jambi, to the Company. Based on the Audit Report BPKP DKI Jakarta Representative II LHA3910/PW.30/4/2008 No. 23 September 2008 Final value of assets acquired Depati Airport Amir and Sultan Taha Airport amounted to Rp 29.513.144.090 and Rp 26 110 .147.231.
130
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) 2)
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) (Lanjutan)
2)
Government assistance is status (BPYBDS) (Continued)
not
defined
No. 9 : Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Peralatan Keamanan Bandar Udara Untuk Dipergunakan Dalam Tugas-tugas Operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor AU.872/KU/2007 dan Nomor BAC.12.03/00/03/2007/ 032 tanggal 1 Maret 2007 PT Angkasa Pura II (Persero) menerima pelimpahan (serah terima) sementara sejumlah peralatan keamanan bandar udara yang ditempatkan di Cabang Bandara Soekarno-Hatta dan Cabang Bandara Polonia dengan nilai sebesar Rp 23.485.495.835. Nilai dimaksud sesuai dengan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop. DKI JKT II Nomor LHA-431/PW.30/4/2007 tanggal 19 Desember 2007. Selanjutnya penetapan status kepemilikan peralatan keamanan bandar udara dimaksud akan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
No. 9: Based on the Transfer of Airport Security Equipment For Used In Operational Tasks PT Angkasa Pura II (Persero) Number and Number BAC.12.03/00/03/2007 AU.872/KU/2007 / 032 dated March 1, 2007 PT Angkasa Pura II (Persero) accept the transfer (handover) while a number of airport security equipment placed at the SoekarnoHatta Branch and Branch Polonia Airport with a value of Rp 23,485,495,835. The value is in accordance with the Audit Report BPKP Prop Representatives. Jakarta JKT II Number LHA431/PW.30/4/2007 dated December 19, 2007. Further determination of the ownership status of airport security equipment is to be implemented in accordance with existing regulations.
No. 10 : Proyek Pengembangan BRR NAD-NIAS Untuk Dipergunakan Dalam Tugas-tugas Operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor BA 12 tahun 2008 tanggal 18 Nopember 2008 sebesar Rp 83.209.929.491
No. 10: Project Development BRR NAD-NIAS To Used In Operational Tasks PT Angkasa Pura II (Persero) BA No. 12 of 2008 dated November 18, 2008 amounting to Rp 83,209,929,491
No. 11 : Nilai Aset Hasil Proyek Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta pada Bandar Udara Husein Sastranegara Untuk Dipergunakan Dalam Tugas-tugas Operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor 349/BA-DTBU/XI/2006 tanggal 1 November 2006 berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop DKI JKT II Nomor LHA3910/PW.30/4/2008, tanggal 23 September 2008 sebesar Rp11.273.305.000.
No. 11: Asset Value The Airport Development Project in Central Jakarta Airport Husein Sastranegara To Used In Operational Tasks PT Angkasa Pura II (Persero) Number 349/BADTBU/XI/2006 November 1, 2006 based on the Audit Report BPKP Representatives prop Number LHA-3910/PW.30/4/2008 II JKT Jakarta, on 23 September 2008 for Rp11.273.305.000 .
No. 12 : Nilai Aset Hasil Proyek BRR NAD NIAS berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop DKI JKT II Nomor LHA-3742/PW.30/4/2011 tanggal 9 Agustus 2011sebesar Rp149.495.684.360.
No. 12: Asset Value BRR NAD NIAS project results based on the Audit Report BPKP JKT Jakarta Representative II Prop LHA-3742/PW.30/4/2011 Number 9 August 2011sebesar Rp149.495.684.360.
131
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) 2)
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) (Lanjutan)
2)
No. 13 : Nilai Aset Hasil Proyek Pengembangan Bandar Udara RHF Tanjung Pinang berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Prop DKI JKT II Nomor LHA-4011/PW.04/2011 tanggal 20 September 2011 sebesar Rp 65.227.189.416. 3)
Cadangan modal
177.103.463.570
3)
defined
Paid-in Capital Calculation of paid-in capital as follows:
31 Des./Dec. 2010 177.103.463.570
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009 177.103.463.570
capital reserve
Additional government capital participation by:
Tambahan penyertaan modal pemerintah berdasarkan:
83.308.265.552 91.150.231.722
83.308.265.552 91.150.231.722
83.308.265.552 91.150.231.722
PP No. 26 of 1994 PP No. 10 of 1998
Jumlah tambahan penyertaan modal
174.458.497.274
174.458.497.274
174.458.497.274
Number of additional equity
Saldo modal disetor awal th. 1998
351.561.960.844
351.561.960.844
351.561.960.844
Digunakan untuk setoran modal s/d th. 1998
(351.561.960.844)
(351.561.960.844)
(351.561.960.844)
81.099.573.644
81.099.573.644
81.099.573.644
81.099.573.644
81.099.573.644
81.099.573.644
PP Nomor 26 Tahun 1994 PP Nomor 10 Tahun 1998
Cadangan modal th. 1998 Saldo akhir modal disetor 4)
not
No. 13: Asset Value Airport Development Project Outcomes RHF Tanjung Pinang on the Audit Report BPKP JKT Jakarta Representative II Prop Number LHA-4011/PW.04/2011 on 20 September 2011 of Rp 65.227.189.416.
Modal Disetor Perhitungan modal disetor sebagai berikut: 31. Des./Dec. 2011
Government assistance is status (BPYBDS) (Continued)
Modal Disetor Lainnya (Penyertaan Modal Pemerintah) Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2001 tanggal 30 Juni 2001 telah ditetapkan penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II menjadi sebesar Rp 118.955.039.293 dengan rincian sebagai berikut:
132
4)
The balance of the initial paid up capital of th. 1998 Used for capital injection s / d th. 1998
Th capital reserves. 1998 Balance at end of the paid up capital
Other Paid-in Capital (Equity Government)
Based on Government Regulation No. 53 of 2001 dated June 30, 2001 has been assigned additional capital of the Republic of Indonesia to the Company's Share Capital of the Company (Persero) PT Angkasa Pura II (Persero) to Rp 118.955.039.293 with the following details:
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
30. CAPITAL (Continued)
30. MODAL (Lanjutan) 4)
Modal Disetor Lainnya (Penyertaan Modal Pemerintah) (Lanjutan) 31. Des./Dec. 2011 Soekarno - Hatta Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Raja Haji Fisabilillah Depati Amir Bangka Sultan Taha Jambi
Jumlah
4)
31 Des./Dec. 2010 51.003.189.899 1.583.000.000 6.485.718.646 3.566.000.000 5.440.763.020 3.697.500.998 47.178.866.730 -
51.003.189.899 1.583.000.000 6.485.718.646 3.566.000.000 5.440.763.020 3.697.500.998 47.178.866.730 -
174.578.330.448
118.955.039.293
118.955.039.293
2011
Sub jumlah
Sub jumlah Pelayanan Kargo Jumlah Pendapatan Usaha
Soekarno - Hatta Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Raja Haji Fisabilillah Depati Amir Bangka Sultan Taha Jambi
Total
31. OPERATING REVENUES
Rincian pendapatan usaha jasa aeronautika dan non aeronautika dan pelayanan kargo sebagai berikut:
Non Aeronautika Sewa Ruangan Konsesi Pas Pelabuhan Parkir Kendaraan Sewa Tanah Utilitas Pemasangan Reklame AMACS Lainnya
1 Jan. 2010 / 31 Des./Dec. 2009
51.003.189.899 1.583.000.000 6.485.718.646 3.566.000.000 5.440.763.020 3.697.500.998 47.178.866.730 29.513.144.090 26.110.147.065
31. PENDAPATAN USAHA
Aeronautika Jasa Pendaratan Jasa Penempatan Jasa Pelayanan Penerbangan Jasa Penerbangan Lintas Jasa Parking Surcharge Jasa Pelayanan Penumpang Pemakaian Counter Pemakaian Aviobridge
Other Paid-in Capital (Equity Government) (Continued)
The details of operating revenues non-aeronautical and aeronautical services and cargo services as follows: 2010 aeronautics Landing services Placement services Flight Services Air Traffic Services Parking Services Surcharge Passenger Services Usage Counter Use of Aviobridge
343.272.126.620 15.527.114.020 253.169.145.206 204.296.373.413 6.730.901.766 1.688.930.913.934 79.143.365.239 53.817.369.437
327.814.151.907 14.567.133.828 234.101.416.324 189.738.288.844 8.682.453.618 1.477.014.188.034 69.906.851.171 53.933.006.197
2.644.887.309.634
2.375.757.489.923
185.996.564.538 301.764.851.512 8.630.908.082 78.282.154.371 38.594.603.821 73.883.470.957 75.737.764.636 1.562.161.088 31.463.241.847
167.272.838.227 216.906.575.377 7.257.028.296 68.464.794.445 33.522.322.766 67.267.324.622 67.663.821.587 926.618.239 52.966.951.914
795.915.720.854
682.248.275.473
54.607.631.422
48.364.608.162
Cargo
3.495.410.661.910
3.106.370.373.558
Total Operating Revenues
Sub total non-Aeronautical
133
Rent a Room concession Pass the Port Vehicle Parking Ground Rent Utilities Installation of Advertising AMACS More Sub total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
31. OPERATING REVENUES (Continued)
31. PENDAPATAN USAHA (Lanjutan) Rincian pendapatan aeronautika, non aeronautika, dan pelayanan kargo berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
Details of aeronautical revenues, non-aeronautical, and cargo services based on place of occurrence as follows:
2011 Aeronautika Halim Perdanakusuma
2010
Husein Sastranegara
17.907.518.275 65.564.443.277 42.358.894.458 186.848.576.371 58.135.923.611 54.481.129.137 20.418.520.612 37.789.079.801
Soekarno - Hatta
2.112.074.372.694
Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda
Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Jumlah Non Aeronautika Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Jumlah
6.950.736.749 19.410.847.953 22.947.266.697
16.385.367.567 53.930.655.912 35.710.105.584 166.513.679.852 50.431.665.019 48.273.322.583 19.302.961.658 28.884.745.569 1.918.467.103.238 5.860.745.571 15.461.633.078 16.535.504.292
2.644.887.309.634
2.375.757.489.923
8.248.680.458 26.405.123.729 19.814.889.879 11.694.641.224 33.598.105.487 13.267.208.464 16.194.728.025 5.255.664.355 3.860.973.878 641.427.336.704 944.362.584 7.628.626.717 7.575.379.351
1.140.319.544 22.845.080.402 16.691.061.455 8.160.255.134 28.058.838.449 10.728.960.888 15.344.188.247 4.293.900.915 3.102.728.842 560.619.091.358 685.494.936 5.369.378.029 5.208.977.274
795.915.720.854
682.248.275.473
-
Pelayanan Kargo Kantor Pusat
-
Aeronautics Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Total Non-Aeronautical Head Office Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Total Cargo
-
Head Office
Halim Perdanakusuma Sultan Mahmud Badaruddin II
4.712.766.750
3.278.154.066
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
3.750.948.299
2.643.072.350
Supadio
Polonia
4.712.377.581
4.144.177.212
Polonia
Minangkabau
4.182.618.619
3.076.070.895
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
3.208.839.750
2.802.506.145
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
730.603.790
373.747.825
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Halim Perdanakusuma
-
242.937.943
32.879.053.910
30.656.863.260
Soekarno - Hatta
430.422.723
379.966.026
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
-
760.462.440
Sultan Thaha
Depati Amir
-
6.650.000
54.607.631.422
48.364.608.162
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah
Jumlah
134
Depati Amir Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
32. OTHER INCOME
32. PENDAPATAN LAIN-LAIN Rincian pendapatan lain-lain sebagai berikut:
Details of other income as follows: 2011
2010
121.188.385.354
127.870.850.179
Deposit Interest and Demand Deposit Service
Pendapatan Investasi Jangka Pendek
4.271.965.817
6.167.442.811
Short-Term Investment Income
Bunga Obligasi
8.942.097.222
9.704.870.080
Bond Interest
Pendapatan insidentil
5.168.811.112
27.022.405.345
incidental income
Pendapatan Lelang
3.171.864.403
2.507.008.160
Auction revenues
Pendapatan Denda
3.871.996.060
4.549.933.168
Fines revenue
12.456.387.878
17.160.506.649
Profit Participation
Bunga Deposito dan Jasa Giro
Bagian Laba Penyertaan
7.225.795.577
44.437.243.235
Foreign exchange earnings
57.773.851.897
15.311.217.501
Others *
224.071.155.320
254.731.477.129
Pendapatan selisih kurs Lain-lain * Jumlah
Total
*
Pendapatan selisih kurs memperhitungkan beban selisih kurs.
sudah
* Foreign exchange earnings taking into account the burden on foreign exchange.
*
Pendapatan di luar usaha - lain-lain terdiri dari Pendapatan rupa-rupa dan Pendapatan pendapatan CPR yang dibayar.
* Income outside the business - Other consists of miscellaneous revenue and revenue income paid CPR.
Rincian pendapatan lain-lain berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
Details of other income based on place of occurrence as follows:
2011
2010
207.985.225.858
229.500.697.567
Head Office
1.669.240.857
478.779.465
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
229.541.275
200.220.001
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
439.338.075
227.842.706
Supadio
Polonia
627.522.430
3.443.896.395
Polonia
2.539.308.488
2.920.696.437
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
330.203.257
428.264.170
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
30.223.192
17.589.777
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Kantor Pusat Halim Perdanakusuma
Minangkabau
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Jumlah
(6.423.119)
312.956.818
9.912.504.956
16.862.169.547
Soekarno - Hatta
48.276.093
54.092.240
Raja Haji Fisabilillah
240.896.270
74.638.764
Sultan Thaha
25.297.688
209.633.242
Depati Amir
224.071.155.320
254.731.477.129
135
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
33. EMPLOYEE EXPENSES
33. BEBAN PEGAWAI
Details of employee expenses as follows:
Rincian beban pegawai sebagai berikut: 2011
2010
113.976.422.508
112.428.994.422
172.854.857.999
177.752.560.567
Merit
Permakanan
30.696.706.662
30.490.926.180
Meals
Pajak Penghasilan
46.131.371.511
42.392.305.910
Income Tax
Transport
54.341.041.601
50.771.097.813
Transport
Khusus
21.997.058.573
21.718.957.726
Special
Beban pensiun dan THT
72.810.424.542
67.552.368.740
Pension costs and ENT
Pengobatan pegawai
41.668.135.978
39.777.941.768
Treatment of employees
Seragam karyawan
14.322.230.773
9.252.050.114
Uniform employees
Bonus
120.469.543.500
126.191.860.000
Bonus
Lainnya *)
148.585.348.324
98.401.571.696
Others *)
837.853.141.971
776.730.634.935
Gaji dan Upah
Salaries and Wages
Tunjangan:
Benefits:
Merit
Jumlah *)
Beban pegawai - lainnya terdiri dari Beban Diklat, Tunjangan Cuti, Tunjangan Profesi, Tunjangan Kelahiran, Sumbangan Kematian/Bencana Alam, Uang Lembur, Tunjangan Sewa Rumah, Honorarium.
Rincian beban pegawai terjadinya sebagai berikut:
berdasarkan
tempat 2011
Kantor Pusat Halim Perdanakusuma Palembang Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Jumlah
Total
Employee expenses - other expenses consist of Training, Benefits Leave, Professional Allowance, Benefits Births, Deaths Contribution / Natural Disasters, Money Overtime, Rent House allowance, honorarium. The details of employees based on place of occurrence as follows: 2010
303.772.639.212 21.920.698.602 26.566.440.860 18.293.015.316 59.845.598.385 26.134.119.669 24.704.423.358 14.126.240.238 13.927.888.194 297.166.771.829 8.375.634.117 11.523.356.692 11.496.315.501
281.749.662.501 21.406.988.299 24.366.223.098 17.386.532.749 58.007.138.910 24.754.332.324 23.223.900.954 12.980.415.659 12.582.613.539 271.492.400.737 7.746.443.754 10.852.445.206 10.181.537.205
837.853.141.971
776.730.634.935
136
Head Office Halim Perdanakusuma Palembang Supadio Polonia Minangkabau Sultan Syarif Kasim II Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
34. MAINTENANCE AND SUPPLIES EXPENESE
34. BEBAN PEMELIHARAAN DAN SUPPLIES Rincian beban pemeliharaan dan supplies sebagai berikut:
Details of the burden of maintenance and supplies as follows:
2011
2010
Beban Pemeliharaan
Maintenance Expenses
-
-
Land
Bangunan Lapangan
53.401.034.372
33.274.359.732
Building the Field
Bangunan Gedung
40.116.324.649
24.529.494.485
Building
Alat Bantu Navigasi
20.409.689.413
18.228.637.972
Navigation Aids
Alat-alat Pengangkutan
9.688.595.791
8.796.576.243
Freight tools
Alat-alat Kantor
1.596.496.857
-
Office tools
Instalasi dan Jaringan
38.599.907.844
27.640.036.443
Installation and Networking
Peralatan Terminal & Gedung
17.629.682.961
11.785.621.347
Terminal Equipment & Building
Tanah
Peralatan Perbengkelan Aktiva Tetap Lainnya Kebersihan Sub Jumlah Beban Supplies Jumlah
29.122.898
2.159.468.087
Workshop equipment
682.436.281
969.465.667
Other Fixed Assets
55.866.110.939
45.917.045.378
Hygiene
238.019.402.004
173.300.705.354
36.008.385.495
29.367.019.986
274.027.787.499
202.667.725.340
Rincian beban pemeliharaan dan supplies berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
2011
Sub Total Supplies Expenses Total
Details of the burden of maintenance and supplies based on place of occurrence as follows:
2010
12.839.255.720
8.355.553.259
Head Office
Halim Perdanakusuma
8.753.085.205
6.855.717.938
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
8.845.909.000
8.442.014.212
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
5.025.435.668
3.837.978.795
Supadio
16.343.693.201
14.159.163.999
Polonia
Minangkabau
8.063.437.448
7.666.627.736
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
5.550.901.692
5.036.321.918
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
9.797.010.879
8.869.039.266
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Kantor Pusat
Polonia
4.240.082.619
5.229.153.077
185.641.907.010
127.026.880.110
Soekarno - Hatta
Raja Haji Fisabilillah
2.347.613.324
2.008.703.042
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
2.819.252.926
2.423.751.378
Sultan Thaha
Depati Amir
3.760.202.807
2.756.820.610
Depati Amir
274.027.787.499
202.667.725.340
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta
Jumlah
137
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
35. BEBAN UTILITAS
35. UTILITY EXPENSES
Rincian beban utilitas sebagai berikut:
The details of the utility as follows: 2011
2010
211.230.820.072
197.502.257.005
23.862.420.978
22.891.597.140
Water
7.275.714.745
6.090.756.619
Phone
Saluran telekomunikasi
10.986.143.306
10.652.881.870
Telecommunication channels
Lainnya
13.840.449.182
8.222.600.000
Others
267.195.548.284
245.360.092.634
Listrik Air Telepon
Jumlah
Rincian beban utilitas berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut: 2011
Electricity
Total
Details of utility expenses is based on load the following points: 2010
Kantor Pusat
3.656.667.584
2.517.531.314
Halim Perdanakusuma
8.539.227.368
7.952.867.082
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
7.884.798.382
6.915.113.252
Sultan Mahmud Badaruddin II
Head Office
2.414.793.273
1.962.962.835
Supadio
13.875.563.197
12.680.896.360
Polonia
Minangkabau
6.823.026.702
6.282.922.236
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
4.023.772.944
3.321.835.147
Sultan Syarif Kasim II
Supadio Polonia
440.117.801
1.010.662.715
Sultan Iskandar Muda
1.741.969.577
1.104.632.121
Husein Sastranegara
213.453.545.064
198.027.711.541
Soekarno - Hatta
Raja Haji Fisabilillah
1.118.714.639
710.225.310
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
2.074.659.029
1.885.100.666
Sultan Thaha
Depati Amir
1.148.692.723
987.632.055
Depati Amir
267.195.548.284
245.360.092.634
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara Soekarno - Hatta
Jumlah
138
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
36. GENERAL AND ASSET EXPENSED
36. BEBAN UMUM DAN ASET DIBIAYAKAN Rincian beban umum dan aset dibiayakan sebagai berikut: 2011
Details of general expenses and assets expensed as follows: 2010
Beban Pajak Bumi dan Bangunan
82.165.957.222
81.558.882.581
Beban Pajak Lainnya
33.086.124.093
9.035.894.908
More Tax Burden
Beban Keamanan
39.317.171.782
24.556.053.106
Security Expenses
Beban Direksi dan Komisaris
44.550.922.194
39.619.347.294
Directors and Commissioners Expenses
Beban Outsourching
39.070.920.129
30.199.979.267
Outsourching Expenses
Beban Perjalanan Dinas
26.203.692.888
18.691.419.840
Business Travel Expenses
Beban Collection Fee
13.569.964.770
19.856.467.007
Fee Collection Expense
Beban Cummon Use Chek-in
10.812.250.021
12.350.980.396
Use Cummon load Chek-in
20.628.371.177
23.353.357.812
Insurance Expense, Astek and Social Security
Kendaraan/mobilitas di bandara
3.334.722.920
3.366.452.213
Vehicles / mobility at airports
Beban Rapat dinas
7.261.383.960
6.222.559.769
Meeting the burden of service
Beban Asuransi, Astek dan Jamsostek
Land and Building Tax Burden
9.747.823.599
7.893.293.231
Expenses Consulting Services
Beban Iklan dan promosi
11.231.658.607
4.525.546.256
Expenses Advertising and promotion
Beban liabilitas imbalan masa Kerja
11.337.568.272
11.429.639.674
Work load the liability return
Beban umum lainnya*
36.593.247.094
26.926.631.357
Other general expenses *
388.911.778.727
319.586.504.710
10.965.033.968
7.225.065.502
399.876.812.695
326.811.570.212
Beban Jasa Konsultan
Sub Jumlah (Beban Umum) Aset Dibiayakan Jumlah
Sub Total (General Expenses) Expensed Assets Total
Beban umum lainnya terdiri dari beban administrasi bank, beban Pelatihan Gawat Darurat (PGD), beban olahraga, tim interdepartemen, beban tehnis perpakiran, beban operasional bandara penunjang dan beban umum lainnya.
*) Other expenses consist of administrative expenses of banks, the burden of the Emergency Training (PGD), the burden of sports, inter-departmental teams, technical burden parking, the burden of supporting airport operations and other general expenses.
Rincian beban umum dan aset dibiayakan berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
Details of general expenses and assets expensed based on place of occurrence as follows:
*)
139
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
36. GENERAL AND ASSET EXPENSED (Continued)
36. BEBAN UMUM DAN ASET DIBIAYAKAN (Lanjutan) 2011
2010
162.456.627.339
121.175.915.197
Head Office
Halim Perdanakusuma
6.166.400.489
5.637.364.261
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
6.351.792.858
6.806.305.822
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
5.586.267.121
4.334.593.322
Supadio
35.078.712.562
31.760.278.339
Polonia
Minangkabau
7.605.549.074
8.232.589.189
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
7.297.891.631
5.320.789.813
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
3.512.649.648
2.957.722.333
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Kantor Pusat
Polonia
4.174.239.295
2.610.067.465
152.774.094.419
132.469.600.398
Soekarno - Hatta
Raja Haji Fisabilillah
1.740.344.134
1.393.058.943
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
4.321.097.913
1.888.989.972
Sultan Thaha
Depati Amir
2.811.146.210
2.224.295.158
399.876.812.695
326.811.570.212
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta
Jumlah
Depati Amir Total
37. BEBAN PENYISIHAN DAN PENURUNAN NILAI PIUTANG
37. ALLOWANCE AND DECREASE THE VALUE OF RECEIVABLES EXPENSES
Rincian beban penyisihan piutang tak tertagih dan penurunan nilai piutang berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
The details of allowance for doubtful accounts and impairment of receivables based on place of occurrence as follows:
2011
2010 -
-
Head Office
Halim Perdanakusuma
44.271.257
910.079.318
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
91.661.465
100.771.800
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
96.107.669
57.075.588
Supadio
1.518.295.141
1.118.948.979
Polonia
Minangkabau
361.899.154
251.951.929
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
933.713.023
9.982.947
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
45.211.037
28.687.384
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Kantor Pusat
Polonia
61.429.992
51.281.971
19.124.508.278
7.687.234.960
Soekarno - Hatta
Raja Haji Fisabilillah
22.130.027
16.545.097
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
58.131.911
39.618.997
Sultan Thaha
Depati Amir
38.132.481
14.374.943
22.395.491.434
10.286.553.913
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta
Jumlah
140
Depati Amir Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
38. BEBAN PENYUSUTAN AMORTISASI
ASET
TETAP
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
DAN
38. FIXED ASSETS COST DEPRECIATION AND AMORTIZATION
Rincian beban penyusutan dan amortisasi sebagai berikut:
Details of depreciation and amortization as follows:
2011
2010
286.904.106.489
271.863.138.302
Beban amortisasi
41.246.597.309
34.310.746.103
Amortization expense
Beban Penurunan Nilai aset dan persediaan
53.813.284.837
-
Impairment of assets and inventory expenses
381.963.988.635
306.173.884.405
Beban penyusutan
Jumlah
Rincian penyusutan dan amortisasi berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
Depreciation expense
Total
Details of depreciation and amortization based on place of occurrence as follows:
2011
2010
Kantor Pusat
38.716.982.135
9.633.816.617
Head Office
Halim Perdanakusuma
10.841.650.335
8.542.679.618
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
67.978.667.412
58.751.324.219
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
11.414.145.778
9.367.412.189
Supadio
Polonia
19.376.338.057
19.680.034.351
Polonia
Minangkabau
58.923.485.387
54.907.390.484
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
10.005.563.675
7.839.005.803
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
21.582.910.389
12.941.462.251
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta Raja Haji Fisabilillah Sultan Thaha Depati Amir Jumlah
2.985.816.567
2.633.497.787
116.093.448.413
110.878.791.728
Soekarno - Hatta
5.759.674.919
1.518.581.937
Raja Haji Fisabilillah
10.702.925.574
3.267.609.287
Sultan Thaha
7.582.379.994
6.212.278.134
381.963.988.635
306.173.884.405
39. OTHER EXPENSES
39. BEBAN LAIN-LAIN Rincian Beban Lain-lain sebagai berikut:
Details of Other Expenses as follows: 2011
Beban Pajak Jasa Giro/ Deposito Kerugian dari Aset Tetap Bagian rugi bersih anak Perseroan Beban penyimpanan surat berharga Beban selisih kurs Beban Bina Lingkungan Lain-lain *) Jumlah
Depati Amir Total
2010
26.257.623.742
26.804.151.153
Giro Services Tax Expense / Deposit
3.777.869.699
-
Disadvantages of Fixed Assets
-
504.660.227
Part of the Company's net loss
115.581.129
118.841.906
Storage burden securities
-
60.065.811.183
Burden on foreign exchange
83.205.000
-
Community Development Expenses
26.095.337.738
25.988.243.735
Others *)
56.329.617.307
113.481.708.204
141
Total
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
39. OTHER EXPENSES (Continued)
39. BEBAN LAIN-LAIN (Lanjutan) *)
Terdiri dari asuransi pensiunan, beban lelang, sumbangan, beban harian dan majalah.
*)
Rincian beban lain-lain berdasarkan tempat terjadinya sebagai berikut:
Consists of retired insurance, auction expenses, donations, daily expenses and magazines.
Details of other expenses according to the following places:
2011
2010
40.502.672.923
78.175.868.822
Head Office
Halim Perdanakusuma
406.180.536
410.209.553
Halim Perdanakusuma
Sultan Mahmud Badaruddin II
650.457.251
620.973.077
Sultan Mahmud Badaruddin II
Supadio
292.171.169
268.130.333
Supadio
Polonia
924.118.819
4.000.183.520
Polonia
Minangkabau
387.457.578
1.249.698.873
Minangkabau
Sultan Syarif Kasim II
367.619.869
346.279.340
Sultan Syarif Kasim II
Sultan Iskandar Muda
414.342.399
541.199.129
Sultan Iskandar Muda Husein Sastranegara
Kantor Pusat
308.867.613
629.199.762
11.245.154.459
26.492.514.926
Soekarno - Hatta
Raja Haji Fisabilillah
154.797.680
160.069.020
Raja Haji Fisabilillah
Sultan Thaha
382.244.872
283.313.196
Sultan Thaha
Depati Amir
293.532.140
304.068.653
Depati Amir
56.329.617.307
113.481.708.204
Husein Sastranegara Soekarno - Hatta
Jumlah
Total
40. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
40. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Dalam kegiatan usahanya, Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagi berikut :
In the normal course of business, the Company has certain transactions with related parties are related parties as follows:
Perseroan menempatkan dana pada Bank Pemerintah dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku untuk nasabah bank pihak ketiga. Perseroan membeli obligasi, wesel tagih, dan efek dibeli dengan janji jual kembali yang diterbitkan oleh BUMN lain. Sebagian pekerjaan aset tetap Perseroan dilaksanakan oleh BUMN lain.
a. Company place funds in the Bank and the Government with the requirements of normal rates as applicable to third-party bank customers. b. Company purchased the bonds, notes receivable, and securities purchased with agreements to resell issued by another state enterprises. c. owned Much work remains the Company's assets held by other state owned enterprises.
a.
b.
c.
142
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
40. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) d.
40. TRANSACTIONS (Continued)
WITH
RELATED
PARTIES
Sejak tanggal 24 Agustus 1998, Perseroan mengadakan kesepakatan bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai pembagian pendapatan jasa pelayanan penerbangan International (route charge ) dan jasa penerbangan lintas.
From the date of August 24, 1998, the Company entered into an agreement with PT Angkasa Pura I (Persero) on a revenue-sharing services International flight (route charge) and air traffic services.
Saldo yang berhubungan dengan pihak-pihak berelasi pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) sebagai berikut :
Balances related parties relate to the date of statement of financial position (balance sheet) as follows: Persentase terhadap total aset/liabilitas 2011 2010 2009
Jumlah/Total 2011
2010
2009
Asset Accounts Receivable :
Aset Piutang Usaha : PT Garuda Indonesia (Persero) PT Purantara Mitra Angkasa PT Gapura Angkasa PT Pertamina (Persero) PT GMF Aero Asia Bea dan Cukai PT Merpati Nusantara Airline PT Indosat PT Pelita Air PT Angkasa Pura Schipol PT Mandara Jasindo Sena PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom)
47.563.303.711 21.929.787.655 15.907.398.463 4.486.520.881 1.768.591.493 1.822.119.416 7.189.833.937 2.741.996.085 -
50.617.778.597
27.940.315.063
21.107.181.974
18.191.465.457
11.991.822.597
8.720.558.972
11.363.038.431
3.886.292.505
7.333.210.208
1.559.735.899
Jumlah piutang usaha
103.409.551.641
Piutang Non Usaha :
PT Garuda Indonesia (Persero) PT Angkasa Pura Schiphol
Jumlah aset
55% 23% 13% 12% 8% 2% 9% 0% 2% 1% 1% 0%
34% 22% 11% 5% 2% 0% 11% 0% 0% 0% 0% 5%
116.966.145.866
73.624.509.452
0%
0%
55%
206.039.039.146
215.526.169.453
65%
226%
12%
261% 14%
303%
330%
1.791.517.480 7.883.252.712 -
-
11.298.324.006 334.303.509.018
143
-
1.317.066.869 -
295.252.631.296
8.904.256.792
2.259.258.913 1.302.018.085
191.843.079.655 -
4.421.884.764
48% 22% 16% 4% 2% 2% 7% 3% 0% 0% 0% 0%
-
11.283.101.561 300.433.780.466
65%
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
40. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
40. TRANSACTIONS (Continued)
WITH
Jumlah 2011
2010
2009
RELATED
PARTIES
Persentase terhadap total aset/liabilitas 2011 2010 2009
Liabilitas
Hutang lain-lain BMKG (PNBP PJP) KEMENHUB (PNBP PJP) Jumlah hutang lain-lain
4.559.332.640 20.305.552.511
2.690.765.122
2.720.048.379
0,24
0,24
0,36
4.166.345.668
5.042.143.823
0,24
0,24
0,36
24.864.885.150
6.857.110.790
7.762.192.202
0,24
0,24
0,36
84.337.000 29.119.500
60.070.000
60.070.000
0,01
0,01
0,01
29.119.500
29.119.500
0,00
0,00
0,00
113.456.500
89.189.500
89.189.500
0,00
0,01
0,01
24.978.341.650
6.946.300.290
7.851.381.702
0,24
0,25
0,37
Hutang jaminan yang akan diperhitungkan : PT Garuda Indonesia (Persero) PT Gapura Angkasa Jumlah hutang jaminan yang akan diperhitungkan
Jumlah liabilitas
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak berelasi, sebagai berikut : Pihak Berelasi / Related Parties
Bank Mandiri Bank BNI Bank BRI Bank BTN PT Garuda Indonesia (Persero) PT Purantara Mitra Angkasa Dua PT Angkasa Pura Schiphol PT Angkasa Pura I (Persero)
Sifat Berelasi / Nature of Relationship
Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated Afiliasi / Afiliated
144
Transaksi / Transactions
Penempatan Kas dan Bank, Deposito Penempatan Kas dan Bank, Deposito Penempatan Kas dan Bank, Deposito Penempatan Kas dan Bank, Deposito Pemberian pinjaman tanpa bunga Pemberian pinjaman tanpa bunga Pemberian pinjaman tanpa bunga Pemberian pinjaman tanpa bunga
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
41. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
41. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCY
Saldo aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut :
The balance of assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:
31 Desember 2011 Jenis Valas
Jumlah Valas
Ekuivalen Rupiah
Aset Kas dan Setara Kas Piutang Usaha
US $
52.695.010
477.838.353.727
US $
17.706.427
160.561.880.036
Jumlah Aset
638.400.233.763
Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Total Assets
31 Desember 2010 Jenis Valas
Jumlah Valas
Ekuivalen Rupiah
Aset Kas dan Setara Kas Piutang Usaha
US $
66.219.710
595.381.416.150
US $
16.947.513
152.375.089.383
Jumlah Aset
747.756.505.533
Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Total Assets
01 Januari 2010 / 31 Desember 2009 Jenis Valas
Jumlah Valas
Ekuivalen Rupiah
Aset Kas dan Setara Kas Piutang Usaha
US $
45.373.480
US $
15.339.181
Jumlah Aset
426.510.712.237 144.188.298.730 570.699.010.967
Tidak ada liabilitas moneter dalam valuta asing pada tanggal laporan posisi keuangan yang dimiliki Perusahaan.
145
Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Total Assets
There is no monetary liabilities in foreign currency at the date of the Company's financial position.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. ENGAGEMENT
42. PERIKATAN Sekilas penjelasan atas perikatan-perikatan Kerjasama Operasi (KSO) sebagai berikut:
A quick explanation of the engagementengagement Joint Operation (KSO) as follows:
a. Perusahaan mengadakan perjanjian kerjasama pemanfaatan lahan Bandara Soekarno-Hatta seluas 150.000 m² dengan PT Mandara Jasindo Sena (MJS) sesuai dengan Perjanjian Sewa Tanah nomor. MJS menggunakan lahan tersebut untuk membangun dan mengusahakan fasilitas hotel, balai sidang dan perkantoran.
a. The Company entered into a cooperative land use Soekarno-Hatta area of 150,000 m² with PT Mandara Jasindo Sena (MJS) in accordance with the Land Lease Agreement number. MJS use the land to build and commercialize the hotel facilities, convention center and offices.
i. Tahap pertama meliputi lahan seluas 50.000 m² untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir Maret 2021. Perusahaan memperoleh kompensasi sebesar Rp10,8 milyar. Perusahaan juga memperoleh konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan bersih atas operasi komersial dari fasilitas, terhitung sejak dimulainya operasi komersial dari fasilitas.
i. The first phase covers an area of 50 000 m² to 30-year period ending in March 2021. The Company received compensation amounting to Rp10, 8 billion. The Company also obtained a concession for a certain percentage of net revenue for the commercial operation of the facility, as of the commencement of commercial operation of the facility.
ii. Tahap kedua meliputi lahan seluas 100.000 m² untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir tanggal 8 Pebruari 2026. Perusahaan memperoleh kompensasi yang setiap lima tahun meningkat mulai dari Rp600 hingga Rp3.226,94 per m² per bulan atau seluruhnya sebesar Rp58.765.800.000. Perusahaan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan MJS.
ii. The second phase covers an area of 100,000 m² of land for a period of 30 years ended February 8, 2026. Companies gain compensation increases every five years starting from Rp600 to Rp3.226, 94 per m² per month or the whole of Rp58.765.800.000. The Company also acquired a certain percentage of concession revenues from the income of MJS.
iii. Pada akhir periode perjanjian, MJS akan mengembalikan lahan tersebut dan mengalihkan kepemilikan seluruh fasilitas yang telah dibangun diatas lahan tersebut kepada Perusahaan.
iii. At the end of the period of the agreement, MJS will restore the land and transfer ownership of all facilities have been constructed on land to the Company.
146
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
42. ENGAGEMENT (Continued)
Sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi sejak tahun 1997 sampai dengan 2003. PT MJS terkena dampak dari krisis ekonomi tersebut dan PT MJS tidak dapat memenuhi ketentuan dalam perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah, untuk mengembangkan lahan 100.000 m² yang telah disebutkan dalam perjanjian sebelumnya.
In connection with the economic crisis from 1997 to 2003. PT MJS affected by the economic crisis and PT MJS can not meet the terms of the agreement the use of land, to develop a 100 000 m² of land that has been mentioned in previous agreements.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka PT Angkasa Pura II (Persero) melalui surat Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor 15.02.01/00/10/2007/004 tanggal 4 Oktober 2007 telah membatalkan Perjanjian SPKL.01 yang menyangkut lahan seluas 100.000 m².
By considering the matter, PT Angkasa Pura II (Persero) through the Board of Directors of PT Angkasa Pura II (Persero) Number 15.02.01/00/10/2007/004 dated October 4, 2007 has been canceled SPKL.01 Agreement concerning the land area of 100,000 m² .
Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Lahan dan sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 15.02.01/00/05/2008/101, tanggal 21 Mei 2008. PT Mandara Jasindo Sena menyerahkan fisik lahan seluas 100.000 m² dan 4 (empat) buah sertifikat Hak Guna Bangunan kepada PT Angkasa Pura II (Persero) dengan perincian sebagaimana tercantum dalam Gambar Lokasi Kontrak Tanah Hotel Sheraton pada lampiran Surat Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Lahan Nomor SPKS.21/TU.208/APII-96 tanggal 1 Maret 1996.
Based on the submission of Land and Building Use Rights Certificate Number 15.02.01/00/05/2008/101, dated May 21, 2008. PT Mandara Jasindo Sena physically hand over the land area of 100,000 m² and 4 (four) pieces Broking certificate to PT Angkasa Pura II (Persero) with the details as contained in Land Contracts Picture Location Sheraton Hotel in Attachment Letter Land Use Cooperative Agreement Number SPKS.21 / TU.208/APII-96 dated March 1, 1996.
Pelepasan Hak Atas Tanah Tersebut telah disyahkan melalui Akte Notaris Mohammad Taufiq,SH. Notaris di Tangerang Nomor 04 tanggal 16 April 2009.
Such release of Land Rights has been ratified by the Notary Act Mohammad Taufiq, SH. Notary in Tangerang No. 04 dated 16 April 2009.
147
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
42. ENGAGEMENT (Continued)
b. Perusahaan mengadakan perjanjian penggunaan tanah di Bandara Soekarno-Hatta seluas 1.020.000 m² dengan PT Sanggraha Daksa Mitra (SDM) sesuai Perjanjian Sewa Tanah Nomor SPKS.07.1/TU.208/AP II-2000 tanggal 30 Maret 2000 dan berlaku selama 20 (dua puluh) tahun sejak 1 Mei 2000 s.d. 6 Mei 2019. Perusahaan menyewakan tanah tersebut kepada SDM untuk dikelola sebagai fasilitas usaha: Lapangan Golf, Taman Niaga dan Pusat Pertokoan International berikut fasilitas penunjangnya. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak fasilitas usaha beroperasi secara komersial dan dapat diperpanjang. Perusahaan memperoleh kompensasi atas penggunaan tanah tersebut sebagai berikut :
b. The Company entered into a use of land at Soekarno-Hatta area of 1.02 million m² by PT Sanggraha Daksa Mitra (SDM) according to the Land Lease Agreement No. SPKS.07.1/TU.208/AP II-2000 dated March 30, 2000 and valid for 20 (twenty) years from May 1, 2000 sd May 6, 2019. Companies leasing land to the human resources to be managed as business facilities: Golf Course, Park Shopping Centre International Commerce and the following supporting facilities. This agreement is valid for a period of 20 years from commercial operation of business facilities and can be extended. Companies are compensated for the use of land as follows:
Kompensasi per tahun (USD) 204.000 265.200 346.800 448.000
Tahun ke 1-2 (USD 0,20/m² per tahun) Tahun ke 3-5 (USD 0,26/m² per tahun) Tahun ke 6-10 (USD 0,34/m² per tahun) Tahun ke 11-sampai perjanjian berakhir (USD 0,44/m² per tahun) Perusahaan juga memperoleh pendapatan konsesi yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan kotor dengan persentase konsesi sebagai berikut : Tahun/Year
The Company also obtained the concession revenues are calculated based on gross income with a percentage of concessions as follows: Persentase/Percentage (%)
- 1-3 - 3-8 - 8-20
5 6 7
Pada akhir periode perjanjian, PT SDM wajib mengembalikan tanah tersebut kepada Perusahaan dan Perusahaan wajib membayar kepada PT SDM sebesar nilai pasar yang wajar dari bangunan gedung serta kelengkapannya yang melekat termasuk infrastruktur yang terdapat di pusat pertokoan dan taman niaga tersebut.
148
At the end of the period of the agreement, PT SDM must restore the land to the Company and the Company shall pay to the PT SDM at fair market value of the building as well as the accessories are attached, including infrastructure located in the center of the mall and commercial parks.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
42. ENGAGEMENT (Continued)
c. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan Lahan/Tanah No. S/PERJ/DZ-3018/2008 atau PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 tanggal 15 Pebruari 2008 antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero). Adapun isi perjanjian sebagai berikut :
Under the Treaty Land Use / Land of No. S/PERJ/DZ-3018/2008 or PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 dated February 15, 2008 between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Garuda Indonesia (Persero). The contents of the agreement as follows:
• Lahan yang dimanfaatkan seluas 236.865 m² • Tujuan pemanfaatan lahan untuk administrasi perkantoran, penunjang kegiatan operasional penerbangan berikut fasilitas penunjangnya. • Jangka waktu perjanjian 1 januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011 • Kompensasi pemanfaatan lahan sampai dengan 25.000 m² sebesar Rp 1.000 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp25.000.000. Luas lahan 25.001 m² sampai dengan 100.000 m² sebesar Rp795 per meter persegi perbulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp59.625.000. Sedangkan luas lahan 100.001 m² sampai dengan 400.000 m² sebesar Rp 490 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp67.063.850. Total kompensasi pemanfaatan lahan sebesar Rp151.688.850. Pembayaran kompensasi dilaksanakan 1 bulan di muka.
• Utilized land area 236 865 m² • Proposed use of land for office administration, supporting the following flight operations supporting facilities. • Contract period January 1, 2007 through December 31, 201 • Compensation for land use up to 25,000 m² of Rp 1,000 per square meter per month so that the amount of compensation each month is 25,000,000. Land area of 25 001 m² and 100,000 m² of Rp795 per square meter per month so that the amount of compensation each month is Rp59.625.000. While the land area of 100 001 m² with 400,000 m² of up to Rp 490 per square meter per month so that the amount of compensation per month for Rp67.063.850. Total compensation for land use Rp151.688.850. Payment of compensation implemented 1 month in advance.
d. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan tanah dan konsesi usaha PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, sesuai perjanjian nomor PJJ.15.06/00/01/2008/008 dengan jangka waktu selama 6 (enam) tahun mulai berlaku sejak tanggal 14 Juli 2005 s.d. 31 Desember 2011 atau No. GMF/PERJ/DT-3011/2008, tanggal 25 Januari 2008, telah disepakati :
d. Based on Land Use Agreement and concession of PT Angkasa Pura II (Persero) with PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, according to the agreement PJJ.15.06/00/01/2008/008 numbers with a period of 6 (six) years come into force on 14 July 2005 sd December 31, 2011 or No.. GMF/PERJ/DT-3011/2008, dated January 25, 2008, it was agreed:
149
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
42. ENGAGEMENT (Continued)
• Lahan yang dimanfaatkan seluas 900.000 m² • Pemanfaatan lahan digunakan untuk usaha aircraft maintenance • Jangka waktu perjanjian 14 Juli 2005 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 • Tarif kompensasi pemanfaatan tanah per meter persegi per bulan sebagai berikut :
• Utilized land area 900 000 m² • Land used for business aircraft maintenance • Term of the agreement July 14, 2005 until the date of December 31, 2011 Compensation rate of utilization of land per square meter per month as follows:
»
Terhitung mulai tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan tanggal 31 Desember 2006 tarif per meter persegi per bulan sebesar Rp 165, sehingga jumlah kompensasi setiap bulannya adalah Rp148.500.000.
» From the date of July 14, 2005 until the date of December 31, 2006 the rate per square meter per month of Rp 165, so the amount of compensation each month is Rp148.500.000.
»
Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011, tarif per meter persegi per bulan menggunakan pola degresive, yaitu luas tanah sampai dengan 25.000 m² sebesar Rp2.000 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan Rp50.000.000. Luas tanah 25.001 sampai dengan 100.000 m² sebesar Rp1.200 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp90.000.000. Luas tanah 100.001 sampai dengan 400.000 m² sebesar Rp625 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp187.500.000. Luas tanah 400.001 sampai dengan 750.000 m² sebesar Rp536 per meter persegi per bulan sehinga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp187.600.000. Dan luas tanah 750.001 sampai dengan 1.000.000 m² sebesar Rp405 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp60.750.000. Sehingga total kompensasi pemanfaatan tanah setiap bulan sebesar Rp575.850.000.
» Effective January 1, 2007 through December 31, 2011, the rate per square meter per month using degresive pattern, ie a land area up to 25,000 m² of Rp2.000 per square meter per month so that the amount of compensation each month 50,000,000. A land area of 25 001 and 100,000 m² of Rp1.200 per square meter per month so that the amount of compensation per month for Rp90.000.000. A land area of 100 001 400 000 m² of up to Rp625 per square meter per month so that the amount of compensation per month for Rp187.500.000. A land area of 400 001 to 750 000 m² of Rp536 per square meter per month every month so that the amount of compensation for Rp187.600.000. And a land area of 750 001 to 1,000,000 m² of Rp405 per square meter per month so that the amount of compensation per month for Rp60.750.000. So that the total compensation for the use of land each month Rp575.850.000.
150
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
e
f
42. ENGAGEMENT (Continued)
• Pembayaran kompensasi pemanfaatan tanah adalah terhitung mulai tangal 14 Juli 2005 sampai dengan 31 Desember 2006 dibayar 1 bulan dimuka, sedangkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011 dibayar 3 bulan dimuka.
• Utilization of land compensation payment is calculated from the date July 14, 2005 through December 31, 2006 be paid one month in advance, while the date of January 1, 2007 through December 31, 2011 be paid three months in advance.
PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan kesepakatan dengan Koperasi Pegawai PT Angkasa Pura II (Persero) "Satya Ardhia" tanggal 17 February 2004 sebagai berikut: • PT Angkasa Pura II (Persero) menyepakati menyewakan lahan seluas 166 m² kepada koperasi Satya Ardhia yang digunakan untuk kegiatan usaha pompa bensin sebanyak 4 unit yang berlokasi Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang. 2 unit di terminal I dan 2 unit diterminal II.
e PT Angkasa Pura II (Persero) to deal with the Cooperative PT Angkasa Pura II (Persero) "Satya Ardhia" dated 17 February 2004 as follows: • PT Angkasa Pura II (Persero) agreed to lease the land area of 166 m² to cooperatives Satya Ardhia used for business activities of 4 units of the gas station located at Soekarno - Hatta Airport, Jakarta. 2 units in the terminal I and 2 units of the terminal II.
• Sewa lahan sebesar Rp1.000.000 per lokasi atau sebesar Rp4.000.000 per bulan, belum termasuk PPn. • Konsesi sebesar 0,5% dari omzet penjualan, dengan omzet minimum 270.000.000 per bulan. • Masa perjanjian selama 8 (Delapan) tahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2003.
• Land lease or Rp 1,000,000 per location per month for Rp4.000.000, not including VAT.
Berdasarkan perjanjian no. SPSW.02/KM.103/AP II-2000, tanggal 28 April 2000 PT Angkasa Pura II (Persero) mengadakan perjanjian dengan PT Cipta Difa Makmur dengan isi perjanjian sebagai berikut: • PT Angkasa Pura II (Persero) menyewakan sebidang tanah seluas 2.150 m² di Bandara Polonia Medan kepada PT CDM untuk didirikan Bangunan restoran dengan biaya sepenuhnya ditanggung PT CDM. • Besaran biaya konsesi usaha ditetapkan sebesar 6 % dari omzet bruto per bulan, omzet bruto minimum Rp15.000.000 per bulan ditetapkan sejak 1 Januari 2000, yang akan ditinjau setiap 2 (dua) tahun. • Perjanjian akan berakhir pada tanggal 30 September 2017.
f Under the agreement no. SPSW.02/KM.103/AP II-2000, dated 28 April 2000 PT Angkasa Pura II (Persero) entered into an agreement with PT Cipta Difa Makmur with the agreement as follows: • PT Angkasa Pura II (Persero) rented a plot of land covering an area of 2150 m² Medan Polonia Airport in the PT CDM for established restaurant building with full costs borne by PT CDM. • Cost of the concession business is set at 6% of gross turnover per month, minimum gross turnover per month Rp15.000.000 set since January 1, 2000, which will be reviewed every 2 (two) years. • Agreement will expire on September 30, 2017.
151
• Concession of 0.5% of sales turnover, with a minimum turnover of 270.000.000 per month • Agreement during the period 8 (Eight) years from the date of January 1, 2003.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan) g
42. ENGAGEMENT (Continued)
Berdasarkan perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No.SPKS.049/KM.102/2005-AP II tanggal 22 Nopember 2005 antara PT Wahana Dirgantara dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun isi perjanjian sebagai berikut :
g Under the agreement Rent Warehouses and Land Use No.SPKS.049/KM.102/2005-AP II dated November 22, 2005 between PT Wahana Aerospace with PT Angkasa Pura II (Persero). The contents of the agreement as follows:
• Fasilitas gudang seluas 2.292 m² ditambah ruangan perkantoran didalamnya • Fasilitas bongkar muat barang (staging area) seluas 2.664 m² • Fasilitas peralatan parkir kendaraan seluas 2.584 m² • Ruangan perkantoran dalam gudang seluas 340 m² Tanah tersebut terletak dan berlokasi di belakang gudang PT Pos Indonesia Area kargo Bandar Udara International Jakarta Soekarno-Hatta (Bandara) • Sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan komersialisasi pemanfaatan tanah untuk tempat bongkar muat barang (staging area) diatur sebagai berikut :
• Warehouse facilities covering an area of 2292 m² office space plus therein • Loading and unloading of goods facilities (staging area) covering an area of 2664 m² • Equipment vehicle parking facilities covering an area of 2584 m² • Office space in the warehouse area of 340 m²
»
»
The land is located behind the barn and PT Pos Indonesia International Airport Cargo Area Jakarta Soekarno-Hatta Airport (Airport) Warehouse rental, rent office space utilization and commercialization of land to the place of loading and unloading of goods (staging area) is set as follows:
Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp16.960 per m²/bulan dan ditinjau setiap 2 tahun Sewa ruangan perkantoran (ruangan dalam gedung yang digunakan untuk kegiatan administrasi/perkantoran) seluas 340 m² ditetapkan sebesar Rp70.000 perm²/bulan dan ditinjau setiap 2 tahun.
» Warehouse rent is set at Rp16.960 per m² / month and is reviewed every 2 years
Besaran kompensasi pemanfaatan tanah untuk tempat bongkar muat barang (staging area) ditetapkan sebesar Rp10.000 per-m²/bulan dan ditinjau setiap 2 tahun. Pembayaran sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah setiap 6 bulan dibayar di muka.
» The amount of compensation for land use where loading and unloading of goods (staging area) is set at 10,000 per-m ² / month and is reviewed every two years.
152
Rental of office space (space in the building used for administration / office) area of 340 m² set at Rp70.000 per-m ² / month and is reviewed every two years.
Payment of warehouse rent, lease office space and land use compensation paid every 6 months in advance.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
42. ENGAGEMENT (Continued)
• Selain membayar sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah, diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp150.000.000 setiap bulannya. Besarnya konsesi sesuai tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang besarnya sesuai ketentuan peraturan perpajakan.
• In addition to paying rent warehouse, office space rental and use of land compensation, are required to pay a concession business at 8% of total gross income per month, with guaranteed minimum gross turnover Rp150.000.000 each month. The amount does not include concessions according to the Value Added Tax (VAT) which amount in accordance with tax regulations.
• PT Wahana Dirgantara diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah atau sebesar Rp179.000.000. yang dibayarkan sekaligus selambat-lambatnya 14 hari kalender setelah dikeluarkan surat ijin prinsip atau sebelum perjanjian ini ditandatangani.
• PT Wahana Dirgantara fiat money required to pay (the surcharge) for 2 months worth of rent warehouse, office space rental and use of land or compensation for Rp179.000.000. paid at the same time not later than 14 calendar days after the principle or the license issued before this agreement was signed.
• Perjanjian berlaku sejak tanggal ditandatangani dan akan berakhir setelah 5 • Biaya pembangunan jalan akses menuju ke lokasi gudang serta biaya terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya dengan standar biaya yang disepakati setinggitingginya sebesar Rp13.097.219.110.
• The agreement is valid from the date of signature and will expire after 5 years. • The cost of building the access road to the location of the warehouse as well as costs associated with development, including design fees, permits, etc. with an agreed standard fee as high for Rp13.097.219.110.
153
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan) h
42. ENGAGEMENT (Continued)
Perusahaan mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno-Hatta dengan PT Birotika Semesta / DHL seluas 1.411,20 m². Tanah tersebut dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan gudang dan kantor yang disepakati dengan harga Rp2.843.130.000. Bangunan tersebut akan digunakan untuk kegiatan usaha jasa pengurusan transportasi dan jasa pengiriman express. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak berita acara pengoperasian bangunan tersebut ditandatangani dan dapat diperpanjang sebanyak 3 (tiga) periode (15 tahun) yang berakhir pada tahun 2019.
The Company entered into a land use at Soekarno-Hatta with PT Birotika Semesta / DHL area of 1411.20 m². The land is utilized for warehouse and office building at a price agreed Rp2.843.130.000. The building will be used for transportation operations and maintenance services of express delivery services. This agreement is valid for a period of 5 years from the official report was signed and the operation of the building may be extended as much as 3 (three) period (15 years) which expires in 2019.
Perseroan memperoleh kompensasi atas pemanfaatan tanah tersebut dari DHL sebagai berikut :
The Company received compensation for use of the land from DHL as follows:
Periode Perjanjian / Period of Agreement Pertama/first Kedua/second Ketiga /third Keempat /fourth
Kompensasi per tahun / Compensation per year
Rp10.000/m² perbulan Rp15.000/m² perbulan Rp22.500/m² perbulan Rp33.750/m² perbulan
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar 5% dari operating cost sebesar Rp150.000.000 sampai dengan 30 September 2002 dan mulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004 sebesar Rp233.000.000. Pada akhir periode perjanjian, bangunan berikut dengan perlengkapannya yang didirikan oleh DHL diserahkan kepemiliknya kepada Perseroan tanpa ganti rugi.
154
169.344.000 254.016.000 381.024.000 571.536.000 The Company also obtained a concession revenue by 5% of operating cost for Rp150.000.000 until 30 September 2002 and from October 1, 2002 through September 30, 2004 amounting to Rp233.000.000. At the end of the period of the agreement, the following buildings with equipment that is established by DHL kepemiliknya delivered to the Company without compensation.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan) i
42. ENGAGEMENT (Continued)
PT Angkasa Pura II (Persero) menyerahkan sebidang tanah kepada PT Gapura Angkasa yang selanjutnya dibangun fasilitas gudang seluas 3.000 m² ditambah ruangan perkantoran didalamnya yang terletak dan berlokasi antara gudang 510 dan 520 area kargo Bandar Udara International Jakarta Soerkarno-Hatta (Bandara).
i PT Angkasa Pura II (Persero) give a plot of land to the next PT Gapura Angkasa built warehouse facilities covering an area of 3000 m² plus office space located inside a warehouse located between 510 and 520 airport cargo area Soerkarno-Hatta Jakarta International (Airport).
Sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran diatur sebagai berikut :
Lease of warehouse and office space lease is set as follows:
•
Sewa gudang seluas 3.000 m² ditetapkan sebesar Rp16.960 per m²/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun.
• Lease an area of 3000 m² warehouse is set at Rp16.960 per m² / month, and is reviewed every two years.
•
Sewa ruangan perkantoran (ruang dalam gudang yang digunakan untuk kegiatan administrasi/perkantoran) seluas 700 m² ditetapkan sebesar Rp70.000 per m²/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun.
• Rental of office space (the space in the warehouse used for the administration / office) covering an area of 700 m² set at Rp70.000 per m² / month, and is reviewed every two years.
•
Pembayaran sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran dilaksanakan setiap 3 bulan dibayar dimuka.
• Payment of warehouse rent and lease office space held every 3 months paid in advance.
•
Selain membayar sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran, diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 5% dari total pendapatan kotor (omzet bruto ) setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp600.000.000 setiap bulannya.
• In addition to paying rent warehouse and office space rental, required also to pay a concession business at 5% of total gross income (gross earnings) per month, with guaranteed minimum gross turnover Rp600.000.000 each month.
•
PT Gapura Angkasa diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge ) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran atau sebesar Rp200.000.000 yang dibayarkan sekaligus sebelum perjanjian ditandatangani.
• PT Gapura Angkasa required the ability to pay (the surcharge) for 2 months worth of rent warehouse and office space lease or for Rp200.000.000 paid before the agreement was signed at the same time.
•
Perjanjian berlaku 5 tahun terhitung sejak penyelesaian pembangunan fisik atau selambat-lambatnya 6 bulan sejak tanggal 8 Agustus 2005.
• The agreement is valid 5 years from the completion of the physical development or no later than 6 months from the date of August 8, 2005.
155
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan) •
j
42. ENGAGEMENT (Continued)
Biaya pembangunan fasilitas/bangunan gudang dan biaya pembangunan jalan akses menuju ke lokasi gudang serta biaya yang terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya, dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp7.968.685.000. Kompensasi atas seluruh biaya pembangunan fasilitas/bangunan gudang dikompensasikan dengan sewa gudang.
• The cost of construction of the facility / warehouse buildings and the cost of building access roads to the location of the warehouse as well as costs associated with development, including design fees, permits, etc., with the standard cost of the agreed maximum of Rp7.968.685.000. Compensation for all costs of construction of the facility / warehouse building with warehouse rental offset.
Berdasarkan Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No. SPSW.026/KM.102/2005-AP II tanggal 25 Oktober 2005 antara PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Isi perjanjian sebagai berikut :
j Under the Lease Agreement No. Warehouses and Land Utilization. SPSW.026/KM.102/2005AP II dated October 25, 2005 between PT Dharma Bandar Mandala (DBM PT) with PT Angkasa Pura II (Persero). The agreement as follows:
• PT DBM menerima sebidang tanah yang akan dibangun » Fasilitas gudang seluas 678,4 m² (84,8 m x 8 m) ditambah ruangan perkantoran didalamnya. » Ruang perkantoran dalam gudang seluas 200 m² • Sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran diatur sebagai berikut : » Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp25.000 per- m²/bulan » Sewa ruangan perkantoran ditetapkan sebesar Rp90.000 per m²/bulan » Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun • Selain membayar sewa gudang dan sewa ruang perkantoran, PT DBM diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebagai berikut :
• PT DBM received a parcel of land to be built
» » » » »
» Warehouse facilities covering an area of 678.4 m² (84.8 mx 8 m) added office space in it. » Office space in the warehouse area of 200 m² • Lease of warehouse and office space lease is set as follows: » Warehouse rent is set at 25,000 per m² / month Office space rental is set at Rp90.000 per m² / month In addition to paying rent warehouse and office space rental, PT DBM is also required to pay a concession business at 8% of total gross income per month, with guaranteed minimum gross earnings as follows: » » » » »
Tahun I sebesar Rp200.000.000 per bulan; Tahun II sebesar Rp300.000.000 per bulan Tahun III sebesar Rp350.000.000 per bulan Tahun IV sebesar Rp400.000.000 per bulan Tahun V sebesar Rp450.000.000 per bulan
156
Year I of Rp200.000.000 per month; Year II of Rp300.000.000 per month Year III of Rp350.000.000 per month Year IV of Rp400.000.000 per month Year V for Rp450.000.000 per month
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
42. PERIKATAN (Lanjutan)
42. ENGAGEMENT (Continued)
• PT DBM diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran sebesar Rp70.000.000 yang dibayarkan sekaligus selambatnya 1 minggu setelah ijin prinsip keluar.
• PT DBM required the ability to pay (the surcharge) for 2 months worth of rent warehouse and office space for lease Rp70.000.000 paid once at the latest 1 week after the consent principle out.
• Jangka waktu perjanjian 5 tahun sejak tanggal ditandatangani perjanjian. • Seluruh biaya pembangunan fasilitas/bangunan dan biaya yang terkait dengan pembangunan tersebut, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya menjadi tanggung jawab PT DBM, dengan standar biaya yang disepakati setingitingginya sebesar Rp2.346.964.170.
• Period of 5 years from the date the agreement was signed the agreement. The entire cost of construction of facilities / buildings and costs associated with such development, including design fees, permits, etc. are the responsibility of PT DBM, with the agreed standards of cost-high setingi of Rp2.346.964.170.
43. MANAJEMEN RISIKO
43. RISK MANAGEMENT
Manajemen risiko keuangan
Financial risk management
Aktivitas Perusahaan dan anak perusahaan mengandung berbagai macam risiko keuangan, seperti risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Secara keseluruhan, program manajemen risiko keuangan. Perusahaan dan anak perusahaan bertujuan untuk meminimalkan kerugian atas nilai aset dan liabilitas yang dapat timbul dari pergerakan nilai tukar mata uang asing dan pergerakan tingkat suku bunga. Manajemen mempunyai kebijakan tertulis untuk manajemen risiko valuta asing yang sebagian besar melalui penempatan deposito berjangka dan lindung nilai untuk mengantisipasi risiko fluktuasi valuta asing untuk jangka waktu 3 sampai dengan 12 bulan.
Activities of the Company and its subsidiaries contain various kinds of financial risks, such as market risk (including currency exchange rate risk and foreign currency interest rate risks), credit risk and liquidity risk. Overall, financial risk management program. The Company and its subsidiaries aim to minimize losses on the value of assets and liabilities that may arise from fluctuations in foreign exchange and interest rate movements. Management has a written policy for foreign exchange risk management, mostly through the placement of deposits and hedging to anticipate the risk of fluctuations in foreign currency for a period of 3 to 12 months.
Fungsi manajemen risiko keuangan dijalankan oleh unit Treasury Management di bawah kebijakankebijakan yang disetujui oleh Direksi. Unit Treasury Management mengidentifikasi, mengevaluasi, dan melakukan aktivitas lindung nilai risiko-risiko keuangan.
Financial risk management function is run by the Treasury Management unit under policies approved by the Board of Directors. Treasury Management Unit to identify, evaluate, and perform hedging financial risks.
157
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
43. RISK MANAGEMENT (Continued)
43. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) a.
Risiko nilai tukar mata uang asing Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai saldo piutang, utang, dan liabilitas dalam mata uang asing yang diantaranya adalah Dollar Amerika Serikat. Risiko kenaikan nilai tukar mata uang asing terhadap liabilitas Perusahaan dan anak perusahaan diharapkan dapat dikompensasi dengan deposito berjangka dan piutang dalam mata uang asing yang ditetapkan minimal 25% dari liabilitas yang akan jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 (satu) tahun dengan memperhatikan kecenderungan perubahan nilai tukar di masa yang akan datang.
a. Exchange rate risk of foreign currency The Company and its subsidiaries have a balance due, debts, and liabilities in foreign currencies including the U.S. dollar. Increase the risk of foreign currency exchange rate against the liability of the Company and its subsidiaries are expected to be offset by deposits and receivables denominated in foreign currencies are set at least 25% of the liabilities that will mature in less than 1 (one) year with respect to the trend change in value exchange in the future.
b.
Risiko tingkat suku bunga Pergerakan tingkat suku bunga diawasi untuk meminimalisasi dampak negatif terhadap posisi keuangan. Pinjaman dalam berbagai tingkat suku bunga menyebabkan Perusahaan dan anak perusahaan terpapar risiko tingkat suku bunga. Untuk mengukur risiko pasar atas pergerakan suku bunga, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan analisa pada pergerakan marjin suku bunga dan pada profil jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan berdasarkan jadwal perubahan suku bunga.
b. Interest rate risks Movements in interest rates controlled to minimize the negative impact on its financial position. Loan interest rates in the range cause the Company and its subsidiaries are exposed to interest rate risks. To measure the market risk on interest rate movements, the Company and its subsidiaries do an analysis on the movement of interest rate margins and the maturity profile of financial assets and liabilities based on the schedule of interest rate changes.
c.
Risiko kredit Perusahaan dan anak perusahaan terpapar risiko kredit terutama dari piutang usaha dan piutang lain-lain. Risiko kredit dikendalikan dengan pengawasan terus menerus atas saldo dan penagihan piutang usaha dan piutang lainlain.
c. credit risk The Company and its subsidiaries are exposed to credit risk mainly from trade receivables and other receivables. Credit risk is controlled by the constant surveillance and collection of accounts receivable balances and other receivables.
158
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
43. RISK MANAGEMENT (Continued)
43. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) Tabel di bawah ini menggambarkan eksposur
The table below illustrates the maximum exposure to credit risk and concentration risk by the Company and its subsidiaries:
maksimum risiko kredit dan konsentrasi risiko yang dimiliki Perusahaan dan anak perusahaan:
Konsentrasi Risiko Kredit/Concentration of Credit Risk Eksposur/exposure Lain-lain/ Others maksimum/maximum
Korporasi/ corporation Piutang Usaha Piutang Lain-lain
d.
190.499.853.830
15.240.389.725
205.740.243.555
5.425.824.127
3.027.637.109
8.453.461.236
195.925.677.957
18.268.026.834
214.193.704.792
Account Receivable Other Receivble
Manajemen yakin akan kemampuannya untuk mengawasi dan mempertahankan eksposur risiko kredit yang minimal, dimana Perusahaan dan anak perusahaan telah menyediakan provisi yang memadai untuk menutupi kerugian yang timbul dari piutang yang tidak tertagih berdasarkan data kerugian historis.
Management confidence in his ability to supervise and maintain a minimal credit risk exposure, which the Company and its subsidiaries have provided adequate provisions to cover losses arising from uncollectible accounts receivable based on historical loss data.
Risiko likuiditas Risiko likuiditas timbul apabila Perusahaan dan anak perusahaan mengalami kesulitan untuk memenuhi liabilitas keuangan ketika liabilitas keuangan tersebut jatuh tempo. Manajemen risiko likuiditas berarti menjaga kecukupan saldo kas dan setara kas dalam upaya pemenuhan liabilitas keuangan Perusahaan dan anak perusahaan. Perusahaan dan anak perusahaan secara terus menerus melakukan analisa untuk mengawasi rasio-rasio likuiditas laporan posisi keuangan, seperti antara lain, rasio likuiditas, rasio debt equity terhadap persyaratanpersyaratan yang diharuskan perjanjian utang.
d. Liquidity risk Liquidity risk arises if the Company and its subsidiaries have difficulties to meet the financial liabilities when financial liability is due. Liquidity risk management means maintaining sufficient cash and cash equivalent balances in the effort to fulfill the financial liability of the Company and its subsidiaries. The Company and its subsidiaries are continuously analyzed for overseeing the liquidity ratios of the statement of financial position, such as among others, liquidity ratio, debt equity ratio to the required terms of debt agreements.
159
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
44. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
44. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Berikut ikhtisar nilai tercatat dan estimasi nilai wajar instrumen keuangan Perusahaan yang dinyatakan dalam neraca: Nilai Tercatat/ Carrying Value Aset Keuangan Kas dan setara kas Surat berharga Piutang usaha Piutang lain-lain Pendapatan yang masih harus diterima
Jumlah Liabilitas Keuangan Biaya masih harus dibayar Hutang pembelian aset tetap Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka Hutang Jaminan Jumlah
Here's an overview of the carrying value and estimated fair value of financial instruments are stated in the balance: Nilai Wajar/ Fair Value
2.149.413.452.975 116.082.544.698 203.729.322.928 8.453.461.237 168.236.570.355
2.149.413.452.975 116.082.544.698 203.729.322.928 8.453.461.237 168.236.570.355
Financial assets Cash and cash equivalents Securities Accounts receivable Other receivables Revenue receivable
2.645.915.352.193
2.645.915.352.193
Total
236.083.695.860 137.459.295.956 112.619.200.584 17.443.622.997
236.083.695.860 137.459.295.956 112.619.200.584 17.443.622.997
503.605.815.397
503.605.815.397
Financial liabilities Accrued expenses Debt purchase of fixed assets
Other payables Revenue received in advance
Debt Guarantee Total
Seluruh nilai tercatat instrumen keuangan mendekati nilai wajar dari instrumen keuangan tersebut. Berikut ini adalah metode dan asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dari setiap golongan instrumen keuangan Perusahaan:
The entire carrying value of financial instruments close to the fair value of financial instruments. Here is a method and assumptions used in estimating the fair value of each class of financial instrument:
Kas dan setara kas, piutang lain-lain dan pendapatan yang masih harus diterima. Seluruh aset keuangan di atas merupakan aset keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari aset keuangan tersebut.
Cash and cash equivalents, other receivables and accrued income. The entire financial assets over the short-term financial assets that will mature in 12 months so that the carrying value of financial assets has been reflected in the fair value of financial assets.
Untuk surat berharga, berupa obligasi yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual, maka nilai wajarnya didasarkan atas kuotasi harga pasar terakhir yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia pada tanggal 31 Desember 2011.
For securities, which are classified in the form of bonds available for sale, the fair value based on recent market price quotations published by the Indonesia Stock Exchange on December 31, 2011.
160
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
44. NILAI WAJAR ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
44. FAIR VALUE OF FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Untuk surat berharga reksadana yang diklasifikasikan tersedia untuk dijual, nilai wajarnya ditentukan berdasarkan kuotasi harga pasar reksadana untuk setiap reksadana yang dimiliki pada tanggal 31 Desember 2011.
For mutual fund securities are classified as available for sale, fair value is determined based on market price quotations for each mutual fund held on December 31, 2011.
Piutang usaha dihitung berdasarkan nilai wajar dan diturunkan melalui akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Accounts receivable is calculated based on the fair value and lowered through the allowance account and the amount of losses recognized in comprehensive income.
Biaya masih harus dibayar, hutang pembelian aset, hutang lain-lain, pendapatan yang masih harus diterima. Seluruh liabilitas keuangan tersebut merupakan kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 bulan sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari liabilitas keuangan.
Accrued expenses, debt purchase of assets, other payables, accrued income. The entire financial liability is a short-term obligations that will mature in 12 months so that the carrying value of financial assets has been reflected in the fair value of financial liabilities.
Hutang jaminan merupakan liabilitas jangka panjang, sehingga nilai tercatat aset keuangan tersebut telah mencerminkan nilai wajar dari liabilitas keuangan.
Guaranteed debt is long-term liabilities, so that the carrying value of financial assets has been reflected in the fair value of financial liabilities.
161
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
45. IKHTISAR RASIO KEUANGAN PENTING
45. SUMMARY OF KEY FINANCIAL RATIOS
Keterangan 1 Kas dan Setara Kas (KS) Piutang Usaha (PU) Persediaan (SD) Aset Lancar (AL) Penyusutan dan Amortisasi (PA) Jumlah Aset (JA) Liabilitas Lancar (KL) Jumlah Liabilitas (JK) Modal Kerja Bersih (MKB) = (AL - KL) Akumulasi Saldo Laba (RE) Ekuitas (EK) Laba Bersih (LRB) Modal Sendiri (MS) = (EK - LRB) Pajak Penghasilan (PJ) Jumlah Pendapatan Usaha (JPU) Laba (Rugi) Kotor (LK) EBIT = (LRB + BP + PJ)
2011 2
2010 3
Deviasi (%) 4=(2-3)/3
2.149.413.452.975 307.138.874.569 14.280.948.523 2.995.486.263.566 381.963.988.635 9.975.224.435.898 551.755.903.610 320.313.630.823 2.443.730.359.955 4.714.164.018.684 9.103.154.901.465 1.090.193.260.611 8.012.961.640.853 388.292.950.336 3.495.410.661.910 3.495.410.661.910 1.478.486.210.947
2.247.855.011.821 277.542.294.248 15.980.225.232 2.912.845.451.682 306.173.884.405 9.149.163.241.142 526.888.259.030 320.534.235.230 2.385.957.192.652 4.134.507.161.296 8.301.740.746.882 1.035.606.925.256 7.266.133.821.626 346.572.849.550 3.106.370.373.558 3.106.370.373.558 1.382.179.774.806
(0,04) 0,11 (0,11) 0,03 0,25 0,09 0,05 (0,00) 0,02 0,14 0,10 0,05 0,10 0,12 0,13 0,13 0,07
542,90 445,22 389,56
552,84 479,30 426,63
(0,02) (0,07) (0,09)
3,21 3,52
3,50 3,86
(0,08) (0,09)
244,76 0,031 32,07
194,39 0,030 32,61
0,26 0,01 (0,02)
13,61 18,65 31,19 53,23
14,25 18,45 33,34 54,35
(0,05) 0,01 (0,06) (0,02)
194,28
177,39
0,10
Rasio Likuiditas Rasio Lancar (AL/KL), kali Rasio Cepat (KS + PU) / KL, kali Rasio Kas (KS / KL), kali Rasio Leverage
Rasio Liabilitas atas Aset (JK/JA), % Rasio Liabilitas atas Ekuitas (JK/EK), %
Rasio Aktivitas
Rasio Perputaran Persediaan (JPU/SD), Kali Rasio Perputaran Aset (PU/JA), Kali Rasio Penagihan Rata2 (PU/JPU x 365), Hari
Rasio Profitabilitas
Rasio Imbalan Ekuitas (LRB/MS), % Rasio Imbalan Investasi (EBIT + PA) / JA, % Rasio Marjin Laba atas Penjl. (LRB / JPU), % Rasio EBITDA atas Penjualan, % (EBIT + Penyusutan Aset + Amortisasi)/JPU
Rasio Z-Score Model
Z-Score Model Z = (6,56 x MKB) / JA + (3,26 x RE) / JA + (1,05 x EBIT) / JA + (6,72 x EK) / JK
162
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
45. IKHTISAR RASIO KEUANGAN PENTING (Lanjutan)
1)
2)
45. SUMMARY (Continued)
OF
KEY
FINANCIAL
RATIOS
Rasio Likuiditas adalah ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya.
1) Liquidity ratio is a measure used to calculate the company's ability to meet its short-term liabilities.
Adapun tingkat kemampuan PT Angkasa Pura II (Persero) tahun 2011 dalam memenuhi liabilitas jangka pendeknya ditunjukkan dengan:
The level of PT Angkasa Pura II (Persero) in 2011 to meet its short-term liabilities are indicated by:
• Rasio Lancar mencapai sebanyak 542,90 kali. • Rasio Cepat mencapai sebanyak 445,22 kali. • Rasio Kas mencapai sebanyak sebesar 389,56 kali.
• Current ratio as high as 542.90 times. • Quick ratio is as high as 445.22 times. Cash ratio reached as much as by 389.56 times.
Dibanding dengan tahun 2010, rasio lancar, rasio likuiditas lainnya tahun 2011 menurun secara tidak signifikan. Secara umum likuiditas perusahaan di tahun 2011 masih sangat baik dalam memenuhi kebutuhan likuitasnya.
Compared to 2010, current ratio, liquidity ratio decreased more in 2011 were not significant. In general, the company's liquidity in 2011 is still very good in meeting the needs likuitasnya.
Rasio Leverage adalah ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala liabilitasnya apabila saat ini perusahaan dilikuidasi.
2) Leverage ratio is a measure used to calculate the company's ability to meet all current liabilities if the company liquidated.
Adapun tingkat kemampuan PT Angkasa Pura II (Persero) tahun 2011 dalam memenuhi liabilitas apabila dilakukan likuidasi pada saat ini ditunjukkan dengan:
The level of PT Angkasa Pura II (Persero) in 2011 to meet the liability, if done at the time of liquidation is indicated by:
• Rasio Liabilitas atas Aset sebesar 3,21%. • Rasio Liabilitas atas Ekuitas sebesar 3,52%.
• Ratio of Liabilities over Assets of 3.21%. • Liabilities for Equity ratio of 3.52%.
Dibandingkan dengan tahun 2010, terjadi penurunan dalam rasio leverage perusahaan tahun 2011, sehingga menunjukkan semakin mampu dalam memenuhi kebutuhan solvabilitasnya.
Compared to 2010, a decline in the company's leverage ratio in 2011, thus showing more able to meet its solvency requirements.
163
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
45. IKHTISAR RASIO KEUANGAN PENTING (Lanjutan)
3)
4)
45. SUMMARY (Continued)
OF
KEY
FINANCIAL
RATIOS
Rasio Aktivitas adalah ukuran yang dipergunakan untuk menghitung tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
Activity ratio is a measure used to calculate the effectiveness of the company in utilizing all available resources in its control.
Adapun tingkat efektivitas PT Angkasa Pura II (Persero) tahun 2011 dalam mengendalikan sumber daya yang dimiliki ditunjukkan dengan:
As for the effectiveness of PT Angkasa Pura II (Persero) in 2011 to control its resources are indicated by:
• Rasio Perputaran Persediaan sebanyak 244,76 kali. • Rasio Perputaran Aset sebanyak 0,03 kali. • Rasio Liabilitas atas Aset sebesar 32,07 hari.
• Inventory Turnover ratio is 244.76 times as much. • Asset Turnover ratio is 0.03 times as much. • Liabilities Assets Ratio of 32.07 days.
Dibandingkan dengan tahun 2010, Rasio Perputaran Persediaan dan Rasio Perputaran Aset tahun 2011 terjadi kenaikan, sedangkan Rasio Penagihan tahun 2011 terjadi penurunan jumlah hari perputaran penagihan dari tahun lalu. Dengan demikian, secara umum aktivitas perusahaan tahun 2011 dalam kondisi yang sangat baik dan terjadi peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
Compared to 2010, and Inventory Turnover Ratio Asset Turnover Ratio in 2011 there was an increase, while the ratio in 2011 Billing decrease the number of days of the billing cycle last year. Thus, the general activity of the company in 2011 in very good condition and there was an increase over the previous year.
Rasio Profitabilitas atau rasio kemampuan laba perusahaan adalah ukuran yang dipergunakan untuk menghitung hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan manajemen yang akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan.
Profitability ratios or the ratio of earnings capacity is a measure used to calculate the net outcome of various policy and management decisions that will provide a final answer about the effectiveness of management in managing the company.
Adapun tingkat profitabilitas PT Angkasa Pura II (Persero) tahun 2011 ditunjukkan dengan:
The level of profitability PT Angkasa Pura II (Persero) in 2011 is indicated by:
• Rasio Imbalan Ekuitas sebesar 13,61%. • Rasio Imbalan Investasi sebesar 18,65%. • Rasio Margin Laba atas Penjualan sebesar 31,19%. • Rasio EBITDA atas Penjualan sebesar 53,23%.
• Return Equity ratio of 13.61%. • Investment Return Ratio of 18.65%. • Profit Margin on Sales Ratio of 31.19%.
164
• EBITDA on sales ratio of 53.23%.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
45. IKHTISAR RASIO KEUANGAN PENTING (Lanjutan)
45. SUMMARY (Continued)
OF
KEY
FINANCIAL
RATIOS
Dibandingkan dengan tahun 2010, rasio Imbalan Ekuitas, rasio Margin Laba atas Penjualan, dan rasio EBITDA atas Penjualan mengalami penurunan tidak signifikan pada tahun 2011, sedangkan rasio Imbalan Investasi kenaikan pada tahun 2011. Dengan demikian, secara umum ditinjau dari aspek profitabilitas PT Angkasa Pura II (Persero) tahun 2011 adalah cukup baik.
Compared to 2010, the ratio of Equity Return, Profit Margin on Sales ratio, and the ratio of EBITDA over sales did not decline significantly in 2011, while the ratio of Discount Investment increases in 2011. Thus, it is generally viewed from the aspect of profitability PT Angkasa Pura II (Persero) in 2011 is pretty good.
Berdasarkan hasil analisis indikator menggunakan Zscore model atau suatu ukuran yang dipergunakan untuk menilai kelangsungan usaha (going concern) perusahaan yang menggunakan kombinasi beberapa formula analisis rasio keuangan yang dikembangkan oleh Edwards Altman yang dikenal dengan Z - score model dengan mengacu beberapa indikator diantaranya:
Based on the analysis of indicators using the Zscore model or a measure used to assess the continuity of business (going concern) company that uses a combination of financial ratio analysis formula developed by Edwards Altman, known as Z - score model with reference to some of the indicators are:
Jika hasilnya Z < 1,23 mengindikasikan kelangsungan usaha dalam prediksi Pailit. Jika hasilnya 1,23 > Z < 2,90 mengindikasikan kelangsungan usaha dalam prediksi Gray Area.
• If the result Z <1.23 indicates the continuity of business in bankruptcy prediction. • If the result is 1.23> Z <2.90 indicates the continuity of business in the prediction of Gray Area. • If the result is Z> 2.90 indicates the survival of the prediction is not Bankruptcy.
• •
•
Jika hasilnya Z > 2,90 mengindikasikan kelangsungan usaha dalam prediksi Tidak Pailit.
Dari hasil perhitungan Z-score model tahun 2011 dan 2010 masing-masing sebesar 194,28 dan 177,39 maka sesuai hipotesis bahwa, perolehan angka Z < 1,23 yang memprediksi bahwa perusahaan tidak dalam kondisi pailit, tetapi perhitungan Z-score tahun 2011 menunjukkan angka 194,28 telah terjadi kenaikan dibandingkan dengan Z-score tahun 2010 sebesar 177,39. Dengan demikian, PT Angkasa Pura II (Persero) "semakin aman" dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (going concern) .
165
From the calculated Z-score model year 2011 and 2010 amounted to 194.28 and 177.39 then the corresponding hypothesis is that, the scoring Z <1.23 are predicting that the company is not under bankruptcy, but the calculation of Z-score in 2011 shows the number 194.28 has been an increase compared to the Z-score of 177.39 in 2010. Thus, PT Angkasa Pura II (Persero) "more secure" in maintaining the continuity of their business (going concern).
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
46. RECLASSIFICATION
46. REKLASIFIKASI AKUN Untuk tujuan kesebandingan dengan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011, beberapa akun laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2010, dengan rincian sebagai berikut:
For the purposes of proportionality to the financial statements for the year ended December 31, 2011, some account statement of financial position on December 31, 2010 and 1 January 2010/31 December 2010, with the following details:
Reklasifikasi Akun Sebelum Sesudah 31 Desember 2010 (1) Investasi Jangka Pendek Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (2) Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Usaha Berelasi (3) Aset Tetap Aset Tanah Property Investasi Aset Tanah (4) Aset Tetap Aset Bangunan Gedung Property Investasi Bangunan Gedung (5) Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Akumulasi Property Investasi Bangunan Gedung (6) Aset lain-lain tanah ex pool PPD Property Investasi (7). Aset Tetap Aset KSO Property Investasi Aset KSO (8) Akumulasi Penyusutan Aset KSO Akumulasi Property Investasi Aset KSO (9) Aset Tetap dalam konstruksi Aset Lain-lain Aset dalam konstruksi (10) Aset lain-lain proyek kulanamu Aset Lain-lain Aset dalam konstruksi (11) Hutang Pembelian Aset Hutang Lain-lain Jumlah
166
110.100.842.064 116.966.145.866 41.520.050.074 519.090.200.166 143.092.786.503 56.088.006.568 30.548.637.765 3.614.636.809 1.321.235.920.353 175.010.014.098 6.075.035.579 -
110.100.842.064 116.966.145.866 41.520.050.074 519.090.200.166 143.092.786.503 56.088.006.568 30.548.637.765 3.614.636.809 1.321.235.920.353 175.010.014.098 6.075.035.579
2.523.342.275.845
2.523.342.275.845
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
46. REKLASIFIKASI AKUN (Lanjutan)
46. RECLASSIFICATION (Lanjutan) Reklasifikasi Akun Sesudah Sebelum
1 Januari 2010/31 Desember 2009 (1) Investasi Jangka Pendek Aset Keuangan Tersedia Untuk Dijual (2) Piutang Usaha Pihak Ketiga Piutang Usaha Berelasi (3) Aset Tetap Aset Tanah Property Investasi Aset Tanah (4) Aset Tetap Aset Bangunan Gedung Property Investasi Bangunan Gedung (5) Akumulasi Penyusutan Bangunan Gedung Akumulasi Property Investasi Bangunan Gedung (6) Aset lain-lain tanah ex pool PPD Property Investasi (7). Aset Tetap Aset KSO Property Investasi Aset KSO (8) Akumulasi Penyusutan Aset KSO Akumulasi Property Investasi Aset KSO (9) Aset Tetap dalam konstruksi Aset Lain-lain Aset dalam konstruksi (10) Aset lain-lain proyek kulanamu Aset Lain-lain Aset dalam konstruksi (11) Hutang Pembelian Aset Hutang Lain-lain Jumlah Reklasifikasi akun-akun tersebut diatas mempengaruhi saldo laba (rugi) perusahaan.
tidak
47. KEJADIAN SETELAH TANGGAL LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA)
148.361.187.442 73.624.509.452 41.513.504.988 500.707.229.155 129.182.469.869 56.088.006.568 29.665.476.961 2.586.242.828 510.591.418.196 175.010.014.098 14.185.193.579 -
148.361.187.442 73.624.509.452 41.513.504.988 500.707.229.155 129.182.469.869 56.088.006.568 29.665.476.961 2.586.242.828 510.591.418.196 175.010.014.098 14.185.193.579
1.681.515.253.136
1.681.515.253.136
Reclassification of the accounts mentioned above do not affect the balance of income (loss) firms.
47. SUBSEQUENT EVENT POSITION (BALANCE)
Tidak ada peristiwa/kejadian penting setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) konsolidasi yang berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasi.
167
REPORT
FINANCIAL
No incidents / significant events after the date of statement of financial position (balance sheet) a significant effect on the consolidated financial statements.
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) AND SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the Year Ended December 31, 2011
(Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010, dan Tanggal 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dalam Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain)
(With Comparative Figures for The Year Ended December 31, 2010, and as of January 1, 2010/31 December 2009 are Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
48 TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN . KONSOLIDASI Manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan konsolidasi PT Angkasa Pura II (Persero) dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 yang diselesaikan pada tanggal 15 Maret 2012.
168
48. RESPONSIBILITY STATEMENTS
FOR
FINANCIAL
The management of PT Angkasa Pura II (Persero) is responsible for the consolidation of PT Angkasa Pura II (Persero) and its subsidiaries for the year ended December 31, 2011 which was completed on March 15, 2012.
LAMPIRAN ATTACHMENT
Lampiran / Attachment 1
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (PARENT COMPANY ONLY)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka Tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain) ASET
Aset Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihak Berelasi Pihak Ketiga
(Setelah dikurangi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp128.233.829.147; Rp107.584.727.709; dan Rp103.557.401.893
Piutang Lain-lain Persediaan, Bersih Beban Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka Pendapatan yang Masih Harus Diterima Uang Muka Dividen Jumlah Aset Lancar Aset Tidak Lancar Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Penyertaan pada Perusahaan Asosiasi Piutang kepada Pihak-pihak yang Berelasi Jangka Panjang Properti Investasi (Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp156.822.154.852; Rp143.092.786.503; dan Rp129.182.469.869).
31 Desember 2011
FINANCIAL POSITION REPORT (BALANCE SHEETS) Dated December 31, 2011 (With Comparative Balance as of December 31, 2010 and Januari 1, 2010 / December 31, 2009 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
31 Desember 2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
2.146.528.968.032
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
131.244.838.440 202.800.933.927
116.966.145.866 160.576.148.383
73.624.509.452 152.680.183.599
8.045.833.713 14.207.557.968 39.309.257.086 307.320.341.767 168.236.570.355 -
6.409.876.858 15.980.225.232 23.750.446.128 179.570.763.036 128.736.834.358 33.000.000.000
6.145.922.752 14.919.571.739 27.343.283.092 141.231.654.183 140.731.485.748 25.000.000.000
3.017.694.301.288
2.912.845.451.682
2.767.646.797.093
116.082.544.698 370.864.390.619
110.100.842.064 357.215.325.644
148.361.187.442 346.291.535.430
172.753.032.474
203.141.403.661
217.422.140.706
509.988.939.158
500.539.471.261
JUMLAH ASET
(Net of Allowance for Doubtful Accounts Date. 31 Dec 2011 and 2010, and 1Jan. 2010/31 Dec 2009 amounted to Rp128.233.829.147; Rp107.584.727.709; and Rp103.557.401.893)
Other Receivables Inventories, Net Prepaid Expenses Prepaid Taxes Accrued income Dividend Advances Total of Current Assets Non-Current Assets Financial assets available for sale inclusion Accounts Receivable Relate Parties - Long Term Investment property
496.205.504.975 Fixed Assets
(Setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing sebesar Rp2.754.169.709.864.486; Rp2.485.888.910.224; dan Rp2.213.866.477.700).
Jumlah Aset Tidak Lancar
Current Assets Cash and Cash Equivalents Accounts Receivable Related Parties Third Party
(Net of accumulated depreciation and impairment of date. 31 Dec 2011 and 2010, and 1Jan. 2010/31 Dec 2009 amounted to Rp156.822.154.852; Rp143.092.786.503; and Rp129.182.469.869).
Aset Tetap
Goodwill Aset Lain-lain
ASSETS
(Net of accumulated depreciation and impairment as of. 31 December 2011 and 2010, and 1Jan. 2010/31 Dec 2009 amounted to Rp2.628.194.346.285; Rp2.339.181.486.885; and Rp2.082.097.765.000).
3.821.276.063.960
3.536.818.204.839
3.439.786.722.117
203.205.000 1.956.945.619.928
1.528.502.541.991
840.024.889.800
6.948.113.795.838
6.236.317.789.460
5.488.091.980.470
Total of Non-Current Assets
9.965.808.097.126
9.149.163.241.142
8.255.738.777.563
TOTAL ASSETS
Goodwill Other Assets
.
Lampiran / Attachment 2
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (PARENT COMPANY ONLY)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka Tanggal 31 Desember 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
LIABILITAS DAN EKUITAS
31 Desember 2011
.
FINANCIAL POSITION REPORT (BALANCE SHEETS) Dated December 31, 2011 (With Comparative Balance as of December 31, 2010 and Januari 1, 2010 / December 31, 2009 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
31 Desember 2010
1 Januari 2010/ 31 Desember 2009
EQUITY AND LIABILITIES Liabilities
Liabilitas Liabilitas Jangka Pendek Biaya yang Masih Harus Dibayar Hutang Pihak Berelasi Hutang Dana Pensiun Hutang Lain-lain Pendapatan Diterima Dimuka Hutang Pajak Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas Pajak Tangguhan Hutang Jaminan Pendapatan Tangguhan Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Dana Titipan Program THT Dana Titipan BUMN Peduli Jumlah Liabilitas Jangka Panjang Jumlah Liabilitas
Liabilities Short-Term 232.422.131.163 562.105.940 2.815.581.422 137.459.295.956 108.152.624.669 62.355.005.884
219.416.629.768 2.150.483.750 96.562.071.993 99.693.198.749 109.065.874.770
224.868.013.708 4.872.171.851 106.904.676.910 86.286.826.317 104.319.720.203
543.766.745.034
526.888.259.030
527.251.408.989
Total of Short-Term Liabilities
25.932.202.174 17.443.622.997 106.766.119.884 55.109.958.050 61.793.434.251 51.840.089.467
24.578.983.714 13.505.805.872 116.023.297.909 52.219.739.778 41.978.912.229 72.227.495.728
27.169.077.475 12.635.474.738 122.194.749.925 47.885.100.104 9.110.606.176 -
Long-Term Liabilities Deferred Tax Liability Debt Guarantee Deferred revenue Post-Employment Benefits Liability Deposits fund THT Program Deposits state funds Cares Scholarship Program
318.885.426.823
320.534.235.230
218.995.008.418
Total of Long-Term Liabilities
862.652.171.857
847.422.494.260
746.246.417.407
Total Liabilities
Accrued expenses Related Parties Payables Other Payables Debt Retirement Fund Revenue received in advance Tax Payable
Equity
Ekuitas Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Modal dasar 7.600.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000.000 per saham. Ditempatkan dan disetor penuh tgl. 31 Des. 2011 dan 2010, serta 1 Jan. 2010/31 Des. 2009 masing-masing jumlahnya sama sebanyak 1.900.000 saham. Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) Modal Disetor Lainnya Penyertaan Modal Pemerintah Jumlah Modal Cadangan Umum Saldo Laba Laba Belum Direalisasi atas Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Kepentingan Non Pengendali Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Equity attributable to owners of the parent entity
The authorized capital of 7.6 million shares with par value per share 1,000,000. Issued and fully paid-up date. 31 December 2011 and 2010, and Jan. 1. 2010/31 December 2009 respectively the same number as many as 1.9 million shares.
1.900.000.000.000
1.900.000.000.000
1.900.000.000.000
2.221.583.208.610 81.099.573.644 174.578.330.448
2.062.172.739.414 81.099.573.644 118.955.039.293
2.064.066.739.414 81.099.573.644 118.955.039.293
Government assistance is not defined status (BPYBDS) Other Paid-in Capital Government Equity
4.377.261.112.702
4.162.227.352.351
4.164.121.352.351
Total Capital
3.606.699.689.327 1.107.464.329.356
3.081.629.167.296 1.052.877.994.000
2.463.290.213.570 882.080.794.235
General reserves Retained Earnings
11.730.793.884 9.103.155.925.270 9.103.155.925.270
5.006.233.235 8.301.740.746.882 8.301.740.746.882
7.509.492.360.156 7.509.492.360.156
Unrealized Gain on Financial Assets Available for Sale
9.965.808.097.126
9.149.163.241.142
8.255.738.777.563
TOTAL EQUITY AND LIABILITIES
Non-Controlling interests
Total Equity
Lampiran / Attachment 3
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010 yang Tidak Dikonsolidasi) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain) 2011 Pendapatan Usaha Pendapatan Aeronautika Pendapatan Non Aeronautika Pendapatan Kargo Jumlah Pendapatan Usaha Pendapatan Lain-lain Beban Pegawai Beban Pemeliharaan & Supplies Beban Utilitas Beban Umum dan Aset Dibiayakan Beban Penyisihan dan Penurunan Nilai Piutang Beban Penyusutan Aset Tetap dan Amortisasi Beban Lain-lain Laba sebelum Pajak
Pendapatan Komprehensif Berjalan Setelah Pajak
3.488.532.762.999
3.106.370.373.558
221.618.148.429 (837.445.115.888) (274.023.247.499) (267.195.548.284) (397.787.521.734) (22.395.491.434) (381.963.363.693) (56.321.488.627)
1.083.372.965.475 Lain
Total Laba Komprehensif Tahun Berjalan Laba yang dapat Diatribusikan kepada : Pemilik Entitas Induk Kepentingan Non Pengendali
254.731.477.129 (776.730.634.935) (202.667.725.340) (245.360.092.634) (326.811.570.212) (10.286.553.913) (306.173.884.405) (113.481.708.204) 1.379.589.681.044
Operating Revenues Aeronautical Revenues Non-Aeronautical Revenue Cargo Revenues Total Operating Revenues Other Income Employee Expenses Maintenance & Supplies Expenses Utilities Expense General and Assets Expenses Impairment of Receivables and Allowance Expenses
Depreciation and Amortization Expenses Other Expenses Income before Tax Income before Tax Current Tax Deferred Tax
(346.572.849.550) 2.590.093.762 1.035.606.925.256
Net Profit Other Comprehensive Income after Tax Current Year
Tahun
Laba dari Kepentingan Non Pengendali
Jumlah
2.375.757.489.923 682.248.275.473 48.364.608.162
(388.292.950.336) (1.353.218.459)
Laba Bersih
2010
2.644.887.309.634 789.037.821.943 54.607.631.422
1.473.019.134.270
Penghasilan (Beban) Pajak Pajak Kini Pajak Tangguhan
(PARENT COMPANY ONLY) For the Year Ended December 31, 2011 (With a Comparative Figures for Year Ended Dated December 31, 2010 are not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
6.820.295.136
-
Financial assets available for Sale
1.090.193.260.611
1.035.606.925.256
Total Comprehensive Income Current Year
1.090.193.260.611 -
-
Profit attributable to: Owner of the Parent Entity Non-Controlling Interests
1.090.193.260.611
1.035.606.925.256
Total
Saldo per 31 Desember 2011
4.377.261.112.702
55.623.291.155 159.410.469.196 -
-
Tambahan Modal Disetor Lainnya BPYBDS Laba Bersih Tahun 2011
525.070.522.032
-
-Cadangan CadanganUmum Umum
3.606.699.689.327
-
525.070.522.032
-
-Program ProgramBina BinaLingkungan Lingkungan
-
-
3.081.629.167.295
-
618.338.953.725 618.338.953.725
2.463.290.213.570
-
-
4.162.227.352.351
(1.894.000.000) -
-
4.164.121.352.351
Cadangan Umum
-Program ProgramKemitraan Kemitraan
Pembagian Laba Perusahaan Tahun 2010 : -Deviden Deviden
Saldo Tanggal 31 Desember 2010
Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) Laba Bersih Tahun 2010
Pembagian Laba Perusahaan Tahun 2009 : Deviden Program Kemitraan Program Bina Lingkungan Cadangan Umum Jumlah
Saldo Tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009
Modal
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
11.730.793.884
6.724.560.649
-
-
-
-
-
5.006.233.235
5.006.233.235
-
-
Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual
1.107.464.329.356
1.090.193.260.611
(1.035.606.925.256)
(525.070.522.032)
(20.712.138.505)
(20.712.138.505)
(469.112.126.214)
1.052.877.994.001
1.035.606.925.256
(216.202.431.373) (12.972.145.882) (17.296.194.510) (618.338.953.725) (864.809.725.490)
882.080.794.235
Saldo Laba
9.103.155.925.269
55.623.291.155 159.410.469.196 1.096.917.821.261
55.623.291.155 159.410.469.196 1.096.917.821.261 9.103.155.925.269
(510.536.403.224)
-
(20.712.138.505)
(20.712.138.505)
(469.112.126.214)
8.301.740.746.882
(1.894.000.000) 1.040.613.158.491
(216.202.431.373) (12.972.145.882) (17.296.194.510) (246.470.771.765)
7.509.492.360.156
Jumlah Ekuitas
(510.536.403.224)
-
(20.712.138.505)
(20.712.138.505)
(469.112.126.214)
8.301.740.746.882
(1.894.000.000) 1.040.613.158.491
(216.202.431.373) (12.972.145.882) (17.296.194.510) (246.470.771.765)
7.509.492.360.156
Total
Balance at December 31, 2011
Other additional paid-in capital BPYBDS Comprehensive Year 2011 Earnings
- General Backup
- Community Development Program
- Partnership Program
- Dividend
Profit sharing Company of the Year 2010:
Balance Date December 31, 2010
Status (BPYBDS) Comprehensive Year 2010 Earnings
Profit sharing Company of the Year 2009: Dividend Partnership program Community Development Program General reserves Total
Balance Date January 1, 2010 / December 31, 2009
(PARENT COMPANY ONLY) CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Year Ended December 31, 2011 (With Comparative Figures for Year Ended December 31, 2010 Is Not Consolidated) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO)
Lampiran / Attachment 4
Lampiran / Attachment 5
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (INDUK PERUSAHAAN SAJA) LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Dengan Perbandingan Angka untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2010) (Dinyatakan Dalam Rupiah Penuh, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (PARENT COMPANY ONLY) CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOW For the Year Ended December 31, 2011 (With a Comparative Figures for Year Ended Dated December 31, 2010) (Expressed in Rupiah, Unless Uderwise Stated) 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Laba ( Rugi ) Bersih setelah Pajak Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi Kas : Beban Penyusutan dan Amortisasi Laba (Rugi) Selisih Kurs (Penurunan) Kenaikan Laba S. Berharga yg Blm Direalisasikan Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih dan Penurunan Nilai Ditambah (dikurangi) dengan : Penurunan (Kenaikan) Aset Keuangan yang Tersedia untuk Dijual Penurunan (Kenaikan) Piutang Usaha Penurunan (Kenaikan) Piutang Lain-lain Penurunan (Kenaikan) Persediaan Penurunan (Kenaikan) Biaya Dibayar Dimuka Penurunan (Kenaikan) Pajak Dibayar Dimuka Penurunan (Kenaikan) Pendapatan YMH Diterima Penurunan (Kenaikan) Aset Properti investasi Penurunan (Kenaikan) Uang Muka Dividen Penurunan (kenaikan) Aset lain-lain (Penurunan) Kenaikan Biaya YMH Dibayar (Penurunan) Kenaikan Hutang Dana Pensiun (Penurunan) Kenaikan Hutang Titipan Program THT (Penurunan) Kenaikan Titipan Program BUMN Peduli (Penurunan) Kenaikan Hutang Lain-lain (Penurunan) Kenaikan Pendapatan Diterima Dimuka (Penurunan) Kenaikan Hutang Jaminan (Penurunan) Kenaikan Hutang Pajak (Penurunan) Kenaikan Pendapatan Tangguhan (Penurunan) Kenaikan Liabilitas Imbalan Paska Kerja (Penurunan) Kenaikan Liabilitas Pajak Tangguhan (Penurunan) Kenaikan Piutang kepada Pihak-pihak Berelasi Jumlah Arus Kas Bersih dari Kegiatan Operasi ARUS KAS DARI KEGIATAN INVESTASI Penurunan (kenaikan) Penyertaan pada Perusahaan Asosiasi Penurunan (kenaikan) Aset Tetap Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi ARUS KAS DARI KEGIATAN PENDANAAN (Penurunan) Kenaikan Hutang Jaminan (Penurunan) Kenaikan Penyertaan Modal Pemerintah (Penurunan) Kenaikan Modal (Penurunan) Kenaikan Cadangan Umum Jumlah Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan Kenaikan (Penurunan) Bersih - Kas dan Setara Kas
1.083.372.965.475
2010 1.035.606.925.255
340.559.375.680 (7.898.265.424) 6.724.560.649 22.395.491.434
306.173.884.405 15.628.567.948 5.006.233.235 10.286.553.913
(5.981.702.634) (48.605.212.694) (1.635.956.855) 1.772.667.264 (15.558.810.958) (127.749.578.731) (39.499.735.997) (9.449.467.897) 33.000.000.000 (428.443.077.937) 13.005.501.395 665.097.672 19.814.522.022 (20.387.406.261) 40.897.223.963 8.459.425.920 3.937.817.125 (46.710.868.886) (9.257.178.025) 2.890.218.272 1.353.218.460 30.388.371.187
38.260.345.382 (72.443.893.875) (263.954.106) (1.060.653.493) 3.592.836.964 (38.339.108.853) 11.994.651.389 (8.000.000.000) 122.166.849.967 (5.451.383.940) (2.721.688.101) 32.868.306.053 41.959.155.336 (16.514.056.934) 13.406.372.432 4.746.154.567 4.334.639.674 (2.590.093.761) 9.571.907.861
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Profit (Loss) after Tax Add (deduct) items not affecting cash: Depreciation and Amortization Income (Loss) on foreign exchange (Decrease) Increase in Earnings S. Realizable securities which Allowance for Doubtful Accounts and Impairment Add (Deduct) to: Decrease (Increase) Financial Assets Available for Sale Decrease (Increase) Accounts Receivable Decrease (Increase) Other Receivables Decrease (Increase) Inventories Decrease (Increase) Prepaid Expenses Decrease (Increase) Prepaid Taxes Decrease (Increase) Accrued Income Decrease (Increase) Investment Property Decrease (Increase) Accrued Income Decrease (Increase) Dividend Advances Decrease (increase) in other assets (Decrease) Increase in Costs Paid (Decrease) Increase in Debt Retirement Fund (Decrease) Increase in Deposits Payable ENT Program (Decrease) Increase in Deposits SOE Care Program (Decrease) Increase in Other Payables (Decrease) Increase in Revenues Received Expenses (Decrease) Increase in Taxes Payable (Decrease) Increase in Deferred Revenue (Decrease) Increase in Post-Employment Benefits Liability (Decrease) Increase in Deferred Tax Liability (Decrease) Increase in Receivables Relate Parties
848.059.194.218
1.508.218.551.318
(13.649.064.975) (574.013.937.321)
(10.923.790.214) (1.218.183.835.571)
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Decrease (increase) Investments in Associates Decrease (increase) in Fixed Assets
(587.663.002.296)
(1.229.107.625.785)
The amount of Net Cash Flows from Investing Activities
3.937.817.125 55.623.291.155 103.787.178.041 (525.070.522.031)
870.331.132 (1.894.000.000) (216.202.431.373)
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES (Decrease) Increase in Debt Guarantee (Decrease) Increase in Government Equity (Decrease) Increase in Capital (Decrease) Increase in General Reserves
(361.722.235.710)
(217.226.100.241)
The amount of Net Cash Flows from Financing Activities
(101.326.043.788)
61.884.825.293
Kas dan Setara Kas - Saldo Awal
2.247.855.011.821
2.185.970.186.528
Kas dan Setara Kas - Saldo Akhir
2.146.528.968.032
2.247.855.011.821
The amount of Net Cash Flow from Operations
Increase (Decrease) Net - Cash and Cash Equivalents Cash and Cash Equivalents - Beginning Balance Cash and Cash Equivalents - Ending Balance
Lembar ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
Data Perusahaan
MANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYISIS
Corporate Data
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
459
Identitas Perusahaan Company’s Identity
Nama Name PT Angkasa Pura II (Persero) Alamat Address
DATA PERUSAHAAN
Soekarno-Hatta International Airport Building 600, PO BOX 1001/BUSH Jakarta 19120 Indonesia
460
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Telepon Phone (62-21) 550 5079, 550 5021 Faksimili Facsimile (62-21) 550 2141 E-mail E-mail
[email protected] Website www.angkasapura2.co.id Jumlah Jaringan Number of Networks 12 kantor cabang
12 branch offices
Jumlah Pegawai Number of Employees 4.449 orang
4,449 people
Bidang Usaha Line of Business 1. Pelayanan Jasa Kebandarudaraan 2. Pelayanan Jasa Terkait Bandar Udara
1. Airport Services 2. Airport-related Services
Kepemilikan Saham Shareholding 100% owned by the Republic of Indonesia
CORPORATE DATA
100% dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
461
Daftar Kantor Anak Perusahaan, Perusahaan Afiliasi, dan Kantor Cabang Subsidiary Office, Affiliated Company and Branch Office List Daftar Kantor Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi
Subsidiary Office and Affiliated Company List
PT Gapura Angkasa Gedung Sarana Penjaminan Lt. 3 & 3A Jl. Angkasa Blok B-9 Kav. 6 Kota Baru, Bandar Kemayoran Jakarta-10720 Tel : (62-21) 6545410 Fax : (62-21) 654 5408
PT Garuda Indonesia 3rd Floor Garuda Indonesia Management Building Soekarno-Hatta International Airport Cengkareng Tel : (62-21) 5591 5671 Fax : (62-21) 5591 5673
PT Railink Gedung Kereta Api Lt.1 Jl. Juanda 1B Jakarta Pusat Tel : (62-21) 350 2963 Fax : (62-21) 350 3235
PT Purantara Mitra Angkasa Dua Purantara Building Bandar Udara Soekarno-Hatta Tangerang 15000 Tel : (62-21) 5591 5001 Fax : (62-21) 550 0826
PT Angkasa Pura Solusi Terminal F. Arrival Hall, Room F9P67 Soekarno-Hatta Airport Jakarta 19120 Tel : (62-21) 550 5117 Fax : (62-21) 550 3093
Daftar Kantor Cabang Jakarta International Airport Soekarno-Hatta Building 601, PO Box 1001/BUSH Jakarta 19120 Tel : (62-21) 550 7300 Fax : (62-21) 550 6823 E-mail :
[email protected]
Sultan Iskandar Muda Airport Sultan Iskandar Muda Airport Banda Aceh 23372 Tel : (62-651) 213 41 Fax : (62-651) 635 352 E-mail :
[email protected]
Halim Perdanakusuma Airport Terminal Building, 2nd Floor Jakarta 13610 Tel : (62-21) 809 1108 Fax : (62-21) 809 3351 E-mail :
[email protected]
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang 30761 Tel : (62-711) 411 778 Fax : (62-711) 411 840 E-mail : ap2_plm@angkasapura2. co.id
Husein Sastranegara Airport Husein Sastranegara Airport Bandung 40001 Tel : (62-22) 604 1222 Fax : (62-22) 603 3971 E-mail :
[email protected]
Supadio Airport Supadio Airport Pontianak 78381 Tel : (62-561) 721 560 Fax : (62-561) 721 212 E-mail :
[email protected] Sultan Thaha Airport Sultan Thaha Airport, Jambi Tel : (62-741) 572 344 Fax : (62-741) 572 244
DATA PERUSAHAAN
462
Branch Office List
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Wilayah Kerja dan Lokasi Bandara Working Area and Airport Location
4 5 6
8
12 9
7
10
11 1
2
Jakarta RR
3
Ujung Pandang RR
5. Bandara Polonia Polonia Airport
9. Bandara Depati Amir Depati Amir Airport
2. Bandara Husein Sastranegara Husein Sastranegara Airport
6. Bandara Sultan Syarif Kasim II Sultan Syarif Kasim II Airport
10. Bandara Sultan Thaha Sultan Thaha Airport
3. Bandara Halim Perdanakusuma Halim Perdanakusuma Airport
7. Bandara Minangkabau Minangkabau Airport
11. Bandara SM Badaruddin II SM Badaruddin II Airport
4. Bandara Sultan Iskandar Muda Sultan Iskandar Muda Airport
8. Bandara Raja Haji Fisabilillah Raja Haji Fisabilillah Airport
12. Bandara Supadio Supadio Airport
CORPORATE DATA
1. Bandara Soekarno-Hatta Soekarno-Hatta Airport
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
463
BOARD OF COMMISSIONERS Herman Prayitno M. Iksan Tatang Rubani Pranoto Effendi Batubaru Tursandi Alwi
BOC SECRETARY Trisno Heryadi
PRESIDENT DIRECTOR Tri S. Sunoko HEAD OF CORPORATE PERFORMANCE MANAGEMENT
PRESIDENT DIRECTOR DEPUTY PRESIDENT DIRECTOR Tri S. Sunoko Rinaldo J Aziz
Daryanto
CHIEF OF AUCTION Agus Haryadi
Director OF OPERATIONS & ENGINEERINGS
Director OF COMMERCIALS & BUSINESS DEVELOPMENT
Salahudin Rafi
Sulistio Wijayadi
CHIEF OF CORPORATE RISK MANAGEMENT Mulyadi
CHIEF OF SME - CD Suprodjo
OPERATIONS & ENGINEERING DIRECTORATE
VICE PRESIDENT OF AIRPORT
VICE PRESIDENT OF AIR TRAFFIC
SERVICES
SERVICES
Rachmady D
Sutrisno
SOEKARNO-HATTA AIRPORT SENIOR GENERAL MANAGER
DATA PERUSAHAAN
Sudaryanto
464
GENERAL MANAGER BANDARA POLONIA Bram Bharoto Tjiptadi
VICE PRESIDENT OF ELECTRONICAL & ELECTRICAL MECH ENGINEERING Prijono Wodjo
COMMERCE & BUSINESS DEVELOPMENT DIRECTORATE
VICE PRESIDENT VICE PRESIDENT OF OF AIRPORT CIVIL ENGINEERING SERVICES
VICE PRESIDENT OF AVIATION BUSINESS
VICE PRESIDENT OF AIRPORT BUSINESS
Agung Sedayu Daryanto
Amran
Deni Krisnowibowo
GENERAL MANAGER BANDARA HALIM PERDANAKUSUMA
GENERAL MANAGER BANDARA SM. BADARUDDIN II
Iskandar Hary Susanto
T. Said Ridwan
struktur organisasi
organization structure ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
VICE PRESIDENT OF PROPERTY & SUBSIDIARY BUSINESS Wisnu Rahardjo
GENERAL MANAGER BANDARA MINANGKABAU
GENERAL MANAGER BANDARA S. SYARIF KASIM II
Agus Kemal Pramayudha
Anggono Raras Tirto Sakti
AUDIT COMMITTEE
HEAD OF INTERNAL AUDITORS Edy Suyanto
CORPORATE SECRETARY RP Hari Cahyono
Director OF FINANCE Laurensius Manurung
Director OF PERSONNEL & GENERAL AFFAIRS
HEAD OF STRATEGIC PLANNING & DEV.
Endang A. Sumiarsa
Cik Dien Hasan
HEAD OF INFORMATION TECHNOLOGY Didi Kristianto
HEAD OF LEGAL AFFAIRS Luthfy Edrus
FINANCE DIRECTORATE
Normal Sinaga
VICE PRESIDENT OF BUDGETING
VICE PRESIDENT OF ACCOUNTING
VICE PRESIDENT OF TREASURY
Erwin Syahputra
Erry Dwi Prasetyo
Sri Eviyanti
GENERAL MANAGER BANDARA H. SASTRANEGARA Eko Diantoro
GENERAL MANAGER BANDARA S. ISKANDARMUDA M. Wasfan Wahyu Widodo
VICE PRESIDENT OF HUMAN RESOURCES
VICE PRESIDENT OF HUMAN RESOURCES
DEVELOPMENT
ADMINISTRATION
Indah Suryandari
Saryono
VICE PRESIDENT OF GENERAL AFFAIRS Ari Subandrio
GENERAL MANAGER BANDARA RAJA HAJI FISABILILLAH
GENERAL MANAGER BANDARA DEPATI AMIR
GENERAL MANAGER BANDARA SULTAN THAHA
I Gusti Made Alit Aryana
Arif Darmawan
Abiyoso
CORPORATE DATA
GENERAL MANAGER BANDARA SUPADIO
PERSONNEL & GENERAL AFFAIRS DIRECTORATE
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
465
DATA PERUSAHAAN
Profil Bandara Airport Profile
466
Soekarno-Hatta International Airport
Polonia Airport
Sultan Syarif Kasim II Airport
Supadio Airport
SM Badaruddin II Airport
Minangkabau International Airport
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Halim Perdanakusuma Airport
Sultan Thaha Airport
Depati Amir Airport
Sultan Iskandar Muda Airport
Raja Haji Fisabilillah Airport ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
Husein Sastranegara Airport
467
Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan Professional Institution of the Company Supporting Dalam menunjang kelancaran kegiatan operasional
Within the smooth operation of the company, Angkasa
perusahaan, Angkasa Pura II menggunakan jasa dari
Pura II uses the service of professional institutions
lembaga profesi penunjang perusahaan sebagai berikut:
supporting the company as follows:
Notaris
Notary
Kantor Notaris Otty H.C. Ubayani, SH Gedung OH Center Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 69, Jakarta Selatan 12810
Kantor Notaris Otty H.C. Ubayani, SH OH Center Buliding Jl. Tebet Barat Dalam Raya No. 69, Jakarta Selatan 12810 South Jakarta
Konsultan Hukum
Legal Consultant
1.
Law of Offices Od Remy & Partners Manggala Wanabakti Blok IV, Lantai 8 Wing B, Jl. Gatot Subroto, Senayan-Jakarta.
1.
Law of Offices Od Remy & Partners Manggala Wanabakti Block IV, 8th Floor Wing B, Jl. Gatot Subroto, Senayan-Jakarta.
2.
LQQ Media Law Offices CITYLOFT SUDIRMAN Suite 10.21, Jl. K.H Mas Mansyur No.121, Jakarta Pusat 10220
2.
LQQ Media Law Offices CITYLOFT SUDIRMAN Suite 10.21, Jl. K.H Mas Mansyur No.121, Central Jakarta 10220
DATA PERUSAHAAN
3. Konsultan hukum pajak Mustofa & Rekan Jl. Utan Kayu Raya No.66B Telpon (021) 85911279
468
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
3. Konsultan hukum pajak Mustofa & Rekan Jl. Utan Kayu Raya No.66B Telpon (021) 85911279
CORPORATE DATA
Lembar ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
469
Lembar Pertanggungjawaban Laporan Tahunan Responsibility of Annual Report
Surat Pernyataan tentang Tanggung Jawab atas Kebenaran Isi Laporan Tahunan PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2011
Statement Letter on Responsibility for Contents Accuracy of this Annual Report PT Angkasa Pura II (Persero) 2011
Laporan Tahunan ini, termasuk Laporan Tata Kelola Perusahaan, Laporan Keuangan dan informasi terkait lainnya merupakan tanggung jawab Manajemen PT Angkasa Pura II (Persero) dan telah disetujui oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi melalui penandatanganan masing-masing di bawah ini:
The Management assumes responsibility for this Annual Report, along with Good Corporate Governance Report, Financial Reports and other related information that have been approved by the Board of Commissioners and Board of Directors by each of signature as follows:
DATA PERUSAHAAN
Herman Prayitno Komisaris Utama President Commissioner
470
M. Iksan Tatang Komisaris Commissioner
Effendi Batubara Komisaris Commissioner
Tursandi Alwi Komisaris Commissioner
Rubani Pranoto Komisaris Commissioner
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Endang A. Sumiarsa Direktur Personalia dan Umum Director of Personnel and General Affairs
Salahudin Rafi Direktur Operasi dan Teknik Director of Operations and Engineering
Laurensius Manurung Direktur Keuangan Director of Finance
Sulistio Wijayadi Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Director of Commercial and Business Development ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
Tri S. Sunoko Direktur Utama President Director
471
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No
Kriteria Criteria
Halaman Page
1.
Laporan Tahunan disajikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar dan dianjurkan menyajikan juga dalam Bahasa Inggris Annual Report is presented in good and correct Indonesian and it is recommended to present the report also in English
√
2.
Laporan Tahunan dicetak pada kertas yang berwarna terang agar mudah dibaca dan jelas Annual Report is printed on light-colored paper so that the text is clear and easy to read
√
3.
Laporan Tahunan mencantumkan identitas perusahaan dengan jelas
√
Penjelasan Explanation
I. Umum General
Annual Report should state clearly the identity of the company
4.
Laporan Tahunan ditampilkan di website perusahaan The Annual Report is presented in the company’s website
Nama perusahaan dan tahun Annual Report ditampilkan di: 1. Sampul muka 2. Samping 3. Belakang 4. Setiap halaman Name of company and year of the annual report is placed on: 1. The front cover 2. Sides 3. Back 4. Each page
√
II. Ikhtisar Data Keuangan Penting Summary of Vital Financial Data 1.
Informasi hasil usaha perusahaan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun
24-25
Informasi memuat antara lain: 1. Penjualan/pendapatan usaha 2. Laba (rugi) kotor 3. Laba (rugi) usaha 4. Laba (rugi) bersih 5. Laba (rugi) bersih per saham The information contained includes: 1. Sales/income from business 2. Gross profit (loss) 3. Business profit (loss) 4. Net profit (loss) 5. Net profit (loss) per share
24-25
Informasi memuat antara lain: 1. Modal kerja bersih 2. Jumlah investasi 3. Jumlah aset 4. Jumlah kewajiban 5. Jumlah ekuitas The information contained includes: 1. Net working capital 2. Total investment 3. Total assets 4. Total liabilities 5. Total equity
Company business revenue information in comparative form over a period of 5 (five) financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 (five) years 2.
Informasi posisi keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun Financial information in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years Rasio keuangan dalam bentuk perbandingan selama 5 (lima) tahun buku atau sejak memulai usahanya jika perusahaan tersebut menjalankan kegiatan usahanya selama kurang dari 5 (lima) tahun Financial ratio in comparative form over a period of 5 financial years or since the commencement of business if the company has been running its business activities for less than 5 years
DATA PERUSAHAAN
3.
472
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
255
Informasi memuat 5 (lima) rasio keuangan yang umum dan yang relevan dengan industri perusahaan Financial ratio which are common and relevant to the company’s industry
No 4.
Kriteria Criteria Laporan Tahunan wajib memuat informasi harga saham dalam bentuk tabel dan grafik. Informasi harga saham sebelum perubahan permodalan terakhir wajib disesuaikan dalam hal terjadi antara lain karena pemecahan saham, dividen saham, dan saham bonus
Halaman Page
Penjelasan Explanation
261
Informasi dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat: 1. Harga saham tertinggi 2. Harga saham terendah 3. Harga saham penutupan 4. Volume saham yang diperdagangkan untuk setiap masa triwulan dalam 2 (dua) tahun buku terakhir (jika ada) Information in the form of table and graphs contain: 1. Highest price of shares 2. Lowest price of shares 3. Closing price of shares 4. the number of shares placed on the market (listed) for each three-month period in the last two (2) financial years (if any)
The Annual Report must contain information of price of shares in the form of table and graphs. Information regarding the price of shares prior to the last revision in capital should be adjusted in the event, among others, that it was due to a splitting of shares, dividend on shares, and bonus shares 5.
Laporan Tahunan wajib memuat informasi dalam 2 (dua) tahun buku berakhir mengenai obligasi, sukuk atau obligasi konvertibel yang diterbitkan
251-252
The Annual Report must contain information in the last 2 (two) financial years regarding Bonds, sukuk or convertible bonds issued
Informasi memuat: 1. Jumlah obligasi/sukuk/obligasi konversi yang beredar 2. Tingkat bunga/imbalan 3. Tanggal jatuh tempo 4. Peringkat obligasi/sukuk The information contain: 1. The number of bonds/sukuk/outstanding convertible bonds 2. The interest rate/exchange 3. Date of maturity 4. The ratings of Bonds/Sukuk
III. Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners’ and Board of Directors’ Report Laporan Dewan Komisaris
26
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Penilaian kinerja Direksi mengenai pengelolaan perusahaan 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh Direksi 3. Komite-komite yang berada di bawah pengawasan Dewan Komisaris 4. Perubahan komposisi Dewan Komisaris (jika ada) Contains the following items: 1. Assessment on the performance of the Board of Directors in managing the company 2. View on the prospects of the company’s business as established by the Board of Directors 3. Committees under the Board of Commissioners 4. Change in the composition of the Board of Commissioners (if any)
38
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja perusahaan mencakup antara lain kebijakan strategis, perbandingan antara hasil yang dicapai dengan yang ditargetkan, dan kendala-kendala yang dihadapi perusahaan 2. Prospek usaha 3. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik yang telah dilaksanakan oleh perusahaan 4. Perubahan komposisi Direksi (jika ada) Contains the following items: 1. The company’s performance, encompassing among others strategic policies, comparison between achievement of results and targets, and challenges faced by the company 2. Business prospects 3. Implementation of Good Corporate Governance by the company 4. Changes in the composition of the Board of Directors (if any)
Board of Commissioners’ Report
2.
Laporan Direksi
Board of Directors’ Report
CORPORATE DATA
1.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
473
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No 3.
Kriteria Criteria Tanda tangan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris
Halaman Page
Penjelasan Explanation
470-471
Memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Tanda tangan dituangkan pada lembaran tersendiri 2. Pernyataan bahwa Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi laporan tahunan 3. Ditandatangani seluruh anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi dengan menyebutkan nama dan jabatannya 4. Penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari yang bersangkutan dalam hal terdapat anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang tidak menandatangani laporan tahunan, atau: penjelasan tertulis dalam surat tersendiri dari anggota yang lain dalam hal tidak terdapat penjelasan tertulis dari yang bersangkutan Contains the following items: 1. Signatures are set on a separate page 2. Statement that the Board of Directors and the Board of Commissioners are fully responsible for the accuracy of the annual report 3. Signed by all members of the Board of Commissioners and Board of Directors, stating their names and titles/ positions 4. A written explanation in a separate letter from each member of the Board of Commissioners or Board of Directors who refuses to sign the annual report, or: written explanation in a separate letter from the other members in the event that there is no written explanation provided by the said member
460-461
Meliputi informasi tentang nama dan alamat, kode pos, nomor telepon dan/atau nomor faksimili, email, website
Signature of members of the Board of Directors and Board of Commissioners
IV. Profil Perusahaan Company Profile 1.
Nama dan alamat perusahaan
Includes information on name and address, zip code, telephone and/or facsimile, email, website
Name and address of the company 2.
Riwayat singkat perusahaan
8-11
Mencakup antara lain: tanggal/tahun pendirian, nama dan perubahan nama perusahaan (jika ada) Includes among others: date/year of establishment, name and change in the company name, (if any)
54-59
Meliputi jenis produk dan atau jasa yang dihasilkan Includes the types of products and or services produced
Brief history of the company 3.
Bidang usaha Line of business
4.
Struktur Organisasi Organizational structure
5.
Visi dan Misi Perusahaan Company vision and mission
6.
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Dewan Komisaris
464-465 4
Identitas dan riwayat hidup singkat anggota Direksi
DATA PERUSAHAAN
Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Directors
474
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Mencakup Visi dan Misi Perusahaan Includes the company vision and mission
34-37
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja The information should contain: 1. Name 2. Title 3. Age 4. Education 5. Working experience
50-53
Informasi memuat antara lain: 1. Nama 2. Jabatan (termasuk jabatan pada perusahaan atau lembaga lain) 3. Umur 4. Pendidikan 5. Pengalaman kerja The information should contain: 1. Name 2. Title 3. Age 4. Education 5. Working experience
Identity and brief curriculum vitae of the members of the Board of Commissioners
7.
Dalam bentuk bagan, meliputi nama dan jabatan In the form of a chart, giving the names and titles
Kriteria Criteria
Halaman Page
8.
Jumlah Karyawan (komparatif 2 tahun) dan deskripsi pengembangan Kompetensinya (misal: aspek pendidikan dan pelatihan karyawan)
83-88
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah karyawan untuk masing-masing level organisasi 2. Jumlah karyawan untuk masing-masing tingkat pendidikan 3. Pelatihan karyawan yang telah dilakukan dengan mencerminkan adanya persamaan kesempatan kepada seluruh karyawan 4. Biaya yang telah dikeluarkan The information should contain: 1. The number of employees for each level of the organization 2. The number of employees for each level of education 3. Training of employees that has been conducted reflects the availability of equal opportunity to all employees 4. Expenses incurred
79-80
Mencakup antara lain: 1. Nama pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham 2. Direktur dan Komisaris yang memiliki saham 3. Pemegang saham masyarakat dengan kepemilikan saham masingmasing kurang dari 5% Should include: 1. Names of shareholders having 5% or more shares 2. Directors and Commissioners who own shares 3. Public shareholders having respective share ownership of less than 5%
76-79
Informasi memuat antara lain: 1. Nama anak perusahaan/perusahaan asosiasi 2. Presentase Kepemilikan saham 3. Keterangan tentang bidang usaha anak perusahaan atau perusahaan asosiasi 4. Keterangan status operasi perusahaan anak atau perusahaan asosiasi (telah beroperasi atau belum beroperasi) The information contains, among others: 1. Name of subsidiaries/affiliated companies 2. Percentage of share ownership 3. Information on the field of business of the subsidiary or affiliated company 4. Explanation regarding the operational status of the subsidiary or affiliated company (already operating or not yet operating)
80
Mencakup antara lain: 1. Kronologi pencatatan saham 2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah saham 3. Perubahan jumlah saham dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana saham perusahaan dicatatkan Includes among others: 1. Chronology of shares listing 2. Types of corporate action that caused changes in the number of shares 3. Changes in the number of shares from the beginning of listing up to the end Name of Stock Exchange where the company’s other securities are listed of the financial year 4. Name of Stock Exchange where the company shares are listed
80
Mencakup antara lain: 1. Kronologi pencatatan efek lainnya 2. Jenis tindakan korporasi yang menyebabkan perubahan jumlah efek lainnya 3. Perubahan jumlah efek lainnya dari awal pencatatan sampai dengan akhir tahun buku 4. Nama Bursa dimana efek lainnya perusahaan dicatatkan 5. Peringkat efek Includes among others: 1. Chronology of other securities listing 2. Types of corporate action that caused changes in the number of securities 3. Changes in the number of securities from the initial listing up to the end of the financial year 4. Name of Stock Exchange where the company shares are listed 5. Rating of the securities
Number of employees (comparative in two years) and description of competence building (for example: education and training of employees)
9.
Komposisi Pemegang saham
Composition of shareholders
10.
Daftar anak perusahaan dan/atau perusahaan asosiasi
List of subsidiaries and/or affiliated companies
11.
Kronologi pencatatan saham
Chronology of shares listing
12.
Kronologi pencatatan Efek lainnya
Chronology of other securities listing
Penjelasan Explanation
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
No
475
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No 13.
Kriteria Criteria Nama dan alamat lembaga dan atau profesi penunjang pasar modal
Halaman Page 278
Informasi memuat antara lain: 1. Nama dan alamat BAE 2. Nama dan alamat Kantor Akuntan Publik 3. Nama dan alamat perusahaan pemeringkat efek The information contains, among others: 1. Name and address of BAE 2. Name and address of the Public Accountants’ Office 3. Name and address of the securities rating company
468
Informasi memuat antara lain: 1. Jumlah periode akuntan telah mengaudit laporan keuangan perusahaan 2. Berapa periode audit kantor akuntan publik 3. Besarnya fee audit 4. Jasa lain yang diberikan akuntan selain jasa financial audit The information should contain: 1. The number of Accountant periods has audited the financial statements of the company 2. How many audit periods has the public accountant firm audited the financial statements of the company 3. The amount of audit fee 4. Other service provided by the accountant in addition to financial audit
Name and address of institution and or profession supporting the capital market
14.
Akuntan perseroan
Company accountant
15.
Penghargaan dan sertifikasi yang diterima perusahaan baik yang berskala nasional maupun internasional
22-23
Reward and certification received by the company, both on a national scale and international scale
16
Nama dan alamat anak perusahaan dan atau kantor cabang atau kantor perwakilan (jika ada) Name and address of subsidiary and or branch office or representative office (if any)
Penjelasan Explanation
Informasi memuat antara lain: 1. Nama penghargaan dan atau sertifikat 2. Tahun perolehan 3. Badan pemberi penghargaan dan atau sertifikat 4. Masa berlaku (untuk sertifikasi) Information should include: 1. Name of the reward and or certificate 2. Year of receiving the award 3. Institution presenting the award and or certificate 4. Period of validity (for the certification)
462
V. Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management Analysis and Description on Company Performance 1.
Tinjauan operasi per segmen usaha
220-225
Memuat uraian mengenai: 1. Produksi/kegiatan usaha 2. Penjualan/pendapatan usaha 3. Profitabilitas 4. Peningkatan/penurunan kapasitas produksi untuk masingmasing segmen bisnis Contains description of: 1. Production/business activity 2. Sales/income from business 3. Profitability 4. Increase/decrease in production capacity in each business segment
226-263
Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan antara kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun sebelumnya (dalam bentuk narasi dan tabel), antara lain mengenai: 1. Aset lancar, aset tidak lancar, dan jumlah aset 2. Kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban 3. Penjualan/pendapatan usaha 4. Beban usaha 5. Laba/Rugi bersih An analysis of the financial performance which includes a comparison between the financial performance of the current year and that of the previous year (in the formof narration and tables), among others concerning: 1. Current assets, noncurrent assets, and amount of assets 2. Current liabilities, non-current liabilities, and amount of liabilities 3. Sales/income from business 4. Overhead cost 5. Net profit/loss
Operational review per business segment
2.
Uraian atas kinerja keuangan perusahaan
DATA PERUSAHAAN
Description of company’s financial performance
476
3.
Bahasan dan analisis tentang kemampuan membayar hutang dan tingkat kolektibilitas piutang Perseroan Discussion and analysis on the capacity to pay debts and the company’s collectable accounts receivable
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
260
Penjelasan tentang: 1. Kemampuan membayar hutang 2. Tingkat kolektibilitas piutang Explanation on: 1. Capacity to pay debts 2. Collectable accounts receivable
4.
Kriteria Criteria Bahasan tentang struktur modal (capital structure), kebijakan manajemen atas struktur modal(capital structure policies), dan tingkat solvabilitas perusahaan
Halaman Page 261
Discussion on capital structure, capital structure policies, and solvability 5.
Bahasan mengenai ikatan yang material untuk investasi barang modal
Bahasan dan analisis tentang informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi
Penjelasan tentang: 1. Tujuan dari ikatan tersebut 2. Sumber dana yang diharapkan untuk memenuhi ikatanikatan tersebut 3. Mata uang yang menjadi denominasi 4. Langkah-langkah yang direncanakan perusahaan untuk melindungi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait Catatan: apabila perusahaan tidak mempunyai ikatan terkait investasi barang modal, agar diungkapkan Explanation on: 1. The purpose of such ties 2. Source of funds expected to fulfill the said ties 3. Currency of denomination 4. Steps taken by the company to protect the position of related foreign currency against risks Note: if the company has no ties related to capital goods investment, in order to be disclosed
264
Penjelasan mengenai: 1. Kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi 2. Dampaknya terhadap kondisi keuangan perusahaan Catatan: apabila tidak ada kejadian yang sifatnya luar biasa dan jarang terjadi, agar diungkapkan Explanation on: 1. Extraordinary events and rare events 2. Impact on the company’s financial condition Note: If there is no extraordinary events and rare events, in order to be disclosed
246
Penjelasan mengenai: 1. Komponen substansial dari pendapatan lainnya 2. Komponen substansial dari beban lainnya Explanation on: 1. Substantial components of other earnings 2. Substantial components of other costs
Discussion and analysis of financial information that was reported concerning extraordinary and rare events
7.
Uraian tentang komponen-komponen substansial dari pendapatan dan beban lainnya, untuk dapat mengetahui hasil usaha perusahaan Information regarding substantial components of earnings and other costs, in order to calculate the company’s income
8.
Jika laporan keuangan mengungkapkan peningkatan atau penurunan yang material dari penjualan atau pendapatan bersih, maka wajib disertai dengan bahasan tentang sejauh mana perubahan tersebut dapat dikaitkan antara lain dengan, jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru
249-256
If the financial statement discloses a material increase or decrease in the sales or net income, then an explanation should be included concerning the extent that such changes can be linked to, among others, the amount of goods or services sold, and or the existence of new products or services 9.
10.
Bahasan tentang dampak perubahan harga terhadap penjualan atau pendapatan bersih perusahaan serta laba operasi perusahaan selama 2 (dua) tahun atau sejak perusahaan memulai usahanya, jika baru memulai usahanya kurang dari 2 (dua) tahun Discussion on the impact of price change to the company’s sales and net income and the operational profit of the company for the past 2 (two) years or since the company commenced its business, if the company has been operating for less than 2 (two) years
264
Informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan
264
Material Information and acts that occurred after the date of the accountant’s report
Penjelasan atas: 1. Struktur modal 2. Kebijakan manajemen atas struktur modal 3. Tingkat solvabilitas perusahaan Explanation on: 1. Capital structure 2. Capital structure policies 3. Solvability
261-263
Discussion on material ties for the investment of capital goods
6.
Penjelasan Explanation
Penjelasan mengenai: 1. Besaran peningkatan/penurunan penjualan atau pendapatan bersih 2. Peningkatan/penurunan material dari penjualan atau pendapatan bersih dikaitkan dengan jumlah barang atau jasa yang dijual, dan atau adanya produk atau jasa baru Explanation on: 1. Size of the increase/decrease in sales or net revenues 2. The increase/decrease in material from the sales or net revenues related to the amount of goods or services sold, and or a new product or service
Ada atau tidak ada pengungkapan
Is this disclosed or not
Uraian kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan termasuk dampaknya terhadap kinerja dan risiko usaha di masa mendatang Catatan: apabila tidak ada kejadian penting setelah tanggal laporan akuntan, agar diungkapkan Description of important events after the date of the accountant’s report including their impact on performance and business risks in the future Note: if there is no important events after the date of the accountant’s report, in order to be disclosed
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
No
477
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No 11.
Kriteria Criteria Uraian tentang prospek usaha perusahaan
Halaman Page
Penjelasan Explanation
257
Uraian mengenai prospek perusahaan sehubungan dengan industri, ekonomi secara umum dan pasar internasional serta dapat disertai data pendukung kuantitatif jika ada sumber data yang layak dipercaya Information on the company prospects in connection with industry, economy in general, and the international market, which can be accompanied with supporting quantitative data if there is a reliable data source
258-259
Uraian tentang pemasaran atas produk dan jasa perusahaan, antara lain meliputi pangsa pasar Information regarding the marketing of the company’s products and services, among others concerning the market segment
Description of the company’s business prospects
12.
Uraian tentang aspek pemasaran Information on marketing aspects
13
Pernyataan mengenai kebijakan dividen dan tanggal serta jumlah dividen kas per saham dan jumlah dividen per tahun yang diumumkan atau dibayar selama 2 (dua) tahun buku terakhir
257
Memuat uraian mengenai: 1. Jumlah dividen 2. Jumlah dividen per saham 3. Payout ratio untuk masing-masing tahun Catatan: apabila tidak ada pembagian dividen, agar diungkapkan alasan tidak membagikan dividen Contains information on: 1. Amount of dividend 2. Amount of dividend per share 3. Pay-out ratio for each year Note: If there is no dividend, in order to be disclosed the reason why not to be distributed
265
Memuat uraian mengenai: 1. Total perolehan dana 2. Rencana penggunaan dana 3. Rincian penggunaan dana 4. Saldo dana, dan 5. Tanggal persetujuan RUPS atas perubahan penggunaan dana (jika ada) Contains information on: 1. Total fundraising 2. Plan of uses of funds 3. Details of the uses of funds 4. Balance of funds, and 5. Date of GSM approval for the change of useS of funds (if any)
265-268
Memuat uraian mengenai: 1. Tujuan dilakukannya transaksi 2. Nilai transaksi atau jumlah yg direstrukturisasi 3. Sumber dana Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan Contains information on: 1. Purpose of the transaction 2. Transaction value or the number that is restructured 3. Source of funds Note: if no transaction, in order to be disclosed
269-270
Memuat uraian mengenai: 1. Nama pihak yang bertransaksi 2. Sifat hubungan afiliasi 3. Penjelasan mengenai kewajaran transaksi 4. Realisasi transaksi pada periode berjalan Catatan: apabila tidak mempunyai transaksi dimaksud, agar diungkapkan Contains information on: 1. Name of the transacting parties 2. The nature of affiliation 3. Explanation regarding the fairness of the transaction 4. Realization of transactions in the current period Note: if no transaction, in order to be disclosed
271
Uraian memuat antara lain: Perubahan peraturan perundang-undangan dan dampaknya terhadap perusahaan Catatan: apabila tidak terdapat perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan, agar diungkapkan Information containing among others: Amendment to regulations and laws and impacts to the company Note: if there is no amendment which has a significant effect, to be disclosed
Statement regarding the dividend policy and the date and amount of cash dividend per share and amount of dividend per year as announced or paid during the past 2 (two) years 14.
Realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum (dalam hal perusahaan masih diwajibkan menyampaikan laporan realisasi penggunaan dana)
Realization of uses of funds obtained from the public offering (in terms of the company is still obligated to report the realization of the use of funds)
15.
Informasi material, antara lain mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi, restrukturisasi hutang/ modal
Material information, among others concerning investment, expansion, divestment, acquisition, debt/ capital restructuring
16.
Informasi transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan/atau transaksi dengan pihak afiliasi
Transactions containing conflict of interest, and the nature of transactions with affiliated parties
DATA PERUSAHAAN
17.
478
Uraian mengenai perubahan peraturan perundangundangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan
Description on changes in lawsand regulations having significant effects on the company
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
No 18.
Kriteria Criteria Uraian mengenai perubahan kebijakan akuntansi
Halaman Page 272
Description of changes in the accounting policy 19.
Pengungkapan informasi tentang persiapan perusahaan dalam rangka konvergensi PSAK ke IFRS Disclosure of information regarding company preparation in order to convergence of PSAK to IFRS
Penjelasan Explanation Uraian memuat antara lain: perubahan kebijakan akuntansi, alasan dan dampaknya terhadap laporan keuangan Description should contain among others: any revision to accounting policies, rationale and impact on the financial statement
272
VI. Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Uraian Dewan Komisaris
149-162
The information should contain: 1. Description of the tasks implemented by the Board of Commissioners 2. Disclosing the procedure for determining of remuneration 3. Amount of remuneration for the members of the Board of Commissioners 4. Frequency of meetings 5. Attendance of the Board of Commissioners in the meetings
Information on the Board of Commissioners
2.
Uraian Direksi
180-191
Uraian memuat antara lain: 1. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab masingmasing anggota Direksi 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi anggota Direksi 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam pertemuan 6. Program pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Direksi The information should include: 1. Scope of work and responsibility of each member of the Board of Directors 2. Disclosing the procedure for determining of remuneration 3. Amount of remuneration for the members of the Board of Directors 4. Frequency of meetings 5. Attendance of the Board of Directors in the meetings 6. Training programs for improving the competence of the Board of Directors
164-171
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Audit 2. Uraian tugas dan tanggung jawab 3. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Audit 4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan Komite Audit 5. Independensi anggota Komite Audit Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Audit Committee 2. Description of tasks and responsibilities 3. Frequency of meetings and the attendance of the Audit Committee 4. Brief report on the activities carried out by the Audit Committee 5. Independence of the members of the Audit Committee
Information on the Board of Directors
3.
Komite Audit
Audit Committee
Uraian memuat antara lain: 1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris 2. Pengungkapan prosedur penetapan remunerasi 3. Besarnya remunerasi anggota Dewan Komisaris 4. Frekuensi pertemuan 5. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan
CORPORATE DATA
1.
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
479
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No 4.
Kriteria Criteria Komite Nominasi
Halaman Page
Penjelasan Explanation
171-175
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Nominasi 2. Independensi anggota Komite Nominasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Nominasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Nominasi Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the Nomination Committee 2. Independence of the members of the Nomination Committee 3. Description of the tasks and responsibilities 4. Activities carried out by the Nomination Committee 5. Frequency of meetings and the attendance of the Nomination and Remuneration Committee
171-175
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite Remunerasi 2. Independensi anggota Komite Remunerasi 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan Komite Remunerasi 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran Komite Remunerasi Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of Remuneration Committee 2. Independence of the members of Remuneration Committee 3. Description of the tasks and responsibilities 4. Activities carried out by the Remuneration Committee 5. Frequency of meetings and the attendance of the Remuneration Committee
175-180
Mencakup antara lain: 1. Nama, jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota komite lain 2. Independensi anggota komite lain 3. Uraian tugas dan tanggung jawab 4. Uraian pelaksanaan kegiatan komite lain 5. Frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite lain Includes among others: 1. Name, title, and brief curriculum vitae of the members of the committees 2. Independence of the members of the committees 3. Description of the tasks and responsibilities 4. Activities carried out by the committees 5. Frequency of meetings and the attendance of the committees
Nomination Committee
5.
Komite Remunerasi
Remuneration Committee
6.
Komite-komite lain di bawah Dewan Komisaris yang dimiliki oleh perusahaan
Other committees under Board of Commisioners in the company
7.
Uraian mengenai kebijakan penetapan remunerasi bagi Direksi yang dikaitkan dengan kinerja perusahaan
206-207
Description of the remuneration determination policy for Directors related to company performance
8.
Uraian tugas dan fungsi Sekretaris Perusahaan
191-198
Mencakup antara lain: 1. Nama dan riwayat jabatan singkat Sekretaris Perusahaan 2. Uraian pelaksanaan tugas Sekretaris Perusahaan Includes among others: 1. Name and brief history of the position of Corporate Secretary 2. Description of the tasks performed by the Corporate Secretary
199-205
Mencakup antara lain: 1. Nama ketua unit audit internal 2. Kualifikasi/sertifikasi sebagai profesi audit internal 3. Struktur atau kedudukan unit audit internal 4. Keberadaan piagam unit audit internal Includes among others: 1. Name of the Head of the Internal Audit 2. Qualification/certification as a profession of internal audit 3. Structure or position of the internal audit unit 4. The existence of an internal audit unit charter
Description of tasks and function of the Corporate Secretary
DATA PERUSAHAAN
9.
480
Uraian mengenai Unit Audit Internal
Description of the company’s Internal Audit Unit
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Mencakup antara lain: 1. Prosedur penetapan remunerasi tertuang dalam SOP 2. Indikator kinerja untuk mengukur performance Direksi yang dikaitkan dengan remunerasi Include: 1. Remuneration determination procedures contained in SOP 2. Performance indicators to measure the performance associated with the remuneration of Directors
10.
Kriteria Criteria Uraian mengenai manajemen risiko perusahaan
Halaman Page 142-144
Mencakup antara lain: 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang dihadapi perusahaan (misalnya risiko yang disebabkan oleh fluktuasi kurs atau suku bunga, persaingan usaha, pasokan bahan baku, ketentuan negara lain atau peraturan internasional, dan kebijakan pemerintah) 2. Upaya untuk mengelola risiko tersebut Includes among others: 1. Explanation of the risks faced by the company (for example: risks caused by fluctuation of the exchange rate or interest rate, competition in business, supply of raw materials, provisions set by other countries or international regulations, and government policies) 2. Efforts to manage those risks
108-135
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Keberadaan Pusat Pengaduan Konsumen 2. Uraian mengenai tindak lanjut terhadap pengaduan 3. Tingkat penyelesaian pengaduan yang diterima 4. Program peningkatan layanan kepada konsumen Information includes among others: 1. The existence of the Consumer Complaint Center 2. Description of follow-up on complaints 3. Completion rate of complaints received 4. Programs to improve service to consumers
108-135
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Mitra Usaha binaan Perusahaan 2. Program pengembangan pendidikan/perbaikan kesehatan/ pengembangan seni budaya 3. Biaya yang telah dikeluarkan Information includes among others: 1. Supervised Business Partner 2. Education development program/Health improvement/ Culture development 3. Expenses incurred
108-135
Mencakup antara lain informasi tentang: 1. Aktivitas pelestarian lingkungan 2. Aktivitas pengelolaan lingkungan 3. Sertifikasi atas pengelolaan lingkungan 4. Biaya yang telah dikeluarkan Information includes among others: 1. Preserving environment activity 2. Environment management activity 3. Certification to Environment management 4. Expenses incurred
Description of the company’s risk management
11.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai komitmen perusahaan terhadap perlindungan konsumen Description of the activities and expenses incurred in related to corporate social responsibility, particularly on commitment to consumer protection
12.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama mengenai “community development program” yang telah dilakukan Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on “community development program” which have been carried out
13.
Uraian mengenai aktivitas dan biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan terutama aktivitas lingkungan Description on the activities and expenses incurred related to corporate social responsibility, particularly on environmental activities
14.
Perkara penting yang sedang dihadapi oleh Perusahaan, Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada periode laporan tahunan
208
Mencakup antara lain: 1. Pokok perkara/gugatan 2. Status penyelesaian perkara/gugatan 3. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan perusahaan Catatan: dalam hal tidak berperkara, agar diungkapkan Information includes: 1. Material of the case/claim 2. Status of settlement of case/claim 3. Potential impacts on the financial condition of the company Note: in the absence of litigants, to be disclosed
215
Uraian mengenai tersedianya akses informasi dan data perusahaan kepada publik, misalnya melalui website, media massa, mailing list, buletin dsb Description on the availability of access to corporate information and data to the public, for example through website, mass media, mailing list, bulletin etc
Important cases faced by the Company, current members of the Board of Directors and Board of Commissioners
15.
Akses informasi dan data perusahaan Access to corporate information and data
16.
Etika Perusahaan
Company Ethics
Penjelasan Explanation
208-210
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan Code of Conduct 2. Isi Code of Conduct 3. Penyebaran Code of Conduct kepada karyawan dan upaya penegakannya 4. Pernyataan mengenai budaya perusahaan yang dimiliki perusahaan Contains information on: 1. The existence of the Code of Conduct 2. Content of the Code of Conduct 3. Distribution of the Code of Conduct to the employees and efforts to uphold the Code 4. Statement concerning the corporate culture
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
No
481
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No 17.
Kriteria Criteria Pengungkapan mengenai whistle blowing system
Halaman Page
Penjelasan Explanation
211-212
Memuat uraian antara lain: 1. Keberadaan whistle blowing system 2. Mekanisme whistle blowing system 3. Penggunaan dan output whistle blowing system Description contains: 1. The existence of whistleblowing systems 2. Mechanism of whistleblowing systems 3. The use of whistleblowing systems and output
273-dst
Kesesuaian dengan peraturan Bapepam No. VIII.G.11 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan Compliance with Bapepam Regulation No.VIII.G.11 on Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement
Disclosure of the whistle blowing system
VII. Informasi Keuangan Financial Information 1.
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan Statement by the Board of Directors concerning the Responsibility of the Board of Directors on the Financial Statement
2.
Opini Auditor Independen atas laporan keuangan Auditor Independen’s opinion on the financial statement
3.
Deskripsi Auditor Independen di Opini
Description of the Independent Auditor in the Opinion
4.
Laporan keuangan yang lengkap
Comprehensive financial statement
5.
Perbandingan tingkat profitabilitas Comparison of profitability
6.
Penyajian Laporan Arus Kas
DATA PERUSAHAAN
Presentation of Cash Flow Report
482
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Deskripsi memuat tentang: 1. Nama & tanda tangan 2. Tanggal Laporan Audit 3. No. ijin KAP dan nomor ijin Akuntan Publik The description contains: 1. Name and signature 2. Date of the audit report 3. KAP license number and license number of Public Accountants Memuat secara lengkap unsur-unsur laporan keuangan: 1. Neraca 2. Laporan laba rugi 3. Laporan perubahan ekuitas 4. Laporan arus kas 5. Catatan atas laporan keuangan Contains all elements of the financial statement: 1. Balance sheet 2. Profit loss statement 3. Equity statement 4. Cash flow report 5. Notes to the financial statement Perbandingan laba/rugi usaha tahun berjalan dengan tahun sebelumnya Comparison of profit/loss of current year with previous year Memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Pengelompokan dalam tiga kategori aktivitas: aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan 2. Penggunaan metode langsung (direct method) untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi 3. Pengungkapan aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas 4. Pemisahan penyajian antara penerimaan kas dan atau pengeluaran kas kepada pelanggan (customer), karyawan, pemasok, dan pembayaran pajak selama tahun berjalan pada aktivitas operasi 5. Penyajian penambahan dan pembayaran hutang jangka panjang serta dividen pada aktivitas pendanaan Meets the following provisions: 1. Grouped into three categories of activity: operational activity, investment, and funding 2. Uses a direct method to report cash flow of operational activities 3. Disclosing activities that do not influence the cash flow 4. Separating the presentation between cash receipt and or cash expended to the customer, employee, supplier, and payment of taxes during the current year for operational activities 5. Presenting the addition and payment of long-term debt as well as dividend in funding
7.
Kriteria Criteria Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Summary of Accounting Policy
8.
Pengungkapan yang berhubungan dengan properti investasi
Disclosures relating to investment property
9.
Pengungkapan yang berhubungan dengan Perpajakan
Disclosure related to taxation
Halaman Page
Penjelasan Explanation Meliputi sekurang-kurangnya: 1. Konsep dasar penyajian laporan keuangan 2. Pengakuan pendapatan dan beban 3. Penilaian investasi (penyertaan pada entitas lain) 4. Persediaan 5. Sewa Includes at least: 1. Basic concept in presenting a financial statement 2. Recognition of income and overhead 3. Assessment for investment (investments in other entities) 4. Stock 5. Lease Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain: 1. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model nilai wajar dan model biaya 2. Metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam menentukan nilai wajar dari properti investasi 3. Apakah penentuan nilai wajar properti investasi didasarkan atas penilaian oleh penilai independen. Apabila tidak ada penilaian seperti itu, hal tersebut harus diungkapkan 4. Rekonsiliasi nilai tercatat properti investasi pada awal dan akhir periode 5. Jumlah yang diakui dalam laporan laba rugi yang berasal dari properti investasi (penghasilan rental, beban operasi langsung, perubahan kumulatif dalam nilai wajar) Matters which should be disclosed: 1. Description of the selected accounting policies between the fair value model and cost model 2. The methods and significant assumptions applied in determining the fair value of investment properties 3. Is the determination of the fair value of investment property in accordance with assessments by an independent assessor. If no such assessment, it should be disclosed 4. Reconciliation carrying value of investment property at the beginning and end of period 5. The amounts recognized in profit or loss from investment property (rental income, direct operating expenses, the cumulative change in fair value) Hal-hal yang harus diungkapkan selain Jenis dan Jumlah Hutang. 1. Rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku dengan mengungkapkan dasar perhitungan tarif pajak yang berlaku 2. Rekonsiliasi fiskal dan perhitungan beban pajak kini 3. Pernyataan bahwa Laba Kena Pajak (LKP) hasil rekonsiliasi menjadi dasar dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan 4. Rincian aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan pada neraca untuk setiap periode penyajian, dan jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari jumlah aktiva atau kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca 5. Pengungkapan ada atau tidak ada sengketa pajak Pajak Matters which must be disclosed other than type and total of tax obligation 1. Reconciliation between tax charge (income) and the result of multiplying the accounting profit with the current rate and disclosing the basis for calculating the tax rate 2. Fiscal reconciliation and calculation of current tax 3. Statement that the amount of Taxable Profit as calculated through reconciliation becomes the basis for charging the Annual Corporate Tax 4. Details of the assets and liabilities in deferred tax presented in the balance sheet in each period of presentation, and amount of charge (income) of deferred tax acknowledged in the profit loss statement if the said amount is not evident in the asset or liability of deferred tax acknowledged in the balance sheet 5. Disclosure of whether or not there is a tax dispute
ANGKASA PURA II / 2011 Annual Report
CORPORATE DATA
No
483
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) No
Kriteria Criteria
Penjelasan Explanation
10
Pengungkapan yang berhubungan dengan Aset Tetap Disclosures related to Fixed Assets
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Metode penyusutan yang digunakan 2. Uraian mengenai kebijakan akuntansi yang dipilih antara model revaluasi dan model biaya 3. Metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aset tetap (model revaluasi) atau pengungkapan nilai wajar aset tetap (model biaya) 4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset tetap 5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode untuk tiap kelompok aset, yang menunjukkan: penambahan, aset yang diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual/kelompok lepasan, penggabungan usaha, revaluasi, rugi penurunan nilai, penyusutan, selisih nilai tukar neto, atau perubahan lain Matters that must be disclosed: 1. Depreciation method used 2. Description of the selected accounting policies between the revaluation model and cost model 3. The methods and significant assumptions used in estimating the fair value of fixed assets (revaluation model) or disclosure of the fair value of fixed assets (cost model) 4. The gross carrying amount and accumulated depreciation at the beginning and end of the period for each group of fixed assets 5. Reconciliation carrying amount at the beginning and end of the period for each group of assets, which shows: the addition, the assets classified as available for sale/loose groups, business combinations, revaluations, impairment loss, depreciation, net exchange difference, or other changes
11.
Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru yang diterapkan dan mempengaruhi aktivitas perusahaan; dan 2. Dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan peraturan baru tersebut Matters that should be disclosed: 1. Explanation of financial accounting standards and new regulations are implemented and affect the activity of the company; and 2. The impact of the application of financial accounting standards and new regulations
Recent Development of Financial Accounting Standards and Other Regulations
12.
Pengungkapan yang berhubungan dengan Instrumen Keuangan
DATA PERUSAHAAN
Disclosures related to Financial Instruments
484
Halaman Page
ANGKASA PURA II / Laporan Tahunan 2011
Hal-hal yang harus diungkapkan: 1. Persyaratan, kondisi dan kebijakan akuntansi untuk setiap kelompok instrumen keuangan 2. Klasifikasi instrumen keuangan 3. Nilai wajar tiap kelompok instrumen keuangan 4. Penjelasan risiko yang terkait dengan instrumen keuangan: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas 5. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangannya Matters that should be disclosed: 1. Terms, conditions and accounting policy for each group of financial instruments 2. Classification of financial instruments 3. Fair value of each group of financial instruments 4. Explanation of the risks related to financial instruments: market risk, credit risk and liquidity risk 5. Objectives and financial risk management policy
145 147 206 208 208 211 213
Tonggak Sejarah Milestones Peristiwa Penting 2011 2011 Significant Event Penghargaan dan Sertifikasi Awards and Certifications Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners Report Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profile Laporan Direksi Board of Directors Report Profil Direksi Board of Directors Profile Bidang Usaha Business Line Pengembangan Usaha, Bandara dan Lingkungan Business Development, Airport and The Environment Anak Perusahaan dan Perusahaan Afiliasi Subsidiaries and Affiliated Companies
Laporan Teknologi Informasi (TI) Information Technology (IT) Report
Tanggung Jawab Sosial Kami Corporate Social Responsibility
Kebijakan GCG GCG Policy Organ Tata Kelola Perusahaan Corporate Governance Organ Kebijakan Remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris Remuneration Policy of The Board of Directors and The Board of Commissioners Permasalahan Hukum Legal Issues Etika Perusahaan Code of Conduct
Whistle-Blowing System Whistle-Blowing System Informasi Perusahaan Company Information
daftar isi contents
264
265 265
Manajemen Risiko Perusahaan Corporate Risk Management
Assessment GCG GCG Assessment
261 264 264
Laporan Sumber Daya Manusia Human Capital Report
Perkembangan GCG Angkasa Pura II Development of GCG at Angkasa Pura II
261
269 271 272
Tinjauan Umum General Review Tinjauan Operasi Per Segmen Usaha Operation Review By Business Segment Uraian Atas Kinerja Keuangan Perusahaan Description on Corporate Financial Performance Key Performance Indicator (KPI) Key Performance Indicator (KPI) Kebijakan Penggunaan Laba Policy on Profit Appropriation Kebijakan Pajak & Dividen Tax and Dividend Policy Prospek Usaha Perusahaan Business Prospects Aspek Pemasaran Marketing Aspect Kemampuan Membayar Hutang dan Tingkat Kolektibilitas Piutang Ability to Cover Debts and Collectibility of Receivables Struktur Modal, Kebijakan Manajemen Atas Struktur Modal dan Tingkat Solvabilitas Capital Structure, Management Policy on Capital Structure and Solvability Level Ikatan Material Untuk Perolehan Barang Modal Material Contract of Capital Goods Acquisition Informasi Keuangan Yang Mengandung Kejadian Yang Bersifat Luar Biasa dan Jarang Terjadi Financial Information That Contains Extraordinary and Rare Events Dampak Perubahan Harga Terhadap Pendapatan Usaha atau Pendapatan Bersih Angkasa Pura II Impact of Changes In Price to the Revenues and Net Income of AngkasaPura II Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Informasi dan Fakta Material Yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan Material Informaton and Facts Subsequent to the Date of Finacial Report Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Use of Proceeds from Public Offering Realization Informasi Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi Atau Restrukturisasi Hutang/ Modal Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Acquisition or Restructuring of Debt/Capital Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan dan Transaksi Dengan Pihak Yang Memiliki Hubungan Istimewa (Afiliasi) Transactions Containing Conflict of Interest, and The Nature of Transactions With Affiliated Parties Perubahan Peraturan Perundang-Undangan yang Berpengaruh Signifikan Terhadap Perusahaan The Amendment of Regulation Having Significant Effect on The Company Kebijakan Akutansi Accounting Policies
273
Laporan Keuangan Financial Statements
460 462
Identitas Perusahaan Company’s Identity
463 464 466 468 470 472
Daftar Kantor Anak Perusahaan, Perusahaan Afiliasi, dan Kantor Cabang Subsidiary Office, Affiliated Company and Branch Office List Wilayah Kerja dan Lokasi Bandara Working Area and Airport Location Struktur Organisasi organization structure Profil Bandara Airport Profile Lembaga Profesi Penunjang Perusahaan Professional Institution of The Company Supporting Lembar Pertanggungjawaban Laporan Tahunan Responsibility of Annual Report
Referensi Kriteria Penghargaan Laporan Tahunan 2011 PT Angkasa Pura II (Persero) Cross Reference to Annual Report Award 2011 PT Angkasa Pura II (Persero)
Analisa dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja Perusahaan Management Discussion and Analyisis
138 142
Riwayat Singkat Perusahaan Company In Brief
218 220 226 257 257 257 257 258 260
Data Perusahaan Corporate Data
8 12 18 22 24 26 34 38 50 55 60 76 81 94 98 108
Visi, Misi, Falsafah dan Budaya Perusahaan Vision, Mission, Philosophy and Corporate Culture Tujuan, Sasaran dan Strategi Perusahaan Company Goals, Objectives and Strategies
Profil Perusahaan Company Profile
4 5
Prolog Prologue
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
1
Angkasa Pura II
restructuring
2011 2011 Laporan Tahunan-Annual Report
PT Angkasa Pura II Head Office: Soekarno-Hatta International Airport Building 600, PO BOX 1001/BUSH Jakarta 19120 Indonesia Tel. : (62-21) 550 5079, 550 5021 Fax : (62-21) 550 2141 www.angkasapura2.co.id
Laporan Tahunan Annual Report
restructuring