Laporan Tahunan 2009 Annual Report
Reborn
to be World-Class Airport
3 y isi on & er M us iss ah ion aa n 2 Co m pa ny St ra te g
e1 he m
M isi V
aT
iP s
ila
r Pe
h
r Ke
ian
kS
ga
ng To
on
P
ti uc
M
a
istiw
009
ran
o Lap
is
ksi R
utik
rvices
Our Se
6
rs 2
B
es 36
Servic
ices 40
cal Serv
N
nautika
20
om
of C
rd Boa
nauti on-Aero
on-Aero
Jasa N
sio mis
o irect
tical onau a Aer
erona
A Jasa
ners
of D oard
the
rom
rt f epo
Dire
he
mt
or Rep
isar
Dew
La
Daftar Isi Contents
o
t fro
om an K
n pora
tE rtan
Imp
9 200
g2
tin Pen
8
ts 1
ven
17
rds
aa
Per
10
ne
wa nA
arg
h eng
h
to iles
ah
r eja
9
ng
ti Ra
alt
eh
k
8
He
n ata
es
K at
g Tin
ila en
P
c
a
sa
ti Ikh
ig
in nF
ng
ua
e rK
hts
g hli
H ial
an
j
ya
ila
k or aW
6
ea Ar
ing
us
St ra te g
Te m
Vi si &
m
a ah
4
pa
Co
an
W
rod
in
ny
k Se
Int
ief
Br
velopment 48
aha Business De
Pengembangan Us
Pengembangan Bandara Airport Development 52
Operational Revie
Sumber Daya Manusia Human
w
Struktur Org
Resources 56
anisasi Organ
Tanggun g
Gov
erna
nce
M Dis anag cu em ss en ion t &A n
Rep
Tata K
ort
elola
Man
aly
sis
kus
Inf
Ta n
gg
La
po
ran
nA
as
un
Ke
gJ
eru
ua
aw
sa
ab
ng
an
isa
ha
an
ata
sP
Fin
an
Ma
an G
Risk
naj
em
Co
rpo
ela
cia
en
rat
eI
ran
em
Ta h
en
Man
t1
39
Corp
orate
age
men
Ma
em
an
ati
ent
20
on
09
Corpora
te Socia
Gove
Dis
cus
sio
ce 7
na
7
sp
sibility 6
0
0
13
Re
l Respon
rnan
t 11
nag
rm
un
tat
ood
nfo
po
lS
sahaan
saha
isiko
nal
iP
osial Peru
en R
i da
orm
cture 62
Jawab S
Peru
ajem
Dis
izational Stru
on
nd
An
aly
sis
11
8
sib
ility
for
20
09
An
nu
al
Re
po
rt 1
38
4
Tahun 2009 adalah Tahun Pembaharuan melalui perluasan kapasitas serta peningkatan dan peresmian fasilitas baru di bandara-bandara yang dikelola Angkasa Pura II. Melalui beragam program pengembangan, kami berfokus menampilkan citra bandara yang aman, nyaman, efisien dengan kualitas layanan sesuai kebutuhan masyarakat serta setaraf dengan bandara kelas dunia.
Reborn to be World-Class Airport 2009 was a Year of Revitalizing, as Angkasa Pura II expanded the capacity of its airports, improved existing airport infrastructure and brought new airport facilities into operation. Through a variety of development programs, we aim at creating an image of safety, comfort and efficiency at our airports, providing customers with quality services on par with the best of world-class airports anywhere.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
1
Visi & Misi Vision & Mission
2
Visi
Vision
Menjadi pengelola bandar udara bertaraf internasional yang mampu bersaing di kawasan regional.
To be an international-class airport management company with high competitiveness regionally.
Misi
Mission
Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan, dalam upaya memberikan manfaat optimal kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang teguh etika bisnis.
Managing airport services and air traffic services with a priority to flight safety and customer satisfaction, in the effort of creating optimum benefit for shareholders, business partners, employees, the community, and the environment, by firmly holding to business ethics.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Strategi Perusahaan Company Strategy
Sasaran Perusahaan
Company Objectives
Sasaran perusahaan untuk periode tahun 2009–2013 adalah:
Company objectives for the period of 2009-2013 are:
• Tercapainya pengembangan kegiatan bisnis yang menjadi fokus Angkasa Pura II serta peningkatan produktivitas kegiatan usaha Angkasa Pura II • Tercapainya kepuasan pengguna jasa melalui pelayanan prima yang didukung dengan jaminan Service Level Agreement (SLA) dan Service Level Guarantee (SLG) serta ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengguna jasa • TerseIenggaranya perbaikan berkeIanjutan dalam proses bisnis yang berlandaskan mutu dan sesuai dengan harapan pengguna jasa • Terciptanya pengembangan leadership system untuk mewujudkan efektifitas kepemimpinan sebagai role model • Terwujudnya organisasi yang sesuai dengan fungsi pengelolaan bisnis bandara dan didukung oleh SDM yang berkinerja tinggi dan kompeten sesuai fokus bisnis Angkasa Pura II • TerjaIinnya integrasi jaringan/networking antar instansi dan bandara lainnya
• The development of core business activities of Angkasa Pura II and increased productivity of its business activities • The satisfaction of airport service users through excellent services supported by commitment to Service Level Agreement (SLA) and Service Level Guarantee (SLG) as well as the availability of facilities and infrastructure needed by airport service users • Continuous improvement to business processes on the basis of quality to meet the expectations of airport service users • Development of a leadership system towards an effective leadership by role model • Creation of an organization suitable to the airport management business and supported by highperforming human capital with competences suitable to the core business of Angkasa Pura II • Development of integrated networking among institutions and other airports
Strategi Pengembangan Perusahaan
Company Development Strategy
Strategi pengembangan perusahaan untuk mewujudkan sasaran yang telah ditetapkan mencakup antara lain:
Company development strategy to achieve the desired company objectives includes the following aspects:
Business Focus, yaitu: • Memacu peningkatan pendapatan • Mengendalikan biaya dan meningkatkan daya serap investasi • Melakukan intensifikasi bidang usaha • Mewujudkan segmentasi dan optimalisasi usaha
Business Focus, namely: • To drive revenue growth • To control expenses and improve investment capability • To intensify its business activities • To create business segmentation and optimizing
Customer Service & Care, yaitu: • Memenuhi standar Level of Service (safety, security & services) • Menerapkan Service Level Agreement dan Service Level Guarantee • Memenuhi ketersediaan kapasitas pelayanan Operations Excellence, yaitu: • Regulatory compliance • Mengembangkan Total Airport Management System • Mengembangkan sistem dan prosedur Leadership Effectiveness, yaitu: • Melakukan penyelarasan Visi, Misi, dan sasaran jangka panjang • Menerapkan performance excellence criteria HR Effectiveness, yaitu: • Melakukan evaluasi dan perbaikan sistem manajemen SDM • Mengembangkan HR Plan & Roadmap SDM • Pendidikan dan pelatihan • Memperbaiki sistem penilaian kinerja karyawan Total Logistic Network, yaitu: • Membangun aliansi strategis dengan mitra kerja dan mitra usaha dalam rangka mewujudkan biaya transportasi yang kompetitif dan efisien • Membangun kerjasama dalam penyediaan jaringan komunikasi, duty free, fuel supply, power supply
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Customer Service & Care, namely: • To comply with Level of Service standards (safety, security & services) • To implement Service level Agreement and Service Level Guarantee • To guarantee availability of service capacity Operations Excellence, namely: • Regulatory compliance • Development of Total Airport Management System • Development of systems and procedures Leadership Effectiveness, namely: • To realign the company’s Vision, Mission, and LongTerm objectives • To implement criteria for performance excellence HR Effectiveness, namely: • To evaluate and improve the management of Human Resources • To develop an HR Plan and HR Roadmap • Training and education • To improve the employee performance assessment system Total Logistic Network, namely: • To develop strategic alliances with working partners and business partners in order to create efficient and competitive transportation costs • Develop cooperation in the provision of communications networks, duty free, fuel supply, and power supply
3
Sekilas Perusahaan Company in Brief
4
Angkasa Pura II merupakan perusahaan pengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas penerbangan di kawasan Barat Indonesia, yang 100% sahamnya dimiliki Pemerintah. Pengabdian Angkasa Pura II berawal pada 13 Agustus 1984, sejak dipercaya untuk mengelola dan mengusahakan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (kini bernama Bandara Internasional Jakarta Soekarno-Hatta) dan Bandara Halim Perdanakusuma.
Angkasa Pura II is a company that provides airport services and air traffic services in the Western Indonesia airspace, with 100% shareownership by the Government of the Republic of Indonesia. The history of Angkasa Pura II begun on 13 August 1984 when it was entrusted to manage and operate the Jakarta Cengkareng Airport (present day Jakarta Soekarno-Hatta International Airport) and the Halim Perdanakusuma Airport.
Angkasa Pura II terlahir dengan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1984. Tanggal 19 Mei 1986 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1986 berubah menjadi Perum Angkasa Pura II dan tanggal 17 Maret 1992 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 14 tahun 1992 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Kini sesuai dengan Akta Notaris Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN Nomor 38 tanggal 18 November 2008 resmi menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
Angkasa Pura II was established under the name of Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng by virtue of Government Regulation No. 20 Year 1984. On 19 May 1986, its name was changed to Perum Angkasa Pura II by virtue of Government regulation No. 26 Year 1986, and subsequently on 17 March 1992, its status was changed to a ‘Persero’ (state-owned limited liability company) by virtue of Government Regulation No. 14 Year 1992. Lastly, on 18 November 2008, the name was changed to PT Angkasa Pura II (Persero) as covered in Notary Deed No. 38 Year 2008 of Notary Silvia Abbas Sudrajat, SH, SpN.
Selama 25 tahun, Angkasa Pura II telah mengalami berbagai perubahan dan kemajuan di bidang bisnis bandara. Hal ini terlihat dari peningkatan fasilitas dan pelayanan di 12 bandara yang dikelolanya yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Ketaping)
In 25 years, Angkasa Pura II has been through many changes and achieves great progress in the airport business. This should be evident from the service and facility improvements made at twelve major airports under its management, namely the Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak),
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
dahulu Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) dahulu Kijang, Sultan Thaha (Jambi) dan Depati Amir (Pangkal Pinang). Selain itu Angkasa Pura II juga melayani jasa penerbangan untuk wilayah udara (Flight Information Region/ FIR) Jakarta.
Minangkabau (Ketaping) formerly Tabing, Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) formerly Kijang, Sultan Thaha (Jambi) and Depati Amir (Pangkal Pinang). Angkasa Pura II also provides flight management services for the Jakarta Flight Information Region (Jakarta FIR).
Seiring dengan pertumbuhan industri angkutan udara Indonesia yang meningkat pesat, Angkasa Pura II selalu mengedepankan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa bandara. Bandara yang dikelola Angkasa Pura II selalu memperoleh penghargaan Prima Pratama dari Departemen Perhubungan RI untuk kategori Terminal Penumpang Bandara.
Angkasa Pura II strives at all times to provide the best services to airport users, in line with the fast growth of the air transportation industry in Indonesia. The airports under its management regularly receive the Prima Pratama Award in the Airport Passenger Terminal category from the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang handal Angkasa Pura II telah berhasil meraih beberapa penghargaan, diantaranya sebagai The Best BUMN in Logistic Sector dari Kementerian Negara BUMN RI (2004-2006), The Best I in Good Corporate Governance (2006), Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed, dan sebagai BUMN Terbaik dan Terpercaya dalam bidang Good Corporate Governance pada Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Di akhir tahun 2009, kembali Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai 1st The Best Non Listed Company dari Anugerah Business Review 2009 dan juga sebagai The World 2nd Most On Time Airport untuk Bandara Soekarno-Hatta dari Forbestraveller.com.
As a well-known State-Owned Enterprise (SOE), Angkasa Pura II had been recognized as the Best SOE in Logistics Sector by the State Ministry of SOE for three consecutive years (2004-2006), the Best I in Good Corporate Governance (2006), the 1st Rank in the Annual Report Award 2007 in the category of Non-Financial Non-Listed SOE, and as Best and Trusted SOE in Good Corporate Governance in the Corporate Governance Perception Index 2007 Award. By the end of 2009, Angkasa Pura II has added other accolades to its name including as the 1st rank of Best non Listed Company from Anugerah Business review 2009 and as the World’s 2nd Most on Time Airport from Forbestraveller.com for the Soekarno-Hatta Airport.
Angkasa Pura II selalu melaksanakan kewajibannya memberikan dividen kepada negara sebagai pemegang saham dan turut membantu meningkatkan kesejahteraan dan kepedulian terhadap karyawan dan keluarganya serta masyarakat umum dan lingkungan sekitar bandara melalui program Corporate Social Responsibility.
Angkasa Pura II has always fulfilled its responsibility with regards to dividend contribution to the State as shareholder, and has actively participated in the efforts to improve the welfare of its employees and their families, as well as communities and the environment around its airports through its Corporate Social Responsibility programs.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
5
Wilayah Kerja Working Area
Pengendalian lalu lintas udara yang saat ini mencapai 1.400 per hari dengan sistem otomasi yang dikembangkan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) lebih dikenal dengan JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Control System) mampu menjangkau keseluruh wilayah udara yang menjadi tanggung jawabnya.
6
To date, flight traffic control has reached 1,400 flights per day, and with the automated system developed by PT Angkasa Pura II (Persero), better known as JAATS (Jakarta Automated Air Traffic Control System), is able to cover all the airspace of its responsibility.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Jakarta FIR
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Ujung Pandang FIR
Wilayah udara Indonesia terbagi dalam 2 FIR (Flight Information Region) yaitu Jakarta dan Ujung Pandang. Dari 2 FIR ini dibentuklah Jakarta ACC dan Ujung Pandang ACC. Jakarta ACC (Area Control Centre) dibagi dalam beberapa sektor. Hal ini dibentuk untuk mengakomodasi ruang udara yang sangat luas, dengan tujuan meningkatkan keselamatan penerbangan.
Indonesian airspace is divided into 2 FIR (Flight Information Region), namely Jakarta FIR and Ujung Pandang FIR. From the 2 FIR, Jakarta ACC and Ujung Pandang ACC were established. Jakarta ACC (Area Control Centre) is divided into several sectors. It is formed to accommodate a vast air space, with the aim of improving flight safety.
Soekarno-Hatta Airport
Polonia Airport
Sultan Syarif Kasim II Airport
Supadio Airport
SM Badaruddin II Airport
Minangkabau Airport
Husein Sastranegara Airport
Halim Perdanakusuma Airport
Sultan Thaha Airport
Depati Amir Airport
Sultan Iskandar Muda Airport
Raja Haji Fisabilillah Airport
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
7
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Perbandingan Selama Lima Tahun Terakhir 2005-2009 Comparative In The Last Five Years 2005-2009 (Dalam Miliar Rupiah - In Billion Rupiah)
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Indonesia
2005 NERACA ASET Aset Lancar Piutang Usaha Aset Tetap Aset Lain-lain JUMLAH ASET PASSIVA Kewajiban Jangka Pendek Kewajiban Pajak Tangguhan Kewajiban Jangka Panjang Dana Titipan THT Ekuitas JUMLAH PASSIVA LAPORAN LABA/RUGI PENDAPATAN USAHA Pendapatan Aeronautika Pendapatan Non-Aeronautika Pendapatan Kargo JUMLAH PENDAPATAN BEBAN USAHA Beban Pegawai Beban Pemeliharaan dan Persediaan Beban Sewa Beban Umum dan Aset Dibiayakan Beban Piutang Tak Tertagih Beban Penyusutan dan Amortisasi JUMLAH BEBAN USAHA LABA USAHA PENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA Pendapatan Diluar Usaha Beban Diluar Usaha JUMLAH PENDAPATAN (BEBAN) DILUAR USAHA LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN/BEBAN PAJAK Pajak Kini Pajak Tangguhan LABA (RUGI) SETELAH PAJAK
2006
261
Non-Aeronautika Non-Aeronautical
8
596
2008
2009
1.220.269 280.859 1.734.968 298.037 3.553.147
1.497.878 284.676 3.279.468 312.727 5.391.387
2.480.214 326.547 3.224.943 308.528 6.340.232
2.763.344 333.200 3.787.860 422.893 7.307.683
3.132.263 216.818 4.015.672 745.146 8.234.120
219.731 10.260 33.777 3.218.341 3.553.147
290.754 7.232 40.588 3.453.712 5.391.387
350.951 33.144 10.248 56.916 4.216.258 6.340.232
363.968 7.344 132.414 68.370 6.811.301 7.307.683
524.666 23.356 215.165 9.111 7.494.288 8.234.120
1.361.391 348.988
1.466.829 402.935 1.869.764
1.572.988 464.655 20.124 2.057.767
1.714.367 524.907 37.250 2.276.524
2.109.615 596.771 39.093 2.745.479
1.710.379 460.864 110.918 145.245 165.737 28.661 157.202 1.068.627 641.752
551.493 117.717 182.469 179.646 24.283 219.825 1.275.433 594.331
610.475 130.651 188.275 264.605 27.040 214.608 1.435.654 622.113
631.885 148.926 190.373 280.028 57.457 211.862 1.520.531 755.993
690.867 179.769 213.274 298.448 9.684 264.383 1.656.425 1.089.054
129.591 37.502 92.089 634.392
144.764 97.151 47.613 640.535
167.248 44.338 122.910 736.097
285.229 (91.543) 193.686 949.679
261.377 (148.353) 113.023 1.202.077
(214.202) (2.364) 417.826
(194.814) (10.573) 435.148
(210.971) (26.538) 498.588
(261.995) (15.891) 671.794
(321.255) (16.012) 864.810
Pendapatan (Dalam Miliar Rupiah) Revenues (In Billion Rupiah)
Di Luar Usaha Non-Operating
Numerical notations in all tables and graphics are in Indonesian
2007
BALANCE SHEETS ASSETS Total Current Assets Accounts Receivable Fixed Assets Other assets TOTAL ASSETS LIABILITIES Current Liabilities Deferred Tax Liabilities Long-Term Debts Retiree Welfare Program Fund Equity TOTAL LIABILITIES STATEMENTS OF INCOME OPERATING REVENUE Aeronautical Revenue Non-Aeronautical Revenue Cargo Revenue TOTAL REVENUE OPERATING EXPENSES Employee Expenses Maintenance and Inventory Expenses Rent Expenses General Expenses and Asset Expended Doubtful Accounts Expense Depreciation and Amortization Expenses TOTAL OPERATING EXPENSES OPERATING INCOME NON-OPERATING INCOME (EXPENSES) Non-Operating Income Non-Operating Expenses TOTAL NON OPERATING INCOME (EXPENSES) PROFIT BEFORE TAX TAX EXPENSES Current Income Tax Deferred Income Tax NET PROFIT AFTER TAX
Biaya (Dalam Miliar Rupiah) Expenses (In Billion Rupiah)
Aeronautika Aeronautical
2.109
Usaha Operating
Di Luar Usaha Non-Operating
1.656
148
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Penilaian Tingkat Kesehatan Health Rating
Tingkat kesehatan PT Angkasa Pura II (Persero) dinilai dengan mengacu Surat Keputusan Menteri BUMN No. KEP-100/ MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.
No.
Uraian
Bobot Weight
I.
Aspek Keuangan
1.
ROE
15
2.
ROI
3.
Rasio Kas
4. 5.
The health rating of PT Angkasa Pura II (Persero) is evaluated with reference to Decree of the Minister of SOE No. KEP-100/ MBU/2002 dated 4 June 2002 on Health Rating for SOEs.
Realisasi 2009 Actual 2009
Tahun 2008 Year 2008
Skor Score
Nilai Value
Nilai Value
13,32
13,50
10
18,11
3
444,76
Rasio Lancar
4
Koleksi Periode
4
6.
Perputaran Persediaan
7.
Perputaran Aset (TATO)
8.
TMS terhadap TA
Total Aspek Keuangan II.
Aspek Operasional
1.
Break Down of Separation (BOS)
2.
Waktu Respon PKP-PK
5.
Waktu Izin
6.
SAP
Total Aspek Operasional
Uraian Description
Skor Score
No.
Financial Aspects
I.
ROE
1.
11,82
12,00
10,00
14,20
8,00
ROI
2.
3,00
596,58
3,00
Cash Ratio
3.
597,00
3,00
764,41
4,00
Current Ratio
4.
29
4,00
53
4,00
Collection Periode
5.
4
2
4,00
2
4,00
Inventory Turnover
6.
4
37
2,00
36
1,00
Asset Turnover
7.
6
73,99
4,25
90,61
3,50
TMS on TA
8.
50
43,75
39,50
Total Financial Aspects Operational Aspects
II.
3,63
12
12
Break Down of Separation (BOS)
1.
<3
8
8
Response Time PKP-PK
2.
43’50”
6
6
Clearance Time
5.
0%
9
9
SAP
6.
35
35
35
Total Operational Aspects
III.
Aspek Administrasi
1.
Laporan Perhitungan Tahunan
3
Maret 2009
3
3
Annual Account Reports
Administrative Aspects
1.
2.
RKAP
3
Oktober 2009
3
3
RKAP
2.
3.
Laporan Periodik
3
3
2
4.
Kinerja PUKK
<30 hari
III.
Periodic Reports
3.
Performance PUKK
4.
4.1.
* Efektifitas Penyaluran Dana
3
93,75%
3
95,19
3
* Disbursement Effectiveness
4.1.
4.2.
* Kolektibilitas Penyaluran Pinjaman
3
89,69%
3
82,43
3
* Collectibility of loan disbursement
4.2.
Total Aspek Administrasi
15
15
Total Skor
93,75
Kualifikasi Tingkat Kesehatan
Berkaitan dengan pencapaian skor tingkat kesehatan, terlihat bahwa pencapaian Angkasa Pura II pada tahun 2009 sebesar 93,75, lebih tinggi dari pencapaian tahun 2008 sebesar 88,50. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya sebagian besar indikator keuangan.
Angkasa Pura II
14
2009 Annual Report
88,50
Total Administrative Aspects Total Score
AA
AA
Qualification
Sehat
Sehat
Health Level
With regards to the total score for the health rating, Angkasa Pura II in 2009 managed to achieve a score of 93.75. This was higher than the score achieved in 2008 of 88.50. The increase in total score was due mainly to improvements in most of of the financial indicators.
9
Tonggak Sejarah Milestone
10
13 Agustus 1984 Pendirian Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 20/1984.
13 August 1984 Establishment of the Public Corporation (Perum) Cengkareng Jakarta Airport, based on Government Regulation No. 20/1984.
1 Oktober 1984 Operasi terbatas berdasarkan instruksi Dirjen. Perhubungan Udara Telex No. 4641/1 tanggal 26 Juli 1984 dan No. AK. 4672 tanggal 2 Agustus 1984.
1 October 1984 Limited operation at the instruction of the Director General of Air Transportation, Telex No. 4641/1 dated July 26, 1984 and No. AK. 4672 dated August 2, 1984.
18 Desember 1984 Serah terima pembangunan Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dari kontraktor utama kepada Pemerintah Republik Indonesia.
18 December 1984 Handover of the construction of Jakarta Cengkareng Airport from the main contractor to the Government of the Republic of Indonesia.
2 Januari 1985 Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.6/OT.002/Phb-85.
2 January 1985 Establishment of Organization and Work Procedures of Perum Jakarta Cengkareng Airport based on Decree of Ministry of Transportation no. KM.6/OT.002/Phb-85.
16 - 31 Maret 1985 Pemindahan Operasi Penerbangan berjadwal dari Bandar Udara Kemayoran dan Halim Perdanakusuma ke Pelabuhan Bandar Udara Jakarta Cengkareng.
16 - 31 March 1985 Transfer of Scheduled Flight Operations from Kemayoran Airport and Halim Perdanakusuma Airport to Jakarta Cengkareng Airport.
1 April 1985 Pengoperasian secara penuh Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng dan pengalihan manajemen Bandar Udara Halim Perdanakusuma dari Perum Angkasa Pura ke Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng.
1 April 1985 Full operation of the Jakarta Cengkareng Airport and transfer of management of Halim Perdanakusuma Airport from Perum Angkasa Pura to Perum Jakarta Cengkareng Airport.
8 Juni 1985 Sesuai Keputusan Presiden No. 51 tahun 1985, pelaksanaan tugas pelayanan di daerah lingkungan kerja Bandar Udara Soekarno – Hatta Jakarta, dilaksanakan oleh Administrator Bandar Udara.
8 June 1985 In accordance with Presidential Decree No. 51 Year 1985, the provision of service in the work area of Soekarno-Hatta Airport in Jakarta is to be provided by the Airport Administrator.
3 Juli 1985 Penggantian nama Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno – Hatta, berdasarkan Keputusan Presiden No. 54/1985.
3 July 1985 Jakarta Cengkareng Airport was renamed Soekarno-Hatta Jakarta International Airport, pursuant to Presidential Decree No. 54/1985.
5 Juli 1985 Peresmian Pembukaan Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno – Hatta oleh Presiden Soeharto.
5 July 1985 Official inauguration of Jakarta International Airport SoekarnoHatta by President Soeharto.
19 Mei 1986 Perubahan nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26/1986.
19 May 1986 Change of name of Perum Jakarta Cengkareng Airport to become Perum Angkasa Pura II, based on Government Regulation No. 26/1986.
17 Juli 1986 Penggantian Direktur Umum Perum Angkasa Pura II dari Ir. Karno Barkah kepada Marsekal Pertama TNI AU Soewarta berdasarkan Keputusan Presiden No. 143/M/1986.
17 July 1986 Replacement of the Director of Perum Angkasa Pura II Ir. Karno Barkah by First Air Marshal Soewarta pursuant to Presidential Decree No. 143/M/1986.
14 Maret 1987 Penetapan kembali Organisasi dan Tata Kerja Perum Angkasa Pura II berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. SK.21/ OT.001/Phb-87.
14 March 1987 Determination of Organization and Work Procedure of Perum Angkasa Pura II, based on Decree of Ministry of Transportation no. SK.21/OT.001/Phb-87.
29 Pebruari 1988 Pengalihan Pelayanan Keselamatan Lalu Lintas Udara di bandarabandara yang diusahakan oleh Perusahaan Umum ke dalam Perum Angkasa Pura I dan II berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.19 tahun 1988.
29 February 1988 Transfer of Air Traffic Safety Services at airports operated by Public Company to Perum Angkasa Pura I and Perum Angkasa Pura II based on Decree of Ministry of Transportation no. KM.19 1988.
29 Juni 1988 Penggantian Direktur Operasi dan Teknik dari Ir. Soedjarwo kepada Ir. Togi Siregar berdasarkan Keputusan Presiden No. 171/M/1988.
29 June 1988 Replacement of Director of Operations and Technical Ir. Soedjarwo by Ir. Siregar TOGI pursuant to Presidential Decree No. 171/M/1988.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
8 Juli 1988 Penggantian Direktur Administrasi dan Keuangan dari Drs. W. Haryono kepada Drs. Ridwan Gani berdasarkan Keputusan Presiden No. 156/M/1988.
8 July 1988 Replacement Director of Administration and Finance Drs. W. Haryono by Drs. Ridwan Gani pursuant to Presidential Decree No. 156/M/1988.
30 Maret 1989 Pemisahan dan Pengalihan Kekayaan Negara pada SENOPEN Jakarta untuk dijadikan penyertaan Modal Negara ke dalam Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No.4/1989.
30 March 1989 Separation and Transfer of State Assets in SENOPEN Jakarta to become the State Equity Participation in Perum Angkasa Pura II, based on Government Regulation No.4/1989.
8 Pebruari 1991 Penambahan penyertaan Modal Negara di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II dan SENOPEN Palembang serta Bandara Supadio Pontianak ke dalam Modal Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 10/1991.
8 February 1991 Additional State Equity Participation at Sultan Mahmud Badaruddin II Airport and SENOPEN Palembang and Supadio Airport - Pontianak to the equity capital of Perum Angkasa Pura II, based on Government Regulation No. 10/1991.
1 April 1991 Serah Terima Pemilikan dan Pengoperasian Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Sentra Operasi Keselamatan Penerbangan Palembang dan Bandara Supadio Pontianak dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum Angkasa Pura II.
1 April 1991 Transfer of Ownership and Operation of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang, Palembang Flight Safety Operations Center and Supadio Airport Pontianak from the Directorate General of Air Transportation to Perum Angkasa Pura II.
16 Agustus 1991 Penetapan kembali Organisasi dan Tata Kerja Perum Angkasa Pura II berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.64/1991.
16 August 1991 Determination of Organization and Work Procedure of Perum Angkasa Pura II, based on Decree of Ministry of Transportation no. KM.64/1991.
19 Pebruari 1992 Penambahan penyertaan Modal Negara di Bandara Halim Perdanakusuma ke dalam Modal Perum Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7/1992.
19 February 1992 Additional State Equity Participation at Halim Perdanakusuma Airport into Perum Angkasa Pura II, based on Government Regulation No. 7 / 1992.
17 Maret 1992 Pengalihan bentuk Perusahaan Umum menjadi Perseroan (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14/1992.
17 March 1992 Change of status of Public Enterprise (Perum) into Company (Persero) Angkasa Pura II, based on Government Regulation No. 14/1992.
11 Mei 1992 Peresmian pembukaan Terminal II oleh Presiden Soeharto, pengoperasiannya telah dilaksanakan sejak tanggal 11 Februari 1992.
11 May 1992 Official inauguration of Terminal II by President Soeharto, which has been in operations since February 11, 1992.
10 Nopember 1992 Pengangkatan angota-anggota Direksi PT (Persero) Angkasa Pura II: 1. Direktur Utama : H. Chusjairi, SE 2. Direktur Operasi : A. T. E. Liando 3. Direktur Teknik : Ir. Asrul Rapani 4. Direktur Keuangan : Drs. Ridwan M. Gani 5. Direktur Personalia dan Umum : Tarjun Adul Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1180/ KMK.016/1992.
10 November 1992 Appointment of members of the Board of Directors of PT (Persero) Angkasa Pura II: 1. President Director : H. Chusjairi, SE 2. EVP of Operations : A. T. E. Liando 3. EVP of Engineering : Ir. Asrul Rapani 4. EVP of Finance : Drs. Ridwan M. Gani 5. EVP of Personnel and General Affairs : Tarjun Adul Based on Decree of the Minister of Finance No. 1180/ KMK.016/1992.
2 Januari 1993 Pendirian PT (Persero) Angkasa Pura II berdasarkan Akte Notaris Muhani Salim, SH, No. 3 tanggal 2 Januari 1993.
2 January 1993 Establishment of PT (Persero) Angkasa Pura II based Notary Deed No.3 of Muhani Salim, SH dated January 2, 1993.
1 Januari 1994 PT (Persero) Angkasa Pura II mendapat tugas mengelola Bandar Udara Polonia Medan dari Direktorat Jendral Perhubungan Udara, berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. 5-33/MK/1994 tanggal 22 Januari 1994.
1 January 1994 PT (Persero) Angkasa Pura II is given the task of managing the Polonia Airport in Medan from the Directorate General of Air transportation, based on Letter of the Minister of Finance No. 5-33/MK/1994 dated January 22, 1994.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
11
Tonggak Sejarah Milestone
12
9 April 1994 PT (Persero) Angkasa Pura II mendapat tugas mengelola Bandara Simpang Tiga Pekanbaru, Tabing Padang, Husein Sastranegara Bandung dan Blang Bintang Banda Aceh serta Senopen Pekanbaru dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berdasarkan Surat Menteri Keuangan No.5-33/MK.016/1994 dan Surat Menteri Perhubungan A.278/AU.001/SKJ/1994.
9 April 1994 PT (Persero) Angkasa Pura II is given the task of managing Pekanbaru Simpang Tiga Airport, Tabing Padang, Bandung Husein Sastranegara and Blang Bintang Banda Aceh and Senopen Pekanbaru from the Directorate General of Air Transportation based on Letter of the Minister of Finance No.5-33/MK.016/1994 and Letter of the Minister of Transportation A.278/AU.001/SKJ/1994.
30 Agustus 1994 Penambahan penyertaan Modal Negara di Bandara Polonia Medan ke dalam Modal PT (Persero) Angkasa Pura II mulai tanggal 1 Januari 1994, Bandara Simpang Tiga Pekanbaru, Tabing Padang, Husein Sastranegara Bandung dan Blang Bintang Banda Aceh terhitung mulai tanggal 1 April 1994 berdasarkan Peraturan Pemerintah No.26/1994.
30 August 1994 Additional State Equity Participation in the equity capital of PT (Persero) Angkasa Pura II of Medan Polonia Airport effective on January 1, 1994, Pekanbaru Simpang Tiga Airport, Tabing Padang, Bandung Husein Sastranegara and Blang Bintang Banda Aceh airports commencing 1 April 1994 under Government Regulation No. 26/1994.
21 Desember 1994 Serah Terima Pemilikan dan Pengoperasian Bandara Blang Bintang Banda Aceh, Simpang Tiga Pekanbaru, Tabing Padang, Husein Sastranegara Bandung dan SENOPEN Pekanbaru dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kepada PT (Persero) Angkasa Pura II.
21 December 1994 Transfer of Ownership and Operation of Blang Bintang Banda Aceh Airport, Pekanbaru Simpang Tiga, Tabing Padang, Bandung Husein Sastranegara and SENOPEN Pekanbaru from the Directorate General of Air transportation to PT (Persero) Angkasa Pura II.
12 Januari 1995 Pergantian Direktur Operasi dari A.T.E Liando kepada Ir. Yayoen Wahyoe dan Miskul Firdaus, SE sebagai Direktur Keuangan menggantikan Drs. Ridwan Gani, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.50/KMK.016/1995.
12 January 1995 Replacement of Director of Operations A.T.E. Liando by Ir. Yayoen Wahyoe and Miskul Firdaus, SE as the Director of Finance to replace Drs. Ridwan Gani, based on the Decree of the Minister of Finance No.50/KMK.016/1995.
11 Mei 1995 Perubahan nama Bandar Udara Blangbintang – Banda Aceh menjadi Bandar Udara “Sultan Iskandarmuda” berdasarkan Keputusan Menteri Perhubugan Nomor KM 20 Tahun 1995 tanggal 11 Mei 1995.
11 May 1995 Change of name of Blangbintang Airport - Banda Aceh to “Sultan Iskandarmuda” Airport based on Decree of the Minister of Transportation No. KM 20 Year 1995 dated May 11, 1995.
10 Agustus 1995 Penambahan Penyertaan Modal Negara RI di Bandara Polonia Medan ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Angkasa Pura II berdasarkan PP No.24 Tahun 1995, Lembaran Negara RI Nomor 45 Tahun 1995.
10 August 1995 Additional State Equity Participation in Polonia Airport Medan into the equity capital of PT (Persero) Angkasa Pura II based on PP No.24 Year 1995, State Gazette No. 45 Year 1995.
4 Januari 1996 Pengangkatan Dewan Komisaris PT (Persero) Angkasa Pura II: 1. IB Yogyanto : Komisaris Utama 2. Hotma Tobing : Komisaris 3. Drs. Karsono Suryowibowo : Komisaris 4. Ir. Kuswito : Komisaris 5. Ir. Ismedajar : Komisaris Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 15/ KMK.016/1996.
4 January 1996 Appointment of the Board of Commissioners of PT (Persero) Angkasa Pura II: 1. IB Yogyanto : President Commissioner 2. Hotma Tobing : Commissioner 3. Drs. Karsono Suryowibowo : Commissioner 4. Ir. Kuswito : Commissioner 5. Ir. Ismedajar : Commissioner Based on the Decree of the Minister of Finance No. 15/ KMK.016/1996.
9 Januari 1998 Penambahan Penyertaan Modal Negara RI di Bandara SoekarnoHatta, Bandara Supadio Pontianak, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Tabing Padang, Bandara Simpang Tiga Pekanbaru, Bandara Polonia Medan, Bandara Sultan Iskandarmuda Banda Aceh, Bandara Husein Sastranegara Bandung ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Angkasa Pura II berdasarkan PP No. 10 Tahun 1998, Lembaran Negara RI Nomor 12 Tahun 1998.
9 January 1998 Additional State Equity Participation in Soekarno-Hatta Airport, Supadio Airport, Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang, Tabing Airport Padang, Simpang Tiga Airport Pekanbaru, Polonia Airport Medan, Sultan Iskandarmuda Airport Banda Aceh, and Husein Sastranegara Airport Bandung, into the equity capital of PT (Persero) Angkasa Pura II based on PP No. 10 Year 1998, State Gazette No. 12 Year 1998.
23 Juni 1998 Pengangkatan Direksi PT Angkasa Pura II : 1. Miskul Firdaus : Direktur Utama 2. A Fadil Wahab : Direktur Keuangan 3. Mulyono DS : Direktur Operasi 4. Yayoen Wahyoe : Direktur Teknik 5. Joni Sutjahjono : Direktur Personalia dan Umum Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor : KEP-015/M-PBUMN/1998.
23 June 1998 Appointment of the Board of Directors of PT Angkasa Pura II: 1. Miskul Firdaus : President Director 2. A Fadil Wahab : EVP of Finance 3. Mulyono DS : EVP of Operations 4. Yayoen Wahyoe : EVP of Engineering 5. Joni Sutjahjono : EVP of Personnel and General Affairs Based on the Decree of the Minister of State for Administrative Reform of SOE No: KEP-015/M-PBUMN/1998.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
24 Agustus 1998 Pengangkatan Dewan Komisaris PT (Persero) Angkasa Pura II : 1. Marsda (Purn) Hartono Martodirejo : Komisaris Utama 2. IB Jogyanto : Komisaris 3. Fachri Zainuddin : Komisaris 4. Marsda (Purn) Zainal Abidin, SE : Komisaris 5. Darwin Silalahi : Komisaris Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Nomor: KEP-045/M-PBUMN/1988.
24 August 1998 Appointment of the Board of Commissioners of PT (Persero) Angkasa Pura II: 1. Marsda (Purn) Hartono Martodirejo : President Commissioner 2. IB Jogyanto : Commissioner 3. Fachri Zainuddin : Commissioner 4. Marsda (Purn) Zainal Abidin, SE : Commissioner 5. Darwin Silalahi : Commissioner Based on the Decree of the Minister of State for Administrative Reform of SOE No: KEP-045/M-PBUMN/1988.
4 September 1998 Manajemen Kantor Cabang Utama PT (Pesero) Angkasa Pura II Bandar Udara Soekarno-Hatta terbentuk melalui Keputusan Direksi Nomor KEP. 470/OM.00/1998 – APII.
4 September 1998 The Management at Main Branch Office of PT (Persero) Angkasa Pura II, Soekarno-Hatta Airport is formed through the Board of Directors Decision No. KEP. 470/OM.00/1998 - APII.
18 Nopember 1999 Perubahan nama Bandar Udara Simpang Tiga – Pekanbaru menjadi Bandar Udara “Sultan Syarif Kasim II” berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor SK.2/AU.106/PHB.99 tanggal 18 November 1999).
18 November 1999 Change of name of Simpang Tiga Airport - Pekanbaru to become “Sultan Syarif Kasim II” Airport based on Decree of Ministry of Transportation No. SK.2/AU.106/PHB.99 November 18, 1999).
22 Maret 2000 Serah Terima Operasi Bandara Kijang Tanjung Pinang dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada PT (Persero) Angkasa Pura II, dan menjadi bandara yang ke sepuluh yang dikelola oleh PT (Persero) Angkasa Pura II.
22 March 2000 Transfer of operations of Kijang Airport Tanjung Pinang from the Directorate General of Air Transportation to PT (Persero) Angkasa Pura II, and became the tenth airports managed by PT (Persero) Angkasa Pura II.
10 Mei 2001 Wafatnya Direktur Utama PT (Persero) Angkasa Pura II, Miskul Firdaus, SE.
10 May 2001 The passing away of the President Director of PT (Persero) Angkasa Pura II, Miskul Firdaus, SE.
14 Mei 2001 Penunjukkan Ir. Yayoen Wahyoe (Direktur Teknik PT AP II) sebagai Pelaksana Harian Direktur Utama PT Angkasa Pura II oleh Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II sesuai Surat Penunjukkan Nomor : DKOM.173/OM.40/AP II/2001.
14 May 2001 The appointment of Ir. Yayoen Wahyoe (Technical Director of PT AP II) as Acting President Director of PT Angkasa Pura II by the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II, pursuant to Letter of Appointment No: DKOM.173/OM.40/AP II/2001.
30 Juni 2001 Penambahan Penyertaan Modal Negara RI di Bandara Kijang Tanjung Pinang, Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Supadio Pontianak, bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Bandara Sultan Iskandarmuda Banda Aceh, Bandara Husein Sastranegara Bandung ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Angkasa Pura II berdasarkan PP No.53 Tahun 2001, Lembaran Negara RI Nomor 95 Tahun 2001.
30 June 2001 Additional State Equity Participation in Kijang Airport Tanjung Pinang, Jakarta Soekarno-Hatta Airport, Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang, Supadio Airport Pontianak, Sultan Sharif Kasim II Airport Pekanbaru, Sultan Iskandarmuda Airport Banda Aceh, and Husein Sastranegara Airport Bandung, into the equity capital of PT (Persero) Angkasa Pura II based on PP No.53 Year 2001, State Gazette No. 95 Year 2001.
18 Pebruari 2002 Pengangkatan Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Edie Haryoto berdasarkan Surat Keputusan Meneg BUMN No. KEP-61/MBUMN/2002.
18 February 2002 Appointment of Edie Haryato as President Director of PT Angkasa Pura II based on the Decree of State Minister of SOE No. KEP61/M-BUMN/2002.
25 Pebruari 2002 Pelantikan Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Edie Haryoto oleh Komisaris Utama PT Angkasa Pura II.
25 February 2002 Inauguration of the President Director of PT Angkasa Pura II, Edie Haryoto, by the President Commissioner of PT Angkasa Pura II.
22 Maret 2002 Peresmian Gedung 600 Kantor Pusat PT Angkasa Pura II oleh Menteri Perhubungan dan Telekomunikasi RI.
22 March 2002 Inauguration of the Central Office Building 600 PT Angkasa Pura II by the Ministry of Transportation and Telecommunications of Indonesia.
22 Oktober 2002 Pengangkatan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II Periode tahun 2002-2006 melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP148/M-BUMN/2002, yaitu : 1. Jannes Hutagalung : Komisaris Utama 2. Sri Hardini : Komisaris 3. Sudirman : Komisaris 4. Letjen. TNI Amir Sembiring : Komisaris 5. Muwardi P Simatupang : Komisaris
22 October 2002 Appointment of the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II for 2002-2006 Period through Decree of the State Minster of SOE No: KEP-148/M-BUMN/2002, namely: 1. Jannes Hutagalung : President Commissioner 2. Sri Hardini : Commissioner 3. Sudirman : Commissioner 4. Letjen. TNI Amir Sembiring : Commissioner 5. Muwardi P Simatupang : Commissioner
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
13
Tonggak Sejarah Milestone
14
5 Nopember 2003 Penandatanganan Kesepakatan Bersama tentang Pembangunan Jaringan Angkutan Kereta Api Dari dan Ke Bandara SoekarnoHatta antara PT (Persero) Angkasa Pura II, PT Kereta Api (Persero) dan PT (Persero) Industri Kereta Api, Roos Diatmoko.
5 November 2003 Signing of MoU on Development of Railway Transport Network to and from the Soekarno-Hatta Airport between PT (Persero) Angkasa Pura II, PT Kereta Api (Persero) and PT (Persero) Industri Kereta Api, Roos Diatmoko.
9 Januari 2004 Peresmian penggunaan Terminal Khusus Haji Bandara SoekarnoHatta oleh Menteri Agama RI, Said Agil Husin Al Munawar dan Menteri Perhubungan RI, Agum Gumelar.
9 January 2004 Inauguration of the operation of Special Hajj Terminal SoekarnoHatta Airport by Minister for Religious Affairs, Said Agil Husin Al Munawar and Minister of Transportation, Agum Gumelar.
10 Maret 2004 Pengangkatan Direksi PT Angkasa Pura II periode 2004-2009 oleh Menteri Negara BUMN: 1. Edie Haryoto : Direktur Utama 2. I Gusti Made Dhordy : Direktur Operasi & Teknik 3. Sumiat Tulis Pranowo : Direktur Komersial & Pengembangan Usaha 4. I Gusti Putu Mustika : Direktur Keuangan 5. Endang Dwi Suryani : Direktur Personalia & Umum Sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-25/MBU/2004 tanggal 10 Maret 2004.
10 March 2004 Appointment of the Board of Directors of PT Angkasa Pura II for 2004-2009 period by the State Minister of SOE: 1. Edie Haryoto : President Director 2. I Gusti Made Dhordy : EVP of Operations & Engineering 3. Sumiat Tulis Pranowo : EVP of Commercial & Business Development 4. I Gusti Putu Mustika : EVP of Finance 5. Endang Dwi Suryani : EVP of Personnel & General Affairs Based on Decree of State Minister of SOE No: KEP-25/MBU/2004 dated March 10, 2004.
22 April 2004 Perubahan Struktur Organisasi PT Angkasa Pura II berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.222/OM.001/AP II-2004.
22 April 2004 Changes in Organizational Structure of PT Angkasa Pura II based on the Board of Directors Decision No: KEP.222/OM.001/AP II-2004.
8 September 2004 Wafatnya Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II, IGP Mustika, dalam usia 53 tahun.
8 September 2004 The passing away of the Finance Director of PT Angkasa Pura II, IGP Mustika, at the age of 53.
29 Nopember 2004 Pengoperasian wisma peristirahatan PT AP II di kawasan Pacet Cimacan Jawa Barat.
29 November 2004 Operations of PT AP II resort in the Pacet Cimacan region, West Java.
6 Mei 2005 Peresmian Gedung Community Center Bandara Soekarno-Hatta.
6 May 2005 Inauguration of Community Center Building at Soekarno-Hatta Airport.
7 Juli 2005 Penyerahan Sertifikat Operasi Bandara bagi 5 (lima) bandara PT Angkasa Pura II (Bandara Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Husein Sastranegara, Sultan Syarif Kasim II, dan Sultan Mahmud Badaruddin II).
7 July 2005 Delivery of Airport Operating Certificate for 5 (five) airports under PT Angkasa Pura II (Soekarno-Hatta, Halim Perdanakusuma, Husein Sastranegara, Sultan Syarif Kasim II, and Sultan Mahmud Badaruddin II).
12 Juli 2005 Pengoperasian Bandara Internasional Minangkabau di Padang Provinsi Sumatera Barat berdasarkan Keputusan Menteri Nomor: KM 40 Tahun 2005.
12 July 2005 Operation of Minangkabau International Airport in Padang, West Sumatra Province based on Decree of the Ministry Number: KM 40 Year 2005.
21 Juli 2005 Penyerahan Sertifikat Operasi Bandara bagi 5 (lima) bandara PT Angkasa Pura II lainnya (Bandara Internasional Minangkabau, Polonia, Kijang, Supadio, dan Sultan Iskandarmuda).
21 July 2005 Delivery of Airport Operating Certificate for 5 (five) other airports under PT Angkasa Pura II (Minangkabau International Airport, Polonia, Kijang, Supadio, and Sultan Iskandarmuda).
11 Agustus 2005 Pemancangan tiang pertama pembangunan Terminal Penumpang di Bandara Sultan Iskandarmuda, Banda Aceh, oleh Pj Gubernur Nanggroe Aceh Drussalam, Komisaris PT Angkasa Pura II dan Direktur Operasi dan Teknik PT Angkasa Pura II.
11 August 2005 Breaking gground ceremony of the construction of passenger terminal building at Sultan Iskandarmuda Airport, Banda Aceh, by the Acting Governor of Nanggroe Aceh Drussalam, Commissioner of PT Angkasa Pura II and Operations and Technical Director of PT Angkasa Pura II.
25 Agustus 2005 Peresmian penggunaan Bandara Internasional Minangkabau, Ketaping, Sumatera Barat, oleh Presiden RI.
25 August 2005 Inauguration of the use of Minangkabau International Airport, Ketaping, West Sumatera, by the President of the Republic of Indonesia.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
20 September 2005 Perubahan nama Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM.56 Tahun 2005.
20 September 2005 Change of name of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang based on Decree of the Minister of Transportation No. KM.56 Year 2005.
27 September 2005 Peresmian Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, oleh Presiden RI.
27 September 2005 Inauguration of the Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang International Airport by the President of the Republic Indonesia.
13 Desember 2005 PT Angkasa Pura II menerima penghargaan “BUMN Terbaik 2005” kategori Infrastruktur, Konstruksi, Perhubungan dan Kawasan Industri dalam pemilihan yang diselenggarakan oleh Harian Investor Daily Indonesia.
13 December 2005 PT Angkasa Pura II received the award “Best SOE in 2005” in the category of Infrastructure, Construction, Transportation and Industrial Area in the a survey conducted by the Investor Daily Indonesia daily.
28 Maret 2006 Pengangkatan Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II, Tommy Soetomo menggantikan IGP Mustika. Sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor Kep-43/MBU/2006 tanggal 28 Maret 2006.
28 March 2006 Appointment of Finance Director of PT Angkasa Pura II, Tommy Soetomo Mustika to replace IGP Mustika based on Decree of the State Minister of SOE No. Kep-43/MBU/2006 dated March 28, 2006.
7 April 2006 Pelantikan Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II, Tommy Soetomo oleh Sekretaris Kementerian Negara BUMN, Said Didu sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : KEP-43/ MBU/2006 tanggal 28 Maret 2006.
7 April 2006 Inauguration of the Finance Director of PT Angkasa Pura II, Tommy Soetomo by the Secretary of the Ministry of State Enterprises, Said Didu based on Decree of the State Minister of SOE No: KEP43/MBU/2006 dated March 28, 2006.
29 Juni 2006 Peletakan batu pertama Pembangunan Bandara Baru Medan – Kuala Namu oleh Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla.
29 June 2006 Breaking ground ceremony of the construction of new airport at Kuala Namu - Medan by the Vice-President, Jusuf Kalla.
10 Agustus 2006 Pengangkatan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II, Drs. Suratto Siswidihardjo menggantikan Muwardi P Simatupang. Sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : KEP-86/MBU/2006 tanggal 10 Agustus 2006.
10 August 2006 Appointment of the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II, Drs. Suratto Siswidihardjo to replace Muwardi P Simatupang based on Decision of State Minister of SOE No: KEP-86/MBU/2006 dated August 10, 2006.
29 Agustus 2006 Peresmian TKI Lounge di Bandara Soekarno-Hatta oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
29 August 2006 Inauguration of TKI Lounge at Soekarno-Hatta Airport by Susilo Bambang Yudhoyono, President of the Republic of Indonesia.
28 September 2006 Penandatanganan Akta Pendirian PT Railink antara PT (Persero) Angkasa Pura II dengan PT Kereta Api Indonesia di Hotel JW Marriot, Jakarta.
28 September 2006 The signing of the Deed of Establishment of PT Railink between PT (Persero) Angkasa Pura II and PT Kereta Api Indonesia at Hotel JW Marriot, Jakarta.
1 Januari 2007 Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang dan Bandara Sultan Thaha, Jambi resmi dikelola Angkasa Pura II sesuai Berita Acara Serah Terima Operasi (BASTO) antara Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Iksan Tatang dan Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto.
1 January 2007 Depati Amir Airport, Pangkal Pinang and Sultan Taha Airport, Jambi, became officially managed by Angkasa Pura II based on Report of Transfer of Operations (BASTO) between the Director General of Air Transportation, M. Iksan Tatang and President Director of Angkasa Pura II, Edie Haryoto.
29 Agustus 2007 Peresmian Patung Proklamator Soekarno-Hatta di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,di Tangerang.
29 August 2007 Inauguration of the Statue of Independence Proclaimers at the Soekarno-Hatta Airport by President Susilo Bambang Yudhoyono, in Tangerang.
30 Agustus 2007 Pencanangan Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara pertama yang menerapkan konsep Eco-Airport (bandara yang ramah lingkungan) oleh Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Energi dan Teknologi, di Hotel Pangeran Beach, Padang Sumatera Barat.
30 August 2007 Launching of the Soekarno-Hatta International Airport as the first airport to apply the concept of Eco-Airport (environmentally friendly airport) by the Advisor to the Minister of Transportation Division of Energy and Technology, Prince Beach Hotel, Padang, West Sumatra.
26 September 2007 Bandara Kota Tanjungpinang yang semula Bandara Kijang resmi menjadi Raja Haji Fisabilillah, sesuai Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 295a Tahun 2007.
26 September 2007 Tanjungpinang city airport which was originally Kijang Airport officially became Raja Haji Fisabilillah Airport based on Decision of Governor of Riau Islands No. 295a Year 2007.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
15
Tonggak Sejarah Milestone
16
8 Nopember 2007 Pengangkatan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II: 1. Tirta Hidayat sebagai Anggota Dewan Komisaris 2. Mohammad Iksan Tatang sebagai Anggota Dewan Komisaris 3. Suyatno Harun sebagai Anggota Dewan Komisaris Sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : KEP-256/ MBU/2007 tanggal 8 November 2007.
8 November 2007 Appointment of the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II: 1. Tirta Hidayat as a Member of the Board of Commissioners 2. Mohammad Iksan Tatang as a Member of the Board of Commissioners 3. Suyatno Harun as a Member of the Board of Commissioners Based on Decree of the State Minister of SOE No: KEP-256/ MBU/2007 November 8, 2007.
22 Desember 2007 “Soekarno-Hatta Going Green” Pencanangan Hutan Raya Bandara Soekarno-Hatta oleh Menteri Negara BUMN, Sofyan A. Djalil sebagai wujud kepedulian Angkasa Pura II dalam menghijaukan kembali alam Indonesia, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
22 December 2007 “Soekarno-Hatta Going Green” launching of the forest area at Soekarno-Hatta International Airport by Minister for State Enterprises Sofyan A. Djalil as a form of concern of Angkasa Pura II in natural re-greening of Indonesia, Soekarno-Hatta Airport, Tangerang.
8 Januari 2008 Pengangkatan Komisaris Utama PT Angkasa Pura II, Sutanto. Sesuai Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor : KEP-10/ MBU/2008 tanggal 8 Januari 2008.
8 January 2008 Appointment of President Commissioner of PT Angkasa Pura II, Sutanto, based on Decree of the State Minister of SOE No: KEP10/MBU/2008 dated January 8, 2008.
22 April 2008 Pengangkatan Direksi PT Angkasa Pura II : 1. Rinaldo J Aziz sebagai Wakil Direktur Utama 2. Robert Daniel Waloni sebagai Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha, menggantikan S. Tulus Pranowo 3. Sumiyat Tulus Pranowo sebagai Direktur Operasi dan Teknik Sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-70/MBU/2008 tanggal 28 April 2008.
22 April 2008 Appointment of the Board of Directors of PT Angkasa Pura II: 1. Rinaldo A Aziz as Deputy President Director 2. Robert Daniel Waloni as EVP of Commercial and Business Development, replacing S. Tulus Pranowo 3. Sumiyat Tulus Pranowo as EVP of Operations and Engineering Based on Decree of the State Minister of SOE No: KEP-70/ MBU/2008 April 28, 2008.
23 September 2008 Pencanangan Program Bersih Bandara “Clean Airport Action” dan Peresmian Fasilitas Umum Di Bandara Soekarno-Hatta oleh Menteri Perhubungan, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dan Gubernur Banten, dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengguna jasa bandara.
23 September 2008 Launching of Clean Airport Program “Clean Airport Action” and inauguration of public facilities at Soekarno-Hatta Airport by Minister of Transportation, Minister of Culture and Tourism and the Governor of Banten, in order to provide the best service for users of airport services.
2 Pebruari 2009 Pengangkatan Dewan Komisaris PT Angkasa Pura II, Herman Prayitno menggantikan Sutanto. Sesuai Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-23/MBU/2009 tanggal 2 Februari 2009.
2 February 2009 Appointment of the Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II, Herman Prayitno to replace Sutanto, based on Decree of the State Minister of SOE No: KEP-23/MBU/2009 dated February 2, 2009.
28 April 2009 Peresmian Eco & Modern Terminal, Terminal 3 Bandara SoekarnoHatta oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Menteri Perhubungan, Gubernur Banten dan Direktur Utama PT Angkasa Pura II.
28 April 2009 Inauguration of Eco & Modern Terminal, Terminal 3 at SoekarnoHatta International Airport by President Susilo Bambang Yudhoyono, accompanied by Minister of Transportation, the Governor of Banten and the President Director of PT Angkasa Pura II.
16 Juli 2009 Ground Breaking Pembangunan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal didampingi Gubernur Riau, Walikota Pekanbaru, dan Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto.
16 July 2009 Ground Breaking ceremony of the development of Sultan Syarif Kasim II Airport, Pekanbaru by the Minister of Transportation Jusman Syafii Djamal accompanied by Governor of Riau, Mayor of Pekanbaru, and President Director of Angkasa Pura II, Edie Haryoto.
27 Juli 2009 Peresmian Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
27 July 2009 Inauguration of Sultan Iskandar Muda Airport, Banda Aceh by President Susilo Bambang Yudhoyono.
13 Agustus 2009 Ulang Tahun Perak Angkasa Pura II.
13 August 2009 Silver Anniversary of Angkasa Pura II.
20 Agustus 2009 Peresmian Pemancangan Tiang Pertama Pembangunan Gedung Terminal Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang oleh Gubernur Kepulauan Riau, didampingi Walikota Tanjung Pinang dan Wakil Direktur Utama.
20 August 2009 Ground breaking ceremony of the construction of terminal building at Raja Haji Fisabilillah Airport, Tanjung Pinang by the Governor of Riau Islands accompanied by the Mayor of Tanjung Pinang and Deputy President Director.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Penghargaan Awards
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II memperoleh beberapa penghargaan baik di lingkup domestik maupun internasional, sebagai hasil kerja keras serta komitmen Manajemen dan seluruh karyawan selama ini untuk senantiasa meningkatkan kinerja di seluruh aspek operasional Angkasa Pura II.
In 2009, Angkasa Pura II received several awards from domestic institutions as well as in the international scope, reflecting the hard work and commitment of the Management and employees of Angkasa Pura II in continuously improving performance in all operational aspects.
Dari dalam negeri, Angkasa Pura II berhasil meraih peringkat pertama Business Review Awards dari majalah Business Review untuk kategori perusahaan non-listed. Masih dari majalah Business Review, Angkasa Pura II juga memperoleh peringkat ke-4 untuk GCG Terbaik dan peringkat ke-4 untuk Pemasaran Terbaik. Seluruh penghargaan tersebut mencerminkan keberhasilan Angkasa Pura II dalam melakukan pengelolaan bandara secara profesional.
In the domestic front, Angkasa Pura II was awarded first rank at the Business Review Awards conducted by Business Review magazine in the non-listed company category. From Business Review magazine, Angkasa Pura II also received awards fro 4th rank in Best GCG category and 4th rank in Best Marketing category. These awards reflect successful efforts by Angkasa Pura II in delivering professional airport management services.
Angkasa Pura II juga menerima Bandara Award 2009 di berbagai klasifikasi yang dinilai sebagai cerminan dari kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengguna jasa bandara oleh operator bandara di seluruh Indonesia. Penghargaan diberikan kepada Bandara Soekarno-Hatta Terminal 2 dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (klasifikasi informasi), Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 dan Bandara Husein Sastranegara (klasifikasi kenyamanan), Bandara Soekarno-Hatta Terminal 2 (klasifikasi keamanan), Bandara Soekarno-Hatta Terminal 3 dan Bandara Husein Sastranegara (klasifikasi kebersihan), serta Bandara Sultan Iskandar Muda dan Bandara Minangkabau (klasifikasi khusus). Sementara itu, predikat juara umum diraih oleh Bandara Soekarno-Hatta.
In addition, Angkasa Pura II received the Bandara Award 2009 in the various classification evaluated as a reflection of service quality level to airport services users by airport administrators throughout Indonesia. Awards were given to Soekarno-Hatta Airport Terminal 2 and Sultan Mahmud Badaruddin II Airport (classification information), Soekarno-Hatta Airport Terminal 3 and Husein Sastranegara Airport (classification comfort), SoekarnoHatta Airport Terminal 2 (classification security), SoekarnoHatta Airport Terminal 3 and Husein Sastranegara Airport (classification cleanliness), and Sultan Iskandar Muda Airport and Minangkabau Airport (classification special category). Meanwhile, Soekarno-Hatta Airport was ranked as overall winner.
Di lingkup internasional, situs perjalanan internasional Forbestraveler.com menetapkan Bandara Soekarno-Hatta di peringkat ke-2 diantara bandara-bandara dunia dalam hal on time performance, dengan skor 86,7% untuk ketepatan waktu rata-rata keberangkatan dan kedatangan pesawat di bandara. Berdasarkan data dari Airport Council International (ACI), Forbestraveler.com memeringkat bandara dengan ketepatan waktu terbaik sebagai berikut: Haneda Airport Tokyo (94%), Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (86,7%), Narita International Airport Tokyo (86%), Incheon International Airport Seoul (84,8%), Svarnabhumi Airport Bangkok (84,4%), Kuala Lumpur International Airport (83,8%), Phoenix International Airport (83,2%), Detroit Metropolitan Wayne County Airport (83%) dan George Bush International Airport (82,3%).
In the international scope, a website for international travel, Forbestraveler.com, has placed the SoekarnoHatta Airport at 2nd rank among the world’s airports in terms of on time performance, with an average score of 86,7% for on time departure and arrival of aircrafts at the airport. Based on data from Airport Council International (ACI), Forbestraveler.com has made a ranking of most on time airports in the world as follow: Haneda Airport Tokyo (94%), Bandara Soekarno-Hatta Jakarta (86,7%), Narita International Airport Tokyo (86%), Incheon International Airport Seoul (84,8%), Svarnabhumi Airport Bangkok (84,4%), Kuala Lumpur International Airport (83,8%), Phoenix International Airport (83,2%), Detroit Metropolitan Wayne County Airport (83%) and George Bush International Airport (82,3%).
Anugerah Business Review 2009 1st The Best Non Listed Company
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Piagam Penghargaan Website Peringkat III Penghargaan Website Kategori untuk BUMN Jasa Non Listed
PKBL BUMN Award 2009 Nominasi Mitra Teladan
Piagam Penghargaan Anugerah Business Review 2009 Perusahaan Non Tbk (Non Listed) Terbaik
17
Peristiwa Penting 2009 2009 Important Events
22 Pebruari
11-13 Pebruari Rapat Kerja Perusahaan Tahun 2009, dengan tema “25 Tahun Angkasa Pura II Maju Selaras”, di Banana Inn, Bandung. Work Meeting of the Company in 2009, with the theme “25 Years Angkasa Pura II Moving Forward Harmoniously,” at Banana Inn Bandung.
Angkasa Pura II memperoleh Nominasi Mitra Binaan Terbaik dari Kementerian BUMN, di Jakarta Convention Center, Jakarta.
25 Pebruari Peluncuran Duta Bandara - Mobile Customer Care di Terminal 2 D Bandara Soekarno-Hatta sebagai bagian dari Program Clean Airport Action yang bertujuan untuk mensosialisasikan kebersihan dan kenyamanan di Bandara Soekarno-Hatta sekaligus memberikan pelayanan kepada calon penumpang pesawat udara.
Angkasa Pura II received the Nomination of Best SME Partners of the Ministry of SOE, at Jakarta Convention Center, Jakarta.
Launching of Airport Ambassador - Mobile Customer Care at Terminal 2D Soekarno-Hatta Airport as part of the Clean Airport Action Program that aim to promote cleanliness and comfort at the Soekarno-Hatta Airport at the same time providing services to prospective passengers.
12 Maret Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta memperoleh gelar sebagai Venue yang “Gak Banyak Omong Tapi Prestasinya Mencorong”, penghargaan yang diberikan dari sebuah perusahaan rokok kepada lokasi/tempat berprestasi.
25 Pebruari Pisah Kenal Komisaris Utama Angkasa Pura II, Sutanto yang digantikan Herman Prayitno, di Hotel Borobudur, Jakarta.
Terminal 1 Soekarno-Hatta Airport earned the distinction as “The Venue with Less Talk and Manny Achievement”, an award given from a tobacco company to the location / place of achievement.
Welcoming and Good Bye ceremony of the President Commissioner of Angkasa Pura II from Sutanto to Herman Prayitno, at Hotel Borobudur, Jakarta.
28 April Peresmian Eco & Modern Terminal, Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Menteri Perhubungan, Gubernur Banten dan Direktur Utama Angkasa Pura II. Inauguration of Eco & Modern Terminal, Terminal 3 of Soekarno-Hatta International Airport by President Susilo Bambang Yudhoyono, accompanied by Minister of Transportation, the Governor of Banten and the President Director of Angkasa Pura II.
16 Juli Ground Breaking Pembangunan Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru oleh Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal didampingi Gubernur Riau, Walikota Pekanbaru dan Direktur Utama Angkasa Pura II.
9 Juni Penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto dan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah tentang Kerjasama Pengembangan dan Pengelolaan Bandara SoekarnoHatta, di Auditorium Gedung 600 Kantor Pusat Angkasa Pura II Bandara Soekarno-Hatta. Signing of Memorandum of Understanding between the President Director of Angkasa Pura II, Edie Haryoto and Governor of Banten, Ratu Atut Chosiyah on Cooperation in the Development and Management of Soekarno-Hatta Airport, at the Auditorium Hall, Building 600, Head Office of Angkasa Pura II Soekarno-Hatta Airport.
18
Ground Breaking ceremony of development of Sultan Syarif Kasim II Airport, Pekanbaru by the Minister of Transportation Jusman Syafii Djamal accompanied by Governor of Riau, Pekanbaru Mayor and President Director of Angkasa Pura II.
27 Juli Peresmian modern food hall, Red Corner oleh Direktur Utama Angkasa Pura II, Edie Haryoto didampingi Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha, Robert D. Waloni, sebagai salah satu bentuk peningkatan kenyamanan bagi pengguna jasa bandara, di Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta. Inauguration of Red Corner modern food hall by the President Director of Angkasa Pura II, Edie Haryoto accompanied by the Director of Commercial and Business Development, Robert D. Waloni, as one form of increased convenience for users of airport services, in Terminal 1A Soekarno-Hatta Airport.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
13 Agustus Ulang Tahun Perak Angkasa Pura II. Silver Anniversary of Angkasa Pura II.
6 Agustus Peresmian Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Inauguration of the Sultan Iskandar Muda Airport, Banda Aceh by President Susilo Bambang Yudhoyono.
30 September Bandara yang dikelola Angkasa Pura II memperoleh Penghargaan Sapta Pesona Toilet Umum Bersih Bandara Internasional dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, yaitu Bandara Soekarno-Hatta untuk Kategori Bintang 3; Bandara Husein Sastranegara, Minangkabau, Sultan Mahmud Badaruddin II dan Halim Perdanakusuma untuk Kategori Bintang 2; serta Bandara Sultan Syarif Kasim II untuk Kategori Bintang 1, di Gedung Sapta Pesona, Jakarta. Airports managed Angkasa Pura II received the Sapta Pesona Award for Clean Public Toilets at International Airport from the Ministry of Culture and Tourism, namely Soekarno-Hatta Airport to category 3 Stars; Airport Husein Sastranegara, Minangkabau, airfare and Halim Perdanakusuma II to Category Stars 2; and Sultan Syarif Kasim II Airport to Category Stars 1, at the Sapta Pesone Building, Jakarta.
20 Agustus Peresmian Pemancangan Tiang Pertama Pembangunan Gedung Terminal Bandara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang oleh Gubernur Kepulauan Riau, didampingi Walikota Tanjung Pinang dan Wakil Direktur Utama. Ground breaking ceremony of the construction of terminal building at Raja Haji Fisabilillah Airport, Tanjung Pinang by Riau Islands Governor, accompanied by the Mayor of Tanjung Pinang and Deputy President Director.
24 November Angkasa Pura II sebagai 1st The Best Non Listed Company dalam acara Anugerah Business Review 2009, di Hotel Borobudur, Jakarta.
7 Oktober Angkasa Pura II sebagai Pemenang III Penghargaan Website dengan Marketing Communication Terbaik Kategori BUMN Jasa Non Listed dalam Penganugerahan yang diselenggarakan Kementerian BUMN 2009. Angkasa Pura II as III Winner Award for Best Website with Marketing Communication Services category Non Listed SOE award ceremony held by the Ministry of SOE in 2009.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Angkasa Pura II as a 1st The Best Non Listed Company Award in the Anugerah Business Review 2009 event, at Hotel Borobudur, Jakarta.
23 Desember Penyerahan Apresiasi kepada salah satu mitra kerja Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, yang telah mendukung Bandara Soekarno-Hatta sehingga berhasil memperoleh predikat sebagai “The World 2nd Most On Time Airport” dari situs/ majalah forbestraveller.com, diserahkan oleh Menteri BUMN, Mustafa Abubakar didampingi Direktur Utama Angkasa Pura II, di Hotel Ritz Carlton, Jakarta. Appreciation to a partner of Angkasa Pura II, Garuda Indonesia, which has supported the Soekarno-Hatta Airport to achieve the distinction as 2nd palce “The World’s Most On Time Airport” from websie/magazine forbestraveller. com, submitted by the State Minister of SOE, Mustafa Abubakar accompanied by the President Director of Angkasa Pura II, at the Ritz Carlton Hotel, Jakarta.
19
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
Melihat pada kinerja dan prestasi yang telah dicapai di tahun 2009, Dewan Komisaris merasa optimis akan prospek Angkasa Pura II pada tahun-tahun mendatang.
Tirta Hidayat Komisaris Commissioner
20
Suratto Siswodihardjo Komisaris Commissioner
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
If the performance and achievements in 2009 are of any measure, the Board of Commissioners is confident of the prospects of Angkasa Pura II in the years to come.
Herman Prayitno Komisaris Utama President Commissioner
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
M. Iksan Tatang Komisaris Commissioner
Suyatno Harun Komisaris Commissioner
21
Laporan Dewan Komisaris Report from the Board of Commissioners
22
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan bimbingan-Nya, kami berbesar hati dapat melaporkan kepada pemegang saham dan para stakeholder bahwa pada tahun 2009 Angkasa Pura II kembali memperlihatkan kinerja yang baik dengan membukukan laba bersih sebesar Rp 1.202 miliar. Pencapaian ini adalah 49% di atas target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan untuk tahun 2009. Selain itu, Angkasa Pura II juga telah mencapai banyak kemajuan yang menggembirakan pada tahun tersebut dalam hal pengembangan fasilitas dan kapasitas bandara serta peningkatan kualitas pelayanan secara umum.
Giving praise to God the Almighty for His blessings and guidance, the Board of Commissioners is pleased to report to the shareholders and stakeholders that Angkasa Pura II in 2009 has again succeeded to show excellent performance. Our net income of Rp 1,202 billion for the year exceeded by 49% the net income target as set out in the Company’s Budget and Work Plan for the year 2009. In addition, Angkasa Pura II also recorded much more encouraging progress during that year in terms of improvement in airport facilities and development of airport capacity as well as service quality improvement in general.
Sepanjang tahun 2009, Dewan Komisaris secara konsisten telah mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan strategi usaha serta kebijakan operasional oleh Direksi dan manajemen Angkasa Pura II. Hal ini dilakukan melalui berbagai rapat rutin seperti rapat internal Dewan Komisaris, rapat Dewan Komisaris dengan Direksi, serta rapat-rapat Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Selain itu, program kerja Dewan Komisaris pada tahun 2009 juga mencakup kunjungan kerja ke kantor cabang dan bandara di lingkungan Angkasa Pura II untuk melihat langsung kondisi yang ada di lapangan, seperti proses kerja yang berjalan dan kesesuaian prosedur yang diterapkan untuk menjaga integritas, keterbukaan dan profesionalisme Angkasa Pura II. Melalui Komite Audit dan bersama-sama dengan Manajemen Angkasa Pura II, melakukan seleksi Kantor Akuntan Publik dalam rangka audit umum, audit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan serta Evaluasi Pencapaian Key Performance Indicator tahun 2009. Untuk meningkatkan kapabilitas pengelolaan risiko, pada tahun 2009 Komite Manajemen Risiko bersama dengan Manajemen Angkasa Pura II telah menyusun risk profile sebagai acuan untuk mengantisipasi rsiko yang mungkin terjadi terkait dengan bisnis Angkasa Pura II. Secara keseluruhan, Dewan Komisaris berpendapat bahwa Direksi dan manajemen Angkasa Pura II sepanjang tahun 2009 telah memperlihatkan kinerja yang baik sesuai dengan komitmen yang telah disepakati dalam kontrak manajemen antara pemegang saham, Dewan Komisaris dan Direksi.
Throughout 2009, the Board of Commissioners has consistently discharge its function to supervise and direct the implementation of business strategies and operational policies by the Board of Directors and Management of Angkasa Pura II. This was carried out through internal meetings of the Board of Commissioners, meetings between the Board of Commissioners and the Board of Directors, and meetings of the Audit Committee and the Risk Management Committee. In addition, our work programs during the year also involved official visits to branch offices and airports under Angkasa Pura II in order to observe personally the conditions in the field, such as existing work processes or the adequacy of procedures that ensure integrity, transparency and professionalism within Angkasa Pura II. Through the Audit Committee and together with the Management of Angkasa Pura II, conducted the selection of the Public Acountant Firm to perform the general audit, the audit on Partnership and Community Development Program, and evaluation on the achievement of Key Performance Indicators in 2009. To improve the capability for risk management, in 2009 the Risk management Committee together with the Management of Angkasa Pura II has established the risk profile as a reference in order to better anticipate any probable risk arising in relation to the business activities of Angkasa Pura II. Overall, the Board of Commissioners is satisfied with the performance shown by the Board of Directors and the Management of Angkasa Pura II, in accordance with the commitments set out in the management contract between the shareholders, the Board of Commissioners and the Board of Directors.
Dewan Komisaris terutama ingin menggarisbawahi beberapa pencapaian penting di tahun 2009 oleh Angkasa Pura II, antara lain penyelesaian pembangunan infrastuktur Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh dan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, kerja sama operasi dengan mitra usaha untuk meningkatkan akuntabilitas dan transparansi transaksi bisnis di Bandara Soekarno-Hatta, serta pencanangan program Eco Airport untuk mengembangkan Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II – Palembang sebagai bandara masa depan yang ramah lingkungan. Dewan Komisaris juga berbesar hati melihat kemajuan nyata dalam penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
The Board of Commissioners would particularly like to mention a number of key achievements in 2009 by Angkasa Pura II. These include the completion of infrastructure works at Sultan Iskandar Muda Airport – Banda Aceh and construction of Terminal 3 building at Soekarno-Hatta Airport, operational arrangements with strategic partners to improve the accountability and transparency of business transactions at Soekarno-Hatta Airport, and the Eco-Airport program to develop the Soekarno-Hatta Airport and Sultan Mahmud Badaruddin II Airport – Palembang as modern, environmentally friendly airports. The Board of Commissioners is also pleased to see some real progress being made in the implementation of Good Corporate Governance (GCG) practices
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
di lingkungan Angkasa Pura II, sebagaimana terlihat dari peningkatan nilai yang dicapai dalam penilaian GCG oleh pihak independen untuk tahun 2009, dibandingkan penilaian sebelumnya di tahun 2007.
at Angkasa Pura II, as shown from our scoring at the GCG assessment by an independent auditor in 2009, as compared with the result in the previous assessment in 2007.
Ke depan, Dewan Komisaris melihat adanya tantangan yang cukup berat bagi Angkasa Pura II dalam mempertahankan dan meningkatkan pertumbuhan usaha. Hal ini khususnya terkait dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang penerbangan, yang membuka persaingan bisnis bandara bagi perusahaan swasta, serta kecenderungan pesatnya peningkatan jumlah pengguna jasa bandara dan transportasi udara dari tahun ke tahun. Dewan Komisaris percaya bahwa Direksi dan manajemen Angkasa Pura II telah berada pada jalur yang tepat dalam mengantisipasi perkembangan ke depan, melalui fokus pada pembangunan dan pengembangan infrastuktur bandara serta perbaikan dan penambahan fasilitas yang ada di bandara. Kesemua ini akan berujung pada peningkatan kualitas pelayanan, kenyamanan dan keselamatan penerbangan bagi kepuasan seluruh pengguna jasa bandara, dan dengan demikian diharapkan dapat menjawab kritik dari berbagai pihak selama ini menyangkut aspek pelayanan di beberapa bandara di lingkungan Angkasa Pura II.
Going forward, the Board of Commissioners foresees some considerable challenges for Angkasa Pura II to sustain and increase growth. This is particularly true in view of the enactment of Law No. 1 Year 2009 on Aviation, which made the airport business open as well to the private sector players, as well as the continuing upward trends in the number of airport service users and air transportation users each year. In this regards, the Board of Commissioners believes that the Board of Directors and management of Angkasa Pura II is on the right track in anticipation of future developments, through its focus on the development and construction of airport and airport infrastructure as well as expansion of existing airport facilities. Ultimately, all of these initiatives will result in higher level of service quality, convenience and safety of flight operations for the benefit of all airport service users. Hopefully, this will go a long way in answer of various criticisms being made at present regarding the quality of services in a number of airports managed by Angkasa Pura II.
Dalam kesempatan ini, perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada pendahulu saya, Bapak Sutanto, atas sumbangsihnya selama menjabat sebagai Komisaris Utama Angkasa Pura II sebelum pengunduran dirinya pada bulan Februari 2009. Tidak terdapat perubahan lain dalam komposisi Dewan Komisaris maupun Direksi Angkasa Pura II pada tahun 2009.
I would like to take this opportunity to thank my predecessor, Mr. Sutanto, for his valuable services during his tenure as President Commissioner of Angkasa Pura II prior to his resignation in February 2009. There were no other changes in the composition of the Board of Commissioners as well as the Board of Directors of Angkasa Pura II in 2009.
Menutup sambutan singkat ini, saya mewakili Dewan Komisaris mengucapkan terima kasih kepada pemegang saham atas dukungan dan kepercayaan yang diberikan kepada kami untuk menjalankan fungsi pengawasan dan pengarahan terhadap pengelolaan Angkasa Pura II. Kami juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Direksi dan seluruh jajaran karyawan atas dedikasi dan kerja keras mereka untuk memajukan Angkasa Pura II. Melihat pada kinerja dan prestasi yang telah dicapai di tahun 2009, kami optimis bahwa Angkasa Pura II akan mampu meningkatkan kinerja dan mencapai percepatan pertumbuhan usaha yang lebih maksimal pada tahun-tahun mendatang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa membimbing langkah-langkah kita semua ke depan.
In closing, I would like to, on behalf of the Board of Commissioners, convey our sincere gratitude to the shareholders for the support and vote of confidence given to us to supervise and direct the management of Angkasa Pura II. The Board of Commissioners would also like to express the highest of appreciation to the Board of Directors and all employees that have shown dedication and hard work in support of the progress of Angkasa Pura II. If the performance and achievements in 2009 are of any measure, the Board of Commissioners is confident that Angkasa Pura II will be able to improve its performance and achieve greater growth in the years to come. May God the Almighty gives His blessings always for all our endeavors going forward.
Komisaris Utama President Commissioner
Herman Prayitno
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
23
Profil Dewan Komisaris Board of Commissioners Profiles
24
Herman Prayitno Komisaris Utama
President Commissioner
Lahir pada tahun 1951 di Yogyakarta. Menjabat sebagai
Born in 1951 in Yogyakarta. Served as President
Komisaris Utama PT Angkasa Pura II sejak tahun 2009.
Commissioner of PT Angkasa Pura II sejak tahun 2009.
Mengawali karier sebagai Gubernur Akademi Angkatan
Started his career as Governor of the Air Force Academy
Udara (2001-2002), Panglima Komando Operasi AU I,
(2001-2002), Panglima Komando Operasi AU I, Personnel
Asisten Personil Kepala Staf TNI AU (2003), Komandan
Assistant to the Chief of Staff of the Air Force (2003),
Sekolah TNI (2003-2004), Wakil Kepala Staf TNI AU
Commander of TNI School (2003-2004), Deputy Chief of Staff
(2004-2006), dan Kepala Staf TNI AU (2006-2007). Aktif
Air Force (2004-2006), and Chief of Staff Air Force (2006-
sebagai Ketua Perhimpunan Purnawirawan Angkatan
2007). Active as Chairman of the Association of Air Force
Udara (PPAU) sampai sekarang. Lulus AKABRI TNI AU
Retirees (PPAPU) up to the present. Graduated from the
tahun 1973, selanjutnya mengikuti Pendidikan Sekbang
Air Force Academy in 1973, and next attended Pendidikan
dilantik tahun 1976 dan Kursus Para Dasar Khusus lulus
Sekbang, graduated in 1976, and Kursus Para Dasar Khusus,
tahun 1998. Dalam pendidikan umum, meraih gelar S1
graduated in 1998. He had a Bachelor degree in Political
Ilmu Politik dari Universitas Terbuka pada tahun 1996
Sciences from Universitas Terbuka in 1996, and Magister
dilanjutkan dengan Magister Manajemen tahun 2001.
Management degree in 2001.
Suyatno Harun Komisaris
Commissioner
Lahir tahun 1957 di Jakarta. Menjabat sebagai Komisaris
Born in 1957 in Jakarta. Served as Commissioner of
PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2007.
PT Angkasa Pura II (Persero) since 2007. Previously
Pernah menjabat posisi penting di Pusdiklatwas BPKP
served as Head of Subbid Sarana Bidang Pembinaan
sebagai Kepala Subbid Sarana Bidang Pembinaan
Diklat at Pusdiklatwas BPKP (1992-1995), Head of Subbid
Diklat (1992-1995), Kepala Subbid Penyelenggaraan
Penyelenggaraan Diklat at Pusdiklatwas BPKP (1995-
Diklat Pusdiklatwas BPKP (1995-1997), Kepala Bidang
1997), Head of Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I at
Pengawasan BUMN/BUMD I BPKP Perwakilan Bali
BPKP Bali Representative Office (1997-2000), Head of
(1997-2000), Kepala Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I
Bidang Pengawasan BUMN/BUMD I at BPKP South
BPKP Perwakilan Sumatera Selatan (2000-2001), Kepala
Sumatera Representative Office (2000-2001), Head of
Bagian Tata Usaha Biro Umum BPKP (2001-2002), Kepala
Bagian Tata Usaha Biro Umum at BPKP (2001-2002), Head
Bagian Tata Laksana Biro Kepegawaian dan Organisasi
of Bagian Tata Laksana Biro Kepegawaian dan Organisasi
BPKP (2002-2003), Auditor Ahli Madya BPKP (2003),
at BPKP (2002-2003), Auditor Ahli Madya at BPKP
Kepala Perwakilan BPKP Luar Negeri di Berlin/Atase
(2003), Head of Berlin Representative Office of BPKP
Keuangan pada KBRI Berlin (2003-2005), Direktur BMN
and Financial Attache at Indonesian Embassy in Berlin
II di Departemen Keuangan (2007-2009), dan selanjutnya
(2003-2005), Director of BUMN II at the Ministry of Finance
menjadi Direktur Penilaian Kekayaan Negara (2009-
(2007-2009), and as Director for State Asset Assessment
sekarang). Menyelesaikan Diploma IV di STAN jurusan
(2009-present). Completed his Diploma IV study at STAN
Akuntansi tahun 1986 dan menyelesaikan Pasca Sarjana
in Accounting in 1986, and his post-graduate study in
jurusan Professional Accounting di University of Hartford,
Professional Acounting at the University of Hartford,
Connecticut, USA tahun 1991.
Connecticut, USA, in 1991.
M. Iksan Tatang Komisaris
Commissioner
Lahir di Bandung, Jawa Barat tahun 1952. Menjabat
Born in 1952 in Bandung, West Java. Served as
sebagai Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak
Commissioner of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2007.
tahun 2007. Pernah menjabat sebagai Kasi Landasan
Previously served as Kasi Landasan (1984-1986) and Kasi
Kanwil Ditjen Perhubungan Udara tahun (1984-1986),
Konstruksi (1986-1987) at the Directorate General of Air
Kasi Konstruksi Ditjen Perhubungan Udara tahun (1986-
Transportation, Head of Tabing Airport, Padang (1989-
1987), Kepala Bandar Udara Tabing Padang (1989-1990),
1990), Head of Transportation Section at Kanwil XIV, Bali,
Kepala Bidang Perhubungan Kanwil XIV Departemen
the Ministry of Transportation (1990-1994), Head of Hang
Perhubungan Bali (1990-1994), Kepala Bandara Hang
Nadim Airport, Batam (1994-1998), the Director for Flight
Nadim Batam (1994-1998), Direktur Keselamatan
Safety at the Directorate General of Air Transportation
Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
(1998-2002), Director of Airport Engineering at the
(1998-2002), Direktur Teknik Bandara Udara Direktorat
Directorate General of Air Transportation (2002-2005), as
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Jenderal Perhubungan Udara (2002-2005), Direktur
the Director General of Air Transportation (2005-2007),
Jenderal Perhubungan Udara (2005-2007), menjabat
and as Inspector General at the Ministry of Transportation
sebagai Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan
(2007-2009) and next served as Secretary General of the
(2007-2009) selanjutnya menjabat sebagai Sekretaris
Ministry of Transportation since 2009. Completed his
Jenderal Departemen Perhubungan tahun 2009.
education in 1977 with a Bachelor degree in Engineering.
Menyelesaikan pendidikan formal dan memperoleh gelar Sarjana Teknik/Insinyur tahun 1977.
Suratto Siswodihardjo Komisaris
Commissioner
Lahir pada tahun 1946 di Solo, Jawa Tengah. Menjabat
Born in 1946 in Solo, Central Java. Served as
sebagai Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak
Commissioner of PT Angkasa Pura II (Persero) since
tahun 2006. Pernah menjabat sebagai Kasi Sospol Mabes
2006. Previously served as Kasi Sospol at the Air Force
AU (1990-1992), Anggota DPRD-DKI Fraksi ABRI sebagai
Headquarters (1990-1992), member of DPRD-DKI from the
Wakil Ketua Komisi D (1992-1998), dan Ketua Umum
Armed Forces faction as Deputy Chairman of Commission
INKOPAU Jakarta (1998-2001). Pernah menjabat sebagai
D (1992-1998), and Chairman of INKOPAU Jakarta
Komisaris PT Sweet Indo Lampung dan Komisaris
(1998-2001). Served as Commissioner of PT Sweet Indo
PT Indo Lampung Perkasa (1998-2000), Komisaris Bank
Lampung and PT Indo Lampung Perkasa (1998-2000),
BUKOPIN (2001-2002), Dewan Audit Bank BUKOPIN
Commissioner of Bank BUKOPIN (2001-2002), the Audit
(2001), Komisaris PT Prosys Engineers International (2005).
Council of Bank BUKOPIN (2001), and Commissioner of
Kini aktif dalam kegiatan sosial, menjabat sebagai Ketua
PT Prosys Engineers International (2005). Currently active
Umum di Gerakan Peduli Sesama, Yayasan Puri Cikeas
in social and charitable activities, being the Chairman of
(YPC) dan Gerakan Nasional Kepedulian Sosial (GNKS).
Gerakan Peduli Sesama, Yayasan Puri Cikeas (YPC) and
Lulus Akabri Bagian Udara tahun 1969 dan menerima
Gerakan Nasional Kepedulian Sosial (GNKS). Graduated
gelar Sarjana Sosial dari Universitas Jakarta pada tahun
from the Military Academy for the Air Force in 1969
1992.
and obtained a Bachelor degree in Social Studies from Universitas Jakarta in 1992.
Tirta Hidayat Komisaris
Commissioner
Lahir di Banda Aceh tahun 1959. Menjabat sebagai
Born in 1959 in Banda Aceh. Served as Commissioner
Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2007.
of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2007. Previously
Pernah menjabat sebagai Kepala Biro Perencanaan dan
served as Head of Biro Perencanaan dan Pengkajian
Pengkajian Ekonomi Makro Bappenas (1993-1998), Kepala
Ekonomi Makro at Bappenas (1993-1998), Head of Biro
Biro Ketenagakerjaan dan Penciptaan Lapangan Kerja
Ketenagakerjaan dan Penciptaan Lapangan Kerja at the
(1998-2000), Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan
Ministry of Labour (1998-2000) Head of R&D Bureau at
Departemen Tenaga Kerja (2000-2002), Staf Pengajar
the Ministry of Labour (2000-2002), lecturer at the Faculty
di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Komisaris
of Economics, Universitas Indonesia, Commissioner of
di Bank Permata, Komisaris PT Pelabuhan Indonesia
Bank Permata, Commissioner of PT Pelabuhan Indonesia
III – Tanjung Perak Surabaya, dan menjabat sebagai
III – Tanjung Perak, Surabaya, and Deputy Seswapres for
Deputi Seswapres Bidang Ekonomi (2007-sekarang).
Economics (2007-present). Obtained a bachelor degree
Menyelesaikan Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia
in Economics from Universitas Indonesia in 1985, a MSc.
tahun 1985. Memperoleh gelar Master of Science (1987)
degree in Economics from Cornell University, New York,
dan gelar Doctor of Philosophy in Economics Cornell
USA, in 1987, and a Phd. degree in Economics from the
University, New York (1991).
same institution in 1991.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
25
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
Angkasa Pura II terbukti mampu menjawab ekspektasi untuk mewujudkan perbaikan kinerja yang lebih nyata ke arah pencapaian visi dan misi perusahaan.
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama Deputy President Director
26
Tommy Soetomo Direktur Keuangan EVP of Finance
Edie Haryoto Direktur Utama President Director
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Angkasa Pura II has proven itself capable of meeting the higher demand for performance improvements in line with the Company’s vision and mission statements.
Robert D. Waloni Direktur Komersial & Pengembangan Usaha EVP of Commercial & Business Development
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Endang Dwi Suryani Direktur Personalia & Umum EVP of Personnel & General Affairs
S. Tulus Pranowo Direktur Operasi & Teknik EVP of Operations & Engineering
27
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
28
Pemegang saham yang terhormat,
Esteemed shareholders,
Tahun 2009 telah dicanangkan sebagai ‘Tahun Kelahiran Kembali’ – An Icon Reborn – bagi PT Angkasa Pura II (Persero). Tema tersebut merupakan pencerminan dari adanya harapan serta ekspektasi yang lebih besar terhadap Angkasa Pura II untuk mewujudkan perbaikan kinerja yang lebih nyata ke arah pencapaian visi dan misi perusahaan. Dalam kaitan tersebut, Direksi berbesar hati dapat melaporkan bahwa Angkasa Pura II mampu mencapai hasil-hasil yang dapat dibanggakan selama tahun 2009 tersebut.
The year 2009 has been designated as a year of ‘An Icon Reborn’ for PT Angkasa Pura II (Persero). This theme reflects the greater expectations on Angkasa Pura II as well as higher demand for demonstrable performance improvements in line with the Company’s vision and mission statements. In this regards, the Board of Directors is pleased to report that in 2009, Angkasa Pura II has been able to achieve results that we can all be proud of.
Dari sisi kinerja keuangan, Angkasa Pura II berhasil membukukan peningkatan laba usaha dan laba bersih sebesar masing-masing 44,0% dan 28,7%, menjadi berturut-turut Rp 1.098,1 miliar dan Rp 864,8 miliar, pada tahun 2009. Pencapaian laba tersebut didukung oleh kenaikan pada seluruh komponen pendapatan usaha yaitu pendapatan aeronautika yang meningkat 23,0% menjadi Rp 2.109,6 miliar, pendapatan non-aeronautika yang naik 13,7% menjadi Rp 596,8 miliar dan pendapatan dari layanan kargo yang tumbuh 4,9% menjadi Rp 39,1 miliar. Dengan kinerja serta posisi keuangan yang solid, Angkasa Pura II meraih peringkat ‘AA’ (Sehat) dengan total nilai 93,75 sesuai kriteria penilaian kinerja keuangan untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
In terms of financial performance, Angkasa Pura II managed to book increases of 44.0% and 28.7% in operating profit and net income, respectively, to reach Rp 1,098.1 billion and Rp 864.8 billion, respectively, in 2009. The increase in the Company’s bottom line reflected the growth in all of our operating revenue components. Revenues from aeronautical services grew 23.0% to Rp 2,109.6 billion, non-aeronautical revenues rose 13.7% to Rp 596.8 billion, while revenues from cargo services increased 4.9% to Rp 39.1 billion. With a solid performance and financial position, Angkasa Pura II was rated ‘AA’ (Healthy) with a total score of 93.75 points in the criteria for financial performance assessment for State-Owned Enterprises (SOE).
Sepanjang tahun 2009, Angkasa Pura II juga telah mencapai banyak kemajuan di aspek pengembangan dan pembangunan bandara maupun peningkatan pelayanan, sehingga mampu meningkatkan kenyamanan, keamanan, ketertiban dan keselamatan di bandara demi kepentingan pengguna jasa bandara. Berbagai proyek pengembangan bandara telah dapat diselesaikan sesuai target pada tahun tersebut, antara lain proyek peningkatan kapasitas di Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh dan pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dengan desain bandara modern yang ramah lingkungan. Proyek-proyek tersebut juga memiliki arti penting bagi Angkasa Pura II karena keseluruhannya
Throughout 2009, Angkasa Pura II was also able to record encouraging progress and achievement in aspects of airport development as well as service level, and thus was able to improve the comfort, security, public order and safety level at airports for the benefit of users of airport services. Several airport development projects have been completed as scheduled in that year, including the airport capacity improvement project at Sultan Iskandar Muda Airport – Banda Aceh and the construction of the modern, environmentally friendly Terminal 3 building at Soekarno-Hatta Airport. These projects also have a special significance for Angkasa Pura II, being the first such projects in the 25-year history of the Company to be funded entirely
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
dibiayai dari arus kas sendiri dengan bahan tenaga lokal, yang mana hal ini merupakan prestasi pertama selama 25 tahun berdirinya perusahaan. Program perbaikan, renovasi dan penambahan kapasitas bandara, bersama dengan upaya-upaya peningkatan pelayanan secara keseluruhan, mampu menjawab berbagai kritik dari para pihak yang berkepentingan menyangkut kekurangan yang dirasakan di bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II dan khususnya di Bandara Soekarno-Hatta.
through internally generated cash flows, while also using local or domestic skills and resources. Work programs in the repair, maintenance and renovation of airport facilities and airport capacity enhancements, along with efforts to improve overall service quality, have done much to answer a variety of criticism by our stakeholders regarding the deficiencies in airports under the management of Angkasa Pura II and especially at the SoekarnoHatta Airport.
Dengan berbagai pencapaian keuangan maupun non-keuangan tersebut, Angkasa Pura II secara keseluruhan telah berhasil memenuhi target dan program kerja yang telah ditetapkan pemegang saham untuk tahun 2009 dalam bentuk kontrak manajemen antara Direksi, Dewan Komisaris dan Kementerian BUMN sebagai wakil pemegang saham Angkasa Pura II. Komitmen pada kontrak manajemen tersebut diharapkan dapat memacu pelaksanaan program-program kerja yang lebih terarah dan pencapaian yang lebih realistis sesuai jadwal dan target yang telah ditentukan bersama. Untuk itu, Angkasa Pura II senantiasa melakukan evaluasi terhadap kinerja perusahaan khususnya pada sisi operasional, sehingga dapat mengukur kemajuan yang dicapai, mengetahui kelemahan dan kekurangan yang ada, dan merancang upayaupaya perbaikannya.
With all these achievements in terms of financial as well as non-financial aspects, Angkasa Pura II has been able to meet the overall target and work program as determined by the shareholders for the year 2009, and set out in a management contract signed between the Board of Directors, the Board of Commissioners, and the Ministry of SOE representing the shareholders of Angkasa Pura II. A firm commitment by the parties involved in the management contract should serve to facilitate the implementation of well-directed work programs and the achievement of more realistic targets and schedules agreed to. As such, Angkasa Pura II constantly evaluates its performance and particularly its operational performance, in order to measure progress, discover any weaknesses and deficiencies, and create solutions for improvement.
Hasil dari kerja keras Manajemen dan seluruh jajaran karyawan Angkasa Pura II tersebut juga diakui oleh masyarakat dan berbagai kalangan di luar perusahaan, seperti tercermin pada berbagai penghargaan yang berhasil diraih oleh Angkasa Pura II selama tahun 2009. Bandara SoekarnoHatta menempati peringkat kedua dunia sebagai Most On Time Airport versi Majalah Forbestraveller. Angkasa Pura II juga meraih peringkat pertama Best Non-Listed Company pada ajang Anugerah Business Review 2009, dan sebagai Juara III Website dengan Marketing Communication Terbaik 2009 untuk kategori BUMN Jasa Non-Listed dari Kementerian BUMN.
The excellent results arising from the hard work of the Management and all employees at Angkasa Pura II have been recognized by the general public and external parties, as shown by a variety of awards received by Angkasa Pura II in 2009. The Soekarno-Hatta Airport won second place in the global ranking for Most On Time Airport in a poll by Forbestraveller Magazine. Angkasa Pura II also won first place for Best Non-Listed Company in the Anugerah Business Review 2009 survey, and third place for Website with the Best Marketing Communications 2009 in the category of non-listed service SOEs from the Ministry of SOE.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
29
Laporan Direksi Report from the Board of Directors
30
Tentunya banyak kendala yang harus diatasi oleh Angkasa Pura II di balik pencapaian berbagai penghargaan tersebut. Pengguna jasa bandara antara lain sering mengeluhkan tentang kurangnya fasilitas umum di bandara. Menanggapi berbagai kritik tersebut, Manajemen kemudian melakukan renovasi dan penambahan fasilitas umum bandara seperti toilet umum, musholla dan shelter bis. Dalam hal ini, Manajemen dan jajaran di bawahnya telah memiliki komitmen bersama untuk segera menindaklanjuti dan mengatasi permasalahan di lapangan khususnya yang terkait dengan operasional bandara.
Of course, Angkasa Pura II has had to overcome a lot of obstacles before earning the right to those awards. For instance, there are lots of complaints from airport services users about the inadequacy of public facilities at airports. In response, the Management has engaged in airport renovation programs including the installation of additional public facilities such as lavatories, prayer rooms and bus shelters. The Management and the respective personnel in the chain of command have a commitment for prompt follow-up action to solve obstacles in the field, especially those related to the operation of airport.
Berbagai prestasi yang telah dicapai oleh Angkasa Pura II selama ini tidak terlepas dari kontribusi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Angkasa Pura II secara konsisten telah melakukan upaya-upaya yang terarah dan berkesinambungan untuk mempersiapkan SDM yang kapabel dan profesional sesuai kebutuhan, terutama yang berhubungan dengan kompetensi di bidang operasional bandara, lalu-lintas udara, teknologi informasi, dan kompetensi sejenis yang diperlukan dalam bisnis kebandarudaraan modern. Selain itu, Angkasa Pura II juga terus mendorong penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG) sesuai dengan yang telah disepakati antara Dewan Komisaris dan Direksi sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki kinerja perusahaan, dimana dari hasil assessment yang dilakukan oleh Auditor Independen bahwa GCG Angkasa Pura II untuk tahun 2009 mencapai skor 80,63.
A quality human capital has contributed much to the successes of Angkasa Pura II over the years. Angkasa Pura II has consistently engaged in focused and continuing efforts to develop a capable and professional human capital that meets the Company’s needs, related to various competences in airport operations, air traffic services, information technology, and such other competences as required by the modern airport services business. In addition, Angkasa Pura II is also consistent in promoting the implementation of Good Corporate Governance (GCG) practices, which has been agreed upon by the Board of Commissioners and the Board of Directors as one of the means to improve the Company’s performance. A GCG assessment by independent auditors showed a score of 80.63 points for Angkasa Pura II in 2009.
Penerapan tata kelola perusahaan di Angkasa Pura II antaralain dapat dilihat pada implementasi program e-procurement, yaitu pelaksanaan tender pengadaan barang dan jasa dengan memanfaatkan Teknologi Informasi melalui internet secara online, sehingga proses tender berlangsung secara transparan. Contoh lain adalah pelaksanaan job tender terkait dengan formasi jabatan di perusahaan, yang telah dilakukan secara fair dan transparan tanpa membedakan satu dengan yang lainnya melaluimekanisme yang sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku di perusahaan.
The practice of good corporate governance at Angkasa Pura II is evident among ther things in the implementation of the e-procurement program, which allows the process for the procurement of goods and services to be conducted in a transparent manner using Information Technology in an online tender via Internet. Another example is the job tender related to available job formations in the company.The mechanism for job tender has been made fair and transparent with equal treatment of the involved personnel, in line with prevailing company rules and regulations.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Ke depan, Angkasa Pura II menghadapi beberapa tantangan yang tidak dapat dikatakan ringan. Banyak upaya masih harus dilakukan untuk meningkatkan daya tarik Bandara SoekarnoHatta sebagai salah satu ‘Indonesia Gateway’ dalam era kebijakan Open Sky di kawasan Asia Tenggara. Angkasa Pura II juga dituntut untuk lebih jeli mencari dan mengembangkan peluang bisnis di bidang non-aeronautika, sebagai antisipasi menghadapi deregulasi sektor aviasi sesuai Undang-Undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, dan khususnya rencana pemisahan fungsi penyedia layanan Lalu-Lintas Udara (ATS) di bawah suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersendiri.
Angkasa Pura II is facing considerable challenges going forward. A lot of work still needs to be done to improve the attractiveness of Soekarno-Hatta Airport as one of ‘Indonesia Gateway’ in order to become more competitive within the Open Sky policy in Southeast Asia region. Angkasa Pura II also need greater efforts to seek and develop opportunities in non-aeronautical services and businesses, in anticipation of the aviation sector deregulation as sets out in Law No. 1 Year 2009 on Aviation, and particularly plans for the separation of the Air Traffic Services (ATS) function, to be provided under a separate State-Owned Enterprise.
Namun demikian, melihat pada apa yang telah kita capai bersama di tahun 2009, Direksi merasa optimis bahwa Angkasa Pura II akan mampu mengatasi berbagai tantangan tersebut dengan baik. Direksi mengucapkan terima kasih kepada Dewan Komisaris, seluruh jajaran karyawan Angkasa Pura II, mitra usaha dan pihak-pihak lain yang telah berperan dan mendukung terwujudnya tahun 2009 sebagai tahun kelahiran kembali bagi Angkasa Pura II. Dengan dedikasi serta kerja keras, Angkasa Pura II akan mampu meraih prestasi dan kinerja yang semakin baik di tahuntahun mendatang dalam upayanya untuk terus menciptakan dan meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham dan masyarakat pada umumnya.
However, all our achievements together in 2009 should encourage us to be optimistic in the ability of Angkasa Pura II to rise above its challenges. The Board of Directors would like to thank the Board of Commissioners, all the employees of Angkasa Pura II, our business partners, and all other stakeholders that have contributed their part in making 2009 as the year of ‘An Icon Reborn’ for Angkasa Pura II. With dedication and hard work, Angkasa Pura II will no doubt be able to improve and reach even greater performance and achievements in the coming years, and in so doing, continuing to create and add value for its shareholders and for the public and society in general.
Direktur Utama President Director
Edie Haryoto
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
31
Profil Direksi Board of Directors Profiles
Edie Haryoto Direktur Utama Lahir tahun 1952 di Yogyakarta, Jawa Tengah. Bergabung di PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2002 sebagai Direktur Utama dan diangkat kembali tahun 2004 hingga sekarang. Sebelum bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero) pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PERUMKA (1988) dan Direktur Utama PT KAI (1999). Lulus S1 Akuntansi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (1978) dan memperoleh S2 Magister Manajemen Institut Teknologi Bandung (2000). Mengikuti pelatihan Indonesia Executive Program, Strategic Management Cause General Electric, Cottonville, USA (1995), Modernising Public Sector Structures and Strategic, LAN, Monash University, Australia.
President Director Born in 1952 in Yogyakarta, Central Java. Joined PT Angkasa Pura II (Persero) as President Director in 2002 and was re-appointed in 2004 up to the present. Prior to joining PT Angkasa Pura II (Persero), he served as Director of Finance at PERUMKA (1988) and President Director of PT KAI (1999). Obtained a Bachelor degree in Accounting from Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1978) and a Master degree in Magister Management from Institut Teknologi Bandung (2000). Attended the Indonesia Executive Program, Strategic Management Cause at General Electric in Cottonville, USA (1995), Modernising Public Sector Structures and Strategic, LAN, Monash University, Australia.
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama Lahir tahun 1954 di Batusangkar, Sumatera Barat. Mulai bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero) pada tahun 2008. Pernah menduduki posisi penting pada beberapa bank di Indonesia sebelum menjabat sebagai Direktur Keuangan (1998) dan Direktur Utama (2001) PT Aerowisata. Lulus S1 Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1982) dan memperoleh gelar Master di Golden Gate University, San Franscisco (1987).
Deputy President Director Born in 1954 in Batusangkar, West Sumatera. Joined PT Angkasa Pura II (Persero) in 2008. Previously held important positions at several banks before appointed as Director of Finance (1988) and as President Director (2001) at PT Aerowisata. Graduated with a Bachelor degree in Economics from Universitas Indonesia (1982) and a Master degree from Golden Gate University, San Francisco (1987).
Robert D. Waloni Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Lahir tahun 1954 di Manado, Sulawesi Utara. Bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2008. Pernah menjabat beberapa kali pada posisi penting di PT Garuda Indonesia dan PT Gapura Angkasa sebelum menjadi Executive Vice President Operations & Marketing (2004) dan President & CEO PT Gapura Angkasa (2007). Lulus Bachelor of Science in Management, Universitas Sam Ratulangi (1980). Mengikuti Winning Business Plan di London (1991), Airlines Alliances di London (1997).
32
EVP Commercial and Business Development Born in 1954 in Manado, North Sulawesi. Joined PT Angkasa Pura II (Persero) since 2008. Previously held several important positions at PT Garuda Indonesia and PT Gapura Angkasa, before appointed as EVP Operations & Marketing (2004) and President & CEO of PT Gapura Angkasa (2007). Obtained a Bachelor of Science degree in Management from Universitas Sam Ratulangi (1980). Attended the Winning Business Plan in London (1991), Airlines Alliances in London (1997).
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
S. Tulus Pranowo Direktur Operasi dan Teknik Lahir tahun 1956 di Temanggung, Jawa Tengah. Bergabung di PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai Teknisi Radio Penerbangan di Bandara Kemayoran setamat dari Pendidikan Dasar Teknik Radio di PLP Curug, Tangerang (1976). Sejak itu meniti karir dan menjabat di beberapa posisi penting sebelum menjadi Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Angkasa Pura II (Persero) (2004-2008) dan sebagai Direktur Operasi dan Teknik pada tahun 2008 hingga sekarang. Lulus Manajemen Informatika STMIK Gunadarma, Depok (1994) dan Magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2005). Lulus pelatihan Managemen Eksekutif Bandara Angkatan I (2000), Management in Privatized Airport Company, Netherland Aviation Academy, Belanda (2001). Tommy Soetomo Direktur Keuangan Lahir tahun 1960 di Cimahi, Jawa Barat. Menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) sejak tahun 2006. Sebelumnya pernah menjabat beberapa posisi penting pada beberapa bank di Indonesia serta mendapatkan penghargaan Superior Performance pada Advance Bank Management Program Asian Institute of Management Manila (1989). Menjabat sebagai Staf Khusus Menteri pada Kementrian Negara BUMN (2005). Lulus S1 Akutansi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1986). Endang Dwi Suryani Direktur Personalia dan Umum Lahir pada tahun 1954 di Manado – Sulawesi Utara. Lulus Bachelor of Science in Management, Universitas Sam Ratulangi (1980). Mengikuti Airlines Alliances di London (1997). Pernah menjabat beberapa posisi penting di PT Garuda Indonesia dan PT Gapura Angkasa sebelum menjadi Executive Vice President Operations & Marketing (2004) dan President & CEO PT Gapura Angkasa (2007). Mulai bergabung dengan Angkasa Pura II pada tahun 2008 hingga sekarang.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Governance Report
Management Discussion & Analysis
EVP Operations and Engineering Born in 1956 in Temanggung, Central Java. Joined PT Angkasa Pura II (Persero) as flight radio technician at Kemayoran Airport after finishing Basic Training in Radio Engineering at PLP Curug, Tangerang (1976). Since then he has pursued his career serving in various important positions before appointed as EVP, Commercial and Business Development (2004-2008) and as EVP, Operations and Engineering in 2008 up to the present. Obtained a degree in Informatics Management from STMIK Gunadarma, Depok (1994) and a Magister Management degree from Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2005). Attended the Airport Executive Management Training batch I (2000), Management in Privatized Airport Company, Netherland Aviation Academy, Belanda (2001).
EVP Finance Born in 1960 in Cimahi, West Java. Served as EVP, Finance of PT Angkasa Pura II (Persero) since 2006. Previously held important posts at several banks in Indonesia, and got the Superior Performance award at the Advanced Bank Management Program, Asian Institute of Management, Manila (1989). Served as Special Ministerial Staff at the State Ministry for StateOwned Enterprise (2005). Graduated with a degree in Accountancy from Universitas Padjadjaran, Bandung (1986).
EVP Personnel and General Affairs Born in 1957 in Batang, Central Java. Started her career at PT Angkasa Pura II (Persero) as Information Officer at Halim Perdanakusuma Airport (1978). Previously served as Head of SubDirectorate HR Development (1999) for four years, before appointed as EVP Personnel and General Affairs at Angkasa Pura II in 2004 up to the present. Graduated with a degree in Law from Universitas Muhammadiyah, Jakarta (1986) and a degree in Magister Management from Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (2005).
33
Our Services Jasa Aeronautika Jasa Non-Aeronautika Aeronautical Services Non-Aeronautical Services
34
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
35
Jasa Aeronautika Aeronautical Services
Angkasa Pura II terus meningkatkan kualitas pelayanan Lalu Lintas Udara baik dari sisi fasilitas, prosedur kerja maupun kapabilitas personil, guna menjaga citra sebagai perusahaan pengelola bandara kelas dunia.
Bagi sebuah organisasi atau perusahaan, citra yang positif merupakan suatu atribut yang sangat penting yang mampu memberi dampak yang baik bagi perusahaan di mata publik dan melanggengkan jalannya perusahaan ke depan. Sebagai sebuah perusahaan penyedia jasa kebandaraudaraan dan pelayanan lalu lintas udara, Angkasa Pura II memiliki kepentingan untuk menjaga citra positif dari sisi kualitas layanan dan keselamatan penerbangan. Unit Air Traffic Services (ATS) merupakan unit kerja yang bertanggung jawab atas aspek pelayanan lalu lintas udara di
Angkasa Pura II constantly strives to improve the quality of its Air Traffic Services in terms of facilities, work procedures and personnel capabilities, thus maintaining its image as a worldclass airport operator.
36
A positive image is a very important attribute for an organization or corporation, as it contributes effectively to a good reputation for the company in the eyes of the public and helps ensure its continuing existence. As a provider of airport services and air traffic services, Angkasa Pura II is very concerned about preserving a positive image especially in terms of service quality level and flight safety. The Air Traffic Services (ATS) work unit is responsible for the provision of air traffic services at the airports and
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Our Services
Operational Review
Governance Report
bandara dan wilayah udara yang berada di bawah tanggung jawab Angkasa Pura II, yang mencakup hampir setengah dari wilayah udara Indonesia. Dalam melaksanakan fungsi pelayanan lalu lintas udara, Angkasa Pura II terikat pada berbagai peraturan maupun standar yang relevan baik yang berlaku secara internasional (International Civil Aviation Organization /ICAO) maupun nasional (Departemen Perhubungan – Direktorat Jenderal Perhubungan Udara).
Management Discussion & Analysis
Flight Information Region under the control of Angkasa Pura II, covering almost half of Indonesia’s air space. In the provision of air traffic services, Angkasa Pura II is bound to comply with a variety of regulations and other relevant standards, whether issued by international bodies (International Civil Aviation Organization /ICAO) or domestic regulators (Ministry of Transports – Directorate General of Air Transportation).
“
“
Introduction
Kami mengikuti prosedur yang ketat dalam melakukan aktivitas kerja di bandara, sehingga keamanan dan keselamatan penerbangan dapat terjamin “We follow strict procedures concerning our work activities at the airport, so as to ensure the security and safety of flight operations”
Berbagai regulasi tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasi perkembangan yang terus terjadi di industri penerbangan sehingga aspek keselamatan penerbangan dapat senantiasa terjaga dan semakin ditingkatkan. Pada tahun 2009, Kementerian Perhubungan RI telah mengeluarkan beberapa peraturan terkait keselamatan penerbangan, diantaranya adalah Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 69 (Air Traffic Services Personnel Licensing, Rating, Training and Proficiency Requirements), CASR Part 170 (Air Traffic Rules), CASR Part 171 (Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers), dan CASR Part 172 (Air Traffic Service Providers). Pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dijabarkan lebih lanjut melalui Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara dalam bentuk Advisory Circular (AC) antara lain AC 69-01 (Guidance Material and Procedures of Air Traffic Controller License and Ratings), AC 170-02 (Manual of Air Traffic Services Operational Procedures), dan AC 171-05 (Guidance Material of Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers).
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
The various regulations are necessary to accommodate continuing developments in the aviation industry, in order to maintain and further enhance the required level of flight safety. In 2009, the Ministry of Transports of the Republic of Indonesia issued several new regulations related to flight safety. These include the Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Part 69 (Air Traffic Services Personnel Licensing, Rating, Training and Proficiency Requirements), CASR Part 170 (Air Traffic Rules), CASR Part 171 (Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers), and CASR Part 172 (Air Traffic Service Providers). The implementation of these regulations are further described and regulated by decree of the Directorate General of Air Transportation in the form of Advisory Circular (AC), which include AC 69-01 (Guidance Material and Procedures of Air Traffic Controller License and Ratings), AC 170-02 (Manual of Air Traffic Services Operational Procedures), and AC 171-05 (Guidance Material of Aeronautical Telecommunication Service and Radio Navigation Service Providers).
37
Jasa Aeronautika Aeronautical Services
“
“
Dari sisi penumpang, kami terutama membutuhkan kenyamanan dan efisiensi selama berada di bandara, termasuk ketepatan waktu penerbangan “From a passenger’s point of view, what we need most of all is comfort and efficiency during our stay at the airport, including on-time flight schedules”
38
Program kerja unit ATS Angkasa Pura II pada tahun 2009 antara lain mencakup aspek Air Traffic Services Standardization, pembinaan Air Traffic Services Operations, dan pelaksanaan program Air Traffic Services Quality Assurance. Program-program kerja tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa operasional unit ATS dapat berlangsung dengan efektif dan efisien sehingga memberikan kontribusi optimal kepada Angkasa Pura II berupa peningkatan kinerja fungsi pelayanan keselamatan penerbangan dan peningkatan kinerja unit sesuai KPI (Key Performance Indicator) yang ditetapkan.
Initiatives conducted the ATS Unit at Angkasa Pura II in 2009 involved, among other things, aspects of Air Traffic Services Standardization, the development of Air Traffic Services Operations, and the implementation of Air Traffic Services Quality Assurance programs. These initiatives were meant to ensure effective and efficient operational activities of the ATS unit, thereby contributing optimally to Angkasa Pura II in terms of improved flight safety performance level as well as increased performance for the work unit in line with the established Key Performance Indicators.
Pada saat bersamaan, Angkasa Pura II juga memberikan perhatian pada upaya-upaya peningkatan kompetensi personil ATS melalui program-program pendidikan dan pelatihan berkesinambungan. Berbagai program pendidikan dan pelatihan tersebut ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan personil non-sertifikasi, meningkatkan kinerja personil dengan kualifikasi ATS termasuk melalui kursus-kursus penyegaran untuk mengikuti perkembangan terakhir di bidangnya, serta untuk mengurangi kesenjangan yang ada menyangkut tingkat pengetahuan dan keterampilan masingmasing personil ATS.
At the same time, Angkasa Pura II also focused on efforts to enhance the competences of its ATS personnel through continuous training and education programs. The comprehensive training and education programs are intended to improve the knowledge and skills of non-certified personnel, to enhance the performance of personnel with ATS qualifications including through the provision of refresher courses to keep up with the latest developments in its field, and also to help reduce the existing gap among individual ATS personnel with regards to their respective skills and knowledge.
Diantara berbagai program pelatihan yang diadakan adalah: 1. Approach/Area Control Non Radar 2. Approach/Area Control Surveillance Radar 3. Aviation English Proficiency Check 4. ATC and AIS Supervisory Training Program 5. Advanced Procedures of Air Navigation – Operations 6. Team Resources Management 7. Safety Coordinator Threat & Error Management 8. Refresher Program
Among the variety of training programs conducted were: 1. Approach/Area Control Non Radar 2. Approach/Area Control Surveillance Radar 3. Aviation English Proficiency Check 4. ATC and AIS Supervisory Training Program 5. Advanced Procedures of Air Navigation – Operations 6. Team Resources Management 7. Safety Coordinator Threat & Error Management 8. Refresher Program
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Personil pemandu lalu lintas udara (Air Traffic Controller) merupakan salah satu elemen dari sistem pelayanan lalu lintas udara, yang terkait langsung dengan keselamatan penerbangan. Oleh karenanya, pembinaan terhadap personil ATC dilakukan secara berkelanjutan, sehingga tingkat pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya dapat dipertahankan dan terus ditingkatkan. Pelaksanaan sistem licensing and rating merupakan salah satu bentuk pembinaan berkelanjutan tersebut. Sistem licensing and rating dimaksudkan untuk mempertahankan tingkat kompetensi yang memadai bagi petugas ATC sehingga mampu melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan standar internasional.
The function carried out by Air Traffic Controller (ATC) personnel represents an element of air traffic services that is directly related to the aspect of flight safety. Accordingly, Angkasa Pura II engaged in continuing development of its ATC personnel in order to maintain and further improve their knowledge, skills and experience. This continuing development is undertaken through, among other things, the implementation of a licensing and rating system. The licensing and rating system ensures that all ATC personnel can maintain an adequate level of competences at all times in order to perform their duties and functions with the prescribed level of international standards.
Kewajiban terkait dengan sertifikasi (licensing) personil ATC diatur oleh berbagai ketentuan/ peraturan yang ada, baik dari ICAO maupun regulator domestik (Menteri Perhubungan). Pelaksanaannya dilakukan secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali dalam bentuk ujian tertulis. Selain dari ujian untuk mempertahankan sertifikasi, para petugas pemandu lalu lintas udara Angkasa Pura II juga diwajibkan mengikuti ujian kecakapan (performance check) tertulis maupun praktik serta ujian kesehatan (medical examination) setiap enam bulan sekali.
The mandatory requirements in terms of ATC personnel licensing and certification are governed through a variety of regulations issued by the ICAO as well as domestic regulator (the Ministry of Transports). Certification is conducted regularly once every 2 (two) years in the form of written exams. In addition to taking certification exams, air traffic controller personnel are also required to take written and hands-on performance checks as well as medical examination once every six months.
Dengan terus mengupayakan peningkatan kualitas pelayanan baik dari sisi fasilitas, prosedur kerja maupun kompetensi personil, Angkasa Pura II mampu terus melaksanakan misinya untuk mengelola jasa pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan keselamatan penerbangan dan kepuasan pelanggan pengguna jasa bandara.
Through such efforts to improve the quality of its services in terms of work facilities and procedures as well as personnel competences, Angkasa Pura II is able to continue with its mission to provide air traffic services with an emphasis on flight safety and the satisfaction of users of airport services.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
39
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
40
Beragam jasa penunjang kegiatan bandara mempunyai perannya masing-masing yang penting dalam memenuhi kebutuhan pengguna jasa bandara, termasuk aspek keamanan dan keselamatan serta kenyamanan penumpang selama berada di lingkungan bandara.
Keamanan dan Keselamatan Bandara
A variety of airport support services each contribute a vital element towards fulfilling the need of airport service users, including in aspects of safety and security as well as the comfort of passengers during their stay at the airport.
Airport Safety and Security
Pelayanan pengamanan bandara merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam penyelenggaraan jasa kebandarudaraan, guna mengantisipasi setiap bentuk ancaman dan gangguan keamanan yang dapat berdampak pada keamanan dan keselamatan operasional penerbangan di sebuah bandara. Untuk itu, Angkasa Pura II secara konsisten mengupayakan perbaikan terus menerus terhadap fasilitas pengamanan bandara baik dari sisi organisasi, sumber daya manusia, peralatan maupun prosedur operasi.
Airport safety and security services represent a very important aspect in the business of airport services in order to anticipate all kinds of security threats and disturbances that may affect the safety and security of flight operations in an airport. Accordingly, Angkasa Pura II strives consistently for continuing improvements in airport safety and security facilities in terms of organization structure, human resources, safety and security equipment and operation procedures.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Salah satu inisiatif penting yang dilakukan Angkasa Pura II di tahun 2009 adalah revitalisasi struktur organisasi unit kerja pengamanan bandara di Bandara Soekarno-Hatta untuk mengakomodasi perkembangan kebutuhan dan kondisi yang ada. Dengan struktur yang lebih responsif dan mandiri, unit kerja pengamanan akan dapat lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pelayanan pengamanan di Bandara Soekarno-Hatta. Angkasa Pura II juga melakukan penggantian dan penambahan peralatan dan fasilitas pengamanan di seluruh bandara yang dikelola, peralatan X-Ray untuk pemeriksaan bagasi dan kargo, walk-through dan handheld metal detector, sistem CCTV, pagar perimeter dan lain-lain.
An important initiative undertaken by Angkasa Pura II in 2009 was the organization revitalization of the airport security work units at the SoekarnoHatta Airport in order to accommodate ongoing developments and existing conditions. The new organization structure is both more responsive as well as independent, thus allowing for an effective improvement in the quality of airport security services at the Soekarno-Hatta Airport. Angkasa Pura II also engage in the replacement and procurement of additional security equipment and facilities at all its airports, including X-ray equipment for baggage and cargo check, walkthrough and handheld metal detectors, CCTV systems, perimeter fences, and others.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II juga telah menambah jumlah personil keamanan sesuai dengan tuntutan tugas-tugas operasional pengamanan bandara yang semakin meningkat. Dalam hal ini, Angkasa Pura II bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk menyediakan dan melatih personil yang diperlukan. Keseluruhan upaya ini diharapkan akan dapat menciptakan kondisi bandara yang aman, tertib dan nyaman serta dapat membantu kelancaran operasional penerbangan di bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II.
In 2009, Angkasa Pura II has also increased the number of airport security personnel to meet the higher demands in the conduct of airport security operations. The recruitment and training of these additional personnel are undertaken in cooperation with the Indonesian Armed Forces and the National Police. All of these initiatives are intended to help create a secure, safe and orderly condition at the airports, as well as contribute to a smooth flight operations at all airports managed by Angkasa Pura II.
Pelayanan PKP-PK
Flight Accident – Fire Fighting (PKP-PK) Services
Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) merupakan salah satu elemen terpenting dalam penanganan suatu kecelakaan pesawat udara, yang umumnya diikuti dengan kebakaran, baik yang terjadi di bandara maupun wilayah sekitarnya. Angkasa Pura II senantiasa mengupayakan perbaikan dan peningkatan kelengkapan fasilitas, personil dan prosedur operasi pelayanan PKP-PK guna menjamin terpenuhinya response time yang telah ditentukan.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
The provision of Flight Accident and Fire Fighting (PKP-PK) services represents a vital element in the handling of a flight accident occurring at an airport or its immediate surrounding areas, which usually also involves a fire. To ensure the fulfillment of the required response time in such events, Angkasa Pura II consistently strives to improve the quality and quantity of PKP-PK equipment and personnel as well as the adequacy of routine procedures in the provision of flight accident and fire fighting services.
41
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II melakukan peremajaan maupun penggantian atas beberapa kendaraan operasional PKP-PK seperti foam tender, rescue invention vehicle (rapid car), ambulan dan commando car, sesuai dengan persyaratan airport category dari tiap bandara yang dikelola. Pemenuhan jumlah personil PKPPK serta peningkatan kompetensi mereka juga menjadi salah satu agenda kerja Angkasa Pura II di tahun 2009 dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kapabilitas pelayanan PKP-PK di bandara.
In 2009, Angkasa Pura II has upgraded or replaced some of the PKP-PK operational vehicles such as foam tenders, rescue invention vehicles (rapid car), ambulances, and command cars, to comply with the airport category requirements of each respective airport under its management. Throughout 2009, Angkasa Pura II also strives to maintain the required number of PKP-PK personnel as well as to continually enhance their competences, in order to maintain and further improve the quality of PKP-PK services at its airports.
Layanan Penanggulangan Gawat Darurat
Airport Emergency Services Exercises in the provision of airport emergency services are a mandatory requirement in order to ensure that an airport is fully prepared to cope with the possibility of an aircraft accident, and therefore to avoid or minimize losses in human life or material in such events. In 2009, Angkasa Pura II conducted a total of four large-scale airport emergency exercises, namely at Raja Haji Fisabillilah Airport – Tanjung Pinang, Sultan Syarif Kasim II Airport – Pekanbaru, Sultan Thaha Airport
“
“
Penyelenggaraan latihan penanggulangan gawat darurat merupakan salah satu ketentuan wajib dalam rangka memastikan kesiapan suatu bandara menghadapi kemungkinan terjadinya kecelakaan pesawat udara, sehingga dapat mencegah atau meminimalkan timbulnya kerugian jiwa maupun material. Pada tahun 2009, Angkasa Pura II mengadakan latihan penanggulangan gawat darurat dalam skala besar sebanyak empat kali
Konsep ruang komersial yang modern dan ditunjang oleh teknologi informasi canggih membuat saya lebih mudah mengelola bisnis saya di bandara “With a modern concept in commercial space and the support of advanced information technology, I can manage my business at the airport far more easily”
42
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
yaitu di Bandara Raja Haji Fisabillilah – Tanjung Pinang, Bandara Sultan Syarif Kasim II – Pekanbaru, Bandara Sultan Thaha – Jambi dan Bandara Depati Amir – Pangkal Pinang. Skenario utama dalam latihan-latihan tersebut umumnya menyangkut kecelakaan pesawat udara yang kemudian terbakar dan terdapat ledakan, sehingga memerlukan pelayanan PKP-PK, paramedis dan lain-lain dalam penanganannya. Latihan-latihan tersebut berguna untuk memastikan tingkat kesiapan bandara dalam menanggulangi suatu kejadian kecelakaan pesawat udara, mencakup kinerja pelayanan PKP-PK maupun koordinasi dari berbagai unsur dan instansi yang tergabung dalam Airport Emergency Committee (AEC) sesuai prosedur standar yang telah dikembangkan dalam Airport Emergency Plan (AEP).
– Jambi, and Depati Amir Airport – Pangkal Pinang. At each place, the primary exercise scenario involves the occurrence of an aircraft accident, followed by fire and explosions, which require the provision of PKP-PK services, paramedics and other emergency services. The exercises serve to measure the level of readiness of the respective airport in the handling of an aircraft accident. Such aircraft accident involves the provision of PKPPK services, as well as well-coordinated efforts among the various elements or agencies in the Airport Emergency Committee (AEC), to perform their functions in accordance with the standard procedures established in the Airport Emergency Plan (AEP).
Pelayanan Operasi Bandara
Airport Operational Services
Pelayanan operasi bandara ditujukan khususnya untuk melayani penumpang pesawat udara yang berangkat atau tiba di bandara. Permasalahan utama yang dihadapi disini adalah kondisi over capacity terminal penumpang di hampir seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura II, dimana areal ruang terminal dan fasilitas di dalamnya semakin tidak memadai untuk melayani jumlah penumpang yang terus meningkat setiap tahun. Selain melalui pembangunan terminal baru atau perluasan areal terminal yang ada, Angkasa Pura II dalam tahun-tahun terakhir ini fokus melakukan berbagai upaya lain dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan di bandara.
Airport operational services are directed at airplane passengers embarking or dis-embarking at an airport. In this regards, Angkasa Pura II is currently facing an acute problem of over capacity at almost all of its airports, whereby the capacity of passenger terminal buildings and its associated facilities have become more and more inadequate in the face of the continuing increase each year in the number of passenger served. Angkasa Pura II has initiated a number of projects for the construction of new terminal buildings or the enlargement of existing passenger terminals. In addition, Angkasa Pura II in recent years also undertook efforts intended to maintain and improve passenger services at its airports.
Pada tahun 2009, di Terminal 2 Bandara SoekarnoHatta telah dilakukan sentralisasi screening check point. Perubahan ini telah memberikan tambahan ruangan di terminal dan memudahkan proses pemeriksaan, sehingga menambah kapasitas terminal dan sekaligus memperlancar
In 2009, Angkasa Pura II undertook the centralization of passenger screening checkpoints at Terminal 2 Soekarno-Hatta Airport. This initiative has resulted in more areas being freed up as well as simplifying the passenger check process, thus effectively increasing the terminal capacity
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
43
Jasa Non-Aeronautika Non-Aeronautical Services
44
arus penumpang. Di Bandara SoekarnoHatta dan beberapa bandara lain juga telah dilakukan penambahan dan perbaikan garbarata, penggantian kursi di ruang tunggu keberangkatan, penambahan dan perbaikan toilet dan konter check-in, penambahan troli bagasi, dan lain-lain. Selain itu, berbagai kegiatan perbaikan fasilitas publik dan kondisi terminal secara umum telah juga dilakukan untuk mewujudkan kebersihan, kenyamanan dan keindahan bandara demi kepentingan para pengguna jasa bandara.
while making for a more efficient passenger flow. Meanwhile, at Soekarno-Hatta and other airports, Angkasa Pura II has also conducted installation of more aerobridges, replacement of chairs in the boarding lounges, added new public toilets and check-in counters, new baggage trolleys, and other such facilities. These and other improvements in public facilities and airport condition in general have resulted in cleaner and more comfortable airports for the benefits of all airport service users.
Pelayanan Penerbangan Haji
Hajj Pilgrimage Flights
Aktivitas pelayanan penerbangan haji berlangsung pada bulan Desember 2009 untuk melayani pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji pada musim haji tahun 1430 H. Tercatat sejumlah 85.968 orang jemaah haji yang diangkut dari bandara Angkasa Pura II dan terbagi dalam 207 kelompok terbang (kloter) telah dilayani melalui lima bandara yaitu Soekarno-Hatta, Polonia, Sultan Iskandar Muda, Minangkabau dan Sultan Mahmud Badaruddin II. Aktivitas penerbangan haji memberikan tuntutan tersendiri terkait penyediaan fasilitas yang dibutuhkan di masingmasing bandara tersebut. Namun demikian, dengan senantiasa belajar dari pengalaman setiap tahun untuk memperbaiki kekurangan yang ada, pelayanan angkutan jemaah haji pada tahun 2009 di bandara-bandara Angkasa Pura II dapat berlangsung dengan baik dan lancar sesuai harapan.
The annual hajj pilgrimage flights occurred during December 2009 serving the embarkation and disembarkation of hajj pilgrims for the 1430 H hajj pilgrimage season. A total of 85,968 hajj pilgrims were served in airports under Angkasa Pura II, in a total of 207 flights through five airports, namely the Soekarno-Hatta Airport, Polonia Airport, Sultan Iskandar Muda Airport, Minangkabau Airport and Sultan Mahmud Badaruddin II Airport. As usual, these hajj pilgrimage flights presented its own unique demands in terms of the additional needed facilities at the respective airports. However, by learning from past experiences each year in order to rectify any weaknesses and shortcomings, Angkasa Pura II has been able to conduct the 2009 hajj pilgrimage flights in a satisfactory manner in line with expectations.
Pelayanan TKI
Migrant Worker Services
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebagian dari para pengguna jasa bandara Angkasa Pura II. Namun demikian, penanganan keberangkatan dan kedatangan TKI memerlukan upaya ekstra yang sedikit berbeda dari pelayanan bagi kebanyakan penumpang biasa lainnya. Hal ini disebabkan karena para TKI tersebut umumnya membutuhkan lebih banyak bantuan dan perlindungan agar dapat merasa nyaman dan aman selama berada di bandara. Upaya ini terlihat khususnya di Bandara Soekarno-Hatta yang melayani bagian terbesar dari keberangkatan dan kedatangan TKI, melalui penyediaan lounge khusus TKI dan gedung terminal pendataan TKI tersendiri. Di bandarabandara lain, Angkasa Pura II juga memberikan perhatian khusus dan layanan ekstra bagi kepentingan para TKI.
Indonesian migrant workers or TKIs represent some of the regular airport service users at Angkasa Pura II airports. However, the embarkation and disembarkation of TKIs involve special and extra efforts compared to services provided to other types of passengers, due mostly to the fact that these TKIs usually requires extra help as well as more protection to ensure their safety and comfort during their time at the airport. As most of the embarkation and disembarkation of TKIs are handled at the Soekarno-Hatta Airport, Angkasa Pura II has provided a special TKI lounge as well as a separate TKI processing terminal at the airport. Special care and extra services are also provided at Angkasa Pura II other airports for the benefit of these TKIs.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Pelayanan Kargo
Cargo Services
Sejak tahun 2007, pengoperasian terminal kargo dan pelayanan kargo telah dilakukan oleh unit bisnis strategis di masing-masing bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II. Dengan cara ini, Angkasa Pura II dapat lebih leluasa menerapkan prosedur dan standar yang diperlukan guna memastikan kualitas pelayanan kargo dan terutama aspek kelancaran, keamanan dan keselamatan operasional penerbangan. Sejauh ini hasilnya telah dapat terlihat dari tingkat kepuasan konsumen maupun mitra kerja yang terlibat dalam kegiatan usaha kargo udara, yang pada gilirannya tercermin pada peningkatan pendapatan Angkasa Pura II dari pelayanan kargo.
Since 2007, the operation of cargo terminals and provision of cargo services have been handled by a separate strategic business unit at each of Angkasa Pura II airports. This allows Angkasa Pura II more flexibility in implementing the standards and procedures necessary to ensure the quality of cargo services and especially in terms of efficient, safe and secure flight operations. So far, this initiative has shown positive results, as reflected in the satisfaction level of customers as well as various business partners involved in the provision of air cargo services. In turn, this has also reflected in greater revenues for Angkasa Pura II from cargo services.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura juga telah menyelesaikan proyek peningkatan kapasitas pergudangan kargo di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Bandara Sultan Iskandar Muda, dan Bandara Supadio untuk mengakomodasi terus meningkatnya volume kargo yang melewati ketiga bandara tersebut.
In 2009, Angkasa Pura II has completed several projects of cargo warehouse capacity expansion at the Sultan Syarif Kasim II Airport, Sultan Iskandar Muda Airport and Supadio Airport, to accommodate the continuing increase of air cargo volumes passing through those three airports.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
45
Operational Review Pengembangan Usaha Pengembangan Bandara Sumber Daya Manusia Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Business Development Airport Development Human Resources Corporate Social Responsibility
46
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
47
Pengembangan Usaha Business Development
Momentum deregulasi industri penerbangan di Indonesia melalui pemberlakuan UU Penerbangan Nomor 1 Tahun 2009 serta kebijakan ASEAN Single Aviation Market telah mendorong Angkasa Pura II untuk lebih fokus pada kegiatan pengembangan bisnis bandara yang dapat meningkatkan arus pendapatan non-aeronautika. The momentum for the deregulation of the aviation industry in Indonesia through the enactment of Law No. 1 Year 2009 on Aviation as well as the ASEAN Single Aviation Market policy has driven Angkasa Pura II to focus more on development of airport business that can contribute to non-aeronautical revenues.
48
Arah strategis ini juga sejalan dengan kecenderungan yang semakin mengemuka di kalangan bandarabandara besar di dunia dalam pengembangan konsep Airport City dan Aerotropolis. Dalam konsep tersebut, sebuah bandara tidak hanya berfungsi sebagai prasarana transportasi, namun juga berperan sebagai motor pertumbuhan perekonomian di wilayah sekitarnya melalui pengembangan berbagai kegiatan bisnis dan industri di dalam kawasan bandara.
This strategic direction is also in line with the current prevalence among the world’s major airports towards the development of the concept of Airport City and Aerotropolis. In that concept, an airport serves not only as a transportation infrastructure, but also as an engine of economic growth for the surrounding areas by promoting the development of various businesses and industries within the airport grounds.
Angkasa Pura II melihat peluang untuk mengembangkan konsep serupa di beberapa bandara besarnya sebagai bagian dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). Untuk itu, Angkasa Pura II mulai merintis kerja sama usaha dengan mitra strategis dalam rangka pengembangan kegiatan bisnis yang termasuk dalam kategori jasa terkait bandara. Terdapat berbagai peluang kerja sama seperti pengembangan kawasan komersial terpadu, hotel, restoran dan gedung perkantoran.
Angkasa Pura II is also keen to develop a similar concept at a number of its major airports, already accommodated as part of its Long Term Company Plan (RJPP). Accordingly, Angkasa Pura II has started to initiate various business arrangements with strategic partners to develop business opportunities in airportrelated services. Opportunities for business cooperation include the development of an integrated commercial areas, hotels, restaurants, and office spaces.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Sepanjang tahun 2009, Angkasa Pura II melakukan serangkaian upaya revitalisasi kegiatan usaha dan pengembangan produk untuk meningkatkan kualitas pelayanan maupun kinerja keuangan perusahaan.
Throughout 2009, Angkasa Pura II engaged in several business revitalization initiatives as well as new product development in order to improve the level of service quality as well as its financial performance.
Komersialisasi Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta
Commercialization of Terminal 3 Soekarno-Hatta Airport
Pembangunan Terminal 3 memberikan kesempatan kepada Angkasa Pura II untuk mulai menerapkan strategi pemasaran baru bagi komersialisasi terminal penumpang di bandara. Strategi ini antara lain mencakup aspek placement zoning (penataan ruang komersial dalam beberapa zona strategis), product mixing (komposisi produk yang dijual berdasarkan survei kebutuhan konsumen) dan downtown pricing (kebijakan harga jual yang harus mendekati harga produk sejenis di pusat kota).
The development of the new Terminal 3 provided an opportunity for Angkasa Pura II to implement new marketing strategies in the commercialization of passenger terminal at the airport. These strategies involve aspects of placement zoning (placement of commercial spaces into several strategic zones), product mixing (product composition based on consumer need surveys), and downtown pricing (product price to approximate price of similar product sold downtown).
Electronic Point of Sales
Electronic Point of Sales
Angkasa Pura telah menerapkan aplikasi Electronic Point of Sales (e-POS) dan Cash Register Online (CROL) untuk mencatat seluruh transaksi penjualan mitra usaha di Bandara Soekarno-Hatta. Dengan kelengkapan fitur-fitur yang dimiliki, sistem ini memberikan manfaat bagi mitra usaha berupa kecepatan transaksi dan kemudahan penghitungan inventory, sementara bagi Angkasa Pura II dapat lebih mudah mengawasi jumlah transaksi penjualan yang terjadi.
Angkasa Pura II has implemented the Electronic Point of Sales (e-POS) and Cash Register Online (CROL) applications to record all sales transactions by commercial partners at Soekarno-Hatta Airport. With its comprehensive features, the system provides benefit for commercial partners in terms of fast transaction time and convenient inventory updates, while providing Angkasa Pura II with easier supervision of all sales transactions.
Red Corner di Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta
Red Corner at Terminal 1A Soekarno-Hatta Airport
Pada tahun 2009 Angkasa Pura II mengembangkan fasilitas modern food hall bernama Red Corner sesuai dengan lokasinya yang berada di sudut Terminal 1A. Fasilitas yang dilengkapi teknologi e-POS dan free WiFi ini menyediakan aneka produk makanan, mini market, ATM, toilet dan musholla dalam satu lokasi. Melihat besarnya animo pengunjung, Angkasa Pura II akan mengembangkan konsep sejenis di Terminal 1C dan bandara-bandara lainnya.
In 2009, Angkasa Pura II developed a modern food hall facility called the Red Corner, located appropriately in a corner of the Terminal 1A building. The facility comes complete with e-POS technology and free WiFi, providing a variety of food stalls, a mini market, ATM, toilet and prayer room facilities in one location. Receiving enthusiastic response from visitors, Angkasa Pura II plans to develop similar facilities at Terminal 1C and at its other airports as well.
Pemasaran
Marketing
Angkasa Pura II mengembangkan sistem aplikasi SMART (Sistem Manajemen Ruang Terpadu) guna memudahkan akses publik pada informasi lokasi dan status ruang usaha di terminal penumpang di bandara. Mitra usaha juga dapat melakukan promosi bisnis melalui SMART, situs web perusahaan, dan media majalah bandara. Sebagai bagian dari strategi pemasaran yang proaktif, Angkasa Pura II mengadakan acara Airlines Gathering dan Stakeholder Gathering sebagai forum pertukaran informasi mengenai potensi dan peluang pengembangan usaha di bandara.
Angkasa Pura II developed the SMART (Sistem Manajemen Ruang Terpadu) application system to facilitate access to information on location and status of commercial spaces available at passenger terminal at airports. Business partners could also promote their business through SMART, at the Company’s official website, and at airport news bulletin. As part of a proactive marketing strategy, Angkasa Pura regularly conduct Airlines Gathering and Stakeholder Gathering as a forum for the exchange of information concerning business development opportunities at its airports.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
49
Pengembangan Usaha Business Development
50
Pangsa Pasar Perusahaan
Company Market Share
Sebagai bagian dari perencanaan pengembangan bisnis, Angkasa Pura II melakukan Marketing Survey dan Customer Satisfaction Survey secara berkala. Responden survey diprioritaskan pada pangsa pasar potensial perusahaan yang terkait langsung dengan rencana pengembangan bisnis. Pangsa pasar terbesar Angkasa Pura II adalah penumpang pesawat udara yang dapat dikelompokkan lebih jauh menjadi penumpang domestik, penumpang internasional, penumpang berangkat, penumpang datang dan penumpang transit. Selain penumpang, pangsa pasar potensial lainnya adalah pengantar/penjemput penumpang, maskapai penerbangan, dan korporasi dan perusahaan yang berkantor di bandara-bandara Angkasa Pura II.
As part of planning for business development, Angkasa Pura II conduct periodic Marketing Survey and Customer Satisfaction Survey. The respondents in such surveys are selected among the potential company market share that is directly related to business development planning activity. The largest market share of Angkasa Pura II is airplane passengers, which can be further grouped into different categories comprising domestic passengers, international passengers, departing passengers, arriving passengers, and transit passengers. Aside from airplane assengers, other potential market share include airport visitors, the various airlines, as well as corporations and businesses with offices located at the airports of Angkasa Pura II.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II melayani lebih dari 50 juta penumpang di ke-12 bandaranya, dengan sekitar 37 juta penumpang dilayani oleh Bandara Soekarno-Hatta. Para penumpang yang berangkat dan datang tersebut adalah pangsa pasar untuk meningkatkan pendapatan usaha Angkasa Pura II. Salah satu contoh pendapatan usaha yang terkait langsung dengan penumpang berangkat adalah Passenger Service Charge (PSC) yang merupakan kompensasi atas penyediaan fasilitas publik di dalam kawasan bandara.
Throughout 2009, Angkasa Pura II served more than 50 million passengers in its 12 airports, with some 37 million served by the Soekarno-Hatta Airport. These numbers represent departing and arriving passengers, both of which are market share that can contribute to increased operating revenues of Angkasa Pura II. An example of operating revenues directly related to departing passengers is income from Passenger Service Charge, which is a compensation for public facilities provided within airport grounds.
Kerja Sama Bisnis
Business Cooperation
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II meningkatkan kerja sama bisnis dengan PT Pertamina (Persero) untuk pelayanan pengisian bahan bakar pesawat udara di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Polonia Medan.
In 2009, Angkasa Pura II has expanded its business cooperation with PT Pertamina (Persero) for the provision of aircraft refueling services at SoekarnoHatta Airport and Polonia Airport, Medan.
Kerja sama bisnis juga telah dijalin dengan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) dalam pengembangan konsep Cyber Airport di seluruh bandara Angkasa Pura II, menyusul implementasi konsep tersebut di Bandara Soekarno-Hatta. Kerja sama tersebut mencakup penyediaan fasilitas Free Wi-Fi untuk akses Internet dan aplikasi e-POS untuk Cash Register Online.
Angkasa Pura II has also entered into business cooperation with PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) in the development of Cyber Airport concept at its airports, following its initial implementation at the Soekarno-Hatta Airport. The cooperation includes the provision of free WiFi for Internet access and e-POS application for the Cash Register Online system.
Angkasa Pura II juga bekerja sama dengan BUMN di bidang konstruksi PT Adhi Karya (Persero) dan PT Waskita Karya (Persero), masing-masing untuk pembangunan Terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta dan terminal penumpang di Bandara Kualanamu Medan.
In addition, Angkasa Pura has ongoing business cooperation in construction works with PT Adhi Karya (Persero) and PT Waskita Karya (Persero) for the construction of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport and the passenger terminal building at Kualanamu Airport, Medan, respectively.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Rencana ke Depan
Future Plans
1. Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta sebagai Indonesia Gateway Untuk meningkatkan daya saing Bandara Soekarno-Hatta di kawasan regional, Angkasa Pura II merencanakan program peningkatan kapasitas dan kemudahan transfer penumpang internasional-domestik dengan membangun koridor penghubung antara Terminal 2 dan Terminal 3 yang disebut Skylink. Selain sebagai jalur transfer penumpang, Skylink akan menjadi lokasi komersial untuk hotel dan lounge yang akan memberikan tambahan pendapatan bagi Angkasa Pura II. Skylink diharapkan dapat mulai beroperasi pada tahun 2011. 2. Pengembangan New Cargo Center di Bandara Soekarno-Hatta Sebagai langkah awal dari proyek pengembangan New Cargo Center di Bandara Soekarno-Hatta, Angkasa Pura II pada tahun 2009 telah melakukan studi banding ke Bandara Internasional Hong Kong sebagai bandara dengan pelayanan kargo terbesar dan terbaik di kawasan Asia-Pasifik. New Cargo Center merupakan suatu kawasan kargo modern berstandar internasional yang akan dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 50 hektar dan direncanakan dapat mulai beroperasi pada tahun 2016.
1. Development of Soekarno-Hatta Airport as an Indonesia Gateway To improve the competitiveness of SoekarnoHatta Airport in the region, Angkasa Pura II has plans for a capacity enhancement program that will also benefit the flow of international-domestic passengers through the construction of a corridor linking Terminal 2 and Terminal 3 buildings, to be called the Skylink. In addition to serving as a passenger transfer passageway, the Skylink will also function as a commercial area for hotels and lounges that will provide additional income for Angkasa Pura II. The Skylink is expected to be operational in 2011. 2. Development of New Cargo Center at Soekarno-Hatta Airport As a preliminary step in the development of New Cargo Center facility at Soekarno-Hatta Airport, Angkasa Pura II in 2009 conducted a comparison study with Hong Kong International Airport, known as the airport with the largest and best cargo services in the Asia-Pacific region. The New Cargo Center is intended as a modern, international standard cargo terminal build in several stages covering a total area of 50 hectares, and is planned to begin commercial operations in 2016.
Perusahaan Afiliasi
Affiliated Companies
Untuk mengoptimalkan peluang usaha maupun aset yang dimiliki, Angkasa Pura II melakukan aliansi dan kerjasama dengan mitra strategis dalam bentuk penyertaan saham pada beberapa perusahaan patungan/afiliasi seperti di bawah ini:
In order to capitalize on available business opportunities as well as existing company assets, Angkasa Pura II conducts business alliances with strategic partners in the form of equity participation in a number of joint venture and affiliated companies:
Nama Perusahaan Name of Company
Bidang Usaha Line of Business
PT Gapura Angkasa
Jasa ground handling dan pergudangan Ground handling and warehousing services
PT Angkasa Pura Schiphol
Jasa konsultasi bandara, manajemen komersial dan TI Airport, commercial management and IT consultation
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Jasa boga pesawat udara In-flight catering service
PT Railink
Kereta api bandara Airport railroad
PT Garuda Indonesia
Penerbangan Airline
Sampai saat ini PT Railink masih belum dapat mengoperasikan Kereta Bandara SoekarnoHatta akibat tertundanya proses tender oleh Pemerintah. Sementara menunggu proses tersebut, Angkasa Pura II tengah mengupayakan alternatif pengoperasian Kereta Bandara Kualanamu di Medan, Sumatera Utara.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Persentase Kepemilikan Ownership Percentage 31,25% 50% 5,38% 40% 2,82%
Up to now, PT Railink has not been able to operate the Soekarno-Hatta Airport Railway due to delays in the tender process by the Government. In the meantime, while waiting for the tender process, Angkasa Pura II is considering the development of Kualanamu Airport Railway in Medan, North Sumatera, as an alternative project. 51
Pengembangan Bandara Airport Development
Pengembangan bandara merupakan salah satu aspek yang penting dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan kemampuan Angkasa Pura II untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa bandara.
Airport development is an important element within the overall effort of Angkasa Pura II in order to maintain and to further improve its capability to provide the best of services to all airport service users.
Dari tahun ke tahun, aktivitas beberapa bandara di bawah kelolaan Angkasa Pura II terus memperlihatkan kenaikan cukup pesat baik dari sisi pergerakan pesawat, penumpang, maupun kargo. Hal ini tentunya memberikan tuntutan tersendiri bagi Angkasa Pura II untuk mempersiapkan kapasitas bandara yang memadai, baik guna mengakomodasi kenaikan tersebut ataupun untuk mengantisipasi kenaikan lebih lanjut di masa mendatang.
Over the years, activities at airports under the management of Angkasa Pura II have shown a marked tendency to increase in terms of aircraft movements, passenger movements, and volume of cargo. This placed additional demands on the part of Angkasa Pura II to prepare more adequate airport capacity, both to accommodate ongoing increases as well as in anticipation of further
Aktivitas Pengembangan Bandara di Tahun 2009
Airport Development Activities in 2009
1. Bandara Soekarno-Hatta Pembangunan Pier 1 di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta telah selesai pada tahun 2009 dan sejak tanggal 28 April 2009 telah resmi beroperasi melayani rute penerbangan domestik. Dengan kapasitas 4 juta penumpang per tahun, keberadaan Terminal 3 Pier 1 tersebut telah sangat membantu mengatasi permasalahan kekurangan kapasitas di Bandara Soekarno-Hatta sehingga menurunnya tingkat pelayanan akibat kenaikan jumlah penumpang pesawat udara yang melalui Bandara Soekarno-Hatta dapat dihindari.
1. Soekarno-Hatta Airport Construction of Pier 1 at Terminal 3 of the Soekarno-Hatta Airport has been completed in 2009, and the facility has been formally opened for operation in 28 April 2009 to serve domestic flights. Capable of handling 4 million passengers a year, the operation of Terminal 3 Pier 1 has done much to solve the problem of over-capacity at the Soekarno-Hatta Airport, and help avoid service level deterioration due to the increasing number of passengers going through the Soekarno-Hatta Airport.
2. Bandara Sultan Iskandar Muda Pekerjaan pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh dilakukan sejak tahun 2005 mencakup pemindahan lokasi terminal penumpang dan fasilitas penunjang operasional bandara, perpanjangan landas pacu, dan perluasan apron. Keseluruhan pekerjaan telah selesai pada tahun 2009, dimana terminal penumpang baru tersebut telah resmi beroperasi sejak tanggal 6 Agustus 2009.
52
increases in the coming years.
2. Sultan Iskandar Muda Airport Infrastructure development works at Sultan Iskandar Muda Airport at Banda Aceh were started in 2005, involving the relocation of the passenger terminal and airport operational support buildings, the lengthening of runways, and enlargement of the aircraft park apron. The entire works have been completed in 2009, with the new passenger terminal building officially in service since 6 August 2009.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
3. Bandara Sultan Syarif Kasim II Perluasan kapasitas Bandara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru diperlukan guna mengakomodasi pesatnya pertumbuhan jumlah penumpang. Pekerjaan pengembangan berupa pembangunan gedung terminal penumpang yang baru serta fasilitas parkir kendaraan telah dimulai pada tahun 2009 dan direncanakan dapat mulai beroperasi tahun 2011.
3. Sultan Syarif Kasim II Airport Capacity expansion at Sultan Syarif Kasim II Airport at Pekanbaru is needed to accommodate the rapid increase in passenger movements in that airport. The project, involving the construction of a new passenger terminal building and vehicle parking space, was started in 2009 and is planned for completion for operations by the year 2011.
4. Bandara Raja Haji Fisabillilah Aktivitas pergerakan penumpang di Bandara Raja Haji Fisabillilah Tanjungpinang tercatat meningkat sangat signifikan, dari hanya sekitar 12.000 penumpang di tahun 2005 sampai lebih dari 170.000 penumpang pada tahun 2009. Untuk itu, Angkasa Pura II pada tahun 2009 mulai membangun sebuah terminal penumpang baru seluas 4.500 m2, yang diharapkan selesai dan dapat beroperasi pada tahun 2011.
4. Raja Haji Fisabillilah Airport Passenger movements at Raja Haji Fisabillilah Airport in Tanjung Pinang recorded a very significant increase from only about 12,000 passengers served in 2005, to reach more than 170,000 passengers during 2009. To cope with this increase, Angkasa Pura II has started the construction of a new, 4,500 sqm passenger terminal building in 2009, with a planned completion and operational date in 2011.
5. Bandara Baru Medan Pembangunan bandara baru di Medan dimulai sejak tahun 2007 untuk menggantikan fungsi Bandara Polonia yang dianggap tidak lagi memadai untuk mengakomodasi pertumbuhan di masa mendatang mengingat keterbatasan lahan untuk pengembangan, kondisi fasilitas serta lokasinya di tengah-tengah kota. Bandara baru Medan berlokasi di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, sekitar 30 kilometer dari kota Medan.
5. New Airport for Medan Work started in 2007 to build a new airport for Medan, to replace the present Polonia Airport, which is no longer adequate to accommodate future growth in view of its limitations in terms of restricted lands for expansion, the conditions of existing facilities, and its unfavorable location in the middle of the city. The new airport is located in Deli Serdang Residence, North Sumatra, approximately 30 kilometers from Medan.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
53
Pengembangan Bandara Airport Development
Airport Development
Rencana Pengembangan Bandara Tahun 2010
Airport Development Plans for 2010
Angkasa Pura II telah mempersiapkan sejumlah proyek pengembangan bandara yang akan dilaksanakan di tahun 2010 dan sesudahnya. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi kepada pengguna jasa bandara maupun untuk mengantisipasi terus meningkatnya pergerakan pesawat, penumpang maupun kargo di tahuntahun mendatang.
Angkasa Pura II already has plans for several projects in airport development to be carried out in 2010 and subsequent years. These airport development initiatives are intended to improve the quality of airport services to airport service users as well as to anticipate the continuing increases in aircraft movement, passenger movement and cargo volumes in the coming years.
1. Bandara Soekarno-Hatta - Tangerang - Pembangunan gudang kargo lini 1 dan lini 2 dengan total luas 21.000 m2, merupakan upaya peningkatan kapasitas gudang kargo yang dimaksudkan untuk menampung dan mengantisipasi lonjakan angkutan kargo yang selalu terjadi setiap tahunnya. - Sentralisasi check-in area di Terminal 1, adalah strategi operasi untuk meningkatkan kapasitas terminal yang pada akhirnya dapat meningkatkan level of service sebagaimana yang diharapkan para pengguna jasa bandara.
1. Soekarno-Hatta Airport – Tangerang - Construction of Line 1 and Line 2 cargo warehouses with 21,000 sqm of floor area, representing efforts to increase the capacity of warehouses in order to accomodate and anticipate the yearly increase in cargo tarffic - Centralization of check-in areas in Terminal 1 representing an operational strategy to increase terminal capacity, which would result in improved level of service as increasingly expected by airport services users.
2. Bandara Husein Sastranegara - Bandung - Perluasan terminal penumpang, dimaksudkan untuk menambah kapasitas terminal karena kondisi eksisting kurang memadai untuk melayani jumlah penumpang yang ada.
2. Husein Sastranegara Airport – Bandung - Enlargement of passenger terminal building in order to increase the capacity of the terminal as it is no longer adequate to serve the number of passengers that went through the airport.
3. Bandara Depati Amir – Pangkal Pinang - Pembangunan terminal penumpang baru, merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan operasional penerbangan yang semakin meningkat di Bandara Depati Amir sekaligus meningkatkan pelayanan bagi para pengguna jasa bandara.
54
3. Depati Amir Airport – Pangkal Pinang - Construction of new passenger terminal as a solution to the increasing need of flight operations at the Depati Amir Airport as well as to improve the level of service toairport services users.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
4. Bandara Sultan Thaha - Jambi - Pembangunan terminal penumpang baru, adalah kegiatan menyiapkan terminal baru sebagai pengganti yang lama guna menjawab kebutuhan operasional penerbangan yang semakin meningkat di Bandara Sultan Thaha sekaligus untuk meningkatkan pelayanan bagi para pengguna jasa bandara. - Perpanjangan landas pacu menjadi 2.220 meter dari semula 1.800 meter adalah untuk memenuhi ketentuan keselamatan penerbangan bagi berbagai jenis pesawat yang saat ini beroperasi disana.
4. Sultan Thaha Airport – Jambi - Construction of new passenger terminal as a solution to the increasing need of flight operations at the Sultan Thaha Airport as well as to improve the level of service toairport services users. - Lengthening of the runway to 2,220 meters from 1,800 meters previously, in order to comply with flight safety regulations with regards to the types of aircraft handled at the airport.
5. Bandara Supadio - Pontianak - Perluasan terminal penumpang, dimaksudkan untuk menambah kapasitas terminal agar dapat menampung lonjakan penumpang yang terjadi dan meningkatkan pelayanan kepada para penumpang pesawat. - Perluasan terminal kargo, merupakan kegiatan lanjutan dari pengembangan yang telah berjalan pada tahun 2009.
5. Supadio Airport – Pontianak - Enlargement of passenger terminal to increase the capacity of the terminal in order to accomodate the increase in passenger traffic as well as to improve the level of service to airline passengers - Enlargement of cargo terminal, in continuation of construction work ongoing since 2009.
6. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang - Perluasan terminal penumpang berupa penambahan area seluas 10.000 m2 dimaksudkan untuk menambah kapasitas terminal agar dapat menampung lonjakan penumpang yang terjadi dan mempertahankan level of service yang dipersyaratkan - Perluasan kapasitas apron untuk menampung sekitar 10 pesawat dengan tujuan agar dapat menampung jumlah pergerakan pesawat yang setiap tahunnya selalu meningkat.
6. Sultan Mahmud Badaruddin II Airport – Palembang - Expansion of existing passenger terminal with 10,000 sqm additional area to increase the capacity of the terminal in order to accomodate the increase in passenger traffic and maintain the required level of service. - Expansion of aircraft apron to accommodate approximately 10 aircrafts in order to accomodate the increase in aircraft movements experienced each year.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
55
Sumber Daya Manusia Human Resources
Sumber Daya Manusia (SDM) memegang peranan penting dalam memungkinkan terselenggaranya layanan kebandaraudaraan dan lalu lintas udara yang efektif sesuai dengan kebutuhan maupun ekspektasi yang terus meningkat dari para pengguna jasa bandara. The aspect of human resources is vital element in the provision of effective airport and air traffic services, amidst the continually increasing needs as well as expectations of airport service users.
56
Angkasa Pura II terus mengupayakan pengembangan basis SDM yang tepat baik dari sisi kecukupan jumlah maupun kompetensi, serta untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Dalam hal ini, setiap karyawan memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama, mencakup beberapa hal seperti berikut: • mendapatkan hak dan perlindungan hukum • mendapatkan hak pendapatan yang sama sesuai dengan fungsi kerja dan kelas jabatan • kesempatan yang sama untuk pengembangan karir dengan mengikuti berbagai program pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan potensi dan kompetensi dalam fungsi kerjanya • kesetaraan hak dalam promosi ke kelas jabatan yang lebih tinggi sesuai rumpun jabatannya, dan • kesetaraan hak promosi dalam hal terjadi seleksi jabatan manajerial sesuai persyaratan yang telah ditentukan dalam Keputusan Direksi.
Angkasa Pura II strives consistently to develop a human resources base that suited its needs in terms of number of personnel as well as their competences, and to improve the welfare of employees. In this regards, each employee receives equitable treatment and opportunity, covering the following various aspects: • the right to protection under the law • the right to receive the same compensation in accordance with their work function and grade • equal opportunity for career development through participation in various training and education programs to improve their work potential and competences in their respective functions • equal right to be promoted to a higher grade in accordance with their job grade category, and • equal right for job promotion in a managerial post selection in accordance with the requirements established in Decree of the Board of Directors.
Jumlah karyawan Angkasa Pura II tercatat sebanyak 4.683 orang per akhir Desember 2009, dibandingkan dengan 4.701 orang di tahun 2008.
As at end of December 2009, Angkasa Pura II has a total headcount of 4,701 personnel, as compared to 4,683 personnel a year earlier in
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Sementara itu, rasio rata-rata jumlah karyawan terhadap formasi pada tahun 2009 adalah sebesar 77%, akibat adanya perubahan organisasi dan formasi di beberapa kantor wilayah Angkasa Pura II. Kekurangan personil pada fungsi-fungsi administrasi dan pendukung dipenuhi melalui pola Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) maupun outsourcing pekerjaan dengan pihak penyedia jasa tenaga kerja.
2008. However, the average ratio of personnel to available formations in 2009 was 77%, mainly due to changes in organization structure and employee formation at a number of Angkasa Pura II regional offices. The resulting personnel shortage in administrative and support functions is being filled through a system of part-time work as well as by using outsourcing personnel supplied by external manpower agencies.
Berdasarkan tingkat jabatan dalam organisasi, karyawan dibagi menjadi dua bagian yaitu karyawan tingkat manajerial/setara manajer (kelas jabatan 1 sampai dengan 9) dan tingkat pelaksana (kelas jabatan 10 sampai dengan 16). Khusus untuk personil di fungsi Air Traffic Controller (ATC), tingkat jabatan ditetapkan sampai dengan kelas jabatan 6. Membandingkan data antara tahun 2008 dan 2009, terlihat peningkatan jumlah karyawan tingkat pelaksana di kelas jabatan 10, 11 dan 12, akibat banyaknya jumlah karyawan yang memperoleh kenaikan tingkat dari kelas jabatan 13, 14 dan 15.
Based on employee grades in the organization, employees of Angkasa Pura II are grouped into managerial level employees (grade 1 up to grade 9) and staff level employees (grade 10 up to grade 16). Personnel in the Air Traffic Controller (ATC) function have grade levels of up to grade 6. A comparison of employee data between 2008 and 2009 shows an increase in the number of personnel in grades 10, 11 and 12, due to a large number of promotions of personnel from grades 13, 14 and 15.
Jumlah Karyawan Berdasarkan Kelas Jabatan Number of Employees Based on Position
6
7
8
9
10
Angkasa Pura II juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki dari aspek tingkat pendidikan karyawan. Hal ini dilakukan antara lain melalui: • rekrutmen karyawan baru dengan tingkat pendidikan lebih tinggi namun dengan jumlah lebih sedikit bila dibandingkan karyawan yang pensiun (negative growth) untuk fungsi-fungsi pendukung • mengikutkan karyawan pada program pendidikan formal tingkat Diploma II sampai Diploma IV, sebagai persyaratan kompetensi untuk mendapatkan Sertifikasi Kecakapan Personil (SKP) bagi karyawan yang bertugas di unit-unit operasi.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
11
12
13
14
15
16
17 5
5
76 47
4
265 273
3
273 258
12 11
2
15 15
5 5
1
38 35 2 3
0
115 106
200
69 66
400
289 284
600
552 515
525 569
683
800
846 777
855
1.000
919 859
2008 2009
DPB
Angkasa Pura II also continues to improve the quality of its human resources in terms of their formal educational background. This is undertaken through: • new hires of personnel with higher formal educational background in a lesser number than the number of retired personnel (negative growth) to fill formations in support functions • sending existing personnel to attend formal education programs at Diploma II and up to Diploma IV levels, as a pre-requisite for the Personnel Competence Certification (SKP) for personnel in operations units.
57
Sumber Daya Manusia Human Resources
Jumlah Karyawan Berdasarkan Pendidikan Number of Employees Based on Education 2008 2009
2.609 2.608
3.000 2.500 2.000
808 834
1.500
69 73
89 74
201 198
500
429 419
496 477
1.000
0
SD
SLTP
SLTA
D2
D3
S1
S2
Jumlah Karyawan Berdasarkan Komposisi Number of Employees Based on Composition
77%
91% 75%
68%
66%
74%
89% 74%
69%
78%
98% 80%
74%
100%
98%
150%
50%
0%
PST
BSH
PLM
PDG
MES
HLM
Pengembangan Kompetensi Karyawan Angkasa Pura II terikat pada berbagai ketentuan internasional maupun nasional mengenai kompetensi karyawan, khususnya untuk fungsi-fungsi yang bersifat wajib (mandatory) berkaitan dengan keamanan dan keselamatan penerbangan. Untuk itu, kebijakan pengembangan SDM diarahkan pada pemenuhan jumlah dan tingkat kompetensi karyawan pada fungsi-fungsi mandatory tersebut, sementara menempuh kebijakan negative growth untuk fungsi-fungsi pendukung seperti telah diuraikan di atas. Pengembangan SDM juga diarahkan untuk mempersiapkan kader-kader pemimpin dalam rencana suksesi perusahaan.
58
PNK
PKU
BDO
BTJ
RHF
PGK
DJB
Total
Employee Competence Development Angkasa Pura II is bound by international as well as domestic regulations on employee competences requirements, especially with regards to mandatory functions related to flight safety and security aspects. Accordingly, human resources development policies at Angkasa Pura II are directed towards fulfilling the required number of personnel in mandatory functions, while exercising a negative growth policy for support functions, as has been described earlier above. Human resources development is also directed to prepare future leadership cadres within the Company’s succession system.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Rekruitmen Tahun 2009 Recruitment in 2009
10%
Operasi Operations
7%
15%
Administrasi Administrative
Teknik Technical
Diklat Formal Formal Training
Diklat Manajerial Managerial Training
D3 D3
13%
D2 D2
83%
4%
Man. Eksekutif Executive Mgt.
Man. Bandara Airport Mgt.
Diklat Substantif Substantive Training
93%
7%
Pembekalan Manajer Mentoring Manager
53%
26%
11%
Administrasi Administrative
70%
Operasi Operations
19%
Teknik Technical
Kebijakan pengembangan SDM tersebut diwujudkan melalui berbagai jenis program pendidikan dan pelatihan. Karyawan di fungsi-fungsi mandatory (operasi dan teknik) diikutsertakan pada pelatihan teknis, pendidikan formal tingkat Diploma, dan kursus-kursus penyegaran, terutama sebagai persyaratan untuk memperoleh Sertifikat Kecakapan Personil (SKP) sesuai tugas-tugas mereka. Di tingkat manajerial, kaderisasi pimpinan dilakukan melalui programprogram pelatihan manajerial berjenjang dan pendidikan formal tingkat Strata 2. Selain itu, karyawan Angkasa Pura II juga memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan substantif berupa seminar, lokakarya dan simposium mengenai berbagai materi subyek termasuk team building dan pembinaan karakter.
Angkasa Pura II
21%
Diklat Teknis Technical Training
Dalam Negeri Domestic
Luar Negeri Overseas
64%
Operasi Operations
21%
Teknik Technical
S2 S2
Management Discussion & Analysis
Rekruitmen Tahun 2008 Recruitment in 2008
82%
Administrasi Administrative
Governance Report
2009 Annual Report
The policies for human resources development are implemented through a variety of training and educational programs. Personnel in mandatory functions (in operations and technical areas) are sent to attend technical training programs, Diploma level formal education programs, and regular refresher courses, mainly as a pre-requisite to obtaining the necessary Personnel Competence Certification (SKP) needed in their jobs. At the managerial level, leadership succession is undertaken through a series of managerial training courses and opportunities to obtain a Strata 2 degree in formal education. In addition, employees of Angkasa Pura II can also attend seminars, workshops and symposium on a wide variety of subjects, including team building and character building.
59
Sumber Daya Manusia Human Resources
60
Sepanjang tahun 2009 tercatat sejumlah 3.302 karyawan telah diikutsertakan pada berbagai prrogram pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri, baik yang diadakan oleh Angkasa Pura II maupun oleh institusi lain. Untuk tahun 2010 telah direncanakan beberapa program pendidikan untuk karyawan seperti pendidikan manajerial, formal, teknis, substantif baik di dalam maupun luar negeri, serta berbagai kursus penyegaran atau perpanjangan STKP.
Throughout 2009, a total of 3,302 employees have attended a variety of training and educational programs in and outside the country, both internally as well as in cooperation with external institutions. For 2010, a number of educational programs have been prepared, comprising managerial training, formal education, technical training, and substantive training in the country or overseas, as well as a variety of refresher courses or extension of STKP.
Kesejahteraan Karyawan
Employee Welfare
Aspek kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatian Angkasa Pura II agar karyawan dapat merasa aman dan nyaman dalam bekerja, yang selanjutnya dapat memotivasi mereka untuk terus meningkatkan prestasi dan produktivitas kerja.
Angkasa Pura II also considers aspects of employee welfare to make employees feel secure and comfortable in their jobs, which in return will serve to motivate those employees towards higher achievements and productivity in work.
Selain penghasilan bulanan berupa gaji, insentif prestasi dan tunjangan transportasi, karyawan juga memperoleh berbagai tunjangan lain seperti tunjangan kesejahteraan keluarga untuk membantu pendidikan putra/putri karyawan, tunjangan hari raya (THR) untuk membantu menutup kebutuhan saat hari raya keagamaan, tunjangan cuti untuk membantu karyawan menikmati cuti, dan bantuan uang duka bila karyawan atau keluarganya mengalami musibah meninggal dunia. Angkasa Pura II secara teratur juga menyelenggarakan kursus-kursus penyegaran, acara Open House, siraman rohani dan acara-acara sosial lainnya yang dapat diikuti oleh karyawan dan anggota keluarganya.
Aside from monthly compensation package of salaries, work incentives and transportation benefits, employees also receive other fringe benefits including family welfare benefit to help with the education of children of employees, religious festivity benefit (THR) to help cover additional needs during religious festivities, leave allowance to help employees enjoy their work leave, and condolence money to help in the event of the passing away of an employee or family member. Regularly, Angkasa Pura II also organizes refresher courses, open house, religious events, and other social events and gatherings for employees and their family members.
Bentuk kesejahteraan karyawan lain di Angkasa Pura II adalah program jaminan hari tua yang meliputi: • Pembayaran sekaligus (lump sump) pada saat pensiun dari program Jamsostek dari Pemerintah • Pembayaran manfaat pensiun bulanan dari Dana Pensiun Angkasa Pura II (Dapenda) • Asuransi kesehatan untuk pensiunan dengan isteri/suami • Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas sebesar minimal Rp 30 juta dan maksimal Rp 40 juta, dan • Bantuan Kembali ke Tempat Menjalani Pensiun bagi mereka yang ingin pensiun di tempat tertentu sepanjang masih di Indonesia.
Angkasa Pura II also provides employee benefits through its retirement-age welfare program comprising: • Lump sum payment from the Governmentsponsored Jamsostek program at the time of retirement • Monthly pension benefit payable by the Angkasa Pura II Pension Fund (Dapenda) • Medical insurance coverage for retirees and their spouses • End of Employment Housing Benefit of Rp 30 million minimum and Rp 40 million maximum • Retirement Relocation Assistance program for retirees wishing to spend retirement in a specific location within the territory of Indonesia.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Kesejahteraan karyawan dalam ruang lingkup kerjanya juga bergantung pada aspek komunikasi yang baik dan terciptanya hubungan yang harmonis antara Manajemen perusahaan dan karyawan, sehingga hak-hak karyawan dapat lebih terjamin dan aspirasi mereka dapat disalurkan dengan baik sesuai etika perusahaan dan aturan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Aspek hubungan industrial di Angkasa Pura II tersebut dilaksanakan melalui keberadaan serikat pekerja yaitu Serikat Karyawan Angkasa Pura II (Sekarpura II). Sampai dengan saat ini, Sekarpura II menjalin hubungan dengan Manajemen dalam forum tripartit yang menjunjung tinggi independensi unuk memperjuangkan kesejahteraan karyawan. Sekarpura II juga telah menghasilkan produk berupa Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang mengatur hak dan kewajiban karyawan kepada Perusahaan dan sebaliknya. Dokumen PKB yang mengikat pihak Manajemen Angkasa Pura II dan Sekarpura II diperbaharui setiap 2 (dua) tahun sekali untuk mengakomodasi perkembangan dan kondisi terkini, terakhir melalui PKB yang disyahkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan No. KEP.22/PHIJSK/PKKAD/2008 tanggal 11 Maret 2008, berlaku untuk periode 2008-2009.
A conducive working environment for employees also depends on good communication and harmonious relations between the Management and employees, so as to protect the right of employees as well as to communicate employee aspirations in the proper manner in line with company ethics and the rules of the Collective labor Agreement (PKB). Aspects of industrial relations at Angkasa Pura II are handled through the official employee union (Serikat Karyawan Angkasa Pura II – Sekarpura II). Up to now, Sekarpura II has maintained good relations with the Management in tri-party dialog forum that upholds the principle of independence in striving to achieve better welfare for employees. Sekarpura II has also produced the Collective Labor Agreement (PKB) as a formal document that laid the rules governing the right and responsibility of employees towards the Company, and vice versa. The PKB document is binding for both the Management of Angkasa Pura II and the Sekarpura II, and is updated every 2 (two) years to accommodate the latest developments and change of condition. The last PKB in effect was ratified by Decree of the Director General of Industrial Relation and Worker Social Welfare No. KEP.22/PHIJSK/PKKAD/2008 dated 11 March 2008, which covers the period of 2008-2009.
Pada tahun 2009, total biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan dan pelatihan serta kesejahteraan karyawan tercatat sebesar Rp 690.866.548.000.
In 2009, total funds expended for employee tarining and education and for employee welfare amounted to Rp 690,866,548,000.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
61
Struktur Organisasi Organization Structure
Board of Commissioners
BOC Secretary
President Director
Deputy President Director Chief of Auction
EVP Operations & Engineering
EVP Commercial & Business Development
Chief of Corporate Safety & Risk
Chief of SME – CD
Operations & Engineering Directorate
Vice President of Airport Services
Vice President of Air Traffic Services
Vice President of Electronic & Electrical Mech Engineering
Commercial & Business Development Directorate
Vice President of Civil Engineering
Vice President of Aviation Business
Vice President of Airport Business
Vice President of Property & Subsidiary Business Dev.
Branches
62
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Audit Committee
Head of Internal Auditors
Board of Directors
Corporate Secretary
EVP Personnel & General Affairs
EVP Finance
Head of Research, Dev. Planning & IT
Head of Legal Affairs
Finance Directorate
Vice President of Budgeting
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Vice President of Accounting
Personnel & General Affairs Directorate
Vice President of Treasury
Vice President of Human Resources Development
Vice President of Human Resources Administration
Vice President of General Affairs
63
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Pelaksanaan program-program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) merupakan wujud komitmen Angkasa Pura II untuk dapat memberikan kontribusi yang berimbang antara manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan manfaat lingkungan hidup. The implementation of Corporate Social Responsibility (CSR) programs is a manifestation of Angkasa Pura II commitment towards balancing its contribution in terms of economic, social and environmental benefits to society.
Stand mitra binaan Angkasa Pura II turut serta dalam pameran Inacraft 2009 di Jakarta Convention Center, Jakarta. Foster partner of Angkasa Pura II participated in Inacraft 2009 in Jakarta Convention, Jakarta.
64
Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Angkasa Pura II mengemban amanat untuk berpartisipasi langsung membantu upaya Pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai aktivitas dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Pelaksanaan PKBL diatur dalam Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER.05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007, dan dibiayai melalui penyisihan sebagian keuntungan perusahaan setiap tahunnya.
As a State-Owned Enterprise (SOE), Angkasa Pura II carries an obligatory duty of participating in efforts by the Government of Indonesia to improve the welfare of the people through the implementation of the Partnership and Community Development Program (PKBL). The actual implementation of PKBL is regulated by Decree of the Minister of SOE No. PER.05/MBU/2007 dated 27 April 2007, and is funded by setting aside part of the company’s profits each year.
Program Kemitraan ditujukan untuk membantu pengembangan sektor usaha kecil dan menengah (UKM) di berbagai daerah di sekitar wilayah operasional Angkasa Pura II, dengan cara menyalurkan pinjaman modal kerja dengan bunga ringan ataupun memberikan bantuan hibah kepada pengusaha UKM sebagai Mitra Binaan. Para Mitra Binaan tersebut tersebar di 10 provinsi di Indonesia, yaitu Nanggroe Aceh Darussalam,
The Partnership program is directed in support of the development of small and medium scale businesses (SME) in various regions where Angkasa Pura II has its operations, through the provision of low-interest loans for working capital purposes and a variety of grants to SMEs as Partners. At present, these Partners are located in 10 provinces throughout Indonesia, namely in Nanggroe Aceh Darussalam, North Sumatra, Riau,
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten.
Riau Islands, West Sumatra, South Sumatra, West Kalimantan, DKI Jakarta, West Java, and Banten.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II menyalurkan bantuan pinjaman modal kerja senilai total Rp 19 miliar, atau efektivitas penyaluran dana sebesar 92,19% dari anggaran yang dialokasikan untuk tahun tersebut. Pinjaman tersebut diberikan kepada sejumlah 835 Mitra Binaan di berbagai sektor, yaitu perdagangan (530), jasa (149), industri (129), perikanan (8), peternakan (8), pertanian (5), dan lain-lain (6). Pengembalian pinjaman tercatat sebesar Rp 12.807.827.395 yang mencerminkan tingkat kolektibilitas sebesar 89,69%. Selain itu, penagihan terhadap piutang bermasalah yang dilakukan melalui pengiriman surat atau kunjungan monitoring kepada debitur menghasilkan angsuran pengembalian sebesar Rp 853.700.260.
Throughout 2009, Angkasa Pura II disbursed a total of Rp 19 billion in working capital loans, which represented an effective disbursement rate of 92.19% of the total allocated budget for the year. These loans were disbursed to some 835 SME Partners in various industry sectors, namely in trading (530), services (149), manufacture (129), fisheries (8), animal husbandry (8), agriculture (5), and other sectors (6). Loan repayments amounted to Rp 12,807,827,395 giving a collectability rate of 85%. In addition, collection on non-performing loans carried out through written notification or monitoring visit to the respective debtors has also resulted in partial loan repayments of Rp 853,700,260.
Bantuan hibah dalam rangka Program Kemitraan diberikan dalam bentuk penyelenggaraan program-program pelatihan kewirausahaan bagi Mitra Binaan dalam kerja sama dengan berbagai lembaga profesi maupun perguruan tinggi, serta dengan mensponsori para Mitra Binaan untuk mengikuti kegiatan pameran dagang dalam rangka memperluas jangkauan pemasaran bagi produkproduk mereka. Pada tahun 2009, hibah dana untuk program pelatihan Mitra Binaan adalah sebesar Rp 204.770.900 dan untuk keikutsertaan dalam pameran sebesar Rp 750.312.780, atau total sebesar Rp 955.083.680.
The Partnership program also provides grants in the form of entrepreneurship training courses for SME Partners with the cooperation of various universities and professional associations, as well as for sponsorships for the SME Partners to participate in various trade exhibitions in order to help expand the markets for their products. In 2009, grants allocated for training courses for SME Partners amounted to Rp 204,770,900, while funds for sponsorship in various trade exhibitions amounted to Rp 750,312,780, for a total amount of Rp 955,083,680.
Sementara itu, Angkasa Pura II juga menyelenggarakan program Bina Lingkungan yang ditujukan untuk membantu peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat, terutama melalui bantuan pengadaan fasilitas umum dan sarana ibadah, bantuan pendidikan dan kesehatan masyarakat, program pelestarian lingkungan serta bantuan bagi korban bencana alam.
Meanwhile, Angkasa Pura II also engaged in a Community Development program with the aim of helping improve the social welfare of communities, mainly through assistance for the provision of public facilities and places of worship, support for education and healthcare, programs in environmental preservation, and assistance for natural disaster victims.
Angkasa Pura II juga berupaya berkontribusi pada pelestarian seni dan budaya Indonesia. Secara berkala, misalnya, Angkasa Pura II menyelenggarakan pentas seni karawitan di terminal penumpang Bandara Soekarno-Hatta. Pertunjukan wayang kulit atau kesenian daerah lainnya digelar sebagai bagian dari perayaan hari jadi Angkasa Pura II di masing-masing bandara, yang melibatkan dan dapat dinikmati oleh masyarakat di sekitar bandara.
Angkasa Pura II also strive to contribute to the preservation of Indonesia’s traditional arts and culture. For example, Angkasa Pura II regularly held traditional musical performances at the passenger terminal building at Soekarno-Hatta Airport. Meanwhile, shadow puppet shows or other forms of local arts were performed as part of the celebration of Angkasa Pura II anniversary in the airports under its management, which involved and can be enjoyed by the local communities.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
65
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
66
Pada tahun 2009, total dana yang disalurkan oleh Angkasa Pura II bagi aktivitas program Bina Lingkungan adalah sebesar Rp 3,91 miliar. Alokasi terbesar adalah untuk bantuan bidang pendidikan dan kesehatan sebesar masing-masing sebesar Rp 1.272.347.500 dan Rp 1.288.819.750, disusul oleh bantuan pengadaan sarana ibadah Rp 836.739.750, pengadaan fasilitas umum Rp 378.037.600, bantuan korban bencana alam Rp 213.166.000 dan program penghijauan Rp 4.100.000.
Angkasa Pura II disbursed a total amount of Rp 3.91 billion for various activities in the Community Development program in 2009. The largest amounts were allocated in support of education and healthcare of Rp 1,272,347,500 and Rp 1,288,819,750, respectively. Next were Rp 836,739,750 that was allocated for the construction of places of worship, Rp 378,037,600 allocated to construction of public facilities, Rp 213,166,000 for disaster relief assistance, and Rp 4,100,000 for tree re-planting programs.
Pengelolaan Lingkungan Bandara
Management of Airport Environment
Aktivitas operasional sebuah bandara dapat berpengaruh secara cukup signifikan pada kondisi lingkungan fisik di wilayah bandara itu sendiri maupun areal di sekitarnya, terutama dari timbulnya kemungkinan pencemaran udara, emisi CO2, kebisingan dan getaran, kontaminasi terhadap air dan tanah, penanganan limbah dan sampah. Selain itu, aspek non-fisik seperti dampak sosial, ekonomi, kesehatan dan budaya masyarakat sekitar juga merupakan faktor yang harus dijaga kualitasnya sebagai bagian dari pengelolaan lingkungan suatu bandara.
The operational activities of an airport may have a quite significant impact on the physical condition of the environment at the airport or its immediate surrounding areas, mainly from the possibility of air pollution, CO2 emissions, excessive noise and vibrations, ground and water contamination, and from the handling of garbage and waste. In addition, the impact may include non-physical aspects as well such as conditions in the social, economic, health and culture of communities in surrounding areas, which is also part of the management of airport environment.
Pada tingkat yang paling dasar, aspek pengelolaan lingkungan di sebuah bandara dilakukan sesuai standar yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup RI, yang mensyaratkan disiapkannya dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) serta Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) sebelum pembangunan bandara. Setelah bandara mulai beroperasi, upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan dilakukan sesuai dengan RKL dan RPL yang telah disusun, dan hasilnya dilaporkan setiap semester kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
In its most basic form, the management of airport environment is undertaken according to standards established by the Ministry of Environment of the republic of Indonesia, which requires the preparation of Environmental Impact Study (AMDAL) document as well as documents of Environmental Management Plan (RKL) and Environmental Monitoring Plan (RPL) prior to the construction of an airport. After the airport becomes operational, environmental management is undertaken in accordance with the RKL and RPL, and results are reported each semester to the Ministry of Environment and the Directorate General of Air Transportation.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Lebih jauh, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengembangkan apa yang disebut sebagai konsep eco-airport sejak tahun 2007. Konsep ini mengacu pada upaya pengelolaan bandara yang ramah lingkungan untuk mengurangi atau mencegah dampak negatif dari kegiatan operasional bandara terhadap lingkungan hidup, serta untuk menghemat berbagai sumber daya yang digunakan dalam operasional bandara melalui penerapan prinsip Re-cycle, Re-use dan Reduce. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kemudian telah mengeluarkan Peraturan No. SKEP/124/ VI/2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Bandar Udara Ramah Lingkungan yang berfungsi sebagai acuan bagi setiap proyek pengembangan yang dilakukan di bandara di Indonesia.
In addition, the Directorate General of Air Transportation has also developed the so-called eco-airport concept since 2007. This concept refers to efforts at developing and managing airports in an environmentally friendly manner to reduce or eliminate the negative impact of the operational activities of an airport to the environment as well as to preserve various resources used in airport operations through the implementation of Re-cycle, Re-use and Reduce principle. In that regards, the Directorate General of Air Transportation has issued Regulation No. SKEP/124/VI/2009 on Guidelines for the Operation of Environmentally Friendly Airports, which provides the guidelines for airport development projects at all airports in Indonesia.
Pada tahun 2009, dua dari bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II yaitu Bandara SoekarnoHatta dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II telah ditetapkan sebagai bandara perintis penerapan eco-airport, dimana akan dibentuk sebuah eco-airport council di masing-masing bandara tersebut untuk memantau pelaksanaan pengelolaan lingkungan di bandara dan wilayah sekitarnya. Di tahun-tahun mendatang, Angkasa Pura II akan melanjutkan penerapan konsep ecoairport ini di seluruh bandara yang dikelolanya, sehingga dapat lebih efektif berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengurangan dampak efek pemanasan global.
In 2009, two airports under the management of Angkasa Pura II, namely the Soekarno-Hatta Airport and the Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, have been designated as pioneer ecoairport projects, involving the establishment of an eco-airport council at the respective airport to supervise the management of airport environment and the surrounding areas. In the coming years, Angkasa Pura II will expand the eco-airport concept to include all the airports under its management. In so doing, Angkasa Pura II will contribute more effectively to efforts in environment preservation and reduction of the impact of global warming.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
67
Governance Report Tata Kelola Perusahaan Manajemen Risiko Good Corporate Governance Risk Management
68
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
69
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Penerapan praktik Tata Kelola Perusahaan yang baik di lingkungan Angkasa Pura II pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kinerja maupun citra perusahaan yang positif. The implementation of Good Corporate Governance practices in Angkasa Pura II eventually will improve corporate performance and build positive corporate image.
70
Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance - GCG) di Angkasa Pura II dirintis sejak tahun 2002, seiring diberlakukannya Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep–117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada BUMN. Angkasa Pura II kemudian melakukan assessment penerapan GCG oleh konsultan independen untuk pertama kalinya pada tahun 2003, dengan skor 65,35.
The implementation of Good Corporate Governance (GCG) in Angkasa Pura II has been started since 2002, with the Decree of the Minister of State Owned Enterprises No. Kep–117/MMBU/2002 dated 1 August 2002 concerning the Implementation of GCG Practices in State Owned Enterprises. In 2003, for the first time, Angkasa Pura II conducted an assessment on the implementation of GCG by an independent consultant and scored 65.35.
Selanjutnya, sebagai bentuk komitmen antara Dewan Komisaris dan Direksi, Angkasa Pura II menerbitkan dokumen formal Pedoman Pelaksanaan GCG melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi pada tahun 2004 yaitu Surat Keputusan No. KEP.258.1/GCG/X/ APII-2004 dan Surat Keputusan KEP.484.1/KS.005/ APII-2004. Dokumen ini disosialisasikan ke seluruh Kantor Cabang sebagai acuan standar dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG dalam kegiatan usaha Angkasa Pura II. Kemajuan dari tindak lanjut penerapan GCG tersebut kemudian dikaji melalui Review Penerapan GCG oleh konsultan
In 2004, representing a commitment between the Board of Commissioners and the Board of Directors, Angkasa Pura II published the formal document of Guidelines of GCG Implementation through Joint Decree of the Board of Commissioners and Directors, namely Decree Letter No. KEP.258.1/GCG/X/APII-2004 and KEP.484.1/KS.005/APII-2004. This document was socialized to all Branch Offices as standard of reference for the implementation of GCG principles in the business operations of Angkasa Pura II. The progress of the follow-up of the GCG implementation was evaluated in the Review on
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
independen pada tahun 2006, yang menghasilkan skor 74,83.
GCG Implementation by an independent consultant in 2006 with a score of 74.83.
Seiring dengan berkembangnya Perusahaan, pada tahun 2007 dipandang perlu mengadakan penyempurnaan terhadap Pedoman Pelaksanaan GCG melalui Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi No. KEP.448/UM.004/X/ APII-2007 dan KEP.02.03.01/00/10/2007.461, serta dicanangkannya Komitmen Bersama Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan tentang Pelaksanaan GCG dan Pedoman Perilaku di lingkungan Angkasa Pura II.
In line with developments within the Company, in 2007 it was felt necessary to revise the Guidelines of GCG Implementation through the Joint Decree of the Board of Commissioners and Board of Directors No. KEP.448/UM.004/X/APII-2007 and No. KEP.02.03.01/00/10/2007.461, along with the launching of the Shared Commitment between the Board of Commissioners, Directors and Employee regarding the GCG implementation and Code of Conduct in Angkasa Pura II.
Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG terhadap praktik terbaik yang menjadi acuan maupun untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan (areas of improvement) terhadap Pedoman Pelaksanaan GCG, Angkasa Pura II secara rutin setiap dua tahun sekali melaksanakan assessment terhadap penerapan GCG. Assessent ini dilakukan oleh konsultan independen dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan menggunakan tolok ukur (kriteria) yang telah disepakati bersama antara Kementerian BUMN dan BPKP, yang ditetapkan pada tanggal 19 Oktober 2006. Kriteria tersebut mencakup lima aspek, yaitu Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham/ RUPS, Kebijakan GCG, Penerapan GCG atas Organ Komisaris, Komite Komisaris, Direksi, Satuan Pengawas Intern (SPI) dan Sekretaris Perusahaan, Pengungkapan Informasi (Disclosure), dan Komitmen. Penilaian pada kelima aspek tersebut dilakukan pada 50 indikator dan 160 parameter.
To get the picture of the condition of GCG implementation on the best practices, which was used as reference; and to identify the fields that need improvement (areas of improvement) regarding the Guidelines of GCG Implementation, every two years Angkasa Pura II conducts a routine assessment on GCG implementation. This assessment was brought about by independent consultant from the Finance and Development Supervisory Body (BPKP) using criteria that has been agreed by both the Minister of State Owned Enterprises and BPKP, which was decided on 19 October 2006. The criteria comprises of five aspects namely Right and Responsibility of Shareholders / General Meeting of Shareholders, GCG Policy, GCG Implementation on the Organ of Commissioners, Commissioners Committee, Directors, Internal Auditor (SPI) and Corporate Secretary, Disclosure of Information, and Commitment. The assessment on those five aspects was done on 50 indicators and 160 parameters.
Pada assessment penerapan GCG di Angkasa Pura II oleh tim independen dari BPKP pada tahun 2007, Angkasa Pura II memperoleh skor 77,70 dengan predikat BAIK. Assessment selanjutnya dilakukan pada tahun 2009, juga oleh BPKP, berdasarkan metode dan prosedur assessment seperti yang tertuang dalam lampiran Surat Menteri BUMN No. S-168/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008 perihal Assessment Program GCG di BUMN. Pada assessment ini, Angkasa Pura II mencapai skor 80,63 dengan kategori BAIK.
In the assessment on GCG implementation in Angkasa Pura II, done by independent team from BPKP in 2007, Angkasa Pura II scored 77.70 with predicate “Excellent”. The next assessment in 2009, also by BPKP, based on assessment method and procedure stipulated in the Attachment of the Minister of State Owned Enterprises Letter No. S-168/MBU/2008 dated 27 June 2008 concerning Assessment on GCG Program in State Owned Enterprises. In this assessment, Angkasa Pura II scored 80.63 with predicate “Excellent”.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
71
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Nilai yang dicapai untuk setiap aspek yang dinilai adalah sebagai berikut:
Aspek Governance Governance Aspects
No
1.
Bobot Weight (%)
Capaian Aktual Actual Achievement (%)
% Capaian Achievement
Hak dan Tanggung Jawab Pemegang Saham RUPS Rights and Responsibilities of Shareholders Meeting
9
6,53
72,56
2.
Kebijakan GCG GCG Policy
8
7,61
95,15
3.
Penerapan GCG GCG Implementation 27
20,30
75,19
6
5,10
85,00
27
20,80
77,04
3
2,73
91,00
3
2,70
90,00
66
51,63
78,23
a. Dewan Komisaris Board of Commissioners b. Komite Komisaris Commissioners Committee c. Direksi Board of Directors d. Satuan Pengawasan Intern Internal Audit Unit e. Sekretaris Perusahaan Company Secretary Sub Jumlah Penerapan GCG Sub Total GCG Implementation 4.
Pengungkapan Informasi Information Disclosure
5.
Komitmen Commitment Total
72
The scores of each aspect were as follow:
7
6,51
92,97
10
8,35
83,50
100
80,63
80,63
Berbagai upaya lain telah dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan GCG di Angkasa Pura II, termasuk:
Other efforts done by Angkasa Pura II in order to improve the quality of GCG implementation, include:
1. Penandatanganan Kontrak Management (KM) antara Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi; 2. Penandatanganan KM antara Direktur Utama dengan Para Direktur; 3. Penandatanganan KM antara Direktur dengan Vice President dan General Manager; 4. Penandatanganan Pakta Integritas Dewan Komisaris dan Direksi; 5. Penandatangan Pakta Integritas Pejabat yang baru dilantik; 6. Penandatangan Pakta Integritas oleh rekanan perusahaan; 7. Pembentukan unit Risk Management; 8. Melaksanakan penyempurnaan cascading KPI korporat; 9. Melaksanakan penyempurnaan cascading KPI Individu untuk seluruh karyawan Angkasa Pura II; 10. Melaksanakan survey kepuasan pelanggan, pemasok dan karyawan; 11. Melaksanakan penerimaan karyawan baru secara terbuka melalui website Angkasa Pura II (www.angkasapura2.co.id);
1. The signing of Management Contract (MC) between Shareholders, The Board of Commissioners and Directors; 2. The signing of Management Contract (MC) between President Director and other Directors; 3. The signing of Management Contract (MC) between Director and Vice President and General Manager; 4. The signing of Integrity Pact of The Board of Commissioners and Directors; 5. The signing of Integrity Pact of newly appointed Officials; 6. The signing of Integrity Pact by business partners; 7. The formation of Risk Management unit; 8. Conducting improvement on the cascading of corporate KPI; 9. Conducting improvement on the cascading of Individual KPI for Angkasa Pura II employee; 10. Conducting survey on customer satisfaction, supplier and employee; 11. Conducting open recruitment for new employee through Angkasa Pura II website (www.angkasapura2.co.id);
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
12. Melaksanakan seleksi terbuka untuk mengisi jabatan yang kosong setingkat Assistant Manager/ Kepala Dinas (job tender); 13. Menyampaikan informasi tentang perusahaan secara terbuka dan terpercaya melalui website Angkasa Pura II; 14. Penyempurnaan proses pengadaan barang dan jasa melalui Keputusan Direksi Nomor: KEP.390/PL.10/AP II-2001 menjadi PP 20/ Tahun 2009; 15. Penyempurnaan beberapa regulasi di bidang operasional maupun komersial 16. Penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan tahun 2009-2013
12. Conducting open selection to fill vacant positions at the level of Assistant Manager/ Heads of Department (job tender); 13. Conveying corporate information openly and trustable through Angkasa Pura II website; 14. Improving the process of procurement using the Director’s Decision Number: KEP.390/ PL.10/AP II-2001, changes into PP 20/year 2009; 15. Improving several operational regulations as well as commercial operational; 16. Drawing Corporate Long Term Plan of 20092013
Keseriusan Angkasa Pura II dalam menerapkan GCG telah membuahkan hasil yang membanggakan. Tahun 2006 Angkasa Pura II berhasil meraih penghargaan sebagai The Best I in GCG dalam BUMN & CEO BUMN Award. Tahun 2008 berhasil memperoleh predikat “Juara I Annual Report Award 2007 kategori BUMN Non-Keuangan Non-Listed” dan sebagai “BUMN Terbaik dan Terpercaya di bidang Good Corporate Governance” dalam Corporate Governance Perception Index 2007 Award. Tahun 2009 menjadi 1st The Best Non Listed Company dalam Anugerah Business Review.
The seriousness of Angkasa Pura II in implementing GCG has resulted in encouraging achievements. In 2006 Angkasa Pura II was awarded as The Best I in GCG in BUMN & CEO BUMN Award. In 2008, awarded with predicate “1st Winner of 2007 Annual Report Award for the category of Non-Financial Non-Listed State Owned Enterprises” and as “the Best and the Most Trustworthy State Owned Enterprises in Good Corporate Governance” during the Corporate Governance Perception Index 2007 Award. In 2009 named as the 1st The Best Non Listed Company in Business Review Award.
Rapat Umum Pemegang Saham
General Meeting of Shareholders
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan organ tertinggi dalam perusahaan yang memegang segala wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris, termasuk antara lain kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi.
The General Meeting of Shareholders (GMS) is the highest organ within the Company having all authorities which are not delegated to the Board of Directors and the Board of Commissioners, which include the authority to appoint and to discharge the member of the Board of Commissioners and Board of Directors.
RUPS merupakan forum bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan kinerjanya kepada Pemegang Saham, dan/ atau menyampaikan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan RUPS.
The GMS is the forum for the Board of Commissioners and Board of Directors to report to the Shareholders and to be accounted for their conduct and performance, and/or to submit other matters which need the approval of the GMS.
Pada tahun 2009, Angkasa Pura II menyelenggarakan 2 (dua) kali RUPS, yaitu pada tanggal 29 Januari 2009 dengan agenda Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2009, dan pada tanggal 15 Juni 2009 dengan agenda Pengesahan Pertanggungjawaban Laporan Manajemen Tahun Buku 2008.
In 2009, Angkasa Pura II conducted 2 (two) GMS, on 29th of January 2009 with the agenda of Ratification of the Corporate Budget of 2009, and on 15th of June 2009 with the agenda of Ratifying Management Report for the Fiscal Year of 2008.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
73
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
74
Dewan Komisaris
The Board of Commissioners
Dewan Komisaris merupakan organ perusahaan kedua tertinggi setelah RUPS yang memiliki kedudukan independen. Dewan Komisaris bertanggung jawab melakukan pengawasan serta memberikan nasihat kepada Direksi dalam menjalankan kegiatan kepengurusan perusahaan, termasuk dalam pelaksanaan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan perusahaan.
The Board of Commissioners is the second highest organ within the Company next to GMS, and is independent. The Board of Commissioners has the duty of conducting supervisory and providing recommendation for Directors in managing the Company, including the execution of Corporate Long Term Plan and Annual Plan.
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1. Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai rencana pengembangan perusahaan, rencana kerja, anggaran perusahaan, dan rencana lainnya. 2. Memberikan pendapat dan saran secara tertulis kepada RUPS mengenai masalah strategis. 3. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan anggaran tahunan, serta menyampaikan penilaian dan pendapatnya di dalam berbagai rapat yang diikutinya. 4. Mengikuti perkembangan perusahaan, dan segera melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran langkah tindak lanjut yang harus ditempuh dalam hal perusahaan menunjukan gejala kemunduran. 5. Memberikan pendapat serta saran kepada Direksi mengenai persoalan-persoalan yang dianggap penting bagi kelancaran pengurusan perusahaan. 6. Meneliti dan menelaah laporan manajemen termasuk laporan tahunan yang disiapkan oleh Direksi. Apabila laporan tersebut telah dipandang memadai dan mencerminkan informasi yang obyektif, Komisaris menandatangani laporan tersebut sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada RUPS. 7. Mengadakan komunikasi dan bertukar informasi dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam rangka meningkatkan pemahaman atas esensi permasalahan manajerial dan operasional yang dihadapi perusahaan. 8. Menjalin komunikasi yang efektif dengan Direksi dan jajaran manajemen dalam rangka meningkatkan pemahaman atas isu-isu strategis yang sedang dan yang diperkirakan akan dihadapi perusahaan; serta menindaklanjuti isu-isu yang ditemukan oleh para Komisaris atau yang dimunculkan oleh Direksi.
The Duties and Responsibilities of the Board of Commissioners 1. Providing written opinion and advices for GMS concerning the plan for company development, work plan, budget plan, and other plan. 2. Providing written opinion and advices for GMS concerning strategic matters. 3. Supervising the execution of Work Plan and Annual Budget, and providing judgment and opinion in every meeting they attend. 4. To monitor Company’s growth, and immediately report to GMS, along with recommendation for the follow up in case of Company’s setback. 5. Providing opinion and recommendation for the Directors concerning matters that are crucial for the management of the Company. 6. To examine and to analyze management report including annual report prepared by the Directors. If the report is sufficient and has reflected objective information, the Commissioners signed it as for of accountability to GMS. 7. Conducting communication and information exchange with all stakeholders in order to improve understanding on the essence of managerial and operational matters faced by the Company. 8. Conducting effective communication with the Board of Directors and the management in order to improve understanding on strategic issues which is and will be faced by the Company, and to follow up any issues found by the Commissioners or Directors.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
9. Mengkaji dan menyetujui skema remunerasi untuk para Direktur. 10. Mengkaji, menilai, menyetujui atau menolak, serta memantau kerjasama strategis yang dilakukan Perusahaan dengan pihak ketiga. Kerjasama strategis adalah kerjasama untuk menjalankan suatu kegiatan bisnis dengan jangka waktu pelaksanaan lebih dari 2 (dua) tahun atau pelaksanaan suatu proyek utama (major project) yang menimbulkan biaya modal (capital expenditure) yang besar. Batasan besarnya biaya modal minimal dari suatu proyek yang dianggap strategis, akan ditetapkan bersama oleh Komisaris dan Direksi serta akan dikaji ulang dan disesuaikan secara periodik. 11. Mengusulkan calon-calon auditor eksternal yang diajukan oleh Komite Audit setelah melalui proses seleksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada RUPS. 12. Komisaris berkewajiban membahas dan mengajukan rekomendasi tentang pemanfaatan laba bersih perusahaan dan pembagian dividen interim maupun dividen final dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk bertumbuh kembang yang bertumpu pada sumber dana internal. 13. Memastikan bahwa risiko dan potensi krisis dapat diidentifikasikan secara dini dan dikelola dengan baik. 14. Memastikan bahwa prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik telah dipatuhi secara konsisten. 15. Komisaris berkewajiban untuk merencanakan dan mempertanggungjawabkan kinerjanya dengan cara: a. Menyusun pembagian tugas di antara anggota Komisaris sesuai dengan keahlian dan pengalaman masing-masing anggota Komisaris; b. Menyusun program kerja dan target kinerja Komisaris tiap tahun serta mekanisme review terhadap kinerja Komisaris; c. Menyusun mekanisme penyampaian informasi dari Komisaris kepada pemangku kepentingan; d. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Komisaris kepada RUPS.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Governance Report
Management Discussion & Analysis
9. To analyze and to approve the scheme of remuneration for the Directors. 10. To analyze, to judge, to approve or disapprove, and to monitor strategic collaboration between Company and third parties. Strategic collaboration is the collaboration to conduct business in more than 2 years of period or conducting major project with huge capital expenditure. The minimum capital expenditure of a project to be considered as a strategic project is decided by the Commissioners and the Directors, and is subjected to a periodic review and adjustment. 11. Providing the GMS with candidates of external auditor given by the Audit Committee following the selection process in accordance with the prevailing rules. 12. Commissioners are obliged to discuss and to come up with recommendation on the appropriation of net income and the distribution of interim dividend or final dividend by putting into account the capability of the Company to grow based on internal source of fund. 13. Ensuring that any risks and crisis potential can be early identified and well managed. 14. Ensuring that the principles of GCG have been complied consistently. 15. Commissioners are obliged to plan and to account for their performance by: a. Establishing the division of duties among Commissioners according to the expertise and experience of each Commissioner; b. Setting up program and performance target of the Commissioner every year and the mechanism of reviewing Commissioner performance; c. Formulating the mechanism of submitting information from Commissioner to Stakeholders; d. To be accountable for the task as Commissioner to GMS.
75
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Komposisi Keanggotaan Dewan Komisaris Keanggotaan Dewan Komisaris Angkasa Pura II terdiri dari 5 (lima) orang yaitu seorang Komisaris Utama dan 4 (empat) orang Komisaris, yang diangkat melalui Keputusan Kementerian Negara BUMN berdasarkan RUPS.
The Composition of the Board of Commissioners The Board of Commissioners of Angkasa Pura II comprises of 5 (five) persons, namely President Commissioner and 4 (four) Commissioners, which were appointed with the Decision of Minister of State Owned Enterprises based on GMS.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-86/MBU/2006 tanggal 10 Agustus 2006 dan KEP.256/MBU/2007 tanggal 8 November 2007 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-anggota Komisaris Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, serta KEP-23/MBU/2009 tanggal 2 Februari 2009 tentang Pengangkatan Komisaris Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, maka susunan Dewan Komisaris Angkasa Pura II adalah sebagai berikut:
Based on the Decision Letter of the Minister of State Owned Enterprises No. KEP-86/MBU/2006 dated 10 August 2006 and KEP.256/MBU/2007 dated 8 November 2007 concerning the Dismiss and the Appointment of Members of the Board of Commissioners of the PT Angkasa Pura II, and KEP-23/MBU/2009 dated 2 February 2009 concerning the Appointment of the President Commissioner of PT Angkasa Pura II, the Board of Commissioners Angkasa Pura II are as follow:
Komisaris Utama
Herman Prayitno
President Commissioner
Komisaris
Suratto Siswodihardjo
Commissioner
Komisaris
Tirta Hidayat
Commissioner
Komisaris
M. Iksan Tatang
Commissioner
Komisaris
Suyatno Harun
Commissioner
Pembagian Tugas Dewan Komisaris Untuk dapat melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengawasan dan memberikan pengarahan kepada Direksi secara efektif dan efisien, Dewan Komisaris melalui Keputusan Dewan Komisaris No. KEP.479/OM.006/APII-2008 tanggal 12 Desember 2008 telah menetapkan pembagian tugas sebagai berikut: No 1.
Nama Name Herman Prayitno
Jabatan Position Komisaris Utama President Commissioner
The Division of Duties among the Board of Commissioners To effectively and efficiently perform their duty of supervising and providing direction for Directors, the Board of Commissioners through the Decision of the Board of Commissioners No. KEP.479/ OM.006/APII-2008 dated 12 December 2008 has decided the division of duties as follow: Tugas Duty Mengkoordinir semua pelaksanaan tugas dan kegiatan pengawasan Dewan Komisaris serta memberikan arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan. To coordinate all task and supervising activities of the Board of Commissioners and to give direction for the Directors concerning the management of the Company.
2.
Suyatno Harun
Anggota Komisaris
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Audit. Conducting supervision and providing direction for the Directors in managing Company’s Finance, Accounting, and Audit.
3.
M. Iksan Tatang
Anggota Komisaris Commissioner Members
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Operasi, Teknik, Teknologi Informasi dan Kebijakan Manajemen Risiko. Conducting supervision and providing direction for the Directors in managing Company’s Operation, Technique, Information Technology and Risk Management Policies.
76
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
4.
Our Services
Suratto Siswodihardjo
Operational Review
Governance Report
Anggota Komisaris Commissioner Members
Management Discussion & Analysis
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Pengembangan Usaha, Komersial dan Hukum. Conducting supervision and providing direction for the Directors in managing Company’s Business Development, Commerce and Law.
5.
Tirta Hidayat
Anggota Komisaris Commissioner Members
Melaksanakan tugas pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi terhadap pengurusan usaha Perusahaan Bidang Pemberdayaan Sumber Daya Manusia, Kebijakan Nominasi & Remunerasi dan Good Coorporate Governance (GCG). Conducting supervision and providing direction for the Directors in managing Company’s Human Resource Empowerment, Nomination & Remuneration Policy and Good Corporate Governance (GCG).
Untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugastugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Sekretaris Dewan Komisaris, yang antara lain bertugas membantu mempersiapkan bahan rapat Dewan Komisaris, mengumpulkan bahan dan informasi yang relevan, serta melakukan koordinasi dengan Sekretaris Perusahaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Direksi.
In performing its duty, the Board of Commissioners is assisted by the Secretary if the Board of Commissioners, who is tasked to help preparing the material for the Board of Commissioners meeting, collecting relevant material and information, and to conduct coordination with Corporate Secretary on things related to the Board of Commissioners and Directors.
Rapat Dewan Komisaris Rapat internal Dewan Komisaris merupakan forum dan sekaligus mekanisme bagi pengambilan keputusan Dewan Komisaris secara kolektif. Selain itu, Dewan Komisaris juga mengadakan rapat gabungan dengan Direksi untuk membahas kinerja Angkasa Pura II.
The Board of Commissioners Meetings Internal meeting of the Board of Commissioners is the forum and mechanism where the Board of Commissioners making decision collectively. Aside of that, the Board of Commissioners also conduct join meetings with the Directors discussing the performance of Angkasa Pura II.
Selama tahun 2009, telah diselenggarakan 9 (sembilan) kali rapat internal Dewan Komisaris dan 9 (sembilan) rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:
During 2009, the Board of Commissioners conducted 9 (nine) internal meetings and 9 (nine) join meeting between the Board of Commissioners and Directors, with level of attendance of each member of the Board of Commissioners as follow:
Nama Name
Rapat Dewan Komisaris Board of Commissioners Meeting Jumlah Rapat Total Meeting
Rapat Komisaris dan Direksi BoC and BoD Meeting 9
Jumlah Rapat Total Meeting
9
Komisaris Commissioner Sutanto
-
2
Herman Prayitno
9
7
Suyatno Harun
8
7
M. Iksan Tatang
8
6
Suratto Siswodihardjo
8
6
Tirta Hidayat
8
6
Pelatihan Bagi Dewan Komisaris Dewan Komisaris Angkasa Pura II di tahun 2009 mengikuti berbagai pelatihan, seminar, konferensi di dalam dan luar negeri baik sebagai peserta
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Training for the Board of Commissioners In 2009, the Board of Commissioners Angkasa Pura II attended several training, seminar, conference in and abroad, as participants or
77
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
78
maupun sebagai pembicara, diantaranya Aviation Security Conference di Hongkong, IIA International Conference 2009 & On Site Learning di Brisbane, Australia, dan From State-Owned to World-Class Competitors di Manila, Filipina.
as speaker, among others are Aviation Security Conference in Hong Kong, IIA International Conference 2009 & On Site Learning in Brisbane, Australia, and From State-Owned to World-Class Competitors in Manila, Filipina.
Remunerasi Dewan Komisaris Anggota Dewan Komisaris berhak untuk mendapatkan remunerasi dan fasilitas sesuai dengan peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-02/MBU/2009 tanggal 27 April 2009 dan PER-03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN yang jumlah dan jenisnya ditetapkan dalam Risalah Rapat RUPS PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor: RIS-31/D3-MBU/2009 tanggal 15 Juni 2009 tentang Persetujuan Laporan Tahunan, Pengesahan Perhitungan Tahunan dan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2008.
Remuneration for the Board of Commissioners Member of the Board of Commissioners are entitled to receive remuneration and facilities in accordance with the Regulation of the Minister of State Owned Enterprise No PER-02/MBU/2009 dated 27 April 2009 and PER-03/MBU/2009 dated 19 October 2009 concerning the Guidance for the Remuneration for Directors, the Board of Commissioners, and Audit Committee of State Owned Enterprises, in which the amount and the type was stipulated in the Minutes of Meeting of the GMS of PT Angkasa Pura II (Persero) Number: RIS-31/D3-MBU/2009 dated 15 June 2009 concerning Approval of the Annual Report, Ratification of Annual Account and the Appropriation of the Net Income for the Fiscal Year of 2008.
Ditetapkan bahwa sejak tanggal 1 Januari 2009, remunerasi Dewan Komisaris dan Sekretaris Dewan Komisaris adalah sebagai berikut : Komisaris Utama 40%, anggota Komisaris 36% dan Sekretaris Dewan Komisaris 15%, dari Direktur Utama. Jumlah remunerasi Direktur Utama ditetapkan sebesar Rp 63.500.000 per bulan.
Effective since 1 January 2009, the remuneration for the Board of Commissioners and the Secretary of the Board of Commissioners are as follow: President Commissioner 40%, Commissioner 36% and Secretary of the Board of Commissioners 15%, from that of the President Director. Remuneration for the President Director is Rp 63,500,000 per month.
Direksi
Board of Directors
Sesuai Anggaran Dasar Angkasa Pura II bahwa Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan pembatasanpembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Pemegang Saham.
In accordance with the Articles of Association of Angkasa Pura II, the Board of Directors is tasked to perform all actions related to the management of the Company, for the interest of the Company, and according to the intentions and the objectives of the Company, and to represent the Company in and outside the Court of Law, in all matter and events, with limitations as stipulated by the Law, the Articles of Association and/or the Decision of the Shareholders Meeting.
Kewenangan dan Kewajiban Direksi Berdasarkan Anggaran Dasar PT Angkasa Pura II (Persero), kewenangan dan kewajiban Direksi adalah sebagai berikut:
Authority and Duties of the Board of Directors Based on the Articles of Association of PT Angkasa Pura II (Persero), the authority and duties of the Board of Directors are as follow:
a. Direksi berwenang untuk: 1. Menetapkan kebijakan kepengurusan Perseroan.
a. The Directors are authorized to: 1. To establish Company’s policy of management.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
2. Mengatur penyerahan kekuasan Direksi kepada seorang atau beberapa orang anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. 3. Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seorang atau beberapa orang pekerja Perseroan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar pengadilan. 4. Mengatur ketentuan-ketentuan tentang Kepegawaian Perseroan termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja Perseroan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, dengan ketentuan penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban yang ditetapkan peraturan perundangundangan, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS. 5. Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perseroan berdasarkan peraturan Kepegawaian Perseroan dan ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Mengangkat dan memberhentikan Sekretaris Perseroan. 7. Melakukan segala tindakan dan perbuatan lainnya mengenai pengurusan maupun pemilikan kekayaan Perseroan, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain dan/atau pihak lain dengan perseroan, serta mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan tentang segala kejadian, dengan pembatasan-pembatasan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan, Anggaran Dasar dan/atau Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
b. Direksi berkewajiban untuk: 1. Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya. 2. Menyiapkan pada waktunya Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan, dan perubahannya serta menyampaikannya kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Governance Report
Management Discussion & Analysis
2. To arrange the delegation of authority to member/s of the Board of Directors to make decision on behalf of the Board of Directors or representing the Company in and outside of the Court of Law. 3. To arrange the delegation of authority of the Board of Dirctors to employee/s of the Company, individually and collectively, or to other people, to represent the Company in and outside of the Court of Law. 4. To formulate the regulation for Company Staffing, including the determination of salary, pension or retirement benefit, and other income for the employee, based on the prevailing rules, under the condition that the determination of salaries, pension or retirement benefit and other income for employee that exceeded the amounts as established by prevailing regulations should have the prior approval of the GMS. 5. To appoint and to dismiss Company’s employee based on Company’s Regulation and other regulations. 6. To appoint and to dismiss the Corporate Secretary. 7. To conduct any other actions and other deeds related to the management and ownership of Company’s properties, to bind the Company with other parties and/ or other parties with the Company, and to represent the Company in and out of the Court of Law, in all events, within the limits as stipulated by the Law, Articles of Association and/or the Decision of General Meeting of Shareholders.
b. The Board of Directors is responsible for: 1. Making every effort to ensure the Company’s businesses and activities runs according to the intention and objective of the Company. 2. Preparing Long Term Plan, Work Plan, and Budget, and the changes, and reporting it to the Board of Commissioners and Shareholders to have approval from the GMS.
79
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
80
3. Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan. 4. Membuat Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, dan Risalah Rapat Direksi. 5. Membuat Laporan Tahunan sebagai wujud pertanggungjawaban pengurusan Perseroan, serta dokumen keuangan perseroan sebagaimana dimaksud dalam Undangundang tentang Dokumen Perusahaan. 6. Menyusun Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan dan menyerahkan kepada Akuntan Publik untuk diaudit. 7. Menyampaikan Laporan Tahunan termasuk Laporan Keuangan kepada Rapat Umum Pemegang Saham untuk disetujui dan disahkan, serta laporan mengenai hakhak Perseroan yang tidak tercatat dalam pembukuan antara lain sebagai akibat penghapusbukuan piutang. 8. Memberikan penjelasan kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan. 9. Menyampaikan Neraca dan Laporan Laba Rugi yang telah disahkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 10. Menyampaikan laporan perubahan susunan Pemegang Saham, Direksi dan Dewan Komisaris kepada Menteri yang membidangi Hukum dan HAM. 11. Memelihara Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan perseroan dan dokumen perseroan lainnya. 12. Menyimpan di tempat kedudukan perseroan Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus, Risalah Rapat Umum Pemegang Saham, Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Risalah Rapat Direksi, Laporan Tahunan dan dokumen keuangan perseroan serta dokumen perseroan lainnya. 13. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern, terutama fungsi pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan.
3. Giving explanation to GMS concerning Company’s Long Term Plan and Work Plan and Budget. 4. Making list of Shareholders, Special List, Minutes of GMS, and Minutes of Directors Meeting. 5. Making Annual Report as form of responsibility in managing the Company, and documents of corporate finance as stipulated in the Law of Corporate Documents. 6. Preparing Financial Report based on the Standard of Financial Accounting and submitting it to Public Accountant for audit. 7. Providing GMS with Annual Report, including Financial Report, to be approved and ratified, and report on unlisted Company’s rights, among others as the consequence of debt write. 8. Providing GMS with explanation on Annual Report. 9. Submitting Balance Sheet and Profit-Loss Financial Report ratified by GMS to the Minister of Law and Human Rights, in compliance with the prevailing rules. 10. Submitting report on the change of the composition of Shareholders, Directors and the Board of Commissioners the Minister of Law and Human Rights. 11. Keeping list of Shareholders, Special List, Minutes of GMS, Minutes of Board of Commissioners meeting and Minutes of Directors Meetings, Annual Report and document of company finance and other document. 12. Keeping in Company’s headquarter List of Shareholders, Special List, Minutes of GMS, Minutes of Board of Commissioners meeting and Minutes of Directors Meetings, Annual Report and document of company finance and other document. 13. Setting up accounting system in compliance with the Standard of Finance Accounting and based on the principles of internal control, especially on the function of administration, record, filing and supervision.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
14. Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai dengan ketentuan yang berlaku, serta laporan lainnya setiap kali diminta oleh Dewan Komisaris dan/atau Pemegang Saham. 15. Menyiapkan susunan organisasi Perseroan lengkap dengan perincian dan tugasnya. 16. Memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan atau yang diminta anggota Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham. 17. Menyusun dan menetapkan blue print organisasi Perseroan. 18. Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Governance Report
Management Discussion & Analysis
14. Submitting frequent report, in the order and time in compliance with the prevailing rules, and other reports every time required by the Board of Commissioners and/or Shareholders. 15. Setting up the composition of Company’s organization, complete with details and task. 16. Providing explanation on everything asked or required by the Board of Commissioners and Shareholders. 17. Setting up and establishing the blue print of Company’s organization. 18. Performing other duties in compliance with the rules stipulated in the Articles of Association and the decision of GMS, based on the prevailing rules.
Keanggotaan Direksi Keanggotaan Direksi Angkasa Pura II terdiri dari seorang Direktur Utama yang bertindak sebagai Ketua merangkap Anggota Direksi, seorang Wakil Direktur Utama yang bertindak sebagai Wakil Ketua merangkap Anggota Direksi dan 4 (empat) orang Direktur sebagai Anggota Direksi, yang masing-masing memimpin Direktorat Operasi dan Teknik, Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha, Direktorat Keuangan, dan Direktorat Personalia dan Umum.
Member of the Board of Directors The Board of Directors of Angkasa Pura II comprises of a President Director as the Chairman and Member of the Board, a Vice President Director who also Vice Chairman and Member of the Board Directors and 4 (four) Directors as Member of the Board, who each of them lead the Directorate of Operation and Technique, Directorate of Commerce and Business Development, Directorate of Finance, and Directorate of Personnel and General Affairs.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-25/MBU/2004 tanggal 10 Maret 2004, KEP-43/MBU/2006 tanggal 28 Maret 2006 dan KEP-70/MBU/2008 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Anggotaanggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, serta KEP-54/MBU/2009 tanggal 10 Maret 2009 tentang Perpanjangan Sementara Masa Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan (Persero) PT Angkasa Pura II, maka susunan Direksi Angkasa Pura II adalah sebagai berikut:
Based on the Decision Letter of the Minister of State Owned Enterprises No KEP-25/MBU/2004 dated 10 March 2004, KEP-43/MBU/2006 dated 28 March 2006 and KEP-70/MBU/2008 concerning the Dismiss and Appointment of the Member of the Board of Director of PT Angkasa Pura II, and KEP54/MBU/2009 dated 10 March 2009 concerning the Temporary Extension of Tenure of the Directors of PT Angkasa Pura II, the composition of the Directors of Angkasa Pura II are as follow:
Edie Haryoto
Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha
Rinaldo J. Aziz Robert Daniel Waloni
President Director Deputy President Director EVP of Commercial and Business Development
Direktur Keuangan
Tommy Soetomo
EVP of Finance
Direktur Operasi dan Teknik
S. Tulus Pranowo
EVP of Operations and Engineering
Direktur Personalia dan Umum
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Endang Dwi Suryani
EVP of Personnel and General Affairs
81
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Pembagian Tugas Direksi Dalam rangka pelaksanaan yang efektif dari tugas, wewenang dan kewajiban Direksi dalam mengelola Angkasa Pura II, maka berdasarkan Keputusan Direksi Nomor: KEP.01.01/04/2009.3 tanggal 30 April 2009 disusun pembagian tugas Direksi, sebagai berikut: No 1.
Nama Name Edie Haryoto
Jabatan Position Direktur Utama President Director
Division of Duties among Directors In order to effectively conduct the tasks, authorities and duties of the Directors in managing Angkasa Pura II, based on the Directors Decision Number: KEP.01.01/04/2009.3 dated 30 April 2009, the division of duties among Directors, are as follow:
Tugas & Wewenang Duty & Powers Tugas Task: a. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perusahan; To lead and to manage the Company in accordance with the objective of the Company and always strive to promote efficiency and effectiveness of the Company; b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan; To put into custody, maintain and manage Company’s properties; c. Menjalankan tugas pokok Perusahaan sesuai Anggaran Dasar dan melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan yang ditetapkan RUPS; To perform duties in accordance with the Articles of Association and to perform other duties in accordance with the decision made by GMS; d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur dan mengendalikan tugas pengawasan intern dan para kepala unit pelaksana lainnya; To coordinate the implementation of Directors’ policy by other Directors and to control the task of internal audit and heads of other units; e. Mengkoordinasikan tugas-tugas lain atas nama Direksi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. To coordinate other tasks on behalf of the Board of Directors as stipulated in the Articles of Association. Wewenang Authorities: a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan serta menyiapkan rolling plan RJPP dan RJPP Koporasi; Establishing work program, strategy, and company’s targets, and preparing the rolling plan of Long Term Plan, and Corporate Long Term Plan; b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen sesuai hasil RUPS; To coordinate the implementation of Company Work Program through management contract in accordance with the result of GMS; c. Mengembangkan bisnis pelayanan jasa bandara dan kegiatan bisnis usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan; Developing the business of airport services and other related services; d. Mengkoordinir atas pelaksanaan tugas Internal Auditor, Planning and Information Technology, Air Traffic Services, Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial untuk bidang Investasi (termasuk asset), Direktorat Personalia dan Umum untuk bidang Pengembangan SDM; To coordinate the implementation of the tasks of the Internal Auditor, Planning and Information Technology, Air Traffic Services, the Directorate of Business Development and Commerce for investment (including asset), Directorate Personnel and General Affair for Human Resource Development; e. Bertindak mewakili Direksi di dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak luar dan melaksanakan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Representing the Board of Directors in engaging with external parties and other authorities as stipulated in the Articles of Association.
82
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
2.
Our Services
Rinaldo J. Aziz
Operational Review
Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Tugas Task: a. Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan tujuan Perusahaan dan senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perusahan; To lead and to manage the Company in accordance with the Company’s objectives and always strive to improve the Company’s efficiency and the effectiveness; b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan perusahaan; To put under custody, to maintain and to manage Corporate properties; c. Menjalankan tugas pokok Perusahaan sesuai Anggaran Dasar dan melaksanakan tugas lain sesuai kebijakan yang ditetapkan RUPS; To perform tasks in accordance with the Articles of Association and other tasks as decided by GMS. d. Mengkoordinasikan pelaksanaan kebijakan Direksi yang dilakukan oleh para Direktur dan mengendalikan tugas pengawasan intern dan para kepala unit pelaksana lainnya; To coordinate the implementation of Directors’ policy by other Directors and to control the task of internal audit and heads of other units; e. Mengkoordinasikan tugas-tugas lain atas nama Direksi yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. To coordinate other tasks on behalf of the Board of Directors as stipulated in the Articles of Association. Wewenang Authorities: a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan serta menyiapkan rolling plan RJPP dan RJPP Koporasi; Establishing work program, strategy, and company’s targets, and preparing the rolling plan of Long Term Plan, and Corporate Long Term Plan; b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen sesuai hasil RUPS; To coordinate the implementation of Company Work Program through management contract in accordance with the result of GMS; c. Mengembangkan bisnis pelayanan jasa bandara dan kegiatan bisnis usaha lainnya yang terkait dengan perusahaan; Developing the business of airport services and other related services. d. Mengkoordinir atas pelaksanaan tugas Corporate Secretary, Legal Affairs, Corporate Safety & Risk, Airport Services, Direktorat Pengembangan Usaha dan Komersial untuk bidang Pendapatan Rutin (Aeronautika dan Non Aeronautika), Direktorat Keuangan untuk bidang Eksploitasi, Direktorat Personalia dan Umum untuk bidang Administrasi dan Umum; To coordinate the implementation of the tasks of the Corporate Secretary, Legal Affairs, Corporate Safety & Risk, Airport Services, the Directorate of Business Development and Commerce for Routine Income (Aeronautic and Non Aeronautic), Directorate of Finance for Exploitation, Directorate Personnel and General Affair for Administration and General Affairs; e. Bertindak mewakili Direksi di dalam melakukan hubungan hukum dengan pihak luar dan melaksanakan kewenangan lainnya yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. Representing the Board of Directors in engaging with external parties and other authorities as stipulated in the Articles of Association.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
83
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
3.
Robert Daniel Waloni
Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha EVP of Commercial and Business Development
Tugas Task: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Komersial dan Pengembangan Usaha sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas di segala bidang; To lead and to control the implementation of the task of the Directorate of Commerce and Business Development in accordance with the strategy and the objectives of the Company and always strive to leverage the efficiency and effectiveness in every sector; b. Bersama Direktur Utama, Wakil Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS di bidang komersial dan pengembangan usaha, sebagai bagian dari tugas Direksi. Together with the President Director, Vice President Director and other Directors performing the task and duties as the managers of the Company in accordance with the Articles of Association and implementing the policies decided by GMS in the commercial and business development sector as part of the Director’s duties. Wewenang Authorities: a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk masterplan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang komersial dan pengembangan usaha; Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan, and the rolling plan related to commerce and business development; b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang komersial dan pengembangan usaha; To coordinate the implementation of Company Work Program through management contract in accordance with the result of GMS for commerce and business development. c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan komersial dan pengembangan usaha untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi. Establishing the plan, implementation, and control of the commercial and business development activities to support the implementation of strategy and achieving the Company objectives.
4.
Tommy Soetomo
Direktur Keuangan EVP of Finance
Tugas Task: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Keuangan sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas di segala bidang; To lead and to control the implementation of the task of the Directorate of Finance in accordance with the strategy and the objectives of the Company and always strive to leverage the efficiency and effectiveness in every sector; b. Bersama Direktur Utama, dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS di bidang keuangan korporasi, sebagai bagian dari tugas Direksi. Together with the President Director, Vice President Director and other Directors performing the task and duties as the managers of the Company in accordance with the Articles of Association and implementing the policies decided by GMS in the commercial and business development sector as part of the Director’s duties. Wewenang Authorities: a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk masterplan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang keuangan korporat; Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan, and the rolling plan related to corporate finance; b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang keuangan korporat; To coordinate the implementation of Company Work Program through management contract in accordance with the result of GMS for corporate finance; c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen keuangan korporat untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi. Establishing the plan, implementation, and control of the corporate finance activities to support the implementation of strategy and achieving the Company objectives.
84
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
5.
Our Services
S. Tulus Pranowo
Operational Review
Direktur Operasi dan Teknik EVP of Operations and Engineering
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Tugas Task: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Operasi dan Teknik sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas di segala bidang; To lead and to control the implementation of the task of the Directorate of Operational and Technique in accordance with the strategy and the objectives of the Company and always strive to leverage the efficiency and effectiveness in every sector; b. Bersama Direktur Utama, Wakil Direktur Utama dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS di bidang operasi dan teknik, sebagai bagian dari tugas Direksi. Together with the President Director, Vice President Director and other Directors performing the task and duties as the managers of the Company in accordance with the Articles of Association and implementing the policies decided by GMS in the commercial and business development sector as part of the Director’s duties. Wewenang Authorities: a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk master plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang operasional dan teknik; Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan, and the rolling plan related to operational and technique; b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang operasi dan teknik; To coordinate the implementation of Company Work Program through management contract in accordance with the result of GMS for operational and technique; c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta memastikan standar kualitas pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi. Establishing the plan, implementation, control, and ensuring the standard of quality of airport services and air traffic services activities to support the implementation of strategy and achieving the Company objectives .
6.
Endang Dwi Suryani
Direktur Personalia dan Umum EVP of Personnel and General Affairs
Tugas Task: a. Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direktorat Operasi dan Teknik sesuai dengan strategi dan tujuan Perusahaan serta senantiasa berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas di segala bidang; To lead and to control the implementation of the task of the Directorate of Personnel and General Affairs in accordance with the strategy and the objectives of the Company and always strive to leverage the efficiency and effectiveness in every sector; b. Bersama Direktur Utama, dan anggota Direksi lainnya melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai pengurus Perusahaan sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh RUPS di bidang keuangan korporasi, sebagai bagian dari tugas Direksi. Together with the President Director, Vice President Director and other Directors performing the task and duties as the managers of the Company in accordance with the Articles of Association and implementing the policies decided by GMS in the commercial and business development sector as part of the Director’s duties. Wewenang Authorities: a. Menetapkan program kerja, strategi, dan sasaran perusahaan dalam bentuk master plan dan rolling plan yang berkaitan dengan bidang Personalia dan Umum; Establishing work program, strategy, and company’s targets in form of Master Plan, and the rolling plan related to Personnel and General Affairs; b. Mengkoordinir pelaksanaan Program Kerja Perusahaan melalui kontrak manajemen sesuai hasil RUPS untuk bidang Personalia dan Umum; To coordinate the implementation of Company Work Program through management contract in accordance with the result of GMS for Personnel and General Affairs; c. Menetapkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian manajemen Personalia dan Umum untuk menunjang implementasi strategi dan pencapaian tujuan korporasi. Establishing the plan, implementation, and control of the personnel and general affairs activities to support the implementation of strategy and achieving the Company objectives.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
85
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Rapat Direksi Rapat Direksi merupakan forum dan sekaligus mekanisme bagi pengambilan keputusan Direksi secara kolektif. Direksi juga mengadakan rapat koordinasi dengan para Vice President setingkat untuk membahas kinerja Angkasa Pura II.
Director Meeting Director meeting is the forum as well as the mechanism for Directors to make collective decision. The Directors also conducted Coordination Meeting with Vice Presidents to discuss the performance of Angkasa Pura II.
Selama tahun 2009, Direksi mengadakan rapat sebanyak 25 (dua puluh lima) kali dimana 16 (enam belas) kali rapat diantaranya merupakan rapat koordinasi Direksi dan 9 (sembilan) rapat selanjutnya merupakan rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. Penjabaran frekuensi rapat adalah sebagai berikut:
During the year 2009, the Directors held 25 (twenty five) meetings in which 16 (sixteen) meetings were Directors’ Coordination Meetings and the other 9 (nine) were meetings between the Board of Commissioners and Directors. The meeting frequency can be described as follow:
Nama Name
Rapat Koordinasi (Direksi) Coordination Meeting (BoD) Jumlah Rapat Total Meeting
Rapat Direksi dengan Komisaris BoD and BoC Meeting 16
Jumlah Rapat Total Meeting
9
Direksi Board of Directors
86
Edie Haryoto
16
9
Rinaldo J. Aziz
15
9
Robert Daniel Waloni
14
9
Tommy Soetomo
12
8
S. Tulus Pranowo
13
8
Endang Dwi Suryani
13
9
Pelatihan Bagi Direksi Pada tahun 2009, Direksi mengikuti beberapa aktivitas studi banding, pelatihan, seminar dan sejenisnya, antara lain Human Resources Best Practice Seminar - Dubai, Studi Banding ke Bandara Stockholm – Swedia, Asia Pacific Infrastucture & Transportation Conference – Hongkong, Konferensi Maximizing Non Aeronautical Revenue Through Airport Service – Kualalumpur, Konferensi International Asia Aviation Cooperation New Delhi – India.
Training for Directors In 2009, the Directors attended a number of activities of comparative study, training, seminar and the likes, among others are Human Resources Best Practice Seminar - Dubai, Comparative Study to Stockholm Airport – Sweden, Asia Pacific Infrastructure & Transportation Conference – Hong Kong, the Conference on Maximizing Non Aeronautical Revenue Through Airport Service – Kuala Lumpur, the International Conference of Asia Aviation Cooperation New Delhi – India.
Remunerasi Direksi Anggota Direksi berhak untuk mendapatkan remunerasi dan fasilitas sesuai dengan peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER02/MBU/2009 tanggal 27 April 2009 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas BUMN, sebagaimana telah diubah melalui PER-03/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-02/MBU/2009. Jumlah dan jenis remunerasi bagi Direkasi ditetapkan dalam Risalah Rapat RUPS Angkasa Pura II Nomor: RIS-31/D3-MBU/2009 tanggal
Remuneration for the Directors Member of the Board of Directors are entitled to receive remuneration and facilities in accordance with the Regulation of Minister of State Owned Enterprises No PER-02/MBU/2009 dated 27 April 2009 concerning Guidance for Remuneration of Directors, The Board of Commissioners, and Audit Committee of State Owned Enterprises, and amended by PER-03/MBU/2009 dated 19 October 2009 concerning the Amendment of the Regulation of Minister of State Owned Enterprises No PER02/MBU/2009. The the Amount and the type of remuneration for the Directors was stipulated in the Minutes of Meeting of the GMS of Angkasa Pura II
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
15 Juni 2009 tentang Persetujuan Laporan Tahunan, Pengesahan Perhitungan Tahunan dan Penggunaan Laba Bersih Tahun Buku 2008.
Number: RIS-31/D3-MBU/2009 dated 15 June 2009 concerning the Approval of the Annual Repost, the Ratification of Annual Account and the Appropriation of the Net Income for the Fiscal Year of 2008.
Ditetapkan sejak tanggal 1 Januari 2009, remunerasi Direksi adalah sebagai berikut : Direktur Utama Rp 63.500.000,- per bulan, Wakil Direktur Utama 95% dari Direktur Utama dan anggota Direksi 90% dari Direktur Utama.
Effective since 1 January 2009, the remuneration for the Board of Directors are as follow: the President Director receives Rp 63,500,000,- per month, Vice President Director receives 95% from that of President Director and Member of the Board of Directors receive 90% from that of President Director.
Komite di Tingkat Komisaris
Committees under the Board of Commissioners
Dewan Komisaris telah membentuk 2 (dua) komite di tingkat Komisaris untuk membantu pelaksanaan fungsi pengawasannya, yaitu Komite Audit dan Komite Manajemen Risiko. Sedangkan pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi untuk saat ini belum dirasakan perlu, dan tugas dan fungsinya untuk sementara dilakukan oleh Komite Audit secara ad-hoc.
The Board of Commissioners has established 2 (two) committees at the board level to assist the implementation of its oversight function, namely the Audit Committee and Risk Management Committee. While the formation of the Nomination and Remuneration Committee for the time being has not been felt necessary, which temporarily its duties and functions have been performed ad-hoc by the Audit Committee.
Komite Audit
Audit Committee
Komite Audit dibentuk untuk menunjang efektivitas pelaksanaan tugas Dewan Komisaris, terutama yang berhubungan dengan fungsi pengawasan terhadap tata kelola Angkasa Pura II. Ini mencakup pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan, proses audit atas laporan keuangan, evaluasi atas fungsi pengawasan internal dan kinerja Audit Internal, serta kepatuhan terhadap peraturan dan perundanganundangan yang ada. Komite Audit dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris.
The Audit Committee was established to support the affectivity of the Board of Commissioners’ functions, particularly those related to governance oversight function of Angkasa Pura II. This includes monitoring of the financial reporting process, audit of the financial statements, evaluation of the function of internal control and internal audit performance, as well as compliance with the prevailing regulations and laws. The Audit Committee is appointed by and responsible to the Board of Commissioners.
Keanggotaan Komite Audit Keanggotaan Komite Audit Angkasa Pura II terdiri dari seorang Ketua yang juga adalah anggota Dewan Komisaris Angkasa Pura II dan anggota komite profesional independen yang berasal dari luar Angkasa Pura II. Anggota profesional independen tersebut tidak memiliki kaitan dengan Manajemen baik dalam hal kepemilikan maupun kegiatan usaha Angkasa Pura II, sehingga dapat memberikan penilaian yang obyektif.
Audit Committee Member Membership of the Audit Committee of Angkasa Pura II consists of a Chairman who is also a member of the Board of Commissioners of Angkasa Pura II and other independent professional committee members from outside the Company. The independent professional members have no connection with the management in terms of ownership or business activities in Angkasa Pura II, which can provide an objective assessment.
Anggota Komite Audit bertugas untuk periode masa jabatan selama 2 (dua) tahun, dan diangkat serta diberhentikan melalui Surat Keputusan Dewan Komisaris. Pada tahun 2009 terjadi penggantian dan perubahan komposisi anggota Komite Audit dari periode sebelumnya (2007-
Term of office of member of the Audit Committee is 2 (two) years, and appointed and dismissed by a Decree of the Board of Commissioners. In 2009, there were replacements and changes in the composition of the Audit Committee members from the previous period (2007-2009).
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
87
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
2009). Mengingat adanya tambahan tugas dan fungsi Komite Nominasi dan Remunerasi yang untuk sementara akan dilaksanakan oleh Komite Audit secara ad-hoc, maka anggota Komite Audit periode 2009-2011 ditambah menjadi 3 (tiga) orang, dari semula 2 (dua) orang.
Given the additional duties and functions of the Nomination and Remuneration Committee which will temporarily held by the Audit Committee on an ad-hoc, the 2009-2011 members of the Audit Committee was increased to 3 (three) members from previously only 2 (two) members.
Dengan demikian, komposisi keanggotaan Komite Audit selama tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Thus, the composition of the Audit Committee membership during the year 2009 is as follows:
Sampai dengan 20 Agustus 2009:
Until 20 August 2009:
Ketua (dan Komisaris)
Suyatno Harun
Anggota (Independen)
Agung Suprananto
Member (Independent)
Anggota (Independen)
Israful Hayat
Member (Independent)
Chairman (and Commissioner)
Per akhir Desember 2009:
88
Ketua (dan Komisaris)
Suyatno Harun
Anggota (Independen)
Lalu Hendri Yujana
Member (Independent)
Anggota (Independen)
Bambang Priyatna
Member (Independent)
Anggota (Independen)
Budi Prayitno
Member (Independent)
Chairman (and Commissioner)
Profil Singkat Anggota Komite Audit
Brief Profile of Members of Audit Committee
Lalu Hendri Yujana Anggota Komite Audit sejak Agustus 2009. Banyak terlibat dalam Tim BUMN bidang infrastruktur dan peraturan perundangan-undangan, antara lain sebagai Koordinator Tim Kerja penyusunan pedoman pengelolaan barang milik Negara. Dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1988 – sekarang, dosen Program Magister Manajemen, Universitas Pancasila Jakarta, 1995 – sekarang, dosen Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2001 – sekarang, Komisaris PT Satria Bali Tama Hotel Sofitel International Bali. Penulis beberapa buku, diantaranya “Pajak Penghasilan” (Gramedia Pustaka Utama, 2003) dan “Akuntansi Pemerintahan dan Pembukuan Bendaharawan Sistem Baru” (FE UI, 1992). Lulus Program S3 Manajemen Bisnis bidang Akuntansi, Universitas Padjadjaran, Bandung, tahun 2005.
Lalu Hendri Yujana Member of the Audit Committee since August 2009. Involved in SOE Team for infrastructure and laws and regulations, such as the Work Team Coordinator in the formulation of guidelines for the management of State’s assets. Lecturer at State Accounting College (STAN) in 1988 – present, lecturer in the Magister Management Program, Universitas Pancasila Jakarta, 1995 – present, lecturer at Post Graduate Program for Magister in Accounting, Universitas Muhammadiyah Jakarta, 2001 – present, Commissioner of PT Satria Bali Tama Hotel Sofitel International Bali. Author of several books, including “Pajak Penghasilan” (Gramedia Pustaka Utama, 2003) and “Akuntansi Pemerintahan dan Pembukuan Bendaharawan Sistem Baru” (FE UI, 1992). Graduated from the PhD Program, Accounting in Business Management, Universitas Padjadjaran, Bandung, 2005.
Bambang Priyatna Anggota Komite Audit sejak Agustus 2009. Dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) 1992 – sekarang, instruktur di Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA) 1998 – sekarang, anggota Komite Audit PT Pembangunan Perumahan (Persero) 2005 – 2007, anggota Komite Audit PT PDSI 2008 – sekarang. Tenaga Ahli untuk Sosialisasi LHKPN
Bambang Priyatna Member of the Audit Committee since August 2009. Lecturer at the State Accounting College (STAN) 1992 – present, instructor at Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPAI) 1998 – present, member of Audit Committee of PT Pembangunan Perumahan (Persero) 2005 -2007, member of Audit Committee of PT PDSI 2008 – present.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
dan Gratifikasi, Komite Pemberantasan Korupsi (KPK) 2005 – 2008. Direktur, Institute of Social Moral Management Education & Development (ISMMED) 2005 – sekarang. Aktif menjadi pembicara pada berbagai seminar, antara lain tentang Peningkatan Fungsi Internal Auditor Dalam Menunjang Terciptanya GCG serta Optimalisasi Peran Widyaiswara Dalam Pemberantasan Korupsi. Lulusan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, memperoleh gelar Master di bidang Akuntansi dari University of Illinois, Urbana Champaign, AS.
Expert Staff for ocialization of LHKPN and Gratification, Corruption Eradication Committee (KPK) 2005 -2008, Director, Institute of Social Moral Management Education & Development (ISMMED) 2005 – present. Active as speakers at seminars including on Effective Role of Internal Auditor Towards GCG and Optimizing the Role of Widyaiswara in Corruption Eradication. A graduate of the State Accounting College, and obtained a MSc degree in Accounting from University of Illinois, Urbana Champaign, USA.
Budi Prayitno Anggota Komite Audit sejak Agustus 2009. Mengawali karir sebagai Staf Khusus Kadit Kespen 1994 – 2002, Kepala Seksi Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan 2007 – 2008, Kepala Bagian Kerja Sama Luar Negeri, Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan 2008 – sekarang. Lulusan Universitas Diponegoro, Semarang, jurusan Hukum Internasional tahun 1991, dan program S2 bidang Manajemen Transportasi Udara di Ecole National de l’Aviation Civile, Perancis.
Budi Prayitno Member of the Audit Committee since August 2009. Started his career as Special Staff to Kadit Kespen 1994 – 2002, Section Head, Flight Traffic Services 2007 – 2008, and Bureau Head of Overseas Cooperation, Secretary General of the Ministry of Transportation 2008 – present. Graduated from Universitas Diponegoro, Semarang, in International Law in 1991, and obtained a Master degree in Air Transportation Management from Ecole National de l’Aviation Civile, France.
Agung Suprananto – Anggota Komite Audit Lama Anggota Komite Audit dari tahun 2006 sampai Agustus 2009. Pernah menjabat Direktur Keuangan PT Intama Artha Indonusa tahun 1999-2001 dan Direktur Pengembangan Organisasi, Ikatan Akuntan Indonesia, pada tahun yang sama. Memiliki pengalaman dalam pemeriksaan profesi akuntan publik dan pematauan pelaksanaan audit khusus oleh Kantor Akuntan Publik terhadap BUMN. Lulus Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) pada tahun 1991.
Agung Suprananto –Member of Previous Audit Committee Member of the Audit Committee from 2006 until August 2009. Previously served as Director of Finance, PT Intama Artha Indonusa in 1999-2001 and Director of Organization Development, Indonesian Accountants Association, in the same years. Have work expereince in public accountant audit profession and the monitoring of special audit on SOE by Public Accountant Firm. A Diploma IV graduate of the State Accounting College (STAN) in 1991.
Israfulhayat – Anggota Komite Audit Lama Anggota Komite Audit dari tahun 2006 sampai Agustus 2009. Menjabat sebagai Kepala Sub Bagian Peraturan Perundang-undangan, Bagian Hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan, tahun 2002 sampai sekarang. Pernah menjadi Kepala Bidang Tata Usaha di Bandara Hasanuddin, Ujung Pandang, tahun 2009, dan Kepala Bagian Penyusunan Peraturan Undang-Undang, Biro Hukum, tahun 2009 hingga sekarang. Lulus Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, Padang, tahun 1993. Mengikuti berbagai pelatihan di bidang Peraturan Undang-Undang, Kontrak Bisnis dan Hukum Udara.
Israfulhayat – Member of Previous Audit Committee Member of the Audit Committee from 2006 until August 2009. Serves as Head of Sub-Section of Law and Regulations, Legal Section, Secretariat of the Directorate General of Air Transportation, Minitry of Transportation, from 2002 until present. Previously served as Head of Administration Section at Hasanuddin Airport, Ujung Pandang, in 2009, and as Head of Law and Regulation Formulation, Legal Bureau, from 2009 until present. Graduated from the Facuilty of Law, Uiversitas Bung Hatta, Padang, in 1993. Attended various courses in Law and Regulations, Business Contracts, and Air law.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
89
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
90
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit Sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugasnya, Komite Audit Angkasa Pura II telah dilengkapi dengan Piagam Komite Audit, yang antara lain memuat uraian tujuan, tugas, tanggung jawab dan kewenangan Komite Audit.
Duties and Responsibilities of the Audit Committee As a guide in performing its duties, the Audit Committee of Angkasa Pura II has been equipped with the Audit Committee Charter, which contains of its objectives, duties, responsibilities, and authority of the Audit Committee.
Tugas dan tanggung jawab Komite Audit mencakup: 1. Membantu Dewan Komisaris untuk memastikan efektivitas sistem pengendalian internal dan efektivitas pelaksanaan tugas ekternal auditor dan internal auditor; 2. Menilai pelaksanaan kegiatan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern maupun auditor eksternal; 3. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya; 4. Memastikan telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap segala informasi yang dikeluarkan Angkasa Pura II; 5. Melakukan identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris serta tugas-tugas Dewan Komisaris lainnya; 6. Melakukan penelaahan atas informasi mengenai Angkasa Pura II, serta Rencana Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Angkasa Pura II, Laporan Manajemen, dan informasi lainnya; 7. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Angkasa Pura II; 8. Melakukan penelaahan atas pengaduan yang berkaitan dengan Angkasa Pura II; 9. Mengkaji kecukupan fungsi audit internal, termasuk jumlah auditor, rencana kerja tahunan dan penugasan yang telah dilaksanakan; 10. Mengkaji kecukupan pelaksanaan audit eksternal termasuk di dalamnya perencanaan audit dan jumlah auditornya.
Duties and responsibilities of the Audit Committee include: 1. To assist the Board of Commissioners in ensuring the effectiveness of internal control system and effective functioning of the external auditors and internal auditors; 2. To assess the activities implementation and audit results conducted by the Internal Audit and external auditors; 3. To provide recommendations on improving management control system and its implementation; 4. To ensure review procedures satisfactory to all information released by the Angkasa Pura II; 5. To identify all matters that need attention from the Board of Commissioners and other duties of the Board of Commissioners; 6. To review all information on Angkasa Pura II, long-term plan, work plan and budget of Angkasa Pura II, management reports, and other information; 7. To review the compliance with the prevailing laws and regulations related to the activities of Angkasa Pura II; 8. To review any complaint related to the Angkasa Pura II; 9. To assess the adequacy of internal audit functions, including number of auditors, annual work plans and assignments that have been implemented; 10. To assess the implementation of external audit including audit planning and number of auditors.
Dalam pelaksanaan tugas-tugasnya tersebut, Komite Audit menjalin komunikasi yang efektif dengan Dewan Komisaris, Direksi/Manajemen, auditor eksternal maupun Auditor Internal. Komite Audit memberikan laporan berkala kepada Dewan Komisaris mengenai pelaksanaan tugas dan hasil kerjanya.
In exercising their duties, the Audit Committee has established effective communications with the Board of Commissioners, Board of Directors/ Management, external auditors and the Internal Auditor. The Audit Committee provides periodic reports to the Board of Commissioners concerning the tasks and their work results.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Rapat Komite Audit Sepanjang tahun 2009, Komite Audit menyelenggarakan 16 (enam belas) kali rapat, baik rapat internal Komite Audit maupun rapat-rapat dengan Dewan Komisaris, Direksi/Manajemen, auditor eksternal dan Auditor Internal.
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Audit Committee Meeting During 2009, the Audit Committee held 16 (sixteen) meetings, both internal meetings of the Audit Committee and the meetings with the Board of Commissioners, Board of Directors/Management, external auditors, and the Internal Auditor.
Jumlah Kehadiran Total Attendance
No.
Suyatno Harun (Ketua Chaiman)
Agung Suprananto (Anggota Member)
Israful Hayat (Anggota Member)
1.
1
1
-
2.
1
1
1
3.
1
1
1
4.
1
1
1
5.
1
1
1
6.
-
1
1
7.
1
1
1
8.
1
1
-
9.
1
1
1
10.
1
1
1
11.
-
1
-
9
11
8
Kehadiran anggota Komite Audit yang baru:
No.
The presence of a new member of the Audit Committee: Jumlah Kehadiran Total Attendance
Suyatno Harun (Ketua Chaiman)
Lalu Hendri (Anggota Member)
Bambang P. (Anggota Member)
Budi P. (Anggota Member)
1.
1
1
1
1
2.
1
-
1
1
3.
1
1
1
1
4.
-
1
1
1
5.
1
1
1
-
4
4
5
4
Laporan Kegiatan Komite Audit di Tahun 2009 Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah melakukan berbagai program kerja dan aktivitas sebagai berikut: 1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada Dewan Komisaris; 2. Review program kerja Internal Auditor; 3. Bersama Internal Auditor, Unit Accounting dan Budgeting melaksanakan persiapan pelaksanaan seleksi Pengadaan Jasa KAP untuk Audit Umum dan Audit PKBL Angkasa Pura II tahun buku 2009;
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Audit Committee Report in 2009 Over the course of 2009, the Audit Committee has conducted a variety of programs and activities as follows: 1. Provided recommendations to the Board of Commissioners; 2. Reviewed work program of the Internal Auditors; 3. Together with the Internal Auditor, the Accounting and Budgeting Unit carried out preparations for the selection of Public Accountant Offices for General Audit and Partnership and Community Development Program Audit of 2009 Angkasa Pura II year book;
91
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
92
4. Melaksanakan proses pengadaan jasa Audit Umum dan Audit PKBL Angkasa Pura II tahun 2009; 5. Melakukan seleksi anggota Komite Audit yang baru untuk periode 2009-2011; 6. Memantau pelaksanaan Audit Umum dan Audit PKBL oleh KAP Pieters, Uyays dan Rekan; 7. Review atas pelaksanaan Audit Umum dan Audit PKBL oleh KAP Pieters, Uyays dan Rekan; 8. Review/ mengevaluasi atas laporan Internal Auditor tahun 2008; 9. Menyusun Program Kerja Komite Audit tahun 2010; 10. Memantau proses pelaksanaan audit oleh Internal Auditor di kantor-kantor cabang Angkasa Pura II dengan melakukan kunjungan kerja ke kantor-kantor cabang Angkasa Pura II; 11. Mengevaluasi Piagam Komite Audit; 12. Turut serta dalam perumusan RJPP perusahaan; 13. Mengikuti berbagai seminar baik dalam maupun luar negeri yang terkait dengan audit.
4. Carried out the procurement process for General Audit and Partnership and Community Development Program Audit of 2009 Angkasa Pura II year book; 5. Selected new member of the Audit Committee for the period 2009-2011; 6. Monitored the implementation of General Audit and Partnership and Community Development Program Audit conducted by Pieter, Uways & Partners; 7. Reviewed the implementation of General Audit and Partnership and Community Development Program Audit conducted by Pieter, Uways & Partners; 8. Reviewed and evaluated on the 2008 Internal Auditor reports; 9. Prepared for the 2010 Audit Committee Work Program; 10. Monitored the audit implementation process by the Internal Auditor in Angkasa Pura II branch offices, through a site visit to the branch offices of Angkasa Pura II; 11. Evaluated the Audit Committee Charter; 12. Participated in the formulation of the Company Long-Term Plan; 13. Attended various seminars both inside and outside the country related to the audit.
Komite Manajemen Risiko
Risk Management Committee
Komite Manajemen Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dengan memberikan pendapat professional dan independen terkait dengan fungsi dan tugas Dewan Komisaris dalam melakukan pemantauan, pengawasan dan penilaian atas efektivitas manajemen risiko.
Risk Management Committee is responsible to assist the Board of Commissioners in providing professional and independent advices associated with its functions and duties of the Board of Commissioners in monitoring, supervision, and assessment of the effectiveness of risk management.
Komite Manajemen Risiko dibentuk dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa perusahaan akan dapat terus beroperasi secara berkelanjutan, termasuk saat terjadi kejadian yang luar biasa. Selain itu Komite Manajemen Risiko bertugas melakukan penilaian secara berkala dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang risiko usaha dan mitigasi risiko usaha.
Risk Management Committee was established to ensure that the sustainability of the Company’s operations including during times of extraordinary circumstances. The Risk Management Committee also has the duty of conducting periodic evaluations and providing recommendations to the Board f Commissioners with regards to business risks and risk mitigation measures related to business risk.
Tugas dan Tanggung Jawab Tugas, tanggung jawab dan kedudukan Komite Manajemen Risiko, termasuk hubungan kelembagaan dengan fungsi-fungsi penanggung jawab pelaksanaan manajemen risiko di Angkasa Pura II, diatur dalam Piagam Komite Manajemen Risiko yang ditandatangani oleh Komisaris Utama dan Direktur Utama.
Duties and Responsibilities Duties, responsibilities, and positions of the Risk Management Committee, including institutional relations with the functional units responsible for the implementation of risk management at Angkasa Pura II is defined in the Risk Management Committee Charter signed by the President Commissioner and President Director.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Tugas dan tanggung jawab Komite Manajemen Risiko meliputi: 1. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam menyusun dan memperbaiki kebijakan manajemen risiko yang berkaitan dengan pengendalian risiko di bidang pengelolaan asset, liabilities, financial, investasi, teknik dan operasional perusahaan; 2. Melakukan diskusi terkait manajemen risiko dengan Unit Corporate Safety & Risk dan atau unit lain; 3. Melakukan evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan untuk mengukur risiko; 4. Melaporkan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris tentang kesesuaian antara kebijakan dengan pelaksanaan manajemen risiko; 5. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Unit Corporate Safety & Risk; 6. Melakukan evaluasi atas Profile Risiko; 7. Melakukan evaluasi terhadap Sistem Pengendalian Risiko (Risk Control System).
Duties and responsibilities of the Risk Management Committee: 1. To provide recommendations to the Board of Commissioners for the formulation and improvement of risk management policies’, related to the control of risks in aspects of asset and liability management, financial, investment, engineering, and operations of the Company; 2. To conduct discussions related to risk management with the Corporate Safety & Risk Unit or other units; 3. To evaluate the accuracy of models and the validity of data used in measuring risks; 4. To report to the Board of Commissioners regarding the evaluation on the alignment of risk management policies and its implementation; 5. To monitor and evaluate the work of the Corporate Safety & Risk Unit; 6. To evaluate the Company’s Risk Profile; and 7. To evaluate the Company’s Risk Control Systems.
Keanggotaan Keanggotaan Komite Manajemen Risiko Angkasa Pura II terdiri dari seorang Ketua yang juga anggota Dewan Komisaris dan 3 (tiga) orang profesional dari luar Angkasa Pura II. Per akhir Desember 2009, komposisi keanggotaan Komite Manajemen Risiko Angkasa Pura II adalah sebagai berikut:
Membership Membership of the Risk Management Committee of Angkasa Pura II consists of a Chairman who is also a member of the Board of Commissioners and 3 (three) professional from outside Angkasa Pura II. At the end of December 2009, the membership composition of the Risk Management Committee of Angkasa Pura II is as follows:
Ketua (dan Komisaris)
M. Iksan Tatang
Chairman (and Commissioner)
Anggota
Sugiyanto
Member
Anggota
Henry BL Toruan
Member
Anggota
Syamsu Rizal
Member
Profil Singkat Anggota Komite Manajemen Risiko
Brief Profile of Members of Risk Management Committee
Henry BL Toruan Lahir tahun 1956 di Pematang Siantar, Sumatera Utara. Menjadi anggota Komite Manajemen Risiko sejak tahun 2007. Kepala Bidang Perencanaan dan Kebijakan Obligasi, Pusat Manajemen Obligasi Negara, Departemen Keuangan 2000 – 2002, Asisten Deputi VI urusan Kerja Sama Ekonomi bidang Perekonomian 2002 – sekarang. Lulus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara tahun 1984, memperoleh gelar Master bidang Akuntansi dari Wheatherhead School of Management, Case
Henry BL Toruan Born 1956 in Pematang Siantar, North Sumatera. Member of the Risk Management Committee since 2007. Head of Bonds Planning and Policies, Center for State Bonds Management, Ministry of Finance 2000 – 2002, Deputy Assistant VI for Economic Cooperation in the Economy 2002 –present. Graduated from the State Accounting College in 1984, obtained a Master degree in Accounting from Wheatherhead School of Management, Case Western Reserve University, Clevelend, Ohio,
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
93
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Western Reserve University, Clevelend, Ohio, AS, tahun 1991, gelar Master bidang Ekonomi dari University of Colorado, Boulder, Colorado, AS, tahun 1993, dan gelar Doktor di bidang Ekonomi dari institusi yang sama tahun 1996.
USA, in 1991, Master degree in Economics from University of Colorado, Boulder, Colorado, USA, in 1993, and a PhD degree in Economics from the same institution in 1996.
Sugijanto Lahir tahun 1945 di Mojokerto, Jawa Timur. Menjadi anggota Komite Manajemen Risiko sejak 2007. Pernah menjabat Pejabat Sekretaris Badan Akuntansi Keuangan Negara 2003 – 2004, Direktur Pengelolaan Kas Negara, Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Departemen Keuangan 2004 -2005. Lulus dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, jurusan Akuntansi, tahun 1974, memperoleh gelar Magister Manajemen, STIW IPWI BPKP, tahun 1999. Mengikuti Workshop Corporate Governance in Banks dari Risk Management Center Indonesia dan Komite Nasional Kebijakan Governance di Denpasar, Bali, tahun 2006.
Sugijanto Born 1945 in Mojokerto, East Java. Member of the Risk Management Committee since 2007. Previously served as Acting Secretary of Badan Akuntansi Keuangan Negara 2003 – 2004, Director of State Treasury Management, Directorate General of Treasury, Ministry of Finance 2004 – 2005. Graduated from Institut Ilmu Keuangan, Ministry of Finance, in Accountancy in 1974 and obtained a Magister of Management degree from STIW IPWI BPKP, in 1999. Attended a Workshop of Corporate Governance for Banks conducted by Risk Management Center Indonesia and the National Committee on Governance Policy at Denpasar, Bali, in 2006.
Syamsu Rizal Lahir tahun 1969 di Bandung, Jawa Barat. Anggota Komite Manajemen Risiko sejak tahun 2007. Saat ini juga menjabat sebagai Kepala Seksi Program dan Standarisasi Prasarana Bandar Udara, Direktorat Bandar Udara, Departemen Perhubungan. Memperoleh gelar Sarjana di bidang Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung tahun 1993 dan S2 di bidang Urban Design dari institusi yang sama tahun 1997.
Syamsu Rizal Born 1969 in Bandung, West Java. Member of the Risk Management Committee since 2007. Currently also serves as Section head of Airport Infrastructure Standardization and Program, Directorate of Airport, Ministry of Transportation. Obtained a Bachelor degree in Architectural Engineering from Institut Teknologi Bandung in 1993 and a Master degree in Urban Design from the same institution in 1997.
Rapat Komite Manajemen Risiko Selama tahun 2009, Komite Manajemen Risiko menghadiri 7 (tujuh) kali rapat baik rapat internal komite maupun rapat dengan unit-unit terkait di Angkasa Pura II, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut:
Risk Management Committee Meetings Over the course of 2009, the Risk Management Committee held 7 (seven) meetings, including internal committee meetings and other meetings with relevant units in Angkasa Pura II, with attendance as follows:
No.
1.
94
Jumlah Kehadiran Total Attendance M. Iksan Tatang (Ketua Chaiman)
Sugijanto (Anggota Member)
Hendry Toruan (Anggota Member)
Syamsu Rizal (Anggota Member)
1
1
1
1 1
2.
-
1
1
3.
1
1
1
1
4.
1
1
1
1
5.
1
1
1
1
6.
-
1
1
1
7.
-
1
-
1
4
7
6
7
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Laporan Kegiatan Komite Manajemen Risiko di tahun 2009 Selama tahun 2009, Komite Manajemen Risiko melakukan kegiatan sebagai berikut: 1. Memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada Dewan Komisaris; 2. Bersama unit Corporate Risk Management (CRM) dan Audit Internal melaksanakan penyusunan Profil Risiko Angkasa Pura II; 3. Membantu unit CRM untuk melaksanakan review atas Profil Risiko Safety and Security 2009 dan pembuatan Profil Risiko Safety and Security 2010; 4. Memonitor sosialisasi Profil Risiko ke kantorkantor cabang; 5. Melakukan kunjungan ke kantor-kantor cabang untuk peningkatan risiko awareness; 6. Mengikuti berbagai seminar dan workshop; 7. Menyusun Program Kerja Komite Manajemen Risiko tahun 2010;
Risk Management Committee Activity Report in 2009 During 2009, the Risk Management Committee performed the following tasks: 1. Provided recommendations to the Board of Commissioners; 2. Together with the Corporate Risk Management (CRM) unit and Internal Audit, formulated the Internal Audit Risk Profile of Angkasa Pura II; 3. Helped CRM unit to review of the 2009 Safety and Security Risk Profile and its production; 4. Monitored of Risk Profile socialization in the branch offices; 5. Visited to branch offices to increase risk awareness; 6. Attended various seminars and workshops; 7. Formulated the 2010 Risk Management Committee Work Program.
Audit Internal
Internal Audit
Struktur Organisasi Internal Auditor
Organization Chart Internal Auditor Head of Internal Auditors
Supervisor of Operations & Engineering Auditor
Supervisor of Finance & SME - CD Auditor
Supervisor of Commercial & Business Development Auditor
Supervisor of Personnel & General Affairs Auditor
Supervisor of Special Affairs Auditor
Unit Internal Auditors merupakan unit kerja yang berfungsi melaksanakan pemeriksaan atau pengawasan serta menilai efektivitas mekanisme pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan. Unit Internal Auditors dibentuk oleh dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, dan memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama tentang solusi pemecahan dari hasil temuan audit.
Internal Audit Unit is a functional unit responsible for the implementation of inspection or monitoring and evaluating the effectiveness of control mechanisms, management, and execution of company policy. The Internal Audit Unit was established by and directly responsible to the President Director, and provides recommendations to the President Director regarding solutions from audit findings.
Unit Internal Auditors Angkasa Pura II memposisikan diri sebagai mitra, konsultan dan katalis. Sebagai mitra, unit Internal Auditors mempunyai kedudukan yang sama dengan unit
Internal Audit Unit of Angkasa Pura II positions itself as a partner, consultant and catalyst. As a partner, the Internal Audit has the same position as other work units towards the achievement of the
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
95
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
96
kerja lain dalam mencapai tujuan organisasi. Sebagai konsultan,Internal Auditors memberi masukan dalam proses penyusunan kebijakan, sistem dan prosedur, dengan melakukan review, kajian dan memberikan saran perbaikan setelah melalui diskusi dengan unit kerja yang terkait secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai katalis, Internal Auditors mempunyai peran sebagai media penghubung antara risk owner (audittee) dengan unit pembina, terutama dengan Direksi.
Company’s objectives. As consultant, the Internal Audit provides inputs on policy, system and procedure formulating processes, by carrying out reviews, studies, and suggestions for improvement, following direct as well as indirect discussion with the respective work unit. As catalyst, the Internal Audit functions as an intermediary between the risk owner (audittee) and the supervising unit, especially the Board of Directors.
Internal Auditors melaksanakan tugasnya melalui evaluasi pengendalian internal, pemeriksaan keuangan, pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan operasional, pemeriksaan manajemen, pemeriksaan kontrak, pemeriksaan sistem informasi, pengembangan kualitas internal, dan hubungan dengan entitas luar.
The Internal Audit implements their duties through the evaluation of internal control, financial audit, compliance audit, operations audit, management audit, contract audit, information systems audit, development of internal quality, and relationships with external entities.
Tugas dan tanggung jawab Internal Auditors meliputi: 1. Menilai kinerja unit kerja dan melakukan pemantauan untuk memberikan informasi dini kepada Direktur Utama bila terjadi penurunan kinerja; 2. Menguji dan menilai kehandalan, kelengkapan dan penggunaan dari pengendalian akuntansi, keuangan dan pengendalian lainnya; 3. Memberikan masukan bagi efektivitas penerapan sistem pengendalian mutu dan peningkatan yang diperlukan dengan menjadikan sasaran mutu unit kerja sebagai salah satu kriteria dalam melakukan audit; 4. Meningkatkan kualitas keterbukaan laporan keuangan; 5. Menilai kualitas pelaksanaan tugas para pelaksana dan menegakkan disiplin organisasi dan pengendalian untuk mencegah kecurangan dan penyimpangan; 6. Mengidentifikasikan kegiatan-kegiatan yang akan diaudit, mengevaluasi serta menilai tingkat risiko kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam kaitannya dengan biaya dan jadwal audit; 7. Melakukan audit pada semua unit kerja perusahaan untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan prinsip ekonomis, efisien dan efektif; 8. Meyakinkan bahwa perusahaan telah mengidentifikasi dan mengelola risiko-risiko yang dihadapi perusahaan dengan baik; 9. Meyakinkan bahwa perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;
Duties and responsibilities of Internal Audit include: 1. To assess and monitor the performance of work units, as an early warning system to inform the President Director in the event of a decline in performance; 2. To analyze and evaluate the reliability, adequacy and utilization of accounting control, financial control and other control mechanism; 3. To provide input towards the effective implementation of internal control systems and their improvements, using the quality targets of the work units as a criteria for audit work on the respective units; 4. To improve the quality of information disclosure in financial statements; 5. To assess the quality of work of field staff, and enforce organizational discipline and control to prevent frauds and deviations; 6. To identify activities to be audited, and to evaluate and assess the risk level of those activities including in consideration of audit costs and scheduling; 7. To perform an audit on all work units of the company to ensure that all activities are carried out in an economical, efficient and effective manner; 8. To ensure that the company has properly identified and managed its risk exposures; 9. To ensure that the company has complied with all relevant laws and regulations;
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
10. Memastikan bahwa semua unit kerja telah mematuhi kebijakan-kebijakan dan prosedur perusahaan; 11. Melakukan tugas lain yang diberikan Komisaris yang berkaitan dengan fungsi Komisaris dalam fungsi sebagai pengawasan; 12. Mengkoordinir pemantauan pelaksanaan tindak lanjut atas temuan hasil pemeriksanaan dan memastikan tindakan yang tepat telah dilakukan oleh unit kerja; 13. Melakukan audit khusus (special review) pada unit kerja yang diperlukan berdasarkan arahan Direktur Utama; 14. Memfasilitasi audit keuangan yang dilakukan oleh Auditor Eksternal; 15. Memonitor dan menilai kecukupan pelaksanaan tindak lanjut laporan hasil audit Internal Auditors dan Auditor Eksternal serta melaporkannya kepada Direktur Utama; 16. Memfasilitasi penerapan praktik GCG di lingkungan perusahaan dan menyediakan informasi dan/atau laporan pemeriksaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan atas ijin Direktur Utama.
10. To ensure that all work units have complied with the company’s policies and procedures; 11. To undertake other duties as assigned by the Board of Commissioners related to the supervisory function of the Board of Commissioners; 12. To coordinate the monitoring of follow-up action on audit findings and to ensure that the appropriate measures have been taken by the work unit; 13. To conduct a special review on work units as necessary based on the direction of the President Director; 14. To facilitate the process of financial audit by external auditors; 15. To monitor and assess the adequacy of followup measures on the audit findings by Internal Audit and external auditors, and to make a report to the President Director; and 16. To facilitate the implementation of GCG practices within the company, and to provide information and/or inspection reports to such other parties that requested them, with the permission of the President Director.
Dalam menjalankan tugasnya Internal Auditors berpedoman kepada kode etik, standar profesi audit, Piagam Internal Auditors, dan peraturan lainnya yang berkaitan dengan Internal Auditors dan senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip objektivitas, kerahasiaan, ketelitian dan kehatihatian. Kualitas hasil audit senantiasa dijaga dengan memperhatikan aspek-aspek berikut: 1. Perencanaan audit dan pengendalian anggaran; 2. Penilaian kualitas pengendalian internal; 3. Pelaksanaan pengawasan; 4. Pemantauan pengendalian mutu audit; 5. Pemantauan tindak lanjut hasil audit.
In carrying out its duties, Internal Audit is guided by code of ethics, auditing norms, the Internal Audit Charter, and other regulations pertaining to Internal Audit, as well as upholds the principles of objectivity, confidentiality, meticulousness, and prudence. The quality of audit work has been maintained by considering these aspects: 1. Audit work plan and budget control plan; 2. Quality assessment on internal control; 3. Implementation of control supervision; 4. Monitoring of audit quality control; 5. Monitoring of follow-up actions on audit findings.
Internal Auditors bersama fungsi terkait melakukan internal control assessment berbasis risiko yang akan digunakan sebagai dasar dalam menentukan rencana perbaikan proses bisnis, metodologi dan prosedur audit.
Internal Audit, together with the related functions, conduct a risk-based internal control assessment that will be used as a basis in formulating plans for the improvement of business processes, methodologies and audit procedures.
Internal Auditors melakukan pemantauan secara intensif atas pelaksanaan tindak lanjut dari temuan hasil audit Internal Auditors dan Auditor Eksternal dan melaporkan kepada Direktur Utama dan Komisaris melalui Komite Audit secara berkala.
Internal Audit conducts intensive monitoring on the implementation of follow-up measures of audit findings by Internal Audit and external auditors, and submits regular reports to the President Directors and the Board of Commissioners through the Audit Committee.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
97
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Semua Internal Auditors diwajibkan mengikuti pelatihan-pelatihan profesional untuk melengkapi sertifikasi guna memenuhi standar yang dibutuhkan Angkasa Pura II. Head of Internal Auditors dan Supervisor Internal Auditors memperoleh pelatihan di bidang profesi dan manajerial yang memadai agar dapat mengelola satuan yang dipimpinnya dengan baik.
All internal auditors are required to attend professional training towards professional certifications to comply with standards required by Angkasa Pura II. The Head of Internal Audit and Supervisor of Internal Audit also receive adequate training in profession and managerial skills to ensure the capability of managing the Internal Audit unit.
Laporan Kegiatan Internal Auditor tahun 2009
Acvtivity Report of Internal Auditor in 2009
Sepanjang tahun 2009, Internal Auditor telah melaksanakan aktivitas penugasan audit yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Audit Tahunan pada 12 Kantor Cabang Angkasa Pura II, sebagai berikut:
Throughout 2009, Internal Auditor conducted audit assignments as established in the Annual Audit Work Program on 12 Branch Offices of Angkasa Pura II, as follow:
Bandara Airport
Pelaksanaan Implementation
Ketua Tim Team Leader
Temuan Finding
Sultan Thaha-Jambi
02 Feb-13 Feb. ‘09
Mulyadi
20
No. 1. 2.
SSK II-Pekanbaru
16 Feb-27 Feb. ‘09
Arif Darmawan
21
3.
SMB II-Palembang
23 Feb-06 Mar. ‘09
Sri Eviyanti
35
4.
Halim PK-Jakarta
23 Mar-03 Apr. ‘09
Arif Darmawan
14
5.
Depati Amir-Pk. Pinang
13 Apr-24 Apr. ‘09
Harto
19
6.
Husein SN-Bandung
27 Apr-08 Mei ‘09
Sri Eviyanti
15
7.
RHF-Tanjung Pinang
11 Mei-15 Mei ‘09
Arif Darmawan
8
8.
Supadio-Pontianak
25 Mei-05 Juni ‘09
Mulyadi
19
9.
Polonia-Medan
06 Jul-17 Jul ‘09
Mulyadi
14
10.
Soekarno-Hatta
21 Jul-21 Agst ‘09
Arif Darmawan
23
11.
BIM-Padang
19 Okt.-30 Okt ‘09
Sri Eviyanti
21
12.
SIM Aceh
19 Okt -30 Okt ‘09
Juzak HR
24
Hasil temuan audit dari aktivitas di atas dapat dirinci sesuai bidang kegiatannya sebagai berikut:
No
98
Bandara Airport
The findings from the activities described above can be broken down according to the field of activity as follows:
Ops & Eng
Comm.
Finance
PGA
Jumlah Temuan Number of Findings
1.
Sultan Thaha-Jambi
6
3
8
3
20
2.
SSK II-Pekanbaru
9
4
5
3
21
3.
SMB II-Palembang
17
5
7
6
35
4.
Halim PK-Jakarta
4
8
2
0
14
5.
Depati Amir-P.Pinang
8
5
6
0
19
6.
Husein SN-Bandung
4
3
4
4
15
7.
RHF-Tanjung Pinang
8.
Supadio-Pontianak
9. 10. 11. 12.
2
2
3
1
8
10
2
4
3
19
Polonia-Medan
4
2
7
1
14
Soekarno-Hatta
8
5
9
1
23
BIM-Padang
10
5
5
1
21
SIM-Aceh
13
4
4
3
24
Jumlah Total
95
48
64
26
233
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Temuan hasil audit telah diserahkan kepada masing-masing Kantor Cabang yang bersangkutan untuk mendapatkan Komentar Pejabat dan Rekomendasi Auditor. Komentar Pejabat disampaikan paling lambat 14 hari setelah pembahasan DTS dalam dokumen Berita Acara Kesepakatan Penyampaian Komentar Pejabat.
The audit findings have been submitted to the respective Branch Offices in order to initiate the Opinion of Officer in Charge and the Auditor Recommendations. The Opinion of Officer in Charge is submitted at least 14 days after the discussion of DTS and recorded in the Statement of Submission of Opinion from Officer in Charge.
Selanjutnya, diterbitkan Laporan Hasil Audit (LHA) yang ditandatangani oleh Kepala Internal Auditor untuk disampaikan kepada Direktur Utama.
Next, an Audit Finding Report (LHA) is produced and signed by the Head of Internal Auditor for submission to the President Director.
Untuk menindaklanjuti rekomendasi Internal Auditor, Direktur Utama mengeluarkan Instruksi Pelaksanaan Tindak Lanjut yang ditujukan kepada para Kepala Cabang maupun para Kepala Unit Kerja di Kantor Pusat. Tembusan Instruksi Pelaksaaan Tindak Lanjut disampaikan pada Kepala Internal Auditor yang akan memantau pelaksanaan tindak lanjut.
To follow-up on the recommendations of Internal Auditor, the President Director issued Instruction for Follow-Up to the respective Head of Branch Office as well as Head of Work Unit at the Head Office. A copy of the Instruction for Follow-Up is submitted to the Head of Internal Auditor who will monitor the implementation of the follow-up measures.
Profil Singkat Kepala Internal Auditor
Brief Profile of Head of Internal Auditor
Djoko Santoso Lahir tahun 1956 di Wonogiri, Jawa Tengah. Menjabat sebagai Kepala Internal Auditor sejak tahun 2007. Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Bagian Informatika tahun 2001 dan Direktur Utama PT Angkasa Pura Schiphol tahun 2004. Menyelesaikan pendidikan di PLP Curug, Tangerang, tahun 1981, memperoleh gelar S1 dari Universitas Terbuka tahun 1981 dan Universitas Mercubuana tahun 1999 dan gelar Magister Manajemen dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tahun 2004. Mengikuti berbagai seminar dan konferensi seperti Executive Development Program di Jakarta dan Advanced Audit Skill Planning & Risk Based Assurance di Thailand.
Djoko Santoso Born 1956 in Wonogiri, Central Java. Serves as Head of Internal Auditor since 2007. Previously served as Head of Informatics Section in 2001 and president Director of PT Angkasa Pura Schiphol in 2004. Completed his education at PLP Curug, Tangerang, in 1981, obtained a Bachelor degree from Universitas terbuka in 1981 and from Universitas Mercubuana in 1999, and a Magister Management degree from Universitas Gadjah mada, Yogyakarta, in 2004. Attended various seminars and professional conferences including the Executive Development Program in Jakarta and the Advanced Audit Skill Planning & Risk Based Assurance in Thailand.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
99
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
100
Auditor Eksternal
External Audit
Auditor Eksternal atau Akuntan Publik melakukan audit atas laporan keuangan perusahaan untuk memberikan pendapat yang independen dan objektif mengenai kewajaran, ketaatazasan dan kesesuaian laporan keuangan perusahaan dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
The External Auditor or Public Accountant performs a financial report audit on the Company’s financial statements and provides and objective and independent opinion regarding the fairness, accuracy and compliance of the Company’s financial statements with the accepted Financial Accounting Standards in Indonesia as well as other applicable laws and regulations.
Seleksi Auditor Eksternal dilaksanakan melalui proses pelelangan sesuai dengan kebijakan perusahaan di bidang pengadaan barang dan jasa. Auditor Eksternal ditetapkan dalam RUPS dan diikat dengan kontrak/perjanjian yang memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak.
External Auditor selection is carried out through a tender process in accordance with company policy in the areas of procurement of goods and services. External auditors set out in the AGM and be bound by the contract / agreement which includes the rights and obligations of each party.
Tahun 2009, Angkasa Pura II menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Pieter, Uways & Rekan sebagai Auditor Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit Umum dan Audit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atas Laporan Keuangan tahun Buku 2009 serta Evaluasi Key Performace Indicator dengan biaya sebesar Rp 725.205.000 selama 1 (satu) periode audit. Laporan Audit ditandatangani oleh Pieter Solang, CPA selaku Rekan Pimpinan tanggal 30 Maret 2010 dengan Izin Akuntan Publik No. 98.1.0370 dan Izin Usaha KAP No. KEP-389/KM.6/2003.
In 2009, Angkasa Pura II appointed the Public Accountant Office (KAP) Pieter, Uways & Partner as External Auditor to perform a General audit on the Financial Statements for fiscal 2009 and an audit on the Partnership and Community Development program for fiscal 2009 as well as Key Performance Indicator Evaluation for a fee of Rp 725,205,000 for 1 (one) audit period. The Audit Report was signed by Pieter Solang, CPA as Managing Partner on 30 March 2010, with Public Accountant License No. 98.1.0370 and Public Accountant Firm Business License No. KEP-389/KM.6/2003.
Opini KAP atas Laporan Keuangan Angkasa Pura II untuk tahun buku 2009 yaitu wajar tanpa pengecualian dan Tingkat Kesehatan Perusahaan tahun 2009 termasuk dalam kategori AA (SEHAT) dengan skor 93,75 dari aspek keuangan, operasional dan administrasi. Untuk skor tingkat pencapaian Key Performance Indicator Perusahaan tahun 2009 adalah sebesar 90,58.
The KAP gave a fair opinion to the 2009 Financial Statements of Angkasa Pura II. The Company achieved a rating of AA (Healthy) in the company soundness assessment in 2009 in terms of financial, operating, and administrative aspects, with a total score of 93.75. Meanwhile, in terms of Key Performance Indicators (KPI), the Company in 2009 achieved 90.58% of target.
Tahun 2008, Angkasa Pura II menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan sebagai Auditor Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit Umum dan Audit Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atas Laporan Keuangan tahun Buku 2008 dengan biaya sebesar Rp 610.000.000,-. Laporan Audit ditandatangani oleh Paul Hadiwinata selaku Rekan Pimpinan. Dan tahun 2007, menunjuk KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang sebagai Auditor Eksternal untuk melaksanakan Jasa Audit dan Evaluasi Laporan Keuanngan tahun buku 2007 dengan biaya sebesar Rp 470.000.000,-. Laporan Audit ditandatangani oleh Doli Diapary Siregar selaku Rekan Pimpinan.
In 2008, Angkasa Pura II appointed KAP Paul Hadiwinata, Bambang, Hidajat, Arsono & Partner as external auditor to perform general audit and the partnership and community development program audit of financial statements for fiscal 2008 with a fee of Rp 610,000,000. Audit Report was signed by Paul Hadiwinata as Managing Partner. In 2007, KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang was appointed to conduct audit and evaluation on the Financial Statements of fiscal year 2007 with a fee of Rp 470,000.000. Audit Report was signed by Doli Diapary Siregar as Managing Partner
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Internal Auditors melaksanakan koordinasi dan memfasilitasi pelaksanaan tugas Auditor Eksternal untuk terciptanya kelancaran pelaksaan tugas. Komite Audit memantau efektivitas pelaksanaan tugas dan mereview kinerja Auditor Eksternal.
The Internal Audit unit coordinates and facilitates the work of the external auditor to create a harmonious audit work. The Audit Committee monitors the effectiveness of audit work and evaluates the performance of the external auditor.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan
Organization Chart Corporate Secretary
Corporate Secretary
Board of Commissioners Secretary
Public Relation Manager
Institutional Relations Manager
Boars of Directors Secretary Manager
Sekretaris Perusahaan berfungsi sebagai liaison officer antara Direksi dengan Manajemen, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham, sebagai wakil perusahaan dalam berhubungan dengan stakeholders yang berkaitan dengan perusahaan, serta menjadi juru bicara perusahaan kepada publik. Sekretaris Perusahaan diangkat, diberhentikan dan bertanggung jawab langsung oleh/kepada Direktur Utama dan melaporkan kegiatannya kepada Direktur Utama secara berkala.
Corporate Secretary serves as a liaison officer between the Board of Directors and the management, the Board of Commissioners and the shareholders, as the representative of the Company in dealing with stakeholders that are related to the Company, as well as serves as a spokesperson on behalf of the Company to the public. Corporate Secretary is appointed, dismissed and is directly responsible by/to the President Director and reports its activities to the President Director on a regular basis.
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan termasuk: 1. Berkaitan dengan Pemegang Saham a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan Pra RUPS; b. Melakukan perencanaan dan penyelenggaraan RUPS baik yang bersifat tahunan maupun yang bersifat luar biasa atau pertemuan lainnya dengan Pemegang Saham; c. Membuat dan mendokumentasikan risalah RUPS yang mencantumkan dinamika rapat dan perbedaan pendapat serta menyediakannya bila diminta oleh Pemegang Saham; d. Menyiapkan Daftar Pemegang Saham baik perusahaan, anak perusahaan maupun afiliasinya.
Duties and responsibilities of Corporate Secretary include: 1. With respect to the shareholders a. To coordinate the pre GMS activities; b. To plan for and to organize the GMS, annual as well as extraordinary GMS, or other meetings with the Shareholders; c. To prepare and to document the minutes of the GMS, noting all the proceedings as well as difference in opinion, and to provide them if required by the Shareholders; d. To prepare the Register of Shareholders of the company, its subsidiaries and affiliate companies.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
101
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
2. Berkaitan dengan kepatuhan terhadap perundang-undangan a. Memastikan bahwa perusahaan mematuhi ketentuan tentang persyaratan keterbukaan dan pengungkapan yang berlaku dalam laporan tahunan; b. Menyeleksi jenis-jenis informasi yang relevan untuk dipublikasikan atau diedarkan di internal maupun eksternal perusahaan; c. Mengkoordinasikan kepatuhan atas pelaksanaan GCG di lingkungan perusahaan. 3. Berkaitan dengan stakeholders a. Menjadi penghubung antara Direksi dengan pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan; b. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pihak lain atas setiap permintaan informasi yang berkaitan dengan kondisi perusahaan; c. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan perusahaan yang melibatkan pihak eksternal yang bertujuan untuk membentuk citra (image) perusahaan; d. Melakukan koordinasi atas programprogram CSR perusahaan; e. Mengelola dan memutahirkan informasi dalam website perusahaan melalui koordinasi dengan unit fungsional terkait. 4. Sebagai fungsi Sekretariat Perusahaan a. Mengkoordinasikan Rapat Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi ataupun rapat dengan pihak lainnya terkait hal strategis perusahaan; b. Mempersiapkan undangan, jadwal, agenda, materi dan risalah rapat yang menggambarkan dinamika rapat dan proses pengesahan risalah rapat serta mendistribusikannya kepada pihak-pihak terkait; c. Mendokumentasikan risalah rapat dan menyediakannya bila diperlukan oleh Komisaris atau Direksi; d. Melakukan koordinasi dengan kantor cabang perihal informasi yang berkaitan dengan kondisi kantor cabang terkini; e. Mengirimkan laporan manajemen dan laporan lainnya kepada Pemegang Saham dan Komisaris secara berkala.
102
2. With respect to issues of regulatory compliance a. To ensure that the company has complied with transparency and information disclosure requirements in the annual report of the company; b. To sort out the relevant information for internal as well as external publication or circulation; c. To coordinate issues of compliance to GCG implementation within the company. 3. With respect to stakeholders a. To liaise between the Board of Directors and other stakeholders of the company; b. To serve the public and other parties regarding any request for information related to the condition of the company; c. To prepare and organize company activities involving external parties with a view towards developing the corporate image; d. To coordinate the company’s CSR programs; e. To maintain and update the information in the company’s website through coordination with the related functional units. 4. With respect to the Corporate Secretariat function a. To coordinate meetings of the Shareholders, Commissioners and Directors or meetings with other parties related to strategic issues concerning the company; b. To prepare the notice, schedule, agenda, materials and minutes of meetings, noting the proceedings and ratification of the minutes of meetings, and its distribution to the relevant parties; c. To document the minutes of meetings and provide them if requested by Commissioners or Directors; d. To coordinate with branch offices regarding information related to the latest condition in branch offices; e. To submit regular management reports and other necessary reports to the Shareholders and Commissioners.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Kegiatan Sekretaris Perusahaan tahun 2009, antara lain: • Menyiapkan pelaksanaan RUPS Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahun 2009, dan RUPS Pengesahan Pertanggungjawaban Laporan Manajemen Tahun Buku 2008, serta mendokumentasikannya. • Menyampaikan informasi perusahaan dalam kegiatan publikasi dan promosi secara transparan dan bertanggung jawab melalui media perusahaan dan media massa lokal dan nasional. • Menjalin hubungan yang harmonis dengan pihak media. • Menjalin hubungan yang harmonis dengan instansiinstansi pemerintah, non pemerintah, dan lembaga sosial kemasyarakatan. • Melaksanakan koordinasi program-program CSR perusahaan. • Menyiapkan pelaksanaan acara-acara perusahaan. • Menyiapkan pelaksanaan Rapat Direksi dan mendokumentasikan risalah rapatnya.
Activities of the Company Secretary in 2009, among others: • Preparing the General Meeting of Shareholders for the ratification of 2009 Work Plan and Budget, and General Meeting of Shareholders for the ratification of Management Accountability Report for the Fiscal Year of 2008, and making documentation. • Providing corporate information through publication and promotion, in transparence and responsible manner using corporate, local, and national mass media. • Maintaining harmonious relation with media parties. • Maintaining harmonious relation with government institutions, NGOs, and social organizations. • Coordinating corporate CSR programs. • Preparing corporate events. • Preparing the directors meeting and making documentation on the minutes of meeting.
Profil Singkat Sekretaris Perusahaan
Brief Profile Corporate Secretary
Sudaryanto Lahir pada tahun 1956 di Kebumen – Jawa tengah. Lulus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas DR. Moestopo (Beragama) Jakarta pada tahun 1988 dan memperoleh gelar Master of Science dari Universitas Indonesia pada tahun 2002. Pernah menduduki sejumlah jabatan penting diantaranya yaitu Sekretaris Dewan Komisaris pada tahun 2002 dan Kepala Bidang Umum PT Angkasa Pura II (Persero) Kantor Cabang Bandara Soekarno-Hatta pada tahun 2004. Menjabat sebagai Corporate Secretary sejak tahun 2006 sampai sekarang. Pernah mengikuti berbagai seminar dan konferensi di dalam negeri diantaranya yaitu Marcus Evans 2nd Annual Corporate Governance Conference, Indonesian Society of Commissioners di Jakarta dan Forum Himpunan BUMN di Yogyakarta.
Sudaryanto Born in 1956 in Kebumen – Central Java. Graduated from the Faculty of Social and Political Science of DR Moestopo University (Religious) Jakarta in 1988, and obtained a Master of Science degree from Indonesia University in 2002. Previously held several important positions including as Secretary of the Board in 2002 and Head of General Affairs at Soekarno-Hatta Airport branch office in 2004, before promoted to the post of Corporate secretary in 2006 up to the present. Participated in a variety of seminars and conferences in the country, including the Marcus Evans 2nd Annual Corporate Governance Conference, Indonesian Society of Commissioners in Jakarta, and Forum for SOE Association in Yogyakarta.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
103
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
104
Etika Perusahaan
Company Ethics
Pada tahun 2007, Angkasa Pura II menerbitkan buku Pedoman Perilaku (Code of Conduct) yang telah disosialisasikan ke seluruh karyawan Angkasa Pura II. Buku Pedoman Perilaku yang memuat pernyataan komitmen seluruh karyawan Angkasa Pura II tersebut juga telah ditandatangani oleh seluruh karyawan pada tahun 2008 sebagai komitmen pribadi untuk mematuhi Code of Conduct yang didokumentasikan di Unit Corporate Secretary.
In 2007, Angkasa Pura II published the company’s code of conduct, which has been socialized to all employees of Angkasa Pura II. The book of code of conduct includes a commitment of all employees of Angkasa Pura II and has also been signed by all employees in 2008 as a personal commitment to comply with the code of conduct, as documented in the Corporate Secretary Unit.
Angkasa Pura II memiliki komitmen yang kuat terhadap pemangku kepentingan (stakeholders), yang meliputi : 1. Komitmen terhadap Pemegang Saham, dengan memberikan nilai perusahaan yang terbaik dari aspek financial dan non financial; memberikan laporan yang lengkap, akurat dan tepat waktu; serta menerapkan tata kelola perusahaan yang baik; 2. Komitmen terhadap Pelanggan, dalam rangka menjaga reputasi, integritas, dan kredibilitas perusahaan serta meningkatkan keharmonisan hubungan perusahaan dengan para pelanggan; 3. Komitmen terhadap insan Angkasa Pura II, dalam rangka mewujudkan hubungan yang berkualitas, adil serta dapat mendorong intensitas dan kualitas partisipasi insan Angkasa Pura II perusahaan akan memperlakukan insan Angkasa Pura II sebagai anggota perusahaan dengan adil (fair); 4. Komitmen terhadap Pemasok/Supplier, perusahaan mengelola hubungan dengan jujur dan fair dalam berbisnis dengan pemasok/ supplier; 5. Komitmen terhadap Mitra Usaha, hubungan antara perusahaan dengan mitra usaha dilandasi prinsip kesetaraan, transparan, serta etika bisnis; 6. Komitmen terhadap Mitra Kerja, dengan senantiasa melakukan kordinasi untuk menjaga kepentingan perusahaan dan memberikan akses secara proporsional untuk kelancaran pelaksanaan tugas mitra kerja; 7. Komitmen terhadap Anak perusahaan dan Perusahaan Afiliasi, dengan senantiasa melakukan pembinaan dan memberikan penghargaan serta menjaga kemandirian (independensi) anak perusahaan dan perusahaan afiliasi dalam mengembangkan usaha secara keseluruhan;
Angkasa Pura II has a firm commitment to upholding the interests of its stakeholders, comprising the following: 1. Commitment to the Shareholder, to create the best value for the company in terms of financial and non-financial aspects; provide comprehensive, accurate, and timely reports; and implement good corporate governance practices; 2. Commitment to Customers, in order to maintain company reputation, integrity and credibility, as well as in enhancing the relationship between the company and its customers; 3. Commitment to Employees of Angkasa Pura II, in which the company strives to treat all of its employees in a fair manner in order to create a relationship that will promote the quality and intensity of employee engagement in the company; 4. Commitment to Suppliers, in which the company engage in a fair and honest business relationship with it suppliers; 5. Commitment to Business Partners, in which the relationship between the company and its business partners is based on fairness, transparency and good business ethics; 6. Commitment to Work Partners, through good coordination to protect the interests of the company while providing proportional access to facilitate the duties of work partners; 7. Commitment to Subsidiaries and Affiliates, through direction and appreciation while maintaining the independency of subsidiaries and affiliates to develop their businesses;
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
8. Komitmen terhadap Pemerintah, dengan menjalankan bisnis secara profesional dengan memperhatikan dan mematuhi peraturan perundang-undangan, dan kebijakan pemerintah yang terkait dengan aktivitas usaha perusahaan dan berperilaku etis dalam berhubungan dengan instansi pemerintah; 9. Komitmen terhadap Masyarakat dan Lingkungan, dengan mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan sebagai wujud Good Corporate Citizenship
8. Commitment to the Government, by conducting business in a professional manner, complying with applicable laws, regulations and government policies related to the company’s business activities, and ethical conduct in relationships with government institutions; 9. Commitment to Society and the Environment, through the implementation of corporate social responsibility in the interest of Good Corporate Citizenship.
Pedoman perilaku ini menjadi pedoman bersikap dan bertindak dalam melaksanakan tugastugas perusahaan. Setiap pelanggaran terhadap pedoman perilaku dan ketentuan-ketentuan pelanggaran disiplin perusahaan yang berlaku, yang dapat secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan kerugian keuangan maupun non keuangan bagi perusahaan, merupakan tindakan indisipliner sehingga patut dikenakan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya.
This code of conduct has become a standard guideline regulating the behavior and action of each personnel in performing duties of the
Direksi bertanggung jawab atas penegakan etika dan perilaku di lingkungan Angkasa Pura II. Untuk menjaga efektivitas pelaksanaan dibentuk tim Kelompok Pemeriksa Pelanggaran Disiplin Karyawan (KP2DK). Setiap karyawan Angkasa Pura II berkewajiban untuk melaporkan kepada tim KP2DK di masing-masing wilayah kerjanya apabila mengetahui adanya indikasi maupun terjadinya pelanggaran terhadap panduan perilaku ini.
The Board of Directors is responsible to the enforcement of ethics and behavior within the Angkasa Pura II. To maintain the effectiveness of its implementation, the Company has formed an Employee disciplinary Committee (KP2DK). Each employee is obliged to report to KP2DK team in his or her respective working areas whenever they are aware of any indication or a guide to the breach of this behavior.
Komitmen dan konsistensi seluruh karyawan Angkasa Pura II dalam menerapkan pedoman perilaku ini akan menciptakan suasana yang kondusif bagi pencapaian visi dan misi perusahaan.
Commitment and consistency of all employees of Angkasa Pura II in implementing the code of conduct would create a conducive environment to the achievement of the Company’s vision and mission.
Media Penyebaran Informasi
Information Disclosure
Perwujudan aspek transparansi sebagai bagian dari praktik GCG di Angkasa Pura II dilakukan salah satunya melalui kegiatan penyebaran informasi kepada pemegang saham dan masyarakat. Informasi yang disampaikan meliputi informasi umum perusahaan, program-program perusahaan dan kejadian/acara khusus yang perlu diketahui publik. Transparansi informasi tersebut diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan persepsi positif publik terhadap kebijakan dan operasional usaha yang dilakukan Angkasa Pura II.
The aspect of transparency as part of GCG practices at Angkasa Pura II is manifested among other things through information disclosure activities to shareholders and the public. Information disclosed includes general information about the Company, work programs, and company events or other information of interest to the public. The information disclosure policy is expected to maintain and help improve the level of understanding, knowledge and perception by the general public concerning the policies and business activities undertaken by Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Company. Any violation of the code of conduct and the applicable company’s disciplinary regulations, which might directly or indirectly lead to financial and non financial losses for the Company, is a disciplinary action that should be penalized according to the level of the infraction.
105
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
Penyampaian informasi kepada masyarakat dilakukan melalui web site perusahaan www. angkasapura2.co.id dan kepada pemegang saham melalui portal Kementerian BUMN. Informasi perusahaan juga disampaikan melalui media masa cetak dan elektronik dengan kegiatan press release, press conference maupun press tour.
Information disclosure to the public is undertaken through the Company’s official website at www. angkasapura2.co.id as well as through the Ministry of SOE web portal. In addition, company information is also disseminated in print and electronic mass media through activities in press releases, press conferences or press tours.
Program-program dan kejadian/acara perusahaan yang sudah diungkapkan antara lain adalah perbaikan fasilitas umum di Bandara SoekarnoHatta, kegiatan Duta Bandara di Bandara Soekarno-Hatta, kemajuan pembangunan Bandara Kualanamu, pembangunan Bandara Sultan Iskandar Muda, pembangunan terminal penumpang di Bandara Raja Haji Fisabilillah dan Bandara Sultan Syarif Kasim II, serta rencana pengoperasian sampai pada peresmian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Information about company programs or events that have been disclosed includes the improvement to public facilities at Soekarno-Hatta Airport, activites of the Airport Ambassador at SoekarnoHatta Airport, progress of the development of Kualanamu Airport, developments at Sultan Iskandar Muda Airport, construction of passenger terminal buildings at Raja Haji Fisabillilah Airport and Sultan Syarif kasim II Airport, and the planned operation and official inauguration of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport.
Daftar kegiatan penyampaian informasi selama tahun 2009:
List of activities to deliver information for the year 2009:
Kegiatan penyampaian informasi Information delivery activities
Kejadian Event
Up date data perusahaan di portal Kementerian BUMN dan web site perusahaan www.angkasapura2.co.id Up-date corporate data on the portal web site Ministry of SOEs and companies www.angkasapura2.co.id
Setiap hari Every day
Menerbitkan majalah internal “Bandara” Internal magazine publishes “Airport” Menerbitkan buletin internal “Baling-baling” Issued an internal bulletin “Baling-baling”
106
Setiap 3 bulan Every 3 months Setiap bulan Every month
Menerbitkan buku laporan tahunan perusahaan Publishes books company’s annual report
1 kali 1 times
Menerbitkan buku laporan manajemen kepada pemegang saham Publishes books management reports to shareholders
1 kali 1 times
Menerbitkan buku statistik angkutan udara Air transport statistics published books
1 kali 1 times
Press tour ke wilayah kerja perusahaan (Soekarno-Hatta, Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang dan Palembang) Press tour to the working area of the company (Soekarno-Hatta Airport, Medan, Aceh, Pekanbaru, Padang and Palembang)
9 kali 9 times
Siaran pers Press releases
16 kali 16 times
Konferensi pers Press conference
9 kali 9 times
Iklan pelelangan Auction Ads
35 kali 35 times
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Daftar siaran pers selama tahun 2009:
Management Discussion & Analysis
List of press releases during the year 2009: Judul Title
No
Tanggal Date
1
Satgas Wanita Awasi Kebersihan di Bandara Soekarno Hatta Watch Women Hygiene Task Force at the Soekarno Hatta
21/01/2009
2
Penyesuaian Tarif PJP2U Tariff Adjustment PJP2U
17/02/2009
3
Duta Bandara Ber-Roller Blade, Memastikan Bandara Bersih dan Nyaman Airport Ambassador Ber-Roller Blade, Ensure Clean and Comfortable Airport
25/02/2009
4
Penyuluhan Peningkatan Mutu Pelayanan Frontliner, Mitra Usaha, Mitra Kerja di Bandara Soekarno-Hatta Counseling Services Quality Improvement frontliner, Business Partners, Partners at the Soekarno-Hatta Airport
11/03/2009
5
Aviation Safety, Security and Services Reforms
19/03/2009
6
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Mulai Beroperasi Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport Starts Operations
14/04/2009
7
Persiapan Peresmian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Preparation Inauguration of Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport
27/04/2009
8
Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Diresmikan Oleh Presiden SBY Terminal 3 of Soekarno-Hatta Airport Inaugurated by President SBY
28/04/2009
9
Kinerja Angkasa Pura II Tahun 2009 Performance of the Year 2009 Angkasa Pura II
23/06/2009
10
Bandara Sultan Syarif Kasim II Mulai Dibangun Sultan Syarif Kasim II Airport Built Start
16/07/2009
11
Bandara Sultan Iskandar Muda Diresmikan Presiden Republik Indonesia Sultan Iskandar Muda Airport Inaugurated President of the Republic of Indonesia
06/08/2009
12
Bandara Internasional Raja Haji Fisabilillah Mulai Dibangun Raja Haji Fisabilillah Airport Starts Built
20/08/2009
13
Bandara Internasional Minangkabau Normal Kembali Minangkabau International Airport Real Return
01/10/2009
14
Bebas Tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) di Bandar Udara Internasional Minangkabau Tariff-Free Airplane Passenger Services (PJP2U) Minangkabau International Airport
04/10/2009
15
PT Angkasa Pura (Persero) Bandara Soekarno-Hatta akan segera dilengkapi dengan CUSS Kiosk (Common Use Self Service- Kiosk) PT Angkasa Pura II (Persero) Soekarno-Hatta International Airport will soon be equipped with Kiosk CUSS (Common Use Self-Service Kiosk)
08/10/2009
16
Apresiasi PT Angkasa Pura II (Persero) Kepada Mitra Appreciation of PT Angkasa Pura II (Persero) To Partner
23/12/2009
Berdasarkan analisa terhadap pemberitaan mengenai Angkasa Pura II di media masa cetak nasional selama tahun 2009, diperoleh hasil sebagai berikut:
An analysis of media coverage of Angkasa Pura II in the national print mass media throughout 2009 yielded the following results:
Berita
Jumlah Total
Positif
457
53,33
Netral
216
25,20
Neutral
Negatif
184
21,47
Negative
Jumlah
857
100
Total
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
%
News Positive
107
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
108
Komitmen dan Kontijensi
Commitment and Contingencies
Dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap penumpang dan pengguna jasa bandara, Angkasa Pura II juga melakukan kontrak kerja sama komersial dengan pihak ketiga. Kerja sama tersebut antara lain di sisi darat berupa pengelolaan executive lounge, pemanfaatan nursery room, kegiatan department store, pemanfaatan infrastruktur telekomunikasi, serta penyediaan ruangan untuk duty free shop, money changer, dan restoran. Sedangkan kerja sama untuk mendukung pengusahaan bandara di sisi udara antara lain pengelolaan stasiun pengisian bahan bakar minyak bagi pesawat udara dan pengelolaan bus apron. Selain itu dalam rangka mendukung program pemerintah untuk meningkatkan pariwisata Indonesia, Angkasa Pura II telah membuat Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Daerah Provinsi Banten antara lain untuk program reklame kampanye ‘Visit Indonesia’ dan promosi pariwisata Provinsi Banten bekerja sama dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan Dinas Pariwisata Provinsi Banten.
In the interest of service improvement for the benefit of passengers and airport service users, Angkasa Pura II also engaged in a variety of commercial contracts with third parties. Commercial cooperation in the land-side includes the operation of executive airport lounges, utilization of nursery rooms, department store activity, utiliztion of telecommunication infrastructure, and provision of space for duty-free shops, money changer, and restaurants. Meanwhile, commercial cooperation in support of airport business in the air-side includes the operation of aircraft refueling stations and the operation of apron bus. In addition, in support of Government’s tourism initiatives in Indonesia, Angkasa Pura II has signed a Memorandum of Understanding (MoU) with the regional government of Banten Province, among others for advertisement program related to ‘Visit Indonesia’ campaign and promotion of tourism in Banten Province, in cooperation with the Ministry of Culture and Tourism and the Tourism Agency of Banten Province.
Untuk mengimbangi peningkatan pertumbuhan penumpang yang sangat cepat, Angkasa Pura II melakukan pembangunan dan pengembangan yang memerlukan investasi, diantaranya adalah pembangunan bandara baru Kualanamu di Medan, serta pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Bandara Sultan Thaha Jambi, Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, dan Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjung Pinang. Angkasa Pura II telah menganggarkan dana untuk investasi pembangunan dan pengembangan bandara kurang lebih berjumlah Rp 1.628.101.975.000 (satu trilyun enam ratus dua puluh delapan milyar seratus satu juta sembilan ratus tujuh puluh lima ribu Rupiah).
To accomodate the vary rapid increase in the number of airline passengers, Angkasa Pura II has invested in a number of airport construction and development projects, including the construction of the new Kualanamu Airport, Medan and a variety of development projects at Sultan Syarif Kasim Airport Pekanbaru, Sultan Thaha Airport Jambi, Depati Amir Airport Pangkal Pinang, and Raja Haji Fisabillilah Airport Tanjung Pinang. The total budget for these investments in airport construction and development projects amounted to approximately Rp 1,628,101,975,000 (Rupiah one trillion six hundred twenty eight billion one hundred and one million and nine hundred seventy five thousand).
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, maka kegiatan pengusahaan kebandarudaraan harus disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang tersebut antara lain tentang tatanan kebandarudaraan nasional, pengaturan tentang kawasan keselamatan operasi penerbangan, dan pengelolaan lingkungan hidup antara lain dengan pengaturan tentang kawasan kebisingan dan rencana tata ruang kawasan bandara.
With the enactment of Law No. 1 Year 2009 on Aviation, various activities in the operation of airports must also be realigned with the stipulations contained in the Legislation. These among others include the organization of airport operation, rules governing the zone of safety for flight operations, and the management of airport environment such as stipulations on noise zoning and zoning plan for airport areas.
Dalam perjalanan pengusahaan Angkasa Pura II, terdapat risiko hukum yang harus dihadapi baik karena kegiatan operasional pengusahaan maupun karena aset berupa tanah antara lain perkara tanah di Bandara Soekarno-Hatta, perkara tanah di Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, dan perkara tanah di Bandara Supadio Pontianak.
In its business growth, Angkasa Pura II has to deal with various legal risks, due to its operational Activities or assets, such as land lawsuit in Soekarno-Hatta Airport, land lawsuit in Sultan Syarif Kasim II Airport Pekanbaru, and land lawsuit in Supadio Airport Pontianak.
Salah satu contoh permasalahan hukum gugatan pihak ketiga terhadap tanah milik Angkasa Pura II di Bandara Soekarno-Hatta atas tanah seluas 113.940 m2 melalui Pengadilan Negeri Tangerang pada tahun 2009, gugatan tersebut telah ditolak oleh Pengadilan Negeri Tangerang dan dimenangkan oleh Angkasa Pura II berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri Tangerang Nomor 78/PDT.G/2009/PN.TNG.
One example of third party’s law suit on the 113.940 m2 land owned by Angkasa Pura II in Soekarno-Hatta airport, through the District Court of Tangerang in 2009. The lawsuit was denied by the District Court of Tangerang and was won by Angkasa Pura II with the Decision of the District Court of Tangerang Number 78/ PDT.G/2009/PN.TNG.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
109
Manajemen Risiko Risk Management
Manajemen risiko merupakan bagian terpadu dari implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang efektif di lingkungan Angkasa Pura II. Risk management constitutes an integral part of the implementation of effective Good Corporate Governance (GCG) practices within Angkasa Pura II.
110
Angkasa Pura II menghadapi beberapa risiko yang melekat pada aktivitasnya sebagai perusahaan pengelola bandara dan penyedia jasa lalu lintas udara. Secara umum, risiko tersebut dapat dibagi menjadi risiko yang berpengaruh terhadap manusia, aset perusahaan, lingkungan, dan reputasi perusahaan. Secara khusus sesuai karakteristiknya, risiko dapat berbentuk risiko kegagalan operasional penerbangan, kegagalan operasi bandara, kegagalan layanan dan ketidakpatuhan pada regulasi. Berbagai risiko tersebut ditangani melalui upaya pencegahan risiko, mitigasi risiko, ataupun pengalihan risiko.
Angkasa Pura II faces certain risks inherent in the conduct of its activities as an airport operator and provider of air traffic services. These risks can be grouped in general into risks that affect human lives, company assets, the environment, and company reputation. According to its specific characteristics, risks can arise in the form of failure in flight operations, failure in airport operations, failure in service delivery, and from non-compliance with regulations. These risks are handled through measures that comprise of efforts to prevent risk, effort to mitigate risks, and efforts to transfer risks.
Kebijakan Manajemen Risiko
Risk Management Policy
Pelaksanaan manajemen risiko di lingkungan Angkasa Pura II dilakukan dengan mengacu pada Risk Management Standard AS/NZS 4360/2004. Pokok-pokok kebijakan manajemen risiko Angkasa Pura II sebagaimana tertuang dalam Corporate Safety Manual, Doc-SMS.02/XI/2005.Corp adalah sebagai berikut: a. Manajemen risiko adalah suatu penerapan kebijakan, prosedur dan praktek kerja yang dilakukan secara sistematis untuk mengidentifikasi, menganalisa, menilai dan memonitor risiko;
The implementation of risk management at Angkasa Pura II is undertaken with reference to Risk Management Standard AS/NZS 4360/2004. The basic elements in the risk management policy of Angkasa Pura II as described in the Corporate Safety Manual, Doc-SMS.02/XI/2005.Corp is as follow: a. Risk management is the implementation of policies, procedures and work practices in a systematic manner to identify, analyze, assess and monitor risks;
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
b. Proses manajemen risiko dalam aktivitas lapangan Angkasa Pura II adalah bagian paling mendasar serta sangat menentukan dalam penyusunan dan perancangan program keselamatan; c. Segala risiko berkait dengan faktor keselamatan jiwa harus dikelola seoptimal mungkin mengingat dampaknya yang sangat luas bagi pengguna jasa maupun bagi keberlanjutan bisnis Angkasa Pura II.
b. Risk management processes in the operational activities of Angkasa Pura II are a basic and vital element in the design and formulation of safety programs; c. All risks associated with the safety of human lives shall be managed in an optimum manner in view of its very considerable impact on airport services users as well as to the business continuity of Angkasa Pura II.
Dalam dokumen tersebut tersirat bahwa Angkasa Pura II masih memfokuskan pengelolaan risiko pada aktivitas operasional yang berfokus pada unsur Safety, Security, Service & Compliance. Namun dalam perkembangannya, pengelolaan risiko Angkasa Pura II telah memperluas cakupan fungsinya meliputi aspek-aspek bisnis perusahaan lainnya, yaitu aspek keuangan, aspek hukum, aspek komersial, aspek sumber daya manusia dan sebagainya. Ini diwujudkan melalui pembentukan unit Business Risk Management dan perubahan unit Corporate Safety & Risk menjadi unit Corporate Risk Management. Dengan demikian, program-program Manajemen Risiko juga diarahkan untuk mencari peluang bisnis dan tindakan terhadap risiko yang ada, dan menjadi tantangan bagi Angkasa Pura II dalam pencapaian misi dan sasaran utama perusahaan.
Implicit in the document is that Angkasa Pura II still focuses on managing the risks inherent in its operational activities in terms of aspects of safety, Security, Service & Compliance. However, in due course of development, Angkasa Pura II has expanded the scope of its risk management function to also include other aspects as well, such as financial aspect, legal aspect, commercial aspect, human resources aspect, and others. This is manifested through the establishment of the Business Risk Management unit, while the Corporate Safety & Risk unit was renamed to the Corporate Risk Management unit. As such, risk management initiatives are also directed towards available business opportunities and mitigation of its associated risks, representing a challenge for Angkasa Pura II in achieving its vision and mission statements.
Kerangka Manajemen Risiko Angkasa Pura II
Risk Management Framework at Angkasa Pura II
Pengoperasian bandara semakin diwarnai oleh adanya peningkatan persaingan, tuntutan dari pengguna jasa terhadap kualitas pelayanan, serta tuntutan untuk menerapkan standar regulasi yang lebih baik. Kondisi ini menuntut Angkasa Pura II untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada. Dalam kaitannya dengan manajemen risiko, maka dibutuhkan suatu kerangka kerja yang komprehensif dalam pengidentifikasian dan pengelolaan risiko, agar dapat melindungi Angkasa Pura II dalam mencapai sasaran dan strategi bisnis dengan lebih efektif.
The airport business today has become subject to increased competition, higher demands for service quality from airport services users, and strict regulatory requirement to implement better standards. This condition compels Angkasa Pura II to optimize its available resources. With regards to risk management, it creates a demand for a comprehensive framework to properly identify and manage risks, in order to protect the interests of Angkasa Pura II in the effective achievement of its strategies and business objectives.
Kerangka kerja ini dikembangkan dengan tujuan: • Memungkinkan Angkasa Pura II untuk mengelola risiko secara proaktif dengan pendekatan yang sistematis dan terstruktur, serta secara berkesinambungan memperbaiki setiap proses bisnis untuk mengurangi profil risiko perusahaan, dengan demikian dapat mempertahankan kondisi yang lebih aman untuk semua pemangku kepentingan (stakeholder); • Menjamin bahwa telah ada strategi untuk mengendalikan risiko dan memaksimalkan peluang; • Menanamkan proses manajemen risiko sebagai bagian yang terintegrasi dalam proses perencanaan perusahaan pada level strategis maupun level operasional;
The framework was developed with the aim of: • Enabling Angkasa Pura II to manage risk in a proactive manner through a systematic and structured approach, and to continuously improve its business processes in order to reduce its risk profile, and therefore maintain a more secure condition for the benefit of all its stakeholders; • Ensuring an effective strategy to mitigate risks and maximize opportunities; • Instilling risk management processes as an integral part of the corporate planning processes at both the strategic as well as operational levels;
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
111
Manajemen Risiko Risk Management
• Membantu menciptakan budaya waspada terhadap risiko dari perspektif strategis, operasional, dan individu; • Memberikan kredibilitas pada proses bisnis dan meningkatkan perhatian manajemen terhadap pengelolaan, pengawasan, pelaporan dan pengkajian pada risiko yang teridentifikasi dan secara terus menerus mempertimbangkan risiko baru yang mungkin timbul; • Memberikan pemahaman tentang kebutuhan setiap individu akan manajemen risiko dan meluruskan strategi perusahaan dalam melakuan penilaian risiko (risk assessment) dari strategi “top down” menjadi strategi “bottom up”.
• Helping to create a culture of risk awareness in terms of strategic, operational, and individual perspectives; • Providing credibility to business processes and increasing management focus on the management, supervision, reporting and reviews of risks that have been identified, while also continuously considering all possible new risk factors; • Instilling an understanding for the need of risk management for each individual and to re-align the company’s strategy concerning risk assessment from a ‘top down’ approach into a ‘bottom up’ approach.
Proses Manajemen Risiko
Risk Management Processes
Proses manajemen risiko di Angkasa Pura II terdiri dari:
Risk management processes at Angkasa Pura II comprise of:
Memahami Konteks Meliputi pemahaman dan penilaian hubungan setiap unit pelayanan di lingkungan Angkasa Pura II dengan pihak luar perusahaan, lingkungan internal perusahaan, dan lingkungan manajemen risiko dimana tahapan proses pengelolaan risiko terjadi, serta memahami tujuan yang harus dicapai oleh unit pelayanan sebagaimana fungsi dan otoritas yang telah diberikan perusahaan. Dalam hal ini termasuk menetapkan kriteria penilaian pada saat menganalisa risiko apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak.
112
Understanding Risk Context This involves the understanding and assessment of the relations between each of the service units at Angkasa Pura II and external parties, internal parties, and the risk management environment where the various risk management processes occur, and to comprehend the objectives of the respective service unit according to its function and authority established by the Company. This also includes the determination of assessment criteria in analyzing whether a particular risk is acceptable or not acceptable.
Identifikasi Risiko Identifikasi risiko dilakukan dengan melibatkan unit-unit pelayanan sebagai pemilik risiko, dimana setiap unit pelayanan menentukan risiko-risiko yang signifikan yang ada di wilayah kerjanya.
Risk Identification Risk identification process involves the participation of service units as risk owner, whereby each service unit determines the significant risks at its area of operations.
Analisa Risiko Setelah risiko yang signifikan teridentifikasi, maka setiap unit pelayanan dengan bimbingan dari unit Corporate Risk Management melakukan analisa terhadap risikorisiko tersebut, untuk menentukan kategori risiko berdasarkan dampaknya yang dibagi dalam 4 (empat) kategori dampak, yaitu: dampak terhadap manusia, aset, lingkungan dan reputasi.
Risk Analysis Following the identification of significant risk factors, each service unit with the guidance of the Corporate Risk Management unit conducts an analysis on the identified risks, where risks are grouped into 4 (four) risk categories based on its possible impact, namely impact on people, asset, environment and reputation.
Evaluasi Risiko Setelah di analisa berdasarkan kategori dampak, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian terhadap risiko-risiko yang telah teridentifikasi, yang tersusun dalam bentuk matrik risiko, dalam hal ini dalam 3 (tiga) tingkatan penilaian, yaitu High, Medium dan Low.
Risk Evaluation Following the risk category grouping, the next step is to assess all of the risks that have been identified within a risk matrix that resulted in 3 (three) levels of risk assessment, namely High, medium and Low risk.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Pengelolaan Risiko Setiap unit pelayanan menyusun pengendalian terhadap risiko yang telah teridentifikasi, sehingga tidak ada risiko yang tidak dikelola dengan baik. Dalam hal terdapat risiko yang pengendaliannya tidak efisien bila dilakukan oleh perusahaan maka risiko tersebut diupayakan dialihkan kepada pihak lain (risk transfer).
Risk Management Each service unit develops processes to mitigate and manage the risks that have been identified, ensuring that all possible risks have been covered. In the event that particular risk mitigation is deemed inefficient to be undertaken internally, the risk is then transferred to external parties.
Monitor dan Review Risiko Unit Corporate Risk Management secara terus menerus melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen risiko yang ada di setiap kantor cabang.
Risk Monitoring and Review The Corporate Risk Management unit continuously monitors the implementation of risk management processes at each branch office.
Konsultasi dan Komunikasi Risiko Setiap hasil aktivitas manajemen risiko selalu dikonsultasikan dan dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan (stake holder).
Risk Consultation and Communications The results of all risk management activities are consulted and communicated to the respective stakeholders.
Corporate Risk
Risk Identification
Operational Risk
Hazards Identification
• Air Traffic Risk • Airport Risk • Commercial Risk • Other Services Risk
Risk Ranking High Medium
• Safety • Security • Services • Compliances • Other Company Objectives
Low
Residual Risk
Risk Assessment Business Risk • Financial Risk • Legal Risk • Human Resources Risk • Reputational Risk • Other Risk
• Risk Analysis • Risk Evaluation • Risk Treatment
Risk Control Ranking Very Reliable
Risk Management Tool (using BowtleXP & Other Tools)
Reliable Unreliable Very Unreliable
Risiko yang di hadapi Angkasa Pura II Secara umum risiko yang dihadapi Angkasa Pura II dikelompokkan pada: • Risiko terhadap Manusia • Risiko terhadap Aset • Risiko terhadap Lingkungan • Risiko terhadap Reputasi
Risks faced by Angkasa Pura II In general risks faced by Angkasa Pura II were classified as: • Human Risk • Asset Risk • Environmental Risk • Reputation Risk
Dan secara khusus risiko, dikelompokan pada: • Risiko Kegagalan Opersional Penerbangan • Risiko Kegagalan Operasi Bandar Udara • Risiko Kegagalan Pelayanan • Risiko Ketidak-patuhan pada Regulasi
In particular the risks are classified as: • Flight Failure Risk • Airport Failure Risk • Service Failure Risk • Incompliance Risk
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
113
Manajemen Risiko Risk Management
Penanganan risiko meliputi: • Mencegah risiko (Risk Prevention) • Mengurangi dampak risiko (Risk Mitigation) • Mentransfer risiko (Risk Transfer)
Risk handling includes: • Risk Prevention • Risk Mitigation • Risk Transfer
Risiko Teridentifikasi Risiko-risiko yang teridentifikasi dikelompokan ke dalam 4 (empat) aspek yaitu Safety, Security, Service dan Compliance. Dan hasil identifikasi risiko tahun 2009 diperoleh sebagai berikut:
Identified Risks Identified risks are grouped into 4 (four) aspects, namely Safety, Security, Service and Compliance aspects. In 2009, identified risks are as follow:
Aspek
114
Jumlah Number of Risk
Aspect
Keselamatan
68
Safety
Keamanan
29
Security
Layanan
91
Service
Pemenuhan
11
Compliance
Total Risiko
199
Risk Total
Pengelolaan dan Pengendalian Risiko
Management and Mitigation of Risk
Kegiatan operasional sehari-hari oleh unitunit pelayanan di lingkungan Angkasa Pura II senantiasa memperhitungkan risiko dan caracara pengendaliannya. Aktivitas pengelolaan dan pengendalian risiko yang dilaksanakan meliputi hal-hal sebagai berikut:
In its day-to-day operational activities, each service unit within Angkasa Pura II has considered the possible risks and their mitigation. Activities in the management and mitigation of risks involve the following aspects:
• Kepatuhan pada regulasi dan penerapan prosedur operasi Sebagai penyelenggara bisnis bandar udara, Angkasa Pura II terikat dengan aturan-aturan yang diterapkan oleh organisasi penerbangan internasional (ICAO) maupun Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk menjamin terciptanya penerbangan yang memenuhi unsur safety dan security. Untuk itu Angkasa Pura II terus berupaya agar dalam penyelenggaraan kegiatan bisnis perusahaan selalu memenuhi ketentuan dan regulasi yang berlaku. Setiap unit pelayanan di lingkungan Angkasa Pura II telah memiliki prosedur operasi standar dalam melaksanakan kegiatannya, agar semua kegiatan operasi dan pelayanan terlaksana secara sistematis dan terstandarisasi. Salah satu langkah untuk mengawasi proses ini adalah dilaksanakannya Safety Audit secara rutin dan penerapan Safety Management System di seluruh bandara yang dikelola Angkasa Pura II.
• Compliance with regulations and established operating procedures As an airport operator, Angkasa Pura II is bound to comply with a variety of regulations issued by the International Civil Aviation Organization (ICAO) as well as the Directorate General of Air Transportation, in order to ensure the safety and security of flight operations. Accordingly, Angkasa Pura II continues to strive to align all of its operational activities with the relevant rules and regulations. Each service unit within Angkasa Pura II has established the necessary standard operating procedures in the conduct of its activities, in order to ensure that all service and operational activities are undertaken in a systematic and standardized manner. An important element in this process is by conducting regular Safety Audit as well as the implementation of a Safety Management System at all airports under Angkasa Pura II.
• Pemeliharaan fasilitas dan peningkatan kualitas pelayanan Keberhasilan kegiatan usaha Angkasa Pura II sangat dipengaruhi oleh kehandalan dan ketersediaan fasilitas. Untuk itu, unit-unit pelayanan
• Facility maintenance and service quality improvement The successful outcome of business activities by Angkasa Pura II depends largely on the availability and reliability of airport facilities. Accordingly, the
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
selalu melaksanakan pemeliharaan fasilitas sesuai prosedur yang berlaku, sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan operasi akibat penurunan kualitas peralatan dan fasilitas yang akan berdampak pada terganggunya pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu Angkasa Pura II secara terus menerus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan peremajaan terhadap fasilitas yang dimilikinya.
Governance Report
Management Discussion & Analysis
service units engage in routine procedures of facility maintenance in an effort to avoid the occurrence of operational failure due to defects of equipment and facilities that will have its impact on the achievement of the company’s objectives. In addition, Angkasa Pura II also continues to strive to improve its service quality by the periodic upgrading of airport facilities.
• Training • Pelatihan The availability of quality personnel with a risk Salah satu unsur penting untuk mengurangi risiko awareness culture is an important element in the terjadinya kegagalan dalam memberikan pelayanan effort to reduce the risk of failing to provide services terhadap pengguna jasa adalah terciptanya personil to service users. A number of training programs yang berkualitas dan sadar akan risiko. Beberapa are available for personnel in the operations and pelatihan telah diberikan kepada personil di lingkungan technical areas related to aspects of safety and operasi dan teknik terkait dengan unsur keselamatan risk management. These include Threat & Error dan pengelolaan risiko, diantaranya: Threat & Error Management Training, Risk Management for Management Training, Risk Management for Executives, Executives, Training for Safety Coordinator, and others. Training for Safety Coordinator, dan lain-lain. • Insurance • Asuransi To anticipate and avoid the occurrence of legal Untuk menghadapi dan mencegah timbulnya tuntutan proceedings against the company due to negligence hukum terhadap perusahaan akibat dari kelalaian in the provision of airport services to service users, dalam memberikan pelayanan kepada pengguna Angkasa Pura II has taken an Airport Liabilities jasa, Angkasa Pura II telah mengasuransikan seluruh Insurance to cover all its services. In addition, pelayanannya dalam bentuk Airport Liabilities passengers coming and going through all airports Insurance. Selain itu seluruh calon penumpang under Angkasa Pura II are covered by PJP2U insurance yang melalui bandara di lingkungan Angkasa Pura II coverage in the event of accident occurring during telah dilindungi oleh asuransi PJP2U terhadap risiko their stay at the airports. Meanwhile, Angkasa Pura II kecelakaan selama berada di lingkungan bandara. has also insured all its physical assets to protect the Sedangkan untuk melindungi perusahaan dari kerugian Company from loss or damage to its assets. akibat kerusakan dan kehilangan asset, Angkasa Pura II telah mengasuransikan seluruh asetnya.
Residual Risk (Risiko yang tersisa)
Residual Risks
Sampai dengan saat ini, pengendalian risiko yang disiapkan mencapai jumlah 3.334 kegiatan dan telah mampu mengurangi risiko hingga 70%, seperti terlihat pada grafik di bawah ini:
To date, risk mitigation processes are undertaken involving a total of 3,334 activities, and have been able to reduce risk up to 70% as can be seen in the following graph:
Risiko Teridentifikasi Risk Identified
Risiko Tersisa Remaining Risks
91%
150%
Service
11%
15%
Security
8%
12%
26%
50%
29%
68%
100%
0%
Safety
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
Compliance
115
Management Discussion & Analysis
116
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
117
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Karena perekonomian Indonesia relatif stabil, begitu pula kondisi keamanannya, maka terdapat pertumbuhan penerbangan yang secara keseluruhan dapat memenuhi target anggaran dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Since the Indonesian economic was relatively stable, and so was the security condition, there was a growth in aircraft and passenger movements which are within the targeted figures and eventually improving business performance. Tinjauan Umum
Overview
Pengelolaan perusahaan tahun buku 2009 berpedoman pada keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tentang Pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan PT Angkasa Pura II (Persero) Tahun 2009 tanggal 31 Januari 2009.
The management of the Company in fiscal 2009 is guided by the resolutions of the General Meeting of Shareholders on the Ratification of Work Plan and Budget of PT Angkasa Pura II (Persero) Year 2009 on 31 January 2009.
Secara umum, kondisi ekonomi dunia tahun 2009 masih mengalami krisis, namun perekonomian Indonesia masih relatif stabil dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kondisi keamanan dalam negeri yang cukup stabil mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia yang berpengaruh juga pada pergerakan arus penumpang dan pesawat udara. Dengan demikian pertumbuhan penerbangan secara keseluruhan dapat memenuhi target anggaran. Dari sisi pendapatan secara umum dapat melampaui target yang dipenuhi, terutama dari pendapatan aeronautika karena adanya kenaikan PSC dan selisih kurs PJP Internasional.
While the overall global economic condition throughout 2009 was still overshadowed by the crisis, Indonesia’s economy was relatively stable and business performance was improving. A stable domestic security condition proved to be an incentive for tourism and in turn reflected on aircraft and air passenger movements. Accordingly, overall growth in aircraft and passenger movements are within the targeted figures. In terms of overall revenues, targets have been exceeded, mainly through the contributions of aeronautical revenues due to the increase in PSC and the foreign exchange difference of International PJP.
Dari sisi beban, secara umum manajemen berhasil mengendalikan hingga dapat terealisir di bawah target RKAP, sekalipun beban consumeable supplies di atas target akibat dioperasikannya Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan terminal baru bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh. Dengan demikian laba sebelum pajak tahun 2009 mencapai 49% di atas target yang ditetapkan Pemegang Saham.
In terms of expenses, the Management has been successful in containing expenses below the targeted budget, although consumable supplies expenses exceeded the target due to the operation of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport and the new terminal building at Sultan Iskandar Muda Airport – Banda Aceh. Income before tax in 2009 was therefore 49% above the target set by the Shareholders.
Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tarif Penerbangan
Factors which Effect on the Flight Rate
Faktor utama yang menentukan tarif penerbangan adalah harga minyak dunia, dimana selama tahun 2009 cenderung stabil pada kisaran USD 60-80 per barel sehingga tidak terjadi fluktuasi tarif yang tajam yang berujung pada peningkatan pemakaian moda transportasi udara.
118
The main factors that determine the flight rate is the world’s oil prices, which tend to be stable during 2009 in the range of USD 60-80 per barrel. Within this range, there were no major fluctuations in rates that might result in the increased use of air transportation modes.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Faktor lainnya yang juga sangat menentukan tarif penerbangan adalah nilai tukar Rupiah yang terus menguat selama tahun 2009 sejalan dengan mulai pulihnya kondisi perekonomian global serta membaiknya kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia. Pada akhir Desember 2009, nilai tukar Rupiah ditutup pada level Rp 9.404 per USD.
Other factors that also determine the flight rate is the Rupiah exchange rate, which continued to strengthen during 2009 in line with the global economic recovery and the improved foreign investors’ confidence to invest in Indonesia. In the end of December 2009, the Rupiah was closed at Rp 9404 per USD level.
Selain itu, penambahan armada pesawat pada sejumlah maskapai selama tahun 2009 juga merupakan salah satu faktor menentu tarif penerbangan.
Moreover, additional number of aircrafts conducted by several airlines in 2009 was also one of the factors determining the flight fare.
Tinjauan Kinerja 2009
2009 Performance Overview
Beberapa kondisi dan kejadian penting yang berpengaruh cukup signifikan terhadap pencapaian kinerja tahun 2009 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Conditions and developments that have significant impact on company performance in 2009 can be described as follow:
Trafik pesawat terbang
Aircraft traffic
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 Bandara Airport
Kode Code
Air Transportation Statistics in 2009
Internasional International Datang Arrival
Domestik Domestic
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
Sub Total Sub Total
Lokal Local
Jumlah Total
Soekarno-Hatta
CGK
24.072
24.798
111.136
112.871
272.877
-
Polonia
MES
5.351
5.321
19.687
19.724
50.083
200
272.877 50.283
S.Syarif Kasim II
PKU
1.136
1.143
8.802
8.754
19.835
1.520
21.355
Supadio
PNK
201
200
7.481
7.484
15.366
4.040
19.406
S.M.Badaruddin II
PLM
544
544
7.146
7.146
15.380
384
15.764 14.712
Minangkabau
PDG
1.079
1.078
6.263
6.272
14.692
20
Husein S.
BDO
1.406
1.405
1.301
1.299
5.411
2.299
7.710
Halim P.
HLP
1.320
1.325
7.544
7.732
17.921
5.990
23.911
Sultan Thaha
DJB
-
-
3.634
3.636
7.270
-
7.270
Depati Amir
PGK
-
-
4.273
4.278
8.551
-
8.551
R.H.Fisabilillah
TNJ
-
-
1.694
1.743
3.437
-
3.437
S. I. Muda
BTJ
457
447
2.345
2.355
5.604
144
5.748
35.566
36.261
181.306
183.294
JUMLAH
71.827
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
364.600
436.427
14.597
451.024
436.427
14.597
451.024
119
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Pesawat Aircraft
Komposisi 2009 Composition 2009
450.000
10,00%
400.000
8,00%
350.000
84%
6,00%
300.000
4,00%
250.000
2,00%
200.000
0,00%
150.000
16%
100.000
-2,00%
50.000
-4,00%
Internasional International
0
-6,00%
Domestik Domestic
2005
Internasional International Domestik Domestic Pertumbuhan Growth
2006
2007
2008
2009
59.908
61.722
60.315
68.318
71.827
397.401
371.265
372.253
364.479
379.190
8,71%
-5,24%
2,97%
0,05%
4,21%
35.000
40.444
37.494
41.082
36.775
37.182
39.108
Distribusi per Bandara Distribution per Airport 37.568
37.705
35.660
37.535
40.000
32.964
45.000
37.507
Pergerakan Pesawat - korporasi per bulan Aircraft Movement - corporations per month
30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
• Penerbangan domestik Tahun 2009 pergerakan pesawat domestik sebanyak 365.988 pergerakan, tumbuh 6,83% dibandingkan tahun 2008 sebanyak 342.591 pergerakan, menurun 3,31% (tahun 2008 dibandingkan tahun 2007). Pertumbuhan tersebut tidak mencapai yang dianggarkan akibat dari adanya perusahaan penerbangan yang tidak mengoperasikan pesawatnya dan akibat banjir di Jakarta pada bulan Pebruari 2009. Kurang maksimalnya penggunaan garbarata akibat perpindahan penerbangan Air Asia dan Mandala Airlines dari Terminal 1C ke Terminal 3 di Bandara Soekarno-Hatta.
120
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
CGK 60,50% MES 11,15% PKU 4,73% PNK 4,30% PLM 3,50% PDG 3,26%
BDO HLP DJB PGK TNJ BTJ
1,71% 5,30% 1,61% 1,90% 0,76% 1,27%
• Domestic flights Domestic aircraft traffic in 2009 amounted to 365,988 movements, an increase of 6.83% compared to 342,591 movements in 2008 (a decline of 3.31% in comparing 2008 with 2007). This growth was below target due to a number of inactive airlines as well as due to the impact of floods in Jakarta in February 2009. The use of aerobridges was less than optimum due to the relocation of Air Asia and Mandala Airlines flight operations at the Soekarno-Hatta Airport from Terminal 1C to Terminal 3 building.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
• Penerbangan internasional/regional Tahun 2009 pergerakan pesawat internasional sebanyak 71.578 pergerakan, tumbuh 4,70% dibandingkan tahun 2008 sebanyak 68.364 pergerakan, tumbuh 10.76% (tahun 2008 dibandingkan tahun 2007). Beberapa perusahaan penerbangan internasional menambah jumlah operasi pesawatnya sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah trafik internasional. Trafik penumpang
• International/regional flights Aircraft traffic international flights in 2009 amounted to 71,578 movements, an increase of 4.70% compared to 68,364 movements in 2008 (an increase of 10.76% in comparing 2008 with 2007). The growth in international traffic production was due to additional aircrafts operated by a number of international airlines during the year.
Passenger traffic
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 Bandara Airport
Kode Code
Air Transportation Statistics in 2009
Internasional International Datang Arrival
Management Discussion & Analysis
Domestik Domestic
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
Sub Total Sub Total
Transit Transit Internasional International
Total Total
Domestik Domestic
Soekarno-Hatta
CGK
3.754.318
3.828.316
14.457.487
13.323.473
35.363.594
65875
1714250
Polonia
MES
471.345
461.649
1.767.128
2.073.018
4.773.140
0
183201
37.143.719 4.956.341
S.Syarif Kasim II
PKU
56.126
57.304
920.220
929.884
1.963.534
64
14286
1.977.884 1.581.931
Supadio
PNK
11.468
10.155
775.892
784.416
1.581.931
0
0
S.M.Badaruddin II
PLM
47310
46405
854846
862009
1810570
0
252
1810822
Minangkabau
PDG
89.235
81.592
827.550
823.962
1.822.339
4551
16918
1.843.808
Husein S.
BDO
141.903
131.883
125.744
128.061
527.591
0
56
527.647
Halim P.
HLP
4.245
4.246
89.004
93.767
191.262
0
0
191.262
Sultan Thaha
DJB
-
-
397.880
407.256
805.136
0
0
805.136
Depati Amir
PGK
-
-
475.918
482.899
958.817
0
362
959.179
R.H.Fisabilillah
TNJ
-
-
76.669
79.268
155.937
0
1662
157.599
S. I. Muda
BTJ
44.802
44.581
233.486
251.823
574.692
0
0
574.692
4.620.752
4.666.131
21.001.824
20.239.836
50.528.543
70.490
1.930.987
JUMLAH
9.286.883
41.241.660
50.528.543
2.001.477
Penumpang (dalam ribuan) Passengers (in thousands)
52.530.020 52.530.020
Komposisi 2009 Composition 2009
50.000
16,00%
45.000
14,00%
40.000
12,00%
35.000
82%
10,00%
30.000
8,00%
25.000
6,00%
20.000
4,00%
15.000
18%
10.000
2,00%
5.000
0,00%
Internasional International
-2,00%
Domestik Domestic
0 Internasional International
2005
2006
7.100
7.515
2007 8.289
2008 8.750
2009 9.357
Domestik Domestic
32.564
36.114
38.366
37.531
43.173
Pertumbuhan Growth
7,04%
10,16%
10,08%
-0,80%
13,50%
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
121
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Distribusi per Bandara Distribution per Airport
4.556
4.857
4.207
4.460
4.876
4.609
4.356
4.233 3.470
4.000
3.952
5.000
3.912
6.000
5.042
Pergerakan Penumpang - korporasi per bulan (dalam ribuan) Passengers Movement - corporations per month (in thousands)
3.000 2.000 1.000 0
122
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
CGK 70,71% MES 9,44% PKU 3,77% PNK 3,01% PLM 3,45% PDG 3,51%
BDO HLP DJB PGK TNJ BTJ
1,00% 0,36% 1,53% 1,83% 0,30% 1,09%
• Penumpang domestik Tahun 2009 pergerakan penumpang domestik sebanyak 40.785.088 orang, tumbuh 13,52% dibandingkan tahun 2008, yaitu menurun 1,74% (tahun 2008 dibandingkan tahun 2007). Pertumbuhan penumpang tersebut dikarenakan pulihnya perekonomian nasional dan turunnya tarif penerbangan domestik.
• Domestic passengers In 2009, domestic passenger movements amounted to 40,785,088 people, a growth of 13.52% compared to 2008 (a decline of 1.74% in comparing 2008 with 2007). The growth in passenger movements was due to improving domestic economy condition and a reduction in domestic airfares.
• Penumpang internasional Tahun 2009 pergerakan penumpang internasional sebanyak 9.216.880 orang, tumbuh 7,16% dibandingkan tahun 2008, yaitu menurun 5,63% (tahun 2008 dibandingkan tahun 2007). Pertumbuhan penumpang tersebut dikarenakan pulihnya krisis ekonomi dan meningkatnya pariwisata nasional.
• International passengers In 2009, international passenger movements amounted to 9,216,880 people, a growth of 7.16% compared to 2008 (a decline of 5.63% in comparing 2008 with 2007). The growth in passenger movements was due to the recovery of global economies and growth of domestic tourist industry.
Trafik kargo
Cargo traffic
Distribusi jumlah pergerakan per bulan sepanjang tahun 2009 menunjukkan bahwa pergerakan pesawat maupun penumpang mengalami peningkatan di bulan Juli, Oktober, dan Desember yang merupakan puncak (peak). Sebagai catatan jumlah pergerakan pada musim lebaran 2009 ternyata lebih rendah dari pergerakan di 3 bulan tersebut. Juli merupakan musim liburan sekolah dan Desember adalah musim liburan akhir tahun. Sedangkan bulan Oktober adalah bulan dimana terjadinya bencana gempa bumi di Padang. Kegiatan bantuan dan mobilisasi orang pada bulan tersebut telah mendorong jumlah pergerakan pesawat, penumpang dan kargo.
The distribution of total number of movement per month during the year 2009 showed that the aircraft movement and passenger movement tend to increase in July, October, and December is the peak. Noted that the number of movement during lebaran season of 2009 was lower than that of those 3 months. July was the school holiday season and December is the end of year holiday season. While in October was the month when the earthquake in Padang occurred. The activities for aid donation and personnel mobilization during that month have pushed the number of aircraft, passenger, and cargo movement.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 Bandara Airport
Air Transportation Statistics in 2009
Internasional International
Kode Code
Domestik Domestic
Datang Arrival
Berangkat Departure
Datang Arrival
Berangkat Departure
Total Total
Soekarno-Hatta
CGK
102.199.867
114.556.611
66.467.952
149.955.157
433.179.587
Polonia
MES
1.366.621
2.305.837
19.891.662
11.273.097
34.837.217
S.Syarif Kasim II
PKU
232.108
29.528
8.582.856
2.548.379
11.392.871
Supadio
PNK
2.175
3.016
6.614.637
2.819.681
9.439.509
S.M.Badaruddin II
PLM
47251
71403
6112765
1889083
8120502
Minangkabau
PDG
1.558.267
345.126
6.941.496
3.555.824
12.400.713
Husein S.
BDO
-
62.770
67.363
509.060
639.193
Halim P.
HLP
409.552
619.621
80.166
222.813
1.332.152
Sultan Thaha
DJB
-
-
2.849.617
1.499.538
4.349.155
Depati Amir
PGK
-
-
3.373.545
1.085.302
4.458.847
R.H.Fisabilillah
TNJ
-
-
1.009.195
314.801
1.323.996
S. I. Muda
BTJ
12.472
3.427
2.143.185
566.127
2.725.211
105.828.313
117.997.339
124.134.439
176.238.862
524.198.953
JUMLAH
223.825.652
300.373.301
Kargo (dalam ribuan Kg) Cargo (in thousands Kg)
524.198.953
Komposisi 2009 Composition 2009 57%
350.000
25,00%
300.000
20,00%
250.000
15,00%
200.000
10,00%
150.000
5,00%
100.000
0,00%
50.000
-5,00%
Internasional International
-10,00%
Domestik Domestic
0
2005
2006
2007
2008
2009
Internasional International
168.267
199.539
267.083
255.581
223.826
Domestik Domestic
243.699
253.129
284.592
316.528
300.373
5,90%
10,12%
23,37%
3,70%
-8,37%
Pertumbuhan Growth
50.102 36.905
43.134
41.508
43.380
43.389
43.840
40.025
40.000
39.957
50.000
43.187
60.000
51.531
Distribusi per Bandara Distribution per Airport
47.241
Pergerakan Kargo - korporasi per bulan (dalam ribuan Kg) Cargo Movement - corporations per month (in thousands Kg)
43%
30.000 20.000 10.000 0
Jan
Angkasa Pura II
Peb
Mar
Apr
2009 Annual Report
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
CGK 82,64% MES 6,65% PKU 2,17% PNK 1,80% PLM 1,55% PDG 2,37%
BDO HLP DJB PGK TNJ BTJ
0,12% 0,25% 0,83% 0,85% 0,25% 0,52%
123
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
• Kargo domestik Tahun 2009 pergerakan kargo domestik sebanyak 299.538 ton, menurun 5,5% dibandingkan tahun 2008, yaitu tumbuh 11,37% (tahun 2008 dibandingkan tahun 2007). Pertumbuhan kargo domestik dikarenakan trafik penumpang domestik yang meningkat.
• Domestic cargo In 2009, domestic cargo movements amounted to 299,538 tons, a decline of 5.5% compared to 2008 (a growth of 11.37% in comparing 2008 with 2007). The growth in domestic cargo was due to increased domestic passenger traffic.
• Kargo internasional Tahun 2009 pergerakan kargo internasional sebanyak 223.956 ton, menurun 14,80% dibandingkan tahun 2008, yaitu menurun 1,58% (tahun 2008 dibandingkan tahun 2007). Penurunan kargo internasional dikarenakan menurunnya lalu lintas barang internasional.
• International cargo In 2009, movement s of international cargo amounted to 223,956 tons, a decline of 14.80% compared to 2008 (a decline of 1.58% in comparing 2008 with 2007). The decline in international cargo movements was due to the decline in international trans-shipping of goods.
Distribusi jumlah pergerakan per bandara menunjukkan bahwa Bandara Soekarno-Hatta (CGK) masih mendominasi 60% untuk pesawat dan hampir 71% untuk jumlah penumpang korporasi sepanjang tahun 2009 atau mengalami kenaikan 9,8% dan15,21% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
The distribution of movement per airport showed that Soekarno-Hatta Airport (CGK) still dominates with 60% for aircraft and nearly 71% for corporate passenger throughout 2009 or increased by 9.8% and 15.21% compared to that of the previous year.
Dalam tahun 2009 pergerakan kargo udara secara korporasi mengalami penurunan minus 8,37%, sangat kontras bila dibandingkan dengan pertumbuhan pesawat sebesar 4,21% dan penumpang sebesar 13,49%. Dari jumlah kargo yang dibongkar-muat sebesar lebih dari 524 ribu ton tetap didominasi oleh Bandara Soekarno-Hatta (CGK) sebesar 82,61%, sementara peak terjadi pada bulan Oktober dan Desember.
In 2009 the movement of corporate air cargo decreased by minus 8.37%, a contrast to the growth of aircraft, which was 4.21% and passenger of 13.49%. The amount of unloaded cargo, which was more than 524 thousand ton, was still dominated by Soekarno-Hatta Airport (CGK) by 82.61%, while the peak occurred in October and December.
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 - Perbandingan 2008/2009 Air Transportation Statistics Total Year 2009 - 2008/2009 Comparison Bandara Airport
Pesawat Aircraft 2008
2009
Soekarno-Hatta
CGK
250.173
272.877
Polonia
MES
52.922
50.283
Penumpang Passengers Chg (%)
2008
2009
9,08 32.240.936 37.143.719 -4,99
4.816.900
4.956.341
Kargo (Kg) Cargo (Kg) Chg (%)
2008
2009
Chg (%)
15,21 472.385.059 433.179.587
-8,30
2,89 38.772.706 34.837.217
-10,15
7,83 12.838.572 11.392.871
-11,26
S.Syarif Kasim II
PKU
21.914
21.355
-2,55
1.834.311
1.977.884
Supadio
PNK
17.461
14.712
-15,74
1.390.622
1.843.808
32,59
9.226.979 12.400.713
S.M.Badaruddin II
PLM
15.794
19.406
22,87
1.611.206
1.581.931
-1,82
9.215.794
9.439.509
2,43
Minangkabau
PDG
12.754
15.764
23,60
1.653.401
1.810.822
9,52 12.269.846
8.120.502
-33,82
Husein S.
BDO
5.911
3.437
-41,85
359.260
157.599
-56,13
686.167
1.323.996
92,96
Halim P.
HLP
32.609
7.710
-76,36
213.291
527.647
147,38
2.774.895
639.193
-76,97
Sultan Thaha
DJB
6.194
7.270
17,37
670.366
805.136
20,10
4.417.281
4.349.155
-1,54
Depati Amir
PGK
7.064
23.911
238,49
791.356
191.262
-75,83
5.325.453
1.332.152
-74,99
R.H.Fisabilillah
TNJ
3.318
5.748
73,24
130.943
574.692
338,89
940.315
2.725.211
189,82
S. I. Muda
BTJ
6.683
8.551
27,95
568.653
959.179
68,68
3.256.002
4.458.847
36,94
432.797
451.024
13,50 572.109.069 524.198.953
-8,37
JUMLAH
124
Kode Code
4,21 46.281.245 52.530.020
34,40
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Statistik Angkutan Udara Secara Total Tahun 2009 - Perkembangan Angkutan Udara 5 Tahun Terakhir Air Transportation Statistics Total Year 2009 - Development of Air Transport Last 5 Years 2005
Chg
2006
Chg
2007
Chg
2008
Chg
2009
Chg
Avg. Chg
Pesawat Aircraft Internasional International
59.951
1,51%
61.722
2,95%
60.315
-2,28%
68.318
13,27%
71.827
5,14%
4,12%
Domestik Domestic
351.025
8,06%
336.275
-4,20%
354.308
5,36%
344.240
-2,84%
364.600
5,91%
2,46%
Sub Jumlah Sub Total
410.976
7,05%
397.997
-3,16%
414.623
4,18%
412.558
-0,50%
436.427
5,79%
2,67%
32.321
35,35%
22.088
-31,66%
17.944
-18,76%
20.239
12,79%
14.597
-27,88%
-6,03%
443.297
8,71%
420.085
-5,24%
432.567
2,97%
432.797
0,05%
451.024
4,21%
2,14%
Lokal Local Jumlah Total Penumpang Passengers Internasional International
6.927.902
5,13%
7.354.363
6,16%
8.139.803
10,68%
8.605.209
5,72%
9.286.883
7,92%
7,12%
Domestik Domestic
29.903.801
7,76%
32.994.386
10,34%
36.566.912
10,83%
35.936.157
-1,72%
41.241.660
14,76%
8,39%
Sub Jumlah Sub Total
36.831.703
7,25%
40.348.749
9,55%
44.706.715
10,80%
44.541.366
-0,37%
50.528.543
13,44%
8,14%
172.120
-18,66%
160.595
-6,70%
149.045
-7,19%
144.709
-2,91%
70.490
-51,29%
-17,35%
1.472.448
5,69%
1.875.028
27,34%
1.799.284
-4,04%
1.595.170
-11,34%
1.930.987
21,05%
7,74%
38.476.271
7,04%
42.384.372
10,16%
46.655.044
10,08%
46.281.245
-0,80%
52.530.020
13,50%
7,99%
Transit Internasional International Transit Transit Domestik Domestic Transit Jumlah Total Kargo (Kg) Cargo (Kg) Internasional International
168.267.146
-3,55% 199.538.922
18,58% 267.083.267
33,85% 255.580.778
-4,31% 223.825.652
-12,42%
6,43%
Domestik Domestic
237.813.941
13,79% 247.629.005
4,13% 284.591.894
14,93% 316.528.291
11,22% 300.373.301
-5,10%
7,79%
Jumlah Total
406.081.087
5,90% 447.167.927
10,12% 551.675.162
23,37% 572.109.069
3,70% 524.198.953
-8,37%
6,94%
Nilai tukar Rupiah Dalam RKAP tahun 2009 ditetapkan kurs mata uang USD 1.00 = Rp 9.400, dimana sama dengan kurs pembukuan per 31 Desember 2009.
Rupiah exchange rate In the 2009 Work Plan and Budget the Rupiah exchange rate was set at USD 1,00 = Rp 9,400, the same as the exchange rate used for the accounts at 31 December 2009.
Peningkatan suku bunga Dalam RKAP tahun 2009 diasumsikan tingkat suku bunga Rupiah sebesar 7% dan USD sebesar 4,25%, sementara realisasi berkisar 7% dan 3,75%. Kontribusi pendapatan suku bunga juga diperoleh dari portofolio, hingga dapat meningkatkan pendapatan di luar usaha pada pendapatan bunga yang cukup signifikan.
Increase in interest rates In the 2009 Work Plan and Budget the interest rate for Rupiah and for USD were set at 7% and 4.25%, respectively, while the actual rates were around 7% and 3.75%, respectively. Interest income was also derived from portfolio investments, contributing a significant amount of interest income under nonoperational income.
Perbaikan pelayanan Peningkatan pergerakan pesawat dan penumpang mengharuskan peningkatan pelayanan, karena adanya tuntutan pengguna jasa bandar udara dan lembaga pengawas mutu pelayanan atas kualitas pelayanan yang lebih baik. Peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa bandara telah dilakukan antara lain dengan perbaikan fasilitas toilet, parkir,
Service level improvement The growth in aircraft and passenger movements demanded a corresponding improvement in service quality, due to higher expectations by service users as well as tight supervision from service quality monitoring institutions. Service level improvement at airports was undertaken through better maintenance of public toilets and parking
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
125
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
pembangunan terminal dan fasilitas/infrastruktur lainnya yang terkait dengan safety, security, services dan compliance.
spaces, construction of new terminal buildings, and other developments in facility or infrastructure related to aspects of safety, security, services and compliance.
Keuangan
Financial
Neraca Perbandingan Neraca tahun 2009 dan 2008
Balance Sheets Comparative Balance Sheet in 2009 and 2008
(dalam jutaan Rupiah) Uraian
(In millions Rupiah) 2009
2008
%
2.185.119
1.937.317
Description
ASET Kas dan setara kas
ASSETS 112,79
Cash and cash equivalents
Surat berharga
148.361
234.037
63,39
Marketable securities
Piutang usaha
216.817
333.200
65,07
Accounts receivable
Piutang lain-lain
258.055
17.915
1440,41
Other receivables
14.904
14.714
101,29
Inventory
Persediaan Biaya dibayar dimuka
27.042
19.198
140,86
Prepaid expense
Pajak dibayar dimuka
141.232
71.435
197,71
Prepaid tax
Pendapatan yang masih harus diterima
140.731
135.526
103,84
Accrued revenues
Penyertaan
341.038
333.586
102,23
Investments
4.015.672
3.787.860
106,01
Fixed assets
745.145
422.892
176,20
Others asset
8.234.120
7.307.683
112,68
Aset tetap Aset lain-lain JUMLAH ASET KEWAJIBAN DAN EKUITAS Biaya masih harus dibayar Hutang pembelian aset tetap Hutang dana pensiun Hutang lain-lain Pendapatan diterima dimuka
224.660
139.621
160,91
Accrued expenses
14.185
12.254
115,76
Payables on purchase of fixed asset
4.872
3.537
137,75
Payables to pension fund
92.719
63.826
145,27
Others payable
86.287
68.883
125,27
Unearned income
101.943
75.847
134,41
Taxes payable
Kewajiban pajak tangguhan
23.356
7.344
318,03
Defered tax liabilities
Hutang jaminan
12.618
11.601
108,77
Guarantee payables
9.111
68.370
13,33
Temporary fund deposit on old age welfare program (THT)
Hutang pajak
Dana titipan program THT Pendapatan yang ditangguhkan
122.196
-
-
Deferred revenue
Kewajiban imbalan pasca kerja
47.885
45.098
106,18
Post employment benefit
Modal saham
1.900.000
1.900.000
100,00
Capital
Modal disetor lainnya
2.145.166
2.133.167
100,56
Other paid-in capital
118.955
118.955
100,00
Governments investment capital
2.067
22.470
9,20
Retained earnings
Penyertaan modal Pemerintah Laba ditahan Laba tahun berjalan
126
TOTAL ASSETS LIABILITIES AND EQUITY
864.810
671.794
128,73
Profit for the year
Cadangan umum
2.463.290
1.964.915
125,36
General reserve
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
8.234.120
7.307.683
112,68
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Aset - Kas dan setara kas naik 12,79% dikarenakan penyesuaian pendapatan aeronautika yaitu Passenger Service Charge (PSC) pada bulan April 2009, hal ini berpengaruh pada idle cash. - Piutang usaha turun 34,93% dikarenakan pengalihan piutang usaha PT Garuda Indonesia ke piutang lain-lain, sehingga hal ini mengakibatkan piutang lain-lain tahun 2008 sebesar Rp 17,91 miliar meningkat menjadi Rp 258,05 miliar. - Pajak dibayar dimuka naik 97,71% akibat adanya pembayaran uang muka PPN Banding 2005 dan 2006. - Penyertaan naik 2,23% dikarenakan naiknya bagian laba bersih kumulatif PT Gapura Angkasa. - Aset tetap naik 6,01% dikarenakan bertambahnya investasi pada bangunan gedung. - Aset lain-lain naik 76,20% dikarenakan kenaikan pada aset non operasional.
Total assets - Cash and cash equivalents increased by 12.79% due to a re-adjustment in Passenger Service Charge (PSC) rates since April 2009, which impacted on the amount of idle cash. - Accounts receivable declined by 34.93% mainly due to the transfer of PT Garuda Indonesia receivables to the other receivables account. Consequently, other receivables increased to Rp 258.05 billion, from Rp 17.91 billion in 2008. - Prepaid tax increased by 97.71% due to the pre-payment of VAT in Appeal for 2005 and 2006 periods. - Investments grew by 2.23% due to the increase in equity cumulative net gain in PT Gapura Angkasa. - Fixed assets increased by 6.01% due to additional investments in building assets. - Other assets grew by 76.20% due to the increase in non-operating assets.
Kewajiban dan Ekuitas - Biaya yang masih harus dibayar naik 60,91% dikarenakan untuk pengeluaran biaya pegawai dan biaya kontrak. - Hutang pembelian aset tetap naik 15,76% dikarenakan hutang kepada PT Adhi Karya yang merupakan retensi dari proyek pembangunan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, - Hutang lain-lain naik 45,27% dikarenakan hutang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Departemen Perhubungan dan hutang jangka pendek lainnya. - Pendapatan diterima dimuka naik 25,27% dikarenakan meingkatnya pendapatan sewa ruang dan pemasangan reklame. - Hutang pajak naik 34,41% dikarenakan bertambahnya Pajak Penghasilan pasal 25. - Cadangan umum naik 25,36% dikarenakan reklasifikasi laba tahun 2008 setelah dikurangi pembayaran dividen dan pendanaan untuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
Liabilities and Equity - Accrued expenses rose by 60.91% due to increases in employee expenses and contract expenses. - Payables on purchase of fixed assets grew by 15.76% due to additional payables to PT Adhi Karya related to the project for the construction of Terminal 3 building at Soekarno-Hatta Airport. - Other payables rose 45.27% due to increases in Non-Tax State Revenue (PNBP) to the Ministry of Transportation and other short-term payables. - Unearned income increased by 25.27% due to the increase in rent income and income from advertisement space. - Taxes payable rose by 34.41% due to an increase in Income Tax PPh 25. - General reserves grew by 25.36% due to the reclassification of 2008 net income, offset by dividend payment and funds for Partnership and Community Development Program.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
127
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
Laba-Rugi Realisasi Laba-Rugi tahun 2009 terhadap Realisasi 2008
Statement of Income Actual Profit-Loss for the year 2009 to 2008 Actual
(dalam jutaan Rupiah) Uraian
(In millions Rupiah) Realisasi 2009
Realisasi 2008
Description
PENDAPATAN USAHA Pendapatan aeronautika Pendapatan non aeronautika Pendapatan kargo
OPERATING REVENUES 2.109.615
1.714.367
Aeronautic
596.771
524.907
Non aeronautic
39.093
37.250
2.745.479
2.276.524
Beban pegawai
690.867
631.885
Employee expenses
Beban pemeliharaan
150.556
124.829
Maintenance expenses Inventory expenses
Jumlah pendapatan usaha BEBAN USAHA
Beban persediaan
OPERATING EXPENSES
29.213
24.097
Beban sewa
213.274
190.373
Rental expenses
Beban umum
291.399
275.886
General expenses Financed assets expenses
Beban aktiva dibiayakan
7.049
4.142
Beban piutang tak tertagih
9.684
57.457
Bad debts expenses
238.316
195.773
Depreciation expenses
Beban penyusutan Beban amortisasi
26.067
16.090
Jumlah beban usaha
1.656.425
1.520.531
LABA USAHA
1.089.054
755.993
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Amortization expenses Total operating expenses OPERATING INCOME OTHER INCOME (EXPENSES)
Pendapatan lain-lain
261.377
285.229
Other income
Beban di luar usaha
(78.726)
(91.543)
Other expense
Net off selisih kurs Jumlah pendapatan (beban) lain-lain LABA SEBELUM PAJAK
(69.627)
-
113.023
193.686
Total other Income (Expenses)
1.202.077
949.679
PROFIT BEFORE TAX
(321.255)
(261.995)
Current tax
(16.012)
(15.891)
Deferred tax
(337.267)
(277.886)
Total tax expense (income)
864.810
671.794
NET PROFIT
PAJAK PENGHASILAN Pajak kini Pajak tangguhan Jumlah beban (penghasilan) pajak LABA BERSIH
128
Cargo Total operating revenues
Net off foreign exchange
INCOME TAX
Pendapatan usaha Angkasa Pura II pada tahun buku 2009 tercatat sebesar Rp 2,74 trilyun, dimana sebagian pendapatan tersebut berupa piutang usaha dengan tingkat kolektibilitas 29 hari.
Operating revenues of Angkasa Pura II in fiscal 2009 amounted to Rp 2.74 trillion, which include a certain amount of accounts receivable with an aging schedule within 29 days.
Pendanaan untuk kegiatan-kegiatan bandara sepenuhnya menggunakan kemampuan arus kas internal. Sampai dengan saat ini, Angkasa Pura II tidak mempunyai hutang untuk pendanaan investasi maupun operasional perusahaan.
Funding in support of airport activities rely fully on funds generated by internal cash flows. Up until now, Angkasa Pura II does not have debts incurred to fund either its investment or operational activities.
Pendapatan Usaha Pendapatan usaha Angkasa Pura II terdiri dari Pendapatan Aeronautika dan Pendapatan Non Aeronautika. Pendapatan Aeronautika terdiri dari pendapatan domestik dan pendapatan internasional. Pendapatan aeronautika domestik dan pendapatan non aeronautika diterima dalam mata uang Rupiah, sedangkan pendapatan aeronautika internasional diterima dalam mata uang
Operating Revenues Angkasa Pura II generates operating revenues consisting of Aeronautical revenues and Non Aeronautical Revenues. Aeronautical revenues consists of domestic revenues and international revenues. Domestic aeronautical revenues and non aeronautical revenues are denominated in Rupiah currency, while international aeronautical revenues are denominated in US Dollar currency, except for
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Dollar Amerika, kecuali Pendapatan Pelayanan Penumpang Pesawat Udara (PJP2U). Jumlah pendapatan yang diterima dipengaruhi oleh volume produksi atau penjualan serta tarif masing-masing jasa. Khusus untuk pendapatan yang diterima dalam mata uang Dollar Amerika juga dipengaruhi oleh kurs nilai tukar Dollar Amerika terhadap Rupiah.
Passenger Services Revenue (PJP2U). The amount of revenues depends on production volume or sales as well as on the tariffs for the respective services. For revenues denominated in US Dollar currency, the amount of revenues also depends on the currency exchange rate between US Dollar and Rupiah.
Pendapatan Aeronautika Pendapatan aeronautika terdiri dari pendapatan jasa pendaratan, pendapatan jasa pelayanan penerbangan termasuk lintas udara, pendapatan jasa pelayanan penumpang, pendapatan pemakaian garbarata dan pendapatan pemakaian konter. Di dalam pendapatan Jasa Pelayanan Penerbangan, khususnya Jasa Pelayanan Penerbangan Luar Negeri, termasuk di dalamnya hasil rekonsiliasi pembagian pendapatan Jasa Pelayanan Penerbangan yang dilayani bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero).
Aeronautical Revenues Aeronautical revenues consist of landing services revenue, flight services revenue including overflying revenue, passenger services revenue, revenues from aviobridge usage, and revenues from counter usage. Revenues from Flight Services, and especially revenues from Overseas Flight Services, also includes a reconciliation of amounts of income from Flight Services shared with PT Angkasa Pura I (Persero).
(dalam ribuan Rupiah)
(in thousands Rupiah) Uraian Description
No (1) a.
2008
(2)
2009
(Disajikan kembali) (Restated)
Anggaran Budget
Diaudit Audited
(3)
(4)
(5)
Bea Pendaratan Customs Landing:
1.
Dalam Negeri Domestic
49.569.913
55.612.340
56.710.922
2.
Luar Negeri International
257.193.974
264.883.154
275.880.041
306.763..887
320.495.494
332.590.963
b.
Pelayanan Penerbangan Flight Services:
Jumlah Total a. 1.
Dalam Negeri Domestic
36.085.920
32.648.000
34.730.014
2.
Luar Negeri International
210.618.144
143.852.301
204.704.340
3.
Lintas Udara Airborne
204.589.641
198.679.121
195.850.736
451.293.705
375.179.422
435.285.090 624.768.197
Jumlah Total b. c.
Pelayanan Penumpang Passenger Service:
1.
Dalam Negeri Domestic
435.547.719
561.347.001
2.
Luar Negeri International
415.106.210
546.762.000
601.635.774
850.653.929
1.108.139.001
1.226.403.971
Jumlah Total c. d.
Pemakaian Aviobridge Use aviobridge:
1.
Dalam Negeri Domestic
8.243.806
8.248.579
8.203.469
2.
Luar Negeri International
42.110.813
44.653.179
44.742.361
50.354.620
52.901.758
52.945.831
e.
Pemakaian Konter Usage Counter:
1.
Dalam Negeri Domestic
27.055.249
29.224.000
30.445.955
2.
Luar Negeri International
28.245.380
28.445.845
31.943.220
55.300.629
57.669.845
62.389.175
1.714.366.769
1.914.385.520
2.109.615.030
Jumlah Total d.
Jumlah Total e. Jumlah Total
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
129
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
130
Secara keseluruhan, realisasi pendapatan aeronautika pada tahun 2009 tercapai diatas target dan diatas realisasi tahun 2008, dengan keterangan sebagai berikut:
Overall, aeronautical revenues in 2009 exceeded both the target set for the year as well as the realized amounts in 2008, elaborated as follow:
• Pendapatan jasa pendaratan lebih tinggi dibandingkan target 2009 maupun realisasi 2008 akibat meningkatnya produksi, yang terutama disebabkan oleh pembukaan rute-rute penerbangan baru dan perubahan tipe pesawat oleh maskapai penerbangan. • Pendapatan jasa pelayanan penerbangan lebih rendah dibandingkan realisasi tahun 2008 akibat perubahan tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diberlakukan sejak Februari 2009. • Pendapatan jasa penerbangan lintas lebih rendah dibandingkan target 2009 maupun realisasi tahun 2008, terutama akibat dihentikannya rute operasional pesawat, seperti penerbangan Emirat rute Kuala Lumpur – Dubai yang berhenti sejak Maret 2009, dan akibat perpindahan rute pesawat, seperti penerbangan Tiger Air pindah ke wilayah Malaysia untuk rute Singapura – India. • Pendapatan jasa pelayanan penumpang lebih tinggi dari target tahun 2009 maupun realisasi tahun 2008, terutama disebabkan adanya penyesuaian tarif Passenger Service Charge (PSC) pada bulan April 2009. • Pendapatan pemakaian konter lebih tinggi dibandingkan target 2009 maupun realisasi tahun 2008 akibat meningkatnya jumlah produksi penjualan. • Pendapatan pemakaian garbarata lebih tinggi dibandingkan target 2009 maupun realisasi tahun 2008 akibat peningkatan pada trafik penumpang.
• Revenues from landing services are higher compared to 2009 target as well as realized amount in 2008 due to increased production volume, mostly attributable to the opening of new routes as well as changes in type of aircraft used by airlines. • Revenues from flight services are lower compared to realized amount in 2008, due to the change in the tariff for Non Tax State Revenue (PNBP) effective since Februari 2009. • Overflying revenues are lower compared to 2009 target as well as realized amount in 2008, due to termination of some flight routes, such as Emirate flights in Kuala Lumpur – Dubai route that stopped flying since March 2009, and to the relocation of flight routes, such as Tiger Air flights in Singapore – India routes that were relocated to Malaysia region. • Revenues from passenger services are higher compared to 2009 target as well as realized amount in 2008, primarily due to a rate adjustment for Passenger Service Charge (PSC) effective since April 2009. • Revenues from counter usage are higher compared to 2009 target as well as realized amount in 2008 due to the increase in sales production. • Revenues from aviobridge usage are higher compared to 2009 target as well as realized amount in 2008 due to the increase in passenger traffic.
Pendapatan PJP4U, overflying, PJP2U dan counter melampaui target RKA, utamanya pada akibat penyesuaian tarif PSC/PJP2U sejak Maret 2009 dan selisih kurs PJP Internasional.
The income from PJP4U, overflying, PJP2U and counter exceeded the target, mainly due to the adjustment of the tariff of PSC/PJP2U since March 2009 and the currency difference on International PJP.
Secara keseluruhan realisasi pendapatan aeronautika tercapai di atas target. Peningkatan pendapatan aeronautika di tahun 2009 bila dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2008.
In overall, the realization of aeronautical revenue was above the target. The increase of aeronautical revenue of 2009 compare with that of 2008.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Pendapatan Non Aeronautika Pendapatan non aeronautika terdiri dari pendapatan sewa, parkir, utilitas dan pendapatan non aeronautika lain-lain. Pendapatan non aeronautika lain-lain antara lain berupa pendapatan waving gallery/peron, pemakaian data kabel, ground handling, jasa pergudangan, Arinc, marshalling, extend, pemakaian CUTE, fasilitas executive lounge, dan lain-lain.
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Non Aeronautical Revenues Non-aeronautical revenues comprise of various rent income, parking services, utilities, and other non-aeronautical revenues. Other non aeronautical revenues include income from waving gallery, use of data link, ground handling services, warehousing services, Arinc, marshalling, extend, use of CUTE, executive lounge facilities, and others.
(dalam ribuan Rupiah)
(in thousands Rupiah) Uraian Description (1)
2008
2009
Diaudit Audited
Anggaran Budget
Diaudit Audited
(2)
(3)
(5)
b. Jasa Non Aeronautika Non-Aeronautical Services Sewa-sewa Rent-Lease: Sewa Ruang Rent Room
117.301.676
139.394.739
126.545.994
Sewa Gudang Rent Warehouse
18.749.123
20.056.768
17.859.434
Sewa Tanah Rent Land
17.907.114
19.174.154
21.008.257
8.830.259
10.043.181
10.811.111
46.450.794
63.707.608
54.802.791
145.395.071
142.994.409
181.198.608
27.087.894
27.168.000
33.425.504
48.457.135
56.880.224
53.244.851
5.398.848
6.462.913
6.230.251
53.855.984
63.343.137
59.475.103
Pemakaian Listrik
47.491.040
56.365.248
49.302.932
Pemakaian Air
11.609.219
11.618.459
11.827.750
4.428.382
5.667.464
2.184.391
25.800.684
18.767.343
28.329.066
524.907.240
578.300.509
596.770.941
Sewa Tanah Diperkeras Land Lease Lardened Tempat Reklame Place Advertisement Konsesi Concession Trough Put Parkir Kendaraan Vehicle Parking: Parkir Mobil Car Parking Parkir Motor Motorcycle Parking Keperluan Utilities:
Pemakaian Telepon STV/Kabel Data/Non Aero Lainnya Jumlah Non Aeronautika c. Jasa Kargo: Jasa Pelayanan Kargo Jumlah b + c
37.250.414
37.632.436
39.093.019
562.157.653
615.932.945
635.863.960
Secara keseluruhan, pendapatan non aeronautika tercapai di atas target anggaran, dengan keterangan sebagai berikut:
Overall, non-aeronautical revenues exceeded their targets, elaborated as follow:
• Pendapatan sewa gudang tercapai 88% dari target 2009 disebabkan oleh: - belum terjualnya seluruh ruang gudang dutyfree - dikembalikannya Hall B dan Hall C
• Warehouse rent revenues amounted to 88% of target in 2009 due to: - duty-free warehouse area not yet completely sold - return of Hall B and Hall C areas
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
131
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
• Pendapatan sewa tanah diperkeras tercapai 95% dari target 2009 disebabkan oleh: - dihentikannya sewa kade (fasilitas untuk umum) di Bandara Soekarno-Hatta sejak Agustus 2009 - belum terjualnya seluruh lahan diperkeras yang disiapkan untuk dijual kepada maskapai penerbangan dan ground handling di bandara • Pendapatan ruang reklame tidak mencapai target akibat kesalahan dalam mencatat produksi pada RKAP 2009 bandara Soekarno-Hatta, dan belum terjualnya seluruh titik reklame pada beberapa bandara. • Pendapatan sewa telepon menurun disebabkan adanya pembayaran dari mitra usaha langsung kepada PT Telkom di hampir seluruh bandara, serta semakin banykanya alternatif alat komunikasi yang digunakan (telepon selular dan lain-lain).
• Hardened land rent revenues amounted to 95% of target in 2009 due to: - termination of rent for common use areas in Soekarno-Hatta Airport since August 2009 - Not all hardened land areas intended for sale to airlines and airport ground handling have been sold • Advertisement space rent revenues are below target due to a mistake in production figure stated in RKAP 2009 for Soekarno-Hatta Airport, and advertisement spaces at several airports that have not been sold yet. • Telephone rent revenues declined due to payments by business partners at most airports being made directly to PT Telkom, as well as due to increased use of alternative communication equipment (cellular phone).
Secara keseluruhan pendapatan non aeronautika tercapai di atas target anggaran.
In overall, the realization of aeronautical revenue was above the target.
Beban Usaha
Operating Expenses
(dalam jutaan Rupiah)
(In millions Rupiah) Uraian Description (1)
2008
2009
(Disajikan kembali) (Restated)
Anggaran Budget
Diaudit Audited
(2)
(3)
(4)
Beban Usaha Pokok Basic Operating Expenses - Pegawai Employee - Perbekalan Supplies
690.677
690.867
24.097
30.315
29.213
- Keperluan Utilities
190.373
219.880
213.274
- Pemeliharaan Maintenance
124.829
177.305
150.556
- Umum General
275.886
302.455
291.399
4.142
4.527
7.049
57.457
46.253
9.684
- Penyusutan Shrinkage
195.773
240.600
238.316
- Amortisasi Amortization
16.090
28.351
26.067
1.520.531
1.740.363
1656.425
- Consumeable Supplies - Piutang Ragu-ragu Doubtful Accounts
Jumlah Total Beban di Luar Usaha Expenses in Foreign Enterprises Total Beban Total Expenses Pos Luar Biasa Extraordinary Items
132
631.885
91.543
228.173
148.354
1.612.074
1.968.537
1.804.779
-
-
-
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
Secara keseluruhan, beban usaha tetap dapat dikendalikan, dengan penjelasan sebagai berikut:
Overall, operating expenses were successfully kept under control, elaborated as follows:
• Kenaikan beban pegawai dikarenakan adanya penyesuaian uang transport dan insentif produksi serta IHK yang berpengaruh pada kenaikan tunjangan prestasi berdasarkan perjanjian PKB. Manajemen telah melaksanakan kajian untuk mengkaitkan kenaikan penghasilan pegawai dengan produktivitasnya. • Beban umum dan aset dibiayakan naik disebabkan oleh kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan akibat Nilai Jual Obyek Pajak naik ke kelas yang lebih tinggi. • Beban consumable supllies terealisasi di atas target anggaran akibat pengoperasian Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan terminal baru di Bandara Sultan Iskandar Muda – Banda Aceh. • Beban piutang ragu-ragu terealisir di bawah target akibat piutang PT Garuda Indonesia (Persero) yang semula dianggarkan dalam cadangan piutang ragu-ragu dialihkan menjadi pinjaman pemegang saham.
• The increase in employee expenses was due mainly to adjustments in transportation benefit, production incentive and IHK that resulted in an increase of merit benefit in accordance to the CLA. The Management is conducting a study to relate employee salary increases to employee productivity. • General expenses and expensed assets increased due to the increase in Land and Building Tax following the reclassification of Sales Value of Tax Object into a higher classification • Expenses for consumable supplies exceeded the target due to the operation of Terminal 3 at Soekarno-Hatta Airport and the new terminal at Sultan Iskandar Muda Airport – Banda Aceh. • Bad debt expenses was lower than the target due to receivable of PT Garuda Indonesia (Persero), formerly accounted for under provision for bad debt expenses, was converted into loan from shareholders.
Secara keseluruhan beban usaha dapat dikendalikan.
In overall, the expenses were under control.
Kerjasama dengan BUMN
Cooperation with SOEs
Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan Tanah No. PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 tanggal 6 Nopember 2009 antara PT Pertamina (Persero) dengan Angkasa Pura II, Pertamina menerima beberapa bidang tanah dimana akan dibangun fasilitas sebagai berikut: • Fasilitas Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU). • Fasilitas Satelit 1 dan Satelit 2 • Fasilitas Jalur Pipa Teluk Naga (Desa Muara) sampai dengan Pagar Perimeter Desa Belimbing.
Based on the document of Land Use Agreement No. PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 dated 6 November 2009 between PT Pertamina (Persero) and Angkasa Pura II, Pertamina received several plots of land on which would be constructed the following facilities: • Aircraft Refueling Station (DPPU) facility. • Satellite 1 and Satellite 2 facilities • Teluk Naga (Desa Muara) pipeline extending to the perimeter fence at Desa Belimbing.
Angkasa Pura II mengadakan perjanjian dengan PT Pertamina (Persero) mengenai pengenaan Throughput Fee atas penyelenggaraan pelayanan pengisian bahan bakar pesawat udara di bandar udara yang dikelola oleh Angkasa Pura II, sebagaiman diatur dalam Perjanjian No. PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 yang ditandatangani tanggal 7 Mei 2009.
Angkasa Pura II has an agreement with PT Pertamina (Persero) concerning the charge of Throughput Fee over the provision of aircraft refueling services at airports under the management of Angkasa Pura II, as covered in Agreement No. PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 signed on 7 May 2009.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
133
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
134
Kerjasama Luar Negeri
Overseas Cooperation
Kerjasama dengan Arinc dan AERO THAI untuk pengelolaan VHF Data Link, diperoleh pendapatan sebesar Rp 1.147.056.902 atau meningkat 26% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp 910.641.669.
Business cooperation with ARINC and Aero Thai in the provision of VHF Data Link services generated revenues of Rp 1,147,056,902 in 2009, an increase of 26% from revenues of Rp 910,641,669 in 2008.
Penyertaan Saham/Anak Perusahaan
Equity Participation in Subsidiaries
1. PT Angkasa Pura Schiphol (APS) Pada awalnya PT APS bergerak di bidang jasa konsultasi bandara, saat ini sudah menambah jenis usaha yang dapat dikerjasamakan, diantaranya usaha periklanan dan pengelolaan lounge. Penyertaan saham Angkasa Pura II sebesar 50%. Sampai dengan akhir tahun 2009, PT APS masih mengalami kerugian yang diperkirakan mencapai Rp 1,9 miliar (unaudited). Status Perusahaan : Beroperasi
1. PT Angkasa Pura Schiphol (APS) PT APS originally provided airport consultation services, and has now expanded into other businesses including advertisement and airport lounge management. Angkasa Pura II holds 50% shareholdings in PT APS. As of year-end 2009, PT APS is still showing accumulated losses amounted to approximately Rp 1.9 billion (unaudited). Company Status: Operated
2. PT Gapura Angkasa Bergerak dalam bidang usaha ground handling services, dengan penyertaan saham Angkasa Pura II sebesar 31,25%. Dalam tahun 2009 diperoleh dividen atas laba tahun buku 2008 sebesar Rp 6,89 juta. Sementara laba bersih setelah pajak (unaudited) sampai dengan akhir tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp 23 miliar. Status Perusahaan : Beroperasi
2. PT Gapura Angkasa Engaged in the provision of ground handling services, with 31.25% equity participation by Angkasa Pura II. In 2009, dividend income received from net income of fiscal 2008 amounted to Rp 6.89 million. Net income after tax (unaudited) as of year-end 2009 amounted to approximately Rp 23 billion. Company Status: Operated
3. PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PMAD) Bergerak dalam pelayanan flight catering, perusahaan telah mulai beroperasi mulai bulan Juli 2003. Penyertaan Angkasa Pura II yang merupakan kompensasi atas sewa tanah, sejak akhir tahun 2006 menurun menjadi sebesar 5,38%. Sampai dengan akhir tahun 2009 kerugian PT PMAD diperkirakan mencapai Rp 6,674 miliar. Status Perusahaan : Beroperasi
3. PT Purantara Mitra Angkasa Dua (PMAD) Engaged in the provision of in-flight catering services, starting its operation in July 2003. Equity participation by Angkasa Pura II, accounted for as compensation for land rent, has declined from year-end 2006 to 5.38%. As of year-end 2009, PT PMAD is still showing accumulated losses of approximately Rp 6.674 billion. Company Status: Operated
4. PT Railink Bergerak dalam bidang usaha pembangunan dan pengelolaan KA Bandara. Penyertaan saham Angkasa Pura II berupa uang tunai sebesar 40%. PT Railink dalam persiapan mengikuti tender pengelolaan kereta api di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Kualanamu - Medan. Sampai dengan akhir tahun 2009, PT Railink memperoleh laba bersih setelah pajak (unadited) sebesar Rp 617 juta. Status Perusahaan : Beroperasi
4. PT Railink Engaged in the development of operation of airport railway services. Angkasa Pura II has made a cash equity participation equivalent to a 40% shareholding. PT Railink is preparing to submit a tender for the operations of airport railway at Soekarno-Hatta Airport and Kualanamu Airport – Medan. As of year-end 2009, PT Railink booked a net income after tax (unaudited) of Rp 617 million. Company Status: Operated
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Introduction
Our Services
Operational Review
Governance Report
Management Discussion & Analysis
5. PT Garuda Indonesia (Persero) Bergerak dalam bidang maskapai penerbangan, dimana penyertaan saham Angkasa Pura II sebesar 2,475%. Sampai dengan tanggal laporan Kantor Akuntan Publik, laporan keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) per 31 Desember 2009 yang diaudit belum diterima. Status Perusahaan : Beroperasi
5. PT Garuda Indonesia (Persero) Engaged in the airline business, in which Angkasa Pura II has 2.475% equity participation. As of the date of the report of the Public Accountant Firm, the audited financial report of PT Garuda Indonesia (Persero) as at 31 December 2009 is not yet available. Company Status: Operated
Per tanggal 31 Desember 2009, seluruh anak perusahaan tersebut memiliki status beroperasi.
As of 31 December 2009, all of these subsidiary companies are in operational status.
Kebijakan Dividen Angkasa Pura II setiap tahun memberikan dividen kepada pemegang saham, yang jumlahnya ditentukan dalam RUPS. Untuk tahun 2009, Perseroan mengusulkan pembagian dividen sebesar Rp 181.610 juta, atau rasio pembayaran dividen sebesar 21% dari laba bersih tahun 2009 sebesar Rp 864.810 juta. Pada tahun 2008, dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp 173.050 juta, atau rasio pembayaran dividen sebesar 25% dari laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 692.197 juta.
Dividend Policy Each year, Angkasa Pura II distributes dividends for shareholder, the amount of which is determined by the GMS. In 2009, the Company proposed to distribute dividends amounting to Rp 181,610 million, representing a dividend payout ratio of 21% out of net income of Rp 864,810 million in 2009. In 2008, Angkasa Pura II distributed Rp 173,050 million in dividends, representing a dividend payout ratio of 25% out of net income of Rp 692,197 million in 2008.
Jumlah dividen yang dibagikan untuk tahun 2008 dan 2009 dan payout ratio:
Total dividends declared for the years 2008 and 2009 and the payout ratio:
(dalam jutaan Rupiah)
Uraian Description
(in millions Rupiah) Realisasi 2008 Real 2008
Usulan 2009 Proposed 2009
Jumlah Total
%
Jumlah Total
%
Dividen Dividend
173.050
25,00
181.610
21,00
Cadangan Reserve
498.375
72,00
657.256
76,00
6.924
1,00
8.648
1,00
13.848
2,00
17.296
2.00
692.197
100
864.810
100
Kemitraan Partnership Bina Lingkungan Community Development Laba yang Dibagi Shared profits
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
135
Diskusi & Analisis Manajemen Management Discussion & Analysis
136
Kejadian Setelah Tanggal Neraca Pada tanggal 11 Januari 2010 Angkasa Pura II menerima Surat Keputusan Pengadilan Pajak No. Put.21026/PP/M.III/16/2009 yang berisi diterimanya permohonan banding yang diajukan Angkasa Pura II terhadap SKLB No. 08/207/05/051/07 atas pembayaran PPN Dalam Negeri tahun 2005. Oleh Pengadilan Pajak, pengembalian uang muka dan kelebihan pembayaran tersebut yang seluruhnya berjumlah Rp 65.336.124.568 dipindahbukukan untuk pembayaran Uang Muka SKPKB PPN No. 80/207/06/051/08 tahun pajak 2006, yang saat ini sedang diajukan permohonan banding ke Pengadilan Pajak melalui surat Direksi Angkasa Pura II No. 05.05/00/12/2009/035 tertanggal 11 Desember 2009.
Subsequent Events On 11 January 2010, Angkasa Pura II received Decision Letter of Tax Court No. Put.21026/ PP/M.III/16/2009 on the granting of the appeal submitted by Angkasa Pura II against the SKLB No. 08/207/05/051/07 concerning the payment for Domestic VAT for tax year 2005. The Tax Court has ruled that the reimbursement of prepaid taxes and tax over-payment in the total amount of Rp 65,336,124,568 shall be booked as payment of Prepaid VAT SKPKB No. 80/207/06/051/08 for tax year 2006, on which the Company has made an appeal to the Tax Court through Letter of the Board of Directors of Angkasa Pura II No. 05.05/00/12/2009/035 dated 11 December 2009.
Pengungkapan Informasi Material Lain • Terkait dengan kemampuan membayar hutang, sampai dengan Desember 2009, Angkasa Pura II tidak memiliki hutang jangka panjang dalam jumlah yang signifikan. • Pada tahun 2009, tidak terdapat transaksi yang material dalam rangka ekspansi usaha, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang atau modal. • Pada tahun 2009, tidak terdapat transaksi material yang mengandung benturan kepentingan dan transaksi dengan pihak afiliasi. • Pada tahun 2009, Angkasa Pura II masih menggunakan kebijakan akuntansi yang lama, sehingga tidak terdapat perubahan dalam kebijakan akuntansi yang dapat berpengaruh signifikan pada aset maupun pendapatan Angkasa Pura II. • Pada tahun 2009, tidak ada perubahan peraturan ataupun perundang-undangan yang berpengaruh signifikan pada Angkasa Pura II.
Other Material Information Disclosure • With regards to debt servicing ability, up to December 2009, there were no long-term debt of significant amounts incurred by Angkasa Pura II. • In 2009, there were no material transactions related to business expansion, divestment, acquisition or debt and equity capital restructuring. • In 2009, there were no material transactions with a conflict of interest or transactions with affiliates. • In 2009, Angkasa Pura II still use the existing accounting policies, and there was no changes in accounting policies that may have a significant impact on the assets or revenues of Angkasa Pura II. • In 2009, there were no changes in laws or regulations that resulted in a significant impact on Angkasa Pura II.
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Informasi Perusahaan Corporate Information
Untuk memperoleh Laporan Tahunan Angkasa Pura II 2009 dan informasi lainnya, dapat menghubungi Sekretaris Perusahaan di Kantor Pusat PT Angkasa Pura II.
To obtain a copy of Angkasa Pura II 2009 Annual Report and other information, please contact Corporate Secretary at Head Office of PT Angkasa Pura II.
Kantor Pusat Head Office PT Angkasa Pura II Jakarta International Airport Soekarno-Hatta Building 600, PO Box 1001/BUSH Jakarta 19120, Indonesia Tel. : (62-21) 550 5079, 550 5074 Fax. : (62-21) 550 2141 Homepage: www.angkasapura2.co.id
Alamat-Alamat Kantor Cabang Branch Office Addresses Jakarta International Airport Soekarno-Hatta
Sultan Iskandar Muda Airport
Minangkabau Airport
Building 601, PO Box 1001/BUSH
Sultan Iskandar Muda Airport
Minangkabau Airport, Ketaping
Jakarta 19120
Banda Aceh 23372
Padang Pariaman 25171
Tel.
: (62-21) 550 7300
Tel.
: (62-651) 213 41
Tel.
: (62-751) 819123
Fax.
: (62-21) 550 6823
Fax.
: (62-651) 635 352
Fax.
: (62-751) 819040
E-mail :
[email protected]
E-mail :
[email protected]
E-mail :
[email protected]
Halim Perdanakusuma Airport
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport
Kijang Airport
Terminal Building, 2nd Fl.
Sultan Mahmud Badaruddin II Airport
Kijang Airport
Jakarta 13610
Palembang 30761
Tanjung Pinang 29125
Tel.
: (62-21) 809 1108
Tel.
: (62-711) 411 778
Tel.
: (62-771) 442 434
Fax.
: (62-21) 809 3351
Fax.
: (62-711) 411 840
Fax.
: (62-771) 410 34
E-mail :
[email protected]
E-mail :
[email protected]
E-mail :
[email protected]
Husein Sastranegara Airport
Supadio Airport
Sultan Thaha Airport
Husein Sastranegara Airport
Supadio Airport,
Sultan Thaha Airport, Jambi
Bandung 40001
Pontianak 78381
Tel.
: (62-741) 572 344
Tel.
: (62-22) 604 1222
Tel.
: (62-561) 721 560
Fax.
: (62-741) 572 244
Fax.
: (62-22) 603 3971
Fax.
: (62-561) 721 212 Depati Amir Airport
E-mail :
[email protected]
E-mail :
[email protected]
Polonia Airport
Sultan Syarif Kasim II Airport
Pangkal Pinang
Polonia Airport
Sultan Syarif Kasim II Airport
Tel.
: (62-717) 421 041
Medan 20157
Pekanbaru 28284
Fax.
: (62-717) 421 042
Tel.
: (62-61) 456 5777
Tel.
: (62-761) 674 694
Fax.
: (62-61) 456 1800
Fax.
: (62-761) 674 827
Depati Amir Airport, Bangka
E-mail :
[email protected]
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
E-mail :
[email protected]
137
Tanggung Jawab Pelaporan Keuangan Responsibility for Financial Reporting
Kami Direksi dan Komisaris PT Angkasa Pura II (Persero), menyatakan telah menyetujui dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Angkasa Pura II tahun 2009.
The Board of Directors and Board of Commissioners of PT Angkasa Pura II (Persero) hereby gives its approval and takes full responsibility over the validity of the contents of the 2009 Annual Report.
Direksi Board of Directors
Edie Haryoto Direktur Utama President Director
Rinaldo J. Aziz Wakil Direktur Utama Deputy President Director
Tommy Soetomo Direktur Keuangan EVP of Finance
Endang Dwi Suryani Direktur Personalia & Umum EVP of Personnel & General Affairs
S. Tulus Pranowo Direktur Operasi & Teknik EVP of Operations and Engineering
Robert D. Waloni Direktur Komersial & Pengembangan Usaha EVP of Commercial & Business Development
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Herman Prayitno Komisaris Utama President Commissioner
138
Suratto Siswodihardjo Komisaris Commissioner
Tirta Hidayat Komisaris Commissioner
M. Iksan Tatang Komisaris Commissioner
Suyatno Harun Komisaris Commissioner
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Laporan Keuangan Financial Reporting
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
139
140
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN
INDEPENDENT AUDITOR’S REPORT AND THE FINANCIAL STATEMENTS
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) UNTUK TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2009 DAN 2008
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
FOR THE YEARS ENDED DECEMBER 31, 2009 AND 2008
141
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NERACA 31 Desember 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) BALANCE SHEETS December 31, 2009 with Comparative Figures for 2008
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2009
2008 (disajikan kembali) (Restated)
Rp
Rp
Catatan Notes
ASET
ASSETS
ASET LANCAR
CURRENT ASSETS
Kas dan setara kas
2e, 4
2.185.119.290.152
1.937.317.150.437
Cash and cash equivalents
148.361.187.442
234.037.141.408
Marketable securities
Piutang usaha (setelah dikurangi cadangan piutang ragu-ragu sebesar Rp 103.557.401.893 untuk tahun 2009 dan Rp 223.146.459.729 untuk tahun 2008) 2g, 2h, 6
216.817.562.744
333.200.258.371
Piutang lain-lain
7
258.055.193.766
17.915.404.960
Other receivables
2i, 8
14.904.294.989
14.714.870.189
Inventory
Biaya dibayar dimuka
9
27.042.838.269
19.198.087.988
Prepaid expense
Pajak dibayar dimuka
10
141.231.654.183
71.435.177.264
Prepaid tax
Pendapatan yang masih harus diterima
11
140.731.485.748
135.525.908.425
Accrued revenues
3.132.263.507.293
2.763.343.999.042
Total current assets
Surat berharga
2f, 2q, 5
Persediaan
Jumlah aset lancar
Accounts receivable (net allowance for doubtful accounts amounting to Rp 103,557,401,893 in 2009 and Rp 223,146,459,729 in 2008)
ASET TIDAK LANCAR
NON-CURRENT ASSETS
Penyertaan
2f, 2q, 12
Aset tetap (setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 2.213.866.477.700 untuk tahun 2009 dan Rp 1.978.742.393.996 untuk tahun 2008) Aset lain-lain
2j, 2k, 13 2m, 14
341.038.255.305
4.015.671.907.861
333.586.108.600
3.787.860.018.282
Investments Fixed assets (net of accumulated depreciation of Rp 2,213,866,477,700 in 2009 and Rp 1,978,742,393,996 for the year 2008)
745.145.841.295
422.892.727.079
Others asset
Jumlah aset tidak lancar
5.101.856.004.461
4.544.338.853.961
Total non-current assets
JUMLAH ASET
8.234.119.511.754
7.307.682.853.003
TOTAL ASSETS
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
145
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NERACA (lanjutan) 31 Desember 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) BALANCE SHEETS (continued) December 31, 2009 with Comparative Figures for 2008
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2009
2008 (disajikan kembali) (Restated)
Rp
Rp
Catatan Notes
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
SHORT TERM LIABILITIES
Biaya masih harus dibayar
15
224.659.978.748
139.620.731.344
Accrued expenses
Hutang pembelian aset tetap
16
14.185.193.579
12.254.258.972
Payables on purchase of fixed asset
Hutang dana pensiun
17
4.872.171.851
3.536.850.228
Payables to pension fund
Hutang lain-lain
18
92.719.128.731
63.826.466.555
Others payable
Pendapatan diterima dimuka
19
86.286.826.317
68.882.551.416
Unearned income
Hutang pajak
20
101.943.140.563
75.847.060.195
Taxes payable
524.666.439.789
363.967.918.710
Total short term liabilities
Jumlah kewajiban jangka pendek KEWAJIBAN JANGKA PANJANG
LONG TERM LIABILITIES
Kewajiban pajak tangguhan
35
23.356.484.766
7.344.488.727
Defered tax liabilities
Hutang jaminan
21
12.618.095.988
11.600.904.838
Guarantee payables
Dana titipan program THT
22
9.110.606.176
68.370.339.852
Temporary fund deposit on old age welfare program (THT)
Pendapatan yang ditangguhkan
23
122.194.749.925
-
Deferred revenue
Kewajiban imbalan pasca kerja
24
47.885.100.104
45.098.218.898
Post employment benefit
215.165.036.959
132.413.952.315
Total long term liabilities
Jumlah kewajiban jangka panjang EKUITAS
EQUITY
Modal saham
Capital
Modal dasar sebesar 7.600.000 lembar saham, ditempatkan dan disetor penuh sejumlah 1.900.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham
1.900.000.000.000
1.900.000.000.000
2.145.166.313.058
2.133.167.141.520
Other paid-in capital
118.955.039.293
118.955.039.293
Governments investment capital
4.164.121.352.351
4.152.122.180.813
Total capital
2.066.743.595
22.469.687.391
Retained earnings
864.809.725.490
671.793.879.194
Profit for the year
Cadangan umum
2.463.290.213.570
1.964.915.234.580
General reserve
Jumlah ekuitas
7.494.288.035.006
6.811.300.981.978
Total equity
8.234.119.511.754
7.307.682.853.003
Modal disetor lainnya Penyertaan modal Pemerintah Jumlah modal Laba ditahan Laba tahun berjalan
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1, 25
Authorized capital of 7,600,000 shares, issued and fully paid of 1,900,000 shares with par value of Rp 1,000,000 per share
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
146
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) STATEMENT OF INCOME For the year ended December 31, 2009 with Comparative Figures for 2008
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2009
2008 (disajikan kembali) (Restated)
Rp
Rp
Catatan Notes
PENDAPATAN USAHA
OPERATING REVENUES
Pendapatan aeronautika
2b, 26
Pendapatan non aeronautika Pendapatan kargo Jumlah pendapatan usaha
2.109.615.029.843
1.714.366.769.123
Aeronautic
596.770.940.761
524.907.240.056
Non aeronautic
39.093.019.445
37.250.413.617
Cargo
2.745.478.990.049
2.276.524.422.796
Total operating revenues
BEBAN USAHA
OPERATING EXPENSES
Beban pegawai
2b, 27
690.866.548.580
631.884.609.911
Employee expenses
Beban pemeliharaan dan persediaan
2b, 28
179.768.927.934
148.925.940.544
Maintenance and inventory expenses
Beban sewa
2b, 29
213.273.903.068
190.372.984.102
Rental expenses
Beban umum dan aktiva dibiayakan
2b, 30
298.448.806.329
280.028.125.016
General expenses and financed assets
Beban piutang tak tertagih
2b, 31
9.684.061.053
57.456.809.932
Bad debts expenses
Beban penyusutan dan amortisasi
2b, 32
264.383.101.459
211.862.532.768
Depreciation and amortization expenses
Jumlah beban usaha
1.656.425.348.423
1.520.531.002.273
Total operating expenses
LABA USAHA
1.089.053.641.627
755.993.420.523
OPERATING INCOME
PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN
OTHER INCOME (EXPENSES)
Pendapatan lain-lain
33
261.377.082.554
285.229.211.255
Other income
Beban lain-lain
34
(148.353.777.268)
(91.543.147.054)
Other expense
113.023.305.285
193.686.064.201
Total other Income (Expenses)
1.202.076.946.912
949.679.484.724
PROFIT BEFORE TAX
Jumlah pendapatan (beban) lain-lain LABA SEBELUM PAJAK PAJAK PENGHASILAN Pajak kini
INCOME TAX 35
Pajak tangguhan Jumlah beban (penghasilan) pajak LABA BERSIH
(321.255.225.383)
(261.994.667.715)
Current tax
(16.011.996.039)
(15.890.937.815)
Deferred tax
(337.267.221.422)
(277.885.605.530)
Total tax expense (income)
864.809.725.490
671.793.879.194
NET PROFIT
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
147
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the year ended December 31, 2009 with Comparative Figures for 2008
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Notes Saldo per 31 Desember 2007 Pembagian laba Perusahaan dari laba tahun 2007
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) Modal Notes
Cadangan Umum Notes
3.772.769.526.004
Saldo Laba Notes
1.591.935.417.733
Jumlah Ekuitas Notes
520.096.504.238
5.884.801.447.975
36
Balance as of December 31, 2007
Profit distribution for 2007
Dividen
-
-
(124.647.000.000)
(124.647.000.000)
Dividend
Bina Lingkungan
-
-
-
-
Community development
Tantiem
-
-
-
-
Production bonus
Cadangan umum
-
372.979.816.847
(372.979.816.847)
-
General reserves
-
372.979.816.847
(497.626.816.847)
(124.647.000.000)
379.352.654.809
-
-
379.352.654.809
Other additional paid-in capital
-
-
671.793.879.194
671.793.879.194
Net Profit
4.152.122.180.813
1.964.915.234.580
694.263.566.585
6.811.300.981.978
Balance as of December 31, 2008
-
-
Dividen
-
-
(173.050.000.000)
(173.050.000.000)
Dividend
Program Kemitraan
-
-
(6.923.948.000)
(6.923.948.000)
Partnership Program
Bina Lingkungan
-
-
(13.847.896.000)
(13.847.896.000)
Community development
Cadangan umum
-
498.374.978.990
(498.374.978.990)
-
General reserves
-
498.374.978.990
(692.196.822.990)
(193.821.844.000)
11.999.171.538
-
-
11.999.171.538
Other additional paid-in capital
-
-
864.809.725.490
864.809.725.490
Net Profit
4.164.121.352.351
2.463.290.213.570
866.876.469.085
7.494.288.035.006
Balance as of December 31, 2008
Tambahan modal disetor lainnya Laba bersih Saldo per 31 Desember 2008 Pembagian laba Perusahaan dari laba tahun 2008
Tambahan modal disetor lainnya Laba bersih Saldo per 31 Desember 2009
36
25
Profit Distribution for 2008
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
148
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) STATEMENTS OF CASH FLOWS For the year ended December 31, 2009 with Comparative Figures for 2008
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 2009
2008 (disajikan kembali) (Restated)
Rp
Rp
Catatan Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
LABA BERSIH
864.809.725.490
671.793.879.194
Beban penyusutan
238.316.217.459
195.772.670.892
Depreciation
Beban amortisasi
26.066.884.000
16.089.861.876
Amortization
Beban penyisihan
9.684.061.053
57.456.809.932
Depletion
-
(198.009.600)
(Gain) loss on sale of fixed assets
1.138.876.888.002
940.915.212.294
Ditambah (dikurangi) pos-pos yang tidak mempengaruhi kas:
(Keuntungan) kerugian atas penjualan aktiva tetap
NET PROFIT Add (less) items not affecting cash flows:
Ditambah (dikurangi) dengan:
Add (less) with:
Penurunan (kenaikan)
Decrease (increase)
Piutang usaha
106.698.634.574
(72.026.221.697)
Account receivables
Piutang lain-lain
(240.139.788.806)
2.956.500.580
Other receivables
(189.424.800)
901.328.111
Inventories
Biaya dibayar dimuka
(7.844.750.281)
(2.876.969.710)
Prepaid expenses
Pajak dibayar dimuka
(69.796.476.919)
46.773.186.943
Prepaid taxes
(5.205.577.323)
11.286.517.094
Accrued revenues
Kewajiban pajak tangguhan
16.011.996.039
20.166.968.787
Deferred tax assets/liabilities
Biaya yang masih harus dibayar
85.039.247.404
26.901.382.103
Accrued expenses
1.335.321.623
(1.589.991.606)
Payables pension fund
Hutang titipan program THT
(59.259.733.676)
11.454.098.082
Temporary fund deposit on old age welfare program (THT)
Hutang lain-lain
28.892.662.176
(62.104.602.866)
Other payables
Pendapatan diterima dimuka
16.996.014.901
6.998.323.642
Unearned income
Hutang pajak
26.096.080.368
22.471.952.435
Taxes payables
Persediaan
Pendapatan yang masih harus diterima Kenaikan (penurunan)
Increase (decrease)
Hutang dana pensiun
Kewajiban imbalan pasca kerja Pendapatan ditangguhkan Jumlah kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi
2.786.881.206
3.826.488.129
Taxes payables
122.194.749.925
-
Taxes payables
1.162.492.724.413
956.054.172.321
85.675.953.966
38.163.912.194
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Net cash provided from operating activities CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Investasi jangka pendek Penyertaan Aset tetap
Investments
(7.452.146.705)
(7.039.131.897)
Investments
(647.933.324.022)
(494.663.856.974)
Fixed assets
Biaya ditangguhkan
(85.951.517.667)
(40.717.312.556)
Deferred charges
Aset non operasional
(260.046.741.419)
(89.737.167.823)
Non operating assets
(915.707.775.847)
(593.993.557.056)
1.017.191.150
1.352.623.148
Jumlah kas bersih untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Hutang jaminan yang akan diperhitungkan Jumlah kas dari (untuk) aktivitas pendanaan
Net cash used in investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Accountable guarantee payables to be compensated
1.017.191.150
1.352.623.148
Net cash provided from financing activities
247.802.139.716
363.413.238.413
Net Increase (decrease) in cash and cash equivalents
Kas dan setara kas awal tahun
1.937.317.150.437
1.573.903.912.024
Cash and cash equivalents at the beginning of the year
Kas dan setara kas akhir tahun
2.185.119.290.152
1.937.317.150.437
Cash and cash equivalents at the end of the year
1.930.934.607
-
Acquisition of assets under construction with a credit
(408.260.000)
-
The addition of a joint operation assets
11.999.171.538
379.352.654.809
Government assistance is not yet determined the status
498.374.978.990
372.979.816.847
Retained earnings in reserve to general reserve
Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas Perolehan aset dalam kontruksi dengan kredit Penambahan aset KSO Bantuan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya Saldo laba di cadangan untuk cadangan umum
Activities not affecting cash flow
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan. See the accompanying notes to financial statements which form an integral part of these financial statements.
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
149
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecualidalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain) (Disajikan rupiah,
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS For the years ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 with Comparative Figures for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) 1. General a. Company's Establishment
1. Informasi Umum a. Pendirian Perseroan PT Angkasa Pura II (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara di Lingkungan Departemen Perhubungan. Perseroan sebelumnya bernama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng yang didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) N0. 20 Tahun 1984. Perubahan nama dari Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng menjadi Perum Angkasa Pura II dilakukan berdasarkan PP No. 26 tahun 1986. Selanjutnya, dengan PP No. 14 tahun 1992, Perum Angkasa Pura II. Berdasarkan Rapat Umum pemegang Saham tanggal 31 Juli 2008 nama Perseroan semula PT (Persero) Angkasa Pura II disesuaikan menjadi PT Angkasa Pura II (Persero).
PT Angkasa Pura II (Persero) is a State Owned Enterprise (SOE) of the Ministry of Transportation of the Republic of Indonesia. Formerly, the name of the company was Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng that was established based on the Government Regulation (PP) No 20 year 1984. Later, the Company's name was changed to Perum Angkasa Pura II based on the Government Regulation (PP) No 26 year 1986. Furthermore, through the Government Regulation (PP) No 14 year 1992, the Company's status was changed to PT. (Persero) Angkasa Pura II. Then based on, general shareholder's meeting dated July 31, 2008 the Company's name was changed from PT (Persero) Angkasa Pura II to PT Angkasa Pura II (Persero).
Perseroan didirikan berdasarkan akta No. 3 tanggal 2 Januari 1993 dari Muhani Salim, SH., notaris di Jakarta. Anggaran Dasar perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta no. 38 tanggal 18 Nopember 2008 dari Silvia Abbas Sudrajat, SH., notaris di Tangerang, mengenai perubahan susunan pengurus Perseroan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHUAH.01.10-06567.
The Company was established based on notarial deed No 3 dated January 2, 1993 of Muhani Salim, SH, notary in Jakarta. The Articles of Association have been amended for several times, the lastest amendment was based on notarial deed No 38 dated November 18, 2008 of Silvia Abbas Sudrajat, SH, notary in Tangerang, regarding changes in the composition of the board of the Company. These amendments were approved by the Minister of Justice and Human Rights Republic of Indonesia No. AHU-AH.01.10-06567.
b. Maksud dan Tujuan Sesuai dengan 3 Anggaran Dasar Perseroan Maksud dan tujuan didirikannya Perseroan adalah sebagai berikut :
b. Goals and Objectives According to the article 3 of the Company's Articles of association, the goals and objectives of the Company's establishment are as follows :
"Melakukan usaha dibidang jasa kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan serta kebandarudaraan, pelayanan lalu lintas penerbangan serta optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan / atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan / mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas."
"Doing business in airport services, airline traffic services and using the Company's human resources with optimal results, which resulting good quality services and can compete with other companies to gain profit as well as increase the company's value based on limited liability principles."
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat Melaksanakan kegiatan sebagai berikut : 1. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan penyimpanan pesawat udara. 2. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas terminal untuk kegiatan pelayanan angkutan penumpang kargo dan pos.
To achieve such goals and objectives, the Company conducts the following activities : 1. Providing and developing facilities that support the activities of landing, taking off, parking, and hangar services, 2. Providing and developing terminal facilities to serve passengers, cargo and postage transportation,
3. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan jasa pelayanan penerbangan. 4. Penyediaan pengusahaan dan pengembangan fasilitas elektronika, navigasi, listrik, air dan instalasi limbah buangan.
3. Providing and developing airline services,
5. Penyediaan lahan untuk bangunan lapangan dan kawasan industri serta gedung-gedung bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
5. Providing land for field, building and industrial estate, and that connected to the acceleration of buildings supporting air transport activities,
4. Providing and developing facilities of electronics, navigation, electricity, water and waste treatment installation,
11
150
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecualidalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on31, December WITH COMPARATIVE FOR 2008 for Year 2008 with FIGURES Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1. Informasi Umum (Lanjutan) b. Maksud dan Tujuan (Lanjutan) 6. Penyediaan jasa konsultasi pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kebandarudaraan dan pelayanan penerbangan.
1. General (Continued) b. Goals and Objectives (Continued) 6. Conducting training and education related to air transportation and airline service,
7. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi penyediaan hanggar pesawat udara, perbengkelan pesawat udara, pergudangan, jasa boga pesawat udara, jasa ramp, jasa pelayanan penumpang dan bagasi, jasa penanganan kargo dan surat, pelayanan jasa pengawasan muatan, komunikasi dan operasi penerbangan, pelayanan jasa pengamanan, pelayanan jasa pemeliharaan dan perbaikan pesawat udara, pelayanan penyediaan dan pendistribusian bahan bakar pesawat udara.
7. Providing services that directly support airport activities, covering airplane hangar, airplane repair workshop, warehouse, catering for airplane passengers, passengers' services, cargo and postage handling services, cargo supervision services, airplane communication and operation, security services, airplane maintenance and repair services, providing and distribution services of airplane fuel,
8. Penyediaan jasa pelayanan yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara yang meliputi jasa penyediaan penginapan / hotel, jasa penyediaan toko, penyediaan restoran dan bar (café), jasa penempatan kendaraan bermotor/parkir, jasa perawatan pada umumnya (kegiatan jasa yang melayani pembersihan dan pemeliharaan gedung dan kantor di bandar udara), jasa penyediaan otomatisasi pelaporan keberangkatan penerbangan.
8. Providing services that directly or indirectly support airport activities covering provision of inn / hotel, shops, restaurants and café, parking, maintenance in general (service activities, cleaning and maintenance services for buildings and offices at the airport), providing automatic reporting of airplane departures,
9. Jasa penunjang kegiatan bandar udara lainnya, meliputi penjualan bahan bakar dan pelumas kendaraan bermotor di bandar udara, jasa pelayanan pengangkutan barang, penumpang di terminal kedatangan dan pemberangkatan jasa pelayanan pos, jasa pelayanan telekomunikasi, jasa tempat bermain dan rekreasi, jasa aluan wisata, agen perjalanan, bank untuk pelayanan jasa perbankan di bandara udara, penukaran uang, jasa pelayanan angkutan darat, penitipan barang, jasa advertensi, first class lounge, business class lounge dan VIP room, hairdresser and beauty salon, jasa agrobisnis, nursery, asuransi, jasa penyediaan ruangan, vending machine, jasa pengolahan limbah buang, jasa pelayanan kesehatan, jasa penyediaan kawasan industri, jasa lainnya yang secara langsung atau tidak langsung menunjang kegiatan bandar udara.
9. Supporting services of other airport activities, covering the sale of fuel and motor oil in airport, luggage loading services, passengers in arrival and departure terminals, postage services, telecommunication services, playground and recreation services, tour services, travel agent, bank for banking services at the airport, money exchange, land transportation services, luggage deposit, advertisement services, first class lounge, business class lounge and VIP room, hairdresser and beauty salon, agribusiness services, nursery, insurance, provision from room services, vending machine, waste treatment services, health services, industrial estate services, other services that directly or indirectly support the airport activities.
c. Tempat dan Kedudukan Perseroan
c. Location
Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Bandara SoekarnoHatta, Tangerang, Propinsi Banten. Perseroan mempunyai cabangcabang yang masing-masing berkedudukan di bandara yang dikelola Perseroan, sebagai berikut :
The Company's Head Office is located at Soekarno - Hatta airport, Tangerang, Banten Province, The Company owns branches, which are located at the airports managed by the Company, as follows :
1. Bandar Udara International Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. Soekarno - Hatta International Airport,Tangerang, Banten
Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II,Palembang Bandar Udara Supadio, Pontianak Bandar Udara Polonia, Medan Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru Bandar Udara International Minangkabau, Padang Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Halim Perdanakusuma Airport, Jakarta Sultan Mahmud Badaruddin II Airport, Palembang Supadio Airport, Pontianak Polonia Airport, Medan Sultan Syarif Kasim II Airport, Pekanbaru Minangkabau Airport, Padang Sultan Iskandar Muda Airport, Banda Aceh
12
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
151
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1. Informasi Umum (Lanjutan) c. Tempat dan Kedudukan Perseroan (Lanjutan) 9. Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung 10. Bandar Udara Kijang/Raja Haji Fisabillah, Tanjung Pinang 11. Bandar Udara Sultan Thaha, Jambi 12. Bandar Udara Depati Amir, Pangkal Pinang
1. General (Continued) c. Location (Continued) 9. Husein Sastranegara Airport, Bandung 10. Raja Haji Fisabililah Airport, Tanjung Pinang 11. Sultan Thaha Airport, Jambi 12. Depati Amir Airport, Pangkal Pinang
d. Susunan Pengurus Perseroan
d. Board of Commissioners and Directors
Berdasarkan akta nomer 23 tanggal 30 Maret 2009 dari Silvia Abbas Sudrajat, SH., notaris di Kabupaten Tangerang, susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi sebagai berikut :
Based on notarial deed No 23 dated March 30, 2009 of Silvia Abbas Sudrajat, SH Notary in Tangerang, the Company's Board of Commissioners and Directors are as follows :
2009 Dewan Komisaris Komisaris Utama
Dewan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Operasional dan Teknik Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha Direktur Keuangan Direktur Personalia dan umum
2008
Herman Prayitno Suratto Siswodiharjo Moch. Iksan Tatang Suyatno Harun Tirta Hidayat
Sutanto Suratto Siwodiharjo Moch . Iksan Tatang Suyatno Harun Tirta Hidayat
Edie Haryoto Rinaldo J. Azis Sumiyat Tulus Pranowo
Edie Haryoto Rinaldo J. Azis Sumiyat Tulus Pranowo
Robert Daniel Waloni Tommy Soetomo Endang Dwi Suryani
Robert Daniel Waloni Tommy Soetomo Endang Dwi Suryani
e. Modal
Board of Commisioners President Commissioner
Board of Directors President Director Vice President Director Director of Operation & Engineering Director of Commercial & Business Development Director of Finance Director of Personnel & General Affair
e. Capital
Berdasarkan akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 19 dari H. Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta tanggal tanggal 21 Juli 1998, pemegang saham telah memutuskan dan menyetujui Penurunan Modal Dasar Perseroan dari Rp 8.845.000.000.000 menjadi 7.600.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 1.769.000.000.000 menjadi Rp 1.900.000.000.000.
Based on the Company's Deed of Amendment No. 19 of H. Harjono Moekiran, SH., Notary in Jakarta dated July 21, 1998, shareholders have decided and agreed on the Decrease of Authorized Capital from Rp 8,845,000,000,000 to 7,600,000,000,000 and increased its issued and paid up capital of Rp 1,769,000,000,000 to Rp 1,900,000,000,000.
13
152
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1. Informasi Umum (Lanjutan) f. Jumlah karyawan Jumlah karyawan Perseroan per 31 Desember 2009 dan 2008 masingmasing adalah : Formasi karyawan Karyawan Angkasa Pura I diperbantukan ke Angkasa Pura II Karyawan ditugaskaryakan Karyawan masa percobaan Karyawan Depati Amir dan Sultan Thaha Pegawai Negeri Sipil diperbantukan Karyawan Perseroan Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke Angkasa Pura I Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke Angkasa Pura Schipol Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke Dana Pensiun Karyawan Angkasa Pura II diperbantukan ke PT Gapura Angkasa Jumlah
1. General (Continued) f. Number of Employees Number of the Company's employees as of December 31, 2009 and 2008 consist of : 2009 5 258 0 229 453 3726 2 0 4 6
2008 5 276 0 253 453 3695 2 3 6 8
4683
4701
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting Perseroan menganut kebijakan akuntansi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi yang diterapkan secara konsisten dapat diikhtisarkan sebagai berikut :
Employee Formation Employees of Angkasa Pura I assigned for Angkasa Pura II Employees assigned Employees in probation period Employees of Depati Amir and Sultan Thaha Civil government employees assigned Company's employees Employees of Angkasa Pura II assigned for Angkasa Pura I Employees of Angkasa Pura II assigned for Angkasa Pura Schipol Employees of Angkasa Pura II assigned for Dana Pensiun Employees of Angkasa Pura II assigned for PT Gapura Angkasa Total
2. Summary of Significant Accounting Policies The Company applied accounting policies in accordance with the generally accepted accounting principles in Indonesia. The accounting policy applied consistently can be summarized as follows : a. Basis of Consolidated Financial Statements Presentation
a. Dasar penyajian laporan keuangan Laporan keuangan disusun dengan menggunakan konsep harga perolehan (acquisition cost) sesuai dengan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Angka yang disajikan dalam laporan keuangan adalah dalam Rupiah.
The financial statements are prepared on acquisition cost method complying with the generally accepted accounting principles and reporting practices in Indonesia, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies. The reporting currency used in the preparation of the financial statements is the Indonesian Rupiah (Rp).
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode tidak langsung. Laporan arus kas mengelompokkan penerimaan dan pembayaran ke dalam kegiatan operasi, investasi dan pembiayaan.
The statements of cash flows are prepared using indirect methods with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.
b. Pengakuan Pendapatan dan Beban
b. Revenue and Expense Recognition
Pendapatan usaha dari aktivitas aeronautika diakui pada saat jasa diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan usaha dari aktivitas jasa non aeronautika persewaan tanah dan bangunan konsesi diakui sesuai dengan periode yang sudah berjalan pada tahun yang bersangkutan. Pendapatan atas penggunaan fasilitas peralatan Perseroan oleh pelanggan dan pendapatan jasa non aeronautika lainnya diakui pada saat fasilitas tersebut digunakan pada saat jasa diserahkan. Pendapatan persewaan tanah dan bangunan yang diterima di muka atas periode yang belum berjalan dicatat sebagai pendapatan diterima di muka. Pendapatan lainnya diakui atas dasar akrual. Penghasilan bunga diakui atas dasar proporsi waktu, pokok dan tingkat bunga yang berlaku, sedangkan beban dicatat pada saat terjadi dan diakui sesuai dengan kemanfaatannya pada tahun yang bersangkutan.
Aeronautic revenue is recognized when the service is rendered to customers. Non-Aeronautic revenue including land and building rental, is recognized on the elapsed time for the current year (accrued). Revenue resulting from utilization of the Company's facilities by customers and from other Non-Aeronautic services are recognized when such facilities are used and services are rendered. Income from land and building rental received in advance are recorded as unearned revenue. Other revenues are recognized on accrual basis. Interest income is recognized based on the proportion of period, principal value and prevailing interest rate. Expenses are recorded when they occured and are recognized as its usefulness in the current year.
14
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
153
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecualidalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on31, December WITH COMPARATIVE FOR 2008 for Year 2008 with FIGURES Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) c. Transaksi Dalam Mata Uang Asing
2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued) c. Foreign Currencies Transactions
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi yang terjadi akan dikreditkan atau dibebankan pada Laporan Laba Rugi periode berjalan.
Transaction in foreign currencies are recorded at their rates prevailing when transactions are made. At balance sheet date, all monetary assets and liabilities in foreign currencies are converted into Rupiah using Bank Indonesia's middle rate prevailing at that date. Gains or losses resulting from such conversion are charged or credited into the current year profit and loss statement of the current year.
Kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 9.400 dan Rp 10.950 setiap USD 1 (Satu Dolar Amerika Serikat).
Bank Indonesia's middle rate prevailing on December 31, 2009 and 2008 is Rp 9,400 and Rp 10,950 for USD 1 respectively.
d. Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
d. Transactions With Related Parties
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan Istimewa adalah :
Related parties consist of the following :
1. Perseroan baik langsung maupun melalui satu atau lebih perantara (intermediaries), mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perseroan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);
1. Companies that directly or indirectly, through one or more intermediaries, control or are controlled by, or under common control with the company (including holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries);
2. Perseroan asosiasi (associated companies) 3. Perseroan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perseroan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksi dengan Perseroan);
2. Associated Companies 3. Individuals owning, directly or indirectly, an interest in the voting powers of the company that gives them significant influence over the company, and close members of the family of any such individuals (close members of the family are those who can influence or be influenced by such individuals, in their transaction with the company);
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perseroan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perseroan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut dan;
4. Key management personnel who have the authority and responsibility for planning, directing and controlling the company's activities, including commissioners, directors and managers of the company and close members of their families and;
5. Perseroan, dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4) atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas Perseroan tersebut. Ini mencakup Perseroan-perseroan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perseroan dan Perseroan-perseroan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perseroan.
5. Companies in which a substantial interest in the voting power is owned directly or indirectly, by any person described in (3) and (4) or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes companies owned by commissioners, directors or major shareholders, of the company and companies which have a common member of key management as the company.
Seluruh transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
All transactions with related parties, whether or not made by similar term and conditions as those done with third parties, are disclosed in the Financial Statements.
15
154
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) e. Kas dan setara kas
2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued) e. Cash and Cash Equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari saldo kas dan bank serta deposito berjangka dengan jangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal penempatan tidak digunakan sebagai jaminan hutang serta tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and Cash Equivalents consist of cash on hand and in banks and unrestricted time deposits with maturities of three months or less since placement date.
f. Investasi
f. Investments
! Deposito Berjangka
! Time Deposits
Deposito berjangka terdiri dari deposito wajib dan deposito biasa yang dinyatakan sebesar nilai nominal. ! Efek-efek Efek-efek terdiri dari obligasi, saham dan investasi dalam unit penyertaan reksadana.
Time deposits consist of the compulsory deposits and common deposits, and are stated at nominal value. ! Securities Securities consist of bonds, stocks, and mutual funds investment.
Efek-efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat pembelian efek-efek tersebut didasarkan atas klasifikasi sesuai PSAK No. 50 tentang "Akuntansi Investasi Efek Tertentu" sebagai berikut : 1. Diperdagangkan dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya disajikan dalam laporan laba rugi tahun berjalan,
Securities are classified based on management intention at the purchasing date in accordance with PSAK No 50 concerning "Accounting for certain investments in Securities", on the following classifications : 1. Investment in trading securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are reflected in the current operation,
2. Tersedia untuk dijual, yang dinyatakan sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajar disajikan sebagai komponen ekuitas. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan tersebut dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan pada saat realisasi,
2. Available for sale securities are stated at fair value. Unrealized gains or losses from the increase or decrease in fair value are presented as part of equity. Unrealized gains or losses are recognized in profit and loss upon realization,
3. Dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi dan atau diskonto yang belum diamortisasi. Jika ada kemungkinan Perseroan tidak dapat memperoleh kembali seluruh jumlah biaya perolehan yang seharusnya diterima sehubungan dengan persyaratan perjanjian efek hutang, maka penurunan yang bersifat permanen dianggap telah terjadi. Jika penurunan nilai wajar dinilai sebagai penurunan permanen, biaya perolehan efek individual harus diturunkan sebesar nilai wajarnya dan jumlah penurunan nilai tersebut diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan.
3. Held to maturity are stated at cost which are adjusted for the unamortized premiums or discount. There is a possibility that the company will be unable to fully recover the cost of debt securities according to securities contract condition, then a permanent decline of value is considered has been occured. If the decline of fair value is considered as permanent decline, the cost basis of the individual investment is written down to its fair value and the amount of the write down is recognized as realized loss in the current period.
Investasi dalam unit penyertaan reksadana disajikan sebesar nilai wajar yaitu nilai Aset bersih dari reksadana pada tanggal neraca. Pendapatan dari investasi dalam unit penyertaan reksadana meliputi dividen yang diperoleh dari reksadana, keuntungan dari penjualan unit penyertaan, keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas perubahan nilai Aset bersih dari unit penyertaan tersebut.
Investments on the unit of mutual funds are stated at their fair values, which represent the net Asset values of the mutual fund as per balance sheet date. Income from the unit of mutual funds consists of dividends of mutual finds, gain on sale of unit of mutual funds and unrealized gain or loss on the changes in the net Asset value of the unit of mutual funds.
16
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
155
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL dengan Angka Pembanding Tahun 2008PEMBANDING TAHUN 2008 DENGAN ANGKA
PT ANGKASA PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS the years ended on31, December FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 with FIGURES Comparative Figures WITH COMPARATIVE FOR 2008 for Year 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain) (Disajikan rupiah,
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) f. Investasi (Lanjutan) Investasi dalam efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reserve repo)dicatat sebesar harga jual kembali disepakati dikurangi dengan selisih antara harga beli dan harga jual yang disepakati (pendapatan yang ditangguhkan). Selisih antara harga beli dan harga jual kembali yang disepakati tersebut diamortisasi dan diakui sebagai pendapatan bunga selama jangka waktu sejak efek dijual hingga dibeli kembali.
2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued) f. Investments (Continued) Investments in securities purchased with resell arrangement (reverse repo) are stated at the agreed resale price net of the difference between purchase price and the agreed resale price is amortized and recognized as interest income over the period, commencing from the date these securities are sold until repurchased.
Penyisihan kerugian disajikan sebagai pengurangan dari akun efek-efek.
Allowance for possible losses are presented as a deduction for securities account.
g. Piutang
g. Receivables
Piutang disajikan sebesar jumlah bruto piutang diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima. Saldo kredit piutang individual jika jumlahnya material disajikan dalam kelompok kewajiban.
Receivables are presented at their gross amounts and provided allowance for doubtful accounts or estimates of uncollectible receivables. Credit balance of individual receivables is presented under liability classification when the amount is material.
h. Penyisihan piutang ragu-ragu
h. Allowance for Doubtful Accounts
Penyisihan piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat diterima, dihitung pada akhir periode (akhir tahun buku) dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Piutang yang berumur 1 sampai dengan 2 tahun disisihkan sebesar 25%. 2. Piutang yang berumur 2 sampai dengan 3 tahun disisihkan sebesar 50%. 3. Piutang yang berumur lebih dari 3 tahun disisihkan sebesar 100%.
i.
Allowance for doubtful accounts or estimates of uncollectible receivables is determined at the end of the period (end of book year) based on the following condition : 1. Allowance for receivable outstanding for one to two years is 25%. 2. Allowance for receivable outstanding for two to three years is 50%. 3. Allowance for receivable outstanding for more than three years is 100%.
Persediaan
i. Inventory
Persediaan disajikan dalam neraca sebesar harga pokok/perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah yang bersangkutan meliputi seluruh biaya yang secara langsung atau tidak langsung terjadi untuk mendapatkan persediaan tersebut. Penilaian pemakaian persediaan ditentukan dengan metode FIFO (first in first out).
j.
Inventory is presented at its acquisition cost, which includes all direct or indirect expenses, and its consumption is determined based on FIFO method (First In First Out).
Aset tetap
j. Fixed Assets
Perseroan memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi Aset tetap dimana Aset tetap dicatat berdasarkan harga perolehan, setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis Aset tetap sebagai berikut :
The Company has chosen the cost model for its accounting policies of fixed Assets, which are stated at their acquisition cost net of their accumulated depreciation. Fixed Assets except for land, are depreciating using straight line method based on their estimated useful lifes, as follows :
17
156
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) j. Aset tetap (Lanjutan)
Jenis Aset Tetap Bangunan Lapangan Bangunan Gedung Peralatan Terminal dan Gedung Instalasi dan Jaringan Peralatan : Alat Bantu Navigasi Pengangkutan Kantor Lain-lain Instalasi Pompa Bensin
2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued) j. Fixed Assets (Continued) Umur Useful life 10-80 tahun (years) 20-40 tahun (years) 15 tahun (years) 5-15 tahun (years) 10-15 tahun (years) 5 tahun (years) 5-15 tahun (years) 5-15 tahun (years) 10 tahun (years)
Type of Fixed Assets Fields Construction Building Terminal and Building Equipment Installation and Networking Equipments : Navigation Supporting Equipments Transportation Office Others Gas Station Installation
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land is stated at the acquisition cost and is not depreciated.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya, pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberikan manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standart kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok Aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan Aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Maintenance and repair expenses are charged to profit and loss statement when they occur. All of which extend the useful life of the Asset or result in increased economic benefits such as increase in capacity and improvement in the quality of output or standard of performance are capitalized. When Assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and related accumulated depreciation are removed from the accounts. Gains or losses resulting from the sale of fixed Assets are charged of credited to profit and loss statement in the current year.
Aset tetap dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk didalamnya biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan Aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing Aset tetap pada saat selesai dan siap digunakan. Kebijakan untuk melakukan penilaian kembali Aset tetap, hanya dilakukan dengan persetujuan dan atau berdasarkan kebijakan pemerintah. Aset yang masih dalam tahap pembangunan dicatat dalam perkiraan Aset dalam konstruksi sedangkan bunga pinjaman yang ditimbulkan selama masa konstruksi akan dipertimbangkan sebagai harga perolehan.
Construction in progress are stated at their acquisition costs including interest of the loan during construction used to finance the construction. Accumulated cost will be transferred to the respective fixed Assets when they are completed and ready for use. Revaluation of fixed Assets is only conducted based on the government policy. Construction in progress is recorded in Asset under construction account while the interest of borrowing cost during construction is accounted for at acquisition cost.
Keputusan Direksi No. KEP 474/KU.20/2002-APII tanggal 17 Desember 2002 tentang Pedoman Akuntansi Keuangan, menetapkan batas biaya yang dapat dikapitalisasi adalah biaya per unitnya melebihi Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Pengeluaran untuk Aset termaksud yang harganya Rp 10.000.000 ke bawah, dibebankan langsung biaya pada saat terjadinya, tetapi Perseroan menyelenggarakan catatan ekstra kompatibel untuk alat pengawasannya.
Based on the Board of Director's Decision Letter No KEP 474/KU.20/2002-AP II dated December 17, 2002, concerning Financial Accounting Policy, it was stated the minimum expenditure that could be capitalized when cost per unit exceeds Rp 10,000,000 (ten million rupiah). Expenditure for such Asset less than Rp 10,000,000 is charged directly as incurred, but the Company conducts an extra compatible note as a control.
18
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
157
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) k. Kerjasama Operasi dan Aset Kerjasama Operasi
l.
2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued) k. Joint Operation and Joint Operation Assets
Kerjasama Operasi (KSO) - Build, Operate and Transfer (BOT).
Joint operation (KSO) - Build, Operate, and Transfer (BOT).
Kerjasama operasi (KSO) dengan pola BOT merupakan KSO dengan pihak ketiga untuk membangun, mengoperasikan dan menyerahkan aset KSO. Aset KSO dikelola oleh investor yang mendanai pembangunannya sampai akhir masa konsesi. Perseroan menerima kompensasi berdasarkan persentase yang telah disepakati dengan investor. Di akhir masa konsesi, investor akan menyerahkan aset KSO beserta hak pengelolaannya kepada pemilik aset. Jangka waktu masa konsesi adalah berkisar antara 20 sampai 25 tahun.
Joint operation (KSO) with the BOT pattern represents a joint operation with third parties to develop, operate and deliver the joint operation Assets. Assets managed by the joint operation investors who finance the construction until the end of the concession. The Company receives compensation based on the percentage agreement with the investors. At the end of the concession period, investors will submit its Asset and its management rights to the Asset owner. The concession period is valid for 20 to 25 year.
Kerjasama Operasi (KSO)-Build, Transfer and Operate (BTO). Aset KSO BTO merupakan Aset tanah Perseroan dalam perjanjian KSO yang digunakan oleh investor untuk membangun aset KSO. Tanah tersebut tidak dapat digunakan, atau dialihkan kepemilikannya oleh Perseroan selama masa konsesi dan akan diserahkan kembali oleh investor kepada Perseroan pada akhir masa konsesi.
Joint operation asets (KSO) - Build, Transfer and Operate (BTO). The joint operation Asset BTO represents land Asset owned by the Company in the KSO agreements used by investors to build KSO Assets. The land can not be used, nor its ownership is transferred by the Company during the period of the concession and will be returned to the Company by investors at the end of the concession.
Penurunan Nilai dari Aset Tetap
l. Impairment of Fixed Assets
Setiap tanggal neraca Perseroan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai Aset.
At balance sheet date, the Company reviews whether there is any indication of Assets impairment or not.
Aset tetap dan Aset tidak lancar lainnya, termasuk Aset tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau apakah telah terjadi perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat Aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat Aset dengan nilai yang diperoleh kembali dari Aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai Aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, Aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
Fixed Assets and other non-current Assets, including intangible Assets, are reviewed for impairment losses or changes in circumstances indicating that the carrying amount of the Assets and the recoverable amount may not be recoverable. An impairment loss is recognized for the differences between the carrying amount of the Assets and the recoverable amount. The recoverable amount is determined as the higher of net selling price or value in use. In order to test the impairment value, Assets are classified into the smallest unit that provide a separate cash flows.
m. Biaya Hukum Perolehan Hak atas Tanah
m. Legal Costs for Landrights Acquisition
Jumlah biaya hukum yang material yang berkaitan dengan perolehan hak atas tanah dikapitalisasi dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah tersebut.
Material amounts of expenses related to the legal processing of land rights are capitalized and amortized over their useful lives.
n. Biaya Tangguhan
n. Deferred Charges
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan pelapisan ulang (overlay) landasan dan bangunan lapangan lainnya ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaat yaitu 10 tahun untuk konstruksi rigid dan 4 tahun untuk konstruksi fleksibel.
Expenses related to overlay of landing road and other field construction are deferred and amortized over ten years for rigid construction and four years for flexible construction using straight line method.
19
158
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
2. Kebijakan Akuntansi Yang Penting (Lanjutan) o. Penyisihan atau kewajiban diestimasi
2. Summary of Significant Accounting Policies (Continued) o. Provisions
Penyisihan atau kewajiban diestimasi untuk restorasi lingkungan, biaya restrukturisasi dan tuntutan hukum diakui ketika :
Provisions for estimate liabilities of environmental restoration, restructuring cost and legal claims cost are recognized when :
! Perseroan mempunyai kewajiban hukum atau konstruksi di masa kini
! The Company has a present legal or constructive obligation as a
sebagai akibat dari kejadian di masa lalu;
result of past events;
! Terdapat kemungkinan diatas 50% bahwa akan ada arus keluar
! There is a probable over 50% of expenses outflow in order to fulfill
sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut;
the obligation;
! Jumlahnya dapat diestimasi secara handal.
! The amount has been reliably estimated.
p. Pajak Penghasilan
p. Income Tax
Pajak penghasilan pada laporan laba rugi ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan. Pajak penghasilan atas pendapatan dari persewaan tanah dan / atau bangunan, ditentukan berdasarkan penghasilan kena pajak sesuai dengan Peraturan yang berlaku.
Income tax in the statement of income is determined based on taxable income for current year. Income tax resulting from land or building rental is determined based on taxable income, complying with the effective tax regulation.
q. Imbalan Pasca Kerja
q. Post Employment Benefit
Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Angkasa Pura II (DPAP2). Manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun (PhDP) dan masa kerja karyawan. Pendanaan DPAP2 terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja sebesar 27,59% dan karyawan 5% dari PhDP. Biaya jasa kini diakui sebagai beban periode berjalan. Biaya jasa lalu, koreksi aktuaria dan dampak perubahan asumsi bagi peserta pensiun yang masih aktif diamortisasi selama estimasi kerja rata-rata karyawan sebagaimana ditentukan oleh aktuaris.
The Company provides defined pension benefit plan for all of its permanent employees. The program is managed by the Dana Pensiun of Angkasa Pura II (DPAP2). This pension benefit that will be paid is calculated based on the basic income of the pension (PhDP) and the employment period of the employees. The financing of DPAP2 mainly derives from the contributions from the employer at 27.59% and employees at 5% of the PhDP. Current service cost is recognized as expenses for the current year. Past service cost, actuary correction and the effect of assumption alteration to the active pension members are amortized based on the estimation of the average employment period as determined by the actuary.
Perseroan juga menyelenggarakan Program Tunjangan Hari Tua (THT) yang pendanaannya diserahkan kepada PT Asuransi Jiwasraya dan PT Asuransi Bumiputera. Manfaat imbalan pasca kerja yang diperoleh melalui program dana pensiun dan program THT ternyata telah melebihi manfaat imbalan pasca kerja berdasarkan UU No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, sehingga Perseroan tidak perlu lagi mencadangkan kewajiban imbalan pasca kerja pada akhir tahun.
The Company conducts old age welfare program (THT) of which the fund is submitted to PT Asuransi Jiwasraya and PT Asuransi Bumiputera. The post employment benefit provided from the pension program and THT exceed the amount stated in the labor Law No 13 year 2003, therefore the Company does not provide allowance for post employment benefit at the end of the year.
Disamping itu Perseroan juga menyelenggarakan Program Pemberian Tunjangan Perumahan Akhir Masa Tugas. Program tersebut tidak didanai, oleh karena itu dilakukan pencadangan imbalan pasca kerja untuk program tersebut pada akhir tahun.
The Company also conducts housing allowance program at the end of employment period. The program is unfunded, therefore the Company provides allowance of post employment benefit for the program at the end of year.
r. Dividen
r. Dividends
Pembagian dividen kepada para pemegang saham Perseroan diakui sebagai sebuah kewajiban dalam laporan keuangan pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham Perseroan.
Dividends distributions to the Company's shareholders are recognized as a liability in the financial statements in the period in which the dividend is approved by the Company's shareholders.
20
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
159
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
3. Penyajian kembali Laporan Keuangan
3. Restatement of Financial Statements
Pada tahun 2009 Perseroan melakukan penyesuaian atas akun-akun yang berhubungan dengan Laporan Keuangan tahun 2008. Sesuai dengan PSAK 25, maka untuk tujuan komparatif dilakukan penyajian kembali atas Laporan Keuangan tahun 2008, sebagai berikut :
In the year 2009 the Company made an adjustment to the accounts relating to the Financial Statements for the year 2008. In accordance with PSAK 25, then for comparative purposes, the restatement of financial statements for the year 2008 is made, as follows:
2008 Laporan terdahulu Prior report NERACA Aset Akumulasi Penyusutan Pajak dibayar di muka Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan pasca kerja Saldo laba LAPORAN LABA RUGI Beban penyusutan Beban pegawai Beban umum dan aset dibiayakan Laba bersih Penghasilan (beban) pajak Beban pajak tangguhan
Disajikan kembali Restated
1.978.809.975.055 90.286.535.081
1.978.742.393.996 71.435.177.264
BALANCE SHEET Asset Accumulated depreciation Prepaid taxes
8.047.958.261 43.475.718.898 713.966.373.809
7.344.488.727 45.098.218.898 694.263.566.585
Liabilities and Equity Deferred tax liabilities Post-employment benefit liabilities Retained earnings
194.942.105.779 636.542.109.911 254.896.767.199 692.394.832.590
195.772.670.892 631.884.609.911 280.028.125.016 671.793.879.194
16.594.407.349
15.890.937.815
Penjelasan mengenai penyajian kembali atas masing-masing akun tersebut dapat dilihat pada catatan 10, 13, 24, 32 dan 35.
INCOME STATEMENT Depreciation expenses Personnel expenses general expenses and expensed assets Net income Deferred revenue (expense) Deferred tax expenses
A description of the restatement of each of these accounts can be seen in notes 10, 13, 24, 32 and 35.
21
160
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on31, December WITH COMPARATIVE FOR 2008 for Year 2008 with FIGURES Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4. Kas Dan Setara Kas
4. Cash And Cash Equivalents 2009
Kas : Rupiah USD
2008
150.853.182 114.743.166 265.596.348
245.710.190 144.827.352 390.537.542
25.692.974.733 18.435.969.071 44.128.943.804
19.067.313.314 23.349.299.581 42.416.612.895
407.960.000.000 1.732.764.750.000 2.140.724.750.000
32.850.000.000 1.861.660.000.000 1.894.510.000.000
Jumlah kas dan setara kas
2.185.119.290.152
1.937.317.150.437
Tingkat bunga deposito berjangka - Rupiah Tingkat bunga deposito berjangka - USD
7% - 9,25% 3,75% - 4,25%
Bank : Rupiah USD Deposito berjangka : Rupiah USD
Rincian kas dan setara kas kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut : Kas : Kantor Pusat 82.820.700 Bandara Internasional Soekarno-Hatta 116.140.182 Bandara Halim Perdanakusuma 9.478.399 Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 6.096.079 Bandara Supadio 2.017.500 Bandara Polonia 14.004.800 Bandara Sultan Syarif Kasim II 1.913.422 Bandara Internasional Minangkabau 20.198.394 Bandara Sultan Iskandar Muda 1.198.819 Bandara Husein Sastranegara 4.765.736 Bandara Raja Haji Fisabililah 442.516 Bandara Sultan Thaha 2.546.286 Bandara Depati Amir 3.973.515 Jumlah kas 265.596.348 Bank : Rupiah : PT Bank Mandiri PT Bank BNI PT Bank Rakyat Indonesia Bank Nagari Citibank Bank Bukopin PT Bank Jabar Jumlah dipindahkan
7.260.035.372 1.671.313.810 7.367.107.292 2.473.908.026 428.912.687 4.222.966.298 2.268.731.248 25.692.974.733
6,75% - 13,25% 3,50% - 4,50%
Cash and Cash Equivalent: Rupiah USD
Cash in Banks: Rupiah USD Time Deposit : Rupiah USD Total Time Deposit Interest Rate - Rupiah Time Deposit Interest Rate - USD
Details of cash and cash equivalents in head office and its branches are as follows: Cash on Hand: 81.776.850 Head Office 114.987.175 Soekarno-Hatta Airport 11.358.257 Halim Perdanakusuma Airport 3.783.318 Sultan Mahmud Badarudin II Airport 888.000 Supadio Airport 69.816.394 Polonia Airport 33.059.573 Sultan Syarif Kasim II Airport 16.333.472 Minangkabau Airport 43.418.798 Sultan Iskandar Muda Airport 4.396.000 Husein Sastranegara Airport 6.085.041 Raja Haji Fisabililah Airport 2.343.064 Sultan Thaha Airport 2.291.600 Depati Amir Airport 390.537.542 Total Cash on Hand
9.766.860.299 3.340.613.398 2.658.639.003 2.172.607.496 431.660.689 417.749.717 279.182.712 19.067.313.314
Cash in Banks : Rupiah : PT Bank Mandiri PT Bank BNI PT Bank Rakyat Indonesia Bank Nagari Citibank Bank Bukopin PT Bank Jabar Total Carried Forward
22
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
161
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali ANGKA dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL For the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER Figures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
4. Kas Dan Setara Kas (Lanjutan) Jumlah Pindahan Bank : USD : Citibank PT Bank Mandiri BRI PT Bank BNI Jumlah bank
4. Cash And Cash Equivalents (Continued) 25.692.974.733
19.067.313.314
655.915.738 15.657.731.998 502.914.288 1.619.407.047 44.128.943.804
10.601.588.739 8.638.592.202 4.109.118.640 42.416.612.895
Total Carried forward Cash in Banks : USD : Citibank PT Bank Mandiri BRI PT Bank BNI Total Cash in Banks
568.600.000.000 308.965.000.000 427.400.000.000 278.500.000.000 83.500.000.000 55.799.750.000 10.000.000.000
504.600.000.000 453.940.000.000 318.100.000.000 298.600.000.000 159.200.000.000 97.220.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000
Time Deposits (Head Office) : Rupiah : PT Bank Mandiri PT Bank Bukopin PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank BNI PT Bank Jabar PT Bank Mega Syariah PT Bank Niaga PT Bank Muamalat
USD : PT Bank Mandiri PT Bank BNI PT BRI Jumlah deposito berjangka
266.960.000.000 141.000.000.000 2.140.724.750.000
16.425.000.000 16.425.000.000 1.894.510.000.000
USD : PT Bank Mandiri PT Bank BNI PT BRI Total Time Deposits
Jumlah kas dan setara kas
2.185.119.290.152
1.937.317.150.437
Total Cash and Cash Equivalents
Deposito berjangka (kantor pusat) Rupiah : PT Bank Mandiri PT Bank Bukopin PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank BNI PT Bank Jabar PT Bank Mega Syariah PT Bank Niaga PT Bank Muamalat
Rincian saldo bank kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Details of cash in banks of head office and its branch offices as of December 31, 2009 and 2008 are as follows :
2009 Bank : Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Raja Haji Fisabililah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah bank
2008
32.408.583.209 4.311.060.192 11.443.249 103.373.804 3.520.986.265 37.029.730 3.304.728.064 24.166.581 22.884.774 302.627.422 82.060.514 44.128.943.804
32.493.987.041 3.276.879.674 13.139.000 1.000.000 2.647.896.525 36.459.807 2.827.295.024 612.526.579 306.475.342 141.500.216 59.453.687 42.416.612.895
Cash in Banks : Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total cash in banks
5. Surat Berharga
Obligasi yang diperdagangkan Unit Penyertaan Reksadana Saham yang diperdagangkan di bursa efek Jumlah surat berharga
5. Marketable Securities 2009 95.259.567.400 43.223.670.042 9.877.950.000 148.361.187.442
2008 175.924.492.500 54.795.608.908 3.317.040.000 234.037.141.408
Marketable bonds Mutual funds Securities for trading in Stock Exchange Total marketable securities
23
162
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
5. Surat Berharga (Lanjutan) a. Obligasi yang diperdagangkan
5. Marketable Securities (Continued) a. Details of marketable bonds 2009
Obligasi PGN Euro Finance Ltd Obligasi a/n Medco (USD) Obligasi a/n Bond Republic of Indonesia RI seri 2014 Syariah Negara (SBSN) IFR 0001 Obligasi PLN IX Seri A tahun 2007 Obligasi Pemerintah FR0028 Obligasi Perum Pegadaian XII Seri A Obligasi Danareksa II Tahun 2007 Obligasi Indosat VI Seri A th. 2008 Obligasi Jasa Marga XIII Seri R Tahun Obligasi Mobile 8 I Tahun 2007 Obligasi Bakrieland dev. Seri A th. 2008 Obligasi Indofood IV th. 2007 Obligasi Astra Sedaya Finance IX Seri E Obligasi Syariah Ijarah PLN II Jumlah obligasi yang diperdagangkan
16.446.240.000
2008 55.058.242.500 22.173.750.000
20.800.000.000 8.572.840.000 9.892.000.000 7.148.439.900 4.950.000.000 5.075.350.000 5.225.592.500 2.714.645.000 4.355.000.000 4.617.000.000 3.700.000.000 1.762.460.000 95.259.567.400
19.710.000.000 18.600.000.000 10.075.000.000 9.000.000.000 7.000.000.000 5.512.500.000 5.000.000.000 5.000.000.000 4.895.000.000 4.430.000.000 4.250.000.000 3.700.000.000 1.520.000.000 175.924.492.500
b. Unit Penyertaan Reksadana
b. Mutual Funds 2009
Reksadana PS. Uang Sidana Kas Maxima Reksadana Schroder D.T II Reksadana Mandiri Investa Berimbang Reksadana Mandiri Investa Aktif Reksadana IPB Syariah Reksadana Syariah Batasa Kombinasi Reksadana Paramita Platinum Jumlah unit penyertaan reksadana
2008
20.000.000.000 9.791.875.660 4.685.345.901 4.456.182.480 2.232.840.000 2.057.426.001 43.223.670.042
20.082.851.996 19.992.399.073 6.413.743.118 2.797.664.137 2.312.405.104 1.661.040.000 1.535.505.480 54.795.608.908
c. Saham yang diperdagangkan di Bursa Efek 2008
9.877.950.000 148.361.187.442
Semua surat berharga tersebut diatas dinilai berdasarkan nilai wajar efek yang ditentukan dari nilai pasar yang tersedia pada Bursa Efek Indonesia per 31 Desember 2009.
3.317.040.000 234.037.141.408
Shares of Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Total Marketable Securities
All securities are value based on fair value which is determined from the effects of market value available on the Indonesia Stock Exchange as of December 31, 2008.
Tingkat Bunga : Tingkat bunga obligasi - Rupiah Tingkat bunga obligasi - Dollar Amerika
Mutual Funds of PS.Uang Sidana Kas Maxima Mutual Funds of Schroder D,T II Mutual Funds of Mandiri Investa Berimbang Mutual Funds of Mandiri Investa Aktif Mutual Funds of IPB Syariah Mutual Funds of Syariah Batasa Kombinasi Mutual Funds of Paramita Platinum Total Mutual Funds c. Securities for Trading in Stock Exchange
2009 Saham Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Jumlah Surat Berharga
Bonds of PGN Euro Finance Ltd Bonds of Medco (USD) Bonds of Republic of Indonesia RI Seri 2014 Bonds Syariah Negara (SBSN) IFR 0001 Bonds of PLN IX Seri A tahun 2007 Bonds of Pemerintah FR0028 Bonds of Perum Pegadaian XII Seri A Bonds of Danareksa II Tahun 2007 Bonds of Indosat VI Seri A th, 2008 Bonds of Jasa Marga XIII Seri R Tahun 2007 Bonds of Mobile-8 I Tahun 207 Bonds of Bakrieland dev, Seri A th, 2008 Bonds of Indofood IV Tahun 2007 Bonds of Astra Sedaya Finance IX Seri E Bonds of Syariah Ijarah PLN II Total marketable bonds
Bonds Interest : 2009 10,125% - 11,80% 8,75%
2008 10,01% - 12,38% 6,75% - 8,75%
Bonds interest rate - Rupiah Bonds interest rate - US Dollar
24
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
163
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on31, December WITH COMPARATIVE FOR 2008 for Year 2008 with FIGURES Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
6. Piutang Usaha
6. Accounts Receivable 2009
2008
Piutang usaha : Aeronautika Non Aeronautika Piutang PPN Keluaran Sub jumlah
132.277.491.537 169.347.269.180 18.750.203.920 320.374.964.637
362.259.539.849 171.118.649.958 22.968.528.293 556.346.718.100
Accounts receivable : Aeronautic Non Aeronautic Prepaid VAT - Output Sub Total
Cadangan penyisihan piutang tak tertagih : Saldo awal cadangan piutang usaha Pembentukan selama tahun berjalan Pengurangan selama tahun berjalan Saldo akhir cadangan piutang usaha Jumlah bersih
(223.146.459.729) (9.684.061.053) 129.273.118.889 (103.557.401.893) 216.817.562.744
(165.689.649.797) (57.456.809.932) (223.146.459.729) 333.200.258.371
Allowance for doubtful accounts : Beginning balance Reserve for current year Deduction for the current year Ending balance Total Receivables - Net
2009 178.753.623.454
2008 220.407.267.940
39.794.649.472 22.027.269.088 79.799.422.623 320.374.964.637 (103.557.401.893) 216.817.562.744
84.704.987.544 98.528.499.548 152.705.963.068 556.346.718.100 (223.146.459.729) 333.200.258.371
Rincian umur piutang usaha adalah sebagai berikut : Lancar Lewat jatuh tempo Antara 1 sampai 2 tahun Antara 2 sampai 3 tahun Lebih 3 tahun Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih Jumlah bersih
Details of aging schedule are as follows :
Cadangan penyisihan piutang tak tertagih mengalami pengurangan selama tahun berjalan yang terdiri dari; pengalihan pencadangan piutang usaha PT Garuda Indonesia (Persero) sebesar Rp 123.429.040.329 menjadi Pendapatan Yang Ditangguhkan dikarenakan direklasifikasi ke piutang lainlain sesuai dengan perjanjian Konversi Hutang Dagang Menjadi Pinjaman Pemegang Saham antara Perseroan dengan PT Garuda Indonesia (Persero) dan pelunasan Piutang Usaha yang telah dicadangkan sebesar Rp 8.639.760.918.
Current Maturity : 1 - 2 years 2 - 3 years More than 3 years Net of allowance for doubtful accounts Total receivables - net
Allowance for bad debts is experiencing an deduction, including diverting balance of account receivable of PT Garuda Indonesia (Persero) amounting Rp 123,429,040,329 to deferred revenue due to the reclassification to other receivables in accordance with the Debt Conversion Agreement Trade Become Shareholder Loans between the Company and PT Garuda Indonesia (Persero) and the settlement of Accounts Receivable that have been reserved amounting to Rp 8,639,760,918.
25
164
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
6. Piutang Usaha (Lanjutan) 6. Account receivable (Continued) Details of accounts receivable as of December 31, 2009 and 2008 are as Rincian piutang per debitur per 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai follows : berikut : 2009 2008 PT. Garuda Indonesia (Persero) 18.453.184.756 251.312.628.303 Garuda Indonesia (Persero), PT Purantara Mitra Angkasa 18.191.465.457 16.617.408.909 Purantara Mitra Angkasa Singapore Airlines 10.872.079.628 16.380.607.797 Singapore Airlines Lion Air 10.631.033.176 9.103.238.770 Lion Air Cathay Pacific Airways 9.545.537.742 8.157.117.407 Cathay Pacific Airways Merpati Nusantara A/L 8.904.256.792 8.804.312.696 Merpati Nusantara A/L Gapura Angkasa 8.720.558.972 4.173.927.773 Gapura Angkasa Air Asia 8.179.697.821 9.376.409.119 Air Asia PT. Jasa Angkasa Semesta 8.002.921.128 8.909.962.046 Jasa Angkasa Semesta, PT PT. Wahana Dirgantara 7.744.228.001 3.979.207.800 Wahana Dirgantara, PT Angkasa Citra Saran / ACS 5.579.225.725 2.577.185.417 Angkasa Citra Saran / ACS Malaysia Airlines System 5.254.857.525 1.149.973.231 Malaysia Airlines System Emirat Arab 4.627.552.987 2.545.454.718 Emirat Arab Perum Telekomunikasi 4.421.884.764 3.014.725.553 Perum Telekomunikasi 3.995.508.553 1.483.554.444 Korean Airlines Korean Airlines Mandara Jasindo Sena 3.904.066.009 1.244.776.315 Mandara Jasindo Sena Pertamina 3.886.292.505 1.657.147.544 Pertamina PT. Adam Air 3.837.165.438 4.553.384.542 Adam Air, PT PT. Metro batavia 3.707.167.475 1.369.476.478 Metro batavia, PT PT. Jatayu 3.663.859.386 4.491.853.810 Jatayu, PT Dewata Agung Wibawa 3.542.877.971 7.182.129.108 Dewata Agung Wibawa Sanggraha Daksa Mitra 3.194.308.959 2.931.140.354 Sanggraha Daksa Mitra Macau Eagle 3.009.790.136 2.041.843.762 Macau Eagle PT. Inti Dufree Promosindo 2.928.507.284 2.969.865.112 Inti Dufree Promosindo, PT Silk Air 2.724.986.636 2.870.301.008 Silk Air Java Jet Jeppesen 2.395.902.080 2.790.971.040 Java Jet Jeppesen Thai Internatianal A/W 2.206.199.275 2.201.578.410 Thai Internatianal A/W KLM Royal Dutch Airlines 2.132.210.558 2.761.818.535 KLM Royal Dutch Airlines PT. Level Delapan Utama 2.001.711.634 2.724.545.380 Level Delapan Utama, PT 1.784.877.632 1.497.625.747 Unex Inti Indonesia Unex Inti Indonesia PT. Indonesia Airlines 1.778.404.967 1.872.840.034 Indonesia Airlines, PT Air India 1.739.609.018 1.156.201.521 Air India PT. GMF Aero Asia 1.559.735.899 11.420.237.128 GMF Aero Asia, PT Griya Kaya Kreasi Graha 1.554.323.071 1.681.873.936 Griya Kaya Kreasi Graha Yemen Airways 1.545.582.745 1.626.780.275 Yemen Airways Air Lanca, Ltd 1.443.836.037 1.524.237.919 Air Lanca, Ltd Air Nuigini 1.376.792.244 1.603.816.497 Air Nuigini PT. Profita garda Kencana 1.186.805.517 1.186.805.417 Profita garda Kencana, PT Qatar Airways 1.151.507.222 1.840.717.647 Qatar Airways PT. Mitra Karsa Media 1.138.352.337 1.139.773.717 Mitra Karsa Media, PT Value Air 1.104.887.656 1.526.649.876 Value Air Jetstar Airways 1.098.739.492 2.183.230.053 Jetstar Airways Lufthansa GA 1.081.763.029 1.174.608.977 Lufthansa GA Qantas Airways 1.047.016.161 4.473.837.864 Qantas Airways Tiger Airways 920.211.718 1.354.415.136 Tiger Airways Eva Air 792.790.039 1.123.115.141 Eva Air Gulf Air Company 382.725.946 1.668.172.945 Gulf Air Company Bank Central Asia (BCA) 344.380.525 1.079.266.033 Bank Central Asia (BCA) China Airlines 57.675.851 66.066.900 China Airlines PT. Plasma Inti Media 3.600.000 1.553.645.352 Plasma Inti Media, PT Pertamina/Yos Sudarso 9.668.519.160 Pertamina/Yos Sudarso Lain-lain 121.022.309.160 114.547.735.444 Others Jumlah piutang usaha Total account receivables 320.374.964.637 556.346.718.100
26
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
165
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
6. Piutang Usaha (Lanjutan) PT Garuda Indonesia (Persero)
6. Account receivable (Continued) PT Garuda Indonesia (Persero)
Pada tanggal 27 Mei 2009 telah disepakati untuk dilakukan restukturisasi Hutang Dagang PT Garuda Indonesia (Persero) melalui Perjanjian Konversi Hutang Dagang Menjadi Pinjaman Pemegang Saham, yaitu sebesar USD 21,052,103.19. PT Garuda Indonesia (Persero) akan melakukan pembayaran pokok dan bunga berdasarkan jadwal pembayaran yang telah disepakati yang terbagi dalam 7 (tujuh) tahap (Lihat catatan no. 6).
It has been agreed on May 27, 2009 to restructurize PT Garuda Indonesia (Persero)'s account payable into shareholder's Loan, amounting to USD 21,052,103.19. PT Garuda Indonesia (Persero) will make the initial payment and the interest based on the payment schedule that has been agreed upon that's been divided into 7 (Seven) steps (see notes No 6).
PT Adam Air
PT Adam Air
PT Adam Air telah dinyatakan pailit pada tanggal 18 Maret 2008. Tagihan yang diajukan oleh PT Angkasa Pura II (Persero) selanjutnya disampaikan kepada tim kurator PT Adam Skyconnection Airlines (dalam Pailit). Saldo PT Adam Air per 31 Desember 2009 adalah sebesar Rp 3.837.165.438, atas saldo ini telah dilakukan penyisihan sebesar 100%.
PT Adam Air was declared bankrupt on March 18, 2008. The invoice submitted by PT Angkasa Pura II (Persero) will be submited to the Curator team of PT Adam Skyconnection Airlines (in bankruptcy). PT Adam Air's balance per December 31, 2009 amounting Rp 3,837,165,438, on this balance has been provided 100% allowance for uncollectible amount.
Rincian piutang kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Details of accounts receivables in the head office and branch offices are as follows : 2008
2009 Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabililah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Dikurangi : Penyisihan piutang tak tertagih Jumlah bersih
15.299.021.484 226.505.167.986 13.384.190.552 5.298.300.727 2.607.924.052 40.831.090.903 4.857.291.404 6.764.822.768 1.376.164.163 2.056.616.468 220.697.088 670.315.191 503.361.850 320.374.964.637 (103.557.401.893) 216.817.562.744
Berdasarkan penelaahan terhadap piutang usaha masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen perseroan berpendapat bahwa penyisihan piutang tak tertagih cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
19.030.951.731 456.977.763.392 10.361.744.950 5.177.500.585 2.495.385.112 48.313.699.448 4.120.693.657 5.289.566.672 1.890.429.287 1.415.456.580 225.260.087 495.937.478 552.329.121 556.346.718.100 (223.146.459.729) 333.200.258.371
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Less : Allowance for doubtful accounts Total receivables - net
Based on the review of the status of the individual receivable at the end of the year, The Company's management believes that the allowance for doubtful account is adequate to cover possible losses from uncollectible accounts.
27
166
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
7. Piutang lain-lain
Piutang kepada PT Garuda Indonesia (Persero) Piutang kepada PT Angkasa Pura Schiphol Piutang Pegawai Lain-lain Jumlah
7. Other Receivables 2009 215.526.169.453 11.383.101.561 3.526.020.253 27.619.902.499 258.055.193.766
2008 12.381.887.700 3.253.193.443 2.280.323.817 17.915.404.960
Loan to PT Garuda Indonesia (Persero) Loan to PT Angkasa Pura Schipol Loan to Employee Others Total
PT Garuda Indonesia (Persero)
PT Garuda Indonesia (Persero)
Piutang kepada PT Garuda Indonesia (Persero) merupakan hasil konversi hutang usaha menjadi pinjaman pemegang saham berdasarkan perjanjian no. PJJ.05.04/00/05/2009/104 yang telah disepakati pada tanggal 27 Mei 2009. Pembayaran tahap pertama telah dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2009 yaitu USD 210,521,03 atau 1% dari keseluruhan pinjaman pokok dan pembayaran terakhir akan jatuh tempo pada tanggal 30 Desember 2015. Sedangkan bunganya menggunakan tarif LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) periode 3 (tiga) bulan ditambah 0,9% yang dibayarkan setiap akhir periode 3 (tiga) bulan yaitu setiap tanggal 27 Agustus, 27 November, 27 Pebruari dan 27 Mei (lihat catatan no. 5).
Accounts receivable from PT Garuda Indonesia (Persero) is the conversion of accounts payable to shareholders loan based on the agreement no. PJJ.05.04/00/05/2009/104 agreed on May 27, 2009. The first payment was held on July 6, 2009 is EUR 210,521,03 or 1% of the total outstanding principal and the last payment is due on December 30, 2015. While the interest rates at LIBOR (London Inter Bank Offer Rate) period 3 (three) months plus 0.9% which is payable at end of period 3 (three) months, which is at each of August 27, 27 November, 27 February and 27 May (see note no. 5).
PT Angkasa Pura Schiphol
PT Angkasa Pura Schiphol
Piutang kepada PT Angkasa Pura Schiphol merupakan pemberian pinjaman untuk proyek pengembangan dan pengoperasian automated border passage system (electronic immigration system) sebesar USD 1,130,766 berjangka waktu selama 5 tahun (periode 2 Maret 2007 sampai dengan 2 Maret 2013 dengan tingkat bunga 6% per tahun. Saldo piutang tersebut per 31 Desember 2009 berjumlah Rp 11.383.101.561 yang terdiri dari piutang pokok sebesar Rp 10.629.200.401 dan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo per 2 Maret 2009 sebesar Rp 753.901.160 atau setara dengan USD 263,257.08.
Accounts receivable from PT Angkasa Pura Schiphol representing loans for project development and operation of the automated border passage system (electronic Immigration system) amounted to USD 1,130,766 for a term of 5 years (the period March 2, 2007 until March 2, 2013 with interest rate of 6% per year. Balance accounts receivable as of December 31, 2009 amounted to Rp 11,383,101,561 which consists of receivables amounting to Rp 10,629,200,401 and interest on loans that had matured as of March 2, 2009 amounted to Rp 753,901,160 or equivalent to USD 263,257.08
Pada saldo lain-lain sebesar Rp 27.619.902.499 terdapat uang muka pembayaran Deviden interm tahun 2009 sebesar Rp 25.000.000.000 yang dibayarkan berdasarkan surat Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara no. S-785/MBU/2009 tanggal 19 Oktober 2009.
In other outstanding amounting to Rp 27,619,902,499 including advances interm year 2009 Dividend payment amounting to Rp 25,000,000,000, payable by letter of the State Minister for State Owned Enterprises no. S785/MBU/2009 dated October 19, 2009.
28
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
167
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
8. Persediaan Pemeliharaan elektronika Pemeliharaan listrik dan air Pemeliharaan peralatan mekanikal & AC Keperluan PKP PK Alat angkut, alat-alat berat kendaraan PKP-PK Keperluan elektronika Keperluan ATK dan cetakan umum Keperluan listrik dan air Pemeliharaan bangunan Keperluan bahan bakar pelumas Keperluan mekanik dan AC Keperluan kebengkelan Keperluan lain-lain Jumlah
8. Inventories 2009 5.206.911.148 4.193.481.280 1.955.155.222 1.095.671.635
2008 5.422.401.649 3.894.236.606 2.095.875.584 1.151.416.185
543.009.101 431.803.586 627.735.297 181.130.550 106.468.000 428.972.389 53.717.300 72.430.080 7.809.400 14.904.294.989
569.042.589 516.109.436 393.527.832 259.740.800 150.718.000 98.110.291 77.990.300 73.493.280 12.207.637 14.714.870.189
Rincian persediaan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabililah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
Electronic Maintenance Electricity and water maintenance Mechanical tools and AC maintenance PKP-PK Purposes Transportation vehicles, heavy machines PKP-PK Electronic purposes Office supplies and printing matters Utilities Building maintenance Fuel and lubricant Mechanical and AC purposes Workshop purposes Others Total
Details of the Inventories in the head office and branch offices are as follows :
2009 110.343.900 7.608.450.703 615.852.105 192.612.608 184.877.166 1.203.600.487 486.847.546 176.530.763 201.852.077 71.219.500 4.002.815.992 45.906.642 3.385.500 14.904.294.989
2008 108.049.972 7.682.208.839 473.796.705 135.496.598 144.913.258 1.222.461.062 546.967.412 91.515.638 194.825.287 87.583.693 4.007.236.650 16.111.475 3.703.600 14.714.870.189
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total
Perseroan tidak mengasuransikan persediaan yang dimiliki terhadap kemungkinan risiko kebakaran dan risiko lainnya.
The Company does not insure the inventories against a possible risks of fire and other risks.
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen Perseroan berpendapat bahwa penyisihan untuk persediaan barang rusak, barang usang tidak diperlukan.
Based on the review of the conditons of inventories at the end of year, the Company's management believes that allowance for damage and obsolete inventory is not necessary.
29
168
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the years STATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
9. Biaya dibayar di muka Biaya umum Biaya pegawai Biaya persediaan Biaya pemeliharaan Lain-lain Jumlah
9. Prepaid Expenses 2009 14.295.671.805 10.668.278.026 385.852.950 524.629.008 1.168.406.480 27.042.838.269
2008 10.674.458.474 7.587.269.645 431.843.570 98.369.600 406.146.699 19.198.087.988
General Employees Inventory Maintenance Others Total
Rincian biaya dibayar di muka kantor pusat dan cabang-cabang sebagai Details of Prepaid expenses in the head office and branch offices are as berikut : follows : 2009 2008 Kantor Pusat 8.974.529.447 10.621.403.166 Head Office Bandara Internasional Soekarno-Hatta 5.675.893.828 3.788.736.665 Soekarno-Hatta Airport Bandara Halim Perdanakusuma 574.249.465 425.579.859 Halim Perdanakusuma Airport Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 554.998.607 493.302.737 Sultan Mahmud Badarudin II Airport Bandara Supadio 239.336.379 297.099.173 Supadio Airport Bandara Polonia 6.526.747.033 1.548.084.226 Polonia Airport Bandara Sultan Syarif Kasim II 775.726.504 529.163.267 Sultan Syarif Kasim II Airport Bandara Internasional Minangkabau 1.399.175.214 294.794.000 Minangkabau Airport Bandara Sultan Iskandar Muda 490.707.384 372.670.826 Sultan Iskandar Muda Airport Bandara Husein Sastranegara 1.005.401.770 335.279.088 Husein Sastranegara Airport Bandara Raja Haji Fisabililah 317.743.644 155.616.693 Raja Haji Fisabililah Airport Bandara Sultan Thaha 292.589.242 187.277.742 Sultan Thaha Airport Bandara Depati Amir 215.739.753 149.080.546 Depati Amir Airport Jumlah Total 27.042.838.269 19.198.087.988 10. Pajak dibayar di muka
10. Prepaid Taxes 2009
2008
Lebih Bayar Pajak Penghasilan Badan Tahun 2007
-
15.186.315.174
SKPLB 00068/406/05/051/07 tahun 2006
44.765.486.207
44.765.486.207
SKPLB No. 08/207/05/051/07 tahun 2005 Uang muka PPN Banding tahun 2005 Uang muka PPN Banding tahun 2006
10.518.373.513 9.982.792.093 75.000.000.000
10.518.373.513 -
300.000.000
300.000.000
500.000.000 165.002.370 141.231.654.183
500.000.000 165.002.370 71.435.177.264
SKPLB No. 023/206/04/051/06 tahun 2004 SKPLB No. 0131/207/03/051/05 tahun 2003 Pajak Penghasilan pasal 21 tahun 2004 Jumlah
Pada tanggal 28 Juni 2007, KPP BUMN telah melakukan pemindahbukuan sebesar Rp 10.518.373.513 dari Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh badan tahun 2005, dan pada tanggal 12 Agustus 2008 pemindahbukuan sebesar Rp 44.765.486.207 dari Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh Badan tahun 2006 dikarenakan Perseroan memperoleh Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) No. 08/207/05/051/07 atas PPN Dalam Negeri tahun 2005. Perseroan mengajukan banding kepada pengadilan pajak atas SKKB PPN tersebut melalui surat no. 05.05/00/10/2008/189 tanggal 23 Oktober 2008 dan melakukan pembayaran tunai sebesar Rp 9.982.792.093
Overpayment on Corporate Income tax of 2007 Tax assesment of overpayment (SKPLB) No 00068/406/05/051/07 in 2006 Tax assesment of overpayment (SKPLB) No 08/207/05/051/07 in 2005 Advance VAT in 2005 Advance VAT in 2006 Tax assesment of overpayment (SKPLB) No 023/206/04/051/06 tahun 2004 Tax assesment of overpayment (SKPLB) No 0131/207/03/051/05 tahun 2003 Income tax article 21 in 2004 Total
On June 28, 2007, KPP BUMN has transferred an amount of Rp 10,518,373,513 from Letter Tax Overpayment (SKPLB) corporate income tax year 2005, and on August 12, 2008 amounting to Rp 44,765,486,207 the transfer of Tax Overpayment Assessment Letter (SKPLB ) corporate income tax in 2006 is because the Company received tax assessments (SKPKB) No. Domestic 08/207/05/051/07 of VAT in 2005. The Company filed an appeal to the tax court for VAT SKKB through letter no. 05.05/00/10/2008/189 dated October 23, 2008 and made cash payments amounting to Rp 9,982,792,093
30
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
169
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
10. Pajak dibayar di muka (Lanjutan)
10. Prepaid Taxes (Continued)
Pada tanggal 10 September 2009 untuk melengkapi 50% dari jumlah pajak yang terutang, yaitu Rp 65.266.651.813 sebagai persyaratan pengajuan banding.
On September 10, 2009 for completing 50% of the amount of tax payable, namely Rp 65,266,651,813 as requirements for filing an appeal.
Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPN No. 80/207/06/051/08 tahun pajak 2006 sebesar Rp 146.194.367.207. Atas SKKB tersebut Perseroan telah mengajukan banding melalui surat No 05.05/00/12/2009/035 tanggal 11 Desember 2009, dan melakukan pembayaran tunai berjumlah Rp 75.000.000.000, yaitu sebagai persyaratan mengajukan banding.
The Company received a tax assessment (SKPKB) VAT No. 80/207/06/051/08 fiscal year 2006 amounting to Rp 146,194,367,207. Because of the SKKB, the company has filed an appeal through the letter No 05.05/00/12/2009/035 dated December 11, 2009, and made cash payments totaling Rp 75,000,000,000, namely as a condition of appeal.
Terdapat penyajian kembali atas saldo uang muka pajak tahun 2008, yang disebabkan hasil pemeriksaan atas uang muka pajak tahun 2007 pada tahun 2009 yang tidak diakui sebagai pengurang pajak badan untuk tahun 2007.
There are a restatement of prepaid tax for the year 2008, which is caused by the result of the review of prepaid tax year 2007 in the year 2009 that are not recognized as a reduction of corporate tax for the year 2007.
11. Pendapatan yang masih harus diterima Jasa Aeronautika Jasa Non Aeronautika Jasa Kargo Jumlah
11. Accrued Revenues 2009 96.847.015.806 43.861.999.842 22.470.100 140.731.485.748
2008 98.991.168.136 36.475.176.048 59.564.241 135.525.908.425
Aeronautic service Non-Aeronautic service Cargo service Total
Rincian pendapatan yang masih harus diterima kantor pusat dan cabangDetails of accrued revenues in the head office and branch offices are as cabang sebagai berikut : follows : 2009 2008 Kantor Pusat 7.015.704.587 10.875.243.976 Head Office Bandara Internasional Soekarno-Hatta 125.602.864.933 115.235.265.683 Soekarno-Hatta Airport Bandara Halim Perdanakusuma 944.522.242 2.003.822.937 Halim Perdanakusuma Airport Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 1.790.481.753 2.138.667.861 Sultan Mahmud Badarudin II Airport Bandara Supadio 455.075.815 329.468.522 Supadio Airport Bandara Polonia 2.907.637.857 2.446.479.863 Polonia Airport Bandara Sultan Syarif Kasim II 475.078.216 264.092.353 Sultan Syarif Kasim II Airport Bandara Internasional Minangkabau 472.568.088 1.461.553.984 Minangkabau Airport Bandara Sultan Iskandar Muda 40.515.326 21.848.636 Sultan Iskandar Muda Airport Bandara Husein Sastranegara 411.511.743 199.952.047 Husein Sastranegara Airport Bandara Raja Haji Fisabililah 51.625.194 17.130.908 Raja Haji Fisabililah Airport Bandara Sultan Thaha 328.729.692 321.256.724 Sultan Thaha Airport Bandara Depati Amir 235.170.302 211.124.931 Depati Amir Airport Jumlah Total 140.731.485.748 135.525.908.425 12. Penyertaan PT Garuda Indonesia (Persero) PT Angkasa Pura Schiphol PT Purantara Mitra Angkasa Pura PT Gapura Angkasa PT Railink Indonesia Jumlah
12. Investments 2009 201.817.000.000 95.937.045.868 43.284.209.437 341.038.255.305
2008 201.817.000.000 89.043.931.940 42.725.176.660 333.586.108.600
PT Garuda Indonesia (Persero) PT Angkasa Pura Schiphol PT Purantara Mitra Angkasa Pura PT Gapura Angkasa PT Railink Indonesia Total
31
170
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. Penyertaan (Lanjutan)
12. Investments (Continued)
Investasi pada PT Gapura Angkasa
Investment in PT Gapura Angkasa
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 31,25% saham-saham yang dikeluarkan oleh PT Gapura Angkasa, Perseroan yang bergerak dalam bidang ground handling services.
Represents Company's direct ownership interest of 31.25% shares of PT Gapura Angkasa, which core business is ground handling services.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut :
The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
Nilai perolehan Bagian laba bersih kumulatif Dividen Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 Nilai tercatat akhir tahun
2009 67.200.000.000 22.906.431.940 (1.062.500.000) 6.893.113.928 95.937.045.868
2008 67.200.000.000 14.550.523.376 (1.062.500.000) 8.355.908.564 89.043.931.940
Acquisition value Equity in cummulative net gain Dividend Equity in net gain (losses) in 2008 Equity in net gain (losses) in 2009 Carrying Amount At The End of The Year
Sampai dengan laporan ini selesai, Laporan Keuangan PT Gapura Angkasa per 31 Desember 2009 yang diaudit, belum diterima.
Until this report is complete, the audited Financial Statements of PT Gapura Angkasa per December 31, 2009, have not been received.
Investasi pada PT Angkasa Pura Schiphol
Investment in PT Angkasa Pura Schiphol
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 50% saham-saham yang dikeluarkan oleh PT Angkasa Pura Schiphol, sebesar USD 1,500,000 dengan kurs Rp 2.308 atau setara dengan Rp 3.462.000.000, sesuai dengan persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.S.688/M.K.016/1995 tanggal 27 Nopember 1995. PT Angkasa Pura Schiphol bergerak dalam bidang jasa konsultan penerbangan.
Represents Company's direct ownership interest of 50% shares of PT Angkasa Pura Schiphol amounting to USD 1,500,000, with exchange rate of Rp 2,308 or equivalent to Rp 3,462,000,000, as approved by the Minister of Finance of The Republic of Indonesia in his Decision Letter No S.668/M.K.016/1995, PT Angkasa Pura Schiphol core business is flight consultant services.
Kepengurusan (manajemen) PT Angkasa Pura Schiphol merupakan kepengurusan bersama antara PT Angkasa Pura II (Persero) dengan Schiphol / management Service BV sesuai dengan akta notaris Sutjipto, SH., No. 90 tanggal 8 Apil 1996.
PT Angkasa Pura I (Persero) Schiphol's management is under joint management of Schiphol Management Service BV and the Company as stipulated in the notarial deed No 90 dated April 8, 1996 of Sutjipto, SH.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut :
The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
Nilai perolehan Bagian laba (rugi) bersih kumulatif Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 Nilai tercatat akhir tahun
2009 3.462.000.000 (1.434.429.911) (2.027.570.089) -
2008 3.462.000.000 (591.245.413) (843.184.498) (2.027.570.089) -
Nilai tercatat penyertaan PT Angkasa Pura II pada awal tahun telah nihil dan berdasarkan Laporan Keuangan 2009 (tidak diaudit), bagian kerugian PT Angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar Rp 1.942.128.325. Sampai dengan laporan keuangan ini selesai, Laporan Keuangan PT Angkasa Pura Schiphol per 31 Desember 2009 yang diaudit, belum diterima.
Acquisition value Equity in cummulative net gain Equity in net gain (losses) in 2008 Equity in net gain (losses) in 2009 Carrying Amount At The End of The Year
Carrying value of investments of PT Angkasa Pura II at the beginning of the year has been nil and based on Financial Statements 2009 (unaudited), the loss of PT Angkasa Pura II (Persero) is Rp 1,942,128,325. Until the financial statements is completed, the audited Financial Statements of PT Angkasa Pura Schiphol per December 31, 2009, have not been received.
32
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
171
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. Penyertaan (Lanjutan) Investasi pada PT Garuda Indonesia (Persero)
12. Investments (Continued) Investment in PT Garuda Indonesia (Persero)
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS -02/MBU/2008 tanggal 27 Juni 2008, pemegang saham (pemerintah) menyetujui pelaksanaan konversi sertifikat obligasi wajib konversi menjadi 201.817 lembar saham biasa dengan nominal @Rp 1.000.000 yang dilakukan pada tanggal 1 Nopember 2006.
According to Extraordinary General Meeting of Shareholders of PT Angkasa Pura II (Persero) No RIS-02/MBU/2008 dated June 27, 2008 the shareholder (Government) had approved the conversion of mandatory Convertible Bonds into 210,817 shares of common stock with par value of Rp 1,000,000 each which was done on November 1, 2006.
Pada tanggal 11 Maret 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) telah menerima asli surat kolektif saham sejumlah 201.817 saham dengan nomor urut 0007950813 sampai dengan 0008152629 yang seluruhnya bernilai nominal Rp 201.817.000.000 yang dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 9 Pebruari 2009 untuk dan atas nama PT Garuda Indonesia (Persero).
On March 11, 2009, PT Angkasa Pura II (Persero) has received share collective letter of 210,817 shares from No 0007950813 until 0008152629 with a par value of Rp 210,817,000,000 issued in Jakarta on February 9, 2009 for and under the name PT Garuda Indonesia (Persero).
Berdasarkan keputusan para pemegang saham di luar rapat umum pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero) No. BA.477/HK.09.01/2009DU tanggal 28 Desember 2009. Para pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero) menyetujui untuk mengeluarkan 967.869 lembar saham baru dalam simpanan dengan nominal Rp 1.000.000 dalam rangka mengkonversi sisa dari pokok Obligasi Wajib Konversi senilai kurang lebih 95% atau sebesar Rp 967.869.000.000 menjadi Saham Hasil Konversi yang diambil bagian oleh Bank Mandiri.
Based on the decision of the shareholders outside the general meeting of shareholders of PT Garuda Indonesia (Persero) No. BA.477/HK.09.01/2009DU dated December 28, 2009. The shareholders of PT Garuda Indonesia (Persero) agreed to issue 967,869 new shares with a nominal deposit of Rp 1,000,000 in order to convert the remainder of the principal Convertible Bonds amounting to approximately 95%, or Rp 967,869,000,000 to Conversion Shares that has been taken by Bank Mandiri.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut :
The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
Nilai perolehan Nilai tercatat akhir tahun
2009 201.817.000.000 201.817.000.000
2008 201.817.000.000 201.817.000.000
Acquisition value Carrying Amount At The End of The Year
Sampai dengan laporan ini selesai, Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) per 31 Desember 2009 yang diaudit belum diterima.
Until this report is complete, the audited Financial Statements of PT Garuda Indonesia (Persero) per December 31, 2009, have not been received.
Investasi pada PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Investment in PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 20% saham-saham yang dikeluarkan PT Purantara Mitra Angkasa Dua sebesar Rp 5.253.280.125, merupakan kompensasi sewa tanah selama periode 11 (sebelas) tahun 3 (tiga) bulan dilaksanakan di muka sebagai setoran sesuai dengan perjanjian sewa tanah No. SPSW.02.1.A/TU.308/AP II-2002-APII.
Represents Company's direct ownership interest at 20% shares of PT Purantara Mitra Angkasa Dua amounting to Rp 5,253,280,125, which is a compensation for land rental for the period of 11 (eleven) years and 3 (three) months paid-in advance as a payment of PT Angkasa Pura II (Persero) according to land rental agreement No SPSW.02.1.A/TU.308/2002-APII.
33
172
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
12. Penyertaan (Lanjutan)
12. Investments (Continued)
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut :
Nilai perolehan Bagian laba (rugi) bersih kumulatif Nilai tercatat akhir tahun
The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
2009 5.253.280.125 (5.253.280.125) -
2008 5.253.280.125 (5.253.280.125) -
Acquisition value Equity in cummulative net gain (losses) Carrying Amount At The End of The Year
Nilai tercatat penyertaan PT Angkasa Pura II (Persero) pada awal tahun telah nihil dan berdasarkan Laporan Keuangan 2009 (tidak diaudit), bagian kerugian PT angkasa Pura II (Persero) adalah sebesar Rp 1.334.999.525. Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Purantara Mitra Angkasa Dua per 31 Desember 2009 yang diaudit belum diterima.
Carrying value of investments of PT Angkasa Pura II (Persero) at the beginning of the year has been nil and based on Financial Statements 2009 (unaudited), the loss of PT Angkasa Pura II (Persero) is Rp 1,942,128,325. Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Purantara Mitra Angkasa II for the year ended December 31, 2008 have not been received.
Investasi pada PT Railink Indonesia
Investment in PT Railink Indonesia
Merupakan kepemilikan Perseroan atas 40% saham-saham yang dikeluarkan PT Railink Indonesia sebesar Rp 40.000.000.000. PT Railink Indonesia merupakan Perseroan Joint Venture (patungan) antara Perseroan dengan PT Kereta Api Indonesia yang bertugas untuk mengelola kegiatan usaha kereta api bandara, yang dibentuk berdasarkan Perjanjian Usaha Patungan antara Perseroan dengan Kereta Api Indonesia No. SPKS.023.1/KS.006.2006-APII dan nomor 98/HK/UM/2006 tanggal 14 Agustus 2006.
Represents Company's direct ownership interest of 40% shares of PT Railink Indonesia amounting to Rp 40,000,000,000, PT Railink Indonesia is joint venture company owned by PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Kereta Api Indonesia, conducting its business in managing train and airport under joint venture agreement between PT Angkasa Pura II (Persero) and PT Kereta Api Indonesia No SPKS.023.1/KS.006.2006-APII and No 98/HK/UM/2006 dated August 14, 2006.
Nilai investasi per 31 Desember 2009 dan 2008 dinyatakan sebagai berikut :
The value of investment as of December 31, 2009 and 2008 is as follows :
Nilai perolehan Bagian laba (rugi) bersih kumulatif Bagian laba (rugi) tahun buku 2008 Bagian laba (rugi) tahun buku 2009 Nilai tercatat akhir tahun
2009 40.000.000.000 2.667.200.788 617.008.649 43.284.209.437
2008 40.000.000.000 2.014.383.238 710.793.422 42.725.176.660
Sampai dengan laporan ini selesai, laporan keuangan PT Railink Indonesia per 31 Desember 2009 yang diaudit, belum diterima.
Acquisition value Equity in cummulative net gain (losses) Equity in net gain (losses) in 2007 Equity in net gain (losses) in 2008 Carrying Amount At The End of The Year
Up to this report is completed, the audited financial statements of PT Railink Indonesia for the year ended December 31, 2008 have not been received.
34
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
173
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
13. Aset Tetap
13. Fixed Assets 2009 Saldo
Jenis Aset tetap Nilai Tercatat Kepemilikan langsung Tanah Bangunan dan lapangan Bangunan Gedung Peralatan terminal dan gedung Instalasi dan jaringan Alat bantu navigasi Alat pengangkutan Alat-alat kantor Perlatan bengkel Lain-lain Aset tetap kerjasama operasi Aset tetap dalam konstruksi Jumlah nilai tercatat Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan dan lapangan Bangunan Gedung Peralatan terminal dan gedung Instalasi dan jaringan Alat bantu navigasi Alat pengangkutan Alat-alat kantor Perlatan bengkel Lain-lain Jumlah akumulasi penyusutan Aset tetap kerjasama operasi Jumlah akumulasi penyusutan Nilai buku
Saldo
1 Jan 2009
Penambahan
Pengurangan
31 Des 2009
Balance Jan 1, 2009
Addition
Deduction
Balance Dec 31, 2009
336.545.315.314 1.312.932.734.121 1.044.850.184.009 843.919.402.418 845.161.234.976 719.849.248.104 179.118.569.677 81.428.506.023 3.374.275.847 86.341.633.899 5.453.521.104.388 29.257.216.961 283.824.090.929 5.766.602.412.278
1.977.149.182 131.826.467.530 356.926.188.174 63.891.249.975 86.837.580.606 79.488.639.896 26.441.781.853 42.084.341.606 429.000.000 63.344.507.628 853.246.906.451 408.260.000 853.655.166.451
2.902.023.835 5.186.625.287 76.133.410.041 1.409.756.619 69.625.222.509 3.715.476.592 759.656.633 24.456.434 82.906.161.628 242.662.789.578 148.056.403.590 390.719.193.168
Type of Fixed Assets
338.522.464.496 1.441.857.177.816 1.396.589.746.896 831.677.242.352 930.589.058.963 729.712.665.491 201.844.874.938 122.753.190.996 3.778.819.413 66.779.979.899 6.064.105.221.261 29.665.476.961 135.767.687.339 6.229.538.385.561
235.310.386.290 313.043.793.996 393.469.482.873 419.237.329.829 360.736.495.282 119.438.800.559 68.761.834.885 1.670.854.360 65.317.450.801 1.976.986.428.875
33.656.146.302 33.006.494.230 55.841.847.916 74.927.934.671 72.661.246.726 13.948.011.644 11.938.527.844 604.052.839 3.689.560.902 300.273.823.075
274.506.088 2.420.869.297 5.592.540.357 184.719.530 42.110.364.879 2.188.780.232 428.191.742 36.430.987 12.743.613.966 65.980.017.078
268.692.026.504 343.629.418.929 443.718.790.432 493.980.544.970 391.287.377.129 131.198.031.971 80.272.170.987 2.238.476.212 56.263.397.737 2.211.280.234.872
1.755.965.121 1.978.742.393.996
830.277.707 301.104.100.782
65.980.017.078
2.586.242.828 2.213.866.477.700
3.787.860.018.282
4.015.671.907.861
Carrying value Direct ownership Land Field construction Building Terminal & building equipment Networking & installation Navigation equipment Transportation equipment Office equipment Workshop tools Others Fixed Assets of joint operation Construction in progress Total carrying value Accumulated depreciation Direct ownership Field construction Building Terminal & building equipment Networking & installation Navigation equipment Transportation equipment Office equipment Workshop tools Others Total accumulated depreciation Fixed Assets of joint operation Total accumulated depreciation Book value
35
174
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. Aset Tetap (Lanjutan)
13. Fixed Assets (Continued) 2008 Saldo 1 Jan 2008 Balance Jan 1, 2008
Jenis Aset tetap Nilai Tercatat Kepemilikan langsung Tanah Bangunan dan lapangan Bangunan Gedung Peralatan terminal dan gedung Instalasi dan jaringan Alat bantu navigasi Alat pengangkutan Alat-alat kantor Perlatan bengkel Lain-lain Aset tetap kerjasama operasi Aset tetap dalam konstruksi Jumlah nilai tercatat Akumulasi penyusutan Kepemilikan langsung Bangunan dan lapangan Bangunan Gedung Peralatan terminal dan gedung Instalasi dan jaringan Alat bantu navigasi Alat pengangkutan Alat-alat kantor Perlatan bengkel Lain-lain Jumlah akumulasi penyusutan Aset tetap kerjasama operasi Jumlah akumulasi penyusutan Nilai buku
334.509.923.080 1.020.720.433.782 1.015.385.848.330 843.919.402.418 747.402.100.090 622.506.259.137 164.134.937.365 73.878.700.851 1.388.412.578 86.341.633.899 4.910.187.651.530 29.257.216.961 85.175.205.092 5.024.620.073.583
Saldo Penambahan
Pengurangan
31 Des 2008
Addition
Deduction
Balance Dec 31, 2008
2.035.392.234 292.212.300.339 29.464.335.679 97.759.134.886 97.342.988.967 14.983.632.312 7.549.805.172 1.985.863.269 543.333.452.858 198.648.885.837 741.982.338.695
190.299.490.919 290.030.112.672 381.652.387.452 408.031.297.078 278.657.669.863 109.994.368.296 57.995.958.193 718.490.588 65.317.450.801 1.782.697.225.862
45.010.895.371 23.013.681.324 11.817.095.421 11.206.032.751 82.078.825.419 9.444.432.263 10.765.876.692 952.363.772 194.289.203.013
1.170.643.414 1.783.867.869.276
585.321.707 194.874.524.720
-
-
336.545.315.314 1.312.932.734.121 1.044.850.184.009 843.919.402.418 845.161.234.976 719.849.248.104 179.118.569.677 81.428.506.023 3.374.275.847 86.341.633.899 5.453.521.104.388 29.257.216.961 283.824.090.929 5.766.602.412.278
235.310.386.290 313.043.793.996 393.469.482.873 419.237.329.829 360.736.495.282 119.438.800.559 68.761.834.885 1.670.854.360 65.317.450.801 1.976.986.428.875 1.755.965.121 1.978.742.393.996
3.240.752.204.307
3.787.860.018.282
Kenaikan akumulasi penyusutan untuk tahun 2009 dan 2008 masing-masing sebesar Rp 238.316.217.459 dan 195.772.670.892, perbedaan tersebut disebabkan adanya reklasifikasi harga perolehan dan akumulasi penyusutan dari hasil pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap aset tetap Perseroan pada tahun 2008.
Type of Fixed Assets Carrying value Direct ownership Land Field construction Building Terminal & building equipment Networking & installation Navigation equipment Transportation equipment Office equipment Workshop tools Others Fixed Assets of joint operation Construction in progress Total carrying value Accumulated depreciation Direct ownership Field construction Building Terminal & building equipment Networking & installation Navigation equipment Transportation equipment Office equipment Workshop tools Others Total accumulated depreciation Fixed Assets of joint operation Total accumulated depreciation Book value
Increase in accumulated depreciation for the years 2009 and 2008 respectively amounting to Rp 238,316,217,459 and 195,772,670,892, the difference was due to reclassification of cost and accumulated depreciation from the results of the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) against the assets of the Company in 2008.
36
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
175
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
13. Aset Tetap (Lanjutan) Aset KSO
13. Fixed Assets (Continued) Joint Operation Assets
Aset KSO merupakan aset tanah Perusahaan yang dikelola oleh investor dalam rangka kerjasama operasi dan bangunan serta fasilitas yang dibangun oleh investor yang telah ditransfer kepada Perseroan dalam rangka kerjasama operasi (BTO), dengan pola kerjasama per 31 Desember 2009 dan 2008 sebagai berikut : 2009 Build, Operate, Transfer (BOT) PT Sanggraha Daksa Mitra 1.982.182.417 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 575.850.000 PT Mandara Jasindo Sena 291.497.414 PT Garuda Indonesia (Persero) 151.688.850 Koperasi Satya Ardhia 408.260.000 Build, Transfer, Operate (BTO) PT Wahana Dirgantara 13.097.219.110 PT Garuda Angkasa 7.968.685.000 PT Birotika Semesta 2.843.130.000 PT Dharma Bandar Mandala 2.346.964.170 Jumlah 29.665.476.961
Joint assets represents the Company's lands managed by the investors in the framework of joint operations and buildings and facilities built by investors who have been transferred to the Company within the framework of joint operations (BTO), with a pattern of cooperation as of December 31, 2009 and 2008 as follows: 2008 Build, Operate, Transfer (BOT) 1.982.182.417 PT Sanggraha Daksa Mitra 575.850.000 PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia 291.497.414 PT Mandara Jasindo Sena 151.688.850 PT Garuda Indonesia (Persero) Satya Ardhia Cooperation Build, Transfer, Operate (BTO) 13.097.219.110 PT Wahana Dirgantara 7.968.685.000 PT Garuda Angkasa 2.843.130.000 PT Birotika Semesta 2.346.964.170 PT Dharma Bandar Mandala Total 29.257.216.961
Aset KSO diatas belum termasuk Aset yang bersifat tambahan atas interior, renovasi yang melekat pada bangunan terminal dan sekitarnya atas sewa dan konsesi. Pada tahun 2009 Aset tetap telah diasuransikan kepada PT Asuransi Jasindo dengan nilai pertanggungan sebesar Rp 5.249.955.000.000. Manajeman Perseroan beranggapan bahwa pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi risiko kerugian yang akan terjadi.
Joint operation Assets stated above excluded additional Assets of the interior, renovation attached to the surrounding of the terminal building on lease and concession, in 2009 fixed Asset has been insured to PT Asuransi Jasindo with insurance coverage amounting to Rp 5,249,955,000,000. Management believes that the amount is sufficient to cover the risk of loss that will occur.
Aset dalam Konstruksi
Construction in progress
Bangunan gedung dalam pengadaan Bangunan lapangan dalam pengadaan Tanah dalam Pengadaan Alat bantu navigasi dalam pengadaan Instalasi dan jaringan dalam pengadaan Alat-alat terminal dan gedung dalam pengadaan Lain-lain Aset dalam pengadaan Jumlah
2009 55.920.517.634 50.154.455.814 1.409.924.318 4.038.636.364 5.932.121.727 9.933.392.231 8.378.639.251 135.767.687.339
Rincian Aset dalam konstruksi kantor pusat dan cabang-cabang sebagai berikut : Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Raja Haji Fisabililah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
2008 209.350.150.892 39.734.438.244 5.076.512.818 2.280.284.225 1.086.325.818 471.533.768 25.824.845.164 283.824.090.929
Building in progress Field construction in progress Land in progress Navigation equipment in progress Network & installation in progress Terminal & building equipment in progress Others in progress Total
Details of construction in progress in the head office and branch offices are as follows :
2009 7.493.091.750 69.142.659.557 413.893.136 1.409.924.318 15.358.264.545 12.946.616.908 4.720.510.909 5.694.979.595 11.840.037.683 6.747.708.937 135.767.687.339
2008 5.055.649.931 192.174.072.604 2.465.860.364 3.099.363.636 1.046.848.105 2.440.047.043 2.316.947.274 66.010.452.062 1.497.954.545 7.371.934.230 344.961.135 283.824.090.929
Head Office Soekarno-Hatta Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total
37
176
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
14. Aset lain-lain
14. Other Assets
Uang jaminan listrik dan air Biaya yang ditangguhkan - Overlay Biaya perolehan Akumulasi amortisasi Bersih Aset non operasional Proyek Kualanamu Dana THT Tanah eks pool PPD Aset non operasional lainnya Jumlah Aset non operasional Jumlah
2009 4.659.187.660
2008 2.337.448.530
149.512.424.944 (42.156.745.877) 107.355.679.067
63.560.907.277 (16.089.861.877) 47.471.045.400
170.749.253.174 6.150.815.092 56.088.006.568 400.142.899.734 633.130.974.568 745.145.841.295
222.084.894.087 63.224.964.136 56.088.006.568 31.686.368.358 373.084.233.149 422.892.727.079
Electricity and water deposits Deferred charges - Overlay Acquisition cost Accumulated amortization Net Non operating Assets : Kualanamu project THT (old age welfare) program fund Land ex PPD Others Total non operating Assets Total
Dana THT
THT (old age welfare)
Dana THT per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 6.150.815.092 dan 63.224.964.136, merupakan dana titipan THT Kumpulan Karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang ditempatkan pada bank mandiri Cabang Soekarno-Hatta rekening nomor 1160000070665. (lihat catatan 21).
This program fund for the years ended December 31, 2009 and 2008 amounting to Rp 6,150,815,092 and Rp 63,224,964,136, represents temporary deposit of old age welfare program fund of the employees Association of PT Angkasa Pura II (Persero) which is placed at PT Bank Mandiri, Soekarno-Hatta branch a/c No 1160000070665. (See note 21)
Rincian Aset lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang sebagai berikut :
Details of other Assets in the head office and branch offices are as follows :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Proyek Kualanamu Bandara Husein Sastranegara Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
2009 65.018.865.344 5.502.281.168 11.006.295.774 39.782.796.710 13.116.920.333 190.762.583.934 22.595.529.828 4.944.405.902 386.083.931.288 1.001.614.371 2.124.419.674 3.206.196.970 745.145.841.295
2008 120.404.667.242 4.023.577.164 14.412.985.822 20.190.677.381 1.956.951.591 20.962.029.385 7.644.163.691 4.948.383.170 222.084.894.087 786.189.322 901.374.890 4.576.833.334 422.892.727.079
15. Biaya yang masih harus dibayar
Biaya pegawai Biaya kontrak Biaya sewa Biaya umum Biaya pemeliharaan Biaya Persediaan Aset yang dibebankan Lain-lain Jumlah
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Kualanamu Project Husein Sastranegara Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total 15. Accrued Expenses
2009 100.618.608.024 78.303.486.819 18.524.884.646 14.079.901.826 6.943.448.545 3.804.131.056 856.103.000 1.529.414.832 224.659.978.748
2008 70.009.967.321 32.939.485.893 16.656.706.402 8.569.141.200 6.248.607.628 3.547.280.299 247.990.550 1.401.552.051 139.620.731.344
Employee expenses Contract expenses Rental expenses Rental expenses Maintenance expenses Inventory expenses Paid Assets Others Total
38
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
177
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
16. Hutang pembelian Aset tetap
PT Adhi Karya LPPM ITB Bandung Combina Costraco PT Dekorindo S.N PT Indotasik Graha Utama Sultan Avant Permana PT Citac LTD PT Sinar Cempaka Raya PT Rohde Schwartz IND PT Mobilindo Sumber Karya PT Waskita Karya PT Surya Putra PT Lubuk Minturun KP LPPM ITB Bandung PT Elektrindo Nusantara PT Asaba Computer Cebtre PT Jaya Trade Indonesia PT Dassindo Internusa Semesta CV Menara Alam Sakti PT Dharma Dimensi Lain-lain Jumlah
16. Payables On Fixed Asset Purchase 2009 10.962.194.983 688.636.364 360.892.000 322.727.272 201.931.818 192.780.727 177.603.709 169.092.727 157.000.000 952.333.979 14.185.193.579
Rincian hutang pembelian Aset tetap kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Depati Amir Jumlah
2008 3.384.240.000 1.909.090.909 1.046.590.910 897.717.273 688.636.364 680.385.494 546.779.983 352.000.000 339.204.545 268.181.818 132.849.499 2.008.582.177 12.254.258.972
Details of payables on fixed Asset purchase in the head office and branch offices are as follows :
2009 1.938.501.264 11.131.287.710 13.245.135 160.472.027 54.497.900 641.234.181 49.204.818 35.712.863 161.037.681 14.185.193.579
Hutang kepada PT Adhi Karya per 31 Desember 2009 sebesar Rp 10.962.194.983 merupakan retensi dari proyek pengadaan Aset tetap pembangunan terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Dan telah dilunasi pada tanggal 24 Pebruari 2010.
2008 6.004.828.591 1.361.187.636 25.795.543 160.472.027 54.497.900 1.965.741.593 1.927.272.727 754.462.955 12.254.258.972
Head Office Soekarno-Hatta Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Raja Haji Fisabililah Airport Depati Amir Airport Total
Payables to PT Adhi Karya as of December 31, 2009 amounting to Rp 10,962,194,983 represent retention from the deferred fixed Assets project, building of terminal 3 Soekarno-Hatta Airport And the payables has been settled on February 24, 2010.
17. Hutang dana pensiun
Hutang iuran pensiun Hutang iuran THT Jumlah
PT Adhi Karya LPPM ITB Bandung Combina Costraco PT Dekorindo S.N PT Indotasik Graha Utama Sultan Avant Permana PT Citac LTD PT Sinar Cempaka Raya PT Rohde Schwartz IND PT Mobilindo Sumber Karya PT Waskita Karya PT Surya Putra PT Lubuk Minturun KP LPPM ITB Bandung PT Elektrindo Nusantara PT Asaba Computer Cebtre PT Jaya Trade Indonesia PT Dassindo Internusa Semesta CV Menara Alam Sakti PT Dharma Dimensi Others Total
17. Payables Pension Fund 2009 2.102.921.116 2.769.250.734 4.872.171.851
2008 2.116.223.953 1.420.626.275 3.536.850.228
Pension contribution payables THT contribution payables Total
39
178
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
18. Hutang lain-lain
Titipan debitur Uang titipan lainnya Hutang BMG PT Angkasa Pura I (Persero) Hutang jangka pendek lainnya Jumlah
18. Other Payables 2009 30.750.881.470 40.669.452.059 5.042.143.823 2.720.048.379 13.536.603.000 92.719.128.731
2008 28.025.390.704 25.395.305.847 4.994.200.332 1.559.569.672 3.852.000.000 63.826.466.555
Debtors temporary deposit Other temporary deposits BMG's payable PT Angkasa Pura I (Persero) Other current payables Total
Titipan debitur per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 30.750.881.470 dan Rp 28.025.390.704 merupakan setoran debitur yang tidak teridentifikasi.
Debtors temporary deposits for the years ended December 31, 2009 and 2008 amounting to Rp 30,750,881,470 and Rp 28,025,390,704 represent unidentified debtors payment.
Uang titipan lainnya sebesar Rp 40.669.452.059 dan Rp 25.395.305.847, terdiri dari :
Other temporary deposits amounting to Rp 40,669,452,059 and Rp 25,395,305,847, are as follows :
PPN KMK 575 tahun 2005 Koperasi karyawan Parkir distribusi parkir PEMDA
2009 13.901.432.410 2.322.101.653 1.582.708.361
2008 13.901.432.410 3.907.033.786 3.082.881.077
PNBP Dep. Hub. Pas bandara Lain-lain Jumlah
11.298.244.800 2.252.814.436 9.312.150.400 40.669.452.059
2.248.684.000 2.255.274.574 25.395.305.847
PPN KMK 575 year 2005 Employees cooperation Parking distribution to PEMDA (Regional Government) PNBP Dep. Hub. Airport pass Others Total
Hutang kepada PT Angkasa Pura I (Persero) timbul dari konsekuensi Surat Keputusan Bersama antara PT Angkasa Pura I (Persero) dan Perseroan Nomor SP.104/HK.10.5/2005-DU dan SPKS.052/KM.006/2005-AP II tentang pelaksanaan pungutan jasa penerbangan luar negeri oleh PT Angkasa Pura I (Persero) dan Perseroan.
Debt to PT Angkasa Pura I (Persero) arises from the Mutual Agreement between PT Angkasa Pura I (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero) No SP.104/HK.10.5/2005-DU and SPKS,052/KM.006/2005-AP II concerning the execution of overseas air transportation service collection by PT Angkasa Pura I (Persero) and the Company.
Berdasarkan PP No. 6 tahun 2009 tanggal 16 Januari 2009 terhadap pendapatan jasa penerbangan PT Angkasa Pura II (Persero) dikenakan tarif PNBP untuk Direktorat Jendral Perhubungan Udara sebesar 10% untuk PJP Internasional dan 15% untuk PJP Domestik. Yang mulai berlaku satu bulan sejak dikeluarkan Peraturan Pemerintah tersebut.
Based on PP No. 6 of 2009 dated January 16, 2009 to income of aviation services of PT Angkasa Pura II (Persero) charged at non-tax revenues to the Directorate General of Civil Aviation of 10% for International PJP and 15% for Domestic PJP. Which will be applied one month after the regulation was issued.
19. Pendapatan yang diterima di muka
Sewa ruang Pemasangan reklame Sewa tanah Konsesi dan pas Pendapatan insidentil Pemakaian listrik Sewa telepon Lain-lain Jumlah
19.Unearned Income 2009 53.267.823.085 25.264.041.910 4.406.690.942 2.220.217.187 899.838.441 123.921.315 812.867 103.480.569 86.286.826.317
2008 43.534.185.699 13.724.552.894 6.298.039.865 4.045.197.912 946.860.943 295.503.336 5.225.000 32.985.767 68.882.551.416
Space rental Advertising Land rental Concession and pass Incidental income Electricity Telephone Others Total
40
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
179
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
19. Pendapatan yang diterima di muka (Lanjutan)
19.Unearned Income (Continued)
Rincian pendapatan yang diterima di muka kantor pusat dan cabang-cabang Details of unearned income in the head office and branch offices are as follows sebagai berikut : : 2009 2008 Bandara Internasional Soekarno-Hatta 78.692.695.820 64.254.591.899 Soekarno-Hatta Airport Bandara Halim Perdanakusuma 708.343.660 9.225.457 Halim Perdanakusuma Airport Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 2.410.716.649 2.043.953.960 Sultan Mahmud Badarudin II Airport Bandara Supadio 581.264.056 211.620.711 Supadio Airport Bandara Polonia 1.310.380.436 624.120.000 Polonia Airport Bandara Sultan Syarif Kasim II 628.072.147 529.421.202 Sultan Syarif Kasim II Airport Bandara Internasional Minangkabau 3.609.000 Minangkabau Airport Bandara Sultan Iskandar Muda 442.320.069 162.245.633 Sultan Iskandar Muda Airport Bandara Husein Sastranegara 845.414.069 580.964.530 Husein Sastranegara Airport Bandara Raja Haji Fisabilillah 19.638.818 22.141.835 Raja Haji Fisabililah Airport Bandara Sultan Thaha 445.053.623 258.398.189 Sultan Thaha Airport Bandara Depati Amir 199.317.971 185.868.000 Depati Amir Airport Jumlah Total 86.286.826.317 68.882.551.416 20. Hutang pajak
Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pajak Penghasilan pasal 25 (bulan desember terhutang) Pajak penghasilan 29 Pajak Pertambahan Nilai PPN Masukan PPN Keluaran PPN-bersih Jumlah
20. Taxes Payable 2009
2008
1.536.718.613 3.036.882.961
26.970.035.090 1.196.624.105
14.793.721.501 81.223.347.727
13.854.909.941 23.286.032.160
(53.268.682.876) 54.621.152.636 1.352.469.760 101.943.140.563
(18.039.764.856) 28.579.223.755 10.539.458.899 75.847.060.195
Income tax : Article 21 Article 23 Income tax article 25 (Payables for December) Income tax article 29 Value added tax VAT In VAT Out VAT - Net Total
21. Hutang Jaminan Sewa ruang Instalasi listrik dan air Sewa air Sewa tanah Konsesi Lain-lain Jumlah
21. Guarantee Payables 2009 10.127.461.165 1.502.011.924 85.850.400 83.226.000 819.546.499 12.618.095.988
Rincian hutang jaminan kantor pusat dan cabang-cabang sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Husein Sastranegara Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
2009 13.014.250 8.873.994.918 1.456.079.649 1.555.507.398 285.139.917 359.580.104 32.676.459 5.083.293 37.020.000 12.618.095.988
2008 9.257.949.575 1.245.671.606 144.776.258 88.345.900 44.616.000 819.545.499 11.600.904.838
Space rental Electricity and water installation Water rental Land rental Concession Others Total
Details of guarantee payables in the head office and branch offices are as follows : 2008 13.014.250 Head Office 8.137.036.128 Soekarno-Hatta Airport 1.317.326.649 Halim Perdanakusuma Airport 1.618.163.488 Polonia Airport 277.434.417 Sultan Syarif Kasim II Airport 166.720.154 Minangkabau Airport 32.676.459 Husein Sastranegara Airport 5.083.293 Sultan Thaha Airport 33.450.000 Depati Amir Airport Total 11.600.904.838
41
180
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
22. Dana Titipan Program Tunjangan Hari Tua (THT)
22. Temporary Deposit of Old Age Welfare Program Fund (THT)
Per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp 9.110.606.175 dan Rp 68.370.339.852 merupakan sisa Dana Titipan Tunjangan Hari Tua karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) yang belum diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu PT Asuransi Jiwasraya sebagai pengelola dana THT karyawan yang perjanjiannya telah diadakan sejak tahun 2003. Dana tersebut disimpan pada PT Bank Mandiri Cabang Soekarno-Hatta rekening no. 1160000070665. Pada tanggal 28 Januari 2009 telah dibayar premi PSL dan kekurangan premi bulanan untuk Januari 2008 sampai Juni 2008 akibat perubahan manfaat dari paket gaji ke gaji dasar Asuransi THT Kumpulan karyawan PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 58.488.347.146.
As of December 31, 2009 and 2008 amounting to Rp 9,110,606,175 and Rp 68,370,339,852 is the remainder of Old Age Welfare Fund of the employee of PT Angkasa Pura II (Persero), which has not been submitted to a third party, namely PT Asuransi Jiwasraya, as fund manager of the old age welfare that the agreement has been held since 2003. The funds are kept in PT Bank Mandiri Branch Soekarno-Hatta account no. 1160000070665. On January 28, 2009 the premium PSL has been paid and lack of monthly premiums for January 2008 until June 2008 due to changes in the benefits of a package of basic salary to the salaries of employees Group Insurance of old age welfare PT Angkasa Pura II (Persero) amounting to Rp 58,488,347,146.
23. Pendapatan yang ditangguhkan Pendapatan yang ditangguhkan sebesar 122.194.749.925 merupakan pendapatan yang akan diperoleh dari penerimaan pembayaran Piutang PT Garuda Indonesia (Persero) yang merupakan konversi piutang usaha PT Garuda Indonesia (Persero) yang telah dicadangkan 100% menjadi pemberian pinjaman berdasarkan perjanjian no. PJJ.05.04/00/05/2009/104 (lihat catatan no. 6).
23. Deferred Income Deferred income amounting to Rp 122,194,749,925, to be received from payment of account receivables of PT Garuda Indonesia (Persero), which is the conversion of PT Garuda Indonesia (Persero)'s account receivables that have been reserved a 100% loan based on agreement no. PJJ.05.04/00/05/2009/104 (see note no. 6).
24. Kewajiban imbalan pasca kerja Pencadangan terhadap program tabungan perumahan akhir masa tugas yang belum didanai dan menjadi beban saat jatuh tempo pembayaran, berdasarkan laporan Aktuaris Bestama Aktuaria No. 076/APII/EP/II/2010 tanggal 22 Pebruari 2010 adalah sebagai berikut :
24. Post Employment Benefit Allocation of housing savings programs at the end of the task that has not been funded and became an expense on the maturity date, based on the Actuary report No. 076/APII/EP/II/2010 of Bestama Actuaries, dated February 22, 2010 is as follows:
a. Beban imbalan pasca kerja karyawan a. Post employment benefits expense Rekonsiliasi beban imbalan kerja karyawan yang diakui di laporan laba Reconciliation of employee benefit expense recognized in the income rugi : statement: 2009 2008 Biaya jasa kini 2.867.157.732 Current service expense 2.840.870.285 Biaya bunga 5.071.604.747 4.745.424.223 Interest expense (Keuntungan) kerugian Aktuaria yang belum diakui Unrecognized (Gain) loss Actuarial Biaya jasa lalu yang diakui - Non Vested 871.406.174 871.406.174 Past service expense - Non Vested Biaya jasa lalu yang diakui - Vested Past service expense - Vested Total of employee benefits expense Jumlah beban imbalan kerja karyawan 8.783.881.206 8.483.988.129 b. Kewajiban imbalan kerja karyawan Jumlah kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut : Nilai kini kewajiban imbalan pasti Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui Biaya jasa masa lalu yang belum diakui Kewajiban yang diakui di Neraca
b. Employee benefit liabilities Total employee benefit liabilities are as follows: 2009 51.012.892.167 1.983.245.335 (5.111.037.398) 47.885.100.104
2008 50.716.047.468 364.615.002 (5.982.443.572) 45.098.218.898
2009 45.098.218.898 8.783.881.206 (5.997.000.000) 47.885.100.104
2008 41.271.730.769 8.483.988.129 (4.657.500.000) 45.098.218.898
c. Mutasi kewajiban imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut :
Kewajiban bersih awal periode Biaya tahun berjalan Pembayaran imbalan kerja Kewajiban bersih akhir periode
Present value of defined benefit liabilities Unrecognized (Gain) loss Actuarial Past service expense not yet recognized Liability recognized in Balance Sheet
c. Mutation in employee benefit liabilities are as follows:
Terdapat penyajian kembali atas saldo kewajiban imbalan kerja untuk tahun 2008, yang disebabkan perbedaan jumlah pembayaran imbalan kerja untuk tahun 2008 dan aktuaris telah merubah perhitungannya untuk tahun 2008 dalam laporan aktuaris tersebut diatas.
Net liabilities at the beginning of period cost of the current year Payment of employee benefits Net liabilities at the end of period
There are a restatement of the balance of benefits liability for the year 2008, which was caused by differences in the amount of benefit payments for the year 2008 and actuaries have changed the calculations for the year 2008 in the actuarial reports of the above.
42
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
181
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. Ekuitas
25. Capital 2009 7.600.000.000.000 (5.700.000.000.000) 1.900.000.000.000 2.145.166.313.058 118.955.039.293 4.164.121.352.351
Modal dasar Modal belum ditempatkan Modal ditempatkan dan disetor Modal disetor lainnya Penyertaan modal Pemerintah Jumlah i.
2008 7.600.000.000.000 (5.700.000.000.000) 1.900.000.000.000 2.133.167.141.520 118.955.039.293 4.152.122.180.813
Modal ditempatkan
Authorized capital Unissued capital Issued and paid - up capital Additional paid - up capital Government's capital investment Total i. Issued and Paid - up Capital
Sesuai akta No. 3 Anggaran Dasar Perseroan dari Muhani, SH., notaris di Jakarta, tanggal 2 Januari 1993, Modal Dasar Perseroan adalah sebesar Rp 8.845.000.000.000 terbagi atas 8.845.000 lembar saham yang terdiri dari 1.769.000 Saham Prioritas dan 7.076.000 Saham Biasa. Dari modal dasar Perseroan tersebut, telah ditempatkan dan disetor penuh secara tunai oleh pemegang saham sebesar Rp 1.769.000.000.000 yang seluruhnya merupakan Saham Prioritas.
Based on the Company's articles of association No 3 dated January 2, 1993 of Muhani Salim SH, Notary in Jakarta, the Company's authorized capital amounting to Rp 8,845,000,000,000 comprising 8,845,000 shares, consist of 1,769,000 preferred stocks, and 7,076,000 common stocks. From the total amount of the shares, Rp 1,769,000,000,000 which entirely consists of preferred stocks, has been paid by share holders.
Berdasarkan akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan No. 19 dari H. Harjono Moekiran, SH., notaris di Jakarta tanggal tanggal 21 Juli 1998, pemegang saham telah memutuskan dan meyetujui Penurunan Modal Dasar Perseroan dari Rp 8.845.000.000.000 menjadi 7.600.000.000.000 dan meningkatkan modal ditempatkan dan disetor penuh dari Rp 1.769.000.000.000 menjadi Rp 1.900.000.000.000, dengan komposisi sebagai berikut :
Based on the amendment of the Company's articles of Association No 19 dated July 21, 1998 of H. Harjono Moekiran, SH, Notary in Jakarta, the authorized capital is decreased from Rp 8,845,000,000,000 to Rp 7,600,000,000,000 and the paid-in capital is increased from Rp 1,769,000,000,000 to Rp 1,900,000,000,000. The composition of paid-in capital is as follows :
Uraian Negara Republik Indonesia Jumlah
Lembar saham Shares 1.900.000 1.900.000
Persentase Percentage 100 100
Jumlah Total 1.900.000.000.000 1.900.000.000.000
2009 81.099.573.644
2008 81.099.573.644
2.064.066.739.414 2.145.166.313.058
2.052.067.567.876 2.133.167.141.520
2009 177.103.463.570
2008 177.103.463.570
83.308.265.552 91.150.231.722 174.458.497.274
83.308.265.552 91.150.231.722 174.458.497.274
Capital reserve Government's Additional investment based on : Government Regulation No 26 in 1994 Government Regulation No 10 in 1998 Total additional capital investment
351.561.960.844
351.561.960.844
Other paid-in capital balance in 1998 :
(351.561.960.844) 81.099.573.644 81.099.573.644
(351.561.960.844) 81.099.573.644 81.099.573.644
Used for capital in 1998 Capital reserve in 1998 Total
Description The Republic of Indonesia Total
ii. Modal disetor lainnya Cadangan modal tahun 1998 Bantuan Pemerintah yang belum ditentukan statusnya Jumlah
ii. Other Paid-in Capital
a. Cadangan modal tahun 1998 Cadangan modal Tambahan Penyertaan Modal Pemerintah berdasarkan : PP No. 26 tahun 1994 PP No. 10 tahun 1998 Jumlah Tambahan Penyertaan Modal Saldo Modal disetor lainnya pada awal tahun 1998 Digunakan untuk setoran modal pada tahun 1998 Cadangan modal tahun 1998 Jumlah
Capital reserve in 1998 Unappropriated Government's grant Total a. Capital reserve in 1998
43
182
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. Ekuitas (Lanjutan) b. Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS)
25. Capital (Continued) b. Unappropriated Government's Grant
BPYBDS merupakan aset Pemerintah eks Proyek Ditjen Perhubungan Udara yang telah diserahterimakan pada Persero. Pada tahun 2009 terdapat perubahan nilai BPYBDS sebesar Rp 11.999.171.538 yang disebabkan koreksi Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) pada Bandara Internasional Minangkabau sebesar minus Rp 10.000.000 dan pada Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II sebesar plus Rp 12.009.171.538 sehingga rincian Bantuan Pemerintah yang Belum Ditentukan Statusnya (BPYBDS) adalah sebagai berikut :
Unappropriated government's grant represents governmental Assets from Exprojects of Directorate General of Air Transportation transferred to the Company. In the year 2009 there are changes in the Unappropriated Governments Grant value amounting to Rp 11,999,171,538 which is caused by the correction of Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) at Minangkabau International Airport amounting to minus Rp 10,000,000 and at the Sultan Mahmud Badaruddin II Airport amounting to plus Rp 12,009,171,538, with the following details :
2009 1. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang 2. Fasilitas Elektronika dan Listrik di Bandara Supadio-Pontianak 3. Fasilitas Elektronika dan Listrik di Bandara Husein Sastranegara-Bandung 4. Fasilitas Penunjang Lainnya di Bandara Husein Sastranegara-Bandung 5. Bandara Internasional Minangkabau-Padang 6. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II-Palembang 7. Bandara Depati Amir-Bangka 8. Bandara Sultan Thaha-Jambi 9. Fasilitas Keamanan Bandara Soekarno-Hatta-Jakarta 10. Fasilitas Keamanan Bandara Polonia-Medan 11. Pekerjaan Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi NAD-NIAS 12. Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta pada Bandar Udara Husein Sastranegara-Bandung Jumlah
2008
63.564.716.173
63.564.716.173
1. Sultan Mahmud Badaruddin II AirportPalembang
6.349.493.728
6.349.493.728
2. Electronic and Electricity in Supadio Airport - Pontianak
1.123.733.251
1.123.733.251
3. Electronic and Electricity in Husein Sastranegara Airport - Bandung
1.894.000.000
1.894.000.000
4. Other Supporting Facilities in Husein Sastranegara Airport - Bandung
957.198.633.855
957.208.633.855
5. Minangkabau International Airport Padang
860.655.027.501 29.513.144.090 26.110.147.231
848.645.855.963 29.513.144.090 26.110.147.231
18.801.412.311 4.684.083.358
18.801.412.311 4.684.083.358
82.899.042.916
82.899.042.916
11.273.305.000 2.064.066.739.414
11.273.305.000 2.052.067.567.876
6. Sultan Mahmud Badaruddin II AirportPalembang 7. Depati Amir Airport - Bangka 8. Sultan Thaha Airport - Jambi 9. Security Facility in Soekarno-Hatta Airport - Jakarta 10. Security Facility in Polonia AirportTask of Reconstruction and 11. Medan Rehabilitation Board NAD - NIAS 12. Development of Jakarta Centre Airport to Husein Sastranegara Airport Bandung Total
Aset nomor 1 sampai 3 telah diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan DKI Jakarta I sesuai Laporan Hasil Audit Nomor LAP-592/PW09/4/2003 tanggal 9 Januari 2004. Proses penetapan status aset butir 1 sampai 3 tersebut diatas saat ini masih dalam proses mendapat persetujuan Presiden Republik Indonesia untuk ditetapkan sebagai Tambahan Penyertaan Modal Negara ke dalam Modal Saham Perseroan melalui Penerbitan peraturan Pemerintah. Permohonan persetujuan Presiden Republik Indonesia tersebut telah diajukan melalui Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor S-176/MK.02/2004 tanggal 9 Juni 2004.
Assets in point 1 to 3 have been audited by the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta I Regional Reoresentative Office as stated in the Audit Report No LAP-592/PW09/4/2003 dated January 9, 2004. The status determination of the Assets in point 1 to 3 is still on the process of approval from the president of the Republic of Indonesia to be determined as the Government's Additional Capital Investment to the Authorized Capital of PT Angkasa Pura II (Persero), there Government Regulation. This approval request has been proposed through the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in his Letter No S-176/MK.02/2004 dated June 9, 2004.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Operasi Bandar Udara Internasional Minangkabau di Padang, Propinsi Sumatera barat kepada Perseroan, Nomor AU/3186/KU.298/05 dan Nomor BA.DU.035/PL.04/2005-AP.II tanggal 21 Juli 2005, dilakukan serah terima operasi Bandar Udara Internasional Minangkabau dari Dephub.
Based on the record of transfer of Operation the Minangkabau Airport in Padang, West Sumatera to the Company No AU/3186/KU.298/05 and No BA.DU/035/PL.04/2005-APII dated July 21, 2005, the operation of Minangkabau International Airport has been transferred from the Ministry of Transportation Republic of Indonesia to the Company. Based on audit by.
44
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
183
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. Ekuitas (Lanjutan) Kepada Perseroan. Berdasarkan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II sesuai nomor S-2906/PW.30/4/2008 tanggal 15 Juli 2008 diperoleh Nilai Final Hasil Pelaksanaan Kegiatan pada Satker Pengembangan Bandar Udara Ketaping Padang Sumatera Barat sebesar Rp 957.208.633.855, namun hingga saat ini belum ada kejelasan dari pemerintah mengenai kejelasan status kepemilikan aset yang digunakan dalam pengoperasian Bandara Internasional Minangkabau dimaksud.
25. Capital (Continued) The Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Representative Office as stated in audit report No S2906/PW.30/4/2008 dated July 15, 2008 with a final value of The Working Performance of Unit in Charge for the Development of the Airport of Ketaping Padang, West Sumatera amounting to Rp 957,208,633,855, however, up to the audit report date, the ownership status of Assets used in the operation of Minangkabau International Airport is still unclear from the Government.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Sementara hasil Proyek Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang untuk dipergunakan dalam tugas - tugas operasional PT Angkasa Pura II (Perseroan), Nomor 356/P.101/PSMB/X/2005 dan Nomor CSMB.2358/KU.106/2005-APII tanggal 5 Oktober 2005, telah diadakan serah terima sementara Hasil Proyek Satuan Kerja Pengembangan Bandar Udara Sultan Mahmud badarruddin II Palembang kepada Perseroan. Berdasarkan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II sesuai Nomor S4121/PW.30/4/2008 tanggal 23 Oktober 2008 dan dikoreksi melalui LHA-3225/PW30/4/2009 tanggal 21 Juli 2009 diporoleh Nilai Final Hasil Audit atas Aset BPYBDS Sultan Mahmud Badarudin II Palembang sebesar Rp 860.655.027.501.
Based on the record of temporary transfer of project result of working unit in charge for development of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang to be used in the operations of PT Angkasa Pura II (Persero). No 356/P.101/PSMB/X/2005 and No CSMB.2358/KU.106/2005-APII dated October 5, 2005, there has been a temporary transfer upon the project results of the work unit in charge for development of the Airport of Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang to PT Angkasa Pura II (Persero). Based on audit of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Office as stated in audit report No S-4121/PW.30/4/2008 dated October 23, 2008, and corrected by LHA-3225/PW30/4/2009 dated July 21, 2009. Final value of the working performance of unit in charge for the development of Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Palembang amounting to Rp 860,655,027,501.
Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Peralatan Keamanan Bandar Udara untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional PT Angkasa Pura II (Perseroan) No. AU.872/KU/2007 dan No. BAC.12.03/00/03/2007/302 tanggal 1 Maret 2007, Perseroan menerima pelimpahan (serah terima) sementara sejumlah peralatan keamanan bandar udara yang ditempatkan di Cabang Bandara Soekarno-Hatta dan Cabang Bandara Polonia dengan nilai masingmasing sebesar Rp 18.801.412.311 dan Rp 4.684.083.358. Nilai dimaksud sesuai Laporan Hasil Audit BPKP perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA-5431/PW.30/4/2007 tanggal 19 Desember 2007. Penetapan status kepemilikan peralatan-peralatan keamanan bandar udara dimaksud akan dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Based on the record of Transfer Airport Security Equipment used in the operation of PT Angkasa Pura II (Persero) No. AU.872/KU/2007. and No. BAC.12.03/00/03/2007/302 March 1, 2007, the Company received the temporary transfer of a number of airport security equipment placed in the Soekarno-Hatta Airport and Polonia Airport branch offices amounting to Rp 18,801,412,311 and Rp 4,684,083,358. The value based on Audit Report of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) Jakarta Regional Office No LHA-5431/PW.30/4/2007 dated December 19, 2007. The ownership status of the said airport security equipment will be legalized in accordance with the prevailing rules and regulations.
Pada tahun 2007, terdapat 2 Bandara yang bergabung dengan PT Angkasa Pura II (Persero), yaitu Cabang Depati Amir dan Cabang Bandara Sultan Thaha. Berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pengoperasian/Pengelolaan Sementara Bandara Udara Depati Amir Propinsi Bangka Belitung dan Bandara Sultan Thaha di Propinsi Jambi kepada Perseroan, No. AU/871/KU.81/2007 dan No. bac.02.07/00/02/2007/015 tanggal 1 Maret 2007, telah diadakan serah terima pengoperasian dan pengelolaan sementara Bandar Udara Depati Amir-Bangka Belitung dan Bandar Udara Sultan ThahaJambi kepada Perseroan. Berdasarkan laporan hasil
In 2007, there were two airports joining with PT Angkasa Pura II (Persero), which are Depati Amir Airport and Sultan Thaha Airport Branch Offices. Based on the record of Temporary Operation Transfer of Depati Amir Airport in Bangka Belitung and Sultan Thaha Airport in Jambi to the Company No AU/871/KU.81/2007 and No. BAC.02.07/00/02/2007/015 dated March 1, 2007, the operations of Depati Amir Airport-Bangka Belitung and Sultan Thaha Airport-Jambi are transferred to PT Angkasa Pura II (Persero). The audit report of the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP), Jakarta II Regional Representative Office No LHA-3910/PW.30/4/2008, dated September 23, 2008 with a final value of assets in Depati Amir Airport
45
184
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
25. Ekuitas (Lanjutan) audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA3910/PW.30/4/2008 tanggal 23 September 2008 Diperoleh Nilai Final Aset Bandar Udara Depati Amir dan Bandar Udara Sultan Thaha masing-masing sebesar Rp 29.513.144.090 dan Rp 26.110.147.231.
25. Capital (Continued) and Sultan Thaha Airport Amounting to Rp 29,513,144,090 and Rp 26,110,147,231.
Nilai Aset Hasil Proyek Pengembangan Bandar Udara Pusat Jakarta pada Bandar Udara Husein Sastranegara untuk dipergunakan dalam tugas-tugas operasional PT Angkasa Pura II (Persero) Nomor 349/BA-DTBU/XI/2006 tanggal 1 Nopember 2006 berdasarkan Laporan Hasil Audit BPKP Perwakilan Propinsi DKI Jakarta II Nomor LHA-3910/PW.30/4/2008 tanggal 23 September 2008 adalah sebesar Rp 11.273.305.000.
Asset value of Development of Jakarta Centre Airport to Husein Sastranegara Project will be used by PT Angkasa Pura II (Persero) operational tasks, No 349/BA-DTBU/XI/2006 on November 1, 2006 based on the results of the audit report of BPKP DKI Jakarta II Regional Representative Office No LHA3910/PW.30/4/2008 on September 23, 2008 amounting to Rp 11,273,305,000.
Pekerjaan Badan Rekonstruksi dan rehabilitasi NAD-NIAS sebesar Rp 82.899.042.916. Berdasarkan Ketetapan Direktur Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan Republik Indonesia tentang Tata Cara Pelaporan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Nomor PER-10/PB/2007 tanggal 7 Maret 2007, ditetapkan bahwa Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya, sesuai dengan prinsip substance over form Standar Akuntansi Pemerintah, maka Barang Milik Negara yang digunakan oleh BUMN diperlakukan sebagai unsur modal, dan dilaporkan dalam neraca sebagai ekuitas pemerintah pada BUMN dengan pengungkapan yang memadai. Ketetapan ini berlaku tanggal 1 Januari 2007, sehingga sejak tanggal 1 Januari 2007 akun Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentukan Statusnya oleh Perseroan dicatat sebagai Modal Disetor Lainnya dan belum dilakukan audit oleh BPKP.
Task of Reconstruction and Rehabilitation Board NAD-NIAS amounting to Rp 82,899,042,916. Based on decision of Treasury General Director of Finance Department of the Republic of Indonesia regarding the Reporting rules of Government grant which status has not been determined for Government Financial Statements preparation under No PER-10/PB/2007 dated March 7, 2007, it was determined that the unappropriated Governmental grant, according to substance over form of the Government accounting standards that state owned property which is used by State Owned Enterprises is treated as capital and will be reported in balance sheet as a Government equity in State Owned Enterprises with adequate disclosures. These provisions applied since January 1, 2007, the account of unappropriated Government grant is recorded by the Company substance over form of the as other paid-in Capital.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 tanggal 30 Juni 2001 telah ditetapkan penambahan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal saham PT Angkasa Pura II (Persero) sebesar Rp 118.955.039.293, dengan rincian sebagai berikut :
Based on the Government Regulation No 53 dated June 30, 2001 the Government's additional capital to the Company's equity amounting to Rp 118,955,039,293, with the following details as follows :
Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Jumlah
2009 51.003.189.899 1.583.000.000 6.485.718.646 3.566.000.000 5.440.763.020 3.697.500.998 47.178.866.730 118.955.039.293
2008 51.003.189.899 1.583.000.000 6.485.718.646 3.566.000.000 5.440.763.020 3.697.500.998 47.178.866.730 118.955.039.293
Soekarno-Hatta International Airport Sultan Mahmud Badaruddin II Airport Supadio Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabilillah Airport Total
46
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
185
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
26. Pendapatan Usaha
26. Operating Revenues 2009
Aeronautika : Jasa pendaratan Jasa Penempatan Jasa Pelayanan Penerbangan Jasa Penerbangan Lintas Jasa Parking Surcharge Jasa Pelayanan Penumpang Jasa Counter Pemakaian Aviobridge Jumlah Non Aeronautika : Sewa ruangan Konsesi Pas Pelabuhan Parkir kendaraan Sewa tanah Utilitas Pemasangan reklame AMACS Lainnya Jumlah Kargo Jasa gudang kargo Jumlah
2008
312.099.906.828 13.108.608.815 239.434.354.055 195.850.735.657 7.382.447.556 1.226.403.971.384 60.880.290.379 54.454.715.168 2.109.615.029.843
289.734.563.255 10.789.438.884 246.704.063.717 204.589.641.120 6.239.884.898 850.653.928.758 55.300.628.941 50.354.619.550 1.714.366.769.123
Aeronautics : Landing services Locating services Flight services Over-flying services Parking surcharge services Passenger services Counter Aviobridge Sub total
144.433.427.789 181.198.607.707 7.988.590.833 59.475.102.854 31.819.367.923 63.315.073.284 54.802.791.274 1.479.745.802 52.258.233.296 596.770.940.761
136.050.799.565 172.482.964.620 12.703.466.039 53.855.983.656 26.737.372.397 63.528.641.262 46.450.794.320 1.038.119.939 12.059.098.258 524.907.240.056
Non Aeronautics : Space rental Concession Airport pass Parking services Land rental Utilities Advertising AMACS Others Sub Total
39.093.019.445 2.745.478.990.049
37.250.413.617 2.276.524.422.796
Cargo Cargo services Total
Rincian pendapatan usaha kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Details of operating revenues in the head office and branch offices are as follows :
2009 Aeronautika : Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
2008
1.709.373.887.137 15.777.174.674 51.527.018.308 30.920.235.264 141.697.434.593 43.529.582.250 48.489.281.247 17.477.626.410 25.022.474.948 6.023.442.177 9.680.603.863 10.096.268.971 2.109.615.029.843
1.373.262.096.555 16.113.594.138 42.210.834.685 25.954.051.873 125.176.427.533 37.686.017.714 38.648.540.629 14.244.135.951 15.991.547.881 5.770.373.336 9.526.201.396 9.782.947.432 1.714.366.769.123
Aeronautics : Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Sub Total
47
186
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
26. Pendapatan Usaha (Lanjutan)
26. Operating Revenues (Continued)
Non Aeronautika : Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
1.357.949.508 496.413.329.999 18.168.470.205 12.586.471.603 6.616.698.991 24.624.387.807 14.391.439.849 9.757.329.096 3.425.416.945 2.265.151.877 473.973.429 2.852.151.732 3.838.169.721 596.770.940.761
910.641.669 433.582.456.117 21.874.552.073 11.216.433.268 5.955.224.496 21.282.930.887 11.675.205.047 8.793.444.290 2.412.258.036 1.753.832.306 282.588.544 2.058.951.198 3.108.722.125 524.907.240.056
Non Aeronautics : Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Sub Total
Kargo : Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Jumlah Jumlah
24.850.365.986 2.788.246.386 2.078.516.100 3.890.599.231 2.133.866.685 2.686.664.837 188.370.278 180.911.287 292.153.655 3.325.000 39.093.019.445 2.745.478.990.049
22.853.435.081 2.952.058.872 1.577.234.071 3.978.581.108 2.314.585.664 3.137.962.186 178.736.307 186.138.860 71.681.468 37.250.413.617 2.276.524.422.796
Cargo Soekarno-Hatta Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Sub Total Total
Berdasarkan Surat Pemberitahuan Departemen Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Udara Nomer ADSH/69/KA.301/II/2009 mengenai Pelaksanaan Penerbitan atau Perijinan Pas Pekerja, terhitung mulai tanggal 16 Pebruari 2009 Penerbitan Pas Pekerja Bandara dilaksanakan oleh Pemerintah melalui Kantor Administrasi Bandar Udara Internasional Jakarta Soekarno - Hatta.
In accordance with the Ministry of Transportation Directorate General of Civil Aviation Number ADSH/69/KA.301/II/2009 on the implementation of issuing or Worker Licensis Pass , effective February 16, 2009 Issuance of Pas Airport Workers as conducted by the Government through the Administrative Office of the Jakarta International Airport Soekarno - Hatta.
Tarif Jasa Pelayanan Penumpang Udara untuk dalam dan luar negeri mengalami perubahan. Yaitu perubahan tarif Jasa Pelayanan Penumpang Udara untuk dalam negeri, perubahan berdasarkan SK Direksi Nomor, KEP.15.01.01/02/2009, yang berlaku mulai tanggal 15 Maret 2009 dan perubahan tarif Jasa Pelayanan Penumpang Udara untuk luar negeri berdasarkan SK Direksi Nomor KEP.15.01.01/02/2009.1, yang mulai berlaku mulai tanggal 1 Maret 2009.
Air Passenger Service tariff for domestic and international experienced some changes. Namely tariff changes to the Air Passenger Service in the country, changes based on the Decree of Directors Number, KEP.15.01.01/02/2009, which began on March 15, 2009 and changes in rates for Air Passenger Service based overseas SK KEP Directors. 15.01.01/02/2009.1, which take effect starting on March 1, 2009.
48
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
187
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah,
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) For the years ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 with Comparative Figures for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise
27. Beban pegawai
27. Employee Expenses
Gaji dan upah Tunjangan : Merit Bonus
2009 99.508.303.614
2008 94.517.044.921
163.093.193.012 106.809.480.000
165.639.617.529 85.502.762.780
Beban pensiun dan THT Pajak Pengahsilan Pengobatan Transportasi Perumahan Khusus Cuti pegawai Uang lembur Beban pendidikan/diklat Pangan Seragam Lainnya Jumlah
47.754.888.969 34.336.897.751 44.025.553.170 47.119.429.596 22.559.512.000 21.419.976.361 19.658.560.703 19.795.543.910 17.824.533.477 23.448.691.055 9.560.342.093 13.951.642.869 690.866.548.580
48.953.535.079 42.904.455.513 37.722.708.878 29.965.686.012 22.524.865.000 20.011.462.157 19.328.472.865 16.258.616.708 14.523.989.267 14.138.365.236 7.006.910.209 12.886.117.757 631.884.609.911
Rincian beban pegawai kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
Details of employee expenses in the head office and branch offices are as follows :
2009 226.875.764.692 247.767.107.444 20.764.910.739 23.657.479.626 16.926.215.444 58.058.996.008 22.594.057.025 22.454.583.491 12.084.871.335 11.956.760.432 7.248.411.563 11.174.657.312 9.302.733.470 690.866.548.580
2008 211.278.650.778 224.674.338.132 19.004.132.326 21.687.510.362 15.085.316.595 52.736.356.701 20.331.895.601 22.336.930.744 10.419.771.676 11.653.918.358 6.006.089.307 9.178.055.487 7.491.643.844 631.884.609.911
28. Beban pemeliharaan dan persediaan
Pemeliharaan kebersihan Bangunan lapangan dan tanah Instalasi dan jaringan Bangunan gedung Alat bantu navigasi Peralatan terminal dan gedung Alat-alat pengangkutan Peralatan bengkel dan kantor Aset tetap lainnya Sub jumlah Beban persediaan Jumlah
Salary and wages Allowances : Marriage Bonus Pension and THT (old age welfare fund) expense Income tax Medical Transportation Housing Special Leave allowance Overtime Education/training Meal Uniform Others Total
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total 28. Maintenance and Inventory Expenses
2009 38.794.890.913 25.554.959.008 24.912.766.468 19.282.728.341 19.360.052.483 13.573.221.868 6.971.378.445 1.148.991.918 956.913.450
2008 32.267.642.469 23.938.091.903 19.813.911.423 15.826.591.486 15.785.827.855 9.575.109.078 5.935.067.602 1.243.658.393 443.423.198
Maintenance Field construction and land Installation and networking Building Navigation equipment Terminal and building equipment Transportation equipment Workshop tools and office equipment Other fixed Assets
150.555.902.895 29.213.025.039 179.768.927.934
124.829.323.407 24.096.617.137 148.925.940.544
Sub Total Inventory expenses Total
49
188
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS31 LAPORAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal DesemberKEUANGAN 2009 TAHUN YANG BERAKHIR dengan UNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TOFor FINANCIAL the years STATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
28. Beban pemeliharaan dan persediaan (Lanjutan) Rincian beban pemeliharaan dan persediaan kantor pusat dan cabangcabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
28. Maintenance and Inventory Expenses (Continued) Details of maintenance and inventory expenses in the head office and branch offices are as follows :
2009 9.107.594.037 109.509.074.375 8.705.568.641 7.923.009.446 3.198.672.250 15.333.386.075 5.772.898.018 5.241.542.387 5.086.935.627 3.442.720.642 1.798.198.528 2.111.862.003 2.537.465.907 179.768.927.934
2008 7.067.506.298 95.697.218.643 6.446.404.209 5.182.739.787 2.786.430.188 13.256.493.091 5.127.987.977 5.811.178.793 1.871.138.976 1.690.964.883 1.408.342.837 839.051.074 1.740.483.788 148.925.940.544
2009 171.790.019.938 20.424.729.073 10.873.171.322 5.833.802.735 4.352.180.000 213.273.903.068
2008 152.206.575.062 17.989.827.065 8.235.306.041 7.660.383.207 4.280.892.727 190.372.984.102
29. Beban Sewa
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total 29. Rental Expenses
Listrik Air Saluran Komunikasi Telepon Lainnya Jumlah
Rincian beban sewa kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
Electricity Water Telecommunication line Telephone Others Total
Details of rental expenses in the head office and branch offices are as follows :
2009 2.216.681.707 169.872.252.818 7.187.220.633 6.520.573.075 1.789.686.318 11.378.022.544 2.936.297.859 5.890.260.370 1.174.797.717 1.032.642.693 473.373.994 1.747.013.405 1.055.079.935 213.273.903.068
2008 2.031.467.225 146.758.935.376 9.183.078.830 6.850.640.706 1.809.360.013 10.511.619.104 2.745.957.410 6.351.996.296 835.366.768 816.739.326 405.642.716 1.110.694.374 961.485.958 190.372.984.102
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total
50
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
189
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain) (Disajikan rupiah,
PT ANGKASA PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS For the years ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 with Comparative Figures for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise
30. Beban umum dan Aset dibiayakan Pajak bumi dan bangunan Beban pajak lainnya Beban keamanan Gaji direksi dan komisaris Beban outsourcing Perjalanan dinas Beban penagihan Beban Common use check-in Asuransi, astek dan jamsostek Kendaraan/mobilitas di Bandara Rapat dinas Jasa konsultan Iklan dan promosi Kewajiban imbalan pasca kerja Beban umum lainnya Sub jumlah Aset dibayarkan Jumlah
30. General Expenses and Financed Asset 2009 73.971.211.106 3.210.618.561 21.201.036.692 32.144.656.565 28.544.147.305 18.791.593.614 11.694.051.583 7.842.316.034 23.666.636.405 4.003.690.152 6.517.174.536 9.783.266.324 6.239.299.083 8.783.881.206 35.005.833.454
2008 59.543.479.037 46.831.184.829 20.987.997.359 21.973.585.787 21.456.884.508 14.995.679.455 11.270.050.098 8.562.105.130 8.010.433.514 7.685.097.522 5.548.996.892 4.481.280.621 4.382.831.555 8.483.988.129 31.672.751.034
Land and building tax Other tax expenses Security expenses Directors and commissioners salary Outsourcing expenses Travel allowance Collection expenses Common use check-in expenses Insurance, Astek and Jamsostek Vehicle/mobility at the airport Official meetings Consultants Advertising and promotion Post employment benefit expenses Others
291.399.412.622 7.049.393.707 298.448.806.329
275.886.345.470 4.141.779.546 280.028.125.016
Sub total Financed Asset Total
Rincian beban umum dan Aset dibiayakan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut : Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
Details of general expenses and financed Asset in the head office and branch offices are as follows :
2009 103.107.508.805 125.111.286.645 6.368.561.820 5.777.901.648 3.697.416.887 29.789.414.711 5.978.255.671 7.172.183.606 3.098.614.684 2.051.587.047 1.716.982.077 1.800.902.555 2.778.190.172 298.448.806.329
2008 123.417.209.016 100.316.028.059 3.539.123.451 4.333.722.124 3.254.046.419 25.958.224.673 3.891.373.155 7.053.397.954 2.221.284.997 2.226.453.939 912.578.958 1.177.514.691 1.727.167.580 280.028.125.016
2009 6.335.262.051 525.507.295 177.335.467 126.598.606 1.022.517.531 120.086.114 1.296.365.690 45.381.631 23.767.015 11.239.653 9.684.061.053
2008 54.065.806.368 516.721.969 81.589.165 32.959.974 1.571.253.472 139.238.529 905.108.852 51.426.762 86.148.476 3.656.889 2.899.476 57.456.809.932
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total
31. Beban piutang tak tertagih Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
31. Bad Debts Expenses Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total
51
190
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
32. Beban penyusutan dan amortisasi Beban penyusutan Beban amortisasi Jumlah
32. Depreciation and Amortization Expenses 2009 238.316.217.459 26.066.884.000 264.383.101.459
2008 195.772.670.892 16.089.861.876 211.862.532.768
Depreciation expenses Amortization expenses Total
Rincian beban penyusutan kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai Details of depreciation and amortization expenses in the head office and berikut : branch offices are as follows : 2009 2008 Kantor Pusat 7.894.930.658 7.302.735.049 Head Office Bandara Internasional Soekarno-Hatta 83.784.800.988 66.758.691.725 Soekarno-Hatta Airport Bandara Halim Perdanakusuma 2.986.068.514 2.443.257.637 Halim Perdanakusuma Airport Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 49.233.471.810 49.105.148.784 Sultan Mahmud Badarudin II Airport Bandara Supadio 5.041.709.272 4.824.144.591 Supadio Airport Bandara Polonia 12.416.575.271 11.340.786.161 Polonia Airport Bandara Sultan Syarif Kasim II 4.219.325.426 3.943.084.337 Sultan Syarif Kasim II Airport Bandara Internasional Minangkabau 56.117.881.811 39.220.349.762 Minangkabau Airport Bandara Sultan Iskandar Muda 8.186.459.706 3.069.594.000 Sultan Iskandar Muda Airport Bandara Husein Sastranegara 2.009.878.246 1.913.104.112 Husein Sastranegara Airport Bandara Raja Haji Fisabilillah 1.220.468.662 1.260.328.477 Raja Haji Fisabililah Airport Bandara Sultan Thaha 2.087.321.190 1.932.260.455 Sultan Thaha Airport Bandara Depati Amir 3.117.325.905 2.659.185.802 Depati Amir Airport Jumlah Total 238.316.217.459 195.772.670.892 Terdapat penyajian kembali atas beban penyusutan tahun 2008 yang dikarenakan pemeriksaan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terhadap aset perseroan pada tahun 2008.
There are a restatement of depreciation expense in 2008 due to examination by the Finance and Development Supervisory Agency (BPKP) against the Company's assets in the year 2008.
33. Pendapatan lain-lain
33. Other Income 2009
Bunga deposito dan jasa giro Pendapatan selisih kurs -bersih Bunga obligasi Bagian laba bersih anak Perseroan Pendapatan investasi jangka pendek Pendapatan insidentil Pendapatan denda Pendapatan lelang Keuntungan penjualan Aset tetap Lain-lain Jumlah
2008
205.707.159.167 14.872.927.468 10.801.677.914 15.765.098.640 2.385.161.171 1.640.840.343 1.715.949.517 8.488.268.333 261.377.082.554
147.907.857.360 77.127.904.613 33.690.059.583 9.707.326.987 4.415.438.495 3.597.236.975 1.847.538.186 1.763.605.917 198.009.600 4.974.233.539 285.229.211.255
Interest income on time deposits and demand deposit Gains on foreign currency translation - net Bond interest Subsidiaries - net profit Short term investment Incidental income Penalty income Auction income Gains on sale of fixed Assets Others Total
52
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
191
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
33. Pendapatan Lain-Lain (Lanjutan) 33. Other Income (Continued) Rincian pendapatan lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang adalah Details of other income in the head office and branch offices are as follows : sebagai berikut : 2009 2008 Kantor Pusat 254.749.063.722 237.445.405.290 Head Office Bandara Internasional Soekarno-Hatta 2.899.060.443 42.159.806.100 Soekarno-Hatta Airport Bandara Halim Perdanakusuma 387.092.626 547.258.388 Halim Perdanakusuma Airport Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 534.545.608 1.138.058.525 Sultan Mahmud Badarudin II Airport Bandara Supadio 245.708.289 245.975.286 Supadio Airport Bandara Polonia 736.264.939 2.943.889.947 Polonia Airport Bandara Sultan Syarif Kasim II 502.382.797 209.750.379 Sultan Syarif Kasim II Airport Bandara Internasional Minangkabau 640.367.059 1.981.524 Minangkabau Airport Bandara Sultan Iskandar Muda 175.282.199 85.560.586 Sultan Iskandar Muda Airport Bandara Husein Sastranegara 171.402.940 111.898.685 Husein Sastranegara Airport Bandara Raja Haji Fisabilillah 124.944.857 54.173.789 Raja Haji Fisabililah Airport Bandara Sultan Thaha 101.840.525 163.355.426 Sultan Thaha Airport Bandara Depati Amir 109.126.549 122.097.330 Depati Amir Airport Jumlah Total 261.377.082.554 285.229.211.255 34. Beban lain-lain
34. Other Expenses 2009
Beban pajak jasa giro/deposito Kerugian penempatan reksadana Beban Bina Lingkungan Kerugian penurunan nilai obligasi Kerugian penurunan nilai saham Bagian rugi bersih anak Perseroan Beban Penyimpanan surat berharga Beban pembinaan (pegel) Beban selisih kurs-bersih Lain-lain Jumlah
2008
43.445.207.978 5.896.682.600 217.205.905 69.627.467.806 29.167.212.979 148.353.777.268
Rincian beban lain-lain kantor pusat dan cabang-cabang adalah sebagai berikut :
Kantor Pusat Bandara Internasional Soekarno-Hatta Bandara Halim Perdanakusuma Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Bandara Supadio Bandara Polonia Bandara Sultan Syarif Kasim II Bandara Internasional Minangkabau Bandara Sultan Iskandar Muda Bandara Husein Sastranegara Bandara Raja Haji Fisabilillah Bandara Sultan Thaha Bandara Depati Amir Jumlah
31.515.450.925 15.511.544.714 14.958.000.000 6.963.651.712 6.292.620.000 2.027.570.089 201.214.852 200.102.590 13.872.992.172 91.543.147.054
Tax expense on demand deposits / time deposits Loss on placement of mutual fund Environment development expenses Loss on impairment of Bonds Loss on impairment of Shares Subsidiaries - net loss Securities safekeeper's expense Education and training expenses Foreign exchange-net expenses Others Total
Details of other expenses in the head office and branch offices are as follows :
2009 107.249.264.222 31.952.736.352 736.219.863 756.810.708 292.421.766 3.898.946.642 812.774.185 752.085.421 481.837.261 500.363.325 120.524.207 172.097.770 627.695.546 148.353.777.268
2008 84.715.849.474 2.643.071.232 415.642.453 392.674.059 212.312.173 1.446.944.645 219.852.735 320.320.638 247.656.004 192.988.799 347.867.083 227.239.653 160.728.106 91.543.147.054
Head Office Soekarno-Hatta Airport Halim Perdanakusuma Airport Sultan Mahmud Badarudin II Airport Supadio Airport Polonia Airport Sultan Syarif Kasim II Airport Minangkabau Airport Sultan Iskandar Muda Airport Husein Sastranegara Airport Raja Haji Fisabililah Airport Sultan Thaha Airport Depati Amir Airport Total
53
192
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
35. Taksiran Pajak Penghasilan
Perhitungan penghasilan bukan final Pajak penghasilan final (Persewaan tanah dan bangunan serta konsesi) Jumlah
35. Estimated Income Tax 2009 304.721.791.080
2008 247.326.268.400
16.533.434.303 321.255.225.383
14.668.399.315 261.994.667.715
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi dengan laba kena pajak adalah sebagai berikut :
Non final income tax Final income tax (land and building rental and concession) Total
Reconciliation between net profit before income tax as per income statements and taxable income is as follows :
2009
2008
Laba sebelum pajak penghasilan Perbedaan temporer : Penyusutan Aset tetap Amortisasi Penyisihan piutang tak tertagih Kewajiban imbalan pasca kerja Subjumlah Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal Beban pegawai Beban umum Beban lain-lain Penghasilan bunga Pendapatan sewa tanah/bangunan/konsesi Beban berhubungan dengan persewaan Aset tetap yang masa manfaat satu tahun Kerugian (pendapatan) yang bukan merupakan objek pajak Bagian laba anak Perseroan Subjumlah
1.202.076.946.912
949.679.484.724
(67.387.604.164) (4.757.587.188) 9.684.061.053 2.786.881.206 (59.674.249.092)
(130.519.066.354) (166.875.777) 57.456.809.932 3.826.488.129 (69.402.644.070)
29.356.565.851 34.301.508.960 67.107.069.976 (237.100.176.902) (175.813.175.712) 238.757.198.525 5.287.045.280 (5.204.944.695) (10.801.677.914) (54.110.586.631)
23.697.832.291 45.968.084.404 71.983.105.264 (186.013.355.438) (162.788.171.963) 155.928.315.468 3.106.334.660 (7.679.756.898) (55.797.612.212)
Profit before income tax Temporary difference : Depreciation Amortization Allowance for bad debts Post employment benefits Sub total Permanent difference : Personnel expenses General expenses Others Interest income Land/building Rental/concession income Expenses related to rental Fixed Assets with one year useful life Non taxable losses (gains) Minority interest of subsidiaries Sub total
Laba kena pajak pembulatan
1.088.292.111.189 1.088.292.111.000
824.479.228.442 824.479.228.000
Taxable profit Rounded off
304.721.791.080 304.721.791.080 16.533.434.303 321.255.225.383
5.000.000 7.500.000 247.313.768.400 247.326.268.400 14.668.399.315 261.994.667.715
10% x Rp 50,000,000 15% x Rp 50,000,000 30% x Rp 824,379,228,000 28% x Rp 1,062,886,088,000 Total income tax Final income tax
(16.533.434.303) (1.738.130) (45.972.047.211) (177.524.658.012) (240.031.877.656) 81.223.347.727
(14.668.399.315) (57.781.316.948) (166.258.919.292) (238.708.635.555) 23.286.032.160
10% x Rp 50.000.000 15% x Rp 50.000.000 30% x Rp 824.379.228.000 28% x Rp 1.062.886.088.000 Jumlah pajak penghasilan Pajak Penghasilan Final Dikurangi pajak dibayar di muka PPh final PPh pasal 22 PPh pasal 23 PPh pasal 25 Jumlah pajak dibayar di muka Kurang bayar pajak tahun berjalan
Less prepaid taxes Final income tax Income tax article 22 Income tax article 23 Income tax article 25 Total prepaid taxes Under payment of tax in current year
54
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
193
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
35. Taksiran Pajak Penghasilan (Lanjutan)
35. Estimated Income Tax (Continued)
Perhitungan pendapatan (beban) pajak tangguhan adalah sebagai berikut :
Calculation on deferred tax Assets (liabilities) is as follows :
Pendapatan (dibebankan) pada laporan laba rugi
Efek ubah tarif
Income (credited to income statement) The effect of rate charges
2008 Penyusutan Aset tetap Amortisasi biaya ditangguhkan Penyisihan piutang tak tertagih Kewajiban imbalan pasca kerja
(74.496.052.328) 41.718.944 55.786.614.932 11.323.229.725 (7.344.488.727)
2009 (18.868.529.166) (1.332.124.413) 2.711.537.095 2.459.486.738 (15.029.629.746)
(8.986.037.925) 5.006.273 6.694.393.792 1.304.271.567 (982.366.293)
Pendapatan (dibebankan) pada laporan laba rugi
(102.350.619.419) (1.285.399.196) 65.192.545.819 15.086.988.030 (23.356.484.766)
Depreciation Deferred amortization expenses Allowance for bad debts Post employment benefit
Efek ubah tarif
Income (credited to The effect of rate charges income statement)
2007 Penyusutan Aset tetap Amortisasi biaya ditangguhkan Penyisihan piutang tak tertagih Kewajiban imbalan pasca kerja
(48.714.276.350) 172.741.650 44.706.464.558 12.381.519.230 8.546.449.088
2008 (32.588.238.333) (41.718.944) 14.364.202.483 1.005.297.032 (17.260.457.762)
6.806.462.355 (89.303.762) (3.284.052.109) (2.063.586.537) 1.369.519.947
Terdapat penyajian kembali atas saldo kewajiban pajak tangguhan 2008, yang disebabkan perubahan beban penyusutan dan beban imbalan kerja untuk tahun 2008.
(74.496.052.328) 41.718.944 55.786.614.932 11.323.229.725 (7.344.488.727)
Depreciation Deferred amortization expenses Allowance for bad debts Post employment benefit
There are a restatement of depreciation expense in 2008 due to the changes on depreciation expenses and employment benefit expenses for the year 2008.
36. Dividen tunai dan cadangan
36. Cash Dividend and Reserve
Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Angkasa Pura II (Persero) No. RIS-31/D3-MBU/2009 ditetapkan penggunaan laba usaha tahun buku 2008 sebesar Rp 692.394.832.590 setelah dikurangi laba penjualan aset tetap sebesar Rp 198.009.600 menjadi sebesar Rp 692.196.822.990 sebagai berikut :
Based on the minutes of Shareholders' General Meeting of PT Angkasa Pura II (Persero) No RIS-31/D3-MBU/2009 it was stated that the use of operating profit on the 2008 book year amounting to Rp 692,394,832,590 net of sales of fixed Assets amounting to Rp 198,009,600 to Rp 692,196,822,990 as follows :
25% atau sebesar Rp 173.050.000.000 dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham. • 1% atau sebesar Rp 6.923.948.000 dibagikan sebagai tambahan dana Kemitraan. • 2% atau sebesar Rp 13.847.896.000 dibagikan sebagai tambahan dana Bina Lingkungan. • 72% atau sebesar Rp 498.374.978.990 digunakan untuk Cadangan umum. Dalam berita acara Rapat Umum Pemegang Tahunan Pemegang Saham No. RIS-31/D3-MBU/2008 ditetapkan penggunaan laba usaha tahun buku 2007 sebesar Rp 498.587.661.291 setelah dikurangi laba penjualan Aset tetap sebesar Rp 960.844.444 menjadi sebesar Rp 497.626.816.847 sebagai berikut : • 25,05% atau sebesar Rp 124.647.000.000 dibagikan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham. • 74,95% atau sebesar Rp 372.979.816.847 digunakan untuk cadangan umum.
• 25% or equivalent to Rp 173,050,000,000 is distributed as cash dividend to shareholders, • 1% or equivalent to Rp 6,923,948,000 is distributed as additional Partnership funds, • 2% or equivalent to Rp 13,847,896,000 is distributed as additional funds for Community Development • 72% or equivalent to Rp 498,374,978,990 is used as General reserve.
•
In the minutes of Shareholders' General Meeting No RIS-31/D3-MBU/2008 it was stated that the use of operating profit on the 2007 book year amounting to Rp 498,587,661,291 net of sales of fixed Assets amounting to Rp 960,844,444 to Rp 497,626,816,847 as follows : • 25.05% or equivalent to Rp 124,647,000,000 is distributed as cash dividend to shareholders, • 74.95% or equivalent to Rp 372,979,816,847 is used as general reserve.
55
194
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
37. Informasi penting lainnya
37. Other Significant Information
Program Pensiun Dana Pensiun Angkasa Pura II (DPAP2) merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Bersama Angkasa Pura (YDP-BAP) yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No S-694/MK-13/1989 tanggal 2 Juni 1989. Dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang Dana Pensiun No. 11 Tahun 1992, Perseroan telah menetapkan peraturan DPAP2 dengan Keputusan Direksi No. KAP.549.4/KP.308/AP2-98 tanggal 6 Oktober 1998. Peraturan Dana Pensiun ini telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. KEP 391/KM.17/1999 tanggal 15 Nopember 1999 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 30 Nopember 1999, Tambahan No. 53.
Pension Plan Pension fund of PT Angkasa Pura II (Persero) was established with the name of Yayasan Dana Pensiun Bersama Angkasa Pura (YDP-BAP), which was legalized by the Minister of Finance Republic Of Indonesia through his Decision Letter No S-694/MK-13/1989 dated June 2, 1989. Complying with the regulation of Pension Fund No 11 of the year 1992, the Company have stipulated DPAP2 regulation through the Decision Letter No KAP.549.4/KP.308/AP2-98 dated October 6, 1998. The regulation of Pension Fund has been legalized by the Minister of Finance Republic of Indonesia through his Decision Letter No. KEP 391/KM.17/1999 dated November 15, 1999 and was published in the State Gazette No 96 dated November 30, 1999, Supplement No 53.
Berdasarkan peraturan DPAP2, Perseroan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Manfaat pensiun yang akan dibayar dihitung berdasarkan Penghasilan Dasar Pensiun (PhDP) dan masa kerja karyawan.
Complying with the DPAP2 regulation, the Company applies fixed benefit pension plan for employees who are 18 years old or are married. The pension will be computed based on the basic retirement income and working period in the Company.
Pendanaan DPAP2 terutama berasal dari kontribusi pemberi kerja sebesar 27,59% dan karyawan sebesar 5% dari PhDP.
Financing of DPAP2 is mainly derived from contribution of the Company at 27.59% and of employees at 5% of their basic retirement income.
Aset dana pensiun terutama terdiri dari bank dan deposito berjangka, saham dan obligasi.
Assets of pension fund mainly consist of cash in banks and time deposits, stocks and bonds.
Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan biaya manfaat dan pensiun oleh Bestama Aktuaria, aktuaris independen, adalah sebagai berikut :
Main assumptions that are used to determine post employment benefit by Bestama Actuary, an independent actuary, are as follows :
Tingkat kematian Umur Pensiun Normal Kenaikan PhDP Tingkat Bunga Aktuaria Biaya pengelolaan Perhitungan manfaat pensiun
: : : : : :
Tabel mortalita Indonesia Tahun 1949 56 tahun 1,5% setahun 10% setahun 5% dari PhDP 2,5% x masa kerja x PhDP
Mortality rate Normal pension age Salary increase Interest rate Management costs Pension benefit
: : : : : :
Indonesia Mortality Table year 1949 56 years 1.5% per annum 10% per annum 5% of basic retirement income 2.5% x working period x basic retirement income
Metode Aktuaris
:
Benefit Cost Method
Actuary method
:
Benefit Cost Method
38. Transaksi hubungan istimewa
38. Related Parties Transaction
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai berikut :
In the course of its business, the Company conducts transactions with related parties as follows :
a. Perseroan menempatkan dana pada Bank Pemerintah dengan persyaratan dan tingkat bunga normal sebagaimana berlaku untuk nasabah bank pihak ketiga. b. Perseroan membeli obligasi, wesel tagih dan efek dibeli dengan janji jual kembali yang diterbitkan oleh BUMN lain.
a. The Company deposits an amount of fund in the governmental Banks with normal conditions and interest rate commonly applied to third parties,
c. Sebagian pekerjaan Aset tetap Perseroan dilaksanakan oleh BUMN lain.
c. Several construction projects are conducted by other State Owned Enterprises, d. Starting from August 24, 1998, the Company entered into agreement with PT Angkasa Pura I (Persero) concerning profit sharing of International flight (route charges) and overflying services.
b. The Company bought bonds, promissory notes, and marketable securities with resell arrangement issued by other State Owned Enterprises (SOE),
d. Sejak tanggal 24 Agustus 1998, Perseroan mengadakan kesepakatan bersama dengan PT Angkasa Pura I (Persero) mengenai pembagian pendapatan jasa pelayanan penerbangan International (route charge) dan jasa penerbangan lintas.
56
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
195
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
38 Transaksi hubungan istimewa (Lanjutan) Saldo yang berhubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal neraca adalah sebagai berikut :
38. Related Parties Transaction (Continued) Balance connected to related parties on balance sheet date is as follows :
Persentase terhadap total Aset / kewajiban Percentage of Total Assets/Liabilities
Jumlah Total 2009
Aset Piutang usaha PT Garuda Indonesia (Persero) PT Purantara Mitra Angkasa Dua PT Gapura Angkasa Dharma Wanita Jumlah piutang usaha Piutang non usaha PT Garuda Indonesia (Persero) PT Angkasa pura Schiphol Jumlah Aset Kewajiban Hutang lain-lain PT Angkasa Pura I Jumlah hutang lain-lain Hutang jaminan yang akan diperhitungkan : PT Garuda Indonesia (Persero) PT Gapura Angkasa Jumlah hutang jaminan yang akan diperhitungkan Jumlah kewajiban
2008
2009
18.453.184.756 18.191.465.457 8.720.558.972 20.446.325 45.385.655.509
251.312.629.302 16.617.408.909 4.089.240.252 23.559.287 272.042.837.750
0,22 0,22 0,11 0,00 0,55
215.526.169.453 11.383.101.561 272.294.926.522
10.650.684.954 282.693.522.704
2,61 0,14 3,30
2.720.048.379 2.720.048.379
1.559.569.672 1.559.569.672
0,36 0,36
3,39 0,22 0,05 0,00 3,66
Assets Accounts receivable : PT Garuda Indonesia (Persero) PT Purantara Mitra Angkasa Dua PT Gapura Angkasa Dharma Wanita Total accounts receivable
0,14 3,80
Other receivable PT Garuda Indonesia (Persero) PT Angkasa pura Schiphol Total Assets
0,02 0,02
Liabilities Other payable : PT Angkasa Pura I Total other payable Guarantee payables to be compensated :
60.070.000 28.489.500
60.070.000 29.119.500
0,01 0,00
0,00 0,00
88.559.500
89.189.500
0,01
0,00
PT Garuda Indonesia (Persero) PT Gapura Angkasa Total guarantee payables to be compensated
2.808.607.879
1.648.759.172
0,37
0,02
Total Liabilities
Rincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut : Pihak yang mempunyai
2008
Details type of relationship and transaction with related parties as follows :
Sifat hubungan
No hubungan istimewa
istimewa Perseroan
1 PT Garuda Indonesia (Persero)
Perseroan Afiliasi
2 PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Perseroan Afiliasi
3 PT Gapura Angkasa
Perseroan Afiliasi
Nature of relationships
Transaksi Jasa Penerbangan
Related parties
PT Garuda Indonesia (Persero)
Affiliated Company
Transaction Airline service
Sewa tanah Ground handling service
PT Purantara Mitra Angkasa Dua
Affiliated Company
Land rental
PT Gapura Angkasa
Affiliated Company
Ground handling service
4 Dharma Wanita
Perseroan Afiliasi
Kantin
Dharma Wanita
Affiliated Company
Canteen
5 PT Angkasa Pura Schiphol
Perseroan Afiliasi
Konsultan penerbangan
PT Angkasa Pura Schiphol
Affiliated Company
Airline consultant
6 PT Angkasa Pura I
Perseroan Afiliasi
Jasa Penerbangan
PT Angkasa Pura I
Affiliated Company
Air traffic service
39. Perikatan
39. Commitments
a. Perseroan mengadakan perjanjian kerjasama pemanfaatan lahan Bandara Soekarno-Hatta seluas 150.000 m! dengan PT Mandara Jasindo Sena (MJS). MJS menggunakan lahan tersebut untuk membangun dan mengusahakan fasilitas hotel, balai sidang dan perkantoran.
a. The Company entered into an agreement with PT Mandara Jasindo Sena (MJS) to utilize land in Soekarno-Hatta International Airport of approximately 150,000 sqm. MJS uses the land for building, and providing facilities such as hotel, convention hall and office space.
57
196
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. Perikatan (Lanjutan) i. Tahap pertama meliputi lahan seluas 50.000 m! untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir Maret 2021. Perseroan memperoleh kompensasi sebesar Rp 10,8 milyar. Perseroan juga memperoleh konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan bersih atas operasi komersial dari fasilitas, terhitung sejak dimulainya operasi komersial dari fasilitas.
39. Commitments (Continued) i. The first stage includes land of approximately 50,000 sqm, with period of 30 years, up to March 2021. The Company receives compensation amounting to Rp 10.8 Billion. The Company also receives concession up to certain percentage from total net income of commercial facility operation, starting from commercial facility operation is open,
ii. Tahap kedua meliputi lahan seluas 100.000 m! untuk jangka waktu 30 tahun yang berakhir tanggal 8 Pebruari 2026. Perseroan memperoleh kompensasi yang setiap lima tahun meningkat mulai dari Rp 600 hingga Rp 3.226,94 per m! per bulan atau seluruhnya sebesar Rp 58.765.800.000. Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar prosentase tertentu dari pendapatan.
ii. The second stage includes land of approximately 100,000 sqm, with tenor of 30 years, due on February 8, 2026. Company receives compensation every 5 years increasing from Rp 600 to Rp 3,226.94 per sqm per month or in total amounting to Rp 58,765,800,000. The Company also receives concession at certain percentage from total revenue,
iii. Pada akhir periode perjanjian, MJS akan mengembalikan lahan tersebut dan mengalihkan kepemilikan seluruh fasilitas yang telah dibangun diatas lahan tersebut kepada Perseroan.
iii. In the final stage of agreement period, MJS will return the land and transfer the ownership of facilities built on that land to the Company.
Sehubungan dengan terjadinya krisis ekonomi sejak tahun 1997 sampai dengan 2003. PT MJS terkena dampak dari krisis ekonomi tersebut dan PT MJS tidak dapat memenuhi ketentuan dalam perjanjian kerjasama pemanfaatan tanah, untuk mengembangkan lahan 100.000 m! yang telah disebutkan dalam perjanjian sebelumnya.
In connection with the economic crisis from 1997 to 2003. PT MJS is affected by the economic crisis and PT MJS can not meet the provisions in the agreement of the use of land, to develop 100,000 sqm of land that has been mentioned in previous agreements.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka PT Angkasa Pura II melalui surat Direksi PT Angkasa Pura II Nomor 15.02.01/00/10/2007/004 tanggal 4 Oktober 2007 telah membatalkan Perjanjian SPKL.01 yang menyangkut lahan seluas 100.000 m!.
By considering these conditions, PT Angkasa Pura II through the letters of Directors of PT Angkasa Pura II Number 15.02.01/00/10/2007/004 dated October 4, 2007 has canceled SPKL.01 agreement concerning the land area of 100,000 sqm
Berdasarkan Berita Acara Penyerahan Lahan dan sertifikat Hak Guna Bangunan Nomor 15.02.01/00/05/2008/101, tanggal 21 Mei 2008. PT Mandara Jasindo Sena menyerahkan fisik lahan seluas 100.000 m! dan 4 (empat) buah sertifikat Hak Guna Bangunan kepada PT Angkasa Pura II dengan perincian sebagaimana tercantum dalam Gambar Lokasi Kontrak Tanah Hotel Sheraton pada lampiran Surat Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Lahan Nomor SPKS.21/TU.208/APII-96 tanggal 1 Maret 1996.
Under the Official Report of Land and Hak Guna Bangunan certificate Number 15.02.01/00/05/2008/101, dated May 21, 2008. PT Mandara Jasindo Sena handed physical land area of 100,000 sqm and 4 (four) titles to PT Angkasa Pura II, with details as set out in Figure Location of Land Hotel Sheraton in appendix Land Use Letter Agreement No. SPKS.21/TU. 208/APII-96 dated March 1, 1996.
Pelepasan Hak Atas Tanah Tersebut telah disyahkan melalui Akte Notaris Mohammad Taufiq,SH. Notaris di Tangerang Nomor 04 tanggal 16 April 2009.
Disposal of land rights had been legalized by Notary Mohammad Taufiq, SH. Notary in Tangerang No. 04 dated 16 April 2009.
b. Perseroan mengadakan perjanjian penggunaan tanah di Bandara Soekarno-Hatta seluas 1.020.000 m! dengan PT sanggraha Daksamitra (SDM). Perseroan menyewakan tanah tersebut kepada SDM untuk dikelola sebagai fasilitas usaha : Lapangan golf, taman niaga dan pusat pertokoan internasional berikut fasilitas penunjangnya. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak fasilitas usaha beroperasi secara komersial dan dapat diperpanjang. Perseroan memperoleh kompensasi atas penggunaan tanah tersebut sebagai berikut :
b. The Company entered into an agreement with PT Sanggraha Daksa Mitra (SDM) to use land in Soekarno-Hatta International Airport of approximately 1,020,000 sqm. Company rents the land to be managed by PT SDM for facilities such as : golf course, commercial facilities and international stores and the supporting facilities. This agreement is valid for 20 years starting from when the commercial facilities are open, and may be extended. The Company receives compensation for land utilization as follows :
58
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
197
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG TANGGAL Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on 31, December WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 with Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated)
39. Perikatan (Lanjutan)
Tahun ke 1-2 (USD 0,20/m! per tahun) Tahun ke 3-5 (USD 0,26/m! per tahun) Tahun ke 6-10 (USD 0,34/m! per tahun) Tahun ke 11-sampai perjanjian berakhir (USD 0,44/m! per tahun)
39. Commitments (Continued) Kompensasi per tahun (USD) Compensation per year (USD) 204.000 265.200 346.800 448.000
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi yang dihitung berdasarkan jumlah pendapatan kotor dengan prosentase sebagai berikut :
1st-2nd year (USD 0.20/sqm per year 0 3rd-5th year (USD 0.26/sqm per year) 6th-10th year (USD 0.34/sqm per year) 11th-end of agreement (USD 0.44/sqm per year)
The Company also receives concession revenues calculated based on gross income with percentage as follows :
Tahun Year - 1-3 - 3-8 - 8-20
Persentase (%) Percentage (%) 5 6 7
Pada akhir periode perjanjian, PT SDM wajib mengembalikan tanah tersebut kepada Perseroan dan Perseroan wajib membayar kepada PT SDM sebesar nilai pasar yang wajar dari bangunan gedung serta kelengkapannya yang melekat termasuk infrastruktur yang terdapat di pusat pertokoan dan taman niaga.
At the end of agreement period, PT SDM is obliged to return the land to the Company, and the Company is obliged to pay to PT SDM the amount of fair market value for buildings and their supporting facilities, including equipment in the stores and commercial facilities infrastructure.
c. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan Lahan/Tanah No. S/PERJ/DZ3018/2008 atau PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 tanggal 15 Pebruari 2008 antara PT Angkasa Pura II (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero). Adapun isi perjanjian sebagai berikut :
c. Based on agreement to utilize land No DS/PERJ/DZ-3018/2008 or PJJ.15.02.01/00/02/2008/022 dated February 15, 2008 between PT Angkasa Pura II (Persero) with PT Garuda Indonesia (Persero). Details of agreement are as follows :
Lahan yang dimanfaatkan seluas 236.865 m!. Tujuan pemanfaatan lahan untuk administrasi perkantoran, penunjang kegiatan operasional penerbangan berikut fasilitas penunjangnya. Jangka waktu perjanjian 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011. Kompensasi pemanfaatan lahan sampai dengan 25.000 m! sebesar Rp 1.000 permeter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp 25.000.000. Luas lahan 25.001 m! sampai dengan 100.000 m! sebesar Rp 795 per meter persegi perbulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan adalah Rp 59.625.000. Sedangkan luas lahan 100.001 m! sampai dengan 400.000 m! sebesar Rp 490 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 67.063.850. Total kompensasi pemanfaatan lahan sebesar Rp 151.688.850. Pembayaran kompensasi dilaksanakan 1 bulan di muka.
• Land used is 236,865 sqm. • Land used in purpose to administrative office, flight operations supporting activities and supporting facilities.
• •
• •
• An agreement is valid from January 1, 2007 to December 31, 2011. • Compensation to utilize land approximately of 25,000 sqm amounting to Rp 1,000 per square meter a month, hence accumulated compensation a month amounting to Rp 25,000,000. Land of approximately 25,001 sqm to 100,000 sqm amounting to Rp 795 per square meter a month. Total compensation for a month amounting to Rp 59,625,000. Land of approximately 100,001 sqm to 400,000 sqm amounting Rp 490 per square meter a month. Total compensation for a month amounting to Rp 67,063,850. Total compensation to utilize land amounting to Rp 151,688,850. Compensation payments are paid 1 month in advance.
59
198
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir padaBERAKHIR tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 UNTUK TAHUN YANG TANGGAL dengan Angka Pembanding Tahun 2008 PEMBANDING TAHUN 2008 DENGAN ANGKA
PT ANGKASA PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS the years ended on 31, December FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 with Comparative Figures WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 for Year 2008 (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise
(Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain) (Disajikan rupiah,
39. Perikatan (Lanjutan)
39. Commitments (Continued)
d. Berdasarkan Perjanjian Pemanfaatan tanah dan konsesi usaha PT Angkasa Pura II (Persero) dengan PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, dengan nomor perjanjian PJJ.15.06/00/01/2008/008 atau No. GMF/PERJ/DT-3011/2008 tanggal 25 Januari 2008, telah disepakati :
d. PT Angkasa Pura II (Persero) entered into agreement with PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia, based on agreement letter PJJ.15.06/00/01/2008/008 or No GMF/PERJ/DT-3011/2008 dated January 25, 2008 as follows :
• •
Lahan yang dimanfaatkan seluas 900.000 m!. Pemanfaatan lahan digunakan untuk usaha aircraft maintenance.
• Land used of approximately 900,000 sqm, • Land is being used for aircraft maintenance,
•
Jangka waktu perjanjian 14 Juli 2005 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011. Tarif kompensasi pemanfaatan tanah per meter persegi per bulan sebagai berikut : Terhitung mulai tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan tanggal » 31 Desember 2006 tarif per meter persegi per bulan sebesar Rp 165, sehingga jumlah kompenssi setiap bulannya adalah Rp 148.500.000. Terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 » Desember 2011, tarif per meter persegi per bulan menggunakan pola degresive,yaitu luas tanah sampai dengan 25.000 m! sebesar Rp 2.000 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan Rp 50.000.000. Luas tanah 25.001 sampai dengan 100.000 m! sebesar Rp 1.200 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 90.000.000. Luas tanah 100.001 sampai dengan 400.000 m! sebesar Rp 625 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 187.500.000. Luas tanah 400.001 sampai dengan 750.000 m! sebesar Rp 536 per meter persegi per bulan sehinga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 187.600.000. Dan luas tanah 750.001 Sampai dengan 1.000.000 m! sebesar Rp 405 per meter persegi per bulan sehingga jumlah kompensasi setiap bulan sebesar Rp 60.750.000. Sehingga total kompensasi pemanfaatan tanah setiap bulan sebesar Rp 575.850.000.
• Agreement is valid from July 14, 2005 to December 31, 2011,
Pembayaran kompensasi pemanfaatan tanah adalah terhitung mulai tanggal 14 Juli 2005 sampai dengan 31 Desember 2006 dibayar 1 bulan di muka, sedangkan terhitung mulai tanggal 1 Januari 2007 sampai dengan 31 Desember 2011 dibayar 3 bulan di muka.
• The payment of land utilization compensation is starting from July 14, 2005 to December 31, 2006 will pay one month in advance, meanwhile starting from January 1, 2007 to December 31, 2011 the payment will be settled 3 months in advance.
•
•
• Compensation rate for land utilization per square meter a month is as follows : » Starting from July 14, 2005 until December 31, 2006 rate per square meter a month amounting Rp 165, total compensation every month amounting to Rp 148,500,000. » Starting from January 1. 2007 until December 31, 2011 rate per square meter a month is using degresive pattern which considered that land with approximately of 25,000 sqm amounting to Rp 2,000 per sqm per month, total compensation per month amounting to Rp 50,000,000, land approximately of 25,001 to 100,000 sqm amounting to Rp 1,200 per square meter per month, total compensation every month amounting to Rp 90,000,000. Land approximately of 100,001 to 400,000 sqm amounting to Rp 625 per square meter per month, total compensation amounting to Rp 187,500,000. Land approximately of 400,001 to 750,000 sqm amounting to Rp 536 per square meter per month, and compensation every month amounting to Rp 187,600,000, and land with approximately of 750,001 to 1,000,000 sqm amounting to Rp 405 per square meter per month.Total compensation every month amounting to Rp 60,750,000. Therefore total land utilization compensation every month amounting to Rp 575,850,000.
60
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
199
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 dengan Angka Pembanding Tahun 2008 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain) kecuali dinyatakan lain) (Disajikan rupiah,
PT ANGKASA PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS For the years ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBER 31, 2009 with Comparative Figures for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unlessstated) otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise
39. Perikatan (Lanjutan)
39. Commitments (Continued)
e. Berdasarkan perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No.SPKS.049/KM.102/2005-AP II tanggal 22 Nopember 2005 antara Pt Wahana Dirgantara dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun isi perjanjian sebagai berikut : • • • •
•
e. Based on the agreement of warehouse rental and land utilization No SPKS.049/KM.102/2005-AP II dated November 22, 2005 between PT Wahana Dirgantara and PT Angkasa Pura II (Persero). The agreement is as follows :
Fasilitas gudang seluas 2.292 m! ditambah ruangan perkantoran didalamnya. Fasilitas bongkar muat barang (staging area) seluas 2.664 m!.
• Warehouse facility approximately 2,292 sqm with office space thereon. • Staging area facility for loading and unloading activities approximately 2,664 sqm. • Parking facility approximately 2,584 sqm • Office space in warehouse area approximately 340 sqm The land was placed at the backyard of PT Pos Indonesia cargo area at Soekarno - Hatta International Airport,
Fasilitas peralatan parkir kendaraan seluas 2.584 m!. Ruangan perkantoran dalam gudang seluas 340 m!. Tanah tersebut terletak dan berlokasi di belakang gudang PT Pos Indonesia Area kargo Bandar Udara Internasional Jakarta SoekarnoHatta (Bandara). Sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah untuk tempat bongkar muat barang (staging area) diatur sebagai berikut : Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp 16.960 per m!/bulan dan » ditinjau setiap 2 tahun. Sewa ruangan perkantoran (ruangan dalam gedung yang » digunakan untuk kegiatan adminstrasi / perkantoran) seluas 340 m! ditetapkan sebesar Rp 70.000 per-m! / bulan dan ditinjau setiap 2 tahun. Besaran kompensasi pemanfaatan tanah untuk tempat » bongkar muat barang (staging area) ditetapkan sebesar Rp 10.000 per-m! / bulan dan ditinjau setiap 2 tahun.
• Warehouse rental, office space rental and land utilization compensation to be used as staging area for loading and unloading activities are arranged as follows : » Warehouse rental amounting to Rp 16,960 per sqm/month and subject to review every 2 years. » Office space rental (space inside warehouse that are used for office or administration activities) approximately 340 sqm is determined at Rp 70,000 per-sqm/month and subject to review every 2 years, » The land utilization compensation used for staging area for loading and unloading activities is determined at Rp 10.000 per-sqm/month and subject to review every 2 years.
Pembayaran sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah setiap 6 bulan dibayar di muka. Selain membayar sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah, diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp 150.000.000 setiap bulannya. Besarnya konsesi sesuai tersebut belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang besarnya sesuai ketentuan peraturan perpajakan.
» Payment of warehouse rental, office space rental and land utilization compensation is settled 6 (six) months in advance.
»
•
•
• Besides payments of warehouse rental, office space rental and land utilization compensation, PT WD is also required to pay business concession payment of 8% from total gross income every month, with minimum gross revenues guarantee amounting to Rp 150,000,000 every month. The business concession payment excluded value added tax (VAT) which amount is in accordance with tax regulations.
PT Wahana Dirgantara diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang, sewa ruangan perkantoran dan kompensasi pemanfaatan tanah atau sebesar Rp 179.000.000. yang dibayarkan sekaligus selambat-lambatnya 14 hari kalender setelah dikeluarkan surat ijin prinsip atau sebelum perjanjian ini ditandatangani.
• PT Wahana Dirgantara is supposed to pay surcharge payment, which is 2 month fees of warehouse rental, office space rental and land utilization compensation amounting to Rp 179,000,000 and will be paid all at once at least 14 days after principal permit issued or before this agreement is signed.
61
200
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39 Perikatan (Lanjutan) • Perjanjian berlaku sejak tanggal ditandatangani dan akan berakhir setelah 5 tahun. • Biaya pembangunan jalan akses menuju ke lokasi gudang serta biaya terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp 13.097.219.110.
39. Commitments (Continued) • The agreement is valid since the date of signing and will expire after 5 years. • The entire cost of road access to the warehouse location and the related costs with the construction, including the cost of project design, licenses and others with the standard fee at mutual agreement amounting to Rp 13,097,219,110.
f. Perseroan mengadakan perjanjian pemanfaatan tanah di Bandara Soekarno-Hatta dengan PT Birotika Semesta/DHL seluas 1.411,20 m!. Tanah tersebut dimanfaatkan untuk mendirikan bangunan gudang dan kantor yang disepakati dengan harga Rp 2.843.130.000. Bangunan tersebut akan digunakan untuk kegiatan usaha jasa pengurusan transportasi dan jasa pengiriman ekspres. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 tahun sejak berita acara pengoperasian bangunan tersebut ditandatangani dan dapat diperpanjang sebanyak 3 (tiga) periode (15 tahun) yang berakhir pada tahun 2019.
f. The Company entered into an agreement with PT Birotika Semesta/DHL to utilize land at Soekarno - Hatta International Airport of approximately 1,411.20 sqm. The land is used to build warehouse and office building as agreed at the price of Rp 2,843,130,000. The building will be used for DHL's activities such as transportation and express delivery services. The agreement is valid for 5 years since the minutes of building operation was signed and it could be extended for 3 periods (15 years), maturity in 2019.
Perseroan memperoleh kompensasi atas pemanfaatan tanah tersebut dari DHL sebagai berikut :
The company receives compensation for land utilization from DHL as follows :
Periode Perjanjian Pertama Kedua Ketiga Keempat
Rp 10.000/m! perbulan Rp 15.000/m! perbulan Rp 22.500/m! perbulan Rp 33.750/m! perbulan
Kompensasi per tahun (Rp) Compensation per year (Rp) 169.344.000 254.016.000 381.024.000 571.536.000
Agreements period First Second Third Fourth
Rp 10,000 sqm per month Rp 15,000 sqm per month Rp 22,500 sqm per month Rp 33,750 sqm per month
Perseroan juga memperoleh pendapatan konsesi sebesar 5% dari operating cost sebesar Rp 150.000.000 sampai dengan 30 September 2002 dan mulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004 sebesar Rp 233.000.000. Pada akhir periode perjanjian, bangunan berikut dengan perlengkapannya yang didirikan oleh DHL diserahkan kepemiliknya kepada Perseroan tanpa ganti rugi.
The Company also receives concession income of 5% of operating cost amounting to Rp 150,000,000 up to September 30, 2002 and starting from October 1, 2002 to September 30, 2004 amounting to Rp 233,000,000. At the end of the agreement period, the ownership status of the building and its equipment, built by DHL, will be handed over to the Company without any compensation.
g. Berdasarkan Perjanjian sewa ruangan No SPSW.021/KM.102/2005-AP II tanggal 8 Agustus 2005 antara PT Gapura Angkasa dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Adapun isi perjanjian adalah sebagai berikut :
g. Based on space rental agreement No SPSW.021/KM.102/2005-AP II dated August 8, 2005 between PT Gapura Angkasa and PT Angkasa Pura II (Persero) it was stated as follows :
•
PT Angkasa Pura II (Persero) menyerahkan sebidang tanah yang selanjutnya dibangun fasilitas gudang seluas 3.000 m! ditambah ruangan perkantoran didalamnya yang terletak dan berlokasi antara gudang 510 dan 520 area kargo Bandar Udara International Jakarta Soekarno-Hatta (Bandara).
• PT Angkasa Pura II (Persero) handed over a part of land that will be built as warehouse facilities approximately 3,000 sqm with addition approximately 3,000 sqm office space located between 510 and 520 area cargo at Soekarno - Hatta International Airport.
•
Sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran diatur sebagai berikut :
• Warehouse rental and office space rental, is set as follows :
»
Sewa gudang seluas 3.000 m! ditetapkan sebesar Rp 16.960 per-m!/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun.
» Warehouse rental approximately of 3,000 sqm amounting to Rp 16,960 per-sqm/month and subject to review every 2 years.
»
Sewa ruangan perkantoran (ruang dalam gudang yang digunakan untuk kegiatan administrasi / perkantoran) seluas 700 m! ditetapkan sebesar Rp 70.000 per-m!/bulan, dan ditinjau setiap 2 tahun.
» Office space rental include space inside warehouse that is used for office and administration activities is approximately of 700 sqm is stated at Rp 70,000 per-sqm/month and subject to review every 2 years.
62
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
201
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009 with Comparative for Year 2008 WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39. Perikatan (Lanjutan) Pembayaran sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran » dilaksanakan setiap 3 bulan dibayar di muka.
39. Commitments (Continued) » Payments of Warehouse rental and office space rental is settled 3 months in advance.
Selain membayar sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran, diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 5% dari total pendapatan kotor (omzet bruto) setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebesar Rp 600.000.000 setiap bulannya. PT Gapura Angkasa diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge) sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran atau sebesar Rp 200.000.000 yang dibayarkan sekaligus sebelum perjanjian ditandatangani.
• Besides payment of warehouse rental and office space rental, DHL is also required to pay 5% of gross income every month as business concession payment, with minimum guarantee gross income every month amounting to Rp 600,000,000.
Perjanjian berlaku 5 tahun terhitung sejak penyelesaian pembangunan fisik. Biaya pembangunan fasilitas/bangunan gudang dan biaya pembangunan jalan akses menuju ke lokasi gudang serta biaya yang terkait dengan pembangunan, termasuk biaya rancang bangu, perizinan dan lain sebagainya, dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp 7.968.685.000. Kompensasi atas seluruh biaya pembangunan fasilitas / bangunan gudang dikompensasikan dengan sewa gudang.
• The agreement is valid since the date of signing and will expire after 5 years. • The entire cost of access road to the warehouse location and the related costs with construction, such as cost of project design, licenses, and others with the standard fee at mutual agreement amounting to Rp 7,968,685,000. Compensation for the entire cost of construction of the facility / warehouse buildings is compensated with warehouse rental offset.
h. Berdasarkan Perjanjian Sewa Gudang dan Pemanfaatan Tanah No. SPSW.026/KM.102/2005-AP II tanggal 25 Oktober 2005 antara PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) dengan PT Angkasa Pura II (Persero). Isi perjanjian sebagai berikut :
h. Based on agreement of warehouse rental and land utilization No SPSW.026/KM.102/2005/AP II dated October 25,2005 between PT Dharma Bandar Mandala (PT DBM) and PT Angkasa Pura II (Persero), it was stated as follows :
PT DBM menerima sebidang tanah yang akan dibangun : Fasilitas gudang seluas 678,4 m! (84,8 m x 8 m) ditambah » ruangan perkantoran didalamnya.
• PT DBM receives a land that will be built for : » Warehouse facility approximately of 678,4 sqm (84.8 m x 8 m) and addition of space to be used as office inside the warehouse.
» Ruang perkantoran dalam gudang seluas 200 m!. Sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran diatur sebagai berikut :
» Office inside the warehouse area approximately of 200 sqm. • Rental warehouse and office rental are set as follows :
•
•
• •
•
•
»
• PT Gapura Angkasa is required to pay surcharge payment for 2 month rental of warehouse rental, office space rental and land utilization compensation amounting to Rp 200,000,000 that should be paid all at once before this agreement is signed.
Sewa gudang ditetapkan sebesar Rp 25.000 per-m!/bulan.
» Warehouse rental amounting to Rp 25,000 per-sqm/month.
Sewa ruangan perkantoran ditetapkan sebesar Rp 90.000 per m!/bulan. Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun. » Selain membayar sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran, PT DBM diwajibkan pula untuk membayar konsesi usaha sebesar 8% dari total pendapatan kotor setiap bulannya, dengan jaminan minimum omzet bruto sebagai berikut :
» Rental of office space amounting to Rp 90,000 per-sqm/month.
»
•
•
» Rental rate subject to review every 2 years. • PT DBM is also required to pay the business concession fee of 8% from the total gross income every month, with a minimum guarantee gross revenues as follows :
» Tahun I sebesar Rp 200.000.000 per bulan; » Tahun II sebesar Rp 300.000.000 per bulan; » Tahun III sebesar Rp 350.000.000 per bulan; » Tahun IV sebesar Rp 400.000.000 per bulan; » Tahun V sebesar Rp 450.000.000 per bulan. PT DBM diwajibkan membayar uang kesanggupan (surcharge sebesar 2 bulan nilai sewa gudang dan sewa ruangan perkantoran sebesar Rp 70.000.000 yang dibayarkan sekaligus selambatnya 1 minggu setelah ijin prinsip keluar.
)
» 1st year is amounting to Rp 200,000 per month; » 2nd year is amounting to Rp 300,000 per month; » 3rd year is amounting to Rp 350,000 per month; » 4th year is amounting to Rp 400,000 per month; » 5th year is amounting to Rp 450,000 per month. • PT DBM is required to pay surcharge payment for 2 month rental warehouse and rental of office space amounting to Rp 70,000,000 that should be paid all at once at least 1 week after the principle permits released.
63
202
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PT ANGKASA PURA II (Persero) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (lanjutan) CATATAN ATAS 31 LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal Desember 2009 TAHUN YANG BERAKHIR denganUNTUK Angka Pembanding Tahun 2008 PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (PERSERO) PTNOTES ANGKASA PURA II (Persero) TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) NOTES TO For FINANCIAL the yearsSTATEMENTS ended on December 31, 2009 FOR THE YEAR ENDED DECEMBERFigures 31, 2009for Year 2008 with Comparative WITH COMPARATIVE FIGURES FOR 2008 (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
39 Perikatan (Lanjutan) • Jangka waktu perjanjian 5 tahun sejak tanggal ditandatangani perjanjian. • Seluruh biaya pembangunan fasilitas/bangunan dan biaya yang terkait dengan pembangunan tersebut, termasuk biaya rancang bangun, perizinan dan lain sebagainya menjadi tanggung jawab PT DBM, dengan standar biaya yang disepakati setinggi-tingginya sebesar Rp 2.346.964.170.
39. Commitments (Continued) • The agreement period is valid for 5 years since the agreement is signed. • The entire cost of facilities/buildings and related cost with the construction, including design cost, licenses and others will be done by PT DBM with maximum agreed upon standard charge amounting to Rp 2,346,964,170.
Perjanjian Pemanfaatan Tanah No. i. Berdasarkan PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 tanggal 6 Nopember 2009 antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PT Pertamina menerima beberapa bidang tanah yang akan dibangun fasilitas sebagai berikut : • Fasilitas Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU). Luas lahan yang disewa 78.600 m!. » Sewa lahan ditetapkan sebesar Rp 2.500 per m!/bulan, total » sewa per bulan Rp 196.500.000. »
i. Based on the agreement of land utilization No PJJ.04.04.03/00/11/2009/269 dated November 6, 2009 between PT Pertamina (Persero) and PT Angkasa Pura II (Persero). PT Pertamina will receive land to be used to build facilities as follows : •
Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun.
Airplane Charging Depo Facility (DPPU). » Land rented approximately 78,600 sqm. » Rate of Land rental is set at Rp 2,500 per-sqm/month, Total rent per month amounting to Rp 196,500,000. » The rate of the rent is subject to review every 2 years.
•
Fasilitas Satelit 1 dan Satelit 2 Luas lahan yang disewa 9.942 m!. » Sewa lahan ditetapkan sebesar Rp 2.500 per m!/bulan, total » sewa per bulan Rp 24.885.000. » Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun.
• Satellite 1 and Satellite 2 Facilities » Land rented approximately 9,942 sqm. » Rate of Land rental is set at Rp 2,500 per-sqm/month, Total rent per month amounting to Rp 24,885,000. » The rate of the rent is subject to review every 2 years.
•
Fasilitas Jalur Pipa Teluk Naga (Desa Muara) sampai dengan Pagar Perimeter Desa Belimbing. Luas lahan yang disewa 100.330 m!. » Sewa lahan ditetapkan sebesar Rp 5.000 per m!/bulan, total » sewa per bulan Rp 50.165.000. » Tarif sewa ditinjau setiap 2 tahun.
• Pipe line of Teluk Naga (Muara Village) to perimeter fence of Belimbing Village. » Land rented approximately 100,330 sqm. » Rate of Land rental is set at Rp 5,000 per-sqm/month, Total rent per month amounting to Rp 50,165,000. » The rate of the rent is subject to review every 2 years.
•
Perjanjian berlaku 5 tahun yaitu : sejak tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2013.
• The agreement period is valid for 5 years, since January 1, 2009 until December 31, 2013.
j. Selain perjanjian sewa lahan untuk fasilitas tersebut diatas PT Angkasa Pura II (Persero) juga mengadakan perjanjian dengan PT Pertamina. Yaitu pengenaan Throughput Fee atas penyelenggaraan pelayanan pengisian bahan bakar pesawat udara di bandar udara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II melalui Perjanjian No. PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 yang ditandatangani tanggal 7 Mei 2009.
j. Besides the agreement of land utilization for building facilities, PT Angkasa Pura II (Persero) also made an agreement with PT Pertamina (Persero), which is the establishment of Throughput fee for the organizing of airplane refueling services at airports managed by PT Angkasa Pura II (Persero) through agreement No PJJ.12.01.01/00/05/2009/098 which is signed on May 7, 2009.
Besarnya Throughput fee yang disepakati. Untuk Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Throughput fee » penerbangan domestik adalah Rp 30 per liter. Sedangkan untuk penerbangan Internasional adalah US$ cent 0.30 per liter. Untuk Bandara Polonia Medan, Throughput fee penerbangan » domestik dan Internasional adalah Rp 7 per liter.
• The amount of agreed Throughput fee is as follows : » At Soekarno-Hatta Airport, Tangerang, the Throughput fee for domestic flight is Rp 30 per liter. Whereas for International flight is US cent 0.30 per liter.
k. Sehubungan dengan aktivitas normalnya, Perseroan mengadakan perjanjian persewaan tanah, bangunan beserta fasilitasnya dan perjanjian konsesi dengan para pihak yang melakukan aktivitas usaha di lingkungan Bandara yang dikelola Perseroan.
k. In the normal course of its business, the Company entered into rental agreements of land and building, along with its facilities, and concession agreement with respective parties who perform their commercial activities at the Airport managed by the Company.
•
» At Polonia Airport, Medan, The Throughput fee for domestic and international flight is Rp 7 per liter.
64
Angkasa Pura II
2009 Annual Report
203
PT ANGKASA PURA II (Persero) PT ANGKASA PURA II (PERSERO) CATATAN ATAS(lanjutan) LAPORAN KEUANGAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TANGGAL Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31PADA Desember 2009 31 DESEMBER 2009 DENGAN ANGKA dengan Angka Pembanding Tahun 2008PEMBANDING TAHUN 2008 (Disajikan rupiah, (Disajikan dalam rupiah, kecuali dalam dinyatakan lain)kecuali dinyatakan lain)
PT ANGKASA PURA II (Persero)PURA II (PERSERO) PT ANGKASA NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS (continued) FOR THE YEARFor ENDED DECEMBER 2009 31, 2009 the years ended on31, December WITH COMPARATIVE FOR 2008 for Year 2008 with FIGURES Comparative Figures (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated) (Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
40 Kejadian setelah tanggal neraca
40. Subsequent Events
Pada tanggal 11 Januari 2010 Perseroan menerima surat keputusan dari pengadilan pajak No. Put.21026/PP/M.III/16/2009 yang berisi diterimanya Banding yang diajukan Perseroan terhadap SKLB No. 08/207/05/051/07 atas PPN Dalam Negeri tahun 2005. Oleh pengadilan pajak pengembalian uang muka dan kelebihan pembayaran tersebut yang seluruhnya berjumlah Rp 65.336.124.568 dipindahbukukan untuk pembayaran Uang Muka SKPKB PPN no. 80/207/06/051/08 tahun pajak 2006 yang pada saat ini sedang diajukan Banding ke Pengadilan Pajak melalui surat Direksi No. 05.05/00/12/2009/035 tanggal 11 Desember 2009.
On January 11, 2010 the Company received a decision letter from the tax court No. Put.21026/PP/M.III/16/2009 containing an appeal that is filed by the Company against SKLB No. 08/207/05/051/07 of VAT in 2005. By the tax court, the refund of the excess payment to the amount of Rp 65,336,124,568 was transferred for the payment of Advance tax assessment no. 80/207/06/051/08 fiscal year 2006 which is currently submitted to the Court of Tax Appeals Board letter No. 05.05/00/12/2009/035 dated December 11, 2009.
41 Penyelesaian Laporan Keuangan
41. Completion of Financial Statements
Manajemen Perseroan bertanggung jawab atas penyusunan Laporan Keuangan yang telah diuraikan di muka dan diselesaikan pada tanggal 30 Maret 2010.
Company management is responsible for the preparation of the financial statements that have been outlined in advance and completed on March 30, 2010.
65
204
Angkasa Pura II
Laporan Tahunan 2009
Laporan Tahunan 2009 Annual Report
PT Angkasa Pura II Head Office: Jakarta International Airport Soekarno - Hatta Building 600, PO BOX 1001/ BUSH Jakarta 19120 Indonesia Tel : (62-21) 550 5079, 550 5074 Fax : (62-21) 550 2141 www.angkasapura2.co.id