Laporan Tahunan 2006 Annual Report
Daftar Isi | Contents 01 Pengantar | Introduction 02 Filosofi dan Visi | Philosophy and Vision 03 Profil Perusahaan | Corporate Profile 04 Jejak Langkah 2006 | 2006 Milestones 06 Daftar Penghargaan 2006 | 2006 List of Awards 08 Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights 11 Laporan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Report 17 Laporan Direksi | Board of Directors’ Report 22 Pembahasan dan Analisis Manajemen | Management Discussion and Analysis 28 Laporan Komite Audit | Audit Committee Report 30 Struktur Bisnis | Business Structure 32 Laporan Usaha | Business Review 35
Otomotif | Automotive
51
Jasa Keuangan | Financial Services
61
Alat Berat | Heavy Equipment
67
Agribisnis | Agribusiness
71
Teknologi Informasi | Information Technology
75
Infrastruktur | Infrastructure
78 Sumber Daya Manusia | Human Resources 84 Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja | Environment, Health & Safety 88 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility 98 Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance 111 Laporan Keuangan | Financial Report i
Data Perseroan | Corporate Data
ii
Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Profile
vi
Profil Direksi | Board of Directors’ Profile
ix
Struktur Organisasi | Organisation Structure
xi
Informasi Perusahaan | Corporate Information
Panduan: Petunjuk dalam membaca laporan ini, harap diperhatikan ‘Perseroan’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk. ‘Astra’ menunjuk pada Astra sebagai perusahaan induk dan anak perusahaan, dan ‘Grup Astra’ menunjuk pada Astra dan seluruh perusahaan yang terkait.
Use of Terms: For guidance when reading this report please note the term ‘the Company’ refers to Astra, the parent company. ‘Astra’ refers to Astra parent and consolidated company subsidiaries, and ‘Astra Group’ refers to Astra plus all related companies.
Lima dekade silam, berawal di sebuah rumah sederhana, pendiri Astra memulai usaha perdagangan hasil bumi dengan empat orang karyawan dan merangkai sebuah mimpi untuk menjadikan Astra besar dan sukses.
Fifty years ago, it began in a simple house where the founders of Astra started their agricultural product trading business with only four employees and had a dream to build a big and successful Astra.
Kini Astra telah berkembang menjadi sebuah kelompok usaha dengan lebih dari 130 perusahaan bernaung di bawahnya dan didukung oleh hampir 120.000 orang karyawan. Ini semua tak lepas dari nilai-nilai yang tertanam di setiap sanubari kami, insan Astra. Nilai-nilai yang kemudian dikristalisasikan dalam filosofi perusahaan yang dikenal dengan Catur Dharma.
Now, Astra has grown to become a diversified business group with more than 130 subsidiaries and a workforce of almost 120,000 people. This successful growth is closely linked to our values that are deeply rooted in the heart of everyone in Astra. These values have been crystalized into our corporate philosophy, known as Catur Dharma.
Kami yakin, pelanggan yang puas dan loyal menjadi dasar kelanggengan usaha kami sekaligus meningkatkan stakeholder’s value. Oleh karenanya, kami menjadikan pelanggan sebagai sumber inspirasi kami untuk terus berkarya menghadirkan produk dan layanan terbaik.
We believe in the importance of satisfied and loyal customers both to the sustainability of our business and the enhancement of stakeholders’ value. That is the reason why we always treat our customers as an invaluable source of inspiration to continue inventing the best products and services.
Kami memandang perbedaan sebagai suatu kekuatan untuk membangun strategi bisnis yang mumpuni. Potensi yang ada pada setiap individu merupakan kekuatan untuk menggalang kerjasama dalam sebuah tim unggul yang penuh semangat kemenangan. Melalui inovasi, penyempurnaan proses kerja dan perbaikan serta pengembangan secara terus menerus, kami mengembangkan proses bisnis yang efektif, efisien dan terintegrasi sehingga kami dapat membangun organisasi yang selalu haus akan tantangan. Dengan integritas penuh serta menjunjung tinggi etika kerja dan etika bisnis, kami bertekad untuk menjadi warga usaha yang baik dan selalu menjadi bagian untuk mensejahterakan bangsa. Kami percaya dengan memegang teguh nilai-nilai filosofi tersebut dan terus berusaha menjadi yang terbaik, Astra siap menyongsong masa depan yang lebih gemilang.
We view diversity as a blessing to develop winning business strategies. The potential of each individual is our strength to work together building a solid team filled with the winning spirit. By fostering innovation and continuous working process improvement, we build a learning organisation that strives for effective, efficient and integrated business process. With full adherence to integrity as well as to the highest working and business ethics, we are working hard to become a responsible member of the community by making our mark in building a better nation. We firmly believe that by sticking to our Catur Dharma values and by always striving to deliver nothing but the best, Astra can move ahead towards even brighter future.
Astra 2006 Laporan Tahunan
0
Filosofi dan Visi | Philosophy and Vision
Catur Dharma
Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara To Be an Asset to the Nation Astra sebagai warga usaha yang baik, berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian nasional serta kesejahteraan masyarakat. Astra is a responsible corporate citizen, which takes an active role in contributing towards the wealth and welfare of the nation.
Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan To Provide the Best Service to Our Customers Pelayanan terbaik merupakan esensi dasar kelanggengan usaha sehingga setiap insan Astra berdedikasi memberikan produk dan jasa terbaik untuk mendukung keberhasilan pelanggan. Excellent service underpins business sustainability and every member of the Astra family is dedicated to providing high quality products and services to our customers to help them outperform.
Menghargai Individu dan Membina Kerjasama To Respect Individuals and Promote Teamwork Pada dasarnya manusia ingin diakui keberadaannya dan dihargai. Astra menghormati individu dengan segala kelebihan dan kekurangannya, memandang perbedaaan sebagai suatu kekuatan, untuk membangun kebersamaan dan sinergi demi tercapainya efektivitas organisasi. Everyone has a need to be recognized and respected. Astra respects each individual for their different strengths and qualities that contribute to teamwork, create synergy, and lead to organizational effectiveness.
Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik To Continually Strive for Excellence Menyadari bahwa kebutuhan pelanggan semakin berkembang dan persaingan semakin ketat, maka setiap insan Astra senantiasa menghasilkan yang terbaik di bidang masing-masing. Customers’ needs always develop and competition becomes more intense. Every member of the Astra family will always seek to deliver the best in whatever they do.
Visi
Vision
1. Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasaan pelanggan dan efisiensi. 2. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.
1. To be one of the best managed corporations in Asia Pacific with emphasis on building competence through people development, solid financial structure, customer satisfaction and efficiency. 2. To be a socially responsible and environmentally friendly corporation.
0
Astra 2006 Annual Report
Profil Perusahaan | Corporate Profile
Sejak awal berdirinya sebagai perusahaan perdagangan di tahun 1957, Astra telah berkembang menjadi Grup yang memiliki enam bidang usaha yaitu: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat, Agribisnis, Teknologi Informasi dan Infrastruktur. Pada akhir tahun 2006, jumlah karyawan Grup Astra mencapai hampir 120.000 orang yang tersebar di sekitar 130 anak perusahaan dan afiliasi. Seiring perkembangannya, Astra membentuk kerjasama dengan sejumlah perusahaan global terkemuka dari berbagai industri. Sejak tahun 1990, Perseroan menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Nilai kapitalisasi pasar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2006 sekitar Rp 63,9 triliun atau USD 7,1 miliar.
Since our inception as a trading company in 1957, Astra has grown to be a diversified Group embracing six core businesses: Automotive, Financial Services, Heavy Equipment, Agribusiness, Information Technology, and Infrastructure. At year-end 2006, Astra Group had a workforce of almost 120,000 people, spread across around 130 subsidiaries and affiliates. Over the course of its development, Astra has formed a number of strategic alliances with leading global players in various industries. Listed on both the Jakarta Stock Exchange and the Surabaya Stock Exchange since 1990, the Company’s market capitalization as of 31 December 2006 stood at approximately Rp 63.9 trillion or USD 7.1 billion.
Astra 2006 Laporan Tahunan
0
Jejak Langkah 2006 | 2006 Milestones
January Perseroan dan Toyota Financial Services Corporation membentuk Toyota Astra Financial Services yang menawarkan pembiayaan untuk produkproduk Toyota. The Company and Toyota Financial Services Corporation established Toyota Astra Financial Services, which offers financing for Toyota products.
February
March
Peluncuran produk baru Toyota Yaris yang meramaikan pasar di segmen city car.
AOP berhasil meluncurkan WINTEQ (Workshop for Industrial Equipment) yang memproduksi peralatan dan mesin industri.
The launching of the Toyota Yaris, a new product to give more choices in the city car market.
AOP successfully launched its WINTEQ (Workshop for Industrial Equipment) produces industrial equipment and machinery.
May
June
Peluncuran model baru Toyota Altis yang mendapat respon positif dari pasar.
Peluncuran model baru Daihatsu Zebra Master Pick Up dan Minibus yang dilengkapi dengan beberapa penyempurnaan mesin dan fitur.
The launching of a new version of Toyota Altis which received positive response from the market.
The launching of the new Daihatsu Zebra Master Pick-Up and Minibus with engine and feature improvements. Peluncuran model baru sepeda motor Honda, New Mega Pro, sebagai penyempurnaan versi sebelumnya dan Supra Fit R, tambahan varian baru di kelas bebek. The launching of Honda motorcycles, New Mega Pro, an improvement from the previous version and Supra Fit R, a new variant in the cub motorbike line.
0
Astra 2006 Annual Report
August Peluncuran produk baru Vario, skuter otomatis pertama dari Astra Honda Motor. The launching of the Vario, Astra Honda Motor’s first product in the automatic scooter line.
November Peluncuran Fit S, produk baru sepeda motor Honda dengan harga yang lebih terjangkau. The launching of Fit S, a new affordable Honda motorcycle.
CAMRY!!
September Peluncuran Toyota Avanza 1.5 untuk memperluas pilihan produk bagi konsumen. The launching of the Toyota Avanza 1.5, to give more choices to automobile consumers.
July Astratel dan Citigroup mengakuisisi 49,00% saham PALYJA, perusahaan pengolahan dan pengadaan air bersih untuk daerah Jakarta bagian barat. Astratel and Citigroup acquired a 49.00% stake in PALYJA, the operator of western Jakarta water utility system.
Konsorsium Astra dan Standard Chartered Bank meningkatkan kepemilikannya di PermataBank sebesar 25,91% menjadi 89,01%. The Astra and Standard Chartered Bank Consortium increased its interest in PermataBank by 25.91% to 89.01%.
December ADM meningkatkan kapasitas produksinya sebesar 36.000 unit, menjadi 150.000 unit per tahun. ADM expanded its production capacity by 36,000 units to 150,000 units per year. ADM meresmikan pabrik mesin dengan kapasitas produksi sebesar 200.000 mesin mobil per tahun.
Peluncuran model baru sepeda motor Honda, New Tiger, untuk para penggemar motor sport.
ADM officially opened a new engine plant with a production capacity of 200,000 car engines per year.
The launching of New Tiger, a Honda motorcycle product that targets the sport motorbike fans.
Peluncuran produk baru Toyota Rush dan Daihatsu Terios, untuk menjawab kebutuhan konsumen di segmen SUV.
Peluncuran Daihatsu Xenia, dengan mesin baru VVT-i yang lebih bertenaga dan responsif.
The launching of the Toyota Rush and the Daihatsu Terios to meet the needs of consumers in the SUV segment.
The launching of a new Daihatsu Xenia, with a more powerful and responsive VVT-i engine. Peluncuran New Camry dengan desain baru yang menyuguhkan kesan prestige dan berjiwa muda. The launching of the New Camry offers a prestigious and youthful design.
Astra 2006 Laporan Tahunan
0
Daftar Penghargaan 2006 | 2006 List of Awards
Februari
Juli
November
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI): • PWI Award 2006
Dunamis, Jakarta Stock Exchange & Teleos: • Pemenang Indonesia Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study Award 2006
Ikatan Akuntan Indonesia: • The Best Social and Environmental Reporting
April Majalah Business Review: • Perusahaan Publik dengan Kinerja Keuangan Terbaik Tahun 2005 Majalah Investor: • Top Performing Listed Companies 2006 • Emiten Terbaik Sektor Aneka Industri
Mei Majalah Finance Asia: • Asia’s Best Companies No. 1 Best Managed Company No. 1 Best Corporate Governance No. 2 Best Investor Relations • CFO Terbaik: Simon J. Mawson
Astra 2006 Annual Report
Oktober Majalah Warta Ekonomi: • CEO Idaman 2006 Peringkat 1: Michael D. Ruslim • Perusahaan Idaman 2006 Majalah Swa: • Best CEO 2006 Peringkat 1 : Michael D. Ruslim Swanetwork: • HR Excellence Award 2006 Kategori: – Management SDM – Management Pelatihan Asian Wall Street Journal: • Asia’s Leading Companies Kategori: Management has long-term vision
Majalah Asiamoney: • Best Managed Overall Company Large-Cap • Best Company for Disclosure and Transparency • Best Investor Relations Officer: Richard Santosa • No. 2 Best Corporate Governance
Desember The Indonesian Institute Corporate Governance (IICG) dan Majalah Swa: • Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award Kategori: Perusahaan terbaik di sektor Aneka Industri
February
July
November
Indonesian Journalist Association (PWI): • PWI Award 2006
Dunamis, Jakarta Stock Exchange & Teleos: • Winner of 2006 Indonesian Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) Study Award
The Indonesian Institute of Accountants: • The Best Social and Environmental Reporting
April Business Review Magazine: • Best Financial Performance for Publicly Listed Company in 2005
October
Investor Magazine: • Top Performing Listed Companies 2006 • Best Public Company in Various Industry Sector
Warta Ekonomi Magazine: • 2006 Most Admired CEO 1st Rank : Michael D. Ruslim • 2006 Most Admired Company
May
Swa Magazine: • 2006 Best CEO 1st Rank : Michael D. Ruslim
Finance Asia Magazine: • Asia’s Best Companies No. 1 Best Managed Company No. 1 Best Corporate Governance No. 2 Best Investor Relations • Best CFO: Simon J. Mawson
Swanetwork: • 2006 HR Excellence Award Category: – HRD Management – Training Management
Asiamoney Magazine: • Best Managed Overall Company Large-Cap • Best Company for Disclosure and Transparency • Best Investor Relations Officer: Richard Santosa • No. 2 Best Corporate Governance
December The Indonesian Institute Corporate Governance (IICG) and Swa Magazine: • Corporate Governance Perception Index (CGPI) Award: Category: Best Company in Various Industry Sector
Asian Wall Street Journal: • Asia’s Leading Companies Category: Management has long-term vision
Astra 2006 Laporan Tahunan
Ikhtisar Keuangan | Financial Highlights
Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Inggris
Numerical notations in all tables and graphs are in English
2006 20058 20048 20038 20028
Dalam miliar Rupiah kecuali disebutkan lain
In billions of Rupiah, unless stated otherwise
TOTAL ASTRA (KONSOLIDASIAN)
TOTAL ASTRA (CONSOLIDATED)
Laporan Laba Rugi
Statement of Income
Pendapatan Bersih
55,508
61,732
46,3039
32,4759
31,3549
Net Revenue
Laba Kotor
12,122
13,267
10,313
7,679
6,625
Gross Profit
Laba Usaha
4,991
6,414
4,975
3,398
2,811
Operating Income
EBITDA1
7,143
8,218
7,6049
5,2589
4,3739
Laba Bersih
3,712
5,457
5,406
4,422
3,637
Net Income
Neraca
Balance Sheet
EBITDA
1
Jumlah Aktiva
57,929
61,167
48,6219
33,0869
30,4769
Total Assets
Aktiva Lancar
15,731
16,159
13,762
9,221
10,469
Current Assets
8,504
6,519
5,501
4,008
3,720
Investment in Associates and
Investasi pada Perusahaan Asosiasi dan
Jointly Controlled Entities Aktiva Tetap2
13,334
11,794
8,803
6,338
6,680
Kewajiban Jangka Pendek
20,070
21,917
18,4399
11,0139
10,4639
Jumlah Pinjaman
21,954
26,519
19,9369
14,3869
16,2459
Jointly Controlled Entities Fixed Assets
2
Current Liabilities Total Borrowings
4,214
5,381
2,862
1,672
2,250
Jumlah Ekuitas
22,376
20,424
16,485
11,711
6,499
Total Equity
Jumlah Ekuitas dan Hak Minoritas
26,431
24,231
19,720
13,506
8,921
Total Equity and Minority Interest
Analisa Rasio dan Informasi Lain
Ratio Analysis and Other Information
Modal Kerja Bersih 3
3
Net Working Capital
Laba terhadap Aktiva
6%
10%
13%
14%
12%
Laba terhadap Ekuitas
17%
30%
38%
49%
80%
Return on Equity
Marjin Laba Kotor
22%
21%
22%
24%
21%
Gross Profit Margin
Marjin Laba Usaha
9%
10%
11%
10%
9%
Operating Profit Margin
Rasio Lancar
0.8
0.7
0.7
0.8
1.0
Current Ratio
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Aktiva
0.5
0.6
0.6
0.6
0.7
Liabilities to Total Assets Ratio
Rasio Kewajiban terhadap Jumlah Ekuitas
1.4
1.8
1.8
1.7
3.3
Liabilities to Total Equity Ratio
4,048
4,048
4,048
4,035
2,608
917
1,348
1,335
1,100
1,024
Nilai Aktiva Bersih per Saham (Rp)5
5,527
5,045
4,072
2,902
2,492
Dividen Kas Interim per Saham (Rp)
150
100
100
50
0
Usulan Dividen Kas Final per Saham (Rp)6
290
340
270
170
0
Rasio Hutang Bersih terhadap Ekuitas (x)
0.2
0.1
(0.0)
0.1
0.9
Saham Terdaftar (dalam jutaan) Laba Bersih per Saham (Rp)4
7
Return on Assets
Issued Shares (in millions) Net Earnings per Share (Rp)
4
Net Asset Value per Share (Rp)
5
Interim Cash Dividend per Share (Rp) Proposed Final Dividend per Share (Rp)
6
Net Debt to Equity Ratio (x)
7
1
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi.
1
Earnings before interest tax depreciation and amortization.
2
Termasuk aktiva yang tidak digunakan dalam usaha.
2
Includes assets not yet used in operations.
3
Piutang Usaha + Persediaan - Hutang Usaha Jangka Pendek
3
Trade Receivables + Inventory - Current Trade Payables
4
Laba bersih per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah
4
Net earnings per share is calculated based on the weighted average number
5
Net Asset value per share is calculated based on the number of ordinary
6
Subject to the approval of shareholders at Annual General Meeting on
saham yang beredar setelah penyesuaian penerbitan saham baru.
of ordinary shares outstanding adjusted for any share issuance.
5
Nilai aktiva bersih per saham dihitung berdasarkan jumlah saham yang
6
Tergantung persetujuan pemegang saham pada Rapat Umum Tahunan
7
Tidak termasuk Jasa Keuangan.
7
Excludes Financial Services.
8
Disajikan kembali untuk memenuhi Buletin Teknis No. 2 “Akuntansi untuk
8
Restated in order to fulfill Technical Bulletin No. 2 “Accounting for
beredar pada setiap akhir tahun.
shares outstanding at every year-end.
tanggal 23 Mei 2007.
May 23, 2007.
Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang diterbitkan oleh Ikatan
Joint Financing on Credit Facility” issued by the Indonesian Institute of
Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006. 9
Penyesuaian dalam penyajian kembali sehubungan dengan Buletin Teknis No. 2 untuk tahun 2002-2004 tidak diaudit.
Astra 2006 Annual Report
Accountants in October 2006. 9
Adjustment in relation to restatement in accordance with Technical Bulletin No. 2 for the year 2002 to 2004 have not been audited.
Pergerakan Harga Saham Share Price Movement
Harga Saham dan Volume Perdagangan per Triwulan 2006 2006 Quarterly Stock Price and Trading Volume
Highest
Lowest
Closing
Avg. Daily Trading Volume (Unit)
2006 2005 2006 2005 2006 2005 2006 2005 1st Quarter
11,550
11,750
9,300
9,550
11,250
10,500
8,414,082
5,116,161
2nd Quarter
13,050
13,950
8,550
10,300
9,750
12,700
9,017,410
3,231,677
3rd Quarter
12,650
13,300
9,100
8,750
12,450
9,750
7,897,629
9,772,500
4th Quarter
17,250
10,650
12,100
8,200
15,700
10,200
4,856,422
7,746,603
Pemegang Saham per 31 Desember 2006 Major Shareholders as at 31 December 2006
Number of Shares Jardine Cycle & Carriage Ltd
%
2,028,825,504
50.11%
Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner)
600,000
0.01%
Budi Setiadharma (President Commissioner)
564,000
0.01%
Others (each ownership less than 5%)
2,018,365,810
49.87%
Total
4,048,355,314
100.00%
Jardine Cycle & Carriage Ltd (“JC&C”) adalah kelompok
Jardine Cycle & Carriage (JC&C) is a Singapore-based
usaha berbasis di Singapura yang memiliki bisnis di kawasan
group with regional interests. The Company is listed on
Asia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek Singapura
the Singapore Exchange and is an integral member of
dan anggota dari Grup Jardine Matheson. Di samping
the Jardine Matheson Group. In addition to its interest in
kepemilikannya di Astra, JC&C juga memiliki usaha distribusi
Astra, JC&C also has motor vehicle distribution and retail
kendaraan dan mengelola usaha ritel di bawah Cycle &
businesses operating under Cycle & Carriage in Singapore
Carriage di Singapura dan Malaysia.
and Malaysia.
Astra 2006 Laporan Tahunan
Budi Setiadharma President Commissioner
10
Astra 2006 Annual Report
1957 PT Astra International Inc. memulai usaha sebagai perusahaan perdagangan yang melakukan kegiatan ekspor dan impor produk pertanian. PT Astra International Inc. was established as a trading company, exporting and importing agricultural products.
Laporan Dewan Komisaris Board of Commissioners’ Report
Pertama-tama, atas nama jajaran Dewan Komisaris, saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggitingginya kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan Astra atas dedikasi dan kerja kerasnya yang luar biasa di tahun 2006.
First of all, on behalf of the Board of Commissioners, I would like to express my deepest appreciation to Astra’s Board of Directors, management and all the employees for their extraordinary dedication and hard work throughout 2006.
Tahun lalu bukanlah tahun yang mudah bagi sebagian
Last year was not an easy year for many companies within
perusahaan di bawah Grup Astra, terutama tantangan yang
the Astra Group, particularly with the tough conditions
dihadapi oleh sektor otomotif. Pendapatan bersih dan laba
faced by the automotive sector. Net revenue and net
bersih mengalami penurunan menjadi Rp 55,5 triliun dan
income declined to Rp 55.5 trillion and Rp 3.7 trillion
Rp 3,7 triliun. Walaupun tidak sebaik kinerja tahun 2005,
respectively. While not as strong as the robust performance
hasil yang dicapai di tahun 2006 cukup memuaskan dengan
of 2005, this was a satisfactory achievement given the
mempertimbangkan
perusahaan
challenging environment, which was characterized by high
yaitu harga bahan bakar yang tinggi dan turunnya daya beli
oil prices and weakening purchasing power that slowed
masyarakat yang mengakibatkan melemahnya kegiatan
the economy throughout the year.
situasi
yang
dihadapi
ekonomi selama tahun tersebut.
Astra 2006 Laporan Tahunan
11
Laporan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Report
Sejalan dengan menurunnya tingkat inflasi serta membaiknya
As high inflation eases and customer confidence slowly
tingkat kepercayaan konsumen, kami percaya bahwa kegiatan
returns, we are confident that economic activity will regain
ekonomi akan menemukan kembali daya penggeraknya di
its momentum in 2007.
tahun 2007. Looking ahead, I would like to underscore our confidence Saya ingin menggarisbawahi keyakinan kami terhadap masa
in the future prospects of the country. With its rich natural
depan negeri ini. Dengan kekayaan sumber daya alamnya yang
resources, huge market potential and strategic location,
melimpah, potensi pasarnya yang sangat besar serta lokasi
Indonesia has enormous growth opportunities. We will
yang strategis, Indonesia memiliki banyak peluang untuk terus
continue our pursuit of stronger results by focusing on
bertumbuh. Kami akan terus berupaya untuk meraih hasil yang
sectors where we have key strategic advantages.
lebih baik di masa mendatang dengan memfokuskan diri pada sektor-sektor di mana kami memiliki keunggulan strategis.
Our human resources are another ongoing priority. Astra has long been recognized as one of the best companies
Pengembangan sumber daya manusia merupakan prioritas
in the region in terms of developing its people. Our view
Astra yang lain. Sejak lama Astra dikenal sebagai salah satu
on people development is based on a firm belief that
perusahaan terbaik dalam pengembangan sumber daya
Astra’s future successes are defined by its ability to groom
manusianya. Pandangan kami mengenai pengembangan
new leaders. For that reason, we ensure that Astra has
sumber daya manusia didasarkan pada keyakinan bahwa
sustainable programmes in place to develop qualified and
keberhasilan Astra di masa mendatang tergantung pada
dedicated people with strong ethical values. We work
kemampuannya dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin baru.
hard to create a conducive working environment that
Kami memastikan bahwa Astra memiliki program-program
offers continued opportunities for our people to keep on
berkelanjutan untuk dapat menghasilkan sumber daya manusia
developing.
yang kompeten, berdedikasi dan memiliki nilai-nilai etika yang kokoh. Astra juga bekerja keras menciptakan lingkungan kerja kondusif yang mampu memberikan peluang tak terbatas bagi seluruh karyawan untuk dapat berkembang.
12
Astra 2006 Annual Report
1969 Astra ditunjuk menjadi distributor kendaraan Toyota di Indonesia. Astra was appointed as the distributor of Toyota vehicles in Indonesia.
Seperti telah saya kemukakan dalam laporan tahunan yang
As I pointed out in last year’s annual report, Astra is also
lalu, Astra juga berkomitmen dalam bidang tata kelola
committed to good corporate governance. We believe
perusahaan yang baik dan berkelanjutan. Kami percaya
that building good corporate governance is a perpetual
membangun tata kelola perusahaan merupakan proses yang
process. We want to guarantee that Astra is managed
tidak pernah berhenti. Kami ingin menyampaikan bahwa Astra
and monitored in a responsible and value-driven manner
akan senantiasa dikelola dan dimonitor secara penuh tanggung
through accountable and transparent practices, because
jawab dan berorientasi pada praktek-praktek yang transparan
this is the way to maintain the trust and confidence of our
dan dapat dipertanggungjawabkan, karena hanya dengan cara
stakeholders.
tersebut Astra dapat terus mempertahankan kepercayaan dan keyakinan para pemangku kepentingan.
Astra’s involvement in social and environmental issues is neither philanthropic nor compliance-driven. It is based on
Keterlibatan Astra di bidang sosial dan pelestarian lingkungan
a genuine commitment to ensure that growth is sustainable
kami lihat bukanlah didorong oleh rasa ingin memberi maupun
and that it benefits the largest possible population while
kepatuhan pada peraturan semata. Keterlibatan tersebut
respecting the natural environment. We appreciate Astra
merupakan wujud komitmen Astra untuk memastikan
management’s
terciptanya pertumbuhan berkelanjutan yang bermanfaat bagi
responsibility, including the humanitarian relief efforts for
banyak pihak dengan tetap memperhatikan aspek konservasi
the victims of disasters in Aceh and Yogyakarta.
commitment
in
implementing
social
lingkungan hidup. Kami menghargai komitmen manajemen dalam implementasi tanggung jawab sosialnya termasuk bantuan kemanusiaan terhadap korban bencana alam di Aceh dan Yogyakarta.
Astra 2006 Laporan Tahunan
13
Laporan Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Report
Astra merayakan pesta emasnya di bulan Februari 2007.
In February 2007, Astra celebrated its golden anniversary.
Walaupun banyak keberhasilan telah dicapai selama lima puluh
While much has been accomplished in the past fifty years,
tahun ini, kami tetap fokus ke masa depan. Kita semua harus
our focus is firmly on the road ahead. We should always
senantiasa waspada bahwa tingkat persaingan di semua lini
be mindful of intensifying competition on all fronts as past
akan terus meningkat dan keberhasilan-keberhasilan di masa
successes do not guarantee our future. Nevertheless, we
lalu bukanlah jaminan masa depan kami. Namun demikian,
are confident that with the dedication of the Board of
kami percaya bahwa dengan dedikasi seluruh jajaran Direksi
Directors and all the staff as well as the strong support of
dan karyawan serta dukungan penuh semua pemangku
all stakeholders, we will continue to make Astra a better
kepentingan, kami akan mampu terus membangun Astra yang
company.
lebih baik. Finally, I would like to express my thanks to the shareholders, Akhirnya, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada
government, our partners, suppliers and customers for
para pemegang saham, pemerintah, mitra-mitra kami, para
their continued support during the year.
pemasok dan pelanggan yang terus memberikan dukungannya sepanjang tahun 2006.
Jakarta, April 2007
Budi Setiadharma Presiden Komisaris
14
Astra 2006 Annual Report
1969 Astra mengakuisisi PN Gaya Motor. Astra acquired PN Gaya Motor.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1. Budi Setiadharma
6. Soemadi D. M. Brotodiningrat
2. Djunaedi Hadisumarto
7. Anthony J. L. Nightingale
3. Motonobu Takemoto
8. Neville B. Venter*
4. Patrick M. Alexander
9. Adam P. C. Keswick
5. Muhamad Chatib Basri
10. Mark S. Greenberg
*) Mengundurkan diri efektif 31 Oktober 2006 Resigned effective 31st October 2006
Astra 2006 Laporan Tahunan
15
Michael D. Ruslim President Director
16
Astra 2006 Annual Report
1970 Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal sepeda motor Honda di Indonesia. Astra was appointed as the sole distributor of Honda motorcycles in Indonesia.
Laporan Direksi Board of Directors’ Report Melemahnya daya beli masyarakat sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar dan tingkat suku bunga di kuartal terakhir tahun 2005, membuat tahun 2006 menjadi tahun yang penuh tantangan. Meskipun demikian kondisi membaik sepanjang tahun yang ditandai dengan inflasi yang menurun dan kebijakan moneter yang lebih akomodatif. Dalam situasi tersebut, Grup Astra menunjukkan kinerja yang memuaskan. Weakening purchasing power following the sharp increase in fuel prices and rising interest rates in the last quarter of 2005 meant that the business environment in 2006 was challenging. However conditions improved over the course of the year, as inflation eased and monetary policy became more accommodating. The Group’s businesses performed satisfactorily in the circumstances.
Kinerja Grup Astra
Astra Group’s Performance
Kinerja kami di tahun 2006 merupakan refleksi dari kondisi ekonomi yang harus dihadapi sepanjang tahun tersebut. Pendapatan bersih turun 10,1% dari Rp 61,7 triliun menjadi Rp 55,5 triliun, dan laba bersih turun 32,0% menjadi Rp 3,7 triliun.
Our 2006 performance reflected the challenging business environment. Net revenue was 10.1% down from Rp 61.7 trillion to Rp 55.5 trillion, and net income decreased by 32.0% to Rp 3.7 trillion.
Di bidang Otomotif, penjualan mobil Astra turun sebesar 32,5% menjadi 174.827 unit sementara penjualan sepeda motor turun 11,6% menjadi 2,3 juta unit. Meskipun situasi pasar yang dihadapi cukup sulit, Astra mampu mempertahankan kepemimpinannya bahkan berhasil meningkatkan pangsa pasarnya menjadi 54,8% untuk mobil dan 52,9% untuk sepeda motor. Hal ini diperkuat dengan keberhasilan beberapa model yang diluncurkan di tahun 2006 seperti Toyota Yaris, Toyota New Camry dan dua mobil SUV yaitu Toyota Rush dan Daihatsu Terios, serta beberapa model sepeda motor Honda yang baru seperti New Mega Pro, New Tiger dan Vario.
In the Automotive sector, Astra automobile sales declined by 32.5% to 174,827 units while motorcycle sales fell by 11.6% to 2.3 million units. However despite the difficult market environment, Astra maintained its position as market leader, improving its market share of both automobiles and motorcycles, to 54.8% and 52.9% respectively. This was underpinned by successful model launches in 2006 – the Toyota Yaris, Toyota New Camry and two SUV automobiles, the Toyota Rush and the Daihatsu Terios, and a number of new Honda motorcycle models, including the New Mega Pro, the New Tiger and the Vario.
Astra 2006 Laporan Tahunan
17
Laporan Direksi | Board of Directors’ Report
Sebagai basis produksi mobil kompak Daihatsu, dengan gembira kami menyampaikan bahwa pada tahun ini kami telah membuat kemajuan penting dalam membangun kekuatan bidang manufaktur dengan meningkatkan kapasitas produksi Astra Daihatsu Motor menjadi 150.000 unit per tahun. Di samping itu, telah dibuka pabrik mesin baru untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor.
As the principal production base for Daihatsu compact cars, we are also pleased to have made significant progress in strengthening our manufacturing capability, completing an expansion of Astra Daihatsu Motor’s production capacity which now stands at 150,000 units per year. In addition, a new engine plant was opened to meet demand from domestic and export markets.
Usaha komponen kami juga membukukan pendapatan bersih yang lebih rendah sejalan dengan penurunan penjualan di bidang otomotif menjadi Rp 3,4 triliun atau turun sebesar 12,5%. Namun demikian, PT Astra Otoparts Tbk tetap mengembangkan kompetensinya di bidang pengembangan produk, dan telah meresmikan WINTEQ (Workshop for Industrial Equipment) yang telah memproduksi lebih dari 80 peralatan dan mesin industri pada tahun pertamanya.
In line with automotive performance, our component business also reported lower results as sales declined by 12.5% to Rp 3.4 trillion. Nevertheless, PT Astra Otoparts Tbk continued to build its product development competence, and successfully launched WINTEQ (Workshop for Industrial Equipment) which produced more than 80 machines of industrial equipment and machinery in its first year.
Melemahnya pasar mobil dan sepeda motor juga mempengaruhi usaha kami di bidang pembiayaan otomotif. Total pembiayaan yang dilakukan oleh Astra Credit Companies, PT Federal International Finance dan PT Toyota Astra Financial Services mengalami penurunan sebesar 20,3% menjadi Rp 19,1 triliun. Meskipun demikian, usaha pembiayaan alat berat kami mencatatkan kinerja yang menggembirakan di tahun pertama beroperasinya. Jumlah pembiayaan yang dibukukan hingga akhir tahun 2006 adalah sebesar Rp 1,2 trilun.
The downturn in the automobile and motorcycle segments also impacted our automotive financing businesses. The total amount financed by Astra Credit Companies, PT Federal International Finance and PT Toyota Astra Financial Services was down by 20.3% to Rp 19.1 trillion. It is important to note, however, that our heavy equipment financing businesses delivered a good performance in their first year of operation. Total new bookings contributed by our subsidiaries in this sector amounted to Rp 1.2 trillion by the end of the year.
Di bulan September 2006, Perseroan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Bank Permata Tbk (PermataBank) menjadi 44,51%. Konsorsium Standard Chartered Bank dan Astra International saat ini menguasai 89,01% saham di Bank tersebut. Keputusan investasi ini menggarisbawahi keyakinan kami bahwa PermataBank merupakan bagian penting dari masa depan Astra dan menunjukkan kepercayaan kami pada fokus PermataBank di sektor usaha menengah dan kecil serta ritel.
In September 2006, the Company increased its stake in PT Bank Permata Tbk (PermataBank) to 44.51%. The consortium of Astra International and Standard Chartered Bank now controls 89.01% of the Bank’s shares. The completion of this acquisition underscores our belief that PermataBank is an important part of Astra’s future, as well as our confidence in the Bank’s focus on the small and medium enterprise and consumer markets.
Di sektor alat berat, anak perusahaan kami, PT United Tractors Tbk (UT) berhasil mempertahankan pangsa pasar Komatsu di tingkat 48,0%, dan pendapatan bersihnya meningkat sebesar 3,3% menjadi Rp 13,7 triliun. Dengan memanfaatkan tingginya permintaan akan batu bara, anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara, mencatat pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 19,0% menjadi Rp 7,8 triliun serta mempertahankan kepemimpinan di industrinya dengan menguasai pangsa pasar sebesar 42,0% dari total kontrak penambangan domestik. Namun demikian, laba bersih UT turun sebesar 11,5% menjadi Rp 930,4 miliar sebagai akibat penurunan marjin dan peningkatan cadangan piutang ragu-ragu dari anak perusahaan kontraktor penambangannya.
In the heavy equipment sector, our subsidiary PT United Tractors Tbk (UT) maintained its market share at 48.0% with the Komatsu brand, while net revenue increased by 3.3% to Rp 13.7 trillion. Taking advantage of the burgeoning demand for coal, United Tractors’ mining contracting subsidiary, PT Pamapersada Nusantara grew its net revenue by 19.0% to Rp 7.8 trillion and maintained its leadership position with a 42.0% share of the total domestic mining contracting. However, UT’s net income decreased by 11.5% to Rp 930.4 billion mainly due to a decrease of margin and an increase in the provision for doubtful accounts in its mining contracting subsidiary.
18
Astra 2006 Annual Report
1970 Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal mesin perkantoran Fuji Xerox di Indonesia. Astra was appointed as the sole distributor of Fuji Xerox office machines in Indonesia.
PT Astra Agro Lestari Tbk, anak perusahaan kami di sektor agribisnis, membukukan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 11,5% menjadi Rp 3,8 triliun karena peningkatan produksi dan harga CPO yang kuat. Namun demikian, Perseroan mencatatkan laba bersih yang relatif sama yaitu sebesar Rp 787,3 miliar karena meningkatnya biaya produksi. Sementara itu, usaha kami di bidang Teknologi Informasi terus membukukan pertumbuhan pendapatan bersih dua digit sebesar 13,2% menjadi Rp 606,2 miliar. Di tahun 2006, kami mengembangkan usaha di sektor infrastruktur dengan mengakuisisi 30,00% saham PT PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan yang mengadakan dan mengelola distribusi air bersih untuk wilayah Jakarta bagian barat. Akuisisi ini merupakan cerminan keyakinan kami terhadap potensi pertumbuhan di Indonesia serta komitmen kami untuk berpartisipasi dalam pengembangan negeri ini. Tak kalah pentingnya adalah program berkelanjutan Astra dalam mengembangkan sumber daya manusianya, yang ditunjukkan dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusianya secara konsisten di setiap tingkatan melalui berbagai macam pelatihan mulai dari kompetensi dasar, fungsional hingga kepemimpinan yang dilaksanakan baik oleh internal maupun institusi dalam dan luar negeri. Hal ini menggarisbawahi keyakinan kami bahwa sumber daya manusia berkualitas yang dilengkapi dengan nilai-nilai Astra yang kuat dan unik, akan memampukan Perseroan untuk meraih kesuksesan lain di masa mendatang. Kami percaya bahwa tanggung jawab di bidang tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial sama pentingnya dengan pengembangan sumber daya manusia. Astra terus berupaya untuk menjalankan usahanya sesuai dengan harapan masyarakat khususnya di bidang etika, hukum dan lingkungan hidup. Sasaran kami adalah menjadi korporasi yang bertanggung jawab melalui praktek tata kelola yang baik serta berpartisipasi aktif dalam pengembangan sosial dan lingkungan. Di tahun 2006, kami secara aktif membantu korban bencana alam di Aceh dan Yogyakarta. Seperti di tahun-tahun sebelumnya, kami juga terlibat dalam berbagai program pendidikan dan kesehatan, baik secara langsung, melalui anakanak perusahaan, maupun melalui berbagai yayasan Astra.
PT Astra Agro Lestari Tbk, our subsidiary in the agribusiness sector, increased its production and benefited from firm CPO prices, registering an 11.5% increase in net revenue to Rp 3.8 trillion. However, this was offset by increased costs, as a result of which net income remained flat at Rp 787.3 billion. At the same time, our Information Technology business continued to deliver double digit results with a 13.2% growth in net revenue to Rp 606.2 billion. In 2006, we scaled up our presence in the infrastructure sector, acquiring a 30.00% interest in PT PAM Lyonnaise Jaya, which operates the western Jakarta water utility system. This acquisition is a reflection both of our ongoing confidence in the growth potential offered by Indonesia, and of our commitment to participating in the country’s development. Equally important is Astra’s ongoing programme in developing its people. It is shown by improving our human resources at each level with various kinds of training courses from basic, functional to leadership competence, in-house as well as in co-operation with local and foreign institutions. It underlines our belief that qualified people with the strong unique values of Astra will enable the Company to reach further successes in the future. Also significant are Astra’s responsibilities with regard to corporate governance and to the community of which we are a part. Astra always strives to operate in a manner that meets the expectations of society particularly with respect to ethical, legal and environmental issues. Our objective is to be a responsible corporate citizen through good governance practices and active participation in social and environmental development. In 2006, we continued to respond to help the victims of natural disasters in both Aceh and Yogyakarta. As in previous years, we also gave our support to several educational and healthcare programmes, either directly, through our subsidiaries or through Astra’s various foundations.
Astra 2006 Laporan Tahunan
19
Laporan Direksi | Board of Directors’ Report
Menatap Ke Depan
Shaping the Future
Kondisi ekonomi makro di awal tahun 2007 menunjukkan perbaikan sehingga memungkinkan kami untuk meningkatkan kinerja di tahun ini. Strategi kami tetap akan memperkuat posisi di enam bidang usaha yang kami miliki, baik dengan mencari peluang untuk meningkatkan bisnis kami di setiap mata rantai usaha maupun dengan berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Pada saat yang sama, kami akan terus menggali sinergi antar bidang usaha kami untuk membangun keunggulan bersaing.
Macroeconomic conditions at the start of 2007 appear more favourable which should allow us to improve performance this year. Our strategy continues to be to strengthen our position in our six business streams, both by finding opportunities to expand within the value chain and by exploring ways to improve productivity and efficiency. At the same time, we will further exploit the synergies amongst them to develop competitive advantage.
Di sektor otomotif, permintaan akan sepeda motor dan mobil relatif kuat karena perekonomian Indonesia masih terus berkembang. Hal ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi usaha Jasa Keuangan kami. Sementara itu, permintaan global akan batu bara dan minyak sawit mentah yang masih terus meningkat baik untuk pasar domestik maupun ekspor akan sangat menguntungkan bagi usaha Alat Berat dan Agribisnis kami. Program infrastruktur nasional juga akan membuka peluang bagi kami. Dalam bidang usaha Teknologi Informasi, pengembangan teknologi yang semakin canggih dan kebutuhan dunia bisnis akan pengelolaan dokumen yang profesional akan memberikan prospek pertumbuhan. Dalam kurun waktu 50 tahun, Astra telah banyak mengalami tantangan dan juga meraih keberhasilan, dan kami percaya bahwa masih banyak peluang bagi Astra dan kami berada dalam posisi untuk mewujudkan yang terbaik.
Ucapan Terima Kasih Atas nama jajaran Direksi, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan, pelanggan, para mitra, pemegang saham, keluarga besar Astra dan masyarakat, yang terus menerus mendukung kinerja Astra.
Jakarta, April 2007
Michael D. Ruslim Presiden Direktur
20
Astra 2006 Annual Report
In the automotive sector, the demand for motorcycles and automobiles is expected to remain relatively strong as Indonesia’s economy continues to develop. This will also have a positive impact on our Financial Services business. The increase in domestic and global demand for coal and palm oil is likely to be beneficial for our Heavy Equipment and Agribusiness sectors. The national infrastructure programme will also offer us good opportunities. In the Information Technology sector, more sophisticated technology and increasing need for professional document management will support growth. In fifty years, Astra has been facing challenges yet accomplishing achievements, and we believe that there are many good opportunities for us to pursue and we are in a position to make the best of most opportunities.
Acknowledgement On behalf of the Board of Directors, I would like to thank all our stakeholders, customers, partners, shareholders, the extended Astra family and the public, all of whom have continued to support our achievements.
Seated left to right: Prijono Sugiarto, Michael D. Ruslim, Simon J. Mawson, Johnny Darmawan Standing left to right: Gunawan Geniusahardja, Maruli Gultom, Tossin Himawan Astra 2006 Laporan Tahunan
21
Pembahasan dan Analisis Manajemen Management Discussion and Analysis
Laporan Laba Rugi
Income Statements
Astra berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 55,5 triliun dibandingkan dengan Rp 61,7 triliun di akhir tahun 2005. Penurunan pendapatan bersih sebesar 10,1% berasal dari turunnya pendapatan bersih bidang usaha Otomotif sebesar 19,3% yang terkompensasi dengan kenaikan sebesar 4,0% di sektor non-otomotif. Rincian pendapatan bersih per bidang usaha adalah sebagai berikut:
Astra booked net revenue of Rp 55.5 trillion in 2006, compared to Rp 61.7 trillion in the previous year. The 10.1% decline in net revenue was attributable to a 19.3% decrease in the automotive sector offset by a 4.0% increase in the non-automotive sector. The net revenue breakdown by business line was as follows:
2006
2005
% Change
30.1
37.3
-19.3
Financial Services
7.3
7.2
0.9
Agribusiness
3.8
3.4
11.5
13.7
13.3
3.3
0.6
0.5
14.2
55.5
61.7
-10.1
In Trillion Rupiah
Automotive
Heavy Equipment Others Total
Lemahnya permintaan mobil dan sepeda motor mengakibatkan penurunan pendapatan bersih bidang usaha Otomotif. Namun demikian, penurunan pendapatan bersih bidang usaha Komponen tidak sebesar bidang usaha Mobil dan Sepeda Motor karena juga melayani pasar replacement. Dalam hal segmen pasar, terjadi pergeseran pembelian dari produk mobil yang relatif mahal ke mobil yang lebih murah. Grup Jasa Keuangan menyumbangkan 13,2% terhadap pendapatan bersih Astra atau meningkat 1,5% dibandingkan kontribusinya di tahun 2005. Pendapatan bersih yang relatif stabil disebabkan karena bidang usaha ini masih memperoleh pendapatan dari penjualan di tahun-tahun sebelumnya. Mata rantai non-otomotif yang mencakup sektor Agribisnis, Alat Berat, Teknologi Informasi dan Infrastruktur, membukukan pendapatan bersih yang lebih tinggi terutama disebabkan oleh volume produksi dan harga CPO yang lebih tinggi, meningkatnya ekstraksi batu bara dan pemindahan tanah serta penjualan mesin fotokopi yang lebih baik. Penurunan laba kotor sebesar 8,6% menjadi Rp 12,1 triliun terutama diakibatkan oleh penurunan unit penjualan di sektor otomotif dan usaha terkait. Meskipun demikian, Astra berhasil mempertahankan marjin keuntungan kotornya di tingkat 21,8% terutama berkat sumbangan sektor Jasa Keuangan, Alat Berat dan Agribisnis yang memiliki marjin relatif baik.
22
Astra 2006 Annual Report
Weak demand for automobiles and motorcycles resulted in lower net revenue for the Automotive businesses. This also affected the Component business, although to a lesser extent since it also supplies the replacement market. In terms of range, there was a shift in buying patterns from more expensive to cheaper models. The Financial Services Group contributed 13.2% to Astra’s net revenue, 1.5% higher than in 2005. Revenue from bookings in the prior years sustained net revenue in this business. The non-automotive value chain – which includes Agribusiness, Heavy Equipment, Information Technology and Infrastructure – booked higher net revenue, which was attributable to higher CPO production and firm CPO prices, improved coal extraction and overburden removal, as well as better photocopy machine unit sales. The Automotive and related businesses contributed to a fall in gross profit of 8.6% to Rp 12.1 trillion, mainly due to lower unit sales. However, Astra was able to maintain its gross profit margin at 21.8% thanks to the contribution of the Financial Services, Heavy Equipment and Agribusiness divisions, which carried a relatively good margin.
1971 Pendirian PT Federal Motor, agen tunggal sepeda motor Honda. The establishment of PT Federal Motor, the sole agent of Honda motorcycles.
Beban Usaha meningkat sebesar 4,1% mencapai Rp 7,1 triliun, dengan rasio beban usaha terhadap pendapatan bersih sebesar 12,8% dibandingkan dengan 11,1% di tahun 2005. Beban Penjualan menyumbangkan 51,1% terhadap total beban usaha atau lebih rendah 3,3% dari tahun sebelumnya sedangkan Beban Umum dan Administrasi meningkat terutama karena peningkatan imbalan kerja sebesar 8,5%.
Operating Expenses were up 4.1% to Rp 7.1 trillion, representing a 12.8% operating expense to net revenue ratio compared to 11.1% in 2005. Marketing Expenses contributed 51.1% to total operating expenses, 3.3% lower than in the previous year, while General and Administrative Expenses rose largely due to an 8.5% increase in employee benefits.
Beban Usaha Operating Expenses Rp 7.1 trillion
Rp 6.9 trillion
48.9%
45.6%
51.1%
54.4%
2006 Selling Expenses
Di tahun 2006, Astra membukukan bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi lebih rendah terutama karena kontribusi PT Astra Honda Motor (AHM) sebagai akibat lemahnya permintaan sepeda motor dan tingginya tingkat persaingan utamanya dalam peluncuran model-model baru serta program pembiayaan. Selama tahun 2006, AHM meluncurkan beberapa model baru dan beberapa program pemasaran. Bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan pembiayaan, AHM menawarkan paket pembiayaan menarik yang menyebabkan turunnya marjin. Astra membukukan Beban Lain-lain yang lebih tinggi yaitu sebesar Rp 369,0 miliar terutama dikarenakan meningkatnya kerugian dari penjualan aset yang di ambil alih. Jumlah kerugian tersebut meningkat dari Rp 702,5 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 949,1 miliar di tahun 2006 sebagai akibat pembiayaan sepeda motor yang agresif di tahun-tahun sebelumnya di mana rata-rata uang muka adalah sebesar 13,0%.
2005 General and Administrative Expenses
Astra’s lower equity in net income in 2006 was principally a result of PT Astra Honda Motor’s contribution, due to weak demand for motorcycles and tight competition in terms of delivering new models as well as financing. During the year, AHM launched several new models and a number of marketing programmes. Cooperated with financing companies, AHM offered attractive financing packages, resulting in a lower margin. Astra recorded higher Other Expenses of Rp 369.0 billion, mainly due to higher loss on the disposal of repossessed assets, which increased from Rp 702.5 billion in 2005 to Rp 949.1 billion in 2006. This was the result of aggressive motorcycle financing in previous years in which the average down payment went as low as 13.0%. These factors combined to result in a lower net income of Rp 3.7 trillion in 2006, down from Rp 5.5 trillion in 2005, representing Rp 917 per share.
Hal-hal di atas menyebabkan penurunan laba bersih Astra dari Rp 5,5 triliun di tahun 2005 menjadi Rp 3,7 triliun di tahun 2006 dan menggambarkan laba bersih per saham sebesar Rp 917.
Astra 2006 Laporan Tahunan
23
Pembahasan dan Analisis Manajemen | Management Discussion and Analysis
Neraca
Balance Sheet
Astra memiliki struktur keuangan kuat yang ditunjukkan dengan jumlah hutang (di luar Jasa Keuangan) yang rendah.
Astra’s financial structure, with relatively low gearing (excluding Financial Services) remains sound.
Aktiva
Assets
Jumlah aktiva turun sebesar 5,3% menjadi Rp 57,9 triliun di akhir tahun 2006. Aktiva lancar, khususnya piutang usaha dan persediaan, turun sebesar Rp 427,1 miliar karena melemahnya permintaan di sektor otomotif dan alat berat. Dari jumlah piutang usaha kotor sebesar Rp 4,6 triliun, 63,8% dikategorikan sebagai piutang lancar. Piutang pembiayaan juga turun karena
Total assets fell by 5.3% to Rp 57.9 trillion at the end of 2006. Current assets, principally receivables and inventory, decreased by Rp 427.1 billion due to weak demand in the Automotive and Heavy Equipment sectors. 63.8% of Rp 4.6 trillion total gross trade receivables were categorized as current receivables. Financing receivables also decreased
jumlah pembiayaan baru sepanjang tahun 2006 lebih rendah dibandingkan jumlah piutang yang jatuh tempo pada tahun tersebut.
since new financing bookings were lower than receivables that matured in 2006.
Umur Piutang Usaha Aging of Trade Receivables
16.5%
17.3%
6.1%
4.3% 2.6%
2.1%
7.0%
11.5% 63.8%
68.8%
2006
2005 Current
Overdue 1-30 days
Overdue 31-60 days
Investasi pada perusahaan asosiasi meningkat sebesar Rp 2,0 triliun menjadi Rp 8,5 triliun terutama karena pembentukan PT Toyota Astra Financial Services yang merupakan perusahaan pembiayaan patungan dengan Toyota Financial Services Corporation di bulan Januari, akuisisi PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) dan PT Bank Permata Tbk (PermataBank). Perseroan melalui anak perusahaannya, PT Astratel Nusantara, menyelesaikan pembelian 30,00% saham PALYJA di bulan Juli 2006. Bersama dengan Standard Chartered Bank, Perseroan
24
Astra 2006 Annual Report
Overdue 61-90 days
Overdue above 90
Investment in associates increased by Rp 2.0 trillion to Rp 8.5 trillion, mainly as a result of the establishment of PT Toyota Astra Financial Services, a joint venture financing company in partnership with Toyota Financial Services Corporation in January, as well as the acquisition of stakes in PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) and PT Bank Permata Tbk (PermataBank). Through its subsidiary PT Astratel Nusantara, the Company completed the purchase of 30.00% of the share capital of PALYJA in July 2006. In
1971 Pendirian PT Toyota-Astra Motor (TAM), agen tunggal Toyota. PT Toyota-Astra Motor (TAM) was set up as the sole agent of Toyota.
mengakuisisi 25,91% saham PermataBank di bulan September 2006. Dengan demikian, kepemilikan Perseroan di PermataBank meningkat menjadi 44,51%.
September 2006, together with Standard Chartered Bank, the Company acquired 25.91% of PermataBank, bringing the Company’s ownership in PermataBank to 44.51%.
Jumlah aktiva tetap meningkat 13,4% menjadi Rp13,0 triliun sebagai akibat pengeluaran modal yang tinggi di sektor Alat Berat diikuti oleh sektor Otomotif dan Agribisnis. Penambahan aktiva tetap tersebut sebagian besar berupa bangunan, mesinmesin dan peralatan transportasi.
Fixed assets grew by 13.4% to Rp 13.0 trillion on the back of high capital expenditure in the Heavy Equipment, Automotive and Agribusiness sectors. The additions were mostly in the form of buildings, machinery and transportation equipment.
Kewajiban
Liabilities
Astra mencatatkan hutang bersih sebesar Rp 17,1 triliun dibandingkan dengan Rp 22,5 triliun di tahun 2005 sebagai akibat penurunan hutang di bidang usaha Jasa Keuangan. Di luar bidang usaha Jasa Keuangan, hutang bersih Astra di akhir tahun 2006 adalah sebesar Rp 3,6 triliun yang menunjukkan rasio hutang bersih terhadap modal sebesar 16,1%.
Astra ended the year with net debt of Rp 17.1 trillion, compared to Rp 22.5 trillion in 2005, the difference being largely due to the reduction in the Financial Services portfolios. Excluding its Financial Services businesses, Astra’s net debt at the end of 2006 was Rp 3.6 trillion, representing a net debt to equity ratio of 16.1%.
Hutang Debt Rp 26.5 trillion Rp 22.0 trillion
19.9% 31.2%
80.1% 68.8%
Statistik Pangsa Pasar Mobil di Indonesia 2006 Financial Services
2005 Non - Financial Services
Ekuitas
Equity
Laba per saham turun sebesar 32,0% menjadi Rp 917. Laba di tahun 2006 telah meningkatkan jumlah ekuitas dari Rp 20,4 triliun menjadi Rp 22,4 triliun sehingga nilai aktiva bersih naik sebesar Rp 2,0 triliun menjadi Rp 22,4 triliun atau sebesar Rp 5,527 per saham.
Earnings per share decreased by 32.0% to Rp 917. Earnings for 2006 increased total shareholders’ equity from Rp 20.4 trillion to Rp 22.4 trillion, resulting in a net asset value increase of Rp 2.0 trillion to Rp 22.4 trillion or Rp 5,527 per share.
Astra 2006 Laporan Tahunan
25
Pembahasan dan Analisis Manajemen | Management Discussion and Analysis
Dividen
Dividend
Perseroan telah membayar dividen total sejumlah Rp 440 per saham atau 32,6% dari laba bersih tahun 2005. Direksi akan mengusulkan dividen total sebesar Rp 440 per saham untuk disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang akan dilangsungkan pada tanggal 23 Mei 2007, termasuk dividen interim sejumlah Rp 150 per saham yang telah dibayarkan pada tanggal 15 November 2006. Dividen total yang diusulkan tersebut merupakan 48,0% dari laba bersih tahun 2006.
The Company paid a total dividend of Rp 440 per share, or 32.6% of 2005’s net income. The Board of Directors intends to propose a total dividend of Rp 440 per share for approval at the Annual General Meeting of Shareholders on 23 May 2007, which includes the interim dividend of Rp 150 per share that was paid on 15 November 2006. The proposed total dividend represents 48.0% of 2006 net income.
Cashflow Arus Kas Aktivitas Operasi Astra membukukan arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 9,0 triliun di tahun 2006 dibandingkan dengan arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi sebesar Rp 2,2 triliun di tahun 2005 terutama disebabkan karena menurunnya piutang pembiayaan bersih dan persediaan. Aktivitas Investasi Kas yang digunakan untuk aktivitas investasi meningkat dari Rp 2,7 triliun menjadi Rp 3,1 triliun, dimana penurunan akuisisi aktiva tetap terkompensasi oleh peningkatan investasi jangka panjang mencakup pendirian dan akuisisi usaha-usaha baru. Astra menerima dividen kas sebesar Rp 1,3 triliun terutama dari Astra Honda Motor. Aktivitas Pendanaan Kas yang digunakan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp 5,0 triliun dibandingkan dengan kas tersedia dari aktivitas pendanaan sebesar Rp 3,5 triliun di tahun 2005. Selama tahun 2006, Astra menerima pinjaman jangka pendek dan jangka panjang sebesar Rp 13,1 triliun serta membayar hutang jangka pendek dan jangka panjang sebesar Rp 12,8 triliun. Astra juga membukukan pembayaran bersih atas pembiayaan bersama with recourse sebesar Rp 1,9 triliun selama tahun 2006. Kas sejumlah Rp 3,1 triliun digunakan untuk pembayaran dividen dan bunga.
26
Astra 2006 Annual Report
Operating activities Astra recorded net cash flows from operating activities of Rp 9.0 trillion in 2006 compared to net cash flows used in operating activities of Rp 2.2 trillion in 2005, mainly due to a reduction in the net financing receivables and inventories. Investing activities Cash used in investing activities increased from Rp 2.7 trillion to Rp 3.1 trillion. A reduction in fixed assets acquisition was compensated for by increases in long-term investments, including the establishment and acquisition of new businesses. Astra received Rp 1.3 trillion in cash dividends, primarily from Astra Honda Motor. Financing activities Cash used in financing activities was Rp 5.0 trillion compared to cash provided from financing activities of Rp 3.5 trillion in 2005. During 2006, proceeds of Rp 13.1 trillion were received from both short-term and long-term loans, whilst Rp 12.8 trillion was used to repay short-term and longterm debt. In addition, Astra made a net repayment for joint financing with recourse of Rp 1.9 trillion during the year. A further Rp 3.1 trillion was used to pay dividends and interest.
1971 Peluncuran produk sepeda motor Honda 90 Z (90cc). The launching of 90 Z Honda motorcycle (90cc).
Perubahan Kebijakan Akuntansi
Accounting Policy Changes
Di tahun 2006, sesuai dengan persyaratan dalam Buletin Teknis No. 2 tentang ”Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, Astra mengubah kebijakan akuntansinya yang berkenaan dengan transaksi pembiayaan bersama.
In 2006, as required by Technical Bulletin No. 2, “Accounting for Joint Financing on Credit Facility,” issued by the Indonesian Institute of Accountants, Astra changed its accounting policy in respect of joint financing transactions.
Saat ini piutang pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga di mana anak perusahaan pembiayaan Astra menanggung risiko kredit secara penuh dicantumkan secara bruto sedangkan piutang pembiayaan bersama, pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga di mana anak perusahaan pembiayaan Astra menanggung risiko kredit sebesar porsinya saja dicantumkan secara netto. Sebelumnya, Astra melakukan pencatatan secara bersih untuk seluruh pembiayaan bersama.
Joint financing receivables, consumer finance income and interest expense, where Astra’s financing subsidiaries bear the full credit risk, are now presented on a gross basis, whilst joint financing receivables, consumer finance income and interest expense, where Astra’s financing subsidiaries bear only a specified portion of the credit risk, are now presented on a net basis. Previously, Astra had adopted a net basis for the presentation of all joint financing receivables.
Akibat perubahan kebijakan tersebut, Astra mencantumkan kembali kinerja tahun 2005 untuk akun piutang pembiayaan konsumen, pinjaman bank – bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang, pinjaman bank – setelah dikurangi bagian jangka pendek, pendapatan bersih dan beban pokok pendapatan.
Following the change in policy, Astra restated the 2005 results for the accounts of consumer financing receivables, bank loans – current portion of long-term debt, bank loans – long-term debt net of current portion, net revenue and cost of revenue.
Astra 2006 Laporan Tahunan
27
Laporan Komite Audit Audit Committee Report
Komite Audit (Komite) adalah komite yang ditunjuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris. Seluruh anggota Komite merupakan pihak independen dengan Ketua Komite merangkap sebagai Komisaris Independen. Direksi, Auditor Internal dan Auditor Eksternal mengadakan pertemuan dengan Komite ini jika dirasa perlu. Tugas utama Komite adalah membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan fungsi pengawasannya. Dalam melaksanakan tugasnya, Komite mengandalkan informasi yang diberikan oleh Direksi, Manajemen, Auditor Internal, Grup Manajemen Risiko, Auditor Eksternal dan Komite-Komite lainnya. Akan tetapi, tugas Komite ini bukan merupakan duplikasi peran dan tanggungjawab dari pihak-pihak tersebut. Tanggung jawab utama Direksi dan Manajemen adalah dalam hal pelaporan keuangan, penegakan sistem pengawasan internal dan kepatuhan hukum serta aturan yang berlaku, sedangkan Auditor Internal dan Eksternal bertanggung jawab dalam aktivitas audit. Peran Komite disini adalah mengawasi pelaksanaan fungsifungsi pengawasan internal secara keseluruhan dan pelaksanaan aktivitas Audit Internal dan Eksternal. Tugas pengawasan Komite adalah: • Memeriksa laporan keuangan yang akan diterbitkan untuk pihak eksternal; • Memeriksa kebijakan akuntansi untuk menjamin terpenuhinya kepatuhan hukum, aturan dan standar akuntasi yang berlaku; serta • Memeriksa laporan dari Auditor Internal dan Grup Manajemen Risiko. Dalam melakukan pemeriksaan, Komite mematuhi Peraturan Bapepam No. IX.1.5 lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep.29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang “Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit” serta Peraturan No. I-A (Lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-305/BEJ/07/2004 tanggal 19 Juli 2004) tentang “Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat”. Selama tahun 2006, Komite telah bekerja untuk menyederhanakan Pedoman Pelaksanaan Kerjanya dan Pedoman yang baru direncanakan akan mulai digunakan di tahun 2007.
28
Astra 2006 Annual Report
The Audit Committee (the Committee) is a committee appointed by the Board of Commissioners (BOC) and is responsible to the BOC. The Committee consists entirely of independent parties with the Chairman of the Committee being an Independent Commissioner. The Board of Directors (BOD), Internal Auditors and the External Auditor attend Committee meetings if requested. The Committee’s primary function is to assist the BOC in fulfilling its responsibilities for effective oversight. In carrying out its responsibilities, the Committee relies on the information provided by the Board of Directors (BOD), Management, Internal Auditors, the Risk Management Group, External Auditors and other Committees. The Committee’s functions are not intended to duplicate the roles and responsibilities of these parties. The BOD and Management bear primary responsibilities for financial reporting, establishing systems of internal control and compliance with laws and regulations, and the Internal and External Auditors bear primary responsibility for their respective audit activities. The Committee’s role is to oversee the adequacy of the overall internal control functions and the adequacy of Internal and External Audit activities. In carrying out its oversight function, the Committee: • Reviews financial statements and reports to be issued to external parties; • Reviews accounting policies to ensure they are in compliance with current laws, regulations and accounting standards; and • Reviews the reports of the Internal Auditors and Risk Management Group. In carrying out its reviews the Committee complies with the Indonesian Capital Market Supervisory Agency (Bapepam) Rule No. IX.1.5 attachment of Chairman of Bapepam’s Decree No.Kep.29/PM/2004 dated 24 September 2004 regarding “The Establishment and Charter of Audit Committees” and Regulation No. I-A (Attachment of the Board of Directors of Jakarta Stock Exchange Decree No.Kep-305/BEJ/07/2004 dated 19 July 2004) regarding “Listing of Shares and Non-Shares Equity Linked Securities Issued by Listed Companies”. During 2006 the Committee worked on simplifying its Charter and the new Charter is expected to be utilized during 2007.
1972 Mendirikan PT United Tractors yang mengelola bidang usaha alat berat. Established PT United Tractors to manage the heavy equipment business.
Secara independen Komite memeriksa kualitas informasi yang diterima dan mendiskusikannya bersama dengan Manajemen dan Auditor Eksternal mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi, peraturan dan persyaratan pelaporan serta kebijakan akuntansi yang diterapkan. Komite memeriksa cakupan audit dan rencana audit dari Auditor Internal maupun Eksternal.
The Committee independently examines the quality of information received and discusses with Management and the External Auditor the conformity of the financial statements with accounting standards, statutory reporting, other mandatory reporting requirements and the quality of the accounting policies applied. The Committee reviews the scope of the audit and the audit plan of the External Auditors and the Internal Auditors.
Di tahun 2006, Komite mengadakan rapat formal setiap kuartal dan menyelenggarakan beberapa rapat khusus atau rapat informal yang fokus pada masalah-masalah tertentu. Secara rata-rata, Komite menyelenggarakan rapat sekitar sepuluh kali dalam setahun.
In 2006 the Audit Committee met formally every quarter and also held a number of special or informal meetings to focus on specific issues. On average the Committee meets about ten times a year.
Selama tahun 2006, Komite senantiasa bekerja bersama manajemen Perseroan dalam memperluas dan memperdalam fungsi audit internal dan manajemen risiko di Grup Astra. Fungsi audit internal diperkuat baik di Perseroan maupun di anak-anak perusahaan. Komite Audit Perseroan berupaya untuk memastikan standar kualitas audit internal seragam di seluruh Grup Astra. Hal ini melengkapi aktivitas yang berfokus pada kesadaran dan implementasi tata kelola perusahaan secara keseluruhan serta manajemen risiko. Pertemuan berkala diadakan bersama dengan komite-komite audit dari perusahaan publik yang ada di Astra untuk menyeragamkan pendekatan dalam menangani permasalahan yang sedang dikaji.
In 2006, the Committee continued to work with company management in the broadening and deepening the role of internal audit and risk management within the Group. The internal audit function is being strengthened at both the Company and the Group. The Company’s Audit Committee takes a strong interest in working to ensure the uniform quality of internal audit throughout the Group. This is in addition to activities focused on overall corporate governance awareness and implementation, as well as risk management. The Committee meets regularly with audit committees of other listed group entities to ensure a uniform approach to issues under review.
Hasil pengkajian Komite atas pelaksanaan paket kompensasi Direksi dan Dewan Komisaris menyatakan bahwa pembayarannya telah dilakukan sesuai dengan anggaran dan pedoman yang disetujui oleh para pemegang saham.
The Committee’s review of the implementation of the total compensation packages for the BOD and BOC indicated that payment has been made in accordance with the approved budget and shareholders’ guidelines.
Anggota Komite terdiri dari: Ketua Patrick Morris Alexander Anggota Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
The membership of the Committee comprised: Chairman Patrick Morris Alexander Member Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
Astra 2006 Laporan Tahunan
29
Struktur Bisnis Business Structure
Automotive
Financial Services
Heavy Equipment
Mobil Automobile
Pembiayaan Mobil Automobile Financing
Mesin Konstruksi Construction Machinery
Toyota Daihatsu Isuzu Nissan Diesel Peugeot BMW
Astra Credit Companies PT Toyota Astra Financial Services
PT United Tractors Tbk PT Traktor Nusantara
Pembiayaan Sepeda Motor Motorcycle Financing
Kontraktor Penambangan Mining Contractor
PT Federal International Finance
PT Pamapersada Nusantara
Sepeda Motor Motorcycle
Pembiayaan Alat Berat Heavy Equipment Financing
Honda
PT Komatsu Astra Finance PT Surya Artha Nusantara Finance
Komponen Components PT Astra Otoparts Tbk
Perbankan Banking PT Bank Permata Tbk
Lain-lain Others
Asuransi Kerugian General Insurance
AstraWorld PT Serasi Autoraya
PT Asuransi Astra Buana
Asuransi Jiwa Life Insurance PT Astra CMG Life
30
Astra 2006 Annual Report
1973 Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal Daihatsu. Astra was appointed as the sole distributor of Daihatsu.
Agribusiness
Information Technology
Infrastructure
Minyak Sawit Mentah Crude Palm Oil
Document Solutions PT Astra Graphia Tbk
Infrastruktur Umum General Infrastructure
IT Solutions
PT Astratel Nusantara PT Intertel Nusaperdana
PT Astra Agro Lestari Tbk PT SCS Astragraphia Technologies
Astra 2006 Laporan Tahunan
31
Laporan Usaha Business Review
32
Astra 2006 Annual Report
1974 Mendirikan Yayasan Toyota & Astra yang menyalurkan beasiswa dan bantuan pendidikan lainnya. Toyota & Astra Foundation was established to provide scholarships and other educational benefits.
Memperkokoh Rantai Usaha Strengthening the Value Chain
Kondisi makro ekonomi di awal tahun 2007 menunjukkan perbaikan sehingga memungkinkan kami untuk meningkatkan kinerja di tahun ini. Strategi Astra tetap akan memperkuat posisi di enam bidang usaha yang kami miliki, baik dengan mencari peluang untuk meningkatkan bisnis di setiap mata rantai usaha maupun dengan berusaha untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Pada saat yang sama, kami akan terus menggali sinergi antar bidang usaha untuk membangun keunggulan bersaing.
Macroeconomic conditions at the start of 2007 appear more favourable which should allow us to improve performance this year. Our strategy continues to be to strengthen our position in our six business streams, both by finding opportunities to expand within the value chain and by exploring ways to improve productivity and efficiency. At the same time, we will further exploit the synergies amongst them to develop competitive advantage.
Astra 2006 Laporan Tahunan
33
>50%
34
Astra 2006 Annual Report
Pangsa Pasar Mobil & Sepeda Motor Market Share in Automobile & Motorcycle
1974 TAM meluncurkan Toyota Corolla. TAM launched Toyota Corolla.
Otomotif Automotive Aktivitas Astra di bidang usaha Otomotif meliputi produksi, distribusi, penjualan dan layanan purna jual untuk mobil, sepeda motor dan komponen otomotif. Astra yang bermitra dengan Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot dan BMW di sektor mobil dan Honda di sektor sepeda motor, merupakan perusahaan otomotif terkemuka di Indonesia. Usaha Perseroan di bidang komponen juga cukup dikenal di Indonesia dengan menyediakan produk-produk dari mitramitra terkemuka seperti Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS Yuasa dan Nittan Valve. Pada tahun 2006, pendapatan bersih bidang usaha Otomotif menurun sebanyak 19,3% menjadi sebesar Rp 30,1 triliun dan menyumbang sebesar 54,3% terhadap total pendapatan bersih Astra. Bidang usaha ini juga membukukan penurunan laba usaha sebesar 51,3% menjadi Rp 859,1 miliar di tahun 2006.
Astra’s automotive business comprises the production, distribution, sales and after-sales service of automobiles, motorcycles and automotive components. Through partnerships with Toyota, Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot and BMW in the automobile sector as well as with Honda in the motorcycle sector, Astra is the country’s leading automotive company. The Company’s component business also commands a strong presence in the country by providing products from noted partners such as Aisin Seiki, Akebono, Denso, Mahle, Kayaba, GS Yuasa and Nittan Valve. In 2006, the Automotive businesse’s net revenue declined by 19.3% to Rp 30.1 trillion, and contributed 54.3% of Astra’s total net revenue. This businesses also booked a 51.3% lower operating income of Rp 859.1 billion in 2006.
Astra 2006 Laporan Tahunan
35
Grup Mobil Automobile Group Manufaktur
Manufacturing
Astra memiliki 5,00% saham di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang memproduksi sejumlah model Toyota.
Astra has a 5.00% stake in PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) which manufactures a number of Toyota models.
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merupakan perusahaan patungan dengan Daihatsu Motor Co., Ltd (DMC) dimana kepemilikan Astra sebesar 31,87%. ADM memproduksi produk-produk dan komponen merek Daihatsu serta Toyota.
PT Astra Daihatsu Motor (ADM) is a joint venture with Daihatsu Motor Co., Ltd (DMC), in which Astra has a 31.87% interest. ADM is a manufacturer of Daihatsu and Toyota products as well as components.
PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI) merupakan sebuah perusahaan patungan dengan Nissan Diesel Motor Co. Ltd. dan Marubeni Corporation dimana kepemilikan saham Astra sebesar 75,00%. ANDI mengimpor truk dan bis Nissan Diesel dalam bentuk Completely Knocked Down (CKD) dan Incomplete Knocked Down (IKD), merakitnya menjadi unit jadi di PT Gaya Motor, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra, dan juga mengekspor komponen ke Thailand dan Malaysia.
PT Astra Nissan Diesel Indonesia (ANDI) is a joint venture with Nissan Diesel Motor Co. Ltd. and the Marubeni Corporation, in which Astra holds a 75.00% share. ANDI imports Completely Knocked Down (CKD) and Incomplete Knocked Down (IKD) Nissan Diesel trucks and buses, assembles them into finished units at PT Gaya Motor, a wholly owned subsidiary of Astra, and exports some components to Thailand and Malaysia.
36
Astra 2006 Annual Report
1977 TAM meluncurkan mobil Kijang pertama untuk keperluan komersial.
Untuk memenuhi permintaan pasar domestik dan ekspor, di tahun 2006 Astra Daihatsu Motor meningkatkan kapasitas pabriknya dari 114.000 unit menjadi 150.000 unit per tahun.
TAM launched the first Kijang commercial car.
To meet the domestic and export market demands, in 2006 Astra Daihatsu Motor increased its manufacturing capacity from 114,000 units to 150,000 units per year.
PT Arya Kharisma, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra, bersama Isuzu Motors Limited membentuk usaha patungan PT Pantja Motor (PM). Perusahaan ini bergerak di bidang manufaktur produk dan komponen Isuzu. Kepemilikan Astra di perusahaan patungan ini adalah sebesar 64,88%.
Astra, through its wholly owned subsidiary, PT Arya Kharisma, together with Isuzu Motors Limited, has entered a joint venture in PT Pantja Motor (PM), which manufactures Isuzu products and components. Astra’s effective interest in this company is 64.88%.
TMMIN, ADM dan PM juga mengekspor mobil-mobil Completely Built Up (CBU) dan CKD ke pasar luar negeri.
TMMIN, ADM and PM also export Completely Built Up (CBU) vehicles and CKD to overseas markets.
PT Tjahja Sakti Motor, anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra, merakit dan mengimpor mobil BMW dalam bentuk CKD dan CBU beserta suku cadangnya. Perusahaan ini juga mengoperasikan kegiatan bisnis Peugeot.
PT Tjahja Sakti Motor, a wholly owned subsidiary, engages in the assembling and import of BMW cars in CKD and CBU form, as well as spare parts. This company also undertakes Peugeot’s business activities.
Statistik Pangsa Pasar Mobil di Indonesia Indonesia’s Automotive Market Share
38.8% 7.1% 9.4% 14.0%
34.2% 8.4% 10.1% 9.1% 16.4%
14.7% 0.0% 5.2% 10.4% 0.4%
0.3% 4.7% 0.1% 16.7%
2006
2005
Toyota
Daihatsu
Isuzu
Nissan Diesel Peugeot
Mitsubishi
Suzuki
Honda
Others
Astra 2006 Laporan Tahunan
37
Rush, produk Toyota terbaru, siap berkompetisi di pasar otomotif Indonesia. Rush, Toyota’s newest product, is ready to compete in Indonesia’s automotive market.
Kinerja Usaha
Business Performance
Sebagai akibat tingkat inflasi dan suku bunga yang tinggi, total penjualan mobil domestik turun sebesar 40,3% dari 533.922 unit di tahun 2005 menjadi 318.904 unit di tahun 2006. Kinerja penjualan mobil Astra juga mengalami penurunan sebesar 32,5% dari 258.892 unit di tahun 2005 menjadi 174.827 unit di tahun 2006. Namun demikian, Astra berhasil meningkatkan pangsa pasarnya sebesar 6,3% menjadi 54,8% di akhir tahun 2006.
As a consequence of high inflation and interest rates, total domestic automobile sales volume dropped by 40.3% from 533,922 units in 2005 to 318,904 units in 2006. Astra’s automobile unit sales declined by 32.5%, from 258,892 units in 2005 to 174,827 units in 2006. However, Astra’s market share increased by 6.3% to 54.8% at the end of 2006.
Didorong oleh popularitas produk-produk Toyota serta keberhasilan peluncuran model barunya, Toyota tetap mendominasi pasar dengan pangsa pasar meningkat sebesar 4,6%. Model-model baru yang diluncurkan di tahun 2006 meliputi Toyota Yaris, Toyota New Corolla Altis, Toyota New Camry, Toyota Avanza VVT-i, Toyota Avanza 1.5 dan Toyota Rush. Pangsa pasar Daihatsu bertumbuh sebesar 1,3% terutama didukung oleh model Daihatsu Xenia yang mendapat sambutan positif dari pasar. Untuk meningkatkan ragam produknya, di tahun 2006 Daihatsu meluncurkan beberapa model baru termasuk Daihatsu Zebra Master, Daihatsu Xenia VVT-i dan Daihatsu Terios. DMC telah memilih Indonesia sebagai salah satu basis produksi globalnya. Untuk mendukung hal tersebut, di tahun 2006 ADM telah menyelesaikan peningkatan kapasitas produksinya dari
38
Astra 2006 Annual Report
Led by the continuing popularity of Toyota products and supported by the successful introduction of several new models, Toyota continued to dominate the markets increasing its market share by 4.6%. New models launched in 2006 included the Toyota Yaris, Toyota New Corolla Altis, Toyota New Camry, Toyota Avanza VVT-i, Toyota Avanza 1.5 and Toyota Rush. Daihatsu’s market share also grew by 1.3%, mainly due to the positive market response to its Daihatsu Xenia model. In 2006 Daihatsu expanded its range, introducing a number of new models including the Daihatsu Zebra Master, Daihatsu Xenia VVT-i and Daihatsu Terios. DMC has designated Indonesia as one of its main global production bases. In support of this, in 2006 ADM completed the expansion of its production capacity from
1980 Dengan produk andalan Panther, di tahun 2006 Isuzu berhasil mempertahankan posisi mereknya sebagai mobil yang tangguh, hemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra untuk membantu perusahaan kecil dan menengah. Astra established Dharma Bhakti Astra Foundation to help small and medium enterprises.
With Panther as top-of-the-line product, in 2006 Isuzu succeeded in maintaining the brand’s image as a tough, fuel efficient and environmentally friendly car.
Truk kategori III (medium) merupakan kontributor terbesar penjualan Nissan Diesel. Category III (medium) truck is the biggest contributor to Nissan Diesel sales.
114.000 unit per tahun menjadi 150.000 unit per tahun. ADM juga membuka pabrik mesin baru dengan kapasitas produksi sebanyak 200.000 mesin mobil per tahun untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor. Pabrik baru ini akan memproduksi seluruh mesin mobil Daihatsu, Toyota Avanza dan Toyota Rush serta komponen mesin Toyota Innova. Ragam produk mobil Isuzu terdiri dari mobil sedang serbaguna (MPV) bertenaga diesel, Isuzu Panther serta pick-up ukuran sedang dan berbagai jenis truk untuk segmen niaga. Di tengah kondisi pasar tahun 2006 yang penuh tantangan, Isuzu berhasil meningkatkan pangsa pasarnya, khususnya di segmen truk kecil dengan memperkuat posisinya sebagai produsen kendaraan yang tangguh, hemat bahan bakar dan berbiaya operasional rendah serta layanan purna jual berkualitas.
114,000 units per year to 150,000 units per year. ADM also opened a new engine plant with a production capacity of 200,000 car engines per year to meet the demand from domestic and export markets. The new plant manufactures engines for all Daihatsu automobiles as well as for the Toyota Avanza and Toyota Rush, and engine components for the Toyota Innova. Isuzu’s automobile product line up consists of the dieselpowered medium sized MPV Isuzu Panther and Isuzu pickup as well as a range of trucks for the commercial segment. Despite the difficult market environment in 2006, Isuzu was able to increase its share especially in the light truck segment, by strengthening its brand position as a producer of tough, durable, fuel-efficient and low cost maintenance vehicles as well as quality after sales services.
Kinerja penjualan truk medium dan besar Nissan Diesel mengalami penurunan sebesar 26,1% menjadi 1.380 unit, tetapi perusahaan mampu mempertahankan tingkat profitabilitasnya.
Nissan Diesel’s medium and heavy duty truck sales decreased by 26.1% to 1,380 units over the year, but it was able to maintain overall profitability.
Akibat nilai mata uang Euro yang kuat dan ketatnya persaingan di industri mobil, Peugeot dan BMW mengalami penurunan kinerja penjualan sebesar lebih dari 50,0%. Peugeot 206, model Peugeot paling populer, menyumbangkan lebih dari 50,0% dari total penjualan Peugeot.
With a strong Euro and keen competition in the automobile industry, Peugeot and BMW suffered a drop of more than 50.0% in sales. The most popular Peugeot model was the Peugeot 206, which contributed more than 50.0% of total Peugeot sales.
Astra 2006 Laporan Tahunan
39
Terios merupakan jawaban Daihatsu atas kebutuhan kendaraan SUV. Terios is Daihatsu’s response to the needs of the SUV segment.
BMW seri 5, salah satu varian sedan mewah yang digemari para eksekutif di Indonesia. The BMW 5 series, one of the premium cars that is well received by Indonesian executives.
Peugeot 307 T6 dengan beragam fitur merupakan pengembangan tipe sebelumnya dengan desain yang lebih sportif dan dinamis. With its many features, the Peugeot 307 T6 is a further development of previous versions that offers a more sporty and dynamic design.
Distribusi
Distribution
Astra memiliki 51,00% saham di PT Toyota-Astra Motor yang merupakan importir dan distributor tunggal produk Toyota di Indonesia. Di samping itu, Perseroan memiliki enam divisi - Toyota Sales Operation (Auto2000), Daihatsu Sales Operation (DSO), Isuzu Sales Operation (ISO), Nissan Diesel Sales Operation (NDSO), Peugeot Sales Operation (PSO) dan BMW
Astra holds a 51.00% stake in PT Toyota-Astra Motor which is the importer and sole distributor of Toyota models in Indonesia. Aside from that, the Company has six divisions - Toyota Sales Operation (Auto2000), Daihatsu Sales Operation (DSO), Isuzu Sales Operation (ISO), Nissan Diesel Sales Operation (NDSO), Peugeot Sales Operation
Sales Operation (BSO).
(PSO) and BMW Sales Operation (BSO).
Kecuali BSO yang ditunjuk sebagai dealer produk BMW di Indonesia, dan Auto2000 yang merupakan salah satu dealer utama produk Toyota, keempat divisi lainnya merupakan distributor tunggal untuk merek yang bersangkutan.
Except for BSO, which is one of a number BMW dealers in Indonesia, and Auto2000, one of main dealers for Toyota products, the other four divisions are sole distributors for particular brands.
Kinerja Usaha
Business Performance
Auto2000 yang beroperasi di wilayah Jawa (kecuali Jawa Tengah), Bali, Kalimantan, Sumatra (kecuali Riau, Jambi dan Bengkulu), serta Nusa Tenggara mendistribusikan sekitar 80,0% dari total penjualan mobil Toyota.
Auto2000, operating in Java (except Central Java), Bali, Kalimantan, Sumatra (except Riau, Jambi and Bengkulu) and Nusa Tenggara, distributes around 80.0% of Toyota sales volume.
DSO, ISO, NDSO dan PSO mendistribusikan 100% produknya melalui cabang-cabangnya dan dealer di seluruh Indonesia. BSO menjual hampir 40,0% dari total penjualan BMW di Indonesia di tahun 2006.
DSO, ISO, NDSO and PSO distribute 100% of their products through their branches and dealers across Indonesia. In 2006, BSO sold almost 40.0% of total BMW sales volume in Indonesia.
40
Astra 2006 Annual Report
1981 TAM meluncurkan Kijang sebagai mobil keluarga pertama. TAM launched the first Kijang family car.
Total Penjualan Industri Mobil dan Pangsa Pasar Mobil Astra Industry Automobile Sales Volume and Astra Market Share
2006 Wholesale Market (unit) Sedan
2005
Astra Market Share
Wholesale Market (unit)
Astra Market Share
17,903
28.7%
35,513
48.9%
203,342
67.9%
328,272
57.1%
Pick-Up
56,921
35.6%
103,731
31.2%
Truck
40,738
28.2%
66,406
32.6%
318,904
54.8%
533,922
48.5%
4 x 2 and 4 x 4
Total Market
Didukung oleh model-model menarik yang diluncurkan oleh para prinsipal, usaha distribusi mobil Astra terus meraih hasil menggembirakan melalui peningkatan kompetensi tenaga penjualnya di bidang pengetahuan produk dan pengelolaan hubungan pelanggan, serta dengan memperkuat dan memperluas jaringan distribusi suku cadang dan layanan purna jual.
Supported by the attractive models introduced by the principals, Astra’s distribution businesses continued to perform well by improving sales force competencies, including product knowledge and customer relationship management, as well as by strengthening and expanding their spare parts distribution, service and maintenance networks.
Outlet Penjualan Langsung Astra Astra Direct Sales Outlets
Outlet Penjualan Langsung Non-Astra Non-Astra Direct Sales Outlets
2006
2005
Toyota
69
60
Toyota
2006
2005
115
Daihatsu
79
71
120
Daihatsu
70
66
Isuzu
27
34
Isuzu
44
59
Nissan Diesel
5
5
Nissan Diesel
15
13
Peugeot
3
3
Peugeot
13
12
BMW
4
4 257
270
Total Total
187
177
Astra 2006 Laporan Tahunan
41
Dengan jumlah armada yang mencapai lebih dari 12.000 mobil, SERA menyediakan layanan penyewaan mobil dan pengemudi. With a fleet of more than 12,000 cars, SERA offers car rental and driver services to its customers.
AstraWorld
AstraWorld
AstraWorld mendukung usaha distribusi Astra dengan memberikan layanan yang komprehensif kepada para pelanggan mobil Astra melalui program Pengelolaan Hubungan Pelanggan. Melalui enam kantor perwakilannya di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar dan Medan, anggota AstraWorld dapat melakukan konsultasi pembelian mobil, perbaikan kendaraan yang eksklusif dan menikmati layanan bantuan darurat melalui call center 24 jam.
AstraWorld supports Astra’s distribution divisions by providing a comprehensive range of value-added services to Astra’s automobile customers through Customer Relationship Management programmes. Through its six representative offices in Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar and Medan, AstraWorld members can seek advice on car purchases and enjoy exclusive car maintenance, repair and emergency roadside assistance services accessible through a 24-hour call centre.
Kinerja Usaha Dengan meningkatkan kemampuan memahami pelanggan, tingkat layanan yang terus disempurnakan serta interaksi dengan pelanggan yang terintegrasi, AstraWorld berhasil meningkatkan jumlah anggotanya sebanyak 26,5% menjadi 304.000 anggota di tahun 2006. AstraWorld juga menerima penghargaan sebagai Best Return on Investment dari SAP dengan diselesaikannya implementasi sistem MySAP – Customer Relationship Management system.
42
Astra 2006 Annual Report
Business Performance By developing customer understanding, enhanced service levels and more integrated customer interaction, AstraWorld increased its membership by 26.5% to 304,000 members in 2006. AstraWorld was also named the Best Return on Investment by SAP, following the successful implementation of the new MySAP – Customer Relationship Management system.
1982 Untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan mobil Astra, AstraWorld hadir di 6 kota besar di Indonesia. To offer value-added services to Astra’s automobile customers, AstraWorld opens its offices in 6 major cities in Indonesia.
Astra memulai usahanya di bidang Jasa Keuangan melalui PT Raharja Sedaya, sebuah perusahaan kredit konsumen. Astra entered the financial services business through PT Raharja Sedaya, a consumer financing company.
Mobil 88 terus meningkatkan kemampuannya untuk memperkuat posisi sebagai penyedia mobil bekas berkualitas dan terpercaya. Mobil 88 continues to improve its capabilities to strengthen its position as the trusted provider of high quality second-hand cars.
PT Serasi Autoraya (SERA)
PT Serasi Autoraya (SERA)
Pengelolaan usaha penyediaan layanan transportasi dijalankan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh Astra yaitu SERA. Layanan yang ditawarkan mencakup penyewaan mobil dan truk (TRAC), sepeda motor (TREMO) serta layanan pengemudi, penjualan mobil bekas, usaha taksi, dan pengapalan mobil. Dengan jumlah armada mencapai lebih dari 12.000 mobil, SERA memimpin pasar dalam hal jumlah armada dan kualitas layanannya.
Astra provides transportation services through its wholly owned subsidiary, SERA. SERA’s range of services covers car leasing and rental as well as truck leasing (TRAC), motorcycle leasing (TREMO) including driver services, used car trading, taxi and car shipping businesses. With a fleet of more than 12,000 cars, SERA leads the market both in terms of fleet size and service quality.
Mobil 88 merupakan unit usaha mobil bekas yang dikelola melalui SERA. Mempunyai cabang di empat kota besar di Indonesia, Mobil 88 diakui sebagai penyedia mobil bekas berkualitas yang terpercaya. SERA bekerjasama dengan Toyofuji Shipping Company Ltd. dan Fujitrans Corporation untuk menjalankan usaha pengapalan mobil melalui PT Toyofuji Serasi Indonesia.
Mobil 88 is Astra’s used car business unit, which is managed through SERA. With a presence in four major cities in Indonesia, Mobil 88 is recognized as a trusted provider of quality used cars. SERA has also partnered with Toyofuji Shipping Company Ltd. and Fujitrans Corporation to operate a car shipping business through PT Toyofuji Serasi Indonesia.
Business Performance Kinerja Usaha SERA memperbesar armada mobilnya sebesar 14,2% menjadi sekitar 12.800 unit. Dengan berfokus pada pelanggan besarnya serta meningkatkan kualitas layanan secara berkesinambungan dan meningkatkan program hubungan pelanggannya, SERA berhasil membukukan kinerja penjualan yang lebih baik serta memperbaiki tingkat utilisasi dari 86,4% menjadi 91,8%. Sepanjang tahun 2006, pasar mobil bekas juga terkena dampak menurunnya kondisi perekonomian. Namun demikian, Mobil 88 terus memperluas sumber pengadaan mobilnya, membangun sinergi yang lebih erat dengan anak-anak perusahaan Astra lainnya, mempercepat pengembangan jaringan distribusi serta memanfaatkan jaringan distribusi non-konvensionil untuk mengembangkan usahanya. Mobil 88 menjual sekitar 4.400 mobil bekas di tahun 2006.
SERA expanded its automotive fleet by 14.2% to around 12,800 cars. By focusing on its fleet customers, making continuous service quality improvements and enhancing customer relationship programmes, SERA posted higher revenue as well as a better utilization rate, which increased from 86.4% to 91.8%. Throughout 2006, the used car market was also affected by the downturn in the macroeconomy. However, Mobil 88 continued to focus on extending its fleet sourcing, building closer synergies with other Astra subsidiaries, accelerating channel development and utilizing non-conventional channels to extend its business. Mobil 88 sold around 4,400 used cars in 2006.
Astra 2006 Laporan Tahunan
43
Grup Sepeda Motor Motorcycle Group Manufaktur dan Distributor Tunggal
Manufacturing and Sole Distributor
Usaha Astra di sektor sepeda motor dikelola melalui PT Astra Honda Motor (AHM), sebuah perusahaan patungan 50:50 antara Astra dan Honda Motor Company Ltd., Japan. Sebagai agen tunggal dan pemegang lisensi sepeda motor Honda serta suku cadangnya, AHM mengelola usaha di bidang impor, ekspor, manufaktur, distribusi dan layanan purna jual di Indonesia. Pabrik dan fasilitas AHM yang tersebar di enam lokasi berbeda mencakup pusat suku cadang, pusat pelatihan, fasilitas manufaktur tooling & dies dan pabrik dengan total kapasitas produksi sebesar tiga juta unit per tahun.
Astra’s business in the motorcycle sector is managed through PT Astra Honda Motor (AHM), a 50:50 joint venture between Astra and Honda Motor Company Ltd., Japan. As the sole agent and licensee of Honda motorcycles and parts, AHM manages the import, export, manufacturing, distribution and after-sales service businesses in Indonesia. AHM’s plants and facilities, spread across six different locations, include parts centre, training centre, tooling & dies manufacturing facilities and manufacturing plants with a total production capacity of three million units per year.
Kinerja Usaha Sepeda motor dipandang sebagai kebutuhan transportasi dasar di Indonesia. Total penjualan sepeda motor domestik turun sebesar 12,8% dari 5.074.200 unit di tahun 2005 menjadi 4.427.342 unit di tahun 2006. Usaha sepeda motor Astra juga mengalami penurunan kinerja penjualan yaitu sebesar 11,6% dari 2.648.186 unit menjadi 2.340.168 unit di tahun 2006.
44
Astra 2006 Annual Report
Business Performance Motorcycles are considered as a basic transport necessity in Indonesia. Total domestic motorcycle sales volume fell by 12.8% from 5,074,200 units in 2005 to 4,427,342 units in 2006. Astra’s motorcycle business also posted lower sales results, weakening by 11.6% from 2,648,186 units to 2,340,168 units in 2006.
1984 Lahirnya Catur Dharma sebagai filosofi perusahaan.
Proses manufaktur sepeda motor Honda di salah satu pabrik AHM yang berlokasi di Sunter.
The establishment of Catur Dharma as the Company’s philosophy.
Honda motorcycle manufacturing process in one of AHM’s plants, in Sunter.
Seiring dengan makin meningkatnya persaingan, Honda meluncurkan beberapa varian baru seperti New Mega Pro,
As competition in 2006 was intensifying, Honda introduced new Honda motorcycle variants to the market, including
Supra Fit R, New Tiger, Vario dan Fit S. Beberapa program pemasaran seperti subsidi uang muka dan program cash back juga dijalankan, serta fokus pada penetrasi pasar yang lebih intensif ke daerah pedesaan dan sinergi yang lebih baik dengan anak perusahaan Astra di bidang pembiayaan dan asuransi.
the New Mega Pro, Supra Fit R, New Tiger, Vario and Fit S. Several sales programmes such as down payment subsidies and cash back programmes were also launched, focusing among other things on more intensive penetration into rural areas and better synergy with Astra’s financing and insurance subsidiaries.
Statistik Pangsa Pasar Sepeda Motor di Indonesia Indonesia’s Motorcycle Market Share Statistics
52.9%
52.2%
0.6% 0.8% 12.8%
0.7% 1.5%
32.9%
24.1% 21.5%
2006
2005 Honda
Yamaha
Suzuki
Kawasaki
Others
Astra 2006 Laporan Tahunan
45
Otomotif | Automotive
Total Penjualan Industri Sepeda Motor dan Pangsa Pasar Sepeda Motor Honda Industry Motorcycle Sales Volume and Honda Market Share
2006 Wholesale Market (Unit) Cub
2005
Honda Market Share
Wholesale Market (Unit)
Honda Market Share
3,708,736
57.2%
4,486,118
54.4%
Sport & Business
345,420
42.2%
402,888
51.5%
Scooter
373,186
19.9%
185,194
0.0%
4,427,342
52.9%
5,074,200
52.2%
Total Market
Distribusi
Distribution
Honda Sales Operation (HSO) merupakan dealer utama sepeda motor Honda yang dimiliki Astra untuk mengelola kegiatan penjualan dan layanan purna jual sepeda motor Honda di sepuluh wilayah di Indonesia.
Honda Sales Operation (HSO) is a division in Astra which manages motorcycle sales and after-sales service activities and is one of the Honda main dealerships, covering ten areas in Indonesia.
Kinerja Usaha
Business Performance
HSO beroperasi di Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan serta Tenggara dan Papua. Di tahun 2006, HSO menyumbangkan hampir 30,0% dari total penjualan nasional sepeda motor Honda.
HSO operates in Central Java, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat, South Sumatra, Bengkulu, West Kalimantan, South and Southeast Sulawesi, and Papua. In 2006, HSO contributed close to 30.0% of total Honda sales in Indonesia.
Outlet Penjualan Sepeda Motor Motorcycle Sales Outlets
2006 Astra Direct Sales Outlet
2005
72
66
Non-Astra Sales Outlet
1,536
1,486
Total
1,608
1,552
Mega Pro, sepeda motor Honda bagi kaum muda yang sportif dan bergaya. MegaPro, a Honda motorcycle for the young, sporty and trendy.
Beragam produk AOP untuk memenuhi kebutuhan OEM kendaraan roda dua dan roda empat. A range of AOP’s products for motorcycle and automobile OEMs.
ASPIRA merupakan merek produk yang dikembangkan oleh AOP. ASPIRA is the brand name for AOP’s proprietary products.
46
Astra 2006 Annual Report
1987 Pendirian Yayasan Dana Pensiun Astra. The founding of Astra Pension Fund Foundation.
Komponen Components
PT Astra Otoparts Tbk (AOP), yang dimiliki Astra sebesar 86,72%, bergerak di bidang usaha manufaktur dan distribusi komponen otomotif. AOP melayani pasar original equipment dan replacement untuk domestik serta pasar ekspor melalui 34 unit usaha, anak perusahaan dan asosiasi. Tujuan ekspor AOP meliputi Timur Tengah, Afrika, Asia, Oceania, Amerika Utara, Eropa dan Australia.
PT Astra Otoparts Tbk (AOP), 86.72% owned by Astra, is an automotive parts manufacturing and distribution company. It serves not only the domestic original equipment and replacement markets, but also the export market through 34 business units, subsidiaries and associates. AOP’s export destinations include the Middle East, Africa, Asia, Oceania, North America, Europe and Australia.
Kinerja Usaha
Business Performance
Akibat melemahnya penjualan otomotif, pendapatan bersih AOP turun 12,5% menjadi Rp 3,4 triliun. Namun demikian terlihat bahwa pengaruh kondisi makro ekonomi terhadap industri komponen tidak sebesar pada industri otomotif karena AOP juga melayani pasar komponen replacement yang lebih stabil permintaannya.
Due to weakening automotive sales in 2006, AOP’s net revenue declined by 12.5% to Rp 3.4 trillion. Compared to the automotive sector, the component business was less affected by the macroeconomic conditions, largely because AOP also serves the spare parts replacement market, which has more stable demand patterns.
AOP mengembangkan Proyek Mandiri yang menghasilkan produk berkualitas.
AOP developed the Mandiri (Independent) Project which produces quality products.
Astra 2006 Laporan Tahunan
47
Otomotif | Automotive
Untuk meningkatkan kemampuan penjualannya, AOP fokus untuk memperkuat distribusi dan jaringan penjualan domestiknya. Hingga akhir tahun 2006, jaringan AOP mencakup 20 cabang pemasaran di Jawa serta Bali, dan 76 outlet ritel di seluruh Indonesia. Selain itu, AOP aktif mencari peluang guna memperluas basis pelanggan internasionalnya dengan mencari potensi pasar baru di luar negeri.
To improve its sales capability, AOP focused on strengthening its domestic distribution and sales channels. By the end of 2006, AOP’s network consisted of a total of 20 operational marketing branches in Java as well as Bali, and 76 retail outlets across Indonesia. At the same time, AOP is actively seeking to expand its international customer base by finding potential new markets abroad.
AOP juga terus membangun kompetensi di bidang pengembangan produk dan rekayasa proses. Melalui proyek Mandiri, di tahun 2006 AOP telah berhasil mengembangkan enam komponen baru, bushing torque rod, air cleaner, rear grip, fluoro carbon hose, head lamp dan medium pressure hose.
AOP continued to build its competence in product development and process engineering. Through its Mandiri (Independent) Project, AOP successfully developed six new proprietary components, bushing torque rod, air cleaner, rear grip, fluoro carbon hose, head lamp and medium pressure hose, in 2006.
Di bulan Maret 2006, AOP meresmikan WINTEQ (Workshop for Industrial Equipment) yang memproduksi peralatan dan mesin industri. Selama tahun 2006 WINTEQ berhasil mengembangkan, memodifikasi dan memproduksi 81 mesin untuk Grup AOP.
Melalui WINTEQ yang berlokasi di Cibinong, AOP mampu memproduksi peralatan dan mesin industri. Through WINTEQ located in Cibinong, AOP produces various industrial equipment and machinery.
48
Astra 2006 Annual Report
In March 2006, the company successfully launched WINTEQ (Workshop for Industrial Equipment), which produces industrial equipment and machinery. During 2006, WINTEQ has successfully improved, modified and produced 81 machines for the AOP Group.
1988 Astra memulai usaha di bidang agribisnis dengan mendirikan PT Suryaraya Cemerlang.
Tinjauan Ke depan
Astra started its operation in the agribusiness sector by establishing PT Suryaraya Cemerlang.
Outlook Seiring dengan menguatnya kondisi ekonomi makro ke depan, usaha otomotif diperkirakan akan membaik. Tingkat penetrasi pasar sektor mobil yang relatif masih rendah serta angka pengangguran yang diharapkan menurun sejalan dengan dimulainya proyek-proyek infrastruktur merupakan faktorfaktor yang akan lebih mendorong peningkatan permintaan produk otomotif. Namun demikian, persaingan diperkirakan akan semakin meningkat. Di sektor mobil, Astra akan fokus pada peningkatan ragam produknya dengan target pada segmen strategis dan yang memiliki potensi pertumbuhan. Selain itu, Astra akan terus memperkuat kemampuan layanan pelanggannya. Untuk mengantisipasi diberlakukannya peraturan lingkungan hidup yang lebih ketat, grup otomotif Astra telah meluncurkan model-model yang memenuhi standar emisi Euro2. Sektor sepeda motor akan fokus pada pengembangan produk yang sesuai dengan segmen pasar yang potensial dan mereposisi mereknya serta membangun saluran distribusi yang lebih kuat. Sektor usaha mobil dan sepeda motor akan terus membangun hubungan yang lebih erat dengan perusahaan-perusahaan pembiayaan dan asuransi dengan mengeluarkan program pembiayaan yang lebih fokus. Sektor penyewaan armada tetap menarik sejalan dengan makin meningkatnya minat untuk melakukan praktek outsourcing. Namun demikian, dengan semakin ketatnya tingkat persaingan, usaha Astra di bidang penyewaan akan tetap fokus pada peningkatan kualitas layanan dan tingkat produktivitas serta tetap menjaga struktur keuangan yang sehat. Grup Otomotif juga mengantisipasi meningkatnya permintaan komponen di pasar domestik untuk original equipment dan replacement serta pasar ekspor. AOP akan terus meluncurkan produk-produk baru yang inovatif serta terus membangun kompetensi rekayasanya.
Going forward, the automotive business should benefit from a stronger macroeconomic environment. The relatively low penetration rate in the automobile sector and the anticipated decline in the unemployment rate as the government starts to initiate more infrastructure projects should boost demand for automotive products. However, competitive pressures are expected to intensify. In the automobile sector, Astra will focus on extending its product line by targeting strategic and growth segments. At the same, there will be ongoing efforts to strengthen Astra’s customer service capabilities. To anticipate the implementation of more stringent environmental regulations, Astra’s automotive group has already introduced models that comply with Euro2 emission standards. The motorcycle business will focus on product development addressed to the potential market segment, and brand reposition as well as distribution channel strengthening. Both the automobile and motorcycle businesses will continue to build closer co-operation with our financing and insurance companies, by launching more targeted financing schemes. The fleet rental sector continues to be attractive as the outsourcing trend grows. However, as competition intensifies, Astra’s rental business will need to remain focused on enhancing its service quality and productivity while maintaining an appropriate financial structure. The Automotive Group anticipates increased demand for auto components in the domestic original equipment market, domestic replacement market and the export market. AOP will therefore continue to introduce new, innovative products while simultaneously building its engineering competencies.
Astra 2006 Laporan Tahunan
49
29.6%
50
Astra 2006 Annual Report
Kontribusi terhadap Laba Usaha Astra Contribution to Astra Operating Profit
1988 Menerbitkan obligasi berjangka waktu 5 tahun senilai Rp 60 miliar dan tercatat di Bursa Efek Surabaya. Issuance of a 5 year bond amounting Rp 60 billion and listed in the Surabaya Stock Exchange.
Jasa Keuangan Financial Services Bidang usaha Jasa Keuangan Astra terdiri dari pembiayaan kepemilikan mobil, sepeda motor dan alat berat serta asuransi umum dan jiwa. Astra juga memiliki usaha di sektor perbankan. Astra’s financial services businesses cover automobile, motorcycle and heavy equipment financing as well as general and life insurance businesses. Astra is also active in the banking sector.
Kinerja Usaha
Business Performance
Kondisi ekonomi yang penuh tantangan di tahun 2006 tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja bidang usaha Jasa Keuangan Astra karena bidang usaha ini masih memperoleh pendapatan dari penjualan di tahun-tahun sebelumnya. Pendapatan bersih stabil pada Rp 7,3 triliun, menyumbangkan 13,2% terhadap total pendapatan bersih Astra. Bidang usaha ini membukukan laba usaha sebesar Rp 1,5 triliun atau menyumbang sebesar 29,6% terhadap laba usaha Astra.
The difficult economic conditions in 2006 slightly impacted Astra’s Financial Services businesses as the business still gained revenue from bookings in the prior years. Net revenue remained stable at Rp 7.3 trillion, contributing 13.2% of Astra’s net revenue. The Financial Services businesses booked an operating income of Rp 1.5 trillion, which contributed 29.6% of Astra’s operating income.
Astra 2006 Laporan Tahunan
51
ACC membiayai hampir semua merek mobil dan memiliki lebih dari 2.000 mitra dealer otomotif di Indonesia. ACC finances almost all brands of automobiles and partners with over 2,000 automotive dealers in Indonesia.
Pembiayaan Mobil Automobile Financing Bidang usaha Pembiayaan Mobil Astra dikelola oleh Astra Credit Companies (ACC) dan PT Toyota Astra Financial Services (TA Finance).
Astra’s automobile financing businesses are managed through Astra Credit Companies (ACC) and PT Toyota Astra Financial Services (TA Finance).
ACC merupakan payung bisnis dari lima entitas di bidang usaha pembiayaan mobil baru dan bekas. Entitas terbesar di bawah naungan ACC, PT Astra Sedaya Finance (ASF) merupakan perusahaan patungan 53:47 antara Astra dan General Electric di Indonesia. Jaringan ACC terdiri dari 32 kantor cabang di 26 kota besar.
ACC is the umbrella under which five companies that offer financing services for brand new and used cars operate. The largest entity within ACC, PT Astra Sedaya Finance (ASF), is a 53:47 joint venture between Astra and General Electric through its Indonesian arm. ACC’s office network consists of 32 branch offices located in 26 major cities.
Produk pembiayaan ACC didistribusikan melalui lebih dari 2.000 dealer otomotif di Indonesia. Di samping itu, ACC juga mengelola jaringan agen untuk pembiayaan customer-tocustomer di pasar transaksi mobil bekas perorangan. Selain menawarkan produk pembiayaan, ACC juga menawarkan berbagai produk untuk meningkatkan pendapatan fee-basednya, seperti kartu kredit ACC Gold Card, ACC Credit Protection untuk memberikan proteksi pada sisa pinjaman serta asuransi GAP (Guaranteed Asset Protection) untuk memberikan proteksi terhadap pencurian mobil dan kecelakaan.
ACC’s financing products are distributed through more than 2,000 automotive dealer partners in Indonesia. In addition, it operates an agent-based network to sell customer-tocustomer financing products to the direct used car market. Aside from financing products, ACC has introduced a range of value-added products that contribute to its fee-based income, including the ACC Gold Card credit card, ACC Credit Protection to cover the payment of outstanding credit and GAP (Guaranteed Asset Protection) insurance to cover losses from car thefts or accidents.
52
Astra 2006 Annual Report
1989 Pendirian Astra Executive Training Centre (sekarang Astra Management Development Institute), yang menyediakan berbagai pelatihan bagi karyawan.
TA Finance melayani pembiayaan konsumen Toyota. TA Finance offers financing products for Toyota customers.
Dibentuk pada bulan Januari 2006, TA Finance merupakan perusahaan patungan 50:50 antara Astra dan Toyota Financial Services Corporation yang membiayai pembelian kredit mobil Toyota. Sepanjang delapan bulan beroperasinya di tahun 2006, TA Finance membuka lima cabang di Jawa dan telah menerapkan dealer system di setiap dealer Toyota yang memungkinkan tenaga penjualnya mengakses jaringan TA Finance.
Astra Executive Training Centre was founded (now Astra Management Development Institute) to provide employee trainings.
Incorporated in January 2006, TA Finance is a 50:50 joint venture between Astra and Toyota Financial Services Corporation which targets Toyota credit purchases. Within its eight months of operation in 2006, TA Finance opened five branches in Java and has implemented a dealer system at every Toyota dealer allowing sales officers to access the TA Finance network.
Business Performance Kinerja Usaha Hingga 31 Desember 2006, ACC dan TA Finance melakukan pembiayaan sebesar Rp 7,1 triliun, turun dibandingkan pembiayaan di tahun 2005 sebesar Rp 9,8 triliun. Jumlah tersebut merupakan pembiayaan atas kurang lebih 73.800 mobil yang terdiri dari 48,6% mobil baru dan 51,4% mobil bekas. Pendapatan bersih bidang usaha pembiayaan mobil turun sebesar 13,8% menjadi Rp 2,0 triliun sedangkan laba usaha meningkat dari Rp 512,0 miliar di tahun 2005 menjadi Rp 580,4 miliar di tahun 2006 terutama disebabkan oleh peningkatan kualitas asetnya.
By 31 December 2006, ACC and TA Finance had financed Rp 7.1 trillion worth of automobile sales, down from Rp 9.8 trillion in 2005. A total of around 73,800 cars were financed, consisting of 48.6% new cars and 51.4% used cars. Net revenue of automobile financing business decreased by 13.8% to Rp 2.0 trillion while its operating income increased from Rp 512.0 billion in 2005 to Rp 580.4 billion in 2006 mainly due to improving in its asset quality.
Pembiayaan Sepeda Motor Motorcycle Financing PT Federal International Finance (FIF) merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Astra yang bergerak di bidang usaha pembiayaan sepeda motor Honda. FIF mengoperasikan jaringan yang mencakup 101 cabang, 234 pusat layanan dan 910 kemitraan dealer untuk melayani lebih dari 2,5 juta pelanggan di seluruh Indonesia. FIF melakukan diversifikasi dengan menawarkan produk-produk pembiayaan lainnya, seperti Spektra untuk pembiayaan barang elektronik dan FIF-UMC untuk pembiayaan sepeda motor bekas. FIF juga menawarkan produk pembiayaan berbasis Syariah yang dimulai pada tahun 2005 dan menjadi perusahaan pembiayaan pertama yang memasuki pasar tersebut.
PT Federal International Finance (FIF) is a wholly owned subsidiary that offers finance for Honda motorcycles. FIF operates 101 branches, 234 points of service and 910 dealer partnerships, serving more than 2.5 million customers throughout Indonesia. FIF has also diversified its activities through the introduction of other types of financing products, including Spektra for electronics financing and FIF-UMC for used motorcycle financing. In 2005, FIF also initiated Syaria-based financing products, becoming the first financing company to tap this market.
Astra 2006 Laporan Tahunan
53
Jasa Keuangan | Financial Services
Kinerja Usaha
Business Performance
Hingga akhir tahun 2006, FIF melakukan pembiayaan sebesar Rp 12,0 triliun atau 15,1% lebih rendah dari pencapaian tahun 2005. FIF membiayai 40,6% penjualan sepeda motor Honda atau sebanyak 912,9 ribu unit.
By the end of 2006, FIF’s financing amounted to Rp 12.0 trillion, or 15.1% lower than the 2005 figure. FIF financed a total of 912.9 thousand units, representing 40.6% of all Honda motorcycle sales.
FIF mampu meningkatkan pendapatan bersihnya dari Rp 3,9 triliun menjadi Rp 4,3 triliun di tahun 2006, namun Perseroan mencatatkan laba usaha yang lebih rendah yaitu sebesar Rp 655,4 miliar atau mengalami penurunan sebesar 15,8%, terutama disebabkan oleh cadangan piutang ragu-ragu yang lebih tinggi.
FIF increased its net revenue from Rp 3.9 trillion to Rp 4.3 trillion in 2006 however the company recorded lower operating income of Rp 655.4 billion, representing a 15.8% decline, mainly due to higher provisioning.
Menghadapi permintaan pasar yang melemah sepanjang tahun 2006, FIF memprioritaskan peningkatan kemampuan pengelolaan hutang dan risiko.
In view of weakening market demand in 2006, FIF has prioritized debt management and risk management capabilities.
FIF memberikan kemudahan bagi lebih dari 2,5 juta pelanggannya di Indonesia untuk memiliki sepeda motor Honda melalui pembiayaan. FIF provides Honda motorcycle financing facilities to more than 2.5 million customers throughout Indonesia.
54
Astra 2006 Annual Report
1990 Penawaran perdana 30 juta lembar saham dan tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Initial Public Offering of 30 million shares and listed in the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges.
Asuransi Kerugian General Insurance PT Asuransi Astra Buana (AAB) merupakan perusahaan asuransi kerugian yang dimiliki Astra sebesar 95,70%. Melalui 33 cabangnya yang melayani 83 kota, AAB menyediakan beragam produk asuransi untuk pasar ritel maupun komersial yang meliputi asuransi mobil, sepeda motor, kebakaran dan alat berat serta asuransi pengangkutan laut, harta benda dan kecelakaan diri.
PT Asuransi Astra Buana (AAB) is Astra’s general insurance company of which Astra owns 95.70%. Through its 33 branches covering 83 cities, AAB provides a range of insurance products to the retail and commercial markets, extending from car, motorcycle, fire and heavy equipment insurance to marine cargo, property and personal accident insurance.
Garda Oto adalah produk asuransi otomotif AAB yang menjadi pemimpin di pasarnya. Selama lima tahun berturut-turut sejak tahun 2001, Garda Oto berhasil memenangkan Indonesian Best Brand Award (IBBA) dan Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA).
Garda Oto, AAB’s primary automotive insurance product, is recognized as the leader in its market. For five consecutive years since 2001, Garda Oto has won the Indonesian Best Brand Award (IBBA) and the Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA).
Kinerja Usaha
Business Performance
Di akhir tahun 2006, AAB berhasil membukukan pendapatan premi bersih sebesar Rp 996,1 miliar, meningkat dari Rp 880,1 miliar di tahun 2005. Jumlah polis mencapai 2,8 juta, meningkat sebesar 13,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Total aset juga tumbuh dari Rp 2,0 triliun menjadi Rp 2,1 triliun, utamanya berupa investasi sebanyak Rp 1,5 triliun atau 27,4% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. AAB mencatatkan Risk Based Capital (RBC) sebesar 216% pada tanggal 31 Desember 2006, jauh lebih tinggi dari yang disyaratkan oleh Departemen Keuangan yaitu sebesar 120%.
At the end of 2006, AAB delivered net premium income of Rp 996.1 billion, up from Rp 880.1 billion in 2005. A total of 2.8 million policies were booked, an increase of 13.1% over the previous year’s performance. Total assets also improved from Rp 2.0 trillion to Rp 2.1 trillion, consisting mainly of investments that amounted to Rp 1.5 trillion, or 27.4% higher than the previous year’s figure. AAB’s Risk-Based Capital (RBC) as at 31 December 2006 was 216%, significantly higher than the 120% requirement specified by the Ministry of Finance.
AAB mendukung usaha otomotif Astra di bidang asuransi kerugian. Salah satu manfaat yang diberikan kepada pelanggan AAB adalah road assistance. AAB supports Astra’s automotive business in the general insurance sector. Road assistance service is one of the many benefits that AAB customers enjoy.
Astra 2006 Laporan Tahunan
55
Jasa Keuangan | Financial Services
Asuransi Jiwa Life Insurance PT Astra CMG Life (ACMGL) merupakan perusahaan patungan 50:50 antara Astra, melalui PT Sedaya Multi Investama (SMI), dan Commonwealth Bank of Australia melalui CMG Asia Life Holdings Ltd., Australia. ACMGL menawarkan produk pada segmen individu dengan menyediakan berbagai produk asuransi jiwa, pendidikan dan unit-link. Sedangkan untuk segmen korporasi, ACMGL menawarkan produk asuransi kredit perumahan dan pegawai. Produk-produk tersebut disalurkan baik melalui 19 kantor penjualannya maupun melalui kemitraan dengan perusahaan-perusahaan ternama.
PT Astra CMG Life (ACMGL) is a 50:50 joint venture between Astra through PT Sedaya Multi Investama (SMI) and the Commonwealth Bank of Australia through CMG Asia Life Holdings Ltd., Australia. ACMGL targets the individual market through a selection of life, education and unit link products, while for the corporate segment, it offers mortgage and employee insurance products. ACMGL’s products are distributed both through its 19 sales offices and through partnerships with leading companies.
Business Performance Kinerja Usaha Walaupun menghadapi pasar yang penuh tantangan, pendapatan premi bersih ACMGL meningkat menjadi Rp 436,0 miliar dari Rp 340,0 miliar di tahun 2005. Total aset juga tumbuh 26,7% menjadi Rp 1,2 triliun sedangkan nilai RBC yang dicapai adalah sebesar 262%.
Despite tough market conditions, ACMGL’s net premium income increased to Rp 436.0 billion, up from Rp 340.0 billion in 2005. Total assets grew by 26.7% to Rp 1.2 trillion, while RBC reached 262% in 2006.
Pembiayaan Alat Berat Heavy Equipment Financing PT Komatsu Astra Finance (KAF) dan PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) aktif di sektor pembiayaan alat berat.
PT Komatsu Astra Finance (KAF) and PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF) are both active in the heavy equipment financing sector.
KAF yang didirikan pada tahun 2005 merupakan perusahaan patungan 50:50 antara SMI, yang merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Astra, dan Komatsu Asia Pacific Pte. Ltd. untuk melayani pembiayaan bagi pelanggan korporasi di sektor pertambangan.
KAF, established in 2005, is a 50:50 joint venture between SMI, a wholly owned subsidiary of Astra, and Komatsu Asia Pacific Pte. Ltd., serving heavy equipment financing for corporate customers in the mining sector.
SANF yang merupakan perusahaan patungan 60:40 antara SMI dan Marubeni Corporation kembali melakukan pembiayaan alat berat baik untuk pelanggan ritel maupun korporasi di berbagai sektor di seluruh Indonesia di bulan Maret 2006.
SANF is a 60:40 joint venture between SMI and Marubeni Corporation which returned to heavy equipment finance in March 2006 focusing in financing for retail and corporate customers in many sectors throughout Indonesia.
Berpatungan dengan Commonwealth Bank of Australia, Astra menyediakan produk asuransi jiwa melalui ACMGL. In partnership with Commonwealth Bank of Australia, Astra provides a range of life insurance products through ACMGL.
56
Astra 2006 Annual Report
1990 Mendirikan Koperasi Astra International yang menyediakan fasilitas simpan pinjam bagi karyawan. Astra International Cooperative was founded to provide employees with loan and saving facilities.
Kinerja Usaha
Business Performance
Di tahun 2006, jumlah pembiayaan yang disalurkan KAF dan SANF adalah sebesar Rp 1,2 triliun dari penjualan 664 unit alat berat.
In 2006, KAF and SANF financed Rp 1.2 trillion worth of the sales of 664 units of heavy equipment.
Strategi KAF adalah fokus pada penyediaan pembiayaan alat berat Komatsu dengan target pelanggan baik pemilik konsesi maupun kontraktor penambangan. Sementara itu, SANF melakukan pembiayaan alat berat seluruh merek untuk sektor penambangan batu bara, perkebunan sawit, perusahaan pulp dan kertas serta konstruksi. Di tahun 2006, SANF memperluas area pemasarannya dengan membuka beberapa kantor di Sumatra, Jawa dan Kalimantan.
KAF’s strategy is to focus on providing finance for the sale of Komatsu equipment targeting both mining concessions and contractors. Meanwhile, SANF finances all brands heavy equipment for coal mining, palm oil plantation, pulp and paper as well as the construction sectors. In 2006, SANF extended its marketing coverage by opening offices in Sumatra, Java and Kalimantan.
Di tahun 2006 KAF dan SANF berhasil menyalurkan pembiayaan untuk 664 unit alat berat.
In 2006 KAF and SANF successfully financed 664 units of heavy equipment.
Astra 2006 Laporan Tahunan
57
Perbankan Banking Astra dan Standard Chartered Bank (SCB) merupakan pemegang saham mayoritas dari PT Bank Permata Tbk (PermataBank), sebuah bank ritel nasional yang fokus pada segmen Usaha Kecil Menengah (UKM) dan konsumer dengan total kepemilikan sebesar 89,01%.
Astra and Standard Chartered Bank (SCB) are the majority shareholders of PT Bank Permata Tbk (PermataBank), a national retail bank that focuses on the small and medium enterprise (SME) and consumer segments, with a total ownership stake of 89.01%.
PermataBank adalah salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 288 kantor cabang untuk melayani lebih dari satu juta nasabah.
PermataBank is one of ten largest banks in Indonesia, with more than 288 branches serving over one million customers.
Kinerja Usaha
Business Performance
Di bulan September 2006, konsorsium Astra dan SCB meningkatkan kepemilikannya di PermataBank sebesar 25,91% sehingga menjadi 89,01%. Astra dan SCB masingmasing memiliki 44,51% saham PermataBank.
In September 2006, the Astra-SCB consortium increased its interest in PermataBank by 25.91%, bringing it to 89.01%. Astra and SCB each now hold 44.51% of the Bank’s shares.
Dengan memberi prioritas pada usaha untuk mempertahankan marjin aset, pertumbuhan pendanaan, disiplin pengelolaan biaya dan pelaksanaan prinsip kehati-hatian, PermataBank berhasil meningkatkan pendapatan bunga bersih menjadi sebesar Rp 2,0 triliun di tahun 2006 atau 20,1% lebih tinggi dari hasil di tahun sebelumnya. Sementara itu pendapatan feebased juga meningkat dari Rp 362,8 miliar menjadi Rp 554,3 miliar. Di akhir tahun 2006, Capital Adequacy Ratio (CAR) PermataBank mencapai 13,4%, lebih tinggi dari persyaratan yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8,0%.
By prioritizing asset margin maintenance, funding growth, more disciplined cost management and prudent banking practices, the Bank’s net interest income grew to Rp 2.0 trillion in 2006, or 20.1% higher than the previous year’s figure. Meanwhile, fee-based income also improved, rising from Rp 362.8 billion to Rp 554.3 billion. By the end of 2006, PermataBank’s Capital Adequacy Ratio (CAR) stood at 13.4%, higher than the Central Bank’s requirement of 8.0%.
PermataBank berhasil menyelesaikan Program Pemutusan Hubungan Kerja Sukarela yang bertujuan memperbaiki struktur biaya pada bulan Februari 2007.
58
Astra 2006 Annual Report
In February 2007, PermataBank successfully completed a Voluntary Employee Separation Programme aimed at improving its cost base.
1991 PermataBank memiliki satu juta nasabah yang dilayani melalui 288 cabang di seluruh Indonesia. PermataBank serves its one million customers through 288 branches across Indonesia.
Pendirian PT Federal Adiwiraserasi yang mengelola bidang usaha komponen. The founding of PT Federal Adiwiraserasi to manage the component business.
Tinjauan Ke depan Outlook Suku bunga serta inflasi yang rendah dan nilai tukar stabil yang diproyeksikan mewarnai tahun 2007 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan dan asuransi otomotif. Tingkat suku bunga yang lebih rendah juga akan membawa dampak positif bagi industri perbankan. Selain itu, pertumbuhan di sektor pertambangan dan konstruksi juga diperkirakan akan mendorong pertumbuhan usaha pembiayaan alat berat. Di tahun 2007, bidang usaha Jasa Keuangan Astra juga berencana untuk memperkuat posisi keuangannya dengan mencari peluang pendanaan untuk pertumbuhan di masa depan dan terus memperkuat pengelolaan risikonya dengan mengevaluasi dan mengembangkan prosedurnya.
The lower interest rates and inflation as well as stable exchange rates projected for 2007 are expected to bring higher demand for auto financing and insurance products. Lower interest rates should also have a positive impact on the banking industry. The anticipated growth in the mining and construction sectors is also likely to yield more opportunities for the heavy equipment financing businesses. In 2007, Astra’s financing businesses are also planning to strengthen their financial position by finding more funding opportunities for future growth and continuing to strengthen risk management by evaluating and improving their procedures.
Astra 2006 Laporan Tahunan
59
24.7%
60
Astra 2006 Annual Report
Kontribusi terhadap Pendapatan Bersih Astra Contribution to Astra Net Revenue
1991 Mengakuisisi PT Pantja Motor. PT Pantja Motor acquisition.
Alat Berat Heavy Equipment PT United Tractors Tbk (UT) mengelola usaha Astra di bidang Mesin Konstruksi dan Kontraktor Penambangan. Kepemilikan Perseroan di UT mencapai 58,45%.
PT United Tractors Tbk (UT) manages Astra’s two heavy equipment businesses: Construction Machinery and Mining Contracting. The Company holds a 58.45% stake in UT.
Divisi Mesin Konstruksi adalah distributor terkemuka dalam bidang penyediaan alat berat. Untuk melayani para pelanggannya di sektor pertambangan, agribisnis, kehutanan dan konstruksi, divisi ini menawarkan berbagai peralatan konstruksi dan pertambangan dari Komatsu, dan produkproduk lain seperti peralatan kehutanan dari Valmet, hydraulic crane dari Tadano, vibratory roller dari Bomag serta trukdengan kapasitas besar dari Nissan Diesel dan Scania. Melalui jaringannya yang terdiri dari 18 kantor cabang, 11 kantor sitesupport dan 11 kantor perwakilan, divisi ini juga menyediakan layanan purna jual yang meliputi penjualan suku cadang dan layanan perawatan. Selain itu, UT juga mengoperasikan fasilitas remanufacturing yang berlokasi di Jakarta, Balikpapan dan Pekanbaru untuk memenuhi kebutuhan layanan rekondisi alat berat.
The Construction Machinery division is a leading heavy equipment distributor supplying a full range of products. Targeting customers in the mining, agribusiness, forestry and construction sectors, the division offers Komatsu’s construction and mining equipment, and other products such as Valmet’s forestry equipment, hydraulic cranes from Tadano, Bomag’s vibratory rollers as well as heavy-duty trucks from Nissan Diesel and Scania. Through its office network, which encompasses 18 branch offices, 11 sitesupport offices and 11 representative offices, the division also provides after-sales service through spare parts sales and maintenance services. In addition, UT operates remanufacturing facilities in Jakarta, Balikpapan and Pekanbaru to meet demand for equipment reconditioning services.
Usaha Kontraktor Penambangan UT dikelola melalui anak perusahaannya, PT Pamapersada Nusantara (Pama). Pama merupakan kontraktor penambangan terbesar di Indonesia dan regional yang telah memperoleh pengakuan dunia. Pama memberikan layanan penambangan yang komprehensif mencakup layanan eksplorasi, penambangan dan pengangkutan serta layanan bongkar muat bagi perusahaanperusahaan penambangan batu bara besar di Sumatra dan Kalimantan.
UT’s mining contracting operation is managed through its subsidiary, PT Pamapersada Nusantara (Pama). Pama is the largest mining contractor in Indonesia and in the region and is recognized as a world-class player. Pama’s comprehensive mining services include exploration, mining and barging, as well as loading services for large coal mine customers in Sumatra and Kalimantan.
Astra 2006 Laporan Tahunan
61
Alat Berat | Heavy Equipment
Kinerja Usaha
Business Performance
Di tengah iklim usaha yang kurang kondusif akibat kenaikan harga minyak bumi di tahun 2005, sektor penambangan batu bara menikmati pertumbuhan pasar ekspor yang menggembirakan, sehingga mendorong usaha Kontraktor Penambangan UT untuk meraih kinerja yang positif.
Despite the generally cautious mood triggered by the fuel price increase in 2005, the coal mining sector enjoyed strong export market demand, allowing UT’s mining contracting business to turn in a good business performance.
Pendapatan bersih bidang usaha Alat Berat tumbuh sebesar 3,3% menjadi Rp 13,7 triliun dimana divisi Mesin Konstruksi dan Kontraktor Penambangan masing-masing menyumbang sebesar 43,2% dan 56,8% terhadap total pendapatan bersih UT. Dengan hasil ini, bidang usaha Alat Berat menyumbang sebesar 24,7% terhadap total pendapatan bersih Astra, meningkat dari 21,5% di tahun 2005. Namun demikian, laba usaha mengalami penurunan sebesar 21,2% menjadi Rp 1,3 triliun terutama disebabkan marjin yang lebih kecil serta cadangan piutang tak tertagih dari divisi Kontraktor Penambangan.
The Heavy Equipment business recorded a 3.3% increase in net revenue to Rp 13.7 trillion, with the Construction Machinery and Mining Contracting businesses contributing 43.2% and 56.8% of the total UT’s net revenue respectively. With this result, the Heavy Equipment business contributed 24.7% of Astra’s net revenue, up from 21.5% in 2005. However, operating income experienced negative growth of 21.2%, declining to Rp 1.3 trillion, largely due to lower margins and provisions for bad debt in the mining contracting business.
UT adalah distributor tunggal untuk produkproduk alat berat Komatsu di Indonesia. UT is the sole distributor of Komatsu’s heavy equipment products in Indonesia.
62
Astra 2006 Annual Report
1991 PT Pantja Motor meluncurkan Isuzu Panther, primadona kendaraan penumpang bermesin diesel di Indonesia. PT Pantja Motor launched Isuzu Panther, a popular diesel passenger vehicle in Indonesia.
Mesin Konstruksi Construction Machinery Secara keseluruhan, kinerja penjualan produk Komatsu dari divisi Mesin Konstruksi UT mengalami penurunan akibat melemahnya permintaan pasar alat berat di sektor pertambangan karena di tahun 2006 para pelanggan lebih memprioritaskan diri pada kegiatan eksplorasi. Namun demikian, penjualan mesin konstruksi di luar sektor pertambangan (agribisnis, kehutanan dan konstruksi) berhasil meraih pertumbuhan yang berarti. Hingga akhir tahun 2006, penjualan produk Komatsu turun dari 2.406 unit menjadi 2.250 unit walaupun penguasaan pangsa pasar dapat dipertahankan di tingkat 48,0%. Pendapatan bersih divisi ini mengalami penurunan sebesar 12,0% menjadi sebesar Rp 5,9 triliun. Untuk menambah jenis produknya di sektor agribisnis, UT meluncurkan produk barunya, Komatsu Bulldozer D68ESS-12 yang konsumsi bahan bakarnya lebih hemat dan produktivitasnya lebih tinggi. UT juga meluncurkan produk Komatsu Hydraulic Excavator, PC130-7 Galeo yang ramah lingkungan, produktivitas yang tinggi serta konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. Untuk sektor kehutanan khususnya untuk mendukung ekspor pulp, UT mengandalkan produk Valmet.
Overall, UT’s Construction Machinery division saw lower sales of Komatsu products due to weakening heavy equipment market demand in the mining sector as customers prioritized exploration activities in 2006. However, equipment sales in all non-mining sectors (agribusiness, forestry and construction) showed considerable growth. By the end of the year, total sales of Komatsu products had declined from 2,406 units to 2,250 units, although market share was maintained at 48.0%. Net revenue from equipment sales was down 12.0% to Rp 5.9 trillion. To extend its product range in 2006, UT introduced the Komatsu Bulldozer D68ESS-12. This new product offers better fuel consumption and higher productivity to meet the demands of the agribusiness sector. UT also launched a new Komatsu Hydraulic Excavator, the environmentally friendly PC130-7 Galeo, which delivers high productivity and low fuel consumption. UT also promoted Valmet products for industrial forest project in order to support export of pulp.
Sektor pertambangan merupakan pemakai terbesar dari penjualan alat berat UT. The mining sector is the largest contributor to UT’s heavy equipment sales.
Komatsu tipe WA1200 merupakan unit wheel loader terbesar di dunia yang digunakan di area pertambangan di Kalimantan. Komatsu type WA1200, the largest wheel loader unit in the world, operating in a mining area in Kalimantan.
Astra 2006 Laporan Tahunan
63
Alat Berat | Heavy Equipment
Kontraktor Penambangan Mining Contractor Di tahun 2006, Pama berhasil mempertahankan kepemimpinan di bidangnya dengan meraih pangsa pasar sebesar 42,0% dari total kontrak penambangan domestik.
In 2006, Pama was able to maintain its leading position in the industry with a 42.0% share of the total domestic mining contracting.
Pendapatan bersih Pama tumbuh sebesar 19,0% menjadi Rp 7,8 triliun, meningkat dari kinerja tahun 2005 sebesar Rp 6,5 triliun. Sementara itu, total ekstraksi batu bara dan pemindahan tanah masing-masing meningkat sebesar 20,4% dan 19,8% mencapai 42,5 juta ton dan 339,7 juta bcm di akhir tahun 2006.
Pama’s net revenue grew by 19.0% to Rp 7.8 trillion, up from Rp 6.5 trillion in 2005, while its total coal production and overburden removal volumes increased by 20.4% and 19.8% respectively, standing at 42.5 million tons and 339.7 million bcm by the end of 2006.
Kegiatan penambangan batu bara Pama di salah satu konsesi penambangan di Kalimantan. Pama’s mining activity in one of the coal mining concession locations in Kalimantan.
64
Astra 2006 Annual Report
1991 Mendirikan Astra Mitra Ventura yang menyediakan fasilitas pinjaman modal bagi UKM. Founded Astra Mitra Ventura to provide capital funding facilities for the SMEs.
Tinjauan Ke depan Outlook Usaha alat berat diharapkan akan membaik di tahun 2007 sejalan dengan makin kondusifnya kondisi makro ekonomi. Penjualan alat berat diproyeksikan mengalami peningkatan dengan pertumbuhan terbesar terutama disumbangkan oleh sektor konstruksi yang didorong oleh dimulainya proyekproyek infrastruktur, diikuti oleh sektor agribisnis, kehutanan dan pertambangan. Sektor agribisnis dan pertambangan juga diharapkan akan membukukan hasil yang lebih baik sejalan dengan tetap tingginya permintaan minyak sawit mentah (CPO) dan batu bara.
The heavy equipment business is expected to improve in 2007 as the macroeconomic environment becomes more conducive. Sales of equipment products are projected to increase, with the highest growth likely to be contributed by the construction sector in the wake of upcoming infrastructure projects, followed by the agribusiness, forestry and mining sectors. Agribusiness and mining sectors are also expected to post better results as demand for crude palm oil (CPO) and coal looks set to remain high.
Di lain pihak, Pama memiliki beberapa kontrak jasa penambangan batu bara di berbagai lokasi di Kalimantan yang akan habis masa berlakunya sampai 2016. Pama akan terus mencari peluang bisnis baru di bidang kontraktor penambangan. Sementara itu, Pama akan terus fokus pada peningkatan efisiensi dan kualitas di seluruh unit operasinya.
Pama has secured an agreement to provide services to mine coal at various locations in Kalimantan until 2016. Pama will continue to pursue new business opportunities in the mining contracting sector. At the same time, Pama will maintain its focus on efficiency and quality improvements across all its operating units.
Melihat prospek kebutuhan batu bara yang semakin tinggi, Astra akan terus mencari peluang untuk mengembangkan usahanya di bidang konsesi penambangan.
As demand for coal continues to rise, Astra will keep looking for business opportunities in the mining concession sector.
Di bulan Januari 2007, Pama mengakuisisi tiga konsesi pertambangan di Kalimantan Selatan - PT Nusantara Citra Jaya Abadi (NCJA), PT Ekasatya Yanatama (ESY) dan PT Kadya Caraka Mulya (KCM); satu perusahaan kontraktor penambangan, PT Prima Multi Mineral (PMM), yang memegang hak untuk melakukan penambangan di konsesi penambangan PD Baramarta (sebuah perusahaan pemerintah daerah di Kalimantan Selatan); serta satu perusahaan pemasaran batu bara, Scenic Worldwide Limited, yang memegang hak pemasaran batu bara eksklusif dengan PMM, NCJA, ESY dan KCM.
In January 2007, Pama acquired three mining concession holders in South Kalimantan - PT Nusantara Citra Jaya Abadi (NCJA), PT Ekasatya Yanatama (ESY) and PT Kadya Caraka Mulya (KCM); one mining contractor company, PT Prima Multi Mineral (PMM), which holds the right to mine in the coal concession area held by PD Baramarta (a regional government enterprise in South Kalimantan); and one coal marketing company, Scenic Worldwide Limited, which has exclusive coal marketing rights with PMM, NCJA, ESY and KCM.
Astra 2006 Laporan Tahunan
65
11.5%
66
Astra 2006 Annual Report
Peningkatan Pendapatan Bersih Net Revenue Increase
1995 Mendirikan Akademi Teknik Federal (sekarang Politeknik Manufaktur Astra) yang menyediakan pendidikan formal tingkat diploma di bidang manufaktur. Founded Akademi Teknik Federal (now Astra Manufacturing Polytechnic) that offers formal diploma level education in manufacturing.
Agribisnis Agribusiness Sebagai salah satu penghasil CPO terbesar di Indonesia, Perseroan terus mengembangkan bidang usaha Agribisnis yang dikelola oleh anak perusahaannya, PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL) dengan kepemilikan Perseroan sebesar 79,68%. As one of the largest CPO producers in Indonesia, the Company continues to expand its Agribusiness interests which are managed by its subsidiary PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), in which the Company holds a 79.68% stake. Aktivitas utama AAL meliputi penanaman, pemanenan serta pengolahan minyak sawit. Produk utamanya, CPO, dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik maupun ekspor. Sampai dengan Desember 2006, total lahan tanam AAL sekitar 216.000 hektar di 35 lokasi serta memiliki 17 pabrik pengolahan CPO di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Di industri hilir, AAL juga mengolah CPO menjadi olein dan minyak goreng di kilangnya di Medan, Sumatra. Selain sawit, AAL juga mengelola usaha di bidang perkebunan karet.
AAL’s principal activities now cover the cultivation, harvest and processing of palm oil. Its main product, CPO, targets both the domestic and export markets. As of December 2006, AAL had total area of around 216,000 hectares in 35 different plantations and 17 CPO processing mills in Sumatra, Kalimantan and Sulawesi. With a refinery in Medan, Sumatra, that refines CPO into olein and cooking oil, AAL also has a modest presence in the downstream sector. In addition to palm oil, AAL also has a small interest in rubber.
Kinerja Usaha Didorong oleh pertumbuhan pasar serta kenaikan harga CPO, pendapatan bersih AAL tumbuh sebesar 11,5% mencapai Rp 3,8 triliun di tahun 2006 serta menyumbang 6,8% terhadap total pendapatan bersih Astra. Laba usaha yang diraih yaitu sebesar Rp 1,2 triliun dan menyumbang sebesar 24,0% terhadap laba usaha Astra.
Business Performance
Musim kemarau yang berkepanjangan berdampak pada produksi AAL pada kuartal terakhir tahun 2006. Meskipun demikian, produksi Tandan Buah Segar (TBS) mencapai 3,6 juta ton, 3,5% lebih tinggi dari hasil tahun sebelumnya, sehingga produktivitas juga meningkat sebesar 3,1% dari 19,2 ton TBS per hektar menjadi 19,8 ton TBS per hektar. Di samping itu, produksi CPO mencapai 917.885 ton atau tumbuh sebesar 7,1%, dan hal ini berdampak pada meningkatnya produktivitas CPO dari 4,4 ton CPO per hektar menjadi 4,6 ton CPO per hektar di akhir tahun 2006.
Prolonged dry condition is impacted AAL’s production in the last quarter of 2006. Nevertheless, Fresh Fruit Bunches (FFB) production reached 3.6 million ton, 3.5% higher than the previous year’s output. AAL’s productivity improved in line with FFB production, growing by 3.1% from 19.2 tons FFB per hectare to 19.8 tons FFB per hectare. CPO production reached 917,885 ton, or grew by 7.1%. CPO productivity increased from 4.4 tons CPO per hectare to 4.6 tons CPO per hectare by the end of 2006.
Driven both by growing market demand and higher CPO prices, AAL’s net revenue grew by 11.5% to Rp 3.8 trillion in 2006, contributing 6.8% to Astra’s net revenue. AAL’s operating profit in 2006 was at Rp 1.2 trillion, contributing 24.0% to Astra’s operating profit.
Astra 2006 Laporan Tahunan
67
Di tahun 2006, AAL memperluas area lahan tanam kelapa sawitnya sebesar 14.587 hektar. In 2006, AAL increased its planted palm oil area by 14,587 hectares.
Untuk terus mempertahankan tingkat pertumbuhan produksinya, di tahun 2006 AAL memperluas area lahan tanam kelapa sawitnya sebesar 14.587 hektar. Selain itu, AAL membuka pabrik pengolahan minyak sawit baru dengan kapasitas produksi 30 ton TBS per jam sehingga di akhir tahun 2006 total kapasitas produksi AAL mencapai 790 ton TBS per jam. Kapasitas produksi minyak kernel juga meningkat menjadi 250 ton per hari dengan dibukanya pabrik minyak kernel baru di Kalimantan Tengah. AAL juga sedang mengevaluasi peluang di sektor biodiesel, dengan menyelesaikan proyek contoh pabrik biodiesel di Kalimantan dengan kapasitas terpasang sebesar 1 ton per batch atau 3 ton per hari.
2006
To maintain growth, AAL increased its palm oil plantation area in 2006 by 14,587 hectares. AAL added a new CPO processing mill with a production capacity of 30 tons of FFB per hour so that by the end of the year, AAL’s total capacity has reached 790 tons of FFB per hour. AAL also increased its kernel oil production capacity to 250 tons per day with the addition of a new kernel oil processing mill in Central Kalimantan. AAL is currently evaluating the opportunities offered by biodiesel, and has completed the construction of a biodiesel plant pilot project in Kalimantan with an installed capacity of 1 ton per batch or 3 tons per day.
2005
Growth
CPO Production (thousand tons)
917.9
857.1
7.1%
CPO Sales Volume (thousand tons)
914.7
818.7
11.7%
Average AAL Selling Price (Rp/kg)
3,552
3,389
4.8%
3.6
3.5
3.5%
FFB Production (million tons)
68
Astra 2006 Annual Report
1999 Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap pertama.
Tandan buah segar kelapa sawit yang siap diolah menjadi CPO.
Astra signed its first debt restructuring agreement.
Palm oil fresh fruit bunches ready for CPO production.
AAL memiliki 17 pabrik pengolahan CPO di Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. AAL operates 17 CPO processing mills in Sumatra, Kalimantan and Sulawesi.
Tinjauan Ke depan Outlook Dalam jangka panjang, kebutuhan CPO diproyeksikan akan tetap tinggi, seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Cina dan India, dua pasar CPO terbesar di dunia. Peningkatan permintaan biodiesel yang didorong oleh kelangkaan minyak bumi serta tumbuhnya kesadaran pada masalah lingkungan hidup akan mendukung prospek penjualan di masa mendatang. Untuk mengantisipasi pertumbuhan yang menjanjikan tersebut, AAL akan terus berkonsentrasi meningkatkan produksi CPO melalui perluasan lahan tanam dan pembangunan pabrik pengolahan minyak sawit baru. AAL juga berencana mengembangkan usaha perkebunan karetnya serta memulai pembangunan kebun bibit sawit di Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) milik pemerintah.
In the long term, demand for CPO is expected to remain strong, given the booming economies of China and India, the two largest markets for CPO in the world. Increased interest in biodiesel, triggered by fossil fuel shortages and concerns about environmental issues, should also support future sales volume. Anticipating this promising growth, AAL will continue to concentrate on increasing CPO output by expanding its plantation area and by building more processing mills. AAL will also grow its stake in the rubber business and work with Indonesian Oil Palm Research Institute (IOPRI), a government CPO research body, to build an oil palm seed breeding in Central Kalimantan.
Proses penelitian produk berbahan baku kelapa sawit di laboratorium AAL, Jakarta. Research on palm oil products in AAL laboratory, Jakarta.
Astra 2006 Laporan Tahunan
69
52.3%
70
Astra 2006 Annual Report
Pertumbuhan Laba Usaha Operating Income Growth
1999 Astra Daihatsu Motor meluncurkan Daihatsu Taruna untuk mempeluas pilihan produk di segmen SUV. Astra Daihatsu Motor launched Daihatsu Taruna to expand its product range in the SUV segment.
Teknologi Informasi Information Technology Usaha Astra di bidang Teknologi Informasi (TI) dikelola melalui anak perusahaannya, PT Astra Graphia Tbk (AG) di mana Perseroan memiliki saham sebesar 76,87%. AG saat ini menduduki posisi terdepan di Indonesia dalam penyediaan layanan Document Solutions dan IT Solutions.
Astra’s businesses in the Information Technology sector are managed through its subsidiary, PT Astra Graphia Tbk (AG), in which the Company has a 76.87% stake. AG is currently positioned as one of the leading document and information technology (IT) solution providers in the country.
Sebagai distributor tunggal Fuji Xerox di Indonesia, AG tidak hanya bergerak di bidang penjualan dan penyewaan produk-produk Fuji Xerox, melainkan juga menawarkan solusi pengelolaan dokumen bagi para pelanggannya. Produk dan layanan yang ditawarkan mencakup solusi pengelolaan dokumen mulai input (pemindaian, pembuatan, pemilihan), pengelolaan (indeks, penyimpanan, pengarsipan dan distribusi) serta output (pencetakan, pemindaian, penggandaan dan penyajian) untuk kebutuhan perkantoran serta produksi skala besar berbasis printer dengan kecepatan dan kapasitas tinggi. Usaha AG di bidang TI dikelola oleh PT SCS Astragraphia Technologies (SAT), perusahaan patungan dengan Singapore Computer Systems Ltd. Perusahaan ini menawarkan solusi dan layanan terintegrasi termasuk infrastruktur TI, sistem yang terintegrasi, implementasi ERP/SAP, solusi bisnis maupun outsourcing TI (helpdesk, pusat data, manajemen aplikasi, manajemen operasi TI).
As the sole distributor of Fuji Xerox in Indonesia, AG not only sells and rents Fuji Xerox products, but also provides end-to-end document handling solutions to its customers. Offered products and services cover all aspects of the document cycle starting from input (scan, create, capture), management (index, store, archive, distribute) and output (print, scan, copy, view) for office needs as well as largescale production using high speed and high volume printing. AG’s IT solution business is operated through its associate, PT SCS Astragraphia Technologies (SAT), a joint venture company with Singapore Computer Systems Ltd., providing integrated solutions and services including IT infrastructure, systems integration, ERP/SAP implementation, business solutions and IT outsourcing (helpdesk, data center, application management, IT operation management).
Astra 2006 Laporan Tahunan
71
Informasi Teknologi | Information Technology
AG memiliki jangkauan yang luas untuk melayani pelanggannya melalui 70 titik layanan termasuk 19 kantor cabangnya di kotakota besar di Indonesia.
AG has broad customer reach through its 70 service points including 19 branch offices located in major cities in Indonesia.
Kinerja Usaha
Business Performance
Didukung oleh makin meningkatnya kebutuhan penanganan dokumen secara profesional serta tersedianya teknologi yang makin canggih, AG berhasil meningkatkan pendapatan bersihnya sebesar 13,2% mencapai Rp 606,2 miliar atau menyumbang sebesar 1,1% terhadap total pendapatan bersih Astra. Laba usaha juga tumbuh sebesar 52,3% mencapai Rp 76,7 miliar di akhir tahun.
Supported by both the increasing demand for professional document handling and the availability of advanced technology, AG recorded a 13.2% increase in net revenue to Rp 606.2 billion, contributing 1.1% of Astra’s net revenue. Operating income showed a strong growth of 52.3%, reaching Rp 76.7 billion by the end of the year.
Di tahun 2006, AG menerima penghargaan sebagai Most Trusted Company dan The Best Public Company untuk sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi dalam penghargaan Corporate Governance Perception Index (CGPI) tahun 2005 dari Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan Majalah SWA. AG juga berhasil meraih kategori ”Emas” berdasarkan standar sertifikasi Astra Green Company.
In 2006, AG was named the Most Trusted Company and the Best Public Company in the Trading, Service and Investment Sector in the 2005 Corporate Governance Perception Index (CGPI) survey conducted by the Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) and SWA Magazine. AG also received a “Gold” rating based on the Astra Green Company certification standard.
Layan Gerak merupakan salah satu kekuatan AG dalam melayani kebutuhan konsumen di bidang document solutions secara cepat. Layan Gerak is one of AG’s competitive tools to provide speedy document solutions services.
72
Astra 2006 Annual Report
2000 Konsorsium yang dipimpin oleh Cycle & Carriage Limited mengambil alih 40% kepemilikan di PT Astra International Tbk. A consortium led by Cycle & Carriage Limited acquired a 40% stake in PT Astra International Tbk.
Tinjauan Ke depan Outlook Peluang pasar di sektor ini akan terus tumbuh sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan akan teknologi yang canggih dan layanan penanganan dokumen yang profesional. Agar dapat terus meraih pertumbuhan di tahun 2007, AG akan meningkatkan bauran produknya dan mengembangkan layanan yang lebih cepat serta akurat. Di samping itu, AG akan terus meningkatkan upaya memperkuat mereknya.
Market opportunities in this sector will continue to grow as demand for more advanced technology and professional document handling increases. To continue delivering growth in 2007, AG will continue to provide richer product offering and develop faster as well as more accurate service delivery. At the same time, AG will boost efforts to strengthen the brand.
DocuCentre 4110 merupakan salah satu mesin cetak digital terbaru dari Fuji Xerox di segmen production system business. DocuCentre 4110 is one of the latest digital printing machines from Fuji Xerox for the production system business segment.
AG menyediakan layanan IT Solutions yang dijalankan oleh SCS Astragraphia Technologies. SCS Astragraphia Technologies manages AG’s IT Solutions services.
Astra 2006 Laporan Tahunan
73
8.3m /second 3
74
Astra 2006 Annual Report
Kapasitas Produksi Air Bersih Water Production Capacity
2000 Restrukturisasi bisnis sepeda motor Honda. Restructuring of the Honda motorcycle business.
Infrastruktur Infrastructure Kegiatan usaha Infrastruktur dikelola oleh anak-anak perusahaan Perseroan yaitu PT Astratel Nusantara (Astratel) dan PT Intertel Nusaperdana (Intertel). Melalui dua anak perusahaan yang dimiliki penuh oleh Perseroan, Astra menjalankan usaha di bidang telekomunikasi, jalan tol, pengolahan dan pengadaan air bersih serta logistik. The Company manages its infrastructure businesses through two wholly owned subsidiaries, PT Astratel Nusantara (Astratel) and PT Intertel Nusaperdana (Intertel). These two companies are involved in the telecommunications, toll roads, water utility system and logistics sectors.
Di bidang jalan tol, Astratel memiliki 34,00% saham di PT Marga Mandala Sakti (MMS) yang memiliki hak konsesi selama 30 tahun dan akan berakhir pada tahun 2023, untuk mengoperasikan jalan tol sepanjang 72 kilometer antara Tangerang dan Merak. Astratel bersama Citigroup Financial Products Inc. mengakuisisi 49,00% saham PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) di bulan Juli 2006. PALYJA yang memegang perjanjian kerjasama dengan PAM Jaya selama 25 tahun dan akan berakhir pada tahun 2023 merupakan operator sistem air bersih untuk wilayah Jakarta bagian barat. Astra juga membangun usahanya di bidang logistik melalui Intertel setelah mengakuisisi 34,91% saham PT Toyofuji Logistics Indonesia (TFLI) di bulan Desember 2005. TFLI merupakan perusahaan logistik dengan usaha jasa ekspor, impor dan transportasi domestik.
Astratel manages Astra’s interests in the toll road sector through its 34.00% stake in PT Marga Mandala Sakti (MMS). MMS holds a 30-year concession to operate 72 km of toll road between Tangerang and Merak until 2023. Astratel together with Citigroup Financial Products Inc. acquired a 49.00% stake of PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) in July 2006. PALYJA, which has been granted a 25 year co-operation agreement with PAM Jaya that will run until 2023, is the operator of western Jakarta water utility system. Through Intertel, Astra has built its interests in logistics, following the acquisition of a 34.91% stake in PT Toyofuji Logistics Indonesia (TFLI) in December 2005. TFLI is a logistics company engaged in export, import and domestic transport services.
Astra 2006 Laporan Tahunan
75
Infrastruktur | Infrastructure
MMS adalah operator jalan tol Tangerang dan Merak yang merupakan urat nadi lalu lintas dari Banten menuju Jakarta. MMS is the operator of Tangerang and Merak toll roads, the main transportation link between Banten and Jakarta.
Melalui kontrak bagi hasil dengan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Divisi Regional V – Jawa Timur, usaha Astra di sektor telekomunikasi dikelola melalui PT Indonesia Network (INW) sebuah perusahaan multimedia yang memberikan layanan jaringan Speedy dengan menggunakan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line.
Through a revenue sharing contract with PT Telekomunikasi Indonesia Tbk Regional Division V – East Java, Astra’s telecommunications sector is managed through a multimedia company PT Indonesia Network (INW), which provides Speedy lines using the technology of Asymmetric Digital Subscriber Line.
Kinerja Usaha
Business Performance
MMS sebagai pengelola jalan tol menangani lalu lintas 24 juta kendaraan selama tahun 2006, dan menyumbangkan laba bersih sebesar Rp 0,5 miliar terhadap Astra.
Toll road operator MMS handled a total traffic volume of 24 million motor vehicles during 2006, and contributed net income of Rp 0.5 billion to Astra.
PALYJA mengoperasikan jaringan distribusi sepanjang kira-kira 5.000 kilometer dengan lebih dari 350.000 jaringan layanan dan mengelola fasilitas produksi air bersih dengan kapasitas 8,3 m3 per detik. Perusahaan ini membukukan penjualan air sebesar 130 juta m3 di tahun 2006. PALYJA menyumbangkan laba bersih sebesar Rp 9,7 miliar terhadap Astra di tahun 2006.
PALYJA operates a distribution network of over 5,000 kilometres with more than 350,000 service connections, and manages a water production capacity of 8.3 m3 per second. The company booked total volume sold of 130 million m3 in 2006. PALYJA contributed net income of Rp 9.7 billion to Astra in 2006.
Pada saat yang sama, TFLI membukukan penggunaan area tunggu untuk kebutuhan ekspor dan impor atas 42.070 unit mobil serta logistik untuk operasional domestik atas 11.186 kendaraan. Hingga akhir tahun 2006, INW telah menyelesaikan sebanyak 10.512 sambungan Speedy di mana 9.507 sambungan telah dioperasikan.
76
Astra 2006 Annual Report
TFLI’s marshalling yard handled the export and import of 42,070 cars and logistic for domestic operation of 11,186 cars. By the end of 2006, INW had completed the installation of 10,512 Speedy lines of which 9,507 lines are already in service.
2000 Restrukturisasi bisnis BMW. Restructuring of the BMW business.
Tinjauan Ke depan Outlook Dalam jangka panjang, diharapkan masih banyak peluang yang ditawarkan sektor ini sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan pengembangan infrastruktur baru untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Astra akan terus mencari peluang baru untuk meningkatkan partisipasinya di sektor ini melalui kerjasama dengan mitra-mitra strategis di masa mendatang.
In the long run, opportunities in this sector are expected to be abundant as demand for new infrastructure development continues to increase to support Indonesia’s economic growth. Going forward, Astra will continue to find more opportunities to extend its participation in this sector through joint developments with strategic partners.
PALYJA, perusahaan sistem air bersih, beroperasi di wilayah Jakarta bagian barat. PALYJA, the operator of western Jakarta water utility system.
Astra 2006 Laporan Tahunan
77
Sumber Daya Manusia Human Resources
78
Astra 2006 Annual Report
2001 Menerbitkan Buku Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja. Publication of the Business Ethics and Work Ethics Guidelines.
Mengembangkan SDM Developing People Sebagai perusahaan dengan jumlah karyawan hampir 120.000 orang, tantangan terbesar yang dihadapi oleh Grup Astra adalah membangun organisasi yang efektif dengan budaya yang dapat memupuk hubungan kerja yang harmonis dengan dasar saling menghormati. As a company with almost 120,000 employees, one of Astra Group’s biggest challenges is to build an effective organization with a culture that nurtures harmonious relationships based on mutual respect.
Untuk dapat mencapai sasaran tersebut, Astra sangat mempercayai pentingnya merekrut talenta terbaik dari berbagai disiplin, terus mendorong karyawannya untuk meningkatkan potensinya serta mengembangkan mereka untuk menjadi pemimpin bisnis dengan jenjang karir yang jelas. Selain itu, Astra juga dituntut untuk membangun lingkungan kerja yang mendorong terbentuknya komunikasi yang positif, kerjasama dan saling menghargai. Agar dapat merekrut karyawan terbaik, Departemen Rekrutmen dan Pengembangan Karir Astra secara aktif membina hubungan erat dengan berbagai universitas ternama guna mengembangkan sumber daya manusia yang tangguh melalui program Astra Goes to Campus (ATGC). ATGC merupakan program link and match yang komprehensif antara sektor industri dengan sektor pendidikan tinggi, yang meliputi: – Astra Workshop Programme (AWP), yang memberikan program pelatihan pendek bagi siswa-siswa terpilih untuk mengenal kompetensi dan budaya Astra; – Astra Internship Programme (AIP), yang dirancang untuk memperkenalkan lingkungan kerja Astra kepada para siswa; – Astra Guest Lecturing Programme (AGLP), di mana karyawan Astra membagi pengalamannya dengan para mahasiswa; – Astra Days, merupakan career day yang diikuti oleh semua anak perusahaan di lingkungan Grup Astra.
To achieve this goal, Astra believes that it must continue to attract the best talent available across all disciplines, constantly encourage people to develop their full potential and grow them as business leaders with clear career paths to success. Equally important, Astra must make sure it puts in place a working environment that fosters positive communication, teamwork and respect for others. To identify and recruit the best people, Astra’s Recruitment and Career Development Department actively engages in close partnership with respected universities to develop high calibre human resources through its Astra Goes to Campus (ATGC) programme. ATGC is an all-encompassing link and match programme between the industry and the higher education sector, which includes: – Astra Workshop Programme (AWP), which aims to provide short-term training for selected students on Astra’s basic competencies and culture; – Astra Internship Programme (AIP), designed to introduce Astra’s working environment to students; – Astra Guest Lecturing Programme (AGLP), in which Astra staff share their experiences with university students; – Astra Days, a career day event with participation by all subsidiaries within the Astra Group.
Astra 2006 Laporan Tahunan
79
Di tahun 2005, Astra membentuk Astra Development Centre yang bertanggungjawab mengidentifikasi, mengukur dan mengembangkan pemimpin masa depan melalui program pelatihan dan pengembangan karir. Selain itu, para peserta juga dapat memanfaatkan sistem mentoring yang melibatkan tenaga eksekutif yang berpengalaman.
In 2005 Astra initiated the Astra Development Centre, which responsible to identify, assess and develop future leaders through regular training and career development programmes. In addition, participants can benefit from a rigorous mentoring system conducted by experienced business persons.
Membangun lingkungan kerja yang mendukung merupakan salah satu aspek kunci dari kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, dan untuk itu Astra senantiasa melakukan berbagai upaya untuk memastikan proses tersebut berjalan dengan baik. Di bawah koordinasi Departemen Hubungan Industrial, setiap tahun Astra menyelenggarakan Astra Industrial Relations Assessment (AIRA).
Building a supportive working environment is a key aspect of human resource management and Astra actively engages in activities to ensure that this is an ongoing process. Every year, coordinated by the Industrial Relations Department, Astra conducts the Astra Industrial Relations Assessment (AIRA).
Di tahun 2006, Astra kembali berhasil meraih berbagai penghargaan di bidang pengembangan sumber daya manusia, termasuk HR Excellence Award dari Majalah SWA dan MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise) Award, dari Dunamis Organization Service bekerja sama dengan Teleos, Inggris dan Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan berbagai survei, Astra dikenal pula sebagai perusahaan idaman bagi para pencari kerja.
80
Astra 2006 Annual Report
In 2006, Astra once again received a number of awards in recognition of its leadership in human resources development, including the HR Excellence Award from SWA Magazine and the MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise) Award, from the Dunamis Organization Service in cooperation with Teleos, UK and the Jakarta Stock Exchange. Astra is regularly named by job seekers in various surveys as one of the favourite recruiters.
2002 Restrukturisasi bisnis Daihatsu. Setiap tahun AMDI menyelenggarakan Astra Quality Convention sejak tahun 1982. Melalui ajang ini semangat inovasi karyawan terus dipacu.
Restructuring of the Daihatsu business.
Every year, AMDI organizes the Astra Quality Convention, which has been held since 1982 to cultivate an innovation culture within Astra.
Astra Management Development Institute (AMDI)
Astra Management Development Institute (AMDI)
AMDI merupakan wujud komitmen Astra untuk memberikan pelatihan terbaik bagi para karyawannya. AMDI menawarkan beragam program pelatihan bagi setiap jajaran manajemen, mulai dari tingkat management trainee, penyelia hingga manajemen senior. Agar dapat mengembangkan program pelatihan terbaik, AMDI bekerjasama dengan berbagai institusi pendidikan ternama seperti Prasetya Mulia, Asian Institute of Management (AIM), Filipina dan INSEAD Asia Campus di Singapura.
AMDI is proof of Astra’s commitment to providing the best available training to its employees. AMDI offers wideranging training courses for every level of management, from trainee through supervisor to senior management. To be able to offer best-in-class training programmes, AMDI works with well-known learning institutions including Prasetya Mulia, the Asian Institute of Management (AIM) in the Philippines and the INSEAD Asia Campus in Singapore.
Pada tahun 2005, AMDI memperkenalkan program pelatihan barunya, Astra Value Innovation Program (Astra-VIP), ditujukan bagi eksekutif dan dikembangkan bersama dengan INSEAD berdasarkan Value Innovation/Blue Ocean Strategy dari Professor W. Chan Kim. Di tahun 2006, para peserta juga diundang untuk melakukan studi banding di VIPCenter Samsung dan Innovation Program Center - Posco di Korea Selatan.
In 2005, AMDI introduced a new training initiative, the Astra Value Innovation Programme (Astra-VIP). Astra-VIP is an executive-level training course developed with INSEAD and based on the Value Innovation/Blue Ocean Strategy introduced by Professor W. Chan Kim. In 2006, participants were also invited to join a benchmarking tour to Samsung’s VIPCenter and the Innovation Programme Center – Posco in South Korea.
Setiap tahun, AMDI menyelenggarakan Astra Quality Convention yang telah dimulai sejak tahun 1982 untuk menumbuhkan budaya penyempurnaan dan inovasi di lingkungan Astra. Melalui forum tersebut, para karyawan dari semua jajaran dapat menyampaikan dan mempresentasikan proyek pengembangannya untuk dievaluasi. Manfaat dari program ini adalah untuk membangun semangat karyawan, menumbuhkan proses penyempurnaan dan inovasi secara terus menerus, mendorong saling tukar informasi serta terus merangsang usaha mencapai yang terbaik di setiap proses, produk dan layanan.
Every year, AMDI organizes the Astra Quality Convention, which has been held since 1982 to cultivate an improvement and innovation culture within Astra. Through this forum, employees from all levels of the organization can submit and present their improvement projects for review. The purpose of this programme is to drive constant improvement and innovation, to encourage the sharing of best practices and to motivate the employees to consistently strive for excellence in every process, product and service.
Program Pelatihan yang diselenggarakan AMDI di tahun 2006 Training Programmes conducted by AMDI during 2006
Training Programme Leadership Competence
Frequency 22
No. of Participants 649
Functional Competence
16
340
Basic Competence
10
245
In House Training
29
612
Astra 2006 Laporan Tahunan
81
Sumber Daya Manusia | Human Resources
Dana Pensiun Astra (DPA)
Astra Pension Fund (DPA)
DPA menyediakan manfaat pensiun bagi karyawan Astra purnabakti atau ahli warisnya.
DPA offers pension benefits to Astra’s retired employees or their beneficiaries.
Program pensiun ini telah diperbaharui pada tahun 2005 untuk menyeimbangkan antara kebutuhan karyawan untuk mendapatkan dana pensiun yang wajar dan mencukupi, dengan kebutuhan Astra dalam menentukan dan memastikan bagian kontribusinya. Dengan program baru ini, karyawan yang terdaftar sebelum atau pada tanggal 20 April 1992 tetap melanjutkan Program Manfaat Pasti (dinamakan DPA Satu), sedangkan karyawan yang terdaftar setelah tanggal tersebut mengikuti Program Pensiun Iuran Pasti (dinamakan DPA Dua).
The pension programme was updated in 2005 to balance the employees’ need for sufficient and equitable pension benefits with Astra’s need to define and cap the liability for contributions. With the new programme, employees registered with the DPA on or prior to 20 April 1992 automatically became members of the Defined Benefit Pension Programme/Manfaat Pasti (renamed DPA Satu), while employees who are registered after 20 April 1992 were included in the Defined Contribution Pension Programme/Iuran Pasti (known as DPA Dua).
Dana dalam Program Pensiun Manfaat Pasti terdiri dari iuran karyawan sebesar 3,2% dari gaji pokok ditambah dengan kontribusi perusahaan berdasarkan hasil perhitungan aktuaris. Sedangkan DPA Dua, kontribusi perusahaan adalah sebesar 6,4% dari gaji pokok karyawan.
The DPA Satu fund consists of 3.2% of the employee’s basic salary plus Astra’s contributions based on the calculations of an actuary. For the DPA Dua, Astra’s contribution is 6.4% of the employee’s basic salary.
Di tahun 2006, jumlah dana DPA Satu dan DPA Dua masingmasing mencapai Rp 763,8 miliar dan Rp 989,1 miliar. Dana tersebut diinvestasikan sesuai dengan ketentuan perundangan di bidang Dana Pensiun dan Arahan Investasi.
In 2006, the total funds in DPA Satu and DPA Dua reached Rp 763.8 billion and Rp 989.1 billion respectively. These funds were invested in accordance with the regulation on Pension Fund and Investment Direction.
Jumlah anggota DPA Satu dan DPA Dua hingga akhir tahun 2006 masing-masing mencapai 7.946 dan 58.669 karyawan dari 91 perusahaan di bawah Grup Astra.
By the end of 2006, DPA Satu and DPA Dua had 7,946 and 58,669 members respectively from across the 91 companies within the Astra Group.
Investasi Dana Pensiun di Tahun 2006 Pension Fund Investment 2006
Invested
DPA Satu
DPA Dua
Term Deposits
13%
7%
Bonds
40%
47%
9%
22%
Promissory Notes Equities
29%
18%
Mutual Funds
1%
6%
Direct Participation
9%
0%
Pada tahun 2006 KAI memberikan lebih dari 741 beasiswa kepada anak para anggotanya. In 2006 KAI awarded more than 740 scholarships for its members’ children.
82
Astra 2006 Annual Report
2002 Menyelenggarakan Penawaran Saham Terbatas II sebanyak 1,4 miliar lembar saham. Carried out Rights Issue II limited offering of 1.4 billion shares.
Koperasi Astra International (KAI)
Astra International Cooperative (KAI)
KAI didirikan untuk menjadi mitra strategis Astra dalam meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, yang merupakan karyawan dari perusahaan-perusahaan dalam Grup Astra. Fokus utama KAI adalah pengembangan kesejahteraan karyawan dan pembangunan bisnis dengan nilai strategis.
KAI was founded as a strategic partner of Astra to promote the well-being of its members, who are employees of companies within the Astra Group. KAI’s principal focuses are developing employees’ welfare and building businesses with strategic value.
Untuk memberikan dukungan pada para anggotanya, KAI menawarkan fasilitas simpan pinjam dan beasiswa bagi anak para anggotanya. Di tahun 2006, total pinjaman yang disalurkan tumbuh menjadi Rp 129,0 miliar, 19,0% lebih tinggi dari angka tahun 2005. KAI juga memberikan 741 beasiswa dengan total nilai sebesar Rp 828,0 juta, meningkat sebesar 47,8% dibandingkan nilai di tahun sebelumnya. Di akhir tahun 2006, keanggotaan KAI telah mencapai 51.518 karyawan Astra.
To support its members, KAI offers loan and saving facilities and scholarships for its members’ children. In 2006, the total loans disbursed grew to Rp 129.0 billion, 19.0% higher than in 2005. KAI also awarded 741 scholarships with a total value of Rp 828.0 million, a 47.8% increase from the previous year’s figure. By the end of 2006, 51,518 Astra employees were members of KAI.
Astra 2006 Laporan Tahunan
83
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja Environment, Health & Safety
84
Astra 2006 Annual Report
2003 Restrukturisasi bisnis Toyota. Restructuring of the Toyota business.
Pembinaan Lingkungan Promoting Green Environment Di tengah kondisi lingkungan usaha yang makin kompleks dan mendunia, agar dapat menjaga kesinambungan usahanya, setiap perusahaan dituntut untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi, lingkungan dan sosial. Pendekatan triple bottom line di Astra diterapkan tidak hanya dengan mematuhi peraturan yang berlaku, tetapi juga dengan upaya yang gigih untuk memastikan semua inisiatif bisnis yang diambil memberikan manfaat bagi seluruh pemangku kepentingan. In an increasingly complex and globalized business landscape, every company needs to maintain a balance between economic, environmental and social development to stay sustainable. Astra’s ongoing implementation of this triple bottom line approach is translated not only by complying with the prevailing codes, but also through persistent efforts to assure that every single business initiative it takes will give benefits for all stakeholders.
Untuk memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip Lingkungan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LK3) di lingkungan Grup, Astra memperkenalkan Astra Green Company (AGC), suatu rumusan sistematis LK3 yang menjadi pedoman bagi semua aktivitas LK3 di dalam Grup Astra. AGC menguraikan pendekatan Astra dalam pengembangan LK3, yang mencakup Green Strategy, Green Process, Green Product dan Green Employee.
To ensure group-wide adherence to Environment, Health & Safety (EHS) principles, Astra has introduced the Astra Green Company (AGC) concept, a systematic EHS framework that guides all EHS activities within the Group. Astra’s approach to EHS development, as outlined in AGC, encompasses Green Strategy, Green Process, Green Product and Green Employee.
Astra 2006 Laporan Tahunan
85
Lingkungan, Kesehatan & Keselamatan Kerja | Environment, Health & Safety
Hasil Penilaian Astra Green Company Astra Green Company Assesment
Level of Compliance
Ranking
2006
2005
0 – 20%
Black
9%
12%
21 – 50%
Red
21%
24%
51 – 75%
Blue
30%
28%
76 – 89%
Green
32%
26%
>89%
Gold
8%
10%
Astra juga menyelenggarakan penilaian dan inspeksi berkala untuk mengevaluasi praktek-praktek LK3-nya. Di tahun 2006, inspeksi dilakukan di 300 fasilitas di lingkungan Grup Astra, meningkat dari 292 fasilitas dari tahun sebelumnya. Berdasarkan
Astra conducts regular assessments and inspections to evaluate its EHS practices. In 2006, 300 facilities within the Astra Group were assessed, an increase over the 292 facilities assessed in the previous year. On the basis of this
hasil penilaian, fasilitas-fasilitas tersebut mendapat peringkat dengan skala mulai dari hitam, merah, biru, hingga hijau dan emas, yang mengindikasikan kepatuhan mereka pada standar EHS yang telah ditetapkan oleh Astra.
assessment, facilities are ranked on a scale that goes from black, through red, blue and green to gold, indicating their compliance with the EHS standards set by Astra.
Di tahun 2006, Astra mengadopsi standar yang lebih ketat untuk kualitas end-of-pipe limbah cair, emisi udara dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Dari hasil penilaian, 22 perusahaan memperoleh peringkat Emas (8%), 90 perusahaan memperoleh peringkat Hijau (32%), 84 perusahaan (30%) peringkat Biru, 57 perusahaan (21%) peringkat Merah dan 24 perusahaan (9%) menerima peringkat Hitam. Setiap tahun, Astra menyelenggarakan Konvensi Security, Environment dan Social Responsibility yang diikuti oleh perusahaan-perusahaan di dalam Grup Astra. Sebanyak 462 delegasi dari 128 perusahaan terafiliasi mengikuti Konvensi tahun 2006, yang mengambil tema “Penghematan Energi dan Energi Terbarukan”. Selain itu, secara rutin Astra menyelenggarakan kompetisi Green Company Award yang
In 2006, Astra adopted more stringent standards for the quality of end-of-pipe liquid waste, air emissions and hazardous waste. After being assessed, 22 companies were awarded Gold status (8%), 90 companies received Green status (32%), 84 companies (30%) were categorized as Blue, 57 companies (21%) as Red and 24 companies (9%) were given Black status. Every year, Astra organizes a Security, Environment and Social Responsibility Convention, which is attended by companies within the Astra Group. A total of 462 delegates from 128 affiliated companies attended the 2006 Convention, which picked “Energy Conservation and Renewable Energy” as its central issue. In addition, Astra regularly holds a Green Company Award competition, which rewards companies within the Group for the best
Fasilitas pelayanan kesehatan untuk para karyawan. Health service facilities for the employees.
Untuk mendukung keselamatan kerja, Astra memiliki unit pemadam kebakaran. Astra operates a fire brigade unit to ensure a safe working environment.
86
Astra 2006 Annual Report
2003 Toyota berkolaborasi dengan Daihatsu meluncurkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Toyota collaborated with Daihatsu to launch Toyota Avanza and Daihatsu Xenia.
memberi penghargaan kepada perusahaan di dalam Grup Astra dengan pengelolaan LK3 yang terbaik. Sebanyak 42 nominator dengan status AGC hijau berpartisipasi dalam kompetisi tahun 2006. Program Action for Green adalah program LK3 lainnya yang melibatkan karyawan Toyota dalam penanaman 2.500 pohon mangga di Sunter dan Karawang. Sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ke-50 Perseroan, program tersebut juga diselenggarakan di beberapa wilayah di Indonesia. Keterlibatan masyarakat sekitar dalam masalah LK3 juga didorong, antara lain melalui penyelenggaraan lomba kebersihan lingkungan. Inisiatif LK3 juga dilaksanakan oleh anak-anak perusahaan Astra seperti Pama, anak perusahaan Astra di bidang kontraktor penambangan, secara aktif terlibat dalam upaya reklamasi dari lokasi penambangannnya, antara lain dengan memanfaatkan bakteri petrosilik untuk meningkatkan kualitas tanah bagian atas.
performance in EHS management. Forty-two nominees with AGC Green status participated in the 2006 competition. Astra’s Action for Green programme, another EHS initiative, involved Toyota employees in the planting of 2,500 mango trees in Sunter and Karawang. As part of the Company’s 50th Anniversary celebration, the programme was extended into other regions in Indonesia. Broader community involvement on EHS issues was also fostered in various other ways, for example, by organizing regular community cleanliness contests. EHS initiatives were also found within Astra’s subsidiaries. Pama, Astra’s mining contracting subsidiary, for example, is actively engaged in various reclamation efforts on its mining sites; one initiative being pursued is the use of petrocylic bacteria to improve top soil quality.
Astra menerapkan standar keselamatan kerja yang terpadu di semua lini usahanya. Astra implements integrated work safety standards in all business lines.
Astra 2006 Laporan Tahunan
87
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
88
Astra 2006 Annual Report
2004 Mencapai release date melalui percepatan pembayaran restrukturisasi hutang Astra dengan program refinancing. Astra reached the release date following the prepayment of its restructured debt through a refinancing programme.
Membantu Komunitas Supporting Community Untuk mewujudkan visinya “Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan”, Astra senantiasa menempatkan isu-isu tanggung jawab sosial sebagai bagian integral dari aktivitas usahanya. Aktivitas tanggung jawab sosial Grup Astra mengacu pada seperangkat standar yang disebut Astra Friendly Company, yang menyediakan petunjuk kegiatan CSR dalam Grup. Keterlibatan Grup Astra di area ini direalisasikan melalui berbagai aktivitas di bidang pendidikan, pengembangan usaha kecil dan menengah, olah raga, mitra ventura, kesehatan masyarakat, kebudayaan, spiritual, konservasi lingkungan dan bantuan di bidang kemanusiaan. As stated in the Company’s vision “To be a socially responsible and environmentally friendly corporation,” Astra has always considered corporate social responsibility (CSR) issues as an integral part of its business activities. To implement CSR activities, Astra developed a set of standards that are published in the Astra Friendly Company manual, which provides guidelines for corporate social responsibility activities within the Group. Astra Group’s involvement in this area is realized through various activities in the fields of education, small and medium business enterprises development, sports, capital venture, public health, culture, spiritual, environmental conservation and humanitarian reliefs.
Bantuan korban bencana di Aceh, Yogyakarta dan Pangandaran
Relief Efforts for the victims of disasters in Aceh, Yogyakarta and Pangandaran
Sebagai bagian dari bantuan kemanusiaannya di Aceh, Astra telah menyelesaikan pembangunan dua sekolah dasar di Meulaboh, Aceh Barat pada bulan September 2006. Di kedua sekolah tersebut, Astra juga membuat program pendampingan selama 6 tahun untuk melatih para guru dan mengembangkan sistem pengajaran yang komprehensif.
As part of the continuing relief efforts in Aceh, Astra completed the construction of two elementary schools in Meulaboh, West Aceh, in September 2006. In these two schools, Astra launched a six-year supervisory programme to train teachers and develop a comprehensive teaching system.
Astra 2006 Laporan Tahunan
89
Tanggungjawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility
Berbagai kegiatan kemanusiaan untuk Aceh juga dilaksanakan oleh anak-anak perusahaan Astra. Astra Honda Motor, misalnya, menyumbangkan fasilitas medis, Puskesmas Plus, di Lampulo, Banda Aceh sedangkan Astra Agro Lestari, melalui anak perusahaannya PT Karya Tanah Subur, menyumbangkan Rp 1 miliar untuk membangun sekolah kejuruan di sektor pertanian di Padang Sikabo, Aceh Barat.
Several humanitarian efforts for Aceh have been initiated by Astra’s subsidiaries. Astra Honda Motor, for example, contributed a medical facility, Puskesmas Plus, in Lampulo, Banda Aceh while Astra Agro Lestari, through its subsidiary PT Karya Tanah Subur, donated Rp 1 billion to build a vocational school focusing on the plantation sector in Padang Sikabo, West Aceh.
Astra juga terlibat aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan setelah terjadinya gempa hebat di Yogyakarta dan Jawa Tengah pada bulan Mei 2006. Segera setelah terjadinya bencana, Perseroan mengirimkan tim medis di bawah koordinasi dokter-dokter Astra dan membangun beberapa posko serta pos kesehatan untuk memberi bantuan kepada para korban, termasuk lebih dari 150 karyawan Astra dan keluarganya yang menjadi korban bencana. Di samping itu, Astra menyumbangkan sejumlah dana dan sebuah ambulans bagi masyarakat di Yogyakarta. Selama masa rehabilitasi, Perseroan terlibat dalam rekonstruksi rumah-rumah ibadah dan fasilitas sanitasi serta membantu memulihkan kegiatan pendidikan dengan menyumbang berbagai perlengkapan sekolah.
Astra was actively involved in the relief efforts following the devastating earthquake that shook Yogyakarta and Central Java in May 2006. Immediately after the disaster, the Company sent a medical team under the coordination of Astra’s doctors and established several coordinating posts and medical stations to take care of the victims, including more than 150 Astra employees and their families who were hit by the catastrophe. In addition, Astra donated some funds and an ambulance for the people of Yogyakarta. During the rehabilitation phase, the Company took part in the reconstruction of religious sites and sanitary facilities and helped to restore educational activities by donating school equipment.
Astra juga membantu para korban bencana tsunami yang menimpa Pangandaran, Jawa Barat, yang terjadi hanya beberapa minggu kemudian, dengan menyumbangkan berbagai peralatan rumah tangga, alat-alat pertukangan dan perlengkapan sekolah.
Astra also provided assistance to the victims of a tsunami that hit Pangandaran, West Java, just a few weeks later, by donating household utensils, work tools and school equipment.
Astra mendirikan bangunan sekolah serta mengembangkan sistem pengajaran yang komprehensif di Meulaboh, Aceh Barat. Astra constructed a school building and developed a comprehensive teaching system in Meulaboh, West Aceh.
90
Astra 2006 Annual Report
2004 Astra mengambil alih 31,5% kepemilikan di PT Bank Permata Tbk. Astra acquired a 31.5% stake in PT Bank Permata Tbk.
Sunter Nusa Dua
Sunter Nusa Dua
Program Sunter Nusa Dua dimulai pada tahun 2001 untuk membangun lingkungan yang layak, bersih, aman dan nyaman di sekitar kantor pusat dan lokasi manufaktur Astra. Program tersebut mencakup kegiatan penyempurnaan sistem drainase, trotoar dan lampu jalan, penghijauan dan pembangunan Masjid Astra serta pembentukan tim penyelamat dan poskoposko selama terjadi bencana banjir.
The Sunter Nusa Dua programme was established in 2001 to build a decent, clean, secure and comfortable environment in the vicinity of Astra’s head office and manufacturing sites. The programme covers drainage systems, pavement and street light development, tree planting and the construction of the Astra Mosque as well as the formation of rescue teams and coordinating posts during flood disasters.
Kegiatan Pengembangan Masyarakat Kepedulian Astra pada lingkungan sekitar kantor pusatnya tercermin dari berbagai kegiatan pengembangan masyarakat, termasuk kegiatan pengelolaan sampah, kesehatan masyarakat dan anak-anak, penghijauan, beasiswa serta pemberian sumbangan paket sembako. Inisiatif Astra dalam pengelolaan sampah yang terintegrasi di area tersebut meliputi program pembuatan kompos dan proyek daur ulang kertas menjadi produk kerajinan tangan yang artistik. Inisiatif ini merupakan salah satu upaya Perseroan untuk membangun kegiatan income-generating di masyarakat. Setiap tahun, Perseroan memberikan beasiswa dan berbagai macam bantuan pendidikan bagi para siswa yang tinggal di lingkungan sekitar. Di tahun 2006, Astra memberikan beasiswa bagi 615 siswa dari keluarga yang kurang mampu. Dari seluruh beasiswa tersebut, 345 diperuntukkan bagi siswa sekolah dasar, 75 bagi siswa menengah pertama dan 195 bagi siswa sekolah menengah atas. Kegiatan pengembangan masyarakat yang lebih luas dilakukan melalui beragam inisiatif, termasuk lomba kebersihan yang secara rutin diadakan Perseroan melalui kerjasama dengan anak-anak perusahaannya, Astra Daihatsu Motor, Astra Honda Motor, Toyota Astra Motor, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Gaya Motor, Pulogadung Pawitra Laksana, Federal International Finance, Auto2000 serta kantor pemerintahan setempat.
Community Development Activities Astra’s concern for the neighbourhood around its head office is reflected through various community development initiatives, including waste management, public and children’s health, tree planting, scholarships and the distribution of food and basic needs packages. Astra’s integrated waste management initiatives in the area include a composting programme and a paperrecycling project, through which waste paper is recycled to create artistic handicrafts. This initiative is one of the Company’s efforts to develop income-generating activities in the community. Every year, the Company offers scholarships and other forms of educational assistance to students who live in the neighbourhood. In 2006, Astra provided scholarships to 615 students from underprivileged families. Of these scholarships, 345 were awarded to elementary school students, 75 to junior high school students and 195 to senior high school students. Broader community development is fostered through a variety of initiatives, including the community cleanliness contests the Company regularly organizes in partnership with its subsidiaries, Astra Daihatsu Motor, Astra Honda Motor, Toyota Astra Motor, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Gaya Motor, Pulogadung Pawitra Laksana, Federal International Finance, Auto2000 and local government offices.
Selain memberikan berbagai bentuk bantuan, Astra juga merehabilitasi tempat ibadah yang hancur terkena gempa di Bantul, Yogyakarta. Besides providing various kinds of humanitarian aids, Astra also took part in the reconstruction of religious sites devastated by the earthquake in Bantul, Yogyakarta.
Astra 2006 Laporan Tahunan
91
Tanggungjawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility
Astra juga menyatakan kebersamaannya dengan masyarakat dalam merayakan hari raya Idul Fitri dengan membagikan paket sembako kepada masyarakat yang kurang mampu di sekitar kantor-kantor Astra. Di tahun 2006, total paket yang dibagikan adalah sebanyak 6.220 paket. Pada perayaan Idul Adha, setiap tahun Astra menyumbangkan hewan kurban kepada masyarakat. Untuk memberi kesempatan yang lebih luas di bidang pendidikan kepada masyarakat, AHM secara rutin menyelenggarakan program-program pelatihan mekanik sepeda motor. Di samping itu, AHM setiap tahun menyelenggarakan kegiatan Honda Best Student untuk para siswa teladan dari seluruh propinsi di Indonesia. Di tahun 2006, 64 siswa dan guru pendampingnya mendapatkan undangan untuk mengikuti kegiatan tersebut, yang mengambil tema “Lead Your Life, Lead Your Future”. Selama empat hari di Jakarta, para siswa mengunjungi fasilitas manufaktur sepeda motor Honda dan ikut serta dalam program outbound dan pelatihan motivasi yang dipimpin oleh tokoh ternama. Sebagai bagian dari tanggung jawab pada lingkungannya, TMMIN telah berhasil mengubah lahan tandus seluas 18 hektar di kompleks pabriknya di Karawang, Jawa Barat menjadi Toyota Forest yang ditanami pohon-pohon jati. Di area yang sama, TMMIN juga mengembangkan kebun seluas 2.000 meter persegi untuk berbagai tanaman dan peternakan ikan. Sementara itu, AAL memiliki program income generating yang berkelanjutan dengan menyediakan benih-benih kelapa sawit serta menawarkan bantuan manajemen untuk pengembangan kebun-kebun yang dikelola masyarakat.
Penilaian Astra Friendly Company (AFC) Untuk mengevaluasi efektivitas dari berbagai aktivitas pengembangan masyarakat, Astra secara berkala melakukan penilaian pada aktivitas pengembangan masyarakat dari anak-anak perusahaannya dengan menggunakan standar AFC. Di tahun 2006, 28 perusahaan di dalam Grup Astra telah dipilih untuk proses penilaian, meningkat 32% dari jumlah perusahaan di tahun 2005. Proses penilaian meliputi kepatuhan perusahaan-perusahaan tersebut terhadap nilai-nilai dasar Astra, program-program pengembangan sosialnya serta pemenuhannya pada hak-hak para pemangku kepentingan. Proses tersebut juga mengevaluasi kepatuhan perusahaanperusahaan pada implementasi program serta indikator kinerjanya.
Astra also joins the community in celebrating the Idul Fitri festival by distributing basic food packages to underprivileged residents in the vicinity of Astra’s offices. In 2006, a total of 6,220 packages were distributed. During the Idul Adha festivities each year Astra also donates livestock to the community. To provide the community with broader access to educational opportunities, AHM regularly holds motorcycle mechanic training courses. In addition, AHM organizes an annual Honda Best Student event for outstanding students from all the provinces in Indonesia. In 2006, 64 students and their teachers were invited to the event, the theme of which was “Lead Your Life, Lead Your Future”. The students spent four days in Jakarta, visiting Honda’s motorcycle manufacturing facility and taking part in outbound and motivational training led by prominent figures. As part of its responsibility toward the environment, TMMIN successfully converted 18 hectares of deserted land at its manufacturing facility in Karawang, West Java into the Toyota Forest by planting teak trees. In the same area, TMMIN also developed 2,000 square metres of plantation land into an area for growing various plants and breeding fish. AAL, meanwhile, launched an ongoing income-generating programme that provides palm seed and offers management assistance to develop small, community-based plantations.
Astra Friendly Company (AFC) Assessment To evaluate the effectiveness of its community development activities, Astra periodically assesses the community development activities of its subsidiaries using AFC standards. In 2006, 28 companies within the Astra Group were selected for assessment, a 32% increase from the number of companies assessed in 2005. The assessment process covers the companies’ adherence to Astra’s basic values, their CSR programmes and activities and their fulfilment of the rights of the stakeholders. The process also evaluates the companies’ compliance with the implementation programme and key performance indicators.
Bantuan bahan pokok untuk masyarakat di sekitar lingkungan kantor pusat Astra menjelang Hari Raya Idul Fitri. Donation of basic staple items for the communities around Astra’s head office in celebration of the Idul Fitri festivities.
92
Astra 2006 Annual Report
2005 Peresmian pabrik Toyota di Karawang. Official operation of Toyota plant in Karawang.
YAYASAN TOYOTA & ASTRA (YTA)
TOYOTA & ASTRA FOUNDATION (YTA)
YTA memiliki visi untuk ikut berpartisipasi di bidang pendidikan Indonesia melalui penyediaan beasiswa bagi para siswa sekolah dasar hingga tingkat master, serta menyediakan pendanaan bagi kegiatan riset ilmiah, penyediaan alat bantu pendidikan serta pelatihan.
YTA’s mission is to participate in the education sector in Indonesia by offering scholarships for students from elementary school right up to master’s degree level, as well as funding for scientific research, teaching aids and training.
Di tahun 2006, YTA memberikan total beasiswa hampir mencapai Rp 3,5 miliar kepada lebih dari 5.800 siswa sekolah dasar, menengah pertama dan menengah atas, 950 mahasiswa universitas dan 175 mahasiswa politeknik, serta 16 mahasiswa tingkat pascasarjana. Di samping program beasiswa, YTA
In 2006, YTA granted scholarships worth a total of almost Rp 3.5 billion for over 5,800 elementary, junior high and senior high school students, 950 university students and 175 polytechnic students, as well as 16 postgraduate students. Aside from scholarships, YTA also donated Rp 21
juga mendonasikan sebanyak Rp 21 juta untuk mendukung kegiatan ilmiah mahasiswa dari 21 universitas dan Rp 70 juta untuk 14 mahasiswa pascasarjana yang sedang menyelesaikan riset akhirnya.
million to support university students’ scientific activities in 21 universities and Rp 70 million for 14 postgraduate students who were finishing their final research.
Di samping itu, YTA menyumbangkan berbagai macam mesin, transmisi dan komponen otomotif lainnya serta buku-buku otomotif dan alat-alat belajar yang bernilai total sebesar Rp 75 juta untuk mendukung program pelatihan teknisi di berbagai institusi pendidikan. YTA juga menyelenggarakan dua program pelatihan untuk mekanik melalui program Training Otomotif Wiraswasta.
Moreover, YTA donated various engine, transmission and other automotive components as well as automotive books and other learning tools worth a total of Rp 75 million to support technician training programmes in various educational institutions. In addition, YTA organized two training courses for mechanics through its Automotive Training for Entrepreneurship programmes.
Penyerahan sumbangan mesin transmisi dan komponen otomotif dari YTA untuk berbagai perguruan tinggi. Donation of transmission engines and automotive components from YTA to various universities.
Astra 2006 Laporan Tahunan
93
YDBA menyelenggarakan workshop bagi para UKM dengan mengundang tokoh ekonomi nasional sebagai tamu. YDBA organized a workshop for SME businesses featuring prominent economists as guest speakers.
YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA (YDBA)
DHARMA BHAKTI ASTRA FOUNDATION (YDBA)
YDBA secara konsisten menyediakan bantuan bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pendampingan manajemen, penguasaan teknologi, pengembangan SDM dan pemasaran serta akses finansial.
YDBA consistently provides assistance to small and medium enterprises (SMEs) on management advisory, technology literacy, people development and marketing as well as financial access.
Bekerjasama dengan Grup Astra, YDBA mengembangkan UKM, utamanya, yang merupakan subkontraktor dan pemasok Grup Astra. Total jumlah transaksi antara Grup Astra dan UKM terus meningkat dari Rp 916 miliar di tahun 2003, Rp 1,3 triliun di tahun 2004, Rp 2,1 triliun di tahun 2005 menjadi Rp 3,5 triliun di tahun 2006.
Working closely with Astra Group, YDBA develops SMEs particularly those that serve as the Group’s vendors and subcontractors. The total amount of transactions between Astra Group and the SMEs continues to increase from Rp 916 billion in 2003, Rp 1.3 trillion in 2004, Rp 2.1 trillion in 2005 to Rp 3.5 trillion in 2006.
Untuk memperluas program-programnya, YDBA berkoordinasi dengan pemerintah daerah, badan usaha milik negara, perusahaan swasta dan universitas untuk mengembangkan sembilan Pusat Pengembangan Bisnis yang membantu 1.560 UKM di wilayah Jawa: Jabodetabek, Bandung, Tegal, Yogyakarta, Sidoarjo, Bali: Gianyar, Lombok: Mataram, Kalimantan: Balangan dan Sumatra: Lhokseumawe.
To roll out its programmes, YDBA has coordinated with local governments, state-owned enterprises, private companies and universities to develop nine Business Development Centres that assist 1,560 SMEs in Java: the Greater Jakarta area, Bandung, Tegal, Yogyakarta, Sidoarjo, Bali: Gianyar, Lombok: Mataram, Kalimantan: Balangan and Sumatra: Lhokseumawe.
Sepanjang tahun 2006, YDBA menyelenggarakan 38 pelatihan yang diikuti oleh 985 peserta dari berbagai bidang usaha termasuk manufaktur, jasa perbengkelan, agribisnis, kerajinan tangan, furnitur dan perdagangan. Sejak tahun 2002, YDBA juga memfasilitasi pembiayaan untuk 659 UKM sebesar Rp 74,8 miliar berupa pinjaman dari lembaga keuangan bank dan non bank. Pada tahun 2006, sebanyak 92 UKM telah memperoleh bantuan pinjaman sebesar Rp 20,9 miliar.
Throughout 2006, YDBA conducted 38 training sessions, which were attended by 985 participants from various business sectors including manufacturing, workshops, agribusiness, handicrafts, furniture and trading. Since 2002, YDBA has facilitated on obtaining loans from banks and non-bank institutions for 659 SMEs. The total amount of these loans has reached Rp 74.8 billion. In 2006, 92 SMEs obtained Rp 20.9 billion loans.
94
Astra 2006 Annual Report
2005 Pameran berbagai produk hasil karya industri kecil dan menengah binaan YDBA di Bandung. An exhibition in Bandung featuring products from SMEs supervised by YDBA.
Astra melalui anak perusahaannya, Sedaya Multi Investama bersama Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd mendirikan perusahaan patungan PT Komatsu Astra Finance yang bergerak di bidang pembiayaan alat berat. Astra through its subsidiary, Sedaya Multi Investama and Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd set up PT Komatsu Astra Finance, a joint venture heavy equipment financing company.
Bekerja sama dengan Astra International, YDBA juga mendorong pelaksanaan konsep Astra Green Company pada para UKM dan sampai akhir tahun 2006, 18 UKM telah berpartisipasi dalam program ini.
Partnering with Astra Intenational, YDBA also encouraged SMEs to implement the Astra Green Company concept. By the end of the year 18 SMEs had participated in this programme.
ASTRA MITRA VENTURA (AMV)
ASTRA MITRA VENTURA (AMV)
AMV adalah anak perusahaan Astra di bidang permodalan untuk membantu sektor UKM dengan menawarkan fasilitas pendanaan.
AMV is a wholly owned venture capital company which provides the SME sector with access to capital funding.
Di tahun 2006, AMV memberikan pembiayaan kepada 36 UKM dengan nilai total sebesar Rp 44,6 miliar. Sejak didirikan pada tahun 1991, AMV telah menyalurkan sebanyak Rp 101 miliar kepada lebih dari 140 UKM di Jawa, Sumatra serta di wilayah Jabotabek. Bidang usaha yang memperoleh pembiayaan mencakup usaha komponen otomotif, suku cadang sepeda motor, alat berat, pabrik karet dan plastik hingga usaha kerajinan tangan dan rumah produksi serta pabrik cat dan alat-alat kesehatan. Di tahun 2003, AMV menerima sertifikasi ISO 9001:2000, yang menjamin kemampuannya memberikan layanan yang terbaik.
YAYASAN ASTRA BINA ILMU (YABI) YABI juga merupakan yayasan Astra yang mendukung pengembangan pendidikan di Indonesia melalui Politeknik Manufaktur Astra (Polman Astra) dan program BERNAS (Bantuan Edukasi dan Trasnformasi bagi Anak dan Sekolah). Polman Astra adalah lembaga pendidikan formal. Hingga tahun 2006, Polman Astra telah menghasilkan 764 lulusan di mana 51% bekerja di Grup Astra. Sisanya, 29% bekerja di luar Grup Astra dan 20% berwirausaha atau melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan BERNAS memberikan bantuan kepada sekolah-sekolah di daerah prasejahtera melalui pengembangan sumber daya manusia, kurikulum dan pengelolaan sekolah, penyediaan sarana pembelajaran serta berbagai inisiatif pembinaan moral dan keterampilan.
In 2006, AMV financed 36 SMEs with funds totalling Rp 44.6 billion. Since it was founded in 1991, AMV has channelled a total of Rp 101 billion to more than 140 SMEs in Java, Sumatra and the Greater Jakarta area. The businesses financed range from automotive components, motorcycle spare parts, heavy machinery, rubber and plastic manufacturing to handicrafts and production houses as well as paint and medical equipment manufacturers. In 2003 AMV received ISO 9001:2000 certification, providing solid assurance of service excellence.
ASTRA BINA ILMU FOUNDATION (YABI) YABI is another Astra foundation that supports education development in Indonesia, managing the Astra Manufacturing Polytechnic (Polman Astra) and BERNAS (Educational Assistance and Transformation for Children and Schools). Polman Astra is a formal educational institution. By 2006 Polman Astra had graduated 764 students, 51% of whom were subsequently employed by the Astra Group. Of the remainder, approximately 29% work outside the Astra Group, and the other 20% have either started their own businesses or continued their studies to pursue higher degrees. While BERNAS assists schools in less-developed regions through human resources, curriculum and school management development and donations for teaching aids, as well as initiatives on living values and lifeskills development.
Astra 2006 Laporan Tahunan
95
Tanggungjawab Sosial Perusahaan | Corporate Social Responsibility
Untuk mengembangkan konsep belajar yang efektif serta memastikan penyaluran kerja lulusannya, Polman Astra telah menjalin kemitraan yang erat dengan sektor industri, terutama dengan Grup Astra, dan juga dengan para pelanggan serta pemasoknya. Di tahun 2006, Polman Astra bekerja sama dengan United Tractors untuk menyelenggarakan program studi Teknik Alat Berat. Polman Astra juga bekerja sama dengan Astra Nissan Diesel Indonesia dengan mengirim beberapa staf dan alumninya ke Nissan Diesel di Jepang. Lembaga pendidikan ini juga membangun kerjasama erat dengan berbagai organisasi pemerintah maupun nonpemerintah nasional dan regional, seperti Departemen Pendidikan Nasional, Japan Vocational Ability Development Association (JAVADA) dan Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS), yang telah menunjuk Polman Astra sebagai Centre of Excellence di bidang manufaktur di Indonesia. Kegiatan riset dan pengembangan Polman Astra yang berkelanjutan telah mencapai berbagai keberhasilan, termasuk pengembangan Wireless Application Audience Response, mesin Plasma Cutting dan pelaksanaan retrofitting mesin CNC. Polman Astra dengan bangga menyatakan, bahwa salah satu mahasiswa Program Studi Teknik Produksi dan Proses Manufaktur telah terpilih untuk mewakili Indonesia dalam acara Asian Skill Competition VI – Computer Aided Design and Drafting (CADD) di Brunei Darussalam. Di tahun 2006, BERNAS menyelesaikan renovasi sebuah sekolah dasar dan memberikan bantuan kepada empat sekolah dasar lainnya di daerah Leuwiliang, Jawa Barat. Guna meningkatkan kompetensi dari para kepala sekolah dan guru, BERNAS menyelenggarakan program pelatihan ketrampilan pengajaran dan pengembangan kurikulum serta menyumbangkan bukubuku untuk para siswa, guru dan perpustakaan serta berbagai sarana pembelajaran.
To develop effective learning concepts and to ensure that its graduates are employed, Polman Astra has developed close links with industry, particularly with the Astra Group and also with the Group’s customers and suppliers. In 2006, Polman Astra collaborated with United Tractors to launch its new Heavy Equipment Programme. Polman Astra also collaborates with Astra Nissan Diesel Indonesia by sending some of its staff and alumni to Nissan Diesel, Japan. The school works closely with various national and regional government and non-government organizations, including the Ministry of Education, the Japan Vocational Ability Development Association (JAVADA) and the Association for Overseas Technical Scholarship (AOTS), which has appointed Polman Astra as its Indonesian Centre of Excellence in Manufacturing. Polman Astra’s ongoing role in research and development has yielded various successes, including the development of a Wireless Application Audience Response, Plasma Cutting machines and retrofitting for CNC machines. The school is proud to announce that one of its students on the Production Technique and Manufacturing Process Programme was selected to represent Indonesia in the Asian Skill Competition VI – Computer Aided Design & Drafting (CADD) in Brunei Darussalam. In 2006 BERNAS completed the renovation of an elementary school and provided assistance to four other elementary schools in Leuwiliang, West Java. To improve the competence of the headteachers and teachers, BERNAS also organized a training programme on teaching and curriculum development skills and donated books for the students, teachers and libraries, as well as various teaching aids.
YABI melalui program BERNAS membangun sebuah SD di Leuwiliang, Jawa Barat. Through BERNAS, YABI constructed an elementary school building in Leuwiliang, West Java.
96
Astra 2006 Annual Report
2005 Astra melalui anak perusahaannya, Astratel Nusantara mengakuisisi 34% saham PT Marga Mandala Sakti yang merupakan operator jalan tol Jakarta - Merak. Astra through its subsidiary, Astratel Nusantara, acquired 34% stake of PT Marga Mandala Sakti, a Jakarta-Merak toll road operator.
YAYASAN AMALIAH ASTRA (YAA)
AMALIAH ASTRA FOUNDATION (YAA)
YAA merupakan mitra yang aktif dalam pengembangan masyarakat di bidang keagamaan, sosial dan kemanusiaan. YAA telah mengkoordinasikan berbagai kegiatan keagamaan dan sosial melalui Masjid Astra, seperti bazar buku dan halal bihalal bagi karyawan Astra. Selama bulan Ramadhan, YAA menyediakan makanan dan minuman bagi para umat untuk berbuka puasa. Di tahun 2006, YAA juga mendukung rehabilitasi Masjid Astra agar dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi umatnya.
YAA is an active community development partner in the spiritual, social and humanitarian sectors. YAA has coordinated various religious and social activities through the Astra Mosque, including a book bazaar and an Idul Fitri greet-and-meet for Astra employees. During the month of Ramadhan, YAA provides food and drink for the congregation to break the fast. In 2006 YAA also supported the redevelopment of the Astra Mosque so that it can provide better accommodation for worshippers.
Selama tahun tersebut, YAA memberikan sebanyak 40 beasiswa kepada siswa sekolah dasar yang tinggal di sekitar Masjid Astra dan menyelenggarakan Pesantren Liburan bagi anak-anak karyawan Astra serta wisata belajar ke fasilitas manufaktur Astra.
During the year, YAA granted 40 scholarships to elementary school students who live in the vicinity of the Astra Mosque and organized a Moslem Religious Retreat for children of Astra employees, as well as study tours to Astra’s manufacturing facilities.
Salah satu kegiatan YAA di Masjid Astra untuk masyarakat sekitar adalah memberikan ceramah penyegaran rohani. Religuous sermons were one of the many YAA’s activities held in the Astra Mosque for its surrounding community.
Astra 2006 Laporan Tahunan
97
Tata Kelola Perusahaan Good Corporate Governance
98
Astra 2006 Annual Report
2005 Peresmian pabrik sepeda motor Honda ketiga di Cikarang dengan total kapasitas produksi sebesar 1 juta unit per tahun, sehingga total kapasitas produksi perusahaan menjadi 3 juta unit per tahun. The official operation of Astra Honda Motor’s third plant with production capacity of 1 million units per year, bringing the Company’s total production capacity to 3 million units per year.
Memelihara Etika Bisnis Maintaining Business Ethics Astra dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai komitmen dalam praktek tata kelola perusahaan atau yang dikenal dengan Good Corporate Governance (GCG) dengan standar tertinggi. Hal ini berarti bahwa Astra senantiasa berupaya untuk membangun budaya yang mencakup nilai-nilai etika tertinggi, integritas dan saling menghargai. Untuk memastikan kepatuhan pada praktek GCG terbaik di seluruh Grup, Astra membuat Pedoman Perilaku GCG yang di dalamnya termasuk Pedoman Etika Bisnis dan Etika Kerja yang harus diaplikasikan di seluruh Grup Astra.
Astra has always been recognized as a company that is committed to the highest level of good corporate governance (GCG). In practice, this means that Astra constantly strives to foster a culture that values and rewards the highest ethical standards, integrity and respect for others. To ensure group-wide adherence to best governance practices, Astra formulated a GCG Code of Conduct, consisting of comprehensive GCG policies including the existing Guidelines for Business and Working Ethics that are applied across the Group.
Dewan Komisaris dan Direksi
Board of Commissioners and Directors
Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan GCG di Astra. Kedua fungsi tersebut harus memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik serta memastikan bahwa Perseroan menaati semua standar dan peraturan dengan memperhatikan kepentingan para pemangku kepentingan.
The Board of Commissioners (BOC) and the Board of Directors (BOD) are responsible to the implementation of GCG in Astra. They also have to ensure that the Company complies with current standards and regulations, with due consideration of the interests of all stakeholders.
Astra 2006 Laporan Tahunan
99
Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
Dewan Komisaris bertugas melakukan fungsi pengawasan atas kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan advis kepada Direksi. Komposisi Dewan Komisaris sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 24 Mei 2006 adalah sebagai berikut:
The duties of the BOC are to supervise the BOD’s management of the Company and to advise the BOD as necessary. In accordance with the resolution of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) dated 24 May 2006 the BOC is as follow:
Members of the Board of Commissioners Budi Setiadharma
President Commissioner
Djunaedi Hadisumarto
Independent Commissioner
Motonobu Takemoto
Independent Commissioner
Patrick Morris Alexander
Independent Commissioner
Muhamad Chatib Basri
Independent Commissioner
Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat
Independent Commissioner
Anthony John Liddell Nightingale
Commissioner
Neville Barry Venter*
Commissioner
Adam Phillip Charles Keswick
Commissioner
Mark Spencer Greenberg
Commissioner
*) mengundurkan diri efektif 31 Oktober 2006
*) resigned effective 31st October 2006
Di tahun 2006, Dewan Komisaris menyelenggarakan empat kali rapat Dewan Komisaris.
In 2006, the BOC held four Board of Commissioners meetings.
Sementara itu, Direksi bertanggung jawab dalam pengelolaan Perseroan untuk dapat mencapai maksud dan tujuannya.
The BOD is responsible for managing the Company so that it achieves its goals and objectives.
Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tanggal 26 Mei 2005, komposisi terakhir dari Direksi adalah sebagai berikut:
As determined by the resolution of the Annual General Meeting of Shareholders (AGMS) dated 26 May 2005, the current composition of the BOD is as follows:
Members of the Board of Directors Michael Dharmawan Ruslim
President Director
Prijono Sugiarto
Director
Gunawan Geniusahardja
Director
Tossin Himawan
Director
Johnny Darmawan Danusasmita
Director
Maruli Gultom
Director
Simon John Mawson
Director
Di tahun 2006, Direksi menyelenggarakan 58 rapat rutin untuk mengkaji kinerja operasional dan keuangan serta pengambilan keputusan bisnis penting dalam Grup yang memerlukan persetujuan Direksi.
In 2006, the BOD held 58 routine meetings to review operational and financial performance as well as major business decisions within the Group that required the approval of the BOD.
Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi
BOC and BOD Remuneration
Pada tahun 2006, gaji dan bentuk kompensasi lainnya yang diterima Dewan Komisaris dan Direksi Astra dan anak-anak perusahaan konsolidasi adalah sebesar Rp 277,8 miliar.
In 2006, the BOC and the BOD of Astra received a total of Rp 277.8 billion in salaries and other forms of compensation.
100
Astra 2006 Annual Report
2006 Membentuk Toyota Astra Financial Services yang menawarkan fasilitas pembiayaan untuk pembelian kredit mobil Toyota. Founded Toyota Astra Financial Services to facilitate Toyota credit purchases.
Komite-komite
Committees
Astra memiliki sejumlah Komite dan departemen fungsional yang bertugas memonitor, mengkaji ulang dan menyempurnakan efektivitas kegiatan GCG di dalam Grup Astra, seperti Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite Eksekutif dan Grup Audit Internal dan Manajemen Risiko.
Astra has a number of Committees and functional departments charged with monitoring, reviewing and improving the effectiveness of GCG activities within the Group. These include the Audit Committee, the Remuneration and Nomination Committee, the Executive Committee, Group Internal Audit and Risk Management.
Komite Audit (AC)
Audit Committee (AC)
Dibentuk pada tahun 2000, AC bertugas memberikan advis kepada Dewan Komisaris dalam menjalankan tanggung jawab pengawasannya dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi pasar modal yang berlaku. Berbagai kegiatan AC diuraikan secara lebih rinci pada bagian yang terpisah dalam Laporan Tahunan ini.
Established in 2000, the AC is charged with providing advice to the BOC to enable them to better execute their oversight responsibilities and to ensure full compliance with the prevailing capital market regulations. The activities of the AC are described in more detail in a separate section of this Annual Report.
Komite Remunerasi dan Nominasi (RNC)
Remuneration and Nomination Committee (RNC)
Komite ini didirikan untuk menetapkan kebijakan remunerasi dan bonus bagi anggota Direksi, menetapkan tugas anggota Direksi serta mengkaji potensi dan hal-hal lain tentang para eksekutif Perseroan satu level di bawah Direksi. Selama tahun 2006, komite ini mengadakan empat kali rapat untuk mendiskusikan hal-hal sehubungan penyesuaian remunerasi dan sumber daya manusia.
This committee was established to formulate Astra’s remuneration and bonus payment policies for the BOD members, and to determine the allocation of duties among the members of the BOD as well as to review the potential and other issues regarding the Company’s executives one level below the BOD. During 2006, the committee held four meetings to discuss remuneration adjustments and human resources issues.
Komite Eksekutif (EC) EC bertugas melakukan kajian atas semua keputusan bisnis penting yang membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris. Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, EC menyelenggarakan rapat rutin setiap bulan serta kajian kinerja setiap kuartal. Sepanjang tahun 2006, EC menyelenggarakan 12 kali rapat.
Executive Committee (EC)
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)
Annual General Meeting of Shareholders (AGM)
Pada tanggal 24 Mei 2006, Perseroan menyelenggarakan RUPST yang menghasilkan keputusan-keputusan berikut: 1. Menyetujui Laporan Tahunan dan mengesahkan Perhitungan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2005 dan memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Komisaris dan Direksi Perseroan. 2. Menyetujui pembagian laba untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005: 2.1. dividen total sebesar Rp 440 setiap saham; 2.2. membukukan Rp 100 miliar sebagai dana cadangan; 2.3. sisanya dicadangkan untuk modal kerja dan investasi.
On 24 May 2006, the Company held its AGM, at which the following resolutions were passed: 1. To approve the Company’s Annual Report and ratify Annual Accounts for the book year of 2005 and grant full discharge and acquittal to the BOD for their management responsibilities and to the BOC for their supervisory responsibilities. 2. To approve the distribution of net income for the book year ended 31 December 2005: 2.1. total dividend of Rp 440 per share; 2.2. book Rp 100 billion as a reserved fund; 2.3. the remaining balance to be reserved for working capital and investment.
The EC reviews all major business decisions that require the approval of the BOC. The EC holds regular monthly meetings and quarterly performance reviews. The Executive Committee met 12 times during 2006.
Astra 2006 Laporan Tahunan
101
Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
3. Menyetujui pengangkatan anggota-anggota Komisaris Perseroan untuk masa jabatan sampai dengan RUPST 2008. 4. Memberi wewenang kepada Direksi, dengan persetujuan Dewan Komisaris, untuk menunjuk kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2006.
3. To approve the appointment of members of the BOC until the 2008 AGM. 4. To authorize the BOD, with the approval of the BOC, to appoint an independent auditor to audit the Company’s 2006 financial report.
Grup Audit Internal dan Manajemen Risiko (GIARM)
GIARM functions are carried out by the Company’s Internal Audit Group and Risk Management Group, which report directly to the BOD and have unrestricted access to the Audit Committee.
Tanggung jawab GIARM dilaksanakan oleh Grup Audit Internal dan Grup Manajemen Risiko Perseroan, yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi dan memiliki akses tak terbatas kepada Komite Audit. Grup Audit Internal, beserta fungsi-fungsi Audit Internal dari anak-anak perusahaan Grup Astra, melakukan pengkajian ulang untuk memberikan jaminan independen tentang kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian di dalam Grup Astra. Grup Manajemen Risiko mengembangkan, mengkoordinasikan dan memfasilitasi implementasi Manajemen Risiko, Rencana Kelanjutan Bisnis serta inisiatif lainnya untuk meningkatkan kerangka tata kelola Grup Astra.
Group Internal Audit and Risk Management (GIARM)
Internal Audit Group, along with the Internal Audit functions of the affiliated companies within the Astra Group, undertake reviews to provide independent assurance of the adequacy and effectiveness of the control systems operating within the Group. Risk Management Group develops, coordinates and facilitates the implementation of Risk Management, the Business Continuity Plan and other initiatives that will enhance the Group’s corporate governance framework.
Internal Audit Group (IAG) Grup Audit Internal (IAG) Tujuan utama IAG adalah memberikan jaminan secara independen terhadap efektivitas dan kehandalan sistem pengawasan internal Perseroan. IAG terdiri dari Audit Sales Operation, Audit Grup dan Audit TI. Dalam menjalankan tugasnya IAG berpedoman pada Internal Audit Charter yang memberi wewenang kepada IAG untuk menjalankan berbagai kegiatan audit internal. Beberapa anak perusahaan besar Grup Astra juga memiliki Departemen Audit Internal yang bertanggungjawab kepada Direksi dan Komite Auditnya masing-masing. IAG menjalin kerjasama dengan Departemen Audit Internal tersebut untuk memastikan konsistensi kualitas audit dan cakupan area risiko utama dalam Grup. Rencana Audit yang mengatur fokus dan arah kegiatan audit dikembangkan setelah konsultasi ekstensif dengan manajemen, Direksi dan Komite Audit. Kegiatan audit kemudian dimonitor berdasarkan rencana ini, dan jika dibutuhkan, dapat direvisi sesuai dengan perubahan pada profil risiko.
The core objective of the IAG is to provide independent assurance on the effectiveness and adequacy of the Company’s internal control systems. It comprises the Sales Operations Audit, Group Audit and the IT Audit. In executing its tasks, the IAG is guided by the Internal Audit Charter, which empowers the IAG to carry out a wide range of internal audit activities. Large affiliated companies within the Group have their own Internal Audit Departments that report to their respective BOD and Audit Committees. The IAG works closely with these Internal Audit Departments to ensure consistent audit quality and coverage of key risk areas within the Group. The Audit Plan, which provides the focus and direction of audit activities, is developed after extensive consultations with management, the BOD and the Audit Committee. Audit activities are then monitored against this plan, and if necessary, revisions are made to incorporate changes to the risk profile.
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Astra tanggal 24 Mei 2006. Astra’s Annual General Meeting of Shareholders on 24 May 2006.
102
Astra 2006 Annual Report
2006 Astra Honda Motor meluncurkan Vario, produk skuter otomatis. Astra Honda Motor launched Vario, an automatic scooter product.
Perseroan menggunakan sistem penilaian tiga tingkat ‘efektif’, ‘perlu perbaikan’ dan ‘lemah’ - untuk mengukur dan membandingkan efektivitas sistem pengendalian internalnya. Hal-hal yang memerlukan perbaikan diidentifikasi dan ditindaklanjuti guna memastikan bahwa rekomendasi yang diberikan telah benar-benar dijalankan. Sepanjang tahun, diskusi yang ekstensif diadakan di semua tingkatan manajemen guna membahas masalah-masalah audit dan jalan keluarnya.
The Company utilizes a three-tier grading system ‘effective‘, ‘needs improvement‘ and ‘weak‘ - to assess and benchmark the effectiveness of its internal control systems. Issues or areas that require improvement are identified and followed up to ensure that all recommendations are implemented. Throughout the year, extensive discussions are held with various levels of management to discuss audit issues and their resolution.
Saat ini sudah ada laporan kuartalan tentang temuan-temuan penting dalam audit di seluruh Grup. Berbagai permasalahan penting serta rekomendasi yang belum dilaksanakan secara rutin dilaporkan dan didiskusikan dengan manajemen senior, Direksi, Komite Audit dan Dewan Komisaris.
There is a formal quarterly reporting process on major audit issues that arise across the group. Significant issues of concern and outstanding recommendations are routinely reported to and discussed with senior management, the BOD, the AC and the BOC.
Untuk senantiasa meningkatkan layanan audit di seluruh Grup Astra, Perseroan telah membentuk unit khusus yaitu Pengembangan Audit yang bertugas melaksanakan program quality assurance dengan membandingkan, menyempurnakan dan menyelaraskan praktek audit internal dengan standar internasional.
To constantly improve the audit services across the Astra Group, a separate unit, Audit Development, is tasked with implementing an ongoing quality assurance programme to benchmark, improve and align Astra’s internal audit practices with international best practices.
Astra 2006 Laporan Tahunan
103
Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
Perseroan juga terus berupaya mengembangkan Auditor Internal yang kompeten melalui proses rekrutmen, pelatihan dan pengembangan staf audit termasuk program sertifikasi bagi para auditor.
The Company puts considerable effort into developing qualified Internal Auditors by investing in the recruitment, training and development of its audit staff, including a certification programme for auditors.
Grup Manajemen Risiko (RMG)
Risk Management Group (RMG)
RMG berperan dalam memberikan layanan konsultasi manajemen risiko, rencana kelangsungan bisnis, pembiayaan risiko dan memberikan jaminan akan kelangsungan bisnis bagi Direksi Grup Astra. RMG memberikan fasilitas konsultasi dan advis dalam pelaksanaan manajemen risiko dan hal-hal lain yang terkait kepada Grup Astra.
The RMG has the dual role of delivering consulting services on risk management, business continuity planning, risk financing and providing business assurance to the BOD. The RMG’s consulting services include facilitating and offering advice on the implementation of risk management and related matters across the Astra Group.
Sebagai bagian dari proses pemberian jaminan kelangsungan usaha, Direksi dari anak-anak perusahaan Astra wajib memberikan persetujuan atas risiko-risiko utama yang telah diidentifikasi, dikaji dan diawasi secara profesional. Risk Register tersebut secara berkala harus diperbaharui dan dilaporkan kepada Direksi.
As part of the assurance process, the directors of the companies within the Astra Group are required to provide sign-offs to indicate that all major risks have been identified, assessed and controlled. Risk Registers are regularly updated and reported to the BOD.
Risk Management Manajemen Risiko Astra memiliki sistem manajemen risiko yang menyeluruh, Enterprise-wide Risk Management (ERM), guna menghadapi lingkungan usaha dan tata kelola perusahaan yang terus berubah. Sistem Manajemen Risiko Astra mengadopsi metodologi terstruktur untuk mengidentifikasi, mengukur, mengevaluasi dan melaporkan risiko-risiko penting dalam bisnis. Sistem ini merupakan bagian tak terpisahkan dari Sistem Manajemen Astra. Sebagai bagian dari program Risk and Control Self Assessment (CSA), secara rutin Astra menyelenggarakan sesi-sesi wawancara dan sesi corporate workshop di setiap jenjang manajemen untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengevaluasi serta meminimalkan risiko. Profil risiko komprehensif yang didukung oleh Registrasi Risiko kemudian dikembangkan beserta rencana penanganannya, jika diperlukan, untuk terus meminimalkan sisa risiko yang masih dianggap tinggi. Registrasi dan Profil Risiko tidak hanya bermanfaat bagi manajemen untuk pengelolaan risiko, melainkan juga dapat digunakan sebagai masukan penting bagi perencanaan strategis, kelanjutan bisnis, perencanaan audit, pengelolaan modal dan program asuransi Perseroan. Sepanjang tahun, Astra terus menyempurnakan kerangka ERMnya untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar yang berlaku. Di samping itu, juga dilakukan upaya pengembangan kerangka ERM, antara lain dengan memperkenalkan metodologi Scenario Driven Risk Quantification dan Scenario Mapping Analysis. Di akhir tahun 2006, sebagian besar perusahaan di bawah Grup Astra telah mengimplementasikan kerangka ERM.
104
Astra 2006 Annual Report
Astra has an enterprise-wide risk management (ERM) system to deal with the ever-changing business and corporate governance environment. Astra’s Risk Management System adopts a structured methodology to identify, measure, evaluate and report significant business risks. It is an integrated part of Astra’s Management System. As part of the Risk and Control Self Assessment (CSA) Program, Astra holds regular interviews and corporate workshop sessions with every level of management to identify, measure and evaluate risks and risk mitigation activities. Comprehensive Risk Profiles supported by Risk Registers are then developed, along with Treatment Plans, if necessary, to further mitigate residual risks that are still considered high. The Risk Profiles and Registers in addition to assisting management in managing risks, also serve as significant inputs to the Company’s strategic planning, business continuity, audit planning, capital management and insurance programmes. Over the year, Astra further refined the ERM framework to ensure its adherence to best practice standards. In addition, measures were taken to extend the framework, for example, by introducing the Scenario Driven Risk Quantification and Scenario Mapping Analysis methodologies. By the end of 2006 most major companies within the Group were implementing the ERM framework.
2006 Astra melalui anak perusahaannya, Astratel Nusantara, mengakuisisi 30% saham PT PAM Lyonnaise Jaya yang merupakan perusahaan pengelolaan dan pengadaan air bersih. Astratel Nusantara, an Astra subsidiary, acquired a 30% stake in PT PAM Lyonnaise Jaya, the operator of western Jakarta water utility system.
Rencana Kelangsungan Bisnis (BCP)
Business Continuity Plan (BCP)
Astra mengembangkan BCP untuk memastikan kelangsungan operasi dan layanannya ketika mengalami bencana. BCP juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem pengawasan Perseroan, menjaga nama dan reputasi Astra serta menciptakan nilai lebih bagi para pemangku kepentingan.
Astra has developed a BCP to ensure the continuity of its operations and services in the event of a disaster. The BCP also enhances the Company’s monitoring system, safeguards Astra’s brand and reputation and creates more value for the stakeholders.
Kerangka Kerja dan Rencana BCP dilaksanakan secara progresif di seluruh Grup Astra mencakup seluruh operasi usaha yang penting.
The BCP Framework and Plan is being progressively rolled out across the Group to cover major operations.
Sistem Manajemen Risiko Grup Astra Astra Group Risk Management System
Strategic Plan Budget & Key Performance Index Business Process & Organisation Financial Report & Operational Report Portfolio Risk Assesment
Research & Benchmarking
Business Process Risk Assesment
High Level Risk Interview
Risk & Control Self Assesment
Business Process & Risk Interview
Business Control Implementation
Good Corporate Governance
Risk Register
Business Continuity Planning
Insurance
Security & Environment
Astra 2006 Laporan Tahunan
105
Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
Perencanaan dan Pembiayaan Risiko
Risk Planning and Financing
RMG membantu perusahaan-perusahaan di Grup Astra dalam mengelola biaya asuransinya. Divisi ini juga memberikan pengkajian menyeluruh atas kemampuan menghadapi risiko dan kegiatan pembiayaan risiko. Berdasarkan kajian atas cakupan asuransi perusahaan-perusahaan tertentu dalam Grup Astra, rekomendasi dibuat untuk mengembangkan cakupan asuransinya.
The RMG offers assistance to companies within the Group on managing their insurance costs. The Division also provides a comprehensive review of risk retention capabilities and risk financing activities. Based on a review of the insurance coverage of selected companies within the Astra Group, recommendations have been made to improve their insurance practices.
Astra telah menunjuk penanggung jawab di setiap anak perusahaan yang besar untuk memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan manajemen risiko, pengembangan BCP serta analisa cakupan asuransinya. Perseroan juga secara rutin menyelenggarakan Risk Forum yang dihadiri oleh para penanggung jawab untuk memfasilitasi pertukaran informasi tentang risiko.
Persons in Charge (PIC) have been appointed in major affiliated companies to further facilitate and coordinate risk management, BCP development and insurance analysis activities within the Group. The Company also organizes regular Risk Forums for the PICs to facilitate the exchange of information on risk issues.
Employee Communication Komunikasi Karyawan Komunikasi karyawan merupakan salah satu aspek penting dari praktek GCG Perseroan. Sepanjang tahun, Perseroan menyelenggarakan berbagai kegiatan guna meningkatkan komunikasi internal serta menciptakan iklim kerja yang kondusif. Setiap tahun, Presiden Direktur Perseroan menyampaikan pesannya kepada seluruh karyawan melalui President’s Letter yang menjelaskan target dan strategi utama Perseroan, iklim bisnis, serta prakiraan kondisi makro ekonomi. Untuk membantu penyebarluasan informasi tersebut, Direksi menyelenggarakan forum-forum komunikasi dengan karyawan tingkat manajemen dari seluruh Grup Astra.
Employee communication is an important part of the Company’s GCG practices. Throughout the year, the Company initiated various activities to enhance its internal communications as well as to foster a positive working environment within the Group. Every year, the President Director addresses all employees on the Company’s business targets and key strategies, the business environment as well as a forecast for the macro economy in the President’s Letter. To further disseminate the key messages in the letter, the BOD holds various communication forums with the management-level staff across the Group.
Setiap tahun Direksi Perseroan melakukan kunjungan ke anak perusahaan Grup Astra untuk mengadakan komunikasi dua arah. Every year, the Company’s Management Board visits the Group’s subsidiaries to conduct two way communication sessions.
106
Astra 2006 Annual Report
2006 Peningkatan kapasitas produksi Daihatsu dari 114.000 menjadi 150.000 unit per tahun. Daihatsu’s production capacity increased from 114,000 to 150,000 units per year.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Sekretaris Perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan Perseroan pada peraturan dan kebijakan pasar modal serta memastikan bahwa Direksi selalu memperoleh informasi mengenai perubahan peraturan beserta implikasinya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya, Sekretaris Perusahaan bekerjasama dengan Investor Relations, Hubungan Masyarakat dan Divisi Hukum Korporat. Sekretaris Perusahaan juga wajib memastikan adanya komunikasi yang sejajar, transparan dan konsisten dengan pihak otoritas dan para pelaku pasar modal tentang hal-hal yang berkaitan dengan GCG maupun informasi lainnya tentang transaksi material dan tindakan korporasi.
The Corporate Secretary is responsible for ensuring the Company’s full compliance with capital market rules and regulations as well as keeping the BOD informed of any regulatory changes and related implications. To fulfil this function, the Corporate Secretary works closely with the Investor Relations, Public Relations and Corporate Legal Division. The Corporate Secretary is also charged with ensuring equitable, transparent and consistent communications with the authorities and the capital market on all GCG issues, as well as any information regarding material transactions and corporate actions.
Sekretaris Perusahaan juga berperan sebagai Pimpinan Komunikasi Korporat. yang bertugas menjaga reputasi Perseroan serta menyediakan informasi terkini yang akurat tentang Astra kepada para pemegang saham, analis, media dan masyarakat luas. Pimpinan Komunikasi Korporat juga ikut serta dalam mengkomunikasikan nilai-nilai, filosofi, budaya dan program pengembangan masyarakat Perseroan kepada para karyawan melalui sarana publikasi internal dan kegiatan lainnya.
The Corporate Secretary also takes the role of Corporate Communications Chief, being responsible for maintaining the Company’s reputation as well as providing timely, accurate and up-to-date information regarding Astra to the shareholders, analysts, the media and the general public. In addition, the Corporate Communications Chief is involved in communicating the Company’s values, philosophy, culture and social responsibility programmes to the staff through in-house publications and various events.
Aminuddin Corporate Secretary
Workshop bagi para wartawan pasar modal untuk memberikan kesempatan berinteraksi dan menggali informasi terkini dari Direksi Grup Astra. Workshop for capital market reporters that gave the opportunity to interact and get the latest information from Astra’s Board of Directors.
Astra 2006 Laporan Tahunan
107
Tata Kelola Perusahaan | Good Corporate Governance
Hubungan Masyarakat (PR)
Public Relations (PR)
PR bertanggung jawab untuk menjaga transparansi dan keterbukaan kepada para pemangku kepentingan dengan mengembangkan hubungan internal yang erat dalam lingkup Grup dan hubungan eksternal yang baik dengan media, pemerintah dan masyarakat luas.
PR is responsible for maintaining transparency and openness with stakeholders by building good relationships internally within the Group and externally with the media, government and the general public.
Secara khusus, PR telah sejak lama membangun hubungan yang erat dengan media. Sejak tahun 1998 secara rutin PR menyelenggarakan pertemuan tahunan dengan para wartawan untuk memberikan informasi terkini tentang Perseroan, dan emiten serta penerbit obligasi dalam Grup. Setiap tahun, PR, bekerjasama dengan divisi Investor Relations, juga menyelenggarakan Paparan Publik yang dihadiri oleh para wartawan dan analis untuk memaparkan kinerja Perseroan. Sepanjang tahun 2006, PR mengumumkan hasil keuangan kuartalan dan tahunan Perseroan melalui siaran pers serta menyelenggarakan forum komunikasi dengan semua fungsi PR di dalam Grup Astra dengan mengundang figur terkemuka untuk membagikan pengalamannya tentang kondisi terakhir dan perkembangan terkini di bidang PR. Guna mempererat hubungan dengan media di daerah, PR juga menyelenggarakan berbagai kegiatan di daerah-daerah seluruh Indonesia. Komunikasi internal dilaksanakan melalui publikasi internal Perseroan dan dengan membangun koordinasi yang erat dengan semua fungsi PR di dalam Grup Astra. Majalah internal tersedia bagi semua karyawan dan merupakan alat komunikasi untuk menjelaskan inisiatif-inisiatif Perseroan sepanjang tahun. Informasi tentang Grup Astra juga tersedia dalam bentuk laporan tahunan, siaran pers dan situs perusahaan: www.astra. co.id.
Hubungan Investor (IR) IR berfungsi membantu manajemen dalam mengkomunikasikan kinerja dan prospek Perseroan kepada pelaku pasar modal serta memelihara komunikasi dengan para investor melalui berbagai forum. Di tahun 2006, Perseroan mengadakan lebih dari 300 pertemuan one-on-one. Lebih dari setengah jumlah pertemuan tersebut diselenggarakan di luar negeri dalam empat konferensi investasi penting dan dua road show internasional di Asia dan Eropa. Di samping itu Perseroan juga menyelenggarakan acara kunjungan ke fasilitas manufaktur Astra Honda Motor di
In particular, PR has developed a long and mutually beneficial working partnership with the media. Since 1998, PR has been organizing regular annual workshops for the media to provide the latest information about the Company as well as that of the publicly listed and bond issuing companies within the Group. Every year PR and the Investor Relations Division hold a Public Expose event to present the Company’s performance. During 2006, PR announced the Company’s quarterly and full year financial results through press releases, and organized communication forums with all PR functions within the Group by inviting prominent figures to share their thoughts about existing conditions as well as the latest developments in the PR field. PR also held various events in some major cities in Indonesia to build closer relationships with local media. Internal communications are maintained through the Company’s internal publications and by coordinating closely with all PR functions within the Group. An internal magazine is available to all employees and serves as a communication tool to outline initiatives taken by the Company during the year. Information on the Astra Group is also available in the Company’s annual reports and press releases and on the website, www.astra.co.id.
Investor Relations (IR) The role of IR is to help management to communicate the performance and prospects of the Company to the capital market as well as to maintain communications with investors through various meeting formats. In 2006, the Company hosted over 300 one-on-one meetings. More than half of these meetings were conducted overseas in four major investment conferences and two international road shows across Asia and Europe. Furthermore, the Company arranged visits to the Astra
Website Korporat Astra yang merupakan salah satu sumber informasi terlengkap bagi para pemangku kepentingan. Astra’s corporate website, one of the most comprehensive information repositories for the stakeholders.
Media publikasi Investor Update yang diterbitkan setiap triwulan, merupakan salah satu media komunikasi Astra untuk para investor.
108
Investor Update quarterly publication, one of Astra’s communication media with the investors. Astra 2006 Annual Report
2006 Toyota dan Daihatsu meluncurkan Toyota Rush dan Daihatsu Terios. Toyota and Daihatsu launched Toyota Rush and Daihatsu Terios.
Cikarang dan fasilitas Toyota Motor Manufacturing Indonesia di Karawang dengan mengundang para analis dan investor. Di tahun 2006, juga diselenggarakan dua sesi pertemuan analis dan satu sesi paparan publik di mana Perseroan mengundang para wartawan, bankir, analis, investor dan otoritas pasar modal untuk berpartisipasi.
Honda Motor manufacturing facility in Cikarang and the Toyota Motor Manufacturing Indonesia facility in Karawang for analysts and investors. Two analyst gatherings and one public expose session were organized in 2006, were attended by journalists, bankers, analysts, investors and capital market authorities invited to participate.
Untuk memelihara hubungan dengan para pemegang secara teratur IR mengirimkan informasi tentang keuangan kuartalan Perseroan, Investor Updates, Penjualan Mobil dan Sepeda Motor serta informasi yang juga tersedia di situs internet Perseroan.
saham, kinerja Kajian lainnya
To maintain an ongoing relationship with shareholders, information on the Company’s quarterly financial results, Investor Updates, Car and Motorcycle Sales Reviews and other related information are regularly sent to shareholders and uploaded to the Company’s website.
Kegiatan-kegiatan lainnya seperti pendistribusian informasi, telekonferensi dan berbagai kegiatan kunjungan ke perusahaan sekuritas, pabrik dan dealer secara rutin juga diselenggarakan untuk meningkatkan komunikasi dan hubungan dengan para analis dan investor.
Other activities such as information broadcasts, conference calls, security visits, plant and dealer visits are regularly organized to improve communication and foster good relations with analysts and investors.
Roadshow diselenggarakan secara berkala untuk memberikan informasi kinerja perusahaan dan membina hubungan yang baik dengan para investor. Roadshows were regularly held to provide information about the Company’s performance and to establish closer relation with the investors.
Astra 2006 Laporan Tahunan
109
110
Astra 2006 Annual Report
Laporan Keuangan Financial Report PT Astra International Tbk dan Anak Perusahaan | PT Astra International and Subsidiaries Laporan Keuangan Konsolidasi | Consolidated Financial Statements 31 Desember 2006 dan 2005 | 31 December 2006 and 2005
Astra 2006 Laporan Tahunan
111
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2006
Catatan/ Notes
2005*
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 523.608 (2005: Rp 241.646): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 229.581 (2005: Rp 187.094) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka lainnya Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 769.290 (2005: Rp 926.758) Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 19.112 (2005: Rp 23.103): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
ASSETS
4,729,943 418,464
229,138
3,938,633 469,183
3
206,746
4,32f
3,835,197 493,909
4 5
4,500,900 672,104
4,000,697 1,430,909 593,237
6 7a
5,120,829 742,484 507,762
15,731,494
16,158,641
90,303
3
102,605
17,565,047
8
24,010,367
356,777
5,32g
301,917
263,594 8,504,290
5 9
327,602 6,519,436
Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 7.775.916 (2005: Rp 6.506.866) Goodwill Aktiva lain-lain
318,271 796,335 13,030,347
7d 10
217,894 769,593 11,495,558
710,937 561,895
11 12
758,648 504,405
Jumlah aktiva tidak lancar
42,197,796
JUMLAH AKTIVA
57,929,290
*)
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
31 *)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Current assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 523,608 (2005: Rp 241,646): - Related parties - Third parties Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 229,581 (2005: Rp 187,094) Inventories Prepaid taxes Other prepayments Total current assets Non-current assets Restricted cash and time deposits Financing receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 769,290 (2005: Rp 926,758) Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 19,112 (2005: Rp 23,103): - Related parties - Third parties Investments in associates and jointly controlled entities Other long-term investments Deferred tax assets Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 7,775,916 (2005: Rp 6,506,866) Goodwill Other assets
45,008,025
Total non-current assets
61,166,666
TOTAL ASSETS
As restated, refer to Note 2g.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 1 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES NERACA KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2006
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Kewajiban diestimasi Bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang: - Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha Jumlah kewajiban jangka pendek Kewajiban jangka panjang Hutang usaha - pihak ketiga Kewajiban lain-lain: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban diestimasi Hutang jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek: - Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - Hutang obligasi - Hutang sewa guna usaha
Catatan/ Notes
2005*
2,932,650
13
2,680,483
1,102,343
14,32h
1,057,674
2,748,419 2,030,825 485,105 1,167,367 33,988
14 15 7b 16 17
3,389,416 2,145,634 861,442 914,867 14,247
7,062,005
18
8,524,302
2,022,610 485,185
19 20
2,018,502 310,648
20,070,497
21,917,215
763,504
14
25,784
15,32j
31,298
481,076 214,037 492,391
15 7d 17
569,567 192,546 413,454
6,929,058
18
9,517,823
1,823,519 698,578
19 20
2,820,822 646,685
826,103
LIABILITIES Current liabilities Short-term loans Trade payables: - Related parties - Third parties Other liabilities Taxes payable Accrued expenses Provisions Current portion of long-term debt: - Bank loans and other loans - Bonds - Obligations under finance leases Total current liabilities Non-current liabilities Trade payables - third parties Other liabilities: - Related parties
Jumlah kewajiban jangka panjang
11,427,947
15,018,298
- Third parties Deferred tax liabilities Provisions Long-term debt, net of current portion: - Bank loans and other loans - Bonds - Obligations under finance leases Total non-current liabilities
Jumlah kewajiban
31,498,444
31
36,935,513
Total liabilities
HAK MINORITAS
4,055,080
21
3,806,808
EKUITAS Modal saham: - Modal dasar - 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham
MINORITY INTERESTS
- Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.048.355.314 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap
2,024,178
22
2,024,178
1,106,121 418,661
23
1,106,121 418,661
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo laba: - Dicadangkan - Belum dicadangkan
1,454,426
24
1,231,408
324,700 17,047,680
26
224,700 15,419,277
EQUITY Share capital: - Authorised 6,000,000,000 shares with par value of Rp 500 (full Rupiah) per share - Issued and fully paid 4,048,355,314 ordinary shares Additional paid-in capital Fixed assets revaluation reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Retained earnings: - Appropriated - Unappropriated
Jumlah ekuitas
22,375,766
20,424,345
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
57,929,290
61,166,666
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
*)
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
*)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
As restated, refer to Note 2g.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 2 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) Catatan/ Notes
2006 Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan
55,508,135
27,31
61,731,635
(43,386,103 )
28 ,31
(48,464,755 )
(3,643,886) (3,486,830 )
(3,727,984) (3,124,922 )
Operating expenses: Selling expenses General and administrative expenses
(7,130,716 )
(6,852,906 )
Beban usaha: Beban penjualan Beban umum dan administrasi
29
4,991,316
6,413,974
31
353,365 221,686 75,060 (760,726) (369,037)
294,889 (106,965) (483) (423,236) (138,982)
31 30
(479,652) Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
1,359,864
Laba sebelum pajak penghasilan
5,871,528
Beban pajak penghasilan Laba sebelum hak minoritas
Hak minoritas Laba bersih Laba bersih per saham dasar dan dilusian (dalam satuan Rupiah)
*)
Cost of revenue Gross profit
12,122,032
Penghasilan/(beban) lain-lain: Penghasilan bunga Keuntungan/(kerugian) selisih kurs Keuntungan/(kerugian) pelepasan investasi Beban bunga Beban lain-lain, bersih
Net revenue
13,266,880
Laba kotor
Laba usaha
2005*
(1,380,690 )
9
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
Share of results of associates and jointly controlled entities
8,205,759
Profit before income tax
6,332,973
(875,688)
21
5,457,285 1,348
34
*)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
2,166,562
(1,872,786)
7c
3,712,097 917
Other income/(expenses): Interest income Foreign exchange gain/(loss) Gain/(loss) on disposal of investments Interest expense Other expenses, net
(374,777)
4,490,838
(778,741)
Operating income
Income tax expenses Income before minority interests Minority interests Net income Net earnings per share basic and diluted (full Rupiah)
As restated, refer to Note 2g.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 3 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Catatan/ Notes
Saldo 1 Januari 2005 Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib Realisasi selisih kurs Realisasi selisih penilaian kembali aktiva tetap Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2005 Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2006
25 26
25 26
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi/ Changes in equity of subsidiar ies and associates
Selisih penilaian kembali aktiva tetap/ Fixed assets revaluation reserve
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Modal saham/ Share capital
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah)
2,024,178 -
1,106,121 -
-
-
-
-
2,024,178 -
430,121 -
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan/ Exchange differences due to financial statements translation
Saldo laba/Retained earnings Belum Dicadangkan/ dicadangkan/ Appropriated Unappropriated
Jumlah/ Total
1,253,803 -
(2,220) -
124,700 100,000
-
2,220 -
-
11,460
-
(22,395)
-
-
-
1,106,121 -
418,661 -
1,231,408 -
-
224,700 100,000
-
-
-
223,018
-
-
-
223,018
2,024,178
1,106,121
418,661
1,454,426
-
324,700
17,047,680
22,375,766
(11,460)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
11,548,423 5,457,285 (1,497,891) (100,000)
15,419,277 3,712,097 (1,983,694) (100,000)
16,485,126 5,457,285 (1,497,891) -
Balance as at 1 January 2005 Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve
2,220 -
Realised exchange differences Realised fixed assets revaluation reserve (22,395) Changes in equity of subsidiaries and associates 20,424,345 3,712,097 (1,983,694) -
Balance as at 31 December 2005 Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve Changes in equity of subsidiaries and associates Balance as at 31 December 2006
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 4 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah) 2006
2005*
Arus kas dari aktivitas operasi: Penerimaan dari pelanggan termasuk 54,132,946 penghasilan bunga dari pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha Penurunan/(penambahan) piutang 3,244,396 pembiayaan Pembayaran kepada pemasok termasuk ( 40,347,985) pembayaran bunga oleh anak perusahaan dalam bidang jasa keuangan Pembayaran kepada karyawan (3,448,598) Pembayaran beban usaha lain (3,075,971) Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya
59,228,206
(6,137,362) (46,283,730)
(3,028,010) (4,506,974) 308,624
664,756
Kas yang dihasilkan dari/(digunakan untuk) operasi Penghasilan bunga yang diterima lainnya (Penambahan)/penurunan saldo sehubungan dengan margin deposit atas fasilitas letter of credit Pembayaran pajak penghasilan badan (Penambahan)/penurunan investasi pada efek yang diperdagangkan
11,169,544
(419,246)
(2,451,725) (38,202)
(2,335,173) 168,374
Arus kas bersih dari/(digunakan untuk) aktivitas operasi
9,020,067
(2,221,958)
345,765 (5,315)
283,824 80,263
Arus kas dari aktivitas investasi: Penurunan investasi pada efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Dividen kas yang diterima Hasil penjualan investasi jangka panjang (Pembayaran)/penerimaan dari bagian atas hasil bersih Konsorsium Intertel Astratel Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam usaha Perolehan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam usaha Penambahan beban tangguhan Akuisisi anak perusahaan, dikurangi kas yang diperoleh Pelepasan anak perusahaan, dikurangi kas yang dilepas Penambahan uang muka perkebunan plasma Penambahan investasi jangka panjang Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi *)
27,000
2,105
1,256,385 13,662
1,246,212 28,642
(257)
73,310
429,196
700,103
(3,058,719)
(4,058,287)
(42,347) (4,242)
(90,807) 18,159
31,105
(298)
(76,535)
(108,381)
(1,681,083)
(555,451)
(3,105,835)
(2,744,693)
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
*)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Cash flows from operating activities: Receipts from customers including interest income from consumer financing and financing leases Reductions in/(additions to) financing receivables Payments to suppliers including interest paid by financial services subsidiaries Payments to employees Payments for other operating expenses Receipts from other operating activities Cash generated from/(used for) operations Other interest income received (Additions to)/reductions in balances in respect of margin deposits for letter of credit facilities Payments of corporate income tax (Additions to)/reductions in trading securities Net cash flows from/(used in) operating activities Cash flows from investing activities: Reductions in available-for -sale and held-to-maturity securities Cash dividends received Proceeds from sale of long-term investments (Payments for)/proceeds from share of result of Konsorsium Intertel Astratel Proceeds from sale of fixed assets and assets not yet used in operations Acquisitions of fixed assets and assets not yet used in operations Additions to deferred charges Acquisition of subsidiaries, net of cash acquired Disposal of subsidiary, net of cash disposed Additions to advances for plasma plantations Additions to long-term investments Net cash flows used in investing activities
As restated, refer to Note 2g.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 5 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah) 2006
2005*
Arus kas dari aktivitas pendanaan: Penerimaan hutang jangka panjang Penerimaan dari anjak piutang Pembayaran kewajiban anjak piutang Penerimaan pinjaman jangka pendek Pembayaran kembali pinjaman jangka pendek Penerimaan pembiayaan bersama with recourse Pembayaran pembiayaan bersama with recourse Penerimaan pelunasan pinjaman dari pihak ketiga Penerimaan dari pelaksanaan opsi saham karyawan Pembayaran kembali hutang jangka panjang Pembayaran bunga Pembayaran kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dividen kas yang dibayarkan (Penambahan)/penurunan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Penerimaan dari hak minoritas atas penerbitan saham oleh anak perusahaan Arus kas bersih yang (digunakan untuk)/diperoleh dari aktivitas pendanaan Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas Kas dan setara kas pada akhir periode Aktivitas signifikan yang tidak mempengaruhi arus kas: Perolehan aktiva tetap sewa guna usaha
*)
4,958,261 (360,420) 8,121,785 (7,872,615)
5,234,407 580,803 (495,635) 8,794,113 (8,198,245)
5,331,573
10,562,854 Receipts from joint financing with recourse (5,857,899) Payments for joint financing with recourse - Loan settlement from third party
(7,280,325) 65,658 -
9,469 Proceeds from exercise of employee share options (4,943,768) Repayments of long-term debt
(4,952,387) (711,343) (3,747)
(424,326) Interest paid (10,760) Payments to related parties
(2,422,083) (1,260)
(1,727,876) Cash dividends paid 484 (Additions to)/reductions in restricted cash and time deposits - Proceeds from minority interest of share issuance by subsidiary
87,280
3,523,621 Net cash flows (used in)/provided from financing activities
(5,039,623)
874,609
(1,443,030) Net increase/(decrease) in cash and cash equivalents
3,938,633
5,326,131 Cash and cash equivalents at the beginning of the period 55,532 Effect of exchange rate differences on cash and cash equivalents
(83,299)
3,938,633 Cash and cash equivalents at the end of the period
4,729,943
Significant activity not affecting cash flows: 997,824 Acquisition of fixed assets under finance leases
761,475
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
*)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.
Cash flows from financing activities: Proceeds from long-term debt Proceeds from factoring receivables Payments for factoring liabilities Proceeds from short-term loans Repayments of short-term loans
As restated, refer to Note 2g.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
Halaman – 6 – Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM a.
b.
Pendirian dan informasi lainnya
GENERAL INFORMATION a.
The establishment information
and
other
PT Astra International Tbk (“Perseroan”) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated. Pada tahun 1990, Perseroan merubah namanya menjadi PT Astra International Tbk.
PT Astra International Tbk (the “Company”) was established in 1957 under the name of PT Astra International Incorporated. In 1990, the Company changed its name to PT Astra International Tbk.
Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat berlokasi di JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
The Company is domiciled in Jakarta, Indonesia, with its head office located at JI. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, jasa pertambangan, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi.
In accordance with article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of its activities is to engage in general trading, industry, mining, transportation, agriculture, construction, and consultancy services. The subsidiaries’ main activities are the assembly and distribution of automobiles, motorcycles and their related spare parts, heavy equipment sales and rentals, mining contracting, development of plantations, financial services, and information technology.
Anggaran dasar
b.
Articles of association
Perseroan didirikan dengan Akta Notaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.
The Company was established by Notarial Deed No. 67 of Sie Khwan Djioe dated 20 February 1957 and approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No. J.A.5/53/5 dated 1 July 1957.
Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir dilakukan dengan Akta Notaris P.S.A. Tampubolon, S.H. No. 30 tanggal 25 Maret 1999 yang memberikan wewenang kepada direksi untuk melakukan penerbitan saham tanpa memberikan hak untuk memesan terlebih dahulu kepada para pemegang saham yang ada pada saat itu dengan ketentuan bahwa penerbitan saham harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dicatat oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01. 04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143.
The Company's Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was by Notarial Deed No. 30 of P.S.A. Tampubolon, S.H. dated 25 March 1999 which granted directors the authority to issue shares without pre-emptive rights to existing shareholders, subject to shareholders’ approval at a General Meeting of Shareholders. The amendment was noted by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in Decision Letter No.C2-5625.HT.01.04.Th.99 dated 30 March 1999 and was published in State Gazette No. 45 dated 4 September 1999, Supplementary No. 143.
Halaman - 7 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) c.
Perubahan struktur permodalan (lanjutan)
Kebijakan/Tindakan Perusahaan Penawaran Umum Perdana 30 juta saham, nominal Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham, harga penawaran Rp 14.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Penawaran Umum Terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu atas 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan Rupiah) per saham.
GENERAL INFORMATION (continued) c.
Tahun/ Years 1990
1994
Pembagian saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham. Konversi obligasi menjadi 280.837 saham yang dilakukan oleh sebagian pemegang obligasi.
1997
capital
structure
Policy/Corporate actions Initial Public Offering, 30 million shares with a par value of Rp 1,000 (full Rupiah) per share, offering price of Rp 14,850 (full Rupiah) per share. Limited Public Offering with pre-emptive rights of 48,439,600 shares at the price of Rp 13,850 (full Rupiah) per share.
Conversion of shares by bondholders.
bonds into 280,837 certain convertible
Completion of a stock split from Rp 1,000 (full Rupiah) per share to Rp 500 (full Rupiah) per share, increasing the number of shares outstanding to 2,325,662,474. 1999
Persetujuan atas kompensasi berbasis saham bagi karyawan dan eksekutif Perseroan sampai dengan 70 juta saham. Pada tanggal jatuh tempo, sejumlah 64.754.000 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi opsi saham karyawan tersebut. Penawaran Umum Terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu, 1.404.780.175 saham dengan harga Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham.
in
Distribution of bonus shares from the capitalisation of additional paid-in capital amounting to Rp 871.9 billion, equivalent to 871,912,800 shares.
Pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham menjadi Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham, yang mengakibatkan kenaikan jumlah saham yang beredar menjadi 2.325.662.474. Diterbitkan 258.398.155 rights kepada para kreditur dan pemegang obligasi sehubungan dengan restrukturisasi hutangnya, satu right berhak untuk membeli satu saham Perseroan dengan harga Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham. Sejumlah 253.158.665 saham telah diterbitkan sehubungan dengan eksekusi rights ini.
Changes (continued)
Issue of 258,398,155 rights to creditors and bondholders in relation to a debt restructuring, one share of the Company for every right held at the price of Rp 500 (full Rupiah) per share. 253,158,665 shares were issued as a result of the rights exercised.
Approval for stock-based compensation for the Company's employees and executives up to 70 million shares. As at the expiry date, 64,754,000 shares had been issued as a result of the employee stock options exercised. 2002
Seluruh saham Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Halaman - 8 - Page
Limited Public Offering in respect of a rights issue with pre-emptive rights, 1,404,780,175 shares at the price of Rp 1,000 (full Rupiah) per share. All of the Company's issued shares are listed on the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) d.
Struktur Perseroan dan anak perusahaan
Dengan mengacu kepada Perseroan mengkonsolidasi perusahaan berikut ini:
d.
Structure of subsidiaries
Catatan 2b, perusahaan-
Dimulainya kegiatan komersial/ Commencement of commercial operations OTOMOTIF a) PT Arya Kharisma PT Astra Nissan Diesel Indonesia PT Astra Otoparts Tbk a) PT Gaya Motor PT Inti Pantja Press Industri PT Pulogadung Pawitra Laksana PT Serasi Autoraya a) PT Tjahja Sakti Motor
GENERAL INFORMATION (continued)
Persentase kepemilikan efektif/ Effective percentage of ownership 2006 2005 100.00 75.00
815,061 327,628
733,427 323,908
1991 1970 1990
86.72 100.00 89.36
86.72 100.00 89.36
3,024,168 177,343 275,509
3,028,465 198,778 267,770
1980
100.00
100.00
56,486
60,553
1990 1962
100.00 100.00
100.00 100.00
1,873,035 324,939
1,523,327 576,447
1992 1989
99.85 100.00
99.85 100.00
56,546 10,558,644
52,526 15,332,114
1989 1991 1983 1993 1990
100.00 60.00 53.00 53.00 30.35
100.00 54.00 53.00 53.00 30.35
2,881,593 153,057 8,020,670 212,130 245,436
2,362,565 317,921 9,511,312 264,972 276,047
1986
64.65
29.15
414,551
538,936
1995
79.68
79.68
3,496,955
3,191,715
TEKNOLOGI INFORMASI PT Astra Graphia Tbk a)
1975
76.87
76.87
584,839
518,804
ALAT-ALAT BERAT/ PERTAMBANGAN PT United Tractors Tbk
1973
58.45
58.45
11,247,585
10,675,196
1996 1970 1989 1994
100.00 100.00 100.00 100.00
100.00 100.00 100.00 100.00
614,958 99,751 162,848 94,695
623,829 101,003 144,550 111,103
PERKEBUNAN PT Astra Agro Lestari Tbk
a)
a)
LAIN -LAIN a) PT Astratel Nusantara PT Brahmayasa Bahtera PT Intertel Nusaperdana PT Suryaraya Prawira
and
Jumlah aktiva (sebelum eliminasi)/ Total assets (before eliminations) 2006 2005*
100.00 75.00
a)
Company
In accordance with Note 2b, the Company consolidates the following entities:
1988 1984
JASA KEUA NGAN PT Astra Mitra Ventura PT Federal International Finance PT Sedaya Multi Investama PT Astra Multi Finance PT Astra Sedaya Finance a) PT Sedaya Pratama PT Staco Estika Sedaya Finance b) PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance
the
AUTOMOTIVE a) PT Arya Kharisma PT Astra Nissan Diesel Indonesia PT Astra Otoparts Tbk a) PT Gaya Motor PT Inti Pantja Press Industri PT Pulogadung Pawitra Laksana PT Serasi Autoraya a) PT Tjahja Sakti Motor FINANCIAL SERVICES PT Astra Mitra Ventura PT Federal International Finance a) PT Sedaya Multi Investama PT Astra Multi Finance PT Astra Sedaya Finance a) PT Sedaya Pratama PT Staco Estika Sedaya Finance b) PT Swadharma Bhakti Sedaya Finance AGRIBUSINESS PT Astra Agro Lestari Tbk a) INFORMATION TECHNOLOGY PT Astra Graphia Tbk a)
HEAVY EQUIPMENT/MINING a) PT United Tractors Tbk OTHERS a) PT Astratel Nusantara PT Brahmayasa Bahtera PT Intertel Nusaperdana PT Suryaraya Prawira
a) Dan anak perusahaan.
a) And subsidiary/subsidiaries.
b) PT Staco Estika Sedaya Finance dimiliki oleh Perseroan melalui PT Astra Sedaya Finance dan PT Sedaya Pratama dengan total hak suara sebesar 57,26%.
b) PT Staco Estika Sedaya Finance is owned by the Company through PT Astra Sedaya Finance and PT Sedaya Pratama with total voting right of 57.26%.
Seluruh anak Indonesia. *)
perusahaan
berdomisili
di
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
Halaman - 9 - Page
All subsidiaries are domiciled in Indonesia.
*)
As restated, refer to Note 2g.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
1.
1.
INFORMASI UMUM (lanjutan) e.
GENERAL INFORMATION (continued)
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
e.
Susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:
The members of the Company's Boards of Commissioners and Directors are as follows:
2006 Komisaris Kehormatan
Board of Commissioners, Directors and Employees
2005
-
Abdul Rachman Ramly
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Wakil Presiden Komisaris Komisaris Independen:
Komisaris:
Budi Setiadharma -
Budi Setiadharma Benny Subianto
Djunaedi Hadisumarto
Djunaedi Hadisumarto
Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter *)
Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander
Benjamin Arman Suriadjaya
Adam Phillip Charles Keswick Mark Spencer Greenberg
Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter Adam Phillip Charles Keswick
Michael Dharmawan Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Michael Dharmawan Ruslim Gunawan Geniusahardja Prijono Sugiarto Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Direksi Presiden Direktur Direktur:
*)
Honorary Commissioner Board of Commissioners President Commissioner Vice President Commissioner Independent Commissioners:
Commissioners:
Board of Directors
Mengundurkan diri pada tanggal 31 Oktober 2006.
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan dan anak perusahaan memiliki karyawan kurang lebih 66.000 orang (2005: 64.000 orang) dengan jumlah biaya karyawan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2006 adalah kurang lebih Rp 3,54 triliun (2005: Rp 3,19 triliun).
*)
President Director Directors:
Resigned on 31 October 2006.
As at 31 December 2006, the Company and its subsidiaries had approximately 66,000 employees (2005: 64,000 employees) with total employee costs for the year ended 31 December 2006 of approximately Rp 3.54 trillion (2005: Rp 3.19 trillion).
Halaman - 10 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR PENTING
KEBIJAKAN
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan disusun oleh Direksi dan diselesaikan pada tanggal 27 Februari 2007.
The consolidated financial statements of the Company and subsidiaries were prepared by the Directors and completed on 27 February 2007.
Berikut ini adalah ikhtisar kebijakan akuntansi yang penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.
a.
a.
Dasar penyusunan konsolidasian
laporan
keuangan
Basis of preparation of the consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan, kecuali untuk investasi pada efek yang diklasifikasi sebagai “untuk diperdagangkan” dan “tersedia untuk dijual”, dan instrumen keuangan derivatif yang seluruhnya disajikan sebesar nilai wajarnya, serta aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah (lihat Catatan 2m, 2o, dan 2r).
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of historical cost, except for investments in securities which are classified as “trading” and “available-for-sale”, derivative financial instruments which are all valued at fair value, and certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations (refer to Notes 2m, 2o, and 2r).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.
The consolidated financial statements have been prepared on the basis of the accruals concept, except for the consolidated statements of cash flows.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam kegiatan operasi, investasi, dan pendanaan.
The consolidated statements of cash flows are prepared using the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing, and financing activities.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aktiva dan kewajiban dan pengungkapan aktiva dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and the disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Actual results may differ from these estimates.
Halaman - 11 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) b.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Prinsip-prinsip konsolidasi
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Principles of consolidation
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan aktiva dan kewajiban pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 dan hasil usaha untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut dari Perseroan dan perusahaan-perusahaan dimana Perseroan memiliki kemampuan secara langsung atau tidak langsung untuk mengendalikan perusahaan-perusahaan tersebut.
The consolidated financial statements incorporate the assets and liabilities as at 31 December 2006 and 2005 and results of operations for the years then ended of the Company and entities in which the Company has the ability to directly or indirectly exercise control.
Seluruh transaksi dan saldo yang material antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
All material transactions and balances between consolidated companies have been eliminated in the consolidated financial statements.
Hak minoritas atas hasil usaha dan ekuitas perusahaan-perusahaan yang dikendalikan Perseroan disajikan secara terpisah baik pada laporan laba rugi maupun neraca konsolidasian.
Minority interests in the results and the equity of controlled entities are shown separately in the consolidated statements of income and balance sheets, respectively.
Bila pengendalian atas suatu entitas diperoleh dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sejak tanggal pengendalian diperoleh. Bila pengendalian berakhir dalam tahun berjalan, hasil usaha entitas tersebut dimasukkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian untuk periode dimana pengendalian masih berlangsung.
Where control of an entity is obtained during a financial year, its results are included in the consolidated statements of income from the date on which control commences. Where control ceases during a financial year, its results are included in the consolidated financial statements for the part of the period during which control existed.
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali jika dinyatakan lain.
The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by subsidiaries, unless otherwise stated.
Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada tanggal akuisisi, dan sehubungan dengan tambahan kepemilikan di anak perusahaan, merupakan selisih lebih antara harga perolehan dengan nilai tercatat hak minoritas yang diakuisisi. Goodwill diamortisasi selama 5 - 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial, dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.
Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the fair value of the net assets acquired at the date of acquisition, and, in respect of an increase in holding in a subsidiary undertaking, the excess of the cost of acquisition and the carrying value of the proportion of the minority interests acquired. Goodwill is amortised over a period of 5 - 20 years using the straight-line method. Management determines the estimated useful life of goodwill based on its evaluation at the time of the acquisition, considering factors such as existing market share, potential growth and other factors inherent in the acquired companies.
Halaman - 12 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) b.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b.
Lihat Catatan 2l untuk kebijakan akuntansi transaksi ekuitas perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities. c.
Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Refer to Note 2l for the accounting policy relating to equity transactions of associates and jointly controlled entities. c.
Foreign currency balances
transactions
and
Transaksi dalam mata uang asing dicatat ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, dijabarkan dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca.
Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transactions. At the balance sheets date, monetary assets and liabilities denominated in a foreign currency are translated at the exchange rates prevailing at that date.
Kurs utama yang digunakan, berdasarkan kurs tengah yang diterbitkan Bank Indonesia, adalah sebagai berikut (dalam satuan Rupiah):
The main exchange rates used, based on the middle rates published by Bank Indonesia, are as follows (full Rupiah):
2006 Pounds Inggris (“GBP”) Dolar Amerika Serikat (“USD”) Euro Eropa (“EUR”) Yen Jepang (“JPY”) Dolar Singapura (“SGD”)
2005
17,697 9,020 11,858 76 5,879
16,947 9,830 11,660 83 5,907
Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi atau penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. d.
Principles of consolidation (continued)
Kas dan setara kas
Great Britain Pounds (“GBP”) United States Dollars (“USD”) European Euro (“EUR”) Japanese Yen (“JPY”) Singapore Dollars (“SGD”)
Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency or on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognised in the consolidated statements of income. d.
Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas mencakup kas, simpanan yang sewaktu-waktu bisa dicairkan, dan investasi likuid jangka pendek lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi dengan cerukan. Cerukan disajikan sebagai bagian dari pinjaman jangka pendek dalam neraca konsolidasian.
Cash and cash equivalents include cash on hand, deposits held at call with banks and other short-term highly liquid investments with original maturities of three months or less, net of bank overdrafts. Bank overdrafts are shown within short-term loan on the consolidated balance sheet s.
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai “Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya”.
Cash and time deposits which are restricted in used, are classified as “Restricted cash and time deposits”.
Halaman - 13 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) e.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Piutang usaha dan piutang lain-lain
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) e.
Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut dipastikan tidak tertagih. f.
g.
Persediaan
Trade and other receivables Trade and other receivables are stated net of provision for doubtful receivables, based on a review of the collectibility of outstanding amounts. Accounts are writtenoff as bad debts during the period in which they are determined to be not collectible.
f.
Inventories
Persediaan dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan pada umumnya ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk barang jadi, barang dalam penyelesaian dan suku cadang, kecuali pada anak perusahaan tertentu, yang ditentukan dengan menggunakan metode “masuk pertama, keluar pertama” atau metode “identifikasi khusus” untuk unit Completely-Knocked- Down (“CKD”), unit Completely-Built-Up (“CBU”), unit alat-alat berat, dan alat-alat berat dalam proses. Harga perolehan barang jadi dan barang dalam penyelesaian terdiri dari biaya bahan baku, tenaga kerja, serta alokasi biaya overhead yang dapat diatribusi secara langsung baik yang bersifat tetap maupun variabel. Nilai r ealisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha biasa, dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi beban penjualan.
Inventories are stated at the lower of cost or net realisable value. Cost is generally determined by the weighted average method for finished goods, work-in-progress and spare parts, except for certain subsidiaries for which cost is determined by the “first-in, first-out” method or by the “specific identification” method for Completely-Knocked-Down (“CKD”) units, Completely-Built-Up (“CBU”) units, units of heavy equipment, and work-inprogress of heavy equipment. The cost of finished goods and work-in-progress comprises raw materials, labour and an appropriate proportion of directly attributable fixed and variable overheads. Net realisable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less an estimation of the cost of completion and selling expenses.
Penyisihan untuk persediaan usang dan tidak lancar ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan dari masingmasing jenis persediaan di masa yang akan datang.
Provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis of estimated future usage or sale of inventory items.
Piutang pembiayaan konsumen
g.
Consumer financing receivables
Piutang pembiayaan konsumen disajikan sebesar jumlah piutang setelah dikurangi pendapatan pembiayaan yang belum diakui dan penyisihan piutang ragu-ragu.
Consumer financing receivables are stated net of unearned consumer financing income and provision for doubtful receivables.
Anak perusahaan yang bergerak dalam jasa keuangan mengadakan perjanjian pembiayaan bersama dengan bank. Risiko yang ditanggung oleh anak perusahaan adalah berdasarkan syarat- syarat yang ditentukan dalam perjanjian pembiayaan bersama.
Financial service subsidiaries enter into joint financing agreements with banks. The risks assumed by the subsidiaries are based on the arrangements as stated in the joint financing agreement.
Halaman - 14 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) g.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Consumer (continued)
financing
receivable s
Perlakuan terhadap saldo pembiayaan bersama adalah sebagai berikut:
The treatment of joint financing balances is as follows:
Piutang pembiayaan bersama dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit secara penuh (with recourse) disajikan di neraca konsolidasian secara bruto. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi konsolidasian.
Joint financing receivables where the subsidiaries bear full credit risk (with recourse) are presented on a gross basis in the consolidated balance sheets. Consumer financing income and interest expense related to joint financing with recourse are also presented on a gross basis in the consolidated statements of income.
Piutang pembiayaan bersama dimana anak perusahaan bersama pihak-pihak lain menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya masing-masing (without recourse) disajikan secara bersih di neraca konsolidasian. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban bunga yang terkait dengan pembiayaan bersama without recourse disajikan secara bersih di laporan laba rugi konsolidasian.
Joint financing receivables where the subsidiaries and joint financing providers bear credit risk in accordance with their portion (without recourse) are presented on a net basis in the consolidated balance sheets. Consumer financing income and interest expenses related to joint financing without recourse are presented on a net basis in the consolidated statements of income.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year consolidated statements of income at the transaction date.
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan ketika terdapat bukti obyektif bahwa saldo piutang tidak tertagih berdasarkan kerugian historis. Piutang ragu-ragu akan dihapuskan setelah menunggak lebih dari 150 hari atau pada saat piutang tersebut diputuskan tidak dapat tertagih.
Provision for doubtful receivables is made when there is objective evidence that the outstanding amounts will not be collected and by reference to historical loss experience. Doubtful receivables are written-off when they are overdue for more than 150 days or determined to be not collectible.
Perubahan kebijakan akuntansi
Change in accounting policy
Pada tahun 2006, seperti yang ditetapkan dalam Buletin Teknis No. 2 tentang “Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006, anak perusahaan telah melakukan perubahan kebijakan akuntansinya untuk pembiayaan bersama with recourse, yang disajikan di neraca, laporan laba rugi, dan arus kas konsolidasian secara bruto seperti yang dijelaskan di atas.
In 2006, as required by Technical Bulletin No. 2 “Accounting for Joint Financing on Credit Facility” issued by the Indonesian Institute of Accountants in October 2006, the subsidiaries have changed their accounting policies for joint financing with recourse, which is presented on a gross basis in consolidated balance sheets, statements of income, and cash flows, as set out above.
Halaman - 15 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) g.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
2.
Piutang pembiayaan konsumen (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) g.
Consumer (continued)
financing
receivable s
Perubahan kebijakan akuntansi (lanjutan)
Change in accounting policy (continued)
Sebelumnya, anak perusahaan menyajikan piutang pembiayaan bersama with recourse secara bersih sesuai dengan praktik industri pembiayaan konsumen di Indonesia.
Previously, the subsidiaries adopted a net basis presentation of joint financing receivables with recourse in accordance with consumer financing industry practice in Indonesia.
Sebagai akibat dari perubahan kebijakan akuntansi tersebut, maka saldo-saldo signifikan pada laporan keuangan konsolidasian tahun 2005 yang dinyatakan kembali adalah sebagai berikut:
As a result of the change in policy, significant balances in the 2005 consolidated financial statements have been restated as follows: 2005
Setelah dinyatakan kembali/ After restatement
Sebelum dinyatakan kembali/ Before restatement
Penyesuaian/ Adjustments
Neraca konsolidasian Piutang pembiayaan konsumen - bersih Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - hutang jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek Laporan laba rugi konsolidasian Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan
9,829,563
24,010,367
14,180,804
(1,210,227)
(8,524,302)
(7,314,075)
(2,651,094)
(9,517,823)
(6,866,729)
60,203,205 (46,936,325)
61,731,635 (48,464,755)
1,528,430 (1,528,430)
Consolidated balance sheet Consumer financing receivables - net Ban k loans and other loans - current portion of long-term debt Bank loans and other loans - long-term debt, net of current portion Consolidated statement of income Net revenue Cost of revenue
Laporan arus kas konsolidasian
Consolidated statement of cash flows
Arus kas dari aktivitas operasi
Cash flows from operating activities Receipts from customers including interest income from consumer financing and financing leases Additions to financing receivables Payments to suppliers including interest paid by financial services subsidiaries
Penerimaan dari pelanggan termasuk 57,699,776 penghasilan bunga dari pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha Penambahan piutang (1,432,407) pembiayaan Pembayaran kepada pemasok (44,755,300) termasuk pembayaran bunga oleh anak perusahaan dalam bidang jasa keuangan
59,228,206
1,528,430
(6,137,362)
(4,704,955)
(46,283,730)
(1,528,430)
Arus kas dari aktivitas pendanaan Penerimaan pembiayaan bersama with recourse Pembayaran pembiayaan bersama with recourse
-
10,562,854
10,562,854
-
(5,857,899)
(5,857,899)
Halaman - 16 - Page
Cash flows from financing activities Receipts from joint financing with recourse Payments of joint financing with recourse
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) h.
i.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Investasi bersih dalam sewa guna usaha
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h.
Investasi bersih dalam sewa guna usaha dinyatakan sebesar jumlah piutang sewa guna usaha ditambah dengan nilai sisa yang terjamin pada akhir masa sewa guna usaha, dikurangi dengan pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan, simpanan jaminan, dan penyisihan piutang ragu-ragu. Selisih antara nilai piutang sewa guna usaha dan nilai kininya diakui sebagai pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan.
Net investment in direct financing leases is stated as the lease receivables plus the guaranteed residual values at the end of the lease period, net of unearned lease income, security deposits, and provision for doubtful receivables. The difference between the lease receivables and its present value is recognised as unearned lease income.
Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aktiva yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
The lessee has the option to purchase the leased asset at the end of the lease period at a price mutually agreed upon at the commencement of the agreement.
Penyelesaian kontrak sebelum masa sewa guna usaha berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak sewa guna usaha dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam periode berjalan.
Early settlement is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognised in the current period.
Pembiayaan syariah
i.
Pembiayaan syariah dimana anak perusahaan bertindak sebagai agen dari bank syariah dan tidak menanggung risiko kredit disajikan secara bersih. Selisih lebih antara margin yang diterima dari konsumen dengan margin yang dibayarkan kepada bank syariah, diakui sebagai pendapatan pembiayaan konsumen selama jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tarif pengembalian konstan yang dihitung secara berkala atas piutang pembiayaan syariah bersih terhitung sejak kontrak tersebut dilakukan. j.
Net investment in direct financing leases
Penjualan piutang pembiayaan konsumen
Syariah financing Syariah financing where the subsidiary acts as an agent of syariah banks and bears no credit risk is presented on a net basis. The excess between the margin received from customers and the margin paid to syariah banks is recognised as consumer financing revenue over the term of the contracts based on a constant rate of return on the net consumer syariah financing receivable commencing at the time the contract is executed.
j.
Piutang pembiayaan konsumen yang dijual dengan recourse diakui sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang dialihkan. Selisih antara nilai piutang yang dialihkan dengan dana yang diterima ditambah retensi, jika ada, diakui sebagai beban bunga selama periode anjak piutang.
Halaman - 17 - Page
Sale of consumer financing receivables Consumer financing receivables which are sold with recourse are recognised as factoring liabilities at the amount of the transferred receivables. The difference between the transferred receivables and the funds received plus the retention, if any, is recognised as interest expense over the factoring period.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) k.
l.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Agunan yang diambil alih
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k.
Repossessed collateral
Agunan yang diambil alih merupakan agunan yang diambil alih dari pelanggan sehubungan dengan penyelesaian piutang karena wanprestasi. Nilai agunan yang diambil alih tersebut dinyatakan dengan nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai realisasi bersih. Pelanggan memberi kuasa kepada perusahaan pembiayaan, untuk menjual agunan yang diambil alih ataupun melakukan tindakan lainnya dalam upaya penyelesaian piutang tersebut. Kelebihan nilai jual kendaraan setelah dikurangi piutang akan dikembalikan kepada pelanggan.
Repossessed collateral represents collateral obtained from customers toward settlement of receivables which are in default. Repossessed collateral is stated at the lower of carrying amount or net realisable value. Customers give the right to the financing company to sell the repossessed collateral or take any other action to settle the outstanding receivables. Any excess of proceeds from the sale of vehicles after deducting the outstanding receivables is refunded to the customer.
Penyisihan dilakukan atas penurunan nilai agunan yang diambil alih berdasarkan penelaahan secara keseluruhan terhadap agunan yang diambil alih pada akhir tahun.
A provision is made for any decline in the value of repossessed collateral based on an overall review of repossessed collateral at the end of the year.
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities
l.
Investments in associates and jointly controlled entities
Investasi pada perusahaan dimana Perseroan dan anak perusahaan memiliki antara 20% hingga 50% hak suara dan mempunyai pengaruh signifikan tetapi tidak mengendalikan (perusahaan asosiasi) dan perusahaan dimana Perseroan dan anak perusahaan memiliki 50% atau lebih hak suara tetapi dikendalikan secara bersama dengan pemegang saham lain (jointly controlled entities), dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
Investments in companies in which the Company and subsidiaries have 20% to 50% of the voting rights and over which the Company and subsidiaries exert significant influence, but which they do not control (associates) and entities in which the Company and subsidiaries have 50% or more of the voting rights but are controlled jointly with another shareholder (jointly controlled entities), are accounted by the equity method.
Berdasarkan metode ini, biaya perolehan investasi akan disesuaikan dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities sejak tanggal perolehannya dan perolehan dividen.
Based on this method, the cost of investment is adjusted by the Company's or subsidiaries' share of the results of the associates and jointly controlled entities from the date of acquisition and dividend distributions.
Apabila nilai tercatat investasi telah mencapai nilai nol, kerugian selanjutnya akan diakui bila Perseroan atau anak perusahaan mempunyai komitmen untuk menyediakan bantuan pendanaan atau menjamin kewajiban perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities yang bersangkutan.
Once an investment's carrying value has been reduced to zero, further losses are taken up if the Company or subsidiaries have committed to provide financial support to, or have guaranteed the obligations of the associates and jointly controlled entities.
Halaman - 18 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) l.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Investasi pada perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l.
Investments in associates and jointly controlled entities (continued)
Bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities disajikan setelah dikurangi dengan amortisasi selisih antara harga perolehan investasi dengan bagian Perseroan atau anak perusahaan atas nilai wajar aktiva bersih yang diperoleh pada saat perolehan (“goodwill”), yang diamortisasi dengan metode garis lurus, pada umumnya untuk jangka waktu 5 - 20 tahun. Periode amortisasi didasarkan pada taksiran masa manfaat ekonomis aktiva yang diperoleh.
Share of results of associates and jointly controlled entities is adjusted for the amortisation of the difference between the cost of the investment and the Company’s or subsidiaries’ proportionate share in the underlying fair value of the net assets at the date of acquisition (“goodwill”) using straight- line amortisation, generally over 5 20 years. Amortisation periods are based on the estimated useful lives of the assets acquired.
Keuntungan yang belum direalisasi dari transaksi antara Perseroan dan anak perusahaan dengan perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dieliminasi sampai sebatas kepemilikan Perseroan dalam perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities tersebut; kerugian yang belum direalisasi juga dieliminasi kecuali apabila terdapat bukti bahwa dalam transaksi tersebut telah terjadi penurunan atas nilai aktiva yang ditransfer.
Unrealised gains on transactions between the Company and its subsidiaries with its associates and jointly controlled entities are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associates and jointly controlled entities; unrealised losses are also eliminated unless the transaction provides evidence of an impairment of the asset transferred.
Perubahan yang mempengaruhi persentase kepemilikan dan ekuitas anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities dicatat dalam “Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasian.
Changes affecting the percentage of ownership and equity of subsidiaries, associates and jointly controlled entities are shown within “Changes in equity of subsidiaries and associates” within the equity section of the consolidated balance sheets.
Penyisihan dilakukan apabila nilai investasi telah mengalami penurunan yang permanen.
Provision is made for any permanent decline in the value of investments.
m. Investasi pada efek hutang dan ekuitas
m. Investments securities
in
debt
and
equity
Investasi pada efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia, diakui sebesar harga perolehan dan penyisihan penurunan nilai investasi dilakukan apabila manajemen berpendapat bahwa nilai investasi telah mengalami penurunan yang signifikan atau permanen.
Investments in debt and equity securities that do not have readily determinable fair values, are stated at cost and a provision is only made where, in the opinion of management, there has been a significant reduction or a permanent decline in the value of the investment.
Untuk investasi pada efek hutang dan ekuitas yang nilai wajarnya tersedia, manajemen menentukan klasifikasi yang tepat untuk investasi tersebut pada saat perolehan dan mengevaluasinya kembali pada setiap tanggal neraca.
For investments in debt and equity securities that have readily determinable fair values, management determines the appropriate classification of investments at the time of purchase and re- evaluates this at each balance sheets date.
Halaman - 19 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
m. Investasi pada efek hutang dan ekuitas (lanjutan)
n.
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Investments in debt securities (continued)
and
equity
Efek hutang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo apabila Perseroan dan anak perusahaan bermaksud dan mampu untuk memiliki efek tersebut hingga jatuh tempo. Efek tersebut diakui sebesar harga perolehannya setelah dikurangi dengan diskonto atau premium yang belum diamortisasi.
Debt securities are classified as held-tomaturity when the Company and subsidiaries have the intention and ability to hold the securities to maturity. Held-tomaturity securities are stated at cost net of unamortised discount or premium.
Efek hutang dan ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk dijual dalam waktu dekat diklasifikasikan sebagai efek yang diperdagangkan dan diakui sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.
Debt and equity securities that are purchased and held principally for the purpose of being sold in the near future are classified as trading securities and are carried at fair value. Unrealised gain and loss are recognised in the consolidated statements of income.
Efek hutang yang tidak diklasifikasikan sebagai yang dimiliki hingga jatuh tempo maupun yang diperdagangkan dan efek ekuitas yang tidak diklasifikasikan sebagai yang diperdagangkan, diklasifikasikan sebagai efek yang tersedia untuk dijual dan diakui sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi disajikan sebagai komponen terpisah di bagian ekuitas.
Debt securities not classified as either heldto-maturity securities or trading securities, and equity securities not classified as trading securities, are classified as available-for-sale securities and carried at fair value. Unrealised gains and losses are reported as a separate component of equity.
Harga pokok efek yang dijual ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Cost of securities sold is determined by the weighted average method.
Dividen dari investasi pada efek ekuitas diakui pada saat diumumkan.
Dividends from investments in equity securities are recognised when declared.
Perkebunan plasma
n.
Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan tersebut siap untuk dikonversi (penyerahan perkebunan kepada petani plasma) dikapitalisasi pada akun perkebunan plasma. Pengembangan perkebunan plasma ini dibiayai dengan kredit investasi yang diperoleh dari bank atau pembiayaan sendiri. Akumulasi biaya pengembangan perkebunan plasma disajikan sebesar nilai bersihnya setelah dikurangi dengan kredit investasi perkebunan plasma yang diterima sebagai aktiva atau kewajiban pada akun “Aktiva lainlain - uang muka perkebunan plasma, bersih”.
Halaman - 20 - Page
Plasma plantations Costs incurred during the development phase up to the conversion of plasma plantations (handover of the plantation to plasma farmers) are capitalised in the plasma plantation account. Development of the plasma plantations is financed by investment credits from banks or is selffinanced. The accumulated development costs are presented net of investment credit receipts as assets or obligations within “Other assets - advances for plasma plantation, net”.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) n.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
2.
Perkebunan plasma (lanjutan)
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) n.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi perkebunan plasma (jumlah yang disepakati antara bank, anak perusahaan dan petani plasma) dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian. o.
Plasma plantations (continued) The difference between accumulated development costs and the conversion value (the agreed amount between banks, subsidiaries and farmers) of plasma plantations is charged to the consolidated statements of income.
Aktiva tetap dan penyusutan
o.
Fixed assets and depreciation
Kepemilikan langsung
Direct ownership
Aktiva tetap diakui sebesar harga perolehan, kecuali aktiva tetap tertentu yang telah dinilai kembali sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku yang dinyatakan dengan nilai revaluasi, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selisih yang timbul dari penilaian kembali aktiva tetap dikreditkan ke akun “Selisih penilaian kembali aktiva tetap” yang disajikan pada bagian ekuitas.
Fixed assets are stated at cost, except for certain fixed assets which are stated at revalued amounts in accordance with Government Regulations, less accumulated depreciation. The difference resulting from the revaluation of such fixed assets is credited to the “Fixed assets revaluation reserve” account presented in the equity section.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, berdasarkan estimasi masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut:
Depreciation is calculated using the straight- line method, based on the estimated useful lives of the fixed assets as follows:
Tahun/Years Anak perusahaan/ Subsidiaries
Perseroan/ the Company Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Alat-alat berat yang disewakan Peralatan kantor yang disewakan Alat-alat pengangkutan yang disewakan Aktiva kerjasama operasi
5 - 20 4- 5 5 4- 5 -
3 2 4 2
-
25 20 8 10 20 2- 5 3- 5 6- 7
-
4
Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Heavy equipment for lease Office equipment for lease Transportation equipment for lease Joint operation assets
Tanah tidak diamortisasi.
Land is not amortised.
Biaya-biaya piranti lunak komputer yang terjadi selama tahap awal proyek dan setelah tahap implementasi dibebankan pada saat terjadi. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan aplikasi dikapitalisasi.
Computer software costs that are incurred during the preliminary project and post implementation stages are expensed as incurred. Costs incurred during the application development stage are capitalised.
Halaman - 21 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
and
depreciation
Kepemilikan langsung (lanjutan)
Direct ownership (continued)
Biaya perbaikan dan perawatan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan kapasitas atau mutu produksi, dikapitalisasi dan disusutkan berdasarkan tarif penyusutan yang sesuai.
The cost of repairs and maintenance is charged as an expense as incurred. Expenditure that extends the useful lives of assets or provides further economic benefits by increasing capacity or quality of production is capitalised and depreciated based on applicable depreciation rates.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian dan keuntungan dan kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying values and the related accumulated depreciation are eliminated from the consolidated financial statements and the resulting gain or loss on the disposal of fixed assets is recognised in the consolidated statements of income.
Akumulasi biaya persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan dan biaya tidak langsung lainnya dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - tanaman belum menghasilkan”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun “Tanaman menghasilkan” pada saat tanaman yang bersangkutan siap menghasilkan. Penyusutan mulai dibebankan pada saat tanaman siap untuk menghasilkan.
The accumulated costs of field preparation, planting, fertilisers, maintenance and overheads are capitalised as “Assets under construction - immature plantations”. These costs are reclassified to “Mature plantations” when the plantations become productive and are ready for use. Depreciation is charged from the date when plantations are mature.
Akumulasi biaya konstruksi bangunan, pabrik, dan pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai “Aktiva dalam penyelesaian - bangunan dan mesin”. Biaya tersebut direklasifikasi ke akun aktiva tetap pada saat proses konstruksi atau pemasangan selesai. Penyusutan mulai dibebankan pada saat aktiva tersebut siap untuk digunakan.
The accumulated costs of the construction of buildings, plants and the installation of machinery are capitalised as “Assets under construction - buildings and machinery”. These costs are reclassified to the fixed assets accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from the date when assets are ready for use.
Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti diskonto dan keuntungan atau kerugian selisih kurs atas pinjaman, baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai suatu proses pembangunan aktiva tertentu yang memenuhi syarat (“qualifying asset”), dikapitalisasi hingga saat proses pembangunannya selesai. Untuk pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama tahun berjalan, dikurangi dengan pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut.
Interest and other borrowing costs, such as discount fees and foreign exchange gains or losses on loans, either directly or indirectly used in financing the construction of a qualifying asset, are capitalised up to the date when construction is complete. For borrowings that are specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the year, less any income earned from the temporary investment of such borrowings.
Halaman - 22 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) o.
p.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Aktiva tetap dan penyusutan (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o.
Fixed assets (continued)
and
depreciation
Kepemilikan langsung (lanjutan)
Direct ownership (continued)
Untuk pinjaman yang tidak secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi tertentu terhadap pengeluaran untuk qualifying asset tersebut. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang dari biaya pinjaman terhadap seluruh saldo pinjaman terkait dalam periode tertentu, dengan mengecualikan jumlah pinjaman yang secara khusus digunakan untuk perolehan qualifying asset tertentu.
For borrowings that are not specific to the acquisition of a qualifying asset, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expensed on the qualifying asset. The capitalisation rate is the weighted average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to finance certain qualifying assets.
Aktiva sewa guna usaha
Fixed assets under finance leases
Aktiva tetap yang diperoleh dengan sewa guna usaha pembiayaan disajikan sebesar nilai tunai dari jumlah pembayaran minimum sewa guna usaha ditambah harga opsi yang akan dibayar pada akhir periode sewa. Kewajiban yang terkait juga diakui dan setiap pembayaran angsuran dialokasikan sebagai pelunasan kewajiban dan pembayaran beban bunga. Aktiva sewa guna usaha disusutkan dengan menggunakan metode yang setara dengan aktiva yang dimiliki secara langsung.
Fixed assets acquired under finance leases are presented at the present value of the minimum lease payments plus the purchase option that will be paid at the end of the lease term. A corresponding liability is also established and each lease payment is allocated between the liability and interest expenses. The leased assets are depreciated on an equivalent basis to owned assets.
Keuntungan atau kerugian atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali, dimana penyewaan kembali tersebut merupakan sewa guna usaha pembiayaan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Gains or losses on sale-and-leaseback transactions, in which the leaseback is a finance lease, are deferred and amortised over the remaining useful lives of the leased assets using the straight-line method.
Penurunan nilai dari aktiva tetap
p.
Setiap tanggal neraca Perseroan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aktiva.
Halaman - 23 - Page
Impairment of long lived assets At each balance sheet date, the Company and subsidiaries review whether there is any indication of asset impairment or not.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) p.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Penurunan nilai dari aktiva tetap (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p.
Aktiva tetap dan aktiva tidak lancar lainnya, termasuk aktiva tak berwujud ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aktiva dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aktiva tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual neto dan nilai pakai aktiva. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aktiva dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. q.
Beban tangguhan
q.
Instrumen keuangan derivatif
of
long
lived
assets
Fixed assets and other non-current assets, including intangible assets are reviewed for impairment whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised for the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price and value in use. For the purposes of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows.
Beban tangguhan terdiri dari beban yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak atas tanah dan beban tangguhan lainnya dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaat masing-masing beban tersebut. r.
Impairment (continued)
Deferred charges Deferred charges consist of costs associated with the acquisition or renewal of legal titles of land and other deferred charges and are amortised using the straight- line method over the expected period of benefit.
r.
Derivative financial instruments
Dalam rangka penerapan kebijakan manajemen risiko, Perseroan dan anak perusahaan secara berkala melakukan kontrak berjangka valuta asing dan kontrak swap valuta asing dengan pihak lain.
In implementing their risk management policies, the Company and subsidiaries periodically enter into forward foreign currency contracts and foreign currency swap contracts with external counterparties.
Untuk dapat menerapkan akuntansi lindung nilai, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai” mengharuskan agar beberapa persyaratan tertentu dipenuhi, antara lain mengenai harus tersedianya dokumentasi tertentu sejak tanggal dimulainya lindung nilai.
To qualify for hedge accounting, the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) 55 “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities” requires certain criteria to be met, including certain documentation required to be in place at the inception of the hedge.
Perubahan nilai wajar derivatif yang tidak memenuhi kriteria lindung nilai diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Sedangkan perubahan nilai wajar derivatif yang memenuhi kriteria lindung nilai pada umumnya diperlakukan sesuai dengan perlakuan terhadap unsur yang dilindungnilaikan.
Changes in the fair value of derivatives that do not meet the criteria of a hedge are recorded in the consolidated statements of income. Changes in the fair value of derivatives that do meet the criteria of a hedge are generally treated in accordance with the treatment of the hedged item.
Halaman - 24 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) s.
t.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Kewajiban diestimasi
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) s.
Kewajiban diestimasi diakui apabila Perseroan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dan besar kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya dan kewajiban tersebut dapat diestimasi dengan andal.
Provisions are recognised when the Company and subsidiaries have a present obligation (legal as well as constructive) as a result of past events and it is more likely than not that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Apabila terdapat sejumlah kewajiban serupa, kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan kelompok kewajiban tersebut secara keseluruhan. Kewajiban diestimasi diakui walaupun kemungkinan arus kas keluar untuk masingmasing unsur dalam kewajiban tersebut kecil.
Where there are a number of similar obligations, the likelihood that an outflow will be required in settlement is determined by considering the class of obligations as a whole. A provision is recognised even if the likelihood of an outflow with respect to any one item included in the same class of obligation may be small.
Hutang obligasi
t.
Hutang obligasi yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penerbitan hutang obligasi diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi dan diamortisasi selama jangka waktu hutang obligasi tersebut. u.
Provisions
Imbalan kerja
Bonds Bonds issued are presented at nominal value net of the unamortised discount. Costs incurred in connection with bond issuance are recognised as a discount and offset directly from the proceeds derived from such offerings and amortised over the period of the bonds.
u.
Employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek
Short-term employee benefits
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan.
Short-term employee recognised when they employees.
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya
Pension benefits and employment benefits
Perseroan dan anak perusahaan memiliki program pensiun imbalan pasti dan iuran pasti.
The Company and subsidiaries have defined benefit and defined contribution pension plans.
Halaman - 25 - Page
benefits accrue to
other
are the
post-
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) u.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Imbalan kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) u.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other employment benefits (continued)
Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun, yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih, seperti umur, masa kerja, dan jumlah kompensasi.
A defined benefit pension plan is a pension plan that defines an amount of pension that will be received by the employee on becoming entitled to a pension, which usually depends on one or more factors such as age, years of service, and compensation.
Program pensiun iuran pasti adalah program pensiun dimana Perseroan dan anak perusahaan akan membayar iuran tetap kepada sebuah entitas yang terpisah (dana pensiun) dan tidak memiliki kewajiban hukum atau konstruktif untuk membayar kontribusi lebih lanjut.
A defined contribution plan is a pension plan under which the Company and subsidiaries pay fixed contributions into a separate entity (pension fund) and have no legal or constructive obligation to pay further contributions.
Sesuai dengan Undang-Undang (“UU”) No. 13/2003, Perseroan dan anak perusahaan harus menyediakan imbalan pensiun minimal yang diatur dalam UU No. 13/2003, yaitu kewajiban imbalan pasti. Jika imbalan pensiun berdasarkan UU No. 13/2003 lebih besar daripada program pensiun yang ada, maka Perseroan dan anak perusahaan membukukan selisih tersebut sebagai kewajiban imbalan kerja.
In accordance with Law No. 13/2003, the Company and subsidiaries are required to provide minimum pension benefits as stipulated in the Law No. 13/2003, which represents an underlying defined benefit obligation. If the pension benefits based on Law No. 13/2003 are higher than those based on the existing pension plan, the Company and subsidiaries record the difference as an employee benefits obligation.
Kewajiban imbalan pensiun merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti sesuai dengan UU No. 13/2003 pada tanggal neraca dikurangi dengan nilai wajar aktiva program dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Kewajiban ini dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga obligasi jangka panjang yang berkualitas tinggi dalam mata uang Rupiah yang sesuai dengan jatuh tempo kewajiban imbalan pensiun yang bersangkutan.
The pension benefits obligation is the present value of the defined benefit obligation in accordance with Law No. 13/2003 at the balance sheets date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of high-quality long-term bonds that are denominated in Rupiah and are of corresponding maturities to the pension obligation.
Halaman - 26 - Page
post-
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) u.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Imbalan kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) u.
Employee benefits (continued)
Imbalan pensiun dan imbalan pasca-kerja lainnya (lanjutan)
Pension benefits and other employment benefits (continued)
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar dari 10% dari nilai wajar aktiva program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laporan laba rugi konsolidasian selama sisa masa kerja rata-rata yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments and changes in actuarial assumptions in excess of the greater of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to consolidated statements of income over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba rugi konsolidasian, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mensyaratkan karyawan tersebut untuk bekerja selama periode waktu tertentu. Dalam hal ini, biaya jasa lalu akan diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode tersebut.
Past service costs are recognised immediately in the consolidated statements of income, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified period of time. In this case, the past service costs are amortised on a straight-line basis over that period.
Perseroan dan anak perusahaan juga memberikan imbalan pasca-kerja lainnya, seperti uang pisah, uang penghargaan, dan uang kompensasi. Hak atas imbalan ini pada umumnya diberikan apabila karyawan bekerja hingga mencapai usia pensiun dan memenuhi masa kerja tertentu.
The Company and subsidiaries also provide other post- employment benefits such as severance pay, service pay, and compensation pay. Entitlement to these benefits is usually based on the employee remaining in service up to retirement age and the completion of a minimum service period.
Prakiraan biaya imbalan ini dicadangkan sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang sama dengan metodologi yang digunakan dalam perhitungan program pensiun imbalan pasti. Kewajiban ini dinilai setiap tahun oleh aktuaris independen yang berkualifikasi.
The expected costs of these benefits are accrued over the period of employment, using an accounting methodology similar to that for defined benefit pension plans. These obligations are valued annually by independent qualified actuaries.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja terhutang ketika karyawan dihentikan hubungan kerjanya sebelum usia pensiun normal. Perseroan dan anak perusahaan mengakui pesangon pemutusan hubungan kerja ketika Perseroan dan anak perusahaan menunjukkan komitmennya untuk memutuskan hubungan kerja dengan karyawan berdasarkan suatu rencana formal terperinci yang kecil kemungkinannya untuk dibatalkan. Pesangon yang akan dibayarkan dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca didiskontokan ke nilai kini.
Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Company and subsidiaries recognise termination benefits when they are demonstrably committed to terminate the employment of employees according to a detailed formal plan and the possibility of withdrawing the plan is remote. Benefits falling due more than 12 months after the balance sheet date are discounted to present value.
Halaman - 27 - Page
post-
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) u.
v.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Imbalan kerja (lanjutan)
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) u.
Employee benefits (continued)
Imbalan jangka panjang lainnya
Other long-term benefits
Imbalan jangka panjang lainnya seperti cuti berimbalan jangka panjang dan penghargaan jubilee dihitung berdasarkan Peraturan Perseroan dan anak perusahaan dengan metodologi yang sama dengan imbalan pascakerja lainnya.
Other long-term employee benefits such as long service leave and jubilee awards are calculated in accordance with the Company’s and subsidiaries’ regulations and using the same methodology as other post-employment benefits.
Saham
v.
Shares
Saham biasa diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Ordinary shares are classified as equity.
Tambahan biaya yang secara langsung terkait dengan penerbitan saham atau opsi baru disajikan pada bagian ekuitas sebagai pengurang, bersih setelah dikurangi pajak, dari jumlah yang diterima.
Incremental costs directly attributable to the issue of new shares or options are shown in equity as a deduction, net of tax, from the proceeds.
w. Pengakuan pendapatan dan beban
w. Revenue and expense recognition
Pendapatan bersih adalah pendapatan Perseroan dan anak perusahaan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa, termasuk jasa keuangan, setelah dikurangi diskon, retur, insentif penjualan, pajak penjualan barang mewah, pajak pertambahan nilai, dan pajak ekspor.
Net revenue represents revenue earned from the sale of the Company’s and subsidiaries’ products and services including financial services, net of discounts, returns, sales incentives, luxury sales tax, value added tax, and export tax.
Pendapatan dari penjualan barang diakui pada saat risiko secara signifikan dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pelanggan.
Revenue from the sale of goods is recognised when the significant risks and rewards of ownership of the goods have been transferred to customers.
Pendapatan jasa diakui pada saat jasa diberikan dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan andal.
Revenue from the rendering of services is recognised when services are performed, provided that the amount can be measured reliably.
Pendapatan dari pembiayaan konsumen dan sewa guna usaha diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan suatu tingkat pengembalian berkala yang tetap atas nilai investasi bersih.
Revenue from consumer financing and financing leases is recognised over the term of the respective contracts based on a constant rate of return on the net investment.
Beban diakui pada saat terjadinya, dengan menggunakan dasar akrual.
Expenses are recognised as incurred on an accruals basis.
Halaman - 28 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan) x.
y.
z.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
Perpajakan
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) x.
Taxation
Pajak penghasilan tangguhan diakui dengan menggunakan liability method, untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban dengan nilai tercatatnya untuk masing-masing perusahaan. Tarif pajak yang berlaku saat ini digunakan untuk menentukan pajak penghasilan tangguhan.
Deferred income tax is provided using the liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values for each entity separately. Currently enacted tax rates are used to determine deferred income tax.
Aktiva pajak tangguhan diakui apabila besar kemungkinan jumlah penghasilan kena pajak di masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang belum dimanfaatkan.
Deferred tax assets are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary differences can be utilised.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan/banding pada saat keputusan atas keberatan/banding tersebut ditetapkan.
Amendments to taxation obligations are recorded when an assessment is received or, if objected to/appealed against, when the result of the objection/appeal is determined.
Laba per saham
y.
Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the period.
Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang disesuaikan dengan mengasumsikan konversi seluruh efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif. Laba bersih disesuaikan untuk menghilangkan pengaruh beban bunga dari efek berpotensi saham biasa yang bersifat dilutif selama tahun yang bersangkutan.
Diluted earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year, adjusted to assume conversion of all potential dilutive ordinary shares. Net income is adjusted to eliminate the interest expense of the potential dilutive ordinary shares during the year.
Dividen
z.
Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen disetujui berdasarkan keputusan rapat Direksi sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan.
Halaman - 29 - Page
Dividends Final dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved in the Company’s General Meeting of the Shareholders. Interim dividend distributions are recognised as a liability when the dividends are approved based on a Board of Directors’ resolution in accordance with the Company’s A rticles of Association.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN PENTING (lanjutan)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
AKUNTANSI
YANG
aa. Transaksi dengan pihak-pihak mempunyai hubungan istimewa
yang
2.
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) aa. Transactions with related parties
Perseroan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7 “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and subsidiaries enter into transactions with related parties as defined in PSAK 7 “Related Party Disclosures”.
Meskipun transaksi ini dilakukan dengan prinsip arm’s length, adalah mungkin persyaratan transaksi tersebut di atas tidak sama dengan transaksi lain yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa.
Whilst the transactions are made as if on an arm’s length basis, it is possible that the terms of these transactions are not the same as those that would result from transactions between wholly unrelated parties.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All significant transactions and balances with related parties are disclosed in the notes to the consolidated financial statements.
ab. Pelaporan segmen
ab. Segment reporting
Pelaporan segmen disajikan berdasarkan segmen usaha yang teridentifikasikan. Segmen usaha merupakan komponen yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk dan jasa dan kelompok tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Informasi mengenai segmen usaha konsisten dengan informasi kegiatan usaha yang dilaporkan secara rutin kepada pengambil keputusan operasional.
3.
KAS DAN SETARA KAS
Kas Bank Deposito berjangka dan call deposits Sertifikat Bank Indonesia
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
Segment information is presented based upon identifiable business segments. A business segment is a distinguishable component that engages in providing products and services subject to risks and returns which are different from those of other business segments. Business segment information is consistent with operating information routinely reported to the chief operating decision maker.
3.
CASH AND CASH EQUIVALENTS
2006
2005
156,545 2,104,221 2,412,134
109,197 1,600,722 2,182,029
147,346
149,290
4,820,246 (90,303)
4,041,238 (102,605)
4,729,943
3,938,633
Halaman - 30 - Page
Cash on hand Cash at bank Time and call deposits Bank Indonesia Certificates
Restricted cash and time deposits
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3.
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) a.
3.
Bank
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) a.
2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 32e)
2005 Related party: 514,905
800,742
Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
PT Bank Permata Tbk (refer to Note 32e) Third parties: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. Others (below Rp 50 billion each)
206,216 114,472
151,223 103,926
44,541
68,709
8,099 231,737
125,918 177,955
605,065
627,731
307,446 178,892 30,556
60,262 96,935 61,016
8,142
56,895
173,378
182,978
698,414
458,086
Jumlah pihak ketiga
1,303,479
1,085,817
Total third parties
Jumlah bank
2,104,221
1,600,722
Total cash at bank
Mata uang asing: Citibank N.A. Standard Chartered Bank PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
b.
Cash at bank
Deposito berjangka dan call deposits
b.
2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 32e) Pihak ketiga: Rupiah: PT Bank Niaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Saldo dipindahkan
Foreign currencies: Citibank N.A. Standard Chartered Bank PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank Danamon Indonesia Tbk Others (below Rp 50 billion each)
Time and call deposits 2005 Related party:
404,482
645,602
307,554 197,757
168,004 85,107
189,957
14,215
161,154 111,133
106,615 59,000
967,555
432,941
Halaman - 31 - Page
PT Bank Permata Tbk (refer to Note 32e) Third parties: Rupiah: PT Bank Niaga Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Carried forward balance
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
3.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) b.
Deposito (lanjutan)
berjangka
dan
call
deposits
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) b.
2006
Time and call deposits (continued) 2005
Pihak ketiga: (lanjutan)
Third parties: (continued)
Saldo pindahan PT ANZ Panin Bank PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank Finconesia PT Bank Bukopin Standard Chartered Bank PT Bank Commonwealth PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
967,555 95,190 84,498
432,941 73,000 35,107
73,200 70,000 65,000 59,350 49,000
52,000 35,000 51,445 100,000
43,500
91,650
124,032
195,263
1,631,325
1,066,406
Pihak ketiga: Mata uang asing: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Citibank N.A. The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (dahulu Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd) Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
c.
Brought forward balance PT ANZ Panin Bank PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank Finconesia PT Bank Bukopin Standard Chartered Bank PT Bank Commonwealth PT Bank Syariah Mega Indonesia PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Others (below Rp 50 billion each) Third parties: Foreign currencies: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Citibank N.A. The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (formerly Bank of Tokyo Mitsubishi Ltd) Others (below Rp 50 billion each)
31,345
61,225
9,020 -
99,922 57,706
335,962
251,168
376,327
470,021
Jumlah pihak ketiga
2,007,652
1,536,427
Total third parties
Jumlah deposito berjangka dan call deposits
2,412,134
2,182,029
Total time and call deposits
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya
c.
Restricted cash and time deposits
Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya merupakan kas dan deposito berjangka yang berasal dari:
Restricted cash and time deposits represent cash and time deposits from:
Margin deposits untuk fasilitas letter of credit yang diperoleh anak perusahaan tertentu; Penyisihan dana untuk pembayaran bunga atas hutang obligasi pada anak perusahaan; Pembayaran bunga pinjaman jangka pendek; Guarantee deposits kepada pihak lain untuk kegiatan usahanya; dan
Margin deposits for letter of credit facilities obtained by certain subsidiaries; Interest sinking fund for bonds in a subsidiary;
Dana yang ditempatkan di escrow. Halaman - 32 - Page
Interest payments for short-term loans; Guarantee deposits to other parties made in the normal course of business; and Amounts held in escrow.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
3.
3.
KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) d.
Informasi lainnya
CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued) d.
Other information
Informasi lainnya sehubungan dengan kas dan setara kas dan kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya adalah sebagai berikut:
Other information relating to cash and cash equivalents and restricted cash and time deposits are as follows:
Suku bunga tahunan atas deposito berjangka dan call deposits serta Sertifikat Bank Indonesia (“SBI”) adalah:
Time and call deposits, including the Bank Indonesia Certificates (“SBI”), attracted annual interest at the following rates:
Rupiah Mata uang asing
2006
2005
3.00% - 15.50% 0.25% - 5.50%
4.00% - 15.00% 0.30% - 5.00%
Rupiah Foreign currencies
Pada tanggal 31 Desember 2006, kas dan setara kas Perseroan dan anak perusahaan dalam penyimpanan dan dalam perjalanan diasuransikan terhadap risiko kehilangan dengan nilai pertanggungan yang setara dengan Rp 295,2 miliar yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2006, cash and cash equivalents of the Company and subsidiaries at premises and in transit are covered by insurance against loss equivalent to Rp 295.2 billion, which management believes is adequate to cover possible loss.
Rincian saldo dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of balances in currencies are as follows:
2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR Lain-lain * Jumlah *)
126,331,584 678,356,977 779,208 451,350
1,139,511 51,416 9,240 4,071
foreign
2005 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent 98,971,210 1,272,789,002 589,479 1,338,338
1,204,238
Kas dan setara kas dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
Saldo dalam mata uang asing tersebut di atas termasuk kas dalam mata uang asing sejumlah Rp 1,6 miliar (2005: Rp 1,3 miliar).
Halaman - 33 - Page
972,887 106,178 6,873 13,156 1,099,094
*)
USD JPY EUR Others * Total
Cash and cash equivalents denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at the balance sheets date.
The balances in foreign currencies above include cash on hand in foreign currencies amounting to Rp 1.6 billion (2005: Rp 1.3 billion).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4.
4.
PIUTANG USAHA
TRADE RECEIVABLES
2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 32f)
2005
229,138
206,746
Pihak ketiga: Rupiah Mata uang asing
2,166,018 2,192,787
2,355,224 2,387,322
Penyisihan piutang ragu-ragu
4,358,805 (523,608)
4,742,546 (241,646)
3,835,197
4,500,900
4,064,335
4,707,646
Umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari 61 - 90 hari Lebih dari 90 hari Penyisihan piutang ragu-ragu
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
ragu-ragu
Third parties: Rupiah Foreign currencies Provision for doubtful receivables
The ageing of trade receivables is as follows:
2006
2005
2,924,995
3,405,735
754,794 281,127 97,451 529,576
857,550 213,348 125,108 347,551
4,587,943 (523,608)
4,949,292 (241,646)
4,064,335
4,707,646
adalah
Related parties (refer to Note 32f)
Current Overdue: 1- 30 days 31 - 60 days 61 - 90 days Over 90 days Provision for doubtful receivables
The movement of the provision for doubtful receivables is as follows:
2006
2005
Pada awal periode Penambahan penyisihan Penghapusan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
241,646 293,126 (11,089) (75)
49,736 200,185 (8,205) (70)
Pada akhir periode
523,608
241,646
At beginning of period Increase in provision Written-off Exchange differences due to financial statements translation At end of period
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang usaha.
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss on non-collectible receivables.
Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang usaha sejumlah Rp 97,2 miliar (2005: Rp 385,6 miliar) telah dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 13, 18e, dan 19).
As at 31 December 2006, trade receivables amounting to Rp 97.2 billion (2005: Rp 385.6 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 13, 18e, and 19).
Halaman - 34 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
4.
4.
PIUTANG USAHA (lanjutan) Rincian piutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: 2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR GBP Lain-lain *
239,640,160 305,422,097 477,835 8,737 304,411
Jumlah *
Details of trade receivables currencies are as follows:
2,161,554 23,150 5,666 155 2,746
238,191,606 341,988,479 572,848 1,769,233
2,193,271 *
Rincian piutang usaha yang dikelompokkan ke dalam kelompok otomotif dan kelompok nonotomotif adalah sebagai berikut:
5.
2,341,424 28,529 6,679 17,392
USD JPY EUR GBP Others *
2,394,024
Total
Details of trade receivables classified between automotive and non-automotive are as follows:
2005
1,830,457 2,233,878
2,087,589 2,620,057
4,064,335
4,707,646
5.
Automotive Non-automotive
OTHER RECEIVABLES
2006
2005
Agunan yang diambil alih Piutang PT Bumi Resources Tbk Piutang karyawan
556,299 295,856
649,183 393,200
215,314
204,483
Piutang derivatif Lain-lain
295,504
9,229 255,725
Penyisihan piutang ragu-ragu
1,362,973 (248,693)
1,511,820 (210,197)
Bagian lancar
1,114,280 (493,909)
1,301,623 (672,104)
620,371
629,519
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kerugian dari tidak tertagihnya piutang.
foreign
Trade receivables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rates prevailing at the balance sheets date.
2006
PIUTANG LAIN-LAIN
Bagian tidak lancar
in
2005 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent
Piutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
Otomotif Non-otomotif
TRADE RECEIVABLES (continued)
Repossessed collateral Loan to PT Bumi Resources Tbk Loans to officers and employees Derivative receivables Others
Provision for doubtful receivables
Current portion Non-current portion
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss on non-collectible receivables.
Halaman - 35 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) Bagian tidak lancar terdiri dari:
OTHER RECEIVABLES (continued) Non-current portion consists of:
2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 32g) Pihak ketiga
a.
2005
356,777
301,917
263,594
327,602
620,371
629,519
Agunan yang diambil alih
a.
Agunan yang diambil alih terutama terdiri dari kendaraan yang diambil alih karena pelanggan wanprestasi. b. Piutang PT Bumi Resources Tbk dan perjanjian jasa konsultasi yang terkait
Related parties (refer to Note 32g) Third parties
Repossessed collateral Repossessed collateral mainly consists of vehicles which have been repossessed because the customers are in default.
b.
Loan to PT Bumi Resources Tbk and related consulting agreement
Pada bulan Agustus 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), anak perusahaan tidak langsung, memberikan pinjaman tanpa jaminan sejumlah USD 40 juta kepada PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), induk perusahaan PT Kaltim Prima Coal (“KPC”). Pinjaman ini berkaitan dengan Kontrak Jasa Penambangan antara Pama dengan KPC di Bendili Sangata, Kalimantan Timur (lihat Catatan 35f). Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 29 Januari 2007 (lihat Catatan 37).
In August 2004, PT Pamapersada Nusantara (“Pama”), an indirect subsidiary, granted an unsecured loan amounting to USD 40 million to PT Bumi Resources Tbk (“Bumi”), the ultimate parent company of PT Kaltim Prima Coal (“KPC”). The loan is related to a Mining Services Contract between Pama and KPC at Bendili Sangata, East Kalimantan (refer to Note 35f). This loan was repaid in full on 29 January 2007 (refer to Note 37).
Pokok pinjaman yang terhutang setiap triwulan mulai 1 Maret 2006 dikenakan bunga triwulanan sebesar SIBOR ditambah marjin tertentu seperti tercantum dalam perjanjian pinjaman. Selama periode yang berakhir 31 Desember 2006, pokok pinjaman sejumlah USD 7,2 juta telah dilunasi dalam empat kali angsuran.
The loan principal which was repayable on a quarterly basis starting from 1 March 2006 bore interest on a quarterly basis at SIBOR plus a certain margin as set out in the loan agreement. During the period ended 31 December 2006, loan principal amounting to USD 7.2 million was paid through four instalments.
Saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar USD 32,8 juta atau setara dengan Rp 295,9 miliar (2005: USD 40 juta atau setara dengan Rp 393,2 miliar). Dari saldo pinjaman tersebut, sebesar Rp 230 miliar (2005: Rp 322,4 miliar) diklasifikasikan sebagai bagian aktiva tidak lancar, dan sisanya diklasifikasikan sebagai bagian aktiva lancar.
The loan balance on 31 December 2006 amounted to USD 32.8 million, equivalent to Rp 295.9 billion (2005: USD 40 million, equivalent to Rp 393.2 billion). Of the outstanding balance, Rp 230 billion (2005: Rp 322.4 billion) is classified as a noncurrent asset, and the remaining balances are classified as current assets.
Halaman - 36 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) b. Piutang PT Bumi Resources Tbk dan perjanjian jasa konsultasi yang terkait (lanjutan)
c.
OTHER RECEIVABLES (continued) b.
Loan to PT Bumi Resources Tbk and related consulting agreement (continued)
Pada bulan Agustus 2004, Pama juga menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi. Sesuai perjanjian ini, Bumi memberikan jasa konsultasi kepada Pama dan sebagai imbalannya, Pama membayar biaya sesuai dengan tarif tertentu, atas setiap volume overburden yang ditagihkan setiap bulan oleh Pama ke KPC sesuai Kontrak Jasa Penambangan. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tahun 2015 atau pada saat pinjaman tersebut dilunasi.
In August 2004, Pama also entered into a Consulting Services Agreement with Bumi. Under this agreement, Bumi provides consulting services to Pama and in consideration, Pama pays a predetermined fee based on the overburden billed by Pama to KPC on a monthly basis as stated in the Mining Services Contract. This agreement is valid until 2015 or until the loan has been repaid.
Hutang atas jasa konsultasi kepada Bumi dapat diperhitungkan dengan pokok maupun bunga pinjaman sesuai dengan syarat-syarat perjanjian.
The consulting fees payable to Bumi can be offset against the principal and interest elements of the loans in accordance with the loan terms.
Beban konsultasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 sebesar USD 16,4 juta atau setara dengan Rp 150,3 miliar (2005: USD 8,7 juta atau setara dengan Rp 87,5 miliar) telah diakui dalam “Beban pokok pendapatan”. Penghasilan bunga untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2006 adalah sebesar USD 5,1 juta atau setara dengan Rp 45 miliar (2005: USD 5,6 juta atau setara dengan Rp 57 miliar).
Consulting fees for the year ended 31 December 2006 amounted to USD 16.4 million, equivalent to Rp 150.3 billion (2005: USD 8.7 million, equivalent to Rp 87.5 billion), have been recognised within “Cost of revenue”. Interest income for the year ended 31 December 2006 amounted to USD 5.1 million, equivalent to Rp 45 billion (2005: USD 5.6 million, equivalent to Rp 57 billion).
Pada tanggal 31 Desember 2006, akumulasi jumlah hutang jasa konsultasi sejumlah USD 7 juta (2005: USD 10,3 juta) diperhitungkan dengan akumulasi piutang bunga sejumlah USD 0,4 juta (2005: USD 6,5 juta) menghasilkan saldo bersih hutang jasa konsultasi sejumlah USD 6,6 juta atau setara dengan Rp 60,1 miliar (2005: USD 3,8 juta atau setara dengan Rp 37 miliar).
As at 31 December 2006, the accumulated consulting services fee payable amounted to USD 7 million (2005: USD 10.3 million) offset against accumulated interest receivable amounting to USD 0.4 million (2005: USD 6.5 million). This resulted in a net balance of consulting services fee payable amounting to USD 6.6 million, equivalent to Rp 60.1 billion (2005: USD 3.8 million, equivalent to Rp 37 billion).
Piutang karyawan
c.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu memberikan pinjaman kepada para karyawannya untuk membeli kendaraan bermotor, yang pada umumnya tidak dikenakan bunga. Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, saldo pinjaman tersebut masing-masing berjumlah Rp 215,3 miliar dan Rp 204,5 miliar (lihat Catatan 32g). Pinjaman ini dilunasi secara angsuran melalui pemotongan gaji bulanan. Halaman - 37 - Page
Loans to officers and employees The Company and certain subsidiaries granted vehicle loans to their officers and employees, which are generally non-interest bearing. As at 31 December 2006 and 2005, outstanding balances of these loans amounted to Rp 215.3 billion and Rp 204.5 billion, respectively (refer to Note 32g). These loans are repaid in instalments through deductions from monthly salaries.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) d.
Piutang dan hutang derivatif
d.
Jumlah nosional/ Notional amount Instrumen Kontrak dalam USD Kontrak dalam JPY Kontrak berjangka komoditi Cross currency swaplindung ni lai arus kas
USD JPY Ton USD
OTHER RECEIVABLES (continued) Derivative receivables and payables
2006 Piutang derivatif/ Derivative receivables
189,645,000 1,746,445,000 3,000 11,000,000
Bagian lancar Bagian tidak lancar *)
USD JPY
65,000,000 1,809,025,000
Bagian lancar
-
149,044 (100,954) Current portion 48,090 Non-current portion Derivative liabilities.
2005 Piutang derivatif/ Derivative receivables
*)
are
presented
under
other
Instruments 9,945 Contract in USD 566 Contract in JPY 10,511 (9,025) Current portion 1,486 Non-current portion
-
Hutang derivatif disajikan sebagai bagian dari kewajiban lain-lain.
payables
Hutang *) derivatif / Derivative payables *)
9,064 165 9,229 (9,229)
Bagian tidak lancar *)
128,225 2,845 2,717 15,257
-
Jumlah nosional/ Notional amount
Instruments Contract in USD Contract in JPY Forward commodity Cross currency swapcash flow hedge
-
*)
Hutang derivatif disajikan sebagai bagian dari kewajiban lain-lain.
Instrumen Kontrak dalam USD Kontrak dalam JPY
Hutang derivatif *)/ Derivative payables *)
Derivative liabilities.
payables
are
presented
under
other
Pada bulan Juni 2006, PT Serasi Autoraya, anak perusahaan, menandatangani kontrak cross currency swap dengan Standard Chartered Bank Cabang Jakarta yang digunakan untuk melindungi risiko ketidakpastian arus kas sehubungan dengan pinjaman dalam mata uang asing. Kontrak ini diperlakukan sebagai aktivitas lindung nilai secara akuntansi.
In June 2006, PT Serasi Autoraya, a subsidiary, entered into a cross currency swap contract with Standard Chartered Bank Jakarta Branch, which is utilised to cover risks of cash flow uncertainty arising from foreign currency borrowings. This contract has been accounted for as a hedging activity for accounting purposes.
Pada tanggal 31 Desember 2006, kerugian sejumlah Rp 11,9 miliar, sehubungan dengan perubahan atas nilai wajar derivatif yang efektif dibukukan di bagian ekuitas.
As at 31 December 2006, the loss of Rp 11.9 billion incurred from changes in the fair value of derivatives that are highly effective have been recognised within equity.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu lainnya juga melakukan transaksi derivatif selama periode yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2006 dan 2005, dengan tujuan untuk lindung nilai atas nilai tukar mata uang dan tingkat bunga. Kontrak ini tidak diperlakukan sebagai aktivitas lindung nilai secara akuntansi.
The Company and certain other subsidiaries also entered into derivative transactions during the periods ended 31 December 2006 and 2005, for the purpose of hedging currency and interest rate exposure. These have not been accounted for hedging activities for accounting purposes.
Halaman - 38 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
5.
5.
PIUTANG LAIN-LAIN (lanjutan) d.
Piutang dan hutang derivatif (lanjutan)
d.
Derivative receivables (continued)
and payables
Adapun total penyesuaian atas nilai wajar piutang dan hutang derivatif yang telah dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan adalah Rp 144,4 miliar (2005: Rp 49,72 miliar).
The total fair value adjustment to the receivables and derivative payables that has been charged in the current year consolidated statements of income is Rp 144.4 billion (2005: Rp 49.72 billion).
Informasi lain mengenai piutang dan hutang derivatif adalah sebagai berikut:
Further information relating to the derivative receivables and payables is as follows: Jatuh tempo/ Repayment schedule
Pihak dalam kontrak/Counterparts ABN Amro Bank N.V. Citibank N.A. Fontannaz Futures Sdn Bhd PT ANZ Panin Bank PT Bank Commonwealth PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Standard Chartered Bank The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd
6.
OTHER RECEIVABLES (continued)
10 Juli/July 2011 Januari/January 2007 30 September 2007 Januari/January 2007 Januari/January 2007 Januari/January – Maret/March 2007 Mei/May 2007 – Juli/July 2007 Maret/March 2007 – Februari/February 2008 Januari/January 2007 – September 2011 Januari/January 2007 – Agustus/ August 2008
PERSEDIAAN
Barang jadi termasuk unit CBU Barang dalam penyelesaian Bahan baku dan unit CKD Suku cadang Barang dalam perjalanan Lain-lain Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar
Tingkat bunga/ Interest rates
6.
13.40% - SBI + 2.00% 0% - 14.35% 0% - 16.50%
INVENTORIES
2006
2005
2,969,120
3,926,864
105,682 177,757 291,667 80,580 425,930
199,399 436,143 282,222 106,064 221,506
4,050,736 (50,039)
5,172,198 (51,369)
4,000,697
5,120,829
Finished goods, including CBU units Work-in-progress Raw materials and CKD units Spare parts Goods in transit Others Provision for obsolete and slow moving inventory
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan persediaan usang dan tidak lancar cukup untuk menutup kemungkinan kerugian karena penurunan nilai persediaan.
Management believes that the provision for obsolete and slow moving inventory is adequate to cover possible loss due to the decline in the value of inventories.
Pada tanggal 31 Desember 2006, persediaan sejumlah Rp 95,5 miliar (2005: Rp 256,4 miliar) dijaminkan untuk pinjaman tertentu (lihat Catatan 13 dan 18e).
As at 31 December 2006, inventories amounting to Rp 95.5 billion (2005: Rp 256.4 billion) have been used as collateral for certain loans (refer to Notes 13 and 18e).
Pada tanggal 31 Desember 2006, persediaan Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan setara dengan Rp 3,11 triliun yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2006, the inventories of the Company and subsidiaries have been covered by insurance against loss by fire and other risks equivalent to Rp 3.11 trillion which management believes is adequate to cover possible loss.
Halaman - 39 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6.
6.
PERSEDIAAN (lanjutan) Mutasi penyisihan persediaan usang dan tidak lancar adalah sebagai berikut:
INVENTORIES (continued) The movement in the provision for obsolete and slow moving inventory is as follows:
2006 Pada awal periode Penambahan penyisihan Penghapusan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan Pada akhir periode 7.
51,369 8,290 (9,457) (163)
49,017 22,500 (20,527) 379
50,039
51,369
PERPAJAKAN a.
2005
7.
Pajak dibayar di muka
TAXATION a.
2006 Perseroan Pajak penghasilan badan: 2006 2004 Pajak Pertambahan Nilai Pajak Penjualan Barang Mewah Anak perusahaan Pajak penghasilan badan Pajak Pertambahan Nilai
b.
2005
4,892 119,359 29,395
225,235
153,646
1,004,106 201,568
423,288 165,550
1,205,674
588,838
1,430,909
742,484 b.
2006 Perseroan Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 25/29 Pajak Penjualan Barang Mewah Anak perusahaan Pajak penghasilan: Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25/29 Pasal 26 Pajak Penjualan Barang Mewah Pajak Pertambahan Nilai
Prepaid taxes
127,416 64,143 33,676
Hutang pajak
At beginning of period Increase in provision Written-off Exchange differences due to financial statement translation At end of period
Subsidiaries Corporate income tax Value Added Tax
Taxes payable 2005
42,992 4,514 613 19,319 -
36,964 13,810 377 189,792 211
67,438
241,154
90,383 138 28,566 187,270 4,157 19,097 88,056
83,644 421 35,963 381,777 4,278 21,990 92,215
417,667
620,288
485,105
861,442
Halaman - 40 - Page
The Company Corporate income tax: 2006 2004 Value Added Tax Luxury Sales Tax
The Company Income taxes: Article 21 Article 23 Article 26 Article 25/29 Luxury Sales Tax Subsidiaries Income taxes: Article 21 Article 22 Article 23 Article 25/29 Article 26 Luxury Sales Tax Value Added Tax
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban pajak penghasilan
TAXATION (continued) c.
2006 Perseroan Kini Tangguhan
Anak perusahaan Kini Tangguhan
Konsolidasian Kini Tangguhan
Income tax expense s 2005
(200,588) (13,036)
(480,657) (14,907)
(213,624)
(495,564)
(1,202,134) 35,068
(1,518,830) 141,608
(1,167,066)
(1,377,222)
(1,402,722) 22,032
(1,999,487) 126,701
(1,380,690)
(1,872,786)
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dan hasil perhitungan teoritis laba sebelum pajak penghasilan sebagai berikut:
2005
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan Eliminasi konsolidasi
5,871,528
8,205,759
2,519,667
2,570,166
Laba konsolidasian sebelum pajak penghasilan dan eliminasi
8,391,195
10,775,925
(4,465,474)
(4,823,076)
Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan
3,925,721
5,952,849
Pajak dihitung pada tarif pajak progresif Penghasilan bukan obyek pajak Penghasilan kena pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan Penyesuaian aktiva pajak tangguhan yang dahulu tidak diakui
(1,177,699)
(1,785,837)
1,003,286 11,544 (50,755)
1,337,457 10,597 (66,133)
Beban pajak penghasilan Perseroan Beban pajak penghasilan anak perusahaan Beban pajak penghasilan konsolidasian
Subsidiaries Current Deferred
Consolidated Current Deferred
The reconciliation between income tax expenses and the theoretical tax amount on profit before income tax is as follows:
2006
Dikurangi: Laba sebelum pajak penghasilan anak perusahaan
The Company Current Deferred
-
8,352
(213,624)
(495,564)
(1,167,066)
(1,377,222)
(1,380,690)
(1,872,786)
Halaman - 41 - Page
Consolidated profit before income tax Consolidation eliminations Consolidated profit before income tax and eliminations Less: Profit before income tax of subsidiaries Profit before income tax of the Company Tax calculated at progressive rates Income not subject to tax Income subject to final tax Non-deductible expenses Adjustment to previously unrecognised deferred tax assets Income tax expenses of the Company Income tax expenses of subsidiaries Consolidated income tax expenses
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) c.
Beban pajak penghasilan (lanjutan)
TAXATION (continued) c.
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak Perseroan dengan penghasilan kena pajak Perseroan untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2006 dan 2005 adalah sebagai berikut:
Laba sebelum pajak penghasilan Perseroan Penyesuaian pajak: Beban kesejahteraan karyawan Bagian atas laba bersih anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities, setelah dikurangi amortisasi goodwill Penghasilan kena pajak final Kewajiban imbalan kerja Selisih kerugian pelepasan penyertaan antara metode biaya dengan metode ekuitas Lain-lain
The reconciliation between profit before income tax of the Company and the Company’s taxable income for the periods ended 31 December 2006 and 2005 is as follows:
2006
2005
3,925,721
5,952,849
54,577 (3,344,288)
52,648 (4,458,189)
(38,480) 11,882 -
(35,324) 82,322 (21,690)
59,273
29,633
(3,257,036) Penghasilan kena pajak Perseroan Beban pajak penghasilan kini Perseroan Pembayaran pajak di muka Perseroan (Pajak penghasilan lebih bayar)/hutang pajak penghasilan - Perseroan Beban pajak penghasilan kini anak perusahaan Pembayaran pajak di muka anak perusahaan Hutang pajak penghasilan anak perusahaan
Income tax expense s (continued)
Profit before income tax of the Company Fiscal adjustments: Employee welfare expenses Share of results of subsidiaries, associates and jointly controlled entities, net of goodwill amortisation Income subject to final tax Employee benefits obligation Difference in loss on disposal of investments between cost and equity method Others
(4,350,600)
668,685
1,602,249
Taxable income of the Company
200,588
480,657
(328,004)
(290,865)
(127,416)
189,792
Current income tax expenses of the Company Prepayment of income taxes of the Company (Overpayment of income taxes)/ income tax payable the Company Current income tax expenses of subsidiaries Prepayment of income taxes of subsidiaries Income tax payable subsidiaries
1,202,134
1,518,830
(1,014,864)
(1,137,053)
187,270
Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, jumlah penghasilan kena pajak didasarkan atas perhitungan sementara, karena Perseroan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT” ) pajak penghasilan badan final.
Halaman - 42 - Page
381,777
In these consolidated financial statements, the amount of taxable income is based on preliminary calculations, as the Company has not yet been required to submit the final corporate income tax returns.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) d.
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
TAXATION (continued) d.
Deferred tax assets and liabilities
2006
Pada awal periode/At beginning of period Aktiva pajak tangguhan Perseroan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar Investasi Perbedaan antara nilai buku bersih aktiva tetap akuntansi dan fiskal Beban tangguhan Beban yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan Kewajiban imbalan kerja Aktiva pajak tangguhan Perseroan, bersih Aktiva pajak tangguhan anak perusahaan, bersih Kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited/(charged) to consolidated statements of income
Reklasifikasi/ Reclassification
Pada akhir periode/ At end of period
Lain-lain/ Others
6,112
891
-
-
7,003
1,981
1,042
Deferred tax assets The Company: Provision for doubtful receivables Provision for obsolete and slow moving inventory Investments Difference between accounting and tax fixed assets’ net book value Deferred charges Accrued expenses Deferred gain Employee benefits obligation
-
-
3,023
4,384 (5,906)
(705)
-
-
4,384 (6,611)
(350) 74,591 69,922 42,885
2,995 177 (21,000) 3,564
-
-
2,645 74,768 48,922 46,449
193,619
(13,036)
-
-
180,583
Deferred tax assets of the Company, net Deferred tax assets of subsidiaries, net
575,974
43,958
12,601
(16,781)
615,752
769,593
30,922
12,601
(16,781)
796,335
(192,546)
(8,890 )
(12,601)
-
(214,037)
Deferred tax liabilities of subsidiaries, net
2005
Pada awal periode/At beginning of period Aktiva pajak tangguhan Perseroan: Penyisihan piutang ragu-ragu Penyisihan persediaan usang dan tidak lancar Investasi Perbedaan antara nilai buku bersih aktiva tetap akuntansi dan fiskal Beban tangguhan Beban yang masih harus dibayar Keuntungan ditangguhkan Kewajiban imbalan kerja Aktiva pajak tangguhan Perseroan, bersih Aktiva pajak tangguhan anak perusahaan, bersih Kewajiban pajak tangguhan anak perusahaan, bersih
e.
11,864 1,120
Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi konsolidasian/ Credited/(charged) to consolidated statements of income
Reklasifikasi/ Reclassification
(5,752)
-
-
6,112
Pada akhir periode/ At end of period
Lain-lain/ Others
Deferred tax assets The Company: Provision for doubtful receivables Provision for obsolete and slow moving inventory Investments Difference between accounting and tax fixed assets’ net book value Deferred charges Accrued expenses Deferred gain Employee benefits obligation
861
-
-
1,981
9,977 (5,460)
(5,593) (446)
-
-
4,384 (5,906)
(372) 89,209 84,000 18,188
22 (14,618) (14,078) 24,697
-
-
(350) 74,591 69,922 42,885
208,526
(14,907)
-
-
193,619
Deferred tax assets of the Company, net Deferred tax assets of subsidiaries, net
415,050
157,462
3,144
318
575,974
623,576
142,555
3,144
318
769,593
(173,477)
(15,854)
(3,144)
(71)
(192,546)
Surat ketetapan pajak
e.
Deferred tax liabilities of subsidiaries, net
Tax assessments
Perseroan
The Company
Pada bulan Juni 2006, Perseroan menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) untuk pajak penghasilan badan tahun 2004 sejumlah Rp 9,2 miliar. Perseroan juga menerima SKPKB untuk pajak-pajak lainnya sejumlah Rp 1,9 miliar (termasuk denda dan bunga). SKPKB ini telah diselesaikan melalui pemindahbukuan dari pajak dibayar di muka atas Pajak Penjualan Barang Mewah. Perseroan menyetujui dan telah membukukan seluruh ketetapan pajak tersebut.
In June 2006, the Company received a tax assessment for 2004 corporate income tax confirming an underpayment of corporate income tax of Rp 9.2 billion. The Company also received various tax assessments confirming underpayment of other taxes, amounting to Rp 1.9 billion (including penalties and interest). This underpayment has been settled by way of being offset against the Luxury Sales Tax prepayment. The Company accepted the above assessments and recorded accordingly.
Halaman - 43 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
7.
7.
PERPAJAKAN (lanjutan) f.
Administrasi
TAXATION (continued) f.
Administration
Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan menghitung dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. SPT konsolidasian tidak diperkenankan dalam peraturan perpajakan Indonesia. Direktorat Jenderal Pajak (“DJP”) dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak.
8.
PIUTANG PEMBIAYAAN
Under the taxation laws of Indonesia, the Company and subsidiaries submit their tax returns on the basis of self assessment. Consolidated tax returns are prohibited under the taxation laws of Indonesia. The Directorate General of Tax (“DGT”) may assess or amend taxes within ten years from the date that the tax became due.
8.
FINANCING RECEIVABLES
2006 Piutang pembiayaan konsumen, bersih Investasi bersih dalam sewa guna usaha, bersih Penyisihan piutang ragu-ragu
a.
17,679,579
24,685,444
654,758
251,681
18,334,337 (769,290)
24,937,125 (926,758)
17,565,047
24,010,367
Piutang pembiayaan konsumen, bersih Rincian piutang pembiayaan bersih adalah sebagai berikut:
2005*
a.
konsumen,
Consumer financing receivables, net
2005*
30,683,912
34,479,743
(6,152,878)
(4,418,442)
(6,851,455)
(5,375,857)
Penyisihan piutang ragu-ragu
17,679,579 (757,745)
24,685,444 (918,578)
Bersih
16,921,834
23,766,866
*) Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
Consumer financing, receivables gross Amount financed by other parties Unearned income Provision for doubtful receivables Net
*) As restated, refer to Note 2g.
Rincian piutang pembiayaan konsumen kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
A schedule of gross consumer financing receivables classified according to year of maturity is as follows:
2006 Dalam 1 tahun Lebih dari 1 tahun
Provision for doubtful receivables
Details of consumer financing receivables, net are as follows:
2006 Piutang pembiayaan konsumen, kotor Bagian pinjaman yang dibiayai pihak lain Pendapatan ditangguhkan
Consumer financing receivables, net Net investment in direct financing leases, net
2005
16,676,905 14,007,007
18,266,556 16,213,187
30,683,912
34,479,743
Halaman - 44 - Page
Within 1 year More than 1 year
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8.
PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) a.
b.
Piutang pembiayaan konsumen, bersih (lanjutan)
FINANCING RECEIVABLES (continued) a.
Consumer financing receivables, net (continued)
Informasi pokok lainnya sehubungan dengan piutang pembiayaan konsumen yang diberikan adalah sebagai berikut:
Other significant information relating to consumer financing receivables is as follows:
-
Suku bunga efektif per tahun atas piutang pembiayaan konsumen berkisar antara 13% - 47,5% (2005: 13% - 47,5%).
-
The effective annual interest rates of consumer financing receivables ranged between 13% - 47.5% (2005: 13% 47.5%).
-
Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan pengalihan fidusia atas Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor atas porsi pembiayaan dimana anak perusahaan menanggung risiko kredit.
-
Consumer financing receivables are secured on fiduciary transfers of Motor Vehicle Ownership Certificates in respect of finance on which the subsidiaries bear the credit risk.
- Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang pembiayaan konsumen bersih sejumlah Rp 3,89 triliun (2005: Rp 4,24 triliun) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 13, 18e, dan 19).
-
As at 31 December 2006, net consumer financing receivables amounting to Rp 3.89 trillion (2005: Rp 4.24 trillion) have been used as collateral for loans obtained by certain financial services subsidiaries (refer to Notes 13, 18e, and 19).
- Pada tanggal 31 Desember 2006, saldo piutang pembiayaan konsumen sejumlah Rp 46,1 miliar adalah dalam mata uang USD (2005: Rp 10,4 miliar).
-
As at 31 December 2006, consumer financing receivables of Rp 46.1 billion are denominated in USD (2005: Rp 10.4 billion).
Investasi bersih dalam sewa guna usaha
b.
Kegiatan sewa guna usaha terutama mencakup sewa guna usaha kendaraan bermotor dengan masa sewa berkisar antara 2 hingga 4 tahun. 2006 Piutang sewa guna usaha, kotor Nilai sisa yang terjamin Simpanan jaminan Pendapatan sewa guna usaha ditangguhkan
Net investment leases
financing
2005 303,301 109,807 (109,807) (51,620)
Penyisihan piutang ragu-ragu
654,758 (11,545)
251,681 (8,180)
Bersih
643,213
243,501
Halaman - 45 - Page
direct
Leasing operatio ns principally consist of leasing motor vehicles, with lease terms ranging from 2 to 4 years.
798,419 239,143 (239,143) (143,661)
Simpanan jaminan dari penyewa akan digunakan untuk melunasi harga jual aktiva yang disewakan pada akhir masa sewa jika penyewa menggunakan hak opsinya untuk membeli aktiva tersebut. Uang jaminan akan dikembalikan kepada penyewa jika hak opsi tidak digunakan.
in
Lease receivables, gross Guaranteed residual values Security deposits Unearned lease income
Provision for doubtful receivables Net
Security deposits from lessees will be applied against the selling price of the leased assets at the end of the lease term if the lessee exercises the option to purchase the asset. The deposit will be refunded to the lessee if the purchase option is not exercised.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
8.
8.
PIUTANG PEMBIAYAAN (lanjutan) b.
Investasi bersih dalam sewa guna usaha (lanjutan)
FINANCING RECEIVABLES (continued) b.
Rincian piutang sewa guna usaha kotor yang diklasifikasikan menurut tahun jatuh temponya adalah sebagai berikut:
direct
financing
A schedule of gross lease receivables classified according to year of maturity is as follows:
2006 Dalam 1 tahun Dalam 1 – 2 tahun Lebih dari 2 tahun
Net investment in leases (continued)
2005
408,036 278,642 111,741
150,800 114,040 38,461
798,419
303,301
Within 1 year Within 1 – 2 year More than 2 years
Pada tanggal 31 Desember 2006, piutang sewa guna usaha bersih sejumlah Rp 225 miliar (2005: nihil) dijaminkan untuk pinjaman yang diterima oleh anak perusahaan tertentu yang bergerak di bidang jasa keuangan (lihat Catatan 13 dan 18e).
As at 31 December 2006, net lease receivables amounting to Rp 225 billion (2005: nil) have been used as collateral for loans o btained by certain financial services subsidiaries (refer to Notes 13 and 18e).
Rincian piutang pembiayaan kotor menurut umur adalah sebagai berikut:
The ageing of gross financing receivables is as follows:
2006 Lancar Lewat jatuh tempo: 1 - 30 hari 31 - 60 hari Lebih dari 60 hari
Mutasi penyisihan sebagai berikut:
piutang
2005
30,895,939
34,234,367
321,161 103,110 162,121
273,027 82,375 193,275
31,482,331
34,783,044
ragu-ragu
adalah
The movement of the provision for doubtful receivables is as follows:
2006 Pada awal periode Penambahan penyisihan Penghapusan Pada akhir periode
2005
926,758 804,120 (961,588)
604,936 1,281,654 (959,832)
769,290
926,758
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya piutang pembiayaan.
Current Overdue: 1 - 30 days 31 - 60 days Over 60 days
At beginning of period Increase in provision Written-off At end of period
Management believes that the provision for doubtful receivables is adequate to cover possible loss in respect of financing receivables.
Halaman - 46 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
INVESTMENTS IN ASSOCIATES JOINTLY CONTROLLED ENTITIES
AND
2006
Investee Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor a) PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Kayaba Indonesia PT Denso Indonesia a) PT GS Battery a) PT Aisin Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT AT Indonesia PT Federal Nittan Industries Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) c)
% kepemilikan efektif/ % of effective ownership 31/12/2006
Pada awal periode/ At beginning of period
Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara a) PT United Tractors Semen Gresik
Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain/Others PT Marga Mandalasakti Konsorsium Intertel Astratel PT Toyofuji Logistic Indonesia PT PAM Lyonnaise Jaya
Pembelian/ Purchases
(1,241,347)
231,369
97,472
4,381,177
44.51 50.00 50.00 44.86 50.00
1,999,844 79,004 55,095 32,603 64
47,234 (3,112) 5,155 (1,288) 34,808 -
-
893,619 236,646 -
173,947 -
3,114,644 233,534 84,159 53,807 67,411 64
2,166,610
82,797
-
1,130,265
173,947
3,553,619
74,207 26,097
14,714 5,875
(4,988) (2,668)
-
(51 )
83,933 29,253
100,304
20,589
(7,656)
-
(51 )
113,186
37.67
47,976
5,669
-
-
-
53,645
34.00 100.00 34.91 30.00
147,378 2,694 2,060 -
370 257 8,913
-
240,734
257 -
147,748 2,951 2,317 249,647
152,132
9,540
-
240,734
257
402,663
6,519,436
1,359,864
(1,249,003)
1,602,368
271,625
8,504,290
1,241,269
(1,100,000) (2,992) (52,126) (31,540) (9,697) (1,750) (14,603) (10,000) (8,520) (9,828) (291)
177,058 52,391 1,920
Lain-lain/ Others b)
2,501,660 428,859 381,742 167,422 155,365 152,370 43,252 60,067 44,036 117,641
50.00 26.30
979,003 38,438 91,726 31,726 15,676 13,400 28,536 19,319 10,197 18,093 (4,845)
Dividen/ Dividends
Pada akhir periode/ At end of period
50.00 31.87 51.00 43.36 22.25 43.36 29.49 43.36 34.69 34.69
4,052,414 Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk a) PT Toyota Astra Financial Services PT Komatsu Astra Finance PT Astra Auto Finance PT Astra CMG Life Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each)
Bagian hasil bersih/Share of results
(323) (1,131) 117,124 (18,198)
2,380,340 640,232 421,342 167,608 161,344 164,020 131,057 104,962 61,744 52,301 96,227
a)
Dan anak perusahaan.
a)
And subsidiary/subsidiaries.
b)
Lain-lain terutama timbul dari pengalihan PT Aisin Indonesia dari anak perusahaan menjadi perusahaan asosiasi karena penurunan kepemilikan efektif dari 43,36% menjadi 29,49 %, pengalihan PT Gemala Kempa Daya dari perusahaan asosiasi menjadi anak perusahaan karena peningkatan kepemilikan efektif dari 34,69% menjadi 43,94% dan perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual di PT Bank Permata Tbk.
b)
Others mainly arise from the transfers of PT Aisin Indonesia from a subsidiary to an associate due to the reduction in effective ownership from 43.36% t o 29.49% and the transfer of PT Gemala Kempa Daya from an associate company to a subsidiary due to the increase in effective ownership from 34.69% to 43.94% and change in the fair value of available-for-sale securities in PT Bank Permata Tbk.
c)
Otomotif - lain-lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak perusahaan, yaitu PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, dan PT Exedy Indonesia melalui PT Astra Otoparts Tbk.
c)
Automotive - others consist of associates of the Company and subsidiaries, being PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, and PT Exedy Indonesia through PT Astra Otoparts Tbk.
Halaman - 47 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (lanjutan)
INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (continued) 2005
Investee Otomotif/Automotive PT Astra Honda Motor a) PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota-Astra Motor PT Kayaba Indonesia PT GS Battery a) PT Denso Indonesia a) PT AT Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT Federal Nittan Industries Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) c) Jasa keuangan/Financial services PT Bank Permata Tbk a) PT Komatsu Astra Finance PT Astra Auto Finance PT Astra CMG Life Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)/others (below Rp 50 billion each) Alat-alat berat/pertambangan/ Heavy equipment/mining PT Traktor Nusantara a) PT United Tractors Semen Gresik Teknologi informasi/ Information technology PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain/Others PT Marga Mandalasakti Konsorsium Intertel Astratel PT Toyofuji Logistic Indonesia
% kepemilikan efektif/ % of effective ownership 31/12/2006 50.00 31.87 51.00 50.00 50.00 22.25 40.00 25.80 34.69
31.55 50.00 44.86 50.00
Pada awal periode/ At beginning of period
Bagian hasil bersih/Share of results
1,970,716 363,694 282,420 157,449 149,811 114,753 32,071 24,444 30,349 84,930
1,676,383 77,699 129,294 39,993 7,759 43,248 28,332 18,808 19,655 26,565
(1,145,132) (3,564) (29,972) (30,020) (5,200) (2,636) (336) (5,968) (800)
6,208
(307) (8,970) 738
2,501,660 428,859 381,742 167,422 152,370 155,365 60,067 43,252 44,036 117,641
3,210,637
2,067,736
(1,223,628)
6,208
(8,539 )
4,052,414
Dividen/ Dividends
Pembelian/ Purchases
Pada akhir periode/ At end of period
Lain-lain/ Others b)
2,003,598 61,457 41,044 64
48,354 6,143 2,797 (8,441) -
(9,159) -
72,861 -
(52,108) -
1,999,844 79,004 55,095 32,603 64
2,106,163
48,853
(9,159)
72,861
(52,108)
2,166,610
61,242 22,894
17,253 5,336
(4,288) (2,133)
-
-
74,207 26,097
84,136
22,589
(6,421)
-
-
100,304
37.67
43,366
6,610
(2,000)
34.00 100.00 34.91
57,094 -
578 20,287 (91)
-
146,800 2,151
(74,687) -
147,378 2,694 2,060
57,094
20,774
-
148,951
(74,687)
152,132
5,501,396
2,166,562
228,020
(135,334 )
6,519,436
50.00 26.30
(1,241,208)
-
47,976
a)
Dan anak perusahaan.
a)
And subsidiary/subsidiaries.
b)
Lain-lain terutama timbul dari distribusi hasil bersih dari Konsorsium Intertel Astratel dan perubahan nilai wajar efek-efek yang tersedia untuk dijual di Bank Permata Tbk.
b)
Others mainly arise from the distribution of share of results from Konsorsium Intertel Astratel and the movement of change in the fair value of available-for-sale securities in Bank Permata Tbk.
c)
Otomotif - lain -lain terdiri dari perusahaan asosiasi Perseroan dan anak perusahaan, yaitu PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia melalui PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, PT Gemala Kempa Daya dan PT Exedy Indonesia melalui PT Astra Otoparts Tbk.
c)
Automotive - others consist of associates of the Company and subsidiaries, being PT Fuji Technica Indonesia, Vietindo Daihatsu Automotive Corporation, PT Mesin Isuzu Indonesia through PT Arya Kharisma, PT Inti Ganda Perdana, PT NHK Gasket Indonesia, PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia, PT Wahana Eka Paramitra, PT Gemala Kempa Daya and PT Exedy Indonesia through PT Astra Otoparts Tbk.
Pembelian dan pelepasan signifikan perusahaan asosiasi sepanjang tahun adalah sebagai berikut:
atas 2006
Major purchases and disposals of associates during 2006 are as follows:
PT Toyota Astra Financial Services
PT Toyota Astra Financial Services
Pada 2 Maret 2006, Perseroan bersama Toyota Financial Services Corp membeli seluruh modal saham KDLC-BancBali Financial dari Korea Development Financing Corp, KDLC Lease and Finance Ltd, dan BP. KDLC- BancBali Financial diubah menjadi PT Toyota Astra Financial Services (“TA Finance”).
On 2 March 2006, the Company together with Toyota Financial Services Corp acquired the entire share capital of KDLC-BancBali Financial from Korea Development Financing Corp, KDLC Lease and Finance Ltd, and BP. KDLCBancBali Financial changed its name to PT Toyota Astra Financial Services (“TA Finance”).
Kepemilikan efektif pada TA Finance adalah sebesar 50%.
The effective ownership in TA Finance is 50%.
Halaman - 48 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (lanjutan)
INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (continued)
PT Tri Dharma Wisesa
PT Tri Dharma Wisesa
Pada tanggal 3 Maret 2006, PT Astra Otoparts Tbk (“AOP”), anak perusahaan, membeli 8.100 saham atau 20,25% saham PT Tri Dharma Wisesa (“TDW”) dari PT Sapta Panji Manggala, PT Santiniluwansa Lestari, PT Trikirana Investindo Prima, dan PT Wahanalaksana Kertapradhana. Pembelian saham tersebut mengakibatkan kepemilikan efektif pada TDW meningkat dari 25,80% menjadi 43,36%.
On 3 March 2006, PT Astra Otoparts Tbk (“AOP”), a subsidiary, acquired 8,100 shares or 20.25% of the outstanding shares of PT Tri Dharma Wisesa (“TDW”) from PT Sapta Panji Manggala, PT Santiniluwansa Lestari, PT Trikirana Investindo Prima, and PT Wahanalaksana Kertapradhana. The effective ownership in TDW increased from 25.80% to 43.36%.
PT Pam Lyonnaise Jaya
PT Pam Lyonnaise Jaya
Pada tanggal 25 Juli 2006, PT Astratel Nusantara (“Astratel”), anak perusahaan, bersama dengan Citigroup Financial Products Inc (“Citigroup”) membeli 49% saham PT Pam Lyonnaise Jaya (“Palyja”) dari Suez Environnement. Kepemilikan efektif pada Palyja adalah sebesar 30%.
On 25 July 2006, PT Astratel Nusantara (“Astratel”), a subsidiary, together with Citigroup Financial Products Inc (“Citigroup”) purchased a 49% interest in PT Pam Lyonnaise Jaya (“Palyja”) from Suez Environnement. The effective ownership in Palyja is 30%.
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
Pada tanggal 6 September 2006, Konsorsium yang merupakan persekutuan antara Perseroan dan Standard Chartered Bank Plc, membeli tambahan 25,90% atau 2.005.671.898 saham PT Bank Permata Tbk (“BP”) dengan harga Rp 891 (dalam satuan Rupiah) per lembar saham.
On 6 September 2006, the Consortium, representing a partnership between the Company and Standard Chartered Bank Plc, acquired a further 25.90% or 2,005,671,898 shares of PT Bank Permata Tbk (“BP”) at a price of Rp 891 (full Rupiah) per share.
Dengan pembelian tambahan ini, kepemilikan efektif pada BP sekarang adalah sebesar 44,51%.
The effective ownership in BP is now 44.51%.
PT Marga Mandalasakti
PT Marga Mandalasakti
Pada tanggal 1 Agustus 2005, Astratel, anak perusahaan, bersama Citigroup Financial Products Inc membeli 53,99% saham PT Marga Mandalasakti (“MMS”) seharga Rp 232,2 miliar dari HKL (Asian Infrastructure) BV, Williams Indonesia LLC, Asian Corporate Finance Fund LP, dan Archipelago Investment Pte Ltd. Kepemilikan efektif Astratel pada MMS adalah sebesar 34%.
On 1 August 2005, Astratel, a subsidiary, together with Citigroup Financial Products Inc purchased 53.99% shares of PT Marga Mandalasakti (“MMS”) for a total consideration of Rp 232.2 billion from HKL (Asian Infrastructure) BV, Williams Indonesia LLC, Asian Corporate Finance Fund LP and Archipelago Investment Pte Ltd. Astratel’s effective ownership in MMS is 34%.
Halaman - 49 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
9.
9.
INVESTASI PADA PERUSAHAAN ASOSIASI DAN JOINTLY CONTROLLED ENTITIES (lanjutan)
INVESTMENTS IN ASSOCIATES AND JOINTLY CONTROLL ED ENTITIES (continued)
PT Aisin Indonesia
PT Aisin Indonesia
Berdasarkan perjanjian tanggal 25 Januari 2006, PT Senantiasa Makmur (“SM”), anak perusahaan tidak langsung, menjual sebanyak 10.561 saham atau 16% kepemilikan saham pada PT Aisin Indonesia (“Aisin”) kepada Aisin Seiki Co Ltd, pemegang saham lain Aisin dengan harga jual sejumlah Rp 123,3 miliar. Penjualan saham tersebut mengakibatkan penurunan kepemilikan efektif pada Aisin dari 43,36% menjadi 29,49%, dengan demikian, Aisin menjadi perusahaan asosiasi tidak langsung.
Based on an agreement dated 25 January 2006, PT Senantiasa Makmur (“SM”), an indirect subsidiary, sold part of its investment in the shares of PT Aisin Indonesia (“Aisin”) of 10,561 shares or 16% to Aisin Seiki Co Ltd, the other shareholders of Aisin, at a price of Rp 123.3 billion. This reduced the effective ownership in Aisin from 43.36% to 29.49%, so that Aisin has become an indirect associate.
Seluruh perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities berdomisili di Indo nesia, kecuali Vietindo Daihatsu Automotive Corporation yang berdomisili di Vietnam.
All associates and jointly controlled entities are domiciled in Indonesia, except for Vietindo Daihatsu Automotive Corporation which is domiciled in Vietnam.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat investasi tersebut.
Management is of the view that there is no impairment in the carrying amount of the investments.
10. AKTIVA TETAP
10. FIXED ASSETS 2006 Pada awal periode/ At beginning of period
Harga perolehan/ nilai revaluasi Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor
1,855,038 2,559,177 5,937,344 462,667 1,150,606
Penambahan/ Additions 63,247 74,630 331,307 155,441 155,592
Pengurangan/ Disposals (44,208) (28,258) (388,424) (18,026) (73,372)
Reklasifikasi/ Reclassifications 92,012 430,199 1,456,528 17,601 (1,953)
Anak perusahaan baru dan yang Pada akhir dilepas/ periode/ New and At end of disposed period subsidiaries 41,068 (39,144) (133,520) (6,774) (4,024)
2,007,157 2,996,604 7,203,235 610,909 1,226,849
Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat -alat pengangkutan
1,232,021
-
(8,299)
353
-
1,224,075
1,642,177
449,998
(229,006)
-
-
1,863,169
- Peralatan kantor - Alat -alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian: - Bangunan dan mesin
331,218 61,436 16,658 1,764,469
55,250 6,131 761,475
(46,462) (5,462) (27,175)
1,732 4,212 (580,460)
-
340,006 63,837 20,870 1,918,309
888,019
1,564,938
(1,113)
(1,414,890)
101,594
196,739
(109)
(5,108)
18,002,424
3,814,748
(869,914)
226
- Tanaman belum menghasilkan Akumulasi penyusutan Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor
(356) (895,565) (2,927,388) (256,671) (786,977)
(149,181) (821,960) (75,583) (162,105)
14,175 297,753 11,969 42,477
(1,163) (456,102) (1,926) 24,037
(755) 1,928
1,036,199 295,044
(141,221) 20,806,263 (356) (1,580) (1,033,314) 58,642 (3,849,055) 3,409 (318,802) 2,094 (880,474)
Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat -alat pengangkutan
(440,636)
(61,239)
6,204
4,964
-
(490,707)
(424,534)
(264,917)
144,139
-
-
(545,312)
- Peralatan kantor - Alat -alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha
(231,147) (12,108) (3,621) (527,863)
(50,988) (11,904) (4,826) (327,114)
42,451 455 10,059
458,710
-
(239,684) (23,557) (8,447) (386,208)
(6,506,866)
( 1,929,817)
569,682
28,520
62,565
Nilai buku bersih
Halaman - 50 - Page
Accumulated depreciation Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases
(7,775,916) 13,030,347
11,495,558
Acquisition cost/ revalued amount Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases Assets under construction: - Buildings and machinery - Immature plantations
Net book value
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. AKTIVA TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued) 2005
Pada awal periode/ At beginning of period Harga perolehan/ nilai revaluasi Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat -alat pengangkutan - Peralatan kantor - Alat -alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha Aktiva dalam penyelesaian: - Bangunan dan mesin - Tanaman belum menghasilkan
Akumulasi penyusutan Tanah Bangunan dan fasilitasnya Mesin dan peralatan Alat-alat pengangkutan Perabot dan peralatan kantor
Penambahan/ Additions
1,752,234 2,165,758 4,617,688 314,056 990,142
78,816 103,451 215,763 101,257 181,297
Pengurangan/ Disposals
Reklasifikasi/ Reclassifications
Anak perusahaan baru dan yang Pada akhir dilepas/ periode/ New and At end of disposed period subsidiaries
(15,604) (25,825) (514,288) (22,682) (45,212)
39,592 315,793 1,618,181 69,850 24,280
186 99
1,855,038 2,559,177 5,937,344 462,667 1,150,606
1,221,470
14,411
(4,724)
864
-
1,232,021
1,219,572
630,718
(208,113)
-
-
1,642,177
315,840 28,499 787,519
51,165 33,992 2,501 997,824
(35,787) (1,055) (20,874)
14,157 -
-
331,218 61,436 16,658 1,764,469
361,862 21,385
2,663,956 83,112
(1,623) -
(2,136,176) (2,903)
-
888,019 101,594
13,796,025
5,158,263
(895,787)
(56,362)
285 18,002,424
7,149 30,776 (29,738) (3,978)
(356) (895,565) - (2,927,388) (127) (256,671) (48) (786,977)
(356) (794,409) (2,316,591) (180,170) (664,957)
(126,969) (700,959) (61,301) (159,804)
18,664 59,386 14,665 41,810
Tanaman menghasilkan Aktiva yang disewakan: - Alat -alat pengangkutan
(381,975)
(61,407)
2,746
-
-
(440,636)
(339,021)
(211,849)
126,336
-
-
(424,534)
- Peralatan kantor - Alat -alat berat Aktiva kerjasama operasi Aktiva sewa guna usaha
(214,282) (3,516) (352,608)
(49,753) (8,680) (3,621) (191,262)
32,888 88 16,007
-
-
(231,147) (12,108) (3,621) (527,863)
(5,247,885)
(1,575,605)
312,590
4,209
Nilai buku bersih
Acquisition cost/ revalued amount L and Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases Assets under construction: - Buildings and machinery - Immature plantations
Accumulated depreciation Land Buildings and improvements Machinery and equipment Transportation equipment Furniture and office equipment Mature plantations Assets for lease: - Transportation equipment - Office equipment - Heavy equipment Joint operation assets Assets under finance leases
(175) (6,506,866)
8,548,140
11,495,558
Rincian keuntungan pelepasan aktiva tetap adalah sebagai berikut:
Details of gain from the disposal of fixed assets are as follows:
2006 Harga jual Nilai buku bersih Keuntungan yang ditangguhkan atas transaksi pen jualan dan penyewaan kembali Keuntungan yang ditangguhkan atas penjualan tanah
2005
416,805 (300,232) (1,707)
680,500 (583,197) (26,054)
(16,208)
114,866
Penambahan aktiva tetap terdiri dari:
Perolehan Pindahan dari uang muka Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
Net book value
Proceeds Net book value Deferred gain from sale -andleaseback transactions Deferred gain from sale of land
55,041 Additions to fixed assets consist of:
2006
2005
3,551,631 263,150
4,446,332 711,963
(33)
3,814,748 Halaman - 51 - Page
(32)
5,158,263
Acquisitions Transfer from advance payments Exchange differences due to financial statements translation
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. AKTIVA TETAP (lanjutan)
10. FIXED ASSETS (continued)
Penambahan akumulasi penyusutan terdiri dari:
Penyusutan Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
2006
2005
1,929,852 (35)
1,575,949 (344)
1,929,817
1,575,605
Penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
Beban pokok pendapatan Beban usaha Perkebunan plasma dan tanaman belum menghasilkan
Additions to accumulated dep reciation consist of:
Depreciation Exchange differences due to financial statements translation
Depreciation was allocated as follows: 2006
2005
1,607,563 313,044 9,245
1,290,609 282,502 2,838
1,929,852
1,575,949
Cost of revenue Operating expenses Plasma and immature plantations
Hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan dan Hak Guna Usaha yang dapat diperbaharui dengan masa yang berakhir antara tahun 2007 - 2099. Sebagian hak atas tanah sedang dalam proses perpanjangan/pembaharuan dan pengurusan balik nama menjadi atas nama Perseroan dan anak perusahaan.
Land rights are held under renewable “Hak Guna Bangunan” and “Hak Guna Usaha” titles, which expire between 2007 and 2099. The Company and certain subsidiaries are in the process of transferring certain land rights to their names and extending /renewing the titles of certain land rights.
Bangunan dan mesin dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai antara tahun 2007 dan 2008.
Buildings and machinery under construction are estimated to be completed between 2007 and 2008.
Pada tanggal 31 Desember 2006, aktiva tetap tertentu dengan nilai buku sejumlah Rp 3,75 triliun (2005: Rp 3,60 triliun) dijaminkan untuk pinjaman jangka pendek, pinjaman bank dan pinjaman lainlain jangka panjang, hutang obligasi, dan hutang sewa guna usaha (lihat Catatan 13, 18e, 19, dan 20).
As at 31 December 2006, certain fixed assets with a net book value of Rp 3.75 trillion (2005: Rp 3.60 trillion) have been used as collateral for short -term loans, long-term bank loans and other loans, bonds and obligations under finance leases (refer to Notes 13, 18e, 19, and 20).
Pada tanggal 31 Desember 2006, aktiva tetap Perseroan dan anak perusahaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan setara dengan Rp 14,87 triliun (2005: setara dengan Rp 13,34 triliun) yang menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian.
As at 31 December 2006, certain fixed assets of the Company and subsidiaries are covered by insurance against loss by fire and other risks equivalent to Rp 14.87 trillion (2005: equivalent to Rp 13.34 trillion), which management believes provides adequate cover for possible loss.
Halaman - 52 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
11. GOODWILL
11. GOODWILL 2006
Harga perolehan Pada awal periode Penambahan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas
1,088,353 5,919 (2,227) -
Pada akhir periode
1,092,045
2005 967,774 124,159 (3,580) 1,088,353
Akumulasi amortisasi dan penurunan nilai
Acquisition cost At beginning of period Additions New subsidiary Disposed subsidiary At end of period Accumulated amortisation and impairment
Pada awal periode Penambahan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas
(329,705) (51,604) 201 -
(261,725) (71,560) 3,580
At beginning of period Additions New subsidiary Disposed subsidiary
Pada akhir periode
(381,108)
(329,705)
At end of period
710,937
758,648
Net book value
Nilai buku bersih
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas kerugian penurunan nilai sudah memadai.
12. AKTIVA LAIN-LAIN
Management is of the view that the provision for impairment loss is adequate.
12. OTHER ASSETS 2006
Aktiva yang belum digunakan dalam usaha Beban tangguhan Uang muka perkebunan plasma, bersih Lain-lain
303,744
298,565
117,886 96,693
118,482 54,601
43,572
32,757
561,895
504,405
Aktiva yang belum digunakan dalam usaha terutama terdiri dari tanah yang akan digunakan di masa datang. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan atas nilai tercatat tanah tersebut.
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK
Perseroan Anak perusahaan
2005 Assets not yet used in operations Deferred charges Advances for plasma plantations, net Others
Assets not yet used in operations mainly consist of land acquired for future use. Management believes that there has been no impairment in the carrying value of the land.
13. SHORT-TERM LOANS 2006
2005
1,250,800 1,681,850
600,000 2,080,483
2,932,650
2,680,483
Halaman - 53 - Page
The Company Subsidiaries
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
13. SHORT-TERM LOANS (continued)
Perseroan
The Company
Perseroan memiliki Perjanjian Fasilitas Syndicated Revolving dengan bank asing dan lokal. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas A sejumlah USD 170 juta dan fasilitas B sejumlah Rp 600 miliar. Fasilitas tersebut dikelola oleh ABN AMRO Bank N.V., BNP Paribas, Citigroup Global Market Asia Limited, Standard Chartered Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Fasilitas tersebut dapat digunakan hingga bulan November 2007.
The Company has a Syndicated Revolving Facilities Agreement with overseas and local banks. The facility comprises facility A of USD 170 million and facility B of Rp 600 billion. The facilities were arranged by ABN AMRO Bank N.V., BNP Paribas, Citigroup Global Market Asia Limited, Standard Chartered Bank, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, and The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. The facilities are available up to November 2007.
Tingkat bunga per tahun untuk fasilitas A adalah SIBOR + 2,5%, sedangkan untuk fasilitas B adalah SBI + 2,5%.
Facility A bears interest at the rate of SIBOR + 2.5% per annum, while facility B bears interest at the rate of SBI + 2.5% per annum.
Sesuai dengan perjanjian pinjaman ini, Perseroan diharuskan untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan sebagai berikut:
In accordance with the terms of this facility, the Company is required to maintain certain financial ratios as follows:
Pinjaman Konsolidasian Bersih, kapanpun, tidak pernah melebihi 150% dari Kekayaan Bersih Berwujud Konsolidasian; dan Rasio Kecukupan Bunga Konsolidasian tidak lebih kecil dari 3:1 dalam setiap periode keuangan.
Consolidated Net Borrowings shall not, at any time, exceed 150% of Consolidated Tangible Net Worth; and Consolidated Interest Coverage Ratio shall not, during any financial period, be less than 3:1.
Jumlah pinjaman pada tanggal 31 Desember 2006 adalah Rp 1,25 triliun (2005: Rp 600 miliar). Pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada beberapa tanggal di tahun 2007.
Total outstanding loans as at 31 December 2006 amounted to Rp 1.25 trillion (2005: Rp 600 billion). The loans will be due on a variety of dates in 2007.
Anak perusahaan
Subsidiaries 2006
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank BNP Paribas Indonesia PT Bank NISP Tbk PT Bank DBS Indonesia Saldo dipindahkan
2005
419,962 195,597 147,750
305,000 220,991 -
102,500
150,000
98,542
23,839
95,000 80,000
50,000 100,000
59,020 50,000
25,000 300,000
1,248,371
1,174,830
Halaman - 54 - Page
Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk JPMorgan Chase Bank N.A. PT Bank BNP Paribas Indonesia PT Bank NISP Tbk PT Bank DBS Indonesia Carried forward balance
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
13. SHORT-TERM LOANS (continued)
Anak perusahaan (lanjutan)
Rupiah: (lanjutan) Saldo pindahan ABN Amro Bank N.V. Citibank N.A. PT Bank Finconesia PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja PT Bank China Trust Indonesia PT Bank Panin Tbk Standard Chartered Bank The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (dahulu PT Bank UFJ Indonesia) PT Bank Mizuho Indonesia USD: Standard Chartered Bank The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd PT Bank Niaga Tbk PT Bank DBS Indonesia Credit Suisse First Boston International PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Citibank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk JPY: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
Subsidiaries (continued) 2006
2005
1,248,371 50,000 30,000 25,000 10,000
1,174,830 38,500 70,200
3,148 -
10,000 100,000 90,000 40,000 20,000
-
19,000
1,366,519
1,562,530
65,395 54,120
117,960
50,707
55,260
10,824 7,135 4,510
98,300 4,915
2,721
-
-
78,640 28,485
195,412
383,560
75,947 43,972
57,991 76,402
119,919
134,393
1,681,850
2,080,483
Pinjaman jangka pendek yang disebutkan di atas dibebani suku bunga tahunan sebagai berikut:
Rupiah USD JPY
Rupiah: (continued) Brought forward balance ABN Amro Bank N.V. Citibank N.A. PT Bank Finconesia PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Ekonomi Raharja PT Bank China Trust Indonesia PT Bank Panin Tbk Standard Chartered Bank The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd (formerly PT Bank UFJ Indonesia) PT Bank Mizuho Indonesia USD: Standard Chartered Bank The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd PT Bank Niaga Tbk PT Bank DBS Indonesia Credit Suisse First Boston International PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia Citibank N.A. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk JPY: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk
The above short -term loans attracted interest at the following annual rates:
2006
2005
7.22% - 16.75% 2.15% - 7.92% 1.15% - 1.33%
8.80% - 19.80% 2.15% - 6.50% 1.15% - 2.34%
Halaman - 55 - Page
Rupiah USD JPY
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
13. SHORT-TERM LOANS (continued)
Anak perusahaan (lanjutan)
Subsidiaries (continued)
Anak perusahaan diwajibkan memenuhi batasanbatasan tertentu, antara lain batasan rasio keuangan, sesuai dengan perjanjian.
The subsidiaries should comply with certain covenants, such as financial ratio covenants, according to the loan agreements.
Pada tanggal 31 Desember 2006, pinjaman jangka pendek sejumlah USD 8,8 juta, JPY 1,58 miliar, dan Rp 1,11 triliun atau setara dengan Rp 1,31 triliun (2005: USD 20,9 juta, JPY 1,6 miliar, dan Rp 1,08 triliun atau setara dengan Rp 1,41 triliun) yang diperoleh anak perusahaan langsung dan tidak langsung tertentu dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa guna usaha, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan, “Letter of Awareness” serta jaminan perusahaan dari Perseroan, anak perusahaan, dan para pemegang saham asing anak perusahaan tertentu (lihat Catatan 4, 6, 8a, 8b, 10, dan 35a).
As at 31 December 2006, short-term loans amounting to USD 8.8 million, JPY 1.58 billion and Rp 1.11 trillion, equivalent to Rp 1.31 trillion (2005: USD 20.9 million, JPY 1.6 billion and Rp 1.08 trillion, equivalent to Rp 1.41 trillion) obtained by certain direct and indirect subsidiaries are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables, net investment in direct financing leases, and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries, “Letter of Awareness” and corporate guarantees issued by the Company, subsidiaries and foreign shareholders of certain subsidiaries (refer to Notes 4, 6, 8a, 8b, 10, and 35a).
Informasi lain mengenai pinjaman jangka pendek adalah sebagai berikut:
Further information relating to the short -term loans is as follows:
Kreditur/Lenders
Jadwal pengembalian/Repayment schedule
PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ABN Amro Bank N.V. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Rabobank International Indonesia PT Bank DBS Indonesia PT Bank NISP Tbk Citibank N.A. PT Bank BNP Paribas Indonesia JPMorgan Chase Bank N.A. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia PT Bank Finconesia PT Bank Ekonomi Raharja PT Bank Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Standard Chartered Bank The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd Lehman Brothers Commercial Corporation Asia Ltd
Credit Suisse First Boston International
PT ANZ Panin Bank
Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 27 Agustus/August 2007 9 Maret/March 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 10 Maret/March 2007 Beberapa cicilan di tahun/several in stalments in 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 Beberapa cicilan di tahun/several instalments in 2007 20 Juli/ July 2007 31 Desember/ December 2007 30 Maret/March 2007 31 Januari/January 2007 30 Oktober/October 2007 26 Januari/January 2007 Hingga tanggal laporan keuangan konsolidasian ini belum ada perjanjian dengan kreditur sehubungan dengan penjadwalan ulang pinjaman ini/As at the date of the consolidated financial statement an agreement has not been reached with the creditor on the rescheduling of this debt Hingga tanggal laporan keuangan konsolidasian ini belum ada perjanjian dengan kreditur sehubungan dengan penjadwalan ulang pinjaman ini/As at the date of the consolidated financial statement an agreement has not been reached with the creditor on the rescheduling of this debt 22 Januari/January 2007
Halaman - 56 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
13. SHORT-TERM LOANS (continued)
Anak perusahaan (lanjutan)
Subsidiaries (continued)
Pada tahun 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”) tidak dapat memenuhi rasio keuangannya dan tidak melakukan pembayaran pokok pinjaman berikut bunga yang telah jatuh tempo. Jumlah pinjaman yang belum dibayar pada tanggal 31 Desember 2006 adalah USD 6,1 juta atau setara dengan Rp 55 miliar (2005: USD 6,1 juta atau setara dengan Rp 60,2 miliar). Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, FIM masih dalam tahap negosiasi dengan pihak kreditur untuk merestrukturisasi hutang tersebut.
In 2002, PT Federal Izumi Manufacturing (“FIM”) failed to meet its financial ratios and has not repaid overdue loan principal and interest. The loan balance in default as at 31 December 2006 amounts to USD 6.1 million, equivalent to Rp 55 billion (2005: USD 6.1 million, equivalent to Rp 60.2 billion). As at the date of the consolidated financial statements, FIM is still negotiating with its creditors to restructure its loans.
Pada tanggal 31 Desember 2006, PT Gemala Kempa Daya (“GKD”) tidak dapat memenuhi beberapa rasio keuangan yang telah ditetapkan.
As at 31 December 2006, PT Gemala Kempa Daya (“GKD”) failed to meet certain financial rati o requirements.
14. HUTANG USAHA
14. TRADE PAYABLES
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 32h) Pihak ketiga: Rupiah Mata uang asing Bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
2006
2005
1,102,343
1,057,674
1,024,196 2,487,727
1,733,774 2,481,745
3,511,923 (2,748,419)
4,215,519 (3,389,416) 826,103
763,504
Related parties (refer to Note 32h) Third parties: Rupiah Foreign currencies Current portion Non-current portion
Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa.
Trade payables arise from the purchases of goods and services.
Rincian hutang usaha dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Details of trade payables in foreign currencies are as follows:
2006 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent USD JPY EUR GBP Lain-lain * Jumlah *)
252,871,684 2,874,998,896 3,095,796 11,867 1,185,587
2005 Mata uang asli/ Ekuivalen Rp/ Original currency Rp equivalent
2,280,903 217,911 36,710 210 10,694
232,532,738 2,066,046,002 2,551,513 2,547,280
2,546,428
Hutang usaha dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*)
2,285,797 172,353 29,750 25,041
USD JPY EUR GBP Others *
2,512,941
Total
Trade payables denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at the balance sheets date.
Halaman - 57 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. KEWAJIBAN LAIN-LAIN
15. OTHER LIABILITIES
Pendapatan ditangguhkan Uang jaminan pembelian dari pelanggan dan uang muka penjualan Estimasi klaim asuransi Kewajiban anjak piutang Hutang derivatif Lain-lain Bagian lancar
2006
2005
1,145,371
1,074,115
487,017
475,368
Purchase guarantees from
173,955 139,779 149,044 442,519
165,884 500,199 10,511 520,422
customers and sales advances Estimated insurance claims Factoring payables Derivative payables Others
2,537,685 (2,030,825)
2,746,499 (2,145,634)
506,860
600,865
Bagian tidak lancar Bagian tidak lancar terdiri dari:
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 32j) Pihak ketiga
Non-current portion
2005
25,784
31,298
481,076
569,567
506,860
600,865
16. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Related parties (refer to Note 32j) Third parties
16. ACCRUED EXPENSES
2006
2005
285,447 170,659 118,553 51,885 63,442 477,381
306,469 135,656 155,729 51,413 46,225 219,375
1,167,367
914,867
17. KEWAJIBAN DIESTIMASI
Sales commissions Interest expenses Advertising and promotion Employee benefits Distribution Others (below Rp 50 billion each)
17. PROVISIONS 2006
Kewajiban imbalan kerja Kewajiban diestimasi atas rencana divestasi anak perusahaan
Current portion
Non-current portion consists of: 2006
Komisi penjualan Beban bunga Iklan dan promosi Imbalan kerja Distribusi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
Unearned income
2005
522,294 4,085
423,616 4,085
Bagian jangka pendek
526,379 (33,988)
427,701 (14,247)
Current portion
Bagian jangka panjang
492,391
413,454
Non-current portion
Halaman - 58 - Page
Employee benefits obligation Provision for planned divestment of subsidiaries
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
17. PROVISIONS (continued)
Kewajiban imbalan kerja
Employee benefits obligation
Kewajiban imbalan kerja yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The employee benefits obligation recognised in the consolidated balance sheets is determined as follows:
2006 Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya Imbalan jangka panjang lainnya
2005
367,285
310,818
155,009
112,798
522,294
423,616
Beban bersih yang diakui di laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The net expense is recognised in the consolidated statements of income as follows:
2006 Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya Imbalan jangka panjang lainnya
Pension and other postemployment benefits Other long-term benefits
2005
108,914
159,680
73,888
128,268
182,802
287,948
Pension and other postemployment benefits Other long-term benefits
Kewajiban imbalan kerja dihitung oleh PT Sentra Jasa Aktuaria dan PT Padma Radya Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporan aktuaria masing-masing tertanggal 15 Januari 2007 dan 5 Januari 2007.
The employee benefits obligation is based on calculations by PT Sentra Jasa Aktuaria and PT Padma Radya Aktuaria, independent actuaries, in actuarial reports dated 15 January 2007 and 5 January 2007, respectively.
Asumsi aktuarial pokok yang digunakan adalah sebagai berikut:
The principal actuarial assumptions used are as follows:
2006 Tingkat diskonto Hasil aktiva program yang diharapkan Kenaikan di masa datang
2005 11% 10%
11% 10%
9%
8%
Discount rate Expected return on plan assets Future salary increases
Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya
Pension and other post-employment benefits
Sebelum tanggal 6 September 2005, Perseroan dan anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan tetapnya yang dikelola oleh Dana Pensiun Astra. Sejak tanggal 6 September 2005, Perseroan dan anak perusahaan memiliki dua jenis program pensiun, yaitu program pensiun imbalan pasti dan program pensiun iuran pasti.
Prior to 6 September 2005, the Company and subsidiaries had a defined benefit pension plan covering all permanent employees which was managed by “Dana Pensiun Astra”. From 6 September 2005, the Company’s and subsidiaries’ pension arrangements were reorganised to include both a defined benefit pension plan and a defined contribution pension plan.
Halaman - 59 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
17. PROVISIONS (continued)
Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya (lanjutan)
Pension and other post-employment benefits (continued)
Sejak tanggal 6 September 2005, Dana Pensiun Astra dilanjutkan menjadi “Dana Pensiun Astra Satu”, yang khusus menangani program pensiun imbalan pasti, yang ditujukan untuk karyawan yang telah menjadi peserta Dana Pensiun Astra sebelum atau pada tanggal 20 April 1992. Sedangkan program pensiun iuran pasti dikelola oleh “Dana Pensiun Astra Dua” ditujukan untuk karyawan yang menjadi peserta Dana Pensiun Astra sesudah tanggal 20 April 1992.
Effective from 6 September 2005, Dana Pensiun Astra was continued under a new scheme called “Dana Pensiun Astra Satu”, specifically designed for the defined benefit pension plan, which is designated for all employees who became members of “Dana Pensiun Astra” on or before 20 April 1992. The defined contribution pension plan is managed by “Dana Pensiun Astra Dua” and is designated for employees who became members of Dana Pensiun Astra after 20 April 1992.
Kewajiban imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
The pension and other post- employment benefits obligations recognised in the consolidated balance sheets are determined as follows:
2006 Nilai kini kewajiban Nilai wajar aktiva program
(Kerugian)/keuntungan aktuarial yang belum diakui Biaya jasa lalu yang belum diakui
2005
979,636 (423,822)
758,535 (352,830)
555,814 (9,685)
405,705 94,776
(178,844)
(189,663)
367,285
310,818
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
2005
55,641 82,236 (35,212)
69,333 112,725 (48,297)
(4,405)
(171,631)
16,993 (6,339)
37,683 159,867
108,914
159,680
Hasil aktual aktiva program pensiun manfaat pasti adalah Rp 45,2 miliar (2005: Rp 33,4 miliar).
Unrecognised actuarial (losses)/gains Unrecognised past service costs
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2006 Biaya jasa kini Biaya bunga Hasil aktiva program yang diharapkan Keuntungan aktuarial bersih yang diakui selama periode berjalan Biaya jasa lalu (Keuntungan)/kerugian atas penyelesaian
Present value of obligation Fair value of plan assets
Current service cost Interest cost Expected return on plan assets Net actuarial gain recognised during the period Past service costs (Gains)/losses on settlement
The actual return on plan assets of the defined benefit pension plan was Rp 45.2 billion (2005: Rp 33.4 billion).
Halaman - 60 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
17. KEWAJIBAN DIESTIMASI (lanjutan)
17. PROVISIONS (continued)
Imbalan pensiun dan pasca kerja lainnya (lanjutan)
Pension and other post-employment benefits (continued)
Mutasi kewajiban yang diakui pada konsolidasian adalah sebagai berikut:
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
neraca 2006
2005
Pada awal periode Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian
310,818 108,914
236,554 159,680
Iuran/imbalan yang dibayarkan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas Transfer dari perusahaan asosiasi
(61,987) 8,259 (3,116) 4,397
(85,416) -
At beginning of period Expenses charged in the consolidated statements of income Contributions/benefits paid New subsidiary Disposed subsidiary Transfer from associates
Pada akhir periode
367,285
310,818
At end of period
Imbalan jangka panjang lainnya
Other long-term benefits
Kewajiban imbalan jangka panjang lainnya yang diakui di neraca konsolidasian adalah sebagai berikut:
Other long-term benefit obligations recognised in the consolidated balance sheets are determined as follows:
2006 Nilai kini kewajiban Kerugian aktuarial yang belum diakui
2005
160,479 (5,470)
112,798 -
155,009
112,798
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi konsolidasian adalah sebagai berikut:
The amounts recognised in the consolidated statements of income are as follows:
2006 Biaya jasa kini Biaya bunga Kerugian aktuarial bersih yang diakui selama periode berjalan Keuntungan atas penyelesaian Biaya jasa lalu
2005
26,941 12,189 37,690
28,357 10,371 26,809
(2,932) -
62,731
neraca
Current service cost Interest cost Net actuarial loss recognised during the period Gain on settlement Past service cost
128,268
73,888 Mutasi kewajiban yang diakui pada konsolidasian adalah sebagai berikut:
Present value of obligations Unrecognised actuarial loss
The movements in the liability recognised in the consolidated balance sheets are as follows:
2006
2005
Pada awal periode Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian Iuran/imbalan yang dibayarkan Anak perusahaan baru Anak perusahaan yang dilepas Transfer dari perusahaan asosiasi
112,798 73,888
11,501 128,268
(32,050) 1,197 (868) 44
(26,971) -
At beginning of period Expenses charged in the consolidated statements of income Contributions/benefits paid New subsidiary Disposed subsidiary Transfer from associates
Pada akhir periode
155,009
112,798
At end of period
Halaman - 61 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG
18. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS
2006
2005*
114,605 3,884,318 1,118,480 8,873,660
132,551 3,479,911 248,859 14,180,804
Restructured loans Other bank loans Third party loans Joint financing with recourse
Bagian jangka pendek
13,991,063 (7,062,005)
18,042,125 (8,524,302)
Current portion
Bagian jangka panjang
6,929,058
9,517,823
Pinjaman hasil restrukturisasi Pinjaman bank lainnya Pinjaman dari pihak ketiga Pembiayaan bersama with recourse
*)
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
a.
Pinjaman hasil perusahaan
*)
restrukturisasi
-
Anak
As restated, refer to Note 2g.
a.
Rincian pinjaman hasil restrukturisasi anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Debitur/ Borrowers USD PT FSCM Manufacturing Indonesia (2006: USD 5,8 juta/USD 5.8 million, 2005: USD 6,3 juta/USD 6.3 million) Rupiah PT FSCM Manufacturing Indonesia
JPY PT Astra Nissan Diesel Indonesia (2006: JPY 804 juta/JPY 804 million, 2005: JPY 829 juta/JPY 829 million) Jumlah/Total
Jumlah/ Total
Restructured loans - Subsidiaries
Details of restructured loans of subsidiaries are as follows:
2006 Jangka pendek/ Current
Jangka panjang/ Non -current
Jumlah/ Total
2005 Jangka pendek/ Current
Jangka panjang/ Non-current
52,091
9,020
43,071
61,683
4,915
56,768
1,575
273
1,302
1,711
136
1,575
60,939
11,369
49,570
69,157
2,086
67,071
114,605
20,662
93,943
132,551
7,137
125,414
Informasi lain mengenai pinjaman hasil restrukturisasi tersebut adalah sebagai berikut: Debitur/ Borrowers
Non-current portion
Restrukturisasi pada tahun/ Restructured in
Other information relating to restructured loans is as follows:
Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Tingkat bunga/ Interest rates
USD PT FSCM Manufacturing Indonesia
2004
12 cicilan/instalments (2004 - 2009)
SIBOR + 2.125% - 2.25%
Rupiah PT FSCM Manufacturing Indonesia
2004
12 cicilan/instalments (2004 - 2009)
Rata-rata bunga deposito Rupiah berjangka 3 bulan dengan maksimum 35% per tahun/ Average 3 months time deposits interest with maximum of 35% per annum.
JPY PT Astra Nissan Diesel Indonesia
2004
9 cicilan/instalments (2004 - 2011)
Japanese long-term prime rate + 1% - 2%
Halaman - 62 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
18. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
a.
b.
Pinjaman hasil restrukturisasi perusahaan (lanjutan)
-
Anak
a.
Restructured (continued)
loans
-
Subsidiaries
Pada tanggal 29 September 2004, PT FSCM Manufacturing Indonesia (“FSCM”), anak perusahaan tidak langsung, telah berhasil merestrukturisasi kembali pinjamannya sejumlah USD 7,8 juta dan Rp 2,1 miliar. Sehubungan dengan restrukturisasi ini, FSCM telah membayar kembali sejumlah USD 375 ribu dan Rp 102 juta pada tanggal penutupan perjanjian restrukturisasi. Sisanya diangsur selama 5 tahun hingga tanggal 31 Desember 2009. Pada tanggal 31 Desember, saldo pinjaman terhutang adalah sebesar USD 5,8 juta (2005: USD 6,3 juta).
On 29 September 2004, PT FSCM Manufacturing Indonesia (“FSCM”), an indirect subsidiary, restructured debt of USD 7.8 million and Rp 2.1 billion. In accordance with the restructuring, FSCM repaid USD 375 thousand and Rp 102 million on the closing date of the restructuring agreement. The remaining balance will be paid over 5 years to 31 December 2009. As at 31 December 2006, the outstanding debt amounted to USD 5.8 million (2005: USD 6.3 million).
PT Astra Nissan Diesel Indonesia, anak perusahaan, membiayai kembali pinjamannya dengan Marubeni Corporation (“MC”), Jepang, sejumlah JPY 1,66 miliar. Pada tahun 2004, MC menyetujui untuk memperpanjang jadwal pembayaran pinjaman tersebut sampai dengan tanggal 20 Desember 2011.
PT Astra Nissan Diesel Indonesia, a subsidiary, had refinanced a loan with Marubeni Corporation (“MC”), Japan, in an amount of JPY 1.66 billion. In 2004, MC agreed to extend the repayment schedule to 20 December 2011.
Pinjaman bank lainnya
Kreditur/Lenders Pihak yang mempunyai hubungan istimewa/related party: - Kredit investasi Rupiah/ Rupiah investment credit PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan/refer to Note 32i)
b. 2006 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
-
Pihak ketiga/third parties: - Kredit investasi USD/ USD investment credit Standard Chartered Bank 1,935,579 (2006: USD 214,59 juta/ USD 214.59 million, 2005: USD 50 juta/USD 50 million) The Sumitomo Mitsui Banking 270,600 Corporation (2006: USD 30 juta/ USD 30 million, 2005: USD 93 juta/USD 93 milion) PT Bank UOB Indonesia 94,710 (2006: USD 10,5 juta/ USD 10.5 million, 2005: USD 15 juta/USD 15 million) Nordea Bank AB (Publ) 90,767 (2006: USD 10,06 juta/USD 10.06 million, 2005: Nihil/Nil ) The Hongkong and Shanghai Banking 44,198 Corporation Ltd (2006: USD 4,9 juta/ USD 4.9 million, 2005: USD 7 juta/ USD 7 million) Saldo dipindahkan/ carried forward balance
2,435,854
Other bank loans
Jangka panjang/ Non-current
2005 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non- current
-
-
4,875
1,500
3,375
1,144,638
790,941
491,500
103,215
388,285
90,200
180,400
914,190
226,090
688,100
54,120
40,590
147,450
44,235
103,215
42,147
48,620
-
-
-
25,256
18,942
68,810
20,643
48,167
1,356,361
1,079,493
1,621,950
394,183
1,227,767
Halaman - 63 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
18. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
b.
Pinjaman bank lainnya (lanjutan)
Kreditur/Lenders
b. 2006 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Pihak ketiga/third parties:(lanjutan/continued) Saldo pindahan/Brought forward balance 2,435,854 - Kredit investasi USD/ USD investment credit The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd (2006: USD 3,5 juta/ USD 3.5 million, 2005: USD 8 juta/ USD 8 million) Bumiputera Commerce Bank Ltd (2006: USD 3,5 juta/USD 3.5 million, 2005: USD 5 juta/USD 5 million) Indover Bank (2006: USD 3,5 juta/USD 3.5 million, 2005: USD 5 juta/USD 5 million) PT Bank Resona Perdania (2006: USD 3,5 juta/USD 3.5 million, 2005: USD 5 juta/USD 5 million) RHB Bank (2006: USD 3,5 juta/USD 3.5 million, 2005: USD 5 juta/USD 5 million) PT Bank Niaga Tbk (2006: USD 2,89 juta/USD 2.89 million , 2005: Nihil/Nil) PT Bank Maybank Indocorp (2006: USD 2,1 juta/USD 2.1 million, 2005: USD 3 juta/USD 3 million) PT Bank Mizuho Indonesia (2006: USD 2 juta/USD 2 million, 2005: Nihil/Nil) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (2006: USD 1,45 juta/USD 1.45 million, 2005: Nihil/Nil ) PT Bank Rabobank International Indonesia (2006: Nihil/Nil 2005: USD 15,9 juta/USD 15.9 million) PT Bank Bukopin (2006: Nihil/Nil, 2005: USD 9,4 juta/USD 9.4 million) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (2006: Nihil/ Nil 2005: USD 3,3 juta/USD 3.3 million) American Express Bank Ltd (2006: Nihil/Nil, 2005: USD 2,4 juta/USD 2.4 million) - Kredit investasi Rupiah/ Rupiah investment credit PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank NISP Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Standard Chartered Bank PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk Citibank N.A. PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk PT Bank Finconesia
Jumlah/Total
Other bank loans (continued)
Jangka panjang/ Non -current
2005 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non- current
1,356,361
1,079,493
1,621,950
394,183
1,227,767
31,570
18,040
13,530
78,640
44,235
34,405
31,570
18,040
13,530
49,150
14,745
34,405
31,570
18,040
13,530
49,150
14,745
34,405
31,570
18,040
13,530
49,150
14,745
34,405
31,570
18,040
13,530
49,150
14,745
34,405
26,046
7,442
18,604
-
-
-
18,942
10,824
8,118
29,490
8,847
20,643
18,040
18,040
-
-
-
-
13,074
4,714
8,360
-
-
-
-
-
-
156,666
49,150
107,516
-
-
-
92,156
24,575
67,581
-
-
-
32,439
16,711
15,728
-
-
-
23,630
8,468
15,162
2,669,806
1,487,581
1,182,225
2,231,571
605,149
1,626,422
452,319 250,043 194,792 105,000
104,443 62,354 54,500 -
347,876 187,689 140,292 105,000
421,033 334,326 137,632 150,000
169,829 62,162 37,178 150,000
251,204 272,164 100,454 -
100,000 57,501 40,000 10,921
10,000 8,904 40,000 10,921
90,000 48,597 -
100,000 55,588
100,000 36,592
18,996
3,936 -
1,017 -
2,919 -
20,000 17,420 7,466
20,000 5,017 2,724
12,403 4,742
1,214,512
292,139
922,373
1,243,465
583,502
659,963
3,884,318
1,779,720
2,104,598
3,479,911
1,190,151
2,289,760
Halaman - 64 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
18. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
b.
Pinjaman bank lainnya (lanjutan)
b.
Informasi lain mengenai pinjaman bank lainnya adalah sebagai berikut:
Further information relating to other bank loans is as follows: Jadwal pembayaran/ Repayment schedule
Kreditur/Lenders Standard Chartered Bank The Sumitomo Mitsui Banking Corporation PT Bank UOB Indonesia Nordea Bank AB (Publ) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd The Sumitomo Trust & Banking Co Ltd Bumiputera Commerce Bank Ltd Indover Bank PT Bank Resona Perdania RHB Bank PT Bank Niaga Tbk PT Bank Maybank Indocorp PT Bank Mizuho Indonesia PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia
(2007 (2007 (2007 (2007 (2007
Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa ci cilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments
(2007 - 2008) (2007 - 2008) (2007 - 2008) (2007 - 2008) (2007 - 2008) (2007 - 2010) (2007 - 2008) (2007 - 2009) (2007 - 2010) (2007 - 2009) (2007 - 2010) (2007 - 2010) (2007) (2007 - 2009) (2007 - 2009)
Kredit investasi USD/ USD investment credit Nederlandse Financierings-Maatschappij Voor Ontwikkelingslanden N.V. (2006: USD 100 juta/USD 100 million, 2005: Nihil/Nil) International Finance Corporation (2006: USD 24 juta/USD 24 million, 2005: USD 24 juta/USD 24 million) Kredit investasi JPY/ JPY investment credit Nissan Diesel Motor Co Ltd (2006: Nihil/Nil, 2005: JPY 155 juta/ JPY 155 million) Jumlah/Total
c. 2006 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Nederlandse FinancieringsMaatschappij Voor Ontwikkelingslanden N.V. International Finance Corporation
7.22% 6.25% 6.42% 4.70% 6.42%
- 14.50% - 7.50% - 7.40% - 5.75% - 13.25%
6.42% - 7.40% 6.42% - 7.40% 6.42% - 7.40% 6.42% - 7.40% 6.42% - 7.40% 8.00% - 17.00% 6.42% - 7.40% 6.89% - 7.22% 12.75% - 15.50% 13.50% - 17.00% 13.23% - 18.00% 14.00% - 15.00% 12.00% 13.25% - 15.00% 6.10% - 6.22%
Third party loans
Jangka panjang/ Non -current
2005 Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non- current
902,000
160,356
741,644
-
-
-
216,480
-
216,480
235,920
-
235,920
1,118,480
160,356
958,124
235,920
-
235,920
-
-
-
12,939
12,939
-
1,118,480
160,356
958,124
248,859
12,939
235,920
Informasi lain mengenai pinjaman dari pihak ketiga adalah sebagai berikut: Kreditur/Lenders
- 2011) - 2008) - 2008) - 2009) - 2008)
Refer to Note 18e for details of the security for the loans.
Pinjaman dari pihak ketiga
Kreditur/Lenders
Tingkat bunga/ Interest rates
Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments Beberapa cicilan/several instalments
Lihat Catatan 18e untuk rincian jaminan atas pinjaman ini. c.
Other bank loans (continued)
Jadwal pengembalian/ Repayment schedule
Other information on third party loans is as follows: Tingkat bunga/Interest rates
Beberapa cicilan/several instalments (2007 – 2011)
LIBOR + 1.85% - 2.30%
15 Juni/June 2013
LIBOR + 3%
Lihat Catatan 18e untuk rincian jaminan atas pinjaman ini. Halaman - 65 - Page
Refer to Note 18e for details of the security for the loans.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
18. PINJAMAN BANK DAN PINJAMAN LAIN-LAIN JANGKA PANJANG (lanjutan)
18. LONG-TERM BANK LOANS AND OTHER LOANS (continued)
d.
Pembiayaan bersama with recourse
d.
2006 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Bank Permata Tbk (lihat Catatan 32i)
2005 Related party: -
2,741,978
3,514,610 2,144,496 1,192,227
5,039,077 1,919,457 1,589,293
988,674 494,929 315,213 197,844 14,743
789,579 403,549 375,088 588,167 -
10,924
88,224
-
381,070 235,403 29,919
8,873,660
11,438,826
Bagian jangka pendek
8,873,660 (5,101,267)
14,180,804 (7,314,075)
Bagian jangka panjang
3,772,393
6,866,729
Pihak ketiga: PT Bank Mega Tbk PT GE Finance Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Syariah Mega Indonesia (dahulu PT Bank Tugu) PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Commonwealth Citibank N.A . Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 10 miliar)
e.
Joint financing with recourse
Jaminan pinjaman
e.
Pada tanggal 31 Desember 2006, pinjaman tertentu sejumlah USD 187,7 juta dan Rp 1,21 triliun atau setara dengan Rp 2,90 triliun (2005: USD 207 juta, JPY 155 juta, dan Rp 1,25 triliun atau setara dengan Rp 3,30 triliun) yang diperoleh anak perusahaan langsung dan tidak langsung tertentu dijamin dengan piutang usaha, persediaan, piutang pembiayaan konsumen, investasi bersih dalam sewa guna usaha, dan aktiva tetap dari anak perusahaan langsung dan tidak langsung yang bersangkutan, serta jaminan dari Perseroan, anak perusahaan, dan para pemegang saham asing anak perusahaan tertentu (lihat Catatan 4, 6, 8a, 8b, dan 10).
Halaman - 66 - Page
PT Bank Permata Tbk (refer to Note 32i) Third parties: PT Bank Mega Tbk PT GE Finance Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Niaga Tbk PT Bank NISP Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Syariah Mega Indonesia (formerly PT Bank Tugu) PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Commonwealth Citibank N.A. Others (below Rp 10 billion each)
Current portion Non-current portion
Loan security As at 31 December 2006, loans amounting to USD 187.7 million and Rp 1.21 trillion, equivalent to Rp 2.90 trillion (2005: USD 207 million, JPY 155 million, and Rp 1.25 trillion, equivalent to Rp 3.30 trillion) obtained by certain direct and indirect subsidiaries are secured by trade receivables, inventories, consumer financing receivables , net investment in direct financing leases, and fixed assets of the respective direct and indirect subsidiaries , and corporate guarantees issued by the Company, certain direct subsidiaries , and foreign shareholders of certain subsidiaries (refer to Notes 4, 6, 8a, 8b, and 10).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. HUTANG OBLIGASI
19. BONDS
Anak perusahaan PT Astra Sedaya Finance PT Federal International Finance PT Serasi Autoraya PT Astra Graphia Tbk
2006
2005
2,039,556 1,531,978
2,707,453 1,827,288
157,328 117,267
187,718 116,865
Subsidiaries PT Astra Sedaya Finance PT Federal International Finance PT Serasi Autoraya PT Astra Graphia Tbk
Bagian jangka pendek
3,846,129 (2,022,610)
4,839,324 (2,018,502)
Bagian jangka panjang
1,823,519
2,820,822
Anak perusahaan
Current portion Non-current portion
Subsidiaries 2006
Hutang obligasi/ Bonds Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi amortisasi Federal International Finance II Tahun 2003 Obligasi Federal International Finance III Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance IV Tahun 2004 Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005 Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006 Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003
Peringkat Pefindo/ Pefindo Rating
Jumlah/ Total
2005
Jangka pendek/ Current
Jangka panjang/ Non-current
Jangka pendek/ Current
Jumlah/ Total
Jangka panjang/ Non-current
idAA-
36,305
36,305
-
190,513
154, 076
36,437
idAA-
212,181
181,234
30,947
478,990
256,694
222,296
idAA-
570,122
413,315
156,807
1,106,000
511,250
594,750
idAA-
708,189
365,501
342,688
931,950
207,609
724,341
idAA-
512,759
134,415
378,344
-
-
-
idA+
69,645
69,645
-
358,385
284,023
74,362
idA+
199,575
199,575
-
297,873
99,291
198,582
idA+
167,388
167,388
-
252,339
71,446
180,893
idA+
530,345
231,173
299,172
918,691
388,676
530,015
idA+
565,025
178,675
386,350
-
-
-
idA-
157,328
45,384
111,944
187,718
45,437
142,281
idA-
117,267
-
117,267
116,865
-
116,865
3,846,129
2,022,610
1,823,519
4,839,324
2,018,502
2,820,822
Halaman - 67 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
19. BONDS (continued)
Hutang obligasi/ Bonds
Pokok obligasi/ Bond principal
Wali amanat/ Trustee
Jatuh tempo/ Maturity
Tingkat bunga/ Interest rates
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance III Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
380 ,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
20 Mei/May 2007
Obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
375,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2008
12.25% - 12.88% Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sejumlah 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi Astra Sedaya Finance V Tahun 2004 dengan Tingkat Bunga Tetap
650,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2008
10.63% - 11.25% Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sejumlah 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi Astra Sedaya Finance VI Tahun 2005 dengan Tingkat Bunga Tetap
770,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2010
Obligasi Astra Sedaya Finance VII Tahun 2006 dengan Tingkat Bunga Tetap
575,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2009
Obligasi amortisasi Federal International Finance II Tahun 2003
250,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
5 Agustus/ August 2007
13.50%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 80% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables up to 80% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi Federal International Finance III Tahun 2004
200,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2 April 2007
12.75%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables up to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi Federal International Finance IV Tahun 2004
200,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
15 September 2007
11.75%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables up to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi Federal International Finance V Tahun 2005
600,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2008
10.00% - 10.75% Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables up to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi Federal International Finance VI Tahun 2006
600,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2009
13.75% - 14.75% Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sampai dengan 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables up to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Obligasi amortisasi Serasi Autoraya I Tahun 2003 dengan Tingkat Bunga Tetap
300,000
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2007 - 2008
Halaman - 68 - Page
13.50%
Jaminan/ Security
9.80% - 11.00%
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sejumlah 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sejumlah 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
13.05% - 14.20% Dijamin dengan jaminan fiducia dari piutang pembiayaan konsumen sejumlah 60% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 8a)/ Secured by fiduciary guarantee over consumer financing receivables amounting to 60% of the total outstanding bond principal (refer to Note 8a).
13.88%
Dijamin dengan jaminan fiducia berupa kendaraan bermotor sejumlah 100% dari jumlah saldo pokok obligasi (lihat Catatan 10)/ Secured by fiduciary guarantee over the Company’s motor vehicles up to 100% of the total outstanding bond principal (refer to Note 10).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. HUTANG OBLIGASI (lanjutan)
19. BONDS (continued)
Hutang obligasi/ Bonds
Pokok obligasi/ Bond principal
Wali amanat/ Trustee
150,000
PT Bank Mega Tbk
Obligasi Astra Graphia I Tahun 2003
Jatuh tempo/ Maturity
Tingkat bunga/ Interest rates
27 Oktober/October 2008
13.38%
Jaminan/ Security Dijamin dengan agunan khusus yang jumlahnya setara dengan 75% dari jumlah pokok obligasi yang berupa fidusia atas piutang usaha dan hak tanggungan atas tanah dan bangunan perusahaan (lihat Catatan 4 dan 10)/ Secured by specific collateral equal to 75% of the nominal value in the form of trade receivables, land rights and buildings (refer to Notes 4 and 10).
Semua obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Surabaya.
All the bonds are listed on the Surabaya Stock Exchange.
Anak perusahaan tersebut di atas tidak diwajibkan untuk menyisihkan dana pelunasan obligasi, tetapi tidak diijinkan untuk melakukan tindakan-tindakan perusahaan tertentu (corporate actions) dan harus mempertahankan sejumlah rasio keuangan tertentu.
The bond issuers are not required to provide bond sinking funds, but are prohibited from taking certain corporate actions and must maintain certain financial ratios.
20. HUTANG SEWA GUNA USAHA
20. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASES 2006
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa: PT Komatsu Astra Finance (lihat Catatan 32k) Pihak ketiga: PT Austindo Nusantara Jaya Finance PT Diamond Lease Indonesia PT Citigroup Finance Indonesia PT UFJ BRI Finance PT Orix Indonesia Finance PT GE Finance Indonesia
Related party: 384,130
218,918
529,798
372,595
122,517 95,226 26,115 25,977 -
189,993 65,338 41,069 50,946 18,474
799,633
738,415
1,183,763
957,333
Pembayaran sewa guna usaha minimum di masa datang adalah sebagai berikut:
Dalam 1 tahun Lebih dari 1 tahun Biaya sewa guna usaha pembiayaan di masa datang Nilai kini kewajiban sewa guna usaha pembiayaan Bagian jangka pendek Bagian jangka panjang
2005
PT Komatsu Astra Finance (refer to Note 32k) Third parties: PT Austindo Nusantara Jaya Finance PT Diamond Lease Indonesia PT Citigroup Finance Indonesia PT UFJ BRI Finance PT Orix Indonesia Finance PT GE Finance Indonesia
The future minimum lease payments are as follows:
2006
2005
567,260 756,963 1,324,223 (140,460)
370,393 707,359 1,077,752 (120,419)
1,183,763
957,333
(485,185)
(310,648)
698,578
646,685
Halaman - 69 - Page
Within 1 year More than 1 year Future finance charges on finance leases Present value of finance lease liabilities Current portion Non-current portion
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
20. HUTANG SEWA GUNA USAHA (lanjutan)
20. OBLIGATIONS UNDER FINANCE LEASES (continued)
Semua aktiva sewa guna usaha adalah berupa alat-alat berat.
All leased assets represent heavy equipment.
Beberapa perjanjian sewa guna usaha pembiayaan mewajibkan anak perusahaan untuk memenuhi batasan-batasan tertentu antara lain rasio keuangan sesuai dengan perjanjian.
Several lease agreements require subsidiaries to comply with certain covenants such as financial ratios according to the lease agreements.
Pada tanggal 31 Desember 2006, hutang sewa guna usaha sejumlah USD 126,4 juta dan Rp 1,1 miliar atau setara dengan Rp 1,14 triliun (2005: USD 97,3 juta dan Rp 552,3 juta atau setara dengan Rp 957,3 miliar) dijamin dengan aktiva tetap (lihat Catatan 10).
As at 31 December 2006, obligations under finance leases amounting to USD 126.4 million and Rp 1.1 billion, equivalent to Rp 1.14 trillion (2005: USD 97.3 million and Rp 552.3 million, equivalent to Rp 957.3 billion) are secured by fixed assets (refer to Note 10).
21. HAK MINORITAS
21. MINORITY INTERESTS
Rincian proporsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas ekuitas dan bagian hasil bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi berdasarkan segmen industri, adalah sebagai berikut:
Details of minority interests in the equity and share of results of consolidated subsidiaries, by industry segment, are as follows:
2006 Pada awal Bagian periode/ hasil bersih/ At beginning Share of of period results Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
Dividen/ Dividends
Lain-lain/ Others
Pada akhir periode/ At end of period
695,158 682,308 614,977 65,730
65,756 115,236 186,696 12,852
(27,183) (77,421) (134,364) (10,297)
(120,212) 47,501 (17,964) 163
613,519 767,624 649,345 68,448
1,747,480
398,124
(190,616)
(16)
1,954,972
1,155
77
(60)
1,172
3,806,808
778,741
(90,588)
4,055,080
(439,881)
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
2005 Pada awal Bagian periode/ hasil bersih/ At beginning Share of of period results Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
Dividen/ Dividends
Lain-lain/ Others
Pada akhir periode/ At end of period
598,049 661,713 508,261 75,940
133,611 91,584 186,773 8,985
(42,958) (53,852) (142,619) (19,029)
6,456 (17,137) 62,562 (166)
695,158 682,308 614,977 65,730
1,388,109
454,985
(50,247)
(45,367)
1,747,480
(1,010)
1,155
2,415 3,234,487
(250) 875,688
(308,705)
Halaman - 70 - Page
5,338
3,806,808
Automotive Financial services Agribusiness Information t echnology Heavy equipment/ mining Others
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22. MODAL SAHAM
22. SHARE CAPITAL
Susunan pemegang saham berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Raya Saham Registra, biro administrasi efek, adalah sebagai berikut:
Details of shareholders based on records maintained by PT Raya Saham Registra, the share administrator, are as follows:
31 Desember/December 2006 Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Persentase Number of kepemilikan/ shares issued Percentage and of Jumlah/ fully paid ownership Amount Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale *) (Komisaris) Budi Setiadharma (Presiden Komisaris) Lain-lain (masing-masing kepemilikan di bawah 5%) *)
2,028,825,504 600,000
50.11% 0.01%
1,014,413 300
564,000
0.01%
282
2,018,365,810
49.87%
1,009,183
4,048,355,314
100% *)
Sebanyak 600.000 saham dimiliki melalui Parkmix Ltd.
Jardine Cycle & Carriage Ltd Anthony John Liddell Nightingale *) (Commissioner) Budi Setiadharma (President Commissioner) Others (each ownership less than 5%)
2,024,178 600,000 shares are owned through Parkmix Ltd.
31 Desember/December 2005 Jumlah saham ditempatkan dan disetor Persentase penuh/ kepemilikan/ Number of Percentage shares issued Jumlah/ of and ownership Amount fully paid Jardine Cycle & Carriage Ltd Benjamin Arman Suriadjaya (Komisaris)* Anthony John Liddell Nightingale (Komisaris)** Budi Setiadharma (Presiden Komisaris) Lain-lain (masing-masing kepemilikan di bawah 5%) *) **)
2,028,825,504 895,000
50.11% 0.02%
1,014,413 448
600,000
0.01%
300
564,000
0.01%
282
2,017,470,810
49.85%
1,008,735
4,048,355,314
100%
2,024,178
Sebanyak 352.000 saham dimiliki melalui PT Sempurna. Sebanyak 600.000 saham dimiliki melalui Parkmix Ltd.
23. TAMBAHAN MODAL DISETOR
*)
Wahana
**)
Jardine Cycle & Carriage Ltd Benjamin Arman Suriadjaya (Commissioner)* Anthony John Liddell Nightingale (Commissioner)** Budi Setiadharma (President Commissioner) Others (each ownership less than 5%)
352,000 shares are owned through PT Wahana Sempurna. 600,000 shares are owned through Parkmix Ltd.
23. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL 2006 dan/and 2005
Selisih antara pembayaran yang diterima dengan nilai nominal, bersih Rights yang habis masa berlakunya Kompensasi berbasis saham karyawan yang habis masa berlakunya
1,098,712 2,096 5,313 1,106,121
Halaman - 71 - Page
Excess of proceeds over par value, net Expired rights Expired employee share-based compensation
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. PERUBAHAN EKUITAS ANAK PERUSAHAAN DAN PERUSAHAAN ASOSIASI
24. CHANGES IN EQUITY OF SUBSIDIARIES AND ASSOCIATES
Akun ini merupakan bagian Perseroan atas perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi.
This account represents the Company’s share of the changes in equity of subsidiaries and associates.
2006 Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain
2005
819,479 151,026 138,043 55,552 290,826 (500)
790,792 (43,082) 138,043 55,534 290,621 (500)
1,454,426 25. DIVIDEN
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others
1,231,408 25. DIVIDENDS
Pada tanggal 28 September 2006, Perseroan mengumumkan dividen kas interim 2006 sebesar Rp 607,3 miliar atau Rp 150 (dalam satuan Rupiah) per saham. Dividen tersebut telah dibayarkan pada tanggal 15 November 2006.
On 28 September 2006, the Company declared an interim cash dividend for 2006 amounting to Rp 607.3 billion or Rp 150 (full Rupiah) per share. The dividend was paid on 15 November 2006.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham tahunan Perseroan tanggal 24 Mei 2006, dividen kas final untuk tahun 2005 sejumlah Rp 1,78 triliun atau sejumlah Rp 440 (dalam satuan Rupiah) per saham disetujui. Termasuk di dalamnya dividen kas interim sejumlah Rp 404,8 miliar atau Rp 100 (dalam satuan Rupiah) per saham yang dibayarkan pada tanggal 24 November 2005. Sisanya sejumlah Rp 340 (dalam satuan Rupiah) per saham dibayarkan pada tanggal 4 Juli 2006.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 24 May 2006, a final cash dividend for 2005 of Rp 1.78 trillion or Rp 440 (full Rupiah) per share was approved. This included an interim cash dividend of Rp 404.8 billion or Rp 100 (full Rupiah) per share, paid on 24 November 2005. The remaining Rp 340 (full Rupiah) per share was paid on 4 July 2006.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 26 Mei 2005, dividen kas final untuk tahun 2004 sejumlah Rp 1,50 triliun atau sejumlah Rp 370 (dalam satuan Rupiah) per saham disetujui. Termasuk di dalamnya dividen kas interim sejumlah Rp 404,8 miliar atau Rp 100 (dalam satuan Rupiah) per saham yang dibayarkan pada tanggal 12 November 2004. Sisanya sejumlah Rp 270 (dalam satuan Rupiah) per saham dibayarkan pada tanggal 4 Juli 2005.
At the Company’s Annual General Meeting of Shareholders held on 26 May 2005, a final cash dividend for 2004 of Rp 1.50 trillion or Rp 370 (full Rupiah) per share was approved. This included an interim cash dividend of Rp 404.8 billion or Rp 100 (full Rupiah) per share, paid on 12 November 2004. The remaining Rp 270 (full Rupiah) per share was paid on 4 July 2005.
Halaman - 72 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. SALDO LABA DICADANGKAN
26. APPROPRIATED RETAINED EARNINGS
Berdasarkan Undang-Undang No. 1/1995 mengenai Perseroan Terbatas, perusahaan di Indonesia diharuskan untuk membuat penyisihan cadangan wajib hingga sekurang-kurangnya 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
Under Indonesian Company Law No. 1/1995, Indonesian companies are required to set up a statutory reserve amounting to at least 20% of the company’s issued and paid up capital.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan tanggal 24 Mei 2006, disetujui pembentukan cadangan wajib sebesar Rp 100 miliar yang berasal dari laba bersih tahun 2005.
At the Annual General Meeting of Shareholders held on 24 May 2006, an appropriation to the statutory reserve was approved amounting to Rp 100 billion from 2005 net income.
Saldo laba dicadangkan pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar Rp 324,7 miliar (2005: Rp 224,7 miliar).
The balance of appropriated retained earnings as at 31 December 2006 is Rp 324.7 billion (2005: Rp 224.7 billion).
27. PENDAPATAN BERSIH
27. NET REVENUE 2006
Pendapatan kotor Diskon Retur
2005*
57,537,599 (1,498,848) (193,991)
63,692,978 (1,331,869) (173,478)
55,844,760
62,187,631
Insentif penjualan
(455,996)
(336,625)
Gross revenue Discount Returns
Sales incentive
Pendapatan bersih
55,508,135
61,731,635
Net revenue
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 32b) Pihak ketiga
(1,266,455)
(1,243,696)
54,241,680
60,487,939
Related parties (refer to Note 32b) Third parties
*)
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g.
*)
As restated, refer to Note 2g.
Tidak ada pendapatan dari pelanggan individu yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih.
No revenue earned from individual customers exceeded 10% of total net revenue.
Lihat Catatan 31 untuk pendapatan berdasarkan segmen industri.
Refer to Note 31 for net revenue by industry segment.
bersih
28. BEBAN POKOK PENDAPATAN
28. COST OF REVENUE
Tidak ada pembelian dari pemasok pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan bersih.
No purchases from third party exceeded 10% of total net revenue.
Lihat Catatan 32c untuk rincian pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
Refer to Note 3 2c for details of purchases from related parties.
Halaman - 73 - Page
suppliers
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. BEBAN USAHA
29. OPERATING EXPENSES 2006
Beban penjualan Penyisihan piutang ragu-ragu Distribusi, gudang dan pengepakan Iklan dan promosi Imbalan kerja Komisi penjualan Perbaikan dan perawatan Perjalanan dan transportasi Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
2005
863,434 591,030
1,008,420 512,282
585,774 497,048 473,713 56,840 52,740 523,307
657,644 582,898 456,460 64,205 45,924 400,151
3,643,886
3,727,984
Beban umum dan administrasi Imbalan kerja Penyusutan dan amortisasi Komunikasi Perbaikan dan perawatan Honorarium tenaga ahli Perjalanan dan transportasi Biaya bank Keamanan Sewa Pajak dan perizinan Alat tulis dan beban kantor lainnya Utilitas Pelatihan dan pendidikan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 50 miliar)
2,019,384 283,860 156,079 149,630 132,752 120,126 96,833 77,228 76,352 75,283 62,737
1,860,775 259,649 135,298 137,597 105,220 99,604 60,940 63,497 35,912 91,146 55,839
60,957 56,323 119,286
55,361 73,083 91,001
3,486,830
3,124,922
7,130,716
6,852,906
30. BEBAN LAIN-LAIN, BERSIH
General and administrative expenses Employee benefits Depreciation and amortisation Communications Repairs and maintenance Professional fees Travelling and transportation Bank charges Security Rent Taxes and licenses Stationery and other office expenses Utilities Training and education Others (below Rp 50 billion each)
30. OTHER EXPENSES, NET 2006
Penghasilan dari bea balik nama Keuntungan pelepasan aktiva tetap Kerugian atas pelepasan agunan yang diambil alih Selisih lebih biaya pengembangan perkebunan plasma atas nilai konversinya Lain-lain
Selling expenses Provision for doubtful receivables Distribution, warehousing and packaging Advertising and promotion Employee benefits Sales commission Repairs and maintenance Travelling and transportation Others (below Rp 50 billion each)
2005
200,136 105,033 (949,122)
207,010 69,720 (702,457)
(34,443)
(44,333)
309,359
331,078
(369,037)
(138,982)
Halaman - 74 - Page
Income from vehicle registrations Gain on disposal of fixed assets Loss on disposal of repossessed assets Excess of plasma development costs over conversion value Others
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN
31. SEGMENT INFORMATION
Informasi mengenai segmen industri Perseroan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Details of the Company's and subsidiaries’ industry segments are as follows:
Pendapatan bersih/Net revenue
Jumlah/ Total Otomotif Jasa keuangan
*
2006 Pelanggan di luar perusahaan/ External customers
Antar segmen/ Inter segment
2005 Pelanggan di luar perusahaan/ External customers
Jumlah/ Total
Antar segmen/ Inter segment
30,259,013 7,366,710
30,119,827 7,303,546
139,186 63,164
37,487,615 7,311,344
37,309,220 7,236,821
178,395 74,523
3,757,987 619,039
3,757,987 606,187
12,852
3,370,936 545,462
3,370,936 535,340
10,122
13,719,566
13,691,976
27,590
13,281,431
13,258,577
22,854
28,852
28,612
240
20,981
20,741
240
Jumlah Eliminasi**
55,751,167 55,508,135 (243,032)
243,032 (243,032)
62,017,769 (286,134)
61,731,635 -
Konsolidasian
55,508,135
55,508,135
-
61,731,635
61,731,635
Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
Beban pokok pendapatan/ Cost of revenue 2005 *
2006
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
286,134 Total (286,134) Elimination** -
Consolidated
Laba usaha/ Operating income 2006
2005
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain
26,492,044 3,070,261 2,263,208 385,186 11,323,702 11,560
32,760,226 2,982,603 1,907,582 342,972 10,680,570 7,531
859,145 1,475,103 1,198,597 76,731 1,340,094 (10,368)
1,762,358 1,718,694 1,199,189 50,396 1,700,467 (24,091)
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others
Jumlah Eliminasi**
43,545,961 (159,858)
48,681,484 (216,729)
4,939,302 52,014
6,407,013 6,961
Total Elimination**
Konsolidasian
43,386,103
48,464,755
4,991,316
6,413,974
Consolidated
Beban bunga/ Interest expense 2006 Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/ pertambangan Lain-lain
Jumlah aktiva/ Total assets
2005
2006
2005
Jumlah kewajiban/ Total liabilities *
2006
2005
*
336,387 -
184,238 -
16,723,705 24,930,562
16,702,172 29,736,681
6,373,377 17,654,330
6,266,674 24,094,552
25,040 16,184
33,350 19,418
3,496,955 584,839
3,191,715 518,804
656,557 288,885
487,089 233,928
398,847
201,896
11,331,520
10,749,405
6,606,391
6,522,950
-
-
971,913
978,345
29,098
29,735
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/ mining Others
Jumlah Eliminasi**
776,458 (15,732)
438,902 (15,666)
58,039,494 61,877,122 (110,204) (710, 456)
31,608,638 (110,194)
37,634,928 Total (699,415) Elimination**
Konsolidasian
760,726
423,236
57,929,290
31,498,444
36,935,513
*) **)
61,166,666 *)
Dinyatakan kembali, lihat Catatan 2g. Eliminasi antar segmen industri.
**)
Halaman - 75 - Page
Consolidated
As restated, refer to Note 2g. Elimination between industry segments.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. INFORMASI SEGMEN (lanjutan)
31. SEGMENT INFORMATION (continued)
Amortisasi dan penyusutan/ Amortisation and depreciation 2006 2005
Pengeluaran modal/ Capital expenditure 2006 2005
Otomotif Jasa keuangan Perkebunan Teknologi informasi Alat-alat berat/pertambangan Lain-lain
567,407 91,864 173,882 63,866 1,048,877 5,944
546,770 82,996 172,984 61,997 727,623 4,926
954,531 196,695 570,867 64,381 2,023,921 4,386
1,261,377 231,752 463,614 69,850 3,113,716 17,986
Automotive Financial services Agribusiness Information technology Heavy equipment/mining Others
Konsolidasian
1,951,840
1,597,296
3,814,781
5,158,295
Consolidated
Lihat Catatan 9 untuk rincian segmen dari bagian atas hasil bersih perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities.
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
YANG
Refer to Note 9 for segment details of the share of results of associates and jointly controlled entities.
32. RELATED PARTY INFORMATION
Dalam kegiatan usahanya, Perseroan dan anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang terutama meliputi transaksi-transaksi penjualan, pembelian, dan transaksi keuangan lainnya.
In the normal course of business, t he Company and subsidiaries, engage in transactions with related parties principally consisting of sales, purchases, and other financial transactions.
a.
a.
Sifat hubungan dan transaksi
Nature of relationship and transactions
Rincian sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of the nature of relationships and transactions with related parties are as follows:
i.
i.
Anak perusahaan langsung dan tidak langsung Lihat Catatan 1 untuk rincian perusahaan langsung Perseroan.
ii.
anak
Perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Lihat Catatan 9 untuk rincian perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan.
Halaman - 76 - Page
Direct and indirect subsidiaries
Refer to Note 1 for details of the Company’s direct subsidiaries. ii.
Direct and indirect associates and jointly controlled entities
Refer to Note 9 for details of the Company’s direct and indirect associates and jointly controlled entities.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
a.
Sifat hubungan dan transaksi (lanjutan)
ii.
a.
Perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung (lanjutan)
Nature of relationship and transactions (continued) ii.
Direct and indirect associates and jointly controlled entities (continued)
Anak perusahaan dari perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities langsung dan tidak langsung Perseroan adalah sebagai berikut:
Subsidiaries of direct and indirect associates and jointly controlled entities are disclosed as follows:
Melalui PT Astra Honda Motor
Through PT Astra Honda Motor
PT Suryaraya Rubberindo Industries Melalui PT GS Battery
Through PT GS Battery PT Century Batteries Indonesia
Melalui PT Denso Indonesia
Through PT Denso Indonesia PT Denso Sales Indonesia
Melalui PT Traktor Nusantara
Through PT Traktor Nusantara
PT Swadaya Harapan Nusantara iii. Perusahaan yang hak suaranya dimiliki secara substansial, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh anggota manajemen kunci (termasuk anggota keluarga dekat) dan/atau perusahaan yang memiliki anggota manajemen kunci yang sama:
iii. Companies for which a substantial portion of the voting power is owned, directly or indirectly, by key management personnel (including close family members) and/or companies which have common key management personnel are as follows:
PT Palingda Nasional * PT Daya Adira Mustika * PT Inkoasku * PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia *
*
Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Mei 2005.
iv. Dimiliki oleh karyawan Perseroan dan anak perusahaan:
iv. Owned by the Company’s subsidiaries’ employees:
Koperasi Karyawan Astra
Halaman - 77 - Page
Not a related party since May 2005.
and
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
b.
Pendapatan
b. Revenue
Rincian pendapatan yang diperoleh dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Details of revenue earned from related parties are as follows:
2006 % a) PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Inti Ganda Perdana PT AT Indonesia PT Toyofuji Logistic b) Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT Denso Indonesia PT United Tractors Semen Gresik PT Mesin Isuzu Indonesia PT Exedy Indonesia PT Aisin Indonesia c) PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies PT Traktor Nusantara PT Toyota Astra Financial d) Services PT Bank Permata Tbk PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia PT GS Battery PT Wahana Eka Paramitra PT Kayaba Indonesia PT Federal Nittan Industries PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia PT Astra Auto Finance PT Denso Sales Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Jumlah a) b) c) d)
2005 Rp
% a)
1.56 0.25 0.10 0.06 0.05
867,682 137,602 57,656 32,283 27,105
1.29 0.43 0.01 0.05 -
797,693 264,312 9,036 28,262 -
0.04 0.04 0.03
22,983 22,688 17,727
0.03 0.04 0.05
16,836 21,842 30,435
0.03 0.02 0.01 0.01 0.01
17,424 10,085 7,322 7,033 6,257
0.03 0.01 0.04
15,707 6,635 21,824
0.01 0.01
5,523 5,170
0.01 -
5,669 -
0.01 0.01
3,801 3,127
0.00 0.01
2,627 4,035
0.01 0.01 0.01 0.00 0.00
2,983 2,880 2,872 2,556 1,211
0.00 0.01 0.01 0.00 -
2,796 5,082 3,937 515 -
0.00 0.00 0.00
663 318 1,504
0.00 0.00 0.01
1,640 1,101 3,712
2.28
1,266,455
2.03
1,243,696
% terhadap jumlah pendapatan bersih. Perusahaan asosiasi sejak Desember 2005. Perusahaan asosiasi sejak Januari 2006. Perusahaan asosiasi sejak Maret 2006.
a) b) c) d)
Pendapatan yang diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan berdasarkan persyaratan dan harga yang wajar (arm’s length basis). c.
Rp
Pembelian
PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Inti Ganda Perdana PT AT Indonesia PT Toyofuji Logistic b) Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT Denso Indonesia PT United Tractors Semen Gresik PT Mesin Isuzu Indonesia PT Exedy Indonesia PT Aisin Indonesia c) PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies PT Traktor Nusantara PT Toyota Astra Financial d) Services PT Bank Permata Tbk PT Toyoda Gosei Safety Systems Indonesia PT GS Battery PT Wahana Eka Paramitra PT Kayaba Indonesia PT Federal Nittan Industries PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia PT Astra Auto Finance PT Denso Sales Indonesia Others (below Rp 1 billion each) Total
% of total net revenue. Associates since December 2005. Associates since January 2006. Associates since March 2006.
Revenue earned from related parties is determined on an arm’s length basis.
c. Purchases
Rincian pembelian dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Halaman - 78 - Page
Details of purchases from related parties are as follows:
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
c.
Pembelian (lanjutan)
c. Purchases (continued) 2006 % a)
2005 % a)
Rp
PT Toyota-Astra Motor PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Mesin Isuzu Indonesia PT Century Batteries Indonesia PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT Inti Ganda Perdana b) PT Gemala Kempa Daya PT Exedy Indonesia PT NHK Gasket Indonesia PT Wahana Eka Paramitra PT Traktor Nusantara PT Aisin Indonesia c) PT Fuji Technica Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT AT Indonesia PT Daya Adira Mustika d) d) PT Palingda Nasional PT Swadaya Harapan Nusantara d) PT Inkoasku PT Suryaraya Rubberindo Industries Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
26.64 13.91 4.67 1.37 0.88 0.72
11,556,536 6,032,850 2,024,212 595,701 381,851 311,289
34.64 12.24 5.88 1.02 1.43 0.61
16,789,768 5,932,502 2,850,174 492,291 692,000 295,594
0.26 0.14 0.06 0.04 0.04 0.02 0.01 0.01 0.01 0.01 0.00 0.00
112,866 61,415 24,574 16,005 15,568 10,314 5,383 3,507 3,077 3,019 1,893 1,131
0.52 0.15 0.06 0.05 0.03 0.01 0.02 0.01 0.01 0.01 0.02
251,342 71,641 29,098 25,650 12,980 4,726 8,074 4,994 2,469 4,516 9,008
0.00 -
288 -
0.06 0.03 0.01 0.01 0.01 0.00
29,683 13,974 5,069 4,687 3,876 1,323
-
-
0.00
255
Jumlah
48.7 9
21,161,479
56.83
a) b) c) d)
% terhadap jumlah beban pokok pendapatan. Dikonsolidasi sejak Februari 2006. Perusahaan asosiasi sejak Januari 2006. Bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa sejak Mei 2005.
Penghasilan dan beban bunga
27,535,694 a) b) c) d)
Pembelian dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilakukan berdasarkan persyaratan dan harga yang wajar (arm’s length basis). d.
Rp PT Toyota-Astra Motor PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Mesin Isuzu Indonesia PT Century Batteries Indonesia PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT Inti Ganda Perdana b) PT Gemala Kempa Daya PT Exedy Indonesia PT NHK Gasket Indonesia PT Wahana Eka Paramitra PT Traktor Nusantara PT Aisin Indonesia c) PT Fuji Technica Indonesia PT SCS Astragraphia Technologies PT AT Indonesia PT Daya Adira Mustika d) d) PT Palingda Nasional PT Swadaya Harapan Nusantara d) PT Inkoasku PT Suryaraya Rubberindo Industries Others (below Rp 1 billion each) Total
% of total cost of revenue. Consolidated since February 2006. Associates since January 2006. Not a related party since May 2005.
Purchases from related parties determined on an arm’s length basis.
d.
are
Interest income and expense
Selama tahun 2006, penghasilan bunga yang diperoleh atas penempatan bank, deposito berjangka dan call deposits pada BP sejumlah Rp 44,2 miliar yang merupakan 12,52% terhadap penghasilan bunga (2005: Rp 43,1 miliar yang merupakan 14,62% terhadap penghasilan bunga).
In 2006, interest income earned from cash at bank, time and call deposits placed in BP amounted to Rp 44.2 billion or 12.52% of interest income (2005: Rp 43.1 billion or 14.62% of interest income).
Selama tahun 2006, beban bunga atas pinjaman bank dan pinjaman lain-lain dari BP adalah nihil (2005: Rp 248,9 miliar yang merupakan 0,51% terhadap beban pokok pendapatan).
In 2006, interest expense on bank loans and other loans from BP wa s nil (2005: Rp 248.9 billion or 0.51% of cost of revenue).
Halaman - 79 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
e.
Kas dan setara kas
e. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas meliputi saldo bank dan deposito berjangka dan call deposits pada BP. Rincian saldo pada BP adalah sebagai berikut:
Cash and cash equivalents include cash at bank and time and call deposits in BP. Details of balances with BP are as follows:
2006 Bank: Rupiah Mata uang asing Deposito berjangka dan call deposits: Rupiah Mata uang asing Jumlah Persentase terhadap jumlah aktiva f.
2005
717,845 82,897
441,186 73,719
800,742
514,905 Time and call deposits:
359,497 44,985
549,589 96,013
404,482
645,602
1,205,224
1,160,507
2.08%
1.90%
Piutang usaha
f.
Piutang usaha dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: 2006 Rupiah: PT Astra Honda Motor 135,481 PT Astra Daihatsu Motor 24,318 PT Toyota Astra Financial 15,324 Services a) PT Inti Ganda Perdana 14,883 PT Mesin Isuzu Indonesia 7,544 PT Toyofuji Logistic 7,275 Indonesia b) PT AT Indonesia 6,347 PT Denso Indonesia 3,451 PT Toyota-Astra Motor 3,018 PT Exedy Indonesia 2,432 PT Bank Permata Tbk 1,369 PT United Tractors Semen 1,275 Gresik PT Toyoda Gosei Safety 1,231 System Indonesia PT Wahana Eka Paramitra 1,031 PT Tri Dharma Wisesa 1,013 PT SCS Astragraphia 29 Technologies Lain-lain (masing-masing 2,633 di bawah Rp 1 miliar) 228,654 a) b)
Cash at bank: Rupiah Foreign currencies
Halaman - 80 - Page
Total Percentage to total assets
Trade receivables Trade receivables from related parties are as follows: 2005 138,704 38,402 974 2,609 4,166 1,926 3,397 1,191 2,789 1,054 612 1,194 3,026
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Astra Daihatsu Motor PT Toyota Astra Financial Services a) PT Inti Ganda Perdana PT Mesin Isuzu Indonesia PT Toyofuji Logistic Indonesia b) PT AT Indonesia PT Denso Indonesia PT Toyota-Astra Motor PT Exedy Indonesia PT Bank Permata Tbk PT United Tractors Semen Gresik PT Toyoda Gosei Safety System Indonesia PT Wahana Eka Paramitra PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies Others (below Rp 1 billion each)
200,044 a) b)
Perusahaan asosiasi sejak Maret 2006. Perusahaan asosiasi sejak Desember 2005.
Rupiah Foreign currencies
Associates since March 2006. Associates since December 2005.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
f.
Piutang usaha (lanjutan)
f. 2006
Mata uang asing: PT SCS Astragraphia Technologies PT United Tractors Semen Gresik Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Jumlah Persentase terhadap jumlah aktiva g.
2005 23
1,080
-
5,406
461
216
484
6,702
229,138
206,746
0.40%
0.34%
Piutang lain-lain Piutang lain-lain dari mempunyai hubungan sebagai berikut:
g. pihak-pihak yang istimewa adalah 2006
Rupiah: Piutang karyawan PT Bank Permata Tbk PT Marga Mandalasakti a) PT Mesin Isuzu Indonesia PT Astra CMG Life PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT Traktor Nusantara PT Astra Daihatsu Motor PT Kayaba Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Mata uang asing: PT Fuji Technica Indonesia PT Toyota Astra Financial Services b) PT Federal Nittan Industries c) PT Aisin Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Trade receivables (continued)
2005
215,314 43,244 17,376 16,134 12,500 7,067 1,900 1,159 509 1,705
204,483 13,543 16,145 12,500 8,782 2,747 1,784 3,510 1,364 2,146
316,908
267,004
47,211 6,077
51,369 -
1,182 1,052 947
144
Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah
356,777
301,917
0.62%
0.49%
b) c)
a)
Perusahaan asosiasi sejak Agustus 2005. Perusahaan asosiasi sejak Maret 2006. Perusahaan asosiasi sejak Januari 2006.
b) c)
Halaman - 81 - Page
Percentage to total assets
Other receivables from related parties are as follows:
51,513 318,517 (16,600)
a)
Total
Other receivables
56,469 373,377 (16,600)
Persentase terhadap jumlah aktiva
Foreign currencies: PT SCS Astragraphia Technologies PT United Tractors Semen Gresik Others (below Rp 1 billion each)
Rupiah: Loans to employees PT Bank Permata Tbk PT Marga Mandalasakti a) PT Mesin Isuzu Indonesia PT Astra CMG Life PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT Traktor Nusantara PT Astra Daihatsu Motor PT Kayaba Indonesia Others (below Rp 1 billion each)
Foreign currencies: PT Fuji Technica Indonesia PT Toyota Astra Financial Services b) PT Federal Nittan Industries c) PT Aisin Indonesia Others (below Rp 1 billion each)
Provision for doubtful receivables Total Percentage to total assets
Associates since August 2005. Associates since March 2006. Associates since January 2006.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
g.
h.
Piutang lain-lain (lanjutan)
g. Other receivables (continued)
Semua piutang lain-lain tidak dikenakan bunga, kecuali piutang dari PT Fuji Technica Indonesia, TA Finance, dan MMS yang masing-masing dibebani bunga sebesar 1,5%, 1%, dan 13,9% per tahun.
All other receivables are non-interest bearing, except receivables from PT Fuji Technica Indonesia, TA Finance, and MMS that earn interest at rates 1.5%, 1%, and 13.9% per annum, respectively.
Perseroan telah membukukan penyisihan untuk menutupi kerugian dari kemungkinan tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut.
The Company has recorded a provision to cover possible loss on non collectible receivables.
Hutang usaha Hutang usaha kepada mempunyai hubungan sebagai berikut:
h. pihak-pihak yang istimewa adalah 2006
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies PT Inti Ganda Perdana PT AT Indonesia PT Century Batteries Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar) Mata uang asing: PT Mesin Isuzu Indonesia PT GS Battery PT SCS Astragraphia Technologies PT Tri Dharma Wisesa PT Century Batteries Indonesia Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Jumlah Persentase terhadap jumlah kewajiban
Trade payables Trade payables to related parties are as follows: 2005
636,085 139,582 125,203 88,913 25,858 20,387 1,686 1,416
430,421 366,902 80,474 47,999 32,303 19,487 3,422 2,591
1,317 44 3,151
1,353 6,236 31,841 3,449
1,043,642
1,026,478
35,894 19,940 1,456
16,319 1,364
1,033 -
1,015 12,252
378
246
58,701
31,196
1,102,343
1,057,674
3.50%
2.86%
Halaman - 82 - Page
Rupiah: PT Astra Honda Motor PT Toyota-Astra Motor PT Astra Daihatsu Motor PT GS Battery PT Denso Indonesia PT Kayaba Indonesia PT Tri Dharma Wisesa PT SCS Astragraphia Technologies PT Inti Ganda Perdana PT AT Indonesia PT Century Batteries Indonesia Others (below Rp 1 billion each)
Foreign currencies: PT Mesin Isuzu Indonesia PT GS Battery PT SCS Astragraphia Technologies PT Tri Dharma Wisesa PT Century Batteries Indonesia Others (below Rp 1 billion each)
Total Percentage to total liabilities
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
32. INFORMASI MENGENAI PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
32. RELATED PARTY INFORMATION (continued)
i.
Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain
i.
Pada tanggal 31 Desember 2006, pinjaman bank dan pinjaman lain-lain, termasuk pembiayaan bersama with recourse dari BP adalah nihil (2005: Rp 2,75 triliun yang merupakan 7,44% terhadap jumlah kewajiban). j.
As at 31 December 2006, bank loans and other loans, including joint financing with recourse from BP was nil (2005: Rp 2.75 trillion or 7.44% of total liabilities ).
Kewajiban lain-lain
j.
Kewajiban lain- lain kepada pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
2005 Rupiah: PT Bank Permata Tbk PT Astra Auto Finance PT SCS Astragraphia Technologies Others (below Rp 1 billion each)
16,233 2,834 1,662
10,736 7,730 4,774
698
1,612
21,427
24,852
4,152
681
-
5,242
205
523
4,357
6,446
25,784
31,298
Total
Persentase terhadap jumlah kewajiban
0.08%
0.08%
Percentage to total liabilities
Kewajiban lain-lain kepada pihak mempunyai hubungan istimewa dikenakan bunga.
yang tidak
Mata uang asing: PT SCS Astragraphia Technologies PT Swadaya Harapan Nusantara Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar )
Jumlah
k.
Other liabilities Other liabilities to related parties are as follows:
2006 Rupiah: PT Bank Permata Tbk PT Astra Auto Finance PT SCS Astragraphia Technologies Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 1 miliar)
Bank loans and other loans
Hutang sewa guna usaha
Foreign currencies: PT SCS Astragraphia Technologies PT Swadaya Harapan Nusantara Others (below Rp 1 billion each)
Other liabilities to related parties are non-interest bearing.
k.
Hutang sewa guna usaha merupakan hutang pembiayaan kepada PT Komatsu Astra Finance sejumlah Rp 384,1 miliar yang merupakan 1,22% terhadap jumlah kewajiban (2005: Rp 218,9 miliar yang merupakan 0,59% terhadap jumlah kewajiban).
Halaman - 83 - Page
Obligations under finance leases Obligations under finance leases, representing financing payable to PT Komatsu Astra Finance, amounted to Rp 384.1 billion or 1.22% of total liabilities (2005: Rp 218.9 billion or 0.59% of total liabilities).
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
33. UNDERLYING PROFIT
33. UNDERLYING PROFIT
Underlying profit adalah laba bersih di luar penghasilan atau beban yang nilainya material dan timbul dari kejadian atau transaksi yang tidak berasal dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan untuk seringkali terjadi atau terjadi secara teratur.
Underlying profit represents net income excluding income or expense items arising from events or transactions that are material in value and are clearly distinct from the ordinary activities of the enterprise and are therefore not expected to occur frequently or regularly.
Pada tahun 2006 dan 2005 tidak terdapat perbedaan antara laba bersih dan underlying profit.
In 2006 and 2005 there were no differences between net income and underlying profit.
34. LABA BERSIH PER SAHAM
34. NET EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun bersangkutan.
Laba per saham: Laba bersih Rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar dasar dan dilusian (dalam ribuan) Laba per saham - dasar dan dilusian (dalam satuan Rupiah)
2006
2005
3,712,097
5,457,285
4,048,355
4,048,355
917
1,348
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI a.
Earnings per share is calculated by dividing net income by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the year.
Perjanjian jaminan perusahaan dan Letter of Awareness
Earnings per share: Net income Weighted average number of ordinary shares outstanding basic and diluted (in thousands) Earnings per share - basic and diluted (full Rupiah)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES a.
Marubeni Corporation dan Itochu Corporation (“Penjamin”) adalah pihak-pihak yang menjamin pinjaman PT Astra Multi Finance (“AMF”), anak perusahaan. Perseroan telah menandatangani perjanjian dengan Penjamin dimana dalam perjanjian tersebut disepakati bahwa Perseroan akan bertanggung jawab secara proporsional atas setiap pembayaran yang dilakukan oleh Penjamin.
Halaman - 84 - Page
AND
Corporate guarantee agreements and Letter of Awareness Marubeni Corporation and Itochu Corporation (the “Guarantors”) are parties to a guarantee for loans taken out by PT Astra Multi Finance (“AMF”), a subsidiary. The Company has entered into an agreement with the Guarantors under which the Company will share proportionally with the Guarantors any payments called on them.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
a.
b.
Perjanjian jaminan perusahaan dan Letter of Awareness (lanjutan)
a.
AND
Corporate guarantee agreements and Letter of Awareness (continued)
Saldo pinjaman yang terkait pada tanggal 31 Desember 2006 adalah USD 6 juta dan Rp 40 miliar (2005 USD 15 juta dan Rp 108,7 miliar) (lihat Catatan 13).
The balances of the underlying loans as at 31 December 2006 are USD 6 million and Rp 40 billion (2005 USD 15 million and Rp 108.7 billion) (refer to Note 13).
Anak perusahaan tertentu telah menerbitkan jaminan perusahaan untuk fasilitas kredit yang diperoleh anak perusahaan tidak langsung lainnya dan perusahaan asosiasi tertentu sampai sebatas kepemilikannya dalam perusahaan asosiasi tersebut. Jumlah pinjaman yang terkait dengan jaminan tersebut setara dengan Rp 324,7 miliar pada tanggal 31 Desember 2006 (2005: setara dengan Rp 100,3 miliar).
Certain subsidiaries have issued corporate guarantees for credit facilities obtained by indirect subsidiaries and certain associated companies to the extent of the subsidiaries interest in the associates. The outstanding loans which relate to the guarantees are equivalent to Rp 324.7 billion as at 31 December 2006 (2005: equivalent to Rp 100.3 billion).
Perseroan dan anak perusahaan tertentu juga mengeluarkan Letter of Awareness untuk fasilitas pinjaman yang diperoleh perusahaan afiliasi.
The Company and certain subsidiaries also issued Letters of Awareness for credit facilities obtained by affiliates.
Perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang, keagenan, dan distributor
b.
Perseroan dan anak perusahaan tertentu mempunyai berbagai perjanjian lisensi, bantuan teknis, royalti, merek dagang, keagenan, dan distribusi dengan para pemberi lisensi berikut: Aisin Seiki Co Ltd, Japan Alphagraphics Inc, USA Automobiles Peugeot, France BMW AG, Germany PT BMW Indonesia Daido Amistar Co Ltd, Japan Daido Kogyo Co Ltd, Japan Fuji Xerox Asia Pacific Pte Ltd Isuzu Motors Ltd, Japan Ingersoll Rand South East Asia Pte Ltd, Singapore Tadano Iron Works Co Ltd, Japan
Licensing, technical assistance, royalty, trademark, dealership, and distributorship agreements The Company and certain subsidiaries have existing licensing, technical assistance, royalty, trademark, dealership, and distributorship agreements with the following licensors:
BOMAG GmbH & Co OHG, Germany Scania CV Aktiebolag, Sweden Komatsu Forest Pty Ltd, Australia Kawasaki Industrial Co Ltd, Japan PT Astra Daihatsu Motor PT Astra Honda Motor PT Komatsu Ltd, Japan PT Toyota-Astra Motor Komatsu Asia & Pacific Pte Ltd, Singapore Metalart Corporation, Japan
Halaman - 85 - Page
MAHLE Engine Components Japan Corp, Japan Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corp, Japan Nissan Diesel Motor Co Ltd, Japan Teito Rubber Ltd, Japan Komatsu Forklift Co Ltd, Japan Elphinstone R&D Pty Ltd, Australia United Ostermeyer Engineering Pty Ltd, Australia Kockums Industries Pty Ltd, Australia
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
c.
d.
Perjanjian usaha bersama (joint operation)
c.
AND
Joint operation agreements
PT Indonesia Network
PT Indonesia Network
PT Indonesia Network (“IN”), anak perusahaan Astratel, memiliki perjanjian pola bagi hasil dengan Telkom dalam penyediaan fasilitas layanan akses multimedia kecepatan tinggi di Surabaya.
PT Indonesia Network (“IN”), a subsidiary of Astratel, has a revenue sharing scheme with Telkom in respect of the provision of a high speed multimedia access facility in Surabaya.
Berdasarkan perjanjian di atas, masa bagi hasil berlangsung selama 4 tahun yang dimulai pada Januari 2005. Pada akhir masa bagi hasil, kepemilikan atas aset tersebut dialihkan kepada Telkom.
Based on the above agreement, the revenue sharing period will last for 4 years, starting from January 2005. At the end of the revenue sharing period, ownership of the facilities will be transferred to Telkom.
Selama masa bagi hasil, IN akan menerima pendapatan sebesar persentase tertentu.
During the revenue sharing period, IN will receive revenue based on a certain percentage.
Perkebunan plasma
d.
Plasma plantation
Sesuai dengan kebijakan Pemerintah Indonesia, hak guna usaha tertentu untuk perkebunan diberikan kepada pengembang apabila pengembang bersedia untuk mengembangkan areal perkebunan untuk petani plasma lokal, di samping mengembangkan perkebunan miliknya sendiri.
In accordance with Indonesian Government policy, certain land rights for plantations are granted conditional upon the grower’s agreement to develop areas for local plasma farmers, in addition to developing their own plantations.
Perkebunan plasma dikembangkan dengan pola Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (“PIR-Trans”) dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya (“KKPA”). Pengembangan plasma ini didanai dengan pinjaman bank, yang disalurkan kepada pengembang sampai periode tanaman dapat menghasilkan.
Plasma plantations are developed under “Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi” (“PIR-Trans”) and “Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya” (“KKPA”) schemes. Plasma development is funded by bank loans which are granted to the grower at the cultivation stage for the period until the plants can be cropped.
Selama masa pengembangan, pinjaman tersebut dijamin dengan tanah dan tanaman perkebunan plasma serta semua aktiva yang berada di atasnya, piutang penjualan buah dari kebun plasma di masa datang, dan jaminan perusahaan dari anak perusahaan tertentu PT Astra Agro Lestari Tbk (“AAL”). Pada tanggal 31 Desember 2006, jumlah pinjaman plasma termasuk bunga adalah sebesar Rp 142,30 miliar (2005: Rp 124,89 miliar).
During the development period, the loans are secured on the land including all assets located on the plantations, future receivables from sales of the plasma crops, and corporate guarantees from certain subsidiaries of PT Astra Agro Lestari Tbk (“AAL”). As at 31 December 2006, the total outstanding plasma loans including interest amounted to Rp 142.30 billion (2005: Rp 124.89 billion).
Halaman - 86 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
d.
e.
Perkebunan plasma (lanjutan)
d.
AND
Plasma plantation (continued)
Pada saat mulai menghasilkan, perkebunan plasma akan dialihkan kepada petani plasma, dimana petani plasma berkewajiban untuk menjual hasil panennya kepada anak perusahaan AAL guna mencicil pinjaman tersebut melalui pemotongan dari hasil penjualannya.
Upon maturity of the plantations, the plasma plantations are transferred to the plasma farmers, who are obliged to sell their harvest to AAL’s subsidiaries to repay the loans via deductions from sales proceeds.
Sehubungan dengan pola PIR Trans, anak perusahaan AAL tertentu bertanggung jawab untuk menjamin dan mengadministrasikan pengembalian kredit yang diperoleh dari petani peserta PIR Trans.
In respect of the PIR Trans scheme, certain subsidiaries of AAL are committed to guarantee and administer repayment of plasma farmers’ loans.
Sedangkan sehubungan dengan pola KKPA, anak perusahaan AAL tertentu menjamin pembayaran kembali pinjaman petani plasma ke bank sampai lunas.
In respect of the KKPA scheme, certain subsidiaries of AAL guarantee the repayment of plasma farmers’ loans to the banks.
Fasilitas kredit
e.
Credit facilities
Pada tanggal 31 Desember 2006, Perseroan dan beberapa anak perusahaan tertentu memiliki fasilitas kredit untuk modal kerja, kredit investasi, bank garansi, letter of credit, dan kontrak valuta asing. Fasilitas yang belum digunakan oleh Perseroan dan anak perusahaan tertentu berjumlah Rp 5,99 triliun pada tanggal 31 Desember 2006.
As at 31 December 2006, the Company and certain subsidiaries have credit facilities for working capital, investment credits, bank guarantees, letters of credit, and foreign exchange contracts. The total unused facilities of the Company and certain subsidiaries amounted to Rp 5.99 trillion as at 31 December 2006.
Selain itu, beberapa anak perusahaan tertentu yang bergerak dalam jasa keuangan menandatangani perjanjian kerjasama dengan beberapa bank, dimana pihak bank menyalurkan fasilitas kredit untuk pembiayaan konsumen bersama dengan anak perusahaan tersebut. Sesuai dengan perjanjian, umumnya jumlah dana yang akan disediakan oleh masing-masing pihak adalah minimum 1% 10% dari anak perusahaan dan maksimum 90% - 99% dari pihak bank. Fasilitas yang belum digunakan oleh anak perusahaan tersebut berjumlah Rp 21,05 triliun pada tanggal 31 Desember 2006.
In addition, certain financial services subsidiaries entered into cooperation agreements with banks, whereby the banks provide joint consumer financing facilities together with the subsidiaries. Under the agreements, generally the amount of funds to be financed by each party represents a minimum of 1% - 10% from the subsidiaries and a maximum of 90% - 99% from the banks. Total unused facilities of these subsidiaries amounted to Rp 21.05 trillion as at 31 December 2006.
Halaman - 87 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
f.
g.
Jasa penambangan
f.
AND
Mining contracting services
Pama, anak perusahaan tidak langsung, mempunyai empat kontrak penambangan signifikan dengan PT Adaro Indonesia (“Adaro”), PT Indominco Mandiri (“Indominco”), KPC, dan PT Kartika Caraka Mulya (“KCM”). Berdasarkan kontrak-kontrak tersebut, Pama memberikan jasa penambangan batu bara di beberapa lokasi di Kalimantan. Jangka waktu kontrak bervariasi dan berakhir dari tahun 2007 sampai 2016.
Pama, an indirect subsidiary, has entered into four significant mining services contracts with PT Adaro Indonesia (“Adaro”), PT Indominco Mandiri (“Indominco”), KPC, and PT Kartika Caraka Mulya (“KCM”) . Under the contracts, Pama provides services to mine coal at various locations in Kalimantan. The periods of the contracts are varied and will expire between 2007 and 2016.
Pendapatan atas jasa yang diberikan kepada Adaro, Indominco, KPC, dan KCM untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2006 masing- masing adalah Rp 2,19 triliun, Rp 1,59 triliun, Rp 1,31 triliun, dan Rp 458,6 miliar (2005: Rp 2,02 triliun, Rp 1,24 triliun, Rp 0,93 triliun dan Rp 587,6 miliar).
Revenue from services provided to Adaro, Indominco, KPC, and KCM for the year ended 31 December 2006, amounted to Rp 2.19 trillion, Rp 1.59 trillion, Rp 1.31 trillion, and Rp 458.6 billion respectively (2005: Rp 2.02 trillion, Rp 1.24 trillion, Rp 0.93 trillion and Rp 587.6 billion).
Sebagai bagian dari perjanjian dengan KPC, Pama menandatangani Perjanjian Pinjaman dan Perjanjian Jasa Konsultasi dengan Bumi (lihat Catatan 5b).
As part of the contract with KPC, Pama entered into a Loan Facility and Consulting Fee Agreement with Bumi (refer to Note 5b).
Uang muka investasi
g.
Advance of investment
Pada tanggal 20 Oktober 2006, Pama mengadakan perjanjian dengan pihak ketiga untuk mengakuisisi beberapa aktiva, termasuk saham di tiga perusahaan yang memiliki konsensi tambang batu bara dengan harga USD 34 juta, menunggu terpenuhinya prasyarat tertentu.
On 20 October 2006, Pama reached agreement with a third party to acquire certain assets, including shares in three companies that hold coal mine concessions with a total consideration of USD 34 million, pending fulfilment of conditions precedent.
Pada bulan Oktober dan November 2006, Pama membayar uang muka sejumlah USD 17 juta sehubungan dengan transaksi ini yang dijamin dengan hak untuk melakukan penambangan batu bara sejumlah maksimum enam juta ton.
In October and November 2006 Pama paid advances of USD 17 million in respect of the transaction which were secured on the right to mine a quantity of coal up to a maximum of six million tonnes.
Pada tanggal 31 Desember 2006, saldo uang muka tersebut, setelah dikurangi dengan nilai batu bara yang telah ditambang, menjadi USD 16,6 juta atau setara dengan Rp 150,1 miliar yang disajikan dalam akun “Pembayaran di muka lainnya”.
As at 31 December 2006, the outstanding balance on the advance account, net of coal mined, amounted to USD 16.6 million or equivalent to Rp 150.1 billion which is presented within ”Other prepayments”.
Sisa dari harga yang telah disepakati, sejumlah USD 17 juta dibayarkan setelah tanggal neraca (lihat Catatan 37).
The remaining USD 17 million of the agreed purchase price was paid subsequent to the year end (refer to Note 37).
Halaman - 88 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
h.
Tuntutan PT Era Giat Prima
h.
AND
PT Era Giat Prima Claim
Pada tanggal 24 September 1999, PT Era Giat Prima (“EGP”) mengajukan gugatan terhadap BP sehubungan dengan Perjanjian Pengalihan/Cessie atas tagihan Bank Dagang Negara Indonesia (“BDNI”) dan Bank Umum Nasional (“BUN”) dimana BP dianggap telah melakukan wanprestasi terhadap EGP. EGP mengajukan sita terhadap tanah dan bangunan milik BP serta ganti kerugian sebesar Rp 2,54 triliun dan meminta agar dinyatakan sebagai pemilik dana hasil pencairan piutang sebesar Rp 546,5 miliar yang disimpan dalam Escrow Account. BP mengajukan gugatan balik (rekonpensi) kepada EGP dengan menuntut agar dana yang berada dalam Escrow Account tersebut adalah milik BP, mengingat Perjanjian Pengalihan/Cessie telah dibatalkan oleh Surat Keputusan Ketua Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) No. 423 tanggal 15 Oktober 1999.
On 24 September 1999, PT Era Giat Prima (“EGP”) filed a lawsuit against BP in relation to a Transfer/Cessie Agreement for Bank Dagang Negara Indonesia (“BDNI”) and Bank Umum Nasional (“BUN”) alleging that BP had breached its agreement with EGP. EGP claimed confiscation of BP’s land and buildings and compensation for loss amounting to Rp 2.54 trillion asserting that it be recognised as owner of the funds amounting to Rp 546.5 billion, which are currently deposited in an Escrow Account. BP submitted a counter suit, asserting that the funds in the Escrow Account belong to BP, on the grounds that the Transfer/Cessie Agreement had already been cancelled by a Decision Letter from the Chairman of the Indonesian Banking Restructuring Agency (“IBRA”) No. 423 dated 15 October 1999.
Pada tanggal 18 April 2000, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan Perjanjian Pengalihan/Cessie atas tagihan BDNI dan BUN dari BP kepada EGP adalah sah dan mengikat sehingga EGP berhak atas dana yang disimpan dalam Escrow Account. Putusan ini dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jakarta pada tanggal 23 Maret 2001. Selanjutnya pada tanggal 6 Juni 2001, BP mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia (“MA”) dan menyerahkan Memori Kasasi tanggal 18 Juni 2001. Perkara Kasasi tersebut telah diputus oleh MA pada tanggal 8 Maret 2004 dengan inti putusan adalah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 23 Maret 2001 dan menyatakan bahwa dana Escrow Account adalah milik BP.
On 18 April 2000, the South Jakarta District Court declared that the Transfer/Cessie Agreement for BDNI’s and BUN’s claims from BP to EGP was valid and binding and EGP was entitled to the funds placed in the Escrow Account. This decision was upheld by the High Court of Jakarta on 23 March 2001. Subsequently, on 6 June 2001, BP filed an appeal to the Supreme Court of the Republic Indonesia (“Supreme Court”) and submitted a Cassation Memorandum on 18 June 2001. The cassation case was decided by the Supreme Court on 8 March 2004 which cancelled the Jakarta High Court Decision of 23 March 2001 and stated t hat the Escrow Account belongs to BP.
Pada tanggal 29 November 2005, BP menerima Surat Pemberitahuan Resmi dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tentang diajukannya Peninjauan Kembali oleh EGP atas putusan Kasasi MA. Terhadap upaya hukum Peninjauan Kembali tersebut, BP telah mengajukan Kontra Memori Peninjauan Kembali pada tanggal 28 Desember 2005. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, Peninjauan Kembali tersebut masih sedang dalam proses.
On 29 November 2005, BP received an Official Notification Letter from the South Jakarta District Court of a request for a Judicial Review of the decision of the Supreme Court. In response to the request of the Judicial Review, BP filed a Judicial Review Counter Memorandum on 28 December 2005. As at the date of the consolidated financial statements, the Judicial Review is still in progress.
Halaman - 89 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
h.
i.
Tuntutan PT Era Giat Prima (lanjutan)
h.
AND
PT Era Giat Prima Claim (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2005, BP telah membukukan hutang dan piutang sejumlah Rp 546,5 miliar untuk dana yang tersimpan di Escrow Account.
As at 31 December 2006 and 2005, BP has recorded both a payable and a receivable for the Rp 546.5 billion held in the Escrow Account.
Terhadap perkara lain yang terkait dengan Perjanjian Pengalihan/Cessie antara BP dengan EGP, EGP telah menggugat surat keputusan BPPN yang membatalkan Perjanjian Cessie di Pengadilan Tata Usaha Negara. MA telah mengabulkan permohonan kasasi BPPN dan menolak gugatan EGP. Selanjutnya EGP mengajukan peninjauan kembali kepada MA dan berdasarkan Putusan No. 21 PK/TUN/2003, pada tanggal 6 Oktober 2004, Mahkamah Agung RI telah menolak permohonan PK tersebut.
In other legal cases related to the Transfer/Cessie Agreement between BP and EGP, EGP had filed lawsuits against IBRA’s decision letter to cancel the Cessie Agreement at the State Administrative Court. The Supreme Court accepted IBRA’s position and rejected EGP’s claims. EGP subsequently requested a Judicial Review of the Supreme Court’s decision and based on Judicial Review Ruling No. 21 PK/TUN/2003 dated 6 October 2004, the Supreme Court has decided to reject the Judicial Review.
Surat Ketetapan Pajak
i.
Tax Assessments
Pada tanggal 21 Desember 2004 dan 24 Desember 2004, Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Satu (“KPP WPB I”) menerbitkan SKPKB dan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (“SKPKBT”) atas 5 Bank Peserta Penggabungan (PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan PT Bank Patriot) untuk tahun pajak 2001 dan 2002 dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 411,8 miliar. BP mengajukan permohonan kepada KPP WPB I untuk meminta penjelasan lebih lanjut atas jumlah yang tertera pada SKPKB dan SKPKBT beserta dasar-dasar perhitungannya. Namun tanggapan KPP WPB I tidak memberikan penjelasan lebih lanjut atas perhitungan tersebut dan oleh karena itu, BP mengajukan keberatan atas SKPKB dan SKPKBT tersebut.
On 21 December 2004 and 24 December 2004, the Large Tax Office I (“LTO I”) issued an Assessment Letter of Tax Underpayment (“SKPKB”) and an Assessment Letter of Additional Tax Underpayment (“SKPKBT”) for the 5 Merged Banks (PT Bank Bali Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, and PT Bank Patriot) for the fiscal years 2001 and 2002 for a total amount of Rp 411.8 billion. BP requested the LTO I to provide further explanation of the computation o f the amounts stated in the SKPKB and SKPKBT together with the basis of computation. However the response by the LTO I did not provide any further explanation of the computation and BP has therefore objected to these assessments.
Selama tahun 2005, BP melakukan pembayaran sebagian dari SKPKB dan SKPKBT yaitu sejumlah Rp 255,4 miliar melalui penyetoran dan pemindahbukuan.
During 2005, BP paid part of the SKPKB and SKPKBT amounting to Rp 255.4 billion, through payment and overbooking.
Selanjutnya, berdasarkan surat tanggal 8 dan 9 Maret 2006, DJP menolak keberatan yang diajukan BP. Atas penolakan keberatan ini, BP melalui surat tanggal 18 Mei 2006 telah mengajukan banding ke Pengadilan Pajak.
Subsequently, based on letters dated 8 and 9 March 2006, the DGT has rejected BP’s objection. On this matter, BP filed appeal letters dated 18 May 2006 to the Tax Court.
Halaman - 90 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
i.
j.
Surat Ketetapan Pajak (lanjutan)
i.
AND
Tax Assessments (continued)
Pada tanggal 21 Juni 2006, BP melakukan pembayaran atas saldo SKPKB dan SKPKBT sejumlah Rp 156,4 miliar. Dengan demikian BP telah melunasi seluruh SKPKB dan SKPKBT yang diterbitkan oleh KPP WPB I dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 411,8 miliar.
On 21 June 2006, BP paid the remaining balances of the SKPKB and SKPKBT amounting to Rp 156.4 billion. With this payment, BP has paid all SKPKB and SKPKBT issued by LTO I, totalling Rp 411.8 billion.
Pengadilan Pajak melalui surat tertanggal 31 Agustus 2006 menyampaikan kepada BP Surat Uraian Banding yang diterima dari DJP. Atas Surat Uraian Banding tersebut, BP telah mengirimkan Surat Bantahan tertanggal 29 September 2006. Pada tanggal 31 Desember 2006, upaya banding ini masih dalam proses di Pengadilan Pajak.
The Tax Court through letters dated 31 August 2006 informed BP that the DGT has submitted the Summation Letters. Rebuttal of the above Summation Letters has been sent by BP on 29 September 2006. As at 31 December 2006, the appeal was still in process at the Tax Court.
Manajemen BP berkeyakinan bahwa total pembayaran pajak sebesar Rp 411,8 miliar kepada fiskus sebagaimana diuraikan diatas akan diperoleh kembali karena BP memiliki dasar hukum yang kuat untuk memperoleh kembali total pembayaran pajak tersebut.
BP’s management believes that the total tax payments of Rp 411.8 billion made to tax authorities as elaborated above will be recovered since BP has a strong legal basis for claiming the total tax payment.
Pada tahun 2006, KPP WPB I melakukan pemeriksaan pajak atas seluruh pajak BP untuk tahun fiskal 2001, 2002, dan 2004.
In 2006, LTO I conducted tax audits on BP’s all taxes for fiscal years 2001, 2002, and 2004.
Selanjutnya, pada bulan Januari 2007, KPP WPB I menerbitkan beberapa SKPKB untuk tahun pajak 2002 dan 2004 atas pajak-pajak lainnya masing-masing sejumlah Rp 13 miliar dan Rp 192,7 miliar. BP akan mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut.
Subsequently, in January 2007, LTO I issued various tax assessments for fiscal years 2002 and 2004 confirming underpayment of other taxes, amounting to Rp 13 billion and Rp 192.7 billion, respectively. BP will file objection letters for these tax assessments.
Gugatan Bapedal
j.
Pada tahun 2004, PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), anak perusahaan AAL, menerima gugatan hukum yang jumlahnya diperkirakan sebesar Rp 709 miliar dari Badan Pengawas Dampak Analisa Lingkungan Riau (“Bapedal Riau”) atas polusi yang disebabkan oleh kebakaran ketika mengadakan pembersihan lahan. Manajemen mengajukan keberatan atas gugatan tersebut kepada Bapedal Riau dan Kejaksanaan Negeri Riau dengan dasar bahwa areal tersebut telah diserahkan kepada koperasi setempat dan kebakaran tersebut disebabkan oleh masyarakat sekitar bukan oleh EDI. Halaman - 91 - Page
Bapedal claims In 2004, PT Eka Dura Indonesia (“EDI”), subsidiary of AAL, received a lawsuit of approximately Rp 709 billion from the Riau Enviromental Impact Supervisory Board (“Bapedal Riau”) for pollution caused by fire during land clearing. Management filed an objection against this lawsuit to Bapedal Riau and Riau District Attorney on the basis that the area had already been handed over to a local cooperative and the fire was created by the local community not EDI.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
35. PERJANJIAN, KOMITMEN, DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI (lanjutan)
35. AGREEMENTS, COMMITMENTS CONTINGENCIES (continued)
j.
Gugatan Bapedal (lanjutan)
j.
Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, telah ditetapkan tersangka baru yaitu koperasi setempat, namun gugatan hukum oleh Bapedal Riau kepada EDI belum dicabut. k.
PT Karya Wijaya Anugrah
k.
Piutang Sewa
PT Karya Wijaya Anugrah In March 2006, AAL was sued by PT Karya Wijaya Anugrah ("KWA"), a contractor, regarding the termination of an agreement to construct a kernel factory for EDI. KWA is claiming from AAL Rp 1.9 billion in material damage and from AAL together with PT Dian Pusaka Baruna Pratama Rp 100 billion in respect of other damages. The District Court of East Jakarta has decided to reject this lawsuit, but KWA has filed an appeal against this decision. AAL believes that the lawsuit has no legal merit. As at the date of these consolidated financial statements, the appeal is still in progress at the District Court.
l.
Jumlah piutang sewa yang akan diterima dalam jangka waktu dua tahun kedepan adalah sebesar Rp 128 miliar (2005: Rp 174,3 miliar).
m. Perjanjian kerjasama pembiayaan syariah
Bapedal claims (continued) As at the date of these consolidated financial statements, a new defendant, a local cooperative had just been notified. However, the lawsuit addressed to EDI by Bapedal Riau has not been cancelled.
Pada bulan Maret 2006, AAL digugat oleh PT Karya Wijaya Anugrah ("KWA"), kontraktor, sehubungan dengan pemutusan perjanjian pembangunan pabrik kernel EDI. KWA menggugat sebesar Rp 1,9 miliar kepada AAL atas kerugian materil dan Rp 100 miliar kepada AAL bersama- sama dengan PT Dian Pusaka Baruna Pratama atas kerugian immateril. Pengadilan Negeri Jakarta Timur telah memutuskan untuk menolak perkara gugatan, namun KWA menyatakan banding atas keputusan tersebut. AAL berkeyakinan bahwa perkara tersebut tidak berkekuatan hukum. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, perkara banding tersebut masih dalam proses di Pengadilan Negeri. l.
AND
Operating lease receivable The amount of lease receipts for the next two years is Rp 128 billion (2005: Rp 174.3 billion).
m. Syariah financing agreements
FIF mengadakan perjanjian kerjasama Syariah dengan PT Bank Syariah Mega Indonesia (“BSMI”) dan PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) dimana FIF bertindak sebagai agen dalam menilai kelayakan konsumen, penagihan, dan pengurusan dokumen administrasi dengan imbalan uang jasa. Pendanaan pembiayaan konsumen Syariah seluruhnya berasal dari BSMI dan BSM.
Halaman - 92 - Page
cooperation
FIF has entered into a Syariah financing agreement with PT Bank Syariah Mega Indonesia (“BSMI”) and PT Bank Syariah Mandiri (“BSM”) where FIF acts as an agent to underwrite, collect, and maintain administration over customers accounts in return for a fee. All Syariah financings are funded by BSMI and BSM.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING
36. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
Perseroan dan anak perusahaan memiliki aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing dengan rincian sebagai berikut (dalam satuan terdekat): JPY Aktiva Kas dan setara kas Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Pembayaran di muka lainnya Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Aktiva lain-lain
Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Kewajiban lain-lain Beban yang masih harus dibayar Hutang jangka panjang
(Kewajiban)/aktiva bersih Dalam ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah bersih (dalam jutaan)
Investasi jangka pendek Piutang usaha Piutang lain-lain Pembayaran di muka lainnya Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Aktiva lain-lain Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Kewajiban lain-lain Beban yang masih harus dibayar Hutang jangka panjang
(Kewajiban)/aktiva bersih Dalam ekuivalen Rupiah (dalam jutaan) Jumlah dalam Rupiah bersih (dalam jutaan) *
2006 EUR
USD
GBP
Other*
464,538,327
124,578,258
779,208
-
451,350
305,422,097 31,920,488 16,736,802
4,139,871 239,640,160 33,557,928 5,984,368
477,835 3,982 576,851
8,737 -
304,411 1,727 71,221
213,818,650
1,753,326
-
-
-
-
5,114,471 345,853
-
-
4,055
1,032,436,364
415,114,235
1,837,876
8,737
832,764
(1,582,140,477) (2,874,998,896) (134,312,780) (31,076,625)
(61,664,183) (252,871,684) (10,241,121) (9,409,469)
(3,095,796) (147,887) (2,133)
(11,867) (359) -
(804,000,000)
(556,881,054)
(5,426,528,778)
(891,067,511)
(3,245,816)
(12,226)
(1,259,152)
(4,394,092,414) (333,052 )
(475,953,276) (4,293,099)
(1,407,940) (16,696)
(3,489) (62)
(426,388) (3,854)
-
(1,185,587) (62,279) (11,286)
-
-
(4,646,763 )
JPY Aktiva Kas dan setara kas
The Company and its subsidiaries have assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows (in full amounts):
Assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Other receivables Other prepayments Restricted cash and time deposits Financing receivables Other assets
Liabilities Short-term loans Trade payables Other liabilities Accrued expenses Long-term debt
Net (liabilities)/assets Rupiah equivalent (in millions) Total in Rupiah - net (in millions)
2005 EUR
USD
GBP
Other* Assets Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Other receivables Other prepayments
968,064,851
92,594,267
581,421
-
1,338,338
341,988,479 12,632,901 31,116,939
4,034,414 238,191,606 46,483,552 610,230
572,848 885 38,660
-
1,769,233 39,091
304,724,151
6,376,943
8,058
-
-
Restricted cash and time deposits
-
1,057,209 332,987
-
-
-
Financing receivables Other assets
1,658,527,321
389,681,208
1,201,872
-
3,146,662
(1,610,995,881) (2,066,046,002) (115,200,057) (149,688,183)
(39,019,337) (232,532,738) (14,850,866) (7,588,504)
(2,551,513) (96,546) -
-
(2,547,280) (389,125) (28,153)
(984,107,469)
(354,624,143)
(4,926,037,592)
(648,615,588)
(3,267,510,271) (272,582 )
(258,934,380) (2,545,325)
-
-
-
(2,648,059)
-
(2,964,558)
(1,446,187) (16,862)
-
182,104 1,790
(2,832,979 )
Liabilities Short-term loans Trade payables Other liabilities Accrued expenses Long-term debt
Net (liabilities)/assets Rupiah equivalent (in millions) Total in Rupiah - net (in millions)
Aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing lainnya disajikan dalam jumlah yang setara dengan USD dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca.
*
Halaman - 93 - Page
Assets and liabilities denominated in other foreign currencies are presented as USD equivalents using the exchange rate prevailing at balance sheets date.
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
36. AKTIVA ATAU KEWAJIBAN BERSIH DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
36. NET ASSETS OR LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
Apabila aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2006 dijabarkan dengan menggunakan kurs tengah mata uang asing pada tanggal laporan ini, maka kewajiban bersih dalam mata uang asing Perseroan dan anak perusahaan tersebut akan naik sebesar Rp 21,8 miliar, tidak termasuk keuntungan atau kerugian selisih kurs yang timbul dari nilai wajar instrumen keuangan derivatif apabila instrumen tersebut dinilai dengan nilai wajarnya pada tanggal laporan ini. 37. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA
If assets and liabilities in foreign currencies as at 31 December 2006 had been translated using the middle rates as at the date of this report, the total net foreign currency liabilities of the Company and subsidiaries would increase by approximately Rp 21.8 billion, excluding any foreign exchange gains or losses on derivative financial instruments if the instrument had been valued based on fair values as at the date of this report.
37. SUBSEQUENT EVENTS
Akuisisi oleh PT Pamapersada Nusantara
Acquisition by PT Pamapersada Nusantara
Pada tanggal 26 Januari 2007, Pama menyelesaikan transaksi seperti yang dijelaskan pada Catatan 35g dan melakukan sisa pembayaran sejumlah USD 17 juta.
On 26 January 2007, Pama completed the transaction referred to in Note 35g and paid the remaining amount of USD 17 million.
Aktiva yang diakuisisi adalah sebagai berikut: 100% saham PT Nusantara Citra Jaya Abadi (“NCJA”), PT Ekasatya Yanatama (“ESY”), dan PT Kadya Caraka Mulya (“K adya”). Perusahaan-perusahaan ini memiliki konsesi penambangan batu bara yang berlokasi di Kalimantan Selatan; 100% saham PT Prima Multi Mineral (“PMM”), yang memegang hak kontraktual untuk melakukan operasi penambangan atas cadangan batu bara yang terdapat di wilayah konsensi penambangan yang dimiliki oleh PD Baramarta (Badan Usaha Milik Pemerintah Daerah Kalimantan Selatan); 100% saham Scenic Worldwide Ltd (“SWL”), perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum British Virgin Island dan SWL memiliki perjanjian pemasaran batubara secara eksklusif dengan PMM, NCJA, ESY, dan Kadya; 7,5% saham TNB Coal International Limited (“TNBCL”), pemilik PT Dasa Eka Jasatama (“DEJ”) secara tidak langsung; 1% saham DEJ; dan
The assets acquired were as follows: 100% of the shares of PT Nusantara Citra Jaya Abadi (“NCJA”), PT Ekasatya Yanatama (“ESY”), and PT Kadya Caraka Mulya (“Kadya”). These companies hold coal mining concessions located in South Kalimantan; 100% of the shares of PT Prima Multi Mineral (“PMM”), which has the contractual right to carry out mining activities of coal reserves residing in the coal concession area held by PD Baramarta (an enterprise owned by the South Kalimantan government); 100% of the shares of Scenic Worldwide Ltd (“SWL”), a firm that was established under British Virgin Island law. SWL has an exclusive coal marketing agreement with PMM, NCJA, ESY, and Kadya; 7.5% of the shares TNB Coal International Limited (“TNBCL”), an indirect owner of PT Dasa Eka Jasatama (“DEJ”); 1% of the shares of DEJ; and A redeemable unconvertible unsecured loan issued by TNBCL amounting to USD 1.27 million.
Pinjaman yang tidak dijaminkan dan tidak dapat dikonversikan yang ditentukan oleh TNBCL sejumlah USD 1,27 juta.
Pama juga sedang melakukan negosiasi untuk mengakuisisi 99% saham DEJ dari pemegang saham mayoritas DEJ.
Pama is also in negotiations to acquire 99% of DEJ shares from the majority shareholders of DEJ.
Halaman - 94 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 37. PERISTIWA SETELAH (lanjutan)
TANGGAL
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) NERACA
37. SUBSEQUENT EVENTS (continued)
Pelunasan piutang Bumi
Settlement of loan to Bumi
Pada tanggal 29 Januari 2007, Bumi melunasi pokok pinjaman sejumlah USD 32,8 juta berikut bunga.
On 29 January 2007, Bumi repaid the loan principal amounting to USD 32.8 million, together with underlying interest.
Dengan adanya pelunasan tersebut, Perjanjian Jasa Konsultasi terdahulu berakhir (lihat Catatan 5b).
As the loan was settled by Bumi, the existing Consulting Services Agreement terminated (refer to Note 5b).
Pama selanjutnya menandatangani Perjanjian Jasa Konsultasi - Akta Novasi dan Perubahan dengan Bumi dan Formosa Investments Ltd, perusahaan yang didirikan di Republik Seychelles.
Pama subsequently signed a Consulting Services Agreement Deed of Novation and Amendment with Bumi and Formosa Investments Ltd, a company established in the Republic of Seychelles.
Sesuai dengan Akta tersebut, Formosa menggantikan Bumi dalam memberikan jasa konsultasi kepada Pama. Tidak terdapat perubahan syarat dan ketentuan lainnya yang diatur dalam Perjanjian Jasa Konsultasi terdahulu.
Under the terms of the Deed, Formosa has replaced Bumi in rendering consulting services to Pama. There were no changes in the other terms and conditions stipulated in the original Consulting Service Agreement.
Bencana banjir
Flood
Di awal bulan Februari 2007, Jakarta mengalami bencana banjir yang cukup parah. Namun hal ini tidak mengakibatkan kerusakan yang serius terhadap aset Perseroan dan anak perusahaan. Kerugian akibat klaim pihak ketiga berkaitan dengan musibah ini yang harus ditanggung oleh PT Asuransi Astra Buana, anak perusahaan tidak langsung, setelah dikurangi bagian reasuransi, diperkirakan tidak lebih dari Rp 40 miliar.
In early February 2007, Jakarta experienced severe flooding. Damage to the property of the Company and its subsidiaries were limited. The cost, net of reinsurance, of these damage claims expected to be borne by PT Asuransi Astra Buana, an indirect subsidiary, in respect of third party assets is expected to be not more than Rp 40 billion.
Program Pemutusan Hubungan Kerja Sukarela
Voluntary Employee Separation Programme
Pada tanggal 31 Januari 2007, BP mengumumkan Program Pemutusan Hubungan Kerja Sukarela. Skema pembayaran program ini telah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Setiap karyawan dapat mengajukan pengunduran diri secara sukarela, namun BP mempunyai hak untuk menolak pengunduran diri tersebut.
On 31 January 2007 BP announced a Voluntary Employee Separation Programme. The payout in the scheme is in compliance with the prevailing regulations. All employees are eligible to apply for voluntary separation; however BP reserves the right of refusal.
Halaman - 95 - Page
PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
38. REKLASIFIKASI AKUN
38. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS
Laporan keuangan tahun 2005 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasian tahun 2006. Rincian reklasifikasi tersebut adalah sebagai berikut:
Sebelum reklasifikasi/ Before reclassification Investasi jangka pendek Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang pembiayaan Piutang lain-lain - tidak lancar pihak yang mempunyai hubungan istimewa Aktiva lain-lain Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - bagian jangka pendek dari hutang jangka panjang Pinjaman bank dan pinjaman lain-lain - hutang jangka panjang, setelah dikurangi bagian jangka pendek Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan Beban penjualan Beban umum dan administrasi
Beban bunga Beban lain-lain
The 2005 consolidated financial statements have been reclassified to be consistent with the presentation of the 2006 consolidated financial statements. The details of the reclassification are as follows:
Reklasifikasi/ Reclassification
481,683 95,392
(12,500) 7,213
Setelah reklasifikasi/ After reclassification 469,183 102,605
9,829,563 289,417
14,180,804 12,500
24,010,367 301,917
511,618 (1,210,227)
(7,213) (7,314,075)
504,405 (8,524,302)
(2,651,094)
(6,866,729)
(9,517,823)
61,172,314 (47,449,438) (3,065,839) (4,243,063)
559,321 (1,015,317) (662,145) 1,118,141
61,731,635 (48,464,755) (3,727,984) (3,124,922)
(421,844) (140,374)
(1,392) 1,392
(423,236) (138,982)
39. INFORMASI TAMBAHAN
Short-term investment Restricted cash and time deposits Financing receivables Other receivables non-current - related parties Other assets Bank loans and other loans - current portion of long-term debt Bank loans and other loans - long-term debt, net of current portion Net revenue Cost of revenue Selling expenses General and administrative expenses Interest expenses Other expenses
39. SUPPLEMENTARY INFORMATION
Berikut pada halaman 97 sampai dengan halaman 101, adalah informasi keuangan PT Astra International Tbk (induk perusahaan saja) yang menyajikan penyertaan Perseroan pada anak perusahaan berdasarkan metode ekuitas dan bukan dengan metode konsolidasi.
The following financial information of PT Astra International Tbk (parent company only) on pages 97 to 101 presents the Company’s investments in subsidiaries under the equity method, as opposed to the consolidation method.
Halaman - 96 - Page
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2006
2005
AKTIVA Aktiva lancar Kas dan setara kas Piutang usaha, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.110 (2005: Rp 405): - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Piutang lain-lain, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.635 (2005: Rp 3.370) Persediaan Pajak dibayar di muka Pembayaran di muka lainnya
ASSETS Current assets Cash and cash equivalents Trade receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 3,110 (2005: Rp 405): - Related parties
720,020
695,870
43,436
78,208
1,131,019 5,573
1,199,530 12,205
1,193,261 225,235 56,763
1,553,810 153,646 53,639
- Third parties Other receivables, net of provision for doubtful receivables of Rp 3,635 (2005: Rp 3,370) Inventories Prepaid taxes Other prepayments
3,375,307
3,746,908
Total current assets
1,177
1,692
116,453
328,882
19,970,666
17,347,015
58,425 180,583 1,779,392
58,425 193,619 1,625,138
288,638
268,293
Jumlah aktiva tidak lancar
22,395,334
19,823,064
Total non-current assets
JUMLAH AKTIVA
25,770,641
23,569,972
TOTAL ASSETS
Jumlah aktiva lancar Aktiva tidak lancar Kas dan deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya Piutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa, setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.600 (2005: Rp 16.600) Investasi pada anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities Investasi jangka panjang lain-lain Aktiva pajak tangguhan Aktiva tetap, setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 762.554 (2005: Rp 726.928) Aktiva lain-lain
Halaman - 97 - Page
Non-current assets Restricted cash and time deposits Other receivables - related parties, net of provision for doubtful receivables of Rp 16,600 (2005: Rp 16,600) Investments in subsidiaries, associates, and jointly controlled entities Other long-term investments Deferred tax assets Fixed assets, net of accumulated depreciation of Rp 762,554 (2005: Rp 726,928) Other assets
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY NERACA 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
BALANCE SHEETS AS AT 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2006
2005
KEWAJIBAN Kewajiban jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang usaha: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban lain-lain Hutang pajak Beban yang masih harus dibayar Kewajiban diestimasi Jumlah kewajiban jangka pendek
LIABILITIES
1,250,800
600,000
1,106,252
1,022,774
117,260 315,372 67,438 377,390 21,186
67,362 335,015 241,154 358,555 8,318
3,255,698
2,633,178
Current liabilities Short-term loans Trade payables: - Related parties - Third parties Other liabilities Taxes payable Accrued expenses Provisions Total current liabilities
Kewajiban jangka panjang Kewajiban lain-lain: - Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - Pihak ketiga Kewajiban diestimasi
2,149
377,817
Non-current liabilities Other liabilities: - Related parties
3,382 133,646
134,632
- Third parties Provisions
Jumlah kewajiban jangka panjang
139,177
512,449
Total non-current liabilities
3,394,875
3,145,627
Jumlah kewajiban EKUITAS Modal saham: - Modal dasar - 6.000.000.000 saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalam satuan Rupiah) per saham - Modal ditempatkan dan disetor penuh - 4.048.355.314 saham biasa Tambahan modal disetor Selisih penilaian kembali aktiva tetap
Total liabilities EQUITY Share capital: - Authorised - 6,000,000,000 shares with par value of Rp 500 (full Rupiah) per share - Issued and fully paid 4,048,355,314 ordinary shares Additional paid-in capital Fixed assets revaluation reserve
2,024,178
2,024,178
1,106,121 418,661
1,106,121 418,661
1,454,426
1,231,408
Saldo laba: - Dicadangkan - Belum dicadangkan
324,700 17,047,680
224,700 15,419,277
Retained earnings: - Appropriated - Unappropriated
Jumlah ekuitas
22,375,766
20,424,345
Total equity
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
25,770,641
23,569,972
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi
Halaman - 98 - Page
Changes in equity of subsidiaries and associates
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY LAPORAN LABA RUGI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
STATEMENTS OF INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2006
Pendapatan bersih Beban pokok pendapatan Laba kotor Beban usaha: Beban penjualan Beban umum dan administrasi
Laba usaha Penghasilan/(beban) lain-lain: Penghasilan bunga Keuntungan/(kerugian) selisih kurs Beban bunga Kerugian pelepasan investasi Penghasilan lain-lain, bersih
2005
25,662,434
32,907,621
(23,105,394)
(29,455,729)
2,557,040
3,451,892
(1,347,217) (829,421)
(1,395,307) (912,522)
(2,176,638)
(2,307,829)
380,402
1,144,063
Net revenue Cost of revenue Gross profit Operating expenses: Selling expenses General and administrative expenses
Operating income Other income/(expenses): Interest income Foreign exchange gain/(loss) Interest expense Loss on disposal of investment Other income, net
41,768 10,511 (126,504) 275,256
69,087 (27,610) (47,420) (129) 356,669
201,031
350,597
Bagian atas hasil bersih anak perusahaan, perusahaan asosiasi, dan jointly controlled entities
3,344,288
4,458,189
Share of results of subsidiaries, associates, and jointly controlled entities
Laba sebelum pajak penghasilan
3,925,721
5,952,849
Profit before income tax
Beban pajak penghasilan Laba bersih Laba bersih per saham dasar dan dilusian (dalam satuan Rupiah)
(213,624)
(495,564)
3,712,097
5,457,285
917
1,348
Halaman - 99 - Page
Income tax expenses Net income Net earnings per share basic and diluted (full Rupiah)
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
Saldo 1 Januari 2005 Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi/ Changes in equity of subsidiaries and associates
Selisih penilaian kembali aktiva tetap/ Fixed assets revaluation reserve
Tambahan modal disetor/ Additional paid-in capital
Modal saham/ Share capital
STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah)
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan/ Exchange differences due to financial statements translation
Saldo laba/Retained earnings Belum Dicadangkan/ dicadangkan/ Appropriated Unappropriated
Jumlah/ Total
2,024,178 -
1,106,121 -
430,121 -
1,253,803 -
(2,220) -
124,700 100,000
11,548,423 5,457,285 (1,497,891) (100,000)
-
-
(11,460)
-
2,220 -
-
11,460
-
-
-
-
-
-
2,024,178
1,106,121
418,661
1,231,408
-
224,700
15,419,277
Laba bersih Dividen kas Pembentukan cadangan wajib
-
-
-
-
-
100,000
3,712,097 (1,983,694) (100,000)
Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2006
-
-
-
223,018
-
-
-
2,024,178
1,106,121
418,661
1,454,426
-
324,700
17,047,680
Realisasi selisih kurs Realisasi selisih penilaian kembali aktiva tetap Perubahan ekuitas anak perusahaan dan perusahaan asosiasi Saldo 31 Desember 2005
(22,395)
Halaman - 100 - Page
16,485,126 5,457,285 (1,497,891) -
Balance as at 1 January 2005 Net income Cash dividends Appropriation to statutory reserve 2,220 Realised exchange differences - Realised fixed assets revaluation reserve (22,395) Changes in equity of subsidiaries and associates
20,424,345 Balance as at 31 December 2005 3,712,097 Net income (1,983,694) Cash dividends - Appropriation to sta tutory reserve 223,018 Changes in equity of subsidiaries and associates 22,375,766
Balance as at 31 December 2006
INFORMASI TAMBAHAN/SUPPLEMENTARY INFORMATION PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk INDUK PERUSAHAAN SAJA/PARENT COMPANY ONLY LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2006 DAN 2005 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)
ST ATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2006 AND 2005 (Expressed in millions of Rupiah) 2006
Arus kas dari aktivitas operasi: Penerimaan dari pelanggan Pembayaran kepada pemasok Pembayaran kepada karyawan Pembayaran beban usaha Penerimaan dari aktivitas operasi lainnya Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran pajak penghasilan badan Penghasilan bunga yang diterima Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi
2005
25,949,933 (22,566,392) (806,849) (1,230,697) 75,931
32,856,085 (30,219,185) (902,031) (1,718,203) 135,992
1,421,926 (508,969) 40,838
152,658 (170,947) 63,472
953,795
45,183
Arus kas dari aktivitas investasi: Dividen kas yang diterima Penerimaan dari pengembalian uang muka penyertaan saham Hasil penjualan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam usaha
2,575,637 51,121
1,849,729 41,630
3,983
60,290
Pelepasan anak perusahaan, dikurangi kas bersih yang dilepas Penambahan investasi jangka panjang Perolehan aktiva tetap dan aktiva yang belum digunakan dalam usaha Penambahan beban tangguhan
-
15,149
Arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi
(1,679,655) (274,424)
(270,082) (261,048)
(14,684)
(5,281)
661,978
1,430,387
Arus kas dari aktivitas pendanaan: Penerimaan pinjaman jangka pendek (Pembayaran kepada)/penerimaan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa Pembayaran kembali pinjaman jangka pendek Pembayaran bunga Dividen kas yang dibayarkan Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan Kenaikan/(penurunan) bersih kas dan setara kas Kas dan setara kas pada awal periode Dampak perubahan selisih kurs terhadap kas dan setara kas Kas dan setara kas pada akhir periode
Cash flows from operating activities: Receipts from customers Payments to suppliers Payments to employees Payments for operating expenses Receipts from other operating activities Cash generated from operations Payments of corporate income tax Interest income received Net cash flows provided from operating activities Cash flows from investing activities: Cash dividends received Advances returned from the purchase of shares Proceeds from sale of fixed assets and assets not yet used in operations Disposal of subsidiary, net cash disposed of subsidiaries Additions to long-term investments Acquisitions of fixed assets and assets not yet used in operations Additions to deferred charges Net cash flows provided from investing activities Cash flows from financing activities: Proceeds from short-term loans (Payments for)/receipts from related parties
4,106,891 (152,288)
1,680,650 217,173
(3,449,767)
(2,124,965)
Repayments of short-term loans
(113,307) (1,982,405)
(38,738) (1,496,229)
Interest paid Cash dividends paid
(1,590,876)
(1,762,109)
Net cash flows used in financing activities
24,897
(286,539)
695,870
981,911 498
(747)
720,020
695,870
Halaman - 101 - Page
Net increase/(decrease) in cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at the beginning of the periods Effects of exchange rate differences on cash and cash equivalents Cash and cash equivalents at the end of the periods
Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally left blank
220 Laporan Tahunan ‘06 Bank Niaga
Dewan Komisaris dan Direksi PT Astra International Tbk bertanggungjawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan ini yang ditandatangani pada bulan April 2007.
Board of Commissioners and the Board of Directors PT Astra International Tbk are responsible to the validity of this Annual Report signed in April 2007
Dewan Komisaris | Board of Commissioners
Budi Setiadharma
Presiden Komisaris | President Commissioner
Djunaedi Hadisumarto
Motonobu Takemoto
Patrick M. Alexander
Komisaris | Commissioner
Komisaris | Commissioner
Komisaris | Commissioner
Muhamad Chatib Basri
Soemadi D. M. Brotodiningrat
Anthony J. L. Nightingale
Komisaris | Commissioner
Komisaris | Commissioner
Komisaris | Commissioner
Neville B. Venter
Adam P. C. Keswick
Mark Spencer Greenberg
Komisaris | Commissioner
Komisaris | Commissioner
Komisaris | Commissioner
Direksi | Board of Directors
Michael D. Ruslim
Presiden Direktur | President Director
Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja
Tossin Himawan
Direktur | Director
Direktur | Director
Direktur | Director
Johnny D. Danusasmita
Maruli Gultom
Simon J. Mawson
Direktur | Director
Direktur | Director
Direktur | Director
ii
Astra 2006 Annual Report
110
Astra 2006 Annual Report
Data Perseroan Corporate Data Profil Dewan Komisaris | Board of Commissioners’ Profile Profil Direksi | Board of Directors’ Profile Struktur Organisasi | Organisation Structure Informasi Perusahaan | Corporate Information
Astra 2006 Laporan Tahunan
Dewan Komisaris | Board of Commissioners
Budi Setiadharma Presiden Komisaris President Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Budi Setiadharma ditunjuk sebagai Presiden Komisaris Perseroan sejak Mei 2005. Mulai bergabung di Perseroan pada tahun 1970 dan memegang jabatan Presiden Direktur Perseroan pada periode 2002 – 2005. Beberapa jabatan lain yang pernah dipegangnya adalah Wakil Presiden Direktur Perseroan (1998 – 2002), Presiden Direktur (1978 – 2000) PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) dan General Manager Divisi Honda, PT Astra International (1975 – 1978). Budi Setiadharma adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1970. An Indonesian citizen, Budi Setiadharma was appointed as President Commissioner of the Company in May 2005. He joined the Company in 1970 and was President Director of the Company from 2002 to 2005. He was formerly Vice President Director of the Company (1998 – 2002), President Director (1978 – 2000) of PT Federal Motor (currently PT Astra Honda Motor), and General Manager of the Honda Division of PT Astra International (1975 – 1978). He graduated from Parahyangan Catholic University, Bandung in 1970.
Djunaedi Hadisumarto Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Djunaedi Hadisumarto ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2003. Pada saat ini juga menjabat sebagai Penasihat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS; Sekretaris Dewan Pengawas, Badan Rehabilitasi Rekonstruksi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) – Nias, Sumatera Utara; Tim Penasihat Ahli pada Joint Forum on Investment (JIF) dan Penasihat Korporasi PT (Persero) Garuda Indonesia. Sebelumnya, Djunaedi Hadisumarto adalah anggota Kelompok Kerja Kerjasama Ekonomi Indonesia – Jepang (2002 – 2005), Komisaris PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Komisaris Bank BCA (1999 – 2002), Komisaris Perwakilan Pemerintah Indonesia di Pertamina (1999 – 2001), Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS (1999 – 2001), Komisaris Bank Pembangunan Indonesia/BAPINDO (1994 – 1998), Asisten Bidang Ekonomi untuk Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan dan Pengawasan Pembangunan (1993 – 1998) dan Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan Republik Indonesia (1983 – 1991). Gelar Sarjana Ekonomi diraihnya dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1962. Gelar Master dari University of California, USA diperoleh pada tahun 1966 serta sebuah gelar Master lainnya diperoleh dari University of Southern California, USA pada tahun 1969. Sedangkan gelar Ph.D dari University of Southern California, USA diraihnya pada tahun 1974. An Indonesian citizen, he became Commissioner of the Company in May 2003. Currently, he is also Advisor to the State Minister of National Development Planning/Chairman of BAPPENAS; Secretary of Supervisory Board of the Rehabilitation and Reconstruction Agency for Aceh and Nias, North Sumatera; Expert Advisory Team Joint Forum on Investment (JIF) and Corporate Advisor of PT (Persero) Garuda Indonesia. Previously, he was a member of Working Team Indonesia – Japan Economic Cooperation (2002 – 2005), Commissioner of PT (Persero) Garuda Indonesia (1984 – 2005), Commissioner of BCA Bank (1999 – 2002), Commissioner on behalf of GOI for Pertamina (1999 – 2001), Chairman of the National Development Planning Agency/BAPPENAS (1999 – 2001), Commissioner of Indonesia Development Bank/BAPINDO (1994 – 1998), Assistant for Economic Affairs to the Coordinator Minister of Economics, Finance and Development Supervision (1993 – 1998) and Secretary General, Department of Communication of the Republic of Indonesia (1983 – 1991). He graduated from the Faculty of Economics of the University of Indonesia with a Bachelor’s degree in 1962. He obtained a Master’s degree from the University of California, USA in 1966, and another Master’s degree from the University of Southern California, USA in 1969. He subsequently received a Ph.D from the University of Southern California, USA in 1974.
ii
Astra 2006 Annual Report
Motonobu Takemoto Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Jepang, Motonobu Takemoto ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2001. Mulai bergabung dengan Toyota Motor Sales Co. Ltd. pada tahun 1969, dan memegang jabatan Executive Vice President dari Toyota Motor Thailand Co. Ltd. pada tahun 1994 serta Managing Director Toyota Motor Asia Pacific Pte. Ltd. mulai tahun 2001 hingga Juli 2006. Sejak tahun 2006 sampai saat ini menjabat sebagai Ketua di Toyota Motor Italia S.p.A. Motonobu Takemoto adalah lulusan dari Fakultas Administrasi Niaga di Kobe University, Jepang tahun 1969. A Japanese citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2001. He joined Toyota Motor Sales Co. Ltd. in 1969. He was appointed as Executive Vice President of Toyota Motor Thailand Co. Ltd. in 1994 and Managing Director of Toyota Motor Asia Pacific Pte. Ltd. from 2001 to July 2006. Since 2006 until now he is the Chairman at Toyota Motor Italia S.p.A. He graduated from the Faculty of Business Administration at Kobe University, Japan in 1969.
Patrick Morris Alexander Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Australia, Patrick Alexander ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan sejak Mei 2003 dan sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak Januari 2002 serta Ketua Komite Audit Perseroan sejak Mei 2003, setelah sebelumnya menjadi anggota Komite Eksekutif dari April 2000 sampai Desember 2001. Patrick Alexander adalah Managing Partner Batavia Investment Management Ltd., perusahaan yang berdiri di tahun 1993 dengan spesialisasi pada penanaman modal di Indonesia, dengan pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang keuangan, termasuk dengan Chase Manhattan di Jakarta, New York dan Hong Kong. Patrick Alexander memiliki pengalaman bekerja di Perwakilan Luar Negeri Australia selama lima tahun, termasuk di Kedutaan Besar Australia di Jakarta. Beliau juga menjabat sebagai Komisaris Independen pada PT Astra Agro Lestari Tbk dan Direktur Sound Oil PLC, perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek London. Lulus tahun 1975 dengan predikat sangat memuaskan dari Fakultas Hukum University of Western Australia. An Australian citizen, he was appointed as Commissioner of the Company in May 2003. Patrick Alexander has been a Member of the Company’s Audit Committee since January 2002 and Chairman of the Company’s Audit Committee since May 2003. Prior to that, he was a Member of the Executive Committee from April 2000 until December 2001. Patrick Alexander is Managing Partner of Batavia Investment Management Ltd., a firm established in 1993 and specializes in Indonesian investments. He has had over twenty-five years experience in finance, including with Chase Manhattan in Jakarta, New York and Hong Kong. He also had five years with the Australian Foreign Service, including with the Australian Embassy in Jakarta. He is also an independent Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk and Director of Sound Oil PLC, a London listed company. He graduated with honours in Law from the University of Western Australia in 1975.
Muhamad Chatib Basri Komisaris Independen Independent Commissioner Berkewarganegaraan Indonesia, Muhamad Chatib Basri diangkat menjadi Komisaris Independen Perseroan pada bulan Mei 2006. Pernah bekerja sebagai Konsultan Bank Dunia, Aus Aid, United Nation Conference on Trade and Development, serta menjadi anggota Pacific Economic Outlook Forecasting Panel sejak tahun 2004 dan Direktur Riset di Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM – UI) mulai Desember 2001 hingga April 2004. Selain menjadi pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) mulai 1995 hingga sekarang, Muhamad Chatib Basri juga merupakan Direktur LPEM FEUI sejak 2005. Ia meraih gelar Master of Economics Development (1996) dan Ph.D Ekonomi (2001), keduanya dari Australian National University. An Indonesian citizen, he was appointed as Independent Commissioner of the Company in May 2006. He worked as Consultant of World Bank, Aus Aid, United Nation Conference on Trade and Development, a member of Pacific Economic Outlook Forecasting Panel since 2004, and an Associate Director for Research, Institute for Economic and Social Research University of Indonesia (LPEM – UI) from December 2001 to April 2004. A lecturer at Faculty of Economics, University of Indonesia (FEUI) from 1995 until now, he is also a Director of LPEM FEUI since 2005. He obtained his Master of Economics Development (1996) and Ph.D in Economics (2001), both from Australian National University.
Astra 2006 Laporan Tahunan
iii
Dewan Komisaris | Board of Commissioners
Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat Komisaris Independen Independent Commissioner Warga negara Indonesia, Soemadi Djoko Moerdjono Brotodiningrat menjadi Komisaris Independen Perseroan sejak Mei 2006. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia pada PBB dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa (1991 – 1995) dan Direktur Jenderal Hubungan Ekonomi Luar Negeri Departemen Luar Negeri (1995 – 1998). Soemadi juga pernah memegang jabatan Duta Besar Indonesia di Tokyo (1998 – 2002), Duta Besar Indonesia di Washington DC (2002 – 2005) dan sejak tahun 2005 sebagai Ketua Delegasi Indonesia untuk Economic Partnership Agreement Negotiation Indonesia – Jepang. Soemadi menyelesaikan pendidikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta di tahun 1965 dan Institute International D’administration Publique Paris di tahun 1969. An Indonesian citizen, he has been an Independent Commissioner of the Company since May 2006. He was an Ambassador and Permanent Representative of Indonesia to UN and other International Organizations in Geneva (1991 – 1995) and Director General of Foreign Economic Relations, Department of Foreign Affairs (1995 – 1998). He served as an Ambassador of the Republic of Indonesia in Tokyo (1998 – 2002), Ambassador of the Republic of Indonesia in Washington DC (2002 – 2005) and since 2005 he served as Head of the Indonesian Delegation for Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement Negotiation. He graduated from Gadjah Mada University Yogyakarta in 1965 and Institute International D’administration Publique, Paris in 1969.
Anthony John Liddell Nightingale Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Inggris, Anthony John Liddell Nightingale, ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan sejak tahun 2000. Posisi yang dipegangnya juga adalah Managing Director pada Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic dan Mandarin Oriental, dan Chairman pada Jardine Cycle & Carriage dan Jardine Matheson Ltd. Anthony John Liddell Nightingale pernah menjabat ketua Hong Kong General Chamber of Commerce, dan sekarang menjabat ketua Business Facilitation Advisory Committee yang didirikan oleh Financial Secretary di Hong Kong, anggota dewan Hong Kong Trade Development Council, perwakilan Hong Kong pada APEC Business Advisory Council dan anggota dari Greater Pearl River Delta Business Council. Gelar sarjananya diraih dengan predikat sangat memuaskan dari fakultas Classics, Peterhouse, Cambridge. A British citizen, he has been a Commissioner of the Company since 2000. He is Managing Director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Matheson, Jardine Strategic and Mandarin Oriental, and Chairman of Jardine Cycle & Carriage and Jardine Matheson Ltd. Mr. Nightingale is a past Chairman of the Hong Kong General Chamber of Commerce and is Chairman of the Business Facilitation Advisory Committee established by the Financial Secretary in Hong Kong, a council member of the Hong Kong Trade Development Council, a Hong Kong representative to the APEC Business Advisory Council and a member of the Greater Pearl River Delta Business Council. Mr Nightingale holds a Bachelor’s degree with honours in Classics from Peterhouse, Cambridge.
Neville Barry Venter Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Afrika Selatan, Neville Barry Venter, menjadi Komisaris Perseroan sejak tahun 2000. Mulai bergabung dengan Jardine Cycle & Carriage sebagai Group Finance Director pada April 1999 hingga Oktober 2006, sebelumnya pernah menjabat Finance Director pada Jardine Pacific di Hong Kong. Sebelum bergabung dengan Jardine Matheson Group, beliau menjabat Group Financial Director pada Rennies Group di Afrika Selatan. Neville Barry Venter adalah Direktur Cycle & Carriage Bintang. Beliau memperoleh Chartered Accountant dari South African Insitute of Chartered Accountants. A South African citizen, he has been a Commissioner of the Company since 2000. He joined Jardine Cycle & Carriage as the Group Finance Director in April 1999 to October 2006, and was previously the Finance Director of Jardine Pacific in Hong Kong. Prior to joining the Jardine Matheson Group, he was the Group Financial Director of Rennies Group in South Africa. He is a director of Cycle & Carriage Bintang. Mr. Venter is a qualified Chartered Accountant of the South African Institute of Chartered Accountants.
iv
Astra 2006 Annual Report
Adam Phillip Charles Keswick Komisaris Commissioner Berkewarganegaraan Inggris, Adam Phillip Charles Keswick ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada bulan Mei 2003. Jabatan sebagai Group Managing Director di Jardine Cycle & Carriage Ltd. dipegang sejak Maret 2005 hingga Maret 2007, setelah sebelumnya memegang posisi Group Strategy Director sejak tahun 2003. Mengawali karirnya di Jardine Matheson Group di tahun 2001 sebagai Group Treasury, kemudian ditunjuk menjadi anggota Direksi pada Jardine Matheson Ltd. Jabatan Finance Director di Jardine Pacific dipegang pada tahun 2002. Pengalaman bekerja sebelumnya adalah di bidang treasury dan project finance pada NM Rothschild & Sons Ltd., sebuah investment bank berbasis di Inggris. Adam Keswick mengenyam pendidikan di Eton College serta memperoleh gelar Master of Arts di Edinburgh University pada tahun 1995. A British citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2003. He was appointed as Group Managing Director from March 2005 to March 2007, having been Group Strategy Director of Jardine Cycle & Carriage Ltd. since 2003. He first joined the Jardine Matheson Group in 2001 in Group Treasury, and was subsequently appointed to the Board of Jardine Matheson Ltd. He served as Finance Director of Jardine Pacific through 2002. He was previously with the United Kingdom-based investment bank NM Rothschild & Sons Ltd. where he worked principally in the area of treasury and project finance. Adam Keswick attended Eton College and Edinburgh University where he received his Master of Arts degree in 1995.
Mark Spencer Greenberg Komisaris Commissioner Warga negara Inggris, Mark Spencer Greenberg ditunjuk menjadi Komisaris Perseroan pada Mei 2006. Beliau merupakan direktur grup strategi Jardine Matheson Limited dan juga direktur Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage serta Mandarin Oriental. Sebelumnya selama 16 tahun bekerja di bidang investment banking dengan Dresdner Kleinwort Wasserstein di London. Mark Greenberg menyelesaikan studinya di Hertford College, Oxford University di tahun 1990 dengan menyandang gelar Master of Arts in Modern History. A British citizen, he became a Commissioner of the Company in May 2006. He is director of group strategy of Jardine Matheson Limited and also director of Dairy Farm, Hongkong Land, Jardine Cycle & Carriage and Mandarin Oriental. He had previously spent 16 years in investment banking with Dresdner Kleinwort Wasserstein in London. Mark Greenberg was graduated from Hertford College, Oxford University in 1990 with a Master of Arts degree in Modern History.
Astra 2006 Laporan Tahunan
Direksi | Board of Directors
Michael Dharmawan Ruslim Presiden Direktur President Director Warga negara Indonesia, menjabat Presiden Direktur PT Astra International Tbk sejak Mei 2005. Beliau bertanggung jawab penuh atas semua bidang usaha Grup Astra. Sebelumnya menjabat Wakil Presiden Direktur untuk periode 2002 – 2005 dan Direktur untuk periode 1991 – 2002. Sebelum bergabung dengan Perseroan pada tahun 1983, beliau menjabat Assistant Vice President di Citibank N.A. Jakarta. Menyelesaikan pendidikan di University of California, Berkeley dengan gelar Bachelor of Science jurusan Teknik Industri pada tahun 1976 dan meraih gelar Master in Business Administration dari University of Wisconsin – Madison pada tahun 1978. An Indonesian citizen, Mr. Ruslim was appointed as President Director of PT Astra International Tbk in May 2005. He has overall responsibility for the Group’s businesses. He was previously Vice President Director from 2002 to 2005 and Director from 1991 to 2002. Prior to joining the Company in 1983, he was Assistant Vice President of Citibank N.A. Jakarta. He graduated from the University of California at Berkeley in 1976 with a Bachelor degree in Industrial Engineering and holds a Master in Business Administration from the University of Wisconsin – Madison in 1978.
Prijono Sugiarto Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot, dan BMW), Astra Honda Motorcycle Sales Operation dan bidang usaha Alat Berat. Bergabung di Astra sejak tahun 1990 dan saat ini juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT United Tractors Tbk, Komisaris PT Astra Agro Lestari Tbk dan PT Astra Otoparts Tbk serta Komisaris di beberapa bidang usaha Otomotif Perseroan. Saat ini juga menjabat Wakil Ketua Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia). Sebelumnya, beliau adalah Sales Engineering Manager di Daimler-Benz Indonesia. Menyandang gelar Dipl.-Ing. dibidang Teknik Otomotif dari University of A. Sc. Konstanz, Jerman pada tahun 1984 dan gelar Dipl.Wirtschaftsing dibidang Administrasi Niaga dari University of A. Sc. Bochum, Jerman pada tahun 1986. An Indonesian citizen, he has been a Director since May 2001 and is responsible for the Automotive business (Daihatsu, Isuzu, Nissan Diesel, Peugeot, and BMW), Honda Motorcycle Sales Operation and the Heavy Equipment Group. He joined the Company in 1990 and currently serves as President Commissioner of PT United Tractors Tbk, Commissioner of PT Astra Agro Lestari Tbk and PT Astra Otoparts Tbk. He also holds several commissioner positions in the automotive group, and is also the Vice Chairman of Gaikindo (The Indonesian Automotive Industry Association). Prior to joining the Company, he was the Sales Engineering Manager at Daimler-Benz Indonesia. He obtained his Dipl.Ing. in Automotive Engineering from the University of A. Sc. Konstanz, Germany in 1984, and Dipl.-Wirtschaftsing in Business Administration from the University of A. Sc. Bochum, Germany in 1986.
Gunawan Geniusahardja Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2001. Beliau bertanggung jawab atas bidang usaha Jasa Keuangan. Memulai karirnya di Perseroan pada tahun 1981, pada saat ini juga memegang jabatan Presiden Komisaris PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance, dan PT Asuransi Astra Buana serta Komisaris PT Bank Permata Tbk dan PT Astra Agro Lestari Tbk. Menjabat Presiden Direktur PT Astra Sedaya Finance (1997 – 2006) dan sempat menjabat sebagai Chief Executive PT Astra International Tbk – Sales Operation (1990 – 1997). Menyelesaikan pendidikan di Universitas Kristen Indonesia, Jakarta tahun 1981. An Indonesian citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2001, and is Group Director for the Financial Services businesses. He joined the Company in 1981 and currently serves as President Commissioner of PT Astra Multi Finance, PT Federal International Finance, and PT Asuransi Astra Buana and Commissioner of PT Bank Permata Tbk as well as PT Astra Agro Lestari Tbk. He was President Director of PT Astra Sedaya Finance (1997 – 2006) and was Chief Executive of PT Astra International Tbk – Sales Operation between 1990 and 1997. He graduated from Indonesian Christian University, Jakarta in 1981.
vi
Astra 2006 Annual Report
Tossin Himawan Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha sepeda motor Honda dan Komponen. Beliau juga menjabat Wakil Presiden Direktur PT Astra Honda Motor dan Presiden Komisaris PT Astra Otoparts Tbk. Bergabung di Astra, sebagai staf PT Federal Motor (sekarang PT Astra Honda Motor) pada tahun 1972. Dari 1987 sampai 1997 beliau bertanggung jawab sebagai Direktur Keuangan & Administrasi PT Federal Motor. Sebagai Deputi Presiden Direktur Bank Universal pada tahun 1997 dan kemudian sebagai Managing Director PT Federal Motor pada tahun 1998. Menyelesaikan pendidikan di bidang Administrasi Niaga Universitas Katolik Parahyangan, Bandung tahun 1972. An Indonesian citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Honda motorcycle and Component businesses. He is also the Executive Vice President Director of PT Astra Honda Motor and President Commissioner of PT Astra Otoparts Tbk. He started his career in Astra as staff at PT Federal Motor (presently PT Astra Honda Motor) in 1972. From 1987 to 1997, he was the Finance & Administration Director of PT Federal Motor. In 1997 he served as Deputy President Director at Bank Universal, and was later appointed Managing Director of PT Federal Motor in 1998. He graduated from the Department of Business Administration at Parahyangan University, Bandung, Indonesia in 1972.
Johnny Darmawan Danusasmita Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Otomotif (Toyota). Beliau juga menjabat Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor sejak tahun 2002. Memulai karir di Astra sejak 1982 sebagai Manajer Akunting PT Multi Astra. Menjabat Direktur Keuangan dan IT PT Toyota-Astra Motor dari 1992 sampai 2000. Dari 1996 sampai 2000 juga menjabat sebagai Direktur HRD & GA. Pada tahun 2000 sebagai Chief Executive Officer Toyota Sales Operation. Sebelum bergabung dengan Astra bekerja sebagai Auditor pada Price Waterhouse. Menyelesaikan pendidikan di Universitas Trisakti Jurusan Akuntansi. An Indonesian citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Automotive (Toyota) business. He has also been President Director of PT Toyota-Astra Motor since 2002. He joined Astra in 1982 as Accounting Manager of PT Multi Astra. From 1992 to 2000, he served as Finance and IT Director of PT Toyota-Astra Motor. From 1996 to 2000 he also acted as HRD & GA Director. In 2000, he was appointed Chief Executive Officer of the Toyota Sales Operation. Prior to joining the Company, he worked as an Auditor at Price Waterhouse. He graduated from the Trisakti University majoring in Accountancy.
Astra 2006 Laporan Tahunan
vii
Direksi | Board of Directors
Maruli Gultom Direktur Director Warga negara Indonesia, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang usaha Agribisnis dan Teknologi Informasi. Beliau juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk sejak tahun 2000 dan Presiden Komisaris PT Astra Graphia Tbk. Bergabung sebagai staf pada Astra Honda Motorcycle Sales Operation pada tahun 1970. Sejak tahun 1988, beliau menjabat Direktur di beberapa anak perusahaan Grup Astra. Pada tahun 1999, lulusan dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen Indonesia ini ditunjuk sebagai Wakil Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk. An Indonesian citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2005 and is responsible for the Agribusiness and Information Technology businesses. Since 2000, he has served as President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. He is also President Commissioner of PT Astra Graphia Tbk. He started his career as staff at the Astra Honda Sales Operation in 1970. Since 1988, he has served as Director in several subsidiaries in the Astra Group. In 1999, he was appointed Vice President Director of PT Astra Agro Lestari Tbk. He graduated from the Indonesian Christian University majoring in Mechanical Engineering.
Simon John Mawson Direktur Director Warga negara Inggris, menjabat Direktur Perseroan sejak Mei 2005 dan bertanggung jawab atas bidang Keuangan, Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko Korporasi. Sebelum bergabung dengan Perseroan, beliau menjabat beberapa posisi bidang keuangan di Jardine Matheson, Hong Kong serta memegang jabatan Group Treasurer pada tahun 2001. Sebelumnya, beliau pernah bekerja di Price Waterhouse di Leeds, London dan Hong Kong. Menyelesaikan studi Modern History di Magdalen College, Oxford dan meraih gelar Master of Arts dari Oxford University dan anggota Institute of Chartered Accountants di England dan Wales. A British citizen, he was appointed as a Director of the Company in May 2005 and is responsible for Corporate Finance, Information Technology and Risk Management. Prior to joining the Company, he worked for Jardine Matheson in Hong Kong in various financial positions, and was Group Treasurer from 2001. Before he joined Jardine Matheson, he worked for Price Waterhouse in Leeds, London and Hong Kong. He studied Modern History at Magdalen College, Oxford and holds a Master of Arts degree from Oxford University and is an Associate of the Institute of Chartered Accountants in England and Wales.
viii
Astra 2006 Annual Report
Struktur Organisasi | Organisation Structure
Board of Commissioners President Commissioner : Commissioners :
Audit Committee Chairman : Patrick Morris Alexander Members : Fred B. G. Tumbuan Kanaka Puradiredja
Budi Setiadharma Djunaedi Hadisumarto Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi Djoko Moerjono B. Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter* Adam Phillip Charles Keswick Mark Spencer Greenberg
Executive Committee Chairman : Members :
Board of Directors President Director : Directors :
Michael Dharmawan Ruslim Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson
Anthony J. L. Nightingale Adam P. C. Keswick Neville B. Venter Budi Setiadharma Michael D. Ruslim Simon John Mawson
Remuneration & Nomination Committee Chairman : Anthony J. L. Nightingale Members : Adam P. C. Keswick Michael D. Ruslim
Chief Executive Officer Michael D. Ruslim
Director in Charge (DIC)
Michael D. Ruslim
Simon John Mawson
Corporate Functions Corporate Secretary
Chief
: Aminuddin
Corporate Legal
PIC
: Anna Langelo
Corporate Planning
PIC
: Rudy Chen
Corporate Organisation & Human Capital Development
Chief
: F. X. Sri Martono
Corporate Communication
Chief
: Aminuddin
Corporate Security, Environment and Social Responsibility
Chief
: Arief Istanto
Corporate Business Process
Chief
: Yusnani T. W.
Group Internal Audit & Risk Management
Chief
: Kumaraguru N.
Group Treasury
Chief
: Edianto Rahardja
Corporate Finance, Accounting & Tax
Chief
: Endang Indriati
Corporate Information System & Technology
Chief
: Ganda Kusuma
Corporate Operations Johnny Darmawan
Prijono Sugiarto
Gunawan Geniusahardja Johnny Darmawan
Toyota Sales Operation
Chief Executive : Prodjo Sunaryanto
Honda Sales Operation
Chief Executive : Harry Siswanto
Daihatsu Sales Operation
Chief Executive : Johannes Loman
Isuzu Sales Operation
Chief Executive : Suparno Djasmin
Nissan Diesel Sales Operation
Chief Executive : Djoni Bunarto
BMW Sales Operation
PIC
Peugeot Sales Operation
Chief Executive : Ronny Ramli
Astra World
Chief Executive : Hendry Yoga
Serasi Autoraya
Chief Executive : Pongki Pamungkas
Shared Services
Chief Executive : Endang Indriati
: C. Herlijoso
Astra Foundations Yayasan Dharma Bhakti Astra
Chief
: Aminuddin
Koperasi Astra International
Chief
: Pongki Pamungkas
Gunawan Geniusahardja
Dana Pensiun Astra
Chief
: Natsir Natanagara
Prijono Sugiarto
Yayasan Bina Ilmu
Chief
: Siswanto P.
Michael D. Ruslim
*) Mengundurkan diri efektif 31 Oktober 2006 Resigned effective 31st October 2006
Astra 2006 Laporan Tahunan
ix
Struktur Organisasi | Organisation Structure
Audit Committee Board of Commissioners
Executive Committee Remuneration & Nomination Committee
Board of Directors
Chief Executive Officer Michael D. Ruslim
Director in Charge (DIC)
Tossin Himawan
Johnny Darmawan
Prijono Sugiarto
Tossin Himawan
Line of Business Astra Motor I Honda Astra Motor II Toyota Astra Motor III Non Toyota Astra Motor IV Astra Component Astra Financial Services
Gunawan Geniusahardja
Prijono Sugiarto
Maruli Gultom
Maruli Gultom
Michael D. Ruslim
Astra 2006 Annual Report
ACC, FIF, AAB, TA Finance, KAF, SANF, ACMGL, PB Astra Heavy Equipment, Mining Contractor
Astra Resources Agribusiness Astra System I Information Technology Astra System II Infrastructure
Chief Executive Officer
Tossin Himawan
Johnny Darmawan
Prijono Sugiarto
Budi S. Pranoto
Benny Tjoeng, Ida P. Lunardi, Eduardus P. Supit, Buntoro Muljono, Susilo Sudjono
Hagianto Kumala, Sudiarso Prasetio
Maruli Gultom
Lukito Dewandaya
Angky Tisnadisastra
Informasi Perseroan | Corporate Information
Dewan Komisaris Board of Commissioners Presiden Komisaris President Commissioner : Budi Setiadharma Komisaris Independen Independent Commissioners : Djunaedi Hadisumarto Motonobu Takemoto Patrick Morris Alexander Muhamad Chatib Basri Soemadi D.M. Brotodiningrat Komisaris Commissioners : Anthony John Liddell Nightingale Neville Barry Venter Adam Phillip Charles Keswick Mark Spencer Greenberg Direksi Board of Directors Presiden Direktur President Director : Michael Dharmawan Ruslim Direktur Directors : Prijono Sugiarto Gunawan Geniusahardja Tossin Himawan Johnny Darmawan Danusasmita Maruli Gultom Simon John Mawson Komite Audit Audit Committee: Ketua Chairman: Patrick Morris Alexander Anggota Member: Fred B.G. Tumbuan Kanaka Puradiredja Sekretaris Perusahaan Corporate Secretary: Aminuddin e-mail:
[email protected] Hubungan Investor Investor Relations: Richard Santosa/Clara Suraya/Tira Ardianti e-mail:
[email protected]/
[email protected]/
[email protected] Auditor Auditor: Kantor Akuntan Publik Haryanto Sahari & Rekan (A member firm of PricewaterhouseCoopers) Jl. HR Rasuna Said Kav. X-7 No. 6 Jakarta 12940 Tel. (62-21) 521 2901 Fax. (62-21) 529 05555/529 05050
Biro Administrasi Efek: Share Registrar: PT Raya Saham Registra Plaza Sentral Building, Floor 2 Jl. Jend Sudirman Kav. 47-48 Jakarta 12930 Tel. (62-21) 252 5666 Fax. (62-21) 252 5028 Saham Tercatat pada: Shares Listed: Bursa Efek Jakarta Jakarta Stock Exchange Bursa Efek Surabaya Surabaya Stock Exchange Alamat Perusahaan: Registered Office: Astra International Building Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330 Tel. (62-21) 652 2555 Fax. (62-21) 6530 4957 Homepage: www.astra.co.id e-mail:
[email protected]
Astra 2006 Laporan Tahunan
xi
PT Astra International Tbk Head Office Jl. Gaya Motor Raya No. 8 Sunter II, Jakarta 14330, Indonesia Tel (62-21) 652 2555 Fax (62-21) 651 2058, 651 2059
www.astra.co.id
Laporan Tahunan 2006 Annual Report