LAPORAN RESES ANGGOTA DPR RI MASA SIDANG I TAHUN 2015 – 2016 31 Oktober s.d 13 November 2015 Dr. M. ALI TAHER PARASONG, SH, M.Hum A - 495 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Instansi/ Badan
: Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Banten
Daerah Pemilihan
: Banten III
Pembicara
: 1. Tuminah Wiratnoko, SIP, MM Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat IBI 2. Yani Purwasih, STT., M.Kes Ketua Pengurus Daerah IBI Banten 3. Para Ketua Pengurus Cabang se-Banten
Waktu
: Senin, 9 November 2015
Pukul
: 10.00 – 12.00 WIB
Tempat
: Aula Pendopo Bupati Tangerang Jl. Kisamaun, No. 1, Kota Tangerang
I.
GAMBARAN UMUM A. Landasan Hukum
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 369/ Menkes/ SK/ III/ 2007 tentang Standar Profesi Bidan
B. Tentang Kebidanan
Ikatan Bidan Indonesia (IBI) telah menjadi anggota ICM sejak tahun 1956, dengan profesi
demikian
seluruh
kebidanan
di
kebijakan Indonesia
dan
pengembangan merujuk
dan
mempertimbangkan kebijakan ICM. Definisi bidan menurut International Confederation Of Midwives (ICM) yang dianut dan diadopsi oleh seluruh organisasi bidan di seluruh dunia, dan diakui oleh WHO dan Federation of International Gynecologist Obstetrition (FIGO).
Dengan memperhatikan aspek sosial budaya dan kondisi masyarakat Indonesia,
maka
IkatanBidan
Indonesia
(IBI)
menetapkan
bahwa bidan Indonesia adalah: seorang perempuan yang lulus
dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggungjawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi. Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawatdaruratan. C. Luas Daerah dan Nama Ibukota Menurut Kabupaten/Kota di Banten KABUPATEN/ KOTA
IBUKOTA
LUAS (km2)
Pandeglang
Pandeglang
2 746,89
Lebak
Rangkasbitung
3 426,56
Kabupaten Tangerang
Tigaraksa
1 011,86
Kabupaten Serang
Ciruas
1 734,28
Kota Tangerang
Tangerang
153,93
Kota Serang
Serang
266,71
Kota Cilegon
Purwakarta
175,50
Kota Tangerang Selatan
Pamulang
147,19
Provinsi Banten
Kota Serang
9,662,92
Sumber : Ditjen PUM Kementerian Dalam Negeri
D. Kabupaten/Kota, Jumlah Kecamatan, Desa/Kelurahan di Banten KABUPATEN/ KOTA
Kecamatan
Desa
Kelurahan
Pandeglang
35
326
13
Lebak
28
340
5
Kabupaten Tangerang
29
246
28
Kabupaten Serang
29
326
-
Kota Tangerang
13
-
104
Kota Serang
6
-
66
Kota Cilegon
8
-
43
Kota Tangerang Selatan
7
-
54
Provinsi Banten
155
1.267
313
Sumber: BPS Provinsi Banten
E. Jumlah Penduduk Banten Kabupaten/Kota
1961
1971
1980
1990
2000
2010
2011
2012
2013
Pandeglang
440.213
572.628
694.759
858.435
1.011.788
1.149.610
1.172.179
1.181.430
1.183.006
Lebak
427.802
546.364
682.868
873.646
1.030.040
1.204.095
1.228.884
1.239.660
1.247.906
Tangerang*
643.647
789.870
1.131.199
1.843.755
2.781.428
2.834.376
2.960.474
3.050.929
3.157.780
Serang**
648.115
766.410
968.358
1.244.755
1.652.763
1.402.818
1.434.137
1.448.964
1.450.894
Kota Tangerang
206.743
276.825
397.825
921.848
1.325.854
1.798.601
1.869.791
1.918.556
1.952.396
Kota Cilegon
72.054
93.057
140.828
226.083
294.936
374.559
385.720
392.341
398.304
...
...
...
...
...
557.785
598.407
611.897
618.802
1.290.322
1.355.926
1.405.170
1.443.403
3.045.154
4.015.837
5.967.907
8.096.809
10.632.166
11.005.518
11.248.947
11.452.491
Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten
2.258.574
Sumber: BPS Provinsi Banten
F. Jumlah Rumahtangga dan Penduduk Banten per Jenis Kelamin 2013 JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN/KOTA
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Pandeglang
604.603
578.403
1.183.006
Lebak
640.002
607.904
1.247.906
Kab. Tangerang
1.617.090
1.540.690
3.157.780
Kab. Serang
736.297
714.597
1.450.894
Kota Tangerang
997.398
954.998
1.952.396
Kota Cilegon
203.502
194.802
398.304
Kota Serang
317.501
301.301
618.802
Kota Tangerang Selatan
727.802
715.601
1.443.403
Provinsi Banten
5.844.195
5.698.296
11.452.491
Sumber: BPS Provinsi Banten
G. JUMLAH RUMAHSAKIT DAN PUSKESMAS DI BANTEN TAHUN
RUMAH SAKIT JUMLAH
PUSKESMAS
TEMPAT TIDUR
2001
15
2.781
163
2002
15
2.781
163
2003
24
1.096
172
2004
24
2.906
172
2005
35
2.868
175
2006
37
3.035
178
2007
38
4.124
180
2008
41
4.025
191
2009
66
4.979
194
2010
69
6.016
208
2011
69
6.479
222
2012
72
7.148
228
2013
78
8.632
232
Sumber: BPS Provinsi Banten
H. JUMLAH DOKTER DI RUMAH SAKIT DAN PUSKESMAS DI BANTEN
TAHUN
DOKTER UMUM
DOKTER AHLI
DOKTER GIGI
2001
303
366
138
2002
277
58
147
2003
368
125
169
2004
602
577
243
2005
1.016
575
285
2006
744
867
315
2007
926
1.099
360
2008
814
875
363
2009
816
1.179
353
2010
915
1.160
431
2011
815
1.565
291
2012
1.552
1.805
592
2013
744
1.805
193
Sumber: BPS Provinsi Banten
II.
DIALOG RESES
Dalam dialog Reses dengan Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Banten: 1. RUU Kebidanan. IBI meminta Komisi IX DPR RI mendorong agar RUU Kebidanan yang tertunda pembahasannya di tahun 2015 agar masuk Prolegnas DPR RI tahun 2016. 2. Pengangakatan 42.245 Bidan PTT. Pengangkatan Bidan 42.245 menjadi PNS di komisi IX DPR RI, sudah menjadi diskusi yang sangat intensif dengan Kemenkes RI. Bahkan anggota DPR RI komisi IX menjadikan isu ini sebagai isu yang sangat mendasar, karena banyak sekali bidan-bidan yang ada belum diangkat menjadi PNS, meskipun pengalaman kerja mereka yang sudah cukup memadai. 3. Dalam pertemuan ini juga sempat di bahas mengenai
Syarat-syarat pengangkatan Bidan PTT.
Mempertegas eksistensi profesi Bidan PTT.
Pemberian reward and punishment kepada para Bidan.
Bidan pelaksana teknis yang ada di lapangan. Di mana pada era BPJS ini hampir semua penduduk memakai BPJS. Namun biaya BPJS tidak cukup. Misalnya untuk pemeriksaan Ibu Hamil hanya diganti untuk 4 kali pemeriksaan, dengan pemeriksaan sebesar Rp. 50.000. Padahal Ibu hamil lebih dari 4 kali pemeriksaan selama 9 bulan. Sedangkan untuk ke RS Swasta tidak ada untuk penggantian. Sehingga pola tarif dapat diperhatikan oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, khususnya Komisi IX.
III.
ASPIRASI 1. Perlu diusulkan adanyan MOU antara IBI dan BPJS untuk biaya pemeriksaan ibu hamil yang saat ini dinilai masih sangat rendah. 2. Pembangunan gedung sekretariat IBI di setiap provinsi. Karena PD IBI Banten saja saat ini memiliki sekretariat pinjam pakai dari pemerintah daerah Kab. Tangerang 3. Perlu segera dilakukan Sertifikasi Bidan untuk memenuhi standar profesi Bidan. Tangerang, 9 November 2015
Dr. M. ALI TAHER, SH., M.Hum A – 495
LAMPIRAN Pengurus IBI berfoto bersama usai kegiatan Reses DPR RI bersama Anggota DPR RI Dr. M. Ali Taher, SH., M.Hum, Senin, 9 November 2015.
LAPORAN RESES ANGGOTA DPR RI MASA SIDANG I TAHUN 2015 – 2016 31 Oktober s.d 13 November 2015 Dr. M. ALI TAHER PARASONG, SH, M.Hum A - 495 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Instansi/ Badan
: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten
Daerah Pemilihan
: Banten III
Pembicara
: 1. Hudaya Firdaus, SH., M.Si Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Banten 2. Fifi Fakhriyah, SH.I Staff Pelaksana Seksi TK Perempuan dan Anak
Waktu
: Selasa, 10 November 2015
Pukul
: 10.00 – 12.00 WIB
Tempat
: Ruang rapat Kadinkes Prov. Banten Jl. Syekh Nawawi Al Bantani, Palima, Serang
IV.
GAMBARAN UMUM A. Landasan Hukum a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan c. Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten d. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Banten B. Jumlah Angkatan Kerja Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten
Kabupaten/Kota Kab Pandeglang
2005 412802
2006 385147
2007 412219
2008 416319
Bekerja 2009 409424
2010 474401
2011 455379
2012 517943
2013 406180
Kab Lebak
431082
445480
449252
474846
472440
491465
482907
508065
524130
Kab Tangerang
1294902 1253852 1282821 1405901 1360327 1239122 1212422 1175846 1282137
Kab Serang
625131
590040
575751
602539
461688
576496
570246
582314
508633
Kota Tangerang
577034
543793
543704
642049
705412
849324
823516
840092
901496
Kota Cilegon
120557
115183
119914
127241
130787
151129
161448
159670
158272
‐
‐
‐
‐
164700
241070
236579
234786
235544
‐
‐
‐
‐
‐
560078
587163
587131
620627
Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
3461508 3333495 3383661 3668895 3704778 4583085 4529660 4605847 4637019
Sumber: BPS Provinsi Banten C. Jumlah Pengangguran Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten Kabupaten/Kota 2005 2006 78294 110223
2007 45901
Pengangguran 2008 2009 2010 52119 50480 60706
Kab Lebak
106974 126158
63324
56807
Kab Tangerang
202299 311748 233357 252574 256372 201956 204358 152235 173798
Kab Serang
169052 193244 119020 118983
Kab Pandeglang
73207
75729
2012 53131
2013 57157
66471
50687
40838
87433
86715
80687
Kota Tangerang
72186 119069 139587 146906 130122 139306 121818
76134
84991
Kota Cilegon
32813
30047
31573
29171
29224
37397
24426
20360
12204
‐
‐
‐
‐
35047
49762
38015
28420
29979
‐
‐
‐
‐
‐
50132
79935
51528
29632
Kota Serang Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten
78010 111389
2011 58108
661618 890489 632762 656560 652462 726377 680564 519210 509286
D. Jumlah Penduduk Banten Kabupaten/Kota
1961
1971
1980
1990
2000
2010
2011
2012
2013
Pandeglang
440.213
572.628
694.759
858.435
1.011.788
1.149.610
1.172.179
1.181.430
1.183.006
Lebak
427.802
546.364
682.868
873.646
1.030.040
1.204.095
1.228.884
1.239.660
1.247.906
Tangerang*
643.647
789.870
1.131.199
1.843.755
2.781.428
2.834.376
2.960.474
3.050.929
3.157.780
Serang**
648.115
766.410
968.358
1.244.755
1.652.763
1.402.818
1.434.137
1.448.964
1.450.894
Kota Tangerang
206.743
276.825
397.825
921.848
1.325.854
1.798.601
1.869.791
1.918.556
1.952.396
Kota Cilegon
72.054
93.057
140.828
226.083
294.936
374.559
385.720
392.341
398.304
...
...
...
...
...
557.785
598.407
611.897
618.802
1.290.322
1.355.926
1.405.170
1.443.403
3.045.154
4.015.837
5.967.907
8.096.809
10.632.166
11.005.518
11.248.947
11.452.491
Kota Serang Kota Tangerang Selatan Banten
2.258.574
Sumber: BPS Provinsi Banten
E. DIALOG RESES 1. Kepala Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten membahas mengenai angkatan kerja yang ada di Provinsi Banten. Baik yang sifatnya formal dan informal. Sebagai mana di ketahui bahwa angkatan kerja di Banten bertambah 156.000 orang dibandingkan periode sama tahun sebelumnya dari sekitar 5,2 juta
orang menjadi 5,3 juta orang. Penambahan jumlah angkatan kerja pada bulan Agustus 2014 itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK).TPAK keadaan bulan Agustus 2014 sebesar 63,84 persen, meningkat hanya 0,29 poin dibandingkan keadaan bulan Agustus 2013. 2. Pada periode Agustus 2013 - Agustus 2014, jumlah penduduk yang terserap dalam dunia kerja naik sebesar 166 ribu orang menjadi sebesar 4,8 juta orang pada Agustus 2014. Pada sisi lain, penduduk yang menganggur mengalami penurunan sebanyak 10 ribu orang menjadi 484 ribu orang pada Agustus 2014. 3. Penurunan jumlah penduduk yang menganggur terlihat pula pada Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang turun dari 9,54 persen (Agustus 2013) menjadi 9,07 persen pada Agustus 2014. Di sisi lain, pertemuan ini juga memberikan gambaran bahwa ada program pendampingan sarjana untuk 20 sarjana. Mereka di bekali dengan 10 mobile training. Model ini akan terus berlanjut sampai dengan sarjana tersebut mendapatkan sertifikasi pelatihan. Pelatihan ini dibekali oleh instrukutur dari Kementerian Ketenagakerjaan. Pada akhirnya mereka akan ditempatkan pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang akan dijadikan mitra dalam kelulusan atau magang. 4. Pada pertemuan itu juga banyak para pencari kerja atau yang mencari lowongan kerja tidak menggunakan Kartu Kuning dalam mencari kerja. Kebanyak pencari kerja memakai “rekomendasi” dari penguasa setempat. Hal ini yang membuat kesulitan Disnakertrans mengetahui jumlah angkatan kerja yang sudah bekerja dan belum Tangerang, 10 November 2015
Dr. M. ALI TAHER, SH., M.Hum A - 495
LAPORAN RESES ANGGOTA DPR RI MASA SIDANG I TAHUN 2015 – 2016 31 Oktober s.d 13 November 2015 Dr. M. ALI TAHER PARASONG, SH, M.Hum A - 495 ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------Instansi/ Badan
: Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang
Daerah Pemilihan
: Banten III
Pembicara
: 1. Drg. Hj. Naniek Isnaini, L., M. Kes Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang 2. Dr. Hj. Yuliah Iskandar, M. Kes Sekretaris Dinas Kesehatan Kab. Tangerang
Waktu
: Jumat, 13 November 2015
Pukul
: 08.00 – 09.00 WIB
Tempat
: Ruang rapat Kadinkes Kab. Tangerang Jl. Abdul Hamid, Komplek Perkantoran Tigaraksa
I. GAMBARAN UMUM A. Landasan Hukum a. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat. b. Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten c. Undang-Undang No. 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Menjadi Undang-Undang. d. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang B. Demografi Wilayah 1. Kabupaten Tangerang memiliki luas 959.61 Km2. Terdiri dari 29 kecamatan serta 274 desa dan kelurahan. 2. Berpenduduk sebanyak 3.050.929 jiwa yang terdiri dari 1.562.708 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 1.488.221 berjenis kelamin perempuan.
C. Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Medis
Dua RSUD (RSUD Balaraja dan RSUD Tangerang)
Puskesmas
: 43
Dokter spesialis di Puskesmas
:0
Dokter umum di Puskesmas
: 135
Dokter gigi di Puskesmas
: 78
Bidan di Puskesmas
: 363
Perawat di Puskesmas
: 266
II. DIALOG 1. Dialog dengan Kepala Dinas kesehatan kabupaten Tangerang lebih menitik beratkan pada informasi kebijakan publik dalam sektor kesehatan. Yang difokuskan pada peningkatan pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana dan politik anggaran. Untuk APBN 2015 bidang Kesehatan menempati urutan ke - 4 dalam struktur anggaran APBN yakni Rp. 63 Trilyun. 2. Selanjutnya dalam pemaparan diskusi ini juga membicarakan masalah Pengawasan dalam bidang kesehatan. Pengawasan ini sangat urgent mengingat banyak sekali beredar makanan dan minuman yang sering di konsumsi oleh masyarakat yang kurang sekali pengawasannya. Yang ada hanya ijin distributor, bukan pada ijin pembuatannya. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi yang lebih intensif dengan pihak-pihak terkait seperti BPOM dan pihak yang berwajib. 3. Hal
yang
mengemuka
juga
adalah
adanya
Puskesmas
yang
masih
memperkejakan tenaga kesehatatan yang bukan dari alumni di bidang kesehatan. Sebaiknya Puskesmas memperhatikan standar pendirian Puskesmas agar pelayanan kepada warga lebih baik. Begitu juga dengan saran dan prasarana yang ada di Puskesmas, masih di temukan adanya alat-alat kesehatan yang kurang memadai, seperti pada alat kesehatan dokter gigi. Peralatan yang di gunakan tidak sebanding dengan jumlah pasien yang datang maupun berobat. 4. Begitupula dengan pelayan BPJS yang kurang efektif dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada pertemuan ini di terungkap bahwa data yang di pakai oleh BPJS tidak sinkron dengan data yang ada di dinas kesehatan. Hal ini di sebabkan, karena data yang di pakai oleh BPS (Badan Pusat Statistik) yang tidak bisa diperbaiki atau intervensi oleh dinas kesehatan ataupun dinas sosial. Sehingga data penduduk yang di pakai oleh dinas kesehatan maupun dinas sosial menjadi tidak sinkron. Hal ini yang membuat banyak sekali keluhan
yang terjadi di masyarakat terutama masyarakat yang memakai BPJS. Sehingga perlu dijadikan bahan telaah untuk mencari solusi yang efektif dan efisien.
Tangerang, 13 November 2015
Dr. M. ALI TAHER, SH., M.Hum A - 495