LAPORAN PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN BIDANG P2PL DINAS KESEHATAN KAB. BIMA TAHUN 2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor pelayanan kesehatan dan faktor keturunan (H.L. Blum, 1974). Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan, faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologis, dan lingkungan sosiokultural. Selama tahun 2010 di Kabupaten Bima masih terdapat 13.463 Penderita ISPA yang ditemukan pada sarana Kesehatan, 11.042 Penderita Diare yang ditemukan pada sarana kesehatan, 697 penderita Diare yang ditemukan oleh Kader, 13.997 Kasus malaria Klinis, 2.012 Kasus Malaria positif, 49 Kasus DHF dan 881 Kasus Chikungunya. Didalam Bab X1 Pasal 162 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Mengamanatkan bahwa “ Upaya Kesehatan Lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat,baik fisik,kimia,biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai Derajat Kesehatan yang setinggi – tingginya” Disamping itu upaya pengobatan penyakit (kuratif) dan upaya perbaikan lingkungan (preventif) dikerjakan secara terpisah dan tidak terintegrasi dengan program lainnya. Petugas medis melaksanakan pengobatan tanpa memperdulikan kondisi lingkungan tempat tinggal pasien. Dilain pihak petugas sanitasi melakukan upaya kesehatan lingkungan tanpa memperhatikan kondisi kesehatan masyarakat di kawasan tersebut.
B. Tujuan Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui sejauh mana pencapaian tujuan program yang telah direncanakan selama tahun anggaran 2010. 2. Untuk mencapai tingkat kinerja Program Penyehatan Lingkungan selama tahun 2010. 3. Sebagai bahan untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan menjadi bahan acuan untuk menyusun rencana kegiatan tahun selanjutnya.
II. GAMBARAN PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2010 A. Gambaran dan Sasaran Program. 1. Gambaran Program. Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab. Bima pada prinsipnya melaksanakan tiga kegiatan pokok meliputi : a). Pengawasan Kualitas Air dan Lingkugan yang terdiri dari : Melakukan survey air bersih Merencanakan dan melaksanakan/pengawasan kualitas air bersih Melaksanakan monitoring/pengawasan pada sarana AMDK dan Depot Air Minum. Melakukan pembinaan terhadap kelompok pemakai air (POKMAIR) Melakukan inspeksi sanitasi Melakukan kaporisasi sarana air bersih Melakukan pengambilan dan pemeriksaan sample air b). Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman (TPM) yang terdiri dari : Pengawasan TTU meliputi sarana peribadatan (Mesjid/Mushollah), sarana pendidikan (SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA), kolam renang/pemandian umum, penggilingan padi, pasar, salon/pangkas rambut dan terminal angkutan umum. Pengawasan terhadap tempat pengolahan makanan/minuman (TPM) meliputi industri makanan, rumah makan/restoran,. pedagang kaki lima, pedagang
keliling
dan
TPM
lain
termasuk
pembinaan/pelatihan,
penyuluhan pada penanggung jawab dan penjamah makanan/minuman, pengawasan penggunaan bahan berbahaya dalam makanan/minuman dan pengambilan/pemeriksaan sample makanan/minuman. c). Pembinaan Kesehatan Lingkungan meliputi kegiatan : Merencanakan/melaksanakan dan monitoring pelaksanaan kegiatan STBM Pembinaan kawasan sehat Pembinaan klinik sanitasi Pembinaan dan pengawasan terhadap Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Dalam melaksanakan kegiatan Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL terdiri dari dua kegiatan besar yaitu: Kegiatan di Tingkat Puskesmas dimana sanitarian merupakan ujung tombak dari Program Penyehatan Lingkungan dan Kegiatn di Kabupaten melaksanakan fungsi perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan semua kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Sasaran Program Sasaran Program Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tahun 2010 meliputi: a. Air bersih : Pengawasan kualitas air (pengambilan/pemeriksaan sample), Perbaikan kualitas air (Kaporisasi), Inspeksi Sanitasi, pengawasan AMDK dan Depot air minum serta Pembangunan/ perbaikan sarana air bersih. b. Jamban Keluarga : Inspeksi sanitasi, pelaksanaan dan monitoring Sanitasi Total
Berbasis
Masyarakat
(STBM),
sesuai
Kepmenkes
RI
No.
852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi nasional Sanitasi Total Berbasis masyarakat (STBM) menekankan pada lima pilar yaitu : (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). (3) Pengolahan Air Minum Rumah Tangga (PAM – RT). (4) Pengolahan Sampah Domestik (PSD). (5) Pengolahan limbah Cair (SPAL) Rumah tangga yang aman, serta Community Led Total Sanitation (CLTS) dan Praktek Pembuatan Jamban. c. Perumahan dan Lingkungan : Survey Perumahan dan Lingkungan serta inspeksi sarana. d. Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) : Pengawasan sarana peribadatan (Mesjid/Mushollah), Institusi Pendididkan (SD/MI, SLTP/MTs, SMU/MA), Pasar,
Kolam
Renang/Pemandian
umum,
Salon/Pangkas
Rambut,
Penggilingan Padi dan Terminal Angkutan Umum. e. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman (TPM) : Industri makanan, Rumah Makan/Restoran, Pedagang Kaki Lima, Pedagang Keliling dan TPM lain termasuk pembinaan/pelatihan, penyuluhan pada penanggung jawab dan penjamah makanan/minuman, pengawasan penggunaan bahan berbahaya dalam makanan/minuman dan pengambilan/pemeriksaan sample makanan/minuman. f. Pembinaan Kebersihan Lingkungan : Pemantauan TP2 Pestisida, Pelaksanaan Klinik Sanitasi, Penyuluhan Kesehatan Lingkungan dan Kawasan Sehat.
B. Hasil Pelaksanaan Program Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL selama tahun 2010 adalah sebagai berikut : a. Sarana Air Bersih Cakupan air bersih kabupaten Bima Tahun 2009 sebesar 78,63 % dan pada tahun 2010 sebesar 80,24 % dari total penduduk atau meningkat sebesar 1,61%. Akan tetapi dari hasil inspeksi sanitasi sarana air bersih yang memenuhi syarat 71,52% dan sarana air bersih yang tidak memenuhi syarat sebesar 8,76%. Pengawasan kualitas air : jumlah sample bakteriologi yang diambil/diperiksa sebanyak 37 sampel dan yang memenuhi syarat bakteriologis hanya 13 sampel atau sebesar 35,14%. Hal ini menunjukan bahwa perlu ada perbaikan sarana air bersih, perbaikan kualitas air bersih dan perilaku pengguna air bersih. b. Jamban Keluarga : Cakupan Jamban Keluarga Kabupaten Bima Tahun 2009 sebesar 73,69% dan pada tahun 2010 sebesar 81,55% atau meningkat sebesar 7,86%. c. Perumahan dan Lingkungan : Cakupan rumah yang disurvey 103.280 rumah atau 91,84% dari total jumlah rumah yang ada sebanyak 112.457 rumah. Cakupan rumah sehat Tahun 2010 sebesar 49,76 % dari rumah yang disurvey. d. Pengawasan Tempat-Tempat Umum : Jumlah TTU yang dipantau sebanyak 1.756 sarana dari total TTU sebanyak 1.819 sarana, jumlah TTU yang memenuhi syarat untuk kab. Bima Tahun 2010 sebanyak 1.085 atau sebesar 61,85% dari jumlah TTU yang dipantau. e. Pengawasan Tempat Pengelolaan Makanan/Minuman (TPM) : Jumlah TPM yang dipantau sebanyak 733 sarana dari 810 sarana TPM yang terdaftar dan jumlah TPM yang memenuhi syarat sebanyak 640 TPM atau sebesar 87,31% dari TPM yang dipantau. f. Pembinaan Kebersihan Lingkungan : Pemantauan TP2 Pestisida : yang dipantau sebanyak 348 sarana dari total sarana TP2 sebanyak 348, dan yang memenuhi syarat 328 sarana (94.25%) Klinik Sanitasi : Hasil Pemantauan dan pembinaan klinik sanitasi dari 20 puskesmas yang melaksanakan kegiatan klinik sanitasi secara aktif adalah 20 puskesmas. g. Pada tahap awal STBM menekankan pada pilar (1) STOP BABS dan pilar (2) CTPS, tapi lebih focus pada pilar STOP BABS. Tahun 2010 target intervensi STBM sebanyak 60 Desa, 120 Dusun, Realisasi Intervensi 84 Desa (140%) dan 320 Dusun (536,66%). Sedangkan hasil nya adalah 17 Desa (94,44%) ODF dan 71 Dusun (118,33%) ODF dari target.
C. Tujuan, Sasaran dan Manfaat 1. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat yang berdampak pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. 2. Sasaran Kegiatan Sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh Program Penyehatan Lingkungan (PL) adalah : Individu Kelompok Institusi Masyarakat 3. Manfaat Yang Dicapai Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan Menurunnya kematian akibat penyakit berbasis lingkungan Meningkatnya kualitas lingkungan Menekan munculnya keracunan makanan/minuman Membudayanya perilaku hidup bersih dan sehat baik di masyarakat maupun di sekolah.
D. Sumber Daya 1. Pembiayaan Jumlah dan sumber dana untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pada seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Bima Tahun 2010 sebagai berikut : NO.
SUMBER DANA
Rencana (Rp)
Realisasi (Rp)
Persentase(%)
1.
APBD/DAU
51.374.000,-
39.095.000,-
76,09
2.
WSLIC-II
50.000.000,-
30.551.000,-
61,10
3
UNICEF
30.000.000,-
22.904.000,-
76,35
131.374.000’-
92.550.000’-
70,45
Jumlah
2. Sumber Daya Manusia Pelaksana Kegiatan Sumber
daya
manusia
yang
melaksanakan
kegiatan
program
penyehatan lingkungan terbagi atas dua bagian yaitu yang melaksanakan kegiatan di tingkat puskesmas sebagai ujung tombak program dengan kualifikasi pendidikan yang bervariasi mulai D1 Kesehatan Lingkungan (SPPH) sampai S1 Kesehatan Masyarakat (SKM) dengan status pegawai sukarela, Honor Daerah, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan rincian sebagai berikut : a. Di Puskesmas : 65 orang PNS
: 41 orang
Honda
: 12 orang
Sukarela
: 12 orang
b. Di Kabupaten : 12 orang PNS
: 7 orang
Honda
: 3 orang
Sukarela
: 2 orang
3. Sarana dan Prasarana Penunjang Kegiatan Sarana dan prasarana penunjang dalam pelaksanaan program penyehatan lingkungan meliputu : a. Di Kabupaten Kendaraan roda 2
: 1 unit
Komputer
: 2 unit
Mesin ketik
: 1 unit
Laboraturium dan peralatan
: 1 unit
b. Di Puskesmas untuk menunjang mobilisasi kegiatan di puskesmas, semua puskesmas ditunjang dengan sepeda motor dinas.
E. Masalah Yang Dihadapi, Upaya pemecahan dan Rencana tindak lanjut (RTL) 1. Masalah Beberapa masalah yang masih menjadi kendala dalam pelaksanaan program penyehatan lingkungan sebagai berikut : Tenaga (SDM) banyak yang bertugas rangkap, sanitarian di puskesmas banyak yang mengerjakan program lain, disamping itu tenaga tersebut banyak yang masih baru dan belum berpengalaman dalam mengelola program, disisi lain banyak tenaga yang sudah berpengalaman pindah profesi sebagai perawat atau profesi rangkap. Di Kabupaten tenaga pelaksana program penyehatan lingkungan memiliki kemampuan yang sangat bervariasi sehingga pembagian beban kerja tidak merata yang berdampak pada kinerja seksi/program.
Sistem monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan petugas sanitarian di puskesmas masih jarang dilakukan. Pengiriman laporan kegiatan yang dilaksanakan oleh sanitarian ke program PL masih sering terlambat dan masih banyak yang keliru. Realisasi dana yang kadang-kadang tidak sesuai rencana/tidak tepat waktu.
2. Upaya Pemecahan dan Rencana Tindak Lanjut Sesuai dengan permasalahan di atas, dalam pelaksanaan program penyehatan lingkungan dapat direncanakan upaya pemecahan sebagai berikut : Melakukan pembinaan terhadap petugas di puskesmas dengan mengaktifkan supervisi program secara berkala. Pembinaan petugas kabupaten akan pemahaman mengenai tugas dan fungsi masing-masing sesuai tupoksi. Pengiriman laporan dari sanitarian puskesmas ke seksi Penyehatan Lingkungan harus dilakukan tepat waktu dan berkualitas serta dilakukan evaluasi pertriwulan. Mengupayakan untuk mengusulkan pencairan dana sesuai rencana dan tepat waktu. Pelatihan managemen program bagi petugas penyehatan lingkungan kabupaten dan sanitarian puskesmas.
F. Kesimpulan 1. Kesimpulan Dari hasil kegiatan Seksi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Bima tahun 2010 masih ada beberapa masalah antara lain : Kinerja sebagian Petugas Lapangan di Puskesmas (sanitarian) masih kurang karena disamping sebagai sanitarian juga menjalankan program lain. Masih ada sebagian Petugas sanitarian sering terlambat mengirim laporan kegiatanya ke Kabupaten dan disamping itu isinya kurang akurat. Kualitas petugas penyehatan lingkungan Kabupaten yang tidak merata. Frekwensi dan kualitas pembinaan petugas penyehatan Lingkungan Kabupaten ke Puskesmas masih kurang. Sebagian petugas/sanitarian Puskesmas yang menimba ilmu dengan disiplin ilmu yang mengarah pada pengalihan profesi.
2. Saran Untuk dapat memaksimalkan kegiatan program dimasa mendatang perlu melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut : Merencanakan kegiatan dengan menentukan skala prioritas masalah yang disesuaikan dengan ketersediaan dana yang ada. Melakukan pembinaan (supervisi) ke petugas/sanitarian Puskesmas agar dapat meningkatkan kinerja. Diupayakan agar petugas/sanitarian Puskesmas tidak memegang rangkap program Penyehatan Lingkungan dengan program lain sehingga mengarah ke profesionalisme. Melaksanakan pelatihan manajeman program untuk petugas penyehatan lingkungan kabupaten dan sanitarian puskesmas. Raba – Bima, 10 Januari 2011 Mengetahui, Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab. Bima
Kasi Penyehatan Lingkungan Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kab. Bima
Tasmin Bukhori, SKM NIP: 19630901 198703 1 017
Fahrudin, S.Sos M.AP NIP: 19641231 198502 1 013
Mengetahui, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Bima
drg. Hj. Siti Hadjar Yoenoes NIP: 19571212 198312 2 002