Laporan Praktikum Teknologi Sediaan Steril Injeksi Atropin Sulfas
Disusun Oleh : Sela Dwi
Agraini
(P2.31.39.013.089) Siti Nur Fathimah (P2.31.39.013.090) Sutera Apriani (P2.31.39.013.091) Tri Murtiani (P2.31.39.013.092) Lokal: II-B Dosen Pengawas : Wardiyah M.Si, Apt
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II JURUSAN FARMASI 2014 A. Pendahuluan Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. (FI III hal 13)
Injeksi (obat suntik) adalah sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Injeksi
diracik dengan
melarutkan, mengemulsi, atau mensuspensikan sejumlah obat kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 399) Syarat-Syarat Obat Suntik : Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan/efektoksik Harus jernih, tidak ada partikel padat, kecuali yang berbentuk suspensi Tidak berwarna, kecualibilobatnya memang berwarna Sedapat munngkin isohidris, pH larutan injeksi harus sama dengan pH cairan tubuh agar bila diinjeksikan tidak terasa sakit dan penyerapan obat optimal Sedapat mungkin isotonis, tekanan osmose larutan harus sama dengan tekanan osmose darah dan cairan tubuh agar tidak sulit bila diinjeksikan Harus steril dan bebas pirogen Penggolongan Menurut Cara penyuntikannya, terbagi menjadi 9 yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Intracutan (i.c) Subcutan (s.c) Intramuscular (i.m) Intravenus (i.v) Intratekal (i.t) Intraperitoneal (i.p) Peridural (p.d) Intrasisternal (i.s) Intrakardial (i.kd) Dalam hal ini Inj. Atropin Sulfas disuntikkan dengan cara sub cutan
(s.c). Pemberian secara
subkutan digunakkan untuk
menyuntikkan
sejumlah kecil obat. Obat disuntikkan dibawah permukaan kulit yang umumnya dilakukan di jaringan interstitial longgar lengan, lengan bawah, paha atau bokong. Volume suntikkan subkutan jarang lebih besar dari 2ml dengan jarum sepanjang 5/8 atau 718 inci yang berukuran 21-26 gauge. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal 404) Menurut Prinsip Kerjanya, sediaan injeksi steril dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu :
1. Na-Steril (sterilisasi akhir), yaitu Cara kerja yang dilakukan dengan penyeterilan dilakukan di akhir proses pencampuran. Hal ini biasa dilakukan pada bahan obat yang tahan pemanasan. Alat yang digunakan dicuci bersih dan bahan obat baru disterilkan pada akhir proses pembuatan dengan wadah yang sudah tertutup rapat dan siap dikemas 2. Aseptis yaitu Cara kerja yang dilakukan untuk mencegah sedapat mungkin agar mikroba tidak masuk. Dalam hal ini mikroba tidak dimusnahkan. Cara kerja ini digunakan untuk obatobatan yang sama sekali tidak tahan pemanasan. Semua alat yang digunakan dalam prinsip ini harus steril, obat yang dapat disterilkan harus disterilkan lebih dahulu. Ruang kerja yang digunakan
harus
bersih
(steril),
sedapat
mungkin
pekerja
menggunakan pakaian steril karena kemungkinan paling banyak mengkontaminasi terletak pada pekerja, terutama tangan dan nafasnya. Dalam hal ini, Inj. Atropin Sulfat dibuat dengan cara Na-Steril, karena bahan obat yang digunakan tahan terhadap pemanasan. Ampul adalah untuk dosis tunggal, tertutup rapat dengan melebar wadah gelas dengan kondisi aseptis. Wadah gelas dibuat mempunyai lehher agar dapat dengan mudah disiapka dari bagian dalam wadah tanpa terjadi serpihan-serpihan gelas. Sesudah dibuka, isi ampul dapat dihisap kedalam alat suntik dengan jarum hipodermik. Sekali dibuka, ampul tidak dapat ditutup kembali dan digunakakn lagi untuk waktu kemudian, karena sterilitas isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan. (Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi hal. 426) Antidotum berarti obat untuk melawan kerja racun. Antidotum dapat bekerja secara :
Kimia, antidotum yang bereaksi secara kimiawi, dengan suatu racun
untuk membentuk senyawa yang tidak berbahaya. Mekanik, antidotum yang mencegah absorbsi suatu racun. Fisiologi, antidotum yang melawan efek-efek suatu racun dengan menghasilkan efek yang fisiologis yang berlawanan.
B. Preformulasi
1. Injeksi Atropin Sulfat Injeksi Atropin Sulfat adalah larutan steril mengandung Atrpoina Sulfat dalam air untuk injeksi. Mengandung Atropin Sulfat,
C34 H 46 N 2 O6 , H 2 SO 4. H 2 O
tidak kurang dari 85% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Literatur
: FI edisi III hal 99
2. Atropin Sulfat Pemerian
: Hablur tidak berwarna atau serbuk putih ;
tidak berbau; sangat pahit; sangat beracun Kelarutan : Larut dalam kurang dari 1 bagian air dan dalam lebih kurang 3 bagian etanol (90%)P ; sukar larut dalam kloroform P; praktis tidak larut dalam eter P dan dalam benzen Sterilisasi : Otoklaf/Filtrasi Khasiat : Parasimptolitikum Dosis : Dosis maksimum sekali 1 m, sehari 3 mg Literatur : FI Edisi III hal 98 3. Natrii Chloridum Sinonim : Natrium Klorida Pemerian : Hablur heksahedral tidak berwarna atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa asin Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P; sukar larut dalam etanol (95%) P Sterilisasi : Otoklaf / filtrasi Khasiat : Sumber ion Klorida dan ion Natrium Literatur : FI Edisi III hal 403 4. Acidi Hydrochloridum Sinonim : Asam Klorida Pemerian : Cairan ; tidak berwarna;
berasap;
bau
merangsang. Jika diencerkan dengan bagian air, asap dan bau hilang Khasiat : Zat tambahan Literatur : FI Edisi III Hal 53 5. Aqua p.i Air steril untuk injeksi adalah air untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan cara yang sesuai. Tidak mengandung bahan antimikroba atau bahan tambahan lainnya.
Air untuk injeksi adalah air suling segar yang disuling kembali, disterilkan dengan cara sterilisasi A atau C. ( M. Anief ) Pembuatan air suling segar menggunakan alat kaca netral atau wadah logam yang cocok yang dilengkapi dengan labu percik. Buang sulingan pertama, tampung sulingan berikutnya dalam wadah yang cocok. Sterilkan segera dengan cara sterilisasi A atau C tanpa penambahan bakterisida. Untuk memperoleh
air
untuk
injeksi
bebas
udara
(bebas
karbondioksida) didihkan sulingan selama tidak kurang 10 menit sambil mencegah sesempurna mungkin hubungan dengan udara, dinginkan, masukkan dalam wadah tertutup kedap, sterilkan segera dengan cara sterilisasi A. Endotoksin bakteri tidak boleh lebih
dari
0,25
unit
Endotoksin FI per ml, menggunakan Endotoksin BPFI sebagai pembanding. Pemerian berbau. Kegunaan Sterilisasi Literatur
: Cairan, jernih, tidak berwarna ; tidak : Sebagai zat pembawa (pelarut) : Didihkan selama 30 menit : - Farmakope Indonesia Edisi IV, hal. 112 - Dasar – dasar dan Resep – resep Pembuatan Obat Suntik, hal 12
C. Pendekatan Formulasi Latar belakang pemilhan formula: 1. Dosis yang dipilih yaitu 1 mg karena sediaan yang dibuat untuk tujuan efek terhadap jantung 2. Wadah yang digunakan ampul kaca gelap karena zat aktif harus terlindung dari cahaya 3. Sterilisasi injeksi pada suhu 121oC selama 15 menit karena mengandung pembawa air. 4. Aqua PI sebagai zat pelarut aktif, tidak bebas dari pirogen karena volume larutan yang akan di injeksikan relative kecil 5. Tidak menggunakan pengawet karena pemakaian sekali pakai 6. Zat aktif yang dipilih atropin sulfat, karena sediaan yang akan dibuat adalah antidotum untuk koligernik seperti insektisida, organofosfat. 7. Zat tambahan yang digunakan adalah NaCl dan HCl yang berfungsi meningkatkan kestabilan zat aktif. 8. Inj. Atropin Sulfat dibuat dengan cara Na-Steril, karena bahan obat yang digunakan tahan terhadap pemanasan.
9. Dalam penutupan ampul yang menggunakan gas cukup rumit dikarenakan pengerjaan yang kurang sempurna, sehingga pada saat ampul dimasukan ke dalam autoklaf ampul mengalami kebocoran. 10. Untuk mengatasi kebocoran pada saat penutupan ampul harus dilakukan pengerjaan secara teliti. D. Formulasi Teori Pendukung : Wattimena II hal 17 R/ Atropin sulfat 0,025 0,05 0,1 Natriumklorida 0,9 0,9 0,9 Asam klorida 1 ml 1 ml 1 ml Air untuk inj. Ad 100 ml 100 ml 100 ml Kadar : 0,025%; 0,05%; 0,1% Sterilisasi : autoklaf 121ºC 15 menit pH 3,0 – 4,0 c.p : subkutan Formulasi yang dibuat: Injeksi Atropin sulfat R/ Atropine sulfat injeksi 0,1 % Natrium klorida 0,9 asam klorida 1 ml Aqua p.i ad 100 ml KR : OTT : 1. Atropin sulfat bersifat mudah teroksidasi sehingga harus ditempatkan dalam wadah terlindung dari cahaya dan pembuatannya harus bebas udara 2. Atropin sulfat dapat bereaksi dengan dengan alkali sehingga harus diletakkan diwadah bebas alkali Usul : 1. Alat-alat gelas (Erlenmeyer, beaker glass, ampul) dianggap sterl 2. Bahan obat ( Atropin sulfas, natri chloridi, acidi hydrochlori ) dianggap steril 3. Ampul dianggap bebas alkali dan berwarna coklat Prinsip : Na Steril Tabel Perencanaan
No
Nama Zat
Kelarutan
pH
Sterilisasi
Khasiat
Literatur
1
Atropi
Sangat mudah
4,5-
Otoklaf/Filtr
Parasimp
n
larut dalam air; mudah larut
6,2
asi
tolitikum
Sulfas
dalam etanol;
hal
115 FI III
hal 9 MD 28
terlebih dalam etanol
2
mendidih;
hal
mudah larut
292
Natri
dalam gliserin Mudah larut
Otoklaf /
Sumber
chlori
dalam air,
filtrasi
ion
hal
dum
sedikit lebih
klorida
larut dalam air
dan ion
589 FI III
mendidih; larut
natrium
dalam gliserin;
Acidi
Zat
Chlori
tambaha
dum
n
Aqua
Didihkan 30
Zat
p.i
menit
pembawa
E. Perhitungan Volume yang akan dibuat ' Rumus ¿ v =( n+2 ) v + ( 2 x 3 ) ¿ ( 10+2 ) 1,1+6 ¿ 19,2ml 25 ml 1. Atropin sulfas
2. Natri Chloridi
403 MD 28 hal 28
dalam etanol.
4
FI IV
hal
sukar larut 3
FI IV
:
25 ml x 0,1=0,025 g=25 mg 100 ml
:
25 ml x 0,9=0,225 g=225 mg 100 ml
FI III hal 53
FI III hal 97
3. Acidi Hydrochloridi Tetes percobaan
:
:
25 ml x 1 ml=0,25 ml 100 ml
1 ml=23 tetes 0,25 ml=5,75 tetes
4. Aqua p.i ad 25 ml Pengenceran :
Atropin Sulfat :
25 x 10 ml=5 ml 50
F. Penimbangan 1. Atropin sulfat : 25 mg 2. NaCl : 225 mg 3. HCl : 0,25 ml 4. Aqua p.i : ad 25 ml G. Cara Kerja Teknik Sterilisasi : Na Steril Sterilisasi Alat dan Bahan
NO . 1.
ALAT & BAHAN Kaca
STERILISASI
LITERATUR
KETERANGAN
E Watt hal 45
DILAKSANAKAN
Otoklaf 1700C, FI IV : 1112
DILAKSANAKAN
Flambir 20”
arloji,spatel,pinset , 2.
pengaduk Erlenmeyer, ampul,
3.
beaker 30’
glass Gelas corong,
4. 5. 6.
batang
ukur, Otoklaf, 1200C , Watt hal 72
DILAKSANAKAN
pipet, 30’
kertas saring Karet pipet Aqua p.i Larutan obat
Direbus 30’ Watt hal 53 Didihkan 10’ Watt hal 12 0 Otoklaf 121 C FI IV hal 112
DILAKSANAKAN DILAKSANAKAN DILAKSANAKAN
15’
Cara Pembuatan 1. Sterilkan alat dan bahan 2. Timbang bahan obat dengan kaca arloji 3. Kalibrasi beaker glass ad 25 ml 4. Larutkan Atropin sulfat dalam aqua p.i qs dengan beaker glass
5. 6. 7. 8. 9.
Tambahkan NaCl aduk ad larut -> cek pH = 8,0 Tambahkan HCl aduk ad larut -> cek pH = 5,0 Tambahkan aqua p.i ad 15 ml Saring dengan 2x penyaringan dan buang filtrat Masukkan larutan obat ke dalam ampul dengan cara ; a. Sterilkan jarum suntik dengan alkohol 7% b. Ambil injeksi 1,1 ml c. Masukkan dalam ampul (tidak melalui dinding ampul) d. Tutup ampul H. Evaluasi Hasil Sediaan Pada percobaan ini, kami hanya dapat membuat 5 ampul dari 10 ampul larutan injeksi masing-masing 1 ml. Terhadap hasil percobaan, yaitu : 1) Uji pH Uji pH kami lakukan menggunakan indikator pH universal. pH sediaan berdasarkan evaluasi adalah 3. pH ini telah sesuai dengan rentang stabil pH sediaan injeksi yaitu 3-4. 2) Uji kebocoran Uji kebocoran dilakukan dengan sterilisasi menggunakan autoklaf selama 15 menit dalam posisi terbalik. Pada pembuatan 10 ampul, kami hanya mendapatkan 5 ampul dikarenakan terjadi kebocoran pada sisa ampulnya. I. Kesimpulan Dari 10 ampul yang dibuat, kami hanya mendapatkan 5 ampul
dikarenakan adanya kebocoran pada ampul pH yang didapat dari percobaan adalah 3 (memenuhi syarat pH 3-4)
J. Pengemasan Wadah : 5 ampul @1ml Etiket : Biru Kemasan : Ampul dalam dus dimasukkan kantong coklat Dus dan brosur : Terlampir
Daftar Pustaka Farmakope Indonesia edisi ketiga. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Farmakope Indonesia
edisi
keempat.
1995.
Jakarta
:
Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Wattimena JR. Dasar- dasar pembuatan dan resep – resep obat suntik. 1968. Bandung : Penerbit Ternate. Ansel, Howard C, Ph.D. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. 2008. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
LAMPIRAN Dus
Etiket
Brosur