Laporan Praktikum Mata Kuliah Penyuluhan “Efisiensi Brooding Untuk Penurunan Tingkat kematian DOC di desa Sananrejo, Kecamatan Turen ”
Kelompok B-9 : Rachmad Darmawan
135050100111075
Sebvyn Mustika Sari
135050100111110
Fandy Bagus F
135050100111120
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena karunia dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Praktikum mata kuliah Sistem Pertanian. Selama penulisan makalah ini berlangsung, tidak lepas dari bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami ucapan terimakasih, kepada: 1. Seluruh dosen mata kuliah Penyuluhan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. 2. Seluruh Asisten Praktikum Mata kuliah Penyuluhan Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. 3. Semua pihak yang telah membatu dalam meneylesaikan makalah ini. Demi kesempurnaan dalam penulisan makalah ini, kami mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun. Serta kami berharap pula, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Malang, 30 April 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................... ii Daftar Isi.............................................................................................................................. iii Daftar Gambar .................................................................................................................... iv Daftar Tabel ....................................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 2 1.4 Manfaat ............................................................................................................ 2 BAB II GAMBARAN PENYULUHAN 2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan........................................................... 3 2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran ............................................................. 4 BAB III METODE PENYULUHAN 3.1 Metode Pelaksanaan.......................................................................................... 5 3.2 Gambaran Teknologi........................................................................................ 6 3.3 Jadwal Kegiatan Program ................................................................................. 9 3.4 Media Penyuluhan............................................................................................. 9 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10
iii
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kandang berventilasi ........................................................................................ 3 Gambar 2. Kandang brooding............................................................................................. 6 Gambar 3. Konstruksi kandang .......................................................................................... 7 Gambar 4. Atap kandang..................................................................................................... 7 Gambar 5. Pola penyebaran DOC....................................................................................... 8
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1. Suhu dan kelembaban ........................................................................................... 3 Tabel 2. Kebutuhan suhu..................................................................................................... 7 Table 3. Jadwal kegiatan ..................................................................................................... 9
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Peternakan di Indonesia yang mencapai angka paling tinggi dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat adalah disektor unggas. Sampai tahun 2014 daging ayam broiler yang telah diproduksi mencapai angka 1.524.907/ton (BPS,2014). Pemenuhan produksi ayam pedaging terus ditingkatkan seiring meningkatnya kebutuhan konsumsi akibat meningkatnya jumlah penduduk . Upaya menyediakan daging ayam yang sehat perlu dilakukan, salah satunya adalah melalui perbaikan manajemen pemeliharaan DOC. Keberhasilan pemeliharaan broiler ditentukan pada dua minggu pertama. Di masa ini terjadi perkembangan sistem kekebalan, saluran pernapasan dan saluran pencernaan. Jika lingkungan dan suhu tidak mendukung maka ayam akan merasa tidak nyaman dan kemampuan genetiknya tidak akan muncul. Namun sampai saat ini banyak permasalahan yang di hadapi oleh peternak yam broiler salah satunya adalah tingkat kematian DOC pada saat periode brooding. Periode brooding merupakan periode pemeliharaan dan proses penghangatan anak ayam dengan alat yang digunalan untuk brooding yang disebut brooder (Hakim, L., Widodo, S., dan Fauziah, E. 2010). Pemeliharaan periode brooding adalah 14 hari, dengan pengaturan suhu 30-320C dan kelembaban 60-80% (Setiawan, I dan Sujana, E., 2009). Sehingga di periode ini membutuhkan perhatian khusus dalam pemeliharaannya demi tercapainya hasil yang maksimal. Pemeliharaan awal ayam pedaging merupakan periode yang paling kritis. Pada periode ini pencernaan berkembang sangat cepat, begitu pula perkembangan organ-organ yang berhubungan dengan sistem kekebalan sehingga fase ini sangat menentukan performans akhir ayam (Hardianti, 2012) Kematian DOC (Day Old Chickens) banyak ditentukan oleh keadaan kandang yang padat, sirkulasi udara dalam kandang yang bermasalah sehingga O2 yang masuk hanya sedikit dan gas CO2 yang dihasilkan banyak 1
mengakibatkan keadaan kandang yang panas. Manajemen brooding penting karena yang menyebabkan broiler tidak nyaman (kedinginan dan kekurangan O2) (Wiedosari, E dan Wahyuwardan, S., 2015). Oleh karena itu kami mengangkat judul ini, sehingga diharapkan peternak dapat mengetahui dan mempelajari apa yang kami perbaiki dari system yang salah. Diharapkan system ini mampu menyelesaikan masalah yang dihadapi peternak broiler. 1.2 Rumusan Masalah Kebiasaan masyarakat Desa Sananrejo, Kecamatan Turen yang kurang mengetahui pengetahuan tentang manajemen brooding, salah satunya membuat tingkat kematian DOC di kalangan peternak broiler. Apabila terus dibiarkan, maka akan mengakibatkan pendapatan peternak broiler yang menurun dan lebih luasnya permintaan akan daging yang tinggi namun pemenuhan kebutuhan yang kurang. 1.3
Tujuan Kegiatan
penyuluhan
yang
dilakukan
bertujuan
untuk
menginformasikan konsep inovasi yang diberikan, prinsip kerja inovasi, cara pembuatan, penyampaian manfaat dan keuntungan yang ditunjukkan dari pengaplikasian inovasi tersebut pada peternak di daerah Sananrejo, Kecamatan Turen. 1.4
Manfaat Setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan tentang efisiensi brooding untuk penurunan tingkat kematian DOC, diharapkan masyarakat di daerah Sananrejo,
Kecamatan
Turen
untuk
menerapkan
upaya
manajemen
pemeliharaan yang baik. Sehingga inovasi ini dapat mengatasi permasalahan yang terjadi dan peternak mau serta mampu untuk mengaplikasikan inovasi tersebut.
2
BAB II GAMBARAN UMUM PENYULUHAN 2.1
Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan Kecamatan Turen Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang mempunyai jumlah masyarakat peternak yang lebih banyak dari beberapa daerah lainnya di Malang. Masyarakat di daerah tersebut kebanyakan berprofesi sebagai peternak ayam broiler namun dalam skala kecil dan hanya berteknologi sederhana. Oleh karena itu banyak masyarakat peternak di daerah tersebut mengalami kegagalan dalam kegiatan brooding. Beberapa masyarakat juga ada yang meliliki metode dan inovasi yang berbeda dalam kegiatan brooding, tetapi kondisi day old chicken (DOC) saat brooding di daerah tersebut masih mempunyai tingkat kematian yang dikategorikan tinggi dikarenakan kurangnya manajemen yang benar saat brooding pada saat hari ke-0 sampai hari ke-14. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari peternak dalam memelihara ternak yang dimiliki, sangat mempengaruhi terhadap tingkat kematian pada tahap brooding.
Tabel 1: Suhu dan kelembaban
Gambar 1 : Kandang berventilasi
Di salah satu desa di Kecamatan Turen yaitu Sananrejo terdapat sebuah industri peternakan ayam broiler dengan inovasi yang lebih maju. Indutri peternakan ayam broiler tersebut mampu menurunkan tingkat kematian saat brooding, inovasi yang dilakukan peternakan tersebut yakni metode sirkulasi udara tipe Brazil. Sampai saat ini inovasi yang digunakan akan memberikan suhu dan kelembapan yang ideal pada kandang DOC pada saat brooding 3
sehingga mampu memunculkan sifat genetik dari sifat day old chicken dan mampu menurunkan tingkat kematian day old chicken (DOC) dan hingga 2% . Oleh karena diperlukan penyaluran informasi mengenai inovasi tentang Efisiensi Brooding Untuk Penurunan Tingkat kematian DOC di desa Sananrejo, Turen tersebut dengan menambahkan sedikit bahan dan menggunakan inovasi yang yang tepat untuk mendapatkan tingkat kematian yang rendah saat brooding melalui media penyuluhan. 2.2
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran Sebagian besar masyarakat di desa Sananrejo Kecamatan Turen bekerja sebagai bertani, peternak ayam skala usaha kecil, dan pembibit tanaman sengon. Terdapat beberapa masalah yang ada di desa Sananrejo Kecamatan Turen yaitu seperti kondisi fisik kandang yang kurang sesuai standar dan pengelolaan peternakan ayam broiler yang yang sederhana. Beberapa masyarakat yang mempunyai peternakan broiler tidak memperhatikan struktur kandang yang menyediakan suhu dan kelembapan ideal pada masa brooding yang sangat diperlukan oleh DOC. Karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap suhu dan kelembapan yang ideal bagi DOC saat berumur hari ke-0 sampai hari ke14, masyarakat di daerah tersebut tidak membuat konstruksi sirkulasi kandang yang baik dan sesuai standar sehingga sirkulasi udara didalam kandang tidak berjalan optimal, yang mengakibatkan suhu didalam kandang menjadi panas karena penuh karbondioksida dan kekurangan oksigen. Masyarakat di desa Sananrejo tidak menyadari bahwa sebenarnya konstruksi sirkulasi kandang akan sangat mempengaruhi tingkat kematian DOC pada masa brooding. Konstruksi sirkulasi kandang yang dikelola melalui sebuah proses pengolahan yang tepat maka akan dapat menurunkan tingkat kematian sampai 2% sehingga peternak tidak mengeluarkan banyak mengalami kerugian pada masa karena hanya cukup merubah konstruksi sirkulasi udara dengan sistem sirkulasi udara tipe Brazil dangan bahan yang murah dan mudah didapatkan.
4
BAB III METODE PENYULUHAN 3.1
Metode Pelaksanaan Tahapan kegiatan penyuluhan sebagai berikut :
Persiapan Kegiatan Persiapan kegiatan dilakukan dengan melakukan survey untuk mencari informasi kepada kepala desa atau ketua RT/RW sekitar. Jika sudah mendapat informasi selanjutnya melakukan proses perijinan yaitu mendapatkan ijin dari pihak daerah yang akan dilaksanakan penyuluhan. Perijinan ke Kepala desa Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Selain itu dilakukan perijinan tempat dimana proses penyuluhan akan dilangsungkan. Pelaksanaan Kegiatan Setelah mendapatkan ijin dari pihak terkait serta diperoleh data calon peserta, maka dilaksanakan kegiatan penyuluhan tentang konsep gagasan yang akan disampaikan menilik dari permasalahan yang terdapat dalam desa tersebut. Pemilihan metode dalam menyampaikan gagasan baik secara langsung maupun tidak langsung yang dinilai cukup efektif sehingga sasaran mampu menyerap dan menerapkan gagasan yang disampaikan. Tahap Evaluasi Kegiatan Sebagai penyuluh, perlu adanya evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan penyuluhan yang dilaksaanakan di Desa Sananrejo Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Selain itu, proses evaluasi juga dapat dilihat
dari
banyaknya
masyarakat
yang
menerapkan
gagasan
yang
disampaikan.
5
3.2
Gambaran Teknologi Brooding yang kami inovasikan adalah pembuatannya berada di tengah berisi 2 brooding untuk 1 kandang dengan perbandingan ayam 50:50 setiap brooding. Misalnya untuk kandang dengan populasi 3500 ekor maka setiap brooding kita isi dengan jumlah 1750 ekor. Dan selanjutnya penggunaan tirai dalam yang di jepit menggunakan bambu. Hal ini bertujuan untuk efisiensi serta keawetan dari tirai tersebut.
Gambar 2. Kandang brooding Dengan cara seperti ini tirai dalam yg berupa plastik mudah untuk di lipat, tidak mudah sobek, dan yang terpenting memudahkan untuk ventilasi udara. Ventilasi udara sangat penting karena dalam masa brooding selalu tertutup rapat dan terdapat pemanas di dalamnya sehingga kadar CO dan CO2 sangat tinggi, perlu ada sirkulasi untuk pertukaran O2 (Dahlan dan Hudi, 2011). Dengan tirai jepit kita dapat dengan mudah memberikan ukuran untuk sirkulasi udara karena hanya menaik turunkan tali dan mudah pengawasan. Apabila terlihat ayam bergerombol maka itu artinya suhu terlalu dingin sehingga tirai dalam sedikit di naikkan/sedikit ditutup. Tetapi jika ayam sampai panting maka ventilasi udara sedikit diturunkan agar tercapai suhu optimum. Ventilasi yang baik merupakan satu hal yang snagat krusial untuk mendukung kesehatan, pertumbuhan dan kenyamanan ayang yang ada dalam kandang. Sistem ventilasi yang ada dalam kandang harus di desain sebaik mungkin untuk membawa udara luar yang segar (kaya akan kandungan oksigen) masuk kedalam kandang dan untuk mengeluarkan udara yang kotor dengan (udara dengan cemaran ammonia, debu, dan gas beracun lainnya) dari dalam kandang (Sulistyoningsih, M., 2015)
6
Berikut ini ada ukuran kebutuhan suhu ayam sesuai umur menurut CP Indonesia :
Tabel 2. Kebutuhan suhu Untuk proses pembuatan Brooding setelah semua peralatan dan kandang dilakukan sanitasi dimulai dari: Pemasangan alas kandang bisa berupa karung yang telah di sobek. Pemasangan peralatan seperti seng guard, tirai dalam, dll. Sanitasi bagian bawah kandang dengan 50 lt larutan formalin 4 % ke semua
permukaan
kandang ( 1 lt lar formalin untuk 2-2,5m2), lingkungan kandang juga di spray dengan formalin (Anonymous, 2005).. Hal ini yang sering dilupakan oleh peternak, karena sanitasi setelah panen menggunakan formalin maka pada saat DOC akan masuk tidak dilakukan sanitasi lagi.
Gambar 3. Konstruksi kandang
Buat brooding guard
Gambar 4. Atap kandang
dengan bentuk lingkaran atau persegi dengan
ukuran diameter 3,5 m ( untuk 500 ekor ), lalu dilakukan pelebaran 1-2 m setiap 7
2 hari. Menurut Rasyaf (2008) Dalam pelaksanaan fase starter (brooding) pelebaran tempat dilakukan setiap 2 hari sekali dengan rata-rata pelebaran sebesar 1-2 meter sampai pada usia 14 hari. 3 Hari sebelum DOC datang, Dilakukan pemasangan tirai luar, sekam/serbuk kayu ditaburkan pada lantai kandang secara menyeluruh ( Full Lantai ) dengan ketebalan 3-5 cm merata lalu di tambah dengan koran di atasnya. Pemasangan
pemanas
dengan
kisaran
tinggi
antara
120-140cm
penempatan disesuaikan kandang yang terpenting panas merata, pemasangan tempat pakan perbandingan, dan tempat minum secara rapi dalam brooding.
Gambar 6. Pola penyebaran DOC
4 jam sebelum DOC datang nyalakan pemanas agar tercapai suhu optimum. Ketika DOC datang beri minuman air gula atau air yang mengandung klorin, cek terus kondisi ayam yang belum minum di dekatkan tempat minum agar minum dan yang belum makan di dekatkan tempat pakan agar mau makan. Kontrol DOC setiap jam agar kondisinya selalu stabil dan ayam dapat menyebar dengan baik.
8
3.3
Jadwal Kegiatan Waktu
No
Kegiatan
1
Pengamatan pada masyarakat sasaran
2
Menyiapkan peralatan dan bahan
3
Pelatihan pada masyarakat sasaran
4
Evaluasi program
5
Membuat laporan
Bulan Ke-1 1 2 3
4
Bulan Ke-2 1 2 3
4
Tabel 3. Jadwal kegiatan 3.4
Media Penyuluhan Adapun media yang digunakan agar proses penyampaian informasi berjalan lancar dan mudah dimengerti oleh peserta adalah sebagai berikut : 1. Slide Didalam slide berisi materi yang akan di berikan kepada peserta, slide dibuat semenarik mungkin sehingga akan menarik perhatian peserta. 2. LCD/Proyektor Alat bantu yang digunakan untuk menampilkan slide yang dipresentasikan pada saat proses penyuluhan. 3. Blog Melalui media internet ini akan dijabarkan penjelasan tentang perbaikan system yang kami lakukan untuk dapat diterapkan di kalangan peternak.
9
DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2005. Manajemen Pemeliharaan Broiler. Romindo Primavetcom : Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2014. diakses dari http://www.bps.go.id/, diakses pada tanggal 30 april 2015 pada pukul 10:35 Dahlan, Mufid dan Hudi, Nur. 2011. Studi Manajemen Perkandangan Ayam Broiler Di Dusun Wangket Desa Kaliwates Kecamatan Kembangbahu Kabupaten Lamongan. Jurnal Ternak, 02(1) : 24-29 Hakim, Lukman., Widodo, Slamet., dan Fauziah, E. 2010. Manajemen Resiko Usaha Peternakan Ayam Pedaging (Broiler) di Kecamatan Gading, Kabupaten Sumenep. Hardianti. 2102. Pengaruh Penundaan Penanganan Dan Pemberian Pakan Sesaat Setelah Menetas Terhadap Performans Ayam Ras. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin : Makasar Info
Medion
Edisi
Januari
2013.
Penuhi
Kebutuhan
Masa
Brooding.
http://info.medion.co.id, diakses pada tanggal 2 mei 2015. Rasyaf, M. 2008. Panduan Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya : Jakarta. Setiawan, Iwan dan Sujana, Endang. 2009. Bobot Akhir, Persentase Karkas dan Lemak Abdominal Ayam Broiler yang Dipanen Pada Umur Yang Berbeda. Seminar Nasional Fakultas Peternakan UNPAD : 563-568. Wiedosari, Ening dan Wahyuwardan, Sutiastitu. 2015. Studi Kasus Penyakit Ayam Pedaging di Kabupaten Sukabumi dan Bogor. Jurnal Kedokteran Hewan, 9 (1) : 9-13 Sulistyoningsih,Mei. 2015. Pengaruh Pemberian Silase Limbah Ikan Terhadap Kadar Protein Daging Dan Lemak Daging Broiler Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Pangan. Pros Sem Nas Masy Biodiv Indon, 1(2) : 378-382
10