Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
KONFIGURASI JARINGAN PADA LINUX CentOS 5.4 Oleh I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA <
[email protected] > File‐file untuk konfigurasi jaringan Linux CentOS 5.4 berada pada direktori /etc/sysconfig/network‐scripts. Skrip‐skrip di dalam direktori tersebut digunakan untuk mengaktifkan & menonaktifkan interface jaringan pada lokasi yang sama. Meskipun jumlah & jenis interface yang dimiliki dapat berbeda‐beda antar system, terdapat 3 jenis kategori file yang terdapat pada direktori tersebut yaitu: 1. File‐file konfigurasi interface. 2. Skrip‐skrip untuk mengatur interface. 3. File‐file fungsi jaringan. File‐file di masing‐masing kategori ini bekerjasama untuk mengaktifkan beragam perangkat‐ perangkat jaringan. File‐file utama yang berkaitan dengan konfigurasi jaringan pada Linux CentOS 5.4 adalah: /etc/hosts File ini berfungsi untuk memetakan hostname yang tidak dapat dipetakan dengan cara lainnya, dan dapat pula digunakan untuk memetakan hostname‐hostname pada jaringan kecil dengan tanpa server Domain Name System (DNS). /etc/resolv.conf File ini menentukan alamat‐alamat IP dari server DNS dan search domain. /etc/sysconfig/network Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 1
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
File ini menentukan routing dan informasi host untuk semua interface‐interface jaringan. /etc/sysconfig/network‐scripts/ifcfg‐
Untuk masing‐masing interface jaringan, memiliki skrip konfigurasi interface yang berhubungan dengan interface jaringan tersebut. Masing‐masing file tersebut menyediakan informasi tertentu untuk interface jaringan tertentu. FILE‐FILE KONFIGURASI INTERFACE File‐file konfigurasi interface mengatur perangkat lunak interface untuk masing‐masing perangkat jaringan. Saat system boot, system menggunakan file‐file ini untuk menentukan interface‐interface mana saja yang perlu diaktifkan dan bagaimana konfigurasinya. File‐file ini umumnya memiliki nama ifcfg‐, dimana mengacu pada nama dari perangkat yang diatur oleh file konfigurasi tersebut. Interface Ethernet Salah satu file interface umum adalah ifcfg‐eth0, yang mengatur Network Interface Card (NIC) dari system. Pada system dengan beberapa NIC, terdapat beberapa file ifcfg‐eth<X>, dimana <X> adalah nomor unik yang berhubungan dengan interface tertentu. Karena masing‐masing perangkat memiliki file konfigurasinya sendiri, administrator jaringan dapat mengatur bagaimana masing‐masing interface berfungsi secara individual. Alokasi pengalamatan IPv4 pada interface Ethernet dari Linux CentOS 5.4 dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu: 1. Statik (Manual) a) Melalui console: # nano /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth<X> Contoh konfigurasi pada file ifcfg‐eth0 untuk interface eth0: Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 2
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
# nano /etc/sysconfig/network-scripts/ifcfg-eth0 DEVICE=eth0 BOOTPROTO=none BROADCAST=192.168.2.255 HWADDR=00:0C:29:4C:C4:C5 IPADDR=192.168.2.12 NETMASK=255.255.255.0 NETWORK=192.168.2.0 ONBOOT=yes TYPE=Ethernet USERCTL=no IPV6INIT=no PEERDNS=yes b) Melalui utilitas Network Configuration Tool (system‐config‐network) 2. Dinamis a) Melalui console b) Melalui utilitas Network Configuration Tool (system‐config‐network)
Nilai‐nilai dari parameter yang dibutuhkan pada file konfigurasi interface dapat berubah berdasarkan nilai dari parameter lainnya. Sebagai contoh, file ifcfg‐eth0 untuk interface yang menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) akan terlihat berbeda karena informasi IP diberikan oleh server DHCP: DEVICE=eth0 BOOTPROTO=dhcp ONBOOT=yes Meskipun dapat diubah secara manual (langsung) pada file konfigurasi interface jaringan tersebut, Linux CentOS 5.4 menyediakan utilitas Network Administration Tool (system‐config‐ network) untuk mempermudah mengubah file konfigurasi interface jaringan. KONFIGURASI ROUTING STATIK Konfigurasi routing statik secara permanen disimpan pada file /etc/sysconfig/network‐ scripts/route‐interface. Sebagai contoh, routing statik untuk interface eth0 disimpan pada file
Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 3
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
/etc/sysconfig/network‐scripts/route‐eth0. File route‐interface memiliki 2 format penulisan yaitu: argumen‐argumen perintah IP dan directive network/netmask. A. Format argumen perintah IP B. Format directive Network/Netmask a. Mendefinisikan default gateway default x.x.x.x dev interface dimana x.x.x.x adalah alamat IP dari default gateway. Interface adalah interface yang terhubung, atau dapat menjangkau, default gateway. b. Mendefinisikan routing statik Masing‐masing baris diuraikan sebagai route individual X.X.X.X/X via X.X.X.X dev interface Dimana x.x.x.x/x adalah alamat network dan netmask dari routing statik x.x.x.x dan interface adalah alamat IP dan interface untuk default gateway secara berturut‐ turut. Sebagai contoh: default 192.168.0.1 dev eth0 10.10.10.0/24 via 192.168.0.1 dev eth0 172.16.1.0/24 via 192.168.0.1 dev eth0 Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 4
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
Menggunakan Verifikasi routing statik # route –n INTERFACE ALIAS Interface alias digunakan untuk mengatur beberapa alamat pada sebuah interface. File konfigurasi interface alias meggunakan skema penamaan ifcfg‐:, sebagai contoh, ifcfg‐eth0:0. Langkah‐langkah membuat interface alias adalah: 1. Salin file konfigurasi dari interface jaringan yang akan dibuat alias, sebagai contoh untuk interface eth0: 2. Atur parameter‐parameter dari file konfigurasi interface alias, sebagai contoh: 3. Restart service network, untuk mengaktifkan konfigurasi dari interface alias. # service network restart Perhatian: interface alias tidak mendukung DHCP. Studi Kasus Topologi Routing Statik
Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 5
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
Solusi: A. Konfigurasi routing static pada Router R1 Router R1 secara langsung telah mengenali alamat jaringan 9.0.0.0/8 & 10.0.0.0/8 karena terhubung langsung (directly connected). R1 belum mengenal alamat jaringan 11.0.0.0/8 & 12.0.0.0/8 karena tidak terhubung langsung, sehingga routing static yang perlu dikonfigurasi pada R1 adalah: Routing static untuk alamat jaringan 11.0.0.0/8: route add -net 11.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 10.0.0.1 dev eth0 Routing static untuk alamat jaringan 12.0.0.0/8: route add -net 12.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 10.0.0.1 dev eth0 Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 6
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
Verifikasi konfigurasi routing static menggunakan perintah “route –n”untuk menampilkan informasi pada table routing:
B. Konfigurasi routing static pada R2 Router R2 secara langsung telah mengenali alamat jaringan 10.0.0.0/8 & 11.0.0.0/8 karena terhubung langsung (directly connected). R2 belum mengenal alamat jaringan 9.0.0.0/8 & 12.0.0.0/8 karena tidak terhubung langsung, sehingga routing static yang perlu dikonfigurasi pada R2 adalah: Routing static untuk alamat jaringan 9.0.0.0/8: route add -net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 10.0.0.2 dev eth0:0 Routing static untuk alamat jaringan 12.0.0.0/8: route
add
-net
12.0.0.0
netmask
255.0.0.0
gw
11.0.0.2
dev
eth0:0 Verifikasi konfigurasi routing static menggunakan perintah “route –n”untuk menampilkan informasi pada table routing:
C. Konfigurasi routing static pada R3 Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 7
Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2
Router R3 secara langsung telah mengenali alamat jaringan 11.0.0.0/8 & 12.0.0.0/8 karena terhubung langsung (directly connected). R3 belum mengenal alamat jaringan 9.0.0.0/8 & 10.0.0.0/8 karena tidak terhubung langsung, sehingga routing static yang perlu dikonfigurasi pada R3 adalah: Routing static untuk alamat jaringan 9.0.0.0/8: route add -net 9.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 11.0.0.1 dev eth0 Routing static untuk alamat jaringan 10.0.0.0/8: route add -net 10.0.0.0 netmask 255.0.0.0 gw 11.0.0.1 dev eth0 Verifikasi konfigurasi routing static menggunakan perintah “route –n”untuk menampilkan informasi pada table routing:
D. Verifikasi koneksi dari PC X ke PC Y menggunakan perintah ping.
Copyright © 2010 I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA STMIK Bumigora Mataram – Be Informatika 1 http://www.stmikbumigora.ac.id
Page 8