LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
USAHA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IV SD N PILANGSARI I KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN
Oleh :
SUMARNI NIM :X8806528
PROGRAM S TUDI PENDIDIKAN GURU S EKOLAH DAS AR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERS ITAS S EBELAS MARET TAHUN 2009
HALAMAN PENGES AHAN PENELITIAN
1
Judul Penelitian
Usaha
Peningkatan
Keterampilan
Berbicara
dengan Pembelajaran kooperatif M odel Teams Games (TGT) pada Kelas IV SDN Pilangsari I Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen 2. a. M ata Pelajaran b. Bidang Kajian
a. Bahasa Indonesia b. Keterampilan Berbicara
3. Pelaksana a. Nama dan gelar
a. Sumarni, A.M a
b. Pangkat,gol, NIP
c. Pembina/IV.a/19600213 1979 11 2 004
d. Program Studi
d. S1 PGSD
e. Fakultas
e. FKIP
f. Universitas
f. Universitas Sebelas M aret
g. Alamat rumah
g. Jetis Pilangsari RT 07/26, Pilangsari, Ngrampal, Sragen
NoTelepon/Hp
085293092282
Email
Sumarni
[email protected]
5
Waktu
6
Biaya yang diperlukan
6 bulan (Juli sampai Desember 2009)
a. Sumber dari Ditjen Dikti
Rp -
b. Sumber lain, sebutkan Dana pribadi
Rp 1.300.000,00
Jumlah
Rp 1.300.000,00
Sragen, Desember 2009 M engetahui Kepala SD N Pilangsari 1
Peneliti
S UDARTO,S .Pd
S umarni
NIP : 19650710 198806 1 001
NIM : X8806532
M engetahui a.n Pembantu Dekan 1
Prof. Dr.rer. nat.S ajidan, M.S i NIP : 19660415199103 1002
HALAMAN PERS ETUJUAN Usulan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul “Usaha Peningkatan Keterampilan Berbicara dengan Pembelajaran Kooperatif M odel Teams Games (TGT) pada Kelas IV SDN Pilangsari I Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen”
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Prof. Dr.S t.Y. S lamet, M.Pd NIP : 194612081982031001 001
Supervisor/Guru Pendamping
S udarto, S .Pd NIP : 19650710 198806 1
ABS TRAK
Sumarni , X8806532. ” US AHA PENINGKATAN KETRAMPILAN BERBICARA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA S IS WA KELAS IV S D N PILANGS ARI 1, KECAMATAN NGRAMPAL, KABUPATEN S RAGEN. M asalah utama dalam penelitian ini adalah rendahnya ketrampilan berbicara siswa kelas III SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia. Guru merupakan bagian terpenting dalam keberhasilan pembelajaran, sebab gurulah yang menempati garis terdepan dalam pelaksanaan pembelajaran. Tidak aneh jika kegagalan suatu pembelajaran gurulah yang pertama kali bertanggung jawab. Penggunaan berbagai pendekatan dan model dalam pembelajaran merupakan upaya guru untuk mencapai tujuan yang optimal, dengan salah satunya menggunakan pendekatan kooperatif model TGT. Pendekatan kooperatif model TGT adalah pembelajaran kelompok dimana kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan mempertimbangkan keheteroginanya baik prestasi, ras, status sosial dan sebagainya. Dalam pembelajaran ini menggunakan permainan untuk pertandingan sebagai upaya kempetisi antar kelompok. Dengan permainan inilah yang membedakan TGT dengan kooperatif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan pembelajaran kooperatif model TGT, sehingga dapat meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia. M etode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alat pengumpul data yang digunakan terdiri instrumen pembelajaran, evaluasi (tes dan non tes) serta observasi untuk mengetahui validasi data. Subyek yang diteliti guru dan siswa kelas IV di SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Penelitian ini menggunakan dua siklus yaitu siklus I dan II dengan tema yang sama. Tehnik analisa data dipergunakan analisis diskriptif untuk mengetahui hasil tes (turnamen) dan hasil pengamatan (non tes) selama proses pembelajaran, analisa interaktif dimana data atau hasil yang diperoleh dari non tes dengan cara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif model TGT ketrampilan berbicara siswa tiap siklusnya mengalami perubahan secara signifikan. Secara berturut-turut (siklus I dan II) ketrampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 adalah 60,5 pada pra siklus,64,3 pada siklus I, siklus II sebesar 65,8 untuk turnamen dan 69 siklus I, 74 siklus II untuk Afektif . Untuk psikomotor adalah 67 siklus I, 75 siklus II dimana data tersebut didapat melalui pengamatan. Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT pada akhirnya dapat meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi berkat limpahan
karunia-Nya,
penulis
dapat
menyelesaikan
Penelitian Tindakan
Kelas (PTRK) dengan judul “PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF M ODEL TEAM S GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK M ENINGKATKAN KETERAM PILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI PILANGSARI I KECAM ATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2009/2010”. Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelarSarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas M aret Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan meningkatkan kemampuan guru dalam penerapan Pembelajaran kooperatif model TGT untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD N Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Terima kasih penulis
sampaikan
atas bimbingan, bantuan dan
nasehat kepada : 1. Bapak Dr.St.Y.Slamet,M .Pd, selaku dosen pembimbing dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. 2. Bapak Sudarto,S.Pd Selaku Kepala SD N Pilangsari 1 yang telah memberikan ijin dan membina peneliti, memberikan faslitas dan arahan serta bimbingan pelaksanaan penelitian ini. 3. Bapak/Ibu guru SD NPilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. 4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu kelancaran penulisan laporan penelitian tindakan kelas ini.
M udah-mudahan
segala
kebaikan
bapak/ibi,
saudara/saudari
mendapatkan balasan dari Allah SWT dan semoga penelitian tindakan kelas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya untuk peniongkatan mutu pendidikan Nasional. Demi kelancaran dan perbaikan penelitian , untuk itu penuli mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitinan ini.
Ngrampal, Desember 2009 Penulis
DAFTAR IS I HALAMAN JUDUL ........................................................................................... LEMBAR PENGES AHAN ................................................................................
i ii
HALAMAN PERS ETUJUAN ........................................................................... iii ABS TRAK ........................................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR IS I ....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................
x
BAB I
PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang M asalah .................................................................................
1
B. Perumusan M asalah dan Pemecahannya .........................................................
5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................
5
D. M anfaat Hasil Penelitian ................................................................................
6
E. Hepotesis Tindakan ........................................................................................
6
BAB II
KAJIAN PUS TAKA .........................................................................
8
A. Kajian Teori ....................................................................................................
8
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 21 C. Kerangka Pikir ................................................................................................ 22 BAB III
PELAKS ANAAN PENELITIAN ................................................... 26
A. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................... 26 B. Subjek Penelitian ............................................................................................ 27 C. Prosedur Penelitian.......................................................................................... 27 BAB IV
HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN ............................... 39
A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 39 B. Pembahasan .................................................................................................... 39 BAB V
KES IMPULAN DAN S ARAN ......................................................... 52
A. Simpulan ......................................................................................................... 52 B. Saran ................................................................................................................ 52 DAFTAR PUS TAKA ......................................................................................... 53 LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 1
Lembar Penilaian Psikomotor .............................................................. 29
Tabel 2
Lembar Penilaian Afektif ..................................................................... 30
Tabel 3
APKG 1 ................................................................................................ 30
Tabel 4
APKG 2 ................................................................................................ 32
Tabel 5
Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian Siklus I .................................. 40
Tabel 6
Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian Siklus II .................................. 43
Tabel 7
Rekapitulasi Perolehan Hasil Penilaian ................................................ 50
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Fungsi M edia Pembelajaran Berlo ....................................................... 18 Gambar 2 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ......................................................... 19 Gambar 3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 24 Gambar 4 Spiral Penelitian Tindakan Kelas ......................................................... 35 Gambar 5 Histogram Hasil Penilaian .................................................................... 50 Gambar 6 Histogram Ketuntasan Belajar .............................................................. 50
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2
Rencana Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3
Tabel Daftar Nilai Ketrampilan M enulis Pra Siklus
Lampiran 4
Tabel Daftar Nilai Ketrampilan M enulis Siklus I
Lampiran 5
Tabel Daftar Nilai Ketrampilan M enulis Siklus II
Lampiran 6
Tabel Daftar Afektif dan Psikomotor Siklus II
Lampiran 7
Tabel Lembar Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
Lampiran 8
Tabel Lembar Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II
DAFTAR IS I Halaman Judul …………………………………………………………….
i
Halaman Pengesahan ………………………………………………………
ii
Halaman Persetujuan ………………………………………………………
iii
Daftar isi ……………………………………………………………………
iv
A. Judul Penelitian ………………………………………………………..
1
B. M ata Pelajarann ………………………………………………………..
1
C. Bidang Kajian …………………………………………………………
1
D. Latar Belakang Peneliti ……………………………………………….
1
E. Rumusan M asalah ……………………………………………………..
3
F. Tujuan Penelitian ………………………………………………………
4
G. M anfaat Penelitian …………………………………………………….
4
H. Kajian Pustaka …………………………………………………………
5
I. Kerangka Berpikir …………………………………………………….
9
Hipotesis Tindakan …………………………………………………….
11
J.
K. M etode Penelitian ……………………………………………………..
11
L. Jadwal Penelitian ………………………………………………………
18
M . Biaya Penelitian ………………………………………………………..
19
Daftar Pustaka ………………………………………………………………
20
Lampiran …………………………………………………………………… 1. Instrumen Peneliti ……………………………………………………..
21
2. Curicculum Vitae Peneliti ……………………………………………..
23
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakaang Masalah Kurikulum Bahasa Indonesia dewasa ini telah mengedepankan standar kompetensi Bahasa Indonesia yang bersumber pada hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu belajar bahasa adalah belajar komunikasi dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu pembelajaran Bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan maupun tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia. Komunikasi perlu menjadi perhatian dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebab dengan komunikasi siswa dapat menangkap dan membuka beragam informasi dan dapat menyaring yang berguna, belajar menjadi diri sendiri, dan menyadari akan eksistensi budayanya sehingga tidak tercabut dari lingkungannya. Keterampilan berbicara merupakan salah satu factor penting didalam komunikasi. (Supriyanto : 1997: 1) mengatakan „‟keterampilan berbicara dapat menentukan tingkat keberhasilan komunikasi. Demikian pentingnya berbicara bagi seseorang dalam komunikasi dan setiap pembelajaran yang kita laksanakan disekolah selalu dilandasi konsep -konsep berbicara sebagai sarana komunikasi”. Namun dalam kenyataanya pembelajaran Bahasa Indonesia masih banyak dilaksanakan seperti dikatakan Lie (2003 : 3) “Paradigma lama adalah guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif. Dalam konteks pendidikan tinggi paradigma lama ini berarti jika seseorang mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam suatu bidang dia pasti dapat mengajar Dia hanya perlu menuangkan apa yang diketahinya kedalam botol kosong yang siap menerimanya. Guru menganggab bahwa mereka mengajar dengan metode ceramah dan mengharapkan dengan siswa datang duduk dengar”. Dari pendapat di atas terlihat ide-ide siswa tidak pernah dibangun sehingga ketika pembelajaran bahasa Indonesia hampir tidak pernah
1
2
menyatakan pendapatnya. Seperti yang terjadi pada proses pembelajaran di kelas IV SDN Pilangsari I. Hal tersebut terbukti ketika diberikan tugas untuk mendiskripsikan sesuatu hanya bebrapa kata yang dapat dibuat. Penelitian ini menawarkan pendekatan yang dapat membangkitkan kreatifitas, ide-ide siswa, menyenangkan bagi siwa juga sekaligus untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berbicara melalui pembelajaran kooperatif model TGT. Pembelajarn kooperatif model TGT. Lie (2003:16) mengemukakan “ “Pendekatan pembelajaran kooperatif berusaha memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan skemata agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Siswa bekerjasama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan dan mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi”. Ibrahim (2000 :16) mengemukakan “hasil penelitian menunjukkan bahwa
tehnik-tehnik
pembelajaran
kooperatif
lebih
unggul
dalam
meningkatkan hasil belajar dibandingkan dengan pengalaman-pengalaman individual kompetitif. Sedangkan menurut Slavin ( Ibrahim 2000:16) mengemukakan dari 45 penelitian 37 diantaranya menunjukkan bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil akademik yang signifikan
lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok control”. Dari pendapat tersebut terlihat betapa tepatnya pembelajaran koopertif model TGT dipergunakan. Berdasarkan uraian di atas keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan guru sangatlah tergantung pada kecakapan dan kemampuan guru untuk menggunakan pendekatan yang tepat. Oleh karena itu rendahnya keterampilan berbicara kelas IV mata pelajaran bahasa Indonesia di SDN Pilangsari 1 disebabkan kurang tepatnya guru dalam memilih pendekatan pembelajaran. Penelitian
ini berfokus
pada permasalahan tentang penerapan
pembelajaran kooperatif model TGT unutk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDN Pilangsari I Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2009/2010. Untuk memperoleh hasil penelitian dengan mengamati kegiatan guru dalam menciptakan kondisi aktif selama pembelajaran berlangsung dan hasil belajr
3
siswa yang meliputi kognitif diukur dengan pengamatan dan tes melalui turnamen sedangkan afektif dan psikomotor diukur dengan pengamatan. Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut maka dipandang perlu ada penelitian dengan judul US AHA PENINGKATAN PEMBELAJARN
KETERAMPILAN
BERBICARA
DENGAN
KOOPERATIF MODEL TGT PADA KELAS
IV
S EKOLAH DAS AR PILANGS ARI 1.
B. Rumusan dan Pemecahannya 1. Rumusaan Masalah Dari identifikasi masalah di atas dan hasil diskusi peneliti, teman sejawat dan kepala sekolah diketahui permasalahan yang masih dihadapi siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen, bahawa faktor penyebabnya antara lain : a. Dengan menggunakan metode ceramah, pembelajaran sangat didominasi oleh guru sehingga kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif sangat sedikit, komunikasi yang terjalin hanya komunikasi satu arah ( komunikasi multi arah tidak terjadi ) b. Dengan metode ceramah kebermaknaan belajar sangat rendah, karena siswa kurang terlibat secara langsung dan hanya menghasilkan memori jangka pendek (short time memory) c. Dengan metode ceramah, guru merupakan satu-satunya sumber belajar siswa, sehingga teman sebaya (peer taching) tidak dimanfaatkan. d. Pendidik mengajar dengan metode ceramah hanya mengharapkan siswa datang, duduk, dengar, catat dan hafal (3DCH) dari mengadu siswa satu dengan yang lain. e Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran (kurang variatif ). f Kurang variatifnya guru dalam mempergunakan model atau metode sehingga pembelajaran terkesan monoton. g Penilaian kurang komprehensif, hanya cenderung pada ranah kognitif saja.
4
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah dengan penerapan pembelajaran kooperatif model TGT dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV mata pelajaran Bahasa Indonesia SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen?”
2. Pemecahan Masalah Sedangkan upaya menjawab permasalahan di atas agar indikator keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini tercapai dilakukan berbagai upaya yang antara lain adalah : a. Dipergunakan pembelajaran kooperatif model TGT dengan segala prinsip dan unsurnya yaitu. saling ketergantungan positif; interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, evaluasi proses kelompok, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan. b. Ditingkatkannya keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga terwujud pembelajaran yang student centered. c. Dimaksimalkannya meminimalisir
penggunaan
verbalisme
juga
media
pembelajaran sehingga selain
meningkatkan
kebermaknaan
dan
keterlibatan siswa, juga akan terbentuk long term memory seperti yang kita harapkan. d. Dilaksanakan penilaian yang komprehensif dan dapat mengukur ranah kognitif, afektif dan psikomotor.
C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV dan kemampuan guru dalam pelaksanaannya di SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen
5
Tujuan khusus Untuk
meningkatakan
kemampuan
guru
dalam
pendekatan
pembelajaran koopertif model TGT sehingga dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamat an Ngrampal, Kabupaten Sragen.
D. Manfat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, manfaat pada pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen secara nyata b. M emperbaiki penedekatan kooperatif model TGT pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ada secara lebih menarik, merangsang kreatifitas dan menambah motivasi bagi siswa. c. M emperkaya khasanah pendidikan yang berhubungan dengan proses kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di sekolah. d.
Penelitian ini sebagai dasar penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis a. Penelitian tindakan kelas ini memberikan manfaat pada murid yaitu meningkatkan nilai kreatifitas motivasi belajar khususnya keterampilan berbicara dan mata pelajaran yang lain, kedisiplinan dan tanggunngjawab. b. Guru, dengan dilaksaakannya penelitian tindakan kelas ini guru dap at mengetahui variasi dari beberapa model pembelajaran, meningkatkan kinerja yang lebih profesional dan penuh inovasi serta memperbaiki proses pembelajaran di kelasnya. c. Sekolah, hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang bermanfaat pada sekolah itu sendiri dalm rangka perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia pada khususnya dan pelajaran lain.
6
BAB II Kajian Pustaka
A. Kajian Teori Pada bagian kajian pustaka ini secara berturut-turut akan dipaparkan teori-teori
yang berkaitan
dengan
(1)
pembelajaran
kooperatif,
(2)
pembelajaran kooperatif model TGT, (3) keterampilan berbicara. 1. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran sistematis
kooperatif
merupakan
model
pembelajaran
yang
dengan mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan
pendekatan pembelajarn secara efektif yang mengintegrasikan keterampilan social yang bermuatan akademis (Davidson dan Woors, 1992: 34). Sedangkan menurut Hadi (2204 :112) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memaksimalkan pada pengalaman kegiatan belajar yang optimal. Pembelajaran kooperatif adalah suatu system yang didalamnya terdapat elemen-elemen terkait (Hadi, 2004 : 112) saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan menjalin hubungan. Saling ketergantungan positif adalah pembelajarn kooperatif guru menciptakan suasana yang mendorong siswa merasa saling membutuhkan. Salingketergantungaaan dapat mencapai melalui : saling ketergantungan mencapai
tujuan,
saling
ketergantungan
menyelesaikan
tugas,
saling
ketergantungan bahan atau sumber, saling ketergantungan peran, dan saling ketergantungan hadiah. Akuntabilitas
individual,
pembelajarn
kooperatif
menampilkan
wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi, keterampilan social seperti tenggang rasa, sikap sopan, mengkritik ide, berani mempertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan bermanfaat. 6
7
Keuntungan pembelajaran kooperatif antara lain dapat meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social, menghilangkan sifat egois, meningkatkan rasa saling percaya, membangun persahabatan hingga masa dewasa. Guru sebagai fasilitator yang membimbing kegiatan pembelajarn siap melayani pertanyaan atau perdebatan. Pembelajaran kooperatif menekankan pada proses daripada hasil dengan mengasumsi, mengembangkan kompetensi dan potensi siswa melalui pendidikan. Berbagai model pembelajaran kooperatif menurut (Nur, 2005 : 5) lima model pembelajaran tim siswa yang cocok seluruh mata pelajaran ditingkat kelas : STAD, TGT, JIG SAW, CIRC, TAI. 2. Pembelajaran kooperatif model TGT M erupakan
salah
satu
model
pembelajaran
tim siswa yang
dikembangkan oleh Jhon Hopkins yang dimunculkan oleh Slavin (1990) dalam Ibrahim (2001:16). “Sebagai pengganti tes dan sistem perbaikan scor individu TGT menggunakan turnamen dari tim rumah dengan anggota dalam pengelompokkan yang homogen yaitu siswa dengan kemampuan yang sebanding. Ada empat komponen utama dalam pembelajaran koopertif model TGT yakni, permainan, belajar tim, p ertandingan, penghargaan tim”. Apabila siswa menginginkan tim mereka mendapatkan penghargaan mereka harus membantu teman satu tim. M ereka dapat melakukan dengan cara berpasangan dengan membandingkan jawaban-jawabannya, saling membantu sama lain ketika menghadapi jalan buntu. Selain motivasi di atas walaupun siswa belajar bersama mereka tidak boleh saling membantu dalam turnamen, berarti setiap siswa harus menguasai materi tersebut. TGT terdiri dari suatu siklus kegiatan pengajaran yang diatur dalam (Nur, 2005 : 45) sebagai berikut : mengajar, belajar tim, turnamen, penghargaan tim. Fase-fase pembelajarn kooperatif model TGT, yakni (1) fase pertama yaitu persiapan yang berarti guru menjelaskan materi-materi yang diperoleh, menyiapkan lembar pertanyaan game untuk turnamen membuat kartu dari nomer satu samapi nomer lima. Kemudian siswa ditugaskan membentuk lima
8
anggota tim yang heterogen. Setelah itu mewajibkan siswa untuk mengisi turnamen. (2) fase ke dua presentasi kelas, dengan pembagian lks yang selanjutnya dipresentasikan yang meliputi pendahuluan ,inti, yang dapat berisi komponen presentasi bahan dan latihan terbimbing dari keseluruhan pelajaran, sedangkan kegiatan tim dan kuis mencangkup latihan bebas dan assessment dalam Nur (2005 : 29) sebagai berikut pendahuluan katakan kepada siswa, bangkitkan keingintahuan siswa dengan demontrasi, masalah kehidupan nyata sehari-hari. Presentasi diupayakan tidak menyimpang dari tujuan yang kan diujikan. Latihan terbimbing yakni seluruh siswa mengerjakan soal atau membahas jawaban atas pertanyaan guru. (3) fase ke tiga yakni diskusi kelompok atau tim studi dan bimbingan kelompok. (4) fase keempat yakni pertandingan /turnamen /kuis. Untuk memulai permainan tiap siswa mengambil kartu dari bungkusnya, siswa mendapat angka t ertinggi menjadi pembaca pertama, kemudian pembaca pertama memulai game tersebut dengan membaca soal pada kartu lalu memberi jawaban sesuai hasil diskusi. Setelah pembaca pertama memberi jawaban siswa menawarkan pada sebelah kirinya jika mempunyai jawaban yang menantang, ia menjadi penantang pertama. Jika ronde pertama penantang sudah menjawab atau pas pembaca pertama boleh melihat kartu lembar jawaban, jika jawabannya benar dia boleh memiliki kartu tersebut tapi jika jawabannya salah kartu diberiakan pada penantang yang jawabannya benar untuk dicatat skornya, jika tak ada seorangpun jawaban yang benar kartu dikembalikan kebungkus selanjutnya penantang pertama akan menjadi pembaca dan pemabaca pertama menjadi penantang terkhir begitu sterusnya sampai kartu habis. (5) fase kelima, pencatatan dan penjumlahan skor kelompok. (6) fase keenam, kesimpulan dan penutup yakni mengumumkan urutan skor dan masing-masing kelompok dilanjutkan penyerahan penghargaan. Evaluasi Pembelajaran Guru melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar menurut Sujana (1996 :56) mengemukakan evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan criteria
9
tertentu berarti tujuan evaluasi adalah pengambilan keputusan hasil belajar siswa dan pemahaman tentang pembelajarn tingkah lakunya. Evaluasi M odel Pembelajaran Kooperatif menggunakan sistim yang menjiwai sifat gotong royong dimana dalam penilaiainnya siswa mendapat nilai pribadi dan kelompok. 3. Keterampilam Berbicara M ata pelajaran Bahasa Indonesia di dalam kurikulum tahun ( Depdikbud ,2004) mempunyai pengertian sebagai berikut: “Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi , saling berbagi pengalaman, saling belajar, serta untuk meningkatkan kemampua ntelektual dan kesusastraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut, mengembangkan pengetahuan , keterampilan berbahasa , dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia”. Fungsi-fungsi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dalam Nur Hadi (2004 :191) adalah sebagai berikut: “Sarana pembinaan kesatuan dan perasatuan bangsa, sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya, sarana peningkatan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni, saran penyebarluasan pemakaian bahasa dan sastra Indonesia. Keterampilan tersebut meliputi keterampiln berbicara, menulis, mendengarkan, membaca dan apresiasi sastra” Kemampuan berbicara dapat dikatakan baik apabila seseorang dapat menguasai beberapa faktor diantaranya adalah kemampuan mengucapkan bunyi ujaran dengan benar, kemampuan mengorganisasikan bahan yang hendak disampaikan, kemampuan memahami informasi secara tepat, efektif dan kritis, serta mempunyai rasa kepemimpinan dan sikap mental berbicara (Suprianto, 2000:1). Keterampilan berbicara merupakan alat komunikasi yang didalamnya terdapat komponen-komponen yang harus dikuasai sebelum melakukan
kegiatan
berbicara
karena berbicara tidak hanya sekedar
pengucapan bunyi-bunyi melainkan penyampaian gagasan yang dikirim pembicara kepada pendengar untuk meresapkan, menilai, mengembangkan gagasan yang disampaikan.
10
Ruang lingkup kegiatan berbicara adalah pidato, diskusi, bercakap cakap, wawancara, deklamasi, bercerita, sandiwara, pemberitaan, dan lain-lain. Sedangkan ruang lingkup berbicara di SD antara lain adalah pengungkapan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, tanaman, binatang dan dapat dilakukan dengan model ulang ucap, lihat ucap, memerikan, menjawab pertanyaan, bertanya, melanjutkan cerita, menceritaka kembali, dan bermain peran. B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan Agus M uji Widodo ( 2007 ) dengan judul Penerapan Kombinasi Problem Base Learning dengan Pembelajaran Kooperatif ( Cooperative Learning ) meningkatkan ketrampilan berbicara siswa kelas III SD Negeri Pilangsari 1. Dari hasil penelitian didapat hahwa dengan kombinasi model pembelajaran tersebut selain ketrampilan berbicara meningkat siswa dapat mengungkapkan hasil pemecahan masalah dengan bahasanya sendiri. Kelas III menggunakan Pembelajaran Tematik pembelajaran ini dapat dihubungkan dengan masalah dari mata pelajaran yang lain.dimana kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan mempertimbangkan kehiteroginannya baik prestasi, ras, status sosial dan sebagainya. Kelompok satu dengan yang lain dapat memiliki bobot yang sama, ini terjadi sebab didalam pembagian kelompok berdasarkan kehetoroginan ranking. C. Kerangka Pikir Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu kewajiban dan wujud keprofesionalan guru. Untuk itu guru harus kreatif menampilkan
model-model
pembelajaran
yang
inovatif
yang
dapat
merangsang kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam sekolah maupun masyarakat sehingga siswa mempunyai keterampilan berbicara yang baik dan benar. M odel pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menuntut siswa untuk dapat bekerjasama dengan orang lain yang memiliki karakter yang heterogen sehingga siswa harus mampu berkomunikasi dengan bahasa yang
11
baik dan benar serta belajar secar aktif, bekarja, dan belajar dengan teman yang lain untuk membangun pengetahuan dengan teman sebaya. Pendekatan koopertif model yang mungkin dapat mengatasi rendahnya minat siswa untuk berbicara kelas IV SDN Pilangsari 1. Dengan demikian embelajaran koopertif dapat mendukung siswa untuk dapat berbicara dengan baik, selain itu siswa dapat melakukan permainan dengan nuansa yang menggembirakan. Kerangka pikir pembelajaran kooperatif model TGT dapat digambarkan sebagai berikut :
GAM BAR 1. KERANGKA BERPIKIR
KONDIS I AWAL
TINDAKAN
KONDIS I AKHIR
Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek keterampilan berbicara guru masih menggunakan teacher centered ; a. Kemampuan siswa berbicara rendah b. Siswa kurang perhatian, pembelajaran terkesan monoton c. Pembelajaran membosankan, penggunaan alat peraga kurang variatif
Dalam keterampilan berbicara guru menggunakan pembelajaran Kooperatif model TGT
Dalam Pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan pembelajaran Kooperatif model TGT Kemampuan siswa berbicara meningkat a. Ketrampilan berbicara siswa meningkat. b. Pembelajaran nejadi menyenangkan
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut “ Penerapan Pembelajaran Koopertif M odel TGT dapat M eningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen”.
12
BAB III PELAKS ANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil, dengan alasan peneliti bekerja yang secara langsung mengetahui kondisi keterampilan berbicara siswa, dalam pelaksanaannya tidak menggangu jam dinas. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan mulai bulan Juli sampai bulan Desember tahun 2009. B. S ubjek dan objek Penelitian Subyek penelitian ini adalah sebagai berikut a. Siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen yang berjumlah 40 siswa . b. Guru kelas IV sekaligus sebagai peneliti C. Prosedur Penelitian Penelitian ini mengacu pada Penelitian Tindakan Kelas dengan pusat penekanan pada upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas proses serta praktek pembelajaran. Penelitian ini lebih memfokuskan pada penerapan pembelajaran kooperatif model TGT
sebagai upaya meningkatkan hasil
belajar ketrampilan berbicara materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun 2009/2010. Dalam kegiatannya yang berbentuk Randoms Siclus, sebanyak 2 (dua) siklus, dengan mengacu pada model yang diadaptasi dari Suharsini Arikunto ( 2006 : 16 ) ”Penelitian Tindakan Kelas secara garis besar terdapat empat tindakan yang lazim dilalui , yaitu (1) Perencanaan ,(2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan , dan (4) Refleksi” dan selanjutnya dikatakannya juga ” Penelitian tindakan harus sekurang kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan . Informasi dari siklus terdahulu menentukan bentuk siklus berikutnya ”. 12
13
Suharsini Arikunto ( 2006 : 16 ) ” Penelitian tindakan harus sekurang kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan . Informasi dari siklus terdahulu menentukan bentuk siklus berikutnya ”. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Siklus I 1). Perencanaan Guru kelas IV ( peneliti )
SD
Negeri Pilangsari 1 Kecamatan
Ngrampal Kabupaten Sragen dan kolaborator mendiskusikan tentang materi , menyusun rencana pembelajaran , kegiatan pembelajaran, alat evaluasi serta menyiapakan alat peraga maupun
instrumen dan pedoman pengamatan.
Selanjutnya melakukan penjajagan sebagai dasar untuk mengetahui kondisi pengetahuan awal siswa kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1, dan sekaligus untuk menetukan ranking kelas guna menentukan kelompok kooperatif. Selanjutnya melaksanakan tindakan . Dalam penelitian ini indikator yang ingin dicapai adalah siswa dapat mendiskripsikan suatu tempat berdasar denah ( ketrampilan berbicara ) serta pengalaman mempergunakannya dengan
sekurang-kurangnya 75 %
siswa mendapat nilai Bahasa Indonesia materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah ≥ 65 ( enam puluh lima ) dan sekurang-kurangnya 75 % nilai rata – rata prestasi kelas
IV SD Negeri Pilangsari 1
Kecamatan
Ngrampal Kabupaten Sragen mata pelajaran Bahasa Indonesia ( Ketrampilan berbicara ) dengan materi pokok M endiskripsikan tempat berdasarkan denah mencapai ketuntasan ( nilai ≥ 65 ) 2) Pelaksanaan Guru ( peneliti ) melaksanakan kegiatan sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat, terdiri dari :
14
a) Kegiatan awal
: apersepsi, penjelasan tujuan pembelajaran dan pemberian materi
b) Kegiatan inti
: presentasi kelas, pembagian kelompok kooperatif , diskusi, pengerjaan LKS skavolding dan pelaksanaan penilaian pengerjaan
pengamatan, LKS
dan
presentasi
kelas
penyimpulan
hasil
maupun
penyamaan persepsi dilanjutkan turnamen.
: Pemberian reward, penegasan kembali hal – hal
c) Kegiatan akhir
pokok/ penting, perbaikan/ pengayaan dan penutup. Adapun pelaksanaan( sintak ) pembelajaran kooperatif model TGT adalah sebagai berikut : Fase
kegiatan
Fase 1
Persiapan
Fase 2
M elaksanakan prensentasi kelas
Fase 3
Diskusi dalam kelompok
Fase 4
Pertandingan
Fase 5
Pencatatn dan penjumlahan skor kelompok
Fase 6
kesimpulan dan penutup
Contoh pembagian waktu pembelajaran kooperatif model TGT waktu 2 jam peljaran @ 35 menit, 1x pertemuan, masing-masing kelompok terdiri dari 5 atau 6 siswa. Dari tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Fase pertama persiapan, guru menjelaskan materi yang akan dibahas., siswa membentuk kelompok, mewajibkan siswa mengisi turnamen. Fase kedua presentasi kelas, pembagian LKS dan memperkenalkan bahan ajar melalui presentasi kelas secara langsung maupun diskusi.
15
Fase ketiga diskusi kelompok, siswa melakukan diskusi kelompok mengenai materi yang sudah disampaikan. Fase ke empat pertandingan turnamen : a. siswa mengambil undian permainan, dan mengambil satu kartu dari deck-nya, siapa saja yang akan menjadi pembaca pertama b. pembaca pertama melalui game membaca soal pada kartu dengan suara keras lalu memberi jawaban sesuai hasil diskusi c. setelah pembaca pertama selasai, siswa tersebut menawarkan pada teman disebelah kirinya jika mempunyai jawaban yang menantang degan memberi jawaban yang berbeda, teman inilah penantang pertama d. jika pada ronde pertama sudah menjawab, pembaca pertama boleh memiliki kartu tersebut jika jawabannya benar, jika salah diberikan pada penanntang e. pada ronde berikutnya penantag pertama akan menjadi pembaca berikutnya dan pembaca pertama akan menjadi penantang terakhir. Fase kelima, Pencatatan dan penjumlahan skor kelompok, saat game berakhir para pemain mecatat skor kartu yang mereka menangkan pada lembar skor game pada kolom yang sudah disediakan kemudian menjumlahkan nilai yang diperolehnya dalam kelompok masing-masing. Fase keenam kesimpulan dan penutup, guru memberikaan penegasan kembali mengenai konsep dan materi pelajarn pada pembelajaran model TGT kemudian memberikan penghargaan pada kelompok yang memperoleh skor terringgi. 3) . Pengamatan Observer ( teman sejawat ) melaksanakan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lembar pengamatan ( instrumen ) yang telah dibuat bersama peneliti, teman sejawat ( observer) dan kepala sekolah pada perencanaan, dan dilanjutkan pengolahan data yang telah diperoleh. Adapun perolehan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a). Teknik Pengumpulan Data
16
Data yang akan diambil selama kegiatan pembelajaran diperoleh dengan cara melakukan observasi, dokumentasi, dan tes. (1) Test yang terdiri dari : (a) Tes penjajakan, test ini diberikan untuk mengetahui keterampilan berbicara sebelum diberi tindakan dan sekaligus sebagai penentu ranking guna pembagian kelompok TGT (b) Test akhir, diambil dari hasil turnamen
(2). Observasi dilaksanakan dengan menggunakan instrumen pengukuran tes unjuk kerja, kinerja afektif maupun psikomotor, untuk mengukur indikator-indikator kerja, efisiensi, dan kerja sama antara siswa. APKG 1 dan APKG 2 untuk mengukur guru dan kolaborator dalam persiapan maupun proses pembelajaran. Adapun instrument pengamatan yang dipergunakan adalah sebagai berikut : Tabel 1 Instrumen Penilaian Afektif Nama Pengamat NIP : No.
:
Nama Siswa
Aspek yang dinilai 1 2 3 4
Jumlah Skor
Nilai
Rata - rata Keterangan aspek yang dinilai: 1) Keaktifan memberikan pendapat/menyampaikan ide. 2) Kerja sama. 3) Keseriusan dalam melaksanakan tugas. 4) Kemampuan mengorganisir/ mengaktifkan kerja kelompok. Penilaian Skor 4 = Amat baik Skor 3 = Baik
Nilai = Jumlah skor X 100 16
17
Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang Tabel 2. Instrumen Penilaian Psikomotor Nama Pengamat NIP
No.
: :
Nama Siswa
Aspek – Aspek Psikomotor Siswa 1 2 3 4
Jumlah Skor
Nilai
Rata - rata Keterangan : 1) Kemampuan dalam mengidentifikasi masalah yang diajukan guru. 2) Kemampuan mengkomunikasikan pendapat. 3) Kemampuan membuat kesimpulan dari data hasil diskusi. 4) Kemampuan membuat laporan tertulis hasil diskusi. Penilaian Skor 4 = Amat baik Skor 3 = Baik Skor 2 = Cukup Skor 1 = Kurang
Nilai = Jumlah skor X 100 16
18
Tabel 3. ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU 1 ( APKG 1 ) No.
1
2
3
4
5
6
Aspek-aspek Yang Diamati
Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan tujuan/ indikator perbaikan pembelajaran 1.1 Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan masalah yang diperbaiki. 1.2 Merumuskan tujuan khusus/ indikator perbaikan pembelajaran Rata – rata butir 1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, media ( alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar 2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran. 2.2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu perbaikan pembelajaran 2.3 Memilih sumber belajar Rata – rata butir 2 Merencanakan Skenario perbaikan pembelajaran 3.1 Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran 3.2 Menyusun langkah – langkah perbaikan pembelajaran 3.3 Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran 3.4 Menentukan cara – cara memotivasi siswa 3.5 Menyiapkan pertanyaan Rata – rata butir 3 Merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran 4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 4.2 Menentukan cara – cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat berpartisipasi dalam perbaikan pembelajaran Rata – rata butir Merencanakan prosedure, jenis, dan menyiapkan alat penilaian perbaikan pembelajaran 5.1 Menentukan prosedure dan jenis penilaian 5.2 Membuat alat – alat penilaian dan kunci jawaban Rata – rata butir 5 T ampilan Dolumen rencana perbaikan pembelajaran 6.1 Kebersihan dan kerapihan 6.2 Penggunaan bahasa tulis. Rata – rata butir 6
Nilai=
rata rata1 2 3 4 6 100% 30
Diadaptasi dari APKG model P3G pada Buku PKP Andayani dkk.2008.
Pengamat
19
Tabel 4. ALAT PENILAIAN KEM AM PUAN GURU (APKG- 2) Nama Observer
:
NIP
:
No. 1
Nilai Hasil
Aspek-aspek Yang Diamati
Pengamatan
M engelola ruang dan fasilitas pembelajaran 1.1. M enata fasilitas dan sumber belajar 1.2. M elaksanakan tugas rutin di kelas Rata – rata butir 1
2
M elaksanakan kegiatan perbaikan pembelajaran 2.1. M emilai pembelajaran 2.2. M elaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan ,siswa,situasi, dan lingkungan 2.3. M enggunakan alat bantu ( media ) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan sisws, situasi, dan lingkungan 2.4. M elaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis 2.5. M elaksanakan perbaikan pembelajaran secara individual, kelompok atau klasikal 2.6. M engelola waktu pembelajaran secara efisien Rata – rata butir 2
3
M engelola interaksi kelas 3.1 M emberi
petunjuk
dan
penjelasan
yang
berkaitan dengan isi pembelajaran 3.2 M enangani pertanyaan dan respons siswa 3.3 M enggunakan ekspresi lisan , tulisan, isyarat, dan gerakan badan 3.4 M emicu dan memelihara keterlibatan siswa
20
3.5 M emantapkan penguasaan materi pembelajaran Rata – rata butir 3 4
Bersikap
terbuka
dan
luwes
serta
membantu
pengembangan sikap positif siswa terhadap belajar 4.1 M enunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada siswa 4.2 M enunjukkan kegairahan dalam mengajar 4.3 M engembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi 4.4 M embantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya 4.5 M embantu siswa menumbuhkan kepercayaan diri Rata – rata butir 4 5
M endemontrasikan perbaikan
kemampuan
pembelajaran
mata
khusus
dalam
pelajaran
Bahasa
Indonesia : 5.1
M enampakkan konsep ketrampilan berbicara melalui metode bervariasi yang sesuai dengan karakterisitk materi.
5.2 M enguasai penggunaan kosa kata. 5.3 M emberikan latihan berbicara dalam kehidupan sehari-hari menguasai keterampilan berbicara. Rata – rata butir 5 6
M elaksanakan penilaian proses dan hasil belajar 6.1 M elaksanakan
penilaian
selama
proses
pada
akhir
pembelajaran 6.2 M elaksanakan
penilaian
pembelajaran Rata – rata butir 6
21
7
Kesan umum pelaksanaan pembelajaran 7.1 Keefektifan proses belajar 7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan 7.3 Peka terhadap kesalahan berbahasa siswa 7.4 Penampilan guru dalam pembelajaran Rata – rata butir 7 Nilai=
rata rata1 2 3 4 6 7 100% 35
Sumber : Andayani dkk (2007 : 73 )
b) Tehnik Uji Validitas Data Untuk menjamin validasi temuan perlu dilakukan pengecekan terhadap data yang diperoleh. Untuk itu perlu dilakukan trianggulasi yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang di luar dat itu (M aleong, 1997:178). Trianggulasi yang digunakan adalah trianggulasi
yang
memanfaatkan
penggunaan
isi
dengan
jalan
membandingkan data hasil pekerjaan siswa, observasi, catata lapangan dan hasil wawancara. Disamping itu juga diskusi antara guru, kepala sekolah, pengamat, dan rekan guru-guru yang lain. c)
Tehnik Analisa Data Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik analisis diskriptif dan analisis interaktif. Analisis diskriptif dimana tehnik analisis data yang dilakukan selama dan setelah proses pembelajaran dilaksanakan guru dengan siswa. Adapun data dan informasi yang dianalisis adalah dalam bentuk hasil tes (hasil turnamen) dan non test (selama proses pembelajaran). Selanjutnya data hasil tes tersebut dituangkan dalam bentuk tabel untuk mengetahui perkembangan dan perbandingan hasil perolehan tes siswa setiap siklusnya. Sedangkan analisis interaktif data dan informasi diperoleh melalui non tes yang dilakukan dengan cara kaulitatif.
b. S iklus 2 1) Perencanaan
22
Guru dan pengamat mengidentifikasi dan mendiskusikan pelaksanaan rencana pembelajaran mengacu dari siklus I yang telah diperbaiki serta menyiapkan alat-alat pendukung beserta lembar pengamatan. 2) Pelaksanaan tindakan Pada pelaksanakan ini guru dan pengamat melaksanakan tindakan yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/ disempurnakan. 3) Pengamatan Guru dan pengamat mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru. 4) Refleksi Diskusi bersama guru dan pengamat tentang pelaksanaan. Apakah pelaksanaan telah membawa hasil peningkatan hasil belajar Ketrampilan berbicara dengan materi pokok mendiskripsikan suatu tempat berdasrkan denah pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1? Dan masih adakah kekurangan (kelemahan) dari sikus ini ? Jika kekurangan (kelemahan) dirasa sudah tidak ada dan hasil telah memenuhi batas minimal ketuntasan ( indikator kerja ) maka tindakan berakhir. Namun jika masih ada kekurangan (kelemahan) dalam pelaksanaan pembelajaran dan belum terlihat adanya peningkatan hasil belajar matematika maka dilanjutkan dengan tindakan siklus selanjutnya yang langkah-langkahnya seperti pada siklus sebelumnya. Untuk lebih jelasnya pelaksanan antar siklus dapat dilihat pada gambar berikut :
23
GAM BAR 2 ALUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS DENGAN DUA SIKLUS
Permasalahan
P Perencanaan tindakan 1
Refleksi 1
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan 2
Refleksi 2
TERCAPAI/ Apabhila permasalahan belum terselesaikan
Diadopsi dari Suharjono ( 2006 : 74 )
Pelaksanaan tindakan 1
Pengamatan/pengu mpulan data 1
Pelaksanaan tindakan 2
Pengamatan/peng umpulan data 2
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
24
BAB IV HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHAS AN A.Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Tiap Siklus Pada awal bab ini diuraikan diskripsi secara singkat kondisi awal proses dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal
Kabupaten
Sragen
semester
ganjil.
Proses
pembelajaran
ketrampilan berbicara dilaksanakan dengan prosedure berikut : pertama, guru memberi contoh beberapa diskripsi suatu tempat, kedua, siswa mengerjakan soal – soal yang ada dalam buku ajar siswa sedang guru mengawasi kegiatan tersebut sambil mengerjakan tugas-tugasnya, misalnya membuat administrasi guru,
ketiga, guru menyuruh beberapa siswa maju kedepan kelas untuk
membacakan hasil diskripsi . Dari beberapa siswa yang disuruh maju oleh guru banyak siswa yang tidak mau maju , dan yang mau majupun hanya beberapa soal yang dapat dikerjakan dengan betul, dan siswa tidak pernah menyelesaikan soal – soal yang ditugaskan guru. a. Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Pembelajaran Perencanaan sebelum tindakan dilakukan kegiatan sebagai berikut : a)
Guru bersama teman sejawat ( kolabolator ) mengadakan diskusi menyusun peta konsep pecahan, merumuskan tujuan pembelajaran, dan instrumen – instrumen lainnya.
b) M erumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam ketrampilan berbicara yaitu siswa dapat : - Siswa dapat mengidentifikasi bagian-bagian penting dari suatu tempat. -Siswa dapat mendiskripsikan hasil pengamatan suatu tempat secara tertulis maupun lisan dengan kata-katanya sendiri.
24
25
c)
M enyusun rencana pembelajaran materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah
d) M empersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah e)
M empersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan pembelajaran ketrampilan berbicara materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah
f)
M engadakan tes penjajagan yang sekaligus untuk menentukan ranking guna membagi siswa dalam kelompok. Adapun dalam penelitian ini siswa dibagi menjadi 8 kelompok (tim), yang masing-masing anggotanya lima orang. Dari 40 siswa kelas IV SD N Pilangsari 1 hasil tes penjajagan rata-rata kelas nilai ketrampilan berbicara adalah 60,5 dengan rincian 2 siswa (nilai 80 ), 8 siswa (nilai 70 ) 6 siswa (nilai 20 ) ,10 siswa (nilai 50 ).
g) M elakukan koordinasi dengan
pengamat (I dan II) dan penjelasan cara
pengisian lembar pengamatan (observasi). 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu 22 Agustus 2009 pukul 07.30 – 08.40 pada siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Selanjutnya dilaksanakan langkah – langkah sebagai berikut : a) Guru
melakukan
langkah
pembelajaran
sesuai
dengan
skenario
pembelajaran (rencana pembelajaran terlampir). b) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan skenario kegiatan belajar mengajar. c) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan tentang
aspek - aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan
26
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan materi pokok menyelesaikan masalah yang 3. Observasi a) Sasaran observasi perbaikan pembelajaran adalah aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek, afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan b) Data hasil penilaian
baik kognitif ( tertulis ) maupun afektif dan
psikomotor ( pengamatan ) untuk siswa ,dan indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan pemantapan sesuai dengan pedoman APKG 1 dan APKG 2 . Adapun data hasil evaluasi dalam kegiatan pembelajaran materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan adalah seperti pada tabel berikut : NILAI SIKLUS
PENJA
TASAN
≤
≥
64
65
28
12
60,5
30%
16
24
64,3
60%
JAGAN
I
KETUN KOG NITIF
%
PSIKO MOTOR
AFEKTIF I
75
II
63
RT
69
I
II
66
67
APKG 2 RT
67
APKG 1
I
II
RT
74
74
74
I
II
79
80
II
Tabel 5 Perolehan Hasil Evaluasi S iklus 1 Data pada tabel diatas menunjukkan hasil nilai kognitif ( evaluasi ), Afektif dan psikomotor ( pengamatan ), terlihat bahwa rata-rata kelas ada peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai prestasi meningkat dari 60,5 ( pada pra siklus ) menjadi 64,3 dan ketuntasan dari 30 % menjadi 60%. Sedangkan pada tabel diatas
menunjukkan bahwa nilai prestasi
individu siswa juga sudah meningkat dari 12 siswa yang mendapat nilai
RT
79
27
dibawah ≤ 64 menjadi 24 siswa. Namun dari data di atas terlihat masih 16 siswa ( 40 %) yang belum mencapai nilai ketuntasan (indikator kerja). Berarti masih banyak siswa yang belum menguasai mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan ketrampilan berbahasa. Data indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan instrumen pengamatan yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru meliputi
perencanaan, kegiatan utama dan pemantapan.
Adapun data hasil pengamatan pada siklus I tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilasanakan guru
sudah mencapai 60 %
untuk
pelaksanaan dan 95 % untuk perencanaan / instrumen pembelajaran. d. Refleksi Dari rata-rata kelas hasil evaluasi 64,3 ada kenaikan dibanding nilai rata-rata kelas hasil penjajaganyang hanya 60,5 Namun hasil tersebut masih kurang dari batas minimal ketuntasan. Terlihat siswa yang tuntas (mendapat nilai ≥ 65) hanya 24 siswa ( 60 % ) . Berarti siswa belum dapat menguasai konsep materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah, mungkin disebabkan pembelajaran kooperatif adalah hal baru , kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari/ menerima penjelasan dari guru ,kurang sistimatis guru dalam presentasi dan diskusi kelas, kurangnya pemberian motivasi dari guru, kurangnya bimbingan guru dalam diskusi. Untuk itu dalam siklus II perlu pembenahan atas kelemahan kelemahan tersebut diatas. Beberapa hal yang harus dilaksanakan dalam siklus II antara lain : memberikan contohcontoh yang akrab dengan siswa, presentasi jangan terlalu cepat, bimbingan diskusi agar ditambah. Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikategorikan cukup (73 %) untuk pelaksanaan dan 61 % untuk perencanaan, menunjukkan bahwa lebih dari setengah aspekaspek proses pembelajaran sudah dikuasai oleh guru , sehingga penampilan mengajarnya dapat dikategorikan cukup,. Untuk itulah pada siklus II penampilan mengajar guru akan ditingkatkan secara lebih baik dengan
28
mengacu kepada kelemahan-kelemahan aspek penampilan mengajar yang telah terjadi. Adapun kelemahan-kelemahan tersebut berdasarkan data yang ada berhubungan dengan aspek merangsang perhatian siswa adalah menyiapkan kelengkapan alat dan bahan untuk diskusi, menyiapkan lembar pengamatan untuk siswa dan merumuskan pertanyaan atau permasalahan tentang materi pokok, presentasi, dan tambah bimbingan diskusi. Secara keseluruhan rata-rata hasil belajar siswa dalam materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan berdasarkan penilaian pengamat I dan II pada siklus I untuk aspek afektif dan psikomotor memiliki nilai yang diperoleh tidak terlalu jauh. Keadaan tersebut terbukti bahwa ratarata keseluruhan untuk aspek afektif 69 dan untuk aspek psikomotor 67. Adapun yang menyebabkannya adalah perbedaan perolehan nilai rata-rata berdasarkan sub aspeknya, yaitu aspek afektif 5 sub dan aspek psikomotor 3 sub. Untuk itulah kelemahan tersebut perlu diperbaiki guru maupun siswa agar dalam melaksanakan proses pembelajaran lebih baik lagi pada siklus II selanjutnya,yaitu memberikan bimbingan khusus pada siswa yang kesulitan memahami materi pokok, berikan contoh yang lebih konkrit. 2. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Peerbaikan Pembelajaran Secara lebih rinci dan jelasnya perencanaan pembelajaran yang dilakukan guru dan pengamat pada siklus II ini adalah sebagai berikut : M empersiapkan peta konsep materi pokok menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan yang telah disusun berdasarkan siklus I. 1) M enetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. M empersiapkan rencana pembelajaran materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah 2) M empersiapkan instrumen pengamatan (observasi) aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah.
29
3) M empersiapkan alat peraga/media yang akan dipergunakan dalam proses pembelajaran berkaitan dengan materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah misalnya : menggunakan denah. 4) M elakukan koordinasi dengan tim pengamat (I dan II) dan penjelasan cara pengisian lembar pengamatan (observasi). b. Pelaksanaan 1) Guru melakukan langkah pembelajaran sesuai dengan RPP dengan berupaya memperbaiki kelemahan aspek-aspek pembelajaran yang telah dilakukannya pada siklus I. 2) Siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
buku
panduan
kegiatan
belajar
mengajar
dengan
berupaya
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I, baik yang berhubungan dengan aspek kognitif , aspek afektif maupun psikomotor. 3) Pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan instrumen pengamatan tentang aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah. c. Observasi 4) Sasaran observasi perbaikan pembelajaran siklus II pada dasarnya sama dengan sasaran observasi perbaikan pembelajaran siklus I yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek afektif dan psikomotor yang berhubungan dengan materi pokok M enyelesaikan masalah yang berkaitan dengan keterampilan berbicara siswa. Analisis data perbaikan pembelajaran siklus II pada dasarnya sama dengan analisis data siklus I, perbedaannya terletak pada hasil data yang diperoleh, baik yang berhubungan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru maupun aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa. Adapun data hasil evaluasi dan pengamatan pada siklus II tersaji dalam tabel berikut :
30
Tabel 6 Perolehan Hasil Evaluasi S iklus II KETUN
NILAI SIKLU S PENJA JAGAN I
KOG NITIF
≤ 64
≥ 65
28
12
60,5
30%
16
24
64,3
60%
2
38
65,8
95%
II
PSIKO MOTOR
AFEKTIF
TASAN %
I
II
RT
I
II
75
63
69
66
67
76
73
74
76
74
AKTIFITAS GURU (APKG 2) RT
I
II
RT
67
74
74
74
75
83
75
79
APKG 1 I
II
79
80
79
8,1
8,2
8,1
Data pada tabel diatas menunjukkan hasil nilai kognitif ( evaluasi ), Afektif dan psikomotor ( pengamatan ), terlihat bahwa rata-rata kelas ada peningkatan. Baik rata-rata prestasi atau persentasenya, artinya rata-rata nilai prestasi meningkat dari 64,3 ( pada siklus 1) menjadi 65,8 dan ketuntasan dari 60 % menjadi 95 %. Sedangkan pada tabel di atas
menunjukkan bahwa nilai prestasi
individu siswa juga sudah meningkat dari 24 siswa yang mendapat nilai dibawah ≤ 65 menjadi 38 siswa. dari data di atas terlihat bahwa sudah 95 % siswa yang tuntas
Berarti siswa sudah
menguasai materi pokok
M endiskripsikan tempat berdasakan denah dan telah memenuhi indikator kerja . Data indikator aspek-aspek proses kemampuan yang dilakukan guru dengan instrumen pengamatan ( dengan APKG -2 ) yaitu aspek-aspek proses pembelajaran yang dila kukan guru meliputi perencanaan, kegiatan utama dan pemantapan. Adapun data hasil pengamatan pada siklus II tentang aspekaspek proses pembelajaran yang dilasanakan guru sudah mencapai 79 % d. Refleksi Dari rata – rata kelas yang 65,8 berarti bahwa siswa telah menguasai materi pembelajaran yang artinya dalam siklus II ini nilai prestasi siswa maupun persentase siswa sudah dapat memenuhi indikator kerja. Sedangkan dari 40 siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 sudah 38 siswa ( 95 % ) mendapatkan nilai prestasi ≥ 65 , yang berarti 95% telah tuntas .atau sudah
RT
31
memenuhi indikator kerja sekurang-kurangnya 65,8 % siswa kelas siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 mendapat nilai ketrampilan berbicara siswa pelajaran Bahasa. Dengan rata- rata prestasi kelas ketrampilan berbicara siswa pelajaran Bahasa yang 75 dan 95 % siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 telah memenuhi indikator macam-macam alat indra manusia dan fungsi alat indra manusia mata pelajaran Bahasa siklus II dinyatakan tercapai. Kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya dapat teratasi dan hasil yang didapat telah tercapai dan dapat menjawab indikator kerja yang telah ditetapkan. Dari rata-rata persentase tentang aspek-aspek persiapan/ instrument dan proses pembelajaran yang dilakukan guru dapat dikategorikan baik 81 % untuk APKG 1 dan 79 % untuk APKG 2, menunjukkan bahwa lebih dari setengah aspek-aspek proses pembelajaran sudah dapat dikuasai oleh guru, sehingga penampilan mengajarnya dapat dikategorikan baik,. Untuk itulah pada siklus II penampilan mengajar guru sudah sangat optimal, sehingga kelemahan-kelemahannya tidak ditemukan. B. Pembahasan Dari S etiap S iklus 1. Siklus I Dari data-data yang telah didapat bahwa pelaksanaan pembelajaran pada tiap- tiap siklus sangat bervariasi terlebih kekurangan/kelemahannya. Pada siklus I rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi sudah ada peningkatan dari 60,5
menjadi 64,25 prestasi individu siswapun
mengalami peningkatan dari 12 siswa yang mendapat nilai ≥ 65 pada tes penjajagan menjadi 24 siswa , 24 siswa (60 % ) mendapatkan nilai tuntas dan dari hasil pengamatan rata-rata 69 untuk afektif dan 67 untuk psikomotor sedangkan rata-rata aspek-aspek yang dilaksanakan guru 60 % cukup. Dari data diatas perlu adanya perbaikan /penyempurnaan pada siklus II. Penampilan guru, pemahaman materi, pemberian motivasi, bimbingan
32
pelaksanaan diskusi maupun dalam pemahaman materi yang menjadi kelemahan pada siklus ini. 2. Siklus II Pada siklus II rata-rata prestasi kelas yang diambil dari nilai evaluasi mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari 64,3
menjadi 65,8
prestasi individu siswapun mengalami peningkatan dari 38 siswa yang mendapat nilai dibawah 64 pada siklus I menjadi 2 siswa , dari 16 siswa (25 % ) mendapatkan nilai tuntas pada siklus I menjadi 24 siswa ( 60 % ) untuk siklus ini. Sedangkan nilai hasil pengamatan meningkat dari 69 pada siklus I menjadi 74 (afektif), dan dari 67 pada siklus I menjadi 75 (psikomotor). Untuk penampilan guru juga mengalami kenaikan dari 74 % menjadi 79 % untuk APKG 2 dan dari 79 % menjadi 81 % pada APKG 1. Perbaikan kekurangan pada siklus I menjadi treatment pada siklus ini. Dari uraian pada siklus II diatas indikator kerja yang telah ditetapkan tercapai, maka siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen semester ganjil Tahun Pelajaran 2009/2010 telah tuntas dalam materi pokok M endiskripsikan tempat berdasakan denah
mata
pelajaran Bahasa. 3. Pembahasan Antar Siklus Dari uraian tiap-tiap siklus dapat kita simpulkan bahwa dalam setiap siklus terlihat ada peningkatan dibanding keadaan/pada siklus sebelumnya, baik prestasi belajar yang diukur melalui tes maupun dari hasil pengamatan ketika kegiatan berlangsung. Peningkatan antara kondisi awal dengan siklus 1 khusunya pada ratarata prestasi kelas dari 60,5 menjadi 64,3 sedangkan rata-rata hasil pengamatan pada siklus 1 adalah 69 (afektif ) ,67 ( psikomotor ), jadi masih jauh dari target ketuntasan
ini disebabkan antara lain : bagi siswa
pembelajaran kooperatif adalah hal baru, siswa belum terbiasa melaksanakan pembelajaran model kooperatif sebab selama ini pembelajaran berlangsung secara
tradisional
sehingga keberanian siswa untuk menjawab atau
mengeluarkan pendapat tidak ada, guru pada siklus ini belum begitu dapat
33
menguasai skenario pembelajaran, bagaian mana yang harus diberi penguatanpenguatan dan masih banyak kelemahan/kekurangan pada siklus ini. Antara siklus I dan II tidak seperti perkembangan pada siklus ini begitu menggembirakan baik dalam evaluasi maupun dari hasil pengamatan terbukti untuk rata-rata prestasi kelas hasil evaluasi dari 64,3 menjadi 65,8 sedangkan dari hasil pengamatan rata-rata dari 69 menjadi 74 ( afektif ) dan dari 67 menjadi 75 ( psikomotor) sedangkan aspek –aspek penampilan guru dari 74 % cukup menjadi 79 % baik , dari 60 % siswa yang tuntas belajar menjadi 95 %, ini desebabkan antara lain : siswa sudah semakin akrab dengan pembelajaran kooperatif, kerja kelompok pun sudah terlihat kekompakan , keberanian siswa untuk mengeluarkan pendapat sudah baik,
gurupun dalam menguasai
keadaan/ situasi kelas sudah begitu baik terbukti meningkatnya hasil dari pengamatan. Dalam siklus II inilah kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Untuk lebih jelasnya perubahan dan perkembangan data hasil belajar siswa mulai dari pra siklus ,siklus I sampai dengan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini : TABEL 7 REKAPITULASI HASIL EVALUASI
SIKLUS
KOG NITIF
AFEK TIF
PSIKO MOTOR
KETUN TASAN
APKG 2
PENJAJAGAN
60,5
-
-
30 %
-
-
I
64,3
69
67
60 %
74
79
II
65,8
74
75
95 %
79
81
APKG 1
34
80 60 PRA SIKLUS
40 SIKLUS 1
20 0
SIKLUS 2
KOGNITIF
PSIKOMOTOR
GRAFIK 1 HISTOGRAM NILAI KOGNITIF, AFEKTIF, PSIKOMOTOR 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2
KETUNTASAN
APKG 1
APKG 2
GRAFIK 2 HISTOGRAM KETUNTASAN , AKTIFITAS KEGIATAN GURU Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan dengan jelas bahwa setiap siklus terdapat perubahan dan perkembangan yang sangat signifikan, sehingga dapat dikatakan bahwa indikator kerja yang telah ditetapkan dalam penelitian yang berjudul “Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT meningkatkan hasil belajar Ketrampilan berbicara siswa kelas IV SDN Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010 dapat tercapai.
35
BAB V KES IMPULAN DAN S ARAN
A. Kesimpulan Berdasar hasil analisis dan hal-hal yang telah dikemukakan di muka maka dapat diketahui bahwa : 1. Pembelajaran kooperatif model TGT mampu meningkatkan kreatifitas berfikir siswa untuk memecahkan suatu masalah, karena dengan suasana kegembiraan melaui permainan siswa menjadi menyenangi M ata Pelajaran Bahasa Indonesia. 2. Dengan pembelajaran kooperatif model TGT peranan guru sebagai fasilitator sangat terasa, kehadiran guru sebagai pembimbing dan sumber belajar siswa . 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan, dari yang kurang baik menjadi baik. Secara berturut-turut (berdasar siklus I, II, dan III) hasil belajar ketrampilan berbicara kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen dengan rata-rata prestasi kelas sebesar 64,3 pada siklus I, siklus II sebesar 65,8 Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan penerapan pembelajaran kooperatif model TGT meningkatkan ketrampilan berbicara siswa SD Negeri Pilangsari 1 Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. B. S aran Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan dalam kajian penelitian ini selanjutnya dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk Kepala S ekolah a. Hendaknya memfasilitasi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan , termasuk dalam menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif model TGT agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik. b. Hendaknya menganjurkan para guru agar selalu menggunakan pembelajaran kooperatif 35
36
2.
Untuk Guru
a. Hendaknya guru selau inovatif terhadap pembelajaran agar paradigma lama bahwa guru mengajar hanya duduk,diam,dengar,catat,hafal dapat terkikis. Untuk itu penggunaan pembelajaran kooperatif model TGT menjadi salah sat u pilihan dalam pembelajaran. b. Hendaknya guru menjadi fasilitator dan sumber belajar bagi siswa. c. Hendaknya mampu memberikan motivasi belajar yang lebih tinggi terhadap peserta didik, sehingga hasil belajarnya menjadi lebih optimal. d. M elakukan bimbingan secara intensif kepada siswa yang lambat dalam memahami materi pelajaran, sehingga ada kesejajaran dengan siswa lain yang lebih pandai. e. M elakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang terjadi, sehingga dapat segera dicarikan solusinya. 3. Untuk Peserta Didik a. Hendaknya lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan kooperatif model TGT, sehingga hasil belajar yang diharapkan menjadi lebih baik. b. Hendaknya mampu melakukan analisis yang tajam, akurat dan tepat terhadap setiap permasalahan yang terjadi agar segera dapat dicarikan solusinya. c. Jangan segan-segan bertanya kepada guru apabila terdapat kesulitan dalam memahamai materi pelajaran.
37
DAFTAR PUS TAKA Afifudin , 1986 . Psikologi Pendidikan Anak Usia Sekolah Dasar . Solo : Harapan M assa. Agus Supriyanto, 1997. Mode Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia Modul D-II PGSD. Bandung : Depdikbud. Anita Lie , 2002 . Cooperative Learning . Jakarta : Gramedia. Depdikbud, 1999 . Model Pembelajaran Kooperatif . Semarang : Depdikbud. Dimyati , 1999 . Belajar dan Pembelajaran . Jakarta : Rineka Cipta. Hanif N, 2005 . Saya Senang Berbahasa Indonesia Kelas III. Jakarta : Erlangga. M ohammad Nur, 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA M oh. Nasir , 1988 . Metode Penelitian . Jakarta : Ghalia Indonesia. M oleong, L.J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. M uslimin Ibrahim, 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : UNESA. Nana Sudjana , 1995 . Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung : Remaja Rosda Karya. Ngalim Purwanto , 1997 . Psikologi pendidikan . Bandung : Remaja Rosda Karya. Noehi Nasution , 1996 . Psikologi Pendidikan . Jakarta : universitas Terbuka. Nurhadi, 2004. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta : Gramedia. Oemar Hamalik , 1992 . Psikologi Belajar dan Mengajar . Bandung : Remaja Rosda Karya. Ratna Wilis Dahar , 1989 . Teori-teori Belajar . Jakarta : Erlangga. Sudjana , 1992 . Metode Statistik . Bandung : Tarsito. Suharsimi Arikunto , 1992 . Prosedur Penelitian . Jakarta : Rineka Cipta. Sugiono, 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung ; Alfabeta. Sunarto , 1999 . Perkembangan Peserta Didik . Jakarta : Rineka Cipta. Whirtherington, Psikologi Pendidikan. Akasara Baru. Winarno Surachmat , 1978 . Dasar-dasar Teknik Research . Bandung : Tarsito. Winkel W.S , 1999 . Psikologi Pengajaran . Jakarta : Gramedia 37