1
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu pada siswa kelas v sd Mojolegi Teras Boyolali tahun 2009/2010
OLEH : Sarti NIM : X 8906521
PROGRAM STUDI PJJ S1 PGSD JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DESEMBER 2009
2
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS 1.
PENINGKA udul Penelitian
TAN PEMAHAM AN KEANEKARAGAMAN INDONESIA DENGAN TEKNIK PERMAINA N PEMILAHA N KARTU PADA SISWA KELAS V SD MOJOLEGI TERAS BOYOLALI TAHUN 2009/2010
2.
IPS a .Mata Pelajaran
Keanekargm
b. Bidang Kajian
an
Budaya
Indonesia denganTekni k Permainan Pemilahan
3
Kartu
3.
Peneliti a.
Nama/ NIM
Sarti / X
b.
Program Studi
8906521
c.
Jurusan
S1 PGSD
d.
Fakultas
Ilmu
e.
AlamatRumah
Pendidikan
f.
Sekolah
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mojolegi Teras Boyolali SD Negeri Mojolegi, Teras, Boyolali
4.
Lama Penelitian
5 bulan (1 Juli s.d 6 November 2009)
5.
Biaya Penelitian
Rp 775.000,00
ii
4
Mengetahui
Boyolali, Desember 2009
Dosen Pembimbing
Kepala SDN Mojolegi
Dra. Rukayah, M.Hum.
Joko Marsudi, S.Pd
NIP. 195708271982032002
NIP. 195711121975061002
Menyetujui Pembantu Dekan I FKIP
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si NIP. 196604151991031002
iii
5
Persetujuan Loporan Penelitian Laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan Judul Peningkaan Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik Permainan Pemilahan Kartu pada Siswa Kelas VI SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009/2010.
Telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Supervisor,
Dra.Rukayah,M.Hum
Joko Marsudi
NIP. 195708271982032002
NIP. 195711121975061002
iv
6
ABSTRAKSI Sarti,
2009. Permainan Pemilahan kartu sebagai Teknik Pembelajaran Keaneragaman Budaya pada Siswa KelasV SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009 / 2010
Kata kunci
: Permainan pemilahan kartu, Keanekaragaman Budaya Indonesia, dan teknik pembelajaran Pembelajaran keanekaragaman di Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu bidang garapan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang memegang peranan penting untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar agar siswa mampu melihat kenyataan sosial yang mungkin dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan strategi dan pendekatan yang tepat dalam pembelajaran merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh guru, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat mencapai sasaran. Berdasarkan kenyataan, yang sering dihadapi penulis, diketahui bahwa kemampuan keanekaragaman budaya pada Siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali masih di bawah Standar Ketuntasan Batas Minimal (SKBM). Salah satu penyebabnya adalah adanya persepsi siswa yang selama ini menganggap bahwa pembelajaran keanekaragaman itu sulit, teknik yang digunakan guru belum mampu menggairahkan siswa, serta materi itu sendiri merupakan materi baru bagi siswa. Permasalahan yang dihadapi siswa pada pembelajaran keanekaragaman budaya ini, antara lain adalah : bagaimana permainan pemilahan kartu sebagai teknik pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan keanekaragaman pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali dan bagaimana perubahan-perubahan perilaku yang ada pada siswa setelah mengikuti permainan pemilahan kartu pada kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya? Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali, melalui teknik permainan pemilahan kartu, dan memaparkan perubahan-perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran ini. Desain yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Action Research) dengan dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pengambilan data dilakukan dengan tes. Alat pengambilan data tes berupa tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya. Alat pengambilan data nontes, berupa pedoman observasi siswa, dan dokumentasi foto. Analisa data menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil analisis data menunnjukkan bahwa nilai rata-rata kelas pada, pratindakan sebesar 59,00 dan pada siklus I meningkat sebesar 39,72%, dengan nilai rata-rata kelas 69,80 dengan kategori cukup, kemudian pada pada siklus II meningkat lagi sebesar 15,24% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 74,20 dengan kategori baik, Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah mengikuti pembelajaran Keanekaragaman Budaya dengan teknik permainan pemilahan kartu, nilai rata-rata pemahaman Keanekaragaman Budaya pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali mengalami peningkatan. Peningkatan kemampuan siswa ini juga diikuti dengan perubahan perilaku dari negatif menjadi positif. Pada siklus I siswa yang berkonsentrasi dan memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru masih sebagian yaitu 58%, Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II telah terjadi perubahan perilaku siswa kearah yang positif, siswa merasa senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan guru. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan respon yang
v
7
ditunjukkan siswa melalui observasi siswa bahwa sebanyak 79% siswa sudah berkonsentrasi dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Mereka terlihat senang dan kreatif bahkan terjadi kompetisi yang positif dalam pencapaian kemampuan antar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan perilaku positif siswa dan dapat mengubah perilaku negatif menjadi perilaku yang positif yang selanjutnya meningkatkan Pemahaman siswa yang ditunjukkan dengan prestasi yang baik pula.
vi
8
Sarti,
ABSTRAC 2009. Permainan Pemilahan Kartu sebagai Teknik Pembelajaran Keanekaragaman Budaya Indonesia pada Siswa Kelas V SD N Mojolegi, Teras, Boyolali tahun 2009 / 2010 Key word. Card selection game, education technique.
Comprehension multiculture education, one of the element of Social lesson, has on important part to develop a knowledge and a skill of the student in order to make them be able to fece the social fact on their daily life. Teacher must have to consider the suitable strategy and approach, so that the aim of education will reach for the target. In fact, was known that the students ability to Comprehension multiculture in SDN Mojolegi, Teras, Boyolali below the SKBM, it is caused by the student's perception it self. They are considering that Comprehension multiculture is a very difficult. Besides, teacher has not applied technique and it is also new matter. There is some problems faced by the student in Comprehension multiculture: How does the card selection games will increase the 4th grade student of SDN Mojolegi, Teras, Boyolali ability Comprehension multiculture? Is there any charges with student's after joining the card selection game? The aims of this research, are to improve the 4th grade student of SDN Mojolegi, Teras, Boyolali's ability Comprehension multiculture. And also to explain the changes of student's behavior after joining the lesson. This action research was done in 2 cycle and every cycle consist of planning, action, observation and reflection. The data was obtained by testing the ability to Comprehension multicilture of Central Java-Province and non test such as orientation of student's observation, interview, and pictures / documentation. Analyzing is using kuantitatif and kualitatif approach. The result of the analysis shows that the average class value in pre action 59, 00 with average doss value 69, 80 in 2th with average doss value 74, 70. This result shows improving the student's, behavior. Most of student seems happy following the game. They become more creative and even more there is a positive competition.
vii
9
KATA PENGANTAR
Pu ji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt atas berkah, hidayah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Penelitian tindakan Kelas. Laporan ini membahas Peningkaan Pemahaman Keeanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik Permainan Pemilahan Kartu pada Siswa Kelas VI SDN Mojolegi Teras Boyolali Tahun 2009/2010. Masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan laporan ini. Oleh karena itu masukan dan saran dari semua pihak selalu kami harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Dengan selesainya penelitian dan laporan ini kami menyampaikan terima kasih kepada : 1. Ibu Dra.Rukayah,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing 2. Bp. Joko Marsudi sebagai Kepala SD Mojolegi Teras Boyolali 3. Rekan-rekan guru yang telah membantu dalam pengambilan data penelitian 4. Siswa-siswa kelas V SD Mojolegi Teras Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. 5. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut membantu terselesaikannya penelitian dan laporan ini. A khirnya semoga apa yang kami hasilkan ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang memerlukannya
Boyolali,
Desember 2009
10
Penulis DAFTAR ISI viii HALAMAN SAMPUL..........................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................iv ABSTRAK.................................................................................................v KATA PENGANTAR...............................................................................viii DAFTAR ISI..............................................................................................ix DAFTAR TABEL......................................................................................x DAFTAR GAMBAR.................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................xii BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah...........................................................
B.
1 Rmusan Masalah
dan Pemecahannya....................................... C.
3 Tujuan
Penelitian.......................................................................6 D.
Manfaat Hasil Penelitian...........................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Kajian Teori..............................................................................
B.
8
Temuan Hasil Penelitian yang Relevan......................................12
C.
Keangka Pikir............................................................................
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A.
Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................18
15
11
B.
Subyek Penelitian......................................................................
C.
18
Prosedur Penelitian....................................................................
19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Hasil Penelitian...........................................................................24
B.
Pembahasan........ .........................................................................40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A.
Simpulan............ .........................................................................45
B.
Saran.................. ........................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 47 LAMPIRAN DAFTAR TABEL ix Tabel 1 Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia……………………………………………………… 25 Tabel 2 Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman budaya……………… 26 Tabel 3 Hasil Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada Siklus II…………………………………………………. 33 Tabel 4 Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II.................................... .........41
12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Awal Pembelajaran Siklus I...............................................24. Gambar 2 Aktifitas Siswa Saat Memberi Pendapat Tentang Keanekaragaman Budaya ( tanya jawab ).................................... 30 Gambar 3 Diskusi Kelompok Saat Siswa Melakukan Kegiatan Permainan Pemilahan Kartu Siklus I…………………………... 31 Gambar 5 Proses Awal Pembelajaran Siklus II …………………………… 36 Gambar 6 Kegiatan Siswa Memulai Diskusi Kelompok............................... 37 Gambar 7 Aktifitas Siswa Dalam Permainan Pemilahan Kartu…………… 38 Gambar 8 Kegiatan siswa saat Berdigkusi kelas siklus II....................... ...... 39 Gambar 9 Kegiatan Akhir Pembelajaran Saat Siswa Mengerjakan .............. 40 Gambar 10 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II................................................................................................ 43
xi
13
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pembelajaran ( Siklus I )…………………………. 48 Lampiran 2 Rencana Pembelajaran ( Siklus II )………………………… 51 Lampiran 3 Media Pembelajaran………………………………………... 54 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa………………………………………... 56 Lampiran 5 Soal-soal Tes……………………………………………….. 57 Lampiran 6 Hasil Siklus I……………………………………………….. 59 Lampiran 7 Hasil Test Siklus II……………………………………......... 60 Lampiran 8 Pedoman Observasi Siswa…………………………………. 61 Lampiran 9 Hasil Observasi Siswa Siklus I…………………………...... 63 Lampiran 10 Hasil Observasi Siswa Siklus II…………………………... 64 Lampiran 11 Daftar Nama Siswa Kelas V SD Mojolegi Tahun
2009/2010……………………………………………………………….. 65 Lampiran 12 Kurikulum Vitae………………………………………….. 66 Lampiran 13 Personalia Peneliti………………………………………… 67
14
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Pengajaran pengetahuan sosial di sekolah dasar berfungsi mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar untuk melihat kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dari fungsi di atas mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkugannya. 2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3. Memiliki kemampuan berkomunikasi bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Dalam kurikulum 2006 yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dijelaskan bahwa ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek pertama : manusia, tempat dan lingkungan, kedua : waktu, keberlanjutan dan perubahan, ketiga : sistem sosial dan budaya, keempat : perilaku ekonomi dan kesejakteraan. Kurikulum 2006 atau lebih dikenal dengan ”Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” mengharapkan dan mengarahkan kepada setiap guru dalam proses pembelajaran mampu tercipta suasana yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Melalui muatan minimal guru diharapkan
mampu
mengembangkan dan
menyesuaikan
lingkungan, kondisi dan kemampuan siswa di setia sekolah.
1
pada
15
Kajian materi pelajaran pengetahuan sosial yang cukup luas dan selalu berkembang, sering membuat guru dan siswa mengalami hambatan atau kesulitan dalam memahami esensi materi yang sangat penting. Kenyataan ini juga didukung bahwa melalui hasil wawancara dan observasi siswa cenderung kurang berminat dalam pembelajaran pengetahuan sosial bahkan prestasi siswa yang diperoleh dari nilai raport dan ulangan-ulangan menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Di SDN Mojolegi khususnya kelas V pada tahun pelajaran 2008/2009 nilai rata-rata mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial masih rendah belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (65). Nilai rata-rata yang dicapai baru 60. hal ini belum termasuk beberapa siswa tertentu yang mengalami kesulitan. Berdasarkan wawancara dengan siswa diperoleh data bahwa dari beberapa materi yang dipelajari, siswa mengalami kesulitan dalam hal mengenal dan memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Data ini didukung dengan nilai pada kompetensi dasar keanekaragaman kebudayaan Indonesia masih di bawah standart kriteria ketuntuasan minimal yaitu (59). Kurikulum
2006 mengamanatkan bahwa setiap sekolah
dibebaskan untuk menentukan KKM setiap mapel. Dengan kebabasan yang ada, setiap guru juga bebas untuk mengembangkan teknikteknik atau cara pembelajaran yang sekiranya paling sesuai agar mengacapi standar yang ditentukan. Pengalaman penulis yang selama ini mengajar kelas, proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia yang selama ini diterapkan memang belum menggunakan teknik-teknik pembelajaran yang berteknik yang digunakan masih sebatas menyuruh anak membaca kemudian diterangkan oleh guru. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan identifikasi masalah yang mempengaruhi rendahnya hasil pembelajaran keanekaragaman
16
budaya Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi Kec. Teras Kabupaten Boyolali. Berkaitan dengan keadaan siswa kelas V yang nilai mata pelajaran IPS terutama tentang keanekaragaman budaya masih rendah, maka untuk mengatasi permasalahan tersebut kiranya perlu dipilih suatu teknik pembelajaran yang baru yang mengajak siswa untuk memahami keanekaraman budaya Indonesia secara menarik, mengasyikan, variatif, rekreatif, serta bermakna. Untuk itu peneliti teringat untuk mengadakan penelitian dengan menerapkan teknik permainan kartu dalam pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia. Pembelajaran
keanekaragaman
budaya
Indonesia
belum
mengunjukkan hasil yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : (1) teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik, (2) motivasi belajar yang dimiliki siswa masih rendah, (3) sarana dan prasarana kurang mendukung dalam keguatan belajar mengajar
dalam
pemahaman keanekaragaman
budaya
Indonesia, (4) situasi dan kondisi lingkungan belajar secara klasikal kurang mendukung siswa untuk mendapat perhatian guru secara khusus. Berdasarkan permasalahan seperti terurai di atas, maka judul penelitian yang diangkat di sini adalah : ”Peningkatan Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan Teknik Pembelajaran Permainan Pemilahan Kartu pada siswa Kelas V SD Mojolegi Boyolali Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B.
Rumusn Masalah dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah
teknik
permainan
pemilahan
kartu
dapat
meningkatkan keaktifan belajar tentang keanekaragaman
17
budaya Indonesia.pada siswa kelas V SD Mojolegi Teras Boyolali?
2. Apakah
teknik
meningkatkan
permainan pemahaman
pemilahan
kartu
keanekaragaman
dapat budaya
Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi Teras Boyolali?
2. Pemecahan Masalah Keanekaragaman Budaya Indonesia adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V. Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam kehidupan sosial di masyarakat. Dengan kemampuan memahami keanekaragaman budaya Indonesia siswa dapat mengenal, mengakui, dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Permasalahanya
pemahaman
Indonesia pada siswa kelas
keanekaragaman
budaya
SDN Mojolegi Boyolali belum
memuaskan. Faktor penyebab belum optimalnya kemampuan tersebut pada siswa adalah teknik pembelajaran yang masih bersifat klasikal. Kurangnya ketertarikan siswa saat mengikuti pembelajaran akibat sistem klasikal yang begitu dominan dan belum variatifnya metode pembelajaran juga belum mendukung optimalnya keberhasilan yang dicapai siswa. Berdasar fenomena tersebut pembelajaran hendaknya dibuat berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan pemilahan kartu sebagai teknik yang menumbuhkan sikap cermat, sabar, dan terliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam pebelajaran
keanekaragaman
budaya
Indonesia.
Melalui
permainan pemilahan kartu siswa diajak terlibat secara aktif dalam suasana yang menyenagkan dan kompetitif serta tidak membosankan karena bersifat nonklasikal.
18
Dengan kartu-kartu yang bermacam-macam sebagi panduan memahami keanekaragaman budaya Indonesia dibagi dalam kelompok-kelompok mampu memilah-milah kartu mana yang cocok untuk bagian kelompoknya. Teknik permainan ini dianggap bermakna bagi siswa karena siswa terlibat secara langsung dalam menemukan dan menunjukkan letak kota dalam peta. Permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan minat, motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan demikian, permainan
pemilahan
kartu
yang
menghasilkan
suasana
menyenangkan dan menggembirakan benar-benar mengacu pada prinsio belajar sambil bermain serta melibatkan siswa untuk langsung
mengalami
sendiri
bagaimana
cara
memahami
keanekaragaman budaya Indonesia. Adapun langkah yang perlu ditempuh dalam permainan pemilahan kartu adalah tiap-tiap kelompok membuat presentasi pembelajaran tentang kategori sesuai perintah guru yaitu : a. Awal kegiatan membentuk tim atau kelompok. b. Tiap tim/ kelompok diberi berapa kartu. c. Tiap tim diperintahkan untuk memilah kartu agar menjadi sejumlah kategori. d. Memberikan nilai atau skor bagi tim yang memilih kartu dengan benar. Indikator yang akan dicapai setelah diterapkan teknik pembelajaran
permainan
pemilahan
kartu
pada
materi
keanekaragaman budaya Indonesia adalah : (1) jika siswa telah menunjukkan hasil tes pemahaman
keanekaragaman budaya
Indonesia dengan rata-rata kelas sebesar 63, (2) jika siswa telah menujukkan keaktifan pada proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia.
19
C.
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah : 1. Meningkatkan keaktifan belajar pada siswa kelas V SD Mojolegi, Teras, Boyolali dalam proses pembelajaran keanekaragaman
budaya
Indonesia
dengan
teknik
pemilahan kartu.
2. Meningkatkan
pemahaman
keanekaragaman
budaya
Indonesia pada siswa kelas V SD Mojolegi, Teras, Boyolali dengan teknik pemilahan kartu.
D.
Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis. 1. Bagi siswa bermanfaat antara lain sebagai berikut : a. Dapat
memudahkan
siswa
dalam
memahami
keanekaragaman budaya Indonesia. b. Dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran IPS. c. Dapat mengubah pandangan awal siswa terhadap pelajaran IPS yaitu pelajaran yang sulit, banyak hafalan dan
membosankan
menjadi
pelajaran
yang
menyenangkan dan berperan penting bagi kehidupan siswa. 2. Bagi guru bermanfaat sebagai berikut : a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif dalam pemilihan dan penentuan teknik yang digunakan sehingga pembelajaran keanekaragaman kebudayaan Indonesia dapat berjalan menyenagkan dan bermakna. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi guru agar lebih memahami karakter siswa serta
20
lingkungan sekitar sehingga dapat menentukan teknik pembelajaran yang paling tepat dan menyenangkan untuk kompetensi dasar yang hendak diajarkan. 3. Bagi sekolah bermanfaat sebagai berkut : a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai model pembelajaran
sehingga
dapat
meningkatkan
hasil
belajar bagi siswa yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu pendidikan juga. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi kajian bagi guru atau sekolah lain sebagai inovasi pembelajaran IPS
SD
khususnya
pemahaman
keanekaragaman budaya Indonesia..
terhadap
21
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1.
Tinjauan tentang Keanekaragaman Budaya Indonesia Untuk dapat mendalami tentang keanekaragaman budaya Indonesia teori yang digunakan harus menujuk pada bidang ilmu antropologi. Karena pengetahuan keanekaragaman budaya adalah pokok bahasan ilmu antropologi. Antropologi adalah disiplin ilmu sosial
yang
mempelajari
tentang
manusia
yakni
tentang
bagaimana manusia hidup dan berperilaku. Faqih Samilawi dan Benyamin Mafhih (2001 :29) menyebutkan bahwa antropologi mempelajari manusia dari dua sudut pandang, yaitu fisik dan budaya. Antropologi fisik merupakan cabang antropologi yang mempelajari tentang evoludi manusia dan perbedaan (fisik) manusia di muka bumi. Sedangkan antropologi budaya memusatkan perhatian pada apa yang telah dan sedang dilakukan manusia untuk beradaptasi dan tetap hidup di lingkungan yang di tempati. a.
Pengertian keanekaragaman Menurut W.J.S Purwodarminto dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1983 : 42 dan 789) bahwa kata keanekaragaman berasal dari kata aneka dan ragam. Aneka berarti tidak satu atau banyak dan selanjutnya bermacammacam. Ragam berarti tingkah, laku, cara, dan bersatu hati, rukun.
b. Pengertian budaya Menurut E.B Tylor dalam ayat Suyatno (1996 : 25) dijelskan bahwa kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang
kompleks,
yang
di
dalamnya
terkandung
ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral keilmuan, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang 8
22
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat. R. Linton dala ayat Suyatno (1996 : 25) juga mendefinisikan bahwa kebudayaan dapat dipandang sebagai konfiginasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya. Demikian juga Koenjaraningrat dalam ayat Suyatno (1996 :
25)
juga
mengartikan
bahwa
kebudayaan mempunyai tiga wujud, yakni wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Wujud. Kedua, sebagai kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat. Ketiga, wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Masih banyak lagi pendapat dari para ahli tentang pengertian kebudayaan. Berikut ini dikutip pengertian kebudayaan antara lain : (1). Douglas Jackson dalam Enok Maryani (1999 : 104) kebudayaan adalah akumulasi pengalaman manusia yang ditranmisikan dari generasi ke generasi dan difungsikan dari satu kelompok ke kelompok lainnya di permukaan bumi. (2). Spikler dalam Enok Maryani (1999 : 105) kebudayaan adalah adaptasi biologis yang ditranmisikan secara nongenetik. (3). Kluekhon dan Kelly dalam Enok Maryani (1999 : 105) kebudayaan adalah semua rencana hidup yang tercipta secara historis baik yang eksplisit maupun emplisit, rasional, dan irrasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman perilaku manusia. (4). Selo Soemardjan dalam Enok Maryani (1999 : 105) bahwa kebudayaan adalah hasil karya seni, dan cipta manusia. Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya kebudayaan disiptakan oleh manusia
23
melalui rasa karsa, karya dan dibutuhkan oleh manusia untuk menyesuaikan diri serta dimiliki dan diakuai oleh masyarakat. c. Wujud kebudayaan Menurut Julian Hotley dalam Enok Maryani (1999 : 105) bahwa wujud kebudayaan dibagi menjadi 3 wujud : (1) Mentifact adalah kebudayaan yang bersifat abstrak dan tidak tampak, yaitu berupa aspek mental yang mendasari perilaku dan
hasil
kebendaan
manusia,
(2)
Sosiofact
adalah
kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai anggota masyarakat, (3) Artefact adalah kebudayaan material dan kebendaan. Keontjaraningrat dalam Enok Maryani (1999 : 106) berpendapat bahwa ada tiga wujud kebudayaan, yaitu : (1) wujud kebudayaan sebagai suatu hal yang kompleks dari ideide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya, (2) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari manusia bermasyarakat, (3) wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. d. Unsur kebudayaan Unsur kebudayaan antara lain sebagai berikut : (Enok Maryani, 1999 : 107-114) : (1). Teknologi adalah semua cara dan alat yang dipergunakan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. (2). Sistem ekonomi berhubungan dengan alokasi produksi, tenaga kerja, dan distribusi. (3). Sistem
sosial,keluarga
merupakan
unit
terkecil
dari
masyarakat sebagai satu kesatuan. Karena itu dalam sistem sosial terdapat pengaturan tentang perkawinan, tempat tinggal, dan sistem kekerabatan. (4). Sistem kepercayaan lahir dari
adanya
kesadaran
akan
kekuatan
supernatural
(kepercayaan bahwa adanya kekuatan pada benda tertentu).
24
(5). Kesenian adalah sarana yang dipergunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. 2. Tinjauan tentang Permainan Pemilahan Kartu sebagai Tindakan Pembelajaran a.
Pengertian permainan kartu Permainan adalah suatu yang dilakukan untuk kegiatan olah
raga
atau
bersenang-senang.
Permainan
selalu
mendatangkan kesenangan, karena itu manusia baik tua muda suka akan permainan. Uraian tersebut sesuai dengan endapat Subana dan Sunarti, (1990 : 206-208) yang menyatakan bahwa orang yang sedang bermain berarti orang itu sedang mencari sekelumit kebahagiaan atau kesenangan dalam hidupnya. Hampir seluruh lapisan usia di kehidupan ini terdapat permainan mulai dari yang sederhana dan murah misalnya petak umpet, hingga permainan play station yang rumit dan berharga mahal. Dari sekian banyak jenis permainan, salah saru
permainan
yang
dapat
kita
perkenalkan
adalah
permainan pemilahan kartu. Permainan pemilahan kartu adalah permainan yang melibatkan aktivitas kerjasama dengan memilah kartu sesuai karakteristik. Untuk menemukan kartu yang dibutuhkan harus mencari atau memilah melalui kelompok/ orang lain. Dalam permainan ini dibutuhkan kerjasama dan menjauhkan sikap egois. Permainan pemilahan kartu adalah permainan yang membutuhkan kecerdasan dan ketelitian peserta. Permainan ini memiliki sisi positif yaitu adanya kerjasama, saling berbagi, sabar, cermat, dan teliti agar dapat berhasil memilah kartu sesuai kebutuhan.
25
Teknik pembelajaran adalah teknik, cara, atau kiat yang digunakan dalam proses pembelajaran (Subana dan Sunati, 2000 : 195). Sementara itu, menurut Sudjana (2001 : 2) teknik pembelajaran adalah langkah atau cara khusus digunakan
pendidik
dalam
masing-masing
yang
metode
pembelajaran. Oleh karena itu pemilahan kartu sebagai teknik pembelajaran membaca peta dengan menemutunjukkan letak kota-kota/ kabupaten diperlukan langkah khusus dalam proses pembelajaran. b.
Langkah-langkah dalam permainan pemilahan kartu : Langkah-langkah yang ditetapkan dalam permainan pemilahan kartu : (1). Beri tiap siswa kartu index yang berisi informsi atau contoh yang cocok dengan satu atau beberapa kategori. (2). Perintahkan siswa untuk mengambil kartu yang cocok dengan kategori yang lengkap. (3). Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori lengkap untuk memasangkan menjadi pasangan kartu yang benar. (4). Ketika, memasangkan menjadi pasangan kartu yang benar, kemukakan poin-poin pengajaran yang menurut anda penting.
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang mengujicobakan suatu konsep permainan untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonsia yang dapat dijadikan pijakan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan Rohman (2001). Pada penelitian
yang
berjudul
"Peningkatan
Ketrampilan
Membaca
Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas IIA SLTPN 1 Patean Kendal", Rohman mengujicobakan teknik skrambel yang pada mulanya adalah sejenis permainan untuk anak-anak berupa perlombaan menyusun atau mengurutkan suatu struktur yang sebelumnya disengaja telah dikacaukan susunannya. Hasil
penelitian
Rohman
adalah
teknik
skrambel
dapat
meningkatkan keterampilan membaca siswa dan dapat menanggulangi
26
masalah kejenuhan, kelelahan, dan kebosanan yang dihadapi siswa saat mengikuti pembelajaran. Ini terbukti hasil tes awal, tes siklus I dan tes siklus II, semuanya menunjukkan adanya kenaikkan yang berkategori cukup. Hasil tes awal rata-rata 6,17 , hasil tes siklus 1 sebesar 6,57 dan hasil rata-rata siklus II 7,12. Peningkatan dari tes awal (pratindakan) ke siklus I ada peningkatan 6,48% dan dari tes siklus I ke tes siklus II adalah 8,37%. Perubahan perilaku tampak dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik skrambel. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan jurnal siswa membuktikan bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan teknik skrambel. Situasi dan kondisi jenuh, lelah, bosan, dan tertekan dapat diatasi dengan permainan skrambel sehingga tercipta suasana pembelajaran yang kondusif. Berdasarkan kelemahan yang diakui sendiri oleh peneliti, bahwa teknik skrambel memerlukan waktu yang lama untuk persiapan sehingga disarankan agar teknik ini digunakan sebagai selingan saat anak-anak dalam keadaan bosan, jenuh, dan tidak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Penelitian lain yang mengujicobakan sebuah konsep permainan untuk dijadikan teknik pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah penelitian yang menggunakan media Teka -Teki Silang (TTS) yang dilakukan oleh Tohar (2001). Tohar dalam skripsinya yang berjudul "Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dengan penggunaan media Teka-Teki Silang pada Siswa kelas III E SLTP N 2 Gebog Kudus" menyimpulkan terjadi peningkatan penguasaan kosakata pada siswa setelah digunakan media teka-teki silang. Dilihat dari nilai rata-rata tes pada kondisi awal 6,325. pada siklus I nilai rata-rata 7,93, dan pada siklus II nilai rata-rata 8,687. Kenaikan pada prasiklus ke siklus 1 sebesar 25,47% dan pada siklus 1 ke siklus 11 sebesar 9,45%. Peningkatan juga dapat dilihat dari hasil non tes, hasil non tes yang berupa observasi terdapat kenaikan perilaku siswa
27
yang positif. Pada siklus 1 jumlah siswa yang sudah baik dalam mengikuti pembelajaran hanya 23 siswa atau 57,5%. Pada siklus 11 sebanyak 34 sisswa atau 85%. Dengan demikian, mengalami kenaikan 47,82%. Dilihat dari hasil non tes yang berupa wawancara, siswa masih belum ada respon dan kurang memperhatikan pada siklus 1, pada siklus 11 sudah mulai ada peningkatan. Mereka sudah mulai menyukai pembelajaran kosakata dengan menggunakan teknik permainan bahasa. Bahkan menurut mereka, pembelajaran dengan teknik ini tidak cepat jenuh. Kelemahan pada teka-teki silang untuk digunakan sebagai pembelajaran adalah terbatasnya kosakata yang dapat diajarkan pada siswa, karena kosakata-kosakata tersebut harus saling berhubungan satu sama lain. Jika tidak ada kosakata yang berhubungan maka TTS tidak dapat dibuat. Selain itu, media TTS telah membatasi jumlah kosakata yang mungkin dapat dikuasai oleh siswa karena siswa hanya terpaku pada kosakata yang terdapat pada TTS. Relevansi dari penelitian. Rohman bagi penelitian ini adalah persamaan
penggunaan
konsep
permainan
dalam
pembelajaran.
Perbedaannya terletak pada teknik dan media yang digunakan yaitu skrambel dan TTS, sedangkan pada penelitian ini teknik yang digunakan adalah teknik permainan pemilahan kartu. Berpijak dari hasil penelitian Rohman dan Tohar, penggunaan permainan, di dalamnya termasuk media permaian. Sebagai teknik pembelajaran
Bahasa
dan
Sastra
Indonesia
khususnya
untuk
menanggulangi masalah kebosanan siswa dan menimbulkan motivasi siswa sangatlah penting karena dengan permainan, siswa akan terhibur dan pembelajaran berlangsung menjadi lebih menyenangkan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penelitian yang berkonsep belajar sambil bemain yang dilakukan dengan teknik skrambel dan TTS, oleh beberapa mahasiswa di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia terutama dalam
28
membaca pemahaman maupun
dalam
kosakata,
sudah
banyak
dilakukan. Namun, penelitian tentang keanekaragaman budaya sebagai pembelajaran pada mata pelajaran IPS
dengan teknik permainan
pemilahan kartu, belum pernah dilakukan. Selain itu, meskipun seluruh penelitian yang ditinjau telah terbukti berhasil dengan meningkatkan hasil penelitian yang dicapai siswa, namun masih terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki. Salah satu hal yang penting adalah penerapan sistem yang tidak sekedar bersifat klasikal sebagai alternatif pembelajaran yang aktif dan atraktif sehingga siswa menjadi lebih senang untuk belajar. Oleh karena itu penelitian yang peneliti lakukan ini dapat berguna sebagai pelengkap penelitian sebelumnya dan sebagai perintis penelitian pemahaman keanekaragaman dengan teknik yang bertumpu pada pembelajaran aktif dan atraktif.
C. Kerangka Pikir Keanekaragaman
Budaya
Indonesia
adalah
salah
satu
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa kelas V. Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam kehidupan sosial
di
masyarakat.
Dengan
kemampuan
memahami
keanekaragaman budaya Indonesia siswa dapat mengenal, mengakui, dan menghargai budaya-budaya yang ada di Indonesia. Permasalahanya
pemahaman
Indonesia pada siswa kelas
keanekaragaman
budaya
SDN Mojolegi Boyolali belum
memuaskan. Faktor penyebab belum optimalnya kemampuan tersebut pada siswa adalah teknik pembelajaran yang masih bersifat klasikal. Kurangnya ketertarikan siswa saat mengikuti pembelajaran akibat sistem klasikal yang begitu dominan dan belum variatifnya metode pembelajaran juga belum mendukung optimalnya keberhasilan yang dicapai siswa.
29
Berdasar fenomena tersebut pembelajaran hendaknya dibuat berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan pemilahan kartu sebagai teknik yang menumbuhkan sikap cermat, sabar, dan terliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam pebelajaran keanekaragaman budaya Indonesia. Melalui permainan pemilahan kartu siswa diajak terlibat secara aktif dalam suasana yang menyenagkan dan kompetitif serta tidak membosankan karena bersifat nonklasikal. Dengan kartu-kartu yang bermacam-macam sebagi panduan memahami
keanekaragaman
budaya
Indonesia
dibagi
dalam
kelompok-kelompok mampu memilah-milah kartu mana yang cocok untuk bagian kelompoknya. Teknik permainan ini dianggap bermakna bagi siswa karena siswa terlibat secara langsung dalam memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan minat, motivasi dan menumbuhkan semangat siswa untuk belajar memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Dengan demikian, permainan pemilahan kartu yang menghasilkan suasana menyenangkan dan menggembirakan benar-benar mengacu pada prinsio belajar sambil bermain serta melibatkan siswa untuk langsung mengalami sendiri bagaimana cara memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Adapun langkah yang perlu ditempuh dalam permainan pemilahan kartu adalah tiap-tiap kelompok membuat presentasi pembelajaran tentang kategori sesuai perintah guru yaitu : a.
Awal kegiatan membentuk tim atau kelompok.
b.
Tiap tim/ kelompok diberi berapa kartu.
c.
Tiap tim diperintahkan untuk memilah kartu agar menjadi sejumlah kategori.
d. Memberikan nilai atau skor bagi tim yang memilih kartu dengan benar.
30
Indikator yang akan dicapai setelah diterapkan teknik pembelajaran permainan pemilahan kartu pada materi keanekaragaman budaya Indonesia adalah : (1) jika siswa telah menunjukkan hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dengan rata-rata kelas sebesar 63, (2) jika siswa telah menujukkan keaktifan pada proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia.
31
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mojolegi, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, yang beralamat di Jalan SoloSemarang. Berdasarkan waktu yang telah ditentukan serta instrument pengamatan (observasi siswa, wawancara, serta dokumentasi foto) yang telah disiapkan, peneliti segera melaksanakan tindakan dengan dibantu oleh teman guru sebagai observator dan dokumentator foto. Prosedur tindakan penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan tindakan prasiklus dengan memberikan pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Adapun penelitian ditetapkan dengan rincian waktu sebagai berikut : 1. Tanggal 5 Agustus 2009 melakukan tindakan siklus I, selama dua jam pembelajaran (2 x 35 menit) 2. Tanggal 2 Oktober 2009 melanjutkan tindakan siklus I, untuk melanjutkan materi pembelajaran pada siklus I dengan waktu yang sama yaitu 70 menit (2 jam pembelajaran)
B. Subyek Penelitian Dalam penelitian tindakan kelas ini, subyek yang menjadi sasaran penelitian yaitu pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia. Salah satu sifat dari manusia pada umunya menyukai permainan. Responden penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mojolegi Kecamatan Teras kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2009/2010. Jumlah responden penelitian adalah 20 siswa yang terdiri 9 siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki. Latar belakang keluarga mereka adalah karyawan pabrik petani dan PNS.Dari 20 siswa ini kesemuanya adalah anak yang normal,tidak cact dalam artian tidak ada anak ABK(Anak Berkebutuhan Khusus). 18
32
C. Prosedur Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian tindakan kelas, yang lazim disebut PTK. Dengan deniukian, penelitian ini sifatnya berbasis kelas, karena dilakukan dengan melibatkan komponen yang terdapat di dalam peroses belajar mengajar di dalam kelas, meliputi siswa, materi pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah untuk memperbaiki pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia melalui teknik permainan pemilahan kartu. Diharapkan dari penelitian ini hasil belajar dapat lebih maksimal. Terdapat empat tahapan yang digunakan secara sistematis dalam proses penelitian ini dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan siklus I dan proses tindakan siklus II. Keempat tahap dalam sebuah PTK dapat digambarkan sebagai berikut. 1. Perencanaan
4. Refleksi
Siklus I
3. Pengamatan
1. Perencanaan
2. Tindakan 4. Refleksi
Siklus II
2. Tindakan
3. Pengamatan
Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Namun, dalam hal ini, peneliti memerlukan kajian awal berupa renungan atau refleksi awal sebagai studi pendahuluan sebelum melakukan perencanaan penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui semua gejala atau informasi tentang situasisituasi yang relefan dengan topik penelitian. Dengan demikian, dalam tahap perencanaan, sebenarnya terdapat dua hal, yaitu
33
refleksi awal dan perencanaan. Uraian selengkapnya dijelaskan di bawah ini. a.
Proses Tindakan Silkus I Proses penelitian tindakan siklus I terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Proses penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai brikut : 1.
Perencanaan Tahap ini dimulai dengan refleksi awal. Kegiatan ini dimulai dengan renungan atau pemikiran terhadap pengamatan siswa kelas V. Kegiatan dilanjutkan dengan perencanaan pembelajaran yang dilakukan sebagai upaya memecahkan segala permasalahan yang ditemukan pada kegiatan refleksi awal, dan segala hal yang perlu dilakukan
pada
tahap
tindakan.
Dengan
adanya
perencanaan, tindakan pembelajaran yang dilakukan akan lebih rerarah dan sistematis. 2.
Tindakan Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran keanekaragaman budaya sesuai tindakan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah
melaksanakan
proses
pembelajaran
keanekaragaman dengan teknik permainan pemilahan kartu. Tindakan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran. Tahap
pelaksanaan
yaitu
tahap
melakukan
kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya dengan teknk pembelajaran permainan pemilahan kartu.
34
Tahap tindak lanjut yaitu tahap dari akhir pembelajaran. 3.
Pengamatan Pengamatan
atau
sering
disebut
observasi
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini, akan diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon
siswa
terhadap
teknik
pembelajaran,
yaitu
permainan pemilahan kartu. 4.
Evaluasi refleksi Evaluasi evaluasi
dilaksanakan
digunakan
untuk
melalui
tes
mengetahui
tertulis tentang
pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya Indonesia. Guru mencatat dan menganalisis bahkan dari siswa
sehingga
diketahui
apakah
pembelajarannya
berhasil atau tidak. Dari hasil catatan dan hasil analisis digunakan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya.
b.
Proses Tindakan Silkus II Proses tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Perbaikan pada proses pembelajaran siklus II terletak pada
persiapan
pembelajaran,
pengkondisian
suasana
pembelajaran agar lebih tenang dan konsentrasi. Langkahlangkah siklus II adalah perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi atau ecaluasi. 1. Perencanaan Langkah-langkah proses perencanaan antara lain : (1) mengadakan perbaikan rencana pembelajaran sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, (2) menyusun
35
pedoman pengamatan yaitu observasi siswa, (3) menyusun rencana evaluasi program. 2. Tindakan Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran keanekaragaman budaya ini sesuai tindakan dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang akan dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran keanekaragaman
budaya
Indonesia
degan
teknik
pembelajaran permainan pemilahan kartu. Tindakan ini meliputi
tiga
tahap
yaitu
tahap
persiapan,
tahap
pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. 3. Pengamatan Pengamatan
atau
sering
disebut
observasi
dilakukan semala proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini, akan diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu permainan pilihan kartu 4. Evaluasi Refleksi Evaluasi dilaksanakan melalui tes tertulis dan observasi terhadap siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Evaluasi tertulis digunakan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya Indonesia.
Observasi
digunakan
untuk
mengetahui
keaktifan siswa dalam pembelajaran. Refleksi guru mencatat dan menganalisis hasil dan kegitan pembelajaran siswa sehingga diketahui apakah pembelajaran berhasil atau tidak.
36
Keempat
tahapan
dalam
penelitian
tindakan
kelas
yang
dilaksanakan dapat digambarkan sebagai berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanan: Penyusunan rencana pembelejaran dengan teknk permainan pemilahan kartu.KD :Keanekaragamn Budaya Indonesia.
Perencanan: Penyusunan rencana pembelejaran dengan teknk permainan pemilahan kartu.KD :Keanekaragamn Budaya Indonesia.
Tindakan: Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu.
Tindakan: Pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu.
Obsevasi dan Evaluasi : Ø Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pmilahan kartu Ø Tes KD keanekaragaman budaya Indonesia.dengan menggunakan permainan kartu setelah tindaka dilaksanakan.
Obsevasi dan Evaluasi : Ø Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan teknik permainan pmilahan kartu Ø Tes KD keanekaragaman budaya Indonesia.dengan menggunakan permainan kartu setelah tindaka dilaksanakan.
Analisis dan Refleksi: Ø Analisis pelaksanaan KBM Ø Analisis hasil tes Ø Refleksi untuk perbaikan KBM pada siklus berikutnya.
TINDAK LANJUT
Analisis dan Refleksi: Ø Analisis pelaksanaan KBM Ø Analisis hasil tes Ø Diharapkan sudh mencapai target..
37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Kondisi awal Kondisi awal merupakan keadaan sebelum tindakan dilaksanakan. Sebelum melaksanakan tindakan siklus 1, terlebih dahulu dilakukan pretest pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), kompetensi dasar (KD) Keanekaragaman Budaya Indonesia dengan menggunakan skala sederhana.
Pretes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan
siswa
dalam
memahami
Keanekaragaman
Budaya
Indonesia. Hasil pretes ini dijadikan pijakan dalam pelaksanaan tindakan (pembelajaran) selanjutnya. Dalam hal ini guru memberikan beberapa soal tertulis untuk dijawab siswa secara individu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Setelah dilakukan pretes tersebut, diperoleh hasil bahwa kemampuan siswa dalam memahami keanekaragaman budaya Indonesia kurang. Hal ini terlihat melalui jawaban siswa bahwa hampir sebagian besar siswa belum mampu memahami Keanekaragaman Budaya Indonesia.
Bahkan
ketika
ditampilkan
gambar
tentang
bentuk
kebudayaan, siswa masih ragu-ragu juga tampak bingung untuk manjawab pertanyaan. Untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
pemahaman
keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 dilakukan pretes. 1. Hasil Tes Prasiklus Tindakan prasiklus yang dilakukan berupa pemberian soal tes tertulis
tentang
Keanekaragaman
budaya
indonesia
meliputi
pengertian budaya, rumah adat, pakaian daerah, senjata tradisional, upacara adat, lagu daerah, dan tarian daerah. Penilaian dilakukan di
18 24
38
dalam kelas. Hasil yang diperoleh dari uji kemampuan membaca peta Propinsi Jawa Tengah pada prasiklus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia Rentang
Kategori
1
Sangat baik
85-100
1
26
2
Baik
75-84
3
20
3
Cukup
60-74
6
123
Berkategori
4
Kurang
0-59
10
135
Kurang
Jumlah
nilai
Frekuensi
Bobot /
No
Skor
Rata-rata 354 =17,5 28 N = 59,00
354
Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa Pemahaman siswa kelas V SD N Mojolegi, Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2009 / 2010 dalam memahami keanekaragaman budaya masih kurang, dengan skor rata-rata 59,00. Adapun rincian data dapat dijelaskan sebagai terikut. Dari jumlah seluruh siswa 20 siswa), ada 10 siswa diantaranya termasuk dalam kategori kurang dengan skor nilai 0-59. Kategori cukup dengan nilai 60-74 hanya dicapai 6 siswa dari jumlah seluruh siswa. Selajutnya untuk kategori baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai oleh 3 orang siswa dan kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai seorang siswa. Masih rendahnya pemahaman siswa tentang keanekaragaman budaya ini dikarenakan beberapa faktor yang mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari diri siswa antara lain motivasi siswa dan perhatian siswa untuk menangkap penjelasan guru masih kurang. Sedangkan faktor eksternal lebih disebabkan dari materi itu sendiri, yakni keanekaragaman budaya Indonesia yang sulit.
39
b. Hasil Siklus 1 Siklus 1 merupakan pemberlakuan tindakan awal penelitian dengan menggunakan permainan pemilahan kartu. Tindakan siklus 1 dilakukan setelah siswa mengikuti tindakan prasiklus, dimana kegiatan ini merupakan upaya memperbaiki dan memecahkan masalah yang ditemukan pada prasiklus. Pelaksanaan pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia pada siklus 1 diungkap melalui data-data yakni data tes dan data non tes. Hasil kedua data tersebut diurutkan secara rinci sebagai berikut. 1. Hasil tes Hasil 1
tes
pemahaman keanekaragaman budaya
pada
siklus
ini merupakan data awal setelah dilakukan tindakan pembelajaran
melalui teknik permainan pemilahan kartu. Kriteria penilaian pada siklus I ini masih tetap sama seperti pada tes prasiklus yang meliputi Pengertian budaya, rumah adat, pakaian daerah, senjata tradisional, upacara daerah, lagu daerah, dan tarian daerah. Secara umum hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman budaya
Rentang
Kategori
1
Sangat
85-100
5
142
2
baik Baik
75-84
4
96
3
Cukup
60-74
6
101
4
Kurang
0-59
5
60
26
399
Jumlah
nilai
Frekuensi
Bobot /
No
Skor
Rata-rata 399 = 69,80 20 Kategori Cukup
40
Data pada tabel di atas menunjukkan pemahaman keanekaragaman budaya
bahwa hasil tes
Indonesia secara klasikal
mencapai rata-rata 69,80 berkategori cukup. Skor rata-rata tersebut dapat dikatakan telah mengalami peningkatan sebesar 39,72% dari hasil prasiklus. Namun demikian, hasil penelitian pada siklus I belum memenuhi target maksimal klasikal yaitu 70, sehingga diperlukan penelitian siklus II. Dari 20 ada 2 yang meraih kategori sangat baik dengan skor antara 85-100, kategori baik dengan skor antara 75-84 hanya diperoleh 4 orang siswa sedangkan kategori cukup dengan skor nilai 60-74 dicapai 6 dan kategori kurang dengan skor antara 0-59 diperoleh oleh 5 orang siswa Belum maksimalnya hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya
Indonesia
ini
kemungkinan
dikarenakan
teknik
yang
dipergunakan guru saat memberikan kartu-kartu baru sebagian-sebagian yang dikuasai atau dimengerti siswa.
2. Hasil Nontes Hasil penelitian nontes pada siklus 1 didapatkan dari hasil observasi siswa. Hasil selengkapnya dijelaskan pada uraian berikut. a. Hasil Observasi Siswa Hasil observasi dalam penelitian ini adalah observasi siswa yang dilaksanakan oleh teman peneliti sebagai observator. Pengambilan data observasi pembelajaran
dilakukan
selama
proses
keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kelas
V SD N Mojolegi, Kabupaten Boyolali. Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk memotret respon menerima
pembelajaran
perilaku
siswa dalam
keanekaragaman Indonesia dengan
menggunakan teknik permainan pemilahan kartu. Objek sasaran yang diamati dalam observasi siswa meliputi 10 perilaku siswa baik positif maupun negatif yang muncul saat
41
pembelajaran berlangsung. Adapun objek sasaran observasi tersebut adalah (1) memperhatikan / merespon penjelasan guru, (2) aktif dalam berdiskusi kelompok, (3) bekerjasama dalam kelompok/antar kelompok, (4) aktif memilah kartu-kartu, (5) berkompetisi dalam menempel kartu-kartu. (6) Menggangu teman, (7) Acuh tak acuh terhadap proses pembelajaran/diam dan tetap duduk, (8) tampak bingung. (9) bermain-main / bercakap-cakap dengan teman, (10) tidak mau bekerja sama dengan kelompoknya. Pada siklus I ini terdapat beberapa perilaku siswa yang terdiskripsi
melalui
observasi.
Selama
melakukan
pembelajaran Keanekaragaman budaya Indonesia melalui
kegiatan teknik
permainan pemilahan kartu. Peneliti menyadari hal tersebut karena pola pembelajaran yang diterapkan peneliti merupakan hal baru bagi mereka, sehingga perlu proses untuk menyesuaikan. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa sebagian siswa atau sebanyak 60% dari jumlah siswa seluruhnya (20 siswa) memperhatikan / merespon penjelasan guru tentang bagaimana cara melakukan permainan kartu, mereka secara berkelompok memilahmilah kartu dan berusaha mencari kartu-kartu yang dalam kelompoknya tidak dimiliki ke kelompok lain. Sisanya sebanyak 40% dari jumlah seluruh siswa tampak aktif dalam kelompok tetapi terlihat bingung sambil membawa kartu dan tidak mengerti apa yang harus mereka kerjakan. Aktivitas lain juga tampak pada beberapa siswa
yang
bermain
dengan
kartu-kartunya
bahkan
menyembunyikan kartunya. Hal yang cukup menarik adalah semua siswa tampak aktif tidak ada yang diam atau hanya duduk-duduk saja di tempatnya. Dalam lembar observasi siswa putra cenderung lebih aktif dibanding siswa putri yang tampak malu-malu dalam beraktivitas saat kartu-kartu mulai dibagikan. Dari hasil observasi siswa dapat terlihat bahwa siswa yang mendapat nilai rendah melakukan perilaku negatif pada saat proses
42
pembelajaran. Perilaku siswa seperti bermain-main, mengobrol dan menggangu teman sangat mempengaruhi hasil tes yang diperoleh siswa. Hal ini terbukti dengan hasil observasi siswa yang menunjukkan sebanyak 25% melakukan
perilaku
siswa
dengan
nilai
rendah
negative saat melakukan permainan
pemilahan kartu.
b. Hasil Dokumentasi foto Pada siklus I ini, dokumen foto yang diambil difokuskan pada kegiatan selama proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ini berupa berupa kegiatan pada saat awal pembelajaran kegiatan menjawab
pertanyaan,
kegiatan
permainan
pemilahan
kartu
berlangsung ( saat siswa berkelompok dan memilah-milah kartu. Dokumentasi foto yang berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus 1 selengkapnya dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 1: Proses Awal Pembelajaran Siklus I
43
Gambar diatas merupakan kegiatan awal pembelajaran, tampak guru (peneliti) sedang memulai proses pembelajaran. Kegiatan dimulai dengan
perkenalan atau
penjelasan, selanjutnya
penyampaian materi pembelajaran yang akan diberikan yaitu keanekaragaman budaya Indonesia Pada gambar tersebut tampak para siswa sedang menyanyikan lagu "Dari Sabang sampai Merauke" sambil bertepuk tangan. Guru menyampaikan materi dengan cara berceramah dan tanya jawab dengan siswa. Kemudian
guru
melanjutkan pembelajaran dengan mengamati peraga tentang rumah adat dan pakaian adat, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.
Gambar 2 : Aktifitas Siswa Saat Memberi Pendapat Tentang Keanekaragaman Budaya ( tanya jawab )
Gambar tersebut merupakan aktivitas siswa saat guru meminta siswa untuk bertanggung jawab. Siswa terlihat mengangkat jari agar guru menunjuk mereka untuk memberi pendapat, menjawab pertanyaan guru. Pada kegiatan ini siswa terlihat masih malu-malu dan tampak bingung sehingga guru perlu memberi motivasi agar siswa berani berpendapat atau menjawab pertanyaan. Kegiatan tanya jawab tentang peta keanekaragaman budaya Indonesia ini dilanjutkan dengan
44
permainan
pemilahan
kartu
sebagai
teknik
pembelajaran
keanekaragaman budaya Indonesia. Deskripsi penjelasan ini dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3: Diskusi Kelompok Saat Siswa Melakukan Kegiatan Permainan Pemilahan Kartu Siklus I
Seperti yang terlihat pada gambar 3 tersebut diambil saat pembelajaran berlangsung. Situasi pembelajaran menggambarkan kondisi siswa yang melakukan kegiatan permainan pemilahan kartu, dalam gambar terlihat salah satu kelompok sedang asyik melakukan pemilahan kartu yang dibutuhkan
Selanjutnya siswa melakukan
kegiatan diskusi kelas, dimana masing-masing kelompok menunjukkan kemampuannya untuk meletakkan kartu-kartu keanekaragaman budaya Indonesia di papan tulis. Deskripsi penjelasan ini dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini.
45
Gambar diatas menunjukkan situasi pembelajaran dimana siswa melakukan kegiatan meletakkan kartu keanekaragaman budaya yang ditempel di papan tulis. Dalam gambar terlihat siswa yang maju kedepan secara bergantian untuk menempel kartu-kartu sebagai wakil kelompoknya. Pada kegiatan ini memang belum semua siswa yang menjadi wakil mampu menempel kartu-kartu dengan tepat, masih perlu mendapat motivasi dari guru untuk memperbaiki kesalahan ini.
c. Hasil Siklus II Tindakan siklus II dilaksanakan karena. pada siklus I pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa kclas V SDN Mojolegi, Boyolali masih termasuk dalam kategori cukup dan belum memenuhi target maksimal pencapaian nilai rata-rata kelas yang ditentukan. Selain itu perubahan tingkah laku dalam keanekaragaman budaya Indonesia masih tergolong normal dan belum tampak perubahan yang signifikan seperti yang diharapkan. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Pada siklus II ini peneliti melaksanakan tindakan dengan rencana dan persiapan yang lebih matang daripada siklus I. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan hasil belajar, tanpa mengesampingkan proses pembelajaran dengan teknik permainan pemilahan kartu, maka hasil penelitian yang berupa nilai tes pemahaman siswa akan meningkat. Meningkatnya nilai tes ini tentu akan diikuti pula dengan peningkatan perilakau siswa yang lebih aktif, atraktif dan lebih terbuka dalam menerima pembelajaran dengan teknik permaianan pemilahan kartu. Hasil tes siklus II ini diuraikan secara rinci sebagai berikut. 1. Hasil Tes Hasil tes keanekaragaman budaya Indonesia pada siklus II ini merupakan data kedua setelah diberlakukannya perbaikan tindakan
46
pembelajaran dari siklus, namun masih tetap menggunakan teknik permainan pemilahan kartu. Kriteria penilaian pada siklus II ini masih tetap sama seperti pada siklus I yaitu meliputi : Senjata tradisional, lagu dan tarian daerah dan upacara derah Secara umum, hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dapat dilihat pada tabel 13 berikut. Tabel 3. Hasil Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada Siklus II Rentang
Kategori
1
Sangat
85-100
6
136
2
baik Baik
75-84
7
164
3
Cukup
60-74
4
77
4
Kurang
0-59
3
44
Jumlah
nilai
Frekuensi
Bobot /
No
Skor
Rata-rata 421 = 74,70 20 berkategori baik
20
Data tabel 13 menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali dalam keanekaragaman budaya Indonesia berkategori baik, dengan nilai rata-rata kelas mencapai 74,70 dari jumlah keseluruhan siswa, 6 siswa diantaranya termasuk dalam kategori sangat baik dengan nilai antara 85-100. Kategori baik dengan nilai antara 75-84 dicapai oleh 7 siswa dari jumlah keseluruhan siswa. Kategori cukup dicapai oleh 4 siswa dengan skor antara 60-74. Kategori kurang dengan. skor antara 0-59 dicapai oleh 3 siswa. Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya pada siswa dikarenakan beberapa factor yang mempengaruhinya, yaitu factor internal dan eksternal. Faktor internal dapat dilihat pada kemampuan siswa (nilai) yang semakin meningkat, siswa mulai memahami apa yang diajarkan guru. Dengan latihan melalui lembar kerja siswa (LKS) yakni berupa latihan memahami keanekaragaman budaya
berulang-ulang tidak dapat
dipungkiri kemampuan siswa akan terus bertambah. Faktor eksternal
47
yang tidak kalah pentingnya adalah strategi pembelajaran yang digunakan guru melalui teknik permainan pemilahan kartu, guru berhasil meningkatkan pemahaman dan kemampuan siswa pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia.
2. Hasil Nontes Hasil penelitian nontes pada siklus II ini diperoleh dari data observasi, dan dokumentasi foto. a. Hasil Observasi Kegiatan observasi siswa pada siklus II dilaksanakan selama proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan.pemilahan kartu di kelas V SDN Mojolegi, Boyolali. Observasi siswa ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru dengan bantuan teman sebagai observator kelas. Objek sasaran dan cara pelaksanaan observasi siswa yang yang meliputi perilaku positif dan negative siswa selama proses pembelajaran. Pengambilan data observasi ini bertujuan untuk memotret respon perilaku siswa dalam menerima pembelajaran, keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu. Pada siklus II ini terdapat beberapa siswa yang terdeskripsi melalui kegiatan observasi: Selama melakukan kegiatan pembelajaran keanekaragaman budaya indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu, guru melihat ada perubahan perilaku siswa. Siswa yang sebelumnya tidak dapat mengikuti dengan baik, pada siklus II ini siswa mulai mengerti akan pentingnya mengikuti pembelajaran dan menikmati pembelajaran yang diterapkan guru. Bukti ini dapat dilihat pada data observasi yang menyebutkan bahwa 17 siswa sudah mengikuti
keanekaragaman budaya Indonesia
dengan baik. Peningkatan dari siklus I merupakan hal yang menggembirakan. Berarti siswa sudah dapat menyesuaikan diri
48
dengan teknik permainan pemilahan kartu yang diberikan guru. Siswa sudah merespon positif pembelajaran dengan baik, dan mulai menyadari bahwa pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu sungguh menyenangkan. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa 17 dari 20 siswa seluruhnya penuh konsentrasi mendengarkan penjelasan guru dan melaksanakan diskusi dengan permainan pemilahan kartu. Sisanya sebanyak 3 siswa dari 20 siswa merespon pembelajaran yang diberikan guru tetapi diselingi ngobrol dengan teman. Sejumlah 1 orang siswa mengikuti pembelajaran sambil mengganggu teman dan dua siswa lain melamun saat mengukuti pembelajaran. Namun pada dasarnya seluruh siswa dalam siklus II merasa gembira saat saat melakukan kegiatan permainan pemilahan kartu dalam pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia. Pada kegiatan pembelajaran ini, guru tugas pada siswa untuk berdiskusi kelompok menyelesaikan lembar kerja siswa (LKS). Respon yang diberikan siswa pada saat itu adalah seluruh siswa tampak gembira sambil menikmati permainan pemilahan kartu yang sedang diberikan guru. Siswa tampak aktif dengan ikut bermain. Kira-kira 90% siswa sudah cukup memahami keanekaragaman budaya
Indonesia
Pada
bagian
akhir
pembelajaran,
guru
melaksanakan tes tentang keanekaragaman budaya Indonesia untuk mengukur sejauh mana kadar kemampuan siswa dalam memahami keanekaragaman budaya indonesia yang telah diajarkan guru. Seluruh siswa terlihat gembira saat mengerjakan soal tes, walaupun masih ada -beberapa siswa yang kelihatan bingung dalam menghadapi soal-soal tes. Berdasarkan
pengamatan
secara
keseluruhan
dapat
disimpulkan bahwa perilaku negatif siswa sudah dapat diminimalisir dan tergantikan dengan perilaku positif. Memang peneliti mengakui
49
bahwa peningkatan kemampuan siswa secara umum belum mencapai nilai yang memuaskan.
b. Hasil Dokumentasi Foto Pada siklus II ini. Dokumentasi foto yang diambil masih sama dengan foto pada siklus I. pengambilan foto difokuskan pada kegiatan selama proses pembelajaran, berupa awal pembelajaran, diskusi kelompok atau kegiatan memilih kartu, Dokumentasi berupa gambar ini digunakan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Deskripsi gambar pada siklus II, selengkapnya dipaparkan sebagai berikut.
Gambar 5 : Proses Awal Pembelajaran Siklus II
Gambar 5 merupakan kegiatan awal dimana guru (peneliti) sedang memberikan penjelasan dan tanya jawab pertemuan yang lain.
Pada
gambar
tersebut
tampak
siswa
dengan
tenang
mendengarkan penejelasan guru. Kegiatan ini dilakukan untuk
50
mengungkap kembali ingatan siswa tentang kegiatan yang telah dilaksanakan pada pertemuan yang lalu Kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan diskusi kelompok untuk membahas materi dengan permainan pemilahan kartu. Proses kegiatan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 6 : Kegiatan Siswa Memulai Diskusi Kelompok
Gambar tersebut menunjukkan bahwa siswa terlihat lebih aktif. ingin
segera
memulai
permainan
pemilahan
kartu
sambil
mendengarkan penjelasan guru (peneliti). Peneliti mengamati jalannya diskusi kelompok sambil memberikan arahan agar diskusi dapat berjalan dalam suasana kondusif. Proses kegiatan diskusi secara kelompok juga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
51
Gambar 7 Aktifitas Siswa Dalam Permainan Pemilahan Kartu Gambar tersebut menunjukkan aktivtas kelompok dalam permainan pemilahan kartu. Salah satu dari siswa membagikan kartu kepada anggota/siswa lainnya untuk dipilah sesuai dengan pembagiannya. Selanjutnya adalah diskusi kelas dimana hasil diskusi kelompok akan dipaparkan pada diskusi kelas. Proses ini merupakan presentasi dari masing-masing kelompok untuk disampaikan pada diskusi kelas. Proses kegiatan diskusi kelas dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
52
Gambar 8. kegiatan siswa saat Berdigkusi kelas siklus II
Gambar tersebut merupakan paparan dari kegiatan siswa saat berdiskusi
kelas,
masing-masing
kelompok
menunjukkan
kemampuanya. Berakhir kegiatan ini dilanjutkan dengan kegiatan akhir yaitu kegiatan penilaian berupa tes tertulis siswa diberi lembar soal untuk mengerjakan soal dengan waktu yang telah ditentukan proses kegiatan penilaian ini dapat dilihat pada gambar 9 dibawah ini.
53
Gambar 9 : Kegiatan Akhir Pembelajaran Saat Siswa Mengerjakan
Tes Tertulis pada Siklus II Gambar tersebut menunjukkan bahwa kegiatan penilaian terlihat tenang. Siswa dengan tertib mengerjakan soal sesuai kemampuan mereka.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil prasiklus, hasil tindakan siklus I, dan hasil tindakan siklus II. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui 2 tahapan yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil penelitian tersebut meliputi hasil tes dan hasil nontes. Hasil tes penelitian mengacu pemerolehan skor yang dicapai siswa dalam uji kemampuan keanekaragaman budaya Indonesia. Pembahasan hasil nontes pada 2 instrumen penalitian yaitu: (1) Lembar observasi siswa, (2) Dokumentasi Foto. Kegiatan pra tindakan dilakukan sebelum tindakan siklus I. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran kondisi awal pemahaman kewarganegraan budaya Indonesia.
54
Setelah melaksanakan kegiatan menganalisis, peneliti melakukan tindakan siklus I dan siklus II. Proses pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu pada siklus I dan siklus II dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian awal pembelajaran, bagian inti dan penutup. Dalam penelitian ini, peneliti dibantu oleh teman guru untuk melakukan observasi dan dokumentasi foto. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan menanyakan kaedaan siswa dan memancing gairah siswa untuk memulai pembelajaran dengan menyanyikan salah satu lagu wajib yaitu ”Dari Sabang Sampai Merauke”, dilanjutkan dengan tanya jawab tentang lagu tersebut untuk menggiring siswa kearah pemahaman materi yang akan dibahas. Setelah siswa benar-benar siap untuk memulai kegiatan pembelajaran, guru mulai menjelaskan segala kegiatan yang akan dilakukan selama 2 jam pembelajaran. Kegiatan inti dalam pembelajaran berupa kegiatan guru dan siswa dalam permainan pemilahan kartu untuk melatih kemampuan siswa dalam pemahaman keanekaragaman udaya Indonesia. Siswa diberi 1 set kartu. Kegiatan selanjutnya adalah diskusi kelompok untuk memilah kartu-kartu berdasarkan pembagianya. Pada kegiatan ini dibutuhkan kerjasama dalam kelompok maupun antar kelompok. Kartu-kartu yang sudah ditemukan dituangkan dalam peta buta sebagai LKS. Pada akhir pembelajaran ditutup dengan evaluasi yang berupa tes tertulis. Tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia. Tabel 4. Hasil Tes Pemahaman Keanekaragaman Budaya Indonesia pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II. Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus
Siklus I
Peningkatan (%)
Siklus II
Pra Siklus – Siklus I
Siklus I –
Pra Siklus
Siklus II
– Siklus II
55
59
69,80
74,70
18%
11%
26%
Berdasarkan rekapitulasi data pada tabel 18, hasil tes pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia dari pra siklus, siklus I sampai siklus II sebagaimana tersaji dalam tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pemahaman siswa terhadap keanekaragaman budaya Indonesia hampira semua mengalami peningkatan. Uraian tabel tersebut dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut: Hasil prasiklus; nilai rata-rata mencapai 59,00 termasuk dalam kategori kurang karena masih berada pada rentang skor 0-59. Rendahnya
pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia
tersebut karena beberapa factor yang melingkupinya yaitu factor internal dan eksternal. Faktor internal ini dapat dilihat pada kemampuan siswa dalam memahami yang masih kurang. Faktor eksternal berasal dari pola pembelajaran guru yang masih terikat dengan pola pembelajaran tradisional. Pola pembelajaran yang statis, kaku, dan masih cenderung mengutamakan hasil pembelajaran tanpa mempertimbangkan proses pembelajaran itu sendiri. Hasil tes Siklus I keanekaragaman budaya Indonesia dengan nilai rata-rata kelas mencapai 69,80 atau dalam kategori cukup, karena berada pada rentang skor 60-74. Hasil tersebut sudah memenuhi target nilai ratarata kelas pada siklus 1 yaitu 65. Hasil tes siklus II pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia di dapat nilai rata-rata 74,70 atau dengan kategori baik karena berada pada rentang 75,84. Pencapaian skor pcncapaian skor tersebut berarti sudah memenuhi target bahkan sudah melampui target yang telah ditentukan, dengan demikian tindakan siklus III tidak perlu dilakukan, Agar lebih jelas pada pembahasan penelitian tindakan kelas ini, akan penulis sajikan perbandingan nilai rata-rata hasil tesb pemahaman
56
keanekaragaman budaya Indonesia dicapai oleh siswa dalam pratindakan siklus I dan siklus II.
80
Nilai Rata-rata
70 60 50 40
Series1
30 20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II
Peningkatan pada aspek menemutunjukkan letak kota / kabupaten pada Siklus I ke siklus II sebesar 23,37% merupakan bukti semakin meningkatnya penahaman keanekaragaman budaya Indonesia sebab pada aspek ini merupakan bobot pencapaian yang paling sukar daripada aspekaspek yang lain. Peningkatan pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia merupakan prestasi yang patut dibanggakan sebelum diberlakukannya tindakan siklus I maupun siklus II kemampuan siswa masih sangat kurang. Setelah diberlakukannya tindakan siklus I maupun siklus II dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu, kemampuan memahami keanekaragaman budaya Indonesia mengalami peningkatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teknik permainan pemilahan
57
kartu terbukti mampu membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan memahami keanekaragaman budaya Indonesia. Peningkatan prestasi siswa dalam memahami keanekaragaman budaya Indonesia ini diikuti pula dengan adanya perubahan perilaku siswa dari pratindakan sampai siklus II. Berdsarkan hasil nontes yaitu melalui observasi siswa dan dokumentasi foto pada siklus 1 dapat disimpulkan bahwa kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan pemilahan kartu
belum
menunjukkan konsentrasi
begitu
memuaskan.
perilaku siswa
negative
belum
Sikap
sebagian
dalam
siswa
menerima
sepenuhnya
terfokus
masih
pembelajaran, pada
kegiatan
pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan beberapa siswa mengobrol, tampak melamun, tampak mengganggu teman, bermain-main, dan bergurau. Kondisi yang tergambar pada siklus I merupakan permasalahan yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut
peneliti
sengaja
merevisi
dan
mematangkan
rencana
pembelajaran pada siklus II. Berdasarkan serangkaian analisis data situasi pembelajaran, dapat dijelaskan bahwa perilaku siswa dalam pembelajaran menunjukkan perubahan. Perubahan ini mengarah pada perilaku positif, dimana siswa semakin giat dan sungguh-sungguh dalam belajar tanpa terbebani dan tidak tertekan. Suasana yang semula agak pasif dan kurang konsentrasi, kini berganti dengan keceriaan belajar. Keanekaragaman peta tidak lagi sulit bagi siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar dengan menggunakan teknik permainan sangat menarik karena dapat membantu
siswa
dalam
menguasai
keanekaragaman budaya Indonesia.
pembelajaran
memahami
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pemahaman keanekaragaman budaya Indonesia pada siswa pada siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan pemilahan kartu mengalami peningkatan 26%. Hasil tes pratindakan yaitu sebelum tindakan penelitian dilakukan, menunjukkan rata-rata kelas yang dicapai 59,00 dan pada siklus I meningkat sebesar 10,80 dengan rata-rata nilai menjadi 69,80, kemudian pada siklus II meningkat lagi sebesar 4,90 menjadi 74,70 2. Perilaku siswa kelas V SDN Mojolegi, Boyolali setelah mengikuti pembelajaran keanekaragaman budaya Indonesia dengan teknik permainan
pemilahan
kartu
mengalami
perubahan.
Perubahan-
perubahan perilaku siswa ini. dapat dibuktikan dari hasil data nontes yang meliputi observasi, dokumentasi foto pada siklus I dan siklus II. Perubahan perilaku siswa dapat dilihat secara jelas saat proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan data pada observasi siklus I kegiatan pembelajaran siswa kurang bersemangat dan kurang konsentrasi,
sebagian
siswa
masih
kurang
perhatian
dengan
pembelajaran yang diberikan guru, sehingga hanya 15 dari 20 siswa yang konsentrasi dan memperhatikan pembelajaran yang diberika guru. Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II telah terjadi perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku itu adalah perubahan perilaku yang positif, siswa merasa sangat senang dan menikmati pembelajaran yang diberikan guru. Hal tersebut dapat diketahui dari peningkatan respon positif yang ditunjukkan siswa 17 dari 20 siswa sudah dapat berkonsentrasi
dengan pembelajaran yang diterapkan guru. Mereka
terlihat senang terhadap permainan pemilahan kartu yang diterapkan 45
59
guru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik permainan pemilahan kartu dapat meningkatkan perilaku positif siswa dan dapat mengubah perilaku negative menjadi perilaku yang positif.
B. Saran Berdasarkan pada simpulan hasil penelitian tesebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut 1. Para guru SD hendaknya menggunakan teknik permainan pemilahan kartu sebagai alternatif dalam pembelajaran mata pelajaran terutama
pada
kompetensi
dasar
yang
berhubungan
IPS
dengan
keanekaragaman budaya, sebab teknik permainan pemilahan kartu dapat menantang siswa sehingga aktif dalam mengikuti pembelajaran serta mengandung unsur bermain yang mampu mempengaruhi siswa untuk tertarik untuk belajar. 2. Para peneliti dibidang pendidikan dasar dapat menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lain dengan media dan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif media dan teknik pembelajaran keanekaragaman budaya
60
c.
DAFTAR PUSTAKA Mintarsih. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Semarang BNSD, 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran IPS SD/ MI Jakarta. Enok Maryani. 1999. Antropologi untuk SMU kelas III : Grafindo. Ayat Suyatno. 1996. Antropologi untuk SMU kelas III Bandung : Gransca Exact Bandung. Faqih Samilawi. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung. CV. Maulana WJS Puwowidodo. 1983. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : DN Balai Pustaka. Melvin L. Siberman. 2004. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bandung : Nusantara dan Nuansa. nn.
Pendidikan
dan
Pembelajaran
Atraktif,
http://bruderfic.or.id/artikel. diunduh tanggal 2 Juli 2009.