LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAGOR 2 MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
Disusun Oleh :
FX. SUPRIYONO X 8806506
PROGRAM PJJ S-1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2009
i
HALAMAN PENGESAHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEARCH)
1. JUDUL
2. a. Mata Pelajaran b. Bidang Kajian 3. Ketua Penelitia a. Nama b. Jenis kelamin c. Pangkat/ Gol. NIP d. Program studi/ jurusan e. Fakultas f. Universitas g. Alamat rumah No. HP 4. Nama anggota peneliti 5. Lama penelitian
PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAGOR 2 MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010. MATEMATIKA Desain dan strategi pembelajaran di kelas. FX. SUPRIYONO Laki-laki Pembina, IV/a 19591203 198201 1 004 PJJ S-1 PGSD Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sebelas Maret Surakarta Rejosari, Genengduwur, Gemolong 085293647190 Samin, S.Pd. 6 bulan, dari bulan Juli sampai bulan Desember 2009.
6. Biaya yang diperlukan a. Sumber dari Ditjen Dikti b. Biaya sendiri Rp 1.200.000,00 Rp 1.200.000,00 Mengetahui: Kepala SDN Bagor 2 Miri
Surakarta, Desember 2009 Ketua Peneliti
Samin, S.Pd. NIP. 19580720 198201 1 005
FX. Supriyono NIP. 19591203 198201 1 004
Mengetahui: Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Prof. Rer. Nat. Sajidan, M.Si NIP. 19660415 199103 1 002
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAGOR 2 MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010.
Telah disetujui Oleh :
Dosen pembimbing
Guru pendamping / Supervisor
Drs. Sadiman, M.Pd
Samin, S.Pd
NIP. 19540808 198103 1 004
NIP.19580720 198201 1 005
iii
ABSTRAK FX. Supriyono, PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAGOR 2 MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Kata Kunci
: Metode Tugas dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode pemberian tugas pada siswa kelas V SD Negeri Bagor 2, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi penelitian tindakan kelas, dengan langkah-langkah : menyusun perencanaan, mengadakan tindakan, melakukan pengamatan atau observasi, melaksanakan analisis dan repleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak melakukan seleksi. Sebagai sobjek penelitian sebanyak 18 orang siswa. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi langsung dan tes. Analisa data yang dilakukan adalah analisis diskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan tiap-tiap siklus diakhiri dengan tes, sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar. Data yang diperoleh adalah data kuantitati dan data kualitatif, yang berupa hasil tugas, prestasi belajar, observasi dan wawancara. Dari hasil penelitian 18 orang siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 65,83 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 71,94. Pada siklus I yang mendapat nilai ≥ 70,00 sebanyak 8 siswa (44,44%) pada siklus II siswa yang mendapat nilai ≥ 70,00 sebanyak 16 orang siswa (88,88%). Terlihat adanya peningkatan yang cukup berarti. Hal ini sesuai dengan pola belajar tuntas, bila materi telah dikuasai anak minimal 70%-75% dikatakan proses pembelajaran itu berhasil secara bertahap. Dari seluruh putaran atau siklus yang telah dilakukan dapat disimpulkan, bahwa peneliti mampu meningkatkan hasil prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bagor 2 Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, dalam pembelajaran matematika, dengan mengefektifkan penggunaan metode Pemberian Tugas. Peneliti juga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara memberikan penguatan-penguatan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
iv
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan Puji syukur kepada Bapa di surga, atas rahmat serta jalan terang yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul : PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI BAGOR 2 MIRI KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memenuhi tugas akhir salah satu mata pelajaran pada Program PJJ S-1 PGSD pada Universitas Sebelas Maret Surakarta. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Prof.Rer.Nat.Sajidan,M.Si. Selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs.H.Hadi Mulyono,M.Pd. Selaku Ketua Jurusan Program PJJ S-1 PGSD Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs.Sadiman,M.Pd. Selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga terselesaikan penulisan penelitian ini. 4. Drs.Hasan Mahfud,M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga terselesaikan penulisan penelitian ini. 5. Samin, S.Pd. Selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Bagor 2 yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian. 6. Rekan-rekan Guru SD Negeri Bagor 2 yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian. 7. Istri dan anak-anak tercinta yang telah memberikan kesempatan, dorongan dan bantuan baik moril maupun materiil demi terselesainya penulisan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan penelitian ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan, dan dengan senang hati penulis terima demi kesempurnaan dan perbaikan penulisan ini.
v
Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan dan peningkatan pendidikan pada umumnya khususnya pada mata pelajaran Matematika.
. Surakarta, Desember 2009
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii HALAMAN ABSTRAK..................................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................
v
DAFTAR ISI....................................................................................................... vii DAFTAR TABEL .............................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR (GRAFIK)........................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah..............................................................
1
B. Rumusan Masalah dan Pemecahanya .........................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Hasil Penelitian.............................................................
5
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ................................................................................
7
B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ...................................... 18 C. Kerangka Pikir ............................................................................ 20 D. Hipotesis...................................................................................... 21 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 22 B. Subyek Penelitian........................................................................ 22 C. Prosedur Penelitian ..................................................................... 22
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ........................................................................... 26 B. Pembahasan................................................................................. 38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 40 B. Saran............................................................................................ 43
vii
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN A. Contoh perangkat pembelajaran B. Instrumen Penelitian C. Personalia Penelitian
viii
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Hasil Ulangan Matematika pada Kondisi awal...........................
26
Tabel II.
Rekap Hasil Ulangan Matematika pada Kondisi awal................
27
Tabel III.
Hasil Ulangan Matematika pada siklus I ....................................
29
Tabel IV.
Rekap Hasil Ulangan Matematika pada Siklus I ........................
30
Tabel V.
Hasil Ulangan Matematika pada Siklus II ..................................
31
Tabel VI.
Rekap Hasil Ulangan Matematika pada Siklus II .......................
32
Tabel VII.
Hasil Ulangan Matematika pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II .......................................................................................
34
Tabel VIII. Rekapitulasi Data Ulangan Matematika pada Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II...................................................................
ix
35
DAFTAR GAMBAR (GRAFIK)
Grafik 1. Data Hasil Mata Pelajaran Matematika pada Kondisi Awal .............. 28 Grafik 2. Data Hasil Mata Pelajaran Matematika Pada Siklus I......................... 31 Grafik 3. Data Hasil Mata Pelajaran Matematika Pada Siklus II ....................... 33 Grafik 4. Data Hasil Mata Pelajaran Matematika Pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ......................................................................................... 36
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Perangkat Pembelajaran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II B. Instrumen Penelitian C. Personalia Peneliti D. Curriculum Vitae Penelitian E. Data Penelitian
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting untuk mencapai suatu tujuan pembangunan nasional, yaitu mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur, merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat dalam suasana kehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi (1) pemersatu bangsa, (2) penyamaan kesempattan, dan (3) pembangunan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berprestasi dalam pembangunan,dan memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Sementara itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi system pendidikan nasional. Undang-Undang tersebut memuat visi, misi, fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta strategi pembangunan pendidikan nasional, untuk memujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Visi Pendidikan Nasional adalah mewujudkan system pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia, agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas, sehingga mampu berproduktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. 1 xii
Misi Pendidikan nasional yaitu : (1) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, (2) meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional, regional, dan internasional, (3) meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global, (4) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh. sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. (5) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. (6) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan ketrampilan pengalaman sikap, dan nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global (7) mendorong peran serta
masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan berdasarkan
prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Terkait dengan visi dan misi pendidikan nasional di atas, reformasi pendidikan meliputi hal-hal berikut : Pertama penyelenggaraan pendidikan dinyatakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang mampu memberikan keteladanan dan mampu membangun semangat belajar yang tinggi, serta mampu mengembangkan potensi dan kreatifitas pesertsa didik. Kedua adanya perubahan pandangan tentang peran manusia dari paradikma manusia sebagai sumber daya pembangunan, menjadi paradikma manusia sebagai subjek pembangunan secara utuh. Pendidikan
nasional
mempunyai
fungsi
dalam
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa.
Bertujuan
untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi Warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
xiii
Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Indonesia nomor : 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dan mengacu kepada permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tetang standar isi, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP) Pendidikan di Indonesia saat ini masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan pendidikan di negara-negara tetangga, seperti Singapura, Thailand dan Malaysia. Pendidikan dalam Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan. Hal yang perlu dicermati dalam makna pendidikan adalah apa yang disebut usaha sadar yang semestinya melekat pada setiap proses pendidikan termasuk proses kegiatan belajar mengajar. Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia disebabkan adanya beberapa faktor, salah satunya adalah kurang profesionalnya guru dalam mengajar. Pada umumnya
guru
dalam
melaksanakan
kegiatan
pembelajaran
masih
menggunakan metode ceramah secara dominan sehingga hasil pembelajaran kurang memuaskan karena metode ceramah dianggap paling mudah dilaksanakan dan efisien, tanpa persiapanpun dapat dilaksanakan.. Dari hasil pengamatan dan pengalaman mengajar, penulis dapat menunjukkan bahwa penggunaan metode ceramah saja dapat menyulitkan pemahaman siswa pada konsep-konsep yang diajarkan. Bahkan siswa sering tidak memperhatikan pada materi pelajaran, padahal guru menghendaki agar siswa dapat menyerap pelajaran yang disampaikan semaksimal mungkin. Pada dasarnya kemampuan siswa untuk menangkap isi pelajaran tidak hanya terbatas pada kemampuan mendengar saja, tetapi lebih banyak terkait
xiv
dengan kemampuan visual dan ketrampilan motorik, yang semuanya saling berkaitan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti berupaya memperbaiki strategi pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas. Dengan metode pemberian tugas ini diharapkan akan menambah daya tarik siswa terhadap materi baru dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Secara
umum,
manfaat
metode
pemberian
tugas
dalam
proses
pembelajaran adalah melatih siswa untuk belajar mandiri, sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Dari hasil pengalaman penulis, nilai test ujian semester 2, mata pelajaran matematika kelas V SD Negeri Bagor 2, hasilnya kurang memuaskan, mungkin karena guru dalam mengajarkan mata pelajaran matematika, kurang memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, dengan berlatih mengerjakan tugas. Dari 18 siswa, hanya ada 4 siswa yang telah menguasai materi 78%, 3 siswa menguasai materi 65% - 72% dan 11 siswa menguasai materi kurang dari 65%. Dalam proses pembelajaran matematika masih menggunakan metode ceramah, kurang menggunakan metode pemberian tugas. Dari latar belakang tersebut, penulis ingin memperbaikinya dengan menerapkan strategi pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas agar prestasi belajar siswa meningkat.
B. Rumusan Masalah Dan Pemecahannya 1. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti berkeinginan untuk mencari penyebab kurangnya respon siswa dalam menangkap materi pembelajaran sehingga dapat dirumuskan beberapa masalah. a. Apakah metode pemberian tugas dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? b. Bagaimana usaha guru untuk meningkatkan motifasi belajar siswa? c. Bagaimana usaha guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?
xv
2. Pemecahannya Cara memecahan masalah yang ada, peneliti berupaya melaksanakan langkah atau tindakan-tindakan sebagai berikut: a. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas. b. Menentukan bahan/ materi pelajaran yang baik dan jelas. c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media belajar.
C. Tujuan Penelitian Tujuan perbaikan pembelajaran melalui penelitian ini adalah : 1. Agar guru mampu mereview terhadap kinerjanya sendiri. 2. Agar siswa dapat menyelesaikan soal KPK dan FPB dengan benar. 3. Agar siswa semakin termotivasi dalam belajar matematika.
D. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat penelitian bagi guru antara lain : a. Guru mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. b. Guru dapat berkembang secara professional. c. Guru lebih percaya diri. d. Guru lebih aktif dan kreatif dalam mengembangkan pengetahuan dan ketrampilannya. 2. Manfaat penelitian bagi siswa antara lain : a. Siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya. b. Siswa dapat termotivasi dalam belajar.
xvi
3. Manfaat penelitian bagi sekolah antara lain : a. Peningkatan kemampuan profesi para guru b. Perbaikan proses dan hasil akhir c. Kondusifnya iklim pendidikan di sekolah
xvii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Belajar Matematika a. Pengertian belajar Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil belajar yang sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung didalam mental. Namun demikian kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang dilakukan selama belajar. Sehubungan dengan hal ini para ahli psikologi cenderung untuk menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai suatu model yang menjadi prinsip-prinsip belajar. Misalnya (Piaget bapak psykologi kognitif), memandang bahwa pengetahuan terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi. Maksudnya apa bila pada seseorang diberikan sesuatu informasi (persepsi, konsep, dsb), dan informasi itu sesuai dengan struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka informasi itu langsung diintegrasi (berasimilasi) dengan struktur kognitif yang sudah ada dan diperoleh pengetahuan baru. Sebaliknya, apabila informasi itu belum cocok dengan struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka struktur kognitif yang sudah ada direstrukturisasi sehingga terjadi penyesuaian (akomodasi) dan baru kemudian diperoleh pengetahuan baru. Sebagai contoh pada anak yang telah memiliki, pengetahuan tentang konsep segitiga, kemudian diberikan oleh guru persegi panjang, karena konsep persegi panjang ini belum cocok dengan konsep segitiga yang telah dimiliki anak, maka konsep segitiga direstrukturisasi sehingga dapat disesuaikan dengan konsep segi panjang. Setelah itu pengetahuan tentang konsep persegi panjang tersebut dapat diintegrasikan dengan pengetahuan yang telah ada dan diperoleh pengetahuan baru berupa konsep persegi panjang.
7 xviii
Anita
E.Wooifolk,
dalam
Conny
Semiawan
(1999;245)
menegaskan bahwa belajar terjadi ketika pengalaman menyebabkan suatu perubahan pengetahuan dan perilaku yang relative permanen pada individu. Hilgard
dan
Bower
dalam
Ngalim
Purwanto
(1999:84)
mengemukakan : “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi ini dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Gagne, dalam Ngalim Purwanto (1997:84) menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudh ia mengalami situasi tadi. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan secara berulang-ulang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif tetap, baik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap dengan mengoptimalkan panca indra. b. Belajar Matematika Cornelius
dalam
Mulyono
Abdulrahman
(1999:253)
mengemukakan lima alasan perlunya belajar Matematika, yaitu: (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari (3) sarana untuk mengenal pola-pola hubungan
dan
generalisasi
pengalaman,
(4)
sarana
untuk
mengembangkan kreatifitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Cockroft dalam Mulyono Abdulrahman (1999:253) menegaskan bahwa : Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena selalu
xix
digunakan dalam segala kehidupan, merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan, dan memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang. Menurut Sujadi dalam Suhito (2001:4) ada beberapa hal pokok atau ciri-ciri pembelajaran Matematika sebagai berikut: 1) Memiliki objek kajian yang abstrak 2) Berdasarkan pada kesepakatan 3) Sepenuhnya Matematika menggunakan pola pikir deduktif. 4) Matematika dijiwai dengan kebenaran konsistensi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud belajar Matematika adalah belajar yang menggunakan pola pikir deduktif untuk mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman serta dijiwai dengan kebenaran konsistensi sebagai sarana untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Agar siswa berhasil sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Slameto (1995:54-71), menyatakan bahwa : “… faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak macamnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.” Selanjutnya Slameto menegaskan faktor intern tersebut dibagi tiga yaitu : faktor jasmani, faktor psykologis dan faktor kelelahan 1) Faktor Jasmani : yang meliputi kesehatan badan yang berarti badan dalam keadaan baik serta bebas dari berbagai gangguan penyakit. Kesehatan sangat berpengaruh pada kegiatan belajar seseorang. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu selain itu ia juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
xx
mudah pusing, kurang berkonsentrasi, mudah mengantuk, kurang darah atau adanya gangguan atau kelainan-kelainan yang lain seperti fungsi alat indra serta tubuh akan sangat berpengaruh dalam belajar. Agar
seseorang
dapat
belajar
dengan
baik
haruslah
mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olah raga rekreasi, dan ibadah. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh atau badan. Cacat yang berupa buta, tuli, patah kaki patah tangan lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Jika ini terjadi hendaknya diusahakan belajar pada lembaga-lembaga khusus atau diusahakan alat bantu yang dapat membatu dalam proses belajar. Dari beberapa uraian di datas dapat disimpulkan bahwa faktor intern yang bersifat jasmani adalah segala keadaan yang berhubungan
dengan
jasmani
seseorang.
Sehingga
dapat
mempengaruhi seseorang tersebut dalam belajar. 2) Faktor Psykologis : Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar, seperti : Intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar dalam situasi yang sama, walaupun begitu siswa yang mempunyai intelegensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya. Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Sebaiknya pada siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang normal atau bahkan kurang akan dapat berhasil dengan baik jika ia belajar dengan baik artinya belajar dengan menerapkan metode belajar yang efisien dan faktor-faktor yang mempengaruhi memberikan pengaruh yang positif, seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.
xxi
Perhatian, menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang tinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek, atau sekumpulam objek. Untuk menjamin hasil belajar yang baik, siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, sehingga perlu diusahakan bahan pelajaran yang menarik atau cara penyajian yang menarik, atau diusahakan sesuai dengan hobi dan bakatnya. Minat, yang merupakan kecenderungan yang tetap untuk tetap memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar seseorang. Siswa tidak akan belajar dengan baik jika tidak ada minat yang timbul dari dalam dirinya, karena tidak ada daya tarik baginya, Bakat, adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu akan baru terealisasi menjadi kecakapan sesudah belajar atau berlatih. Orang berbakat main gitar akan lebih cepat dibandingkan dengan orang yang kurang atau tidak berbakat. Jika bahan yang dipelajari sesusai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya akan lebih baik, karena ia akan lebih senang belajar. Motif, adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motivasi merupakan hal yang sangat perlu diwujudkan dalam proses pembelajaran, karena dapat memberikan semangat seseorang dalam belajar. tanpa motivasi akan membuat seseorang menjadi malas belajar, tidak senang dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa motivasi sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran. Kematangan, adalah suatu tingkat atau fase dalam pertumbuhan seseorang. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Anak-anak tidak akan dapat memecahkan soal-
xxii
soal tertentu, karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ tubuh dan fungsi-fungsi jiwanya belum matang untuk melakukan pemecahan mengenai soal-soal tersebut. Kematangan sangat erat hubungannya dengan umur. Jadi kemajuan dalam belajar sangat dipengaruhi oleh kematangan. Kesiapan, adalah kesediaan untuk memberi respons atau berreaksi. Kesiapan ini timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan ubntuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar Karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajar akan lebih baik. 3) Faktor Kelelahan Faktor kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan jasmani terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh sehingga darah tidak atau kurang lancar pada bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan ini sangat terasa pada bagian kepala dengan pusing-pusing sehingga sulit untuk berkonsentrasi seolaholah otak kehabisan daya untuk bekerja. Kelelahan rohani dapat terjadi terus-menerus jika memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat, menghadapi hal-hal yang selalu sama atau konstan tanpa ada variasi, dan mengerjakan sesuatu karena terpaksa dan tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatiannya Dari uraian diatas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam
xxiii
belajarnya sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan. Kelelahan
baik
secara
jasmani
maupun
rohani
dapat
dihilangkan dengan cara-cara sebagai berikut:. a) Tidur atau istirahat b) Mengusahakan variasi dalam belajar maupun bekerja. c) Menggunakan
obat-obatan
yang
bersifat
melancarkan
peredaran darah. d) Rekreasi dan ibadah yang teratur. e) Olah raga yang teratur. f) Mengkonsumsi makanan yang bergisi g) Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat hubungi seorang ahli, misalnya : dokter, psikiater dan lain-lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud faktor psikologis adalah suatu bentuk kesiapan seseorang untuk belajar yang bersifat rohaniah. Faktor Ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu : faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. a) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga. b) Faktor sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
xxiv
c) Faktor Masyarakat Pengaruh belajar siswa yang ada hubungannya dengan masyarakat antara lain: ·
Kegiatan siswa dalam masyarakat yang terlalu banyak misalnya organisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, akan mengganggu belajarnya, lebih-lebih jika tidak bijaksana mengatur waktunya. Kehidupan masyarakat disekitar siswa sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Oleh karena itu perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.
·
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan faktor ektern adalah faktor yang mempengaruhi belajar yang datang dari luar diri siswa.
2. Tinjauan Matematika. a. Pengertian Matematika Mata pelajaran matematika merupakan bahan kajian dan pelajaran tentang bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya sehingga dapat meningkatkan ketajaman penalaran siswa untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Johnson dan Mylebust dalam Mulyono Abdulrahman (1999:252) Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsinya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Herman merupakan
Hudoyo disiplin
(1998:1) ilmu
yang
menyatakan
bahwa
mempelajari
sifat
matematika khas
jika
dibandingkan dengan ilmu yang lain. Karena peserta didik yang belajar matematika itupun berbeda-beda pula kemampuannya, maka kegiatan
xxv
belajar mengajar haruslah diatur sekaligus diperhatikan kemampuan yang belajar. Dari pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa matematika adalah disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan ilmu yang lain dan mempelajari tentang bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang saling berhubungan Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan matematika adalah disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas dibandingkan dengan ilmu yang
lain
dalam
mengekpresikan
hubungan
kuantitatif
yang
memudahkan manusia berfikir dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. b. Tujuan Matematika KTSP (2006) Agar peserta didik memiliki kemampuan : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah 2) Menggunakan penalaran
pada pola dan
sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dalam pernyataan matematika. 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbul, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) Memiliki
sikap
menghargai
kegunaan
matematika
dalam
kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
xxvi
3. Tinjauan Metode Sanjaya (2006), Sagala (2006) dan Sumatri dan Permana (1998/1999) mengemukakan berbagai metode pembelajaran, baik metode pembelajaran yang lebih berpusat pada guru maupun yang lebih berpusat pada siswa. Metode pembelajaran yang lebih berpusat pada guru meliputi : ceramah, tanya jawab, dan demontrasi. Sedangkan metode pembelajaran yang lebih berpusat pada siswa meliputi : diskusi, simulasi, pemberian tugas, kerja kelompok, karyawisata dan penemuan. a. Pengertian Metode Menurut
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
(1980)
metode
mengandung arti cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan), cara kerja konsisten untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sejalan dengan pengertian tersebut, T. Raka Joni (1993) mengartikan metode sebagai “cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu”. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai cara/jalan menyajikan/melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. b. Metode pemberian tugas. Sagala (2006) mengemukakan bahwa metode pemberian tugas adalah cara dalam penyajikan bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas itu dilaporkan kepada guru. c. Tujuan penggunaan metode pemberian tugas Tujuan metode pemberian tugas : 1) Agar siswa benar-benar dapat memperdalam bahan ajar yang ada. 2) Agar siswa benar-benar aktif belajar, baik secara individu maupun kelompok 3) Untuk mengecek penguasaan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari
xxvii
d. Alasan mengapa menggunakan metode pemberian tugas : 1) Agar siswa diaktifkan baik secara mental maupun fisik dalam menguasai materi pelajaran. 2) Siswa akan lebih mudah menguasai materi pelajaran dan siswa diperluas pengetahuannya tentang materi pelajaran tersebut. 3) Siswa dibiasakan tidak cepat puas dengan apa yang dipelajari dari materi ajar yang telah ada sehingga dapat dikembangkan sikap ingin tahu dan haus ilmu pengetahuan. 4) Siswa akan termotivasi belajar dan dilatih problem solving. e. Kekuatan metode pemberian tugas Kekuatan atau kelemahan metode pemberian tugas adalah : 1) Pengetahuan yang dipelajari lebih meresap, tahan lama dan lebih otentik. 2) Melatih siswa untuk berani mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan mampu berdiri sendiri. 3) Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan siswa tentang apa yang dipelajari. 4) Siswa dilatih kebiasaan mencari dan mengolah informasi sendiri 5) Metode ini jika dilakukan dengan berbagai variasi akan menggairahkan siswa dalam belajar. f. Keterbatasan metode tugas Beberapa keterbatasan metode pemberian tugas. 1) Bagi siswa yang malas cenderung melakukan kecurangan atau mereka hanya meniru pekerjaan orang lain. 2) Ada kalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak memperoleh hasil belajar apa-apa 3) Jika tugas yang diberikan siswa terlalu berat dapat menimbulan stress pada siswa. 4) Ada kalanya guru memberi tugas tanpa menyebutkan sumbernya, akibatnya siswa sulit untuk menyelesaikannya.
xxviii
g. Untuk mengatasi kelemahan metode tugas perlu adanya strategi 1) Tugas yang diberikan pada siswa hendaknya jelas, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakannya. 2) Waktu yang diberikan hendaknya cukup 3) Tugas yang diberikan harus diawasi secara sistematis agar siswa belajar dengan sungguh-sungguh. 4) Tugas yang telah dikerjakan siswa harus dikoreksi oleh guru dan diberi catatan perbaikan dan dikembalikan pada siswa. 5) Tugas yang diberikan hendaknya menarik minat siswa dan mendorong siswa untuk menyelesaikannya.
B. Temuan Hasil Penelitian Tindakan Kelas Mutu pendidikan sedikit banyak tergantung pada keadaan kemampuan gurunya, guru adalah faktor penentu keberhasilan belajar, disamping alat, fasilitas sarana dan kemampuan siswa itu sendiri, termasuk partisipasi orang tua dan masyarakat. Menyangkut faktor pendidik, seorang guru harus banyak memiliki ketrampilan yang harus dikuasai dengan baik, agar proses pembelajaran menjadi bermakna dan selalu relevan dengan tujuan dan bahan ajarnya. Penguasaan materi menjadi landasan pokok seorang guru untuk ketrampilan mengajar. Penguasaan materi atau bahan ajar dapat dibentuk dengan cara membaca buku-buku pelajaran. Selanjutnya guru harus mampu menentukan metode yang akan dipakai dalam proses pembelajaran, Apakah yang sepatutnya dijelaskan agar siswa mengetahui materi/bahan ajar yang berupa konsep, teori dan lain-lain itu? Terkait dengan pembelajaran matematika, bahwa sebagai pengetahuan matematika mempunyai ciri khusus yaitu abstrak, deduktif, konsisten, hierarkis dan logis. Matematika yang abstrak yaitu : fakta, konsep, operasi dan konsep. Ciri dari keabstrakan matematika beserta ciri lain yang tidak sederhana menyebabkan matematika tidak mudah dipelajari dan akhirnya banyak siswa
xxix
yang kurang tertarik pada mata pelajaran matematika karena matematika, mereka rasakan sebagai mata pelajaran yang memusingkan bahkan ada yang mengatakan sebagai salah satu momok dari suatu mata pelajaran. Hal ini perlu dimengerti oleh pendidik bahkan perlu adanya pemikiran untuk jembatan yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah difahami. Hal yang merupakan tantangan bagi guru untuk mencari dan memilih model matematika yang menarik, mudah dipahami siswa, menggugah semangat, menantang dan akhirnya dapat menjadikan cerdas siswa. Pencarian model pembelajaran matemetika sungguh masih terus diperjuangkan. Adanya teori-teori pembelajaran masih perlu dipahami secara sungguh-sungguh sehingga tidak keliru menerapkannya. Apabila ada teori yang efektif dalam membantu guru menjadi lebih professional, yaitu mampu meningkatkan kesadaran guru, maka mereka wajib menolong siswa dalam mengintegrasikan konsep baru dengan konsep yang telah ada, maka teori itu baru berharga dan patut untuk dikembangkan. Guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan persiapan mental serta fisik dan dengan strategi yang telah dimiliki dan dikuasai sering kali kurang tepat dalam penggunaan metode. Memang banyak metode yang dapat digunakan dalam prases pembelajaran, namun tidak semua metode itu cocok digunakan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Maka seorang guru harus pandai-pandai dalam menentukan metode yang akan digunakan. Memang tidak ada satu-satunya metode yang sempurna, setiap metode ada kelebihan dan kekurangannya untuk itulah guru perlu memahaminya, dan lebih baik guru menggunakan metode yang bervariasi dalam setiap proses pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika guru dapat menggunakan metode pemberian tugas, karena dengan mendapatkan tugas siswa akan lebih aktif secara fisik maupun mentalnya sehingga materi yang diserap akan lebih mendalam serta wawasan siswa akan lebih luas. Selain dari pada itu siswa dapat berlatih bertanggung jawab dan siswa akan lebih tidak cepat puas diri
xxx
sehingga akan tertanam sikap ingin tahu. Apabila metode ini diterapkan dengan bervariasi maka akan lebih menggairahkan siswa dalam belajar. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode pemberian tugas yaitu : perintah guru harus jelas, waktu untuk menyelesaikan tugas cukup, perlu pengawasan dalam pengerjaan tugas dan hasil pekerjaan harus dikoreksi dan diberikan catatan dan penilaian, bahan tugas hendaknya menarik bagi siswa untuk diselesaikan. Seiring dengan perkembangan, strategi pembelajaran dari yang berpusat pada guru menjadi yang berpusat pada siswa atau peserta didik maka berkembanglah pula cara pandang terhadap bagaimana peserta didik memperoleh pengetahuan. Kenyataan bahwa peserta didik adalah makluk hidup yang mempunyai kemampuan berfikir maka tentu mereka mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar dan lingkungan hidup.
C. Kerangka Pikir Kegiatan proses belajar mengajar merupakan usaha sadar untuk mencapai tujuan pembelajaran, sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum pendidikan. Proses kegiatan belajar mengajar itu berlangsung timbal balik antara siswa dan guru. Prestasi setiap siswa berbeda-beda ada yang tinggi dan ada pula yang rendah, hal ini bukan semata-mata kesalahan siswa itu sendiri, kemungkinan juga karena kesalahan guru dalam mengajar. Kesalahan ini bisa terjadi karena guru kurang tepat dalam penyajian materi, pemilihan metode, atau dalam penggunaan media. Untuk itu guru hedaknya mengupayakan suasana yang menyenangkan sehingga siswa tertarik terhadap materi yang diajarkan. Dalam kegiatan pembelajaran peneliti akan mencoba menggunakan metode pemberian tugas, dengan maksud untuk mengaktifkan siswa secara mental, fisik, dalam menguasai materi pelajaran. Dalam hal ini siswa diharapkan akan semakin meningkat semangat belajarnya dan akan berdampak pada peningkatan prestasinya.
xxxi
Instrumen
Optimalisasi strategi/teknik dan metode
Proses pembelajaran
Respon
Hasil Belajar
Bagan Alur Kerangka berpikir
D. Hipotesis Berdasarkan landasan teori dari kerangka berpikir di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut: Bahwa prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bagor 2 akan meningkat, apabila guru dalam proses pembelajaran matematika menggunakan metode pemberian tugas.
xxxii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di SDN Bagor 2 Miri, Sragen. Pada bulan Juli – Desember 2009 atau semester gasal tahun pelajaran 2009/2010.
B. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Bagor 2 Miri, Sragen. Obyek Penelitian adalah menentukan KPK dan FPB .
C. Prosedur Penelitian Dalam prosedur penelitian ini terdiri atas dua siklus, yang masing-masing siklus meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan,observasi dan evaluasirefleksi. Siklus I 1. Perencanaan a. Pengumpulan masalah. b. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa dan memecahkannya c. Menyusun rencana pembelajaran d. Menyusun instrumen pembelajaran, alat observasi, alat evaluasi e. Menyiapkan media pembelajaran. 2. Pelaksanaan Kegiatan a. Siswa dikelompokkan menjadi lima kelompok b. Tiap kelompok diberi tugas dengan lembar kerja siswa c. Siswa mendiskusikan tugas yang diberikan d. Masing-masing kelompok melaporkan hasil diskusi e. Guru mengevaluasi dan meluruskan hasil diskusi tentang KPK dan FPB f. Guru memberi postes untuk mengetahui hasil pembelajaran.
22 xxxiii
3. Observasi a. Melakukan observasi terhadap proses belajar siswa b. Guru menciptakan suasana kondusif agar siswa tidak tegang atau terikat adanya pengamatan c. Guru mencatat hal-hal yang diobservasi dengan memberikan tanda (√) pada kolom observasi. Contoh kolom observasi : No. 1.
Aspek yang diamati Guru menyuruh siswa mencatat
Ada Tidak Keterangan √
hal yang penting. 2.
Siswa memperhatikan penjelasan
√
guru. 3.
Guru menggunakan buku sumber
√
yang tepat. 4.
Ada interaksi antara guru dan
√
siswa.
4. Evaluasi – Refleksi Berdasarkan hasil observasi pada siklus pertama peneliti secara kolaboratif bersama Kepala Sekolah dan teman sejawat mengadakan evaluasi dan refleksi pelaksanaan pembelajaran, dengan demikian peneliti dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang dapat digunakan untuk bahan pertimbangan pelaksanaan perbaikan pada siklus ke 2. Siklus II 1. Perencanaan ulang. a. Identifikasi masalah. b. Menyiapkan rencana pembelajaran. c. Menyiapkan lembar evaluasi dan observasi. d. Menyempurnakan skenario pembelajaran dengan mengoptimalkan penggunaan metode pemberian tugas dan latihan.
xxxiv
2. Pelaksanaan a. Berdasarkan pelaksanaan siklus pertama, guru mengadakan perbaikan dengan menerapkan metode pemberian tugas berupa soal-soal tes, dimana tugas yang diberikan hendaknya jelas, sehingga tidak menyulitkan siswa. b. Memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas. c. Tugas yang menarik dapat mendorong siswa untuk menyelesaikannya. 3. Observasi a. Mengkaji hasil pada siklus pertama. b. Hasil pengamatan guru dalam pelaksanaan kegiatan ini terlihat siswa begitu asyik dan larut dalam mengerjakan lembar tugas pada akhir kegiatan siswa diajak membahas pekerjaannya, apabila hasil pekerjaan siswa baik dengan rata-rata mencapai 80% berarti penelitian berhasil. 4. Evaluasi-Refleksi Terbukti keberhasilan dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian dengan menggunakan metode yang tepat, dapat mengatasi masalah yaitu rendahnya prestasi belajar siswa dalam menerima materi pelajaran yang sudah diberikan oleh guru. Sehingga hasil nilai tes siswa dapat memenuhi standart nilai yang sudah ditentukan. Kegiatan merancang dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan penerapan penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bentuk diagram berikut : P1
P2
R
I
A&O
R
II
A&O
Gambar siklus PTK dalam Perbaikan Pembelajaran.
xxxv
Keterangan : P1
: Perencanaan ke 1
P2
: Perencanaan ke 2
A&O
: Pelaksanaan dan Observasi
R
: Refleksi dan evaluasi JADWAL PENELITIAN Bulan
No
Jenis Kegiatan
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.
Persiapan -
Konsultasi dengan
x
dosen pembimbing -
Membuat usulan
x
penelitian -
Mempresentasikan
x x
usulan penelitian 2.
Persiapan Tindakan -
Perijinan
-
Rapat koordinasi
-
Penyiapan
x x x x
instrumen 3.
Siklus I -
Rencana
x
-
Tindakan &
x
observasi -
Refleksi
x x
Siklus II -
Rencana
x
-
Tindakan &
x x
Observasi 4.
Refleksi
x x x
Analisis data dan
x x
pembuatan laporan 5.
Seminar dan
x x x
penggandaan laporan
xxxvi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Hasil penelitian pada kondisi awal Untuk mengetahui kondisi di lapangan dilakukan penjajagan awal pada tanggal 23-27 Agustus 2009, melalui pengamatan, angket serta tes. Hasilnya sebagai berikut : a. Siswa terlihat kurang berminat mengikuti pembelajaran matematika b. Guru merasa sulit membangkitkan minat siswa c. Siswa belum berani berbicara di depan kelas d. Guru masih menerapkan metode pembelajaran yang konfensional, adapun hasil tes akhir sebagai berikut : TABEL I HASIL PENILAIAN PADA KONDISI AWAL KELAS V SD NEGERI BAGOR 2
NOMOR
NILAI
KKM
KET
Gita Pratiwi
80
70
Tuntas
866
Safi’i
60
70
Tidak tuntas
3.
859
Komarudin
70
70
Tuntas
4.
853
Endah Purnamasari
50
70
Tidak tuntas
5.
856
Irine Indah Budiasih
60
70
Tidak tuntas
6.
521
Randi Latopasi
60
70
Tidak tuntas
7.
851
Dwi Bagus Yuliyanto
70
70
Tuntas
8.
833
Pandu Supariyana
40
70
Tidak tuntas
9.
861
Septiana Wulandari
60
70
Tidak tuntas
10.
863
Rofi’ah
60
70
Tidak tuntas
11.
869
Wahyu Hidayat
60
70
Tidak tuntas
Urut
Induk
1.
857
2.
NAMA SISWA
26 xxxvii
12.
850
Dewi Isnawati
70
70
Tuntas
13.
862
Rohmat Soleh
50
70
Tidak tuntas
14.
870
Yudi Nugroho
70
70
Tuntas
15.
855
Iin Meisyaroh
80
70
Tuntas
16.
868
Vita Malasari
60
70
Tidak tuntas
17.
865
Siti Rochani
40
70
Tidak tuntas
18.
860
Sri Kusyanti
40
70
Tidak tuntas
Jumlah nilai
1.080
Rata-rata
60,00
Daya serap
60%
Ketuntasan
33,33%
Dari tabel I diolah dan hasilnya digambarkan pada tabel II.
TABEL II REKAP HASIL NILAI ULANGAN MATEMATIKA PADA KONDISI AWAL No
Nilai
Jumlah siswa
Jumlah nilai
1.
90
0
0
2.
85
0
0
3.
80
2
160
4.
75
0
0
5.
70
4
280
6.
65
0
0
7.
60
7
420
8.
55
0
0
9.
50
2
100
10.
45
0
0
11.
40
3
120
Jumlah
18
1.080
xxxviii
Melihat hasil pembelajaran siklus I terdapat 0 siswa (0%) mendapat nilai 90, 0 siswa (0%) mendapat nilai 85, 2 siswa (11%) mendapat nilai 80, 0 siswa (0%) mendapat nilai 75, 4 siswa (22%) mendapat nilai 70, 0 siswa (0%) mendapat nilai 65, 7 siswa (38%) mendapat nilai 60, 0 siswa (0%) mendapat nilai 55, 2 siswa (11%) mendapat nilai 50, 0 siswa (0%) mendapat nilai 45, 3 siswa (16%) mendapat nilai 40. Dalam pembelajaran pada kondisi awal tersebut ternyata 6 anak (33,33%) tuntas dan 12 anak (66,66%) belum tuntas. GRAFIK I. DATA HASIL NILAI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PADA KONDISI AWAL 7
Banyak siswa
6 5 4 3 2 1 0 40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
Nilai Berdasarkan nilai di atas siswa yang belum mampu menentukan KPK dan FPB 12 siswa atau 66,66 % maka perlu diadakan perbaikan. Adapun cara perbaikan yang kami lakukan melalui PTK dengan metode pemberian tugas. Dengan menggunakan metode pemberian tugas kami mengharapkan nilai belajar siswa dalam menentukan KPK dan FPB hal dapat meningkat.
xxxix
2. Hasil Penelitian Siklus I Data nilai hasil evaluasi belajar pada siklus I adalah sebagai berikut : TABEL III HASIL NILAI ULANGAN MATEMATIKA SETELAH DIADAKAN TINDAKAN SIKLUS I
NOMOR
Hasil evaluasi
NAMA SISWA
siklus I
Urut Induk
KKM
Keterangan
1.
857
Gita Pratiwi
80
70
Tuntas
2.
866
Safi’i
65
70
Tidak Tuntas
3.
859
Komarudin
70
70
Tuntas
4.
853
Endah Purnamasari
60
70
Tidak Tuntas
5.
856
Irine Indah Budiasih
70
70
Tuntas
6.
521
Randi Latopasi
65
70
Tidak Tuntas
7.
851
Dwi Bagus Yuliyanto
70
70
Tuntas
8.
833
Pandu Supariyana
50
70
Tidak Tuntas
9.
861
Septiana Wulandari
70
70
Tuntas
10.
863
Rofi’ah
65
70
Tidak Tuntas
11.
869
Wahyu Hidayat
65
70
Tidak Tuntas
12.
850
Dewi Isnawati
70
70
Tuntas
13.
862
Rohmat Soleh
55
70
Tidak Tuntas
14.
870
Yudi Nugroho
70
70
Tuntas
15.
855
Iin Meisyaroh
80
70
Tuntas
16.
868
Vita Malasari
65
70
Tidak Tuntas
17.
865
Siti Rochani
55
70
Tidak Tuntas
18.
860
Sri Kusyanti
60
70
Tidak Tuntas
Jumlah nilai
1.185
Rata-rata
65,83
Daya serap
65,83%
Ketuntasan
44,44%
xl
Data hasil nilai ulangan Matematika kelas V dapat direkap sebagai berikut: TABEL IV REKAP NILAI ULANGAN MATEMATIKA PADA SIKLUS I No
Nilai
Jumlah siswa
Jumlah nilai
1.
90
0
0
2.
85
0
0
3.
80
2
160
4.
75
0
0
5.
70
6
420
6.
65
5
325
7.
60
2
120
8.
55
2
110
9.
50
1
50
10.
45
0
0
11.
40
0
0
Jumlah
18
1.185
Melihat hasil pembelajaran siklus I terdapat 0 siswa (0%) mendapat nilai 90, 0 siswa (0%) mendapat nilai 85, 2 siswa (11,11%) mendapat nilai 80, 0 siswa (0%) mendapat nilai 75, 6 siswa (33,3%) mendapat nilai 70, 5 siswa (27,77%) mendapat nilai 65, 2 siswa (11,11%) mendapat nilai 60, 2 siswa (11,11%) mendapat nilai 55, 1 siswa (5,55%) mendapat nilai 50, 0 siswa (0%) mendapat nilai 45, 0 siswa (0%) mendapat nilai 40. Dalam pembelajaran siklus I tersebut ternyata 8 anak (44,44%) tuntas dan 10 anak (55,55%) belum tuntas.
xli
GRAFIK II. DATA HASIL NILAI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PADA SIKLUS I 6 5 4 3 2 1 0 40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
Berdasarkan hasil pengamatan tentang aktifitas siswa dan hasil nilai yang diperoleh, ternyata belum menunjukkan peningkatan proses pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas siswa, minat dan motivasi dalam belajar belum meningkat. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan mengadakan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. 3. Hasil Penelitian Siklus II TABEL V HASIL NILAI ULANGAN MATEMATIKA SETELAH DIADAKAN TINDAKAN SIKLUS II NOMOR
NAMA SISWA
Urut Induk
Hasil evaluasi siklus II
KKM
Keterangan
1.
857
Gita Pratiwi
85
70
Tuntas
2.
866
Safi’i
70
70
Tuntas
3.
859
Komarudin
75
70
Tuntas
4.
853
Endah Purnamasari
70
70
Tuntas
5.
856
Irine Indah Budiasih
70
70
Tuntas
6.
521
Randi Latopasi
70
70
Tuntas
7.
851
Dwi Bagus Yuliyanto
80
70
Tuntas
xlii
8.
833
Pandu Supariyana
60
70
Tidak Tuntas
9.
861
Septiana Wulandari
70
70
Tuntas
10.
863
Rofi’ah
70
70
Tuntas
11.
869
Wahyu Hidayat
70
70
Tuntas
12.
850
Dewi Isnawati
75
70
Tuntas
13.
862
Rohmat Soleh
60
70
Tidak Tuntas
14.
870
Yudi Nugroho
75
70
Tuntas
15.
855
Iin Meisyaroh
85
70
Tuntas
16.
868
Vita Malasari
70
70
Tuntas
17.
865
Siti Rochani
70
70
Tuntas
18.
860
Sri Kusyanti
70
70
Tuntas
Jumlah nilai
1.295
Rata-rata
71,94
Daya serap
71,94%
Ketuntasan
88,88% TABEL VI
REKAP NILAI ULANGAN MATEMATIKA PADA SIKLUS II No
Nilai
Jumlah siswa
Jumlah nilai
1.
90
0
0
2.
85
2
170
3.
80
1
160
4.
75
3
225
5.
70
10
700
6.
65
0
0
7.
60
2
120
8.
55
0
0
9.
50
0
0
10.
45
0
0
11.
40
0
0
Jumlah
18
1.295
xliii
Melihat hasil pembelajaran siklus I terdapat 0 siswa (0%) mendapat nilai 90, 2 siswa (11,11%) mendapat nilai 85, 1 siswa (5,55%) mendapat nilai 80, 3 siswa (16,66%) mendapat nilai 75, 10 siswa (55,55%) mendapat nilai 70, 05 siswa (0%) mendapat nilai 65, 2 siswa (11,11%) mendapat nilai 60, 0 siswa (0%) mendapat nilai 55, 0 siswa (0%) mendapat nilai 50, 0 siswa (0%) mendapat nilai 45, 0 siswa (0%) mendapat nilai 40. Dalam pembelajaran siklus II tersebut ternyata 16 anak (88,88%) tuntas dan 2 anak (11,11%) belum tuntas. GRAFIK III. DATA HASIL NILAI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PADA SIKLUS II 10 8 6 4 2 0 40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
Berdasarkan hasil pengamatan tentang aktifitas siswa dan hasil nilai yang diperoleh, ternyata belum menunjukkan peningkatan proses pembelajaran yang berarti. Karena kreatifitas siswa, minat dan motivasi dalam belajar belum meningkat. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti akan mengadakan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.
xliv
4. Rekapitulasi Hasil Tes Sebelum Perbaikan, Siklus I dan Siklus II TABEL VII REKAPITULASI HASIL TES SEBELUM PERBAIKAN, SIKLUS I DAN SIKLUS II NOMOR
NAMA SISWA
Urut Induk
Kondisi
Siklus
Siklus
Siklus awal
I
II
1.
857
Gita Pratiwi
80
80
85
2.
866
Safi’i
60
65
70
3.
859
Komarudin
70
70
75
4.
853
Endah Purnamasari
50
60
70
5.
856
Irine Indah Budiasih
60
70
70
6.
521
Randi Latopasi
60
65
70
7.
851
Dwi Bagus Yuliyanto
70
70
80
8.
833
Pandu Supariyana
40
50
60
9.
861
Septiana Wulandari
60
70
70
10.
863
Rofi’ah
60
65
70
11.
869
Wahyu Hidayat
60
65
70
12.
850
Dewi Isnawati
70
70
75
13.
862
Rohmat Soleh
50
55
60
14.
870
Yudi Nugroho
70
70
75
15.
855
Iin Meisyaroh
80
80
85
16.
868
Vita Malasari
60
65
70
17.
865
Siti Rochani
40
55
70
18.
860
Sri Kusyanti
40
60
70
Jumlah nilai
1.080
1.185
1.295
Rata-rata
60,00
65,83
71,94
Daya serap
60%
65,83% 71,94%
Ketuntasan
33,33 %
44,44% 88,88%
xlv
TABEL VIII REKAPITULASI HASIL TES SEBELUM PERBAIKAN, SIKLUS I DAN SIKLUS II
No
Nilai
Sebelum Perbaikan
Siklus I
Siklus II
1.
90
0
0
0
2.
85
0
0
2
3.
80
2
2
1
4.
75
0
0
3
5.
70
4
6
10
6.
65
0
5
0
7.
60
7
2
2
8.
55
0
2
0
9.
50
2
1
0
10.
45
0
0
0
11.
40
3
0
0
Rata-rata
60,00
65,83
71,94
Tuntas
33,33%
44,44%
88,88%
xlvi
GRAFIK IV. DATA HASIL NILAI MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V PADA TES SEBELUM PERBAIKAN, SIKLUS I DAN SIKLUS II
Banyak siswa
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 40
45
50
55
60
65
70
75
80
85
90
Nilai Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa : 1. Siswa yang mendapai nilai 90 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah kosong b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah kosong c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah kosong 2. Siswa yang mendapai nilai 85 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah kosong b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah kosong c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah 2 anak 3. Siswa yang mendapai nilai 80 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah 2 anak b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah 2 anak c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah 1 anak
xlvii
4. Siswa yang mendapai nilai 75 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah kosong b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah kosong c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah 3 anak 5. Siswa yang mendapai nilai 70 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah 4 anak b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah 6 anak c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah 10 anak 6. Siswa yang mendapai nilai 65 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah kosong b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah 5 anak c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah kosong 7. Siswa yang mendapai nilai 60 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah 7 anak b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah 2 anak c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah 2 anak 8. Siswa yang mendapai nilai 55 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah kosong b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah 2 anak c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah kosong 9. Siswa yang mendapai nilai 50 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah 2 anak b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah 1 anak c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah kosong 10. Siswa yang mendapai nilai 45 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah kosong b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah kosong c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah kosong 11. Siswa yang mendapai nilai 40 a. Sebelum diadakan perbaikan pembelajaran adalah 3 anak b. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus I adalah kosong c. Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siklus II adalah kosong
xlviii
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dari beberapa tabel rangkuman di atas dapat diketahui adanya peningkatan proses pembelajaran Matematika siswa melalui penggunaan metode pemberian tugas pada setiap siklus adalah sebagai berikut: 1. Pembahasan siklus I Pada siklus I anak telah siap menerima materi tentang KPK dan FPB, karena konsep itu telah diberikan, siswa melaksanakan tugas untuk menentukan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penyelesaian tugas tersebut dapat dikerjakan secara berpasangan kemudian dipecahkan sendiri, dengan demikian siswa dapat mencoba kemampuan berfikir sendiri, sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif. Dilihat dari hasil pengamatan observer, aktivitas siswa pada siklus I menunjukkan kategori cukup, karena minat dan motivasi siswa belum ada peningkatan. Apabila dilihat dari pengolahan data prestasi hasil belajar siswa pada tes siklus I rata-rata nilainya 65,83 % nilai tersebut belum cukup karena banyak siswa yang nilainya masih di bawah nilai 7,00 yaitu sebanyak 10 siswa, berarti dalam kelas tersebut baru 44,44% yang telah menguasai materi. Hal tersebut menunjukkan hasil adanya suatu peningkatan. Padahal menurut teori belajar tuntas setiap proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila setiap kelas menguasai materi pembelajaran matematika antara 70%-75% (J.Block dalam Lukman, 2000:29) 2. Pembahasan siklus II Siklus II adalah merupakan lanjutan pada siklus sebelumnya, karena potensi siswa pada sikus I belum memenuhi syarat teori belajar tuntas, maka diadakan tindakan pada siklus II. Dari pengamatan observer diketahui bahwa presentasi hasil aktifitas siswa dalam pembelajaran Matematika adalah berkategori baik, bila dibanding dengan siklus I.
xlix
Pada siklus II aktifitas siswa meningkat dengan baik hal ini terlihat dari keaktifan dan perhatian, serta motivasi siswa yang tadinya belum meningkat kini sudah meningkat. Dari 18 siswa yang diteliti ternyata telah menunjukkan adanya peningkatan suatu proses pembelajaran. Setelah diadakan tes pada siklus II yang diikuti sebanyak 18 orang siswa hasilnya telah meningkat. Hasil nilai rata-rata yang diperoleh adalah 71,94. Siswa yang mendapat nilai ≥ 70,00 ada 16 siswa (88,88%), maka tindakan perbaikan telah cukup.
l
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis data yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan Metode Pemberian Tugas yang dilaksanakan secara optimal, maka dapat meningkatkan pemahaman konsep FPB dan KPK dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Bagor 2 Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen 2. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan Metode Pemberian Tugas yang dilaksanakan secara optimal, maka dapat meningkatkan motivasi siswa dalam proses pembelajaran Matematika. 3. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan Metode Pemberian Tugaas yang dilaksanakan secara optimal, maka dapat meningkatkan prestasi hasil belajar Matematika siswa. 4. Pembelajaran Matematika melalui penggunaan Metode Pemberian Tugas yang dilaksanakan secara optimal, dapat mengetahui hambatan-hambatan yang ditemukan dalam proses pembelajaran Matematika. Pada pertemuan terakhir seluruh aktivitas guru dan murid dalam proses pembelajaran terlihat komunikatif. Guru dalam membimbing siswa dalam menerapkan penggunaan Metode Pemberian Tugas terutama kepada siswa yang kurang berprestasi sudah menunjukkan hasil yang memuaskan ini terbukti dari hasil tes pada siklus II dengan memperoleh nilai rata-rata 71,94. Adapun yang mendapat nilai ≥ 70,00 meningkat menjadi 15 siswa dari 18 siswa (88,88%). Dari hasil wawancara pada siklus II diketahui bahwa siswa sudah memahami konsep FPB dan KPK . Selama penelitian dilaksanakan, tidak ditemukan hambatan yang berarti, peneliti hanya menemukan hambatan kecil pada siklus I. Hambatan tersebut berupa siswa kesulitan untuk mengenal kembali konsep FPB dan KPK dalam
40 li
betuk soal cerita. Kesulitan tersebut karena masih banyaknya siswa yang belum memahami maksud dari soal cerita. Berdasarkan hambatan-hambatan yang ditemukan, peneliti berusaha memecahkan dengan mengulang konsep FPB dan KPK dengan cara lain, dan berusaha menjelaskan dalam memahami dan mencermati soal-soal cerita yaitu dengan memberikan kata-kata kunci dalam memecahkan soal cerita. Dengan demikian hambatan yang ditemukan, telah dapat teratasi. Pada siklus II, peneliti tidak menemukan suatu hambatan yang berarti, hal ini terjadi karena motivasi siswa sudah meningkat dan siswa telah memahami semua konsep yang telah dipelajari selama proses pembelajaran pada siklus sebelumnya. Adapun upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep FPB dan KPK dalam pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SD Negeri Bagor 2, antara lain : 1. Penggunaan Metode Pemberian Tugas secara optimal, diusahakan oleh guru dan siswa secara individual sehingga setiap siswa lebih aktif dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. 2. Memberi motivasi kepada siswa dalam proses pembelajaran dengan memperhatikan hal-hal yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, sehingga siswa mempunyai motivasi untu berfikir dan memusatkan perhatian, merencanakan, dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Motivasi tersebut juga dapat ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan/kebiasaankebiasaan
dan
kesempatan
untuk
berpartisipasi
dalam
proses
pembelajaran. 3. Penggunaan metode yang tepat dalam menyajikan materi pelajaran, seorang guru harus dapat memilih metode yang tepat agar siswa dapat menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara mengajar serta cara belajar haruslah setepat-tepatnya dan seefisien serta seefektif mungkin. Metode guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa, akhirnya siswa kurang senang terhadap pelajaran dan
lii
gurunya. Akibatnya siswa dalam belajar dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. 4. Relasi Guru dengan Siswa sangatlah berpengaruh dalam proses pembelajaran bahkan cara belajar siswapun akan telihat. Dalam relasi guru dengan siswa yang baik siswa mencintai gurunya juga akan menyukai materi pelajaran yang diberikan sehingga siswa akan berusaha untuk belajar dengan sebaik-baiknya. Begitu juga sebaliknya jika guru kurang berinteraksi secara akrab, akan berakibat proses pembelajaran akan kurang lancar dan siswa segan berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran . 5. Menanamkan sifat Disiplin baik guru maupun siswa, kedisiplinan guru erat hubunganya dengan kerajinan siswa dalam proses pembelajaran dan juga dalam belajar siswa. Dalam proses pembelajaran guru harus melaksanakan tata tertib, dan bekerja dengan disiplin, hal ini dapat membuat siswa menjadi disiplin pula selain itu juga akan memberi pengaruh positif terhadap belajar siswa. Untuk menanamkan sifat disiplin kepada siswa, bila siswa melakukan kesalahan tidak melaksanakan tugas harus diberi sanksi sesuai dengan tingkat kesalahannya. Sikap disiplin perlu ditanamkan untuk mengembangkan motivasi yang kuat. Dengan demikian siswa akan dapat belajar dengan lebih maju dan memiliki sikap disiplin yang tinggi di sekolah, di rumah maupun di masyarakat. Kelima tindakan tersebut perlu dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran, agar proses pembelajaran dapat meningkat. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model proses. Dalam data model ditetapkan dua proses penilaian tindakan/siklus, yang masing-masing siklus dilaksanakan selama satu minggu. Dalam setiap siklus terdapat empat langkah kegiatan yaitu : perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan terus berdaur ulang. Sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu perencanaan dan perlu memperhatikan serta mengacu pada siklus sebelumnya. Setiap tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas proses
liii
pembelajaran, Hal ini berdasarkan analisis perkembangan dari pertemuan yang satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus, dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II. Berdasarkan kriteria dan hasil belajar siswa, maka layaklah hasil itu untuk dapat digunakan membantu guru dalam menghadapi permasalahan sejenis. Disamping itu perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang upaya guru dalam mempertahankan atau menjaga serta meningkatkan proses pembelajaran siswa. Model ini pada hakekatnya layak digunakan dan dikembangkan oleh guru dalam menghadapi permasalahan sejenis dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut : 1. Diharapkan rekan-rekan guru SD Negeri Bagor 2 dalam proses pembelajaran Matematika untuk berani mencoba menggunakan metode pemberian tugas dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan kompetensi dasar menentukan kelipatan persekutuan terkecil dan faktor persekutuan terbesar serta dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan KPK dan FPB. 2. Hendaknya dalam menggunakan metode pemberian tugas, diupayakan secara optimal supaya dapat berdaya guna dan berhasil guna. 3. Hasil penelitian ini hendaknya dapat digunakan sebagai refleksi bagi guru, bagi kepala sekolah, dan bagi orang tua siswa. 4. Usahakan sekolah mempunyai laboratorium matematika walaupun wajudnya sederhana.
liv
DAFTAR PUSTAKA
Afifudin. 1986. Psikologi Pendidikan Anak Usia SD. Solo : Masa Solo Conny Semiawan. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Depdikbud. Lukman Rosadi, Handani Dadan. 2000. Pendidikan Matematika I. Jakarta: Departemen Agama RI. Mulyono Abdulrahman.1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rosdakarya. Sagala. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjendikti Depdiknas. Slamet.1995.Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit. Jakarta: PT Bumi Aksara. Soli Abimanyu. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Dirjen dikti Depdiknas. Sri Rumini.1995 Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP IKIP yogysakarta. Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Suhito.2001. Hand Out Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran matematika I. Semarang: FM IPA UNES. Suryo, DTM. 1996. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Universitas Terbuka. Syukri.2009. Panduan PTK. Jakarta : Dirjen dikti Depdiknas. Umar
Hamalik. 1989. Metodologi Pengajaran Ilmu Pendidikan. Bandung: Mandar Maju
lv