PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAGIYANTEN 03 KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009/2010
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Oleh : SUTARMUTO NIM X2707013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
i
PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAGIYANTEN 03 KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009/2010
Oleh : SUTARMUTO NIM X2707013
Laporan Penelitian Tindakan Kelas Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
ii
PERSETUJUAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta,
Juni 2010
Pembimbing,
Supervisor,
Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd. NIP 19560121 198203 2 003
Buhani,S.Pd.SD NIP. 19650805 198806 2 002
iii
PENGESAHAN
Laporan Penelitian Tindakan Kelas ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari
: Rabu
Tanggal
: 23 Juni 2010
Tim Penguji Laporan PTK Nama Terang
tanda tangan
Ketua
: Drs. Kartono, M. Pd.
.......................................
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M. Pd.
.......................................
Anggota I
: Prof. Dr. Retno Winarni, M. Pd.
.......................................
Anggota II
: Drs. Usada, M. Pd.
.......................................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001
iv
ABSTRAK
Sutarmuto, NIM X2707013 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAGIYANTEN 03 KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan, dan untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam pelaksanaannya. Penelitian ini disusun dengan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Tahun Ajaran 2009/2010 yang terdiri dari 18 siswa. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, cek list, dan angket serta tes tertulis. Setelah dilakukan analisis data hasil penelitian diperoleh simpulan pada kondisi awal ketuntasan belajar siswa 44 %. Dengan penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual ketuntasan belajar siswa pada siklus I menjadi 72 % Pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 83%. Dari keseluruhan siklus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan Kata kunci : Inovatif, Kontekstual
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun laporan penelitian tindakan kelas dengan judul "PENINGKATAN
KEMAMPUAN OPERASI
HITUNG PECAHAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PAGIYANTEN 03 KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL" Penulisan ini diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Dengan segala kerendahan hati penulis juga menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun material sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Terlebih lagi ucapan kasih ini dihaturkan kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Prof. Dr. Rernat Sajidan, M.Si selaku Pembantu Rektor I Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS. 4. Taufiq Lilo, S.T, M.T, selaku pembimbing yang telah memberi bimbingan, sehingga penulisan tindakan kelas ini dapat selesai tepat waktu. 5. Prof. Dr. Retno Winarni,M. Pd.selaku pembimbing yang telah sabar memberi bimbingan, sehingga penelitian ini dapat selesai. 6. Sobari Mizan, S.Pd, selaku Kepala
SD Negeri Pagiyanten 03 dan Bapak
Ibu/Guru, atas segala bantuannya. 7. Siswa kelas V SDN Pagiyanten 03, yang dengan semangat telah membantu berhasilnya penelitian tindakan kelas.
vi
Atas segala bantuan yang telah diberikan, hanya doa yang dapat penulis panjatkan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan menjadikan amal ibadah yang mulia. Selanjutnya, sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan, penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu penulis dalam penyempurnaan penyusunan laporan ini.
Surakarta,
Juni 2010
Penulis
vii
DAFTAR ISI SAMPUL ........................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR .....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah…………………………………….…….…….
2
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... .
2
D. Manfaat Hasil Penelitian ………………………………………......
2
LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN A. Landasan Teori ........................................................................... ..
4
B. Kerangka Berpikir ...................................................................... ..
10
C. Hipotesis Tindakan .................................................................... ..
12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... ...
13
B. Subyek Penelitian ....................................................................... ...
13
C. Prosedur Penelitian ..................................................................... ...
13
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ......................................................................... .… 17 1. Hasil Penelitian Siklus I .......................................................... …. 17 2. Hasil Penelitian Siklus II .......................................................... …. 29 B. Pembahasan ……………………………………………………..…. 37 1. Pembahasan Siklus I ................................................................. .…. 37
viii
2. Pembahasan Siklus II ................................................................. ….. 37 C. Rangkuman Hasil Penelitian……………………………………….. 38 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan .................................................................................... …... 39 B. Saran ........................................................................................... .….. 39 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... .….. 41 LAMPIRAN A. Contoh Perangkat Pembelajaran…………………………………… 42 B. Instrumen Penelitian.................................................................... ….. 61 C. Personalia Peneliti ....................................................................... ..… 70 D. Curriculum Vitae......................................................................... ….. 71 E. Data Dukung Siklus I .................................................................. ….. 72 F. Data Dukung Siklus II ................................................................. ….. 79
ix
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang sulit bagi siswa. Hal ini dikuatkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika khususnya di kelas V SD Negeri Pagiyanten 03. Untuk mata pelajaran matematika, dari data yang dihimpun dari tes yang telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri Pagiyanten 03, hanya 8 siswa dari 18 siswa atau 44 % yang tuntas belajar sedangkan yang lain sebanyak 10 siswa atau 56 % belum tuntas belajar. Jika diperhatikan selama ini, pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri Pagiyanten 03 cenderung sebagai pemindahan pengetahuan dari guru kepada siswa. Siswa cenderung pasif dan hanya menerima apa yang disampaikan guru. Hal ini tentu saja membuat siswa tidak maksimal dalam pembelajaran matematika di kelasnya. Pada kelas V SD Negeri Pagiyanten 03, pada pembelajaran matematika, siswa kelas V mempunyai keengganan dalam belajar matematika di kelasnya. Dengan kondisi yang demikian tersebut, Sekolah Dasar Negeri Pagiyanten 03 tidak berani mematok nilai tinggi dalam membuat kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata pelajaran matematika kelas V. Siswa kelas V secara umum kemampuan operasi hitung pecahan masih sangat kurang, padahal ini merupakan prasarat untuk berpijak pada konsepkonsep selanjutnya baik kelas V sampai kelas VI. Elaine B. Johnson (2007:14) menjelaskan Model Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pembelajaran tersebut. Harapan dari diterapkannya Model Pembelajaran Kontekstual di kelas V Sekolah Dasar Negeri Pagiyanten 03 adalah kemampuan operasi hitung pecahan akan meningkat serta siswa menjadi tidak lagi takut dan malas
2
melainkan menyenangi terhadap pembelajaran matematika. Matematika tidak lagi
menjadi
pelajaran
sulit,
tetapi
siswa
merasa
mudah
dalam
Kontekstual
dapat
mempelajarinya.
B. Rumusan Masalah a) Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah
penggunaan
Model
Pembelajaran
meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009- 2010 ? b) Pemecahan Masalah Rendahnya kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal bila tidak diatasi akan mempengaruhi hasil belajar pada materi berikutnya karena materi ini merupakan prasarat untuk mempelajari materi selanjutnya. Untuk itu penulis menganggap penting dan mendesak untuk segera diatasi, dan dapat dilaksanakan (tersedia waktu,biaya dan daya dukung yaitu sumber dan media pembelajaran yang memadai). Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis menerapkan model pembelajaran yang inovatif yaitu Model Pembelajaran Kontekstual.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : Meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009-2010 menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual.
D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat hasil penelitian ini khususnya untuk perbaikan kualitas
3
pendidikan
dan/atau
pembelajaran
berupa
terwujudnya
pembelajaran
matematika yang bermakna serta sesuai dengan minat dan proses berpikir siswa. Adapun manfaatnya bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu : 1. Siswa Meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009-2010 2. Guru Menumbuhkan
kreativitas
guru
dengan
menggunakan
Model
Pembelajaran Kontekstual dalam pembelajaran matematika. 3. Sekolah Meningkatkan pemberdayaan Model Pembelajaran Kontekstual agar kemampuan operasi hitung pecahan siswa meningkat dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lainnya.
4
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Landasan Teori Hakikat Kemampuan Operasi Hitung Pecahan a. Pengertian Kemampuan Kemampuan : adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 707). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan melakukan sesuatu. Jadi kemampuan operasi hitung pecahan mengandung pengertian kecakapan melakukan operasi hitung pecahan.
b. Pengertian Operasi Hitung Secara harfiah operasi bisa diartikan sebagai pengerjaan. Dalam matematika bisa diartikan sebagai pengerjaan yang melibatkan satu atau beberapa unsur matematika, yang menghasilkan suatu unsur tertentu. Unsur-unsur matematika yang dioperasikan bisa berupa bilangan, himpunan, titik, garis, bidang, dan lain-lain. Hasil operasi sifatnya unik (uniqe), artinya unsur-unsur tertentu dioperasikan dengan operasi tertentu hasil operasinya harus tunggal, satu dan hanya satu unsur. Misalkan kita mengoperasikan dua unsur a dan b dengan operasi * yang didefinisikan, menghasilkan c. Kapanpun unsurunsur itu dioperasikan dengan operasi * tersebut, hasil operasinya harus tetap c. Misalnya 2 + 3 = 5. Operasi yang kita kenal dan biasa kita lakukan sehari-hari, terutama dalam matematika adalah operasi tambah, operasi kurang, operasi kali, dan operasi bagi. Drs. Karso, dkk (1992 : 152-154).
c. Pengertian Pecahan Pecahan adalah bagian dari bilangan rasional yang dapat di tulis
5
dalam bentuk
a dengan a dan b bilangan bulat dan b tidak sama dengan b
nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah satu : (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal, (3) pecahan persen, (4) pecahan campuran. Kegiatan mengenal konsep pecahan akan lebih berarti jika didahului dengan soal cerita yang menggunakan benda-benda nyata misalnya buah apel, sawo, jeruk atau kue misal apem dll. Peraga selanjutnya berupa bangun datar seperti persegi, lingkaran yang nantinya akan sangat menbantu dalam pemahaman konsep. Pecahan dapat di peragakan dengan melipat kertas berbentuk lingkaran atau persegi sehingga lipatannya tepat menutupi bagian yang lainya. Selanjutnya bagian yang di lipat di buka dan di arsir sesuai bagian yang di kehendaki. Pecahan dibaca setengah atau satu per dua atau seperdua. “1” disebut pembilang yaitu merupakan daerah pengambilan. “2 “ disebut penyebut yaitu merupakan 2 bagian yang sama dari keseluruhan. Muchtar A. Karim (2007: 6.22).
d. Operasi Hitung Pecahan 1) Penjumlahan pecahan : Dapat diperagakan dengan benda-benda konkret misalnya buahbuahan, kue, tali rafia dan sebagainya. Atau model bangun-bangun datar umpamanya persegi panjang, persegi, lingkaran dan sebagainya.a) Penjumlahan pecahan berpenyebut sama Umpamanya untuk menujukkan
1 2 + = …., maka kita bagi sebuah 4 4
apel menjadi 4 bagian yang sama, sehingga masing-masing bagian adalah
1 1 an , kita ambil bagian, kemudian kita ambil lagi 4 4
6
2 bagian kemudian kita gabungkan maka besar buah minjadi 4 3 1 2 3 bagian .Kita simpulkan bahwa + = . 4 4 4 4
Bentuk umum :
b c bc . a a a
b) Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama Jika kita akan menjumlahkan dua pecahan berpenyebut tidak sama maka langkah pertama adalah menyamakan penyebutnya. Jika penyebutnya sudah sama,kita dapat menggunakan peragaan bendabenda konkret, semi konkret, dan terakhir abstrak yaitu kalimat matematika. Contoh
4 3 .... 5 4
Langkah pertama mencari pecahan yang senama dengan Nama lain dari
4 8 12 16 yaitu , , ,... 5 10 15 20
Nama lain dari
3 6 9 12 15 yaitu , , , ,... 4 8 12 16 20
Pecahan yang penyebutnya sama dari Sehingga dapat kita tulis
4 3 dan . 5 4
16 15 4 3 dan adalah dan 20 20 5 4
4 3 16 15 31 5 4 20 20 20
Bentuk umum dari penjumlahan pecahan yang penyebutnya beda yaitu: a c axd cxb a c ad bc = . b d bxd dxb b d bd
Muchtar A. Karim (2007: 6.28). 2) Pengurangan Pecahan : a) Pengurangan pecahan yang penyebutnya sama. Pengurangan bilangan pecahan sebenarnya merupakan lawan dari penjumlahan bilangan pecahan. Yaitu mencari suku yang
7
belum ketahui pada penjumlahan apabila jumlahnya sudah diketahui. 4 3 4 3 p , dapat ditulis sebagai p , untuk 5 5 5 5
Misalnya
mencari p dapat menggunakan benda-benda konkret, semi konkret, dan abstrak. Langkah-langkahnya sebuah kertas berbentuk persegi panjang dibagi menjadi 5 bagian sama besar, ambil dikurangi
4 bagian kemudian 5
3 1 4 3 1 bagian sehingga sisanya bagian atau . 5 5 5 5 5
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa :
a b ab . p p p
b) Pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda. Langkah-langkahnya sama dengan penjumlahan pecahan yang penyebutnya berbeda. Yaitu menyamakan penyebut dari pecaha- pecahan tersebut. Umpamanya
5 3 7 4
Nama lain dari
5 10 15 20 ,... 7 14 21 28
Nama lain dari
3 6 9 12 15 18 21 ,... 4 8 12 16 20 24 28
Sehingga
5 3 20 21 1 dapat diperagakan dengan = 7 4 28 28 28
garis bilangan. Jika diselesaikan dengan menggunakan kalimat matematika : 5 3 5 x4 3x7 20 21 1 7 4 7 x4 4 x7 28 28 28
.
Dari contoh di atas pengurangan pecahan yang penyebutnya berbeda dapat dinyatakan sebagai berikut:
a b axq bxp axq bxp . p q pxq qxp pxq Muchtar A. Karim (2007: 6.37).
8
3) Perkalian pecahan Misal 4
1 , anak diminta membagi persegipanjang menjadi 5 5
bagian sama besar sehingga masing-masing besarnya
1 bagian , 5
kemudian anak mengambil potongan persegi panjang tersebut sebanyak 4 kali maka hasilnya = 4
Misalkan
2 1 .... 3 4
artinya
1 1 1 1 1 4 = = . 5 5 5 5 5 5
2 1 dari , kita ambil bagian 4 3
1 an, 4
kemudian kita bagi menjadi 3 bagian kemudian kita ambil 2 bagian. Sehingga setiap bagian dari
1 bagian ini sama dengan 4
1 1 1 1 bagian. Dari 3 bagian kita ambil 2 bagian = 3 4 3 4 12
sehingga besarnya = 2
1 2 2 1 2 = . Disimpulkan bahwa . 12 12 3 4 12
Muchtar A.Karim (2007:6.56-6.57).
4) Pembagian pecahan a) Pembagian bilangan asli dengan pecahan Misal : 1 : 1:
1 1 berarti ada berapa an ada di dalam 1, akibatnya : 2 2
1 2 p p = 1 x , sehingga a : berarti ada berapa an di dalam a 2 1 q q
Bentuk umum a :
p q =ax . q p
b) Pembagian bilangan pecahan dengan pecahan
9
Misal :
3 4 4 3 : berarti ada berapa an di dalam , akibatnya 5 9 9 5
3 4 3 4 : = x . 5 9 5 9
Bentuk umum
a b a q : x . Muchtar A. Karim (2007: 6.69). p q p b
e. Model Pembelajaran Secara umum, model diartikan sebagai benda tiruan dari benda yang sesungguhnya. Secara khusus, model diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan dalam melakukan sesuatu kegiatan. Menurut Joyce dan Weil (1986) Model Pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran.
f. Model Pembelajaran Kontekstual Elaine B. Johnson (2007 : 14 ) menjelaskan Model Pembelajaran Kontekstual adalah sebuah sebuah sistem belajar yang didasarkan pada filosofi bahwa seorang pembelajar akan mau dan mampu menyerap materi pelajaran jika mereka dapat menangkap makna dari pembelajaran tersebut. Menurut Trianto (2009), karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual:
Kerjasama
Saling menunjang
Menyenangkan, mengasyikan
Tidak membosankan (joyfull, comfortable)
Belajar dengan bergairah
Pembelajaran terintegrasi
Menggunakan berbagai sumber
Siswa aktif
10
Menurut Trianto (2009), sebuah kelas dikatakan menerapkan Model Pembelajaran Kontekstual jika menerapkan ketujuh komponen, yaitu (1) kontruktivisme, (2) inkuiri, (3) bertanya, (4) masyarakat belajar, (5) permodelan, (6) refleksi, (7) penilaian yang sebenarnya. Menurut Depdiknas seperti yang dikutip Trianto (2009), secara garis besar langkah-langkah pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kontekstual sebagai berikut. a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik c. Kembangkan sikap ingin tahu siswa dengan bertanya. d. Ciptakan masyarakat belajar (belajar dalam kelompok-kelompoknya) e. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran f. Melakukan refleksi di akhir pertemuan g. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
B. Kerangka Berpikir Materi operasi hitung pecahan. merupakan materi pelajaran yang paling sulit dikuasai siswa jika dibandingkan dengan materi pelajaran lain, oleh karena itu, dalam pembelajarannya perlu dicari inovasi baru yang dapat memudahkan siswa dalam belajar operasi hitung pecahan, di samping dapat merangsang siswa untuk tertarik atau senang belajar matematika. Pembelajaran yang menekankan pada aktifitas siswa dalam menemukan kembali ide dan konsep operasi hitung pecahan melalui eksplorasi masalahmasalah nyata, dapat membantu siswa dalam belajar matematika sesuai proses berpikirnya. Dengan begitu, kemampuan operasi hitung pecahan siswa dapat meningkat. Pembelajaran yang sesuai dengan kriteria di atas adalah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual.
11
Adapun bagan kerangka berpikirnya sebagai berikut :
Kondisi Awal
Perlakuan
Kondisi Akhir
Pembelajaran Konvensional Kemampuan Operasi Hitung Pecahan Rendah
Dengan Model Pembelajaran Kontekstual Siswa melakukan operasi hitung pecahan
Siklus I
Siklus II
Kemampuan operasi hitung pecahan meningkat
Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir.
Kerangka berpikir dalam penelitian ini, dengan model pembelajaran yang ditawarkan dalam pembelajaran (eksplorasi masalah-masalah nyata oleh siswa) tentu siswa akan lebih mudah menemukan kembali ide dan konsep operasi hitung pecahan. Bagan tersebut menjelaskan bahwa pembelajaran operasi hitung pecahan yang disajikan dengan Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009/2010.
12
C. Hipotesis Tindakan Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 20092010.
13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu Penelitian
: Bulan Januari sampai dengan Juni 2010
Tempat
: SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan Adiwerna, Kabupaten
B.
Tegal.
Subyek dan Obyek Penelitian Subyek Penelitian
: Siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Kecamatan adiwerna Kabupaten Tegal Tahun Ajaran 2009/2010. Jumlah siswa 18 anak.
Obyek Penelitian
: Penggunaan Model Pembelajaran Kontekstual.
C. Prosedur Penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Dalam satu pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2X 35 menit). Pelaksanaan PTK dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1. Bagan Siklus PTK untuk e-TA PJJ S-1 PGSD (diambil dari Buku Panduan Tugas Akhir e-Tugas Akhir, 2008, 11) Keterangan
:
Plan
: perencanaan
Act
: pelaksanaan
14
Observe
: observasi
Reflect
: refleksi
Reflected Plan
: perencanaan hasil refleksi
Rancangan Siklus I 1. Tahap Perencanaan a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran di kelas yang meliputi analisis situasi dan analisis belajar siswa. b. Merancang skenario pembelajaran Operasi Hitung Pecahan dengan Model Pembelajaran Kontekstual. 1) Apersepsi : Guru bertanya jawab dengan siswa tentang masalah seharihari yang berkaitan dengan pecahan. 2) Siswa mencermati penjelasan guru tentang operasi hitung pecahan. 3) Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan lembar kerja. 4) Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas, siswa lain menanggapi. 5) Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 6) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu. 7) Menyusun RPP dengan materi tentang Operasi Hitung Pecahan dengan Model Pembelajaran Kontekstual. 8) Menyiapkaan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai. 9) Menyiapkan instrumen observasi dan alat evaluasi. 2. Tahap Implementasi/pelaksanaan Dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP yang telah disusun/dirancang. Pada siklus I pembelajaran dilakukan oleh guru kelas dan observer dari teman sejawat untuk melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. 3. Tahap Observasi Tahap observasi dilakukan oleh observer dengan mengamati proses pembelajaran (aktivitas guru dan siswa) untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap pengamat menggunakan format pedoman observasi yang telah
15
disiapkan peneliti. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Dilakukan dengan cara menganalisis hasil pembelajaran, yang meliputi proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. a. Menyimpulkan hasil analisis tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I. b. Merefleksi tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I, fase/bagian – bagian mana yang perlu penyempurnaan, untuk merancang skenario pembelajaran dan menyusun RPP untuk dilaksanakan pada siklus II.
Rancangan Siklus II 1. Tahap Perencanaan a. Merancang skenario perbaikan pembelajaran operasi hitung pecahan dengan Model Pembelajaran Kontekstual. 1) Apersepsi : Guru bertanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 2) Siswa mencermati penjelasan guru tentang operasi hitung pecahan. 3) Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan lembar kerja. 4) Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 5) Siswa mengerjakan evaluasi secara individu. b. Menyusun skenario perbaikan pembelajaran. c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II. d. Menyiapkaan media pembelajaran dan alat peraga yang sesuai. e. Menyiapkan instrumen observasi dan alat evaluasi. 2. Tahap Impelementasi/Pelaksanaan Dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dirancang dan RPP yang telah disusun. Pada siklus II pembelajaran dilakukan oleh guru kelas/peneliti dan observer dari teman sejawat untuk melakukan observer terhadap pembelajaran. 3. Tahap Observasi Pada tahap observasi dilakukan observasi proses pembelajaran dengan mengamati (aktifitas guru dan siswa) dengan menggunakan pedoman
16
observasi yang telah disiapkan peneliti. 4. Tahap Analisis dan Refleksi Pada tahap analisis siklus II diharapkan menunjukkan peningkatan penguasaan materi pelajaran oleh siswa dan memenuhi target ketuntasan belajar yang telah ditentukan bahkan bila mungkin diatas target. Merefleksi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, untuk menindaklanjuti penyempurnaan pelaksanaan pembelajaran, apabila pada siklus II masih ada siswa yang belum tuntas dalam penguasaan materi pelajaran.
Jadwal Penelitian NO
JENIS KEGIATAN
BULAN JAN
1 2 3 4 5 6 7
Observasi dan identifikasi masalah Penyusunan rancangan tindakan Pelaksanaan PTK siklus I Refleksi dan analisis hasil siklus I Pelaksanaan PTK siklus II
FEB
MAR
APR
MEI
JUN
X
X
X X
X XXX X
Refleksi dan analisis hasil siklus II Penyusunan laporan PTK
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
XXX X
17
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Hasil Penelitian Siklus I
a. Deskripsi Lokasi Penelitian SD Negeri Pagiyanten 03 merupakan salah satu sekolah tingkat dasar yang terletak di pedukuhan desa Pagiyanten. Sekolah tersebut masuk dalam wilayah desa Pagiyanten kecamatan Adiwerna kabupaten Tegal. SD Negeri Pagiyanten 03 terdiri 1 ruang kantor, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS dan perpustakaan, 2 ruang WC serta halaman yang luas. Ruang kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 memiliki ukuran 7 m x 7 m. Fasilitas ruangan kelas ada papan tulis, almari dan seperangkat media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar di SD Negeri Pagiyanten 03 dimulai jam 07.00 sampai dengan 12.10 WIB, dengan jadwal pelajaran yang disusun berdasarkan
kurikulum KTSP. Sedangkan untuk kegiatan
ekstrakurlikuler dilaksanakan di luar jam kegiatan belajar mengajar. Pada tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri Pagiyanten 03 terdiri dari 129 siswa yang terdiri dari : kelas I= 23 siswa, kelas II=28 siswa, kelas III= 23 siswa, kelas IV= 19 siswa, kelas V= 18siswa, dan kelas VI= 18 siswa. b. Struktur Organisasi SD Negeri Pagiyanten 03 Tahun pelajaran 2009/2010 SD Negeri Pagiyanten 03 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah, dan memiliki dewan guru yang terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, 6 Guru Kelas, 1 Guru PAI,1 Guru Penjaskes, 4 Guru Wiyata Bhakti sebagai guru mata pelajaran (Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Seni Budaya dan Keterampilan, Bahasa Inggris, dan Tenaga Adminstrasi) 1 orang penjaga SD. Jadi jumlah personil seluruhnya ada 13 orang.
18
Adapun struktur organisasi SD Negeri Pagiyanten 03 sebagai berikut : Kepala Sekolah SOBARI MIZAN,S.Pd.
Guru Kelas I SUNENTI,S.Pd.SD
Guru Kelas II SUNIASIH
Guru Kelas III NURHAYATI
Guru Kelas IV ALI HADI S.
Guru Kelas V SUTARMUTO
Guru Kelas VI BUHANI,S.PdSD
Goru Penjasorkes ESTI PRATIWI
Guru SBK ROISAH
Guru PAI LUTFI,S.Ag.
Guru Bhs.Inggris ASYRI AFINI,S.Pd
Guru Penjasorkes FUAD
Tenaga Adm. ETIKA CITRA W.
Penjaga SD AKH. BUSRO Gambar 4.1. Struktur Organisasi SD Negeri Pagiyanten 03
c. Hasil Pelaksanaan Sikus 1 Pelaksanaan pembelajaran untuk PTK pada siklus I dilaksanakan selama
tiga pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 22 Maret
2010, pertemuan II pada hari Rabu, 24 Maret 2010, dan pertemuan III pada hari Jumat,26 Maret 2010. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada Siklus 1 diperoleh hasil sebagai berikut: a) Hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: - Beberapa siswa tertarik dengan media pembelajaran yang disiapkan oleh
19
guru. - Tingkat keaktifan siswa masih kurang yakni baru mencapai 83 % atau 15 siswa yang aktif dalam kelompok. - Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan materi dengan model pembelajaran kontekstual - Sebagian besar (80 %) siswa dapat memahami penjelasan guru. - Perhatian siswa terhadap penjelasan guru hanya mencapai 89 % (16 siswa). - Siswa yang maju di depan kelas mampu membacakan laporan dengan baik. - Siswa merasa gembira manakala mendapat penghargaan dari kelompok lain maupun dari guru. b) Hasil pengamatan terhadap guru dengan melihat lembar observasi adalah sebagai berikut: - Apersepsi cukup mengena dengan materi yang akan dipelajari. - Dalam memberikan penjelasan materi masih terlalu cepat sehingga ada sebagian siswa yang kurang jelas dan kurang memahami. - Pembentukan kelompok sudah baik, dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda diharapkan dapat menularkan pemahaman yang diperoleh kepada teman yang lain. - Siswa kurang diberi kesempatan memperagakan penjumlahan/ pengurangan pecahan dengan benda konkret. - Penanaman konsep cukup baik namun perlu diberikan contoh-contoh lain yang dekat dengan kehidupan siswa. - Guru masih perlu lebih banyak memberikan rangsangan agar siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan. c) Hasil angket/wawancara terhadap siswa tentang pembelajaran Siklus 1 dapat dipaparkan bahwa 100 % (18 siswa) menyatakan pembelajaran model kontekstual membuat senang, 88,8 % (16 siswa) menyatakan dengan model pembelajaran kontekstual dapat memahami penjelasan guru, 77,7 % (14 siswa) menyatakan pembelajaran kontekstual membuat siswa berani
20
bertanya,100% (18 siswa) menyatakan bahwa guru melaksanakan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan, 66,7 % (12 siswa) menyatakan masih mengalami kesulitan mengerjakan tugas/pekerjaan rumah. d) Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa
tersebut adalah sebagai
berikut: Analisis angket yang telah dijawab siswa : NO 1
Pertanyaan Apakah
pembelajaran
yang
baru
dilaksanakan menyenangkan ? 2
Apakah cara guru dalam menjelaskan materi pelajaran cukup jelas?
3
Apakah
kamu
dapat
memahami
penjelasan dari guru ? 4
Apakah guru memberi kesempatan untuk bertanya?
5
Jumlah
Ya
Tidak
Siswa
(%)
(%)
18
100
-
18
89
11
18
78
22
18
100
-
18
100
-
18
28
72
82,5
17,5
Apakah guru sering membimbing jika kamu mengalami kesulitan mengerjakan latihan ?
6.
Apakah kamu masih mengalami kesulitan dalam
mengerjakan
tugas/pekerjaan
rumah dari guru? Rata – rata ( % )
Tabel 4. 1. Analisis Angket Siklus I
21
e) Hasil evaluasi pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut: (1) Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus I
No
Aspek Penilaian Nama Siswa
Inisiatif
Kerjasama
Jml.
Rata
Nilai
-rata
Kesungguhan
1.
Akil Sugatan
40
50
40
130
43
2.
Maedi Adi Saputra
60
70
70
200
67
3.
Taufik Ismail
50
60
50
160
53
4.
Andrey Setiyanto
60
60
65
185
62
5.
Ade Salsabila
70
70
70
210
70
6.
Aprillianti Solekha J.
65
70
75
210
70
7.
Alfi Hidayah
65
70
75
210
70
8
Dita Puspitawati
75
75
80
230
76
9.
Eka Wahyuningtiyas
40
60
60
160
53
10. Fajar Imamudin
60
60
60
180
60
11. Jaka Saputra
60
60
60
180
60
12. M. Arif Fadil
70
60
60
190
63
13. M. Rizal
60
70
70
200
67
14. Rizki Safitri
70
70
80
220
73
15. Rositah
70
70
80
220
73
16. Siti Nurkhikmah A.
60
70
80
210
70
17. Wulan Hilyatul A.
80
80
80
240
80
18. Kholifah
60
70
80
210
70
Tabel 4.2. Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus I
22
(2) Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus I NO NAMA
N LKS I
LKS II
I L A LKS III
I JML
RATARATA
1.
Kelompok I: 1. Maedi Adi Saputra 2. Moh. Arif Fadil 3. Rositah
90
70
100
260
87
90
60
80
230
77
70
60
80
210
70
60
80
80
220
73
4. Siti Nurhikmah A. 5. Kholifah 2.
Kelompok II: 1. Fajar Imamudin 2. Dita Puspitawati 3. Aprillianti Solekha J. 4. M.Rizal 5. Eka Wahyuningtyas
3.
Kelompok III : 1. Rizki Safitri 2. Ade Salsabila 3. Taufik Ismail 4. Jaka Saputra
4.
Kelompok IV : 1. Wulan Hilyatul A. 2. Alfi Hidayah 3. Akil Suganta 4. Andrey Setiyanto
Tabel 4.3. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus I
23
(3) Daftar nilai evaluasi dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Materi Pokok : Operasi Hitung Pecahan KKM No
: 60
Nama Siswa
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Akil Sugatan
40
2
Maedi Adi Saputra
70
3
Taufik Ismail
40
4
Andrey Setiyanto
60
5
Ade Salsabila
50
6
Aprillianti Solekha J.
60
V
7
Alfi Hidayah
70
V
8
Dita Puspitawati
90
V
9
Eka Wahyuningtiyas
50
10
Fajar Imamudin
60
V
11
Jaka Saputra
60
V
12
M. Arif Fadil
70
V
13
M. Rizal
50
14
Rizki Safitri
70
V
15
Rositah
70
V
16
Siti Nurkhikmah A.
70
V
17
Wulan Hilyatul A.
80
V
18
Kholifah
70
V
Jumlah
X V X V X
X
X
1130 Rata-Rata
62,7
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
40
Tabel 4.4. Daftar Evaluasi
24
(4) Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I
No KKM
1.
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai
Persentase
Tuntas
Belum Tuntas
Ketuntasan
13
5
72 %
60
Tabel 4.5. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I.
Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi adalah 62,7. Hasil tersebut lebih baik dari keadaan awal yakni 62,2. Sedangkan ketuntasan belajar 72 % dengan KKM 60 . (5) Nilai Akhir pada Siklus I No
Aspek Penilaian
Nama Siswa
Observasi
Diskusi
Evaluasi
Jml.
Nilai
Nilai
Akhir
1.
Akil Sugatan
43
73
40
156
52
2.
Maedi Adi Saputra
67
87
70
224
75
3.
Taufik Ismail
53
70
40
163
54
4.
Andrey Setiyanto
62
73
60
195
65
5.
Ade Salsabila
70
70
50
190
63
6.
Aprilianti Solekha J
70
77
60
207
69
7.
Alfi Hidayah
70
73
70
213
71
8
Dita Puspitawati
76
77
90
243
81
9.
Eka Wahyuningtiyas
53
77
50
180
60
10. Fajar Imamudin
60
77
60
197
66
11. Jaka Saputra
60
73
60
193
64
12. M. Arif Fadil
63
87
70
220
73
13. M. Rizal
67
77
50
194
65
25
14. Rizki Safitri
73
70
70
213
71
15. Rositah
73
87
70
230
77
16. Siti Nurkhikmah A.
70
87
70
227
76
17. Wulan Hilyatul A.
80
73
80
233
78
18. Kholifah
70
87
70
227
76
Tabel 4.6. Dafatar Nilai Akhir pada Siklus I
f) Refleksi hasil pengamatan Simpulan pelaksanaan Siklus I 1) Guru menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan . 2) Guru sudah cukup jelas dalam menerangkan materi pelajaran. 3) Guru kurang dalam memberi latihan soal, padahal pelajaran matematika harus banyak berlatih berulang–ulang. 4) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menjawab/mengajukan pertanyaan. 5) Dalam mengerjakan tugas/latihan siswa mendapat bimbingan dari guru. 6) Keaktifan siswa perlu ditingkatkan, terutama siswa yang belum tuntas agar tingkat partisipasinya lebih meningkat. 7) Guru perlu mengoptimalkan pembelajaran dengan model yang telah diaplikasikan serta menggunakan strategi dan teknik yang mampu meningkatkan partisipasi siswa sehingga tingkat penguasaan siswa lebih baik. 8) Siklus I belum dapat meningkatkan keterampilan siswa menyelesaikan soal cerita tentang operasi hitung pecahan sehingga perlu diadakan siklus II. Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I : Berdasarkan hasil analisis evaluasi dan angket yang diedarkan pada siswa, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang berlangsung pada
26
siklus I terdapat kendala atau hambatan sebagai berikut: 1) Ada beberapa siswa yang lamban belajar. 2) Jumlah media dan alat peraga yang terbatas. 3) Siswa kurang terlatih dalam menggunakan alat peraga. 4) Ada beberapa siswa yang kurang aktif selama pembelajaran. 5) Siswa kurang terbiasa mengajukan pertanyaan dan pendapat selama diskusi. 6) Siswa kurang menguasai kemampuan hitung dasar (menjumlah, mengurangi,mengalikan dan membagi). 7) Siswa kurang trampil dalam mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru. Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah implementtasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 1.
Dengan mengacu pada kendala dan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka peneliti mengkonsultasikan dengan kepala sekolah dan supervisor. Dari konsultasi tersebut maka diputuskan untuk mengadakan PTK pada siklus II Siklus II (Pertemuan 1, 2 dan 3). 1. Perencanaan Pertemuan 1-3 pada siklus II masing-masing dilaksanakan selama 70 menit. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Rancangan RPP tentang materi pokok Operasi Hitung Pecahan mencakup : Standar Kompetensi
: 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
: 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Indikator
:
- Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa atau pecahan campuran berpenyebut sama) - Melakukan operasi penjumlahan dan
27
pengurangan berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa atau pecahan campuran berpenyebut beda). b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung. Fasilitas yang perlu dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah : 1) Ruang Belajar Ruang belajar yang digunakan adalah ruang kelas V SD Negeri Pagiyanten 03. 2) Buku Pelajaran Buku pelajaran yang digunakan yaitu : (1) Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ” Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008, Jakarta, halaman 102-109. (2) Buku Tititan Mahir Matematika untuk SD kelas 5 Penerbit : Visindo Media Persada Tahun 2004, Jakarta, hal.33 – 42. (3) Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan. 3) Alat Peraga Alat peraga yang dipersiapkan meliputi : (1) Benda-benda konkret seperti buah apel, jambu, roti,kertas lipat, bangun datar persegi panjang,persegi,dan lingkaran (2) Menyiapkan Lembar Kerja. (3) Menyiapkan Lembar Pengamatan (4) Menyiapkan Lembar Evaluasi (5) Menyiapkan lembar observasi untuk supervisor. c. Supervisor melakukan observasi terhadap proses pembelajaran pada siklus II. 2. Pelaksanaan 1) Pra Pembelajaran Siswa dan guru berdo’a bersama. Guru mengabsen siswa Guru dan siswa menyiapkan media dan alat peraga yang diperlukan.
28
2) Kegiatan Awal Apersepsi : Siswa bertanya jawab dengan guru tentang suatu hal yang mengarah pada materi pelajaran. Memotifasi siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan Memperbanyak latihan soal-soal hitung dasar(menjumlah, mengurangi,mengalikan, dan membagi) Guru memberi motivasi belajar dengan menjelaskan manfaat mempelajari operasi hitung pecahan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cakupan materi yang akan dicapai. 3) Kegiatan Inti Guru mengulang penjelasan materi pelajaran Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dengan anggota 4 - 5 anak. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Siswa dengan berkelompok mengerjakan tugas diskusinya masingmasing. Guru membimbing siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. Masing-masing kelompok dengan bergiliran menunjuk salah satu anggotanya untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Kelompok-kelompok lain memberi tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok yang sedang presentasi. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi bersama-sama. Siswa mengerjakan tes tertulis tentang materi yang telah dipelajari. 4) Kegiatan Akhir Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi pembelajaran. Guru memberi penegasan materi yang telah dipelajari bersama. Tindak lanjut pada pertemuan 1 dengan memberi tugas PR.
29
Tindak lanjut pada pertemuan 2 dengan memberi tugas PR. Tindak lanjut pada pertemuan 3 yaitu bagi siswa yang hasil nilai belum mencapai KKM diberi perbaikan, sedangkan bagi siswa yang hasil nilainya sudah mencapai KKM diberi pengayaan. 3. Pengamatan/observasi Selama pelaksanaan pembelajaran siklus II peneliti berkolaborasi dengan supervisor sebagai pengamat/observer. Tugas observer adalah mengamati jalannya pembelajaran pada siklus II dengan panduan lembar observasi, yang telah tersedia. Adapun hal-hal yang akan dinilai dalam pengamatan meliputi : 1) Pra Pembelajaran 2) Kegiatan Membuka Pelajaran 3) Kegiatan Inti Pembelajaran Penguasaan materi pelajaran Strategi pola pembelajaran Pemanfaatan media pembelajaran Penilaian proses dan hasil belajar Penggunaan bahasa 4) Penutup. 4. Refleksi. Pengumpulan data dilakukan bersama oleh guru sebagai peneliti dan supervisor.yang diperoleh melalui observasi selama proses pembelajaran pada siklus II. Pembelajaran pada siklus II setelah diadakan penilaian proses dan penilaian hasil belajar diharapkan menunjukkan kemajuan bila dibandingkan nilai yang dicapai oleh siswa kelas V pada siklus I.
2. Hasil Penelitian Siklus II. Pelaksanaan pembelajaran untuk PTK pada siklus II dilaksanakan selama tiga pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 19 April 2010, pertemuan II pada hari Rabu, 21 April 2010, dan pertemuan III pada hari
30
Jumat,23 April 2010. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada Siklus 1I diperoleh hasil sebagai berikut: a. Hasil pengamatan terhadap siswa selama proses pembelajaran adalah sebagai berikut: - Beberapa siswa tertarik dengan media pembelajaran yang disiapkan oleh guru. - Tingkat keaktifan siswa menigkat mencapai 89% atau 16 siswa yang aktif dalam kelompok. - Siswa merasa senang ketika guru menyampaikan materi dengan model kontekstual - Sebagian besar (85%) siswa dapat memahami penjelasan guru. - Perhatian siswa terhadap penjelasan guru mencapai 94 % (17 siswa). - Siswa yang maju di depan kelas mampu membacakan laporan dengan baik. - Siswa merasa gembira ketika mendapat penghargaan dari kelompok lain maupun dari guru. b. Hasil pengamatan terhadap guru dengan melihat lembar observasi adalah sebagai berikut: - Apersepsi cukup mengena dengan materi yang akan dipelajari. - Dalam memberikan penjelasan materi sudah semakin jelas sebagian besar siswa dapat memahami. - Pembentukan kelompok sudah baik, dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda diharapkan dapat menularkan pemahaman yang diperoleh kepada teman yang lain. - Siswa sudah diberi kesempatan memperagakan penjumlahan/pengurangan pecahan dengan benda konkret. - Guru banyak memberikan rangsangan agar siswa berani bertanya dan menjawab pertanyaan. b. Hasil angket/wawancara terhadap siswa tentang pembelajaran Siklus II dapat dipaparkan bahwa 100 % (18 siswa) menyatakan pembelajaran model kontekstual membuat senang, 88,8 % (16 siswa) menyatakan
31
dengan model pembelajaran kontekstual dapat memahami penjelasan guru, 77,7 % (14 siswa) menyatakan pembelajaran kontekstual membuat siswa berani bertanya,100% (18 siswa) menyatakan bahwa guru melaksanakan bimbingan jika siswa mengalami kesulitan, 66,7 % (12 siswa)
menyatakan
masih
mengalami
kesulitan
mengerjakan
tugas/pekerjaan rumah. Rangkuman hasil pengumpulan pendapat siswa tersebut adalah sebagai berikut : Analisis angket yang telah dijawab siswa : NO
Pertanyaan
1
Apakah pembelajaran yang baru dilaksanakan menyenangkan ?
2
Apakah cara guru dalam menjelaskan materi pelajaran cukup jelas?
3
Apakah kamu dapat memahami penjelasan dari guru ?
4
Apakah guru memberi kesempatan untuk bertanya?
5
Apakah guru sering membimbing jika kamu mengalami kesulitan mengerjakan latihan ?
6.
Jumlah
Ya
Tidak
Siswa
(%)
(%)
18
100
-
18
94
6
18
78
22
18
100
-
18
100
-
18
55
45
87,8
12,2
Apakah kamu masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dari guru? Rata – rata (%)
Tabel 4. 7. Analisis Angket Siklus I
32
Hasil evaluasi pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut: (1) Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus II
No
Aspek Penilaian Nama Siswa
Inisiatif
Kerjasama
Jml.
Rata-
Nilai
rata
Kesungguhan
1.
Akil Sugatan
40
50
50
140
43
2.
Maedi Adi Saputra
70
70
70
200
67
3.
Taufik Ismail
50
60
60
170
56
4.
Andrey Setiyanto
60
65
70
195
65
5.
Ade Salsabila
70
70
70
210
70
6.
Aprillianti Solekha J.
65
70
75
210
70
7.
Alfi Hidayah
70
70
75
215
72
8
Dita Puspitawati
75
80
80
235
78
9.
Eka Wahyuningtiyas
50
60
60
170
56
10. Fajar Imamudin
60
70
60
190
63
11. Jaka Saputra
60
60
70
190
63
12. M. Arif Fadil
70
70
60
200
67
13. M. Rizal
60
70
70
200
67
14. Rizki Safitri
70
80
80
230
76
15. Rositah
80
70
80
230
76
16. Siti Nurkhikmah A.
60
70
80
210
70
17. Wulan Hilyatul A.
80
80
80
240
80
18. Kholifah
70
70
80
220
73
Tabel 4.8. Daftar Nilai Proses untuk Kelompok Diskusi Siklus II
33
(2) Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus II NO NAMA LKS I
N
I L A
I
LKS II
LKS III
JML
RATARATA
1.
Kelompok I: 1. Maedi Adi Saputra 2. Moh. Arif Fadil 3. Rositah
90
80
60
230
73
100
60
80
240
80
80
80
80
240
80
80
80
80
240
80
4. Siti Nurhikmah A. 5. Kholifah 2.
Kelompok II: 1.Fajar Imamudin 2.Dita Puspitawati 3.Aprilianti Solekha J. 4.M.Rizal 5.Eka Wahyuningtyas
3.
Kelompok III : 1.Rizki Safitri 2.Ade Salsabila 3.Taufik Ismail 4.Jaka Saputra
4.
Kelompok IV : 1.Wulan Hilyatul A. 2.Alfi Hidayah 3.Akil Sugatan 4.Andrey Setiyanto
Tabel 4. 9. Daftar Nilai Tugas Kelompok Diskusi pada Siklus II
34
Daftar nilai evaluasi pada siklus II dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Materi Pokok
: Operasi Hitung Pecahan
KKM
: 60
(3) Daftar Nilai Evaluasi pada siklus II No
Nama Siswa
Nilai
Tuntas
Belum Tuntas
1
Akil Sugatan
30
2
Maedi Adi Saputra
70
3
Taufik Ismail
50
4
Andrey Setiyanto
70
V
5
Ade Salsabila
80
V
6
Aprilianti Solekha J
60
V
7
Alfi Hidayah
60
V
8
Dita Puspitawati
70
V
9
Eka Wahyuningtiyas
50
10
Fajar Imamudin
70
V
11
Jaka Saputra
60
V
12
M. Arif Fadil
90
V
13
M. Rizal
60
V
14
Rizki Safitri
70
V
15
Rositah
70
V
16
Siti Nurkhikmah A.
60
V
17
Wulan Hilyatul Aulia
80
V
18
Kholifah
60
V
Jumlah
1.160
15
Rata-Rata
64,4
Nilai Tertinggi
90
Nilai Terendah
30
X V X
X
Tabel 4.10. Daftar Nilai Evaluasi pada siklus II
3
35
(4) Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II No KKM
1.
Jumlah Nilai
Jumlah Nilai
Persentase
Tuntas
Belum Tuntas
Ketuntasan
15
3
83%
60
Tabel 4.11. Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II
Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi adalah 64,4 Hasil tersebut meningkat dari keadaan siklus I yakni 62,7. Sedangkan ketuntasan belajar naik dari keadaan siklus I 72% menjadi 83% dengan KKM 60 . (5) Nilai Akhir pada Siklus II No
Aspek Penilaian Nama Siswa
Jml.
Observasi
Diskusi
Evaluasi
Nilai
Nilai Akhir
1.
Akil Sugatan
43
80
30
153
51
2.
Maedi Adi Saputra
67
73
70
210
70
3.
Taufik Ismail
56
80
50
176
60
4.
Andrey Setiyanto
65
80
70
215
72
5.
Ade Salsabila
70
80
80
230
77
6.
Aprillianti Solekha J.
70
80
60
210
70
7.
Alfi Hidayah
72
80
60
212
70
8
Dita Puspitawati
78
80
70
218
73
9.
Eka Wahyuningtiyas
56
80
50
176
60
10. Fajar Imamudin
63
80
70
203
68
11. Jaka Saputra
63
80
60
203
68
12. M. Arif Fadil
67
73
90
230
77
13. M. Rizal
67
80
60
207
69
14. Rizki Safitri
76
80
70
216
72
36
15. Rositah
76
73
70
219
73
16. Siti Nurkhikmah A.
70
73
60
203
68
17. Wulan Hilyatul A.
80
80
80
240
80
18. Kholifah
73
73
60
206
69
Tabel 4.12. . Nilai Akhir pada Siklus II
Refleksi hasil pengamatan. Simpulan pelaksanaan Siklus II 1. Guru menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan . 2. Guru sudah cukup jelas dalam menerangkan materi pelajaran. 3. Guru banyak memberikan latihan soal-soal. 4. Guru banyak memotifasi siswa untuk bertanya atau menjawab pertanyaan. 5. Dalam mengerjakan tugas/latihan siswa mendapat bimbingan dari guru. 6. Keaktifan siswa ada peningkatan. 7. Ketuntasan belajar meningkat dari 72 % menjadi 82 %. 8. Siklus II dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan.
Kendala dan masalah yang muncul dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Setelah mengadakan pengamatan pada siswa selama pembelajaran dan menganalisis hasil evaluasi siswa pada siklus II ditemukan beberapa kendala sebagai berikut : 1) Anak yang lamban belajar belum ada perubahan/kemajuan. 2) Kemampuan hitung dasar siswa (menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan,dan membagi) rendah. 3) Beberapa siswa mengalami kesulitan mencari KPK untuk menyamakan penyebut. 4) Siswa belum terampil menyederhanakan pecahan.
37
Rancangan strategi penyelesaian masalah dan langkah-langkah implementasi strategi penyelesaian masalah dalam siklus 2. 1) Anak yang lamban belajar diberi bimbingan khusus dan diberi latihanlatihan soal yang lebih sederhana yang sesuai dengan kehidupan seharihari. 2) Siswa yang kemampuan hitung dasarnya rendah diberi latihan-latihan hitung
dasar seperti menjumlah,mengurangi, mengalikan, dan
membagi bilangan cacah. 3) Siswa yang mengalami kesulitan mencari KPK untuk menyamakan penyebut diberi bimbingan secara khusus tentang cara mencari KPK dua bilangan atau lebih. 4) Siswa yang belum terampil menyederhanakan pecahan diberi bimbingan cara menyederhanakan pecahan yaitu dengan membagi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama (FPB dari pembilang dan penyebut).
B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan yang terdiri dari dua siklus dengan menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual terdapat peningkatan dalam kegiatan belajar mengajar dari siklus1 ke siklus 11, seperti yang terlihat dalam prosentase ketuntasan hasil belajar. 1. Pembahasan Siklus I Dari penelitian pada siklus 1 teryata hasil yang didapat kurang memuaskan Dari hasil pembelajaran siswa pada tabel 1 dapat dilihat bahwa masih ada siswa yang belum menguasai materi. Nilai rata-rata kelas 62,7 ini dirasa masih belum maksimal. Untuk hasil observasi implementasi RPP oleh teman sejawat dapat dilihat pada lampiran laporan ini. Adapun hambatan yang terjadi pada pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu sebagian besar siswa kurang manguasai kemampuan hitung dasar. Dari hasil pembelajaran siklus 1 kurang berhasil, maka perlu adanya langkah-langkah perbaikan yang harus dilakukan, yaitu diantarnya guru
38
jangan mendominasi pembelajaran tetapi sebagai fasilitator. Siswa diberi
kesempatan seluas-luasnya
untuk
terlibat
dalam
penggunaan media pembelajaran. Guru juga harus memperhatikan materimateri yang sulit dipahami anak. Ketika siswa melakukan kegiatan pembelajaran guru harus
tetap memberi bimbingan. Serta perlu adanya
perbaikan terhadap pembelajaran siklus berikutnya.
2. Pembahasan siklus II Pada siklus II, pembelajarannya menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata-rata anak naik dari 62,7 menjadi 64,4. Ketuntasan belajar siswa meningkat dari 72 % pada siklus I menjadi 83%. Semua aspek yang dijadikan observasi teman sejawatpun hasilnya lebih baik. Ini tidak terlepas dari perbaikan yang dilakukan pada siklus II. Adapun yang diperbaiki yaitu penggunaan media pembelajaran, tiap kelompok diberi kesempatan menggunakan alat pembelajaran. Guru memotifasi siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Guru juga memberi penekanan khusus pada materi yang sulit dipahami. Dengan demikian siklus II sudah memuaskan dan terlaksana pembelajaran yang disukai oleh siswa,maka pembelajaran tersebut membekas dibenak siswa dan akan teringat lama dipikiran mereka.
C. RANGKUMAN HASIL PENELITIAN 1. Kondisi awal : Kemampuan Operasi Hitung Pecahan siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03 Tahun Ajaran 2009/2010 rendah hal ini ditunjukkan dengan siswa yang tuntas belajar hanya 44 %. 2. Hasil Siklus I : Dengan menggunaan Model Pembelajaran Kontekstual ketuntasan belajar siswa pada siklus I menjadi 72 %. 3 Hasil siklus II : Ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 83%. 4. Dari keseluruhan siklus yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung
39
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Dari hasil perbaikan pembelajaran mata pelajaran matematika kompetensi dasar Operasi Hitung Pecahan , menggunakan Model Pembelajaran Kontekstual dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Kontekstual dapat meningkatkan kemampuan operasi hitung pecahan pada siswa kelas V SD Negeri Pagiyanten 03. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sebelum tindakan hanya 8 siswa dari 18 siswa atau 44 % yang tuntas dengan KKM 60, pada siklus 1 PTK ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 13 siswa atau (72 %). Pada siklus II ketuntasan belajar siswa kembali meningkat menjadi 15 siswa atau (83%). Nilai rata-rata setelah diadakan evaluasi pada siklus I adalah 62,7. Hasil tersebut lebih baik dari keadaan awal yakni 62,2. Kemudian setelah diadakan siklus II nilai rata-rata naik menjadi 64,4.
B. SARAN Berdasarkan simpulan di atas,beberapa hal yang sebaiknya di lakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran untuk memperoleh hasil yang optimal, di antaranya yaitu: 1. Menciptakan pembelajaran yang di dalamnya merupakan kondisi atau keadaan yang dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa termotivasi untuk berpartisipasi atau terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga belajar siswa di kelas lebih optimal dan bermakna serta mudah dan menyenangkan. 2. Tidak mendominasi pembelajaran, namun selalu menjadi fasilitator bagi kelancaran belajar siswa. 3. Mengawali pembelajaran matematika dengan hal -hal yang menyenangkan dan akrab dengan kehidupan sehari-hari siswa. 4. Menggunakan media pembelajar secara optimal untuk mendekatkan
40
materi pembelajaran dengan dunia nyata 5. Mengadakan refleksi pada akhir pembelajaran untuk mengetahui kekurangan-kekurangan yang ada agar dapat diperbaiki pada pertemuan berikutnya.
41
DAFTAR PUSTAKA
Johnson B, Elaine.(2006).Contextual Teaching and Learning. MLC California Joice,Bruce & Weil, Marsha. (1986). Model of Teaching. New Jersey:Prentice Hall,Inc. Karso. dkk. 1992. Pendidkan Matematika 4. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:Universitas Terbuka. Muchtar A. Karim.(2007).Pendidikan Matematika II. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Universitas Terbuka. Pusat Pengembangan Bahasa (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta: Balai Pustaka. Trianto. 2009. Mendesain Metode Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, landasan dan implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta : Kencana.
42
LAMPIRAN A. Contoh Perangkat Pembelajaran RENCANA PEMBELAJARAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SIKLUS I
Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas / Semester
:
V/II
Alokasi Waktu
:
6 x 35 menit (3 x pertemuan)
Pelaksanaan
:
Standar Kompetensi
:
5.
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
:
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan.
Indikator
:
- Melakukan operasi penjumlahan dan pengurang-an berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa atau pecahan campuran berpenyebut sama) - Melakukan operasi penjumlahan dan pengurang-an berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa atau pecahan campuran berpenyebut beda).
Fokus Pembelajaran (PTK)
:
Operasi hitung pecahan
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama. 2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda. 3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama. 4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan berbagai
43
bentuk pecahan berpenyebut beda. II. Materi Ajar Operasi hitung pecahan III. Model dan Metode Pembelajaran A. Model Pembelajaran :
Kontekstual (CTL)
B. Metode Pembelajaran :
Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, tugas
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Kegiatan Awal (10 menit) 1. Apersepsi : Tanya jawab mengungkap materi pelajaran yang lalu. a. Anak-anak, pada pertemuan yang lalu kita telah belajar tentang mengubah pecahan ke bentuk persen dan decimal. Apakah artinya persen itu? (Persen artinya perseratus) Ya, bagus. b. Apakah kalian masih ingat bagaimana langkah-langkah mengubah pecahan ke bentuk persen? c. Bagaimana langkah-langakah mengubah pecahan ke bentuk desimal? Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari tentang operasi hitung pecahan. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi yang akan dipelajari Kegiatan Inti (45 menit) 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan biasa dengan peragaan langsung (misal : dengan menggabungkan ¼ roti dengan ¼ roti, duapertiga lingkaran ditambah sepertiga lingkaran,dsb.) 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melakukan penjumlahan pecahan secara matematis, berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan. 3. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan pecahan desimal.
44
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan berbagai bentuk pecahan. 5. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4-5 anak. 6. Guru membagi lembar kerja pada tiap kelompok. 7. Siswa mengerjakan tugas atau lembar kerja 8. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas, kelompok lain menanggapi 9. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru 10. Siswa mencatat kesimpulan hasil diskusi yang telah dimantapkan guru Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Siswa mengerjakan soal/tugas yang diberikan guru 2. Guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan mengadakan tindak lanjut 3. Guru bersama siswa mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan Pertemuan II Kegiatan Awal (10 menit) 1. Apersepsi Tanya jawab materi pelajaran pada pertemuan yang lalu misalnya : a. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang berpenyebut sama ? b. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan pecahan biasa yang berpenyebut tidak sama ? c. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan berbagai bentuk pecahan ? 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan Inti (45 menit) 1. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan pecahan dengan peragaan langsung (misal : mengurangkan
2 4 roti dari roti,dsb.) 8 8
1 4
apel dari
3 apel, mengurangkan 4
45
2. Siswa mencermati penjelasan cara melakukan pengurangan pecahan dengan peragaan langsung. 3. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan secara matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan. 4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mengurangkan pecahan decimal. 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mengurangkan berbagai bentuk pecahan. 6. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok tiap kelompok terdiri dari 5–6 anak. 7. Guru membagi tugas/lembar kerja siswa secara berkelompok. 8. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok. 9. Siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya. 10.Tiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, kelompok lain menanggapi. 11. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru. 12. Siswa mencatat/merangkum kesimpulan materi pelajaran yang telah dibahas dan dimantapkan oleh guru. Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Siswa mengerjakan tes formatif secara individu 2. Guru menganalisis hasil tes formatif yang telah dikerjakan siswa. 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. 4. Guru memberikan tugas rumah (PR). Pertemuan III Kegiatan awal (10 menit) 1. Apersepsi : a. Mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran pada pertemuan yang lalu. b. Membahas pekerjaan rumah (PR) c. Guru memotivasi siswa agar siap belajar, dengan penuh semangat.
46
2. Guru menyampaikan tujuan materi pembelajaran akan dicapai. Kegiatan Inti (15 menit) 1. Guru dengan siswa bertanya jawab tentang operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan. 2. Guru menginformasikan tentang operasi hitung campuran yang berkaitan dengan bilangan pecahan, disertai contoh. 3. Siswa mencermati penjelasan, dan contoh penyelesaian soal yang dijelaskan guru di papan tulis. 4. Siswa mencermati penjelasan guru cara menyelesaikan soal cerita yang di demonstrasi guru dipapan tulis. 5. Tanya jawab tentang bagian–bagian materi yang belum dipahami. 6. Guru merespon pertanyaan siswa. 7. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok, dan membahas lembar kerja kelompok. 8. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, dengan bimbingan guru. 9. Siswa melaporkan hasil diskusi keompok, yang lain menanggapi. 10. Siswa menyimpulkan materi hasil kerja kelompok dengan bimbingan guru. 11. Siswa mencatat kesimpulan materi pelajaran yang telah dimantapkan guru. Kegiatan Akhir (15 menit) 1. Siswa mengerjakan evaluasi secara individu. 2. Guru menganalisis hasil evaluasi siswa dan memberi tidak lanjut. 3. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran yang telah berlangsung, dan berusaha untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada pertemuan selanjutnya. V.Alat, Bahan dan Sumber Belajar Alat Peraga 1. Benda–benda konkret, roti, buah apel, kertas lipat dan sebagainya. 2. Kartu bilangan pecahan.
47
Bahan Pembelajaran Operasi hitungan pecahan : - Penjumlahan Pecahan - Pengurangan Pecahan Sumber Belajar 1. Kurikulum KTSP SD tahun 2009 2. Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ” Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008, Jakarta. Halaman : 102-109 Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan. VI.Penilaian A. Prosedur Tes 1. Tes dalam proses 2. Tes akhir B. Teknik Tes 1. Dengan Tes
: Tes tertulis
2. Non Tes
: Lembar observasi/pengamatan
C. Bentuk Tes : 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2. Essey D. Kriteria Penilaian 1. Essey Jumlah : 10 soal Skor
: 10 x 10 = 100
2. Lembar Pengamatan No 1 2 3
ASPEK Partisipasi/kerjasama dalam kelompok Proses pengerjaan tugas Hasil kerja akhir Jumlah skor total
Bobot (skor) 30 30 40 100
Skor Perolehan Siswa ……………. ……………. ……………. …………….
48
Contoh : 1 = 20, 2 = 21, 3 = 30 NA = 20 + 21 + 30 x 100 = 71 x 100 = 71 100 100
49
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan I Kelompok
: .........
Ketua
: ..............................
Anggota
: .............................. .............................. .............................. ..............................
Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1 1 1. 2 =……. 3 3
6. 0,145+0,85 =……
2. 3
1 2 + 1 =…… 6 5
3 7. 3 +34%+0,40 =…… 5
3. 2
2 3 + 3 =……. 5 10
8. 3
4 +0,25+35% =…… 10 4 =.... 5
4. 0,24+0,45 = . . .
9. 56%+0,65+ 2
5. 2,56+0,45 =. . ..
10. 1,45+4,86+67% =…..
Jawaban :
50
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan II Kelompok
: .........
Ketua
: ..............................
Anggota
: .............................. .............................. .............................. ..............................
Petunjuk : Mari mengurangkan pecahan – pecahan berikut ini ! 4 3 1. 3 2 ..... 6 6
6. 5,85-3.98 = . . . .
3 2. 5 2,5 ...... 4
7. 35%-1
4 3 3. 3 2 = . . . . 6 4
5 8. 2 0,75 ..... 8
4. 2,68-0,78 = . . . .
1 9. 2 0,57 65% .... 2
5. 4,64-2,85 = . . . .
10. 2
Jawaban :
1 0,8 .... 5
18 180% .... 25
51
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan III Kelompok
: .........
Ketua
: ..............................
Anggota
: .............................. .............................. .............................. ..............................
Petunjuk : Selesaikan masalah – masalah yang berkaitan dengan pecahan. Jika belum jelas, jangan ragu untuk bertanya kepada Bapak/Ibu Guru ! 1. Hari ini ayah memetik rambutan
1 kuintal , kemarin memetik sebanyak 0,4 4
kuintal. Berapa kuintal rambutan yang dipetik ayah seluruhnya ?
1 1 1. Dalam keranjang terdapat 1 kuintal jeruk. Jika kamu mengambil kuintal, 8 3 berapa kuintal jeruk yang tersisa di keranjang ? 1 2. Seorang pedagang buah memiliki 1 kuintal mangga, hari ini berhasil menjual 8
mangganya 3. Seorang
3 kuintal, berapa kuintal buah mangga yang tersisa? 5
pedagang
1 1 membeli 2 kuintal beras, kuintal gula, dan 0,60 5 4
kuintal tepung terigu. Berapa kuintal berat belanja selurihnya? 4. Ari mengantar
3 kuintal jeruk ke rumah paman. Jeruk-jeruk tersebut 5
dimasukkan ke dalam 2 kantung, kantung pertama beratnya 0,18 kuintal. Berapa kuintal jeruk yang ada di dalam kantung kedua? Jawaban :
52
Soal–soal evaluasi Selesaikan pengerjaan hitung pecahan berikut,gunakan cara yang kamu anggap paling mudah ! 1 2 1. 3 .... 3 9
3 2. 2 0,2 .... 4 3. 4,185+25,89 = . . . . 4. 1
2 125% .... . 3
3 5. 5 3,5 ..... . 4
6. 1,42-0,98 = …… 7. 3,85-1,375 = . . . .
3 8. Ayah membeli tiga ekor ayam yang masing-masing beratnya 1 kg, 4 1 1 1 kg, dan 2 kg. Berapa berat ketiga ayam yang dibeli ayah? 5 10
9. Pak Hadi memiliki tiga petak sawah yang masing-masing luasnya 2,15 ha, 1,85 ha, dan 4,08 ha. Berapa luas seluruh sawah Pak Hadi? 10. Pedagang beras mempunyai 3,04 kw , dua hari berturut-turut terjual 1,2 kw dan 0,95 kw. Pagi ini ia membeli dari petani 1,25 kw. Berapa kuintal beras pedagang itu sekarang?
53
Kunci jawaban : 10 2 30 2 32 5 3 3 9 9 9 9 9
1.
3 11 2 55 4 59 19 2. 2 0,2 2 4 4 10 20 20 20 20 3. 4,185 25,89 + _______ 30,075 2 2 125 200 375 575 275 11 4. 1 125% 1 1 . 3 3 100 300 300 300 300 12 3 23 35 115 70 45 5 1 5. 5 3,5 2 2 4 4 10 20 20 20 20 4
.
6. 1,42 0,98 _____0,44 7. 3,85 1,375 ______2,47 8. Berat ketiga ayam yang dibeli ayah 3 1 1 7 6 21 35 24 42 101 1 =1 +1 + 2 = 5 kg 20 4 5 10 4 5 10 20 20 20 20
9. Luas seluruh sawah Pak Hadi =2,15+1,85+4,08=8,08 ha. 10.
Beras pedagang itu sekarang = (3,04-1,2-0,95)+ 1,25 = 0,89 + 1,25 = 2,14 kuintal.
VII. Kriteria Keberhasilan Indikator tingkat keberhasilan tujuan penelitian adalah sekurang– kurangnya : a. 70 % siswa menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran b. 70 % siswa dapat menguasai ketrampilan operasi hitung pecahan c. 70 % siswa mencapai ketuntasan belajar (minimal mendapat nilai 65).
54
Adiwerna,
Maret 2010
Pengamat/Observer
Mahasiswa
BUHANI, S.Pd.SD.
SUTARMUTO
NIP: 19650805 198806 2 002
NIM : X2707013
Mengetahui, Kepala SD Negeri Pagiyanten 03
SOBARI MIZAN,S.Pd. NIP : 19640731 198806 1 001
55
RENCANA PEMBELAJARAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) SIKLUS II Mata Pelajaran
:
Matematika
Kelas/Semester
:
V/II
Alokasi Waktu
:
6 x 35 menit (3 x pertemuan)
Pelaksanaan
:
19,21,23, April 2010
Standar Kompetensi
:
5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar
:
5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
Indikator
:
- Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa atau pecahan campuran berpenyebut sama) -
Melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan (pecahan biasa atau pecahan campuran berpenyebut beda)
Fokus Pembelajaran (PTK)
:
Operasi Hitung Pecahan
I. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama. 2. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan penjumlahan berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda. 3. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan berpenyebut sama. 4. Melalui diskusi kelompok siswa dapat melakukan pengurangan berbagai bentuk pecahan berpenyebut beda. II. Materi Ajar Operasi hitung pecahan
56
III. Model dan Metode Pembelajaran A. Model Pembelajaran
: Kontekstual (CTL)
B. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, diskusi, tugas
IV. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I Kegiatan Awal (10 menit) 1. Apersepsi Tanya jawab mengungkap materi pelajaran yang lalu. a. Anak-anak, pada pertemuan yang lalu kita telah belajar tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan. b Apakah kalian masih ingat bagaimana langkah-langkah menjumlahkan berbagai bentuk pecahan? c. Bagaimana langkah-langakah mengurangkan berbagai bentuk pecahan? d. Pada pertemuan kali ini kita akan melanjutkan tentang operasi hitung pecahan. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dari materi yang akan dipelajari. Kegiatan Inti (50 menit) 1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan biasa dengan peragaan langsung (misal : dengan menggabungkan 3 roti dengan 1
2 8
3 1 3 roti, 2 persegi ditambah 3 persegi,dsb.). 8 4 4
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara melakukan penjumlahan pecahan secara matematis, berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan. 3. Salah satu siswa memperagakan penjumlahan pecahan dengan benda konkret. 4. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan
57
pecahan desimal. 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menjumlahkan berbagai bentuk pecahan. 6. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4-5 anak. 7. Guru membagi lembar kerja pada tiap kelompok 8. Siswa mengerjakan tugas atau lembar kerja secara berkelompok. 9. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok didepan kelas, kelompok lain menanggapi. 10. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru. 11. Siswa mencatat kesimpulan hasil diskusi yang telah dimantapkan guru. Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Guru menganalisis hasil pekerjaan siswa dan mengadakan tindak lanjut 2. Guru bersama siswa mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. 3. Memberi tugas/pekerjaan rumah Pertemuan II Kegiatan Awal (10 menit) 1. Apersepsi a. Membahas pekerjaan rumah. b. Tanya jawab materi pelajaran pada pertemuan yang lalu misalnya: c. Bagaimana cara menyelesaikan penjumlahan berbagai bentuk pecahan ? d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kegiatan Inti (50 menit) 1. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan pecahan dengan peragaan langsung (misal : mengurangkan 1
1 3 dari 3 dengan 4 4
58
menggunakan kertas berbentuk persegi , mengurangkan 2 dari 3
1 roti 6
3 roti,dsb.) 6
2. Siswa mencermati penjelasan guru tentang pengurangan pecahan dengan menggunakan benda konkret. 3. Guru menjelaskan cara melakukan pengurangan secara matematis berdasarkan peragaan yang telah dilaksanakan. 4. Siswa memperagakan pengurangan pecahan dengan benda konkret. 5. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mengurangkan pecahan desimal. 6. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang mengurangkan berbagai bentuk pecahan. 7. Siswa dibagi menjadi empat kelompok tiap kelompok terdiri dari 4–5 anak. 8. Guru membagi tugas/lembar kerja siswa secara berkelompok. 9. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok. 10. Tiap kelompok memaparkan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, kelompok lain menanggapi 11. Siswa menyimpulkan hasil diskusi dengan bimbingan guru. 12. Siswa mencatat/merangkum kesimpulan materi pelajaran yang telah dibahas dan dimantapkan oleh guru Kegiatan Akhir (10 menit) 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran. 2. Guru memberikan tugas rumah (PR). Pertemuan III Kegiatan awal (10 menit) 1. Apersepsi : a. Membahas pekerjaan rumah (PR) b. Mengadakan tanya jawab tentang materi pelajaran pada pertemuan yang lalu.
59
2. Guru memotivasi siswa agar siap belajar, dengan penuh semangat. 3. Guru menyampaikan tujuan materi pembelajaran akan dicapai. Kegiatan Inti (50 menit) 1. Guru menginformasikan tentang operasi hitung campuran yang berkaitan dengan bilangan pecahan, disertai contoh. 2. Siswa mencermati penjelasan, dan contoh penyelesaian soal yang dijelaskan guru di papan tulis. 3. Tanya jawab tentang bagian-bagian materi yang belum dipahami. 4. Guru merespon pertanyaan siswa. 5. Siswa dibagi menjadi empat kelompok yang berangotakan 4-5 orang 6. Siswa mengerjakan lembar kerja secara berkelompok, dengan bimbingan guru. 7. Siswa melaporkan hasil diskusi kelompok,yang lain menanggapi. 8. Siswa menyimpulkan materi hasil kerja kelompok dengan bimbingan guru. 9. Siswa mencatat kesimpulan materi pelajaran yang telah dimantapkan guru. 10.Siswa mengerjakan evaluasi secara individu. 11.Guru menganalisis hasil evaluasi siswa. Kegiatan Akhir (10 menit) Guru bersama siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang baru dilaksanakan. V. Alat, Bahan dan Sumber Belajar A. Alat Peraga : 1. Benda–benda konkret, roti, buah apel, kertas lipat dan sebagainya. 2. Kartu bilangan pecahan. B. Bahan Pembelajaran : Operasi hitungan pecahan : - Penjumlahan Pecahan - Pengurangan Pecahan
60
C. Sumber Belajar 1. Kurikulum KTSP SD tahun 2009 2. Buku Matematika kelas V (BSE) “ Gemar Matematika 5 ” Penerbit : Pusat Perbukuan, DEPDIKNAS Tahun 2008, Jakarta, halaman 102-109. 3. Buku Tititan Mahir Matematika untuk SD kelas 5 Penerbit : Visindo Media Persada Tahun 2004, Jakarta, halaman 33– 42. 4. Referensi buku matematika kelas V lain, yang relevan. VI. Penilaian A.Prosedur Tes 1.Tes dalam proses 2.Tes akhir B.Teknik Tes 1. Dengan Tes
: Tes tertulis
2. Non Tes
: Lembar observasi / pengamatan
C.Bentuk Tes : 6. Lembar Kerja Siswa (LKS) 7. Essey D. Kriteria Penilaian 1. Essey Jumlah : 10 soal Skor
: 10 x 10 = 100
2. Lembar Pengamatan No 1 2 3
ASPEK Partisipasi/kerjasama dalam kelompok Proses pengerjaan tugas Hasil kerja akhir Jumlah skor total
Bobot (skor) 30 30 40 100
Skor Perolehan Siswa ……………. ……………. ……………. …………….
61
Contoh : 1 = 20, 2 = 21, 3 = 30 NA = 20 + 21 + 30 x 100 = 71 x 100 = 71 100 100
62
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan I Kelompok
: .........
Ketua
: ..............................
Anggota
: .............................. .............................. .............................. ..............................
Petunjuk : Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan benar! 2 3 1. 3 + 1 =……. 8 8
6. 0,375+0,85 =……
3 1 2. 2 + 1 =…… 5 3
7.
3 4 +35%+0,65 =…… 5
8. 3
1 +0,25+45% =…… 5
3. 2
2 3 + 3 =……. 5 10
2 =.... 5
4. 0,46+0,75 = . . .
9. 55%+0,45+ 2
5. 2,575+0,45 =. . ..
10. 3,45+2,85+63% =…..
Jawaban :
63
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Pertemuan II Kelompok
: .........
Ketua
: ..............................
Anggota
: .............................. .............................. .............................. ..............................
Petunjuk : Mari mengurangkan pecahan – pecahan berikut ini ! 5 1 1. 2 .... 6 6
6. 0,5-0,07 = . . . .
3 4 2. 2 ...... 5 5
7. 0,75-0,015 = . . . .
5 3 3. 2 = . . . . 6 4
3 8. 2 0,25 = . . . . 5
4 3 4. 5 4 = . . . . 5 4
2 9. 4 0,75 60% .... 8
2 5 5. 3 1 = . . . . 3 6
Jawaban :
10. 2
1 1,5% .... 4
64
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
Pertemuan III Kelompok
: .........
Ketua
: ..............................
Anggota
: .............................. .............................. .............................. ..............................
Petunjuk : Selesaikan masalah – masalah yang berkaitan dengan pecahan. Jika belum jelas, jangan ragu untuk bertanya kepada Bapak/Ibu Guru ! 1. Ibu berbelanja di warung membeli 3
1 1 2 kg beras, 2 kg gula pasir,dan 1 2 4 5
kemiri. Berapa kilogram berat belanja ibu ? 1 1 2. Seorang pedagang buah membeli 1 kuintal sawo, 2 kuintal jeruk, dan 5 4 1 1 kuintal mangga, berapa kuintal buah yang dibeli pedagang tersebut? 3 1 1 3. Mula-mula tanah Pak Parto 1 hektar, kemudian ia membeli lagi hektar. 4 2
Jika
1 hektar diberikan kepada anaknya, berapa hektar tanah Pak Parto 8
Sekarang ? 4. Ibu membeli cincin emas seberat 5,08 gram, dan kalung emas seberat 10,125 gram. Berapa gram emas yang dibeli ibu ? 5 .Bu Tina membeli buah-buahan di Supermarket, yaitu jeruk seberat 3,85 kg, apel seberat 2,46 kg, dan melon seberat 5,75 kg. Berapa kilogram berat buah- buahan yang dibeli Bu Tina ? Jawaban :
65
Soal –soal evaluasi Selesaikan pengerjaan hitung pecahan berikut,gunakan cara yang kamu anggap paling mudah ! 3 3 1. 5 .... 5 4
4 3 2. 3 1 .... 7 4 3. 4 4. 2
1 +5,8 = . . . . 2
4 125% .... . 5
3 5. 3 2,6 ..... 4
6. 0,64+1,98 = …… 7. 5,32-1,375 = . . . . 8. Anton menimbang 3 buah semangka. Semangka yang pertama beratnya 3,8 kg, semangka kedua 3
3 kg, dan semangka yang ketiga 3,85 kg. Berapa 4
berat ketiga buah semangka tersebut ? 9. Pak Hadi memiliki sawah seluas 6,8 ha. Di antaranya 2,75 ha ditanami padi, 1, 5 ha ditanami jagung dan sisanya ditanami kedelai. Berapa hektar luas sawah yang ditanami kedelai ? 10. Ibu mempunyai 3,5 kg tepung terigu, digunakan untuk membuat kue 1 1 2 kg, kemudian membeli lagi 1 8 4
ibu sekarang ?
kg. Berapa kilogram tepung terigu
66
Kunci jawaban : 3 3 3 3 12 15 27 7 7 1. 5 5 5 5 5 1 6 5 4 5 4 20 20 20 20 20
4 3 4 3 16 21 37 9 9 2. 3 1 3 1 4 4 4 1 5 7 4 7 4 28 28 28 28 28 3. 4
1 9 8 9 58 45 58 103 3 +5,8 = 5 10 2 2 10 2 10 10 10 10 10
4. 2
4 14 125 280 125 405 5 1 125% 4 4 5 5 100 100 100 100 100 20
3 15 6 15 26 75 52 23 3 5. 3 2,6 2 1 . 4 4 10 4 10 20 20 20 20
6. 0,64+1,98 = 0,64 1,98 + 2,62
7. 5,32-1,375 = 5,32 1,375 3,945 8. Berat ketiga buah semangka tersebut = 3,8 +3
3 +3,85 = 4
3,8+3,75+3,85=11,4 kg. 9. Luas sawah yang ditanami kedelai = 6,8 - 2,75 - 1, 5 = 2,55 ha 10. Tepung terigu ibu sekarang = 3,5 - 2 3-2+1+
1 1 5 1 1 +1 = 3 2 1 8 4 10 8 4
5 1 1 20 5 10 25 25 5 2 2 2 2 kg. 10 8 4 40 8 40 40 40 8
67
VII. Kriteria Keberhasilan Indikator tingkat keberhasilan tujuan penelitian adalah sekurang – kurangnya: a. 70 % siswa menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran. b. 70 % siswa dapat menguasai ketrampilan operasi hitung pecahan. c. 70 % siswa mencapai ketuntasan belajar (minimal mendapat nilai 60)
Adiwerna, 18 April 2010 Pengamat / Observer
Mahasiswa
BUHANI, S.Pd.SD. NIP: 19650805 198806 2 002
SUTARMUTO NIM : X2707013
Mengetahui, Kepala SD Negeri Pagiyanten 03
SOBARI MIZAN,S.Pd. NIP : 19640731 198806 1 001
68
B. Instrumen Penelitian 1. PENILAIAN TEMAN SEJAWAT INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN Sekolah Nama Guru Mengajar Kelas Mata Pelajaran Kompetensi Dasar
: SD Negeri Pagiyanten 03 : SUTARMUTO : V (Lima) : Matematika : 5.2. Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan
NO
ASPEK YANG DIAMATI
NILAI*)
1.
Prosedur Pembelajaran a. Kegiatan Awal 1) Pra KBM 2) Apersepsi b. Kegiatan Inti 1) Penguasaan Materi 2) Pengelolaan Kelas a) Eksplorasi b) Elaborasi c) Konfirmasi 3) Penggunaan Metode 4) Penggunaan Media/Alat Peraga c. Kegiatan Akhir 1) Menyimpulkan Materi Pelajaran 2) Umpan Balik 2. Evaluasi,refleksi, dan tindak lanjut 3. Pelaksanaan bimbingan kesulitan belajar Jumlah Nilai Nilai Rata-rata *) Skala nilai 0-4 Pagiyanten
1 1
2 2
3 3
4 4
1
2
3
4
1 1 1 1 1
2 2 2 2 2
3 3 3 3 3
4 4 4 4 4
1 1 1 1
2 2 2 2
3 3 3 3
4 4 4 4
Maret 2010
Supervisor
BUHANI,S.Pd.SD. NIP.196508051988062002
69
2. ANGKET PENDAPAT SISWA TENTANG PELAKSNAAN KBM PADA SIKLUS I I. Identitas Siswa 1. Nama Siswa
:
2. Kelas / Semester
:
3. Nomor absen
:
4. Pelaksanaan
:
II. Tujuan Untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus I. III. Petunjuk Berilah tanda cek (v) pada alternative jawaban : Ya atau Tidak Pendapat Siswa Ya Tidak
No
Pertanyaan/Pernyataan
1
Apakah pembelajaran yang baru dilaksanakan menyenangkan ? Apakah cara guru dalam menjelaskan materi pelajaran cukup jelas? Apakah kamu dapat memahami penjelasan dari guru ? Apakah guru memberi kesempatan untuk bertanya? Apakah guru sering membimbing jika kamu mengalami kesulitan mengerjakan latihan ? Apakah kamu masih mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas/pekerjaan rumah dari guru? Jumlah
2 3 4 5 6.
Pagiyanten, ……………….. 2010 Nama Siswa
_______________________
70
C. Personalia Peneliti
No
Nama Peneliti
Peran/Tugas Peneliti
Waktu yang Disediakan Per Minggu
1
SUTARMUTO
Ketua/Peneliti
6 Jam Pelajaran
2
BUHANI, S.Pd.SD
Supervisor
2 Jam Pelajaran
71
D, Curriculum Vitae Peneliti
CURRICULUM VITAE
1. Nama
: SUTARMUTO
2. NIM
: X2707013
3. Tempat dan Tanggal Lahir
: Tegal, 05 Mei 1966
4. Jenis Kelamin
: Laki-laki
5. Tempat Tugas
: SD Negeri Pagiyanten 03
6. Alamat kantor
: Desa Pagiyanten
7. Nomor Telepon/Fax
: -
8. Alamat Email
: -
9. Alamat Rumah
: Tembok Luwung, RT 43 RW 09
10. Nomor Telepon/Hp
: 085226745191
11. Riwayat Pendidikan
: D2 UT
12. Pengalaman Penelitian yang Relevan
: -
13. Publikasi Ilmiah yang Relevan
: -
14. Pertemuan Ilmiah yang Relevan
: -
Surakarta, 2 Januari 2010
SUTARMUTO NIM X2702013
72
E. Data Dukung Siklus I 1. DAFTAR HADIR MAHASIWA
73
2. DAFTAR HADIR SISWA DI KELAS
3. DAFTAR NILAI FORMATIF SISWA
74
4. PENDAPAT SISWA
75
5. CONTOH ANGKET PENDAPAT SISWA
76
6. PENILAIAN KEPALA SEKOLAH
77
7. PENILAIAN TEMAN SEJAWAT
78
8. FOTO KEG. PEMBELAJARAN SIKLUS I
79
F. Data Dukung Siklus II 1. DAFTAR KEHADIRAN MAHASISWA
80
2. DAFTAR KEHADIRAN SISWA DI KELAS
DAFTAR NILAI FORMATIF SISWA
81
3. DAFTAR NILAI FORMATIF SISWA
4. PENDAPAT SISWA
82
5. PENDAPAT SISWA MELALUI ANGKET
PENILAIAN KEPALA SEKOLAH
83
6. PENDAPAT KEPALA SEKOLAH 5.
84
7.PENILAIAN TEMAN SEJAWAT
85
8. FOTO-FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN SIKLUS II