LAPORAN PENELITIAN DOSEN YAYASAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN STIMULASI YANG DIBERIKAN IBU PADA BALITA DI KELURAHAN TAROK DIPO KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2014
Peneliti: Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed
DiaDana bersumber dari Institusi STIKes Prima Nusantara 2014
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI 2014
KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis haturkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan ini dengan judul “hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan ibu pada balita di kelurahan tarok dipo kota bukittinggi tahun 2014”. Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kaasih kepada yang terhormat: 1. Rekan-rekan dosen, staff dan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi yang telah menyarankan dan memberikan masukan sehingga penulis dapat membuat laporan penelitian ini. 2. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan laporan penelitian ini yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu pada kesempatan ini. Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, hal ini bukanlah suatu kesenjangan, melainkan karena keterbatassan ilmu dan kemampuan penulis untuk itu penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhir kata kepada Nyalah kita berserah diri dan mohon petunjuk, semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Bukittinggi,
Penulis
2014
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita dengan Stimulasi Yang Diberikan Ibu Pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo Kota Bukittingi 2014 Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed
Xiv + 51 halaman + 9 tabel + 2 skema + 11 lampiran
ABSTRAK Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara optimal. Adapun dampak yang timbul dari keterlambatan perkembangan anak adalah anak akan mengalami kecatatan yang menetap. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) memaparkan dari 500 anak yang dilakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan diperoleh 97 anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan catatan tumbuh kembang balita di Puskesmas Guguk Panjang pada tahun 2013 terdapat 38 balita yang mengalami gangguan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita dengan Stimulasi yang diberikan Ibu Pada Balita. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional. Lokasi dan waktu penelitian di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi tanggal 16 September 2014, populasi penelitian semua ibu balita 545 orang, dengan jumlah responden 72 orang yang diperoleh dengan teknik pengambilan sampel systematic random sampling. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil ibu yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 55,6% (40 orang), sedangkan ibu yang berpengetahuan rendah 44,4% (32 orang). Ibu yang memberikan stimulasi terdapat 43,1% (31 orang) dan yang tidak memberikan stimulasi 56,9% (41 orang). Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna.Oleh karena itu diharapkan kepada tenaga kesehatan harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang perkembangan dan stimulasi anak balita. Referensi 18 (2006-2014) Kata kunci : pengetahuan,stimulasi tumbuh kembang.
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI
RelationshipMotherKnowledgeAboutGrowthStimulationProvidedToddlerwithMot her In ToddlersinTarokDipoBukittingi 2014 Hj. Evi Susanti, S.ST, M.Biomed
xiv + 51pages +9tabels + 2 drafts +11appendixes
ABSTRACK Stimulation of growth and development in children under five is a basic ability to stimulate the activities of children so that children grow and develop optimally. The impact arising from the delay in the development of the child is the child will experience persistent. Ministry of Health of the Republic of Indonesia (2010) describes the 500 children who performed measurements of growth and development of 97 children acquired impaired growth and development. Based on therecordgrowthGugukPanjangin 2013 therewere 38 infantswithimpaired DDTK (GrowthEarlyDetection). The purpose of this study was to determine the relationship of the Knowledge Capital Growth Stimulation given Toddler with Mother In Toddler. Type of study is a survey research analytic cross sectional design. The locationandtime of thestudy in the Tarok Dipo Bukittinggi dated 16 September 2014, thestudypopulation of allmotherstoddlers 545 people, thenumber of respondents 72 peoplewereobtainedbysystematic random sampling technique of sampling. After a study found mothers who have knowledge of the results higher by 55.6% (40 people), while the mother is knowledgeable low 44.4% (32 people). Mothers who deliver stimulation contained 43.1% (31 people) and that does not provide stimulation 56.9% (41 people). It can be concluded that there is no meaningful relationship. Therefore, it is expected that health workers should provide health education to the family about the development and stimulation of children under five.
Acknowledge18 (2006-2014) Keyword : knowledge, stimulation of growth and development.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR ........................................................................ HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ABSTRAK.......................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR SKEMA ............................................................................. DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
i ii iii iv v vi vii viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... A. Latar Belakang ....................................................................... B. Identifikasi Masalah .............................................................. C. Batasan Masalah .................................................................... D. Rumusan Masalah .................................................................. E. Tujuan.................................................................................... F. Manfaat ..................................................................................
1 1 5 5 6 6 7
BAB II LANDASAN TEORI............................................................. A. Pengetahuan .......................................................................... B. Masa Emas............................................................................... C. Tumbuh Kembang Balita........................................................ D. Kerangka Teori ..................................................................... E. Kerangka Konsep .................................................................. F. Definisi Operasional .............................................................
8 8 14 14 27 28 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................... A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................... B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ C. Populasi dan Sampel ............................................................. D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... E. Etika Penelitian ..................................................................... F. Prosedur Penelitian................................................................
31 31 31 32 33 33 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................... A. Hasil Penelitian ...................................................................... B. Pembahasan ........................................................................... C. Keterbatasan .............................................................................
39 39 42 47
i STIKes Prima Nusantara
BAB V PENUTUP ............................................................................. A. Kesimpulan ............................................................................ B. Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ii STIKes Prima Nusantara
48 48 49
DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Data SasaranBalitadiDinasKesehatanKota BukittinggiTahun 2014…………………………………………………………………….4 Tabel2.1PerkembanganMotorikBalita …...……………………………………...23 Tabel 2.2 Kemampuan Bicara dan Bahasa Anak Balita…………………………24 Tabel 2.3 Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian Balita……….…………….25 Tabel 2.4 Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Balita……………………27 Tabel 2.5 Defenisi Operasional…………………………………………..………29 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2014…………………………………………………….……..41 Tabel4.2Distribusi Frekuensi Responden menurut Stimulasi diberikan pada Balita di Kelurahan Tarok DipoTahun 2014…………………....42 Tabel 4.3 Hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan di Kelurahan TarokDipo2014................................................................................…43
iii STIKes Prima Nusantara
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 KerangkaTeori…………………………………………………...…..28 Skema 2.2 KerangkaKonsep……………………………………………...……..28
iv STIKes Prima Nusantara
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ganchart Lampiran2Data Kasus Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 4 Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Lampiran 6 Lembar Kuesioner Lampiran 7 Lembar Cheklist Lampiran 8 Master Tabel
v STIKes Prima Nusantara
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu sekitar 10% dari seluruh populasi. Dengan jumlah yang besar, maka nasib Bangsa Indonesia di masa yang akan datang juga terletak pada generasi yang sekarang ini. Sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius. Karena dalam perkembangan anak, terdapat masa kritis dimana diperlukan rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi anak dapat berkembang dengan maksimal. Sehingga hal ini perlu mendapat perhatian dan stimulasi yang memadai serta terjangkau oleh pelayanan kesehatan berkualitas termasuk deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang, agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya dan mampu bersaing di era global.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2010) memaparkan dari 500 anak yang dilakukan pengukuran pertumbuhan dan perkembangan diperoleh 97 anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. (Diah,2012) Kematian Balita adalah penduduk yang mati sebelum berumur 5 (lima) tahun Target MDG`s untuk indikator AKABA di Indonesia sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Untuk kota Bukittinggi tidak bisa dikeluarkan Angka Kematian Balita karena jumlah kelahiran kurang dari 1000, untuk itu kota Bukittinggi hanya memaparkan kasus kematian Balita saja. Pada Tahun 2012 lebih banyak terjadi kasus
STIKes Prima Nusantara
2
kematian Balita laki-laki yaitu sebanyak 60 orang anak dibandingkan anak perempuan hanya sebanyak 57 orang, dengan total kasus berjumlah 117 balita. (Profil DKP Sumbar, 2012) Anak merupakan aset bangsa, masa depan suatu bangsa ada di tangan anak-anak, sedangkan masa depan anak ada ditangan orang tua. Peran orang tua sangat besar sekali dalam membentuk seorang anak yang berkualitas. Untuk menghasilkan anak-anak yang berkualitas, orang tua perlu memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi (Soetjiningsih, 2003). Dalam pemantauan perkembangan anak ada empat aspek yang dinilai, yaitu motorik kasar, motorik halus, bahasa dan personal sosial (Hartanto, 2006). Sedangkan menurut Frankenburg, dkk (1981) dalam Andriana (2011) ada empat aspek yang digunakan untuk menilai perkembangan anak. Empat aspek itu adalah gerak kasar/motorik kasar, motorik halus, personal sosial dan bahasa. Hasil-hasil studi dibidang neurologi mengetengahkan antara lain bahwa perkembangan kognitif anak telah mencapai 50% ketika anak berusia 3 tahun, 80% ketika anak berusia 8 tahun, dan genap 100% ketika anak berusia 18 tahun. (Osborn, White, dan Bloom). Studi tersebut makin menguatkan pendapat para ahli sebelumnya, tentang keberadaan masa peka atau masa emas (golden age) pada anak-anak usia dini. Masa emas
STIKes Prima Nusantara
3
perkembangan anak yang hanya datang sekali seumur hidup tidak boleh disia-siakan. Gangguan perkembangan akan semakin baik prognosisnya jika dijumpai pada tahap dini hal ini dapat terjadi jika dilakukan deteksi secara dini agar dapat segera di intervensi pada tahap awal (Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2005). Di Indonesia pun program deteksi penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan balita telah giat dilakukan. Deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat skrining seperti Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). Dengan skrening perkembangan adalah prosedur yang relatif cepat, sederhana dan murah bagi anak-anak yang tanpa gejala namun mempunyai risiko tinggi atau dicurigai mempunyai masalah (Wafi, 2010). Sebaiknya ibu mengetahui perkembangan balitanya sesuai tahap perkembangannya dan memberikan stimulus dengan perkembangan. Bila ibu mengetahui ada keterlambatan perkembangan anak, bila penyebabnya karena ibu yang kurang aktif dalam pemberian stimulus, maka faktor utama yang harus dirubah adalah pengetahuan orang tua dalam pemberian stimulasi. Berkaitan dengan hal tersebut perlu kiranya untuk meningkatkan pengetahuan dan peran aktif orang tua, keluarga dan masyarakat akan perlunya stimulasi perkembangan balita. Survey awal yang didapatkan di Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi menunjukkan jumlah balita tertinggi terdapat di Puskesmas Guguk Panjang seperti data yang dibawah ini
STIKes Prima Nusantara
4
Tabel 1.1 Data Sasaran Balita di Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi Tahun 2014 Nama Puskesmas Guguk Panjang Tangah Sawah Mandiangin Nilam Sari Gulai Bancah Tigo Baleh Mandiangin Plus
Laki-laki 263 174 166 139 51 253 127
Balita Perempuan 282 186 170 138 60 273 136
Jumlah 545 360 336 277 111 526 263
Sumber : (Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi, 2014) Hasil penelitian Eni Hidayati tahun 2009 di Desa Sarirejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak tentang hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-5 tahun dengan stimulasi anak usia 3-5 tahun menunjukkan bahwa sebagian besar responden (ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun) mempunyai pengetahuan baik sebesar 54,1%, sedangkan 45,9% responden memiliki pengetahuan kurang. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan a=0,05, namun disarankan ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun lebih meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan anak. Dan bagi petugas kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak, dengan cara menstimulasi anak. Berdasarkan survey di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang terdapat 3 Kelurahan yaitu, Kelurahan Bukit Cangang dengan jumlah sasaran balita sebanyak 131 balita, sedangkan Kelurahan Tarok Dipo jumlah sasaran balita sebanyak 263 balita, dan Kelurahan Pakan Kurai jumlah sasaran balita sebanyak 151 balita. Berdasarkan catatan tumbuh kembang balita di Puskesmas Guguk Panjang pada tahun 2013 terdapat 38
STIKes Prima Nusantara
5
balita yang mengalami gangguan DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang). Dari
latar
belakang
masalah
diatas
peneliti
berkeinginan
melakukan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan oleh ibu pada balita di Kelurahan Tarok Dipo tahun 2014.
B. Identifikasi Masalah 1. Masih kurangnya pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita 2. Masih ditemukan ibu yang tidak memberikan stimulasi pada balita 3. Masih ditemukan balita yang mengalami gangguan tumbuh kembang
C. Batasan Masalah Meskipun
banyak
permasalahan
yang
berkaitan
dengan
pengetahuan ibu yang mempunyai balita mengenai tumbuh kembang namun dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Dengan Stimulasi Yang Diberikan Ibu Pada Balita Di Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2014.
STIKes Prima Nusantara
6
D. Rumusan Masalah Berdasarkan data dan latar belakang masalah diatas maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : “ Apakah ada Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita dengan Stimulasi yang Diberikan Ibu Pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo ?”.
E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita dengan Stimulasi yang diberikan Ibu Pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya distribusi frekuensi Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Tarok Dipo. b. Diketahuinya distribusi frekuensi Stimulasi yang diberikan Ibu pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo. c. Diketahuinya Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita dengan Stimulasi yang diberikan Ibu pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo.
STIKes Prima Nusantara
7
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti lainnya Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang tumbuh kembang balita dan stimulasi dan dapat diaplikasikan ilmu metodologi penelitian ini. 2. Bagi Tempat Penelitian Sebagai masukan dalam melaksanakan pelayanan bagi institusi kesehatan sehingga institusi terkait bisa lebih memperhatikan masalah tumbuh kembang balita. 3. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai tambahan bahan informasi yang dapat disajikan sebagai referensi bagi mahasiswa di perpustakaan dan hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan data dasar atau data yang mendukung penelitian selanjutnya. 4. Bagi Responden Hasil penelitian yang diperoleh dapat menjadi masukan dan informasi mengenai hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan.
STIKes Prima Nusantara
8
STIKes Prima Nusantara
8
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.(Notoadmodjo, 2005) Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindranya. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu. (Wahid Iqbal Mubarak,2011:81)
2. Pembagian pengetahuan dalam psikologi Secara umum, pengetahuan dalam psikologi dibagi dua : a. Pengetahuan deklaratif Pengetahuan deklaratif adalah pengetahuan bahwa sesuatu itu begini atau begitu dan meliputi semua data serta fakta, pengetahuan teoritis, pengalaman pribadi, dan kesukaan hati.
STIKes Prima Nusantara
9
b. Pengetahuan prosedural Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan mengenai cara melakukan sesuatu atau perbuatan sesuatu. (Dr. H. Mahmud, M.Si. 2010:169)
3. Proses Pengetahuan Menurut Brunner, proses pengetahuan melibatkan tiga aspek, yaitu : a. Proses mendapatkan informasi Informasi baru yang didapatkan merupakan penggantipengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya atau merupakan penyempurnaan informasi sebelumnya. b. Proses transformasi Proses transformasi adalah proses memanipulasi pengetahuan agar sesuai dengan tugas-tugas baru. c. Proses evaluasi Proses evaluasi dilakukan dengan memeriksa kembali apakah cara mengolah informasi telah memadai. (Wahit Iqbal Mubarak,2011:81)
4.Tingkat Pengetahuan Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan menurut Notoatmodjo (2010), yaitu : a)
Tahu (know) Tahu berarti mengingat suatu materi yang telah dipelajari atau ransangan yang di terima sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa
STIKes Prima Nusantara
10
seseorang itu tahu adalah ia dapat menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, dan menyatakan. b)Memahami (comprehension) Memahami berarti kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan meramalkan. c)
Aplikasi (Application) Aplikasi berarti kemampuan untuk menggunakan materi yang telah di pelajari pada situasi atau kondisi yang rill (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi yang nyata.
d)
Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dann ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membuat bagan, membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan.
e)
Sintesis (synthesis) Sintesis merupakan kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Sebagai contoh, dapat menyusun, merencanakan, dapat meringkas, dan dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan tang telah ada.
STIKes Prima Nusantara
11
f)
Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek tertentu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kriteria sendiri atau kriteria yang telah ada.(Wahit Iqbal Mubarak,2011:82). Menurut Nursalam, 2008, skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan tingkat pengetahuan dalam penelitian ditulis dalam presentase yaitu, 1) Tingkat Pengetahuan Tinggi ≥ Mean 2) Tingkat Pengetahuan Rendah < Mean
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan A. Faktor Internal a) Umur Gunarso (2002) mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses–proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi umurumur tertentu bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak dapat secapat ketika berusia belasan tahun. b) Jenis kelamin Sampai saat ini belum ada petunjuk yang menguatkan tentang adanya perbedaan skill, sikap, minat, temperamen, bakat dan pola tingkah laku antara laki–laki dan perempuan merupakan hasil dari perbedaan, tradisi kehidupan dan bukan semata–mata perbedaan jenis kelamin, selain itu fakta menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pria dan wanita dalam hal
STIKes Prima Nusantara
12
intelegensi dan uraian ini dapat kita ketahui bahwa tidak ada perbedaan antara pengetahuan yang diperoleh laki–laki maupun perempuan (Abu Ahmadi, 2001). c) IQ (Intelegency Quotient) Menurut Abi Ahmadi (2001), semakin tinggi IQ seseorang maka orang tersebut akan semakin cerdas. Dari sini dapat kita ketahui bahwa IQ seseorang itu bias menentukan besarnya pengetahuan yang diperolehnya, karena orang kaya yang IQ-nya tinggi kemampuan untuk menyerap ilmu pengetahuannya juga bagus. b. Faktor Eksternal a) Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. b) Sosial budaya Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. c) Pekerjaan Kerja adalah perbuatan melakukan sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah (Adi, 2001). Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
STIKes Prima Nusantara
13
waktu. Bekerja bagi ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupannya sehingga ibu tidak punya banyak waktu untuk mendapatkan informasi. Manusia memerlukan sesuatu pekerjaan untuk dapat berkembang dan berubah. Seseorang bekerja untuk mencapai suatu keadaan yang lebih dari pada keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat berbua yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh barbagai pengalaman (Nursalam, 2001). d) Informasi Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun
seseorang
memiliki
pendidikan
yang
rendah
tetapi
jika
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. e) Pengalaman Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan
bahwa
pengalaman
merupakan
sumber
pengetahuan,
atau
pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu (Hendra, 2010).
STIKes Prima Nusantara
14
B. Masa Emas (Golden Age) Masa emas merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar sedini mungkin dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Selain itu, penanganan kelainan yang sesuai pada masa emas dan perkembangan anak sehingga kelainan yang bersifat permanen dapat dicegah. (Nutrisiani,2010) Perkembangan otak pada masa balita terjadi sangat cepat dan akan berhenti saat anak usia 3 tahun sehingga masa balita sering disebut masa emas (golden age periode), karena setelah usia 3 tahun hanya terjadi pembentukan sel neuron baru untuk mengganti sel otak yang rusak. Kenapa usia emas itu penting, sebab dalam masa itu, pertumbuhan otak sedang sangat cepat. Hal ini menjadi kesempatan bagi orang tua untuk memberikan stimulus dan rangsangan yang mengoptimalkan pertumbuhan otak. (Huriah,2006)
C. Tumbuh Kembang Balita a. Pengertian balita Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan
STIKes Prima Nusantara
15
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas. Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia. Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.(Diah,2014)
b. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan anak balita Istilah tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi adalah sebagai berikut : 1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).(Soetjiningsih, 2012). 2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian
STIKes Prima Nusantara
rupa sehingga masing-masing
16
dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.(Soetjiningsih, 2012). Menurut Depkes RI, yang dikutip oleh Marimbi (2010) pertumbuhan adalah bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur yang berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang baik. Perkembangan ini termasuk psikologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam peredaran waktu tertentu menuju kedewasaan, dari lingkungan yang banyak berpengaruh dari kehidupan anak menjadi dewasa. Perkembangan anak ada tiga aspek utama dalam kehidupan anak yaitu psikologis, motorik dan sosial (UNICEF, 2008). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu (Soetjiningsih, 2012).
STIKes Prima Nusantara
17
c. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang balita Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, yaitu : 1. Faktor Genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini juga merupakan fakotr bawaan anak, yaitu potensi yang menjadi ciri khasnya. Melalui genetik yang terkandung dalam sel telur yang telah di buahi, dapat ditentukan kualitas petumbuhan, derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. (Soetjiningsih, 2012). 2. Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor ini disebut juga milieu merupakan tempat anak tersebut hidup, dan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak.Lingkungan yang cukup baik memungkinkan tercvapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan merupakan lingkungan ” biofisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi individu setiasp hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya. (Soetjiningsih, 2012). Faktor lingkungan ini secara garis besar di bagi menjadi : 1. Faktor yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (faktor pranatal). Faktor lingkungan pranatal yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari kosepsi sampai lahir, antaralain:
STIKes Prima Nusantara
18
a) Gizi ibu pada waktu hamil Gizi ibu yang jelek sebelum tyerjadinya kehamilan maupun pada waktu sedang hamil, lebih sering menghasilkan bayi BBLR/lahir mati, menyebabkan cacat bawaan, hambatan pertumbuhan otak, anemia pada bayi baru lahir, mudah terkena inveksi, aubortus dan sebagainya.(Soetjiningsih, 2012) b) Mekanis Trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin dalam uterus dapat kelainan kelainan bawaan, talipes, dislokasi panggul, tortikolis kongenital, palsi fasialis, atau kranio tabes.(Soetjiningsih, 2012) c) Toksin/Zat Kimia Zat-zat kimia yang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi antara lain obat anti kanker, rokok, alkohol, beserta logom berat lainnya. (Soetjiningsih, 2012) d) Endokrin Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somatotropin, tiroit, insulin, hormon plasenta, peptida-peptida lain dengan aktifitas mirip insulin. Apabila salah satu dari hormon tersebut mengalami definisi maka dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada pertumbuhan susunan saraf pusat sehingga terjadi retardasi mental, cacat bawaan dan lain-lain.(Soetjiningsih, 2012). e) Radiasi Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali, atau cacat
STIKes Prima Nusantara
19
bawaan lainnya, sedangkan efek radiasi pada orang laki-lakidapat menyebabkan cacat bawaan pada anaknya.(Soetjiningsih, 2012). f) Infeksi Setiap hiperpirexia pada ibu hamil dapat merusak janin. Infeksi intrauterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH, sedangkan infeksi lainnya juga dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela, malaria, polio, influenza, dan lain-lain.(Soetjiningsih, 2012). g) Stres Stres yang dialami oleh ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat kelainan bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.(Soetjiningsih, 2012). h) Imunitas Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops fetalis, kren ikterus, atau lahir mati.(Soetjiningsih, 2012). i) Anoksia Embrio Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat, menyebabkan BBLR.Bayi yang baru lahir harus berhasimelewati masa transisi, dari satu sistem yang teratur sebagian besar tergantung pada organ-organ ibunya, ke suatu sistem yamg tergantung pada kemampuan genetik dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri.(Soetjiningsih, 2012). 2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi :
STIKes Prima Nusantara
20
a)
Lingkungan Biologis Lingkungan biologis yang dimaksud adalah ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, dan hormon.(Soetjiningsih, 2012)
b)
Faktor fisik Yang termasuk dalam faktor fisik adalah cuaca, musim, keadaan goegrafis duatu wilayah, sanitasi, keadaan rumah baik dari struktur bangunan,
ventilasi,
cahaya
dan
keadaan
hunian
serta
radiasi.(Soetjiningsih, 2012) c)
Faktor Psikososial Stimulasi merupakan faktor penting dalam tumbuh kembang anak, selain motifasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, ganjaran hukuman yang wajar merupakan hal yang dapat menumbuhkan motifasi yang kuat dalam perkembangan kepribadian anak di kemudian hari, dalam proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya, stresjuga sangat berpengaruh terhadap anak, selain sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak orang tua dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang anak.(Soetjiningsih, 2012)
d)
Faktor keluarga dan adat istiadat Faktor keluarga yang berpengaruh tyerhadap tumbuh kembang anak yaitu pekerjaan/pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak karena orang tua dapat menyediakan baik primer maupun sekunder, pendidkan ayah/ibu yang baik dap[at menerima
STIKes Prima Nusantara
21
informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, menjaga kesehatan pendidikan yang baik pula, jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian yang akan diterima anak, jenis kelamin keluarga seperti pada masyarakat tradisional masih banyak wanita yang mengalami menstrulasi sehingga banyak meningkatkan angka kematian bayi meningkat stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu, agama, urbanisasi yang banyak mengakibatkan kemiskinan dengan segala masalahnya, serta kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran-anggaran dan lain. (Soetjiningsih, 2012)
d. Aspek-aspek Perkembangan Anak Balita Pada masa ini kecepatan pertumbuhan mulai menurun dan terdapat kemajuandalam perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak halus) serta fungsi ekskresi/pembuangan. Periode penting dalam tumbuh kembang masa usia ini akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada usia 3 tahun pertama kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih berlangsung, dan terjadi pertumbuhan serabut-serabut syaraf dan cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan hubungan-hubungan antara sel syaraf ini akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga bersosialisasi.(Diah, 2014)
STIKes Prima Nusantara
22
1. Kemampuan Motorik Masa ini disebut sebagai masa sangat aktif dari seluruh masa kehidupannya, karena tingkat aktivitasnya dan perkembangan otot besar mereka sedang tumbuh. Demikian halnya dengan kemampuan motorik halus anak, sudah mulai meningkat dan menjadi lebih tepat pada saat berusia 5 tahun. Dengan demikian masa ini disebut juga sebagai masa belajar berbagai kemampuan dan keterampilan, dengan berbekal rasa ingin tahu yang cukup kuat dengan seringnya anak mencoba hal-hal baru dan seringnya pengulangan menyebabkan masa ini menjadi masa yang tepat untuk mempelajari keterampilan baru. (Diah, 2014) Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan merup[akan hasil pola interaksi dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.( Asian Brain, 2009) a) Perkembangan motorik kasar Kemampuan anak untuk duduk, berlari dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak yang lainnya.( Asian Brain, 2009)
STIKes Prima Nusantara
23
b) Perkembangan motorik halus Adapun perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan dalam aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menghitung dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.( Asian Brain, 2009) Tabel 2.1 Perkembangan Motorik Balita Perkembangan Motorik Balita Gerak Kasar Gerak Halus 1. Latihan menghadapi rintangan 1. Membuat Gambar Tempelan 2. Melompat jauh 2. Memilih dan mengelompokkan benda menurut jenisnya 3. Melempar dan menangkap Bola 3. Mencocokkan gambar dengan benda 4. Konsep Jumlah 5. Bermain/menyusun balok-balok
Sumber : (Ari Sulistyawati,2014) 2. Kemampuan Bicara dan Bahasa Bertambahnya kematangan otak dikombinasikan dengan peluang-peluang untuk menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti belajar membaca adalah berkaitan dengan masukan dari mata
anak yang
ditransmisikan ke otak anak, kemudian melalui sistem yang ada di otak, menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf, kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan dikeluarkan dalam bentuk bicara. Bakat bicara anak karena sistem otak diorganisasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan anak memproses sebagai bahasa.(Ari Sulistyawati,2014)
STIKes Prima Nusantara
24
Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan perkembangannya memahami sesuatu. Biasanya anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang menjadi kemampuan untuk bertindak tanpa harus mengucapkannya. Dalam hal ini anak telah menginternalisasikan pembicaraan yang egocentris dalam bentuk berbicara sendiri menjadi pemikiran anak. Hal ini merupakan suatu transisi awal untuk dapat lebih berkomunikasi secara sosial. (Ari Sulistyawati,2014) Tabel 2.2 Kemampuan Bicara dan Bahasa Anak Balita Kemampuan Bicara Dan Bahasa Anak Balita 1. Menyebut nama anak dengan lengkap 2. Bercerita tentang diri anak 3. Menyebut nama berbagai jenis pakaian 4. Menyatakan keadaan suatu benda Sumber : (Ari Sulistyawati,2014)
3. Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan pada masa bayi, maka pada masa ini mulai berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orangtua-anak, antar saudara dan hubungan dengan sanak keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun pertama berpusat pada perawatan, berubah ke arah kegiatan-kegiatan seperti permainan, pembicaraan dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial, namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri. Jenis permainan yang dilakukan bisa berbentuk konstruktif, permainan pura-
STIKes Prima Nusantara
25
pura, permainan sensori motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain, games atau berkompetisi.(Ari Sulistyawati,2014). Tabel 2.3 Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian Balita Kemampuan Sosialisasi dan Kemandirian 1. Melatih buang air kecil dan besar di kamar mandi/WC 2. Berdandan/ memilih pakaian sendiri 3. Berpakaian sendiri
Sumber : (Ari Sulistyawati,2014) e. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Balita Sebelum mamahami tentang periode dan aspek perkembangan yang berlangsung pada anak balita, maka penting dipahami beberapa prinsip tentang stimulai tumbuh kembang. Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh orang tua, yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan orang dewasa lainnya. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang menetap. Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian.(Anik Maryunani, 2010)
STIKes Prima Nusantara
26
Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yakni : 1) Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang. 2) Selalu tujukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang yang terdekat dengan anak. 3) Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak. 4) Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman. 5) Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap 4 (empat) aspek kemampuan dasar anak. 6) Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak. 7) Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan. 8) Berikan selalu pujian bila perlu hadiah atas keberhasilannya. (Anik Maryunani, 2010) Tabel 2.4 Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Balita Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Balita 1. Ajari anak menggambar berbagai bentuk 2. Ajari anak menyusun beberapa kubus/balok 3. Ajari anak mengucapkan dua kata saat berbicara 4. Ajari anak menyebutkan nama berbagai jenis binatang/pakaian 5. Ajari anak melempar/menangkap bola 6. Ajari anak melakukan perintah 7. Ajari anak mencocokkan gambar dengan benda 8. Ajari anak berpakaian sendiri 9. Ajari anak BAB/BAK di kamar mandi 10. Ajari anak menyebut nama anak dengan lengkap
STIKes Prima Nusantara
27
D. Kerangka Teori Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan ibu pada di Kelurahan Tarok Dipo tahun 2014. Adapun variabel yang dibahas dalam penelitian ini adalah seperti tertera pada kerangka teori dibawah ini.
Gold Period
Balita 3-5 Tahun
Stimulasi
Motorik Kasar dan Halus
Pengetahuan Ibu
Faktor yangmempengaruhi pengetahuan : Faktor Internal 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. IQ
Faktor Eksternal 1. Lingkungan 2. Sos-Bud 3. Pekerjaan 4. Informasi 5. Pengalaman
Skema 2.1 Kerangka Teori
STIKes Prima Nusantara
Bicara dan Bahasa
Sosialisasi dan Kemandirian
28
E. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah hubungan antara konsep-konsep yang diamati
atau
diukur
melalui
penelitian
yang
akan
dilakukan(Notoadmodjo,2012).
Variabel independen
Variabel dependen
Pengetahuan Tumbuh Kembang
Stimulasi
Skema 2.2 Kerangka Konsep
D. Hipotesis Hipotesa dalam penelitian berarti jawaban sementara penelitian, patokan duga atau dalil sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. (Notoatmodjo,2010) Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan ibu pada balita di Kelurahan Tarok Dipo tahun 2014. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan ibupada balita di Kelurahan Tarok Dipo tahun 2014.
STIKes Prima Nusantara
29
F. Defenisi Operasional Defenisi operasional ini bermanfaat mengarahkan kepada pengukur terhadap variabel-variabel serta pengembangan instrumen atau alat ukur. (Notoatmoodjo,2010), berdasarkan uraian diatas maka dibuatlah defenisi operasional dari penelitian ini yaitu :
Tabel 2.2 Defenisi Operasional N
Variabel
o 1
Defenisi
Cara
Alat
Operasional
Ukur
Ukur
tahu Wawan
dari
Hasil Ukur
Ukur
Kuisioner Tinggi
mean Ordinal
Pengetahuan
Hasil
tentang
setelah mengamati cara
(≥ 13,8)
tumbuh
objek, dalam hal
Rendah < mean
kembang
ini segala yang ibu
(< 13,8)
balita
ketahui
tentang
tumbuh
kembang
balita 1. Pengertian tentang pertumbuhan dan perkembangan 2. Faktor pertumbuhan
STIKes Prima Nusantara
Skala
≥
30
dan perkembangan balita 3. Pengertian balita 4. Aspek perkembangan balita 5. Pengertian motorik
kasar
dan halus
2
Stimulasi
Merangsang
Wawan
kemampuan dasar cara secara optimal 1. Motorik Kasar dan Halus 2. Bicara dan Bahasa 3. Sosialisasi dan Kemandirian
STIKes Prima Nusantara
Lembar
Ya (skor ≥ 10)
cheklist
Tidak (skor <10)
Ordinal
32
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan rancangan cross sectional. Rancangan cross sectional adalah suatu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo,2010). Penelitian
ini
dimaksudkan
untuk
mengetahui
hubungan
pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan ibu pada balita, variabel independent dan variabel dependent dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat ukur dalam waktu
yang
bersamaan
yang
diteliti
secara
bersamaan
(Notoatmodjo,2010). B. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi C. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Mei-September 2014
STIKes Prima Nusantara
33
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Menurut Notoatmodjo (2010), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang diteliti dengan karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita 3-5 tahun yang ada di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang pada tahun 2014 yaitu 263 balita. 2. Sampel Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika subjeknya besar atau lebih dari 100 maka dapat diambil 10 - 15%, atau 20-30% atau lebih (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah minimum sampel, rumus setiadi (2013) sebagai berikut:
34
Ket
: N : Besar populasi n : Besar sampel d : Tingkat kepercayaan
n=
ଶଷ ଵାଶଷ(,ଵ)²
n = 84 Dari hasil perhitungan didapat sampel sebanyak 72 responden. Pengambilan sampel secara (systematic random sampling), yaitu :
ଶଷ ଶ
= 3,6 = 4, jadi cara pengambilan sampel dengan menggunakan
kelipatan 4 dengan kriteria : 1. Ibu yang memiliki balita 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang. 2. Ibu memiliki balita 3-5 tahun yang sehat 3. Ibu yang bisa baca tulis. 4. Bersedia menjadi responden.
E. Etika Penelitian Dalam penelitian ini peneliti turut mempertimbangkan faktorfaktor etika karena penelitian ini berguna untuk membangun keilmuan. Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Institusi
STIKes Prima Nusantara
35
Pendidikan STIKes Prima Nusantara seterusnya peneliti meminta izin untuk melakukan survei awal ketempat dimana penelitian akan dilakukan dengan mengajukan surat izin penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika sebagai berikut : 1. Informasi untuk responden ( Informed consent ) Sebelum melakukan penelitian, responden diberitahu maksud, tujuan, manfaat, dari tindakan, serta dijelaskan bahwa keikutsertaannnya di dalam penelitian ini sifatnya sukarela. 2. Kerahasiaan Identitas ( Anonymity ) Kerahasiaan responden penelitian dijaga oleh peneliti dan hanya digunakan semata-mata untuk kepentingan penelitian. 3. Kerahasiaan Informasi ( Confidentially ) Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak mencantumkan nama responden tetapi hanya memberi kode, kerahasiaan informasi responden dijaga oleh peneliti, hanay kelompok data-data tertentu yang akan dilaporkan sebagai penelitian. F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Prosedur ini diawali dengan meminta surat rekomendasi judul dari LPPM lalu menemui pembimbing, kemudian mengkonsulkan judul yang
STIKes Prima Nusantara
36
telah diterima institusi. Setelah itu judul penelitian tersebut juga disetujui oleh pembimbing dilanjutkan dengan meminta surat izin dari LPPM Institusi untuk mengeluarkan surat pengantar ke tujuan masing-masing untuk melakukan survei awal. Setelah melakukan survei awal barulah dilakukan pembuatan proposal penelitian. Dan kemudian siap untuk diseminarkan, dan setelah itu barulah dilakukan penelitian. Setelah penelitian dilakukan serta dilakukan pengolahan data maka karya tulis ilmiah siap untuk diseminarkan. G. Prosedur Pengolahan Data dan Analisa Data Penelitian 1.
Pengolahan data Pengolahan
data
dilakukan
dengan
menggunakan
tekhnik
komputerisasi. Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
a. Editing Yaitu upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
b. Coding Yaitu kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Dalam pemberin kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk
STIKes Prima Nusantara
37
memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. Variabel
Kode
1) Tinggi
1
2)
Rendah
0
Ya
1
Tidak
0
c. Data entry Yaitu kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau database komputer
kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.
d. Cleaning Yaitu
kegiatan
pengecekan
kembali
data
yang
sudah
dimasukan dan dilakukan bila terdapat kesalahan dalam memasukan data yaitu dengan melihat distribusi frekuensi dari variabel – variabel yang diteliti dan menilai kelogisannya. (Notoatmodjo, 2010)
STIKes Prima Nusantara
38
2. Analisa data Tahap selajutnya analisis datadilakukan secara analitik dan dilakukan perhitungan jumlah persentase masing-masing variabel yang diteliti, kemudian hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat. A. Analisis Univariat Analisis ini untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variable-variable yang diteliti baik variabel independent maupun variabel
dependent.
Untuk
mengetahui
secara
keseluruhan
digunakan kuesioner. Setiap item pertanyaan diberi skor secara berurutan. 1) Variabel Pengetahuan Frekuensi jawaban dihitung dengan menggunakan rumus :
P=
F X 100 % N
Keterangan : P : Presentase F : Jumlah item jawaban responden yang benar N : Jumlah item soal secara keseluruhan
STIKes Prima Nusantara
39
Untuk
mengetahui
bagaimana
pengetahuan
responden
digunakan kategori : a. Tinggi ≥ mean b. Rendah < mean 2) Variabel Stimulasi Frekuensi jawaban dihitung dengan menggunakan rumus : a. Ya (Skor ≥ 10) b. Tidak (Skor < 10) Untuk mengetahui bagaimana rangsangan stimulasi responden digunakan kategori : a. Ya
(1)
b. Tidak
(0)
B. Analisis Bivariat Analisa bivariat digunakan untuk melihat kemaknaan perhitungan statistik antara variabel independen dan variabel dependen. Untuk mengolah perhitungan statistik tersebut dilakukan dengan komputerisasi dengan menggunakan uji Chi – square dimana menggunakan batasan kemaknaan ( ɑ ) 0,05, sehingga bila nilai P Value ≤ ɑ (0,05) maka hasil statistik dinilai bermakna. Jika
P Value > ɑ (0,05), maka hasil perhitungan statistik tidak bermakna.
STIKes Prima Nusantara
40
STIKes Prima Nusantara
39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2014 di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014. 1. Analisa Univariat Analisa
univariat
bertujuan
untuk
menjelaskan
atau
mendeskribsikan karakteristik setiap penelitian, yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan presentase masing-masing variabel. Terdiri dari variabel independen (pengetahuan tumbuh kembang) dan variabel dependen (stimulasi). Hasil analisa univariat pada penelitian ini adalah : a. Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan tentang Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Tarok Dipo WilayahKerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014 Pengetahuan Tinggi Rendah Total
Frekuensi 40 32 72
% 55,6 44,4 100
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 72 respondensebagian besarberpengetahuan tinggiyaitu 40 responden (55,6%).
STIKes Prima Nusantara
40
b. Stimulasi yang diberikan Ibu pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Stimulasi Diberikan pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk PanjangKota Bukittinggi Tahun 2014 Stimulasi Ya Tidak Total
Frekuensi 61 11 72
% 84,7 15,3 100
Dari tabel 4.2dapat diketahui bahwa dari 72 responden sebagian besar ibu yang memberikan stimulasi yaitu 61 responden (84,7%) 2. Analisa Bivariat Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan dua variabel antara dependen dan independen. Analisa data dengan uji statistik untuk melihat hubungan antara variabel, dengan uji statistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan (Confidence Interval) 95% atau α 0,05. Uji statistik yang digunakan adalah : Chi-Squaredengan tingkat significant p ≤ 0,05. Jika nilai p ≤ 0,05 maka secara statistik disebut bermakna dan jika nilai p > 0,05 maka hasil perhitungan tersebut tidak bermakna. Hasil analisa bivariat pada penelitian ini adalah :
STIKes Prima Nusantara
41
a. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita dengan Stimulasi yang diberikan di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi tahun 2014 Tabel 4.3 Hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikandi KelurahanTarokDipo Wilayah Kerja PuskesmasGuguk PanjangKota Bukittinggi tahun 2014 Pengetahuan
Tinggi Rendah Total
F 33 28 61
Stimulasi Tumbuh Kembang Ya Tidak % F % 45,8 7 9,7 38,9 4 5,6 84,7 11 15,3
Jumlah F 40 32 72
% 55,6 44,4 100
P Value
0,744
Berdasarkan Tabel 4.3dapat diketahui bahwa dari 72 responden didapatkan ibu yang berpengetahuan tinggi 40 responden (55,6%), yang memberikan stimulasi 33 responden (45,8%) dan yang tidak memberikan stimulasi 7 responden (9,7%). Sedangkan ibu yang berpengetahuan rendah 32 responden (44,4%), yang memberikan stimulasi 28 responden (38,9%) dan yang tidak memberikan stimulasi 4 responden (5,6%). Setelah
dilakukan
uji
statistik
Chi-Squaredidapatkan
hasil,
tidakadahubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014 terbukti p Value > 0,05 yaitu p = 0,744.
STIKes Prima Nusantara
42
B. Pembahasan Setelah dilakukan analisa Univariat dan analisa Bivariat dari hasil penelitian, maka berikut ini akan dilakukan pembahasan terhadap beberapa variabel penelitian. Adapun hasil pembahasannya adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan Ibu tentang Tumbuh Kembang Balita di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 72 responden, lebih dari sebagian ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang tumbuh kembang balita, yaitu sebanyak 40 orang (55,6%) dan 32 orang (44,4%) yang memiliki pengetahuan rendah. Hal ini didukung oleh informasi yang diperoleh dari media massa, penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan tentang tumbuh kembang balita. Menurut
Notoatmodjo
(2007)
yang
menyatakan
bahwa
pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan
Penginderaan
penginderaan
terjadi
melalui
terhadap
pancaindra
suatu manusia
objek yaitu,
tertentu. indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Adapun faktor internalnya yaitu : pendidikan, pekerjaan, umur. Sedangkan faktor eksternalterdiri dari : lingkungan dan sosial budaya (Wawan, A, 2010).Hal ini sesuai dengan pendapat (Sriyana, 2012) yang menyatakanbahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
STIKes Prima Nusantara
43
tingkat pendidikan, sosial ekonomi, dan penyuluhan-penyuluhan kesehatan yang dilakukan didaerah tersebut. Hasil penelitian memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Eni Hidayati tahun 2009 di Desa Sarirejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak tentang hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak usia 3-5 tahun dengan stimulasi anak usia 3-5 tahun menunjukkan bahwa sebagian besar responden (ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun) mempunyai pengetahuan baik sebesar 54,1%, sedangkan 45,9% responden memiliki pengetahuan kurang. Tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik.Hal ini sesuai seperti pada berbagai penelitian yang menyatakan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memberikan stimulasi yang baik pada anaknya. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan selama penelitian diketahui bahwa ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentang tumbuh kembang balita belum seutuhnya memberikan stimulasi dengan baik disebabkan karena kurangnya motivasi dari ibu. Selain itu faktor usia ibu, jumlah anak dan tingkat pendidikan juga mempengaruhi kurangnya minat ibu untuk memberikan stimulasi kepada anaknya. Orang yang mempunyai pengetahuan yang tinggi akan cenderung untuk memanfaatkan dan mempelajari segala sesuatu tentang kesehatan. Jadi semakin tinggi pengetahuan semakin banyak ibu yang memiliki balita yang memahami tentang tumbuh kembang balita. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan yang rendah tentang tumbuh kembang balita menandakan kurangnya informasi yang diterima, baik dari media massa maupun
STIKes Prima Nusantara
44
petugas kesehatan. Pengetahuan yang rendah ini dipengaruhi oleh kurangnya motivasi ibu melaksanakan stimulasi tumbuh kembang. 2. Stimulasi yang diberikan Ibu pada Balita di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014 Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 72 responden, sebagian kecil ibu tidak memberikan stimulasi yaitu 11 responden (15,3%). Menurut Anik Maryunani (2010)Stimulasi tumbuh kembang pada anak balita merupakan kegiatan merangsang kemampuan dasar anak agar anak tumbuh kembang secara optimal. Dimana kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah yaitu kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak motorik halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Hasil penelitian memiliki kesamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sundari (2009) Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Ibu Balita Dengan Stimulasidan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balitadi Wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak, mengatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna pengetahuan ibu balita dengan stimulasi dan deteksi dini tumbuh kembang balita. Berdasarkan
analisa
penelitiandiketahui bahwa
yang
penulis
lakukan
selama
ibu yang tidak memberikan stimulasi
disebabkan oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang stimulasi pada balita, dengan adanya pengetahuan yang rendah tidak dapat memotivasi ibu untuk memberikan stimulasi tumbuh kembang pada anaknya.
STIKes Prima Nusantara
45
3. Hubungan antara pengetahuan ibu tentang tumbuh kembang balita dengan stimulasi yang diberikan di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukittinggi tahun 2014 Dari penelitian diperoleh hasil bahwa dari 72 responden, terdapat 40responden (55,6%) ibu balita yang berpengetahuan tinggi dan sebagian besar dari responden telah memberikan stimulasi yaitu sebanyak 33 responden (45,8%) dan 7 responden (9,7%) tidak memberikan stimulasi. Sedangkan ibu balita yang memiliki pengetahuan rendah diperoleh sebanyak 32 responden (44,4%) dan sebagian besar ibu yang telah memberikan stimulasi 28 responden (38,9%) sedangkan yang tidak memberikan stimulasi 11responden (15,3%). Setelah dilakukan uji statistik Chi-Square didapatkan hasil p Value> 0,05 yaitu p = 0,744 dengan ini menandakan tidakadanya hubungan yang bermakna antara hubungan pengetahuan ibu balita tentang pemberian
stimulasi
di
Kelurahan
Tarok
Dipo
Wilayah
Kerja
PuskesmasGuguk Panjang Kota Bukittinggi Tahun 2014. Hal ini sesuai dengan teori laurance Green (Notoadmojo,2003), bahwa salah satu faktor presdiposisi yang mempengaruhi aspek pengetahuan dimana pengetahuan yang baik akan menghasilkan pelaksanaan yang baik pula. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu balita , tingkat sosial, ekonomi yang menengah kebawah, usia ibu dan tingkat pendidikan yang rendah. Perilaku ini dipengaruhi oleh beberapa faktor mencakup pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan.
STIKes Prima Nusantara
46
Penelitian yang telah dilakukan oleh Eni Hidayati (2010) yang berjudul Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perkembangan Psikomotor dan Stimulasi Anak Usia 3-5 Tahun Di Desa Sarirejo Kec. Guntur Kab. Demak, menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistic.Persamaan ini karena karakteristik sampel yang digunakan sama dan kuesioner yang dipakai juga sama. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Fita Tiara Febriani (2012) yang berjudul Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Mengenai Stimulasi Tumbuh Kembang Terhadap Perkembangan Motorik Anak Bawah Lima Tahun Di Kecamatan Kretek Bantul DIY, menyatakan bahwaterdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan
sikap
ibu
mengenai
stimulasi
tumbuh
kembang
terhadap
perkembangan motorik anak balita. Perbedaan ini karena karakteristik sampel yang digunakan berbeda dan kuesioner yang dipakai juga berbeda Menurut analisa peneliti setelah dilakukan penelitian diketahui masih adanya ibu balita yang berpengetahuan tinggi belum memberikan stimulasi
dimana
pengetahuan
yang
tinggi
tidak
sepenuhnya
mempengaruhi ibu untuk memberikan stimulasi. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran tentang kesehatan terutama stimulasi pada balita. Sedangkan ibu balita yang berpengetahuan rendah ternyata lebih banyak memberikan stimulasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor pendukung yang mempengaruhi ibu untuk melakukan stimulasi, seperti media informasi dimana melalui media informasi seperti televisi, koran dan poster ternyata ibu lebih banyak mendapatkan pengetahuan tentang
STIKes Prima Nusantara
47
stimulasi. Oleh sebab itu ibu lebih termotivasi umtuk memberikan stimulasi. Lingkungan sosial ibu yang memiliki balita ternyata banyak kerabat atau tetangga yang saling bertukar informasi tentang stimulasi balita, selain itu promosi kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan secara langsung pada ibu balita ternyata lebih memotivai ibu untuk memberikan stimulasi kepada balitanya. Namun disarankan ibu yang memiliki anak usia 3-5 tahun lebih meningkatkan pengetahuan tentang perkembangan anak dan bagi petugas kesehatan perlu memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak, dengan cara menstimulasi anak. C. Keterbatasan Penelitian Dalam keterbatasan ini peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa keterbatasan yang dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian, yaitu banyak dari responden yang kurang paham dalam mengisi kuesioner dan lembar cheklis sehingga peneliti harus membantu responden dalam pengisian kuesioner dan lembar cheklis dan dalam mengumpulkan data keterbatasan yang dimiliki yaitu adanya masyarakat yang tidak ditemui pada saat penelitian.
STIKes Prima Nusantara
DAFTAR PUSTAKA
Anik,Maryuni, 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta :CV. Trans Info Media Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta :Rineka Cipta Ari, Sulistyawati, 2014. Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :Salemba Medika Diah, 2012. Stimulasi Berdasarkan Tahapan. Dinas Kesehatan Propinsi, 2012. Profil Kesehatan Sumatera Barat, Padang
Enihidayati, 2009. Penelitian Perkembangan Anak 3-5 Tahun dengan Stimulasi, Desa Sarirejo Kecamatan Guntur Kabupaten Demak
Hartanto, 2006. Aspek Perkembangan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2010.
Mubarak IqbalWahit, 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: SalembaMedika
Mahmud, 2010. Pengetahuan Dalam Psikologi. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo Spoekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Nursalam, 2009. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta :Buku Kedokteran EGC
Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI). 2007. Profil Kesehatan Indonesia.
Wawan.
A,
2010.
Teoridan
Pengukuran,
PerilakuManusia. Yogyakarta: NuhaMedika.
Pengetahuan,
Sikap
dan
Lampiran 3 LAMPIRAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Bukittinggi, Februari 2014 Kepada Yth, Calon Responden Penelitian di Puskesmas Guguk Panjang Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan dibawah ini Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, akan mengadakan Penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Dengan Stimulasi Yang Diberikan Ibu Pada Balita”. Untuk tujuan tersebut, saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, untuk dapat dipakai sebagai sumber informasi bagi peneliti. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas ibu-ibu. Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini sangat kami hargai dan atas partisipasinya saya ucapkan terimakasih. Bukittinggi, Februari 2014 Peneliti
Yusy Savilawati NIM : 1110112115401145
Lampiran
Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan Balita 3-4 Tahun
NO
KodeRespo
Rangsangan Stimulasi Yang Diberikan
nden 1.
Ibu mengajak anak bermain ular tangga, merangkak di kolong meja, berjinjit mengelilingi kursi, dll
2.
Ibu meletakkan sebuah handuk tua di lantai lalu ajari anak untuk melompatinya
3.
Ibu mengajari anak cara melempar sebuah bola besar sehingga anak dapat menangkap bola tersebut
4.
Ibu membantu anak memotong gambar dari sebuah majalah yang tidak terpakai, kemudian membuat gambar tempelan menggunakan lem kertas. Lalu ibu jelaskan pada anak apa yang sedang dilakukan
5.
Ibu memberikan berbagai benda kepada anak dan minta anak mengelompokkan benda yang sama
6.
Ibu menunjukkan kepada anak mengenai gambar bola dan bentuk bola yang sesungguhnya
7.
Ibu mengajak anak bermain menyusun balok-balok
8.
Ibu mengajari anak untuk menyebutkan namanya dengan lengkap. Ulangi sampai anak dapat menyebutkannya sendiri
9.
Ibu bercerita tentang kejadian lucu yang dialami anak
Ya
Tidak
10.
Ibu mengajari anak menyebutkan berbagai jenis pakaian
11.
Ibu menggunakan ungkapan yang menyatakan keadaan suatu benda ketika mengajak anak bicara “bolamu yang kuning ada dibawah meja”
12.
Ibu ajari anak untuk memberitahu bila ingin BAB/BAK, dampingi anak dan beritahu cara membersihkan atau menyiramnya
13.
Ibu membiarkan anak untuk memilih pakaian sendiri
14.
Ibu ajari anak untuk berpakaian sendiri tanpa bantuan
15.
Ibu membujuk anak ketika anak kecewa dengan cara memeluk, mencium dan berbicara pada anak
Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan Balita 4-5 Tahun NO
Kode
Rangsangan Stimulasi Yang Diberikan
Responden 1.
Ibu mengajak anak bermain lomba karung dengan menunjukkan kepada anak dan temannya cara memakai karung dan melompat-lompat, siapa yang sampai di garis tujuan dia yang menang
2.
Ibu ajari anak dan teman-temannya cara bermain engklek
3.
Ibu mengajari anak cara bermain lompat tali
4.
Ibu menunjukkan kepada anak bagaimana cara menyatukan dua bagian gambar yang terpisah menjadi satu bagian
5.
Ibu memberikan berbagai benda kepada anak dan minta anak mengelompokkan benda yang sama
6.
Ibu mengajari anak mewarnai gambar
7.
Ibu mengajari anak cara berkebun dengan menanam biji kacang hijau di kaleng yang telah diidi tanah dan ajak anak merawatnya
8.
Ibu mengajari anak untuk belajar mengingat suatu benda. Ulangi sampai anak dapat menyebutkannya sendiri
9.
Ibu mengajari anak mengenal angka dengan bermain
Ya
Tidak
kartu angka 1-10 10.
Ibu mengajari anak mengenal huruf dan simbol dengan tanda-tanda di sepanjang jalan
11.
Ibu mengajari anak mengenal musim, yaitu musim penghujan atau kemarau dan ceritakan apa yang terjadi
12.
Ibu membolehkan anak bermain ketempat temannya sendiri kemudian minta anak bercerita tentang apa yang dilakukan
13.
Ibu membantu anak membuat album keluarga yang ditempeli dengan foto anggota keluarga dan tulis nama orang dibawah foto
14.
Ibu ajari anak cara menggambar orang pada selembar kertas
15.
Ibu mengajak anak bermain sekaligus belajar mengikuti aturan dan perintah
Lampiran 6 KUESIONER PENELITIAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Tumbuh Kembang Balita Dengan Stimulasi Yang Diberikan Ibu Pada Balita Di Kelurahan Tarok Dipo Bukittinggi Tahun 2014
Petunjuk Pengisian 1. Bacalah setiap item pertanyaan dan alternative jawaban dengan seksama 2. Beri tanda ( x ) pada jawaban yang anda anggap paling benar 3. Kuesioner di isi lengkap dan mohon dikembalikan kepeneliti setelah di isi 4. Kalau anak ibu berumur 3-4 tahun jawablah pertanyan no 1-20, jika anak ibu berumur 4-5 tahun jawablah pertanyaan no 21-40 Identitas Responden Tanggal
:
No Responden
:
Nama Ibu
:
Umur Ibu
:
Jumlah Anak
:
Umur Anak
:
Pendidikan
:
Pekerjaan
:
1. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan? A. Bertambahnya tinggi dan berat badan anak
(1)
B. Bertambahnya tahap kepintaran pada anak
(0)
C. Bertambahnya tinggi, berat, dan kepintaran anak
(0)
2. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan ? A. Bertambahnya tinggi dan berat badan anak
(1)
B. Bertambahnya tahap kepintaran pada anak
(0)
C. Bertambahnya tinggi,berat, dan kepintaran anak
(0)
3. Proses pertumbuhan dan perkembangan balita yang satu dengan yang lain tidak sama. Menurut ibu, pertumbuhan dan perkembangan itu tergantung dari faktor apa ? A. Faktor keturunan (gen) dan lingkungan
(1)
B. Faktor makanan
(0)
C. Tidak dipengaruhi
(0)
4. Faktor lingkungan apa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak pada waktu masih di dalam kandungan? A. Gizi ibu pada waktu hamil
(1)
B. Faktor fisik
(0)
C. Faktorkeluarga
(0)
5. Faktor lingkungan apa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir? A. Faktor keluarga dan adat istiadat
(1)
B. Faktor stress
(0)
C. Faktor imunitas
(0)
6. Apa yang dimaksud dengan balita 3 Tahun ? A. Anak yang berusia 0-12 bulan
(0)
B. Anak yang berusia 3 tahun
(0)
C. Anak yang berusia 1-3 tahun
(1)
7. Apa saja aspek-aspek perkembangan balita 3-4 tahun? A. Motorik Kasar dan Motorik Halus, Kemampuan Bicara dan Bahasa ( 1 ) B. Belajar dan bermain
(0)
C. Tidak ada
(0)
8. Apa pengertian dari motorik kasar? A. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot besar/seluruh anggota tubuh bergerak
(1)
B. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot kecil/sebagian anggota tubuh C. Perkembangan seluruh anggota tubuh
(0) (0)
9. Apa pengertian dari motorik halus? A. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot besar/seluruh anggota tubuh bergerak
(0)
B. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot kecil/sebagian anggota tubuh C. Perkembangan seluruh anggota tubuh 10.
(1) (0)
Kemampuan anak melempar dan menangkap bola besar, berlari dan
melompat termasuk perkembangan motorik apa ? A. Motorik Halus
(0)
B. Motorik Kasar
(1)
C. Motorik Fisik
(0)
11.
Kemampuan anak untuk menyusun balok-balok/kubus, termasuk
perkembangan motorik apa? A. Motorik Halus
(1)
B. Motorik Kasar
(0)
C. Motorik Fisik
(0)
12. Tugas perkembangan kemampuan bicara dan bahasa apa yang harus dicapai balita yang berumur 3-4 tahun? A. Menyebut nama anak dengan lengkap
(1)
B. Menirukan suara-suara
(0)
C. Mengenali berbagai suara
(0)
13. Tugas perkembangan kemampuan motorik kasar apa yang harus dicapai balita yang berumur 3-4 tahun? A. Melompat sejauhnyadengan kedua kakinya
(1)
B. Berguling-guling
(0)
C. Mendorong mainan dengan kaki
(0)
14. Tugas perkembangan kemampuan motorik halus apa yang harus dicapai balita yang berumur 3-4 tahun? A. Menggambar garis lurus, bulatan, dan segi empat
(1)
B. Memegang benda
(0)
C. Memperhatikan benda bergerak
(0)
15. Tugas perkembangan kemampuan kemampuan sosialisasi dan kemandirian apa yang harus dicapai balita yang berumur 3-4 tahun? A. Anak BAB/BAK di kamar mandi
(1)
B. Anak mengancingkan kancing baju
(0)
C. Anak memakai baju dengan bantuan ibu
(0)
16. Pada waktu ibu memberi pensil dan kertas, bagaimana reaksi balita ibu yang berusia 3-4 tahun?
A. Mencoret-coret kertas dengan pensil
(1)
B. Merobek kertas dan membuang pensil
(0)
C. Tidak diambil
(0)
17. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan sosialisasi dan kemandirian balita 3-4 tahun? A. Ajari anak memakai pakaian sendiri
(1)
B. Ajari anak mengucapkan dua kata
(0)
C. Ajari anak menggambar
(0)
18. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan kemampuan bicara dan bahasa balita 3-4 tahun? A. Ajari anak menyebut nama berbagai jenis pakaian/binatang
(1)
B. Ajari anak melompat
(0)
C. Ajari anak BAB/BAK di kamar mandi
(0)
19. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan motorik kasar balita 3-4 tahun? A. Ajari anak mengikuti perintah “berikan kertas ini kepada ibu”
(1)
B. Ajari anak membuat garis lurus
(0)
C. Ajari anak menyusun kubus/balok
(0)
20. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan motorik halus balita 3-4 tahun? A. Ajari anak menyusun empat buah kubus satu persatu
(1)
B. Ajari anak latihan menghadapi rintangan
(0)
C. Ajari anak bercerita tentang dirinya
(0)
21. Apakah yang dimaksud dengan pertumbuhan? A. Bertambahnya tinggi dan berat badan anak
(1)
B. Bertambahnya tahap kepintaran pada anak
(0)
C. Bertambahnya tinggi, berat, dan kepintaran anak
(0)
22. Apakah yang dimaksud dengan perkembangan ? A. Bertambahnya tinggi dan berat badan anak
(1)
B. Bertambahnya tahap kepintaran pada anak
(0)
C. Bertambahnya tinggi,berat, dan kepintaran anak
(0)
23. Proses pertumbuhan dan perkembangan balita yang satu dengan yang lain tidak sama. Menurut ibu, pertumbuhan dan perkembangan itu tergantung dari faktor apa ? A. Faktor keturunan (gen) dan lingkungan
(1)
B. Faktor makanan
(0)
C. Tidak dipengaruhi
(0)
24. Faktor lingkungan apa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak pada waktu masih di dalam kandungan? A. Gizi ibu pada waktu hamil
(1)
B. Faktor fisik
(0)
C. Faktor keluarga
(0)
25. Faktor lingkungan apa yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir? A. Faktor keluarga dan adat istiadat
(1)
B. Faktor stress
(0)
C. Faktor imunitas
(0)
26. Apa yang dimaksud dengan balita 5 Tahun ? A. Anak yang berusia 0-12 bulan
(0)
B. Anak yang berusia 3-5 tahun
(0)
C. Anak yang berusia 5 tahun
(1)
27. Apa saja aspek-aspek perkembangan balita 3-4 tahun? A. Motorik Kasar dan Motorik Halus, Kemampuan Bicara dan Bahasa ( 1 ) B. Belajar dan bermain
(0)
C. Tidak ada
(0)
28. Apa pengertian dari motorik kasar? A. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot besar/seluruh anggota tubuh bergerak
(1)
B. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot kecil/sebagian anggota tubuh
(0)
C. Perkembangan seluruh anggota tubuh
( 0)
29. Apa pengertian dari motorik halus? A. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot besar/seluruh anggota tubuh bergerak
(0)
B. Perkembangan gerak anak yang menggunakan otot-otot kecil/sebagian anggota tubuh
(1)
C. Perkembangan seluruh anggota tubuh
(0)
30. Kemampuan anak melompat dengan satu kaki, bermain engklek, dan melompat tali termasuk perkembangan motorik apa ? A. Motorik Halus
(0)
B. Motorik Kasar
(1)
C. Motorik Fisik
(0)
31. Kemampuan anak untuk berhitung dan menyusun potongan gambar, termasuk perkembangan motorik apa? A. Motorik Halus
(1)
B. Motorik Kasar
(0)
C. Motorik Fisik
(0)
32. Tugas perkembangan kemampuan bicara dan bahasa apa yang harus dicapai balita yang berumur 4-5 tahun? A. Mengenal huruf dan simbol
(1)
B. Menirukan suara-suara
(0)
C. Mengenali berbagai suara
(0)
33. Tugas perkembangan kemampuan motorik kasar apa yang harus dicapai balita yang berumur 4-5 tahun? A. bermain lompat tali
(1)
B. Berguling-guling
(0)
C. Mendorong mainan dengan kaki
(0)
34. Tugas perkembangan kemampuan motorik halus apa yang harus dicapai balita yang berumur 4-5 tahun? A. mencocokkan benda dan berhitung
(1)
B. Memegang benda
(0)
C. Memperhatikan benda bergerak
(0)
35. Tugas perkembangan kemampuan sosialisasi dan kemandirian apa yang harus dicapai balita yang berumur 4-5 tahun? A. Anak mampu bermain sendiri ke tempat temannya
(1)
B. Anak mengancingkan kancing baju
(0)
C. Anak memakai baju dengan bantuan ibu
(0)
36. Pada waktu anak lapar, bagaimana reaksi balita ibu yang berusia 4-5 tahun? A. Minta makan
(1)
B. Menangis
(0)
C. Tidak ada
(0)
37. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan sosialisasi dan kemandirian balita 4-5 tahun? A. Ajari anak memakai pakaian sendiri
(0)
B. Ajari anak mengancingkan bajunya sendiri
(1)
C. Ajari anak menggambar
(0)
38. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan kemampuan bicara dan bahasa balita 4-5 tahun? A. Ajari anak menyebut nama berbagai jenis pakaian/binatang
(0)
B. Ajari anak melompat
(0)
C. Ajari anak membedakan jenis benda sesuai bentuk
(1)
39. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan motorik kasar balita 4-5 tahun? A. Ajari anak mengikuti perintah “berikan kertas ini kepada ibu”
(0)
B. Ajari anak melompat dengan satu kaki tanpa berpegangan
(1)
C. Ajari anak menyusun kubus/balok
(0)
40. Stimulasi apa yang harus diberikan ibu untuk merangsang perkembangan motorik halus balita 4-5 tahun?
A. Ajari anak menggambar sebuah keluarga pada kertas kosong
(1)
B. Ajari anak latihan rintangan
(0)
C. Ajari anak bercerita tentang dirinya
(0)