LAPORAN PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN DI INDONESIA FEBRUARI 2014
SUMUT : Erupsi G. Api Kebakaran Pemukiman RIAU : Kebakaran Hutan Kebakaran Pemukiman
KALBAR: Kebakaran Hutan PAPUA BARAT: Banjir
DKI JAKARTA :
Banjir
BANTEN : Banjir Kecelakaan Transportasi
JABAR :
Banjir Tanah Longsor Keracunan Makanan Keracunan Gas
MALUKU : Konflik Sosial
JATENG: Banjir dan Tanah Longsor Banjir JATIM : Erupsi G.Api Ledakan Angin Puting Beliung Banjir Bandang Tanah Longsor
BALI : Keracunan Makanan
PUSAT PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PAPUA: Konflik Sosial Banjir dan Tanah Longsor
BAB I GAMBARAN KEJADIAN UMUM KRISIS KESEHATAN
Indonesia memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun faktor manusia. Kejadian bencana seringkali menimbulkan terjadinya krisis kesehatanakibat jatuhnya korban jiwa manusia, korban luka, pengungsi, kerusakan fasilitas kesehatan, kehilangan harta benda, dampak psikologis dan kerusakan lingkungan yang dapat menghambat pembangunan nasional.
Pada Bulan Februari 2014 krisis kesehatan yang terjadi sebagian besar disebabkan bencana yang terjadi pada bulan Januari 2014.Sebagaimana diketahui bahwa pada bulan Desember, Januari dan Februari adalah masa bertiupnya angin barat di sebagian besar Kepulauan Indonesia.Bersamaan dengan itu juga terjadi curah hujan yang tinggi.Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah terjadinya gelombang tinggi di perairan Kepulauan Indonesia.Sementara itu di darat terjadi banjir, tanah longsor dan angin ribut. Selain bencana banjir kejadian krisis kesehatan di Bulan Februari 2014 juga disebabkan masiholeh erupsi 2 Gunung Api yaitu erupsi Gunung Api Sinabung di Kab. Karo, Provinsi Sumatera Utara yang masih berstatus AWAS (level IV) sejak tanggal 24 Novenber 2014 serta erupsi Gunung Api Kelud di Provinsi Jawa Timur yang terjadi pada tanggal 13 Februari 2014 yang berdampak di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Barat. Rendahnya curah hujan di Provinsi Kalimantan barat dan Provinsi Riau memicu timbunya titiktitik api di 2 wilayah tersebut serta adanya pembakaran hutan/lahan illegal menyebabkan terjadinya kabut asap yang menyelimuti beberapa wilayah provinsi di Pulau Sumatera dan Provinsi Kalimantan Barat. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan menyediakan informasi penanggulangan krisis kesehatan maka dilakukan pemantauan selama 24 jam setiap hari. Dari hasil pemantauan selama bulan Februari 2014 di peroleh gambaran sebagai berikut: 1. Frekuensi Kejadian Krisis kesehatan Kejadian krisis kesehatan pada bulan Februari 2014 sebanyak 31kejadian jika dibandingkan dengan kejadian krisis kesehatan pada bulan Januari 2014 terjadi 54kejadian. Terjadi penurunan sebesar 23 kejadian (42,5%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1 Jenis Kejadian Krisis kesehatanpada Bulan Januari 2014 dan Februari 2014 di Indonesia Bulan Februari 2014
Januari 2014
Jenis Krisis Kesehatan Banjir,Banjir Bandang, Tanah Longsor, Keracunan, Kecelakaan Transportasi, Banjir dan Tanah Longsor, Ledakan, Kebakaran Hutan, Kebakaran Pemukiman, KonflikSosial, Ledakan dan Erupsi Gunung Api Angin Puting Beliung, Banjir, Banjir Bandang, Banjir dan Tanah Longsor, Erupsi Gunung Api, Gempa Bumi, Kecelakaan Tambang, Kecelakaan Transportasi, Keracunan, Konflik Sosial dan Tanah Longsor
Frekuensi kejadian krisis kesehatanberdasarkan jenis bencana pada Bulan Februari2014, yang tertinggi adalahbanjir serta banjir dan tanah longsor masing-masing sebanyak 6 kali, kemudian diikuti dengan keracunan makanan sebanyak 4 kali, tanah longsor 3 kali kejadian, kebakaran hutan, kebakaran pemukiman, erupsi gunung api dan konflik sosial masing-masing sebanyak 2 kali kejadian serta ledakan, angin puting beliung banjir, kecelakaan transportasi dan banjir bandangmasing-masing sebanyak 1 kali kejadian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 1 berikut : Grafik 1 Frekuensi Kejadian Krisis kesehatanBerdasarkan Jenis bencana di Indonesia Bulan Februari 2014 Series1; Series1; Banjir; Banjir 6 dan Series1; Tanah Keracunan Longsor ; 6 Makanan; 4 Series1; Tanah Series1; Kebakaran Longsor; 3 Series1; Series1; Series1; Kebakaran ErupsiKonflik Pemukiman; Series1; 2 Kecelakaan Hutan; 2 Gunung Api; Sosial; 2 2 Series1; Series1; Angin Puting Banjir Transportasi; Series1; Ledakan; 1 Bandang; Beliung; 1 11
Jenis kejadian krisis kesehatan pada bulan Januari dan Februari tahun 2014 paling banyak disebabkan oleh bencana banjir, banjir bandang dan tanah longsor.Hal ini sesuai dengan karakteristik cuaca di bulan Januari dan Februari yang memiliki curah hujan dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama di beberapa daerah, sehingga menyebabkan terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Tidak meratanya curah hujan di wilayah Indonesia, di mana masih terdapat wilayah dengan intensitas hujan yang rendah seperti di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Riau menyebabkan banyak timbulnya titik api di area dan perkebunan, ditambah dengan pembakaran lahan yang dilakukan warga menyebabkan terjadinya kebakaran hutan yang luas di 2 provinsi tersebut. Kebakaran hutan yang luas ini menyebabkan terjadinya kabut asap yang menyelimuti udara di Provinsi Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan bahkan sampai ke Singapura. Kabut asap ini menimbulkan krisis kesehatan diakibatkan buruknya kualitas udara sehingga menyebabkan banyaknya penyakit ISPA dan Konjungtivitis.
2. Kejadian Krisis kesehatan Menurut Provinsi Pada Bulan Februari 2014 jumlah provinsi yang mengalami kejadian krisis kesehatan adalah sebanyak 12 provinsi. Bila dibandingkan dengan jumlah provinsi yang terkena krisis kesehatan pada bulan Januari tahun 2014 sebanyak 18 provinsi, terdapat penurunan jumlah provinsi yang terkena krisis kesehatan sebesar 6 provinsi (33%).Untuk bulan Februari tahun 2014, provinsi yang terkena yang terkena krisis kesehatan yaitu ProvinsiSumatera Utara, Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Bali, Maluku, Papua Barat dan Papua.Kejadian krisis kesehatan terbanyak pada bulan Februari 2014 terjadi di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat masing-masing sebanyak 6 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut provinsi di Indonesia pada bulanFebruari 2014 dapat dilihat pada Tabel2 berikut:
Grafik 2 Frekuensi KejadianKrisis KesehatanBerdasarkan Provinsi Bulan Februari 2014 Series1; Series1; Jawa Jawa Tengah;Barat; 6 Series1; 6 Jawa Timur; 5
Series1; Banten; 3 Series1; Sumatera Utara; 2 Series1; Series1; Riau; 2Papua ; 2
Series1; Kalimantan Barat Series1; Papua Series1; DKI Barat; 1 Jakarta; 1 ; 1 Maluku; 1 Series1; Bali; 1 Series1;
Tabel 2 Frekuensi Kejadian dan Jenis Krisis kesehatanBerdasarkan Provinsi di Indonesia BulanFebruari 2014 PROVINSI
8
Keracunan
9
Konflik Sosial
1
1 2
1
1
JUMLAH
Kebakaran Hutan
Papua
7
Papua Barat
Kecelakaan Transportasi
Maluku
6
Bali
5
Kalimantan Barat
4
Jawa Timur
3
Banjir Bandang Banjir dan Tanah Longsor Erupsi Gunung Api
Jawa Tengah
Banjir
Jawa Barat
2
DKI Jakarta
Angin Puting Beliung
Banten
1
Riau
JENIS KRISIS KESEHATAN
Sumatera Utara
NO
1
6
1
1
1
6 5 1
1 2
1
1 1 2
3
1 3
4
1 1
1
2
10
Tanah Longsor
11
Ledakan
12
Kebakaran Pemukiman JUMLAH
2
3
1
1
1
1
1 2
2
3
1
6
6
5
1
1
1
1
2
31
3. Kejadian Krisis Kesehatan Menurut Regional Krisis kesehatan pada bulan Februari 2014terjadi di 6 regional dan 1 Sub Regional, sedangkan pada bulan Januari 2014 kejadian krisis kesehatan terjadi di 9 Regional dan 1 Sub Regional. Regional yang paling sering mengalami krisis kesehatanpada bulan Februari 2014 adalah Regional DKI Jakarta 11 kejadian, Regional Jawa Tengah 6 kejadian, Regional Jawa Timur 5 kejadian, Regional Sumatera Utara 4 kejadian, Sub. Regional Papua 3 kejadan, Regional Sulawesi Selatan 1 kejadian, Regional Bali 1 kejadian. Untuk lebih jelasnya, gambaran frekuensi kejadian krisis kesehatan menurut Regional di Indonesia pada bulan Februari 2014 dapat dilihat pada Grafik2 berikut:
Grafik2 Frekuensi Kejadian dan Jenis Krisis kesehatanBerdasarkanRegional Bulan Februari 2014 Series1; DKI Jakarta; 11
Series1; Jawa Tengah; 6 Series1; Jawa Series1; Timur; 5 Sumatera Utara; 4 Series1; Papua; 3 Series1; Sulawesi Series1;Series1;Series1; Selatan; 1 Series1; Bali; 1 Sumatera Barat; Sumatera Kalimantan Series1; Sulawesi 0 Selatan; Selatan; 0 Utara; 0 0
BAB II GAMBARAN KORBAN DAN PENGUNGSI AKIBAT KRISIS KESEHATAN Salah satu dampak akibat terjadinya krisis kesehatan adalah jatuhnya korban manusia baik meninggal, hilang dan luka-luka serta mengakibatkan pula adanya sejumlah penduduk yang mengungsi ke daerah yang relatif lebih aman. Jumlah korban akibat krisis kesehatan pada bulan Februari 2014 sebesar 336.446 orang , bertambah sebanyak 118.883 orang (35%)dari bulan Januari 2014 sebanyak 217.563 orang. Jumlah pengungsi akibat kejadian krisis kesehatan pada bulan Februari 2014 sebanyak 316.956 jiwa, menurun sebanyak 157.605 jiwa (33%) dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan Januari 2014. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3 Jumlah Korban dan Pengungsi Akibat Krisis kesehatan di Indonesia Bulan Januari dan Februari 2014 No 1
2
Korban dan Pengungsi Korban Meninggal Luka berat/ Rawat inap Luka ringan/Rawat jalan Hilang Pengungsi
Januari 2014 217.563 182 362 216.977 42 474.561
Februari 2014 336.446 120 246 336.059 2 316.956
1. Korban Meninggal Dari tabel 3di atas tampak bahwa angka korban meninggal pada bulanFebruari 2014 sebanyak 120orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban meninggal pada bulan Januari 2014 sebesar 182 orang, maka pada bulan Februari 2014 terdapat penurunan jumlah korban meninggal sebanyak 62 orang (34%). Pada bulan Februari 2014, korban meninggal terbanyak diakibatkan oleherupsi gunung api sebanyak 73 orang. Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 3 berikut.
Grafik 3 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan Februari 2014 73 (61%)
22 (18%) 7 (6%)6 (5%)5 (4%) 2 (1%)2 (2%)1 (1%)1 (1%)1 (1%) 0 (0%)0 (0%)
Dari Grafik 4 terlihat bahwa korban meninggal pada bulan Februari tahun 2014 paling banyak terdapat di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 57 orang (47%) yang disebabkan oleh erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo.Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan jenis provinsi dapat dilihat pada grafik 4 berikut. Grafik 4 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Provinsi Bulan Februari 2014 57 (47%)
19 (16%) 14 (11%) 8 (7%) 7 (6%) 6 (5%) 6 (5%) 2 (2%) 1 (1%) 0 (0%) 0 (0%)
Dari Grafik 5 terlihat bahwa korban meninggal pada bulan Februari tahun 2014 paling banyak terdapat di Regional Sumatera Utara sebanyak 64 orang (64,5%). Untuk lebih jelasnya, jumlah dan proporsi korban meninggal berdasarkan regional dapat dilihat pada grafik 5 berikut.
Grafik 5 Jumlah dan Proporsi Korban Meninggal Berdasarkan Regional Bulan Februari 2014 64 (64,5%)
19 (16%) 14 (11%) 14 (12%) 8 (7%) 1 (1%)
0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
0 (0%)
2. Korban LukaBerat/Rawat Inap Korban Luka Berat/Rawat Inap pada bulan Februari 2014 sebanyak 246 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah korban luka berat/rawat inap bulan Januari 2014 sebanyak 362 orang terdapat penurunan sebanyak 116 orang (32%). Korban luka berat/rawat inap terbanyak disebabkan oleh kejadian krisis kesehatan akibat keracunan makanan sebanyak 103 orang (42%), diikuti oleh krisis kesehatan akibat erupsi gunung api sebanyak 87 orang (35%), konflik sosial 43 orang (18%), Banjir dan Tanah Longsor 11 orang (5%) dan ledakan serta tanah longsor masing-masing 1 orang (1%). Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 6 berikut ini.
Grafik 6 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan Februari2014
103 (42%)
87 (35%)
43 (18%)
11 (5%)
1 (1%) 1 (1%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Korban luka berat/rawat inap terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 76 orang (31%), diikuti oleh Provinsi Bali sebanyak 68 orang (28%), Provinsi Papua 52 orang (21%), Provinsi Jawa Barat 36 orang (14%), Provinsi Sumatera Utara 12 orang (5%) dan Provinsi Maluku 2 orang (1%). Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 7 berikut ini.
Grafik 7 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Provinsi Bulan Februari2014 76 (31%) 68 (28%) 52 (21%)
36 (14%)
12 (5%) 2 (1%)0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)0 (0%) 0 (0%)
Korban luka berat/rawat inap terbanyak terdapat di Regional Jawa Timur sebanyak 76 orang (31%), diikuti oleh Regional Bali sebanyak 68 orang (28%), Sub Regional Papua 52 orang (21%), Regional DKI Jakarta 36 orang (14%), Regional Sumatera Utara 12 orang (5%) dan Regional Sulawesi Selatan 2 orang (1%). Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka berat/rawat inap berdasarkan regional dapat dilihat pada Grafik 8 berikut ini. Grafik 8 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat/Rawat Inap Berdasarkan Regional Bulan Februari2014
80 70 60 50 40 30 20 10 0
76 (31%) 68 (28%) 52 (21%) 36 (14%)
12 (5%)
2 (1%)
0 (0%) 0 (0%)
0 (0%) 0 (0%)
0 (0%)
3. Korban LukaRingan/Rawat Jalan Korban Luka Ringan/Rawat Jalan pada bulan Februari 2014 sebanyak 336.059 orang. Jika dibandingkan dengan bulan Januari 2014 sebanyak 216.997 orang, terjadi penurunan sebesar 119.082 orang (64,5%).Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak disebabkan oleh kejadian krisis kesehatan yang akibat kebakaran hutan sebanyak 161.330 orang diikuti oleh krisis kesehatan akibat erupsi gunung api sebanyak 156.861, banjir dan tanah longsor 9.363 orang (3%), banjir 7988 orang (2%), tanah longsor 429 .Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka ringan/rawat jalanberdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada Grafik 9berikut ini. Grafik 9 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Jenis Krisis Kesehatan Bulan Februari 2014
180000 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0
161330 (48%) 156861 (47%)
9363 (3%)7988 (2%)
429 (0%) 61 (0%)
24 (0%) 2 (0%)
1 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Provinsi Sumatera Utara, sebagian besar disebabkan oleh kejadian krisis kesehatan akibat erupsi Gunung Api Sinabung di Kabupaten Karo sebanyak138.678 orang (41%). Krisis kesehatan yang disebabkan oleh kebakaran hutan mengakibatkan korban luka ringan/rawat jalan di Provinsi Riau sebanyak 122.198 (36%) dan Provinsi Kalimantan Barat 39.132 orang (12%).Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka ringan/rawat jalanberdasarkan provinsi dapat dilihat pada Grafik 9 berikut ini.
Grafik 10 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Provinsi Bulan Februari 2014
140.000
138,678 (41%) 122,198 (36%)
120.000 100.000 80.000 60.000 40.000
20.000
39,132 (12%) 18,184 (6%) 9,305 (3%) 7,074 (2%) 1,220
155
58
47
4
2
2
0
Korban luka ringan/rawat jalan terbanyak terdapat di Regional Sumatera Utara sebanyak 260.876 orang (78%), diikuti oleh Regional DKI Jakarta sebanyak 47.585 orang (14%) , Regional Jawa Timur 18.184 orang (5%) dan Regional Jawa Tengah 9.305 orang (3%). Untuk lebih jelasnya, gambaran korban luka ringan/rawat jalanberdasarkan regional dapat dilihat pada Grafik 11 berikut ini.
Grafik 11 Jumlah dan Proporsi Korban Luka Berat Ringan/Rawat Jalan Berdasarkan Regional Bulan Februari 2014
300.000
260,876 (78%)
250.000 200.000 150.000 100.000 47585 (14%)
50.000
18,184 (5%)
9,305 (3%)
60 (0%)
47
2
0
0
0
0
0
4. Korban Hilang Jumlah korban hilang pada bulan Februari 2014sebanyak 2 orang . Jika dibandingkan dengan jumlah korban hilang pada bulan Januari 2014sebanyak 42 orang terdapat penurunan sebesar 40 orang (95%). Korban hilang pada bulan Februari tahun 2014 berjumlah 2 orang yang disebabkan oleh krisis kesehatan akibat banjir dan tanah longsor sebanyak 2 orang (100%).
5. Pengungsi Krisis kesehatan yang terjadi pada bulan Februari 2014, selain menimbulkan hilangnya nyawa dan korban luka juga menyebabkan terjadinya pengungsian. Kejadiankrisis kesehatan di bulan
Februari 2014 mengakibatkan terjadinya pengungsi berjumlah 316.956 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah pengungsi pada bulan Januari tahun 2014 sebanyak 474.561 orang, terdapat penurunan sebesar 157.605 orang (33%). Jumlah pengungsi pada bulan Februari 2014 terbanyak disebabkan oleh kejadian erupsi gunung api sebanyak 231.536 orang (73%), diikuti oleh akibat banjir dan tanah longsor sebanyak 77.000 orang (24%), banjir 6943 orang (2%), tanah longsor 1305 orang (1%) dan kebakaran pemukiman 156 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran pengungsi berdasarkan jenis krisis kesehatan dapat dilihat pada grafik 15 berikut.
Grafik 15 Jumlah dan Proporsi PengungsiBerdasarkan Jenis Krisis kesehatan Bulan Februari 2014
250000
231536 (73%)
200000 150000 100000 50000
77000 (24%)
6943 (2%)
156 (0%) 1305 (1%) 16
0
0
0
0
0
0
0
0
Jumlah pengungsi pada bulan Februari 2014 terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 212.330 orang (67%) yang sebagian besar disebabkan oleh erupsi Gunung Api Kelud, diikuti oleh Provinsi Jawa Tengah sebanyak 77.363 orang (25%), Provinsi Sumatera Utara 20.092 orang (6%), Provinsi Banten 5.319 orang (2%), Provinsi Jawa Barat 767 orang, Provinsi DKI Jakarta 629 orang dan Provinsi Papua Barat 456 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran pengungsi berdasarkan provinsi dapat dilihat pada grafik 16 berikut.
Grafik 16 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Provinsi
Bulan Februari 2014
PAPUA BARAT
456 (0%)
DKI JAKARTA
629 (0%)
JAWA BARAT
767 (0%) 5,319 (2%)
BANTEN
20,092 (6%)
SUMATERA UTARA
77,363 (25%)
JAWA TENGAH
212,330 (67%)
JAWA TIMUR 0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
Jumlah pengungsi pada bulan Februari 2014 terbanyak terdapat di Regional Jawa Timur sebanyak 212.330 orang (67%) yang sebagian besar disebabkan oleh erupsi Gunung Api Kelud, diikuti oleh Regional Jawa Tengah sebanyak 77.363 orang (25%), Regional Sumatera Utara 20.092 orang (6%), Regional DKI Jakarta 6.715 orang (2%) dan Regional Papua 456 orang. Untuk lebih jelasnya, gambaran pengungsi berdasarkan regional dapat dilihat pada grafik 17 berikut.
Grafik 17 Jumlah dan Proporsi Pengungsi Berdasarkan Regional Bulan Februari 2014
Kalimantan Selatan
0
Sumatera Selatan
0
Sumatera Barat
0
Sulawesi Utara
0
Sulawesi Selatan
0
Bali
0 456 (0%)
Papua
6715 (2%)
DKI Jakarta
20,092 (6%)
Sumatera Utara
77,363 (25%)
Jawa Tengah
212,330 (67%)
Jawa Timur 0
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
BAB III GAMBARAN KERUSAKAN SARANA KESEHATAN AKIBAT KRISIS KESEHATAN
I. Kerusakan Fasilitas Kesehatan Krisis kesehatan yang terjadi pada bulan Februari 2014 juga mengakibatkan 38 unit fasilitas kesehatan yang terendam/rusak, antara lain Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Polindes, Poskesdes dan Rumah Dinas Medis/Para Medis. Gambaran lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4 Fasilitas Kesehatan yang Terendam/Rusak NO
1
2
3
PROVINSI
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
JAWA TIMUR
JENIS KRISIS KESEHATAN
Banjir
Banjir dan Tanah Longsor
Erupsi Gunung Api Kelud
LOKASI
Kabupaten Cirebon (Kec.Pasaleman, Kec. Kec. Ciledug, Kec. Pabedilan, Kec. Losari dan Kec. Gebang) Kabupaten Jepara (Desa Tempur Kec. Keling dan Desa Bungo Kec. Mayong,) 1. Kab. Kediri 2. Kab. Malang
FASILITAS KESEHATAN YANG TERENDAM/RUSAK
1 unit Pustu
3 unit puskesmas : a. Puskesmas Welahan 1 b. Puskesmas Welahan 2 c. Puskesmas Kedung 2 1. Kab. Kediri : A. Kec. Ploso Katen : PKM Pranggan (RR) Pustu Trisulo (RR) Polindes Punjul (RB) B. Kec. Ngancar : PKM Ngancar (RB) Pustu Sugih Waras (RB) Poskesdes Jagul (RR) Pustu Margo Urip (RR) C. Kec.Puncu : PKM Puncu (RB) Pustu Manggis (RS) Pustu Jomplang (RR) D. Kec.Kepung : PKM Kepung (RR) Pustu Kmp.Baru (RB) Polindes Keon Rejo (RB) Pustu Besowo (RB) 2. Kab.Malang A. Kec.Ngantang : 3 unit Puskesmas (2 RB & 1 RR) 2 Pustu Rusak Ringan 10 Polindes (3 RB & 7 RR) 2 unit Rumah Dinas (1 RS & 1
NO
PROVINSI
JENIS KRISIS KESEHATAN
LOKASI
FASILITAS KESEHATAN YANG TERENDAM/RUSAK RB) B. Kec. Kesembon : 1 unit Pustu Rusak Ringan 1 unit Polindes Rusak Sedang 1 Rumah Dinas Rusak Sedang
BAB IV UPAYA YANG DILAKUKAN
A. Regional Sumatera Utara 1. Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo : a. Rapat koordinasi tingkat Pusat - Rapat koordinasi K/L untuk kelanjutan upaya penanggulangan Erupsi Gunung Sinabung dibawah koordinasi BNPB. - Rapat koordinasi lintas program untuk evaluasi dan rencana tindak lanjut penanggulangan krisis kesehatan akibat erupsi Gunung Api Sinabung. b. Rapat koordinasi tingkat Daerah - Rapat koordinasi dengan jajaran kesehatan Kab. Karo dan Prov. Sumatera Utara, penanggulangan krisis kesehatan letusan Gunung Sinabung - Rapat koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo mengenai upaya penangulangan kasus campak dan varisela di lokasi pengungsian c. Mobilisasi tenaga kesehatan Khusus untuk bencana letusan Gn. Sinabung , sesuai arahan Presiden RI pada saat rapat koordinasi di Kabupaten Karo memutuskan penanganan bencana diambil alih oleh BNPB sejak tanggal 24 Februari 2014, dan telah membentuk POSKO Bencana, dengan petugas piket perwakilan K/L. Kementerian Kesehatan telah membuat jadwal piket petugas kesehatan (dari PPKK, KKP Medan, BTKL Medan, Dinas Kes Prov/ PPK Reg Sumut) sampai tanggal 28 Maret 2014. Mobilisasi tenaga kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Jiwa Medan untuk mendeteksi gangguan jiwa pengungsi dan memberikan pelayanan kesehatan jiwa. d. Memberikan pelayanan kesehatan
- Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan - Penanganan kasus campak dan varisela - Surveilans penyakit berpotesial wabah - Penanganan gizi darurat - Pelayanan kesehatan reproduksi - Penanganan kesehatan jiwa - Melakukan pemeriksaan kualitas udara dan air bersih - Sanitasi lingkungan - Membuat rencana kontinjensi penanganan pasien luka bakar dengan menetapkan Rumah Sakit rujukan. Untuk Kab. Karo : RSU Kabanjahe dan RS Efarina Etaham dan Rumah Sakit rujukan lanjutan ke RSUP Adam Malik. e. Melakukan proses verifikasi atas permintaan klaim biaya pelayanan kesehatan di RSU Kabanjahe. 2. Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat kebakaran hutan di Provinsi Riau : a. Rapat koordinasi Rapat koordinasi K/L dan lintas sektor terkait (BPBD, DISHUT,DISBUN, POLRI, TNI, SATPOL PP dan relawan dalam Tim BencanaPemerintah Daerah) mengenai upaya penanggulangan dampak kebakaran hutan dibawah koordinasi BNPB dilaksanakan di Posko Pekanbaru dan BNPB Jakarta. Rapat koordinasi dengan seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat kebakaran hutan. b. Mobilisasi Tenaga Kesehatan Mengirim tim kesehatan untuk melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA) dan memberikan pelayanan kesehatan di daerah terdampak kebakaran hutan. Mengirim tim untuk melakukan pemeriksaan dan pemantauan kualitas udara. Membentuk Posko TGC (Tim Gerak Cepat) ditingkat Provinsi dan Kab/Kota. c. Memberikan Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Pos Kesehatan di lokasi pengungsian Pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit Melakukan pemantauan kualitas udara
d. Mobilisasi Bantuan Logistik Mengirim dan mendistribusikan 120.000 lembar masker kepada Dinas Kesehatan, puskesmas dan masyarakat Mengirim dan mendistiribusikan MP ASI dan obat ke lokasi pengungsian
B. Regional DKI Jakarta 1. Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten, adalah sebagai berikut : a. Rapat koordinasi tingkat Pusat Rapat koordinasi K/L untuk penanggulangan krisis kesehatan banjir di Prov. DKI dibawah koordinasi BNPB Rapat koordinasi lintas program untuk evaluasi penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir b. Rapat koordinasi tingkat Daerah Dinas Kesehatan Kab. Tangerang melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten dalam rangka upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir. Dinas Kesehatan Kab. Cirebon berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan BPBD Kab. Cirebon dalam rangka upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir. c. Mobilisasi tenaga kesehatan Mobilisasi Tim Reaksi Cepat dan Tim RHA untuk melakukan penilaian kesehatan cepat (RHA) dan pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian. d. Memberikan Pelayanan Kesehatan - Memberikan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan pos kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. - Memberikan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. e. Mobilisasi bantuan Obat-obatan MP ASI 2. Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat keracunan makanan di Kota Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat, adalah sebagai berikut : a. Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas b. Penyuluhan tentang sanitasi dan pengamanan makanan. c. Pengambilan sampel makanan dan pengiriman sampel ke laboratorium. d. Pencarian dan pelacakan kasus baru. e. Melakukan investigasi untuk mengetahui gambaran epidemiologi keracunan secara terkoordinasi dalam Tim Penanggulangan KLB Kota Tasikmalaya dan Puskesmas setempat.
C. Regional Jawa Tengah Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah, adalah sebagai berikut : a. Rapat koordinasi tingkat daerah :
Rapat koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, BPBD Kabupaten dan BPBD Provinsi terkait upaya penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir dan tanah longsor. b. Mobilisasi tenaga kesehatan Mobilisasi Tim Reaksi Cepat untuk melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA) di lokasi bencana Mobilisasi Tim Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian c. Memberikan Pelayanan Kesehatan - Memberikan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan Pos Kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit. Pelayanan sanitasi lingkungan di lokasi pengungsian Surveilans penyakit berpotensi wabah/KLB d. Mobilisasi bantuan - Mengirim dan mendistribusikan MP ASI - Mendistribusikan obat-obatan ke pos kesehatan di lokasi pengungsian
D. Regional Jawa Timur Upaya yang dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat erupsi Gunung Api Keluddi Provinsi Jawa Timur, adalah sebagai berikut : a. Rapat koordinasi tingkat pusat : - Rapat koordinasi K/L untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat erupsi Gunung Api Kelud di dibawah koordinasi BNPB - Rapat koordinasi lintas program untuk penanggulangan krisis kesehatan akibat erupsi Gunung Api Kelud b. Rapat Koordinasi tingkat daerah : -
Rapat Koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan BPBD Kabupaten, BPBD Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur serta unit lintas sektor terkait.
c. Mobilisasi Tenaga Kesehatan : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur beserta PPK Regional Jawa Timur mengirimkan Tim untuk melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA). Dinas Kesehatan Kabupaten terdampak erupsi memobilisasi tim kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan pengungsian. Mengirimkan tim untuk melakukan pemantauan kualitas udara
d. Memberikan Pelayanan Kesehatan Memberikan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan pos kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit Pelayanan sanitasi lingkungan di lokasi pengungsian Pelayanan imunisasi di lokasi pengungsian Pemeriksaan kualitas udara e. Mobilisasi bantuan logistik : Mengirim dan mendistribusikan logistik ke lokasi pengungsian berupa 1. MP ASI 2. PMT Ibu Hamil 3. Masker 4. Obat pelayanan kesehatan dasar dan obat tetes mata E. Regional Sulawesi Selatan Upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku dalam penanggulangan krisis kesehatan akibat konflik sosial di Provinsi Maluku, adalah sebagai berikut : 1. Melakukan evakuasi korban luka. 2. Memberikan pelayanan kesehatan di RSUD Masohi dan Puskesmas Pelauw bagi korban luka. F. Sub Regional Papua Upaya yang dilakukandalam penanggulangan krisis kesehatan akibat banjir dan tanah longsor di Provinsi Papua dan Papua Barat, adalah sebagai berikut : a. Rapat Koordinasi tingkat daerah : Rapat Koordinasi antara Dinas Kesehatan Kabupaten dengan BPBD Kabupaten, BPBD Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Papua Barat serta unit lintas sektor terkait. b. Mobilisasi Tenaga Kesehatan : Memobilisasi Tim Kesehatan untuk melakukan penilaian cepat kesehatan (RHA) dan memberikan pelayanan kesehatan c. Memberikan pelayanan kesehatan - Memberikan pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan pos kesehatan 24 jam di lokasi pengungsian. - Memberikan pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit.
d. Mobilisasi bantuan logistik Memobilisasi bantuan logistik berupa : Masker Obat-obatan
-
Kelambu PMT Ibu Hamil
BAB V DOKUMENTASI UPAYA PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN a.
Erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara
Pelayanan Kesehatan di Pos Kesehatan
Penyerahan bantuan logistik
b.
Erupsi Gunung Kelud di Provinsi Jawa Timur
Kerusakan Fasilitas Kesehatan
Pelayanan Kesehatan di Pos Kesehatan
BAB VI BANTUAN YANG DIBERIKAN
Tabel 5. Bantuan Erupsi Gunung Api Kelud di Provinsi Jawa Timur No
Lokasi
Jenis Bantuan
1
Dinkes Prov. Jatim
PMT Bumil
2
Dinkes Prov. Jatim
3
Jumlah
Total
6,000 kg
Rp270,000,000
MP ASI
10,000 kg
Rp290,000,000
Dinkes Prov. Jatim
Masker
28,000 buah
Rp 14,476,000
4
BTKL Jatim
Masker P2PL
10,000 buah
Rp 7,000,000
5
BTKL DIY
Masker P2PL
1,000 buah
6
Dinkes Prov. Jatim
Masker
220,000 buah
7
Dinkes Prov. Jatim
Paracetamol
140,000 tab
8
Dinkes Prov. Jatim
Antasid
9
Dinkes Prov. Jatim
Rohto
3,000 botol
10 Dinkes Prov. Jatim
Y-rins
1,000 botol
11 Dinkes Prov. Jatim
Bioplacenton
2,500 tube
Rp
20,000 tab
700,000
Rp282,800,250
JUMLAH
Rp864,976,250
Tabel 6. Bantuan Kabut Asap di Provinsi Riau dan Provinsi Kalimantan Barat No
Lokasi
Jenis Bantuan
Jumlah
Nilai Satuan
1
Kota Pontianak
Masker
40,000
pcs
2
Provinsi Riau
Masker
100,000
pcs
3
Provinsi Riau
Masker
15,000
Pcs
517
Rp
20,680,000
1,123
Rp
16,845,000
Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
dr. Sri Henni Setiawati, MHA NIP 195605161984032003
Total
3
WAKTU KEJADIAN
Keracunan Makanan
9 Pebruari 2014 sekitar pukul 10.00 WITA
BANTEN
Hujan terus menerus di Wilayah Tanggerang hingga terjadi genangan air dan banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 30 cm – 100 cm dibeberapa Desa/Kelurahan, 18 Kecamatan, Kabupaten Tanggerang, Provinsi Banten.
Banjir
13 – 5 Pebruari 2014
BANTEN
kecelakaan truk di kawasan Mandalawangi,Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten yang membawa sebanyak 65 orang pramuka SMKN 1 Pandeglang. Diduga rem truk blong sehingga sopir tak bisa menguasai kendaraan yang menyebabkan terbaliknya truk dalam perjalanan
Kecelakaan Truk
7 Februari 2014 pukul 16.30 WIB
Desa Patemon, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali
68
47
PENGUNGSI
BALI
2
JENIS BENCANA
HILANG
1
LOKASI BENCANA
LUKA RINGAN / RAWAT JALAN
PROVINSI
LUKA BERAT / RAWAT INAP
NO
MENINGGAL
Lampiran :
FASILITAS KESEHATAN YANG RUSAK
BANTUAN YANG MASIH DIBUTUHKAN
BANTUAN YANG DIBERIKAN KEMENTERIAN KESEHATAN
UPAYA YANG DILAKUKAN
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng membawa sampel nasi bungkus ke Balai Labkes Prov Bali. 2. Memberikan pelayanan kesehatan di RS Santi Graha, RS Parama Sidhi, RS Kerta Husadha dan RSUD Buleleng
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang memberikan pelayanan kesehatan serta menyiagakan Puskesmas dan Pos Kesehatan
6,597
6
FASILITAS KESEHATAN YANG TERENDAM
1. Evakuasi korban. 2. Memberikan pelayanan kesehatan dengan merujuk korban ke RSU Serang dan RSUD Pandeglang
24
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
4
DKI JAKARTA
11 Kelurahan di 11 Kecamatan di 5 Kota Administrasi di Provinsi DKI Jakarta
Perkembangan Banjir
11 Januari 2014 mulai pukul 16.00 WIB
26
59
65483
2198
• Memobilisasi Tim RHA untuk melakukan penilaian kesehatan cepat ke lokasi banjir • Mendirikan Pos Kesehatan di lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi lebih dari 300 orang. • Memberikan pelayanan kesehatan melalui tim kesehatan mobile di lokasi pengungsian dengan jumlah pengungsi kurang dari 300 orang. Dit.Kes Ibu Mendistribusikan kebutuhan untuk kesehatan reproduksi, berupa: • 1500 Hygiene. • 100 Bulin Kit. • 100 Bumil Kit. • 100 Kit Bayi baru lahir BBTKL-PPM Jakarta Melakukan distribusi logistik: • Penyuling Air ( Reverse Osmosis) 1 unit • Lysol 50 liter • Hygiene Kit 200 buah • Poly Bag 400 buah PPKK Memfasilitasi peminjaman untuk RSJ : 1. Perahu karet 1 set. 2. Life jacket 10 buah. 3. Sepatu boot 3 pasang. 4. Ring boy 1 buah. Ditjen PP-PL 1. Larvasida 200 kg 2. PAC 2500 dus 3. Polybag 1200 lembar. 4. Sepatu boot 10 pasang 5. Perangkap lalat 1200 sachet Ditjen. Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Memberikan bantuan obat paket bencana, dengan
rincian : 1. Zinc 800 tablet 2. Garam Oralit 1200 sachet/bungkus 3. Parasetamol 500mg 18.000 tablet 4. Obat Supraflu 7200 tablet 5. Univit Syrup 144 botol 6. Salep 2-4 96 pot 7. Parasetamol sirup120 mg/5ml 48 botol 8. Minyak kayu putih 600 botol ( 30 ml/botol) 9. Parasetamol syr 26 botol 10. Zinc 10 ktk, Salep 2-4 5 kotak 11. Minyak kayu putih 15 kotak 12. Antasid susp 80 botol 13. Antasid tab 1 koli (40 kotak 14. Salisil talk 99 kotak 15. Ketokonazol krim 3 kotak 16. Betametason krim 2 kotak Direktorat Bina Gizi • Memberikan bantuan : MP-ASI sebanyak 500 Koli. Direktorat Bina Kesehatan Jiwa • Memberikan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Lokasi Pengungsian yaitu GOR Otista, Petamburan Apartemen Nias Kelapa Gading.
5
JAWA BARAT
Desa Cibadak, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
Perkembangan bencana tanah longsor
23 Januari 2014
6
JAWA BARAT
PKM Babelan 2 dan PKM Setia Mekar), banjir juga merendam 9231 rumah warga di Kab.Bekasi.
Perkembangan Banjir
14 Januari 2014 sekitar pukul 10.00 WIB
7
JAWA BARAT
kelurahan Sukaasih Kec.Purbaratu, Kota Tasikmalaya
Keracunan Makanan
03 Pebruari 2014 pukul 11.00 Wib
8
JAWA BARAT
Bekasi Timur, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat
9
JAWA BARAT
Dsn.Mekarmulya Ds.Kertayasa, kec.Penawangan, kec.Penambangan Kabupaten Ciamis. Prov. Jawa Barat
10
JAWA BARAT
JAWA TIMUR
11
Keracunan Gas Buang
11 Februari 2014 pukul 00.10-04.00 WIB
Longsor
18 Februari 2014 pukul 19.00 WI
Kec.Pasaleman, Kec. Kec. Ciledug, Kec. Pabedilan, Kec. Losari, Kec. Gebang, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat
Banjir
19 Februari 2014 pukul 03.00 wib
Desa Ngrimbi Dusun Kopen Kecamatan Mojoagung, Desa Mojotrisno, DukuhMojo,KarangWinongan ,Kademangan,Miagan,Tangg alrejo,Gambiran,Mancila, Janti, Betek dan Karobelah
Perkembangan Banjir dan Tanah Longsor
27 Januari 2014 pukul 01.30 WIB
426
11
21,453
19
5
4
1
1
1. Dinas Kesehatan Kab.Bekasi terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam pemenuhan kebutuhan mengatasi permasalahan kesehatan akibat banjir. 2. Dinas Kesehatan Kab. Bekasi menurunkan Tim Kesehatan ke lokasi banjir dan memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas setempat. 3. Mendistribusikan bantuan berupa : 1) MPASI sebanyak 41 Dus. 2) Obat Paket Banjir 4 paket. 3) Hygiene Kit 1. Memberikan pelayanan kesehatan di PKM. 2. Penyuluhan langsung tentang sanitasi dan pengamanan makanan. 3. Pengambilan sampel makanan dan pengiriman sampel ke laboratorium. 4. Pencarian dan pelacakan kasus baru. 5. Melakukan investigasi untuk mengetahui gambaran epidemiologi keracunan secara terkoordinasi dalam Tim Penanggulangan KLB Kota Tasikmalaya dan Puskesmas setempat
300
10
1. Mengevakuasi korban. 2. Melakukan pelayanan kesehatan bagi korban yang selamat di Rumah Sakit. 3. Melakukan investigasi penyebab kejadian
3
781
14
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyiapkan pos kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan 24 Jam di lokasi, sejak tanggal 23 Januaari 2014
591
1
176
3
5
1 Pustu
Dinas Kesehatan Kab.Ciamis melakukan upayaupaya sebagai berikut : 1. Memberikan pelayanan kesehatan di puskesmas untuk korban luka. 2. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Prov.Jawa Barat Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon telah melakukan: 1. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2. Memberikan pelayanan kesehatan di 14 Poskes di pengungsian. 3. Menurunkan Tim TRC dari Puskesmas Pasaleman, Ciledug, Pabedilan, Losari, Gebang 4. Berkoordinasi dengan Satlak Kabupaten 1. Evakuasi Korban 2. Dinkes Kabupaten Jombang menurunkan TRC ( Tim Reaksi Cepat) ke lokasi bencana untuk melakukan penilaian cepat kesehatan. 3. Memberikan pelayanan kesehatan dengan mendirikan Pos Kesehatan di lokasi pengungsian . 4. PPKK Regional Jawa Timur mengirimkan 2 orang petugas ke lokasi bencana dan mengirimkan bantuan 100 dos MP ASI dan 1 Ambulans
12
13
JAWA TIMUR
JAWA TENGAH
kota di Prov.Jawa Timur (Kab. Kediri, Brebes, malang), Jawa Tengah dan DIY
Kabupaten Pati
Erupsi Gunung Kelud
Banjir dan Tanah Longsor
13 Februari 2014 (pukul 23.30 WIB )
16
75
18183
3,423
19
211,600
31,867
Kab. Kediri Kec. Ploso Katen 1 Pkm Pranggan (RR) Trisulo (RR) Punjul (RB) Kec. Ngancar 1 Pkm Ngancar (RB) Sugih waras (RB) Jagul (RR) 2 Margo urip (RR) Kec.Puncu 1 PKM Puncu (RB) Manggis (RS) Jomplang (RR) Kec.Kepung 1 Kepung (RR) Kmp.Baru (RB) Keon Rejo (RB) 2 Besowo (RB) Kab.Malang Kec.Ngantang 1 PKM 2 RB Pustu 3 RS Polindes 3 RB Rumah dinas : 1 RS, 1 RB 2 PKM 1 RR RR 7 Polindes Kec.Kesembon 1 0 Pustu 1 RR Polindes 1 RS Rumah dinas : 1 RS,
Dinkes Kab.Kediri 1 Masker untuk penduduk 200.000 bh 2 Minyak kayu putih 200 btl/100 ml 3 Masker congkok untuk petugas 200 bh 4 HT 13 bh 5 Zalf luka bakar 1000 tube 6 Rompi Petugas 50 bh Dinkes Kab.Malang 1 Masker 2 Oksigen 3 Sarana listrik untuk pelayanan kesehatan 4 Obat mata, diare, dan ISPA 5 Cairan RL 6 Kapas 7 MPASI 8 Pembalut wanita 9 Sikat gigi 10 Minyak angin Dinkes Kab.Tulungag ung 1 Obat dan bahan habis pakai 2 Alat Kesehatan 3 Bahan sanitasi Dinkes Prov. Jawa Timur 1 MP-ASI 5 ton 2 MT - Ibu Hamil 5 ton 3 Masker 250.000 bh 4 Bioplasenton 100.000 tube 5 Paracetamol 500 mg 50.000 tab
Ø Dinas Kesehatan Kab. Kediri. endistribusikan MP-ASI dan MT Ibu Hamil ke pengungsi masingmasing sebanyak 30 Dus. 2. mendistribusikan masker kepada masyarakat sebanyak 5000 masker. 3. Menyiagakan Pelayan Kesehatan senamyak 25 yamkes (10 RS dan 15 Ø Dinas Kesehatan Kota Kediri Melakukan : Klinik) 1. Menyiagakan pelayanan kesehatan sebanyak 5 tempat (RSUD dan RS Swasta. Direktorat Bina Gizi Akan mengirim MP-ASI sebanyak 5 Ton, dan PMT Bumil sebanyak 5 ton. Dinas Kesehatan Tulung Agung. 1. Mendistribusikan masker sebanyak 2000 masker kepada pengungsi Kab.Blitar. 2. Mendirikan Poskes dengan Tenda di Lap Madala Krida. 3. Menyiagakan 11 PKM di 6 Kecamatan Ditjen P2PL 1. Mengirimkan 10.000 masker ke BBTKL Surabaya. 2. Mengirim 4.000 masker ke BBTKL DIY. Dinas Kesehatan Kab.Malang Melakukan: 1. Menurunkan Tim RHA dan Tim Evakuasi. 2. Mendistribusikan masker sebanyak 72.000 ke Masyarakat di Lokasi Bencana. 3. Menyiagakan PKM sebanyak 8 PKM ( PKM Gedangan, PKM Ketawang, PKM Najem,PKM Pakis Aji,PKM Gondanglegi,PKM Jabung,PKM Wajak, PKM Pagak. 4. RS Muhammadiyah Malang, RSUD Syaiful Anwar, RSUD Lawang. 5. Dinkes Kab Malang menerima bantuan tenaga kesehatan dari Dinkes Kota Malang sebanyak 10 nakes untuk 24 jam. 6. Dilakukan vaksinasi campak untuk anak umur 9 bulan – 5 tahun di 2 pos pengungsian sebanyak 24 anak *) Dinas Kesehatan Prov.Jawa Timur PPK Reg.Jawa Timur. Melakukan: 1. Koordinasi dengan LS -LP. 2. Koordinasi dengan Dinkes Kab/Kota untuk dukungan pelayana kesehatan. 3. Mendistribukan MP ASI ke kab.Kediri dan Kab.Malang dan Masker sebanyak 28.000 buah . PPKK Melakukan : 1. Tim PPKK telah memfasilitasi kesiapsiagaan Dinkes Kab.Kediri pada tanggal 6 Februari 2014. 2. Berkoordinasi dengan LP LS. 3. Mengirimkan Petugas PPKK untuk pendampingan dan pemantauan di lokasi. BBTKL Surabaya Melakukan: 1.BBTKL Sby bergabung dengan posko koordinasi yang di bentuk oleh Dinkes Prov.Jawa Timur. 2. Pemerikasaan kualitas udara. 3.Mendistribusikan masker ke masyarakat. BBTKL DIY Melakukan: 1.Pengukuran kadar TSP, NoX ,03 dll pengukuran di tempat terbatas (disekitar kantor karena jarak pandang 15 meter akibat debu vulkanik. 2. Membagikan masker ke penduduk sekitar. 3. Berkoordinasi denganDinkes DIY, antisipasi ISPA dan gangguan pernafasan lain. 1. Melakukan RHA di lokasi bencana. 2. Mendistribusikan MP-ASI sebanyak 1 ton. 3. Memberikan pelayanan kesehatan di PKM setempat. 4. Menyiapkan lokasi pengungsian di Pati Kota. 5. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
1. Evakuasi korban. 2. Membuka Posko Pelayanan Kesehatan 1x 24 jam (3 shift). 3. Pemenuhan sarana sanitasi dasar di tempat penampungan pengungsi. 4. Telah mendistribusikan MP-ASI sebanyak 5 Dus (280 bungkus). 1. Menurunkan TRC ( Tim Reaksi Cepat) ke lokasi bencana. 2. Memberikan pelayanan kesehatan di 21 PKM. 3. Dinas Kesehatan Kab. Jepara mendistribusikan MP-ASI sebanyak: 50 Dus. 4. Dinas Kesehatan Provinsi memberikan bantuan minyak kayu putih/ minyak telon dan Lysol sebanyak 200 botol. 5. Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait (BPBD Kab. Jepara) untuk upaya penanggulangan dampak bencana banjir 1. Evakuasi korban 2. Mendirikan Pos Kesehatan di lokasi bencana 3. PPK Regional Jawa Tengah mengirimkan 1 ton MPASI ke Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan Dinas Kesehatan Kab. Pemalang melaksanakan pengamatan pasca bencana banjir
14
JAWA TENGAH
Kabupaten Kudus
Banjir dan Tanah Longsor
15
JAWA TENGAH
Desa Tempur Kec. Keling dan desa Bungo Kec. Mayong, Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah
Banjir dan Tanah Longsor
16
JAWA TENGAH
Kabupaten Pekalongan
Banjir dan Tanah Longsor
17
JAWA TENGAH
Kec. Tugu desa Mangun harjo, Kec. Ngalian desa Wonosari, Kec. Gayamsari desa sawah besar, Kec. Semarang timur desa mlatiharjo, Kota Semarang
Banjir
363
1. Evakusi Korban 2. Memberikan Pelayanan Kesehatan
18
JAWA TENGAH
Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah
Banjir dan Tanah Longsor
2157
Dinas Kesehatan Kab. Pemalang melaksanakan pengamatan pasca bencana banjir
1
1,294
40,214
5,386
19
JAWA TIMUR
Desa Ngepring Kecamatan Pujon sampai dengan Desa Mulyo Rejo Kecamatan Ngantang. Kab. Malang Ptrov. Jatim
20
JAWA TIMUR
Dusun Kidul Gunung, Ds.Mojodungkol,Kec.Suboh, Kab.Situbondo,
Tanah Longsor
1 Februari 2014 sekitar pukul 19.00 WIB
21
JAWA TIMUR
Kelurahan/Kecamatan Bugul Kidul Kota Pasuruan Provinsi Jawa Timur
Ledakan Detonator
12 Februari 2014 sekitar pukul 15.00 WIB.
22
JAWA TIMUR
Kecamatan Pakel Desa Gesikan Kelurahan Gempolan,dan Gesikan Kendalbulur Dusun kedung Dowo, Kabupaten Tulung Agung Provinsi Jawa Timur
Angin Puting Beliung
21 Pebruari 2014 pukul 13.00 WIB
bencana banjir bandang
496
14
31 januari 2014
1,468
1. Evakuasi korban yg meninggal 2. Melakukan RHA ke lokasi bencana 3. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 4. Pemantauan wilayah terdampak oleh tim bencana puskesmas 5. Koordinasi dengan lintas sektor untuk pemulihan akses jalan raya
1
714
2
a. PKM Welahan 1. b. PKM Welahan 2. c. PKM Kedung 2
Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo. a. Mengirimkan Tim RHA kelokasi bencana b. Menyiagakan Puskesmas 1. Evakuasi korban. 2. Memberikan pelayanan kesehatan bagi korban luka bakar di RSUD dr.R.Soerdasono Kota Pasuruan. 3. Membawa jenazah korban meninggal dunia ke RSUD dr.R.Soedarsono Kota Pasuruan untuk diotopsi
1
1
16
Memberikan pelayanan kesehatan terhadap korban
A. PPKK telah mengirim bantuan berupa masker sebanyak :40.000 masker.*) B. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat melakukan :
23
KALIMAN TAN BARAT
Kota Pontianak,Kab. Pontianak,Kab. Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat
Kabut Asap
30 Januari 2014
17.334
1. Mendistribusikan masker sebanyak 100.000 lembar kepada masyarakat melalui puskesmas-puskesmas di Dinas Kesehatan Kabupaten Pontianak, Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya dan Dinas Kesehatan Kota Pontianak. 2. Menyelenggarakan rapat lintas program dengan KKP Pontianak untuk membagi tugas dan peran (KKP diberi tugas untuk kawasan bandara dan pelabuhan) 3. Sosialisasi pencemaran dampak asap melalui media 4. Membuat dan menyebarkan surat edaran dari Dinkes provinsi ke kabupaten/kota untuk segera melakukan penanggulangan dampak asap dan pemantauan penyakit ISPA, diare, ILI (Influensa Like Illness) 5. Mengirim tim untuk melakukan RHA dan
mendeteksi adanya peningkatan kasus ISPA C. KKP Pontianak. 1. Membagikan masker untuk penumpang yang baru mendarat yang datang ke klinik KKP. 2. Distribusi masker kepada stakeholder terkait yang bekerja di lingkungan bandara dan pelabuhan, termasuk OB atau porter-porter yg ada di bandara, dan TKBM di pelabuhan laut, serta ke sekolahsekolah yang ada di radius bandara. 3. Himbauan kepada masyarakat melalui spanduk yang dipasang bandara, pelabuhan dan klinik KKP dengan pesan : • Lindungi kesehatan anda dari asap dengan gunakan masker atau saputangan; • Kurangi keluar rumah bila tidak terlalu diperlukan. 4. Koordinasi dgn Angkasa Pura dalam kaitan dengan kemungkinan gangguan penerbangan serta kesehatan lingkungan di seputar bandara, dan dengan Pelindo untuk disekitar Pelabuhan. 5. Pemantauan berkala keadaan lingkungan udara (ISPU) di kawasan bandara dan pelabuhan.
24
25
26
27
MALUKU
PAPUA
konflik sosial antara warga Desa Pelauw dengan warga Desa Kailolo, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku konflik sosial yang melibatkan dua suku, yakni suku Dani dan suku Mony. Lokasi konflik terjadi di Distrik Kuala Kencana dan Iwaka, Kecamatan Yuaka Kab. Mimika Provinsi Papua. Konflik sosial yang terjadi disebabkan perebutan lahan tempat tinggal di wilayah tersebut yang mencapai puncaknya pada tanggal 1 Februari 2014
Konflik Sosial
13 Pebruari 2014 sampai pukul 16.00 WIB
Konflik Sosial
28 Januari 2014 sekitar pukul 12.00 WIT
PAPUA BARAT
Kab. Manokwari Prov. Papua Barat
Banjir
RIAU
Kota Pekanbaru,Kota Dumai, Kab. Bengkalis, Kab. Kepul. Meranti, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Rokan Hilir, Kab. Pelalawan, Kab. Siak, Provinsi Riau
Kabut Asap
1
2
1. Kondisi berangsur kondusif. Aparat keamanan dari Polres Mimika dan Brimob masih bersiaga di lokasi kejadian. Pemerintah setempat berencana memfasilitasi pertemuan antara kedua suku agar diperoleh sebuah resolusi damai. 2. Sampai dengan saat ini permasalahan kesehatan masih dapat diatasi oleh jajaran kesehatan setempat
41
2
8 Februari 2014 sampai pukul 19.00 WIB
1. Evakuasi korban. 2. Memberikan pelayanan kesehatan di RSUD Masohi dan Puskesmas Pelauw bagi korban luka
2
122,19 8
456
Maskes
1. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari melakukan investigasi ke lokasi. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari mendirikan Pos Kesehatan di lokasi pengungsian. 3. Dinas kesehatan Kabupaten manokwari memberikan logistik Paket Obat-obatan,PMT, Bumil, Kelambu Dinas Kesehatan Provinsi Riau melakukan upayaupaya sebagai berikut : 1. Mendistribusikan masker kepada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. 2. Mengirim tim untuk melakukan RHA dan mendeteksi adanya peningkatan kasus ISPA. 3. Melakukan pemantauan kualitas udara (terlampir) 4. Dinas Kesehatan Provinsi Riau sudah menelepon langsung seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota menanyakan perkembangan terakhir dan mengkomunikasikan kebutuhan dilapangan, namun sampai saat ini mereka masih dapat menanggulangi permasalahan yang ada. 5. Mengirim surat edaran kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota terkait antisipasi dan langkah-langkah yang harus dilakukan di lapangan. 6. Bekerjasama dengan organisasi non pemerintah membagikan masker di tempat-tenmpat umum.
7. Berkoordinasi dengan lintas sektor terkait , BPBD, DISHUT,DISBUN, POLRI, TNI, SATPOL PP dan relawan dalam Tim Bencana. 8. Membentuk Posko TGC (Tim Gerak Cepat) ditingkat Provinsi dan Kab/Kota. 9. Melakukan langkah-langkah penanganan sesuai kewajiban bidang kesehatan. 10. PPKK Kemenkes telah mengirimkan masker sebanyak 140.000 buah kepada Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Desa Nameng Kecamatan Siau Barat Utara dan Desa Bukide Kec. Siau Timur Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) Provinsi Sulawesi Utara
28
SULAWE SI UTARA
29
SUMATE RA BARAT
Bangko Jambi menuju Kota padang
30
SUMATE RA BARAT
Desa Perambahan, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat
31
SUMATE RA UTARA
Kab. Karo
Banjir Bandang Dan Angin Puting Beliung
25 Januari 2014 pukul 10.00 WITA
3
Kecelakaan Bus Famili Raya
31 Januari 2014 pukul 01.20 WIB
9
Ledakan Tambang Batubara
Erupsi Gunung Sinabung
24 Januari 2014 sekitar pukul 10.30 WIB
4, 14, 18, 23, 24, 25 dan 30 November,30 dan 31 Des.13, serta 31 Januari berturut2 sd terakhir 1 Pebruari 2014
5
5
1. Evakuasi korban 2. Melakukan Penilaian Cepat Kesehatan (RHA) ke lokasi bencana. 3. Dinas Kesehatan Kab. Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) dan Puskesmas mendirikan dua Pos Kesehatan di Lokasi Pengungsian. 4. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara mengirimkan bantuan MPASI, paket obat-obatan dan Masker. 5. Saat ini pencarian korban masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan
29
1. Evakuasi korban. 2. Memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas setempat
13
5
57
12
138,67 8
19,936
1. Korban meninggal dunia dievakuasi ke RSUD Sawahlunto untuk diotopsi. 2. PPK Sub Regional Sumatera Barat berkoordinasi dengan jajaran kesehatan setempat. 3. Tim dari BPBD dibantu anggota Kodim 0310/SSD berusaha untuk mencari penambang yang masih tertimbun di terowongan tersebut 1. Memberikan pelayanan kesehatan di Pos Kesehatan Tanggap Darurat di setiap titik Pos Pengungsian. 2. Dinas Kesehatan Kabupaten Karo a. Menyiagakan RSUD Kabanjahe dan seluruh puskesmas di Kabupaten Karo (19 Puskesmas). b. Memberikan pelayanan kesehatan dasar di Pos Kesehatan Tanggap Darurat di setiap lokasi pengungsian. c. Memberikan pelayanan kesehatan rujukan di RSU Kabanjahe. d. Memobilisasi tenaga kesehatan (dokter umum dan perawat) untuk memberi pelayanan kesehatan di pos kesehatan di setiap lokasi pengungsian. e. Mendistribusikan obat-obatan dan polybag ke pos kesehatan di lokasi pengungsian f. Mendistribusikan MP ASI sebanyak 1.584 dus, PMT Bumil sebanyak 344 kotak dan proten sebanyak 105 kotak. g. Melakukan penimbangan balita di setiap lokasi pengungsian, jumlah total balita yang ditimbang sebanyak 2.377 balita. h. Melakukan pemeriksaan kesehatan Ibu Hamil, jumlah total ibu hamil yang diperiksa sebanyak 150 orang. i. Memberikan pelayanan persalinan di Rumah Sakit bagi pengungsi sebanyak 26 orang. j. Melakukan penilaian fasilitas kesehatan di Kecamatan Payung (Desa Cimbang, Desa Rimo Kayu, Desa Ujung Payung dan Desa Batu Karang) untuk persiapan pemulangan pengungsi. k. Memberikan pelayanan medis kepada 3 orang anak yang terkena penyakit campak di lokasi pengungsian di Kabanjahe. *) l. Mengirim specimen darah 3 anak yang terkena campak ke Laboratorium Balitbangkes di Jakarta untuk dilakukan pemeriksaan. *) 3. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara : a. Memobilisasi logistik obat-obatan paket bencana 5 paket dan pembalut wanita 1 paket. b. Melaksanakan rapat koordinasi penanggulangan bencana letusan Gunung Sinabung dengan lintas program dan lintas sektor serta SKPD terkait di Provinsi Sumatera Utara, Rumah Sakit Pemerintah dan Rumah Sakit Swasta pada tanggal 3 Januari 2014. c. Menyiagakan ambulans evakuasi, tenaga kesehatan (dokter, perawat, supir ambulans) d. Menetapkan Rumah Sakit Rujukan untuk kasus luka bakar. (Daftar Terlampir) e. Mendirikan Posko Pendampingan Pemerintah Sumatera Utara Untuk Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung Bidang Kesehatan di Kantor Sekretariat PPK Regional Sumatera Utara. f. Mendirikan Posko Pendampingan Penanggulangan Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Posko BNPB di Pendopo Bupati Kabupaten Karo, Kabanjahe bersama SKPD Provinsi Sumatera Utara terkait.
g. PPK Regional Sumatera Utara mengirimkan 30 buah velbed dan spanduk Pos Kesehatan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. h. Melakukan Imunisasi campak di 31 Pos Pengungsian tanggal 11 – 30 Desember 2013 (rincian terlampir). i. Mengirimkan 50 kantong mayat ke Dinas Kesehatan Kab. Karo pada tanggal 1 Februari 2014 j. Membuka posko pelayanan medis bekerjasama dengan RS. H. Adam Malik Medan, RS Haji Medan, dan FK-USU berlokasi di RS. Efarina Eltaham Kab. Karo yang dilengkapi dengan ambulans, tim medis (dokter umum, perawat, spesialis anastesi dan bedah) beserta sarana radio komunikasi yang terhubung ke Posko Kab. Karo. 4. Kementerian Kesehatan RI : a. Memberikan bantuan obat-obatan, MP ASI dan logistik kesehatan • Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan : § memberikan bantuan berupa 302.800 lembar masker dan emergency kit P3K 2 set dan 30 veltbed. § Pada tanggal 18 Desember 2013 memberikan bantuan dana operasional sebesar Rp 125 juta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. § mengusulkan agar dibentuk kluster kesehatan untuk penanganan bencana erupsi Gunung Sinabung Bidang Kesehatan. • Ditjen Binfar & Alkes/Dit. Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan : 1. memberikan bantuan berupa, obat tetes mata sebanyak 23.768 botol dan obat paket bencana sebanyak 14 paket untuk Dinas Kesehatan Kab. Karo. 2. mengirimkan bantuan obat-obatan ke RSU Kabanjahe dengan dengan nilai total sebesar Rp 10.502.940. • Ditjen Bina Gizi & KIA/Dit. Bina Gizi melalui PPKK memberikan bantuan berupa MP – ASI 17.000 kg. lem lalat 3 dus besar dan. • Ditjen P2PL/Dit. Sepimkesma memberikan bantuan berupa Insektisida lalat 35 liter, PAC 1.000 sachet; Media H2s 100 buah, Mis blower 1 buah, lem lalat 3 dus, emergency kit 1 set dan polybag sampah 400 lembar. b. Melakukan pelayanan kesehatan reproduksi Ditjen Bina Gizi dan KIA/ Dit. Bina Kesehatan Ibu melakukan need asessment pelayanan kesehatan reproduksi dalam situasi bencana serta melakukan pendataan jumlah ibu hamil dan balita di semua lokasi pengungsian. c. Melakukan pelayanan kesehatan jiwa • Ditjen Bina Upaya Kesehatan/Dit. Kesehatan Jiwa mengirimkan Tim Kesehatan Jiwa yang bertugas pada tanggal 30 November – 5 Desember 2013 untuk memberikan pelayanan di Pos Kesehatan yaitu membagikan media penyuluhan, assessment dan memetakan kasus kesehatan jiwa tiap Posko serta memberikan intervensi. • Tim Kesehatan Jiwa tersebut beranggotakan sebanyak 5 orang terdiri dari 1 orang dokter spesialis jiwa (Dit. Bina Kesehatan Jiwa), 2 orang Psikolog dan 2 orang perawat (RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor). • Dari hasil pemeriksaan kesehatan di beberapa lokasi pengungsian ditemukan adanya kasus Anxietas (cemas), susah tidur dan gangguan jiwa skizofrenia. d. Melakukan pencegahan penyakit dan penyehatan lingkungan • Tim Kemenkes (PPKK dan Ditjen. P2PL/Subdit Kesehatan Matra, BTKL-PP Medan) melakukan pemantauan kesehatan lingkungan di Pos Pengungsian Kab. Karo seperti penilaian kualitas air bersih, kualitas air minum, kualitas udara, kepadatan vektor dan pengendalian vektor, penilaian kondisi sanitasi lingkungan dan sarana MCK, pengawasan kualitas makanan serta kondisi kesehatan pengungsi. • KKP Kelas I Medan dan Dinas Kesehatan Kab. Karo mendistribusikan polybag 1.500 lembar ke Pos Kesehatan di lokasi pengungsian. • Ditjen. P2PL/Subdit Matra mengirimkan masker 10.000 buah, PAC 1.500 sachet, emergency kit 2 set,
32
PAPUA
Distrik Jayapura Utara, Distrik Abepura, dan Distrik Jayapura Selatan, Kota Jayapura Provinsi Papua
Banjir dan Tanah Longsor
22 Februari 2014 Pukul 18.30 WIT
8
33
DKI JAKARTA
7 Kelurahan, 4 Kecamatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dan 7 Kelurahan 4 Kecamatan Kota Administrasi Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarta
Banjir
22 – 23 Pebruari 2014 sejak pukul 19.00 WIB
2
34
SUMATE RA UTARA
Kelurahan Gundaling, Kecamatan Barastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara
Kebakaran Pemukiman
23 Februari 2014 Pukul 03.00 WIB
35
BANTEN
Kec. Tigaraksa, Kec. Cikupa, Kec. Rajeg, Kec. Pasar Kemis dan Kec. Pakuhaji, Kabupaten Tanggerang
Banjir
22 – 24 Februari 2014
36
JAWA BARAT
Desa Anggadita, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat
Keracunan
26 Februari 2014 sekitar pukul 09.00 WIB
11
58
155
1
629
156
453
12
4
5,319
paket Obat 5 paket, polybag sampah 1.500 lembar serta insektisida lalat 20 liter. • Kesdam Bukit Barisan dan KKP Kelas I Medan melakukan pemeriksaan screening kesehatan paru di lokasi pengungsian UKA I , UKA 2, Desa Perbesi. e. Menugaskan 1 orang staf dari PPKK untuk bertugas di Kabupaten Karo sebagai tim pendamping BNPB serta untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Karo, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, BTKL PP Medan dan KKP Kelas I Medan dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Sinabung bidang kesehatan. Dinas Kesehatan Kota Jayapura telah melakukan: 1. Berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jayapura dan BPBD Jayapura. 2. Mendirikan 4 pos kesehatan: 2 unit di Yapis, 1 unit di Apo dan 1 unit di Pasar Yoteva. 3. Dinas Kesehatan Provinsi Papua memberikan bantuan berupa masker dan obat - obatan. 1. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mendirikan Pos Kesehatan di Kantor RT.12/3, Pos Kamling, Sindang Reret, Sekretarist RW.03, Masdjid Aljihad dan Gedung Karang Taruna. 2. Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat melakukan lisolisasi dengan mobile ke seluruh titik banjir. Mendirikan Pos Kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan di lokasi bencana Kecamatan : Pasar Kemis Membentuk TGC (tim gerak cepat) untuk posko banjir,pendataan korban banjir,pelaporan ke dinkes Tiga Raksa Mendirikan posko kes ,koordinasi dgn kec,pemerintah desa dan melaporkan siaga banjir ke dinkes Cikupa meninjau lokasi banjir,melaksanakan posko kesehatan di lokasi banjir 1. Mengevakuasi korban dan merujuk ke RS Bayukarta dan Klinik Yakesti Karawang. 2. Menyiagakan Pos Kesehatan di Puskesmas Anggadita. 3. Terus mementau perkembangan kejadian.