LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
KATA PENGANTAR Laporan Kinerja (LK) merupakan evaluasi dan pertanggung jawaban Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan di sektor industri yang diarahkan untuk menunjang pembangunan industri baik Nasional maupun Regional, khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan. Disamping itu, laporan ini juga merupakan pertanggung jawaban Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga penelitian pengembangan dan standardisasi industri dan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk menunjang pembangunan dan pengembangan industri secara nasional maupun regional. Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999, Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 151/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Laporan ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada Pimpinan Kementerian Perindustrian khususnya Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dalam menilai pelaksanaan tupoksi yang telah dilaksanakan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 dan sekaligus dapat menjadi umpan balik untuk perbaikan dalam upaya optimalisasi pencapaian program kerja dan kinerja tahun yang akan datang. Laporan Kinerja ini disusun mengacu pada Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar 2015 – 2019, Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015, dan DIPA Tahun Anggaran 2015. Semoga Laporan Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar ini dapat memberikan gambaran perkembangan pelaksanaan Tupoksi Tahun 2015 dan bahan evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada masa yang akan datang. Makassar, Januari 2016 KEPALA,
WILLEM PETRUS RIWU
i
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja (LK) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 adalah wujud pertanggungjawaban Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan pada Tahun Anggaran 201 5 yang berisi tentang keberhasilan maupun belum tercapainya sasaran yang telah ditetapkan, termasuk hambatan yang dihadapi serta rekomendasi perbaikan kinerja. Cakupan Laporan Kinerja terdiri dari capaian Rencana Strategis serta capaian Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2015. Walaupun tidak semua sasaran rencana Strategis termuat
dalam
Perjanj ian
Kinerja,
namun
dalam
dokumen
Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LK) tetap menyajikan capaian Rencana Strategis 2015-2019 Tahun Pertama. Adapun sasaran yang termuat dalam dokumen R encana Strategis 2015-2019 terdiri dari: 1). Meningkatnya Peran dan Kualitas Litbang Dalam Mendukung Industri Hasil Perkebunan; 2). Meningkatnya Layanan Jasa Teknis Melalui Palayanan yang Profesional; 3) Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan . Sedangkan pada dokumen Perjanjian Kinerja sasaran Srategisnya terdiri dari: 1) Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2) Meningkatnya kerjasama litbang; 3) Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Antara sasaran strategis Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Sasaran Strategis Perjanjian kinerja sudah in line disebabkan karena indikator kinerja baik yang tertuang dalam dokumen Rencana Strategis maupun dalam dokumen Perjanjian Kinerja telah disesuaikan. Secara umum baik capaian Rencana Strategis maupun capaian Perjanjian kinerja telah sesuai dengan target yang ditetapkan seperti disajikan berikut: Sasaran I: Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri. Indikator kinerja dari sasaran strategis I adalah: 1. Hasil penelitian dan Pengembangan yang siap diterapkan, realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu penelitian dark dan whithe chocolate, kegiatan ini dilaksanakan UPT. Rumah cokelat Palu. Provinsi Sulawesi tengah. Dengan MoU Nomor: 2026/BPKIMI/BBIHP.3/X/2015 2. Hasil litbang yang telah diimplementasikan , realisasi sebanyak 1 penelitian yaitu diversifikasi produk nata de coco, kegiatan ini dilaksanakan di UD. Panca mekar Intiboga Makassar. dengan Nomor MoU:1000/BPKIMI/BBIHP.3/V/2015 3. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem ii
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
solving), realisasi kegiatan ini sebanyak 1 Kegiatan yaitu pengoperasian peralatan produksi cokelat dan peningkatan mutu produk pasta dan candy. Pelaksanaan kegiatan di gapoktan reso pammase Kab Luwu. Sasaran strategis II : Meningkatnya kerjasama litbang. Indikator kinerja dari sasaran strategis II adalah: kerjasama litbang instansi dengan industri. Realisasi sebanyak 1 kegiatan dengan judul Peningkatan mutu produk pangan laut (diversifikasi produk ikan dan rumput laut). Kegiatan kerjasama litbang ini dilaksanakan di KUB. Bajeng Jaya, Kabupaten Takalar didasarkan dengan MoU Nomor 867/BPKIMI/BBIHP.3/IV/2015. Sasaran strategis III : Meningkatnya kualitas pelayanan publik. Indikator kinerja dari sasaran startegis III adalah: 1. Tingkat kepuasan pelanggan, ditarget Indeks 4 realisasi Indeks 4,4 2. Jumlah sampel uji, ditargetkan sebanyak 2.000 sampel uji terealisasi sebanyak 4329 sampel Pagu TA 2015 Rp.17.429.949.000,- realisasi sebesar Rp. 16.757.534.000,atau sebesar 96,14%. Rincian realisasi sebagai berikut: 1. Pagu Rupiah murni sebesar 15.047.699.000,- realisasi Rp. 14.526.229.000,- atau sebesar 96, 53%. 2. Pagu Pengunaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 2.382.250.000,realisasi Rp. 2.231.305.000 stau sebesar (93,66%). Realisasi Penerimaan PNBP dari target sebesar Rp. 2.500.000.000,melampaui target sebesar Rp. 2.771.643.500,- atau 111%.
Kendala: Secara umum pencapaian kinerja telah sesu ai dan lebih tinggi dari target, namun masih ditemukan kendala dalam hal keterbatasan kapasitas Litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan jika dibandingkan dengan peningkatan tuntutan dan kebutuhan aplikasi litbang terapan. Keterbatasan ini disebabkan belum maksimalnya strategi kebijakan litbang. Hal ini terkait dengan penyediaan anggaran litbang yang kurang memadai guna memenuhi kebutuhan baik peralatan proses dan pengujian litbang, maupun biaya operasionalnya. Sehingga tim litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan masih kesulitan menciptakan penelitianpenelitian yang menjadi problem solving industri hasil perkebunan. Begitupun dengan peningkatan layanan publik yang berdampak pada peningkatan Jasa Pelayanan Teknis, peningkatan sumber dana Penerimaan Negara Bukan Pajak tidak selaras dengan peningkatan kebutuhan biaya operasional pelayanan jasa teknis disebabkan
iii
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
kebijakan penganggaran yang belum proporsional dengan kebutuhan pelayanan masyarakat. Tindak Lanjut Kendala: Meningkatkan kapasitas sumber daya Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu sumber daya litbang dan sumber daya pelayanan publik dengan cara peningkatan penganggaran yang proporsional. Dari capaian akhir kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar yang menurut skala ordinal pengukuran laporan kinerja diklasifikasikan cukup berhasil untuk periode tahun pertama dari Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 dengan tidak lepas dari faktor keterbatasan pagu anggaran yang diperoleh. Diperlukan perubahan metode pelaksanaan litbang yang lebih aktif berkoordinasi dengan industri, seperti pola konsorsium litbang industri, diawali dengan pelaksanaan forum perencanaan litbang industri dengan para stakeholder untuk mengetahui permasalahan dan solusi yang bisa diselesaikan bersama melalui litbang konsorsium maupun litbang mandiri. Meskipun pola ini memerlukan dukungan dana yang lebih besar dibanding dengan pola litbang yang selama ini diterapkan namun lebih efektif untuk penerapan litbang ke industri.
Kepala
WILLEM PETRUS RIWU
iv
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar.............................................................................................................
i
Ikhtisar Eksekutif ..........................................................................................................
ii
Daftar Isi………………………………………………………………………………….…
v
Daftar Tabel ............................................................................................................... vi Daftar Lampiran ........................................................................................................... vii Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................................... 1 A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi ………………………………………. . 1 B. Peran Strategis Organisasi………………………………… .......................... 2 C. Struktur Organisasi …………………………………………………………… . 5 D. Potensi ……….……………………………………………….………………… 9 Bab 2 Perencanaan dan Perjanjian Kinerja ................................................................. 12 A. Rencana Strategis Organisasi……………………………………………… ... 12 B. Rencana Kinerja ......................................................................................... 16 C. Rencana Anggaran ...................................................................................... 18 D. Dokumen Perjanjian Kinerja ........................................................................ 22 Bab 3 Akuntabilitas Kinerja .......................................................................................... 24 A. Capaian Kinerja Organisasi ......................................................................... 24 B. Realisasi Anggaran ...................................................................................... 33 C. Perbandingan Capaian Kinerja TA 2014 dan TA 2015 ............................... 44 D. Capaian Target RENSTRA Terhadap Realisasi TA 2015 (Tahun I Periode 2015-2019) ...................................................................... 46 Bab 4 Penutup .............................................................................................................. 49 A. Kesimpulan .................................................................................................. 49 B. Permasalahan dan Kendala ........................................................................ 50 C. Saran dan Rekomendasi ............................................................................. 51 Lampiran ....................................................................................................................... 53
v
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
DAFTAR TABEL 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan ................................................ 11 2.1 Tujuan dan sasaran strategis organisasi (2015-2019) ........................................ 16 2.2 Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 ................. 17 2.3 Rincian anggaran tahun 2015 sebelum revisi ..................................................... 18 2.4 Rincian anggaran tahun 2015 sesudah revisi …………..……………..……..… 20 2.5 Alokasi pagu anggaran BBIHP ............................................................................ 22 2.6 Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 .............. 23 3.1 Matriks alur IKU BPPI sampai perjanjian kinerja BBIHP TA 2015 ...................... 24 3.2 Rencana aksi perjanjian kinerja TA 2015 ........................................................... 25 3.3 Capaian rencana aksi per triwulan TA 2015 ...................................................... 25 3.4 Realisasi litbang yang siap diterapkan ............................................................... 27 3.5 Rencana dan realisasi renstra untuk kegiatan litbang yang siap diterapkan… 28 3.6 Kerjasama litbang yang telah diimplementasikan ............................................... 28 3.7 Realisasi RENSTRA hasil litbang yang telah diimplementasikan ....................... 29 3.8 Kegiatan problem solving ..................................................................................... 30 3.9 Kerjasama litbang instansi dengan industri ......................................................... 30 3.10 Realisasi RENSTRA kerjasama litbang dengan industri .................................... 31 3.11 Target dan realisasi tingkat kepuasan pelanggan .............................................. 31 3.12 Realisasi RENSTRA tingkat kepuasan pelanggan ............................................ 32 3.13 Jumlah sampel uji ............................................................................................... 33 3.14 Realisasi RENSTRA jumlah sampel uji ............................................................... 33 3.15 Realisasi anggaran kegiatan per triwulan ........................................................... 33 3.16 Realisasi anggaran BBIHP TA 2015 sumber RM................................................ 35 3.17 Pagu dan realisasi PNBP tahun 2015 ................................................................. 38 3.18 Jenis dan realisasi penerimaan PNBP tahun 2015 ………………………...….. 38 3.19 Penerimaan PNBP berdasarkan jenis layanan tahun 2010-2015 ...................... 41 3.20 Realisasi penggunaan anggaran BBIHP tahun 2015 sumber PNBP ................. 42 3.21 Realisasi RENSTRA dan perbandingan dengan tahun sebelumnya ................. 45 3.22 Persentase capaian RENSTRA 2015-2016 terhadap kinerja 2015 .................... 46
vi
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
AFTAR TABELAR TABEL DA DAFTAR LAMPIRAN 1.
Matriks Alur IKU BPKIMI Sampai Perjanjian Kinerja BBIHP Tahun Anggaran 2015
2.
Capaian Perjanjian Kinerja Per Triwulan Berdasarkan Rencana Aksi TA 2015
3.
Realisasi Anggaran Kegiatan Per Triwulan Tahun 2015
4.
Realisasi Anggaran Kegiatan Tahun Anggaran 2015
5.
Pengukuran Kinerja Perjakin 2015
6.
Jumlah Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan
7.
Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Telah Diimplementasikan
8.
Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri (problem solving)
9.
Kerjasama Litbang dengan Instansi/ Industri
10. Indeks Kepuasan Pelanggan 11. Rencana aksi Perjakin
12. Realisasi penerimaan PNBP per jenis layanan
vii
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
BAB 1 A.
PENDAHULUAN
TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Perindustrian
RI
Nomor:
119/M-
IND/PER/11/2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Baristand Industri Dalam Masa Peralihan Terkait Perubahan Struktur Organisasi Eselon I Kementerian Perindustrian menetapkan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan
tugas
dan
fungsinya
berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Perindustrian Nomor: 48/M-IND/PER/6/2006 sebagai unit pelaksana teknis di bawah Badan Penelitian dan pengembangan Industri Kementerian Perindustrian. Tugas melaksanakan
pokok kegiatan
dari
Balai
penelitian,
Besar
Industri
pengembangan,
Hasil
Perkebunan
standardisasi,
adalah
pengujian,
sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri hasil perkebunan sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Industri. Sedangkan fungsi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah: a. Pelaksanaan penelitian, dan pengembangan dan pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan penanggulangan pencemaran industri hasil perkebunan; b. Pelaksanaan rancang bangun dan perekayasaan peralatan proses; c. Penelitian, pengembangan, perancangan, penerapan standardisasi; d. Pelaksanaan layanan teknis pengujian mutu bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, hasil ikutan dan limbah; e. Pelaksanaan pelayanan teknis kalibrasi peralatan; f.
Pelaksanaan inspeksi teknis;
g. Pelaksanaan alih teknologi penelitian dan pengembangan; h. Pelaksanaan penyuluhan termasuk pembinaan teknis dan ekonomis, konsultansi, dan informasi; i.
Pelaksanaan pemasaran dan kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi;
j.
Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBIHP dan penyusunan laporan serta evaluasi hasil-hasil kegiatan yang telah dilakukan.
1
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
B.
PERAN STRATEGIS ORGANISASI Program Trisakti Pemerintah Republik Indonesia yaitu Berdaulat Dibidang
Politik, Berdikari Dibidang Ekonomi, dan Berkepribadian Dalam Kebudayaan. Dimana khusus penjabaran trisakti kedua, berkaitan langsung dengan Kementerian Perindustrian yaitu Berdikari dalam ekonomi diwujudkan dalam pembangunan demokrasi ekonomi yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kedaulatan di dalam pengelolaan keuangan negara dan pelaku utama dalam pembentukan produksi dan distribusi Nasional. Negara memiliki karakter kebijakan dan kewibawaan pemimpin yang kuat dan berdaulat dalam mengambil keputusan-keputusan ekonomi rakyat melalui penggunaan sumber daya ekonomi nasional dan anggaran untuk memenuhi hak dasar warganegara. Lanjut pada Sembilan program strategis Nawacita point 6 dan 7 yaitu Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; dan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik . Tentunya Program Trisakti dan Nawacita tersebut yang merupakan bagian dari visi misi Jokowi JK harus kita laksanakan sesuai dengan lingkup tupoksi kita. Sesuai dengan amanah UU No. 3 Tentang Perindustrian tahun 2015 yang dijabarkan dalam peraturan Pemerintah No. Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun 2015-2035 (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional). Dalam rangka Bangun industri nasional berisikan industri andalan masa depan, industri pendukung, dan industri hulu, dimana ketiga kelompok industri tersebut memerlukan modal dasar berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, serta teknologi, inovasi, dan kreativitas. Ditetapkan 10 industri prioritas dimana BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (kelitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro. Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ikut menunjang pertumbuhan industri secara nasional dan regional khususnya di Kawasan Timur Indonesia. Kondisi daerah yang mempunyai beberapa keunggulan
dalam sumber daya alam yang belum
dikelola secara optimal, akan menjadi fokus perhatian pelayanan kelitbangan BBIHP dan
akan menjadi penggerak utama dan ujung tombak dalam pengelolaan dan
pengembangan sumber daya alam khususnya yang meliputi : 1. Mengembangkan industri, khususnya industri kecil dan menengah, dengan melakukan penelitian dan pengembangan terhadap teknologi, bahan baku, proses, peralatan dan produk;
2
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
2. Memasyarakatkan hasil-hasil penelitian dan pengembangan kepada masyarakat industri; 3. Memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat industri dalam hal standardisasi dan pengawasan mutu; 4. Memberikan bantuan teknik tentang teknologi proses dan peralatan; 5. Memberikan bantuan penanggulangan pencemaran akibat aktivitas industri
Dari sebelas Balai Besar di lingkup BPKIMI, BBIHP merupakan unit Balai Besar satu-satunya yang berada di luar Pulau Jawa. Hal ini menyebabkan BBIHP memiliki peran yang cukup strategis dalam menjalankan kebijakan-kebijakan strategis baik yang ditetapkan oleh BPKIMI maupun Kementerian Perindustrian. Dalam menjalankan tupoksinya sebagai lembaga litbang dan unit pelayanan jasa teknis BBIHP memiliki potensi pengembangan litbang dan pelayanan jasa teknis yang besar, keberadaanya yang berlokasi di kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan sebagai pintu gerbang pengembangan pembangunan di Kawasan Indonesia Timur menjadikan BBIHP sebagai ujung tombak pelayanan dan pembinaan industri di KTI khususnya. Namun potensi pelayanan jasa yang besar ini belum didukung oleh kesiapan sumber daya yang dimiliki BBIHP yang terbatas. Sejak empat tahun terakhir (2012-2015) telah terjadi peningkatan jumlah pelayanan jasa teknis BBIHP hal ini bisa ditunjukkan dari peningkatan jumlah perusahaan/industri dan perorangan yang mendapat pelayanan oleh BBIHP dan diiringi dengan peningkatan jumlah penerimaan PNBP.
Hal ini antara lain
menunjukkan bahwa selain tingkat kepercayaan pelanggan yang tinggi kepada pelayanan BBIHP juga disebabkan semakin besarnya potensi pelayanan jasa teknis ke industri akibat dari pertumbuhan dan pengembangan industri di Indonesia Timur yang semakin meningkat.
Sehingga secara beriringan dan berkelanjutan BBIHP
harus selalu siap memberi pelayanan yang optimal dan mampu mengimbangi perkembangan potensi pelayanan jasa teknis kepada industri yang semakin meningkat.
Peningkatan
kebutuhan
pelayanan
tentunya
berdampak
pada
peningkatan kebutuhan sumberdaya pelayanan dalam hal ini SDM, sarana prasarana laboratorium, fasilitas pelayanan publik dan mekanisme pelayanan yang profesional. Tuntutan peningkatan pelayanan berkaitan erat dengan peningkatan kebutuhan fasilitas dan operasional pelayanan (fasilitas laboraorium uji, operasional sampling dan pengujian, SDM dan sarana pendukung lainnya). Pelayanan Jasa Teknis BBIHP yang paling besar masih bersumber dari pengujian dan pengambilan sampel uji. Potensi kebutuhan pelayanan ini semakin meningkat sedangkan kapasitas
3
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
pelayanan pengujian dan pengambilan sample tidak bertambah bahkan perlu diperbaharui karena beberapa peralatan laboratorium sudah tua, hal ini menyebabkan beberapa penawaran kerjasama pengujian dan sampling dari industri (calon pelanggan baru) untuk sementara ditolak karena ketidakmapuan memberi pelayanan sesuai target kontrak kerjasama, sehingga hanya mampu mempertahankan pelayanan pada pelanggan lama. Kondisi ini menjadi kendala yang serius bagi kementerian perindustrian sebagai pembina industri karena ketidakmampuan mengantisipasi kebutuhan pelayanan pada industri khususnya dalam rangka peningkatan daya saing industri dan berwawasan lingkungan di daerah. BBIHP sebagai lembaga pelayanan beberapa jenis jasa teknis, merupakan unit pengelola PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak).
Besarnya jumlah
pelayanan berdampak pada besarnya jumlah penerimaan PNBP. Penerimaan PNBP ini dikelola untuk menunjang biaya operasional pelaksanaan jasa teknis, termasuk penyedia fasilitas pendukung pelayanan. Namun dengan jumlah penerimaan PNBP yang diperoleh (sesuai dengan standar tarif penerimaan PNBP) masih belum mampu menjadi sumber pembiayaan seluruh kebutuhan pengeloaan pelayanan jasa termasuk dalam penyediaan aset-aset atau fasilitas laboratorium. Karena pengadaan aset-aset tersebut cukup mahal dan terbatas. Sebagai unit pengelola PNBP, BBIHP harus melakukan usulan target penerimaan PNBP setiap tahunnya untuk dialokasi dalam pagu anggaran tahun berikutnya. Tentunya dengan asumsi penerimaan PNBP tersebut akan dikelola sesuai dengan kebutuhan operasional pelaksanaan layanan jasa teknis. Namun pada kenyataannya struktur anggaran yang disediakan mengharuskan
sumber
dana
PNBP
menanggung
pembiayaan
operasional
perkantoran yang semestinya masih bersumber pada Rupiah Murni (RM). Struktur penganggaran yang tersedia selama ini masih belum berimbang antara jumlah lokasi anggaran bersumber RM dengan PNBP. Kenaikan pagu akibat penerimaan PNBP tidak diimbangi dengan kenaikan RM. Yang terjadi malah sebaliknya, sehingga anggaran yang sedianya diperuntukkan untuk pengelolaan PNBP masih harus dibagi pada kegiataan yang semestinya bersumber dari RM. Sehingga akan sangat mempengaruhi pemberian pelayanan yang profesional kepada industri dan akan mempengaruhi kemampuan pencapaian target penerimaan PNBP yang telah ditetapkan. Seperti diketahui jika pelayanan ditargetkan berkelanjutan harus pula dibuatkan perencanaan anggaran yang terstruktur dan terencana. Jika sejak perencanaan anggaran sudah tidak sesuai dengan kebutuhan pencapaian target sejak awal, tentunya akan sangat mempengaruhi realisasi kegiatan dan akan berdampak pada perkembangan organisasi pada tahun-tahun berikutnya. Untuk itu
4
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
perlu kiranya dilakukan penyamaan persepsi terhadap pengalokasian pagu anggaran yang berimbang terhadap kebutuhan masing-masing satker dalam lingkup BPKIMI khususnya dan lingkup Kemenperin umumnya.
C. STRUKTUR ORGANISASI
BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Gambar 1. Struktur Organisasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar
1. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian di lingkungan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Dalam melaksanakan tugas, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan program, evaluasi dan laporan; b. Pelaksanaan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara; dan
5
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
c. Pelaksanaan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, urusan perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan serta urusan kepegawaian. Bagian Tata Usaha terdiri dari : (1) Subbagian Program dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, monitoring, evaluasi, dan pelaporan. (2) Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan keuangan dan inventarisasi barang milik negara. (3) Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan surat menyurat, kearsipan, perjalanan dinas, rumah tangga, keamanan, perlengkapan, pemeliharaan dan perawatan gedung, peralatan kantor dan laboratorium serta urusan kepegawaian.
2. Bidang
Pengembangan
Jasa
Teknik
mempunyai tugas
melaksanakan
pemasaran, kerjasama, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi. Dalam
melaksanakan
tugas
Bidang
Pengembangan
Jasa
Teknik
menyelenggarakan fungsi: a.
Perencanaan
dan
pelaksanaan
pemasaran,
pelayanan
pelanggan,
kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha; dan b.
Perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi bagi peningkatan pelayanan jasa teknologi pada industri, serta pengelolaan perpustakaan.
Bidang Pengembangan Jasa Teknik terdiri dari: (1) Seksi Pemasaran dan Kerjasama mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pemasaran, pelayanan pelanggan, kerjasama, negosiasi, dan kontrak kerjasama usaha. (2) Seksi Informasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan pengelolaan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan perpustakaan. 3. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, penelitian dan pengembangan bahan baku, bahan pembantu, produk akhir, teknologi proses, rancang bangun dan perekayasaan industri, hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan.
6
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Dalam
melaksanakan
tugas,
Bidang
Penelitian
dan
Pengembangan
menyelenggarakan fungsi : a.
Perencanaan dan pelaksanaan teknologi pengolahan hasil perkebunan pasca panen; dan
b.
Perencanaan dan pelaksanaan teknologi diversifikasi produk hilir.
Bidang Penelitian dan Pengembangan terdiri dari : (1) Seksi Teknologi Pengolahan Pasca Panen mempunyai tugas melakukan persiapan bahan penelitian dan pengembangan, alih teknologi
dan
konsultansi di bidang industri hasil perkebunan pasca panen dan hasil ikutan serta limbah industri hasil perkebunan. (2) Seksi Teknologi Diversifikasi Produk Hilir persiapan
bahan
penelitian
dan
mempunyai tugas melakukan
pengembangan
alih
teknologi dan
konsultansi di bidang diversifikasi produk hilir industri hasil perkebunan.
4. Bidang Penilaian Kesesuaian mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, produk industri serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Dalam melaksanakan tugas, Bidang Penilaian Kesesuaian menyelenggarakan fungsi: a. Perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri, serta pelaporan dan evaluasi hasil pengujian; b. Perencanaan dan pelaksanaan kalibrasi peralatan, evaluasi hasil kalibrasi, penyiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang; dan c. Perencanaan dan pelaksanaan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi. Bidang Penilaian Kesesuaian terdiri dari: (1) Seksi Pengujian dan Kalibrasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan dan pelaksanaan pengujian bahan baku, bahan pembantu dan produk industri,
pelaporan dan evaluasi hasil pengujian,
pelaksanaan
kalibrasi peralatan, dan evaluasi hasil kalibrasi, serta persiapan penerbitan sertifikat kalibrasi dan melaksanakan sertifikasi ulang.
7
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
(2) Seksi Sertifikasi mempunyai tugas melakukan persiapan bahan sertifikasi sistem mutu produk, keamanan, keselamatan, pengambilan contoh, jasa pelayanan sertifikasi, dan memelihara sistem sertifikasi.
5. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. (1) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 terdiri dan sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. (2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang dipilih oleh kelompok pejabat fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. (3) Jumlah dan jenis tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
D. POTENSI Sebagai satker pengelola PNBP di daerah, BBIHP diberi tugas memberikan layanan jasa yang hingga tahun 2015 mampu memeberikan tuhu jenis layanan, yaitu (1) Layanan Sertifikasi produk (LSPro), (2) Layanan Pengujian, (3) Layanan Kalibrasi Alat, (4) Layanan Konsultansi, (5) Layanan Pelatihan SDM Industri, (6) Layanan Pemantauan Lingkungan, (7) Layanan lainnya termasuk bimbingan mahasiswa/siswa. Untuk itu BBIHP telah memiliki sarana dan prasaran yang mendukung layanan tersebut. a.
Kelembagaan Jika dilihat dari aspek kelembagaan, dapat dikatakan BBIHP sudah cukup memadai dalam melaksanakan tupoksi dan pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan. Aspek kelembagaan ini menjadi suatu potensi yang perlu dikembangkan secara berkelanjutan untuk memperkuat perannya sebagai lembaga penelitian di bidang industri hasil perkebunan dan lembaga pengelola PNBP untuk layanan jasa teknis. BBIHP mempunyai peran yang sangat vital dalam upaya pengembangan industri hasil perkebunan, hal ini didukung oleh kegiatan penelitian industri hasil perkebunan dan juga kegiatan pengujian, kalibrasi serta kegiatan sertifikasi produk. Laboratorium uji BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 18 komoditi yaitu: 1) Air Minum Dalam Kemasan; 2) Mie Instan; 3) Garam konsumsi beryodium; 4) tepung terigu; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk Urea; 7) Pupuk Dolomit; 8) Pupuk Kalium Klorida; 9) Pupuk cair hasil samping asam amino; 10) Pupuk super fosfat; 11) Biji kakao; 12) Kakao Bubuk; 13) Kopi biji; 14) Air dan air limbah; 15) Gula rafinasi; 16) Garam meja dan Konsumsi; 17) Gula Pasir; dan 18) Semen Portland. Laboratorium uji terdiri dari laboratorium Air dan lingkungan, laboratorium kimia, laboratorium mikrobiologi serta laboratorium fisika dan mekanik. Masing-masing laboratorium telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana
yang
lengkap
guna
menunjang
pelaksanaan
kegiatan
pengujian.
9
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Laboratorium Kalibrasi BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LP-110-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 4 Bidang yaitu: 1)Bidang Massa; 2)Bidang Temperatur; 1) Bidang Volumetrik; serta 4) Bidang Intrumen Analitik. LSPro (Lembaga Sertifikasi) BBIHP memiliki laboratorium pengujian yang sudah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional dengan nomor LSPr-018-IDN dengan ruang lingkup sebanyak 7 (tujuh ) Komoditi yaitu: 1). AMDK; 2) Mie Instan ; 3) Tepung terigu; 4) Pupuk urea; 5) Pupuk NPK padat; 6) Pupuk SP 36; 7) Garam Konsumsi Beryodium. b. Kemampuan Layanan Selain dari layanan kelembagaan LSPro, Lab. Uji, dan Lab. Kalibrasi, BBIHP juga mempunyai kemampuan layanan sebagai berikut: 1) Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri; 2) Konsultansi; 3) Pelatihan Teknis kepada SDM Industri; 4) Pemantauan lingkungan; dan 5) Jasa Pengambilan Sampel.
Tersedianya
layanan-layanan
tersebut
diharapkan
mampu
mendukung kelancaran kegiatan pelayanan publik yang akan berdampak kepada peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dalam bermitra dengan BBIHP. c. Sumber Daya Manusia Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BBIHP didukung oleh Sumber Daya Manusia sejumlah 90 Orang. Jumlah Sumber Daya Manusia ini merupakan suatu potensi yang dapat didayagunakan dalam menunjang tupoksi BBIHP. Jabatan terdiri dari eselon II sebanyak 1 Orang, eselon III sebanyak 4 orang dan eselon IV sebanyak 9 orang. Untuk jabatan fungsional terdiri dari fungsional peneliti sebanyak 14 orang, fungsional perekayasa 8 orang, fungsional litkayasa sebanyak 5 orang, penyuluh sebanyak 1 orang, penguji mutu barang sebanyak 5 orang, pustakawan sebanyak 2 orang, arsiparis sebanyak 4 orang, penegndali dampak lingkungan sebanyak 1 orang, pranata humas sebanyak 1 orang, perencana sebanyak 1 orang, dan penerjemah sebanyak 1 orang. Serta fungsional umum sebanyak 36 orang. Rincian profil SDM menurut jabatan dan pendidikan disajikan pada tabel 1.1 profil SDM berdasarkan jabatan dan pendidikan.
10
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Tabel 1.1 Profil SDM berdasarkan jabatan dan Pendidikan
No
Jabatan
Jumlah
S2
S1
1
Struktural Eselon II
1
1
2
Struktural Eselon III
4
3
1
3
Struktural Eselon IV
9
5
4
4
Fungsional Peneliti
14
7
7
5
Fungsional Perekayasa
8
1
7
6
Fungsional teknisi
5
2
D3
SLT A
1
2
SLTP
SD
litkayasa 7
Fungsional penyuluh
1
1
8
Fungsional PMB
5
5
9
Fungsional pustakawan
2
2
10
Fungsional arsiparis
4
3
11
Pengendali dampak
1
1
1
lingkungan. 12
Pranata Humas
1
1
13
Perencana
1
1
14
Penerjemah
1
1
14
Umum
36
5
10
1
13
3
1
Total
93
23
47
3
16
3
1
11
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
BAB 2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS ORGANISASI Visi pembangunan industri nasional dalam jangka panjang adalah membawa Indonesia untuk menjadi “ Sebuah negara industri tangguh di dunia “, dengan visi yaitu “ Pada tahun 2020 Indonesia menjadi Negara Industri Maju Baru”. Hal ini terwujud dalam kondisi bahwa pada tahun tersebut kemampuan industri nasional telah diakui di dunia internasional, yang mampu menjadi basis kekuatan ekonomi modern secara struktural pada masa depan, sekaligus mampu menjadi wahana tumbuh-suburnya ekonomi, maka sebagai visi Kementerian Perindustrian Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan” Misi Pembangunan Industri: Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri Nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan; Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat dan memperkukuh ketahanan nasional. Balai Besar industri Hasil Perkebunan sebagai unit eselon II yang berada dibawah unit eselon I Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri untuk sementara menjadikan Renstra Kemenperin 2015-2019 sebagai pedoman utama dalam menjabarkan arah pembangunan, berhubung dokumen Renstra BPKIMI masih dalam tahap penyusunan. Berdasarkan Sasaran strategis sesuai dengan perspektif Pemangku Kepentingan, perspektif Proses Internal dan Perspektif Pembelanjaran Organisasi yang telah tersusun, BBIHP akan mensinergikan arah pembangunannya sesuai dengan sasaran strategis yang diamanahkan kepada BPKIMI. Amanah tersebut adalah: 1.
Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi (IKSS: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri, pengembangan inovasi dan penerapan HKI) 12
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
2.
Meningkatnya Kualitas Pelayanan dan Informasi Publik (IKSS: Indeks Kepuasan Masyarakat) Penjabaran UU No. 3 tahun 2014 tentang Perindustrian yang tertuang
dalam Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 2015 tentang RIPIN tahun 2015-2035 (Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional) menjadikan BBIHP harus mampu memberi peran tupoksi (kelitbangan dan pelayanan jasa teknis) terhadap 3 dari 10 industri prioritas yang ditetapkan, yaitu: (1) Industri Pangan; (2) Industri Farmasi, Kosmetik; dan (3) Industri Hulu Agro. Penetapan arah pembangunan indusri yang diselaraskan dengan tupoksi BBIHP diatas akan menjadi fokus sasaran strategi pada setiap kegiatan tahunan BBIHP sesuai dengan kompetensi dan sumber daya BBIHP sendiri Sedangkan visi Badan Penelitian Pengembangan Iundustri adalah Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global Sebagai implementasi dari visi Kementerian Perindustrian dan visi Badan Penelitian dan pengembangan Industri maka Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah menetapkan visinya untuk memberikan suatu pedoman dan pendorong untuk mencapai tujuannya. Visi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan didefinisikan sebagai berikut: “Menjadi Lembaga Penelitian dan Pengembangan dalam Bidang Industri Pengolahan Sumber Daya Alam dan Penyedia Layanan Jasa Teknis Yang Unggul dan Terdepan” Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selanjutnya menetapkan misi nya yang merupakan penyataan yang menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai yang akan membawa institusi kepada suatu fokus. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh organisasi, sesuai visi yang ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Misi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kurun waktu 2015 - 2019 adalah sebagai berikut yaitu : 1. Meningkatnya
Kemampuan
Litbang
dan
Penguasaan
Teknologi
yang
Berorientasi pada Kebutuhan Industri. 2. Meningkatnya Pelayanan Jasa Teknis yang Profesional dan Terpercaya Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan.
13
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 1. Tujuan Strategis Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan menggambarkan arah prioritas strategis institusi dan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi dan isu-isu strategis. Tujuan ini merupakan penjabaran atau implementasi dari misi institusi dan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Tujuan strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan adalah sebagai berikut : Meningkatkan peran litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung industri yang tangguh dan berdaya saing” Indicator tujaun strategis terdiri dari tiga: 1. Jumlah industri yang memanfaatkan hasil litbang 2. Jumlah industri yang memanfaatkan jasa teknis 3. Indeks kepuasan pelanggan Untuk mencapai tujuan tersebut ditetapkanlah langkah-langkah strategis yang tersusun sebagai saran strategis. 2. Sasaran Strategis Sasaran strategis disini adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh organisasi setiap dalam kurun waktu satu tahun. Penetapan sasaran dirumuskan lebih spesifik, terukur, berorientasi pada hasil, dapat dicapai, dan memiliki kurun waktu satu tahun. Dalam sasaran dirancang pula indikator pencapaian sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran yang telah diidentifikasi untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan dan disertai dengan targetnya masingmasing. a. Sasaran diupayakan Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan b. Jumlah KTI yang dipublikasikan c. Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan Untuk dapat dicapai dalam kurun waktu perencanaan strategi secara berkelanjutan (sustainable) dan memiliki dukungan secara nyata terhadap tujuan yang ditetapkan di dalam rencana strategis. Penentuan Sasaran Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Perindustrian yaitu Sasaran
14
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Strategis 5 “Meningkatnya Pengembangan Inovasi dan Penguasaan Teknologi”. Maka ditetapkan untuk kurun waktu 2015 – 2019 adalah sebagai berikut : Sasaran Strategis I. Meningkatkan peran dan kualitas litbang dalam mendukung Industri Hasil Perkebunan. Indikator kinerja: Untuk sasaran strategi ke-dua mengacu pada Sasaran strategis Renstra kementerian Perindustrian “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik” maka ditetapkan Sasaran strategis Ke-2 Renstra Balai Besar industri Hasil Perkebunan yaitu: Sasaran Strategis II. Meningkatkan Layanan Jasa Teknis melalui Pelayanan yang Profesional Indikator kinerja: a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik h. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN i. Nilai Jasa Pelayanan Teknis Sasaran Strategis ke-3 adalah sebagai pendukung untuk sasaran utama Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu: Sasaran Strategis III. Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Indikator kinerja: a. Meningkatnya Kompetensi SDM b. Meningkatkan Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Fasilitas Perkantoran c. Meningkatnya Pengenalan dan promosi Kemampuan BBIHP d. Meningkatkan Tata Laksana Organisasi yang akuntabel Tujuan dan sasaran strategis organisasi tahun 2015 – 2019 telah dijabarkan secara detail dalam Matriks Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Karena sifatnya yang spesifik, suatu kegiatan/jasa layanan yang 15
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
sejenis apalagi yang berbeda jenis, akan memerlukan sumber daya keahlian, sarana dan waktu penyelesaian yang berbeda dari yang lainnya. Uraian sasaran strategis RENSTRA Balai Besar industri Hasil Perkebunan disajikan pada tabel 2.1 Tujuan dan sasaran strategis organisasi (2015-2019). Tabel 2.1 Tujuan dan Sasaran Strategis Organisasi (2015-2019)
SASARAN TUJUAN URAIAN 1 Meningkatkan peran litbang dan layanan jasa teknis dalam mendukung indusri yang tangguh dan berdaya saing
Meningkatnya kom petensi litbang BBIHP dalam bidang Industri Hasil Perkebunan
Meningkatnya kualitas dan kapasitas layanan jasa teknis
Capacity Building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
INDIKATOR a. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan b. Jumlah KTI yang dipublikasikan d. Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan e. Jumlah hasil litbang yang didaftarkan paten. a. Jumlah sampel uji b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang berkonsultansi f. Jumlah desain/prototype yang digunakan industri g. Jumlah SDM industri yang terdidik h. Jumlah ruang lingkup pengakuan komoditi LPK yang diakui oleh KAN i. Nilai Jasa Pelayanan Teknis a. Meningkatnya Kompetensi SDM b. Meningkatkan Infrastruktur, Sarana, dan Prasarana Fasilitas Perkantoran c. Meningkatnya Pengenalan dan promosi Kemampuan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan d. Meningkatkan Tata Laksana Organisasi yang akuntabel
B. RENCANA KINERJA Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa Rencana Kinerja BBIHP tahun 2015 ini disusun berdasarkan matriks Rencana Strategis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019. Rencana startegi ini mengaju pada rencana strategis yang ditetapkan pada Renstra Kemenperin yaitu Untuk sasaran Strategis terkait penelitian 16
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
mengacu
pada
Perpektif
Pemangku
Kepentingan,
Renstra
Kementerian
Perindustrian, Sasaran Strategis 5: Meningkatnya Pengembangan Inovasi Dan Penguasaan Teknologi dan Untuk Sasaran Strategis terkait meningkatnya kualitas pelayanan publik mengacu pada Perspektif Proses Internal Kepentingan, Renstra Kementerian
Perindustrian,
Sasaran
Strategis
5:
Meningkatnya
Kualitas
Pelayanan Dan Informasi Publik Untuk mewujudkan sasaran strategis tersebut disusunlah rencana kinerja BBIHP dengan mempertimbangkan kapasitas sumber daya termasuk alokasi anggaran yang dibutuhkan. Format rencana kinerja BBIHP disajikan pada tabel 2.2 Indikator kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2015. Tabel 2.2 Indikator Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun Anggaran 2015
Program/Kegiatan Prioritas
Indikator
1 2 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan a. Meningkatkan peran dan kualitas litbang dalam mendukung IHP.
a. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan
1 Judul
b. Jumlah hasil litbang yang diterapkan
1 Judul
c. Jumlah KTI yang dipublikasikan b. Pelayanan jasa teknis industri
Target Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 3
a. Jumlah sampel uji
2 Terbitan 2.000
b. Jumlah peralatan yang dikalibrasi
100
c. Jumlah sertifikat SNI yang diterbitkan
10
d. Jumlah perusahaan yang mendapat layanan sampling e. Jumlah orang/perusahaan yang
16 2
berkonsultansi f. Jumlah SDM industri yang terdidik
5
c. Peningkatan industri
a. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
20
daerah
b. Jumlah pengadaan alat laboratorium
3 11
Penelitian dan
c. Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN a. Jumlah hasil litbang teknologi baru b. Jumlah kerjasama litbang dan rancang bangun
2
pengembangan teknologi industri
2
17
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
C. RENCANA ANGGARAN Pada tahun anggaran 2015, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mendapat
pagu
anggaran
dari
APBN
melalui
DIPA
sebanyak
Rp.17.429.949.000,- Pagu berdasarkan per jenis belanja yaitu: Belanja Pegawai sebesar Rp. 10.599.624.000,- Belanja Operasional sebesar Rp.3.063.379.000,00 dan Belanja Non Operasional sebesar Rp. 3.766.946.000,00. Pagu berdasarkan sumber Pendanaan yaitu : Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 14.607.699.000,00 dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp. 2.382.250.000,00 (target penerimaan PNBP TA. 2015 sebesar Rp.2.500.000.000,00). DIPA awal Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dapat disajikan pada tabel 2.3 Rincian anggaran Tahun 2015 sebelum revisi. Tabel 2.3 Rincian Anggaran Tahun 2015 sebelum revisi
Output Kegiatan Output 001 011
Output 002 011 Output 003 011
Output 004 011
URAIAN Program Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan
PAGU (Rp) 16.989.949.000 16.989.949.000
Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi Industri
455.303.000
Penelitian A. Pemanfaatan Kulit Buah Kakako sebagai Penghasil Enzim Polifenol Oksidase untuk Mempersingkat Waktu Fermentasi B. Peningkatan Mutu dan Penentuan Masa Simpan Produk Makanan Kesehatan dari Biji Kakao C. Formulasi Cream Berbahan Aktif Ekstrak Metanol Bubuk Kakao Non Fermentasi Kombinasi Madu Lebah untuk Melindungi Kulit dari Sinar Ultraviolet (UVB) D. Enkapsulasi Ekstrak Kakao sebagai Sediaan Antioksidan pada Produk Minuman E. Peningkatan Mutu dan Formulasi Masker Wajah dari Biji Kakao Non Fermentasi dengan Penambahan Rumput Laut F. Pengembangan Minuman Instan Coklat-Kedelai sebagai Minuman Kesehatan
455.303.000 63.853.000 91.625.000 72.498.000 77.393.000 64.119.000 85.815.000
Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri
87.734.000
Rekayasa A. Rekayasa Alat Cetak Permen Coklat Sistem Getar
87.734.000 87.734.000
Layanan Jasa Teknis Layanan Jasa Teknis BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN A. Layanan Sertifikasi B. Layanan Pelatihan Teknis C. Konsultasi dan Optimalisasi D. Layanan Pengujian E. Layanan Kalibrasi F. Layanan Pengambilan Sampel Pengembangan Kelembagaan Pengembangan SDM
1.484.123.000 1.484.123.000 153.750.000 14.950.000 22.155.000 725.364.000 64.145.000 503.759.000 1.079.787.000 242.346.000
18
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Output
012
013
014
015 016 017 018 019 Output 005 011
012
Output 994 001 002
Output 996 011
URAIAN A. Pendidikan dan Pelatihan Teknis/Manajemen B. Workshop/Sosialisasi/Seminar/Diseminasi C. TP2U Penilai Angka Kreddit Promosi/Publikasi/Sosialisasi/Diseminasi A. Pameran B. Pengembangan Pasar C. Open House dan Business Gathering D. Penerbitan Jurnal IHP E. Penerbitan Jurnal Rekayasa dan Teknologi Industri Akreditasi/Surveilen/Reakreditasi A. Surveilen dan Perluasan Ruang Lingkup Lab. Uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Reakreditasi Lab. Kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan C. Surveilen dan Witness LSPro Balai Besar Industri Hasil Perkebunan D. Penerapan dan Surveilen Sistem Mutu dan Personil ISO 9001:2008 Pengembangan Sistem Informasi A. Pengelolaan Website Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Kerjasama Litbang/Rekayasa A. Kerjasama Riset Penerapan Budaya Kerja 5K A. Penerapan Budaya Kerja 5K Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP A. Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP Pembinaan dan Penerapan HKI A. Pembinaan dan Penerapan HKI Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan A. Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi A. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran TA 2016 B. Review Renstra 2015-2019 C. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan SAI dan BMN A. Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi TA 2015 B. Pengelolaan BMN
PAGU (Rp) 165.096.000 66.150.000 11.100.000 392.045.000 107.550.000 110.890.000 63.000.000 95.200.000 15.405.000 218.796.000 85.300.000 60.465.000 45.731.000 27.300.000 79.560.000 37.480.000 42.080.000 29.580.000 29.580.000 39.300.000 39.300.000 25.100.000 25.100.000 10.360.000 10.360.000 42.700.000 42.700.000 192.614.000 96.216.000 39.000.000 9.671.000 47.545.000 96.398.000 73.118.000 23.280.000
Layanan Perkantoran
13.223.003.000
Pembayaran Gaji dan Tunjangan A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran A. Kesehatan dan Motivasi Pegawai B. Keperluan Perkantoran C. Belanja Langganan D. Pemeliharaan Bangunan, Saranan dan Prasarana E. Operasional Perkantoran Lainnya
10.159.624.000 10.159.624.000 3.063.379.000 186.723.000 816.157.000 637.500.000 762.459.000 660.540.000
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
81.500.000
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
81.500.000
19
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Output Output 997 011
URAIAN
PAGU (Rp)
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
385.885.000
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran A. Fasilitas/Peralatan Operasional Perkantoran B. Peralatan dan Prasarana Laboratorium Uji
385.885.000 148.950.000 236.935.000
Dalam pelaksanaan kegiatan agar optimal telah dilaksanakan revisi, salah satunya revisi DIPA didasari oleh diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2015 tentang Tunjangan Kinerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Perindustrian, maka terjadi penambahan pagu Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Uraian serta pagu setelah revisi ditampilkan pada tabel 2.4 Rincian anggaran Tahun 2015 sesudah revisi. Tabel 2.4 Rincian Anggaran Tahun 2015 sesudah revisi
Output Kegiatan Output 001 011
Output 002 011 Output 003 011
Output 004
URAIAN Program Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan
PAGU (Rp) 17.429.949.000 17.429.949.000
Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi Industri
452.813.000
Penelitian A. Pemanfaatan Kulit Buah Kakako sebagai Penghasil Enzim Polifenol Oksidase untuk Mempersingkat Waktu Fermentasi B. Peningkatan Mutu dan Penentuan Masa Simpan Produk Makanan Kesehatan dari Biji Kakao C. Formulasi Cream Berbahan Aktif Ekstrak Metanol Bubuk Kakao Non Fermentasi Kombinasi Madu Lebah untuk Melindungi Kulit dari Sinar Ultraviolet (UVB) D. Enkapsulasi Ekstrak Kakao sebagai Sediaan Antioksidan pada Produk Minuman E. Peningkatan Mutu dan Formulasi Masker Wajah dari Biji Kakao Non Fermentasi dengan Penambahan Rumput Laut F. Pengembangan Minuman Instan Coklat-Kedelai sebagai Minuman Kesehatan
452.813.000 63.453.000 89.135.000 72.598.000 77.693.000 64.119.000 85.815.000
Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri
87.734.000
Rekayasa A. Rekayasa Alat Cetak Permen Coklat Sistem Getar
87.734.000 87.734.000
Layanan Jasa Teknis Layanan Jasa Teknis BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN A. Layanan Sertifikasi B. Layanan Pelatihan Teknis C. Konsultasi dan Optimalisasi D. Layanan Pengujian E. Layanan Kalibrasi F. Layanan Pengambilan Sampel Pengembangan Kelembagaan
1.412.430.000 1.412.430.000 153.750.000 11.350.000 22.555.000 776.224.000 67.545.000 381.006.000 1.080.158.000
20
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Output 011
012
013
014
015 016 017 018 019 Output 005 011
012
Output 994 001 002
Output
URAIAN Pengembangan SDM A. Pendidikan dan Pelatihan Struktural B. Pendidikan dan Pelatihan Teknis/Manajemen C. Workshop/Sosialisasi/Seminar/Diseminasi D. TP2U Penilai Angka Kreddit Promosi/Publikasi/Sosialisasi/Diseminasi A. Pameran B. Pengembangan Pasar C. Open House dan Business Gathering D. Penerbitan Jurnal IHP E. Penerbitan Jurnal Rekayasa dan Teknologi Industri Akreditasi/Surveilen/Reakreditasi A. Surveilen dan Perluasan Ruang Lingkup Lab. Uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Reakreditasi Lab. Kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan C. Surveilen dan Witness LSPro Balai Besar Industri Hasil Perkebunan D. Penerapan dan Surveilen Sistem Mutu dan Personil ISO 9001:2008 Pengembangan Sistem Informasi A. Pengelolaan Website Balai Besar Industri Hasil Perkebunan B. Pengembangan Sistem Informasi Layanan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Kerjasama Litbang/Rekayasa A. Kerjasama Riset Penerapan Budaya Kerja 5K A. Penerapan Budaya Kerja 5K Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP A. Penerapan dan Penyempurnaan SOP AP Pembinaan dan Penerapan HKI A. Pembinaan dan Penerapan HKI Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan A. Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi Penyusunan Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi A. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran TA 2016 B. Review Renstra 2015-2019 C. Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan SAI dan BMN A. Pengelolaan Sistem Akuntansi Instansi TA 2015 B. Pengelolaan BMN
PAGU (Rp) 219.647.000 67.090.000 122.906.000 18.251.000 11.400.000 323.165.000 78.090.000 78.520.000 59.050.000 91.640.000 15.865.000 215.236.000 84.990.000 58.365.000 46.081.000 25.800.000 78.210.000 37.480.000 40.730.000 131.980.000 131.980.000 39.700.000 39.700.000 25.400.000 25.400.000 10.660.000 10.660.000 36.160.000 36.160.000 170.486.000 94.376.000 38.900.000 10.671.000 44.805.000 76.110.000 48.870.000 27.240.000
Layanan Perkantoran
13.663.003.000
Pembayaran Gaji dan Tunjangan A. Pembayaran Gaji dan Tunjangan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran A. Kesehatan dan Motivasi Pegawai B. Keperluan Perkantoran C. Belanja Langganan D. Pemeliharaan Bangunan, Saranan dan Prasarana E. Operasional Perkantoran Lainnya Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
10.599.624.000 10.599.624.000 3.063.379.000 245.953.000 778.157.000 571.392.000 821.569.000 646.308.000 81.500.000
21
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Output 996 011 Output 997 011
URAIAN
PAGU (Rp)
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
81.500.000
Peralatan dan Fasilitas Perkantoran
481.825.000
Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Perkantoran A. Fasilitas/Peralatan Operasional Perkantoran B. Peralatan dan Prasarana Laboratorium Uji
481.825.000 165.988.000 315.837.000
Pelaksanaan kegiatan selain bersumber dari rupiah murni juga dari penerimaan Negara bukan pajak, jenis belanja berdasarkan sumber dana disajikan pada tabel 2.5 alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Tabel 2.5. Alokasi pagu anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Jenis Belanja (dalam ribuan rupiah) Sumber Dana
Belanja Pegawai
Jumlah (Rp) Belanja Barang
Belanja Modal
RM
10.599.624.000
4.046.440.000
401.635.000
15.047.699.000
PNBP
-
2.198.810.000
183.440.000
2.382.250.000
Total
10.599.624.000
6.245.250.000
585.075.000
17.429.949.000
D. DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui dalam bentuk DIPA, maka ditetapkanlah kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Inpres Nomor 5/2004 tentang Percepatan Negara
Pemberantasan
Korupsi dan Surat Edaran
Menteri
PAN Nomor: SE/31/M.PAN/12/2004 tentang Perjanjian Kinerja,
Kementerian Perindustrian telah membuat Penetapan Kinerja tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada. Perjanjian Kinerja ini merupakan tolok ukur dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil. Perjanjian kinerja terdiri dari lembar naskah perjanjian dan lembar lampiran yang memuat 3 (tiga) sasaran strategis yang terdiri dari 6 (enam) indikator kinerja yang disertai target masing-masing indicator kinerja. Perjanjian Kinerja yang telah disepakati antara Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri adalah pernyataan komitmen Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam mewujudkan target kinerja tahunan sesuai dengan Tupoksi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan.
Sasaran strategis, indikator kinerja serta target
22
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
dimuat dalam Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA. 2015 seperti tabel 2.6 Perjanjian kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015. Tabel 2.6. Perjanjian Kinerja Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015
No. 1 1
Sasaran Strategis 2 Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Indikator Kinerja
Target
3
4
Hasil litbang yang siap diterapkan Hasil litbang yang telah diimplementasikan Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri
1 Penelitian 1 Penelitian 1 Paket Teknologi
2
Meningkatnya kerja sama litbang
Kerja sama litbang instansi dengan industri
1 Kerjasama
3
Meningkatkan kualitas pelayanan publik
Tingkat kepuasan pelanggan
Indeks 4
Jumlah sampel uji
2000 sampel
23
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
BAB 3 A.
AKUNTABILITAS KINERJA
CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Dalam mencapai visi dan misinya, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan melaksanakan kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 2015-2019 yang kemudian dijabarkan dalam recana kinerja tahunan yaitu Renkin TA. 2015. Dan kemudian setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (Perjakin). Pada TA. 2015 sebagian indikator kinerja pada Renki 2015 ditetapkan sebagai indikator kinerja Kepala BBIHP dalam bentuk Perjanjian Kinerja Ta. 2015. Perjanjian kinerja BBIHP meliputi 3 (Tiga) Sasaran Strategis yaitu : 1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan oleh industri; 2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya kerja sama litbang; 3. Sasaran Strategis III: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik.
Untuk capaian kinerja Kegiatan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan selama kurun waktu 2015 dengan alur berdasarkan IKU Renstra Kementerian Perindustrian disajikan pada tabel 3.1 matrik alur IKU BPPI sampai kinerja BBIHP TA. 2015. Tabel 3.1 Matriks Alur IKU BPPI Sampai Perjanjian Kinerja BBIHP TA.2015
24
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Dari matriks tersebut, untuk pedoman pelaksanaan dalam mencapai target kinerja telah disusun Rencana Aksi perjanjian kinerja seperti diuraikan pada tabel 3.2 Rencana aksi Perjanjian kinerja TA. 2015. Tabel 3.2 Rencana Aksi Perjanjian Kinerja TA. 2015
Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, pada tahun 2015 Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dalam Perjanjian Kinerja terdiri dari 3 (Tiga) Sasaran Strategis dengan 6 (Enam) Indikator Kinerja. Realisasi Perjanjian Kinerja per triwulan disajikan pada Tabel 3.3 Capaian Perjanjian Kinerja Per Triwulan. Tabel 3.3 Capaian Rencana Aksi Per Triwulan TA. 2015
25
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Pada umumnya rencana kinerja telah mencapai target yang ditetapkan, dan beberapa indikator melampaui target. Meskipun demikian dalam pelaksanaan kegiatan pada perjanjian kinerja, BBIHp menghadapi beberapa kendala antara lain: (1) Masih terbatasnya akses dan koordinasi antara litbang BBIHP dengan
industri pengolahan hasil perkebunan khusunya industri pengolahan kakao, disebabkan oleh sebagian besar industri kakao adalah PMA yang memiliki aturan yang cukup ketat untuk saling berbagi informasi kelitbangan. (2) Investasi pengolahan kakao yang cukup besar menyebabkan sulitnya
industri kecil (home industri) untuk membuka dan mengembangkan usaha pengolahan kakao, sehingga jumlah industri pengolahan kakao masih sangat terbatas, hal ini menyebabkan terbatasnya pula jumlah industri untuk menerapkan hasil litbang produk kakao (3) Alokasi
pagu
anggaran
BBIHP
yang
terbatas
menyebabkan
pengurangan jumlah target kegiatan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan pada rencana kinerja, karena sulit menyelenggarakan kegiatan tanpa dukungan anggaran yang memadai. (4) Masih terdapat perbedaan persepsi mengenai pengertian litbang yang
siap diterapkan, hasil litbang yang telah diimplementasikan, dan litbang untuk pemecahan masalah industri (problem solving), sehingga pelaksanaan dan laporan kegaiatan yang disajikan oleh tim Perjakin masih kurang sesuai. Hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Sasaran Strategis I: Meningkatnya hasil-hasil Litbang yang dimanfaatkan
oleh industri Sasaran strategis ini memiliki 3 (tiga) indikator kinerja sebagai berikut: a. Indikator Kinerja 1): Hasil Penelitian dan Pengembangan yang Siap Diterapkan Hasil penelitian dan pengembangan yang siap diterapkan di industri ditargetkan (satu) penelitian. Kegiatan telah dilaksanakan dengan realisasi fisik sebanyak 1 (satu) kegiatan dengan persentase capaian sebesar 100%. Kegiatan tersebut adalah Penelitian Dark dan White chocolate. Realisasi fisik dari indikator ini sudah 100%, yang terdiri dari kegiatan: 26
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Penilaian Teknometer oleh Tim Internal Litbang BBIHP.
Konsultasi industri dan penandatangan MoU Tahap
Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian,
Penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong
Penelitian
Pembuatan Produk
Konsultasi industri
Pembuatan produk
Evaluasi dan pelaporan kegiatan
Kegiatan ini dilaksanakan di UPT Rumah Cokelat Dinas Perindag Provinsi Sulawesi
Tengah
dilaksanakan
dengan
2026/BPKIMI/BBIHP.3/X/2015. Dibandingkan dengan
MoU
Nomor:
realisasi Tahun 2014
kegiatan Litbang yang siap diterapkan sebanyak 2 (dua) kegiatan, terjadi penurunan realisasi kegiatan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran litbang sehingga kesulitan dalam hal sosialisasi serta konsultasi ke Industri. Secara umum realisasi kegiatan Litbang yang siap diterapkan Tahun 2015 ditampilkan pada tabel 3.4 Realisasi litbang yang siap diterapkan. Tabel 3.4 Realisasi litbang yang siap diterapkan Indikator Kinerja Hasil Penelitian dan Pengembangan yang siap diterapkan
Rencana
Realisasi
Capaian TA.2015
1
1
100
Kinerja indikator Hasil Penelitian dan Pengembangan yang siap diterapkan tahun ini tercapai 100% namun jika dibandingkan dengan capaian Perjakin pada tahun sebelumnya terdapat penurunan baik dari jumlah target maupun jumlah realisasi. Hal ini karena pada tahun 2015 terjadi keterbatasan pagu anggaran untuk kegiatan litbang disebabkan oleh berkurangnya nilai sumber RM akibat kenaikan PNBP, pada total DIPA TA. 2015 yang mana untuk kegiatan litbang selama ini semua kegiatannya dianggarkan dari sumber RM. Hal lain juga disebabkan oleh masih terbatasnya kapasitas dan kompetensi hasil Litbang Balai Besar Industri yang nilai Teknomoter diatas 6 (Enam), sehingga tidak mampu dikategorikan untuk siap diterapkan. Rincian target dan realisasi litbang yang siap diterapkan perbandingan dengan tahun sebelumnya seperti dsajikan pada tabel 3.5 Rencana dan realisasi Renstra untuk kegiatan litbang yang siap diterapkan.
27
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Renstra untuk kegiatan Litbang yang siap diterapkan Indikator Kinerja
TA. 2013
TA. 2014
TA.2015
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
Rencana
Realisasi
1
2
2
2
1
1
Hasil Penelitian dan Pengembangan yang siap diterapkan
b. Indikator Kinerja 2): Hasil Penelitian dan Pengembangan yang telah diimplementasikan. Hasil penelitian dan pengembangan yang telah diimplementasikan ditargetkan sebanyak 1 penelitian, dan tercapai 1 (satu) penelitian yaitu: Penelitian dan diversifikasi produk nata de coco Realisasi fisik untuk indikator ini adalah 100 % tahapan pelaksanaan kegiatan hasil litbang yang telah diimplementasikan adalah sebagai berikut: Konsultasi industri dan penandatangan MoU Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian, penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong Penelitian Pembuatan produk Konsultasi industri Pembuatan produk Evaluasi dan Pelaporan kegiatan Pelaksanaan kegiatan berdasarkan kontrak kerjasama Antara UD. Panca Mekar Intiboga Makassar dengan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dengan Nomor MoU:1000/BPKIMI/BBIHP.3/V/2015. Target dan realisasi litbang yang diimplemetasikan
disajikan
pada
tabel
3.6
hasil
litbang
yang
telah
diimplementasikan. Tabel 3.6 Hasil litbang yang telah diimplementasikan
Indikator kinerja I.2 Hasil litbang yang telah diimplementasikan
Target
Capaian
% Capaian
1 Penelitian
1 Penelitian
100
Jumlah Hasil Penelitian dan Pengembangan yang telah diimplementasikan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 disajikan pada tabel 3.4. realisasi kinerja pada tahun 2015 ini dari persentasi realisasi sudah sesuai target, namun jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 terjadi penurunan realisasi sebanyak satu penelitian, kerena masih adanya keterbatasan kapasitas litbang 28
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan sendiri disamping itu juga jumlah industri pengolahan kakao di wilayah Sulawesi masih sangat terbatas sehingga pemanfaatan hasil-hasil litbang kakao masih mengalami kendala dalam penerapan pada industri local dan juga masalah yang sama yaitu berkurangnya nilai sumber RM akibat kenaikan PNBP, pada total DIPA TA. 2015 yang mana untuk kegiatan litbang selama ini semua kegiatannya dianggarkan dari sumber RM. Perbandingan realisasi litbang yang telah diimplementasikan disajikan pada tabel 3.7 Realisasi RENSTRA hasil litbang yang telah diimplementasikan. Tabel 3.7 Realisasi RENSTRA hasil litbang yang telah diimplementasikan
Indikator KInerja Target
TA 2013 Realisasi
Target
TA. 2014 Realisasi
Target
TA. 2015 Realisasi
Hasil Penelitian 1
yang
1
1
2
1
1
diimplemetasikan
c. Indikator Kinerja 3): Problem solving. Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri ditargetkan sebanyak 1 (satu) kegiatan dan terealisasi sebanyak 1 (satu) kegiatan, realisasi 100%. Kegiatan ini dilaksanakan di Gapoktan Reso Pamase Kabupaten Luwu. Judul kegiatan adalah Pengoperasian peralatan produksi cokelat olahan, peningkatan mutu produk pasta dan candy. Pelaksanaan kegiatan ini didasarkan oleh MoU nomor 827/BPKIMI/BBIHP.3/IV/2015. Tahapan pelaksanaan kegiatan: Konsultasi industri dan penandatangan MoU Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian, penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong Penelitian Pembuatan produk Konsultasi industri lanjutan Pembuatan produk Evaluasi dan Pelaporan kegiatan Kegiatan ini pada intinya pendampingan masalah teknis pengoperasian perlatan proses pengolahan Kakao. Target dan realisasi kegiatan ini disajikan pada tabel 3.8 Kegiatan problem solving.
29
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Tabel 3.8 Kegiatan Problem Solving
Indikator kinerja I.2 Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri.
Target
Capaian
% Capaian
1 Penelitian
1 Penelitian
100
Dalam dokumen RENSTRA tahun 2010-2014 sebelumnya untuk kegiatan hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan industri belum ditargetkan. Sehingga baru menjadi target dan kinerja pada tahun 2015 ini. 2. Sasaran Strategis II : Meningkatnya Kerjasama Litbang Sasaran strategis ini memiliki 1 (satu) indikator kinerja sebagai berikut: Kerjasama litbang instansi dengan industri Kerjasama litbang instansi dengan industri target 1 kerjasama, terealisasi sebanyak 1 (satu) kerjasama yaitu: Peningkatan mutu produk pangan laut (diversifikasi produk ikan). Pelaksanaan kegiatan di KUB Bajeng jaya Kabupaten Takalar. Kegiatan ini berdasarkan MoU Nomor: 867/BPKIMI/BBIHP.3/IV/2015. Tahapan pelaksanaan kegiatan kerjasama litbang dengan industri adalah sebagai berikut:
Konsultasi industri dan penandatangan MoU
Pembentukan tim, penyusunan rencana penelitian,
Penyiapan peralatan, bahan baku dan bahan penolong
Penelitian
Pembuatan produk
Konsultasi industri
Pembuatan produk
Evaluasi dan pembuatan laporan
Target dan realisasi kerjasama litbang dengan industri disajikan pada tabel 3.9 kerjasama litbang instansi dengan industri. Tabel 3.9 Kerja sama litbang instansi dengan industri
Indikator kinerja II.1
Target
Capaian
% Capaian
Jumlah Kerjasama litbang dengan industri
1 Kerjasama
1 Kerjasama
100
30
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Kegiatan kerjasama litbang terjadi kecenderungan penurunan jumlah realisasi akibat dari kendala keterbatasan anggaran pelaksanaan litbang dengan pihak luar. Karena umumnya industri yang akan diajak melakukan kerjasama menginginkan pembiayaan kerjasama litbang semuanya bersumber dari anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan, selain itu jumlah IKM cokelat di wilayah Sulawesi juga sangat terbatas. Faktor lain yang menyebabkan susahnya kerjasama litbang karena kegiatan litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan masih fokus pada litbang kakao. Jumlah Hasil Kerjasama Litbang dengan Industri dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 mencapai target yang direncanakan seperti diuraikan pada tabel Tabel 3.10 Realisasi RENSTRA kerjasama litbang dengan industri. Tabel 3.10 Realisasi RENSTRA Kerjasama Litbang dengan Industri Indikator kinerja Hasil Kerjasama Litbang dengan Industri
Target
2013 Realisasi
2
2
2014 Target Realisasi
2015 Target Realisasi
2
1
2
1
3. Sasaran Strategis III : Meningkatnya kualitas pelayanan publik Sasaran strategis ini memiliki 2 (dua) indikator kinerja sebagai berikut: a. Indikator Kinerja Tingkat kepuasan pelanggan (1) Target dari indikator tingkat kepuasan pelanggan adalah Indeks 4, capaian dari kegiatan ini adalah Indeks 4,4 dengan jumlah responden yang di survey sebanyak 220 Orang. Secara garis besar target dan realisasi indikator tingkat kepuasan pelanggan disajikan pada tabel 3.11 Target dan realisasi tingkat kepuasan pelanggan. Tabel 3.11 Target dan realisasi Tingkat kepuasan pelanggan
Indikator kinerja III.1 Tingkat kepuasan pelanggan
Target
Capaian
% Capaian
Indeks 4
Indeks 4,4
110
Adapun rincian realisasi dari indikator kinerja Tingkat kepuasan pelanggan disajikan pada lampiran Tabel Indeks kepuasan pelanggan. Pelaksanaan kegiatan tingkat kepuasan pelanggan diperoleh dari survey kepada pelanggan tetap maupun pelanggan baru, dengan cara membagikan kuesioner. Hasil kuesioner yang sudah diisi dianalisis menurut skala 1-5, realisasi indeks kepuasan pelanggan terjadi penurunan realisasi indeks namun jika dibandingkan dengan jumlah responden yang menilai pada tahun 2013, 2014 dan 2015 terdapat peningkatan jumlah responden 31
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
yaitu berturut-turut sebanyak 144 responden, 183 responden dan meningkat sebanyak 220 responden pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa respon pelanggan BBIHP terhadap pelayanan yang diberikan BBIHP sudah semakin baik dan semakin loyal dilihat dari peningkatan jumlah yang memberikan penilaian. Perbandingan realisasi RENSTRA untuk indikator kinerja tingkat kepuasan pelanggan disajikan seperti pada tabel 3.12 Realisasi RENSTRA tingkat kepuasan pelanggan. Tabel 3.12 Realisasi RENSTRA tingkat kepuasan pelanggan
Indikator kinerja
Target
2013 Realisasi
2014 Target Realisasi Target
2015 Realisasi
Tingkat kepuasan pelanggan
Indeks 4
Indeks 5
Indeks 4
Indeks 5
Indeks 4
Indeks 4,4
b. Indikator Kinerja Jumlah sampel uji (2) Target dari indikator jumlah sampel uji sebanyak 2000 sampel, realisasi dari kegiatan ini sebanyak 4329 sampel. Indikator jumlah sampel uji terbagi 2 (dua) jenis yaitu sampel pengujian laboratorium dan sampel kalibrasi alat. Secara keseluruhan kegiatan ini melebihi target sebesar 216%. Dari tujuh jenis layanan jasa BBIHP, layanan jasa pengujian merupakan layanan yang paling banyak pelanggannya dan paling besar konstribusi penerimaan PNBPnya. hal ini tidak terlepas dari meningkatnya jumlah kerjasama pengujian mutu lingkungan oleh beberapa industri di KTI dan juga adanya kontrak kerjasama pengujian semen oleh industri semen di Sulawesi Selatan. Kebutuhan
layanan
pengujian
bahkan
tidak
sebanding
dengan
ketersedian sarana dan prasaran pengujian yang dimiliki oleh BBIHP yang masih sangat terbatas jika dibanding dengan besarnya penawaran jasa pengujian oleh industri dan masyarakat, sehingga masih dilakukan pembatasan penerimaan pelayanan untuk menghindari ketidaktepatan waktu pelayanan. Meskipun demikian BBIHP tetap memaksimalkan pemberian layanan kepada masyarakat terlihat dari berlebihnya target penerimaan PNBP yang telah ditetapkan. Namun demikian hal ini juga memberi problem terhadap kinerja BBIHP terkait dengan kelebihan target penerimaan PNBP yang tidak bisa dimanfaatkan kemabli untuk biaya operasional pelayanan jasa. Hal ini disebabkan karena kelebihan ini terealisasi pada akhir tahun 2015 dan sudah tidak cukup waktu untuk melakukan proses revisi penambahan pagu yang mempunyai mekanisme tersendiri dan batas waktu yang terbatas. Untuk itu diperlukan mekanisme yang fleksibel untuk memberikan pelayanan yang lebih
32
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
baik kepada masyarakat dengan tetap sesuai dengan procedure dan peraturan yang berlaku. Secara garis besar kegiatan Indikator kinerja Jumlah Sampel Uji disajikan pada Tabel 3.13 jumlah sampel uji. Tabel 3.13 Jumlah Sampel Uji
Indikator kinerja III.1 Jumlah sampel uji
Target
Capaian
% Capaian
2000 sampel
4329
216%
Realisasi jumlah sampel uji dari mengalami kenaikan setiap tahunnya. Terjadi peningkatan jumlah sampel uji pada tahun 2014 terhadap tahun 2013 sebesar 155% dan kenaikan 141 % pada tahun 2015 terhadap tahun 2014 Perbandingan realisasi RENSTRA untuk indikator kinerja jumlah sampel uji disajikan seperti pada tabel 3.14 Realisasi RENSTRA jumlah sampel uji. Tabel 3.14 Realisasi RENSTRA jumlah sampel uji Indikator kinerja
2013 Target
Jumlah Sampel Uji
B.
2014
Realisasi
492
Target
1968
2015
Realisasi
1.870
Target
3.055
Realisasi
2.000
4329
REALISASI ANGGARAN Pada tahun anggaran 2015, Balai Besar Industri Hasil Perkebunan mendapat anggaran dari APBN melalui DIPA termasuk anggaran revisi penambahan pagu tunjangan kinerja sebesar Rp. 17.429.949.000,- terdiri dari Belanja Pegawai sebesar Rp. 10.599.624.000,-. Belanja Barang sebesar Rp.6.245.250.000 ,- dan Belanja Modal sebesar Rp.585.075.000,Pada awal TA. 2015 telah disusun rencana realisasi anggaran untuk realisasi anggaran kegiatan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan per triwulan, seperti tampak pada tabel 3.15 Realisasi anggaran kegiatan per triwulan. Tabel 3.15 Realisasi anggaran kegiatan per triwulan
Kegiatan/ Output
A.
Kegiatan
Anggaran
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Realisasi
Rp. (000)
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Rp. (000)
(%)
(%)
(%)
(%)
17.429.949
T
R
T
R
T
R
T
R
19,31
18,53
22,11
20,42
20,98
25,40
37,60
31,79
16.757.534
Penelitian dan
33
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Kegiatan/ Output
Anggaran
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Realisasi
Rp. (000)
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Keuangan
Rp. (000)
(%)
(%)
(%)
(%)
T
R
T
R
T
R
T
R
452.813
24,65
24,65
22,30
18,38
17,17
16,76
35,88
34,38
426.430
87.734
27,93
41,44
37,90
17,34
13,54
29,52
20,63
9,60
85.894
1.412.430
9,70
15,89
36,02
33,14
18,55
18,91
35,73
29,07
1.370.179
1.080.158
7.08
10,48
28,59
24,04
15,05
18,26
49,28
35,57
954.355
170.486
8,09
14,69
24,43
13,02
19,06
24,56
48,42
36,27
150.948
13.663.003
20,12
18,02
19,46
18,34
22,82
28,04
37,60
32,33
13.216.578
81.500
100
96,99
0
0
0
0
0
0
79.050
481.825
43,01
41,53
39,43
40,75
0
0
17,56
16,12
474.100
Pengembangan Teknologi Industri
Hasil
Perkebunan 1
Hasil
Kajian/
Penelitian
dan
Pengusaan teknologi Industri
Hasil
Perkebunan 2
Hasil Rekayasa Mesin/ Peralatan Teknologi Industri
3
Layanan
Jasa
teknis 4
Pengembangan Kelembagaan Balai
Besar/
Baristand Industri 5
Dokumen Perencanaan/ Penganggaran/ Pelaporan/ monitoring
dan
Evaluasi 6
Layanan Perkantoran
7
Perangkat Pengolah
Data
dan komunikasi 8
Peralatan
dan
Fasilitas Perkantoran
Dari pencapaian realisasi per-triwulan nampak terlihat bahwa masih terjadi penumpukan realisasi ditriwulan IV kecuali belanja gaji dan pengadaan peralatan dan 34
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
fasilitas perkantoran. Hal ini disebabkan sebagian besar kegiatan yang realisasinya diakhir tahun adalah kegiatan yang bersumber dari pembiayaan PNBP yang artinya menunggu realisasi penerimaan PNBP baru kemudian dilakukan proses penggunaan. Berbeda dengan kegiatan yang bersumber dari RM bisa direalisasikan lebih awal. 1. Realisasi anggaran keuangan (RM) Realisasi anggaran keuangan untuk kegiatan yang diperoleh dari sumber dana Rupiah Murni diantaranya belanja pegawai dan belanja barang serta belanja modal. Secara keseluruhan realisasi RM sangat baik dengan capaian realisasi sebesar 96,53%. Rincian realisasi
sumber RM seperti tabel 3.16 Realisasi
anggaran BBIHP Tahun 2015 sumber rupiah murni. Tabel 3.16 Realisasi Anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Tahun 2015 Rupiah Murni (RM) Anggaran Kegiatan/ Komponen/ Subkomponen PAGU (Rp)
REALISASI KEUANGAN
15.047.699.000
14.526.229.000
96,53
Hasil Kajian/Penelitian Penguasaan Teknologi Industri
452.813.000
426.430.000
94,17
011 Penelitian
452.813.000
426.430.000
94,17
A. Pemanfaatan kulit buah kakao sebagai penghasil enzim polifenol oksidase untuk mempersingkat waktu fermentasi
63.453.000
61.416.000
96,79
B. Peningkatan mutu dan penentuan masa simpan produk makanan kesehatan dari biji kakao
89.135.000
69.531.000
78,01
72.598.000
72.235.000
99,50
77.693.000
76.442.000
98,39
E. Peningkatan mutu dan formula masker wajah dari biji kakao non fermentasi dengan penambahan rumput laut
64.119.000
62.202.000
97,01
F. Pengembangan minuman instan cokelat kedelai sebagai minuman kesehatan
85.815.000
84.604.000
98,59
Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri
83.534.000
81.694.000
97,80
011 Rekayasa
83.534.000
81.694.000
97,80
Layanan Jasa Teknis
304.420.000
302.870.000
99,49
A. Layanan pengujian
264.220,000
262.679.000
99,42
B. Layanan Kalibrasi
40.200.000
40.191.000
99,98
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 001
C. Formula cream berbahan aktif ekstrak methanol bubuk kakao non fermentasi kombinasi madu lebah untuk melindungi kulit dari sinar ultraviolet (UVB) D. Enkapsulasi ekstrak kakao sebagai sediaan antioksidan pada produk minuman
%
002
003
35
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Anggaran Kegiatan/ Komponen/ Subkomponen PAGU (Rp) 004
%
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/Baristand Industri
374.863.000
321.860.000
85,86
011 Pengembangan SDM
206.747.000
187.539.000
90,71
67.090.000
62.719.000
93,49
120.906.000
113.047.000
93,50
18.251.000
11.273.000
61,77
500.000
250.000
50
106.850.000
96.642.000
90,45
18.340.000
16.249.000
88,60
4.750.000
3.646.000
76,76
C. Open house dan business gathering
21.375.000
21.325.000
99,77
D. Penerbitan jurnal penelitian IHP
53.600.000
47.100.000
87,87
8.785.000
8.323.000
94,74
14.285.000
1.081.000
7,56
A. Survailen dan perluasan ruang lingkup laboratorium uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar
4.200.000
0
0
B. Reakreditasi laboratorium kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar
8.935.000
943.000
10,55
C. Survailen dan witness LSPro Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
651.000
0
0
D. Penerapan dan survailen system mutu dan personil ISO 9001:2008
500.000
138.000
27,60
20.380.000
12.859.000
63,09
500.000
0
0
B. Pengembangan system informasi layanan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
19.880.000
12.859.000
64,68
015 Kerjasama Riset
10.500.000
10.379.000
98,85
9.800.000
9.375.000
95,66
500.000
485.000
97
018 Pembinaan dan penerapan HKI
3.800.000
3.500.000
92,11
019 Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan
2.000.000
0
0
38.962.000
24.283.000
62,32
A. Pendidikan dan Pelatihan Struktural B. Pendidikan dan Pelatihan Teknis C. Workshop/ sosialisasi/ seminar/ diseminasi E. TP2U angka kredit 012 Promosi/ Publikasi/ Sosialisasi/ Diseminasi A. Pameran B. Pengembangan pasar
E. Penerbitan jurnal Rekayasa 013. Akreditasi/ Survailen/ reakreditasi
014. Pengembangan sistem informasi A. Pengelolaan website
016 Penerapan budaya kerja 5K 017 Penerapan dan penyempurnaan standar operasional prosedur adminstrasi pemerintah
005
REALISASI KEUANGAN
Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi
36
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Anggaran Kegiatan/ Komponen/ Subkomponen PAGU (Rp) 011 Penyusunan Perencanaan/ penganggaran/ Pelaporan/ Monitoring dan evaluasi
7.210.000
61,46
1.500.000
166.000
11,07
625.000
610.000
97,60
9.605.000
6.434.000
66,98
27.232.000
17.073.000
62,69
8.832.000
5.379.000
60,90
18.400.000
11.694.000
63,55
Layanan Perkantoran
13.413.222.000
12.998.493.000
96,91
001 Pembayaran gaji dan tunjangan
10.599.624.000
10.385.606.000
97,98
2.813.598.000
2.612.887.000
92,87
A. Kesehatan dan Motivasi pegawai
245.953.000
237.280.000
96,47
B. Keperluan perkantoran
731.207.000
647.039.000
88,49
C. Belanja Langganan
550.400.000
493.173.000
89,60
D. Pemeliharaan Bangunan sarana dan prasarna
639.730.000
594.962.000
93,00
E. Operasional Perkatoran
646.308.000
640.433.000
99,09
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
81.500.000
79.050.000
96,99
011 Alat pengolah data
81.500.000
79.050.000
96,99
Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran
298.385.000
291.550.000
97,71
A. Fasilitas/peralatan operasional perkantoran
165.988.000
160.250.000
96,54
B, Peralatan dan prasarana laboratorium uji
132.397.000
131.300.000
99,17
B. Review RENSTRA 2015-2019 C. Monitoring dan Evaluasi 012. Pengelolaan SAI dan BMN A. Pengelolaan system akuntansi Instansi TA. 2015 B. Pengelolaan BMN
002 Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
996
997
%
11.730.000
A. Penyusunan rencana kerja
994
REALISASI KEUANGAN
Secara umum realisasi keuangan sumber dana RM telah terealisasi cukup besar, dimana sisa realisasi adalah efesiensi penggunaan sesuai harga yang berlaku. Namun ada beberapa kegiatan yang tidak terealiasi khsusunya pada jenis belanja bahan untuk keperluan ATK yang tidak terakomodir dalam TUP bendahara pada akhir tahun.
2. Realisasi anggaran keuangan (PNBP) Sebagai satker pengelola Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah melakukan tugas dan fungsi untuk menyelenggarakan pelayanan jasa teknis. Dalam rangka meningkatkan pelayanan 37
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
prima kepada masyarakat telah dilakukan berbagai strategi kebijakan, termasuk peningkatan sarana dan prasarana laboratorium, pengembangan SDM dan peningkatan promosi dan pemasaran. Peningkatan pelayanan jasa teknis Balai Besar Industri Hasil Perkebunan terlihat dengan meningkatnya jumlah pelanggan yang memanfaatkan layanan jasa yang tersedia sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan PNBP pada tahun ini. Target penerimaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA 2015 sebesar Rp 2.500.000.000,- per tanggal 31 Desember 2015, penerimaan PNBP Balai Besar Industri Hasil Perkebunan telah mencapai angka Rp 2.771.643.500,- atau melebihi 111% dari target awal. Namun kelebihan realisasi penerimaan ini tidak menjadi penambahan pagu pengunaan sehingga tidak memnambah pagu DIPA 2015. Pagu dan realisasi PNBP Tahun Anggaran 2015 disajikan pada tabel 3.17. Tabel 3.17 Pagu dan realisasi PNBP tahun 2015 Pagu Penerimaan 2.500.000.000
Realisasi PNBP TA 2015
Penggunaan 2.382.250.000
Penerimaan 2.771.643.500
Penggunaan
Persen (%) Penerimaan
2.231.305.000
Penggunaan
111
94
Realiasi penerimaan PNBP melebihi target namun kelebihan target tersebut tidak menyebabkan peningkatan pagu penggunaan. Sedangkan realisasi pagu penggunaan sebsar 94% dinilai sudah cukup tinggi mengingat realisasi ini umumnya baru bisa direalisasikan pada triwulan akhir sesuai dengan realisasi penerimaan PNBP yang rata-rata baru dibayarkan diakhir triwulan pula. Kegiatan layanan pemantauan lingkungan bergabung dengan pengujian begitupun dengan kegiatan SPPT SNI dan surveilen juga disatukan. Untuk realisasi penerimaan setiap layanan jasa dapat dilihat pada tabel 3.18 Jenis dan realisasi Penerimaan PNBP TA 2015. Tabel 3.18 Jenis dan Realisasi Penerimaan PNBP TA 2015
No. 1
Uraian Pengujian
Target
Realisasi
1.920.350.000
2.440.827.500
Keterangan Termasuk layanan pemantauan lingkungan
2
Kalibrasi
67.750.000
39.216.000
3
Pelatihan teknis
101.000.000
7.000.000
4
Konsultansi
102.500.000
5.000.000
5
Sertifikasi
308.400.000
269.200.000
Kegiatan mencakup SPPT SNI dan Survailen.
38
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
No.
Uraian
Target
Realisasi
6
Layanan lainnya
-
10.400.000
2.500.000.000
2.771.643.500
Total
Keterangan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa kegiatan Pelayanan Jasa Teknis BBIHP hingga tahun 2015 ini terdiri dari 7 (tujuh) layanan jasa yang aktif yaitu: a. Layanan Penelitian dan Pengembangan dan RBPI Para peneliti melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) guna meningkatkan kualitas produk. Disamping itu, dari kegiatan ini juga dimungkinkan adanya pengembangan diversifikasi produk. Dengan adanya kerjasama litbang diharapkan akan menghasilkan PNBP dalam hal jasa konsultasi dan jasa disain RBPI serta perolehan royalti jika sudah dipatenkan. b. Layanan Pengujian Jasa Pengujian produk Balai Besar Industri Hasil Perkebunan dilengkapi dengan sarana Laboratorium Uji dan telah memperoleh sertifikat akreditasi dari KAN sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005) tentang Persyaratan Umum untuk Kompetensi Laboratorium Pengujian dan Laboratorium dengan nomor sertifikat LP-110-IDN yang berlaku dari tanggal 19 Juli 2012 hingga 18 Juli 2016. Laboratorium Pengujian yang telah terbentuk dan terakreditasi adalah -
Laboratorium Kimia
-
Laboratorium Mikrobiologi
-
Laboratorium Air dan Lingkungan
-
Laboratorium Fisika dan Mekanik
Ruang lingkup Laboratorium Uji yang telah terakreditasi terdiri dari 18 komoditi c. Layanan Kalibrasi Kalibrasi peralatan ukur laboratorium dan instrumen bertujuan untuk menjamin keakuratan pengukuran yang tinggi. Laboaratorium Kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar sejak 21 Juli 2011 mendapat sertifikat akreditasi SNI IS/IEC 17025:2008 (LK-139-IDN) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) Badan Standardisasi Nasional dengan ruang lingkup bidang kalibrasi tdiri dai 4 bidang yaitu: Temperatur, Massa, Volumetrik dan Instrumen Analitik.
39
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
d. Layanan Sertifikasi Produk Lembaga Sertifikasi Produk Balai Besar Industri Hasil Perkebunan ”LSPro BBIHP Makassar” memberikan layanan sertifikasi bagi kepastian mutu produk dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Ruang Lingkup Sertifikasi: -
SNI 01-3551-2000: Mi Instan
-
SNI 01-3556-2000: Garam Komsumsi Beryodium
-
SNI 01-3553-1996: Air Minum dalam Kemasan
-
SNI 01-3751-2000: Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan
-
SNI 02-2801-1998: Pupuk Urea
-
SNI 02-2803-2000: Pupuk NPK Padat
-
SNI 02-3769-1995: Pupuk SP 36
Lembaga Sertifikasi
Produk (LSPro) Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Makassar telah mendapat sertifikat LSPR-018-IDN 2015-2018 oleh KAN.
e. Pelatihan Teknis Pelatihan teknis merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia industri, dan institusi terkait lainnya seperti Pemerintah Daerah yang meliputi: -
Manajemen dan teknologi pengolahan industri hasil perkebunan
-
Pencegahan polusi dan teknologi pengolahan limbah
-
Sistem manajemen seperti ISO 17025, ISO 9001, HACCP dan ISO 14000
-
Standardisasi dan penerapan SNI
-
Teknik pengujian produk hasil industri.
f. Konsultansi Konsultansi merupakan fasilitas yang disediakan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan untuk industri yang memerlukan bantuan/informasi terkait halhal berikut : -
Sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001:2008 untuk industri;
-
Cara produksi makanan yang baik/ GMP untuk industri makanan dan minuman;
-
Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI untuk Industri
-
Teknik pengolahan limbah industri.
40
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
g. Layanan Sampling Lingkungan dan Air Limbah Layanan pengambilan sampel lingkungan dan air limbah di industri yang menerapkan
beberapa
baku mutu limbah membutuhkan layanan yang
disediakan oleh tenaga sampling Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yang profesional. Dan kemudian hasil sampling dilanjutkan dengan pengujian di laboratorium Uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. Layanan sampling Balai Besar Industri Hasil Perkebunan terdiri dari Udara (emisi, ambien, lingkungan kerja) dan air limbah. Penerimaan PNBP dari Tahun 2010 sampai 2015 mengalami kenaikan, porsi terbesar dalam penerimaan adalah pada kegiatan layanan pengujian. Paket pekerjaan kontrak dari beberapa perusahaan dalam hal pemantauan lingkungan memberi kontribusi yang besar pada layanan pengujian. Salah satu layanan jasa teknis yang belum bisa direalisasikan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan yaitu layanan Litbang, dimana kegiatan layanan litbang dalam bentuk kerjasama riset dan bisa dalam bentuk cost sharing. Penerimaan PNBP berdasarkan jenis layanan Tahun 2010-2015 disajikan pada tabel 3.19.
Tabel 3.19 Penerimaaan PNBP berdasarkan jenis layanan Tahun 2010-2015 PNBP (Rp. 000) No
Jenis JPT 2010
2011
2012
2013
2014
1
Pelatihan
-
-
9.000
19.600
42.000
2
Pengujian
579.565
332.168
680.363
1.362.431
1.817.672
3
Konsultansi
-
-
-
-
24.380
4
Kalibrasi
-
7.305
7.450
39.875
25.210
5
Sertifikasi
90.000
140.000
94.600
219.60
226.200
6
Jasa Lainnya
-
242
8.898
10.600
19.000
669.565
479.715
800.310
1.652.106
2.154.463
Total
2015 2.440.827.5 39.216. 7.000. 5.000. 269.200. 10.400. 2.771.643,5
Kendala dalam pelaksanaan kegiatan layanan jasa teknis adalah dalam tahap perencanaan, dimana dalam penentuan jenis dan besaran rupiah sulit diprediksi, ini disebabkan oleh bervariasinya jenis contoh masuk setiap tahunnya, tetapi secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan penerimaan PNBP sudah sangat memuaskan. Kendala lainnya dalam pelaksanaan PNBP adalah terbatasnya waktu revisi penambahan pagu, hal ini akan menyebabkan adanya kelebihan setoran PNBP yang tidak bisa digunakan.
41
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Untuk mengatasi hal tersebut perlu duduk bersama antara Bidang Pengujian dan Kesesuaian serta Bidang Pengembangan Jasa teknis dalam hal pengusulan rencana penerimaan PNBP serta diperlukan bantuan Biro Perencanaan serta Bagian Program BPPI memediasi hal terkait revisi penambahan pagu ke DJA agar diberi waktu kelonggaran serta kemudahan dalam proses revisi tersebut. Sumber anggaran Balai Besar Industri Hasil Perkebunan hanya dua sumber yaitu Rupiah Murni dan sumber PNBP. Anggaran PNBP yang bisa digunakan sesuai ijin Kementarian Keuangan sebesar 95,29% dari realisasi penerimaan. Dimana anggaran ini bisa lebih jika terjadi kelebihan penerimaan dengan jalan revisi penambahan pagu PNBP. Secara garis besar Realisasi penggunaan sumber dana PNBP dapat dilihat pada tabel 3.20 Realisasi penggunaan anggaran BBIHP Tahun 2015 sumber PNBP. Tabel 3.20 Realisasi penggunaan anggaran BBIHP Tahun 2015 sumber PNBP KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMPONEN
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Perkebunan 002
003
%
2.382.250.000
2.231.305.000
93,66
Hasil Rekayasa Mesin/Peralatan Teknologi Industri
4.200.000
4.200.000
100
011 Rekayasa
4.200.000
4.200.000
100
1.108.010.000
1.067.309.000
96,33
153.750.000
144.470.000
93,96
B. Layanan pelatihan teknis
11.350.000
3.000.000
26,43
C. Layanan Konsultansi dan optimalisasi
22.555.000
20.020.000
88,76
D. Layanan pengujian
512.004.000
498.057.000
97,28
E. Layanan Kalibrasi
27.345.000
23.940.000
87,55
F. Layanan pengambilan sampel
381.006.000
377.823.000
99,16
Pengembangan Kelembagaan Balai Besar/Baristand Industri
705.295.000
632.495.000
89,68
12.900.000
12.870.000
99,77
2.000.000
2.000.000
100
10.900.000
10.870.000
99,72
Layanan Jasa Teknis A. Layanan sertifikasi
004
PAGU (Rp)
ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
011 Pengembangan SDM A. Pendidikan dan Pelatihan teknis B. TP2U angka kredit
42
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMPONEN
012. Promosi/publikasi/sosialisasi/diseminasi
179.433.000
82,95
A. Pameran
59.750.000
58.776.000
98,37
B. Pengembangan pasar
73.770.000
68.757.000
93,21
C. Open house dan business gathering
37.675.000
33.250.000
88,25
D. Penerbitan jurnal penelitian IHP
38.040.000
11.590.000
30,47
7.080.000
7.060.000
99,72
200.650.000
174.937.000
87,19
A. Survailen dan perluasan ruang lingkup laboratorium uji Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar
80.790.000
68.578.000
84,88
B. Reakreditasi laboratorium kalibrasi Balai Besar Industri Hasil Perkebunan Makassar
49.430.000
37,689.000
76,25
C. Survailen dan witness LSPro Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
45.430.000
44.430.000
97,80
D. Penerapan dan survailen system mutu dan personil ISO 9001:2008
25.000.000
24.240.000
96,96
014. Pengembangan sistem informasi
57.830.000
56.848.000
98,30
A. Pengelolaan website
36.980.000
36.348.000
98,29
B. Pengembangan system informasi layanan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
20.850.000
20.500.000
98,32
121.780.000
121.114.000
99,45
016 Penerapan budaya kerja 5K
29.900.000
28.950.000
96,82
017 Penerapan dan penyempurnaan standar operasional prosedur adminstrasi pemerintah
24.900.000
24.600.000
98,80
6.860.000
6.566.000
95,71
34.160.000
27.178.000
79,56
Dokumen Perencanaan/Penganggaran/Pelaporan/Monitoring dan Evaluasi
131.524.000
126.665.000
96,31
011 Penyusunan Perencanaan/ penganggaran/ Pelaporan/ Monitoring dan evaluasi
82.646.000
79.725.000
96,47
A. Penyusunan rencana kerja
37.400.000
36.544.000
97,71
B. Review RENSTRA 2015-2019
10.046.000
8.981.000
89,40
C. Monitoring dan Evaluasi
35.200.000
34.200.000
97,16
012. Pengelolaan SAI dan BMN
48.878.000
46.941.000
96,04
A. Pengelolaan system akuntansi Instansi TA. 2015
40.038.000
39.309.000
98,18
8.840.000
7.632.000
86,34
249.781.000
218.085.000
87,31
013. Akreditasi/ Survailen/ reakreditasi
015 Kerjasama Riset
018 Pembinaan dan penerapan HKI 019 Pengelolaan Indeks Kepuasan Pelanggan
B. Pengelolaan BMN 994
%
216.315.000
E. Penerbitan jurnal Rekayasa
005
PAGU (Rp)
ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
Layanan Perkantoran
43
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
KEGIATAN/OUTPUT/KOMPONEN/SUBKOMPONEN 002 Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran
997
PAGU (Rp)
ANGGARAN REALISASI KEUANGAN
%
249.781.000
218.085.000
87,31
B. Keperluan perkantoran
46.950.000
45.425.000
96,75
C. Belanja Langganan
20.992.000
9.250.000
44,06
D. Pemeliharaan Bangunan sarana dan prasarna
181.839.000
163.410.000
89,87
Peralatan Dan Fasilitas Perkantoran
183.440.000
182.550.000
99,51
B, Peralatan dan prasarana laboratorium uji
183.440.000
182.550.000
99,51
Secara umum realisasi penggunaan sumber PNBP sudah sesuai cukup baik meskipun sebagian besar direalisasikan pada akhir tahun anggaran sesuai dengan realisasi penerimaan yang baru dibayarakan rata-rata diakhir tahun. Terdapat kendala yang dihadapi pada sistem pelayanan jasa teknis dengan metode kontrak kerja, dimana beberapa kontrak kerja menggunakan sistem pembayaran pasca SHU, artinya pembayaran baru dilunasi pada saat hasil uji (SHU) telah selesai, padahal untuk menghasilkan hasil uji (SHU) membutuhkan biaya operasional pengujian dan pengambilan sampel, sehingga terjadi kendala ketersedian biaya operasional bersumber PNBP. Sehingga kegiatan layanan jasa teknis masih belum bisa mandiri untuk bersumber dana PNBP karena masih tetap harus mendapat subsidi biaya dari RM.
C. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2014 dan Tahun Anggaran 2015 Untuk melengkapi pengukuran kinerja tahun anggaran 2015 perlu pula dilakukan perbandingan dengan kinerja tahun sebelumnya. Meskipun tahun 2015 adalah tahun I untuk periode Renstra 2015-2019 dan tahun sebelumnya yaitu tahun 2014 adalah tahun terakhir periode renstra 2010-2014, namun masih indikator kinerja masih kurang lebih sama karena tidak terjadi perubahan tupoksi ataupun perubahan peraturan yang berlaku. Perbandingan kinerja tahun 2014 dengan 2015 berdasarkan realisasi Renstra disajikan pada tabel 3.21.
44
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Tabel 3.21 Realisasi RENSTRA dan perbandingan dengan tahun sebelumnya No
Realisasi TA
Uraian
Realisasi TA 2015
2014
Sasaran I: Meningkatnya kompetensi litbang BBIHP dalam bidang industri hasil perkebunan 1
Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan
2
1
2
Jumlah hasil litbang yang diimplementasikan
2
1
3
Jumlah KTI yang dipublikasikan
13
16
4
Jumlah hasil litbang yang didaftarkan paten
-
-
5
Peralatan laboratorium proses
-
1
6
Jumlah penelitian dan perekayasaan baru
5
7
7
Kerjasama riset
2
1
2.949
4.154
Sasaran II. Meningkatnya kualitas dan kapasitas layanan jasa teknis 8
Jumlah sampel uji
9
Jumlah kalibrasi peralatan
106
175
10
Jumlah sertifikat SPPT SNI
18
20
11
Jumlah kegiatan survailen SNI
26
20
12
Jumlah perusahaan yang dilayani
276
273
13
Jumlah SDM Industri yang dilatih
10
3
14
Jumlah kegiatan konsultansi
-
1
15
Jumlah Pengadaan peralatan laboratorium uji
11
21
16
Jumlah penerimaan PNBP (Rp)
2.154.462.700
2.771.643.500
17
Kegiatan Akreditasi laboratorim uji
1
1
18
Kegiatan Akreditas laboratorium kalibrasi
1
1
19
Kegiatan Akreditasi lembaga sertifikasi
1
1
20
Kegiatan Akreditasi system mutu manajemen ISO 9001
1
1
Sasaran III. Capacity building Balai Besar Industri Hasil Perkebunan 21
Jumlah Kegiatan pameran
2
2
22
Jumlah Diseminasi hasil litbang dan layanan jasa teknis/
1
1
Open Huse dan Family Ghatering 23
Indeks Penilaian kepuasan pelanggan
5
4,4
24
Kegiatan Pengembangan website dan sistem informasi
2
2
25
Dokumen Penyusunan rencana kerja dan anggaran
1
1
26
Dokumen Penyusunan dan review RENSTRA
1
1
27
Dokumen Penyusunan roadmap
-
3
28
Dokumen Penyusunan proposal PNBP
1
1
29
Dokumen Penyusunan laporan monitoring dan evaluasi
1
1
30
Dokumen Penyusunan laporan SAP dan BMN
1
1
31
Kegiatan Terselenggaranya kepegawaian Kegiatan Penyusunan SPIP
1
1
1
1
32
urusan
umum
dan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja tahun 2015 pada BBIHP secara umum mengalami peningkatan, meskipun masih ada sebagian yang 45
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
tetap ataupun menurun. Khusus kegiatan litbang terjadi penurunan realisasi karena terjadi pula pengurangan target akibat dari alokasi anggaran litbang mengalami pengurangan disebabkan menurunnya nilai RM pada komposisi pagu BBIHP TA. 2015. Begitupun untuk kegiatan litbang yang memerlukan cost sharing dalam pendanaannya masih sangat sulit dilaksanakan karena belum ada lembaga atau industri yang menyiapkan dana litbang untuk dikelola bersama, sehingga untuk menyelenggarkan litbang sistem cost sharing belum terealisasi.
D. Capaian Target Renstra Terhadap Realiasi Tahun Anggaran 2015 (Tahun I periode 2015-2019) Pengukuran capaian target Renstra setiap tahun menjadi bagian dari pengukuran kinerja satker dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman kerja yang telah disusun dalam kurun waktu lima tahun. Meskipun Renstra sendiri masih bisa terjadi beberapa perubahan akibat kondisi organisasi maupun adanya perubahan peraturan, namun tetap menjadi dokumen pengkuran pelaksanaan target kinerja yang akan dipedomani. Persentase capaian RENSTRA 2015-2019 terhadap kinerja 2015 disajikan pada tabel 3.22. Tabel 3.22 Persentase Capaian Renstra 2015-2016 terhadap kinerja 2015 No.
Indikator Kinerja
1
2
1.
Jumlah Penelitian dan Pengembangan dibidang industri hasil perkebunan Jumlah Rancang Bangun dan Perekayasaan Alat Jumlah litbang dan RBPI yang dinilai dan di uji coba penerapannya Jumlah kerjasama Penerapan dan pendampingan hasil litbang & RBPI Jumlah Kerjasama Litbang Industri Jumlah sampel uji pengujian produk Jumlah unit Kalibrasi Alat Jumlah kegiatan sertifikasi/Resertifikasi Jumlah kegiatan Surveilen Jumlah kegiatan Pengambilan Sampel Jumlah pihak yang melakukan konsultasi Jumlah Desain/Prototipe Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan teknis Jumlah pegawai yang mengikuti diklat teknis Jumlah pegawai yang mengikuti diklat struktural dan pola karir Jumlah pegawai yang mengikuti program
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Target Renstra 4
Target Tahun 2015 3
Realisasi Tahun 2015 5
Presentase Realisasi (%) 6
45
7
6
13,33
10
2
1
10
18
0
0
0
10
2
0
0
12 18.244 850 70 95 111 13 2
2 2000 100 10 15 16 2 -
1 4151 175 20 20 20 1 -
8,33 22,75 20,59 28,57 21,05 18,01 7,69 -
79
9
3
3,80
103
25
65
63
68
13
2
3
5
1
2
40
46
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
No. 1
17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
44. 45. 46. 47. 48.
Indikator Kinerja 2
pendidikan formal Jumlah pengusulan PAK /TPPU (Jabfung) Jumlah pegawai yang mengikuti workshop SDM (fungsional, profesi, dll) Jumlah pegawai yang mengikuti kesejahteraan dan motivasi pegawai Jumlah pegawai yang mengikuti magang/studi banding Jumlah pegawai yang mengikuti rekrutmen pegawai baru Luas gedung yang dibangun baru/renovasi/rehabilitasi Jumlah pengadaan Kendaraan Pejabat eselon II Jumlah pengadaan kendaraan roda 4 operasional Jumlah pengadaan kendaraan roda 2 operasional Jumlah pengadaan alat pengolah data Jumlah pengadaan alat meubelair, elektronik dan fasilitas perkantoran lainnya Jumlah Pengadaan main instrument Lab.Pengujian/ Kalibrasi/Litbang Jumlah pengadaan Peralatan Proses Litbang Jumlah pengadaan Peralatan Lab. Uji & sampling Jumlah pengadaan Peralatan Lab. Kalibrasi Jumlah pengadaan Peralatan Lembaga Inspeksi Lembaga Sistem Manajemen Mutu Lembaga Inspeksi Penambahan ruang lingkup LPK yang sudah ada Mempertahankan Akreditasi LPK Penerapan Sistem Mutu ISO 9001:2008 Jumlah terbitan Jurnal industri terakreditasi Kegiatan Seminar nasional/internasional hasil litbang Jumlah terbitan Jurnal industri tidak terakreditasi Jumlah usulan Paten Sosialisasi dan pendampingan merek dagang kepada IKM Promosi dan pemasaran bersama kemampuan balai (Hunting Client, Bussiness Gathering, Open House, Brosur, dll) Pameran internasional, nasional, dan daerah Kegiatan diseminasi hasil-hasil litbang dan layanan jasa teknis Tingkat kepuasan pelanggan Pengembangan web dan sistem informasi (SIL, layanan perpustakaan) Tersusunnya rencana kerja dan anggaran
Target Renstra 4
Target Tahun 2015 3
Realisasi Tahun 2015 5
Presentase Realisasi (%) 6
90
18
14
15
410
82
35
8,5
450
90
90
20
16
2
-
-
27
5
2
7,4
5
1
0
0
2
0
0
0
4
0
0
0
4
0
0
0
80
0
11
13,75
500
100
61
12,2
20
2
12
60
16
0
1
6,25
49
3
11
22,44
21
3
0
0
17
5
0
0
1 1
0 0
0 0
0 0
4
0
0
0
3 5 2
3 1 2
2
0
3 1 2 0
100 100 100 0
5
1
1
20
8
0
2
25
12
0
3
25
132
2
20
15,15
20
2
2
10
5
1
0
4
4
10
2
4,4 2
0 110 20
15
3
3
20
47
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
No.
Indikator Kinerja
1
2
49.
Jumlah kegiatan Penyusunan dan Review RENSTRA Jumlah Roadmap yang disusun Jumlah Proposal PNBP Jumlah laporan monitoring dan evaluasi triwulan dan tahunan Jumlah Penyusunan laporan SAP dan BMN Terselenggaranya urusan umum Perkantoran Terselenggaranya SPIP
50. 51. 52. 53. 54. 55.
Target Renstra 4
Target Tahun 2015 3
5
1
5 5 30 5 5 5
Realisasi Tahun 2015 5
Presentase Realisasi (%) 6
20
1 1
1 3 1
60 20
6 1 1 1
6 1 1 1
20 20 20 1
Realisasi kinerja 2015 terhadap target Renstra 2015-2019 menunjukkan realisasi yang beragam, dimana terlihat ada beberapa target yang telah terealisasi bahkan sudah lebih dari 25% dan ada juga yang tidak terealisasi atau tidak ada kegiatannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa renstra yang disusun merupakan rencana strategis yang dilaksanakan oranisasi untuk mewujudkan visi dan misi, tentunya akan dapat terwujud jika sasaran strategis yang ditetapkan bisa terwujud semua atau sebagian besar terlaksana. Namun target yang telah ditetapkan berikut dengan target anggaran yang dibutuhkan jika tidak sesuai dengan alokasi pagu yang diberikan akan menyebabkan pengurangan kegiatan. Hal ini lah yang menyebabkan sulitnya mewujudkan cita-cita yang ingin diwujudkan dalam visi dan misi yang telah disusun didalam Renstra. Sehingga untuk tetap mengupayakan kinerja dan keberlangsungan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada industri dilakukan penganggaran yang sangat selektif terhadap kegiatan-kegiatan yang dinilali prioritas untuk diselenggarakan. Namun demikian BBIHP masih tetap mengupayakan realisasi setiap target yang telah ditetapkan hingga mampu terealisasi pada akhir periode Renstra 2015-2019 nanti. Pada tahun 2015 atas pengajuan usulan bantuan ke beberapa direktorat jenderal di lingkup Kementerian Perindustrian, BBIHP akhirnya mendapat bantuan peralatan pengujian untuk laboratorium Uji baik untuk sarana lab. Uji maupun untuk laboratorium Proses litbang. Bantuan berasal dari Direktorat Industri Kimia, Tekstil dan Aneka sebanyak 2 unit peralatan uji semen dan kualitas lingkungan industri semen, dan direktorat industri Agro sebanyak 19 unit peralatan untuk peralatan pengujian dan peralatan proses pengolahan kakao. Bantuan peralatan ini diharapkan menjadi modal utama dalam menigkatkan kinerja pelayanan jasa teknis dan pelaksanaan litbang di BBIHP.
48
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN Secara umum organisasi telah berhasil mewujudkan pencapaian sasaran strategis pada Perjanjian Kinerja Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan TA. 2015 kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
Dari tiga
sasaran strategis yang ditetapkan pada Perjanjian Kinerja (PERJAKIN) tahun 2015, pencapaian realisasi secara umum dapat diwujudkan, dan ada beberapa kegiatan telah melebihi target, meskipun ada kegiatan yang terkait langsung dengan sasaran tersebut belum dianggarkan namun beberapa pencapaian sasaran diperoleh dari kegiatan-kegiatan pendukung lainnya yang mendukung pencapaian sasaran tersebut. Secara singkat, capaian kinerja masing-masing sasaran organisasi dapat digambarkan sebagai berikut ini: 1.
Capaian rata-rata realisasi untuk sasaran meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri yang terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja sesuai target yang ditetapkan sebesar 100%
2.
Capaian realisasi untuk sasaran strategis meningkatnya kerja sama litbang yang terdiri dari 1 (satu) indikator kinerja telah tercapai.
3.
Capaian realisasi untuk sasaran strategis Meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan dua indikator melebihi target.
4.
Untuk Pencapaian pada Pengelolaan Anggaran dapat disimpulkan bahwa realisasi anggaran dari total pagu sebesar Rp. 17.429.949.000,- hingga 31 Desember 2015 sebesar 16.757.534.000 atau 96,14% dengan fisik sebesar 100%.
5.
Telah terjadi peningkatan penerimaan Realisasi PNBP dari target sebesar Rp. 2.500.000.000,- meningkat menjadi Rp. 2.154.462.700,- atau 111%, dimana kelebihan realisasi penerimaan tidak menjadi tambahan pagu penggunaan disebabkan tidak terakomodirnya pelaksanaan revisi DIPA dikarenakan keterbatasan waktu pengajuan revisi oleh Kemenkeu.
6.
Untuk realisasi keuangan dan fisik output kegiatan TA. 2015 secara umum telah sesuai dengan target.
7.
Secara keseluruhan pencapaian realisasi kinerja telah tercapai dan cenderung diatas target yang ditetapkan. 49
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
B. PERMASALAHAN DAN KENDALA Baik pelaksanaan kinerja maupun pelaksanaan anggaran yang tertuang pada DIPA tidak ada permasalahan dan kendala yang berarti seperti diurai berikut ini. a. Ditinjau dari realisasi pencapaian target ketiga sasaran startegis umumnya sudah mencapai target yang ditetapkan. Namun penetapan indikator sasaran kinerja belum sepenuhnya in line dengan dukungan penganggaran. Hal ini disebabkan masih kurang sinkronnya antara proses penyusunan anggaran yang disusun lebih awal dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja yang disusun kemudian, sehingga terkesan beberapa pencapaian indikator ada yang tidak mendapat dukungan penganggaran. b. Kapasitas Litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan jika dibandingkan dengan peningkatan tuntutan dan kebutuhan aplikasi litbang terapan masih sangat kurang disebabkan belum maksimalnya strategi kebijakan litbang. Hal ini terkait dengan keterbatasan penyediaan anggaran litbang yang memadai guna memenuhi kebutuhan baik peralatan proses dan pengujian litbang, maupun biaya operasionalnya. Sehingga tim litbang Balai Besar Industri Hasil Perkebunan masih kesulitan menciptakan penelitian-penelitian yang menjadi problem solving industri hasil perkebunan. c. Untuk kegiatan kerjasama litbang masih menemukan kendala dari sharing cost dengan industri, disebabkan IKM yang ditawarkan untuk kerjasama litbang masih mengharap sepenuhnya sumber anggaran berasal dari pemerintah (Balai Besar Industri Hasil Perkebunan). d. Evaluasi kinerja terhadap pencapaian indikator masih melakukan sistem evaluasi secara internal dan masih dalam pencapaian kinerja tingkat output, perbandingan realiasi dengan target, realiasi tahun ini dengan tahun sebelumnya dan perbandingan realiasi tahun ini dengan target renstra 20152019. Hal ini disebabkan masih terbatasnya tingkat kemampuan melakukan evaluasi dan keterbatasan data informasi pembanding pencapaian kinerja. e. Kondisi peralatan instrumentasi laboratorium yang telah banyak mengalami kerusakan dikarenakan frekuensi penggunaan yang telah melebihi batas kemampuan alat tersebut, sehingga memperlambat proses pelayanan. Begitupun keterbatasan jumlah personil laboratorium uji yang masih terbatas dibanding dengan beban kerja yang harus dijalankan sesuai dengan kebutuhan pengguna jasa BBHIP mempengaruhi proses penyelesai sampel uji
50
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
yang tidak tepat waktu.
f. Kegiatan yang bersumber dana pada PNBP masih tetap mengalami hambatan
realisasi sesuai target akibat realisasi penerimaan PNBP sangat fluktuatif tergantung dari pembayaran pelanggan, dan juga terjadi tren penerimaan PNBP yang lebih besar pada akhir tahun, akibatnya terjadi perlambatan realisasi pada akhir tahun anggaran g. Pada tahun ini terjadi kelebihan realisasi penerimaan PNBP dari target yang
ditetapkan namun tidak bisa dilakukan revisi penambahan pagu karena realisasi ini terjadi pada akhir tahun dimana sudah sulit untuk mengajukan revisi DIPA secara kolektif oleh BPPI, akibatnya terjadi beban kerja yang cukup besar untuk menyelesaikan pelayanan jasa teknis dengan dukungan biaya operasional yang terbatas
C. SARAN DAN REKOMENDASI
a. Perjanjian Kinerja sebagai bentuk komitmen pencapaian kinerja Kepala Balai Besar Industri Hasil Perkebunan kepada Kepala Badan Penelitian dan pengembangan Industri yang dilakukan setiap awal tahun anggaran sebaiknya disinkronkan dengan Rencana Kinerja atau Sasaran Strategis yang telah dituangkan pada Renstra Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
yang
merupakan penjabaran dari Renstra Badan Penelitian dan pengembangan Industri sehingga keterkaitan sasaran strategis bisa sejalan dengan rencana kegiatan tahunan Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. b. Peningkatan kinerja organisasi sangat tergantung dari kebijakan alokasi anggaran yang proporsional diberikan kepada organisasi, dilihat dari kapasitas sumber daya yang tersedia (aset modal dan SDM), lokasi satker dan cakupan industri yang dilayani, sehingga kebutuhan anggaran terkait peningkatan hasil litbang dan peningkatan layanan publik bisa terpenuhi pada organisasi dengan baik. c. Diperlukan
perubahan
metode
pelaksanaan
litbang
yang
lebih
aktif
berkoordinasi dengan industri, seperti pola konsorsium litbang industri, diawali dengan pelaksanaan forum perencanaan litbang industri dengan para stakeholder
untuk
mengetahui
permasalahan
dan
solusi
yang
bisa
diselesaikan bersama melalui litbang konsorsium maupun litbang mandiri. Meskipun pola ini memerlukan dukungan dana yang lebih besar dibanding
51
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
dengan pola litbang yang selama ini diterapkan namun lebih efektif untuk penerapan litbang ke industri. d. Diperlukan proses evaluasi kinerja yang lebih mendalam dengan melakukan penilaian sampai tingkat efektivitas pencapaian kinerja dan melakukan perbandingan kinerja dengan satker lain yang pencapaian kinerjanya lebih baik dari Balai Besar Industri Hasil Perkebunan. e. Diperlukan mediasi Biro Keuangan serta Biro Perencanaan dengan Direktorat Jenderal Anggaran agar diberi kemudahan pada tahap revisi penambahan pagu anggaran, Serta mengevaluasi kembali kebijakan terkait penggunaan PNBP.
52
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
LAMPIRAN
53
LAPORAN KINERJA 2015 BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN
Form PK PENGUKURAN KINERJA Unit Organisasi Eselon II Tahun Anggran
: BALAI BESAR INDUSTRI HASIL PERKEBUNAN : 2015
Anggaran Sasaran Strategis
Indikator kinerja
Target
Realisasi
(1)
(2)
(3)
(4)
Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Hasil penelitian dan 1 pengembangan yang siap diterapkan Hasil penelitian dan 1 pengembangan yang telah diimplementasikan Hasil teknologi yang 1 dapat menyelesaikan permasalahan industri Perspektif pelaksanaan tugas pokok dan fungsi
1
Meningkatnya kerjasama litbang
Kerjasama litbang instansi dengan industri
Meningkatnya kualitas pelayanan publik
%
Kegiatan/komponen/ sub komponen
(5) (6) Perspektif pemangku kepentingan/stakeholder Penelitian Dark dan White Chocolate 100
Pagu (Rp) (7)
Realisasi (Rp) (8)
% (9)
1
100
Penelitian dan diversifikasi produk nata decoco
1
100
Pengoperasian peralatan produksi cokelat olahan, serta peningkatan produk pasta dan candy
1
1
100
Peningkatan mutu produk pangan laut (diversifikasi produk ikan)
132.280.000
131.493.000
99,40
Tingkat kepuasan pelanggan
Indeks 4
Indeks 4,4
110
36.160.000
27.178.000
75,16
Jumlah sampel uji
2.000
4326
216
Realisasi fisik dari indikator ini adalah Indeks 4 (empat) masuk kategori Sangat Puas. Jumlah responden yang mengisi kuesioner sebanyak 220 Responden yang terdiri dari Perusahaan dan Perorangan. Jumlah sampel uji terdiri dari sampel uji laboratorium sebanyak 4151 dan jumlah sampel kalibrasi sebanyak 175