LAPORAN KINERJA BALAI BESAR VETERINER WATES YOGYAKARTA T.A. 2015 Jln. Raya Yogya-Wates Km.27, Wates Kode Pos 55602 Telp.0274 - 773168, Fax.0274 - 773354 E-mail:
[email protected]
KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR VETERINER WATES YOGYAKARTA 2016
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II i
KATA PENGANTAR Pembangunan pertanian tahun 2015 merupakan awal dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. BBVet Wates sesuai dengan tugas dan fungsinya pada periode 2015 – 2019 telah menetapkan
4 (empat) sasaran utama/target sukses yang
mendukung program Kementerian Pertanian dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan yang merupakan penjabaran dari salah satu dari 9 (sembilan) prioritas Kabinet Kerja Pemerintah saat ini atau yang disebut sebagai Nawacita.
Keempat sasaran tersebut diupayakan
pencapaiannya melalui program Kementerian Pertanian yakni Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat yang dilaksanakan dari 4 (empat) kegiatan yaitu: (1) Peningkatan Produksi Pakan Ternak, (2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis, (3) Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing dan (4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Dalam mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance), bersih (clean government) dan berorientasi kepada hasil (result oriented government) serta sebagai pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, terukur, transparan dan akuntabel agar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna dan taat pada peraturan perundangan, maka
diperlukan
evaluasi
guna
menilai
tingkat
akuntabilitas
kinerja
atau
pertanggungjawaban atas hasil (outcome) terhadap penggunaan anggaran. Hasil evaluasi tersebut diharapkan menjadi umpan balik dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.
Laporan Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 ini memuat capaian sasaran kinerja program/kegiatan tahun pertama dari implementasi Renstra 2015 – 2019 yang merupakan bagian
dari sistem
SAKIP
yang
harus
dilaporkan
setiap
tahun.
Pelaksanaan
program/kegiatan Tahun 2015 merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015 – 2019, Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2015, Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015 sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates. Pada laporan ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan, tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh dalam pencapaian sasaran dan tujuan program/kegiatan tahun 2015. Pada laporan ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan keberhasilan maupun kegagalan, tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta hasil yang diperoleh dalam pencapaian sasaran dan tujuan program/kegiatan tahun 2015.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II ii
Reviu, monitoring dan evaluasi kinerja tahun sebelumnya juga dipaparkan dalam laporan ini dengan berorientasi pada capaian kinerja yang telah disepakati pada Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2015. Keberhasilan pada tahun 2015 akan menjadi tolok ukur untuk peningkatan kinerja BBVet Wates pada tahun berikutnya.
Kami menyadari bahwa selain berbagai keberhasilan yang telah dicapai hingga tahun 2015 masih terdapat kendala, permasalahan dan hambatan yang perlu mendapat perhatian serius dan segera ditindaklanjuti untuk perbaikan dan penyempurnaan ke depan. Tentu saja kita semua berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia serta mengatasi semaksimal mungkin permasalahan yang terjadi dalam upaya mencapai kinerja BBVet Wates yang lebih baik, benar, transparan dan akuntabel.
Yogyakarta, 13 Januari 2015 Kepala Balai Besar
Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D NIP. 19611103 198703 1 003
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II iii
RINGKASAN EKSEKUTIF Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang mengacu pada ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme, Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Pelaporan akuntabilitas instansi pemerintah yang merupakan komponen dari sistem SAKIP yang kemudian disebut sebagai Laporan Kinerja (Lakin) disusun dalam rangka pertanggungjawaban kinerja intansi pemerintah yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBN/APBD).
Lakin instansi pemerintah disusun
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Permentan 135 Tahun 2013 Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian.
Laporan Kinerja BBVet Wates tahun 2015 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari pelaksanaan Rencana Strategis BBVet Wates tahun 2015 – 2019 dan Rencana Kinerja Tahun 2015 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Tahun 2015. Dalam upaya merealisasikan good governance, BBVet Wates telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis BBVet Wates Tahun 2015 – 2019.
Dengan tugas yang diamanahkan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan hewan melalui Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat, BBVet Wates memiliki 4 (empat) tujuan strategis yang dirumuskan sebagai berikut: (1) Meningkatkan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta pelaporan; (2) Meningkatkan pelayanan dibidang pengujian veteriner dan Produk Hewan; (3) Meningkatkan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang tersedia untuk melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi; dan (4) Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS). Untuk mencapai 4 tujuan strategis tersebut, diupayakan melalui 4 (empat) sasaran kegiatan yaitu :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II iv
(1) Peningkatan Produksi Pakan Ternak; (2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; (3) Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing; dan (4) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan. Empat kegiatan tersebut merupakan sasaran strategis yang memiliki 10 (sepuluh) indikator kinerja yang kemudian secara rinci (dengan mempertimbangkan kondisi pagu anggaran tahun 2015) dituangkan dalam bentuk Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2015.
Capaian kinerja sasaran (output) tahun 2015 diperoleh rata-rata sebesar 128,83%. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 indikator kinerja adalah penilaian kategori sangat berhasil sebanyak 7 indikator yaitu: 1) Surveilans keamanan pakan/bahan pakan (122,89); 2) Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan (153,33%); 3) Bimbingan teknis Unit Laboratorium Tipe B dan Tipe C (158,33%); 4) Bimbingan Teknis Puskeswan (168%); 5) Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau (101,90%); 6) Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba (148,83%); dan 7) Surveilans Zoonosis Produk Hewan (135%) dan penilaian kategori berhasil sebanyak 3 indikator yaitu: 1) Pengembangan Metode Uji; 2) Penyusunan Peta Penyakit; dan 3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya (100%). Capaian kinerja tertinggi terdapat pada indikator kinerja Bimbingan Teknis Puskeswan (168%) sedangkan nilai terendah (100%) diperoleh dari 3 indikator.
Tahun 2015 BBVet Wates mengelola anggaran sebesar Rp. 85.207.536.000,- yang terdiri dari Anggaran APBN Rp. 19.904.990.000,- dan APBN-P Rp. 65.302.546.000,-. Anggaran tersebut telah direalisasikan sebesar Rp. 78.140.727.323 (91,71%). Adapun capaian kinerja sasaran (output) tercapai sebesar 108,60%. Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2015 masih banyak mengalami kendala, namun secara umum pelaksanaannya dapat diatasi/ditanggulangi. Adanya penambahan anggaran APBN-P hingga 408,97% dan target kinerja hingga 672,24% pada tanggal 9 Maret 2015, menyebabkan rendahnya serapan anggaran pada tahun 2015 tidak dapat mencapai 100% meskipun capaian kinerja sasaran (output) dapat tercapai melebihi target yang telah ditentukan.
Secara umum capaian sasaran kinerja (output) pada tahun 2015 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2014, namun demikian masih ditemui kendala/hambatan meliputi aspek administrasi dan manajemen serta teknis baik laboratoris maupun di lapangan.
Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, ditempuh berbagai upaya antara lain: (1) Sosialisasi kegiatan lebih awal dan pembuatan jadwal terintegrasi serta penentuan skala prioritas kegiatan, (2) Mempersiapkan strategi cadangan sebagai tindakan antisipatif guna menghadapi perubahan yang sangat cepat dan dinamis, (3) Meningkatkan koordinasi baik
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II v
dengan pihak pusat antara lain Ditjen PKH maupun instansi dinas terkait dalam pelaksanaan kegiatan terkait program dan pelaporan serta (4) Memanfaatkan instrumen monitoring dan evaluasi yang ada untuk kegiatan evaluasi dan pelaporan kegiatan serta mengetahui capaian indikator kinerja yang tercantum dalam perjanjian kinerja sehingga diperoleh hasil monitoring dan evaluasi yang valid dan obyektif, juga melaksanakan reviu terhadap capaian – capaian baik anggaran maupun kinerja fisik.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II vi
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii RINGKASAN EKSEKUTIF......................................................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. vii DAFTAR TABEL ...................................................................... Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN ................................................. ………..Error! Bookmark not defined. BAB. I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 1.1.
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2.
Organisasi dan Tata Kerja ...................................................................................... 2
1.3.
Sumber Daya Manusia ........................................................................................... 8
1.4.
Anggaran ................................................................................................................. 8
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ..................................................... 10 2.1.
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) .................................................................. 10
2.2.
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) ............................................................... 16
2.3.
PERJANJIAN KINERJA (KONTRAK KINERJA) .................................................. 19
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ................................................................................... 23 3.1.
Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran .............................................. 23
3.2.
Pencapaian Sasaran Strategis BBVet Wates ........................................................ 23
3.3.
Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis................................................. 24
3.4.
Capaian Kinerja Lainnya ........................................................................................ 49
3.5.
Akuntabilitas Keuangan ......................................................................................... 52
3.6.
Hambatan dan Kendala (Aspek Administrasi, Manajemen, Teknis) ..................... 54
3.7.
Upaya dan Tindak Lanjut ....................................................................................... 57
BAB IV. PENUTUP .............................................................................................................. 58 LAMPIRAN - LAMPIRAN ...................................................................................................... .. 60
DAFTAR GAMBAR
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II vii
Halaman Gambar 1.
Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 .......................................
20
Gambar 2.
Piagam Penghargaan Pelaksanaan Surveillans Pembebasan Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur ……………………...
29
Gambar 3.
Capaian Kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Tahun 2011-2015 .............................................................................................
30
Gambar 4.
Pertemuan Diseminasi Pengembangan Metode Uji Laboratorium BBVet Wates Tahun 2015 …………………………………………………
32
Gambar 5.
Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium pada Bimtek Laboratorium .............................................................................
35
Gambar 6.
Kegiatan Penanggulangan Gangrep pada Sapi BBVet Wates TA. 2015 ......................................................................................................
39
Gambar 7.
Penerimaan Piala Abdi Bakti Tani oleh Menteri Pertanian kepada Kepala BBVet Wates TA. 2015 .............................................................
50
Gambar 8.
Piagam Penghargaan Pelaksanaan Surveilans Pembebasan Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur ................................
50
Gambar 9.
Penghargaan atas Inisiatif dan Dukungan Terbaik BBVet Wates dalam Koordinasi Jaringan IVM online .................................................
51
Gambar 10.
Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A 2011 – 2015 ...................................................................................................
53
Gambar 11.
Perbandingan Serapan Anggaran, RPD Awal, RPD Akhir, dan Capaian Fisik BBVet Wates Tahun 2011 – 2015 .................................
53
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II viii
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rincian Alokasi Anggaran BBVet Wates T.A. 2015 .......................................
8
Tabel 2. Sumber Anggaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011-2015 ……………….
9
Tabel 3. Indikator Kinerja Utama BBVet Wates ………………………………………….
16
Tabel 4. Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 …………………………………...
17
Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 …………………
23
Tabel 6. Capaian Sasaran Peningkatan Produksi Pakan Ternak ……………………...
24
Tabel 7. Capaian Sasaran Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ ...................
26
Tabel 8. Capaian Kinerja Bimtek Laboratorium di Wilayah Kerja T.A 2015 ................
33
Tabel 9. Capaian Kinerja Kegiatan Penanggulangan Gangrep Tahun 2015 ...............
38
Tabel 10. Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011-2015 ...........
45
Tabel 11. Capaian Sasaran Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing ............................................................................................................
47
Tabel 12. Capaian Sasaran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan ...................................................
49
Tabel 13. Realisasi Anggaran BBVet Wates T. A. 2014 – 2015 ...................................
52
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II ix
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 629/Kpts/OT.140/12/2003 ....................................
60
Lampiran 2. Distribusi Pegawai Menurut Golongan/ Ruang, Jenis Kelamin, dan Pendidikan …………………………………………………………………
61
Lampiran 3. Realisasi Anggaran BBVet Wates Tahun 2011 - 2015 ......................
62
Lampiran 4. Daftar Jenis Kegiatan Surveilans dan Monitoring BBVet Wates T.A. 2015 …………………………………………………………………………
63
Lampiran 5. Pedoman Teknis Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015 .............
65
Lampiran 6. Petunjuk Teknis Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015 ..............
69
Lampiran 7. SK Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015 ………………………………………………………………….
74
Lampiran 8. Daftar Target dan Realisasi Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015 ………………………………………………………………………..
78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II x
BAB. I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Demi
terwujudnya
Indonesia
yang
Berdaulat,
Mandiri
dan
Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong maka pemerintah membuat sembilan prioritas kerja yang kemudian disebut sebagai Nawacita. Salah satu sasaran prioritas didalam Nawacita tersebut adalah Kedaulatan Pangan. Konsep Kedaulatan Pangan (food sovereignty) lebih mengutamakan bagaimana pangan ditentukan oleh komunitas secara mandiri, berdaulat dan berkelanjutan. Kedaulatan Pangan merupakan hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan pangan yang menjamin hak atas pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem pangan yang sesuai dengan potensi sumber-sumber daya lokal. Keamanan Pangan merupakan bagian yang menjamin bahwa pangan aman untuk dikonsumsi tidak mengandung bahan yang dapat membahayakan terhadap kesehatan dan lingkungan serta bergizi sehingga berguna bagi tubuh.
Sejumlah
pangan yang diproduksi bila tidak aman maka tidak dapat dikonsumsi sehingga mengurangi capaian jumlah produksi pangan secara keseluruhan oleh karena itu keamanan pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kedaulatan pangan. Sesuai dengan amanat Undang Undang No 18 Tahun 2012, dimana Keamanan Pangan merupakan kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Keamanan pangan asal hewan sangat dipengaruhi oleh kondisi kesehatan hewan ternak sejak dalam kandungan, lahir dan dipelihara untuk dibesarkan serta berproduksi sampai dengan dipanen dan diolah produknya menjadi bahan pangan. BBVet Wates sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian mempunyai tugas mendukung produksi dan keamanan pangan tersebut melalui pelaksanaan tugas dan fungsi pengamatan dan pengidentifikasian diagnose, pengujian veteriner dan produk hewan serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner. Mengacu kepada Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP) BBVet Wates sebagai instansi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 1 of 89
pemerintah dan unsur penyelenggara Negara diwajibkan menetapkan target kinerja dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai dan dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LAKIN).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BBVet Wates memiliki potensi antara lain adalah wilayah kerja yang tidak terlalu luas (3 Provinsi) namun merupakan daerah padat ternak seperti sapi potong, sapi perah, kambing, domba, unggas dan hewan lainnya yang secara keseluruhan rata-rata sekitar 50% dari total populasi ternak secara nasional.
Demikian juga perdagangan, mobilitas dan peredaran ternak
hewan, produk hewan dan obat hewan, yang memerlukan pengawasan dan penjaminan baik keamanan, kesehatan maupun kualitasnya, serta kesejahteraan hewan. Pelaksanaan dari penjabaran tugas dan fungsi BBVet Wates serta pencapaian sasaran kinerja yang telah ditentukan, memerlukan sebuah desain program yang matang, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, sampai pada tahap evaluasi dan pelaporan pelaksanaan serta capaian sasaran kegiatan. Tentunya hal tersebut merupakan proses yang kompleks karena melibatkan tidak hanya internal lingkup BBVet Wates, namun juga melibatkan seluruh pemangku kebijakan (stake holder) baik Dinas, Swasta, maupun perorangan/masyarakat. Salah
satu
tantangan
yang
dihadapi
dan
berdampak
luas
terhadap
ketidaktercapaiannya sasaran kinerja adalah kesulitan dalam melaksanakan koordinasi dan menentukan prioritas kegiatan bersama-sama dengan instansi terkait diluar lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan antara lain dengan Dinas karena daerah telah mempunyai APBD dan target kinerja yang cukup intensif dan padat.
1.2.
Organisasi dan Tata Kerja Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
54/Permentan/OT.140/5/2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Veteriner, ditetapkan Struktur Organisasi BBVet Wates yang terdiri dari : A. Kepala Balai Besar B. Bagian Umum: 1. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha 2. Sub Bagian Keuangan 3. Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 2 of 89
C. Bidang Program dan Evaluasi: 1. Seksi Program 2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan D. Bidang Pelayanan Veteriner: 1. Seksi Pelayanan Teknis 2. Seksi Informasi Veteriner E. Kelompok Jabatan Fungsional
BBVet Wates mempunyai tugas melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner. Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut
diatas,
BBVet
Wates
Yogyakarta
menyelenggarakan fungsi: 1.
Penyusunan program, rencana kerja dan anggaran, pelaksanaan kerja sama serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;
2.
Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan;
3.
Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan;
4.
Pelaksanaan surveillans penyakit hewan dan produk hewan;
5.
Pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio dan pelaksanaan diagnosa penyakit hewan;
6.
Pembuatan peta penyakit hewan regional;
7.
Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit hewan menular;
8.
Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil uji;
9.
Pelaksanaan pengujian forensik veteriner;
10. Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness); 11. Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner; 12. Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan; 13. Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan; 14. Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteiner serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan; 15. Pelaksanaan analisis risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di regional; 16. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner; 17. Pengkajian batas maskimum residu obat hewan dan cemaran mikroba;
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 3 of 89
18. Pemberian pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan produk hewan, serta pengembangan teknik dan metoda penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner; 19. Pelaksanaan pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner; 20. Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner; 21. Pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan; 22. Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBVet. Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
:
55/Permentan/OT.140/4/2014 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Balai Besar Veteriner, masing-masing Unit Organisasi tersebut diatas mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : A. Bagian Umum 1. Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian dan ketatausahaan, diantaranya : - Melakukan penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Sub Bagian Kepegawaian dan Tata Usaha - Melakukan penyiapan bahan penyusunan Rencana Kebutuhan Pegawai - Melakukan urusan mutasi pegawai - Melakukan penyiapan bahan pengembangan pegawai - Melakukan urusan Tata Usaha Kepegawaian - Melakukan urusan kesejahteraan pegawai - Melakukan penyiapan bahan evaluasi kinerja pegawai - Melakukan penyiapan bahan pendayagunaan jabatan fungsional - Melakukan
penyiapan
bahan
usulan
penyusunan
kelembagaan,
ketatalaksanaan, reformasi birokrasi, dan pengembangan pelaksanaan budaya kerja - Melakukan urusan surat menyurat - Melakukan urusan kearsipan - Melakukan fasilitasi penerapan sistem Manajemen Mutu berstandar Internasional (ISO 9001:2008) - Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan Pimpinan, baik lisan maupun tertulis
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 4 of 89
- Melakukan
penyusunan
dan
penyajian
laporan
kegiatan
serta
penyusunan pertanggungjawaban keuangan Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha - Melakukan
penyimpanan
dan
pemeliharaan
dokumen
kegiatan
Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha
2.
Sub Bagian Keuangan Mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, diantaranya adalah : - Melakukan penyiapan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Subbagian Keuangan - Melakukan urusan perbendaharaan, penatausahaan, dan verifikasi - Melakukan urusan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) - Melakukan penyiapan bahan evaluasi dan tindak lanjut hasil pengawasan - Melakukan urusan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) - Melakukan penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan - Melakukan urusan gaji, tunjangan, lembur, dan uang makan - Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan Pimpinan, baik lisan maupun tertulis - Melakukan
penyusunan
dan
penyajian
laporan
kegiatan
serta
penyusunan pertanggungjawaban keuangan Subbagian Keuangan - Melakukan
penyimpanan
dan
pemeliharaan
dokumen
kegiatan
Subbagian Keuangan 3.
Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan Mempunyai tugas melakukan urusan rumah tangga dan perlengkapan diantaranya : - Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencan kerja dan anggaran Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan - Melakukan urusan rumah tangga yang meliputi urusan pemeliharaan dan perbaikan barang inventaris milik/ kekayaan negara, pengaturan dan pemeliharaan gedung; ruangan kantor; peralatan kantor; sarana lainnya, penyiapan rapat-rapat; penerimaan tamu; dan penyelenggaraan upacara, dll - Melakukan penyiapan bahan pengaturan penggunaan dan pemeliharaan kendaraan dinas, serta surat kelengkapannya - Melakukan urusan penetausahaan Barang Milik Negara (BMN) dan laporan kekayaan negara
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 5 of 89
- Melakukan urusan penggunaan dan pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) - Melakukan usulan penghapusan Barang Milik Negara (BMN) - Melakukan rekonsiliasi dengan SAK dilanjutkan dengan rekonsiliasi dengan KPKNL - Melakukan penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP) lingkup Balai Besar Veteriner - Melakukan tugas kedinasan lain berdasarkan penugasan pimpinan baik lisan maupun tertulis sesuai bidang tugasnya - Melakukan
penyusunan
dan
penyajian
laporan
kegiatan
serta
penyusunan pertanggungjawaban keuangan Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan - Melakukan
penyimpanan
dan
pemeliharaan
dokumen
kegiatan
Subbagian Rumah Tangga dan Perlengkapan - Melakukan
penyediaan,
pemeliharaan,
dan
penyerahan
hewan
percobaan. B. Bidang Program dan Evaluasi 1. Seksi Program Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan program, rencana kerja, anggaran dan pelaksanaan kerja sama pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan, serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner.
2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan penyusunan laporan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner. C. Bidang Pelayanan Veteriner 1. Seksi Pelayanan Teknis Mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan teknis pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 6 of 89
2. Seksi Informasi Veteriner Mempunyai tugas melakukan pengumpulan, pengolahan dan analisis data pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa,
pengujian veteriner serta
penyiapan pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner.
D. Kelompok Jabatan Fungsional Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner diantaranya mempunyai tugas antara lain melaksanakan kegiatan : a. Melakukan penyidikan penyakit hewan; b. Melakukan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan; c. Melakukan surveilans penyakit hewan, dan produk hewan; d. Melakukan
pemeriksaan
kesehatan
hewan,
semen,
embrio,
dan
pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; e. Melakukan pembuatan peta penyakit hewan regional; f.
Melakukan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit hewan menular;
g. Melakukan pengujian dan pemberian laporan dan atau sertifikasi hasil uji; h. Melakukan pengujian forensik veteriner; i.
Melakukan peningkatan kesadaran masyarakat (public Awareness);
j.
Melakukan kajian terbatas teknis veteriner;
k. Melakukan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pakan; l.
Melakukan
pemberian
bimbingan
teknis
laboratorium
veteriner,
puskeswan, dan kesejahteraan hewan; m. Melakukan pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteriner, serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan; n. Melakukan analisis risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di regional; o. Melakukan pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner; p. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan kesejahteraan masyarakat veteriner; q. Melakukan pengkajian batas maksimum residu obat hewan dan cemaran mikroba; r.
Melakukan
pengembangan
dan
deseminasi
teknik
dan
metode
penyidikan, diagnosa, dan pengujian veteriner; s. Melakukan kegiatan
fungsional lainnya
sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 7 of 89
1.3.
Sumber Daya Manusia Pada tahun 2015 jumlah PNS Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta yaitu 92 orang yang terdiri dari 10 orang Struktural, 26 orang Fungsional Medik Veteriner, 24 Paramedik Veteriner, 32 orang Fungsional Umum (Bidang Keuangan, Rumah Tangga dan Perlengkapan, Kepegawaian dan Tata Usaha, Perpustakaan dan Logistik/Barang). Selain PNS, Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta didukung oleh 5 orang Tenaga Harian Lepas Pusat dan 25 orang tenaga kontrak.
Jika
dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah pegawai BBVet Wates mangalami peningkatan sebanyak 2 orang disebabkan oleh adanya penambahan/penerimaan pegawai tenaga kontrak untuk diperbantukan di bagian administrasi keuangan, namun pada bulan November 2015, PNS BBVet Wates berkurang 1 orang karena meninggal dunia akibat sakit sehingga secara keseluruhan jumlah pegawai BBVet Wates T.A 2015 adalah 122 orang. Rincian jumlah pegawai BBVet Wates tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran 2.
1.4.
Anggaran Selain dukungan sumber daya manusia dan fasilitas organisasi, ketersediaan dana juga mempengaruhi berhasil tidaknya usaha pencapaian tujuan suatu organisasi. Dalam menjalankan program/kegiatan tahun 2015 yang telah disusun, Balai Besar Veteriner Wates mendapatkan dukungan dana yang bersumber dari APBN serta APBN-P. Tabel 1. Rincian Alokasi Anggaran BBVet Wates T.A. 2015 No
Kode Kegiatan
Anggaran
1
1783
Peningkatan Produksi Pakan Ternak
Rp.
2.
1784
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
Rp.73.321.192.000,-
3.
1786
Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
Rp. 2.449.000.000,-
4.
1787
Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan
Rp. 9.187.344.000,-
JUMLAH
250.000.000,-
Rp.85.207.536.000,-
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 8 of 89
Pagu awal APBN BBVet Wates T.A. 2015 adalah Rp. 19.904.990.000. Pada tanggal 9 Maret 2015 terjadi penambahan anggaran APBN-P sebesar Rp. 65.302.546.000,(hingga 408,97%) sehingga keseluruhan anggaran menjadi Rp. 85.207.536.000,-. Anggaran belanja BBVet Wates Tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut. Tabel 2. Sumber Anggaran Kegiatan BBVet Wates Yogyakarta Tahun 2011 – 2015
Sumber Anggaran
APBN
T.A. 2011
T.A. 2012
T.A. 2013
T.A. 2014
T.A. 2015
(Rp.000)
(Rp.000)
(Rp.000)
(Rp.000)
(Rp.000)
16.354.724
21.496.312
18.660.894
16.718.007
19.904.990 65.302.546*
Keterangan *Anggaran APBN-P TAhun 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 9 of 89
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1.
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
Renstra BBVet Wates merupakan bagian dari RPJM yang diperlukan untuk memberikan arah pandangan kedepan terkait dengan rencana kinerja dan peranan BBVet Wates. Renstra BBVet Wates disusun dan diselaraskan dengan Renstra Direktorat Kesehatan Hewan, Renstra Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Renstra Kementerian Pertanian secara berjenjang. Untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin diwujudkan oleh BBVet Wates maka perlu dirumuskan Visi BBVet Wates yang mencerminkan keadaan yang ingin dicapai pada akhir periode perencanaan. Visi juga diperlukan untuk menyatukan persepsi dan fokus arah tindakan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi setiap unit kerja dan individu sebagai panduan serta acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan. Untuk mewujudkan visi tersebut perlu juga dirumuskan misi dari BBVet Wates yang perlu dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan.
Visi dan Misi yang dirumuskan, diselaraskan
dengan arah kebijakan dan program pembangunan nasional yang ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 dan situasi kondisi lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja BBVet Wates.
2.1.1. Visi Visi BBVet Wates adalah terwujudnya pelayanan prima melalui pengembangan pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan serta sistem
informasi veteriner berbasis
laboratorium terakreditasi.
2.1.2. Misi Sejalan dengan visi BBVet Wates, maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi yang mencerminkan apa yang akan dapat dicapai (pada level dampak) dan bagaimana mencapainya dalam periode tertentu, beserta ukuranukuran pencapaiannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, misi yang harus dilaksanakan, yaitu: (1) Mempertahankan dan meningkatkan status akreditasi laboratorium agar mendapat pengakuan secara internasional. (2) Meningkatkan pemberdayaan sumberdaya manusia agar mampu mengantisipasi perubahan global.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 10 of 89
(3) Meningkatkan profesionalisme dibidang veteriner terutama pengamatan dan pengidentifikasian penyakit hewan. (4) Membangun dan mengelola sistem informasi veteriner dalam penyediaan data dan informasi
yang
valid,
akurat
dan
tepat
waktu
hasil
pengamatan
dan
pengidentifikasian penyakit hewan. (5) Membangun pemberdayaan dan partisipasi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya penanganan kesehatan hewan dan kesehatan manusia serta kesehatan lingkungan secara terpadu.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran Strategi Selaras dengan visi dan misinya, BBVet Wates menetapkan tujuan dan sasaran strategis yang merupakan kondisi yang ingin diwujudkan selama lima tahun kedepan. Adapun tujuan BBVet Wates terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu : Tujuan Umum: Peningkatan peran sebagai laboratorium penyidikan, pengujian dan diagnostik serta sebagai laboratorium rujukan melalui peningkatan pemanfaatan sumber daya dan teknologi dalam perencanaan dan pelaksanaan serta pengendalian kegiatan Balai sesuai tugas dan fungsi. Tujuan Khusus: 1. Peningkatan penyediaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana serta dana yang tersedia dalam meningkatkan daya saing. 2. Peningkatan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang tersedia untuk melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi. 3. Peningkatan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta pelaporan. 4. Peningkatan kemampuan manajemen aparatur melalui pengembangan sistem informasi veteriner terutama pengelolaan sistem informasi laboratorium
dalam
mengantisipasi era globalisasi. Sasaran : a) Peningkatan pengamatan (Surveillans) untuk memperoleh data status hewan atau status kesehatan hewan, meningkatkan kewaspadaan dini, meningkatkan teknik diagnosis dan pengembangan metoda pengujian di wilayah BBVet Wates dengan peningkatan pengelolaan (manajemen) yang mencakup penyusunan program,
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 11 of 89
monitoring dan evaluasi serta perbaikan yang berkesinambungan (continues improvement). b) Peningkatan kegiatan
pengamanan yang mencakup dukungan laboratorium
terhadap penetapan PHMS, kawasan pengamanan PHMS, penerapan biosafety dan biosecurity, pengebalan hewan (monitoring hasil vaksinasi), pengawasan lalu lintas hewan dan produk hewan dan kesiagaan darurat veteriner serta pengawasan kewaspadaan dini. c) Peningkatan kegiatan penyidikan atas kasus atau wabah, pelayanan laboratorium rujukan dan diseminasi teknik dan metoda. d) Peningkatan pengujian aktif maupun pasif dan pengembangan pengujian.
2.1.4. Arah Kebijakan Arah kebijakan yang ditetapkan merupakan upaya untuk pencapaian tujuan dan sasaran serta strategi BBVet Wates yang dapat dirumuskan sebagai berikut : a) Peningkatan SDM BBVet Wates Peningkatan kompetensi dan moral aparatur BBVet Wates melalui peningkatan kompetensi baik di bidang teknis dan pengelolaan laboratorium maupun di bidang administrasi dan ketatausahaan untuk menuju laboratorium yang kompeten serta menjadi laboratorium referensi di tingkat nasional dan regional. Peningkatan kompetensi dilakukan melalui Jalur Pendidikan S2, S3 dan Postdoctor serta Pelatihan Keahlian Fungsional dalam negeri maupun luar negeri. Untuk kepentingan tertentu Pendidikan dan Pelatihan dilakukan melalui program khusus dengan materi yang spesifik sesuai kebutuhan (tailor made). Secara operasional dan fungsional, kebutuhan-kebutuhan pelatihan dan pendidikan tersebut berguna untuk : (a) peningkatan kualitas pengamatan, surveillan, survei dan monitoring penyakit hewan strategis, penyakit zoonosis dan penyakit hewan eksotik. (b) peningkatan kualitas pemeriksaan, pengujian penyakit hewan menular strategis, penyakit hewan zoonotik, dan penyakit hewan eksotik. (c) peningkatan kualitas informasi penyakit hewan menular strategis, penyakit hewan zoonotik dan penyakit hewan eksotik. (d) peningkatan jaminan mutu hasil pemeriksaan dan pengujian penyakit hewan menular strategis, penyakit hewan zoonotik dan penyakit hewan eksotik. (e) peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat untuk mengurangi keluhan dan ketidak puasan pelayanan masyarakat.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 12 of 89
b) Peningkatan dan Pengembangan Standar dan Sistem Mutu Laboratorium Peningkatan dan pengembangan status akreditasi Laboratorium dilakukan melalui peningkatan penerapan sistem mutu baik ISO 17025 maupun ISO 9001 sehingga menjadi Laboratorium yang dipercaya dan mendapatkan pengakuan serta mampu bersaing baik nasional maupun internasional.
Pengembangan
standar-standar yang terkait dengan fungsi laboratorium dilakukan dengan menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Standar Internasional (ISO, CODEX, OIE, dsb) seperti standar mutu dan keamanan produk, standar pelayanan kesehatan hewan dan standar
lainnya terkait Bidang Kesehatan
Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner. c) Peningkatan Peran dan Fungsi BBVet Wates Dalam Perumusan Kebijakan BBVet Wates berupaya untuk selalu berpartisipasi dalam perumusan kebijakan sesuai dengan bidang kompetensinya untuk memberikan masukan hal-hal yang berkaitan dengan tugas, fungsi dan output kinerja BBVet Wates agar kebijakan yang dirumuskan dapat lebih diterima dan bermanfaat bagi pemangku kepentingan. d) Peningkatan Sistim Informasi Untuk
meningkatkan
komunikasi
informasi
yang
berubah
cepat
maka
pemutahiran terhadap sistim informasi yang sudah ada terus dilakukan secara rutin dan berkesinambungan meliputi sarana software, hardware, brainware, dan jaringannya.
Peningkatan sistim informasi dan pemanfaatannya dengan
melibatkan peran serta masyarakat
termasuk pemanfaatan dalam kegiatan
public awareness.
Berdasarkan analisis faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat/SWOT), maka strategi yang menjadi acuan BBVet Wates untuk tahun 2015 – 2019 adalah: a) Peningkatan ketersediaan SDM yang berkompetensi secara berkelanjutan melalui pengelolaan dalam perekrutan dan penempatan serta pendidikan dan pelatihan pegawai yang berkelanjutan serta dilakukan secara adil, transparan dan proporsional melalui fit and proper test. b) Peningkatan
dan
penerapan
standar
pengembangan
melalui
inovasi
pengetahuan teknis bidang public awareness, pengkajian residu obat hewan dan cemaran mikroba, forensik veteriner dan aspek kesejahteraan hewan. c) Pendayagunaan peran fungsi BBVet Wates untuk berperan dalam jaringan lembaga serta pelibatan masyarakat melalui perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan yang memihak kepentingan masyarakat.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 13 of 89
d) Peningkatan pengembangan dan kajian terbatas teknis dan metode pengujian, diagnosa, penyidikan veteriner. e) Peningkatan sistim informasi yang mudah dapat diakses melalui penyesuaian dengan perkembangan teknologi informasi yang berjalan dan antisipasi teknologi informasi yang akan datang, termasuk I-SIKHNAS, INFOLAB, IVM Online dan Sistem Tracking.
2.1.5
Program Kerja dan Kegiatan
Sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates serta mengacu kepada RENSTRA maka disusun program kerja dan kegiatan sebagai berikut : 5.a. Pengamatan dan Pengidentifikasian Diagnosa a) Pelaksanaan penyidikan penyakit hewan; b) Pelaksanaan penyidikan melalui pemeriksaan dan pengujian produk hewan; c) Pelaksanaan surveillans penyakit hewan, dan produk hewan; d) Pemeriksaan kesehatan hewan, semen, embrio, dan pelaksanaan diagnosa penyakit hewan; e) Pembuatan peta penyakit hewan regional; f) Pelaksanaan analisa risiko penyakit hewan dan keamanan produk hewan di regional; g) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. 5.b. Pengujian Veteriner dan Produk Hewan a) Pelaksanaan pengujian dan pemberian laporan dan/atau sertifikasi hasil uji; b) Pelaksanaan pengujian forensik veteriner; c) Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan; d) Pengumpulan, pengolahan, dan analisis data pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan. 5.c. Pengembangan Teknik dan Metoda a) Pelaksanaan kajian terbatas teknis veteriner; b) Pengkajian batas maskimum residu obat hewan dan cemaran mikroba; c) Pemberian pelayanan teknis penyidikan, pengujian veteriner dan produk hewan, serta pengembangan teknik dan metoda penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner; d) Pelaksanaan pengembangan dan diseminasi teknik dan metoda penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 14 of 89
5.d. Peningkatan Partisipasi Masyarakat a) Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelaksanaan kerja sama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan; b) Pelaksanaan peningkatan kesadaran masyarakat (public awareness); c) Pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan hewan, dan kesejahteraan hewan; d) Pelaksanaan pelayanan laboratorium rujukan dan acuan diagnosa penyakit hewan menular; e) Pemberian rekomendasi hasil pemeriksaan dan pengujian veteriner, serta bimbingan teknis penanggulangan penyakit hewan; f)
Pengembangan sistem dan diseminasi informasi veteriner;
g) Pengelolaan urusan tata usaha dan rumah tangga BBVet.
Perumusan tujuan akan menggambarkan hasil-hasil serta manfaat yang diperoleh dari program dan kegiatan BBVet Wates. Berdasarkan pada hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, maka tujuan strategis BBVet Wates dirumuskan sebagai berikut : Pertama
Meningkatkan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta pelaporan
Kedua
Meningkatkan pelayanan dibidang pengujian veteriner dan produk hewan
Ketiga
Meningkatkan kompetensi teknis sumber daya manusia yang tersedia untuk melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi.
Keempat
Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS)
Tujuan pertama dan kedua merupakan tujuan utama (ultimate goals) yang merupakan latar belakang dibentuknya BBVet Wates, sedangkan tujuan ketiga dan keempat merupakan tujuan pendukung untuk mencapai tujuan utama.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 15 of 89
Tabel 3. Indikator Kinerja Utama BBVet Wates SASARAN PROGRAM/ KEGIATAN 1. Peningkatan Produksi Pakan Ternak 2. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
3. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan berdaya saing 4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
2.2.
INDIKATOR KINERJA 1. Surveillans dan pengujian keamanan Pakan/bahan pakan 1. Pengendalian, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Zoonosis (PHMSZ), Viral, Bakterial, Parasit dan Gangguan Reproduksi 2. Pengujian dan Diagnosa Penyakit Hewan, serta Sertifikasi Hasil Uji 3. Penguatan Kelembagaan Otoritas Veteriner 4. Penguatan Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS) 5. Pengembangan dan diseminasi teknik dan metode penyidikan, diagnosa dan pengujian veteriner 6. Penyusunan Peta Penyakit Hewan 1. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH 2. Pencegahan Penularan Zoonosis 3. Penerapan Kesejahteraan Hewan 1. Penerapan SAKIP 2. Kegiatan Kesekretariatan
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
BBVet Wates mendukung Program Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan yakni pemenuhan pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat yang dituangkan dalam Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 yang memuat empat (4) kegiatan utama yaitu: (1) Peningkatan produksi pakan ternak; (2) Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis; (3) Penjaminan produk hewan yang ASUH dan berdaya saing; dan (4) Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya yang kemudian menjadi sasaran kinerja (output) yang tertuang dalam IKU dan PK. Penjabaran dari 4 Kegiatan utama tersebut dapat dilihat pada tabel 4. Besarnya anggaran yang disajikan dalam tabel tersebut merupakan anggaran ideal yang diajukan oleh Penanggung Jawab Kegiatan
sebelum
dilakukan
finalisasi
perhitungan
anggaran.
Sehingga
pada
pelaksanaannya masih memungkinkan dilakukan efisiensi sampai sebatas tertentu yang tidak akan mempengaruhi terhadap target output.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 16 of 89
Tabel 4. Rencana Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 Kode 1783
1784
Uraian Kegiatan dan Sub Kegiatan
Harga Satuan (Rp)
Anggaran (Rp)
Pengujian Keamanan Pakana/ Bahan Pakan Menjamin keamanan pakan/ bahan pakan yang beredar 900 Sampel 250,000,000 250,000,000 Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis dan penyakit zoonosis Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan A Penguatan pengujian dan 1 Laporan 11,543,655,000 11,543,655,000 penyidikan veteriner di UPT b Peningkatan pelaksanaan kesehatan hewan di UPT Perbibitan C Pengadaan sarana dan prasarana pengujian
3,680
Sampel
1,753,841,000
1,753,841,000
1
Paket
1,500,000,000
1,500,000,000
1
Tahun
595,900,000
595,900,000
E Gedung, tanah dan bangunan F Peningkatan Kompetensi SDM G Surveillance. Monitoring penyakit hewan
10 1
Unit Laporan
100,000,000
100,000,000
1
Laporan
4,674,574,000
4,674,574,000
H Penyidikan penyakit hewan dan wabah penyakit
1
Laporan
433,450,000
433,450,000
I
1
Laporan
100,000,000
100,000,000
D Fasilitasi PNBP/BLU
1786
Vol
Rapat koordinasi Penanggulangan PHMS
Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing Penerapan Penjaminan Produk Hewan yang ASUH (unit usaha) a.
d.
Surveilans Zoonosis pada produk hewan Monitoring dan surveillans cemaran mikroba Fasilitasi Peralatan Laboratorium Parkir mobil
b. c.
200,000,000
1,800
Sampel
500,000
900,000,000
1
Paket
1,000,000,000
1,000,000,000
120
M2
416,000,000
50,000,000
Rapat koordinasi Kesmavet
1
Laporan
50,000,000
50,000,000
Operasional Lab. Kesmavet
1
Tahun
1,000,000,000
1,000,000,000
g.
Penguatan pengujian produk hewan Peningkatan Kompetensi SDM
1
Paket
350,000,000
350,000,000
1
Laporan
9,500,000
9,500,000
Dukungan Manajemen dan dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan Penyusunan Program/Anggaran
B
012
Apresiasi Perencanaan Pembangunan (Pemantapan Pelaksanaan/Perencanaan Kegiatan) Monitoring dan Evaluasi Program/Kegiatan Pembangunan Peternakan dan Keswan Penyusunan Laporan dan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Pelaporan SAK dan SIMAK BMN
011
Koordinasi Kesekretariatan
021.A
200,000,000
e.
011.A
011.A
Laporan
f.
h.
1787
1
1
Laporan
994,550,000
994,550,000
1
Laporan
280,000,000
280,000,000
192,000,000
192,000,000
1
Laporan
1
Laporan
60,000,000
60,000,000
1 1
Laporan Laporan
274,000,000
274,000,000
844,000,000
844,000,000
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 17 of 89
011.A B C
Pengadaan Sarana dan Prasarana Kendaraan Bermotor (Bus)
E
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Perwatan Gedung/Bangunan
F G
Gaji pegawai Belanja Operasional
H
Koordinasi dan Bimbingan Teknis Pembinaan dan koordinasi Penguatan kelembagaan Pengelolaan Kegiatan PPID
D
I J K L M
Pengelolaan Kearsipan
1,864,752,000
900,000,000 15,000,000
15,000,000
Unit
25,000,000
25,000,000
1
Laporan
263,500,000
263,500,000
1 1
Tahun Laporan
7,008,000,000
7,008,000,000
10,643,850,000
10,643,850,000
1
Paket
1 1
Laporan Laporan
343,000,000 665,000,000 603,000,000
343,000,000 665,000,000 603,000,000
1
Laporan
350,000,000
350,000,000
1
Laporan
100,000,000
100,000,000
2,750,000 1,500,000
275,000,000 75,000,000
3,500,000 2,250,000 6,250,000
350,000,000 76,500,000 125,000,000
390,000,000
195,000,000
350,000
52,500,000
800,000
80,000,000
Paket
1
Unit
1
Unit
4
USULAN PEMENUHAN SARANA DAN PRASARANA A a. b. c. d. e. f. g.
h. i. j. B.
N
1,864,752,000
1
Keg. Pembangunan kontruksi: Gedung pelayanan publik 100 Renovasi gedung 50 lab.zoonosis Pembangunan gedung arsip 100 Sekat aula BBVet 34 Doorlop lab. Biotek-Ruang 20 Pool Renovasi ruang administrasi 50 IKHP Pengerasan jalan antar 150 kandang di IKHP Pelebaran ruang jatayu (Ruang minum dan makan di lab) Pengecatan Genteng Lapangan olahraga Pengadaan Bus antar jemput pegawai
1.
Penerapan standar pelayanan
2.
Pelatihan kompetensi tenaga teknis yang berkelanjutan
M2 M2 M2 M2 M2 M2
100
3,000 648
M2 M2 M2
66,600 19,000
199,800,000 12,312,000
1
Unit
900,000,000
900,000,000
65,000,000
65,000,000
1
Laporan 120,000,000
120,000,000
1 1
Laporan Laporan
50,000,000
50,000,000
1
Laporan
158,000,000
158,000,000 51,770,684,000
PENUGASAN TAMBAHAN DIRJEN a. Pembinaan Kelompok VBC Pembinaan Laboratorium b. Type B dan C Pembinaan Medik dan c. paramedik d. Pembinaan / Desain Biosecurity di BB/BPTU Perbibitan Ternak e. Pembinaan Puskeswan JUMLAH Sasaran Strategis
M2
Indikator Kinerja 1. Terpenuhinya standar pelayanan prima 2. Adanya pelatihan tenaga teknis yang berkelanjutan
Target 1. Dibuatnya petunjuk standar pelayanan teknis 2 paket 2. Adanya paket pelatihan untuk staf laboratorium dan staf administrasi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 18 of 89
3.
Pendayagunaan peran kelembagaan dan SDM
3. Berfungsinya peran kelembagaan dan SDM secara optimal
3. Sistem kelembagaan yang optimal dan didukung oleh peran SDM yang berkuwalitas
4.
Ketersediaan sistem informasi data
4. Tersedianya sistem data base laboratorium
4. Tersedianya sistem informasi data yang akurat
Pelayanan kesehatan hewan BBVet Wates diarahkan ke wilayah padat ternak dan wilayah suber bibit ternak untuk mendukung program pemenuhan pangan asal ternak melalui industrialisasi dan agribisnis peternakan rakyat.
5. Peningkatan pemenuhan pelayanan kesehatan di wilayah padat ternak dan wilayah sumber bibit
5. Kesehatan ternak di wilayah sumber bibit dan wilayah padat ternek terpantau.
5.
2.3.
PERJANJIAN KINERJA (PK)
Perjanjian Kinerja (PK) merupakan wujud nyata komitmen antara penerima dalam hal ini merupakan pimpinan instansi yang lebih rendah dan pemberi amanah yaitu pimpinan instansi yang lebih tinggi untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja
aparatur
Negara
dalam
bentuk
lembar/dokumen
berisi penugasan
melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja.
untuk
PK menyajikan
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa mengesampingkan indikator lain yang relevan.
Tujuan penyusunan perjanjian kinerja antara lain adalah untuk: (1) Menciptakan tolok ukur kinerja
sebagai
dasar
evaluasi
kinerja
aparatur;
(2)
Sebagai
dasar
penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan sanksi; (4) Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja pemberi amanah; dan (5) Sebagai dasar penetapan sasaran kinerja pegawai.
BBVet Wates telah membuat PK tahun 2015 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi yang ada merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja pada akhir tahun 2015.
Perjanjian Kinerja BBVet Wates tahun 2015 disusun berdasarkan pada
Rencana Kinerja Tahun 2015. Adapun PK yang telah disepakati antara Kepala Balai dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat dilihat dalam Gb 1.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 19 of 89
Gambar 1. Perjanjian Kinerja BBVet Wates Tahun 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 20 of 89
Secara ringkas, gambaran keterkaitan antara Renstra 2015-2019, RKT 2015, serta PK tahun 2015 yang memuat tujuan, sasaran program/kegiatan, indikator kinerja dan target yang ditentukan adalah sebagai berikut :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 21 of 89
Tujuan 1. Meningkatkan pelayanan dibidang pengamatan dan identifikasi penyakit hewan melalui kegiatan surveillans, pemetaan, peringatan dini, pemeriksaan dan pengujian serta pelaporan No. 1.
Sasaran Kegiatan/ Program Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
Indikator Kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan Penyusunan Peta Penyakit Hewan
Target 31.600 sampel
3 Peta
Tujuan 2. Meningkatkan pelayanan dibidang Pengujian Veteriner dan Produk Hewan No. 1. 2.
3.
Sasaran Kegiatan/ Program Peningkatan Produksi Pakan Ternak Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
Indikator Kinerja
Target
Terlaksananya Surveilans Keamanan Pakan/Bahan Pakan Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan
900 sampel 3 Metode 203.850 dosis
Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/ Kerbau Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba
1.800 sampel 100 sampel
Surveilans Zoonosis Produk Hewan Tujuan 3. Meningkatkan kompetensi teknis sumberdaya manusia yang tersedia untuk melayani pemangku kepentingan dan tantangan era globalisasi No. 1.
Sasaran Kegiatan/ Program Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ
Indikator Kinerja
Target
Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan Tipe C
12 Unit
Bimbingan Teknis Puskeswan
75 Unit
Tujuan 4. Meningkatkan kesadaran masyarakat (public awareness) melalui Sistem Kesehatan Hewan Nasional (SISKESWANNAS) No. 1.
Sasaran Kegiatan/ Program Dukungan Manajemen dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Indikator Kinerja Dukungan Manajemen dan Dukungan Manajemen Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Target 1 Dokumen
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 22 of 89
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
3.1.
Kriteria Ukuran Keberhasilan Pencapaian Sasaran
Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran program/kegiatan tahun 2015 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring yang merujuk pada LAKIN Kementerian Pertanian yaitu : 1) sangat berhasil (capaian >100%), 2) berhasil (capaian 80100%), 3) cukup berhasil (capaian 60-80%) dan 4) kurang berhasil (capaian <60%) terhadap sasaran yang telah ditetapkan.
3.2.
Pencapaian Sasaran Strategis BBVet Wates Tahun 2015
BBVet Wates pada tahun 2015 memiliki empat (4) sasaran strategis dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja. Pada tabel 4 disajikan capaian kinerja BBVet Wates beserta persentase capaiannya. Capaian 4 (empat) sasaran strategis dengan 10 (sepuluh) indikator kinerja adalah 100% s.d. 168% (capaian rata-ratanya 128,83%). Apabila dibandingkan dengan tahun 2014 (160,06%) terjadi penurunan sebesar 31,23%. Berdasarkan hasil pengukuran terhadap 10 indikator kinerja dapat disimpulkan bahwa penilaian sangat berhasil sebanyak 7 indikator dan kategori berhasil sebanyak 3 indikator Tabel 5. Capaian Indikator Kinerja BBVet Wates Tahun 2015 No
Sasaran/ Program/ Kegiatan
1
Peningkatan Produksi Pakan Ternak
2
Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
3
4
Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan berdaya saing
Indikator Kinerja Terlaksananya surveilans keamanan pakan/ bahan pakan Penyidikan dan pengujian
Target
Realisasi
%
900 Sampel
1,106
122.89
31.600 Sampel
48,453
153.33
Penyusunan peta penyakit hewan di 3 Provinsi; yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY
3 Peta
3 Peta penyakit
100.00
Pengembangan metode diagnosa dan pengujian penyakit Hewan : PCR Para TB, PCR Trypanosoma evansi , CATT Trypanosoma Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab Tipe C sebanyak 12 unit
3 Metode
3 Pengembangan Metode
100.00
12 Unit
19
158.33
Bimbingan Teknis Puskeswan 75 Unit
126
168.00
Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/ Kerbau
203.850 Dosis
207,721
101.90
Monitoring dan Surveilans residu dan cemaran mikroba
1.800 Sampel
2,679
148.83
Surveilans zoonosis produk hewan
100 sampel
135
135.00
1 Dokumen
1 Dokumen
100.00
penyakit hewan
Dukungan Manajemen dan Dukungan Dukungan Manajemen dan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Dukungan Teknis Lainnya Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 23 of 89
3.3.
Evaluasi dan Analisis Capaian Sasaran Strategis Tahun 2015
3.3.1. Peningkatkan Produksi Pakan Ternak Sasaran kinerja ini merupakan sasaran kinerja baru yang diamanahkan pada BBVet Wates pada tahun 2015 sesuai dengan tugas dan fungsi BBVet Wates yang ke-12 yakni Pelaksanaan pengujian toksikologi veteriner dan keamanan pangan serta upaya untuk mencapai tujuan kedua BBVet Wates yakni meningkatkan pelayanan dibidang pengujian veteriner dan produk hewan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengawasi kualitas pakan ternak yang banyak digunakan oleh peternak di Indonesia terhadap racun, agen penyakit, senyawa kimia berbahaya, residu dan logam berat yang dapat membahayakan bagi ternak dan konsumen produk ternak, sehingga diperoleh pakan yang baik dan aman yang dapat mempercepat pertumbuhan berat badan, meningkatkan produksi dan reproduksi ternak, serta mampu menekan kemungkinan terjadinya penyakit ternak.
Hal tersebut sesuai
dengan Permentan Nomor: 65/ Permentan/ OT.140/ 9/ 2007 tanggal 28 September 2007 tentang Pedoman Pengawasan Mutu Pakan. Peningkatan Produksi Pakan Ternak didukung oleh Kegiatan Surveillans Keamanan Pakan dan Bahan Pakan. Capaian sasaran kegiatan ini adalah 122,98% (sangat berhasil). Tabel 6. Capaian Sasaran Peningkatan Produksi Pakan Ternak No
1
Sasaran Program/ Kegiatan Peningkatan Produksi Pakan Ternak
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
%
Terlaksananya surveilans keamanan pakan/ bahan pakan
900 Sampel
1,106
122.89
Hasil uji racun Aflatoksin pada Pakan sebanyak 9,65% sampel diatas standart SNI (diatas 50 ppb), 54,77% sampel positif (kurang dari 50 ppb) dan 37,85 negatif Aflatoksin. Positif Aflatoksin diperoleh dari 9 Kabupaten dari 18 Kabupaten yang disurvei yakni : Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Sragen, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Tuban dan Kabupaten Jombang. Iklim tropis di Indonesia menyebabkan tingginya kelembaban udara sehingga dapat memicu tumbuhnya jamur penghasil Aflatoksin.
Adanya Aflatoksin dalam pakan
hewan dapat menyebabkan keracunan, sehingga perlu adanya pengawasan dan penyuluhan oleh dinas yang berwenang, terutama kaitannya dengan cara penyimpanan, kondisi kelembaban tempat penyimpanan apabila pakan disimpan dalam waktu yang lama.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 24 of 89
Uji pakan terhadap cemaran Salmonella diperoleh hasil sebanyak 0,55% (2/363) positif tercemar Salmonella. Hasil positif diperoleh dari 2 Kabupaten dari 18 lokasi survei yakni Kab. Karanganyar dan Kab. Malang. Hasil positif Salmonella tersebut didapatkan dari sampel pakan jadi pabrikan yang dijual di poultry shop secara eceran. Bakteri Salmonella merupakan indikator keamanan pangan.
Pakan yang mengandung Salmonella tidak
direkomendasikan untuk dikonsumsi karena Salmonella memiliki banyak serotipe yang bersifat patogen dan dapat menyebabkan keracunan jika dikonsumsi baik oleh hewan maupun manusia.
Uji terhadap residu antibiotik Tetrasiklin didapat 9,52% (32/336) positif. diperoleh dari 14 Kabupaten dari 18 Kabupaten target sampling.
Hasil positif
Hal ini menunjukkan
bahwa pemberian antibiotik khususnya Tetrasiklin sudah banyak dilakukan dan perlu adanya kajian lebih lanjut mengenai hal tersebut. Antibiotik yang dicampurkan di pakan ternak akan menjadi residu di bahan pangan asal hewan yang akan menyebabkan efek berupa resistensi antibiotik baik pada ternak yang mengkonsumsi maupun residu dalam daging ternak sehingga akan membahayakan bagi masyarakat yang mengkonsumsinya. Oleh sebab itu, penggunaan antibiotik dalam pakan sebisa mungkin dihindari dan perlu pengawasan secara rutin dari pihak berwenang. Uji Meat Bone Meal (MBM) diperoleh hasil 0,92% (1/108) pakan mengandung MBM yang didapatkan dari pabrik pakan skala kecil di Kabupaten Magelang.
Penggunaan pakan
unggas untuk sapi biasanya ditujukan untuk mempercepat penggemukkan, namun hal ini tidak diperbolehkan karena dapat beresiko menimbulkan penyakit sapi gila (Mad Cow/BSE) dari kemungkinan adanya Prion Sapi Gila pada MBM yang terkandung dalam pakan unggas.
Capaian sasaran kinerja terlaksananya surveilans keamanan pakan/bahan pakan telah berhasil memetakan kasus keamanan pakan di 18 Kabupaten di wilayah kerja BBVet Wates, sehingga memberi kontribusi dalam Peningkatan Produksi Pakan Ternak melalui pemberian saran dan rekomendasi teknis tentang keamanan pakan bagi stakeholder baik peternak, produsen, pengambil kebijakan ditingkat pemerintah daerah maupun pusat. Keberhasilan dalam capaian target sampel juga didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, koordinasi yang baik antara Tim Lapangan dengan Dinas yang membidangi fungsi Peternakan khususnya Bidang Budidaya yang menyelenggarakan Pengawasan Mutu Pakan Ternak, serta produsen/ distributor pakan/ poultry shop atau pedagang pakan lainnya yang sangat kooperatif sehingga kegiatan sampling pakan/ bahan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 25 of 89
pakan dapat terlaksana secara optimal. Realisasi anggaran dari kegiatan ini mencapai 97,69% (244.215.500/250.000.000). Kendala dalam kegiatan pengujian di laboratorium adalah ketersediaan kit uji yang terbatas sehingga pengujian terlambat dilaksanakan. Adanya penawaran kit uji dalam jumlah banyak namun dengan masa kadaluarsa yang pendek sehingga user (personil laboratorium) hanya mengambil dalam jumlah sedikit namun hal ini tidak diikuti dengan kemampuan distributor untuk memesankan kembali kit uji dengan masa kadaluarsa yang lebih lama sehingga ketersediaan kit uji impor tersebut tidak akan terpenuhi dalam waktu yang singkat. Beberapa faktor yang menjadi kendala kegiatan di lapangan antara lain : 1. Petugas dinas belum mempunyai akses ke perusahaan skala besar di beberapa Kabupaten/Kota sehingga survei lebih banyak dilakukan di perusahaan pakan skala kecil, poultry shop, KUD, pengumpul, pengecer, peternak pengguna pakan. 2. Petugas pengawas mutu pakan masih terbatas jumlah dan aktivitasnya sehingga peredaran pakan kurang pengawasannya. 3. Dalam pengujian MBM hanya untuk memeriksa keberadaan MBM dalam campuran pakan ruminan tetapi tidak langsung mendeteks keberadaan Prion karena BBVet Wates belum mempunyai metoda untuk menguji/mendeteksi Prion yang terdapat pada pakan dan bahan pakan. 3.3.2. Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis Tabel 7. Capaian Sasaran Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ No
2
Sasaran Program/ Kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis dan Penyakit Zoonosis
Indikator Kinerja
Penyidikan dan pengujian penyakit hewan Penyusunan peta penyakit hewan di 3 Provinsi; yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY Pengembangan metode diagnosa dan pengujian penyakit Hewan : PCR Para TB, PCR Trypanosoma evansi, CATT Trypanosoma
Target
Realisasi
%
31.600 Sampel
48,453
153.33
3 Peta
3 Peta penyakit
100.00
3 Metode
3 Pengembangan Metode
100.00
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 26 of 89
Bimbingan Lab. Tipe B dan Lab Tipe C sebanyak 12 unit Bimbingan Teknis Puskeswan Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/ Kerbau 3.3.2.1.
12 Unit
19
158.33
75 Unit
126
168.00
203.850 Dosis
207,721
101.90
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan
Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan merupakan kegiatan utama yang melatarbelakangi berdirinya BBVet Wates. Hal ini menjadikan kinerja tersebut selain menjadi tugas dan fungsi utama, juga menjadi indikator utama keberhasilan kinerja BBVet Wates.
Capaian sasaran kinerja kegiatan Tahun 2015 sebesar 153,33%
(48.453/31.600) (sangat berhasil). Jumlah sampel tersebut berasal dari 11 kegiatan Pengendalian dan Penanggulangan PHMSZ BBVet Wates T.A. 2015 termasuk didalamnya 24 sub-kegiatan Surveilans dan Monitoring. Tercapainya kinerja melebihi target yang ditentukan, didukung oleh pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan jadwal yang ketat, koordinasi yang baik antara Tim Lapangan dengan Dinas yang membidangi fungsi Peternakan khususnya Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) serta merupakan kegiatan reguler yang telah rutin dilaksanakan setiap tahun.
Peranan BBVet Wates dalam mendukung pencegahan dan pemberantasan Penyakit Hewan Menular dapat ditunjukkan dengan hasil surveillance dan monitoring khususnya penyakit BSE, Hog Cholera dan SE yang menunjukkan hasil negatif untuk BSE dan prevalensi kejadian penyakit Hog Cholera dan SE yang rendah. Hasil survei penyakit Rabies
tahun
2015
negatif,
menandakan
bahwa
BBVet
Wates
masih
mempertahankan status bebas Rabies di wilayah kerja hingga sekarang.
bisa
Meskipun
demikian, BBVet Wates tetap melaksanakan monitoring guna kewaspadaan dini terhadap masuknya Rabies dari daerah lainnya yang belum bebas, seperti Jawa Barat maupun Bali dan Rabies merupakan PHMSZ prioritas. Untuk penyakit Anthrax yang pernah terjadi di Kabupaten Blitar pada tahun 2014, pada surveillance tahun 2015 tidakditemukan lagi hasil yang positif. Untuk penyakit parasiter terjadi penurunan kasus antara lain: Nematodosis (5,13%), Fasciolosis (5,68%), Tripanosomiasis (1,73%), Anaplasmosis (0,13%), Mikrofilariasis (0,71%), akan tetapi terjadi peningkatan 0,34% untuk kasus Koksidiosis.
Hasil survei seroepidemiologi terhadap IBR dan BVD
menunjukkan penurunan hasil uji positif antibodi namun hal ini belum dapat dipastikan apakah penurunan tersebut mengindikasikan berkurangnya kejadian penyakit atau tidak,
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 27 of 89
karena tidak ada gejala klinis mengarah BVD maupun IBR di lapangan, sedangkan pada kenyataannya tidak ada riwayat vaksinasi BVD dan IBR sebelumnya.
Penurunan
seroprevalensi virus AI juga terjadi di tahun 2015 (2,75%) jika dibandingkan dengan tahun 2013 (3,2%) dan tahun 2014 (5,4%). Untuk kegiatan tindak lanjut kasus penyakit yang dilaporkan dari Peternak dan/atau Dinas terjadi penurunan kasus yang ditunjukkan oleh lebih sedikitnya kegiatan tindak lanjut kasus Penyakit Hewan di Tahun 2015 (7 kasus penyakit), dibandingkan tahun 2014 (20 kasus penyakit/kematian hewan). Namun demikian, hal tersebut belum dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan penurunan kasus penyakit yang utama karena ada kemungkinan kejadian kasus penyakit masih ada yang belum dilaporkan oleh Peternak dan/atau Dinas.
Selain beberapa kasus penyakit hewan diatas, penyakit bakterial seperti Salmonellosis, Campylobacteriosis dan Brucellosis juga masih banyak terdeteksi di wilyah kerja BBVet Wates pada tahun 2015. Hingga saat ini Kasus Brucellosis belum juga berkurang di wilayah kerja BBVet Wates, terutama di daerah-daerah padat sapi perah, menunjukkan bahwa pembebasan Brucellosis pada sapi perah belum dapat dilaksanakan secara optimal.
Hal tersebut antara lain dikarenakan kompensasi yang diberikan oleh
pemerintah jika Brucellosis terjadi pada peternakan rakyat dengan jumlah sapi yang sedikit masih belum mencukupi.
Hal ini perlu dikaji lebih lanjut dan alokasi dana
kompensasi harus segera disesuaikan dengan road map pembebasan bertahap Brucellosis oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan target Indonesia bebas Brucellosis tahun 2025.
Keberhasilan BBVet Wates tahun 2015 juga ditunjukkan oleh tercapainya Pulau Madura bebas
Brucellosis
sesuai
dengan
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
237/Kpts/PD.650/4/2015 tentang Pernyataan Pulau Madura Provinsi Jawa Timur Bebas dari Penyakit Hewan Keluron Menular (Brucellosis) pada Sapi. Dalam hal ini, peran BBVet Wates sebagai laboratorium uji terakreditasi, bertugas mendampingi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Timur dalam hal melakukan surveilans dan pengujian laboratorik terhadap Brucellosis secara intensif dan sistematik sejak tahun 2009 hingga 2014.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 28 of 89
Gambar
2.
Piagam
Penghargaan
Pelaksanaan
Surveillans
Pembebasan
Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur.
Capaian kinerja tahun 2015 meskipun melebihi target akan tetapi secara keseluruhan masih lebih rendah 31,77% dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2014. Hal ini disebabkan karena penghitungan kinerja tahun 2015 bersatu dengan Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang bersumber dari APBN-P dengan target dan volume output yang sangat tinggi. Target Kegiatan Penanggulangan Gangrep yang sangat tinggi tersebut memerlukan koordinasi yang sangat intensif dengan Dinas Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan, sehingga membutuhkan pendampingan dan koordinasi internal BBVet Wates dengan intensitas tinggi pula. Kegiatan ini melibatkan 69 Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi Kesehatan Hewan (Keswan) di wilayah kerja BBVet Wates, sehingga SDM BBVet Wates harus dibagi dan diatur dalam jadwal kegiatan pendampingan yang ketat yang melibatkan kegiatan Reguler dan APBN -P tersebut. Selama kurun waktu 2011 hingga 2015 terjadi perubahan yang fluktuatif dari capaian target indikator kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan. Target yang terlalu rendah ditahun 2011 menyebabkan capaian kinerja sangat tinggi sehingga disikapi dengan penambahan target capaian pada tahun-tahun berikutnya. Tahun 2012 target ditentukan dalam jumlah lebih banyak dibandingkan tahun 2013-2015, hal ini sesuai dengan anggaran yang lebih tinggi dibanding tahun 2013-2015.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 29 of 89
Gambar 3. Capaian Kinerja Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan 2011 – 2015
Dari diagram tampak bahwa target capaian semakin meningkat sejak tahun 2012, namun capaian kinerja semakin menurun dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Penurunan capaian kinerja tersebut disebabkan oleh adanya penghematan anggaran namun dengan target capaian yang tidak berubah di tahun 2014 dan penambahan kegiatan APBN-P di tahun 2015 dengan anggaran dan target capaian 3 kali lebih besar dari tahun sebelumnya.
Jumlah sub-kegiatan surveilans dan monitoring pendukung
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan juga semakin menurun sejak tahun 2013. Tahun 2013 didukung oleh 33 Surveilans dan Monitoring PHMSZ, Tahun 2014 didukung 25 kegiatan dan tahun 2015 oleh 24 kegiatan. 3.3.2.2.
Penyusunan Peta Penyakit Hewan
Target penyusunan Peta Penyakit dalam PK tahun 2015 adalah tersusunnya peta penyakit di 3 Propinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI. Yogyakarta yang merupakan wilayah kerja BBVet Wates. Capaian kinerja kegiatan ini 100% (berhasil) seperti tahun sebelumnya, namun jumlah kabupaten/kota tempat Surveilans dan Monitoring dilaksanakan, semakin meningkat.
Pada tahun 2014 sebanyak 88,46%
kabupaten/kota, sedangkan tahun 2015 sebanyak 93,59% kabupaten/kota dari 78 kabupaten/kota di wilayah kerja BBVet Wates. Peta Penyakit disusun dari sampel yang diuji di BBVet Wates baik berupa sampel pelayanan aktif yakni sampel yang diperoleh dari kegiatan monitoring dan surveilans, serta sampel pelayanan pasif (kiriman dinas, perorangan, maupun swasta). Peta penyakit BBVet Wates juga sudah dapat diakses di website BBVet Wates, http://bbvetwates.ditjennak.pertanian.go.id/ sejak tahun 2015. Untuk lebih meningkatkan kualitas maka dikembangkan aplikasi website yang dapat menyajikan data kasus PHMS secara real time.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 30 of 89
Hasil rapat koordinasi persiapan penyusunan Keputusan Menteri Pertanian tentang rencana Penetapan Status Situasi dan Peta Penyakit Hewan Menular Strategis pada tanggal 2-4 September 2015 di Denpasar dan 20-21 November 2015 di Jakarta membahas bahwa penyusunan peta penyakit yang akan datang hanya menyajikan kasus PHMS serta hasil uji dengan diagnosa definitif yang telah melalui uji gold standar. PHMS yang belum ada dan sudah ada di Indonesia berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4026/Kpts/OT.140/4/2013 tentang Penetapan Jenis Penyakit Hewan Menular Strategis berjumlah 25 PHMS.
3.3.2.3.
Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan
Capaian kinerja Pengembangan Metode (PM) telah terlaksana 100% (berhasil). Ketiga PM tersebut juga sudah diaplikasikan pada sampel uji baik dari hasil survei/monitoring maupun yang dikirim ke BBVet Wates melalui pelayanan aktif.
Capaian tersebut
didukung oleh peran aktif penanggung jawab program, personil laboratorium Bioteknologi, laboratorium Bakteriologi dan laboratorium Parasitologi serta adanya pengaturan jadwal yang tertib, disamping jadwal kegiatan Balai lainnya.
Capaian lainnya adalah telah dilaksanakannya Desiminasi Teknis Pengembangan Metode Uji pada tanggal 12-13 November 2015 di BBVet Wates dengan mengundang personil Laboratorium Tipe B Pamekasan, Laboratorium Tipe B Tuban, Laboratorium Tipe B Malang, Laboratorium Tipe B Purwokerto, Laboratorium Tipe B Solo, Laboratorium Tipe B Semarang, Laboratorium Tipe B (BDK) Bantul, Laboratorium Keswan Tipe C Pati, Laboratorium Keswan Boyolali serta BBPTU&HPT Baturraden dan BBIB Singosari sebagai UPT Perbibitan di wilayah kerja BBVet Wates. Materi PM yang didesiminasikan adalah : 1.
Teori dan Aplikasi Bioteknologi dalam Kesehatan Hewan
2.
Desain dan Modifikasi Teknik Biomolekuler untuk Deteksi Virus AI terkini
3.
Deteksi Molekuler Agen Penyakit Paratuberkulosis
4.
Identifikasi Trypanosoma sp. dengan Teknik PCR
5.
Deteksi Antibodi Trypanosoma evansi pada serum dengan komersial KIT CATT (Card Aglutination Test)
6.
Uji RT-PCR AI subtype H5 Clade 2.3.2
7.
Deteksi Cemaran Salmonella sp. Dalam Produk Peternakan dengan Teknik PCR konvensional, dan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 31 of 89
8.
Deteksi dan Identifikasi Agen Penyakit Anthrax dari Kejadian Wabah di Lapangan.
Kegiatan ini dapat terlaksana pada tahun 2015 meskipun kegiatan PM telah ada sejak tahun 2013.
Dengan alokasi anggaran yang ada, kegiatan desiminasi baru dapat
dilakukan utuk pengujian lingkup Kesehatan Hewan (Keswan) dan belum mengakomodir pengujian lingkup Kesmavet karena jumlah peserta harus dibatasi sesuai dengan ketersediaan anggaran. Gambar 4. Pertemuan Diseminasi Pengembangan Metode Uji Laboratorium BBVet Wates Tahun 2015
Pada tahun 2014 terjadi kendala dan permasalahan yakni keterlambatan pengadaan alat dan bahan uji, serta kontrol standar yang harus didatangkan dari luar negeri. Untuk mengatasi masalah suplai bahan tersebut, disiasati dengan pemesanan alat dan bahan lebih awal. Kendala lainnya yakni pelaksanaan validasi dan verifikasi metode uji melalui uji banding dengan pengiriman sampel ke laboratorium rujukan di luar negeri, menghadapi hambatan dalam masalah perijinan dan pengiriman material biologik. Dari pengalaman tahun 2014 dilakukan perbaikan sehingga untuk tahun 2015 alat dan bahan uji yang digunakan dalam pengembangan metode tersedia tepat waktu dan PM dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan.
Berdasarkan rekomendasi hasil Audit Kinerja Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian, bahwa pengadaan bahan pengujian BBVet Wates harus dilaksanakan secara lelang.
Setelah dilakukan kajian terhadap kemungkinan pelaksanaan lelang untuk
pengadaan bahan pengujian ternyata cara lelang tidak memungkinkan untuk
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 32 of 89
dilaksanakan karena masa kadaluarsa bahan pengujian tersebut pada umumnya sangat pendek sehingga pengadaan tidak dapat dilakukan sekaligus akan tetapi secara bertahap dalam satu tahun dan harus mengikuti nilai kurs dolar yang dapat berubah sepanjang tahun.
Selain itu terjadi permasalahan pada kesanggupan supplier yang
bergerak dalam bidang bahan laboratorium untuk memenuhi seluruh berbagai jenis bahan laboratorium yang keagenannya telah dipegang oleh supplier lainnya mengingat pada saat lelang diperlukan surat dukungan agen.
3.3.2.4.
Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan Tipe C
Capaian kinerja kegiatan Bimtek Laboratorium BBVet Wates Tahun 2015 adalah 158,33% (19/12) (sangat berhasil).
Bimtek laboratorium telah dilakukan di 6
laboratorium Tipe B dan 13 laboratorium Tipe C di wilayah kerja. Capaian ini meningkat 31,06% dibanding capaian kinerja tahun 2014 (14/11). Capaian kinerja bimtek laboratorium tipe B dan laboratorium tipe C di wilayah kerja BBVet Wates dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Capaian Kinerja Bimtek Laboratorium di Wilayah Kerja T.A. 2015 :
No.
Nama Laboratorium
Materi Bimbingan teknis
1.
Lab. Tipe B Boyolali, Jawa Tengah (16 April 2015)
Bimbingan Teknis berupa : tata cara pembiakan dan Identifikasi kuman standar Escherichia coli dan Salmonella sp.
2.
Lab. Tipe B Semarang, Jawa Tengah (11 – 14 Mei 2015)
Bimbingan teknis berupa : - Uji serologi metode HA/HI pada itik dan Pullorum test - Uji Bakteriologi berupa RBT, pewarnaan giemsa untuk uji anthrax dan kultur anthrax
3.
Lab. Tipe B Yogyakarta (11 – 15 Mei 2015)
Bimbingan teknis berupa : - Uji HI Avian Influenza dan New Castle Disease - Aglutinasi cepat RBT - Aglutinasi cepat Pullorum - TPC
4.
Lab. Tipe B Tuban, Jawa Timur (08 – 12 November 2015)
Bimbingan Teknis berupa : - Uji HA/HI - Uji Rose Bengal Test (RBT) Brucella - Pemeriksaan parasit darah yang meliputi Trypanosoma, Theileria, Babesia dan Anaplasma
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 33 of 89
5.
Lab. Tipe B Malang, Jawa Timur (08 – 12 November 2015)
6.
Lab. Tipe B. Pamekasan Jawa Timur (08 – 12 November 2015)
7.
Lab. Tipe C Dinas Kab. Trenggalek Jawa Timur (23 – 27 Maret 2015)
Bimbingan Teknis berupa : - Uji HA/HI - Uji Rose Bengal Test (RBT) Brucella - Pemeriksaan parasit darah yang meliputi Trypanosoma, Theileria, Babesia dan Anaplasma Bimbingan Teknis berupa : - Uji HA/HI - Uji Rose Bengal Test (RBT) Brucella - Pemeriksaan parasit darah yang meliputi Trypanosoma, Theileria, Babesia dan Anaplasma Bimbingan Teknis berupa: - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah - Pengujian RBT Brucella - Sosialisasi ISO/IEC SNI 17025:2008
8
Lab. Tipe C Dinas Kab. Karanganyar Jawa Tengah (23 – 27 Maret 2015)
Bimbingan Teknis berupa: - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah - Pengujian RBT Brucella - Sosialisasi ISO/IEC SNI 17025:2008
9.
Lab. Tipe C Dinas Kab. Wonogiri Jawa Tengah (31 Maret – 02 April 2015) Lab. Tipe C Dinas Kab. Gresik Jawa Timur (7 – 9 April 2015) Lab. Tipe C Dinas Kota Malang Jawa Timur (7-9 April 2015) Lab. Tipe C Dinas Kota Blitar Jawa Timur (7 – 9 April 2015) Lab. Tipe C Dinas Kota Yogyakarta (7 – 9 April 2015)
Bimbingan Teknis berupa: - Uji HA/HI AI dan ND - Uji durantee pada daging ayam - Uji formalin pada daging ayam
Lab. Tipe C Dinas Kab. Banyumas (7 – 9 April 2015) Lab. Tipe C Dinas Kota Pekalongan (7 – 9 April 2015)
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 34 of 89
16.
17.
18.
19.
Lab. Tipe C Dinas Kota Semarang (7 – 9 April 2015) Lab. Tipe C Dinas Kab. Pati (7 – 9 April 2015) Lab. Tipe C Kab. Batang Jawa Tengah (13 – 17 April 2015) Lab. Tipe C Kab. Kendal Jawa Tengah (13 – 17 April 2015)
Berdasarkan
Surat
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan teknis berupa pelatihan surveilans pasar dan profiling pasar
petugas
Bimbingan Teknis berupa : - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah Bimbingan Teknis berupa : - Pemeriksaan parasit gastrointestinal - Pemeriksaan parasit darah
Keputusan
Menteri
Pertanian
Republik
Indonesia
Nomor
629/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2005 selanjutnya disempurnakan dengan
Permentan nomor 54/Permentan/OT.140/5/2013 BBVet Wates memiliki 5
tambahan tusi dari 17 menjadi 22, diantaranya adalah fungsi pemberian bimbingan teknis laboratorium veteriner, pusat kesehatan hewan dan kesejahteraan hewan. Penentuan target capaian sasaran kinerja tusi tersebut baru dilaksanakan tahun 2013, namun demikian, BBVet Wates sudah melaksanakan beberapa kegiatan berupa bimbingan teknis pada Medik dan Paramedik maupun petugas Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan kaitannya dengan teknis lapangan pengambilan sampel maupun teknis pengambilan, pengemasan dan pengujian sampel di laboratorium setiap tahunnya. Perbandingan target dan realisasi jumlah laboratorium baik tipe B maupun tipe C dalam kegiatan bimtek laboratorium di wilayah kerja BBVet Wates disajikan dalam Gb. 5. Gambar 5. Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium pada Bimtek Laboratorium
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 35 of 89
Kegiatan bimtek laboratorium tahun 2015 tidak diperoleh kendala apapun sehingga capaian kegiatan ini dapat melebihi target yang ditentukan.
Keberhasilan capaian
kinerja ini ditunjukkan oleh feedback positif dari laboratorium tipe B yang telah mengajukan Akreditasi ISO 17025:2008 seperti Laboratorium Tipe B Purwokerto, Laboratorium Tipe B Semarang menyusul Laboratorium Tipe B Surakarta Jawa Tengah dan Laboratorium Tipe B Malang Jawa Timur. Hasil kegiatan bimtek oleh BBVet Wates disikapi dengan pengembangan pengujian di beberapa laboratorium tipe C yang dimiliki Dinas maupun pembangunan laboratorium tipe C baru pada wilayah Dinas yang belum memiliki unit laboratorium kesehatan hewan/kesehatan masyarakat veteriner tersendiri. Selain bimtek yang dilaksanakan oleh BBVet Wates di lokasi Laboratorium Tipe B dan C personil laboratorium tipe B dan tipe C juga melaksanakan magang di BBVet Wates guna belajar, berbagi ilmu serta praktik laboratorium secara langsung. 3.3.2.5.
Bimbingan Teknis Puskeswan
Kegiatan bimtek Puskeswan tahun 2015 tercapai 168% (126/75) (sangat berhasil). Capaian kinerja tersebut lebih rendah dari tahun 2014 yakni 320% (80/25).
Hal ini
disebabkan oleh target yang ditentukan lebih tinggi, sedangkan realisasi tidak terlalu jauh berbeda. Namun demikian, capaian kinerja masih dapat memenuhi target yang ditentpukan.
Bimtek Puskeswan Tahun 2015 dilakukan dalam bentuk kegiatan pertemuan sosialisasi, serta praktik teknis secara langsung di Puskeswan.
Pertemuan sosialisasi yang
diselenggarakan dalam rangka pengembangan potensi petugas puskeswan juga sekaligus bertujuan untuk koordinasi dengan petugas puskeswan di wilayah kerja terkait dengan program APBN-P Gangrep yang akan dilimpahkan pada Dinas Kabupaten/ Kota yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan di wilayah kerja BBVet Wates.
Pemberian materi bimbingan teknis puskeswan baik secara teori-presentasi
maupun komunikasi dua arah dan tanya-jawab secara langsung terkait dengan : -
Peranan Kelembagaan Puskeswan dalam Surveilans dan Pengendalian PHMS serta Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/ Kerbau.
-
Kasus Gangguan Reproduksi pada Sapi Potong dan Sapi Perah di Lapangan dan Proses Penanganannya.
-
Strategi Penanganan Gangguan Reproduksi pada Sapi.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 36 of 89
-
Permasalahan
Kawin
berulang
pada
sapi
:
Faktor
penyebab
dan
penanganannya. -
Kasus Gangguan Reproduksi pada Sapi di Puskeswan dan Penanganannya.
-
Pemeriksaan, Penanganan Gangrep dan Diagnosa Kebuntingan pada Sapi Potong dan Sapi Perah.
-
Rancangan JUKNIS Program Gangguan Reproduksi BBVet Wates 2015.
Pelaksanaan Bimtek pada Unit Puskeswan di wilayah kerja tidak mengalami kendala sehingga dapat tercapai melebihi target serta didukung oleh adanya 245 puskeswan yang tersebar diseluruh wilayah kerja BBVet Wates yang terdiri dari 75 Puskeswan di Provinsi Jawa Tengah, 145 Puskeswan di Provinsi Jawa Timur dan 25 di DI. Yogyakarta. Kegiatan Bimtek secara langsung melalui kunjungan pada Puskeswan di wilayah kerja juga dilakukan bersamaan dengan kegiatan Surveilans/Monitoring PHMS BBVet Wates. Praktik langsung dalam rangka Bimtek Puskeswan berupa bimtek pengambilan sampel baik dari ternak maupun sampel lingkungan disekitar kandang ternak, tata cara pengambilan sampel dan pengemasan, penyimpanan sampel hingga dibawa ke laboratorium serta penguatan potensi Puskeswan dalam hal ini berupa sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/9/2007 tentang Pedoman Pelayanan Pusat Kesehatan Hewan.
Keberhasilan bimtek Puskeswan yang dilakukan setiap tahunnya, meberikan kontribusi yang sangat baik di tahun 2015 dengan adanya dukungan terhadap kegiatan Penanggulangan Gangrep hingga target capaian akseptor tercapai melebihi target yang ditentukan. Koordinasi yang baik oleh BBVet Wates dengan Dinas Kabupaten/Kota di wilayah kerja memperlancar kegiatan dan informasi yang ada sehingga dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BBVet Wates berhasil mencapai tujuan strategis ke-3.
3.3.2.6.
Penanggulangan Gangguan Reproduksi (GANGREP) pada Sapi/Kerbau
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau merupakan kegiatan baru yang menggunakan anggaran APBN-P. Anggaran dan target Kegiatan ini baru disosialisasikan dari revisi DIPA yang diterima oleh BBVet Wates pada tanggal 9 Maret 2015. Target keseluruhan yang telah ditentukan sebanyak 203.850 dosis pengobatan yang diberikan pada Sapi/Kerbau yang terindikasi mengalami Gangguan Reproduksi.
Kegiatan ini dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu: persiapan,
pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Pada tahap persiapan dilakukan penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan, Pembentukan Tim Pelaksana dan Pendataan Tenaga
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 37 of 89
Operator Lapangan. Sedangkan tahapan pelaksanaan meliputi Sosialisasi Kegiatan, Pengadaan Logistik, Pemetaan Target Akseptor, Distribusi Logistik, Pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengobatan serta Pemeriksaan Hasil Pengobatan. Tahap evaluasi dan pelaporan dilakukan baik secara teknis maupun administratif termasuk didalamnya pelaksanaan kegiatan monitoring yang dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan. Adapun capaian kinerja kegiatan Penanggulangan Gangrep tahun 2015 adalah 101,90% (207.721/203.850 dosis per akseptor) (sangat berhasil) sebagaimana ditunjukkan pada tabel 9. Tabel 9. Capaian Kinerja Kegiatan Penanggulangan Gangrep Tahun 2015 Jumlah Target Jumlah Tidak Terapi Keluar Akseptor Sembuh Akseptor Dipantau Sembuh Lanjut Program* Diobati
No
Provinsi
1
JATIM
134.100
137.441
135.647
104.329
31.318
31.809
1.794
73.500
2
JATENG
61.500
61.999
60.376
45.231
14.142
14.241
1.715
28.996
3
DIY
8.250
8.281
7.849
4.068
3.781
3.738
432
3.168
203.850
207.721
203.872
153.628
49.241
49.788
3.941
105.664
101,899
100,01
75,42
24,17
24,44
1,93
51,87
JUMLAH (ekor)
PROSENTASE (%)
IB/KA
* Keluar program: dijual, mati, majir
Keberhasilan capaian sasaran strategis kegiatan ini ditunjukkan oleh jumlah akseptor sembuh sebanyak 75,42%. Namun waktu yang singkat menyebabkan tidak dapat dipantaunya tingkat keberhasilan pengobatan tahap kedua (terapi lanjut) pada sapi yang belum sembuh dan diterapi ulang karena akan melewati akhir tahun anggaran. Demikian pula dari sapi akseptor yang sembuh diobati sebanyak 153.628 ekor telah dilakukan Inseminasi Buatan (IB)/Kawin Alam inisiatif Dinas dan/atau Peternak sebanyak 105.664 ekor akan tetapi pemantauan hasil IB/Kawin Alam belum dapat dilakukan.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 38 of 89
Gambar 6. Kegiatan Penangggulangan Gangrep Pada Sapi BBVet Wates TA. 2015
Tahapan dan Kegiatan dalam Penanggulangan Gangguan Reproduksi: 1.
Pembuatan Petunjuk Teknis Petunjuk
Teknis
Pelaksanaan
Kegiatan
Penanggulangan
Gangguan
Reproduksi Pada Sapi dan/atau Kerbau di Wilayah Kerja Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta disusun sebagai tindak lanjut dari Pedoman Teknis Percepatan Peningkatan Populasi melalui Gertak/Sinkronisasi Berahi dan Optimalisasi Inseminasi Buatan (GBIB) serta Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Ternak Sapi/ atau Kerbau APBN-P tahun 2015 yang ditetapkan
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Pertanian
Nomor
373/Kpts/HK.030/F/04/2015. Dalam menyusun Petunjuk Teknis tersebut Tim Penanggulangan Gangguan Reproduksi Balai Besar Veteriner Wates mendasarkan kepada Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian cq Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta mempertimbangkan masukan dan usulan dari Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Perguruan Tinggi. Petunjuk Teknis tersebut
sekaligus
sebagai
Petunjuk
Pelaksanaan
dalam
Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Reproduksi di wilayah kerja BBVet Wates dan telah ditetapkan oleh Kepala Balai Besar Veteriner Wates dengan Surat Keputusan
Nomor:
03018/Kpts/OT.050/F5.D/06/2015
Petunjuk
Teknis
tersebut kemudian disampaikan dan disosialisasikan ke seluruh Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi dan Kabupaten yang terdapat alokasi target akseptor kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi. 2.
Sosialisasi
Kegiatan
Penanggulangan
Gangguan
Reproduksi
dan
Pelatihan/Kursus Refresher Tenaga Operator Lapangan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 39 of 89
Sosialisasi kegiatan Penanggulangan Gangrep dilaksanakan melalui beberapa tahapan, tahapan pertama sosialisasi melalui kegiatan Rapat Kordinasi Keswan, Kesmavet yang diselenggarakan oleh Balai Besar Veteriner Wates, sosialisasi khusus kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi dan juga melakukan sosialisasi dengan mendatangi kabupaten/kota pelaksana kegiatan secara langsung. Reproduksi
Pelatihan/Kursus Refresher Penanggulangan Gangguan
bertujuan
untuk
menyrgarkan
kembali
pengetahuan
dan
keterampilan Petugas/Operator tentang cara mendiagnosa dan mengobati gangguan reproduksi pada ternak melalui kegiatan sosialisasi dan diskusi dalam ruangan serta praktik langsung di lapangan dengan didampingi para narasumber. Pelatihan/kursus refresher dilakukan sebanyak dua kali bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Peternakan Songgoriti Batu yaitu untuk tahap pertama peserta berasal dari Provinsi Jawa Timur serta tahap kedua peserta dari DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. 3.
Pendampingan Akademisi/ Perguruan Tinggi Sesuai dengan Pedoman Teknis bahwa Program Gerakan Penyerentakan Berahi dan Inseminasi Buatan (GBIB) serta Penanggulangan Gangguan Reproduksi pelaksanaannya didampingi oleh Akademisi dari Perguruan Tinggi sebagai Narasumber Ahli yang akan membantu dalam menyusun strategi dan menentukan diagnosa serta tindakan pengobatan terutama pada kasus Gangguan Reproduksi yang sulit untuk didiagnosa dan ditangani. Akademisi Perguruan
Tinggi
juga
membantu
dalam
pelaksanaan
kegiatan
pelatihan/kursus refresher sebagai Narasumber baik teori maupun praktik. BBVet Wates memperoleh pendampingan Akademisi Perguruan Tinggi dari Universitas Gadjah Mada dan Universitas Airlangga. Penjadwalan kegiatan pendampingan diatur bersama antara Balai Besar Veteriner Wates, Dinas Peternakan sebagai Koordinator Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi serta Perguruan Tinggi.
Anggaran kegiatan pendampingan
Perguruan Tinggi dalam Program GBIB dan Penanggulangan Gangrep T. A. 2015 dialokasikan langsung dari anggaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Selain pendampingan oleh Perguruan Tinggi, kegiatan Penanggulangan Gangrep di BBVet Wates juga dibantu Tenaga Harian Lepas (THL) dokter hewan muda (medik veteriner fresh graduate) dari FKH UGM yang terpilih dan berprestasi baik teori maupun praktek dalam bidang reproduksi sehingga di beberapa kabupaten/kota yang memiliki dokter hewan terbatas dapat
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 40 of 89
mencapai target akseptor dengan dibantu Tenaga Harian Lepas (THL) medik veteriner tersebut. 4.
Pendampingan dari Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian Dalam rangka menjamin tertibnya pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi dan sesuai dengan yang tercantum di dalam Pedoman Teknis
maka
pendampingan.
Tim
Inspektorat
Kegiatan
Jenderal
pendampingan
membantu dilaksanakan
memberikan baik
dengan
memberikan arahan dan masukan kepada Tim Pelaksana maupun dengan melakukan audit dan kunjungan lapangan.
Hasil kegiatan pendampingan
dilaporkan kepada Penanggung Jawab Kegiatan dan kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 5.
Pengadaan dan Distribusi Logistik Pengadaan logistik berupa sarana dan prasarana pendukung kegiatan operasional penanggulangan gangguan reproduksi dan obat-obatan dilakukan baik secara lelang maupun penunjukan langsung sesuai dengan Peraturan Perundangan Pengadaan Barang dan Jasa. Logistik hasil pengadaan kemudian didistribusikan ke seluruh kabupaten yang mendapatkan alokasi kegiatan penanggulangan gangguan reproduksi sesuai dengan jumlah target akseptor yang telah ditentukan. Distribusi logiatik dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima Barang antara Pengelola Barang BBVet Wates dengan Petugas Penerima Barang dari Dinas. Mengingat besarnya volume barang dan obat-obatan yang harus didistribusikan maka distribusi dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan jarak lokasi wilayah Kabupaten dari BBVet Wates.
6.
Penentuan Target Alokasi Penanggulangan Gangguan Reproduksi Target alokasi Gangrep di wilayah kerja BBVet Wates ditentukan berdasarkan data jumlah populasi ternak yang ada di 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, 34 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, dan 4 Kabupaten di DIY. Target capaian tersebut setelah dihitung kemudian disosialisasikan kepada dinas terkait dalam acara Sosialisasi dan Rakor Penanggulangan Gangrep sehingga dinas dapat menyetujui atau menyampaikan revisi jika jumlah target yang ditetapkan kurang sesuai dengan kondisi lapangan yang ada pada kabupaten/kota bersangkutan.
7.
Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Kegiatan lapangan meliputi tahap survei akseptor, pemeriksaan/diagnosa dan pengobatan
serta
pemantauan
hasil
pengobatan.
Pelaksanaan
pemeriksaan/diagnose dan pengobatan dilakukan oleh Tim yang dibentuk dari
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 41 of 89
unsur tenaga kesehatan hewan (medik, paramedik), inseminator, rekorder dan PKB yang ada di Dinas. Tenaga Dokter Hewan Medik Veteriner dalam Tim bertanggung jawab terhadap diagnosa dan tindakan penngobatan serta penentuan status sembuh pada pemantauan hasil pengobatan. Setiap sapi akseptor yang dilakukan tindakan pemeriksaan dan pengobatan diberi tanda nomor (neck-tag) dan dicatat. Data akan digunakan untuk pemantauan hasil pengobatan dan sebagai bukti pelaksanaan tugas dari tenaga lapangan untuk pencairan anggaran operasional.
Dalam pelaksanaan kegiatan lapangan
termasuk pemeriksaan dan pengobatan semua fasilitas bahan dan obatobatan yang digunakan dibuat catatan sebagai bukti penggunaan bahan dan obat. Peternak sebagai penerima manfaat kegiatan dan Petugas Lapangan serta Pendamping dari Desa, Kecamatan dan Dinas menandatangani form catatan pelaksanaan kegiatan sebagai bukti telah dilaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengobatan. 8.
Evaluasi dan Pertanggungjawaban Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi Dalam pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Gangrep dilakukan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan data catatan hasil pelaksanaan kegiatan dan dikonfirmasi melalui peninjauan langsung di lapangan.
Hasil akhir
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi dipertanggung jawabkan melalui laporan yang disusun meliputi seluruh aspek dari perencanaan sampai pelaksanaan dan pelaporan termasuk pelaporan teknis dan administrasi serta keuangan. Dalam penyusunan laporan akhir juga dilakukan konfirmasi dan verifikasi data serta laporan dari Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten dan Provinsi. Untuk melengkapi substansi teknis dalam laporan akhir maka Perguruan Tinggi Pendamping diikutsertakan dalam penyusunan laporan akhir. Kendala dalam pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi: Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi di wilayah kerja BBVet Wates dapat berjalan dan memberikan capaian hasil yang baik.
Meskipun demikian banyak
hambatan dan permasalahan yang dihadapi baik diawal pelaksanaan kegiatan sampai dengan akhir tahun anggaran. Berikut adalah beberapa permasalahan yang dihadapi: 1.
Waktu yang mendesak disertai dengan target yang tinggi menyebabkan beberapa Dinas dan Pelaksana harus bekerja lebih berat terutama untuk menjaga tertibnya administrasi yang memerlukan proses konfirmasi dan verifikasi data.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 42 of 89
2.
Adanya perbedaan situasi dan kondisi real di lapangan dibandingkan dengan datadata dan informasi serta pengalaman yang dimiliki oleh Petugas Dinas menyebabkan perlunya perubahan baik strategi maupun teknis pelaksanaan yang semula telah direncanakan disesuaikan terhadap kondisi yang ada.
Hal tersebut memerlukan
waktu untuk proses kajian dan revisi terhadap rencana yang telah disusun terutama terkait dengan administrasi dan keuangan. 3.
Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan yang membutuhkan banyak persyaratan dan ditangani oleh SDM yang terbatas di masing-masing Kabupaten/Kota pelaksana, disamping harus melaksanakan kegiatan APBD I dan APBD II serta APBN yang diserahkan dari provinsi masing-masing sehingga Dinas harus membagi waktu dan personil baik untuk pelaksanaan Kegiatan Daerah maupun untuk Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi.
4.
Kurangnya SDM dinas pelaksana kegiatan terutama dokter hewan sebagai koordinator
Kegiatan
Penanggulangan
Gangguan
Reproduksi
menyebabkan
lamanya proses kegiatan di lapangan terutama daerah yang memiliki jumlah ternak yang banyak. 5.
Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang direncanakan dilakukan secara pengelompokan ternak, namun pada kenyataanya harus dilakukan dari rumah ke rumah sejak dari tahap seleksi, pengobatan, hingga pemantauan kesehatan akseptor karena situasi dan kondisi geografis serta tradisi peternak yang tidak memungkinkan untuk pengelompokan ternak.
6.
Kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan data acuan yang digunakan juga menjadi kendala dalam pemenuhan target akseptor, misalnya dari data populasi yang digunakan, Kabupaten Kudus mendapat alokasi target akseptor sebanyak 400 ekor yang kemudian dirubah menjadi 100 ekor, sedangkan realisasi target hanya 65 ekor disebabkan karena lebih banyaknya sapi jantan dibandingkan sapi betina yang ada dilapangan.
7.
Pengadaan alat dan bahan serta barang logistik lainnya dilakukan secara lelang bersamaan dengan kegiatan Balai lainnya, sehingga proses lelang terganggu karena ketersediaan barang yang dimiliki oleh rekanan yang juga mengikuti lelang di Balai lain pada saat bersamaan, seperti misalnya pengadaan hormon dan beberapa obat lainnya.
8.
Distribusi logistik dalam jumlah besar ke 72 Dinas Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan, kecamatan, sampai dengan ke lapangan, membutuhkan proses, tenaga, biaya, serta transportasi baik kendaraan untuk teknis di lapangan maupun kendaraan besar (truk) untuk distribusi logistik yang sebelumnya belum dimasukkan dalam struktur anggaran belanja.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 43 of 89
9.
Permasalahan dalam pengelolaan distribusi logistik dan pengelolaan keuangan tidak dapat difasilitasi dengan pembantu bendahara dan pembantu pengelola barang di Dinas Kabupaten/Kota, sehingga kegiatan pengelolaan seluruhnya harus terpusat di BBVet Wates menyebabkan terhambatnya laju proses pelaksanaan kegiatan.
10. Pencairan anggaran operasional terlambat disampaikan karena Dinas pelaksana kegiatan harus mengumpulkan data serta melakukan verifikasi dari tim lapangan sebelum diserahkan ke BBVet Wates. 11. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi tidak dapat dilakukan bersamaan dengan GBIB karena pelaksanaan GBIB sudah lebih dulu dimulai dan memiliki target wilayah
yang
berbeda
dengan
wilayah
yang
menjadi
target
Kegiatan
Penanggulangan Gangguan Reproduksi BBVet Wates. 12. Beberapa akseptor yang telah diobati, ada yang sudah dijual oleh pemiliknya dan keberadaan ternak tidak dapat dilacak kembali, sehingga pemantauan tidak dapat dilakukan dan ternak tidak dapat diketahui apakah sudah sembuh/menunjukkan gejala birahi/mau kawin atau tidak. 13. Waktu pelaksanaan kegiatan GBIB dan Penanggulangan Gangguan Reproduksi hampir bersamaan sehingga hasil pemantauan Kegiatan Penanggulangan Gangrep yang harusnya diserahkan ke kegiatan GBIB belum dapat diserahkan demikian pula akseptor dari GBIB belum dapat diserahkan kepada kegiatan Gangrep. Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011 – 2015
Dalam rangka mengetahui keberhasilan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dari suatu organisasi/instansi maka perlu dilakukan analisis dengan membandingkan keluaran (output) pada suatu periode (Tahun Anggaran) dengan output dari periode sebelumnya. Pada Laporan Akuntabilitas Kinerja BBVet Wates ini capaian kinerja sasaran tahun 2015 dibandingkan terhadap capaian kinerja dari tahun 2011-2014. Tabel 10 berikut menyajikan angka target dan realisasi kinerja sasaran yang telah dicapai oleh BBVet Wates dari tahun 2011 sampai dengan 2015 dengan 6 Indikator Kinerja.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 44 of 89
Tabel 10. Capaian Kinerja Sasaran Kegiatan BBVet Wates Tahun 2011 – 2015 Indikator Kinerja
2011 2012 2013 2014 2015 Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi Penyidikan dan pengujian 12,650 52,511 415.11 71,627 91,083 127.16 29,111 64,739 222.39 31,173 57,636 184.89 31,600 48,453 penyakit hewan
Penyusunan peta penyakit hewan di 3 Provinsi: yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY Pengembangan metode diagnosa dan pengujian penyakit Hewan
-
3
-
-
Bimbingan Teknis Laboratorium Tipe B dan Lab Tipe C Bimbingan Teknis Puskeswan
3
-
3
3 100.00
3
3 100.00
3
3
3
3 96.67
4
4
87.50
3
3
10
12 120.00
13
14 107.69
12
19
25
60 240.00
25
80 320.00
75
126
Penanggulangan gangguan reproduksi pada sapi/ Kerbau
203,850 207,721
Dari data tabel diatas, dapat dilihat bahwa capaian sasaran kegiatan secara umum selalu melebihi dari target yang ditetapkan.
Hal tersebut menunjukkan bahwa BBVet Wates
mempunyai kemampuan pencapaian target kinerja yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan.
Meskipun ada peningkatan target yang sangat tajam dari angka 12.650 ke
71.627 (570%) untuk Kegiatan Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan dari tahun 2011 ke 2012 akan tetapi capaian kinerja dapat direalisasikan diatas 100% yaitu 127,16% (91.083).
Untuk tahun selanjutnya yaitu 2013 target sebesar 29.111 dimana terjadi
penurunan dari tahun 2012 dengan target sebesar 71.627.
Hal tersebut dikarenakan
adanya penurunan ketersediaan anggaran belanja (APBN) secara nasional. Untuk Kegiatan Penyusunan Peta Penyakit Hewan angka target cenderung tidak berubah (3 peta) karena angka satuan peta yang dibuat dibatasi pada 3 (tiga) Provinsi, meskipun demikian angka capaian realisasi selalu terpenuhi 100%. Untuk Kegiatan Pengembangan Metode Diagnosa dan Pengujian Penyakit Hewan capaian target kinerja pada tahun 2013 yaitu sebesar 96,67% dan terjadi penurunan pada tahun 2014 yaitu sebesar 87,50% dikarenakan adanya kenaikan target dari 3 (tiga) menjadi 4 (empat) kegiatan pengembangan metode, akan tetapi pada tahun 2015 dapat mencapai 100% dengan target sebanyak 3 (tiga) kegiatan pengembangan metode.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 45 of 89
Tingginya kemampuan pencapaian realisasi target sasaran kegiatan yang dimiliki oleh BBVet Wates perlu dipertahankan dan ditingkatkan dengan melakukan berbagai upaya seperti peningkatan kompetensi sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana, ketersediaan anggaran yang memadai serta peningkatan dalam pengelolaan (manajemen) laboratorium dan UPT yang baik.
Penerapan standar-standar dan kriteria-kriteria yang berlaku bagi laboratorium dan UPT Instansi Pemerintah seperti ISO 9001, ISO 17025, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Standar Pelayanan Publik, SPI, WBK, WBBM, SKKNI dan Budaya Kerja telah dikembangkan dan diimplementasikan di BBVet Wates sehingga memberikan kontribusi yang sangat berarti dalam meningkatkan prestasi dan kinerja Balai.
Pencapaian target
kinerja Balai juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi, koordinasi dan kerja sama dengan berbagai pihak terkait seperti Dinas yang Membidangi Fungsi Peternakan dan Kesehatan Hewan, Perguruan Tinggi, Badan Litbang. Yang lebih penting lagi adalah BBVet Wates dapat berkomunikasi dengan Peternak sehingga dapat melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan sesuai dengan tugas dan fungsi. Kerja sama dengan pihak Internasional seperti FAO, OIE, Laboratorium Rujukan ASEAN sangat membantu dalam meningkatkan kompetensi Para Personil BBVet Wates melalui pemanfaatan peluang transfer teknologi dari Para Narasumber dari Negara Donor dan Organisasi Internasional.
3.3.3. Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing Kegiatan dalam rangka penjaminan produk hewan yang asuh dan berdaya saing merupakan bagian dari Kegiatan Kesehatan Masyarakat Veteriner.
Laboratorium Kesehatan
Masyarakat Veteriner BBVet Wates melaksanakan kegiatan berupa Monitoring dan Surveillance Residu dan Cemaran Mikroba serta Surveillance Zoonosis Pada Produk Hewan. Untuk mendukung penjaminan produk hewan yang halal maka dilakukan kegiatan pengujian kehalalan melalui deteksi kandungan bahan non halal antara lain dengan uji spesies. Capaian target sasaran Kegiatan Penjaminan Produk Hewan yang ASUH tahun 2015 disajikan dalam tabel 11 sebagai berikut :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 46 of 89
Tabel 11. Capaian sasaran Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing No 3
Sasaran Program/ Kegiatan Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan berdaya saing
Indikator Kinerja Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba Surveilans Zoonosis Produk Hewan
Target
Realisasi
%
1.800
2.679
148,83
100
135
135,00
3.3.3.1. Monitoring dan Surveillans Residu dan Cemaran Mikroba Capaian kinerja kegiatan Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba tahun 2015 yaitu 148,83% (2.679/1.800) (sangat berhasil). Capaian ini meningkat 47,55% dibandingkan dengan tahun 2014 (1,823/1.800). Realisasi anggaran tahun 2015 yaitu Rp. 809.083.664 (91,52%). Meskipun demikian, serapan anggaran kegiatan tercapai lebih rendah 7,95% dibandingkan tahun 2014 (99,47%). Hal tersebut disebabkan lamanya proses pengadaan bahan kimia dan peralatan habis pakai terutama yang melalui proses shipping/impor, dan masa kadaluarsa pendek sehingga tidak dapat menyimpan dalam jumlah banyak. Keberhasilan capaian sasaran kinerja Monitoring dan Surveillans Residu dan Cemaran Mikroba diindikasikan dengan tidak adanya kasus pemalsuan daging babi di tahun 2015. Kasus pemalsuan daging sebanyak 40% di Kabupaten Banyumas dan 20% di Kabupaten Ngawi ditemukan pada tahun 2014. Dengan hasil monitoring dan surveillans pada tahun 2014 kemudian ditindaklanjuti oleh Dinas setempat melalui peningkatan pengawasan terhadap Pelaku Usaha maka pada tahun 2015 kasus serupa sudah tidak ditemukan lagi. Penggunaan formalin sebagai pengawet daging dan bakso juga sudah jarang dilakukan dengan hasil pemeriksaan 100% negatif baik di tahun 2014 maupun tahun 2015. Kasus penggunaan bahan kimia Peroksida dalam kikil untuk memutihkan kikil juga sudah tidak ditemukan lagi di tahun 2015. Kasus penggunaan Peroksida pada tahun 2014 yakni 9% kasus di DIY, 11% di Kabupaten Purworejo, 22,2% di Kabupaten Ngawi dan sebanyak 33,3% di Kabupaten Klaten. Cemaran residu logam berat Pb baik tahun 2014 maupun tahun 2015 masih ditemukan (2 dari 10 kabupaten/kota lokasi survei). Kasus residu antibiotik Penisilin pada daging ayam yang beredar di pasar tradisional sudah tidak ditemukan pada tahun 2015, namun residu antibiotik Tetrasiklin masih ditemukan meskipun sudah mengalami penurunan dari 15% menjadi 3% di tahun 2015. Hal ini sesuai dengan ditemukannya antibiotik pada pengujian pakan ternak unggas di kegiatan pengujian pakan/bahan pakan. Residu antibiotik lainnya yang masih ditemukan yakni golongan Aminoglikosida (Kanamisin) dan golongan Makrolida
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 47 of 89
(Eritromisin). Hasil yang telah dicapai hingga tahun 2015 perlu ditingkatkan dengan memperluas wilayah survei dan perlu adanya kajian mengenai analisa resiko keamanan produk pangan asal hewan sesuai dengan tusi BBVet Wates. 3.3.3.2. Surveilans Zoonosis Produk Hewan Capaian kinerja kegiatan ini pada tahun 2015 adalah 135% (135/100) sehingga dikategorikan sebagai sangat berhasil.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah
Surveillance Salmonella pada Telur Ayam yang diambil dari Pasar, mengingat Salmonella bersifat zoonosis antara lain dapat ditularkan melalui telur dari ayam yang terinfeksi Salmolella. Kegiatan ini juga sekaligus sebagai pelengkap untuk memonitor keberhasilan pengawasan salmonella di peternakan ayam petelur oleh Dinas melalui pengujian Pullorum (Pullorum Test) yang diwajibkan di Peternakan ayam petelur. Tingginya capaian target dapat diperoleh karena kondisi yang mendukung di lapangan saat Tim melakukan Surveillans yaitu Petugas Dinas dapat mengarahkan Kegiatan Lapangan sehingga pengambilan sampel telur dapat dilaksanakan di beberapa pasar dan dari masing-masing pasar dapat diperoleh 3 hingga 5 penjual telur. Pada kegiatan ini tidak ditemukan adanya kendala sehingga capaian kinerja melebihi target yang telah ditentukan. Capaian keberhasilan kegiatan ini ditunjukkan dengan tercapainya jumlah sampel yang mewakili dari setiap pasar yang ditargetkan, adapun hasil uji Salmonellosis negatif di semua sampel yang diuji menunjukkan bahwa telur di Pasar cukup aman karena tidak mengandung kuman Salmonella. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa pengawasan dan pengendalian Salmonella telah efektif dilaksanakan.
Kegiatan ini
merupakan kegiatan dengan Mata Anggaran Keuangan (MAK) baru meski sebelumnya telah dilaksanakan bersama dengan kegiatan montoring dan Surveillans Residu dan Cemaran Mikroba. Capaian serapan anggaran tahun 2015 untuk kegiatan ini tidak dapat mencapai 100% yaitu sebesar 78,84%, antara lain disebabkan oleh proses pengadaan bahan kimia dan peralatan tidak dapat direalisasikan sepenuhnya.
3.3.4. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya merupakan bagian terpenting dalam memfasilitasi kelembagaan dan kinerja Balai. Dalam kegiatan ini termasuk berbagai urusan yang berhubungan dengan pengelolaan (manajemen Balai) antara lain meliputi: keuangan, barang, administrasi dan ketatausahaan serta kepegawaian. Secara umum capaian target sasaran dari kegiatan ini disajikan pada tabel sebagai berikut :
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 48 of 89
Tabel 12. Capaian sasaran Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan No. 4.
Sasaran Program/ Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Indikator Kinerja Terlaksananya Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan
Target
Realisasi
%
1 1 100,00 Dokumen Dokumen
Kegiatan perencanaan serta evaluasi dan pelaporan merupakan bagian dari kegiatan ini yang mempunyai arti penting terkait fungsi manajemen. Secara umum pencapaian target sasaran kegiatan dapat mencapai 100%, sebagai hasil dari upaya pemanfaatan ketersediaan anggaran dan peluang peningkatan fungsi-fungsi manajemen yang diperlukan oleh Balai.
Pengembangan fasilitas yang mendukung Fungsi Manajemen Balai seperti
pengelolaan arsip, kepustakaan, penerapan sistem administrasi keuangan dan barang secara elektronik merupakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dan sekaligus mendukung pencapaian kinerja fisik dan keuangan kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya.
3.4.
Capaian Kinerja Lainnya
Beberapa capaian kinerja lainnya yang dapat dilaporkan pada LAKIN ini adalah antara lain BBVet Wates masih dapat mempertahankan status akreditasi ISO 9001:2008 pada pelaksanaan Audit Eksternal ISO 9001:2008 dari TUV Rheindland Indonesia tanggal 26 Agustus 2015. BBVet Wates berhasil mempertahankan sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 melalui reassessment tersebut dengan temuan minor sebanyak 2 temuan yang menurun dibanding dengan tahun sebelumnya yakni 4 temuan kategori minor. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan indikator pelaksanaan akreditasi adalah komitmen bersama dan konsistensi dalam menerapkan dan melaksanakan standar sistem mutu yang telah ditetapkan. BBVet Wates sebagai UPT yang menyelenggarakan pelayanan publik berupa jasa pengujian dan diagnosa laboratorium telah menerapkan dan mengembangkan standar pelayanan publik sesuai dengan Undang-Undang Pelayanan Publik. Keberhasilan dalam meningkatkan pelayanan kepada publik ditandai dengan respon positif dari Masyarakat Pengguna Jasa BBVet Wates.
Pada HUT Korpri ke-44 tanggal 30 November 2015 di
Jakarta, BBVet Wates menerima penghargaan Piala Abdi Bakti Tani yang diserahkan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 49 of 89
secara langsung oleh Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Amran Sulaiman, MP kepada kepala Balai Besar Veteriner Wates Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik Berprestasi di Bidang Pertanian Tahun 2015 berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor 658/Kpts/KP.590/11/2015. Gambar 7. Penerimaan Piala Abdi Bakti Tani oleh Menteri Pertanian Kepala Kepala BBVet Wates Yogyakarta
Sebagai salah satu prestasi pelaksanaan kinerja tugas dan fungsi BBVet Wates khususnya terkait dengan upaya pembebasan penyakit Brucellosis di Pulau Madura adalah keberhasilan membebaskan Pulau Madura dari Brucellosis setelah dilakukan Surveillance pembebasan sejak tahun 2010. Pada tahun 2015 BBVet Wates mendapat Piagam Penghargaan atas pencapaian Pelaksanaan Surveilans Pembebasan Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur yang diberikan oleh Menteri Pertanian RI, Dr. Ir. H. Amran Sulaiman, MP. Gambar 8. Piagam Penghargaan Pelaksanaan Surveilans Pembebasan Brucellosis di Pulau Madura Provinsi Jawa Timur.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 50 of 89
Capaian kinerja Kegiatan yang terkait Tugas dan Fungsi BBVet Wates serta upaya pemanfaatan kerja sama dengan pihak Internasional yaitu capaian kinerja kegiatan sebagai Focal Point program Influenza Virus Monitoring Online (IVM online) yang merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan Food Agricultural Organization (FAO)–OFFLU. Kegiatan IVM Online juga mendapat dukungan teknis dari laboratorium veteriner referensi Internasional yaitu Australian Animal Health Laboratory (AAHL) dimulai sejak tahun 2012. IVM online merupakan sistem monitoring sifat antigenik dan genetik virus AI khususnya HPAI pada unggas di Indonesia yang terintegrasi secara on line.
IVM Online bertujuan
untuk mempermudah dan mempercepat pemantauan perkembangan sirkulasi virus AI serta mendeteksi varian–varian virus AI baru sehingga jika terjadi mutasi virus dapat dengan cepat terdeteksi dan segera dilakukan upaya memproduksi vaksin yang sesuai untuk pencegahan dan pemberantasan. Hasil capaian kinerja BBVet Wates sebagai Focal Point IVM Online mendapat penghargaan dari FAO ECTAD yang tanda penghargaannya diserahkan melalui drh. Hendra Wibawa M. Sc. Ph. D. Gambar 9. Penghargaan atas Inisiatif dan Dukungan terbaik BBVet Wates dalam Koordinasi Jaringan IVM online
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 51 of 89
3.5.
Akuntabilitas Keuangan
Untuk membiayai Kegiatan Operasional pada tahun 2015, BBVet Wates mendapat anggaran sebesar Rp. 16.718.007.000,- akan tetapi dengan disetujuinya APBN-P untuk Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maka Pagu Anggaran BBVet Wates meningkat sebesar Rp 68.489.529.000,- menjadi Rp. 85.207.536.000,-.
Penambahan
Anggaran APBN-P ditujukan untuk membiayai Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi di Wilayah Kerja BBVet Wates.
Serapan anggaran di tahun 2015 terjadi
penurunan sebesar 7,71% dibanding tahun 2014 dengan angka realisasi sebesar Rp. 78.139.801.697, - atau 91,70 %.
Tabel berikut menyajikan rincian anggaran dan
realisasinya untuk tahun 2014 dan 2015. Tabel 13. Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A 2014 – 2015 T.A. 2014
T.A. 2015
Uraian Anggaran
Realisasi
%
Anggaran
Realisasi
%
500.000.000
1.252.414.925
250,48
575.230.000
1.339.771.280
232,91
500.000.000
1.252.414.925
250,48
575.230.000
1.339.771.280
232,91
A.
Pendapatan Negara dan Hibah
1.
Penerimaan Pendapatan Negara Bukan Pajak JUMLAH
B.
Belanja Negara
1.
Belanja Pegawai
5.693.820.000
5.693.815.337
100
6.081.258.000
6.186.285.120
101,73
2.
Belanja Barang
9.781.465.000
9.682.526.484
98,99
72.004.888.000
65.428.290.327
90,87
3.
Belanja Modal
1.242.722.000
1.242.509.500
99,98
7.121.390.000
6.526.151.876
91,63
16.718.007.000
16.618.851.321
99,41
85.207.536.000
78.140.727.323
91,71
JUMLAH
Dari tabel 13 diatas diketahui bahwa realisasi anggaran pada tahun 2015 sebesar 91,71% dan mengalami penurunan dibanding tahun 2014 yakni 99,41%. Realisasi tersebut termasuk belanja modal, belanja barang dan belanja pegawai. Penurunan realisasi anggaran tahun 2015 dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena adanya penambahan anggaran APBN-P di bulan Maret 2015 dari Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau dengan jumlah yang sangat besar. Pada tabel diatas juga mencantumkan capaian realisasi penerimaan PNBP tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 1.339.771.280,- dari target tahunan Rp. 575.230.000,-. Persentase capaian PNBP tahun 2015 mengalami penurunan 17,57% dibanding tahun 2014. Persentase tersebut lebih kecil dibanding tahun sebelumnya karena meskipun penerimaan sampel dari PNBP dalam jumlah banyak, namun
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 52 of 89
tarif biaya pengujian berdasarkan PP No. 48 tahun 2012 lebih rendah untuk beberapa pengujian sehingga berpengaruh pada penerimaan PNBP BBVet Wates tahun 2015. Meskipun target PNBP tercapai di tahun 2015, namun hal tersebut perlu ditinjau lebih lanjut, agar tahun 2016 nantinya dapat meningkatkan capaian PNBP lagi. Gambar 10. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran BBVet Wates T.A. 2011 – 2015
Data dari hasil Monitoring dan Evaluasi Tahun 2015 menunjukkan bahwa terjadi penurunan yang signifikan pada Rencana Penarikan Dana (RPD) awal sebelum revisi dengan RPD setelah revisi. Hal tersebut disebabkan oleh adanya kenaikan pagu anggaran di bulan Maret. Realisasi serapan anggaran dan realisasi capaian fisik juga mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Gambar 11. Perbandingan Serapan Anggaran, RPD Awal, RPD Akhir, dan Capaian Fisik BBVet Wates Tahun 2011 – 2015.
*Sumber : Data MONEV PMK 249/2011 T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 53 of 89
Pencapaian kinerja akuntabilitas keuangan Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta pada umumnya cukup berhasil dan mencapai sasaran dengan baik. Nilai efisiensi yang didapat dalam kurun waktu lima tahun semakin membaik. Hal tersebut diketahui dari hasil kegiatan Monev 2014 bahwa BBVet Wates dinilai lebih efisien (20%) dibandingkan terhadap data MONEV PMK 249/2011 antara serapan anggaran dan capaian kinerja fisik. Meski di tahun 2015 juga masih dinilai efisien, namun nilai efisiensi sedikit berkurang karena intensitas kegiatan yang tinggi dari anggaran APBN-P. Bbvet Wates masih menghadapi permasalahan dalam penganggaran yaitu adanya pagu minus untuk pembayaran gaji yang disebabkan adanya peningkatan kebutuhan anggaran gaji karena adanya penambahan karyawan dari mutasi dan untuk pembayaran honor THL. 3.6.
Hambatan dan Kendala (Aspek Administrasi, Manajemen dan Teknis)
Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2015 masih banyak mengalami hambatan/kendala, namun secara umum pelaksanaannya dapat diatasi/ditanggulangi. Hambatan yang dijumpai antara lain: 1.
Masalah Administrasi dan Manajemen, antara lain: a. Adanya penambahan anggaran hingga 408,97% dan target kinerja hingga 672,24% pada tanggal 9 Maret 2015 menyebabkan rendahnya serapan anggaran pada tahun 2015. b. Permasalahan dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan distribusi logistik tidak dapat difasilitasi dengan pembantu bendahara dan pembantu pengelola barang di Dinas Kabupaten/Kota, sehingga kegiatan pengelolaan seluruhnya terpusat di BBVet Wates sehingga memperlambat laju proses pelaksanaan kegiatan. c. Pencairan
anggaran
operasional
terlambat
disampaikan
karena
Dinas
pelaksana kegiatan harus mengumpulkan data serta melakukan verifikasi dari tim lapangan sebelum diserahkan ke BBVet Wates. d. Pengadaan alat dan bahan serta barang logistik lainnya dilakukan secara lelang bersamaan dengan kegiatan Balai lainnya, sehingga proses lelang terganggu karena ketersediaan barang yang dimiliki oleh rekanan yang juga mengikuti lelang di Balai lain pada saat bersamaan, seperti misalnya pengadaan hormon dan beberapa obat lainnya. e. Distribusi logistik dalam jumlah besar ke 72 Dinas Kabupaten/Kota pelaksana kegiatan, kecamatan, sampai dengan ke lapangan, membutuhkan proses, tenaga, biaya, serta transportasi baik kendaraan untuk teknis di lapangan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 54 of 89
maupun kendaraan besar (truk) untuk distribusi logistik yang sebelumnya belum dimasukkan dalam struktur anggaran belanja. f.
Permasalahan dalam pengelolaan distribusi logistik dan pengelolaan keuangan tidak dapat difasilitasi dengan pembantu bendahara dan pembantu pengelola barang di Dinas Kabupaten/Kota, sehingga kegiatan pengelolaan seluruhnya harus terpusat di BBVet Wates menyebabkan terhambatnya laju proses pelaksanaan kegiatan.
g. Pencairan
anggaran
operasional
terlambat
disampaikan
karena
Dinas
pelaksana kegiatan harus mengumpulkan data serta melakukan verifikasi dari tim lapangan sebelum diserahkan ke BBVet Wates. h. Adanya perbedaan situasi dan kondisi real di lapangan dibandingkan dengan data-data dan informasi serta pengalaman yang dimiliki oleh Petugas Dinas menyebabkan perlunya perubahan baik strategi maupun teknis pelaksanaan yang semula telah direncanakan disesuaikan terhadap kondisi yang ada. Hal tersebut memerlukan waktu untuk proses kajian dan revisi terhadap rencana yang telah disusun terutama terkait dengan administrasi dan keuangan. i.
Pelaksanaan pertanggungjawaban kegiatan yang membutuhkan banyak persyaratan dan ditangani oleh SDM yang terbatas di masing-masing Kabupaten/Kota pelaksana, disamping harus melaksanakan kegiatan APBD I dan APBD II serta APBN yang diserahkan dari provinsi masing-masing sehingga Dinas harus membagi waktu dan personil baik untuk pelaksanaan Kegiatan
Daerah
maupun
untuk
Kegiatan
Penanggulangan
Gangguan
Reproduksi j.
Waktu yang mendesak disertai dengan target akseptor yang besar dari kegiatan APBN-P menyebabkan beberapa dinas pelaksana membutuhkan waktu yang lebih lama hingga proses pertanggungjawaban kegiatan. Mendesaknya waktu kegiatan juga meningkatkan tingkat kesalahan dalam pembuatan laporan administrasi sehingga sangat membutuhkan proses koreksi dan revisi yang lama juga.
2.
Masalah Teknis, antara lain: a. Masalah teknis yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan APBN-P yakni padatnya kegiatan BBVet Wates sehingga personil harus dikondisikan dalam jadwal yang ketat agar semua kegiatan baik kegiatan regular maupun APBN-P dapat terlaksana secara bersamaan. b. Kurangnya SDM dinas pelaksana kegiatan terutama dokter hewan sebagai koordinator Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi menyebabkan
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 55 of 89
lamanya proses kegiatan di lapangan terutama daerah yang memiliki jumlah ternak yang banyak. c. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi yang direncanakan dilakukan secara pengelompokan ternak, namun pada kenyataanya harus dilakukan dari rumah ke rumah sejak dari tahap seleksi, pengobatan, hingga pemantauan kesehatan akseptor karena situasi dan kondisi geografis serta tradisi peternak yang tidak memungkinkan untuk pengelompokan ternak. d. Kondisi lapangan yang tidak sesuai dengan data acuan yang digunakan juga menjadi kendala dalam pemenuhan target akseptor, misalnya dari data populasi yang digunakan, Kabupaten Kudus mendapat alokasi target akseptor sebanyak 400 ekor yang kemudian dirubah menjadi 100 ekor, sedangkan realisasi target hanya 65 ekor disebabkan karena lebih banyaknya sapi jantan dibandingkan sapi betina yang ada dilapangan. e. Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi tidak dapat dilakukan bersamaan dengan GBIB karena pelaksanaan GBIB sudah lebih dulu dimulai dan memiliki target wilayah yang berbeda dengan wilayah yang menjadi target Kegiatan Penanggulangan Gangguan Reproduksi BBVet Wates. f.
Beberapa akseptor yang telah diobati, ada yang sudah dijual oleh pemiliknya dan keberadaan ternak tidak dapat dilacak kembali, sehingga pemantauan tidak dapat
dilakukan
dan
ternak
tidak
dapat
diketahui
apakah
sudah
sembuh/menunjukkan gejala birahi/mau kawin atau tidak. g. Waktu
pelaksanaan
Reproduksi
hampir
kegiatan
GBIB
bersamaan
dan
sehingga
Penanggulangan hasil
pemantauan
Gangguan Kegiatan
Penanggulangan Gangrep yang harusnya diserahkan ke kegiatan GBIB belum dapat diserahkan demikian pula akseptor dari GBIB belum dapat diserahkan kepada kegiatan Gangrep. h. Kendala dan permasalahan di tahun 2014 yang masih ada hingga saat ini yakni, ketiadaan kit uji (stock opname yang terbatas) sehingga pengujian terlambat dilaksanakan. Keterlambatan suplai bahan disiasati dengan cara pemesanan alat dan bahan lebih awal ditahun 2015, namun adanya penawaran kit uji dalam jumlah banyak dengan masa kadaluarsa yang pendek, mengakibatkan user (personil laboratorium) tidak mau mengambil dalam jumlah banyak. Hal ini tidak diikuti dengan kemampuan distributor untuk memesankan kembali kit uji dengan masa kadaluarsa yang lebih lama sehingga ketersediaan kit uji impor tersebut tidak akan terpenuhi dalam waktu yang singkat saat pemesanan lagi. i.
Kendala lainnya yakni pelaksanaan validasi dan verifikasi metode uji melalui uji banding dengan pengiriman sampel ke laboratorium rujukan di luar negeri,
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 56 of 89
menghadapi hambatan dalam masalah perijinan dan pengiriman material biologik j.
Koordinasi kegiatan telah terlaksana dengan baik, namun kendala di lapangan yang seringkali tidak sesuai dengan rencana awal, dapat menyebabkan tidak tercapainya capaian target yang tentukan.
3.7.
Upaya dan Tindak Lanjut
Untuk mengatasi berbagai permasalahan dan kendala sebagaimana diuraikan diatas, akan ditempuh berbagai upaya antara lain : 1. Sosialisasi kegiatan lebih awal dan membuat jadwal yang terintegrasi dengan ploting waktu yang baik serta menentukan skala prioritas kegiatan yang strategis maupun kegiatan yang memiliki anggaran besar. 2. Perlu adanya strategi cadangan untuk tindakan antisipatif jika pada tahun berjalan ada kebijakan baru dari pemangku kebijakan yang lebih tinggi, baik berupa penambahan
anggaran/kegiatan
melalui
dana
APBN-P
maupun
terhadap
penghematan anggaran jika memang ada. 3. Meningkatkan koordinasi baik dengan pihak Pusat Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan maupun Instansi Dinas terkait guna koordinasi program dan pelaporan. 4. Memanfaatkan instrumen monitoring dan evaluasi yang ada untuk kegiatan evaluasi dan pelaporan kegiatan serta capaian indikator kinerja yang tercantum dalam perjanjian kinerja sehingga diperoleh hasil monitoring dan evaluasi yang valid dan obyektif, juga melaksanakan reviu terhadap capaian-capaian baik anggaran maupun kinerja fisik.
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 57 of 89
BAB IV. PENUTUP Peningkatan Sistem Akuntabilitas Kinerja BBVet Wates merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mendorong terwujudnya penguatan akuntabilitas dan peningkatan kinerja seperti yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 dan Keputusan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Nasional yang diselaraskan dengan Tugas dan Fungsi BBVet Wates. Hasilnya kemudian dituangkan dalam bentuk Laporan Kinerja yang merupakan wujud pertanggungjawaban Kepala Balai kepada Menteri Pertanian RI. Dalam merumuskan program kegiatannya Balai Besar Veteriner Wates merujuk pada Renstra Kementerian Pertanian serta Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, mendukung dan mewujudkan konsep Kedaulatan Pangan sesuai dengan Nawacita Kabinet Kerja.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dari 10 sasaran indikator kinerja utama sebagian besar sasaran kinerja berhasil hingga sangat berhasil (sangat berhasil 7 indikator dan berhasil 3 indikator). Indikator kinerja yang sangat berhasil yaitu: 1) Surveilans keamanan pakan/bahan pakan (122,89); 2) Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hewan (153,33%); 3) Bimbingan teknis Unit Laboratorium Tipe B dan Tipe C (158,33%); 4) Bimbingan Teknis Puskeswan (168%); 5) Penanggulangan Gangguan Reproduksi pada Sapi/Kerbau (101,90%); 6) Monitoring dan Surveilans Residu dan Cemaran Mikroba (148,83%); dan 7) Surveilans Zoonosis Produk Hewan (135%). Indikator kinerja yang berhasil yaitu : 1) Pengembangan Metode Uji; 2) Penyusunan Peta Penyakit; dan 3) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya (100%). Keberhasilan yang telah dicapai dalam mendukung
program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah kegiatan yang baik mendukung secara langsung maupun tidak langsung. Dukungan langsung adalah kegiatan yang secara khusus mempengaruhi capaian sasaran output yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja dan dukungan tidak langsung antara lain berupa dukungan manajemen pelaksanaan tugas dan fungsi BBVet Wates sebagai balai yang melaksanakan pengamatan dan pengidentifikasian diagnosa, pengujian veteriner dan produk hewan, serta pengembangan teknik dan metode penyidikan, diagnosa, dan pengujian veteriner.
Pelaksanaan program/kegiatan Balai Besar Veteriner Wates tahun 2015 dibiayai oleh dana APBN dan APBN-P, dimana anggaran sebesar Rp. 85.207.536.000,- yang terdiri dari Anggaran APBN Rp. 19.904.990.000,- dan APBN-P Rp. 65.302.546.000,- dapat terealisasi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 58 of 89
sebesar Rp. 78.140.727.323 (91,71%).
Meskipun kegiatan-kegiatan yang direncanakan
telah berjalan dengan baik, namun adanya penambahan anggaran dan target capaian pada tahun berjalan, perlu diupayakan strategi-strategi lainnya guna menghadapi situasi yang tidak dapat diprediksikan sebelumnya.
Pada tahun-tahun mendatang perlu selalu
ditingkatkan kualitas dari output yang dicapai dan untuk mencapai hal tersebut diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan dalam penyusunan program kegiatan dan dilakukan evaluasi yang lebih intens serta reviu berkelanjutan untuk tindakan pencegahan dan perbaikan terhadap hal-hal yang dapat berpengaruh terhadap kualitas output. Disamping hal tersebut, sinergi dan koordinasi antar bagian agar lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi meningkatnya beban pekerjaan maupun perubahan yang sangat cepat. Pelaksanaan kinerja BBVet Wates tahun 2015 masih banyak mengalami hambatan/kendala, namun secara umum pelaksanaannya dapat diatasi/ditanggulangi. .
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 59 of 89
LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 629/Kpts/OT.140/12/2003
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 60 of 89
Lampiran 2. Distribusi Pegawai Menurut Golongan/Ruang, Jenis Kelamin dan Pendidikan
DISTRIBUSI PEGAWAI MENURUT GOLONGAN/RUANG JENIS KELAMIN DAN PENDIDIKAN BALAI BESAR VETERINER WATES YOGYAKARTA PER 31 DESEMBER 2015 No
Jenis Pegawai
Golongan I Jumlah Golongan II Jumlah Golongan III Jumlah Golongan IV Jumlah Jenis Kelamin A B C D A B C D A B C D A B C D L P 1 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 0 0 0 0 0 1 1 5 6 13 7 13 24 22 66 8 0 2 3 13 47 45 2 Tenaga Harian Lepas (THL) 2 3 3 Tenaga Kontrak 22 3 Jumlah 0 0 0 0 0 1 1 5 6 13 7 13 24 22 66 8 0 2 3 13 71 51
S3 3 0 0 3
S2 35 3 0 38
S1 10 1 2 13
D4 2 0 0 2
Pendidikan D3 D2 11 0 1 0 1 0 13 0
Jumlah D1 0 0 1 1
SMA 27 0 20 47
SMP 3 0 1 4
SD 1 92 0 5 0 25 1 122
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 61 of 78
Lampiran 3. Realisasi Anggaran BBVet Wates T. A. 2011 - 2015
Tahun
Sumber Dana
Pagu (Rp)
2011
APBN
16,354,724,000
15,713,774,749
96.08
2012
APBN
21,496,312,000
20,584,603,000
95.76
2013
APBN
18,660,894,000
18,397,255,155
98.59
2014
APBN
16,718,007,000
16,618,851,321
99.41
APBN
19,904,990,000 78,127,311,823
91.69
2015 APBN-P
Realisasi (Rp)
%
65,302,546,000
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 62 of 78
Lampiran 4. Daftar Jenis Kegiatan Surveilans dan Monitoring BBVet Wates T.A. 2015 KODE 018.06.09 1783 1783.151
NAMA KEGIATAN
TARGET
SATUAN
Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak Agribisnis Peternakan Rakyat Peningkatan Produksi Pakan Ternak Pengujian Keamanan Pakan/ Bahan Pakan
900
sampel
- Surveilans Keamanan Pakan/Bahan Pakan 1784 1784.109
Pengendalian dan Penanggulangan PHMS dan Zoonosis Penanggulangan Gangguan Reprodiksi pd Sapi/ Kerbau (Penambahan target-
203,850
dosis
anggaran) 1784.116
Penguatan Pengujian dan Penyidikan Veteriner
5
Lap
- Akreditasi ISO 17025 - Pengembangan Metode - Uji Profisiensi/ Uji Banding - Laboratorium Rujukan - Penyediaan Hewan Percobaan 1784.117
Surveilans Investigasi Wabah Penyakit Hewan Menular
302
sampel
290
sampel
4,523
sampel
8,300
sampel
800
sampel
704
sampel
1,910
sampel
3,500
sampel
- Investigasi Penyakit Wabah - Penyidikan Tindak Lanjut Kasus - Pembinaan Laboratorium 1784.118
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Rabies - Pengawasan dini penyakit rabies di daerah bebas - Pertemuan dalam rangka pembebasan rabies
1784.119
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Avian Influenza - Surveilans AI pada ayam yang di vaksin dan non vaksin - Monitoring AI pada itik - Kajian penyakit AI di Pasar Unggas Hidup - Pertemuan Pembebasan AI - Pertemuan Bioteknologi - Pertemuan IVM/ Cartography
1784.12
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Brucellosis - Surveillance Sero Epidemiologi Brucellosis pada sapi potong Madura - Sero Epidemiologi Brucellosis pada sapi perah - Pertemuan Brucellosis
1784.121
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Anthrax - Surveilance penyakit antrhax - Analisa resiko penyakit anthrax - Pertemuan penanggulangan penyakit anthrax - Pertemuan Bakteriologi
1784.122
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Hog Cholera - Monitoring hog cholera pada babi yang di vaksin dn tidak di vaksin
1784.123
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Viral - Monitoring penyakit BVD pada sapi perah - Monitoring penyakit IBR pada sapi potong
1784.124
Penyidikan dan Pengujan Penyakit Bakterial - Monitoring Salmonella - Monitoring Penyakit SE - Surveilance Campylobacter pada ayam dan daging
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 63 of 78
1784.125
Penyidikan dan pengujian Penyakit Parasiter
3,000
sampel
1,280
sampel
300
sampel
2,400
sampel
- Investigasi penyakit parasiter pada sapi potong - Survei penyakit surra pada kerbau - Survei toxoplasma gondii pada kambing - Pertemuan Parasitologi 1784.126
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Gangguan Reproduksi - Pengamatan kesehatan hewan di BIB singosari - Pengamatan keswan di BBPTU baturaden - Surveilance Paratuberkulosis pada Sapi Perah
1784.127
Penyidikan dan Pengujian Penyakit Eksotik Perbatasan Negara dan Antar wilayah - Monitoring dan penyakit BSE - Kajian Penyebab Potong Paksa - Pertemuan Patologi - Pertemuan PMK
1784.128
Surveilans Penyakit Hewan di UPT - Monitoring dan pengambilan sampel - Monev Pengamatan Kesehatan Semen dan Embrio - Desain Biosecurity di UPT Perbibitan
1786
1786.011
Penjaminan Produk Hewan yang ASUH dan Berdaya Saing
Identifikasi,Pembinaan ,Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit
1
Laporan
Zoonosis dan Pembinaan Penerapan Kesrawan - Monitoring dan surveilans zoonosis produk hewan
1786.118
Monitoring dan Surveilance Residu dan Cemaran Mikroba
1,800
sampel
- Monitoring dan surveilance residu antibiotika, serta cemaran mikroba
- Monitoring cemaran kimia pada produk asal hewan
- Monitoring residu pestisida dalam daging dan susu sapi
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 64 of 78
Lampiran 5. Pedoman Teknis Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 65 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 66 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 67 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 68 of 78
Lampiran 6. SK Petunjuk Teknis Pelaksana Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 69 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 70 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 71 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 72 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 73 of 78
Lampiran 7. SK Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 74 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 75 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 76 of 78
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 77 of 78
Lampiran 8. Daftar Target dan Realisasi Kegiatan Gangrep BBVet Wates T.A. 2015
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
KABUPATEN/ KOTA
TARGET AKSEPTOR
REALISASI
NO
KABUPATEN/ KOTA
TARGET AKSEPTOR
REALISASI
Cilacap Banyumas Purbalingga Banjarnegara Kebumen Purworejo Wonosobo Magelang Boyolali Klaten Sukoharjo Wonogiri Karanganyar Sragen Grobogan Blora Rembang Pati Kudus Jepara Demak Semarang Temanggung Kendal Batang Pekalongan Pemalang Tegal Brebes Salatiga Semarang kota
600 660 500 1,280 2,400 540 880 2,430 5,740 3,170 1,020 5,950 2,330 3,180 5,280 7,600 4,500 3,230 400 1,500 150 2,850 1,070 720 650 710 310 350 1,080 180 240
607 625 500 1,000 2,383 546 852 2,430 5,916 3,172 1,020 5,920 2,622 3,180 5,280 7,600 5,500 3,248 65 1,500 225 2,862 710 720 851 109 370 350 1,400 186 250
61,500
61,999
TARGET AKSEPTOR
REALISASI
1,700 3,800 1,650 1,100
1,743 3,800 1,879 859
8,250
8,281
Bangkalan Banyuwangi Blitar Bojonegoro Bondowoso Gresik Pacitan Jember Jombang Kediri Lamongan Lumajang Madiun Magetan Malang Mojokerto Nganjuk Ngawi Pasuruan Ponorogo Probolinggo Sampang Sidoarjo Situbondo Sumenep Trenggalek Tuban Tulungagung Kota Blitar Kota Kediri Kota Malang Kota Batu Kt Probolinggo Pamekasan
7,000 3,200 5,550 5,500 6,000 1,500 2,700 7,600 2,800 5,700 3,500 6,000 2,000 4,000 7,100 3,000 4,700 3,500 4,000 3,000 6,000 5,500 600 5,500 8,000 3,000 8,000 3,200 150 150 150 200 300 5,000
8,000 3,238 4,499 6,300 6,000 1,504 2,703 7,600 2,807 5,700 4,000 6,000 2,500 5,000 6,300 3,000 4,674 3,500 4,000 3,000 6,000 7,000 622 6,000 7,995 4,000 8,000 1,630 150 150 76 200 300 4,993
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 33 34
JUMLAH
134,100
137,441
NO
KABUPATEN/ KOTA
1 2 3 4
BANTUL GUNUNGKIDUL KULONPROGO SLEMAN
JUMLAH
JUMLAH
LAKIN BBVET WATES T.A 2015 II 78 of 78