LAPORAN KEPATUHAN HAND HYGIENE RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA BULAN JANUARI - MARET 2015
R S U HAJI
SURABAYA
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA 2015
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini. HAIs (Health-care associated infection) merupakan kejadian infeksi yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien tidak dalam masa inkubasi. Macam kejadian HAIs banyak di hubungkan karena pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection), VAP (Ventilator Associated Pneumonia), CRBSI (Catheter (IV, Central) Related Blood Stream Infection) dan IDO (Infeksi Daerah Operasi) karena tindakan operasi. Karena HAIs, di identifikasi melalui kegiatan surveilans. Media penularn utama dari sebagian besar bakteri atau virus penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang terkontaminasi. Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci tangan menggunakan antiseptic pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien. Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya merupakan stimulus
sosial
yang
dapat
menimbulkan
respon
emosional
terhadap
upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran sertanya dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Kegagalan melakukan kebersihan tangan yang bauk dan benar dianggap sebagai penyebab utama infeksi nosocomial atau HAIs dan penyebaran
mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan dan telah diakui sebagai contributor yang penting terhadap timbulnya wabah (boyce dan pittet, 2002). Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh tim PPI RSU Haji Surabaya.
1.2 Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene). 1.2.2 Tujuan 1) Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan handrub maupun handwash. 2) Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan (hand hygiene). 3) Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan (hand hygiene) dengan 6 langkah dalam 5 moment.
BAB II HASIL KEGIATAN
2.1 Kepatuhan Hand Hygiene RSU Haji Surabaya Audit
hand
hygiene
merupakan
cara
yang
dilakukan
untuk
mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya mencegah timbulnya infeksi silang. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang dilaksanakan rutin setiap bulan di RSU Haji Surabaya. Berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan RSU Haji Surabaya bulan Januari - Maret 2015.
Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10,0 0,0
86,9
79,5 68,6
Januari
Februari
Maret
Gambar 2.1 Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RSU Haji Surabaya Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan data pada gambar 2.1 menunjukkan bahwa angka kepatuhan Hand Hygiene di RSU Haji Surabaya pada bulan Januari - Maret 2015 menunjukkan penurunan dan peningkatan pada periode tertentu. Angka kepatuhan Hand Hygiene mengalami penurunan pada bulan Februari (68,6%) dan peningkatan pada bulan Maret (86,5%). Berikut ini angka kepatuhan Hand Hygiene di RSU Haji Surabaya berdasarkan ruangan :
Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Ruangan 120
100
80
96,3
94,1 94,8 90 79,8
60
80,9 88 85 73,8 82,9 66,8
59,4 58,9
58,7
76,8 68,1
80,6 72,1 60,6
63,9
64,1 46,7
73,8
100
98,2
93,7
100 76,3 88 70,1 80 67,7 75,8 65,4 64,9 74 58,7
69,4
82,0 76,8 85,9 83,2
84,6
83,4 76,5
69,2 78,1 59,0
52,9 46,7
89,4 88,2
87,0
55,2
60
Januari 2015
47
Februari 2015
40
Maret 2015
20
0
0
0
0
0
0
0 0
0 0
0 0
00
Gambar 2.2 Tingkat Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RSU Haji Surabaya Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Ruangan
Berdasarkan data pada gambar 2.2 menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan hand hygiene mengalami penurunan dan peningkatan (fluktuatif) pada bulan Januari hingga Maret 2015. Rata-rata angka kepatuhan masing-masing ruangan mengalami penurunan pada bulan Februari dan mengalami peningkatan pada bulan Maret. Terdapat 2 ruangan yang selalu mengalami peningkatan angka kepatuhan hand hygiene pada bulan Januari hingga Maret 2015 yaitu Marwah 1, GNA 3 dan IRJA Lantai 4. Beberapa unit yang mempunyai angka kepatuhan hand hygiene sebesar 0% tidak dapat diindetifikasi penurunan atau peningkatan angka kepatuhan karena unit tersebut belum melaporkan audit Hand Hygiene.
2.2
Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi
Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Profesi 120,0 100,0
100,0
83,1
82,5
80,0
72,4
71,5
60,0
69,3
75,1 72,4
40,0
66,7
60,0
62,1 51,6
50,0
43,3 25,0
26,7
20,0 0,0
Gambar 2.3 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Profesi Berdasarkan data pada gambar 2.3 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand hygiene bulan Januari - Maret 2015 di RSU Haji Surabaya menurut jenis profesi paling tinggi yaitu profesi Refraksionist sebesar 100% dan angka kepatuhan hand hygiene paling rendah yaitu profesi pramusaji yaitu sebesar 25%. Berikut ini angka fluktuasi kepatuhan hand hygiene berdasarkan profesi bulan Januari - Maret 2015 :
Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Profesi 120,0
100
100,0 89,9 84,6 86,3
80,0 68,91 63,6 60,0
83,80 77,3
82,64 69,28 70,2 75,1
82,25
76,9
73,33 66,3 68,3
77,8 64,1
81,17
79,17
78,3
66,67
57,7 47,3
40,0
60,0
57,5 50,00
Januari 2015
50,00
Februari 2015
43,3
Maret 2015
42,5 25,00
26,67
20,0
0,0
Gambar 2.4 Tingkat Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RSU Haji Surabaya Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Profesi
Berdasarkan data pada gambar 2.4 menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan profesi mengalami penurunan dan peningkatan (fluktuatif) pada bulan Januari hingga Maret 2015. Rata-rata angka kepatuhan berdasarkan profesi mengalami penurunan pada bulan Februari dan mengalami peningkatan pada bulan Maret. Profesi yang selalu mengalami peningkatan angka kepatuhan hand hygiene pada bulan Januari hingga Maret 2015 yaitu CS. Beberapa jenis profesi yang mempunyai angka kepatuhan hand hygiene sebesar 0% tidak dapat diindetifikasi penurunan atau peningkatan angka kepatuhan karena pada profesi tersebut tidak dilakukan observasi (audit) Hand Hygiene pada bulan tertentu.
2.3
Kepatuhan Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Moment
Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Moment 90,00 80,00
80,28
70,00
76,60
68,62
68,55
60,00 50,00 40,00
49,20
30,00 20,00 10,00 0,00 1
2
3
4
5
Gambar 2.5 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Moment Berdasarkan data pada gambar 2.5 menunjukkan bahwa rata-rata angka kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment, kepatuhan yang tertinggi pada moment ke 3 sebesar 80,28% yaitu setelah kontak dengan cairan tubuh pasien dan yang terendah pada moment ke 1 sebesar 49,20% yaitu sebelum menyentuh pasien.
Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Moment yang Dilakukan oleh Masing-masing Profesi 120,0
100,0
80,0 Moment 1
60,0
Moment 2
Moment 3
40,0
Moment 4 Moment 5
20,0
0,0
Gambar 2.6 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Bulan Januari - Maret 2015 Berdasarkan Moment yang Dilakukan oleh Masing Masing Profesi
Berdasarkan gambar 2.6 menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan berdasarkan penerapan 5 moment dari masing-masing jenis profesi adalah sebagai berikut : 1.
Angka kepatuhan teringgi berdasarkan moment pada profesi dokter, PRS, CS dan mahasiswa adalah moment ke 3 yaitu setelah prosedur/ risiko terpapar cairan tubuh.
2.
Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi perawat adalah moment 3 dan 4 yaitu setelah prosedur/ risiko terpapar cairan tubuh dan setelah kontak dengan pasien.
3.
Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi bidan, PPDS dan DM adalah moment 4 yaitu setelah kontak dengan pasien.
4.
Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi gizi dan keluarga pasien adalah moment 1, 2 dan 4 yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik dan setelah kontak dengan pasien.
5.
Angka kepatuhan tertinggi berdasarkan moment pada profesi satpol PP adalah moment 5 yaitu setelah kontak dengan area sekitar pasien.
6.
Pada profesi pramusaji, farmasi, refraksionist, radiologi, dan pengunjung tidak dapat diidentifikasi kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment karena tidak semua moment dilakukan oleh masing-masing profesi tersebut.
BAB III KESIMPULAN
Kepatuhan hand hygiene RSU Haji Surabaya pada bulan Januari - Maret 2015 mengalami penurunan dan peningkatan pada periode tersebut. Penurunan angka kepatuhan hand hygiene terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar 10,9% dan peningkatan pada bulan Maret yaitu sebesar 18,3% . Kepatuhan hand hygiene tertinggi berdasarkan profesi pada bulan Januari - Maret yaitu profesi refraksionist sebesar 100% dan kepatuhan hand hygiene terendah pada profesi pramusaji yaitu sebesar 25%. Jika dilihat kepatuhan hand hygiene berdasarkan moment maka didapatkan hasil moment ke 3 yang tertinggi yaitu setelah kontak atau terpapar dengan cairan tubuh pasien dan untuk moment yang terendah adalah moment ke 1 yaitu sebelum kontak dengan pasien.