International Day Against Homopobia and Transphobia
2015
Laporan Kegiatan Peringatan IDAHOT 2015 Indonesia Banda Aceh Medan Menado/ Tomohon Gorontalo Palu
Palangkaraya Palembang Banjarmasin Lampung Bekasi Semarang Jakarta/ Solo Depok Jombang Yogyakarta
Makasar
Kupang
idahotindonesia.net
Sorong
Laporan Kegiatan Peringatan IDAHOT 2015 Indonesia ISBN
: 978-602-71755-5-6
Kontributor Narasi dan Foto : Organisasi penyelenggara peringatan IDAHOT 2015 Indonesia Pengumpul dan Penyusun : Deddy dan B. Prayudi Editor : Teguh Iman Affandi Penerjemah : Devri Barnadi Desain dan Lay Out : Cyprianus Jaya Napiun Kurator Foto : Yatna Pelangi dan Raffi Penanggung Jawab Produksi : Hartoyo Penerbit Perkumpulan Suarakita Diterbitkan pertama kali oleh : Suara Kita Website : www.suarakita.org Cetakan pertama, Agustus 2015
International Day Against Homopobia and Transphobia
2015
Laporan Kegiatan Peringatan IDAHOT 2015 Indonesia
Daftar Isi
4
Introduksi 3
Ringkasan Narassi Kegiatan
5
Rangkaian Kegiatan IDAHOT 2015
7
Respon Publik
40
Daftar Kontak
44
20 15
Introduksi
Apa Itu Homophobia dan Transphobia? Homophobia dan transphobia adalah suatu sikap atau tindakan seseorang, kelompok maupun institusi baik langsung atau tidak langsung untuk membenci homoseksual (gay dan lesbian) dan transgender.
Apa itu IDAHOT? International Day Against Homopobia and Transphobia (IDAHOT) atau Hari Melawan Homophobia dan Transphobia Internasional dicetuskan pertama kali tahun 2004. Tujuannya, untuk menarik perhatian secara internasional dari pembuat kebijakan, figur berpengaruh, pergerakan sosial, masayarakat umum dan media agar peduli terhadap nasib kelompok LGBTI yang kerap kali menjadi korban kekerasan dan perlakuan diskriminatif. Selama sepuluh tahun terakhir, IDAHOT menjadi momen paling penting bagi kelompok LGBTI untuk memobilisasi pergerakannya dalam tataran global. Hari Tersebut menjadi tonggak sejarah untuk menarik perhatian para pengambil keputusan, media, masyarakat, figur berpengaruh dan otoritas lokal pada situasi mengerikan yang dialami oleh kelompok lesbian, gay, biseksual, transgender, interseks dan semua orang yang tidak mau mengikuti norma gender dan seksual arus-utama.
Dirayakan dimana saja IDAHOT itu? IDAHOT sekarang dirayakan di lebih dari 130 negara, termasuk 37 negara yang menyatakan pernikahan sejenis adalah ilegal, dengan 1600 dari 1280 organisasi di 2014. Mobilisasi ini menyatukan jutaan orang untuk mendukung pengakuan bahwa hak asasi manusia milik semua, terlepas apa orientasi seksual, identitas dan ekspresi gendernya.
Mengapa tanggal 17 Mei? Tanggal 17 Mei dipilih secara khusus untuk memperingati keputusan Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1990 yang mengeluarkan homoseksual sebagai gangguan jiwa.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
5
Mengapa IDAHOT penting diperingati di Indonesia? Di Indonesia, IDAHOT pertama kali dilakukan sejak tahun 2011. Awalnya, Kegiatan berupa pawai di jalan, Namun saat ini bentuk kegiatan lebih berkembang dengan mengadakan perlombaan, diskusi, seminar, bertemu masyarakat hingga bakti sosial. Indonesia penting memperingati IDAHOT karena pertama untuk mengingatkan kembali bahwa konstitusi Indonesia, UUD ’45 mempunyai filosofi mendasar bahwa setiap warga negara berhak diperlakukan setara, adil, tanpa kekerasan, tanpa diskkriminasi dalam bentuk apapun. Kedua karena setiap individu atau kelompok homoseksual, biseksual dan transgender sebagai warga negara Indonesia masih hidup dalam situasi ketakutan, ketidak-bebasan, ketidak-adilan, ketidak-setaraan, dan kekerasan karena orientasi seksual dan identitas gendernya. Ketiga agar kepedulian masyarakat dan negara mengenai informasi keberagaman seksualitas dan identitas gender terbangun demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, tanpa kekerasan dan diskriminasi.
6
20 15
Ringkasan Kegiatan IDAHOT 2015
P
eringatan International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) 2015 di Indonesia berjalan lebih masif dibandingkan tahun 2014. Di tahun kedua ini, Peringatan IDAHOT 2015 dilaksanakan di 22 kota yang tersebar dalam 17 provinsi di Indonesia. Kota-kota tersebut adalah Banda Aceh, Medan, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Depok, Bekasi, Semarang, Solo, Yogyakarta, Jombang, Kupang, Palangkaraya, Banjarmasin, Makassar, Palu, Gorontalo, Manado, Tomohon dan Sorong. Peringatan IDAHOT 2015 melibatkan 32 organisasi mayarakat sipil yang tidak hanya berbasis massa komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual dan transgender) tetapi ada juga berbasis komunitas agama, cendikiawan dan aktivis sosial lainnya. Hasil kerja dari ke-32 organisasi ini adalah pelaksanaan 48 kegiatan yang memiliki semangat IDAHOT yakni bertujuan untuk melawan homofobia dan transfobia. Kegiatannya berbentuk nonton bareng, diskusi, sosialisasi ke masyarakat umum, gathering komunitas, kampanye melalui internet (queering internet), bakti sosial dan sebagainya. Kegiatankegiatan itu dilaksanakan dari tanggal 1 Mei sampai dengan 31 Mei 2015. Dari ke-48 kegiatan tersebut, ada yang sifatnya terbuka untuk umum dan ada yang sifatnya tertutup. Setidaknya ada 2200 orang yang berpartisipasi langsung dalam kegiatan-kegiatan itu. Berkat peringatan IDAHOT 2015 ini isu LGBT menjadi naik di media massa Indonesia. Setidaknya ada 3 portal berita daring yang terkenal kredibel mengangkat berita LGBT dengan sudut pandang positif. Mereka adalah kompas.com, bbcindonesia.com dan liputan6.com. Respon publik pun datang dari jagad media sosial Twitter. Dengan menggunakan hastag #IDAHOT2015ID, pengguna twitter banyak yang men-twit-kan pandangan mereka terhadap kelompok LGBT, kekerasan yang menimpa kelompok LGBT, sejarah peringatan IDAHOT dan lainnya. Meskipun hastag #IDAHOT2015ID tidak menjadi trending topic di twitter tetapi usaha kampanye melalui media sosial ini cukup masif dan patut diapresiasi. International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
7
Saat ini, Indonesia memiliki presiden baru. Presiden Joko Widodo terkenal di kalangan rakyat sebagai sosok yang sederhana, cekatan dan berpikiran terbuka. Kepemimpinan Joko Widodo adalah angin segar bagi kelompok LGBT karena di rezim ini banyak diisi oleh orang-orang yang berpikiran terbuka. Peluang ini bisa dimanfaatkan kelompok LGBT untuk mengampanyekan kesetaraan hak LGBT sebagai warga negara. Meskipun begitu, bukan berarti pergerakan LGBT di Indonesia bisa berjalan dengan mulus. Indonesia memang tidak punya aturan yang mengriminalkan LGBT tetapi Indonesia juga tidak punya undang-undang yang melindungi LGBT. Sehingga di tengah-tengah pusara tafsir agama dan budaya, LGBT tetap menjadi kelompok yang rentan terhadap kekerasan atau pun diskriminasi yang dilakukan oleh masyarakat. Misalnya, Akhir tahun 2014 Majelis Ulama Indonesia mengeluarkan fatwa bernomor 57 tahun 2014 tentang Lesbian, Gay, Sodomi dan Pencabulan yang merekomendasikan kepada pemerintah untuk tidak mengakui eksistensi dan menghukum berat kelompok lesbian dan gay. Fatwa ini tidak memiliki kekuatan hukum dalam tatanan hukum Indonesia, tetapi fatwa ini bisa menjadi pembenar (justifikasi) kelompok Islam fundamentalis untuk berlaku sewenang-wenang terhadap kelompok LGBT bahkan bisa sampai membunuh LGBT sebagaimana yang terjadi pada kelompok Ahmadiyah (satu kelompok sekte dalam agama Islam). Sementara itu Negara tidak punya perangkat hukum yang bisa digunakan untuk melindungi LGBT. Untuk itu, IDAHOT menjadi penting diperingati terus-menerus di Indonesia sebagai momen perenungan bagi semua pihak yang peduli terhadap kemanusiaan. Harapannya, dengan IDAHOT terus diperingati secara masif, ada perubahan perspektif masyarakat Indonesia terhadap eksistensi kelompok LGBT. Sehingga LGBT hidup bersama menjadi bagian masyarakat dalam damai.
8
20 15
Rangkaian Kegiatan IDAHOT 2015 2 MEI 2015
Kuliah Umum : Tiap Pengkategorian Pasti Ada Yang Di-liyan-kan Sabtu, 2 Mei 2015, dalam rangka menyambut International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) Suara Kita mengadakan kuliah umum bertemakan politik identitas. Kuliah umum ini mengangkat pemikiran Julia Kristeva mengenai Gender Ketiga Dalam Politik Sistematisasi. Bertempat di sekretariat Suara Kita, Kuliah Umum kali ini mengundang Dr. Phil. Dewi Candraningrum, Dosen Universitas Muhamadiyah Solo sebagai narasumber. Sekitar 15 peserta menghadiri kuliah umum ini. Peliyanan kelompok LGBT bagi Dewi merupakan dampak dari pemikiran modern yang gemar mengotak-kotakan manusia. Ada narasi agung bahwasannya manusia yang baik itu adalah yang heteroseksual. Meskipun begitu Dewi pun mengungkapkan bahwa pengotakan manusia pasti akan meliyankan manusia lain yang tidak ‘sesuai’ dengan ‘standar’ kotak tersebut. Termasuk pengotakan LGBT, pasti ada orang yang terliyankan atas terminologi LGBT tersebut. International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
9
4 MEI 2015
Yasinan dan Diskusi HIV/AIDS untuk Memperingati IDAHOT 2015
Dalam rangka memperingati IDAHOT 2015, IWB (Ikatan Waria Banua) Banjaraty melakukan pembacaan Yasin dan diskusi mengenai pentingnya komunitas transgender dalam menjaga kesehatan dengan menghindari perilaku seksual yang beresiko tinggi agar tidak tertular penyakit HIV dan AIDS. Acara tersebut dilaksanakan Senin 4 Mei 2014 di Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin. Tepat pukul delapan malam acara pun dimulai. Hadir sebagai narasumber dalam acara ini adalah ketua IWB Banjaraty Miss Sussan dan Fanny anggota IWB Banjaraty yang juga bekerja di KPA Kota Banjarmasin. Acara ini dihadiri oleh 28 orang perserta
5 MEI 2015
IDAHOT 2015 Wujud Gerakan GWL yang Signifikan
Peringatan hari International Days Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) 2015 yang diperingati hampir seluruh propinsi di Indonesia termasuk propinsi Sulawesi Tengah. Gema Lentera Peduli Tadulako (MALEO) sebagai Lembaga Komunitas Gay dan Laki seks Laki (LSL) di bulan Mei ini melakukan rentetan kegiatan dalam rangka memperingati IDAHOT 2015, parayaan kegiatan IDAHOT kali ini terbagi atas Pra Event dan Malam Puncak Perayaan IDAHOT.
10
20 15
Pra Event diselenggarakan dua kali dan acara yang pertama adalah diskusi dan sosialisasi konsep SOGIEB (Sexual Orientation, Gender Identity & Expression and Body) yang dilaksanakan di Organisasi Paguyuban Ikatan Pemuda Banggai Kepulauan pada 5 Mei 2015. Salah satu tujuan acara ini adalah untuk melihat respon masyarakat terhadap kelompok LGBT.
Miss Uniperes 2015 Komunitas Sehati Makassar bekerjasama dengan Kerukunan Waria-Bissu Sulawesi Selatan dan Persatuan Waria Jeneponto mengadakan Miss Uniperes 2015 di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Miss Uniperes adalah pemilihan waria yang bertujuan untuk menjadikan peserta sebagai duta bagi diri sendiri dan komunitasnya dalam pergerakan Hak Asasi Manusia. Kegiatan ini merupakan rangkaian hari ulang tahun Kabupaten Jeneponto yang ke-152 dan Peringatan Hari International Day Against Homphobia and Transphobia 2015.
7 MEI 2015
Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 7 Mei 2015, dalam rupa workshop yang berisi pembekalan kepada finalis dengan materi SOGIE (sexual orientation, gender identity and expression), Hak Asasi Manusia, HKRS (Hak Kesehatan Reproduksi dan Seksual) serta Public Speaking. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan sesi Sharing Life Skill kepada masyarakat dan anjangsana ke tempat wisata Lembah Hijau Kabupaten Jeneponto pada 9 Mei 2015. Acara puncak grandfinal diselenggarakan di Gedung Sipitangari pada 10 Mei 2015 dengan menobatkan Amanda Sandova asal Kabupaten Luwu Utara sebagai Miss Uniperes 2015.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
11
12
20 15
Pemutaran dan Diskusi film Latter Days
8 MEI 2015
Binthe Pelangi Gorontalo (BPG) dan Ikatan Waria Indonesia (IWIG) menggelar pemutaran dan diskusi film berjudul Latter Days pada Sabtu, 8 Desember 2015. Kegiatan ini ditujukan kepada Gay dan Waria muda agar dapat lebih mengerti dan memahami arti penerimaan identitas diri mereka. Para peserta yang hadir tampak sangat antusias. Setelah pemutaran film usai pun, mereka masih tampak semangat melakukan diskusi hingga larut pukul 23.15 WITA. Harapan lain dari kegiatan ini adalah agar kelompok LGBT dapat memaknai agama sebagai bagian yang paling personal dan merupakan hak setiap individu. “Rasa takut, gelisah yang dialami LGBT ketika sudah menerima diri sebagai LGBT disebabkan oleh stereotipe negatif yang sudah terlanjur ditancapkan ke dalam diri LGBT bahkan sebelum LGBT itu menerima dirinya,” jelas Ardian sebagai moderator diskusi.
Diskusi Film Pride: Solidaritas Gay-Lesbian Untuk Buruh
9 MEI 2015
Riuh rendah tepuk tangan mengapresiasi pemutaran dan diskusi film minggu ini di Suara Kita. Minggu ini dengan nuansa Hari Buruh dan IDAHOT (International Day Against Homophobia and Transphobia – red) yang masih terasa, Johan salah satu peserta nonton dan diskusi ini film mengungkapkan bahwa Film Pride yang diputar di Suara Kita dianggap sangat pas dengan momentum yang ada. Pemutaran film dan diskusi tanggal 9 Mei kali ini mendatangkan Ana Arifin (lebih akrab dipanggil Upi) dari Arus Pelangi.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
13
Sekitar 25 orang peserta diskusi dan nonton bareng ini memenuhi sekretariat Suara Kita dengan tawa, decak kagum, dan tepuk tangan. Menurut Upi film PRIDE menggambarkan isu gerakan yang cross-cutting atau interseksional yang sukses.
SEMINAR PUBLIK : HOMOSEKSUAL “REALITAS YANG UNIK” Bertempat di Gedung Teater Thomas Aquinas Universitas Katholik Soegijapranata, Komunitas Sobat Semarang dan Peer Educator 9 menyelenggarakan seminar publik bertajuk Homoseksual : Sebuah Realitas yang Unik pada 9 Mei 2015. Diskusi diawali dengan pemaparan dari Oriel Calosa, Koordinator Sobat Semarang sebagai salah satu aktivis LGBT di Semarang. Dia mengungkapkan problematika penerimaan diri di lingkungan komunitas LGBT dan bagaimana komunitas LGBT membangun dan bertahan membangun penerimaan diri pada lingkungan masyarakat. Narasumber lain yang juga turut angkat bicara adalah Silvy Mutiari, Ketua PERWARIS (Persatuan Waria Semarang). Silvy mengungkapkan betapa sulinya menjadi seorang waria yang ditekan oleh lingkungannya. Namun ketika lingkungan menerima mereka, maka waria dapat mengambil peranan- peranan sosialnya. Di diskusi kali ini hadir pula narasumber lain Dr. Sih Setija Utami M, Kes., seorang Dekan Fakultas Psikologi UNIKA yang memberikan
14
20 15
wacana bahwa betapapun akademisi mencoba membongkar prespektif homoseksualitas mulai dari teori Kinsey hingga teori hormonal tetap akan sulit mengungkapkan hakikat homoseksual itu sendiri. Karena memang tidak ada parameter pasti yang menjadikan homoseksual itu berbeda.
Selfie Photo Contest dalam Perayaan IDAHOT 2015 oleh SGRC Universitas Indonesia SGRC (Support Group and Resource Center for Sexuality Studies) Universitas Indonesia untuk pertama kalinya menyelenggarakan peringatan IDAHOT (Internasional Day Againts Homophobia and Transphobia). Bekerjasama dengan Suara Kita, Magdalene, Komnas Perempuan, dan Jurnal Perempuan, SGRC melaksanakan rangkaian kegiatan ini dari tanggal 11 sampai dengan 23 Mei 2015.
11 MEI 2015
Gelaran pertama adalah Selfie Photo Contest yang dilaksanakan untuk melihat kepedulian teman-teman terhadap diskriminasi yang dialami oleh kelompok homoseksual, biseksual dan transgender. Lomba foto selfie dilaksanakan sejak tanggal 13 Mei dan ditutup pada tanggal 20 Mei. Kontes ini terbuka untuk masyarakat luas. Foto peserta yang masuk ke meja panitia berjumlah sekitar 16 foto.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
15
Lomba ini menghasilkan lima orang pemenang dengan foto selfie terkreatif yang diunggah di akun twitter @SGRCUI. Pemenang Selfie Photo Contest diumumkan pada tanggal 23 Mei 2015. Pemenang datang dari peserta yang berdomisili Yogjakarta, Jabodetabek dan satu orang dari Jepang.
13 MEI 2015
IDAHOT 2015 : Pembagian Kuisioner “Apa Kata Mereka”
Masih dalam rangkaian Pra Event mempertingati International Days Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) 2015. 13 Mei 2015, Gema Lentera Peduli Tadulako (MALEO) sebagai Lembaga Komunitas Gay dan Laki seks Laki (LSL) di Sulawesi Tengah membagikan kuisioner dengan judul Apa kata Mereka untuk melihat respon publik terhadap eksistensi kelompok LGBT. Kuisioner ini disebarkan sebanyak 50 lembar kepada para responden yang adalah mahasiswa di Universitas Tadulako. Mengapa dipilih mahasiswa? Karena melihat adanya keberagaman dan perbedaan suku, agama dalam komuitas mahasiswa serta bobot komentar yang dihasilkan lebih bervariatif. Selain itu untuk melihat respon mahasiswa terhadap kelompok LGBT. Survei sederhana ini juga dapat dijadikan bahan untuk strategi gerakan LGBT kedepannya.
16
20 15
Seminar dan Malam Solidaritas LGBT Di Aceh Dalam rangka menyambut International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT), Violet Grey, sebuah komunitas LGBT di Aceh mengadakan seminar tertutup pada Rabu, 13 Mei 2015. Dengan mengundang Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, seorang cendikiawan muslim dan Hendra Lawhan dari Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Seminar ini membahas nasib komunitas LGBT Aceh di tengah penerapan hukum syariah Islam. Sebanyak 68 peserta hadir dalam diskusi ini. Peserta yang hadir mayoritas datang dari komunitas LGBT Aceh. Malam harinya, Violet Grey mengadakan malam solidaritas yang tujuannya meningkatkan rasa solidaritas antar komunitas LGBT dan komunitas masyarakat sipil lainnya. Acara malam solidaritas ini dimulai pukul 19.00 WIB sampai dengan 23.00 WIB. Di acara malam solidaritas ini ada penampilan Lypsync dari komunitas LGBT, nonton bareng dan drama parodi.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
17
15 MEI 2015
Membangun Dukungan Keluarga Untuk LGBT
Jumat, 15 Mei 2015, Dalam rangka memperingati International Day Agianst Homophobia and Trasnphobia (IDAHOT) 2015. Suara Kita mengadakan acara bertajuk Membangun Dukungan Keluarga Bagi Kelompok LGBT di Indonesia. Acara yang bersifat tertutup dan diperuntukkan bagi kalangan terbatas ini digelar di Freedom Institute, Jakarta. Hartoyo, Ketua Suara Kita, menjelaskan bahwa latar belakang diadakan acara ini adalah karena makin banyaknya anakanak muda LGBT yang lari dari rumah atau diusir dari keluarga karena anak itu adalah LGBT, “Harapannya, dari forum ini kita bisa melakukan sesuatu”. Acara diskusi ini, terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah sesi nonton bareng pemutaran film Emak dari Jambi dan Pertanyaan untuk Ayah. Kemudian acara dilanjutkan sesi kedua yakni sesi diskusi dan berbagi pengalaman. Di sesi kedua, Suara Kita mengundang Dr. Hastaning Sakti, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro untuk menjadi fasilitator diskusi ini dan Dewi Nova, seorang aktivis kesetaraan gender sebagai moderator. Di akhir acara para peserta yang hadir berharap acara tersebut dapat dilakukan secara rutin karena banyak memberikan dukungan secara psikologis kepada LGBT dan keluarga yang hadir.
18
20 15
Diskusi Publik : Membedah Sholatnya Waria Sabtu, 15 Mei 2015, Pondok Pesantren Waria Al Fatah Yogyakarta mengadakan diskusi publik dengan mengambil tema Membedah Sholatnya Waria. Tujuan kegiatan diskusi publik ini ingin melihat sejauh mana pandangan beberapa institusi baik dari tokoh agama, masyarakat, akademisi maupun jaringan yang di undang terhadap spiritualitas waria. Disamping itu melalui kegiatan ini diharapkan akan adanya dukungan baik itu dari individu maupun kelompok masyarakat terhadap penerimaan waria dalam hal ini adalah hak beribadah waria. Dari 75 undangan yang disebar, pada pelaksanaan acara berlangsung, peserta diskusi yang hadir sebanyak 92 orang. Untuk Narasumber di Diskusi Publik ini, Pondok Pesantren Waria Al Fatah mengundang Bapak K.H.Abdul Muhaimin, tokoh agama serta pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummah Yogyakarta, Ibu Alimin dari Pusat Studi Wanita ( PSW ) UIN Sunan Kalijaga, dan Noor Kholis dari Universitas Islam Nahdlatul Ulama ( UNISNU ) Jepara.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
19
16 MEI 2015
Internalized Homophobia: Saat homoseksual membenci dirinya sendiri Homoseksualitas sudah lama dikeluarkan dari daftar gangguan kejiwaan oleh American Psychiatric Association (1973) dan juga World Health Organization (1990), namun mengapa banyak individu homoseksual yang mengalami gangguan perilaku?
Inilah pertanyaan yang mengusik benak para pembicara dalam seminar bertajuk Internalized Homophobia yang diadakan di kampus Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta pada tanggal 16 Mei 2015, dari pukul 11.00 hingga 13.00 WIB. Acara tersebut menghadirkan dua pembicara, yaitu Benny Prawira (aktivis kesehatan jiwa dan pencegahan bunuh diri), dan Amanda Octacia Sjam (psikolog klinis) , yang dipandu oleh Sebastian Partogi dari The Jakarta Post.
Beberapa solusi yang ditawarkan untuk melawan internalized homophobia dan menjadi individu yang lebih bahagia adalah: mencari kawan-kawan yang ramah LGBT dan tidak suka menghakimi serta mempelajari fakta-fakta yang tidak bias mengenai seksualitas. Diharapkan, dengan membuka pikiran mereka pada hal-hal yang bersifat ramah LGBT, individu homoseksual akhirnya bisa menerima identitas seksualnya dengan ikhlas dan menjalani hidup yang lebih bahagia.
Ilmu Kedokteran dan Transgender Di Indonesia Sabtu, 16 Mei 2015, dalam rangka memperingati International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) Suara Kita menggelar kuliah umum dengan tema Ilmu Kedokteran dan Transgender Di Indonesia dengan pembicara Benjamin Hegarty, seorang kandidat doktor dari Australian National University. Sebanyak 30 orang memenuhi ruang tengah sekretariat Suara Kita untuk mengikuti kegiatan ini.
20
20 15
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Oleh Benjamin Hegarty, kondisi dan penerimaan masyarakat terhadap waria atau transgender di Indonesia saat ini tidak lebih baik dibandingkan dengan pada tahun 1970-an. Misalnya, dalam dunia kedokteran saat ini tidak menyediakan fasilitas operasi penggantian jenis kelamin kepada waria. Padahal pada tahun 1970-an, pemerintah dan tokoh agama seperti Buya Hamka memperbolehkan dan menyediakan layanan tersebut sebagai solusi dari ‘penyimpangan’ keberadaan waria. Dari penelitiannya, Ia berharap dapat menarik manfaat yang dapat digunakan dalam aktifitas dunia gerakan LGBT secara nasional pada saat ini.
Madame X Di Kota Tomohon Sabtu, 16 Mei 2015 bertempat di Cafe D’Street kota Tomohon dilaksanakan pemutaran film Madame X. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka sosialisasi dan memperingati IDAHOT 2015. Kegiatan ini difasilitasi oleh FOBERTO (Forum Berdikari Tomohon) serta dihadiri oleh komunitas- komunitas LGBT dan orangtua yang telah menerima anggota keluarganya sebagai LGBT. Acara ini juga dihadiri oleh anggota DPRD Kota Tomohon dan masyarakat setempat.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
21
Terlihat sikap persaudaraan dan penerimaan dari kalangan muda heteroseksual terhadap kelompok LGBT di kota Tomohon dalam kegiatan ini. Penyelenggara berharap kegiatan ini dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk terus menepis kebencian dan ketakutan yang berlebihan terhadap kelompok LGBT di kota Tomohon yang penduduknya mayoritas beragama Kristiani.
Pemutaran Film Blue Is The Warmest Color. Sabtu, 16 Mei 2015, Talita Kum mengadakan pemutaran film bertemakan lesbian, berjudul Blue Is The Warmest Color. Talita Kum adalah organisasi Lesbian, Biseksual dan Transgender (LBT) yang berbasis di Kota Solo, Jawa Tengah. Pemutaran film ini diadakan dalam rangka memperingati hari Internasional Melawan Homofobia, Bifobia, dan Transfobia atau biasa dikenal sebagai IDAHOT yang diperingati tiap 17 Mei 2015. Sebagai organisasi berbasis komunitas, momen ini merupakan momen yang wajib diperingati oleh Talita Kum. Selain untuk mengeratkan silaturahmi komunitas LBT di Solo, juga untuk sosialisasi apakah IDAHOT itu dan mengapa diperingati setiap tahunnya. Karena ternyata sebagian komunitas LBT belum mengerti makna dari IDAHOT itu sendiri. Acara diadakan di sekretariat Talita Kum di kota Solo. Pemutaran film dimulai dari pukul 19.00 sampai 22.00 lalu dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber Reny Kistiyanti, Ketua Talita Kum. Pemutaran film berlangsung dengan khidmad dan diskusi berlangsung seru karena sebagian komunitas belum mengenal keberadaan PPDGJ III tahun 1993.
Bedah Film dan Talk Show Tentang HIV/AIDS Gaya Patriot adalah sebuah organisasil komunitas gay, waria dan lelaki seks lelaki (LSL) di kota Bekasi. Bekerja sama dengan GWL-INA, Gaya Patriot menyelenggarakan diskus mengenai HIV/AIDS dan bedah film Jongen (Boys) yang dilaksanakan pada Sabtu, 16 Mei 2015 di Cikarang Baru, Bekasi. Acara ini digelar dalam rangka turut menyemarakkan peringatan IDAHOT 2015 di kota Bekasi. Kegiatan ini diikuti sekitar 175 orang peserta yang datang dari komunitas Kota dan Kabupaten Bekasi. Hadir sebagai narasumber untuk bedah film adalah Holil Abdullah dari Gaya Patrot dan yang pernah mendapatkan pelatihan Konselor KPAN Tahun 2015. Tujuan dari penyelenggaran acara ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan komunitas GWL (gay, waria, lelaki-suka-lelaki) muda untuk berperan serta dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kota dan Kabupaten Bekasi, sekaligus memperkenalkan layanan IMS dan VCT yang ada di Bekasi kepada komunitas GWL.
22
20 15
Diskusi mengenai LGBT dan Sosialisasi IDAHOT 2015 Acara yang diselenggarakn oleh Independent Men of Flobamora Nusa Tenggara Timur (IMoF-NTT) ini ditujukan kepada para mahasiswa dan mahasiswi STIKES Nusantara yang difasilitasi oleh Ibu Hasnah, salah satu Dosen di sekolah tinggi kesehatan tersebut. IMof-NTT adalah organisasi komunitas gay di Nusa Tenggara Timur.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
23
Diskusi dan sosialisasi yang digelar pada 16 Mei 2015 tersebut mendapat respon yang cukup baik dari para peserta. Acara yang semula direncanakan hanya berjalan selama satu jam mundur menjadi tiga jam karena begitu tingginya antusiasme, banyak yang pertanyaan muncul dari para peserta dan diskusi benar- benar terasa hidup. Mahasiswa dan Mahasiswi STIKES Nusantara berjanji untuk menjadi tenaga- tenaga kesehatan yang bisa bersahabat baik pada siapapun tanpa terkecuali. Acara diakhiri dengan foto bersama antara penyelenggara dan peserta diskusi.
Sosialisasi IDAHOT 2015 Di Manado Sabtu, 16 Mei 2015. Sanubari Sulawesi Utara (SALUT) melakukan kegiatan sosialisasi IDAHOT (International Day Againts Homophobia and Transphobia) dengan menyebarkan brosur yang berisi informasi IDAHOT, homofobia dan transfobia ke komunitas LBT Celebes Manado di Marina Plaza, Manado, Sulawesi Utara. SALUT adalah organisasi komunitas LGBT di Sulawesi Utara. Sosialisasi ini sebagai kegiatan memperingati IDAHOT 2015 di Manado, yang mana teman-teman LBT (Lesbian, Biseksual, Transgender) di Manado masih belum tahu tentang apa itu IDAHOT. Sosialisasi ini dibuka oleh Coco Jerico selaku Ketua Salut dengan memperkenalkan Salut kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi dan diskusi bersama teman-teman LBT Celebes.
24
20 15
“Dengan adanya sosialisasi ini, saya dan teman-teman LBT Celebes menjadi tahu bahwa ternyata ada hari besar dari teman-teman LGBT untuk melawan orang-orang yang phobia terhadap kami sebagai lesbian, kami senang SALUT bisa berbagi bersama kami”, ungkap Abhy (sekertaris LBT Celebes).
Diskusi dan Renungan PKBI Sulawesi Selatan Memperingati International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT), PKBI Daerah Sulawesi Selatan mengadakan dua kegiatan. Pertama adalah Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN). Peringatan IDAHOT disisipkan pada kegiatan Malam Renungan AIDS Nusantara yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2015. Peserta MRAN yang terlibat berkisar 30 orang dari KPA Provinsi, KPA Kota, Yayasan Intan Maharani, Opsi dan komunitas waria, dimana komunitas waria ikut serta sebagai pengisi acara pada kegiatan malam itu. Kedua adalah diskusi tertutup membahas identitas gender dan orientasi seksual dengan tujuh Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah, pada Jum’at 18 Mei 2015 di sekretariat PKBI Daerah Sumatera Selatan di kota Palembang. Isu ini menjadi penting dibahas di kalangan mahasiswa IAIN agar mahasiswa lebih memahami keberagaman seksualitas dan identitas gender dari berbagai aspek sudut pandang. Harapannya, mahasiswa bisa memahami bahwa kelompok LGBT mempunyai hak yang sama sebagai warga negara.
Aksi LGBTI Di Bundaran HI Minggu, 17 Mei 2015, Forum Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender dan Interseks (LGBTI) Indonesia menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi ini adalah bentuk Peringatan International Day Against Homophobia and Transphobia yang rutin diselenggarakan secara internasional tiap 17 Mei. Aksi digelar ditengah keramaian Car Free Day atau hari bebas kendaraan di Bundaran Hotel Indonesia.
17 MEI 2015
Di aksi ini, para peserta aksi membentang poster yang menuntut penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap kelompok LGBTI di Indonesia. Mereka pun menggelar kain putih yang tujuannya meminta dukungan masyarakat. Aksi ini cukup sukses mengundang media massa untuk meliput aksi ini. Setidaknya ada tiga laman berita online bbcindonesia.com, Liputan6.com dan kompas.com mengangkat aksi ini menjadi berita.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
25
IDAHOT 2015 Di Universitas Indonesia Minggu 17 Mei 2015 menjadi rangkaian acara selanjutnya dalam memperingati IDAHOT 2015 oleh SGRC (Support Group and Resource Center for Sexuality Studies) Universitas Indonesia. Kegiatan yang dilakukan SGRC UI adalah Walk for Fun yang dilaksanakan di Boulevard UI sampai Taman Lingkar Perpus UI. Awalnya SGRC hendak membuat color run dengan tujuan mengkampanyekan pilihan orientasi seksual seseorang adalah pilihan bebas individu dan kita wajib menghargainya. Peserta Walk for Fun ada sebanyak 15 orang dan acara ini dilaksanakan pada pukul 16.00-18.00 WIB.
26
20 15
Bagi-bagi Coklat Gratis Peringatan IDAHOT 2015 Talita Kum membagi-bagikan coklat gratis kepada pengunjung Car Free Day (CFD) Jalan Slamet Riyadi Solo dalam rangka memperingati IDAHOT 2015 yang jatuh pada Minggu 17 Mei 2015. Coklat yang dibagikan sejumlah 300 buah berkemasan loli. Acara ini diadakan karena komunitas ingin berbagi kebahagiaan dengan masyarakat pada hari IDAHOT tersebut. Selain itu juga ada tujuan edukasi kepada masyarakat tentang hari IDAHOT itu sendiri. Bagi-bagi coklat ini berlangsung pada pukul 06.30 hingga pukul 08.00 waktu setempat. Banyak pengunjung yang terkejut dengan apa yang kami rayakan karena baru pertama kali mendengar kata IDAHOT. Tetapi acara tetap berjalan kondusif dan pengunjung tetap tersenyum menerima coklat dari Komunitas LBT (lesbian, biseksual dan transgender – red).
ASB dan Cangkang Queer merayakan IDAHOT 2015 Untuk memperingati IDAHOT (International Day Against Homophobia and Transphobia) 2015, ASB (Aliansi Sumut Bersatu), sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di isu pluralisme agama dan Cangkang Queer, sebuah organisasi LGBT di Medan, mengadakan kempanye melawan homofobia dan transfobia. Kampanye diadakan pada tanggal 17 Mei 2015 saat Car Free Day di Jalan Sudirman, Medan. Acara dimulai pada pukul 07.30 dengan membagikan selebaran, pengumpulan tanda tangan untuk menolak homofobia dan transfobia, serta membentangkan spanduk besar dan poster bertuliskan Membangun Silodariras Melawan Homofobia dan Transfobia. Acara yang diikuti sekitar tiga puluh orang peserta ini diakhiri dengan diskusi bersama mengenai homofobia.
Pemutaran Film Serta Diskusi Film PRIDE dan JORGEN Minggu, 17 Mei 2015 Gaya Lentera Muda Lampung (GayLamp), sebuah komunitas LGBT di Lampung bekerjasama dengan Suara Kita mengadakan nonton bersama dan diskusi mengenai penerimaan diri. Acara digelar di sekretariat GayLamp, Bandar Lampung. Kegiatan ini dihadiri kurang lebih tiga puluh lima orang yang terdiri dari gay, waria dan juga komunitas lainnya. Acara yang berlangsung kurang lebih lima jam ini disambut penuh antusias. Dua film yang diputar secara berturut- turut tanpa jeda adalah Jogen dan Pride. “Selama ini, organisasi GayLamp kerap melakukan diskusi bersama komunitas seputar isu kesehatan, keberagaman gender dan juga diskusi terkait hak asasi manusia baik melalui
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
27
pelatihan atau melalui obrolan santai, namun kali ini dalam rangka memperingati IDAHOT kami mencoba melakukan pemutaran film dan setelah itu kami berdiskusi bersama dan hasilnya cukup menarik, kawan-kawan akhirnya mau berbicara dan merefleksikan apa yang telah mereka tonton”, ujar Rendi Arga Ketua GayLamp.
IDAHOT 2015 Gorontalo Minggu, 17 Mei 2015 beberapa waria terlihat tampak berbeda. Pagi hari pukul 09.00 WITA mereka terlihat cantik dan sangat dermawan. Sejumlah Gay dan Waria dari Binthe Pelangi Gorontalo (BPG) dan Ikatan Waria Gorontalo (IWIG) akan melakukan bakti sosial di Kecamatan Paguyuman, Kabupaten Gorontalo. Kedatangan mereka hanya dengan satu tujuan, “Kami ke sini ingin berbagi dalam rangka memperingati IDAHOT 2015”, ujar Dhea ketua IWIG. Perjalanan panjang memakan waktu selama tiga jam menggunakan sepada motor untuk mencapai lokasi pembagian sembako tersebut. “Kami sengaja memilih lokasi ini untuk dijadikan tempat merayakan IDAHOT 2015 karena tempatnya jarang tersentuh oleh tangan pemerintah, makanya kami Gay dan Waria menunjukkan kepedulian kami kepada sesama”, ujar Melky ketua BPG. Sembako yang dibagikan adalah hasil dari dana swadaya kelompok Gay dan Waria di Kabupaten dan Kota Gorontalo dan hanya cukup untuk dibagikan kepada sepuluh kepala keluarga yang diantaranya adalah janda, lansia dan fakir miskin. Respon yang diberikan
28
20 15
masyarakat cukup membuat para Waria dan Gay tersentuh, pasalnya terlihat senyuman dan kebahagiaan yang luar biasa dari mereka yang diberikan sembako, tidak ada stigma yang didapatkan selama di lokasi, hanya senyuman dan sapaan ramah yang diperoleh diperoleh komunitas LGBT.
Perayaan IDAHOT 2015 dengan Diskusi oleh Manado Men Community (MMC) Minggu, 17 Mei 2015 Manado Men Community (MMC), sebuah organisasi komunitas LGBT menggelar diskusi dengan tujuan menghapus stigma dan diskriminasi terhadap kelompok LGBT di Kota Manado. Kegiatan yang digelar dalam rangka perayaan IDAHOT 2015 ini dipandu oleh Jason selaku direktur MMC. Salah satu kesepakatan bersama dalam diskusi tersebut adalah menolak segala stigma dan diskriminasi terhadap kelompok LGBT di dalam lingkungan sosial bermasyarakat baik lingkungan kerja instansi swasta maupun pemerintah. Acara diakhiri dengan menyalakan lilin bersama sebagai simbol kebersamaan dan semangat pergerakan LGBT. Penyelenggara hanya berharap kegiatan yang sederhana ini dapat memotivasi dan menggairahkan semua LGBT dalam memperjuangkan hak-hak asasinya sebagai warga negara Republik Indonesia.
Malam Puncak Peringatan IDAHOT 2015 oleh MALEO Minggu, 17 Mei 2015, Gema Lentera Peduli Tadulako (MALEO) sebagai Lembaga Komunitas Gay dan Laki seks Laki (LSL) Sulawesi Tengah mengadakan pertemuan di Gedung Pertemuan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sulawesi Tengah sebagai bentuk puncak peringatan IDAHOT 2015. Acara diisi dengan Pemutaran Film dan Diskusi. Kegiatan ini dihadiri oleh Ikatan Pemuda Banggai Kepulauan, Lembaga Pompegaya Sulteng , AIDS Support Center dan komunitas GWL lainnya. Berdasarkan hasil
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
29
diskusi disimpulkan bahwa pencatatan kasus-kasus kekerasan dan diskriminasi terhadap LGBT perlu dikerjakan agar kasus yang menimpa kalangan LGBT serta pengadvokasian di Sulawesi Tengah tercatat dan terdokumentasi. Maleo Sulteng selalu berupaya agar Kegiatan penguatan Advokasi kepada komunitas LGBT lebih diperkuat, tidak hanya melalui peringatan IDAHOT melainkan melalui kegiatan-kegiatan yang berbasis pengembangan diri untuk komunitas serta kampanye.
30
20 15
Kuliah Umum Negara, Politik dan Hasrat Manusia: Kajian Kritis Habermas Tentang Ruang Publik
18 MEI 2015
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung (FISIP UNILA) mengadakan kuliah umum bertajuk Negara, Politik dan Hasrat Manusia: Kajian Kritis Habermas Tentang Ruang Publik, Minggu 18 Mei 2015. Bekerja sama dengan Suara Kita, Kuliah umum ini menghadirkan Dr.Phil Dewi Candraningrum, Direktur Jurnal Perempuan dan Dosen Universitas Muhamadiyah Surakarta. Kuliah umum ini dihadiri oleh sekitar 200 mahasiswa kampus UNILA serta aktivis masyarakat sipil Lampung.
Ikram Baadila, dosen FISIP UNILA mengatakan kegiatan kuliah umum ini tidak hanya ikut memperingati IDAHOT 2015 tetapi juga sekaligus memberikan tambahan wacana terkait teori-teori kritis dan pemahaman tentang identitas gender yang ada di masyarakat kepada mahasiswa sosiologi UNILA.
Aksi Sosial LGBT Aceh Komunitas Violet Grey dan LeTo Aceh, dua komunitas LGBT di Aceh serta organisasi anak muda di Aceh, Generasi Muda Untuk Perubahan (GEMPUR) melakukan aksi penggalangan dana yang dilakukan di lampu merah, Pantai Ulele, dengan cara ngamen di Lapangan Blang Padang dan Museum Tsunami. Penggalangan dana ini bertujuan untuk membantu pengungsi Rohingya yang ada di Aceh. Penggalangan dana dan aksi ngamen
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
31
dilakukan pada tanggal 18 – 20 Mei 2015. Setelah itu, pada tanggal 22-24 Mei 2015 bantuan yang diperoleh disalurkan oleh perwakilan komunitas LGBT, GEMPUR ke titik pengungsian di Kuala Langsa, Bayeun dan Kuala Cangkoi.
20 MEI 2015
Diskusi Publik: Peran Serta Negara Dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap LGBTI di Indonesia
Dalam rangka memperingati IDAHOT 2015, Rabu 20 Mei 2015, Forum LGBTI Indonesia mengadakan diskusi publik dengan tema Peran Serta Negara Dalam Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap LGBTI di Indonesia. Diskusi diadakan di Cikini, Jakarta Pusat. Acara cukup meriah karena hampir semua tempat duduk yang disediakan panitia, sekitar 60 kursi, terisi penuh. Peserta yang hadir cukup beragam mulai dari penggiat HAM, beberapa reporter radio, dan mahasiswa. Diskusi menghadirkan Budi Wahyuni sebagai perwakilan dari Komnas Perempuan, Dodo dari LBH Jakarta, Natalius Pigai dari Komnas HAM, serta Ainul dari YLBHI. Keempat pembicara bersepakat bahwasanya sampai saat ini pemerintah masih belum mampu melindungi, bersikap adil dan memenuhi hak- hak kelompok LGBT.
Pemutaran Film Strella Di Sulawesi Utara Sanubari Sulawesi Utara (SALUT), organisasi komunitas lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT) Sulawesi Utara mengadakan nonton bareng film Strella di Manado. Film ini menceritakan seorang waria bernama Strella yang jatuh cinta kepada seorang lelaki paruh baya yang ternyata adalah ayah kandungnya sendiri. Kegiatan ini diikuti oleh pengurus salut dan beberapa anggotanya. Diskusi kecil yang terjad membahas orang tua yang menerima anaknya sebagai LGBT.
32
20 15
“Bagaimana cara kita (LGBT – red) untuk bisa coming out kepada orang tua dan temanteman yang berada di lingkungan Gereja? Dalam keadaan saya yang masih sembunyisembunyi ini, sudah beberapa cemooh pernah keluar dari mulut teman-teman pemuda di Gereja saya”, ungkap X seorang lesbian peserta diskusi film ini. Merespon pertanyaan ini, peserta pun saling berbagi kisah coming out mereka.
Dari Waria Muda Untuk Ibu-ibu Ciliwung
21 MEI 2015
Selasa, 21 Mei 2015. Terik matahari yang menyengat tidak menyurutkan langkah empat waria muda untuk melakukan sosialisasi mengenai HIV/ AIDS dan demo kecantikan kepada ibu-ibu di komunitas Sekolah Perempuan Ciliwung (SPC). Acara tersebut terselenggara atas kerjasama SWARA (Sanggar Waria Remaja) dan Suara Kita. SPC terletak di Gang Pelangi, Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan. SPC adalah sekolah untuk ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di bantaran kali Ciliwung.
Para Ibu tampak begitu antusias ketika teman- teman waria melakukan sosialisasi mengenai HIV AIDS. Diskusi santai yang dilakukan di salah satu rumah penduduk tersebut dihujani banyak pertanyaan. Tidak ada stigma, malah senyuman dan keceriaan yang empat waria itu dapatkan. “Waria adalah manusia biasa sama seperti kita, di mata Allah kita sama dan harus saling menghargai. Harapan Ibu Musriah dari acara ini adalah para Ibu yang mengikuti acara tersebut dapat mengajarkan kepada para suami, anak, saudara untuk dapat lebih menghargai waria sebagai manusia”, ungkap Ibu Musriah, perwakilan dari SPC.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
33
22 MEI 2015
Konsolidasi LGBT Jawa dan Sulawesi
Suara Kita mengadakan Konsolidasi Gerakan Advokasi LGBT untuk wilayah Jawa bagian Tengah dan Timur serta Sulawesi bagian Utara dan Tengah. Kegiatan berlangsung di daerah Cihampelas, Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa saling percaya (trust) di antara komunitas LGBT sehingga dapat memperkuat gerakan LGBT di Indonesia. Kegiatan berlangsung pada 22- 24 Mei 2015 turut mengundang Sri Endras Iswarini, aktivis kesetaraan gender sebagai fasilitator. Hari pertama Hartoyo mengambil bagian di sesi perkenalan dan identifikasi isu LGBT di Indonesia. Dua puluh lima peserta yang hadir tidak hanya datang dari komunitas LGBT tetapi juga aktivis isu perempuan, aktivis penegakan HAM dan aktivis demokrasi. Menurut Hartoyo, alasan pelibatan aktivis Isu lain agar komunitas LGBT juga terkoneksi dengan isu-isu lain sehingga isu LGBT lebih mudah diarus-utamakan. Hari kedua, Rini memaparkan theory of change sebagai pondasi dalam memfasilitasi peserta untuk menuju visi mereka. Hari ketiga peserta diminta untuk menyusun rencana tindak lanjut.
Pemutaran Film Emak dari Jambi Di Kapal Perempuan
Jumat, 22 Mei 2015, Kapal Perempuan turut menyemarakkan IDAHOT (International Day Against Homophobia and Transphobia) 2015 dengan melakukan pemutaran film Emak dari Jambi. Kapal Perempuan adalah organisasi masyarakat sipil yang fokus pada isu perempuan dan kesetaraan gender. Para peserta diskusi mayoritas berasal dari kelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam organisasi-organisasi di antaranya; Sekolah
34
20 15
Perempuan Ciliwung, Sekolah Perempuan Jatinegara Kaum , Sekolah Perempuan Rawa Jati dan Sekolah Perempuan Bidara Cina. Total peserta yang hadir berjumlah 45 orang. Pertanyaan membanjiri sesi tanya jawab yang dihadiri langsung oleh tokoh utama dari film dokumenter tersebut yaitu Anggun, aktivis Sanggar Waria Remaja (SWARA). Setelah selesai menjawab semua pertanyaan para ibu seputar dunia waria, Anggun hanya berpesan kepada para peserta agar menerima keadaan anak mereka yang memutuskan untuk menjadi waria. Banyaknya waria bertebaran di jalan-jalan, lampu merah, sudut- sudut gelap kota adalah karena penolakan orang tua dan keluarga terdekat mereka.
Peringatan IDAHOT : SOGIEB Bukan Hanya Milik LBT Saja Tapi Semua Golongan
Isu Sexual Orientation, Gender Identity, Expression, and Body (SOGIEB) bukan hanya milik Lesbian, Biseksual, Gay dan Transgender (LGBT) saja tapi semua golongan termasuk golongan rentan seperti difabel. “Isu ini mesti masuk ke ranah sistem pendidikan, untuk nonformal kita sudah mulai mengenalkan tentang keragaman seksualitas,” tutur direktur Talita Kum Solo, Reny Kristiyanti saat diskusi pemutaran film Pride dalam rangka peringatan IDAHOT kerja sama Jejer Wadon dan Komunitas Sinemain, Jumat 22 Mei 2015. Menurut Tiead dari Sinemain, “Untuk memberikan pemahaman tentang keberagaman seksual sebaiknya dikenalkan sejak dini untuk memotong pemahaman keliru yang keburu ‘masif ’ kepada anak-anak kita”. Menurut Elizabeth Yulianti dari Jejer Wadon, Indonesia bisa melakukan hal yang sama seperti dalam film Pride dalam konteks kemanusiaan, “Dalam waktu yang sama, mereka bahkan dari kaum buruh dan kaum LGBT bisa melakukan perlawanan atas diskriminasi yang mereka terima”, tutur Elizabeth.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
35
23 MEI 2015
IDAHOT 2015 Dari Kota Sorong - Indonesia Timur
Komunitas gay dan waria di Kota Sorong, Papua, memperingati Hari Internasional Melawan Homophobia dan Transphobia (IDAHOT) 2015 dengan tema “Akses Layanan Ramah LGBT dan HAM”. Kegiatan yang dilakukan antara lain: bedah film, diskusi tentang layanan kesehatan bagi komunitas LGBT, dan VCT serta skrining IMS di Puskesmas Malanu. Peringatan IDAHOT itu berlangsung selama dua hari; 23 dan 30 Mei 2015, di Aula Yayasan Sosial Agustinus. Pada hari pertama dilakukan tes VCT gratis bagi rekan-rekan komunitas LGBT di kota Sorong, ada 15 orang yang berpartisipasi mengikuti kegiatan ini. Di hari kedua, Lumen Viva Community, sebuah organisasi gay dan waria di Kota Sorong, mengadakan pemutaran dual film yakni film Pride dan The Normal Heart. Sebanyak 30 peserta menghadiri pemutaran film ini. Setelah pemutaran kedua film tersebut, acara dilanjutkan dengan diskusi. Perbincangan lebih fokus pada persoalan kesadaran untuk mengakses layanan kesehatan di fasilitas layanan kesehatan.
Waria Goes To Campus Jumat, 23 Mei 2015, Pondok Pesantren (PONPES) Waria Al-Fatah Kota Gede Yogyakarta mengadakan diskusi mengenai waria serta kegiatan yang dilakukan oleh PONPES Al-Fatah Kota Gede Yogyakarta kepada mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST). Tema diskusi kali ini adalah Keberagaman Waria. Diskusi kali ini menghadirkan Yuni Shara, Nur Ayu, dan Sandra sebagai narasumber. Tujuan acara ini adalah sebagai wahana untuk belajar, menjalin kerja sama, berjejaring dengan pihak kampus dan sebagai media
36
20 15
gerakan untuk menghapus stigma dan diskriminasi terhadap kelompok waria. Acara ini mendapat respon positif dari pihak kampus karena sebelum memasuki ruang kelas untuk berdiskusi, Bapak Pardimin selaku rektor dari UST Yogyakarta berkenan untuk bertemu terlebih dahulu dengan 3 orang narasumber dari Ponpes Waria Al Fatah dan menyatakan menyambut baik terkait kegiatan ini.
Screening dan Diskusi film “Parts of Hearts” Sebagai penutup dalam rangkaian IDAHOT 2015 yang diselenggarakan oleh SGRC (Support Group and Resource Center for Sexuality Studies) Universitas Indonesia, pemutaran dan diskusi film Parts of Heart. Kegiatan ini dilaksanakan pada 23 Mei 2015. Parts of Heart merupakan film yang bercerita bagaimana cinta seorang homoseksual bernama Peter. Cinta adalah cinta, dan setiap kisah cinta yang telah kita lalui membentuk diri kita yang sekarang.
Walaupun pemutaran film sempat diundur waktunya, ternyata peserta yang hadir tetap ramai yaitu sekitar 50 orang . Sutradara film, Paul Agusta pun berkenan hadir sebagai narasumber dalam diskusi.
Liputan Bincang Buku : Mendengar Suara Lesbian Indonesia Sabtu, 23 Mei 2015 masih dalam rangka memperingati IDAHOT 2015 Suara Kita kembali menggelar diskusi buku Mendengar Suara Lesbian Indonesia. Buku tersebut berisi kumpulan tulisan dari para aktivis dan cendikiawan di gerakan perempuan di Indonesia. Hadir dalam bincang buku kali ini adalah Dewi Nova dan Agustine. Mereka adalah dua orang dari beberapa penulis dalam buku tersebut. Diskusi santai pada sore hari tersebut dihadiri sekitar dua puluh orang.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
37
Menurut Dewi Nova buku ini sangat bermanfaat, buku ini dapat menjawab keresahan atau menambah pengetahuan masyarakat tentang lesbian di dalam konstruksi masyarakat yang sangat patriarki dan heteronormatif. Sedangkan Agustine berpendapat buku tersebut dapat menjadi referensi bagi dunia akademis mengenai lesbian di Indonesia.
27 MEI 2015
DISKUSI : Paradigma Baru Penanggulangan HIV/AIDS Di Komunitas Homoseksual
Rabu, 27 Mei 2015, Diskusi bertajuk Membangun Paradigma Baru Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS Di Komunitas Homoseksual digelar di basecamp Komunitas Sobat Semarang. Sobat Semarang adalah komunitas gay yang ada di kota Semarang. Diskusi ini dihadiri oleh 16 peserta yang datang dari beberapa instansi terkait untuk memberikan wacana tentang penanganan HIV dan AIDS bagi komunitas homoseksual di Kota Semarang. Penilaian Sobat Semarang, isu HIV/ AIDS masih terkesan kejar target sehingga edukasi yang sesunggunya menjadi target utama terabaikan. Harapan muncul, ketika Komunitas Sobat Semarang akan membangun peer educator komunitas yang sedianya akan dibantu oleh Ibu Hasta (Dekan Fakultas Psikologi UNDIP – red) dalam mengembangkan Terapi Perilaku Kognitif (Cognitif Behaviour Teraphy). Harapan dari diskusi ini, agar ke depannya dapat dibangun jejaring yang bersinergi untuk penanganan yang bukan hanya aspek pejangkauan dan mitigasi semata namun juga proses penanganan dan pencegahan di lingkungan komunitas itu sendiri.
38
20 15
Diskusi Film Emak dari Jambi dan Pertanyaan Untuk Bapak
28 MEI 2015
Aliansi Satu Visi, Yayasan Pelita Ilmu (YPI) dan Ardhanary Institute (AI) bekerja sama menggelar kegiatan pemutaran film Emak Dari Jambi dan Pertanyaan Untuk Bapak. Kegiatan ini diselenggarakan mulai pukul 13.00 sampai dengan 15. 00 WIB pada Kamis, 28 Mei 2015. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka perayaan IDAHOT 2015 (International Day Against Homophobia and Transphobia). Bertempat di gedung Kementrian Sosial, Jakarta Pusat , kegiatan ini dihadiri sekitar 200 peserta yang datang dari kalangan pelajar, guru serta aktivis di DKI Jakarta.
Penyelenggara juga menghadirkan para pembuat film dan tokoh utama dalam film tersebut sebagai narasumber dalam sesi diskusi. Mereka adalah Yatna Pelangi yang aktif di organisasi Suara Kita, Rikky Muchammad Fajar, Anggun dari SWARA (Sanggar Waria Remaja) sekaligus pemeran utama film Emak dari Jambi serta Nia Dinata sebagai produser kedua film tersebut. Acara dipandu oleh Agustine dari Ardhanary Institute.
Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN 2015) di Kota Tomohon Berjalan Lancar
30 MEI 2015
Sabtu 30 Mei 2015 Berdikari Tomohon dan Evolution Tomohon menutup rangkaian IDAHOT 2015 dengan melaksanakan Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) 2015 di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Kegiatan yang dimulai pukul 18.00 WITA ini berhasil menarik sorotan warga Kota Tomohon dan awak media setempat seperti Manado Express dan Media Sulut. Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari Polres Kota Tomohon (Pos Lantas).
Acara dibuka dengan sambutan singkat Nurse Hulinggi Monoarfa sebagai Koordinator Berdikari Kota Tomohon. Kemudian dilanjutkan dengan seremonial pemasangan lilin dan pelantunan lagu Heal The World karya Michael Jackson dan Usah Kau Lara Sendiri karya Katon Bagaskara yang diiringi oleh alunan terompet gabungan Pemuda dan Pemudi Kota Tomohon.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
39
Harapan ke depan kegiatan ini dapat terus dilaksanakan setiap tahunnya untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat guna meredam segala bentuk stigma dan diskriminasi kepada SADHA (Saudara Dengan HIV/AIDS) sebutan untuk ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) bagi teman- teman di Kota Tomohon.
Bakti Sosial Komunitas LGBT Gorontalo
31 MEI 2015
40
Minggu, 31 Mei 2015 Binthe Pelangi Gorontalo (BPG) dan Ikatan Waria Indonesia Gorontalo (BPG) melakukan Bakti Sosial bersama para lansia di Panti Jompo Ilomata Kota Gorontalo. Kegiatan yang diorganisir komunitas LGBT ini menarik sekitar 23 Lansia untuk ikut serta. Bakti Sosial ini
20 15
merupakan salah satu rangkaian kegiatan memperingati hari melawan homofobia-transfobia atau biasa disebut International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) 2015 di Gorontalo. Kegiatan dimulai dengan senam bersama yang diikuti oleh puluhan penghuni panti jompo juga anggota BPG dan IWIG. Setelah senam selesai seluruh penghuni di ajak ke aula panti untuk melakukan tensi darah gratis dan potong rambut gratis bagi para lansia yang dilakukan oleh rekan-rekan waria. Para Lansia pun sangat terhibur dan senang atas kedatangan BPG dan IWIG, “Saya sangat senang sekali, bisa melihat waria-waria baik dan cantik datang berkunjung ke sini, apalagi mereka sudah menggunting rambut saya”, ungkap Ida, salah satu lansia di Panti Jompo Ilomata.
Nonton dan Diskusi film “CINTA YANG DIRAHASIAKAN” Dalam rangka memperingati IDAHOT 2015 , Gubug Sebaya Jombang sebagai lembaga yang memberikan fasilitas kesehatan kepada remaja marjinal termasuk kelompok LGBT mengadakan pemutaran film dan diskusi. Film yang diputar berjudul Cinta Yang Dirahasiakan, karya Denny JA.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
41
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 31 Mei 2015 dan bertempat di basecamp Sebaya Youth Centre, Jombang, Jawa Timur. Proses diskusi berjalan dengan baik, peserta juga diberi kebebasan untuk bertanya dan menanggapi film maupun pertanyaan-pertanyaan lain yang berhubungan dengan SOGIE (Sexual Orientation Gender Identity and Gender Expression).
Dialog Waria dengan Pengurus RT/RW Minggu, 31 Mei 2015, PKBI Palangkaraya mengadakan pertemuan bersama komunitas waria dengan masyarakat Flamboyan Bawah, Kecamatan Pahandut, Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Ada 23 orang yang mengikuti pertemuan ini, 14 orang di antaranya datang dari komunitas waria Palangkaraya. Kegiatan ini dilakukan untuk memperingati hari International Days Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT) 2015 di Kota Palangkaraya. Inti dari pertemuan ini adalah membahas kesulitan komunitas waria dalam bersosialiasai dengan masyarakat setempat. Perbincangan berisi seputar akses pelayanan kependudukan bagi komunitas waria. Ali, Ketua RT 05 Flamboyan Bawah menyampaikan tidak apa waria tinggal di perkampungan Flamboyan Bawah, “Yang penting waria itu mematuhi atau mentaati
peraturan pemerintah tentang ketertiban umum, serta mematuhi peraturan yang berlaku di masyarakat”, jelasnya.
42
20 15
Pojok Informasi LGBT Aceh Komunitas LGBT Aceh; Violet Grey dan LeTo Aceh, membuka Pojok Informasi. Pojok informasi adalah tempat yang memberikan berbagai informasi terkait gerakan masyarakat sipil. Pojok Informasi dilaksanakan pada tanggal 31 mei 2015, dari pukul 06.30 di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Kegiatan ini merupakan penutupan rangkaian kegiatan perayaan IDAHOT 2015. Dalam kegiatan ini dibagikan berbagai media kampanye terkait dengan gerakan perempuan, kesehatan reproduksi remaja dan penanggulangan HIV AIDS. Selain komunitas LGBT Aceh, di kegiatan ini terlibat pula beberapa organisasi masyrakat sipil yakni; PKBI ACEH, Koalisi Perempuan Indonesia, Solidaritas Perempuan, Relawan Perempuan Untuk Kemanusiaan dan Fatayat NU.
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
43
Respon Publik
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
45
46
20 15
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
47
Daftar Kontak
Daftar Kontak Person Penyelenggara Peringatan IDAHOT 2015 Indonesia No
Pelaksana
Kota
Kontak Person
Propinsi
Nama
E-mail
1
Ardhanary Institute
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Agustine
[email protected]
2
Arus Pelangi
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Anna
[email protected]
3
Aliansi Sumut Bersatu
Medan
Sumatera Utara
Ira
[email protected]
4
Berdikari Tomohon
Tomohon
Sulawesi Utara
Wildy
[email protected]
5
Binthe Pelangi Gorontalo
Gorontalo
Gorontalo
Melky
[email protected]
6
Cangkang Queer
Medan
Sumatera Utara
Kristina
[email protected]
7
FISIP UNILA
Bandar Lampung
Lampung
Ikram Baadilah
[email protected]
8
Forum LGBTIQ Indonesia
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Yuli
[email protected]
9
Gaya Lampung
Bandar Lampung
Lampung
Rendi
[email protected]
10
Gaya Patriot
Bekasi
Jawa Barat
Riza
[email protected]
11
Gubug Sebaya Jombang
Jombang
Jawa Timur
Ifan
[email protected]
12
IMoF NTT
Kupang
Nusa Tenggara Timur
Idho
[email protected]
13
Ikatan Waria Banua Banjaraty
Banjarmasin
Kalimantan Selatan
Dona
[email protected]
14
Ikatan Waria Indonesia Gorontalo
Gorontalo
Gorontalo
Dheandra
[email protected]
15
Jaringan Gaya Warna Lentera
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Slamet
[email protected]
16
Jejer Wadon
Solo
Jawa Tengah
Liza
[email protected]
17
Kapal Perempuan
Jakarta Selatan
Jakarta
Opie
[email protected]
18
Komunitas Sehati Makassar
Makassar
Sulawesi Selatan
Inoe
[email protected]
19
Lumen Viva Community
Sorong
Papua
Wilhelmus Leu
[email protected]
20
Maleo Sulteng
Palu
Sulawesi Tengah
Fahmi
[email protected]
21
Manado Men Community
Manado
Sulawesi Utara
Jason
[email protected]
22
PKBI Palangkaraya
Palangkaraya
Kalimantan Tengah
Priyo
[email protected]
23
PKBI Palembang
Palembang
Sumatera Selatan
Leo
[email protected]
24
Pondok Pesantren Waria Alfatah
Yogyakarta
DI Yogyakarta
Shinta Ratri
[email protected]
25
Sanubari Sulawesi Utara
Manado
Sulawesi Utara
Kheke
[email protected]
26
SGRC UI
Depok
Jawa Barat
Ferena
[email protected]
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
49
50
27
Sobat Semarang
Semarang
Jawa Tengah
Oriel Calousa
[email protected]
28
Sekolah Tinggi Teologi Jakarta
Jakarta Pusat
DKI Jakarta
Sebastian Partogi
[email protected]
29
Suara Kita
Jakarta Selatan
DKI Jakarta
Yudi
[email protected]
30
Sanggar Waria Remaja
Jakarta Timur
DKI Jakarta
Vina
[email protected]
31
Talita Kum
Solo
Jawa Tengah
Reni Kristiyanti
[email protected]
32
Violet Grey
Banda Aceh
Nangroe Aceh Darussalam
Echa
[email protected]
20 15
International Day Against Homophobia and Transphobia (IDAHOT)
51
ISBN 978-602-71755-5-6
idahotindonesia.net