LAPORAN KEGIATAN MONITORUNG DAN SURVEILANS BRUCELLOSIS TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Brucellosis merupakan salah satu penyakit hewan menular strategis yang terdapat di dalam Daftar Penyakit Hewan Strategis Nasional, mendapat prioritas dalam usaha pencegahan, pengendalian dan pemberantasan. Prioritas tersebut disebabkan karena dampak ekonomi yang ditimbulkannya dan dampak terhadap kesehatan masyarakat. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1935 pada sapi perah di Grati Pasuaruan Jawa Timur, penyakit Brucellosis menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Pada sebagian wilayah mempunyai prevelensi cukup besar (>3%) seperti P.Jawa dan sebagian P. Sulawesi bagian selatan. Penularan Brucellosis biasanya terjadi secara oral, melalui hidung atau mata. Selain itu penularan dapat juga terjadi secara congenital dimana anak yang dilahirkan dari induk penderita, cenderung menjadi latent carier dan akan mengalami abortus pada saat terjadi kebuntingan yang pertama. Pada saat keguguran, fetus dan membrannya mengandung banyak kuman dan menjadi sumber penularan. Kerugian utama adalah terjadinya keguguran pada ternak dan gangguan fertilitas. Selain kerugian secara ekonomi, Brucella abortus dapat juga mengancam kesehatan masyarakat karena sifatnya yang zoonosis. Penyakit ini menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
1
berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau penyakit Bang. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Pada ternak kerugian dapat berupa kluron, anak ternak yang dilahirkan lemah, kemudian mati, terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen. Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu. Brucellosis merupakan penyakit beresiko sangat tinggi, oleh karena itu alat-alat yang telah tercemar bakteri brucella sebaiknya tak bersentuhan langsung dengan manusia. Sebab penyakit ini dapat menular dari ternak ke manusia dan sulit diobati, sehingga brucellosis merupakan zoonosis yang penting. Tetapi manusia dapat mengkonsumsi daging dari ternak-ternak yang tertular sebab tidak berbahaya apabila tindakan sanitasi minimum dipatuhi dan dagingnya dimasak. Demikian pula dengan air susu dapat pula dikonsumsi tetapi harus dimasak atau dipasteurisasi terlebih dahulu. Pada kenyataannya Brusellosis merupakan penyakit ekonomi yang merisaukan sehingga peternak harus waspada. Pada kawanan ternak sapi yang belum pernah terkena Brucellosis penyakit dapat menulari semua betina yang telah dewasa kelamin dan dapat menyebabkan abortus. Usaha-usaha pencegahan terutama ditujukan kepada vaksinasi dan tindakan sanitasi dan tata laksana. Tindakan sanitasi yang bisa dilakukan yaitu (1) sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapushamakan. Fetus dan plasenta harus dibakar dan vagina apabila mengeluarkan cairan harus diirigasi selama 1 minggu (2) bahan-bahanyang biasa dipakai didesinfeksi dengan desinfektan, yaitu : phenol, kresol, amonium kwarterner, biocid dan lisol (3) hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami kluron. Apabila seekor ternak
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
2
pejantan mengawini ternak betina tersebut, maka penis dan preputium dicuci dengan cairan pencuci hama (4) anak-anak ternak yang lahir dari induk yang menderita brucellosis sebaiknya diberi susu dari ternak lain yang bebas brucellosis (5) kandang-kandang ternak penderita dan peralatannya harus dicuci dan dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan. Sedangkan untuk pengobatannya belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis. Mengingat sifat dari bakteri brucella yang bersifat intracelular sehingga sulit ditembus dengan antibiotik. Penyebaran Brucellosis di Indonesia dilaporkan terjadi dibeberapa pulau seperti Pulau Jawa, Sulawesi dan sebagian Pulau Sumatera. Pulau Sumatera termasuk pulau yang besar di Indonesia dan memiliki potensi untuk pengembangan peternakan sapi dan kerbau, perlu diamankan dari ancaman penyakit hewan menular termasuk Brucellosis. Pengamanan tersebut dapat dilakukan wilayah per wilayah dengan aturan yang kuat.
MAKSUD DAN TUJUAN : Adapun tujuan dari kegiatan penyidikan penyakit Brucellosis adalah sebagai berikut : 1. Mendapatkan gambaran menyeluruh terhadap situasi penyakit Brucellosis diwilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi 2. Mengetahui prevalensi terakhir kasus Brucellosis 3. Untuk deteksi dini adanya reaktor Brucellosis 4. Menetapkan
perwilayahan
(Zooning)
untuk
penyidikan
penyakit
Brucellosis tahun berikutnya.
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
3
Adapun maksud dari laporan ini adalah agar hasil monitoring dan surveillans yang tergambar dalam laporan ini dapat menjadi masukan bagi pembuat kebijakan dalam rangka mempertahankan status bebas penyakit Brucellosis khususnya, maupun penyakit hewan menular lainnya pada umumnya.
SASARAN DAN KATEGORI WILAYAH SASARAN : Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah ternak yang peka terhadap penyakit brucellosis yang berumur 1 tahun atau lebih, baik yang terdapat didaerah padat ternak maupun jarang ternak di wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi. Sedangkan penentuan wilayah surveillans dari kegiatan ini dengan menentukan Kategori wilayah sasaran sebagai berikut : a. Kategori 1 : a. Lokasi dimana dulunya pernah ditemukan seropositif Brucellosis, besaran sampel dilakukan 100% (sapu bersih) pada desa yang bersangkutan b. Kategori 2 : a. Daerah sekitar lokasi dimana dulu pernah ditemukan seropositif (wilayah kategori 1), dengan besaran sampel sekitar 80 % populasi perdesa c. Kategori 3 : a. Daerah / wilayah padat ternak, tetapi belum pernah ditemukan seropositif, besaran sampel 100 % populasi perdesa terpilih
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
4
d. Kategori 4 : a. Daerah / wilayah jarang ternak, tidak pernah ada kasus seropositif besaran sampel diambil secara random perdesa
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
5
BAB II MATERI DAN METODA
MATERI Materi berasal dari pengambilan sampel serum disesuaikan dengan kaidah pengambilan sampel yang diperoleh dari lapangan yang direncanakan, baik melalui pendekatan wilayah maupun pendekatan populasi. Dalam pengambilan sampel tersebut bekerjasama dengan Dinas terkait. Bahan yang diuji berupa sampel serum darah sapi dan kerbau dari ternak yang berusia 1 tahun atau lebih. Sedang data-data yang menyangkut keperluan surveillans diambil dilapangan bersamaan dengan pengambilan sampel darah ternak. Sedang data populasi diperoleh dari laporan Dinas Peternakan yang disampaikan Dinas Peternakan Sumbar, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau. Jenis spesimen yang diambil berupa serum darah didaerah yang dilakukan investigasi, survaillans dan monitoring Penyakit Brucellosis. Sedangkan Alat dan bahan dalam pengambilan Spesimen. serum darah dibutuhkan handling, spuit, test tube/mikrotube dan termos es. Dalam pengambilan spesimen alangkah baiknya bila disertai dengan perlindungan berupa Disposable Syring 10 cc + Needles, Disposable Syring 1 cc + Needles masker, glove, sepatu boat dan waerpark, menginggat penyakit ini adalah zoonosis. Dan untuk alat dan bahan dalam pelaksanaan uji di Laboratorium yang dibutuhkan meliputi Jas Laboratorium, Glove, plate pengujian, tusuk gigi, kaca pembesar, labu erlemeyer, shaker, inkubator, Singlechanel mikropippete 0,5-10 µl, Singlechanel mikropippete 10-100µl, Singlechanel mikropippete 1000 µl atau
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
6
multichanel mikropippete 10-100µl, stirer, vortex, refrigerator, Sentrifugase, Microplate U battom, Tip mikropippete dan lain-lain. Sedangkan bahan yang digunakan berupa Antigen RBPT, serum kontrol positif dan negatif, Antigen Brucella abortus, hemolicin yang diambil dari serum kelinci yang diberi perlakuan berupa penyuntikan RBC domba 10 %, komplement yang diambil dari serum kelinci yang diberi perlakuan berupa pemberian pakan berprotein tinggi, sel darah merah (RBC) domba 3 % dan 10 %, kolmer diluent, larutan alsevers, Larutan stock,
METODE
Sampel yang diperoleh dilakukan pengujian secara bertahap, yakni uji screening (uji pendahuluan/uji tapis), kemudian dilanjutkan dengan uji konfirmasi. Metoda pengujian sampel yang digunakan di laboratorium adalah screening test dengan metoda RBPT (Rose Bengal Plate Test). Apabila hasilnya positif dilanjutkan konfirmasi test dengan metoda CFT (Complement Fixation Test).
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Dari hasil surveillans dan monitoring Brucellosis pada tahun 2013 yang direncanakan pada 17 kabupaten/kota yang ada di 4 (empat) Propinsi wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi namun untuk mencakup semua daerah yang ada maka kegiatan monitoring lainnya disertakan juga pengambilan sampel Brucellosis, maka di peroleh hasil jumlah pengambilan sampel dan pemeriksaan laboratorium sebagai berikut : 1. Jumlah sampel dan hasil pemeriksaan laboratorium Propinsi Sumatera Barat. Tabel 1.1 Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Sumatera Barat) No
Kab
1 Agam
Lokasi Kec Sungai Puar Tilatang kamang IV Nagari Palembayan
2 Tanah datar
Tanjung baru Salimpaung
Rambatan
Padang ganting
RBPT + -
Hwn
Jmlh
Padang laweh Tigo kampung Gadut, Tigo kampung Bawan Salareh Aia
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
24 25 12 70 46
0 0 0 0 0
24 25 12 70 46
Tanjung alam Salimpaung Lawang mandahiling Padang jaya Padang laweh Belimbing Rambatan Koto Alam
Sapi Sapi Kambing Kambing Sapi Sapi Sapi Sapi
21 56 32 15 30 25 21 17
0 0 0 0 0 0 0 0
21 56 32 15 30 25 21 17
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
26 21 6 49 19 5 4
0 0 0 0 0 0 0
26 21 6 49 19 5 4
Desa
3 Kota Padang Panjang Padang panjang barat Silahing bawah Kampung manggis Bukik surungan Padang panjang timur Ganting Sigando Ngalau Ekor lubuk
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
8
Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Sumbar) lanjutan No
Kab 4 Pasaman barat
Lokasi Kec Luak nan duo Pasaman barat Ranah Botahan Koto Balingka Sei Bremas Kinali
5 Sijunjung
Sijunjung Koto VII Kupitang
6 Pasaman
Bonjol
Simpati Rao selatan Duo koto Lubuk sikaping 7 Solok
Payung Sakaki Kubu Gunung Talang X Koto Singkawang Kubung
Hwn
Jmlh
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
43 47 24 9 22 13 12
RBPT + 0 43 0 47 0 24 0 9 0 22 0 13 0 12
Pematang pjg, Limau sundai Pematang pjg, palae Palaluar, kpg baru Padang laweh, Gemiri Kampung baru
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
11 46 18 41 31
0 0 0 0 0
11 46 18 41 31
Koto kaciak Ganggo mudik Ganggo hilir Simpang Tanjung betung Padang Gelugur Cubadang Sundata
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
18 13 20 23 30 9 34 9
0 0 0 0 0 0 0 0
18 13 20 23 30 9 34 9
Kubang nan duo Air Panas Sungai jernih Jawi-jawi guguk Tanjuang alai Soak Laweh Bungo tanjung
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
49 16 54 25 22 12 11
0 0 0 0 0 0 0
49 16 54 25 22 12 11
Desa Koto baru, maha karya Aur kuning, kampung lambah Ds baru, sido mulyo Ds baru, suko rejo Parik, Air balam Air bangis, Psr baru timur Anam koto selatan
8 Kota Bukittinggi
Guguk Panjang Bukit apit puhun Mandiangin koto selayang Puhun pintu kabun Gadut
Sapi Sapi Sapi
46 24 24
0 0 0
46 24 24
9 Dharmasraya
Sitiung
Tanjung bungo, Gng medan Lawai Koto mudik Saiyo, Taratak tinggi Beringin sakti, Trtk tinggi Koto agung, koto tinggi Mindawa, Sikabau
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
48 10 4 45 4 34 36
0 0 0 0 0 0 0
48 10 4 45 4 34 36
Sungai Kunyit Sei Gading Rnh pantai cermin, Sei Mintan Bidar alam, bulian Pdg gantiang, kapalo koto Lbk gadang, Bukik malintang
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
29 11 8 20 8 41
0 0 0 0 0 0
29 11 8 20 8 41
Timpeh
Koto Besar Pulau pujung 10 Solok Selatan
Sangir Balai Janggo Sangir Batanghari Sangir Jujuan Sangir
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
9
Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Sumbar) lanjutan Lokasi Kec
No
Kab 11 Limapuluh kota
Guguak Situjuah 5 nagari Lareh sago laban Luak Harau
Hwn
Desa Guguak 8 koto Sapi Situjuah gadang, kociah Sapi Situjuah gadang, tjg simantuan Sapi Batu payung, Lareh nan panjang Sapi Sikabu-kabu Tjg haru, Lakuak darma Sapi Sei kamuyang, Sibaladuang Sapi Sarilamak, putra jaya Sapi
37 12 27 23 11 30 10
RBPT + 0 37 0 12 0 27 0 23 0 11 0 30 0 10
Jmlh
12 Padang Pariaman
V koto kampung dalamBayua Kp Piliang Sungai jilatang Bukit gaggang Lansano Palak Palo Nan Sabaris Kabun Batang anai Ketaping, Tanjung Basung II Lubuk alung Air tajun, Kampung panet
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
33 20 29 13 14 8 34 9 10
0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 20 29 13 14 8 34 9 10
13 Pesisir selatan
Batang kapas
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
25 27 51 10 10
0 0 0 0 0
25 27 51 10 10
0 0 0
1973 47 2021
Lengayang Sutera
Lubuk nyiur Padang galunding Tampunik Tarok Koto marapak
Sapi 1974 Kambing 47 2021
JUMLAH JUMLAH TOTAL
Tabel 1.2 Kegiatan Pasif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Sumatera Barat) No
Kab
Lokasi Kec
Desa
Hwn
Jmlh
RBPT + -
1 Limapuluh kota
Luak nan duo Luak Lareh sago laban Situjuah limo nagari
Padang mangatas Sapi Sungai Kamuyang Sapi Batu payuang sapi Tungka Kerbau
555 1 24 8
0 0 0 0
555 1 24 8
2 Solok
Kubung
Soak Laweh Bungo tanjung
Sapi Sapi
12 26
0 0
12 26
3 Pesisir Selatan
Lengayaang
Kambang
Sapi
17
0
17
4 Kota Bukittinggi
Tilatang Kamang Mandiangin
Gadut Gadut
Sapi Sapi
4 41
0 0
4 41
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
CFT + -
10
Kegiatan Pasif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Sumatera Barat) Lanjutan Kab 5 Kota Padang
Lokasi Kec Kota Padang
6 Sijunjung
IV Nagari
No
Desa Jl. Rasuna Said Muaro Bodi CV. Gemini CV. LSA
Hwn
Jmlh
Sapi
23
RBPT + -
Sapi Sapi Sapi Kerbau
66 147 140 162
0 1 0 0
66 146 140 162
7 Pasaman barat
Kajai
Sapi
3
0
3
8 Kota Payakumbuh Payakumbuh utara
Cubadah air
Sapi
220
0
220
9 Kota Pd. Panjang Pd. panjang timur
Sigando
sapi
5
0
5
10 Kota Sawahlunto Kolok nan Tuo
Kelp. Kasih ibu
Sapi
1
0
1
0 0 1
1261 170 1431
Sapi 1285 Kerbau 170 1455
JUMLAH TOTAL
CFT + 0 23
0
1
0
24
0
24
2. Jumlah sampel dan hasil pemeriksaan laboratorium Propinsi Riau.
Tabel 2.1 Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Riau) No
Kab
1 Kota Dumai
Lokasi Kec Sei Sembilan Bukit Kapur
2 Rokan Hilir
Bagan Sinembah Pujud
Hwn Jmlh
RBPT + -
Lubuk gaung Tanjung penyembal Kampung baru Bukit nanas
Sapi Sapi Sapi Sapi
73 28 93 31
0 0 0 0
73 28 93 31
Lubuk Jawi Tangga Batu
Sapi Sapi
83 45
0 0
83 45
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
73 27 59 1 22 9
0 0 0 0 0 0
73 27 59 1 22 9
Desa
3 Kuantan Singingi Singingi hilir
Sumber jaya Simpang raya Singingi Pasir mas Logas / Tanah darat Hulu tebo Giri sako Sarke margasari
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
CFT + -
11
Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Riau) Lanjutan Lokasi Kab Kec 4 Kota Pekanbaru Marpoyan damai 5 Bengkalis Mandau
No
6 Siak
7 Pelalawan
8 Indragiri hilir
12 Kampar
13 Indragiri hulu
Desa Maratu Kasumbai ampai
Hwn
Sapi Sapi Kambing Rupat Tanjung kapal Sapi Pinggir Semunai / Air daun Sapi Pinggir Sapi Kerinci kanan Delima jaya Sapi Kumbara utam Sapi Seminal Sapi Jati mulia Sapi Lubuk dalam Rawang kau Sapi Sri gading Sapi Sabak Auh Selat Guntung Sapi Dayun Minas timur Sapi Kampung dalam Sialang palas Sapi Dayun desa buana Buana makmur Sapi Abdi nagari Suka mulya Sapi Pangkalan kuras Engkolan Sapi Talau Sapi Pangkalan kerici Mekar jaya Sapi Makmur Sapi Bandar sikijang Muda setia Sapi Tembilahan Pekan arba Sapi G.A.S Sungai kiliran Sapi Sunga Teluk penang Sapi Tempuling Sungai tempuling Sapi Keritang Lintas utara Sapi Sungai ara Sapi Tapung Sungai putih Sapi PT. PN5 Sei Galuh Sapi Kampar kiri tengah Bina Baru Sapi Perhentian raja Sialang kubang Sapi PT. PN5 Sei Pagar Sapi Gunung Sahilau Makmur sejahtera Sapi Salo Sipngguk Sapi Bangkinang seberangP asir Sialang Sapi Tapung hulu PT. PN5 Kebun Terantam Sapi Lubuk Batu Jaya Air Putih Sapi JUMLAH JUMLAH TOTAL
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
Jmlh 133 120 5 13 6 1 6 1 10 10 12 13 27 29 38 33 27 16 48 33 25 17 24 19 8 13 31 12 24 13 24 28 20 28 30 32 33 21
Sapi 1522 Kambing 5 1527
RBPT + 0 133 0 120 0 5 0 13 0 6 0 1 0 6 0 1 0 10 0 10 0 12 0 13 0 27 0 29 2 36 0 33 0 27 0 16 0 48 0 33 0 25 0 17 0 24 0 19 0 8 0 13 0 31 0 12 0 24 0 13 0 24 0 28 0 20 0 28 0 30 0 32 0 33 0 21
CFT + -
0
2
2 1520 0 0 5 2 1525 0
2 2
12
Tabel 2.2 Kegiatan Pasif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Riau) No
Lokasi Kec
Kab
1 Kuantang Singingi
Desa Air mas Sungai sirih
Hwn Jmlh
RBPT + -
Sapi Sapi
5 7
0 0
5 7
12
0
12
JUMLAH TOTAL
CFT + -
3. Jumlah sampel dan hasil pemeriksaan laboratorium Propinsi Jambi. Tabel 3.1 Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Jambi) No
Kab
1 Merangin
Lokasi Kec Sungai Manau Lubuk terok
Pamenang Tabir selatan 2 Tebo Jambi
Tengah ilir Rimbo ilir
3 Kota Jambi
Telanai pura Koto baru
Pelayangan Danau Teluk 4 Batanghari
Pemayung
Muaro bulian Muarobulian
RBPT + -
Hwn
Jmlh
Kerbau Kerbau Kerbau Kerbau Sapi Sapi
1 2 2 1 76 95
Lubuk mandarsa Pademan Giri purno
Sapi Sapi Sapi
106 30 12
Legok Kenali besar Mayang Bagan pete Mudung laut Tanjung raden
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
18 25 22 46 10 8
0 0 0 0 0 0
18 25 22 46 10 8
Selat Taluk Simpang kubu kandang Sei Baung Olak Tenam
Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
39 25 29 78 5 17
0 0 0 0 0 0
39 25 29 78 5 17
Desa Sarengat Palipan ujung Palipan stas Benteng Pauh menang Bungo antoi
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
0 0 0 0 0 0
1 2 2 1 76 95 106 30 12
13
Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Jambi) Lanjutan Lokasi Kab Kec 5 Tanjung Jabung barat Bram itam
Hwn
Jmlh
Bram itam raya Lubuk Terentang Terjun Gajah Muntialo Bunga Tanjung
Sapi Kambing Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
15 3 5 10 21 18 28
RBPT + 0 15 0 3 0 5 0 10 0 21 0 18 0 28
Rantau rasau II Karya bakti Pematang mayan Sungai Tering
Sapi Sapi Sapi Sapi
3 17 84 40
0 0 0 0
3 17 84 40
Sakernan
Kebun IX Talang Jambu Rantau Majo
Sapi Sapi Sapi
93 6 1
0 0 0
93 6 1
8 Sorolangun
Air hitam
Bukit suban
Sapi
120
0
120
9 Kerinci
Siulak mukai
6 4 11 7
0 0 0 0
6 4 11 7
0 0 0 0
1126 3 10 1139
No
Bentara
6 Tanjung Jabung timur Rantau rasau
Nipah Panjang 7 Muaro Jambi
Sungai Gelam
Desa Bram itam kiri
Mukai tinggi & Talanh tinggi Sapi Kerbau Air hangat timur Sungai abu Sapi Danau kerinci Sanggaran agung Sapi
Sapi 1126 Kambing 3 Kerbau 10 1139
JUMLAH JUMLAH TOTAL
Tabel 3.2 Kegiatan Pasif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Jambi) No
Kab
Lokasi Kec
Desa
Hwn
Jmlh
RBPT + -
1 Tanjung Jabung Barat
Tungkal ulu Batang asam Kuala Betara
Kuala dasal Sapi Sri agung / Sungaiari Sapi Sungai Dualap Sapi
6 5 6
0 0 0
6 5 6
2 Tanjung jabung timur
Geragai
SK 8 Koto baru
Sapi
1
0
1
Sapi
18
0
18
JUMLAH
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
14
4. Jumlah sampel dan hasil pemeriksaan laboratorium Propinsi Kepulauan Riau. Tabel 4.1 Kegiatan Aktif (Monitoring dan Surveilans Brucellosis Propinsi Riau) No
Des Bandarsyah Ranai darat Bungaran timur laut Sebadai hulu Kalangau Bunguran Tengah Air Lengit Tapau Harapan Jaya Bunguran Barat Gunung Putri Sedarat baru Batubi jaya Kota Tanjung pinang Tanjung pinang timur Lembah asri Batu sembilan Pinang kencana Tanjung pinang kota Taman buah Kampung bebek Kampung Bugis Lingga Lingga timur Bukit langkap Lingga utara Bukit harapan Dusun II semalit Dusun Kerandi Lingga Masai Singkep Batu kacang Karimun Meral Barat Darussalam Pasir Panjang Meral Sungai Raya Kota Batam Rempe Cate Galang Tanjung Riau Sekupang Bulang Bulan Bintang Bulang Lentang Rempang cate Bintan Teluk sebong Ekang Enculai Teluk Bintan Bintan Buyu JUMLAH
1 Natuna
2
3
4
5
6
Kab
Lokasi Kec Bungaran timur
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
Hwn Jmlh Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi Sapi
38 7 5 10 17 8 15 20 19 16 32 26 16 5 11 8 43 34 33 34 1 12 22 17 48 24 36 33 12 4 37 63 706
RBPT + 0 38 0 7 0 5 0 10 0 17 0 8 0 15 0 20 0 19 0 16 0 32 0 26 0 16 0 5 0 11 0 8 0 43 0 34 0 33 0 34 0 1 0 12 0 22 0 17 0 48 0 24 0 36 0 33 0 12 0 4 0 37 0 63 0 706
15
Sedangkan jumlah secara keseluruhan kegiatan Aktif service (Monitoring dan Surveilans Brucellosis) di wilayah kerja adalah sebagai berikut : Propinsi Sumatera Barat Riau Jambi Kepulauan Riau JUMLAH
Sapi Kerbau Kambing Jumlah 1974 1522 1126 706 5328
10
47 5 3
10
55
2021 1527 1139 706 5393
RBPT (+) (-) 0 2021 2 1525 0 1139 0 706 2 5391
CFT (+)
(-)
0
2
0
2
Dan jumlah secara keseluruhan kegiatan Pasif Service (Monitoring dan Surveilans Brucellosis) di wilayah kerja adalah sebagai berikut : Propinsi Sumatera Barat Riau Jambi Kepulauan Riau JUMLAH
Sapi Kerbau Kambing Jumlah 1285 12 18 0 1315
170
170
0
1455 12 18 0 1485
RBPT (+) (-) 1 1454 0 12 0 18 0 0 1 1484
CFT (+) 0
(-) 23
0
23
Total jumlah secara keseluruhan kegiatan Aktife dan Pasif Service (Monitoring dan Surveilans Brucellosis) di wilayah kerja adalah sebagai berikut : Propinsi Sumatera Barat Riau Jambi Kepulauan Riau JUMLAH
Sapi Kerbau Kambing Jumlah 3259 1534 1144 706 6643
170 10
47 5 3
180
55
3476 1539 1157 706 6878
RBPT (+) (-) 1 3452 2 1537 0 1157 0 706 3 6852
CFT (+) 0 0
(-) 24 2
0
26
PEMBAHASAN Kegiatan yang dilakukan dalam monitoring dan survaillans penyakit Brucellosis ini adalah sebagai salah satu cara yang digunakan dalam menjaga status bebas penyakit Brucellosis wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi berdasarkan SK Menteri Pertanian tahun 2009 No. 2541/Kpts/PD.610/6/2009.
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
16
Mengacu pada TOR (Term of Reference) yang telah dibuat pada awal tahun kegiatan direncanakan ada 17 kabupaten kota yang berada 4 propinsi yang menjadi wilayah kerja, dan target sampel pun telah ditetapkan dengan sebagai berikut yaitu kota Padang panjang 200 sampel, kabupaten Padang pariaman 200 sampel, kota Bukittinggi 200 sampel, Kabupaten pasaman 200 sampel, kabupaten Solok 200 sampel, kabupaten Pesisir selatan 200 sampel, kabupaten Tanah datar 200 sampel, kabupaten Pasaman barat 200 sampel, kabupaten Limapuluhkota 200 sampel, kabupaten Dumai 200 sampel, kabupaten Siak 200 sampel, kota Pekanbaru 200 sampel, kabupaten Kuantan singingi 200 sampel, kabupaten Muaro jambi 200 sampel, kabupaten Merangin 200 sampel, kabupaten Sorolangun 200 sampel serta di propinsi kepulauan riau yang meliputi kota Tanjung pinang, kota Batam dan kabupaten kabupaten Karimun sebanyak 300 sampel. Walaupun TOR yang dibuat hanya meliputi 17 kabupaten kota yang ditargetkan dan dengan jumlah sampel yang diharapkan mencapai 3500 sampel, tetapi pada realisasi yang telah dilakukan dalam monitoring dan survaillans penyakit Brucellosis pada tahun 2013 meliputi 16 kabupaten kota di propinsi Sumatera Barat, 13 kabupaten kota di propinsi Riau, 9 kabupaten kota di propinsi Jambi dan 6 kabupaten kota di propinsi Kepulauan riau. Dengan total sampel yang diperoleh sebanyak 6878. Sedang untuk rincian sampel yang didapat pada masingmasing kabupaten kota dapat di lihat dalam tabel diatas. Hasil pemeriksaan serologis Brucellosis dengan Metoda Pungujian Rose Bengal Precipitation Test (RBPT) dari sampel surveillans (6878 sampel) yaitu terdiri dari ternak Sapi 6643 sampel, ternak Kerbau 180 sampel, ternak Kambing
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
17
55 sampel, dan menunjukkan 3 sampel seropositive Brucellosis secara uji RBPT yang hanya terdapat pada ternak sapi selebihnnya menunjukkan hasil seronegatif Brucellosis. Karena RBPT baru merupakan uji screening (uji pendahuluan/uji tapis), maka yang menunjukkan hasil positif kemudian dilanjutkan dengan uji konfirmasi yaitu test dengan metoda CFT (Complement Fixation Test). Dan CFT tersebut terdapat 0 sampel dinyatakan seropositif. Penilaian uji serologis Brucellosis akan sulit dilakukan tanpa ada pengetahuan mengenai respon antibodinya. Antibodi adalah serum protein yang dihasilkan oleh sel limfosit sebagai respons terhadap infeksi atau vaksinasi Pada hewan ruminansia, serum protein yang disebut immunoglobulin diklasifikasikan menjadi IgG1, IgG2, IgM dam IgA (Anonimus, 2000). Fungsi immunoglobulin adalah menginaktifkan dan mengeleminasi antigen dengan jalan mengikatnya (Anonimus, 2000). Dalam rangka mempertahan status bebas dari Brucellosis, Balai Veteriner Bukittinggi terus menerus setiap tahunnya melakukan kontrol terhadap masuknya ternak baru ke wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi (SUMBAR, RIAU, JAMBI, DAN KEPRI) melalui koordinasi dan kerja sama dengn Dinas Peternakan setempat untuk melakukan pemeriksaan Laboratorium / lapangan dengan uji RBPT bagi ternak – ternak baru yang merupakan pengadaan / bantuan pusat, daerah, maupun masyarakat setempat sebelum disebarkan ke masyarakat / peternak. Sehingga ternak – ternak tersebut dipastikan bebas / negative Brucellosis.
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
18
Surveilans Brucellosis masih harus tetap dilakukan untuk tahun – tahun mendatang mengingat adanya perpindahan ternak antar desa/ kecamatan, kabupaten ataupun propinsi yang sulit dikontrol sehingga dengan adanya monitoring dan surveilans terhadap penyakit Brucellosis secara kontinyu dapat tetap mempertahankan status bebas dari penyakit Brucellosis dan disamping itu dapat mendeteksi secara dini masuknya reaktor dari penyakit Brucellosis ke wilayah Kerja Balai Veteriner Bukittinggi.
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Jumlah sampel yang diperiksa 6878 sampel yaitu dari ternak Sapi 6643 sampel, ternak Kerbau 180 sampel, ternak Kambing 55 sampel.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan pada ternak sapi terdapat 3 sampel seropositive Brucellosis pada pengujian RBPT sedangkan pada pengujian CFT menunjukkan hasil negative.
SARAN
Walaupun didapat hasil negative pada pengujian pada penyakit Brucellosisi tetapi tetap dilakukan peningkatan pengawasan yang ketat dan lebih waspada terhadap lalu lintas ternak yang masuk ke wilayah kerja Balai Veteriner Bukittinggi sebagai usaha pencegahan terhadap masuknya reaktor Brucellosis.
Melakukan uji ulang terhadap Brucellosis terhadap ternak yang baru masuk walaupun sudah ada surat bebas Brucellosis dari daerah asal.
Perlu sosialisasi lebih luas, terutama kepada pedagang pemasok ternak tentang arti pentingnya pemeriksaan Brucellosis
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous (2000), Pedoman Penanggulangan Penyakit Hewan Menular. Direktorat Kesehatan Hewan. Ditjen Peternakan. Departemen Pertanian. Anonimous (2000), Manual Kesehatan Hewan. FAO/WHO. The United Nations. Anonimus (2001), Manual Penyakit Hewan Mamalia, Dirkeswan, Dirjen Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian. Akoso, Budi Tri (1996) , Kesehatan Sapi, Kanisius Noor, SM (2006), Brucellosis : Penyakit oonosis yang belum banyak di kenal di Indonesia, Wartazoa, vol. 16, no I. Ressang, AA (1984), Patologi Khusus Veteriner, NV. Edisi II, Percetakan Bali. Subronto (1995), Ilmu Penyakit Ternak I, Gadjah Mada Press, Jogjakarta.
Laporan Kegiatan Monitoring dan Surveilans Brucellosis Tahun 2013
21