LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PENERAPAN IPTEKS
DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI BAGI GURUGURU KELAS LIMA DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. (Ketua) NIP. 196609081991022002 Dr. I Gede Budasi, M.Ed., Dip.App.Lin (Anggota 1) NIP. 195812311985031022 Ni Wayan Surya Mahayanti, S.Pd., M.Pd. (Anggota 2) NIP. 198805172012122002
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksnaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha dengan SPK Nomor: 152/UN48.15/LPM/2015 tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2015
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa kami panjatkan, sehingga kegiatan P2M yang berjudul “Diseminasi dan Pelatihan Penggunaan Media Audio Pembelajaran Bahasa Inggris Berbasis Lagu Kreasi Bagi Guru-Guru Kelas Lima di Sekolah Dasar di Kabupaten Buleleng” dapat berjalan dengan baik dan lancar. Dalam kesempatan ini, kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan P2M ini, antara lain: Ucapan terima kasih ditujukan kepada Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, yang dalam hal ini melalui LPM telah menyalurkan dana DIPA tahun 2015 untuk pelaksanaan P2M ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Kepala DIKNAS Kabupaten Buleleng, Kepala UPP Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Banjar, Seririt, Busungbiu, dan Gerokgak, staf Diknas, dan Bapak Kepala Sekolah di 9 SD yang telah mengijinkan para guru pengampu Bahasa Inggris dan telah mendukung dan menyambut baik kegiatan P2M ini. Pelaksana juga mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya kepada semua panitia dan peserta yang telah berpartisipasi dalam kegiatan P2M ini. Kepada semua pihak yang terlibat, yang tidak bisa disebutkan satu persatu, kami ucapkan terimakasih banyak.Semoga semua kebaikannya mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Pelaksana yakin bahwa laporan kegiatan ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan laporan ini diterima dengan senang hati.
Singaraja, 7 Oktober 2015 Ketua Pelaksana,
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. NIP. 196609081991022002
iii
DAFTAR ISI Halaman Sampul Muka ......................................................................................................
i
Halaman Pengesahan ............................................................................................
ii
Kata Pengantar ……………………………………………………………………
iii
Daftar Isi .............................................................................................................
iv
Daftar Tabel……………………………………………………………………….
v
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………........
1
1.1 Analisis Situasi ............................................................................................. …
1
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah................................................................ …
2
1.3 Tujuan Kegiatan ……………………………………………………………….
3
1.4 Manfaat Kegiatan …………………………………………………………......
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................
5
2.1 Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran ....................................................
5
2.2 Hakikat dan Peranan Lagu........................................................................... ….
7
BAB III METODE PELAKSANAAN ……………………………………………
10
3.1Khalayak Sasaran Antara yang Strategis .........................................................……
10
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………………..
10
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah ………………………………………………….
12
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………………………
14
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan …………………………………………………….
14
4.2 Pembahasan ………………………………………………………………… …..
22
BAB V PENUTUP…………………………………………………………………..
25
5.1 Simpulan …………………………………………………………………………
25
5.2 Saran …………………………………………………………………………......
25
Daftar Pustaka...................................................................................................... ….
26
Lampiran…………………………………………………………………………….
28
Lampiran A Absensi Peserta Kegiatan dan Panitia ……………………………….
28
Lampiran B Foto-Foto Kegiatan …………………………………………………..
31
Lampiran C Peta Lokasi Daerah Sasaran ………………………………………....
36
Lampiran D Susunan Acara Kegiatan ……………………………………………..
37
Lampiran E Materi Pelatihan ………………………………………………………
38
Lampiran F Kisi-Kisi Kuesioner …………………………………………………..
58
Lampiran G Daftar Kuesioner ……………………………………………………..
59
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Hasil Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan
15
Diseminasi dan Pelatihan Tabel 4.2
Kriteria Efektivitas
16
Tabel 4.3
Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam
17
Peningkatan Pengetahuan Tabel 4.4
Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan
Kompetensi
Guru
dalam
18
merancang
Pembelajaran Tabel 4.5
Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan
Kompetensi
Guru
dalam
19
Melaksanakan
Pembelajaran Tabel 4.6
Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Pembelajaran
21
(Skenario Pembelajaran) Tabel 4.7
Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
21
Tabel 4.8
Hasil Belajar Siswa Kelas Lima di 5 SD
22
v
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Bali sudah dimulai sejak dua dasa warsa yang lalu, yakni sejak tahun 1994. Pun halnya sekarang dengan pemberlakuan kurikulum 2013, walaupun secara eksplisit mata pelajaran bahasa Inggris tidak diatur dalam kurikulum, namun bahasa Inggris tetap diijinkan untuk diajarkan di SD sebagai mata pelajaran muatan lokal. Sampai saat ini, pemerintah Propinsi Bali melalui Dinas Pendidikan masih tetap memberikan perhatian yang besar terhadap pengajaran bahasa Inggris di SD. Hal ini dapat dibuktikan dari wawancara dengan 9 kepala SD di Kabupaten Buleleng bahwa mereka masih memberikan 2 jam pelajaran untuk pembelajaran bahasa Inggris dari kelas 4 sampai dengan kelas 6. Namun fakta di lapangan membuktikan bahwa manakala perhatian untuk tetap mengajarkan bahasa Inggris di SD, kebijakan ini tidak diikuti dengan usaha maksimal untuk menyiapkan tenaga pengajar dan fasilitas yang memadai. Hasil wawancara Ratminingsih dan Budasi (2012; 2014) membuktikan bahwa guru tidak pernah menggunakan media pembelajaran inovatif, mereka hanya mengandalkan buku teks dengan visualisasi gambar yang ada di dalamnya. Mereka mengakui walaupun ada komputer dan LCD di sekolah, fasilitas tersebut belum digunakan karena belum tersedia CD pembelajaran. Dari hasil wawancara 9 guru bahasa Inggris di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng (Ratminingsih & Budasi, 2014), para guru menegaskan bahwa mereka sangat memerlukan media pembelajaran untuk memaksimalkan pembelajaran dan membuat pelajaran lebih menarik dan memotivasi peserta didik. Disamping itu mereka juga menegaskan perlunya diberikan pelatihan terkait penggunaan fasilitas tersebut, sehingga mereka bisa menggunakan media tersebut dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat diupayakan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, yakni berupa diseminasi penggunaan media audio pembelajaran dan pelatihan cara mengimplementasikannya serta penyediaan falilitas CD audio bagi semua peserta P2M tahun 2015.
1
Dengan melibatkan peserta, yakni para guru pengampu mata pelajaran Bahasa Inggris dari 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng dalam kegiatan tersebut, mereka dapat menimba ilmu tentang konsep pembelajaran PAKEM, teknik lagu kreasi, media audio melalui diseminasi. Selanjutnya,
dengan pelatihan
penggunaan CD audio tersebut melalui kegiatan modeling, yakni dari video pembelajaran implementasi CD audio di kelas lima SD, mereka dapat menimba pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran. Yang terpenting dari kegiatan diseminasi adalah adanya peningkatan kompetensi guru dalam menggunakan media audio CD tersebut melalui kegiatan simulasi kelompok
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan analisis situasi di atas, beberapa permasalahan yang teridentifikasi adalah: a) Pembelajaran
hanya
memfokuskan
buku
teks
(textbook)
dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran bahasa Inggris menjadi kegiatan rutinitas yang tidak variatif dan membosankan peserta didik anak-anak. b) Pembelajaran belum mengarah pada pembelajaran yang PAKEM dan inovatif yang dapat menciptakan suasana belajar yang menyenagkan dan dapat membuat anak-anak termotivasi belajar. c) Belum adanya media audio pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral padahal fasilitas pendukung yaitu komputer, laptop dan LCD tersedia di sekolah. d) Belum
adanya
memperkenalkan
CD
yang
komponen
berisi
lagu-lagu
kebahasaan,
yaitu
kreasi
yang
kosakata,
dapat struktur
gramatika, dan pengucapan yang dapat menghadirkan pembelajaran bahasa yang lebih menarik dan menyenangkan. e) Masih kurangnya keterampilan guru dalam menggunakan media audio CD melaksanakan pembelajaran yang PAKEM. Mengacu pada masalah-masalah yang teridentifikasi di atas, maka dua rumusan permasalahan utama yang diangkat pada pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut:
2
a) Perlupeningkatan pengetahuan guru tentang konsep pembelajaran PAKEM dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif berupa lagu-lagu kreasi. b) Perlupeningkatan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral.
1.3 Tujuan Kegiatan Sesuai dengan analisis situasi dan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah sebagai berikut: a) Untuk meningkatkan pengetahuan guru tentang konsep pembelajaran PAKEM dengan menggunakan strategi pembelajaran inovatif berupa lagu-lagu kreasi. b) Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berupa CD yang dapat digunakan untuk memberikan pajanan bahasa secara oral.
1.4 Manfaat Kegiatan Melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, manfaat yang dapat dipetik oleh beberapa pihak adalah sebagai berikut: a) Bagi Guru Bahasa Inggris Sekolah Dasar Kegiatan P2M ini akan memberikan masukan yang berharga berupa pengetahuan dan keterampilan praktis bagi guru-guru bahasa Inggris dalam rangka mengupayakan pembelajaran yang memanfaatkan media yang lebih variatif dan inovatif, sehingga siswa yang diajar dapat meningkatkan konsentrasi dan ketertarikan mereka belajar, yang akan berdampak pada peningkatkan hasil belajar. b) Bagi Sekolah Kegiatan P2M ini akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan kualitas guru bahasa Inggris dari segi penambahan pengetahuan dan
3
keterampilan praktis melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris yang lebih baik, yaitu melalui strategi pembelajaran yang lebih inovatif yang dilengkapi dengan penggunaan media audio berupa CD lagu-lagu kreasi. Dengan menggunakan media yang lebih inovatif, yang berisi lagu-lagu kreasi akan berdampak langsung terhadap peningkatan mutu pembelajaran bahasa Inggris khususnya dan mutu pendidikan secara umum di sekolah tersebut.
c) Bagi Siswa Sekolah Dasar Dengan adanya penggunaan meia audio yang digunakan guru dalam memvariasikan pelajaran disertai dengan pembaharuan dalam cara guru mengajarkan bahasa Inggris melalui lagu-lagu yang terdapat di CD audio, pembelajaran bahasa Inggris akan menjadi lebih menyenangkan, sehingga siswa lebih semangat, tertantang dan termotivasi belajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
d) Bagi UNDIKSHA Sebagai sebuah LPTK, yang salah satu dari Tri Dharma adalah melakukan pengabdian pada masyarakat, kegiatan P2M ini akan menjadi salah satu wujud kepedulian Undiksha untuk berperan aktif secara berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas SDM (guru) di Propinsi Bali pada umumnya dan di Kabupaten Buleleng khususnya, untuk selalu mengupayakan perbaikan kualitas pendidikan.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT (Association of Education and Communication Technology) memberikan batasan, yaitu media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Secara lebih spesifik, Heinrich, dkk. mengemukakan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi (dalam Arsyad, 2011:3). Lebih jauh Arsyad (2011) menjelaskan bahwa apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Gagne & Briggs (1979) memaparkan bahwa media pembelajaran merupakan alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari buku,modul,teks terprogram, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik yang digunakan dalam menyampaikan informasi, yaitu berupa materi pembelajaran kepada peserta didik. Media pembelajaran memegang peranan penting dalam menyukseskan pembelajaran. Yassaei (2012) menyatakan bahwa salah satu cara yang paling terkenal untuk menciptakan konteks bermakna
untuk pembelajaran bahasa
Inggris adalah melalui penggunaan media, yang dapat ditampilkan melalui berbagai format, seperti cetak, audio, dan visual. Hamalik (dalam Arsyad, 2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
5
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Kemp (1980 dalam Ramendra dan Ratminingsih, 2006; 2007) menegaskan beberapa kontribusi dari pemanfaatan AVA sebagai media pembelajaran sebagai berikut: (1) Membuat pendidikan lebih produktif, yaitu dengan menggunakan AVA dapat
meningkatkan
capaian
pembelajaran
karena
AVA
dapat
menyediakan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang tidak perlu dijelaskan oleh guru. (2) Membuat pendidikan lebih individual, yaitu melalui penyediaan berbagai variasi AVA, pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan kesenangan siswa. (3) Membuat pembelajaran lebih cepat, yaitu dapat menjembatani adanya gap yang ditemui di dalam dengan di luar kelas. (4) Memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua siswa, dalam situasi apa pun dan di mana pun. (5) Membuat pembelajaran lebih ilmiah, bahwa pemanfaatan AVA adalah merupakan satu komponen dari teknologi pembelajaran. Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris, Scott dan Ytreberg (2000) menjelaskan bahwa dunia fisik merupakan cara utama untuk menyampaikan makna kepada anak-anak. Oleh karena itu, berbagai variasi penggunaan alat bantu sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa asing. Pelajaran akan jauh lebih mudah dan lebih menarik jika benda-benda atau objek serta bahasa digunakan secara optimal dalam menyampaikan makna. Csabay (2006:24) menambahkan bahwa motivasi sangat penting dalam belajar bahasa dengan membawa sesuatu yang luar biasa dan baru dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Csabay, Shin (2006) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar diperlukan adanya alat pendukung berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka atau
objek-objek lain yang
berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau lagu yang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah dipahami. Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat proses
6
pembelajaran berhasil. Media yang dikemas dengan menarik dapat memotivasi siswa untuk mau dan mempertahankan belajarnya, mempermudah proses belajar, membuat pembelajaran efektif dan efisien, dan kemudian meningkatkan hasil belajar.
2.2 Hakikat dan Peranan Lagu Lagu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak mereka menyadari kehidupannya. Melalui lagu, manusia bisa mendapatkan kesenangan, hiburan, dan bahkan belajar bahasa. Terkait dengan hal ini, Schoepp mengemukakan bahwa telah menjadi bagian yang integral dari pengalaman berbahasa manusia (Schoepp, 2008). Griffee (1992:3) menyatakan: “Songs refer to pieces of music that have words” . Flattum (2008) menegaskanlagu sebagai suatu kombinasi antara melodi dan lirik yang ditambah dengan harmoni, irama atau bit. Lagu memiliki struktur yang biasanya berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus. Cox (dalam Wickham, 2013) menambahkan bahwa lagu adalah bentuk lain dari puisi yang diiringi musik dan berisi pola ritmis dan pengulangan-pengulangan, yang oleh ElNahhal (2011) dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat pada lagu. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu adalah suatu kombinasi musik yang terdiri dari melodi dan lirik atau sebuah komposisi kata dan musik, yang memiliki harmoni, irama, dan bit serta memiliki struktur yang berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus, yang bisa diiringi dengan instrumen musik atau tanpa instrumen yang dapat memudahkan anak-anak memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Para ahli pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing mengakui bahwa lagu mempunyai manfaat yang besar dalam pembelajaran. Shtakser (2012) menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa musik dan lagu digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Alasan utamanya adalah bahwa musik dan lagu dapat menciptakan atmosfer belajar yang baik dalam kelas. Siswa merasakan lagu sebagai bagian yang menghibur daripada sebuah tugas, sehingga belajar kosakata melalui lagu memberikan kesenangan hati dan menghilangkan kebosanan.
7
Brewster, dkk. (2007) menekankan bahwa lagu merupakan strategi yang ideal untuk belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulanganpengulangan kosakata dan struktur bahasa serta irama yang dapat meningkatkan ketertarikan mereka dalam belajar. Malley (dikutip oleh Murphey, 1993) mengemukakan dua manfaat utama penggunaan musik dan lagu dalam pembelajaran bahasa, yakni lagu mudah dihafalkan dan sangat memotivasi pebelajar. Sementara, Murphey menambahkan bahwa musik dan lagu lama disimpan dalam ingatan, dan dapat menjadi bagian dari diri kita serta mudah dimanfaatkan di dalam kelas. Secara lebih rinci Murphey (1993: 3) mengemukakan beberapa alasan mengapa guru perlu menggunakan lagu sebagai instrumen pengajaran, sebagai berikut: Song appears to precede and aid the development of language in young children, works on our short and long term memory, may strongly activate the repetition mechanism of the language acquisition device, is more motivating than other texts, relaxing, short, self-contained texts, recordings, and films that is easy to handle in a lesson. Dalam kutipan di atas Murphey menegaskan bahwa lagu mengarahkan dan membantu perkembangan bahasa anak-anak, dapat bekerja pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang, mengaktifkan mekanisme pengulangan alat pemerolehan bahasa, lebih memotivasi dibandingkan dengan teks lain, merilekskan, dan biasanya pendek dan mengandung teks yang mudah digunakan dalam pebelajaran. Griffee (1992:4) mengklasifikasikan enam (6) kategori keuntungan penggunaan lagu dan musik dalam kelas bahasa, yaitu (1) Classroom atmosphere, yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan situasi rileks pada siswa, dan suasana kelas yang menyenangkan, (2) Language input, yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan pajanan irama bahasa, (3) Cultural input, yaitu lagu dan musik (khususnya musik pop) merupakan refleksi dari pembuatnya pada masa dan tempat tertentu, yang di dalamnya memberikan pengenalan budaya, (4) Text, yaitu lagu digunakan sebagai teks pembelajaran, seperti halnya puisi, cerita pendek, dan novel, (5) Supplement, yaitu lagu digunakan sebagai pelengkap dari buku teks, dan (6) Teaching and Student interest, yaitu lagu dapat digunakan
8
untuk mengajarkan percakapan, kosakata, struktur gramatika, lafal, latihan pola, dan pemantapan ingatan, serta dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa. Sementara, Paul (2003: 58) menegaskan: Songs add a whole dimension to children’s classes, and make it easier for the children to remember words and patterns and natural chunks of language. Songs can add feeling and rhythm to language practice that might otherwise be flat, help children remember things more easily, and draw children more deeply into a lesson. Kutipan di atas mengungkapkan bahwa lagu menambah dimensi keseluruhan kelas dan membuat anak-anak lebih mudah mengingat kata-kata dan pola-pola serta potongan-potongan natural dari bahasa (chunks of language). Lagu dapat menambah rasa dan irama terhadap latihan kebahasaan yang biasanya datar saja, membantu mereka mengingat berbagai hal lebih mudah, dan melibatkan mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran. Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu memiliki berbagai manfaat untuk mengajarkan bahasa secara lebih menyenangkan yang dapat mempermudah siswa mengingat kata, pola bahasa, dan potongan-potongan natural dari bahasa, serta dapat melibatkan perasaan mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran. Berbagai manfaat dari lagu secara umum dapat dilihat dari beberapa sumber, yakni linguistik, psikologis/afektif, kognitif, dan sosial.
9
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Khalayak Sasaran Antara yang Strategis Peserta yang akan menjadi khalayak sasaran strategis dari kegiatan P2M ini adalah guru-guru bahasa Inggris di SDdi 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Masing-masing kecamatan akan diwakili oleh 3 orang guru dari 3 SD yang berbeda, sehingga jumlah guru yang akan dilibatkan adalah 27 orang guru. Dari total 27 guru, 9 orang guru adalah mereka yang sudah menjawab kuesioner dalam penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014), yang telah memberikan bukti-bukti bahwa memang benar mereka belum mampu memaksimalkan pembelajaran bahasa Inggris dan belum mempunyai CD audio pembelajaran di sekolahnya walaupun terdapat komputer, laptop dan LCD. Sisanya sebanyak 18 orang adalah para guru dari SD yang lain untuk memberikan imbas dan pengetahuan serta keterampilan dalam memanfaatkan media audio sebagai sarana untuk menunjang dan memvariasikan strategi pembelajaran bahasa Inggris agar dapat membuat pembelajaran lebih PAKEM. Hasil penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014) membuktikan masalahmasalah media pembelajaran yang dihadapi oleh para guru bahasa Inggris di 9 sekolah dasar
di 9 kecamatan dan pengembangan media audio yang telah
dibuktikan dalam penelitian juga menjadi dasar bahwa kegiatan P2M ini mendesak untuk dilaksanakan agar para guru di Kabupaten Buleleng dapat meningkatkan kualitas pembelajarahn bahasa Inggris di sekolah mereka masingmasing.
3.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode pelaksanaan kegiatan P2M ini adalah berupa in-service training program
yaitu diseminasi dan pelatihan kepada para guru bahasa Inggris di
sekolah dasar di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng. Mereka diberikan informasi terkait dengan konsep pembelajaran PAKEM, strategi pembelajaran dengan lagu terutama lagu kreasi, dan media pembelajaran, pelatihan berupa simulasi penggunaan media dalam pembelajaran yang dilanjutkan dengan pendampingan
10
dan observasi kelas terkait implementasi media audio berupa lagu-lagu kreasi dalam pembelajaran. Langkah-langkah kegiatan yang akan ditempuh adalah sebagai berikut: a) Penyemaian
informasi,
berupa
landasan
teoretis
tentang
konsep
pembelajaran PAKEM. b) Penyemaian informasi terkait dengan kajian teroretis tentang hakikat dan peranan menggunakan lagu-lagu kreasi khusus dalam pembelajaran bahasa Inggris. c) Pemberian model guru yang mengimplementasikan media audio CD pembelajaran berisi lagu-lagu kreasi melalui penayangan video. d) Simulasi pembelajaran dengan menggunakan media audio berisi lagu kreasi e) Penyebaran angket untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan efektivitas diseminasi dan pelatihan yang diikuti. f) Pendampingan dan observasi kelas sebanyak masing-masing 3 sesi (2 sesi pembelajaran dan 1 sesi tes akhir).
11
3.3 Kerangka Pemecahan Masalah Kerangka pemecahan masalah yang akan dilakukan dapat dilihat pada bagan alir di berikut: Diseminasi
Simulasi
Survei mini
Pendampingan dan Observasi kelas
Penyemaian informasi tentang konsep Pembelajaran PAKEM
Ceramah dan tanya jawab
Penyemaian informasitentang pembelajaran melalui lagu
Ceramah dan tanya jawab
Penyemaian informasitentang penggunaan media pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
Memberikan model pembelajaran yang mengimplementasikan media audio berbasis lagu kreasi melalui video
Diskusi kelas tentang tayangan video model pembelajaran yang mengimplementasikan lagu kreasi
Praktek menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan media audio berbasislagu kreasi
Simulasi pembelajaran dengan menggunakan media audio berbasis lagu oleh para guru
Penyebaran angket terkait dengan pendapat guru tentang pelaksanaan diseminasi dan pelatihan
Pengisian lembar angket oleh guru-guru peserta kegiatan P2M
Pendampingan dan Observasi pelaksanaan pembelajaran dengan pemanfaatan media audio berbasis lagu yang telah disediakan oleh tim pelaksana.
Dari bagan di atas, terdapat 4 jenis kegiatan inti dalam kegiatan P2M ini, yaitu (1) diseminasi informasi terkait dengan pembelajaran PAKEM, strategi pembelajaran melalui lagu, jenis lagu khususnya lagu kreasi, dan media pembelajaran, (2) simulasi
pembelajaran setelah mencermati model yang
mengimplementasikan media audio CD berbasis lagu kreasi melalui video rekaman, (3) survei mini melalui penyebaran angket untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan kegiatan yang telah dilaksanakan, dan (4) Pendampingan 12
dan observasi kelas terkait implementasi media audio yang telah disediakan tim pelaksana dalam pembelajaran di kelas yang diwakili oleh 5 representasi area sekolah di Kabupaten Buleleng, yaitu Buleleng Barat (Kecamatan Gerokgak), Buleleng Timur (Kecamatan Kubutambahan), Buleleng Tengah (Kecamatan Sawan), Buleleng Utara (Kecamatan Buleleng), dan Buleleng Selatan (Kecamatan Sukasada).
13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Dalam kegiatan diseminasi yang diselenggarakan pada hari Sabtu, 18 April 2015 kegiatan dibuka oleh Ketua LPM Undiksha yang diwakili oleh sekretaris yaitu Bapak Dr. I Wayan Mudana, M.Pd. dalam sambutannyabeliau menegaskan pentingnya melakukan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran bisa dilakukan dengan mengupayakan pemanfaatan strategi pembelajaran yang lebih menarik dan menantang peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dapat membuat peserta didik khususnya anak-anak termotivasi belajar apabila mereka dapat belajar sambil bermain. Salah satu yang dapat dilakukan adalah melalui pemanfaatan lagu-lagu dalam pembelajaran. Lagu bukan hanya membuat peserta didik senang belajar, tetapi juga membuat mereka rileks dan tidak cepat bosan, sehingga pelajaran yang diberikan lebih mudah dicerna dan dapat lebih lama disimpan dalam ingatan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selanjutnya,
kegiatan
inti
berupa
diseminasi
dilakukan
dengan
memberikan materi pelatihan berupa sejumlah pengetahuan penting terkait dengan pembelajaran PAKEM, pembelajaran melalui Lagu khususnya Lagu Kreasi, Hakikat Pemanfaatan Media Pembelajaran dan model video pembelajaran yang memanfaatkan media audio lagu kreasi (Materi pelatihan dapat dilihat pada lampiran 4).Disamping materi pelatihan, para peserta pelatihan juga diberikan contoh RPP yang dapat dijadikan model pembuatan persiapan mengajar dengan memanfaatkan media audio berbasis lagu kreasi (contoh RPPdapat dilihat pada bagian 5 dari materi pelatihan pada lampiran E). Setelah diberikan sejumlah pengetahuan konseptual terkait dengan pembelajaran inovatif melalui lagu dan pemanfaatan media audio dan model video pembelajaran, maka guru bekerja dalam kelompok yang terdiri atas 5-6 orang untuk mempersiapkan skenario pembelajaran khususnya terkait dengan kegiatan belajar mengajar yang disimulasikan dalam kegiatan peer teaching. Mereka dapat menentukan sendiri
14
topik apa yang ingin diangkat dalam pembelajaran dan memilih lagu yang sesuai dengan topik. Para perwakilan guru dari masing-masing kelompok dari 5 kelompok yang terbentuk kemudian mensimulasikan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio dengan lagu yang mereka telah tentukan dan buatkan skenarionya. Pada akhir sesi pelatihan, disebarkan kuesioner kepada guru untuk menjaring pendapat para guru terkait dengan kegiatan diseminasi dan pelatihan. Terdapat 15 item yang ditanyakan pada kuesioner tersebut (lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran G). Dari 15 item tersebut, 5 item untuk menjaring peningkatan pengetahuan dalam menggunakanmedia pembelajaran, 5 item untuk menjaring peningkatan keterampilan dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan media audio, dan 5 item terakhir untuk menjaring peningkatan keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio. Berikut adalah tabel hasil kuesioner tersebut.
Tabel 4.1 Hasil Kuesioner Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Diseminasi dan Pelatihan Item Resp 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Total
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
66
2
5
5
5
5
4
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
73
3
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
74
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
75
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
75
6
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
66
7
5
3
3
5
5
4
3
3
5
5
4
4
4
5
5
59
8
5
4
4
4
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
68
9
4
4
5
4
4
3
3
3
5
4
4
1
3
4
4
55
10
5
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
67
11
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
5
69
12
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
62
13
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
5
4
4
5
5
69
14
5
5
4
5
5
5
4
4
5
4
4
4
5
5
5
69
15
5
3
5
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
60
16
5
2
2
4
5
4
2
2
5
5
4
4
4
4
4
56
15
17
4
3
4
3
3
4
3
2
2
4
4
3
4
4
5
52
18
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
61
19
5
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
3
4
5
5
66
20
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
69
21
5
5
4
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
71
22
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
67
23
4
5
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
68
24
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
65
25
5
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
64
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
60
27
4
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
66
28
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
5
4
4
5
5
69
Jml
134
120
122
129
126
120
113
114
125
129
120
114
120
127
128
1841
Keterangan: (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (1841/2100) x 100% = 88 % Tabel 4.2 Kriteria Efektivitas NO
PERSENTASE
EFEKTIVITAS
1
85-100
SANGAT BAIK
2
70-84
BAIK
3
55-69
CUKUP
4
40-54
KURANG
5
0-39
SANGAT KURANG
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa para guru memiliki pendapat yang sangat positif terkait dengan kegiatan pelatihan. Hasil analisis menunjukkan bahwa efektivitas pelatihan adalah 88% yang berarti bahwa kegiatan pelatihan dinilai sangat baik dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi dalam pembelajaran di kelas lima SD. Secara lebih detail dapat dilaporkan bahwa dalam hal adanya peningkatan pengetahuan dalam menggunakan media audio dalam pembelajaran, hasil kuesioner item nomor 1 s.d nomor 5 membuktikan bahwa para guru menilai kegiatan diseminasi dan pelatihan sangat efektif
meningkatkan pengetahuan
mereka dalam menggunakan media audio dengan nilai efektivitas sebanyak 90%.
16
Dibawah ini adalah tabel hasil kuisioner terkait dengan efektivitas diseminasi dan pelatihan dalam meningkatkan pengetahuan guru dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi.
Tabel 4.3Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Pengetahuan Item Resp
1
2
3
4
5
Total
1
5
4
4
5
5
23
2
5
5
5
5
4
24
3
5
5
5
5
4
24
4
5
5
5
5
5
25
5
5
5
5
5
5
25
6
5
5
5
4
5
24
7
5
3
3
5
5
21
8
5
4
4
4
5
22
9
4
4
5
4
4
21
10
5
4
4
5
4
22
11
5
5
5
5
4
24
12
5
5
4
4
4
22
13
5
4
4
5
5
23
14
5
5
4
5
5
24
15
5
3
5
4
4
21
16
5
2
2
4
5
18
17
4
3
4
3
3
17
18
5
4
4
4
4
21
19
5
4
4
5
5
23
20
5
4
5
5
5
24
21
5
5
4
5
5
24
22
5
5
5
5
4
24
23
4
5
5
4
4
22
24
4
5
4
5
5
23
25
5
4
4
5
5
23
26
4
4
4
4
4
20
27
4
5
5
5
4
23
28
5
4
5
5
5
24
Jml
134
120
122
129
126
631
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (631/700) x 100% = 90 %
17
Lebih jauh dalam hal peningkatan keterampilan yang dibagi menjadi dua bagian, yakni dalam merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran, hasil kuesioner dengan item no 6 s.d 10 membuktikan bahwa para guru menilai efektivitas pelatihan dalam meningkatkan keterampilan guru dalam merancang pembelajaran adalah86%.Hasil kuisioner secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah.
Tabel 4.4Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam merancang Pembelajaran Item Resp
6
7
8
9
10
Total
1
4
4
4
4
5
21
2
5
5
5
4
5
24
3
5
5
5
5
5
25
4
5
5
5
5
5
25
5
5
5
5
5
5
25
6
4
4
4
5
4
21
7
4
3
3
5
5
20
8
5
4
4
5
5
23
9
3
3
3
5
4
18
10
4
4
4
4
5
21
11
4
5
5
4
4
22
12
4
4
4
4
4
20
13
5
4
4
5
5
23
14
5
4
4
5
4
22
15
4
3
4
4
4
19
16
4
2
2
5
5
18
17
4
3
2
2
4
15
18
4
4
4
4
4
20
19
4
4
4
5
5
22
20
5
5
5
5
5
25
21
5
4
4
5
5
23
22
4
5
5
4
4
22
23
4
4
5
4
5
22
24
4
4
4
5
4
21
25
4
4
4
4
5
21
18
26
4
4
4
4
4
20
27
4
4
4
4
5
21
28
4
4
4
5
5
22
Jml
120
113
114
125
129
601
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (601/700) x 100% = 86 % Dalam
hal
penilaian
efektivitas
kegiatan
dalam
melaksanakan
pembelajaran, para guru menilai bahwa kegiatan yang dilaksanakan sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi mereka dalam melaksanakan pembelajaran yang dijaring dengan item no. 11 s.d 15 dengan capaian87%.Hasil kuisioner secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah.
Tabel 4.5Hasil Kuisioner Efektivitas Kegiatan Pelatihan dalam Peningkatan Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran Item Resp
11
12
13
14
15
Total
1
4
4
4
5
5
22
2
5
5
5
5
5
25
3
5
5
5
5
5
25
4
5
5
5
5
5
25
5
5
5
5
5
5
25
6
4
4
4
5
4
21
7
4
4
4
5
5
22
8
5
4
4
5
5
23
9
4
1
3
4
4
16
10
4
4
4
4
4
20
11
4
5
5
4
5
23
12
4
4
4
4
4
20
13
5
4
4
5
5
23
14
4
4
5
5
5
23
15
4
4
4
4
4
20
16
4
4
4
4
4
20
17
4
3
4
4
5
20
18
4
4
4
4
4
20
19
4
3
4
5
5
21
20
4
4
4
4
4
20
21
4
5
5
5
5
24
19
22
4
4
5
4
4
21
23
4
5
5
5
5
24
24
4
4
4
5
4
21
25
4
4
4
4
4
20
26
4
4
4
4
4
20
27
5
4
4
4
5
22
28
5
4
4
5
5
23
Jml
120
114
120
127
128
609
Keterangan : (Nilai total / nilai maksimal) x 100% = (609/700) x 100% = 87 %
Setelah kegiatan pelatihan yang berlangsung selama sehari, kegiatan dilanjutkan
dengan
pendampingan
ke
beberapa
SD
perwakilan,
yang
diselenggarakan dari tanggal 20 April 2015 sampai dengan 22 Mei 2015. Terdapat 5 SD perwakilan yang merepresentasikan wilayah Buleleng yaitu Buleleng Timur diwakili oleh SDN 1 Kubutambahan, Buleleng tengah diwakili olehSDN 1 Sangsit, Buleleng Utara diwakili oleh SDN 3 Penarukan, Buleleng selatan diwakili oleh SDN 3 Sukasada, dan Buleleng barat diwakili oleh SDN 2 TingaTinga. Masing-masing SD didampingi sebanyak 3 kali, 2 kali dilakukan untuk kegiatan pendampingan, yaitu diskusi persiapan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran yang mengimplementasikan media audio dan diikuti dengan observasi kelas dan 1 kali untuk kegiatan posttest atau pemberian tes formatif kepada siswa sesuai dengan tema pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam 2 kali pendampingan. Ada dua temuan penting dalam kegiatan pendampingan, yaitu (1) kompetensi guru yang dilihat dari persiapan pembelajaran yang dinilai dengan menggunakan format N1 dan keterampilan mengajar yang dinilai dengan format N2, dan (2) kompetensi siswa dilihat dari hasil belajar mereka. Berikut adalah tabel hasil analisis kompetensi mempersiapkan pembelajaran (N1):
20
Tabel 4.6 Kompetensi Guru dalam Mempersiapkan Pembelajaran (Skenario Pembelajaran) PENDAMPINGAN 1 PENDAMPINGAN 2 NO NAMA SEKOLAH N1 N1 1 4.1 4.8 SD N 1 KUBUTAMBAHAN 2 4.1 4.8 SD N 3 SUKASADA 3 3.9 4.5 SD N 3 PENARUKAN 4 4.6 4.9 SD N 1 SANGSIT 5 4.6 4.5 SD N 2 TINGA-TINGA Rata-rata 4.26 4.7 Keterangan: Pendampingan 1 (Nilai rata-rata N1/nilai maksimal) x 100 = (4.26/5) x 100 = 85% Pendampingan 2 (Nilai rata-rata N/nilai maksimal) x 100 = (4.7/5) x 100 = 94 % Dari tabel 4.6 di atas dapat dibuktikan bahwa selama 2 kali pendampingan kelima sekolah perwakilan di Kabupaten Buleleng, presentase kompetensi guru dalam mempersiapkan pembelajaran adalah 85%terkategori sangat baik pada pendampingan 1 dan 94% terkategori sangat baik pada pendampingan 2.
Tabel 4.7 Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran NO 1 2 3 4 5
NAMA SEKOLAH
PENDAMPINGAN 1 N2 4.5 4 4.5 4.6 4.6 4.44
PENDAMPINGAN 2 N2 4.7 4.7 4.8 4.8 4.5 4.7
SD N 1 KUBUTAMBAHAN SD N 3 SUKASADA SD N 3 PENARUKAN SD N 1 SANGSIT SD N 2 TINGA-TINGA Rata-rata Keterangan: Pendampingan 1: (Nilai rata-rata N2/nilai maksimal) x 100 = (4.44/5) x 100 =89% Pendampingan 2: (Nilai rata-rata N2/nilai maksimal) x 100 = (4.7/5) x 100 = 94 %
Pada tabel 4.7 di atas, dapat dilihat bahwa presentase kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada pendampingan 1 adalah 89% dengan kategori sangat baik. Sedangkan presentase kompetensi guru pada pendampingan 2 adalah 94% dengan kategori sangat baik.
21
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan
bahwa
terjadi
peningkatan
kompetensi guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran melalui pemberian bantuan berupa pendampingan ke sekolah. Peningkatan kompetensi guru dalam menyiapkan dan melaksanakan pembelajaran juga dapat dilihat dampaknya melalui hasil belajar yang ditunjukkan oleh siswa dari hasil post test. Tabel berikut adalah hasil post test tersebut:
Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Kelas Lima di 5 SD RATA-RATA POSTTEST TIAP SD 1 SDN 1 Kubutambahan 90.24 2 SDN 1 Sangsit 92.73 3 SDN 2 Tinga-Tinga 88.33 4 SDN 3 Penarukan 67 5 SDN 3 Sukasada 76.9 Rata-rata 83.04 Keterangan: (Nilai rata-rata / nilai maksimal) x 100 = (83.04/100) x 100 = 83 % NO
HASIL POSTTEST
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa presentase hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas 5 di 5 sekolah mitra adalah 83%dengan kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa peningkatan hasil belajar siswa merupakan dampak dari adanya
peningkatan
kompetensi
guru
dalam
menyelenggarakan
pembelajaran.Dapat disimpulkan bahwa semakin baik guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka semakin baik pula hasil belajar siswa.
4.2 Pembahasan
Hasil kuesioner membuktikan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam menggunakan media audio pembelajaran berbasis lagu kreasi, yang dibuktikan dari hasil kuesioner bahwa para guru yang berjumlah 28 orang menilai kualitas diseminasi dan pelatihan 88% yang terkategori sangat baik. Secara lebih rinci, peningkatan pengetahuan dinilai oleh para guru sebanyak 90% sedangkan dalam hal menyiapkan pembelajaran sebanyak 86% dan dalam melaksanakan pembelajaran sebanyak 87%.
22
Hasil kuesioner dilengkapi dengan hasil observasi pembelajaran langsung melalui pendampingan sebanyak 2 kali ke 5 SD dan hasil penilaian membuktikan bahwa presentase kompetensi guru dalam menyiapkan pembelajaran 85% dan presentase melaksanakan pembelajaran 89% pada pendampingan 1. Selanjutnya, dalam pendampingan 2, presentase guru dalam menyiapkan pembelajaran adalah 94% dan presentase dalam melaksanakan pembelajaran adalah 94% pada pendampingan 2. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pendampingan dapat meningkatkan kompetensi guru baik dalam menyiapkan pembelajaran maupun dalam melaksanakan pembelajaran. Selanjutnya hasil belajar siswa setelah diberikan post tes adalah 83%.Dapat dikatakan bahwa kegiatan pendampingan secara tidak langsung berdampak baik pada hasil belajar peserta didik.Temuan di atas mengindikasikan bahwa kegiatan diseminasi dan pelatihan yang dilakukan dengan langkah-langkah seperti penyemaian informasi, pemberian model video pembelajaran yang diikuti dengan simulasi dan pendampingan ke sekolah dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan
guru
dalam
menyelenggarakan
pembelajaran
yang
memanfaatkan media audio berbasis lagu kreasi.Media pembelajaran memang benar
dapat
dibuktikan
memiliki
peran
sentral
dalam
menyukseskan
pembelajaran. Yassaei (2012) dan Arsyad (2011) mengakui bahwa media pembelajaran merupakan cara ampuh dalam menciptakan konteks yang bermakna yang dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan dalam kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa.Scott & Ytreberg (2000) menekankan bahwa makna dapat disampaikan dengan baik melalui dunia fisik, yakni berupa bantuan media.Disamping itu, hasil observasi kelas juga membuktikan bahwa siswa lebih cepat dapat memahami pelajaran dengan bantuan media. Hal ini senada dengan Kemp (dalam Ramendra & Ratminingsih, 2006; 2007) Shin (2006), dan Ratminingsih & Budasi (2014)bahwa bantuan media yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat menyebabkan peserta didik lebih cepat dan mudah memahami pelajaran dan lebih produktif dalam mencapai tujuan yang ditargetkan. Lagu adalah salah satu strategi yang memiliki kekuatan ampuh dalam melaksanakan pembelajaran bagi anak-anak.Disamping merilekskan, lagu dapat
23
menampilkan fitur-fitur kebahasaan yang sangat penting seperti kosakata, gramatika, lafal dan ejaan. Lagu kreasi, yaitu lagu yang liriknya diciptakan berdasarkan tema yang harus diajarkan dengan latar belakang musik lagu-lagu anak-anak Indoneai atau Barat yang sudah dikenal memiliki kekuatan yakni memperkenalkan tema dalam konteks, sehingga kosakata, gramatika, lafal, dan ejaan dapat dengan lebih mudah dan cepat dipahami oleh peserta didik. Hal ini sesuai dengan pendapat El-Nahhal (2011) bahwa lagu dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat pada lagu.Disamping itu, melalui lagu, kosakata, gramatika, dan lafal ditampilkan dengan pengulangan-pengulangan sebanyak 3 kali.Hal ini dapat memudahkan siswa dalam menghafalkan kosakata dan lafal.Hal ini didukung oleh Brewster, dkk, (2007) dan Malley (dalam Murphey, 1993), Shtakser (2012), dan Wickham (2013) bahwa lagu merupakan strategi ideal dalam belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulanganpengulangan kosakata dan struktur bahasa yang dapat memudahkan siswa memahami pesan yang terkandung dalam lagu.Irama dalam lagu dapat menghindarkan siswa dari kebosanan, karena musik dapat menghadirkan kesenangan, meningkatkan ketertarikan dan memotivasi.Hal ini juga didukung oleh Brewster, dkk.(2007) dan Malley (dalam Murphey, 1993) bahwa irama musik dapat meningkatkan ketertarikan siswa belajar dam sangat memotivasi mereka.Ratminingsih,
dkk.(2013),
Ratminingsih
&
Budasi
(2014)
dan
Ratminingsih (2014) juga menegaskan bahwa lagu kreasi yang dikembangkan terbukti efektif meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas 4 dan kelas 5 SD. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor utama yang menjadi kekuatan pemanfaatan lagu dalam pembelajaran, yaitu (1) faktor kognitif, yakni lagu memberikan input kebahasaan yaitu berupa kosakata, gramatika, lafal dan ejaan, dan (2) faktor non kognitif yakni berupa rilaksasi, kesenangan dan motivasi belajar. Hal ini senada dengan Griffee (1992) dan Schoepp (2008) bahwa lagu dapat memberikan language input dan text bahasa secara kognitif, dan menghadirkan classroom atmosphere yang rileks dan meningkatkan ketertarikan baik guru dan siswa (Teaching and Student interest).
24
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian temuan di atas, ada dua hal yang dapat disimpulkan dari kegiatan diseminasi dan pelatihan penggunaan media audion berbasis lagu kreasi, yaitu: (1) Adanya
peningkatan
pengetahuan
dan
keterampilan
guru
dalam
menggunakan audio media berbasis lagu kreasi yang ditunjukkan dari persentase hasil kuesioner 88% yang menegaskan bahwa para guru menilai
kegiatan
diseminasi
dan
pelatihan
dapat
meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menggunakan media audio berbasis lagu kreasi dengan sangat baik. (2) Adanya peningkatan keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran juga ditegaskan dengan hasil pendampingan dan observasi kelas dengan menggunakan lembar penilaian N1 dan N2 yakni dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Dalam mempersiapkan pembelajaran, hasil observasi menunjukkan peningkatan dari pendampingan 1 dengan persentase 85% menjadi 94% pada pendampingan 2, yang terkategori sangat baik. Selanjutnya, dalam melaksanakan pembelajaran, hasil observasi menunjukkan persentase 89% pada pendampingan 1 menjadi 94% pada pendampingan 2, dengan kategori sangat baik.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan di atas, beberapa hal yang dapat disarankan adalah sebagai berikut: (1) Guru hendaknya terus dapat mengupayakan hasil dari kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam menggunakan media audio berbasis lagu dalam kegiatan belajar mengajar sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.
25
(2) Guru disarankan agar selalu mengupayakan membuat persiapan pembelajaran baik berupa RPP atau skenario pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran. Hal ini penting agar guru selalu terarah dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran. (3) Kegiatan
pelatihan
dan
pendampingan
perlu
diupayakan
pemanfaatannya secara terus menerus oleh LPM sebagai salah satu strategi pengembangan profesi guru.
DAFTAR PUSTAKA Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Brewster, J., Ellis. G.,&Girard, D. (2007).The Primary English teacher’s guide. Essex, England: Pearson Education Limited. Csabay, N. 2006. Using Comics Strips in Language Classes. English Teaching Forum, 44(1), 24-27. El-Nahhal, M.M. (2011). The effectiveness of using children songs on developing the fourth graders English vocabulary in Rafah Governmental Schools. Unpublished Thesis. Al-Azhar University, Gaza. Flattum, J. What is A Song? (2008). Tersedia pada http://www.musesmuse.com /00000742.html (diakses tanggal 19 Mei 2012). Gagne, R. M. and Briggs, L. J. (1979). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston. Griffee, D. T. (1992).Songs in action. New Jersey: Prentice-Hall International (UK) Ltd. Murphey, T. (1993).Music and song. Oxford: Oxford University Press. Paul, D. (2003). Teaching English to children in Asia. Hong Kong: Pearson Education Asia Ltd. Ratminingsih, N.M.& Budasi, I G. (2014). Pengembangan media audio pembelajaran bahasa Inggris berbasis lagu kreasi di kelas lima sekolah dasar. Lapaoran Penelitian. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Ratminingsih, N.M. & Budasi, I G. (2012) Pelatihan pemanfaatan lagu-lagu kreasi khusus (scripted songs) dalam pembelajaran bahasa Inggris 26
berbasis tema di sekolah dasar di Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Laporan P2M. Universitas Pendidikan Ganesha. Ramendra, D.P. & Ratminingsih, N.M. (2007). Pemanfaatan Audio-Visual Aids (AVA) dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Jurnal Penelitian danPengembangan Pendidikan. Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, 1(2),78- 95. Ramendra, D.P. & Ratminingsih, N.M. (2006). Studi pemanfaatan alat bantu pembelajaran (Audio Visual Aids) dalam proses belajar mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar di Kota Singaraja: Upaya menguaktualisasikan kurikulum berbasis kompetensi. Laporan Penelitian. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Schoepp, K. (2008). Reasons for using songs in the ESL/EFL classroom.Terserdia pada http://iteslj.org/ Articles/Schoepp-Songs.html. (diakses tanggal 17 Oktober 2008). Scott, W. A. & Ytreberg, L. H. (2000).Teaching English to children.New York: Longman Group UK Ltd. Shin, J.K. (2006). Ten helpful ideas for teaching English to young learners. English Teaching Forum, 44(2), 2-7. Shtakser, I.(2012). Using music and songs in the foreign language classroom.Tersedia pada http://www.laits.utexas.edu/hebrew/music/music.html (diakses tanggal 18 Februari 2012). Wickham, R. (2013). Songs and poetry for young learners. Brighton Education Learning Services. Yassaei, S. (2012). Using original video and sound effect to teach English. English Teaching Forum, 1, 12-16.
27
LAMPIRAN Lampiran A: Absensi Peserta Kegiatan dan Panitia
28
29
30
Lampiran B: Foto-foto Kegiatan
Foto 1: Pelaksanaan Diseminasi dan Pelatihan di Ruang Pertemuan Diknas Kabupaten Buleleng
Foto 2: Pembukaan kegiatan Diseminasi dan Pelatihan oleh Kabid Dikdas Kab. Buleleng 31
Foto 3: Penyemaian pengetahuan tentang penggunaan media audio berbasis lagu oleh narasumber
Foto 4: Sesi tanya jawab dengan peserta pelatihan
32
Foto 5: Sesi kerja kelompok untuk mempersiapkan skenario pembelajaran dengan media audio berbasis lagu kreasi
Foto 6: Tenaga lapangan membantu guru dalam sesi kerja kelompok untuk mempersiapkan pembelajaran dengan media audio berbasis lagu kreasi
33
Foto 7: Guru berpartisipasi dengan serius dalam bekerja kelompok mempersiapkan skenario pembelajaran
Foto 8: Sesi penampilan Guru dalam praktek implementasi media audio berbasis lagu dalam pembelajaran
34
Foto 9: Sesi penampilan Guru dalam praktek implementasi media audio berbasis lagu dalam pembelajaran
Foto 10: Panitia Pelaksana Kegiatan P2M 2015
35
Lampiran C: Peta Lokasi Daerah Sasaran
Peta Lokasi Daerah Sasaran
36
Lampiran D: Susunan Acara Kegiatan Pelatihan DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BAGI GURU-GURU KELAS LIMA DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG
HARI/TANGGAL: SABTU, 18 APRIL 2015 TEMPAT: AULA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BULELENG NO WAKTU KEGIATAN KETERANGAN 1
08.30-09.00
Presensi Peserta
Sie Acara
2
09.00-10.00
Pembukaan:
Pewara : Jane Purnama
1) Berdoa
Petugas : Arya Bayu
2) Menyanyikan
Lagu Petugas : Arya Bayu
Indonesia Raya 3) Sambutan
Kadiknas
Kab
Buleleng/Kabid Dikdas 4) Sambutan dan pembukaan Ketua LPM Undiksha secara
resmi
kegiatan
pelatihan 3
10.00-10.15
Sie
Kudapan
Konsumsi:
Febri
Riyani 4
10.15-11.30
Dr.
Pemaparan Materi
Ni
Made
Ratminingsih, M.A. 5
11.30-12.00
Penayangan
video
model Panitia
pembelajaran dengan media audio berbasis lagu kreasi 6
12.00-12.30
Istirahat Makan Siang
7
12.30-14.00
Praktek
Panitia
penyelenggaraan Performansi perwakilan
pembelajaran oleh peserta
guru
dari
kecamatan kelompok) 8
14.00-14.15
Penyebaran dan pengisian angket pelaksanaan kegiatan diseminasi dan pelatihan
8
14.15
Panitia
Penutupan
37
beberapa (3-4
Lampiran E: Materi Pelatihan
MATERI KEGIATAN P2M 2015
DISEMINASI DAN PELATIHAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS LAGU KREASI BAGI GURU-GURU KELAS LIMA DI SEKOLAH DASAR DI KABUPATEN BULELENG
Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A. NIP. 196609081991022002
Disampaikan pada Kegiatan P2M Undiksha yang Diselenggarakan di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng, Jalan Pahlawan No.5 Singaraja Sabtu, 18 April 2015
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA
38
1. Pendahuluan Meskipun mata pelajaran Bahasa Inggris tidak lagi dimasukkan secara eksplisit pada kurikulum 2013 sekolah dasar, pembelajaran bahasa Inggris masih diberikan perhatian yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni sebagai mata pelajaran muatan lokal di SD di Bali. Kebijakan Dikbud Propinsi tetap memberikan bahasa Inggris sebagai muatan lokal tidak bisa dilepaskan dari posisi Bali yang cukup strategis sebagai daerah tujuan wisata internasional. Dengan kompetensi Bahasa Inggris yang memadai sejak dini, para pebelajar bukan hanya dapat berkomunikasi dengan masyarakat global, tetapi juga membuka cakrawala pendidikan yang luas dan pintu menuju kesuksesan. Melalui pengenalan bahasa sejak dini, pebelajar dapat menguasai bahasa Inggris lebih baik dan dapat memberikan fondasi yang kuat pada tingkat-tingkat berikutnya. Harmer (2007) dengan tegas menyatakan bahwa semakin dini usia seseorang diperkenalkan dengan bahasa target, semakin cepat dan semakin bagus penguasaan dan pemerolehan anak terhadap bahasa yang dipelajari. Brown (2001) menekankan bahwa anak-anak sampai pada usia 11 tahun masih dalam fase pertumbuhan intelektual yang dinamakan oleh Piaget “concrete operation”, pada fase ini anak-anak belum bisa diberikan konsepkonsep yang abstrak. Konsep abstrak dapat dijelaskan melalui konkritisasi media pembelajaran. Disamping itu anak-anak juga diakui memiliki konsentrasi singkat (attention span)dalam pembelajaran.Konsentrasi mereka dalam pembelajaran banyak tergantung dari bagaimana pembelajaran itu dikemas oleh guru. Mereka kurang atau tidak akan memperhatikan pelajaran jika materi yang diajarkan membosankan, tidak berguna, dan terlalu sulit. Dengan demikian, tugas guru adalah untuk membuat pembelajaran menyenangkan. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menyenangkan adalah melalui penggunaan media yang menarik perhatian mereka. Media pembelajaran adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat penting, terutama pada pembelajaran di kelas-kelas rendah. Hal ini terkait dengan fase perkembangan anak-anak yang masih pada tahap konkritisasi. Verbalisasi konsep bahasa dapat ditampilkan
39
melalui
penggunaan media yang tepat. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat 3 jenis media yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, yaitu media visual, audio,dan audio visual. Media visual bisa digunakan untuk menampilkan bahasa melalui pandangan, media audio dapat digunakan untuk menampilkan bahasa oral, dan media audio visual dapat menampilkan bahasa melalui indera pandang dan dengar. Hasil wawancara dalam kegiatan P2M di Kecamatan Sukasada yang diikuti oleh 25 orang guru bahasa Inggris (Ratminingsih dan Budasi, 2012), menegaskan bahwa guru hanya berpedoman pada buku teks atau LKS dalam melaksanakan pembelajaran. Media yang digunakan dalam hal ini lebih banyak media cetak yang direpresentasikan oleh buku. Mereka menyadari tidak pernah menggunakan media pembelajaran inovatif audio (lagu-lagu kreasi). Guru hanya mengandalkan kemampuan yang mereka bisa seadanya. Hasil penelitian Ratminingsih dan Budasi (2014) membuktikan bahwa hanya 47% guru menyatakan bahwa sekolahnya mempunyai potensi media yang dimiliki oleh sekolah dasar di Kabupaten Buleleng. Dari persentase tersebut, jika dirinci 77,77% guru menyatakan tersedia media visual yaitu berupa gambar yang terdapat di dalam buku dan realia yang terdapat di sekitar kelas dan sekolah. Dari temuan ini dapat dibuktikan bahwa memang benar guru lebih menekankan pada penggunaan media visual. Temuan yang menarik adalah 66,66% guru menegaskan bahwa di sekolahnya terdapat media audio visual yaitu komputer, laptop, TV, dan LCD. Namun demikian, 100% guru menyatakan tidak pernah menggunakan media audio berupa CD player dan CD materi pembelajaran dalam pembelajaran padahal media pendukungnya seperti laptop dan LCD bisa dimanfaatkan untuk memperdengarkan media audio. Salah satu teknik pembelajaran yang dapat membuat anak-anak dapat mempertahankan dan meningkatkan konsentrasinya belajar adalah dengan memasukkan nuansa bermain dalam pembelajaran (learning while playing), yaitu melalui lagu (bernyanyi). Teknik pembelajaran melalui lagu bukan hanya dapat menghadirkan unsur bermain, tetapi yang lebih penting aspekaspek kebahasaan
(kosakata,
gramatika, lafal,
40
intonasi,
ejaan)
dan
keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis) dapat diperkenalkan secara terintegrasi. Pemanfaatan lagu sebagai teknik pembelajaran telah terbukti baik secara teoretis dan emperis sebagai salah satu teknik yang efektif dalam meningkatkan kompetensi bahasa Inggris siswa sekolah dasar. Ward (1985) menyatakan lagu merupakan cara yang bagus untuk mengekspos bahasa otentik. Di samping itu, lagu dapat menghadirkan kenikmatan, dan oleh karenanya guru dapat menghidupkan suasana kelas dengan merangsang ketertarikan siswa. Dalam aktivitas pembelajaran, lagu dapat digunakan untuk memberikan pengulangan yang menarik dari struktur bahasa yang cenderung membosankan, dapat melatih pemberian irama dan tekanan yang benar, dapat mengajarkan kosakata baru, dan dapat digunakan untuk mengajar dalam kelompok maupun dalam latihan perorangan. Brewster, dkk. (2007) menambahkan bahwa banyak anak menyukai lagu (songs), syair (rhymes), dan syair yang diujarkan pendek-pendek (chants) dan naturalitas pengulangan-pengulangan serta irama yang ada di dalamnya menjadikannya alat yang ideal untuk belajar bahasa. Berdasarkan fakta di atas, maka Ratminingsih dan Budasi (2014) mengembangkan media audio pembelajaran berbasis lagu kreasi yang dapat membantu para guru bahasa Inggris di Kabupaten Buleleng dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan media yang bervariasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa media audio yang dikembangkan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN No.1 Sukasada. Melalui wawancara informal dengan 9 guru bahasa Inggris di 9 kecamatan di Kabupaten Buleleng, mereka menyatakan perlu dibantu dengan berbagai pengadaan media pembelajaran untuk dapat digunakan dalam mengajar dan diberikan model bagaimana memenfaatkan media dalam melaksanakan pembelajaran.
Didukung oleh temuan Ratminingsih dan
Budasi (2014) tersebut, sudah menjadi kewajiban para peneliti untuk menindaklanjutinya melalui pengabdian kepada masyarakat (P2M) Undiksha.
41
2. Hakikat dan Peranan Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Secara khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. AECT
(Association
of
Education
and
Communication
Technology)
memberikan batasan, yaitu media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Secara lebih spesifik, Heinrich, dkk. mengemukakan medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi (dalam Arsyad, 2011:3). Lebih jauh Arsyad (2011) menjelaskan bahwa apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Gagne pembelajaran
& Briggs
merupakan
alat
(1979)
yang
memaparkan bahwa
secara
fisik
digunakan
media untuk
menyampaikan isi materi pelajaran, yang terdiri dari buku,modul,teks terprogram, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi, komputer, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik yang digunakan dalam menyampaikan informasi, yaitu berupa materi pembelajaran kepada peserta didik. Media pembelajaran memegang peranan penting dalam menyukseskan pembelajaran. Yassaei (2012) menyatakan bahwa salah satu cara yang paling terkenal untuk menciptakan konteks bermakna untuk pembelajaran bahasa Inggris adalah melalui penggunaan media, yang dapat ditampilkan melalui berbagai format, seperti cetak, audio, dan visual. Hamalik (dalam Arsyad, 2011:15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Kemp (1980 dalam Ramendra
42
dan Ratminingsih, 2006; 2007) menegaskan
beberapa kontribusi dari
pemanfaatan AVA sebagai media pembelajaran sebagai berikut: (6) Membuat pendidikan lebih produktif, yaitu dengan menggunakan AVA dapat
meningkatkan
capaian
pembelajaran
karena
AVA
dapat
menyediakan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang tidak perlu dijelaskan oleh guru. (7) Membuat pendidikan lebih individual, yaitu melalui penyediaan berbagai variasi AVA, pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan kesenangan siswa. (8) Membuat pembelajaran lebih cepat, yaitu dapat menjembatani adanya gap yang ditemui di dalam dengan di luar kelas. (9) Memberikan akses pendidikan yang sama bagi semua siswa, dalam situasi apa pun dan di mana pun. (10) Membuat pembelajaran lebih ilmiah, bahwa pemanfaatan AVA adalah merupakan satu komponen dari teknologi pembelajaran. Terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris, Scott dan Ytreberg (2000) menjelaskan bahwa dunia fisik merupakan cara utama untuk menyampaikan makna kepada anak-anak. Oleh karena itu, berbagai variasi penggunaan alat bantu sangat diperlukan dalam pembelajaran bahasa asing. Pelajaran akan jauh lebih mudah dan lebih menarik jika benda-benda atau objek serta bahasa digunakan secara optimal dalam menyampaikan makna. Csabay (2006:24) menambahkan bahwa motivasi sangat penting dalam belajar bahasa dengan membawa sesuatu yang luar biasa dan baru dalam kelas. Sejalan dengan pendapat Csabay, Shin (2006) mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan perhatian dan keterlibatan siswa dalam aktivitas belajar diperlukan adanya alat pendukung berupa alat-alat bantu visual, mainan, boneka atau
objek-objek lain yang
berwarna-warni, yang sesuai dengan cerita atau lagu yang digunakan dalam pembelajaran sehingga pembelajaran bahasa menjadi lebih mudah dipahami. Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat membuat proses pembelajaran berhasil. Media yang dikemas dengan menarik dapat memotivasi siswa untuk mau dan mempertahankan belajarnya, mempermudah proses belajar,
43
membuat pembelajaran efektif dan efisien, dan kemudian meningkatkan hasil belajar.
3. Hakikat dan Peranan Lagu Lagu telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sejak mereka menyadari kehidupannya. Melalui lagu, manusia bisa mendapatkan kesenangan, hiburan, dan bahkan belajar bahasa. Terkait dengan hal ini, Schoepp mengemukakan bahwa telah menjadi bagian yang integral dari pengalaman berbahasa manusia (Schoepp, 2008). Griffee (1992:3) menyatakan: “Songs refer to pieces of music that have words” . Flattum (2008) menegaskanlagu sebagai suatu kombinasi antara melodi dan lirik yang ditambah dengan harmoni, irama atau bit. Lagu memiliki struktur yang biasanya berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus. Cox (dalam Wickham, 2013) menambahkan bahwa lagu adalah bentuk lain dari puisi yang diiringi musik dan berisi pola ritmis dan pengulangan-pengulangan, yang oleh ElNahhal (2011) dapat memudahkan siswa untuk memahami pesan yang terdapat pada lagu. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu adalah suatu kombinasi musik yang terdiri dari melodi dan lirik atau sebuah komposisi kata dan musik, yang memiliki harmoni, irama, dan bit serta memiliki struktur yang berupa pengulangan-pengulangan syair dan korus, yang bisa diiringi dengan instrumen musik atau tanpa instrumen yang dapat memudahkan anak-anak memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Para ahli pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing mengakui bahwa lagu mempunyai manfaat yang besar dalam pembelajaran. Shtakser (2012) menyatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa musik dan lagu digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Alasan utamanya adalah bahwa musik dan lagu dapat menciptakan atmosfer belajar yang baik dalam kelas. Siswa merasakan lagu sebagai bagian yang menghibur daripada sebuah tugas, sehingga belajar kosakata melalui lagu memberikan kesenangan hati dan menghilangkan kebosanan. Brewster, dkk. (2007) menekankan bahwa lagu merupakan strategi yang ideal untuk belajar bahasa, karena di dalam lagu terdapat pengulangan-
44
pengulangan kosakata dan struktur bahasa serta irama yang dapat meningkatkan ketertarikan mereka dalam belajar. Malley (dikutip oleh Murphey, 1993) mengemukakan dua manfaat utama penggunaan musik dan lagu dalam pembelajaran bahasa, yakni lagu mudah dihafalkan dan sangat memotivasi pebelajar. Sementara, Murphey menambahkan bahwa musik dan lagu lama disimpan dalam ingatan, dan dapat menjadi bagian dari diri kita serta mudah dimanfaatkan di dalam kelas. Secara lebih rinci Murphey (1993: 3) mengemukakan beberapa alasan mengapa guru perlu menggunakan lagu sebagai instrumen pengajaran, sebagai berikut: Song appears to precede and aid the development of language in young children, works on our short and long term memory, may strongly activate the repetition mechanism of the language acquisition device, is more motivating than other texts, relaxing, short, self-contained texts, recordings, and films that is easy to handle in a lesson. Dalam kutipan di atas Murphey menegaskan bahwa lagu mengarahkan dan membantu perkembangan bahasa anak-anak, dapat bekerja pada ingatan jangka pendek dan jangka panjang, mengaktifkan mekanisme pengulangan alat pemerolehan bahasa, lebih memotivasi dibandingkan dengan teks lain, merilekskan, dan biasanya pendek dan mengandung teks yang mudah digunakan dalam pebelajaran. Griffee (1992:4) mengklasifikasikan enam (6) kategori keuntungan penggunaan lagu dan musik dalam kelas bahasa, yaitu (1) Classroom atmosphere, yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan situasi rileks pada siswa, dan suasana kelas yang menyenangkan, (2) Language input, yaitu lagu dan musik digunakan untuk memberikan pajanan irama bahasa, (3) Cultural input, yaitu lagu dan musik (khususnya musik pop) merupakan refleksi dari pembuatnya pada masa dan tempat tertentu, yang di dalamnya memberikan pengenalan budaya, (4) Text, yaitu lagu digunakan sebagai teks pembelajaran, seperti halnya puisi, cerita pendek, dan novel, (5) Supplement, yaitu lagu digunakan sebagai pelengkap dari buku teks, dan (6) Teaching and Student interest, yaitu lagu dapat digunakan untuk mengajarkan percakapan, kosakata, struktur gramatika, lafal, latihan pola, dan pemantapan ingatan, serta dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi siswa.
45
Sementara, Paul (2003: 58) menegaskan: Songs add a whole dimension to children’s classes, and make it easier for the children to remember words and patterns and natural chunks of language. Songs can add feeling and rhythm to language practice that might otherwise be flat, help children remember things more easily, and draw children more deeply into a lesson. Kutipan di atas mengungkapkan bahwa lagu menambah dimensi keseluruhan kelas dan membuat anak-anak lebih mudah mengingat kata-kata dan pola-pola serta potongan-potongan natural dari bahasa (chunks of language). Lagu dapat menambah rasa dan irama terhadap latihan kebahasaan yang biasanya datar saja, membantu mereka mengingat berbagai hal lebih mudah, dan melibatkan mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran. Dari semua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lagu memiliki berbagai manfaat untuk mengajarkan bahasa secara lebih menyenangkan yang dapat mempermudah siswa mengingat kata, pola bahasa, dan potongan-potongan natural dari bahasa, serta dapat melibatkan perasaan mereka secara lebih mendalam pada pebelajaran. Berbagai manfaat dari lagu secara umum dapat dilihat dari beberapa sumber, yakni linguistik, psikologis/afektif, kognitif, dan sosial.
4. Skrip Lagu-Lagu di Kelas Lima SEMESTER I a. Fruits and Vegetables (Buah-buahan dan Sayuran) 1) Song Lyric
: PELANGI – PELANGI : Ni Made Ratminingsih &I G.A.Anom Maruti P.
Good morning everyone Let’s talk about the fruits Mango apple orange Watermelon cherry All fruits make you healthy And which one do you like Mango apple watermelon cherry
46
2) Song Lyric
: KALAU KAU SUKA HATI : Ni Made Ratminingsih
Hi my friends do you like cucumber Yes, I do. Hi my friends do you like cauliflower Yes, I do. Carrot onion tomato Cabbage and pumpkin Those are the names of vegetables b. Sports (Olah raga) Song : AMPAR – AMPAR PISANG Lyric : Ni Made Ratminingsih I like to play football I play it everyday I like to play badminton And what about you friend What sport do you like 2x I like to play football too, and let’s play together 2x
c. Daily Activities (Kegiatan Sehari-hari) Song : NAIK DELMAN Lyric : Ni Made Ratminingsih I get up every morning before I go to school And then I have my breakfast with all my family I also don’t forget to bring my bag and also books After that I get ready to walk with friends to school Walk I walk I walk I walk I walk I walk to school Let’s go Walk I walk I walk I walk I walk to go to school Yeah
d. Time (Waktu) Song : ARE YOU SLEEPING Lyric : Ni Made Ratminingsih and N.L.P. Vita Dewi Hello my friend Hello my friend What time is it? What time is it? It is seven o’clock
47
It is seven o’clock in the morning in the morning Hello my friend Hello my friend What time is it? What time is it? It is five o’clock It is five o’clock in the afternoon in the afternoon
Hello my friend Hello my friend What time is it? What time is it? It is nine o’clock It is nine o’clock in the evening in the evening
e. Vehicle (Kendaraan) Song : WE WISH YOU A MERRY CHRISTMAS Lyric : Ni Made Ratminingsih I have a bicycle in my house I have a motorbike in my house I have two scooters in my house They are in the garage I ride my scooter to go to the beach I ride my bicycle to go to the hill SEMESTER II a. Weather (Cuaca) Song : JINGLE BELL Lyric : Ni Made Ratminingsih and Kadek Nano Look outside Look outside This is sunny day Let’s go out Let’s go out We play together
48
Look outside Look outside This is cloudy day Stay inside Stay inside Rain will be falling down b. Invitation (Undangan) Song : BROTHER JOHN Lyric : Ni Made Ratminingsih and Widia Helena A. Come to my house… Come to my house… Tomorrow… tomorrow… It’s my birthday party… Many balloons and hats… We’re happy together… Come to my house… Come to my house… Tomorrow… tomorrow… It’s my birthday party… Many candies and cakes… We’re happy together… c. Clothes (Pakaian) Song : JINGLE BELL Lyric : Ni Made Ratminingsih Hello friends, hello friends I have a nice dress I like it I wear it To go for a party Hello friends, hello friends I have pretty shoes I like them I wear them To go for a walk It is a nice dress They are pretty shoes They are all my new clothes I get from my mom d. Good Hygiene Song : I LOVE YOU (Barney Theme Song) Lyric :Ni Made Ratminingsih and D.M. Cipta Dwijaya Wash your hand Brush your teeth We are healthy family 49
With a clean body, your life will be happy Won’t you say do it with me e. The Expression of Gratitude (Terima Kasih) Song Lyric
: LIHAT KEBUNKU : Ni Made Ratminingsih and L. Ade Budanadi
Thank you for my Mom Thank you for your nice shoes They’re so beautiful They’re really colorful I like them so much They’re really good on me I always wear them To go to the school My shoes 5. Contoh RPP Kelas Lima RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/semester Materi Pokok Alokasi Waktu A. Kompetensi Inti
: SD Negeri 1 Sukasada : Bahasa Inggris : V/1 (satu) : Sports : 1 pertemuan (2x35 menit)
KI 1 : Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli dan percaya diri, dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya, di rumah, di sekolah, dan tempat bermain KI 4 : Menyajikan pengetahuan factual dan konseptual dalam bahada yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
50
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi No. Kompetensi Dasar 1. 1.1 Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar komunikasi internasional yang diwujudkan dalam semangat belajar 2. 2.1 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, percaya diri,dan bertanggung jawab dalam melaksanakan komunikasi transaksional dengan guru dan teman 3. 3.11 Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu
4.
4.14 Menangkap makna lagu
Indikator Pencapaian Kompetensi -
2.1.1 Siswa mampu menyanyikan lagu yang diberikan dengan disiplin, percaya diri, dan penuh tanggung jawab 3.11.1 Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis olahraga yang terdapat dalam lagu 3.11.2 Siswa mampu mencocokkan jenis-jenis olahraga dan alat-alat yang berhubungan dengan olahraga tersebut 4.14.1 Siswa mampu memperagakan jenis-jenis olahraga 4.14.2 Siswa mampu melaporkan hasil diskusi kelompok
C. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui kegiatan menyanyikan lagu yang diberikan, siswa dapat menyebutkan jenis olar raga dalam lagu dengan benar. 2. Melalui gambar, siswa dapat menyebutkan jenis-jenis olah raga lainnya dengan benar. 3. Melalui kegiatan memperagakan (gesturing game) dengan bantuan gambar, siswa mampu mengidentifikasi jenis olahraga dengan benar. 4. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu mencocokkan alat-alat yang berhubungan dengan kegiatan olahraga tertentu dengan lengkap dan benar. 5. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa mampu melaporkan hasil diskusi kelompok mereka di depan kelas tentang alat-alat olahraga berdasarkan jenis olah raga dengan baik dan benar.
51
D. Materi Pembelajaran 1.
Lagu Sports 1 Melody
: Ampar-ampar pisang
Lyrics
: Ni Made Ratminingsih
I like to play football, I play it every day I like to play badminton, and what about you friend What sports do you like? What sports do you like? I like to play football too and let’s play together I like to play football too and let’s play together 2.
Kosakata
Football
/'fUtbO;l/
Sepak bola
Badminton
/ b&dmIntJn/
Bulu Tangkis
Basketball
/ bA;skItbO;l/
Bola Basket
Tennis
/ tenIs/
Tenis Lapangan
Swimming
/ swImIN/
Berenang
Cycling
/ saIklIN/
Bersepeda
Wall Climbing / Dancing
Panjat Tebing
/ dA;nsIN/
Menari
Playing chess / pleIIN tSes/ Singing
/ sININ/
Cocking
/ kQking/
Athletics
/&T'letIks/
3.
hetic
Latihan(Student’s worksheet)
E. Metode/Pendekatan Pembelajaran 1.
Pendekatan
: Scientific (mengamati, menanya, mengolah informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan)
2.
Metode
: Communicative Language Teaching (CLT) dan
Total Physical Response (TPR)
52
3.
Teknik
: Lagu, permainan, diskusi kelompok, presentasi
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1.
Media
: Lagu kreasi, gambar, realia
2.
Alat
: Laptop, LCD, speaker, kertas HVS, double tip, amplop, alat tulis
3.
Sumber : Song entitled “Sports 1” by Ni Made Ratminingsih, Internet source
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Inti
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Kegiatan 5 menit
1. Siswa berdoa bersama dipimpin salah satu siswa 2. Guru melakukan tanya jawab tentang pelajaran sebelumnya dan mengaitkan dengan pelajaran yang akan diajarkan. 3. Guru menunjukkan gambar tentang salah satu jenis olahraga kepada siswa dan bertanya “what is he doing? Do you like this sport?” 4. Guru memperkenalkan tema pembelajaran melalui lagu berjudul “Sports” kepada siswa Mengamati 10 menit 1. Guru memperdengarkan lagu 3x 2. Siswa menyebutkan jenis olah raga dalam lagu 3. Guru menunjukkan lirik lagu tersebut melalui slide power point 4. Guru mengajak siswa untuk bernyanyi Menanya 5 menit 1. Guru bertanya tentang pemahaman siswa terhadap lagu yang diberikan 2. Guru bertanya apakah ada kata-kata sulit yang ditemukan oleh siswa di dalam lagu yang diberikan Mengumpulkan Informasi 10 menit 1. Guru mengajak siswa untuk menyebutkan jenisjenis olahraga apa saja yang mereka ketahui dalam kehidupan sehari-hari 2. Guru memberikan gambar-gambar jenis olah raga 3. Guru membantu siswa untuk menemukan
53
kosakata-kosakata yang berhubungan dengan olahraga-olahraga tersebut Mengasosiasi 1. Guru menunjuk satu orang siswa untuk mendemonstrasikan (gesture) salah satu jenis olahraga di depan kelas sesuai gambar 2. Guru menginstruksikan siswa yang lainnya untuk menebak jenis olahraga apa yang didemonstrasikan oleh temannya 3. Guru membagi kelas menjadi 5 kelompok (1 kelompok terdiri dari 4-5 siswa) 4. Guru membagikan amplop pada masing-masing kelompok, dimana setiap amplop berisi gambar salah satu olahraga dan beberapa jenis perlengkapan yang berhubungan dengan olahraga 5. Guru menginstruksikan siswa untuk mencocokkan jenis olahraga yang mereka dapatkan dengan alat-alat yang berkaitan dengan olahraga tersebut secara benar dan tepat Mengkomunikasikan 1. Guru mengintruksikan siswa untuk melaporkan hasil pekerjaan kelompok mereka di depan kelas 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memberikan tanggapan dan memberi pertanyaan kepada siswa yang sedang melaporkan hasil diskusi mereka 3. Guru mengontrol jalannya diskusi dan memberikan klarifikasi apabila diperlukan 1. Guru mengajak siswa untuk membuat kesimpulan tentang materi pembelajaran yang telah dipelajari 2. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi terkait kegiatan pembelajaran 3. Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa dan mengucapkan salam
Penutup
15 menit
20 menit
5
menit
H. Penilaian 1) Penilaian Sikap Instrumen lembar observasi sikap spiritual
No.
Nama
Ketaatan beribadah
Aspek yang dinilai Perilaku Berdoa sebelum syukur dan sesudah melakukan kegiatan
54
Toleransi dalam beribadah
1
2
3
4 1
2
3
4 1
2
3
4
1
2
3
4
1 2 Dst Rubrik penilaian sikap spiritual Kriteria
Baik sekali
4 Selalu taat beribadah Selalu menunjukkan rasa syukur Berdoa sebelum Selalu dan sesudah melakukan doa melakukan sebelum dan kegiatan sesudah melakukan kegiatan Toleransi dalam Selalu beribadah menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah Ketaatan beribadah Perilaku syukur
Baik
Cukup
Kurang
3 Sering taat dalam beribadah Sering menunjukkan rasa syukur Sering berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
2 Kadang-kadang taat beribadah Kadang-kadang menunjukkan rasa syukur Kadang-kadang berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
1 Tidak taat dalam beribadah Tidak bersyukur
Sering menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Kadang-kadang menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Tidak menunjukkan sikap toleransi dalam beribadah
Tidak berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
Instrumen lembar observasi sikap Aspek yang dinilai No.
Disiplin
Nama
Percaya diri
Tanggung Jawab
1
2
3
4
1
2
3
4
1 2 (Catatan : Centang pada bagian yang memenuhi kriteria)
55
1
2
3
4
Rubrik Penilaian Sikap Kriteria Disiplin
Percaya diri dalam berinteraksi di dalam kelas Tanggung jawab
Baik sekali 4 Tidak pernah bercanda dengan teman dan mengganggu temannya selama proses pembelajaran. Sangat aktif bertanya dan menjawab di kelas
Baik 3 Kadang-kadang bercanda dengan teman dan mengganggu temannya selama proses pembelajaran Aktif bertanya dan menjawab di kelas
Tertib mengikuti instruksi dan selesai tepat pada waktunya
Tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktunya
Cukup 2 Sering bercanda dengan teman dan mengganggu temannya selama proses pembelajaran.
Kurang 1 Selalu bercanda dengan teman dan mengganggu temannya selama proses pembelajaran.
Cukup aktif bertanya dan menjawab di kelas Kurang tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktunya
Kurang aktif bertanya dan menjawab di kelas Tidak tertib mengikuti instruksi, selesai tidak tepat waktunya
2) Penilaian Keterampilan
1. Please act out a sport that you know (Peragakanlah salah satu jenis olahraga yang kamu ketahui) ! 2. Please report things used in a certain sport (Laporkan hasil diskusi tentang alat-alat olah raga berdasarkan) (Setiap kelompok presentasi peralatan 1 jenis olah raga) (1) Things used in Badminton (2) Things used in Tennis (3) Things used in Swimming (4) Things used in Football etc.
Daftar Periksa Keterampilan/Unjuk Kerja untuk item 1 dan 2 No.
Keterampilan yang dinilai
Nama Siswa
1
1 2 dst
56
2
3
4
Catatan : Centang pada bagian yang memenuhi kriteria 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik 4 = Sangat Baik Rubrik Penilaian Keterampilan Skor 4 3 2 1
Deskripsi Siswa mampu memperagakan jenis olahraga /melaporkan alat-alat olah raga dengan sangat baik Siswa mampu memperagakan jenis olahraga / melaporkan alat-alat olah raga dengan baik Siswa mampu memperagakan jenis olahraga / melaporkan alat-alat olah raga dengan cukup baik Siswa kurang mampu memperagakan jenis olahraga / melaporkan alat-alat olah raga
3) Penilaian Kognitif 1. Please find out names of sports from the song! (Sebutkan jenis-jenis olah raga yang ada dalam lagu!) 2. Please mention some sports based on the pictures! (Sebutkan jenis olah raga sesuai gambar) 3. Please match all the things based on a certain kind of sport in the envelope! (Cocokkan semua alat olahraga dari jenis olah raga pada amplop)
Rubrik Penilaian Satu jawaban benar nilai 1 Satu jawaban salah nilai 0
Bila guru menggunakan 10 gambar tentang jenis olah raga, maka Skor maksimal 10 Skor minimal 0
Bila siswa benar mencocokkan semua alat yang digunaka dalam olah raga tertentu dalam amplop maka skor maksimal 10 dan skor minimal 0. 57
Lampiran F: Kisi-Kisi Kuesioner
INDIKATOR EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN
NO
INDIKATOR
NO ITEM 1,2,3,4, 5
PERNYATAAN POSITIF 1,4,5
PERNYATAAN NEGATIF 2,3
JUMLAH ITEM 5
1
Peningkatan Pengetahuan dan dalam menggunakan media pembelajaran
2
Peningkatan Keterampilan dalam merancang pembelajaran dengan menggunakan media audio
6,7,8,9, 10
6,9,10
7,8
5
3
Peningkatan Keterampilan dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media audio
11,12,1 3, 14, 15
11,14,15
12,13
5
JUMLAH ITEM
15
58
Lampiran G: Daftar Kuesioner KUESIONER PENDAPAT GURU TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN KEGIATAN PELATIHAN Petunjuk Umum 1. Berilah tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat anda! 2. Mohon anda menjawab secara jujur, karena pilihan jawaban anda hanya menunjukkan kecenderungan, dan tidak menunjukkan jawaban salah dan benar. 3. Pendapat anda akan sangat bermanfaat, karena akan digunakan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan P2M yang Bapak/Ibu ikuti. 4. Terima kasih atas kerjasamanya.
Alternatif jawaban sebagai berikut: SS
: Sangat Setuju
KS
: Kurang Setuju
No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
S : Setuju
RR
: Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju Pernyataan
Alternatif Jawaban SS S RR KS
Kegiatan pelatihan menarik untuk diikuti karena dapat meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan media audio dalam pembelajaran. Saya merasa biasa-biasa saja dengan kegiatan pelatihan pemanfaatan media audio pembelajaran. Saya merasa pelatihan ini tidak memiliki signifikansi terhadap peningkatan pengetahuan tentang pemanfaatan media audio pembelajaran. Saya merasa kegiatan pelatihan media audio pembelajaran bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Saya merasa rugi jika tidak mengikuti kegiatan pelatihan pemanfaatan media audio pembelajaran.untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris. Keterampilan saya dalam merancang pembelajaran dengan pemanfaatan media audio pembelajaran meningkat setelah diberikan pelatihan.
59
TS
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Tidak ada perubahan yang mendasar pada keterampilan saya merancang pembelajaran dengan memanfaatkan media audio setelah diberikan pelatihan. Saya merasa tidak ada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan saya merancang pembelajaran dengan memanfaatkan media audio setelah diberikan pelatihan. Mempersiapkan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio perlu dilakukan agar saya lebih terampil dalam mengajar bahasa Inggris. Bagi saya keterampilan menyiapkan pembelajaran yang menggunakan media audio sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Keterampilan saya dalam melaksanakan pembelajaran yang memanfaatkan media audio meningkat setelah diberikan pelatihan. Tidak ada perubahan yang mendasar pada keterampilan saya melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio setelah diberikan pelatihan. Saya merasa tidak ada peningkatan yang signifikan dalam keterampilan saya melaksanakan pembelajaran yang memanfaatkan media audio setelah diberikan pelatihan. Melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan media audio perlu dilakukan agar saya lebih kompeten dalam mengajar bahasa Inggris. Bagi saya keterampilan melaksanakan pembelajaran yang menggunakan media audio sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
60