LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
JUDUL Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bangli
Oleh: Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd., I Gede Margunayasa, S.Pd, M.Pd., Putu Nanci Riastini, S.Pd, M.Pd., Dra. Ni Wayan Arini, M.Pd.,
0020095704 0002048501 0027048601 0003105504
Ketua Anggota Anggota Anggota
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK Nomor: 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013
Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2013
1
LEMBAR PENGESAHAN
1.
Judul Program
2.
Ketua Nama Jenis Kelamin NIDN Disiplin Ilmu Pangkat/Gol Jabatan Fakultas/Jurusan Alamat Kantor Nomor Telp Alamat Rumah Nomor Telp
: Pelatihan
dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bangli
3. Jumlah Anggota Pelaksana
4.
5. 6.
: Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd. : Laki-laki : 0020095704 : Pendidikan Dasar Matematika : Lektor Kepala / IV b : Lektor Kepala : FIP/PGSD : Jln. Udayana-Singaraja : (0362) 23950 : Jalan Srikandi Singaraja, Gang Melur : 082147276101 : 3 orang
Lokasi Kegiatan a. Nama Desa b. Kecamatan c. Kabupaten/Kota d. Propinsi
: Bangli : Bangli : Bangli : Bali
Biaya yang diperlukan Lama Kegiatan
: Rp. 7.500.000,00 : 8 Bulan
Mengetahui, Dekan FIP Undiksha
Singaraja, 6 Nopember 2013 Ketua Pelaksana,
Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd. NIDN. 0018085504
Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd. NIDN. 0020095704 Mengetahui, Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIDN. 0001015913
i
Prakata
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga Laporan Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Selesainya kegiatan dan laporan pengabdian kepada masyarakat ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan berharga. Untuk itu, diucapkan terimakasih kepada pihak-pihak berikut ini. 1. Ketua LPM Undiksha atas kesempatan dan bimbingan yang diberikan selama pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat. 2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli yang telah memberikan izin pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di wilayah tersebut. 3. Korwas SD Kabupaten Bangli yang telah banyak memberikan informasi berharga dan membantu pelaksanaan kegiatan hingga selesai. 4. Peserta Pengabdian kepada masyarakat yang telah antusias mengikuti kegiatan hingga selesai pada waktunya. 5. Rekan-rekan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang telah bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk menyelesaikan runtutan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Sangat disadari bahwa masih ada kekurangan dari laporan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan.
Singaraja Penulis
ii
Daftar Isi
Lembar Pengesahan-------------------------------------------------------------------------- i Prakata ----------------------------------------------------------------------------------------ii Daftar Isi-------------------------------------------------------------------------------------- iii Daftar Tabel ---------------------------------------------------------------------------------- iv Daftar Gambar -------------------------------------------------------------------------------- v Bab I Pendahuluan --------------------------------------------------------------------------- 1 1.1 Analisis Situasi ------------------------------------------------------------------- 2 1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah ----------------------------------------- 3 1.3 Tujuan Kegiatan ------------------------------------------------------------------ 4 1.4. Manfaat Kegiatan ---------------------------------------------------------------- 4 Bab II Metode Pelaksanaan ----------------------------------------------------------------- 5 Bab III Hasil Dan Pembahasan ------------------------------------------------------------ 8 Bab IV Penutup----------------------------------------------------------------------------- 10 4.1 Simpulan ------------------------------------------------------------------------- 10 4.2. Saran ----------------------------------------------------------------------------- 10 Lampiran a. Absensi Peserta Kegiatan b. Foto-Foto Kegiatan
iii
Daftar Tabel
Tabel 2.1. Waktu, Kegiatan, Nara Sumber, dan Jumlah Peserta ---------------------- 6 Tabel 2.2 Evaluasi program ---------------------------------------------------------------- 7
iv
Daftar Gambar
Bagan 2.1. Alur Kegiatan Pelatihan ------------------------------------------------------- 5
v
BAB I PENDAHULUAN
Pada tahun 2007, pemerintah mengeluarkan Permendiknas nomor 41 tentang Standar
Proses.
Permendiknas
nomor
41
memberikan
rambu-rambu
proses
pembelajaran pada KTSP. Mengacu pada Permendiknas nomor 41 tahun 2007, proses pembelajaran
harus
mencerminkan
pembelajaran
yang
interaktif,
inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Jika seorang guru mampu menerapkan pembelajaran yang diamanatkan Permendiknas No.41 Tahun 2007 maka dapat dinyatakan bahwa guru memiliki kompetensi pedagogik yang tinggi. Kompetensi paedagogik seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah RI No 19 Tahun 2005 meliputi kemampuan mengelola pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran yang dimaksud, yaitu pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Guru yang cerdas dan kreatif akan mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan efisien sehingga pembelajaran tidak berjalan sia-sia. Namun kenyataannya, saat ini pembelajaran yang dilaksanakan para guru masih belum sesuai dengan amanat Permendiknas No.41 Tahun 2007. Guru masih menikmati sistem teacher centered. Mereka juga tidak paham tentang perangkat pembelajaran yang diamanatkan dalam peraturan yang berlaku. Tidak hanya itu, para guru juga tidak mampu menyusun langkah-langkah pembelajaran ke dalam tahap eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi serta berlandaskan pada kegiatan yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi. Hal ini menjadi momok bagi banyak guru di sekolah dasar. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan pelatihan bagi guru-guru sekolah dasar berkaitan
dengan
penyusunan
perangkat
pembelajaran
berdasarkan
amanat
Permendiknas No.41 Tahun 2007. Kegiatan ini sangat penting bagi guru untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang perangkat pembelajaran dan meningkatkan kompetensi pedagogiknya. Selain itu, jika mereka telah mampu memahami dan menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai, maka kualitas pembelajaran dan
1
kualitas luaran akan meningkat pula. Pemahaman ini juga akan dapat ditularkan kepada rekan sejawatnya melalui kegiatan sharing maupun penularan pengetahuan.
1.1 Analisis Situasi Permasalahan ketidakpahaman terhadap implementasi Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dialami oleh sebagian besar guru sekolah dasar, termasuk guru-guru di Kabupaten Bangli. Guru-guru di Kabupaten Bangli tersebar di 32 sekolah dasar. Banyak diantara mereka mengakui sering terlambat mendapatkan informasi ataupun pengetahuan baru tentang perkembangan ilmu pendidikan ataupun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka memberikan contoh tentang ketertinggalan mereka, diantaranya ketertinggalan tentang penggunaan komputer maupun internet. Para guru mengaku tidak bisa menggunakan mouse, apalagi mengoperasikan komputer. Hal lain yang mereka akui adalah tidak paham cara memanfaatkan kit-kit yang ada di sekolah sebagai media pembelajaran. Pada akhirnya, kit-kit tersebut hanya menjadi pajangan dan rusak karena tidak terpakai. Tidak hanya itu, perkembangan–perkembangan dalam pembelajaran termasuk pembuatan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 tahun 2007 juga menjadi contoh ketertinggalan mereka. Mereka mengakui kurang paham tentang pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik dengan istilah-istilah eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang harus ada di kegiatan inti pembelajaran sesuai instruksi Permendiknas No. 41 tahun 2007. Hal tersebut menyebabkan mereka tidak dapat membuat perangkat pembelajaran (RPP) sesuai tuntutan Permendiknas. Ketika perangkat pembelajaran mereka diperiksa oleh pengawas, apa yang telah dibuat para guru hanya diberikan komentar salah atau tidak sesuai (hasil wawancara terhadap beberapa guru, Agustus 2012). Rendahnya pemahaman para guru di Kabupaten Bangli tentang perangkat pembelajaran yang sesuai Permendiknas No. 41 tahun 2007 tidak semata–mata kesalahan mereka sendiri. Kegiatan pengarahan yang pernah mereka ikuti dalam kegiatan KKG di kecamatan tidak terlalu membantu mereka untuk memahami isi peraturan tersebut. Perkiraan penyebabnya adalah pengarahan yang diberikan oleh pembicara hanya berkaitan dengan teori penyusunan silabus KTSP dan RPP secara umum, tanpa menyentuh aspek-aspek yang diamanatkan Permendiknas. Para guru
2
masih bertanya–tanya bagaimana cara menyusun perangkat pembelajaran dan menerapkannya dalam pembelajaran di dalam kelas sesuai tuntutan Permendiknas No.41 Tahun 2007. Berdasarkan uraian di atas, para guru sekolah dasar Kabupaten Bangli memerlukan sebuah pelatihan secara berkesinambungan agar rasa ingin tahu yang mendalam dan keinginan para guru untuk memahami penyusunan perangkat pembelajaran sesuai instruksi Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dapat terpenuhi. Hal ini sangat perlu dilakukan agar para guru dapat memenuhi tugas dan tanggungjawabnya untuk mencerdaskan anak bangsa sesuai tuntutan yang ada pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan penyusunan dan pendampingan bagi guru–guru sekolah di Kabupaten Bangli agar dapat memahami dan membuat perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007 secara mandiri. Dengan demikian, diadakannya kegiatan ini akan dapat meningkatkan profesionalisme seorang guru.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan pemaparan analisis situasi di atas, maka permasalahan mitra yang dapat diidentifikasi dan disepakati untuk segera ditangani adalah sebagai berikut. 1. Guru-guru di sekolah mitra kurang memahami isi dan implementasi Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Mereka kebingungan menuangkan hal-hal yang dikehendaki dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 ke dalam perangkat pembelajaran. Guru-guru di sekolah mitra banyak yang tidak begitu paham dengan kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu, mereka juga mengalami kebingungan dalam memanfaatkan
media-media
yang
tersedia
di
sekolah.
Hal
tersebut
menyebabkan mereka tidak dapat membuat dan mengimplemenmtasikan perangkat pembelajaran sesuai tuntutan Permendiknas. 2. Perlunya pendampingan bagi guru–guru sekolah mitra dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah P2M ini adalah sebagai berikut.
3
1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli dalam penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No 41 tahun 2007 setelah diberikan pelatihan dan pendampingan? 2. Bagaimanakah peningkatan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli dalam penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No 41 tahun 2007 setelah diberikan pelatihan dan pendampingan?
1.3 Tujuan Kegiatan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pengabdian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk meningkatkan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No 41 tahun 2007 setelah diberikan pelatihan dan pendampingan. 2. Untuk meningkatkan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No 41 tahun 2007 setelah diberikan pelatihan dan pendampingan.
1.4 Manfaat Kegiatan Manfaat pelaksanaan P2M ini adalah sebagai berikut. 1. Bagi guru, memperoleh pemahaman berkaitan dengan pembelajaran yang diisyaratkan dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Selain itu, guru-guru akan memperoleh pengalaman dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007. 2. Bagi pengawas sekolah, memperoleh pengetahuan dan kesempatan sharing pengalaman berkaitan dengan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007. 3. Bagi Unit Pengelola Pendidikan, dapat mengarsip perangkat pembelajaran yang dihasilkan sehingga dapat dijadikan acuan untuk pengembangan informasi berikutnya.
4
BAB II METODE PELAKSANAAN
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, maka dilakukan beberapa kegiatan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007 bagi guru-guru SD di Kabupaten Bangli, dan pendampingan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Metode pelatihan digunakan untuk melatih mitra dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007 bagi guru-guru SD di Kabupaten Bangli. Selanjutnya, pendampingan
digunakan
sebagai
langkah
monitoring
pasca
pelatihan
dan
mendampingi kegiatan agar dapat berlanjut. Alur kegiatan yang dilakukan dalam program ini adalah sebagai berikut. Kesepakatan Pelatihan
Perizinan pada instansi terkait
Pemaparan Materi oleh pakar
Pelatihan Penyusunan Perangkat Pembelajaran sesuai Permendiknas No.41 Tahun 2007 Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran sesuai Permendiknas No.41 Tahun 2007 Evaluasi Kegiatan
Bagan 2.1. Alur Kegiatan Pelatihan Penyusunan dan Implementasi Perangkat Pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007 bagi guru-guru SD di Kabupaten Bangli Peningkatan pemahaman, kemampuan, dan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli untuk menyusun dan mengimplementasikan perangkat
5
pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007 dilakukan dengan metode-metode berikut. 1. Metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan praktik digunakan dalam kegiatan pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007. Metode-metode ini digunakan untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan para guru tentang penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007. 2. Metode
drill
digunakan
dalam
proses
pendampingan
penyusunan
dan
implementasi perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007. Tabel 2.1. Waktu, Kegiatan, Nara Sumber, dan Jumlah Peserta Waktu
Kegiatan
Nara Sumber
(Hari ke-) I
Jumlah Peserta
Ceramah, tanya jawab, /diskusi, dan praktik penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007
Tim
26
Demonstrasi perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007 di kelas (pasca pelatihan)
Tim
4
Berdasarkan kegiatan yang dilakukan, maka target luaran kegiatan adalah kemampuan
dan
keterampilan
peserta
latihan
untuk
menyusun
dan
mengimplementasikan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas no 41 Tahun 2007 secara mandiri setelah proses pelatihan dan pendampingan. Untuk mengevaluasi program P2M yang dilaksanakan, digunakan alat penilaian seperti tampak pada tabel 2.2 berikut.
6
Tabel 2.2. Evaluasi Program Akar Masalah Sangatnya minimnya pelatihan/worksh op/kegiatan sejenis yang dapat membantu meningkatkan pemahaman guru mengenai perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Perlunya pendampingan bagi guru – guru sekolah dasar Kabupaten Bangli dalam menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Solusi Pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai tuntutan Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Produk a. Kemampuan menyusun Perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No.41 Tahun 2007 b. Perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No.41 Tahun 2007
Target Tiap peserta mampu menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Evaluasi Observasi yang dilaksanakan setelah pelatihan
Pendampingan penyusunan perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Keterampilan menyusun perangkat pembelajaran sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007
Tiap peserta dapat menyusun perangkat pembelajaran I2M3 sesuai Permendiknas No. 41 Tahun 2007 secara mandiri
Penilaian produk (perangkat pembelajaran I2M3) dan penilaian performance (peserta pelatihan)
7
BAB III HASIL & PEMBAHASAN
Kegiatan pengabdian yang berlokasi ± 80 km dari kampus Undiksha dihadiri oleh 32 peserta dan 4 orang tim pelaksana. Peserta terdiri atas 6 undangan dari dinas pendidikan Kabupaten Bangli (kepala dinas, pengawas, koordinator pengawas, KTU), 26 peserta dari guru-guru SD. Berdasarkan latar belakang pendidikannya, terdapat 15 orang guru berpendidikan S1, 11 orang guru berpendidikan D2. Berkaitan dengan tim pelaksana, tim terdiri atas 4 orang dosen PGSD. Masing-masing anggota tim memiliki bidang keahlian yang berbeda, yaitu bidang keahlian pendidikan matematika, bidang keahlian pendidikan IPA, dan bidang keahlian pendidikan bahasa Indonesia. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bangli dilaksanakan dalam 2 jenis kegiatan. Jenis kegiatan yang pertama adalah kegiatan semlok yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013 bertempat di Aula Dinas Pendidikan Kabupaten Bangli. Jenis kegiatan berikutnya adalah kegiatan pendampingan hingga bulan September 2013. Keseluruhan kegiatan dibiayai dari daftar isian pelaksanaan anggaran DIPA Undiksha dengan SPK Nomor 023.04.2.552581/2013 Revisi 2, Tanggal 01 Mei 2013. Mengacu pada jenis kegiatan yang pertama, kegiatan semlok dilaksanakan dalam waktu satu hari dengan tujuan memberikan pemahaman mengenai penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan permendiknas no 41 tahun 2007. Berdasarkan hasil observasi penyusunan rancangan perangkat pembelajaran, 95% peserta memahami langkah-langkah penyusunan RPP sesuai dengan permendiknas no 41 tahun 2007. Mereka sangat memahami kegiatan inti pembelajaran yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Hal ini terjadi karena nara sumber sangat detail memberikan materi ini dan langsung dikaitkan dengan permendiknas no 41 tahun 2007. Secara umum, program telah berjalan dengan lancar. Ditinjau dari pelatihan, seluruh peserta telah mengikuti dengan baik. Mereka sudah memahami tentang perangkat pembelajaran berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007. Mereka telah mampu menghasilkan perangkat pembelajaran berdasarkan permendiknas tersebut. Dari
8
segi implementasi perangkat, peserta mampu membuat RPP lengkap dengan penilaiannya
berdasarkan
Permendiknas
No
41
tahun
2007
serta
mampu
memgimplementasikan RPP yang telah dibuat dan dapat menciptakan suasana pembelajaran sesuai yang diharapkan permendiknas. Ditinjau dari jalannya acara, acara telah berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Peserta pun merasa puas terhadap acara yang diikuti dan layanan yang didapatkan. Akan tetapi peserta masih bermasalah dalam memahami dan membuat perangkat pembelajaran tematik integratif terutama untuk guru-guru kelas 4, 5, dan 6. Mereka biasanya menerapkan pembelajaran per mata pelajaran. Kemudian, mereka dapat informasi bahwa pada penerapan kurikulum 2013, semua kelas di sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematif integratif. Dengan demikian, mereka mengharapkan pelatihan yang sejenis berkaiatan dengan pembelajaran tematif integratif. Mereka juga sangat mengharapkan kegiatan sejenis diperbanyak dengan bentuk workshop yang berlangsung dalam jangka waktu 3-4 hari.
9
BAB IV SIMPULAN & SARAN
4.1 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, maka simpulan yang dapat ditarik adalah sebagai berikut.
Terjadinya peningkatan kemampuan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli dalam penyusunan perangkat pembelajaran berdasarkan permendiknas no 41 tahun 2007 setelah diberikan pelatihan dan pendampingan. Persentase keberhasilan kegiatan adalah 90%.
Terjadinya peningkatan keterampilan guru-guru sekolah dasar di Kabupaten Bangli dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran berdasarkan permendiknas no 41 tahun 2007 setelah diberikan pelatihan dan pendampingan.. Persentase keberhasilan kegiatan adalah 90%.
4.2 Saran Beberapa saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut.
Guru SD yang terlibat sebagai peserta dalam kegiatan ini hanya 26 orang, untuk diharapkan kegiatan berikutnya dapat memperbanyak peserta yang diundang sehingga ilmu yang diimplementasikan semakin luas.
Kegiatan pelatihan perlu dilakukan dalam bentuk workshop yang berlangsung 3 sampai 4 hari.
Keterampilan penggunaan Microsoft Word para peserta masih kurang sehingga para guru perlu terus berlatih menggunakan Microsoft Word secara berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan.
10
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat : Jalan Udayana Singaraja
Telp (0362) 26327 Fax (0362) 25735 Website: lpm.undiksha.ac.id
Email:
[email protected]
LEMBAR MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT 1.
2. 3. 4. 5. 6.
Judul
: Pelatihan dan Pendampingan Penyusunan Perangkat Pembelajaran Berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 dalam Upaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bangli Bentuk Kegiatan : Penerapan IPTEK Sasaran/Subjek : Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Bangli Penanggung Jawab : Drs. I Gusti Ngurah Japa, M.Pd. Lokasi Kegiatan : di Kabupaten Bangli Tgl, Bln, Th. Pelaksanaan : 27 Agustus 2013 Sumber dan besarnya dana:
Tahun pelaksanaan anggaran: 2013
Dana DIPA Undiksha sebesar Rp. 7.500.000,00 Kerjasama dengan instansi lain: -
Nama instansi: -
Hasil Monitoring:
Saran/Komentar/Catatan:
Singaraja, ………………………….. Petugas Monitoring, ……………………………. NIP
11
LAMPIRAN PHOTO KEGIATAN
Gambar atas : Ruangan pelaksanaan P2M Bangli Gambar bawah: acara pembukaan pelatihan
12
Gambar atas : peserta pelatihan mengikuti acara pembukaan
Gambar bawah: peserta pelatihan istirahat snack
13
Gambar atas : peserta pelatihan membuat perangkat pembelajaran Gambar bawah: tim pelaksana memberikan bimbingan
14
Gambar atas : ketua pelaksana memberikan arahan Gambar bawah: peserta melakukan diskusi
15
Gambar atas : tim memberikan bimbingan kelompok Gambar bawah: penutupan oleh Kadis Pendidikan Kab. Bangli
16