LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN PEMANFAATAN CITRA SATELIT UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH BAGI KAUR DESA DI KECAMATAN GEROKGAK BULELENG
I Wayan Treman, S.Pd.M.Sc. /0031126912 (Ketua) Drs. Ida Bagus Made Astawa, M.Si./0019085806 (Anggota) Drs. Sutarjo, M.Pd./0013065202 (Anggota) Drs. I Ketut Suratha, M.Pd./ 0001025403 (Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 216/UN48.15/LPM/2015 Tanggal 5 Maret 2015
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2015 i
HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul
: Pelatihan Pemanfaatan Citra Satelit untuk Mendukung Perencanaan Pengembangan Wilayah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Bagi Kaur Desa di Kecamatan Gerokgak Buleleng. 2. Ketua Peneliti : a. Nama lengkap : I Wayan Treman, S.Pd. M.Sc. b. Jenis kelamin : Laki-laki c. NIP : 196912312002121007 d. Disiplin ilmu : Geografi e. Pangkat/Gol./Jab. : Penata/IIIc/Lektor f. Fak/Jurusan : FIS/Pendidikan Geografi g. Alamat/Telp/Faks : Jln. Udayana 11 Singaraja (0362) 23884 h. Alamat rumah : Jln. Srikandi Gg. Markisa II/7 Singaraja i. Telp/Faks : 085326717188 3. Jumlah anggota pelaksana : 3 orang 4. Lokasi kegiatan : a. Nama Desa/Kec.
: Gerokgak-Gerokgak
b. Kabupaten/Propinsi
: Buleleng-Bali
:
5. Jumlah biaya kegiatan
: Rp. 11.000.000 (Sebelas Juta Rupiah)
6. Lama kegiatan
: 8 (Delapan) bulan
Singaraja, 5 Oktober 2015 Mengetahui
Ketua Pelaksana
Dekan FIS Undiksha
Prof. Dr. Sukadi, M.Pd. M.Ed. NIDN 0010036302
I Wayan Treman, S.Pd.M.Sc. NIDN 0031126912
Menyetujui Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIDN 0001015913
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dihaturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya dengan rahmat-Nya-lah Pengabdian Kepada Masyarakat ini dapat terselenggara dan
dilaporkan
sesuai
dengan
rentang
waktu
yang
telah
disediakan.
Terselenggaranya kegiatan pengabdian ini tentu juga atas bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak. Berkenaan dengan itu, pada kesempatan yang baik ini dihaturkan terimakasih yang setulus-tulusnya kehadapan Yang Terhormat, 1. Ketua LPM Undiksha atas perkenan dan pendanaan yang telah diberikan 2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Undiksha atas perkenan yang telah diberikan 3. Bapak Camat Gerokgak atas pemberian ijin tempat dan fasilitas yang telah disediakan untuk dapat terselenggaranya kegiatan ini. 4. Kepala Desa di wilayah Kecamatan Gerokgak atas perkenan yang diberikan melatih para kaurnya dalam pemanfaatan citra satelit untuk pengembangan Otonomi daerah. 5. Para Kaur Desa di wilayah Kecamatan Gerokgak atas kesediannya sebagai peserta pelatihan dalam kegiatan pengabdian ini. 6. Teman sejawat di Jurusan Pendidikan Geografi atas kerjasamanya dalam mendukung kegiatan pengabdian ini. 7. Semua pihak yang telah membantu kegiatan pengabdian ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu. Semoga apa yang telah diberikan terhadap terselenggaranya kegiatan ini mendapatkan rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih. Sebagai akhir kata, disadari bahwa dalam pengabdian ini masih belum sempurna. Berkenaan dengan itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga kualitas pengabdian ini dapat ditingkatkan dan memiliki nilai guna.
Singaraja, 5 Oktober 2015 Tim P2M JP. Geografi Undiksha
iii
DAFTAR ISI
PENGESAHAN............................................................................................ KATA PENGANTAR.................................................................................. DAFTAR ISI.................................................................................................
ii iii iv
I. PENDAHULUAN ....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang Pengabdian.............................................................
1
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...............................................
1
1.3 Tujuan Kegiatan..............................................................................
3
1.4 Manfaat Kegiatan............................................................................
3
1.5 Tinjauan Pustaka.............................................................................
4
1.6 Khalayak Sasaran Strategi...............................................................
6
II. METODE PELAKSANAAN 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah.......................................................
7
2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan........................................................
7
2.3 Khalayak Sasaran strategi...............................................................
8
2.4 Metode Kegiatan.............................................................................
9
III. HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................
11
3.1 Hasil Pengabdian............................................................................
11
3.1.1 Peserta Pelatihan........................................................................
11
3.1.2 Penyiapan Materi Pelatihan.......................................................
12
3.1.3 Kegiatan Pelatihan.....................................................................
13
3.1.4 Nilai Angket Peserta Pelatihan..................................................
17
3.2
Pembahasan...............................................................................
17
3.2.1 Dampak Pelatihan......................................................................
17
3.2.2 Nilai Kebermanfaatan Pelatihan................................................
19
IV. KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................
22
4.1 Kesimpulan.....................................................................................
22
4.2 Saran...............................................................................................
22
Daftar Pustaka.............................................................................................
24
iv
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Pengabdian Era reformasi yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir, telah banyak membawa perubahan pada arah dan kebijakan pembangunan, yaitu berupa pengurangan peran Pemerintah Pusat dan diimbangi dengan peningkatan peran
Pemerintah
Daerah
dalam
merencanakan,
melaksanakan,
dan
mengendalikan pembangunan di daerahnya. Oleh karena itu, maka setiap Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan menganalisis keunggulan komparatif (comparative adventages) wilayahnya, berupa potensi sumberdaya dan peluang pembangunan di daerah masing-masing. Kemampuan sumberdaya manusia daerah dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta manajemen pembangunan merupakan prasyarat penting untuk mampu mengelola sumberdaya daerah secara efektif dan efisien sehingga terwujud peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Optimalisasi perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian sumberdaya daerah dapat dilakukan melalui penguasaan teknologi penginderaan jauh. Penginderaan Jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah, atau fenomena (geofisik), melalui perolehan data dengan suatu alat (sensor) tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji, dilanjutkan dengan pengolahan, analisis dan interpretasi terhadap data tersebut. (Lillesand dan Kiefer, 1994). Data mengenai informasi fisik suatu objek yang direkam dengan satelit yang mengorbit bumi disimpan dalam bentuk citra satelit (digital), yang akan dikelola dengan software Er Mapper. Pelaksanaan amanat otonomi daerah dalam menginventarisasi dan mengidentifikasi potensi sumberdaya wilayah dan pengembangannya, masih dilakukan secara manual petugas terkait. Data lebih banyak bersumber dari data teristris (lapangan) yang dikumpulkan secara langsung. Sehingga memerlukan waktu yang lama dan biaya relatif tinggi. Kecamatan Gerokgak memiliki wilayah yang cukup luas dengan mencakup 14 desa. Desa tersebut meliputi Sumber Klampok, Pajarakan, Sumber
1
Kima, Pemuteran, Banyupoh, Penyabangan, Musi, Sanggalangit, Gerokgak, Patas, Pengulon, Celukan Bawang, Tinga Tinga dan Tukad Sumaga. Disamping masalah tersebut juga terdapat variasi potensi desa yang semestinya didentifikasi secara riil sebagai prasyarat utama
perencanaan dan pengembangan wilayah. Dalam
otonomi daerah menuntut dimilikinya SDM yang andal pemerintah daerah dalam bidang pengembangan dan perencanaan wilayah. Untuk mencapai SDM yang andal tersebut, salah satunya adalah : pengenalan citra satelit. Citra satelit memberikan kemudahan bagi pemerintah daerah, untuk membuat pengembangan dan perencanaan wilayahnya dengan data yang mutakhir dalam jangka waktu yang singkat . Er Mapper dapat dijalankan pada workstation dengan system operasi UNIX dan computer PCs (Personal Computer) dengan system operasi Windows 95/98 dan Windows NT. Pengelolaan data citra merupakan suatu cara memanipulasi data citra atau pengolahan suatu data citra menjadi suatu keluaran (output) yang sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari pengelolaan data adalah untuk mempertajam data geografis dalam bentuk digital menjadi suatu tampilan yang lebih berarti bagi pengguna, dapat memberi informasi kualitatif suatu objek, serta dapat memecahkan masalah. Data digital ini disimpan dalam bentuk barisan kotak kecil dua dimensi yang disebut : pixel (picture element). Masing-masing pixel mewakili suatu wilayah yang ada dipermukaan bumi. Struktur ini kadang disebut raster, sehingga data citra sering disebut juga raster. Data dari satelit umumnya terdiri dari beberapa bands (layers) yang mencakup wilayah yang sama. Masing-masing bands mencatat pantulan objek dari permukaan bumi pada panjang gelombang yang berbeda. Data ini disebut : multispektral data. Di dalam pengolahan citra, juga dilakukan penggabungan antara beberapa bands untuk mengektraksi informasi dan objek-objek yang spesifik seperti index vegetasi, parameter kualitas air, pemukiman, mangrove, tegalan, hutan, persawahan, dan lain-lain.
1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Pengembangan wilayah akan sangat tergantung dari ketersediaan dan keakuratan data potensi wilayah. Potensi wilayah mencakup sumberdaya alam dan
2
sumber daya manusia. Permasalah yang muncul sangat komplek, mulai dari penentuan luas wilayah, batas wilayah yang riil, pengadaan data, identifikasi, inventarisasi, pengelolaan, perencanaan dan pengembangan wilayah. Semua itu diperlukan konsentrasi yang berdasarkan skala prioritas sesuai kondisi wilayah kekinian.
Berdasarkan analisis situasi dan indentifikasi masalah dapat
dirumuskan permasalahan utama sebagai berikut: 1. Apakah pelatihan pemanfaatan citra satelit berpengaruh terhadap keterampilan para kaur desa di Kecamatan Gerokgak dalam perencanaan dan pengembangan potensi wilayah dalam rangka mendukung pelaksanaan Otonomi Daerah ? 2. Apakah pelatihan pemanfaatan citra satelit memiliki nilai manfaat bagi para kaur desa di Kecamatan Gerokgak dalam perencanaan dan pengembangan wilayah ? 1.3 Tujuan Kegiatan Kegiatan P2M ini ditujukan pada peningkatan kualitas SDM dalam perencanaan dan pengembangan wilayah. Secara implisit tujuan kegiatan ini lebih difokuskan pada: 1. Memberi pembekalan keterampilan pemanfaatan citra satelit dalam perencanaan dan pengembangan wilayah kepada para kaur Kecamatan Gerokgak 2. Mengetahui nilai kebermanfaatan pelatihan pemanfaatan citra satelit dalam perencanaan dan pengembangan wilayah Kecamatan Gerokgak 1.4 Manfaat Kegiatan 1.Meningkatkan kemampuan teoritis pemanfaatan citra satelit bagi kaur desa sebagai penunjang utama perencanaan dan pengembangan wilayah dalam memperlancar pelaksanaan otonomi daerah. 2.Teridentifikasinya potensi sumberdaya alam dan SDM yang relevan dengan perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi daerah.
3
3.Memberikan praktek pengolahan citra satelit kepada kaur desa dalam mengelola data potensi sumberdaya alam dan SDM untuk perencanaan dan pengembangan wilayah.
1.5 Tinjauan Pustaka a. Perencanaan Pembangunan Daerah Pengertian pembangunan daerah dapat dilihat berdasarkan unusur-unsur yang membentuknya. Perencanaan pembangunan daerah merupakan suatu sistem yang dibentuk darim unsur-unsur perencanaan, pembangunan dan daerah. Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan yang didasarkan pada data dan fakta yang digunakan sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian aktivitas kemasyarakatan baik yang bersifat fisik maupun non fisik dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik Siagian dalam Riyadi, 2004). Dalam hubungannya dengan suatu daerah sebagai area (wilayah), perencanaan pembangunan daerah dimaksudkan untuk melakukan perubahan menuju arah perkembangan lebih baik bagi suatu komunitas masyarakat, pemerintah, dan lingkungan dengan memanfaatkan atau mendayagunakan berbagai sumberdaya yang ada dengan orientasi menyeluruh, lengkap dan perpegang pada skala prioritas. Perencanaan pembangunan daerah akan membentuk tiga hal pokok yang meliputi perencanaan komunitas, area (wilayah) dan sumberdaya yang ada (Riyadi,
2004).
Sehingga
dengan
demikian
dalam
perencanaan
dan
pengembangan wilayah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah sangat diperlukan data potensi desa yang berupa sumberdaya yang ada. Maka perlu diadakan data yang riil dan termutakhir yang bisa dilakukan dengan data berbasis citra satelit.
b. Pengolahan Citra Satelit /Digital. Sistem pengolahan data merupakan penanganan data yang direkam oleh sensor penginderaan jauh hingga menjadi bentuk data yang dapat dinterpretasi dan informasi yang dipergunakan oleh pengguna. Penananganan data dilakuakan
4
dengan menggunakan komputer, alat mekanik dan elektronik (Campbell, 1987). Kemampuan sensor untuk merekam data permukaan bumi harus diimbangi dengan kemampuan pengolahan dan penanganan data. Usaha pengolahan data hingga menjadi bentuk citra yang dapat diinterpretasi, atau dalam bentuk informasi yang dapat langsung digunakan oleh pengguna, memerlukan banyak pemikiran, instrumentasi, waktu, pengalaman dan data rujukan.Peranan manusia untuk pengolahan data baik dalam pengembangan perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software) terus berlanjut hingga yang paling penting adalah adalah terapan informasi penginderaan jauh untuk berbagai bidang penggunaan. Penggunaan data penginderaan jauh sebagai alat untuk pengelolaan sumberdayaudah dimanfaatkan sejak manusia mengenal foto udara dan lebih dikembangkan lagi sejak satelit sumber alam diluncurkan. Upaya tersebut dimaksudkan untuk mendapatkan data yang detail dan termutakhir pada suatu gejala dipermukaan bumi. Implikasi teknik penginderan jauh saat ini menjadi alat penting pada berbagai program operasional yang berkaitan dengan pengelolaan sumberdaya alam, pemantauan daerah keteknikan dan eksplorasi.
c. Perencanaan Pembangunan Berbasis Data Citra Satelit Berbagai bidang penggunaan dalam pembangunan seperti kehutanan, pertanian, pemetaan, inventarisasi sumberdaya alam daratan dan lautan, hingga penanganan bencana alam telah banyak dilakukan. Data penginderaan jauh dapat berupa citra dan non citra. Secara definitif penginderaan jauh merupakan gambaran suatu objek dari pantulan atau pancaran radiasi elektromagnetik objek, yang direkam dengan cara optik, elektro optik, optik mekanik atau elektronik (Danoedoro, 1996). Kunci keberhasilan terapan data penginderaan jauh terletak pada manusianya yang menggunakan data tersebut. Data yang dihasilkan akan menjadi informasi penting yang berdayaguna bila pengguna memahami asal usul data, sehingga
mengerti
bagamana
menginterpretasinya
dan
memahami
cara
menggunakan yang paling tepat.
5
Berawal dari identifikasi sumberdaya baik fisik maupun non fisik pada citra satelit, dilanjutkan dengan proses inventarisasi potensi tersebut yang terdapat pada wilayah desa masing-masing. Langkah berikutnya klasifikasi data yang dilanjutkan dengan interpretasi atau analisis data potensi yang biasanya dipresentasikan dalam bentuk peta. Peta persebaran potensi pada masing-masing area digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan dan pengembangan wilayah masa berikutnya. Berdasarkan LAN (Lembaga Administrasi Negara) yang dituangkan dalam modul diklat perencanaan pembangunan wilayah (1999), hal yang dapat mempengaruhi perencanaan pembangunan wilayah antara lain : a. Kestabilan politik dan keamanan dalam negeri b. Dilakukan sesuai dengan keahlian c. Realistis sesuai kemampuan sumberdaya d. Koordinasi yang baik dan transparansi e. Top down dan bottom up planning f. Sistem pemantauan dan pengawasan yang kontinyu
1.6 Khalayak Sasaran Strategi Khalayak
sasaran
yang
dilibatkan
dalam
kegiatan
Pengabdian
Masyarakat (P2M) ini adalah Kaur Desa yang menangani data potensi desa. Potensi desa mencakup data sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang terdapat dalam suatu wilayah yang berpotensi sebagai penunjang utama perencanaan dan pengembangan wilayah. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, Kecamatan Gerokgak terdiri dari 14 desa. Masing-masing desa akan diwakili oleh 3 orang kaur. Secara keseluruhan terdapat 42 orang Kaur Desa sebagai peserta pelatihan. Kaur Pembangunan menjadi sasaran dalam pelatihan ini, dilandasi oleh tanggungjawabnya yang salah satunya adalah sebagai pengelola data potensi desa dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah. Tanggungjawab tersebut lebih banyak bersumberkan data teristerial (lapangan), namun dalam era kekinian diperlukan data yang termutakhir dalam jangka waktu yang relatif cepat. Seiring dengan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat terhadap potensi desa tersebut diperlukan data yang berbasisikan data ekstrateristerial (satelit).
6
II. METODE PELAKSANAAN
2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Alternatif
pemecahan masalah yang dilakukan dalam kegiatan
pengabdian masyarakat ini dapat ditampilkan dalam kerangka konseptual berikut. OBSERVASI
PERENCANAAN PENGEMBANGAN WILAYAH
PEMBERIAN MATERI
DATA RIIL SD
IDENTIFIKASI SDA dan SDM
PELATIHAN PENGOLAHAN CITRA SATELIT
Terdapat tiga kegiatan pokok yang dilakukan dalam kegiatan ini yaitu: a. Memberikan materi tentang potensi wilayah (SDA dan SDM) dan data citra satelit. b. Mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM melalui citra satelit untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi daerah. c. Membuat perencanaan dan pengembangan wilayah berbasiskan data citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran potensi wilayah.
2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan tentang potensi desa dan citra satelit kepada kaur desa, sebagai salah satu penginput dan pengelola data potensi daesa. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dengan membagikan materi tentang potensi desa dan citra satelit yang dimaksud. Kegiatan dilanjutkan dengan mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi desa yang berupa SDA dan SDM yang relevan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Data
7
tersebut didapat dari kegiatan pengolahan citra satelit menggunakan software tertentu. Dengan tahap akhir dilakukan interpretasi dan dipresentasikan dalam bentuk peta potensi sebagai output akhir.
2.3 Khalayak Sasaran Strategi Khalayak
sasaran
yang
dilibatkan
dalam
kegiatan
Pengabdian
Masyarakat (P2M) ini adalah Kaur Desa yang menangani data potensi desa. Potensi desa mencakup data sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang terdapat dalam suatu wilayah yang berpotensi sebagai penunjang utama perencanaan dan pengembangan wilayah. Berdasarkan pemetaan yang dilakukan, Kecamatan Gerokgak terdiri dari 14 desa. Masing-masing desa akan diwakili oleh 3 orang kaur. Secara keseluruhan terdapat 42 orang Kaur Desa sebagai peserta pelatihan. Kaur Pembangunan menjadi sasaran dalam pelatihan ini, dilandasi oleh tanggungjawabnya yang salah satunya adalah sebagai pengelola data potensi desa dalam rangka perencanaan dan pengembangan wilayah. Tanggungjawab tersebut lebih banyak bersumberkan data teristerial (lapangan), namun dalam era kekinian diperlukan data yang termutakhir dalam jangka waktu yang relatif cepat. Seiring dengan dengan perkembangan dan perubahan yang cepat terhadap potensi desa tersebut diperlukan data yang berbasisikan data ekstrateristerial (satelit). Dalam otonomi daerah menuntut dimilikinya SDM yang andal di daerah tingkat II dalam bidang pengembangan dan perencanaan wilayah. Untuk mencapai SDM yang andal tersebut, salah satunya adalah : pengenalan citra satelit. Citra satelit memberikan kemudahan bagi Daerah Tingkat II, untuk membuat pengembangan dan perencanaan wilayahnya. Menyadari akan hal tersebut, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Undiksha bekerja sama dengan Pemerintah Kecamatan Gerokgak Buleleng menyelenggarakan pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk pengembangan dan perencaan wilayah dalam pelaksanaan otonomi daerah bagi kaur Desa tingkat Kecamatan. Usaha ini dilaksanakan karena, pelatihan bermanfaat terutama sebagai upaya peningkatan kualitas SDM dalam menggunakan Citra satelit, tak terkecuali dalam perbendaharaan dan pengayaan materi dalam bidang pengelolaan data potensi desa, khususnya data sumberdaya alam dan manusia. Sasarannya adalah
8
para pelaksana teknis yaitu para kaur desa, termasuk kaur pembangunan di kecamatan.. Selesai pelatihan ini diharapkan para peserta yang mendapat pelatihan pemula, dapat mengembangkan ilmu dan praktek tersebut di tempat kerja masingmasing. 2.4 Metode Kegiatan Kegiatan ini diawali dengan memberikan pemahaman kepada peserta pelatihan tentang potensi desa dan kaur desa adalah sebagai salah satu pengelola data potensi desa, serta pengenalan citra satelit sebagai salah satu basis data potensi desa dengan mengakomodasi sumberdaya desa masing-masing. Kegiatan ini dilakukan dalam kelas dengan membagikan materi tentang potensi desa dan citra satelit yang dimaksud. Kegiatan dilanjutkan dengan mengidentifikasi potensi desa yang relevan dalam perencanaan dan pengembangan wilayah serta mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Langkah berikutnya adalah praktek pengolahan citra satelit yang diwujudkan dalam bentuk peta persebaran potensi desa. Evaluasi dilaksanakan dalam rangka mengukur tingkat ketrampilan yang dimiliki oleh peserta pelatihan untuk pengolahan citra satelit sebagai basis data potensi desa. Juga diukur teknik analisis data menggunakan komputer dengan program Er Mapper. Sebagai indikator penguasaan teknik tersebut secara kolektif akan diukur dengan menggunakan tes ketrampilan sebagai instrumen, dengan produk akhir berupa peta persebaran potensi desa yang dapat mendukung perencanaan dan pengembangan wilayah. Berkenaan dengan nilai manfaat dari pelatihan diukur dari angket dengan menggunakan lima kriteria sebagai berikut, Sangat bermanfaat dengan skor 5, bermanfaat dengan skor 4, biasa saja dengan skor 3, kurang bermanfaat dengan skor 2, dan tidak bermanfaat dengan skor 1. Untuk jelasnya perhatikan Lampiran 1. Pelatihan ini
dipandang berhasil jika nilai yang diperoleh peserta dari
angket yang diisi lebih dari 85% memperoleh nilai 70 ke atas (bermanfaat/70 – 89 dan sangat bermanfaat/> 89), di bawah ketentuan itu (tidak bermanfaat/< 30, kurang bermanfaat /30 – 49, dan biasa saja/50 – 69) pelatihan dianggap gagal. Pengolahan skor menjadi nilai manfaat menggunakan formula berikut.
9
Skor yang Diperoleh x 100 Skor Maksimal Ideal Keterangan: Skor Maksimal Ideal = 10 x 5 = 50. Skor yang diperoleh dapat bervariasi dari 10 – 50.
10
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan Tim P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha telah berlangsung. Hasil dan pembahasan terhadap pelaksanaan pengabdian itu dapat dikemukakan sebagai berikut.
3.1 Hasil Pengabdian Pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha sesuai dengan perencanaan yang telah disusun ditujukan untuk memberikan pelatihan kepada Para Kaur desa di wilayah Kecamatan Gerokgak untuk perencanaan pengembangan wilayah dalam pelaksanaan otonomi daerah. Terdapat tiga hal yang ditekankan dalam pelatihan ini, yaitu: Memberikan materi tentang potensi wilayah (SDA dan SDM) dan data citra satelit, mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM melalui citra satelit untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi daerah dan membuat perencanaan dan pengembangan wilayah berbasiskan data citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran potensi wilayah. Di samping itu, pengabdian ini juga ditujukan untuk mengatahui nilai kebermanfaatan
pelatihan
pemanfaatan
citra
satelit
untuk
perencanan
pengembangan wilayah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Berkenaan dengan itu dan berdasarkan pelaksanaan pengabdian yang telah dilakukan, dapat dilaporkan hasilnya sebagai berikut.
3.1.1 Peserta Pelatihan Sesuai dengan subjek sasaran pelatihan yang telah dikemukakan, seluruh peserta pelatihan adalah Para Kaur Desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Gerokgak. Dari 42 Kaur Desa yang diharapkan yang hadir sebagai peserta pelatihan berjumlah 40 orang (95%). Karakteristik Kaur Desa bersangkutan dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
11
Tabel 01. Karakteristik Kaur Desa di wilayah Kecamatan Gerokgak sebagai Peserta Pelatihan Pemanfaatan Citra Satelit dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah untuk Pelaksaanan Otonomi Daerah Karakteristik Peserta Pelatihan Berdasarkan Status Kaur
(1)
Pendidikan
Jenis Kelamin
Bidang Kerjaan
Pengalaman Kerja (Tahun)
≥5
Sumber daya
Non sumber daya
<5
SMA
PT
Laki
Perem puan
(4)
(5)
(8)
(9)
(6)
(7)
(8)
(9)
0 0 5 12,5 5 12,5
10 25 26 5 36 90
0 0 4 10 4 10
0 0 8 20 8 8
10 25 22 55 80 32
Negeri 0 10 10 % 0 25 25 Swasta 30 0 25 % 75 0 62,5 Total 30 10 35 % 75 25 87,5 Sumber: data pelaksanaan lapangan.
Tabel 01 memperlihatkan bahwa seluruh peserta pelatihan adalah telah menyelesaikan pendidikan di jenjang SMA (bahkan 10 orang telah tamat S1) sebagai Sarjana. Sebagian besar (87,5 %) peserta pelatihan berjenis kelamin lakilaki dengan 80% peserta telah memiliki pengalaman kerja ≥ 5 tahun. Kehadiran peserta seperti yang diharapkan, yaitu 40 orang dari 42 khalayak sasaran. Namun demikian, kehadiran peserta dipandang sangat tinggi karena telah mencapai 95% dan peserta tetap mengikuti kegiatan sampai kegiatan berakhir.
3.1.2 Penyiapan Materi Pelatihan Penyiapan materi pelatihan dilakukan oleh Tim P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha. Memperhatikan tujuan pengabdian ini, tim menyepakati bahwa materi yang diberikan ditekankan pada tiga hal pokok. Bagian pertama memberikan rasional pada peserta latihan pentingnya potensi wilayah (SDA dan SDM). Bagian kedua membahas tentang data citra satelit, mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM melalui citra satelit untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi daerah. Bagian ketiga adalah membuat perencanaan dan pengembangan wilayah berbasiskan data citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran potensi wilayah.
12
Selain materi yang bersifat teoritis, peserta pelatihan juga diberikan bahan diskusi yang bertujuan memberikan wawasan tentang perencanaan pengembangan wilayah yang berwawasan geospatial dalam pelaksanaan otonomi daerah yang dapat dipakai sebagai suplemen pelaksanaan tugas di tingkat Desa dan seterusnya. Kedua materi (kajian teori dan bahan diskusi) yang diberikan merupakan bahanbahan yang dapat dimanfaatkan para kaur desa pada wilayah Kecamatan Gerokgak yang mengikuti pelatihan dalam P2M ini untuk pelaksanaan otonomi daerah dalam wujud Peta Persebaran Potensi Desa.
3.1.3
Kegiatan Pelatihan Kegiatan
pelatihan
pemanfaatan
citra
satelit
untuk
perencanaan
pengembangan wilayah ini berlangsung selama satu hari, yaitu pada hari Senin dan selasa tanggal 10-11 Agustus 2015 bertempat di SMP Negeri 2 Gerokgak Buleleng. Kegiatan P2M dihadiri oleh Tim P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha yang berjumlah 4 (Empat) orang, perwakilan dari staf Kecamatan dan Peserta Pelatihan dari kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak.. Setelah acara pembukaan, kegiatan pelatihan dilaksanakan, yang pada intinya dibagi menjadi tiga sesi, yaitu: Pemberian Materi, Diskusi, dan Praktik pengolahan citra satelit dengan produk akhir dalam wujud Peta potensi sumberdaya. Pemberian materi pelatihan disampaikan Tim P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha yang diwakili oleh I Wayan Treman, S.Pd. M.Sc dan menggunakan pemateri diluar tim atas nama I Gede Budiarta, S.Pd. M.Si. Pemberian materi berlangsung selama ”45 menit” didahului dengan pemaparan materi dasar pentingnya mengetahui potensi sumberdaya yang terakomodasi pada citra satelit, untuk perencanaan pengembangan wilayah dalam pelaksanaan otonomi daerah, seperti yang terlihat pada gambar 1. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi selama ”60 menit” untuk membahas
tentang
citra
satelit,
potensi
sumberdaya
dan
perencanaan
pengembangan wilayah guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah yang riil berdasarkan skala prioritas pembangunan wilayah. Setelah kegiatan diskusi, kegiatan selanjutnya adalah praktik pengolahan citra satelit guna mengenali
13
potensi sumberdaya wilayah yang ada selama ”95 menit” sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan sumberdaya kedepannya.
Gambar 1. Saat Pemberian Materi
Secara rinci hasil kegiatan pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan wilayah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut.
Pemberian Materi Sesi pertama dalam pelatihan adalah memberikan materi kepada peserta pelatihan yang difokuskan pada tiga hal, yaitu: Potensi wilayah yang ditekankan pada dua hal, yaitu sumberdaya alam, dan sumberdaya manusia yang sebagai modal dasar dalam pembangunan. Citra Satelit yang memaparkan pentingnya data potensi wilayah berbasis data digital terakomodasi dalam perencanaan pengembangan wilayah yang diwujudkan dalam program pembangunan desa yang berkesinambungan. Menampilkan data yang riil, akurat cepat dan termutakhir, baik mencakup sumber daya alam maupun potensi yang lainnya.
14
Perencanaan pengembangan wilayah dilakukan setelah diketahui dengan pasti semua sumberdaya pendukung wilayah, yang diwujudkan dalam bentuk peta potensi wilayah. Terdapat sejumlah pertanyaan/respon yang muncul dari peserta pelatihan berkenaan dengan materi pelatihan yang disampaikan, yang secara garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, sebagaimana paparan berikut. Terkait dengan potensi wilayah Pertanyaan yang prinsip, Bagaimana potensi wilayah dapat diidentifikasi dan diinventarisasi ? Respon yang diberikan Tim P2M, bahwa Potensi wilayah secara garis besar dibedakan menjadi dua yakni sumberdaya alam dan sumber daya manusia. Sumber daya alam mencakup atmosfer, hidrosfer, lithosfer sedangkan sumberdaya manusia mencakup antroposfer. Kesemua aspek tersebut diklasifikasi dalam kelompok yang lebih khusus sampai dengan tingkat kerincian tertentu sehingga memudahkan dalam perencanaan pengembangannya. Terkait dengan citra satelit Pertanyaan yang prinsip dalam hal ini, Data atau informasi potensi wilayah apakah yang dapat ditampilkan oleh citra satelit dan bagaimana menginterpretasinya ? Respon yang diberikan menjelaskan bahwa
Citra
satelit merupakan hasil perekaman data potensi wilayah yang berbasis data digital yang terdiri dari piksel-piksel yang menyatakan tingkat kerincian suatu objek. Data potensi yang dapat dimuat seperti bentuk lahan, hutan, laut dan pantai, penggunaan lahan seperti sawah, perkebunan, ladang, permukiman, perkotaan, dan sebagainya. Semakin tinggi tingkat resolusinya maka data yang disajikan semakin detail dan sebaliknya. Untuk dapat menginterpretasi objek yang tergambar pada citra satelit, ada 3 rangkaian kegiatan pokok meliputi deteksi, identifikasi dan Klasifikasi (analisis). Analisis dapat dilakukan dengan analisis visual/manual dan analisis digital. Analisis digital dengan bantuan komputer menggunakan software tertetu. Analisis visual dilakukan dengan
kunci interpretasi sesuai dengan
karakteristik objek meliputi warna/rona, bentuk, ukuran, pola, bayangan, tekstur dan situs.
15
Terkait dengan peta potensi wilayah Perencanaaan pengembangan wilayah sangat diperlukan pengetahuan tentang data base potensi wilayah dengan persebaran ruangnya. Untuk melaksanakan hal tersebut maka perlu dilakukan identifikasi dan inventarisasi potensi wilayah secara rinci, akurat, cepat dan mutakhir melalui interpretasi citra satelit. Pelatihan analisis digital menggunakan perangkat komputer dan software Er Mapper seperti yang terlihat pada gambar 2. Setelah data dideteksi, identifikasi dan klasifikasi, selanjutnya penempatan data tersebut pada ruang yang tepat dalam bentuk peta potensi wilayah. Peta ini yang akan dimanfaatkan sebagai pijakan dalam perencanaan
pengembangan
wilayah
dalam
bentuk
pelaksanaan
pembangunan untuk mendukung otonomi daerah. Sehingga pembangunan wilayah /desa dpat dilakukan sesuai skala prioritas yang dapat mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat desa tersebut.
Gambar 2. Saat latihan Analisis Digital Citra Satelit.
16
3.1.4 Nilai Angket Peserta Pelatihan Berdasarkan angket yang diisi oleh peserta pelatihan, nilai kemanfaatan pelatihan dapat digambarkan sebagaimana terlihat pada table berikut. Tabel 02. Rekapitulasi Nilai Kemanfaatan Pelatihan Pemanfaatan Citra Satelit untuk Perencanaan Pengembangan Wilayah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Kaur Desa di Kecmatan Gerokgak Rentang Nilai
< 30 30 – 49 50 – 69 70 – 89 > 89
Kriteria Tidak bermanfaat Kurang bermanfaat
Pelaksanaan P2M
Gagal
Biasa Saja Bermanfaat Berhasil Sangat bermanfaat Total Sumber: Pengolahan Data lapangan
Jumlah N 0 0
% 0 0
0 8 32 40
0 20 80 100
Tabel 02 memperlihatkan bahwa hampir seluruh peserta pelatihan mengemukakan bahwa pelatihan yang dilakukan sangat bermanfaat dan bermanfaat. Bahkan tidak terdapat peserta pelatihan yang mengemukakan bahwa pelatihan ini biasa saja, apalagi yang mengemukakan kurang bermanfaat atau tidak bermanfaat. Dengan demikian P2M yang dilaksanakan tergolong berhasil karena nilai manfaat 70 ke atas diperoleh oleh seluruh peserta (100%) atau lebih besar dari 85%.
1.2 Pembahasan 1.2.1 Dampak Pelatihan Telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat tiga kegiatan utama yang dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu Bagian pertama penjelasan tentang pentingnya potensi wilayah yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya manusia. Bagian kedua memperkenalkan dan menginterpretasi data citra satelit guna mengidentifikasi dan menginventarisasi SDA dan SDM untuk perencanaan dan pengembangan wilayah dalam mendukung otonomi daerah. Bagian ketiga adalah menyusun perencanaan dan pengembangan wilayah
17
berbasiskan data citra satelit tentang SDA dan SDM dalam bentuk peta persebaran potensi wilayah. Stimulus berupa materi pelatihan yang disampaikan melalui metode ceramah yang dilengkapi tanya jawab kepada para kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak telah memberikan dampak yang positif. Stimulus yang diberikan dalam bentuk Pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan wilayah tersebut telah mampu menumbuhkan pemahaman para kaur desa sebagai peserta pelatihan terhadap makna perencanaan pembangunan desa yang mendukung pelaksanaan otonomi daerah. Di samping itu, pelatihan juga menyadarkan bahwa kaur desa adalah salah satu pelaksana utama dalam pembangunan desa sehingga dapat mengakomodasi potensi wilayah dalam perencanaan pengembangan wilayah secara lokal dan nasional. Kegiatan pelatihan
yang difokuskan pada
kegiatan diskusi
telah
memberikan keleluasaan kepada para kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak
untuk
mengidentifikasi
potensi
wilayah masing-masing
yang
mendukung perencanaan pengembangan wilayah. Demikian juga dalam mengidentifikasi
potensi desa riil
yang relevan dengan rencana prioritas
pembangunan desa. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa melalui pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaaan pengembangan wilayah
yang
dikemas dalam bentuk diskusi telah mampu menumbuhkan kemampuan para kaur desa dalam mengidentifikasi data sumber daya/potensi wilayah yang sesuai dalam perencanaan pembangunan desa. Di samping itu, melalui diskusi yang dilakukan
juga
telah
dikembangkan
sejumlah
indikator
perencanaan
pembangunan desa yang berkesinambungan yang dapat digunakan untuk menyusun peta potensi wilayah. Dalam hal ini dapat dikemukakan, bahwa pemahaman terhadap makna pemanfaatan citra satelit
dan disertai dengan kemampuan untuk melakukan
pengidentifikasian terhadap sumber daya wilayah yang riil, yang sesuai dalam mengembangkan perencanaaan pembangunan desa sehingga memudahkan peserta pelatihan untuk mengembangkan indikator-indikator perencanaan pembangunan desa yang nyata. Kesemuanya itu pada akhirnya memudahkan juga para peserta pelatihan untuk mempraktikkannya dalam menyusun peta potensi wilayah yang
18
mendukung perencanaan wilayah kedepan. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan praktik penyusunan peta potensi wilayah yang berbasis data citra satelit menumbuhkan kemampuan para kaur desa di lingkungan Kecamatan gerokgak dalam mengembangkan potensi wilayah dalam bentuk data digital sebagai media dalam perencanaan pengembangan wilayah desa. Keberhasilan peserta pelatihan dalam menyusun peta potensi wilayah yang berbasis data digital
sebagai
sumber basis data mencerminkan kemampuan
profesional (kompetensi professional) para kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak. Kemampuan ini menjadi modal dasar yang sangat positif dalam mewujudkan diri sebagai kaur desa yang professional.
1.2.2 Nilai Kebermanfaatan Pelatihan Pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan wilayah memiliki nilai kebermanfaatan bagi para kaur desa dalam perencanaan pembangunan untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah sepenuhnya. Melalui pelatihan yang dilakukan telah mampu meningkatkan kemampuan teoritis para kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak,
dalam
perecanaan
pengembangan wilayah untuk mendukung pelaksanaan otonomi daerah secara utuh. Kegiatan pelatihan juga telah mampu menumbuhkan kemampuan para kaur desa mengidentifikasi sumberdaya/potensi desa berdasarkan citra satelit dengan skala prioritas pembangunan baik dalam bidang fisik maupun non fisik untuk kesejahteran masyarakat desa. Hal yang menggembirakan juga, melalui pelatihan ternyata telah memberikan pengalaman (praktik) kepada para kaur desa dalam mengembangkan sumberdaya yang ada berdasarkan citra satelit kemudian menginterpretasi sehingga dapat digambarkan persebaran ruang potensi tersebut yang diwujudkan dalam bentuk peta potensi desa. Produk ini pada masa kedepan dapat
dimanfaatkan
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
perencanaan
pembangunan yang berkesinambungan. Nilai kebermanfaatan pelatihan seperti telah dikemukakan juga dijaring melalui angket. Hasil angket menunjukkan bahwa nilai kebermaantan pelatihan ini bagi kaur desa di lingkungan Kecamatan Gerokgak tergolong tinggi. Hal tersebut dengan jelas terlihat dari 80% peserta pelatihan memperoleh nilai dengan
19
kriteria sangat bermanfaat dan 20% ( > 89) yang memperoleh nilai dengan kriteria bermanfaat (nilai 70 – 89), atau dengan kata lain, pelatihan yang dilakukan dalam kegiatan P2M ini manfaatnya adalah tinggi. Tanpa pelatihan ini, peserta pelatihan masih memandang bahwa program dari pemerintah sebagai harga mati yang harus digunakan untuk mengembangkan pembangunan desa. Peserta pelatihan baru mengetahui bahwa Kaur desa adalah salah satu pengembang pembangunan desa yang paling utama dan mendasar. Para kaur desa juga memandang bahwa melalui pelatihan ini telah ditumbuhkan kemampuannya untuk mengakomodasi potensi desa
dalam pengembangan
pembangunan desa yang berkesinambungan. Melalui pelatihan ini baru dapat dipahami bahwa sumber data potensi dari citra satelit merupakan salah satu sumber informasi penting, riil dan termutakhir untuk perencanaan pengembangan wilayah. Di samping itu, dengan memasukkan data citra satelit dalam perencanaan pengembangan wilayah, data dan infomasi yang lebih aktual dipandang akan dapat diwujudkan dalam peta potensi desa secara nyata dan mudah. Dengan mengakomodasi data citra satelit dalam mengembangkan pengembangan wilayah, juga peserta pelatihan merasa ikut melaksanakan teknologi informasi dan komunikasi
(ICT) yang berbasis data
digital dalam perencanaan pengembangan wilayah guna mendukung pelaksanaan otonomi daerah yang sebenarnya. Berkenaan dengan itu, para kaur desa masih mengharapkan ke depan pelatihan sejenis ini tetap ada sehingga pemahaman tentang citra satelit sebagai media identifikasi sumberdaya/potensi desa untuk menampilkan basis data riil, aktual dan mutakhir selalu dapat diwujudkan. Di samping itu, pelatihan sejenis ini semestinya juga diberikan kepada teman-teman kaur desa di wilayah lain, sehingga ada kesamaan pandangan tentang pemaknaan terhadap perencanaan pengembangan wilayah berbasis data citra satelit. Harapan lain dari peserta pelatihan adalah
diadakannya alat-alat yang mendukung untuk analisis citra
satelit sebagai sumber data digital potensi desa oleh pemerintah. Sehingga para kaur lebih sering latihan dan menjadi terbiasa untuk menginterpretasi. Hal ini berdampak pada lebih dikenal
dengan detai potensi yang ada seingga dapat
disusun perencanaan pengembangan wilayah sesuai dengan skala prioritas.
20
Berpijak pada apa yang telah dikemukakan tersebut, dapat dinyatakan bahwa keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh TIM P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha ini juga tidak lepas dari observasi awal yang dilakukan, terutama terkait dengan
perencanaan
pengembangan wilayah tidak hanya berdasarkan atas data lapangan/teristerial saja akan tetapi juga data/ informasi berbasis pada citra satelit (ekstrateristerial) untuk mendapatkan data yang lebih riil, cepat, akurat dan mutakhir. Hal lain yang menonjol yang dipandang memudahkan pelaksanaan pelatihan adalah penguasaan peserta pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan wilayah terutama dalam mengidentifikasi dan menginventarisasi sumber daya yang ada. Kenyataan tersebut menyebabkan pengidentifikasian potensi desa yang relevan dengan perencanaan prioritas pembangunan menjadi lebih mudah dilakukan dan tepat sasaran. Selain itu, keberhasilan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh TIM P2M Jurusan Pendidikan Geografi Undiksha ini juga sangat ditunjang kemampuan peserta pelatihan tentang penyusunan peta potensi desa. Kemampuan tersebut menjadikan pada waktu sesi praktik penyusunan peta potensi peserta pelatihan tidak mengalami kesulitan, dan Tim P2M yang mendampingi juga menjadi lebih mudah. Di samping itu, kematangan peserta pelatihan sebagai kaur desa yang menguasai materi yang terkait dengan aspekaspek pembangunan terlihat dari pemikiran-pemikiran yang berorientasi pada pengembangan desa yang disampaikan dalam penyusunan peta potensi, sehingga peta yang tersusun mencirikan prioritas pembangunan yang lebih riil sesuai dengan potensi yang ada.
21
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan 4.1.1
Melalui pelatihan pemanfaatan citra satelit ternyata telah mampu memberikan kemampuan kepada kaur desa untuk mengidentifikasi sumberdaya
atau
potensi
wilayah
dalam
rangka
perencanaan
pengembangan wilayah dalam pelaksanaan otonomi yang nyata. Hal tersebut dapat dilihat dari produk pelatihan yang dihasilkan, yaitu: a. Teridentifikasikannya potensi wilayah melalui citra satelit yang meliputi sumberdaya alam dan manusia, merupakan aset utama dalam pembanguna wilayah baik dalam kuantitas dan persebarannya. b. Tersusunnya Peta potensi wilayah sebagai media penyaji informasi riil dan database, sehingga akan lebih memudahkan dalam pengelolaan aset untuk kepentingan pembangunan. 4.1.2
Pelatihan pemanfaatan citra satelit untuk perencanaan pengembangan wilayah dipandang memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi oleh para kaur desa di Kecamatan Gerokgak.
Sebagian besar (80%) nilai yang
dicapai dari angket yang disebarkan tergolong ke dalam kriteria sangat bermanfaat dan 20% tergolong bermanfaat. Tidak satu peserta pelatihan yang mengemukakan bahwa pelatihan ini kurang atau tidak bermanfaat, bahkan yang menyatakan manfaatnya biasa-bisa saja tidak dijumpai. Dengan demikian pelaksanaan pelatihan dalam P2M ini dinyatakan berhasil.
4.2 Saran 4.2.1
Memperhatikan permasalahan pengelolaan sumberdaya/potensi wilayah yang berkualitas dan tepat sasaran dalam suatu wilayah, ke depan pelatihan sejenis ini juga dipandang penting dilakukan pada wilayah lain dalam skup yang lebih luas sehingga keseimbangan antara kepentingan nasional dan daerah dapat terwujudkan melalui pelatihan seperti ini.
4.2.2
Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di desa dalam pengelolalaan potensi wilayah, ketersedian citra satelit dan sumber database yang lain
22
sangat
dibutuhkan.
Data
tersebut
dapat
dipakai
sebagai
bahan
pertimbangan oleh pihak yang berwenang dalam pengambilan keputusan, baik dalam kuantitas maupun kualitas. 4.2.3
Ke depan juga dipandang penting mengadakan ”workshop” untuk menghasilkan Peta potensi wilayah partisipatif. Dimana peta potensi wilayahnya digambarkan sendiri, sehingga dalam menjaga, memelihara dan pengelolaan sangat detail sehingga hasil pembangunan lebih dapat dirasakan oleh segenap masyarakat.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Buku Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat.LPM Universitas Pendidikan Ganesha. Anonim. Undang Undang Nomor 24 Tahun 1992, tentang Penataan Ruang Anonim. Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah Anonim. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1967. tentang Kehutanan Chambel, J.B. 1987. Intoduction to Remote Sensing. Third Edition. The Guilford Press. New York. Lillesand, T.M dan Kiefer, R.W. 1994. Penginderaan Jauh dan interpretasi Citra. Diterjemahkan oleh Dulbahri, Suharsono P., Hartono, Suharyadi, Sutanto (penyunting). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Mitchel, Bruce; B. Setiawan, Dwita Hadi Rahmi. 2000. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Gadjah Mada Press: Yogyakarta. Riyadi dan Bratakusumah, D.S. 2004. Perencanaan Pembangunan Daerah ; Strategi Menggali Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sutikno dan Sudarmaji. 2001. Dilema Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air dalam Otonomi Daerah. Makalah. Fakultas Pasca-Sarjana UGM Yogyakarta.
24
25