KODE JUDUL: 9.01.03
LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
”PENGEMBANGAN
MODEL AGRIWISATA DI SMK BERBASIS PERTANIAN DALAM MENDUKUNG EKONOMI KREATIF MASYARAKAT PEDESAAN”
KEMENTERIAN: PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PENELITI/PEREKAYASA:
1. Yufridawati 2. Sujatmiko 3. Meni Handayani 4. Effi Heriyati 5. Agus Amin Sulitono
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Kepala Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan yang berjudul “Pengembangan
model
agriwisata
di
SMK
berbasis
pertanian
dalam
mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan”, dengan tim peneliti:
1. Yufridawati, perekayasa pada Pusat Penelitian Kebijakan 2. Sujatmiko, perekayasa pada Pusat Kurikulum dan Perbukuan 3. Meni Handayani, peneliti pada Pusat Penelitian Kebijakan 4. Effi Heriyati, perekayasa pada Pusat Penelitian Kebijakan 5. Agus Amin Sulistiono, peneliti pada Pusat Penelitian Kebijakan
telah menjalankan kegiatan tersebut sesuai dengan kontrak dan peraturan perundang-nudangan yang berlaku dalam rangka pelaksanaan program insentif peningkatan kemampuan peneliti dan perekayasa Kementerian Riset dan Teknologi tahun 2012.
Jakarta 28 September 2012 Kepala Pusat Penelitian Kebijakan
Dr. Bambang Indriyanto NIP 195809101983031001
EXECUTIVE SUMMARY
Pada saat ini, Indonesia sebagai “negara agraris” berkondisi terbalik, di mana Indonesia telah mengimpor produk pangan seperti beras, kedelai untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Kondisi ini antara lain disebabkan lemahnya sumber daya pertanian, sehingga belum mampu mengelola tanah agraris secara optimal. Padahal sektor pertanian berperan penting dalam penyediaan bahan baku industri. Salah satu yang menyebabkan lemahnya sumber daya pertanian saat ini adalah kurangnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK berbasis pertanian. Padahal dengan bersekolah di SMK berbasis petanian diharapkan anak-anak petani yang memiliki lahan sempit, tidak memiliki nasib yang sama seperti orang tuanya yang hanya menjadi buruh tani. Salah satu program studi (prodi) keahlian yang diselenggarakan di SMK berbasis pertanian adalah agribisnis produksi tanaman dengan kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan holtikultural (ATPH). Namun sejauh ini, prodi keahlian agribisnis produksi tanaman tersebut belum mengembangkan kompetensi keahlian berwawasan agrowisata. Dalam mendukung peluang usaha agro (agribisnis)
sebagai
objek
wisata
dan
guna
meningkatkan
kualitas
serta
mengembangkan kompetensi lulusan SMK berbasis pertanian, maka diperlukan pengembangan kompetensi keahlian yang memberikan dimensi agriwisata dalam kurikulum SMK berbasis pertanian. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar melalui dimensi agriwisata, para siswa dapat memiliki kompetensi untuk mengelola lahan pertanian terbatas, mengelola lahan potensial menjadi lahan pertanian faktual yang memberikan nilai tambah secara ekonomi. Berdasarkan uraian di atas, maka kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan model “agriwisata” bagi siswa SMK berbasis pertanian yang mendukung ekonomi kreatif masyarakat di sekitarnya. Kegiatan ini dilakukan melalui studi kasus pada tiga SMKN berbasis pertanian di kabupaten Jeneponto dengan metode penelitian dan pengembangan (R & D). Sedangkan yang menjadi sumber data adalah unsur sekolah (kepala sekolah dan kepala prodi/guru matapelajaran produktif maupun unsur di luar sekolah (dinas pendidikan, dinas pertanian, DU/DI setempat). Data yang terkumpul dari hasil penelitian diolah secara kualitatif dan dianalisis secara deskriptif. Selain itu juga dilakukan pengembangan buram model agriwisata di SMK berdasarkan studi
literatur, di mana kemudian divalidasi dan diujicobakan kepada pihak stakeholders terkait (unsur sekolah dan luar sekolah). Hasilnya digunakan untuk merevisi konsep model tersebut menjadi konsep model final, agar pembelajaran program produktif melalui kompetensi keahlian APTH yang berwawasan agriwisata dapat diterapkan bagi siswa dan memberi nilai tambah dalam usaha agriwisata masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 8 bulan yang meliputi tahapan studi eksplorasi, penyusunan
desain pengembangan, pengembangan buram konsep
model, penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram konsep model, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, penulisan laporan dan saran kebijakan, ujicoba buram konsep model, pemaparan hasil dan revisi konsep model final. Pada saat ini semua tahapan sudah dilakukan kecuali tahapan terakhir yakni pemaparan hasil dan revisi konsep model final pada awal Oktober. Hambatan dalam pelaksanaannya antara lain: (1) keterbatasan
waktu pelaksanaan anggaran,
sehingga harus bekerja intensif sesuai tenggat waktu; (2) ketidaktersediaan data yang terdokumentasi secara lengkap, misalnya materi pembelajaran agribisnis tanaman pangan dan holtikultural
di SMK berbasis pertanian; (3) keterbatasan
untuk menghadirkan responden (sumber data) secara lengkap dalam satu waktu. Perencanaan anggaran hibah dibuat untuk mengalokasikan dana sejumlah 250 juta setelah dipotong pajak 12 % ke dalam tahapan di atas dengan menyusun RAB. Pengelolaan anggaran dilakukan melalui pencairan dana yang terbagi dalam 3 termin dan dikenakan kewajiban pajak. Hambatan dalam pengelolaan administrasi manajerial yaitu karena pencairan dana termin ke dua diterima pada akhir Agustus menyebabkan pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan seterusnya menjadi mundur. Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana berakibat pada keterlambatan penyusunan laporan pertanggungjawaban keuangan. Hasil penelitian dan pengembangan ini dilakukan melalui beberapa tahapan dengan metode
berikut: (1) penyusunan laporan ekplorasi, penyusunan desain
pengembangan, penyusunan buram konsep model dan penyusunan instrumen melalui studi literatur/dokumen, penyusunan laporan penelitian, dilakukan melalui diskusi antara Tim dan narasumber; (2) validasi buram konsep model, pengumpulan data, dan ujicoba konsep model melalui studi lapangan dengan wawancara, diskusi, daftar isian dan penelaahan dokumen sekolah; (4) pengolahan dan analisis data melalui pengolahan data secara kualitatif dan kuantitatif; (5) pemaparan hasil dan
revisi konsep model final dalam bentuk ekspose, tanya jawab, FGD, dan workshop penyempurnaan/finalisasi konsep model Koordinasi kelembagaan yang telah dilakukan terkait dengan substansi pengembangan model ini adalah dengan Balitbangda provinsi Sulsel, Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian setempat, SMK berbasis pertanian sampel, lembaga agribisnis di luar SMK sampel, dan pihak dunia usaha/dunia industri (DU/DI).
Bentuk
koordinasi
tersebut
berupa
dukungan
moril/ fasilitasi dari
Balitbangda Provinsi Sulsel Dinas Pendidikan Kabupaten Jeneponto; penyediaan data dan informasi dari pihak SMK maupun DU/DI. Hasil kegiatan ini berupa konsep model pembelajaran matapelajaran program produktif dalam kompetensi keahlian ATPH berwawasan agriwisata. Sedangkan tindaklanjut dari kegiatan ini berupa: (1) pengembangan usaha agriwisata di SMK berbasis pertanian yang memiliki
usaha ekonomi kreatif berupa kawasan/lokasi
agrowisata terpadu; (2) usaha agrowisata yang dapat mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan di sekitarnya; (3) komptensi keahlian agriwisata diharapkan dapat termuat dalam prodi agrobisnis produksi tanaman di bidang studi keahlian agrobisnis dan agroteknologi pada spektrum keahlian (kurikulum) pendidikan menengah kejuruan, SMK rumpun pertanian. Hal ini dapat dilakukan melalui realisasi atas komitmen berbagai pihak terkait yang telah merespon konsep model ini dengan baik
kepada Tim saat litbang ini dilakukan yakni pada saat Tim
melakukan koordinasi dengan pihak Balitbangda, Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian, SMK berbasis pertanian (SPP/SPMA). Dukungan dari berbagai pihak tersebut dapat terwujud melalui kerjasama antara Direktorat Pembinaan SMK (PSMK) Kemdikbud, lembaga agrowisata/ DUDI di luar SMK, lembaga perbankan, masyarakat di sekitarnya, dan pihak terkait lainnya.
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………………….
1
B. Pokok Permasalahan …………………………………………………
2
C. Maksud dan Tujuan Kegiatan ………………………………………...
4
D. Metodologi Pelaksanaan ……………………………………………...
5
1. Lokus Kegiatan ………………………………………………………
5
2. Fokus Kegiatan ………………………………………………………
5
3. Ruang Lingkup ………………………………………………………
6
4. Bentuk Kegiatan ……………………………………………………..
6
PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ………………………………...……
8
1. Perkembangan Kegiatan ……………………………………… .….
8
2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan ……………….. .
12
B. Pengelolaan Administrasi Manajerial …………………………………
12
1. Perencanaan Anggaran ………………………………………….....
12
2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran ……………………………….
13
3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset …………….. .
14
4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial ….
14
BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Pencapaian Target Kinerja …………………………………. 1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian …………………………
15 15
2. Indikator Keberhasilan Pencapaian ………………………………... 19 3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian ………………
20
B. Potensi Pengembangan Ke Depan ……………………………………. 22 1. Kerangka Pengembangan Ke Depan ……………………………… 22 2. Strategi Pengembangan Ke Depan ………………..………………. 22 BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program …………………………… 24 1. Kerangka Sinergi Koordinasi ………………………………………… 24 2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi ………………… …….
25
3. Perkembangan Sinergi Koordinasi …………………………….. ….
26
B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ……………… ………….. 27 1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan ………………………………. 27 2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan ……………………………….. 28 3. Perkembangan Pemanfaatan ………………………………………... 29
BAB V PENUTUP A. Simpulan …………………………………………………………………
30.
1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran ………………….
30
2. Metode Pencapaian Target KInerja ………………………………..
30
3. Potensi Pengembangan Ke Depan ………………………………..
30
4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program ……………………….
30
5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa ……………………….
30
B. Saran ……………………………………………………………………… 31 1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan ……………………… 31 2 Keberlanjutan Dukungan Program Ristek …………………………. 31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai “negara agraris” belum maksimal mengelola tanah secara optimal. Sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian, namun luas lahan terbatas (di bawah 2 ha per petani). Rendahnya animo masyarakat untuk menyekolahkan
anaknya
di
SMK
berbasis
pertanian.
Untuk
itu
perlu
dikembangkan model pendidikan SMK berbasis pertanian yang memiliki “nilai tambah”, sehingga menarik bagi masyarakat dan dapat membuka peluang usaha yang ada di sekitarnya misalnya agrowisata sesuai dengan adat istiadat, karakteristik daerah serta lingkungan hidup setempat Agrowisata
pada
prinsipnya
merupakan
kegiatan
industri
yang
mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung ditempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah - wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Menyadari pentingnya nilai kualitas lingkungan tersebut, masyarakat/petani setempat perlu diajak
untuk
selalu
menjaga
keaslian,
kenyamanan,
dan
kelestarian
lingkungannya Pengembangan agrowisata sesuai dengan kapabilitas, tipologi, dan fungsi ekologis lahan akan berpengaruh langsung terhadap kelestarian sumber daya lahan dan pendapatan petani serta masyarakat sekitarnya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat sekitarnya akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. Pengembangan
agrowisata
pada
gilirannya
akan
menciptakan
lapangan
pekerjaan, karena usha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini. Manfaat yang dapat dipeoleh dari agrowisata adalah melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekira lokasi wisata
1
Agriwisata dalam studi ini dibatasi pada bentuk kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian yang menyajikan suguhan pemandangan alam kawasan pertanian (farmland view) dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen tanaman pangan sampai dalam bentuk siap dipasarkan dan bahkan wisatawan dapat membeli produk pertanian tersebut sebagai oleh-oleh. Implementasi model ini, dapat memberi peluang bagi petani lokal untuk meningkatkan pendapatan, taraf hidup dan kelangsungan usaha; sebagai sarana pendidikan tentang pentingnya pertanian dan
kontribusinya untuk ekonomi;mengurangi arus urbanisasi ke
perkotaan; serta sebagai media promosi untuk produk lokal, dan membantu perkembangan regional dalam memasarkan usaha dan menciptakan nilai tambah. Berbagai faktor pendukung yang diperlukan dalam mengembangkan usaha agriwisata adalah
sifat kealamiahan daerah; sifat keunikan wisata agro yang
menggabungkan wisata alam dan peningkatan produktifitas daerah, pelibatan tenaga kerja secara masal mulai dari petani perkebunan, pekerja infrastruktur, pemerintah, pedagang, restoran maupun bisnis penginapan;
peluang untuk
optimalisasi penggunaan lahan produktif dengan memberikan nilai produksi, nilai tambah penjualan, dan nilai tambah pariwisata; memberikan keadilan dan berpotensi meningkatkan pemerataan pendapatan petani; serta membantu penataan kawasan agar lebih ramah lingkungan, asri dan indah. Pengelolaan agro tersebut difokuskan pada budidaya tanaman agriwisata yang dapat dikembangkan. Berbagai tanaman yang berpotensi agriwisata adalah seperti perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, dan perikanan.
B. Pokok Permasalahan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dalam penjelasan pasal 15 menyatakan, bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Oleh karena itu pendidikan kejuruan (SMK) merupakan pendidikan menengah yang bermaksud untuk mempersiapkan kompetensi siswanya, agar dapat bekerja dalam bidang tertentu sesuai dengan peluang usaha dan kompetensi yang dibutuhkan dunia usaha/dunia industri (DU/DI).
2
Mengingat negara Indonesia merupakan negara agaris, maka sepatutnya minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK berbasis pertanian perlu ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan
agar anak-anak petani yang memiliki
lahan sempit tidak memiliki nasib yang sama seperti orang tua mereka yang hanya menjadi buruh tani. SMK yang berbasis pertanian menyelenggarakan program studi (prodi) keahlian agribisnis produksi tanaman. Berdasarkan spektrum SMK dan dalam kaitannya dengan bidang pertanian, biasanya prodi keahlian tersebut hanya meliputi kompetensi keahlian agribisinis tanaman pangan dan hortikultura (ATPH), agribisnis pembibitan dan kultur jaringan saja. Terkait dengan hasil penelitian hibah tahun 2011 tentang Pengembangan Pendidikan SMK Sesuai Potensi Wilayah
Pertanian,
ternyata
kompetensi
agrowisata
diperlukan
dalam
meningkatkan kompetensi siswa SMK berbasis pertanian maupun guna memenuhi peluang usaha yang ada di masyarakat. Namun sampai sejauh ini, prodi keahlian agribisnis produksi tanaman yang ada di SMK sampel belum memiliki pengembangan kompetensi keahlian ke arah agrowisata. Di Indonesia, agrowisata atau agroturisme didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian. Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara
budaya
maupun
teknologi
lokal
(indigenous
knowledge)
(http://database.deptan.go.id). Dalam mendukung peluang usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dan meningkatkan kualitas serta mengembangkan kompetensi lulusan SMK berbasis pertanian, maka diperlukan pengembangan kompetensi keahlian yang memberikan dimensi baru dalam spektrum SMK. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar melalui dimensi baru tersebut para siswa SMK akan memiliki kompetensi untuk mengelola lahan pertanian terbatas, atau mengelola lahan 3
potensial menjadi lahan pertanian faktual yang memberikan nilai tambah secara ekonomi. Lokus dari kasus penelitian dan pengembangan (litbang) yang telah dilakukan Tim adalah di kabupaten Jeneponto. Mengingat kabupaten ini memiliki potensi sebagai penghasil tanaman APTH dan daerah wisata dengan PAD-nya masih minim. Namun dengan kondisi tersebut, justru hasil litbang ini diharapkan dapat menambah kompetensi siswa SMK berbasis pertanian dan mengubah taraf hidup masyarakat sekitar. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas kegiatan litbang ini merumuskan pertanyaan penelitiannya sebagai berikut: model “agriwisata” seperti apakah yang dapat dikembangkan di SMK berbasis pertanian di kabupaten Jeneponto? Sedangkan secara khusus pertanyaan penelitian terkait dengan pengembangan model ini adalah: 1. Potensi apa saja yang dimiliki kabupaten Jeneponto guna menerapkan usaha agriwisata ? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran program produktif dalam kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan holtikultural (ATPH) di SMK berbasis pertanian selama ini? 3. Bagaimana
pengembangan
kompetensi
keahlian
ATPH
agar
dapat
mendukung agriwisata? 4. Bagaimana pengembangan konsep model agriwisata di SMK berbasis pertanian yang menjadi lokus?
C. Maksud dan Tujuan Kegiatan Maksud kegiatan ini adalah mengembangkan integrasi pendidikan agriwisata ke dalam kurikulum matapelajaran produktif pada kompetensi keahlian ATPH, agar siswa SMK berbasis pertanian dapat memiliki rekayasa bidang pertanian berbentuk kemampuan ATPH berbasis agriwisata. Kemampuan ini dibutuhkan dalam pengembangan wisata pertanian yang memiliki nilai tambah secara ekonomi, sehingga menarik minat siswa untuk belajar tentang pertanian dan menarik untuk dikunjungi. Sedangkan tujuan dari kegiatan ini adalah mengembangkan konsep model agriwisata di SMK berbasis pertanian yang dapat mendukung ekonomi kreatif masyarakat di sekitarnya.
4
D. Metodologi Pelaksanaan 1. Lokus Kegiatan Lokasi yang menjadi lokus kegiatan pengembangan konsep model ini merupakan provinsi yang memiliki daerah daratan rendah, tinggi maupun pesisir; merupakan daerah wisata. Sedangkan yang menjadi pertimbangan pemilihan kabupaten sebagai kasus studi ini adalah daerah yang dikenal sebagai daerah wisata; penghasil tanaman pangan dan holtikultural; memiliki PAD yang belum memadai. Berdasarkan pertimbangan tersebut dipilihlah kabupaten Jeneponto, provinsi Sulawesi Selatan sebagai lokus kegiatan dalam mengujicoba konsep model ini. Sebelum melaksanakan ujicoba konsep model ini, Tim telah memilih dua kabupaten di provinsi Jawa Barat dan dua kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan yakni kabupaten Karawang, Bandung, Bantaeng dan Sidrap sebagai daerah eksplorasi, dan validasi konsep model. Studi kasus dilakukan di tiga SMKN Kabupaten Jeneponto yang berbasis pertanian. Adapun SMK sampel tersebut dipilih berdasarkan pada kriteria sebagai berikut: (i) memiliki pembelajaran kompetensi keahlian ATPH; (ii) terletak di dataran rendah dan tinggi; (iii) sudah/belum bekerjasama dengan pengusaha yang bergerak di bidang agrowisata. 2. Fokus Kegiatan Fokus kegiatan ini merupakan pengembangan strategi dan kebijakan, sehingga termasuk dalam kelompok fokus nasional strategis. Oleh karena hasil pengembangan konsep ini dapat menjadi bahan masukan dalam kebijakan pendidikan kejuruan khususnya yang mendukung pembangunan ekonomi nasional. Pengembangan konsep ini difokuskan pada jenjang SMK berbasis pertanian yang berkaitan dengan prodi keahlian agribisnis
produksi tanaman,
khususnya tanaman pangan dan holtikultural. Oleh karena itu, rancangan litbang ini adalah konsep model integrasi pendidikan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) agriwisata dalam kompetensi keahlian ATPH di SMK berbasis pertanian guna mendukung ekonomi kreatif masyarakat sekitarnya. 5
3. Ruang Lingkup Lingkup kegiatan ini difokuskan pada jenjang SMK berbasis pertanian yang berkaitan langsung dengan prodi keahlian agribisnis produksi tanaman, khususnya tanaman pangan dan holtikultural. Oleh karena itu, model yang dikembangkan dalam kegiatan ini dibatasi pada kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan holtikultural yang mendukung agriwisata bagi siswa SMK sesuai karakteristik daerah di mana SMK tersebut berada. 4. Bentuk Kegiatan Kegiatan ini berupa pengembangan konsep model agrowisata melalui kompetensi keahlian agrobisnis tanaman pangan dan holtikultural di SMK berbasis pertanian yang memiliki nilai tambah secara ekonomi dan social. Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk studi eksplorasi, studi lapangan dan pemaparan
hasil
melalui
kerja
individu, dan
kerja
kelompok
guna
mengembangkan konsep model agriwisata di SMK berbasis pertanian. Pengembangan konsep model tersebut dilakukan melalui: a. Pengkajian dokumen yang terkait dengan substansi konsep agriwisata di SMK pertanian, seperti literatur kepustakaan, dokumen sekolah. b. Metode wawancara mendalam (indept-interview). Wawancara mendalam dilakukan terhadap informan kunci yang menjadi sasaran penerima program, terutama dari kalangan kaprodi/pendidik yang mengajar pada kompetensi keahlian ATPH, kepala sekolah, Dinas Pendidikan, Dinas pertanian dan DU/DI setempat baik yang telah bekerja sama maupun yang belum bekerjasama dengan SMK sampel, unsur masyarakat yang terlibat dalam usaha agro. Selain itu juga dilakukan wawancara kepada pihak terkait lainnya yakni Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Direktorat PSMK. c. Diskusi kelompok terfokus (FGD), dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak, baik dari unsur praktisi pendidikan, nara sumber, maupun stakeholders terkait yang berwenang di wilayah tersebut. d. Pengumpulan data/pendapat melalui daftar isian, pedoman wawancara, dilakukan dengan pengisian instrumen oleh pendidik dan mewawancarai berbagai informan kunci dan stakeholders/pejabat terkait. 6
e. Presentasi / ekspose
konsep model yang dikembangkan Tim kepada
stakeholders terkait baik dari unsur sekolah maupun di luar sekolah. f.
Workshop guna penyusunan program tindak lanjut untuk pemanfaatan hasil litbang Tim.
7
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1. Perkembangan Kegiatan Perkembangan kegiatan penelitian dan pengembangan model model integrasi pendidikan agriwisata dan ekonomi kreatif masyarakat pedesaan di SMK berbasis pertanian hingga akhir bulan September sudah mencapai 90%, dengan rincian sebagai berikut: a. Studi eksplorasi Menggali data dan informasi berdasarkan studi literatur (kajian pustaka) yang relevan dan studi lapangan yang terjadi sesuai dengan substansi pengembangan model ini guna mendeskripsikan dan menganalisis temuan (model faktual). Selain itu, hal ini dilakukan untuk menentukan sumber data yang sesuai dengan permasalahan, yang dapat memberikan data dan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. b. Penyusunan desain pengembangan Menyempurnakan proposal berdasarkan hasil eksplorasi guna menjadi desain pengembangan. Desain terdiri dari (i) pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah (pertanyaan penelitian), tujuan, ruang lingkup dan hasil yang diharapkan ; (ii) landasan teori yang terdiri dari deskriptif teori, kerangka berpikir dan model hipotetik/produk yang dihasilkan
(iii)
prosedur
penelitian
yang
terdiri
dari
rancangan
pengembangan, metode, lokasi, sumber data (informan), langkah-langkah penelitian dan pengembangan. c. Pengembangan buram konsep model (produk) Model pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk yang akan dihasilkan (Sugiyono, 2006). Model pengembangan dari kegiatan ini adalah model konseptual. Model konseptual adalah model yang
bersifat
analitis
yang
menyebutkan
komponen-komponennya,
8
menganalisis komponen secara rinci dan menunjukkan hubungan antar komponen yang akan dikembangkan. Buram konsep model disusun berdasarkan kajian literatur dan hasil eksplorasi terdahulu yaitu (i) penilaian terhadap kurikulum (KTSP) yang dikembangkan dan kompetensi keahlian yang dihasilkan oleh SMK berbasis pertanian, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahannya; (iii) penyelenggaraan pembelajaran program produktif di SMK berbasis pertanian yang dinilai berhasil. d. Penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram konsep model. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahapa sebagai berikut. 1) Penyusunan buram instrumen Instrumen penelitian terdiri dari (i) daftar isian yang berkaitan dengan kondisi geografis, demografi, potensi daerah pertanian setempat dan profil sekolah sampel; (ii) pedoman focus group discussion (FGD) untuk mendapatkan informasi dalam mengembangkan buram model agriwisata di SMK berbasis pertanian, mengvalidasi dan mengujicoba buram model tersebut, dan (iii) pedoman wawancara untuk mengetahui pembelajaran
program
produktif
di
SMK
berbasis
pertanian;
kompetensi keahlian yang dibutuhkan DU/DI dalam mengembangkan usaha
agriwisata; dan pendapat tokoh masyarakat sekitar tentang
peluang usaha di bidang agrowisata. 2) Ujicoba instrumen dan validasi buram konsep model Ujicoba instrumen dilakukan untuk menguji validitas instrumen, sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain itu buram konsep model yang telah dikembangkan perlu divalidasi pada beberapa pakar (tenaga ahli) yang sudah berpengalaman guna mengetahui kelemahan dan kekuatan rancangan produk secara rasional. 3) Perbaikan instrumen dan buram konsep model Instrumen yang telah diujicoba kemudian diperbaiki agar dapat memperoleh hasil penelitian yang valid dan realiabel. Sementara untuk
9
buram konsep model setelah divalidasi melalui diskusi dengan para pakar/ahli yang relevan, maka akan diketahui kelemahan-kelemahan dari
buram konsep
selanjutnya
akan
model
diupayakan
tersebut. Kelemahan-kelemahan untuk
diminimalisir
ini
dengan cara
memperbaiki buram konsep model tersebut. e. Pengumpulan data dan ujicoba konsep model Setelah instrumen dinyatakan valid, maka dilakukan pengumpulan data ke lokasi (daerah sampel) yang telah ditentukan. Selain itu juga guna mengetahui tingkat kelayakan model, maka dilakukan ujicoba keterbacaan dan kelayakan konsep model melalui wawancara dan focus group discussion (FGD) pada lokus yang menjadi kasus kegiatan ini , agar model dapat digunakan pada situasi dan kondisi yang real. f. Pengolahan, analisis data dan penulisan laporan dan saran kebijakan. Kegiatan ini terdiri atas 2 tahapan kegiatan, yaitu: 1) Pengolahan dan analisis data Setelah data dianalisis kemudian dinarasikan dalam bentuk laporan penelitian yang berisi temuan/hasil penelitian dan saran kebijakan yang akan direkomendasikan. Sedangkan perbaikan buram konsep model disusun/dikembangkan dalam bentuk laporan model agriwisata di SMK berbasis pertanian. Sementara berdasarkan hasil ujicoba konsep model selanjutnya dilakukan perbaikan konsep model menjadi konsep model final, agar pembelajaran program produktif yang diterapkan dapat menghasilkan kompetensi keahlian siswa SMK yang sesuai dengan peluang usaha agrowisata. 2) Penulisan laporan dan saran kebijakan Setelah proses penelitian dan pengembangan dilakukan dengan hasil meliputi: 1. Laporan eksplorasi; 2. Desain litbang; 3. Draft dan model final pendidikan agriwisata; 4. Draft dan instrumen final; 5. laporan ujicoba instrumen; 6. laporan pelaksanaan dan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data; 7. Rekomendasi kebijakan tentang
10
penerapan pendidikan agriwisata, maka disusun laporan dan penulisan saran kebijakan sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan secara teknis substansial maupun administrasi keuangan. g. Ujicoba dan Pemaparan Hasil. Kegiatan ini terdiri atas 2 tahapan kegiatan, yaitu: 1) Ujicoba model Model yang telah direvisi, disempurnakan, dan diujicoba keterbacaan dan kelayakannya melalui proses FGD, dilakukan ujicoba sekali lagi untuk mendetilkan konsep operasional model untuk diimplementasikan melalui penyusunan atau penyempurnaan KTSP serta penyusunan program perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran (pada tingkat silabus, RPP atau penyusunan bahan ajar). 2) Pemaparan hasil Hasil pengembangan model pengembangan model agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan yang dikerjakan melalui tahap penelitian berikut: studi eksplorasi, pengembangan desain dan buram konsep model, penyusunan instrumen untuk ujicoba instrumen dan validasi konsep
model,
penyempurnaan
konsep model.
Dalam rangka
menyempurnakan konsep model ini, maka konsep model tersebut perlu dipaparkan dan disosialisasikan kepada stakeholders terkait yang meliputi:
kepala sekolah dan kaprodi/guru kommpetensi keahlian
ATPH dari SMK sampel, DU/DI lokal, Dinas Pendidikan dan Dinas pertanian setempat, Balitbangda provinsi dan kabupaten, serta unsur lainnya yang terkait. Pemaparan dilaksanakan dalam bentuk penyampaian latar belakang, maksud dan tujuan penelitian dan pengembangan, fokus dan prosedur pengembangan model, hasil ujicoba, dan hasil final pengembangan model. Setelah presentasi hasil kemudian dilanjutkan dengan FGD dengan para peserta guna penyempurnaan konsep model, workshop penyusunan program tindak lanjut untuk pemanfaatan hasil litbang Tim.
11
2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah: a. Waktu yang terbatas sehingga tidak semua data/informasi dapat diperoleh secara lengkap. b. Kemampuan
berbahasa
Indonesia
yang
rendah
dari
responden
menimbulkan kesalahan persepsi. Untuk memahami informasi diperlukan waktu diskusi lebih lama. c. Pengaturan jadwal kegiatan model antara tim peneliti dengan nara sumber dan praktisi kurang tepat waktunya sehingga hasil hasil target kinerja kurang maksimal dan perlu penyempurnaan hasil kinerja agar kualitasnya lebih baik. d. Keterlambatan pencairan dana yang diterima oleh tim menyebabkan jadwal yang sudah disusun menjadi bergeser sehingga memerlukan waktu untuk menyesesuaikan dengan jadwal kegiatan lembaga terkait.
B. Pengelolaan Administrasi Manajerial 1. Perencanaan Anggaran Dari
sejumlah
dana
yang
akan
diterima
(250
juta),
peneliti
telah
merencanakan pembagian anggaran dalam beberapa langkah kegiatan sebagaimana
ada
di
dalam
RAB
yang
sudah
diusulkan
beserta
perbaikannnya, dengan perincian sebagai berikut: No
Tahapan/langkah kegiatan
Anggaran Sebelum pajak
Setelah pajak hibah
1.
Studi eksplorasi
31,428,571
28,000,000
2.
Penyusunan desain pengembangan
16,247,449
14,475,000
12
3.
Pengembangan buram model
19,221,939
4.
Penyusunan instrumen dan validasi buram model
46,996,939
Pengumpulan data dan Ujicoba buram Model
39,571,939
Pengolahan, analisis data dan penulisan laporan
29,576,531
Ujicoba model final dan pemaparan hasil
66,956,633
5. 6. 7.
Jumlah
17,125,000 41,870,000 35,255,000 26,350,000 59,652,273
250,000,000
222,727,273
2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran Pengelolaan anggaran dilakukan melalui: a. Tahapan pencairan dana yang terbagi dalam 3 tahap, yaitu: 1) Tahap 1, pencairan dana sebesar Rp 75.000.000 (30%) dengan pajak Rp 8.181.818. Dengan demikian dana yang diterima sebesar Rp 66.818.182 dan dialokasikan untuk langkah kegiatan studi eksplorasi, penyusunan desain, pengembangan buram model dan penyusunan instrumen dan validasi buram model 2) Tahap 2, pencairan dana sebesar Rp 125.000.000 (50%) dengan pajak Rp 13.636.364 sehingga dana yang diterima oleh tim sebesar Rp 111.363.636. Dana ini telah dialokasikan untuk membiayai operasional pokok kegiatan pengumpulan data dan ujicoba buram model, pegolahan, analisis data dan penyusunan laporan dan saran kebijakan, ujicoba model final dan pemaparan hasil. 3) Tahap 3, rencana pencairan dana sebesar Rp 50.000.000 (20%) dipotong pajak sebesar Rp 5.454.545. jadi dana yang diterima oleh tim Rp 44.545.455. Rencana pengalokasian dana ini untuk melengkapi kebutuhan operasional langkah langkah-langkah kegiatan yang belum diselesaikan pada pencairan tahap 2, yaitu pengumpulan data dan
13
ujicoba buram model, pegolahan, analisis data dan penyusunan laporan dan saran kebijakan, ujicoba model final dan pemaparan hasil
b. Kewajiban perpajakan Dalam pengelolaan anggaran dana hibah, tim wajib membayar pajak hibah yang langsung dipotong oleh KPPN sebesar 12% dari Rp 250.000.000. Selain itu, kewajiban tim membayar pajak lainnya yang langsung disetor oleh bendahara kepada kantor pajak, yaitu honor nara sumber serta belanja operasional sesuai ketentuan perpajakan.
3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset Aset yang dihasilkan dari kegiatan berupa aset tidak berwujud yaitu model agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan
4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial Dalam pelaksanaan kegiatan litbang ini, Tim mengalami beberapa hal kendala/hambatan sebagai berikut: a.
Pencairan dana termin kedua yang baru bisa diterima pada akhir Agustus membuat pelaksanaan kegiatan tersendat dan tidak dapat mencapai hasil yang maksimal.
b.
Pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana berdampak pada keterlambatan laporan pertanggungjawaban keuangan.
14
BAB III METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Pencapaian Target Kinerja 1.
Kerangka Rancangan Metode Penelitian a. Studi eksplorasi Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap persiapan berupa studi literatur/dokumen yang berkaitan dengan penerapan pendidikan
agriwisata
dalam
meningkatkan
tingkat
ekonomi
masyarakat, penetapan sumber dan lokasi sumber data (Kab. Karawang), pengumpulan data dan informasi mengenai konsep dan praktik pendidikan agrowisata melalui wawancara, diskusi fokus, pengumpulan data melaui kuesoner, observasi prasarana dan sarana pendukung pembelajaran di sekolah. Sumber data meliputi: guru, kepala sekolah dari SMK berbasis pertanian, dinas pendidikan, dinas pertanian, dan DUDI. Dilanjutkan dengan analisis data hasil FGD, wawancara, observasi untuk merumuskan bahan konsep dan praksis pendidikan agriwisata b. Penyusunan desain pengembangan Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap telaah dan pengkajian proposal litbang, penyempurnaan proposal menjadi desain pengembangan melalui diskusi fokus, kerja kelompok dan kerja mandiri di antara tim peneliti. Dilanjutkan dengan perumusan konsep desain yang akan dijadikan sebagai panduan dalam melakukan penelitian dan pengembangan model agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan. c. Pengembangan buram konsep model Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap telaah dan pengkajian dari hasil studi eksplorasi, desain pengembangan, serta kajian teori/pustaka yang berkaitan pendidikan agriwisata, diskusi fokus penyusunan sistematika model, identifikasi dan analisis kebutuhan dari
15
tiap komponen-komponen model, kerja kelompok dan kerja mandiri di antara tim peneliti untuk menyusun konsep model. Dilanjutkan dengan presentasi hasil perumusan/penyusunan model di antara tim peneliti, serta penetapan buram model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan. d. Penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram model. Kegiatan ini terdiri atas 3 tahapa sebagai berikut. 1) Penyusunan Buram Instrumen Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap telaah dan pengkajian variabel penelitian yang berkaitan dengan pendidikan agriwisata serta variabel yang berkaitan unsur atau komponen yang tertuang dalam model konsep pendidikan agriwisata, diskusi fokus penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram model, kerja kelompok dan kerja mandiri di antara tim peneliti untuk menyusun
instrumen.
Dilanjutkan
dengan
presentasi
hasil
perumusan/penyusunan instrumen di antara tim peneliti, serta penetapan instrumen yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan
agriwisata
di
SMK
berbasis
pertanian
dalam
mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan. 2) Ujicoba instrumen dan validasi buram konsep model Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap penjelasan teknis mengenai instrumen yang telah disusun dan buram model yang telah dikembangkan, pelaksanaan pengumpulan data dan validasi buram model dalam bentuk wawancara, FGD, dan pengisian
kuesioner
dengan
sumber
data,
pemeriksaan
kelengkapan hasil ujicoba dan validasi oleh tim peneliti, konfirmasi hasil pemeriksaan, serta pengolahan dan analisis hasil ujicoba. 3) Perbaikan instrumen dan buram konsep model Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap telaah dan pengkajian buram model yang dihasilkan, data hasil ujicoba dan validasi buram model, diskusi fokus penyusunan perbaikan instrumen dan perbaikan buram model, kerja kelompok dan kerja 16
mandiri di antara tim peneliti untuk perbaikan instrumen dan perbaikan buram model. Dilanjutkan dengan presentasi hasil finalisasi instrumen dan perbaikan buram model di antara tim peneliti, serta penetapan instrumen yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan. e. Pengumpulan data dan ujicoba konsep model Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap penjelasan teknis mengenai instrumen yang telah direvisi dan buram model yang telah disempurnakan, pelaksanaan pengumpulan data dan ujicoba buram model dalam bentuk wawancara, FGD, dan pengisian kuesioner dengan sumber data, penyusunan konsep operasionalisasi model dalam bentuk dokumen silabus dan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) integrasi pendidikan agriwisata ke dalam kurikulum di SMK berbasis pertanian oleh guru didampingi tim peneliti, pemeriksaan kelengkapan hasil ujicoba dan validasi oleh tim peneliti, konfirmasi hasil pemeriksaan, serta pengolahan dan analisis hasil ujicoba. f. Pengolahan, analisis data dan penulisan laporan dan saran kebijakan. Kegiatan ini terdiri atas 2 tahapan kegiatan, yaitu: 1) Pengolahan dan analisis data Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap telaah dan pengkajian buram model, telaah hasil ujicoba dan validasi buram, diskusi fokus metode analisis data, kerja kelompok dan kerja mandiri
di
antara
tim
peneliti
untuk
merumuskan
hasil
pengumpulan dan pengolahan data yang berkaitan dengan kelayakan dan kesesuaian buram model untuk dijadikan model atau refeensi, acuan, sumber inspirasi bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan dan menerapkan pendidikan agriwisata di satuan pendidikan secara lebih efektif, inovatif dan kreatif serta sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah. Dilanjutkan dengan presentasi hasil analisis data di antara tim peneliti yang berkaitan dengan pengembangan pendidikan agriwisata di SMK berbasis
17
pertanian
dalam
mendukung
ekonomi
kreatif
masyarakat
pedesaan.
2) Penulisan laporan dan saran kebijakan Metode
pelaksanaan
kegiatan
dilakukan
melalui
tahap
pengumpulan bahan dan hasil dari langkah-langkah yang telah dikerjakan sebelumnya, diskusi fokus sistematika penyusunan laporan, kerja kelompok dan kerja mandiri di antara tim peneliti untuk menyusun laporan. Dilanjutkan dengan presentasi hasil penyusunan laporan di antara tim peneliti yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan g. Ujicoba dan Pemaparan Hasil. Kegiatan ini terdiri atas 2 tahapan kegiatan, yaitu: 1) Ujicoba model Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap penjelasan teknis mengenai instrumen yang digunakan dan model yang telah diperbaiki dan disempurnakan, pelaksanaan pengumpulan data dan ujicoba model dalam bentuk wawancara, FGD, dan pengisian kuesioner dengan sumber data, penyusunan dan perbaikan konsep operasionalisasi model dalam bentuk dokumen silabus dan RPP (rencana
pelaksanaan
pembelajaran)
integrasi
pendidikan
agriwisata ke dalam kurikulum di SMK berbasis pertanian oleh guru didampingi tim peneliti, pemeriksaan kelengkapan hasil ujicoba oleh tim peneliti, konfirmasi hasil pemeriksaan, serta pengolahan dan analisis hasil ujicoba. 2) Pemaparan hasil Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui tahap penyusunan bahan presentasi, penjelasan teknis oleh tim peneliti kepada peserta, presentasi/pemaparan/ekspose hasil litbang tentang
18
model yang telah dihasilkan dan metode pengembangannya, diskusi fokus dan tanya jawab tentang hasil pengembangan model, kerja kelompok dan kerja mandiri di antara tim peneliti dan peserta untuk mendalami model yang dihasilkan tim peneliti serta menjabarkan lebih lanjut pemanfaatan atau penggunaan model, penyusunan rekomendasi tindak lanjut oleh tim peneliti bersama peserta yang berkaitan dengan penelitian dan pengembangan model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan 2.
Indikator Keberhasilan Pencapaian a.
Indikator keberhasilan tahapan studi eksplorasi adalah tersusunnya laporan studi eksplorasi yang meliputi hasil kajian teoritik, praktik penerapannya oleh satuan pendidikan serta divalidasi oleh stakeholder yang terkait.
b.
Indikator keberhasilan tahapan penyusunan desain pengembangan adalah tersusunnya desain pengembangan model yang sesuai proposal yang diajukan, ketersediaan sumber dana, serta bisa dijadikan acuan litbang oleh tim peneliti untuk mengembangkan model sesuai kondisi dan kebutuhan daerah
c.
Indikator keberhasilan tahapan pengembangan buram konsep model (produk) adalah konsep model pembelajaran matapelajaran produktif kompetensi keahlian ATPH berdimensi agriwisata di SMK berbasis pertanian guna mendukung peningkatan ekonomi masyarakat
d.
Indikator keberhasilan tahapan penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram model adalah tersusunnya buram instrumen, data hasil ujicoba instrumen dan revisi instrumen, validasi buram konsep model dan buram konsep model (produk) yang telah direvisi
e.
Indikator keberhasilan tahapan pengumpulan data dan ujicoba produk adalah tersedianya data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran
kompetensi
keahlian
ATPH,
pengembangan konsep model dan tingkat implementasi produk
19
(kelayakan, kesesuaian, dan relevansinya dengan kondisi dan kebutuhan daerah). f.
Indikator
keberhasilan tahapan
pengolahan, analisis
data dan
penulisan laporan dan saran kebijakan adalah tersusunnya hasil pengolahan dan analisis data setelah melalui proses pemeriksaan, cleaning dan konfirmasi data serta tersusunnya laporan dan saran kebijakan g.
Indikator keberhasilan tahapan ujicoba konsep model dan pemaparan hasil adalah: (i) hasil ujicoba konsep model telah memperbaiki dan menyempurnakan
konsep
model
(kelayakan,
kesesuaian,
dan
relevansinya dengan kondisi dan kebutuhan daerah serta tingkat operasionalisasi konsep model). Selain itu pemapaaran hasil berguna untuk mengfinalkan konsep model dan menyusun program tindak lanjut pemanfaatan hasil litbang Tim.
3.
Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian a.
Studi eksplorasi, target kinerjanya adalah tersusunnya laporan studi eksplorasi yang meliputi hasil kajian teoritik, praktik penerapannya oleh satuan pendidikan serta divalidasi oleh stakeholder yang terkait. Tim peneliti dapat hadir semua sedangkan peserta atau sumber data terwakili sesuai kebutuhan, sehingga target kinerja yang diharapkan dapat tercapai
b.
Penyusunan desain pengembangan, target kinerja tersusunnya desain pengembangan
model
yang
sesuai
proposal
yang
diajukan,
ketersediaan sumber dana, serta bisa dijadikan acuan litbang oleh tim peneliti untuk mengembangkan model sesuai kondisi dan kebutuhan daerah. Tim
peneliti dapat hadir semua sedangkan peserta atau
sumber data terwakili sesuai kebutuhan, sehingga target kinerja yang diharapkan dapat tercapai c.
Pengembangan buram konsep model, target kinerjanya adalah buram model
agriwisata
di
SMK
berbasis
pertanian
berupa
buram
implementasi usaha agriwisata di SMK berbasis pertanian yang 20
mendukung ekonomi kreatif masyarakat sekitarnya; buram konsep pembelajaran kompetensi keahlian ATPH berdimensi agrowisata di SMK . Dalam melaksanakan kegiatan ini, Tim dapat hadir semua, sedangkan informan kunci (sumber data) dapat ditemui/dihadirkan sesuai kebutuhan, sehingga target kinerja yang diharapkan dapat tercapai. d.
Penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram model, target kinerja adalah tersusunnya
buram instrumen, data hasil ujicoba
instrumen dan revisi instrumen ; validasi produk dan produk yang telah direvisi. Tim
peneliti dapat hadir semua, sedangkan peserta atau
informan kunci (sumber data) dapat ditemui, sehingga target kinerja yang diharapkan tercapai e.
Pengumpulan data dan ujicoba produk (konsep model), target kinerja adalah tersedianya data dan informasi yang berkaitan konsep dan tin gkat implementasi produk (kelayakan, kesesuaian, dan relevansinya dengan kondisi dan kebutuhan daerah). Tim
peneliti dapat hadir
semua sedangkan peserta atau sumber data terwakili sesuai kebutuhan, sehingga target kinerja yang diharapkan dapat tercapai f.
Pengolahan, analisis data dan penulisan laporan dan saran kebijakan, target kinerja adalah tersusunnya hasil pengolahan dan analisis data setelah melalui proses pemeriksaan, cleaning dan konfirmasi data serta tersusunnya laporan dan saran kebijakan. Tim
peneliti dapat
hadir semua sedangkan peserta atau sumber data terwakili sesuai kebutuhan, sehingga target kinerja yang diharapkan dapat tercapai g.
Ujicoba dan pemaparan hasil, target kinerja adalah data hasil ujicoba model
yang
telah
doerbaiki
dan
disempurnakan
(kelayakan,
kesesuaian, dan relevansinya dengan kondisi dan kebutuhan daerah serta tingkat operasionalisasi sebagai model dan acuan bagi berbagai pihak untuk mengembangkan konsep model lainnya), bahan dan data hasil pemaparan tentang hasil pengembangan model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan. Tim
peneliti dapat hadir semua
21
sedangkan peserta atau sumber data terwakili sesuai kebutuhan, sehingga target kinerja yang diharapkan dapat tercapai
B. Potensi Pengembangan Ke Depan 1. Kerangka Pengembangan Ke Depan Pengembangan model
agrowisata di SMK berbasis pertanian ke depan
akan ditindaklanjuti dengan kerangka sebagai berikut. a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (dalam hal ini Balitbang dan Direktorat PSMK) bersama kementerian/lembaga lain yang relevan akan melakukan koordinasi dan pengembangan kebijakan yang lebih tepat untuk mengembangkan model pendidikan agriwisata yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, potensi, karakteristik, dan sosial budaya lokal, SMK berbasis pertanian dan siswa SMK, sehingga dapat dijadikan acuan berbagai stakeholders pendidikan untuk mengembangkan dan menerapkan pendidikan agriwisata secara lebih efektif, inovatif , kreatif dan tepat sasaran sesuai kebutuhan daerah. b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bersama pemerintah daerah (Balitbangda provinsi, Bappeda/Balitbangda, Dinas Pendidikan dan Dinas Pertanian setempat) akan terus mendorong kerjasama untuk membina dan mendampingi SMK berbasis pertanian di wilayahnya dalam mengembangkan model pendidikan agriwisata yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, potensi, karakteristik, dan sosial budaya lokal, SMK berbasis pertanian dan siswa SMK melalui
program
bantuan
teknis
professional,
pengembangan
kurikulum baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
22
c. SMK berbasis pertanian yang menjadi lokus litbang diharapkan memiliki usaha ekonomi kreatif berupa kawasan/lokasi agrowisata terpadu yang dapat dijadikan model atau acuan bagi satuan pendidikan
lain
di
wilayahnya
dalam
mengembangkan
dan
menerapkan model pendidikan agriwisata sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan potensi setempat d. Usaha sosialiasi, diseminasi dan implementasi secara lebih luas tentang pendidikan agrowisata tersebut dapat mendukung dan mendorong tumbuhnya budaya ekonomi kreatif masyarakat pedesaan di
sekitarnya
sehingga
dapat
meningkatkan
tingkat
ekonomi
masyarakat e. Kompetensi keahlian agrowisata diharapkan dapat termuat dan diintegrasikan dalam program studi agrobisnis produksi tanaman dalam bidang studi keahlian agrobisnis dan agroteknologi pada spektrum
keahlian
(kurikulum)
pendidikan
menengah
kejuruan,
khususnya SMK rumpun pertanian f. Menyusun bahan ajar model pendidikan agriwisata sebagai sumber ajar, acuan, referensi, dan sumber inspirasi bagi satuan pendidikan lainnya dalam mengembangkan bahan ajar yang lebih inovatif .
2. Strategi Pengembangan Ke Depan Strategi pengembangan ke depan akan dilakukan melalui sosialisasi dan pelatihan kepada SMK sampel, masyarakat setempat terkait dengan model pendidikan agrowisata yang sudah dihasilkan, melalui: a. Penerapan Model Agriwisata di SMK Berbasis Pertanian dalam pembelajaran matapelajaran produktif pada kompetensi keahlian ATPH; b. Kerjasama
dengan
bappeda/Balitbangda
pemerintah
daerah
kabupaten/kota,
(Balitbangda
Dinas
Pendidikan,
provinsi, Dinas
Pertanian), lembaga agrowisata/ DUDI di luar SMK sampel, lembaga perbankan, masyarakat di sekitarnya, dan pihak lain yang terkait dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan;
23
c. Penambahan
kompetensi
keahlian
baru
(terkait
dengan
dimensi
agriwisata) dalam kurikulum sekolah menengah kejuruan berbasis pertanian.
24
BAB IV SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 1. Kerangka Sinergi Koordinasi Pelibatan peserta dari luar sebagai bagian dari penggalian informasi tentang profil masyarakat pedesaan di daerah yang mendukung terlaksananya pendidikan agrowisata, pemberdayaan masyarakat, dan pengembangan model pendidikan bagi masyarakat pesisir dalam meningkatkan ekonomi produktif mereka. Keterlibatan mereka telah memberikan masukan pada halhal yang dibutuhkan pada saat penelitian. Penelitian ini melibatkan berbagai pihak khususnya pada langkah: a. Studi eksplorasi, peserta dari luar tim peneliti meliputi unsur peserta dan narasumber dari dinas pendidikan, dinas pertanian, kepala sekolah dan guru SMKN 1 Cikampek dan SPMA, dunia usaha dan industri rekanan di kabupaten Karawang b. Penyusunan desain pengembangan, peserta/nara sumber dari luar tim peneliti meliputi unsur perguruan tinggi (dari Universitas Trisakti dan Universitas Terbuka) yang sharing informasi tentang desain model yang dikembangkan c. Pengembangan buram konsep model (produk), peserta/nara sumber dari luar tim peneliti meliputi unsur perguruan tinggi (dari Universitas Trisakti dan Universitas Terbuka) yang sharing informasi tentang konsep model model yang perlu dikembangkan untuk penerapan pendidikan agrowisata d. Penyusunan instrumen penelitian dan validasi buram model, peserta/nara sumber dari luar tim peneliti meliputi unsur pengurus Pesantren, pengelola madrasah aliyah dari yayasan Al-Ittifaq Ciwidey Bandung untuk menguji instrument dan memvalidasi buram model serta dari unsur perguruan tinggi Universitas Trisakti dan Universitas Terbuka yang sharing informasi untuk mereview model instrumen yang digunakan berdasarkan hasil ujicoba instrument.
25
e. Pengumpulan data dan ujicoba produk (konsep model), peserta dari luar tim peneliti meliputi unsur peserta dan narasumber dari dinas pendidikan, dinas pertanian, kepala sekolah dan guru SMK 2, SMK4 dan SMKN 5 Kabupaten Jeneponto , UPTD Hortikultura dan Balai Benih Hortikultura Kabupaten Bantaeng Sulsel serta DU/DI yang telah bekerjasama dengan SMK sampel, serta alumni SMKN berbasis pertanian yang telah melaksanakan usaha tani. f.
Pengolahan, analisis data dan penulisan laporan dan saran kebijakan, peserta/nara sumber dari luar tim peneliti meliputi unsur perguruan tinggi (dari Universitas Trisakti dan Universitas Terbuka) yang sharing informasi untuk mereview model instrumen yang laporan yang dihasilkan
g. Ujicoba dan pemaparan hasil, peserta dan nara sumber dari luar tim peneliti meliputi Balitbangda provinsi Sulsel, dinas pertanian kab. Sidrap, Sekolah peternakan (SMK1 Kulo, Sidrap) untuk ujicoba serta
unsur
peserta dan narasumber dari Balitbangda provinsi, dinas pendidikan, dinas pertanian, kepala sekolah dan guru SMK Kab Jeneponto , Dudi, Balitbangda/Bappeda, serta tokoh masyarakat pertanian kab. Jeneponto.
2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi a. Narasumber dari dinas pendidikan berperan dalam memberikan informasi dan komitmen dinas dalam penerapan pendidikan agriwisata, tingkat ekonomi dan social budaya
di daerahnya, dinas pertanian berperan
dalam memberikan informasi peluang, kekuatan, kelemahan dan tantangan geografis, klimatologi, tingkat ekonomi dan potensi daerah dalam mendukung penerapan pendidikan agriwisata, kepala sekolah dan guru berperan kemungkinan penerapan pendidikan agriwisata di sekolah, dunia usaha dan industri berperan dalam peluang kerjasama dan kompetensi untuk pendidikan agriwisata b. Peserta/nara sumber dari unsur perguruan tinggi Universitas Trisakti dan Universitas Terbuka berperan dalam memberikan informasi, penyusunan dan review instrumen tentang konsep pengembangan desain, konsep
26
pengembangan model, instrument, validasi instrument dan model, serta penyusunan laporan. c. Narasumber/peserta
dari
unsure
pengurus
Pesantren,
pengelola
madrasah aliyah dari yayasan Al-Ittifaq Ciwidey Bandung berperan dalam memberikan informasi pelaksanaan usaha agrobisnis sebagai usaha modern dengan memberdayakan santri dan siswa masyarakat sekitar, proses pembelajaran dalam pengelolaan agrobisnis d. Nara sumber/peserta dari UPTD Hortikultura dan Balai Benih Hortikultura Kab. Bantaeng. Sulsel berperan memberikan informasi dan peluang usaha tani/palawija, buah stroberi yang bekerjasama dengan masyarakat setempat e. Nara
sumber/peserta
dari
Balitbangda
provinsi
berperan
dalam
memberikan informasi, kontribusi, masukan dan menilai perencanaan dan implementasi pendidikan agriwisata. Tokoh masyarakat atau alumni SMK berperan dalam memberikan informasi atas usaha yang dilakukan
3. Perkembangan Sinergi Koordinasi a. Narasumber dari dinas pendidikan telah memberikan informasi sample sekolah yang dibutuhkan, dan kondisi pendidikan, dinas pertanian telah memberikan informasi pendidikan agriwisata tentang peluang, kekuatan, kelemahan
dan
tantangan
yang
disesuaikan
klimatologi, tingkat ekonomi dan potensi daerah
dengan
geografis,
serta infrastruktur
lainnya dalam mendukung penerapan pendidikan agriwisata. Kepala sekolah dan guru telah memberikan informasi konsep dan pengalaman pembelajaran dalam prodi agribisnis produksi tanaman pangan dan hortikultura serta yang berwawasan agriwisata, dunia usaha dan industri telah memberikan informasi model kerjasama missal melalui PKL, pelatihan peluang kerja b. Peserta/nara sumber dari unsur perguruan tinggi Universitas Trisakti dan Universitas Terbuka telah memberikan konsep model pendidikan agriwisata, penyusunan dan review instrumen, konsep pengembangan
27
model, instrument, validasi instrument dan model, serta penyusunan laporan. c. Narasumber/peserta madrasah
aliyah
dari
dari
unsure
yayasan
pengurus Al-Ittifaq
Pesantren,
Ciwidey
pengelola
Bandung
telah
memberikan tantangan dan kesuksesan/keberhasilan pelaksanaan usaha agrobisnis tentang pentingnya kualitas, kuantitas dan kontinuitas, kerjakeras, dan keberlanjutan usaha ketepatan d. Nara sumber/peserta dari UPTD Hortikultura dan Balai Benih Hortikultura Kab. Bantaeng. Sulsel telah memberikan model rintisan usaha tani yang produktif dan memiliki nilai ekonomi usaha tani/palawija, buah stroberi e. Nara sumber/peserta dari Balitbangda provinsi telah memberikan informasi, kontribusi, masukan implementasi pendidikan agriwisata. Tokoh masyarakat atau alumni SMK telah memberikan informasi atas usaha yang dilakukan.
B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil dari kegiatan yang berupa model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan diharapkan dapat dijadikan acuan, panduan, pedoman, referensi, dan sumber inspirasi bagi satuan pendidikan maupun stakeholder lainnya dalam pengembangan kurikulum, pembelajaran dan bahan ajar penerapan pendidikan agriwisata. Pengembangan
pembelajaran
agrowisata
melalui
integrasi
dimensi
agrowisata ke dalam matapelajaran produktif dari kompetensi keahlian ATPH.
Terdapat
manfaat langsung dengan diterapkannya nilai-nilai
agrowisata dalam materi ajar pada kompetensi keahlian tanaman pangan dan holtikultural. Hasil kegiatan ini juga bisa dimanfaatkan bagi: a. Tenaga peneliti dan perekayasa pendidikan
28
b. Pengembang kurikulum dan tenaga pendukung dalam pengembangan kurkulum pada tingkat pusat, provinsi/kab/kota dan satuan pendidikan c. Pengembang kurikulum satuan pendidikan (SMK) maupun kelompok satuan pendidikan di luar pendidikan formal (masyarakat) d. Pengembang kurkulum dari unsur perguruan tinggi, dinas pendidikan, direktorat
teknis,
serta
organisasi
lainnya
yang
terlibat
dalam
penyelenggaraan pendidikan e. Orang tua, peserta didik, masyarakat pendidikan dan stakeholders lainnya yang terkait dalam pengembangan kurikulum dan pembelajaran. Strategi pemanfaatannya adalah: a. Hasil-hasil kegiatan di upload ke internet sehingga seluruh stakeholders mengetahui dan dapat langsung memanfaatkan model ini. b. Menggandakan model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam
mendukung
ekonomi
kreatif
masyarakat
pedesaan
dan
mendistribusikan kepada seluruh stakeholders di bidang pendidikan maupun bidang lainnya c. Mensosialisasi dan mendiseminasi model model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan kepada pihak yang berkepentingan. Siswa SMK sampel dapat menularkan kompetensi mereka kepada masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Bersama sekolah dan masyarakat maupun pihak terkait lainnya dapat membuat usaha produktif berupa pengembangan lokasi agrowisata terpadu sehingga berimbas pada tambahan wawasan/pengetahuan mengenai agrowisata, nilai tambah sosial ekonomis (diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan/taraf hidup masyarakat)
2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Indikator keberhasilan pemanfaatan dari studi pengembangan model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung
29
ekonomi kreatif masyarakat pedesaan adalah: (1) berdaya guna sebagai sebagai acuan dalam pengembangan pendidikan agriwisata yang lebih efektif dan inovatif, (2) dapat dipergunakan sebagai bahan literatur pengembangan model-model kurikulum pemberdayaan masyarakat lainnya, (3) sebagai bahan untuk mengembangkan inovasi pembelajaran, (4) mudah diakses oleh berbagai pihak Indikator kuantitatif lainnya adalah tersedianya: (1) Materi ajar (kurikulum) agrowisata yang terintegrasi dalam kompetensi keahlian agribisnis tanaman pangan dan holtikultural di SMK berbasis pertanian; (2) Semakin banyaknya pengembangan lokasi agrowisata terpadu yang dapat dikembangkan bersama-sama antara pihak sekolah (siswa) dan masyarakat sebagai tempat wisata, menikmati keindahan lokasi agrowisata. Pengunjung (turis agriwisata) dapat pula terlibat dan turun ke area pertanian serta merasakan proses penanaman, perawatan maupun pemanenan tanaman yang ada, (3) Peningkatan rasa cinta terhadap pertanian sejak dini melalui usaha produktif ini dan mendapatkan nilai tambah ekonomis maupun sosial
3. Perkembangan Pemanfaatan Perkembangan pemanfaatan untuk pengembangan model pendidikan agriwisata di SMK berbasis pertanian dalam mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan adalah sebagai berikut : a. Konsep model pendidikan agriwisata digunakan sebagai landasan dan tujuan pengembangan dan tujuan pendidikan agriwisata b. Model
pendidikan
agriwisata
di
SMK
berbasis
pertanian
dalam
mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan digunakan sebagai acuan dan referensi bagi berbagai pihak untuk mengembangkan model yang inovatif dan kreatif c. Penerapan pendidikan agriwisata yang terinternalisasi dalam proses pendidikan di tingkat KBM, budata sekolah, keluarga dan masyarakat.
30
BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran Tahapan pelaksanaan kegiatan dan anggaran sudah dapat berjalan dengan baik. 2. Metode Pencapaian Target KInerja Metode pencapaian target kinerja dapat digunakan untuk mencapai tujuan/ target pada setiap tahapan kegiatan. 3. Potensi Pengembangan Ke Depan SMK
sampel
diharapkan
memiliki
usaha
ekonomi
kreatif
berupa
kawasan/lokasi agrowisata terpadu dengan memberdayakan masyarakat di sekitarnya, sehingga usaha agrowisata tersebut dapat mendukung ekonomi kreatif masyarakat pedesaan di sekitarnya. Kompetensi keahlian agrowisata diharapkan dapat termuat dalam program studi agrobisnis produksi tanaman pada bidang studi keahlian agrobisnis dan agroteknologi dalam spektrum keahlian (kurikulum) pendidikan menengah kejuruan, khususnya SMK berbasis pertanian. 4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Koordinasi dengan kelembagaan – program sudah bisa terlaksana dengan baik, khususnya dengan pihak SMK berbasis pertanian, SPP/SPMA, Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan kabupaten Jeneponto dan Balitbangda Provinsi Sulawesi Selatan. 5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Pengembangan pembelajaran agriwisata dengan cara mengintegrasikan pendidikan agriwisata (nilai-nilai agriwisata berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan agriwisata) ke dalam matapelajaran produktif dari kompetensi keahlian ATPH. Manfaat langsung dengan diterapkannya nilai-nilai agriwisata tersebut dapat dirasakan oleh siswa. Selanjutnya siswa SMK sampel dapat
31
menularkan kompetensi mereka kepada masyarakat di sekitarnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian. Bersama sekolah dan masyarakat maupun pihak terkait lainnya, selanjutnya dapat dikelola usaha produktif berupa pengembangan lokasi agrowisata terpadu. Hal tersebut berimbas pada tambahan wawasan/pengetahuan mengenai agriwisata, nilai tambah sosial ekonomis
guna
meningkatkan
kesejahteraan/taraf
hidup
masyarakat
sekitarnya.
B. Saran 1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan Model pendidikan agriwisata ini diharapkan dapat diimplementasikan di masyarakat sasaran/pengguna melalui strategi pemberdayaan sesuai dengan bidang sasaran yang terdapat dalam model. Dengan demikian, masyarakat pedesaan sebagai masyarakat sasaran dari model ini diharapkan akan meningkat kapasitasnya melalui kegiatan-kegiatan keterampilan ekonomi produktif. Selain itu implemtasi hasil kegiatan dapat bermanfaat bagi SMK berbasis pertanian dalam menambah kompetensi siswanya dan memiliki/ dalam mengelola usaha agriwisata. 2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek Model kurikulum yang dikembangkan oleh tim peneliti perlu dilanjutkan dengan kegiatan pengembangan silabus dan rancangan pembelajaran yang lebih operasional. Selain itu, perlu dikembangkan model bahan ajar yang mengacu pada silabus dan rancangan pembelajaran. Pengembangan ini diharapkan masih mendapatkan dukungan dari program Ristek.
32