LANJUTAN ANALISIS KESELAMATAN & KEAMANAN TRANSPORTASI PENYEBERANGAN LAUT DI INDONESIA, STUDI KASUS: PENYEBERANGAN ANTAR NEGARA DI INDONESIA-MALAYSIA Danny Faturachman Fakultas Teknologi Kelautan, Universitas Darma Persada
[email protected] ABSTRAK Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia. Aktivitas perkembangan transportasi di Indonesia, khususnya transportasi laut semakin meningkat. Hal in imerupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan aktifitas sosial budaya dan masyarakat. Penelitian ini merupakan lanjutan penelitian terdahulu yang mengambil topik penyeberangan laut antara Batam dan Singapura, meskipun lokasi di Indonesianya sama, tetapi objek penelitiannya berbeda dan keterbaruannya adalah akan dilihat apakah keinginan penduduk Batam dan terutama penduduk Malaysia untuk menggunakan penyeberangan ferry lintas Negara ini cukup besar disbanding antara Batam-Singapura. Selain itu akan diketahui perbandingan antara terminal dan pelabuhan di Malaysia dengan di Batam, jenis kapal penyeberangannya, termasuk juga dalam hal keselamatan dan keamanan penumpang pada kapal (alat-alat keselamatan) karena jarak tempuh Batam-Johor lebih jauh dari Batam-Singapura dan pelabuhan penyeberangan yang ada di Malaysia (dalam hal memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penumpang) dibandingkan dengan pelabuhan di Batam. Selain itu keterbaruan penelitian ini adalah dalam rangka mempersiapkan ASEAN Connectivity di tahun 2015. Karena ketersambungan antar negara ASEAN tersebut, dinilai merupakan bagian penting dalam rangka mewujudkan terselenggaranya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 yang ditandai dengan pasar terbuka di Asia Tenggara. Kalau melalui jalur darat antara Indonesia – Malaysia sudah berlangsung dengan baik di perbatasan Kalimantan, tetapi jalur laut perlu dikembangkan lagi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif studi kasus (case study) dan teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan penelitian langsung melihat fakta di lapangan. Diharapkan dengan adanya 2 penelitian yang sekarang dan penelitian terdahulu, dapat dilihat bahwa faktor keselamatan dan keamanan khususnya pada terminal penyeberangan di 3 negara ASEAN akan sangat penting untuk mendukung terbukanya pasar bebas di ASEAN tahun 2015 ini. Katakunci: Batam, ferry, keselamatan&keamananpenyeberanganlaut, Malaysia 1. PENDAHULUAN Indonesia sebagai sebuah Negara Kepulauan terdiri dari ribuan pulau dan memiliki wilayah laut yang luas sehingga moda transportasi yang sangat diperlukan adalah angkutan laut sebagai sarana mobilitas dan penggerak pembangunan ekonomi nasional. Transportasi merupakan urat nadi perekonomian masyarakat dan bangsa Indonesia. Aktivitas perkembangan transportasi di
Indonesia, khususnya transportasi laut semakin meningkat. Hal ini merupakan dampak dari aktivitas perekonomian dan aktifitas sosial budaya dan masyarakat. Dalam rangka keselamatan & keamanan transportasi penyeberangan laut khususnya antara Indonesia dan Malaysia akan dilihat bagaimana keadaan kondisi kapal-kapal penyeberangan yang melintas antara Indonesia dan Malaysia. Selain itu juga akan dilihat bagaimana standar keselamatan yang mengacu kepada SOLAS berupa alat-alat keselamatan sudah dipenuhi dan terdapat pada kapal-kapal tersebut. Selain itu juga akan dilihat kondisi terminal penyeberangan di pelabuhan Batam dan pelabuhan Stulang Laut, Johor, Malaysia dari segi keamanan apakah sudah memadai dan layak bagi para penumpang. Di samping itu, perairan Indonesia selain sebagai penghubung antar kota dan pulau, juga antar Negara. Sebagai perbatasan di pulau Sumatera, kota Batam menjadi penghubung antara Indonesia dengan Singapura dan Malaysia. Untuk kesemuanya itu diperlukan pengamanan terutama terhadap pelayaran di wilayah Indonesia karena keselamatan maritim sangat mempengaruhi usaha pembangunan kelanjutan terutama aktivitas transportasi laut. Kota Batam masuk dalam provinsi Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan Riau terletak pada lokasi yang sangat strategismengingat berada di wilayah perbatasan antar negara, bertetangga dengansalah satu pusat bisnis dunia (Singapura) serta didukung oleh adanya jaringantransportasi laut internasional dengan lalu lintas yang ramai. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN PERATURAN Dalam UU Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dinyatakan bahwa: a) Keselamatan dan keamanan pelayaran adalah suatu keadaan terpenuhinya persyaratan keselamatan dan keamanan yang menyangkut angkutan di perairan, kepelabuhanan, dan lingkungan maritim. b) Kelaiklautan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan keselamatan kapal, pencegahan pencemaran perairan dari kapal, pengawakan, garis muat, pemuatan, kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang, status hukum kapal, manajemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari kapal, dan manajemen keamanan kapal untuk berlayar di perairan tertentu.
c) Keselamatan kapal adalah keadaan kapal yang memenuhi persyaratan material, konstruksi, bangunan permesinan dan perlistrikan, stabilitas, tata susunan serta perlengkapan, alat penolong dan radio, elektronik kapal, yang dibuktikan dengan sertifikat setelah dilakukan pemeriksaan dan pengujian. Untuk mengendalikan keselamatan pelayaran secara internasional diatur dengan ketentuanketentuan sebagai berikut: a International Convention for the Safety of Live at Sea (SOLAS), 1974, sebagaimana yang telah disempurnakan dan aturan internasional ini menyangkut ketentuan-ketentuan sebagai berikut: Konstruksi (struktur, stabilitas, permesinan dan instalasi listrik, perlindungan api, detektor api dan pemadam kebakaran); Komunikasi radio, keselamatan navigasi; Perangkat penolong, seperti pelampung, sekoci, rakit penolong; Penerapan ketentuan-ketentuan untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran termasuk di dalamnya penerapan International Safety Management (ISM) Code, dan International Ship and Port facility Security (ISPS) Code. b International Convention on Standards of Training, Certification, and Watch keeping for Seafarers, tahun 1978 dan terakhir diubah tahun 1995. c International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979. d International Aeronautical and Maritime Search and Rescue Manual (IAMSAR). 2.2 PERMASALAHAN Penelitian di pulau Batam meskipun lokasinya sama, tetapi objek penelitiannya berbeda dan keterbaruannya adalah akan dilihat apakah keinginan penduduk Batam dan terutama penduduk Malaysia untuk menggunakan penyeberangan ferry lintas Negara ini cukup besar dibanding antara Batam-Singapura. Selain itu akan diketahui perbandingan antara terminal dan pelabuhan di Malaysia dengan di Batam, jenis kapal penyeberangannya, termasuk juga dalam hal keselamatan dan keamanan penumpang pada kapal (alat-alat keselamatan) karena jarak tempuh Batam-Johor lebih jauh dari Batam-Singapura dan pelabuhan penyeberangan yang ada di Malaysia (dalam hal memberikan kenyamanan dan keamanan kepada penumpang) dibandingkan dengan pelabuhan di Batam. Untuk itulah dalam penelitian lanjutan kali ini akan dilihat apakah
penyeberangan Indonesia – Malaysia juga sudah berjalan dengan baik, terutama kondisi kapal dan pelabuhannya. Selain itu keterbaruan penelitian ini adalah dalam rangka mempersiapkan ASEAN Connectivity di tahun 2015. Karena ketersambungan antar negara ASEAN tersebut, dinilai merupakan bagian penting dalam rangka mewujudkan terselenggaranya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 yang ditandai dengan pasar terbuka di Asia Tenggara. Kalau melalui jalur darat antara Indonesia – Malaysia sudah berlangsung dengan baik di perbatasan Kalimantan, tetapi jalur laut perlu dikembangkan lagi. Dengan adanya 2 penelitian ini dapat dilihat bahwa faktor keselamatan dan keamanan khususnya di 3 negara ASEAN ini akan sangat penting untuk mendukung terbukanya pasar bebas di ASEAN tahun 2015 mendatang. Diharapkan sebenarnya ada dukungan terhadap penelitian ini dikarenakan untuk mendukung ASEAN Connectivity tersebut pemerintah RI sudah berniat untuk mengembangkan
2 lagi
penyeberangan lintas Negara Indonesia - Malaysia yaitu Dumai – Melaka dan Belawan – Penang. Tetapi dengan adanya kendala terutama di masalah biaya yang sangat minim, peneliti juga merasa kesulitan untuk dapat melanjutkan penelitian terutama di 2 lintasan yang akan mendukung ASEAN Connectivity tersebut. 1.2 TINJAUAN KOTA BATAM Kota Batam adalah salah satu kotamadya yang berada di provinsi Kepulauan Riau yang terletak pada 0º 25’9’’ - 1º15’00‟ Lintang Utara dan 103º34’35‟ - 104º26’4‟ Bujur Timur. Kota Batam memiliki luas wilayah perairan mencapai 1.570 km². Luas wilayah daratan tersebut dihuni oleh 988.55 penduduk2, sehingga kepadatan penduduk di kota tersebut sebanyak 38.661 jiwa/km². Populasi ini merupakan populasi ketiga terpadat di Pulau Sumatera setelah kota Medan dan kota Padang. Kota Batam terdiri dari 12 kecamatan, diantaranya adalah Batu Ampar, Belakang Padang, Bulang, Galang, Lubuk Baja, Sei Beduk, Batu Aji, Segulung, Bengkong, Batam Kota dan Sekupang. Kota Batam merupakan sebuah pulau yang terletak sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran internasional dengan batas-batas wilayah sebagai berikut: Utara Singapura dan Malaysia Selatan Kabupaten Lingga Barat Kabupaten Karimun Timur Pulau Bintan dan Tanjung Pinang
(Sumber: Batam dalam angka 2010) Kota Batam tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, oleh karena itu kegiatan ekonomi Kota Batam mayoritas tergantung pada sektor sekunder dan tersier. Hal ini tercermin dari target pertumbuhan ekonomi pemerintah kota Batam yang didorong oleh pertumbuhan di sektor industri dan pariwisata. Batam yang dianggap sebagai daerah tropis, dengan suhu rata-rata berkisar dari 24 hingga 35 derajat Celcius (77 ke 95 derajat Fahrenheit). Kelembaban di wilayah ini berkisar dari 73% menjadi 96%. Secara umum musim hujan dimulai dari November hingga April dan musim kering dari Mei hingga Oktober. Rata-rata curah hujan tahunan sekitar 2600 mm. Transportasi merupakan sarana penunjang mobilitas, dimana masyarakat Batam dapat menggunakan fasilitas kendaraan umum seperti taksi, bis, ojek. Selain transportasi darat, Batam yang merupakan daerah kepulauan, transportasi laut merupakan salah satu sarana yang penting. Penggunaan jalur laut yang menghubungkan Batam dengan pulau-pulau disekitar maupun dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, membuat pembangunan dan sarana transportasi laut cukup lengkap, seperti kapal ferry (kapal penyebrangan). 3. TINJAUAN UMUM TENTANG TERMINAL FERRY 3.1 Pengertian Terminal Ferry Terminal ferry terdiri dari dua kata yaitu terminal dan ferry. Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar dari sistem dan merupakan komponen penting dalam sistem transportasi (Morlok,Edward K, Pengantar Teknik dan Perancangan Transportasi, Erlangga, Jakarta 1991, Hal 269). Sedangkan ferry merupakan sebuah kapal transportasi jarak dekat. Jadi, terminal ferry yaitu wadah yang dapat menampung aktifitas keluar masuk penumpang dari angkutan kapal jarak dekat atau kapal penyeberangan. Terminal juga sebagai wadah bagi aktifitas proses perpindahan penumpang dari sub sistem angkutan ke sub sistem angkutan lain yang berbeda karakteristik. Dengan kata lain berarti dari angkutan laut ke sarana angkutan darat. Dilihat dari sudut sistem lingkup pelabuhan, terminal penumpang feri adalah sebagai suatu komponen sub system pelabuhan yang berfungsi mewadahi kegiatan pelayanan bagi penumpang antar pulau dengan sarana kapal laut. 3.2 Komponen Terminal Ferry:
Komponen terminal penumpang kapal laut antara lain terdiri dari: 1. Area Dermaga Dermaga adalah suatu bangunan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Bentuk dermaga tergantung kegunaan pelabuhan dan kedalaman alur pelayaran, yaitu: Memanjang : dermaga yang posisinya sejajar atau paralel dengan garis pantai terutama untuk alur pelayaran yang cukup dalam untuk kapal-kapal oleh gerak (maneuvering ship). Wharf : dermaga yang posisinya menjorok ke tengah laut atau tegak lurus garis pantai. Hal ini dibuat bilamana kedalaman alur perairan pelabuhan kurang dalam untuk kapal-kapal masuk dan melakukan maneuvering ship. Pier : antara dermaga dan pantai dihubungkan dengan jembatan penghubung sebagai penerus dari pergerakan barang. Klasifikasi dermaga menurut jenis sandar kapal yang terbagi menjadi 3 kategori yaitu: 1. Dermaga plengsengan adalah jenis dermaga yang paling sederhana,menggunakan landasan beton berbentuk parabolik. 2. Dermaga ponton adalah jenis dermaga yang menggunakan pontoon sebagai landasan bagi pintu akses muatan. Ponton tersebut bergerak mengikuti naik-turunnya permukaan air laut. 3. Dermaga dengan moveable bridges adalah jenis dermaga yang paling modern. Dermaga ini menggunakan jembatan beton yang digerakkan secara elektronis-hidraulis disesuaikan dengan ketinggian dasar penutup akses muatan yang telah dibuka. Proses loading dan unloading dengan menggunakan moveable bridge dapat dilakukan dengan cepat. Kriteria pemilihan dermaga: - Manuver dari feri - Kecepatan dan kenyamanan pelayanan Persyaratan dermaga: 1. Dermaga harus dapat bergerak vertikal sebagai jawaban atas pasang surutnya air laut. 2. Dermaga harus dapat menahan beban horizontal yang diakibatkan oleh tumbukan kapal.
Sehingga untuk mengetahui dimensi dermaga, perlu diketahui : 1. Kedalaman alur pelayaran 2. Tinggi lantai dermaga terhadap laut normal 3. Perbedaan pasang surut permukaan air 2. Area Pelayanan Umum Area pelayanan umum mencakup antara lain: Bangunan terminal Area parkir kenderaan penumpang 3. Dimensi Dermarga Panjang dermaga menentukan daya tampung banyaknya kapal yang bersandar dan bertambat. Lebar dermaga tergantung pada aktifitas pelayanan dermaga terhadap jenis dan ukuran kapal. Secara teknis minimal lebar dermaga adalah 3-25 meter. Ketebalan dermaga (pavement) tergantung daya dukung yang harus dipikul karena beban konstruksi dan beban hidup yang bergerak di atasnya. 4. Fasilitas Dermaga Terutama untuk kepentingan kelangsungan perjalan kapal antara lain : saluran air minum/air bersih, fuel/bahan bakar kapal, dan lain-lain. 5. Bangunan Terminal Merupakan wadah prosessing penumpang dan barang bawaan yang akan embarkasi atau debarkasi dari kapal penumpang. Sebagaimana telah diuraikan bahwa terminal penumpang kapal laut adalah komponen dari sub sistem pelabuhan, maka aktifitas pokoknya disini adalah
pelayanan kepada masyarakat pemakai jasa angkutan laut. Fasilitas wadah kegiatan tersebut meliputi : Pelayanan pra dan pasca perjalanan penumpang. Pelayanan informasi dan penjualan tiket. Pelayanan prossesing penumpang dan barang bawaan. Pelayanan penunjang untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan penumpang. 6. Area Parkir Kendaraan Penumpang Untuk mewadahi kendaraan penumpang sebagai penunjang terminal ferry antara lain: taxi, mobil pribadi, ojek, angkutan umum dan lain-lain. Parkir kendaraan dibedakan menjadi: 1. Dari tempat yang dipergunakan Parkir lapangan terbuka Parkir pada bangunan tertutup 2. Dari yang memakai/menggunakan Parkir penumpang/ pengantar/ penjemput Parkir pegawai / petugas terminal penumpang Parkir kendaraan umum 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. TERMINAL FERRY BATAM CENTER, BATAM Terminal ini merupakan salah satu dari 5 terminal internasional ferry yang ada di Batam dan merupakan terminal yang paling sibuk karena melayani rute dari Batam menuju Singapura dan Juga Malaysia. Lokasinya berada di pusat kota dan pusat administrasi kota Batam, tepatnya di Jalan Engku Puteri, Batam dan berdekatan dengan hotel, mal, Pusat Promosi Sumatera, kantor Otorita Batam, Walikota, kantor imigrasi, BI, DPRD, dan kantor pusat pemerintahan lainnya di Batam. Yang menarik lainnya dari terminal ini adalah adanya jembatan penghubung dengan mal yaitu Mega Mall, salah satu dari mal terbesar di Batam, sehingga para turis yang dating dari Singapura atau Malaysia dapat langsung berbelanja di sana.
Gambar 1. Suasana di dalam Terminal ferryBatam Center
Gambar 2. Jembatan penghubung antara terminal dan mal Terminsl ferry Batam Center merupakan terminal ferry yang baru direnovasi pemerintah. Pelabuhan ini juga dijadikan sebagai salah satu pelabuhan pariwisata yang ada di kota Batam. Selain itu digunakan untuk dapat berangkat dari Batam ke Johor Bahru Malaysia, sedangkan dari Johor Bahru Malaysia kita harus memakai Pelabuhan Stulang Laut (di Malaysia, Pelabuhan Laut disebut juga dengan Jetty). Waktu Perjalanan dari Batam (Pelabuhan Batam Center) ke Johor Bahru Malaysia (Pelabuhan Stulang Laut) adalah sekitar 90 menit atau sekitar 1,5 Jam. Harga tiket Kapal Ferry yang berangkat dari Ferry Terminal Batam Center ke Ferry Terminal Stulang Laut Johor Bahru adalah Rp. 385.000,- (updated Agustus 2013) untuk perjalanan Two Way atau PP (Pulang pergi). Harga tersebut sudah termasuk Pajak Pelabuhan Batam Center, tetapi tidak termasuk Pajak Pelabuhan Ferry Terminal Stulang Laut Johor Bahru sebesar RM 15,-(updated Agustus 2013). Berikut ini adalah Jadwal keberangkatan Kapal dari Batam (Pelabuhan Batam Center) ke Johor Bahru (Pelabuhan Stulang Laut) adalah sebagai berikut :
Dari Pelabuhan Batam Center (Batam) ke Stulang Laut Johor Bahru Malaysia (Waktu Indonesia Barat) 06.30 WIB, 07.15 WIB, 08.00 WIB, 08.45 WIB, 09.30 WIB, 10.15 WIB, 11.00 WIB, 11.45 WIB, 12.30 WIB, 13.15 WIB, 14.00 WIB, 14.45 WIB, 15.45 WIB, 16.45 WIB, 17.45 WIB Dari Stulang Laut Johor Bahru (Malaysia) ke Pelabuhan Batam Center Batam-Indonesia (Waktu Malaysia): 07.13 Waktu Malaysia, 08.00 Waktu Malaysia, 08.45 Waktu Malaysia, 09.30 Waktu Malaysia, 10.15 Waktu Malaysia, 11.00 Waktu Malaysia, 11.45 Waktu Malaysia, 12.30 Waktu Malaysia, 13.15 Waktu Malaysia, 14.00 Waktu Malaysia, 14.45 Waktu Malaysia, 15.30 Waktu Malaysia, 16.30 Waktu Malaysia, 17.30 Waktu Malaysia, 18.30 Waktu Malaysia 4.2 KLASIFIKASI KAPAL FERRY Kapal ferry memiliki beberapa jenis dan diklasifikasikan berdasarkan cara pendaratan dan juga cara bongkar muat sebuah kapal ferry. 1. Berdasarkan cara pendaratan. Cara pendaratan terdiri dari dua macam: 1) Kapal ferry yang langsung mendarat di pasir yang dinamakan dengan LCM (Landing Craft Manual) atau LST (Landing Site Tank). Akses muatan kapal berada di bagian hulu dan buritan serta memiliki kapsitas angkut yang lebih besar. 2) Kapal ferry yang mendarat di dermaga. Kapal ini memerlukan dermaga untuk sandar. Akses muatan terdapat di lambung,hulu, dan buritan tetapi akses di lambung jarang dipergunakan karena memakan tempat pada saat merapat di dermaga. Akses penumpang berada di samping,langsung menuju dek samping. 2. Berdasarkan cara bongkar muat. Secara garis besar teknologi bongkar muat pada kapal feri dapat dibedakan sebagai berikut : a.Lo/Lo (Lift On/ Lift Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara vertical; b.Ro/Ro (Roll On/ Roll Off), yaitu kapal dengan pemindahan muatan secara horizontal;
c Hisap (suction), yaitu jenis kapal curah yang penenganan muatannya dengan cara menghisap/memompa melalui pipa, biasanya dikombinasikan dengan peralatan ban berjalan (conveyor belt); d Khusus, yaitu jenis kapal yang menangani satu jenis muatan. Untuk kapal ferry, karena jenis muatannya yang berupa orang dan kendaraan sehingga tidak membutuhkan peralatan bongkar muat khusus, tipe yang cocok adalah Ro/Ro. Yang termasuk dalam kapal jenis Ro/Ro : 1. Short Distance Vessel 2. Intermediate Distance Vessel 3. Long Distance Vessel Jenis kapal yang berlayar antara Batam-Johor, Malaysia adalah short distance vessel atau disebut juga fast ferry (ferry cepat). Kapal ini bisa disebut fast ferry karena kecepatannya dalam membelah pantai dan selat. Biasanya kapal-kapal jenis ini dipakai didaerah perairan atau laut yang tidak bergelombang tinggi. Sehingga sangat cocok untuk transportasi pantai sungai dan danau yang tak bergelombang kuat. Kapal-kapal jenis ini banyak dipakai oleh maskapai-maskapai kapal penumpang yang menghubungkan pulau-pulau kecil. Seperti halnya Batam-Singapura, Batam-Malaysia, BatamTanjung Pinang, dan Batam-Riau daratan.
Gambar 3. Contoh Fast FerryBatam-Johor
Gambar 4. Peralatan Keselamatan di Ferry Ferry ini hanya memuat penumpang dan bagasi penumpang saja. Jangan harap bisa bawa mobil, motor atau barang-barang besar lainnya dikapal ini, karena ukurannya kecil. Arus sirkulasi penumpang pada pelabuhanferryBatam Center, yaitu: 1. Keberangkatan:
Gambar 5. Alur Sirkulasi Penumpang Berangkat di Pelabuhan Batam Center 2. Kedatangan:
Gambar 6. Alur Sirkulasi Penumpang Datang di pelabuhan Batam Center
4.3 PELABUHAN FERRYSTULANG LAUT, JOHOR, MALAYSIA
Gambar 7. Pelabuhan Stulang Laut, Johor, Malaysia Ada 2 jenis tempat penambatan kapal yang mengapung serta 4 jenis penambatan regular lainnya di pelabuhan Stulang laut sehingga suatu waktu dapat mendukung berlabuh dan berlayarnya kapal di pelabuhan Stulang Laut. Pelabuhan ini dapat menampung sampai 8 ferry per jam.Ia merupakan pelabuhan resmi dan pelabuhan internasional sebagai pintu masuk di Malaysia Selatan dengan menyediakan layanan ferry ke berbagai destinasi internasional termasuk Batam dan kepulauan Bintan di Indonesia.
Gambar 8. Tempat penjualan TiketFerry Pelabuhan Stulang Laut
Gambar 9. Tempat Penambatan Ferry (berth) Pelabuhan Stulang Laut
Gambar 10. Suasana Antrian di Imigrasi Pelabuhan Stulang Laut
Gambar 11. Suasana ruang penumpang kapal ferry Stulang Laut
Gambar 12. Schedul keberangkatan kapal dan harga tiket dari pelabuhan Stulang Laut
Gambar 13. Rute Pelayaran dari Batam ke Singapura dan Stulang laut, Johor
5. KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan: 1. Kota Batam pada umumnya dan pelabuhan Batam Center pada khususnya memiliki sarana dan fasilitas fisik berstandar internasional, penguasaan teknologidan jarak yang lebih dekat ke Johor, Malaysia sebagai kekuatan yang dimiliki agar dapat dioptimalkan penggunaannya dalam meningkatkan jumlah penumpang yangdapat dilayani sehingga akan menambah pendapatan daerah dan bisa menyaingi rute Batam_Singapura. 2. Fasilitas keselamatan di kapal pada dasarnya cukup tersedia dimana baju keselamatan (life jacket) tersedia cukup dan diletakkan di bawah kursi penumpang sehingga dapat segera digunakan bila terjadi kecelakaan, begitu juga dengan adanya rakit keselamatan yang terletak di luar kapal sehingga sewaktu-waktu terjadi kecelakaan bisa langsung digunakan. 3. Untuk kapal-kapal cepat yang melayari rute Batam – Johor, Malaysia pp khususnya di pelabuhan Batam Center telah tertata dengan baik dan beroperasi sesuai jadwal. Meskipun hanya ada 2 pelabuhan yang melayani kepergian ke Malaysia yaitu Batam Center dan yang baru adalah Harbour Bay tetapi terlihat bahwa minat wisatawan untuk berkunjung dari dan ke Batam semakin meningkat. 4. Pelabuhan Batam Center memiliki fasilitas yang layak sebagai terminal ferry internasional dimana telah memisahkan antara keberangkatan dan kedatangan penumpang dan juga telah memiliki prosedur keamanan yang cukup baik serta terhubung dengan jembatan yang langsung menuju mal sehingga wisatawan bisa langsung berbelanja dan tidak merepoykan sehingga tidak kalah dengan pelabuhan ferry baik di Malaysia maupun Singapura.
5. Pelabuhan Stulang Laut, Johor, Malaysia adalah pelabuhan modern yang bersebelahan dengan mal bebas pajak (duty free) sehingga meudahkan turis yang memang ingin berbelanja barang dengan harga yang murah. DAFTAR PUSTAKA Batam Industrial Development Authority, 2010. Development Progress of Batam, FirstSemester of 2010, Batam. ICT Expo Langkah Menuju Batam Digital Island, Tribun Batam - Senin, 18 Oktober 2010, diakses dari http://batam.tribunnews.com. Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhan. UU RI Nomor 44 Tahun 2007 YJ Naim, 2011. Batam Layak DapatInsentif Pertumbuhan EkonomiTinggi, Antara NewsKepulauan Riau, 6 Januari2011, diambil darihttp://kepri.antaranews.com.