ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri III Serpong,20 -21 Oktober 1998
LANGKAH 536 r'\
r
r
ISSN1410-2897
AWAL PEMBUATAN KAWAT SUPERKONDUKTOR DENGAN METODE PIT Agos Baskoro1, SodibYOl, Barsoyo2 .PPNY -BATAN Yogyakarta 2FMIPA-UGM Yogyakarta
ABSTRAK LANGKAH AWAL PEMBUATAN KAWAT SUPERKONDUKTOR DENGAN METODE Pff. Telah dapat dibuat kawat superkonduktor YBa2Cu307.. dengan cara isian (pIT) dari bahan penyusun utamaY203 lokal kemumian 95,52 %. Hasil sintesa secara konvensional YBCO daD komposit YBCO + Ag diisikan dalam pipa perak lokal (densitas isian 2,24 gr/cm3). Selanjutnya ditekan dalam proses pengerolan menggunakan mesin roll buatan sendiri, sehingga dicapai densitas 4,504 gr/cm3 dalam bentuk kawat. Kawat yang dihasilkan dipanaskanhingga 970 °C. Dari hasil pengujian didapatkan untuk kawat isian YBCO mumi rapat arus kritisnya = 239 Alcm2 daD temperatur kritis = 86 ~, daD untuk kawat isian komposit YBCO + Ag didapatkan temperatur kritis = 87 ~ daD rapat arus kritisnya = 247 Alcm2.
ABSTRACT THE FIRST STEP TOWARDS FABRICATION SUPER CONDUCTING WIRE BY POWDER IN TUBE METHODS. Superconducting wire YBa2Cu3O,-xhas beenfabricated using method of PIT with the main element of compound is 95.52 % purity of local Y 2°3- YBCO superconducting powder and YBCO + Ag composite which are the results of conventional synthesis (density 2.24 gr./cm3), are filled inside a local silver tube. Contains the powder are pressedin rolling process to form wire, using a home made rolling equipment. This processproduces a density of 4.504 gr./cm3. The following processis annealing the resulting wire to reach the temperature of 970 °C. The electric proof result for YBCO filled wire is: critical temperature 86 ~ and current density 239 Alcm2, while the electric proof result for YBCO + Ag composite filled wire is critical temperature 87 ~ and current density 247 Alcm2.
KATA KUNCI Kawat superkonduktor
PENDAHULUAN Superkonduktor yang pertama kali ditemukan adalah superkonduktor jenis logam yang walaupun secara fisik mempunyai kelebihan seperti kekuatan, kelenturan dan kemudahan untuk dibentuk, bahan ini mempunyai Tc sangat rendah sehingga untuk mengaplikasikan kemampuannya yang super tersebut diperlukan pendingin dengan helium cait yang mahal dan terbatas [1]. Superkonduktor generasi kedua yang ditemukan adalah superkonduktor keramik dengan Tc yang lebih tinggi sehingga dapat diaplikasikan pada suhu nitrogen cair yang sangat lebih murah dibandingkan helium cair yang susah didapatkan. Tetapi ~rti kita ketallui kelemahandari bahankeramik adalah rdpuh, fleksibilitas rendah dan sulit dibentuk [2]. Sampai saat ini banyak penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memecahkan masalah tersebut khususnya untuk bahan superkonduktor keramik sehingga bisa diaplikasikan ke industri. Bahan ~rkonduktor keramik yang paling banyak digunakan dalam industri adalah dalam bentuk kawat. Oleh karenanya penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengatasi faktor kesulitan dalam pembuatan kawat superkonduktor kt:23mik. 180
Dalam senyawa keramik YBa2Cu)07-X yang dibuat daTi reaksi padatan dengan bahan penyusun y 2°), CuO, dan BaCO), harga yang paling mahal adalah y 2°). Dengan telah dikuasainya teknik pemurnian Y 2°) dari bahan lokal (pasir senotim) maka harganya akan menjadilebih murah dibandingkan Y 2°) import. Uji ooba penggunaan Y 2°) lokal (kadar 90-95 %) untuk pembuatan senyawa keramik super-konduktor yang direaksikan secara padatan dengan CuO dan BaCO) telah dilakukan daD mampu dihasilkan senyawa YB~Cu)07-X yang bersifat superkonduktif pada subu nitrogen cairo Maka secara teknis maupun ekonomis Y2O) lokallayak digunakan untuk pembuatan kawat YB~Cu)07-X superkonduktif [3) Dalam penelitian ini pembuatan kawat dilakukan dengan menggunakan metode isian (PIT): bubuk superkonduktor YB~~07xyang dibuat dari Y 2°) lokal dimasukkan ke dalam pipa pernk, pipa berisi bubuk superkonduktor tersebutdigilas dengan mesin rol menjadi kawat isian, selanjutnya kawat isian tersebutdiberi perlakuan panas.Pada langkah awal pengujian sifat superkonduktivitas kawat isian tersebut hanya digunakan uji kemagnetandan uji kelistrikan.
Agus Baskorodkk.
ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri III Serpong,20 -21 Oktober 1998
HIPOTESA
ISSN 1410-2897 Cu3O,-Xdipilih dari jells metal yang mempunyai sifat: titik leleh diatas subu perlakuan panas, tidak mempe-
Telah diteliti oleh beberapapeneliti daTi luar negeri bahwa bahan superkonduktor YBa2Cu)07-X (dibuat dari senyawaY 2°), BaCO)dan CoO dengan kemurnian masing-masing99,9 %) dapatdigunakan untuk membuatkawat superkonduktordenganrapat arus ratusan Ncm2. Dengandemikian kemungkinan bahanY 2°) lokal kemumian95,52% (basilpemumian pasir senotimeP. Bangka) yang telah terbukti dapat digunakan untuk membuatsenyawasuperkonduktor YB~~07.x [4]juga dapatuntukmembuatkawatsuperkonduktordenganrapatarusratusanNcm2.
METODA
ngaruhi jumlah oksigen (secara stokiometri) pada senyawa YBa2Cu3O,-x, daD tidak bereaksi dengan senyawa YB~Cu3O7-X' Metal yang mempunyai sifat tersebutadaIah Ni, Cu, Ag, Au daD alloy jells fern, dan da1ampenelitian ini dipilih pipa daTi Ag. Pipa Ag diameter 6 mm diisi serbuk superkonduktor ditekan daD digilas sampaidiameternya tereduksimenjadi 3, I mm. Setelah pengisian dilakukan sintering dengan perlakuan seperti gambar 2.
(.)
Dalam penelitian ini senyawa superkonduktor YB~CU)07.X dibuat dari reaksi padat senyawa Y 2°) lokal kemumian 95,52 % (hasil pemurnian dari pasir senotimeP. Bangka) dengan BaCO) dan CuO kemurnian masing-rnasing 99,9 % .Reaksi padat berlangsung selama kalsinasi 18jam pada suhu 900 °C daDsintering dengan pengaliran oksigen pada suhu 800 °C selama 12 jmL
~
I
~
s.
~ ~r-'~A9pa1'~r .-. d-' 1- '!lid. ~ ~ '"
IV~-
D~wiII9
Rdli "9
0...>...,. 3Iy~ wallq
Gambar
Diagram pembuatankawat dengantara pengisian
Jenis kawat yang dibuat dengan cara ini adalah kawat pendek yang sudah bisa digunakan untuk pembuatanslug voltmeter, panjang 40 cm, diameter 3,1 mm, sepanjang kawat bersifat superkonduktif pada suhu nitrogen cairo Bahan pipa yang diisi superkonduktor YB~-
Agus Baskorodkk.
t\"
c"jl:;1
~::II
~
!l
:M
WEjdu,j5n
Gambar 2.
Karena kelemahan bahan keramik senyawa ~Cu)O7-X adalah rapuh, tleksibilitas rendah dan sulit dibentuk, sehingga untuk dapat dibuat daIam bentuk kawat perlu suatu penelitian yang bisa diaplikasikan ke industri. Metode pembuatan kawat superkonduktor keramik yang paling sederhana dan dapat dilakukan adalah dengan metode isian (PIT) [5], sehingga daIam penelitian ini untuk membuat kawat yang bersifat superkonduktif dilakukan dengan metode isian PIT (Gambar 1.), isian berupa bubuk superkonduktor YB~Cu)O7.Xmurni dan isian berupa komposit (A~O 10 % dicampur ~~O7-X).
mil
Perlakuan sintering kawat YBCO
PengukuranTemperaturKritis Kawat Sistim peralatan yang digunakan pada penentuan Tc kawat pada dasarnya sarna dengan padapelet, dengan menggunakan Sistem Probe Empat Titik. Alat ini terdiri atas empat buah elektrodayang terletak sejajar dan segaris. Jarak antar probe yang satu dengan yang lain disesuaikan dengan ukuran sampel. Sepasang elektroda dihubungkan dengan voltmeter sedangkan sepasangyang lain dihubungkan dengan sumberaros. Sistem peralatan terdiri dari tabung Cryostat tempat nitrogen cair, sistem vakum, pengontrol suhu (termokopel), pemegang sarnpel dan pemanas. Sumber Tegangan, SumberAms, Voltmeter [2,6]. Penentuan Rapat Arus Kritis Setelah temperatur kritis bahan diketahui maka pengukuran dilanjutkan untuk mengetahui arus kritis bahanpada temperaturkritis. Jika temperatur kritis lebih besar dari temperatur nitrogen cair atau temperatumya turun menjadi lebih kecil daTi temperatur kritis kondisi ini dapat dikontrol dengan menggunakan pemanas. Sebaliknya, kenaikkan suhu dapat dikontrol dengan pengaliran nitrogen cairoTahapan penentuanarus kritis ini pada umumnya sarna dengan pada penentuan temperaturkritis. Perbedaannyadi sini adalah suplai arus divariasi untuk mendapatkan data perubahan tegangan. Penentuan rapat arus kritis dilakukan dengan cara mengamati perubahan tegangan yang terjadi akibat variasi arus yang diberikan pada temperaturkritis bahan. Jika dengan pengubahan besar arus terapan menga-
181
1 351
Prosiding PertemuanIlmiah SainsMateri III "Yerpong, 20 -21 Oktoher 1998
ISSN1410-2897
kibatkan munculnya tegangan maka di sekitar titik tersebutterdapatharga maksimum dari arus kritis {2,6].
Tabel2
BASIL DAN PEMBABASAN Pembuatankawat superkonduktor menggunakan metode pengisian mumi daD pengisian komposit adalah merupakan metode yang paling sederhana daD paling banyak digunakan dalam proses pembuatan kawat superkonduktor. Untuk tujuan ini diperlukan alat pengero/ yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan khususnya dalam hal kemampuannya mengero/ tanpa merusak tabung silindris (dalam hal ini Ag) dan dapat menghasilkan kawat dengan densitasisian yang mampu menyamai densitas bahan dalam bentuk pe/et daD merata sehingga dengan demikian diharapkan kawat yang dibuat mempunyai superkonduktivitas yang baik tidak berbeda dengan yang ditunjukkan bahan berupa pe/et. Alat pengerol yang digunakan. memiliki Tabel I.
roda gigi
Bahan yang dibutuhkan serta spesifikasi kawat yang herhasil dibuat
Keterangan
Tabung perak
PengisianMurni YB~Cu307.x 100%
W(gram)
5,
KompositAQ20 10% clanYB~CUaO7' 90%
6,307
L(cm)
20,000
24,200
24,20
Di(cm)
0,390
0,25
D,(cm)
0,500
A. (cm2)
0,119
250 0,.350 0,1049
V, (cm3)
2,389
1, 188
1,188
4,504
5,309
p (gr/cm3)
0,
0,35 0,049
penekansebanyak3 buah, roda gigi pemutar 7 buah daD roda penekan 1 buah. Di samping itu terdapat poros rot sebanyak 2 buah menggunakan bahan pipa pejal dari baja, ukuran poros rot adalah panjang 22,5 cm dan diameter 8,5 cm. Celah antar rol maksimum 3 cm, aIur rot dibuat berdiameter 9,8,7,6,5,4,3.5 daD 3 mm. Bahan yang dibutuhkan daD spesifikasi kawat yang berhasil dibuat dalam penelitian ini disajikan pacta Tabel 1. dengan Do' Di, L, P dan ~ serta Vi berturut-turut adaIah diameter dalam, diameter loaf, panjang, densitasdan luas tampang lintang dan volume bagian dalam (isian)kawat. Setelah pengerotan, terlihat bahwa terjadi penyusutan volume sebesar 2,011 kali dibanding denganvolume sebelumnyauntuk masing-masingkawat. Dengan basil ini jika dibandingkan dengan bahan pelet yang penyusutanvolumenya mencapai 2,5 kali terdapat pemedaan densitas antara kawat daD pelet masingmasing 19.12% (YBa2Cu3O7-X)daD 13,12 % (untuk kompositnya). Foto dari kawat senyawa keramik YBa2Cu3O7-X yang telah berhasil dibuat ditunjukkan pacta Gambar 3. Data selengkapnya disajikan pacta
182
komposit (b) dengan panjang 24,2 Cm. diameter dalam 0,25 cm daD diameter loaf 0,35 cm Tabel 2.
Temperatur kritis daD rapat arus kritis pellet dan kawat senyawa keramik superkonduktor.
90% YBa2CU301-x 100% Ao.O 10% Pellet I Kawat I Pel(et_l Kawat 87 86 88 87 305 239 292 247 YBa2CU307-X
Keterangan Temperalur Kritis (K) Rapal Arus Kritis (A/cm2)
HasilPenentuanRapatAms Kritis
KawaI
I
Gambar 3. Foto kawat keramik YBa.Cu,O,.. yang dibuat dengan metode pengisian murni (a) daD
Pengukuran rapat arus kritis kawat superkonduktor dilakukan dengancara mengamatikarakter VI (perubahan nilai tegangan terhadap variasi arus yang mengalir sepanjangkawat), nilai hambatan kawat akan tidak menjadinollagi pada saatarus listrik yang mengalir besamyamelampauiharga rapatarus kritisnya Sehingga nilai rapat arus kritis ditentukan dari nilai arus pada saat harga tegangan berubah naik dari harga nolnya dibagi dengan nilai luas penampang kawat (0,049 cm2). Hubungan antara perubahan arus terhadap pembahan tegangan dari kawat yang dibuat dengan metode pengisian murni daD komposit jika disajikan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada Gambar 4. Hasil ini
Agus Baskoro dkk.
ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri /II Serpong,20- 21 Oktober 1998
-
~)+Ao
ISSN 1410-2897
.,. OM
." ~
0'
1
I
O~
~
~;
-K-K
.~
... '0'
.'
~
.,.
1«1 ". ,.. "5 ,...m ,.. ". 300 .,.
-.K
Gambar5. Pengaruhsuhu terhadaphambatan
diperoleh dari pengukuran yang dilakukan pada suhu nitrogen cairo Sebagai langkah awal dalam pembuatan kawat superkonduktor dilakukan dengan metode isian (PIT), melalui pengisian murni dan pengisian komposit. Dalam bentuk pelet karakter superkonduktor (Tc dan Jc) diuji dengan alat uji kemagnetanAC suceptibilitas[7]. Dalam bentuk kawat untuk menguji homogenitas karakter Tc dan Jc digunakan alat uji resistivitas 4 point probe, hal ini dikarenakan dimensi kawat secara utuh tidak moat dalam wadah pengujian AC suceptibilitas. Hasil pengujian karakter Jc dan Tc untuk YBCO lokal (murni) dan komposit YBCO lokal + A~O pada label 2, sebagai langkah awal pembuatan kawat yang diambil sudah cukup berhasil menunjukkan karakter superkonduktivitasnya. Hasil pembuatan kawat dalam tahap awal tersebut adalah basil yang belum optimum, karakter superkonduktivitas tersebut masih bisa ditingkatkan, sehingga masih diperlukan riset lanjutan untuk meningkatkan kualitas kawat superkonduktor, dengan melihat beberapa parameter yang berpengaruh, seperti sintesaYBCO yang digunakan, grain size YBCO isian, perlakuan panas melting [8], peningkatan densitas kawat dengan cold roling dan penggilasan pipih, dan mencoba pembuatan dengan cara lain (thin film coating dengan metode ion sputering). Dari analisis data yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa pembuatan kawat dengan metode pengisian. baik pengisian murni maupun pengisian komposit menunjukkan terjadinya penurunan kualitas superkonduktivitas bahan khususnya temperatur kritis dan rapat arus kritisnya. Untuk pembuatan dengan metode pengisian murni, temperaturkritis mengaiami penwunan dari 87 K (pelet) menjadi 86 K (kawat), sedangkanuntuk pengisian komposit terjadi penurunan temperatur kritis dari 88 K (pelet) menjadi 87 K (kawat). Kedua hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor teknis (kepadatan kawat yang masih rendah) dan perlakuan panas yang belum optimum. Demikian juga halnya dengan rapat arus kritisnya. Untuk kedua metode pembuatanitu sendiri jika dibandingkan, basil penelitian sementarametode pengisian komposit memberikanbasil yang lebih baik karena dengan metode ini kawat yang
dihasilkan ternyata memiliki temperatur kritis dan rapat antS kritis yang lebih tinggi. Berbeda dengan ketika masih berbentuk pelet, rapat antS YBCO murni lebih tinggi dari rapat arus kompositnya. Hal ini disebabkanterjadinya penunman kualitas bahan secara fisik, yang dapat dilihat dari adanya penurnnan densitas (Tabel 1.) bahan superkonduktor (senyawa keramik YB~CuJO7.' baik mumi maupun komposit) setelah dilakukan penge-rol-an. Namun dengan penurunan densitas ini, basil pengukuran menunjukkan basil yang cukup memuaskan di mana perbedaankarakter superkonduktivitas (T dan J ) tidak jauh berbeda.Hal ini disebabkan karena s"etelah°pengerol-an dilanjutkan dengan proses sintering yang dilakukan secara bertahap, sehingga mampu menciptakan kontak permukaan antar butir senyawa keramik tersebut (dan antar atom logamnya; untuk komposit) dengan kualitas yang cukup baik, sebagai konsekuensi langsung dari proses pemanasan bertahap daD pendinginan yang dilakukan secaraperlahan-lahan (annealing) sehingga makin memperkuat kontak tersebut. Peningkatan harga rapat arus kritis kawat dari bahan komposit Ag- YBa2CuJO7.. terhadap bahan mumi YBa2CuJO7..kemungkinan disebabkan oleh semakin baiknya kualitas kontak antar butir senyawa kerarnik YB~~O7.. superkonduktor dan terisinya rongga antar butir oleh butiran logam Ag sehingga memperkecil porositas.Dengan kualitas kontak antar butir (intergrain coupling) yang baik akan mempermudah mengalimya arus sehingga meningkatkan rapat arus kritis (Jo)[5]. Berdasarkan dasar teori daD dari superkonduktivitas yang ditunjukkan bahan, khususnya jika dilihat dari temperatur kritisnya (To) dapat juga disimpulkan bahwa senyawa keramik YB~CuJO7-' yang dibuat dari bahan Y lokal mampu membentuk struktur kristal orthorombik (5] (fasa orthorombik yang bersifat superkonduktor dari senyawakeramik YB~~O7-" umumnya orang menulis sebagaiYB~~O7.') memiliki tempratur kritis 77 K sampai 94 K). Dari temperatur kritis yang diperoleh, secara grafik dapat ditentukan rumus kimia (yang paling mungkin) dari senyawa keramik yang terbentuk baik untuk bentuk pelet maupun setelah dibuat kawat (mumi daD komposit) mengacu pada (Cryot dan Pavuna, 1992) (1]. Jika temperaturkritis yanf; diperoleh dari basil pengukuran diplotkan padakurva tersebut maka akan diperoleh harga x (Gambar 6.). Dengan menggunakan cara penulisan senyawa sistem YBCO yang yang seharusnya yaitu YBa2CuJO7-.,maka rumus kimia senyawa keramik yang terbentuk berdasarkan penentuan harga x adalah seperti disajikan pada Tabel 3.. Harga x ini diperoleh dengan melakukan perbesaran titik potong antara temperatur kritis dengan kurva sebesar 30 kali ukuran semula (3000 %) menggunakan fasilitas yang tersedia pada Corel Draw 7.0[2], kemudian dari titik ini ditarik garis lurus sampai memotong gumbo x, sehingga diperoleh pasangan hubungan harga x dan Todari masing-masingjenis pelet
183
Agus Baskorodkk.
~--
-~-
Serpong, 20- 21 Oktober 1998
ISSN 1410-2897
ProsidingPertemuanIlmiah SainsMateri III ,\'erpong,20- 21 Oktober 1998 Tabel 3.
Senyawasistem YBCO yang paling mungkin terbentuk pada pembuatanpellet dan kawat.
Jenis Bahan
Pellet Mumi Pellet Komposit
88
0,143
YBaZCU]O6.857
Kawat Pengisian Mumi
86
0,155
YBa2CUJO6,845
Kawat Pengisian Komposit
87
0,149
YBa2CU306,SSI
maupun kawat, di mana kemudian harga x ini dimasukkan pada rumus senyawa keramik superkonduktor tersebut(YBa2Cu3O7_X). Oari Tabel 3. terlihat bahwa terjadi penyusutan kandungan oksigen di dalam senyawa keramik superkonduktor dalam bentuk kawat terhadap petet (mumi/ komposit). Hal ini mungkin disebabkan karena pada proses pembuatan kawat (khususnya sintering) difusi oksigenyang terjadi mengalami hambatankarenaadanya perak yang menjadi wadah isian, sehingga difusi oksigen yang terjadi, efektifnya hanya melalui satu sisi (tampang lintang kawat) sehingga proses sintering ini belum mampu memulihkan secara sempurna keberadaan oksigensepertikeadaansemula (yaitu sepertipada bentuk petet). Sehingga untuk memperoleh kualitas kawat keramik superkonduktor yang lebih baik perlu usaha untuk mengatasimasalah-rnasalah di alas. Untuk mengatasi kekurangan oksigen kemungkinan dapat diiakukan dengan cara memberi aIiran oksigen pada saat kalsinasi pada sintesa senyawa keramik YBa2Cu3O7-X atau kompositnya(pada selang temperatur antara 500 °C sampai 600 °C temperatur di mana oksigen mampu berdifusi baik saat temperatur dinaikkan rnaupun diturunkan) daD saatdilakukan sintering kawal volume aliran oksigen diperbesar daD gradien penurunan temperatur pada selang temperatur Tc. "K
ISSN1410-2897 tersebut diperkecil. sehingga dengan demikian akan tersedia oksigen yang cukup, dan waktu yang memadai bagi oksigen untuk berdifusi daD mengisi kekosongan oksigen yang ada serta memulihkan rantai Cu-o yang putus sehingga terbentuk suatu struktur kristal yang berkesinambungan(utuh){2]. Di Indonesia saat ini penelitian yang berhubungan dengan pembuatan kawat superkonduktor sedang dikembangkan, basil dari penelitian ini dapat dibandingkan dengan penelitian yang berhubungan dengan pembuatan bahan superkonduktor yang telah dilakukan khususnya untuk komposit senyawa YBCO123 (bahan Y impor) dengan Ag, yang pengujiannya dalam bentukpelet. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini masih lebih baik (292 Alcm2 untuk pelet komposit daD 305 Alcm2 untuk pelet murni) jika dibandingkan dengan yang dilakukan oleh Suasmoro dkk. (1994)[9] diperoleh harga rapat ams Jomaks = II Alcm2, Anung dkk. (1994){10] di mana diperoleh Jomaks = 100 Alcm2, Yustinus dkko (1994)[11] yang memperoleh harga Jo maks = 97,1 Alcm2. Jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Krauth, H. 1990 [12] , di mana mereka memperoleh harga J0 maks = 194 Alcm2, basil yang diperoleh ini masih lebih tinggi (Yustinus dkk., 1994). Untuk kawat, dibandingkan dengan penelitian pembua-tan kawat superkonduktor yang dilakukan Fernndo dkko,(1989){5] di mana diperolehharga Jomaks = 400 Alcm2, basil ini masih lebih rendah kualitasnya (untuk kawat komposit diperoleh harga Jomaks = 247 Alcm2 sedang-kan pengisian mumi diperoleh harga Jo maks = 239 A/cm2). Namunjika mengingat bahwabahan Y 2°3 yang digunakan mempakan bahan lokal yang memang tingkat kemurniannya lebih rendah (90-95,6%) jika dibanding dengan buatan Merck (99,99%) maka basil ini sudah cukup memuaskan.
KESIMPULAN Pembuatankawattahapawal memberikanbasil yang cukupbaik : Tc:; 86 -87 K daDJc:; 239 -247 A.cm-2.Prosessintering perin disempurnakanuntuk meningkatkan Tc sedangkanpeningkatan Jc dapat diupayakan dengan memperkecil ukuran butir daD denganmeningkatkandensitaskawat.
DAFTARPUSTAKA. [1]. CYROT, M. AND PAVUNA, M., "Introduction to [2]. 0,0 YBa2CU30S
Gambar 6.
184
Hubungan antara temperatur kritis dengan harga x senyawa YBa2Cu3O,-x (murni/ komposit) dalam bentuk pelet daD kawat
[3].
Superconductivity and High Tc Materials", World Scientific publication co.Ftc.ltd, (1992), 25Op BUCKEL, W., "Superconductivity Fundamental and Application" VCR Verlagsgeseelscahft, Weinheim, 1991. BASUKIKT, PRAMUDlTA,A, LAHAGUFONALI, HARSOYO, dkk., "Pembuatan CeO2danY 2°3 Dengan Kadar 95% Dari Pasir Monasit daD Senotim", Yogyakarta,Laporan RUT, 1995.
Agus Baskoro dkk.