Pembuatan Kompos Takakura
MODUL:
PEMBUATAN KOMPOS DENGAN METODE TAKAKURA
I.
DESKRIPSI SINGKAT
S
alah
satu
timbunan tanah,
cara sampah
air
dalam
mengurangi
organik
maupun
udara
agar
mengurangi
tidak
adalah
mencemari
dengan
cara
pengomposan. Metode pengomposan merupakan salah satu cara
mengolah
pemanfatan menjadi
sampah
organik
sampah organik
salah
satu
yang
solusi/upaya
menjadi
pupuk.
Dan
berupa kompos
bisa
kita
sebagai
anggota
masyarakat dalam menanggulangi dan mengurangi timbunan sampah,
yang
akhirnya
berdampak
pada
pengurangan
pencemaran pada tanah. Keranjang
kompos
Takakura
merupakan
satu
metode
pengomposan hasil penelitian seorang ahli bernama Mr. Koji Takakura dari Jepang. Pada awalnya Mr. Takakura melakukan penelitian di Surabaya untuk mencari sistim pengolahan sampah organik yang cocok selama kurang lebih setahun. Keranjang ini disebut masyarakat sebagai keranjang sakti 1 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura karena kemampuannya mengolah sampah organik sangat baik.
Keranjang
sakti
Takakura
adalah
suatu
alat
pengomposan sampah organik untuk skala rumah tangga, yang menarik dari keranjang Takakura adalah bentuknya yang praktis, bersih dan tidak berbau, sehingga sangat aman digunakan di rumah. Proses pengomposan ala keranjang takakura merupakan proses pengomposan aerob, di mana udara dibutuhkan sebagai
asupan
penting
dalam
proses
pertumbuhan
mikroorganisme yang menguraikan sampah menjadi kompos. Media yang dibutuhkan dalam proses pengomposan yaitu dengan menggunakan keranjang berlubang, diisi dengan bahan-bahan yang dapat memberikan kenyamanan bagi mikroorganisme. Proses pengomposan metode ini dilakukan dengan cara memasukkan sampah organic (idealnya sampah organik tercacah) ke dalam keranjang setiap harinya dan kemudian dilakukan kontrol suhu dengan cara pengadukan dan penyiraman air. Pembuatan kompos dengan Keranjang Takakura ini cocok untuk rumah tangga yang beranggota keluarga 4-7 orang karena berukuran sekitar 40 cm x 25 cm x 70 cm. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari. Modul yang berjudul “Pembuatan Kompos menggunakan metode Takakura” ini dirancang sebagai salah satu upaya untuk
mengatasi
masalah
sampah
khususnya pada skala rumah tangga. metode 2 / MI-5C
Takakura
termasuk
dalam
dan
pemanfataannya
Pengolahan sampah rancangan
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
kegiatan Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura Pelatihan “Teknologi Tepat Guna” di Bapelkes Lemahabang. Dengan demikian modul ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelatihan “Pembuatan Kompos menggunakan metode Takakura” dalam rangkaian Pelatihan teknologi tepat guna (TTG) Kesehatan Lingkungan di Bapelkes Lemahabang.
II.
TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti materi pelatihan ini peserta latih mampu mempraktikkan
pembuatan
Kompos
Metode
Takakura
skala Rumah Tangga 2. Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu : a. Menjelaskan pengertian sampah, jenis-jenis sampah dan sumber-sumber sampah b. Mengetahui bahan/alat
pembuatan
kompos metode
Takakura. c. Mengetahui langkah-langkah pemanfaatan Kompos d. Mempraktikkan pembuatan Kompos metode Takakura e. Melakukan perawatan metode Takakura
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN Pokok Bahasan Pembuatan Kompos metode Takakura dalam modul ini dibagi menjadi 5 (lima) sub pokok bahasan sebagai berikut:
3 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 1. Pengertian
sampah,
jenis-jenis
sampah
dan
sumber-
sumber sampah 2. Prinsip Pembuatan kompos Metode Takakura 3. Bahan, alat dan cara Pembuatan Kompos metode Takakura 4. Langkah-langkah pemanfaatan Kompos 5. Langkah-langkah perawatan
IV.
BAHAN BELAJAR 1. Kepmenkes
no.
852/Menkes/SK/IX/2008
tentang
Strategi
Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 2. Power
point
materi
Pembuatan
Kompos
dengan
Metode
Takakura 3. Alat peraga Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura 4. Modul Pembuatan Kompos dengan Metode Takakura 5. Alat dan bahan praktik
V.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pokok bahasan dan masing-masing sub pokok bahasannya akan diuraikan secara runtut oleh narasumber kepada peserta pelatihan. Di lain pihak peserta latih akan mendengar, mencatat dan mengikuti arahan dan petunjuk narasumber. Proses pembelajaran ini akan dikemukakan sesuai langkah-langkah sebagai berikut: Langkah 1 1. Kegiatan Narasumber a. Bina situasi Kelas :
4 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 1. Memperkenalkan diri 2. Menyampaikan ruang lingkup bahasan 3. Menanyakan dan menggali pendapat peserta latih tentang pengertian mereka tentang pembuatan Kompos Metode Takakura 2. Kegiatan Peserta a. Mempersiapkan diri dan alat tulis menulis yang diperlukan b. Memberikan
jawaban
atas
pertanyaan
yang
diajukan
narasumber/fasilitator c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Langkah 2 1. Kegiatan Narasumber a. Penyampaian
materi
sub
pokok
bahasan
1,
tentang
pengertian, jenis dan sumbernya. b. Memberikan kesempatan ke pada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. c. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan
jawaban
atas
mencatat
dan
pertanyaan
yang
diajukan
narasumber c. Mendengar,
menyimpulkan
hal-hal
yang
penting Langkah 3 1. Kegiatan Narasumber a. Menjelaskan
materi sub pokok bahasan 2 (pengolahan
sampah metode Takakura) b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas,
5 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan
pertanyaan yang diminta narasumber sesuai
dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan
jawaban
atas
mencatat
dan
pertanyaan
yang
diajukan
narasumber c. Mendengar,
menyimpulkan
hal-hal
yang
penting Langkah 4 1. Kegiatan Narasumber a. Menjelaskan materi sub pokok bahasan 3, 4 dan 5, tentang bahan,
alat
dan
cara
pembuatan
kompos
metode
Takakura, serta langkah langkah pemanfaatan kompos b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan
jawaban
atas
mencatat
dan
pertanyaan
yang
diajukan
narasumber c. Mendengar,
menyimpulkan
hal-hal
yang
kelompok,
yaitu
penting Langkah 5 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta
kelas
untuk
membentuk
3
kelompok I, kelompok II dan kelompok III, serta memilih ketua, sekretaris dan penyaji b. Meminta masing-masing kelompok untuk mempraktekkan cara pembuatan sampah metode takakura c. Memberikan bimbingan tentang jalannya proses praktikum 2. Kegiatan Peserta
6 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura a. Membentuk kelompok diskusi, memilih ketua, sekretaris dan penyaji serta melakukan diskusi sesuai dengan bimbingan narasumber b. Mempraktekkan, membuat dan mengoperasikan metode takakura c. Menyusun hasil-hasil praktek kedalam laporan d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting Langkah 6 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta masing masing kelompok (kelompok I, kelompok II dan kelompok III), mempresentasikan hasil-hasil Praktek kelompoknya didepan kelas b. Memberikan masukan tentang masalah-masalah yang timbul seputar proses praktikum serta mengarahkannya sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Merangkum
hasil-hasil
diskusi
pada
tahapan-tahapan
tertentu sehingga hasil-hasil diskusi lebih fokus 2. Kegiatan Peserta a. Mengikuti
acara
penyajian/presentasi
masing-masing
kelompok b. Berpartisipasi aktif dan bertanya, mengemukakan pendapat/ saran yang berguna bagi proses pembelajaran c. Mendengar, mencatat dan bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas d. Mencatat dan menyimpulkan hal-hal yang penting Langkah 7 Penutup 1. Kegiatan Narasumber a. Meminta peserta
menanyakan hal-hal yang kurang jelas
sebelum menutup acara pembelajaran
7 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura b. Meminta peserta untuk memberi komentar tentang proses belajar c. Memberikan jawaban atas pertanyaan peserta (kalau ada) d. Tutup acara pemberian sesi dengan ucapan penghargaan atas
perhatian
peserta
selama
pembelajaran,
serta
permohonan maaf jika terdapat sesuatu yang tidak berkenan 2. Kegiatan Peserta a. Mengajukan pertanyaan yang diminta narasumber sesuai dengan kesempatan yang diberikan b. Memberikan
komentar
tertulis
tentang
jalannya
penyampaian materi oleh narasumber dalam selembar kertas
8 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura VI.
URAIAN MATERI A. Pengertian Sampah secara umum dapat diartikan sebagai bahan buangan yang tidak disenangi dan tidak diinginkan orang, dimana sebagian besar merupakan bahan atau sisa yang sudah tidak dipergunakan lagi dan jika tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Definisi sampah menurut Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 pasal 1 ayat (1) adalah: “Sampah adalah sisa-sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat”. Definisi menurut Sidik Wasito, yaitu : “Sampah adalah zat padat atau semi padat yang terbuang atau sudah tidak berguna lagi baik yang dapat membusuk maupun yang tidak dapat membusuk kecuali zat padat buangan atau kotoran manusia”. Dengan demikian, maka sampah dapat diartikan sebagai benda yang tidak diperlukan lagi, baik yang berbentuk padat atau semi padat sebagai hasil dari aktivitas manusia yang secara ekonomi tidak mempunyai harga atau tidak mempunyai manfaat. Jenis-jenis Sampah Jenis- jenis sampah dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sampah Basah (garbage), yaitu sejenis sampah yang terdiri dari
barang-barang
yang
mudah
membusuk
dan
menimbulkan bau yang tidak sedap, contohnya sayursayuran, sisa makanan, buah-buahan dan lain sebagainya yang berasal dari rumah tangga, rumah makan, pasar, pertanian
9 / MI-5C
dan
lain-lain.
Disebut
sampah
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
organik
dan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura umumnya mudah terurai oleh seleksi alam atau campur tangan manusia. b. Sampah Kering (rubbish), terdiri dari sampah yang dapat dibakar dan tidak dapat dibakar. Sampah yang mudah terbakar umumnya zat-zat organik misalnya kertas, kayu, kardus, karet dan sebagainya. Sampah yang tidak mudah terbakar sebagian besar berupa zat anorganik misalnya logam, gelas, kaleng yang berasal dari rumah tangga, perkantoran, pusat perdagangan dan lain-lain. c. Abu (ashes), yang termasuk sampah ini adalah sisa-sisa dari pembakaran atau bahan yang terbakar, bisa berasal dari rumah, kantor, pabrik, industri. d. Sampah jalanan (street sweeting), seperti kertas, daundaun, plastik. e. Bangkai binatang (dead animal), yaitu bangkai-bangkai binatang akibat penyakit, alam dan kecelakaan. f. Sampah campuran, yaitu sampah yang berasal dari daerah pemukiman terdiri dari garbage, ashes, rubbish. g. Sampah industri, terdiri dari sampah padat dari industri, pengolahan hasil bumi atau timbunan dan industri lainnya. h. Sampah dari daerah pembangunan (construction wastes), yaitu sampah yang berasal dari pembangun gedung atau bangunan- bangunan lain, seperti batu-bata beton, asbes, papan dan lain-lain. i. Sampah hasil penghancuran Gedung (demolition Waste), adalah
sampah
yang
berasal
dari
penghancuran
dan
perombakan bangunan atau gedung. j. Sampah khusus, yaitu sampah-sampah yang memerlukan penanganan
khusus
misalnya
sampah
beracun
dan
berbahaya misalnya sampah radioaktif, kaleng cat, film bekas, sampah infeksius, misalnya bangkai hewan yang terinfeksi penyakit dan dibiarkan, dan lain-lain.
10 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura Sumber-sumber Sampah Sumber-sumber sampah diklasifikasikan ke dalam beberapa kategori antara lain: 1. Pemukiman penduduk Sampah ini terdiri dari sampah hasil kegiatan rumah tangga seperti hasil pengolahan makanan, dari halaman, dan lainlain 2. Daerah Perdagangan Sampah dari pusat perdagangan atau pasar biasanya terdiri dari kardus-kardus yang besar, kertas, plastik dan lain-lain. 3. Industri Sampah yang berasal dari daerah industri termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri tersebut dan dari segala proses yang terjadi di dalam industri. 4. Pertanian Sampah ini berupa sampah hasil perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa sayuran, dan lain-lain. 5. Tempat-tempat Umum Contohnya sampah dari tempat hiburan, sekolah, tempattempat ibadah dan lain-lain. 6. Jalan dan Taman 7. Pembangunan dan pemugaran gedung 8. Rumah sakit dan Laboratorium
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbunan Sampah Timbunan sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: 1. Kepadatan, kegiatan dan jumlah penduduk. Suatu daerah yang berpenduduk lebih banyak akan menghasilkan sampah lebih banyak apabila dibandingkan dengan daerah yang berpenduduk sedikit, demikian pula jenis dan jumlahnya.
11 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 2. Geografi, faktor geografi memberikan pengaruh terhadap timbulan
sampah,
umpamanya
sampah
di
daerah
pegunungan akan berbeda dengan sampah dengan daerah pantai. 3. Iklim dan Musim. Timbulan sampah dinegara beriklim empat musim, pada musim dingin akan berbeda dengan pada musim gugur. Sementara di Indonesia timbunan sampah biasanya tergantung pada musim panen buah-buahan. 4. Sosial Ekonomi dan Budaya. Sosial ekonomi dan budaya suatu
masyarakat
kebiasaan,
tingkat
menyangkut pendidikan
taraf dan
hidup,
selera,
sebagainya
akan
mempengaruhi timbulan sampah. 5. Teknologi. Sampah dipengaruhi teknologi, dengan teknologi sampah
bisa
didaur
ulang
sehingga
timbulannya
akan
berkurang, contoh lainnya adalah incenerator. Penggunaan teknologi
tinggi
akan
mempengaruhi
jumlah
timbulan
sampah. 6. Sumber atau asal Sampah. Timbulan sampah yang berasal dari pemukiman akan berbeda dengan sampah yang berasal dari rumah sakit atau laboratorium. B. Prinsip pembuatan metode Takakura Pengomposan metode Takakura mempunyai prinsip beberapa hal: 1. Mudah dimanfaatkan dan dapat dilakukan semua orang dewasa 2. Untuk skala kecil (skala Rumah tangga) 3. Dapat dikerjakan oleh semua kalangan 4. Tidak memerlukan
biaya besar, dan
mudah di dapat
dilingkungan sekitar. 5. Tetap membutuhkan perawatan 6. Mudah dipindah-pindah terutama rumah yang mempunyai lahan sempit.
12 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
C. Langkah-langkah Pengomposan metode Takakura 1. Alat/bahan dan Media pengomposan : NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
BAHAN/ALAT Sekam Pupuk ampas tebu/ sisa teh manis Mikroorganisme cair Kompos Sampah organik Keranjang plastik bertutup Jarum jahit Benang nilon Jaring Gunting Kertas kardus Termometer Kainstocking Sprayer Bak plastik Air PDAM Sendok semen/Cetok
JUMLAH SATUAN Secukupnya Secukupnya Secukupnya 8 Kg 2 KK 2 unit 2 Buah 1 Roll 1 Meter 1 Buah Secukupnya 2 buah 0,5 meter 1 unit 2 buah Sesuai kebutuhan 1 buah
2. Cara Pengomposan metode Takakura Cara pengomposan dengan metode Takakura dapat dilihat pada gambar berikut.
13 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
a. Persiapan media pengomposan: 1)
Siapkan keranjang plastik Untuk membuat kompos ukuran panjang 45 cm, lebar 33 cm dan tinggi 43 cm, kardus bekas untuk melapisi sisi-sisi dalam keranjang, siapkan sekam padi dalam wadah plastik, tebal sekam 10-15 cm dari dasar keranjang, dan masukkan bantalan sekam kemudian kompos jadi (kompos siap pakai) ke dalam keranjang Takakura setebal 15-20 cm dari bantalan sekam. Selanjutnya, komposter
Takakura
siap
dipakai.
lalu
ambil
mikroorganisme cair, tuangkan ke dalam sprayer 2)
Semprotkan
mikroorganisme
menggunakan
sprayer
secara
cair
dengan
merata
dengan
sesekali mengaduk sekam dengan tangan 3)
Gunting jaring untuk membuat dua kantong sesuai ukuran alas dan bagian atas keranjang dengan cara menjahit bagian tepi jaring
14 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 4)
Setelah jaring berbentuk kantong, isi masing-masing kantong jaring dengan sekam secukupnya lalu jahit hingga menyerupai bantal
5)
Ambil kardus dan potong dengan menggunakan gunting
sesuai
ukuran
sekeliling
keranjang
lalu
tempelkam potongan kardus tadi di sekeliling bagian dalam keranjang 6)
Setelah bagian dalam keranjang terlapisi kardus, letakkan bantal sekam pada alas keranjang
7)
Semprot Microorganisme cair pada permukaan luar dalam
kardus
dan
bantal
sekam
dengan
menggunakan sprayer hingga basah merata (EM4/ Efektive Mikroorganisme) 8)
Siapkan bak lalu isi dengan kompos dan pupuk ampas tebu lalu aduk hingga merata.
9)
Masukkan campuran kompos dan pupuk ampas tebu ke dalam keranjang yang sudah terlapisi kardus
10) Sisa-sisa makanan dan sayuran dipotong kecil-kecil semakin kecil materi semakin cepat penguraiannya. Gali starter kompos di dalam keranjang tersebut dengan
cetok.
Luasan
dan
kedalaman
galian
sesuaikan dengan banyaknya sampah yang hendak dimasukkan. 11) Masukkan sampah organik segar yang sebelumnya telah dicacah terlebih dahulu, pada lubang yang digali. kompos
Kemudian yang
diaduk
sudah
dan
jadi,
dicampur
dengan
tusuk-tusuk
sampah
tersebut dengan cetok. hingga sampah berada di tengah-tengah campuran pupuk kompos dan pupuk ampas
tebu;
usahakan
semua
sampah tertibun
media 12) Timbun sampah tadi dengan kompos di tepian lubang. Tutup kompos tersebut dengan bantalan
15 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura sekam
yang
sudah
disemprot
dengan
Mikroorganisme cair. Tutup permukaan keranjang dengan kain. Masukkan termometer sebagai alat pengukur suhu pada saat proses pengomposan 13) Tutup bagian mulut keranjang dengan menggunakan kain stocking agar serangga kecil tidak masuk. Tutuplah keranjang dengan rapat. Catatan: Untuk mempercepat proses pengomposan, media dalam komposter Takakura tidak boleh terlalu kering, untuk itu apabila dirasa kering ditambahkan air atau larutan EM4 secukupnya, perciki air bersih sambil diaduk rata, namun jangan
terlalu
basah.
Selanjutnya
tutup
kembali
keranjang dengan bantal sekam dan tutup keranjang. Pembuatan
kompos
dengan
metode
takakura
ini
memakan waktu sekitar 1 bulan, setelah dirasa jadi langsung dipisahkan antara yang sudah mengurai dengan yang masih menggumpal dengan saringan dari kawat strimin. Letakkan keranjang Takakura di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Suhu yang ideal pada proses Pengomposan adalah 60oC. b. Cara Pemanenan Bila Kompos di dalam keranjang takakura telah penuh, ambil
1
/3 nya dimatangkan selama seminggu di tempat
yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang
2
/3 bisa kita gunakan kembali sebagai
starter untuk pengolahan berikutnya.
16 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
Sebaiknya
sampah
organik
segar
diisi
setiap
hari,
usahakan sampah ditekan dengan cetok sampai sampah timbunan baru tidak terlihat. D. Pemanfaatan Kompos yang telah jadi dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki struktur
tanah,
memperbaiki
kemampuan
tanah
dalam
menyerap dan menahan air, hara tanah & zat-zat yang ekstrim yang dapat terjadi pada tanah dan dapat berperan sebagai: 1. Sumber makanan/pupuk tanaman, tanaman buah, sayursayuran, atau tanaman hias, pembibitan tanaman yang diberi kompos menjadi lebih baik dan lebih tahan terhadap penyakit tanaman. 2. Memperbaiki tanah yang tandus, pemakaian kompos secara teratur
akan
meningkatkan
daya
dukung
lahan.media
terhadap pertumbuhan tanaman menjadikan tanah tersebut mudah ditanami karena ada unsur-unsur hara tanaman mendekati unsur hara pada tanah subur.yang pada gilirannya akan membuat produktifitas tanaman meningkat 3. Dijual,
Tetangga
sekitar
atau
penjual
tanaman
dapat
membeli lebih murah dari harga pasar.
E. Langkah-langkah perawatan Dalam penggunaan metode Takakura tidak ada perawatan khusus namun ada beberapa yang perlu diperhatikan : 1. Pilih kain stocking yang berpori dan bahan yang awet sehingga tidak mengganggu respirasi. 2. Ganti kardus yang menjadi lapisan dalam keranjang setelah 3-6 bulan atau ketika hancur. 3. Cuci kain penutup jika kotor.
17 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 4. Bila Keranjang penuh maka 1/3 dari kompos itu dapat kita ambil dan dimatangkan di taman/kebun kita yang terlindungi dari sinar matahari selama kurang lebih 2 minggu untuk kemudian dapat digunakan sebagai pupuk kompos 5. untuk keamanan, letakkan keranjang plastik ini pada tempat yang aman dari manusia maupun hewan pengganggu, jangan
sampai
hilang
karena
diambil
pemulung,
atau
menjadi tumpah karena diacak-acak kucing.
18 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
Aplikasi Materi bagi Masyarakat:
BANK SAMPAH: SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PENANGANAN SAMPAH
B
erdasarkan sifatnya sampah terdiri atas Sampah Organik (biodegradable)
dan
Sampah
Non-Organik
(non-
biodegradable). Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah
membusuk
akibat
proses
penguraian
oleh
mikroorganisme
aerob/anaerob, seperti: sisa makanan/sayuran, sisa hewan, daun kering, sampah perkebunan dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Sampah non-organik, yaitu sampah
yang tidak mudah membusuk, seperti: plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini bernilai komersil atau laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton. Konsep Dasar Pengelolaan Sampah Beragam
penanganan
sampah
telah
dilakukan
dalam
rangka
meminimalis timbulan sampah yang terbentuk di TPS dan TPA. Semua upaya penanganan sampah tersebut mengarah pada sebuah konsep Hierarki
Pengelolaan
yaitu Reuse, Reduce, 19 / MI-5C
Sampah, Recycle
yang dan
merujuk
Replace.
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
pada
Konsep
4R, yang
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura mengklasifikasikan strategi manajemen sampah menurut apa yang sesuai.
Urutan hierarki sampah dari yang tertinggi ke yang terbawah yaitu : -
pencegahan
-
pengurangan sampah
-
penggunaan kembali
-
daur ulang
-
penghematan energi
-
pembuangan
Tujuan utama hierarki sampah adalah untuk memanfaatkan produk sebesar-besarnya dan menghasilkan sampah yang sesedikit mungkin, karena pencegahan sampah adalah titik tertinggi dari piramida hierarki sampah. Hierarki yang letaknya di paling atas merupakan upaya yang menjadi target utama, mendorong kita untuk sedapat mungkin mencegah timbulan
sampah
(prevention),
salah
satunya
dengan
cara
menghentikan budaya konsumtif, mengarah kepada penghematan
20 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura sebanyak
mungkin
terhadap
aktivitas
yang
dapat
menimbulkan
sampah. Adapun
penambahan
R
yaitu
“Replace”
(menggantikan),
bahwa
manusia sebagai penghasil sampah wajib berpikir untuk mencari pengganti barang dengan bentuk lain yang memiliki potensial sampah lebih kecil.
Ataupun penambahan R lainnya yaitu “Rethink”, yang
mengimplikasikan arti bahwa sistem manajemen sampah akan efektif bila manusia memiliki cara pandang baru mengenai sampah. Dalam upayanya mencari alternatif solusi, bagaimana jika kita mulai beralih, berkonsentrasi pada hierarki tingkat tengah, kita mulai mencari beragam alternatif solusi penanganan sampah dengan cara meminimalis, reuse dan recycling sampah-sampah yang ada. Dengan perubahan fokus inilah, perlahan jumlah timbulan sampah yang “lari” ke TPA pun akan berkurang dan “umur” TPA akan lebih lama. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita sebagai manusia ternyata turut andil menyumbangkan timbunan sampah sebesar 1 kg/orang/hari, yang mana 17%-nya merupakan sampah plastik, benda yang sulit diurai secara alamiah.
Hasil pengukuran sampah di TPST Bantar Gebang
ditemukan bahwa komposisi sampah organik sebesar 67%, sampah non-organik 32,8% dan 2%nya bentuk lain (Penelitian TL-UI, Jakarta 2010).
Bisa
dibayangkan
untuk
kontribusi
sebesar
itu
akan
menimbulkan masalah sampah tak berkesudahan jika tidak ditangani. Merujuk Piramida Pengelolaan Sampah yang mengutamakan 4R (Reuse, Reduce, Recycle dan Replace), upaya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga memiliki potensi besar dalam kemungkinan penurunan angka timbulan sampah anorganik di Bantar Gebang. Dengan perencanaan yang tepat, Bank Sampah menjadi potensi wadah yang tepat dalam penerapan upaya 4R tersebut.
21 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
67% Sampah organik
67% Sampah organik
Solusi : dibuat kompos
Solusi : dikelola ulang (3R)
Mengurangi timbunan sampah dan memperoleh penghasilan tambahan
Model pengelolaan sampah kering melalui Bank Sampah di tingkat RW/Desa
Apa Itu Bank Sampah? Bank Sampah, sebuah konsep pengumpulan sampah kering yang berasal dari rumah tangga yang bertujuan memaksimalkan partisipasi warga dan menambah nilai ekonomis keluarga.
Layaknya sebuah
bank, nasabah me”nabung”kan sampah yang telah mereka pilah di rumah,
kemudian
ditimbang
dan
dicatat
sesuai
klasifikasinya.
Nasabah diberikan buku tabungan, yang berisi nilai nominal Rupiah berupa konversi harga sampah yang telah mereka tabungkan. Tujuannya sebagai solusi mereduksi sampah di tingkat masyarakat karena kemampuannya yang menjadi bagian dari sistem rantai pengumpulan sampah yang terintegrasi. Keuntungan Pemilahan Sampah : 1. Pemilahan sampah dilakukan mulai dari rumah masing-masing 2. Mudah dibawa dalam keadaan bersih ke Bank Sampahnya 3. Memberikan nilai ekonomis untuk warganya 4. Memudahkan para petugas Bank Sampahnya 5. Mendapatkan nilai jual yang tinggi dalam keadaan bersih 22 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 6. Meningkatkan interaksi antar warga yang dapat berdampak positif terhadap lingkungan 7. Lingkungan menjadi bersih, sejuk dan hijau
Mekanisme Pengelolaan Sampah dengan Konsep Bank Sampah 1. Pemilahan sampah skala rumah tangga Rumah tangga merupakan tempat paling awal dimana sampah mudah dipilah sesuai dengan bentuk dan jenisnya. Sampah dikelompokkan
berdasarkan
jenisnya
sehingga
mempermudah
proses penimbangan di Bank Sampah.
Pemilahan sampah di rumah bisa dilakukan oleh seluruh anggota rumah
2. Penyetoran, Penimbangan dan Pencatatan Sampah di Bank Sampah Penyetoran dan penimbangan sampah dilakukan secara manual dengan alat timbangan gantung.
Para petugas sebelumnya telah
dilatih untuk melakukan penimbangan dan mencatat berat benda serta konversinya ke dalam Rupiah di dalam buku catatan.
Penimbangan dan Pencatatan sampah di Bank Sampah KWM Delima Malakasari
23 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 3. Pemilahan oleh Petugas Bank Sampah Setelah petugas
proses
pengumpulan
pemilah
sampah
sampah melakukan
selesai,
mulailah
pekerjaannya
para untuk
mengelompokkan benda-benda terkumpul sesuai dengan jenisnya dan diikat menjadi satu untuk mempermudah pengangkutan/ pengambilan barang.
Insan Tzu Chi wilayah Hu Ai Angke penuh semangat melakukan pemilahan sampah di Depo Pelestarian Lingkungan Pluit, Jakarta Utara.
4. Daur ulang dan pemanfaatan ulang sampah Pemanfaatan ulang sampah disesuaikan dengan jenis dan kondisi bendanya. Apabila jenisnya baik dan bersih, maka nilai ekonomis dari sampah tersebutpun tinggi seperti layaknya pouch refill cairan yang setelah diolah bisa menjadi berbagai macam tas cantik dan unik dengan merek dagang “Trashion”.
Pemanfaatan Plastik Pouch (Multilayer) dalam produk “Trashion” bag
5. Pengangkutan dan Penjualan Sampah Pengangkutan sampah menuju pembeli bergantung kepada nego awal antara pengelola dengan pembeli. Beberapa pembeli langsung
24 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura berinisiatif untuk menjemput barang yang diminatinya.
Namun
beberapa pembeli meminta untuk diantar ke tempatnya.
Kumpulan botol plastik PET dalam gerobak ini sudah di”pesan”
6. Analisis dan Pelaporan Keuangan Setelah
penjualan,
sampah
di
gudang
Bank
Sampah
akan
berkurang dan nilai invesatasi di organisasi bertambah. Untuk itu perlu dilakukan analisis penerimaan dan penjualan sampah guna mengetahui
manfaat
nasabah
dan
keuntungan
pengelolaan
sampah.
Pembentukan Bank Sampah Pendekatan Pengelolaan Sampah o
o
o
Pendekatan Perlakuan (Treatment) -
Pengurangan
-
Penanganan
Pendekatan Spasial (Ruang) -
Zonasi dalam kota (Desentralisasi)
-
Regionalisasi (TPA Regional)
Pendekatan Alur Sampah (Cycle) -
25 / MI-5C
Hulu – Hilir
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura -
Produsen – Produsen Sekunder (User/Konsumen) – Sisa Penggunaan (sampah) – Pengolahan – Pemanfaatan – Buang – Pengolahan + Pemanfaatan
o
Pendekatan Pengelola -
Lingkup: Sumber (rumah tangga/kantor/pertokoan/pasar/industri); Lingkungan (RT/RW/Kampung) atau kawasan (lebih luas); Wilayah kota; Kota; Regional
-
Pelaku: Pemerintah; Masyarakat; Bank Sampah; LSM/Organisasi Non Profit; Koperasi dan Swasta
-
Peraturan: Non formal atau informal; wajib vs sukarela
Bagaimana Memulai Pengelolaan Bank Sampah ? 1. Tahap Persiapan o
Analisa Adalah kegiatan perencanaan pembuatan rencana usaha bank sampah
o
Survey Merupakan
kegiatan
turun
ke
lapangan
dalam
rangka
mendapatkan data calon nasabah perorangan & bisnis, mendapatkan lokasi (lahan), demografi dan sosial o
Sumber daya Adalah
kegiatan
penghimpunan
sumber
daya
(SDM,
keuangan, peralatan, bangunan/mesin dll) o
Jaringan Kegiatan mempersiapkan jaringan dan data pengepul besar, pabrik plastik, calon pelanggan kompos.
o
Sponsorship Kegiatan mendata dan mencari calon sponsor perusahaan (CSR/PKBL) maupun pemerintah daerah
26 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura o
Pembentukan Tim Kerja Pembentukan tim kerja ini ditujukan untuk membagi peran dan
tugas
kepada
kemampuan
dan
beberapa
orang
kesanggupannya.
sesuai
dengan
Biasanya
tokoh
masyarakat dan ketua RT/RW turut berperan di dalamnya. 2. Tahap Launching o
Grand Launching Merupakan kegiatan memperkanalkan bank sampah pertama kali dengan cara membuat acara sosial yg dihadiri oleh orang tertentu dan mendatangkan masyarakat secara masif.
o
Promosi Merupakan kegiatan sosialisasi kepada calon nasabah melalui program yang unik, bombastis, dan menggiurkan, sehingga calon nasabah tertarik dengan program yang ditawarkan.
o
Sosialisasi (kampanye) Adalah kegiatan sosialisasi yg diselenggarakan secara terus menerus melalui penyadaran individu. Melakukan sosialisasi manfaat
pengelolaan
sampah
dengan
Bank
Sampah.
Sosialisasi ini bisa dilakukan pada saat : -
Arisan
-
Pengajian
-
Pertemuan lingkup RT dan RW
-
Pertemuan ibu PKK dan Karang Taruna
Semakin
banyak
warga
yang
lingkup
warga
yang
tersosialisasikan materi ini, maka semakin banyak potensi warga terlibat dalam pengelolaan sampah dan semakin banyak penyerapan sampah yang ada di wilayah tersebut, sehingga semakin banyak potensi pengurangan sampah untuk
wilayah
tersebut.
Sosialisasi
merupakan
proses
pemberdayaan masyarakat yang tak luput dari adanya komunikasi dua arah sehingga tercipta interaksi saling membutuhkan antara warga dengan fasilitator.
27 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura 3. Tahap Pelaksanaan o
Operasional Kegiatan pelayanan nasabah, pemilahan sampah, pengiriman barang ke pengepul besar/pabrik plastik, pertemuan/rapat, koordinasi dan pemasaran.
o
Investasi Yaitu kegiatan peningkatan kapasitas usaha melalui pengadaan mesin, penambahan modal dan kerjasama dengan investor/donator.
4. Tahap Pengembangan o
Evaluasi Merupakan kegiatan evaluasi & kordinasi untuk mendapatkan gambaran perjalanan bank sampah sebelumnya
o
Improvement Adalah kegiatan pengembangan organisasi baik produksi, operasional, marketing dan keuangan untuk memastikan pengembangan bank sampah 1‐5 tahun yang akan datang
Adapun media sosialisasi yang digunakan dapat berupa : 1. Leaflet/Brosur 2. Media elektronik dengan powerpoint Bank Sampah Delima, RW 3 Kelurahan Malakasari telah sanggup melakukan klasifikasi sampah yang ditabung oleh nasabahnya, antara lain :
Sampah organik berupa dedaunan dan rumput, (dikelola secara komposting)
Plastik sasetan/lembaran (bekas pembungkus sabun/mie instan/kopi/ makanan ringan dll)
Plastik emberan (botol plastik shampoo, botol plastik lotion dll)
28 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
Kaleng
(mengandung
besi)
dan
Kaleng
(mengandung
alumunium)
Kertas (HVS, koran dll)
Sampah berkardus tebal (seperti kotak susu cair)
Kaca (botol beling, pecahan kaca dll)
Plastik pouch (plastik kecap refill, plastik cairan pembersih lantai dll)
PET (botol air mineral, botol plastik minuman ringan)
Kemasan kotak (dus makanandll)
Kardus
Jenis sampah kering yang berpotensi untuk didaur ulang, sebagai berikut : -
Kaleng (bernilai sekitar Rp 5.000-6.000 per kg)
-
Sasetan (bernilai sekitar Rp 100-200 per kg)
-
Tetrapack (bernilai sekitar Rp 1.000-2.000 per kg)
29 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
-
Kertas (bernilai sekitar Rp 800-1.000 per kg)
-
Plastik/Pouch (bernilai sekitar Rp 2.000-3.000 per kg)
-
Plastik/Botol PET (bernilai sekitar Rp 1.500-2.000 per kg)
30 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura Hasil dari Kerajinan Tangan Kerajinan tangan adalah proses pengubahan bentuk beberapa jenis sampah kering.
Dihindari untuk mengolah jenis sampah yang
masih bisa didaur ulang oleh suatu proses, seperti botol plastik PET, kemasan plastik bening, gelas plastik PET dll, dikarenakan sifat kerajinan tangan biasanya tidak tahan lama (bertahan sebentar saja).
Adapun tips mendaur ulang sampah adalah : 1. Menggunakan sedapat mungkin barang-barang bekas secara kreatif (misalnya: kotak, kaleng, botol digunakan kembali untuk menyimpan makanan di rumah) 2. Memisahkan sampah basah dan sampah kering, dan sampah yang bisa didaur ulang diberikan ke Pemulung Sampah, karena Pemulung dan Pendaur Ulang Sampah merupakan sahabat yang mampu mengelola secara individual untuk mengubah sampah menjadi bernilai ekonomis. Adapun tips mengurangi sampah adalah : 1. Menghindari penggunaan alat makan (piring, gelas, sendok, garpu dan tissue) yang hanya sekali pakai 2. Membawa kotak makanan dan minuman sendiri saat bepergian 3. Mengurangi penggunaan sedotan yang berlebihan, yang biasanya hanya digunakan sebentar
31 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
4. Memilih produk yang berukuran besar dan dapat diisi ulang sehingga akan mengurangi sampah kemasan 5. Menghindari penggunaan produk dalam kemasan saset 6. Membakar sampah akan melepaskan karbondioksida CO2 dan zat berbahaya
(dioksin)
yang
bisa
menyebabkan
kanker
dan
gangguan saluran pernafasan 7. Sampah rumah tangga yang dibakar dapat menimbulkan polusi udara bagi lingkungan sekitar
(Perda No 2/2005 Mengenai
Pengendalian Pencemaran Udara) Masyarakat sudah pintar memilah sendiri di rumah.
Mereka
mengumpulkannya dalam kantong plastik sesuai jenisnya untuk memudahkan
penimbangan.
Mereka
senang
jika
berhasil
mengumpulkan jenis sampah yang mahal nilainya, seperti plastik multilayer yang bisa sampai Rp 3.000,-/kg dan botol kaca Rp 200,perbotol.
32 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti
Pembuatan Kompos Takakura
VI.
REFERENSI Anonymous (2010), Studi Kasus Koperasi Delima RW 03 Kel. Malakasari, Panduan Praktis Pemilahan Sampah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup – JICA, Jakarta. Anonymous,
Pemanfaatan
Sampah
Organik
menjadi
Kompos:
Penanganan dan Pemanfaatan Limbah Padat, PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta. Gunawan,
Gugun
(2007),
Mengolah
Sampah
Jadi
Uang,
TransMedia, Jakarta. http://www.banksampah.com diakses tanggal 2 September 2011 http://id.wikipedia.org/wiki/Hierarki_sampah
diakses
tanggal
2
September 2011 http://www.tzuchi.or.id/view_berita.php?id=458 diakses tanggal 2 September 2011 Risma, R. Muhamad (2008), Kompos dan Press Bio Sampah Padat Organik Skala Rumah Tangga, Dinas Kesehatan Kab. Jombang, Jombang. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
33 / MI-5C
Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan
Materi Inti