LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bahan Baku dan Bahan Tambahan Produksi Kerajinan Rotan No 1.
Bahan
Asal Pembelian Rotan
Harga Beli (Rp)
a. Rotan Manau
Pabrik/Koperasi Rotan
11.300/kg
b. Rotan Semambu
Pabrik/Koperasi Rotan
1.000/kg
c. Rotan Irit
Petani Rotan
7.500/kg
d. Rotan Sega
Petani Rotan
13.000/kg
Petani
25.000/mtr
a. Paku
Lokal
4.000/kg
b. Air Kaca (H202)
Lokal
10000/ltr
c. Paku Ikat
Lokal
300/kg
d. Cat
Lokal
20000/kg
e. Pernis
Lokal
20000/ltr
Bahan Baku Rotan
e. Anyaman 2.
Bahan Tambahan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Kapasitas Produksi Rotan No. Jenis Kerajinan
Kapasitas Produksi (Set / buah)
Harga Jual (Rp)
1.
Bingkai Cermin
1/hari
100.000
2.
Meja Hias
1/hari
200.000
3.
Lampu Hias
1/hari
300.000
4.
Rak TV/Buku
5/hari
100.000
5.
Keranjang
5 buah/hari
20.000
6.
Penyekat Rungan
2 buah/hari
250.000
7.
Kursi
1 set/hari
800.000
8.
Ayunan
5 buah/hari
350.000
9.
Hula Hop
10 buah/hari
20.0000
10.
Ayunan Tali
5 buah/hari
90.000
11.
Kursi Pijat
2 buah/bulan
2.200.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Gambar-gambar Hasil Kerajinan Rotan
Hasil kerajianan rotan berupa barang-barang furniture perabotan rumah tangga. 1 set kursi beserta meja kaca.
Hasil kerajinan rotan berupa tempat duduk santai dan hasil kerajinan yang telah disempurnakan dengan menambah busa sebagai alas duduk agar lebih nyaman
Universitas Sumatera Utara
Hasil kerajinan tambahan berupa penyekat ruangan dan lemari buku.
Bentuk anyaman yang digunakan untuk kursi santai dan hasil kerajinan selain rotan yaitu kursi bambu.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu produk unggulan UD. Gundaling yaitu kursi pijat listrik
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Gambar UD. Gundaling Medan
Gambar UD. Gundaling Medan yang berlokasi di Jl. Jendral Gatot Subroto Km. 3.5 No. 79 A-B Medan
Universitas Sumatera Utara
KUISIONER INSTRUMEN PENELITIAN
STUDI BENTUK PENGOLAHAN DAN DISTRIBUSI HASIL KERAJINAN ROTAN PADA INDUSTRI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS UD. GUNDALING MEDAN SUMATERA UTARA)
No. Responden
:
Nama Perusahaan
:
Alamat
:
Hari : .............., Tanggal : ...............2007
PENELITI :
Nama
:
Yovie Tetuko
NIM
:
011203060
Program Studi :
Teknologi Hasil Hutan
DEPARTEMEN KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Universitas Sumatera Utara
I. PROFIL PERUSAHAAN 1. Nama Perusahaan/ Usaha
:
2. Bentuk Usaha
:
3. Alamat
:
4. Pemilik
:
5. Tahun Berdiri
:
6. Sumber Dana/ Modal
:
7. Status Tempat Usaha
:
II. PROFIL PENGRAJIN/ KARYAWAN 1. Jumlah Pengrajin/ Karyawan
:
2. Rata-rata Umur Pengrajin
:
3. Rata-rata Pendidikan Karyawan
:
4. Rata-rata Suku
:
5. Rata-rata Pengalaman Kerja
:
6. Sumber Pengetahuan Pengrajin
:
7. Sistem Penerimaan Upah/ Gaji
:
III. BAHAN BAKU ROTAN 1. Jenis Rotan
:
2. Asal Pembelian Rotan
:
3. Harga Beli
:
4. Vol. Pembelian Hari/ Minggu/ Bln (kg)
:
5. Keterangan
:
6. Jumlah Rata-rata
:
IV. PRODUK 1. Jenis-jenis produk yang di hasilkan a. Lemari, jenisnya : b. Meja, jenisnya
:
c. Kursi, jenisnya
:
d. Sofa, jenisnya
:
Universitas Sumatera Utara
e. Lainnya
:
2. Gaya (desain) mebel/ furnitur yang digunakan (Jawaban dapat diisi lebih dari satu) a. Sederhana b. Klasik c. Modern 3. Desain mebel/ furnitur ditentukan oleh (Jawaban dapat diisi lebih dari satu) a. Perusahaan sendiri b. Saingan/ perusahaan lain c. Order (pesanan) dari pelanggan d. Kebutuhan Masyarakat saat ini 4. Produk andalan UD. Gundaling
V. DISTRIBUSI
1. Bagaimana saluran distribusi UD. Gundaling a. Produsen – Pemakai industri (Konsumen) b. Produsen – Pedagang besar (Distributor industri) – Pemakai industri c. Produsen – Agen – Pemakai industri d. Produsen – Agen – Pedagang besar (Distributor industri) – Pemakai industri 2. Arah distribusi produk Dalam Negeri : Sumatera, yaitu daerah Luar Sumatera, yaitu daerah Luar Negeri : Asia, yaitu Eropa, yaitu Amerika, yaitu Australia, yaitu Afrika, yaitu
Universitas Sumatera Utara
MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN
MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 512/Kpts-II/1998
TENTANG
KETENTUAN PELAKSANAAN EKSPOR ROTAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang : a. bahwa dalam rangka reformasi ekonomi nasional dan meningkatkan daya saing serta efisiensi pemanfaatan rotan dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya hutan sebagai penyangga kualitas lingkungan global, maka perlu mengatur tentang ketentuan pelaksanaan ekspor rotan; b. bahwa dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor : 187/MPP/Kep/4/98 pasal 2 telah ditetapkan untuk jumlah rotan yang dapat diekspor ditetapkan oleh Menteri Kehutanan dan Perkebunan; c. bahwa untuk mengatur ketentuan pelaksanaan ekspor rotan perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan.
Universitas Sumatera Utara
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1967; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1970 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1975; 3. Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1998; 4. Keputusan Presiden Nomor 122/M Tahun 1998; 5. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 402/Kpts-IV/90 jo. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 525/Kpts-II/1991; 6.
Keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
Nomor
187/MPP/Kep/4/1998.
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN EKSPOR ROTAN.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
1. Rotan bulat adalah rotan asalan yang dihasilkan dari hutan alam atau hasil budidaya masyarakat di kawasan hutan. 2. Rotan asalan adalah batangan rotan yang belum/telah dibersihkan tetapi belum mendapat perlakuan pencucian dan pengawetan dengan asap belerang. 3. Rotan bulat W & S adalah batangan rotan asalan yang telah mengalami proses pembersihan, pencucian dan pengawetan dengan asap belerang (washed dan sulphurized). 4. Rotan poles kasar adalah hasil pengikisan buku rotan bulat W & S sedemikian rupa, sehingga ketebalan bukunya sama dengan ruas-ruas sampingnya. 5. Rotan poles halus adalah hasil proses pengupasan kulit ari dari rotan bulat sepanjang batang yang ditandai dengan batang yang halus dan silindris. 6. Kulit rotan adalah hasil proses pengulitan rotan bulat W & S ditandai dengan lembaran kulit yang berukuran tebal 1,3 mm atau lebih kecil, lebar 8 mm atau lebih kecil. 7. Hati rotan adalah hasil proses pembelahan hati rotan ditandai dengan lembaran-lembaran hati yang berbentuk bulat dan persegi. 8. Ijin Pengumpul rotan adalah suatu badan usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I yang diberikan hak untuk melakukan pengumpulan rotan hasil petani atau pengumpul rotan.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 2
Rotan bulat yang dapat diekspor adalah rotan yang diperoleh dari ijin pengumpulpemungut rotan yang sah atas sejumlah target yang tercantum dalam ijin pengumpulan/pemungutan dan atau sebesar kemampuan pengolahan industri rotan.
Pasal 3
1. Rotan yang akan diekspor wajib dilunasi Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) serta bukti pelunasan PSDH wajib dilampirkan pada waktu pengajuan penggantian dokumen SAKB/SAKO/Surat Angkutan Hasil Hutan Bukan Kayu (SAHHBK) untuk ekspor. 2. Setiap rotan yang akan diekspor, sebelum diterbitkan dokumen SAKB/SAKO/SAHHBK, wajib dilakukan pemeriksaan fisik secara uji petik oleh petugas kehutanan yang ditunjuk Kepala Dinas Kehutanan propinsi Dati I dan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi setempat untuk wilayah yang tidak mempunyai Dinas Kehutanan. 3. Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud ayat (2) dilakukan dengan menghitung
bundel/ikat/kemasan
dan
untuk
berat/jenis
dilakukan
pengukuran secara acak 10% dari jumlah partai. 4. Pemeriksaan fisik rotan dilakukan di tempat rotan yang dipersiapkan untuk pengapalan serta dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Universitas Sumatera Utara
Pasal 4
1. Rotan yang berasal dari berbagai dokumen SAKB/SAKO/SAHHBK yang diterbitkan oleh yang berwenang dari tempat asal rotan, wajib diganti dengan SAKB/SAKO/SAHHBK untuk ekspor. 2. Penerbitan dokumen SAKB/SAKO/SAHHBK pengganti untuk ekspor dilakukan secara self assessment oleh petugas perusahaan eksportir yang bersangkutan. 3. Petugas perusahaan penerbit SAKB/SAKO/SAHHBK untuk ekspor ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi setempat atas penunjukan Direksi perusahaan yang bersangkutan.
Pasal 5
Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan, setiap tanggal 10 bulan berikutnya wajib melaporkan realisasi pelaksanaan ekspor kepada Menteri Kehutanan dan Perkebunan.
Pasal 6
Eksportir rotan setiap tanggal 5 bulan berikutnya wajib melaporkan realisasi pelaksanaan ekspor kepada Direktur Ekspor - Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan tembusan Direktur Pemanfaatan dan Peredaran Hasil Hutan.
Pasal 7
Ketentuan yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku.
Universitas Sumatera Utara
Pasal 8
Hal-hal yang belum tertampung dalam keputusan ini ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Pengusahaan Hutan.
Pasal 9
Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : J A K A R T A Pada Tanggal : 24 Juni 1998
MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN,
ttd.
Dr. Ir. MUSLIMIN NASUTION
Universitas Sumatera Utara
Salinan keputusan ini disampaikan kepada Yth. :
1. Sdr. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan. 2. Sdr. Menteri Dalam Negeri 3. Sdr. Menteri Keuangan 4. Sdr. Menteri Perindustrian dan Perdagangan 5. Sdr. Gubernur Bank Indonesia 6. Sdr. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan 7. Sdr. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia 8. Sdr. Sekretaris Jenderal Departemen Kehutanan dan Perkebunan 9. Sdr. Inspektur Jenderal Departemen Kehutanan dan Perkebunan 10. Sdr. Direktur Jenderal/Kepala Badan lingkup Departemen Kehutanan dan Perkebunan 11. Sdr. Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dan Perkebunan Propinsi seluruh Indonesia 12. Sdr. Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Dati I seluruh Indonesia 13. Sdr. Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Dati I seluruh Indonesia
Universitas Sumatera Utara