LAMPIRAN PRESS RELEASE AKHIR TAHUN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Jakarta, 23 Desember 2013
I.
Bidang Pemberantasan Sepanjang tahun 2013, BNN berhasil membongkar sejumlah jaringan Narkoba yang menonjol dan berdampak besar terhadap peredaran gelap Narkoba di wilayah Indonesia. Umumnya Narkoba masuk melalui pintu-pintu perbatasan, baik laut, udara maupun lintas batas daratan. Kasus-kasus menonjol yang berhasil diungkap oleh BNN antara lain : A.
Pengungkapan Jaringan Sindikat Narkoba Internasional 1.
Pengungkapan Penyelundupan Narkoba di Nunukan - Kaltim Pada 31 Maret 2013, petugas BNN mengamankan tersangka TS karena menguasai Narkotika jenis sabu seberat 1.096 gram. Setelah dikembangkan, petugas mengamankan tiga tersangka lainnya, JM, RA, SA yang melakukan upaya penyelundupan sabu melalui Pelabuhan Tunontaka, Nunukan - Kaltim, menggunakan KM Umsini Tujuan Tarakan-Nunukan-Balikpapan-Parepare. Barang bukti yang disita dari ketiganya adalah 4.069,3 gram sabu. Dari keterangan tersangka, bandar yang jadi pengendali bisnis ini adalah AR. Selanjutnya petugas turut menangkap AR di rumahnya pada 5 April 2013 di Nunukan Kaltim.
2.
Oknum PNS Terlibat Penyelundupan Narkoba BNN ungkap penyelundupan kasus Narkoba yang melibatkan oknum PNS. Pada tanggal 13 Juni 2013, IS (PNS di Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Pontianak-Kalbar) dan EH masuk ke Malaysia via jalur Entikong dan membawa uang sebesar Rp 2,3 miliar. Di Malaysia ia meletakkan uang tersebut di sebuah tempat, dan selang beberapa waktu di tempat yang sama ia mengambil tas yang sudah berisi sabu seberat 5.109,1 gram dan ekstasi sebanyak 9.107 butir. Petugas BNN mengamankan keduanya di tempat terpisah. IS ditangkap di Pontianak, dan EH ditangkap di Balai Karangan - Kalbar.
1|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
3.
Pasokan Prekursor Lintas Negara digagalkan BNN BNN bekerjasama dengan Australian Federal Police (AFP) dan United States Drug Enforcement Administration (US-DEA) mengungkap jaringan sindikat Narkoba internasional yang memasok cairan Prekursor jenis shikimol = fenilpropena = 5 - (2 propenyl) - 1,3 - benzo dioxole yang merupakan bahan baku pembuatan ekstasi ke Australia dan Amerika. Dari kasus ini, BNN mengamankan seorang pria WNI berinisial JY (29), di Kebayoran Baru - Jakarta Selatan. Dari tangan tersangka, disita 7 botol plastik cairan Prekursor sebanyak 10 liter, 3 gram ganja, dan 10 jerigen dengan total 250 liter. Total cairan Prekursor Narkotika yang berhasil diamankan adalah 310 liter. Dari tiap 1 liter cairan Prekursor dapat menghasilkan 10.000 butir ekstasi. Dari pengungkapan kasus ini setidaknya BNN telah menggagalkan produksi 3.100.000 butir ekstasi. Diduga HW als JY sebelumnya telah mengirimkan cairan Prekursor Narkotika ke luar negeri sebanyak 450 liter.
4.
Pimpinan Media Massa Terlibat Jaringan Internasional BNN ungkap keterlibatan mantan pengacara dan pemimpin salah satu media massa di Medan dalam jaringan Narkoba internasional, berinisial YHS. Pengungkapan ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan S, karena kepemilikan sabu seberat 20 gram. Dari pengakuan S, diketahui sabu tersebut didapat dari tersangka YHS. Petugas kemudian melakukan penangkapan terhadap YHS di sebuah ruko lantai II di Jalan Kolonel Sugiono, Medan, Sumatera Utara, Rabu (29/5) malam. Selain YHS petugas juga mengamankan M als T saat sedang mengonsumsi sabu. Di ruko tersebut, petugas berhasil mengamankan barang bukti 6.527,8 (enam ribu lima ratus dua puluh tujuh koma delapan) gram Sabu, 47 butir ekstasi seberat 15,9 gram, Serbuk ekstasi seberat 169,5 gram, 2 unit mobil mewah dan uang tunai Rp 235.950.000 yang diduga merupakan hasil penjualan Narkotika. Pengembangan dilakukan terhadap kasus tersebut dan berhasil mengamankan tersangka lainnya yaitu HD dan TA dengan barang bukti 0,8 (nol koma delapan) gram sabu, serta PA dan FA berikut barang bukti 2 (dua) gram sabu dan 14 butir ekstasi.
5.
Ratu Kurir Narkoba ditangkap RW, seorang tukang rekrut kurir Narkoba internasional tak berkutik ketika diamankan BNN pada 27 Juni 2013 lalu di rumahnya di kawasan Cibubur. Penangkapan ratu kurir ini tak lepas dari kerja sama antara BNN dengan penegak hukum di Singapura, Malaysia, Filipina, dan India. Selama menjalankan aksinya, RW piawai mencari wanita yang mengalami kesulitan ekonomi dan membujuknya untuk menjadi kurir. RW menyiapkan segala keperluan para kurir dari mulai paspor, tiket, hingga uang saku. Selain itu RW turut berperan sebagai perantara transaksi Narkoba, untuk mencari konsumen. Sejumlah barang bukti yang berhasil disita dari RW berupa 1 unit rumah, 6 mesin jahit / obras,
2|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
1 mobil Honda Jazz, serta beberapa kartu ATM dan buku rekening bank. RW memiliki atasan, berinisial KE (WN Nigeria) yang berdomisili di Malaysia dan saat ini juga telah tertangkap. Kasus ini terungkap setelah beberapa kurir yang direkrut oleh RW selama kurun waktu 2011 – 2013 berhasil ditangkap, antara lain : FW dan RA (Filipina), TA (Surabaya), RW (Bandung), HE (Malaysia), CH (Singapura). Setiap kali mengantarkan Narkoba, umumnya kurir mendapatkan upah berkisar 2500 – 3000 USDollar. 6.
Kurir India Bawa 5 kg Sabu ditangkap BNN bekerja sama dengan Bea & Cukai Soekarno Hatta, berhasil mengagalkan penyelundupan 5.018 gram sabu asal India yang dibawa oleh seseorang berinisial AKBC (WN India). AKBC tiba di Indonesia pada tanggal 25 Juli 2013, sekitar pukul 20.00 WIB, dengan menggunakan pesawat Singapure Air Lines dengan rute Bengaluru – Singapura – Jakarta.AKBC membawa sebuah koper warna abu-abu yang setelah diperika oleh petugas, didalamnya berisi 10 (sepuluh) buah miniatur kursi sofa yang masing-masing didalamnya berisi sabu dengan jumlah berat mencapai 5.018 gram. Dari hasil pemeriksaan sementara yang dilakukan terhadap AKBC, diketahui bahwa ia diperintah oleh seorang laki-laki (Mr. X) yang berada di India. Menurutnya sesampainya di Indonesia, seseorang lainnya (Mrs. Y) yang berada di India akan menghubungi AKBC untuk memberikan perintah selanjutnya.Pada tanggal 26 Juli 2013, petugas BNN kemudian melakukan controlled delivery dan berhasil mengamankan LH.
7.
Kurir Vietnam Pertama ditangkap di Indonesia BNN bekerja sama dengan Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta kembali menggagalkan upaya peredaran Narkotika golongan 1 jenis sabu yang dibawa oleh seorang tersangka berinisial DHN, seorang WNA Vietnam. Kurir Vietnam ini merupakan kurir pertama yang masuk ke Indonesia. Dari tangan tersangka, petugas menyita sabu seberat 2.002 gram yang diselundupkan dalam dinding koper.Pengungkapan kasus ini berawal dari kecurigaan petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta terhadap seorang penumpang asal Vietnam berinisial DHN, di Terminal Kedatangan 2D Bandara Soekarno Hatta, pada Selasa 6 Agustus 2013.Setelah dilakukan pemeriksaan, petugas menemukan sabu seberat 2.002 gram yang dikemas dalam sebuah kantong plastik hitam dan disembunyikan dalam dinding koper. Menurut pengakuan DHN, ia diperintahkan menyelundupkan sabu ini oleh Ph di Vietnam. Rencananya, DHN akan mencari hotel di sekitar bandara dan mengganti sim cardnya dengan nomor Indonesia untuk menunggu instruksi selanjutnya dari Ph.
3|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
8.
Penyelundupan Narkoba via Pulau Rupat (salah satu pulau terluar) Penyelundupan Narkotika melalui jalur laut masih menjadi ancaman yang harus terus diwaspadai. Pada tanggal 2 Oktober 2013, Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil mengamankan RY bersama MR dan D di bilangan Jalan Serasi, Kelurahan Delima, Pekanbaru. Dari tangan RY, petugas BNN menyita sabu seberat 3,8 kg, beserta 7 buah telepon genggam.Berdasarkan data penyelidikan, RY pada tanggal 25 September 2013 berangkat dari Jakarta menuju Pekanbaru. RY kemudian mengajak rekannya berinisial NN menuju Dumai.Pada tanggal 30 September 2013, NG bertemu dengan FR, di Pulau Rupat, yang berjarak tempuh kurang lebih dua jam dari Dumai. Di Pulau tersebut, FR menyerahkan sebuah koper kepada NG, yang nantinya akan diserahkan kepada JR. Setelah menerima koper tersebut, JR menyerahkan koper itu kepada RY dan selanjutnya diserahkan kepada NN untuk dibawa ke Pekanbaru dengan menggunakan bis.Setibanya di Pekanbaru, pada 1 Oktober 2013 koper tersebut diserahkan lagi kepada RY yang kemudian disimpan di sebuah rumah kontrakan yang ditempati oleh adik D. RY kemudian menjemput MR di sebuah mall di Pekanbaru. Setelah keduanya berbelanja, RY dan MR menuju rumah kontrakan di bilangan Jalan Serasi Pekanbaru. Di rumah tersebut, RY, MR dan D diamankan petugas BNN. Setelah dilakukan pengembangan, BNN mengamankan FR, NN, JR, dan NG di sebuah rumah di kawasan Jalan Belimbing, Dumai Riau.
9.
TKI Bawa Sabu Dalam Kardus Dari Malaysia TKI berinisial SU, Sabtu (21/9) diamankan petugas saat transit di Terminal kedatangan 2 E Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. Saat dilakukan pemeriksaan, petugas menemukan 2.558 gram Kristal bening yang disembunyikan di dalam satu buah kardus berisi trolley baby dan satu buah kardus berisi rice cooker. Berdasarkan pengakuan SU, kedua barang tersebut milik seorang pria berinisial MF (DPO) yang memerintahkan SU untuk membawa barang tersebut dari Malaysia menuju Desa Temberu Barat, Sokobanah, Sampang, Madura Indonesia.Menurut pengakuan SU, ia mengetahui bahwa barang yang ia bawa tersebut adalah Narkotika. Sebelum berangkat SU dibekali tiket pesawat dan uang tunai sebesar Rp. 1 juta yang diberikan MF melalui seorang tekong (penyalur TKI). Tekong itu pun turut membantu menyiapkan barang milik MF yang hendak dibawa SU. MF berjanji akan memberikan upah sebesar Rp 30 juta jika SU berhasil membawa barang terlarang tersebut ke Madura.Selain barang bukti Narkotika, petugas juga menyita barang bukti lainnya berupa 1 buah HP, uang tunai sebesar Rp 650.000 dan MYR 18, serta kartu identitas tersangka.
10. TKI Selundupkan 5 kg Sabu Dalam Alat Bayi Belum genap sebulan, BNN dan Bea Cukai kembali menggagalkan penyelundupan 5.716 gram sabu asal Malaysia oleh TKI. Sabu yang diselundupkan di dalam baby walker dan box kabel lampu tembak 4|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
tersebut dibawa oleh seseorang berinisial MH, TKI yang bekerja sebagai buruh di Malaysia.Pada tanggal 11 Oktober 2013, MH berangkat dari Bandara Kuala Lumpur, Malaysia, dengan tujuan Surabaya dan transit terlebih dahulu di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten.Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa MH diperintah oleh seseorang berinisial MS, WNI yang tinggal di Malaysia, untuk membawa sabu tersebut. MH mengenal MS dari saudaranya yang merupakan teman MS. Kepada MH, MS mengaku sama-sama orang asli Madura. Kemudian pada tanggal 17 September 2013, MH ditelpon ibunya dan diminta pulang ke Madura. MH yang tidak memiliki biaya untuk pulang kampung pun kemudian menceritakannya kepada MS. MS lalu menawarkan tiket pulang ke Madura secara cuma-cuma dengan syarat MH turut membawa barang miliki MS ke Surabaya. MS juga memberitahu kepada MH bahwa barang yang akan dibawa adalah sabu. 11. Mantan TKW Selundupkan Sabu Dari Taiwan Berdasarkan hasil penyelidikan intelejen, Tim BNN berhasil mengamankan dua tersangka, yaitu Dori (seorang yang berprofesi sebagai debt collector, di Jakarta )dan Wanti (mengaku TKW), karena diduga kuat melakukan transaksi Narkoba pada Minggu dini hari, 20 Oktober 2013. Tim BNN mengamankan Dori terlebih dahulu di sebuah hotel di kawasan Jalan Jemursari Raya, Surabaya. Tersangka Dori diduga kuat telah menerima Narkotika jenis sabu seberat 1.562,7 gram dari seorang wanita bernama Wanti. Selanjutnya tim BNN melakukan pengembangan dan berhasil mengamankan Wanti di hotel yang sama pada malam itu juga. Berdasarkan pengakuan Wanti, dirinya merupakan TKW di Makau yang sudah habis kontrak dan akan pulang ke Indonesia. Pada tanggal 19 Oktober, ia berangkat dari Makau dan transit di Taiwan. Saat jeda menunggu pesawat rute Taiwan-Surabaya, ia bertemu dengan seorang pria WNI yang menitipkan sebuah tas jinjing kepadanya. Pria tersebut juga memberikan nomor telepon Surabaya. Setibanya di bandara Juanda Surabaya, Wanti langsung meluncur ke sebuah hotel di Jalan Jemursari Raya. Tidak lama kemudian, Wanti bertransaksi Narkoba dengan Dori, sehingga keduanya diamankan petugas BNN. 12. Ibu Rumah Tangga Terlibat Jaringan Narkoba Internasional Tim gabungan BNN dengan BNN Provinsi Sumatera Utara berhasil meringkus tiga orang tersangka yang diduga kuat terlibat dalam sindikat Narkoba internasional. Dua tersangka diantaranya diamankan pada Kamis, 14 Nopember 2013 pukul 15.30, di Jalan Pasar 4 Marelan Barat Perumahan Grand Puri Nomor 25 Kelurangan Rengas Puiau Kecamatan Medan Marelan, Kodya Medan. Sementara satu tersangka lainnya diamankan dari Lapas Tanjung Gusta Medan. Di tempat kejadian perkara tersebut, BNN menyita 2,1 kg sabu dan 11.400 butir 5|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
ekstasi,dari tangan DD (39), seorang ibu rumah tangga. Selain mengamankan DD, petugas juga mengamankan seorang pria berinsial KA (33), yang mengaku berprofesi sebagai wiraswastawan. KA merupakan kaki tangan seorang napi di Tanjung Gusta yang ditugaskan untuk menerima sabu dari Malaysia dan menyimpannya di rumah DD. Saat dilakukan penggerebekan DD berusaha untuk menghilangkan sabu seberat 1 kg dengan cara membuangnya ke dalam kloset. Sabu tersebut diperoleh dari Malaysia dan telah diedarkan ke sejumlah daerah. Ekstasi sejumlah 11.400 butir ini adalah sisa, karena 20 ribu butir lainnya sudah berhasil terjual. Otak dari peredaran Narkoba ini adalah seorang napi di Lapas Tanjung Gusta berinisial MK (49). Napi tersebut sudah diamankan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara itu, aset yang berhasil disita dari jaringan ini adalah 7 unit mobil, 8 unit sepeda motor, 12 handphone, dan uang Rp 32 juta serta sejumlah aset lainnya. B.
Jaringan Narkoba Libatkan Aparat 1.
Oknum Polisi Terlibat Jaringan Narkoba Tim gabungan BNN RI dan BNNP Jawa Tengah mengungkap jaringan sindikat Narkoba yang melibatkan oknum anggota polisi, berinisial RS. Pada tanggal 29 April 2013, RS diamankan petugas setelah mengantarkan barang dari kamar 1003 di Hotel Ciputra Semarang. Petugas kemudian melakukan pengembangan dengan melakukan penggeledahan di kamar tersebut, dan berhasil mengamankan seorang perwira TNI AL, berinisial ASB beserta barang bukti berupa 2 kantong plastik berisi Narkotika jenis sabu seberat 1,5 gram, beberapa pipet (alat penyedot), 2 (dua) buah bong, 7 (tujuh) korek api gas, 1 (satu) lembar alumunium foil, 2 (dua) botol kosmetik yang digunakan untuk membakar sabu dan beberapa peralatan lainnya yang digunakan untuk mengonsumsi sabu. Tim BNN kemudian melanjutkan penggeledahan di rumah kost RS als MM, di lokasi ditemukan barang bukti berupa : 8 (delapan) butir ekstasi (merk butterfly), 1 (satu) paket kecil sabu seberat 0,3 gram, dan peralatan bong. Dari penggeledahan tersebut, petugas juga mengamankan seorang wanita yang merupakan kekasih tersangka RS als MM.
2.
Sipir Bisnis Narkoba Seorang sipir Lapas Medaeng, berinisial YG, diamankan BNN karena diduga menjadi bagian dari jaringan sindikat Narkoba.YG (46), diamankan di tengah perjalanan dari rumah menuju kantornya di Jl. Kelempis, Surabaya, pada tanggal 21 Mei 2013, malam. Pada tanggal 15 Mei 2013, YG dititipi sabu oleh seseorang berinisial SP (56) yang ia kenal karena merupakan mantan warga binaannya di Lapas Medaeng. SP menitipkan sabu seberat 3,4 Kg kepada YG untuk dipasarkan dan
6|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
dijual kepada pembeli. Pada tanggal 17 Mei 2013, sepulangnya SP dari luar negeri, YG menemui SP untuk mengembalikan sisa sabu seberat 700 gram kepada SP. Dari 700 gram sisa sabu yang ada, SP kemudian menjual 200 gram kepada seorang pembeli yang ia temui di depan lapangan parkir RS. Darmo, Surabaya. Setelah melakukan transaksi, petugas BNN kemudian mengamankan keduanya yaitu, SP dan RK als BB, beserta 200 gram sabu. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan terhadap SP, petugas kemudian menggeledah rumah SP di kawasan Sidoarjo dan berhasil menemukan 500 gram sabu. Selain mengamankan barang bukti, petugas juga turut mengamankan seorang perempuan berinisial IS yang merupakan isteri tersangka SP. IS diduga menjadi pengatur keuangan hasil penjualan sabu yang dilakukan oleh YG. Petugas BNN kemudian melakukan controlled delivery dan akhirnya berhasil mengamankan YG. 3.
Pengungkapan Jaringan Narkoba Libatkan Oknum TNI BNN bekerjasama dengan TNI Angkatan Udara (AU) berhasil mengamankan 2 (dua) orang anggota TNI AU yang diduga kuat terlibat dalam jaringan peredaran gelap Narkoba. Kedua tersangka, yaitu BW dan RY diamankan petugas BNN pada tanggal 2 Juli 2013, di Pekanbaru, Riau, dengan barang bukti Narkotika jenis ekstasi sebanyak 301 butir. BW diamankan aparat BNN dengan barang bukti berupa 301 butir ekstasi. BW mengaku mendapatkan barang tersebut dari RY yang berperan sebagai kurir dan merupakan rekannya sesama anggota TNI AU yang bertugas di POM AU Pekanbaru, Riau. Tidak lama kemudian, RY pun turut diamankan oleh petugas BNN di tempat kostnya.Dari keterangan RY, Narkotika tersebut ia dapatkan dari seorang wanita berinisial MA als A. Petugas BNN kemudian melakukan pengembangan kasus dan berhasil mengamankan MA als A di rumahnya, dan menyita 502,6 gram sabu dan 68 butir ekstasi warna ungu berlogo apel. Petugas BNN selanjutnya memburu suami MA, di sebuah hotel di Pekanbaru, dan diperoleh barang bukti 11,9 gram sabu. Dari pengembangan yang dilakukan, pada tanggal 4 Juli 2013, BNN menangkap AM, sekaligus menyita 52 butir ekstasi, 97 butir happy five merek Erimin, dan uang tunai senilai Rp 5 juta. Di waktu yang bersamaan, petugas juga menangkap MS (waitress XP Club) yang saat itu tengah melayani pesanan Narkotika HS di XP Club. Dari kedua tersangka petugas menyita barang bukti berupa 9 butir ekstasi.Dari kasus ini, jumlah barang bukti Narkotika yang berhasil disita oleh BNN adalah sebanyak 430 butir ekstasi, 97 butir happy five, dan 514,5 gram sabu.
7|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
C.
Pengungkapan Pabrik Gelap Narkoba 1.
Pengungkapan Pabrik di Kalideres BNN mengungkap pabrik gelap pembuatan Narkoba (clandestine lab) di kawasan Kalideres, Jakarta Barat, 18 Mei 2013. Dalam kasus ini, petugas mengamankan seorang pria berinisial R yang diduga kuat terlibat dalam pengelolaan clandestine lab. R mengaku menjalankan produksi barang terlarang tersebut atas perintah N alias B. Pada tanggal 19 April 2013, R diperintah N untuk mengambil kafein di rumah seorang wanita berinisial DN (DPO) yang tinggal di kawasan Teluk Gong. Setelah kafein itu diterima R, selanjutnya ia menyerahkannya pada seseorang yang tidak ia kenal di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dua hari kemudian, R kembali diperintah N untuk mengambil 2 kantong kafein dan kembali mengantarkannya kepada orang yang sama di kawasan Pantai Indah Kapuk. Pada 9 Mei 2013, R diperintah untuk menjemput seseorang bernama AS (DPO), yang diplot bertugas untuk mencetak ekstasi. AS diketahui tinggal di rumah kontrakan yang telah disewa di kawasan Permata Palem. Tanggal 12 Mei 2013, R kembali mengambil kafein ke rumah DN dan menyerahkannya kepada AS. Satu hari berselang, AS sudah meninggalkan rumah kontrakan tersebut. Sementara itu, N memerintahkan R untuk mengamankan mesin pencetak ekstasi. Namun, atas inisiatif R, mesin itu rencananya akan ditimbun di belakang rumah R di Perum Citra Extention Jakarta Barat. Namun, sebelum mesin itu ditimbun, R dibekuk aparat BNN. Selanjutnya BNN melakukan penggeledahan di rumahnya dan berhasil mengamankan barang bukti berupa 4.245,4 (empat ribu dua ratus empat puluh lima koma empat) gram serbuk Narkotika dan 85 (delapan puluh lima) butir Tablet methamphetamine. Selain itu petugas juga menyita beberapa barang yang diduga digunakan untuk proses pembuatan Narkoba dan beberapa bahan pembuat Narkoba.
2.
Pabrik Narkoba Milik Residivis Diungkap BNN Berawal dari informasi masyarakat dan penyelidikan intelijen, BNN berhasil mengamankan Y, pemilik sebuah pabrik gelap Narkoba (clandestine laboratorium) yang memproduksi Narkotika jenis sabu di Perumahan Sentra Duta, Blok K5 Nomor 16A, Sukajadi, Cimahi-Jawa Barat, Minggu (30/6). Di tempat kejadian perkara, petugas BNN menyita Prekursor jenis efedrin, teofelin, aceton, methanol, alkohol,sulfat, toluene, 5,4 gram sabu, alumunium foil, plastik transparan, 3 bong, 3 drum yang masing-masing dialiri selang dan pipa, kulkas tempat menyimpan Prekursor cair yang didinginkan. Selain itu petugas juga menemukan alat saring, 2 bungkus besar berisi garam atau tawas, serta obat asma yang digunakan sebagai campuran sabu sebanyak 6.000 strip.
8|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
Kasus kejahatan Narkoba bukan yang pertama bagi tersangka Y , karena ia sebelumnya pernah terlibat dalam kasus ekstasi dengan vonis 12 tahun. Namun pelaku kemudian bebas setelah menjalani hukuman 7 tahun penjara. Y belajar meracik Narkotika dari berbagai referensi buku dan internet. Dengan modal awal 30 juta, setelah keluar dari lapas, Y mulai merintis bisnis produksi sabu. D.
Metamorfosa Penyalah guna Narkoba Menjadi Sindikat 1.
Berawal Kecanduan Sabu, Akhirnya Jadi Bandar Toni (47) diamankan bersama dua rekannya, karena kedapatan berbisnis Narkoba. Toni ditangkap di Hotel Holiday Inn, Semarang, pada 14 November 2013 dini hari. Saat penangkapan, Toni menerima sabu seberat 500 gram dari kurirnya bernama Chandra yang baru datang mengambil barang dari Jakarta. Petugas BNN menggelandang Toni, Chandra dan seorang teman Toni bernama Iwan untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Toni mengaku menjadi bandar berawal dari kecanduan sabu. Empat tahun lalu ia mencoba-coba sabu, dan akhirnya mengaku ketagihan hingga akhirnya nekad untuk berbisnis Narkoba, dan keuntungan yang ia peroleh untuk membeli sabu. Akhirnya, keluarga Toni berantakan, dan bisnis rotinya yang ia bangun pun terpuruk. Setelah bisnis roti hancur, ia mencoba judi bola, tapi tidak bertahan lama. Akhirnya Toni terjun ke bisnis Narkoba. Selama menjalankan bisnis Narkoba, proses transaksi selalu berjalan mulus, karena Toni selalu diberikan pelatihan khusus dari bandar besar untuk mengelabui petugas. Dalam menjalankan bisnis Narkoba, pada awal ia memesan barang dan menjual barang tanpa dibantu siapapun. Namun, dalam tiga bulan terakhir ini ia mempekerjakan Chandra. Kepada petugas, Chandra mengaku nekad menjadi kurir Narkoba karena ia sudah diberikan pinjaman uang sebesar Rp 10 juta dari Toni. Karena itulah, Chandra terpaksa menjadi kurir Narkoba meski pekerjaan yang ia lakukan ini melanggar hukum. Toni mengaku sudah seringkali mengedarkan barang haram jenis sabu di Semarang dan sekitarnya. Menurut pengakuannya, ia sudah empat tahun menjalankan bisnis Narkoba-nya. Namun pada tiga tahun pertama, sabu yang ia jual hanya kecil-kecilan (hanya beberapa gram). Baru dalam tahun ini, ia sudah empat kali melakukan transaksi Narkoba dalam jumlah yang lebih besar. Transaksi pertama yang ia jual seberat 500 gram, kedua 300 gram, 500 gram, dan terakhir 500 gram.
2.
Awalnya Coba-Coba, Akhirnya Tertarik Terlibat Jaringan Narkoba Tergiur dengan keuntungan bisnis Narkoba dan rasa setia kawan yang tinggi, ND (DPO), DV, HD, SD, dan RV, nekat berbisnis Narkoba.
9|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2013
Mereka awalnya mengonsumsi namun pada akhirnya tertarik untuk masuk dalam lingkaran sindikat Narkoba. Terungkapnya kasus ini berawal dari penangkapan SS (36) dan IK (23). Keduanya diamankan di kawasan Jalan Siliwangi, Bekasi pada 22 November 2013, sekitar pukul 5 sore, dengan barang bukti 23,64 gram sabu. Setelah dilakukan pemeriksaan, keduanya mengaku mendapatkan barang tersebut dari ND, yang kini masih dalam pengejaran (DPO). Petugas BNN selanjutnya melakukan pengembangan ke sebuah alamat di perumahan Griya Puspa Indah, Bekasi, dan mengamankan DV (19) dan HD (20), karena menguasai Narkotika jenis sabu. Dari tangan DV disita sabu seberat 317,4 gram, dan dari tangan HD disita sabu seberat 1,84 gram. Selanjutnya petugas melakukan penggeledahan di kos DV. Saat dilakukan penggeledahan, seorang pria bernama SD (19) datang untuk menemui DV. Berdasaran informasi dari DV, SD ini sudah menerima sabu seberat 565,7 gram sehingga akhirnya petugas mengamankan SD. Tim BNN kemudian melakukan penggeledahan di rumah SD di kawasan Rawa Lumbu Bekasi. Di rumah ini, petugas menyita sabu seberat 565,7 gram. Berdasarkan keterangan SD, menyimpan atas perintah RV (21) yang akhirnya ditangkap petugas di belakang kantor kelurahan Rawa Lumbu, Bekasi. E.
Operasi Eradikasi Lahan Ganja BNN bekerjasama dengan Polda Aceh melaksanakan pemusnahan ladang ganja 35 Ha pada tanggal 13 Mei 2013. Eradikasi ini merupakan yang pertama di tahun 2013. Kegiatan ini di pimpin langsung oleh Kepala BNN Komjen Pol Drs. Anang Iskandar, SH, MH serta di dampingi oleh Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Dr. Benny J Mamoto, Dir Narkoba Polda Aceh, Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, dan pejabat BNN lainnya. Pemusnahan ladang ganja seluas ± 35 hektar berlokasi di Desa Pulo Kemukiman Lamteuba Kec. Seulimeum Kab. Aceh Besar. Penemuan lahan ganja ini merupakan hasil dari Informasi masyarakat, yang kemudian dilakukan penyelidikan awal oleh BNN dan Dit Narkoba Polda Aceh. Dari hasil pemetaan terdapat 18 titik ladang Ganja yang ditemukan seluas 35 Ha.
F.
Pengungkapan Narkoba Jenis Baru UPT Laboratorium Uji Narkoba BNN menemukan 3 (tiga) zat baru yang memiliki kandungan Narkotika, berbentuk lembaran kertas menyerupai LSD (Lysergic Acid Diethylamid. Narkotika jenis LSD yang beredar di Indonesia selama ini umumnya mengandung zat Lisergida. Pada temuan Tim Lab BNN kali ini, kedua Narkotika berbentuk kertas tersebut mengandung dua zat yang berbeda yakni 25C-NBOMe, 25B-NBOMe,dan 25I-NBOMe.
10 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
Senyawa 25C-NBOMe dan 25I-NBOMe merupakan turunan dari fenetilamine dan memiliki efek psychedelic (reaksi menenangkan yang jika berlebihan dapat mengakibatkan tidak sadarkan diri) bagi tubuh manusia. Sedangkan 25B-NBOMe memiliki efek halusinogen saat dikonsumsi oleh manusia dan zat ini juga merupakan pengembangan / turunan dari fenetilamine (2CB). Tim Lab BNN mendapatkan sample 25C-NBOMe dari pengungkapan kasus yang berhasil diungkap oleh Tim Direktorat Penindakan dan Pengejaran Deputi Pemberantasan BNN bekerja sama dengan petugas Bea dan Cukai Bandara Soekarno Hatta, pada tanggal 8 Desember 2013. Sedangkan sample 25I-NBOMe didapatkan oleh BNN dari laporan masyarakat yang datang ke BNN, tanggal 10 Oktober lalu. Sebelumnya, Narkotika serupa juga berhasil ditemukan oleh Direktorat Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri dalam pengungkapan kasus di Perumahan Mahkota Mas, Cikokol, Tangerang. Tim Bareskrim memberikansample barang bukti kepada BNN untuk diperiksa. Hasilnya barang bukti berbentuk kertas itu mengandung senyawa lainnya yakni 25B-NBOMe. Kedua zat ini pertama kali ditemukan oleh Ralf Heim di Free University Berlin pada tahun 2004. Di beberapa negara di dunia, kedua zat ini memang popular digunakan sebagai bahan pembuat Narkoba berbentuk kertas. Akan tetapi, di Indonesia Narkoba kertas yang mengandung zat 25B-NBOMe dan 25C-NBOMe baru pertama kali ditemukan dan belum terdaftar dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
G.
Pengungkapan Kasus Money Laundring Paling Menonjol BNN mengamankan seorang tersangka yang diduga sebagai jaringan sindikat Narkoba, berinisial FA ini pada tanggal 13 Maret 2013 di lobby barat Plaza Indonesia. Dalam kesehariannya ia berprofesi sebagai pedagang. Tertangkapnya FA merupakan hasil pengembangan beberapa kasus yang sebelumnya telah diungkap oleh BNN, yaitu : 1.
Tersangka Murhadi dkk yang diamankan pada tanggal 1 April 2012 dengan barang bukti 2,27 Kg sabu, dan sudah mendapatkan vonis 18 tahun penjara.
2.
Tersangka Basyarullah als Syahrul Risyadi dengan barang bukti 700 gram sabu, dan sudah mendapatkan vonis 10 tahun penjara.
3.
Tersangka Imam Karyono yang merupakan penadah uang hasil penjualan Narkotika. Sudah mendapatkan vonis 1 tahun penjara dan seluruh aset telah disita oleh negara.
4.
Tersangka Imam Suhadi yang merupakan penadah uang hasil penjualan Narkotika. Sudah mendapatkan vonis 4,5 tahun penjara dan seluruh aset telah disita oleh negara.
5.
Tersangka Afdar dengan barang bukti 12 Kg sabu dan sudah mendapatkan vonis 12 tahun penjara.
11 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
6.
Tersangka MMI yang diamankan di Kalibata, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan barang bukti 1 Kg sabu. Berkas kasusnya kini sudah P-21.
Berdasarkan keterangan para tersangka dan alat bukti transaksi keuangan dari para tersangka, diketahui bahwa uang hasil penjualan Narkotika dikirimkan kepada FA. Pada tanggal 13 Maret 2013 sekitar pukul 14.00 WIB, FA terlihat di depan perumahan Raffles Hills – Cibubur dengan mengendarai kendaraan Porsche berwarna hitam dan melaju kencang menuju Plaza Indonesia. Sekitar pukul 18.00 WIB, tersangka FA berhasil diamankan oleh petugas BNN di lobby barat Plaza Indonesia. Petugas kemudian melakukan penggeledahan di rumah tersangka FA di Raffles Hills Blok C6 No. 22, Cibubur, dan mengamankan barang bukti berupa : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Satu unit mobil Porche Panamera 3.6L AT, Tahun 2012, warna hitam Satu unit mobil BMW 640I, warna putih Satu unit mobil Honda City, warna hitam metalik Uang tunai senilai Rp 35.027.000,Uang ringgit senilai 156 RM Beberapa handphone Beberapa ATM dan buku rekening
Berdasarkan keterangan tersangka FA, ia juga memiliki aset di Malaysia berupa 3 (tiga) unit Toko Grosir Klontong dan beberapa lainnya di Aceh, seperti : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Satu unit SPBU di Bireuen Empat unit ruko di Bireuen Beberapa bidang tanah Satu unit hotel di Bireuen 22 sertifikat hak milik atas nama FA Uang yang tersimpan di beberapa bank dengan nilai total ± Rp 10 Miliar. Total aset yang disita dari Faisal senilai Rp 29.926.112.818,- yang berasal dari uang tunai, rekening dan sejumlah barang Berdasarkan penyidikan yang dilakukan oleh petugas didapat keterangan bahwa tersangka adalah bandar Narkoba yang melakukan bisnis peredaran gelap Narkoba sejak tahun 2004. Dari hasil bisnis tersebut, FA memiliki beberapa aset di beberapa tempat, yaitu Malaysia, Aceh, dan Jakarta. FA sudah mendapatkan vonis 10 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, pada 26 November 2013 lalu. H.
Rekapitulasi Data Kasus Hasil Pengungkapan BNN Berikut ini rekapitulasi kasus tindak kejahatan Narkotika yang berhasil di ungkap BNN sepanjang tahun 2013. 1.
Jumlah kasus tindak pidana Narkotika yang berhasil diungkap sebanyak 166 Laporan Kasus Narkotika (LKN). Hingga saat ini
12 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
sebanyak 140 LKN telah P-21. Jumlah tersangka yang berhasil diamankan sebanyak 244 tersangka, dengan rincian 46 perempuan dan 198 laki-laki. Terkait kewarganegaraan, terdiri dari 222 WNI dan 22 WNA (Malaysia 1 orang, Nigeria 5 orang, India 3 orang, Cina 2 orang, Taiwan 1 orang, Vietnam 1 orang, Inggris 1 orang, Mali 1 orang, Afrika Selatan 1 orang, Pantai Gading 1 orang, Jerman 2 orang, Pakistan 1 orang, Austria 1 orang dan Thailand 1 orang). Dari data di atas menunjukkan terjadinya peningkatan sejumlah 41,88% pengungkapan kasus dan 30,48% jumlah tersangka yang ditangani oleh BNN dari tahun sebelumnya. 2.
Dari keseluruhan aset yang berhasil disita setelah dikonversi ke dalam nilai rupiah, berjumlah Rp. 49.466.401.122. Aset tersebut berasal dari pengungkapan 14 Laporan Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang terkait Narkotika dengan 18 orang tersangka. Aset yang disita meliputi uang tunai, uang dalam rekening tabungan, tanah, rumah, apartemen, kendaraan bermotor (roda dua maupun empat), dan perhiasan. Dari total keseluruhan jumlah aset senilai Rp. 43.211.466.122,- dinyatakan sudah mendapatkan keputusan, sedangkan aset yang dalam proses senilai Rp. 6.254.935.000,-
3.
Jumlah barang bukti Narkotika yang berhasil disita selama tahun 2012 adalah sebagai berikut : - Shabu - Tablet Methamphetamine - Ganja - Heroin - Ekstasi (butir) - Happy Five - Ekstasi (serbuk) - Ephedrine - Prekursor Padat - Prekursor Cair
4.
:
132.813,18 gram
: : : : : : : : :
85 butir 13.522,8 gram 215,9 gram 26.937 butir 588 butir 179,8 gram 146,38 gram 35,75 gram 323.726 ml
Pemusnahan barang bukti tindak pidana Narkoba yang sudah dilaksanakan hingga saat ini sebanyak 31 kali, dengan rincian sebagai berikut : - Shabu - Tablet Methamphetamine - Ganja - Heroin - Ekstasi - Happy Five - Ekstasi (serbuk) - Ephedrine (tablet) - Prekursor Padat - Prekursor Cair
:
130.106,61 gram
: : : : : : : : :
75 butir 13.252,6 gram 199,4 gram 26.546 butir 578 butir tablet 168,6 gram 144,92 gram 28 gram 322.885 ml
13 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
I.
Vonis Hukuman Mati di Indonesia Hingga saat ini pelaku tindak pidana Narkotika yang memperoleh vonis hukuman mati di Indonesia berjumlah 77 orang, terdiri dari : 1. 2.
J.
WNI : 30 orang WNA : 47 orang, dengan rincian sebagai berikut : Afrika Selatan : 2 orang Australia : 6 orang Belanda : 2 orang Brazil : 2 orang Cina : 5 orang Filipina : 1 orang Ghana : 1 orang India : 1 orang Malawi : 1 orang Malaysia : 2 orang Nepal : 1 orang Nigeria : 14 orang Pakistan : 2 orang Perancis : 1 orang Senegal : 1 orang Thailand : 2 orang Vietnam : 1 orang Zimbabwe : 2 orang
Pengumpulan Data Penegakan Hukum terhadap WNI di Luar Negeri Dalam kurun waktu Juli 2011 – Desember 2012, sejumlah 328 WNI di luar negeri terancam hukuman mati. Dari jumlah itu, 203 orang atau 61,89% terancam hukuman mati dengan dakwaan terkait tindak pidana Narkoba. Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 63 WNI telah terbebas dari ancaman hukuman mati terkait tindak pidana Narkoba, dengan perincian sebagai berikut : 8 WNI di Arab Saudi, 31 WNI di Malaysia, 22 WNI di RRC, dan 2 WNI di Iran. Dengan demikian, saat ini masih terdapat 140 WNI di luar negeri yang terancam hukuman mati terakit tindak pidana Narkoba.
II.
Bidang Pencegahan Sebagai upaya untuk meminimalisir jumlah penyalahguna Narkoba dan untuk meningkatkan imunitas (daya tangkal) masyarakat agar dapat menolak penyalahgunaan Narkoba, Deputi Bidang Pencegahan BNN bersama BNNP dan BNNK/Kota telah melakukan berbagai langkah preventif, melalui rangkaian kegiatan sebagai berikut : A.
Bekerjasama dengan BNNP dan BNNK setempat, Deputi Bidang Pencegahan BNN melalui Sub Direktorat Media Non Elektronik menyelenggarakan kegiatan Pergelaran Seni Budaya di berbagai tempat di Indonesia. Pagelaran seni tersebut diselenggarakan di 12 kota, yaitu
14 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
Yogyakarta, Jakarta, Bali, Nusa Tenggara Timur, Aceh, Medan, Karawang dan Sulawesi Utara. Tak hanya di dalam negeri, pagelaran seni juga diselenggarakan di luar negeri seperti Malaysia, Hongkong, Singapura dan Korea Selatan. Total peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sebanyak sebanyak 3.596 orang yang berasal dari kalangan pelajar, mahasiswa, pekerja serta 445 orang TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang bekerja di empat negara yang dikunjungi. Pagelaran seni tersebut menampilkan seni budaya tradisional, ketoprak humor, teater musical, seni bondress, wayang joblar, tari tradisional, seni wayang gaul, seni calung, seni sinden dan kesenian budaya lainnya. Penyelenggaraan pagelaran seni juga dilakukan oleh BNNP dan BNNK seluruh Indonesia dengan total peserta yang mengikuti kegiatan tersebut adalah sebanyak 65.832 peserta (22.767 kalangan pelajar dan 43.065 kalangan umum). B.
Penyelenggaraan Focus Group Discussion (FGD) oleh Sub Direktorat Media Non Elektronik terkait pencegahan bahaya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan sekolah, kampus dan perkantoran. Adapun penyelenggaraan FGD ini telah diselenggarakan di 53 lokasi yang terdiri dari sekolah tingkat dasar, menengah dan atas, yayasan, komunitas anak serta forum pelajar di Jabodetabek dan diikuti oleh 2.080 peserta/siswa. Penyelenggaraan FGD dilingkungan kampus telah diselenggarakan di 24 tempat yang berada di daerah Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Karawang, Bekasi, Tangerang, Banten dan malang, dengan total peserta sebanyak 960 mahasiswa. Sedangkan FGD di lingkungan perkantoran telah diselenggarakan sebanyak 93 kali sepanjang tahun 2013 dan diikuti oleh 3.600 pekerja di Jabodetabek, Bali, NTT, Banten, Aceh, Blitar, Sragen, Bandung, Manado dan Karawang. FGD juga diselenggarakan di Hongkong yang diperuntukan bagi para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di kota tersebut.
C.
Sub Direktorat Media Elektronik, Direktorat Diseminasi Informasi, Deputi Pencegahan BNN menyelenggarakan kegiatan Diseminasi Informasi bagi kalangan pelajar dan mahasiswa di Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah. Total peserta yang mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 500 orang. Kegiatan diseminasi informasi ini oleh beberapa media nasional diantaranya RRI Bandung, Pro 4 RRI Jakarta, RRI Palembang, RRI Semarang, dan RRI Palu.
D.
Kegiatan Diseminasi Informasi juga diselenggarakan bagi kalangan pekerja yang dilaksanakan di beberapa provinsi di Indonesia, yakni Provinsi Riau, Provinsi Kalimantan Timur, dan Provinsi Kalimantan Selatan, dengan total peserta yaitu 300 orang dan disiarkan di beberapa media nasional (RRI Riau, RRI Samarinda dan RRI Banjarmasin).
E.
Dalam rangka sosialisasi bahaya penyalahgunaan Narkoba secara menyeluruh, Deputi Bidang Pencegahan BNN membuat Program TV Indonesia Bergegas yang ditayangkan di stasiun TV Nasional TVRI dan stasiun TV swasta Metro TV. Indonesia Bergegas merupakan program yang dikemas dalam bentuk TV Magazine berdurasi 30 menit dan telah diproduksi sebanyak 35 episode sepanjang tahun 2013.
15 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
III.
F.
Penyelenggaraan Forum Komunikasi Lembaga Keagamaan di 5 tempat, yakni Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Jakarta Timur dengan total peserta 500 orang.
G.
Penyelenggaraan FGD bagi lingkungan TNI, Polri dan Instansi Pemerintah yang diikuti oleh 40 orang peserta dan dilaksanakan di DKI Jakarta.
H.
Penyelenggaraan Pelatihan Kader Anti Narkoba dikalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja di wilayah DKI Jakarta. Pelatihan tersebut diselenggarakan sebanyak 39 kali sepanjang tahun 2013, dengan total peserta sebanyak 3.181 orang. Pelatihan kader anti Narkoba juga dilakukan di lingkungan instansi pemerintah dengan total penyelenggaraan sebanyak 36 kali dan diikuti oleh 2.490 peserta yang berasal dari instansi pemerintah diantaranya lembaga pemerintah, TNI AD, Bank, Perusahaan Penerbangan, Polres di wilayah DKI Jakarta dan BUMN.
I.
Pelaksanaan sosialisasi Implementasi Inpres Nomor 12 Tahun 2013 kepada pegawai di Lingkungan Lembaga Pemerintah Non Kementerian, BUMN, Bank dan Asuransi yang diselenggarakan di Jakarta dan diikuti oleh 58 orang peserta.
I.
Pihak BNNP dan BNNK secara aktif juga turut melakukan berbagai kegiatan yang bersifat pencegahan, antara lain melalui sosialisasi bahaya Narkoba, advokasi, dan pembentukan kader anti Narkoba bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan swasta. Untuk sosialisasi, dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan tentang informasi Narkoba. Total masyarakat yang telah menerima manfaat penyuluhan ini sebanyak 118.506 orang. Selain itu untuk mempengaruhi masyarakat agar memiliki komitmen dalam pencegahan Narkoba, BNNP dan BNNK juga telah melakukan upaya advokasi terhadap 31.389 orang. Adapun terkait pembentukan kader anti Narkoba, saat ini telah terbentuk sebanyak 20.061 orang kader yang berasal dari kalangan pelajar (13.231 orang), instansi pemerintah (3.182 orang) dan pihak swasta (3.648 orang).
Bidang Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh BNN, berorientasi pada peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program P4GN. Kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain : A.
Pemberdayaan Melalui Peran Serta Masyarakat 1.
Penyelenggaraan Test Urine Guna melakukan optimalisasi penanggulangan Narkoba di kalangan masyarakat, BNN menyelenggarakan tes urine di lingkungan pendidikan, lingkungan kerja, dan masyarakat. Peleksanaan tes urine
16 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
ini juga merupakan bentuk implementasi dari kerja sama yang telah disepakati BNN dengan berbagai instansi maupun organisasi sepanjang tahun 2013 ini. Pelaksanaan tes urine juga diterapkan secara vertikal ke seluruh BNNP dan BNNK/Kota yang ada di Indonesia. Adapun tes urine atau tes rambut yang telah dilakukan oleh BNN, antara lain : 1)
Penyelenggaraan tes urine di lingkungan masyarakat yang telah dilaksanakan sebanyak 2 kali yaitu terhadap Warga Binaan Bapas dan penyelenggaraan tes urine di Kelurahan Kalideres. Dari hasil pemeriksaan tes urine yang dilakukan terhadap 105 peserta, 9 (sembilan) diantaranya positif menggunakan ganja, 2 positif methamphetamine dan 94 lainnya dinyatakan negatrif.
2)
Penyelenggaraan tes urine di lingkungan pemerintahan / BUMN yang dilaksanakan sebanyak 42 kali yaitu di lingkungan DPR RI (Partai Demokrat), Ditkum AD, Kodim 0501 Jakpus, BNNK Garut, Polres Cianjur, Puspenerbad, Puspom TNI, Madit Bekang TNI AD Cililitan, KOOPS AU I Halim Perdana Kusuma, STHM (Sekolah Tinggi Hukum Militer), Puslitbang TNI AD Matraman, Persatuan Dharma Wanita (SIKIB), Batalion Bekang AD, Walikota Jakpus, BNNK Lampung Timur, Dit KU AD, Dit. Intel TNI AD Matraman, Lapas Klas I Surabaya, Lapas Klas II B Muara Tebo, Walikota Cirebon, Polresta Kota Tangerang, BNNK Purbalingga, Dit Topografi TNI AD, BPK RI, BNNK Mobagu, Dis Infolahta TNI AD, BNNK Buru Selatan Maluku, BNNK Bengkalis, Batalion Air Bekang AD, BPSDM, Dit Serse Polda Lampung, Balai Karantina Pertanian, Denma Ajen Brigif 1 PIK/JS, Gupus Bekang AD, PKJ TIM, Ditjen Pemasyarakatan Kemenkumham RI, Kel. Kalideres, AKPOL Semarang, Lemhanas, Polres Cianjur (Ops Antik Lodaya 2013), BNNP Jateng, Intel Bekang AD, Bag. Pam Den Surta, Provost & Apinetel Dittopad. Pemeriksaan tes urine dilingkungan instansi pemerintah dilakukan terhadap 9.688 peserta. Hasilnya, 2 orang peserta terindikasi positif ganja, 3 orang positif metamfetamina, 1 positif morfina dan 9.682 lainnya dinyatakan negatif.
3)
Penyelenggaraan tes urine di lingkungan pendidikan yang diselenggarakan sebanyak 3 kali, yakni di lingkungan Universitas Al. Azhar, Sekolah Global Mandiri dan Institut Pertanian Bogor. Hasilnya, dari 667 peserta yang mengikuti test, 3 diantaranya positif ganja, 2 orang dinyatakan positif methamfetamina dan selebihnya dinyatakan negatif.
4)
Penyelenggaraan tes urine juga dilakukan di lingkungan perusahaan swasta. Test urine dilakukan sebanyak 7 kali yaitu di PT. Indonesia Air Asia, PT. Anugerah Samudera, Majalah Aneka Yess, GMDM Pondok Kopi, SMA Global Mandiri dan Security Grup Artha (SGA Bogor). Tes urine diikuti oleh 667 peserta dengan hasil 1 orang peserta dinyatakan positif menggunakan ganja.
17 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
5)
2.
Sepanjang tahun 2013, BNNP dan BNNK/Kota telah melaksanakan tes urine terhadap 64.386 orang, dengan rincian dari kalangan pelajar/mahasiswa (40.271 orang), swasta (9.849 orang) dan instansi pemerintah (14.266 orang).
Bulan Keprihatinan Korban Penyalahgunaan Narkoba Menyambut Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2013, BNN menetapkan bulan Juni sebagai Bulan Keprihatinan Korban Penyalahgunaan Narkoba yang dilaksanakan pada tanggal 1 Juni - 30 Juni 2013, dengan mengangkat tema “Ciptakan Lingkungan Bersih Dari Narkoba”. Salah satunya adalah bekerjasama dengan Klinik Sejahtera, BNN memberikan fasilitas detoktifikasi gratis bagi korban penyalahguna Narkoba selama bulan keprihatinan berlangsung. Acara launching Bulan Keprihatinan Korban Narkoba sendiri dilaksanakan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri Jaksel pada Sabtu, 1 Juni 2013. Pencanangan Bulan Keprihatinan ini juga diikuti oleh aksi pengumpulan 2.002.015 tandatangan dan mendapat rekor MURI Dunia yang secara simbolis diberikan oleh Prof. Jaya Suprana pada tanggal 23 Nopember 2013 di Hotel Kartika Chandra, bersamaan dengan Puncak Acara Lomba Kampus Bersih Narkoba 2013. Melalui kegiatan ini diharapkan segenap komponen baik pemerintah, TNI, Polri, LSM, ormas, tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi, selebritis, dll ikut berperan Aktif dalam Pencanangan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba.
3.
Penyelenggaraan Lomba Guna meningkatkan partisipasi masyarakat dalam P4GN, sepanjang tahun 2013 ini, BNN menyelenggarakan beberapa lomba yang bertujuan mengajak masyarakat untuk turut berperang melawan peredaran Narkoba di tanah air. Adapun jenis lomba yang diselenggarakan adalah sebagai berikut : 1) Lomba Kampung Bersih Narkoba, Perlombaan ini diikuti oleh 26 Kelurahan yang ada di wilayah DKI Jakarta dengan total hadiah sebesar Rp. 23.000.000,-. Penilaian Lomba Kampung Bersih Narkoba 2013 dilaksanakan pada 24 Oktober dan berakhir 23 November 2013. Kriteria penilaian lomba mencakup beberapa segmen yakni keorganisasian, pelaksanaan program P4GN, sistem informasi P4GN dan pendanaan program P4GN. Perlombaan Kampung Bersih Narkoba ini dimenangkan oleh Kelurahan Warakas Jakarta Utara dan diumumkan pada acara puncak lomba, Sabtu, 23 November 2013. 2) Lomba Kampus Bersih Narkoba, Tak hanya dilingkungan Kampung, BNN juga menyelenggarakan perlombaan Kampus Bersih Narkoba 2013 yang diikuti oleh 27
18 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
Universitas di Jabodetabek. Kriteria yang dilomba dalam Lomba Kampus Anti Narkoba adalah kreatifitas branding anti Narkoba, kreasi tembang dan cipta lagu bertemakan anti Narkoba, seminar sehari tentang Narkoba, lomba karya tulis tema anti Narkoba dan lomba penulisan sajak tentang Narkoba. Perlombaan diselenggarakan dari 23 Agustus hingga 23 November 2013 dengan total hadiah yang diberikan sebesar Rp 18.500.000,-. Perlombaan dimenangkan oleh Universitas Budi Luhur dan diumumkan pada tanggal 12 November 2013. 3) Lomba Karya Tulis Jurnalistik Tentang P4GN, dan BNN membuka peluang bagi para wartawan/jurnalis untuk mengikuti lomba karya tulis jurnalistik tentang P4GN yang dibuka dari tanggal 29 Oktober – 29 November 2013 dengan total hadiah sebesar Rp. 12.000.000,-. Lomba ini diikuti oleh 57 wartawan/jurnalis dan dimenangkan oleh jurnalis Republika, Subroto, dengan tulisan yang berjudul “Dekriminalisasi Korban Narkoba”. Karya tulis yang dilombakan harus bertemakan Kepedualian Masyarakat pada Narkoba dan pernah dimuat di media masing-masing (periode 1-20 November 2013). 4) Lomba Foto Jurnalistik Tentang P4GN. Penyelenggaraan Lomba Foto Jurnalistik diikuti oleh 207 orang peserta yang sebagian berasal dari kalangan wartawan surat kabar lokal dan nasional. Lomba yang diselenggarakan pada tanggal 29 Oktober – 29 November ini dimenangkan oleh Wahyu Putro dari Kantor Berita Antara. Sama halnya dengan karya tulis jurnalistik, foto yang dilombakan harus bertemakan kepedulian masyarakat pada Narkoba dan pernah dimuat di media masing-masing Jurnalis dengan periode penerbitam terhitung tanggal 1 - 20 November 2013. Total hadiah yang diberikan bagi para pemenang lomba sebesar Rp 12.000.000 dan BNN memberikan piala penghargaan bagi masing-masing pemenang lomba. 4. Pemberdayaan LSM Peran masyarakat merupakan bagian yang paling penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. BNN terus berupaya memberikan motivasi bagi masyarakat timbul rasa kepedulian masyarakat akan bahaya penyalahgunaan Narkoba. Salah satunya adalah dengan melibatkan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dalam forum diskusi yang membahas tentang arah kebijakan yang perlu ditentukan dalam menangani penyalahgunaan Narkoba. Sepanjang tahun 2013, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN telah melaksanakan 19 kegiatan Deklarasi Anti Narkoba, teatrikal dan musikal yang melibatkan beberapa LSM / ormas di Indonesia, diantaranya adalah : Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP), PKK 19 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
Jagakarsa, Gandakrim, Gepenta, FJP2, GMDM, FKPM (Lansia), Solidaritas Masyarakat Bekasi (Blegedez), Peduli AIDS (Workshop), NU, FOBA, Front Betawi Bersatu (FBB), YKPI, dan Jaya Sakti. Dalam kegiatan ini, BNN memberikan dukungan berupa dana kepada LSM dengan total bantuan sebesar Rp. 16.000.000,-. Dalam memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2013, BNN juga menyelenggarakan Aksi Solidaritas Masyarakat dan Penyalaan Lilin yang diselenggarakan di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta dan diikuti oleh ribuan orang simpatisan anti Narkoba. 5. Focus Group Discussion (FGD) Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN juga menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) sebagai bentuk upaya BNN dalam mensosialisasikan segala bentuk kebijakan terkait permasalahan Narkoba. Sebanyak 146 FDG telah diselenggarakan sepanjang tahun 2013, yang diselenggarakan di lingkungan pendidikan/perguruan tinggi, lingkungan masyarakat dan lingkungan pemerintahan dengan total peserta sebanyak sebanyak 4.828 peserta. B.
Pemberdayaan Alternatif 1.
Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Perkotaan Dalam rangka memberdayakan Masyarakat Perkotaan pada daerahdaerah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di Indonesia, Direktorat Pemberdayaan Alternatif BNN telah melakukan serangkaian terobosan kegiatan agar dapat tercipta lingkungan yang bersih dari Narkoba. Adapun kegiatan yang dilaksanakan adalah : 1)
Rapat koordinasi Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Perkotaan dengan Kementerian Terkait, LSM, Swasta, dan Dunia Usaha di DKI Jakarta yang diikuti sebanyak 50 orang yang berasal dari Kementerian Terkait, LSM, Swasta, dan Dunia Usaha.
2)
Pembinaan Fasilitator, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Tokoh Pemuda di DKI Jakarta yang diikuti oleh 40 orang peserta, terdiri dari para fasilitator, tokoh masyarakat, tokoh agama serta komunitas masyarakat yang ada di daerah rawan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di DKI Jakarta.
3)
Rapat Kerja Pemberdayaan Alternatif Lintas Kementerian Terkait, Swasta, LSM, dan Dunia Usaha yang diikuti oleh 100 orang perwakilan dari kementerian terkait, LSM, swasta, dan dunia usaha di Pontianak Kalimantan Barat dan Pekanbaru, Riau.
4)
Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Perkotaan melalui pelatihan keterampilan service AC yang diikuti oleh 150 orang peserta
20 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
warga Komplek Permata, Jakarta Barat, Kampung Bonang, Jakarta Pusat dan Kampung Bali, Jakarta Pusat.
2.
5)
Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Perkotaan melalui peningkatan Life Skill (Service HP) yang diikuti oleh 140 orang peserta dari Kampung Beting, Pontianak, Kalimantan Barat, Kampung Dalam, Pekanbaru, Riau Komplek Permata, Jakarta Barat, Kampung Bonang, Jakarta Pusat dan Kampung Bali, Jakarta Pusat.
6)
Pengembangan Bakat di Bidang Olahraga (Futsal) di Komplek Permata, Jakarta Barat. Kegiatan ini berlangsung selama enam bulan dan diikuti oleh 25 peserta warga Komplek Permata.
7)
Pemberdayaan Alternatif melalui kegiatan Festival Kesenian Warga Binaan yang diselenggarakan di Kampung Bali dan Kampung Bonang, Jakarta Pusat dan diikuti oleh 200 orang peserta.
8)
Pengembangan Wirausaha Salon di Komplek Permata yang diikuti oleh 30 orang warga Komplek Permata, Jakarta Pusat.
9)
Pengembangan Wirausaha melalui peningkatan keterampilang dibidang percetakan (sablon) yang diikuti oleh 30 orang peserta di Kampung Komplek Permata, Jakarta Pusat.
Pemberdayaan Alternatif Masyarakat Pedesaan Direktorat Pemberdayaan Alternatif, Deputi Pemberdayaan Masyarakat BNN juga telah melaksanakan berbagai kegiatan sepanjang tahun 2013, diantaranya : 1)
Pelaksanaan Alih Fungsi 10 Ha lahan ganja dengan komoditi nilam, kopi, sayuran dan buah-buahanyang diikuti oleh 100 orang mantan petani ganja di wilayah Montasik, Lamteuba, dan Kutamalaka, Aceh Besar .
2)
Pelatihan kepada 160 orang mantan petani ganja melalui pembekalan alih fungsi lahan dengan mengembangkan komoditi kopi, sayuran, buah-buahan dan pengolahan kemiri sebagai komoditi unggulan di kawasan Lamteuba, Kutamalaka, Montasik, Aceh Besar dan tiga desa yaitu Huta Tua, Huta Bangun dan Huta Tinggi, Kecamatan Pangabungan Timur, dan Mandailing Natal, Sumatra Utara.
3)
Pelaksanan Penguatan Kelembagaan Bidang Pemberdayaan Alternatif dengan melibatkan 40 orang mantan petani ganja di Mandailing Natal, Sumatra Utara.
21 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
IV.
Bidang Rehabilitasi Jumlah penyalah guna dan atau pecandu Narkoba yang menjalani rehabilitasi (residential) di tempat rehabilitasi milik BNN dalam kurun waktu Januari s/d November 2013 sebanyak 829 orang. Data tersebut terdiri dari Balai Besar Rehabilitasi Lido sebanyak 709 residen (669 laki-laki, 40 perempuan) dan di Balai Rehabilitasi Baddoka sebanyak 120 residen (105 laki-laki, 15 perempuan). Kebanyakan mereka berada di rentang usia 25 – 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMU dan jenis pekerjaan yang tidak tetap. Sedangkan jenis Narkoba yang banyak digunakan adalah methampetamine (shabu). Adapun program kegiatan yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Rehabilitasi di tahun 2013, sebagai berikut : A. Kegiatan Direktorat Pascarehabilitasi Krisis identitas dan kehilangan arah hidup adalah masalah utama yang dihadapi para recovering addict (mantan pengguna Narkoba). Dalam situasi seperti ini, pemberian bekal keterampilan sangat dibutuhkan guna membangun rasa percaya diri bagi para recovering addict. Deputi Bidang Rehabilitasi terus berupaya memberikan penanganan alternatif, salah satunya adalah dengan mengembangkan program pasca rehabilitasi yang bertujuan untuk mengembalikan potensi dan rasa kepercayaan diri melalui berbagai program pasca rehabilitasi, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Rumah Dampingan Saat ini BNN memiliki 3 (tiga) rumah dampingan yang terletak di Jakarta, Bandung dan Makassar. Rumah Dampingan ini dibangun khusus untuk para recovering addict yang telah menjalankan proses rehabilitasi medis dan sosial. Program Rumah Dampingan ini diikuti oleh 125 orang mantan pecandu dan berlangsung selama periode Januari hingga Oktober 2013. Di rumah dampingan ini recovering addict diberikan berbagai bekal mental dan keterampilan melalui berbagai program kegiatan seperti : 1) Support Group, Dalam kegiatan ini, para mantan pecandu diberi kesempatan untuk menyampaikan berbagai pengalaman dalam menghadapi masalah tanpa menggunakan Narkoba. Kegiatan ini juga melibatkan peran keluarga dalam proses pemulihan pecandu Narkoba. 2) Job Discussion Pasca sembuh dari ketergantungan Narkoba, mantan pecandu akan kehilangan rasa kepercayaan diri terutama ketika mereka ingin kembali mengembangkan potensi diri mereka melalui pekerjaan. Melalui kegiatan ini, mantan pecandu Narkoba dibimbing untuk kembali bangkit dari keterpurukan dan membuka diri kepada masyarakat luas. Para terapis membuka kesempatan bagi para mantan pecandu untuk menyalurkan minat dan bakat melalui
22 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
informasi lowongan pekerjaan yang bisa didapat melalui program tersebut. 3) Bimbingan Konseling Dalam kegiatan ini para recovering addict diberikan bekal konseling yang bersifat general, adiksi dan medis. 2.
Dukungan Usaha Peternakan Bekerjasama dengan Yayasan Warna Kasih, Nusa Tenggara Timur, BNN memberi dukungan kepada 40 residen yang tergabung didalam Yayasan Warna Kasih untuk mengikuti program pelatihan usaha peternakan yang berlangsung selama bulan Februari 2013.
3.
Program Aftercare di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) Bekerjasama dengan Yayasan Artha Graha Peduli (AGP), BNN mengembangkan program pasca rehabilitasi melalui program aftercare bagi para recovering addict yang telah selesai manjalankan rehabilitasi medis dan sosial. Melalui program ini, para recovering addict mendapat pembekalan diri melalui metode konservasi alam yang dilakukan di TWNC, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung Barat. Sepanjang tahun 2013, sebanyak 110 orang telah menjalankan program aftercare dan mendapat kesempatan untuk melakukan aktivitas konservasi alam diatas tanah seluas 45.000 hektar ini.
4.
Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terkait P4GN di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur. Guna mengembangkan potensi diri mantan pecandu Narkoba, BNN menjalankan program KKN di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur dan diikuti oleh 40 orang mantan pecandu Narkoba yang telah menjalankan rehabilitasi medis dan sosial di Balai Rehabilitasi Badokka, Sulawesi Selatan.
5.
Focus Group Discussion (FGD) Masih berkaitan dengan upaya BNN dalam menampung aspirasi masyarakat dan mensosialisasikan segala bentuk kebijakan terkait P4GN, Direktorat Pascarehabilitasi Deputi Bidang Rehabilitasi BNN telah menyelenggarakan FGD sebanyak 58 sepanjang tahun 2013 dengan total peserta 2.320 Orang.
B. Kegiatan Direktorat Pemerintah (PLRIP) 1.
Penguatan
Lembaga
Rehabilitasi
Instansi
Focus Group Discussion (FGD) Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah telah menyelenggarakan FGD sebanyak 24 sepanjang tahun 2013 dengan total peserta 1.037 orang.
23 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
2. Diskusi Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang Narkoba bagi pihak instansi pemerintah, Direktorat PLRIP telah mengadakan kegiatan diskusi bertemakan rehabilitasi yang diikuti oleh para pengambil kebijakan dan personel instansi pemerintah. Sepanjang tahun 2013 kegiatan diskusi telah diadakan sebanyak 3 (tiga) kali dengan total peserta 117 orang. 3.
Dukungan Penguatan Fasilitas Pemberian dukungan fasilitas kepada 48 panti rehabilitasi yang dikelola oleh instansi pemerintah. Selain dukungan fasilitas, juga telah diberikan bimbingan teknis / pelatihan kepada 1098 personel yang mengawaki panti-panti rehabilitasi tersebut..
4.
Program Therapeutic Community (TC) Program Therapeutic Community (TC) pada lembaga rehabilitasi yang dikelola oleh instansi pemerintah perlu diberi susunan dan petunjuk, dari itu Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Instansi Pemerintah BNN memberikan petunjuk pelaksanaan sebanyak 3 sepanjang tahun 2013 dengan total peserta 60 yang berasal dari berbagai instansi.
5.
Peningkatan keterampilan bagi petugas Balai Rehabilitasi Baddoka Makassar melalui program Therapeutic Community (TC), tanggal 21-23 Agustus 2013 di Makassar. Jumlah peserta kegiatan ini sebanyak 30 orang, terdiri dari petugas pelaksana Balai Rehabilitasi Baddoka, Dinsos Makassar dan BNNP Sulawesi Selatan.
C. Kegiatan Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat (PLRKM) 1.
Dukungan Penguatan Masyarakat
pada
Lembaga
Rehabilitasi
Komponen
Pemberian dukungan kepada 88 lembaga rehabilitasi komponen masyarakat yang terdiri dari 15 lembaga rehabilitasi berbasis Terapeutic Community (TC), 55 lembaga rehabilitasi non TC, dan 18 Klinik/RS Swasta. Dukungan penguatan kepada lembaga rehabilitasi komponen masyarakat diberikan dalam bentuk dana operasional, bimbingan teknis serta pelatihan mengenai rehabilitasi Narkoba. Melalui dukungan penguatan yang diberikan, diharapkan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dapat meningkatkan kualitas layanannya bagi korban penyalah guna Narkoba di Indonesia. Melalui upaya ini diharapkan layanan dari lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM) sehingga tingkat kepulihan korban penyalah guna Narkoba dapat ditingkatkan dan dapat melayani 2.193 orang pecandu.
24 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
2.
Peningkatan Kompetensi & Penyusunan SOP Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat Dalam upaya memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM), BNN memfasilitasi petugas dari lembaga rehabilitasi komponen masyarakat untuk menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman operasional program rehabilitasi. Kegiatan yang diselenggarakan sebanyak 3 kali ini diikuti oleh 87 orang peserta berasal dari lembaga rehabilitasi TC, lembaga rehabilitasi OSC dan CBU dan lembaga rehabilitasi ORC. Melalui kegiatan ini diharapkan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat dapat menyusun suatu SOP untuk digunakan sebagai pedoman operasional program di tempatnya masing-masing.
3.
Dukungan Magang Petugas Rehabilitasi Komunitas Terapeutik (TC) Komponen Masyarakat Kegiatan yang diselenggarakan pada 22 April-20 Juni 2013 di LSM FAN Campus ini diberikan kepada 30 petugas rehabilitas komponen masyarakat, berupa pendalaman materi tentang metode rehabilitasi berbasis TC.
4.
Bulan Layanan Detoksifikasi Gratis Korban Penyalah Guna Narkoba Berkaitan dengan pelaksanaan Bulan Keperihatinan dalam rangka HANI 2013, BNN bekerjasama dengan Klinik Sejahtera memberi layanan detoksifikasi gratis bagi para korban penyalah guna Narkoba, bertempat di Klinik Sejahtera Mitra Afia dan Pos Kesehatan Kampung Ambon Jakarta. Sebanyak 150 korban penyalah guna Narkoba di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya telah mengakses layanan detoksifikasi gratis ini, sebagai langkah awal untuk rehabilitasi Narkoba.
5.
Peningkatan Kompetensi Petugas Medis dan Konselor Adiksi Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat Sebanyak 30 orang petugas medis yang berasal dari klinik dan rumah sakit swasta menjalankan peningkatan kompetensi petugas medis pelayanan rehabilitasi korban penyalahgunaan Narkoba. Peserta diberikan pelatihan mengenai rehabilitasi adiksi agar mampu menangani korban penyalah guna Narkoba yang mengakses layanan di lembaganya. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, 27-29 Mei 2013 di Hotel Amazing, Jakarta. Selain itu, BNN juga memberikan pelatihan kepada 115 konselor adiksi guna menambah pengetahuan dan keterampilan mereka dalam memberikan layanan rehabilitasi kepada korban penyalah guna Narkoba.
6.
Pembentukan Klinik Kesehatan bagi Penyalah Guna Narkoba di Kampung Ambon BNN bekerja sama dengan fasilitator wilayah dan klinik setempat, mendirikan Pos Kesehatan di Kampung Ambon, Jakarta. Layanan yang diberikan mencakup layanan kesehatan umum, anak, dan geriatri untuk
25 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
mengakses layanan di klinik ini. Kegiatan ini diikuti oleh warga setempat, RT/RW, Camat, Lurah, Staf Puskesmas, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, lembaga pendidikan setempat dan lembaga rehabilitasi komponen masyarakat. Dengan adanya klinik ini, diharapkan dapat menjangkau korban penyalah guna Narkoba di wilayah Kampung Ambon. Disamping itu, melalui kegiatan ini diharapkan juga dapat meningkatkan antusiasme serta partisipasi warga Kampung Ambon dalam mengakses layanan kesehatan di Pos Kesehatan Kampung Ambon, Jakarta. 7.
V.
Direktorat Penguatan Lembaga Rehabilitasi Komponen Masyarakat Deputi Rehabilitasi BNN telah menyelenggarakan kegiatan FGD sebanyak 37 kali yang diselenggarakan di 33 provinsi di Indonesia sepanjang tahun 2013. Kegiatan yang diikuti oleh 1.480 peserta ini difokuskan kepada pengembangan panti rehabilitasi komponen masyarakat yang berada di setiap provinsi. Dalam kegiatan ini, BNN mencoba untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya rehabilitasi bagi korban penyalahguna Narkoba.
Bidang Hukum dan Kerja Sama A.
Penandatanganan Nota Kesepahaman 1.
BNN dengan Instansi Pemerintah : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16)
2.
Kementerian Hukum dan HAM Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Kesehatan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Ciloto Kementerian Kesehatan Kementerian Sosial Kementerian Dalam Negeri Kementerian Pemuda dan Olahraga Komisi Penanggulangan AIDS Nasional Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Badan Koordinasi Keamanan Laut Badan Intelijen Negara Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan Badan Pertanahan Nasional Lembaga Sandi Negara Lembaga Administrasi Negara Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia
BNN dengan Lembaga/Instansi Non-Pemerintah 1) 2) 3) 4) 5)
Partai Keadilan Sejahtera Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Fraksi Partai Persatuan Pembangunan DPR RI Universitas Nasional Universitas Bhayangkara Jakarta Raya
26 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 3.
Universitas Trisakti Universitas Budi Luhur 15 Perguruan Tinggi di Sulawesi Utara Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Ikatan Pelajar Muhammadiyah Muhammadiyah Nasyiatul Aisyiyah Yayasan Artha Graha Peduli PT Arga Bangun Bangsa Kesatuan Organisasi Gotong Royong 1957 Lembaga Rehabilitasi Adiksi Berbasis Masyarakat Rumah Sakit/Klinik Swasta dan Lembaga Vokasional
Kerja Sama Luar Negeri Selain kerja sama tingkat nasional, BNN juga bekerjasama dengan negara lain dalam hal tukar menukar informasi berbagai permasalahan Narkoba yang sedang terjadi di dunia. Pada tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah dalam forum Mahkumjakpol dan A Day Gathering of BNN and Law Enforcement Liaison Officers (LO) negara sahabat, yang dihadiri oleh 44 negara sahabat dan beberapa instansi terkait seperti, Mahkamah Agung, Kementerian Hukum dan HAM, Kejaksaan Agung, Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Badan POM, dan Kementerian Sosial. Melalui forum ini isu ancaman zat psikoaktif baru di Indonesia dibahas secara mendalam, termasuk masing-masing negara juga saling bertukar informasi dan mempelajari mengenai modus operandi dan formulasi penanganan NPS yang ideal dan dapat diterapkan pada regulasi di negaranya masing-masing. Adapun kegiatan dan kerja sama lainnya yang telah dilaksanakan dengan negara lain, yaitu : 1) Penandatanganan MoU RI dengan Nigeria tentang kerja sama dalam pemberantasan produksi, manufaktur, dan perdagangan gelap Narkotika, bahan-bahan psikotropika dan Prekursor. 2) Pertemuan tahunan sesi ke-56 Commision on Narcotic Drugs (CND), membahas kebijakan P4GN di tingkat internasional. 3) Penandatanganan MoU RI dengan Peru tentang kerja sama di bidang P4GN. 4) International Drug Enforcement Conference (IDEC) XXX di Moscow, Rusia. Pertemuan para High Level penegak hukum Narkoba seluruh dunia yang membahas target operasi sindikat Narkoba. 5) ASEAN Ministerial Meeting on Drug Matters (AMMDM) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam. Pertemuan dihadiri para Menteri/Wakil Menteri ASEAN yang menangani isu Narkotika, para Ketua Badan Anti Narkotika ASEAN, para Pejabat Senior (SOM)
27 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
dan ASEAN Secretariat. Pertemuan ini dimaksudkan untuk memperkuat kerja sama dan upaya bersama dalam mengatasi masalah Narkotika di kawasan serta dalam rangka mendorong tercapainya ASEAN Drugs - Free 2015. 6) ASEAN Senior Officials on Drugs Matters (ASOD) di Yangon, Myanmar. Sidang membahas perkembangan kebijakan nasional dari anggota AMS (ASEAN Member Countries) yang diarahkan sejalan dengan prioritas-prioritas dalam ASOD Work Plan on Combating Illicit Drug Production, Trafficking and Use 2009-2015. Pertemuan mencatat upaya dan kemajuan yang telah dicapai oleh masing-masing AMS. 7) Heads of National Drug Law Enforcement Agencies (HONLEA) di Bangkok, Thailand. Paparan UNODC Representative tentang analisa statistik perkembangan peredaran Narkotika di regional East Asia, South East Asia, South Asia, Oceania dan dunia berdasarkan country report. VI.
Laboratorium Uji Narkoba BNN UPT Lab Uji Narkoba sampai dengan November 2013, telah menerima sebanyak 4.961 sample urine untuk dilakukan tes uji Narkotika (pro justicia).
VII. Kegiatan Pendukung Lainnya Untuk memaksimalkan strategi di bidang Rehabilitasi, Pemberantasan, Pencegahan, dan Pemberdayaan Masyarakat, juga telah dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung lainnya, seperti : Penambahan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia Menindaklanjuti upaya optimalisasi program P4GN hingga ke tingkat daerah, BNN berupaya meningkatkan sarana dan prasarana bagi 33 BNNP dan 75 BNNK/Kota yang telah terbentuk guna menunjang kredibilitas dan kinerja setiap perwakilan BNN di daerah. Salah satu hal yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM yang dimiliki BNN dengan mengadakan pembukaan pendaftaran CPNS Tahun Anggaran 2012. Adapun jumlah CPNS yang berhasil lolos hingga tahap terakhir berjumlah 322 orang CPNS dengan latar belakang pendidikan D3, S-1 dan S-2. VII. Hambatan dan Upaya yang dilakukan A.
Hambatan Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan P4GN di tahun 2013 demi mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba, adalah sebagai berikut : 1.
Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait dalam melaksanakan program P4GN.
28 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3
B.
2.
Dalam pelaksanaan penyelidikan sering ditemukan kendala adanya ego sektoral, terkait dengan pertukaran informasi maupun kerjasama dalam pelaksanaan pemutusan dan pengungkapan sindikat jaringan Narkotika baik nasional maupun internasional.
3.
Tidak adanya payung hukum dan kurang tersosialisasinya produk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 untuk dijadikan pedoman dan petunjuk pelaksanaan di lapangan.
4.
Masih melekatnya stigma negatif bagi mantan pecandu di masyarakat.
5.
Masih terbatasnya sarana dan prasana dalam pelaksanaan program P4GN.
6.
Belum intensifnya SDM dalam melaksanakan P4GN.
Upaya yang dilakukan Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1.
Optimalisasi kerja sama dan koordinasi dengan dinas atau instansi yang terkait dalam melaksanakan program P4GN.
2.
Melakukan koordinasi instansi terkait untuk memudahkan pelaksanaan penyidikan yang biasa dilakukan dengan MoU.
3.
Bekerjasama dengan instansi lain untuk membuat Peraturan Pemerintah sesuai amanat UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan mensosialisasikan peraturan-peraturan yang sudah dibuat.
4.
Memfasilitasi para mantan pecandu agar dapat mandiri, produktif, dan berdayaguna bagi diri sendiri sehingga dapat mengurangi stigma negatif yang melekat pada mantan pecandu.
5.
Pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dalam melaksanakan program P4GN.
6.
Intensifikasi SDM dalam melaksanakan program P4GN.
29 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 3