PRESS RELEASE AKHIR TAHUN BADAN NARKOTIKA NASIONAL Jakarta, 27 Desember 2011
Yang terhormat :
Para pejabat instansi terkait,
Para wartawan media cetak maupun elektronik,
Serta undangan yang berbahagia.
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh, Salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita semua mendapat kesehatan, kekuatan, dan semangat dalam menjalankan tugas secara optimal di tahun 2011 ini. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan selamat Natal bagi yang merayakannya, semoga perayaan Natal kali ini dapat memberikan kedamaian, kasih, dan semangat kepedulian antar sesama bangsa Indonesia, sehingga dapat mendorong semangat integritas kita untuk mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba pada tahun 2015. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 64 dan Pasal 65 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, BNN merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden, dengan cakupan kerja meliputi seluruh wilayah Indonesia. Terkait dengan status organisasi yang kini bersifat vertikal, sesuai ketentuan dalam Pasal 31 Perpres Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional, maka pada tahun 2011 ini BNN telah memiliki perwakilan di daerah sebanyak 33 BNNP dan 75 BNNK/Kota dan para Kepala BNNP dan BNNK/Kota telah dilantik pada pertengahan tahun 2011.
1|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
Anggaran operasional dari ke 33 BNNP dan 75 BNNK/Kota telah didukung dari APBN, sedangkan pegawainya berasal dari Intansi Pusat dan Daerah, baik dari Polri maupun Pemerintah Daerah.
Hadirin yang saya hormati, Berkenaan dengan lahirnya Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, BNN sebagai focal point pemerintah dalam menangani permasalahan Narkoba, telah memprakarsai lahirnya aturan atau ketentuan yang berkaitan dengan masalah Narkoba, sebagai berikut : -
Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional.
-
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2011 tentang Wajib Lapor Bagi Pecandu Narkoba.
-
Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba.
Untuk meningkatkan kinerja BNN, sejak lahirnya organisasi BNN sebagai lembaga vertikal pada tahun 2011, telah disahkan Peraturan Kepala BNN, sebagai berikut : -
Peraturan Kepala BNN Nomor 1 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Kerjasama Badan Narkotika Nasional.
-
Peraturan Kepala BNN Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penanganan Tersangka atau Terdakwa Penyalahguna, Korban Penyalahgunaan, dan Pecandu Narkotika.
-
Peraturan Kepala BNN Nomor 3 Tahun 2011 tentang Teknik Penyidikan Penyerahan di Bawah Pengawasan.
-
Peraturan Kepala BNN Nomor 4 Tahun 2011 tentang Teknik Penyidikan Pembelian Terselubung.
-
Peraturan Kepala BNN Nomor 5 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana dan Prekursor Narkotika.
-
Peraturan Kepala BNN No. 10 Tahun 2011 tentang Uang Makan bagi Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Badan Narkotika Nasional.
-
Peraturan Kepala BNN Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pedoman Teknis
2|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
Penyelenggara Pelayanan Laboratorium Pengujian Narkoba pada Badan Narkotika Nasional.
Hadirin yang saya hormati, Tahun ini merupakan tahun bersejarah bagi Bangsa Indonesia karena pada puncak peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) di Silang Monas, pada tanggal 26 Juni 2011, telah dicanangkan oleh Presiden RI "Indonesia Negeri Bebas Narkoba”. Dalam sambutannya Presiden RI menegaskan bahwa Narkoba merupakan kejahatan serius. Oleh sebab itu, BNN selaku focal point pelaksanaan P4GN diminta untuk lebih serius, lebih aktif, dan lebih ambisius dalam menangani masalah Narkoba ini. Sehari kemudian pada tanggal 27 Juni 2011, Presiden telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Tahun 2011-2015. Dalam Inpres ini Presiden RI memberikan arahan kepada segenap Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Kepala LPNK, Gubernur, dan Bupati/Walikota bersama seluruh komponen masyarakat lainnya untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing melaksanakan Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015 melalui penyusunan Rencana Aksi di lingkungan masing-masing secara bersama mewujudkan pencapaian "Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015" sebagai tahap awal dalam mewujudkan "Indonesia Negeri Bebas Narkoba". Dalam rangka akselerasi pencapaian “Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015", terdapat tiga sasaran penting yang tertuang dalam Jakstranas P4GN Tahun 2011-2015, yaitu : I.
Meningkatnya jumlah masyarakat yang imun.
II. Menurunnya angka prevalensi penyalahguna Narkoba di bawah 2,8 % dari jumlah penduduk Indonesia. III. Meningkatnya pengungkapan jaringan sindikat Narkoba. Untuk mencapai ketiga sasaran tersebut, maka BNN memfokuskan prioritas strategi di bidang Pemberantasan dan Rehabilitasi dengan tetap melaksanakan pencegahan dengan kampanye secara besar-besaran melalui media elektronik dimulai dari kota besar hingga pelosok daerah yang diimbangi dengan Pemberdayaan Masyarakat untuk menciptakan lingkungan bebas Narkoba baik di lingkungan masyarakat perkotaan
3|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
maupun pedesaan yang dinilai rawan terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba. Adapun strategi tersebut diimplementasikan ke dalam berbagai program dan kegiatan, dengan rincian sebagai berikut : I.
Pemberantasan Jaringan Sindikat Narkoba BNN melalui Deputi Bidang Pemberantasan telah melakukan berbagai langkah dan upaya untuk menghentikan serta memutus mata rantai jaringan dan pasokan Narkoba di pasaran, melalui : A.
Pengungkapan Jaringan Sindikat Internasional dan Nasional Adapun beberapa jaringan sindikat Narkoba internasional dan nasional yang berhasil diungkap oleh BNN, adalah sebagai berikut : 1. Operasi Controlled Delivery dan Undercover Buy Jaringan Sindikat Internasional a. Praktek ”Money Laundring” Hasil Kejahatan Narkoba oleh Sindikat Pemasok Iran Abbas Rosoul Kazerouni Berkolaborasi dengan Sindikat Penerima Nepal – Malaysia Surya Bahadur Tamang dkk Penyelundupan Narkoba shabu oleh jaringan sindikat internasional pemasok asal Iran di bawah pimpinan Abbas Rosoul Kazerouni, yang dikendalikan oleh jaringan sindikat penerima asal Nepal – Malaysia keturunan India an. Tsk Surya Bahadur Tamang al Boski al Kiran al David (WN Nepal) dari dalam Lapas Pasir Putih, Nusakambangan dengan melibatkan eks Sipir Nusakambangan an. Didi Riyanto (WNI) bersama 11 tersangka lainnya : -
Ari Vananthan Anguthan (WN Malaysia keturunan India)
-
Perumal G. Anguthan (WN Malaysia keturunan India)
-
Mugilan Anguthan (WN Malaysia keturunan India)
-
Abdul Kadir Najumudeen (WN Malaysia keturunan India) (vonis 2 tahun penjara dan denda Rp 300 Juta)
-
Ir. Ar Farida dan Kamil Yahyanoor (suami-istri WNI keturunan India)
-
Michael Sutrisno (WNI)
-
Laurens Joosvia Marpaung al Edi Jhonson al Hendrik
-
Leo Nababan
-
Unun Haeni
4|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
-
Tet Mie,
terungkap pada Januari 2011 praktek money laundering hasil kejahatan Narkoba melalui kegiatan Hawala Banking System–Money Changer (illegal) di beberapa negara : - Colombo
- Aman
- Yaman
- Melbourne
- Karachi
- New Delhi
- Singapura
- Dubai
- Hongkong, dengan barang bukti berupa : 4,2 kg shabu, 870 gram heroin, dan uang tunai USD 175.955. b. Jaringan Sindikat Pemasok Perancis an. Tsk Gerard Debetz, Abbas Bidmal Gharibali, dan Decywarti Wihardja Penyelundupan Narkoba yang terungkap pada tanggal 12 Januari 2011 sekitar pukul 10.00 WIB di Hotel Ciputra Kamar 1706, Jalan Letjen S. Parman Tanjung Duren - Jakarta Barat : -
Gerard Debetz
-
Abbas Bidmal Gharibali
-
Decywarti Wihardja,
dengan barang bukti berupa satu buah tas koper warna merah merek Desley yang didalamnya terdapat : 5.100 gram shabu kristal dan uang tunai sebesar USD 20.000. c.
Jaringan Sindikat Pemasok Nigeria an. Priens al Peter Echezona al Pita al Betheel Ndu Penyelundupan Narkoba dengan MO disembunyikan dalam bingkai lukisan melalui jalur Pelabuhan Tanjung Pinang Batam, dikendalikan oleh jaringan sindikat WNA Nigeria bernama Smith (DPO). Penyelundupan shabu ini melibatkan 6 tersangka lainya : - Rantini al Dinda - Alub Matlubi bin Abdullah (alm) - Endah Pudji Lestari al Wina Aprianti - Djanur Wendo
5|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
- Jackson Eduard, terungkap pada 28 Januari 2011. Barang bukti berupa alat hisap shabu (bong) dan 5.532,33 gram shabu. d. Jaringan Sindikat Iran an. Tsk Majid Mohammadizanjan Bin Ali Akbar Penyelundupan Narkoba melalui Terminal Kedatangan 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada tanggal 11 April 2011 dengan menggunakan pesawat Qatar Airways dengan rute Damaskus – Doha – Jakarta. Barang bukti yang disita berupa 898 gram shabu, yang disembunyikan pelaku dengan cara ditelan ke dalam tubuh (swallow). e. Jaringan Sindikat Iran an. Tsk Ali Reza Asghari Bin Esmaeil Penyelundupan Narkoba pada tanggal 11 April 2011 dengan menggunakan pesawat Qatar Airways dengan rute Damaskus – Doha – Jakarta. Barang bukti yang disita berupa shabu seberat 646,7 gram. f.
Jaringan Sindikat Iran an. Tsk Mansoor Dolatin Bin Khasali Penyelundupan Narkoba pada tanggal 11 April 2011 di Terminal Kedatangan 2D Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dengan menggunakan pesawat Qatar Airways, rute Damaskus – Doha – Jakarta. Dengan barang bukti 236,6 gram shabu, yang disembunyikan oleh pelaku dengan cara ditelan ke dalam tubuh (swallow).
g. Jaringan Sindikat Pemasok Malaysia an. Tsk Wong Siong Ping Penyelundupan Narkoba pada tanggal 24 Mei 2011 sekitar pukul 20.00 WIB di Bandara Soekarno-Hatta dengan menggunakan pesawat Air Asia dengan rute Kuala Lumpur - Jakarta. Barang bukti 3.018,9 gram.
yang
berhasil
6|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
disita
adalah
shabu
seberat
h. Jaringan Sindikat Pemasok Nigeria an. Tsk Kelvin Abugu Penyelundupan Narkoba yang diindikasikan berperan dalam jaringan sindikat internasional : -
Kelvin Abugu
-
Santi Rustam,
ditangkap pada tanggal 2 Juni 2011 di Kelapa Dua, Kebon Jeruk – Jakarta. Dengan barang bukti berupa 4.976, 39 gram shabu.
i.
Jaringan Sindikat Pemasok Nigeria an. Tsk Goerge Obina al Andi al Kaise al Kingsley al Victor Penyelundupan Narkoba ke dalam lingkungan Lapas Cipinang pada tanggal 14 Juni 2011 oleh Tsk Goerge Obina al Andi al Kaise al Kingsley al Victor, Napi Lapas Cipinang yang melakukan transaksi jual beli Narkotika Golongan I jenis Heroin. Barang tersebut dipesan melalui seseorang bernama Emeka yang berada di Nigeria. Kasus ini juga melibatkan tiga orang WNI, yaitu : -
Edi Suryadi
-
Ahmad Sarkowi,
-
Isnianti.
Barang bukti yang berhasil disita : Heroin seberat 150 gram. . j.
Jaringan Sindikat Internasional WNI an. Tsk Suradi Halim al Beong al Bob Penyelundupan Narkoba yang diungkap pada tanggal 15 Juli 2011 sekitar pukul 20.30 WIB di Jalan Bukit Mutiara, Sentul City - Bogor. Dari hasil controled delivery tertangkap : -
Suradi Halim al Beong al Bob (WNI)
-
Mukri Joewono al Acin,
-
Awen
-
Acan al Tedy
di pintu keluar tol Sentul City – Bogor. Barang bukti yang berhasil disita berupa 250.000 butir ekstasi. Rute yang digunakan tersangka untuk menyelundupkan ekstasi tersebut adalah Belgia – Singapura – Jakarta - Bogor. 7|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
k.
Jaringan Sindikat Pemasok Taiwan an. Tsk Aming, Huang Liang Chien, dan Chen Yu Hsiang Penyelundupan Narkoba yang diungkap pada tanggal 11 September 2011, berhasil menangkap di Apartemen Riverside, Pantai Indah Kapuk, Jakarta tiga tersangka warga negara Taiwan yang diduga merupakan produsen shabu : -
Aming
-
Huang Liang Chien,
-
Chen Yu Hsiang
dengan barang bukti berupa shabu, bong (alat hisap shabu), telepon genggam, dan uang tunai senilai Rp 10 juta serta bahanbahan prekursor narkotika dalam jumlah besar.
2.
Pengungkapan Jaringan Sindikat Internasional Bekerjasama dengan Negara Lain BNN telah menggalang kerjasama dengan beberapa negara, baik yang sudah menandatangani MoU maupun yang belum atau dalam proses. Di tataran Deputi Pemberantasan telah melakukan kerjasama dalam bentuk pertukaran informasi intelijen, pemeriksaan tersangka yang tertangkap di luar negeri sebagai kurir Narkoba atau terlibat dalam peran yang lain, controled delivery, dan penerbitan red notice Interpol. Melalui kerjasama di lapangan ini diharapkan BNN dapat mengungkap jaringan sindikat internasional mulai dari sumbernya, negara transit atau negara yang menjadi rutenya, sampai dengan Narkoba masuk ke Indonesia. Beberapa kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : a.
Kerjasama dengan Thailand dalam rangka memeriksa buronan BNN bernama ABBAS ROSOUL KAZEROUNI yang terlibat jaringan sindikat internasional yang melibatkan Napi Lapas Pasir Putih Nusakambangan atas nama BOSKI al BAHADUR TAMANG.
b.
Kerjasama dengan Cina dalam rangka pemeriksaan terhadap tersangka KAMIR SANTOSO al SALIM di Guangdong. Tersangka ditangkap aparat kemanan Cina pada bulan Desember 2010 karena kedapatan membawa barang bukti shabu seberat 7 Kg. Kamir Santoso telah menjadi buronan Interpol berdasarkan red notice yang dimintakan oleh Indonesia. Di Indonesia, tersangka terlibat dalam
8|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
beberapa kasus Narkoba skala besar, termasuk kasus Narkoba yang melibatkan Sipir Lapas Cipinang bernama Deny Sastori (Densos), dan kawan-kawan.
3.
c.
Kerjasama dengan Portugal dalam rangka pemeriksaan terhadap tersangka ROBERT RARO dan WASIJAN yang terlibat dalam penyelundupan kokain seberat 1,8 ton di Portugal dengan menggunakan Kapal Joana. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengungkap jaringan sindikat internasional yang merekrut warga negara Indonesia sebagai awak kapal untuk menyelundupkan Narkoba. BNN berusaha membantu Kepolisian Portugal untuk mengungkap identitas anggota sindikat internasional yang telah masuk ke daerah Tegal, Jawa Tengah tersebut.
d.
Kerjasama dengan Peru, Spanyol, dan Belanda untuk memeriksa beberapa kurir warga negara Indonesia yang ditangkap di negara tersebut.
e.
Kerjasama dengan India untuk memeriksa beberapa kurir warga negara Indonesia yang ditangkap di India dan menelusuri jalur masuknya prekursor narkotika.
f.
Kerjasama dengan Malaysia untuk memeriksa beberapa kurir warga negara Indonesia yang ditangkap di Malaysia dan bekerjasama memburu tersangka yang berada di Malaysia.
Jaringan Sindikat Nasional a.
Jaringan Sindikat an. Tsk Bong Ket Khiong al Akiong al Bobby dan Ferry al Rudi al Alin Penyelundupan Narkoba pada tanggal 15 Maret 2011 di depan Sunter Mall, Jalan Danau Sunter, Jakarta Utara. Dari tangan tersangka diperoleh barang bukti berupa 1.460 tablet Happy Five dan 310 pil ekstasi.
9|PRESS RELEASE AKHIR TAHUN 2011
b.
Jaringan Sindikat an. Tsk M. Zubir Pengungkapan jaringan narkotika dan prekursor narkotika yang dikendalikan oleh seorang Napi Lapas Kelas IIA Banceuy, Bandung an. Tsk M. Zubir pada tanggal 7 April 2011. 10 (sepuluh) tersangka lain yang turut ditangkap, yaitu : - Ermatati al Uni - Basir Rosadi - Rachmad Prasetya - Alam Safari - Sahroni - Sigit Noegroho - Slamet Riyadi - Wahyu Cahyono - Aiyub - Jumali, Adapun barang bukti yang berhasil disita adalah : - Pseudoephedrine
2.670,40 gram
- Kafein
54.662,64 gram
- Dextro
1000 gram
- Citrix
1,10 ons
- Shabu
0,5 gram
- Ekstasi
9 butir
- Serbuk Ekstasi
208 gram
- Ephedrine
1.823 butir
- Aleron
1.934 butir
- 1 unit alat pembuat ekstasi.
10 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
c.
Jaringan Sindikat an. Tsk Irna Febriani al Shasa Penyelundupan Narkoba pada tanggal 11 Mei 2011 di depan CBD Plaza Ciledug. Dari tersangka berhasil diamankan barang bukti Narkoba jenis shabu seberat 684,3 gram.
d.
Jaringan Sindikat an. Tsk Dedik Supramono dan Tetep Penyelundupan Narkoba melalui Terminal Bus Rawamangun, Jakarta Timur pada tanggal 22 Juni 2011. Berhasil ditangkap 4 (empat) tersangka : - Dedik Supramono al Dodik - Tetep al Oban - Yofi Iswanto - Muhammad Najemudin. Keempat tersangka merupakan jaringan sindikat Narkoba antar kota dengan rute Jakarta – Bali. Barang bukti berupa shabu seberat 187,25 gram.
e.
Jaringan Sindikat an. Tsk Hartoni dan eks Kalapas Narkotika Nusakambangan Marwan Adli Penyelundupan Narkoba yang dikendalikan dari dalam Lapas Narkotika Nusakambangan yang melibatkan Marwan Adli, Kepala Lapas Narkotika Nusakambangan. Hal ini terkuak setelah ditangkapnya tersangka Hartoni pada tanggal 11 Juli 2011. Hartoni, narapidana Lapas Narkotika Nusakambangan mengendalikan bisnis Narkoba dari dalam tahanan Nusakambangan. 6 (enam) tersangka lain yang turut ditangkap, yaitu : - Kapten (rekan satu sel Hartoni) - Andhika Permana (anggota keluarga) - Dhiko Aldila (anggota keluarga Marwan Adli) - Rinal Kornial (anggota keluarga Marwan Adli) - May Wulandari - Rita Juniati
11 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
f.
Jaringan Sindikat an. Tsk Sulikah al Sulityowati al Unyil al Lili al Dora Penyelundupan Narkoba pada tanggal 15 Juli 2011 di Guest House (kamar 306) Jalan Kartini II, Jakarta Pusat. Barang bukti yang berhasil disita, yaitu : 8.160,6 gram prekursor, 5 liter prekursor cair, dan alat clandestine laboratorium.
g.
Jaringan Sindikat an. Tsk Elly Yusuf al Mami Penyelundupan Narkoba yang dikendalikan dari dalam Lapas Wanita Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara oleh Narapidana Elly Yusuf al Mami dengan tersangka lainnya : -
Suryono al Aweng
-
Ramli Petrus al Abeng,
-
Alwi.
Hal ini terkuak setelah ditangkapnya Suryono al Aweng pada tanggal 20 Desember 2011 saat tengah membawa shabu yang didapatnya dari Mami dan akan diberikan kepada calon pembeli. Tersangka lainnya yang turut terlibat adalah Ramli Petrus al Abeng, dan Alwi. Dalam kasus ini diperoleh barang bukti berupa shabu seberat 1.403,1 gram, alat penghisap shabu (bong), timbangan, dan sejumlah uang tunai. h.
Jaringan sindikat an. Tsk Zulkifli al Amar Penyelundupan Narkoba yang dikendalikan dari dalam Lapas Cipinang oleh Napi Zulkifli Amar, dengan tersangka lainnya : -
Azhar al Har
-
Khaidir al Nyak
-
Alia Latifa
Kasus ini terkuak setelah ditangkapnya Azhar al Har, kurir pengantar shabu kepada Zulkifli Amar di Lapas Cipinang. Juga ditangkap Khaidir al Nyak, rekan Azhar dalam berbisnis narkotika, dan menyeret Alia Latifa, istri tersangka Zulkifli. Alia terlibat dalam pengoperasian dana untuk transaksi narkotika yang dilakukan suaminya tersebut.
12 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
Barang bukti 3.928,9 gram.
4.
yang
berhasil
disita
berupa
shabu
seberat
Pengungkapan Kasus yang Melibatkan Personel BNN Selain mengungkap jaringan sindikat Narkoba internasional dan nasional, BNN juga bertindak tegas terhadap anggota BNN yang terlibat dalam tindak pidana Narkoba. Sanksi yang diberikan jauh lebih berat, sampai dengan pemecatan. Hal tersebut dibuktikan terhadap anggota BNN yang melakukan tindak pidana Narkoba, yaitu : a.
Tsk Dr. AM (PNS BNN) Terlibat penerbitan surat keterangan rehab yang tidak benar. Saat ini kasusnya dalam proses persidangan, sedangkan untuk status kepegawaian tersangka saat ini di non-aktifkan dan apabila sudah mendapat vonis pengadilan maka akan dilakukan pemecatan terhadap tersangka.
b.
Tsk YN (Anggota Polri di BNN) dan B (PNS BNN) Terlibat dalam penjualan kerak (sisa-sisa pembakaran shabu). Saat ini kedua tersangka dalam proses penahanan dan kasusnya sedang dalam penyidikan lebih lanjut.
c.
Tsk T dan S (PNS BNN) Tersangka dalam proses penahanan dan kasusnya sedang dalam penyidikan Polres Jakarta Utara. Untuk status kepegawaian kedua tersangka saat ini di non-aktifkan dan apabila sudah mendapat vonis pengadilan maka akan dilakukan pemecatan terhadap para tersangka.
B.
Operasi Eradikasi Lahan Ganja Eradikalisasi ladang ganja perlu ditangani secara terpadu dan komprehensif serta berkelanjutan. Oleh karena itu, sejak awal penanganan secara represif, BNN telah menggalang kerjasama dengan unsur-unsur terkait seperti Polri, TNI, Pemda, LSM, Swasta, Tokoh Masyarakat, dan Tokoh agama agar penanganan lanjutannya dapat berhasil dengan baik.
13 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
1. Sumatera Utara BNN bekerjasama dengan Polda Sumatera Utara, Polres Madina (Mandailing Natal), Pemkab Madina, dan BNK Madina melaksanakan eradikasi lahan ganja, pada tanggal 26 Oktober 2011 di Bukit Tor Sihite, Mandailing Natal. Ladang ganja tersebut tersebar di 5 (lima) desa, yaitu Huta Tua, Huta Bangun, Huta Tinggi, Banjar Lancat, dan Huta Tonga. Total lahan yang ditemukan adalah 7 (tujuh) hektar. Dari lahan tersebut, petugas menemukan ± 1000 batang pohon ganja siap panen. Sebanyak 800 batang dimusnahkan di lokasi TKP, sedangkan sekitar 200 batang dibawa ke Polres Madina. Daerah Madina merupakan pemasok ganja terbesar kedua setelah Aceh, dan pemasarannya meliputi Jawa, Bali, dan Sumatera. Saat ini sedang dilakukan pemetaan ladang ganja dan selanjutnya akan dilakukan operasi berkelanjutan sampai daerah Madina dinyatakan bebas dari ladang ganja.
2. Aceh BNN bekerjasama dengan Polda Aceh dan 5 (lima) Polres jajaran Polda Aceh serta TNI-AD menggelar operasi eradikasi ladang ganja, tepatnya di wilayah Seulumun, Desa Lamteuba, Aceh Besar. Kegiatan ini dilaksanakan selama 12 hari, dari tanggal 23 November 2011 sampai dengan 5 Desember 2011. Dimulai dengan kegiatan penyelidikan, pendataan ladang ganja yang dapat dijangkau, dan kemudian ditindaklanjuti dengan pemusnahan ladang ganja. Dari kegiatan ini berhasil disita barang bukti ganja seberat 222 ton dari total 155,8 hektar ladang ganja yang tersebar di pegunungan Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Bireun, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Kegiatan eradikasi ini ditutup dengan pemusnahan seluruh barang bukti ganja.
C.
Rekapitulasi data kasus hasil pengungkapan BNN terhadap kasus tindak kejahatan narkotika sepanjang tahun 2011, diperoleh data sebagai berikut : 1. Jumlah kasus tindak pidana narkotika yang berhasil diungkap sebanyak 94 Laporan Kasus Narkotika (LKN). 2. LKN yang telah selesai disidik serta diserahkan kepada penuntut umum (P21) sebanyak 60 LKN atau 61,8%. 3. Kasus yang belum selesai ditangani sebanyak 34 LKN atau 38,2%, dan penyelesaiannya akan dilanjutkan di tahun 2012.
14 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
4. Tersangka yang berhasil ditangkap sebanyak 153 tersangka. 5. Dari asset yang berhasil disita periode Januari - November 2011, setelah dikonversi ke dalam nilai rupiah, berjumlah Rp 28.970.596.143,- (dua puluh delapan miliar sembilan ratus tujuh puluh juta lima ratus sembilan puluh enam ribu seratus empat puluh tiga rupiah). 6. Nilai asset yang kasusnya telah dilimpahkan ke Kejaksaan berjumlah Rp 28.782.860.804,- (dua puluh delapan miliar tujuh ratus delapan puluh dua juta delapan ratus enam puluh ribu delapan ratus empat rupiah). 7. Nilai asset yang kasusnya belum selesai ditangani berjumlah Rp 187.735.339,- (seratus delapan puluh tujuh juta tujuh ratus tiga puluh lima ribu tiga ratus tiga puluh sembilan rupiah). 8. Jumlah barang bukti narkotika yang berhasil disita selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :
9.
-
Shabu
79.847,23 gram
-
Ganja
255.503,7 gram dan 1000 batang pohon ganja
-
Kokain
50 gram
-
Heroin
1.194,85 gram
-
Ekstasi
276.995 butir
-
Prekursor Padat
71.401,82 gram dan 17.667 butir
-
Prekursor Cair
280.845 ml
Pemusnahan barang bukti Narkoba yang sudah dilaksanakan hingga saat ini sebanyak 26 kali, dengan rincian sebagai berikut : -
Shabu
73.810,35 gram
-
Ganja
255.491,65 gram dan 800 batang pohon ganja
-
Kokain
44,5 gram
-
Heroi
1.176,26 gram
-
Ekstasi
276.078 butir
-
Prekursor Padat
71.329,16 gram dan 3.764 butir
-
Prekursor Cair
280.655 ml
15 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
10. Hasil penanganan tindak pidana narkotika yang telah disidik serta diserahkan kepada penuntut umum (P21) yang dilakukan oleh BNN dan Polri sampai dengan November 2011, diperoleh data sebagai berikut : -
Jumlah kasus yang diungkap adalah sebanyak 26.560 kasus
-
Jumlah tersangka yang ditangkap adalah sebanyak 32.876 orang
11. Vonis Hukuman Mati di Indonesia Pelaku tindak pidana Narkoba yang memperoleh vonis hukuman mati di Indonesia berjumlah 58 orang, terdiri dari :
WN Indonesia : 17 orang
WNA
: 41 orang, dengan rincian :
Nigeria
: 12 orang
RRC
: 6 orang
Belanda
: 3 orang
Australia
: 3 orang
Pakistan
: 2 orang
Brasil
: 2 orang
Malaysia
: 2 orang
Malawi
: 2 orang
Afrika Selatan : 2 orang Thailand
: 1 orang
Ghana
: 1 orang
Senegal
: 1 orang
Zimbabwe
: 1 orang
India
: 1 orang
Nepal
: 1 orang
Perancis
: 1 orang
Seluruh vonis hukuman mati tersebut dijatuhkan sebelum lahirnya UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sejak lahirnya undang-undang yang memberikan sanksi hukuman lebih berat ini, justru belum pernah ada vonis hukuman terberat, yaitu : hukuman mati.
16 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
Sedangkan tuntutan hukuman mati pernah diberikan kepada 2 (dua) WNA Malaysia yang menyelundupkan shabu seberat 44 Kg dari Malaysia. Dari tuntutan tersebut, tersangka Lee Chee Hen mendapat hukuman seumur hidup, dan rekannya tersangka Lim Fong Ye mendapat vonis hukuman 20 tahun penjara. Keduanya juga diharuskan membayar denda sebesar Rp 1,5 Miliar. Pada tahun 2010 telah disahkan UU No. 5 tentang Grasi, yang merupakan perbaikan dari UU No. 22 Tahun 2002. Pada undang-undang ini dijelaskan bahwa grasi hanya diperbolehkan sebanyak 1 (satu) kali. Dengan ketentuan ini, diharapkan pada tahun 2012, eksekusi hukuman mati kepada para narapidana yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap dapat segera dilaksanakan. 12. Pengumpulan Data Penegakan Hukum terhadap WNI di Luar Negeri Jumlah WNI yang ditahan di luar negeri karena terlibat dalam jaringan sindikat Narkoba internasional adalah 501 orang terdiri dari :
Malaysia
: 390 orang
China
: 35 orang
Jepang
: 13 orang
Hong Kong
: 10 orang
Arab Saudi
: 9 orang
Filipina
: 8 orang
Australia
: 5 orang
Peru
: 5 orang
Pakistan
: 4 orang
Amerika Serikat
: 3 orang
India
: 3 orang
Thailand
: 3 orang
Brazil
: 2 orang
Ekuador
: 2 orang
Iran
: 2 orang
Argentina
: 1 orang
Chili
: 1 orang
17 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
Kamboja
: 1 orang
Kanada
: 1 orang
Kolombia
: 1 orang
Srilanka
: 1 orang
Timor Leste
: 1 orang
Hingga saat ini tersangka WNI yang mendapat vonis hukuman mati di luar negeri akibat kasus Narkoba sebanyak 284 orang, dengan rincian 271 orang di Malaysia dan 13 orang di Cina. Sebagian besar WNI tersebut terlibat kasus Narkoba dengan peran sebagai kurir Narkoba antar negara. Mayoritas dari mereka adalah wanita, direkrut dengan cara ditawari pekerjaan di luar negeri, dijadikan teman dekat, diajak kerjasama di luar negeri, diajak berwisata, ataupun menikah di luar negeri, namun kemudian para wanita tersebut dititipi koper atau tas yang berisi Narkoba tanpa sepengetahuannya. Modus operandi lainnya adalah para TKW/TKI yang dipecat dari pekerjaannya di luar negeri, kemudian ditawari untuk membawa Narkoba atau membawa tas yang tidak diketahui isinya ke negara lain dengan mendapatkan imbalan uang.
II.
Pencegahan BNN melalui Deputi Bidang Pencegahan telah melakukan berbagai langkah preventif untuk meminimalisir jumlah pecandu atau penyalahguna Narkoba, sehingga dapat meningkatkan imunitas masyarakat untuk senantiasa menolak penyalahgunaan Narkoba. Adapun beberapa kegiatan pencegahan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : A.
Melaksanakan Kampanye Nasional Pencegahan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada tanggal 26 Juni 2011 yang dipimpin oleh Presiden RI, di Silang Monas, Jakarta, dan dihadiri oleh : -
Lebih dari 10.000 orang
-
Pelajar berprestasi dari 33 Provinsi
-
3.000 penari dari berbagai sanggar baik dari Jakarta dan daerah.
-
Komunitas pemerhati masalah Narkoba
-
Unsur pemerintah dan sektor swasta.
18 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
B.
Melaksanakan kerjasama dengan berbagai kementerian dan lembaga, antara lain : -
Kementrian Kominfo
-
Kementerian Diknas
-
Kementerian PDT
-
BKKBN
-
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
-
Kementerian Kesehatan
-
Kementerian Sosial
-
Kementerian Agama
-
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,
melaksanakan rangkaian kegiatan advokasi dan masing-masing kementerian dan lembaga tersebut.
kegiatan
P4GN
di
C.
Bekerjasama dengan Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dalam melaksanakan berbagai kegiatan kampanye P4GN kepada kaum perempuan baik di kementerian dan lembaga, maupun dikalangan organisasi wanita/perempuan, serta ikut mendukung Gerakan Tanam dan Pelihara dalam rangka mendukung Program Tanam 1 Miliar Pohon yang berlokasi di Situ Cipule, Karawang.
D.
Melaksanakan sosialisasi dan kampanye P4GN bidang pencegahan melalui berbagai media (media cetak dan elektronik) dalam bentuk Talkshow (Program Indonesia Bergegas) di televisi swasta nasional dan televisi lokal, serta di berbagai radio swasta lokal dan nasional, dan RRI. Penayangan berbagai iklan layanan masyarakat P4GN bidang pencegahan di berbagai televisI swasta nasional dan TVRI, radio swasta nasional dan RRI.
E.
Pagelaran Seni Budaya Anti Penyalahgunaan Narkotika melalui atraksi Lenong, Topeng Ubrug, Ludrug, Wayang Cengblong dan Bondress, Randai, Mamanda, serta Tumantenden dan Latirka Toar di 8 Provinsi.
F.
Pameran informasi Narkoba di lingkungan sekolah, kampus, instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat umum dengan mendistribusikan bahan-bahan informasi tentang Narkoba secara gratis seperti majalah, brosur, stiker, poster, VCD, dan pin anti Narkoba.
19 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
G.
Pertemuan jurnalis pemerhati Narkoba di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar yang dihadiri oleh perwakilan jurnalis dari kota-kota besar di seluruh wilayah Indonesia.
H.
Penerbitan berbagai media cetak baik referensi maupun media kampanye P4GN bidang pencegahan (buku, majalah, buletin, leaflet, stiker, brosur, poster), serta pembuatan media luar ruang (spanduk, baliho, umbul-umbul, balon udara, banner, outdoor running text) yang disebarkan, didistribusikan kepada masyarakat luas.
I.
Sebagai upaya untuk meningkatkan akses komunikasi antara BNN dan masyarakat, dilaksanakan : -
Membuka layanan Suara Masyarakat yang dapat diakses melalui website BNN (www.bnn.go.id). Dari bulan Januari hingga 22 Desember 2011 telah masuk sebanyak 824 pertanyaan dari masyarakat.
-
Pengembangan sub web BNN, perpustakaan online.
-
Pengembangan Humas online, dalam rangka meningkatkan komunikasi dengan kalangan media.
-
Pengembangan sub web Drugs Education and Drugs Information (DEDI) dan Generasi Bebas Narkoba (GENBENAR), sebagai wadah media komunikasi khusus untuk kalangan muda dan remaja.
III. Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh BNN, berorientasi pada peningkatan peran serta masyarakat dalam mendukung program P4GN. BNN masih memfokuskan sasaran kegiatan bagi para petani ganja di Provinsi Aceh, disamping beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat lainnya. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan bagi masyarakat Aceh, yaitu : A.
Pemetaan Napi Lapas Provinsi Aceh dengan kasus tindak pidana Narkoba. Pemetaan ini dilakukan untuk mengetahui jumlah dan sebaran data dari para pelaku kasus Narkoba di Provinsi Aceh. Dari hasil pemetaan diketahui sebanyak 1.163 narapidana (44%) dari 10 Lapas/Rutan berasal dari kasus tindak pidana Narkoba.
B.
Pemberdayaan masyarakat pedesaan di Provinsi Aceh dengan kegiatan sebagai berikut :
20 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
1. Sosialisasi sistem pertanian tanpa limbah (SPT-TL) (an integrated zero waste organic farm). 2. Pengembangan kambing kacang dan kambing peranakan Etawa (PE). 3. Meningkatkan potensi pedesaan dengan mengembangkan tanaman Jabon dan budidaya Cabe Keriting Hibrida. 4. Pengembangan Minyak Nilam. 5. Peralihan dan pengembangan kota Maheng, dari kampung ganja menjadi agrowisata dengan pendirian Sekolah Kejuruan Pertanian di Desa Maheng. C.
Kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan, antara lain : 1. Pemberdayaan Masyarakat dalam Rangka Bebas Narkoba yang dilakukan di lingkungan kerja pemerintah dan swasta, lingkungan masyarakat, kampus, sekolah, serta pesantren dengan jumlah peserta 2.030 orang. 2. Lokakarya pemberdayaan tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda untuk menyatukan persepsi agar dapat mengentaskan Narkoba di Kompleks Permata.
Dalam rangka menciptakan lingkungan bebas Narkoba yang evidence based, BNN secara resmi telah meluncurkan kendaraan berteknologi GC MS MS (Gas Chromatography Mass Spectrometer Mass Spectrometer). Kendaraan ini mampu mendeteksi kandungan Narkoba dengan menggunakan media rambut. Saat ini BNN telah memiliki 10 unit yang difokuskan untuk penggunaan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selain untuk tes Narkoba dengan rambut, peralatan dalam kendaraan ini juga diperlengkapi dengan alat tes Narkoba dengan menggunakan urine. Dalam pengoperasionalan perdana mobil GC MS MS, BNN melakukan tes Narkoba melalui urine dan rambut kepada Kepala BNN dan seluruh jajaran pejabat dan staf BNN. Sampai dengan tahun 2011, Mobil GC MS MS telah beroperasi di Universitas Pelita Harapan (UPH), Universitas Kristen Indonesia (UKI), Universitas Katolik Atma Jaya, serta Universitas Mercu Buana dan telah menguji sebanyak 1832 sampel.
21 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
IV. Rehabilitasi Dalam kurun waktu Januari-November 2011, jumlah penyalahguna Narkoba yang telah menjalani proses rehabilitasi di UPT T&R BNN, Lido-Bogor sebanyak 757 orang, terdiri dari 697 pria dan 60 wanita. Para residen didominasi oleh mereka yang berusia 26 sampai 30 tahun dengan pendidikan terakhir SMA dan tidak memiliki pekerjaan tetap. Sedangkan jenis Narkoba yang banyak disalahgunakan adalah shabu, ganja, opiat, dan ekstasi. Secara keseluruhan terdapat 5.585 orang penyalahguna atau pecandu Narkoba yang mengikuti terapi dan rehabilitasi yang tersebar di berbagai lembaga rehabilitasi milik pemerintah dan komponen masyarakat. Sedangkan mantan residen yang mengikuti program pasca rehabilitasi sebanyak 2.500 orang. Pada tahun ini pula telah terbentuk 100 lembaga berbasis masyarakat yang menyelenggarakan program pasca rehabilitasi. Adapun kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan oleh BNN antara lain : A.
Program aftercare berbasis kinerja dan konservasi alam di wilayah Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), Lampung Barat. Di kawasan konservasi alam dan fauna ini, para residen yang menjalani program aftercare menerima berbagai macam pelatihan dan melaksanakan on the job training yang disesuaikan dengan minat dan bakat mereka masing-masing, yaitu di bidang food & beverages, memasak, divisi kuda untuk patroli hutan, serta mechanical engeneering.
B.
Pembangunan panti rehabilitasi Narkoba di pulau–pulau besar, seperti Pulau Kalimantan (Samarinda) dan Pulau Sulawesi (Makassar). Untuk tahun 2012, direncanakan juga akan dibangun di Pulau Sumatera, yaitu di wilayah Pagar Alam, Palembang.
C.
Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika di 15 Provinsi.
D.
Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan asesmen dan rencana terapi bagi petugas Puskesmas dan Rumah Sakit di 15 Provinsi.
E.
Peningkatan kapasitas (capacity building) 84 lembaga rehabilitasi milik instansi pemerintah dan komponen masyarakat, yang terdiri dari 33 lembaga rehabilitasi komunitas terapeutik dan non-komunitas terapeutik.
F.
Pemberian dukungan modal kerja kepada 100 LSM/Yayasan yang bergerak dalam bidang aftercare bagi mantan penyalahguna Narkoba.
22 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
G.
Kegiatan workshop di bidang Therapeutic Community bagi petugas rumah sakit jiwa dan lembaga pemasyarakatan di 9 Provinsi.
H.
Peningkatan keterampilan petugas rehabilitasi non komunitas terapeutik di 10 provinsi dan pertemuan recovering addict melalui kegiatan outing di 4 provinsi.
I.
Pembentukan Dewan Sertifikasi Konselor Adiksi, hasil kerjasama dengan Colombo Plan Team. Melalui pembentukan dewan ini diharapkan dapat tercipta pola penataan sertifikasi konselor adiksi yang jelas, terorganisir, dan mampu dipertanggungjawabkan secara nasional.
V. Kegiatan Pendukung Lainnya Untuk memaksimalkan strategi di bidang Rehabilitasi, Pemberantasan, Pencegahan, dan Pemberdayaan Masyarakat, juga telah dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung lainnya, seperti : A.
Pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011 Dalam pelaksanaan Inpres Nomor 12 Tahun 2011, BNN telah memfasilitasi beberapa Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam penyusunan Rencana Aksi P4GN. Beberapa Kementerian/Lembaga dan Gubernur/Bupati/Walikota telah menyusun Rencana Aksi dan diharapkan pada awal tahun 2012 semua Kementerian/Lembaga dan Gubernur/Bupati/Walikota telah menyusun Rencana Aksi sehingga akan terukur tahap capaian "Indonesia Bebas Narkoba Tahun 2015".
B.
Penambahan dan Peningkatan Sumber Daya Manusia 1.
Dalam rangka optimalisasi program P4GN hingga ke tingkat daerah, telah dibentuk organisasi BNNP dan BNNK/Kota. Hingga saat ini telah dilantik sebanyak 33 Kepala BNNP dan 75 Kepala BNNK/Kota.
2. Pembangunan gedung kantor 10 BNNP dan 33 BNNK/Kota. 3. Rakor Interdiksi yang diikuti oleh Ditjen Imigrasi, Bea dan Cukai, dan Direktorat Narkoba Polda Kepulauan Riau, bertempat di Batam, tanggal 5–11 November 2011. 4. Rakor Interdiksi yang diikuti oleh Ditjen Imigrasi, Bea dan Cukai, dan Direktorat Narkoba Polda Sulawesi Utara, bertempat di Manado, tanggal 21-26 November 2011.
23 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
5. Pelatihan Penyidik yang diikuti oleh 34 peserta yang berasal dari Pemda, BNNP dan BNNK, dan Polda Sulawesi Utara. 6. Pelatihan Penyidik yang diikuti oleh 50 orang personel Polri dari 10 Polda di wilayah Sumatera, bertempat di Batam pada tanggal 5-19 November 2011. 7. Pendidikan dan Pelatihan Teknis Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika Tingkat Dasar yang diikuti oleh 100 CPNS Penyidik. 8. Pendidikan dan Pelatihan Penyidik dan Penyelidik Narkotika dan Prekursor Narkotika yang diselenggarakan atas kerjasama BNN dengan Kepolisian Nasional Timor Leste. Diklat ini diikuti oleh 32 orang peserta yang berasal dari Kepolisian Nasional Timor Leste, BNNP Sulawesi Utara, BNNP Gorontalo, BNNP Bali, dan BNN Pusat. 9. Pendidikan dan Pelatihan Computer Based Training (CBT) yang diikuti oleh 30 orang peserta. 10. Pelatihan Analyst Note Book versi 6 dan pelatihan Basic IT yang diikuti oleh personel BNNP. 11. Pendidikan dan Pelatihan Sertifikasi Konselor Adiksi yang diikuti oleh 75 peserta yang berasal dari BNNP, LSM, dan Rumah Sakit Ketergantungan Obat. 12. Peraturan bersama antara BNN dengan Kementerian Hukum dan HAM tentang Pelaksanaan P4GN di Dalam Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara.
C.
Penandatanganan Nota Kesepahaman Dalam hal menggalang peran serta dan komitmen berbagai pihak, telah dilaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan institusi terkait, yaitu : 1. BNN dengan Instansi Pemerintah : -
Kementerian Hukum dan HAM
-
Kementerian Komunikasi dan Informatika
-
Kementerian Agama
-
BKKBN
-
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
24 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
-
Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan
-
Kementerian Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif
-
Kementerian Perhubungan
-
Direktorat Jenderal Imigrasi
-
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
-
PT. Pertamina
-
Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian
2. BNN dengan Lembaga/Instansi Non-Pemerintah : -
PT. Indomarco Prismatama
-
Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB)
-
Penyelenggara dan Perusahaan Telekomunikasi
-
Ikatan Guru Indonesia
-
Asosiasi Agensi Model dan Talenta Indonesia
-
Persatuan Catur Seluruh Indonesia
3. Kerjasama Luar Negeri Selain kerjasama tingkat nasional, BNN juga bekerjasama dengan negara lain dalam hal tukar menukar informasi berbagai permasalahan Narkoba yang sedang terjadi di dunia. Pada tahun ini, Indonesia terpilih sebagai Presiden IDEC (International Drugs Enforcement Conference) periode 2011-2012. Adapun kegiatan dan kerjasama yang telah dilaksanakan dengan negara lain, yaitu : -
Asia Pacific Operational Drug Enforcement Conference di Tokyo, Jepang (22-24 Februari 2011).
-
IDEC Far East Regional Working Group di Bangkok, Thailand (1-2 Maret 2011).
-
Penandatanganan MoU BNN dengan AFP Australia (17 Maret 2011).
-
Penandatanganan MoU BNN dengan Kepolisian Timor Leste Maret 2011).
-
IDEC Far East Regional Working Group di Cancun, Meksiko (3-8 April 2011).
25 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
(27
-
South East Asia Regional Training on Treatment and Rehabilitation di Bangkok, Thailand (18-29 April 2011).
-
2nd International Training for Drug Law Enforcement Officers di Singapura (9-13 Mei 2011).
-
Criminal Investigate Techniques Training Program for Asian and African Countries di RRC (12 Mei-1 Juni 2011).
-
The 21st Anti-Drug Liaison Officials Meeting for International Cooperation (ADLOMICO) di Jeju, Korea (16-22 Mei 2011).
-
The 8th Meeting of The ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) Fact Finding Committee (AIFOCOM) to Combat The Drug Menace di Phnom Penh (25-29 Mei 2011).
-
Shortlist of Candidate for Interview for The Post of Director, Drug Advisory Programme, The Colombo Plan di Colombo (28 Juni 2011).
-
3rd International Conference of Islamic Scholars and Faith Based Organizations in Drug Demand Reduction di Mombasa, Kenya (18-21 Juli 2011).
-
The UNODC Global SMART Programme Regional Workshop di Bangkok, Thailand (18-20 Juli 2011).
-
Kunjungan ke Central Narcotics Bureau (CNB), Singapura di Singapura (14 Agustus 2011).
-
IDEC Far East Region Working Group Meeting. Konferensi ini diselenggarakan pada tanggal 7-8 September 2011 di Bali, Indonesia. Dihadiri oleh 20 negara yang tergolong dalam Kawasan Timur Jauh.
-
The 32nd Meeting of The ASEAN Senior Officials on Drug Matters (ASOD) di Vientiane, Laos (10-12 Oktober 2011).
-
Regional Workshop on Data Collection, Analysis and Reporting for Policy and Action di Bangkok, Thailand (18-21 Oktober 2011).
-
Trans-Pacific Symposium on Dismantling Transnational Illicit Networks di Phuket, Thailand (27-29 Oktober 2011).
-
Symposium Moving ASEAN Community Forward Into 2015 and Beyond di Jakarta (31 Oktober-2 November 2011).
-
The 4th Regional Training on Development of Outreach/Drop-in Centres di Islamabad, Pakistan (31 Oktober-3 November 2011).
26 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
D.
UPT Lab Uji Narkoba sampai dengan bulan November 2011, telah menerima sebanyak 12.720 sampel urine dan raw material yang terdiri dari : 1. 2. 3. 4.
Pemeriksaan Narkotika Pemeriksaan Psikotropika Pemeriksaan Prekursor Sampel Negatif
: 12.007 sampel. : 54 sampel. : 18 sampel. : 613 sampel.
VI. Kegiatan yang dilakukan oleh instansi terkait dalam koordinasi BNN sebagai focal point upaya P4GN, antara lain : A.
Polri Sebagai bukti betapa kuatnya komitmen dan dukungan Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap pelaksanaan program P4GN, maka pada tanggal 29 Juli 2011, Polri telah mendedikasikan asetnya berupa tanah seluas 25,4 hektar kepada BNN untuk pembangunan Pusat Terapi dan Rehabilitasi dan Balai Diklat BNN di Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor yang ditandai dengan Penandatangan Prasasti oleh Kapolri dan Kepala BNN. Berdasarkan data yang diperoleh dari Polri, tindak pidana Narkoba di Indonesia dari Januari hingga November 2011, diungkap sebanyak 26.500 kasus, dengan rincian sebagai berikut : 1. Narkotika
17.383 kasus
2. Psikotropika
1.478 kasus
3. Bahan Berbahaya
7.639 kasus
Tersangka yang tertangkap sebanyak 32.763 orang : 1. Kasus Narkoba 2. Kasus Psikotropika 3. Bahan Berbahaya
22.936 orang 1.840 orang 7.987 orang
Jenis Kelamin : 1. Tersangka laki-laki
29.453 orang
2. Tersangka wanita
3.310 orang
Dari jumlah 32.763 tersangka tersebut terdiri dari 32.648 tersangka WNI dan 115 tersangka WNA. 27 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
Usia tersangka : 1. < 15 tahun
106 orang
2. 16 sampai 19 tahun
1.574 orang
3. 20 sampai 24 tahun
4.682 orang
4. 25 sampai 29 tahun
10.367 orang
5. > 30 tahun
16.034 orang
Barang Bukti yang berhasil disita :
B.
1. Shabu
: 430.867,35 gram
2. Ekstasi
: 11.018,40 gram dan 605.885,25 butir
3. Ganja
: 23.186.122,74 gram dan 299.628 batang
4. Heroin
: 26.218,14 gram
5. Kokain
: 66,97 gram
6. Hasish
: 230,99 gram
7. Benzodiazepine
: 470.758,25 butir
8. Barbiturat
: 135.420 butir
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk tindak pidana Narkoba, Psikotropika, Prekursor sejak Januari sampai dengan Desember 2011, berhasil diungkap sebanyak 134 kasus dengan total barang bukti 211.071,877 gram. Adapun rincian sebagai berikut : 1. Shabu
: 154.613,8 gram
2. Ekstasi
: 25.020 butir / 9.960,7 gram
3. H5
: 478 butir / 233,5 gram
4. Ketamine
: 31.227,1 gram
5. Ganja
: 1.291,5 gram
6. Hasish
: 3 gram
7. Heroin
: 13.408,112 gram
8. Morphine
: 158 gram
9. Kokain
: 176,17 gram
28 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
Adapun kegiatan yang telah dilakukan Bea dan Cukai dalam hal P4GN adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Custom Narcotic Team (CNT) : 5 kali 2. Pelatihan X-Ray
: 5 kali
3. Asistensi dan bimbingan teknis
: 7 kali
4. Pengembangan sistem “Passenger Analyst Unit” (PAU) yang merupakan bentuk kerja sama dengan Bea dan Cukai negara lain. 5. Penambahan satuan anjing pelacak Narkoba.
C.
Direktorat Jenderal Imigrasi 1. Melaksanakan kebijakan keimigrasian terpusat dengan membuat sistem informasi terpusat. 2. Membangun sistem pelaporan orang asing secara online, menyusul diberlakukannya UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. 3. Penerbitan elektronik passport dengan menanam sebuah chip yang berisikan biodata pemegang passport beserta data biometik sebagai salah satu unsur pengaman passport yang diwajibkan oleh penerbangan sipil internasional kepada negara yang terakreditasi. 4. Melaksanakan rapat koordinasi dengan BNN, Kejaksaan, TNI, Polri, Imigrasi, Kementerian Kebudayaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Sosial, dan lain-lain dengan pembahasan pengawasan terhadap orang asing. 5. Ditjen Imigrasi bekerjasama dengan Pelabuhan Rakyat Dumai dalam hal penanganan imigran gelap, human trafficking, terorisme, dan Narkoba.
D.
Kementerian Kesehatan 1. Penerbitan Kepmenkes RI Nomor 1305/MENKES/SK/VI/2011 tentang Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL). Jumlah total IPWL dari 34 Provinsi, totalnya mencapai 131 tempat, yang terdiri dari rumah sakit dan Puskesmas. 2. Melakukan pengembangan modalitas terapi NAPZA pada daerah yang belum memiliki modalitas terapi NAPZA, serta meningkatkan kualitas layanan pada daerah yang sudah memiliki modalitas terapi NAPZA dengan uji coba terapi baru berbasis bukti (evidence-based practices).
29 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
3. Menggelar seminar Hasil Evaluasi Pasca Pelatihan (EPP) dan pelatihan “Training Need Assessment” (TNA) dalam rangka membantu program pencegahan dan penanggulangan Narkoba, HIV dan AIDS. 4. Pencanangan Kampanye HIV/AIDS “Aku Bangga Aku Tahu” pada Peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS) 2011. 5. Mengadakan Lomba Sekolah Sehat. 6. Mencanangkan gerakan pemberdayaan masyarakat investasi kesehatan jiwa, mengingat banyaknya tantangan yang harus dihadapi di kaum remaja seperti penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, depresi, bunuh diri, dan tindakan kekerasan lainnya di masyarakat.
E.
Kementerian Sosial 1. Penerbitan Permensos RI Nomor 56/HUK/2009 tentang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya. 2. Pemantapan petugas pencegahan penyalahgunaan NAPZA di provinsi yang diikuti oleh remaja berprestasi dan unsur masyarakat lainnya. 3. Menyusun buku pedoman Rujukan Atas Putusan Perkara Pengadilan Korban Penyalahgunaan NAPZA, yang melibatkan berbagai unsur penegak hukum. 4. Pemantapan Pekerja Sosial/Tenaga Kesejahteraan Sosial tentang manajemen kasus dalam pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan NAPZA. 5. Kampanye sosial ”Jalan Sehat” dalam rangka Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2011. 6. Dialog interaktif melalui televisi dan radio, untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan NAPZA dan upaya pelayanan dan rehabilitasi kepada korban penyalahgunaan NAPZA. 7. Uji coba pengembangan vocational eks klien korban penyalahgunaan NAPZA.
F.
Kementerian Komunikasi dan Informatika 1. Mengerahkan ahli teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk memberantas penyalahgunaan dan perdagangan Narkoba dengan
30 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
melakukan monitoring dan analisis transaksi narkotika melalui pos, telekomunikasi, penyiaran, informasi, dan transaksi elektronik. 2. Sosialisasi tentang bahaya Narkoba melalui media elektronik, media cetak, dan media luar ruang (spanduk, baliho, poster, flyer). 3. Menggelar forum sosialisasi pencegahan Narkoba.
G.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 1. Mengundang PIKMA PROKSIMA DHB dengan membahas seputar permasalahan kesehatan dan bentuk dukungan terhadap pemerintah seputar masalah HIV dan Narkoba. 2. Talkshow di berbagai media tentang bahaya seks bebas, HIV/AIDS, dan Narkoba. 3. Menggelar kontes Rap Nasional, mengajak masyarakat untuk menjauhi Narkoba, seks bebas, dan HIV/AIDS.
VI. Hambatan dan Upaya yang dilakukan A.
Hambatan Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan P4GN di tahun 2011 demi mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba di tahun 2015, adalah sebagai berikut : 1. Belum optimalnya kerjasama dan koordinasi dengan dinas atau instansi terkait dalam melaksanakan program P4GN. 2. Dalam pelaksanaan penyelidikan sering ditemukan kendala adanya ego sektoral, terkait dengan pertukaran informasi maupun kerjasama dalam pelaksanaan pemutusan dan pengungkapan sindikat jaringan narkotika baik nasional maupun internasional. 3. Tidak adanya payung hukum dan kurang tersosialisasinya produk peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelaksanaan amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 untuk dijadikan pedoman dan petunjuk pelaksanaan di lapangan. 4. Masih melekatnya stigma negatif bagi mantan pecandu di masyarakat.
31 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
5. Masih terbatasnya sarana dan prasana dalam pelaksanaan program P4GN. 6. Belum intensifnya SDM dalam melaksanakan P4GN.
B.
Upaya yang dilakukan Adapun upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut di atas adalah sebagai berikut : 1. Optimalisasi kerjasama dan koordinasi dengan dinas atau instansi yang terkait dalam melaksanakan program P4GN. 2. Melakukan koordinasi instansi terkait untuk memudahkan pelaksanaan penyidikan yang biasa dilakukan dengan MoU. 3. Bekerjasama dengan instansi lain untuk membuat Peraturan Pemerintah sesuai amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan mensosialisasikan peraturan-peraturan yang sudah dibuat. 4. Memfasilitasi para mantan pecandu agar dapat mandiri, produktif, dan berdayaguna bagi diri sendiri sehingga dapat mengurangi stigma negatif yang melekat pada mantan pecandu. 5. Pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dalam melaksanakan program P4GN. 6. Intensifikasi SDM dalam melaksanakan program P4GN.
Hadirin yang saya hormati, Mengakhiri informasi ini, kami ingin mengajak semua pihak untuk mewujudkan komitmen moral secara konsisten dalam melaksanakan upaya P4GN melalui bentuk apapun, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2011. Pada kesempatan ini pula kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para mitra kerja dari instansi pemerintah, non pemerintah, organisasi masyarakat, serta LSM atas dukungan dan partisipasi dalam P4GN. Khusus kepada media massa dan rekan-rekan wartawan yang selama ini telah banyak membantu memberi informasi kepada publik, kami sampaikan apresiasi yang tinggi dan terima kasih serta mengharap dukungan yang berkelanjutan dalam mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba di masa yang akan datang.
32 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya, serta memberi kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Wabillahi taufik walhidayah, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 27 Desember 2011 Kepala Badan Narkotika Nasional TTD
Gories Mere
33 | P R E S S R E L E A S E A K H I R T A H U N 2 0 1 1