LAMPIRAN
123
Lampiran A. Instrumen Penelitian A.1. Kisi-kisi angket A.2. Angket A.3. Kisi-kisi pretest A.4. Soal pretest A.5. Kunci jawaban dan pedoman penskoran pretest A.6. Kisi-kisi posttest A.7. Soal posttest A.8. Kunci jawaban dan pedoman penskoran posttest
124
Lampiran A. 1. Kisi-kisi angket KISI-KISI ANGKET KEAKTIFAN SISWA Jml. No 1.
Aspek Kegiatan Visual (Visual Activities)
Indikator
Kegiatan Lisan (Oral Activities)
Item
- Mencari informasi atau membaca buku sumber atau referensi yang berkaitan dengan materi matematika.
2.
No. Item
3 1, 2, 3
- Bertanya kepada guru maupun teman bila kurang paham terhadap materi yang telah disampaikan dan merasa kesulitan ketika mengerjakan soal matematika.
4, 5, 19, 20
- Menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun teman.
9 6, 11
- Berpartisipasi aktif dalam diskusi dan presentasi. 3.
Kegiatan Mendengar (Listening Activities)
7, 9, 25
- Mendengarkan dan memperhatikan ketika guru menjelaskan materi. - Mendengarkan & memperhatikan pada
Kegiatan Menulis
- Mencatat poin-poin penting dan berusaha
(Writing Activities)
mengerjakan soal yang diberikan guru. - Mencatat hasil diskusi
5.
Kegiatan Mental (Mental Activities)
6.
Kegiatan
3
saat teman lain menyampaikan pendapat saat diskusi maupun ketika presentasi.
4.
15
10, 12
16, 17, 18, 21
5
13
- Mempelajari kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.
22
1
8, 14, 23, 24
4
- Tertarik dan bersemangat dalam kegiatan
Emosional
diskusi maupun pada saat presentasi di
(Emosional
depan kelas.
Activities)
125
Lampiran A. 2. Angket ANGKET KEAKTIFAN SISWA
Nama Lengkap
: ……………………………………
No. Absen
: ……………………………………
Kelas
: ……………………………………
Petunjuk mengerjakan angket: 1.
Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan kondisi kalian dan beri tanda centang (√) pada kolom TP, JR, SR, atau SL.
2.
Setiap jawaban anda adalah benar semua, jangan terpengaruh dengan jawaban teman anda.
3.
Kerjakan semua nomor, hasil pengerjaan angket ini tidak berpengaruh pada nilai pelajaran anda.
4.
Selamat mengerjakan.
Keterangan: TP = Tidak Pernah
SR = Sering
JR = Jarang
SL = Selalu
No 1
2
3
4
5
Pernyataan Saya membaca atau mempelajari lebih dulu di rumah materi matematika yang akan dipelajari di kelas. Saya menggunakan berbagai sumber bacaan untuk membantu saya belajar matematika. Saya membaca buku panduan atau buku paket ketika pelajaran matematika berlangsung. Saya bertanya kepada guru jika ada materi yang belum saya pahami. Saya bertanya kepada teman jika ada materi pelajaran yang belum saya mengerti.
126
TP
JR
SR
SL
No
Pernyataan
6
Saya mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Saya memberikan informasi yang berkaitan dengan materi
7
pelajaran kepada teman jika ada teman yang belum paham tentang materi tersebut.
8
Saya tertarik melakukan diskusi karena dapat mengemukakan pendapat.
9
Saya selalu berusaha berperan aktif dalam diskusi kelompok.
10
Saya mendengarkan pendapat teman ketika berdiskusi.
11
12
Saya mencoba menanggapi ketika berdiskusi maupun ketika presentasi di depan kelas. Saya memperhatikan dan mendengarkan penjelasan dan pendapat teman saat presentasi.
13
Saya selalu berusaha mencatat hasil diskusi kelompok.
14
Saya bersemangat dalam kegiatan diskusi.
15
16
17 18 19
Saya mendengarkan dan memperhatikan dengan baik, apabila guru sedang menjelaskan materi. Saya mencatat poin-poin penting dari materi yang disampaikan guru di dalam buku catatan. Saya mencatat soal dan pembahasan yang telah dijelaskan guru. Saya berusaha mengerjakan soal yang diberikan guru. Saya bertanya kepada guru bila ada soal matematika yang tidak bisa saya kerjakan. Saya bertanya kepada teman yang telah paham apabila saya
20
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika.
21 22
Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Saya berusaha mempelajari kembali di rumah materi yang telah dipelajari di kelas.
127
TP
JR
SR
SL
No
Pernyataan
23
Saya bersemangat ketika melakukan presentasi di depan kelas.
24
Saya bersemangat mengikuti pelajaran matematika.
25
Saya selalu berusaha berperan aktif dalam pembelajaran matematika.
128
TP
JR
SR
SL
Lampiran A. 3. Kisi-kisi pretest KISI-KISI PRE-TEST KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi
: Kesebangunan dan Kekongruenan
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
:6
Bentuk Soal
: Uraian
Kompetensi
Indikator Pencapaian
Butir
Dasar
Kompetensi Dasar
Soal
Mengidentifikasi bangun-
Menentukan unsur beberapa bangun
bangun datar yang sebangun
yang sebangun atau kongruen
dan kongruen.
berdasarkan perbandingan pasangan
1
sisi-sisi yang bersesuaian. Mengidentifikasi sifat-sifat dua
Menyelidiki dua segitiga kongruen
segitiga sebangun dan
berdasarkan kesamaan besar unsur
kongruen.
kedua segitiga.
2a,b
Menyelidiki dua segitiga sebangun
berdasarkan perbandingan besar unsur kedua segitiga.
3a,b
Menghitung besar unsur yang belum
diketahui dari dua segitiga yang sebangun. Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam
3c, 4a,b
Menyelesaikan soal-soal cerita yang
berkaitan dengan kesebangunan.
pemecahan masalah.
129
5, 6
Kode
Indikator Kemampuan
Memahami
situasi
menyatakan K1
Indikator Soal
Komunikasi Matematis
masalah dan Mempersiapkan
solusi
solusi
masalah
masalah berupa membuat gambar, bagan,
menggunakan gambar, bagan, tabel, tabel, atau model matematika dan atau pemodelan matematika.
memahami
tujuan
penyelesaian
masalah. K2
Menjelaskan
aspek-aspek
masalah yang disusun dengan jelas Menggunakan
K3
solusi Menyatakan penyelesaian masalah.
representasi Menggunakan konsep kesebangunan
matematika secara akurat untuk atau menyelesaikan masalah.
K4
Menarik
kesimpulan
tahap-tahap
kekongruenan
untuk
menyelesaikan masalah. dari
suatu Menyatakan kesimpulan dari suatu
prosedur penyelesaian masalah.
130
penyelesaian.
Lampiran A. 4. Soal pretest SOAL PRE – TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Pokok Bahasan
: Kesebangunan dan Kekongruenan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Petunjuk mengerjakan soal: -
Tuliskan identitas anda meliputi nama, kelas, dan nomor presensi pada lembar jawaban.
-
Kerjakan terlebih dulu butir soal yang mudah menurut anda.
-
Kerjakan tiap butir soal dengan rapi dan benar.
-
Bekerjalah secara jujur dan tidak bekerja sama dengan siapapun.
-
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
1. Kolam renang berbentuk persegi panjang berukuran 9 m x 6 m. Jika pada gambar kolam tersebut yang ukurannya 9 m menjadi 3 cm, berapakah perbandingan luas pada gambar dengan luas sebenarnya? 2. Perhatikan ∆PQR dan ∆TSU di bawah ini. U 4 cm P
79o
R
48o
48o
53o Q
S 4 cm
T
a. Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b. Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang, jika ada.
131
3. Pada gambar berikut, diketahui panjang AB = 7 cm, AC = b, BC = a, dan XY = 14 cm. Z 61o C 61o b
a 67o
52o A
7 cm
B
X
Y
14 cm
a. Jelaskan, apakah ∆ABC dan ∆XYZ sebangun? b. Tentukan pasangan sisi yang bersesuaian sebanding, jika ada. c. Hitung panjang YZ dan XZ, nyatakan dalam a dan b. 4. Pada gambar berikut diketahui DE // AB, panjang DE = 8 cm, AB = 12 cm, AD C
= 4 cm, dan CE = 10 cm. Hitunglah: a. Panjang CD
D
b. Panjang BE
A
> >
E B
5. Pada siang hari satu regu pramuka mendapatkan tugas menghitung tinggi pohon tanpa memanjat. Mula-mula anggota regu pramuka mengambil sebuah tongkat yang panjangnya 2 m, kemudian tongkat tersebut didirikan tegak lurus diatas tanah rata. Kemudian, anggota regu pramuka tersebut menghitung panjang bayangan pohon dan panjang bayangan tongkat. Panjang bayangan tongkat 1,5 m dan panjang bayangan pohon 465 cm. Berapakah tinggi pohon tersebut? 6. Meja diletakkan dengan salah satu sisi meja menyentuh tembok. Tangga aluminium disandarkan pada tembok tersebut dan menyinggung meja pada sisi meja yang sejajar dengan tembok. Jika tinggi meja 80 cm, lebar meja 90 cm, dan kaki tangga berjarak 150 cm dari tembok. Hitunglah panjang tangga aluminium tersebut.
132
Lampiran A. 5. Kunci jawaban dan pedoman penskoran pretest KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN PRE - TEST NO. 1.
JAWABAN
Indikator
Skor
K1
1
K2
1
K3
1
Diketahui: Sketsa dari permasalahan tersebut yaitu: Taman bunga sebenarnya
Taman bunga pada denah
9m
3 cm x cm
6m
Panjang kolam = 9 m = 900 cm Lebar kolam = 6 m = 600 cm Panjang kolam pada gambar = 3 cm Lebar kolam pada gambar = x cm (dimisalkan) Ditanya: Perbandingan luas kolam pada gambar dengan luas sebenarnya. Jawab: Akan dicari terlebih dahulu lebar kolam pada gambar (x) Berdasarkan sisi-sisi yang bersesuaian diperoleh: Panjang p ada gambar Lebar pada gambar Panjang sebenarnya Lebar sebenarnya 3 x 900 600
900 x 3 600 900 x 1800 1800 x 2 900
133
Lebar kolam renang pada gambar = 2 cm. Akan dicari luas kolam renang pada gambar dan luas
K2
1
K3
1
K4
2
sebenarnya: Luas kolam renang pada gambar = 3 cm 2 cm = 6 cm2 Luas kolam renang sebenarnya = 900 cm 600 cm = 540000 cm2 Perbandingan luas kolam renang pada gambar dengan luas sebenarnya, yaitu: Luas kolam renang pada denah 6 cm 2 1 2 Luas kolam renang sebenarnya 540000 cm 90000
Maka, perbandingan luas kolam renang pada gambar dengan luas sebenarnya adalah
1 . 90000
Total skor 2.
Diketahui:
P
7
U 79o
R
48o
K1 o
48
53o Q
T
4 cm
S
Pada ∆PQR
Pada ∆TSU
PR = 4 cm
TS = 4 cm
R 79 o
T 53o
Q 48o
U 48o
Ditanya: a. Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b. Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang, jika ada. Jawab: a. Pada ∆PQR, akan dicari besar P , yaitu:
134
1
P 180 o (79 o 48 o )
K2
1
K3
1
K4
1
K2
1
K3
1
180 o 70 o 53o Sekarang, perhatikan ∆PQR dan ∆TSU PR = TS = 4 cm
P T 53o Q U 48o
Berdasarkan teorema sisi, sudut, sudut, maka ∆PQR dan ∆TSU kongruen. b. Karena ∆PQR dan ∆TSU kongruen, maka sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, yaitu: PQ = TU PR = TS QR = SU Total skor 3.
6
Diketahui:
Z C
61o
6 1 b
5 A 2
a
7 c
67o
B X
14 cm
K1 Y
Pada ∆ABC, AB = 7 cm, AC = b, BC = a, A 52 o , C 61o
Pada ∆XYZ, XY = 14 cm, Y 67 o , Z 61o Ditanya: a. Jelaskan, apakah ∆ABC dan ∆XYZ sebangun? b. Tentukan pasangan sisi yang bersesuaian sebanding, jika ada c. Panjang YZ dan XZ, nyatakan dalam a dan b.
135
1
Jawab: a. Akan dibuktikan ∆ABC sebangun dengan ∆XYZ Pada ∆ABC, akan dicari sudut besar B :
K2
1
K3
1
K4
1
K2
1
K3
1
K2
1
K3
1
K2
1
K3
1
K4
1
B 180 o (52 o 61o ) 180 o 113o 67 o
Maka diperoleh sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu: B Y 67 o C Z 61o
Karena sudut-sudut yang bersesuaian sama besar, berdasarkan teorema sudut, sudut, sudut maka ∆ABC dan ∆XYZ sebangun. b. Karena ∆ABC dan ∆XYZ sebangun, maka sisi-sisi yang bersesuaian sebanding, yaitu: AB BC AC XY YZ XZ
c. Akan dicari panjang YZ dan XZ. Dari perbandingan
AB BC diperoleh XY YZ
AB BC 7 a 14a YZ 2a XY YZ 14 YZ 7
Dari perbandingan
AB AC diperoleh XY XZ
AB AC 7 b 14b XZ 2b XY XZ 14 XZ 7
Panjang YZ dan XZ berturut-turut adalah 2a dan 2b Total skor 4.
Diketahui:
11
C
D A
E
> >
B
136
∆ABC dan ∆DEC sebangun, DE // AB
K1
1
K2
1
K3
1
K4
1
K2
1
K3
1
K4
1
DE = 8 cm, AB = 12 cm, AD = 4 cm, CE = 10 cm Ditanya: c. Panjang CD d. Panjang BE Jawab: a. Akan dicari panjang CD. Dari perbandingan
CD DE diperoleh CA AB
CD 8 12CD 8(CD 4) CD 4 12
12CD 8CD 32 12CD 8CD 32
4CD 32 CD 8 Panjang CD = 8 cm b. Akan dicari panjang BE. Dari perbandingan
DE CE diperoleh AB CB
8 10 8CB 10 12 12 CB
8CB 120 CB 15 BE = CB – CE = 15 – 10 = 5 Panjang BE = 5 cm Total skor 5.
7
Diketahui: Sketsa dari permasalahan tersebut yaitu:
T 200 cm
K1
150 cm
465 cm
137
2
Panjang tongkat = 2 m = 200 cm Panjang bayangan tongkat = 1,5 = 150 cm Panjang bayangan pohon = 465 cm Tinggi pohon = T (dimisalkan) Ditanyakan: Tinggi pohon (T) Jawab: Dari gambar di atas perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian yaitu: T 465 200 150
K3
1
Selanjutnya dengan menggunakan perbandingan di atas akan
K2
1
T 465 150T 465 200 200 150 465 200 T 620 150
K3
1
Tinggi pohon (T) adalah 620 cm.
K4
1
dicari tinggi pohon (T) yaitu:
Total skor Diketahui:
p
90 cm
n
80 cm
6.
6
K1
Tinggi meja = 80 cm
150 cm
Lebar meja = 90 cm Jarak antara kaki tangga ke tembok = 150 cm Jarak antara lantai ke ujung atas tangga = n, Panjang tangga = p (dimisalkan)
138
2
Ditanyakan: Panjang tangga aluminium yang menyandar pada tembok (p) Jawab: Dari gambar di atas, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian adalah 150 n 150 90 80
K3
1
Selanjutnya dengan menggunakan perbandingan di atas akan
K2
1
K3
1
K2
1
K3
1
K4
1
dicari panjang n terlebih dahulu: 150 n 150 n 150 80 n 200 150 90 80 60 80 60
Panjang n = 200 cm Setelah didapat n, maka akan dicari panjang tangga aluminium (p). p2 = 1502 + 2002
p2 = 22500 + 40000 p = 62500 2
p=
62500
p = 250 Jadi, panjang tangga aluminium (p) adalah 250 cm. Total skor ∑ Total Skor
Penilaian: Skor maksimal = 45 Nilai maksimal = 100 Nilai akhir =
Total Skor 100 45
139
8 45
Lampiran A. 6. Kisi-kisi posttest KISI-KISI POST-TEST KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi
: Kesebangunan dan Kekongruenan
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Alokasi Waktu
: 60 menit
Jumlah Soal
:6
Bentuk Soal
: Uraian
Kompetensi
Indikator Pencapaian
Butir
Dasar
Kompetensi Dasar
Soal
Mengidentifikasi bangun-
Menentukan unsur beberapa bangun
bangun datar yang sebangun
yang sebangun atau kongruen
dan kongruen.
berdasarkan perbandingan pasangan
1
sisi-sisi yang bersesuaian. Mengidentifikasi sifat-sifat dua
Menyelidiki dua segitiga kongruen
segitiga sebangun dan
berdasarkan kesamaan besar unsur
kongruen.
kedua segitiga.
2a,b
Menyelidiki dua segitiga sebangun
berdasarkan perbandingan besar unsur kedua segitiga.
3a,b
Menghitung besar unsur yang belum
diketahui dari dua segitiga yang sebangun. Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam
3c, 4
Menyelesaikan soal-soal cerita yang
berkaitan dengan kesebangunan.
pemecahan masalah.
140
5, 6
Kode
Indikator Kemampuan
Memahami
situasi
menyatakan K1
Indikator Soal
Komunikasi Matematis
masalah dan Mempersiapkan
solusi
solusi
masalah
masalah berupa membuat gambar, bagan,
menggunakan gambar, bagan, tabel, tabel, atau model matematika dan atau pemodelan matematika.
memahami
tujuan
penyelesaian
masalah. K2
Menjelaskan
aspek-aspek
masalah yang disusun dengan jelas Menggunakan
K3
solusi Menyatakan penyelesaian masalah.
representasi Menggunakan konsep kesebangunan
matematika secara akurat untuk atau menyelesaikan masalah.
K4
Menarik
kesimpulan
tahap-tahap
kekongruenan
untuk
menyelesaikan masalah. dari
suatu Menyatakan kesimpulan dari suatu
prosedur penyelesaian masalah.
141
penyelesaian.
Lampiran A. 7. Soal posttest SOAL POST – TEST Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Pokok Bahasan
: Kesebangunan dan Kekongruenan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Petunjuk mengerjakan soal: -
Tuliskan identitas anda meliputi nama, kelas, dan nomor presensi pada lembar jawaban.
-
Kerjakan terlebih dulu butir soal yang mudah menurut anda.
-
Kerjakan tiap butir soal dengan rapi dan benar.
-
Bekerjalah secara jujur dan tidak bekerja sama dengan siapapun.
-
Berdoalah sebelum mengerjakan soal.
1. Taman bunga berbentuk persegi panjang memiliki ukuran 12 m × 9 m. Pada denah, lebar taman tergambar 6 cm, berapa perbandingan luas taman bunga pada denah dengan luas taman bunga sebenarnya? 2. Perhatikan ∆PQR dan ∆TSU di bawah ini. R
U o
85o
85
40o P
5 cm
Q
55o S
5 cm
T
a. Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b. Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang, jika ada. 3. Pada gambar berikut, diketahui panjang AB = 4 cm, KL = 12 cm, KM = y, dan LM = x.
142
M 65o C y
65o
x
61o
54o A
K
B
4 cm
12 cm
L
a. Jelaskan, apakah ∆ABC dan ∆KLM sebangun? b. Tentukan pasangan sisi yang bersesuaian sebanding, jika ada. c. Hitunglah panjang AC dan BC, nyatakan dalam x dan y. 4. Pada gambar di bawah ini, diketahui EF // DC. Hitunglah panjang EF. (Petunjuk: Lukis garis yang melalui B dan sejajar AD) A
14 cm >
B
3 cm E
F
>
4 cm D
> 35 cm
C
5. Pada suatu siang, panjang bayangan seorang anak yang tingginya 178 cm adalah 120 cm. Disaat yang bersamaan panjang bayangan menara adalah 6 m. Berapakah tinggi menara tersebut? 6. Tumpukan kayu diletakkan menempel pada dinding gudang. Ada papan kayu disandarkan pada dinding dan menyinggung sisi tumpukan kayu yang sejajar pada dinding. Jika tinggi tumpukan kayu itu 90 cm, lebar tumpukan kayu 240 cm, dan jarak antara kaki papan kayu ke dinding adalah 360 cm. Berapakah panjang papan kayu yang disandarkan pada dinding?
143
Lampiran A. 8. Kunci jawaban dan pedoman penskoran posttest KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN POST - TEST NO. 1.
JAWABAN
Indikator
Skor
K1
1
K2
1
K3
1
Diketahui: Sketsa dari permasalahan tersebut yaitu: Taman bunga sebenarnya
Taman bunga pada denah
12 m
x cm 6 cm
9m
Panjang taman bunga sebenarnya= 12 m = 1200 cm Lebar taman bunga sebenarnya = 9 m = 900 cm Lebar taman bunga pada denah = 6 cm Panjang taman bunga pada denah = x cm (dimisalkan) Ditanya: Perbandingan luas taman bunga sebenarnya dengan luas pada denah Jawab: Akan dicari terlebih dahulu panjang taman bunga pada denah (x). Berdasarkan sisi-sisi yang bersesuaian diperoleh:
Panjang pa da denah Lebar pada denah Panjang sebenarnya Lebar sebenarnya
x 6 1200 900
900 x 6 1200 900 x 7200 7200 x 8 900
144
Panjang taman bunga pada denah = 8 cm.
K2
1
K3
1
K4
2
Akan dicari luas taman bunga pada denah dan luas sebenarnya: Luas taman bunga pada denah = 8 cm 6 cm = 48 cm2 Luas taman bunga sebenarnya = 1200 cm 900 cm = 1080000 cm2 Perbandingan luas taman bunga pada denah dengan luas sebenarnya yaitu: Luas taman bunga pada denah 48cm 2 1 2 Luas taman bunga sebenarnya 1080000cm 22500
Maka, perbandingan luas taman bunga pada denah dengan luas sebenarnya adalah
1 . 22500
Total skor 2.
7
Diketahui: R
U
85o
85o
40o P
5 cm
Q
55o S
5 cm
Pada ∆PQR
Pada ∆TSU
PQ = 5 cm
TS = 5 cm
Q 40 o
T 55o
R 85o
U 85o
T
K1
1
K2
1
Ditanyakan: a) Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b) Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang, jika ada. Jawab: a) Pada ∆TSU, akan dicari besar S , yaitu:
S 180 o (85 o 55 o ) 180 o 140 o 40 o
145
Sekarang, perhatikan ∆PQR dan ∆TSU PQ = TS = 5 cm Q S 40 o
K3
1
K4
1
K2
1
K3
1
R U 85o
Berdasarkan sifat sisi, sudut, sudut, maka ∆PQR dan ∆TSU kongruen. b) Karena ∆PQR dan ∆TSU kongruen, maka sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, yaitu: PQ = TS PR = TU QR = SU Total skor 3.
6
Diketahui: M C
65o
y
o
65
x o
54 A
4
B 61o K
12
L
Pada ∆ABC, AB = 4 cm, A 54 o , C 65o Pada ∆KLM, KL = 12 cm, LM = x, KM = y, L 61o M 65o
Ditanya: a. Jelaskan, apakah ∆ABC dan ∆KLM sebangun? b. Tentukan pasangan sisi yang bersesuaian sebanding, jika ada. c. Panjang AC dan BC. Jawab: a. Akan dibuktikan ∆ABC sebangun dengan ∆ KLM
146
K1
1
Pada ∆ABC, akan dicari sudut besar B :
K2
1
K3
1
K4
1
K2
1
K3
1
K2
1
K3
1
K2
1
K3
1
K4
1
B 180 o (54 o 65o ) 180 o 119 o 61o
Maka diperoleh sudut-sudut yang bersesuaian sama besar yaitu:
B L 61o C M 65o
Karena
sudut-sudut
yang
bersesuaian
sama
besar,
berdasarkan sifat sudut-sudut, maka ∆ABC dan ∆KLM sebangun. b. Karena ∆ABC dan ∆KLM sebangun, maka sisi-sisi yang bersesuaian sebanding, yaitu: AB BC AC KL LM KM
c. Akan dicari panjang AC dan BC. Dari perbandingan
AB AC KL KM
AB AC 4 AC 4y 1 AC y KL KM 12 y 12 3 Dari perbandingan
AB BC KL LM
AB AC 4 BC 4x 1 BC x KL LM 12 x 12 3
Panjang AC dan BC berturut-turut adalah
1 1 y dan x 3 3
Total skor 4.
11
Diketahui: A
14 cm >
B
3 cm E
F
>
4 cm D
K1 > 35 cm
C
147
1
Pada bangun datar ABCD, EF // DC, AB = 14 cm AE = 3 cm, ED = 4 cm, AD = 7 cm, DC = 35 cm Ditanya: Panjang EF 14 cm
Jawab:
A
Untuk
3 cm E
menyelesaikan soal diatas,
buat
satu
yakni
seperti
H
>
F
4 cm
garis sejajar dengan D AD,
B
>
>
G
14 cm
21 cm
C
BG
K2
2
K3
1
K2
1
K3
1
K4
1
gambar
berikut. Dari gambar di atas, diperoleh ∆BGC dan ∆BHF dengan BH = 3 cm, HG = 4 cm, dan GC = 21 cm. Diperoleh sisi-sisi yang bersesuaian sebanding yaitu: BG GC BC BH HF BF
Akan dicari panjanga EF: Dari perbandingan
BG GC , diperoleh BH HF
BG GC 7 3 BH HF 21 HF 7 HF 21 3 HF
63 9 7
Panjang EF = EH + HF = 14 + 9 = 23 cm Total skor 5.
7
Diketahui: Sketsa dari permasalahan tersebut yaitu:
T
178 cm
K1 120 cm
600 cm
148
2
Tinggi anak = 178 cm Panjang bayangan anak =120 cm Panjang bayangan menara = 6 m = 600 cm Tinggi menara = T (dimisalkan) Ditanyakan: Tinggi menara (T) Jawab: Dari gambar di atas perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian yaitu: T 600 178 120
K3
1
Selanjutnya dengan menggunakan perbandingan di atas akan
K2
1
T 600 120T 178 600 178 120 178 600 T 890 120
K3
1
Tinggi menara (T) adalah 890 cm.
K4
1
dicari tinggi pohon (T) yaitu:
Total skor Diketahui: Sketsa dari permasalahan tersebut yaitu:
p
240 cm
n
90 cm
6.
6
360 cm
Tinggi tumpukan kayu = 90 cm Lebar tumpukan kayu = 240 cm Jarak antara kaki papan kayu ke dinding = 360 Jarak antara lantai ke ujung atas papan kayu = n,
149
K1
2
Panjang papan kayu = p (dimisalkan) Ditanyakan: Panjang papan kayu yang disandarkan pada dinding (p) Jawab: Dari gambar di atas, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian adalah
360 n 360 240 90
K3
1
Selanjutnya dengan menggunakan perbandingan di atas akan
K2
1
K3
1
K2
1
K3
1
K4
1
dicari panjang n terlebih dahulu:
360 n 360 n 360 90 n 270 360 240 90 120 90 120 Panjang n = 270 cm Setelah didapat n, maka akan dicari panjang papan kayu (p). 2
2
p = 360 + 270
2
p2 = 129600 + 72900 p = 202500 2
p=
202500
p = 450 Jadi, panjang papan kayu (p) adalah 450 cm. Total skor ∑ Total Skor
Penilaian: Skor maksimal = 45 Nilai maksimal = 100 Nilai akhir =
Total Skor 100 45
150
8 45
Lampiran B. Perangkat Pembelajaran B.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 1 B.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 2 B.3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 3 B.4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 4 B.5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 5 B.6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 1 B.7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 2 B.8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 3 B.9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 4 B.10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 5 B.11. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1 B.12. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2 B.13. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3 B.14. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 4 B.15. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 5
151
Lampiran B. 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:1
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.1.1. Menentukan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang kongruen. 1.1.2. Menentukan ukuran salah satu unsur dari dua bangun datar yang kongruen. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menjelaskan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang kongruen. b. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu unsur dari bangun datar yang kongruen, jika unsur lain yang sebenarnya diketahui. E. Materi Pelajaran Kekongruenan Dua Bangun Datar Syarat dua bangun datar kongruen Dua bangun datar dikatakan kongruen jika memenuhi syarat:
152
- Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang; dan - Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Perhatikan gambar pencerminan belah ketupat ABCD oleh garis l berikut. l
A
A'
D B'
B
C'
C
Belah ketupat ABCD dicerminkan terhadap garis lurus l sehingga terbentuk bayangan belah betupat A'B'C'D. Sisi-sisi yang bersesuaian pada belah ketupat ABCD dan A'B'C'D memiliki panjang yang sama, yaitu: AB = A'B', BC = B'C', CD = C'D, DA = DA' dengan D tetap. Kemudian, sudut-sudut yang bersesuaian pada belah ketupat ABCD dan A'B'C'D
memiliki
ukuran
yang
sama,
yaitu:
BAD B'A'D ,
CBA C'B'A' , BCD B'C'D , dan ADC A'DC' . Oleh sebab itu kedua bangun tersebut disebut kongruen atau sama dan sebangun. Ditulis ABCD = A'B'C'D. Menentukan unsur dari dua bangun datar yang kongruen Contoh: Pada gambar di bawah, jajar genjang PQRS
dan TUVW sama dan
sebangun (kongruen). Jika panjang SR = 9 cm dan TU = 16 cm, tentukan panjang UV dan PS.
R
S
W V
P
Q
T 153
U
Jawab: Karena jajar genjang PQRS dan TUVW kongruen, maka: UV = SR, jadi UV = 9 cm
PS = TU, jadi PS = 16 cm
F. Metode Pembelajaran Model
: kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary)
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materiPendahuluan
materi sebelumnya (apersepsi).
8 menit
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kekongruenan bangun datar serta kegunaannya dalam kehidupan seharihari. Eksplorasi Kerja Kelompok (Sebelum Bertamu) 6. Siswa diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, terdiri dari Kegiatan Inti
4 orang. 7. Guru
30 menit menjelaskan
pertukaran/kunjungan
aturan
main
kelompok
dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS. 8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
154
kepada setiap kelompok. 9. Siswa bersama teman sekelompoknya bekerjasama untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. 10. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok dan menyusun diajukan
pertanyaan-pertanyaan oleh
perwakilan
yang
kelompok
akan kepada
kelompok lain. 11. Guru
berkeliling
kelas
sambil
memonitor
pembelajaran, membimbing, dan mengingatkan siswa akan waktu yang tersisa untuk berdiskusi. Elaborasi Kunjungan Kelompok (Ketika Bertamu) 12. Dua orang dari masing-masing kelompok yang telah ditentukan meninggalkan kelompoknya untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain. 13. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 14. Siswa yang bertamu menanggapi hasil diskusi kelompok
tuan
rumah
dan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. 15. Siswa dalam kelompok (tuan rumah dan tamu) berdiskusi untuk mendapatkan hasil yang sesuai untuk memecahkan masalah/pertanyaan yang diajukan oleh tamu. 16. Siswa yang bertamu dan tuan rumah mencatat hasil diskusi mereka yang akan dilaporkan ke anggota lain dalam kelompok asal. Pelaporan Kelompok (Setelah Bertamu) 17. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok
155
15 menit
masing-masing dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. 18. Setiap
kelompok
berdiskusi
kembali
untuk
mencocokkan dan membahas hasil diskusi yang
7 menit
mereka dapatkan dari kelompok lain dengan hasil kerja mereka sendiri. 19. Setiap kelompok membuat laporan hasil kerja kelompok. Presentasi Kelompok 20. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Konfirmasi 21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 22. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan
15 menit
pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 23. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 24. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 25. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan kompetensi yang telah disampaikan. 26. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas Penutup
pelajaran pada hari ini. 27. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah.
156
5 menit
28. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 29. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis, busur derajat, penggaris, gunting, kertas HVS
warna Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Apakah kedua segi empat di bawah kongruen? Jelaskan jawabanmu. 6 cm
Q
D 2 cm C
45
P
o
4 cm
4 cm
45o A
B
6 cm
R 2 cm
S
2. Diketahui jajargenjang ABCD dan jajargenjang EFGH saling kongruen. Jika keliling jajargenjang ABCD adalah 24 cm, hitunglah panjang EF, FG, GH, dan EH. D
(4x – 3) cm
o
C
H
o
x cm o
o A
B
E
157
F
G
b. Kunci jawaban dan penskoran No.
Penyelesaian
Skor
1.
Ya, segi empat ABCD dengan segi empat PQRS kongruen.
20
Hal ini karena: a) Kedua bangun datar mempunyai pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang, yakni AB = PQ = 6 cm, BC
2 cm, DC = RS = 2 cm, AD = PS = 4 cm.
= QR = 4
b) Kedua bangun datar mempunyai pasangan sudut yang bersesuaian
sama
besar,
yakni
ABC PQR ,
DAB SPQ , CDA RSP .
2.
Keliling jajargenjang adalah jumlah dari semua sisinya. Keliling jajargenjang ABCD = 24
(4x – 3) + x + (4x – 3) + x = 24 4x – 3 + x + 4x – 3 + x = 24 10x – 6 = 24 10x = 30 x=3 Panjang x = 3 cm. Karena jajargenjang ABCD kongruen dengan jajargenjang EFGH, maka pasangan sisi yang bersesuaian adalah AB = EF = 4x – 3 = 9 cm BC = FG = x = 3 cm CD = GH = 4x – 3 = 9 cm AD = EH = x = 3 cm Nilai = skor total
2
158
30
159
Lampiran B. 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:2
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.1.3. Menentukan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang sebangun. 1.1.4. Menghitung ukuran salah satu unsur dua bangun datar yang sebangun. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menjelaskan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang sebangun. b. Siswa dapat menghitung ukuran salah satu unsur dari bangun datar yang sebangun. E. Materi Pelajaran Kesebangunan Dua Bangun Datar Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendengar istilah memperbesar atau memperkecil foto. Ketika kamu memperbesar (atau memperkecil) foto, berubahkah bentuk gambarnya? Bentuk benda pada foto
160
mula-mula dengan foto yang telah diperbesar adalah sama, tetapi ukurannya berlainan dengan perbandingan yang sama. Gambar benda pada foto mulamula dengan foto yang telah diperbesar merupakan contoh dua bangun yang sebangun. Definisi dua bangun datar sebangun Sekarang, coba kamu perhatikan gambar di bawah ini. H C 4,5 cm
1,5 cm
D
A
G
3 cm
B
E 9 cm Sebangunkah persegi panjang ABCD dengan persegi panjang EFGH? Pada persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 3 : 9 = 1 : 3. Adapun perbandingan lebarnya adalah 1,5 : 4,5 = 1 : 3. Dengan demikian, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua persegi panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai beriku: AB BC CD AD . EF FG GH EH
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada persegipanjang ABCD dan persegi panjang EFGH. Oleh karena keduanya berbentuk persegi panjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH dikatakan sebangun. Jadi, dua bangun datar dikatakan sebangun, jika: o
Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) pada kedua bangun datar sama besar, dan
o
Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) pada kedua bangun datar sama.
161
F
Menentukan unsur dari bangun datar yang sebangun Gambar di bawah ini menunjukkan dua bangun yang sebangun. Hitunglah: a. Panjang AB b. Panjang QR 9 cm
S
R
o 6 cm
D
C o
× A
× B
P
Q
12 cm
Jawab: Bangun datar ABCD dan PQRS sebangun, maka sisi yang bersesuaian sebanding.
AB DC PQ SR
a.
b.
4 6 QR 9 6QR 4 9
AB 6 12 9 9 AB 12 6
AB
AD DC QR SR
72 8 9
QR
Panjang AB = 8 cm
36 6 6
Panjang QR = 6 cm
F. Metode Pembelajaran Model
: kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary)
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran Pendahuluan
dengan doa.
8 menit
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa.
162
3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materimateri sebelumnya (apersepsi). 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kesebangunan bangun datar serta kegunaannya dalam kehidupan seharihari. Eksplorasi Kerja Kelompok (Sebelum Bertamu) 6. Siswa diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, terdiri dari 4 orang. 7. Guru
menjelaskan
aturan
pertukaran/kunjungan
main
kelompok
dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS. 8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. Kegiatan Inti
30 menit
9. Siswa bersama teman sekelompoknya bekerjasama untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. 10. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok dan menyusun diajukan
pertanyaan-pertanyaan oleh
perwakilan
yang
kelompok
akan kepada
kelompok lain. 11. Guru
berkeliling
kelas
sambil
memonitor
pembelajaran, membimbing, dan mengingatkan siswa akan waktu yang tersisa untuk berdiskusi. Elaborasi Kunjungan Kelompok (Ketika Bertamu) 12. Dua orang dari masing-masing kelompok yang
163
telah ditentukan meninggalkan kelompoknya untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain. 13. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 14. Siswa yang bertamu menanggapi hasil diskusi kelompok tuan rumah dan memberikan pertanyaanpertanyaan yang telah disusun.
15 menit
15. Siswa dalam kelompok (tuan rumah dan tamu) berdiskusi untuk mendapatkan hasil yang sesuai untuk
memecahkan
masalah/pertanyaan
yang
diajukan oleh tamu. 16. Siswa yang bertamu dan tuan rumah mencatat hasil diskusi mereka yang akan dilaporkan ke anggota lain dalam kelompok asal. Pelaporan Kelompok (Setelah Bertamu) 17. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. 18. Setiap
kelompok
berdiskusi
kembali
untuk
7 menit
mencocokkan dan membahas hasil diskusi yang mereka dapatkan dari kelompok lain dengan hasil kerja mereka sendiri. 19. Setiap kelompok membuat laporan hasil kerja kelompok. Presentasi Kelompok 20. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Konfirmasi 21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
164
15 menit
untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 22. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 23. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 24. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 25. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan kompetensi yang telah disampaikan. 26. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
27. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan
5 menit
soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 28. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 29. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga.
165
I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Lapangan sepak bola berbentuk persegi panjang yang panjangnya 105 m dan lebarnya 60 m. Pada denah lapangan sepak bola tersebut digambar dengan ukuran panjang 35 cm dan lebar 25 cm. a) Apakah lapangan sepakbola dengan gambarnya tersebut sebangun? Jelaskan jawabanmu. b) Jika tidak, gantilah salah satu ukuran gambar lapangan sepak bola agar sebangun dengan ukuran lapangan sepak bola yang sebenarnya dengan miniaturnya sebangun. 2. Sawah panjangnya 64 m dan lebarnya 28 m. Pada denah, panjang sawah tergambar 16 cm. Hitunglah: a) Lebar sawah pada denah. b) Perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya. 3. Pada persegi panjang berikut diketahui persegi panjang ABCD sebangun dengan persegi panjang AEFG. Hitunglah panjang AB, EB, AC. D
C
3 cm F
G 6 cm
A
8 cm
E
B
b. Kunci jawaban dan penskoran No.
Penyelesaian
Skor
1.
a) Tidak, karena perbandingan sisi yang bersesuaian tidak sama,
10
yaitu
10500 6000 35 25
166
b) Agar
bentuk
lapangan
sepakbola
dengan
gambarnya
sebangun, Jika yang diganti ukuran lebarnya, maka lebar gambar lapangan sepakbola yang semula 25 cm diganti menjadi 20
cm.
Sehingga
perbandingannya
menjadi
10500 6000 300 300 35 20 1 1 Jika yang diganti ukuran panjangnya, maka panjang gambar lapangan sepakbola yang semula 35 cm diganti menjadi 43,75 cm. sehingga perbandingannya menjadi
10500 6000 240 240 43,75 25 1 1 2.
Diketahui:
20
Sawah sebenarnya
Sawah pada denah
x cm
28 m 16 cm 64 m
Panjang sawah = 64 m = 6400 Lebar sawah = 28 m = 2800 cm Panjang sawah pada denah = 16 cm Lebar sawah pada denah = x cm (dimisalkan) Ditanya: a) Lebar sawah pada denah; b) Perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya Jawab: Perbandingan sisi-sisi pada denah sawah dengan sawah sebenarnya yaitu: Panjang sawah pada denah Lebar sawah pada denah Panjang sawah sebenarnya Lebar sawah sebenarnya
a) Akan dicari lebar sawah pada denah (x).
167
16 x 6400 2800
6400 x 16 2800 6400 x 44800 44800 x 7 6400
Jadi, lebar sawah pada denah adalah 7 cm. b) Akan dicari masing-masing luas sawah sebenarnya dan luas sawah pada denah: Luas sawah sebenarnya = 6400 cm 2800 cm = 17920000 cm2 Luas sawah pada denah = 16 cm 7 cm = 112 cm2 Sehingga, perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya yaitu: Luas sawah pada denah 112 cm 2 1 2 Luas sawah sebenarnya 17920000 cm 160000
Jadi, perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya adalah 3.
1 . 160000
Karena persegi panjang ABCD sebangun dengan persegi panjang AEFG, maka dapat ditulis pasangan sisi yang panjangnya sebanding yaitu: AE AG EF FG AF AB AD BC CD AC
AE AG AB AD
8 6 8 EB 9
6(8 EB) 8 9 8 EB
8 9 8 EB 12 6
EB 12 8 4
168
20
Panjang EB = 4 cm Sehingga, AB = AE + EB AB = 12 cm AE AF 8 AF AB AC 12 AF 5
8( AF 5) 12 AF 8 AF 40 12 AF 40 12 AF 8 AF 40 4 AF AF
40 AF 10 4
Panjang AF = 10 cm, sehingga panjang AC = 15 cm. Nilai = skor total
2
169
Lampiran B. 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:3
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.2.1. Menyebutkan syarat-syarat dua segitiga kongruen. 1.2.2. Memahami teorema-teorema kekongruenan dua segitiga. 1.2.3. Menyelidiki dua segitiga kongruen. 1.2.4. Menentukan besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang kongruen. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat dua segitiga kongruen. b. Siswa dapat memahami teorema-teorema kekongruenan dua segitiga. c. Siswa dapat membuktikan dua segitiga kongruen. d. Siswa dapat menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang kongruen.
170
E. Materi Pembelajaran Kekongruenan Dua Segitiga Syarat dua segitiga kongruen Untuk bisa memahami dua segitiga dikatakan kongruen kalian harus memperhatikan gambar berikut ini:
Karena segitiga-segitiga yang kongruen memiliki bentuk dan ukuran yang sama, maka masing-masing segitiga tersebut apabila diimpitkan akan saling menutupi dengan tepat satu sama lainnya. Gambar di atas menunjukkan bahwa ∆POT dan ∆QRS kongruen. Perhatikanlah panjang sisi-sisinya. Terlihat bahwa PQ = QT, QT = RS, dan QS = PT sehingga sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua segitiga tersebut sama panjang. Selanjutnya, perhatikanlah besar sudut dari kedua segitiga tersebut. Tampak terlihat bahwa TPQ = SQR , PQT = QRS , dan PTQ = QSR sehingga sudut-sudut yang ada pada kedua segitiga tersebut sama
besarnya. Dari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa dua buah segitiga dikatakan kongruen apabila memenuhi syarat: 1. Sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang. 2. Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar. Teorema kekongruenan segitiga Teorema 1 (Tiga sisi/S-S-S) Ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang.
171
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang yaitu AB = DE, BC = EF, AC = DF. Teorema 2 (Dua sisi dan satu sudut apit/S-Sd-S) Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut sama besar.
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF memiliki dua sisi bersesuaian yang sama panjang dan sudut sudut bersesuaian yang sama besar, yaitu AB = DE, AC = DF, CAB EDF Teroema 3 (Dua sudut dan sebuah sisi) Satu sisi yang bersesuaian sama panjang dan dua sudut yang bersesuaian sama besar.
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF memiliki satu sisi bersesuaian yang sama panjang dan dua sudut bersesuaian yang sama besar, yaitu AB = DE, A D , B E .
172
F. Metode Pembelajaran Model
: kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary)
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materiPendahuluan
materi sebelumnya (apersepsi).
8 menit
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kekongruenan segitiga serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi Kerja Kelompok (Sebelum Bertamu) 6. Siswa diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, terdiri dari 4 orang. 7. Guru Kegiatan Inti
menjelaskan
pertukaran/kunjungan
aturan
main
kelompok
dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS. 8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. 9. Siswa bersama teman sekelompoknya bekerjasama untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. 10. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok dan
173
30 menit
menyusun
pertanyaan-pertanyaan
yang
akan
diajukan oleh perwakilan kelompok kepada kelompok lain. 11. Guru
berkeliling
kelas
sambil
memonitor
pembelajaran, membimbing, dan mengingatkan siswa akan waktu yang tersisa untuk berdiskusi. Elaborasi Kunjungan Kelompok (Ketika Bertamu) 12. Dua orang dari masing-masing kelompok yang telah ditentukan meninggalkan kelompoknya untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain. 13. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 14. Siswa yang bertamu menanggapi hasil diskusi kelompok
tuan
rumah
dan
15 menit
memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. 15. Siswa dalam kelompok (tuan rumah dan tamu) berdiskusi untuk mendapatkan hasil yang sesuai untuk memecahkan masalah/pertanyaan yang diajukan oleh tamu. 16. Siswa yang bertamu dan tuan rumah mencatat hasil diskusi mereka yang akan dilaporkan ke anggota lain dalam kelompok asal. Pelaporan Kelompok (Setelah Bertamu) 17. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. 18. Setiap
kelompok
berdiskusi
7 menit kembali
untuk
mencocokkan dan membahas hasil diskusi yang
174
mereka dapatkan dari kelompok lain dengan hasil kerja mereka sendiri. 19. Setiap kelompok membuat laporan hasil kerja kelompok. Presentasi Kelompok 20. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Konfirmasi 21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 22. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan
15 menit
pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 23. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 24. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 25. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan kompetensi yang telah disampaikan. 26. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
27. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 28. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 29. Guru menutup pelajaran dengan salam.
175
5 menit
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis, busur derajat, jangka, penggaris.
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Perhatikan gambar di bawah ini. D
c
A
a
b
C
26o
o
32
d B
a) Apakah ∆ABC dan ∆ADC kongruen? b) Hitunglah besar sudut a, b, c. 2. Perhatikan ∆PQR dan ∆TSU di bawah ini. R
U o
81o
81
42o P
9 cm
Q
57o S
9 cm
a) Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b) Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang jika ada.
176
T
3. Pada gambar di bawah, diketahui bahwa ∆ABC dan ∆DEF kongruen. Tentukan nilai a, b dan c. C
E
D
co
35o
bo
35o
115o A
B
F
b. Kunci jawaban dan penskoran No. 1.
Penyelesaian a) Perhatikan ∆ABC dan ∆ADC.
Skor 18
AD = AB (diketahui) BC = CD (diketahui) AC = CA (berimpit) Karena, ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang, berdasarkan teorema sisi, sisi, sisi, maka kedua segitiga itu kongruen. b) d 180 o 32 o 26 o 122 o Karena kedua segitiga tersebut kongruen, maka a 32 o ,
b 26 o , c d 122 o
2.
Diketahui:
22
Pada ∆PQR, PQ = 9 cm, Q 42 o , R 81o Pada ∆TSU, TS = 9 cm, T 57 o , U 81o Ditanyakan: a) Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b) Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang jika ada. Jawab: a) Pada ∆TSU, akan dicari besar S , yaitu: S 180 o (81o 57 o ) 180 o 138o 42 o
Sekarang, perhatikan ∆PQR dan ∆TSU PQ = TS = 9 cm
177
Q S 42 o R U 81o
Berdasarkan sifat sisi, sudut, sudut, maka ∆PQR dan ∆TSU kongruen. b) PQ = TS PR = TU QR = SU 3.
Karena kedua segitiga tersebut kongruen, maka sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. DF = AC a 6,6 dm A D b 115o
E c 180 o (115o 35o ) 30 o
Nilai = skor total
2
178
10
Lampiran B. 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:4
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.2.5. Menyebutkan syarat-syarat dua segitiga sebangun. 1.2.6. Memahami teorema-teorema kesebangunan dua segitiga. 1.2.7. Menyelidiki dua segitiga sebangun. 1.2.8. Menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menyebutkan syarat-syarat dua segitiga sebangun. b. Siswa dapat memahami teorema-teorema kesebangunan dua segitiga. c. Siswa dapat membuktikan dua segitiga sebangun. d. Siswa dapat menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun.
179
E. Materi Pelajaran Kesebangunan Dua Segitiga Syarat dua segitiga sebangun Coba kalian amati dengan baik kedua gambar segitiga di bawah ini: F C
10
5
3 A
4
6 B
D
E
8
Pada ∆ABC dan ∆DEF di atas, perbandingan antara sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua segitiga tersebut dapat diuraikan menjadi sebagai berikut: AB/DE = 4/8 = 1/2 BC/EF = 5/10 = 1/2 AC/DF = 3/6 = 1/2 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa AB BC AC DE EF DF
Apabila kalian melakukan pengukuran pada sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga tersebut maka kalian akan menemukan bahwa A D , B E , dan C F .
Sehingga, kesebangunan dari dua buah segitiga dapat kita ketahui dengan mencari atau membuktikan bahwa perbandingan antara panjang sisi-sisi yang bersesuaian memiliki nilai yang sama. Sekarang coba perhatikan gambar segitiga siku-siku yang ada di bawah ini:
C F
60o A
B
180
D
60o E
Pada segitiga siku-siku ABC dan DEF di atas, kita dapat melihat bahwa A D yaitu 90o. Sedangkan B E yaitu 60o. Oleh karenanya, kita
dapat menghitung C dan F dengan melakukan perhitungan: C F 180 0 (90 0 60 0 ) 30 0
Jika kalian melakukan pengukuran terhadap panjang sisi-sisi yang ada pada kedua segitiga tersebut, maka hasil perbandingannya akan menjadi: AB/DE = BC/EF = AC/DF Karena pada segitiga siku-siku ABC dan DEF panjang sisi-sisi yang bersesuaian
memiliki
nilai
yang
sama
dan
sudut-sudut
yang
bersesuaiannya juga memiliki ukuran yang sama besar maka dapat disimpulkan bahwa segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF. Maka, dapat kita simpulkan bahwa kesebangunan dari dua buah segitiga dapat diketahui dengan cara menunjukkan bahwa sudut-sudut yang bersesuaian diantara dua buah segitiga tersebut memiliki nilai yang sama besar. Sehingga, dua buah segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi syarat: 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. 2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama. Teorema Kesebangunan Segitiga Teorema 1 (Tiga Sisi/S-S-S) Ketiga sisi yang bersesuaian perbandingannya sama. C F
A
B
D
E
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF ketiga sisi yang bersesuaian sebanding yaitu,
AB AC BC . DE EF DF
181
Teorema 2 (Tiga sudut/Sd-Sd-Sd) Sudut- sudut yang bersesuaian sama besar. C
F
A
o
o
D
E
B
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF dua sudut yang bersesuaian sama besar yaitu, A D , B E . Teorema 3 (Satu sudut dan dua sisi) Satu sudut sama besar dan dua sisi yang mengapit perbandingannya sama. C
F
E A
B
D
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF satu sudut yang bersesuaian sama besar dan dua sisi yang mengapit sudut tersebut sebanding yaitu, AB = DE, AC = EF A D . F. Metode Pembelajaran Model
: kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary)
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Pendahuluan
siswa.
8 menit
3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materimateri sebelumnya (apersepsi).
182
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kesebangunan segitiga serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi Kerja Kelompok (Sebelum Bertamu) 6. Siswa diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, terdiri dari 4 orang. 7. Guru
menjelaskan
aturan
pertukaran/kunjungan
main
kelompok
dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS. 8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada setiap kelompok.
30 menit
9. Siswa bersama teman sekelompoknya bekerjasama untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. Kegiatan Inti
10. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok dan menyusun diajukan
pertanyaan-pertanyaan oleh
perwakilan
yang
kelompok
akan kepada
kelompok lain. 11. Guru
berkeliling
kelas
sambil
memonitor
pembelajaran, membimbing, dan mengingatkan siswa akan waktu yang tersisa untuk berdiskusi. Elaborasi Kunjungan Kelompok (Ketika Bertamu) 12. Dua orang dari masing-masing kelompok yang telah ditentukan meninggalkan kelompoknya untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain. 13. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas
183
15 menit
membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 14. Siswa yang bertamu menanggapi hasil diskusi kelompok
tuan
rumah
dan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. 15. Siswa dalam kelompok (tuan rumah dan tamu) berdiskusi untuk mendapatkan hasil yang sesuai untuk memecahkan masalah/pertanyaan yang diajukan oleh tamu. 16. Siswa yang bertamu dan tuan rumah mencatat hasil diskusi mereka yang akan dilaporkan ke anggota lain dalam kelompok asal. Pelaporan Kelompok (Setelah Bertamu) 17. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. 18. Setiap
kelompok
berdiskusi
kembali
untuk
7 menit
mencocokkan dan membahas hasil diskusi yang mereka dapatkan dari kelompok lain dengan hasil kerja mereka sendiri. 19. Setiap kelompok membuat laporan hasil kerja kelompok. Presentasi Kelompok 20. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Konfirmasi 21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 22. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan
184
15 menit
pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 23. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 24. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 25. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan kompetensi yang telah disampaikan. 26. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
27. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan
5 menit
soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 28. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 29. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis, busur derajat, jangka, penggaris.
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
185
a. Soal 1. Perhatikan gambar berikut. Jelaskan, apakah ∆DEF dan ∆KLM M
sebangun?
70o F 70o
D
E
∆ABC
2. Dalam diketahui
L
K
berikut,
DE
//
C
AB.
Panjang AB = 18 cm, DE = 12 cm, CD = 8 cm, dan BE D
= 6 cm. Hitunglah: a) Panjang CA
E
A
B
b) Panjang AD c) Panjang CE 3. Pada gambar di bawah ini, diketahui EF // DC. Hitunglah panjang EF. D 4 cm E
15 cm >
C
>
F
9 cm A
> 28 cm
B
b. Kunci jawaban dan penskoran No. 1.
Penyelesaian Pada ∆DEF
Pada ∆KLM
DE = 6 cm
KM = 18 cm
DF = 5 cm
LM = 15 cm
D 70 o
M 70 o
186
Skor 10
DE 6 cm 1 KM 18 cm 3 DF 5 cm 1 LM 15 cm 3
Jadi, berdasarkan teorema sisi, sudut, sisi, ∆DEF dan ∆KLM sebangun. 2.
Sisi-sisi yang bersesuaian dari gambar tersebut, yakni:
15
CA AB CB CA 18 CB CD DE CE 8 12 CE
a) Mencari panjang CA CD AB CA 18 8 18 CA CA 12 cm CA DE 8 12 12
b) Mencari panjang AD AD = CA – CD = 12 – 8 = 4 cm c) Mencari panjang CE AB CB 18 CE BE 18 CE 6 DE CE 12 CE 12 CE
18CE 12CE 72 6CE 72 CE 12 cm 3.
Diketahui:
25
Pada bangun datar ABCD, EF // AB, AB = 28 cm AE = 9 cm, ED = 4 cm, AD = 13 cm, DC = 35 cm Ditanya: Panjang EF Jawab: Untuk D 4 cm
menyelesaikan soal diatas, buat satu sejajar
>
E
garis
C H
F
9 cm
dengan
AD, yakni BG
15 cm >
A
15 cm
>
G
13 cm
B
seperti gambar berikut. Dari gambar di atas, diperoleh ∆BGC dan ∆CHF dengan
187
CH = 4 cm, HG = 9 cm, dan GB = 13 cm. Diperoleh sisi-sisi yang bersesuaian sebanding yaitu: CG GB CB CH HF CF
Akan dicari panjanga EF: Dari perbandingan
CG GB , diperoleh CH HF
CG GB 13 13 CH HF 4 HF 4 13 HF HF 4 13
Panjang EF = EH + HF = 15 + 4 = 19 cm Nilai = skor total
2
188
Lampiran B. 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) TS-TS 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Eksperimen) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:5
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3. Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah. C. Indikator 1.3.1. Menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kesebangunan. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kesebangunan. E. Materi Pelajaran Penerapan kesebangunan pada soal cerita. Penerapan konsep kesebangunan ini digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari. Dalam pemecahannya, menggunakan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian. Contoh: Pohon mempunyai bayangan sepanjang 30 m di atas tanah mendatar, sedangkan tiang yang tingginya 3 m mempunyai bayangan 5 m. Hitunglah tinggi pohon sebenarnya.
189
Jawab: Diketahui: bayangan pohon = 30 m tinggi tiang = 3 m bayangan tiang = 5 m tinggi pohon = T Ditanya: tinggi pohon (T) Penyelesaian: Situasi pada soal digambarkan dalam konsep segitiga, menjadi
T cm 3m
30 m
5m
Dari gambar di atas didapat perbandingan sisi-sisi yang bersesuaiannya:
Tinggi pohon Bayangan pohon Tinggi tiang Bayangan tiang
T 30 3 5
T
30 3 90 18 5 5
Jadi, tinggi pohon (T) adalah 18 m. F. Model Pembelajaran Model
: kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary)
Metode
: diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran Pendahuluan
dengan doa.
8 menit
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
190
siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materimateri sebelumnya (apersepsi). 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh penggunaan
konsep
kekongruenan
dan
kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi Kerja Kelompok (Sebelum Bertamu) 6. Siswa diminta untuk duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan, terdiri dari 4 orang. 7. Guru
menjelaskan
aturan
pertukaran/kunjungan
main
kelompok
dalam model
pembelajaran kooperatif tipe TS-TS. 8. Guru memberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) kepada setiap kelompok. Kegiatan Inti
30 menit
9. Siswa bersama teman sekelompoknya bekerjasama untuk mengerjakan LKS yang telah diberikan guru. 10. Siswa mencatat hasil diskusi kelompok dan menyusun diajukan
pertanyaan-pertanyaan oleh
perwakilan
yang
kelompok
akan kepada
kelompok lain. 11. Guru
berkeliling
kelas
sambil
memonitor
pembelajaran, membimbing, dan mengingatkan siswa akan waktu yang tersisa untuk berdiskusi. Elaborasi Kunjungan Kelompok (Ketika Bertamu) 12. Dua orang dari masing-masing kelompok yang
191
15 menit
telah ditentukan meninggalkan kelompoknya untuk bertamu/berkunjung ke kelompok lain. 13. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi ke tamu mereka. 14. Siswa yang bertamu menanggapi hasil diskusi kelompok
tuan
rumah
dan
memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. 15. Siswa dalam kelompok (tuan rumah dan tamu) berdiskusi untuk mendapatkan hasil yang sesuai untuk memecahkan masalah/pertanyaan yang diajukan oleh tamu. 16. Siswa yang bertamu dan tuan rumah mencatat hasil diskusi mereka yang akan dilaporkan ke anggota lain dalam kelompok asal. Pelaporan Kelompok (Setelah Bertamu) 17. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan hasil temuan mereka dari kelompok lain. 18. Setiap
kelompok
berdiskusi
kembali
untuk
7 menit
mencocokkan dan membahas hasil diskusi yang mereka dapatkan dari kelompok lain dengan hasil kerja mereka sendiri. 19. Setiap kelompok membuat laporan hasil kerja kelompok. Presentasi Kelompok 20. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka di depan kelas. Konfirmasi 21. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
192
15 menit
untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 22. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 23. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 24. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 25. Siswa bersama-sama dengan guru menyimpulkan kompetensi yang telah disampaikan. 26. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
27. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan
5 menit
soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 28. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 29. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga.
193
I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Diketahui foto dan pigura sebangun. Berapakah lebar bagian bawah pigura, yaitu x yang tidak tertutup foto? x cm
6 cm
6 cm
45 cm
x cm 60 cm
2. Dua buah tiang mempunyai bayangan yang panjangnya berturut-turut x meter dan (x + 10 meter). Jika panjang tiang yang pendek =
2 panjang 3
tiang yang tinggi, hitunglah x. b. Kunci jawaban dan penskoran No. 1.
Penyelesaian Diketahui: panjang pigura = 60 cm lebar pigura = 45 cm panjang foto = 60 – 6 – 6 = 48 cm lebar foto = 45 – x – x = 45 – 2x Ditanya: lebar bagian bawah pigura yang tidak tertutup foto =x Penyelesaian:
Panjang pigura Lebar pigura Panjang foto Lebar foto
194
Skor 30
60 45 5 45 48 45 2 x 4 45 2 x
5(45 2 x) 45 4 225 10 x 180 10 x 225 180 45 x 4,5 10
Jadi, lebar bagian bawah pigura yang tidak tertutup foto adalah 4,5 cm. 2.
Diketahui:
20
panjang bayangan tiang yang pendek = x m panjang bayangan tiang yang tinggi = (x + 10) m panjang tiang yang pendek =
2 panjang tiang yang tinggi 3
Ditanya: panjang bayangan tiang yang pendek (x) Penyelesaian:
x 2 3x 2 x 20 x 20 ( x 10) 3 Jadi, x atau panjang bayangan tiang yang pendek adalah 20 m. Nilai = skor total
2
195
Lampiran B. 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:1
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.1.1. Menentukan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang kongruen. 1.1.2. Menentukan ukuran salah satu unsur dari dua bangun datar yang kongruen. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menjelaskan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang kongruen. b. Siswa dapat menentukan ukuran salah satu unsur dari bangun datar yang kongruen, jika unsur lain yang sebenarnya diketahui. E. Materi Pelajaran Kekongruenan Dua Bangun Datar Syarat dua bangun datar kongruen Dua bangun datar dikatakan kongruen jika memenuhi syarat:
196
- Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang; dan - Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Perhatikan gambar pencerminan belah ketupat ABCD oleh garis l berikut. l
A
A'
D B'
B
C'
C
Belah ketupat ABCD dicerminkan terhadap garis lurus l sehingga terbentuk bayangan belah betupat A'B'C'D. Sisi-sisi yang bersesuaian pada belah ketupat ABCD dan A'B'C'D memiliki panjang yang sama, yaitu: AB = A'B', BC = B'C', CD = C'D, DA = DA' dengan D tetap. Kemudian, sudut-sudut yang bersesuaian pada belah ketupat ABCD dan A'B'C'D
memiliki
ukuran
yang
sama,
yaitu:
BAD B'A'D ,
CBA C'B'A' , BCD B'C'D , dan ADC A'DC' . Oleh sebab itu kedua bangun tersebut disebut kongruen atau sama dan sebangun. Ditulis ABCD = A'B'C'D. Menentukan unsur dari bangun datar yang kongruen Contoh: Pada gambar di bawah, jajar genjang PQRS
dan TUVW sama dan
sebangun (kongruen). Jika panjang SR = 9 cm dan TU = 16 cm, tentukan panjang UV dan PS.
197
R
S
W V
Q
P
T
U
Jawab: Karena jajar genjang PQRS dan TUVW kongruen, maka: UV = SR, jadi UV = 9 cm
PS = TU, jadi PS = 16 cm
F. Metode Pembelajaran Model
: pembelajaran konvensional
Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap Pendahuluan
materi-materi sebelumnya (apersepsi).
10 menit
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kekongruenan bangun datar serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi Kegiatan Inti
6. Guru
menjelaskan
tentang
kekongruenan dua bangun datar.
198
pengertian
65 menit
7. Guru memberikan contoh dua bangun datar yang kongruen dan dua bangun datar yang tidak kongruen. 8. Guru menjelaskan cara mencari besar unsur yang belum diketahui dari dua buah bangun yang kongruen. Elaborasi 9.
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 10. Guru
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok melalui kegiatan presentasi Konfirmasi 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 12. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 13. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 14. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 15. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan Penutup
kegiatan pembelajaran. 16. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini.
199
5 menit
17. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 18. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 19. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis, busur derajat, penggaris, gunting, kertas HVS
warna Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Apakah kedua segi empat di bawah kongruen? Jelaskan jawabanmu. D 2 cm C
6 cm
Q 45
P
o
4 cm
4 cm
45o A
B
6 cm
R 2 cm
S
2. Diketahui jajargenjang ABCD dan jajargenjang EFGH saling kongruen. Jika keliling jajargenjang ABCD adalah 24 cm, hitunglah panjang EF, FG, GH, dan EH.
200
D
(4x – 3) cm
o
C
H
o
G
x cm o
o A
B
F
E
b. Kunci jawaban dan penskoran No.
Penyelesaian
Skor
1.
Ya, segi empat ABCD dengan segi empat PQRS kongruen.
20
Hal ini karena: a) Kedua bangun datar mempunyai pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang, yakni AB = PQ = 6 cm, BC = QR = 4
2 cm, DC = RS = 2 cm, AD = PS = 4 cm.
b) Kedua bangun datar mempunyai pasangan sudut yang bersesuaian
sama
besar,
yakni
ABC PQR ,
DAB SPQ , CDA RSP .
2.
Keliling jajargenjang adalah jumlah dari semua sisinya. Keliling jajargenjang ABCD = 24
(4x – 3) + x + (4x – 3) + x = 24 4x – 3 + x + 4x – 3 + x = 24 10x – 6 = 24 10x = 30 x=3 Panjang x = 3 cm. Karena jajargenjang ABCD kongruen dengan jajargenjang EFGH, maka pasangan sisi yang bersesuaian adalah AB = EF = 4x – 3 = 9 cm BC = FG = x = 3 cm CD = GH = 4x – 3 = 9 cm AD = EH = x = 3 cm Nilai = skor total
2
201
30
202
Lampiran B. 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:2
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.1. Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.1.3. Menentukan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang sebangun. 1.1.4. Menghitung ukuran salah satu unsur dua bangun datar yang sebangun. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menjelaskan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang sebangun. b. Siswa dapat menghitung ukuran salah satu unsur dari bangun datar yang sebangun. E. Materi Pelajaran Kesebangunan Dua Bangun Datar Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kamu pernah mendengar istilah memperbesar atau memperkecil foto. Ketika kamu memperbesar (atau memperkecil) foto, berubahkah bentuk gambarnya? Bentuk benda pada foto
203
mula-mula dengan foto yang telah diperbesar adalah sama, tetapi ukurannya berlainan dengan perbandingan yang sama. Gambar benda pada foto mulamula dengan foto yang telah diperbesar merupakan contoh dua bangun yang sebangun. Definisi dua bangun datar sebangun Sekarang, coba kamu perhatikan gambar di bawah ini. G
H C
A
4,5 cm
1,5 cm
D
3 cm
B E
9 cm
F
Sebangunkah persegi panjang ABCD dengan persegi panjang EFGH? Pada persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH, perbandingan panjangnya adalah 3 : 9 = 1 : 3. Adapun perbandingan lebarnya adalah 1,5 : 4,5 = 1 : 3. Dengan demikian, perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian pada kedua persegi panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai beriku: AB BC CD AD . EF FG GH EH
Kemudian, perhatikan sudut-sudut yang bersesuaian pada persegipanjang ABCD dan persegi panjang EFGH. Oleh karena keduanya berbentuk persegi panjang, setiap sudut besarnya 90° sehingga sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Artinya kedua persegi panjang tersebut memiliki sisi-sisi yang bersesuaian dan sebanding sedangkan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. Oleh karena itu, persegi panjang ABCD dan persegi panjang EFGH dikatakan sebangun. Jadi, dua atau lebih bangun dikatakan sebangun jika: o Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) pada kedua bangun datar sama
besar, dan o Perbandingan panjang sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) pada kedua
bangun datar sama.
204
Menentukan unsur dari bangun datar yang sebangun Gambar di bawah ini menunjukkan dua bangun yang sebangun. Hitunglah: a. Panjang AB b. Panjang QR 9 cm
S
R
o 6 cm
D
C o
× A
× B
P
Q
12 cm
Jawab: Bangun datar ABCD dan PQRS sebangun, maka sisi yang bersesuaian sebanding.
AB DC PQ SR
a.
b.
4 6 QR 9 6QR 4 9
AB 6 12 9 9 AB 12 6
AB
AD DC QR SR
72 8 9
QR
Panjang AB = 8 cm
36 6 6
Panjang QR = 6 cm
F. Metode Pembelajaran Model
: pembelajaran konvensional
Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran Pendahuluan
dengan doa.
10 menit
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
205
siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi-materi sebelumnya (apersepsi). 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kesebangunan bangun datar serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi 6. Guru menjelaskan tentang kesebangunan dua bangun datar. 7. Guru memberikan contoh dua bangun datar yang sebangun dan dua bangun datar yang tidak sebangun. 8. Guru menjelaskan cara mencari besar unsur yang belum diketahui dari dua buah bangun yang sebangun. Elaborasi Kegiatan Inti
9.
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 10. Guru
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok melalui kegiatan presentasi. Konfirmasi 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi.
206
65 menit
12. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 13. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 14. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 15. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran. 16. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
17. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan
5 menit
soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 18. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 19. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
207
a. Soal 1. Lapangan sepak bola berbentuk persegi panjang yang panjangnya 105 m dan lebarnya 60 m. Pada denah lapangan sepak bola tersebut digambar dengan ukuran panjang 35 cm dan lebar 25 cm. a) Apakah lapangan sepakbola dengan gambarnya tersebut sebangun? Jelaskan jawabanmu. b) Jika tidak, gantilah salah satu ukuran gambar lapangan sepak bola agar sebangun dengan ukuran lapangan sepak bola yang sebenarnya dengan miniaturnya sebangun. 2. Sawah panjangnya 64 m dan lebarnya 28 m. Pada denah, panjang sawah tergambar 16 cm. Hitunglah: a) Lebar sawah pada denah. b) Perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya. 3. Pada persegi panjang berikut diketahui persegi panjang ABCD sebangun dengan persegi panjang AEFG. Hitunglah panjang AB, EB, AC. D
C
3 cm F
G 6 cm
8 cm
A
B
E
b. Kunci jawaban dan penskoran No.
Penyelesaian
Skor
1.
a) Tidak, karena perbandingan salah satu sisi yang bersesuaian
10
tidak sama, yaitu b) Agar
bentuk
10500 6000 35 25 lapangan
sepakbola
dengan
gambarnya
sebangun, Jika yang diganti ukuran lebarnya, maka lebar gambar
208
lapangan sepakbola yang semula 12 cm diganti menjadi 16 cm.
Sehingga
perbandingannya
menjadi
10500 6000 300 300 35 20 1 1 Jika yang diganti ukuran panjangnya, maka panjang gambar lapangan sepakbola yang semula 35 cm diganti menjadi 43,75 cm. sehingga perbandingannya menjadi
10500 6000 240 240 43,75 25 1 1 2.
Diketahui:
20
Sawah sebenarnya
Sawah pada denah
x cm
28 m 16 cm 64 m
Panjang sawah = 64 m = 6400 Lebar sawah = 28 m = 2800 cm Panjang sawah pada denah = 16 cm Lebar sawah pada denah = x cm (dimisalkan) Ditanya: a) Lebar sawah pada denah; b) Perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya Jawab: Perbandingan sisi-sisi pada denah sawah dengan sawah sebenarnya yaitu: Panjang sawah pada denah Lebar sawah pada denah Panjang sawah sebenarnya Lebar sawah sebenarnya
a) Akan dicari lebar sawah pada denah (x). 16 x 6400 2800
209
6400 x 16 2800 6400 x 44800 44800 x 7 6400
Jadi, lebar sawah pada denah adalah 7 cm. b) Akan dicari masing-masing luas sawah sebenarnya dan luas sawah pada denah: Luas sawah sebenarnya = 6400 cm 2800 cm = 17920000 cm2 Luas sawah pada denah = 16 cm 7 cm = 112 cm2 Sehingga, perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya yaitu: Luas sawah pada denah 112cm 2 1 2 Luas sawah sebenarnya 17920000cm 160000
Jadi, perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya adalah 3.
1 . 160000
Karena persegi panjang ABCD sebangun dengan persegi panjang AEFG, maka dapat ditulis pasangan sisi yang panjangnya sebanding yaitu: AE AG EF FG AF AB AD BC CD AC
AE AG AB AD
8 6 8 EB 9
6(8 EB) 8 9 8 EB
8 9 8 EB 12 6
EB 12 8 4 Panjang EB = 4 cm Sehingga, AB = AE + EB AB = 12 cm
210
20
AE AF 8 AF AB AC 12 AF 5
8( AF 5) 12 AF 8 AF 40 12 AF 40 12 AF 8 AF 40 4 AF AF
40 AF 10 4
Panjang AF = 10 cm, sehingga panjang AC = 15 cm. Nilai = skor total
2
211
Lampiran B. 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:3
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.2.1. Memahami syarat dua segitiga kongruen. 1.2.2. Memahami teorema-teorema kekongruenan dua segitiga. 1.2.3. Menyelidiki dua segitiga kongruen. 1.2.4. Menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang kongruen. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat memahami syarat dua segitiga kongruen. b. Siswa dapat memahami teorema-teorema kekongruenan dua segitiga. c. Siswa dapat membuktikan dua segitiga kongruen. d. Siswa dapat menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang kongruen.
212
E. Materi Pembelajaran Kekongruenan Dua Segitiga Syarat dua segitiga kongruen Untuk bisa memahami dua segitiga dikatakan kongruen kalian harus memperhatikan gambar berikut ini:
Karena segitiga-segitiga yang kongruen memiliki bentuk dan ukuran yang sama, maka masing-masing segitiga tersebut apabila diimpitkan akan saling menutupi dengan tepat satu sama lainnya. Gambar di atas menunjukkan bahwa ∆POT dan ∆QRS kongruen. Perhatikanlah panjang sisi-sisinya. Terlihat bahwa PQ = QT, QT = RS, dan QS = PT sehingga sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua segitiga tersebut sama panjang. Selanjutnya, perhatikanlah besar sudut dari kedua segitiga tersebut. Tampak terlihat bahwa TPQ = SQR , PQT = QRS , dan PTQ = QSR sehingga sudut-sudut yang ada pada kedua segitiga tersebut sama
besarnya. Dari uraian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa dua buah segitiga dikatakan kongruen apabila memenuhi syarat: 1. Sisi-sisi yang bersesuaian (seletak) sama panjang. 2. Sudut-sudut yang bersesuaian (seletak) sama besar. Teorema kekongruenan segitiga Teorema 1 (Tiga sisi/S-S-S) Ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang.
213
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang yaitu AB = DE, BC = EF, AC = DF. Teorema 2 (Dua sisi dan satu sudut apit/S-Sd-S) Dua sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut yang diapit oleh kedua sisi tersebut sama besar.
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF memiliki dua sisi bersesuaian yang sama panjang dan sudut sudut bersesuaian yang sama besar, yaitu AB = DE, AC = DF, CAB EDF Teroema 3 (Dua sudut dan sebuah sisi) Satu sisi yang bersesuaian sama panjang dan dua sudut yang bersesuaian sama besar.
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF memiliki satu sisi bersesuaian yang sama panjang dan dua sudut bersesuaian yang sama besar, yaitu AB = DE, A D , B E .
214
F. Metode Pembelajaran Model
: pembelajaran konvensional
Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Alokasi
Deskripsi Kegiatan
Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap Pendahuluan
materi-materi sebelumnya (apersepsi).
10 menit
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kekongruenan segitiga serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi 6. Guru menjelaskan tentang kesebangunan dua segitiga. 7. Guru memberikan contoh dua segitiga yang kongruen dan dua segitiga yang tidak kongruen. Kegiatan Inti
8. Guru menjelaskan cara mencari besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga kongruen. Elaborasi 9.
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis.
215
65 menit
10. Guru
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok melalui kegiatan presentasi. Konfirmasi 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 12. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 13. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 14. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 15. Siswa
bersama-sama
menyimpulkan
dengan
kompetensi
yang
guru telah
disampaikan. 16. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
17. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 18. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 19. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis, busur derajat, jangka, penggaris.
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
216
5 menit
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Perhatikan gambar di bawah ini. D
c
A
a
b
C
26o
o
32
d B
a) Apakah ∆ABC dan ∆ADC kongruen? b) Hitunglah besar sudut a, b, c. 2. Perhatikan ∆PQR dan ∆TSU di bawah ini. R
U o
81o
81
42o P
9 cm
Q
57o S
9 cm
T
a) Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b) Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang jika ada. 3. Pada gambar di bawah, diketahui bahwa ∆ABC dan ∆DEF kongruen. Tentukan nilai a, b dan c.
217
C
E
D
co
35o
bo
35o
115o A
B
F
b. Kunci jawaban dan penskoran No. 1.
Penyelesaian a) Perhatikan ∆ABC dan ∆ADC.
Skor 18
AD = AB (diketahui) BC = CD (diketahui) AC = CA (berimpit) Karena, ketiga sisi yang bersesuaian sama panjang, berdasarkan teorema sisi, sisi, sisi, maka kedua segitiga itu kongruen. b) d 180 o 32 o 26 o 122 o Karena kedua segitiga tersebut kongruen, maka a 32 o ,
b 26 o , c d 122 o
2.
Diketahui:
22
Pada ∆PQR, PQ = 9 cm, Q 42 o , R 81o Pada ∆TSU, TS = 9 cm, T 57 o , U 81o Ditanyakan: a) Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b) Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang jika ada. Jawab: a) Pada ∆TSU, akan dicari besar S , yaitu: S 180 o (81o 57 o ) 180 o 138o 42 o
Sekarang, perhatikan ∆PQR dan ∆TSU PQ = TS = 9 cm Q S 42 o
218
R U 81o
Berdasarkan sifat sisi, sudut, sudut, maka ∆PQR dan ∆TSU kongruen. b) PQ = TS PR = TU QR = SU 3.
Karena kedua segitiga tersebut kongruen, maka sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. DF = AC a 6,6 dm A D b 115o
E c 180 o (115o 35o ) 30 o
Nilai = skor total
2
219
10
Lampiran B. 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:4
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.2. Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen. C. Indikator 1.2.5. Memahami syarat dua segitiga sebangun. 1.2.6. Memahami teorema-teorema kesebangunan dua segitiga. 1.2.7. Menyelidiki dua segitiga sebangun. 1.2.8. Menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat memahani syarat dua segitiga sebangun. b. Siswa dapat memahami teorema-teorema kesebangunan dua segitiga. c. Siswa dapat membuktikan dua segitiga sebangun. d. Siswa dapat menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun.
220
E. Materi Pelajaran Kesebangunan Dua Segitiga Syarat dua segitiga sebangun Coba kalian amati dengan baik kedua gambar segitiga di bawah ini: F C
10
5
3 A
6 B
4
E 8 Pada ∆ABC dan ∆DEF di atas, perbandingan antara sisi-sisi yang D
bersesuaian pada kedua segitiga tersebut dapat diuraikan menjadi sebagai berikut: AB/DE = 4/8 = 1/2 BC/EF = 5/10 = 1/2 AC/DF = 3/6 = 1/2 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa AB BC AC DE EF DF
Apabila kalian melakukan pengukuran pada sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua segitiga tersebut maka kalian akan menemukan bahwa A D , B E , dan C F .
Sehingga, kesebangunan dari dua buah segitiga dapat kita ketahui dengan mencari atau membuktikan bahwa perbandingan antara panjang sisi-sisi yang bersesuaian memiliki nilai yang sama. Sekarang coba perhatikan gambar segitiga siku-siku yang ada di bawah ini:
C F
60o A
B
60o
D
E
221
Pada segitiga siku-siku ABC dan DEF di atas, kita dapat melihat bahwa A D yaitu 90o. Sedangkan B E yaitu 60o. Oleh karenanya, kita
dapat menghitung C dan F dengan melakukan perhitungan: C F 180 0 (90 0 60 0 ) 30 0
Jika kalian melakukan pengukuran terhadap panjang sisi-sisi yang ada pada kedua segitiga tersebut, maka hasil perbandingannya akan menjadi: AB/DE = BC/EF = AC/DF Karena pada segitiga siku-siku ABC dan DEF panjang sisi-sisi yang bersesuaian
memiliki
nilai
yang
sama
dan
sudut-sudut
yang
bersesuaiannya juga memiliki ukuran yang sama besar maka dapat disimpulkan bahwa segitiga ABC sebangun dengan segitiga DEF. Maka, dapat kita simpulkan bahwa kesebangunan dari dua buah segitiga dapat diketahui dengan cara menunjukkan bahwa sudut-sudut yang bersesuaian diantara dua buah segitiga tersebut memiliki nilai yang sama besar. Sehingga, dua buah segitiga dikatakan sebangun jika memenuhi syarat: 1. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar. 2. Perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian sama. Teorema Kesebangunan Segitiga Teorema 1 (Tiga Sisi/S-S-S) Ketiga sisi yang bersesuaian perbandingannya sama. C F
A
B
D
E
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF ketiga sisi yang bersesuaian sebanding yaitu,
AB AC BC . DE EF DF
Teorema 2 (Tiga sudut/Sd-Sd-Sd) Sudut- sudut yang bersesuaian sama besar.
222
C
F
A
o
o
D
E
B
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF dua sudut yang bersesuaian sama besar yaitu, A D , B E . Teorema 3 (Satu sudut dan dua sisi) Satu sudut sama besar dan dua sisi yang mengapit perbandingannya sama. C
F
E A
B
D
Pada gambar di atas ∆ABC dan ∆DEF satu sudut yang bersesuaian sama besar dan dua sisi yang mengapit sudut tersebut sebanding yaitu, AB = DE, AC = EF A D . F. Metode Pembelajaran Model
: pembelajaran konvensional
Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran dengan doa. 2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran Pendahuluan
siswa.
10 menit
3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi-materi sebelumnya (apersepsi). 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
223
pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh hal yang berkaitan dengan kesebangunan segitiga serta kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi 6. Guru menjelaskan tentang kesebangunan dua segitiga. 7. Guru memberikan contoh dua segitiga yang kongruen dan dua segitiga yang tidak kongruen. 8. Guru menjelaskan cara mencari besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga sebangun. Elaborasi 9.
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. Kegiatan Inti
10. Guru
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok melalui kegiatan presentasi. Konfirmasi 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 12. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan. 13. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 14. Guru memberikan reward kepada kelompok
224
65 menit
yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 15. Siswa
bersama-sama
menyimpulkan
dengan
kompetensi
yang
guru telah
disampaikan. 16. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
17. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan
5 menit
soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 18. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 19. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Alat, Media, dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis, busur derajat, jangka, penggaris.
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
a. Soal 1. Perhatikan gambar berikut. Jelaskan, apakah ∆DEF dan ∆KLM sebangun?
225
M 70o F 70o
D
E
∆ABC
2. Dalam diketahui
berikut,
DE
//
L
K C
AB.
Panjang AB = 18 cm, DE = 12 cm, CD = 8 cm, dan BE D
= 6 cm. Hitunglah: a) Panjang CA
E
A
B
b) Panjang AD c) Panjang CE 3. Pada gambar di bawah ini, diketahui EF // DC. Hitunglah panjang EF. D 4 cm E
15 cm >
C
>
F
9 cm A
> 28 cm
B
b. Kunci jawaban dan penskoran No. 1.
Penyelesaian Pada ∆DEF
Pada ∆KLM
DE = 6 cm
KM = 18 cm
DF = 5 cm
LM = 15 cm
D 70 o
M 70 o
DE 6 cm 1 KM 18 cm 3 DF 5 cm 1 LM 15 cm 3
226
Skor 10
Jadi, berdasarkan teorema sisi, sudut, sisi, ∆DEF dan ∆KLM sebangun. 2.
Sisi-sisi yang bersesuaian dari gambar tersebut, yakni:
15
CA AB CB CA 18 CB CD DE CE 8 12 CE
a) Mencari panjang CA CD AB CA 18 8 18 CA CA 12 cm CA DE 8 12 12
b) Mencari panjang AD AD = CA – CD = 12 – 8 = 4 cm c) Mencari panjang CE AB CB 18 CE BE 18 CE 6 DE CE 12 CE 12 CE
18CE 12CE 72 6CE 72 CE 12 cm 3.
Diketahui:
25
Pada bangun datar ABCD, EF // AB, AB = 28 cm AE = 9 cm, ED = 4 cm, AD = 13 cm, DC = 35 cm Ditanya: Panjang EF Jawab:
D 4 cm
Untuk
15 cm > >
E
C H
F
menyelesaikan soal 9 cm
diatas, buat satu garis
sejajar
A
15 cm
>
G
13 cm
B
dengan AD, yakni BG seperti gambar berikut. Dari gambar di atas, diperoleh ∆BGC dan ∆CHF dengan CH = 4 cm, HG = 9 cm, dan GB = 13 cm. Diperoleh sisi-sisi yang bersesuaian sebanding yaitu: CG GB CB CH HF CF
Akan dicari panjanga EF:
227
Dari perbandingan
CG GB , diperoleh CH HF
CG GB 13 13 CH HF 4 HF 4 13 HF HF 4 13
Panjang EF = EH + HF = 15 + 4 = 19 cm Nilai = skor total
2
228
Lampiran B. 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Konvensional 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Kelas Kontrol) Satuan Pendidikan
: SMP Negeri 2 Depok
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: IX/Gasal
Tahun Pelajaran
: 2016/2017
Alokasi Waktu
: 2 x 40 menit
Pertemuan Ke -
:5
A. Standar Kompetensi 1. Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah. B. Kompetensi Dasar 1.3. Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah. C. Indikator 1.3.1. Menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kesebangunan. D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada pertemuan ini, diharapkan: a. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kesebangunan. E. Materi Pelajaran Penerapan kesebangunan pada soal cerita. Penerapan konsep kesebangunan ini digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari. Dalam pemecahannya, menggunakan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian. Contoh: Pohon mempunyai bayangan sepanjang 30 m di atas tanah mendatar, sedangkan tiang yang tingginya 3 m mempunyai bayangan 5 m. Hitunglah tinggi pohon sebenarnya.
229
Jawab: Diketahui: bayangan pohon = 30 m tinggi tiang = 3 m bayangan tiang = 5 m tinggi pohon = T Ditanya: tinggi pohon (T) Penyelesaian: Situasi pada soal digambarkan dalam konsep segitiga, menjadi
T cm 3m
30 m
5m
Dari gambar di atas didapat perbandingan sisi-sisi yang bersesuaiannya:
Tinggi pohon Bayangan pohon Tinggi tiang Bayangan tiang
T 30 3 5
T
30 3 90 18 5 5
Jadi, tinggi pohon (T) adalah 18 m. F. Model Pembelajaran Model
: pembelajaran konvensional
Metode
: ceramah, diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
G. Langkah-langkah Pembelajaran Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
1. Guru memberi salam dan membuka pelajaran Pendahuluan
dengan doa.
10 menit
2. Guru menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
230
siswa. 3. Guru mengecek pemahaman siswa terhadap materi-materi sebelumnya (apersepsi). 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini. 5. Guru memotivasi siswa dengan memberikan contoh penggunaan konsep kekongruenan dan kesebangunan dalam kehidupan sehari-hari. Eksplorasi 6. Guru menjelaskan tentang kesebangunan dua segitiga. 7. Guru memberikan contoh dua segitiga yang kongruen dan dua segitiga yang tidak kongruen. 8. Guru menjelaskan cara mencari besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga sebangun. Elaborasi 9.
Guru
memfasilitasi
peserta
didik
melalui
pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan Kegiatan Inti
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis. 10. Guru
memfasilitasi
peserta
didik
untuk
menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok melalui kegiatan presentasi. Konfirmasi 11. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada kelompok yang presentasi. 12. Siswa lainnya diperbolehkan untuk memberikan pendapat jika siswa yang presentasi tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
231
65 menit
13. Siswa mencatat dan memperbaiki jawabannya sesuai dengan bimbingan guru. 14. Guru memberikan reward kepada kelompok yang telah presentasi maupun kepada siswa yang sudah berpendapat/bertanya. 15. Siswa
bersama-sama
menyimpulkan
dengan
kompetensi
yang
guru telah
disampaikan. 16. Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi atas pelajaran pada hari ini. Penutup
17. Guru memberikan kepada siswa latihan-latihan
5 menit
soal yang telah disiapkan sebelumnya untuk dikerjakan di rumah. 18. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. 19. Guru menutup pelajaran dengan salam.
H. Media dan Sumber Pembelajaran Alat
: spidol, papan tulis
Media
: LKS (Lembar Kegiatan Siswa), buku paket
Sumber
:
a. M. Cholik Adinawan & Sugijono. (2007). Matematika Untuk SMP Kelas IX Semester 1 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. b. Marsigit. (2009). Matematika SMP Kelas IX (Sesuai Standar Isi 2006/KTSP). Yogyakarta: Yudhistira. c. Sukino & Wilson Simanunsong. (2006). Matematika Untuk SMP Kelas IX Jilid 3 (KTSP/Standar Isi 2006). Jakarta: Erlangga. I.
Penilaian Teknik
: tes tertulis
Bentuk Tes
: uraian
232
a. Soal 1. Diketahui foto dan pigura sebangun. Berapakah lebar bagian bawah pigura, yaitu x yang tidak tertutup foto? x cm
6 cm
6 cm
45 cm
x cm 60 cm
2. Dua buah tiang mempunyai bayangan yang panjangnya berturut-turut x meter dan (x + 10 meter). Jika panjang tiang yang pendek =
2 panjang 3
tiang yang tinggi, hitunglah x. b. Kunci jawaban dan penskoran No. 1.
Penyelesaian Diketahui: panjang pigura = 60 cm lebar pigura = 45 cm panjang foto = 60 – 6 – 6 = 48 cm lebar foto = 45 – x – x = 45 – 2x Ditanya: lebar bagian bawah pigura yang tidak tertutup foto = x Penyelesaian:
Panjang pigura Lebar pigura Panjang foto Lebar foto
60 45 5 45 48 45 2 x 4 45 2 x
233
Skor 30
5(45 2 x) 45 4 225 10 x 180 10 x 225 180 45 x 4,5 10
Jadi, lebar bagian bawah pigura yang tidak tertutup foto adalah 4,5 cm. 2.
Diketahui:
20
panjang bayangan tiang yang pendek = x m panjang bayangan tiang yang tinggi = (x + 10) m panjang tiang yang pendek =
2 panjang tiang yang tinggi 3
Ditanya: panjang bayangan tiang yang pendek (x) Penyelesaian:
x 2 3x 2 x 20 x 20 ( x 10) 3 Jadi, x atau panjang bayangan tiang yang pendek adalah 20 m.
Nilai = skor total
2
234
Lampiran B. 11. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 1
Kelompok
:
Anggota Kelompok/Absen : 1.
2.
3.
4.
A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. B. Indikator Menentukan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang kongruen. Menentukan ukuran salah satu unsur dari dua bangun datar yang kongruen.
Petunjuk Kegiatan: 1. Pada kertas HVS warna, gambarlah bangun datar segiempat ABCD, kemudian guntinglah bentuk segiempat tersebut; 2. Jiplaklah hasil guntingan segi empat ABCD pada Lembar Kegiatan yang telah disediakan dan berilah nama A’B’C’D’ pada titik-titik sudutnya dengan titik A’ adalah hasil jiplakan dari titik sudut A, B’ hasil jiplakan dari titik sudut B, C’ hasil jiplakan dari titik sudut C dan D’ hasil jiplakan dari titik sudut D; 3. Tempelkan hasil guntingan segiempat ABCD pada lembar kegiatan; 4. Coba amati dengan teliti, bandingkan bentuk dan ukuran segiempat ABCD dan segi empat A’B’C’D’ ! 5. Simpulkanlah hasil pengamatanmu dengan mengisi lembar Kegiatan di bawah ini!
235
1. Hasil Kegiatan: Tempelkan hasil potongan segiempat ABCD setelah dijiplak di sini.
Jiplaklah hasil potongan segiempat ABCD di sini.
a. Manakah sudut-sudut yang bersesuaian dari kedua bangun hasil percobaan dan bandingkan besarnya. Jawab:
236
b. Manakah sisi-sisi yang bersesuaian dari kedua bangun hasil percobaan dan bandingkan panjangnya. Jawab:
c. Apakah bangun datar ABCD dan A’B’C’D’ kongruen? Jelaskan mengapa? Jawab:
2. Berdasarkan kesimpulan yang kamu peroleh, coba kamu identifikasikan diantara pasangan-pasangan bangun datar pada gambar berikut manakah yang kongruen? Jelaskan alasanmu! a.
D
4 cm
70o
110
o
c.
C 3 cm
9 cm
B P
N 110
o
Q
9 cm
K U C 40o 12 cm 70o A
13 cm
B T
55o
C 12 cm B
A
10 cm
A
L
70o
b.
D 12 cm
6 cm
4 cm 45o 6 cm
M
3 cm S o R o 110 135
10 cm
237
S
Jawab:
238
KEGIATAN 2 Petunjuk Amati dan pahami permasalahan pada kegiatan 2. Diskusikanlah permasalahan dengan teman kelompokmu. Selesaikanlah masalah berdasarkan hasil diskusi kelompokmu.
Pada gambar di bawah, jajar genjang PQRS dan TUVW sama dan sebangun (kongruen). S
|
x
o
R W o
o P
|
x
Q
||
x T
x
||
V
o U
a. Tuliskan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang.
Jika panjang RS = 9 cm dan TU = 16 cm, tentukan panjang UV dan PS.
b. Tuliskan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
239
SOAL LATIHAN 1. Apakah kedua segi empat di bawah kongruen? Jelaskan jawabanmu. 6 cm
Q
D 2 cm C
45
o
4 cm
P
4 cm
A
45o
6 cm
B
R 2 cm
S
2. Diketahui jajargenjang ABCD dan jajargenjang EFGH saling kongruen. Jika keliling jajargenjang ABCD adalah 24 cm, hitunglah panjang EF, FG, GH, dan EH. D
(4x – 3) cm
o
C
H
o
x cm A
o
B
E
240
o
F
G
Lampiran B. 12. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 2
Kelompok
:
Anggota Kelompok/Absen : 1.
2.
3.
4.
A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi bangun-bangun datar yang sebangun dan kongruen. B. Indikator Menentukan syarat dan unsur yang sama dari dua bangun datar yang sebangun. Menghitung ukuran salah satu unsur dua bangun datar yang sebangun. Petunjuk Kegiatan Amati dan pahami permasalahan pada LKS Diskusikanlah permasalahan dengan teman kelompokmu. Selesaikanlah masalah berdasarkan hasil diskusi kelompokmu. Sampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Kerjakan soal latihan. KEGIATAN 1 Perhatikan gambar berikut: S D
10 cm 120
5 cm A
o
C
100o 7,5 cm
80o
60o 15 cm
4 cm 8 cm
12 cm 120o
B
60o 6 cm P
241
R
Q
a. Berapa masing-masing besar keempat sudut pada kedua bangun datar di atas? Jawab:
b. Manakah pasangan sudut-sudut antara segiempat ABCD dan PQRS yang besarnya sama? Jawab:
c. Manakah sisi-sisi yang bersesuaian antara segiempat ABCD dan PQRS? Jawab:
d. Tentukan nilai perbandingan dari masing-masing sisi yang bersesuaian pada gambar diatas. Jawab: -
PS 12 . . . AB . . . . . .
-
... ... ... ... ... ...
-
PQ 6 . . . ... ... ...
-
... ... ... ... ... ...
242
e. Apakah bangun datar ABCD dan PQRS sebangun? Jelaskan mengapa? Jawab:
KEGIATAN 2 Dengan menggunakan syarat kesebangunan, coba kamu identifikasikan diantara pasangan bangun datar berikut manakah yang pasti sebangun? Jelaskanlah. a. dua persegi panjang b. dua persegi c. dua segitiga sama kaki d. dua segitiga sama sisi e. dua belah ketupat f. dua jajar genjang Jawab:
243
KEGIATAN 3 Gambar di bawah ini menunjukkan dua bangun yang sebangun. Hitunglah: a. Panjang AB b. Panjang QR S D
6 cm
o
o
9 cm
R
C
×
A
B
P
× 12 cm
Jawab: Oleh karena bangun ABCD dan PQRS sebangun, maka sisi yang bersesuaian sebanding, yaitu:
AB BC . . . . . . PQ . . . RS . . . Berdasarkan perbandingan di atas akan dicari: a. Panjang AB AB . . . AB 6 . . . RS 12 9 9AB . . . . . . . AB
... ... ...
Panjang AB = . . . cm b. Panjang QR
... ... QR . . .
244
Q
SOAL LATIHAN 1. Lapangan sepak bola berbentuk persegi panjang yang panjangnya 105 m dan lebarnya 60 m. Pada denah lapangan sepak bola tersebut digambar dengan ukuran panjang 35 cm dan lebar 25 cm. a) Apakah lapangan sepakbola dengan gambarnya tersebut sebangun? Jelaskan jawabanmu. b) Jika tidak, gantilah salah satu ukuran gambar lapangan sepak bola agar sebangun dengan ukuran lapangan sepak bola yang sebenarnya dengan miniaturnya sebangun. 2. Sawah panjangnya 64 m dan lebarnya 28 m. Pada denah, panjang sawah tergambar 16 cm. Hitunglah: a) Lebar sawah pada denah. b) Perbandingan luas sawah pada denah dengan luas sebenarnya. 3. Pada persegi panjang berikut diketahui persegi panjang ABCD sebangun dengan persegi panjang AEFG. Hitunglah panjang AB, EB, AC. D
C
3 cm F
G 6 cm
A
8 cm
E
245
B
Lampiran B. 13. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 3
Kelompok
:
Anggota Kelompok/Absen : 1.
2.
3.
4.
A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen. B. Indikator Menyebutkan syarat-syarat dua segitiga kongruen. Memahami teorema-teorema kekongruenan dua segitiga. Menyelidiki dua segitiga kongruen. Menentukan besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang kongruen. Telah dipelajar sebelumnya bahwa dua bangun datar dikatakan kongruen jika memenuhi kedua syarat berikut, yaitu: 1) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar; dan 2) Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. Syarat yang sama juga berlaku pada kekongruenan dua segitiga, dimana dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. Petunjuk Kegiatan Amati dan pahami permasalahan pada LKS Diskusikanlah permasalahan dengan teman kelompokmu. Selesaikanlah masalah berdasarkan hasil diskusi kelompokmu. Sampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Kerjakan soal latihan.
246
KEGIATAN KEGIATAN 11
Pada kekongruenan dua segitiga, unsur-
Alat:
unsur yang lain dapat dibentuk apabila
- Pensil/bolpoin
suatu segitiga diketahui 3 unsurnya
- Busur Derajat
(kecuali ketiga sudutnya). Pada kegiatan ini kita akan mempelajari
- Jangka - Penggaris
teorema-teorema kekongruenan dua segitiga.
1. Lukislah dua segitiga dengan panjang sisi masing-masing 3 cm, 5 cm, dan 6 cm. Beri nama masing-masing segitiga itu ∆ABC dan ∆PQR.
a. Ukurlah besar sudut-sudut yang bersesuaian. Apakah besarnya sama?
247
b. Apa yang dapat kamu simpulkan? Jelaskan. Kesimpulan: Dua segitiga akan kongruen, jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................................................................. .................................................................. Teorema ini disebut juga sisi, sisi, sisi atau s-s-s. Teorema 1 2. Lukislah dua segitiga dengan panjang sisi 6 cm dan 8 cm, serta sudut apit (sudut yang diapit dua sisi itu) 40o. Beri nama masing-masing segitiga dengan ∆UVW dan ∆XYZ.
a. Ukurlah panjang sisi dan besar titik sudut lainnya. Apakah segitiga itu kongruen? Jelaskan.
248
b. Apa yang dapat kamu simpulkan? Jelaskan. Kesimpulan: Dua segitiga akan kongruen, jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................................................................. .................................................................. Teorema ini disebut juga sisi, sudut, sisi atau s-sd-s. Teorema 2 3. Lukislah dua segitiga dengan besar sudut 45o dan 70o dan mengapit sisi yang panjangnya 6 cm. Beri nama masing-masing segitiga itu ∆FGH dan ∆JKL.
a. Ukurlah panjang sisi dan besar titik sudut yang lain. Apakah segitiga itu kongruen? Jelaskan.
249
b. Apa yang dapat kamu simpulkan? Jelaskan. Kesimpulan: Dua segitiga akan kongruen, jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................................................................. ............................................................... ... Teorema ini disebut juga sudut, sisi, sudut atau sd-s-sd. Teorema 3 Pada kegiatan ini kita akan menyelidiki kekongruenan dua segitiga menggunakan sifat-sifat yang kita peroleh dari Kegiatan 1.
1. Perhatikan gambar di bawah ini. C
F
9 cm
A
9 cm 12 cm
B
D
12 cm
E
a. Buktikan bahwa ∆ABC dan ∆DEF kongruen. b. Sebutkan pasangan sudut yang sama besar. Penyelesaian: Diketahui: Pada ∆ABC, AB = 12 cm, BC = . . . cm, AC = . . . cm Pada ∆DEF, DE = . . . cm, DF = . . . cm, EF = . . . cm Ditanya: a. Buktikan bahwa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jawab: a. Perhatikan ∆ABC dan ∆DEF Akan dibuktikan bahwa ∆ABC kongruen dengan ∆DEF AB = DE = 12 cm BC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
250
KEGIATAN 2
AC = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jadi, berdasarkan teorema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................................................................. b. Pasangan sudut yang sama besar yaitu:
A . . . . , B . . . . , C . . . . 2. Perhatikan gambar di bawah ini. R
U 45o
80o P
6 cm
55o
Q
S
55o
6 cm
T
a. Buktikan bahwa ∆PQR dan ∆TSU kongruen. b. Sebutkan sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang. Penyelesaian: Diketahui: Pada ∆PQR, P 80o , Q 55o , PQ = . . . cm Pada ∆TSU, S 55o , U 45 o , TS = . . . cm Ditanya:
Jawab: a. Perhatikan ∆PQR dan ∆TSU Akan dibuktikan bahwa ∆PQR kongruen dengan ∆TSU PQ = TS = 6 cm
Q S 55o P . . . . . . . . . . . . . . Jadi, berdasarkan teorema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................................................................. b. Sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang, yaitu:
251
SOAL LATIHAN 1. Perhatikan gambar di bawah ini. D
c
a
A
b o
C
26
32
o
d B
a) Apakah ∆ABC dan ∆ADC kongruen? b) Hitunglah besar sudut a, b, c. 2. Perhatikan ∆PQR dan ∆TSU di bawah ini. R 81
P
U o
81o
9 cm
42o
Q
57o S
9 cm
T
a) Jelaskan, apakah ∆PQR dan ∆TSU kongruen? b) Sebutkan pasangan sisi yang sama panjang jika ada. 3. Pada gambar di bawah, diketahui bahwa ∆ABC dan ∆DEF kongruen. Tentukan nilai a, b, dan c. C
E 35o
D
co
bo
35o
115o A
B
252
F
Lampiran B. 14. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 4
Kelompok
:
Anggota Kelompok/Absen : 1.
2.
3.
4.
A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi sifat-sifat dua segitiga sebangun dan kongruen. B. Indikator Menyebutkan syarat-syarat dua segitiga sebangun. Memahami teorema-teorema kesebangunan dua segitiga. Menyelidiki dua segitiga sebangun. Menghitung besar unsur yang belum diketahui dari dua segitiga yang sebangun. Telah dipelajar sebelumnya bahwa dua bangun datar dikatakan sebangun jika memenuhi kedua syarat berikut, yaitu: 3) Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar; dan 4) Sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Syarat yang sama juga berlaku pada kesebangunan dua segitiga, dimana dua segitiga dikatakan kongruen jika sudut-sudut yang bersesuaian sama besar dan sisi-sisi yang bersesuaian sebanding. Petunjuk Kegiatan Amati dan pahami permasalahan pada LKS Diskusikanlah permasalahan dengan teman kelompokmu. Selesaikanlah masalah berdasarkan hasil diskusi kelompokmu. Sampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Kerjakan soal latihan.
253
KEGIATAN 1
Alat:
Pada kesebangunan dua segitiga, unsur-
- Pensil/bolpoin
unsur yang lain dapat dibentuk apabila
- Busur Derajat
suatu segitiga diketahui 3 unsurnya.
- Jangka - Penggaris
Pada kegiatan ini kita akan mempelajari teorema-teorema kesebangunan dua segitiga.
1. Lukislah dua segitiga dengan ketentuan berikut: - Sisi 3 cm, 5 cm, dan 6 cm. Beri nama segitiga itu ∆ABC. - Sisi 4,5 cm, 7,5 cm, dan 9 cm. Beri nama segitiga itu ∆PQR.
a. Ukurlah besar sudut-sudut yang bersesuaian. Apakah besarnya sama? Tuliskan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
254
b. Periksa perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian.
c. Apakah kedua segitiga itu sebangun? Jelaskan. Jawab: Dua segitiga akan sebangun, jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............................................................... ... .................................................................. Teorema ini disebut juga sisi, sisi, sisi atau s-s-s. Teorema 1 2. Lukislah dua segitiga dengan ketentuan berikut: - Sudut 45o dan 65o, serta sisi yang menghubungkan kedua sudut tersebut sepanjang 3 cm. Beri nama segitiga itu ∆XYZ. - Sudut 45o dan 65o, serta sisi yang menghubungkan kedua sudut tersebutsepanjang 6 cm. Beri nama segitiga itu ∆UVW.
255
a. Ukurlah panjang sisi-sisi segitiga itu sampai millimeter terdekat dan besar sudut yang belum diketahui. Tuliskan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
b. Periksa perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian.
c. Apakah kedua segitiga itu sebangun? Jelaskan. Jawab: Dua segitiga akan sebangun, jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............................................................... ... .................................................................. Teorema ini disebut juga sudut, sudut, sudut atau sd-sd-sd. Teorema 2 3. Lukislah dua segitiga dengan dengan ketentuan berikut: - Sisi 2 cm, 4 cm, dan sudut di antara kedua sisi tersebut 40o. Beri nama segitiga itu ∆FGH. - Sisi 3 cm, 6 cm, dan sudut di antara kedua sisi tersebut 40 o. Beri nama segitiga itu ∆JKL.
256
a. Ukurlah panjang yang belum diketahui sampai millimeter terdekat dan besar sudut yang belum diketahui. Tuliskan sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
b. Periksa perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian.
c. Apakah kedua segitiga itu sebangun? Jelaskan. Jawab: Dua segitiga akan sebangun, jika . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ............................................................... ... .................................................................. Teorema ini disebut juga sisi, sudut, sisi atau s-sd-s. Teorema 3 Pada kegiatan ini kita akan menyelidiki kekongruenan dua segitiga menggunakan sifat-sifat yang kita peroleh dari Kegiatan 1.
1. Perhatikan gambar di bawah. R C 9 cm 6 cm A
8 cm
B
P
12 cm
Q
a. Apakah ∆ABC dan ∆PQR sebangun? b. Sebutkan pasangan sudut yang sama besar, jika ada. Penyelesaian: Diketahui: Pada ∆ABC, AB = 8 cm, BC = . . . cm, AC = . . . cm
257
KEGIATAN 2
Pada ∆PQR, PQ = . . . cm, PR = . . . cm, QR = . . . cm Ditanya: a. Apakah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jawab: a. Perhatikan ∆ABC dan ∆PQR Akan dibuktikan bahwa ∆ABC sebangun dengan ∆PQR AB . . . . . . . . .... .... .... .... .... .... PR . . . . . . . .
.... .... .... .... .... ....
Jadi, berdasarkan teorema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .................................................................. b. Pasangan sudut yang sama besar yaitu:
A . . . . , B . . . . , C . . . . 2. Perhatikan gambar ∆ABC dan ∆PQR di bawah ini. Q
C
60o
60o
40o
A
B
80o
R
P
Apakah kedua segitiga di atas sebangun? Sebutkan pasangan sisi yang sebanding, jika ada. Penyelesaian: Diketahui: Pada ∆ABC, A . . . . , B . . . . , C . . . . Pada ∆PQR, P . . . . , Q . . . . , R . . . .
258
Ditanya: Jawab:
259
SOAL LATIHAN 1. Perhatikan gambar berikut. Jelaskan, apakah ∆DEF dan ∆KLM sebangun? M 70o F 70o
D
2. Dalam
E
∆ABC
diketahui
DE
L
K
berikut, //
C
AB.
Panjang AB = 18 cm, DE = 12 cm, CD = 8 cm, dan BE D
= 6 cm. Hitunglah:
E
a) Panjang CA A
b) Panjang AD
B
c) Panjang CE 3. Pada gambar di bawah ini, diketahui EF // DC. Hitunglah panjang EF. D 4 cm E
15 cm >
C
>
F
9 cm A
> 28 cm
B
260
Lampiran B. 15. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) 5
Kelompok
:
Anggota Kelompok/Absen : 1.
2.
3.
4.
A. Kompetensi Dasar Menggunakan konsep kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah. B. Indikator Menyelesaikan soal-soal cerita yang berkaitan dengan kesebangunan. Penerapan konsep kesebangunan ini digunakan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari. Dalam pemecahannya, menggunakan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian. Contoh: Pada gambar di bawah ini terlihat seorang anak yang tingginya 150 cm berdiri pada jarak 16 meter dari pangkal sebuah menara. Jika panjang bayangan anak itu 2 meter, hitunglah tinggi menara (t)!
Penyelesaian: Diketahui: Tinggi anak = 150 cm = 1,5 m Panjang bayangan menara = 2 m + 16 m = 18 m
261
Panjang bayangan anak = 2 m Tinggi menara = t (dimisalkan) Ditanya: Tinggi menara (t) Jawab: Perhatikan gambar di atas. Dari permasalahan tersebut dapat diterapkan konsep kesebangunan dua segitiga. Panjang bayangan anak Panjang bayangan menara
2
Tinggi anak Tinggi menara
1,5
18 t 2t 18 1,5 t
27 2
13,5
Jadi, tinggi menara (t) = 13,5 m. Petunjuk Kegiatan Amati dan pahami permasalahan pada LKS Diskusikanlah permasalahan dengan teman kelompokmu. Selesaikanlah masalah berdasarkan hasil diskusi kelompokmu. Sampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas. Kerjakan soal latihan. 1.
Seorang anak sedang mendapatkan tugas yaitu mengukur tinggi pohon di halaman sekolah. Ia mengukur tinggi pohon dengan menggunakan bantuan cermin dan bantuan sinar matahari pada siang yang sangat cerah. Ia letakkan cermin di depan pohon sehingga didapatkan sinar pantulan dari cahaya matahari yang mengenai cermin tepat menyinggung ujung pohon (terlukis seperti pada gambar). Setelah diukur, jarak antara pohon dengan cermin adalah 5 meter dan jarak ia berdiri dari cermin adalah 3 meter. Jika tinggi anak adalah 1,5 m, hitunglah tinggi pohon tersebut!
262
3m
5m
Penyelesaian: Diketahui:
Ditanya: Jawab:
2.
Pada suatu sore yang cerah, sebuah pohon dan tongkat bambu membentuk bayangan di tanah datar karena sinar matahari. Tongkat bambu tersebut tingginya 3 meter dan membentuk bayangan 4 m, sedangkan panjang bayangan dari pohon 7 meter. Berapakah tinggi pohon tersebut? Diketahui:
Ditanya:
263
Jawab:
3.
Fajar ingin membenahi atap rumahnya yang bocor. Ia menaiki sebuah tangga yang disandarkan pada dinding. Tangga tersebut menyinggung tepi atas lemari (gambar tampak samping). Ujung bawah tangga (kaki tangga) berjarak 120 cm dari dinding, sedangkan tinggi lemari adalah 160 cm dan lebarnya 60 cm. a. Hitunglah
tinggi
ujung
tangga dari lantai. b. Berapakah
panjang
tangga tersebut? Diketahui:
Ditanya: Jawab:
264
atas
SOAL LATIHAN 1. Diketahui foto dan pigura sebangun. Berapakah lebar bagian bawah pigura, yaitu x yang tidak tertutup foto? x cm
6 cm
6 cm
45 cm
x cm 60 cm
2. Dua buah tiang mempunyai bayangan yang panjangnya berturut-turut x meter dan (x + 10 meter). Jika panjang tiang yang pendek = tiang yang tinggi, hitunglah x.
265
2 panjang 3
Lampiran C. Hasil Penelitian C.1. Data Hasil Angket Keaktifan Siswa C.2. Data Hasil Pretest-Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa C.3. Cara Pembentukan dan Daftar Kelompok Kooperatif di Kelas Eksperimen C.4. Reliabilitas Angket Keaktifan Siswa C.5. Reliabilitas Soal Pre-test C.6. Reliabilitas Soal Post-test C.7. Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa C.8. Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa C.9. Uji Homogenitas Data Keaktifan Siswa C.10. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Awal Keaktifan Siswa C.11. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Awal Komunikasi Matematis Siswa C.12. Uji Hipotesis Pertama C.13. Uji Hipotesis Kedua C.14. Uji Hipotesis Ketiga
266
Lampiran C. 1. Data Hasil Angket Keaktifan Siswa
Skor Angket Keaktifan Siswa Kelas Eksperimen No. Awal Akhir 1. 66 67 2. 74 85 3. 61 65 4. 65 68 5. 65 65 6. 80 78 7. 70 73 8. 70 75 9. 78 79 10. 79 88 11. 65 77 12. 67 64 13. 61 65 14. 75 76 15. 68 75 16. 79 85 17. 60 65 18. 74 82 19. 75 71 20. 72 78 21. 66 68 22. 63 70 23. 65 79 24. 57 64 25. 74 82 26. 73 69 27. 70 73 28. 66 77 29. 73 72 30. 69 79 31. 70 68
Skor Angket Keaktifan Kelas Kontrol No. Awal Akhir 1. 68 75 2. 76 78 3. 76 77 4. 82 90 5. 66 70 6. 83 86 7. 74 71 8. 77 80 9. 70 72 10. 65 69 11. 64 66 12. 76 73 13. 70 72 14. 75 74 15. 80 88 16. 74 69 17. 62 65 18. 65 71 19. 62 65 20. 64 74 21. 66 67 22. 65 63 23. 76 81 24. 69 74 25. 71 76 26. 82 89 27. 71 66 28. 92 93 29. 61 75 30. 59 63 31. 66 65 32. 71 74
267
Lampiran C. 2. Data Hasil Pretest-Posttest Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Eksperimen No. Pretest Posttest 1. 44.44 95.56 2. 46.67 95.56 3. 53.33 80.00 4. 60.00 93.33 5. 53.33 86.67 6. 57.78 86.67 7. 28.89 42.22 8. 51.11 91.11 9. 35.56 46.67 10. 20.00 73.33 11. 33.33 93.33 12. 37.78 77.78 13. 31.11 82.22 14. 28.89 91.11 15. 44.44 75.56 16. 62.22 75.56 17. 31.11 82.22 18. 53.33 84.44 19. 35.56 75.56 20. 28.89 93.33 21. 37.78 84.44 22. 31.11 80.00 23. 31.11 95.56 24. 28.89 82.22 25. 24.44 80.00 26. 37.78 86.67 27. 35.56 91.11 28. 51.11 71.11 29. 53.33 82.22 30. 51.11 62.22 31. 31.11 91.11
Nilai Kemampuan Komunikasi Matematis Kelas Kontrol No. Pretest Posttest 1. 31.11 44.44 2. 35.56 62.22 3. 33.33 80.00 4. 37.78 75.56 5. 62.22 80.00 6. 48.89 82.22 7. 40.00 82.22 8. 44.44 93.33 9. 53.33 77.78 10. 53.33 75.56 11. 46.67 77.78 12. 37.78 80.00 13. 35.56 77.78 14. 44.44 82.22 15. 40.00 80.00 16. 31.11 80.00 17. 48.89 95.56 18. 60.00 73.33 19. 44.44 75.56 20. 60.00 82.22 21. 40.00 80.00 22. 46.67 77.78 23. 26.67 53.33 24. 60.00 82.22 25. 48.89 95.56 26. 40.00 80.00 27. 46.67 80.00 28. 55.56 82.22 29. 42.22 80.00 30. 53.33 75.56 31. 28.89 55.56 32. 35.56 64.44
268
Lampiran C. 3. Cara Pembentukan dan Daftar Kelompok Kooperatif di Kelas Eksperimen 1. Pembentukan kelompok kooperatif (heterogen) berdasarkan data nilai pretest dan jenis kelamin. 2. Nilai pretest siswa laki-laki dan siswa perempuan dipisahkan. Kemudian diurutkan dari nilai terendah untuk siswa laki-laki dan dari nilai tertinggi untuk siswa perempuan. Siswa laki-laki
Nilai
Siswa Perempuan
Nilai
Falah Akbar
28.89
Alexis Ratri P.
60.00
Bangun Gusmi Artha
31.11
Adzra Faiqah
53.33
Muhammad Abrar D. P.
31.11
Rona Lembayung
53.33
Dika Syahrul R.
33.33
Jihan Khairunnisa
53.33
Prastowo Jati Nugroho
35.56
Romadhona Sulistyawati
51.11
Ega Diki Firmansyah
37.78
Sabrina Azmi Adhiputri
51.11
Abidzar Alghifari
44.44
Fany Marliana Nur E.
44.44
Adhi Alfi Indra K.
46.67
Marfuah Nurul H.
37.78
Bayu Febriyanto
51.11
Odilia Olivina Viola Putri
37.78
Arbi Setia Budi
53.33
Danti Damayanti
35.56
Arga Rahmat Mangesta
57.78
Kenya Aushafa
35.56
Hieronymus Steven Y.
62.22
Elisabeth Kartika D.
31.11
Idha Noorrahmahyani
31.11
Monica Aurelia Kartika S.
31.11
Atya Paso
28.89
Maesti Jaya
28.89
Nur Azizah Arrohim
28.89
Nurhalisa Puspa Oktafani
24.44
Della Alpi Wulandari
20.00
269
3. Berdasarkan data yang telah diurutkan, siswa dimasukkan ke dalam kelompokkelompok dengan memastikan terdapat minimal satu siswa laki-laki dalam kelompok. Berikut Daftar Kelompok Belajar di Kelas Eksperimen Kelompok 1
Kelompok 2
Falah Akbar (L/28,89)
Bangun Gusmi Artha (L/31,11)
Hieronymus Steven Y. (L/62,22)
Arga Rahmat Mangesta (L/57,78)
Maesti Jaya (P/28,89)
Jihan Khairunnisa (P/53,33)
Fany Marliana Nur E. (P/44,44)
Nur Azizah Arrohim (P/28,89)
Kelompok 3
Kelompok 4
Muhammad Abrar D. P. (L/31,11)
Dika Syahrul Romadhon (L/33,33)
Adhi Alfi Indra K. (L/46,67)
Arbi Setia Budi (L/53,33)
Adzra Faiqah (P/53,33)
Atya Paso (P/28,89)
Monica Aurelia Kartika S. (P/31,11)
Sabrina Azmi Adhiputri (P/51,11)
Kelompok 5
Kelompok 6
Prastowo Jati Nugroho (P/35,56)
Ega Diki Firmansyah (L/37,78)
Nurhalisa Puspa Oktafani (P/24,44)
Della Alpi Wulandari (P/20,00)
Danti Damayanti (P/35,56)
Kenya Aushafa (P/35,56)
Romadhona Sulistyawati (P/51,11)
Rona Lembayung (P/53,33)
Kelompok 7
Kelompok 8
Abidzar Alghifari (L/44,44)
Bayu Febriyanto (L/51,11)
Elisabeth Kartika D. (P/31,11)
Marfuah Nurul H. (P/37,78)
Idha Noorrahmahyani (P/31,11)
Odilia Olivina Viola Putri (P/37,78)
Alexis Ratri P. (P/60,00)
270
Lampiran C. 4. Reliabilitas Angket Keaktifan Siswa Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
Item_1
67.9206
43.365
.342
.799
Item_2
67.6984
45.246
.099
.812
Item_3
67.4127
44.440
.228
.804
Item_4
67.7619
41.507
.491
.791
Item_5
67.3810
46.401
.013
.813
Item_6
67.5556
42.573
.418
.795
Item_7
67.7937
43.102
.418
.795
Item_8
67.6667
44.387
.249
.803
Item_9
67.4603
44.156
.275
.802
Item_10
66.9841
43.306
.445
.795
Item_11
67.6984
42.343
.523
.791
Item_12
67.3810
43.820
.313
.800
Item_13
67.7143
45.594
.102
.810
Item_14
67.5397
40.865
.559
.787
Item_15
66.9206
44.042
.375
.798
Item_16
67.2381
43.894
.293
.801
Item_17
67.2540
43.193
.367
.798
Item_18
67.0159
43.661
.360
.798
Item_19
67.6984
42.472
.377
.797
Item_20
67.1746
43.856
.357
.798
Item_21
67.1111
43.068
.430
.795
Item_22
67.6349
42.752
.399
.796
Item_23
68.1111
44.262
.277
.802
Item_24
67.2540
43.805
.367
.798
Item_25
67.4762
42.866
.427
.795
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .806
25
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, nilai alpha chronbach sebesar 0,806. Hasil alpha disesuaikan dengan tabel kategori reliabilitas termasuk dalam reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa angket keaktifan siswa yang digunakan menunjukkan reliabilitas sangat tinggi. 271
Lampiran C. 5. Reliabilitas Soal Pre-test
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .327
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
skor jawaban soal 1
14.1905
22.995
-.086
.400
skor jawaban soal 2
15.4444
22.412
-.020
.368
skor jawaban soal 3
15.2381
16.636
.275
.191
skor jawaban soal 4
15.1746
14.792
.249
.195
skor jawaban soal 5
16.2063
11.683
.288
.141
skor jawaban soal 6
18.9048
22.184
.195
.306
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, nilai alpha chronbach sebesar 0,327. Hasil alpha disesuaikan dengan tabel kategori reliabilitas termasuk dalam reliabilitas rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa soal pretest yang digunakan menunjukkan reliabilitas rendah.
272
Lampiran C. 6. Reliabilitas Soal Post-test
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .472
6
Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if
Scale Variance
Corrected Item-
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Total Correlation
Deleted
skor jawaban soal 1
29.6667
22.032
.446
.342
skor jawaban soal 2
31.7302
28.491
.004
.501
skor jawaban soal 3
29.1587
16.684
.186
.534
skor jawaban soal 4
29.3810
21.594
.284
.399
skor jawaban soal 5
29.8254
25.921
.419
.418
skor jawaban soal 6
28.5714
19.475
.334
.363
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, nilai alpha chronbach sebesar 0,472. Hasil alpha disesuaikan dengan tabel kategori reliabilitas termasuk dalam reliabilitas cukup. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa soal pretest yang digunakan menunjukkan reliabilitas cukup.
273
Lampiran C. 7. Uji Normalitas Data Keaktifan Siswa 1. Hipotesis yang digunakan: H0: data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1: data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 2. Taraf signifikansi: α = 0,05 3. Kriteria Keputusan H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05 4. Hasil Output SPSS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Eksperimen N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Kontrol
31
32
Mean
73.61
74.09
Std. Deviation
6.903
8.137
Absolute
.115
.143
Positive
.115
.143
Negative
-.082
-.086
.115
.143
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.200
c,d
.094
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
5. Kesimpulan: a. Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,200 > α = 0,05 sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, data keaktifan siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif TS-TS (Two Stay – Two Stray) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. b. Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,094 > α = 0,05 sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, data keaktifan siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
274
Lampiran C. 8. Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa 1. Hipotesis yang digunakan: H0: data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal. H1: data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. 2. Taraf signifikansi: α = 0,05 3. Kriteria Keputusan H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05 4. Hasil Output SPSS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Eksperimen N Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kontrol
31
32
81.5771
77.0141
12.79398
10.89628
Absolute
.161
.259
Positive
.137
.223
Negative
-.161
-.259
.161
.259
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.040
c
.000
c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
5. Kesimpulan: a. Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,040 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, data kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran kooperatif TS-TS (Two Stay – Two Stray) berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, data kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas kontrol yang mendapatkan perlakuan model pembelajaran konvensional berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
275
Lampiran C. 9. Uji Homogenitas Data Keaktifan Siswa 1. Hipotesis yang digunakan: H0: data berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. H1: data tidak berasal dari populasi yang memiliki varians homogen. 2. Taraf signifikansi: α = 0,05 3. Kriteria Keputusan H0 diterima apabila nilai sig. > 0,05 4. Hasil Output SPSS Test Results Box's M F
.821 Approx.
.807
df1
1
df2
11155.002
Sig.
.369
Tests null hypothesis of equal population covariance matrices.
5. Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,369 > α = 0,05 sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, data keaktifan siswa berasal dari populasi yang memiliki varians homogen.
276
Lampiran C. 10. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Awal Keaktifan Siswa 1. Hipotesis yang digunakan: H0: kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. H1: kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang tidak sama. 2. Taraf signifikansi: α = 0,05 3. Kriteria Keputusan H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 4. Hasil Output SPSS Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Sig.
t
Sig. (2-
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Interval of the Difference Lower
Upper
Equal Skor
variances
Awal
assumed
Angket
Equal
Keaktifa variances n Siswa
not
1.450
.233
-1.063
61
.292
-1.833
1.724
-5.280
1.614
-1.067
58.661
.290
-1.833
1.717
-5.269
1.604
assumed
5. Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,292 > α = 0,05 sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
277
Lampiran C. 11. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Awal Komunikasi Matematis Siswa 1. Hipotesis yang digunakan: H0: kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. H1: kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang tidak sama. 2. Taraf signifikansi: α = 0,05 3. Kriteria Keputusan H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 4. Hasil Output SPSS Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Sig.
t
Sig. (2-
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Interval of the Difference Lower
Nilai
Equal
Awal
variances
Kemam
assumed
2.774
.101
Upper
-1.417
61
.162
-3.80824
2.68833
-9.18389
1.56740
-1.413
58.514
.163
-3.80824
2.69590
-9.20367
1.58718
puan Komunik asi Matemat is
Equal variances not assumed
5. Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,162 > α = 0,05 sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama.
278
Lampiran C. 12. Uji Hipotesis Pertama 1.a. TS-TS terhadap Keaktifan Siswa H0: pembelajaran dengan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary) tidak efektif ditinjau dari keaktifan siswa. H1: pembelajaran dengan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary) efektif ditinjau dari keaktifan siswa. Taraf signifikansi: α = 0,05 Kriteria Keputusan: H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Hasil Output SPSS One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t Keaktifan
59.378
df 30
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
.000
73.613
Lower 71.08
Upper 76.14
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) efektif ditinjau dari keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
279
1.b. TS-TS terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa H0: pembelajaran dengan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary) tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. H1: pembelajaran dengan model kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stary) efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Taraf signifikansi: α = 0,05 Kriteria Keputusan: H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Hasil Output SPSS Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Posttest - Pretest
Mean Rank
Sum of Ranks
a
.00
.00
b
16.00
496.00
Negative Ranks
0
Positive Ranks
31
Ties
0
Total
31
c
a. Posttest < Pretest b. Posttest > Pretest c. Posttest = Pretest
Test Statistics
a
Posttest Pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed)
b
-4.861
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika.
280
Lampiran C. 13. Uji Hipotesis Kedua 2.a. Konvensional terhadap Keaktifan Siswa H0: pembelajaran dengan model konvensional tidak efektif ditinjau dari keaktifan siswa. H1: pembelajaran dengan model konvensional efektif ditinjau dari keaktifan siswa. Taraf signifikansi: α = 0,05 Kriteria Keputusan: H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Hasil Output SPSS One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t Keaktifan
51.508
df
Sig. (2-
Mean
tailed)
Difference
31
.000
74.094
Lower 71.16
Upper 77.03
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
281
2.b. Konvensional terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa H0: pembelajaran dengan model konvensional tidak efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. H1: pembelajaran dengan model konvensional efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa. Taraf signifikansi: α = 0,05 Kriteria Keputusan: H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Hasil Output SPSS Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Posttest - Pretest
Negative Ranks
Mean Rank 0
Positive Ranks
Sum of Ranks
a
.00
.00
b
16.50
528.00
32
Ties
0
Total
32
c
a. Posttest < Pretest b. Posttest > Pretest c. Posttest = Pretest
Test Statistics
a
Posttest Pretest Z Asymp. Sig. (2-tailed)
b
-4.939
.000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test b. Based on negative ranks.
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,000 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, model pembelajaran konvensional efektif ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika.
282
Lampiran C. 14. Uji Hipotesis Ketiga 3.a. Perbandingan Keefektifan TS-TS dengan Konvensional terhadap Keaktifan Siswa H0: model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) tidak lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. H1: model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Taraf signifikansi: α = 0,05 Kriteria Keputusan: H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Hasil Output SPSS Independent Samples Test Levene's Test for Equality of
t-test for Equality of Means
Variances 95% Confidence F
Sig.
t
Sig. (2-
df
tailed)
Mean
Std. Error
Difference Difference
Interval of the Difference Lower
Upper
Equal Skor
variances
Akhir
assumed
Angket
Equal
Keaktifa variances n Siswa not
.083
.774
-.253
61
.801
-.481
1.904
-4.288
3.326
-.253
59.967
.801
-.481
1.899
-4.279
3.318
assumed
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,801 > α = 0,05 sehingga H0 diterima. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) tidak lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika. Atau dapat dikatakan model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) dan model pembelajaran konvensional sama efektifnya ditinjau dari keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
283
3.b. Perbandingan Keefektifan TS-TS dengan Konvensional terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa H0: model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) tidak lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. H1: model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika. Taraf signifikansi: α = 0,05 Kriteria Keputusan: H0 ditolak apabila nilai sig. < 0,05 Hasil Output SPSS
a
Test Statistics
Nilai Mann-Whitney U
339.000
Wilcoxon W
867.000
Z
-2.173
Asymp. Sig. (2-tailed)
.030
a. Grouping Variable: Model
Kesimpulan: Berdasarkan analisis, diketahui nilai signifikansi 0,030 < α = 0,05 sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu, model pembelajaran kooperatif tipe TS-TS (Two Stay – Two Stray) lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional ditinjau dari kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika.
284
Lampiran D. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran D.1. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 1 D.2. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 2 D.3. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 3 D.4. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 4 D.5. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 5 D.6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 1 D.7. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 2 D.8. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 3 D.9. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 4 D.10. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 5
285
Lampiran D. 1. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 1
286
287
288
Lampiran D. 2. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 2
289
290
291
Lampiran D. 3. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 3
292
293
294
Lampiran D. 4. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 4
295
296
297
Lampiran D. 5. Lembar Observasi Keterlaksanaan TS-TS 5
298
299
300
Lampiran D. 6. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 1
301
302
303
Lampiran D. 7. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 2
304
305
306
Lampiran D. 8. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 3
307
308
309
Lampiran D. 9. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 4
310
311
312
Lampiran D. 10. Lembar Observasi Keterlaksanaan Konvensional 5
313
314
315
Lampiran E. Lembar Validasi & Surat-surat E.1. Surat Permohonan Validasi E.2. Surat Keterangan Validasi E.3. Lembar Validasi Instrumen dan Perangkat Pembelajaran E.4. Surat Izin Penelitian E.5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
316
Lampiran E. 1. Surat Permohonan Validasi
317
318
Lampiran E. 2. Surat Keterangan Validasi
319
320
Lampiran E. 3. Lembar Validasi Instrumen dan Perangkat Pembelajaran
321
322
323
324
325
326
327
328
329
330
331
332
333
334
335
336
337
338
339
340
341
342
343
344
345
346
347
348
349
350
351
352
Lampiran E. 4. Surat Izin Penelitian
353
Lampiran E. 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
354