137
Lampiran 2. Alur Mikroenkapsulasi, Metode Analisis ELISA Sandwich dan PCR
1. Alur Proses Mikroenkapsulasi Probiotik E. faecium IS 27526
2,5 gram sel bakteri E. faecium IS 27526
9 gram susu skim Diaduk didispersi
98,5 gram Avicel (diberi sedikit demi sedikit)
100 gram pelet
Dikasih aquades hingga diperoleh pelet yang kalis terhadap air Pelet diekstruksi ± 280 rpm dan sferonisasi ± 800 Pelet dioven pada suhu < 35 oC
Dilakukan penyalutan dengan Na-alginat melalui metode FBD suhu 350C, 2-3 atm
Dilakukan penyalutan dengan CaCl2 melalui metode FBD suhu 350C, 2-3 atm
Diperoleh pelet akhir yang telah di enkapsulasi sebanyak 57 gram dari 100 gram awal
10 gram pelet yang ada diambil dan diuji secara mikrobiologis Total Plate Count (TPC)
Kapang-khamir
BAL
138
2. ELISA Sandwich Metode Analisis sIgA fekal (Peters IR et al. 2004, modifikasi) Metoda yang digunakan untuk menganalisis jumlah antibody sIgA fekal pada contoh adalah sandwich ELISA. Tahapan pertama yang dilakukan adalah optimasi range kurva standar sIgA manusia (0,0003125 µg/µl; 0,000625 µg/µl; 0,00125 µg/µl; 0,0025 µg/µl; 0,005 µg/µl; dan 001 µg/µl) dan analisis pengenceran sampel yang optimum dari beberapa tingkat pengenceran (1x, 2x, 3x dan 4x). Selanjutnya tahapan analisa konsentrasi sIgA contoh adalah
1)
ekstraksi immunoglobulin sampel dan 2) ELISA 2.1.
Ekstraksi Sampel Sampel sebanyak 1 g (bb) diekstrak dengan
10 ml buffer (0,01 M
phosphat-buffered saline; PBS pH 7,4 dan 0,5% tween Sigma-Aldrich dan 0,05% sodium azida), kemudian dihomogenisasi dengan menggunakan kombinasi pengocokan manual dan homogenisasi mekanis menggunakan vorteks. Kemudian suspensi disentrifus dengan kecepatan 1500 rpm selama 20 menit pada suhu 50C. Sebanyak 1 ml supernatan dipindahkan ke tabung efendorf steril yang telah berisi 10 μl koktail inhibitor protease (Sigma-Aldrich). Selanjutnya diforteks dan disentrifus pada 10.000 rpm selama 10 menit. Supernatan yang diperoleh dipindahkan ke dalam tabung efendorf steril dan disimpan pada suhu -200C sebelum dilakukan analisa. 2.2.
Enzim-linkage immunosorbent assays (ELISA) Sebanyak 96 sumur mikroplat Maxisorp dilapisi dengan 100 μl anti-human
IgA (1:4000) yang diencerkan dengan buffer karbonat, dan diinkubasi selama semalam pada suhu 40C. Kemudian dicuci sebanyak tiga kali dengan larutan pencuci PBS-Tween 20 0,05% dan dua kali dengan larutan akuabides. Setelah itu ke dalam setiap sumur ditambahkan 100 μl larutan blocking (PBS-skim 5%), diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C dan dicuci. Pengenceran sampel yang optimum adalah 1 kali.
Sampel dan standar human-IgA ditambahkan ke dalam
plat sebanyak 100 μl (masing-masing diulangi 2 kali), diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C dan dicuci.
Kisaran konsentrasi standar IgA manusia yang
digunakan adalah 0,0003125 - 001 µg/µl. Kemudian ditambahkan 100 μl anti-human IgA-peroxidase conjugate 1:4000 yang diencerkan dengan PBS, diinkubasi selama 1 jam pada suhu 370C dan dicuci.
Selanjutnya ke dalam setiap sumur ditambahkan 100 μl larutan
139
substrat tetramethylbenzidine (TMB) dan diinkubasi selama 30 menit pada suhu 370C sehingga terbentuk warna biru dan kerapatan optik langsung diukur pada panjang gelombang 615 nm dengan menggunakan ELISA reader. Kurva standar IgA dibuat dari nilai rata-rata OD standar IgA pada setiap konsentrasi. Rata-rata OD yang diperoleh dari setiap sampel diplotkan terhadap kurva standar sehingga didapat nilal konsentrasi IgA sampel (µg/µl), kemudian dikonversi dengan faktor pengenceran dan diubah satuannya ke dalam µg/g bb feses. 2.3. Larutan pereaksi dan antibodi untuk ELISA a. Larutan stock PBS 10X (Phosphat Buffer Saline, pH 7,4) Sebanyak 137,8 g disodium hydogen orthophosphate (Na 2 HPO 4 , BM 358,15)
dan
15,9
sodium
dihydrogen
orthophosphate
monohydrate
(NaH 2 PO 4 .H 2 0, BM 137,90) dan 90 g sodium chloride (NaCl) ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam 500 ml aquabides dan ditepatkan volumenya hingga 1 liter. b. Larutan PBS 1X Sebanyak 50 ml larutan stock PBS 10X ditambahkan aquabides sebanyak 450 ml dan disimpan pada suhu 40C. c. Larutan pencuci PBS-Tween 20 0,05% Sebanyak 0,5 ml tween 20 dilarutkan dengan 1 liter PBS 1X. d. Larutan buffer karbonat-bikarbonat Satu kapsul karbonat-bikarbonat ( Sigma) dilarutkan dalam 100 ml aquabidest, kemudian dihomogenkan. e. Larutan blocking PBS-skim 5% Sebanyak 5 g susu skim dilarutkan dengan larutan PBS 1X hingga volume 100 ml. f.
Substrat TMB Satu tablet 3,3’, 5,5’-tetramethyl-benzidine dilarutkan dalam 9 ml
phosphate citrate-buffer dan 1 µl larutan hydrogen peroksidase 30 %. Kemudian ditambahkan dimehyl sulfoksida kemurnian 99,9% sebanyak 1ml.
140
3. METODE Polymerase Chain Reaction (PCR)
3.1.
Ekstraksi DNA E. coli, Bifidobacteria dan Enterococcus faecium dari feses. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan QIAmp Stool Mini Kit (Qiagen,
Jerman), dengan langkah sebagai berikut : Sampel feses sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam tabung 15 ml steril dan ditambahkan buffer ASL sebanyak 5 ml, kemudian divorteks selama 1 menit sampai sampel feses homogen. Lysate diambil sebanyak 2 ml
dan
dimasukkan ke dalam tabung eppendorf, kemudian dilakukan pemanasan dalam waterbath pada suhu 80 oC selama 5 menit. Selanjutnya larutan tersebut divorteks selama 15 detik dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit. Supernatan diambil sebanyak 1,2 ml dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf, kemudian ditambahkan 1 tablet InhibitEX
dan divorteks
sampai tablet tersebut terlarut, selanjutnya diinkubasikan pada suhu kamar selama 1 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit. Semua supernatan diambil dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf , selanjutnya disentrifugasi
kembali dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3
menit. Proteinase K sebanyak 15 µl dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang baru, kemudian supernatan tersebut diatas diambil 200 µl dan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang mengandung proteinase K. Setelah itu ditambahkan buffer AL sebanyak 200 µl dan divorteks selama 15 detik, diinkubasikan selama 10 menit pada suhu 70 oC (dalam waterbath). Selanjutnya lysate ditambah dengan 200 µl etanol 96 % dan divorteks untuk mencapur larutan tersebut. Larutan tersebut diambil 500 µl dan dimasukkan ke dalam QIAmp spin column yang dilengkapi dengan tabung koleksi, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit dan tabung koleksi yang mengandung filtrat dibuang. QIAmp spin column tersebut diambil kembali dan dipasang lagi dengan tabung koleksi yang baru. Selanjutnya buffer AW1 sebanyak 500 µl dimasukkan
ke dalam column tersebut dan disentrifugasi
dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit dan
tabung koleksi yang
mengandung filtrat dibuang. QIAmp spin column tersebut diambil kembali dan dipasang lagi dengan tabung koleksi yang baru. Selanjutnya buffer AW2 sebanyak 500 µl dimasukkan
ke dalam column tersebut dan disentrifugasi
dengan kecepatan 14.000 rpm selama 3 menit dan
tabung koleksi yang
141
mengandung filtrat dibuang. QIAmp spin column tersebut diambil kembali dan dipasang lagi dengan tabung eppendorf. Kemudian buffer AE sebanyak 200 µl dimasukkan
ke dalam column tersebut, diinkubasikan selama 1 menit dan
disentrifugasi dengan kecepatan 14.000 rpm selama 1 menit dan
tabung
eppendorf yang mengandung filtrat diambil, kemudian disimpan pada suhu 20 oC. 3.1.1.
Amplifikasi DNA E. coli menggunakan primers universal stress protein A (uspA) Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan
primers uspA, forward : 5’- CCG ATA CGC TGC CAA TCA GT -3’ dan reverse : 5’- ACG CAG ACC GTA AGG GCC AGA T -3 (Chen & Griffiths,1998, dimodifikasi). PCR dilakukan dengan total volume 50 µl larutan reaksi yang terdiri dari 30.65 µl nuclease free water (Applichem), 5 µl 10 X PCR buffer (Vivantis), 4 µl MgCl 2 (Vivantis, 25 mM), 1 µl dNTP (Vivantis, 10 mM), 2 µl primers (Midland, 10 pmol/µl), 0,35 µl Taq Polymerase (Vivantis, 5 U/µl ) dan 5 µl
DNA templat. Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap
amplifikasi. PCR dilakukan menggunakan mesin ABI 9700 dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 94 oC selama
5 menit, 35 siklus pada suhu 94 oC
selama 1 menit, 60 oC selama 1 menit dan pada suhu 72 oC selama
1 menit,
o
dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 C selama 5 menit. Produk PCR (amplikon) diambil 10 µl dan dicampur dengan 2 µl loading dye (Vivantis), selanjutnya diseparasi menggunakan 2 % agarose (Promega) yang telah ditambahkan ethidium bromide (Applichem) 0,5 µg/ml pada tegangan 120 V selama 50 menit dengan menggunakan marker 100 bp DNA ladder (Vivantis). Hasil elektroforesis selanjutnya dilihat dengan menggunakan Gel Documentation System (Vilber Lourmat). 3.1.2.
Amplifikasi DNA Bifidobacteria primers g-Bifid Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan
primers g-Bifid,
forward : 5’- CTC CTG GAA ACG GGT GG-3’dan reverse : 5’-
GGT GTT CTT CCC GAT ATC TAC A -3’ (Matsuki et al, 2002, dimodifikasi). PCR dilakukan dengan total volume 50 µl larutan reaksi yang terdiri dari 30.65 µl nuclease free water (Applichem), 5 µl 10 X PCR buffer (Vivantis), 4 µl MgCl 2 (Vivantis, 25 mM), 1 µl dNTP (Vivantis, 10 mM), 2 µl primers (Midland, 10 pmol/µl), 0,35 µl Taq Polymerase (Vivantis, 5 U/µl ) dan 5 µl DNA templat. Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap amplifikasi. PCR
142
dilakukan menggunakan mesin ABI 9700 dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 94 oC selama 5 menit, 35 siklus pada suhu 94 oC selama 1 menit, 55 oC selama 1 menit dan pada suhu 72 oC selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 oC selama 5 menit. Produk PCR (amplikon) diambil 10 µl dan dicampur dengan 2 µl loading dye (Vivantis), selanjutnya diseparasi menggunakan 2 % agarose (Promega) yang telah ditambahkan ethidium bromide (Applichem) 0,5 µg/ml pada tegangan 120 V selama 50 menit dengan menggunakan marker 100 bp DNA ladder (Vivantis). Hasil elektroforesis selanjutnya dilihat dengan menggunakan Gel Documentation System (Vilber Lourmat). 3.1.3. Amplifikasi DNA Enterococcus faecium primers EM1 Prosedur amplifikasi PCR fragmen DNA dilakukan dengan menggunakan primers EM1,
forward (EM1A): 5’- TTG AGG CAG ACC AGA TTG ACG-3’dan
reverse (EM1B): 5’- TAT GAC AGC GAC TCC GAT TCC-3’ (Cheng et al, 1997, dimodifikasi). PCR dilakukan dengan total volume 50 µl larutan reaksi yang terdiri dari 34.25 µl nuclease free water (Applichem), 5 µl 10 X PCR buffer (Vivantis), 1.5 µl MgCl 2 (Vivantis, 50 mM), 1 µl dNTP (Vivantis, 10 mM), 1.5 µl primers (Midland, 10 pmol/µl), 0,25 µl Taq Polymerase (Vivantis, 5 U/µl ) dan 5 µl
DNA templat. Kontrol positif dan negatif harus diikutkan dalam setiap
amplifikasi. PCR dilakukan menggunakan mesin ABI 9700 dengan siklus sebagai berikut, 1 siklus pada suhu 94 oC selama 2 menit, 35 siklus pada suhu 94 oC selama 1 menit, 55 oC selama 1 menit dan pada suhu 72 oC selama 1 menit, dan dilanjutkan dengan 1 siklus pada suhu 72 oC selama 7 menit. Produk PCR (amplikon) diambil 10 µl dan dicampur dengan 2 µl loading dye (Vivantis), selanjutnya diseparasi menggunakan 2 % agarose (Promega) yang telah ditambahkan ethidium bromide (Applichem) 0,5 µg/ml pada tegangan 120 V selama 50 menit dengan menggunakan marker 100 bp DNA ladder (Vivantis). Hasil elektroforesis selanjutnya dilihat dengan menggunakan Gel Documentation System (Vilber Lourmat).
143
3.2.
Optimasi PCR
3.2.1. Polymerase Chain Reaction (PCR) E. coli Primers Universal Stress Protein A (uspA) No 1 2 3 4
5 6 7
Reagen 1 PCR Buffer 10X MgCl 2 (25 mM) dNTP mix (10 mM) Primers uspA F uspA R Tag DNA Polymerase Nuclease Free Water Template
Konsentrasi 1x
Jumlah 5 ul
1.5 mM
3 ul
200 uM
1 ul
15 pmol 15 pmol 1.25 U
1.5 ul 1.5 ul 0.25 ul
-
32.75 ul 5 ul
-
Reagen 2 PCR Buffer 10X MgCl 2 (25 mM) dNTP mix (10 mM) Primers uspA F uspA R Tag DNA Polymerase Nuclease Free Water Template
Konsentrasi 1x
Jumlah 5 ul
2 Mm
4 ul
200 uM
1 ul
20 pmol 20 pmol 1.75 U
2 ul 2 ul 0.35 ul
-
30.65 ul 5 ul
-
PCR Reaction (cycle) : 1 (94 oC, 5 menit), 35 (94 oC, 1 menit; 60 oC, 1 menit; 72 oC, 1 menit), 1 (72 oC, 5 menit dan 4 oC)
Hasil Optimasi PCR Primers uspA
Kolom : 1 -2 Reagen 1 (E.coli dan ddwater) dan Reagen 2 (E.coli dan ddwater)
3-4
144
3.2.2 Polymerase Chain Reaction (PCR) Bifidobacteria Primers g-Bifid No 1 2 3 4
5 6 7
Reagen 1 PCR Buffer 10X MgCl 2 (25 mM) dNTP mix (10 mM) Primers g-Bifid F g-Bifid R Tag DNA Polymerase Nuclease Free Water Template
Konsentrasi 1x
Jumlah 5 ul
1.5 mM
3 ul
200 uM
1 ul
15 pmol 15 pmol 1.25 U
1.5 ul 1.5 ul 0.25 ul
-
32.75 ul 5 ul
-
Reagen 2 PCR Buffer 10X MgCl 2 (25 mM) dNTP mix (10 mM) Primers g-Bifid F g-Bifid R Tag DNA Polymerase Nuclease Free Water Template
Konsentrasi 1x
Jumlah 5 ul
2 mM
4 ul
200 uM
1 ul
20 pmol 20 pmol 1.75 U
2 ul 2 ul 0.35 ul
-
30.65 ul 5 ul
-
PCR Reaction (cycle) : 1 (94 oC, 5 menit), 35 (94 oC, 1 menit; 55 oC, 1 menit; 72 oC, 1 menit), 1 (72 oC, 5 menit dan 4 oC)
Hasil Optimasi PCR Primers g-Bifid
Kolom : 1 -2 Reagen 1 (Bifido dan ddwater) dan (Bifido dan ddwater)
3-4 Reagen 2
145
3.2.3. Polymerase Chain Reaction (PCR) E. faecium Primers EM1A-EM1B
No 1 2 3 4
5 6 7
Reagen PCR Buffer 10X MgCl 2 (50 mM) dNTP mix (10 mM) Primers EM1A EM1B Tag DNA Polymerase Nuclease Free Water Template
Konsentrasi 1x 1.5 mM 200 uM
Jumlah 5 ul 1.5 ul 1 ul
1.5 pmol 1.5 pmol 1.25 U -
1.5 ul 1.5 ul 0.25 ul 34.25 ul 5 ul
PCR Reaction (cycle) : 1 (94 oC, 2 menit), 35 (94 oC, 1 menit; 55 oC, 1 menit; 72 oC, 1 menit), 1 (72 oC, 7 menit dan 4 oC)
Kolom : 1 (isolat E.faecium BCC 0729), 2 (isolat E.faecium ATCC 19434), 3 (kontrol negatif-nuclease free water)
146
147
148
149
150
151
152
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik 1. Kepatuhan Konsumsi Biskuit Descriptives total biskuit Std.
95% Confidence Interval
N
Mean
Deviation
Std. Error
for Mean
Minimum
Maximum
Lower
Upper
Lower
Upper
Lower
Upper
Lower
Upper
Bound
Bound
Bound
Bound
Bound
Bound
Bound
Bound
0
18
300.31
72.646
17.123
264.18
336.43
111
360
1
15
276.00
102.840
26.553
219.05
332.95
87
360
2
16
294.13
77.422
19.355
252.87
335.38
137
360
3
18
325.28
48.443
11.418
301.19
349.37
216
360
4
16
296.50
61.706
15.426
263.62
329.38
154
360
Total
83
299.40
73.714
8.091
283.31
315.50
87
360
Test of Homogeneity of Variances total biskuit Levene Statistic
df1
4.566
df2 4
Sig. 78
.002
ANOVA total biskuit Sum of Squares
Df
Between Groups
20861.798
Within Groups
424700.43
Mean Square
1 Total
445562.22
4
5215.450
78
5444.877
F
Sig. .958
.435
F 1.337
Sig. .264
82
9
Bulan ke 1 ANOV A tkt patuh1 Sum of Squares Between Groups 2390.192 W ithin Groups 34863. 091 Total 37253. 283
df 4 78 82
Mean S quare 597.548 446.963
153
Bulan ke 2 ANOV A tkt patuh2 Sum of Squares Between Groups 1719.392 W ithin Groups 38177. 599 Total 39896. 990
Mean S quare 429.848 489.456
df 4 78 82
Sig. .481
F .878
Bulan ke 3 ANOVA tkt patuh3 Sum of Squares Between Groups 1216.291 W ithin Groups 54203. 389 Total 55419. 681
2.
df
Mean Square 304.073 694.915
4 78 82
F .438
Sig. .781
Status Gizi (BB, TB, Z skor BB/U) Berat Badan Test of Homogeneity of Variances deltaBBAkhir
Levene Statistic
df1
.452
df2 4
Sig. 78
.771
ANOVA deltaBBAkhir Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
2.467
4
.617
Within Groups
12.198
78
.156
Total
14.665
82
F 3.944
Sig. .006
154
Multiple Comparisons Dependent Variable: deltaB BAk hir
(I) Perlakuan 0
LS D
1
2
3
4
(J) Perlakuan 1 2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3
Mean Difference (I-J) -.2383 -.2750* -.5083* -.3563* .2383 -.0367 -.2700 -.1179 .2750* .0367 -.2333 -.0813 .5083* .2700 .2333 .1521 .3563* .1179 .0813 -.1521
St d. E rror .1383 .1359 .1318 .1359 .1383 .1421 .1383 .1421 .1359 .1421 .1359 .1398 .1318 .1383 .1359 .1359 .1359 .1421 .1398 .1359
Sig. .089 .046 .000 .011 .089 .797 .054 .409 .046 .797 .090 .563 .000 .054 .090 .266 .011 .409 .563 .266
95% Confidenc e Int erval Lower Bound Upper Bound -.514 .037 -.546 -.004 -.771 -.246 -.627 -.086 -.037 .514 -.320 .246 -.545 .005 -.401 .165 .004 .546 -.246 .320 -.504 .037 -.360 .197 .246 .771 -.005 .545 -.037 .504 -.118 .423 .086 .627 -.165 .401 -.197 .360 -.423 .118
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Tinggi Badan Test of Homogeneity of Variances deltaTbAkhir Levene Statistic
df1
3.360
df2 4
Sig. 78
.014
ANOVA deltaTbAkhir Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
4.426
4
1.106
Within Groups
85.164
78
1.092
Total
89.589
82
F 1.013
Sig. .406
155
Multiple Comparisons Dependent Variable: deltaTbAkhir
(I) Perlakuan 0
LSD
1
2
3
4
(J) Perlakuan 1 2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3
Mean Difference (I-J) -.1767 -.5442 -.6028 -.2760 .1767 -.3675 -.4261 -.0994 .5442 .3675 -.0586 .2681 .6028 .4261 .0586 .3267 .2760 .0994 -.2681 -.3267
Std. Error .3653 .3590 .3483 .3590 .3653 .3755 .3653 .3755 .3590 .3755 .3590 .3694 .3483 .3653 .3590 .3590 .3590 .3755 .3694 .3590
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound -.904 .551 -1.259 .171 -1.296 .091 -.991 .439 -.551 .904 -1.115 .380 -1.153 .301 -.847 .648 -.171 1.259 -.380 1.115 -.773 .656 -.467 1.004 -.091 1.296 -.301 1.153 -.656 .773 -.388 1.041 -.439 .991 .847 -.648 -1.004 .467 -1.041 .388
Sig. .630 .134 .087 .444 .630 .331 .247 .792 .134 .331 .871 .470 .087 .247 .871 .366 .444 .792 .470 .366
Selisih (Delta) Z skor (BB/U. TB/U,BB/TB) menurut perlakuan P0
Descriptive Statistics Std. N
Range
Minimum
Maximum
Mean
Deviation Variance Std.
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Error
Statistic
Statistic
DeltaBBu
18
.65
-.36
.29
-.0278
.04506
.19117
.037
DEltaTBu
18
1.0
-.4
.5
.052
.0607
.2574
.066
DeltaBBTB
18
1.37
-.82
.55
-.0856
.09628
.40850
.167
Valid N (listwise)
18
P1
Descriptive Statistics
Std. N
Range
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Mean
Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Std.
1.31
-.63
.68
Statistic
DeltaBBu
15
.1193
DEltaTBu
15
.8
-.5
.3
.070
DeltaBBTB
15
2.21
-1.12
1.09
.1027
Valid N (listwise)
15
Error .07752
.30025
.090
.0523
.2027
.041
.13731
.53180
.283
156
P2 Descriptive Statistics N
Range
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Mean Statistic
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Std. Error
DeltaBBu
16
1.36
-.73
.63
.0025
.08963
.35852
.129
DEltaTBu
16
1.2
-.5
.7
.163
.0800
.3199
.102
DeltaBBTB
16
2.03
-1.15
.88
-.1350
.15762
.63049
.398
Valid N (listwise)
16
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
P3 Descriptive Statistics N
Range
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
1.11
-.08
Mean Statistic
1.03
Std. Error
DeltaBBu
18
.3089
DEltaTBu
18
2.5
-1.1
1.4
.219
DeltaBBTB
18
2.77
-1.10
1.67
.2628
Valid N (listwise)
18
.07320
.31056
.096
.1298
.5508
.303
.16453
.69804
.487
Std. Deviation
Variance
Statistic
Statistic
P4 Descriptive Statistics N
Range
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Mean Statistic
Std. Error
DeltaBBu
16
1.13
-.30
.83
.2156
.07815
.31260
.098
DEltaTBu
16
.6
-.2
.4
.141
.0493
.1974
.039
DeltaBBTB
16
1.57
-.39
1.18
.2094
.12512
.50047
.250
Valid N (listwise)
16
3.
Imonoglobulin A Sekretori (sIgA) Test of Homogeneity of Variances DeltaIgA Levene Statistic .827
df1
df2 4
Sig. 67
.513
ANOVA DeltaIgA Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
8.064
4
2.016
Within Groups
30.804
67
.460
Total
38.868
71
F 4.385
Sig. .003
157
Multiple Comparisons Dependent Variable: DeltaIgA
(I) Perlakuan 0
LS D
(J) Perlakuan 1 2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3
1
2
3
4
Mean Difference (I-J) -.23056533 -.31619280 -.91772689* -.69524658* .230565335 -.08562746 -.68716155* -.46468125 .316192799 .085627464 -.60153409* -.37905379 .917726887* .687161552* .601534088* .222480302 .695246585* .464681250 .379053786 -.22248030
St d. E rror ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ******** ********
Sig. .363 .214 .000 .007 .363 .739 .008 .074 .214 .739 .020 .144 .000 .008 .020 .380 .007 .074 .144 .380
95% Confidenc e Int erval Lower Bound Upper Bound -.73350594 .27237527 -.81913340 .18674781 -1. 41192003 -.42353374 -1. 19818719 -.19230598 -.27237527 .73350594 -.59716597 .42591104 -1. 19010216 -.18422095 -.97621975 .04685725 -.18674781 .81913340 -.42591104 .59716597 -1. 10447469 -.09859348 -.89059229 .13248472 .42353374 1.41192003 .18422095 1.19010216 .09859348 1.10447469 -.28046030 .72542091 .19230598 1.19818719 -.04685725 .97621975 -.13248472 .89059229 -.72542091 .28046030
*. The mean difference is significant at the .05 level.
4. Morbiditas (Diare dan Ispa)
Episode ISPA 4 bulan Test of Homogeneity of Variances episode ispa dalam 4 bulan Levene Statistic 1.115
df1
df2 4
Sig. 78
.356
ANOVA episode ispa dalam 4 bulan Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
21.404
4
5.351
Within Groups
203.560
78
2.610
Total
224.964
82
F 2.050
Sig. .095
158
Multiple Comparisons Dependent Variable: episode ispa dalam 4 bulan LS D
(I) Perlakuan 0
1
2
3
4
Mean Difference (I-J) 1.311* .194 .500 1.132* -1. 311* -1. 117 -.811 -.179 -.194 1.117 .306 .938 -.500 .811 -.306 .632 -1. 132* .179 -.938 -.632
(J) Perlakuan 1 2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3
St d. E rror .565 .555 .538 .555 .565 .581 .565 .581 .555 .581 .555 .571 .538 .565 .555 .555 .555 .581 .571 .555
Sig. .023 .727 .356 .045 .023 .058 .155 .758 .727 .058 .584 .105 .356 .155 .584 .258 .045 .758 .105 .258
95% Confidenc e Int erval Lower Bound Upper Bound .19 2.44 -.91 1.30 -.57 1.57 .03 2.24 -2. 44 -.19 -2. 27 .04 -1. 94 .31 -1. 34 .98 -1. 30 .91 -.04 2.27 -.80 1.41 -.20 2.07 -1. 57 .57 -.31 1.94 -1. 41 .80 -.47 1.74 -2. 24 -.03 -.98 1.34 -2. 07 .20 -1. 74 .47
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Diare Test of Homogeneity of Variances episode diare dalam 4 bulan Levene Statistic 1.342
df1
df2 4
Sig. 78
.262
ANOVA
episode diare dalam 4 bulan Sum of Squares Between Groups
Df
Mean Square
67.237
4
16.809
Within Groups
195.919
78
2.512
Total
263.157
82
F 6.692
Sig. .000
159
Multiple Comparisons Dependent Variable: episode diare dalam 4 bulan LSD
(I) Perlakuan 0
1
2
3
4
(J) Perlakuan 1 2 3 4 0 2 3 4 0 1 3 4 0 1 2 4 0 1 2 3
Mean Difference (I-J) St d. 2.400* 2.021* 2.111* 2.146* -2. 400* -.379 -.289 -.254 -2. 021* .379 .090 .125 -2. 111* .289 -.090 .035 -2. 146* .254 -.125 -.035
Error .554 .545 .528 .545 .554 .570 .554 .570 .545 .570 .545 .560 .528 .554 .545 .545 .545 .570 .560 .545
*. The mean difference is significant at the .05 level.
Sig. .000 .000 .000 .000 .000 .508 .604 .657 .000 .508 .869 .824 .000 .604 .869 .949 .000 .657 .824 .949
95% Confidenc e Int erval Lower Bound Upper Bound 1.30 3.50 .94 3.10 1.06 3.16 1.06 3.23 -3. 50 -1. 30 -1. 51 .75 -1. 39 .81 -1. 39 .88 -3. 10 -.94 -.75 1.51 -.99 1.17 -.99 1.24 -3. 16 -1. 06 -.81 1.39 -1. 17 .99 -1. 05 1.12 -3. 23 -1. 06 -.88 1.39 -1. 24 .99 -1. 12 1.05
160
Lampiran 4 Analisis Ekonomi
161
162
163
164
165
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan 1. Sosialisasi Penelitian di Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi, Puskesmas dan Kader
2. Skrening Balita Contoh
166
3. Pengadaan PMT Biskuit Fungsional
a. Pembuatan tepung ikan lele dumbo
b. Mikroenkapsulasi probiotik
c. Pembuatan Biskuit Fungsional
167
d. Paket PMT Biskuit Fungsional
4. Distribusi PMT Biskuit Fungsional di Lapangan
5. Pemantauan Selama Intervensi
168
6. Partisipasi Balita dan Pengasuh dalam Penelitian
7. Partisipasi Kader, Puskesmas dan Dinas Kesehatan dalam Penelitian
8. Pengumpulan Data, Sampel fekal
169
9. Analisis fekal dengan Metode ELISA dan PCR