LAMPIRAN
.
Lampiran 1. Prosedur Analisis Nitrogen Organik, N-NH3, N-NO3, Ortofosfat, TSS , Kerapatan Sel, COD.
a.
Analisis Nitrogen Organik (APHA ed. 20th 4500-Norg C, 1998) 1. Pembuatan larutan Digestion Reagent: sebanyak 134 gram K2SO4 dan 11.41 gram CuSO4.5H2O dilarutkan dalam 800 ml aquades. Tambahkan 134 ml H2SO4 pekat, kemudian dilarutkan kembali dengan aquadea hingga volume 1 liter. 2. Pembuatan larutan NaOH 6N: sebanyak 240 gram NaOH dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 3. Pembuatan larutan H2SO4 0.02N: sebanyak 0.56 ml H2SO4 pekat dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 4. Pembuatan larutan H3BO3 2%: sebanyak 20 gram H3BO3 dilarutkan dalam 1 liter aquades. 5. Sebanyak 1 - 4 sampel diambil kemudian ditambahkan 10 ml Digestion Reagent lalu dididihkan dengan labu Kjeldahl hingga warna bening kehijauan. Cairan tersebut kemudian dilarutkan dengan aquades kira-kira <25 ml kemudian dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Tabung beserta erlenmeyer 250 ml untuk penampung kemudian dipasang pada alat auto destillation. Waktu destilasi normal diatur selama 4 menit dengan mode AUTO (untuk awal running diatur selama 6 – 7 menit). NaOH 6 N kemudian disalurkan ke dalam tabung berisi sampel yang telah diencerkan dengan cara menekan tombol NaOH pada alat. Secara otomatis H3BO3 2% dengan indikator mengsel (berwarna ungu) kemudian akan mengalir ke dalam erlenmeyer penampung. Destilasi dibiarkan hingga set waktu habis dengan petunjuk warna asam borat berubah dari ungu menjadi hijau. Selanjutnya larutan kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,02 N terstandar hingga berwarna ungu. Prosedur tersebut dilakukan juga pada blanko. Kadar nitrogen organik dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
62
b.
Analisis N-NH3 (APHA ed. 20th 4500-Norg C, 1998) 1. Pembuatan larutan NaOH 6N: sebanyak 240 gram NaOH dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 2. Pembuatan larutan H2SO4 0.02N: sebanyak 0.56 ml H2SO4 pekat dilarutkan dalam aquades hingga volume 1 liter. 3. Pembuatan larutan H3BO3 2%: sebanyak 20 gram H3BO3 dilarutkan dalam 1 liter aquades. 4. 25 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung destilasi. Tabung beserta erlenmeyer 250 ml untuk penampung kemudian dipasang pada alat auto destillation. Waktu destilasi normal diatur selama 4 menit dengan mode AUTO (untuk awal running diatur selama 6 – 7 menit). NaOH 6 N kemudian disalurkan ke dalam tabung berisi sampel yang telah diencerkan dengan cara menekan tombol NaOH pada alat. Secara otomatis H3BO3 2% dengan indikator mengsel (berwarna ungu) kemudian akan mengalir ke dalam erlenmeyer penampung. Destilasi dibiarkan hingga set waktu habis dengan petunjuk warna asam borat berubah dari ungu menjadi hijau. Selanjutnya larutan kemudian dititrasi dengan H2SO4 0,02 N terstandar hingga berwarna ungu. Prosedur tersebut dilakukan juga pada blanko. Kadar nitrogen organik dihitung dengan persamaan sebagai berikut. N − NH₃ =
c.
(ml titrasi sampel −ml titrasi blanko volume sampel
𝑥280
Analisis NO3-N (APHA, 1992) 1. Pembuatan larutan standar nitrat 100 mg/L: 721,8 mg KNO3 dalam 100 ml aquades dan diencerkan sampai volume 1.000 ml. konsentrasi nitrat untuk pembuatan kurva kalibrasi adalah 0,0-1,0 mg/L. 2. Pembuatan reangen brusin-asam sulfanilat: sebanyak 1 gram brusin sulfat dan 0,1 gram asam sulfanilat dilarutkan dalam 70 ml aquades panas mendidih. Tambahkan 3 ml HCl pekat kemudian larutkan kembali dengan aquades hingga volume 100 ml. 3. Sebelum melakukan analisis kadar NO3 terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi dengan cara sebagai berikut. Larutan standar NO3 diencerkan hingga 0.0, 0.2, 0.4, 0.8, dan 1.0 mg/L. Dari masing-masing konsentrasi tersebut dipipet
63
sebanyak 10 ml. Kemudian ditambahkan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H2SO4, diaduk kemudian dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0.5 ml reagen brusinasam sulfanilat ditambahkan, kemudian dipanaskan pada penangas air pada suhu 95oC selama 20 menit, lalu didinginkan. Ukur intensitas warna yang timbul dengan spektrofotometer pada λ = 410 nm. Setelah itu dibuat kurva kalibrasi dari hubungan konsentrasi dan absorbansi larutan standar, kemudian ditentukan persamaan regresi liniernya. 0.16 y = 0.115x + 0.033 R² = 0.992
0.14 0.12 Abs
0.1 0.08 0.06 0.04 0.02 0 0
0.5
1
1.5
ppm
Gambar : Kurva Standar Nitrat 4. Untuk mengetahui kadar NO3 pada sampel, sebanyak 10 ml sampel ditambahkan dengan 2 ml NaCl 30% dan 10 ml H2SO4, diaduk kemudian dibiarkan hingga dingin. Sebanyak 0.5 ml reagen brusin-asam sulfanilat ditambahkan, kemudian dipanaskan pada penangas air pada suhu 95oC selama 20 menit, lalu didinginkan. Ukur intensitas warna yang timbul dengan spektrofotometer pada λ = 410 nm. Kadar NO3 pada sampel ditentukan dengan memasukkan nilai absorbansi sampel ke dalam persamaan regresi linier kurva kalibrasi.
d.
Analisis Ortofpsfat (APHA ed. 20th 4500-P D, 1998) 1. Pembuatan
larutan
amonium
molibdat:
sebanyak
2.5
gram
(NH4)6MO7O24.4H2O dilarutkan dalam 17.5 ml aquades. Sementara itu sebanyak 28 ml H2SO4 diencerkan dalam 40 ml aquades. Kedua larutan dicampurkan dan dilartkan dengan aquades hingga volume 100 ml. 64
2. Pembuatan Larutan SnCl2: sebanyak 2.5 gram SnCl2.2H2O dilarutkan dalam 100 ml gliserol/gliserin. 3. Sebelum melakukan analisis ortofosfat terlebih dahulu dibuat kurva kalibrasi dengan cara sebagai berikut. Larutan standar fosfat diencerkan hingga konsentrasi bervariasi dari 0.0 – 2.0 mg/L PO4. Dari masing-masing standar dipipet sebanyak 25 ml dan diukur intensitas warna biru yang terbentuk akibat pencampurannya dengan larutan amonium molibdat dan SnCl2 pada panjang gelombang yang sama (660 – 690 nm). Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi dan absorbansi. Kemudian dapatkan persamaan regresi linier dari kurva tersebut.
Kuva Standar Ortofosfat Absorbansi (Abs)
0.14
y = 0.022x + 0.069 R² = 0.991
0.12 0.1 0.08 0.06
Series1
0.04 0.02 0 0
0.5
1
1.5
2
2.5
Konsentrasi (ppm)
4. Untuk mengetahui kadar ortofosfat pada sampel, sebanyak 25 ml sampel diambil kemudian ditambahkan 1 ml amonium molibdat serta 0.125 (± 3 tetes) SnCl2. Larutan kemudian dikocok hingga merata, kemudian didiamkan selama 10 menit. Warna biru yang terjadi diukur intensitasnya pada panjang gelombang 660–690 nm. Kadar ortofosfat ditentukan dengan memasukkan nilai absorbansi hasil pengukuran sampel ke dalam persamaan linier kurva kalibrasi.
e.
Konsentrasi Sel Metode Total Soluble Solid (TSS) Milipore dengan ukuran pori-pori 0.45 µm terlebih dahulu dikeringkan pada oven 100 - 105°C selama ± 30 menit. Kemudian ditimbang dan dicatat berat awal milipore (a). Pompa vakum dan wadah penyaring TSS kemudian dipasang
65
ke erlenmeyer penampung. Sisipkan milipore ke wadah penyaring TSS, kemudian pompa vakum dinyalakan. Sebanyak 25 ml sampel dimasukkan perlahan ke dalam wadah penyaring kemudian ditunggu hingga cairan tersaring seluruhnya. Milipore dengan endapan hasil saringan kemudian dikeringkan pada suhu 100-105oC selama ± 1 jam atau hingga berat konstan. Kemudian ditimbang dan dicatat berat akhir milipore (b). Konsentrasi sel kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut.
f.
Analisis TSS Metode Spektrofotometer Analisis TSS ini dilakukan dengan spektrofotometer HACH model DR 2000. Setelah power DR 2000 dihidupkan, kemudian dimasukkan nomor program (tertera pada cover DR 2000) untuk parameter Suspended Solid (mg/L). Panjang gelombang (λ) disesuaikan pada 810 nm. Aquades sebanyak ± 10 ml dimasukkan pada kuvet, kemudian dimasukkan ke dalam alat lalu ditutup dan ditekan tombol ZERO. Setelah itu aquades pada kuvet diganti dengan sampel yang akan diperiksa TSS nya, tekan READ/ENTER, lalu baca nilai TSS dalam mg/L pada layar.
g.
Kerapatan Sel (Metode Haemacytometer) Sebanyak 1 ml dari 10 ml kultur yang telah dicampur dengan 2 ml larutan preservatif Lugol, diambil menggunakan pipet Pasteur kemudian diletakkan ke dalam kamar hitung Improved Neubauer pada Haemacytometer. Sel dihitung dengan bantuan mikroskop pada perbesaran 100 x dengan alur hitung silang pada 9 buah kotak hitung 1/10.000 ml. Sel yang dihitung adalah seluruh sel yang hidup, berwarna kehitaman, baik dalam bentuk uniseluler atau koloni. Data jumlah sel yang diperoleh dari hasil penghitungan jumlah sel menggunakan kamar hitung Improved Neubauer pada Haemacytometer, selanjutnya digunakan untuk menghitung kerapatan sel.
66
h.
Analisis COD (Metode Titrasi FAS) 1. Pembuatan larutan K2Cr2O7 0.0167 M: timbang 0.4913 gram K2Cr2O7, kemudian dikeringkan pada suhu 1030C selama 2 jam, setelah itu larutkan dengan aquades hingga volume 50 ml. tambhakan 16.7 ml H2SO4 pekat dan 0.33 gram HgSO4, lalu dilarutkan dengan aquades hingga volume total 100 ml. 2. Pembuatan reagen H2SO4: sebanyak 1.012 gram Ag2SO4 dilarutkan dalam 100 ml H2SO4 pekat. 3. Indikator Ferroin: tersedia dalam bentuk yang sudah jadi 4. Larutan FAS 0.1 M: sebanyak 39.2 gram Fe(NH3)2SO4.7H2O dilarutkan dalam aquades, kemudian ditambahkan dengan 20 ml H2SO4 pekat. Dinginkan dan larutkan dengan aquades kembali hingga volume 1 liter. 5. Sebanyak 2.5 ml sampel dimasukkan ke dalam tabung COD mikro, kemudian ditambahkan 1.5 ml larutan K2Cr2O7 dan 3.5 ml pereaksi H2SO4 (asam COD). Setelah itu dipanaskan selama 2 jam pada suhu 148oC. Setelah dingin, larutan dituang ke erlenmeyer 100 ml, kemudian ditambahkan dengan indikator ferroin 1 – 2 tetes. Larutan kemudian dititrasi dengan larutan Ferro Aluminium Sulfat (FAS) 0.1 M hingga warna kecoklatan. Proses diulangi pada blanko akuades. Perhitungan kadar COD dilakukan dengan rumus berikut.
Dimana A adalah ml FAS untuk titrasi blanko, B adalah ml FAS untuk titrasi sampel, dan M adalah molaritas FAS. Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan FAS perlu distandarisasi. Standarisasi dilakukan sama seperti langkah-langkah penentuan COD, namun sampelnya adalah akuades, serta tanpa adanya pemanasan.
67
Lampiran 2. Analisis Mikroalga
1. Kelimpahan Mikroalga Kelimpahan
mikroalga
diuji
ole
laboratorium
produksi
lingkungan
departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
2. Indeks Keragaman Indeks Shannom-Wiener digunakan untuk menentukan keanekaragaman fitoplankton dalam suatu komunitas. Persamaan indeks Shannom-Wiener (Odum, 1971). H’= -∑Pi ln Pi H’ = indeks keragaman Pi = ni /N Ni = jumlah individu ke-i N
= jumlah individu
Kisaran nilai indeks keragaman dapat diklasifikasikan sebagai berikut: H’ < 2,3026
= rendah
2,3026 ≤ H’ ≤ 6,9078
= sedang
H’ > 6,9078
= tinggi
3. Indeks Keseragaman Digunakan untuk mengetahui berapa besar kesamaan penyebaran jumlah individu pada tingkat komunitas. Formulasi indeks keseragaman adalah sebagai berikut (Odnum, 1971). E=
H′ Hmax
E
= indeks keseragaman
Hmax
= nilai keragaman max (ln S)
S
= ∑ jumlah spesies
Nilai indeks ini berkisar antara 0-1. Bila indeks keseragaman mendekati nol, maka ada beberapa jenis biota yang memiliki jumlah individu yang banyak,
68
sementara beberapa jenis biota lainnya sedikit. Jika mendekati satu, maka jumlah setiap spesies sama atau hampir sama. 4. Indeks Dominansi Indeks ini diperoleh dengan menggunakan formulasi Simpson (Odum, 1971). C = ∑ (Pi)2 C
= indeks dominansi
Pi
= ni /N
Nilai C berkisar 0-1, jika mendekati nol (C<0,5) maka tidak ada jenis fitoplankton yang mendominasi perairan dan jika mendekati satu atau (C>0,5) berarti ada jenis fitoplankton yang mendominasi perairan.
Tabel. Hasil Perhitungan Analisis Mikroalga Organisme CYANOPHYCEAE Microcystis sp. EUGLENOPHYCEAE Euglena sp. Trachelomonas sp. CHOLOPHYCEAE Ankistrodesmus Dictyosphaerium sp. Gloeocystis Westella sp. Gloeotilla sp. Kirchneriella sp. Selenastrum sp. XANTHOHYCEAE Centritractus sp. CRYPTOPHYCEAE Cryptomonas sp. DINOPHYCEAE Glenodinium sp. Jumlah
Kelimpahan
Ni /N
ln (ni/N)
-Pi ln Pi
E
Pi2
4444 0,08944 -2,4142
0,21592
0,007999
356 0,00716 -4,9386 178 0,00358 -5,6317
0,03538 0,02017
0,000051 0,000013
-1,731 -2,183 -5,23 -2,3749 -2,5886 -3,0681 -0,9934
0,30657 0,24603 0,028 0,22092 0,19447 0,1427 0,36787
0,031366 0,012702 0,000029 0,008653 0,005644 0,002163 0,137130
89 0,00179 -6,3249
0,01133
0,000003
711 0,01431 -4,2468
0,06077
0,000205
178 0,00358 -5,6317 49688
0,02017 1,87
0,000013 0,206
8800 5600 266 4622 3733 2311 18400
0,17711 0,1127 0,00535 0,09302 0,07513 0,04651 0,37031
0,73
69
Lampiran 3. Data Hasil Pengamatan Kultivasi Mikroalga Skala Kecil Limbah peternakan 75% : Air Danau LSI IPB25% Hari
Suhu ºC
pH
Nutrien (mg/L)
COD (mg/L)
0
26,5
7,2
989
6
26,8
7,8
-
8
27,6
8
-
11
28,6
8,4
330
13
29,8
8,9
15
33,2
17
N-NH₃
N-N0₃ N-Organik
2,73
Total N
Fosfor
TSS (mg/L)
Kerapatan
Millipore Spektrofotometer
Sel (ind/ml)
4,88
15,01
22,62
11,0
620
590
111.111
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,73
4,74
15,01
22,5
11,0
284
86
250.000
329
0
4,34
9,56
13,9
10,79
468
355
416.666
9,5
659
0
3,86
4,09
8,0
10,69
872
496
944.444
31,5
9,1
494
1,37
2,39
4,09
7,9
10,35
500
309
777.777
19
28,8
9,1
330
1,37
5,03
1,37
7,8
10,26
404
157
472.222
22
30
9,3
330
1,37
3,33
1,37
6,1
10,3
1940
910
1.777.777
24
30
9,5
165
0
3,57
1,37
4,9
10,23
925
623
1.277.777
26
30,2
9,3
165
0
3,49
1,37
4,9
10,17
250
130
472.222
70
Limbah peternakan 50% : Air Danau LSI IPB 50% hari
suhu ºC
Nutrien (mg/L)
COD
pH
(mg/L)
NH₃ N-N0₃
0
26,5
7,6
989 5,46
4,34
6
26,6
8,1
-
-
8
27,6
9
11
28,4
13
-
N-Organik 6,83 -
Total N 16,63 -
Fosfor
TSS (mg/L)
Kerapatan
Millipore Spektrofotometer
Sel (ind/ml)
10,6 -
412 -
360 -
138.888 -
659 5,46
4,14
6,83
16,43
10,57
220
27
250.000
8,7
659
0
4,13
9,56
13,69
10,44
328
91
305.555
29,7
8,5
989
0
3,58
6,83
10,41
10,4
692
265
583.333
15
33,4
9,3
659 2,73
3,73
4,09
10,55
10,24
400
212
416.666
17
31,3
9,4
494 1,37
5,03
2,73
9,13
10,23
332
131
333.333
19
28,8
9,6
330 1,37
4,15
1,37
6,89
10,2
300
71
277.777
22
29,5
9,5
330 1,37
3,39
1,37
6,13
10,19
175
100
305.555
24
30
9,5
330
0
3,36
1,37
4,73
10,16
435
246
527.777
26
30,4
9,4
165
0
4,10
1,37
5,47
10,11
105
85
277.777
71
Lampiran 4. Data Kerapatan Sel Pada Media Sakla Kecil
Tabel. Hasil Analisis Kerapatan Sel Pada Media Skala Kecil Kerapatan sel (Ind/ ml) Hari
75% Limbah
50% Limbah
(Bak I)
(Bak II)
0
111111
138888
11
250000
305555
13
416666
583333
15
944444
416666
17
777777
333333
19
472222
277777
22
1777777
305555
24
1277777
527777
26
472222
277777
72
Lampiran 5. Data TSS Pada Media Skala Kecil
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran TSS Pada Media Skala Kecil 75% Limbah (Bak I)
50% Limbah (Bak II)
TSS (mg/L)
TSS (mg/L)
Hari
Millipore Spektrofotometer Millipore Spektrofotometer 0
620
590
412
360
11
284
86
328
91
13
468
355
692
265
15
872
496
400
212
17
500
309
332
131
19
404
157
300
71
22
1940
910
175
100
24
925
623
435
246
26
250
130
105
85
73
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Suhu dan pH Media Kultivasi
Tabel. Hasil Pengukuran Suhu dan pH media kultivasi Tanggal
Hari Suhu (°C)
pH
14 Juni 2010
0
29,5
7,8
16 Juni 2010
2
24,6
8,3
18 Juni 2010
4
27,0
8,5
20 Juni 2010
6
28,0
8,6
22 Juni 2010
8
32,1
9,5
24 Juni 2010
10
28,9 10,2
26 Juni 2010
12
27,0
9,6
28 Juni 2010
14
27,1
9,8
30 Juni 2010
16
28,1
9,5
02 Juli 2010
18
29,5
9,2
04 Juli 2010
20
28,5
9,8
6 Juli 2010
22
28,4
9,7
8 Juli 2010
24
28,3
9,4
Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan)
74
Lampiran 7. Data Hasil Analisis Kadar Nitrogen
Tabel. Hasil Analisis Kadar Nitrogen dalam Media Limbah Cair Peternakan Nitrogen (mg/L) Tanggal
Hari
Total
N-
N-
N-
N
organik
NH₃
NO₃
(mg/L)
14 Juni 2010
0
5,46
1,40
4,54
11,4
16 Juni 2010
2
2,73
1,12
4,35
8,20
18 Juni 2010
4
1,37
0,56
4,05
5,98
20 Juni 2010
6
1,37
0,56
3,86
5,79
22 Juni 2010
8
1,37
0,56
3,71
5,64
24 Juni 2010
10
1,37
0,56
3,69
5,62
26 Juni 2010
12
1,37
0,56
3,68
5,61
28 Juni 2010
14
1,37
0,56
3,74
5,67
30 Juni 2010
16
0,69
0,56
3,79
5,04
02 Juli 2010
18
1,73
2,24
4,02
7,99
04 Juli 2010
20
1,73
1,40
3,88
7,01
6 Juli 2010
22
1,73
1,12
3,38
6,23
8 Juli 2010
24
0,68
0,84
3,33
4,85
Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan)
75
Lampiran 8. Data Hasil Analisis Kadar Ortofosfat
Tabel : Hasil Pengujian Ortofosfat dalam Media Kultivasi Tanggal
Ulangan
Hari
Kadar
P1
P2
Ortofosfat
14 Juni 2010
0
10,36
10,47
10,42
16 Juni 2010
2
10,34
10,45
10,40
18 Juni 2010
4
10,30
10,43
10,37
20 Juni 2010
6
10,25
10,34
10,30
22 Juni 2010
8
10,22
10,26
10,24
24 Juni 2010
10
10,22
10,34
10,28
26 Juni 2010
12
10,14
10,02
10,08
28 Juni 2010
14
10,14
10,01
10,08
30 Juni 2010
16
9,93
9,93
9,93
02 Juli 2010
18
10,59
10,55
10,57
04 Juli 2010
20
10,35
10,43
10,39
6 Juli 2010
22
10,18
10,19
10,19
8 Juli 2010
24
10,13
10,16
10,15
Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan)
76
Lampiran 9. Data Hasil Analisis COD
Tabel: Hasil Pengujian Kadar Ortofosfat dalm Media Kultivasi Tanggal
Ulangan
Hari
PI
Kadar COD
P II
(mg/L)
14 Juni 2010
0
659
659
659
16 Juni 2010
2
330
330
330
18 Juni 2010
4
165
321
243
20 Juni 2010
6
330
330
330
22 Juni 2010
8
330
165
248
24 Juni 2010
10
330
165
248
26 Juni 2010
12
165
165
165
28 Juni 2010
14
165
330
248
30 Juni 2010
16
165
165
165
02 Juli 2010
18
824
660
742
04 Juli 2010
20
660
660
660
6 Juli 2010
22
330
330
330
8 Juli 2010
24
165
165
165
Keterangan: : Pemanenan Mikroalga dan Penambahan Nutrien (Limbah cair peternakan)
77
Lampiran 10. Data Hasil Analisis Penelitian Utama Tanggal 14 Juni 2010 16 Juni 2010 18 Juni 2010 20 Juni 2010 22 Juni 2010 24 Juni 2010 26 Juni 2010 28 Juni 2010 30 Juni 2010 02 Juli 2010 04 Juli 2010 6 Juli 2010 8 Juli 2010
Suhu Hari (°C)
pH
COD (mg/L)
Nitrogen (mg/L) NNNorganik NH₃ NO₃
0
29,5
7,8
659
5,46
1,40
2
24,6
8,3
330
2,73
1,12
4
27,0
8,5
243
1,37
0,56
6
28,0
8,6
330
1,37
0,56
8
32,1
9,5
248
1,37
0,56
10
28,9
10,2
248
1,37
0,56
12
27,0
9,6
165
1,37
0,56
14
27,1
9,8
248
1,37
0,56
16 18 20 22 24
28,1 29,5 28,5 28,4 28,3
9,5 9,2 9,8 9,7 9,4
165 742 660 330 165
0,69 1,73 1,73 1,73 0,68
0,56 2,24 1,40 1,12 0,84
Total N (mg/L)
4,54
11,4
4,35
8,20
4,05
5,98
3,86
5,79
3,71
5,64
3,69
5,62
3,68
5,61
3,74
5,67
3,79
5,04
4,02 3,88 3,38 3,33
7,99 7,01 6,23 4,85
Ortofosfat (mg/L)
Kalium (mg/L)
10,42
698
10,40 10,37
676
10,31 10,24
602
10,28 10,08
446
10,08 9,93 10,57 10,39 10,19 10,15
506 520
TSS (mg/L) Hemasitometer SpektrofoMillipore tometer (ind/ml) 100
32
361.111
92
31
388.888
192
36
472.222
416
192
694.444
532
268
930.555
616
346
1.986.111
2135
1350
4.972.222
1200
870
3.625.000
380 210 1500 205 115
850 162 1450 138 63
1.611.111 1.722.222 16.944.444 1.916.666 1.305.555
78