LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan Premium Nilai Tukar dan Nilai Tukar Bayangan Tahun 2009 Uraian Jumlah (Rp) Total Ekspor (Xt) 1,211,049,484,895,820.00 Total Impor (Mt) 1,006,479,967,445,610.00 Penerimaan Pajak Ekspor (TXt) 9,336,000,000,000.00 Penerimaan Pajak Impor (TMt) 19,160,000,000,000.00 Nilai Tukar Rupiah/USD (OERt) 10,394.38 Sumber : Badan Pusat Statistik 2010
SCFt = =
X t+ M t X t − Tx t + M t − Tm t 1.211.049.484,895.820+1.006.479.967.445.610 1.211.049.484.895.820−9.336.000.000.000 +(1.006.479.967.445.610−19.160.000.000.000)
= 99,56% SERt =
OERt SCFt 10.394,38
= 99,56𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 = 10.440,43 Lampiran 2. Perhitungan Harga Bayangan Input Pupuk Urea dan TSP No. Keterangan Urea TSP 1 FOB ($/ton) 249,60 257,40 2 Freight and Insurance ($/ton) 37,44 38,61 3 CIF Indonesia ($/ton) 287,04 296,01 4 Nilai Tukar (Rp/$) 10.394,38 10.394,38 5 Premiun Nilai Tukar (%) 99,56% 99,56% 6 Nilai Tukar Equilibrium (Rp/$) 10.440,32 10.440,32 7 FOB Indonesia dalam mata uang domestik 2.996.788,71 3.090.438,35 (Rp/ton) 8 Faktor konversi berat (kg/ton) 0,001 0,001 9 FOB Indonesia dalam mata uang domestik 2.996,79 3.090,44 (Rp/kg) 10 Biaya transportasi dan penanganan (Rp/kg) 70,00 70,00 11 Harga paritas impor tingkat pedagang 3.066,79 3.160,44 besar (Rp/kg) 12 Biaya distribusi ke tingkat petani (Rp/kg) Cikampek – Bogor 17 17 Bogor – pengecer 32,00 32,00 13 Harga di tingkat petani 3.116 3.209 Sumber: Data Primer, diolah
94
Lampiran 3. Perhitungan Harga Bayangan Output Jambu Biji Tahun 2009 No. Keterangan Nilai 1 FOB ($/kg) 2,81 2 Nilai tukar 10.394,38 3 Premium nilai tukar (%) 99,56% 4 Nilai tukar bayangan (Rp/$) 10.440,32 5 Harga FOB (Rp/kg) 29.337,29 Biaya transportasi dan penanganan: 6 Premi asuransi (Rp/kg) 147 7 Penanganan/ bongkar muat (Rp/kg) 2.000 8 Keuntungan eksportir (Rp/kg) 11.735 9 Harga di tingkat eksportir (Rp/kg) 15.456 10 Biaya penyimpanan (Rp/kg) 200 11 Biaya retribusi (Rp/kg) 100 12 Biaya pengemasan (Rp/kg) 174 Biaya transportasi (Rp/kg) 200 Biaya Sortasi (Rp/kg) 350 Keuntungan pedagang besar (Rp/kg) 4.637 13 Harga di tingkat pedagang besar (Rp/kg) 9.795 Biaya distribusi ke tingkat petani: 14 Biaya pemanenan (Rp/kg) 300 15 Biaya sortasi dan penanganan (Rp/kg) 240 Biaya penyusutan (Rp/kg) 200 16 Biaya transportasi (Rp/kg) 1500 17 Keuntungan pedagang (Rp/kg) 1200 18 Harga di tingkat petani 6.355 Sumber: Data Primer, diolah
Lampiran 4. Perhitungan Penyusutan Peralatan Usahatani Jambu Biji Tahun 2009 No. Peralatan Jumlah Harga Umur Nilai Penyusutan (unit) (Rp) teknis 1 Cangkul 2 45.600 4 91.200 22.800 2 Golok 2 30.700 3 61.400 20.467 3 Handsprayer 2 125.900 4 251.800 62.467 4 Gunting 1 27.700 3 27.700 9.233 pangkas 5 Garpu 2 52.800 5 105.600 21.120 6 Arit 2 31.200 3 62.400 20.800 Total 11 313.900 600.100 157.370 Sumber: Data Primer, diolah
95
Lampiran 5. Rincian Penerimaan, Biaya Finansial dan Ekonomi dalam Komponen Domestik dan Asing pada Usahatani Jambu Biji Tahun 2009 (Rp/Ha) No.
Input/Output
Domestik
Penerimaan Output jambu 40.045.866 B Biaya produksi 1 Pupuk P. kandang 753.806 Urea 63.817 TSP 105.595 2 Obat-obatan Decis 38.487 Dusbran 9.444 Round up 12.636 3 Kertas koran 246.105 4 Plastik 346.764 5 Peralatan Cangkul 22.800 Golok 20.467 Handsprayer 62.950 Gunting 9.233 pangkas Garpu 21.120 Arit 20.800 6 Sewa lahan 4.224.368 7 Modal 124.833 8 Tenaga kerja Pemupukan 1.057.220 Penyemprotan 270.456 Pemangkasan 612.094 Penyiangan 775.919 Pembungkusan 1.275.179 9 PBB 0 Total 10.074.093 Sumber: Data Primer, diolah
Ekonomi Asing
Finansial Asing Pajak
Total
Domestik
Total
0
40.045.866
26.466.265
0
0
26.466.265
0 18.869 31.222
753.806 82.686 136.816
753.806 32.701 62.392
0 10.678 20.074
0 75 141
863.142 46.794 87.968
9.063 2.224 2.976 0 340.987
47.549 11.668 15.612 246.105 687.751
42.092 10.329 13.820 243.004 373.067
12.314 1.116 3.396 0 307.657
820 74 226 2.781 9.928
64.605 5.855 17.815 220.683 620.526
0 0 0 0
22.800 20.467 62.950 9.233
22.082 19.822 60.967 8.942
0 0 0 0
718 645 1.983 291
22.800 20.467 62.950 9.233
0 0 0 0
21.120 20.800 4.224.368 124.833
20.455 20.145 4.224.368 357.693
0 0 0 0
665 655 0 0
21.120 20.800 4.224.368 357.693
0 0 0 0 0 0 405.340
1.057.220 270.456 612.094 775.919 1.275.179 0 10.479.433
1.057.220 270.456 612.094 775.919 1.275.179 2.432.125 12.688.676
0 0 0 0 0 0 422.896
0 0 0 0 0 0 21.538
1.057.220 270.456 612.094 775.919 1.275.179 2.432.125 13.133.111
A
96
Lampiran 6. Tabel PAM Usahatani Jambu Biji di Kecamatan Tanah Sareal Tahun 2009 (Rp/Ha) Uraian Penerimaan Biaya Input Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 422.896 12.710.215 13.333.154 Sosial 40.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Dampak -13.579.602 17.556 2.636.122 -16.233.280 Kebijakan Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.333.154
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,488
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.434
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -13.579.602
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,661
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 17.556
Koefisien Proteksi Sumber: Data Primer, diolah Input Nominal (NPCI)
= 1,043
Transfer Faktor
= 2.636.122
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,657
Transfer Bersih (NT)
= -16.233.280
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,451
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,405
97
Lampiran 7. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji dengan Penurunan Harga Jambu Biji Domestik sebesar 15persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 22.496.325 422.896 12.710.215 9.963.214 Sosial 30.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Divergensi -17.549.541 17.556 2.636.122 -20.203.219 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 9.963.214
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,576
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.434
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -17.549.541
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,562
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 17.556
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,043
Transfer Faktor
= 2.636.122
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,468
Transfer Bersih (NT)
= -20.203.219
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,317
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,505
98
Lampiran 8. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji dengan Penurunan Harga Jambu Biji Internasional sebesar 17persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 422.896 12.710.215 13.333.154 Sosial 26.956.238 405.340 10.074.093 16.476.806 Divergensi -489.973 17.556 2.636.122 -3.143.651 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.333.154
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,488
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 16.476.806
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,379
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -489.973
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,982
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 17.556
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,043
Transfer Faktor
= 2.636.122
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,981
Transfer Bersih (NT)
= -3.143.651
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,809
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,117
99
Lampiran 9. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji dengan Kenaikan Harga Jambu Biji Domestik sebesar 20persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 31,759.518 422.896 12.710.215 18.626.407 Sosial 40.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Divergensi -8.286.349 17.556 2.636.122 -10.940.027 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 18.626.407
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,406
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.43
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -8.286.349
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,793
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 17.556
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,043
Transfer Faktor
= 2.636.122
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,791
Transfer Bersih (NT)
= -10.940.027
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,630
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,273
100
Lampiran 10. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji dengan Kenaikan Harga Pupuk Anorganik sebesar 35 persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 432.757 12.746.159 13.287.349 Sosial 40.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Divergensi -13.579.602 27.417 2.672.066 -16.279.085 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.287.349
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,490
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.434
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -13.579.602
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,661
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 27.417
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,068
Transfer Faktor
= 2.672.066
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,657
Transfer Bersih (NT)
= -16.279.085
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,449
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= 0,407
101
Lampiran 11. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji dengan Penurunan Harga Pupuk Anorganik sebesar 35persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 413.035 12.679.456 13.373.774 Sosial 40.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Divergensi -13.579.602 7.695 2.605.363 -16.192.660 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.373.774
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,487
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.434
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -13.579.602
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,661
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 7.695
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,019
Transfer Faktor
= 2.605.363
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,657
Transfer Bersih (NT)
= -16.192.660
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,452
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= 0,404
102
Lampiran 12. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji Apabila PPN 10 persen Dihapuskan (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 383.424 12.659.872 13.422.969 Sosial 40.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Divergensi -13.579.602 -21.916 2.585.779 -16.143.465 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.422.969
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,485
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.434
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -13.579.602
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,661
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= -21.916
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 0,946
Transfer Faktor
= 2.585.779
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,658
Transfer Bersih (NT)
= -16.143.465
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,454
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,403
103
Lampiran 13. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji Apabila Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat Menguat 6 persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 422.896 12.710.215 13.333.154 Sosial 40.045.866 402.450 10.064.054 24.959.494 Divergensi -8.959.733 20.446 2.646.161 -11.626.340 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.333.154
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,488
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 24.959.494
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,287
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -8.959.733
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,747
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 20.446
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,051
Transfer Faktor
= 2.646.161
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,744
Transfer Bersih (NT)
= -11.626.340
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,534
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,328
104
Lampiran 14. Analisis Sensitivitas Usahatani Jambu Biji Tahun 2009 Apabila Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat Melemah 6 persen (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 422.896 12.710.215 13.333.154 Sosial 44.665.735 408.236 10.084.152 34.173.347 Divergensi -18.199.470 14.660 2.626.062 -20.840.193 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.333.154
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,488
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 34.173.347
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,228
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -18.199.4
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,593
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 14.660
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,036
Transfer Faktor
= 2.626.062
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,588
Transfer Bersih (NT)
= -20.840.193
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,390
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,467
105
Lampiran 15.Analisis Sensitivitas Gabungan – Pengaruhnya pada Harga Privat (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 27.789.578 373.563 12.238.132 15.177.884 Sosial 40.045.866 405.340 10.074.093 29.566.434 Divergensi -12.256.288 31.777 2.164.039 -14.388.550 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 15.177.884
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,446
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 29.566.434
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,254
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -12.256.288
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,694
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 31.777
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 0,922
Transfer Faktor
= 2.164.039
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,692
Transfer Bersih (NT)
= -14.388.550
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,513
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,359
106
Lampiran 16. Analisis Sensitivitas Gabungan – Pengaruhnya pada Harga Sosial (Rp/Ha) Biaya Input Komponen Penerimaan Keuntungan Tradable Non Tradable Privat 26.466.265 422.896 12.710.215 13.333.154 Sosial 30.790.729 408.236 10.084.152 20.298.341 Divergensi -4.324.464 14.660 2.626.062 -6.965.187 Sumber: Data Primer, diolah
Analisis Daya Saing 1. Keunggulan Kompetitif Keuntungan Privat (PP)
= 13.333.154
Rasio Biaya Privat (PCR)
= 0,488
2. Keunggulan Komparatif Keuntungan Sosial (SP)
= 20.298.341
Biaya Sumberdaya Domestik (DRC)
= 0,332
Dampak Kebijakan Pemerintah 1. Kebijakan Output Transfer Output (TO)
= -4.324.464
Koefisien Proteksi Output Nominal (NPCO)
= 0,860
2. Kebijakan Input Transfer Input (TI)
= 14.660
Koefisien Proteksi Input Nominal (NPCI)
= 1,036
Transfer Faktor
= 2.626.062
3. Kebijakan Input-Output Koefisien Proteksi Efektif (EPC)
= 0,857
Transfer Bersih (NT)
= -6.965.187
Koefisien Keuntungan (PC)
= 0,657
Rasio Subsidi bagi Produsen (SRP)
= -0,226
107
Lampiran 17. Ketentuan Mutu Jambu Biji Menurut Rancangan SNI jambu Biji Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam SNI jambu biji menurut Badan Standardisasi Nasional Indonesia (2009): 1. Ketentuan Minimum Persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk semua kelas buah jambu biji antara lain adalah : Utuh Penampilan segar Padat Layak dikonsumsi, tidak busuk atau rusak Bersih, bebas dari benda-benda asing Bebas dari memar yang menyebabkan perubahan rasa dan penampilan Bebas dari hama dan penyakit Bebas dari kerusakan akibat serangan hama dan/atau penyakit kecuali akibat dari faktor lingkungan yang tidak dapat dihindarkan tetapi tidak memengaruhi penampilan umum produk Bebas dari kelembapan eksternal yang abnormal, kecuali kondensasi sesaat setelah pemindahan dari tempat penyimpanan dingin Bebas dari aroma dan rasa asing. Jambu biji harus dipanen dengan hati-hati dan telah mencapai tingkat kematangan yang tepat sesuai dengan kriteria varietas, serta daerah tempat tumbuhnya. Tingkat perkembangan dan kondisi buah jambu biji pada saat panen harus dapat : Mendukung penanganan, pengangkutan dan distribusi buah ; 108
Sampai di pasar yang dituju dalam kondisi yang diinginkan. 2. Klasifikasi Jambu biji untuk konsumsi segar digolongkan dalam 3 (tiga) kelas kualitas seperti berikut : 1) Kelas Super Jambu biji pada kelas ini harus berkualitas super. Jambu biji harus sesuai dengan karakteristik varietas. Jambu biji harus bebas dari cacat kecuali cacat yang sangat kecil pada permukaan yang tidak memengaruhi penampilan secara umum, kualitas, kualitas simpan dan keberadaan produk dalam kemasan. 2) Kelas A Jambu biji pada kelas ini harus berkualitas baik dan berkarakter sesuai dengan varietas. Cacat yang sangat kecil pada buah masih diperbolehkan sejauh tidak memengaruhi penampilan umum, kualitas, kualitas simpan dan keberadaan produk dalam kemasan. Beberapa penyimpangan yang masih diperbolehkan adalah: Sedikit penyimpangan pada bentuk dan warna ; Cacat sedikit pada kulit buah seperti tergores atau kerusakan mekanis lainnya seperti terpapar sinar matahari. Total area yang cacat tidak lebih dari 5 persen dari luas total seluruh permukaan buah. Penyimpangan pada kulit buah tidak boleh memengaruhi daging buah. 3) Kelas B Jambu biji pada kelas ini adalah jambu biji yang tidak memenuhi persyaratan untuk kelas yang lebih tinggi namun masih memenuhi persyaratan
109
minimum.
Penyimpangan
yang
masih
diperbolehkan
sejauh
masih
mempertahankan karakter penting kualitas, kualitas simpan dan penampilan produk, adalah : penyimpangan pada bentuk dan warna; cacat pada kulit akibat tergores dan kerusakan lain seperti terpapar sinar matahari. Total area yang cacat tidak lebih dari 10 persen dari luas total seluruh permukaan buah. Penyimpangan pada kulit buah tidak boleh memengaruhi daging buah. 3. Ketentuan Ukuran Ukuran ditentukan berdasarkan bobot atau diameter maksimum buah yang diukur secara melintang. Tabel 23 memperlihatkan ketentuan mengenai ukuran jambu biji: Tabel 23. Klasifikasi Jambu Biji Berdasarkan Bobot dan Diameter Buah Kode Ukuran* Bobot (gram) Diameter (mm) 1 >450 > 100 2 351 – 450 96 – 100 3 251 – 350 86 – 95 4 201 – 250 76 – 85 5 151 – 200 66 – 75 6 101 – 150 54 – 65 7 61 – 100 43 – 53 8 35 – 60 30 – 42 9 <35 < 30 Keterangan: *) Mengacu pada deskripsi varietas
4. Ketentuan Toleransi Toleransi dalam hal kualitas dan ukuran masih dimungkinkan dalam setiap kemasan untuk produk yang tidak memenuhi syarat yang ditetapkan untuk setiap kelas.
110
Toleransi Mutu 1) Kelas Super Lima persen dari jumlah atau bobot jambu biji boleh tidak memenuhi ketentuan kelas super tetapi masih termasuk dalam kelas A atau masih berasal dalam batas toleransi kelas tersebut. 2) Kelas A Sepuluh persen dari jumlah atau bobot jambu biji boleh tidak memenuhi ketentuan kelas A tetapi masih termasuk dalam kelas B atau masih berasal dalam batas toleransi kelas tersebut. 3) Kelas B Sepuluh persen dari jumlah atau bobot jambu biji boleh tidak memenuhi ketentuan kelas B atau persyaratan minimum (point 4.1), dengan pengecualian buah yang sudah dipengaruhi oleh pembusukan atau kerusakan lain yang menyebabkan tidak layak dikonsumsi. Toleransi Ukuran Untuk semua kelas, batas toleransi yang diperbolehkan adalah 10 persen berdasarkan jumlah atau bobot, tetapi berada tepat di atas atau di bawah kisaran ukuran yang ditentukan pada tabel ketentuan mengenai ukuran. 5. Ketentuan Keseragaman Keseragaman Isi setiap kemasan harus seragam dan hanya berisi jambu biji dari kawasan, varietas/tipe komersial, kualitas dan ukuran yang sama. Bagian isi yang tampak dari kemasan harus mencerminkan keseluruhan isi kemasan.
111
Pengemasan Jambu biji harus dikemas dengan cara yang dapat melindungi buah dengan baik. Bahan yang digunakan di dalam kemasan harus baru (termasuk bahan daur ulang yang sesuai untuk makanan), bersih dan menjaga kualitas untuk mencegah kerusakan eksternal maupun internal produk. Penggunaan bahan-bahan terutama kertas atau label spesifikasi produk yang dicetak masih dimungkinkan dengan menggunakan tinta atau lem yang tidak beracun. Jambu biji dikemas dalam kontainer sesuai dengan rekomendasi internasional untuk pengemasan dan pengangkutan buah tropika segar dan sayuran (CAC/RCP 44-1995). Kemasan Kemasan harus memenuhi syarat kualitas, higienis, ventilasi, dan ketahanan untuk menjamin kesesuaian penanganan, pengangkutan, distribusi, dan menjaga kualitas. Kemasan harus bebas dari bahan dan bau asing.
112
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian
Proses penimbangan jambu biji
Proses penyortiran jambu biji
Kebun jambu biji Proses wawancara pedagang
Alat-alat pertanian dalam usahatani jambu biji
113