LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 1
IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan
Akuntabilitas
merupakan garis
Kinerja
Instansi
Pemerintah
(LAKIP)
ini
besar dari rencana kinerja dan pencapaian kinerja Balai
Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta selama tahun 2015. Rencana kinerja tahun 2015 merupakan rencana aksi pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPFK Jakarta. Laporan
akuntabilitas
kinerja
Balai
berfungsi
sebagai
sarana
mempertanggungjawabkan kinerja BPFK Jakarta kepada Dirjen Bina Upaya Kesehatan atas pelaksanaan kegiatan dan penyerapan DIPA tahun 2015, sehingga
dapat
memberikan
gambaran
umum
tentang
pencapaian
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi BPFK Jakarta untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan dalam Program Pembinaan Upaya Kesehatan. Secara keseluruhan, output dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Upaya Kesehatan dapat ditingkatkan, sedangkan dari aspek keuangan dapat direalisasikan sebesar Rp23.638.465.774,-
(77,69%)
dari
total
alokasi
Pagu
anggaran
Rp30.427.665.000,-. Pencapaian target dari masing masing indikator kinerja utama BPFK Jakarta antara lain: 1. Prosentase institusi penguji yang merujuk ke BPFK Jakarta, merupakan institusi yang telah mendapat ijin operasional sesuai dengan SK Menkes serta melakukan pelayanan, jumlah institusi yang merujuk dapat dihitung
berdasarkan
keikutsertaan
pada
uji
profisiensi
dan
atau
menggunakan metode kerja BPFK Jakarta dan atau yang dibina oleh BPFK Jakarta, dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 70% capaiannya 100% dari 20 jumlah laboratorium kalibrasi (Institusi penguji).
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 2
2. Indeks
Kepuasan
Pelanggan
diukur
menggunakan
instrument
pengukuran indeks kepuasan masyarakat yang dikeluarkan oleh Kemen PAN dan disempurnakan oleh BPFK Jakarta untuk kebutuhan pelayanan, Indeks kepuasan terbagi atas : a. Pelanggan Internal adalah semua karyawan BPFK Jakarta yang mendapatkan pelayanan internal dari BPFK Jakarta, dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 75% capaiannya 30 responden (75%). b. Pelanggan Eksternal adalah semua yang menggunakan jasa layanan dari BPFK Jakartameliputi Rumah Sakit, Puskesmas, Laboratorium Kesehatan,dll. Dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 74% capaiannya 74,69% diukur dengan 52 responden dengan hasil indeks kepuasan 14 unsur yang dinilai dengan kriteria baik. 3. Prosentase Rumah Sakit rujukan nasional dan regional yang dilayani adalah jumlah rumah sakit yang diberikan jasa pelayanan pada 9 Propinsi untuk pengujian kalibrasi, proteksi radiasi inspeksi teknis prasarana dan uji kesesuaian sinar x, dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 65% capaiannya 68,30% (Rumah Sakit rujukan nasional dan regional yang dilayani sebanyak 28 faskes). 4. Jumlah Akreditasi adalah banyaknya pengakuan pemerintah (lembaga berwenang : Komite Akreditasi Nasional) terhadap institusi penguji sesuai standar yang digunakan antara lain : SNI 17025, ISO 17020, ISO17043, ISO 9000, dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 1 capaiannya 1 pengajuan akreditasi SNI ISO:IEC 17020 untuk lembaga inspeksi info dari KAN proses Pantek. 5. Terakreditasi ISO 17025 adalah peningkatan jumlah ruang lingkup akreditasi sesuai persyaratan ISO 17025 yang diberikan oleh Komite Akreditasi Nasional, dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 28% capaiannya
28%
(35/125)
dari
33
jenis
pelayanan
yang
sudah
terakreditasi.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 3
6. Prosentase peserta (Institusi penguji) uji profisiensi adalah institusi penguji fasilitas kesehatan atau laboratorium penguji/kalibrasi alat kesehatan yang mengikuti uji profisensi yang diselenggarakan oleh BPFK Jakarta, target yang ditetapkan pada tahun 2015 70% capaiannya 22 instalasi penguji yaitu 3 BPFK dan 2 Loka. 7. Pelaksanaan
Pengujian
pengujian/kalibrasi
Kalibrasi
alat kesehatan
sesuai
jadwal
adalah
pelayanan
dan prasarana kesehatan yang
dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang ditetapkan, target yang ditetapkan pada tahun 2015 70% capaiannya 48,83% (jumlah pelayanan Pengujian/kalibrasi alat kesehatan dan prasarana kesehatan yang sesuai dengan jadwal sebanyak 247 layanan dari 608 layanan). 8. Penerbitan Sertifikat /LHU (Laporan Hasil Uji) adalah menerbitkan sertifkat/LHU tidak lebih dari 30 hari kerja terhitung mulai dari akhir pekerjaan teknis dan pengambilan data surat perintah kerja yang dikeluarkan
oleh
customer
yang
ditujukan
kepada
BPFK
untuk
melaksanakan pengujian/kaibrasi, target yang ditetapkan pada tahun 2015 82% capaiannya 49,74% (Jumlah penyelesaian sertifikat LHU yang sesuai SPM sebanyak 3075 LHU). 9. Prosentase responden terhadap keluhan pelanggan yang ditindak lanjuti adalah konfirmasi dan atau klarifikasi atas pengaduan dan keluhan pelanggan terhadap pelayanan BPFK dalam waktu tidak lebih dari dari 1 hari kerja, target yang ditetapkan pada tahun 2015 91% capaiannya 100%. 10. Jenis pelayanan kalibrasi adalah pengujian dan atau kalibrasi 125 alat kesehatan, inspeksi teknis prasarana kesehatan (Instalasi listrik medis, instalasi gas medis dan tata udara medis), target yang ditetapkan pada tahun 2015 114 capaiannya 120 pelayanan. 11. Jumlah alat yang diuji dan dikalibrasi adalah capaian jumlah alat kesehatan dan prasarana kesehatan yang dilakukan pengujian/kalibrasi
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 4
oleh BPFK Jakarta, target yang ditetapkan pada tahun 2015 7600 capaiannya 14.387 (melebihi target). 12. Kesesuaian perencanaan dengan realisasi E-Planning adalah capaian program kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran), target yang ditetapkan di tahun 2015 95% capaiannya 77,69% atau sebesar Rp23.639.649.624,- dari pagu sebesar Rp30.427.665.000,-. 13. Jumlah program pemantauan mutu eksternal adalah kegiatan pembinaan terhadap institusi penguji fasilitas kesehatan meliputi uji profisiensi, bimbingan teknis, dokumen system mutu, target yang ditetapkan pada tahun 2015 2 capaiannya 2 (sesuai target). 14. Prosentase temuan audit yang ditindaklanjuti adalah jumlah audit kinerja BPFK Jakarta baik internal maupun eksternal yang ditindaklanjuti dan dilakukan perbaikan secara berkelanjutan, target yang ditetapkan pada tahun 2015 100% capaiannya 100% (dari 31 temuan audit internal sudah ditindaklanjuti dan closed). 15. Jumlah SOP yang diperbaiki adalah pedoman /prosedur sebagai acuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai tata kelola BPFK Jakarta yang telah diperbaiki/direvisi, target yang ditetapkan pada tahun 2015 5 capaiannya 5 (ada 7 metode kerja yang diperbaiki). 16. Jumlah MOU/kerjasama yang terlaksana adalah perjanjian kesepakatan antara B{FK Jakarta dengan Rumah Sakit, institusi pendidikan dan lembaga pelatihan kompetensi dalam rangka peningkatan kompetensi pengujian dan kalibrasi, target yang ditetapkan pada tahun 2015 6 MOU capaiannya 13 MOU (melebihi target). 17. Jumlah institusi penguji yang mendapat pembinaan adalah institusi penguji fasilitas kesehatan yang legal sesuai dengan regulasi yang berlaku dan telah mendapat pembinaan teknis dari BPFK Jakarta, target yang ditetapkan pada tahun 2015 18 capaiannya 19 (melebihi target).
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 5
18. Tingkat Penilaian SKP adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang pegawai dengan nilai 100%, target yang dietapkan pada tahun 2015 100% capaiannya pada semester 2 masih dalam proses pengumpulan. 19. Ketepatan
kalibrasi
alat
ukur
sesuai
jadwal
adalah
prosentase
pelaksanaan rekalibrasi alat ukur laboratorium sesuai dengan program rekalibrasi berkala, target yang ditetapkan pada tahun 2015 82% capaiannya 79% (tidak mencapai target). 20. Tingkat keandalan alat kalibrator adalah kemampuan pengukuran dan kalibrasi peralatan kesehatan yang mampu mendekati nilai sebenarnya, target yang ditetapkan pada tahun 2015 97% capaiannya 98% (melebihi target). 21. Level/prosentase integrasi ICT adalah prosentase teknologi informasi yang
digunakan
untuk
mengolah
data
internal
pelayanan
untuk
menghasilkan informasi yang berkualitas, target yang ditetapkan pada tahun 2015 60% capaiannya 49%. 22. Prosentase peningkatan kompetensi staff adalah banyaknya SDM yang mempunyai sertifikat kompetensi sesuai dengan bidangnya, target yang ditetapkan pada tahun 2015 60% capaiannya 65 % (melebihi target). 23. Pemenuhan LAKIP adalah pemenuhan capaian kinerja realisasi anggaran serta kesesuaian dokumen anggaran dan dokumen pertanggungjawaban kegiatan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, target yang ditetapkan pada tahun 2015 97% capaiannya masih dalam proses penyusunan dan penyelesaian LAKIP. 24. Pendapatan PNBP adalah jumlah pendapatan yang diperoleh BPFK Jakarta dari jasa pelayanan pengujian/kalibrasi dan proteksi radiasi sesuai dengan pola tarif PP 21 tahun 2013,target yang ditetapkan pada tahun
2015
sebesar
Rp6.000.000.000,-
capaiannya
sebesar
Rp8.217.344.605,- (136,96%).
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 6
Dengan demikian, dari uraian tersebut Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Jakarta
merealisasikan
telah
kegiatan
melaksanakan
berikut
program
tugas serta
dan rencana
fungsi aksi
serta dengan
dukungan DIPA tahun 2015 sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 7
KATA PENGANTAR
Laporan
Akuntabiltas
Kinerja
Pemerintah (LAKIP) adalah bagian
Instansi
dari Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang merupakan salah satu cara perbaikan kinerja organisasi yang harus dan terus dilakukan untuk mewujudkan
penyelenggaraan
pemerintah
akuntabel dan transparan. sebagai TAP
MPR
RI
No
:
yang
tindak lanjut
XI/MPR/1998
tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Laporan ini disusun secara periodik berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor
8 tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah serta Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Nomor : 53 Tahun 2014. Penyusunan
LAKIP
ini
merupakan
salah
satu
bentuk/media
pertanggungjawaban Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan tata kerja serta sebagai parameter dalam
mengukur
program
dan
pencapaian
kegiatan
BPFK
tingkat
keberhasilan
Jakarta
selama
tahun
kinerja
pelaksana
anggaran
2015.
Selanjutnya laporan ini akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan program dan kegiatan dimasa yang akan datang agar semakin baik dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan Tupoksi di BPFK Jakarta
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 8
dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean government). Perlu dijelaskan bahwa penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan seluruh kegiatan Balai Pengamanan Fasilitas kesehatan Jakarta ini telah mengacu kepada Tugas Pokok dan Fungsi Organiasi dan Tata Kerja sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan
Peraturan
Menteri
tentang
Kesehatan
No.530/Menkes/Per/IV/2007
Perubahan tanggal,
27
Peraturan April
Menteri
2007
yang
dijabarkan dalam Rencana Strategis, kemudian dirangkum menjadi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang umumnya memuat gambaran secara garis besar tentang pelaksanaan seluruh kegiatan program Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta dengan dukungan Angaran DIPA Tahun 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini, diharapkan sebagai salah satu cara evaluasi yang obyektif, efisien dan efektif dimana dapat
memberikan
informasi serta mengkomunikasikan hal-hal riil dan obyektif yang pada akhirnya dapat mendukung program kerja Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada diharapkan masukan
dan
saran
guna
perbaikan
dalam
kinerja
maupun
dalam
penyusunan laporan ini dimasa mendatang. Demikian, semoga bermanfaat.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 9
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR....................................................................................... i RINGKASA EKSEKUTIF.................................................................................. iii DAFTAR ISI.................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN A LATAR BELAKANG............................................................................... B MAKSUD DAN TUJUAN...................................................................... C TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTURAL ORGANISASI................... D SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................. BAB II PERENCANAAN & PERJANJIAN KINERJA II.1 PERENCANAAN KINERJA.................................................................. II.2 PERJANJIAN KINERJA....................................................................... BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A CAPAIAN KINERJA ORGANISASI………………………………….................... A.1.
MEMBANDINGKAN ANTARA TARGET DAN REALISASI KINERJA TAHUN INI………………………………………………………….
A.2.
MEMBANDINGKAN ANTARA REALISASI KINERJA SERTA CAPAIAN KINERJA TAHUN INI DENGAN TAHUN LALU DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR ..................................... 13 MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA SAMPAI DENGAN TAHUN INI DENGAN TARGET JANGKA MENENGAH YANG TERDAPAT DALAM DOKUMEN PERENCANAAN STARTEGIS ORGANISASI……………………………………………………………………. 13 MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA TAHUN INI DENGAN STANDAR NASIONAL (JIKA ADA).………………………………….. 13
A.3.
A.4.
A.5.
ANALISIS PENYEBAB KEBERHASILAN/KEGAGALAN ATAU PENINGKATAN/PENURUNAN KINERJA SERTA ALTERNATIVE SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN …………….. 13 A.6. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA... 13 A.7. ANALISIS PROGRAM/KEGIATAN YANG MENUNJANG KEBERHASILAN ATAUPUN KEGAGALAN PENCAPAIAN PERNYATAAN KINERJA …………………………………………………. 13 B REALISASI ANGGARAN.................................................................... 35 BAB IV SIMPULAN LAMPIRAN : 1. Perjanjian Kinerja 2. Indikator Kinerja Utama (IKU) 3. Pengukuran Kinerja 4. SK Tim Penyusun LAKIP
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 10
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Menurut undang-undang nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, disebutkan bahwa salah satu asas umum penyelenggaraan negara adalah asas akuntabilitas. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam
rangka
pembangunan
good
gavernance,
kebijakan
umum
pemerintah adalah ingin menjalankan pemerintahan yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Orientasi pada input terutama uang seperti yang selama ini dijalankan hendaknya ditinggalkan. Pemerintahan yang berorientasi pada hasil pertama-tama akan fokus pada kepentingan masyarakat berupa upaya untuk menghasilkan output dan outcome yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Output merupakan hasil langsung dari program-program atau kegiatan yang dijalankan pemerintah dan dapat berwujud
sarana,
barang
dan
jasa
pelayanan
kepada
masyarakat.
Sedangkan outcome adalah berfungsinya sarana barang/jasa tersebut sehingga memberi manfaat kepada masyarakat. Output dan outcome inilah yang selayaknya dipandang sebagai kinerja, bukan kemampuan menyerap anggaran seperti persepsi yang ada selama ini, namun demikian uang tetap merupakan faktor penting untuk mencapai kinerja baik output maupun outcome. LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 11
Sehubungan dengan itu maka sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
yang
governance
dan
telah
dibangun
sekaligus
result
dalam
rangka
oriented
mewujudkan
government
perlu
good terus
dikembangkan dan informasi kinerjanya diintegrasikan kedalam sistem penganggaran dan pelaporan sesuai dengan amanat undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara dan undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara serta berbagai peraturan perundangan dibawahnya. Dengan demikian kedepan anggaran negara menjadi anggaran berbasis kinerja atau dengan kata lain dihitung dan disusun berdasarkan output dan outcome yang diinginkan. Dengan anggaran berbasis kinerja akan dapat dilakukan penelusuran realisasi anggaran dengan capaian kinerjanya, hal ini akan memudahkan evaluasi untuk mengetahui cost efficiency dan cost effectivenes anggaran instansi sekaligus memudahkan pencegahan dan deteksi kebocoran anggaran. Pembangunan kesehatan pada dasarnya menjalankan amanat UUD 1945 yang merupakan kehendak dari seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Tercapainya tujuan pembangunan nasional merupakan tanggung jawab dan kehendak seluruh rakyat Indonesia. Dalam menghadapi makin ketatnya persaingan bebas pada era global, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
harus
dilakukan.
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi
peningkatan kualitas sumberdaya tersebut adalah kesehatan. Dengan adanya perubahan paradigma dalam pembangunan kesehatan yang dikenal dengan paradigma sehat serta kebijakan pembangunan yang berwawasan kesehatan maka hal tersebut di atas diharapkan dapat diwujudkan.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 12
Masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan prilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Kementerian Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitator pembangunan
kesehatan
yang
dilakukan
oleh
pemerintah
bersama
masyarakat termasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat, baik fisik, sosial, maupun mental/jiwanya. Untuk mewujudkan keadaan tersebut investasi
sarana,
prasarana
dan
peralatan
kesehatan
telah
banyak
dilakukan, dengan berbagai persyaratan diantaranya persyaratan mutu, keselamatan dan kemanfaatan. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan yang bertugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta. Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan sebagai institusi pemerintah berkewajiban menyusun laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) sebagai wujud pertanggung jawaban keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi dengan dukungan DIPA tahun anggaran 2015.
B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah LAKIP BPFK JAKARTA _2015
dan Peraturan Page 13
Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta merupakan rangkuman pertanggung jawaban secara tertulis dalam melakukan proses evaluasi kinerja yang memuat keberhasilan maupun
kegagalan
dalam
pencapaian
kinerja
selama
melaksanakan
kegiatan tahun anggaran 2015 yang wajib dipertanggung jawabkan atas pelaksanaan kegiatan yang menjadi tugas pokok dan fungsi, maupun pengelolaan sumber daya yang ada dan dalam wewenangnya.
Adapun
tujuannya adalah : 1. Memberikan informasi mengenai perencanaan, pengukuran, pelaporan dan evaluasi kinerja BPFK Jakarta selama tahun 2015; 2. Sebagai bahan evaluasi terhadap kinerja BPFK Jakarta pada tahun 2015 untuk kemudian diharapkan dapat diperolah masukan dalam rangka memperbaiki kinerja BPFK Jakarta; 3. Untuk
mendorong
penerapan
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah (SAKIP) di BPFK Jakarta sehingga tercipta akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai salah satu prasyarat terciptanya pemerintahan yang baik dan terpercaya.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta merupakan laporan hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada tahun
2015
berdasarkan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
No.
2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 14
No.530/Menkes/Per/IV/2007 tanggal, 27 April 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan. Tugas pokok Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta adalah melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta menyelenggarakan fungsi : c. Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan; b. Pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan; c. Pengamanan dan pengukuran paparan radiasi; d. Pelayanan monitoring dosis radiasi personal; e. Pengukuran luaran radiasi terapi; f. Pengendalian mutu dan pengembangan teknologi pengamanan fasilitas kesehatan; g. Pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan h. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan; i. Pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pengamanan fasilitas kesehatan; j. Pelaksanaan ketatausahaan. Susunan organisasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2351/Menkes/Per/2011 tentang
Perubahan
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.530/Menkes/Per/IV/2007 tanggal, 27 April 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan sebagai berikut : a. BPFK Jakarta Tipe A;
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 15
b. Subbagian
Tata
ketatausahaan,
Usaha
mempunyai
kepegawaian,
tugas
keuangan,
melakukan
rumah
urusan
tangga
dan
perlengkapan, serta perencanaan; c. Seksi
Pelayanan
Teknis
mempunyai
tugas
melakukan
penyiapan
koordinasi perencanaan, pelaksanaan pelayanan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, pengamanan dan pengukuran paparan radiasi, pelayanan monitoring dosis radiasi personal dan pengukuran luaran radiasi; d. Seksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi perencanaan,
pengendalian
mutu
dan
pengembangan
teknologi
pengamanan fasilitas kesehatan, monitoring dan evaluasi pengujian, kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan; e. Seksi Kemitraan dan Bimbingan Teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi perencanaan, jejaring kerja dan kemitraan serta bimbingan teknis di bidang pengamanan fasilitas kesehatan; f. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun struktur organisasi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta adalah sebagai berikut :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 16
D. SISTEMATIKA PENULISAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta tahun 2015 ini menjelaskan pencapaian kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta selama tahun 2015, capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja (penetapan kinerja) yang ditetapkan pada awal tahun 2015 sebagai tolak ukur keberhasilan tahunan. Dari analisis atas capaian kinerja diharapkan dapat diidentifikasi berbagai informasi untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan datang. Dengan demikian Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta Tahun 2015 disusun sebagai berikut : BAB I . Pendahuluan, pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issud) yang sedang dihadapi organisasi.. BAB II.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 17
Perencanaan Kinerja, pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan. BAB III. Akuntabilitas Kinerja, pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi dan menguraikan hasil pengukuran kinerja, capaian kinerja tahun 2015, analisis akuntabilitas kinerja dan pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kerja. BAB IV Penutup, pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta capaian langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. LAMPIRAN : 1. 2.
Perjanjian Kinerja Lain – lain yang dianggap perlu
BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran strategis Balai LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 18
Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta. Dalam rencana kinerja dan penetapan kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta tahun 2015, sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan target
masing-masing
indikator
untuk
mencapai
sasaran
strategis
organisasi. Rencana kerja tahunan di bawah ini merupakan dasar bagi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan untuk melaksanakan program dan/atau kegiatan sebagai suatu kinerja aktual. Rencana kerja tahunan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta tahun 2015 adalah sebagai berikut : NO (1)
SASARAN (2) 1.1
1
Terwujudnya kepuasan stake holder 1.2
2
Terwujudnya rujukan nasional dalam pengamanan fasilitas kesehatan
2.1
2.2 3
Terwujudnya pelayanan prima
3.1 3.2 3.3 4.1
4
Terwujudnya peningkatan cakupan pelayanan
4.2 4.3
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
INDIKATOR KINERJA (3) Indeks kepuasan pelanggan - Internal - Eksternal Prosenstase respon terhadap keluhan pelanggan yang ditindak lanjuti Prosentase institusi penguji yang merujuk ke BPFK Jakarta Prosentase peserta (institusi penguji) uji profisiensi Pelaksanaan pengujian kalibrasi sesuai jadwal Jumlah akreditasi Terakreditasi ISO 17025 Prosenstase RS rujukan nasional dan regional yang dilayani Jenis pelayanan kalibrasi Jumlah alat yang diuji dan dikalibrasi
TARGET (4)
75 % 74 %
90 % 65 %
70 % 75 % 1 28 % 65 % 114 7600 Page 19
5.1
5
Terwujudnya perbaikan sistem perencanaan dan penjaminan mutu
5.2 5.3 5.4
6
7
Terwujudnya perbaikan alur dan SOP pelayanan dan manajemen Terwujudnya kemitraan strategis dalam transfer teknologi
8
Terwujudnya budaya kinerja
9
Terwujudnya peningkatan keandalan sarana dan prasarana BPFK Jakarta
10 11 12
Terwujudnya sistem ICT terintegrasi Terwujudnya peningkatan kompetensi jumlah SDM Terwujudnya akuntabilitas anggaran
6.1
Penerbitan sertifikat/LHU Kesesuaian perencanaan dengan realisasi eplanning Jumlah program pemantauan mutu eksternal Prosentase temuan audit yang ditindak lanjuti Jumlah SOP yang diperbaiki
7.2
Jumlah MOU kerjasama yang terlaksana Jumlah institusi penguji yang mendapat pembinaan
8.1
Tingkat SKP
7.1
9.1 9.2
Ketepatan kalibrasi alat ukur sesuai jadwal Tingkat keandalan alat kalibrator
10.1 Level integrasi ICT Prosesntase peningkatan kompetensi staf 12.1 Pemenuhan LAKIP 11.1
12.2 Pendapatan PNBP
82 % 95 % 2 100 % 5 6 18 100 % 82 % 97 % 60 % 60 % 97 6,000,000,000
BAB III LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 20
AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Pada Sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Organisasi sesuai dengan hasil pengkuruan kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut : A.1. MEMBANDINGKAN
ANTARA
TARGET
DAN
REALISASI
KINERJA TAHUN INI Pengukuran
kinerja
adalah
kegiatan
manajemen
khususnya
membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh
Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)
Jakarta dalam tahun anggaran 2015 yaitu dari bulan Januari – Desember. Adapun
pengukuran
membandingkan
realisasi
kinerja
yang
dilakukan
capaian
dengan
rencana
adalah
dengan
tingkat
capaian
(target) pada setiap indikator program, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masingmasing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/ kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna. Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta khususnya dibandingkan dengan target yang ingin dicapai dan sudah ditetapkan di awal tahun. LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 21
Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1 (satu) tahun. Pelaksanaan program dilingkungan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta dijalankan
ke
dalam
masing-masing
kegiatan
didasarkan
pada
pencapaian kinerja yang lebih ke arah “outcome” ataupun “dampak”. Indikator pencapaian sasaran yang berasal dari Rencana Kinerja Tahunan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta yang digunakan dalam pengukuran kinerja tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. Jumlah
kegiatan
pelatihan
dan
peningkatan
keterampilan
pengetahuan SDM yang mendukung pelayanan secara profesional, ramah, independen, bermutu dan akurasi (PRIMA) 2. Jumlah pemanfaatan sarana dan prasarana penunjang Tupoksi kegiatan 3. Terintegrasi sistem informasi manajemen 4. Prosentase peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kepada Sarpelkes 5. Prosentase peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak 6. Jumlah Sarpelkes didaerah terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) yang dilayani pengujian dan kalibrasi guna mendukung program MDGs.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 22
A.2. MEMBANDINGKAN SERTA
ANTARA
CAPAIAN
KINERJA
REALISASI TAHUN
INI
KINERJA DENGAN
TAHUN LALU DAN BEBERAPA TAHUN TERAKHIR Dilihat dari capaian masing-masing indikator, BPFK Jakarta dapat melaksanakan
tugas
utama
yang
menjadi
tanggung
jawab
unit
organisasi. Uraian pencapaian kinerja dari masing-masing indikator adalah sebagai berikut : 1. Tercapainya
pelayanan
P/K
Sarana
dan
Prasarana
yang
memenuhi persyaratan standar. Untuk mencapai indikator tersebut, BPFK Jakarta pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan-kegiatan berupa peningkatan SDM dan sosialisasi yaitu :
NO 1 2 3
4
KEGIATAN Jumlah Instalasi yang dilayani Penambahan Layanan P/K sarana dan prasarana Pelatihan Power Quality Merevisi Metode Kerja Inspeksi Listrik Medis untuk keperluan Akreditasi ISO/IEC 17020:2012
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI 5 5 Instalasi Instalasi 0 8 1 Pelayanan
1 Jenis layanan
6 Personil
6 Personil
1 MK
1 MK
% 11 6 10 0 10 0
10 0
Page 23
5
6 7 8
Merevisi Lembar Kerja Inspeksi Listrik Medis untuk keperluan Akreditasi ISO/IEC 17020:2012 Akreditasi 17020:2012 Pelatihan HVAC Lanjutan Pelatihan Audit Internal
1 LK
1 LK 10 0
Terakreditas i
Dalam proses perbaikan temuan
6 Personil
6 Personil
6 Personil
4 Personil
1 10 0 67
Sasaran indikator/kegiatan : sasaran dari indikator ini adalah untuk meningkatkan Jumlah layanan Kondisi yang dicapai : a) Jumlah Instalasi yang dilayani sebanyak 58 Instalasi (116%) dari target sebanyak 50 Instalasi. b) Penambahan layanan pengujian/ kalibrasi sarana dan prasarana sebanyak 1 Jenis layanan (100%) dari target sebanyak 1 jenis layanan. c) Pelatihan Power Qualitylasi yang dilayani inspeksi sebanyak 73 instalasi (243%) dari target sebanyak 30 instalasi.
Permasalahan : LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 24
-
Kurangnya pemahaman Fasyankes terhadap kewajiban pemenuhan sarana prasarana yang memenuhi persyaratan dan standar.
Usul Pemecahan masalah : -
Melakukan pembinaan dan bimbingan teknik dibidang Sarana dan Prasarana di Fasyankes.
2. Tercapainya pelayanan monitoring radiasi personal secara optimal Untuk mencapai indikator tersebut, BPFK Jakarta pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan – kegiatan berupa :
NO
KEGIATAN
1
Jumlah pekerja radiasi yang dilakukan pemantauan dosisi radiasi
2
Penambahan pelayanan dengan TLD
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI 4300 personal 800 personal
%
3198 personal 74,372 722 personal
90,25
Sasaran indikator/kegiatan : sasaran dari indikator ini adalah untuk meningkatkan pelayanan monitoring radiasi personal secara optimal.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 25
Kondisi yang dicapai : 1. Menurunnya jumlah pekerja radiasi yang dilakukan pemantauan dosis radiasi sebanyak 3198 personal (74,372%) dari target sebanyak 4300 personal. 2. Menurunnya pelayanan TLD sebanyak 722 personal (90,25%) dari target sebanyak 800 personal. Permasalahan : 1). Ketersediaan TLD badge sangat terbatas. 2). Adanya kompetitor lain dengan memberikan harga murah Usulan Pemecahan Masalah : Pengadaan
-
TLD
Reader
yang
bisa
memberikan
pelayanan
kompetitif. 3. Tercapainya pelayanan pengukuran paparan radiasi secara optimal Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa : NO 1 2
KEGIATAN Bertambahnya layanan uji kesesuaian Jumlah pesawat sinar-X ray yang diuji kesesuaian
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI Jenis Jenis 1 1 layana layanan n 650 Alat
1231 Alat
% 100 189,38
Page 26
Sasaran
indikator/kegiatan
:
Untuk
meningkatkan
pelayanan
melalui pengukuran paparan radiasi secara optimal.
Kondisi yang dicapai : a) Meningkatnya layanan uji kesesuaian sebanyak 1 jenis layanan (100%) dari target sebanyak 1 jenis layanan. b)
Meningkatnya jumlah pesawat sinar X-ray yang diuji kesesuaian
sebanyak 1231 alat (189,38%) dari target sebnayak 650 alat. Permasalahan : a). Kemampuan Sumber Daya Manusia belum merata. b). Keterbatasan jumlah dan kompetensi Sumber Daya Manuasia. Usulan Pemecahan Masalah : a) Diadakan pelatihan internal. b) Penambahan SDM sesuai kompetensinya. 4. Tercapainya
pelayanan
P/K
alat
kesehatan
yang
optimal
berdasarkan standard dan pedoman yang ada Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2015 telah melakukan :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 27
NO 1 2 3
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI
KEGIATAN Jumlah alat kesehatan yang diuji/dikalibrasi Bertambahnya jenis pelayanan P/K Jumlah alat kesehatan yang dilakukan P/K,P/R oleh UPFPFK Palembang
800 alat 3
layanan
500 alat
9500 alat 3
1187,50
layanan
1774 alat
%
100,00 354,80
Sasaran indikator/kegiatan : sasaran dari indikator ini adalah untuk meningkatkan pelayanan pengujian kalibrasi alat kesehatan yang optimal berdasarkan standard dan pedoman.
Kondisi yang dicapai : a) Metode Kerja, Lembar Kerja dan Instruksi Kerja sudah terpenuhi b) Sudah dilakukan uji coba pelayanan
Permasalahan : a) Adanya
permintaan
pelayanan
yang
tidak
terjadwal
untuk
kebutuhan JCI b) Adanya ketidaksiapan RS sesuai dengan jadwal pelayanan
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 28
c) Meningkatkan sosialisasi mengenai jenis layanan baru kepada Fasyankes. d) Terbatasnya alat ukur/alat kerja Usulan Pemecahan Masalah : 1. Diselenggarakannya MOU pelayanan dengan Fasyankes 2. Peningkatan koordinasi dengan Fasyankes 3. Terselenggaranya tindak lanjut 4. Pengadaan alat ukur/alat kerja 5. Peningkatan Mutu Pelayanan Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2015 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa :
NO
1
2
KEGIATAN Menurunnya jumlah keluhan pelanggan terhadap pelayanan Jumlah pelayanan P/K dan P/R di daerah TPK dan bermasalah kesehatan
KELUARAN (OUTPUT) TARGET REALISASI
%
<13 %
26,36 %
21,76 %
24 Fasyankes
34 Fasyankes
141,67%
Sasaran indikator/kegiatan : Sasaran dari indikator ini adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan tugas dan fungsi BPFK Jakarta. Keluhan bukanlah sesuatu hal yang harus ditakuti melainkan harus diperhatikan dan dikendalikan dengan baik. Menanggapi keluhan LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 29
sebagai suatu masalah hanya akan menimbulkan rasa ketakutan dan lingkungan yang tidak baik yang tentunya akan mengganggu proses inovasi yang ada, keluhan sebagai sebuah kesempatan adalah hal yang patut dilakukan berarti mencoba untuk mendapatkan reaksi maksimum (feedback) atau umpan balik dari customer. Feedback ini akan digunakan untuk meningkatkan reputasi dan performance, kredibilitas dan kepuasan konsumen. Kondisi yang dicapai : Sasaran dari Indikator ini menargetkan <13% dalam pengukuran keluhan pelanggan mendapatkan hasil 12.76 % dari hasil klarifikasi laboratorium sebagai berikut : a. Keluhan terhadap pelayanan laboratorium kalibrasi sejumlah 32 keluhan dari 327 fasyankes yang dilayani, bila dalam prosentase hasil 9.79%. b. Keluhan
terhadap
pelayanan
laboratorium
pemantauan
dosis
personal sejumlah 18 dari 472 IRM, bila dalam prosentase hasil 3.81%. c. Keluhan terhadap laboratorium Uji kesesuaian sejumlah 32 keluhan dari 392 fasyankes yang dilayani, bila dalam prosentase hasil 8.16%. Dari pengukuran terhadap indeks kepuasan masyarakat berpedoman permenpan nomor 16 tahun 2004 kinerja pelayanan BPFK Jakarta mendapat hasil 79,37 dengan predikat Baik Permasalahan : Bila dibandingkan dengan kondisi pencapaian tahun 2013 menarget 15% dengan capaian 20.94%, maka tahun ini ada perubahaan hasil yang signifikan menargetkan <13 % namun hasil yang 12,76%
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 30
dengan defines metode perhitungan sama dengan tahun 2013 yaitu jumlah keluhan dibagi jumlah fasyankes yang dilayanai dikali 100%. Jumlah keluahan tahun 2013 laboratorium kalibrasi ((86/660)*100)= 13
%,
laboratorium
PDP
((40/1374)*100)=2,9%,
sedangakan
laboratorium UK ((13/260)*100) = 5% Kenaikan keluhan disebabkan karena berkurang faktor pembagi dari masing-masing laboratorium kalibrasi yang semula 660 menjadi 327 fasyankes, laboratorium PDP yang semula 1374 IRM menjadi 472 IRM sedangkan dalam laboratorium uji kesesuaian terjadi kenaikan dari 260 menjadi 392 fasyankes. Usulan Pemecahan Masalah : Peningkatan pelayanan dengan memperpendek waktu pelayanan serta mengoptimalkan sistem jejaring laboratorium kalibrasi. Melatih tenaga teknis lab untuk meningkatkan pengetahuan tentang mutu pelayanan lab termasuk pengetahuan tentang pemantapan mutu dan kualitas pelayanan lab. 6. Peningkatan SDM dan kompetensi Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2014 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa :
NO
KELUARAN (OUTPUT)
KEGIATAN
1
Jumlah pegawai yang mengikuti diklat eksternal
2
Jumlah diklat Internal
TARGET
REALISASI
%
40 Orang
72 Orang
180%
5 Diklat
5 Diklat
100%
Sasaran indikator/kegiatan :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 31
Sasaran dari indikator ini adalah meningkatnya kompetensi SDM dalam mendukung pelayanan tugas dan fungsi BPFK Jakarta.
Kondisi yang dicapai : Target pegawai BPFK tahun 2014 yang mengikuti Diklat eksternal sejumlah 40 pegawai, realisasi Diklat eksternal selama Tahun 2014 adalah sebanyak 78 pegawai dari 32 Diklat yang diikuti dengan rincian: Kegiatan Diklat teknis external dari 15 menjadi 13 diklat yang diikuti sebanyak 39 peserta, diklat non teknis external jumlah peserta 40
menjadi
39
peserta.
Kondisi
tersebut
dikarenakan
adanya
undangan mengikuti diklat di kementerian/lembaga/institusi lainnya yang sebelumnya tidak direncanakan dan mendapat penambahan peserta diklat tanpa dipungut biaya tambahan. Permasalahan : 1. Terbatasnya
lembaga
penyelenggara
pelatihan
eksternal
sesuai
kompetensi; 2. Ketidaksesuaian alokasi jadwal pelatihan.
Usulan Pemecahan Masalah : 1. Kerjasama dengan lembaga pendidikan; 2. Sinkronisasi jadwal pelatihan dengan lembaga penyelenggara.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 32
Jumlah diklat Internal Sasaran indikator/kegiatan : Target Diklat internal BPFK tahun 2014 adalah 5 Diklat, adapun capaian realisasi Diklat tahun 2014 adalah : 5 Diklat dengan rincian sebagai berikut : jumlah peserta 72 orang terdiri dari: 1. Diklat Electromyograph (EMG) =21 peserta, 2. Diklat Ketidakpastian pada pengukuran = 17 peserta, 3. Diklat QA Bone Donsitometer (BMD) = 13 peserta, 4. Diklat Haemodialisa (HD) = 23 peserta, 5. Diklat Heating Ventelation airconditioning (HVAC) = 8 peserta, secara keseluruhan pencapaian diklat internal tahun 2014 telah mencapai target yang direncanakan. Permasalahan : 1. Terbatasnya narasumber yang kompeten; 2. Ketidaksesuaian alokasi jadwal. Usulan Pemecahan Masalah : 1. Kerjasama dengan lembaga pendidikan; 2. Sinkronisasi jadwal pelatihan dengan lembaga penyelenggara. 7. Tercapainya
pengembangan
teknologi
pengamanan
fasilitas
kesehatan Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2014 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 33
NO
KELUARAN (OUTPUT)
KEGIATAN
TARGET
REALISASI
%
1
Menambah lingkup akreditasi laboratorium
2 Lingkup
2 Lingkup
100%
2
Akreditasi berdasarkan standar (Assesment Lab. Sarana Prasarana)
1 Standar
1 Standar
100%
3
Pertemuan teknis Lab P/K
3 Laporan
3 Laporan
100%
4
Jumlah metode kerja P/K
4 MK
4 MK
100%
Sasaran indikator/kegiatan : Sasaran dari indikator ini adalah meningkatnya mutu pelayanan laboratorium
pengujian
kalibrasi
dan
inspeksi
sarana
prasarana
kesehatan. Kondisi yang dicapai : 1. Tahun 2014 mengusulkan Penambahan lingkup akreditasi untuk pelayanan
dari
laboratorium
kalibrasi,
yaitu
lingkup
untuk
surveymeter dan dosimeter SNI ISO/IEC 17025 : 2008 Pendaftaraan penambahan ruang lingkup dilakukan pada tanggal 15 Januari 2015 yaitu lingkup untuk surveymeter dan dosimeter 2. Penambahan akreditasi Laboratorium Inspeksi proses penyelesaian dokumen akreditasi SNI ISO/IEC 17020: 2010 dan telah terpenuhi berdasarkan dari hasil audit internal dan audit kecukupan proses permohonan
akreditasi
SNI
ISO/IEC
17020:
2010
dilakukan
pendaftaran ke KAN pada tanggal 6 Januari 2015 untuk pengajuan akreditasi LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 34
Permasalahan : 1. Pendaftaran akreditasi maupun ruang lingkup dilakukan pada akhir tahun anggaran sehingga anggaran tidak terealisasi. 2. Belum mendapatkan jadwal assesment dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) Usulan Pemecahan Masalah : 1. Perbaikan sistem perencanaan akreditasi 2. Berkoordinasi yang berkelanjutan dengan Lembaga Akreditasi 8. Terwujudnya Pembinaan Program Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2014 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 35
NO
KELUARAN (OUTPUT)
KEGIATAN
TARGET
REALISASI
%
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
1
Pelaksanaan Perencanaan dan Anggaran
2
Pelaksanaan Evaluasi dan Laporan
3
Pelaksanaan Administrasi Kepegawaian
1 Dokumen
1 Dokumen
100%
4
Terlaksananya sosialisasi Pelayanan
5 Laporan
5 Laporan
100%
5
Kontrak Pelayanan otomatis
3 Fasyankes
3 Fasyankes
100%
6
Penilaian LAKIP
80 (Baik)
96,75
121%
Sasaran indikator/kegiatan : Sasaran dari indikator ini adalah untuk meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis. Kondisi yang dicapai : Untuk meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis BPFK Jakarta dilakukan kegiatan yang diantaranya adalah : 1. Pelaksanaan Perencanaan dan Anggaran dengan terbitnya DIPA petikan BPFK Jakarta; 2. Pelaksanaan Evaluasi dan Laporan, dilakukan secara berkala untuk mengetahui
pencapaian
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
dan
hambatan
dalam
pelaksanaan
Page 36
kegiatan. Out put dari kegiatan ini adalah tersusunnya laporan triwulan I semester I triwulan III dan tahunan; 3. Pelaksanaan
Administrasi
Kepegawaian,
melaksanakan
usulan
kenaikan pangkat jabatan fungsional tertentu sebanyak 8 orang dan fungsional umum sebanyak 11 orang, melaksanakan penilaian fungsional tertentu sebanyak 37 orang, melakukan verifikasi SKP dan rekam kehadiaran secara manual dan elektronik; 4. Terlaksananya sosialisasi Pelayanan Kegiatan Sosialisasi Pelayanan yang ditargetkan sebanyak 5 kegiatan
telah
terlaksana
sesuai
dengan
yang
direncanakan
(100%), kegiatan sosialisasi tersebut terdiri dari: -
Sosialisasi Pelayanan Personal Dosis Radiasi Menggunakan TLD Badge yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat dengan peserta dari 20 Fasyankes Pemerintah di Jawa Barat;
-
Sosialisasi Pelayanan Personal Dosis Radiasi Menggunakan TLD Badge yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat dengan peserta dari 20 Fasyankes Swasta di Jawa Barat;
-
Sosialisasi Pelayanan Personal Dosis Radiasi Menggunakan TLD Badge yang dilakukan di Jakarta dengan peserta dari 20 Fasyankes Pemerintah di DKI Jakarta;
-
Sosialisasi
pelayanan
Lab.
Sarana
dan
Prasarana
tentang
kelistrikan medis, gas medis dan Heating Ventilating dan air conditioning (HVAC), jumlah undangan diikuti oleh 46 peserta perwakilan RS, terdiri dari :27 peserta dari DKI Jakarta, 7 peserta dari Jawa Barat, 5 peserta dari Jawa Tengah, 5 peserta dari Banten, 1 peserta dari Sumatera Selatan dan 1 peserta dari DI.Yogyakarta. -
Kegiatan
workshop
persiapan
membangun
laboratorium
pengujian/kalibrasi di Rumah Sakit vertikal terdiri dari : 9 RS
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 37
vertikal DKI 12 peserta, 1 RS Cisarua 1 peserta, 1 RS Bogor 2 peserta, 1 RS Tangerang 1 peserta, 3 RS Bandung 5 peserta, 1 RS Semarang 2 peserta, 1 RS Yogyakarta 1 peserta, 1 RS Magelang 1 peserta, 1 RS Palembang 2 peserta, 1 RS Klaten 1 peserta, 1 RS Surakarta 1 peserta, BUK rujukan 1 peserta. 5. Kontrak Pelayanan otomatis Telah dilakukan Penandatanganan Kontrak Kerjasama Pelayanan Pengujian/Kalibrasi dengan 3 Rumah Sakit yaitu: RSUP Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, RSUP dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dan RSUD Hi Abdul Moeloek Lampung. 6. Penilaian LAKIP Laporan akuntabilitas kinerja disusun setiap awal tahun, dan disampaikan pada eselon 1 selanjutnya dilakukan pertemuan untuk review/penilaian oleh Itjen.
Permasalahan : 1. Revisi anggaran yang berulang-ulang; 2. Adanya efisiensi anggaran pada akhir tahun; 3. Keterlambatan turunnya revisi DIPA sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi waktu dan sumber daya manusia yang ada; 4. Kegiatan pengadaan barang dan jasa melalui tender/lelang yang berulang karena gagal; 5. Kurang responnya dari masing- masing unit kerja terkait untuk merealisasikan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya; 6. Adanya Surat Edaran dari Eselon I untuk dilakukan efisiensi
anggaran sehingga merubah jadwal pelaksanaan kegiatan yang direncanakan; 7. Kurangnya parsipatif peserta dan kesesuaian jadwal narasumber.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 38
Usulan Pemecahan Masalah : 1. Menyusun Perencanaan dan Penganggaran berdasarkan rencana strategi bisnis yang telah ditetapkan; 2. Menyusun Kerangka Acuan Pelaksanaan Kegiatan; 3. Mengikuti Pertemuan Penelaahan/Review RKAKL dan Penggunaan Bagan Akun Standar sesuai dengan kaidahnya; 4. Meningkatkan koordinasi dengan peserta. 9. Mewujudkan
Pengelolaan
Keuangan
Secara
Independen
dan
Transparan Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2014 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa :
NO 1
Realisasi Pendapatan (PNBP)
2
Realisasi Anggaran
3 4
KELUARAN (OUTPUT)
KEGIATAN
Penyelesaian Piutang PNBP Laporan Akuntansi Keuangan Tepat waktu
TARGET
REALISASI
%
100%
119,95%
100%
94,65%
100%
100%
100%
100%
2 Laporan
2 Laporan
100%
Sasaran indikator/kegiatan : Sasaran dari indikator ini adalah untuk mewujudkan pengelolaan keuangan secara independen dan transparan. Kondisi yang dicapai :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 39
1. Penerimaan Negara Bukan Pajak pada tahun 2014 melebihi dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp4.832.183.000.00 dengan hasil yang dicapai sebesar Rp5.796.171.129.00 (119,95%) 2. Realisasi Anggaran BPFK Jakarta pada Januari s/d Desember 2014 berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut : a. Anggaran untuk sebesar
belanja pegawai BPFK Jakarta tahun 2014 adalah
Rp4.549.722.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp4.427.374.235,- (97,31%) b. Anggaran untuk belanja barang BPFK Jakarta tahun 2014 adalah sebesar
Rp10.788.946.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp9.903.135.632,- (91,79%) c. Anggaran untuk belanja modal BPFK Jakarta tahun 2014 adalah sebesar
Rp7.000.000.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp6.813.946.900,- (97,34%) Dengan demikian total realisasi anggaran BPFK Jakarta tahun 2014 sesuai dengan sumber pendanaannya adalah : Pagu Anggaran RM tahun 2014 adalah sebesar Rp18.190.722.000,dan terealisasi sebesar Rp17.125.447.718,- atau (94,14%). Pagu
Anggaran
PNBP
tahun
2014
adalah
sebesar
Rp4.147.946.000,- dan terealisasi sebesar Rp4.021.907.332,- atau (96,96%).
3. Penyelesaian piutang PNBP Untuk penyelesaian piutang PNBP per 31 Desember 2013 sudah terselesaikan 100% pada tahun 2014. 4. Laporan akuntansi keuangan tepat waktu Laporan Keuangan tahun 2014 sudah dilakukan berbasis SAI ( Sistem
Akuntansi
Instansi)
yang
memuat
laporan
realisasi
keuangan, dan laporannya disampaikan setiap akhir bulan kepada Eselon I Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Keuangan RI (KPPN Jakarta VII).
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 40
Permasalahan : 1. Revisi anggaran yang berulang-ulang; 2. Adanya efisiensi anggaran pada akhir tahun; 3. Keterlambatan turunnya revisi DIPA sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi waktu dan sumber daya manusia yang ada; 4. Kegiatan pengadaan barang dan jasa melalui tender/lelang yang berulang karena gagal; 5. Kurang responnya dari masing- masing unit kerja terkait untuk merealisasikan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya; 6. Adanya Surat Edaran dari Eselon I untuk dilakukan efisiensi
anggaran sehingga merubah jadwal pelaksanaan kegiatan yang direncanakan;
Usulan Pemecahan Masalah : 1
Menyusun Perencanaan dan Penganggaran berdasarkan rencana strategi bisnis yang telah ditetapkan;
2
Menyusun Kerangka Acuan Pelaksanaan Kegiatan;
3. Menyusun Kerangka Acuan Pelaksanaan Kegiatan; 4. Mengikuti Pertemuan Penelaahan/Review RKAKL dan Penggunaan Bagan Akun Standar sesuai dengan kaidahnya; 5. Meningkatkan koordinasi dengan peserta. 10.
Terpenuhinya Sarana dan Prasarana
Untuk mencapai indikator tersebut BPFK Jakarta pada tahun 2014 telah melakukan kegiatan kegiatan yang dicapai berupa :
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 41
NO
KELUARAN (OUTPUT)
KEGIATAN
TARGET
REALISASI
%
1
Meningkatnya sarana dan prasarana serta alat
100%
100%
100%
2
Tersedianya bahan habis pakai Lab
90%
100%
111%
Sasaran indikator/kegiatan : Sasaran dari indikator ini adalah untuk meningkatkan sarana dan prasarana dalam menunjang tugas pokok dan fungsi BPFK Jakarta. Kondisi yang dicapai : 1. Pengadaan peralatan sebanyak 50 unit sesuai dengan target yang ditetapkan; 2. Pengadaan 2 unit mobil operasional; 3. Renovasi gedung BPFK Jakarta; 4. Tersedianya bahan habis pakai sesuai dengan perencanaan. Permasalahan : Kegiatan pengadaan barang dan jasa melalui tender/lelang yang berulang karena gagal. Usulan Pemecahan Masalah : Penyusunan harga perkiraan sendiri (HPS) dengan memperhitungkan keuntungan yang wajar. A.3. MEMBANDINGKAN TAHUN
INI
REALISASI
DENGAN
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
TARGET
KINERJA JANGKA
SAMPAI
DENGAN
MENENGAH
YANG Page 42
TERDAPAT
DALAM
DOKUMEN
PERENCANAAN
STARTEGIS
ORGANISASI
Target No.
KPI1
KPI2
KPI3
KPI4 KPI5
KPI
PIC
Prosentase institusi penguji yg merujuk Kepala ke BPFK Jakarta Indeks kepuasan pelanggan Kasi a. Internal TAOP Kasi b. Eksternal TAOP Prosentase RS Kasi rujukan nasional YANTE dan regional yg K dilayani Kasi Jumlah Akreditasi TAOP Terakreditasi 17025
ISO Kasi Taop
201 5
2016
2017
2018
2019
70%
80%
82%
84%
100 %
75%
79%
81%
85%
87%
74%
78%
80%
82%
85%
65%
70%
75%
80%
85%
1
1
1
1
1
28%
30%
31%
33%
34%
Prosentase peserta (institusi penguji) uji profisiensi Pelaksanaan Pengujian Kalibrasi sesuai Jadwal
Kasi BIMTE K
70%
80%
82%
84%
100 %
Kasi Yantek
70%
75%
80%
85%
90%
KPI8
Penerbitan sertifikat/LHU
Kasi Yantek
82%
84%
86%
88%
90%
KPI9
Prosentase respon terhadap keluhan pelanggan yang ditindak lanjuti
Kasi TAOP
91%
93%
95%
97%
100 %
pelayanan Kasi TAOP
114
117
120
123
125
KPI6 KPI7
KPI10
Jenis kalibrasi
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 43
Jumlah alat yang Kasi diuji dan dikalibrasi yantek
7600
7700
7800
7900
8000
Kesesuaian Kasuba KPI12 perencanaan dengan g TU realisasi E-Planing
95%
100 %
100 %
100 %
100 %
Kasi TAOP
2
2
2
2
2
Kasi TAOP
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
5
5
5
5
5
6
8
10
12
12
18
18
18
18
18
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
Ketepatan kalibrasi Kasi KPI19 alat ukur sesuai TAOP jadwal
82%
84%
86%
88%
90%
Tingkat keandalan Kasi alat kalibrator TAOP
97%
98%
98%
98%
100 %
60%
80%
100 %
100 %
100 %
60%
70%
75%
80%
100 %
Kasuba g TU
97
97
97
97,5
97,5
Kasuba g TU
5,8M
6M
6,5M
7M
7,5M
KPI11
Jumlah program KPI13 pemantauan mutu eksternal Prosentase temuan KPI14 audit yaang ditindaklanjuti KPI15
Jumlah SOP diperbaiki
Jumlah KPI16 kerjasama terlaksana Jumlah penguji KPI17 mendapat pembinaan
yang Kasi TAOP
MOU Kasi yang BIMTE K institusi Kasi yang BIMTE K
KPI18 Tingkat SKP
KPI20
KPI21 Level integrasi ICT Prosentasi KPI22 peningkatan kompetensi staff KPI2 3
Pemenuhan LAKIP
KPI24 Pendapatan PNBP
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Kasuba g TU
Kasuba g TU Kasi BIMTE K
Page 44
A.4. MEMBANDINGKAN REALISASI KINERJA TAHUN INI DENGAN STANDAR NASIONAL (JIKA ADA)
A.5. ANALISA
PENYEBAB
KEBERHASILAN/KEGAGALAN
PENINGKATAN/PENURUNAN
KINERJA
SERTA
ATAU
ALTERNATIVE
SOLUSI YANG TELAH DILAKUKAN
A.6. ANALISA ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA a. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di BPFK Jakarta Ditjen Bina Upaya Kesehatan sampai 31 Desember 2015 dengan komposisi sebagai berikut : a.1. Menurut Jabatan (1) Struktural Eselon I
:
--
Orang
Eselon II
:
--
Orang
Eselon III
:
1
Orang
Eselon IV
:
4
Orang
(2) Fungsional ATEM
:
25 Orang
(3) Fungsional Radiografer
:
5
(4) Fungsional Fisika Medik
:
11 Orang
(5) Staff
:
46 Orang
(4) Non PNS
:
25 Orang
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Orang
Page 45
Jumlah
:
117 Orang
a.2. Menurut Golongan -
Golongan IV
:
1
Orang
-
Golongan III
:
63
Orang
-
Golongan II
:
26
Orang
-
Golongan I
:
2
Orang
Jumlah
:
92
Orang
a.3. Menurut Tingkat Pendidikan
b.
-
S3
:
-
Orang
-
S2
:
3
Orang
-
S1
:
53
Orang
-
D4
:
1
Orang
-
D3
:
24
Orang
-
SLTA
:
7
Orang
-
SLTP
:
2
Orang
-
SD
:
2
Orang
Jumlah
:
92
Orang
a.4. Pegawai yang pensiun
=
-
Orang
a.5. Mutasi tambah pegawai
=
2
Orang
Sarana dan Prasarana Pada tanggal 31 Desember 2015 nilai BMN adalah sebesar Rp56.023.145.900,- , yang terdiri dari nilai BMN Intrakomtabel sebesar
Rp55.997.495.500,-
dan
ekstrakomtabel
sebesar
Rp25.650.400,- . Mutasi BMN posisi 31 Desember 2015 ( Semester II) adalah sebagai berikut : INTRAKONTABLE Posisi awal (1 Januari 2015) LAKIP BPFK JAKARTA _2015
:
46.993.818.194 Page 46
Penambahan
:
9.003.677.306
Pengurangan
:
0
Posisi akhir (31 Desember 2015)
:
55.997.495.500
Posisi awal (1 Januari 2015)
:
25.650.400
Penambahan
:
0
Pengurangan
:
0
Posisi akhir (31 Desember 2015)
:
25.650.400
EKTRAKONTABLE
GABUNGAN INTRAKONTABLE DAN EKTRAKONTABLE Posisi awal (1 Januari 2015)
:
47.019.468.594
Penambahan
:
9.003.677.306
Pengurangan
:
0
Posisi akhir (30 Desember 2015)
:
56.023.145.900
Posisi awal (1 Januari 2015)
:
196.350.400
Penambahan
:
0
Pengurangan
:
0
Posisi akhir (31 Desember 2015)
:
196.350.400
ASET TAK BERWUJUD
PENYUSUTAN Nilai Penyusutan terhadap BMN BPFK Jakarta per 31 Desember 2015 sebagai berikut : BMN Intrakomptabel : Rp27.194.666.970 dan BMN Ekstrakomptabel : Rp24.959.860 sehingga total penyusutan Rp27.219.626.830 LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 47
Nilai Barang Milik Negara BPFK Jakarta adalah Rp24.742.752.146 PENGHAPUSAN : Kegiatan Penghapusan BMN BPFK Jakarta Tahun Anggaran 2015 yang terdiri dari 2 (dua) unit kendaraan dinas roda 4 dan 41 (empat puluh satu)
unit
peralatan
dan
mesin
senilai
Rp196.946.000,
sudah
mendapatkan persetujuan dari Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan sesuai dengan Nomor surat : KN.02.03/I/0056/2015 tanggal 08 Januari 2015 (Surat terlampir), dan saat ini masih dalam proses persetujuan dari Pengelola Barang (KPKNL Jakarta II).
A.7. ANALISA
PROGRAM/KEGIATAN
KEBERHASILAN
ATAUPUN
YANG
MENUNJANG
KEGAGALAN
PENCAPAIAN
PERNYATAAN KINERJA
B. REALISASI ANGGARAN Balai
Pengamanan
Fasilitas
Kesehatan
(BPFK)
Jakarta
dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsi didukung oleh anggaran DIPA Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta 2015 terdiri dari : ANGGARAN NO
PROGRAM
RM
PNBP
TOTAL
/KEGIATAN Program Pembinaan
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 48
Upaya Kesehatan
1.
Pembinaan Upaya
15.310.845.000,-
5.150.400.000,-
20.461.245.000,-
1.955.000,-
-
1.955.000,-
9.964.465.000,-
-
9.964.465.000,-
Penunjang dan Sarana Kesehatan
2.
Pembinaan Upaya Kesehatan Rujukan
3.
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Sekretariat Ditjen. Bina Upaya Kesehatan
Realisasi Belanja Per jenis Belanja adalah sebagai berikut : NO
URAIAN
1 2
Belanja Pegawai Belanja Barang
3
Belanja Modal TOTAL DIPA
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
PAGU
REALISASI
%
8.636.265.000
4.789.099.285
55,45
11.928.450.000
9.846.873.033
82,55
9.862.950.000
9.003.677.306
91,29
30.427.665.000 23.639.649.624
77,69
Page 49
Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: 14,000,000,000 12,000,000,000
10,000,000,000 8,000,000,000 Anggaran
6,000,000,000
Belanja
4,000,000,000 2,000,000,000 Belanja Pegawai
b.1. Anggaran untuk
sebesar
Belanja Barang
Belanja Modal
belanja pegawai BPFK Jakarta tahun 2015 adalah
Rp8.636.265.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp4.789.099.285,- (55,45%) b.2. Anggaran untuk belanja barang BPFK Jakarta tahun 2015 adalah sebesar
Rp11.928.450.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp9.846.873.033,- (82,55%) b.3. Anggaran untuk belanja modal BPFK Jakarta tahun 2015 adalah sebesar
Rp9.862.950.000,-
dan
terealisasi
sebesar
Rp9.003.677.306,- (91,29%) Total realisasi anggaran BPFK Jakarta tahun 2015 sesuai dengan sumber pendanaannya adalah : Pagu Anggaran RM tahun 2015 adalah sebesar Rp25.277.265.000,- dan terealisasi sebesar Rp19.400.927.197,- atau (76,77%).
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 50
Pagu Anggaran PNBP
tahun 2015 adalah sebesar Rp5.150.400.000,-
dan terealisasi sebesar Rp4.238.722.427,- atau (82,30%). Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 2015 Uraian Pendapatan Jasa I Pendapatan Jasa II
Anggaran
Realisasi
6.000.000.000 -
8.215.996.000 428.891
Penerimaan kembali persekot dari uang muka gaji Pendapatan anggaran lain-lain Jumlah
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
6.000.000.000
% Real Angg. 136,93 -
910.000
-
9.714
-
8.217.344.605
136,96
Page 51
1. Matrik Kinerja BPFK Jakarta tahun 2011 sampai dengan tahun 2014
No
(1)
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
(2)
(3)
2011
Targ et
Capai an
Targ et
Capa ian
Targ et
Capa ian
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
25
23
25
25
1.
Tercapainya pelayanan P/K sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan standard
2.
Tercapainya pelayanan monitoring radiasi personal secara optimal
3.
Tercapainya pelayanan pengukuruan paparan radiasi secara optimal
4.
Tercapainya pelayanan P/K alat kesehatan yang optimal berdasarkan standard dan pedoman yang ada
Meningkatny a jumlah alat kesehatan yang dilayani
alat
Peningkatan Mutu Pelayanan
Menurunnya jumlah keluhan pelanggan dari jumlah order yang dilayani
%
5.
a .
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
2014
Capa ian
PELAYANAN
Meningkatny a jumlah pekerja radiasi yang melakukan pematauan dosis radiasi Meningkatny a cakupan pelayanan pengukuran paparan radiasi
2013
Targ et
I
Meningkatny a Fasyankes yang dilayani
2012
Satua n
Fasyan kes
20
19
20
25
person al/IRM
7560 Perso nil
7573 Perso nil
7560 Perso nil
8500 perso nil
995 IRM 4900 perso nil
942 IRM 4824 peron il
4300 Perso nil
3198 Perso nil
Jenis layana n
-
-
-
-
-
-
10
10
7000
9104
7500
9114
8.500
7526
7500
9500
18%
39%
17%
15
13.94
13
12,76
14%
Page 52
b .
II
1.
Peningkatan SDM dan Kompetensinya
a .
Tercapainya pengembangan mutu dan kelembagaan serta pengembangan teknologi Faskes
a .
b .
3. III
Fasyan kes
18
18
30
37
30
34
24
34
SDM dan ORGANIASI
b .
2.
Meningkatny a pelayanan P/K dan P/R di Daerah TPK dan bermasalah kesehatan
Terwujudnya pembinaan program
e .
Jumlah pegawai yang mengikuti Diklat eksternal Jumlah Diklat internal Menambah lingkup Akreditasi Laboratoriu m Akreditasi berdasarkan standard (assesment lab. sarana prasarana) meningkatka n nilai LAKIP
orang
16
16
112
98
36
53
40
72
Diklat
7
7
9
9
9
9
5
5
lingkup
2
2
2
2
2
2
2
2
standar d
1
1
1
1
1
1
1
1
A
-
-
-
95,73
-
97.5
80
-
3,383
4,57
3,25
4,529
4.4
4.5
4.8
5.8
10,38 2
8,38
14,48 1
13
22.25
19.97
22.34
21.14
KEUANGAN Terwujudnya akuntabilitas pengelolaan keuangan
a . b .
Realisasi Pendapatan (PNBP)
Milyard Rp
Realisasi Anggaran
Milyard Rp
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 53
Meningkatnya Jumlah Pekerja radiasi yang melakukan pemantauan dosis radiasi TARGET
7560
CAPAIAN
7573 7560
8500
4300 3198 995
942
2011 2012 2013 2014
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 54
Meningkatnya jumlah alat kesehatan yang dilayani TARGET 9104
9114
CAPAIAN
7500
7526
7000
2011
2012
9500
8,500
2013
6800
2014
Permasalahan : Pada tahun 2014 terjadi penurunan target dari tahun 2013 sebesar 8500 menjadi 6800 di tahun 2014.
Analisa permasalahan Terjadinya penurunan target di tahun 2014, dikarenakan untuk wilayah cakupan DI.Yogyakarta dan Jawa Tengah sudah dapat dilayani LOKA PFK Surakarta, dimana jumlah alat kesehatan yang dilayani oleh BPFK Jakarta pada tahun 2013 sebesar 2000 alat.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 55
Meningkatnya pelayanan P/K dan P/R di Daerah TPK dan bermasalah kesehatan TARGET
CAPAIAN
37 34 30
34
30 24
18
18
2011
2012
2013
2014
Jumlah pegawai yang mengikuti Diklat eksternal TARGET
CAPAIAN
112 98
72 53 36
16 16
2011
2012
40
2013 2014
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 56
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2351/Menkes/Per/2011 tentang Perubahan Peraturan Menteri Kesehatan No.530/Menkes/Per/IV/2007 tanggal, 27 April 2007 Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta mempuyai tugas melaksanakan pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi dilingkungan pemerintah maupun swasta dengan cakupan wilayah :
Daftar Cakupan RS dan Puskesmas pada wilayah kerja BPFK Jakarta Tahun 2014
No
Propinsi
Jumlah RS Pemerintah
Jumlah RS Swasta
Total RS
Jumlah Puskesmas
1
DKI Jakarta
86
58
144
340
2
Jawa Barat
141
111
252
1046
3
Jawa Tengah
209
40
249
868
4
D.I Yogyakarta
52
15
67
121
5
Banten
27
47
74
228
6
Lampung
32
14
46
278
7
Sumatera Selatan
37
8
45
306
8
Kalimantan Barat
32
7
39
232
9
Bangka Belitung
11
2
13
58
929
3.477
Total Keseluruhan * Sumber data dari www.buk.depkes.go.id per 2012
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 57
BAB IV SIMPULAN Pencapaian kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta tahun 2015 dalam meningkatkan kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya dapat dilihat melalui hasil pengukuran pencapaian target tiap-tiap indikator yang mendukung sasaran program Pembinaan
Upaya
Kesehatan
sesuai
Rencana
Strategis
Kementerian
Kesehatan Tahun 2016 – 2019 dan capaian dari kegiatan yang merupakan tugas pokok dan fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Pengamanan
Fasilitas
mempertanggungjawabkan kegiatan
BPFK
Jakarta.
Kesehatan
Jakarta
tahun
keberhasilan/permasalahan Pencapaian
kinerja
2015
pelaksanaan
kegiatan-kegiatan
yang
mendukung program tidak selalu dapat tergambarkan dalam keberhasilan atau permasalahan pencapaian indikator sasaran program, karena masih dipengaruhi pencapaian kegiatan dan program dari sektor lain. Sementara laporan akuntabilitas kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
Jakarta
didasarkan
pada
kinerja
pelaksanaan
kegiatan
mendukung program dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi selama periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015. Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta tahun 2015 ditampilkan dan dijelaskan matriks serta capaian kinerja dalam kurun waktu 4 (empat) tahun yaitu tahun 2016 sampai dengan 2019 yang menunjukan adanya kecenderungan peningkatan target dan capaian untuk menjadi dasar penyusunan Rencana Strategi Bisnis (RSB) tahun 2015 – 2019. LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 58
Beberapa hal yang sangat berpengaruh dalam menunjang kelancaran setiap kegiatan dan program yang telah ditetapkan untuk dapat mendukung tercapainya sasaran sebagaimana telah diuraikan diatas antara lain adalah : 1. Perencanaan
(planning)
mempertimbangkan
yang
berbagai
sistematis
aspek
dan
dan
dampak
akurat dari
dengan
pelaksanaan
program dan kegiatan yang dilaksanakan sehingga tidak terjadi revisi 2. Tersedianya fasilitas (sarana dan prasarana) yang memadai 3. Adanya pedoman dan peraturan perundang-undangan yang mendukung pelaksanaan kegiatan. 4. Kemampuan
(kualitas
dan
kuantitas)
sumber
daya
manusia
yang
memadai 5. Terpenuhinya kebutuhan anggaran/dana untuk pelaksanaan kegiatan 6. Terpenuhinya akurasi data/bahan dan informasi yang diperlukan 7. Pelaksanaan koordinasi dan kerjasama antar instansi dan lintas sektor terkait yang terbina dengan baik dan harmonis. Pada
umumnya
kinerja
pelaksanaan
kegiatan
yang
mendukung
program-program yang ada telah mendekati pencapaian sesuai target yang telah direncanakan, adapun permasalahan-permasalahan yang dihadapi antara lain adanya pemotongan (efisiensi) anggaran mengakibatkan revisi DIPA sehingga upaya optimalisasi penyerapan anggaran terkendala oleh alokasi waktu dan sumber daya manusia yang ada, khususnya untuk kegiatan pengadaan barang dan jasa kendala yang dihadapi adalah adanya revisi volume belanja modal. Kami menyadari sepenuhnya bahwa LAKIP Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta Tahun Anggaran 2015 ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan masukan, saran dan kritik yang membangun guna kesempurnaan penyusunan laporan ini pada tahun tahun mendatang. Semoga
Laporan
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
Balai
pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta Tahun Anggaran 2015 ini dapat
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 59
bermanfaat dan menjadi bahan evaluasi dan pedoman dalam meningkatkan kinerja di masa mendatang serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Jakarta dimasa yang akan datang.
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 60
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 61
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 62
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 63
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 64
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 65
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 66
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 67
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 68
LAKIP BPFK JAKARTA _2015
Page 69