I!. TINJAUAN fUSTAKA A. Sumberdaya dan Jasridrtsa Lingkungan Prsisir dan Tstuk
Lingkungan teluk, dapat dikatakan sama dengan litlgkungan pesisif,
karena tetuk merupakan laut yang menjarak ka daratan sehingga setiap sisi teluk merupakan psisir.
Secara urnurn, pengertian wilayah pssisir (coastal
zone) adalah suatu wifayah parafihan antara ekosistem darat dan skasistern
la&. W a s a n tefuk, dimana sebagian besat wilayahnya rnerupakan wilayah pesisir, banyak menyimpan patensi surnkrdaya alam baik sumbrdaya
alam
hayati, nun hayati rnaupun surnberdaya afam buatan. Surnbardaya alam hayati
yang terdapat di kawasan teluk antara lain : sumbsrdaya perikanan, Fumput faut,
tewmbu karang dan mangrove. Sumberdaya alam non hayati yang ada antera
fain : gas, minyak burni, pasir dan bahan tarnbang lainnya. Adapun sumberdaya buafan di kawasan persisir dan taluk meliputi pelabuhan, falu lintas kapal/pefahu, tarnbak dan sarana pendukung lainnya.
Mengingat pasisi yang khas dan strategis banyak pihak berkepentingan yang
memanfaatkan surnberdaya
pesisir di wifayah teluk, sehingga
parnbangunan di wilayah tetuk relatif pesat dibandingkan dangan lokasi-lokasi lain yang tertetak di pesisir pantai.
Sssuai dengan tinjauan aspek bioflsik
wilayah, di kawasan teluk dapat dikernbangiran krbagai aktivitas ekanorni, seperti
pslabuhan
urnurn,
pelabuhan
perikanan,
pariwisata
bahari,
penangkapan ikan, budidaya faut, pertarnbangan dan juga industri. Dengan adanya krbagai aktivitas ekonomi tersebut tirnbut pemtasafahan tingkungan, berupa pencemaran faut, abmsi dan akmsi. Apabila pennasalahan tersebut
tidak ditanggulangi, maka dalarn jangka panjang akan menimbulkan darnpak
sosial ekonomi yang besar. Di samping itu kondisi perairan taluk juga tidak terlepas dari kondisi di daerah hulu f upfand areas), dimana berbagai aktivitas
rnasyarakat clan pnggunaan lahan dapat menirnbulkan dampak negatif bagi ekosistem perairan dan aktivitas masyarairat di teluk, seprti tejadinya
sedimentasi dan pencemaran di perairan tefuk. Kawasan teluk sebagai suatu sumberdaya atam dan lingkungan hidup, di dalamnya terdapat unsur-unsur yang diperlukan untuk pmduksi dan konsurnsi. Qleh karma pada lingkungan tefuk terdapat unsur-unsur produksi
dan
konsurnsi, maka diperiukan adanya usaha msmpertahankan kondisi kawasan teluir tersebut, s e w dengan upaya pelestarian fungsi dan manfaat lingkungan teluk dan menghindad kegiatan yang dapat merusak lingkungan. Pengelolaan
lingkungan hidup temasuk di dalarnnya pengelalaan pesisir dan Wuk, telah dicantumkan di dalarn Undang-Undang Nomar 23 Tahun 1997, tentang
Pengelalaan Lingkungan f-lidup, bahwa yang dimaksud dsngan pangelolaan lingkungan hidup adalatr upaya te~paduuntuk mekstarikan fungsi lingkungan
hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, perneliharaan, pamulitran, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
Penetapan batas-batas fisik suatu wifayah pesisir secara iraku (rig@ kumng begitu penting untuk keprluan pengeblaan. Akan kbih bararti jika menetapkan batasbatas suatu wifayah psisir didasarkan atas faktor-faktor
yang rnampengaruhi pernbangunan (pemanfaaian) dan pengelotaan daFi sumhrdaya alam pesisir beserta segenap ekwsistern yang ada di dalamnya,
serta tujuan pengefalaan itu wndiri.
Cantohnya, penebangan hutan dan
kegiatan prtanian di lehan atas yang kumngltidak rnengindahkan kaidah
konservasi akan menyebabkan pewbatran hidrorologi sustu DAS dan
peningkatan laju emsi yang pada akhimya dapat rnenimbuliran perubahan salinitas serta sedimenfasi di wilayah pesisir . Pada Gambar 2 disajikan proses
Wimantasi yang terjadi di daewh hulu hingga mencapai laut.
JUMLAH TOTAL EROSl
Erosi Erasi krnbah Permukaan l dan Sdokan
'
Pencucian Mas=
(tahan Miring)
1
+ Karang dan Lamun Matipasir Penutupan Karangkarnun Hidu
anakamgarnan
r ~ ~smg. k
$unG
Reduksi
K&rgadv
Karang dan Lamun MafiPasirlLumpur
I
I'
Penutupan KaranglLarnun Hidup
#tbnan
Kartrq
1
I
Gambaf 2. Proses Sedimentasi dari Oaratan hingga Mencapai Laut (Sumber : Hudgon dan Dixon, 1988, dimodifikasi)
1
Dengan dernikian, meskipun untuk kepentingean pengalohan sehari-hari (day to day management) kegiatan pembangunan di lahan atas atau di laut fepas ditangani ofeh instansi temndiri, narnun untuk kepentingan perencanaan
pembangunan wifayah pesisir, w e n a p pengaruh atau keterkaitan tersebut
haws dimasukkan pada saat menyusun perencanaan (Dahuri, 1997). Surnberdaya alam di wilayah pasisir terdiri atas sumberdaya alam yang dapat pufih dan sumberdaya alam yang tak dapat pulih. Surnberdaya alam yang dapat: pufih antam fain : surnberdaya prikanan (plankton, benthos, ifran,
rnolusca. crustasea, rnarnalia laut, rumput faut atau seaweed, larnun atau
seagmss); kayu bakau; dan bafu karang. Sedangkan surnbrdaya tak dspet pulih, antara lain : minyak dan gas, bijih besi, pasir. timah, bauksit dan mineral
serta bahan tambang lainnya.
Selain itu wilayah pesisir dan laut juga
memberiiran jasa-jasa fingkungan seperti pariwisatrn dan phubungan laut. Dengan demikian wilayah pesisir pada umurnnya dapat dimanfaatkan untuk kbih dari dua jenis kegiatan pernbangunan atau aktivitas ekanomi, sebagaimana Gambar 3.
Gambar 3. Berbagai Aktivitas PernbangunanlEkonomi di Pesisir dan Lautan (Sumber : Dahuri, 1997)
8. Erosi dan Sadimentasi
Proses erusi terdiri atas tiga bagian yang berunttan : pengelupasan
(detachment),
pengang kutan
(transportation)
dan
pengsndapan
(ssdimenfafion), (Asdak, 1995). Erosi clapat msnimbulkan masatah, seperti
menunrnnya tingkat kasuburan tanah bagi tanaman, dsgradasi kualitas air,
larutnya bahan-bahan itimia (hara) dan berirurslngnya kapasitas strukfur pengangkutan air. Secara umum terjadinya erosi ditwtukan oleh faktar-faktor
iklim (ferutama intensitas hujan, topografi, karaMeristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tataguna lahan.
Besarnya kehifangan tanah akibat erosi di suatu tempat dapat diprediksi. 8eberapa metode yang dapat digunakan dslam memprediksi irehilangan tanah akibat erasi antara lain : (1) menghitung kadar M i m e n yang brupa suspended load (digunakan untuk rnenaksir besarnya erosi berdasarkan peririraan deb*&air
sungai), (2) Univem/ Soii Loss Equatian (USLE), (3) pernodefan sirnulasi
kornputer dengan perangkat lunak ANSWERS (Areal Nonpoint Source Watersfid Environment Respan=
Sirnulath) dan AGNPS (AgricuItum!
Nonpoint Source Pollution Model). Metode prediksi erasi dengan menghitung kadtar sedimen memedukan
waktu yang fama dan mernerlukan akurasi pengambilan contah. Adapun USLE
tadztlatr suatu model erosi yang dirsrncang untuk rnemprediksi rata-raga erosi
jangka panjang dari erosi lernbar atau aivr di bawah keadaan tadentu. la juga bermanfaat untuk tempat-tempat bangunan dari penggunaan lahan bukan pertanian,
tetapi
tidak
dapat
memprediksi
pngendapan
dan
tidak
rnsmpehitungkan hasil sedimen dari erosi pard, tebing sungai dan dasar sungai (Arsyad, 1989). Narnun dernikian terdapat tiga ketetbatasan utama dari USLE
dalam penggunaannya di dalam anafisis model; pertarna, U S E tidak dirnaksudkan untuk mengestirnasi kehilangsan tanah akibat angin (badai); kedua,
USLE
adatah suatu persarnaan erosi sehingga Wak
rnengestimasi
pengandapan; ketiga USLE tidak rnengestirnasi erosi parit dan safuran (Foster, 1982).
ANSWERS
adafah
sebuah
model
simufasi terdistribusi
untuk
mernpelajxjari aliwn pemukaan, arosi dan sedimentasi (Beasley dan Huggins, f982), Akan t-pi
model ANSWERS tidak dapat menghitung behrapa sub
proses dari iraraktetistik hidrologi, antara lain : (a) fintasan air yaitu air yang terinfikrasi pada permukaan tanah dan krgamk secara lateral rnelalui horizon
lapisan atas menuju saluran sebagai aliran tak jenuh (unsafuratad flow), (b)
aliran permukaan jenuh clan tak jenuh sebagai akibat presipifasi krfebih pada area permukaan jenuh, (c) aliran air tanah, (d) aliran pari-pari ksar, (e) kapilaritas, (f) erosi dalarn saluran (bank amsian) dan erosi parit, (g) pengaruh
gemadatan tanah tcarhadap infiltrasi, tampungan pnnukaan dan erudibilitas tanah.
Sedangkan AGNPS rnanrpakat? sabuah program simutasi kompufer
untuk menganafisis limpasan, erusi, sedirnan,
perpindahan hara dari
pemupukan (nitrogen dan fosfor) dan COD pada suatu areal pertanian (Young, 1990). Ketebihan dari model AGNPS yaitu marnpu rnenghitung limpasan pada
daerah perkataan dan kornponen afiran air tanah, serta dapat dipergunakan pada DAS yang rnerniliki badan air bentpa rawaldanau. Dari beberapa metude untuk rnemprakirakan besarnya kehilangan tanah, metode UniversaI Sol Loss Equation (USLE) yang dikembangkan oleh
Wischrneir dan Smith ( 3 978)adalah rnetade yang paling umum digunakan untuk rnemprkirakan besarnya erosi (Asdak, 1995).
Narnurr damikian dalarn
pemakaian USLE perlu rnernpertimbangkan dan dikenafi fstktor-faidor pembahsnya dan bahkan apabila dianggap pedu persarnaan tersebut dapat dimadifikasi sehingga dihasilkan prakiraan erasi yang tebih mernadai.
Sedirnen adatah hasl proses etosi, baik benrga erosi psrmukaan, erosi parit, atau jenis erosi tanah tainnya. Sedimen terbawa ofeh suatu afuran akan diendapkan pada suatu tempat yang kewpatan airnya metambat atau ferbenti, proses tersebut dikenal dengan sedimentasi atau pengendapan.
Sedirnen
umumnya rnengendap di bagian bawah kaki bukit, di daerah genangan banjir, di saluran air, sungai, dan waduk. Produksi sedimen pada umurnnya mengacu kepadsn besarnya laju sedimen yang mengafir melewati satu titik pengamatan
tertentu dalam suatu sistem daerah aliran sungai (DAS).
Besamya hasil
M i m e n dinyatakan sebagai volume atau berat sedimen pet satuan daerah tangkapan air/DTA (catchment area) per satuan waktu.
Pengukuran besarnya hasil d i m e n yang paling memadai adalah rnelafui pengukuran sedirnen yang dilakukan di damr waduk. Cara lain yang
dapat digunaken aclalah dengan pembuatan kurva hubungan (rating curve), yaitu kuwa yang rnenghubungkan laju transpor d i m e n (dependent variable)
dengan besamya debit (independent vafiable). Kurva hubungan ini haws dibedakan pernbuatannya, y aitu masingmasing antara muatan sedimen
dengan debit dan d i m e n rnerayap dengan debit.
Guna mrnprakirakan
besarnya hasil d i m e n dari suatu DTA adalah malalui perhitungan Nisbah
Pelepasan Sedlrnen (Sediment bljvery RatrbfSDR). Cam prakiraan besrnya hasil d i m e n dengan menghitung besarnya SDR pada suatu DTA dapat dikatakan kurang mernadai ketena erosi total yang ditentukan krdasarkan
USLE tidak rncamperhitungkan besztrnya erusi parit dan deposisi hasil erosi (sedimen) di cekunganakungan pemtukaan tanah antara daerah sumber erasi dengan saluran air (sungai). Narnun dernikian cara ini (SDR) lazrim dilakukan di
daerah yang kurang memungkinkan dilakukannya psngukuran hasif sedirnen secara langsung di fapangan (Asctak, I995).
3. Dampair arosi dan sedhentasi Oarnpak yang ditirnbulkan ofsh terjadinya erosi (khususnya di lahan pertanian) terdiri atas darnpak emsi di tapak (on
tapak (off site).
dan dampak emsi di luaf
Dampak erosi tanah di tapak rnerupakan dampak yang
langsung dapat tarfihal: oleh pengguna lahan yaitu berupa penuntnan pmduktivitas.
Haf ini berdampak pada kehilangan produksi, peningkatntan
penggunaan pupuir dan kehilangan lapisan olah pada tanah yang manyebabkan timbulnya tanah kritis.
Darnpak erasi tanah di luar Iahan
pertanian (off site) merupakan dampak yang sangat besar pengamhnya.
Ssdirnen hasil erosi tanah dan kantaminan yang tertsawa bersama d i m e n
dapat manimbuikan karugian dan biaya yang sangat besar dalarn kahidupan. Bentuk dampak off sirs antara lain : (I) pelumpuran dan pendangkalan waduWdanaultEtluk, (2) tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan, (3)
memburuknya kualitas air, dan (4) kerugian ekusistem perairan (Arsyad, 1989). Kerugian terhadap ekosistern perairan rnisainya berupa hilangnya biota perairan (moluska, Skan bentas, insekta air) dan hifangnya daerah pernijafran Ikan. Hasil
penelitian yang dlakukan oleh Richardson dan Jowett (2002),yaitu menguji pengamh sedimen tehadap komunitas ikan pada 38 lakasi di North Island, New Zealand, menunjuickan bahwa kefimpahan dan kaanekamgaman sernakin
berkurang dengan samakin tingginya muatan sedimen yang diindikasikan oleh berkurangnya jlirnlah jenis ikan. jenis ikan pada anrs
Hasil penelitian tersebut, terdapat sernbitan
air dengan muatan d i m e f t rendah clan hanya terdapat
dua jenis ikan asli New Zealand pada anrs air dengan muatan Wimen tinggi.
Di samping itu dengan terjadirnya seciimentasi keepatan arus meningkat, kandisi tersebut kurang menguntungkan bagi beberaga jenis ikan sebagai habitatnya. Partikef-partikel tanah yang ttarangkut dalam proses erosi tanah dapat
menimbutkan sejumtah darnpak di sepanjang pajalanan ketika rneninggalkan
lahan sarnpai ke tempat pengendapan yang permanen (Clark 11, dkk., 1985). Banyak dampak yang tajedi dapat diarnati pada badan-badan air yeng ada seperti sungai, clanau, afau waduk; sehingga dampak yang ditimbulkan disebut dampak in-steam. Sedangkan darnpak yang lain dapat tejadi sebelurn partikelpaftikel tanah tersebut rnencapai badan-badan air atau sesudahnya seperti dijurnpai peda kejadian banjir, penggunaan air unfuk kebutuhan dornestik,
irigasi, atau yang lain; sehingga darnpair yang ditimbulkan disebut sebagai dampak off-stmam (Garnbar 4).
tfi swwrn impact
- Cadangan air - Rekmasi - KuatiGas air - 8ioIogik - Uesekfan
OPPsfream irnpct - ESanjit - Penjernihan air - Psnyedian air minurn, indusfri
Gambar 4. Darnpak On &e dan Off site dari Erasi Tanah. (Surnkr : Clark It, dkk., 1985, dlrnadlfikasi) Beberapa kasus sedimentasi telah terjadi di berbagai tempat di dunia
yang tentunya berimplkasi kepada mmakin menunrnnya kualitas lingkungan dan menimbulkan darnpak nega€if secara fisik, biologi dan sosial ekanorni baik
secara langsung rnaupun tidak langsung. Andel dan Postma (1984) dahm Hudson (2000)€elah rnenghitung tingkat deposit (sedimentasi) di Tefuk Paria yaitu 12 crn - 30 cm per 100 tafiun. Kasus rfi Indonesia, yaitu di Laguna Segara
Anakan (Cilacrip, J a w Tengah) dengan luas DAS 96.000 ha telah terjadi sedirnentasi
(pengendapan)
sekitar
1.000,000 rn3/tahun.
Terjadinya
pengendapan d i m e n di Segara Anakan tersebut mengakibatkan terbentuknya daratan baru yang terus meningkat setiap tahun. Sdarna 84 tahun (1900-1984) telah bjadi penhgkatan luas daratan di Segara Anakan sebesar 1.066 ha
(Ludwig, 1985).
Terjadinya sedimntasi secara iangsung mengakibatkan
penyusutar, luas perairan Laguna Segara Anakan, pada tahun 1970 luas
perairan sekitar 4.580 ha menyusut menjadi 1.643,3 pada tahun 1995 (PWS Citanduy-Ciwulan,
1995).
Setain mengakibatkan penyempitan perairan,
sedimentasi di Segara Anakan juga mngakibatkan pendangksnlan, pada talrun 1900 icedalarnan rata-rata 2,7 rn menjacfi 1,03 rn pada tahun 1980.
C. Pengelofatan Daerah Alfran Sungai (DAS)
Daerah Alimn Sungai (DAS) sebagai suatu sisfem hidrolagi, definisikan sebagai kawasan yang dibatasi aleh pemisah topografis yang menampung,
mnyimpan dan mengalirkan air hujan yang jatuh di etasnya ke sungai yang
akhimya bemuara ke danaunaut. DAS rnerupakan ekosistem yang terdiri dari unsur utarna vegtatasi, tanah, air dan manusia dengan segala upaya yang dilairukan di dalamnyz (Soeryono, 4979). Sebagai suatu skasistern, di DAS
terjadi interaksi antara falrtar biatik dan fisik yang
rncanggarnbarkan
keseirnbangan rnasukan dan iretuawn bentpa erosi dan sedimentasi.
Suatu
DAS
rnerupakan
kurnpulan
dari
betserape
sub-DAS.
Mangundikoro (1985) mengemukakan, subDAS marupakari suatu wilayah
kesatuan ekasistern yang terbntuk secara afamiah, air hujan meresap &au mengalir melalui sungai, Manusia dangan aktivitasnya dan surnkrdaya tanah, air, flora serta fauna rnanylakan karnpanen ekosistem di sub-DAS yang saling berinteraksi dan berinterdependensi.
Pengelalaan DAS berarti pmgelolaan sumkrdaya alarn dapat pufih (mmwabk msoums) yang rneliputi tanah, air dan vegeiasi (Manan, 1979).
Sheng (1968) menyatakan bahwa dalarn pengelofaan DAS ada tiga unsur
pakak, yaitu air, lahan dan pengetataan atau manipulasi. Unsur lahan yang
dimaksud adafafi sernua kompanen dafi suatu unit geugrafis dan atmosfer
(tanah, air, batuian dan atrnasfer), Qleh karena itu pengeftian DAS di sini
adalah pengelolaan dari lahan untuk produk air dangan kuantitas optimal, pangaturan produk air dan stabilifas tanah yang maksimum. Al Rasyd dan Samingan f 19801, mangernukakan bahwa dalem
pengetolaan DAS, orientasi pengefolaan seharusnya diarahkan kepada
konservasi fanah dan air dengan pensicanan kepada upaya pningkatan kesejahtepaan rakyat. Titik sentral dalam Aasil pengelolaan ini adalah kondisi tata air yang baik dan diceminkan afah penyediaan dan tata air yang baik
sepanjang waktu, baik kuantitas maupun kualitas sarta terpefiharanya lahan di DAS. Hal ini dapat dicapai dengan mengelala unsur yang berperan penting,
yaitu tanah dan vegetasi tanpa melupakan unsur lainnya. Dengan dernikian
pengetolaan DAS rnempakan upaya menjaga keseimbangan dan berfungsi unsur-unsur ternbut dengan baik sesuai dengan systrat yang diperfukan. Upaya pokok yang dilakukan dalam pengelolaan DAS adalah : (4) pngelolaan tahan melalui usaha konsewasi tanah dalam arti luas; (2) pengelolaarr air mlalui pengembangan sumberdaya air, (3) pengalalaan vegetasi khususnya
pngelolaan hutan yang rnernifiki fungsi perlindungan ferhadap tanah dan air;
dan {4) pembinaan kesadaran manusia daiam pengelolaan sumbsrdaya alam s e a m bijaksafta. Pengelalaan DAS dapat dianggap sebagai suatu sistem dengan input
manajeman dan input alam untuk rnenghasilkan barang dan jasa yang diperiukait baik di ternpat (ansits) maupun di luar (off site). Secara ekonarni ini
berarti k n t u k dari proses praduksi dengan biaya ekonorni untuk panggunaan input rnanajeman dan input alam ssfta hasil ekonomi tsenlpa nDai deri autputnya
{Hufschmidt, t 985).
Tujuan psngalolaan DA5 adalah : (9 ) rnengttrnankan surnber-sumber
dan penyesjiaan air serta pengaturan pernakaian air; (2) manyalamatkan tanah dari erosi wrta mningkatkan dan mampertahankan icesubtiran tanah; (c) rneningkatkan pendapatan masyarakat.
Guna mewujudkan tujuan ini perlu
mernperhatikan beberapa aspek, separti : (Iaspak ) fisik-teknis yaitu pernolaan tataguna lahan sebagai prakandisi dalarn mngusahakan dan rnefierapkan teknik atau perlakuan yaw tepat sehingga pengelolaan DAS akan memberikan
manfaat yang optimal dan tercapainya kelastarian tingkungan; (2) Aspek manusia, yaitu mengernbangkan pengertian, kesadaran sikap dan iremauan
agar tindakan dart pengamfi tMadap sumberdaya alam di DAS dapat msndukung usaha dan tujuan pengeiolaan; (3) aspek kebrnbagaan, yaitu
menggemkkan apamtur sehingga strprktur dan prosedur dapat rnewadahi penyelenggaraan pengetolaan DAS secara efeW dan efiaien; dan (4) aspek jk
1
hukum, yaitu adanya peraturan perundangan yang msngatur penyelenggaraan pkngelolaan DAS.
0. Psrkrmbuhan Plsnduduk dan Surnberdaya tahan
Pengamh pertumbuhan penduduk tertradap pernbangunan ekonomi
relatif beragam, tergantung irepada konteks dan kandisinya. Di negara maju (Erapa Barat) pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat mernbantu ekonomi
negara tersebut karena mereka suctah makmur, punya modal melimpah Aangkan buwh masih kurang.
Berbeda halnya di negara berkerntrang,
kundisinya modal kurang sedangkan buruh melimpah. pertumbuhan
penduduk
gembangunan ekanarni.
benar-benar
dianggap
Oleh sebab itu
sebagai
Perturnbuhan penduduk yang #pat
hambatan
r n a m ~ ~ w t
tekanan pada khan dan rnanyebabkan pengangguran (Jhingan, 1994). Pertumbuhan penduduk akan berimpflkasi kepada krbagai kornpanan
sumberdaya alam dan tingkungan hidup, antara lain : penggurtaan lahan (pamukiman, industti dan saranalprasawna), sumberdaya air dan petairan,
surnkrdaya hutan, enefgi dan penanggulangan pencemaran yatlg barkenaan
dengan uaanisasi, pertumbuhan industri dan twnsportasi.
Bedasarkan
impfikasi tersebut, maka perturnbuhan penduduk khususnya di wilayah perkataan perlu dibarengi dengan perurnusan dan penerapan berbagai
irebijakan yang dapat mendukung terciptanya pembangunan brkelanjutan, seperti kebijakan perencanaan tata ruang. Indonesia
sebagai
negara betkernbang akan terns mengalami
pertumbufian penduduk tenrtarna di perkotaan, karena rnasih tetpusatnye
pembangunan dan kemudahan-kernudahan fasilitas yang dimifiki wilayah perkataan dibanding dengan wilayah pedesaan. Menurut Fiman (1$961,secara kasar iaju kenaikan penduduk kota kira-kira dua
&en@
kali Iaju kenaikan
penduduk total. Suatu hal yang konftas dl Indonesia, faju kenaikan di daerah perkotaan meningkat dengan pesat sementara iaju kenaikan pmduduk sacara total di desa maupun di kota turun dan' 2,3% per tahun pada peWe 1970-1980
rnenjadi 1,9749 p e r tahun pada periade 1980- t 990. Pertumbuhan penduduk yang tinggi pada mang lingkup kota yang teaatas apabita tidak dikendalikan
akan msnimbufkan patensi krisis pada bahagai aspek, seperti masalah
pernukiman, sanitasi lingkungan, limbah dan katoran serta berbagai aspek yang
bemitan dengan pernusatan pertambatran penduduk.
Khusus di Kata Kendari perturnbuhan pnduduk akan rneningkstkan Iaju
pendangkalan Tetuk Kendari baik secara langsung maupun tidak langsung. Meningkatnya jumlah penduduk di Kata Kendari akan meningkaikan kebutuhan penduduk akan lahan terutarna untuk pernukiman, industri , sarana dan
prasanana kata set-ta lahan untuk psrtanian. Kebutuhan lahan tambut hanya dapat diparoleh dengan mengkanversi hutan.
Kegiafan pernbukaan lahan
hutan untuk kebutuhan lain secara total akan rneningkatkan erosi. X1I dan Carter (2000),rnenyatakan Wimsntasi rneningkat 360% dan run off meningkat 350% pada lahan pinus yang diganen dibandingkan dengttn lahan pinus yang tidak
terganggu. Berdasarkan Landisinya, sedirnsn dad Rasil erasi fahan di Kota Kendari akan terangkut dan mengendap di Teluk Kendari. Oi samping ifu meningkatnya
jurnlah penduduk juga rneningkatkan aMivitas pembangunan. pembangunan di
Kota
Kendari juga
Aktivitas
rnempunyai konitibusi tethadap
pendangkalan Teluk Kendari, karma untuk kebutuhan pembaitgunan banyak
dilakukan penimbunsn teluk (reklarnasi), penambangan dan genggatian tanah di bukit-bukit sekiar teluk.
Pengelolaan lingkungan dapat dicapai dengan rnefierapkan ekonomi
lingkungan
sebagai instrumen yang mengatur Jokasi sumberdaya secara
rasional (Steer, 1996). Kabijakan lingkungan banyak dipenganrhi ofeh ekonomi lingkunqan. Kebijakan mengurangi suatu darnpak lingkungan akan dipengaruhi
oleh pehitungan biaya yang hams diketuarkan untuk rnengurangi (preventif) atau memperbaiki dan manfaat yang akan diproleh kemudian (Spash, 1997).
Preventif dipatrarni sebagai peffakuan wbelum terjadinya darnpak {ex-ante)
sedangkan perbaikan matupakan perlakuan setelah terjadi dampaic (ex-post). Penllaian manfaat lingkungan w r a ekonomis dengan sangat kacif atau sangat k s a r harus ditinggalkan, seda barang dan jasa lingkungan hams dinitai
iceuntungannya secara finansial (Barbier, 1995).
Penentuan kebijakan afaupun keputusan apakah preventif atau perbaikan hams dibuat tenrtarnia untuk melihat besarnya investssi yang dikeluarkan untuk tindakan preventif rnaupun biaya untuk rnamperbaiiri darnpak yang sudah terjadi (Batreg dan Segersan, 1997). Pernasalahan utama dalam
pragram perlindungan fingkungan, termasuk penanganan pendangkalan teluk dan pengetolaan DAS adalah bahwa keuntungan dari program t m b u t tidciak
mempunyai nlai ekonorni #tau tidak mmpunyai nilai pasar langsung, Oleh kafana itu perfindungan ini tidak mempunyai nilai rnamter tangsung. Di dalam
ekonomi hat ini dikenaf dengan ekstemalitas, dirnana keuntungan atau manfaat pengelalaan lingkungan ini bracia di luar sistem pasar dan wring kali kajian
tentang darnpak ekstemalitas ini beiada cli luar fingkup lingkungan yang dikelola.
Aplikasi ekonomi lingkungan ke dalam pengambilan kebijakan bagi pertindungan dan perbaikan lingkungan terrnasuk penangartan pandangkalan teluk dan pengelolaan DAS mernpunyai beberapa pernasalahan, seperti identifikasi dan kuantifikasi dampak lingkungan, vatuasi keuntungan dan biaya
tingkngan serta faktor diskanto (dimunting factor).
Penilaian ekanomi manfaat surnbardaya afam dan lngkungan sangat diperfukan bagi pnentuan kebijakan dan anafisis ekonarni suatu aktivitas
proyeic,
Dalarn penilaian dampak faMar yang parfu diperhatikan adafah
determinasi dampak fisik dan penilaian dampak dalam aspek moneter. Penilaian dampak mcara moneter didasarkan pada penilaian ahli akan dampak
fisik dan katerkaitannya, katana dampak dapat rnenyebabkan pentbahan kuatitas lingkungan.
Para ahli skonomi telah mengernbangkan matode
penifaian untuk mengukur keuntungan deri pngelolaan lingkungan ienrtarna
yang tidak mernpunyai nilai pasar, Penilaiarn tersebut bisa rnenggunakan nilai dari pasar pengganti. NiIai dari bamng dan jasa lingkungan dapat diketegoriknn rnenjadi : (1) nilai kegunaan (us@ value), dan (2) nilai bukan guna (nun use value). Nilai
kegunaan temasuk di datarnnya nilai guna fangsung (djmct use value), nilai guna tak fangsung findimct use vafue), nilai pilihan (option value) dan nilai guna
potensial (potential use vafue).
S-ra
urnurn pngelompokan nilai ekanomi
suatu sumberdaya afam bifa dikaitkan dengan nitai keterukuran (tangibilitas)
penifaian individu disajikan pada Gambar 5.
Earnbar 5. Pengelumpokan Nifai Ekonami dari Barstng dan Jasa Lingkungan (Surnber : Munasinghe, 1992, halaman 16). Penilaian dampak dalam nitai moneter sangat ditenhkan oleh teknik penilaian yang digunakan. Teknik yang paling umum digunakan adalafi
wilfngms to pay W P ) .
Teknik penilaian dapat juga ditentukan oleh jenis
pasar dari sumbeMaya atau barang dan jam lingkungan (Tabel 1). Pada kondisi tertentu, dampak lingkungan dapat mnyebabkan pewbaitan dalam produksi barang yang ada di pasar bebas. WTP dapat diketahui dari pwbafian yang tejadi di pasar.
Jika barang dan jaw fingkungan yang terpengamh tidak
berada dalarn pasar bewing sernpurna, maka penilaian dilakukan parsial dan koreksi dsngan harga bay angan trarus dilakukan.
Tabel I.Bekrapa Teknik unkk Penitaian Barang dan dasa Lingkungan
Pasar
Keterangan
Pasar Pengganti
Konvensional
Didasarkan pada perilaku aktual -
I Pewbatran procluktivias Kehifangan pendaptan
Pengeluamn
Biaya perjalanan P e h d a a n upah Nilai kepemilikan Barang paw pengganti
Pasar yang Dibuat
Pasar aFtifrsial
Biaya depansif Biaya preventif
oidamkan pads
~ ~ pangganti y a Parifaku Pmyek bayangan potansial Surnber : Monasinghe, 1992, hafaman 17.
Penilaian kontingensi
Para ahli telah mengernbangkan teknik dan cara psnilaian darnpak: untuk
mengukur manfaat lingirungan yang tidak mampunyai pasar atau harga yang jelas, Teknik dan cam yang beragam rnemeriukan pendekatan yang jErlas agar
tidak terjadi perhitungan ulang (doubb accounting). Klasifikasi nifai lingkungan
dan hubungannya dengan metode penilaian disajikan pada Gambar 6 . Pendebtan yang depat digunakan safah satunya adatah CVM (contingent valuafbn methad) yang didasarkan kapada pasar yang dibuat atau
pasar hipotetik. Pada pendekatan ini, responden akan ditanya brapa besar rnereka b e M i a untuk mernbayar barang dan jasa lingkungan untuk
kenyarnanan dan keberlanjutan (misalnya untuk tidak tejadinya pendangkalan di teluk). Kansep dasar dalam penilaian manfaat dan biaya darnpak lingkungan
adalah didasarkan kepada ireMiaan ~ b r t y a r(wiflingms to pay) dari rnasyarakat untuk barang dan jasa liqkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan
mmggunakan hrrrga sebenarnya rnaupurt harga bayangan sehingga distorsi
yang disebabkan kebijakan prnerintah dan ketidaksempurnaan pasar clapat
diminimalkan. Metade yang juga umum digunakan dalam melihat manfaat perfindungan DAS adalah penrbahan produktivitas.
Pandeitabn ini didasarkan kepada
intemksi dan pehbahan dalam inp~thutput dafam sistem pmduksi yang
dipengafuhu oleh Irebemdaan prugmrn perlindungan DAS. Hal tersebut dapat digunakan uMuk mengukur pengawh erosi tethadap sistern usahatani, atau sedirnentasi di wadukkluk. Dalarn ha1 ini ada bebsrapa pndekatan anatisis
biaya yang juga dapat dilakukan. Misafnya w k r a p a besar manfaat yang diparofeh dengan membiayai pencegahan dampak (pendekatan pngefuaran preventif) dan bisnya ganti dari jasa lingkungan (rnisalnya penggunaan pupuk
akibat irehifangan ham dalam emsi tanah), Satiap teknlk dan cara penilaian ini msmerfukan bebepapa persyaratan terutarna data, biaya dan wairtu mrta tingkat akseptibilitas yang berbeda bagi penerttuan kebijakan. Tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menggunakan pnifaian secara akurat dan efektifitas biaya sehingga teknik panilaian berkarnbang rnenjadi seni dan ilmu.
Analisis biaya dan manfaat (ABM) rnerupakan salah satu teknik penllaian
ekanomi. Taknik ASM rnerupakan cara yang kheren untuk rnengorganisasi
dan rnengernukakan informasl yang diinginkan datarn terrninologi nilai rnoneter. Sama dengan teknik lainnya, pamahaman akan interaksi lingkungan dan
ekonomi tetap dipsrlukan (Enters, 1998 dalam Vries, Cs.,1998). Langkah utarna yang diprlukan dalam ASM antara lain adalah : (1) identifikasi wmua
kornponen yang relevan dengan anelisis; (2) kuantifikasi dampak fisik; dan (3) penilaian dampak dalam nlai mneter.
FIllei ebistensi
Output yang dapat
@rubahan dalam produbrtivitas: TCM; CVM; Hedomc
Pnbe; Pub& m;
CVM : Canhngent Vzltuatron Method TCM UI :raw4 Cogt Method IOC : t n d k d Opportunity C a t apprm4-1 IS : Indirect Subs&& Approach
Gambar 8. Kfasiflkasi Nilai lingkungan dan Hubungannya dengan Mstuda Penilaian. (Sumber : Richards, 1997).
Metode vaiuasi ekanami (economic vafuafrbn) dapat tnmebantu para peneliti dan penentu kebijakan dalarn dalam menetapkan strategi dan kebijakan
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan diketahuinya
n#ai ekonarni dari sumberdaya alam dan lingkungan maka upaya-upaya kansewasi akan lebih mendapatkan perhatian.
Feather, Halkrstein dan
Hmsen (2000) menyatakan, rnelalui valuasi ekanomi dapat diketahui berbagai
dampak dari aktivitas pertanian, seperti dampak tertradap kuatitas dan kuantitas air permukaan, kuafitas air tanah, kuaMas udam dan kondisi habitat satwa liar.
Di sarnping itu dengan valuasi fakanorni dapat diketahui manfaat dad kegiatstn
ironssnrasi. Penggunaan valuasi ekanami telah digunakan sscarzl luas dalam penelitian, rnissllnya afsh Ruitenbeek (1992) yang mlakukan analisis pilihan
pengelolaan ekasistem mangrove di Teluk Bintuni, lrian Jaya serta Gammage (1994) melairukan estimasi nilai ekonarni total ekosistern mangrove di El
Salvador (Spaninks dan 8eukering, 1997).
F. Analisis Sisbm dan Pernudefan Analisis sistem digunakan sebagai pendekatan dalam suatu sistem lingkungan hidup, baik yang bersifat bio-fisik, ekonomi maupun sasial budaya. Melalui analisis sistem dapat ditentukan altarnatif pernecafian masalafi
khususnya pada masafatr-masalah yang kompleks atau dapat diputuskan suatu icebijakan yang optimal. Di dalam anafisis sistern difakukan pengorganisasian data dan informasi
secara teratur dan Logis untuk menyusun suatu model, tiarnudian diikuti dengan eksplamsi dan pengujian
secara seksama terhadaap moctef tersebut dalam
rangka validasi dan prbaikan model tersebut. S s u a i dengan proses dalam analisis sistern tersebut, Jeffers (f 978) mengemukakan anatisis sistsm bukan
menrpakan teknik rnatematik atau bukan klornpok teknik matsmatika, tetapi menrpakan suatu strategi penelitian yang saara h a s rnenggunakan bebarapa
kunsep dan teknik matamatik secara skternatis dan ilmiah untuk rnemecahkan suatu pernasalatran yang kompleks.
Oteh sebab itu analisis sistem dapat
dipandang sebagai suatu organisasi data dan informasi dengan model-model
yang teratur dan logis, diikuti dengan berbrrgai uji dan eksglorasi untuk
rneningkatkan vafidasi dan prbaikan. Sistern adalah hubungan yang betlafigsung di antara satuan-satuan atau
Sedangkan Winardi (1999)
komponan secara feratur (Award, f 979). rnenyatakan,
sistern adalah sekumpulan komponen-kampanan yang saling
bah~bungan,kamponen-kampanen tersebut ditujukan ke amh pencapaian
sasaran-sasam-an umum tertentu. Masih banyak lagi pengertian atau definisi sistem, flamun pada dasarnya mempunyai arti dan makna yang sama. Pernodelan
{modeling) adalah
suatu
teirnik
untuk
mrnbantu
konseptuafisasi dan pengukuran dad suatu sistem yang kompleks, atau untuk rnernprediksi konsekuensi (msponse) dati sistern terfradap tindakan fintervensi)
manusia. Jika tindakan manusia ini dicabakan -cam langsung terhadap sistem yang sebenarnya (alarn), maka konsekuensinya akan mahal, mentsak, sukar
dan lama untuk dipetajeri.
Hasif dari pemadefan disebut model. Mudal acfalah abstraksi dari sistem
yang sebenarnya. Hubungan antara kornponen-kornponen di dalam sistem digambarkan sebagai hubungan sebab akibat, suatu mudel yang baik mempunyai ciri fungsional yang penting dari sistern nyafa sehingga dapat
rnernprediksi perilaku sistem yang karnplaks dan dapat menggambarkart dunia
nyata dalam rnasalah tersebut (Saetianegara, 1978). Model
dapat
mernbantu
ilmuwan
dalarn
menyusun
kotrsep,
pengarganhsian dan komunikasi suatu fertomena yang kornpkks. Selanjutnya mudel mrnbantu dalarn pemahaman, pengkajian dan opini. Langkah-langfrah dalam pwnbuabn model yaitu : penyusunan model konseptual, penyusunan
model diagram, model matematika clan kornputerisasi. Pernodefan dibutuhkan untuk memahami alam akibat karnpbksitas dari sisfem alam wafaupun rnasih
banyak sistern alam yang belum digahami. Model harus diuji dan disesuaikan dengan kanclisi sabenarnya
(dunia
nyah)
untuk
meyakinkan bahwa
penggambaran dafi dunia nyata dalam pernodelan akurat atau tidak (Hall dan Day, 1977).
Metade sistem dinamik telah dan sedang dikernbangkan sejak diperkenalkan oleh Fumster pada decade 50-an di MlT Arnerika Serikat. Metode ini eFat hubungannya dengan pertanyaan-pertanyaan tantang tendensi
dlnarnlk, sistern karnpleks, yaitu pofa-pula tingirah faku yang dibangkitkan sistern itu dengan krtarnbatmya w a b .
Penggunaan metode ini Iebih ditekankan
kepada tujuan-tujuan peningkatan pemahaman tentang bagairnana tingkaft faku muncul dari sfruMur kebijaksanaan dafam sisiern itu. Pernahaman ini sangat panting dalam mrancang kebijaksanaan yang efektif (Furrester, 1973) .
Metode sistem dinamik mempakan salah satu pendekatan pernodefan
kebijaksanaan tenrtarna
dalarn
ha1 peningkatan pmafrarnan
bagairnana dan mengapa gejala dinamik suatu sistem terjadi.
tentang
Metude ini
biasanya dirnaksudkan untuk digunakan pada tingkat desain ketsijaksanaan dalam pengambitan keputusan. Guna mengetahui perilaku dinarnisnya, model
yang telah dibangun hams disirnulasikan. Seifing darmgan sernakin )rampleks dan luasnya sistem yang diarnati, maka diperfukan penggunaan komputer untuk mengadakan sirnulasi.
Metode sistm dinamik erat hubunganrtya dengan
kenderungan-)recendernngan dinamis sistem yang kornpleks. Pernodelan dengan metode ini berbeda dengan metode ekonornett'rk karena tidak
didominasi oleh penggunaan data histaris (time series data) meiainkan rndalui
pengembangan asurnsi-asurnsi tentang struktur sistem. Salah satu prangkat lunak (soffware) yang digunakan dalam model dinarnik adalah Stella.
Menurut Grant (1 9971, Stella dikernbangkan untuk
komputer pribadi dengan sistem daya guna yang tinggi, ditekankan bahwa tujuan rnemberikan contoh-cuntoh di cialam buku
teks adalah untuk
rnendesktipsiiran kegunaan sirnufasi model daiarn rnenjawab atau menjelaskan
pertanyaan-pertanyam realistis dalam bidang ekologi dan pengelolaan surnbsrdaya atam.
Richard (2001) tetah rnenggunakan model dinamis untuk mernprediksi
pengendapan sulfa4 dan nitrogen di Sungai Vikedal (Iuas DAS 155 km2) dan Sungai Tovdal (has DAS 1.794 krn2), Norwqia Selatan, hssif penelitian dapat digunakan untuk penentuan kebijakan pengelolaan gengendapan sulfat dan
nitrogen tersebut.
Brnikian pula Bill dan Bishoo (1997) melakukan pengujian
penggunaan model dinamis daiarn pmintaan raitreasi di Danau Michigan, hasit
pengujian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan modal dinamis dapat rnsrnbefikan harapan dan dapat digunakan dalam analisis kebijakan dan psmintaan wkreasi.