I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya dengan mata pencarian dibidang pertanian, maka pembangunan lebih ditekankan kepada sektor pertanian sub sektor peternakan, yang mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan. Saat ini banyak kelompok tani yang berkembang dikalangan masyarakat baik dibidang pertanian maupun dibidang peternakan yang dibentuk melalui swadaya masyarakat maupun dari lembaga pemerintahan, salah satunya melalui program sarjana membangun desa (SMD). Daerah Kabupaten Solok Selatan merupakan salah satu kabupaten yang memiliki produktivitas pangan relatif tinggi dari tahun ke tahun. Sektor peternakan di Kabupaten Solok Selatan sangat potensial untuk dikembangkan, terutama ternak besar seperti kerbau, sapi dan kambing. Potensi pengembangan peternakan tersebut didukung dengan tersedianya lahan luas untuk pemeliharaan ternak. Kelompok Tani Pot Karya Muda didirikan pada tahun 1984 di desa Bangun Rejo Kecamatan Sangir Kabupaten Solok dengan jumlah anggota 28 orang. Kelompok tani Pot Karya Muda bergerak dibidang tanaman pangan, perikanan dan kegiatan simpan pinjam. Sebelum adanya pembinaan dari dinas terkait akibat adanya peralihan pemerintah dari Kabupaten Solok menjadi Solok Selatan. Pada tanggal 20 Mei 2006 Wali Nagari Lubuk Gadang, menyambung tongkat estafet dari anggota Kelompok Tani Pot Karya Muda yang terdahulu, serta mengarahkan fungsi pokok kelompok tani ke bidang peternakan terutama pembibitan 1
ternak dengan aset pertama ternak sebanyak 13 ekor, induk 7 ekor dan jantan 6 ekor. Pada tahun 2007 Depatermen Pertanian melalui bantuan dana dari Bank Dunia melaksanakan kegiatan pemberdayaan petani dengan program FEATI (Farmer Empowerment Though Agriculture Techonology And Information) yang bertujan untuk membantu pertani mengembangkan usaha tani untuk meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga dan organisasi petani dalam mengakses informasi, teknologi, modal dan sarana produksi untuk mengembangkan agribisnis serta pengembangan kemitraan dengan sektor swasta. Pada tahun 2010, sebelum Kelompok Tani Pot Karya Muda yang beranggota 26 orang mendapatkan program UPPO, jumlah populasi ternak sapi yaitu 83 ekor dengan kepemilikan 3-4 ekor per orang. Jenis sapi yang dikembangkan adalah Simental, Peranakan Ongole (PO), Brahman, Limousin, dan luas areal kelompok tani 55,5 Ha. Dengan jumlah populasi 83 ekor, kelompok hanya mendapatkan keutungan dari penjualan ternak, sedangkan limbah atau kotoran ternak belum terolah dengan baik. Pada tahun 2010, Kelompok Tani Pot Karya Muda mendapat bantuan program UPPO dari pemerintah pada tahun 2010 yang terdiri dari 1 unit rumah kompos, 1 unit alat pengolah pupuk organik (APPO), 1 unit Alat angkut roda 3. Di Kelompok Tani Pot Karya Muda tidak menerima bantuan program UPPO dalam bentuk uang tunai akan tetapi Kelompok Tani tersebut mendapatkan bantuan Program UPPO dalam bentuk infrastuktur, di perkiraan biaya pelaksanaan kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik (UPPO) dialokasikan melalui Dana DIPA APBN Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian TA. 2010. Sebagai berikut 2
1. Pembangunan Rumah Kompos dan Bak Fermentasi, Rp. 64.000.000 2. Pengadaan Alat Pengolahan Pupuk Organik (APPO) Rp. 24.000.000 3. Pengadaan Kendaraan Roda 3 (tiga)
Rp. 20.000.000
Jumlah
Rp 108.000.000
Ternak sapi berasal dari dana aspirasi sebanyak 20 ekor, sedangkan pembangunan kandang ternak berasal dari dana swadaya kelompok , dan dana DAK. Dalam pengembangan usaha UPPO kelompok Pot Karya Muda memperoleh Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dari Bank Nagari sebanyak Rp. 500.000.000, untuk pembelian ternak sapi sebanyak 60 ekor. Pembayaran cicilan kredit ini sebesar Rp. 100.000.000 setiap tahunnya yang berasal dari penjualan sapi dan pupuk organik. Maka pada tahun 2010 jumlah populasi ternak sebanyak 163 ekor sapi. Dengan kepemilikan 5-7 ekor per anggota. Kelompok Tani Pot Karya Muda merupakan salah satu kelompok tani yang terdapat di Nagari Lubuk Gadang Selatan yang berbasis peternakan dan pertanian yang cukup berkembang hingga saat ini, sehingga penulis memilih Kelompok Tani Pot Karya Muda. Selain itu kelompok tani tersebut menerima bantuan program UPPO sejak pertama kali program di jalankan, yaitu pada tahun 2010 dari 7 kelompok tani yang ada di Nagari Lubuk Gadang Selatan, hanya Kelompok Tani Pot Karya Muda yang mendapatkan pogram UPPO dan masih aktif menjalakan program tersebut. Pada tahun 2015 jumlah sapi yang dipelihara berjumlah 78 ekor dengan jumlah kepemilikan 3-4 ekor/orang dengan jumlah anggota 26 orang. Jenis sapi yang dipelihara adalah Simental, Peranakan Ongole (PO), Brahman, dan Limousin. Dengan populasi 78 ekor kelompok tani ternak bisa berproduksi 4 ton per bulan, jenis pupuk 3
yang dihasilkan yaitu pupuk kering, kompos yang sudah diolah dan di-packing dijual dengan harga Rp, 500-800/Kg, per karung dengan bobot 30 Kg dijual dengan harga Rp 25.000–30.000. Pemasaran produk pada pupuk organik (kompos) yaitu para petani dan perkebunan yang ada di Solok Selatan dan Jambi. Berdasarkan hal diatas, Penulis Sangat Tertarik Melaksanakan Penelitian Dengan Judul : Tingkat Keberhasilan Dalam Pelaksanaan Program Unit Pengolahan Pupuk Organik (Uppo) (Studi Kasus : Kelompok Tani Pot Karya Muda Di Nagari Lubuk Gadang Selatan Kec. Sangir, Kab. Solok Selatan)
B. Rumusan Masalah Berdasarkan hal diatas permasalahan yang bisa dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keberhasilan pelaksanaan program UPPO yang dicapai oleh kelompok Tani Pot Karya Muda 2. Bagaimana kendala-kendala pelaksanaan program UPPO pada kelompok Tani Pot Karya Muda
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui keberhasilan pelaksanaan pogram UPPO pada kelompok Tani Pot Karya Muda 2. Mengetahui kendala-kendala pelaksanan program UPPO pada kelompok Tani Pot Karya Muda
4
D. Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 2. Sebagai bahan masukan bagi pemerinta daerah dalam mengembangkan pembangunan disektor peternakan. 3. Bahan masukan bagi pengurus kelompok ternak dalam membuat kebijakan dan merencanaka kegiatan yang dilaksanakan.
5