I. PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya
hidup dengan cara bertani. Akan tetapi banyaknya pengangguran dan kurangnya tenaga kerja yang ahli akanmenyebabkan lambatnya perkembangan khususnya di bidang pertanian karet. Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat dan dibutuhkan oleh semualapisan masyarakat pada masa sekarang ini. Masyaraakat sangat membutuhkan karet karena kesehariannya mereka menggunakan barang yang di buat dengan menggunakan bahan dasar karet baik dalam aspek kehidupan rumah tangga, pekerjaan kantor, keperluan sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya. PT. Riau Crumb Rubber merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi barang setengah jadi yang di ekspor ke Negara-negara luar untuk dijadikan bantalan kapal (dock fender), segala jenis pengepakan (packing), dan benang karet dengan karet pekat serta Standart International Rubber (SIR)sebagai bahan bakunya. Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama
getah
karet
adalah
pohon
karet
Para
Hevea
Brasiliensis
(Euphorbiaceae).Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara.
Laporan PKPM
Mesin dan Peralatan Pertanian
Untuk mengikuti perkembangan zaman yang begitu pesat, pemerintah terus berupaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terampil.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah di bidang pendidikan.Khususnya untuk perguruan tinggi, pemerintah telah mendirikan suatu perguruan tinggi Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Dalam melaksanakan praktek di industri penulis mengambil suatu topik yang akan dibahas dalam laporan ini, yaitu tentang ProsesPengolahan Karet Menjadi Crumb Rubberdi PT. Riau Crumb Rubber Factory Pekan Baru. 1.2
Tujuan PKPM Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Pengalaman Mahasiswa ini antara lain
bertujuan untuk : 1.
Meningkatkan soft skill dalam bekerja sama dan bergaul dengan karyawan.
2.
Memantapkan
pengetahuan/keterampilan
Masing-masing
untuk
menambah
sesuai
kepercayaan
dengan dan
bidangnya.
pengembangan
kematangan diri, agar mendapat bekal yang cukup untuk bekerja dikemudian hari. 3.
Melatih mahasiswa agar lebih berpola pikir kritis dan praktis, serta memperluas wawasan dan meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang pemahaman kegiatan di intansi /perusahaan / industri pertanian secara umum.
4.
Dapat mengembangkan keterampilan tertentu yang tidak di alami atau yang di dapatkan selama kegiatan perkuliahan di kampus.
5.
Untuk
mempelajari,
mengenal
dan
memahami
prosesindustri dan mesin pengolahan karet. Laporan PKPM2Mesin dan Peralatan Pertanian
secara
langsung
1.3
Manfaat Manfaat yang diharapkan setelah mengikuti pengalaman kerja praktek
mahasiswa (PKPM) adalah: 1.
Manfaat bagi penulis adalah menjadi sarana pembelajaran dan ilmu pengetahuan yang telah di ajarkan dapat di praktekkan dalam dunia nyata.
2.
Manfaat bagi Universitas/ institusi adalah menjadi literatur yang akan memperkaya penerapan ilmu industri di lapangan kerja nyata serta menjadi sarana untuk menjalin hubungan kerja sama dengan kalangan industri.
3.
Menunjang program pemerintah dalam mewujudkan anak-anak pintar dan berilmu pengetahuan.
Laporan PKPM3Mesin dan Peralatan Pertanian
II. TINJAUAN PUSTAKA Sejak pertama kali ditemukan sebagai tanaman yang tumbuh secara liar sampai dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, karet (Hevea Brasiliensis) memiliki sejarah yang cukup panjang. Apalagi setelah ditemukan beberapa cara pengolahan dan pembuatan barang dari bahan baku karet, maka ikut berkembang pula industri yang mengolah getah karet menjadi bahan yang berguna untuk kehidupan manusia. Sesuai
dengan
nama
latin
yang
disandangnya
tanaman
karet
(HeveaBrasiliensis) berasal dari Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan karet alam Dunia. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar.Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m.Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas.Dibeberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh tanamannya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Daun karet berwarna hijau dan terdiri dari tangkai utama sepanjang 3-20 cm dan tangkai anak daun sepanjang 3-10 cm dengan kelenjar di ujungnya.Ada dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaannya saling melengkapi.Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet sintetis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap dibutuhkan (Setiawan, 2008). Walaupun karet alam sekarang ini jumlah produksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis.Bagaimanapun, keunggulan yang
Laporan PKPM
Mesin dan Peralatan Pertanian
dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Adapun kelebihankelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah : a. Memiliki daya elastik atau daya lenting yang sempurna. b. Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah. c. Mempunyai daya aus yang tinggi. d. Tidak mudah panas (low heat build up). e. Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance). Tahun 1493 Michele de Cuneo melakukan pelayaran ekspedisa ke benua Amerika yang dahulu dikenal sebagai “Benua Baru”.Dalam perjalanan ini di temukan sejenis pohon yang mengandung getah.Pohon-pohon itu tumbuh secara liar di hutan-hutan pedalaman Amerika yang lebat. Orang-orang Amerika asli mengambil getah dari tanaman tersebut dengan cara menebangnya. Getah yang kemudian diperoleh di jadikan bola yang dapat dipantul-pantulkan.Bola ini disukai penduduk asli sebagai alat permainan. Penduduk Indian Amerika juga membuat alas kaki dan tempat air dari getah tersebut. Orang-orang benua Eropa kemudian mengembangkan karet untuk aneka barang keperluan sehari-hari.Mereka memanfaatkan karet sebagai bahan pembuat pakaian tahan air, alas penutup barang-barang agar tidak basah tersiram air, botol karet, karet penghapus, serta banyak lainnya. Kata rubber, berasal dari kata to rub yang berarti menggosok atau menghapus. Tanaman karet mulai dikenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya, karet ditanam di Kebun Raya Bogor sebagai dikoleksi.Selanjutnya,
Laporan PKPM5Mesin dan Peralatan Pertanian
karet dikembangkan menjadi tanaman perkebunan dan tersebar di beberapa daerah. Pemerintah belanda tertarik untuk meluaskan tanaman karet karena tembakau dan kopi yang menjadi andalan waktu itu tengah mengalami kelusuhan. Kelusuhan perdagangan kedua komoditas ini menimbulkan
minat penguasa
belanda untuk mengusahakan perkebunan karet. Tahun 1864 perkebunan karet mulai diperkenalkan di Indonesia.Perkebunan karet di buka oleh Hofland pada tahun tersebut di daerah Pamanukan dan Ciasem, Jawa Barat.Jenis karet yang ditanam pertama kali adalah karet rambung atau Ficus Elastica.Jenis karet Havea (Hevea Brasiliensis) baru ditanam tahun 1902 di daerah Sumatera Timur.Jenis ini ditanam di pulau Jawa pada tahun 1906. Luas perkebunan karet di Indonesia mencapai 3,2 juta hektar sekitar 2,7 juta hektar (hampir 85 %) merupakan perkebunan rakyat, sisanya milik perkebunan Negara dan swasta. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar tinggi pohon dewasa mencapai 15-25m.Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas.Batang tanaman ini megandung getah yang dikenal dengan nama lateks. Kebun karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap biasanya pada umur 5 tahun dengan syarat lilit batang yang di ukur pada ketinggian 100 cm dari kaki gajah telah mencapai > 45 cm dan tebal kulitnya mencapai >6mm dengan masa produksi selama 25-35 tahun.
Dan adapun hasil dari kebun karet :
Laporan PKPM6Mesin dan Peralatan Pertanian
Lateks cair
: kualitas prima ,KKK (Kadar Karet Kering) nya ± 30 %.
Cup-lump
: bekuan lateks dalam mangkok.
Lump tanah
: tumpahan lateks di atas tanah,kadar kotoran ± 75 %.
Screp
: bekuan lateks pada bidang sadap.
Bokar
: lateks + Lump mangkok + sleb tipis + screp dan blanket.
Hasil karet sadapan dari kebun karet (Bokar) yang dibawa ke pabrik untuk segara di olah menjadi Crumb Rubber (Tim Penulis PS, 2008). 2.1. Pengertian Crumb Rubber Crumb rubber merupakan hasil olahan karet alam menjadi bahan setengah jadi. Crumb rubber merupakan produk karet yang relatif baru dalam perdagangan yang termasuk dalam kategori karet spesifikasi teknis karena penuntun dan pengelompokannya dilaksanakan secara teknis dengan analisa yang teliti di laboratorium. Spesifikasi teknis crumb rubber yaitu : 1. Crumb Rubber (SIR) 10 memiliki kadar kotoran (b/b); maks 0,10%, kadar abu (b/b); maks 0,75%, kadar zat menguap (b/b); maks 0,80%, PRI; min 60, Po; min 30, nitrogen (b/b); maks 0,60%. 2.
Crumb Rubber SIR 20 memiliki kadar kotoran (b/b); maks 0,20%, kadar abu (b/b); maks 1,00%, kadar zat menguap (b/b); maks 0,80%, PRI; min 50, Po; min 30, nitrogen (b/b); maks 0,60%.
2.2. Bahan Baku Proses Pembuatan Crumb Rubber Laporan PKPM7Mesin dan Peralatan Pertanian
Proses pembuatan crumb rubber di PT. Riau Crumb Rubber Factory menggunakan karet alam sebagai bahan baku. Karet alam diperoleh dari lateks kebun yang merupakan pembekuan (koagulasi) getah pohon karet (havea braziliensis), berwarna putih dan berbau segar. Sebagian besar karet alam diperoleh dari perkebunan rakyat yang berasal dari daerah Pasir Pangaraian, Ujung Batu, Kasikan, Kampar, Siak, Selat Panjang, dll. Karet alam yang digunakan untuk proses pembuatan crumb rubber terbagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Getah slap Getah slap merupakan lateks kebun yang berbentuk empat persegi panjang dan berwarna putih dan luarnya kecoklat-coklatan. Pembekuan slap dilakukan dengan cara pengumpulan getah dengan menggunakan asam semut / asam format (HCOOH) didalam kotak kayu yang dilapisi lumpur. Slap memiliki kandungan air yang rendah dan kandungan getah yang tinggi. Kadar Karet Kering (K3) dari slap berkisar 40%-50%.
Gambar 1.Getah slap
2.
Getah mangkok
Laporan PKPM8Mesin dan Peralatan Pertanian
Getah mangkok adalah lateks yang membeku secara alami didalam mangkok / tempurung.Getah mangkok berwarna putih dan kecoklat-coklatan dengan kandungan getah.Sedang, tetapi memiliki kandungan air yang lebih besar dari slap.Kadar Karet Kering (K3) dari lamp mangkok berkisar 40%-60%.
Gambar 2.Getah mangkok 2.3. Bahan Pendukung Disamping bahan baku, proses produksi crumb rubber juga memerlukan bahan baku pendukung / bahan baku tambahan lainnya seperti : air, peti kemas, plastik. a)
Air Air sangat diperlukan secara continue dalam kegiatan proses produksi baik
dalam proses basah maupun di proses kering. Hal-hal yang harus diperhatikan terhadap air sebagai bahan baku pendukung adalah :
Air yang digunakan haruslah bersih dan tidak mengandung kotoran, hal ini akan mempengaruhi hasil cucian nantinya.
Persediaan atau suplay air haruslah cukup, karena ketersediaan air yang terbatas akan mempengaruhi kelancaran proses produksi.
Pemeriksaan saluran keluar untuk air yang sudah kotor (limbah) dari bak pencucian haruslah dilakukan secara teratur, karena jika tidak dilakukan
Laporan PKPM9Mesin dan Peralatan Pertanian
secara teratur saluran air akan tersumbat dan hal tersebut akan berdampak terbuangnya air dari bak pencucian yang menyebabkan lingkungan menjadi kotor karena tumpukan air tersebut. b)
Peti kemas dan plastik Peti kemas, plastik digunakan pada tahap akhir proses produksi yaitu pada
tahap proses pengepakan dan pengemasan crumb rubber dan akan menjadi produk akhir. Untuk kesempurnaan hasil produksi sebelum akhirnya siap di export.Bahan pendukung ini diharapkan dapat memberikan perlindungan pada produk yang di hasilkan, seperti perlindungan terhadap air, udara dan kotoran. 2.4
Proses Pengolahan Crumb Rubber Proses pengolahan crumb rubber merupakan suatu proses pengolahan karet
alam menjadi bandela melalui tahapan-tahapan proses yang telah ditentukan. Tahapan proses pengolahan crumb rubber dibagi menjadi 3 proses yaitu proses penimbangan, proses produksibasah, proses produksi kering. 1.
Proses penimbangan dan pembelian bahan baku (Bokar) Proses penimbangan dan pembelian bahan bakudari petani karet yang
dilakukan di dalam area pabrik, dimana akan dilakukan proses pembongkaran, pengambilan sampel, penimbangan dan penumpukan.
2.
ProsesBasah
a.
Pemecahan dan pencucian Laporan PKPM10Mesin dan Peralatan Pertanian
Proses pemecahan bertujuan untuk memisahkan karet dengan kotorankotoran yang terkandung didalam karet olahan. b.
Pencacahan dan pencucian pencacahan atau menghancurkan bokar menjadi granula, bertujuan agar bahan baku karet menjadi lebih kecil dan mempermudah proses selanjutnya.
c.
Pengilingan Berfungsi untuk menyatukan granula supaya menyatu dan saling mengikat sehingga membentuk lembaran crape.
d.
Pemuntiran dan penjemuran Proses penggulungan merupakan proses pemuntiran lembaran crape dengan menggunakan gerobak puntir agar lebih mudah di bawa ke gudang penjemuran.
3.
Proses Kering Proses kering terdiri dari serangkaian proses yang meliputi peremahan,
pencucian, pengeringan, pemanggangan, pendinginan, penimbangan, pengempaan dan pengemasan. a.
Proses peremahan dan pencucian Peremahan merupakan penghancuran lembaran crape yang telah di jemur menjadi karet remah. Lembaran crape yang telah dijemur terlebih dahulu di cuci dengan air untuk menghilangkan debu dan kotoran.
b.
Proses pengeringan, pemanggangan dan pendinginan
Laporan PKPM11Mesin dan Peralatan Pertanian
Proses pengeringan bertujuan untuk menurunkan kadar air karet remah yang dilakukan di dalam Dryer dengan Temperatur berkisar antara 70°C-140°C. lama proses berlangsung selama ± 20 menit. c.
Proses penimbangan Karet remah yang telah didinginkan dikeluarkan dari lori dan di letakkan di atas meja yang telah tersedia, setelah itu dilakukan penimbangan seberat 35 kg yang dikenal dengan nama bandela.
d.
Proses pengempaan dan pengemasan Setelah di timbang bandela di masukkan ke alat pengempa dan di kempa sehingga didapat bandela dengan ukuran panjang 710 mm, lebar 360 mm dan tebal 160 mm. Setelah selesai di kempa bandela di kemas dengan menggunakan pelastik polythilen dan Bandela dilewatkan melalui alatMetal detector untuk memastikan tidak terdapat unsur logam didalamnya. Selanjutnya bandela disimpan digudang penyimpanan dan siap untuk di ekspor.
Laporan PKPM12Mesin dan Peralatan Pertanian
III. METODE PELAKSANAAN 3.1
Waktu Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Pengalaman Mahasiswa (BKPM) ini
dilaksanakan mulai dari tanggal 4 April 2013 sampai 30 Juni 2013 di PT. Riau Crumb Rubber Factory (PT. RICRY) yang bertempat di JL.Kp. Sukaramai No. 63, Pekan Baru. 3.2
Metode Pelaksanaan Dalam pelaksanaan PKPM di PT.
RICRY) ini mahasiswa
melaksanakan
Riau Crumb Rubber Factory (PT. kegiatan di pabrik pengolahan karet
menjadi crumb rubber, yang dilaksanakan setiap hari senin sampai jumat dan kegiatan dimulai pada pukul 08.00 Wib sampai pada pukul 16.00 Wib. Untuk pengambilan data yang dibutuhkan dilakukan pelaksanaan dan pengamatan secara langsung dilapangan sambil melakukan diskusi dan tanya jawab dengan pembimbing lapang, mandor dan karya.
Laporan PKPM
Mesin dan Peralatan Pertanian
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Sejarah Singkat Perusahaan PT. Riau Crumb Rubber Factory adalah perusahaan yang bergerak dalam
pengelolahan awal karet mentah menjadi barang setengah jadi (work in process) yang kemudian di ekspor ke luar negri.Perusahan ini didirikan pada tanggal 28 februari tahun 1969, dengan akte pendirian dengan No.93, melalui Notaris J.N. Siregar yang beralamat di Jakarta.PT.Riau Crumb Rubber Factory (RICRY) didirikan oleh beberapa orang persero dan dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam Negri (BKPMDN).PT. RICRY beralamat di JL. Yos Sudarso
No.63
Rumbai,
Pekanbaru.
Proses
produksi
berjalan
secara
kontinyu/terus menerus, yang mana terdiri dari 3 shift yaitu shift 1 mulai dari pukul 07:00-15:00 dan shift II pukul 15:00-23:00, dan shift III mulai dari pukul 23:00-07:00. Jenis produk yang dihasil kan yaitu crumb rubberSIR-10 dan SIR 20 (Standart Indonesia Rubber) yang membedakan kedua SIR ini adalah kadar air yang berbeda.Hal ini sesuai dengan permintaan perusahaan yang berbeda. 1.
Tahun 1969, perusahaan mulai berproduksi Crumb rubber dengan surat izin dari Menteri Perdagangan atas persetujuan dari Menteri Pertanian yang bernomor, No. 84/KP/IV/69 tertanggal 8 April 1969 yang berkapasitas produksi sebanyak 6.000 ton per Tahun.
2.
Pada tahun 1973, setelah perusahaan berjalan beberapa tahun kemudian perusahaan secara fisik telah dapat meningkatkan hasil produksinya sehingga pada tahun 1973 telah diberikan izin perluasan pertama dari
Laporan PKPM
Mesin dan Peralatan Pertanian
Menteri Perindustrian dengan nomor, No. 99/DD/CR/XI/73 tertanggal 21 November 1973 yang berkapasitas produksi sebanyak 9.000 ton/Tahun. 3.
Pada tahun 1976, dengan kerja yang giat dan dengan hasil yang cukup memadai maka pada tanggal 14 Desember 1976, perusahaan telah mendapat izin
perluasan
dari
Menteri
Perindustrian
yang bernomor
No.
20/DJ/CR/XII/76, yang berkapasitas produksi 12.000 ton/tahun 4.
Pada tahun 1988, perusahaan telah ditinggalkan kembali sehingga pada tanggal 23 Mei 1988 perusahaan telah mendapat izin perluasan kembali dari Menteri Perindustrian yang bernomor No. 154/DJAI/IUT-D.IV/1989 yang berkapasitas produksi 17.000 ton per tahun. Hingga pada saat ini PT. Riau Crumb Rubber Factory telah berproduksi secara riel sebanyak 20.000 ton per tahun.
5.
Pada tanggal 30 Juli 1991, Menteri Perindustrian atas Nama Presiden R.I. Perusahaan telah diresmikan untuk Perluasan Pabrik. Rubber Factory (RICRY)
PT. Riau Crumb
telah mendapat penghargaan dari Menteri
keuangan dalam Pembayaran Pajak Badan Peringkat ke 41 untuk daerah Sumatra bagian Tengah pada tahun 1987, dan peringkatke 20untuk peringkat daerah pada tahun 1988. 4.2
Letak Geografis Perusahaan PT. Riau Crumb Rubber Factory (PT. RICRY) yang bertempat di JL. Kp.
Sukaramai No. 63, Pekan Baru.Lay outPT. Riau Crumb Rubber Factory adalah sebagai berikut :
Laporan PKPM15Mesin dan Peralatan Pertanian
Sebelah barat berbatasan dengan JL. Raya Leton 1 Rumbai.
Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman penduduk.
Sebelah timur berbatasan dengan pemukiman penduduk.
Sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Siak.
4.3
Struktur Organisasi Perusahaan Organisasi adalah sekelompok orang yang secara formal dipersatukan dalam
suatu kerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit) kerja dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda tersebut di koordinasikan.Selain itu, struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasispesialisasi pekerjaan, saluran pemerintah, dan penyampaian laporan. Suatu sistem pengorganisasian pada unit yang berbeda-beda memerlukan struktur organisasi yang dapat mempersatukan seluruh sumberdaya dengan cara yang teratur. Dengan struktur organisasi tersebut diharapkan setiap personil yang ada didalam organisasi dapat di arahkan sehingga mendorong mereka melaksanakan aktifitas masing-masing dengan baik dan mendukung tercapainya sasaran perusahaan dengan efektif dan efisien. Struktur orgaanisasi dan fungsi direksi pada PT. Riau Crumb Rubber Factory (PT. RICRY) yaitu:
Direktur Pemimpin tertinggi disuatu perusahaan pada PT. Riau Crumb Rubber Factory bertugas memberikan bimbingan dan arahan terhadap bawahannya.
Laporan PKPM16Mesin dan Peralatan Pertanian
Maneger Menjalankan amanat direktur dan memberikan bimbingan dan solusi pada bawahannya.
Staff Keuangan Bertugas bagian pembukuan keuangan pada perusahaan PT.Riau Crumb Rubber Factory, menjaga dan bertanggung jawab untuk laporan keuangan.
Direktur Pembelian Bertugas untuk membeli barang mutu karet yang bagus kepada petani karet untuk diolah diperusahaan PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Staff Administrasi Ekspor Bertugas untuk menyiapkan kebutuhan yang diperlukan untuk keperluan eksport seperti surat menyurat.
Kabag. Personalia Bertugas memantau jalannya kinerja karyawan dan meneruskan segala keperluan yang dibutuhkan karyawan.
Kabag. Produksi Berugas memantau jalannya produksi yang terjadi PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Kabag. Gudang Ekspor Bertugas menyiapkan keperluan barang (karet jadi) yang akan di ekspor keluar negeri.
Kabag. Laboratorium Bertugas menjaga dan merawat perlengkapan Lab, Pada PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Laporan PKPM17Mesin dan Peralatan Pertanian
Kabag. Bengkel Bertugas menjaga alat-alat perlengkapan bengkel pada PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Ka. Mandor Proses Basah Bertugas memantau karyawan pada bagian proses karet basah dan memberikan solusi yang baik ketika bekerja.
Petugas Pengolahan Limbah Bertugas menjaga limbah-limbah industri PT. Riau Crumb Rubber Factory.Agar masyarakat sekitar tidak terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia yang ditimbulkan oleh perusahaaan tersebut.
Ka. Pengeringan Dryer Menjaga agar kelembaban karet yang dijemur agar senantiasa bermutu tinggi.
Ka. Pengawas Pengemasan Bertugas memantau karyawan pada saat pengemasan ketika mau dipaket.
Petugas Administrasi Bertugas bagian surat menyurat untuk keperluan PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Petugas Sortir Bertugas memilih produk karet bahan baku/bahan jadi yang bermutu untuk di ekspor.
Petugas K3 Bertugas memberikan solusi dan arahan/bimbingan serta menjaga keselamatan kerja karyawan pada perusahaan PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Laporan PKPM18Mesin dan Peralatan Pertanian
Kabag. Gudang Basah dan Timbang Bertugas memantau karyawan dalam bekerja khususnya pada bagian gudang basah.
Petugas Operator Bertugas menjaga dan menjalankan suatu peralatan seperti operator telepon, operator mesin, operator frok lift mengangkat bongkahan karet.
Bagian Listrik Bertanggung jawab pada instalasi listrik pada PT. Riau Crumb Rubber Factory.
Petugas Ruang Mesin Bertugas menjaga dan merawat mesin-mesin yang ada pada PT. Riau Crumb Rubber Factory.
4.4
Manajemen Perusahaan Kegiatan manajemen hampir selalu ada pada setiap kegiatan manusia, sebab
sebagai mahluk sosial manusia akan selalu bekerja sama. Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, mengendalikan usahausaha anggota dan proses penggunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan. Manajemen merupakan suatu hal yang sangat penting dalam mengelola suatu perusahaan.Kelancaran kegiatan sebuah perusahaan sangat tergantung pada sistem manajemen yang dipakai. Untuk mencapai tujuan pokoknya PT. Riau crumb rubber factorymelaksanakan sistem manajemen yang terdiri atas planning(perencanaan), organizing(pengorganisasian), leading(pengarahan) dan controlling (pengendalian).
Laporan PKPM19Mesin dan Peralatan Pertanian
1.
Planning (perencanaan) Perencanaan merupakan sebuah teknik penggunaan logika dan metoda untuk berfikir mencapai tujuan melalui tindakan yang dilakuakan. Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan harus dibuat perencanaannya terlebih dahulu.
2.
Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian merupakan pengaturan dan pengalokasian kerja, tanggung jawab serta sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan secara efisien.
3.
Leading (Pengarahan) Pengarahan dilakukan untuk mempengaruhi dan memotifasi karyawan untuk bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan.
4.
Controlling (Pengendalian) Pengendalian terhadap pelaksanaan manajemen perusahaan dilakukan untuk meyakinkan bahwa organisasi bergerak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Pada PT. Riau crumb rubberfactorypengawasan dilakukan terhadap proses produksi, keuangan, tugas sistem dan prosedur hasil produksi.
4.5
Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah semua personil yang berperan aktif, baik sebagai
pemimpin, pengelola, maupun pelaksanan dalam sebuah perusahaan. Untuk kelancaran pelaksanaan produksi, PT. Riau crumb rubber factory melakukan perekrutan personil yang terlatih, terampil dan handal. Berdasarkan data yang diperoleh jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT. Riau crumb rubber factory288 orang yang merupakan lulusan dari berbagai
Laporan PKPM20Mesin dan Peralatan Pertanian
tingkatan pendidikan yaitu mulai dari tingkat SD sampai dengan tingkat perguruan tinggi atau sarjana. a. Berdasarkan sistem pembagian upahnya karyawan PT. Riau Crumb Rubber Factory dibedakan atas tiga golongan yaitu :
Karyawan bulanan dengan pembagian upah per bulan.
Karyawan borongan dimana jika melebihi target produksi maka para pekerja ini akan mendapatkan upah dari kelebihan prouksi tersebut, disamping mereka juga mendapatkan upah harian.
Karyawan harian dengan pembagian upah harian.
b. Jam kerja pada PT.Riau crumb rubber factory yaitu :
Jam kerja normal berlaku untuk para staf karyawan kantor yaitu dari jam 08.00 Wib s/d 15.00 Wib. Jumlah hari kerja aktip jam kerja normal dalam seminggu sebanyak 6 hari yaitu hari senin sampai hari sabtu.
Table 1. Jumlah karyawan PT. Riau Crumb Rubber Factory No Jumlah/Karyawan Bagian 1.
Bagian penerimaan bahan baku karet
25 orang
2.
Produksi proses basah
72 orang
3.
Produksi proses kering
80 orang
4.
Gudang barang jadi dan ekspor
8 orang
5.
Tenaga harian
80 orang
6.
Gudang bahan
6 orang
7.
Laboratorium
8 orang
8.
Satpam
9 orang
Total
288 orang
(sumber : HRD PT. Riau Crumb Rubber Factory, 2012).
Laporan PKPM21Mesin dan Peralatan Pertanian
4.6
Tata Letak Pabrik Tata letak berdasarkan proses pada PT. Riau Crumb Rubber Factory
mengikuti proses aliran produksi mulai dari proses penerimaan bahan baku sampai proses pengiriman (ekspor). Pada saat proses basah alat pencacah (prebreaker) akan mencacah / memotong karet menjadi kecil-kecil setelah itu masuk ke dalam bak air dicacah menggunakan hammermill dan proses ini dilakukan dua kali dan dilanjutkan dengan penggilingan (creper) dengan diiringi proses pencucian dan dilanjutkan sampai ke proses penjemuran (pengeringan udara). Proses kering mulai dari proses pengeringan udara,kemudian proses peremahan cutter dan dimasukkan kedalam trolly drayer kemudian sampai kepada proses pengepakan dan pengiriman yang dilakukan sesuai dengan proses produksi, bekerja sesuai dengan fungsi dan sistem kerjanya. 4.7
Produksi dan Pemasaran Produk yang dihasilkan oleh PT. Riau Crumb Rubber Factory adalah produk
setengah jadi berupa crumb rubber. Berdasarkan Standar International Rubber (SIR) maka crumb rubber yang diproduksi oleh PT. Riau Crumb Rubber Factory adalah Crumb Rubber dengan Standar International Rubber (SIR) 20. Crumb rubber ini berbentuk bantalan persegi panjang, biasanya disebut juga dengan bandela. Mempunyai ukuran PxLxT yaitu : 710 mm x 360 mm x 160 mm dengan berat 35 kg / ball (packing bandela). Untuk pengemasannya tiap bandela yang dibungkus dengan plastik dimasukkan dalam peti kemas dan disusun menurut farmasi penyusunan yang telah ada.
Laporan PKPM22Mesin dan Peralatan Pertanian
Berdasarkan sifat operasi produksinya, produksi crumb rubber di PT. Riau Crumb Rubber Factory di klasifikasikan sebagai produksi continue. Produksi continue adalah produksi terus menerus. PT. Riau Crumb Rubber Factory melakukan kegiatan produksi dan pemasaran berdasarkan sistem kontrak (job order) artinya perusahaan hanya akan memproduksi dan memasarkan produknya berdasarkan jumlah pesanan yang diminta pelanggan. Pelanggan dan daerah tujuan pemasaran crumb rubber ini adalah 100% dari Negara luar yang meliputi Negara Singapura, Korea Selatan, Australia, Amerika, Jepang, melalui pelabuhan ekspor Belawan, Tanjung Periuk, dan Teluk Bayur. 4.8
Proses Produksi Pengolahan Karet Crumb Rubber Proses produksi pengolahan crumb rubber merupakan suatu proses
pengolahan karet alam menjadi bandela melalui tahapan-tahapan proses yang telah ditentukan.PT. RICRY Pekan Baru memproduksi SIR 10 dan SIR 20 (StandardIndonesiaRubber).Standard Indonesian Rubber adalah karet alam yang diperoleh dengan pengolahan bahan olah karet (bokar) yang berasal dari getah batangpohon Hevea Brasiliensis secara mekanis dengan atau tanpa kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi teknis. Mengacu kepada syarat mutu SNI 1903:2000 Standar Indonesia Rubber (SIR) 10 memiliki kadar kotoran (b/b); maks 0,10%, kadar abu (b/b); maks 0,75%, kadar zat menguap (b/b); maks 0,80%, PRI; min 60, Po; min 30, nitrogen (b/b); maks 0,60%, warna lambang; coklat, warna plastik pembungkus bandela; transparan, warna pita plastik; putih susu/transparan, tebal plastik pembungkus bandela; 0,03±0,01mm, titik leleh plastik pembungkus bandela 108oC. Dan sedangkan syarat mutu SIR 20 memiliki
Laporan PKPM23Mesin dan Peralatan Pertanian
kadar kotoran (b/b); maks 0,20%, kadar abu (b/b); maks 1,00%, kadar zat menguap (b/b); maks 0,80%, PRI; min 50, Po; min 30, nitrogen (b/b); maks 0,60%, warna lambang; merah, warna plastik pembungkus bandela; transparan, warna pita plastik; putih susu/transparan, tebal plastik pembungkus bandela; 0,03±0,01mm, titik leleh plastik pembungkus bandela 108 oC. Table2. Perbedaan SIR 10 dan SIR 20 SIR 10
SIR 20
Kadar Kotoran (Max)
0.10 %
0.20 %
Kadar Abu (Max)
0.75 %
1.00 %
Zat Menguap (Max)
0.80 %
0.85 %
30
30
50
50
0.60 %
0.60 %
PO (Min) Plasticity Retention (Min)elastisitas Nitrogen (Max)
Index
(sumber PT. Riau Crumb Rubber Factory, 2011).
Tahapan proses pengolahan crumb rubber dibagi menjadi 3 proses yaitu : 1.
Proses penimbangan dan pembelian bahan baku (Bokar) Proses penimbangan dan pembelian bahan baku dari petani karet yang
dilakukan di dalam area pabrik, dimana akan dilakukan proses pembongkaran, pengambilan
sampel,
penimbangan
dan
penumpukan.
Untuk
proses
pembongkaran satu mobil truck dengan berat 11 samapai 12 ton dibutuhkan waktu 30 sampai 60 menit.Sedangkan waktu penimbangannya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit.Dalam satu kali penimbangan mencapai 500 kg. Bahan baku yang masuk per hari ± 200 ton per hari, Penimbangan dilakukan dengan cara
Laporan PKPM24Mesin dan Peralatan Pertanian
outomatik, dan pengangkutan dibantu oleh Forklift ke penumpukan. Alat Yang diperlukan dalam proses penimbangan seperti : 1. Gancu 2. Pisau kendek 3. Pisau baja 4. Keranjang 5. Keranjang sodok 6. Timbangan dan Papan timbang 7. Forklift (mobil pengangkut)
Gambar4.Proses penimbangan 2.
Proses basah Proses basah terdiri dari serangkaian proses yang meliputi pemecahan,
pencacahan, pencucian, penggilingan, penggulungan, dan penjemuran.
Laporan PKPM25Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 5. Karet
Gambar 6. Karet yang dipotong dengan mesin potong a).
Pencacahan Prebreaker Proses pencacahan bertujuan untuk memisahkan karet dengan kotoran-
kotoran yang terkandung didalam karet olahan dengan menggunakan prebreaker dan berfungsi untuk mengeluarkan kontaminasi yang terdapat di dalam karet. Cara kerjanya adalah bahan baku yang kasar (bokar) dipecah dan digiling dengan dua rol yang berputar dan berlawanan arah menggunakan motor listrik. Setelah bokar dipecah masuk ke bak pencuci dan diangkat ke belt conveyor dengan menggunakan forlklif.Proses ini sangat efektif karena menghasilkan karet yang
Laporan PKPM26Mesin dan Peralatan Pertanian
bersih dengan pengurangan kadar kotoran mencapai 95 %. Adapun prosedur kerja proses pencacahan dan pencucian adalah sebagai berikut : Proses pencacahan dilakukan dengan breaker dan hammer mill. Breaker adalah alat yang digunakan untuk mencacah dan memperkecil ukuran karet sehingga menjadi granula, yaitu dengan cara mencacah karet yang masuk dari hooper dan di cincang dengan menggunakan pisau rotor yang susunan pisaunya berbentuk seperti ombak dan dilengkapi dengan pisau penunggu. Mesin prebeaker adalah suatu alat yang berfungsi untuk memecah karet.Selanjutnya karet dimasukkan ke dalam bak penampung dan dipisahkan dengan kotoran secara manual. Bahan olahan karet yang telah mengalami proses pencacahan dinaikkan ke belt conveyor. Belt conveyor akan membawa olahan karet ke mesin breaker.
. Gambar 7.Beaker Sepesifikasi breaker : Motor penggerak
: 75 daya kuda (DK)
Jumlah
: 3 unit
Kapasitas
: ± 15 Ton/Jam
Perawatan berkala
: Penambahan gomok gigi lurus : Pengecekan oli gear box (1 x bulan) : Pengecekan dan penambahan gomok Laporan PKPM27Mesin dan Peralatan Pertanian
Bearing
: Penggantian (1 x bulan)
Fungsinya
: mengoyak dan mencuci dengan air secukupnya.
b).
Pencucian Bak Air (Mixink Tank) Mixing Tank adalah bak yang berbentuk kerucut yang berfungsi untuk
mencuci granula dari kotoran dengan bantuan pengaduk berbentuk kipas yang digerakkan oleh motor listrik.Kotoran tersebut akan mengendap dan menumpuk di bagian kolam yang berbentuk kerucut.
Gambar 8.Mixink Tank I Sepesifikasi Mixing Tank I : Motor penggerak kipas pengaduk
: 40 DK
Rpm motor
: 1500 rpm
Diameter pully motor
: 4”
Diameter pully gear box
: 30”
V-belt
: Tipe A 80”
Ratio gear box
: 1 : 20
Ukuran
: Diameter 8 meter
Untuk membawa granula dari bak pencucian I ke bak pencucian II menggunakan bukect transfer dan belt konveyor.selama berada di atas belt conveyor granula di pisahkan dari kotoran yang dilakukan secara manual atau dengan tenaga manusia sebelum dimasukkan ke mixink tank II.
Laporan PKPM28Mesin dan Peralatan Pertanian
Mixing Tank II adalah sebagai bak pencuci granula setelah melewati mixing tank I. Sehingga granula menjadi lebih bersih sebelum dilakukan proses selanjutnya. Pembersihan mixink tank dilakukan setiap hari setelah proses produksi berhenti. c).
Pencacahan Hammermill Adapun prosedur kerja proses pencacahan dan pencucian adalah sebagai
berikut :
Pada mesin breaker karet akan dicincang menjadi potongan-potongan kecil kemudian masuk ke dalam bak penampungan atau pencucian guna untuk memisahkan kotoran yang ada pada karet olahan.
Karet-karet hasil pencacahan ini kemudian dilanjutkan ke mesin Hammermill. Mesin merupakan mesin yang berfungsi untuk menghancurkan karet menjadi kepingan kecil sehingga tercuci lebih bersih lagi. Untuk lebih jelasnya proses di mesin Hammermill dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar9.Hammermill Spesifikasi Hammermill : Motor penggerak
: 150 daya kuda (DK)
Rpm
: 1500 rpm
Jumlah
: 6 unit Laporan PKPM29Mesin dan Peralatan Pertanian
Perawatan berkala : pengecekan
dan
penambahan
gomok
bearing
dan
penggantian mata pisau (1x seminggu). Hammer Mill berpungsi untuk mencacah atau menghancurkan karet atau bahan baku olahan karet sehingga menghasilkan cacahan yang berukuran lebih kecil setelah melewati mesin braeker. Komponen utama dari mesin hammer mill terdiri dari pisau tetap (slodang) dan pisau putar, yang mana prinsip kerjanya adalah granula atau cacahan karet yang telah dicacah oleh mesin breaker diangkut menggunakan bucket transfering dan belt conveyor kemudian cacahan karet di masukkan pada hoper mesin hammer mill, granula akan ikut berputar bersama pisau putar, karena adanya pisau tetap (slodang) granula akan tertahan disaat terbawa oleh pisau putar, maka terjadilah pencacahan granula menjadi ukuran yang lebih kecil dan hasil cacahan akan keluar dari celah-celah pisau tetap.Semangkin rapat antara celah pisau tetap dengan pisau putar maka hasil cacahan tersebut akan semakin halus. Hal inilah yang membedakan mesin hammer mill I dan II, hasil cacahan mesin hammer mill II lebih halus dari pada mesin hammer mill I. Hammer Mill II berpungsi untuk mencacah atau menghancurkan karet atau bahan baku olahan karet sehingga menghasilkan cacahan yang berukuran lebih kecil setelah melewati mesin hammermill I.
Laporan PKPM30Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 10.Hammer mill II Granula yang dihasilkan oleh hammer mill II ditampung dengan bak penampungan selanjutnya diangkut dengan bukect transfer ke belt konveyor untuk mencari kontaminasi oleh tenaga manusia sebelum dimasukkan ke bak pencucian besar atau mixink tank II. Jenis kontaminasi : 1. Karet Mati Ciri-ciri karet mati : a. Warna hitam pekat b. Warna kecoklat-coklatan.
Gambar 11. Karet mati
Laporan PKPM31Mesin dan Peralatan Pertanian
2. Sampah Kulit karet Ranting daun karet Ranting batang karet Daun pohon karet Plastik Tali Rapia
Gambar 12.Kontaminasi Hammer Mill berpungsi untuk mencacah atau menghancurkan karet atau bahan baku olahan karet sehingga menghasilkan cacahan yang berukuran lebih kecil setelah melewati mesin Braeker. Untuk membawa granula dari bak pencucian I ke bak pencucian II menggunakan bukect transfer dan belt konveyor. Selama berada di atas belt conveyor granula di pisahkan dari kotoran yang dilakukan secara manual atau dengan tenaga manusia sebelum dimasukkan ke mixink tank II. Mixing Tank II adalah sebagai bak pencuci granula setelah melewati mixing tank I. Sehingga granula menjadi lebih bersih sebelum dilakukan proses selanjutnya. Pembersihan mixink tank dilakukan setiap hari setelah proses produksi berhenti.
Laporan PKPM32Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 13.Mixink Tank II Sepesifikasi Mixing Tank II : Motor penggerak kipas pengaduk
: 40 DK
Hasil cucian dari mixink tank II kemudian diangkut oleh bukect transper ke atas belt conveyor, selama berada di atas belt conveyor granula di pisahkan dari kotoran yang dilakukan secara manual atau dengan tenaga manusia sebelum dimasukkan ke penggilingan. d)
Penggilingan Proses penggilingan merupakan proses untuk menggiling dan menyatukan
granula supaya menyatu dan saling mengikat dengan cara di giling oleh dua rol yang berlawanan arah dan putaran rol yang berbeda sehingga membentuk lembaran crape dengan lebar. Proses penggilingan dilakukan oleh mangel dengan tenaga motor penggerak motor listrik. Adapun proses kerja dari penggilingan adalah : 1.
Dari bak penampung II digiling dengan menggunakan mangel no. 1 s/d no. 2 dan diteruskan ke Mangel no. 3. Masing-masing 1 lembar crape. Pada gilingan ini ketebalan lembaran crape ± 10-15 mm.
Laporan PKPM33Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 14.Mangel(gilingan) I Spesifikasi Mangel: Motor penggerak
: 40 daya kuda (DK)
Jumlah
: 21 unit
RPM
: 1500 rpm
Fungsinya
: Membersihkan karet tahap terakhir dan membuat karet menjadi memanjang dalam bentuk lembaran-lembaran dengan ketebalan 5 mm s/d 10 mm.
2.
Pada mangel no. 4 s/d 6 masing-masing dimasukkan 2 lembar dengan ketebalan lembaran crape ±8 -10 mm.
Gambar 15.Mangel dengan 2 lembar crape 3.
Pada mangel no.7 dimasukkan hanya 1 lembar dengan ketebalan lembaran crape ± 7mm.
Laporan PKPM34Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 16. Mangel No.7 Kedalaman bunga (ragi Mangel) Mangel No 1-3
: 3.5 mm dengan ketebalan 10-15 mm (menyambung lempengan karet)
Mangel No 4-6
: 3 mm dengan ketebalan 8-10 mm (menyambung dan meratakan karet)
Mangel No 7 e).
: 2.5 mm dengan ketebalan 7 mm (merapikan karet)
Pemuntiran dan penjemuran Proses penggulungan merupakan proses pemuntiran lembaran crape yang
keluar dari mangel terakhir (no.7) agar lebih mudah dibawa ke gudang penjemuran. Penggulungan dilakukan dengan menggunakan gerobak puntir, dimana satu gerobak
puntir mampu membawa ± 350 kg lembaran crape.
Sedangkan gerobak angkut sebagai transfortasi lembaran crape yang sudah dianginkan untuk dibawa ke proses peremahan.
Laporan PKPM35Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 17.Gerobak Pemuntir dan Gerobak Angkut 3.
Proses kering Proses penjemuran merupakan proses pengeringan lembaran crape untuk
mengurangi kadar air yang terkandung didalam lembaran crape.
Penjemuran
crape membutuhkan waktu ± 15 hari tergantung pada keadaan cuaca. Pada saat proses pengeringan berlangsung crape tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung karena dapat mengurangi sifat elastisitas dari karet. Untuk itu pengeringan dilakukan di sebuah ruangan yang dinamakan ruangan penjemuran.
Gambar 18.Gudang Jemuran
Laporan PKPM36Mesin dan Peralatan Pertanian
Kontruksi dari ruangan penjemuran mempunyai ukuran sebagai berikut :
Panjang 88 meter x lebar 24 meter
Jumlah lantai tingkat
Jumlah blok 6
Jumlah kamar/blok adalah 22 kamar
Jumalah kamar
Jumlah lantai x Jumlah blok x jumlah kamar/blok x 6 x 22 660 kamar
Setiap lantai terdiri dari bilah-bilah kayu berupa kisi-kisi yang berfungsi untuk menggantungkan lembaran crape, bangunan ini juga dilengkapi dengan alat penerangan, lift dan racun api. Proses kering terdiri dari serangkaian proses yang meliputi peremahan, pencucian, pengeringan, pemanggangan, pendinginan, penimbangan, pengempaan dan pengemasan. a.
Proses peremahan dan pencucian Peremahan merupakan penghancuran lembaran crape yang telah di jemur
menjadi karet remah dengan menggunakan cutter mill. Cutter mill terdiri dari 2 rol yaitu rol penarik dan pencincang lembaran crape.
Laporan PKPM37Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 19.Cutter Mil dan karet remah Adapun prosedur kerja dari proses peremahan dan pencucian adalah sebagai berikut :
Lembaran-lembaran crape yang telah di jemur, diturunkan dari ruangan penjemuran dan dibawa ke ruang proses kering dengan menggunakan gerobak angkut untuk dilakukan proses peremahan.
Lembaran-lembaran crape akan diberi air bersih untuk menghilangkan debu dan kotoran.
Lembaran-lembaran crape dimasukkan kedalam cutter mill untuk di remah sehingga crape yang berbentuk lembaran menjadi karet remah.
Setelah di remah dengan cutter mill, remahan karet langsung masuk ke dalam bak pencucian yang berisi air yang akan mencuci karet remah dari debu dan kotoran dengan diaduk oleh kipas pengaduk, serta dalam bak pencucian juga dilengkapi dengan magnet untuk mengikat kadar besi yang terkandung dalam karet remah.
Setelah dicuci, remahan karet akan diangkut dan dinaikkan oleh bukect transfer kemudian dimasukkan ke dalam lori di stasiun pengisian lori dengan bantuan alat corong.
Laporan PKPM38Mesin dan Peralatan Pertanian
b.
Proses pengeringan, pemanggangan dan pendinginan Proses ini dilakukan untuk memasak remahan karet di dalam dryer/oven :
Karet yang telah dihancurkan oleh cutter, dimasukkan kedalam oven dengan diisikan kedalam troli dalam bentuk persegi panjang (bal) dan di masak selama 15-20 menit dengan suhu 1400 c.
Gambar 20.Dryer c.
Proses penimbanganpress Karet remah yang telah didinginkan dikeluarkan dari lori dan di letakkan di
atas meja yang telah tersedia, setelah itu dilakukan penimbangan seberat 35 kg .yang dikenal dengan nama bandela.
Gambar 21. Timbangan
Laporan PKPM39Mesin dan Peralatan Pertanian
d.
Proses pengempaan dan pengemasan Karet remah yang telah didinginkan dibongkar dan dikeluarkan dari dalam
lori dan di letakkan di atas meja yang telah tersedia, setelah itu dilakukan penimbangan seberat 35 kg, kemudian dimasukkan kedalam alat pengempa (pengepressan) sehingga membentuk bongkahan berukuran panjang 710 mm, lebar 360 mm dan tinggi 160 mm yang dikenal dengan nama bandela. Bandela yang dihasilkan setelah melalui proses pengempaan dilewatkan melalui alat metal detector. Alat ini berfungsi sebagai pengaman, yaitu untuk memeriksa apakah bandela yang dikemas terdapat unsur logam didalamnya, sehingga produk yang dihasilkan kualitasnya terjamin.
Gambar 22.Hidrolik Press dan Proses Pengemasan.
g
Gambar 23.Karet setengah jadi yang sudah dibungkus dengan plastik polietilen.
Laporan PKPM40Mesin dan Peralatan Pertanian
Setelah itu bandela dibungkus dengan plastik polietilen dan dimasukkan kedalam pallet kayu dan peti kemas dengan isi 30 bandela tiap pallet.Selanjutnya bandela disimpan digudang penyimpanan dan siap untuk di ekspor.
Gambar 24. Gudang Barang Jadi siap di Ekspor
Laporan PKPM41Mesin dan Peralatan Pertanian
4.9
Data Produksi
Data produksi di PT. RICRY dapat dilihat pada table 3 yang merupakan rekapitulasi data produksi pada tahun 2012 yang terdiri dari data produksi, gross product, dan Scrapp yang dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 3. Rekapitulasi data produksi tahun 2012 Bulan
Bahan Mentah
Produk Jadi
Januari
2,227,055
1,780,825
Februari
2,735,412
1,537,776
Maret
2.955.851
1,985,195
April
2.693.088
1,832,510
Mei
2,999,753
1,978,272
Juni
2,656,648
1,793,735
Juli
2,888,639
2,017,220
Agustus
1,872,824
1,307,898
September
2,525,328
1,833,695
Oktober
1,769,590
1,660,355
November
1,440,705
1,256,975
Desember
3,054,180
1,712,115
Total
29,819,073
20,696,571
(Sumber : PT. RICRY 2012)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 perusahaan memproduksi 29.819.073 kg karet setengah jadi (Crumb Rubber) yang merupakan data produksi dari bulan Januari hingga Desember 2012.
Laporan PKPM42Mesin dan Peralatan Pertanian
Tabel 4. Data produksi crumb rubber, gross product, dan total scrapp. Bulan Januari
Bahan Mentah 2,227,055
Produk Jadi 1,780,825
Defect Product and Scrapp 222,705.50
Februari
2,735,412
1,537,776
273,541.20
Maret
2,955,851
1,985,195
295,585.10
April
2,693,088
1,832,510
269,308.80
Mei
2,999,753
1,978,272
299,975.30
Juni
2,656,648
1,793,735
265,664.80
Juli
2,888,639
2,017,220
288,863.90
Agustus
1,872,824
1,307,898
187,282.40
September
2,525,328
1,833,695
252,532.80
Oktober
1,769,590
1,660,355
176,959.00
November
1,440,705
1,256,975
144,070.50
Desember
3,054,180
1,712,115
305,418.00
Total
29,819,073
20,696,571
2,981,907.30
(Sumber : PT.RICRY 2012)
4.10 Proses Penanganan Air Limbah Limbah yang dihasilkan oleh PT. Riau Crumb Rubber Factory ini terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah ini didapat dari proses pengolahan karet. Setelah karet melewati proses awal yaitu dimulai dari pencacahan dengan Breaker kemudian dilanjutkan dengan pencacahan Hammermill.
Dari hasil
pencacahan yang tidak bagus dibuang.Hasil pencacahan yang tidak terpakai ini dibuang dan menjadi limbah.
Laporan PKPM43Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 25. Limbah padat dan limbah cair Belum dilakukan pemisahan antara limbah padat dan limbah cair hasil dari pencacahan dari Hammermil. Kemudian, diteruskan ke tempat pemisahan limbah padat dan limbah cair.
Gambar 26.Kolam pemisahan limbah
Gambar 27. Limbah cair
Laporan PKPM44Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 28. Limbah padat Setelah proses pemisahan limbah padat dan limbah cair ini, limbah cair tersebut dikeringkan dan diteruskan ke kolam pengendapan akhir
Gambar 29. Kolam pengendapan terakhir Dari kolam pengendapan akhir ini, maka diteruskan ke kolam indicator.Di dalam kolam indicator ini dipelihara ikan patin yang dapat di ambil oleh masyarakat sekitar untuk di makan.
Laporan PKPM45Mesin dan Peralatan Pertanian
Gambar 30. Kolam indicator Dari kolam indicator ini maka akan diteruskan ke outlet sungai Siak. Limbah cair yang telah dibuang ke sungai siak ini, di sekitar aliran pembuangan limbah cair tersebut terdapat ikan-ikan kecil yang hidup dan makan dari limbah tersebut.Dan ini merupakan suatu kejadian yang langka karena ikan-ikan ini bisa hidup di aliran limbah cair tersebut, sehingga masyarakat sekitar bisa memanfaatkan ikan-ikan itu untuk di makan dan di jual.
Laporan PKPM46Mesin dan Peralatan Pertanian
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Dari penulisan laporan praktek kerja lapangan berdasarkan pengalaman
langsung yang penulis lakukan di PT. Riau Crumb Rubber Factory, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1)
PT. Riau Crumb Rubber Factory memproduksi crumb rubber untuk SIR 10 dan SIR 20.
2)
Proses pengolahan crumb rubber diPT. Riau Crumb Rubber Factory terdiri dari : Proses penimbangan dan pembelian bahan baku, Proses basah dan Proses kering.
3)
Dalam proses produksi perusahaan memiliki beberapa macam alat yang digunakan, seperti : prebreaker untuk memecah, breaker dan hammer mill untuk mencacah, mixink tank untuk pencucian, mangel untuk penggilingan, cutter mill untuk peremahan, Dryer untuk pengering dan memasak karet remah, Blower untuk pendingin, penimbangan, Hidrolik press untuk pemadatan dan penyamaan ukuran bandela, Metal detektor untuk pengaman.
4)
Standar spesifikasi mutu produksi crumb rubber yang dihasilkan adalah : SNI 1903:2000 Standar Indonesia Rubber (SIR) 10 memiliki kadar kotoran (b/b); maks 0,10%, kadar abu (b/b); maks 0,75%, kadar zat menguap (b/b); maks 0,80%, PRI; min 60, Po; min 30, nitrogen (b/b); maks 0,60%, warna lambang; coklat, warna plastik pembungkus bandela; transparan, warna pita plastik; putih susu/transparan, tebal plastik pembungkus bandela; 0,03±0,01mm, titik leleh plastik pembungkus bandela 108oC. Dan sedangkan syarat mutu SIR 20 memiliki kadar kotoran (b/b);
Laporan PKPM
Mesin dan Peralatan Pertanian
maks 0,20%, kadar abu (b/b); maks 1,00%, kadar zat menguap (b/b); maks 0,80%, PRI; min 50, Po; min 30, nitrogen (b/b); maks 0,60%, warna lambang; merah, warna plastik pembungkus bandela; transparan, warna pita plastik;
putih
susu/transparan,
tebal
plastik
pembungkus
bandela;
0,03±0,01mm, titik leleh plastik pembungkus bandela 108oC. 5)
Penanganan air limbah pada PT. Riau Crumb Rubber Factory sangat efektif karena limbah tersebut dimanfaatkan lagi.
5.2
Saran
1)
Mengadakan penyuluhan kepada petani untuk meningkatkan program karet bersih, supaya perusahaan lebih mudah untuk mengelola nya.
2)
Instalasi pengolahan Limbah agar diperbaiki untuk mengurangi dampak pencemaran terhadap lingkungan.
3)
Pada pengolahan air limbah diharapkan supaya IPAL yang lebih baik.
Laporan PKPM48Mesin dan Peralatan Pertanian
DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian Sembawa, 2009. Saptabina Usahatani Karet Rakyat,Palembang. Balai Penelitian Sembawa,2007. Pelatihan peningkatan Kemampuan dan Keterampilan Penanganan Pasca Panen Karet,Palembang. Balai
Penelitian
Perkebunan
Sembawa,
1981.
Penyadapan
Tanaman
Karet,Palembang. Gountra, Djatmiko B, Djiptadi. 1976. Dasar Pengolahan karet. Departemen Fetemata :Bogor Lasminingsih Mudji, Hendra H. Sipayung, 2012. Petunjuk Praktis Pembibitan Karet, JakartaSelatan. Sahat, ST.2002. Macam-Macan Kopling.Padang : Politeknik Negeri Padang. Setyamidjaja, Djoehana. 1982. Karet Budidaya dan Pengolahan. CV. Yusa Guna : Jakarta Setiawan.H.D, 2008.Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet. Kotabaru Kalimantan Selatan. Sularso & Kiyokatsu suga, 1997.Dasar Perencanaan dan Pemeliharaan Elemen Mesin, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. Sutrisno, DR.2005. Teknik Pasca Panen Tanaman Perkebunan. Suharto, Ir. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. Jakarta : Bineka Cipta Caraka I. Tim Penulis PS, 2008. Panduan Lengkap Karet, Depok. http://industrikaret.wordpress.com/2008.
Laporan PKPM
Mesin dan Peralatan Pertanian
Lampiran 1 : Struktur Organisasi PT. Riau Crumb Rubber Factory.
DIREKTUR
Direktur Pembelian
Manager Pabrik/wakil Manejemen
Staf Keuangan dan Pembukuan
Staff Administrasi Ekspor
Kabag.persona lia
Petugas Administrasi Petugas Sortir
Kabag. Produksi Petugas K3 Kabag. Gudang Ekspor Ka. Mandor Proses Basah
Petugas Pengelolaan Limbah
Ka. Proses Pengeringan Udara Ka. (wakil Mandor) Pengeringan Dryer
Kabag. Laboratorium/ Assisten Wakil Managemen
Kabag. Gudang Basah &Timbangan
Kabag. Gudang Bahan Penolong Kabag. Bengkel Petugas Operator
Ka. Pengawas Pengemasan
Bagian Listrik
Petugas Ruang Mesin (sumber : HDR PT. Riau Crumb Rubber Factory)
Laporan PKPM50Mesin dan Peralatan Pertanian
Lampiran 2 :
HASIL PEMERIKSAAN LIMBAH CAIR Kode contoh
: LC OL IPAL PT. RICRY Pekanbaru
Jenis contoh
: Limbah Cair
Tanggal Pengambilan :02 Juni 2011/08.00 wib Tanggal Penerimaan :02 Juni 2011/09.50 wib Tanggal pemeriksaan : 02 – 15 Juni 2011 Contoh Diambil Oleh : L. Sitorus, Staf GAPKINDO Prop. Riau No PARAMETER
SATUAN
KEP-51/MENLH/10/1995 Lampiran B Kadar Maksimum
HASIL
1
Ph
-
6-9
6,64
2
BOD5
mg/L
100
75,0
3
COD
mg/L
250
213,19
4
TSS
mg/L
100
56,0
5
Amoniak total (NH3-N)
mg/L
15
10,06
6
Nitrogen Total (N)
mg/L
25
11,36
Laporan PKPM51Mesin dan Peralatan Pertanian
s
Laporan PKPM52Mesin dan Peralatan Pertanian