Pendahuluan
SE PU
CU K
JA M B I SE M B ILA N LU
RA
H
Pendahuluan Bab ini Menjelaskan Dasar Hukum tentang pembentukan daerah yang bersangkutan dan perundangan lainnya yang diperlukan; Gambaran Umum Daerah yang terdiri dari Kondisi Geografis Daerah, Gambaran Umum Demografis, dan Kondisi Ekonomi yang terdiri dari Potensi Unggulan Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi/PDRB
1.1.
S
DASAR HUKUM ejak dibentuk berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau, yang kemudian
ditetapkan menjadi Undang-undang sesuai dengan Undang-undang Nomor 61 Tahun 1958 (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112), Provinsi Jambi ketika itu terdiri dari 5 Kabupaten dan 1 Kota secara bertahap telah pelaksanaan pembangunan berkesinambungan sesuai ideologi Pancasila dan amanat Pembukaan dan Batang Tubuh Undangundang Dasar 1945 serta seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perubahan signifikan terjadi tahun 1999 dan 2008, melalui UU Nomor 54 tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan UU Nomor 25 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi, maka wilayah administratif Provinsi Jambi menjadi 9 kabupaten dan 2 kota. Pemekaran wilayah ini bertujuan memperpendek
rentang
kendali
penyelenggaraan
pemerintahan,
pemerataan pembangunan dan mempercepat laju roda perekonomian daerah yang bersangkutan.
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-1
Pendahuluan
Selanjutnya, dengan berpedoman pada UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem
Perencanaan
Pembangunan
Nasional,
pelaksanaan
pembangunan di Provinsi Jambi juga dilakukan secara terencana dan sistematis, mempedomani Pasal 150 Ayat (3) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Pasal 5 Ayat (2) Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004, maka visi, misi dan pembangunan Kepala Daerah dituangkan kedalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Jambi Nomor 9 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Jambi Tahun 2006 – 2010.
Sedangkan
sebagai
acuan
pembangunan
jangka
panjang,
Pemerintah Provinsi bersama DPRD telah menetapkan RPJP melalui Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jambi Tahun 2005 - 2025. Dalam RPJM Provinsi Jambi
2006
–
2010
telah
ditetapkan
beberapa
Strategi
Dasar
Pembangunan Provinsi Jambi untuk mewujudkan visi Jambi Mampu, Maju
Dan Mandiri yang tergambar dalam misi pembangunan yaitu : 1. Peningkatan kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat 2. Peningkatan daya saing dan kemandirian daerah 3. Peningkatan pembangunan prasarana dan sarana dasar 4. Peningkatan kualitas pelayanan publik. 5. Peningkatan perlindungan masyarakat Untuk mewujudkan visi dan menjalankan misi pembangunan Provinsi Jambi tersebut didukung oleh 3 (tiga) pilar utama yaitu : 1. Pemerintah Yang Berwibawa dan Bersih dari KKN, 2. Sumber Daya Manusia Sebagai Penggerak Pembangunan, dan 3. Potensi SDA yang Siap untuk digali dalam mengakserelasikan roda pembangunan, melalui empat agenda pembangunan, yaitu : a. Meningkatkan Daya Saing Ekonomi, b. Meningkatkan Kemampuan dan Pemerataan Pembangunan Daerah,
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-2
Pendahuluan
c.
Meningkatkan Kesejahteraan dan Kehidupan Masyarakat Yang Berkualitas, dan
d. Meningkatkan Pembangunan Hukum danTata Pemerintahan Yang Baik. Reformasi politik memberikan otoritas sekaligus tanggung jawab pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan seperti diatur dalam Pasal 27 ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
yang
menyebutkan
bahwa
kepala
daerah
mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban (LKPJ) kepada DPRD, serta menginformasikan LPPD kepada masyarakat. Sebagai penjabaran dari ketentuan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tersebut, telah diterbitkan Peraturan
Pemerintah
Penyelenggaraan
Nomor
Pemerintahan
3
Tahun
Daerah
2007
Kepada
tentang
Laporan
Pemerintah,
Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat, sebagai dasar dalam penyusunan LKPJ Gubernur. Pada peraturan pemerintah ini diatur bahwa dalam LKPJ wajib menggambarkan program dan kegiatan yang direncanakan, realisasi dari program dan kegiatan serta kendala dan solusi yang dilakukan untuk dapat merealisasikan program dan kegiatan di tahun 2010. LKPJ memiliki makna penting dalam proses pembangunan yang berkesinambungan,
karena
melalui
mekanisme
ini
kemajuan
dan
permasalahan pembangunan di Provinsi Jambi dapat dicermati, sehingga dapat menjadi bahan masukan untuk perbaikan dan penajaman dalam penyusunan dan pelaksanaan program pembangunan Provinsi Jambi pada tahun-tahun berikutnya.
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-3
Pendahuluan
LKPJ tahun anggaran 2009 ini merupakan LKPJ kelima masa pemerintahan Gubernur Jambi periode 2005-2010 yang disusun untuk memberikan gambaran program, kegiatan dan capaiannya selama tahun 2009. Untuk penguatan laporan ini maka program dan kegiatan SKPD Provinsi Jambi juga dilampirkan termasuk penyerapan dana selama tahun 2009
sebagai
salah
pertanggungjawaban
satu
bentuk
penyelenggaraan
penyebarluasan
pembangunan
informasi
kepada
publik
melalui perwakilan rakyat. Disamping itu kapasitas Gubernur selaku Wakil Pemerintah, maka gubernur berkewajiban juga menyampaikan informasi kegiatan yang dilakukan oleh instansi vertikal yang berada pada wilayah pemerintahan Provinsi Jambi. 1.2. GAMBARAN UMUM DAERAH 1.2.1. Konndisi Geografis 1.2.1.1. Letak Wilayah dan Topografi Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada 0o45’-2o45’ LS dan 101o10’-104o55’ BT di bagian tengah Pulau Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau, Sebelah Timur dengan Laut Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau, sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat. Posisi
Provinsi
Jambi
cukup
strategis
karena
langsung
berhadapan dengan kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMSGT (Indonesia, Malaysia, Singapura Growth Triangle). Luas wilayah Provinsi Jambi tercatat seluas 53.435,72 km2 yang terdiri dari (Biro Pemerintahan dan OTDA, 2009) : 1)
Kabupaten Kerinci 3.808,50 Km2 (7,13%),
2)
Kabupaten Bungo 6.461,00 Km2 (12,09%),
3)
Kabupaten Tebo 6.802,59 Km2 (12,73%),
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-4
Pendahuluan
4) Kabupaten Merangin 7.451,30 Km2 (13,94%), 5) Kabupaten Sarolangun 6.175,43 Km2 ( 11,56%), 6) Kabupaten Batanghari 5.804,83 Km2 ( 10,86%), 7) Kabupaten Muaro Jambi 5.246,00 Km2 ( 9,82%), 8) Kabupaten Tanjab Barat 5.645,25 Km2 (10,56%), 9) Kabupaten Tanjab Timur 5.444,98 Km2 ( 10,19%), 10) Kota Jambi 205,38 Km2 (0,38%). 11) Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 ( 0,73%). Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian yaitu (Bappeda, 2005): Daerah dataran rendah 0-100 m (69,1%), berada di wilayah timur sampai tengah. Daerah dataran rendah ini terdapat di Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Tanjung
Jabung
Timur,
sebagian
Kabupaten
Batanghari,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin; Daerah dataran dengan ketinggian sedang 100-500 m (16,4%), pada wilayah tengah. Daerah dengan ketinggian sedang ini terdapat di Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin serta sebagian Kabupaten Batanghari; dan Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%), pada wilayah barat. Daerah pegunungan ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh serta sebagian Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin. 1.2.1.2. Kemiringan Lahan dan Jenis Lapisan Tanah Lahan di Provinsi Jambi didominasi oleh hamparan datar dan bergelombang dengan kemiringan 0 – 15% seluas
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-5
Pendahuluan
3.246.092 Ha atau mencapai 63.75% dari luas daratan Provinsi Jambi. Sedangkan jenis lapisan tanah yang paling dominan adalah Podzolik Merah Kuning (PMK) yang mencapai luas 2.229.890 Ha atau 43,73%. Berikutnya adalah jenis Latosol seluas 981.900 Ha (18,38%) serta jenis Clay Humus seluas 548.670 Ha (10,27%). Sedangkan sebagian yang lain (kurang dari 10%) terdiri atas berbagai jenis tanah seperti Andosol,
Organosol, Alluvial, dan lain-lain. 1.2.1.3. Klimatologi Provinsi Jambi termasuk daerah beriklim tropis yang memiliki
karakteristik
curah
hujan
sedang
dan
lembab
sepanjang tahun. Curah hujan rata-rata selama tahun 2008 adalah 163,43 mm, jumlah penyinaran matahari 3,83 jam per hari
dan
kelembaban
udara
rata-rata
sebesar
84,33%.
Sedangkan suhu udara rata-rata selama tahun 2008 adalah 26,2º C, kecuali pada dataran tinggi di wilayah Barat dengan suhu rata-rata 21,9º C. 1.2.1.4. Penggunaan Lahan Lahan di Provinsi Jambi sebagian besar digunakan untuk kegiatan budidaya pertanian, baik pertanian lahan sawah maupun pertanian lahan bukan sawah. Berdasarkan data pada tahun 2008 penggunaan lahan untuk sawah mencapai 179.828 Ha atau 3,37% dan lahan pertanian bukan sawah seluas 2.876.117 Ha atau 54,94%, penggunaan lain seluas 108.115 atau 2,07% serta lahan non-budidaya seluas 2.179.440 Ha atau 40,79%. Berdasarkan SK Menhut Nomor 421/Kpts-II/1999 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Jambi dan SK
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-6
Pendahuluan
Gubernur Jambi nomor 108 tahun 1999 tentang Penetapan Luas Kawasan Hutan Provinsi Jambi. 1.2.1.5. Potensi Wilayah Provinsi Jambi adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki keragaman ekosistem terlengkap. Provinsi ini memiliki hutan pegunungan dataran tinggi (tipe sub-alpin) pada daerah yang membentang sepanjang Bukit Barisan. Disamping itu, provinsi Jambi juga memiliki hutan dataran rendah pada wilayah-wilayah menuju pantai timur yang landai serta hutan rawa (mangrove). Kelengkapan tipe ekosistem hutan ini diwakili oleh 4 Taman Nasional berdasarkan hasil tata batas sesuai dengan
SK
Menhut
Nomor
421/Kpts-II/1999
Tentang
Penunjukan Kawasan Hutan Provinsi Jambi dan SK Gubernur Jambi nomor 108 tahun 1999 tentang Penetapan Luas Kawasan Hutan Provinsi Jambi, yaitu: 1) Kerinci Seblat (TNKS) seluas 422.190 ha, merupakan perwakilan ekosistem pegunungan dataran tinggi yang dikenal dengan keragaman hayatinya; 2) Berbak (TNB) seluas 162.700 ha, merupakan salah satu wilayah yang mewakili ekosistem dataran rendah berawa; 3) Bukit Tiga Puluh (TNBT) seluas 33.000 ha, merupakan perwakilan hutan dataran rendah; serta 4) Bukit Duabelas (TNBD) seluas 60.700 ha, yang merupakan habitat perlindungan bagi Suku Anak Dalam (Orang Kubu). Keempat Taman Nasional tersebut masih menyimpan keragaman hayati yang cukup besar. Salah satu spesies kunci yang masih eksis di TNKS adalah harimau Sumatra (Panthera Tigris Sumatraensis) dan gajah (Elephan
Maximus) juga sangat penting keberadaannya di TNKS dan TNBT.
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-7
Pendahuluan
Secara keruangan, pola umum penggunaan lahan dan fungsi ruang wilayah Provinsi Jambi terbagi atas tiga zona yaitu wilayah Barat, Tengah dan Timur. Ketiga wilayah tersebut memiliki
karakteristik
yang
berbeda
dalam
perspektif
pengembangan daerah. Wilayah berkaitan
Barat
dengan
memiliki
fungsi
keberadaan
konservasi.
kawasan
TNKS
Hal
ini
yang
mendominasi penggunaan lahan di wilayah ini. Potensi penting wilayah ini adalah pengembangan pertanian, agrobisnis dan agroindustri serta pariwisata. Wilayah Tengah mempunyai sumber daya alam yang produktif dan potensial baik dalam bentuk budidaya hutan, perkebunan karet rakyat, perkebunan sawit dan pertanian tanaman
pangan,
hortikultura,
pariwisata
maupun
pertambangan terutama minyak dan gas bumi. Selain itu wilayah Tengah ini mempunyai tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena dilalui oleh jaringan arteri Sumatera (Lintas Timur) dan arteri penghubung antara lintas Barat dan Timur Sumatera. Sedangkan wilayah Timur memiliki karakteristik fisik dominan berupa tanah gambut berawa - rawa yang kurang subur namun kaya akan sumber mineral dan bahan tambang lainnya serta minyak bumi dan gas alam. Selain itu, wilayah ini memiliki keunggulan dari sisi posisinya yang sangat strategis di pantai Timur Sumatera berdekatan dengan kawasan kerjasama regional Singapura-Johor-Riau (Sijori), Singapura-Batam-Johor (Sibajo), kerjasama perdagangan Indonesia-Malaysia-Singapura
Growth Triangle (IMS-GT), dan Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT). Posisi geografis ini potensial dikembangkan sebagai pintu gerbang dan diharapkan akan
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-8
Pendahuluan
menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi wilayah Jambi umumnya. 1.2.2. Kondisi Demografis 1.2.2.1. Penduduk Menurut data BPS (2009), bahwa penduduk Provinsi Jambi tahun 2009 berjumlah 2.834.264 jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata sebesar 60 jiwa/km2 kecuali Kota Jambi sebesar 2.293 jiwa/km2 dan Kota Sungai Penuh sebesar 199 jiwa/km2. Sedangkan pertumbuhan penduduk Provinsi Jambi selama periode 2005-2009 rata-rata mencapai 1,59% pertahun, dengan pertumbuhan tertinggi pada tahun 2006 dan 2007 yaitu 2,20%.
Namun
pada
tahun
2008
tingkat
pertumbuhan
penduduk mengalami penurunan menjadi 1,68%
dari tahun
2009. Berdasarkan
jenis
kelamin,
meskipun
angkanya
berfluktuasi namun selama tahun 2005-2009 rasio penduduk berjenis kelamin laki-laki selalu lebih besar dari kelompok penduduk berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2009 penduduk
laki-laki
berjumlah
1.444.783
dan
perempuan
berjumlah 1.389.381 jiwa atau rasio sebesar 1,04 banding 1. Terdapat tiga daerah dengan jumlah penduduk terbesar pada tahun 2009 adalah: Kota Jambi sebanyak 476.093 jiwa, Kabupaten Muaro Jambi 314.598 jiwa dan Kabupaten Bungo 271.625 jiwa. Sedangkan tiga daerah dengan jumlah penduduk terkecil yaitu Kota Sungai Penuh 78.102 jiwa, Kabupaten Tanjab Timur 213.281 jiwa dan Kabupaten Sarolangun 218.228 jiwa. Penurunan jumlah penduduk Kabupaten Kerinci sebanyak
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-9
Pendahuluan
78.102 atau 24,63% disebabkan oleh terbentuknya Kota Sungai Penuh sebagai daerah otonom baru sejak 8 Nopember 2008. Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Dirinci per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2008 – 2009 No
Kab/Kota
2008
2009*
r(%)
1
Kerinci
310.093
233.719
-24,63
2
Merangin
292.013
292.013
1,90
3
Sarolangun
214.036
218.228
1,96
4
Batanghari
219.181
222.841
1,67
5
Muaro Jambi
310.767
314.596
1,26
6
Tanjab Timur
211.789
213.781
0,94
7
Tanjab Barat
250.736
255.592
2,08
8
Tebo
253.373
257.267
1,54
9
Bungo
264.386
271.625
2,74
10
Kota Jambi
467.408
470.038
1,85
11
Kota Sei. Penuh
-
78.102
-
2.784.928
2.834.164
1,65
Jumlah * Data sementara Sumber: BPS Provinsi Jambi 2009
Dilihat dari pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 2009, maka daerah yang paling besar pertumbuhannya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 2,08%, kemudian Kabupaten Sarolangun 1,96%. Daerah yang pertumbuhan penduduknya paling rendah adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 0,94% dan Kabupaten Muaro Jambi 1,26%. 1.2.2.2. Tenaga Kerja Pertumbuhan angkatan kerja Provinsi Jambi relatif berfluktuasi selama periode 2005-2009, rata-rata pertumbuhan adalah sebesar 35.505 orang/tahun atau 2,74% per tahun. Sedangkan pertumbuhan kesempatan kerja selama kurun
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-10
Pendahuluan
waktu yang sama adalah sebanyak 43.828 orang/tahun atau 3,04% per tahun (BPS, 2009). Pada tahun 2009 jumlah penduduk Provinsi Jambi yang bekerja mengalami kenaikan relatif tinggi yaitu sebanyak 1.272.520 orang bila dibanding tahun 2008 sebanyak 1.182.895 orang
atau
mengalami
pertambahan
kesempatan
kerja
sebanyak 89.847 orang atau 7,59%. Sektor yang mengalami pertumbuhan kesempatan kerja terbesar adalah pertambangan yang naik 204,24% dari 17.125 orang tahun 2008 menjadi 52.105 orang tahun 2009. Sektor kedua tertinggi adalah keuangan dan persewaan naik 88,96% bila
dibandingkan
pertumbuhan
tahun
2008,
untuk
peringkat
kesempatan
kerja
tertinggi
adalah
ketiga sektor
pengangkutan dan komunikasi sebesar 20,21%. Sektor lain yang mengalami pertumbuhan penyerapan tenaga kerja adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran meningkat dari 165.759 orang pada tahun 2008 menjadi 193.977 orang pada tahun 2009 atau tumbuh sebesar 17,02%. Peningkatan kesempatan kerja yang besar sektor pertambangan dan galian tahun 2009 ternyata belum diikuti dengan peningkatan kontribusi PDRB dan sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2009 yang hanya sebesar 0,08% bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 1,78%. Peningkatan penyerapan tenaga kerja ketiga terbesar adalah sub-sektor perdagangan besar dan eceran, hal ini dapat dilihat dari perkembangan pasar swalayan dan pembangunan ruko di setiap kabupaten di Provinsi Jambi dan khususnya di Kota Jambi. Perkembangan ini mendorong pertumbuhan penyerapan
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-11
Pendahuluan
tenaga kerja di sektor perdagangan, komunikasi, transportasi dan jasa di Provinsi Jambi pada tahun 2009. Tabel 1.2. Penduduk Bekerja Menurut Sektor Lapangan Usaha Tahun 2008-2009 Kesempatan Kerja Persektor Pertanian Pertambangan Industri Listrik, Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel, Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan Jasa-jasa dan lainnya Jumlah
2008
2009
r (%)
701.390 17.125 48.318 1.674 45.560 165.759 58.562 3.994 140.291
740.849 52.102 48.302 1.358 42.922 193.977 70.978 7.547 141.485
5,62 204,24 -0,03 -18,87 -5,79 17,02 20,21 88,96 0,85
1.182.673
1.272.520
7,59
Sumber : Dinas Nekertransos Provinsi Jambi 2008-2009, diolah
Namun pada sisi lain terdapat beberapa sektor yang mengalami penurunan kesempatan kerja seperti sektor listrik, gas dan air bersih berkurang dari 1.674 orang tahun 2008 menjadi 1,358 orang tahun 2009 atau 18,87%, kedua sektor bangunan dari 45.560 orang tahun 2008 turun menjadi 42.922 orang tahun 2009 atau menurun 5,76%, penurunan ketiga terjadi pada sektor industri dengan penurunan sebesar 5,79%. 1.2.3. Kondisi Ekonomi 1.2.3.1. Potensi Unggulan Daerah Provinsi Jambi yang kaya akan sumberdaya alam merupakan salah satu daerah yang mempunyai potensi cukup besar pada sektor perkebunan, pertanian tanaman pangan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Demikian pula sektor pertambangan dan penggalian, terutama sub sektor minyak
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-12
Pendahuluan
dan gas bumi, batu bara dan tambang mineral lainnya. Namun sumberdaya alam Non-Renewable potensi pastinya belum memperoleh porsi kajian yang dalam. Potensi sektor industri pengolahan
di
Provinsi
Jambi
terutama
untuk
produk
pengolahan dengan bahan baku (Crude Palm Oil), Crumb
Rubber (Sheet), Virgin Coconut Oil (VICO), olahan dari produk tanaman pangan dan produk dari ikan. Terdapat 11 produk unggulan agroindustri di Provinsi Jambi, yang didominasi dari berbagai sub-sektor pertanian dengan urutan sebagai berikut: Tabel 1.3. Urutan Produk Unggulan Provinsi Jambi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
KOMODITI Karet dan turunannya Kelapa turunannya Kelapa sawit dan turunannya Cassiavera Kopi Buah-buahan (duku dan manggis) Pinang Nenas Perikanan laut Peternakan Perikanan darat
Sumber:
SKOR 10,00 9,65 8,35 8,05 6,30 5,75 5,40 4,80 3,40 2,20 2,10
URUTAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1. Bappeda Provinsi Jambi Tahun 2005; 2. Hasil Kajian Fak.Teknologi Pertanian UGM, Jogyakarta, 2005.
1.2.3.2. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi yang digambarkan oleh laju pertumbuhan PDRB sementara atas dasar harga konstan (tahun 2000). Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 7,16%, sedangkan untuk tahun 2009 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,37%. Angka pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sedikit menurun dibandingkan tahun 2008, namun masih lebih tinggi bila dibandingkan pertumbuhan Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-13
Pendahuluan
ekonomi rata-rata nasional sebesar 4,5%. Namun secara keseluruhan kondisi makro ekonomi Provinsi Jambi cukup baik, salah satu indikatornya terlihat dengan cukup stabilnya harga komoditas sehingga laju inflasi turun menjadi satu digit yaitu 2,49%. Dari pola distribusi PDRB, konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar yaitu rata-rata sebesar 64,57%
pada
tahun
2009.
Demikian
juga
pengeluaran
pemerintah dari 15,31% triwulan I meningkat menjadi 16,69% pada triwulan IV tahun 2009 dengan rata-rata sampai akhir tahun 2009 sebesar 18,45%. Pembentukan investasi juga mengalami peningkatan dari 15,13% pada triwulan I menjadi 16,69% pada triwulan IV atau rata-rata sebesar 18,45% pada tahun 2008. Pada tabel berikut dapat
dilihat
distribusi
PDRB
Provinsi
Jambi
menurut
penggunaan pada Tahun 2009. Tabel 1.4. Distribusi PDRB Provinsi Jambi Menurut Penggunaan Tahun 2008 dan 2009 (%) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Jenis Penggunaan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Pengeluaran Konsumsi Pemerintah Pengeluaran Konsumsi Lembaga NirLaba Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) Perubahan Stok Ekspor Dikurangi Impor
61,38 15,31 0,42 15,13 2,31 57,44 52,48
64,57 18,45 0,56 17,56 2,64 50,34 53,14
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2008-2009
Pada tahun 2009 kontribusi sektor pertanian dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi adalah terbesar yaitu 2,01%, kemudian diikuti secara berturut-turut sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,28%, Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-14
Pendahuluan
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 0,98% dan industri pengolahan sebesar 0,67%. Kontribusi terkecil listrik, gas dan air bersih sebesar 0,07% dan pertambangan dan galian sebesar 0,08%. Bila
dilihat
kontribusi
penyumbang
pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2008 terjadi pergeseran cukup signifikan yaitu kontribusi sektor pertambangan dan galian penyumbang terbesar yaitu sebesar 1,78% namun tahun 2009 hanya sebesar 0,08% atau nomor 2 terkecil dibandingkan sektor lain. Sektor penyumbang kedua terbesar adalah perdagangan, hotel dan restoran dari 0,67% tahun 2008 naik menjadi 1,28% tahun 2009. Sektor pertanian pada tahun 2008 menyumbang 1,75% tahun 2008 naik menjadi 2,01% tahun 2009. Tahun 2009 terjadi lonjakan kontribusi pertumbuhan ekonomi sektor tersier yang cukup tinggi (perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan dan jasa). Sebagai daerah yang memiliki potensi primary resources yang cukup besar, maka keunggulan ini juga berpotensi dalam peningkatan nilai tambah melalui industri pengolahan, industri kerajinan dan industri menengah serta dengan mengembangkan industri kreatif. Pada tabel 1.5 di bawah dapat dilihat perkembangan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi dan sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2009. Laju pertumbuhan sektor yang paling tinggi pada tahun 2009 adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 17,85%, sedangkan yang
paling
rendah
pertumbuhannya
adalah
sektor
pertambangan dan galian yaitu 0,71% sangat menurun bila
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-15
Pendahuluan
dibandingkan dengan pertumbuhan sektor pertambangan dan galian di tahun 2008 sebesar 14,70%. Tabel 1.5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi 2009 dan Sumber Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha (%). 2008 SEKTOR
No
r (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
2009
Sumber r (%)
r (%)
Sumber r (%)
Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan
5,72
1,75
6,56
2,01
14,7
1,78
0,71
0,08
5,63
0,76
4,86
0,64
Listrik, Gas, dan Air Bersih Bangunan
7,28
0,06
9,27
0,07
10,28
0,48
8,45
0,41
3,99
0,67
7,56
1,28
3,37
0,26
5,81
0,45
23,88
0,18
17,85
0,98
4,99
0,44
6,24
0,55
7,16
7,16
6,37
6,37
Perdagangan, Hotel, dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB
Sumber: BPS Provinsi Jambi, 2008-2009.
Laju
pertumbuhan
Sektor
pertanian,
perkebunan,
kehutanan dan perikanan sampai triwulan IV tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 6,56%. Kontribusi sektor pertambangan dan penggalian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi sampai triwulan IV 2009 mengalami penurunan bila dibandingkan tahun 2008 sebesar 1,71% menjadi sebesar 0,71% tahun 2009. Laju pertumbuhan ekonomi sektor Industri pengolahan mengalami penurunan menjadi dari 5,63% tahun 2008 menjadi
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-16
Pendahuluan
4,68% tahun 2009 dengan kontribusi sumber pertumbuhan masing-masing 0,76% dan 0,64%. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan cukup besar yaitu 9,27% yang pada tahun 2008 sebesar 7,27% yang memberi sumbangan bagi pertumbuhan ekonomi tahun 2008 sebesar 0,06% dan 0,07% tahun 2009. Pada tahun 2009 PLN melalui dana APBN sebesar 27 Milyar rupiah telah membangun jaringan listrik pada 20 desa tersebar diseluruh Kabupaten/Kota. Begitu pula untuk sumber listrik dari penggerak uap pada tahun 2009 ini juga telah beroperasi
PLTU
yang
dibangun
swasta
di
Kabupaten
Sarolangun dengan daya 2 x 7 Mega Watt. Laju pertumbuhan ekonomi sektor Bangunan mengalami penurunan dari 10,24% tahun 2008 menjadi 8,45% tahun 2009, tentunya ini juga berpengaruh kepada kontirbusi sumber pertumbuhan ekonomi dari 0,48% tahun 2008 menjadi 0,41% tahun 2009. Laju
pertumbuhan
sektor
perdagangan hotel,
dan
restoran tumbuh cukup signifikan yaitu dari 3,56% tahun 2008, menjadi 7,56% tahun 2009 yang menyumbang sumber pertumbuhan ekonomi 0,67% tahun 2008 naik menjadi 1,28% tahun 2009. Sektor ini memberi kontribusi terbesar kedua sebagai sumber pertumbuhan ekonomi setelah sektor pertanian yaitu sebesar 1,28% dari 6,37% pertumbuhan ekonomi tahun 2009. Sektor pengangkutan dan komunikasi juga meningkat cukup besar dari 3,53% tahun 2008 menjadi 5,81% tahun 2009 yang menyumbang bagi sumber pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi
0,26%
tahun
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
2008
naik
menjadi
0,45%
dari
-17
Pendahuluan
pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2009 yaitu sebesar 6,37%. Peningkatan sektor ini terutama didorong oleh sektor komunikasi seperti pesatnya bisnis telepon seluler dan internet, sedangkan untuk pengangkutan sangat ditopang oleh semakin meningkatnya
penumpang
pesawat
udara
dan
kinerja
transpotrasi lokal. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tahun 2009 mengalami penurunan yaitu dari sebesar 23,97% tahun 2008 menjadi 17,85% tahun 2009. Sektor perdagangan Hotel, dan Restoran memberi kontribusi terbesar ketiga yaitu sebesar 0,98%
dari
6,37%
pertumbuhan
ekonomi
tahun
2009
Peningkatan sektor ini terutama didorong oleh sektor keuangan dan jasa perusahaan, hal ini sejalan dengan perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan yang cukup menggembirakan bila dibandingkan yaitu dari
4,99 % tahun
2008 menjadi 6,24% tahun 2009. Sektor ini memberikan kontribusi sumber pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 0,55%.
Pertumbuhan
sektor
jasa-jasa
telah
mendorong
peningkatan kesempatan kerja dari 132.339 orang tahun 2007 meningkat menjadi 136.471 orang pada tahun 2008 atau meningkat sebesar 3,12%. Pada Tabel 1.6 dapat dilihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi atas Harga Konstan Tahun 2008-2009.
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-18
Pendahuluan
Tabel 1.6.
PDRB Atas Harga Konstan Provinsi Jambi Tahun 20082009 (Rp Milyar). SEKTOR
1. Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa PDRB TOTAL PDR NON MIGAS
2008
2009
Petbhn (%)
4.691 1.851 2.058 118 721 2.563 1.198 755 1.341
4.999 1.865 2,158 127 782 2.757 1.268 889 1.425
15.298 13.716
16.272
6,56 0,71 4,86 9,27 8,45 7,56 5,81 17,85 6,24 6,37
14.662
6,89
Sumber : BPS Provinsi Jambi 2008-2009
Laporan Keterangan Pertanggung-Jawaban Gubernur Jambi Tahun 2009
-19