Kuesioner Pimpinan sebagai Role Model Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2015
Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Tahun 2015 Pendahuluan Dalam era reformasi birokrasi, perubahan yang terjadi bukan hanya program perubahan saja kan tetapi perubahan yang terkait perubahan perilaku dan budaya. Keberhasilan perubahan, meskipun terkait teknologi dan sistem sekalipun, jelas akan ditentukan dengan kesiapan manusianya. Oleh karena itu peran panutan atau role model menjadi sangat kritis dalam perubahan karena kita perlu menggugah pegawai lainnya untuk aktif menerima dan terlibat dalam perubahan. Role model secara sederhana adalah arti dari kata teladan. Role model dalam kepemimpinan sangat diperlukan karena sang pemimpin dianggap sebagai tokoh sentral dan tokoh panutan yang dapat mengayomi dan melindungi warganya. Dengan demikian, berarti role model dalam kepemimpinan paling tidak harus dapat menjadi faktor stimulan bagi dirinya dan warganya. Pimpinan atau atasan jelas tidak dapat berkelit akan perannya sebagai role model. Namun orang yang menjadi panutan sebetulnya tidak selalu harus atasan. Setiap anggota organisasi dalam peran sebagai bagian dari organisasi bisa menjadi role model selama anggota tersebut kredibel, bisa dipercaya dan inspiratif. Para pemimpin harus menjadi role model, paling tidak dalam cara berfikir dan bertindaknya. Role model tentang akhlaknya, kejujuran serta sikap tegasnya karena dia harus menjadi teladan buat semuanya. Jika pemimpin tidak mau memerankan dirinya sebgai role model, maka semestinya yangbersangkutan tidak layak menyandang sebagai pemimpin. Gelar yang pantas disandangnya mungkin hanya sosok orang biasa saja. Dengan demikian berarti sosok seorang pemimpin adalah harus manusia yang luar biasa (extraordinary person). Kemampuannya harus di atas rata-rata dari orang biasa. Karena itu, dia harus bisa memerankan dirinya sebagai role model. Hadir dan tampil di tengah-tengah warganya yang memiliki harapan besar agar pemimpinnya bisa memberikan perbaikan terhadap kesejahteraan bagi warganya, menjamin ketertiban dan keamanan lingkungan dalam arti luas. Tanpa role model, kepemimpinan terasa hambar apalagi tidak bisa berbuat banyak untuk kepentingan masyarakatnya. Jika ini terjadi, lama-lama masyarakat akan muak, bosan dan
bisa kehilangan kepercayaan atas kepemimpinannya. Sebagai role model, pemimpin harus lebih banyak berkarya dan berkarya secara produktif daripada banyak berbicara. Karena di pundak sang pemimpin melekat sebuah tanggung jawab untuk melakukan perubahan dan pembaharuan dalam segala aspek kehidupan warganya, masyarakatnya yang mendambakan terjadinya perbaikan dalam kehidupannya.
Survei pimpinan sebagai role model bertujuan untuk mengukur seberapa jauh pimpinan di puslit Geoteknologi LIPI dapat menjadi panutan bagi warganya. Adapun sasaran yang ingin dituju adalah 1) mendorong pimpinan agar dapat menjadi teladan bagi warganya dalam menjalankan organisasi, dan 2) mendorong setiap warga Puslit Geoteknologi LIPI untuk berperan aktif dalam memantau pimpinan dalam menjalankan organisasi.
Ruang lingkup Survei pimpinan sebagai role model terdiri dari empat unsur yang dinilai yaitu: Komitmen dan integritas, komunikasi, penegakan disiplin, dan kedisiplinan. •
Komitmen dan integritas adalah bagaimana pimpinan telah memiliki suatu komitmen dalam melakukan perubahan dan pembaharuan serta memegang komitmen yang telah disepakatinya.
•
Komunikasi adalah perilaku dari pimpinan terkait dengan hubungannya dengan seluruh karyawan, yang merupakan ekspresi kejujuran dan keikhlasan sekaligus pengakuan warga kepada pemimpinnya.
•
Penegakan disiplin adalah berkaitan dengan ketegasan dan keadilan pemimpin dalam hal kedisiplinan.
•
Kedisiplinan adalah pimpinan telah menempatkan dirinya sebagai role model, yang menjadi teladan dalam akhlak, kejujuran serta sikap tegasnya terhadap dirinya sendiri.
Metode
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan berkas kuesioner kepada seluruh karyawan, baik staf PNS maupun staf outsourcing yang magang di Puslit Geoteknologi LIPI. Untuk menghindari adalah prasangka yang kurang baik, maka kuesioner tidak diberikan identitas dari responden, dan untuk menjamin setiap orang memberikan persepsinya, sebagai
pengontrolnya maka setiap karyawan yang telah mengisi membubuhkan tanda tangan atau paraf pada daftar nama karyawan yang telah disiapkan.
Perhitungan hasil survei Perhitungan atas hasil survei kepuasan masyarakat disajikan dalam bentuk skoring/nilai absolut dengan interval nilai adalah 1, 2, 3, dan 4 dengan tujuan untuk memudahkan dalam perhitungan seberapa besar kenaikan atau penurunan tingkat kepuasan atas pelayanan yang diberikan. Teknik analisis perhitungan indeks kepuasan masyarakat pada kuesioner, dilakukan dengan prinsip indeks yang ditetapkan berdasarkan keputusan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara : Kep/2/M.Pan/2/2004 yaitu melalui dengan terlebih dahulu mencari nilai rata-rata tertimbang dengan cara: 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟
Setelah diperoleh nilai bobot rata-rata tertimbang pada setiap indikator, maka tahap selanjutnya adalah pengukuran indeks. Metode yang digunakan pada pengukuran indeks adalah nilai rata-rata tertimbang dari masing-masing indikator pelayanan. Rumusnya adalah:
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑛𝑠𝑢𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖
Selanjutnya untuk memudahkan interpretasi hasil indeks tersebut, dilakukan konversi dengan mengalikan nilai indeks dengan 25 sehingga diperoleh rentang nilai 0 sampai 100 dan menghasilkan persepsi seperti terlihat pada tabel 1. Rumus konversi adalah: Nilai konversi indeks=hasil indeks x 25
Tabel kriteria nilai indeks indikator Nilai
Nilai interval
Nilai interval
nilai
persepsi
persepsi
indeks
Konversi indeks
1
1,00- 1,75
25-43,75
D
Tidak baik
2
1,76-2,50
43,76-62,50
C
Kurang baik
3
2,51-3,25
62,51-81,25
B
baik
4
3,26-4,00
81,26-100,00
A
Sangat baik
Hasil dan Pembahasan
Pertanyaan yang diberikan kepada seluruh karyawan dibagi ke dalam kelompok indikator. Kelompok unsur yang dinilai yaitu: Komitmen dan integritas, komunikasi, penegakan disiplin, dan kedisiplinan. Sebanyak 120 respoden dari 2 jenis responden (PNS dan staf magang) diperoleh penilaian keempat unsur: o Komitmen dan integritas : 3,08 o komunikasi: 3,42 o penegakan disiplin: 3,03 o kedisiplinan: 3,20 Dari kelima unsur yang dinilai diperoleh nilai indeks sebesar 3,18 dengan kriteria nilai indeks indikator sebesar 79,51 (B) atau persepsi baik.. Secara lengkap prosentase jawaban responden dapat dilihat pada gambar 1.
Prosentase Banyaknya Pilihan Jawaban Kuesioner Pimpinan Sebagai Role Model 80.00 70.00
banyaknya pilihan jawaban
60.00 50.00 40.00 30.00 20.00 10.00 0.00
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0
0.00
0.00
0.00
0.00
0.83
0.00
1.67
0.83
0.83
1.67
1
0.83
0.83
1.67
0.83
0.00
2.50
0.00
2.50
0.00
0.00
2
7.50
11.67
9.17
9.17
2.50
11.67
7.50
9.17
5.00
4.17
3 69.17
68.33
73.33
47.50
40.00
71.67
68.33
68.33
65.83
66.67
4 22.50
19.17
15.83
42.50
56.67
14.17
22.50
19.17
28.33
27.50
Gambar 1. Grafik Prosentase banyaknya pilihan jawaban kuesioner pimpinan sebagai role model
Dalam menyatakan persepsinya terdapat responden yang menyatakan persepsi tidak baik dan kurang baik, bahkan ada responden yang tidak menyatakan persepsinya. Hal ini kemungkinan
adanya keragu-raguan responden dalam menyatakan persepsinya atau adanya mengisi kuesioner dengan terburu-buru sehingga pengisiannya tidak selesai.
Kesimpulan dan Rekomendasi Berdasarkan analisis jawaban pertanyaan kuesioner yang diajukan kepada seluruh karyawan Puslit Geoteknologi LIPI dapat disimpulkan bahwa: Pimpinan Puslit Geoteknologi LIPI sudah menjadi role model dengan mendapat persepsi baik dari seluruh karyawan Puslit Geoteknologi LIPI. Pimpinan Puslit Geoteknologi LIPI memiliki komitmen serta integritas yang baik dengan menunjukkan adanya komitmen dalam melakukan perubahan dan pembaharuan. Pimpinan Puslit Geoteknologi LIPI berperilaku baik terhadap seluruh karyawan. Karyawan telah mengekspresikan kejujuran dan keikhlasan sekaligus pengakuan kepada pemimpinnya. Pimpinan Puslit Geoteknologi LIPI memiliki ketegasan dan keadilan pemimpin dalam hal kedisiplinan baik terhadap diri sendiri maupun warganya.
Survei kepuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan perlu dilakukan secara berkelanjutan setiap tahunnya sebagai pendorong pimpinan agar dapat menjadi teladan bagi warganya dalam menjalankan organisasi, serta mendorong setiap warga Puslit Geoteknologi LIPI untuk berperan aktif dalam memantau pimpinan dalam menjalankan organisasi.