KUESIONER PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GURU (PEPPG)
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN DAN KETENAGAAN PERGURUAN TINGGI
2006
PROSEDUR PENGISIAN KUESIONER PEPPG: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Operator mencetak kuesioner PEPPG; Operator mengirimkan kuesioner PEPPG kepada Ketua Program Studi; Ketua Program Studi mengumpulkan data dan informasi; Ketua Program Studi mengisi kuesioner PEPPG sesuai dengan keadaan sebenarnya; Ketua Program Studi mengembalikan kuesioner PEPPG yang telah terisi kepada operator (BAAK/BAPSI); Operator melakukan entri data melalui program yang ada; Operator mengirimkan data Laporan SK-034 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KODE KUESIONER:
A5
Nama Pengisi
KUESIONER PROGRAM STUDI KEPENDIDIKAN A. PENYELENGGARAAN PPL 1.
2.
3.
Pokok-pokok isi Buku Pedoman PPL 1. Mekanisme dan penjadwalan pelaksanaan PPL; 2. Penjelasan umum (rasional, tujuan dan manfaat), dan mekanisme/tahapan dalam pelaksanaan PPL 3. Penjelasan umum, mekanisme/tahapan pelaksanaan PPL, dan rambu-rambu supervisi klinis (deskripsi keterampilan dasar mengajar) 4. Penjelasan umum, mekanisme/tahapan pelaksanaan PPL, rambu-rambu supervisi klinis, dan panduan evaluasi Tempat pelaksanaan micro-teaching 1. Ruang kuliah 2. Ruang yang khusus untuk micro-teaching 3. Ruang micro-teaching yang dilengkapi dengan one-way screen atau ruang khusus micro-teaching yang dilengkapi multi media 4. Ruang micro-teaching dengan one-way screen dan dilengkapi muli media yang memadai Dosen yang berhak menjadi pembimbing microteaching 1. Semua Dosen 2. Dosen PBM 3. Dosen PBM yang telah mengikuti pelatihan pembimbingan micro teaching 4. Dosen PBM yang telah mengikuti pelatihan pembimbingan micro teaching dan telah mengikuti pelatihan pembimbingan PPL
4.
5.
6.
7.
8.
Frekuensi praktek peer micro-teaching per mahasiswa 1. 1 - 3 kali 2. 4 - 5 kali 3. 6 - 7 kali 4. 8 kali atau lebih Tahapan dalam pelaksanaan micro-teaching 1. Peer micro-teaching 2. Observasi sekolah dan peer micro-teaching 3. Pembekalan, observasi sekolah, dan peer micro-teaching 4. Pembekalan, observasi sekolah, microteaching, dan real pupil micro-teaching Pembimbingan micro-teaching oleh dosen dilakukan dengan 1. Mengamati dan mendiagnosis praktek microteaching 2. Mengamati, praktek micro-teaching, mendiagnosis dan memberi umpan balik 3. Mengamati, praktek micro-teaching, mendiagnosis, memberi umpan balik dan mendiskusikannya 4. Mengamati, praktek micro-teaching, mendiagnosis, memberi umpan balik, mendiskusikan, dan memberi contoh Materi pokok yang dilatihkan dalam micro teaching 1. Keterampilan dasar mengajar (8 keterampilan) 2. Rancangan pembelajaran dan keterampilan dasar mengajar 3. Rancangan pembelajaran, keterampilan dasar mengajar, dan kepribadian guru 4. Rancangan pembelajaran, keterampilan dasar mengajar, kepribadian guru, dan keterampilan sosial Komponen yang dievaluasi dalam micro-teaching 1. Keterampilan dasar mengajar (8
keterampilan) Rencana pembelajaran dan keterampilan dasar mengajar 3. Rencana pembelajaran, keterampilan dasar mengajar, dan kepribadian 4. Rencana pembelajaran, keterampilan dasar mengajar, kepribadian, dan ketrampilan sosial Pembekalan PPL dilaksanakan dengan cara 1. Pengarahan umum oleh pengelola PPL 2. Pengarahan umum oleh pengelola PPL dan dinas/kepala sekolah 3. Pengarahan umum oleh pengelola PPL, dinas/kepala sekolah, dan observasi ke lokasi PPL 4. Pengarahan umum oleh pengelola PPL, dinas/kepala sekolah, observasi ke lokasi PPL dan diskusi/refleksi hasil observasi Persyaratan mahasiswa peserta PPL 1. Mahasiswa yang berada pada semester VII tanpa memperhatikan jumlah SKS dan matakuliha yang diambil 2. Mahasiswa yang berada pada semester VII dan sudah mencapai minimal 110 SKS tanpa memperhatikan matakuliah yang diambil 3. Sudah mencapai minimal 110 SKS, terdiri dari semua MKDK dan MKPBM dan sebagian besar MKK 4. Sudah mencapai 110 SKS yang terdiri dari semua MKDK dan MKPBM, sebagian besar MKK, dan micro-teaching minimal nilai B Persyaratan dosen pembimbing PPL 1. Semua Dosen 2. Dosen Kependidikan 3. Dosen PBM 4. Dosen PBM yang telah mengikuti pelatihan pembimbingan PPL Persyaratan guru pamong PPL 1. Guru yang telah memiliki pengalaman mengajar minimal 1 tahun dalam bidang studi yang relevan 2. Guru yang telah memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun dalam bidang studi yang relevan 3. Guru yang telah memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun dan memiliki latar belakang bidang keilmuan yang sesuai 4. Guru yang telah memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun, memiliki latar belakang bidang keilmuan yang sesuai, dan telah mengikuti pelatihan pembimbingan PPL Tahapan dalam pelaksanaan PPL 1. Ovbservasi sekolah dan praktek mengajar mandiri 2. Pembekalan, observasi sekolah, dan praktek mengajar mandiri 3. Pembekalan, observasi sekolah, praktek mengajar terbimbing, dan praktek mengajar mandiri 4. Pembekalan, observasi dekolah, praktek mengajar terbimbing, praktek mengajar mandiri, danpraktek persekolahan 2.
9.
10.
11.
12.
13.
borang-kependidikan-2008-09-01.wpd
14. Lama kegiatan PPL mahasiswa 1. Kurang dari 8 minggu 2. 8 - 10 minggu 3. 11 - 12 minggu 4. Lebih dari 12 minggu 15. Frekuensi kegiatan praktek mengajar terbimbing dan mandiri 1. Kurang dari 8 kali 2. 8 - 10 kali 3. 11 - 13 kali 4. Lebih dari 13 kali 16. Rata-rata frekuensi kehadiran dosen pembimbing selama PPL di sekolah 1. Kurang dari 3 kali 2. 3 - 4 kali 3. 5 - 6 kali 4. Lebih dari 6 kali 17. Rata-rata jumlah mahasiswa bimbingan PPL per dosen 1. Lebih dari 11 orang 2. 9 - 11 orang 3. 6 - 8 orang 4. 3 - 5 orang 18. Penetapan sekolah tempat mahasiswa PPL 1. Didasarkan pada kesediaan sekolah 2. Mempertimbangkan lokasi dan kesediaan sekolah 3. Mempertimbangkan kualitas dan kesediaan sekolah 4. Mempertimbangkan kualitas, kesediaaan, dan lokasi sekolah 19. Aspek yang dievaluasi dalam PPL 1. Praktek mengajar 2. Persiapan mengajar dan praktek mengajar 3. Persiapan mengajar, praktek mengajar, dan praktek persekolahan 4. Persiapan mengajar, praktek mengajar, praktek persekolahan, dan laporan pelaksanaan PPL 20. Kompetensi yang dicakup dalam evaluasi PPL 1. Penguasaan bidang studi 2. Penguasaan bidang studi dan keterampilan mengajar 3. Penguasaan bidang studi, keterampilan mengajar, dan kemampuan menerapkan pembelajaran yang mendidik 4. Penguasaan bidang studi, keterampilan mengajar, kemampuan menerapkan pembelajaran yang mendidik, kemampuan berkomunikasi, dan kepribadian 21. Alat evaluasi PPL yang digunakan 1. Lembar observasi praktek 2. Lembar observasi praktek dan lembar penilaian persiapan mengajar 3. Lembar observasi praktek, lembar penilaian persiapan mengajar, dan lembar penilaian laporan pelaksanaan PPL 4. Lembar observasi praktek, lembar penilaian persiapan mengajar, lembar penilaian laporan pelaksanaan PPL, dan portofolio
3
22. Pihak yang melakukan penilaian PPL 1. Guru pamong 2. Guru pamong dan dosen pembimbing 3. Guru pamong, dosen pembimbing, dan koordinator PPL di sekolah/kepala sekolah 4. Guru pamong, dosen pembimbing, koordinator PPL di sekolah/kepala sekolah, dan praktikan 23. Frekuensi monitoring oleh pengelola PPL 1. Satu kali 2. Dua kali 3. Tiga kali 4. Empat kali atau lebih B. PEMBELAJARAN 24. Secara umum, layanan yang disajikan oleh dosen dalam pembelajaran cenderung berbentuk: 1. Pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan mahasiswa 2. pendidikan yang memperhatikan kebutuhan dan keunikan (kekuatan dan kelemahan) mahasiswa 3. pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan dan standar kompetensi lulusan 4. pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan, standar kompetensi lulusan, keunikan dan lingkungan mahasiswa 25. Secara umum, esensi dalam pengelolaan pembelajaran yang diupayakan oleh dosen bercirikan: 1. Penerusan informasi (content transmission) kepada mahasiswa dengan lancar 2. Memfasilitasi pencapaian kemampuan secara parsial 3. Memfasilitasi pencapaian kemampuan secara utuh 4. Mencerminkan proses terbentuknya kemampuan secara utuh 26. Secara umum, upaya maksimal yang telah dilakukan oleh dosen dalam pembelajaran 1. Mengembangkan kemampuan mahasiswa menguasai konsep dasar keilmuan 2. Mengembangkan kemampuan mahasiswa menguasai konsep dasar keilmuan dan berkomunikasi 3. Mengembangkan kemampuan mahasiswa menguasai konsep dasar keilmuan, mampu berkomunikasi dan melaksanakan pembelajaran yang mendidik 4. Mengembangkan keseluruhan kompetensi guru secara utuh 27. Secara umum, aktivitas yang tercipta dalam pembelajaran lebih cenderung menggambarkan proses: 1. Penerimaan informasi oleh mahasiswa secara intensif 2. Pengintegrasian informasi ke dalam memori jangka pendek 3. Pengintegrasian informasi ke dalam memori jangka panjang 4. Pemaknaan informasi dalam memori jangka pendek dan jangka panjang secara intensif
borang-kependidikan-2008-09-01.wpd
28. Secara umum, perilaku belajar mahasiswa calon guru yang mampu dikembangkan oleh dosen dalam pembelajaran adalah: 1. Mahasiswa memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar 2. Mahasiswa memiliki kemauan dan kemampuan untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilannya 3. Mahasiswa memiliki kemauan dan kemampuan mengembangkan dan memperdalam pengetahuan dan keterampilannya 4. Mahasiswa memiliki kemauan dan kemampuan menerapkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kinerjanya secara bermakna 29. Secara umum, suasana atau iklim pembelajaran yang terciptakan oleh dosen: 1. Suatu iklim pembelajaran yang aktif 2. Suatu suasana pembelajaran yang aktif dan kreatif 3. Suatu situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, dan empatik 4. Suatu situasi pembelajaran yang aktif, kreatif, empatik, dan menarik 30. Secara umum, prakarsa dosen dalam pembelajaran dapat disimpulkan: 1. Menumbuh-kembangkan kemauan belajar para mahasiswa 2. Menumbuh-kembangkan kemauan dan motivasi untuk berprestasi para mahasiswa 3. Menumbuh-kembangkan kemauan, motivasi berprestasi, dan kemampuan mewujudkan keteladanan dalam belajar 4. Menumbuh-kembangkan sikap dan perilaku yang cocok sebagai agen pembelajaran 31. Secara umum, pengorganisasian materi pembelajaran oleh dosen dikembangkan berdasarkan atas: 1. Standar kompetensi bidang studi yang diajarkan 2. Kompetensi dasar bidang studi yang diajarkan 3. Indikator-indikator kompetensi yang ingin dicapai 4. Pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh mahasiswa 32. Secara umum, materi pembelajaran yang dirancang oleh dosen menggunakan: 1. Berbagai sumber teoretis 2. Berbagai sumber teoretis dan praktis 3. Berbagai sumber teoretis dan praktis yang dimutakhirkan perkembangan IPTEKS 4. Berbagai sumber teoretis dan praktis yang dimutakhirkan perkembangan IPTEKS, serta diselaraskan dengan hasil-hasil penelitian
4
33. Secara umum, perencanaan pengembangan media pembelajaran yang dilakukan dimaksudkan untuk: 1. Meningkatkan kelancaran transfer materi ajar 2. Meningkatkan hasil belajar mahasiswa 3. Memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang potensi pemanfaatan media dalam proses pembelajaran 4. Memberikan wawasan dan mengembangkan sikap positif mahasiswa tentang potensi pemanfaatan media dalam proses pembelajaran 34. Secara umum, kemutakhiran sumber pembelajaran yang digunakan oleh dosen: 1. Kurang mutakhir 2. Cukup mutakhir 3. Mutakhir 4. Sangat mutakhir 35. Secara umum, kebermanfaatan media pembelajaran yang digunakan oleh dosen: 1. Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna 2. Mampu memfasilitasi proses interaksi yang produktif 3. Dapat memperkaya pengalaman belajar mahasiswa 4. Mampu mengubah suasana belajar yang aktif, kreatif, produktif, dan menyenangkan (PAKEM) 36. Secara umum, persiapan pembelajaran yang dilakukan oleh dosen dalam bentuk: 1. Garis-garis besar bahan perkuliahan 2. Silabus 3. Silabus dan SAP 4. Silabus, SAP, dan bahan ajar 37. Secara umum, bentuk asesmen yang digunakan oleh dosen 1. Paper and pencil test 2. Paper and pencil test dan portofolio 3. Paper and pencil test, portofolio dan Asesmen Kinerja (performance assessment) 4. Paper and pencil test, portofolio, Asesmen Kinerja, dan Asesmen Diri (self assessment) C. SEKOLAH LABORATORIUM Program studi diharapkan memiliki tempat dalam bentuk sekolah laboratorium/sekolah khusus untuk melakukan berbagai eksperimentasi atau observasi untuk pengembangan pembelajaran inovatif, selain yang dapat dilakukan di ruang kuliah atau laboratorium. Apakah program studi Anda memiliki sekolah laboratorium/sekolah khusus seperti yang dimaksud ? 9 Ya 9 Tidak Bila jawaban Anda Ya, maka teruskan menjawab pernyataan berikut. Dan, bila jawaban Anda Tidak, maka lanjutkan menjawab pernyataan pada bagian lainnya, yaitu Kemitraan.
borang-kependidikan-2008-09-01.wpd
38. Pada umumnya, untuk penignkatan mutu proses pembelajaran, sekolah laboratorium berfungsi; 1. Memberikan layanan kepada mahasiswa sesuai dengan kebutuhan belajarnya 2. Memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kelemahan dan kekuatan mahasiswa dalam pembelajaran 3. Memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan keunikan mahasiswa dalam pembelajaran 4. Memberikan layanan pendidikan sesuai dengan kebutuhan, keunikan dan lingkungan mahasiswa dalam pembelajaran 39. Pada umumnya, untuk peningkatan mutu hasil pembelajaran, sekolah laboratorium berfungsi: 1. Membangun persepsi positif tentang belajar dan profesi kependidikan 2. Membentuk sikap positif tentang belajar dan profesi kependidikan 3. Membentuk kemampuan mahasiswa agar mampu menguasai konsep dasar keilmuan dan pembelajaran disiplin keilmuannya 4. Membentuk kemampuan profesional keguruan secara utuh 40. Pada umumnya, hasil-hasil eksperimentasi atau penelitian di sekolah khusus tersebut difungsikan untuk: 1. Pengembangan pembelajaran yang mendidik 2.
Pengembangan pembelajaran yang mendidik sehingga mahasiswa mampu berkomunikasi 3. Pengembangan pembelajaran yang mendidik dan mampu berkomunikasi dengan kepribadian yang sesuai dengan profesi kependidikan 4. Pengembangan pembelajaran yang mendidik, mampu berkomunikasi, berkepribadian, dan mahasiswa dapat menguasai substansi kajian 41. Secara umum, kegiatan-kegiatan dalam ranka pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan di sekolah khusus tersebut difungsikan untuk: 1. Wahana pengembangan kemitraan antara LPTK dgn sekolah 2. Wahana pembelajaran mahasiswa & dosen tentang persekolahan 3. Wahana pengembangan kemitraan, dan pembelajaran mahasiswa & dosen tentang persekolahan 4. Wahana pengembangan kemitraan, pembelajaran mahasiswa & dosen tentang persekolahan, dan sebagai pusat diseminasi inovasi pembelajaran
5
42. Pada umumnya, hasil-hasil kegiatan dan pengembangan di sekolah laboratorium tersebut dimanfaatkan untuk peningkatan kapasitas (capacity building) khususnya dalam: 1. Pengembangan kelembagaan (visi, misi, tujuan, program, kegiatan,dll) (institutional development) 2. Pengembangan kelembagaan dan organisasi (kurikulum, pembelajaran,dll) (organizational development) 3. Pengembangan kelembagaan, organisasi, dan SDM (pengembangan staf) (staff development) 4. Pengembangan kelembagaan, organisasi, SDM, dan sarana pendidikan & pembelajaran ( educational facility development) D. KEMITRAAN 43. Jenis lembaga kerjasama dan kemitraan program studi 1. Sekolah 2. Sekolah dan salah satu dari: pemda, perguruan tinggi, lembaga swasta, atau organisasi profesi 3. Sekolah dan dua dari: pemda, perguruan tinggi, lembaga swasta, atau organisasi profesi 4. Sekolah dan tiga atau lebih dari: pemda, perguruan tinggi, lembaga swasta, atau organisasi profesi 44. Tingkat kerjasama dan kemitraan yang dijalin program studi 1. Lembaga-lembaga di tingkat kabupaten/kota 2. Lembaga-lembaga di tingkat kabupaten/kota dan tingkat propinsi 3. Lembaga-lembaga di tingkat kabupaten/ kota, propinsi, dan nasional 4. Lembaga-lembaga di tingkat kabupaten/ kota, propinsi, nasional, dan internasional 45. Sifat kerjasama dan kemitraan yang dilaksanakan program studi 1. Insidental 2. Terprogram 3. Melembaga/MoU 4. Insidental, terprogram dan melembaga/MoU 46. Jenis kegiatan yang dikembangkan melalui kerjasama dan kemitraan 1. Pendidikan dan pengajaran 2. Pendidikan & pengajaran dan penelitian 3. Pendidikan & pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat 4. Pendidikan & pengajaran, penelitian, pengabdian pada masyarakat, dan pengembangan inovasi pendidikan
borang-kependidikan-2008-09-01.wpd
47. Tujuan program kerjasama dan kemitraan program studi dengan lembaga mitra 1. Tidak ada 2. Salah satu dari: (a) pengembangan/ pemantapan kurikulum, (b) peningkatan kualitas dan inovasi pembelajaran, (c) peningkatan mutu PPL/PI, (d) rekrutmen mahasiswa dan pengangkatan lulusan 3. Dua dari: (a) pengembangan/pemantapan kurikulum, (b) peningkatan kualitas dan inovasi pembelajaran, (c) peningkatan mutu PPL/PI, (d) rekrutmen mahasiswa dan pengangkatan lulusan 4. Tiga atau lebih dari: (a) pengembangan/ pemantapan kurikulum, (b) peningkatan kualitas dan inovasi pembelajaran, (c) peningkatan mutu PPL/PI, (d) rekrutmen mahasiswa dan pengangkatan lulusan 48. Jenis program kerjasama dan kemitraan program studi dengan lembaga mitra 1. PPL 2. PPL dan salah satu dari: PDS, PTK, pengembangan SDM, pemanfaatan sumber daya, pembinaan dan pengembangan sekolah/pendidikan 3. PPL dan dua dari: PDS, PTK, pengembangan SDM, pemanfaatan sumber daya, pembinaan dan pengembangan sekolah/pendidikan 4. PPL dan tiga atau lebih dari: PDS, PTK, pengembangan SDM, pemanfaatan sumber daya, pembinaan dan pengembangan sekolah/pendidikan 49. Indikator hasil program kerjasama dan kemitraan program studi dengan lembaga mitra yang telah dicapai/dirasakan 1. Tidak ada 2. Salah satu dari: peningkatan (a) arus pertukaran informasi, (b) kualitas akademik, (c) mutu pengelolaan lembaga, (d) relevansi 3. Dua dari: peningkatan (a) arus pertukaran informasi, (b) kualitas akademik, (c) mutu pengelolaan lembaga, (d) relevansi 4. Tiga atau lebih dari: peningkatan (a) arus pertukaran informasi, (b) kualitas akademik, (c) mutu pengelolaan lembaga, (d) relevansi 50. Hasil yang telah dicapai melalui program kerja sama dan kemitraan program studi dengan institusi terkait 1. Belum ada 2. Penyelenggaraan PPL menjadi semakin baik 3. Penyelenggaraan PPL menjadi semakin baik, koordinasi dalam rekrutmen mahasiswa baru, dan koordinasi penempatan lulusan 4. Penyelenggaraan PPL menjadi semakin baik, koordinasi dalam rekrutmen mahasiswa baru, koordinasi penempatan lulusan, peningkatan mutu pembelajaran di sekolah, dan lain-lain
6