KUCING GARONG Silakan baca dan rasakan sensasi nya update paling lambat 2-3 hari sekali.. Tinggalkan komen dan bila menurut anda novel ini bagus tolong kasih bintangnya ya..!! Makasih
Part 1: Tragedi Duo Pusaka "Walau aku jauh namun dekatlah dihati, Seperti bintang dan bulan cahaya mu selalu terang..!!!!! Eh bintang duluan apa bulan yang duluan ya?, Bodo'ah, begitu pun cinta ku" Krantang..!!!! "Oi bisa diem kagak loe, mandi aja udah kayak biduan ngeset" "Gak pake nimpuk juga kale pak, sakit tau..!!" teriak Andre dari kamar mandi tak beratap yang berada di sebelah rumah pak Diman.. "Maka nya mandi,mandi aja gak usah pake nyanyi-nyanyi segala suara koyo kambing tarek wae sok sok an" "Nje pak, nje.."saut Andre sembari melepas kolornya yg masi tergantung rapi di atas pinggang "aaaaaa...!!" Juminem teriak keras tak sengaja melihat pusaka Andre,karena memang kamar mandi rumahnya Andre selalu terbuka alias tidak ada pintu. Melihat juminem yg berteriak histeris membuat adrenalin Andre memuncak menuju kritis, sontak saja Andre yang terkejut teriak keras, kedua tangan nya menutup pusaka yang sudah tergantung di diri Andre semenjak iya masih dalam kandungan ibu nya... mendengar terikan tersebut Pak Diman yg berada tak jauh dari lokasi TKP segera menghampiri kedua mudamudi itu "Ada apa,ada apa" saut pak Diman Panik Juminem yang masih histeris menghampiri pak Diman yang berada dibelakang nya. Seketika itu juga Juminem pingsan karena tidak bisa teriak lebih kencang lagi melihat barang serupa namun berbeda versi dengan yang dimiliki Andre. Sebab Sarung yang pak Diman kenakan sudah melampaui batas normal pemakaian alias melorot. Andre segera menaikan kembali kolornya, begitupun Pak Diman dengan segera menggulung kembali sarungnya. "Eh Andre ayo cepat angkat" "Angkat kemana pak?" "ke hotel" "mau diapain pak? Kok ke hotel" "ya kedalem lah, pake nanya segala sih kamu" "Baik pak" Kedua lelaki lajang tersebut segera menggotong Juminem yang sudah terkapar tak berdaya itu kedalam rumah pak Diman. "Kamu tolong jagain Juminem" perintah Pak Diman pada Andre yang sedang menggosok-gosok paha Juminem yang memang sedang mengenakan celana pendek.. "Bapak mau kemana?,terus Juminem gimana pak..?" "Bapak mau kedalem sebentar mau buatin teh hangat buat Juminem. Inget tanganmu jangan macemmacem,AWASS.." Tegas pak Diman. Andre terus berusaha menyadarkan Juminem dari semi koma nya, dipandang nya wajah Juminem yang memang telah memegang juara kembang desa sejak beberapa tahun ini. "Apa yang harus gue lakuin..?kenapa Juminem tak kunjung sadar?" Pertanyaan tersebut bergumam di hati Andre. Andre sering menonton sinetron TV yang disajikan tanpa sensor oleh beberapa stasiun Tv. Dimana pemeran pria memberi nafas buatan kepada sang wanita nya yang sedang pingsan karena tenggelam. Andre tak tau apakah cara itu juga berlaku untuk pasien yang pingsan karena sesuatu hal yang tabuh untuk
diperbincangkan. "Ya gue harus coba cara itu,semoga aja berhasil" gumam Andre. Perlahan-lahan wajah Andre mendekati bibir Juminem, jantungnya berdegup kencang dan seluruh tubuhnya gemetaran. "Parah banget, gua gak pernah ngelakuin kayak gini. Ini pertama kali nya dan mungkin awal dari pecahnya perjaka bibir gue" gumam Andre Bibir Juminem merah merona ditambah dengan kilapan air membuat Andre merasakan sensasi yang tiada dapat dibendung lagi.. "Cuuupp" Andre menirukan adegan sinetron yang pernah ia tonton dengan sedikit modifikasi.. "Woiii apa yang kamu lakukan dirumah saya..???" Andre panik dia langsung menjauhkan diri dari Juminem yang masih belum sadar juga setelah tragedi barusan. "A..A..a..A.., Anu Nek.. saya cuma mau bikin Juminem sadar" jawab Andre mencoba memberi penjelasan Pada ibu nya Pak Diman yang baru pulang dari warung. Pak Diman tak memiliki istri apalagi anak. Dia hanya hidup berdua dengan sang ibu sudah 46 tahun dan ditambah 9bulan dalam kandungan. Bapak nya pak Diman tidak tau ada dimana dan ibu nya juga tak mengetahui pasti siapa bapak pak Diman yang sebenarnya. Sebab waktu masih muda dulu ibu pak Diman bekerja sebagai PSK di Jakarta. "Nyadarin,nyadarin, kamu yang harusnya disadarin. Anak perawan orang kamu gituin, dasar kamu ya, dasar gak tau diri.." Omel nek Pon. Sambil terus mengayunkan sapu ke tubuh Andre. "Ampun nek, ampun," "Gak ada ampun buat kamu" Mendengar keributan dari luar rumah, Pak Diman langsung bergegas ke ruang tamu.. "Ada apalagi ini?" Saut pak Diman yang baru saja keluar membawa secangkir teh hangat. "Kamu lagi Diman, kenapa kamu biarkan mereka berdua mesum didalam rumah..?" Tanggap nenek. "Mesum..?mesum bagaimana? Tangkis pak Diman yang belum tau apa yang telah terjadi 5 menit barusan. "Si Andre barusan mencium gadis perawan pak tarno" jelas nenek dengan emosi. "Maksud emak Andre mencium Juminem..?" "Iya, Siapa lagi kalau bukan si Juminem..!!" Tegas nenek, Andre menyudut di pinggir pintu sambil menunggu kesempatan untuk menjelaskan semua yang terjadi saat pak Diman berada didapur.. "Apa benar itu Andre..?" Tanya pak Diman" Andre hanya mengangguk. "Waduh kamu ini anak tak tau diri, Kamu kan saya suruh jagain, bukan ciumin" "Saya cuma mau membantu pak" Jawab Andre lirih.. "Sekarang kamu ikut Bapak ke tempat kepala desa" "Tapi pak?" "Gak pake tapi,tapi ayo ikut sekarang, Ayo..!!" Pak diman memegang tangan Andre lalu menyeretnya kerumah kepala desa.
Part 2: Goodbye my country Tok..tokk...took..!! "Iya siapa..?" "Ini saya Diman pak" Teriak Pak Diman dari luar rumah
"Tunggu sebentar ya pak..!!" "Iya ada apa pak Diman?,kenapa Andre ditarik-tarik pak..?" Tanya Pak kades heran. "Anak ini sudah berbuat tidak senono dengan Juminem pak" "Tidak senono bagaimana pak Diman..?, ayo masuk dulu aja biar kita bisa ngobrol untuk mengetahui apa yang telah terjadi" ajak pak Kades. Didalam rumah pak kades Andre hanya membungkam mulutnya, dia sangat takut untuk menceritakan yang sesungguhnya, "Andre ayo jelaskan apa yang telah kamu perbuat tadi dengan Juminem.?" Tanya pak Kades mencoba mengintrogasi Andre, mau tak mau harus mau. Andre menceritakan semua nya dari awal sampai akhir kejadian, tak sedikitpun yang Andre tutupi termasuk masalah tragedi duo pusaka yang telah terjadi. "Oke berarti Andre telah dengan sengaja berbuat itu kepada Juminem, Alias mengambil kesempatan dalam ketidak berdayaan Juminem." Tegas pak Kades mengambil keputusan sepihak... "Jadi bagaimana Pak..?" Tanya pak Diman. "Jadi mau tidak mau Andre harus mau, Andre akan di ungsikan dari desa ini karena menurut undang-undang adat istiadat yang berlaku di Desa sejahtera ini" jelas pak Kades. "Dulu ibu saya saat masih muda juga diungsikan kayak gini ya pak?" "Bener sekali pak Diman, nek pon diungsikan oleh kepala Desa yang lama karena dia ketahuan berbuat mesum di sawah, maka dari itu dia pergi ke jakarta" Andre hanya menelan air liurnya dan mengangguk menyetujui hukuman undang-undang yang tak masuk akal itu.. ## Andre pulang kerumah dengan keadaan masih tak berpakaian, hanya mengenakan sehelai kolor yang menjadi penyebab kesialan nya.. Sampai dirumah, Andre membuang jauh kolor itu keluar jendela kamar.. Andre merebahkan tubuhnya sambil terus memikirkan kemana dia harus pergi, Apalagi dia berat untuk mengatakan kepada bapak dan ibu nya, ia sangat malu bila ibu dan bapaknya tau apa yang telah terjadi.. dan sesuai keputusan pak kades, lusa dia harus meninggalkan desa ini untuk beberapa waktu. Keluarga Pak Diman sendiri sudah berjanji tidak akan mengatakan apapun tentang kejadian itu kepada semua warga dan termasuk pada sang korban tindakan asusila (Juminem).. "Sendiri itu tak akan memecahkan masalah, iya, gue harus nemuin temen-temen gue. Siapa tau mereka bisa bantu gue untuk keluar dari masalah ini" TO BE CONTINUE..!!!!!
Part 3: ## Di atas bukit barisan terdapat sebuah pondok kecil nan rapuh. Andre mendapati tiga orang temannya tengah asik dengan gitar dan api unggun yang menyala kecil. suasana disana cukup sejuk, sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah bukit-bukit nan hijau, gubuk reot beratapkan jerami plus tiga orang sahabat karib itu merusak suasana dan pemandangan alam sekitar. Seorang laki-laki keluar dari semak, jalan nya gontai tak karuan pandangan kosong menatap gubuk kecil itu. Andre melangkahkan kaki menuju singga sana nya yang mulai terlihat reot.. "Uy Sob..!!kok lesu banget..?tampangmu kayak dadar lipet..!!" Ejek kipli sambil membalik ubi bakar.. "Gue harus pergi sob..!!" Terang Andre dengan lesu.. "Mau pergi kemana..?"
"Enggak tau" "Kok, gak tau..?" "Ya gue harus pergi untuk beberapa waktu dari desa ini sob" Andre menjelaskan panjang lebar semua yang terjadi pada nya hari ini kepada rekan-rekannya. "Buset.. gimana rasanya Ndre..?" Tanya jul, pandangan nya menatap Andre dengan penuh nafsu.. "Gua bingung jul.." "Owh rasa nya ciuman itu bingung ya..?" Ledek Juli "Terus beneran lu harus pergi..?emang gak ada cara lain?" Potong bagas sambil terus memainkan gitarnya. Andre hanya mengangguk mata nya berkaca-kaca. "Tenang sob lu gak bakal sendiri kok.kan ada kita-kita yang nemenin lu, iya kan temen-temen.?" Juli mencoba menenangkan hati Andre mata nya memandangi Kipli dan Bagas. "He eh bener manget ndle" saut kipli berbicara sembari mengunyah ubi yang masih dalam keadaan panas.. "Lu gas mau ikut juga kagak..?" Tanya Juli.. Bagas terlihat bingung, apakah orang tua nya mengizinkan pergi atau tidak. Maklum bagas adalah anak satusatu nya sang juragan kopi. "Gue sih pengen ikut kalian tapi gue harus bicara dulu sama orang tua gue" jawab Bagas dengan nada agak khawatir. "Eh lu kan pernah ke kota Gas..?" Tanya kipli "Iya sih gue pernah ke kota kerumah paman gue yang mantan laki nya bibik gue, tapi kan gue kesana pas masih kelas TK" "Terus sekarang lu masih tau alamatnya?" "Kagak lah orang gua kesana nya saat TK..!!" Jawab Bagas tegas.. "Beneran kalian mau ikut gue..?" Tanggap Andre melihat kesetiaan semua sahabatnya, mata yang berkacakaca berganti dengan suara mewek. Suara itu terdengar rintih-rintih kecil lama-lama membesar membuat hati miris mendengar aungan laki-laki umur 23 tahun itu menangis terengah-engah tak kuasa menahan haru. "Makasih ya semua..?heek..hheek gk..gkk" suara andre terengah diselingi suara cegukan. "Udah jangan nangis Ndre" Bagas coba menabahkan hati Andre seraya menggandeng pundaknya. "Gua pasti'in kita semua akan pergi berkelana, kemana lu pergi kita pasti bareng. Gue akan minta izin pada emak dan bapak gue Ndre" "Benerkan Gas lu pasti ikut?" "Siiip" Bagas mengacungkan ibu jari nya. "ayo sini kita berpelukan kayak teletubies" ajak kipli Semua yang ada disana berkumpul tak terkecuali monyet peliharaan si kipli juga tak mau ketinggalan. "BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA CARI ISTRI LAGI, KITA SEMUA AKAN BERKELANA LAYAKNYA KUCING GARONG..BERPELUKAN..!!!!!!" "Uhuk..uhukk, bau nya ketek lu pli" "Udah nikmatin aja" "Lu erat banget meluknya Jul, lu nafsu ya..?Dasar Maho..??" "Uwek..uwekk.." selesai uy gue pengen muntah. "PETUALANGAN PARA KUCING GARONG BARU DIMULAI" To be continue :)
Part 4: chapter 1
Setelah membuat kesepakatan, akhir nya Andre dan teman-temannya memutuskan untuk pergi ke jakarta. Kota yang begitu asing bagi mereka. Namun tekad sudah bulat dan nasi sudah menjadi bubur, buburpun kalau di kasih ayam bisa jadi bubur ayam begitulah kata pepatah anak Zaman sekarang. Andre meminta izin kepada bapak dan ibu nya sama seperti yang lain. Berbagai alasanpun keluar dari bibir mereka untuk meyakinkan orang tua mereka masing-masing. Akhir nya gayungpun bersambut mereka semua di izinkan untuk pergi. Walau berat terasa bagi orang tua mereka melepas kepergian anak-anaknya, tapi apalah daya mereka toh anak-anak juga sudah menjadi dewasa mereka berhak untuk menentukan hidup mereka sendiri. "Pak,mak kami berangkat ya?" Andre mencium kedua tangan orang tua nya, mata Andre menyembunyikan kesedihan yang mendalam. "Iya hati-hati aja disana jaga diri baik-baik dan jangan lupa kasih kabar ya Ndre?" Bapak Andre menepuk pundak anaknya itu. "Iya pak,Andre pasti kasih kabar" jawab Andre. Ibu nya hanya tersungging kecil melegahkan hati Andre. Di Seberang jalan terlihat Kipli sedang bercanda gurau dengan ibu dan bapaknya sekaligus meminta Do'a Restu keduanya. "Si frenky monyet kamu dibawa toh pli?" Tanya Bagas yang baru saja datang membawa banyak barangbarang satu koper besar full dan tiga kotak besar berada disampingnya. "Eh lu mau pindahan kemana Gas..?" Tanya Kipli seraya mengangkat satu persatu barang bawaan Bagas. "Eh Pli jangan disentuh" sontak bagas kesal "Ya elah mau liat aja gak boleh sih" Kipli cemberut dan menurunkan barang Bagas. Tak lama kemudian mobil yang ditunggu-tunggupun datang asap kenalpot hitam menghembus debu-debu disekitar nya mobil warna putih itu adalah mobil yang menuju ke terminal utama. Karena memang Terminal bus untuk menuju ke berada cukup jauh dari kampung mereka. "Ada yang lihat Juli?"tanya Andre celingukan, mata nya melihat sekitar menyadari bahwa Juli belum berada bersama mereka. "Gak tau" saut Bagas. "Coba Gua cari kerumahnya" Dari kejauhan seorang laki-laki bertubuh kurus berkulit nampak hitam kecoklatan mengenakan kemeja kotak, rambut di kasih minyak gel hitam licin. Juli berlari kecil menghampiri kerumunan orang yang berada didekat mobil. "Hah..hah" Nafas Juli terengah-engah "Masih keren kan gue..?" Juli meminta pendapat teman-temannya. Kipli mengendus-endus di badan Juli dikelilinginya tubuh temannya itu. "Bau mu harum sekali Jul, Pake parfum berapa kilo" tanggap Kipli "Iya donk, kita kan mau ke Jakarta. Jadi gue harus kelihatan keren, karena banyak bidadari yang telah menunggu gue disana" jawab Juli penuh percaya diri. "Gaya loe Jul, ayo cepet udah jam berapa sekarang" Andre menaikan semua barang bawaannya kedalam mobil. Di ikuti dengan yang lainnya. Mesin mobil segera menyala siap mengantarkan para kucing garong menuju kehidupan yang baru. "Berangkat" teriak sang supir. "Hati-hati dijalan ya..?" Semua orang yang ada disana melambaikan tangan mereka. Dari balik kaca jendela Rumah nampak seorang Wanita menatap haru kepergian mereka. Dengan hati sedih Juminem yang tak tau akar permasalahan kemarin merelakan kepergian Andre. Juminem jatuh Cinta pada Andre sejak lama namun iya malu untuk mengatakannya duluan. Karena memang tak layak bila wanita yang
mengatakan Cinta kepada seorang laki-laki. Hari itu Juminem ingin menemui Andre dirumahnya, karena pintu depan rumah Andre terkunci maka nya Juminem berinisiatif masuk dari pintu belakang dimana Juminem harus melewati kamar mandi terlebih dahulu. Pak Diman ikut mengantar mereka sampai keterminal untuk lebih memastikan bahwa Andre benar-benar telah pergi dari Desa sekaligus memberikan wejangan sedikit pada muda-mudi itu...
Part 5: Chapter 2 Setelah 24 jam duduk di dalam bis akhirnya para kucing garong tiba di ibu kota nya Indonesia "Walcome to Jakarta"teriak Bagas. Suasana terminal begitu ramai suara mobil beradu dengan kepulan asap knalpot membuat cuaca terik di ibu kota itu cukup membuat tubuh menjadi hitam dan kotor dan dehidrasi. Carut marut ibu kota tak seindah seperti yang dilihat di TV-TV. Keempat sahabat itu turun dari dalam bis. "Kita mau kemana?" Tanya kipli bingung seraya megusap keningnya yang mulai mengeluarkan keringat. "Kita harus cari kos-kosan dulu" Jawab Andre "Mau cari dimana?" Potong Juli yang mulai kelihatan kusam, wangi parfum nya sudah berganti menjadi bau mesin solar. "Pokoknya kita jalan dulu aja" Andr mengangkat tas nya. Setelah lama berkelana akhir nya apa yang mereka caripun ketemu. Rumah susun yang berada didekat perkampungan penduduk itu cukup untuk menampung ke empat anak-anak itu. Mereka hanya sanggup untuk membayar kontrak selama tiga bulan saja selebihnya mereka harus bekerja demi memperpanjang nyawa di kehidupan kejam ini. Ibu kos tak segan melempar para kucing garong apabila mereka tak sanggup untuk membayar pada tiga bulan kedepan. Diatas kasur lipat berbaring berjejer Andre dan teman-temannya. "Kita harus mencari pekerjaan agar kita bisa makan" cetus Andre memandangit langit-langit kamar. "Kitakan cuma tamatan SMA bagaimana kita bisa dapat kerja.? Apalagi ini Jakarta sob" saut July yang sedang asik memeluk Kipli yang sudah berada di alam lain. "Kerja apa aja lah" jawab Andre "Gua kagak mau bila harus kerja kasar,Asma gua bisa kambuh" potong Bagas. "Gua kangen sama bapak gua Ndre" ucap bagas "He eh gue juga Gas" Andre menarik selimut tipis yang dikenakan Kipli.. "Gua jarang jauh banget dari orang tua gue dari kecil sampai segede ini, tapi sekarang gue harus tinggalin mereka jauh demi persahabatan kita. Karena emang dari masih kecil kita selalu sama-sama kan?" Celoteh Bagas. Tak ada yang menanggapi perkataan nya karena memang semua temannya sudah menyusul kipli ke pulau mimpi.. "Uh dasar kalian" cetus Bagas kesal melemparkan bantal ke Andre. ## Hari demi hari, dompet kian menipis. Pekerjaan tak kunjung di dapat. Andre mulai kelihatan kebingungan dilihat nya wajah-wajah para temannya yang sudah sedikit mengurus. Ntah sudah berapa hari ini mereka hanya makan nasi dan mie instan. Buah-buahan yang dulu nya mudah didapat dikampung sekarang tak mudah lagi mereka makan bahkan untuk mencicipi nya saja mereka harus rela mencuri di pasar. "Gua kagak tahan hidup kayak gini" rengek Bagas. Bagas memang terbiasa hidup mewah di kampung dengan harta yang dimiliki orang tua nya. Tapi sekarang dia harus menggembel di tempat orang... "Gua laper cuy" July memegang perut nya yang dari pagi hanya berisi air putih. "Lu mau tau cara untuk menahan lapar gak" ucap kipli. "Gimana..?" Jawab July Kipli pergi keluar sebentar selang beberapa menit saja Kipli pulang membawa seikat tali. "Kata orang tua gua kalo mau nahan laper itu lu mesti iket perut loe dengan tali"
"Beneran Pli?" Tanya July dengan tampang serius. "Sini pinjem tali nya" July langsung menyerobot tali yang dibawa oleh kipli. Tak butuh waktu lama perut July sudah terikat kencang dengan tali itu. Nafas terengah-engah terdengar lirih diruangan. Andre menoleh ke Arah bagas. Dilihatnya Bagas terus menggosok dada nya "Gas, Asma loe kambu ya?" Andre segera memompa dada bagas namun tak ada hasil apapun.. "Obat hisap mana?" Perintah Andre tergesa-gesah.Kipli segera merogoh isi tas kecil yang selalu dibawa oleh bagas. Barang yang dicaripun ketemu. "Ini Ndre..!!" Andre segera menggampai obat nya dan menyemprotkannya ke hidung bagas. Tapi hanya sekali semprot saja obat itu telah habis.. "Mati gimana ini obat nya habis lagi, Pli loe ikut gua cepet" Andre menarik tangan Kipli. "Ayo cepetan darurat ni kita harus cari obat buat bagas" ajak Andre tergesah-gesah.. Secepetnya Andre dan kipli harus memberikan obat pada Bagas kalau tidak segera maka nyawa Bagas dalam bahaya. Bila Bagas sampai meninggal entah bagaimana gua harus bertanggung jawab kepada orang tua nya. Apalagi Bagas adalah satu-satu nya anak mereka" fikir Andre dalam hati. "Jul loe tetep disini jaga Bagas gue dan kipli akan cari obat sebentar" Andre dan kepli berlari ke apotik terdekat untuk membeli obat untuk Bagas. Ternyata obat itu memang harga nya sedikit mahal untuk ukuran kantong mereka. "Boleh kami ambil dulu obat ini" pinta Bagas pada pelayan toko. "Maaf kami tidak bisa berikan obatnya bila uangnya gak pas mas" jawab pelayan itu menarik kembali obat itu. "Tolong banget mbak temen kami sekarat" Rengek Andre memohon. "Maaf mas gak bisa, disini saya hanya pelayan" Andre cukup mengerti tentang hal itu memang uang adalah segala nya di Ibu kota ini. "Iya udah mbak makasih ya" ucap Andre meninggalkan Apotik. Andre dan Kipli berdiri didepan apotik itu mereka bingung bagaimana cara agar bisa mendapatkan obat itu dengan segera.. "Ndre kalau gak bisa dapetin tu obat dengan cara baik-baik, mungkin kita harus dengan cara kasar, sini loe gua bisikin" ucap kipli. Andre mendekatkan kupingnya kemulut kipli, ntah apa yang dikatakan oleh kipli, Andre hanya menganggukangguk saja meng iya kan semua ucapan dari temennya itu.. "Siiip ok lanjut, lebih baik begini dari pada begitu" Andre menyetujui rencana Kipli... #apa yang akan mereka lakukan..? TO BE CONTINUE...
Part 6: ** Andre masuk kembali ke dalam apotik sedangkan Kipli menunggu di luar. Bersiap untuk tancap gas dengan motor bodong milik tetangga nya yang ia pinjam. "Mbak saya mau beli obat yang tadi tolong cepet mbak" pinta andre sambil memegang uang yang menumpuk tebal.. Melihat kepalan uang yang ada di tangan Andre segera pelayan tersebut memberikan obat tersebut, Andre langsung mengambil obat itu dengan tergesa-gesa tangan kirinya menaruh uang tersebut di meja toko "Ini uang nya mbak" ucap Andre kaki nya sudah berada satu langkah dari tempat ia berdiri. Sebelum sempat pelayan menghitung uang itu, Andre telah pergi dengan motor yang telah dihidupkan oleh kipli.. Pelayan toko itu baru sadar setelah iya menghitung uang tersebut. Dibagian atas tumpukan memang tampak uang sebesar 10.000 rupiah kemudian di ikuti uang 5000an tiga lembar dan sisa nya terselip beberapa lembar
kertas kosong yang lumayan banyak. Agar tumpukan uang agak sedikit berisi. "Mas uangnya..!!!" Teriak pelayan toko tersebut sambil berlari kedepan mengejar Andre dan Kipli yang telah berhasil mengelabui nya.. Pelayan apotik itu bingung harus teriak apa.. mau disebut maling tapi mereka membayar walau hanya 25.000 15%dari harga obat itu. Mau teriak rampok/jambret juga salah karena mereka tidak menggunakan kekerasan. Setelah beberapa menit berfikir dalam kegelisahan sontak saja pelayan tersebut teriak... "PENIPU..PENIPU...!!!" tapi Andre dan Kipli sudah telanjur jauh dari pandangan si pelayan tersebut. Andre menoleh kebelakang melambaikan tangannya ke arah pelayan tersebut. Pelayan tersebut pun tak mau kalah dengan Andre, dia mengacungkan jari tengah nya ke arah Andre sembari teriak.. "Bangsaaaaattttt....!!!!" Orang-orang disekitar nya hanya melirik wanita itu dengan sedikit cengiran. Akhirnya pelayan tersebut kembali ke dalak apotik dengan tersimpu malu. Dijalan raya kipli mengendarai motor nya dengan gas full, namun mereka harus rela kalah dengan seorang pengemudi bajai tua. Karena memang motor itu sendiri hanya dapat melaju dengan kecepatan 80km/jam walau sudah digas dengan tegangan tinggi oleh Kipli. Kipli menyalip mobil dan motor yang sedang berhenti dipinggir-pinggir jalan tak lupa pengendara becakpun disalip nya.. lampu merah yang berada didepanpun tak nampak dipandangan Kipli...!!! "PRIIIIIIIITTTTTTT...!!!" Peluit sang pak polantas juga tak dihiraukan, akhirnya mereka harus kejar-kejaran dengan sang pak pol dijalan raya mirip seperti adegan film fast and to furious.. Jelas saja motor mereka tak sebanding dengan moge yang dikendarai pak pol.. "Aduh gimana ni pli..?" Ucap Andre menepuk-nepuk pundak belakang Kipli. "Gimana apa nya..?" Saut kipli sambil terus memacu kendaraan. "Kita dikejar polantas begok" "Owh ya udah..!!" Jawab Kipli cuek. Kipli meminggirkan motornya. Karena dia sadar bahwa tak akan mungkin bisa mengalahkan sang Lantas dengan motor bodong seperti ini. " loe cepet kasih kan obat ke Bagas. Ini ada uang yang sudah lama gua simpen di dompet untuk keadaan darurat" kata Kipli sambil mengeluarkan uang 20.000 yang sudah mulai sedikit lembek dimakan usia. "Enggak, gue gak rela kalo loe dipenjara gara-gara kita menipu di apotik tadi" jawab Andre menggenggam pundak Kipli erat. "Ndre nyawa Bagas lebih penting untuk sekarang, Gua mohon sama loe.. yakinlah gua gak bakal dipenjara kok" Kata Kipli meyakinkan temannya dengan tatapan serius. "Ok baik, gue akan pulang secepatnya dan gue janji Bagas gak bakal kenapa-kenapa. Tapi loe harus janji loe akan segera nyusul gue" Pinta Andre.. Pak polisi datang, iy segera menggeleda dua orang itu. Kipli menjelaskan semua kepada pak pol. Akhirnya dengan sedikit pengertian dari pak pol Andre di izinkan untuk pergi tapi Kipli harus berurusan dulu di pos polisi terdekat... Setelah sampai dikosan mereka, Andre segera mendobrak pintu yang memang tidak terkunci, iya segera memberikan tiga sampai lima semprotan ke hidung Bagas.
Tak lama kemudian perlahan-lahan nafas Bagas kembali Normal. "Makasih ya Ndre" kata Bagas mengelah nafas panjang. "Ok gak apa-apa Gas memang kewajiban kita untuk saling membantu" jawab Andre duduk disebelah July yang masih mengelus-elus perutnya... Andre tak tahan mendengar raungan perut July yang mirip dengan aungan macan ompong.. "Jul ini uang sisa pemberian Kipli tadi loe tolong beli makan apa aja yang banyak dan murah meriah untuk mengganjal perut kita" "Bener Ndre ya udah tunggu ya" kipli maraih uang tersebut dan pergi keluar. "Kipli mana?" Tanya Bagas. "Dia lagi ada urusan Gas benter lagi juga pulang" jawab Andre tak mau Bagas khawatir dengan Kipli. "Dasar bocah gendeng, sok sok an aja banyak urusan" cetus Bagas Andre hanya mencengir paksa. NEXT TIME TO BE CONTINUE
Part 7: *** Kipli di Pos polisi Duduk terdiam sang terdakwa dihamkimi oleh salah seorang petugas. "Saya terpaksa pak temen saya sedang sekarat, saya tidak mencuri di apotik itu?" Kata Kipli pandangannya menatap ke ujung kaki nya. "Siapa yang menuduh kamu mencuri?" Bentak pak polisi "Terus salah saya apa pak..?" "Kamu ngebut dijalanan terus melanggar ketertiban lalu lintas dengan menerobos lampu merah, motor dengan kenalpot besar, gak ada kaca spion terus tidak memakai helm dan satu lagi, klep angin motor kamu tidak dipasang juga" jawab pak polisi tegas. "Yang terakhir juga termasuk pelanggaran ya pak?" Tanya kipli menatap wajah pak polisi sangar itu. Kipli tidak tau bahwa tidak memasang klep angin juga merupakan tindakan yang melanggar lalu lintas. "Terus kamu juga bilang bahwa kamu tidak mencuri di apotik, itu merupakan pengakuan yang keliru dan bisa diselidiki juga apakah kamu mencuri atau tidak" pak polisi meneruskan dakwahan nya. "Jadi untuk tindakan lebih lanjut kamu harus menginap dulu beberapa hari disini guna penindak lanjutan pengakuan kamu. "Waduh pak jangan pak anak istri saya ntar makan apa? Bapak mau menafkahin mereka.?"cetus kipli memohon. "Dilihat dari KTP kamu, kamu masih single dan ini bukan KTP DKI Jakarta jadi pasal kamu bertambah dengan kebohongan dan sebagai penduduk ilegal" tambah pak Polisi membuat Kipli semakin ciut. Sekarang Kipli hanya memilih untuk diam dari pada dia akan menambah jejeran tindak kriminal yang telah ia lakukan dan menerima semua keputusan pak polisi itu. Disebelahnya, Kipli melihat seorang perempuan cantik nan sexy senasip namun tak seperjuangan. Perlakuan Pak Pol sungguh tidak mencerminkan kepribadiannya sebagai seorang penegak hukum yang adil.
Keadilan tersebut tak diterima oleh kipli, seperti nya perbedaan Gender juga mempengaruhi tingkat kesetaraan dan keadilan. Padahal sudah beberapa tahun silam wanita berusaha untuk memiliki tingkat kesetaraan dengan para kaum adam. namun kenyataan nya wanita masih diatas laki-laki dalam soal perlakuan. Walaupun wanita masih akan tetap berada dibawah dalam hal senggama. Dengan lemah lembut pak polisi mengintrogasi wanita itu berbeda dengan Kipli yang harus menutup gendang telinganya setiap kali pak polisi bertanya pada nya. Setelah beberapa menit di introgasi akhirnya Kipli di tahan sementara di dalam jeruji besi sebagai tahanan sementara selagi menunggu penyelidikan lebih lanjut dan keputusan pak hakim dan pak jaksa. ANDRE & BAGAS DI KONTRAKAN Andre termenung meratapi nasib rekan seperjuangan nya. Yang masih belum pulang juga sudah larut malam. Andre bingung harus berbuat apa. Dia ingib sekali mencari keberadaan Kipli yang berkelana tak tau arah jalan pulang karena memang Kipli tak pandai untuk menghapal rute jalan, apalagi di kota yang begitu luas ini. "Kipli kemana ya..?" "Emang tadi loe gak nanya dia mau kemana Ndre..?" Tanya Bagas "Enggak Gas" "Mungkin dia lagi kesesat karena mengikuti janda perawan Ndre" "Kita harus cari Kipli besok pagi, gua gak tenang kalau tu anak gak ada kabarnya" kata Andre "Jul besok lu ada panggilan kerja kan..? Dimana?" Tanya Andre kepada July yang sedang mengotak atik berkas. "Iya donk, gue disuruh untuk interview hesok di Cafe Rolling Star" jawab July menepuk dada nya. "Baguslah loe bisa bantu-bantu kita selama kita belum dapet kerjaan" saut Bagas "Ok lah brother semoga aja gue di terima besok ya..?" "Siiip" bagas mengacungkan jempol. ### back to Kipli Di penjara nan kumuh Kipli melingkarkan tubuhnya dilantai beralaskan tikar sesekali tangan nya tak sadar menepuk dahi dan menggaruk kaki nya. Dia berada satu sel sama seorang laki-laki putih bersih berpenampilan tak layak untuk disebut dengan penjahat. Laki-laki itu cukup baik karena rela berbagi bantal dengan Kipli. Kebrutalan Kipli saat tidur juga di tanggapi nya dengan penuh kesabaran. Sebagai seorang nara pidana junior Kipli harus menjadi bawahan para seniornya yang telah lebih dahulu menghuni tempat ini. Pekerjaan pertama Kipli adalah membersihkan halaman lapas. Kipli menyapu satu persatu bagian halaman karena menunduk, Kipli tak sengaja menabrak seseorang yang sedang berjalan didepannya. Peria dengan ukuran cukup tinggi besar itu cukup untuk membuat Kipli terlihat pendek di hadapannya. "Bagaimana sih bisa nyapu nggak..?" Bentak laki-laki itu menatap tajam ke muka Kipli. "Ma..ma..Maaf om" "Kamu anak baru ya..?" Tanya laki-laki sangar itu. " Iya om"jawab Kipli "Kalau begitu selesai menyapu kamu ke kamar saya, inget awas kalau tidak datang" "I..ii..iya Om, saya akan datang" jawab Kipli Ciut
NEXT to be continue...
Part 8: *** "Permisi..Om..Om" Teriak kipli dari luar kamar lapas. "Iya tunggu sebentar lagi nanggung"saut seorang peria dari dalam kamar mandi Iya keluar sembari menaikan ret sleting. "Duduk disini" kata lelaki itu duduk di atas ranjang Kipil menghampiri nya dengan canggung "Kenapa kamu bisa masuk penjara..?"tanya laki-laki itu lg Kipli menceritakan kronology kejadian perkara nya. "Kamu mau bebas..?" Ucap lelaki itu. "Ya mau la Om emang Om gak mau keluar apa?" "Saya sudah tidak bisa keluar dari sini. Tapi kamu masih punya kesempatan yang baik untuk dapat bebas lepas". Potong lelaki itu dengan nada rendah. "Kalau kamu mau menerima tawaran saya, besok kamu bisa bebas dari sini" "Emang tawaran apa Om.?" Tanya Kipli serius menanggapi perkataan lelaki itu. Laki-laki itu menarik koper dari bawah ranjang nya. Iya membuka koper itu, terlihat tumpukan heroin yang lumayan banyak dari dalam koper tersebut. "Kalau kamu bisa mengantarkan sebagian barang ini ke klien saya kamu bisa bebas tapi kalau kamu gagal kamu akan ikut bersama saya di sini seumur hidup" ucap laki-laki itu sambil menghidupkan cerutu. Kipli takut melihat barang haram tersebut apalagi dia harus mengantarkannya. "Beri saya waktu untuk berfikir sebentar Om"Jawab Kipli memegang pundak belakangnya. "Ok saya kasih waktu kamu 24jam mulai dari sekarang. Fikirkan dengan matang tapi sekali lagi saya katakan, kamu bisa mendapatkan banyak uang dan bisa bebas dari sini, tentu itu merupakan tawaran yang menarik bukan?" "Baik Om besok saya akan kemari lagi untuk memberi keputusan nya" -back to kucing garongKeringat asam bercucuran bak air terjun di kepala tiga kucing garong yang sedari pagi tadi mencari rekanya. Tak terasa sapu tangan yang tadi nya kering sekarang sudah bisa diperas, akibat Andre dan Bagas secara bergantian mengenakannya.
"Aduh Ndre beneran ini tempat loe terakhir berjumpa sama Kipli?" Tanya bagas ngos.ngosan sambil mengelap sepatu nya dengan sapu tangan. "Iya, kira-kira emang disini sih tempatnya" "Kok pake kira-kira sih...?" "Lampu merah ini bukan ya..?" Ucap Andre sembari mengingat-ingat lokasi. Tak lama kemudian nampak sang pak polisi yang kemarin manangkap mereka berdua. Tak ambil waktu lama maka segera Andre menghampiri polisi itu yang sedang berdiri mengatur lalu lintas yang memang sedang padat di jam-jam kerja. "Pak..pak...!!" Panggil Adre menghampiri pak polisi "Eh kamu.. kenapa?" Saut pak polisi sambil mengatur lalu lintas. "Pak temen saya yang kemaren mana..?" "Oh si hitam ya..?" Ucap pak pol "Kok sih hitam pak..?? Emang sih temen saya itu sedikit hitam kelet. Tapi dia punya nama pak..!!" Jelas Andre "Kipli kan maksud kamu..?" Jawab pak polisi "Iya bener banget, bapak tentu tau kan kemana dia sekarang..? "Iya lah saya tau, Orang kemaren saya yang masuk kan dia ke kandang..!!" Jawab pak polisi jutek. "Maksut bapak..?" Potong bagas, terkejut "Iya dia udah di sel, kamu mau nyusul..?" "Terus lapas nya dimana pak kami mau kesana" Tanya Andre. "Mari ikut saya" Pak polisi itu lumayan baik untuk mengantarkan dua anak ini bertemu dengan teman-temannya.. Sampai di lapas pak polisi itu sedikit berbincang-bincang dengan petugas lapas disuatu ruangan. Entah apa yang mereka perbincangkan didalam. Tak lama kemudian salah satu petugas memanggil Andre dari dalam ruangan Andre segera masuk keruangan tersebut, setelah beberapa menit didalam ruangan Andre keluar di temani kedua petugas tersebut. Tangan nya di borgol bak tahanan. Bagas yang heran dengan hal tersebut menghampiri Andre yang tengah dipegangi oleh petugas tersebut. "Ndre ini kenapa..? Kok tangan kamu diborgol...?" Tanya Bagas bingung. "Saya harus ditahan juga Gas karena kemaren Kipli ada bersama saya saat kejadian perkara" ucap Andre menundukan pandangan "Kalo begitu gua ikut aja dipenjara bersama kalian.!!" Pinta Bagas memohon "Jangan, loe harus temenin si Juli di kosan begok" bentak Andre "Gua mau masuk juga Ndre, enakan kita rame-rame disini. Kan kita bisa makan gratis tiap hari gak pake nyolong lagi. Gua da capek dikejer-kejer terus" Bujuk Bagas agar Andre mengizinkan nya. "Owh jadi selama ini kalian nyolong ya..?" Petugas itu tersenyum. "Udah masuk kan juga ni anak bersama temen nya" perinta petugas itu dengan teman nya.. "Siap Bos"