perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KUALITAS PELAYANAN SERTIFIKASI TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI
Disusun Oleh : Aris Maulana D 0105003
SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Jurusan Ilmu Administrasi
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan diHadapan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univrsitas Sebelas Maret Surakarta
Dosen Pembimbing
Drs. Sukadi, M.Si. NIP. 194708201976031001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hari
:
Tanggal
:
Panitia Ujian Skripsi
Panitia Penguji : 1. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si
(
)
NIP. 195909071987021001
Ketua Penguji
2. Dra. Retno Suryawati, M.Si
(
NIP. 196001061987022001
) Sekretaris Penguji
3. Drs. Sukadi, M.Si
(
NIP. 194708201976031001
) Penguji
Mengetahui, Dekan
Prof. Dr. Pawito, Ph. D. NIP.195408051985031002 commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tapi Dia selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Selalu ber-khusnudzon terhadap segala sesuatu adalah yang terpenting untuk membuat hidup selalu indah. Sebab tak ada yang sia-sia dari dunia ini beserta kehidupannya. ( Rois Alfianto)
Kamu harus memiliki kepercayaan yang besar terhadap dirimu sendiri sehingga apapun yang dikatakan orang lain, bila menurutmu itu salah, tidak akan (terlalu) mempengaruhi dirimu dan semangatmu. (Panca Prasetya)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan untuk : ·
Bapak dan Ibuku untuk segala doa, dukungan, kesabaran, dan kasih sayang yang telah beliau berikan.
·
Adek-adekku
(
Ikhsan,
Dita,
dan
Hani
)
yang
selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada saya. ·
Teman-teman Administrasi Negara angkatan 2005 ( Hendra, Tofieq, Novan, Joko, Lubis, tiwiek, dkk) yang senantiasa memberikan motivasi dan doanya.
·
Seseorang yang selalu menjadi inspirasi dan penyemangat bagiku.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bissmillahirrohmaanirrohim Assalamu’alaikum Wr.Wb Alhamdulillahi robbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ KUALITAS PELAYANAN SERTIFKASI TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI”. Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Program Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Penulis menyadari sejal awal selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada : 1.
Bapak Drs. Sukadi, M.Si selaku pembimbing, atas bimbingannya, arahan, dan kesabarannya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.
2.
Bapak Didik G Soeharto, S.Sos, M.Si selaku pembibing akademis, atas bimbingan akademis yang telah diberikan selama ini.
3.
Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si dan Ibu Dra. Sudaryanti selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
4.
Bapak Prof. Dr. Pawito, Ph. D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
5.
Segenap pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yang telah memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini.
6.
Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang dan kesabaran yang tiada habisnya dan tiada tergantikan untuk setiap dukungan
7.
dan doa restu yang tidak pernah putus. to user Kepada adik-adikku atas doa commit dan dukungannya.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8.
Untuk anak-anak sekarpace atas kebersamaan kita selama ini.
9.
Untuk teman-teman program studi Administrasi Negara angkatan 2005 atas kebersamaan dan segala bantuannya.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini. Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran menuju kearah perbaikan skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penlitian ini dapat dijadikan awal penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membutuhkan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Oktober 2011
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI Halaman
JUDUL.......................................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... iii MOTTO........................................................................................................................ iv PERSEMBAHAN ........................................................................................................ v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI .............................................................................................................viii DAFTAR GAMBAR................................................................................................... x DAFTAR TABEL .......................................................................................................xi DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xii ABSTRAK ............................................................................................................... xiii ABSTRACT ........................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1 B. Perumusan Masalah .................................................................................. 13 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 13 D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 13 BAB II LANDASAN TEORI ………………...................................................... 15 A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 15 B. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 39 C. Definisi Konseptual ................................................................................... 42 D. Definisi Operasional................................................................................... 43 BAB III METODE PENELITIAN ………...….................................................. 45 A. Lokasi Penelitian ………………………………....................................... 45 B. Bentuk Penelitian ……………………………………………................. 45 C. Teknik Sampling …………….…….………………………..................... 45 D. Sumber Data …………………………………………………................ 46 E. Teknik Pengumpulan Data……………………………………................ 47 F. Validitas data ……………………………………………….................... 49 G. Teknik Analisa Data ……………………………………………............. 49 commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN ………………………………..................................... 52 A. Deskripsi Lokasi ……………………………….........................................52 a. Kondisi Umum Wilayah Kabupaten Boyolali …...................................52 b. Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali……..….........................56 B. Hasil Penelitian ………………………………….......................................93 a. Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ...........................................93 b. Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ............................................................................ 103 BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 127 A. Kesimpulan ............................................................................................. 127 B. Saran ....................................................................................................... 130 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Aris Maulana, D0105003, Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011, 132 Hal. Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi publik adalah memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya. Demikian pula dengan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, sebagai organisasi publik yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik. Kantor pertanahan Kabupaten Boyolali melayani masyarakat dalam pembuatan sertifikat tanah. Sertifikat tanah menjadi hal yang penting bagi masyarakat karena merupakan bukti yang kuat dan sah secara hukum atas kepemlikan tanah. Untuk mendapatkannya harus melalui prosedur kera yang legal dan dilaksanakan secara tertib. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan pembuatan sertifikat tanah di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat menjelaskan obyek penelitian yaitu Kantor Kelurahan dan Kantor kacamatan sebagai kaitan dalam pembuatan akte peralihan dan utamanya adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai tempat pensertifikatannya. Adapun sumber data yang digunakan meliputi data primer yang diperoleh melalui proses wawancara dengan sumber data atau informan dan data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan bersifat purposive sampling yaitu dengan memilih informan yang dianggap mengetahui dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan teknik trianggulasi data yaitu menguji data yang sejenis dari berbagai sumber. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menunjukkan bahwa kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali dapat dkatakan cukup baik, dilihat dari kriteria kualitas pelayanan yaitu : 1) bukti langsung, tersedianya sarana prasarana yang memadai; 2) kehandalan, proses pelayanan sudah cepat, sederhana, dan sesuai prosedur; 3) daya tanggap, pegawai tanggap dalam membantu pemohon sertifikat tanah; 4) jaminan, penyelesaian telah sesuai dengan ketentuan; 5) empati, telah memberikan pelayanan yang ramah dan sesuai dengan kehendak masyarakat.
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya tugas pokok pemerintah sebagai organisasi publik adalah membuat kebijakan publik yang bersifat umum, sedangkan fungsi yang lain menyangkut fungsi pengaturan, fungsi pemberdayaan, fungsi pembangunan dan fungsi pelayanan. Fungsi pengaturan pemerintah bertindak sebagai regulator yang dimaksudkan sebagai usaha menciptakan kondisi yang tepat agar menjadi kondusif bagi keberlangsungnya berbagai aktifitas, selain terciptanya tatanan sosial yang baik di berbagai kehidupan masyarakat, fungsi pemberdayaan dimaksudkan agar mendorong kemandirian masyarakat, fungsi pembangunan untuk mewujudkan kemakmuran dalam masyarakat dan fungsi pelayanan diharapkan dapat membuahkan keadilan dalam masyarakat. Dari beberapa fungsi Pemerintah diatas dapat dikategorikan
lagi
menjadi 3 fungsi utama yaitu : 1. Fungsi Pembangunan 2. Fungsi Perlindungan dan 3. Fungsi Pelayanan Fungsi Pembangunan adalah fungsi pemerintah sebagai unsur pelaksana pembangunan yang menempatkan dirinya sebagai fasilitator dan agent of change melalui transfer teknologi dan nilai-nilai kepada masyarakat, commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
peningkatan kapasitas, pemberdayaan kepada masyarakat, terciptanya keadilan dan berkesinambungan menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Kewajiban pemerintah untuk menjalankan fungsinya mewujudkan tujuantujuan negara, sebagaimana yang termuat dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yaitu; “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan
kesejahteraan
umum,
mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan melaksanakan ketertiban dunia”. Tujuan-tujuan ini diupayakan perwujudannya melalui pembangunan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dalam program jangka pendek, menengah, dan panjang. Berkaitan dengan fungsi pelayanan, substansi pelayanan publik selalu dikaitkan dengan suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan publik ini menjadi semakin penting karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat ramai yang memiliki keanekaragaman kepentingan dan tujuan. Dalam era globalisasi dengan kondisi persaingan yang cukup ketat dan penuh tantangan, aparatur pemerintah dituntut untuk bisa memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat dan berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Kualitas layanan kepada masyarakat ini menjadi salah commit to user satu indikator dari keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan. Dalam 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelenggaraan negara, terdapat asas-asas umum yang harus dijadikan acuan pemerintah dalam melakukan layanan publik. Meskipun organisasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi bisnis, tidak ada salahnya dalam opersionalnya menganut paradigma yang dianut dalam organisasi bisnis, yaitu, efisien, efektif, dan tetap menempatkan masyarakat sebagai stakeholder yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya. Seiring dengan penerapan sistem desentralisasi, pelayanan publik akhir-akhir ini menjadi diskusi yang hangat dan menjadi perhatian di kalangan masyarakat. Sebelumnya, isu-isu pelayanan publik ini kurang menjadi perhatian karena berkembang asumsi bahwa pelayanan publik itu hanyalah urusan pemerintah saja, mulai dari proses perumusan kebijakan, implementasi, sampai dengan evaluasi. Masyarakat seringkali tidak bisa mengakses segala informasi yang berkaitan dengan pelayanan publik ini. Penyelenggaraan Negara yang semakin transparan telah berdampak pada kesadaran orang untuk ikut terlibat dalam proses pelayanan publik baik dalam proses perumusan kebijakan, implementasi, sampai dengan evaluasi, dan pengawasan. Dalam SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 tahun 2003 tentang pedoman umum peyelenggaraan pelayanan publik telah ditegaskan bahwa aparat pemerintah harus memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat yang didasarkan pada prinsip-prinsip pelayanan publik, yaitu : commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Kesederhanaan Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah dilaksanakan. 2. Kejelasan a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik; b. Unit kerja/ pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/ persoalan/ sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik; c. Rincian biaya pelayanan publik dan tatacara pembayaran. 3. Kepastian Waktu Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaiakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. 4. Akurasi Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah. 5. Keamanan Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian hukum. 6. Tanggung jawab Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan dalam publik. commit to user
4
pelaksanaan pelayanan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika). 8. Kemudahan Akses tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informatika. 9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas. 10. Kenyamanan Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah dan lain- lain. Apabila prinsip layanan publik tersebut ditaati oleh pelaksana/pelayan publik dalam hal ini aparatur Negara, maka keluhan masyarakat terhadap rendahnya kualitas layanan publik tidak harus muncul. Munculnya keluhan dari masyarakat sebagai penerima layanan publik lebih banyak disebabkan belum terlaksananya secara baik prinsip-prinsip layanan publik dalam pelaksanaan tugas aparatur Negara, namun dalam kenyataanya memang masih banyak pelayanan aparat pemerintah yang tidak memuaskan commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat dan jauh dari prinsip-prinsip pelayanan publik seperti yang telah digariskan dalam SK Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN). Masyarakat akan merasa puas jika harapan dan kebutuhannya dapat terpenuhi. Apabila masyarakat merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan maka dapat dipastikan bahwa pelayanan tersebut tidak efektif dan efisien. Salah satu organisasi publik yang berhubungan langsung dengan pelayanan publik adalah BPN (Badan Pertanahan Nasional) yang memiliki instansi vertikal di daerah yaitu Kantor Wilayah di Propinsi dan Kantor Pertanahan di Kabupaten atau Kota. Organisasi ini berkewajiban melayani masyarakat di bidang pertanahan. Dalam era globalisasi ekonomi, kita tidak bisa menghindar dari kenyataan bahwa fungsi sebidang tanah telah berubah. Suka atau tidak suka, saat ini tanah tidak hanya berfungsi sebagai sarana bagi sebuah identitas untuk mengembangkan pranata sosialnya, tetapi telah bergeser sedemikian rupa menjadi komoditas ekonomi yang diperdagangkan, dan bahkan tidak jarang juga diperebutkan. Pada saat yang sama, kita juga berhadapan dengan kenyataan lain tentang jumlah populasi penduduk yang terus bertambah padahal luas tanah selalu konstan atau malah justru mengalami ancaman penyusutan karena banyak hal, mulai dari bencana alam sampai dengan ancaman pemanasan global. Dua kenyataan tersebut di atas menempatkan posisi tanah menjadi objek yang sangat rentan sengketa dan konflik karena fungsinya sebagai commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
komoditas ekonomi yang terancam menyusut dan populasi penduduk yang terus bertambah. Dalam kondisi seperti ini, status hukum seseorang atas penguasaan dan pemilikan terhadap sebidang tanah menjadi sangat penting, sebab hanya orang yang memiliki status hukum sah atau kuat atas tanahnya yang akan dapat mempertahankan hak penguasaan atau kepemilikannya. Hal ini kadang menimbulkan ketegangan diantara para pihak yang berselisih, bahkan mungkin juga bisa memicu suatu tindak kriminal dengan alasan ingin mempertahankan apa yang diyakini menjadi hak miliknya, karena hak milik merupakan fungsi dan merupakan bagian dari sertifikat tanah. Berkaitan dengan tanah, terdapat beberapa hak atas tanah. Menurut Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, menjelaskan bahwa hak atas tanah sebagai hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, hak memungut hasil hutan dan hak-hak lain akan ditetapkan dengan undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara, yaitu meliputi hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang dan hak sewa tanah pertanian diatur untuk membatasi sifat-sifat yang bertentangan dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 dan diusahakan hapusnya di dalam waktu yang singkat. Sejauh ini perangkat status hukum yang relatif dianggap kuat nilai pembuktiannya adalah sertifikat hak atas tanah yang diterbitkan Kantor Pertanahan.
Meskipun
demikian,
pada
kenyataannya
tidak
mudah
memperoleh status hukum atas tanah yang dikuatkan dengan bukti sertifikat tersebut.
Negara melalui
Kantor Pertanahan commit to user
7
memberikan
sederetan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
persyaratan dan aturan-aturan yang begitu banyak yang harus dipenuhi sebelum seseorang memohonkan hak atas tanahnya sehingga dalam proses pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama dan juga tambahan biaya. Kondisi inilah yang menjadi salah satu sumber masalah yang dikeluhkan masyarakat. Kompleksitas masalah pertanahan di Indonesia merupakan salah satu tantangan pembangunan saat ini. Variasi jenis pemanfaatan tanah yang terus berkembang dari waktu ke waktu di tengah pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat telah menimbulkan desakan sosial yang pelik dan tidak jarang berubah menjadi konflik. Di Kabupaten Boyolali, dari luas wilayah objek pensertifkatan secara keseluruhan kurang lebih 78.657,1955 Ha, sedangkan jumlah luas tanah yang bersertifikasi mencapai 58.9902,8692 Ha. Dengan demikian masih ada 19.664,2897 Ha tanah yang belum bersertifikasi atau 25% dari keseluruhan objek pensertifikatan. Hal ini bisa dilihat dari analisa estimasi bidang tanah bersertifikasi maupun bidang tanah belum bersertifikasi sebagai berikut :
commit to user
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel I.1 Analisa Estimasi Bidang Tanah Bersertifikasi Maupun Bidang tanah Belum Bersertifikasi di Kabupaten Boyolali (Data s/d 2010) No
Uraian
Jumlah
1
Luas objek pensertifikatan tanah
78.657,1589 Ha
2
Luas bidang tanah bersertifikat
58.9902,8692 Ha (75%)
3
Jumlah bidang tanah bersertifikat
4
Bidang tanah belum bersertifikat : ·
Luas
·
Jumlah bidang
514.142 bidang
19.664,2897 Ha (25%) 171.381 bidang
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Melihat besarnya jumlah luas tanah yang belum bersertifikat yang mencapai 25% tentunya akan menyebabkan hal ini rawan dengan konflik karena dapat menimbulkan sengketa tanah antara orang-orang yang mengaku memiliki tanah tetapi tidak memiliki bukti sah kepemilikan. Dalam setiap kasus tanah, posisi rakyat selalu lemah. Rakyat biasanya tidak memiliki dokumen legal seperti sertifikat. Rakyat mengklaim tanah hanya berdasarkan kepada fakta historis belaka. Jika dengan dokumen legal seperti sertifikat pun, terkadang belum bisa membuktikan kepemilikan secara sah terhadap tanahnya, apalagi hanya dengan mengandalkan aspek historis semata, tentu akan jauh lebih sulit untuk mendapatkan pengakuan, dalam penyelesaian commit to user
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
konflik tanah, pemerintah harus melibatkan masyarakat. Banyak kasus yang terjadi, pemerintah selalu berpihak kepada para pemodal saat terjadi konflik agraria antara masyarakat dengan sebuah perusahaan, dan kalaupun dengan perusahaan negara, biasanya pemerintah selalu mengatas namakan milik Negara. Di Kabupaten Boyolali sebagian besar penggunaan tanah adalah untuk sawah, tegalan dan pekarangan. Ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel I.2 Potensi Penggunaan Tanah Di Kabupaten Boyolali No.
Penggunaan Tanah
Jumlah (Ha)
1.
Sawah
22.902,6868
2.
Perkampungan
25.140,4881
3.
Pekarangan
4.
Pertanian Tanah Kering
5.
Padang Rumput
6.
Hutan
7.
Perairan Darat
8.
Lain-lain (jalan,sungai/saluran-
88,7412 30.525,2428 983,3315 14.835,4964 806.0376 6.228,1711
saluran, pemakaman) JUMLAH
101.510,1955
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali commit to user
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tanah yang belum bersertifikat umumnya adalah lahan tanah pekarangan dan tegalan dengan bukti kepemilikan berupa girik, pethuk, atau letter-C yang rata-rata pemiliknya adalah masyarakat pedesaan dengan tingkat pendidikan yang rendah. Masyarakat pedesaan menganggap bahwa girik, pethuk, dan letter-C adalah sertifikat tanah. Padahal dalam kenyataannya tidak demikian. Girik, pethuk dan Letter-C adalah merupakan bukti pembayaran pajak, dan bukti pembayaran pajak tersebut tidak mengandung dasar hukum yang kuat. Oleh karena itu, tidak dapat disebut sertifikat tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sendiri menghimbau pada masyarakat bahwa girik, pethuk dan letter-C dapat menjadi sertifikat tanah apabila segera untuk didaftarkan dan diproses sehingga dapat menjadi sertifikat tanah yang sah dan resmi dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Namun demikian masyarakat kadang enggan untuk mengurus sertifikat tanahnya, karena mereka beranggapan mengurus sertifikat tanah disamping repot dan sudah terbayang prosesnya cenderung rumit sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan sertifikat tanah. Berikut ini adalah tabel permohonan peralihan hak atas tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mulai periode Januari sampai dengan Juni 2011.
commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel I.3 Permohonan Peralihan Hak Atas Tanah Periode Januari – Juni 2011 Bulan
Permohonan
Penyelesaian
Sisa bulan lalu
Bulan ini
Januari
900
4.424
4.625
Februari
699
4.114
3.587
Maret
1.199
5.100
4.742
April
1.552
4.357
4.449
Mei
1.953
3.786
4.127
Juni
1.512
4.138
3.882
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel diatas diketahui bahwa untuk menyelesaikan sertifikat tanah tidak memerlukan waktu yang lama dan prosesnya tidak rumit. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat menyelesaikan lebih dari 50% sertifikat tanah yang masuk dalam tiap bulannya. kadang kalau tidak jeli dalam pengurusan serfikat tanah di kabupaten Boyolali selalu dibayangi dengan ulah oknum maupun sosok penghubung mafia sertifikat dengan menjanjikan proses sertifikasi cara cepat dan instan tentunya dengan tambahan biaya dibawah tangan. Permasalahan
tanah
yang
bersumber
dari
masih
lemahnya
administrasi pertanahan yang merupakan sebuah tantangan bagi Kantor Pertanahan khususnya di Kabupaten Boyolali sebagai lembaga Pemerintah commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang memliki kewenangan di bidang pertanahan untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan terkait sertifikasi tanah.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini yaitu : “Bagaimana kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ?”
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui secara jelas mengenai kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
2.
Untuk menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
3.
Sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan di Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta.
D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan saran bagi commit to user guna pengembangan kualitas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelayanan sertifikasi tanah yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat luas (publik) sebagai penerima layanan. 2.
Memberikan sumbangan pemikiran yang nantinya dapat digunakan untuk membantu penelitian selanjutnya yang sejenis.
commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka Kualitas harus diawali dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan pencapaian kualitas pelayanan yang baik. Kemampuan suatu organisasi dalam memberikan serta memenuhi harapan pelanggan menunjukkan kualitas pelayanan suatu organisasi tersebut, maka penilaian pelanggan mengenai pelayanan yang telah diterima pelanggan akan memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan. Penelitian tentang kualitas pelayanan sertifikasi tanah ini akan menyangkut pemberian pelayanan kepada masyarakat (publik) sebagai langkah reformasi pelayanan menuju pelayanan publik yang prima. a. Konsep Kualitas Pelayanan 1. Kualitas Kata “kualitas” mengandung banyak definisi dan makna sehingga orang akan berbeda dalam mengartikannya. Di dalam International Jurnal Information Quality Vol 1, No 1, 2007 Mikhaila S.E. Burgess, W. Alex Grayand dan Nick J. Fiddian mengatakan bahwa : “Quality is not an easily definable term, as it is not absolute. It has many different facets, and its meaning varies across different situations, users” Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa keragaman definisi kualitas sangat bergantung pada konteks, situasi dan konsumen yang berbeda. Banyak pakar commit to user 15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang memberikan definisi “kualitas” berdasarkan sudut pandangnya masingmasing. Dalam perspektif Total Quality Management (TQM), kualitas dipandang secara lebih luas, dimana tidak hanya aspek hasil saja yang ditekankan, melainkan juga meliputi proses, lingkungan dan manusia. Hal ini jelas tampak dalam definisi yang dirumuskan Goetsch dan Davis (1994) dalam Fandy Tjiptono (2003:4) yaitu bahwa kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Definisi kualitas berpusat pada upaya pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Oliver James dalam Citizen’ Expectation of Local Public Service Quality : Use of Services, Subjective and’Objective’ Performance Assessments and the Level of Expectations berpendapat bahwa harapan pelanggan akan mempengaruhi kualitas sebuah pelayanan seperti pada pernyataan berikut : “expectations are an attitude to public services that
influences
satisfaction with services, choice of service provider and range of political behaviour” Meskipun tidak ada definisi mengenai kualitas yang diterima secara universal, namun dari beberapa definisi tersebut terdapat kesamaan dalam elemen-elemennya menurut Fandy Tjiptono (2003:3) adalah sebagai berikut: a. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. b. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
commit to user 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya, apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada saat mendatang). Dari berbagai definisi yang diuraikan di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kualitas (suatu produk) adalah kemampuan suatu produk (barang atau jasa) untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan (pengguna pelayanan) baik individu atau kelompok, internal maupun eksternal dengan cara penyampaian yang sesuai dengan keinginan pelanggan. 2. Pelayanan Untuk menelaah pelayanan secara konseptual, perlu dibahas pengertian kata demi kata mengenai definisi pelayanan yang akan dijelaskan dibawah ini: Menurut H.A.S. Moenir (2000:16-17) pelayanan didefinisikan sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Dalam beberapa literatur definisi pelayanan seringkali disamakan dengan jasa, hal ini seperti apa yang diungkapkan oleh Philip Kotler dalam Fandy Tjiptono (1997:23-24) yang mendefinisikan pelayanan atau jasa sebagai: “Pelayanan atau jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan tertentu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan produksi fisik maupun tidak.” Gronroos
dalam
Ratminto
dan
Atik
Septi
Winarsih
(2005:2)
mendefinisikan pelayanan sebagai : “Pelayanan adalah suatu aktifitas atau serangkaian aktifitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya commit to user interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang 17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan/konsumen” Pengertian pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan kepada masyarakat umum atau biasa disebut pelayanan publik. Menurut H.A.S Moenir (2000:26-27) pelayanan publik didefinisikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materiil melalui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan haknya, sedangkan dalam Kepmenpan No.63/KEP/M.PAN/7/2003 pengertian pelayanan publik adalah: “Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perungdangundangan” Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (1997:23) jasa atau servis adalah aktivitas, manfaat, ataupun kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya, bengkel, reparasi, kursus, lembaga pendidikan, jasa telekomunikasi, transportasi dan lain-lain. Meskipun terdapat perbedaan terhadap pengertian jasa pelayanan, Kotler dalam Arif (2007:20-21) menyebutkan umumnya terdapat empat karakteristik jasa yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Intangibility, karena jasa tidak berwujud. Biasanya jasa dirasakan secara subyektif dan ketika jasa dideskripsikan oleh pelanggan, seperti ekspresi seperti pengalaman, kepercayaan, perasaan dan keamanan adalah tolak ukur yang dipakai. Inti dari jasa adalah ketidakberwujudan dari fenomena itu sendiri. commit to user 18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Inseparability, karena jasa bukan benda tetapi merupakan seri aktivitas atau proses di mana produksi dan konsumsi dilakukan secara simultan. Dengan demikian, pada suatu tingkatan sangat sulit untuk mengontrol kualitas dan melakukan pemasaran dengan cara tradisional. Tidak ada pra produksi untuk mengontrol kualitas lebih awal sebelum dijual dan dikonsumsi. 3. Perishability, karakteristik yang menyatakan bahwa tidak memungkinkan menyimpan jasa seperti barang. Jika pesawat tinggal landas dengan hanya separuh kapasitas tempat duduknya, tempat duduk yang kosong tidak dapat dijual pada hari berikutnya dan kapasitas tempat duduk tersebut akan hilang. 4. Variability, karena proses produksi dan proses penyampaian dilakukan oleh manusia. Oleh karena manusia mempunyai sifat yang tidak konsisten sehingga penyampaian suatu jasa belum tentu sama terhadap tiap-tiap pelanggan. Dalam memberikan pelayanan juga perlu memperhatikan beberapa faktor yang memberi kontribusi terhadap pelaksanaan pelayanan publik yang baik. Hal-hal yang mendukung pelayanan publik menurut H.A.S. Moenir (2000:88-123) sebagai berikut : 1. Faktor Kesadaran Kesadaran adalah suatu proses berpikir melalui metode renungan, pertimbangan,
dan
perbandingan
sehingga
menghasilkan
keyakinan,
ketenangan, ketetapan hati, dan keseimbngan dalam jiwanya sebagai pangkal tolak untuk perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan. Faktor kesadaran ini yang menjiwai perilaku yang memandu kehendak dalam lingkungan organisasi kerja yang tidak menganggap sepele, melayani dengan penuh commit to user keikhlasan, kesungguhan dan disiplin. 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Faktor Aturan Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan orang, sehingga manusia bisa menjadi subyek dan obyek aturan. Aturan pada akhirnya akan menyangkut langsung atau tidak langsung kepada orang, sehingga
masalah
manusia
serta
kemanusiaannya
harus
menjadi
pertimbangan utama. Dalam arti ketaatan dan penggunaan kewenangan bagi penunaian hak, kewajiban dan tanggungjawab. Adanya pengetahuan dan pengalaman yang memadai serta kemampuan berbahasa yang baik dengan pemahaman pelaksanaan tugas yang cukup. Adanya kedisiplinan pelaksanaan yang dilengkapi dengan kepatuhan, ketertiban dan disiplin (disiplin waktu dan disiplin kerja), keinsyafan dan bertindak adil. 3. Faktor Organisasi Organisasi adalah mengorganisir fungsi pelayanan baik dalam bentuk struktur maupun mekanismenya yang akan berperan dalam mutu dan kelancaran pelayanan yang baik. Organisasi tidak semata-mata dalam perwujudan susunan organisasi, melainkan lebih banyak pada pengaturan dan mekanisme kerjanya yang harus mampu menghasilkan pelayanan yang memadai. Didalam organisasi terdapat sistem, prosedur, dan metode yang berfungsi sebagai tata cara kerja agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan baik. Dalam arti adanya organisasi pelayanan yang bersistem simbiotik yang mengalir kesemua komponen sibernetik, metodik dan prosedural. Pilihan prosedur dan metode sesuai dengan uraian pekerjaan tugas yang menyangkut standar, waktu, alat yang digunakan, bahan dan kondisi pekerjaan, yang dilengkapi dengan mekanisme prosedural commit to user 20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang dibuat atas dasar penelitian/kepentingan lingkungan. Demikian pula akan dipilih metode untuk penyelesaian pekerjaan tahap demi tahap. 4. Faktor Pendapatan Pendapatan adalah seluruh penerimaan seseorang sebagai imbalan atas tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau organisasi dalam bentuk uang maupun fasilitas. 5. Faktor Kemampuan dan Ketrampilan Kemampuan merupakan suatu yang perlu dikuasai dalam manajemen organisasi. Tiga jenis kemampuan dasar yang dimiliki orang-orang dalam manajemen organisasi agar dapat berdaya guna dan berhasil, yaitu kemampuan teknik (technical skill), kemampuan bersifat manusia (human skill), dan kemampuan membuat konsepsi (conseptual skill). Adanya kemampuan perlu didukung dengan keterampilan yang memadai. Bagi petugas sangat diperlukan ketrampilan melaksanakan tugas yang pada umumnya menggunakan empat unsur, yaitu otot, saraf, perasaan dan pikiran dengan bobot berbeda sesuai dengan jenis tugasnya. Dalam bidang pelayanan yang menonjol dan paling cepat di rasakan oleh orang-orang yang menerima layanan adalah ketrampilan pelaksanaannya. Mereka inilah yang membawa “bendera” terhadap kesan atas baik buruknya layanan. 6. Faktor Sarana Pelayanan Sarana pelayanan adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja, dan fasilitas lain yang berfungsi sebagai alat utama atau penunjang pelaksanaan pekerjaan dan juga berfungsi soisal dalam rangka memenuhi kepentingan orang-orang yang berhubungan organisasi tersebut. commit to user 21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik (masyarakat) tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada hakekatnya negara dalam hal ini pemerintah (birokrat) haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 3. Kualitas Pelayanan Menurut Wycof dalam Arif (2007:118), kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan kata lain ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayana, yaitu harapan pelayanan dan pelayanan yang diterima. Apabila jasa yang diterima sesuai yang diharapkan maka kualitas jasa dapat dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan maka kualitas pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya, jika pelayanan yang diterima lebih rendah dari yang diharapkan maka kualitas pelayanan dapat dipersepsikan buruk. Dengan demikian, baik tidaknya kualitas pelayanan tergantung pada kemampuan penyedia jasa untuk memenuhi harapan pelanggan secara konsisten. Masyarakat disini sebagai pihak yang ingin memperoleh pelayanan yang baik dan memuaskan, maka pelayanan yang didambakan oleh masyarakat menurut H.A.S. Moenir (2000:41-45) harus mencakup ciri-ciri sebagai berikut : 1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan yang cepat dalam arti tanpa hambatan yang kadang kala dibuat-buat. commit to user 22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tanpa gerutu, sindiran, atau untaian kata lain semacam itu yang nadanya mengarah pada permintaan sesuatu, baik dengan alasan untuk dinas atau alasan untuk kesejahteraan. 3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib, dan tidak pandang “bulu”. 4. Pelayanan yang jujur dan terus terang artinya apabila ada hambatan karena masalah yang tidak dapat dielakkan hendaknya diberitahukan, sehingga orang tidak menunggu-nunggu sesuatu yang tidak menentu. Lebih lanjut Garvin sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono (1997:13), mengemukakan tentang delapan dimensi kualitas pelayanan yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai kualitas pelayanan, yaitu: a. Kinerja karakteristik operasional pokok dari produk inti. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan. c. Kehandalan. d. Kesesuaian dengan spesifikasi. e. Daya tahan. f. Serviceability. g. Estetika. h. Presepsi terhadap kualitas. Sementara itu ada pakar pemasaran, seperti Parasuraman, Zeithaml dan Bitner yang melakukan penelitian khusus terhadap beberapa jenis jasa, yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2003:27-28), berhasil mengidentifikasi sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas pelayanan dimana dalam perkembangan selanjutnya kesepuluh faktor tersebut dapat dirangkum menjadi hanya lima commit to tersebut user dimensi pokok. Kelima dimensi pokok meliputi: 23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. 2. Kehandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. 3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staff untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. 4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff serta bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. 5. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Terpenuhinya kebutuhan pelanggan sesuai keinginan terhadap pelayanan yang mereka terima akan memuaskan penerima pelayanan (pelanggan) tersebut, sehingga dapat ditentukan indikator untuk mengukur kualitas pelayanan. Kriteria tersebut yaitu bukti langsung (tangible), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty).
b. Sertifikat Tanah Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pasal 1 ayat (2) menyatakan tentang sertifikat adalah : “ Sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf c Undang-Undang Pokok Agraria untuk Hak Atas Tanah, Hak Pengelolaan Tanah Wakaf, Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun dan Hak Tanggungan untuk masing-masing yang commit to user sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan.” 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Florianus SP Sangsun (2007 :51), Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. Untuk mendapatkan jaminan kepastian hukum atas bidang tanah, memerlukan perangkat hukum yang tertulis, lengkap, jelas, dan dilaksanakan secara konsisten sesuai dengan jiwa dan isi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Hal tersebut tercapai melalui pendaftaran tanah. Sebagai bagian dari proses pendaftaran tanah, sertifikat sebagai alat pembuktian atas hak tanah terkuat pun diterbitkan. (Florianus SP Sangsun, 2007 :1-2) Pelaksanaan pendaftaran tanah salah satunya diatur dalam Pasal 11 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, yaitu : pelaksanaan pendaftaran meliputi kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali dan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Menurut Adrian Sutedi (2007:136), pendaftaran tanah untuk pertama kali dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : 1. Pendaftaran tanah secara sistematik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kalinya yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyej pendaftaran yang blum didaftar dalam wilayah atau sebagian wilayah suatu desa atau kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematik diselenggarakan atas prakarsa pemerintah berdasarkan pada suatu rencana kerja jangka panjang dan tahunan serta dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional. commit to user 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali mengenai saru atau bberapa objek pendaftaran tanah dalam wilayah atau bagian wilayah suatu desa atau kelurahan secara idividual atau massal. Pendaftaran tanah secara sporadik atas permintaan pihak yang berkepentingan, yaitu pihak yang berhak atas objek pendaftaran tanah yang bersangkutan atau kuasanya. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pasal 3 tentang pendaftaran hak atas tanah, menjelaskan pendaftaran atas tanah memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan kepada pemegang hak atas suatu bidang tanah, satuan rumah susun dan hak-hak lain yang terdaftar agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai pemegang hak yang bersangkutan. 2. Untuk menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan termasuk pemerintah agar dengan mudah memperoleh data yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun yang terdaftar, untuk melaksanakan fungsi informasi tersebut data fisik dan data yuridis dari bidang rumah dan satuan rumah susun yang terdaftar terbuka untuk umum. 3. Untuk terselenggaranya tertib administrasi pertanahan. Setiap bidang rumah dan satuan rumah susun termasuk peralihan, pembebanan, dan hapusnya hak atas bidang tanah dan hak milik atas satuan rumah susun yang wajib didaftar. (Florianus SP Sangsun, 2007 :17) Dengan pendaftaran hak atas tanah tersebut berarti pihak yang didaftar akan commit to userhak atas tanah yaitu mengenai orang mengetahui subyek hak atas tanah dan obyek 26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang menjadi pemegang hak atas tanah itu, letak tanahnya, batas-batas tanahnya, panjang serta lebar dari tanah tersebut. Hasil akhir dari pendaftaran hak atas tanah adalah sertifikat tanah. Sertifikat ini berguna sebagai alat bukti yang kuat dan akan melindungi hak-hak para pemilik tanah. Pendaftaran tanah dilaksanakan berdasar asas sederhana, aman, terjangkau, dan mutakhir/terbuka, sebagaimana tercantum dalam ketentuan pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 dan penjelasannya: 1. Sederhana Yaitu dalam pendaftaran tanah dimaksudkan agar ketentuan-ketentuan pokok maupun prosedurnya mudah dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan, terutama para pemegang hak atas tanah. 2. Aman Menunjukkan pendaftaran tanah perlu diselenggarakan secara teliti dan cermat sehingga hasilnya dapat memberikan jaminan kepastian hukum sesuai tujuan pendaftaran tanah itu sendiri. 3. Terjangkau Menunjuk pada keterjangkauan bagi pihak-pihak yang memerlukan, khususnya dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan golongan ekonomi lemah. Pelayanan yang diberikan dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah harus bisa terjangkau oleh para pihak yang memerlukan. 4. Mutakhir/Terbuka Menunjuk pada kelengkapan yang memadai dalam pemeliharaan datanya. Data yang tersedia harus menunjukkan keadaan yang mutakhir. Untuk perlu diikuti kewajiban mendaftar dan pencatatan perubahan yang terjadi kemudian hari. commit to user Asas mutakhir/terbuka menuntut dipeliharanya data pendaftaran tanah secara 27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terus menerus dan berkesinambungan, sehingga data yang tersimpan di Kantor Pertanahan selalu sesuai dengan keadaan nyata di lapangan, dan masyarakat dapat memperoleh keterangan mengenai data yang benar setiap saat, untuk itulah diberlakukan asas terbuka. (Florianus SP Sangsun, 2007 :17-19) Berkaitan dengan pelaksanaan pembuatan sertifikat tanah tersebut, dari pemerintah telah menunjuk lembaga yang bergerak dibidang pertanahan. Dalam hal ini adalah Badan Pertanahan Nasional. Badan Pertanahan Nasional terdiri dari tingkat pusat, tingkat propinsi yaitu Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan tingkat kabupaten/kotamadya yaitu Kantor Pertanahan, dan didalam pelaksanaannya, Badan Pertanahan Nasional tidak bisa dilepas dari pembuatan sertifikat tanah. Tugas dan wewenang dari Badan Pertanahan Nasional selaku lembaga nondepartemen, dalam menjalankan pensertifikasian tanah juga membutuhkan peran serta dan kerjasama yang baik. Tugas dan wewenang dari Badan Pertanahan Nasional meliputi antara lain yaitu: a. pemberian ijin lokasi. b. penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan. c. penyelesaian sengketa tanah garapan. d. penyelesaian masalah ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan. e. penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absente. f. penetapan dan penyelesaian masalah tanah ulayat. commit to user g. pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong. 28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
h. pemberian ijin membuka tanah. i. perencanaan penggunaan tanah wilayah Kabupaten/Kota. (www.bpn.go.id). Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan, bahwa pengurus sertifikat tanah terdorong oleh alasan-alasan tertentu, yaitu secara umum mereka terdorong oleh alasan dasar, yaitu: a. Atas kemauan sendiri. b. Masih banyaknya tanah yang belum memiliki sertifikat resmi. c. Didalam pelaksanaannya di atur oleh peraturan perundang-undangan. d. Serta berkaitan dengan peraturan pemerintah yang baru tentang sertifikasi tanah. Hal itu sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di bidang Pertanahan, menjelaskan bahwa: “ Didalam proses pensertifikasian tanah harus dilaksanakan dengan sesegera mungkin sebagai pengganti alat bukti yang lama, baik leter-C maupun yang lainnya. Karena apabila tidak segera dilakukan sertifikasi tanah yang baru, dikhawatirkan sertifikat tersebut akan menjadi tidak berharga.” Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di bidang Pertanahan tersebut, maka Badan Pertanahan Nasional selaku badan pemerintahan yang bergerak di bidang pertanahan mengadakan percepatan dalam hal pembangunan informasi dan manajemen pertanahan yang terutama berhubungan dengan masalah sertifikat tanah, yang meliputi antara lain: a) penyusunan basis data tanah-tanah aset negara/ pemerintah/pemerintah daerah di seluruh Indonesia; commit to user 29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) penyiapan aplikasi data tekstual dan spasial dalam pelayanan pendaftaran tanah dan penyusunan basis data penguasaan dan pemilikan tanah, yang dihubungkan dengan e-government, e-commerce, dan e-payment; c) pemetaan kadasteral dalam rangka inventarisasi dan registrasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dengan menggunakan teknologi citra satelit dan teknologi informasi untuk menunjang kebijakan pelaksanaan landreform dan pemberian hak atas tanah; d) pembangunan dan pengembangan pengelolaan penggunaan dan pemanfaatan tanah melalui sistem informasi geografi, dengan mengutamakan penetapan zona sawah beririgasi, dalam rangka memelihara ketahanan pangan nasional. (www.bpn.go.id).
c. Sertifikasi Tanah Pada dasarnya sertifikasi tanah merupakan suatu proses pengesahan yang menerangkan mengenai bukti kepemilikan tanah (hak atas tanah). Menurut Florianus SP Sangsun (2007 : 51). Sertifikasi merupakan pembuatan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. Dalam sertifikasi tanah yang harus dipersiapkan oleh pemohon, agar dalam pembuatan sertifikat menjadi lebih cepat dan akurat menurut Kian Gunawan (2008:35) adalah sebagai berikut : to user pemilik asal 1. Bukti identitas diri pendaftarcommit dan identitas 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bukti identitas diri yang bisa digunakan adalah Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk perseorangan, Akta Pendirian Badan Hukum yang sah untuk badan hukum, atau surat kuasa beserta KTP dari pemegang kuasa, untuk permohonan menggunakan kuasa. 2. Kelengkapan bukti riwayat tanah Tahap pembuktian membutuhkan kelengkapan berkas riwayat tanah. Riwayat tanah ini akan diuji kebenarannya sehingga menjadi pertimbangan berhak tidaknya pemohon mendapatkan hak atas tanah. 3. Bukti pembayaran pajak dan bea perolehan hak Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 yang berlaku menyatakan bahwa segala transaksi yang berkaitan dengan penguasaan ataupun kepemilikan hak atas tanah dikenakan pajak atau Bea Perolehan Hak Atas Tanah Negara.
4. Budgeting untuk pencarian sertifikat Beban biaya yang dibutuhkan dalam pengurusan sertifikat tanah di antaranya : a. Biaya administrasi pendaftaran permohonan; b. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHATB); c. Biaya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); d. Biaya operasioanal pengurusan pendaftaran tanah untuk pribadi alias biaya mondar-mandir; e. Biaya pemakaian jasa kuasa hukum apabila anda memakainya; f. Biaya PPAT untuk pembuatan Akta PPAT. 5. Pemakaian pihak ketiga
commit to user 31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keputusan selanjutnya adalah mengenai pemakaian jasa pihak ketiga/kuasa hukum. Apabila ingin memakai jasa kuasa hukum cari yang telah terbukti kredibilitasnya dan terpercaya.
d. SPPP (Standar Pelayanan Dan Pengaturan Pertanahan) SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan) atau pada umumnya biasa disebut SPM (Standar Pelayanan Minimal) merupakan standar pelaksanaan pelayanan yang dimaksudkan agar masing-masing Institusi Pemerintah memiliki standar pelayanan yang sama. Menurut Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2006:256), tujuan dari SPM adalah dalam rangka untuk penyelenggaraan urusan wajib Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai dengan peraturan perundang-undangan, seperti halnya yang diterapkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Adapun prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan dan penerapan SPM adalah sebagai berikut (Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005) : 1. SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. 2. SPM
ditetapkan
oleh
Pemerintah
dan
diberlakukan
untuk
seluruh
Pemerintahan Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. 3. Penerapan SPM oleh Pemerintahan Daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan pelayanan dasar nasional. commit to user 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. SPM bersifat sederhana, konkrit, mudah diukur, terbuka, terjangkau dan dapat dipertanggungjawabkan serta mempunyai batas waktu pencapaian. 5. SPM disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan, prioritas dan kemampuan keuangan nasional dan daerah serta kemampuan kelembagaan dan personil daerah dalam bidang yang bersangkutan. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam penerapan SPM mempunyai kesamaan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 yang mengatur halhal sebagai berikut : 1. Pemerintahan Daerah menerapkan SPM sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri. 2. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan bagi Pemerintahan Daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaran penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 3. Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri. 4. Rencana Pencapaian SPM tersebut dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD). 5. Terget tahunan pencapaian SPM tersebut dituangkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), Kebijakan Umum Anggaran (KUA), Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD) sesuai klasifikasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. commit to user 33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Penyusunan rencana pencapaian SPM dan anggaran kegiatan yang terkait dengan pencapaian SPM dilakukan berdasarkan analisis kemampuan dan potensi daerah dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri. 7. Rencana pencapaian target tahunan SPM serta realisasinya diinformasikan kepada masyarakat sesuai peraturan perundang-undangan. 8. Pemerintah Daerah mengakomodasikan pengelolaan data dan informasi penerapan SPM ke dalam sistem informasi daerah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dan/atau untuk menciptakan efisiensi, daerah wajib mengelola pelayanan publik secara bersama dengan daerah disekitarnya sesuai peraturan perundang-undangan. 10. Dalam pengelolaan pelayanan dasar secara bersama sebagai bagian dari pelayanan publik, rencana pencapaian SPM perlu disepakati bersama dan dijadikan sebagai dasar dalam merencanakan dan menganggarkan kontribusi masing-masing daerah. 11. Dalam upaya pencapaian SPM, Pemerintah Daerah dapat bekerjasama dengan pihak swasta. SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan) yang diterapkan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali terdiri dari, Jenis Pelayanan, Dasar Hukum, Persyaratan, Waktu, Biaya, dan Masa Berlaku. SPPP yang diterapkan ini diharapkan membawa dampak yang positif untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. commit to user 34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Asas Dekonsentrasi Asas Dekonsentrasi ini mengandung pengertian pelimpahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. Jadi gubernur adalah sebagai mandatris pemerintah pusat untuk melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang diberikan. Sehingga kekuasaan memberikan dan mencabut tugas dan fungsi tetap berada dipemerintah pusat. Sedangkan asas desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam Sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas ini memiliki
semangat
bahwa
pemerintah
daerah
dianggap
mampu
untuk
melaksanakan pemerintahan sendiri, ini terbukti dari kata penyerahan. Kata ini juga membuktikan bahwa kewenangan pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus dibagi karena daerah sudah dianggap mampu untuk melaksanakan pemerintahan sendiri. Secara pengertian antara dekonsentrasi dan desentralisasi seakan-akan tidak ada masalah akan tetapi apabila ditinjau lebih mendalam kepada peraturan yang mengatur persoalan tersebut, maka akan terlihat betapa benturan tersebut terjadi. Benturan tersebut berasal dari tujuan dasar keberadaan asas desentralisasi dan dekonsentrasi. Asas desentralisasi lebih bermuatan federalistik sedangkan asas dekonsentrasi lebih bermuatan kesatuan. Hal ini bisa dilihat dari pemebagian-pembagian kewenangan yang ada dalam UU otonomi daerah lebih mendekati kepa prinsip desentralisasi. Mengiringi kedua asas diatas terdapat satu asas lagi yaitu asas tugas pembantu. Asas ini mengandung pengertian, adanya penugasan dari Pemerintah to user provinsi kepada kabupaten/kota kepada daerah dan/atau desa commit dari pemerintah 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan/atau desa serta dari pemerintah kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu. (www.wikipedia.com) Dalam hal ini Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi. Badan Pertanahan Nasional yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Badan ini bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria maupun peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan. Sehingga dengan kata lain Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali termasuk dari pegawai pusat.
f. Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah Tujuan dari sertifikasi tanah adalah adanya kepastian hak atas tanah. Dengan kepastian hak setidak-tidaknya dapat mencegah terjadinya sengketa tanah. Dengan sertifikat tanah maka jelaslah tanah tersebut sudah terdaftar di Kantor Pertanahan setempat sehingga setiap orang dapat mengetahui bahwa tanah tersebut telah ada pemiliknya. Dalam proses sertifikasi tanah tidak bisa lepas dari pendaftaran tanah, penyelenggaraan pendaftaran saat ini dilakukan melalui 2 pendekatan yaitu commit to user pendekatan sistematik dan pendekatan sporadik. Pendaftaran tanah secara 36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sistematik adalah pendaftaran tanah pertama kali yang dilakukan secara serentak meliputi semua obyek pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam wilayah suatu desa atau kelurahan. Pendaftaran tanah secara sistematik didasarkan pada suatu rencana kerja dan dilaksanakan di wilayah-wilayah yang ditetapkan pemerintah. Pendaftaran tanah secara sporadik adalah pendaftaran tanah pertama kali yang mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah dalam satu wilayah desa atau kelurahan secara individual. Pendaftaran tanah dilaksanakan atas permintaan pihak yang berkepentingan. Sebagian besar pendaftaran tanah sekarang ini dilakukan melalui pendekatan sporadik yang berdasarkan permohonan masyarakat, hal ini disebabkan kemampuan pemerintah yang terbatas dalam menyelenggarakan pendaftaran tanah secara sistematik. Pada
dasarnya
tujuan
pelayanan
sertifikasi
tanah
adalah
untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kantor Pertanahan sebagai organisasi publik yang mempunyai tugas pelayanan kepada masyarakat sudah semestinya menciptakan
pelayanan
yang
lebih
transparan,
sederhana,
murah
dan
akuntabilitasnya dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Selama ini sudah menjadi opini umum di tanah air menyangkut rumitnya proses pelayanan pertanahan, oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban Kantor Pertanahan untuk meningkatkan pelayanan pertanahan. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai salah satu kantor yang dilengkapi dengan fasilitas LOC (Land Office Computerization), ketersediaan sarana dan prasarana kerja yang berbasis teknologi informasi tersebut mendorong manajemen kantor pertanahan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan mengakomodasikan kebutuhan rakyat terhadap pelayanan pertanahan. commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Meskipun upaya peningkatan pelayanan sudah dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, tetapi masih perlu dilakukan penilaian terhadap kualitas pelayanan yang diberikan, dalam penelitian ini menggunakan lima dimensi pokok penentu kualitas sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan KabupatenBoyolali adalah sebagai berikut : 1. Bukti Langsung (Tangibles) Dalam hal ini berkaitan dengan fasilitas fisik dan sarana pelayanan termasuk teknologi yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menunjang pelayanan kepada masyarakat. Penampilan fisik merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan penyedia jasa. 2. Kehandalan (Reliability) Berkaitan dengan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat dan memuaskan. Dalam hal ini bagaimanakah kemampuan pegawai
Kantor Pertanahan
Kabupaten
Boyolali dalam
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu serta dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan jelas, tepat dan cepat. 3. Daya Tanggap (Responsiveness) Menyangkut bagaimana daya tanggap pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menanggapi setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat serta kerelaan untuk menolong customer dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. 4. Jaminan (Assurance) Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, commit to user 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kemampuan memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan. 5. Empati (Empathy) Meliputi perhatian secara individual yang diberikan Kantor Pertanahan Kabupaten
Boyolali
kepada
masyarakat,
seperti
kemudahan
dalam
menghubungi kantor, kemampuan pegawai dalam berkomunikasi dengan masyarakat. Lima dimensi tersebut dianggap cocok dalam menilai kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali karena dari lima dimensi tersebut secara umum mampu memberikan gambaran tentang apa yang dilakukan penyedia pelayanan dan dapat merepresentasikan apa yang dirasakan oleh pelanggan atau masyarakat.
B. Kerangka Berpikir Pada hakekatnya pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Oleh karena itu, setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberian atau penerima pelayanan. Kantor Pertanahan merupakan Lembaga Teknis Daerah yang mempunyai tugas
memberikan
pelayanan
sertifikasi
tanah
commit to user 39
kepada
masyarakat
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyelenggarakan proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya sertifikat tanah. Setiap organisasi pelayanan publik bertugas melayani dan memuaskan pihak penerima layanan, untuk itu kualitas pelayanan perlu diperhatikan. Dalam kerangka pemikiran akan dijelaskan mengenai proses berpikir peneliti dalam rangka mengadakan penelitian kualitatif. Kualitas dimulai dari memahami benar pentingnya kualitas pelayanan itu sendiri karena kebutuhan pelanggan yang semakin kompleks dan diakhiri dengan kualitas pelayanan yang memuaskan penerima pelayanan (masyarakat). Berkaitan dengan kebutuhan akan sertifikat tanah, masyarakat membutuhkan adanya pelayanan yang mudah, murah, jelas, cepat dan transparan. Hal ini mengingat di masa lalu, pengurusan sertifikat tanah cenderung lama, berbelit-belit, mahal dan tidak jelas, serta adanya pungutan yang semakin membebani masyarakat, maka dari itu diperlukan upaya dari pemerintah untuk mengurangi benang kusut tersebut dan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat dibidang pertanahan. Bercermin dari berbagai masalah yang disebutkan di atas, upaya yang dilakukan pemerintah daerah Kabupaten Boyolali adalah membuat kantor yang menangani bidang pertanahan dengan sistem terpadu dengan memangkas birokrasi yang panjang dan berbelit-belit tersebut. Realisasi dari hal tersebut adalah dibentuknya Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yang menangani segala permasalahan mengenai tanah. Kemampuan organisasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan menunjukkan kualitas pelayanan organisasi tersebut. Pelayanan di nilai oleh pelanggan sebagai pengguna jasa. Berdasarkan keputusan Menneg PAN No.63/KEP/M.PAN/7/2003 commit to user proses penerbitan sertifikat tanah untuk mewujudkan kelancaran dalam mempercepat 40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diperlukan Standar Pelayanan sebagai salah satu prinsip kerja Pelayanan Kantor Pertanahan, serta dikeluarkannya Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan, yang meliputi : Jenis Pelayanan, Dasar Hukum, Persyaratan, Waktu, Biaya, dan Masa Berlaku. Dengan aspek-aspek tersebut sebagai dasar dan berapa indikator yang digunakan antaralainnya adalah tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty. Melalui pengukuran tersebut dapat dinilai tingkat kualitas yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, khususnya dalam pelaksanaan penyelesaian sertifikat tanah. Kepuasaan merupakan wujud rasa senang, bahagia karena terpenuhinya kebutuhan pelanggan terhadap pelayanan yang mereka terima. Untuk lebih jelasnya dalam skema kerangka berfikir berikut ini : Gambar II.1 Model Kerangka Berpikir Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Kebutuhan masyarakat akan pelayanan pertanahan yang mudah, murah, cepat dan jelas.
kualitas pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali (Tangibles, Reliability,Responsiveness, Assurance,Emphaty)
Penerapan Standar Prosedur Pelayanan (SPPP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
Kualitas pelayanan yang memuaskan masyarakat
C. Definisi Konseptual commit to user 41
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Definisi Konseptual Merupakan suatu definisi dari konsep-konsep yang telah digunakan dalam penelitian dengan maksud agar terdapat keseragaman mengenai pengertian-pengertian yang dikemukakan. Sehingga dapat dihindari adanya perbedaan-perbedaan pengertian tentang variabel-variabel penelitian yang akan diuji. Adapun definisi konseptual dari penelitian ini adalah:
1. Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah kemampuan pemerintah (birokrat) dalam memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan (pengguna pelayanan) baik individu atau kelompok, internal maupun eksternal dengan cara penyampaian yang sesuai dengan keinginan atau harapan pelanggan sehingga pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan harapan pelanggan tersebut dapat mendatangkan kepuasan kepada pelanggan pada saat menggunakan layanan tersebut. 2. Sertifikasi Tanah Sertifikasi tanah merupakan suatu proses pengesahan yang menerangkan mengenai bukti kepemilikan tanah (hak atas tanah). Sertifikasi tanah juga diartikan sebagai pembuatan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan. 3. Kualitas Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam Sertifikasi Tanah Kemampuan kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam proses commit to user pembuatan surat tanda bukti kepemilikan tanah (hak atas tanah) yang berlaku 42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai alat pebuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya guna memenuhi kebutuhan atau harapan pengguna layanan, baik individu ataupun kelompok, sehingga pengguna layanan dapat menilai kualitas pelayanan sertifikasi tanah berdasarkan kepuasan yang dirasakan pada saat melakukan proses sertifikasi tanah.
D. Definisi operasional Dalam defini operasional ini akan dijelaskan mengenai indikator-indikator yang menentukan kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, yaitu sebagai berikut : 1. Bukti langsung (Tangibles) Dalam hal ini berkaitan dengan fasilitas fisik dan sarana pelayanan termasuk teknologi yang dimiliki oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menunjang pelayanan kepada masyarakat. Penampilan fisik merupakan bukti nyata dari pelayanan yang diberikan penyedia jasa. - Penggunaan komputer dalam pelayanan. - Tersedianya sarana dan fasilitas pelayanan. 2. Kehandalan (Reliability) Berkaitan dengan kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan cepat dan memuaskan. Dalam hal ini bagaimanakah kemampuan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu serta dalam memberikan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat dengan jelas, tepat dan cepat. - Proses pelayanan cepat, mudah, dan sederhana commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
- Proses pelayanan sesuai prosedur 3. Daya tanggap (Responsiveness) Menyangkut bagaimana daya tanggap pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menanggapi setiap keluhan yang disampaikan oleh masyarakat serta kerelaan untuk menolong customer dan menyelenggarakan pelayanan secara ikhlas. - Petugas merespon keluhan pelanggan dengan cepat. - Ketanggapan pegawai dalam membantu masyarakat pemohon sertifikat tanah. 4. Jaminan (Assurance) Meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, kemampuan memberikan keamanan dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan. - Jaminan keamanan sertifikat tanah - Keterampilan dan kemampuan dari pemberi pelayanan 5. Empati (Emphaty) Meliputi perhatian secara individual yang diberikan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali kepada masyarakat, seperti kemudahan dalam menghubungi kantor, kemampuan pegawai dalam berkomunikasi dengan masyarakat. - Kemudahan dalam menghubungi kantor - Pemahaman pegawai terhadap pelayanan yang sesuai dengan kehendak masyarakat.
commit to user 44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yang beralamt di Jalan Anggrek No. 1 Telp.(0276) 321035 - 321071, faks.321071 Boyolali. Adapun alasan yang mendorong peneliti untuk memilih melakukan penelitian di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berdasarkan pertimbangan karena dikantor ini dapat memberikan data-data yang cukup dan dibutuhkan oleh peneliti, yaitu mengenai penerbitan sertifikat tanah di Kabupaten Boyolali. Selain itu, Kabupaten Boyolali juga termasuk kabupaten yang sebagian besar penduduknya bekerja dibidang agraris sehingga permasalahan sertifikat tanah seringkali terjadi dalam masyarakat.
B. Bentuk Penelitian Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena didalamnya terdapat data-data, kata-kata dan gambar (data kualitatif) maupun data angka-angka (data kuantitatif), sedangkan ditinjau dari metodenya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data berupa kata-kata, gambar-gambar serta informasi verbal maupun normatif.
C. Teknik Sampling Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut H.B Sutopo (2002:36) dalam purposive sampling pilihan sampel commit to userdata yang penting berkaitan dengan diarahkan pada sumber yang dipandang memiliki 45
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permasalahan yang sedang diteliti. Dalam teknik ini seperti yang dijelaskan H.B Sutopo (2002:56) memiliki kecenderungan untuk memilih informan yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.
D. Sumber Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data sebagai berikut : a. Sumber Data Primer Dengan memperhatikan permasalahan mengenai sertifikasi tanah, maka diperlukan adanya sumber informasi-informasi mengenai Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Untuk mendapatkan sumber data tersebut, penulis memperoleh fakta yang didapatkan langsung melalui penelitian di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Informasi-informasi tersebut berasal dari : 1. Masyarakat dan Pegawai Notaris yang sedang mengurus sertifikat tanah. 2. Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah. 3. Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak. 4. Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian b. Sumber Data Sekunder Dalam penelitian ini sumber data sekunder meliputi sumber data yang secara tidak langsung memberi keterangan yang mendukung data primer. Data sekunder diperoleh melalui pemanfaatan sumber data yang tersedia seperti dokumen, arsip, dan buku pedoman serta literatur yang terkait dengan penelitian ini. Dokumen tersebut diantaranya: commit to user 46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Arsip-arsip dan dokumen resmi yang terdapat di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam periode tahun 2010. 2. Buku-buku mengenai pertanahan, serta peraturan perundang-undangan yang menunjang, seperti : · Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Hak Atas Tanah. · UU No.5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria. · Keppres No.34 Tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan salah satu tahap terpenting dalam penelitian. Karena dengan adanya teknik pengumpulan data akan diperoleh data yang disajikan sebagai hasil penelitian, sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: a. Wawancara atau interview Wawancara merupakan komunikasi langsung dengan mengadakan tanya jawab, dengan responden yang bersangkutan. Dalam wawancara ini penulis menggunakan wawancara secara mendalam (in-depth interviewing), dalam melakukan wawancara mendalam situasi yang akrab selalu diusahakan dan dikembangkan dan menghindari situasi tanya jawab seperti dalam proses introgasi. Peneliti mengadakan wawancara kepada masyarakat dan pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Dalam H.B Sutopo (2002:58), tujuan utama melakukan wawancara adalah commit to user untuk menyajikan konstruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para 47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan dan sebagainya, untuk merekonstruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi dimasa yang akan datang. b. Observasi Langsung Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melalui pengamatan secara langsung terhadap obyek yang diteliti untuk mengamati secara langsung berbagai
kegiatan
dan
peristiwa
yang
terjadi
serta
tindakan
penanggulangan yang berhubungan langsung dengan masalah yang diangkat. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan bagaimana pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali memberikan pelayanan kepada masyarakat dan bagaimana kondisi sarana dan prasarana yang ada untuk mempermudah pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Observasi ini tidak dilakukan hanya satu kali, tetapi beberapa kali. c. Telaah Dokumen Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat informasi yang berupa dokumen resmi yang relevan dengan obyek penelitian, maupun brosurbrosur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti sebagai bahan acuan. Peneliti menggunakan dokumen resmi berupa buku profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dan brosur-brosur yang ada di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
. commit to user 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Validitas Data Tahap ini dimaksudkan untuk membuktikan bahwa data yang diperoleh sesuai dengan realitas di lokasi penelitian. Untuk menjamin validitas data ini digunakan teknik trianggulasi data (triangulasi sumber), yaitu dalam pengumpulan data menggunakan beragam sumber data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap kebenarannya jika digali dari beberapa sumber data yang tersedia (H.B. Sutopo, 2002:79). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber, dengan cara mengumpulkan data dengan menggunakan beberapa sumber yang tersedia sehingga data yang dikumpulkan dari satu sumber akan di kontrol oleh data yang lain. Triangulasi sumber ini memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda-beda untuk menggali data yang sejenis. Di sini tekanannya pada perbedaan sumber data bukan pada teknik pengumpulan data atau yang lain.
G. Teknis Analisa Data Setelah semua data terkumpul, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis), menurut Miles dan Huberman dalam H.B Sutopo (2002: 94-96) teknik tersebut meliputi : a. Reduksi Data (Data Reduction) Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting, dan mengatur data sedemikian ruoa sehingga dapat ditarik kesimpulan. Proses ini berlangsung secara terus-menerus selama proses penelitian berlangsung. Peneliti menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan dan mengabstraksikan data dari commit to user 49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
buku profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dan brosur Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. b. Penyajian Data (Data Display) Sajian data merupakan suatu kumpulan informasi, deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan penarikan suatu kesimpulan dapat dilakukan. Susunan penyajian data yang baik dan jelas sistematikanya akan banyak membantu peneliti dalam mengumpulkan data. Dalam hal ini penyajian data meliputi matrik, gambar atau skema, bagan dan juga tabel-tabel. Kesemuanya itu dirancang guna merakit informasi secara teratur supaya mudah dilihat dan dimengerti. c. Penarikan Kesimpulan (Data Conclution) Dalam awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami apa arti dari hal-hal yang diperoleh peneliti dengan melalui pencatatan peraturan-peraturan, pernyataan-pernyataan, dan arahan sebab akibat. Peneliti yang ahli menangkap berbagai hal tersebut secara kuat, namun tetap terbuka dan bersifat skeptis, namun demikian pernyataan-pernyataan tersebut tetap dibiarkan pada awalnya kurang jelas, kemudian semakin meningkat secara jelas dan memiliki landasan kuat. Kesimpulan akhir terjadi sebelum pengumpulan data berakhir. Kesimpulan yang diverifikasikan yang dapat berupa pengulangan pemeriksaan untuk mengetahui benar tidaknya laporan yaitu sebagai pemikiran yang kedua yang timbul melintas dalam pikiran peneliti pada saat penulis melihat kembali sebentar pada pengumpulan data. Kesimpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benarbenar bisa dipertanggungjawabkan. Pada dasarnya makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya. commit to user 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk lebih jelasnya proses analisis ini dapat di lihat dalam gambar berikut: Gambar III.1 Model Analisis Interaktif Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data
Penarikan Simpulan
(Sumber : H. B. Sutopo, 2002 : 96)
commit to user 51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN
A. Dekripsi Lokasi a. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Boyolali Kondisi Geografis Kabupaten
Boyolali
merupakan
salah
satu
dari
35
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 110º 22' – 110º 50' Bujur Timur dan
7º 7' - 7º 36' Lintang Selatan dengan
ketinggian antara 75 – 1500 m diatas permukan air laut. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembagunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
1. Luas Wilayah Kabupaten Boyolali dengan bentang barat timur sejauh 48 km dan bentang utara selatan sejauh 51 km mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,1955 Ha dengan wilayah sebagai berikut : · Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. · Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo. commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. · Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
2. Topografi Topografi wilayah Boyolali yang dibagi menjadi 19 kecamatan adalah sebagai berikut : a. Antara 75 – 400 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali. b. Antara 400 – 700 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel, dan Karanggede. c. Antara 700 – 1.000 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo. d. Antara 1.000 – 1.300 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo. e. Antara 1.300 – 1.500 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Selo.
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Iklim dan Hidrologi Wilayah Kabupaten Boyolali termasuk beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan sebatas 2.000 mm/tahun. Dari sisi hidrolog9 terdapat potensi atau kekayaan sumber daya air yang meliputi : a. Sumber air dangkal / mata air / umbul yang terdapat di Tlatar (Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), dan Pantaran (Kecamatan Ampel). b. Waduk terdapat di Kedungombo (Kecamatan Kemusu), seluas 3.536 Ha, Kedungdowo (Kecamatan Andong) seluas 48 Ha, Waduk Cengklik (Kecamatan Ngemplak) seluas 240 Ha, Bade (Kecamatan Klego) seluas 80 Ha. c. Terdapat 4 sungai sebagai penyedia air baku, yaitu Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan Gandul.
4. Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Boyolali dengan luas 101.510,1955 sebagian besar penduduk Kabupaten Boyolali bekerja di sektor agraris. Dengan demikian sebagian besar masyarakat menggunakan lahannya sebagai lahan pertanian, hal ini dapat dilihat dari potensi penggunaan tanah
di
Kabupaten
Boyolali
sesuai
commit to user
54
tabel
IV.1
berikut
:
TABEL IV.1 POTENSI PENGGUNAAN TANAH DI KAB.BOYOLALI
NO
KECAMATAN
1
2
LUAS PENGGUNAAN TANAH (Ha) Pertanian Tanah Kering
Persawahan
Kebun
Padang Rumput
Perkebunan
Perairan Darat
Tanah Terbuka
Lain-lain
11
12
13
14
15
8000000
13506000
0,0000
0,0000
4957000
56078000
Perkampungan
Industri
Pertambangan
3
4
5
6
7
8
9
10
9990920
4000
0,0000
35400
19266080
0,0000
0,0000
Hutan
Jumlah
1
SELO
2
AMPEL
21669316
284490
0,0000
5710139
48701613
0,0000
0,0000
0,0000
11714327
0,0000
0,0000
2311283
90391168
3
CEPOGO
14505011
8204
0,0000
558000
31140314
0,0000
0,0000
555000
2650000
0,0000
0,0000
3581471
52998000
4
MUSUK
19918062
1350
0,0000
0,0000
38394269
0,0000
0,0000
1006315
2763500
0,0000
0,0000
2957895
65041391
5
BOYOLALI
12216498
23276
0,0000
2943475
9018511
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
120000
0,0000
1929240
26251000
6
MOJOSONGO
13613915
53434
0,0000
9440864
18190092
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
2113339
43411644
7
TERAS
8312204
20575
0,0000
14251512
5090323
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
2076487
29936276
8
SAWIT
3785266
7222
0,0000
12757958
174074
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
150000
0,0000
357298
17231818
9
BANYUDONO
7584672
79146
0,0000
15268307
1329531
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
900
0,0000
1116844
25379400
10
SAMBI
16733934
2800
0,0000
22297922
5744654
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
8866
0,0000
1706759
46494935
11
NGEMPLAK
12201795
77388
0,0000
15456640
3257559
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
32606
0,0000
7501014
38527002
12
NOGOSARI
17949510
70667
0,0000
24810704
9923175
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
2780244
55534300
13
SIMO
14628734
2897
0,0000
21164962
11360522
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
883160
48040275
14
KARANGGEDE
13213235
66788
0,0000
16824079
8574665
0,0000
0,0000
0,0000
1978000
0,0000
0,0000
1099293
41756060
15
KLEGO
13055866
0,0000
0,0000
15672427
16001707
0,0000
0,0000
0,0000
4511000
0,0000
0,0000
2636300
51877300
16
ANDONG
19078830
0,0000
0,0000
22329505
11794145
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
1325310
54527790
17
KEMUSU
8751489
0,0000
6524265
15347046
0,0000
0,0000
0,0000
43787000
7748004
0,0000
16926347
99084151
18
WONOSEGORO
13654624
0,0000
0,0000
18855109
41632148
0,0000
0,0000
71000
14588131
0,0000
0,0000
4196933
92997945
19
JUWANGI
10991000
0,0000
0,0000
3807000
10312000
0,0000
0,0000
201000
52857006
0,0000
0,0000
1825494
79993500
251854881
887412
0,0000
229026868
305252428
0,0000
0,0000
9833315
148354964
8060376
0,0000
62281711
1015551955
24,80
0,09
0,00
22,56
30,06
0,00
0,00
0,97
14,61
0,80
0,00
6,14
100,00
JUMLAH PROSENTASE
0,0000
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional Penyelenggaraan pendaftaran tanah merupakan tugas negara yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi kepentingan rakyat dalam memberikan jaminan hukum hak atas tanah. Sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, penanganan masalah pertanahan di daerah/kabupaten dilakukan oleh dua instansi pemerintah, yaitu : 1) Kantor Agraria Daerah yang menggabung pada Departemen Dalam Negeri. 2) Kantor Pendaftaran Tanah yang menggabung pada Departemen Kehakiman. Setelah berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, kedua kantor tersebur bernaung dibawah Departemen Dalam Negeri kemudian atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972 kedua kantor tersebut bergabung menjadi satu yang selanjutnya dinamakan Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota. Kantor ini berkedudukan ditingkat Kaupaten/Kota. Sedangkan ditingkat pusat dinamakan Direktorat Jendral Agraria, dan di tingkat propinsi bernama Direktorat Agraria. Kantor Sub Direktorat Aagraria terdiri atas tiga seksi, yaitu : 1) Seksi Tata Guna Tanah. 2) Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah. commit to user
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Seksi Pendaftaran tanah. Dari ketiga seksi tersebut, Seksi Tata Guna Tanah merupakan seksi yang harus dibentuk. Sedangkan Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah merupakan pengganti Kantor Agraria Daerah, dan Seksi Pendaftaran tanah berasal dari Kantor Pendaftaran Tanah. Selanjutnya atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 1978, Kantor Sub Direktorat Agraria diubah lagi menjadi Kantor Agraria. Perubahan nama kantor ini mengakibatkan perubahab pada struktur orgaisasi. Kantor Sub Direktorat Agraria yang semula menjadi tiga seksi seperti tersebut diatas, setelah berganti nama menjadi Kantor Agraria ditambah satu seksi lagi dan berubah sebagai berikut : 1) Seksi Penatagunaan Tanah. 2) Seksi Hak-Hak Atas Tanah. 3) Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah, 4) Seksi Pengaturan dan Penguasaan Tanah. Atas dasar Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tanggal 21 November 1988, Direktorat Agraria di tingkat pusat ditingkatkan menjadi sebuah lembaga atau badan yang menangani bidang pertanahan secara nasional. Peningkatan ini menimbang hal-hal sebagai berikut :
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Bahwa
dalam
pelaksanaan
pembangunan
nasional,
adanya
kebutuhan dan penguasaan tanah pada umumnya termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan semakin meningkat. 2) Bahwa
dengan
meningkatnya
kebutuhan,
penguasaan,
dan
penggunaan tanah, terutama untuk kepentingan pembangunan tersebut diatas berdampak meningkat pula permasalahan yang timbul di bidang pertanahan. 3) Sehubungan hal tersebut diatas, serta untuk dapat menyelesaikan permasalahan dibidang pertanahan secara tuntas maka dipandang perlu meninjau kembali kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jendral Agraria Departemen Dalam Negeri dan meningkatkannya menjadi suatu lembaga yang menangani bidang pertanahan secara nasional. Untuk selanjutnya, lembaga yang baru dibentuk ini dinamakan Badan Pertanahan Nasional yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Badan ini bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria maupun peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan. commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan adanya perubahan direktorat Jendral Agraria ditingkat pusat menjadi Badan Pertanahan Nasional, mengakibatkan adanya perubahan instansi vertikalnya yang berada ditingkat provinsi dan kabupaten, yaitu : 1) Kantor Agraria yang ada di Kabupaten/Kota menjadi kantor Pertanahan. 2) Kantor Direktorat Agraria yang ada dipropinsi diganti menjadi Kantor Wilayah Pertanahan.
2. Letak Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkewenangan menangani masalah pertanahan di Kabupaten Boyolali. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai letak yang strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau jalur transportasi serta dalam satu kawasan dengan kantor-kantor instasi pemerintah lainnya. Adapun kantor pertanahan ini berlokasi di Jalan Anggrek No. 1, Telepon (0276) 321035 – 321071, Fax. 321071 Boyolali. . Mengenai luas bangunan gedung Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menempati tanah seluas 3.143 m² dengan luas bangunan 1.294 m² dan status tanahnya yang digunakan adalah hak pakai No 27.
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Visi Misi dan Tujuan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Sebagai sebuah organisasi, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Visi Kantor Pertanahan Kabupatn Boyolali sama dengan visi BPN-RI, yaitu menjadi lembaga / kantor pertanahan yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat serta keadilan dan berkelanjutan sistem masyarakat, kebangsaan, dan kenegaraan Republik Indonesia. Misi yang diemban oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk : · Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan pendapat, serta pemantapan ketahanan pangan. · Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah ( P4T ). · Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik, dan perkara pertanahan diseluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik, dan perkara dikemudian hari. commit to user
60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Keberlanjutan sistem masyarakat, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan dating terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. · Menguatkan lembaga pertanahan sesuai jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dan aspirasi rakyat secara luas. Tujuan BPN-RI adalah mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara operasional tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai berikut : · Mewujudkan terselenggaranya survey dan pemetaan tanah secara cepat, modern, dan lengkap serta tetap menjamin akurasi diseluruh wilayah, khususnya wilayah yang memiliki potensi ekonomi serta rawan masalah pertanahan. · Melaksanakan percepatan pertanahan dan penguatan hak atas tanah melalui progarm LMPDP dan program pertanahan keliling (PROPELING) dan tetap mendorong, menyediakan fasilitas serta infrastruktur bgi inisiatif, swadaya, dan partisipasi masyarakat. · Menata, mengendalikan P4T dan mengokohkan keadilan agraria, mengurangi kemiskinan serta lapangan kerja melalui program pembaharuan agraria nasional. commit to user
61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Mengurangi secara signifikan jumlah konflik, sengketa, dan perkara pertanahan serta mencagah tercipta konflik, sengketa dan perkara pertanahan baru melalui pemeliharaan dan melalui data base, pembenahan pelayanan pertanahan, dan penigkatan penyuluh hukum. · Memelihara dan menembangkan sarana prasarana kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. · Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas pada semua unit kerja di lingkungan kantor pertanahan. · Meningkatkan mutu pelayanan publik dibidang pertanahan agar lebih berkualitas, cepat, akurat, tepat, transparan, dan akuntabel dengan tetap mejaga kepastian hukum. · Meningkatkan koordinasi dan sinergisitas dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali, DPRD, dan stakeholder di Kabupaten Boyolali.
4. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Naional Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional dantoKantor commit user Pertanahan.
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun kedudukan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Antaranya adalah : a. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi. b. Kantor pertanahan dipimpin oleh seorang kepala. Selanjutnya
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Boyolali
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kabupaten Boyolali. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melaksanakan fungsi : a. Penyusunan
rencana
program
dan
penganggaran
dalam
pelaksanaan tugas pertanahan. b. Pelayanan perijinan dan rekomendasi dibidang pertanahan. c. Pelaksanaan
survey,
pengukuran,
dan
pemetaan
dasar,
pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survey potensi tanah. d. Pelaksanaan penetagunaan, landreform, konsolidasi tanah dan penataan tanah wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan wilayat tertentu. commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pemeliharaan data pertanahan, administrasi tanah aset pemerintah. f. Pelaksanaan pengendalian tanah, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar,
dan
tanah
kritis,
peningkatan
partisipasi,
dan
pembardayaan masyarakat. g. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan. h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah. i. Pengelolaan
Sistem
Informasi
Manajemen
Pertanahan
(SIMTANAS). j. Pemberian
penerangan
dan
informasi
pertanahan
kepada
masyarakat, pemerintah, dan swasta. k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan. l. Pengkoordinasian sumberdaya manusia pertanahan. m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.
5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai kedudukan sabagai pejabat struktural eselon IIIA, mempunyai susunan organisasi sebagai berikut : 1. Subbagian Tata Usaha, Terdiri atas: a. Urusan Perencanaan dan Keuangan commit to user
64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Urusan Umum dan Kepegawaian Mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pengelolaan data dan informasi 2) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah 3) Pelaksanaan urusan kepegawaian 4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran 5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana 6) Penyiapan bahan evaluasi kegiatan dan penyusunan program 7) Koordinasi pelayanan pertanahan 2. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan, terdiri atas: a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi 2) Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan atau wilayah commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan 4) Survey,
pemetaan,
pemeliharaan
dan
pengembangan
pemetaan tematik dan potensi tanah 5) Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah 6) Pemeliharaan peralatan teknis 3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, terdiri atas: a. Subseksi Penetapan Hak Tanah b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah c. Subseksi Pendaftaran Hak d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah 2) Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar-rnenukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan
perijinan,
saran
dan
pertimbangan
usulan
penetapan hak pengelolaan tanah 3) Penyiapan
telaahan
dan
pelaksanaan
pemberian
rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak commit to user
66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah 5) Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak 6) Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan 7) Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak 8) Pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT 4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, teridiri atas: a. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan atau zoning, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali
commit to user
67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten atau kota dan kawasan lainnya 3) Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan 4) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan atau zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi landreform 5) Pengusulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek landreform 6) Pengambilalihan dan atau penerimaan penyerahan tanahtanah yang terkena ketentuan landreform 7) Penguasaan tanah-tanah obyek landreform 8) Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu 9) Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform 10) Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan obyek konsolidasi tanah 11) Penyediaan tanah untuk pembangunan commit to user
68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12) Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan 13) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data landreform 5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan, terdiri atas : a. Subseksi Pengendalian Pertanahan b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat 2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis 3) Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis 4) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta
usulan
rekomendasi,
pembinaan,
peringatan,
harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program commit to user
69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis 5) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan
kelompok
masyarakat,
fasilitasi
dan
peningkatan akses ke sumber produktif 6) Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat 7) Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan 8) Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat 9) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar 6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara, terdiri atas : a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan b. Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan 2) Pengkajian masalah, sengketa dan konfiik pertanahan 3) Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan secara hukum dan non hukum penanganan dan commit to user
70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelesaian perkara, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan
lembaga
peradilan
serta
usulan
rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah 4) Pengkoordinasian
penanganan
sengketa,
konflik
dan
perkara pertanahan 5) Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan. Untuk dapat melihat dengan jelas mengenai hubungan, mekanisme, kinerja antar bagian Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali diatas, dapat dilihat dari bagan strutur organisasi sebagai berikut :
commit to user
71
GAMBAR IV.2 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI Ir. Sriyono Budiwiharjo,MM NIP. 19540114 198203 1 001
KEPALA SUB BAGIAN SUTARNA,SE NIP. 19600312 198163 1 002 KEPALA USULAN PERENCANAAN
KEPALA URUSAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
Nurakhmi Suryandari,A.Ptah
Suyut
NIP. 19620609 198303 2 001
NIP. 19631201 198603 1 002
KEPALA SEKSI SURVEY, PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KEPALA SEKSI HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH
KEPALA SEKSI PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERDAYAAN
KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA
Purwi Hastuti,ST
Drs. Joko Triono
Ir. Indjit Nedjam Fauza
Soedjoko,SH
Samodra Yoga Lelana,SH
NIP. 19600530 198403 2 001
NIP. 19531126 198003 1 001
NIP. 19561217 195803 1 002
NIP. 010 150 675
NIP. 19590531 198703 1 001
KEPALA SUB SEKSI PENGUKURAN PEMETAAN
KEPALA SUB SEKSI PENETAPAN HAK TANAH
KEPALA SUB SEKSI PENGATURAN DAN KAWASAN TERTENTU
KEPALA SUB SEKSI PENGENDALIAN
KEPALA SUB SEKSI SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
Haryatmo,A.Hum
Kurtandi,SH
Budi Sucrito,S.Si
Bambang Rukunto,SH
Hartadi, A.Dtnh
NIP. 750 008 439
NIP. 19541101 199203 1 003
NIP. 19580818 198203 1 007
NIP. 010 173 795
NIP. 19630122 198403 1 001
KEPALA SEKSI SURVEY, PENGUKURAN DAN PEMETAAN
KEPALA SEKSI HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH
KEPALA SEKSI PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERDAYAAN
KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA
Purwi Hastuti,ST
Drs. Joko Triono
Ir. Indjit Nedjam Fauza
Soedjoko,SH
Samodra Yoga Lelana,SH
NIP. 19591215 198103 1 005
NIP. 19690831 198903 2 003
NIP. 19580707 198003 1 003
NIP. 010 173 369
NIP. 19620417 198203 1 001
KEPALA SUB SEKSI PENDAFTARAN HAK
KEPALA SUB SEKSI PERALIHAN, PEMBEBANAN HAK DAN PPAT
Drs. Sugiyarto
Titien Indarwati Soebroto, SE.
NIP. 19610307 198503 1 005
NIP. 19680627 198903 2 001
72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur kunci dalam pelaksanaan tugas-tugas pertanahan. Sesuia tugas pokok dan fungsi kantor pertanahan yang merupakan ujung tombak di daerah yang melaksakan tugas-tugas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka pelayanan bidang pertanahan, kompetensi dan kinerja para pegawai sangat mempengaruhi kualitas pelayanan dibidang pertanahan. Pada
hakekatnya
semua
komponen
dalam
organisasi
mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk mensinergikan kerja institusi. Suatu organisasi yang berjalan baik diibaratkan sebagai sebuah orkestra yang memerlukan keharmonisan irama kerja semua komponen agar diperoleh pencapaian standar kinerja pelayanan publik yang optimal. Gambaran lengkap profil sumber daya manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
commit to user
73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.2 Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Menurut Jabatan No
Unit Organisasi
Jumlah
Jabatan struktural III A IV A
Staf
VA
1
Pimpinan kantor
1
1
-
-
-
2
Sub bagian tata usaha
21
-
1
2
19
3
Seksi survei penguuran dan pemetaan
24
-
1
2
21
4
Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah
27
-
1
4
22
5
Seksi pengaturan dan penataan
8
-
1
2
5
pertanahan 6
Seksi pengendalian dan Pemberdayaan
6
-
1
2
3
7
Seksi sengketa, konflik, dan perkara
5
-
1
2
2
Jumlah
92
1
5
14
72
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel dapat diketahui bahwa jabatan yang paling banyak diduduki pegawai adalah sebagai staf pelaksana. Hal ini dikarenakan tugas kantor pertanahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di lapangan yang harus sesuai dengan kualifikasi dan keahliannya. Untuk melihat masa kerja dan kualifikasi pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, identifikasi dapat juga dilihat berdasarkan golongannya. Berikut tabel diidentifikasi pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali golongannya. commit toberdasarkan user
74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.3 Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Menurut Golongan / Ruang No
Unit Organisasi
Golongan / Ruang I
II
III
IV
Jumlah
1
Pimpinan kantor
-
-
-
1
1
2
Sub bagian tata usaha
-
10
11
-
21
3
Seksi survei penguuran dan pemetaan
-
3
21
-
24
4
Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah
-
6
21
-
27
5
Seksi pengaturan dan penataan
-
-
8
-
8
pertanahan 6
Seksi pengendalian dan Pemberdayaan
-
-
6
-
6
7
Seksi sengketa, konflik, dan perkara
-
-
5
-
5
Jumlah
-
19
72
1
92
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebanyak 72 orang (78%) memiliki golongan III. Hal ini berarti bahwa sebagian besar pegawai dapat dikatakan cukup berpengalan dan memiliki masa kerja yang lama. Sisanya berasa pada golongan II sebanyak 19 orang (21%) dan golongan IV sebanyak 1 orang (1%). Selanjutnya untuk melihat tingkat pendidikan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat diperinci dalam tabel IV.4 berikut : commit to user
75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.4 Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Menurut Tingkat Pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
1
SD
1
2
SLTP
3
3
SLTA
47
4
AKADEMI
1
5
DIV
14
6
S1
23
7
S2
3
Keterangan
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai tingkat pendidikan SLTA sebanyak 47 orang (51%), kemudian sebanyak 23 orang (25%) berpendidikan S1. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali cukup berpendidikan dan baik.
7. Jenis Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dan akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyusun kebijaksanaan commit to useryang memberi kemudahan dan
76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keringanan bagi masyarakat dalam pengurusan hak atas atas tanahnya, baik dalam prosedur maupun pembiayaannya, dengan berpegang pada ketentuan yang berlaku, sebagaimana tersebut di atas. Jenis pelayanan bidang pertanahan sesuai ketentuan yang berlaku,
maka
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Boyolali
telah
mengimplementasikan jenis pelayanan kedalam 2 kelompok besar, yaitu : Front Office dan Back Office. 1.
Front Office Front Office merupakan suatu area kerja bagi petugas kantor pertanahan bagian depan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Front Office ini terdiri dari loket-loket. Pembagian loket dibuat semudah dan seefisien mungkin memadukan antara sistem seri dan paralel dengan maksud agar masyarakat tidak merasa sulit atau bingung. Karena itu sistem loket di kantor pertanahan dibagi menjadi 4 buah loket , yaitu: 1. Loket I : Loket Informasi Pelayanan Loket I memberikan informasi, arahan serta gambaran tentang bentuk layanan Kantor Pertanahan terhadap publik. Pada loket ini pemohon/pendaftar dapat mengakses informasi tentang Tata Usaha Layanan Kantor Pertanahan. 2. Loket II : Loket Penerimaan Dokumen Permohonan
commit to user
77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemohon/pendaftar dapat mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah melalui loket ini. Dengan mengisi blanko formulir pendaftaran tanah yang berisi tentang : a. Identitas diri atau surat kuasa pemohon. b. Jenis layanan dari Kantor Pertanahan. c. Data fisik letak tanah yang dimohon. d. Lampiran kelengkapan administrasi, sesuai dengan bentuk layanan yang dimohon.
3. Loket III : Loket Pembayaran Setelah menerima Surat Tanda Terima berkas Permohonan dan perincian biaya yang harus dibayar, maka selanjutya pemohon dapat melakukan pembayaran diloket III dan pemohon akan menerima Tanda Bukti Pendaftaran yang nantinya akan dipergunakan oleh pemohon untuk mengambil sertifikat bukti kepemilikan hak atas tanah yang didaftarkan. 4. Loket IV : Loket Penyerahan Produk Setelah kelengkapan administrasi telah dibukukan maka Kantor Pertanahan akan menerbitkan sertifikat bukti kepemiikan hak atas tanah (surat tanah), yang selanjutnya diberikan kepada pemohon melalui loket IV. Adapun uraian tugas pada Front Office, adalah : 1.
commit to user Petugas Informasi (INF) / Manager Pelayanan 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah
petugas
yang
memberikan
informasi
kepada
masyarakat mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan pertanahan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima pertanyaan dari masyarakat. b. Mencari tahu informasi yang benar dan baik dari komputer atau pejabat yang berwenang. c. Memberikan jawaban atau informasi tersebut kepada masyarakat. d. Sekaligus penanggung jawab harian pada Loket Pelayanan. 2.
Petugas Penerimaan dan Pemeriksaan Berkas Permohonan (PPB) Adalah petugas yang menerima dan memeriksa dokumendokumen suatu berkas pemohonan.
3.
Petugas Entry Data Permohonan (EDP) Adalah petugas yang memasukkan data permohonan ke dalam data base aplikasi sistem komputerisasi pertanahan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
Ø Petugas Penerimaan dan Pemeriksaan Berkas Permohonan (PPB), mempunyai tugas : a.
Menerima berkas permohonan.
b.
Memeriksa kelengkapan dokumen (jika tidak lengkap buat catatan). commit to user
79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Mengurutkan susunan dokumen didalam berkas permohonan.
d.
Memeriksa kebenaran materi dokumen.
e.
Memberikan kupon nomor tunggu kepada pemohon.
f.
Menempelkan kupon nomor tunggu pada sampul berkas permohonan.
g.
Menyerahkan berkas permohonan kepada tugas Entry Data.
Ø Petugas Entry Data Permohonan (EDP), mempunyai tugas : a.
Memasukan Data berdasarkan dokumen yang ada di dalam berkas permohonan.
b.
Menulis Nomor berkas yang dihasilkan dari komputer pada sampul berkas.
c.
Permohonan.
d.
Mencetak Tanda Terima Dokumen dan Surat Perintah Setor.
e. 4.
Meletakkan berkas pada meja yang telah ditentukan.
Petugas Penanggung Jawab Berkas (PJB) Adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap berkasberkas permohonan yang diterima di bagian front office. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima dokumen dari Petugas Entry Data Permohonan. commit to user
80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Mengambil Surat Perintah Setor dan Tanda Terima Dokumen dari Printer. c. Memanggil Pemohon berdasarkan Surat Perintah Setor. d. Menyerahkan Surat Perintah Setor dan Tanda Terima Dokumen kepada Pemohon. e. Mendistribusikan berkas permohonan kebagian Back Office setelah loket penerimaan dan pemeriksaan berkas ditutup. 5.
Petugas Kotlap / Penunjuk Petugas Ukur Adalah petugas Koordinator Pengukuran dan Pemetaan yang bertugas di loket pelayanan, sehingga pada saat berkas siap di bayar oleh pemohon/masyarakat maka sekaligus kepastian pelaksananaan pengukuran dapat di jadwalkan.
6.
Petugas Bendaharawan Khusus Penerimaan (BKP) Adalah petugas yang mengelola uang pembayaran biaya permohonan dari masyarakat.
7.
Petugas Penyerahan Produk Adalah petugas yang bertanggung jawab menyerahkan hasilhasil pekerjaan permohonan pendaftaran.
2. Back Office Back Office merupakan area kerja petugas pelaksana dan eksekutif Kantor Pertanahan melaksanakan tugas. Petugas di bagian Back Office terdiri dari: 1.
Petugas Pelaksana (PEL) commit to user
81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah petugas bagian belakang yang menyelesaikan pengadministrasian
dan
pembukuan
berkas-berkas
permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Memeriksa data-data permohonan pada Inbox komputer. b. Meminta berkas permohonan pada kepala Sub Seksi. c. Memindahkan data dari Inbox Current. Periksa data pada Database, jika tidak ada data, lewat komputer. Maka minta PETUGAS
DATA
ENTRY
BUKU
TANAH
PETUGAS DATA ENTRY SU/GS untuk input
dan data
tersebut. d. Menerima Buku Tanah. e. Melakukan Anotasi. f. Menyerahkan Dokumen pada KASUBSI. g. Mengambil
Dokumen
yang
sudah
diperiksa
oleh
KASUBSI. h. Mencetak Dokumen, jika telah disetujui oleh KASUBSI. i. Menyerahkan Dokumen pada KASI. j. Menyerahkan Dokumen dari KASI kepada KAKAN. 2.
Petugas Entry Data Buku Tanah (EDB) Adalah petugas bagian belakang yang melakukan pengisian data buku tanah. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : commit to user
82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Memeriksa pada Inbox, jika ada data, masukkan pada Current Box. b. Mencari Buku Tanah. c. Memasukkan data Buku Tanah ke dalam Database. d. Mengirim Buku Tanah kepada Petugas Pelaksana. 3.
Petugas Entry Data SU/GS (EDS) Adalah Petugas Bagian Belakang yang melakukan pengisian data SU/GS. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Memeriksa pada Inbox, jika ada data, masukkan pada Current Box. b. Mencari Buku SU/GS. c. Memasukkan data dari buku SU/GS ke dalam Database Textual.
4.
Kepala Subseksi (KASUBSI)/ Kepala Urusan (KAUR) Adalah Kepala dari suatu Sub Seksi yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima dokumen dari Petugas Penanggung Jawab Berkas. b. Membandingkan jumlah dokumen yang diterima dengan yang ada di Inbox. commit to user
83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Memerintahkan Petugas Pelaksana untuk mengambil dokumen dan menyelesaikannya. d. Menerima dokumen yang sudah diselesaikan oleh Petugas Pelaksana. e. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box. f. Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan dilayar monitor, jika benar otorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya. g. Menyerahkan dokumen kepada KASI. 5.
Kepala Seksi (KASI)/ Kepala Sub Bagian (KASUBAG) Adalah Kepala dari suatu Seksi yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima Dokumen dari KASUBSI / KAUR b. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box. c. Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan layar monitor, jika benar otorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya. d. Menyerahkan dokumen kepada Petugas Pelaksana untuk dicetak.
6.
Kepala Kantor (KAKAN) commit to user
84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah
kepala
suatu
Kantor
Pertanahan
yang
menandatangani dokumen dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima dokumen dari Petugas Pelaksana. b. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box. c. Menandatangani Dokumen. d. Mengotorisasikan berkas permohonan di layar monitor. 8. Prosedur Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Prosedur pengurusan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk pengajuan permohonan sertifikat tanah dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : 1.
Permohonan yang diajukan langsung oleh pemohon.
2.
Permohonan yang diajukan melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah. Cara pertama dapat dilakukan pada bidang-bidang tanah hak
milik warga yang belum bersertifikat yang pada prosesnya tidak membutuhkan akta dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, sedangkan cara kedua merupakan cara yang dilakukan untuk bidang tanah yang membutuhkan Akta dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, misalnya pada sertifikat tanah warisan maupun jual beli, dengan melalui dua cara tersebut, sertifikat tanah yang telah selesai dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. commit to user
85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk
lebih
jelasnya
didalam
melakukan
permohonan
pembuatan sertifikat ini akan dijelaskan secara rinci oleh penulis pada bagan berikut: Bagan IV.1 Prosedur Permohonan Sertifikat Tanah Pemohon
Desa Data Tanah
1
2
Kantor Pertanahan
3
PPAT Notaris/Camat
4
Keterangan : 1.
Pemohon bersiap mengajukan permohonan sertifikat tanah dengan mengajukan desa data tanah ke melalui notaris, kemudian notaris mengurus permohonan sertifikat ke Kantor Pertanahan.
2. PPAT (Notaris/Camat) menerima desa data tanah dari pemohon kemudian mengurus permohonan sertifikat di Kantor Pertanahan. 3.
Kantor Pertanahan lalu memproses pembuatan sertifikat tersebut dan mengeluarkan sertifikat tanah yang diberikan oleh Notaris atau PPAT yang nantinya akan diserahkan kepada pemohon. Untuk memberikan kemudahan kepada pemohon, setiap jenis
pelayanan baik permohonan maupun penyerahan telah tertulis pada loket-loket yang tersedia seperti pada bagan alur pelayanan pertanahan commit to user seperti berikut : 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan IV.2 Alur Pelayanan Sertifikasian Tanah Di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali PEMOHON
LOKET 1 Informasi 1. Pengukuran dan pendaftaran tanah. 2. Hak Atas Tanah. 3. Penatagunaan Tanah. 4. Penagturan dan Penguasaan Tanah.
LOKET 2 Penerimaan dan Pemohonan
LOKET 3 Pembayaran Biaya
LOKET 4 Penyerahan produk 1. Sertifikat tanah. 2. Surat keterangan pendaftaran tanah. 3. Roya. 4. Gambar situasi.
1. PPT. 2. PGT. 3. HAT.
commit to user
87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan IV.3 Prosedur Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Pengurusan surat dan berkas persyaratan di kelurahan dan kecamatan, meliputi: 1. 2. 3.
4. 5.
Pendaftaran Di Kantor Pertanahan, meliputi: 1. Pendaftaran di Loket 2. Pengisian daftar-daftar isian. 3. Pemeriksaan ulang oleh petugas pelaksana.
Surat Permohonan. Identitas para pemohon (Fotocopy KTP). Bukti-bukti tertulis: 1. Pethuk, Letter-C, Girik, Pipil. 2. Segel (Surat bukti jual beli tanah adat). 3. Putusan pengadilan. Pernyataan Pemohon. Nilai Jual Obyek Pajak.
Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis, melalui:
Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis, meliputi:
Media Massa seperti: Media Elektronik, Media Internet.
1. 2. 3. 4.
Pengukuran Letak tanah. Penetapan Batas tanah. Pengukuran Luas tanah. Pengukuran Luas bangunan.
Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis, melalui:
Pembukuan Hak, meliputi:
1. Berita Acara Pengesahan 2. Adanya gugatan pengadilan
1. Cek ulang perlengkapan persyaratan. 2. Pengajuan sengketa ke Pengadilan.
Penerbitan Sertifikat Tanah
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali commit to user
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penjelasan dari Gambar Bagan Prosedur Pembuatan Sertifikat Tanah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengurusan berkas-berkas dan syarat-syarat di Kantor Kelurahan dan Kecamatan, meliputi: a. Surat Permohonan b. Identitas para pihak (fotocopy KTP) dengan menunjukkan aslinya c. Bukti-bukti tertulis antara lain: 1) Pethuk, Letter C, Girik/Pipil. 2) Segel (Surat Bukti Jual Beli Tanah Adat), atau akta PPAT. 3) Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. 4) Bukti lain dengan disertai pernyataan yang bersangkutan dengan kesaksian dua orang penduduk setempat. Apabila surat bukti tidak ada dilampiri dengan: a. Pernyataan pemohon § Bahwa pengakuan pernyataan batas dan luas tanah yang bermaterai. § Bahwa penguasaan tanah telah dilakukan dengan itikad baik. § Bahwa penguasaan itu tidak pernah diganggu gugat dan
karena itu
diakui
dan
dibenarkan
oleh
masyarakat desa yang bersangkutan. § Bahwa
tanah
tersebut
sengketa. commit to user
89
sekarang
tidak
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Bahwa pernyataan yang dibuat adalah sesuai kenyataan,
karenanya
bersedia
dituntut
atas
keterangan-keterangan yang tidak benar. b. Keterangan Kades atau Lurah dengan saksi dua orang penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut. d. Nilai
Jual
Obyek
Pajak
(NJOP)
atau
Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) tahun terakhir. 2. Pendaftaran di Kantor Pertanahan, meliputi: a. Penerimaan Pendaftaran Setelah berkas-berkas terkumpulkan maka diserahkan ke Kantor Pertanahan melalui loket 2. Petugas Entry Data Permohonan (petugas EDP) loket 2 menerima dokumen permohonan kemudian melakukan input data. Petugas EDP lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran data atau berkas persyaratan yang dibawa pemohon. Jika data atau berkas permohonan sudah benar dan lengkap, dilanjutkan dengan pencetakan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) dan Surat Perintah Setor (SPS) jika data belum benar atau lengkap dilakukan pencetakan surat penolakan dan menyerahkan semua dokumen ke pemohon. b. Pengisian daftar-daftar isian 1) Daftar isian 1 yang merupakan daftar permohonan pekerjaan pendaftaran tanah. Daftar ini berkas permohonan yang masuk commit to user
90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan menjadi beban Kantor Pertanahan untuk menerbitkan sertfikat. 2) Daftar isian 92 yang merupakan daftar permohonan pekerjaan pengukur tanah. 3) Pemeriksaan ulang oleh petugas pelaksana subseksi dan pemeriksaan data dalam data base. 3. Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis. a. Pengukuran letak tanah b. Pengukuran batas tanah. c. Pengukuran luas tanah. d. Pengukuran luas bangunan. Dalam hal ini proses pengukurannya dilakukan oleh petugas pelaksana dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. 4. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis Pengumuman dilakukan melalui media massa yang antara lain meliputi media elektronik, media internet,dll. Hal ini bertujuan apabila ada pihak yang berkeberatan dengan diterbitkannya sertifikat tanah, dan waktu pengumumannya adalah 60 hari. 5. Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis. Setelah waktu pengumuman selesai, data fisik dan data yuridis disahkan oleh Kepala Kantor dengan menggunakan Berita Acara Pengesahan, sedangkan apabila muncul adanya gugatan, maka commit to user
91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses pembuatan sertifikat ditunda untuk sementara waktu sampai ada putusan dari Pengadilan. 6. Pembukuan Hak. Didalam tahap ini dilakukan pengecekan ulang secara menyeluruh mulai dari perlengkapan persyaratan dan berkas-berkas pendaftaran sampai masalah-masalah yang ditimbulkan. Sertifikat tanah tidak akan diterbitkan apabila masih menemui adanya kendala-kendala yang meliputi antara lain sengketa tanah, jual beli tanah dan kekeliruan pengukuran. 7. Penerbitan Sertifikat Tanah. Setelah semua prosedur kerja selesai, hasil terakhir adalah penerbitan sertifikat tanah. Sertifikat tanah merupakan surat tanda bukti hak diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah terdaftar dalam buku tanah. Selain itu sertifikat tanah merupakan salinan buku tanah dan surat ukur yang dijilid menjadi satu dengan sampul khusus yang diatur perundang-undangan. Dalam hal ini surat ukur dari hasil pengukuran yang memuat data fisik dijilid menjadi satu dengan salinan buku tanah kemudian diajukan ke kepala kantor untuk dilakukan penandatanganan. Apabila kepala kantor berhalangan atau dalam rangka melayani permohonan pendaftaran tanah yang bersifat massal, penandatanganan buku tanah commit to user
92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan sertifikat tanah dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah.
B. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yang berfokus pada beberapa kriteria yang mencerminkan seberapa baik kualitas jasa yang diberikan. Kriteria tersebut yaitu bukti langsung (tengibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empaty). Sebelum membahas mengenai kriteria kualitas pelayanan di atas akan di dijelaskan mengenai SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan). a.
Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SPPP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SPPP) di
kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan wujud nyata dari peningkatan kinerja dan pelayanan pemerintah Kabupaten Boyolali kepada masyarakatnya. Berangkat dari visi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yaitu menjadi lembaga/kantor Pertanahan yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia. Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan memiliki commit to user arti yang sangat penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan
93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan merupakan salah satu prinsip kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk mewujudkan kelancaran dalam proses sertifikasi tanah. Dengan adanya pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pada Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, maka perlu adanya penetapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Berdasarkan hal tersebut maka, Pemerintah Kabupaten Boyolali menetapkan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SPPP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, dijelaskan bahwa materi pelayanan, yaitu 1. Jenis Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan administrasi baik di front office commit to user
94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun back office. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah: “di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali memang melayani di 2 pelayanan, baik di front office maupun back office. Front office digunakan untuk berhubungan langsung dengan pemohon, sedangkan Back Office untuk mengolah data-data dari front office.” (sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa bentuk pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali terbagi menjadi front office dan back office. Dengan tujuan untuk memperlancar dan mempercepat proses pensertifikasian tanah.
2. Dasar Hukum Pelayanan yang diberikan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
disesuaikan dengan Standar Pelayanan dan Pengaturan
Pertanahan (SPPP) yang mempunyai dasar hukum Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.1 tahun 2010. Membenarkan hal itu, Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak memberikan tanggapan sebagai berikut : “kita memang dalam memberikan pelayanan sesuai dengan dasar hukum yang ada untuk menjalankan SPPP, agar pelayanan yang diberikan tidak menyimpang dari prosedur yang telah ada.” (Sumber: Wawancara 17Februari 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Bapak Drs. Joko Triono sebagai berikut : commit to user
95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“iya, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.1 tahun 2010, merupakan dasar hukum bagi kita dalam memberikan pelayanan, dengan adanya peraturan tersebut akan menjadi acuan bagi kami untuk dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.” (Sumber: Wawancara 17Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali selalu berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertahanan Nasional yang telah ditetapkan yang digunakan sebagai salah satu acuan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Persyaratan Untuk memperoleh pelayanan, pemohon (masyarakat) harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik berupa persyaratan teknis dan persyaratan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Persyaratan dalam permohonan pensertifikasian tanah yaitu : a. Permohonan Pendaftaran tanah Untuk Pertama Kali (Konversi, Pengakuan, Penegasan Hak) 1. Surat Permohonan ; 2. Identitas para pihak (Fotocopy KTP) dengan menunjukan aslinya ; 3. Bukti tertulis antara lain : commit to user
96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Petuk D atau fotocopy C desa yang dilegalisir atau Girik/pipil, kekitir.
·
Segel, atau Akta PPAT dan SSB (Nilai Perolehan Tidak Kena Pajak Rp.200 juta untuk Warisan, lainnya Rp. 15 Juta, bukti setor PPH jika diperlukan.
·
Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, SPPT tahun terakhir,dll.
4. Bukti lain dengan disertai pernyataan yang bersangkutan dengan kesaksian dua (2) orang penduduk setempat. Apabila surat/bukti tidak ada lampirannya dengan : ·
Pernyataan permohonan bahwa telah menguasai secara fisik selama 20 tahun terus-menerus, dan pernyataan batas dan luas tanah bermaterai.
·
Keterangan Kades/Lurah dengan saksi dua (2) orang penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut.
b. Penerbitan Sertifikat Dari SK Pemberian Hak Atas Tanah 1. Surat Permohonan. 2. Asli SK Pemberian Hak Atas Tanah. 3. Bukti Pelunasan Uang Pemasukan kepada Negara (jika dikenakan uang pemasukan). 4. BPHTB walaupun nihil. commit to user
97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Identitas Pemohon (fotocopy KTP yang mewakili dan fotocopy Akta Pendirian untuk Badan Hukum) dengan menunjukan aslinya. Berdasarkan persyaratan diatas dapat kita lihat bahwa sebelum atau sesudah diterapkannya SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan) tidak berubah, karena di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah melakukan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat dan penerapan SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pelayanan) merupakan aturan yang berlandaskan
hukum
yang
berlaku
sehingga
dalam
memberikan
persyaratan pelayanan tidak menyalahi aturan yang ada. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak : “adanya SPPP melegalkan persyaratan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolai ini mas karena sebelum ditetapkannya SPPP kantor pertanahan ini sudah memberikan penyederhanaan persyaratan agar pelayanan yang ada menjadi mudah,cepat dan tidak menyulitkan masyarakat.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Bapak Drs. Joko Triono sebagai berikut : “menurut saya persyaratan untuk permohonan sertifikat tanah tidak membebani pemohon, memang terkadang ada pemohon yang masih bingung persyaratan apa saja yang harus dipenuhi, terutama untuk pemohon yang datang mengurus sendiri ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini. Untuk itu, kami memberikan penjelasan kepada pemohon dan pemohon juga bisa mengetahui semua informasi di loket informasi mas.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) commit to user
98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasar hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa persyaratan untuk memperoleh sertifikat tanah sebelum atau sesudah diterapkannya SPPP sudah diberlakukan secara sederhana dan tidak membebani pemohon terutama pemohon yang mengurus sendiri sertifikat tanah ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
4. Waktu Ketepatan waktu penyelesaian menjadi salah satu faktor pendukung kualitas
pelayanan
di
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Boyolali.
Penyelesaian waktu yang tepat dan sesuai prosedur akan menjadikan kualitas pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menjadi baik dalam persepsi masyarakat. Sejauh ini penyelesaian permohonan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebelum diterapkannya SPPP di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali rentang waktu penyelesaian sertifikat tanah adalah 4 (empat) bulan, tetapi setelah ditetapkannya SPPP jangka waktunya paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak di terimanya permohonan dengan persyaratan lengkap dan benar. Pelaksanaan waktu penyelesaian pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah : “Penyelesaian permohonan sudah kita standarkan dengan SPPP, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar lebih baik, kita upayakan minimal tepat waktu, kalau ada keterlambatan commit user yang kurang dari pemohon.” itu dikarenakan masih ada to berkas
99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Tanggapan senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak : “Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali memiliki SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan), jadi waktu penyelesaian diusahakan tidak melebihi batas waktu yang ditetapkan. Untuk menunjang kualitas pelayanan agar lebih baik dan kita upayakan minimal tepat waktu, tapi kita usahakan dapat kurang dari waktu yang diterapkan dalam SPPP.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berdasar hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu penyelesaian pelayanan permohonan sertifikat tanah sesuai dengan SPPP (Standa Pelayanan dan Pelayanan). Selama ini proses penyelesaian permohonan sudah sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
5. Biaya Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rinciannya dengan nama atau sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang besarnya dan tata caranya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Besarnya
biaya
pembuatan sertifikat tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut ini :
commit to user
100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Pendaftaran Tanah Pertama Kali Tabel IV.5 Pendaftaran Tanah Pertama Kali
No 1. 2.
Jenis Pelayanan
Satuan
Konversi/Pengakuan Hak Pendaftaran Sk.Pemberian Hak
Bidang Bidang
Tarif (Rupiah) 25.000 25.000
b) Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah Tabel IV.6 Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah No
Jenis Pelayanan
1.
Pendaftaran Tanah
2.
Pemecahan Sertifikat
3.
Pemindahan/Peralihan Hak
4.
Penggabungan Sertifikat
5. 6.
Pengggantian Sertifikat (Hilang/Rusak/Ganti Baru) Pendaftaran Hak Tanggungan
7.
Roya
8.
Ganti Nama/Ralat Nama
9.
Pencatatan/Lain-lain
commit to user
101
Satuan
Tarif (Rupiah)
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap pelayanan memiliki tarif yang sama. Hal ini sangat efektif karena tarif yang berlaku diberlakukan secara sama untuk per bidangnya yaitu 25.000. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menerapkan tarif yang sama dengan maksud agar pemohon tidak lagi bingung terhadap tarif yang diberlakukan. Menanggapi besarnya biaya yang dibebankan kepada pemohon, Bapak Drs. Joko Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mengemukakan hal sebagai berikut : “tarif yang diberlakukan harus sama, karena memang dalam pengerjaannya beban yang ada sama. Untuk itu,kami menetapkan tarif yang sama.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berdasar dari tabel di atas serta hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah ditetapkannya SPPP besarnya biaya pelayanan yang diberlakukan adalah sama untuk perbidangnya adalah 25.000. Ini menjadikan biaya pelayanan menjadi lebih efektif, transparan, tidak terlalu tinggi dan tidak membebani pemohon, terbukti dengan tidak adanya keluhan dari pemohon (masyarakat).
6. Masa Berlaku Sertifikat Tanah Masa berlaku untuk sertifikat tanah adalah tidak terbatas, namun masa berlaku bisa menjadi hilang karena bencana alam atau sertifikat tanah tersebut hilang. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko commit to user
102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai berikut : “masa berlaku untuk sertifikat tanah itu waktunya tidak terbatas, karena selama sertifikat yang telah di miliki oleh pemohon tidak hilang atau berpindah tangan serta karena bencana alam, maka kepemilikan tidak terbatas.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa batas waktu sertifkat tanah tidak terbatas selama tidak hilang atau berpindah tangan maupun karena bencana alam.
b. Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor
Pertanahan
Kabupaten Boyolali Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dituntut untuk lebih baik dalam melayani masyarakat. Setiap warga ingin diberi kemudahan segala urusan yang menyangkut birokrasi, termasuk pengurusan berbagai pensertifikasian. Struktur birokrasi yang rumit, sering dituding sebagai kendala dalam pengurusan pensertifikasian tanah. Ternyata, proses pensertifikasian tanah harus melalui berbagai tahapan serta berbelit-belit, memakan waktu lama dan hampir selalu terjadi praktek pungutan liar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menempuh langkah strategis dengan dikembangkannya beberapa aplikasi berbasis teknologi informasi yang dipandang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Aplikasi tersebut digunakan untuk mengeksploitasi sistem commit to user
103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aplikasi pelayanan LOC (Land Office Computerization) yang tersedia di kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Sebaik apapun konsep yang ditawarkan oleh aparat mengenai pelayanan masyarakat dan segigih apapun usaha yang mereka lakukan untuk mewujudkannya, penilaian terakhir tetap berada di tangan pengguna layanan tersebut. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan jasa, maka untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan tergantung kepada penilaian yang diberikan konsumen. Dalam penelitian ini, penilaian terhadap kualitas pelayanan didasarkan pada beberapa kriteria yang mencerminkan seberapa baik kualitas jasa yang diberikan. Kriteria tersebut yaitu : 1. Bukti langsung (tangibles) 2. Kehandalan (reliability) 3. Daya tanggap (responsiveness) 4. Jaminan (assurance) 5. Empati (empathy) Untuk lebih lengkapnya berikut penjelasan mengenai penilaian tersebut, yaitu : 1. Bukti langsung (tangibles) Bukti langsung (tangibles) atau bukti fisik, yaitu kemampuan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan sarana fisik dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan commit to user
104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh pemberi jasa. Penampilan fasilitas sarana dan prasarana fisik organisasi dan lingkungan sekitar adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, peralatan atau teknologi yang digunakan, penampilan pegawainya serta sarana komunikasi. Untuk menunjang kelancaran dan menjamin kualitas suatu pelayanan, perangkat keras maupun perangkat lunak merupakan hal sangat vital, karena itulah Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melengkapi institusinya dengan peralatan yang memadai untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Diharapkan dengan adanya peralatan tersebut pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat semakin baik dan maksimal. Peralatan tersebut berupa perangkat keras, seperti meja, kursi, ruang tunggu, loket, tv, ac, perangkat lunak seperti komputer dan aplikasinya. Sebagai institusi pelayanan publik, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali saat ini telah memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan cukup memadai yaitu sarana kegiatan lapang (alat ukur dan perekam data lapangan), sarana alat pengolahan data yang berbasis teknologi informasi, sarana-sarana kerja maupun sarana mobilitas, sarana prasarana pendukung tersebut sebagai berikut:
commit to user
105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.7 Sarana Prasarana Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali No.
Jenis Prasarana
Jumlah (unit)
1.
Mobil (kendaraan roda 4)
4
2.
Sepeda Motor (kendaraan roda 2)
5
3.
Mesin ketik manual
26
4.
Komputer PC
23
5.
Laptop
3
6.
Printer
30
7.
Server
1
9.
Almari besi
13
10.
Almari kayu
32
11.
Almari kaca
2
12.
Filing Kabinet
18
13.
Rak besi
65
14.
Brankas
8
15.
Mobile fie
17
16.
Meja kerja kayu
138
17.
Meja kerja besi
8
18.
Meja rapat
10
19.
Meja gambar
1
20.
Meja computer
14
21.
Kursi kerja kayu
116
22.
Kursi tunggu kayu
23.
Kursi besi lipat
129
24.
Kursi pejabat eselon
24
25.
AC split
11
26.
Kipas angin
7
27.
Televisi
5
28.
Vacum cleaner
1
29.
Sound system
1
30.
Theodolite
9
32.
Rambu bak ukur
6
33.
Rol meter
2
34.
GPS handhal
13
36.
Alat gambar manual/passer
10
37.
Telp PABX
1
38.
Faximile
2
39.
Lemari peta
6
40.
Daya listrik
1
Keterangan
8
Sumber Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali commit to user
106
15 note
20.000 VA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali telah melengkapi dirinya dengan peralatan kerja, perlengkapan kerja maupun fasilitas-fasilitas pelayanan pendukung lainnya yang diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi pengguna layanan (masyarakat). Diantara peralatan yang cukup menentukan di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali dalam pensertifikasian sertifikat tanah adalah perangkat komputer, sudah semua kegiatan di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali telah menggunakan kecanggihan teknologi komputer, khususnya untuk pengolahan dan penyimpanan data. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian, dari hasil wawancara tersebut sebagai berikut : “sekarang di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali sudah dapat dikatakan lengkap dalam penyediaan sarana serta prasarana. Dengan didukungnya penggunaan komputer, maka dapat mempercepat proses kerja sehingga dapat menghemat waktu yang telah ditetapkan.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011 ) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, beliau mengatakan : “menurut saya sarana dan prasarana yang ada di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali, bisa dikatakan cukup lengkap . Penggunaan komputer sudah baik dan para pegawainya sebagian besar juga sudah bisa menggunakan komputer, ini dapat dibuktikan dengan pengerjaan berkas yang dapat selesai sesuai SPPP.” (Sumber: Wawancara 17Februari 2011 ) Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat commit to user
107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
komputer sudah memadai. Setiap seksi sudah memiliki komputer untuk mengerjakan pekerjaannya agar dapat cepat selesai dan tepat waktu. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa komputer merupakan suatu alat atau perangkat yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap instansi. Semua proses pengolahan data sudah dikerjakan dengan menggunakan sistem komputer, karena dengan menggunakan komputer akan menghemat waktu pelayanan dan mempermudah pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya baik dalam pengolahan data maupun pemberian pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa. Selain peralatan, fasilitas penunjang pelayanan turut menunjang tercapainya kualitas pelayanan yang dapat memberikan kepuasaan ataupun menunjukkan ketidakpuasan bagi pihak yang dilayani. Dalam hal menyediakan fasilitas pelayanan, Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali telah berupaya untuk melakukan yang terbaik. Fasilitas penunjang pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali diantaranya adalah ruang tunggu yang bersih dan nyaman, kursi, air minum, surat kabar, dan tempat parkir yang memadai. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian : “di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali berusaha memberikan fasilitas yang baik dan memadai untuk pemohon. Dapat kita lihat bahwa di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali sudah ada ruang tunggu dengan fasilitas kursi yang nyaman dan surat kabar untuk pemohon yang menunggu agar tidak jenuh. Demikian dengan tempat parkir, walaupun tidak begitu luas tapi sudah cukup baik, dan juga sudah ada satpam yang mengawasi kendaraan.” commit to user 2011 ) (Sumber: Wawancara 17 Februari
108
perpustakaan.uns.ac.id
Mengenai
digilib.uns.ac.id
fasilitas
penunjang pelayanan
tersebut,
berikut
tanggapan yang diungkapkan oleh Notaris Alting dari Boyolali : “saya merasa nyaman mas, ruang tunggunya lumayan besar dan tersedia surat kabar yang bisa dipinjam, itu yang membuat saya tidak merasa bosan menunggu.” (Sumber: Wawancara 22 Februari 2011 ) Demikian juga tanggapan oleh Ibu Lani sebagai karyawan Notaris dari Teras : “fasilitas yang ada cukup lengkap mas, surat kabar yang ada membuat saya merasa tidak jenuh saat menunggu.” (Sumber: Wawancara 28 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Subagyo dari Teras : “kalo, menurut saya fasilitas yang ada disini sudah lumayan baik mas, walaupun pemohon cukup banyak, masih dapat menampung pemohon yang ada.” (Sumber: Wawancara 22 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas penunjang pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kepuasaan pelanggan atau pengguna jasa di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Ruang tunggu yang dilengkapi dengan TV, tepat air minum, kursi serta surat kabar dapat membuat pemohon merasa nyaman dalam menunggu giliran untuk dilayani, sedangkan untuk tempat parkir cukup memadai. Tempat parkir di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali cukup memadai untuk roda dua maupun roda empat, disamping itu juga sudah ada satpam yang diharapkan dapat menjamin keamanan.
commit to user
109
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kehandalan (reliability) Kehandalan
(reliability)
yakni
kemampuan
memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan sesuai dengan apa yang ditawarkan. Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan harapan pemohon yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pemohon tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi pemerintah yang bergerak di bidang pembuatan dan urusan mengenai tanah, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai instansi pemerintah tidak hanya mengemban misi organisasi, tetapi juga misi yang lebih luas, salah satunya yaitu “peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T)”. Dengan kata lain, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam pemanfaatan tanah bagi masyarakat. Oleh karena itu, kehandalan dari petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan kepada pemohon sangatlah penting. Kehandalan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam melayani kebutuhan pemohon (masyarakat), dapat ditunjukkan dengan berusaha memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu sesuai dengan SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan). commit to user
110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kehandalan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan sertifikasi tanah dapat dilihat dari hasil wawancara dengan salah satu Kepala bagian di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, Bapak Drs Djoko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, beliau mengatakan hal sebagai berikut: “mengenai penyelesaian sertifikat tanah, dalam SPPP waktu penyelesaiannya ditetapkan selama 4 bulan, tapi kita usahakan dalam 3 bulan sertifikat tersebut sudah selesai. Sepanjang pemohon (masyarakat) sudah melengkapi persyaratan dan dilampirkan di formulir permohonan sertifikat tanah. Maka, kewajiban kita adalah memproses dengan segera.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Kelengkapan
persyaratan
yang
diajukan
pemohon,
sangat
menentukan lamanya waktu penyelesaian sertifikat. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak mengemukakan hal sebagai berikut : “..selama persyaratan lengkap mas, kami pasti langsung memprosesnya. Terkadang ada pemohon yang belum melengkapi persyaratannya, sehingga kami belum bisa memproses dan kami harus menunggu pemohon tersebut untuk dapat melengkapi persyaratannya. Hal seperti ini yang membuat proses penyelesainnya juga menjadi lebih lama.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berikut ini tanggapan Bapak Slamet dari Boyolali : “ soal ketepatan waktu penyelesaian sertifikat tanah menurut saya sudah baik, pokoknya sekarang sudah bisa tepat waktu” (sumber : wawancara 4 Agustus 2011) Hal senada dikemukakan oleh Saudara Wawan sebagai karyawan notaris dari Boyolali : “ Alhamdulillah mas, kalau mengenai waktu penyelesaian sertifikat commit4tobulan userkurang sedikit sudah jadi .... “ tanah sudah tepat waktu,
111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber : wawancara 4 Agustus 2011) Berikut tanggapan dari Bapak Sugono dari Boyolali : “menurut saya, sudah bagus mas pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini, saya diberikan pelayanan yang baik oleh petugasnya. Kalau mengenai waktu penyelesaian sertifikat tanah saya kurang tau mas, karena saya baru pertama kali ini datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.” (Sumber : Wawancara 22 Februari 2011) Tanggapan yang lain dikemukakan oleh Bapak Agus dari Ngemplaki sebagai berikut : “pelayanan yang diberikan sudah lumayan bagus, pernah suatu waktu persyaratan saya kurang, kemudian petugas langsung memberitahukannya dan permohonan saya cepat di proses. Kadang-kadang kalau lagi banyak pemohon agak lama sedikit mas dalam memberikan pelayanan, tapi itu semua merupakan hal yang wajar.” (Sumber : Wawancara 22 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kehandalan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik. Proses penyelesaian pekerjaannya sudah cepat, tepat serta sesuai dengan SPPP yang berlaku. Kehandalan yang sudah dimiliki oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus tetap dipertahankan atau bahkan harus ditingkatkan lagi agar lebih optimal.
3. Daya tanggap (responsiveness) Daya tanggap (responsiveness), yakni respon atau kesigapan para to userpara pelanggan dan memberikan pemberi pelayanan untukcommit membantu
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelayanan dengan tanggap dan cepat, yang meliputi kesigapan dan kecepatan pegawai dalam melayani pelanggan, kecepatan pegawai dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan. Daya tanggap di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sangat penting dalam memberikan pelayanan dan aspirasi pemohon (masyarakat), karena Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan jasa, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus selalu tanggap atau peka terhadap kebutuhan dan harapan pemohon (masyarakat). Daya tanggap Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali juga dapat terlihat dari tanggapan petugas dalam menanggapi kebutuhan pemohon (masyarakat). Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus memahami apa yang menjadi kebutuhan pemohon (masyarakat) yang semakin kompleks. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berusaha memberikan yang terbaik untuk pemohon (masyarakat) sikap tersebut ditunjukkan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan). Dalam pelaksanaan pemerintahan aparat harus senantiasa berorientasi pada publik, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Pelayanan yang diberikan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selain berdasarkan pada SPPP yang berlaku juga berdasarkan pada prinsip New Public Service, salah satu prinsipnya yaitu mengutamakan kepentingan umum (publik). Seperti yang commit to user
113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak mengatakan sebagai berikut : “petugas yang sedang bertugas di loket, memang tidak diperbolehkan untuk meningggalkan tempatnya mas, ini diperuntukkan agar jika ada pemohon yang datang bisa cepat dilayani dan permohonan bisa cepat diproses.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Menanggapi hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai berikut : “Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai lembaga publik yang bertugas melayani masyarakat sudah memberikan pelayanan yang terbaik. Selama ini Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan sudah berdasarkan atas SPPP yang berlaku.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Sementara itu Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian mengemukakan hal sebagai berikut : “daya tanggap petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menaggapi kebutuhan pemohon, saya rasa sudah baik mas. Kami berusaha selalu cepat dan tanggap dalam melayani kebutuhan masyarakat.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Daya tanggap Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memenuhi kebutuhan pemohon (masyarakat) juga dapat dilihat dari tanggapan pemohon (masyarakat) pengguna jasa. Berikut penuturan Bapak Muhroji dari Ampel : “saya rasa petugasnya sudah tanggap mas, pelayanan yang didukung dengan teknologi yang canggih membuat pelayanan menjadi cepat selesai. Petugasnya juga baik dan ramah-ramah.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) commit to user
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Pritas selaku Notarias dari Boyolali : “petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sudah tanggap mas, pelayanan yang saya inginkan selalu dapat terpenuhi dengan cepat.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Joko dari Selo sebagai berikut : “kalau menurut saya, petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik. Mereka selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemohon, memberikan informasi yang jelas dan akurat serta membantu pemohon yang sedang dalam kesulitan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menanggapi kebutuhan pemohon (masyarakat) sudah baik, dan sudah terdapat suatu kesesuaian antara harapan dari pemohon (masyarakat) dengan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selaku pemberi layanan. Hal ini, harus ditingkatkan lagi agar dalam memberikan pelayanan kepada pemohon (masyarakat), pelayanan yang diberikan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menjadi lebih baik lagi. Daya tanggap lain dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ditunjukkan dengan usahanya dalam menampung dan menaggapi keluhankeluhan yang disampaikan oleh pemohon (masyarakat) pengguna jasa. Untuk menampung semua keluhan dari pemohon, di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menggunakan kotak saran. commit to user
115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk segera
menanggapi
keluhan-keluhan
yang
masuk
dari
pemohon
(masyarakat). Hal ini dilakukan untuk selalu menjaga kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan keinginan dan kepuasaan pemohon (masyarakat) pengguna jasa. Sejauh ini jarang terdapat keluhan dari pemohon yang diberikan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Berikut penuturan Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian dalam menanggapi keluhan yang disampaikan pemohon (masyarakat) : “Kami menyediakan kotak saran yang berada di dekat pintu masuk ruang tunggu agar pemohon (masyarakat) yang memiliki keluhan dapat langsung mengutarakannya dan memasukkan ke dalam kotak saran. Keluhan pasti ada dari pemohon, karena kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang mengakibatkan tingginya kebutuhan yang harus terpenuhi. Kami hanya berharap sudah terdapatnya kesesuaian antara pelayanan yang kami berikan dengan harapan pemohon.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak mengatakan sebagai berikut : “sejauh ini tidak ada keluhan yang sangat berat mas, pemohon hanya mengeluhkan mengenai lamanya pelayanan disaat antri mas, selain itu belum ada keluhan lagi.” (Sumber : Wawancara 17Februari 2011)
Demikian juga dengan Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, mengemukakan hal sebagai berikut : “dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, commit to memenuhi user kami selalu berusaha untuk keinginan dari masyarakat
116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mas. Mereka datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini, kami melayaninya dengan baik. Selama ini saya tidak pernah mendapatkan keluhan dari pemohon.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Sama halnya dengan tanggapan dari Bapak Kirman dari Cepogo sebagai berikut : “petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sudah baik mas. Selama saya mengurus sertifikat tanah tidak berbelit-belit serta penyelesaiannya sesuai dengan aturan yang berlaku dan biaya yang dikeluarkan transparan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Syarifah sebagai karyawan notaris dari Teras, beliau mengatakan : “daya tanggap disini sudah cukup baik mas, petugasnya ramah dan cepat dalam memberikan pelayanan. Mereka langsung memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang sedang saya hadapi, kalau saya belum mengerti petugasnya mau memberikan penjelasan dengan ramah dan mudah dimengerti. Jadi, saya tidak ada yang perlu di keluhkan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara diatas, menunjukkan bahwa kesigapan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menaggapi keluhan pemohon sudah cukup baik, di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk mencari tahu dan memahami apa yang menjadi keinginan pemohon (masyarakat). Meskipun sejauh ini di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali jarang menerima keluhan dari pemohon, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali tetap memberikan kesempatan kepada pemohon untuk menyampaikan keluhan-keluhan serta harapan-harapan mereka di dalam kotak saran yang telah disediakan oleh commit to user Boyolali. Keluhan-keluhan dan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten
117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harapan-harapan dari pemohon (masyarakat) dijadikan sebagai acuan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk dapat menjadi lebih baik lagi.
4. Jaminan (assurance) Jaminan (assurance), mencakup kemampuan pegawai atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Sumber Daya Manusia (SDM) atau pegawai merupakan faktor utama dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemohon (masyarakat) sebagai pengguna jasa. Hal ini berarti, kualitas pelayanan tergantung dari kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pemohon (masyarakat). Menanggapi hal tersebut, Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah akan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : “SDM (Sumber Daya Manusia) memang merupakan salah satu faktor pendukung untuk dapat mewujudkan pelayanan yang baik, kemudian sumber daya yang tersedia didukung dengan adanya latihan-latihan atau training. Kualitas SDM dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang rata-rata sudah menempuh jenjang S1, serta penempatan yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan pegawai, hal ini akan dapat meningkatkan kualitas.” commit user 2011) (Sumber : Wawancara 17 to Februari
118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemampuan pegawai sendiri dapat dilihat dari penuturan Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak sebagai berikut : “kemampuan pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah cukup baik mas. Pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya sudah mengacu pada SPPP yang berlaku, dan dalam melayani pemohon petugasnya ramah dan sopan.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian : “pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik dalam memberikan pelayanan mas, mereka sopan dalam melayani masyarakat. Dengan berbekal pendidikan yang tinggi serta pengalaman kerja, maka pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Untuk selanjutnya akan dipaparkan mengenai tanggapan dari pemohon (masyarakat) terhadap kemampuan pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan. Bapak Basuki dari Simo : “kemampuan pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sudah baik mas, saya dilayani sesuai dengan antrian dan dalam memberikan pelayanan petugasnya tidak membeda-bedakan pemohon yang satu dengan yang lainnya.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Syarifah sebagai karyawan notaris Teras sebagai berikut : “pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik dalam melaksanakan tugasnya mas, mereka sudah ahli dan menguasai pekerjaannya.” commit user 2011) (Sumber : Wawancara 28 to Februari
119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Nurudin sebagai berikut : “saya baru pertama kali datang kemari mas, petugasnya yang melihat saya kebingungan langsung memberikan informasi yang saya butuhkan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan koordinasi antar petugas dalam memberikan pelayanan kepada pemohon (masyarakat) sudah baik. Pemohon tidak banyak mengeluhkan mengenai kemampuan petugas di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali, ini memberikan bukti bahwa kualitas SDM sudah baik dan perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik. Dalam memberikan jaminan atas pelayanan kepada pemohon (masyarakat), selain kemampuan ada hal penting yaitu jaminan keamanan terhadap produk yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, yaitu keamanan dalam penerbitan sertifikat tanah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah : “dalam memberikan keamanan dalam penerbitan sertifikat tanah, kami memiliki simbol-simbol tertentu mas, yang memang tidak bisa dillihat dengan mata telanjang, tapi harus dengan menggunakan alat khusus. Kami selalu menyarankan kepada pemohon (masyarakat) agar selalu mengurus pembuatan sertifikat tanah sendiri atau dilimpahkan kepada notaris. Hal ini ditujukan agar meminimalisir oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan pemohon (masyarakat) yang tidak mengetahui prosedur permohonan sertifikat tanah.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku commit user berikut : Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hakto sebagai
120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“keamanan dalam produk yang kami keluarkan memang berupa simbol-simbol yang tidak bisa dibaca oleh orang lain selain petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, ini dimaksudkan agar simbol yang kami miliki tidak bisa di bajak oleh orang lain.” (Sumber : Wawancara 17 Fwbruari 2011) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik dan harus dipertahankan. Keamanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali mengenai produk yang dikeluarkan sangat baik. Penggunaan simbol-simbol yang tidak bisa dibaca oleh orang awam, menjadikan produk yang dikeluarkan mendapatkan jaminan yang baik.
5. Empati (empathy) Empati (emphaty) meliputi perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan dalam menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Kantor Pertanahan salah satu bagian dari instansi pemerintah Kabupaten Boyolali yang beralamatkan di Jl. Anggrek No.1, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Lokasi tersebut termasuk berada ditengah kota, dekat atau berada dipinggir jalan raya dan dilalui oleh jalur angkutan umum, sehingga mudah untuk di jangkau oleh masyarakat. Lokasi fasilitas commit user terjangkau merupakan salah satu jasa yang dekat dengan jalan dan to mudah
121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harapan dari pemohon (masyarakat) sertifikat tanah, sehingga mereka mudah untuk memenuhi atau menghubungi petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Empati dari petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari ketika masyarakat datang untuk mengajukan permohonan sertifikat tanah, mereka dengan mudah untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang pelayanan, baik dari segi prosedur, biaya, jagka waktu ataupun ketika terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya. Dalam hal ini petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berusaha untuk menciptakan suasana yang nyaman dan praktis dalam menghubungi Kantor, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak sebagai berikut : “selain pemohon bisa dengan mudah datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, kami juga menyediakan layanan telepon selama jam kerja, tujuan agar masyarakat lebih mudah lagi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Dengan pelayanan telepon ini, pemohon (masyarakat) dapat mengetahui mengenai proses berkas permohonan dan mengenai biaya yang dikeluarkan. Dengan layanan telepon ini sangat membantu pemohon (masyarakat) yang hendak mengurus permohonan sertifikat tanah. Berbekal informasi yang diperoleh, pemohon (masyarakat) akan lebih mempersiapkan persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat dilayani dengan cepat. commit to user
122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam memberikan pelayanan hubungan antara petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dengan pemohon sertifikat tanah harus berjalan dengan baik. Hal ini sangat penting karena sebagai pelayanan publik harus memberikan pelayanan yang memuaskan pemohon dan erat kaitannya dengan sorotan masyarakat terhadap pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Adanya suatu hubungan antara petugas dengan pemohon tentu sebelumnya ada suatu komunikasi antar keduanya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa suatu komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu hubungan. Apabila terjadi kesenjangan dalam komunikasi antara petugas dengan pemohon (masyarakat), maka akan menimbulkan penilaian atau persepsi negatif terhadap kualitas jasa. Komunikasi yang terjalin antara petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dengan pemohon (masyarakat) dapat dikatakan cukup intensif, hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang dilakukan setiap harinya. Komunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan informasi terbaru jika terjadi perubahan dan juga memonitor segala perkembangan yang terjadi dalam pelayanan sertifikat tanah. Dengan hubungan dan komunikasi yang baik antara petugas dan pemohon dapat membantu petugas untuk mengetahui apa yang menjadi keluhan dan apa yang menjadi harapan dari pemohon serta keluhan dan harapan petugas dalam penerbitan sertifikat tanah terhadap peningkatan pelayanan, sehingga dapat lebih mempercepat proses penyelesaian commit to user
123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permohonan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suyut, selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian : “Adanya komunikasi yang baik antara pemohon dengan petugas bisa mempercepat waktu penyelesaian. Misalnya, ada pemohon yang belum melengkapi persyaratannya, maka petugas dengan sigap memberitahukannya kepada pemohon agar segera dilengkapi, setelah lengkap maka petugas langsung memprosesnya.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Dengan memposisikan pemohon sebagai pihak yang harus dilayani dengan baik, maka petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali senantiasa selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik yang bersifat individual dan tulus memberikan informasi serta membantu pemohon (masyarakat) yang membutuhkan bantuan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Bapak Sutoyo dari Ngemplak : “petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sangat baik mas, mereka memberika penjelasan yang mudah dimengerti, sopan dan ramah dalam penyampainnya.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Untuk mengerti dan memahami keinginan dari banyak orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan dengan berbagai karakter yang berbeda-beda memang bukan hal yang mudah. Untuk itu, petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik
bagi
pemohon
(masyarakat).
Petugas
harus
dapat
menunjukkan kepada pemohon (masyarakat), bahwa petugas bukanlah birokrat yang mempersulit atau berbelit-belit dalam memberikan pelayanan, tapi merupakan pelayanan publik yang yang harus memberikan commit to user
124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang terbaik. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kristianto selaku petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, sebagai berikut : “untuk mewujudkan pelayanan yang terbaik, saya berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan mas, jadi kami tidak mempersulit pemohon.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Dalam menampung semua keinginan, harapan serta keluhan dari pemohon (masyarakat) terhadap pelayanan permohonan sertifikat tanah, selain petugas yang berkomunikasi langsung dengan pemohon, juga menggunakan kotak saran yang disediakan. Kotak saran yang disediakan bermaksud untuk menjadi sarana agar pemohon (masyarakat) dapat memberikan masukan-masukan ke Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali, ini biasanya digunakan oleh pemohon (masyarakat) yang sungkan memberikan saran atau kritikan pelayanan secara langsung. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian, sebagai berikut : “untuk mengetahui keinginan, harapan serta keluhan dari pemohon, kami menyediakan kotak saran bagi pemohon yang merasa sungkan menyampaikan keluhannya secara langsung.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Berikut tanggapan dari Ibu Ira notaris dari Boyolali, sebagai berikut : “kalau saya lebih enak ngomong langsung dengan petugasnya, karena saya sudah kenal dengan sebagian petugasnya, membuat saya nyaman menyampaikan pendapat.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Sutoyo dari Ngemplak, sebagai berikut :
commit to user
125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“berhubung saya orangnya sungkan mbak, saya lebih memilih kotak saran saja, agar tidak diketahui sapa yang menulisnya.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa petugas di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali sudah berusaha memahami dan mencari tahu apa yang menjadi keinginan serta harapan dari pemohon (masyarakat), baik dengan berdialog langsung dengan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, juga dengan menggunakan kotak saran yang disediakan. Untuk menilai pelayanan yang diberikan, jika ada keluhan yang disampaikan oleh pemohon, petugas di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali berupaya untuk menanggapi keluhan tersebut dengan baik dan berusaha untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan pemohon (masyarakat).
commit to user
126
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan rumusan masalah serta hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Kualitas Pelayanan Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari upaya petugas pelayanan penerbitan sertifikat tanah untuk mewujudkan pelayanan masyarakat dibidang perizinan yang mudah, cepat, transparan, pasti dan tepat waktu kepada pemohon (masyarakat) sebagai pengguna jasa layanan. Adapun kriteria yang digunakan untuk mengukur Kualitas Pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, yaitu : a. Bukti langsung (tangibles) Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali memberikan pelayanan yang langsung dapat dirasakan atau tampak berupa penyediaan peralatan kerja, perlengkapan kerja maupun fasilitas pelayanan yang diharapkan dapat mendukung petugas pelayanan penerbitan sertifikat tanah. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melengkapi fasilitas pegawainya dengan unit komputer untuk mempermudah dan mempercepat proses penerbitan sertifikat tanah. Selain perlengkapan dan peralatan kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali juga menyediakan fasilitas penunjang. Fasilitas penunjang pelayanan yang tersedia di Kantor Pertanahan commit to user
127
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kabupaten Boyolali diantaranya adalah ruang tunggu yang bersih dan nyaman, kursi , koran, air minum dan tempat parkir. b. Kehandalan (reliability) Kehandalan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam melayani kebutuhan pemohon (masyarakat) dapat ditunjukkan dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu. Para petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik untuk pemohon (masyarakat). Kehandalan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari kemampuan pegawai dalam menyelesaikan permohonan yang diajukan berdasarkan atas SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan) yang ditetapkan. Realisasi waktu yang diperlukan untuk memproses pelayanan sertifikat tanah mulai dari tahap pengajuan permohonan sampai dengan diterbitkannya sertifikat tanah, membutuhkan waktu 4 bulan, terhitung sejak di terimanya permohonan dengan persyaratan lengkap dan benar. c. Daya Tanggap (responsiveness) Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menanggapi dan memahami kebutuhan pemohon sudah baik. Sikap tersebut ditunjukkan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan dan Pengaturan
Pertanahan
(SPPP).
Pegawai
di
Kantor
Pertanahan
Kabupaten Boyolali berusaha selalu cepat dan tanggap dalam menanggapi kebutuhan pemohon (masyarakat). Sikap pegawai di Kantor Pertanahan
Kabupaten
Boyolali dalam commit to user
128
menanggapi
kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pemohonnya juga sudah baik dan sudah terdapat kesesuaian antara harapan dan aspirasi dari pemohon (masyarakat), dengan tanggapan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali juga berusaha untuk menampung dan menanggapi keluhan-keluhan yang disampaikan oleh pemohon (masyarakat) pengguna jasa, baik secara langsung maupun melalui media. d. Jaminan (assurance) Petugas pelayanan sertifikat tanah memberikan jaminan (assurance) dengan memiliki SDM (Sumber Daya Manusia) dengan tingkat pendidikan cukup baik, jumlah pegawai memadai, dan penempatan masing-masing pegawai sesuai dengan keahliannya serta mempunyai pengalaman kerja yang cukup. Untuk meningkatkan kualitas SDM, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mengadakan seminar agar kualitasnya menjadi semakin baik lagi. Selain itu, sikap petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan sudah cukup baik, bersikap ramah, sopan, dan cepat. e. Empati (emphaty) Empati dari petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat ketika pemohon (masyarakat) datang untuk mengajukan permohonan sertifikat tanah, pemohon dapat dengan mudah menemui petugas, mudah diajak berkomunikasi dan bertukar pendapat karena selalu berada di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dan pemohon commit to user
129
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mudah untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang pelayanan, baik dari segi prosedur, biaya, jangka waktu ataupun persyaratan. Pemohon (masyarakat) yang ingin mengetahui informasi yang dibutuhkan dapat menanyakannya lewat nomor telepon yang sudah tersedia. Cara ini sangat praktis dan cepat, karena pemohon tidak perlu datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk menanyakan informasi. Kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik, ini dapat dilihat dari dimensi-dimensi yang digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan memiliki hasil yang baik. Pelayanan yang diberikan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah sesuai dengan harapan masyarakat yang mengingankan pelayanan yang cepat, transparan dan akurat dalam pengurusan sertifikat tanah. Oleh karena itu, pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus dipertahankan atau ditingkatkan lagi agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang terbaik.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam penerbitan sertifikat tanah sudah cukup baik, kualitas pelayanan harus terus ditingkatkan demi memberikan kepuasan bagi pemohon (masyarakat), maka penulis memberikan beberapa saran atau commit to user rekomendasi sebagai bahan masukan dan pertimbangan agar masyarakat 130
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
lebih puas terhadap pelayanannya. Beberapa saran tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali diharapakan dapat terus memberikan penyuluhan-penyuluhan dan sosialisasi serta informasiinformasi yang jelas dan akurat kepada seluruh lapisan masyarakat. Adanya sosialisasi dan penyuluhan yang lebih insentif juga upaya membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya sertifikat tanah dan membangun kesadaran masyarakat untuk mensertifikatkan tanahnya sendiri tanpa ihak perantara. Hal tersebut dimaksudkan supaya masyarakat betul-betul mengerti dan dapat memanfaatkan keberadaan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
2.
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat menambahkan memberikan informasi tertulis yang diletakkan di ruang tunggu, di tulis dengann huruf cetak dan dapat dibaca dalam jarak pandang 3 (tiga) meter atau disesuaikan dengan kondisi ruangan, yang berisikan mengenai prosedur untuk mendapatkan sertifikat tanah. Hal tersebut akan mempermudah pemohon (masyarakat) yang belum mengerti tentang bagaimana prosedur untuk mendapatkan sertifikat tanah, dan hal ini diharapkan dapat meminimalis ketidaklengkapan persyaratan.
3.
Perlu dilakukannya pemetaan daerah-daerah di Kabupaten Boyolali secara lebih tersistematis sehingga dapat diketahui daerah mana saja tanahnya belum tersertifikasi. Upaya tersebut sekaligus juga dapat membantu Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam mencapai commit to user
131
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tujuan utamanya yaitu tersertifikasinya seluruh jengkal tanah di Kabupaten Boyolali.
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PEMBAHASAN
A. Dekripsi Lokasi a. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Boyolali Kondisi Geografis Kabupaten
Boyolali
merupakan
salah
satu
dari
35
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah, terletak antara 110º 22' – 110º 50' Bujur Timur dan
7º 7' - 7º 36' Lintang Selatan dengan
ketinggian antara 75 – 1500 m diatas permukan air laut. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembagunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta, Solo, dan Semarang yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Jogjakarta.
1. Luas Wilayah Kabupaten Boyolali dengan bentang barat timur sejauh 48 km dan bentang utara selatan sejauh 51 km mempunyai luas wilayah kurang lebih 101.510,1955 Ha dengan wilayah sebagai berikut : · Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang. · Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo.
commit to user 52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. · Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
2. Topografi Topografi wilayah Boyolali yang dibagi menjadi 19 kecamatan adalah sebagai berikut : a. Antara 75 – 400 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali. b. Antara 400 – 700 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel, dan Karanggede. c. Antara 700 – 1.000 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo. d. Antara 1.000 – 1.300 meter dari permukaan laut yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo. e. Antara 1.300 – 1.500 meter dari permukaan laut yaitu Kecamatan Selo.
commit to user 53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Iklim dan Hidrologi Wilayah Kabupaten Boyolali termasuk beriklim tropis dengan rata-rata curah hujan sebatas 2.000 mm/tahun. Dari sisi hidrolog9 terdapat potensi atau kekayaan sumber daya air yang meliputi : a. Sumber air dangkal / mata air / umbul yang terdapat di Tlatar (Kecamatan Boyolali), Nepen (Kecamatan Teras), Pengging (Kecamatan Banyudono), dan Pantaran (Kecamatan Ampel). b. Waduk terdapat di Kedungombo (Kecamatan Kemusu), seluas 3.536 Ha, Kedungdowo (Kecamatan Andong) seluas 48 Ha, Waduk Cengklik (Kecamatan Ngemplak) seluas 240 Ha, Bade (Kecamatan Klego) seluas 80 Ha. c. Terdapat 4 sungai sebagai penyedia air baku, yaitu Sungai Serang, Cemoro, Pepe, dan Gandul.
4. Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Boyolali dengan luas 101.510,1955 sebagian besar penduduk Kabupaten Boyolali bekerja di sektor agraris. Dengan demikian sebagian besar masyarakat menggunakan lahannya sebagai lahan pertanian, hal ini dapat dilihat dari potensi penggunaan tanah
di
Kabupaten
Boyolali
sesuai
commit to user 54
tabel
IV.1
berikut
:
commit to user
251854881
KARANGGEDE
KLEGO
ANDONG
KEMUSU
WONOSEGORO
JUWANGI
JUMLAH
15
16
17
18
19
PROSENTASE
10991000
SIMO
24,80
13654624
8751489
19078830
13055866
13213235
14628734
17949510
12201795
16733934
7584672
3785266
14
BANYUDONO
9
13
SAWIT
8
8312204
NOGOSARI
TERAS
7
13613915
12216498
12
MOJOSONGO
6
NGEMPLAK
BOYOLALI
5
19918062
SAMBI
MUSUK
4
14505011
21669316
11
CEPOGO
3
9990920
3
Perkampungan
10
AMPEL
2
2
SELO
1
1
KECAMATAN
NO
0,09
887412
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
66788
2897
70667
77388
2800
79146
7222
20575
53434
23276
1350
8204
284490
4000
4
Industri
0,00
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
5
Pertambangan 6
22,56
229026868
3807000
18855109
6524265
22329505
15672427
16824079
21164962
24810704
15456640
22297922
15268307
12757958
14251512
9440864
2943475
0,0000
558000
5710139
35400
Persawahan 7
55
30,06
305252428
10312000
41632148
15347046
11794145
16001707
8574665
11360522
9923175
3257559
5744654
1329531
174074
5090323
18190092
9018511
38394269
31140314
48701613
19266080
Pertanian Tanah Kering 8
0,00
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
Kebun 9
0,00
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
Perkebunan
0,97
9833315
201000
71000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
1006315
555000
0,0000
8000000
10
Padang Rumput
LUAS PENGGUNAAN TANAH (Ha) 11
14,61
148354964
52857006
14588131
43787000
0,0000
4511000
1978000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
2763500
2650000
11714327
13506000
Hutan
POTENSI PENGGUNAAN TANAH DI KAB.BOYOLALI
TABEL IV.1
0,80
8060376
0,0000
0,0000
7748004
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
32606
8866
900
150000
0,0000
0,0000
120000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
12
Perairan Darat
0,00
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
13
Tanah Terbuka
6,14
62281711
1825494
4196933
16926347
1325310
2636300
1099293
883160
2780244
7501014
1706759
1116844
357298
2076487
2113339
1929240
2957895
3581471
2311283
4957000
14
Lain-lain
15
100,00
1015551955
79993500
92997945
99084151
54527790
51877300
41756060
48040275
55534300
38527002
46494935
25379400
17231818
29936276
43411644
26251000
65041391
52998000
90391168
56078000
Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Profil Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali 1. Sejarah Berdirinya Badan Pertanahan Nasional Penyelenggaraan pendaftaran tanah merupakan tugas negara yang dilaksanakan oleh pemerintah bagi kepentingan rakyat dalam memberikan jaminan hukum hak atas tanah. Sebelum berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, penanganan masalah pertanahan di daerah/kabupaten dilakukan oleh dua instansi pemerintah, yaitu : 1) Kantor Agraria Daerah yang menggabung pada Departemen Dalam Negeri. 2) Kantor Pendaftaran Tanah yang menggabung pada Departemen Kehakiman. Setelah berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria, kedua kantor tersebur bernaung dibawah Departemen Dalam Negeri kemudian atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 1972 kedua kantor tersebut bergabung menjadi satu yang selanjutnya dinamakan Kantor Sub Direktorat Agraria Kabupaten/Kota. Kantor ini berkedudukan ditingkat Kaupaten/Kota. Sedangkan ditingkat pusat dinamakan Direktorat Jendral Agraria, dan di tingkat propinsi bernama Direktorat Agraria. Kantor Sub Direktorat Aagraria terdiri atas tiga seksi, yaitu : 1) Seksi Tata Guna Tanah. 2) Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah.
commit to user 56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Seksi Pendaftaran tanah. Dari ketiga seksi tersebut, Seksi Tata Guna Tanah merupakan seksi yang harus dibentuk. Sedangkan Seksi Pengurusan Hak-Hak Atas Tanah merupakan pengganti Kantor Agraria Daerah, dan Seksi Pendaftaran tanah berasal dari Kantor Pendaftaran Tanah. Selanjutnya atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun 1978, Kantor Sub Direktorat Agraria diubah lagi menjadi Kantor Agraria. Perubahan nama kantor ini mengakibatkan perubahab pada struktur orgaisasi. Kantor Sub Direktorat Agraria yang semula menjadi tiga seksi seperti tersebut diatas, setelah berganti nama menjadi Kantor Agraria ditambah satu seksi lagi dan berubah sebagai berikut : 1) Seksi Penatagunaan Tanah. 2) Seksi Hak-Hak Atas Tanah. 3) Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah, 4) Seksi Pengaturan dan Penguasaan Tanah. Atas dasar Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1988 tanggal 21 November 1988, Direktorat Agraria di tingkat pusat ditingkatkan menjadi sebuah lembaga atau badan yang menangani bidang pertanahan secara nasional. Peningkatan ini menimbang hal-hal sebagai berikut :
commit to user 57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Bahwa
dalam
pelaksanaan
pembangunan
nasional,
adanya
kebutuhan dan penguasaan tanah pada umumnya termasuk untuk kepentingan pembangunan dirasakan semakin meningkat. 2) Bahwa
dengan
meningkatnya
kebutuhan,
penguasaan,
dan
penggunaan tanah, terutama untuk kepentingan pembangunan tersebut diatas berdampak meningkat pula permasalahan yang timbul di bidang pertanahan. 3) Sehubungan hal tersebut diatas, serta untuk dapat menyelesaikan permasalahan dibidang pertanahan secara tuntas maka dipandang perlu meninjau kembali kedudukan, tugas, dan fungsi Direktorat Jendral Agraria Departemen Dalam Negeri dan meningkatkannya menjadi suatu lembaga yang menangani bidang pertanahan secara nasional. Untuk selanjutnya,
lembaga
yang
baru
dibentuk
ini
dinamakan Badan Pertanahan Nasional yang merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Badan ini bertugas membantu Presiden dalam mengelola dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan Undang-Undang Pokok Agraria maupun peraturan perundang-undangan lainnya, yang meliputi pengaturan penggunaan, penguasaan, dan pemilikan tanah, pengurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, dan lain-lain yang berkaitan dengan masalah pertanahan.
commit to user 58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan
adanya perubahan
direktorat Jendral
Agraria
ditingkat pusat menjadi Badan Pertanahan Nasional, mengakibatkan adanya perubahan instansi vertikalnya yang berada ditingkat provinsi dan kabupaten, yaitu : 1) Kantor Agraria yang ada di Kabupaten/Kota menjadi kantor Pertanahan. 2) Kantor Direktorat Agraria yang ada dipropinsi diganti menjadi Kantor Wilayah Pertanahan.
2. Letak Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga pemerintah non departemen yang berkewenangan menangani masalah pertanahan di Kabupaten Boyolali. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai letak yang strategis karena terletak tidak jauh dari pusat kota, sehingga mudah dijangkau jalur transportasi serta dalam satu kawasan dengan kantor-kantor instasi pemerintah lainnya. Adapun kantor pertanahan ini berlokasi di Jalan Anggrek No. 1, Telepon (0276) 321035 – 321071, Fax. 321071 Boyolali. . Mengenai luas bangunan gedung Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menempati tanah seluas 3.143 m² dengan luas bangunan 1.294 m² dan status tanahnya yang digunakan adalah hak pakai No 27.
commit to user 59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Visi Misi dan Tujuan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Sebagai sebuah organisasi, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai. Visi Kantor Pertanahan Kabupatn Boyolali sama dengan visi BPN-RI, yaitu menjadi lembaga / kantor pertanahan yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar – besarnya kemakmuran rakyat serta keadilan dan berkelanjutan sistem masyarakat, kebangsaan, dan kenegaraan Republik Indonesia. Misi yang diemban oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk : · Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat, pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan pendapat, serta pemantapan ketahanan pangan. · Peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah ( P4T ). · Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai sengketa, konflik, dan perkara pertanahan diseluruh tanah air dan penataan perangkat hukum dan sistem pengelolan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik, dan perkara dikemudian hari.
commit to user 60
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Keberlanjutan sistem masyarakat, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan dating terhadap tanah sebagai sumber kesejahteraan masyarakat. · Menguatkan lembaga pertanahan sesuai jiwa, semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dan aspirasi rakyat secara luas. Tujuan BPN-RI adalah mengelola tanah seoptimal mungkin untuk mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Secara operasional tujuan yang ingin dicapai oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai berikut : · Mewujudkan terselenggaranya survey dan pemetaan tanah secara cepat, modern, dan lengkap serta tetap menjamin akurasi diseluruh wilayah, khususnya wilayah yang memiliki potensi ekonomi serta rawan masalah pertanahan. · Melaksanakan percepatan pertanahan dan penguatan hak atas tanah melalui progarm
LMPDP
dan
program pertanahan keliling
(PROPELING) dan tetap mendorong, menyediakan fasilitas serta infrastruktur bgi inisiatif, swadaya, dan partisipasi masyarakat. · Menata, mengendalikan P4T dan mengokohkan keadilan agraria, mengurangi kemiskinan serta lapangan kerja melalui program pembaharuan agraria nasional.
commit to user 61
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
· Mengurangi secara signifikan jumlah konflik, sengketa, dan perkara pertanahan serta mencagah tercipta konflik, sengketa dan perkara pertanahan baru melalui pemeliharaan dan melalui data base, pembenahan pelayanan pertanahan, dan penigkatan penyuluh hukum. · Memelihara dan menembangkan sarana prasarana kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. · Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas pada semua unit kerja di lingkungan kantor pertanahan. · Meningkatkan mutu pelayanan publik dibidang pertanahan agar lebih berkualitas, cepat, akurat, tepat, transparan, dan akuntabel dengan tetap mejaga kepastian hukum. · Meningkatkan koordinasi dan sinergisitas dengan Pemerintah Kabupaten Boyolali, DPRD, dan stakeholder di Kabupaten Boyolali.
4. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Berdasarkan Peraturan Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Naional Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.
commit to user 62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adapun kedudukan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Antaranya adalah : a. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Propinsi. b. Kantor pertanahan dipimpin oleh seorang kepala. Selanjutnya
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Boyolali
mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas pokok dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Kabupaten Boyolali. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melaksanakan fungsi : a. Penyusunan
rencana
program
dan
penganggaran
dalam
pelaksanaan tugas pertanahan. b. Pelayanan perijinan dan rekomendasi dibidang pertanahan. c. Pelaksanaan
survey,
pengukuran,
dan
pemetaan
dasar,
pengukuran dan pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survey potensi tanah. d. Pelaksanaan penetagunaan, landreform, konsolidasi tanah dan penataan tanah wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan wilayat tertentu.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Pengusulan dan pelaksanaan penetapan hak tanah, pemeliharaan data pertanahan, administrasi tanah aset pemerintah. f. Pelaksanaan pengendalian tanah, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar,
dan
tanah
kritis,
peningkatan
partisipasi,
dan
pembardayaan masyarakat. g. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan. h. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah. i. Pengelolaan
Sistem
Informasi
Manajemen
Pertanahan
(SIMTANAS). j. Pemberian
penerangan
dan
informasi
pertanahan
kepada
masyarakat, pemerintah, dan swasta. k. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan. l. Pengkoordinasian sumberdaya manusia pertanahan. m. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan pertanahan.
5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dipimpin oleh seorang kepala kantor yang mempunyai kedudukan sabagai pejabat struktural eselon IIIA, mempunyai susunan organisasi sebagai berikut : 1. Subbagian Tata Usaha, Terdiri atas: a. Urusan Perencanaan dan Keuangan
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Urusan Umum dan Kepegawaian Mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pengelolaan data dan informasi 2) Penyusunan rencana, program dan anggaran serta laporan akuntabilitas kinerja pemerintah 3) Pelaksanaan urusan kepegawaian 4) Pelaksanaan urusan keuangan dan anggaran 5) Pelaksanaan urusan tata usaha, rumah tangga, sarana dan prasarana 6) Penyiapan bahan
evaluasi kegiatan
dan penyusunan
program 7) Koordinasi pelayanan pertanahan 2. Seksi Survei, Pengukuran dan Pemetaan, terdiri atas: a. Subseksi Pengukuran dan Pemetaan b. Subseksi Tematik dan Potensi Tanah mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan survey, pengukuran dan pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan, perapatan kerangka dasar, pengukuran batas kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, pembinaan surveyor berlisensi 2) Perapatan kerangka dasar orde 4 dan pengukuran batas kawasan atau wilayah
commit to user 65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Pengukuran, perpetaan, pembukuan bidang tanah, ruang dan perairan 4) Survey,
pemetaan,
pemeliharaan
dan
pengembangan
pemetaan tematik dan potensi tanah 5) Pelaksanaan kerjasama teknis surveyor berlisensi dan pejabat penilai tanah 6) Pemeliharaan peralatan teknis 3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, terdiri atas: a. Subseksi Penetapan Hak Tanah b. Subseksi Pengaturan Tanah Pemerintah c. Subseksi Pendaftaran Hak d. Subseksi Peralihan, Pembebanan Hak dan Pejabat Pembuat Akta Tanah mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan pengaturan dan penetapan di bidang hak tanah 2) Penyiapan rekomendasi pelepasan, penaksiran harga dan tukar-rnenukar, saran dan pertimbangan serta melakukan kegiatan
perijinan,
saran
dan
pertimbangan
usulan
penetapan hak pengelolaan tanah 3) Penyiapan
telaahan
dan
pelaksanaan
pemberian
rekomendasi perpanjangan jangka waktu pembayaran uang pemasukan dan atau pendaftaran hak
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Pengadministrasian atas tanah yang dikuasai dan/atau milik negara, daerah bekerjasama dengan pemerintah, termasuk tanah badan hukum pemerintah 5) Pendataan dan penertiban tanah bekas tanah hak 6) Pelaksanaan pendaftaran hak dan komputerisasi pelayanan pertanahan 7) Pelaksanaan penegasan dan pengakuan hak 8) Pelaksanaan peralihan, pembebanan hak atas tanah dan pembinaan PPAT 4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan, teridiri atas: a. Subseksi Penatagunaan Tanah dan Kawasan Tertentu b. Subseksi Landreform dan Konsolidasi Tanah mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah dan penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya, penetapan kriteria kesesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah serta penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka perwujudan fungsi kawasan atau zoning, penyesuaian penggunaan dan pemanfaatan tanah, penerbitan ijin perubahan penggunaan tanah, penataan tanah bersama untuk peremajaan kota, daerah bencana dan daerah bekas konflik serta permukiman kembali
commit to user 67
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Penyusunan rencana persediaan, peruntukan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, neraca penatagunaan tanah kabupaten atau kota dan kawasan lainnya 3) Pemeliharaan basis data penatagunaan tanah kabupaten/kota dan kawasan 4) Pemantauan dan evaluasi pemeliharaan tanah, perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanah pada setiap fungsi kawasan atau zoning dan redistribusi tanah, pelaksanaan konsolidasi tanah pemberian tanah obyek landreform dan pemanfaatan tanah bersama serta penertiban administrasi landreform 5) Pengusulan penetapan atau penegasan tanah menjadi obyek landreform 6) Pengambilalihan dan atau penerimaan penyerahan tanahtanah yang terkena ketentuan landreform 7) Penguasaan tanah-tanah obyek landreform 8) Pemberian ijin peralihan hak atas tanah pertanian dan ijin redistribusi tanah dengan luasan tertentu 9) Penyiapan usulan penetapan surat keputusan redistribusi tanah dan pengeluaran tanah dari obyek landreform 10) Penyiapan usulan ganti kerugian tanah obyek landreform dan penegasan obyek konsolidasi tanah 11) Penyediaan tanah untuk pembangunan
commit to user 68
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12) Pengelolaan sumbangan tanah untuk pembangunan 13) Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan dokumentasi data landreform 5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan, terdiri atas : a. Subseksi Pengendalian Pertanahan b. Subseksi Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat 2) Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi pemenuhan hak dan kewajiban pemegang hak atas tanah, pemantauan dan evaluasi penerapan kebijakan dan program pertanahan dan program sektoral, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis 3) Pengkoordinasian dalam rangka penyiapan rekomendasi, pembinaan, peringatan, harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara, penanganan tanah terlantar dan tanah kritis 4) Penyiapan saran tindak dan langkah-langkah penanganan serta
usulan
rekomendasi,
pembinaan,
peringatan,
harmonisasi dan pensinergian kebijakan dan program
commit to user 69
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pertanahan dan sektoral dalam pengelolaan tanah negara serta penanganan tanah terlantar dan tanah kritis 5) Inventarisasi potensi masyarakat marjinal, asistensi dan pembentukan
kelompok
masyarakat,
fasilitasi
dan
peningkatan akses ke sumber produktif 6) Peningkatan partisipasi masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dan mitra kerja teknis pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat 7) Pemanfaatan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis untuk pembangunan 8) Pengelolaan basis data hak atas tanah, tanah negara, tanah terlantar, dan tanah kritis serta pemberdayaan masyarakat 9) Penyiapan usulan keputusan pembatalan dan penghentian hubungan hukum atas tanah terlantar 6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara, terdiri atas : a. Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan b. Subseksi Perkara Pertanahan mempunyai tugas dan fungsi: 1) Pelaksanaan penanganan sengketa, konflik dan perkara pertanahan 2) Pengkajian masalah, sengketa dan konfiik pertanahan 3) Penyiapan bahan dan penanganan sengketa dan konflik pertanahan secara hukum dan non hukum penanganan dan
commit to user 70
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penyelesaian perkara, pelaksanaan alternatif penyelesaian sengketa dan konflik pertanahan melalui bentuk mediasi, fasilitasi dan lainnya, usulan dan rekomendasi pelaksanaan putusan-putusan
lembaga
peradilan
serta
usulan
rekomendasi pembatalan dan penghentian hubungan hukum antara orang, dan/atau badan hukum dengan tanah 4) Pengkoordinasian
penanganan
sengketa,
konflik
dan
perkara pertanahan 5) Pelaporan penanganan dan penyelesaian konflik, sengketa dan perkara pertanahan. Untuk dapat melihat dengan jelas mengenai hubungan, mekanisme, kinerja antar bagian Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali diatas, dapat dilihat dari bagan strutur organisasi sebagai berikut :
commit to user 71
NIP. 19580707 198003 1 003 KEPALA SUB SEKSI PERALIHAN, PEMBEBANAN HAK DAN PPAT Titien Indarwati Soebroto, SE. NIP. 19680627 198903 2 001
NIP. 19531126 198003 1 001
KEPALA SUB SEKSI PENETAPAN HAK TANAH Kurtandi,SH NIP. 19541101 199203 1 003 KEPALA SEKSI HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH Drs. Joko Triono NIP. 19690831 198903 2 003 KEPALA SUB SEKSI PENDAFTARAN HAK Drs. Sugiyarto NIP. 19610307 198503 1 005
NIP. 19600530 198403 2 001
KEPALA SUB SEKSI PENGUKURAN PEMETAAN
commit to user
Haryatmo,A.Hum
NIP. 750 008 439
KEPALA SEKSI SURVEY, PENGUKURAN DAN PEMETAAN
Purwi Hastuti,ST
NIP. 19591215 198103 1 005
72
Ir. Indjit Nedjam Fauza
KEPALA SEKSI PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN
NIP. 19580818 198203 1 007
Budi Sucrito,S.Si
KEPALA SUB SEKSI PENGATURAN DAN KAWASAN TERTENTU
NIP. 19561217 195803 1 002
Ir. Indjit Nedjam Fauza
Drs. Joko Triono
Purwi Hastuti,ST
KEPALA SEKSI PENGATURAN DAN PENATAAN PERTANAHAN
KEPALA SEKSI HAK TANAH DAN PENDAFTARAN TANAH
KEPALA SEKSI SURVEY, PENGUKURAN DAN PEMETAAN
NIP. 19540114 198203 1 001
Ir. Sriyono Budiwiharjo,MM
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI
NIP. 19631201 198603 1 002
NIP. 19620609 198303 2 001
NIP. 010 173 369
Soedjoko,SH
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERDAYAAN
NIP. 010 173 795
Bambang Rukunto,SH
KEPALA SUB SEKSI PENGENDALIAN
NIP. 010 150 675
Soedjoko,SH
NIP. 19620417 198203 1 001
Samodra Yoga Lelana,SH
KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA
NIP. 19630122 198403 1 001
Hartadi, A.Dtnh
KEPALA SUB SEKSI SENGKETA DAN KONFLIK PERTANAHAN
NIP. 19590531 198703 1 001
Samodra Yoga Lelana,SH
KEPALA SEKSI SENGKETA KONFLIK DAN PERKARA
Suyut
Nurakhmi Suryandari,A.Ptah
KEPALA SEKSI PENGENDALIAN DAN PEMBERDAYAAN
KEPALA URUSAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KEPALA USULAN PERENCANAAN
NIP. 19600312 198163 1 002
SUTARNA,SE
KEPALA SUB BAGIAN
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BOYOLALI
GAMBAR IV.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur kunci dalam pelaksanaan tugas-tugas pertanahan. Sesuia tugas pokok dan fungsi kantor pertanahan yang merupakan ujung tombak di daerah yang melaksakan tugas-tugas Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dalam rangka pelayanan bidang pertanahan, kompetensi dan kinerja para pegawai sangat mempengaruhi kualitas pelayanan dibidang pertanahan. Pada
hakekatnya
semua
komponen
dalam
organisasi
mempunyai peranan yang sama pentingnya untuk mensinergikan kerja institusi. Suatu organisasi yang berjalan baik diibaratkan sebagai sebuah orkestra yang memerlukan keharmonisan irama kerja semua komponen agar diperoleh pencapaian standar kinerja pelayanan publik yang optimal. Gambaran lengkap profil sumber daya manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut :
commit to user 73
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.2 Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Menurut Jabatan No
Unit Organisasi
Jumlah
Jabatan struktural III A
IV A
VA
Staf
1
Pimpinan kantor
1
1
-
-
-
2
Sub bagian tata usaha
21
-
1
2
19
3
Seksi survei penguuran dan pemetaan
24
-
1
2
21
4
Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah
27
-
1
4
22
5
Seksi pengaturan dan penataan
8
-
1
2
5
pertanahan 6
Seksi pengendalian dan Pemberdayaan
6
-
1
2
3
7
Seksi sengketa, konflik, dan perkara
5
-
1
2
2
Jumlah
92
1
5
14
72
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel dapat diketahui bahwa jabatan yang paling banyak diduduki pegawai adalah sebagai staf pelaksana. Hal ini dikarenakan tugas kantor pertanahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas di lapangan yang harus sesuai dengan kualifikasi dan keahliannya. Untuk melihat masa kerja dan kualifikasi pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, identifikasi dapat juga dilihat berdasarkan golongannya. Berikut tabel diidentifikasi pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berdasarkan golongannya.
commit to user 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.3 Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Menurut Golongan / Ruang No
Unit Organisasi
Golongan / Ruang I
II
III
IV
Jumlah
1
Pimpinan kantor
-
-
-
1
1
2
Sub bagian tata usaha
-
10
11
-
21
3
Seksi survei penguuran dan pemetaan
-
3
21
-
24
4
Seksi hak tanah dan pendaftaran tanah
-
6
21
-
27
5
Seksi pengaturan dan penataan
-
-
8
-
8
pertanahan 6
Seksi pengendalian dan Pemberdayaan
-
-
6
-
6
7
Seksi sengketa, konflik, dan perkara
-
-
5
-
5
Jumlah
-
19
72
1
92
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebanyak 72 orang (78%) memiliki golongan III. Hal ini berarti bahwa sebagian besar pegawai dapat dikatakan cukup berpengalan dan memiliki masa kerja yang lama. Sisanya berasa pada golongan II sebanyak 19 orang (21%) dan golongan IV sebanyak 1 orang (1%). Selanjutnya untuk melihat tingkat pendidikan pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat diperinci dalam tabel IV.4 berikut :
commit to user 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.4 Profil SDM Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Menurut Tingkat Pendidikan No
Pendidikan
Jumlah
1
SD
1
2
SLTP
3
3
SLTA
47
4
AKADEMI
1
5
DIV
14
6
S1
23
7
S2
3
Keterangan
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali mempunyai tingkat pendidikan SLTA sebanyak 47 orang (51%), kemudian sebanyak 23 orang (25%) berpendidikan S1. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas sumber daya manusia Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali cukup berpendidikan dan baik.
7. Jenis Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia telah dan akan terus berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan menyusun kebijaksanaan yang memberi kemudahan dan
commit to user 76
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keringanan bagi masyarakat dalam pengurusan hak atas atas tanahnya, baik dalam prosedur maupun pembiayaannya, dengan berpegang pada ketentuan yang berlaku, sebagaimana tersebut di atas. Jenis pelayanan bidang pertanahan sesuai ketentuan yang berlaku,
maka
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Boyolali
telah
mengimplementasikan jenis pelayanan kedalam 2 kelompok besar, yaitu : Front Office dan Back Office. 1.
Front Office Front Office merupakan suatu area kerja bagi petugas kantor pertanahan bagian depan yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Front Office ini terdiri dari loket-loket. Pembagian loket dibuat semudah dan seefisien mungkin memadukan antara sistem seri dan paralel dengan maksud agar masyarakat tidak merasa sulit atau bingung. Karena itu sistem loket di kantor pertanahan dibagi menjadi 4 buah loket , yaitu: 1. Loket I : Loket Informasi Pelayanan Loket I memberikan informasi, arahan serta gambaran tentang bentuk layanan Kantor Pertanahan terhadap publik. Pada loket ini pemohon/pendaftar dapat mengakses informasi tentang Tata Usaha Layanan Kantor Pertanahan. 2. Loket II : Loket Penerimaan Dokumen Permohonan
commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pemohon/pendaftar dapat mengajukan permohonan pendaftaran hak atas tanah melalui loket ini. Dengan mengisi blanko formulir pendaftaran tanah yang berisi tentang : a. Identitas diri atau surat kuasa pemohon. b. Jenis layanan dari Kantor Pertanahan. c. Data fisik letak tanah yang dimohon. d. Lampiran kelengkapan administrasi, sesuai dengan bentuk layanan yang dimohon.
3. Loket III : Loket Pembayaran Setelah menerima Surat Tanda Terima berkas Permohonan dan perincian biaya yang harus dibayar, maka selanjutya pemohon dapat melakukan pembayaran diloket III dan pemohon akan menerima Tanda Bukti Pendaftaran yang nantinya akan dipergunakan oleh pemohon untuk mengambil sertifikat bukti kepemilikan hak atas tanah yang didaftarkan. 4. Loket IV : Loket Penyerahan Produk Setelah kelengkapan administrasi telah dibukukan maka Kantor Pertanahan akan menerbitkan sertifikat bukti kepemiikan hak atas tanah (surat tanah), yang selanjutnya diberikan kepada pemohon melalui loket IV. Adapun uraian tugas pada Front Office, adalah : 1.
Petugas Informasi (INF) / Manager Pelayanan
commit to user 78
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah
petugas
yang
memberikan
informasi
kepada
masyarakat mengenai sesuatu hal yang berhubungan dengan pertanahan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima pertanyaan dari masyarakat. b. Mencari tahu informasi yang benar dan baik dari komputer atau pejabat yang berwenang. c. Memberikan jawaban atau informasi tersebut kepada masyarakat. d. Sekaligus penanggung jawab harian pada Loket Pelayanan. 2.
Petugas Penerimaan dan Pemeriksaan Berkas Permohonan (PPB) Adalah petugas yang menerima dan memeriksa dokumendokumen suatu berkas pemohonan.
3.
Petugas Entry Data Permohonan (EDP) Adalah petugas yang memasukkan data permohonan ke dalam data base aplikasi sistem komputerisasi pertanahan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
Ø Petugas Penerimaan dan Pemeriksaan Berkas Permohonan (PPB), mempunyai tugas : a.
Menerima berkas permohonan.
b.
Memeriksa kelengkapan dokumen (jika tidak lengkap buat catatan).
commit to user 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c.
Mengurutkan susunan dokumen didalam berkas permohonan.
d.
Memeriksa kebenaran materi dokumen.
e.
Memberikan kupon nomor tunggu kepada pemohon.
f.
Menempelkan kupon nomor tunggu pada sampul berkas permohonan.
g.
Menyerahkan berkas permohonan kepada tugas Entry Data.
Ø
Petugas Entry Data Permohonan (EDP), mempunyai tugas : a.
Memasukan Data berdasarkan dokumen yang ada di dalam berkas permohonan.
b.
Menulis Nomor berkas yang dihasilkan dari komputer pada sampul berkas.
c.
Permohonan.
d.
Mencetak Tanda Terima Dokumen dan Surat Perintah Setor.
e. 4.
Meletakkan berkas pada meja yang telah ditentukan.
Petugas Penanggung Jawab Berkas (PJB) Adalah petugas yang bertanggung jawab terhadap berkasberkas permohonan yang diterima di bagian front office. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima dokumen dari Petugas Entry Data Permohonan.
commit to user 80
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Mengambil Surat Perintah Setor dan Tanda Terima Dokumen dari Printer. c. Memanggil Pemohon berdasarkan Surat Perintah Setor. d. Menyerahkan Surat Perintah Setor dan Tanda Terima Dokumen kepada Pemohon. e. Mendistribusikan berkas permohonan kebagian Back Office setelah loket penerimaan dan pemeriksaan berkas ditutup. 5.
Petugas Kotlap / Penunjuk Petugas Ukur Adalah petugas Koordinator Pengukuran dan Pemetaan yang bertugas di loket pelayanan, sehingga pada saat berkas siap di bayar oleh pemohon/masyarakat maka sekaligus kepastian pelaksananaan pengukuran dapat di jadwalkan.
6.
Petugas Bendaharawan Khusus Penerimaan (BKP) Adalah petugas yang mengelola uang pembayaran biaya permohonan dari masyarakat.
7.
Petugas Penyerahan Produk Adalah petugas yang bertanggung jawab menyerahkan hasilhasil pekerjaan permohonan pendaftaran.
2. Back Office Back Office merupakan area kerja petugas pelaksana dan eksekutif Kantor Pertanahan melaksanakan tugas. Petugas di bagian Back Office terdiri dari: 1.
Petugas Pelaksana (PEL)
commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah petugas bagian belakang pengadministrasian
dan
yang menyelesaikan
pembukuan
berkas-berkas
permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Memeriksa data-data permohonan pada Inbox komputer. b. Meminta berkas permohonan pada kepala Sub Seksi. c. Memindahkan data dari Inbox Current. Periksa data pada Database, jika tidak ada data, lewat komputer. Maka minta PETUGAS
DATA
ENTRY
BUKU
TANAH
PETUGAS DATA ENTRY SU/GS untuk input
dan data
tersebut. d. Menerima Buku Tanah. e. Melakukan Anotasi. f. Menyerahkan Dokumen pada KASUBSI. g. Mengambil
Dokumen
yang
sudah
diperiksa
oleh
KASUBSI. h. Mencetak Dokumen, jika telah disetujui oleh KASUBSI. i. Menyerahkan Dokumen pada KASI. j. Menyerahkan Dokumen dari KASI kepada KAKAN. 2.
Petugas Entry Data Buku Tanah (EDB) Adalah petugas bagian belakang yang melakukan pengisian data buku tanah. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut :
commit to user 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Memeriksa pada Inbox, jika ada data, masukkan pada Current Box. b. Mencari Buku Tanah. c. Memasukkan data Buku Tanah ke dalam Database. d. Mengirim Buku Tanah kepada Petugas Pelaksana. 3.
Petugas Entry Data SU/GS (EDS) Adalah Petugas Bagian Belakang yang melakukan pengisian data SU/GS. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Memeriksa pada Inbox, jika ada data, masukkan pada Current Box. b. Mencari Buku SU/GS. c. Memasukkan data dari buku SU/GS ke dalam Database Textual.
4.
Kepala Subseksi (KASUBSI)/ Kepala Urusan (KAUR) Adalah Kepala dari suatu Sub Seksi yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima dokumen dari Petugas Penanggung Jawab Berkas. b. Membandingkan jumlah dokumen yang diterima dengan yang ada di Inbox.
commit to user 83
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Memerintahkan Petugas Pelaksana untuk mengambil dokumen dan menyelesaikannya. d. Menerima dokumen yang sudah diselesaikan oleh Petugas Pelaksana. e. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box. f. Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan dilayar monitor, jika benar otorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya. g. Menyerahkan dokumen kepada KASI. 5.
Kepala Seksi (KASI)/ Kepala Sub Bagian (KASUBAG) Adalah Kepala dari suatu Seksi yang melakukan pemeriksaan dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima Dokumen dari KASUBSI / KAUR b. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box. c. Memeriksa kebenaran dokumen di berkas dan layar monitor, jika benar otorisasikan berkas permohonan pada layar sehingga pindah pada proses berikutnya. d. Menyerahkan dokumen kepada Petugas Pelaksana untuk dicetak.
6.
Kepala Kantor (KAKAN)
commit to user 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Adalah
kepala
suatu
Kantor
Pertanahan
yang
menandatangani dokumen dan mengotorisasikan berkas permohonan. Uraian tugasnya adalah sebagai berikut : a. Menerima dokumen dari Petugas Pelaksana. b. Memeriksa pada Inbox sesuai dengan berkas yang diterima dan pindahkan pada Current Box. c. Menandatangani Dokumen. d. Mengotorisasikan berkas permohonan di layar monitor. 8. Prosedur Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Prosedur pengurusan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk pengajuan permohonan sertifikat tanah dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu : 1.
Permohonan yang diajukan langsung oleh pemohon.
2.
Permohonan yang diajukan melalui Pejabat Pembuat Akta Tanah. Cara pertama dapat dilakukan pada bidang-bidang tanah hak
milik warga yang belum bersertifikat yang pada prosesnya tidak membutuhkan akta dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, sedangkan cara kedua merupakan cara yang dilakukan untuk bidang tanah yang membutuhkan Akta dari Pejabat Pembuat Akta Tanah, misalnya pada sertifikat tanah warisan maupun jual beli, dengan melalui dua cara tersebut, sertifikat tanah yang telah selesai dapat dipertanggung jawabkan secara hukum.
commit to user 85
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk
lebih
jelasnya
didalam
melakukan
permohonan
pembuatan sertifikat ini akan dijelaskan secara rinci oleh penulis pada bagan berikut: Bagan IV.1 Prosedur Permohonan Sertifikat Tanah Pemohon
Desa Data Tanah
1
2
Kantor Pertanahan
3
PPAT Notaris/Camat
4
Keterangan : 1.
Pemohon bersiap mengajukan permohonan sertifikat tanah dengan mengajukan desa data tanah ke melalui notaris, kemudian notaris mengurus permohonan sertifikat ke Kantor Pertanahan.
2.
PPAT (Notaris/Camat) menerima desa data tanah dari pemohon kemudian mengurus permohonan sertifikat di Kantor Pertanahan.
3.
Kantor Pertanahan lalu memproses pembuatan sertifikat tersebut dan mengeluarkan sertifikat tanah yang diberikan oleh Notaris atau PPAT yang nantinya akan diserahkan kepada pemohon. Untuk memberikan kemudahan kepada pemohon, setiap jenis
pelayanan baik permohonan maupun penyerahan telah tertulis pada loket-loket yang tersedia seperti pada bagan alur pelayanan pertanahan seperti berikut :
commit to user 86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan IV.2 Alur Pelayanan Sertifikasian Tanah Di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali PEMOHON
LOKET 1 Informasi 1. Pengukuran dan pendaftaran tanah. 2. Hak Atas Tanah. 3. Penatagunaan Tanah. 4. Penagturan dan Penguasaan Tanah.
LOKET 2 Penerimaan dan Pemohonan
LOKET 3 Pembayaran Biaya
LOKET 4 Penyerahan produk 1. Sertifikat tanah. 2. Surat keterangan pendaftaran tanah. 3. Roya. 4. Gambar situasi.
1. PPT. 2. PGT. 3. HAT.
commit to user 87
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Bagan IV.3 Prosedur Sertifikasi Tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Pengurusan surat dan berkas persyaratan di kelurahan dan kecamatan, meliputi: 1. 2. 3.
4. 5.
Pendaftaran Di Kantor Pertanahan, meliputi: 1. Pendaftaran di Loket 2. Pengisian daftar-daftar isian. 3. Pemeriksaan ulang oleh petugas pelaksana.
Surat Permohonan. Identitas para pemohon (Fotocopy KTP). Bukti-bukti tertulis: 1. Pethuk, Letter-C, Girik, Pipil. 2. Segel (Surat bukti jual beli tanah adat). 3. Putusan pengadilan. Pernyataan Pemohon. Nilai Jual Obyek Pajak.
Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis, melalui:
Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis, meliputi:
Media Massa seperti: Media Elektronik, Media Internet.
1. 2. 3. 4.
Pengukuran Letak tanah. Penetapan Batas tanah. Pengukuran Luas tanah. Pengukuran Luas bangunan.
Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis, melalui:
Pembukuan Hak, meliputi:
1. Berita Acara Pengesahan 2. Adanya gugatan pengadilan
1. Cek ulang perlengkapan persyaratan. 2. Pengajuan sengketa ke Pengadilan.
Penerbitan Sertifikat Tanah
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
commit to user 88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penjelasan dari Gambar Bagan Prosedur Pembuatan Sertifikat Tanah dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pengurusan berkas-berkas dan syarat-syarat di Kantor Kelurahan dan Kecamatan, meliputi: a. Surat Permohonan b. Identitas para pihak (fotocopy KTP) dengan menunjukkan aslinya c. Bukti-bukti tertulis antara lain: 1) Pethuk, Letter C, Girik/Pipil. 2) Segel (Surat Bukti Jual Beli Tanah Adat), atau akta PPAT. 3) Putusan Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. 4) Bukti lain dengan disertai pernyataan yang bersangkutan dengan kesaksian dua orang penduduk setempat. Apabila surat bukti tidak ada dilampiri dengan: a. Pernyataan pemohon § Bahwa pengakuan pernyataan batas dan luas tanah yang bermaterai. § Bahwa penguasaan tanah telah dilakukan dengan itikad baik. § Bahwa penguasaan itu tidak pernah diganggu gugat dan
karena
itu
diakui
dan
dibenarkan
oleh
masyarakat desa yang bersangkutan. § Bahwa
tanah
tersebut
sengketa.
commit to user 89
sekarang
tidak
dalam
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
§ Bahwa pernyataan yang dibuat adalah sesuai kenyataan,
karenanya
bersedia
dituntut
atas
keterangan-keterangan yang tidak benar. b. Keterangan Kades atau Lurah dengan saksi dua orang penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut. d. Nilai
Jual
Obyek
Pajak
(NJOP)
atau
Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) tahun terakhir. 2. Pendaftaran di Kantor Pertanahan, meliputi: a. Penerimaan Pendaftaran Setelah berkas-berkas terkumpulkan maka diserahkan ke Kantor Pertanahan melalui loket 2. Petugas Entry Data Permohonan (petugas EDP) loket 2 menerima dokumen permohonan kemudian melakukan input data. Petugas EDP lalu memeriksa kelengkapan dan kebenaran data atau berkas persyaratan yang dibawa pemohon. Jika data atau berkas permohonan sudah benar dan lengkap, dilanjutkan dengan pencetakan Surat Tanda Terima Dokumen (STTD) dan Surat Perintah Setor (SPS) jika data belum benar atau lengkap dilakukan pencetakan surat penolakan dan menyerahkan semua dokumen ke pemohon. b. Pengisian daftar-daftar isian 1) Daftar isian 1 yang merupakan daftar permohonan pekerjaan pendaftaran tanah. Daftar ini berkas permohonan yang masuk
commit to user 90
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan menjadi beban Kantor Pertanahan untuk menerbitkan sertfikat. 2) Daftar isian 92 yang merupakan daftar permohonan pekerjaan pengukur tanah. 3) Pemeriksaan ulang oleh petugas pelaksana subseksi dan pemeriksaan data dalam data base. 3. Pengumpulan Data Fisik dan Data Yuridis. a. Pengukuran letak tanah b. Pengukuran batas tanah. c. Pengukuran luas tanah. d. Pengukuran luas bangunan. Dalam hal ini proses pengukurannya dilakukan oleh petugas pelaksana dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. 4. Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis Pengumuman dilakukan melalui media massa yang antara lain meliputi media elektronik, media internet,dll. Hal ini bertujuan apabila ada pihak yang berkeberatan dengan diterbitkannya sertifikat tanah, dan waktu pengumumannya adalah 60 hari. 5. Pengesahan Data Fisik dan Data Yuridis. Setelah waktu pengumuman selesai, data fisik dan data yuridis disahkan oleh Kepala Kantor dengan menggunakan Berita Acara Pengesahan, sedangkan apabila muncul adanya gugatan, maka
commit to user 91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
proses pembuatan sertifikat ditunda untuk sementara waktu sampai ada putusan dari Pengadilan. 6. Pembukuan Hak. Didalam tahap ini dilakukan pengecekan ulang secara menyeluruh mulai dari perlengkapan persyaratan dan berkas-berkas pendaftaran sampai masalah-masalah yang ditimbulkan. Sertifikat tanah tidak akan diterbitkan apabila masih menemui adanya kendala-kendala yang meliputi antara lain sengketa tanah, jual beli tanah dan kekeliruan pengukuran. 7. Penerbitan Sertifikat Tanah. Setelah semua prosedur kerja selesai, hasil terakhir adalah penerbitan sertifikat tanah. Sertifikat tanah merupakan surat tanda bukti hak diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik yang ada dalam surat ukur dan data yuridis yang telah terdaftar dalam buku tanah. Selain itu sertifikat tanah merupakan salinan buku tanah dan surat ukur yang dijilid menjadi satu dengan sampul khusus yang diatur perundang-undangan. Dalam hal ini surat ukur dari hasil pengukuran yang memuat data fisik dijilid menjadi satu dengan salinan buku tanah kemudian diajukan ke kepala kantor untuk dilakukan penandatanganan. Apabila kepala kantor berhalangan atau dalam rangka melayani permohonan pendaftaran tanah yang bersifat massal, penandatanganan buku tanah
commit to user 92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan sertifikat tanah dilimpahkan kewenangannya kepada Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah.
B. Hasil Penelitian Hasil penelitian tentang kualitas pelayanan sertifikasi tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yang berfokus pada beberapa kriteria yang mencerminkan seberapa baik kualitas jasa yang diberikan. Kriteria tersebut yaitu bukti langsung (tengibles), kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empaty). Sebelum membahas mengenai kriteria kualitas pelayanan di atas akan di dijelaskan mengenai SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan). a.
Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SPPP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SPPP) di
kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan wujud nyata dari peningkatan kinerja dan pelayanan pemerintah Kabupaten Boyolali kepada masyarakatnya. Berangkat dari visi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali yaitu menjadi lembaga/kantor Pertanahan yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia. Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan memiliki arti yang sangat penting dalam pelayanan publik. Standar pelayanan
commit to user 93
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan suatu komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan. Penetapan standar pelayanan dilakukan melalui proses identifikasi jenis pelayanan, identifikasi pelanggan, identifikasi harapan pelanggan, perumusan visi dan misi pelayanan, analisis proses dan prosedur, sarana dan prasarana, waktu dan biaya pelayanan. Penerapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan merupakan salah satu prinsip kerja di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk mewujudkan kelancaran dalam proses sertifikasi tanah. Dengan adanya pasal 32 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat pada Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, maka perlu adanya penetapan Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan. Berdasarkan hal tersebut maka, Pemerintah Kabupaten Boyolali menetapkan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan (SPPP) di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, dijelaskan bahwa materi pelayanan, yaitu 1. Jenis Pelayanan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan administrasi baik di front office
commit to user 94
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun back office. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah: “di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali memang melayani di 2 pelayanan, baik di front office maupun back office. Front office digunakan untuk berhubungan langsung dengan pemohon, sedangkan Back Office untuk mengolah data-data dari front office.” (sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat diketahui bahwa bentuk pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali terbagi menjadi front office dan back office. Dengan tujuan untuk memperlancar dan mempercepat proses pensertifikasian tanah.
2. Dasar Hukum Pelayanan yang diberikan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
disesuaikan dengan Standar Pelayanan dan Pengaturan
Pertanahan (SPPP) yang mempunyai dasar hukum Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.1 tahun 2010. Membenarkan hal itu, Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak memberikan tanggapan sebagai berikut : “kita memang dalam memberikan pelayanan sesuai dengan dasar hukum yang ada untuk menjalankan SPPP, agar pelayanan yang diberikan tidak menyimpang dari prosedur yang telah ada.” (Sumber: Wawancara 17Februari 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Bapak Drs. Joko Triono sebagai berikut :
commit to user 95
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“iya, Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No.1 tahun 2010, merupakan dasar hukum bagi kita dalam memberikan pelayanan, dengan adanya peraturan tersebut akan menjadi acuan bagi kami untuk dapat memberikan pelayanan prima bagi masyarakat.” (Sumber: Wawancara 17Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali selalu berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertahanan Nasional yang telah ditetapkan yang digunakan sebagai salah satu acuan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk penyelenggaraan pelayanan publik.
3. Persyaratan Untuk memperoleh pelayanan, pemohon (masyarakat) harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik berupa persyaratan teknis dan persyaratan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Persyaratan dalam permohonan pensertifikasian tanah yaitu : a. Permohonan Pendaftaran tanah Untuk Pertama Kali (Konversi, Pengakuan, Penegasan Hak) 1. Surat Permohonan ; 2. Identitas para pihak (Fotocopy KTP) dengan menunjukan aslinya ; 3. Bukti tertulis antara lain :
commit to user 96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
·
Petuk D atau fotocopy C desa yang dilegalisir atau Girik/pipil, kekitir.
·
Segel, atau Akta PPAT dan SSB (Nilai Perolehan Tidak Kena Pajak Rp.200 juta untuk Warisan, lainnya Rp. 15 Juta, bukti setor PPH jika diperlukan.
·
Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, SPPT tahun terakhir,dll.
4. Bukti lain dengan disertai pernyataan yang bersangkutan dengan kesaksian dua (2) orang penduduk setempat. Apabila surat/bukti tidak ada lampirannya dengan : ·
Pernyataan permohonan bahwa telah menguasai secara fisik selama 20 tahun terus-menerus, dan pernyataan batas dan luas tanah bermaterai.
·
Keterangan Kades/Lurah dengan saksi dua (2) orang penduduk setempat yang membenarkan penguasaan tanah tersebut.
b. Penerbitan Sertifikat Dari SK Pemberian Hak Atas Tanah 1. Surat Permohonan. 2. Asli SK Pemberian Hak Atas Tanah. 3. Bukti Pelunasan Uang Pemasukan kepada Negara (jika dikenakan uang pemasukan). 4. BPHTB walaupun nihil.
commit to user 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Identitas Pemohon (fotocopy KTP yang mewakili dan fotocopy Akta Pendirian untuk Badan Hukum) dengan menunjukan aslinya. Berdasarkan persyaratan diatas dapat kita lihat bahwa sebelum atau sesudah diterapkannya SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan) tidak berubah, karena di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah melakukan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat dan penerapan SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pelayanan) merupakan aturan yang berlandaskan
hukum
yang
berlaku
sehingga
dalam
memberikan
persyaratan pelayanan tidak menyalahi aturan yang ada. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak : “adanya SPPP melegalkan persyaratan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolai ini mas karena sebelum ditetapkannya SPPP kantor pertanahan ini sudah memberikan penyederhanaan persyaratan agar pelayanan yang ada menjadi mudah,cepat dan tidak menyulitkan masyarakat.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, Bapak Drs. Joko Triono sebagai berikut : “menurut saya persyaratan untuk permohonan sertifikat tanah tidak membebani pemohon, memang terkadang ada pemohon yang masih bingung persyaratan apa saja yang harus dipenuhi, terutama untuk pemohon yang datang mengurus sendiri ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini. Untuk itu, kami memberikan penjelasan kepada pemohon dan pemohon juga bisa mengetahui semua informasi di loket informasi mas.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011)
commit to user 98
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasar hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa persyaratan untuk memperoleh sertifikat tanah sebelum atau sesudah diterapkannya SPPP sudah diberlakukan secara sederhana dan tidak membebani pemohon terutama pemohon yang mengurus sendiri sertifikat tanah ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.
4. Waktu Ketepatan waktu penyelesaian menjadi salah satu faktor pendukung kualitas
pelayanan
di
Kantor
Pertanahan
Kabupaten
Boyolali.
Penyelesaian waktu yang tepat dan sesuai prosedur akan menjadikan kualitas pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menjadi baik dalam persepsi masyarakat. Sejauh ini penyelesaian permohonan sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sebelum diterapkannya SPPP di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali rentang waktu penyelesaian sertifikat tanah adalah 4 (empat) bulan, tetapi setelah ditetapkannya SPPP jangka waktunya paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak di terimanya permohonan dengan persyaratan lengkap dan benar. Pelaksanaan waktu penyelesaian pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah : “Penyelesaian permohonan sudah kita standarkan dengan SPPP, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan agar lebih baik, kita upayakan minimal tepat waktu, kalau ada keterlambatan itu dikarenakan masih ada berkas yang kurang dari pemohon.”
commit to user 99
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Tanggapan senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak : “Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali memiliki SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan), jadi waktu penyelesaian diusahakan tidak melebihi batas waktu yang ditetapkan. Untuk menunjang kualitas pelayanan agar lebih baik dan kita upayakan minimal tepat waktu, tapi kita usahakan dapat kurang dari waktu yang diterapkan dalam SPPP.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berdasar hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa waktu penyelesaian pelayanan permohonan sertifikat tanah sesuai dengan SPPP (Standa Pelayanan dan Pelayanan). Selama ini proses penyelesaian permohonan sudah sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
5. Biaya Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rinciannya dengan nama atau sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang besarnya dan tata caranya ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
ketentuan
peraturan
perundang-undangan.
Besarnya
biaya
pembuatan sertifikat tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut ini :
commit to user 100
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Pendaftaran Tanah Pertama Kali Tabel IV.5 Pendaftaran Tanah Pertama Kali
No 1. 2.
Jenis Pelayanan
Satuan
Konversi/Pengakuan Hak Pendaftaran Sk.Pemberian Hak
Bidang Bidang
Tarif (Rupiah) 25.000 25.000
b) Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah Tabel IV.6 Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah No
Jenis Pelayanan
1.
Pendaftaran Tanah
2.
Pemecahan Sertifikat
3.
Pemindahan/Peralihan Hak
4.
Penggabungan Sertifikat
5. 6.
Pengggantian Sertifikat (Hilang/Rusak/Ganti Baru) Pendaftaran Hak Tanggungan
7.
Roya
8.
Ganti Nama/Ralat Nama
9.
Pencatatan/Lain-lain
commit to user 101
Satuan
Tarif (Rupiah)
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
Bidang
25.000
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap pelayanan memiliki tarif yang sama. Hal ini sangat efektif karena tarif yang berlaku diberlakukan secara sama untuk per bidangnya yaitu 25.000. Pihak Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menerapkan tarif yang sama dengan maksud agar pemohon tidak lagi bingung terhadap tarif yang diberlakukan. Menanggapi besarnya biaya yang dibebankan kepada pemohon, Bapak Drs. Joko Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mengemukakan hal sebagai berikut : “tarif yang diberlakukan harus sama, karena memang dalam pengerjaannya beban yang ada sama. Untuk itu,kami menetapkan tarif yang sama.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berdasar dari tabel di atas serta hasil wawancara, dapat ditarik kesimpulan bahwa setelah ditetapkannya SPPP besarnya biaya pelayanan yang diberlakukan adalah sama untuk perbidangnya adalah 25.000. Ini menjadikan biaya pelayanan menjadi lebih efektif, transparan, tidak terlalu tinggi dan tidak membebani pemohon, terbukti dengan tidak adanya keluhan dari pemohon (masyarakat).
6. Masa Berlaku Sertifikat Tanah Masa berlaku untuk sertifikat tanah adalah tidak terbatas, namun masa berlaku bisa menjadi hilang karena bencana alam atau sertifikat tanah tersebut hilang. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko
commit to user 102
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Triono Selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai berikut : “masa berlaku untuk sertifikat tanah itu waktunya tidak terbatas, karena selama sertifikat yang telah di miliki oleh pemohon tidak hilang atau berpindah tangan serta karena bencana alam, maka kepemilikan tidak terbatas.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa batas waktu sertifkat tanah tidak terbatas selama tidak hilang atau berpindah tangan maupun karena bencana alam.
b. Kualitas
Pelayanan
Sertifikasi Tanah
di
Kantor
Pertanahan
Kabupaten Boyolali Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dituntut untuk lebih baik dalam melayani masyarakat. Setiap warga ingin diberi kemudahan segala urusan yang menyangkut birokrasi, termasuk pengurusan berbagai pensertifikasian. Struktur birokrasi yang rumit, sering dituding sebagai kendala dalam pengurusan pensertifikasian tanah. Ternyata, proses pensertifikasian tanah harus melalui berbagai tahapan serta berbelit-belit, memakan waktu lama dan hampir selalu terjadi praktek pungutan liar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menempuh langkah strategis dengan dikembangkannya beberapa aplikasi berbasis teknologi informasi yang dipandang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Aplikasi tersebut digunakan untuk mengeksploitasi sistem
commit to user 103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aplikasi pelayanan LOC (Land Office Computerization) yang tersedia di kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Sebaik apapun konsep yang ditawarkan oleh aparat mengenai pelayanan masyarakat dan segigih apapun usaha yang mereka lakukan untuk mewujudkannya, penilaian terakhir tetap berada di tangan pengguna layanan tersebut. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan jasa, maka untuk mengetahui tingkat kualitas pelayanan tergantung kepada penilaian yang diberikan konsumen. Dalam penelitian ini, penilaian terhadap kualitas pelayanan didasarkan pada beberapa kriteria yang mencerminkan seberapa baik kualitas jasa yang diberikan. Kriteria tersebut yaitu : 1. Bukti langsung (tangibles) 2. Kehandalan (reliability) 3. Daya tanggap (responsiveness) 4. Jaminan (assurance) 5. Empati (empathy) Untuk lebih lengkapnya berikut penjelasan mengenai penilaian tersebut, yaitu : 1. Bukti langsung (tangibles) Bukti langsung (tangibles) atau bukti fisik, yaitu kemampuan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan sarana fisik dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan
commit to user 104
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
oleh pemberi jasa. Penampilan fasilitas sarana dan prasarana fisik organisasi dan lingkungan sekitar adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, peralatan atau teknologi yang digunakan, penampilan pegawainya serta sarana komunikasi. Untuk menunjang kelancaran dan menjamin kualitas suatu pelayanan, perangkat keras maupun perangkat lunak merupakan hal sangat vital, karena itulah Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali melengkapi institusinya dengan peralatan yang memadai untuk memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan. Diharapkan dengan adanya peralatan tersebut pelayanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat semakin baik dan maksimal. Peralatan tersebut berupa perangkat keras, seperti meja, kursi, ruang tunggu, loket, tv, ac, perangkat lunak seperti komputer dan aplikasinya. Sebagai institusi pelayanan publik, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali saat ini telah memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan cukup memadai yaitu sarana kegiatan lapang (alat ukur dan perekam data lapangan), sarana alat pengolahan data yang berbasis teknologi informasi, sarana-sarana kerja maupun sarana mobilitas, sarana prasarana pendukung tersebut sebagai berikut:
commit to user 105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel IV.7 Sarana Prasarana Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali No.
Jenis Prasarana
Jumlah (unit)
1.
Mobil (kendaraan roda 4)
4
2.
Sepeda Motor (kendaraan roda 2)
5
3.
Mesin ketik manual
26
4.
Komputer PC
23
5.
Laptop
3
6.
Printer
30
7.
Server
1
9.
Almari besi
13
10.
Almari kayu
32
11.
Almari kaca
2
12.
Filing Kabinet
18
13.
Rak besi
65
14.
Brankas
8
15.
Mobile fie
17
16.
Meja kerja kayu
138
17.
Meja kerja besi
8
18.
Meja rapat
10
19.
Meja gambar
1
20.
Meja computer
14
21.
Kursi kerja kayu
116
22.
Kursi tunggu kayu
23.
Kursi besi lipat
129
24.
Kursi pejabat eselon
24
25.
AC split
11
26.
Kipas angin
7
27.
Televisi
5
28.
Vacum cleaner
1
29.
Sound system
1
30.
Theodolite
9
32.
Rambu bak ukur
6
33.
Rol meter
2
34.
GPS handhal
13
36.
Alat gambar manual/passer
10
37.
Telp PABX
1
38.
Faximile
2
39.
Lemari peta
6
40.
Daya listrik
1
Keterangan
8
Sumber Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali
commit to user 106
15 note
20.000 VA
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali telah melengkapi dirinya dengan peralatan kerja, perlengkapan kerja maupun fasilitas-fasilitas pelayanan pendukung lainnya yang diharapkan mampu memberikan kepuasan bagi pengguna layanan (masyarakat). Diantara peralatan yang cukup menentukan di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali dalam pensertifikasian sertifikat tanah adalah perangkat komputer, sudah semua kegiatan di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali telah menggunakan kecanggihan teknologi komputer, khususnya untuk pengolahan dan penyimpanan data. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian, dari hasil wawancara tersebut sebagai berikut : “sekarang di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali sudah dapat dikatakan lengkap dalam penyediaan sarana serta prasarana. Dengan didukungnya penggunaan komputer, maka dapat mempercepat proses kerja sehingga dapat menghemat waktu yang telah ditetapkan.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011 ) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, beliau mengatakan : “menurut saya sarana dan prasarana yang ada di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali, bisa dikatakan cukup lengkap . Penggunaan komputer sudah baik dan para pegawainya sebagian besar juga sudah bisa menggunakan komputer, ini dapat dibuktikan dengan pengerjaan berkas yang dapat selesai sesuai SPPP.” (Sumber: Wawancara 17Februari 2011 ) Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat
commit to user 107
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
komputer sudah memadai. Setiap seksi sudah memiliki komputer untuk mengerjakan pekerjaannya agar dapat cepat selesai dan tepat waktu. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa komputer merupakan suatu alat atau perangkat yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap instansi. Semua proses pengolahan data sudah dikerjakan dengan menggunakan sistem komputer, karena dengan menggunakan komputer akan menghemat waktu pelayanan dan mempermudah pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya baik dalam pengolahan data maupun pemberian pelayanan kepada masyarakat pengguna jasa. Selain peralatan, fasilitas penunjang pelayanan turut menunjang tercapainya kualitas pelayanan yang dapat memberikan kepuasaan ataupun menunjukkan ketidakpuasan bagi pihak yang dilayani. Dalam hal menyediakan fasilitas pelayanan, Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali telah berupaya untuk melakukan yang terbaik. Fasilitas penunjang pelayanan yang ada di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali diantaranya adalah ruang tunggu yang bersih dan nyaman, kursi, air minum, surat kabar, dan tempat parkir yang memadai. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian : “di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali berusaha memberikan fasilitas yang baik dan memadai untuk pemohon. Dapat kita lihat bahwa di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali sudah ada ruang tunggu dengan fasilitas kursi yang nyaman dan surat kabar untuk pemohon yang menunggu agar tidak jenuh. Demikian dengan tempat parkir, walaupun tidak begitu luas tapi sudah cukup baik, dan juga sudah ada satpam yang mengawasi kendaraan.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011 )
commit to user 108
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Mengenai
fasilitas
penunjang
pelayanan
tersebut,
berikut
tanggapan yang diungkapkan oleh Notaris Alting dari Boyolali : “saya merasa nyaman mas, ruang tunggunya lumayan besar dan tersedia surat kabar yang bisa dipinjam, itu yang membuat saya tidak merasa bosan menunggu.” (Sumber: Wawancara 22 Februari 2011 ) Demikian juga tanggapan oleh Ibu Lani sebagai karyawan Notaris dari Teras : “fasilitas yang ada cukup lengkap mas, surat kabar yang ada membuat saya merasa tidak jenuh saat menunggu.” (Sumber: Wawancara 28 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Subagyo dari Teras : “kalo, menurut saya fasilitas yang ada disini sudah lumayan baik mas, walaupun pemohon cukup banyak, masih dapat menampung pemohon yang ada.” (Sumber: Wawancara 22 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas penunjang pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kepuasaan pelanggan atau pengguna jasa di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Ruang tunggu yang dilengkapi dengan TV, tepat air minum, kursi serta surat kabar dapat membuat pemohon merasa nyaman dalam menunggu giliran untuk dilayani, sedangkan untuk tempat parkir cukup memadai. Tempat parkir di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali cukup memadai untuk roda dua maupun roda empat, disamping itu juga sudah ada satpam yang diharapkan dapat menjamin keamanan.
commit to user 109
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Kehandalan (reliability) Kehandalan
(reliability)
yakni
kemampuan
memberikan
pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan sesuai dengan apa yang ditawarkan. Pelayanan yang diberikan harus sesuai dengan harapan pemohon yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pemohon tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan instansi pemerintah yang bergerak di bidang pembuatan dan urusan mengenai tanah, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai instansi pemerintah tidak hanya mengemban misi organisasi, tetapi juga misi yang lebih luas, salah satunya yaitu “peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T)”. Dengan kata lain, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berusaha untuk memberikan yang terbaik dalam pemanfaatan tanah bagi masyarakat. Oleh karena itu, kehandalan dari petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan kepada pemohon sangatlah penting. Kehandalan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam melayani kebutuhan pemohon (masyarakat), dapat ditunjukkan dengan berusaha memberikan pelayanan yang cepat dan tepat waktu sesuai dengan SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan).
commit to user 110
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kehandalan Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan sertifikasi tanah dapat dilihat dari hasil wawancara dengan salah satu Kepala bagian di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, Bapak Drs Djoko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, beliau mengatakan hal sebagai berikut: “mengenai penyelesaian sertifikat tanah, dalam SPPP waktu penyelesaiannya ditetapkan selama 4 bulan, tapi kita usahakan dalam 3 bulan sertifikat tersebut sudah selesai. Sepanjang pemohon (masyarakat) sudah melengkapi persyaratan dan dilampirkan di formulir permohonan sertifikat tanah. Maka, kewajiban kita adalah memproses dengan segera.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Kelengkapan
persyaratan
yang
diajukan
pemohon,
sangat
menentukan lamanya waktu penyelesaian sertifikat. Hal tersebut seperti yang diungkapkan Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak mengemukakan hal sebagai berikut : “..selama persyaratan lengkap mas, kami pasti langsung memprosesnya. Terkadang ada pemohon yang belum melengkapi persyaratannya, sehingga kami belum bisa memproses dan kami harus menunggu pemohon tersebut untuk dapat melengkapi persyaratannya. Hal seperti ini yang membuat proses penyelesainnya juga menjadi lebih lama.” (Sumber: Wawancara 17 Februari 2011) Berikut ini tanggapan Bapak Slamet dari Boyolali : “ soal ketepatan waktu penyelesaian sertifikat tanah menurut saya sudah baik, pokoknya sekarang sudah bisa tepat waktu” (sumber : wawancara 4 Agustus 2011) Hal senada dikemukakan oleh Saudara Wawan sebagai karyawan notaris dari Boyolali : “ Alhamdulillah mas, kalau mengenai waktu penyelesaian sertifikat tanah sudah tepat waktu, 4 bulan kurang sedikit sudah jadi .... “
commit to user 111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(Sumber : wawancara 4 Agustus 2011) Berikut tanggapan dari Bapak Sugono dari Boyolali : “menurut saya, sudah bagus mas pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini, saya diberikan pelayanan yang baik oleh petugasnya. Kalau mengenai waktu penyelesaian sertifikat tanah saya kurang tau mas, karena saya baru pertama kali ini datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali.” (Sumber : Wawancara 22 Februari 2011) Tanggapan yang lain dikemukakan oleh Bapak Agus dari Ngemplaki sebagai berikut : “pelayanan yang diberikan sudah lumayan bagus, pernah suatu waktu persyaratan saya kurang, kemudian petugas langsung memberitahukannya dan permohonan saya cepat di proses. Kadang-kadang kalau lagi banyak pemohon agak lama sedikit mas dalam memberikan pelayanan, tapi itu semua merupakan hal yang wajar.” (Sumber : Wawancara 22 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat diketahui bahwa kehandalan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik. Proses penyelesaian pekerjaannya sudah cepat, tepat serta sesuai dengan SPPP yang berlaku. Kehandalan yang sudah dimiliki oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus tetap dipertahankan atau bahkan harus ditingkatkan lagi agar lebih optimal.
3. Daya tanggap (responsiveness) Daya tanggap (responsiveness), yakni respon atau kesigapan para pemberi pelayanan untuk membantu para pelanggan dan memberikan
commit to user 112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pelayanan dengan tanggap dan cepat, yang meliputi kesigapan dan kecepatan pegawai dalam melayani pelanggan, kecepatan pegawai dalam menangani transaksi dan penanganan keluhan pelanggan. Daya tanggap di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sangat penting dalam memberikan pelayanan dan aspirasi pemohon (masyarakat), karena Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan jasa, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus selalu tanggap atau peka terhadap kebutuhan dan harapan pemohon (masyarakat). Daya tanggap Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali juga dapat terlihat dari tanggapan petugas dalam menanggapi kebutuhan pemohon (masyarakat). Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali harus memahami apa yang menjadi kebutuhan pemohon (masyarakat) yang semakin kompleks. Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berusaha memberikan yang terbaik untuk pemohon (masyarakat) sikap tersebut ditunjukkan dengan memberikan pelayanan sesuai dengan SPPP (Standar Pelayanan dan Pengaturan Pertanahan). Dalam
pelaksanaan
pemerintahan
aparat
harus senantiasa
berorientasi pada publik, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi. Pelayanan yang diberikan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selain berdasarkan pada SPPP yang berlaku juga berdasarkan pada prinsip New Public Service, salah satu prinsipnya yaitu mengutamakan kepentingan umum (publik). Seperti yang
commit to user 113
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak mengatakan sebagai berikut : “petugas yang sedang bertugas di loket, memang tidak diperbolehkan untuk meningggalkan tempatnya mas, ini diperuntukkan agar jika ada pemohon yang datang bisa cepat dilayani dan permohonan bisa cepat diproses.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Menanggapi hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah sebagai berikut : “Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sebagai lembaga publik yang bertugas melayani masyarakat sudah memberikan pelayanan yang terbaik. Selama ini Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan sudah berdasarkan atas SPPP yang berlaku.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Sementara itu Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian mengemukakan hal sebagai berikut : “daya tanggap petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menaggapi kebutuhan pemohon, saya rasa sudah baik mas. Kami berusaha selalu cepat dan tanggap dalam melayani kebutuhan masyarakat.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Daya tanggap Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memenuhi kebutuhan pemohon (masyarakat) juga dapat dilihat dari tanggapan pemohon (masyarakat) pengguna jasa. Berikut penuturan Bapak Muhroji dari Ampel : “saya rasa petugasnya sudah tanggap mas, pelayanan yang didukung dengan teknologi yang canggih membuat pelayanan menjadi cepat selesai. Petugasnya juga baik dan ramah-ramah.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011)
commit to user 114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Pritas selaku Notarias dari Boyolali : “petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sudah tanggap mas, pelayanan yang saya inginkan selalu dapat terpenuhi dengan cepat.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Hal serupa juga diungkapkan oleh Bapak Joko dari Selo sebagai berikut : “kalau menurut saya, petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik. Mereka selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada pemohon, memberikan informasi yang jelas dan akurat serta membantu pemohon yang sedang dalam kesulitan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menanggapi kebutuhan pemohon (masyarakat) sudah baik, dan sudah terdapat suatu kesesuaian antara harapan dari pemohon (masyarakat) dengan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selaku pemberi layanan. Hal ini, harus ditingkatkan lagi agar dalam memberikan pelayanan kepada pemohon (masyarakat), pelayanan yang diberikan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menjadi lebih baik lagi. Daya tanggap lain dari Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ditunjukkan dengan usahanya dalam menampung dan menaggapi keluhankeluhan yang disampaikan oleh pemohon (masyarakat) pengguna jasa. Untuk menampung semua keluhan dari pemohon, di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali menggunakan kotak saran.
commit to user 115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk segera
menanggapi
keluhan-keluhan
yang
masuk
dari
pemohon
(masyarakat). Hal ini dilakukan untuk selalu menjaga kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan keinginan dan kepuasaan pemohon (masyarakat) pengguna jasa. Sejauh ini jarang terdapat keluhan dari pemohon yang diberikan kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Berikut penuturan Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian dalam menanggapi keluhan yang disampaikan pemohon (masyarakat) : “Kami menyediakan kotak saran yang berada di dekat pintu masuk ruang tunggu agar pemohon (masyarakat) yang memiliki keluhan dapat langsung mengutarakannya dan memasukkan ke dalam kotak saran. Keluhan pasti ada dari pemohon, karena kebutuhan masyarakat yang semakin berkembang mengakibatkan tingginya kebutuhan yang harus terpenuhi. Kami hanya berharap sudah terdapatnya kesesuaian antara pelayanan yang kami berikan dengan harapan pemohon.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga disampaikan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak mengatakan sebagai berikut : “sejauh ini tidak ada keluhan yang sangat berat mas, pemohon hanya mengeluhkan mengenai lamanya pelayanan disaat antri mas, selain itu belum ada keluhan lagi.” (Sumber : Wawancara 17Februari 2011)
Demikian juga dengan Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah, mengemukakan hal sebagai berikut : “dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat, kami selalu berusaha untuk memenuhi keinginan dari masyarakat
commit to user 116
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mas. Mereka datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini, kami melayaninya dengan baik. Selama ini saya tidak pernah mendapatkan keluhan dari pemohon.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Sama halnya dengan tanggapan dari Bapak Kirman dari Cepogo sebagai berikut : “petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sudah baik mas. Selama saya mengurus sertifikat tanah tidak berbelit-belit serta penyelesaiannya sesuai dengan aturan yang berlaku dan biaya yang dikeluarkan transparan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Hal serupa juga dikatakan oleh Ibu Syarifah sebagai karyawan notaris dari Teras, beliau mengatakan : “daya tanggap disini sudah cukup baik mas, petugasnya ramah dan cepat dalam memberikan pelayanan. Mereka langsung memberikan tanggapan terhadap permasalahan yang sedang saya hadapi, kalau saya belum mengerti petugasnya mau memberikan penjelasan dengan ramah dan mudah dimengerti. Jadi, saya tidak ada yang perlu di keluhkan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara diatas, menunjukkan bahwa kesigapan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam menaggapi keluhan pemohon sudah cukup baik, di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk mencari tahu dan memahami apa yang menjadi keinginan pemohon (masyarakat). Meskipun sejauh ini di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali jarang menerima keluhan dari pemohon, Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali tetap memberikan kesempatan kepada pemohon untuk menyampaikan keluhan-keluhan serta harapan-harapan mereka di dalam kotak saran yang telah disediakan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Keluhan-keluhan dan
commit to user 117
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harapan-harapan dari pemohon (masyarakat) dijadikan sebagai acuan bagi Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali untuk dapat menjadi lebih baik lagi.
4. Jaminan (assurance) Jaminan (assurance), mencakup kemampuan pegawai atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, kualitas keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberikan pelayanan, ketrampilan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Sumber Daya Manusia (SDM) atau pegawai merupakan faktor utama dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemohon (masyarakat) sebagai pengguna jasa. Hal ini berarti, kualitas pelayanan tergantung dari kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada pemohon (masyarakat). Menanggapi hal tersebut, Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi
Hak
Tanah dan
Pendaftaran Tanah
akan mengemukakan
pendapatnya sebagai berikut : “SDM (Sumber Daya Manusia) memang merupakan salah satu faktor pendukung untuk dapat mewujudkan pelayanan yang baik, kemudian sumber daya yang tersedia didukung dengan adanya latihan-latihan atau training. Kualitas SDM dapat dilihat dari tingkat pendidikan yang rata-rata sudah menempuh jenjang S1, serta penempatan yang sesuai dengan keahlian dan kemampuan pegawai, hal ini akan dapat meningkatkan kualitas.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011)
commit to user 118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemampuan pegawai sendiri dapat dilihat dari penuturan Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak sebagai berikut : “kemampuan pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah cukup baik mas. Pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya sudah mengacu pada SPPP yang berlaku, dan dalam melayani pemohon petugasnya ramah dan sopan.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian : “pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik dalam memberikan pelayanan mas, mereka sopan dalam melayani masyarakat. Dengan berbekal pendidikan yang tinggi serta pengalaman kerja, maka pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Untuk selanjutnya akan dipaparkan mengenai tanggapan dari pemohon
(masyarakat)
terhadap
kemampuan
pegawai
di
Kantor
Pertanahan Kabupaten Boyolali dalam memberikan pelayanan. Bapak Basuki dari Simo : “kemampuan pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sudah baik mas, saya dilayani sesuai dengan antrian dan dalam memberikan pelayanan petugasnya tidak membeda-bedakan pemohon yang satu dengan yang lainnya.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011)
Hal senada juga diungkapkan oleh Ibu Syarifah sebagai karyawan notaris Teras sebagai berikut : “pegawai di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik dalam melaksanakan tugasnya mas, mereka sudah ahli dan menguasai pekerjaannya.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011)
commit to user 119
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Nurudin sebagai berikut : “saya baru pertama kali datang kemari mas, petugasnya yang melihat saya kebingungan langsung memberikan informasi yang saya butuhkan.” (Sumber : Wawancara 28 Februari 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan koordinasi antar petugas dalam memberikan pelayanan kepada pemohon (masyarakat) sudah baik. Pemohon tidak banyak mengeluhkan mengenai kemampuan petugas di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali, ini memberikan bukti bahwa kualitas SDM sudah baik dan perlu ditingkatkan lagi agar lebih baik. Dalam memberikan jaminan atas pelayanan kepada pemohon (masyarakat), selain kemampuan ada hal penting yaitu jaminan keamanan terhadap produk yang dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, yaitu keamanan dalam penerbitan sertifikat tanah. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Drs. Joko Triono selaku Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah : “dalam memberikan keamanan dalam penerbitan sertifikat tanah, kami memiliki simbol-simbol tertentu mas, yang memang tidak bisa dillihat dengan mata telanjang, tapi harus dengan menggunakan alat khusus. Kami selalu menyarankan kepada pemohon (masyarakat) agar selalu mengurus pembuatan sertifikat tanah sendiri atau dilimpahkan kepada notaris. Hal ini ditujukan agar meminimalisir oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang memanfaatkan pemohon (masyarakat) yang tidak mengetahui prosedur permohonan sertifikat tanah.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Drs. Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak sebagai berikut :
commit to user 120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“keamanan dalam produk yang kami keluarkan memang berupa simbol-simbol yang tidak bisa dibaca oleh orang lain selain petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, ini dimaksudkan agar simbol yang kami miliki tidak bisa di bajak oleh orang lain.” (Sumber : Wawancara 17 Fwbruari 2011) Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan yang diberikan oleh petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali sudah baik dan harus dipertahankan. Keamanan yang diberikan oleh Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali mengenai produk yang dikeluarkan sangat baik. Penggunaan simbol-simbol yang tidak bisa dibaca oleh
orang awam, menjadikan produk
yang dikeluarkan
mendapatkan jaminan yang baik.
5. Empati (empathy) Empati (emphaty) meliputi perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan, seperti kemudahan dalam menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Kantor Pertanahan salah satu bagian dari instansi pemerintah Kabupaten Boyolali yang beralamatkan di Jl. Anggrek No.1, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Lokasi tersebut termasuk berada ditengah kota, dekat atau berada dipinggir jalan raya dan dilalui oleh jalur angkutan umum, sehingga mudah untuk di jangkau oleh masyarakat. Lokasi fasilitas jasa yang dekat dengan jalan dan mudah terjangkau merupakan salah satu
commit to user 121
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
harapan dari pemohon (masyarakat) sertifikat tanah, sehingga mereka mudah untuk memenuhi atau menghubungi petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Empati dari petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari ketika masyarakat datang untuk mengajukan permohonan sertifikat tanah, mereka dengan mudah untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang pelayanan, baik dari segi prosedur, biaya, jagka waktu ataupun ketika terjadi keterlambatan dalam penyelesaiannya. Dalam hal ini petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali berusaha untuk menciptakan suasana yang nyaman dan praktis dalam menghubungi Kantor, sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak Sugiyarto selaku Kepala Sub.Seksi Pendaftaran hak sebagai berikut : “selain pemohon bisa dengan mudah datang ke Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, kami juga menyediakan layanan telepon selama jam kerja, tujuan agar masyarakat lebih mudah lagi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Dengan pelayanan telepon ini, pemohon (masyarakat) dapat mengetahui mengenai proses berkas permohonan dan mengenai biaya yang dikeluarkan. Dengan layanan telepon ini sangat membantu pemohon (masyarakat) yang hendak mengurus permohonan sertifikat tanah. Berbekal informasi yang diperoleh, pemohon (masyarakat) akan lebih mempersiapkan persyaratan yang harus dipenuhi agar dapat dilayani dengan cepat.
commit to user 122
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam memberikan pelayanan hubungan antara petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dengan pemohon sertifikat tanah harus berjalan dengan baik. Hal ini sangat penting karena sebagai pelayanan publik harus memberikan pelayanan yang memuaskan pemohon dan erat kaitannya dengan sorotan masyarakat terhadap pelayanan di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali. Adanya suatu hubungan antara petugas dengan pemohon tentu sebelumnya ada suatu komunikasi antar keduanya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa suatu komunikasi merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu hubungan. Apabila terjadi kesenjangan dalam komunikasi antara petugas dengan pemohon (masyarakat), maka akan menimbulkan penilaian atau persepsi negatif terhadap kualitas jasa. Komunikasi yang terjalin antara petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali dengan pemohon (masyarakat) dapat dikatakan cukup intensif, hal ini dapat dilihat dari komunikasi yang dilakukan setiap harinya. Komunikasi ini dimaksudkan untuk memberikan informasi terbaru jika terjadi perubahan dan juga memonitor segala perkembangan yang terjadi dalam pelayanan sertifikat tanah. Dengan hubungan dan komunikasi yang baik antara petugas dan pemohon dapat membantu petugas untuk mengetahui apa yang menjadi keluhan dan apa yang menjadi harapan dari pemohon serta keluhan dan harapan petugas dalam penerbitan sertifikat tanah terhadap peningkatan pelayanan, sehingga dapat lebih mempercepat proses penyelesaian
commit to user 123
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
permohonan. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Bapak Suyut, selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian : “Adanya komunikasi yang baik antara pemohon dengan petugas bisa mempercepat waktu penyelesaian. Misalnya, ada pemohon yang belum melengkapi persyaratannya, maka petugas dengan sigap memberitahukannya kepada pemohon agar segera dilengkapi, setelah lengkap maka petugas langsung memprosesnya.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Dengan memposisikan pemohon sebagai pihak yang harus dilayani dengan baik, maka petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali senantiasa selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik yang bersifat individual dan tulus memberikan informasi serta membantu pemohon (masyarakat) yang membutuhkan bantuan. Hal tersebut seperti diungkapkan oleh Bapak Sutoyo dari Ngemplak : “petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali ini sangat baik mas, mereka memberika penjelasan yang mudah dimengerti, sopan dan ramah dalam penyampainnya.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Untuk mengerti dan memahami keinginan dari banyak orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan dengan berbagai karakter yang berbeda-beda memang bukan hal yang mudah. Untuk itu, petugas Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali selalu berusaha untuk memberikan yang
terbaik
bagi
pemohon
(masyarakat).
Petugas
harus
dapat
menunjukkan kepada pemohon (masyarakat), bahwa petugas bukanlah birokrat yang mempersulit atau
berbelit-belit
dalam memberikan
pelayanan, tapi merupakan pelayanan publik yang yang harus memberikan
commit to user 124
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang terbaik. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kristianto selaku petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, sebagai berikut : “untuk mewujudkan pelayanan yang terbaik, saya berusaha memberikan pelayanan yang memuaskan mas, jadi kami tidak mempersulit pemohon.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Dalam menampung semua keinginan, harapan serta keluhan dari pemohon (masyarakat) terhadap pelayanan permohonan sertifikat tanah, selain petugas yang berkomunikasi langsung dengan pemohon, juga menggunakan kotak saran yang disediakan. Kotak saran yang disediakan bermaksud untuk menjadi sarana agar pemohon (masyarakat) dapat memberikan masukan-masukan ke Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali, ini biasanya digunakan oleh pemohon (masyarakat) yang sungkan memberikan saran atau kritikan pelayanan secara langsung. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Suyut selaku Kepala Urusan Umum dan Kepegawaian, sebagai berikut : “untuk mengetahui keinginan, harapan serta keluhan dari pemohon, kami menyediakan kotak saran bagi pemohon yang merasa sungkan menyampaikan keluhannya secara langsung.” (Sumber : Wawancara 17 Februari 2011) Berikut tanggapan dari Ibu Ira notaris dari Boyolali, sebagai berikut : “kalau saya lebih enak ngomong langsung dengan petugasnya, karena saya sudah kenal dengan sebagian petugasnya, membuat saya nyaman menyampaikan pendapat.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Sutoyo dari Ngemplak, sebagai berikut :
commit to user 125
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“berhubung saya orangnya sungkan mbak, saya lebih memilih kotak saran saja, agar tidak diketahui sapa yang menulisnya.” (Sumber : Wawancara 3 Maret 2011) Berdasarkan hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa petugas di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali sudah berusaha memahami dan mencari tahu apa yang menjadi keinginan serta harapan dari pemohon (masyarakat), baik dengan berdialog langsung dengan petugas di Kantor Pertanahan Kabupaten Boyolali, juga dengan menggunakan kotak saran yang disediakan. Untuk menilai pelayanan yang diberikan, jika ada keluhan yang disampaikan oleh pemohon, petugas di Kantor Pertanahan kabupaten Boyolali berupaya untuk menanggapi keluhan tersebut dengan baik dan berusaha untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan pemohon (masyarakat).
commit to user 126