PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PEMAHAN KABUPATEN KETAPANG Oleh: Bernadeta Rauli Sinambela NIM. E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Tanjungpura Pontianak. Tahun 2016 E-mail:
[email protected]
Abstrak Kualitas pelayanan yang terjadi di Puskesmas Pemahan Kabupaten Ketapang masih kurang maksimal. Berdasarkan permasalahan yang ada misalnya dalam pelayanan yang diberikan puskesmas kepada pasien yaitu sarana kesehatan dan sarana penunjang untuk kelancaran pelayanan masih terbatas dan belum tersedia, kurangnya tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis kualitas pelayanan di Puskesmas Pemahan. Dalam penelitian ini menggunakan teori ZeithamlParasurman-Berry tentang dimensi pokok kualitas pelayanan, karena pelayanan berkaitan erat dengan jasa yang diterima oleh masyarakat selaku pelanggan. Selain itu, teori tersebut juga lebih tepat untuk menjawab permasalahan yang akan diteliti. Teori Kualitas Pelayanan tersebut dipengaruhi oleh dimensi berwujud (tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa dimensi keandalan (reliability), dimensi daya tanggap (responsiveness),dimensi empati (emphaty) sudah terlaksana dengan baik, dimana pada dimensi reliability petugas memberikan pelayanan cepat dan tepat sesuai dengan prosedur dan lama pelayanan yang sudah ditetapkan, pada dimensi responsiveness penyampaian keluhan pasien dapat disampaikan secara langsung dan lisan kepada petugas di loket dan dapat bertanya kepada petugas puskesmas lainnya dan untuk dimensi emphaty petugas di puskesmas Pemahan berusaha memahami kebutuhan pasien serta menerima kritik dan saran yang membangun dari pasien. Sedangkan pada dimensi tangible dan dimensi assurance belum terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan dimensi tangible kurangnya tenaga kesehatan, sarana dan fasilitas fisik yang ada di puskesmas Pemahan kurang memadai, sedangkan pada dimensi assurance kekurangan sumber tenaga kesehatan yang lebih professional lagi artinya bahwa puskesmas belum bisa memberikan jaminan secara maksimal kepada pasien. Saran dari peneliti terkait kualitas pelayanan yaitu diharapkan Puskesmas mampu bekerja secara efektif dan lebih baik dengan menyediakan sarana kesehatan dan sarana penunjang untuk kelancaran pelayanan, menambah sumber tenaga kesehatan yang kompeten dalam memberikan pelayanan di puskesmas.
Kata-kata Kunci : Kualitas Pelayanan, Puskesmas
Abstract The service quality in Pemahan community health center is not maximal yet. Based on the existing problems for example regarding the practiced service done by the health centre which is related to health facilities and supporting facilities for the continuity is still limited and has not been available, the lack of health staff in the health center. This research is aimed to describe and to analyze the service quality in Pemahan community health centre. This research used the Zeithaml-Parasurman-Berry about main dimension of service quality, because it is strongly related to the service delivered by the community as the customers. Besides, theory is suitable to answer the research problems. The theory of quality service is influenced by dimension of tangibles, dimension of reliability, dimension of responsiveness, dimension of assurance, dimension of empathy. This is a descriptive research with a qualitative approach. The result of this research shows that the dimension of reliability, dimension of responsiveness,dimension of empathy has been well done, where in dimension of reliability the staff gave the quick and exact service based on
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
1
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
the procedure and the defined duration, in dimension of responsiveness the patients’ problems can be directly told to the staff in locket and the patients can ask other staffs and for the dimension of empathy the staffs tried to understand the patients’ need and can receive the critic and encouraging suggestion from the patients. Whereas in the dimension of tangible and dimension of assurance has not well done yet. This matter of tangible dimension can be seen from the lack of the staffs, the lack of physical facilities, in dimension of assurance the lack of professionals staff which means the health center has not been able to give the expected service to the patient. The suggestions from the researcher related to the service, it is expected the health center will be able to effectively work and serve the better facilities and the supportive facilities as well, to hire more of the competent staffs in giving the service in the health center. Key words : Service Quality, Community Health Center
Pembangunan kesehatan merupakan
A. PENDAHULUAN Kesehatan adalah hak dan investasi semua warga negara. Untuk menjamin kesehatan diperlukan suatu sistem yang mengatur
penyelenggaraan
pelayanan
kesehatan bagi masyarakat sebagai upaya pemenuhan kebutuhan warga negara untuk tetap hidup sehat. Pembangunan di bidang kesehatan
merupakan
bagian
dari
pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia diarahkan pada tujuan terciptanya manusia seutuhnya yang sehat fisik,
mental
Dengan
kata
dan lain
keadaan
sosialnnya.
bahwa
kesehatan
merupakan kebutuhan manusia yang utama dan ukuran kualitas yang mendasar sekali bagi kehidupan. Pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap warga masyarakat.
kunci sukses yang mendasari pembangunan lainnya, dengan kata lain kesehatan adalah kebutuhan manusia yang terutama dan menjadi
prioritas
kehidupan
yang
mendasar
masyarakat.
bagi
Undang-undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan Pasal 3 menyebutkan bahwa “Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal”. Untuk
mendukung
pencapaian
pembangunan kesehatan pemerintah telah menyediakan kesehatan
beberapa
beserta
tenaga
sarana/fasilitas kesehatannya.
Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan masyarakat adalah Puskesmas. Puskesmas sebagai suatu unit organisasi kesehatan
adalah
pengembangan
yang
merupakan
pusat
menyelenggarakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat secara
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
2
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menyeluruh di wilayah kerja masing-masing.
ruangan
Sebagai
beberapa bidang kecuali
ujung
tombak
pelayanan
dan
tata
usaha
digabung
dengan
ruang kepala
pembangunan kesehatan di Indonesia maka
Puskesmas yang seharusnya setiap bidang
puskesmas perlu mendapatkan perhatian
punya ruangan masing-masing dan belum
terutama berkaitan dengan mutu pelayanan
tersedianya pelayanan rawat inap sehingga
kesehatan puskesmas sehingga dalam hal ini
pelayanan
puskesmas
selalu
menyediakan pelayanan rawat jalan, khusus
meningkatkan keprofesionalan dari para
pasien yang membutuhkan perawatan rawat
pegawainya
inap akan dirujuk ke rumah sakit umum
dituntut
untuk
serta
fasilitas/sarana
meningkatkan
kesehatannya
puskesmas
ini
hanya
untuk
daerah yang ada di kabupaten ketapang.
memberikan kepuasan kepada masyarakat
Kendala lain yang ditemukan di Puskesmas
pengguna jasa layanan kesehatan
Pemahan yaitu Kurangnya tenaga kesehatan
Puskesmas
Pemahan
merupakan
dalam memberikan pelayanan kesehatan di
salah satu dari sekian banyak puskesmas
Puskesmas.Terdapat
yang
ikut
kesehatan, dimana terdapat beberapa unit
melaksanakan
kerja yang tidak memiliki tenaga kesehatan.
pelayanan kepada masyarakat khususnya
Namun terkadang tenaga kesehatan tidak
pelayanan kesehatan rawat jalan. Hal ini
selalu ada di tempat sehingga masyarakat
diwujudkan
pelayanan
sulit untuk mendapatkan pengobatan secara
kesehatan yang dilakukan secara efektif dan
langsung. Di Puskemas induk juga tidak
efisien
terdapat dokter. Semua pasien yang datang
dalam
berpartisipasi
pelaksanaannya dalam
dalam
bentuk
sebagaimana
Pemahan
sehat
yang
visi
puskesmas,
mandiri
dan
berkeadilan.
keterbatasan
tenaga
ditangani oleh perawat dan bidan yang ada. Jika penyakit yang diderita pasien serius dan
Dalam
memberikan
pelayanan
tidak bisa ditangani oleh bidan dan perawat
berkualitas,
Puskesmas
yang ada maka biasanya akan di rujuk ke
beberapa
rumah sakit yang ada di kabupaten Ketapang
kesehatan
yang
Pemahan
masih
kendala
diantaranya
mempunyai masalah
yang
sehingga
memerlukan
perjalanan
yang
ditemukan terkait dengan aspek sarana dan
cukup jauh dan waktu yang lumayan lama
prasarana untuk kelancaran pelayanan. Hal
untuk sampai ke tempat tujuan. Hal ini
ini ditunjukan oleh gedung puskesmas yang
terjadi akibat dari sumber tenaga kesehatan
kecil sehingga ruang tidak cukup, dalam satu
yang dimiliki Puskesmas terbatas sehingga
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
3
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
mutu pelayanan puskesmas pun menjadi
perlu ada kriteria yang menunjukkan apakah
rendah karena tidak sesuai dengan standar
suatu pelayanan publik yang diberikan dapat
kesehatan.
diakatakan
Fokus penelitian ini ditekankan pada
baik
atau
buruk
Zeithaml-
Parasurman-Berry dalam Harbani Pasolong
kualitas pelayanan Puskesmas Pemahan
(2010:135)
Kabupaten Ketapang berdasarkan kualitas
mendukung hal tersebut, ada 5 (lima)
pelayanan menurut Zeithaml-Parasurman-
dimensi yang harus diperhatikan dalam
Berry yaitu berwujud (tangibles), keandalan
melihat tolak ukur kualitas pelayanan publik
(reliability),
daya
yaitu :
(responsivineness),
jaminan
empati
(empathy)
masalahnya adalah Pelayanan
tanggap (assurance),
dengan
a)
mengemukakan
dalam
Berwujud (tangibles), merupakan bukti
rumusan
nyata dari kepedulian dan perhatian
“Bagaimana Kualitas
yang diberikan oleh penyedia jasa
Kesehatan
di
Puskesamas
Pemahan Kabupaten Ketapang?”
kepada konsumen.Pentingnya dimensi tangibles ini akan menumbuhkan image
Adapun tujuan penelitian adalah
penyedia jasa terutama bagi konsumen
untuk mendeskripsikan dan menganalisis
baru dalam mengavaluasi kualitas jasa.
kualitas pelayanan di Puskesmas Pemahan
Secara rinci tangibles meliputi fasilitas
berdasarkan kualitas pelayanan menurut
fisik,
Zeithaml-Parasurman-Berry yaitu tangibles,
pegawai, alat atau perlengkapan yang
reliability,responsivineness, assurance.
digunakan
jumlah
pegawai,
untuk
penampilan
menyelenggarakan
pelayanan. B. KAJIAN TEORI
b) Keandalan kemampuan
1.
Kualitas Pelayanan
(reliability),
merupakan
instansi/lembaga
untuk
melaksanakan jasa sesuai dengan apa
Kualitas adalah keseluruhan ciri dan
yang telah dijanjikan secara tepat waktu.
sifat dari suatu produk atau pelayanan yang
Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan
berpengaruh pada kemampuannya untuk
konsumen akan menurun bila jasa yang
memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau
diberikan tidak sesuai dengan yang
yang tersirat (Kotler, 2005). Untuk dapat
dijanjikan.
menilai sejauh mana kualitas pelayanan
ketepatan tagihan, penyimpanan catatan
publik yang diberikan aparatur pemerintah,
secara benar, ketepatan jadwal.
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Secara
rinci
meliputi
4
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
c)
Daya
tanggap
(responsiveness),
Sebuah
instansi
membangun
merupakan kemampuan instansi yang
kepercayaan dan kesetian konsumen
dilakukan oleh langsung pegawai untuk
melalui pegawai yang terlibat langsung
memberikan pelayanan dengan cepat
menangani konsumen. Jadi komponen
dan tanggap.
tanggap dapat
dari dimensi ini terdiri dari kompetensi
menumbuhkan persepsi yang positif
pegawai yang meliputi keterampilan,
terhadap kualitas jasa yang diberikan.
pengetahuan yang dimiliki pegawai
Termasuk
untuk
Daya
didalamnya
jika
terjadi
melakukan
pelayanan
dan
kegagalan atau keterlambatan dalam
kredibilitas instansi yang meliputi hal-
penyampaian jasa, pihak penyedia jasa
hal
berusaha
atau
kepercayaan konsumen kepada instansi
konsumen
seperti reputasi instansi, prestasi dan
memperbaiki
meminimalkan
kerugian
dengan segera. Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan pegawai yang
terlibat
untuk
menanggapi
yang
berhubungan
denga
lain-lain. e) Empati
(empathy),
merupakan
kemampuan instansi yang dilakukan
permintaan, pertanyaan, dan keluhan
langsung
konsumen. Jadi komponen atau unsur
memberikan
dari dimensi ini terdiri dari kesigapan
konsumen secara individu, termasuk
pegawai dalam melayani pelanggan,
juga
kecepatan pegawai dalam melayani
konsumen. Jadi komponen dari dimensi
pelanggan dan penanganan keluhan
ini merupakan gabungan dari akses
pelanggan.
(access)yaitu
d) Jaminan
(assurance),
pengetahuan membangun
dan
merupakan
perilaku
untuk
kepercayaaan
dan
oleh
kepekaan
pegawai perhatian
untuk kepada
akan
kebutuhan
kemudahan
untuk
memanfaatkan jasa yang ditawarkan oleh instansi, komunikasi merupakan kemampuan
melakukan
untuk
informasi
kepada
keyakinan pada diri konsumen dalam
menyampaikan
mengkonsumsi jasa yang ditawarkan .
konsumen atau memperoleh masukan
Dimensi ini sangat penting karena
dari
melibatkan persepsi konsumen terhadap
merupakan usaha untuk mengetahui dan
resiko
memahami kebutuhan dan keinginan
ketidakpastian
yang
tinggi
terhadap kemampuan penyedia jasa.
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
konsumen
dan
pemahaman
konsumen. 5
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Berdasarkan beberapa uraian diatas
kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
dapat dikatakan bahwa kualitas pelayanan
rata-rata penduduk, serta penyelenggarannya
adalah pelayanan yang diberikan kepada
sesuai dengan standar dan kode etik profesi
pelanggan sesuai dengan standar pelayanan
yang telah tetapkan”.
yang telah dilakukan sebagai pedoman
Menurut
Muninjaya
(2004:109)
dalam pemberian layanan. Memberikan
pelayanan kesehatan yang dikembangkan
kualitas
disuatu wilayah harus dijaga arahnya agar
pelayanan
dapat
diartikan
menyesuaikan terhadap harapan konsumen
dapat
meningkatkan
derajat
sesuai dengan dasar – dasar yang tepat.
masyarakat diwilayah tersebut.
kesehatan
Apabila pelayanan yang diterima 2.
atau dirasakan oleh pasien sesuai dengan
Pelayanan Kesehatan Keberhasilan
pembangunan
yang diharapkan, maka pelayanan tersebut
khususnya di sub sektor kesehatan melalui
dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika
puskesmas,
pelayanan yang diterima melampaui harapan
lainnya
rumah
yang
sakit,
bergerak
badan-badan dalam
bidang
pasien,
maka
pelayanan
dipersepsikan
kesehatan, perlu adanya dukungan dari
sebagai pelayanan yang ideal. Sebaliknya
masyarakat. Masyarakat berperan penting
jika pelayanan yang diterima lebih rendah
dalam
dari yang diharapkan, maka pelayanan
kegiatan
kesehatan
ditambah
terlibatnya pemerintah dan swasta dalam
tersebut
pelaksanaannya
demikian
untuk
mencapai
tujuan
dipersepsikan baik
buruk.
buruknya
Dengan pelayanan
daripada pelayanan perawatan kesehatan
tergantung kepada kemampuan penyedia
masyarakat.
pelayanan
dalam
masyarakat
(para
Pelaksanaan puskesmas ini diarahkan pada pelayanan kesehatan bagi masyarakat
memenuhi penerima
harapan pelayanan)
secara konsisten.
dengan memberikan sarana dan fasilitas pengobatan yang efektif dan efisien serta terjangkau oleh masyarakat luas terutama yang diprioritaskan pada masyarakat yang berpenghasilan rendah. Menurut Azwar
(1996:30) “Pelayanan
kesehatan yang bermutu adalah pelayanan
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
6
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Gambar 1 Kerangka Berpikir Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pemahan Kabupaten Ketapang
berobat
di
Puskemas
Pemahan
yang
berjumlah 4 orang (pasien rawart jalan, pasien KB, pasien KIA) Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti sendiri,
Identifiksi Permasalahan 1. Sarana kesehatan dan sarana penunjang untuk kelancaran pelayanan masih terbatas dan belum tersedia 2. Kurangnya tenaga kesehatan
karena peneliti sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan, dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus, dan peka serta dapat bereaksi
Teori Kualitas Pelayanan menurut ZeithamlParasurman-Berry (2005:175) 1. Berwujud (tangibles) 2. Keandalan (reliability) 3. Daya tanggap (responsiveness) 4. Jaminan (assurance) 5. Empati (emphaty)
yang diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian. Teknik
pengumpulan
data
yang
digunakan peneliti, yaitu: teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi.
Hasil Yang Diharapkan Terwujudnya kualitas pelayanan kesehatan sesuai dengan standar kesehatan
Dalam teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian menggunakan model milik Miles and Huberman. Menurut
sumber :peneliti tahun 2015
Miles and Huberman dalam Sugiyono (2011:246) langkah-langkah dalam analisis
3.
Metode Penelitian
data, yaitu: data reduction (reduksi data),
Penelitian ini menggunakan jenis
data display (penyajian data), conclusion
penelitian deskriftif , yaitu jenis penelitian
drawing/ verification (penarikan kesimpulan
yang mengungkapkan dan menggambarkan
dan verifikasi). Dalam uji kredibilitas atau
masalah secara apa adanya (das sein) dan
kepercayaan terhadap data dalam hasil
bukan sebagaimana seharusnya atau dibuat
penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan
(das sollen).
berbagai
cara,
namun
dalam
menguji
Subjek penelitian ini adalah Kepala
keabsahan datanya dalam penelitian ini
Puskesmas Pemahan, Camat Pemahan, Para
menggunakan triangulasi dengan triangulasi
petugas kesehatan di Puskemas Pemahan
sumber.
yang berjumlah 3 orang ( bidan, perawat dan petugas loket), Masyarakat atau pasien yang BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
7
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
C. HASIL
PENELITIAN
DAN
dan bidan. Apabila perawat dan bidan tidak bisa menangani penyakit pasien yang cukup
PEMBAHASAN
serius, pasien biasanya dirujuk ke rumah 1.
sakit yang ada di Kabupaten Ketapang dan
Berwujud (tangibles) Berwujud
merupakan
membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam
penampilan fasilitas fisik baik operasional
untuk perjalanan sampai ke tempat tujuan.
maupun infrastruktur yang terdiri atas
Hal tersebut merupakan salah satu faktor
fasilitas
penghambat dalam pelayanan.
fisik,
(tangible)
peralatan,
personil
dan
komunikasi. Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan fasilitas
yang
sumber
daya
manusia
yang
peneliti ada
di
puskesmas Pemahan masih kurang sebagai
prasarana
contoh di bagian keuangan (bendahara)
kesehatan merupakan salah satu faktor
mempunyai profesi yakni perawat. Perawat
penting dalam menunjang proses pelayanan
tersebut juga merangkap sebagai bagian
kesehatan terhadap pasien.
pelayanan poli umum oleh sebab itu pada
dan
penampilan
Puskesmas
observasi
pegawai
puskesmas
fisik,
dilakukan
Berdasarkan
sarana
dan
Menurut hasil pengamatan peneliti ruangan yang ada dipuskesmas Pemahan
bagian pelayanan (poli umum ) kekurangan tenaga.
tidak cukup, seharusnya setiap bidang
Aspek kekurangan tenaga merupakan
memiliki ruangan masing-masing. Akibat
salah satu masalah yang seringkali dihadapi
dari kurangnya ruangan maka pegawai yang
oleh sarana pelayanan kesehatan terutama
tidak memiliki ruangan menumpang di
puskesmas. Dampak dari kekurangan tenaga
ruangan Tata Usaha (TU).
ini mengakibatkan beban kerja menjadi
Secara umum sarana dan prasarana
bertambah sehingga pada akhirnya mutu
adalah alat penunjang keberhasilan suatu
pelayanan
yang
diberikan
menurun.
proses upaya yang dilakukan di dalam
Kurangnya jumlah petugas pada instansi
pelayanan publik karena apabila kedua hal
pelayanan kesehatan khususnya puskesmas
ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang
akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan
dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil
pelayana secara maksimal yang tentunya
yang diharapkan sesuai dengan rencana.
akan berdampak pada kualitas pelayanan.
Puskesmas Pemahan tidak memiliki
Berdasarkan hasil wawancara dan
dokter , semua pasien ditangani oleh perawat
observasi yang dilakukan peneliti mengenai
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
8
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dimensi fisik (tangibles) dalam memberikan
Kepuasan
pasien
dapat
dicapai
pelayanan kepada pasien masih kurang .
apabila aparatur pemerintah yang terlibat
Penerapan kualitas pelayanan di Puskesmas
langsung maupun tidak langsung dalam
Pemahan Kabupaten Ketapang adalah tidak
pelayanan publik, harus dapat mengerti dan
maksimalnya sarana dan prasarana yang ada
menghayati
sehingga
mengeluh
melaksanakan pelayanan prima karena tugas
mengenai sarana tersebut dan kurangnya
utama pemerintahan dalam hal ini aparat
sumber daya manusia. Pasien mempunyai
pelayanan publik seperti puskesmas adalah
harapan mengenai fasilitas
Puskesmas
untuk melayani masyarakat. Sesungguhnya
agar ditingkatkan lagi untuk
seperti juga kualitas pelayanan, dimensi
kepuasan pasien dan kualitas pelayanan
kepuasan pasien sangat bervariasi. Suatu
Puskesmas Pemahan yang lebih baik.
pelayanan
ada
Pemahan
pasien
yang
serta
berkeinginan
kesehatan
disebut
untuk
sebagai
pelayanan kesehatan yang bermutu apabila 2.
penerapan semua persyaratan pelayanan
Keandalan (Reliability) Keandalan (reliability) merupakan
kemampuan
dan
keandalan
kesehatan dapat memuaskan pasien.
untuk
Kemampuan
dan
menyediakan pelayanan yang terpercaya
memiliki
atau
Kualitas
Kemampuan identik dengan pengetahuan,
pelayanan kesehatan merupakan gabungan
sedangkan keterampilan lebih mengarah
dari dua dimensi yaitu kualitas (quality) dan
pada
pelayanan kesehatan (health service).
dengan menggunakan anggota badan dan
janji
yang
Petugas berusaha
ditawarkan.
puskesmas
memberikan
memuaskan
secara
Pemahan
pelayanan langsung
pengaruh
keterampilan
kemampuan
dalam
pelayanan.
melaksanakan
tugas
peralatan kerja yang tersedia. Kemampuan
yang
dan keterampilan yang dimiliki dalam
kepada
melaksanakan tugas terutama di bidang
masyarakat / pasien yang berobat. Dalam hal
kesehatan
ini
masyarakat untuk memperoleh rasa aman
bagaimana
informasi
dan
petugas
memberikan
menjelaskan
prosedur
merupakan
bagi
dan nyaman. Hal ini juga akan menimbulkan
pelayanan (prosedur yang mudah dan tidak
kepercayaan
berbelit-belit) yang harus ditempuh oleh
masyarakat atau pasien.
pasien yang akan berobat.
jaminan
yang
lebih
besar
dari
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
9
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
dimensi keandalan sudah berjalan dengan
dibuktikan dengan penyampaian keluhan
baik.Hal itu dapat dilihat dengan petugas
pasien dapat disampaikan secara langsung
memberikan informasi dan menjelaskan
dan lisan kepada petugas di loket dan dapat
prosedur pelayanan (prosedur yang mudah
bertanya kepada petugas puskesmas lainnya.
dan tidak berbelit-belit) yang harus ditempuh
Selain itu Puskesmas Pemahan juga sudah
oleh pasien yang akan berobat.
menyediakan kotak saran sebagai sarana atau media bagi penyampaian keluhan pasien
3.
tanggap
Pemahan.
Dengan
harapan bahwa terjadinya komunikasi yang
Daya Tanggap (Responsiveness) Daya
Puskesmas
(responsivenees)
baik antara pihak puskesmas dengan pasien
merupakan respon atau kesigapan pegawai
demi terciptanya pelayanan yang semakin
dalam
baik.
membantu
pelanggan
dan
memberikan pelayanan yang cepat dan
Kualitas pelayanan kesehatan adalah
tanggap juga dalam menangani keluhan
kualitas yang menunjukkan pada tingkat
pelanggan. Dimensi ini menekankan pada
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang di
perhatian dan kecepatan pegawai yang
satu pihak dapat menimbulkan kepuasan
terlibat
permintaan,
kepada pasien, serta di pihak lain taat pada
pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi
standar pelayanan yang sudah ditetapkan di
komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri
puskesmas.
untuk
menanggapi
dari kesigapan pegawai dalam melayani pelanggan,
kecepatan
pegawai
dalam
Berdasarkan observasi
bahwa
wawancara gambaran
dan
mengenai
melayani pelanggan dan menangani keluhan
kualitas pelayanan dilihat dari aspek daya
pelanggan.
tanggap petugas di Puskesmas Pemahan
Kecepatan pelayanan, pasien sudah
sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut
merasa puas dengan pelayanan Puskesmas
dapat dilihat dengan Puskesmas Pemahan
Pemahan dimana pasien merasa ditangani
selalu berusaha dan tanggap dalam terhadap
secara cepat dalam berobat oleh petugas
keinginan yang disampaikan oleh pasien.
kesehatan.
Apabila
Usaha tanggap
pihak
terhadap
puskesmas berbagai
pasien
mengalami
masalah
untuk
mengenai prosedur pelayanan atau keluhan
keluhan
tentang pelayanan yang diberikan maka
masyarakat sudah baik. Hal ini dapat
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
pasien
bisa
dapat
secara
langsung 10
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
menyampaikan keluhan atau pengaduannya
mempunyai dokter dan tenaga kesehatan
kepada petugas di loket ataupun petugas
lainnya.
lainnya.
Selain
itu,
puskesmas
juga
Sebagai
pelayanan
masyarakat,
menyediakan kotak saran untuk menampung
pegawai di Puskesmas Pemahan dituntut
keluhan pasien.
mampu
melayani
dengan
bentuk
pemahaman yang tinggi terhadap apa yang 4.
dirasa dan dibutuhkan pasien, sekaligus
Jaminan (Assurance) Kepastian (assurance) merupakan
mampu
menjalankan
prosedur
dengan
kemampuan pegawai yang berkaitan dengan
sentuhan-sentuhan manusiawi (yang tidak
sikap dan tingkah lakunya yang ramah,
bisa diberikan teknologi) seperti sikap
sopan
memberikan
antusiasme, sopan santun dan senyuman
pelayanan dan jaminan dalam prosedur
perhatian serta menyampaikan pujian yang
pelayanan.
tulus.
dan
santun
dalam
Kepastian
atau
jaminan
(assurance) dapat dikatakan pengetahuan,
Agar suatu jasa pelayanan kesehatan
kesopan santunan, dan kemampuan para
terhindar dari sebutan tidak ramah, maka
pegawai puskesmas Pemahan menumbuhkan
perlu adanya beberapa langkah konkrit yang
rasa percaya para pasien.
dapat dimulai dengan hal yang paling mudah
Pegawai Puskesmas Pemahan telah
yaitu dengan senyum. Senyuman yang
bersikap baik dan sopan dalam memberikan
dimaksud adalah senyuman yang murni dan
pelayanan sesuai visi dan misi pelayanan
tulus dari dalam lubuk hati, bukan senyuman
yang telah ditetapkan puskesmas. Petugas
yang dibuat-buat.
atau
pegawai
Puskesmas
Pemahan
Berdasarkan hasil wawancara dan
memberikan informasi dengan sopan dan
pengamatan-pengamatan
perhatian, tidak marah marah ataupun hal hal
dikatakan bahwa kualitas pelayanan di
lain
menimbulkan
Puskesmas Pemahan dilihat dari dimensi
ketidaknyamanan kepada pasien. Namun
jaminan cukup berjalan dengan baik tetapi
Puskesmas
yang
maksimal
dapat
Pemahan dalam
peneliti
dapat
masih
kurang
masih terdapat kekurangan sumber tenaga
memberikan
jaminan
kesehatan yang lebih professional lagi
karena masih kurangnya sumber tenaga
artinya
bahwa
kesehatan yang professional yaitu belum
memberikan
puskesmas
jaminan
belum
secara
bisa
maksimal
kepada pasien. Namun petugas puskesmas
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
11
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
yang ada berusaha memberikan pelayanan yang
terbaik
terkadang
kepada
jika
pasien
terlalu
walaupun
sibuk
Pendekatan petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan
sudah
baik.
kurang
Pendekatan yang dilakukan yaitu bertanya
memperhatikan pasien yang datang. Hal itu
mengenai keluhan pasien, memeriksa tensi
terbukti dengan kesopanan dan keramahan
darah dan menyarankan apa yang sebaiknya
pegawai puskesmas dengan pasien, pegawai
dikonsumsi selama proses penyembuhan dan
puskesmas memberikan informasi dengan
apa
tidak marah-marah ataupun hal-hal lain yang
kesembuhannya. Para pegawai/ petugas
menimbulkan ketidak nyamanan pasien.
kesehatan Puskesmas Pemahan berupaya
yang
pasien
lakukan
untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan. Dimana 5.
petugas kesehatan ingin selalu memberikan
Empati (Empathy) Empati
(emphaty)
merupakan
perhatian kepada pasien dan memberikan
perhatian secara individual terhadap pasien
saran-saran
seperti kemudahan untuk berkomunikasi
Pelayanan yang dilakukan pegawai sudah
dengan
sesuai dengan prosedur pelayanan kesehatan
petugas
dan
usaha
puskesmas
demi
kesembuhan
tersebut untuk memahami keinginan dan
memberikan
kebutuhan pasien.Pelayanan prima yang
mengenai
diberikan
dengan
komunikasiyang baik.Salah satu pelayanan
menggunakan pendekatan atau konsep sikap
yang diberikan Puskesmas Pemahan adalah
dapat dilakukan dengan melayani pasien
memberikan
dengan sikap menghargai. Seorang pasien
berkomunikasi
tentunya
terutama
kepada
selalu
pasien
ingin
dihargai
dan
mendapatkan pelayanan yang cepat dan tepat
informasi penyakit
dan
pasien.
pasien
kemudahan
dalam
dengan
penjelasan dengan
pasien petugas
mencari
dalam lainnya
bantuan
atau
informasi mengenai prosedur pelayanan.
oleh petugas kesehatan. Dengan demikian
Jalinan komunikasi dan hubungan
antara petugas dan pasien hendaknya saling
antara pegawai puskesmas atau petugas
menghargai.
dapat
kesehatan puskesmas dengan masyarakat
ditunjukkan oleh tutur bahasa yang baik,
dalam hal ini pasien merupakan bagian dari
ekspresi wajah yang sopan, ramah dan
empati pada kualitas pelayanan.
Sikap
menghargai
simpati atau memperlihatkan sikap yang bersahabat.
Dari hasil wawancara dan observasi kualitas pelayanan kesehatan dilihat dari dimensi empati sudah terlaksana dengan
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
12
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
baik
ditunjukkan
dengan
petugas
di
b) Saran
puskesmas Pemahan berusaha memahami
1) Perlu penambahan ruangan setiap
kebutuhan pasien serta menerima kritik dan
tahun satu ruangan sehingga semua
saran yang membangun dari pasien
pegawai bisa memiliki ruangan sendiri dan penambahan fasilitas pelayanan rawat inap. 2) Perlu penambahan tenaga kesehatan
D. PENUTUP
terutama dokter sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan
a) Kesimpulan Berdasarkan
hasil
secara maksimal
penelitian
di
Puskesmas
Pemahan
mengenai kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Pemahan Kabupaten Ketapang yang
dilihat
dari
dimensi
berwujud
(tangibles), keandalan (reliability), daya tanggap(responsiveness), jaminan(assurance),
1.
empati
(emphaty)
mengenai pelayanan belum maksimal . Dilihat dari dimensi keandalan (reliability), daya
tanggap
E. REFERENSI
(responsiveness),
empati
(empathy) kualitas pelayanan sudah berjalan secara baik. Puskesmas sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada
Buku-Buku:
Azwar, Azrul. 1996. Menuju Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Barata, Atep A. 2000. Dasar - dasar Pelayanan Prima. Jakarta: UI Press. Hadari Nawawi. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta:Lembaga Penerbit Gajahmada University Press.
pasien walaupun masih ada yang harus diperbaiki. Dimensi berwujud (tangibles) dan jaminan (assurance) masih belum terlaksana
dengan
baik
dan
terdapat
permasalahan dalam pelaksanaannya.
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
Ismail, Dkk. 2010. Menuju Pelayanan Prima, Konsep Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Malang : Averroes Press. Lukman, Sampara. 2003. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta : STIA LAN Press
13
PublikA, Jurnal S1 Ilmu Administrasi Negara, Volume 4 Nomor 4 Edisi Desember 2015 http://jurmafis.untan.ac.id
Moleong, Lexy. J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT Remadja Rosdakarya Muninjaya, A.A. Gede, 2004. Manajemen Kesehatan, EGC, Jakarta. Nazir, Mohammad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Pasolong, Harbani,2010. Teori Administrasi Publik. Bandung : Cv. Alfabeta. Pohan, Imbalo S. 2006, Jaminan Mutu Layanan Kesehatan, Palupi Widyastuti, Jakarta. Sinambela Poltak, Lijan. 2000. Reformasi Pelayanan Publik, Teori, Kebijakan & Implementasi. Jakarta : Bumi Aksara.
2.
Dokumen-dokumen:
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 pasal 3 tentang Kesehatan Kepmenkes RI nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijakan Dasar Pusat Kesehaan Masyarakat.Depkes RI Kepmen PAN Nomor 25 Tahun 2004 tentang dasar pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Permenkes No. 75 tahun tentang Puskesmas pasal 16 ayat 2 menyebutkan Tenaga Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan
Ratminto, Winarsih, 2005. Manajemen Pelayanan, Yogyakarta, Gadjahmada universitas Yogyakarta.
3.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.
Profil Kecamatan Pemahan tahun 2013
Sumber Lainnya :
Profil Puskesmas Pemahan tahun 2013
Surjadi, 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik, Bandung : PT.Refika Aditama. Trihono. 2005. Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat. Jakarta: Sagung Seto Wahyuningsih.2009.Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat Kebidanan. Yogyakarta : Fitramaya Widodo, Joko. 2001. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang : Bayu Media Publishing.
BERNADETA RAULI SINAMBELA, NIM E01109005 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fisip UNTAN
14