Volume 3. Nomor 1. Januari– Juni 2015
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M
Laboratorium Pariwisata , Program Vokasi Universitas Indonesia,
[email protected]
Diterima : 12 Desember 2014 Layak Terbit : 3 Januari 2015 Abstrak Arikel ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang membahas tentang kreativitas, khususnya tentang kreativitas Udjo Ngalagena baik dari sisi pribadi, pendorong, proses dan produk kreatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai potensi yang dimiliki Udjo dan dukungan dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah (pendidikan) membuat Udjo menjadi pribadi kreatif. Pribadi dan dorongan kreatif memberikan kekuatan bagi Udjo Ngalagena untuk terus melakukan dan mengembangkan kreativitasnya ditengah berbagai tantangan dan kondisi zaman. Udjo Ngalagena berhasil mengemas tradisi angklung menjadi produk kreatif dalam aktivitas pendidikan, produksi dan pertunjukkan yang berjalan secara rutin dan formal di Saung Angklung Udjo (SAU) dengan mengacu pada nilai-nilai tradisi Sunda. Keberadaan dan perkembangan SAU di Bandung, Jawa Barat selama hampir 50 tahun membuktikan bahwa Udjo Ngalagena berhasil melakukan regenerasi dan melahirkan generasi-generasi kreatif dan berhasil memperkokoh eksistensi budaya local Kata Kunci: Kreativitas, Udjo Ngalagena, Saung Angklung Udjo. Abstract This article is the result of qualitative research which focused on creativity, especially creativity Udjo Ngalagena in terms of personal, press, processes and products. The results showed that the various potentials and support from the family, community and school (education) makes Udjo being personally creative. Personal creative and press factor gives strength to Udjo Ngalagena to continue and develop their creativity amid the challenges and conditions of the times. Udjo Ngalagena succeeded in making angklung tradition into creative products in educational activities, production and performances regularly and formally at Saung Angklung Udjo (SAU) with reference to the traditional values of Sunda. The existence and development of the SAU in Bandung, West Java for almost a 50 years proves that Udjo Ngalagena succeeded in creating generations of creative and successfully strengthen the local cultural existence . Keywords:. Creativity, Udjo Ngalagena, Saung Angklung Udjo mengenai kekuatan minoritas kreatif masih
PENDAHULUAN
sangat relevan untuk menjawab berbagai
1. Latar Belakang sebagaimana
tantangan dan permasalahan di era globalilasi
dikemukakan oleh Toynbee ditentukan oleh
budaya saat ini. Ife (2013) menjelaskan bahwa
minoritas kreatif dan kondisi lingkungan. Hal
globalisasi budaya berjalan mengikuti pola
yang sama juga dikemukakan oleh Sorokin
yang sama dengan globalisasi ekonomi dan
yang menjelaskan bahwa lingkungan terus
kondisi ini memberikan dampak terhadap
menerus menantang masyarakat dan melalui
eksistensi budaya lokal. Atas dasar inilah
minoritas kreatif ditentukan cara menanggapi
maka penulis melihat salah satu tantangan di
tantangan tersebut (Sztompka, 2011). Studi
era globalisasi budaya adalah keberadaan
Sejarah
lahirnya
peradaban
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
individu kreatif dan eksistensi budaya lokal.
menjadi suatu kreasi yang diciptakan oleh
Kajian ini mencoba untuk mengkaji lebih
seseorang individu tidak dapat luput dari
dalam
pengaruh
tentang
kekuatan
tokoh
kreatif
kebudayaan
serta
pengaruh
dibidang kebudayaan (seni tradisi) dengan
masyarakat tempat individu itu hidup dan
mengangkat
tentang
bekerja. Hal ini diperkuat oleh Ember (Ember
(1929-2001)
& Ember, 1996:125) yang menjelaskan bahwa
dalam mengembangkan Saung Angklung
tokoh yang menciptakan suatu kreasi baru
Udjo. Kemampuan dan keberhasilan Udjo
pada prosesnya dipengaruhi oleh kondisi
Ngalagena menjadi pribadi kreatif yang
sosial
menghasilkan
hubungan
kreativitas
ditengah
suatu Udjo
studi
kasus
Ngalagena
berbagai
berbagai
produk
kondisi
zaman
kreatif dan
budaya
masyarakatnya,
antara
kebudayaannya,
individu
kreativitas
melalui dan
dimungkinkan
karyanya mendunia serta bertahan lebih dari
berkembang dengan lebih baik.
50 tahun dapat menjadi inspirasi bagi
Udjo Ngalagena sebagai tokoh yang berhasil
masyarakat untuk melahirkan dan membina
di bidang seni tradisi angklung memiliki
generasi
karya monumental yaitu Saung Angklung
kreatif
yang
siap
menghadapi
berbagai tantangan zaman.
Udjo di Bandung, Jawa Barat dan mempunyai
Kreativitas dapat diartikan sebagai suatu
pengaruh yang sangat besar di masyarakat
kemampuan umum untuk menciptakan suatu
(Syafii, 2009; Milyartini, 2012). Sosok Udjo
yang
Ngalagena
baru
memberikan
atau
kemampuan
gagasan-gagasan
untuk
sebagai
minoritas
kreatif
baru yang
memegang peranan sangat penting dibalik
dapat diterapkan dalam pemecahan masalah,
keberhasilan SAU selama setengah abad.
atau sebagai kemampuan untuk melihat
Kajian
hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur
keberhasilan Udjo Ngalagena sebagai tokoh
yang sudah ada sebelumnya (Munandar,
kreatif
2012 : 25). Menurut Munandar, sesuatu yang
eksistensi
diciptakan itu tidak perlu baru sekali, tetapi
mengembangkannya selama lebih dari 50
merupakan gabungan atau kombinasi dari hal-
tahun.
hal yang sudah ada sebelumnya (Munandar,
Udjo Ngalagena berhasil menciptakan kreasi
1988; 1990; 1999; 2012). Semiawan (2009: 44)
baru yang memungkinkan masyarakat terlibat
mendefinisikan kreativitas sebagai modifikasi
dalam
sesuatu yang sudah ada menjadi konsep
kreativitasnya dalam kegiatan seni tradisi.
baru. Berbeda dengan definisi diatas yang
Secara teoritik, perlu dipertanyakan dan
berakar pada kajian psikologi, kreativitas juga
diperdalam, bagaimana teori pembentukan
telah lama dilakukan dari kajian ilmu sosiologi
pribadi kreatif dapat menjelaskan kreativitas
dan antropologi. Selo Soemardjan (1983:93)
Udjo Ngalagena dan berbagai dorongan serta
menegaskan bahwa timbul dan tumbuhnya
pengaruh lingkungan sehingga ia mampu
kreativitas
kreatif
dan
selanjutnya
berkembang
74
ini
mencoba
yang
untuk
berhasil budaya
mengekspresikan
dalam
berbagai
mengangkat
mempertahankan lokal
dirinya
kondisi
dan
dan
zaman.
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
Kreativitas tidak hanya berhenti pada pribadi
tentang kreativitas Udjo Ngalagena. Kajian
kreatif, tetapi bagaimana pribadi tersebut
ini bersifat eksplanasi yang bertujuan untuk
dapat melakukan proses kreatif sehingga
menjelaskan alasan terjadinya peristiwa dan
menghasilkan produk kreatif yang memiliki
untuk
nilai tambah bukan hanya bagi penciptanya
mengembangkan teori (Neuman, 2013:45).
tetapi
Atas
Kajian ini menekankan pada studi kasus dalam
permasalahan ini maka perlu digali dan dikaji
upaya memahami kreativitas secara utuh,
lebih
Udjo
lebih mendalam dan lebih detail, dalam hal ini
Ngalagena dalam melakukan proses kreatif
adalah studi kasus kreativitas Udjo Ngalagena
dan menghasilkan produk kreatif.
di SAU yang berlokasi di Jalan Padasuka No
juga dalam
Permasalahan
bagi
masyarakat.
tentang
kemampuan
lainnya
terkait
membentuk,
memperdalam,
dengan
118, Bandung, Jawa Barat. Data primer
eksistensi budaya lokal yaitu daya tahan suatu
diperoleh peneliti melalui observasi dan
aktivitas dan produk kreatif seni tradisi. Hal
wawancara
ini penting karena secara fakta cukup banyak
keluarga, pengrajin, murid, pemain, pelatih,
kreativitas dibidang seni tradisi yang tidak
tokoh masyarakat dan berbagai informan
bertahan lama, termarginalkan oleh berbagai
lainnya. Data sekunder dalam penelitian ini
budaya popular dan budaya asing, bahkan
diperoleh melalui kegiatan studi pustaka,
tidak sedikit seni tradisi yang ditinggalkan
berupa penelusuran dokumen yang memuat
oleh
SAU
fakta-fakta, artikel atau referensi, serta bahan-
menunjukkan fakta yang sebaliknya, Udjo
bahan lain yang menunjang terkait dengan
Ngalagena berhasil menciptakan tradisi baru
kreativitas, aktivitas Udjo Ngalagena dan
terkait angklung baik dari sisi produksi
aktivitas di Saung Angklung Udjo
masyarakatnya,
angklung,
pendidikan
pertunjukkan
namun
angklung
angklung
dengan
terhadap
informan
seperti
maupun tetap
mengacu pada tradisi sunda masa lalu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertanyaan utama yang hendak dijawab dalam kajian ini adalah bagaimana Udjo
Kreativitas Sebuah Tinjauan Singkat
Ngalagena menjadi pribadi kreatif yang
Kajian-kajian para ahli mengenai kreativitas
produk kreatifnya dapat bertahan selama lebih
secara umum menjelaskan bahwa keberadaan
dari 50 tahun?
minoritas
kreatif
sangat
penting
dalam
kehidupan manusia untuk menjawab berbagai METODE Pendekatan
yang
digunakan
tantangan adalah
zaman
mengembangkan
serta
mengubah
kebudayaan
dan
(Munandar,
pendekatan kualitatif. Kajian ini merupakan
1988; 2009; 2012; Semiawan, 2009; Sztompka,
hasil dari penelitian kualitatif yang berusaha
2011; Soemardjan, 1983). Pada konteks
untuk mengemukakan pengetahuan mendasar
globalisasi budaya yang ada saat ini, studi
mengenai suatu fenomena sosial (kasus) yaitu
mengenai minoritas kreatif masih sangat
75
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
relevan untuk menjawab berbagai tantangan
tentang
dan permasalahan yang dihadapi masyarakat.
seniman tradisional (Yulianti, 2013). Berbagai
Salah satu tantangan di era globalisasi budaya
permasalahan ini perlu menjadi perhatian
adalah eksistensi budaya lokal (Ife, 2013).
serius bukan saja oleh seniman, tetapi juga
Berdasarkan
berbagai
kreativitas
oleh akademisi dan masyarakat luas sehingga
kreativitas dapat terjadi pada bidang psikologi
dampak globalisasi budaya yang sudah ada ini
(Munandar, 1988; 1990; 1999; 2012 dan
tidak semakin memperparah keadaan.
Semiawan, 2009), manajemen (Fontana, 2009;
Dari
Anderson, 2014), sosial budaya (Bachtiar,
membahas
1983;
1996;
pendekatan umum yang dapat digunakan oleh
Fischer, 2009; 2012; 2014) dan berbagai
berbagai bidang kelimuan dalam menganalisa
bidang lainnya. Secara sosial budaya setiap
kreativitas sebagaimana dikemukakan oleh
zaman memberikan tantangannya masing-
Rhodes (1961) yaitu pendekatan 4P yaitu
masing
ini,
person (pribadi), press (pendorong), process
perkembangan globalisasi budaya menjadi
(proses), dan product (produk) (Munandar,
tantangan yang harus dihadapi oleh manusia
1999;2012).
kreatif
dan
di
karena
memberikan
1983;
era
Ember,
global
globalisasi
dampak
yang
regenerasi
ada,
Soemardjan,
kajian
kegagalan
yang
saat
berbagai
bidang
tentang
keilmuan
kreativitas
Menurut
ada
Munandar,
yang satu
dari
budaya
telah
keempat pendekatan tersebut hal yang paling
besar
bagi
menentukan
dalam
proses
perwujudan
eksistensi kebudayaan masyarakat (Ife, 2013).
kreativitas adalah aspek pribadi (person).
Globalisasi
Istilah
budaya
dan
derasnya
arus
kepribadian
digunakan
untuk
perubahan serta masuknya kebudayaan asing
menjelaskan karakteristik pribadi seseorang
memberikan
eksistensi
yang menyebabkan munculnya konsistensi
budaya masyarakat lokal (Ife, 2013:237).
perasaan, pemikiran, dan perilaku (Pervin,
Pandangan Ife tersebut kiranya relevan
2010). Teori yang akan digunakan oleh
dengan pengalaman dan berbagai kondisi
peneliti pada kajian ini adalah teori Carl
nyata yang dirasakan di Indonesia terkait
Roger (1902-1987) yang tergolong dalam
globalisasi budaya dan berbagai dampaknya.
aliran teori humanistik. Teori Carl Roger
Beberapa
bahwa
bertitik tolak dari pandangan bahwa manusia
globalisasi yang melanda Indonesia saat ini
menentukan nasibnya sendiri. Carl Rogers
memberikan dampak dan
mengutarakan sebuah teori yang disebut
semakin
dampak
kajian
terhadap
menunjukkan
sudah ada gejala
ditinggalkannya
seni
tradisi,
dengan teori pribadi terpusat, dimana tiap
misalnya wayang orang, wayang potehi, seni
individu ada dalam dunia pengalaman yang
kasidah, seni gambang (Jamil,2011), kesenian
selalu berubah dan individu tersebut menjadi
Reog (Supariadi, 2012), Ludruk (Taufik, 2008,
pusatnya. Teori Roger tentang aktualisasi diri
Azali, 2012),
menekankan
di Jawa Barat sedikitnya
pada
konsistensi
diri
dan
terdapat 43 kesenian tradisional yang hampir
kongruensi antara diri dan pengalaman
punah
(Pervin, 2010). Aktualisasi diri mendorong
(kompas.com,
2009),
serta
studi
76
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
manusia sampai kepada pengembangan yang
Kecenderungan aktualisasi tersebut diartikan
optimal dan menghasilkan ciri unik manusia
sebagai motivasi yang menyatu dalam setiap
seperti kreativitas, inovasi, dan lain-lain.
diri
Aliran humanistik menyumbangkan arah
mengembangkan
yang positif dan optimis bagi pengembangan
semaksimal mungkin. Jadi, makhluk hidup
potensi manusia (Munandar, 1999; Pervin,
bukan hanya bertujuan bertahan hidup saja,
2010).
tetapi ingin memperoleh apa yang terbaik
Berbagai studi terdahulu menunjukkan bahwa
bagi keberadaannya. Aktualisasi diri di bidang
ada akademisi yang mengkaji dari semua sisi,
seni
seperti Munandar (1988; 1999; 2012) yang
mengembangkan
fokus pada kreativitas di bidang pendidikan,
dimilikinya sehingga ia menjadi pribadi
Palaniappan
kreativitas
kreatif yang menghasilkan berbagai produk
Studi yang menekankan
kreatif. Perjalanan hidup dan proes kreatif
(2012)
berbasis budaya.
tentang
makhluk
tradisi
hidup
dan
seluruh
mendorong
bertujuan potensinya
Udjo
berbagai
mampu
potensi
yang
pada dimensi pribadi atau tokoh kreatif antara
yang Udjo lalui
lain Mushnikova (2014) tentang tokoh pelukis
karakter pribadi kreatif. Melalui wawancara
terkemuka di Rusia, Almasitoh (2013) tentang
dengan
kepribadian kreatif, Kalyar (2011) tentang
diketahui bahwa Udjo memiliki pribadi yang
kreativitas dan kepemimpinan.
Studi yang
sederhana, ulet, disiplin, jujur dan optimis.
menekankan pada proses, seperti Cameron
Karakter ini lahir dari pengalaman hidupnya
(2013) tentang kolaborasi seniman dan profesi
sejak masa anak-anak, pergaulan dengan
kesehatan, Cirella (2012) tentang kreativitas
masyarakat, dalam lingkungan pendidikan
kolektif, Fischer (2009; 2011; 2014) tentang
dan lain sebagainya. Aktualisasi diri yang
kreativitas sosial. Studi yang menekankan
Udjo lakukan tidak lepas dari pengalaman
pada produk seperti Simonton (1980) tentang
hidupnya, misalnya ia menambahkan sendiri
komposisi musik, Amabile (1983) tentang
kata Ngalagena, sehingga menjaid Udjo
karya seni lukis, Glăveanu (2012) tentang
Ngalagena. Ngalagena mengandung makna
kreativitas
tradisional,
penuh harapan, mandiri, bebas. Kreativitas
Lande (2007) tentang inovasi musik tradisi
Udjo lahir bukan hanya karena potensi yang
Jepang.
dimilikinya, tetapi tumbuh dan berkembang
berupa
kerajinan
menjadikannya memiliki
berbagai
informan
kunci
dapat
melalui interaksi dengan masyarakat dan Kreativitas Udjo Ngalagena
lingkungannya
Berbagai aktivitas dan produk kreatif Udjo
Kontribusi terbesar yang membuat Udjo
Ngalagena merupakan salah satu wujud
kreatif
aktualisasi dirinya. Hal ini mengacu pada teori
kreativitasnya adalah dorongan dari gurunya,
Rogers yang mendasarkan pada suatu "daya
Daeng Soetigna. Perpaduan kekuatan pribadi
hidup" yang disebut dengan kecenderungan
kreatif, dorongan
aktualisasi (Munandar, 1998; Pervin, 2010).
menjadikan Udjo tumbuh menjadi manusia
77
dan
(pendorong mampu
kreatif).
mengembangkan
kreatif, proses kreatif
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
kreatif
berbagai
terjadi dalam diri Udjo. Diakui oleh semua
ekspresinya. Tidak hanya itu, Udjo juga
informan, Udjo benar-benar sosok yang
konsisten dengan apa yang dilakukannya.
perkataan
Konsisten
disaat
pribadi ulet, disiplin, jujur dan optimis
konsisten
melekat dalam kepribadiannya sampai akhir
membuat angklung meskipun berdarah-darah
hayat. Contoh dari kongruensi Udjo adalah
dan mengalami kesulitan mencari bambu,
ketika Udjo memandang dirinya sebagai sosok
konsisten
guru yang sayang dengan anak-anak, maka
orang
dan
mengungkapkan
membuat
pertunjukkan
menganggapnya
mengajar
aneh,
anak-anak
meskipun
dan
perbuatannya sama. Ciri
sampai larut malam dan tidak mengenal
Udjo
waktu demi tercapainya keinginan dan cita-
disenangi
citanya.
menikmati
Konsistensi ini penting, sebagaimana teori
mengajar sambil bermain, menggunakan hand
Roger
yang
sign sebagai dirigen, bukan hanya itu, dia juga
dan
empati dan dekat dengan murid-muridnya dan
kongruensi antara diri dan pengalaman
sering memberikan apresiasi. Contoh lain
(Pervin, 2010). Guna menjaga konsistensi diri
misalnya, Udjo sering menasehati murid,
dan kongruensi (membuat sama atau selaras),
pengrajin
individu mengembangkan sistem nilai yang
mengatakan bahwa pekerjaan yang telah
dipakai untuk mengevaluasi diri dan menjaga
kamu pilih ini kerjakan dengan baik dan
sistem diri. Individu berperilaku dalam cara
cintailah, karena tanpa cinta kamu akan mati
yang konsisten dengan konsep diri mereka
sebelum kematian yang sesungguhnya. Kata-
walaupun perilaku ini tidak memberikan
kata yang disampaikan tersebut merupakan
imbalan
2010).
saripati dari pengalaman hidupnya dalam
seorang
menggeluti angklung yang terus dipegang
pendidik dan seniman diwujudkan dengan
hingga wafat. Udjo sungguh-sungguh bekerja
membuat
konsisten
dan mencintai apa yang dikerjakannya dengan
membangun institusinya melalui aktivitas
berbagai resiko yang dihadapi. Konsistensi
produksi angklung, pendidikan angklung
dan kongruensi ini membuat kreativitasnya
untuk anak dan pertunjukkan, meskipun
berkembang
belum memberikan hasil yang memuaskan, ia
menggerakan oranglain untuk kreatif juga.
terus bekerja dengan tekad suatu saat
Pendekatan 4P dapat dibuat tabulasinya
angklung akan mendunia. Konsistensi dan
mengacu pada konsep yang dikembangkan
optimisme akhirnya memberikan hasil dan
oleh Utami Munandar (1988; 2012) dan
dampaknya dirasakan bukan hanya oleh diri
mengkaitkannya dengan beberapa aspek yaitu
dan keluarganya tetapi oleh masyarakat lokal
aspek siapa (who), apa (what), dimana (where),
hingga mancanegara. Pada saat yang sama
kapan (when), mengapa (why) dan bagaimana
kongruensi antara diri dan pengalaman juga
(how).
tentang
menekankan
pada
pada
Aktualisasi
aktualisasi
diri SAU.
diri
konsistensi
mereka Udjo Udjo
diri
(Pervin, sebagai secara
78
menerapkan
metode
anak-anak dan
dan
dan
belajar
sehingga
cepat
anak-anak
belajar,
karyawannya,
bertahan
yang
dan
misalnya
dengan
mampu
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
Tabel 1 Strategi 4 P Dalam Menganalisa Kreativitas Udjo Ngalagena Apa Pribadi kreatif dengan ciri : 1. Sederhana 2. Ulet/tekun 3. Disiplin 4. Jujur 5. Optimis 6. Teguh Pendirian 7.Pembelajar 8. Terbuka 9. Murah hati 10. Humoris Agen sosialisasi primer : pendidikan pertama Agen sosialisasi sekunder: Pendidikan kedua
Bagaimana Sejak kecil potensi dan kemampuan Udjo dibidang seni sudah terlihat dan berkembang seiring perkembangan interaksinya. Kepribadian kreatif Udjo terbentuk diantaranya karena interaksinya dilingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, alam, lingkungan sekolah, lingkungan pendidikan dan pergaulan dalam komunitas kesenian Sunda.
Mengapa Adanya dorongan kuat dari pribadi Udjo yang didukung oleh lingkungan sehingga membuat bakat dan kreativitasnya berkembang terus.
Kapan Sejak lahir hingga membuat SAU tahun 1966, dan selanjutnya mengembangkan pribadi dan keluarga serta masyarakat
Dimana Cicalung Padasuka
Menekankan pentingnya jadi orang pandai, punya ilmu, taat aturan, punya tata krama Penekanan pada harmoni dengan alam dan budaya dalam nilai silih asah silih asih silih asuh.
Sejak kecil hingga menikah
Cicalung
Saat baru lahir hingga 1966
Cicalung dan Padasuka
Sekolah : Guru, mentor
Agen sosialisasi sekunder: namun sangat berpengaruh khususnya Sosok Daeng Soetigna
Penekanan pada ilmu seni musik dan ekspresi seni Gurunya mendorong Udjo membuat SAU
Biar hidupnya enak, lebih baik dari kehidupan orang tuanya Interaksi sosial membutuhkan keharmonian, bukan hanya dengan sesama, tetapi juga dengan alam & budaya. Sekolah memberikan ilmu sebagai bekal individu dalam perubahan dan ekspresi kreativitas.
1937-1970
Process
Udjo Ingin berkontribusi dalam pengembangan seni tradisi
Udjo memilih fokus pada seni tradisi karena rasa cintanya pada seni Sunda dan dunia pendidikan sehingga ia memiliki ilmu untuk mengembangkan seni tradisi dan berekpresi melalui seni khususnya calung, angklung dan karawitan sunda.
Untuk memastikan bahwa karya/ kreativitas yang dibuat oleh Udjo benar-benar sesuai dengan visi dan keinginannya serta didukung oleh orangorang terdekat, guru dan masyarakatnya.
19581966
Product
Udjo mewujudkan Kreativitasnya dengan menciptakan SAU
Saung/sanggar pengembangan seni tradisi angklung dan seni tradisi lainnya sebagai media pendidikan dan pertunjukkan seni yang memadukan harmoni alam dan budaya.
Melalui 4 tahapan: 1.Persiapan: Udjo belajar seriua tentang Angklung dari Daeng Soetigna. 2. Inkubasi: Refleksi dan merenung “Jika Daeng Soetigna bisa menciptakan angklung diatonik maka Udjo bisa apa?” 3.Iluminasi: Muncul gagasan “aha”: Ingin menciptakan Saung Angklung sebagai tempat pendidikan angklung sebagai jawaban atas pertanyaan kritisnya. 4. Verifikasi: Membuat dan mengembangkan angklung sunda, membuat kreasi pertunjukkan, menjadikan angklung memiliki fungsi hiburan dan pendidikan. Pribadi kreatif Udjo, press (pendorong/tekanan) baik dari lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah serta adanya proses kreatif yang dijalani pada akhirnya membuat Udjo mampu menciptakan kreativitas berupa pengembangan seni tradisi angklung dan seni tradisi lainnya sebagai media pendidikan dan pertunjukkan seni. Berbagai kreasi Udjo disatukan dalam wadah SAU. Selanjutnya setelah SAU berdiri, ia mengembangkan kreativitas dan mengajak masyarakat untuk terlibat bersama-sama.
HIS, SGB, SGCB dan belajar angklung dari Daeng Soetigna Padasuka
Seni tradisi angklung masih sebatas berfungsi sebagai hiburan padahal dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pendidikan,pelatihan, pengembangan bakat anak. Dalam dimensi yang lebih luas, ikut serta membina dan melestarikan budaya sunda. Kreativitas Udjo lahir dari masyarakat sehingga harus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat.
1966 - 2001
Person
Press
Siapa Udjo Ngalagena
Keluarga : Orang Tua Masyarakat dan lingkungan: teman sebaya, alam
Sumber : Utami munandar dan berbagai sumber, diolah oleh penulis 2015
79
Padasuka
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
Selanjutnya
dikaitkan
dengan
peranan
sebagai
murid
yang
kemudian
menjadi
lingkungan, seperti lingkungan keluarga,
seniman dan pemain angklung yang pada
lingkungan sekolah dan masyarakat.
akhirnya dapat menjadi pelatih. Udjo berhasil
Udjo berhasil menjadi pribadi kreatif karena
menggerakan ratusan masyarakat sehingga
berbagai faktor seperti pendidikan orang tua,
berprofesi sebagai pembuat angklung dari
dorongan dari masyarakat dan lingkungan
yang sebelumnya tidak ada satupun orang di
sekolah.
dorongan
Padasuka yang membuat angklung. Udjo
eksternal khususnya dorongan dari gurunya,
berhasil menggerakan sektor ekonomi melalui
Daeng Soetigna membuat Udjo mampu
seni tradisi yang dalam konteks saat ini
berkembang dalam berbagai situasi dan
adalah ekonomi kreatif. Melalui invensi tradisi
kondisi
Pribadi
zaman.
Soetigna
yang
menginspirasi kreativitas
Udjo
kreatif
Peran
dan
gurunya,
Daeng
yang dilakukan Udjo di SAU, angklung
besar
dalam
mendunia dan melalui perjuangan SAU
mengembangkan
bersama pemerintah dan komunitas angklung
sangat dan
dibidang
seni
tradisi
lainnya akhirnya disyahkan oleh UNESCO
sehingga melahirkan SAU. Daeng Soetigna
menjadi warisan dunia tak benda pada tahun
bukan sebatas guru, lebih dari itu, ia menjadi
2010.
motivator, sahabat dan guru dalam kehidupan Udjo.
Grafik 1. Data Pengunjung Tahun 1977-2014 (Sumber: Hrd SAU, ket. data 2014 hingga Juni) Sebagai pribadi yang kreatif, Udjo bukan
Udjo telah berhasil menjadi role model bagi
hanya berhasil menginspirasi, mendidik dan
masyarakat di sekitarnya dan masyarakat luas
menghibur orang lain, lebih dari itu, Udjo
lainnya. Saung Angklung Udjo merupakan
berhasil menggerakan masyarakat. Ribuan
produk kreatif Udjo yang didalamnya ada
orang berhasil digerakkan oleh Udjo, baik
berbagai seni tradisi dan kebudayaan Sunda
80
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
yang dipraktekkan, diajarkan dan dilestarikan
dimarahi, dipaksa dan lain sebagainya, bahkan
melalui
yang
belajar angklung tidak mengenal waktu
berlangsung terus-menerus sehingga menjadi
hingga larut malam. Konteks jaman saat itu
suatu tradisi baru. Di SAU, berbagai seni
orang tua yang otoriter adalah hal yang wajar
tradisi Sunda diciptakan, diproduksi, dikemas
dan lumrah. Hampir semua gaya mendidik
dan dilestarikan melalui berbagai atribut,
anak adalah otoriter karena jamannya masih
simbol-simbol dan dikreasikan dalam berbagai
feodal. Masa-masa itu adalah masa yang
bentuk seperti pertunjukkan, produksi alat
membuat anak-anaknya tertekan. Puluhan
musik angklung, pelatihan, pendidikan dan
tahun berikutnya ketika anak-anak sudah
lain sebagainya yang dikaitkan dengan atraksi
mulai remaja dan dewasa baru mulai ada
pariwisata. SAU yang pada awalnya didirikan
dialog. Udjo mulai mengubah sikap dan cara
dengan spirit kecintaan Udjo Ngalagena
mendidik anak. Mulai ada dialog antara anak
terhadap
suatu
seni
aktivitas
Sunda
khususnya
dan orang tua, mulai ada apresiasi yang lebih
pelestarian
angklung
buat anak meskipun sikap disiplin dan tegas
kemudian berkembang menjadi objek tujuan
masih melekat pada diri Udjo. Baru ketika
wisata budaya yang mendunia. SAU telah
cucu sudah mulai banyak, jamanpun berubah,
menjadi
pola
pendidikan
tradisi
rutin
dan
contoh
keberhasilan
dari
yang
diterapkan
Udjo
jauh
lebih
pembangunan seni tradisi yang berkembang
demokratis, dimana anak diberikan kebebasan
menjadi pembangunan wisata budaya yang
untuk
berbasis pada kreativitas.
kreativitasnya masing-masing.
filosofi yang diterapkan fisolofi silih asah
Udjo dalam mengelola kreativitasnya adalah
(saling mengasah atau mengajari), silih asih
kreativitas
(saling mengasihi) dan silih asuh (saling
(subyek kreatif) untuk mengelola produk kreatifnya
(obyek
kreatif).
mengasuh). Fase regenerasi ini merupakan
Pengelolaan
model yang dilakukan oleh Udjo berdasarkan
kreativitas pada skala kecil, yakni skala
kondisi dan latar belakang Udjo, yang
keluarga, khususnya istri dan anak-anaknya
kemudian
menjadi prioritas yang dilakukan oleh Udjo. Permasalahan
regenerasi
seni
mengembangkan
Sunda dalam proses regenerasi. Salah satu
Langkah awal yang dilakukan oleh penerus-penerus
dan
Udjo menerapkan prinsip dan filosofi
Regenerasi Kreativitas Udjo Ngalagena
menciptakan
berekpresi
perbaikan
tradisi
secara terus
perlahan
menerus
dilakukan
dalam
rangka
merespon perubahan jaman dan merespok
merupakan persoalan yang sudah diantisipasi
perkembangan anak-anaknya. Jika metode
oleh Udjo Ngalagena sehingga ia memaksa
pewarisan yang dilakukan secara otoriter
semua anak-anaknya untuk belajar angklung.
melahirkan keterpaksaan dan perlawanan,
Suka tidak suka, mau tidak mau anaknya
metode pewarisan melalui dialog melahirkan
harus belajar dan menurut perintah Udjo.
rasa “dihargai keberadaannya dan dianggap”
Semua anaknya mengalami hal yang sama,
sehingga dapat memberikan kontribusi dan
81
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
kreativitas lebih maka metode demokratis
produk kreatifnya dapat bertahan selama lebih
melahirkan apresiasi dan kebahagiaan bagi
dari 50 tahun dapat dijelaskan bahwa Udjo
anak-anaknya
berhasil
tetapi
itu
ada
Filosofi
ini
berbagai faktor seperti pendidikan orang tua,
menjelaskan bahwa hubungan antara manusia
dorongan dari masyarakat dan lingkungan
dengan sesama manusia dalam masyarakat
sekolah
Sunda yang harus saling mengasah atau
pribadinya sendiri yaitu ulet, disiplin, jujur
mengajari, saling mengasihi, dan saling
dan optimis. Udjo sebagai kekuatan utama
mengasuh menciptakan suasana kehidupan
SAU berhasil menciptakan productive output
masyarakat
keakraban,
berupa pelatihan/pendidikan, pertunjukkan,
kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan
produksi alat musik angklung dan berbagai
kekeluargaan.
bentuk lainnya berdasarkan pada akan budaya
tanggungjawab
dibalik
yang
yang
berat.
diwarnai
menjadi
dan
pribadi
dorongan
kreatif
dan
karena
karakter
Selain melakukan proses regenerasi
dan tradisi Sunda. Kenyataan bahwa kreasi
kepada keluarga, Udjo juga melakukan sharing
yang mengacu pada nilai tradisi akan lebih
kreativitas
dengan
mudah diterima oleh masyarakat sehingga
menjadikan seni tradisi Sunda dan berbagai
dapat menjadi suatu tradisi baru serta adanya
potensi lainnya sebagai sumber daya kreatif
nilai tambah secara sosial, budaya dan
sehingga diterima dan didukung masyarakat.
ekonomi merupakan temuan lapangan yang
Udjo
melakukan
menguatkan bahwa bertahannya SAU dan
pengelolaan kreativitas dengan melibatkan
berbagai kreativitas di dalamnya selama 50
partisipasi
tahun terjadi karena faktor-faktor tersebut.
kepada
Ngalagena
masyarakat
berhasil
masyarakat
yang
bersinergi
dengan sektor pariwisata sehingga produk SAU
memberikan
secara
dijelaskan bahwa kreativitas yang secara
ekonomi, sosial dan budaya yang mampu
umum dikaji dari aspek 4P dapat diperluas
menggerakan masyarakat untuk berkreasi.
dengan memasukkan aspek keberlangsungan
Hal
dan
ini
penting
nilai
tambah
Implikasi teoritis dari kajian ini dapat
karena
jika
sekedar
keberlanjutan
kreativitas
melalui
transformasi budaya tanpa komponen dan
penciptaan tradisi baru dan penciptaan sistem
nilai tambah secara ekonomi maka sangat
kreatif.
berat
Kreativitas yang mengacu pada unsur budaya
untuk
mendorong
pergerakan
masyarakat.
akan bertahan lama jika produk kreatif yang dihasilkan dapat menjadi suatu tradisi baru. Namun, bila tradisi baru yang diciptakan
PENUTUP
luntur maka
Simpulan
produk kreatif tersebut juga
yang
akan luntur. Supaya produk kreatif tetap
menguatkan dan menjawab pertanyaan utama
langgeng maka tokoh yang menciptakan
penelitian
produk
Secara
singkat,
temuan
tentang
lapangan
bagaimana
Udjo
tersebut
harus
terus
kreatif
menciptakan tradisi baru dan membuat sistem
Ngalagena menjadi pribadi kreatif yang
82
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
pengelolaan kreativitas sehingga produknya tetap bertahan. DAFTAR PUSTAKA Buku Bachtiar, Harsya. 1983. Kreativitas, Suatu Tinjauan dari Sosiologi, dalam Sutan Takdir Alisyahbana (ed.), Kreativitas. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Ember, Carlol R dan Melvin Ember. 1996. Anthropology. New Jersey: Prentice Hall, Upper Saddle River Fontana, Avanti. 2009. Innovate We Can! Manajemen inovasi dan Penciptaan Nilai.Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Ife, Jim. 2013. Community Development In An Uncertain World. New York. USA.Cambridge University Press. Neuman, W. Lawrence, 2013. Social Research Method: Qualitative and Quantitative Approaches. Boston: Allyn & Bacon Munandar, Utami. 1988. Kreativitas Sepanjang Masa. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan ______________. 1990. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah-Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua, Jakarta: Gramedia ______________. 2009. Kreativitas & Keberbakatan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ______________. 2004. Pengembangan Emosi dan Kreativitas. Jakarta : Rineka Cipta ______________. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta Pervin, Lawrence A. dan Daniel Cervone, Oliver P. John. 2010. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian. Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Semiawan, R. Conny. 2009. Kreativitas Keberbakatan: Mengapa, Apa dan Bagaimana. Jakarta; PT.Index. Soemardjan, Selo. 1983. Kreativitas, Suatu Tinjauan dari Sosiologi, dalam Sutan Takdir Alisyahbana (ed.), Kreativitas. Jakarta: Penerbit Dian Rakyat. Syafii, Sulhan. 2009. Udjo Diplomasi Angklung. Jakarta: PT Grasindo Sztompka, Piötr. 2004. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada Media. Jurnal Almasitoh, Ummu Hany, Kepribadian Individu Kreatif: Afiliatif & Asertif . Magistra No. 83 Th. XXV Maret 2013, Universitas Widya Dharma, Klaten ISSN 0215-9511 Asharinne, Loulasela, 2012. Identifikasi Proses Pengembangan Inovasi Dalam Pariwisata Budaya (Studi Kasus: Saung Angklung Udjo, Kota Bandung). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota A SAPPK, ITB
83
KREATIVITAS UDJO NGALAGENA : STUDI KEBERHASILAN PENGEMBANGAN KREATIVITAS DI SAUNG ANGKLUNG UDJO (SAU) Budiman Mahmud M Volume 3 Nomor 1 ,pp 73-84
Azali, Kathleen. Ludruk: Masihkah Ritus Modernisasi? Jurnal Lakon Vol. 1 No. 1 Mei 2012 UNAIR. Surabaya Canavan, Claire. Created by the Ensemble: Generative Creativity and Collective Creation at the Dell'Arte International School of Physical Theatre . Theatre Topics 22.1 (Mar 2012): 49-61. Johns Hopkins University Press, United States Eger, John M. Building Creative Communities: The Role of Art and Culture. The Futurist Journal (Mar/Apr 2006): 18-22. Fischer, G. .2014. "Learning, Social Creativity, and Cultures of Participation" in A. Sannino, & V. Ellis (Eds.), Learning and Collective Creativity: Activity-Theoretical and Sociocultural Studies, Taylor
&
Francis/Routledge,
New
York,
NY,
pp.
198-215.
http://l3d.cs.colorado.edu/~gerhard/papers/2013/helsinki.pdf. Fischer , Gerhard and Frank Shipman (2011) , Collaborative Design Rationale And Social Creativity In Cultures Of Participation, Volume 7 (2), August 2011, An Interdisciplinary Journal on Humans in ICT Environments . ISSN: 1795-6889, University of Colorado, USA Glăveanu, Vlad Petre. Creativity and folk art: A study of creative action in traditional craft. Psychology of Aesthetics, Creativity, and the Arts. American Psychological Association. 2013, Vol. 7, No. 2, 140–154 Hassan, Sri Martina Intan Permatasari. 2013, Saung Angklung Udjo Sebuah Model Transformasi Nilai Budaya Melalui Pembinaan Seni Untuk Membangun Ketahanan Budaya. Tourism and Hospitality Essentials Anthology (THE Anthology), Edisi I, Desember 2013 Hal 5-17 Milyartini, Rita A & Chaedar Alwasilah. Saung Angklung Udjo Sebuah Model transformasi Nilai Budaya Melalui Pembinaan Seni Untuk Membangun Ketahanan Budaya.
FPBS Universitas
Pendidikan Indonesia, Jurnal Integritas, Vol. 1 No. 1, Desember 2012 Moersid, Ananda Feria. Re-Invensi Batik Dan Identitas Indonesia Dalam Arena Pasar Global. Fakultas Seni Rupa – Institut Kesenian Jakarta, 2013 Mushnikova, E, Creativity Of Altai Artist, G.F. Borunov. Himalayan and Central Asian Studies 18.3/4 (Jul-Dec 2014): 169-180, Himalayan research and Cultural Foundation, New Delhi, India Palaniappan, Ananda Kumar. Culture-based Creativity: Concept and Applications. University of Malaya, Malaysia. Creativity and Leisure: An Intercultural and Cross-disciplinary Journal Vol. 1, No. 2 (2012) 195–204. Research Publishing Services Supariadi & Warto. 2012. Regenerasi Seniman Reog Ponorogo Untuk Mendukung Revitalisasi Seni Pertunjukan Tradisional Dan Menunjang Pembangunan Industri Kreatif. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pariwisata dan Budaya (Puspari) Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
84