KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS VII SMPN 106 SSN JAKARTA TIMUR
JURNAL PENELITIAN
Oleh
Linda Wulandari 0801055076
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA JAKARTA 2012
KORELASI ANTARA MINAT MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS VII SMPN 106 SSN JAKARTA TIMUR
LINDA WULANDARI Abstrak LINDA WULANDARI. NIM: 0801055076. Korelasi Antara Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMPN 106 SSN Jakarta Timur. Skripsi . Jakarta: FKIP Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka, 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Korelasi Antara Minat Membaca dengan Kemampuan Menulis Narasi Siswa Kelas VII SMPN 106 SSN Jakarta Timur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIA – VIIH SMPN 106 SSN Jakarta Timur yang berjumlah 288 siswa, dan sebagai sampel penelitian adalah siswa kelas VIIG sebanyak 36 orang siswa dalam satu kelas yang diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling yaitu mengambil sampel secara acak sederhana. Instrumen penelitian menggunakan angket minat membaca dan data nilai kemampuan menulis narasi siswa. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelasional. Teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket dan nilai kemampuan menulis narasi siswa. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus product Moment, sehingga diperoleh hasil r
hitung
sebesar 0,553 lebih besar dari r
tabel
0,329 dengan batas signifikasi 5% (0,553 > 0,329). Dengan demikian, hipotesis penelitian (H1) dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara minat membaca dengan kemampuan menulis narasi siswa kelas VII SMPN 106 SSN Jakarta Timur. Hal
1
ini menunjukan bahwa minat membaca dapat menunjang kemampuan menulis narasi pada siswa.
Kata kunci: menghubungkan,meningkatkan,menulis,narasi,metode korelasional
2
Abstract LINDA WULANDARI. NIM: 0801055076. Correlation Between Reading Ability Interests Writing Narrative 106 Seventh Grade Students of SMP SSN East Jakarta. Thesis. London: University of Muhammadiyah Prof. FKIP. DR. Hamka, 2012. This study aims to determine the Correlation Between Reading Ability Interests Writing Narrative Seventh Grade Students of SMP SSN 106 East Jakarta. The population in this study were all students in grade VIIA - VIIH SMP SSN 106 East Jakarta, totaling 288 students, and the study sample was VIIG graders were 36 students in one class were taken using simple random sampling technique is to take a simple random sample . The research instrument used questionnaire data worth reading and narrative writing skills of students. The research method used is descriptive correlational. Data collection techniques with spread questionnaires and value students' ability to write narrative. The data were analyzed using Moment product formula, in order to obtain results for r count r 0.553 greater than 0.329 table with a limit of significance of 5% (0.553> 0.329). Thus, the research hypothesis (H1) are accepted. Based on these results, it can be concluded that there is a correlation between interest in reading the narrative writing skills class VII SMP SSN 106 East Jakarta. This shows that the interest in reading can support students' ability to write a narrative on.
Keywords: linking, improving, writing, narration, correlational methods
3
PENDAHULUAN Bahasa merupakan sarana yang penting bagi siswa untuk mengembangkan gaya intelektualnya. Penguasaan bahasa yang baik dapat membantu siswa dalam melahirkan suatu tulisan. Dengan demikian, untuk dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar diperlukan keterampilan berbahasa. Dalam hubungannya dengan keterampilan berbahasa, diperlukan empat keterampilan berbahasa, yaitu: (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; dan (4) keterampilan menulis. Masing-masing keterampilan tersebut cakupannya cukup luas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi pada keterampilan membaca dan menulis. Salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai siswa adalah membaca. Tidak dapat dipungkiri dalam perkembangan pendidikan dewasa ini, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang, minat membaca sangat memegang peranan penting. Kegiatan membaca sebenarnya dapat dilakukan di mana saja, tidak hanya di kamar atau di perpustakaan. Hal ini disebabkan membaca merupakan alat komunikasi dalam masyarakat yang dapat berfungsi sebagai pemersatu bangsa atau bahkan dapat menjadi pemecah belah bangsa. Tarigan mengemukakan bahwa: Membaca adalah salah satu kegiatan berbahasa yang mempunyai peranan sosial yang amat penting dalam kehidupan manusia sepnjang masa. Karena, membaca itu merupakan suatu alat komunikasi yang sangat diperlukan dalam suatu masyarakat berbudaya, bahan bacaan yang dihasilkan dalam setiap kurun zaman dalam sejarah sebagian besar dipengaruhi oleh latar belakang sosial tempatnya berkembang itu, kemudian yang terakhir karena sepanjang masa sejarah yang terekam, membaca telah membuahkan dua kutub yang amat berbeda yaitu sebagai pemersatu bangsa dan sebagai pemecah belah bangsa. (Henry Guntur Tarigan, 1987: 103)
4
Minat mempunyai pengaruh terhadap keterampilan berbahasa, seperti membaca. Mengenai pengertian membaca banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya untuk mendefinkan membaca. Melalui kegiatan membaca seseorang dapat menambah informasi dan memperluas wawasannya. Membaca juga membuat orang menjadi cerdas dan kritis. Minat membaca bukanlah merupakan sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya pada diri seseorang melainkan sesuatu yang harus ditanamkan, dibina, dididik, dan dipupuk. Minat merupakan suatu daya tarik pada sesuatu benda ataupun hal yang lain dan menjadi suatu kegiatan yang sering dilakukan dengan rasa senang. Minat ini akan mengawali kegiatan apapun yang cenderung paling sering kita lakukan. Minat yang terdapat pada seorang siswa akan terlihat dengan jelas, jika siswa tersebut benar-benar memerhatikan pelajaran. Pada saat pelajaran tertentu, seorang siswa akan merasa senang dan benar-benar menguasai pelajaran tersebut, jika siswa mempunyai minat pada pelajaran itu. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP kelas VII Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada standar kompetensi pada Standar Kompetensi Menulis dan Kompetensi Dasar menulis buku harian atau pengalaman pribadi dengan memperhatikan cara pengungkapan dan bahasa yang baik dan benar (ekspresif) pada siswa SMP kelas VII semester 1 terdaftar salah satu faktor yang berhubungan. Faktor tersebut adalah langkah-langkah yang ada dalam menulis antara lain: (1) Menentukan topik (2) Membatasi topik
5
(3) Menentukkan tujuan (4) Menentukan bahan (5) Membuat kerangka karangan ((KTSP) SMP Kelas VII) Jadi, Membaca dan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan yang dimiliki oleh kedua kemampuan berbahasa ini sangat positif yaitu antara pengalaman membaca yang menjadi minat dan kemampuan menulis yang dimiliki, karena semakin banyak membaca maka akan semakin terampil menulis. Menulis bukan hanya sebuah cara untuk mendemontrasikan apa yang telah diketahui. Lebih dari itu, menulis adalah cara untuk memahami apa yang telah diketahui. Menulis akan meningkatkan rasa percaya diri, dan rasa itulah yang akan memunculkan berbagai kreativitas dan rasa bahagia. Menulis juga merupakan salah satu cara untuk berkomunikasi. 1. Minat Membaca Minat membaca itu harus ditanamkan kepada anak-anak sejak kecil. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka besar kemungkinan setelah dewasa pun tetap tidak akan gemar membaca. a.
Pengertian dan Hakikat Minat Minat merupakan faktor yang penting dalam aspek kejiwaan seseorang,
karena minat dapat mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan. Slameto mengemukakan bahwa, “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. (Slameto, 2010: 180)
6
Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek tersebut. Menurut Muhbib, “minat adalah suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang”. (Abdul Rahman Shaleh Muhbib, 2004: 262-263)
Tampubolon berpendapat bahwa, “minat adalah perpaduan keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi”. (Tampubolon, 1993 : 41) 2. Hakikat Membaca Dengan membaca, seseorang akan memperoleh gagasan baru dan wawasan pengetahuan. Selain perolehan tersebut, alasan seseorang untuk membaca adalah untuk memperoleh informasi. Oleh karena itu, dalam membaca terdapat kegiatan memahami kata dan jalan pikiran pengarang. Mengenai kegiatan membaca Tarigan berpendapat bahwa, “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh seseorang untuk memperoleh kesan-kesan yang dikehendaki, yang disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”. (Henry.Guntur Tarigan, Dkk. 1989 : 102) Seperti diungkapkan oleh Subyakto bahwa, “membaca adalah suatu aktivitas yang rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar, dan pada tingkat penalarannya”. (Sri Utari Subyakto, 1993: 164) a. Hakikat Minat Membaca Salah
satu
ruang
untuk
berekspresi
bagi
siswa
untuk
melatih
intelektualitasnya adalah kegiatan membaca. Karena intelektualitas seseorang
7
dapat diukur dari seberapa luas ilmu pengetahuan yang dikuasainya dari kegiatan membaca. Untuk dapat meningkatkan minat membaca pada siswa, seorang guru merupakan pribadi untuk memotivasi minat baca para siswanya. Sebenarnya minat adalah sifat yang relatif menetap pada diri seseorang, walaupun minat tidak dibawa sejak lahir. Slameto berpendapat bahwa, “minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatau dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya”. ( Slameto, 2010: 180) b. Hakikat Menulis Banyak orang yang membuat pengertian tentang menulis. Pengertian yang mereka buat tentu saja berdasarkan sudut pandang masing-masing. Hal ini menyebabkan persamaan dan perbedaan dalam menyusun pengertian menulis. Ada pula yang menyebut dengan istilah menulis. Menulis adalah melahirkan ide, pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dalam hubungannya dengan kemampuan mengungkapkan ide ke dalam bahasa tulis, Akhadiah
berpendapat bahwa,
“menulis merupakan proses bernalar. Untuk menulis mengenai suatu topik kita harus berpikir, menghubung-hubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya”. (Sabarti Akhadiah dkk, 1989: 41) Bertalian dengan uraian tersebut, Finoza berpendapat bahwa, “mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, dan alinea untuk menjabarkan dan atau mengulas topik dan tema tertentu guna memperoleh hasil akhir berupa karangan”. (Lamuddin Finoza, 2010: 234)
8
3. Hakikat Narasi Menyajikan suatu analisa proses dapat pula mempergunakan teknik narasi. Karena sasaran yang ingin dicapai adalah ketepatan informasi mengenai suatu peristiwa yang dideskripsikan. Seperti yang dikemukakan oleh keraf bahwa, “narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi”. (Gorys Keraf, 2001 : 136)
Sehubungan dengan hal tersebut, Finoza juga berpendapat bahwa, “Narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkaikan tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam suatu kesatuan waktu”. (Lamuddin Finoza, 2010: 244)
4. Langkah-langkah Menulis Narasi Untuk menyusun kata menjadi kalimat yang baik, diperlukan keterampilan dalam menyusun tulisan. Menurut Akhadiah, dalam menyusun tulisan (karangan) diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Menentukan topik Topik yang dibahas terlebih dahulu harus ditentukan. Topik diperoleh dari pengalaman, membaca, pengamatan, pendapat, sikap, dan tanggapan dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
9
(2)
Membatasi topik
Membatasi
topik
berarti
mempersempit
dan
mengkhususkan
lingkup
pembicaraan. Untuk mempermudah proses pembatasan tersebut, dapat digunakan gambar, bagan, diagram, atau cara visualisasi yang lain. (3) Menentukan tujuan Menentukan tujuan berguna sebagai semacam pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh. Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu dengan tesis atau pernyataan maksud. Tujuan harus dirumuskan secara jelas karena merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam kegiatan menulis. (4) Menentukan bahan Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan penulisan tersebut dapat berupa rincian, sejarah kasus, contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab akibat, hasil pengujian hipotesis, angka-angka, grafik, diagram, gambar dan sebagainya. (5) Membuat kerangka karangan Kerangka karangan merupakan kegiatan terakhir pada tahap persiapan atau prapenulisan. Akan tetapi, sebelum meningkat kepada tahap penulisan yang sebenarnya, perlu dinilai kembali persiapan yang sudah dibuat, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mengenai penulisan tujuan, kelengkapan kerangka, kelogisan kerangka, dan sebagainya . (Sabarti Akhadiah dkk, 1989: 3-4) Oleh karena itu, dalam menulis narasi sebaiknya cerita itu dirangkai dengan menggunakan rumus 5W + 1H, dapat disingkat dengan sebutan adik samba, yaitu: a. What
; Apa yang diceritakan
10
b. Where
; Di mana latar, setting atau lokasi ceritanya
c. When
; Kapan peristiwa berlangsung
d. Who
; Siapa pelaku ceritanya
e. Why
; Mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi
f. How
; Bagaimana cerita itu dipaparkan
Metode Penelitian Penelitian ini mempergunakan metode deskriftif korelasional. Dalam penelitian ini peneliti memberikan tindakan berupa apersepsi terhadap siswa. Siswa sebagai sampel diberi angket untuk memperoleh data dan informasi minat baca siswa dan penugasan menulis narasi. Peneliti menghubungkan data-data yang diperoleh untuk dianalisis dengan teknik korelasi Product Moment. Analisis Data dan Hasil Penelitian Data yang sudah terkumpul kemudian peneliti olah dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yakni:
rxy =
N XY X Y
N X
2
X N Y 2 Y 2
2
Untuk memudahkan peneliti di dalam mengolah data dan untuk mengetahui korelasi antara minat membaca dengan kemampuan menulis narasi siswa kelas VII, maka peneliti membuat tabel sebagai berikut:
11
TABEL 10 Data hasil penelitian variabel X (minat membaca ) dan variabel Y (kemampuan menulis narasi) kelas VII SPM N 106 SSN Jakarta Timur
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Responden
X
ADM
72
ANS
83
ANR
79
ARO
76
ARY
80
BEL
85
DAN
77
DHI
74
FND
63
FAN
78
FRZ
69
FEN
73
FTA
84
FTL
82
HNM
78
HAR
75
INT
77
JIH
79
LAN
78
LUT
81
MEL
85
MIM
76
MYD
77
MFR
68
NIS
80
Y 70
X2 5184
Y2 4900
XY 5040
73
6889
5329
6059
75
6241
5625
5925
92
5776
8464
6992
84
6400
7056
6720
93
7225
8649
7905
66
5929
4356
5082
82
5476
6724
6068
84
3969
7056
5292
79
6084
6241
6162
65
4761
4225
4485
90
5329
8100
6570
94
7056
8836
7896
83
6724
6889
6806
84
6084
7056
6552
78
5625
6084
5850
78
5929
6084
6006
80
6241
6400
6320
78
6084
6084
6084
93
6561
8649
7533
80
7225
6400
6800
67
5776
4489
5092
88
5929
7744
6776
82
4624
6724
5576
82
6400
6724
6560
12
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 N = 36
NOE
78
NUR
77
PUT
81
REG
79
RIZ
76
SAL
86
SAN
82
SHF
67
SHR
72
TRK
74
YLN -
68 2779
86
6084
7396
6708
79
5929
6241
6083
88
6561
7744
7128
77
6241
5929
6083
84
5776
7056
6384
84
7396
7056
7224
79
6724
6241
6478
83
4489
6889
5561
84
5184
7056
6048
82
5476
6724
6068
82
4624
6724
5576
2928
214005
239944
225491
N = 36
∑Y = 2928
Y
∑X = 2779
X
∑XY = 225491
2
= 214005
2
= 239944
X Y
2
2
= 7722841 = 8573184
Penyelesaian : (a) Perhitungan Korelasi
rxy
=
=
=
=
=
N XY X Y
N X
2
X
2
N Y
2
Y
2
36.225491 2779.2928
36.214005 772284136.239944 8573184 8117676 8136912
7704180 77228418637984 8573184 19236
1866164800 19236 1209232800
13
=
19236 34774,02479
= 0,553 Dari hasil penelitian statistik di atas diketahui bahwa nilai r 0,553 sedangkan r hitung
tabel
hitung
adalah
0,329 dengan batas signifikansi 5% artinya bahwa nilai r
lebih besar daripada r
tabel
yakni 0,553 > 0,329. Dari perhitungan di atas
diketahui jumlah sampel yang diteliti (N) sebanyak 36 siswa, jumlah nilai minat membaca siswa kelas VII (X) adalah 2779, jumlah nilai kemampuan menulis narasi siswa kelas VII (Y) adalah 2928, jumlah kuadrat nilai minat baca siswa
X adalah 214005, jumlah kuadrat nilai kemampuan menulis siswa Y adalah 2
2
239944, hasil kali antara nilai minat membaca dengan nilai kemampuan menulis narasi (XY) adalah 225491, kuadrat jumlah nilai minat membaca
X
adalah
7722841, dan kuadrat jumlah nilai kemampuan menulis narasi
Y
adalah
8573184. Setelah mendapatkan penyelesaian, diperoleh nilai r
hitung
sebesar
2
2
0,553. Simpulan dan Saran Berdasarkan uraian tentang minat membaca dan kemampuan menulis narasi serta analisis terhadap data-data yang telah diolah secara statistik, penulis dapat menarik simpulan bahwa minat membaca mempunyai korelasi dengan kemampuan menulis narasi. Maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: Nilai minat membaca siswa siswa kelas VII SMPN 106 SSN Jakarta Timur memiliki, nilai rata-rata 78,833 skor tertinggi 86 dan skor terendah 63,
14
Nilai kemampuan menulis narasi siswa kelas VII SMPN 106 SSN Jakarta Timur memiliki, nilai rata-rata 87,28 skor tertinggi 94 dan skor terendah 65, Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, diperoleh hasilnya sebesar 0,553, yang tertera antara 0,400 – 0,599. Berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel X dan variabel Y yang termasuk kedalam korelesi yang Cukup. Hal ini terbukti dengan diperolehnya perhitungan degan rumus korelsi Product Moment bahwa nilai r tabel
hitung
yaitu 0,553 lebih besar dari r
untuk 36 sampel pada taraf signifikan 5% yaitu 0,329 (0,553 > 0,329), yang
berarti hipotesis nol (H0) ditolak, sedangkan hipotesis alternatif (H1) diterima. Dengan demikian, terdapat korelasi antara minat membaca dengan kemampuan menulis narasi siswa kelas VII SMPN 106 SSN Jakarta Timur. Berdsarkan hasil penelitian dan implikasi hasil penelitian diatas, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: Siswa hendaknya dapat memantapkan kebiasaan membaca yang sudah ada, sehingga kemampuan membacanya sampai pada taraf yang maksimal. Serta siswa SMP secara umum hendaknya meningkatkan minat baca yang dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi. Dengan demikian, kegiatan menulis narasi pun ke depannya dapat ditingkatkan, Guru hendaknya memperluas pengetahuannya dengan banyak membaca, memotivasi siswa dalam menumbuhkan minat
baca yang masih
rendah. Guru hendaknya menggalakkan budaya senang membaca dikalangan siswa karena hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa. Cara yang dapat dilakukan misalnya dengan menganjurkan siswa untuk membaca buku baik sastra maupun non sastra. Ketika proses belajar mengajar bahasa
15
Indonesia berlangsung, guru dapat menunjuk salah satu siswa untuk menceritakan kembali secara lisan mengenai buku yang dibacanya. Demikian kesimpulan dan saran-saran yang penulis kemukakan sehubungan dengn penulis kemukakan sehubungan dengan penyusunan skripsi ini. DAFTAR PUSTAKA Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP Kelas VII Muhbib, Abdul Rahman Shaleh. 2004. Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Subyakto, Sri Utari. 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa . Jakarta: Gramedia.
Sudiati, V dan A. Widyamartaya. 1996. Kreatif Berbahasa Menuju Keterampilan Pragmatik. Yogyakarta: Kanisius. Tampubolon. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. ___________. 1993. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung: Angkasa. Tarigan H.G. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. __________. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. __________. 1989. Dkk. Membaca dalam Kehidupan. Bandung: Angkasa. Widyamartaya, A. 1992. Seni Membaca Untuk Studi. Yogyakarta: Kanisius.
16