perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS IV SDN WONOHARJO 1 DESA WONOHARJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh: ENY SUSANTI X 1206030
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS IV SDN WONOHARJO 1 DESA WONOHARJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010 (Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh: ENY SUSANTI X 1206030
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 commit to user ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing Pembimbing I,
Pembimbing II,
Drs.Amir Fuady, M.Hum. NIP 195207291980101001
Dr. Nugraheni Eko W.,S.S., M.Hum. NIP 197007162002122001 commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Selasa Tanggal
: 27 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra.Raheni Suhita, M.Hum.
...................
Sekretaris
: Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum.
...................
Anggota I
: Drs.Amir Fuady, M.Hum.
……………..
Anggota I
: Dr. Nugraheni Eko W.,S.S.,M.Hum.
……………..
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 196007271987021001 commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Eny Susanti. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN 1 WONOHARJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses pembelajaran berbicara, yaitu kedisiplinan, minat, keaktifan, perhatian dan kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara; (2) kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara yang meliputi intonasi, pilihan kata, kelancaran, dan pemahaman. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan di SDN 1 Wonoharjo dengan subjek siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa. Objek penelitian adalah pembelajaran menulis yang termasuk dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta tahap analisis dan refleksi. Tahap perencanaan tindakan meliputi: (1) membuat skenario pembelajaran, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran, (3) mempersiapkan instrumen penilaian, dan (4) mengajukan solusi alternatif berupa media gambar berseri untuk pembelajaran menulis. Pada tahap pelaksanaan diadalan pengamatan tentang tindakan yang dapat mengatasi masalah yang ada. Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang diolah untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Tahap observasi dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penggunaan media gambar berseri dalam pembelajaran, serta mengolah data untuk mengetahui kualitas hasil dan proses pembelajaran menulis siswa dengan metode pasangan terstruktur, juga untuk mengetahui kelemahan yang muncul. Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh simpulan bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang sudah mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan terdapat peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan menulis yang meliputi: (1) peningkatan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis tersebut ditandai dengan meningkatnya: (a) jumlah siswa yang disiplin dalam mengikuti pembelajaran menulis, (b) jumlah siswa yang berminat dalam mengikuti pembelajaran menulis, (c) jumlah siswa yang aktif baik untuk maju dengan kesadaran sendiri maupun untuk mengeluarkan pendapat saat pembelajaran menulis, (d) jumlah siswa yang memperhatikan guru dan siswa lain yang sedang berbicara, dan (e) jumlah siswa yang bersungguhsungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis, (2) Peningkatan kualitas hasil pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan dalam keterampilan menulis, yaitu: (a) pada siklus I sebesar 54% atau sebanyak 7 siswa, (b) pada siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 69% atau sebanyak 9 siswa, dan (c) pada siklus III diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar 84% atau sebanyak 11 orang. commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Eny Susanti. THE USE OF PICTURE SERIES TO IMPROVE STUDENTS’ WRITING ABILITY: A Classroom Action Research at Grade IV of SDN 1 WONOHARJO WONOGIRI in Academic Year 2009/2010. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, July 2010. The objectives of the research were to improve: (1) the quality of teaching and learning process in speaking class, covering students’ discipline, interest, activity, attention and seriousness in speaking class; (2) the quality of students’ learning outcomes in speaking class which covers intonation, word choice, fluency, and comprehension. This clasroom action research was conducted at SDN 1 Wonoharjo toward 13 students of its grade IV. The object of the research was writing class which is included in Bahasa Indonesia lesson. This research was conducted in three cycles. Each cycle consisted of four phases, namely planning, action, observation, and analysis as well as reflection. The planning phase includes: (1) constructing teachign scenarion, (2) preparing teaching aids, (3) preparing evaluation instruments, and (4) proposing picture series as an alternative solution for writing class. In the phase of action, an observation was done to solve the existing problem. The observation was done to collect the data which were going to be processed to determine the next step. It was done by observing and interpreting the activity of using picture series in writing class, as well as analyzing the data to find out the quality of students’ learning process and outcomes through structured pairing method. it was also to detect the weaknesses that might raise. Analysis and reflection were done by analysing the outcomes of observation and interpretation, so that it could be found which of the research that must be refined and which had reached the objective of the research. Based on the research findings, it can be cocluded that there was an improvement in the quality of writing class, including: (1) the improvement in the quality of teaching and learning process was indicated by: (a) the number of students who were discipline in participating in the writing class, (b) the number of students who were interested in joining writing class, (c) the number of students who were actively participate in the teaching in learning process by voluntarily doing the task in front of the class and expressing their idea during the class, and (e) the number of students who sriously learn in the writing class, (2) The improvement in students’ learning outcomes was indicated by the increase of students who achieved the passing grade for writing skill, which is in detail: (a) in cycle I as many as 54% or 7 students, (b) in cycle II as many as 69% or 9 students, and (c) in cycle III as many as 84% or 11 students.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al Insyirah: 7) “Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tak menyadari betapa dekatnya mereka dengan titik sukses saat mereka memutuskan untuk meyerah” (Thomas Alfa Edyson)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk: 1. Bapak Ibu, kakak dan adikku menjadi semangat dalam
tercinta yang
menopang langkahku
dengan kasih sayang, doa, dan pengorbanannya yang tak pernah bertepi; 2. Didik, sumber inspirasi dan semangat yang selalu menemaniku dalam perjuangan ini. Seseorang spesial
yang
selama
ini
menemaniku
dan
memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas ini; 3. Saudara perjuangan teman-teman Kost Cinta Damai
terima
kasih
atas
dukungan
dan
kebersamaannya selama ini; 4. Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan anak Bastind ’06 (Afni, Yulian, Ana, Siti, Anis, Tanti, Rini, Sinta, Anas, Wahyu, Robet, Roza) semoga persahabatan ini takkan lekang oleh waktu. Semangat kawan, perjuangan kita belum usai; 5. Almamater. commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas rahmat dan hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret. Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah turut membantu, terutama kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang telah memberikan persetujuan pengesahan skripsi ini; 2. Drs. Soeparno, M.Pd., Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin untuk penulisan skripsi ini; 3. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan dukungan dan motivasi serta izin untuk menyususun skripsi ini; 4. Drs.Amir Fuady, M.Hum. selaku pembimbing skripsi I dan Dr. Nugraheni Eko W.,S.S.,M.Hum. selaku pembimbing skripsi II, yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan lancar; 5. Suyanto A.Ma.Pd.,selaku Kepala SDN 1 Wonoharjo yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan PTK di SDN 1 Wonoharjo; 6. Rinto Raharjo A.Ma., selaku guru kelas 1V SDN 1 Wonoharjo yang telah banyak membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses penelitian ini; 7. Siswa-siswi kelas IV SDN 1 Wonoharjo yang telah berpartisipasi aktif sebagai subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini; 8. Bapak, Ibu, kakak, adik, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan doa restu dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini; commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi pembaca.
Surakarta, Juli 2010
Peneliti
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................
ii
PERSETUJUAN .............................................................................................
iii
PENGESAHAN . .............................................................................................
iv
ABSTRAK ......... .............................................................................................
v
MOTTO
......... .............................................................................................
vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................
vii
KATA PENGANTAR .....................................................................................
viii
DAFTAR ISI .... .............................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
B. Perumusan Masalah .............................................................................
4
C. Tujuan penelitian ..................................................................................
5
D. Manfaat penelitian ................................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................
7
1. Hakikat Menulis Karangan ............................................................
7
a. Pengertian Menulis...................................................................
7
1) Tahap-tahap Kegiatan Menulis ..........................................
8
2) Jenis-jenis Tulisan ..............................................................
10
3) Tujuan Penulisan ................................................................
12
b. Pengertian Mengarang .............................................................
13
1) Unsur Karang-mengarang ..................................................
14
2) Teknik-teknik Mengarang ..................................................
15
3) Manfaat Karang-mengarang...............................................
16
2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ............................. commit to user
18
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...........................................
18
b. Pembelajaran Menulis Karangan .............................................
20
c. Penilaian Keterampilan Menulis Karangan .............................
21
3. Penilaian Proses Belajar-Mengajar ................................................
25
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar.............................
25
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-Mengajar. ...................
26
4. Hakikat Media Pembelajaran .........................................................
30
a. Pengertian Media. ....................................................................
30
b. Jenis Media pembelajaran ........................................................
31
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ..................................
32
d. Pengertian Media Gambar........................................................
33
e. Manfaat Media Gambar ...........................................................
34
f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar ..............................
35
g. Pengertian Media Gambar Berseri ...........................................
36
h. Media Gambar Seri sebagai Media Pembelajaran ...................
37
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................
38
C. Kerangka Berpikir ................................................................................
39
D. Hipotesis Tindakan...............................................................................
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................
42
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................
42
B. Pendekatan Penelitian ..........................................................................
42
C. Subjek Penelitian..................................................................................
43
D. Sumber Data Penelitian ........................................................................
43
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
44
F. Uji Validitas Data .................................................................................
45
G. Teknik Analisis Data ............................................................................
45
H. Prosedur Penelitian...............................................................................
46
I. Indikator Keberhasilan Penelitian ........................................................
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................
50
A. Deskripsi Kondisi Awal ....................................................................... commit to user
50
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Survei awal .....................................................................................
50
a. Pelaksanaan Survei Awal .........................................................
50
b. Obervasi dan Interpretasi .........................................................
50
c. Analisis dan Refleksi................................................................
55
B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................
55
1. Siklus Pertama................................................................................
55
a. Perencanaan Tindakan I ...........................................................
55
b. Pelaksanaan Tindakan I............................................................
56
c. Observasi dan Interpretasi ........................................................
57
d. Analisis dan Refleksi................................................................
62
2. Siklus Kedua ..................................................................................
62
a. Perencanaan Tindakan II ..........................................................
62
b. Pelaksanaan Tindakan II ..........................................................
64
c. Observasi dan Interpretasi ........................................................
65
d. Analisis dan Refleksi................................................................
70
3. Siklus Ketiga ..................................................................................
70
a. Perencanaan Tindakan III ........................................................
70
b. Pelaksanaan Tindakan III .........................................................
71
c. Observasi dan Interpretasi ........................................................
72
d. Analisis dan Refleksi................................................................
76
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................
77
1.
Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran...................................
77
2.
Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran.....................................
79
3.
Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya ..........
82
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..........................................
85
A. Simpulan .............................................................................................
85
B. Implikasi . .............................................................................................
85
C. Saran .... .............................................................................................
87
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
89
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................... commit to user
92
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Alur Kerangka Berpikir .................................................................................. 40 2. Penelitian Model Suhardjono ......................................................................... 46
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Aspek Penilaian Karangan ..................................................................................
23
2.
Penilaian Proses Keterampilan Menulis ...................................................
28
3.
Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ..........................................
42
4.
Indikator Keberhasilan Penelitian .............................................................
49
5.
Nilai Hasil Proses Pembelajaran Menulis Prasiklus .................................
53
6.
Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Prasiklus ............................
54
7.
Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Siklus 1 ............................
60
8.
Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Siklus I ..............................
61
9.
Nilai Hasil Proses Pembelajaran Menulis Siswa Siklus II ........................
67
10. Nilai Hasil Keterampilan Menulis Siswa Siklus II ...................................
69
11. Nilai Hasil Proses Pembelajaran Menulis Siswa Siklus III ......................
74
12. Nilai Hasil Keterampilan Menulis Siswa Siklus III ..................................
75
13. Prosentase Hasil Pembelajaran Antarsiklus ..............................................
80
14. Indikator Keberhasilan Penelitian .............................................................
83
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
Prasiklus ...........................................................................................................
92
1. Cacatan Lapangan 1 ....................................................................................
93
2. Catatan Lapangan 2 ......................................................................................
95
3. Catatan Lapangan 3 ......................................................................................
97
Siklus 1 .............................................................................................................
99
4. Catatan Lapangan 1 ...................................................................................... 100 5. Catatan Lapangan 2 ...................................................................................... 103 6. Catatan Lapangan 3 ...................................................................................... 105 7. RPP............................................................................................................... 106 8. Tugas ............................................................................................................ 109 9. Daftar Nilai Siswa ........................................................................................ 110 10. Daftar Nilai Proses ..................................................................................... 111 11. Lembar Observasi Guru Siklus 1 ............................................................... 112 Siklus 2 ........................................................................................................ 113 12. Cacatan lapangan 1 .................................................................................... 114 13. Cacatan lapangan 2 .................................................................................... 116 14. Cacatan lapangan 3 .................................................................................... 118 15. RPP............................................................................................................. 120 16. Tugas .......................................................................................................... 124 17. Daftar Nilai Siswa ...................................................................................... 125 18. Penilaian Proses Kegiatan Menulis ............................................................... 126 19. Lembar Observasi Guru Siklus 2 ............................................................... 127 Siklus 3 ........................................................................................................ 128 20. Cacatan lapangan 1 .................................................................................... 129 21. Cacatan lapangan 2 .................................................................................... 130 22. Cacatan lapangan 3 .................................................................................... 132 23. RPP............................................................................................................. 134 commit to user xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24. Daftar Nilai Siswa ...................................................................................... 137 25. Tugas .......................................................................................................... 138 26. Daftar Nilai Proses ..................................................................................... 139 27. Lembar Observasi Guru Siklus 1 ............................................................... 140 28. Perolehan Nilai Keterampilan Menulis selama Penelitian ......................... 141 Foto & Surat-surat ............................................................................................ 142
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia. Keterampilan berbahasa yang dapat dihubungkan dengan media gambar diam adalah menulis dan berbicara. Menulis selain sebagai kegiatan kreativitas juga merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis juga harus bisa memanfaatkan bahasa dan kosakata yang diperolehnya. Penulis juga harus memahirkan kegiatan menulis tersebut dalam latihan-latihan tertentu sehingga dapat benar-benar menguasai keterampilan menulis tersebut. Menulis selain dapat menjadi ajang sebuah kreativitas juga dapat menjadikannya sebagai penyampai gagasan tentang suatu hal. Salah satu cara untuk meningkatkan proses belajar mengajar menulis karangan adalah dengan mengubah media atau pola ajar yang digunakan oleh guru. Dalam hal ini pola ajar yang dilakukan adalah dengan menggunakan media gambar sebagai media pembelajaran untuk membantu dalam pembelajaran. Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan observasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV di SDN 1 Wonogiri diperoleh fakta bahwa masih terdapat siswa yang kemampuan menulis di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan para siswa mengalami kesulitan menuangkan ide ketika mendapat tugas dari guru untuk membuat tulisan atau sejenisnya. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam menentukan commit to userkaidah bahasa, dan sebagainya. tema, menyusun kalimat, kurang menguasai 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Kesulitan seperti inilah yang dihadapi para siswa sehingga menyebabkan mereka tidak bisa menyampaikan ide dan gagasan dengan baik, bahkan mereka menjadi enggan untuk menulis. Hal ini tidak terlepas dari peran guru sebagai penyampai materi pelajaran. Pembelajaran keterampilan menulis
yang selama ini
disampaikan oleh guru hanya berorientasi pada penyampaian teori dan pengetahuan bahasa, sedang proses pembelajaran keterampilan menulis sering kali diabaikan oleh guru. Pembelajaran demikian menyebabkan siswa jenuh dan bosan. Bertolak dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengarang. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo ketika dalam mengajarkan pelajaran mengarang antara lain: 1. Siswa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah pikirnya, sering mengulang kata “lalu” dan “terus”. 2. Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik. 3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tidak koheren. Rendahnya keterampilan menulis narasi siswa diindikasikan oleh kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide dengan baik, pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang digunakan masih terbatas. Mereka masih belum memahami penggunaan ejaan yang benar. Selain itu, masalah rendahnya keterampilan menulis narasi siswa juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya: (1) kurangnya media yang digunakan, (2) siswa masih kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai sarana menuangkan ide, gagasan, atau pendapat mereka, (3) masih digunakannya model pembelajaran yang konvensional (ceramah), dan (4) siswa membutuhkan waktu yang lama untuk memproduksi sebuah tulisan. Akibatnya, kemampuan menulis anak hanya sekitar 20% siswa yang menulis dengan baik sisanya hanya mengerjakan asal-asalan saja. Jadi, nilai sebagian siswa masih tergolong rendah dari nilai rata-rata yang harus dicapai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia commit to user adalah 6,5.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
Hal ini dapat mematikan kreativitas mereka dalam mengungkapkan ide. Padahal, kreativitas ini sangat diperlukan dalam kegiatan menulis narasi. Pembelajaran yang membosankan ini tidak membuat siswa merasa senang sehingga tidak dapat menghasilkan ide-ide yang kreatif dan imajinatif untuk merangkai sebuah cerita dalam menulis narasi. Beberapa kendala yang dialami siswa dalam proses pembelajaran di atas berdampak pada kualitas proses dan hasil pembelajaran yang kurang maksimal sehingga keterampilan menulis narasi siswa tidak maksimal. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam menulis narasi. Setelah ditelaah anak didik harus dibantu dengan menggunakan alat bantu dalam pembelajaran. Sebuah media atau alat bantu dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu dan membenahi serta menggali potensi anak tersebut dalam keterampilan berbahasa. Selain itu, peneliti berpendapat bahwa guru di SDN 1 Wonoharjo Wonogiri masih belum ada yang menggunakan media pembelajaran. Maka dari itu, peneliti mengajukan suatu media pembelajaran yang mudah ditemukan dan dipergunakan berupa media gambar berseri. Selain hal di atas, ada pula hal lain yang mendorong penelitian ini yakni kemungkinan pada saat di sekolah dasar materi yang diajarkan kurang tentang jenis-jenis paragraf, bukubuku di perpustakaan yang kurang lengkap, kurangnya minat membaca siswa, serta kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia terutama keterampilan menulis. Keterampilan menulis juga digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Hal ini dapat dicapai dengan baik jika pembelajar mampu menyusun dan merangkai jalan pikiran serta mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif (Syarkawi, 2008:2). Menulis pada prinsipnya adalah bercerita tentang sesuatu yang ada di angan-angan pencerita dan dapat menuangkan dalam bentuk tulisan. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih commit to user kurang mampu menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
karena itu, untuk bisa menulis narasi dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan menulis yang juga baik. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan berlatih. Penelitian mengenai keterampilan menulis banyak dilakukan dengan menawarkan media yang bermacam-macam sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penelitian tentang menulis narasi sudah mulai banyak dilakukan meskipun masih terbatas. Beberapa penelitian tentang menulis narasi yang telah ada selalu menunjukkan adanya peningkatan. Masing-masing penelitian menggunakan media dan teknik yang berbeda-beda dan menghasilkan peningkatan yang berbeda-beda pula. Akan tetapi, upaya peningkatan menulis narasi masih perlu dikembangkan dan dilakukan melalui berbagai cara. Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan alternatif media pembelajaran menulis yang mudah dan baik dengan memanfaatkan fasilitas yang ada. Media pembelajaran yang ditawarkan adalah media gambar berseri. Ide ini diperkuat pendapat bahwa media gambar berseri adalah media pembelajaran yang dekat dengan calon penulis terutama calon penulis narasi atau dalam hal ini adalah siswa. Adanya media yang dekat dengan siswa berarti memudahkan siswa untuk memulai kegiatan menulis narasi. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian yang berjudul ”Peningkatkan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunaan Media Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV SDN 1 Wonoharjo Wonogiri”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo?
2. Apakah dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran siswa dalam penulisan narasi pada siswa kelas IV SDN 1 commit to user Wonoharjo?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Meningkatkan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar berseri di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
2. Meningkatkan
kualitas
hasil
pembelajaran
menulis
narasi
dengan
menggunakan media Gambar berseri di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai: a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi. b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis narasi.
2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa 1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam menuangkan ide maupun gagasan ke dalam bentuk tulisan narasi. 2. Meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa dengan menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.
b. Bagi guru 1. Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis narasi yang dialami guru. 2. Sebagai bahan acuan untuk membuat pembelajaran menulis narasi lebih kreatif dan inovatif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
c. Bagi peneliti 1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh. 2. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A.Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Menulis a. Pengertian Menulis Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat, didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menurut Guntur Tarigan (2008: 04) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1996: 2) menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Wiyanto (2004: 1-2) mengemukakan bahwa menulis mempunyai dua kegiatan utama. Kegiatan yang pertama adalah mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda yang dapat dilihat, sedangkan yang kedua kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya berupa tulisan. Hal ini dapat disimpulkan menulis adalah merupakan kegiatan mengubah bunyi menjadi tulisan sebagai upaya untuk mengungkapkan gagasan menjadi bahasa tulis. Menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung antara lain kesungguhan, kemauan keras, bahkan belajar dengan sungguh-sungguh (Nursisto, 1999: 4). Oleh karena itu, menciptakan iklim budaya tulis-menulis atau mengarang akan mendorong seseorang untuk lebih aktif, kreatif, dan cerdas. Penciptaan budaya menulis memerlukan waktu yang tidak sebentar. Menulis adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik (tulisan). Tulisan adalah suatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan tandatanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Guntur Tarigan (dalam Agus Suriamiaharja, 1996: 1) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang–lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut dan mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Robert Lado (dalam Suriamiaharja, 1996: 1) mengatakan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafiknya.
commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1996: 8) menyebutkan pengertian menulis mempunyai ciri-ciri (1) merupakan suatu bentuk komunikasi, (2) merupakan proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang gagasan yang akan disampaikan, (3) adalah bentuk komunikasi yang berbeda dengan bercakap-cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta situasi yang menyertai percakapan, (4) merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, (5) merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang dibatasi oleh jarak tempat dan waktu. Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan (Nurudin, 2007: 4). Oleh karena itu, menulis memerlukan proses dan kecakapan seseorang untuk memfokuskan topik tulisan, sehingga tersusun secara sistematis untuk mengembangkan ide-ide dengan menggunakan pilihan kata atau diksi yang tepat serta mengikuti kaidah penulisan (Suhartono, 2007: 149-150) 1) Tahap-tahap Kegiatan Menulis Menulis sebagai suatu aktivitas melahirkan ide dan perasaan lewat tulisan secara tertata sehingga dipahami oleh pembaca. Tahap-tahap menulis narasi menurut Sabarti dkk, (1996: 2-5) yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi/perbaikan. a) Tahap prapenulisan Tahap ini merupakan tahap perencanaan sebelum menulis. Dalam tahap ini ada lima hal yang harus dilakukan, yaitu 1. Pemilihan topik Topik merupakan bahan atau pokok pembicaraan dalam tulisan. Pemilihan topik meruapakan langkah awal untuk menentukan apa yang akan disajikan dalam tulisan. Topik tulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Semi (1990: 11-12) mengemukakan bahwa ada enpat sumber dalam pemilihan topik, yaitu pengalaman, pengamatan, imajinasi serta pendapat dan keyakinan. 2. Pembatasan topik Setelah pemilihan topik, maka topik tersebut diberi batasan. Membatasi topik berarti mempersempit ruang lingkup pembicaraan dalam penulisan. 3. Pemilihan judul Topik yang telah dipilih harus diberi judul. Sebuah judul harus dapat mencerminkan dari keseluruhan isi dalam tulisan. Akan tetapi, judul dapat dibuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
fiktif. Judul dibuat secara manasuka oleh pengarangnya. Terkadang judul tulisan dala karangan fiktif sama sekali tidak berhubungan dengan isi tulisan. 4. Tujuan penulisan karangan Tujuan penulisan karangan akan mengarah pada maksud yang hendak dicapai. Tujuan ini harus ditentukan lebih dahulu agar dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kegiatan menulis. Jadi, tujuan penulisan tersebut akan mengarahkan penulis pada jenis tulisan yang diinginkan oleh penulis. 5. Kerangka karangan Kerangka karangan atau sering disebut dengan outline merupakan rencana kerja yang digunakan penulis dalam mengembangkan tulisannya. Kerangka ini dapat berupa kerangka topik yang terdiri dari topik-topik serta kerangka kalimat yang terdiri dari kalimat-kalimat. b) Tahap penulisan Pada tahap penulisan, topik-topik dijabarkan ke dalam subtopik. Dalam tahap ini, penguasaan bahasa sangat diperlukan untuk mengemukakan gagasan. Tahap penulisan juga harus memperhatikan content (isi), gagasan, form (organisasi isi), grammar (tata bahasa dan pola kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosakata) serta mechanics (ejaan) (Burhan Nurgiyantoro, 2008: 306). c) Tahap revisi/perbaikan Tahap revisi atau perbaikan dilakukan setelah buram seluruh tulisan selesai. Tahap revisi ini juga disebut dengan penyuntingan bahasa. Penyuntingan ini berkenaan dengan penyuntingann naskah. Adapun penyuntingan bahasa mencakup ketepatan penyajian tulisan yang harus disesuaikan dengan jenis naskah, berupa fiksi atau nonfiksi. Nurudin (2007: 92) menjelaskan bahwa menulis melalui tahap-tahap: (1) prapenulisan yang meliputi: a) memilih dan membatasi topik dan brainstorming yang terdiri dari mendaftar, menulis bebas dan pengelompokan; (2) merencanakan menulis: (a) membuat subdaftar; (b) menuliskan kalimat topik; dan (c) membuat outline; (3) menulis dan merevisi draf: (a) menulis draf kasar; (b) merevisi dan mengoordinasikan tulisan: dan (c) menulis akhir. Bobbi Deporter dan Mike Hirnacki (2002: 195) meyebutkan tahap-tahap menulis yaitu (1) sebelum menulis/persiapan, terdiri dari pengelompokan dan menulis cepat ; (2) draf kasar, menelusuri dan mengembangkan gagasan; (3) berbagi dengan teman untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
membaca dan memberi umpan baik; (4) perbaikan (revisi); (5) penyuntingan (editing); (6) penulisan kembali; dan (7) evaluasi. 2) Jenis-jenis Tulisan Lauri S. Friedman, (2009: 1) menyatakan ”Provides model essays on a current controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay, including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays”. Artinya: Ada lima pembelajaran menulis yang dihadapi siswa yaitu persuasif, deskriptif, eksposisi, dan sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza (2002: 188) yang membagi karangan atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan cara penyajian dan tujuan umum yang tersirat di balik wacana tersebut, yaitu eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan narasi. a) Narasi Menurut Nurudin (2007: 59) narasi merupakan bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Jenis tulisan ini dapat berbentuk cerita fiktif (khayal) dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra, seperti cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif sering kali terdapat pada berita-berita di surat kabar. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara lain: (1) berupa cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi pula berupa imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4) memiliki nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6) biasanya memuat dialog (Nurudin, 2007: 60) b) Deskripsi Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu disebabkan rincian tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan ini berhubungan dengan pengalaman panca indera pembaca seperti penglihatan seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca; seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Abdul Rani,dkk, 2006: 46). c) Eksposisi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu (Masnur Muslich, 2007: 1). Eksposisi dipaparkan suatu kejadian atau masalah secara analitis, spasial, dan kronologis supaya pembaca dapat memahami informasi tersebut. karangan ini berusaha menguraikan suatu objek yang mampu memperluas pengetahuan pembaca. d) Argumentasi Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola pemberian contoh-contoh, analogi, sebab-akibat, atau dengan pola deduktif dan induktif. Pemaparan tulisan berdasarkan cara bernalar atau berpikir yang logis sehingga pembaca dapat menerima kebenaran yang disampaikan oleh penulis secara objektif. e) Persuasi Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang (Laminudin Finoza, 2002: 199). Persuasi merupakan bentuk tulisan yang menyimpang dari argumentasi. Hal itu disebabkan dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan meyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan. Sementara itu, dalam persuasi usaha untuk mempengaruhi tersebut memanfaatkan aspekaspek
psikologis.
Persuasi
juga
didasarkan
pada
kemampuan
penulis
untuk
mengendalikan emosi pembaca dan mengarahkan mereka pada sasaran yang ingin dicapai penulis. Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menarik simpulan tentang perbedaan kelima jenis tulisan tersebut. Tulisan narasi menekankan urutan peristiwa dari waktu ke waktu, deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut, eksposisi menjelaskan suatu pengetahuan atau informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu hal secara logis, sedangkan persuasi memengaruhi pembaca secara psikologis. Berdasar dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat dimengerti oleh orang lain .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
3) Tujuan penulisan Setiap penulisan harus mengungkapkan dengan jelas tujuan tulisannya. Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan terlebih dahulu. Tujuan ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Peumusan tujuan penulisan merupakan suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya. Rumusan tujuan penting dalam menentukan bahan-bahan yang diperlukan, macam organisasi karangan yang akan diterapkan atau mungkin juga sudut pandang yang akan dipilih. Tujuan merupakan penentu pokok, mengarahkan, serta membatasi karangan. Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan. Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu jika sebuah tulisan akan mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk tesis. Akan tetapi, untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan seperti itu, tujuan penulisan dapat dituliskan dalam bentuk persyaratan maksud. Seorang penulis sebelum menulis terlebih dahulu mengutarakan gagasan (ide) pokoknya. Gagasan pokok harus dengan jelas dinyatakan dalam kalimat yang lengkap. Kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran tulisan ini disebut tesis. Jadi, sebuah tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan, seperti halnya kalimat utama di dalam sebuah paragraf pertama dalam karangan, sedangkan untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan maksud. Kalau tesis hanya terdapat di dalam tulisan yang mengembangkan gagasan secara dominan. (Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan, 1996: 11). b. Pengertian Narasi Nurudin (2007: 71) mengatakan bahwa narasi adalah bentuk tulisan yang berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkai tindak-tanduk perbuatan manusia dalam sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu kesatuan waktu tertentu. Sejalan dengan Nurudin tentang pentingnya perbuatan dan urutan waktu dalam sebuah narasi, Gorys Keraf (2004: 136) menyebutkan bahwa narasi merupakan satu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Suatu peristiwa atau suatu proses dapat juga disajikan dengan mempergunakan metode deskripsi. Oleh karena itu narasi sulit sekali dibedakan
commit to user dari deskripsi. Oleh karena itu, harus ada unsur lain yang diperhitungkan, yaitu unsur
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
waktu. Dengan demikian pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar. Unsur yang terpenting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Peristiwa yang telah terjadi tidak lain daripada tindak-tanduk yang dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkain waktu. Atar Semi (1990: 33) mengemukakan ciri penanda narasi, yaitu, (1) berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman manusia; (2) kejadian atau peristiwa yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya; (3) berdasarkan konflik; (4) memiliki nilai estetika kerena isi dan cara penyampainnya bersifat sastra; (5) menekankan susunan kronologis, dan (6) biasanya memliki dialog. Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tulisan narasi adalah bentuk wacana berupa cerita tentang peristiwa tindak-tanduk perbuatan atau pengalaman manusia yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya secara kronologis. Semua kegiatan tersebut. Berdasarkan uraian di atas narasi dibatasi sebagai bentuk tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian periawa atau pengalaman yang dialami manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusah dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. 1. Narasi Ekspositoris Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi ekspositoris
mempersoalkan
tahap-tahap
commit to user
kejadian,
rangkaian-rangkaian
perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
disajikan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian pembaca, tidak perduli apakah disampaikan secara tertulis ataupun lisan. Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapt pula bersifat generalisasi. Narasi yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Sedangkan narasi yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu tertentu saja. 2. Narasi Sugestif Narasi sugesti berusaha memberi makna atas oerisriwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi). Narasi segestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Pembaca dapat menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah suatu yang tersurat mengenai objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua obyek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Makna yang baru akan dijelaskan dipahami sesudah narasi itu dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu. Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk mengahadapi suatu peristiwa yang berada di depan matanya. Narasi menyediakan suatu kematangan mental. Kesiapan mental itulah yang melibatkan para pembaca bersama perasaannya, bahkan melibatkan simpati atau antipati mereka pada kejadian itu sendiri. Inilah makna yang tersirat dalam seluruh rangkaian kejadian itu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
3. Pembelajaran menulis Narasi di SD Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan usaha sadar guru untuk membuat siswa terampil berbahasa dan memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Gino, dkk (2000 : 10) istilah “pembelajaran” sama dengan “instruction” atau “pengajaran” yang berarti cara (perbuatan)., mengajar atau mengajarkan. Lebih lanjut, Winkel (1995: 36) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu Sanaky (2009: 3) memberikan pengertian bahwa pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membuat siswa menjadi berubah menuju arah yang lebih baik. Dalam proses tersebut, guru harus memahami berbagai faktor yang mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia. Sabarti Akhadiah M.K., dkk. (1992: 2) menyebutkan ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, kondisi siswa, sarana, dan lingkungan sosial. Berikut penjabaran dari kelima faktor di atas.
1)
Tujuan Pembelajaran yang Ingin Dicapai
Tujuan yang ingin dicapai merupakan faktor penentu dalam memilih materi pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran, memilih media serta melakukan evaluasi pembelajaran. Tujuan tersebut mengarah kepada kemampuan yang ditujukan oleh sejumlah perilaku yang diharapkan, dapat diperlihatkan siswa setelah mengikuti pelajaran. Secara garis besar, kemampuan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
2)
Pokok Bahasan
Pokok bahasan yang diberikan akan mempengaruhi pemilihan kegiatan belajar yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh metode maupun media dalam pembelajaran setiap pokok bahasan mempunyai karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh pokok bahasan menulis akan berbeda dalam penggunaan metode dan strategi pengajarannya dengan pokok bahasan berbicara. 3)
Kondisi Siswa
Faktor ini turut serta mempengaruhi dan menentukan jenis kegiatan belajar serta bahan belajar yang dipilih. Kondisi siswa ini merupakan faktor internal siswa yang turut menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999: 236) menyebutkan beberapa faktor internal tersebut, antara lain: (1) sikap siswa terhadap belajar; (2) motivasi belajar; (3) konsentrasi siswa sewaktu belajar; (4) kemampuan siswa dalam mengolah bahan ajar; (5) kemampuan siswa menyimpan perolehan hasil belajar; (6) kemampuan siswa menggali hasil belajar yang tersimpan; (7) kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar; (8) rasa percaya diri siswa; (9) tingkat intelegensi dan keberhasilan belajar; (10) kebiasaan belajar, dan (11) cita-cita siswa. Tentunya setiap siswa memiliki perbedaan individual dari hal-hal di atas. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi
keberhasilan
pembelajaran
siswa.
Dalam hal
ini,
guru perlu
memperhatikan perbedaan karakteristik setiap siswa dengan menciptakan pembelajaran yang bervariasi. 4)
Sarana
Sarana
merupakan
faktor
eksternal
yang
mempengaruhi
keberhasilan
pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono,1999: 249). Sarana pembelajaran tersebut meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran lainnya. Keterbatasan sarana yang ada akan berpengaruh terhadap kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. 5)
Lingkungan Sosial
Keberhasilan belajar siswa banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, yaitu keadaan rumah, taraf pendidikan serta sikap orang tua, jumlah anggota keluarga, perlengkapan belajar di rumah, dan sebagainya. Tentu saja lingkungan itu tidak dapat atau sulit sekali diubah, dalam hal ini sekolah sebagai pusat pembelajaran dapat
commit to user
menyediakan lingkungan yang diperlukan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Menulis narasi adalah salah satu bentuk karya yang menjadi materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD. Sebagai salah satu materi pembelajaran, menulis narasi perlu disampaikan dengan menggunakan media yang inovatif sehingga mencapai tujuan dan standar kompetensi yang ditentukan. Pembelajaran menulis narasi di SD sebenarnya mulai diperkenalkan di kelas tiga SD semester II. Dari kurikulum yang ada di sekolah dasar, maka pembelajaran menulis narasi harus dikembangkan dengan metode yang inovatif Kemampuan menulis bukan merupakan faktor bawaaan dan pada umumnya dipelajari ditempat formal. Selain itu, keterampilan
menulis
memerlukan
waktu
dan
rentan
yang
panjang
dalam
pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh adanya tahapan menulis yang harus dilakukan oleh siswa. Berdasarkan uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi siswa dengan lingkungannya yang difasilitasi oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang ditentukan.
c. Penilaian Menulis Narasi Menulis merupakan kemampuan berbahasa paling akhir yang dikuasai oleh setiap pelajar. Kemampuan menulis didapat setelah kemampuan menyimak, berbicara dan membaca. Kegiatan menulis merupakan salah satu pembelajaran bahasa, jadi tes kebahasaan merupakan hal yang harus dilakukan. Melalui penilaian yang objektif, maka hasil belajar siswa akan dapat diukur. Harris dan Amran (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 306) menyatakan bahwa berdasarkan model pendekatan analitis dalam menilai tugas menulis, unsur utama yang dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan).
Gorys Keraf (2001: 81)
mengatakan bahwa yang dimaksud perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan bawahan yang menunjang gagasan utama tadi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Implikasinya, tes menulis bukan hanya menghasilkan sebuah bahasa saja melainkan juga bagaimana mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis secara tepat. Burhan Nurgiyantoro (2001: 306) mengemukakan bahwa ada enam tingkatan tes kemampuan menulis, yaitu: (1) tes kemampuan menulis tingkat ingatan, (2) tes kemampuan menulis tingkat pemahaman, (3) tes kemampuan menulis tingkat penerapan, (4) tes kemampuan menulis tingkat analisis, sisntesis, dan evaluasi. Seluruh aspek penilaian menulis narasi tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308) ASPEK
I S I
SKOR
KRITERIA
27-30
SANGAT BAIK-SEMPURNA: *padat informasi *substabsif *pengembangan tesis tuntas *relevan dengan permasalahn dan tuntas. CUKUP-BAIK: *informasi cukup *substansi cukup * pengembangan tesis terbatas *relevan dengan permasalahan tetapi tidak lengkap. SEDANG-CUKUP: *informasi terbatas *substansi kurang * pengembangan tesis tak cukup * permasalahan tak cukup. SANGAT-KURANG: *tidak berisi * tidak ada substansi *tidak ada pengembangan tesis *tidak ada permasalahan. SANGAT BAIK-SEMPURNA: *ekspresi lancar *gagasan diungkapkan dengan jelas *padat * tertata dengan baik *urutan logis *kohesif. CUKUP-BAIK: *kurang lancar *kurang terorganisasi tetapi ide utama terlihat *bahan pendukung terbatas * urutan logis tetapi tidak lengkap. SEDANG-CUKUP: *tidak lancar *gagasan kacau *terpotong-potong *urutan dan pengembangan tidak logis. SANGAT-KURANG: *tidak komunikatif *tidak terorganisir *tidak layak nilai.
22-26 17-21 13-16
O R G A N I S A S I
18-20
K
18-20
14-17 10-13 7-9
commit to user SANGAT BAIK-SEMPURNA: *pemanfaatan potensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
O S A K A T A
14-17 10-13 7-9
P E N G B A H A S A
22-25
M E K A N I K
4
18-21 11-17 5-10
3 2 1
kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat * menguasai pembentukan kata. CUKUP-BAIK: *pemanfaatan potensi kata agak canggih *pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang kurang tepat tetapi tidak mengganggu. SEDANG-CUKUP: *pemanfaatan kata terbatas *sering terjadi penggunaan kosakata dan dapat merusak makna. SANGAT-KURANG: *pemanfaatan potensi kata asalasalan *pengetahuan tentang kosakata rendah *tidak layak nilai. SANGAT BAIK-SEMPURNA: *konstruksi kompleks tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan penggunaan bentuk kebahasaan. CUKUP-BAIK: *konstruksi sederhana tetapi efektif * terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur. SEDANG-CUKUP: *terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat * makna membingungkan atau kabur SANGAT-KURANG: *tidak menguasai aturan sintaksis *terdapat banyak kesalahan * tidak komunikatif * tidak layak nilai.
SANGAT BAIK-SEMPURNA: *menguasai aturan penulisan *hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. CUKUP-BAIK: * kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. SEDANG-CUKUP: *sering terjadi kesalahan ejaan *makna membingngkan atau kabur. SANGAT-KURANG: * tidak menguasai aturan penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan * tulisan tidak terbaca *tidak layak nilai. (Diadopsi dari Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307308)
Skor Maksimum = 100 Cara menghitung hasil menulis karangan = N I+N II+N III+N IV+N V Keterangan: NI
= isi
N II
= organisasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
N III
= kosakata
N IV
= pengembangan bahasa
NV
= mekanik
Skor total dengan menjumlahkan hasil dari lima aspek tersebut. Standar Ketuntasan: Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 65. 3. Penilaian Proses Belajar-Mengajar a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar Proses belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Berdasar dari segi proses tersebut, dapat diketahui proses siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Sikap, minat dan aktivitas siswa dalam mengikuti penjelasan dari guru merupakan objek yang harus diamati dalam melakukan penilaian dalam proses pembelajaran (Gino, dkk, 2000: 36-39). Hal ini sangat penting, karena pembelajaran tidak semata-mata ditentukan oleh hasilnya. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang cenderung menunjukan hasil yang berciri antara lain: 1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri; 2) hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatanya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; 3) hasil belajar diperoleh siswa secara menyeluruh atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif, pengetahuan,atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama hasil yang diperolehnya, sedangkan ranah efektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari proses belajarnya, baik efek intruksional maupun efek samping yang tidak direncanakan dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 56). b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-Mengajar Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata memberikan penghakiman atas segala hal yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Akan tetapi, guru harus memiliki kriteria atau pedoman dalam memberikan penilaian dalam proses pembelajaran di kelas Klien (dalam Conny Semiawan, 2008: 4). Menurut Nana Sudjana (2006: 59), kriteria dalam menilai proses belajar mengajar meliputi beberapa hal. Pertama, konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum.
committerlaksananya to user Keberhasilan proses tersebut dapat dilihat secara nyata dalam bentuk dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
aspek, di antaranya; tujuan-tujuan pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara melaksanakan setiap jenis kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan. Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa. Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal; mengondisikan kegiatan belajar siswa, menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar, waktu yang disediakan untuk belajar mengajar, memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa. Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai adalah siswa memahami, mengikuti petunjuk yang diberikan guru, semua siswa turut serta melakukan kegiatan belajar, dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru (Nana Sudjana, 2006: 59). Ketiga motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam kegiatan belajarmengajar. Dalam hal ini siswa menunjukan motivasi belajar pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat; minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran; semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya; reaksi yang ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar-mengajar; melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru (Nana Sudjana, 2006: 60). Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam mengajar dan interaksi antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan komunikasi yang terbangun pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilihat dalam; tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa; bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2006: 60). Berbeda dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2008: 89), penilaian proses pembelajaran dalam kegiatan menulis dapat dilakukan dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran berlangsung. Sikap dan aktivitas siswa dalam pembelajaran bermula dari yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari tiga komponen, yakni afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terdapat suatu objek, sedangkan komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
Sarwiji Suwandi (2008: 89-90) menjelaskan bahwa objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap materi pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. 2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan mengabaikan hal-hal yang diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi sukar menyerap materi pelajaran. 3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap proses pembelajaran yang mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. 4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap kasus tertentu dalam materi pelajaran. Dalam kegiatan observasi, perilaku siswa dalam kegiatan menulis dapat diamati dengan format penilaian sebagai berikut. Tabel 2. Penilaian Proses Kegiatan Menulis Indikator No. Subj
Nama
Perhatian terhadap kegiatan pembelajaran menulis
Memerhatika n penjelasan guru
Perhatian terhadap gambar
Nilai
Ket
Kesung gu- han siswa dalam mengerj akan
1 2 3 4 5 Diadopsi dari Sarwiji Suwandi (2008: 89-90) Catatan: a.
Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut (diamati dari perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
1= Sangat kurang (siswa tidak peduli dengan kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung, siswa melakukan aktivitas sendiri dan sama sekali tidak memerhatikan guru, siswa acuh dengan gambar yang dibagikan guru, siswa melakukan aktivitas lain. 2= Kurang (siswa terlihat malas dan mengeluh tentang materi pelajaran yang diberikan, siswa hanya memerhatikan penjelasan guru jika ditegur guru, siswa menerima gambar yang diberikan guru tetapi hanya melihat sekilas, siswa melakukan aktivitas lain saat mengerjakan tugas dan melihat hasil pekerjaan teman) 3= Sedang (siswa terlihat pasif dan diam dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, pandangan siswa tertuju pada guru namun jika ditanya tidak bisa menjawab, siswa mengerjakan tugas tetapi masih melakukan aktivitas lain, seperti meminjam alat tulis temannya). 4= baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat aktif mengikuti pelajaran, siswa memerhatikan dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru, siswa menerima gambar yang diberikan guru dan mengamati serta mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat waktu) 5= amat baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihar antusias dan bertanya pada guru, siswa memerhatikan penjelasan guru dan bertanya jika kurang memahami, siswa sangat antusias menerima gambar yang dibagikan guru dan mengamati, mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa mengerjakan tugas, bekerja dengan sungguh-sungguh dan selesai mengerjakan tepat waktu) b. Nilai merupakan jumlah skor-skor tiap indikator perilaku. c.
Keterangan diisi dengan kriteria berikut: 1. Nilai 18-20 berarti amat baik 2. Nilai 14-17 berarti baik 3. Nilai 10-13 berarti sedang 4. Nilai 6-9 berarti kurang 5. Nilai 0-5 berarti sangat kurang Berdasar pada pendapat di atas peneliti menarik simpulan bahwa penilaian proses
tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran. commit toPenilaian user ini tidak hanya bermanfaat bagi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapainya. Bertolak dari beberapa kriteria tersebut penilai dapat melihat bagianbagian yang telah dicapai dan bagian-bagian yang belum dicapai untuk kemudian dilakukan tindakan dan upaya memperbaikinya.
4. Hakikat Media Pembelajaran a. Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2007: 6). Senada dengan Hujair AH.Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Berbeda dengan Romiszowski (dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti, 2001: 12) memberikan batasan media sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Di dalam proses belajar-mengajar penerima pesan itu adalah siswa, sedang pesan atau informasi tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru. Pembawa pesan (media) itu berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa dirangsang oleh media, lalu inderanya digunakan untuk menerima informasi. Apabila media itu membawa pesan/informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran, maka hal itu disebut media pembelajaran. Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arysad, 2005: 4) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala yang meliputi alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dan menyajikan pesan sehingga merangsang siswa untuk belajar atau sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang bisa dipakai biasanya berupa alat bantu visual, yaitu gambar, kaset CD, kamera, film slide, komputer dan alat-alat yang dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa. Senada dengan Ardiani Mustikasari (2008: 1) menyatakan media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa). Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untukto menyalurkan pesan dari pengirim (guru) commit user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses kegiatan belajar berhasil. Di dalam suatu proses belajar-mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan kepada penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Pesan tersebut berasal dari kurikulum yang disampaikan guru kepada siswa. b. Jenis Media pembelajaran Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 35), jenis media pengajaran dibedakan menjadi 4, yaitu media audio, media visual, media audiovisual dan media serbaneka.
1) Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber ke penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambanglambang auditif verbal, nonverbal, maupun kombinasi keduanya. Media audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Ada beberapa jenis media audio, yakni radio, piringan audio, pita audio, telephon, dan tape recorder. 2) Media Visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media visual gerak. Media visual diam antara lain: foto, ilustrasi, flash card, gambar kartun bisu yang diproyeksikan, peta, dan globe. Contoh media visual gerak antara lain film. 3) Media audio visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kelemahan dari media visual dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunaannya bila dibandingkan dengan media visual saja. Pada dasarnya, media audio visual dibedakan menjadi dua sesuai karakteristiknya, yaitu media audio visual diam dan media audio visual gerak. Contoh media audio visual diam antara lain: Slow scan TV, TV diam, film rangkai bersuara, halaman bersuara, buku bersuara. Contoh media audio visual gerak adalah film bersuara, pita video, film TV, dan gambar bersuara. 4) Media serbaneka. Media ini memiliki kesamaan sekaligus perbedaan karakteristik dengan ketiga media sebelumnya sehingga disebut media serbaneka. Hal yang termasuk ke dalam media ini adalah papan tulis, media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat seperti karya wisata dan kemah kerja. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Pemilihan media yang tepat akan memaksimalkan kualitas tujuan yang ingin dicapai. Dick Carey dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 100) memberi patokan dalam memilih media, yaitu 1) Ketersediaan sumber; 2) Ketersedian dana, tenaga, dan fasilitas; 3) Keluwesan, kepraktisan, daya tahan (umur media); 4) Efektivitas media untuk waktu yang panjang.
c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996: 150), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut: 1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran. 2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih mudah dipahami siswa. 3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis penggunaannya. 4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran. 5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa. Arief S. Sadiman,dkk (2007: 31-32) menjabarkan adapun syarat dan gambar yang cocok dengan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Autentik, gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sekitarnya. 2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok dalam gambar. 3) Ukuran relatif gambar dapat memperbesarkan atau memperkecil benda sebenarnya. 4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidak menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran, walaupun dari segi mutu kurang. Gambar karya siswa sendiri sering kali lebih baik. 6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Gambar hendaklah bagus dari sudut seni dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2005: 128) menguraikan beberapa pemilihan
gambar
untuk
tujuan
pembelajaran,
yaitu
mendukung
pencapaian
pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang memadai, validitas dan menarik. Gambar
harus benar-benar melukiskan konsep atau pesan isi yang ingin
disampaikan sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan. Gambar juga disesuaikan dengan tingkat usia siswa, sederhana atau rumit sehingga siswa tidak salah menafsirkan pesan dalam gambar itu. d. Pengertian Media Gambar Media gambar merupakan salah satu jenis media visual atau grafis. sesuai dengan pendapat Arief Sadiman, dkk. (2007: 29) yang menyatakan bahwa “media grafis meliputi gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, kartun, poster, peta dan globe”. Media gambar sangat umum digunakan dalam setiap pembelajaran karena kepraktisan dan kemudahannya dalam menggunakan, Walaupun telah banyak digunakan dalam setiap pembelajaran, tetapi media gambar tetap mampu menyita perhatian dari siswa dan mampu memberikan visualisasi yang lebih jelas mengenai konsep yang akan diberikan. Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari, misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2007: 125), mengemukakan bahwa “media gambar adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui kombinasi dan pengungkapan kata-kata dengan gambar”. Berdasar beberapa pendapat di atas, peneliti mengambil simpulan bahwa media gambar atau sejenisnya adalah media yang memvisualisasikan konsep ke dalam sebuah gambar atau yang menampakkan benda dan peristiwa umum digunakan di mana-mana, dapat dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran, untuk mengatasi kesulitan mendapatkan atau menampilkan benda aslinya di dalam ruangan kelas. Dengan media gambar akan memperjelas konsep instruksi yang dikomunikasikan guru sehingga siswa lebih mudah dimengerti dan menyerap informasi atau pengetahuan yang disampaikan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
e. Manfaat Media Gambar Untuk
meningkatkan
mutu
proses
belajar-mengajar,
guru
seharusnya
menggunakan media pembelajaran sebagai perantara sehingga guru akan lebih mudah dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus pandai memilih media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Secara umum, penggunaan media gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Sesuai dengan hal itu, penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran akan dapat membangkitkan keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, media gambar juga dapat berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat kemampuannya. Dengan menggunakan media gambar pada proses belajar mengajar dapat rnengembangkan kemampuan visual, mengembangkan imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak atau perstiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas, serta dapat membantu mengembangkan kepribadian anak. Peneliti dapat simpulkan bahwa manfaat media gambar dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi penyampaian pesan visual yang lebih konkret sehingga pesan tersebut dapat Iebih mudah dipahami. Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana (dalam Djamarah, 1996: 152), merumuskan fungsi media sebagai berikut:
1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif 2) Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. 3) Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran . 4) Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan, bukan sekadar melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
5) Penggunaan
media
dalam
pengajaran
lebih
dituangkan
untuk
mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang diberikan guru. 6) Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar. Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses belajar mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut: 1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu bahan yang guru sampaikan. 2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. 3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa. f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar Arief S. Sadiman,dkk (2007: 29-31) berpendapat bahwa kelebihan dari gambar adalah sebagai berikut: 1) Gambar sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, untuk mengingat kejadian masa lampau kemarin bahkan semenit yang lalu ataupun tempat yang jauh dari subjek, maka gambar sangat diperlukan; 3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, misal benda yang tidak dapat dilihat oleh mata dapat disajikan dengan jelas oleh gambar; 4) Gambar dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. 5) Gambar murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain itu, dapat diketahui bahwa kelebihan dari penggunaan media gambar adalah media gambar relatif lebih efektif dan efisien, mampu mengonkretkan pengetahuan yang abstrak sehingga mudah dicerna siswa. Media dan gambar dapat menyita perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa. Adapun kelemahan dari media gambar menurut Arief S. Sadiman,dkk (2007: 31), adalah sebagai berikut: (1) gambar hanya menekankan persepsi indera mata, (2) gambar benda yang terlalu komp1eks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan (3) gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar. Selain itu, kelemahan yang diperhatikan dalam penggunaan media gambar menurut Jadi, kelemahan dalam penggunaan media gambar adalah adanya keterbatasan persepsi yaitu hanya menekankan persepsi indera mata saja, dan perbedaan setiap anak dalam membaca gambar tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
g.
Pengertian Media Gambar Berseri
Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media gambar sebagai pendukung. Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan. Media gambar dapat berupa gambar berseri maupun gambar lepas. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukan situasi ataupun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar satu dengan yang lainya tidak menunjukan kesinambungan (Ella Farida Tizen, 2008). Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengertian gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual datar. Media gambar berseri memiliki kelebihan sebagai berikut: 1) Umumnya murah harganya, media gambar mengunakan kertas sebagai bahan baku sehingga harga relatif murah. 2) Mudah didapat, untuk mendapatkannya guru bisa menggandakan dengan cara memfotokopi. 3) Mudah digunakan, penggunaan media ini cukup dilihat dengan mata saja tanpa ada penngunaan alat lain sebagai penyerta. 4) Dapat memperjelas suatu masalah 5) Lebih realitas 6) Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan 7) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Namun demikian, media visual juga memiliki keterbatasan antara lain: 1) Semata-mata hanya medium visual commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
2) Ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar 3) Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkanya. h.
Media Gambar Seri sebagai Media Pembelajaran
Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis narasi di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa dalam keterampilan menulis. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi simpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997: 63) mengemukakan bahwa penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan. Tarigan (1997: 210) mengemukakan bahwa menulis melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Bertolak dari uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya dalam menyusun atau menulis suatu tulisan dengan menerjemahkan isi pesan visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan. Atas dasar uraian tersebut di atas, hendaknya guru mempertimbangkan penggunaan media gambar seri dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pengajaran menulis narasi. Hal ini dengan alasan bahwa dengan gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis narasi sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya.
B.Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pembelajaran menulis telah banyak dilakukan oleh banyak pihak, baik yang berbentuk studi kasus maupun berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian yang dapat dijadikan bukti bahwa media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan menulis adalah penelitian oleh Dewi Winarti commit to user “Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Narasi melalui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Penggunaan Media Gambar Seri di kelas V SD N Tempel Gatak Sukoharjo”. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa media gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi. Penelitian ini relevan dalam hal penggunaan media. Elen Inderasari (2007), dengan judul “Penggunaan Media Gambar Karikatur dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007” menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar karikatur dapat: (1) meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu siswa menjadi berminat dan antusias dalam proses belajar mengajar; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas X SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu keterampilan menulis argumentasi siswa meningkat dan siswa mampu menulis dengan kalimat, ejaan, pengembangan argumen dan ide dengan baik.
C.Kerangka Berpikir Pembelajaran menulis di SD Negeri Wonoharjo 1 selama ini masih belum menggunakan media, guru menggunakan metode ceramah, dan keaktifan siswa dalam bertanya pada guru masih kurang. Hal ini berdampak pada waktu pembelajaran yang kurang efektif karena siwa sulit menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan yang logis. Keadaan seperti ini ditandai oleh awal yang sangat mencolok, siswa merasa bingung harus mulai bercerita dari mana. Tidak dapat dimungkiri bahwa hal tersebut di atas berakibat pada rendahnya prestasi keterampilan menulis siswa. Situasi inilah yang ingin diperbaiki oleh peneliti. Untuk mengatasinya, dipilihlah penggunaan media gambar berseri. Melalui pemilihan media ini, siswa diharapkan mampu menulis narasi dengan baik, mudah memulai tulisan. Kemampuan menulis mencakup kemampuan memahami apa yang ditulis orang lain dan kemampuan menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan gagasan secara tertulis sesuai dengan situasi dan kondisi. Menulis merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang commit to user penting untuk dimiliki oleh semua siswa. Keterampilan menulis merupakan salah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
satu keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatnya. Menulis merupakan suatu proses penugasan ide atau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis yang berupa rangkaian simbol-simbol bahasa atau huruf (Nurhadi, 1995: 343) Kondisi Awal
Kemampuan Siswa
Kemampuan Guru 1) Guru mengajar dengan metode ceramah tanpa memberikan contoh karangan 2) Guru kurang memberi kesempatan bertanya siswa saat pembelajaran berlangsung 3) Guru kurang menggunakan media dalam pembelajaran menulis
1) Kemampuan siswa menulis siswa rendah 2) Siswa pasif selama pembelajaran berlangsung 3) Minat dan motivasi siswa terhadap pembelajaran menulis rendah 4) Perhatian dan konsentrasi siswa selama pembelajaran menulis rendah 5) Kualitas hasil menulis siswa rendah
Kolaborasi Peneliti + guru Proses Belajar-mengajar Penerapan Media Gambar Berseri dalam Pembelajaran Menulis
Kondisi Akhir 1) Kemampuan siswa meningkat 2) Siswa tertarik pada pembelajaran menulis 3) Siswa aktif selama pembelajaran berlangsung 4) Perhatian dan konsentrasi siswa selam pembelajaran menulis rendah 5) Kualitas hasil menulis siswa meningkat
Kondisi Akhir 1) Guru mengajar dengan metode, ceramah, tanya jawab dan memberikan contoh karangan 2) Guru memberi kesempatan bertanya siswa saat pembelajaran berlangsung 3) Guru sudah menggunakan media dalam pembelajaran menulis
commit to user Gambar 1.Kerangka Berpikir.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada perumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan menerapkan media gambar seri pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang pembelajaran menulis, maka dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Wonoharjo Desa Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini memiliki enam ruangan kelas (I, II, III, IV, V, dan VI), ruang guru, ruangan perpustakaan, serta memiliki WC Guru dan Siswa. Jam masuk sekolah dari kelas I s/d VI adalah pukul 07:15. Sekolah ini dipimpin oleh Suyanto A.Ma.Pd. Kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas IV. Penelitian akan dilaksanakan enam bulan, dari mulai data awal sampai memperoleh data yang sebenarnya atau sampai selesai dengan jadwal yang telah ditentukan. Tabel 3. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No
1
Kegiatan
Bulan Des
Jan
Feb
Persiapan survei awal sampai -x--
xx--
xxx-
Mar
Apr
Mei
penyusunan proposal 2
Pengumpulan data Prasiklus
---x
Pelaksanaan siklus 1
x---
Pelaksanaan siklus 2
-x--
Pelaksanaan siklus 3
--x-
4
Analisis data
xxxx
xx--
5
Penyusunan laporan
xxxx
xxxx
xxxx
B. Pendekatan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk melakukan perbaikan terhadap pendidikan sambil melakukan proses belajar-mengajar. commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu siklus yang terdiri atas adanya masalah, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Hal ini disebabkan masalah yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan dalam suatu tindakan sehingga perlu adanya tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum terselesaikan. Dengan demikian, pelaksanaan tindakan kelas cenderung dilakukan lebih dari satu kali untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Rochman (2004:119) karakteristik PTK meliputi: 1) Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan; 2) Diterapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau faktor-faktor yang telah ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian; 3) Terarah pada perbaikan dan peningkatan mutu kinerja guru di kelas; 4) Bersifat fleksibel 5) Banyak mengandalkan data yang diperoleh secara langsung dan pengamatan atas perilaku serta refleksi peneliti; 6) Bersifat situsional dan spesifik, umumnya melaksanakan dalam bentuk studi kasus.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo Wonogiri sejumlah 13 siswa terdiri dari 6 putri 7 putra. Selain siswa, subjek penelitian ini adalah guru kelas. Pihak yang bertindak sebagai guru mata pelajaran adalah Bapak Rinto Raharjo.
D. Sumber Data Penelitian Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
1. Peristiwa Pembelajaran Data yang dikumpulkan yaitu tentang pelaksanaan pembalajaran menulis narasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo baik sebelum tindakan (survei commit to user awal) serta saat dikenai tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
2. Informan (guru kelas) a. Guru kelas Data yang dikumpulkan, yaitu data tentang pelaksanaan pembelajaran menulis narasi yang dilakukan oleh guru, hambatanhambatan yang dihadapi serta usaha-usaha yang ditempuh guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut. b. Siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo Data yang dikumpulkan, yaitu data mengenai proses pembelajaran menulis narasi serta kesulitan yang ditemui siswa saat menulis narasi. 3. Dokumen Data yang dikumpulkan antara lain: Rencana Pembelajaran (RP), foto kegiatan pembelajaran menulis narasi, hasil tes siswa berupa karangan serta hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa maupun guru kelas.
E. Teknik Pengumpulan Data Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berikut ini penjelasannya. 1. Wawancara Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, apersepsi, dan keyakinan dari individu atau responden. Wawancara ini dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan sumber data. 2. Observasi Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi nontes yang biasa dilakukan kapan saja. “Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati suatu keadaan atau suatu kagiatan (tingkah laku)” (Kartadinata, 1998: 34). Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan siswa sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran menulis narasi dengan commit to user menggunakan media gambar berseri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
3. Dokumen Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil tes dan nontes. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengambilan gambar (foto). Dokumentasi merupakan data yang cukup penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa. Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu menggunakan dokumentasi sebagai salah satu data instrumen nontes. Foto yang diambil sebagai sumber data dapat memperjelas data yang lain. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan dan dipadukan dengan data lain. Pengambilan gambar dilakukan pada saat siswa melakukan beberapa aktivitas, yaitu menulis narasi dan pada saat guru memberikan bimbingan kepada siswa saat pembelajaran.
F. Uji Validitas Data Agar hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi memiliki tujuan untuk mengecek kebenaran data tertentu melalui kegiatan membandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan, dan sering menggunakan metode yang berlainan (S. Nasution, 1992:115). Pada penelitian ini, peneliti membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber atau triangulasi sumber. Informan yang dijadikan sumber adalah kepala sekolah, guru, dan siswa.
G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria dalam teknik ini berdasarkan kajian teoretis yang dipaparkan di depan. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan berikutnya commit to user secara bersama-sama antara guru sesuai siklus yang ada. Analisis data dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
dan peneliti sebab penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kerja sama antara peneliti dengan guru.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan rangakaian tahapan penelitian dari awal sampai akhir penelitian. Setiap tindakan menunjukkan peningkatan indikator tersebut yang dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus tediri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam tiga siklus. Prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut ini.
permasalahan
Slikus I Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi I
Pengamatan/ pengumpulan data I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan I
Refleksi II
Pengamatan/ pengumpulan data I
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsisni Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2008: 74) Langkah-langkah penelitian sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
a. Perencanaan Pada tahap perencanaan tindakan, kali pertama peneliti meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian, untuk melakukan tindakan kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan diteliti beserta tolok ukur keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Kemudian mencari guru yang akan dijadikan kolaborasi yang paham tentang mata pelajaran yang menjadi sumber PTK. Pada penelitian ini yang dijadikan tolok ukur pelaksanaan media pembelajaran, yaitu mengarang dengan menggunakan media gambar seri, yaitu (a) siswa mampu membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b) Siswa mampu menyusun cerita gambar seri dengan tidak mengulang kata-kata lalu, (c) Siswa mampu membuat karangan sesuai dengan topik. Menurut Sudarsono dalam Kasbolah penetapan tindakan dalam peneliti didasarkan atas (a) kajian teori atau penelitian yang relavan, (b) kesanggupan guru yang akan diteliti, (c) kemampuan siswa, dan (d) fasilitas dan sarana prasarana yang tersedia atau yang memadai, (e) iklim suasana di kelas dan fasilitas di sekolah. Atas dasar kelima aspek di atas, penulis memilih media pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri untuk menyelesaikan permasalahan tentang pembelajaran menulis narasi. b.Pelaksanaan Tindakan Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja guru dalam melaksanakan atau menerapkan media gambar seri dan aktivitas siswa selama dilaksanakan atau diterapkan media gambar seri. Guru memberikan mata pelajaran tentang menulis narasi dengan menggunakan media gmbar seri, dengan tahapan sebagai berikut: Tahapan awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran tentang menulis narasi, lalu guru menerangkan cara menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri . Guru memperlihatkan materi pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media gambar seri. Guru memperlihatkan bahan yang akan commit to user diajarkan yaitu gambar seri. Tahapan inti pembelajaran adalah siswa membuat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
karangan dengan menggunakan gambar seri yang sudah disediakan di depan kelas. Siswa diberi keleluasaan untuk membuat karangan dengan gambar yang telah disediakan di depan kelas sehingga siswa akan berkreasi atau akan membuat karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar yang dipampang di papan tulis. Guru mengumpulkan hasil kreasi siswa atau hasil membuat karangan, lalu guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil tulisan yang dibuat siswa dengan media pembelajaran menggunakan media gambar seri. Sesudah mendapatkan hasilnya lalu guru mengulangi pelajaran yang sudah disampaikan tadi sehingga siswa akan lebih jelas tentang materi pelajaran yang diajarkan. c. Observasi Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penelitian atau pada waktu pelaksanaan tindakan, penerapan media gambar seri dilaksanakan oleh guru kelas, peneliti sebagai observer yang akan mengobservasi tentang kinerja guru praktikan selama penerapan media gambar seri dan mengobservasi aktivitas siswa dalam pembelajaran berlangsung. Dalam mengobservasi harus mendapatkan data yang sesungguhnya yang yata yang terdapat di lapangan, pada saat belajar di lapangan harus mencatat catatan hasil di lapangan. Pada tahapan ini, diharapkan dapat dikenali sedini mungkin apakah tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahan positif dalam proses belajar sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, juga digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan yang sudah direncanakan.
d. Refleksi Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang dilakukan dengan (a) pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b) ketika tindakan sedang dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan yang dilakukan pada saat merefleksi, melakukan analisis, dan mengevaluasi atau mendiskusikan data yang harus diperoleh, penyusunan rencana tindakan yang hasil diperoleh melalui kegiatan observasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis atau diinterprestasikan (diberi makna) sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Jika setelah diinterprestasikan data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti dan observer melakukan langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi, jika pada pelaksanaan refleksi terhadap hal–hal dianggap baik, maka hal- hal yang baik tersebut harus terus digali.
I. Indikator Keberhasilan Penelitian Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian di atas, dapat dilihat dari indikator keberhasilan penelitian berikut ini: Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian Aspek yang Diukur
Prosentase
Cara Mengukur
Target Capaian Keaktifan siswa, minat
70%
Diamati
saat
pembelajaran
dengan
dan kemampuan siswa
menggunakan lembar observasi oleh
dalam pengembangan
peneliti dan dihitung dari jumlah siswa
ide selama
yang menampakkan keaktifan di saat
pembelajaran menulis
pembelajaran
narasi.
berupa karangan dan dihitung dari
dan hasil kerja siswa
jumlah siswa yang mampu menulis narasi dengan baik. Ketuntasan hasil belajar
75%
Diamati dari hasil kerja siswa berupa
(keterampilan menulis
karangan dan dihitung dari jumlah siswa
narasi siswa dengan
yang memperoleh nilai menulis narasi
menyusun kalimat yang
mencapai standar ketuntasan belajar
runtut, memperhatikan
minimal 65 untuk mata pelajaran Bahasa
aspek menulis meliputi
Indonesia
isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, mekanik)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal 1.
Survei Awal
a. Pelaksanaan Survei Awal Pelaksanaan survei awal ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Desember 2009 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) di ruang kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dalam pelaksanaannya, guru bertindak sebagai pengendali jalannya kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati pengendali jalannya pembelajaran. Adapun urutan tindakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Guru memberikan apresepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis. 2) Guru menjelaskan mengenai materi menulis narasi dan siswa menyimak. 3) Guru menugasi siswa menulis narasi. 4) Siswa mengerjakan tugas. 5) Siswa mengumpulkan tugas. 6) Guru mengakhiri pelajaran. b. Obervasi dan Interpretasi Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi keterampilan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Desember 2009. Guru mengajarkan materi menulis narasi hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah. Kemudian siswa langsung diberi tugas untuk membuat tulisan narasi. Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang agar dapat mengamati jalannya pembelajaran commit to user 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44
berdasarkan kegiatan tersebut. Secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai berikut. 1) Sebelum mengajar, guru membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembuatan rencana pembelajaran ini tidak melibatkan peneliti. 2) Guru sudah melaksanaan kegiatan pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan benar, yaitu dengan konseptual. Artinya, guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana pada awal pembelajaran, guru dengan jelas mengemukakan apa yang akan diajarkan pada hari itu kepada siswa, yaitu cara membuat karangan. Sebelum menugasi siswa membuat karangan, guru terlebih dulu menjelaskan mengenai karangan dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun karangan. 3) Guru menugasi siswa untuk langsung membuat karangan sesuai pada gambar yang telah diamatinya. 4) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlihat dalam kegiatan tindakan ini yaitu a) Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa, tentang seberapa jauh tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut disampaikan. b) Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas menyebabkan ia kurang berinteraksi dengan siswa sehingga ia tidak dapat memonitor siswa yang berada di bagian belakang kelas saat mengerjakan menulis narasi. c) Guru tidak menggunakan alat ajar lain selain buku pedoman. Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal sebagai berikut. a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Mereka commit to user lebih banyak bercanda dengan guru dan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45
b) Siswa masih kesulitan dalam membuat karangan. Hal ini terbukti saat mengajarkan materi banyak siswa yang bertanya-tanya kepada teman, tetapi tidak menanyakan dengan guru. Selain itu, mereka takut dalam menulis. Ditinjau dari segi hasil, ada delapan siswa atau sekitar 62% yang mendapat nilai di bawah 65 dalam tugas menulis narasi. 5) Hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut diperoleh gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan belajarmengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut. a) Siswa yang aktif selama pembelajaran sebanyak tiga siswa atau sekitar 23% sedangkan 10 siswa atau 77% lainnya tampak diam, berbicara dengan temannya, melamun, menelungkupkan kepalanya di atas meja, dan memainkan benda-benda tertentu (pulpen, penggaris, buku, dll). b) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diperoleh lima siswa atau sekitar 46% siswa sudah mampu menulis narasi dengan baik, yakni mendapat nilai di atas 65 sedangkan delapan siswa atau sekitar 62% siswa masih perlu perbaikan. Hal ini disebabkan karena siswa belum sepenuhnya paham terhadap materi.
Tabel 5. Nilai Proses Pembelajaran Menulis narasi Prasiklus
Indikator
No
Nama
Perhatian
Memerhat
Perhatian
terhadap
ikan
terhadap
kegiatan
penjelasan
gambar
pembelajaran
guru
Kesungguhan siswa dalam mengerjaka n
Nilai
Keterangan
menulis 1 2
Anisa Rurohmah Aulia Fahma F Putrid
4 3
4
5
4
17
Sangat baik
3
4
3
13
Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46
3
4 5 6 7 8 9 10
Lilis Setyaningsih Melly Rahmawati Reza Nuerbela Rezky Ayu Pangestik Amir Ananda Agung J.P Deny Tri Saputra Gadit Aryo Sadewo
2
2
3
3
10
Sedang
2
2
3
3
10
Sedang
2
2
3
3
10
Sedang
2
3
3
3
11
Sedang
2
3
4
2
11
Sedang
2
3
3
3
11
Sedang
2
2
3
2
9
Kurang
2
3
3
3
11
Sedang
11
Sidik Prasetyo
2
2
2
3
9
Kurang
12
Toni Nugroho
3
4
4
3
14
Baik
13
Bayu Pangestu
3
2
3
2
10
Sedang
Tabel 6. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis narasi Prasiklus
Aspek penilaian No
Nama
Isi
Organisasi
Kosakata
Penggunaan
(13-30)
(7-20)
(7-20)
bahasa
Nilai
Keteran gan
(5-25) 1 2
Anisa Rurohmah
21
17
18
23
5
84
Aulia Fahma F
20
18
14
22
5
79
Putrid
3
Lilis Setyaningsih
17
13
13
17
4
64
4
Melly Rahmawati
23
16
15
19
3
76
5
Reza Nuerbela
14
10
10
11
2
47
Rezky Ayu
18
12
11
18
4
63
12
11
11
2
51
6 7
Pangestik Amir
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47
8
Ananda Agung J.P
22
16
11
12
4
65
9
Deny Tri Saputra
13
10
10
10
3
46
10
Gadit Aryo Sadewo
14
14
10
8
4
50
11
Sidik Prasetyo
13
7
7
5
2
34
12
Toni Nugroho
20
18
17
22
5
82
13
Bayu Pangestu
22
13
12
11
4
62
Jumlah
803
Rata-rata
61,76
c. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut. 1) Posisi guru tidak hanya di depan kelas ketika memberikan penjelasan kepada siswa. Guru juga harus berkeliling untuk memonitor siswa yang berada di kursi paling belakang agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Jadi, perhatian guru bisa menyeluruh dan semua siswa merasa diperhatikan. 2) Agar siswa menjadi antusias dengan pembelajaran menulis narasi, perlu untuk melakukan inovasi dan mencari media alternatif yang dapat digunakan untuk menunjang pengajaran materi menulis narasi siswa. 3) Siswa
perlu
diberi
tambahan
pengetahuan
tentang
ejaan
yang
disempurnakan (EYD) serta tata kalimat dari paragraf yang benar.
B. Pelaksanaan Penelitian Proses penelitian ini silakukan dalam tiga siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, dan analisis dan refleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
1. Siklus Pertama a.
Perencanaan Tindakan I Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 1 Maret 2010 di ruang guru.
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 maret 2010 (dua jam pelajaran). Tahap perencanaan tindakan 1 meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi dengan media gambar berseri, yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Guru membuka pelajaran b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi menulis narasi. c) Guru menjelaskan materi menulis narasi dan siswa menyimak. d) Guru memberikan contoh secara lisan berdasarkan gambar berseri. e) Guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa. f) Siswa mengerjakan tugas. g) Siswa mengumpulkan tugas h) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas i) Guru mengakhiri pelajaran. 2) Guru dan peneliti menyusun rencana pembalajaran (RP) untuk materi menulis narasi berdasarkan silabus dari sekolah. 3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar berseri 4) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian berupa tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulils narasi. Contoh hasil pekerjaan siswa dapat dilihat dalam lapiran. Gambar berseri yang dipilih guru dan peneliti. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
b. Pelaksanaan Tindakan I Pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Maret 2010 selama dua jam pelajaran (2 X 30 menit) di ruang kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar-mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut: 1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis. 2) Guru menjelaskan mengenai materi menulis narasi dan siswa menyimak. Materi yang disampaikan misalnya tentang pengertian menulis narasi, struktur karangan, dan contoh-contoh tulisan karangan meskipun secara lisan 3) Guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa. 4) Siswa mengerjakan tugas. 5) Siswa mengumpulkan tugas 6) Siswa disuruh maju membacakan tugasnya, tapi hanya ada satu siswa yang bersedia maju, itu pun setelah ditunjuk oleh guru. 7) Guru menutup pembelajaran hari tersebut. c.
Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi
keterampilan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Maret 2010. Dengan kesempatan tersebut, guru menjelaskan materi keterampilan menulis narasi tidak hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah, tapi juga dengan sebuah inovasi yakni dengan penggunaan media yang berupa gambar berseri yang telah dipersiapkan sebelumnya. Siswa yang mendapat nilai terbaik diberi hadiah. Mereka terlihat senang. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil posisi di kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannya pembelajaran. Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang jalannya kegiatan belajar-mengajar (KBM) Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai berikut. 1) Sebelum mengajar, guru telah membuat rencana pembelajaran yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan menulis narasi dengan benar, yaitu dengan cara konseptual. Artinya, guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal pembelajaran, guru dengan jelas mengemukakan apa yang akan diajarkan hari itu kepada siswa, yaitu cara membuat karangan. Sebelum menugasi siswa membuat karangan, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai pengertian karangan dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun karangan. 3) Setelah penyampaian materi pelajaran, guru mengajak siswa untuk mengamati gambar berseri yang telah dipersiapkan sebelumnya, yakni gambar berseri yang bertema ”banjir”. Siswa disuruh untuk mengamati gambar berseri dan mereka-reka cerita dalam gambar tersebut dengan saksama. Usai mengamati gambar tersebut, guru menugasi siswa untuk langsung membuat karangan sesuai dengan gambar yang telah diamatinya. 4) Guru memotivasi beberapa siswa untuk membacakan hasil karanganya ke depan kelas. Namun, tidak ada siswa yang mau, kemudian guru menunjuk beberapa siswa dan meminta siswa yang lain untuk mencermati dan memberikan komentar serta masukan. 5) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlibat dalam tindakan ini, yaitu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
a) Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa, tentang seberapa jauh tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut disampaikan. b) Posisi guru lebih banyak di depan kelas yang menyebabkan ia kurang berinteraksi dengan siswa sehingga ia tidak dapat memonitor siswa yang berada di bagian belakang kelas saat mengerjakan tugas menulis narasi. Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal sebagai berikut. a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Mereka lebih banyak bercanda dengan guru dan temannya. b) Siswa masih kesulitan dalam membuat karangan. Hal ini terbukti, saat mengerjakan banyak siswa yang bertanya-tanya kepada teman. Selain itu. mereka takut salah dalam menulis. Ditinjau dari segi hasil hanya 5 c) siswa atau sekitar 38% yang sudah cukup baik dalam menulis narasi. Kelemahan yang ditemukan dari segi media berupa: a) ukuran gambar yang digunakan terlalu kecil sehingga mengganggu pengamatan siswa; b) gambar yang diberikan tidak berwarna sehingga kurang menarik. 6) Hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut diperoleh gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: a) Siswa yang aktif selama pembelajaran sebanyak 5 siswa atau sekitar 38%, sedangkan 8 siswa atau 62 % lainnya tampak diam, berbicara dengan temannya, melamun, menelungkupkan kepalanya di atas meja, dan memainkan benda-benda tertentu (pulpen, penggaris, buku, dan sebagainya). b) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 7 siswa atau sekitar 54 commit to user % siswa sudah mampu menulis narasi dengan baik, yakni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
mendapat nilai > 65, sedangkan 6 siswa atau sekitar 46 % siswa masih perlu perbaikan. Hal ini disebabkan siswa belum paham sepenuhnya terhadap materi menulis narasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Tabel 7. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Narasi Siklus I Indikator
Nama
No.
Perhatian
Kesunggu-
Perhatian
penjelasan
terhadap
guru
gambar
5
4
5
4
18
Sangat baik
3
3
5
4
15
Baik
4
4
5
4
17
Baik
3
3
5
3
14
Baik
terhadap
menulis
Anisa
Ket
kan
kegiatan
1
Memerhati
Nilai
han siswa dalam mengerjakan
Rurohmah 2
Aulia Fahma F Putri
3
Lilis Setyaningsih
4
Melly Rahmawati
5
Reza Nuerbela
3
2
3
2
10
Sedang
6
Rezky Ayu
3
3
4
3
13
Sedang
Pangestik 7
Amir
2
3
4
2
11
Sedang
8
Ananda Agung
3
3
4
3
13
Sedang
3
3
3
2
11
Sedang
2
3
3
3
11
Sedang
J.P 9
Deny Tri Saputra
10
Gadit Aryo Sadewo
11
Sidik Prasetyo
2
2
2
2
8
Kurang
12
Toni Nugroho
4
3
4
3
14
Baik
13
Bayu Pangestu
3
3
4
2
12
Sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
Tabel 8. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Narasi Siklus I No
Nama
Aspek penilaian Isi
Organisasi
Kosa
Pengg
Mekanik
(13-30)
( 7-20 )
kata
bahasa
( 2-5 )
( 7-20 )
( 5-25)
Nilai
Ket
1
Anisa Rurohmah
24
17
18
23
5
87
Tuntas
2
Aulia Fahma F
27
18
14
22
5
86
Tuntas
Putrid 3
Lilis Setyaningsih
17
14
13
17
4
65
Tuntas
4
Melly Rahmawati
27
16
15
19
3
80
Tuntas
5
Reza Nuerbela
14
10
10
11
2
47
Tidak tuntas
6
Rezky Ayu
18
12
11
18
4
63
Pangestik 7
Amir
Tidak tuntas
15
12
11
11
2
51
Tidak tuntas
8
Ananda Agung
22
16
11
12
4
65
Tuntas
13
10
10
10
3
46
Tidak
J.P 9
Deny Tri Saputra
tuntas 10
Gadit Aryo
14
14
10
8
4
50
Sadewo 11
Sidik Prasetyo
Tidak tuntas
13
7
7
5
2
34
Tidak tuntas
12
Toni Nugroho
25
18
17
22
5
87
Tuntas
13
Bayu Pangestu
24
15
12
12
4
67
Tuntas
Jumlah
831
Rata-rata
63,9
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
d. Analisis dan Refleksi Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut. 1) Posisi guru tidak hanya di depan kelas ketika memberikan penjelasan kepada siswa. Guru juga harus berkeliling untuk memonitor siswa yang berada di kursi bagian belakang agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Jadi, perhatian guru bisa menyeluruh dan semua siswa merasa diperhatikan. 2) Agar siswa menjadi antusias dengan pembelajaran menulis narasi, dirasa perlu untuk terus melakukan inovasi dan mencari media alternatif yang dapat digunakan untuk menunjang pengajaran materi menulis narasi kepada siswa. 3) Untuk mendorong siswa agar sukarela mengemukakan komentar, tanggapan, menjawab pertanyaan, dan menulis karangan dengan baik dan tepat. Sebaiknya guru memberikan hadiah kepada siswa, misalnya berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bisa juga berupa nilai tambahan kepada siswa, atau perlengkapan tulis. 4) Siswa perlu diberi tambahan pengetahuan tentang ejaan yang disempurnakan (EYD) serta tata kalimat dan paragraf yang benar.
2. Siklus Kedua a.
Perencanaan Tindakan II Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 Maret 2010 di kantor guru.
Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan sikluis II akan dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2010. Kemudian peneliti dan guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian selanjutnya. Rancangan kegiatan pada siklus II kali ini meliputi tindakan pembuatan rencana pembelajaran dengan gambar berseri berbeda dari siklus sebelumnya. Pemberian materi tambahan berupa ejaan yang disempurnakan serta pemberian rangsangan yang dapat menarik minat siswa berupa buku. Dalam commit to user kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan analisis hasil observasi terhadap
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
siswa kelas IV yang dilakukan pada siklus I. Analisis hasil observasi berupa nilai siswa pada siklus I, kesalahan penulisan yang banyak dilakukan siswa, kondisi pembelajaran siklus I, dan upaya perbaikan siklus I. Peneliti dan guru mendiskusikan kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya proses pembelajaran menulis narasi pada siklus I. Untuk mengatasi berbagai kekurangan tersebut, akhirnya disepakati halhal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi menulis narasi pada siswa. Hal-hal tersebut adalah posisi guru selama pelajaran berlangsung harus senantiasa berotasi agar guru dapat mengamati perilaku seluruh siswanya, baik yang duduk di kursi bagian depan maupun di bagian belakang. Untuk mengurangi kekurangan dari sisi siswa, terutama keengganan siswa untuk melakukan respons atau stimulus dari guru, serta mengemukakan pendapat, komentar, dan tanggapan, disepakati adanya pemberian hadiah kepada siswa yang aktif di kelas. Hadiah yang direncanakan berupa: nilai tambahan, ungkapanungkapan pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, baik, tepat sekali, pemberian alat tulis dan meminta siswa dengan karya terbaik untuk ke depan kelas. Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam menulis narasi serta agar siswa menunjukkan eksistensinya selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, ada hubungan timbal-balik antara guru dan siswa jadi pembelajaran tidak berlangsung searah. Selain itu, guru akan menambah pengetahuan siswa tentang bagaimana menyusun kalimat dan paragraf dengan ejaan yang benar. Guru akan membagikan hasil tulisan mereka pada siklus sebelumnya dan bersama siswa guru akan menganalisis salah satu tulisan untuk diperbaiki dan diberikan contoh. Sebagai upaya mengatasi kelemahan dari segi media telah disepakati penggunaan gambar berseri dengan gambar yang lebih besar. Gambar yang digunakan berwarna agar lebih menarik. Teratasinya satu masalah media tersebut diharapkan mampu menutupi kekurangan dari masalah lainnya. Peneliti dan guru kemudian menyusun rencana pembelajaran menulis narasi dengan media gambar berseri untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan bersama, peneliti commit to user dan guru memilih gambar.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Guru membuka pelajaran 2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang berkaitan dengan materi menulis narasi. 3) Guru menjelaskan materi menulis narasi dan siswa menyimak. 4) Guru memberi contoh secara lisan berdasarkan gambar berseri. 5) Guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa. 6) Siswa dan guru bersama-sama mengurutkan gambar yang masih acak 7) Siswa mengerjakan tugas 8) Siswa mengumpulkan tugas 9) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas. 10) Guru mangakhiri pelajaran. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes. Instrumen tes didapat dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Contoh hasil pekerjaan siswa dapat dilihat dalam lampiran. b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2010 selama dua jam pelajaran (2X40 menit) di ruang kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dalam pelaksanaan tindakan II, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran menulis narasi dalam siklus I, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dengan menempatkan diri di kursi paling belakang. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pendahuluan. Guru menyapa siswa dan melakukan presensi. Kemudian guru memberikan apersepsi serta menyegarkan kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas pada pertemuan yang lalu seperti “Coba sebutkan huruf besar itu digunakan untuk kata yang bagaimana?”. Guru juga menyinggung tentang bentuk paragraf dan penyusunan kalimat dengan ejaan yang benar. Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa. Siswa dianggap sudah mengerti penjelasan guru. Guru segera membagikan soal dan gambar kepada siswa. Siswa disuruh mengerjakan kembali soal seperti pertemuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
sebelumnya hingga waktu pelajaran habis dan siswa mengumpulkan pekerjaan mereka. Kemudian guru menutup pelajaran hari ini. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi keterampilan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2010. Penenliti mengamati guru yang sedang mengajar siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri dengan memosisikan diri di kursi belakang. Kegiatan observasi
ini
dimaksudkan untuk
mendeskripsikan apakah kekurangan-
kekurangan teknik pengajaran pada siklus I sudah bisa teratasi atau belum. Seperti pelaksanaan sebelumnya, guru akan mengajarkan materi keterampilan menulis narasi menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah. Namun sesekali mengadakan tanya-jawab agar terjadi interaksi dengan siswa. Kegiatan ini sifatnya hanya untuk menyegarkan kembali ingatan siswa tentang materi yang lalu. Pada pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan penggunaan media yang berupa gambar berseri yang telah dipersiapkan sebelumnya. Gambar berseri tersebut digandakan peneliti sebanyak jumlah siswa di kelas IV yaitu sejumlah 13 siswa. Siswa memperoleh satu buah gambar berseri dengan tujuan konsentrasi dan minat baca mereka tidak terpecah. Usai mengamati cerita tersebut, siswa disuruh berkomentar. Siswa dan guru bersama-sama mengurutkan susunan gambar tersebut. Setelah itu, siswa ditugasi untuk membuat karangan berdasarkan cerita tersebut dengan ejaan yang benar serta mampu mengungkapkan ide mereka dengan bahasa sendiri. Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti tetap berkedudukan di kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannya pembelajaran secara menyeluruh. Beracuan dari kegiatan observasi tersebut, diperoleh deskripsi mengenai jalannya kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan media gambar berseri sebagai berikut. Guru mengawali proses pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan commit to user melakukan tanya-jawab terhadap siswa seputar materi ketermpilan menulis narasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
yang telah disampaikan oleh guru pada hari Kamis, 11 Maret 2010 yang tujuannya untuk menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap materi yang nanti akan dibahas. Guru juga menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran menulis narasi yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu bagaimana menulis narasi yang benar, apa saja unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam karangan dan kaitannya dengan menulis narasi dengan media gambar berseri serta bagaimana ejaan, bentuk paragraf dan penyusunan kalimat yang benar. Berdasarkan kegiatan tersebut terlihat bahwa guru sudah berupaya untuk lebih mengaktifkan siswa melalui pemberian stimulus dan waktu yang memadai untuk mencoba memahami bagaimana menyampaikan gagasan dan komentar siswa tentang gambar berseri. Hasilnya, lebih banyak siswa yang aktif merespons secara tepat terhadap stimulusstimulus dari guru. Selain itu, guru sudah terlihat tidak mendominasi kelas. Pemberian hadiah berupa alat tulis berlangsung pada sesi akhir pembelajaran. Siswa terlihat antusias dengan stimulus ini. Pada pertemuan selanjutnya guru membagikan tugas pada siswa yang telah dinilai dan memberikan hadiah pada tiga siswa yang memiliki nilai terbaik. Usaha pemberian hadiah, baik berwujud nilai tambahan, pujian, maupun alat tulis bagi siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan tepat, ternyata terbukti mampu membangkitikan minat siswa untuk mengungkapkan komentar mereka, serta merespons pertanyaan guru secara sukarela. Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa melihat guru memberikan hadiah berupa pujian dan nilai tambahan pada siswa yang mau memberi respons terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya, tampak beberapa orang siswa yang mengangkat tangan untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan guru. Terlihat jelas adanya interaksi dari guru dan siswa. Siswa yang belum mampu menjawab pertanyaan dari guru, terlihat berdiskusi dengan temannya tentang jawabanjawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru. Berdasarkan pengamatan peneliti, guru mampu menggunakan gambar berseri sebagai media pembelajaran dalam kegiatan menulis narasi dengan baik. Siswa sangat tertarik dengan media gambar berseri yang diberikan guru. Hal ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
terlihat dari raut wajah mereka yang sangat antusias melihat gambar berseri yang disuguhkan. Hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar tersebut dari sisi siswa dapat dinyatakan sebagai berikut. 1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 9 orang atau sekitar 69%, sedangkan 4 orang atau sekitar 31% lainnya tampak melamun, berbicara dengan temannya, dan memainkan benda-benda tertentu (pulpen, penggaris, buku dan sebagainya) 2) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 9 orang atau sekitar 69% siswa sudah mampu menulis narasi dengan baik dan memuaskan, sedangkan 4 orang atau sekitar 31% siswa sisanya masih perlu perbaikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
Tabel 9. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Narasi Siklus II No
Indikator Nama
Perhatian
Memerhatikan
Perhatian
Kesunggu-
terhadap
penjelasan
terhadap
han siswa
kegiatan
guru
gambar
dalam
pembelajaran
Nilai
Ket
18
Sangat
mengerjakan
menulis 1
Anisa
5
4
5
4
Rurohmah 2
Aulia Fahma F
baik 5
4
5
4
18
Putri 3
Lilis
Sangat baik
3
4
5
4
16
Baik
5
4
5
4
18
Sangat
Setyaningsih 4
Melly rahmawati
baik
5
Reza nuerbela
3
2
4
3
12
Sedang
6
Rezky ayu
4
4
4
3
15
Baik
pangestik 7
Amir
4
3
4
3
14
Baik
8
Ananda agung
4
3
5
3
15
Baik
3
3
4
3
13
Sedang
2
3
3
3
11
Sedang
j.p 9
Deny tri saputra
10
Gadit aryo sadewo
11
Sidik prasetyo
2
2
2
3
9
Kurang
12
Toni nugroho
4
4
4
4
16
Baik
13
Bayu pangestu
4
3
4
3
14
Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Narasi Siklus II No
Nama
Aspek penilaian Isi
Organisa
Kosa
Pengg
Mekanik
(13-30)
si
kata
Bahasa
(2-5)
(7-20)
(7-20)
(5-25)
Nilai
Ket
1
Anisa Rurohmah
26
17
18
22
5
88
Tuntas
2
Aulia Fahma Putri
26
18
16
22
5
87
Tuntas
3
Lilis Setyaningsih
20
16
15
18
5
76
Tuntas
4
Melly Rahmawati
26
18
16
19
5
84
Tuntas
5
Reza Nuerbela
16
13
11
12
5
57
Tidak tuntas
6
Rezky Ayu
25
14
15
18
5
77
Tuntas
Pangestik 7
Amir
21
14
14
18
5
72
Tuntas
8
Ananda Agung J.P
25
17
14
17
5
78
Tuntas
9
Deny Tri Saputra
16
10
10
12
3
51
Tidak tuntas
10
Gadit Aryo Sadewo
17
13
13
16
5
64
Tuntas
11
Sidik Prasetyo
16
8
10
11
3
48
Tidak tuntas
12
Toni Nugroho
26
17
18
21
5
87
Tuntas
13
Bayu Pangestu
25
15
14
15
5
74
Tuntas
Jumlah
831
Rata-Rata
63,9
d. Analisis dan Refleksi Proses pembelajaran menulis narasi menggunakan media gambar berseri kelas IV pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2010 berjalan lancar. Siswa merespons dengan semangat dan antusias. Respons siswa terhadap pembelajaran cukup memuaskan. Hal itu ditunjukkan dengan antusias selama KBM 69% atau 9 siswa. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
sebelumnya telah dapat diatasi. Meskipun ada peningkatan dalam hasil tulisan siswa, tetapi agaknya ada siswa yang masih mengabaikan EYD dan tata tulis.
3.
Siklus Ketiga
a. Perencanaan Tindakan III Bertolak dari hasil analisis dan refleksi siklus II, peneliti bersama guru mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya untuk diterapkan pada siklus III. Kegiatan diskusi dilaksanakan pada hari Senin, 15 Maret 2010 di ruang tamu SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Peneliti dan guru berdiskusi dan menganalisis kekurangan dan kelebihan pada siklus II. Peneliti dan guru juga menetapkan jadwal penenlitian pada hari Kamis, 18 Maret 2010. Tahap tindakan III pertemuan pertama meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi dengan media gambar berseri, yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut. a) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa sebagai upaya menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap pembelajaran menulis narasi pada pertemuan yang lalu. Apersepsi kali ini meliputi pengetahuan siswa mengenai karangan dan penggunaan ejaan yang disempurnakan serta pembuatan paragraf yang baik. b) Guru memberi contoh karangan secara lisan berdasarkan gambar. c) Guru membagikan gambar berseri pada masing-masing siswa. d) Siswa mngurutkan gambar acak secara mandiri tanpa bantuan guru. e) Siswa menulis hasilnya di papan tulis. f) Guru menuliskan urutan yang benar. g) Guru menugasi siwa untuk menulis narasi berdasarkan urutan yang benar. h) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan mereka. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
i) Guru meminta siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. j) Guru menutup pelajaran. 2) Guru menyusun rencana pembelajaran (RP) untuk materi menulis narasi. 3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar berseri. 4) Peneliti dan guru mnyusun instrument penelitian berupa tes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Instrumen ini dapat dilihat dalam lampiran. b. Pelaksanaan Tindakan III Pada tindakan III, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 18 Maret 2010 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Dalam pelaksanaan tindakan III ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan proses pembelajaran menulis narasi dalam siklus II, peneliti tetap melakukan observasi terhadap pembelajaran. Kegiatan belajar-mengajar diawali dengan pendahuluan, guru menyapa siswa dan melakukan presensi. Kemudian guru memberikan apersepsi untuk menyegarkan kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas pada pertemuan yang lalu. Apersepsi kali ini berupa ejaan yang disempurnakan, pembentukan kalimat dan paragraf yang baik. Guru juga menyinggung tentang tata kalimat dalam penyusunan paragraf yang benar. Guru mengadakan tanyajawab kepada siswa mengenai materi menulis narasi. Pendahuluan ini dilakukan kurang lebih 15 menit. Guru kemudian memberi contoh karangan karangan dalam bentuk lisan. Karangan ini berdasarkan gambar berseri. Setelah itu, guru memberikan gambar berseri. Urutan gambar tersebut belum tepat sehingga siswa harus menyusun menjadi urutan yang benar terlebih dahulu sebelum membuat narasi. Guru membiarkan siswa secara mandiri menyusun urutan yang kemudian ditulis oleh siswa di papan tulis. Ada beberapa siswa yang maju untuk menulis urutan tersebut. Guru lalu menuliskan urutan yang benar. Siswa pun ditugasi membuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
karangan berdasarkan urutan yang benar. Setelah waktu pelajaran habis, siswa disuruh mengumpulkan tugas mereka. Guru lalu mengakhiri pelajaran. c. Observasi dan Interpretasi Selama pelaksanaan tindakan III peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dengan menjadi partisipan pasif yang duduk di kursi bagian belakang. Dari kegiatan ini, peneliti mencatat bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik, terbukti guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses belajar-mengajar secara jelas dan terencana. Siswa terlihat tertib dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Seperti halnya pertemuan-pertemuan sebelumnya, guru mengawali pelajaran dengan materi menulis narasi. Guru meminta siswa untuk mengingat kembali materi-materi menulis narasi yang telah mereka terima dari pertemuanpertemuan sebelumnya. Siswa menyebutkan tentang pengertian karangan, struktur karangan, dan contoh-contoh karangan. Pada kesempatan ini guru juga menyinggung kembali tentang tata kalimat dalam menyusun paragraf. Pada pertemuan kali ini materi yang diajarkan tetap sama yaitu keterampilan menulis narasi dengan media gambar berseri. Guru lalu memberi contoh karangan secara lisan. Usai memberi contoh, guru membagikan gambar berseri kepada siswa. Siswa terlihat antusias mengamati gambar tersebut karena gambar yang disajikan berupa gambar berwarna. Siswa disuruh mengurutkan gambar yang masih acak tersebut secara mandiri dan menuliskannya dipapan tulis secara sukarela untuk dikoreksi bersama-sama. Siswa kemudian disuruh untuk menulis narasi berdasarkan ganbar yang telah diurutkan tersebut. Guru juga menekankan bahwa siswa jangan lagi mengulangi kesalahan yang telah mereka ketahui dan telah mereka perbaiki. Setelah siswa selesai menulis, guru mengajukan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil tulisan mereka di depan kelas secara bergantian. Ada 3 siswa yang bersedia maju tanpa ditunjuk. Siswa lainnya menyimak dan memberikan komentar mengenai pembacaan tulisan teman mereka. Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya, kemudian commit to user memanfaatkan waktu yang tersisa dengan memberi kesempatan pada siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
bertanya. Setelah beberapa saat tidak ada yang mengajukan pertanyaan, guru mengakhiri pembelajaran hari itu dengan disertai pemberitahuan bahwa penelitian yang dilaksanakan antara peneliti dan guru kelas telah berakhir. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar tersebut dapat dinyatakan bahwa: 1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 10 orang atau sekitar 77%, sedangkan 3 orang atau sekitar 23% lainnya tampak diam, atau berbicara dengan temannya; 2) berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 11 orang atau sekitar 84%, sedangkan 2 orang atau sekitar 16% siswa masih perlu meningkatkan keterampilan menulisnya. 3) setelah pelaksanaan siklus III ini, dijumpai permasalahan berupa: a) teknik koreksi sendiri, kurang optimal karena baru kali ini siswa menerima materi tersebut. Seharusnya ada kelanjutan dari penerapan teknik tersebut; dan b) ada sebagian siswa yang sudah merasa bosan karena disuruh menulis narasi sebanyak 3 kali secara berturut-turut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Tabel 11. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Narasi Siklus III No
Nama
Indikator Perhatian
Memer
Perhatian
Kesunggu-
terhadap
hatikan
terhadap
han siswa
kegiatan
penjelasa
gambar
dalam
pembelaja
n guru
Nilai
Ket
18
Sangat
mengerjakan
ran menulis 1
Anisa Rurohmah
5
4
5
4
baik 2
Aulia Fahma F
5
4
5
4
18
Putrid
Sangat baik
3
Lilis Setyaningsih
4
4
5
4
17
baik
4
Melly Rahmawati
3
3
5
3
14
baik
5
Reza Nuerbela
3
4
4
3
14
baik
6
Rezky Ayu
4
4
4
3
15
baik
Pangestik 7
Amir
4
4
4
2
14
baik
8
Ananda Agung J.P
4
3
5
3
15
baik
9
Deny Tri Saputra
3
3
3
3
12
sedang
10
Gadit Aryo Sadewo
2
3
3
3
11
sedang
11
Sidik Prasetyo
3
2
2
3
10
Sedang
12
Toni Nugroho
4
4
4
2
14
baik
13
Bayu Pangestu
3
3
4
2
12
baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
Tabel 12. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Narasi Siklus III No
Nama
Aspek penilaian Isi
Organisas
Kosa
Pengg
Mekanik
(13-30)
i
kata
bahasa
(2-5)
(7-20)
(7-20)
(5-25)
Nilai
Keterangan
1
Anisa Rurohmah
26
19
17
22
5
89
Tuntas
2
Aulia Fahma Putri
26
18
17
21
5
86
Tuntas
3
Lilis Setyaningsih
25
18
17
21
5
86
Tuntas
4
Melly Rahmawati
26
18
17
20
5
86
Tuntas
5
Reza Nuerbela
22
15
13
18
5
73
Tuntas
6
Rezky Ayu
26
15
16
18
5
80
Tuntas
Pangestik 7
Amir
25
16
15
17
5
78
Tuntas
8
Ananda Agung J.P
26
18
15
18
5
82
Tumtas
9
Deny Tri Saputra
21
10
10
15
3
59
Tidak tuntas
10
Gadit Aryo
22
17
14
17
5
75
Tuntas
Sadewo 11
Sidik Prasetyo
21
10
10
12
4
57
Tidak tuntas
12
Toni Nugroho
26
17
17
20
5
85
Tuntas
13
Bayu Pangestu
25
17
14
18
5
75
Tuntas
Jumlah
1009
Rata-rata
77,6
d. Analisis dan Refleksi Ada beberapa kelemahan yang belum dapat diatasi selama pelaksanaan siklus III ini. Kendala tersebut berupa pelaksanaan teknik koreksi sendiri yang kurang optimal, serta adanya 3 siswa (23%) yang telah jenuh mengerjakan tulisan secara terus menerus. Kendala-kendala yang belum terselesaikan
tersebut,
kiranya dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Secara umum guru telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajarmengajar. Guru telah mampu memancing respons siswa terhadap proses belajarcommit to user mengajar tanpa membuat siswa merasa direndahkan. Respons tersebut berupa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
siswa dengan sukarela mengemukakan komentar, tanggapan, dan pendapatnya tanpa ditunjuk oleh guru. Berdasarkan hasil tulisan siswa, dapat disimpulkan bahwa media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa. Media gambar berseri yang digunakan kali ini telah sesuai dengan minat siswa, yaitu gambar berwarna. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan antara hasil pekerjaan siswa pada saat observasi, siklus I, siklus II, dan siklus III. Setelah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis narasi bermediakan gambar berseri, siswa mampu menulis narasi dengan baik. C. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan tindakan, maka pembahasannya dapat dikemukakan sebagai berikut. 1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi. Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada dilapangan. Berdasarkan hasil kegiatan survei ini peneliti menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas IV SDN Wonoharjo 1 masih tergolong rendah. Peneliti berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia, berupaya mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan media gambar berseri dalam pembelajaran menulis narasi. Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan siklus I. Siklus I merupakan tindakan awal untuk memperbaiki pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan gambar berseri. Dalam siklus ini, guru telah menggunakan gambar berseri sebagai media. Berdasarkan siklus pertama ini dapat dideskripsikan hasil pembelajaran menulis narasi menggunakan media gambar berseri. Bertolak dari deskripsi tersebut ternyata masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaannya. Kekurangan itu berasal dari guru, siswa, dan commit bahwa to userposisi guru yang berada di depan media. Dari guru diperolah pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
kelas membuat perhatiannya tidak menyeluruh. Dari segi siswa diketahui bahwa keantusiasan dan minat belajar siswa masih rendah. Hal itu terlihat dari jumlah siswa yang antusias sebesar 5 orang atau 38%. Dari segi media diketahui bahwa ukuran gambar terlalu kecil dan gambar tak berwarna. Kekurangan tersebut dapat dipahami karena siklus ini merupakan siklus pertama penelitian ini. Selama proses pembelajaran, siswa masih terlihat canggung dengan kehadiran peneliti. Guru dan peneliti menetapakan batas minimal kelulusan sebesar 60. Dari batasan minimal tersebut diperoleh hasil 7 siswa yang dapat menulis narasi dengan baik. Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran keterampilan menulis narasi menggunakan media gambar berseri pada siklus I. Solusi yang disepakati peneliti dan guru berupa perubahan solusi guru sewaktu mengajar dari statis di depan kelas menjadi rotasi ke seluruh kelas, pemberian motivasi belajar siswa dengan cara memberikan hadiah, serta menggunakan media yang berukuran lebih besar dan berwarna. Berdasarkan pelaksanaan siklus II dapat dilihat peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan siklus I. Pada siklus I, jumlah siswa yang telah mencapai hasil baik sejumlah 7 orang, maka pada siklus II inimenjadi peningkatan menjadi 9 orang. Pada siklus II ini juga masih ditemukan sedikit kekurangan/kelemahan. Kelemahan dan kekurangan tersebut berupa sikap siswa yang masih mengabaikan tata istilah bahasa Indonesia yang telah diajarkan guru. Untuk mengatasinya guru dan peneliti kemudian mempersiapkan tindakan untuk siklus III. Siklus III dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan/kekurangan terjadi dalam proses pembelajaran menulis narasi pada siklus II. Upaya mengatsi kekurangan pada siklus II berupa penerapan teknik koreksi sendiri dan penggunaan media yang lebih jelas dan menarik. Siklus III merupakan siklus terakhir dalam penelitian tindakan ini. Dalam siklus ini guru dan peneliti berusaha memperkecil segala kelemahan yang terjadi selama pembelajaran menulis narasi berlangsung. Siklus III dilaksanakan dengan menggunakan media gambar berseri untuk menguatkan hasil dari siklus I dan II bahwa penggunaan media gambar commit to user berseri terbukti dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
menulis narasi siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Pada siklus III ini, didapatkan hasil yang memuaskan. Jumlah siswa yang mampu menulis narasi dengan baik berjumlah 10 siswa. Kenaikan nilai pada siswa pada tiap siklusnya telah mengindikasikan efektivitas penggunaan gambar berseri sebagai media dalam pembelajaran menulis narasi. Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini meliputi: isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik. 2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru dan peneliti, guru berhasil melaksanakan pembelajaran yang mampu menarik minat siswa, yang berakibat pada meningkatnya keterampilan menulis narasi siswa. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik di kelas. Keberhasilan penggunaan media gambar berseri dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan menulis narasi dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut. a. Siswa terlihat aktif mengikuti pelajaran menulis Sebelum penelitian tindakan ini dilaksanan siswa terlihat kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis. Cara mengajar yang biasa digunakan adalah dengan ceramah dan menyuruh siswa mengerjakan tugas membuat tulisan. Kelemahan dari teknik ini adalah munculnya kebosanan siswa sehingga tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini terlihat dari suasana kelas pada saat pembelajaran menulis narasi sedang berlangsung, siswa tidak begitu aktif menanggapi stimulus dari guru. Ada yang tidak menaruh perhatian sepenuhnya pada proses pembelajaran dan ada pula yang berbicara dengan teman. Setelah dilakukan tindakan, yaitu dengan menggunakan gambar berseri sebagai media dalam pembelajaran, siswa tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Siswa terlihat begitu mengamati gambar berseri yang telah mereka baca. Selain itu, siswa mulai mau ikut aktif ambil bagian dalam proses commit to user pembelajaran yang sedang terjadi, seperti menjawab pertanyaan yang diajukan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
oleh guru kepada mereka. Keaktifan tersebut dapat dilihat dalam tabel 13 berikut ini.
Tabel 13. Prosentase Hasil Pembelajaran Antarsiklus Prosentase No Kegiatan Siswa
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Siklus III
1
Keaktifan/minat siswa
23%
38%
69%
77%
2
Kemampuan
46%
54%
69%
84%
menulis
narasi
Data diperoleh peneliti dari pengamatan proses pembelajaran di kelas. Peneliti melakukan penilain tersebut tanpa diketahui siswa. Hasil prosentase diperoleh dari perhitungan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran dibagi jumlah siswa kelas IV dikali 100%. b. Siswa mengalami kemajuan dalam pelajaran menulis narasi. Sebelum diadakan tindakan siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran menulis narasi. Siswa juga kesulitan untuk mengawali kegiatannya dalam pelajaran menulis, apalagi menuangkan gagasannya dalam bentuk tulisan secara logis. Kebanyakan siswa masih kacau untuk menuliskan suatu tulisan yang logis. Siswa masih menuliskan dengan alur yang meloncatloncat dan berputar-putar. Setelah
diadakan
tindakan,
kemampuan
menulis
karangannya
meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaannya. Mereka sudah mampu menulis narasi dengan lancar dan cerita yang logis. Hasil tulisan mereka menjadi lebih teratur. Susunan kalimat dan paragrafnya pun cukup baik. Hal ini tidak lepas dari peran guru yang selalu mengingatkan siswa untuk memperhatikan panggunaan bahasa dalam kalimatnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
c. Guru berhasil membangkitkan minat siswa Minat siswa terhadap pembelajaran menulis narasi dapat dikatakan mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa saat mengikuti kegiatan belajar-mengajar, siswa terlihat begitu antusias dan semangat. Misalnya banyak siswa yang mengajungkan tangan, menjawab pertanyaan dari guru, dan membaca dengan seksama gambar berseri yang telah dibagikan. Hal ini terjadi karena guru berusaha membangkitkan minat siswa dengan penggunaan media yang berbeda-beda dari kegiatan belajar mengajar yang biasanya, yaitu menggunakan media gambar berseri dan pemberian hadiah berupa pujian, penambahan nilai, dan benda-benda yang bermanfaat bagi siswa yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Mereka
merasa
kegiatan
belajar-mengajarnya
menjadi
semakin
menyenangkan karena tidak harus berhadapan dengan buku teks dan papan tulis melulu. Siswa merasa sangat terhibur karena adanya suasana baru dalam pembelajaran. d. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran serta mengembangkan materi ajar Sebelum peneliti ini guru yang bersangkutan menyatakan jarang menggunakan media pembantu dalam mengajarkan materinya. Guru hanya mengandalkan buku teks sebagai pegangan, selebihnya guru hanya menggunakan papan tulis, tugas tertulis, dan metode ceramah. Guru bersangkutan menjelaskan bahwa selama ini dalam mengajar, hanya menyampaikan apa yang telah tertulis dalam buku pegangan yang menurutnya telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini, tanpa pernah mencoba untuk mengadaptasikan materi tersebut dengan mediamedia yang lain yang mungkin saja sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran. Setelah diadakan tindakan penelitian, guru tersebut menyatakan bahwa dengan penggunaan media gambar berseri seperti dalam penelitian ini merupakan salah satu upaya membangkitkan minat siswa terhadap commit to user pembelajaran. Selain itu, guru juga menyatakan bahwa ia terinspirasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
untuk mengembangkan metode mengajar pada materi yang lain demi meningkatkan kualitas pembelajaran pada kesempatan berikutnya. Selain itu, beliau akan mengadakan beberapa perbaikan cara mengajar agar mata pelajaran yang ia ampu menjadi semakin menarik dan memancing minat siswa untuk belajar. e. Nilai yang diperoleh siswa meningkat pada tiap siklusnya Proses penilaian dalam penelitian ini menekankan pada isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik. Peneliti dan guru menetapkan batas minimal kelulusan pada semua siklus sebesar 65. Nilai rata-rata siswa meningkat dalam tiap siklus, yaitu: 63.9% pada siklus I, 73,2 pada siklus II, dan 77,6% pada siklus III. Daftar nilai dapat dilihat pada lampiran. 3. Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya Kendala dalam pelaksanaan siklus I berupa posisi guru yang selalu berada di depan kelas membuat perhatiannya tidak menyeluruh, antusiasme siswa rendah, minat belajar mereka masih rendah, dan ukuran gambar terlalu kecil serta tak berwarna. Kendala ini diatasi pada siklus II. Posisi guru diupayakan selalu berpindah-pindah, siswa dirangsang untuk aktif, dan media yang digunakan sesuai keluhan siswa, yakni gambar diperbesar agar lebih jelas dan berwarna agar lebih menarik. Pelaksanaan siklus II masih dijumpai kendala yang terjadi selama proses penelitian. Kendala tersebut berupa adanya siswa yang masih mengabaikan tata istilah bahasa Indonesia yang telah diajarkan guru. Setelah pelaksanaan siklus III masih terdapat beberapa kendala berupa teknik koreksi sendiri kurang optimal diterapkan karena baru kali ini siswa menerima materi tersebut. Seharusnya ada kelanjutan dari penerapan teknik tersebut. Ada beberapa siswa yang mengeluh karena jenuh mendapat tugas menulis. Peneliti tidak mendapatkan kendala teknis karena segala sesuatau telah dibicarakan dengan pihak sekolah dan guru. Kedua pihak tersebut merasa senang dengan kedatangan peneliti yang membawa inovasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
baru dalam pembelajaran karena sebelumnya guru jarang menggunakan media tambahan lain selain buku ajar, lembar kerja siswa, dan papan tulis. Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar-mengajar di kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dampak positif tersebut dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini. Tabel 14. Indikator Keberhasilan Penelitian No
Aspek yang
Cara mengukur
Diukur
Prosentase Capaian Prasiklus
Siklus
Siklus II
I 1.
Keaktifan
Diamati saat
siswa,minat dan
pembelajaran
kemampuan
dengan
siswa dalam
menggunakan
pengembangan
lembar observasi
ide selama
oleh peneliti dan
pembelajaran
dihitung dari
menulis narasi
jumlah siswa yang menampakkan keaktifan di saat pembelajaran dan hasil kerja siswa berupa karangan dan dihitung dari jumlah siswa yang mampu menulis narasi dengan baik.
commit to user
23%
38%
Siklus III
69%
84%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
2.
Ketuntasan hasil
Diamati dari hasil
belajar
kerja siswa berupa
(keterampilan
karangan dan
menulis narasi
dihitung dari
siswa dengan
jumlah siswa yang
menyusun
memperoleh nilai
kalimat yang
menulis narasi
runtut,
mencapai standar
memperhatikan
ketuntasan belajar
aspek menulis
minimal 65 untuk
meliputi isi,
mata pelajaran
organisasi,kosaka
Bahasa Indonesia
ta, penggunaan bahasa, dan mekanik)
commit to user
46%
54%
69%
84%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri, ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus meliputi: (1) tahap persiapan dan perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3) tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi. Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni terdapat peningkatan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil menulis pada siswa kelas IV SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri. Peningkatan ini terjadi setelah guru dan peneliti melakukan upaya pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media pembelajaran gambar ber seri. Secara singkat simpulan hasil penelitian ini yakni terdapat peningkatan. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian sebagai berikut. 1. Ada peningkatan kualiatas proses pembelajaran menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri. Selama proses penelitian, minat siswa pada siklus I sebesar 38%, pada siklus II minat siswa meningkat menjadi 69%, dan pada siklus III minat siswa meningkat menjadi 84%. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: 2. Ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri. . Peningkatan tesebut ditandai dengan peningkatan penguasaan aspek-aspek menulis seperti isi, organisasi penulisan, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik dalam penulisan. Rerata nilai siswa, yaitu: 63,9% pada siklus I, 73,2% pada silkus II,dan 77,6% pada siklus III. B. Implikasi Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses dan hasil pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu commit to user 77
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
kemampuan
dalam
mengembangkan
materi,
kemampuan
guru
dalam
menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih madia yang digunakan dalam pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana yang memadai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Selain kemampuan menyampaikan materi dengan baik, pemilihan media pembelajaran yang tepat akan sanagat mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan media yang tepat tersebut akan dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar, kondusif, efektif, dan efesien. Secara lebih rinci, dapat dijelaskan masing-masing aspek di atas, diantaranya adalah peneliti dapat membuka pengalaman baru bahwa pembelajaran menulis narasi dapat dilakukankan dengan media pembelajaran gambar berseri. Pelaksanaan pembelajarn ini melibatkan guru dalam membimbing dan siswa selama proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan menerapkan media ambar ber seri dalam pembelajaran menulis dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi. Oleh karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan media gambar berseri sebagai media dalam pembelajaran menulis. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media alternatif dalam melaksanakan pembelajaran menulis yang efektif dan menarik minat siswa untuk menulis. Dengan media ini, rasa takut, malu, dan grogi yang ada pada diri siswa saat tampil bercerita di depan commit to user kelas dapat teratasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
Dengan diterapkannya media gambar berseri dalam pembelajaran menulis, kemampuan menulis narasi siswa dapat terkembangkan. Semula, sebagian siswa tidak dapat menulis dengan baik karena keterbatasan waktu pembelajaran yang kuatang efektif. Sekarang, dengan media ini mereka semua dapat menulis narasi lebih baik dan mengefektifkan waktu pembelajaran. Penerapan media pembelajaran terbukti dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi siswa, dalam hal ini (1) kemampuan penggorganisasian gagasasan, (2) pemilihan kata sudah tepat, (3) penggunaan kosa kata yang bervariatif, (4) mekanika tulisan yang berkaitan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi guru sebagai motode pembelajaran yag inovatif. Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran menulis berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat teratasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran,
dapat
dideskripsikan
terdapatnya
peningkatan
kualitas
pembelajaran menulis narasi baik proses maupun hasilnya. Dari segi proses, pembelajaran menulis narasi dengan media gambar berseri dapat mengefektifkan waktu, memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa untuk menulis narasi dengan baik sehingga mereka tidak lagi takut, bingung saat diminta menulis narasi karena sulit mengungkapkan ide.
C. Saran Berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran menulis secara aktif, supaya lebih meningkatkan kemampuan menuangkan ide/gagasan, dengan jalan mereka perlu memahami materi secara mendalam. Hal yang lain adalah siswa harus memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, aktif dalam pembelajaran, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Siswa juga harus berperan aktif menciptakan suasana belajar yang kondusif. Hal tersebut disarankan kepada siswa untuk secara kontinyu melalui pengarahan dari guru untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi. 2. Bagi Guru Pertama, para guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya guru malakukan perencanaan dan evaluasi. Hal tersebut penting dilakukan, agar dalam pelaksanaanya guru dapat memperkecil bahkan menghilangkan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga wawasan atau pemahaman terhadap aspek-aspek tersebut dapat dimiliki. Guru juga harus mampu memillih metode dan media yang sesuai untuk mengajar agar menarik minat siswa. Dengan demikian, kompetensi dasar yang sudah dirumuskan di dalam kurikulum dapat tercapai sesuai yang diharapkan. 3. Bagi Sekolah Pihak sekolah disarankan secara bertahap untuk menyediakan fasilitas pembelajaran secara memadai, sarana dan prasarana yang mencukupi sehingga mampu menunjang keberhasilan proses pembelajaran menuli narasi. Lebih lanjutnya adalah penyediaan buku-buku berkaitan di perpustakaan sebagi wahana pengembangan minat baca siswa. 4. Bagi Pembaca Bagi para pembaca, disarankan agar bisa mengambil manfaat, setelah membaca penelitian ini dan mengkritisi secara lebih mendalam sehingga tidak terjadi kesalahan pemahaman. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia. Adolf Heuken.2008. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius. Agus Suriamiharja, M.Pd, dkk (1996/1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud. Ardiani
Mustikasari. 2008, Mengenal Media Pembelajaran. Dalam http://eduarticles.com/mengenal-media-pembelajaran/html. Diakses Senin 15 Februari 2010.
Arief S. Sadiman,R. Raharjo, Anung Haryono M, Rahardjito. 2007. Media Pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada. Asnul Wiyanto 2004. Menulis Paragraf. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya. Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta: Depdiknas. Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Maulana. Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Bahasa dan Sastra.Yogyakarta: BPFE- Yogyakarta. Conny Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.Klaten: Macanan Jaya Cemerlang. Departemen Pendidikan Nasional. 2006b. Peraturan menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Standar Isi Kerangka Dasar & Struktur Kurikulum. Jakarta: Depdiknas. Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional Design Principal). Jakarta: Kencana Prenada Media group. Djago
Tarigan (1996). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung : Angkasa. commit to user 81
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Ella Farida Tizen.2008. Teknik Bercerita dalam Bimbingan Konseling. Dalam http//ellafaridatizen.wordpress.com//, diakses 6 juni 2008. Enco Mulyana. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta:Kencana Predana Media Group. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan.2002.Belajar dan Pembelajaran 1. Surakarta:UNS press. Gorys Keraf. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Henry Guntur Tarigan. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. ----------------1985. Berbicara: Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press Laminudin Finoza. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia. Lauri S. Friedman. 2009. “Description: Provides model essays on a current controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay, including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays”. (FarmingtonHillsMichiganUnitedStates). Copyright Statement 2009 Greenhaven Press, a part of Gale, Cengage Learning. (http://go.galegroup.com/ps/aboutEbook.do?pubDate=120090000&actio nString=DO_DISPLAY_ABOUT_PAGE&inPS=true&prodId=GVRL&u serGroupName=journal/iduns&searchType=BasicSearchForm) diakses Rabu 3 Februari 2010. Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty. Masnur Muslich.2007. Jenis Karangan dan Langkah-langkah Mengarang. http://muslich–m.blogspot.com/2007/08/jenis-karangan-dan-langkahlangkah.html. Diakses pada tanggal 1 Februari 2010 pukul 08.00 WIB. Mudjiono Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nana Sudjana. 2006. Penilaian commit Hasil Proses to user Belajar Mengajar. Bandung:PT. Remaja Rosdakarya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
Nasution, S. 1992. Metode penelitian naturalistik-kualitatif. Bandung : Tarsito Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang Nursisto.1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita Nurudin. 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang:UMM Press. Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara Rochman Natawidjaya. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung:IKIP Bandung. Sabarti Akhadiah. (1996/1997). Menulis. Jakarta : Depdikbud Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1996. Menulis. Jakarta: Dikti. Sarwiji Suwandi. 2008. Model Assesmen dalam Pembelajaran Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru ( PLPG ). Surakarta: Panitia sertifikasi guru. Suhartono. 2007. Penggunaan Aktivitas-aktivitas Model ( Model Activities ) dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar dalam Paedagogia Jurnal Penelitian Pendidikan Jilid 10 Nomor 2. Surakarta: FKIP UNS. Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press. Syarkawi. 2008. Kemampuan Mengembangkan Karangan Karangan berdasarkan Teks Wawancara oleh Siswa Kelas 1 SMPN 1 Kecamatan Seunagan Kabupaten Naga dalam http://one.indoskripsi.com/judul-skipsi/Toto Sutarto G. Utari. 2006. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Prisma Press.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN PRASIKLUS
commit to user 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Lampiran 1 Cacatan Lapangan 1 Hari / tanggal
:Senin 25 Januari 2010
Waktu
:09.00 WIB
Jenis
:Wawancara mendalam
Objek penelitian :Guru kelas IV
Setting : Observasi ini dilakukan di ruang tamu kapala sekolah. Ruangan tersebut terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tamu tersebut terdapat satu set meja dan kursi tamu. Deskripsi: Peneliti mengawali wawancara dengan obrolan-obrolan ringan agar suasana akrab antara peneliti dan guru terjadi . guru menyambut kedatangan peneliti dengan baik. Peneliti : Begini Pak? maksud kedatangan saya kemari adalah untuk mengajak bapak bekerja sama dalam penelitian yang akan saya gunakan guna untuk menyusun skripsi. Saya harap bapak bersedia bekerja sama dan mau membantu. Guru
: O, iya Mbak , tidak ada apa-apa.saya akan membantu sebisa saya.
Peneliti : Terima kasih Pak? Saya mau menanyakan tentang pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam proses dan penilaian, materi apa yang dirasa sulit untuk siswa? Guru
: Materi yang dirasa sulit ya Mbak, siswa di sini kesulitan dalam membaca puisi dan mengarang.
Peneliti : O, membaca puisi dan menulis karangan ya Pak? Guru
: Iya Mbak?
Peneliti : Yang lebih mendesak untuk ditingkatkan yang mana Pak? Guru
: Menulis Mbak soalnya kan menulis jadi ujian semester sedangkan membaca tidak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Peneliti : O, begitu ya Pak. Kalau begitu apa saya bisa melakukan observasi saat materi tersebut diajarkan, Pak? Guru
: Bisa Mbak, datang saja hari Kamis besok jam pertama.
Peneliti : Baik Pak, Kamis saya akan datang. Sekian dulu ya Pak saya mohon pamit terima kasih atas bantuannya. Peneliti : Iya Mbak. Refleksi : Bercuan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru, diperoleh hasil bahwa materi yang kurang diserap dengan baik oleh siswa adalah materi berbicara (membaca puisi) dan menilis (mengarang). Menurut guru, guru yang mendesak untuk dilakukan perbaikan adalah materti menulis narasi karena materi menulis ada di dalam ujian semester. Peneliti dan guru sepakat memilih materi menulis narasi sebagai fokus penelitian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Lampiran 2 Catatan Lapangan 2 Hari / tanggal
: Rabu, 27 Januari 2010
Waktu
: 07.00 WIB
Jenis
: Observasi pratindakan
Objek penelitian : siswa kelas IV Guru bidang studi Bahasa Indonesia Setting: Observasi ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4x6 m. Di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru 16 Buah meja dan 32 kursi utuk siswa, di dinding kelas terdapat gambar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar Burung garuda dan pahlawan, jam dinding dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini dilakukan seluruh siswa hadir. Siswa yang tidak menyangka akan diamati, terlihat gaduh dan bertanya pada guruya perihal kehadiran peneliti. Guru kemudian mengenalkan peneliti pada siswa dan guru pun memulai pelajaran tersebut.
Deskripsi: Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran dan mengecek beberapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti menempatkan diri sebagai partisipan pasif dengan berada di tempat duduk paling belakang sehingga peneliti dapat mengamati jalanya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa mengganggu proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung. Di kelas IV guru menjelaskan mengenai materi menulis karangan, kemudian menjelaskan tujuan menulis karangan.sesekali guru mengajukan pertanyaan pada siswa, kemudian meminta siswa untuk mengacungkan jari dan menjawab namun tidak seorang siswa pun yang berani menjawab dengan tegas sambil mengancungkan jari, kebanyakan mereka hanya bergumam. Guru pun akhirnya menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tesebut. Siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
tersebut ternyata tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, jawabanya belum tepat. Respons siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru dirasakan tidak begitu baik oleh guru. Hal tersebut membuat guru menyampaikan materi dengan cara ceramah, tanpa tanya jawab. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar terlihat kurang begitu antusias meski jam pelajaran ini ditempatkan pada jam pertama. Saat guru mencoba menjelaskan materi tentang menulis karangan ada siswa yang ramai berbicara pada temannya, ada siswa yang melamun dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika guru memberikan tugas menulis karangan, siswa terlihat bingung karena siswa belum mengerti penjelasan guru. Meski begitu tidak ada siswa yang mau bertanya kepada guru. Mereka pun mengerjakan tugas sebisa mereka dan sesekali melihat pada temannya. Pelajaran pun berakhir dan siswa diminta mengumpulkan hasil pekerjaan mereka. Sebagian besar siswa belum selesai mengerjakan tugas. Guru pun memutuskan agar tugas tersebut diselesaikan di rumah untuk dikumpulkan esok harinya.
Refleksi : Kegiatan belajar-mengajar di kelas IV berlangsung pasif, sebab kebanyakan siswa tidak aktif menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru. Siswa tidak mau bertanya apabila ada yang belum jelas. Guru yang bersangkutan pun terlihat cukup kesulitan dalam mengatasi hal tersebut. Observasi ini merupakan survei awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kondisi awal dalam kegiatan belajar menulis karangan yang dilakukan oleh guru. Survei awal ini dilakukan oleh guru. Survei awal ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah sehingga peneliti dapat menemukan rencana untuk penlitian selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Lampiran 3 Catatan Lapangan 3 Hari / tanggal
: Rabu, 27 Januari 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Jenis
: Wawancara
Subjek penelitian : Toni Nugroho (siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri)
Setting: Wawancara dilakukakan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4 x 6 m. di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru dan 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan beberapa bank data kelas. Deskripsi : Informan adalah salah satu siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dari percakapan awal peneliti dapat mengetahui bahwa informasi kurang begitu menyukai cara mengajar guru Bahasa Indonesia yang menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan kurang melibatkan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, selain itu siswa juga berkeluh kesah bahwa mereka sering disuruh menyimak dan mencatat. Hal ini terbukti dari hasil pembicaraan antara peneliti dengan informan tersebut. Hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada percakapan di bawah ini. Peneliti : Apakah kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia, Dik? Siswa : Suka Bu, tapi kadang-kadang bosan juga karena disuruh mendengarkan dan mencatat saja. Peneliti : Lalu kamu ingin pelajaran Bahasa Indonesia yang seperti apa, Dik? Siswa
: Yang tidak membosankan Bu? Yang menarik yang tidak mencatat dan mendengarkan saja.
Peneliti : Kira-kira pelajaaran pelajaran yang seperti apa yang kamu inginkan, Dik?
Siswa
commit to user : Yang menarik tidak membosankan Bu? Yang ada gambar-gambarnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Peneliti : Kalau guru hanya menggunakan buku pedoman itu saja, ya dik? Siswa ; Iya Bu, tadi disuruh mengarang. Peneliti : Ya sudah, itu saja dulu ya dik? Terima kasih. Siswa : Iya Bu?
Refleksi : Informan merasa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan karena dalam pembelajaran lebih sering kegiatan mencatat dan mendengarkan saja, tanpa adanya inovasi-inovasi baru atau cara-cara baru dalam mengajar selain metode ceramah yang digunakan. sendiri, seperti menggambar atau berbicara dengan temanya, pada dasarnya untuk siswa-siswa SD mereka sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan gambar, bagi mereka hal itu adalah hal yang menarik daripada mendengarkan dan mencatat saja. selama ini guru hanya membacakan saja tanpa ada media yang lain yang dapat digunakan sebagai media penunjang untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Melihat keadaan seperti di atas, maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut mengenai permasaalahan ini dan memberikan inovasi baru atau pembeharuan dalam dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN SIKLUS I
commit to user 91
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
Lampiran 4 Catatan Lapangan 1 Hari/Tanggal
: Senin, 1 Maret 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Jenis
: Obsevasi mendalam (tahap perencanaan siklus 1)
Subjek Penelitian
: Guru kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri
Setting: Observasi ini dilakukan di ruang tamu sekolah. Ruangan tersebut terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tersebut terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang tersebut berukuran 3 x 6 meter.
Deskripsi: Peneliti mengawali kegiatan perencanaan pelaksanaan tindakan 1 dengan menjelaskan kepada guru kelas, mengenai penelitian yang akan dilaksanakan dengan tujuan menyamakan persepsi antara guru dengan peneliti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman atau salah pengertian antara guru dan peneliti yang dapat menghambat pelaksanaan penelitian. Setelah itu, peneliti juga menjelaskan kepada guru
hal-hal yang
berkaitan dengan penelitian serta membahas mengenai hasil survei awal yang dilakukan peneliti sebelumnya, tujuannya agar guru juga memahami berbagai kondisi yang ada dalam survei awal serta kelemahan yang terdapat pada proses belajar-mengajar, baik ditinjau dari segi guru dalam menyampaikan
materi
kepada siswa maupun siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru. Peneliti bersama guru menyusun rencana tindakan yang akan diambil untuk melaksankan tindakan 1 yang bertujuan agar dapat mengatasi berbagai permasalahan yang ada. Permasalahan yang muncul dalam survei awal yang ditemukan oleh peneliti adalah : 1. Siswa kurang tertarik pada pelajaran Bahasa Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
2. Siswa kurang tertarik ketika guru mengajarkan materi pelajaran Bahasa Indonesia tanpa menggunakan media. 3. Siswa tertarik pada gambar-gambar. 4. Siswa masih malu berbicara di depan kelas. 5. Guru mengalami kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia. 6. Guru kesulitan dalam menentukan metode yang tepat untuk mengajarkan ketrampilan berbahasa yang dapat menarik minat belajar siswa. Guru juga menyadari keadaan tersebut. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut akhirnya disepakati bahwa guru akan mengajar dengan media gambar berseri sebagai media pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui fakta dari penggunaan media gambar, nantinya dapat meningkatkan ketrampilan berbahasa siswa atau tidak. Selain itu juga bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia. Setelah peneliti dengan guru melakukan perundingan akhirnya disepakati hari, tanggal dan waktu yang diberikan oleh guru kepada peneliti untuk melakukan penelitian. Siklus 1 direncanakan pada hari 4 Maret 2010. Adapun rencana tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan siklus 1 adalah sebagai berikut: 1. Guru menjelaskan mengenai materi menulis karangan. 2. Guru memberikan inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan media baru, yaitu media gambar berseri, guru memberikan contoh karangan secara lisan berdasarkan gambar berseri dalam majalah anak. 3. Guru membagikan gambar untuk mengerjakan tugas tersebut, yakni menulis karangan. Tugas ini dikumpulkan. 4. Guru siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan sebelum guru mengakhiri pelajaran. Untuk melaksanakan urutan pembelajaran tersebut, guru dan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam mengajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
Refleksi: Pelaksanaan kegiatan perencanaan tindakan siklus 1 ini berjalan dengan lancar, guru dapat memahami hal-hal yang dijelaskan oleh peneliti. Guru juga memberikan pendapat dan saran-sarannya kepada peneliti kaitannya dengan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan tujuan demi kelancaran pelaksanaan tindakan siklus 1 dan seterusnya dalam penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
95
Lampiran 5 Catatan lapangan 2 Hari/Tanggal
: Kamis, 4 Maret 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Jenis
: Observasi mendalam (tahap pelaksanan siklus 1)
Objek Penelitian
: Guru kelas Siswa kelas IV
Setting: Wawancara dilakukakan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4 x 6 m. di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru dan 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar burung Garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini dilakukan semua semua siswa hadir.
Deskripsi : Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran yamg mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia saat itu dengan melihat persensi kelas tersrbut. Peneliti menempatkan diri senagai partisipan pasif dengan berada ditempat duduk bagian belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalanya kegiatan belajarmengajar dengan leluasa tanpa mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung. Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya, yang juga merupakan materi menulis karangan. Siswa diberi rangsangan untuk menanyakan materi yang kurang jelas. Bahkan guru mengatakan akan menjewer siswa yang menyoraki siswa yang sedang mengajukan pertanyaan. Perlahan tapi pasti, siswa mulai berani mengajukan pertanyanaan dan suasana kelas mulai terlihat aktif. Guru lalu mengeluarkan sebuah majalah anak-anak yang didalamnya terdapat contoh gambar berseri.guru menceritakan isi gambar tersebut secara lisan. Siswa terlihat antusias dalam menyimak cerita dari guru, setelah selesai commit to user menceritakan, guru membagikan gambar kepada siswa. Siswa ditugasi untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
96
menulis karangan berdasatrkan gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan gambar berseri. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas tersebut. Meski begitu, tetap saja ada beberapa siswa yang setengah hati dalam mengerjakan. Selama siswa mengerjakan tugas guru hanya duduk dikursi guru. Sewaktu pelajaran habis, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan membacakanya hasil pekerjaanya. Namun hanya ada satu siswa yang bersedia maju. Waktu untuk pelajran Bahasa Indonesia telah habis, guru menyuruh siswa mengumpulkan pekerjaan. Lalu guru mengakhiri pelajaran hari ini. Refleksi : Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan ini, siswa lebih aktif dari pada pelaksanaan survei awal. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan dan mulai menunjukan ketertarikan pada materi menulis ini. Adanya hukuman yang diberikan oleh guru membuat siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran dan membuat siswa lain berani mengajukan pertanyaan. Pemberian contoh karangan, meski secara lisan telah menambah pengetahuan siswa mengenai karangan. Penggunaan media baru berupa gambar berseri menambah minat siswa dalam mengikuti pembelajaran. Posisi guru yang tidak berotasi menyebabkan sebagian siswa kurang terkontrol dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
97
Lampiran 6 Catatan lapangan 3 Hari/Tanggal
: Kamis, 4 Maret 2010
Waktu
: 10.15
Jenis
: Wawancara mendalam (Deep-Interviewing)
Objek Penelitian
: Anisa
Setting: Wawancara dilakukakan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4 x 6 m. di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru dan 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar burung Garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan beberapa bank data kelas. Deskripsi : Informan adalah siswa kelas IV SDN Wonoharjo1 Wonogiri. Trankripsi dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut: Peneliti : Selamat pagi? Dik, bisa ngobrol sebentar. Siswa : Iya bisa Bu? Peneliti : Namanya siapa dik? Siswa : Nisa Bu? Peneliti : Bagaimana komentarmu mengenai gambar yang tadi dibagikan oleh Pak guru? Siswa : Aku suka Bu? gambarnya bagus. Peneliti : O,begitu ya.ya sudah ya Dik? Terima kasih silahkan istirahat. Siswa : Ya, Bu. Permisi. Refleksi : Informan tersebut merasa senang dan berminat dengan pelajaran menulis karangan yang menggunakan media baru berupa gambar berseri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
98
Lampiran 7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS I) Nama Sekolah : SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester: IV/2 Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan) I.Standar Kompetensi: Mengungkapakan pikiran ,perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana. II.Kompetensi Dasar: Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat (huruf kapital dan tanda baca). III. Indikator: 1. Siswa mampu menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat. 2. Mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri. 3. Siswa mampu menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata, memperhatikan isi dengan urutan yang logis. IV.Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dap Siswa dapat menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat. 2. Siswa mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri. 3. Sswa dapat menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata, memperhatikan isi dengan urutan yang logis. V.Materi: Pengertian Karangan Mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa, mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
99
Pengertian gambar seri Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya. Langkah-langkah mengarang 1. Menemukan ide yang akan diungkapkan menjadi karangan. 2. Mengembangbiakan ide induk. 3. Memilih salah satu ide menjadi pokok soal yang akan dipilih. 4. Membatasi topik dengan ssesuatu segi/unsure/factor. 5. Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pernyataan. 6. Mengurai rumusan ide pokok menjadi kerangka karangan. VI. Metode Pelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan VII. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif b. Berdoa c. Absensi d. Apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan b. Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan dengan media gambar seri, . c. Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang menulis karangan dengan dengan media gambar seri. d. Guru menyuruh siswa berdiskusi untuk menentukan tema atau topik karangan berdasarkan media gambar seri melalui kegiatan Tanya jawab.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
100
e. Siswa menyusun karangan dengan menggunakan media gambar seri menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan f. guru menyuruh salah satu siswa membacakan hasil pekerjaanya ke depan. 3. Kegiatan Akhir 1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari . 2. Guru menutup pelajaran. VIII. Media dan Sumber 1. Media Gambar Seri 2. Sumber a. Buku elektronik b. Pamungkas ._____. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.Halaman 9-12 XI. Penilaian 1. Teknik : Unjuk kerja 2. Instrumen : a. Urutkan gambar tersebut dan Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
Wonogiri,
April 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
Suyanto A.Ma.Pd
Rinto Raharjo A.Ma
NIP:195010171974011006
NIP:196208051983041009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
101
Lampiran 8 Tugas 1
1.
Urutkan gambar tersebut dan Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang
telah memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
commit to user
disediakan,
dengan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
102
Lampiran 9 No
Nama
Aspek penilaian Isi
Organisasi
Kosak
Pengg
Mekanik
(13-30)
(7-20)
ata
bhs
(2-5)
(7-20)
(5-25)
Nilai
Keterangan
1
Anisa Rurohmah
24
17
18
23
5
87
Tuntas
2
Aulia Fahma F Putri
27
18
14
22
5
86
Tuntas
3
Lilis Setyaningsih
17
14
13
17
4
65
Tuntas
4
Melly Rahmawati
27
16
15
19
3
80
Tuntas
5
Reza Nuerbela
14
10
10
11
2
47
Tidak tuntas
6
Rezky Ayu Pangestik
18
12
11
18
4
63
Tidak tuntas
7
Amir
15
12
11
11
2
51
Tidak tuntas
8
Ananda Agung J.P
22
16
11
12
4
65
Tuntas
9
Deny Tri Saputra
13
10
10
10
3
46
Tidak tuntas
10
Gadit Aryo Sadewo
14
14
10
8
4
50
Tidak tuntas
11
Sidik Prasetyo
13
7
7
5
2
34
Tidak tuntas
12
Toni Nugroho
25
18
17
22
5
87
Tuntas
13
Bayu Pangestu
24
15
12
12
4
67
Tuntas
Jumlah
831
Rata-rata
63,9
DAFTAR NILAI SISWA PADA SIKLUS 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
103
Lampiran 10 Daftar Nilai Proses (SIKLUS 1)
Indikator
No
Nama
.
Perhatian terhadap kegiatan menulis
Memerhati kan
Perhatian
penjelasan
terhadap
guru
gambar
Nilai
Ket
Kesungguhan siswa dalam mengerjakan
6
Anisa Rurohmah
4
4
5
4
17
Sangat baik
7
Aulia Fahma F Putri
3
3
5
4
13
Baik
8
Lilis Setyaningsih
4
4
5
4
10
Sedang
9
Melly Rahmawati
3
3
5
3
10
Sedang
10
Reza Nuerbela
3
2
4
3
10
Sedang
11
Rezky Ayu
3
3
4
3
11
Sedang
Pangestik 12
Amir
2
3
4
2
11
Sedang
13
Ananda Agung J.P
4
3
5
3
11
Sedang
14
Deny Tri Saputra
3
3
4
2
9
Kurang
15
Gadit Aryo Sadewo
2
3
3
3
11
Sedang
16
Sidik Prasetyo
2
2
2
3
9
Kurang
17
Toni Nugroho
3
3
4
2
14
Baik
18
Bayu Pangestu
3
3
4
2
10
Sedang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
104
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus 1
No
Indikator
Keterangan
1.
Metode
Guru tak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan metode tanya
jawab
selama
pembelajaran
dengan
guru
berlangsung. 2.
Interaksi guru dan siswa
Interaksi
siswa
belum
sepenuhnya berjalan dengan baik, sebagian besar siswa masih malu untuk menjawab pertanyaan guru. 3.
Media
Pada siklus ini sudah menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada kegiatan survei awal belum menggunakan media.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN SIKLUS 2
commit to user 105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
106
Lampiran 12 Catatan lapangan 1 Hari/Tanggal
: Senin, 5 Maret 2010
Wakt
: 08.00 WIB
Jenis
: Wawanvara mendalam (tahap perencanaan tindakan lusiks 2)
Objek Penelitian : Guru kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri
Setting : Observasi ini dilakukan di ruang tamu sekolah. Ruangan tersebut terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tersebut terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang tersebut berukuran 3 x 6 m.
Deskripsi ; Dalam kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil tindakan siklus 1 yang dilaksanakn pada hari kamis, 4 Maret 2010 dalam siklus 1 ini, peneliti mencatat beberapa kelemahan yang muncul di antaranya, yaitu siswa masih kesulitan menulis karangan, posisi selalu di depan kelas dalam pembelajaran, guru tidak memberikan umpan balik untuk mengetahui pemahaman siswa, masih adanya kesalahan siswa dalam penulisan argumentasi terkait EYD dan gambar yang tidak berwarna. Untuk mengatasi berbagai kesulitan tersebut, akhirnya disepakati hal-hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi dalam menulis karangan pada siswa. Hal-hal tersebut yakni posisi guru selama pelajaran berlangsung harus senantiasa berotasi agar guru dapat mengamati perilaku seluruh siswanya, baik yang duduk dibagian depan maupun belakang. Selain itu, disepakati pula adanya media yang digunakan dalam pembelajaran menulis karangan, berupa gambar berseri yang berada pada siklus sebelumnya. Pemakaian media ini dengan tujuan agar siswa menjadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran menulis karangan. Sedang untuk menstimulus siswa agar aktif menyatakan pendapat/berkomentar serta membuat tulisan karangan yang lebih commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
107
bagus perlu adanya reward yang diberikan guru kapada siswa yang berprestasi. Reward dapat berupa tambahan nilai, pujian, hadiah buku, dan bolpoin.
Refleksi : Kekurangan dalam siklus 1 telah diketahui bersama, guru yang bersngkutan sangat kooperatif dan berusaha memperbaiki kekurangan yang pada sikus selanjutnya. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 2 masih digunakan madia gambar berseri dalam kegiatan menulis karangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
108
Lampiran 13 Catatan lapangan 2 Hari/Tanggal
: Kamis, 8 Maret 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Jenis
: Observasi mendalam (tahap pelaksanaan siklus 2)
Objek Penelitian
: Siswa kelas IV Guru kelas IV
Setting: Obserbvasi ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4x6 m. di dalam rung kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 16 bah meja dan 32 Buah kursi untuk siswa. Di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar pahlawan, jam dinding, dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini dilakukan seluruh siswa hadir. Deskripsi : Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran yang mengacek beberapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia pagi itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti menetapkan diri sebagai partisipan pasif dengfan berada di tempat duduk bagian belakang sehingga peneliti dapat mengamati jalanya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung. Guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan kemarin, dan memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik. Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya, yang juga merupakan materi menulis karangan. Siswa diberi rangsangan untuk menanyakan materi yang kurang jelas. Seperti pada tindakan siklus 1, guru akan menegur siswa yang akan menyuraki siswa yang sedang mengajukan pertanyaan. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan dan suasana kelas mulai terlihat aktif. Guru lalu mengeluarkan sebuah majalah anak-anak yang di dalamnya terdapat gambar berseri. Guru menceritakan isi gambar tersebut secara lisan. commit to user Seperti pada siklus 1, siswa tetap terlihat antusias dalam menyimak cerita dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
109
guru. Setelah selesai menceritakan, guru membagikan gambar kepada siswa. Siswa ditugasi untuk menulis karangan berdasarkan gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan gambar berseri yang urutanya masih acak. Siswa dan guru bersama-sama menyusun urutan gambar tersebut menjadi urutan yang benar. Antar siswa terlihat saling mendahului dalam mengurutkan gambar tersebut, bahkan mereka saling berteriak agar didengar oleh guru., Guru lalu menulis hasilnya di papan tulis dan siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar tersebut. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas tersebut. Meski begitu, tetap saja ada beberapa siswa yang setengah hati dalam mengerjakan. Selam siswa mengerjakan tugas, guru mulai berkeliling sambil sekali melihat pekerjaan siswa dan mengingat untuk tidak mengulang kesalahan seperti pada tugas sebelumnya. Ada siswa yang malu-malu ketika pekerjaanya dilihat oleh guru. Sebelum waktu pelajaran habis, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan membacakan hasil pekerjaanya, kali ini sudah ada peningkatan jumlah siswa yang bersedia maju, yakni 3 siswa waktu untuk pelajaran Bahasa Indonesia telah habis, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan pekerjaanya. Lalu guru mengakhiri pekerjaan hari ini. Refleksi : Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan ini pada siklus 2 ini, siswa lebih aktif dari pada pelaksanaan siklus 1. Siswa telah berani mengajukan pertanyaan. Seperti pada siklus 1, adanya hukuman yang akan diberikan oleh guru membuat siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran dan membuat siswa lain berani mengajukan pertanyaan. Pemberian contoh karangan, meski secara lisan telah menambah pengetahuan siswa mengenai karangan. Penggunaan media baru berupa gambar seri yang susunanya masih acak membuat minat siswa dalam megikuti pelajaran. Selain itu, penggunaan gambar yang masih acak juga menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran. Posisi guru sudah mulai berotasi, sehingga perhatianya sudah menyebar, meski belum semua siswa belum mendapat perhatian. Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang malu ketika pekerjaannya diperiksa oleh guru. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
110
Lampiran 14 Catatan Lapangan 3 Hari/Tanggal
: Kamis, 8 Maret 2010
Waktu
: 10.15 WIB
Jenis
: Wawancara mendalam (Deep-Interviewing)
Objek Penelitian
: Aulia
Setting : Wawancara ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran 4x6 m. di dalam ruang kelas terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan beberapa bank data kelas. Deskripsi : Informan adalah siswa kelas IV SDN Wonoharjo Wonogiri. Transkripsi dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut: Peneliti : selamat siang, dik. Bisa ngobrol dengan ibu sebentar? Siswa
: Bisa, Bu?
Peneliti : Namanya siapa dik? Siswa
: Aulia, Bu.
Peneliti : Bagaimana komentarmu mengenai gambar yang tadi dibagikan oleh Pak guru? Siswa
: Saya suka, Bu? Apalagi saat mengurutkan gambar.
Peneliti : Mengenai gambarnya kamu sudah suka dengan penggunaan warnanya belum dibanding gambar yang kemarin? Siswa
: Iya Bu sudah bagus, daripada yang kemarin a lebih suka yang ini.
Peneliti : O, begitu ya dik. Kalau gitu sudah cukup. Terima kasih ya dik? Siswa
: Iya Bu, sama-sama. Permisi.
Refleksi :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
111
Informan tersebut merasa senang dan berminat terhadap pelajaran menulis karangan yang menggunakan media baru berupa gambar berseri. Bahkan gambar yang susunannya masih acak dan gambar yang sudah berwarna membuatnya lebih bersemangat lagi dalam proses belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
112
Lampiran 15 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 2) Nama Sekolah : SDNegeri Wonoharjo 1 Wonogiri Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester: IV/2 Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
I.Standar Kompetensi: Mengungkapakan pikiran ,perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana. II.Kompetensi Dasar: Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat (huruf kapital dan tanda baca). III. Indikator: 1. Siswa mampu menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat. 2. Mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri. 3. Siswa mampu menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata, memperhatikan isi dengan urutan yang logis. IV.Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dap Siswa dapat menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat. 2. Siswa mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri. 3. Siswa dapat menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata, memperhatikan isi dengan urutan yang logis. V.Materi: Pengertian Karanagan Mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa, commit to user mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
113
Pengertian gambar seri Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya. Pengetahuan tata tulis dan ejaan dalam tulisan. a) Pemakian huruf besar atau huruf kapital 1) Dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Contoh : Siswa dikelas IV pandai-pandai 2) Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa ,suku dan bahasa. Contoh : bangsa Indonesia,suku Jawa, bahasa Belanda 3) Dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah. Contoh : hari Selasa, perang Candu, Bulan Maulud 4) Dipakai sebagai huruf besar pertama nama daerah. Contoh : Banyuwangi,Danau Toba,Selat Sunda 5) Dll VI. Metode Pelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan VII. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a) Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif b) Berdoa c) Absensi d) Apersepsi 2.Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan b) Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan dengan media gambar seri, .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
114
c) Guru membagikan hasil pekerjaan kemarin dan guru memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik. d) Guru menerangkan pada siswa kesalahan penulisan karangan pada pertemuan pertama. e) Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang kesalahan penulisan dalam menulis karangan dengan media gambar seri. f) Guru menyuruh siswa berdiskusi kembali untuk menentukan tema atau topik karangan berdasarkan media gambar seri yang telah disediakan. g) Guru menyuruh siswa untuk ke depan menetukan tema. h) Siswa menyusun karangan dengan menggunakan media gambar seri menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan. 3. Kegiatan Akhir a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari . b) Guru menutup pelajaran. VIII. Media dan Sumber 1. Media Gambar Seri 2. Sumber a.Buku elektronik b.Pamungkas
._____.
Pedoman
Umum
Ejaan
Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.Halaman 9-12
commit to user
Bahasa
Indonesia
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
115
XI. Penilaian 1. Teknik : Unjuk kerja 2. Instrumen : a. Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
Wonogiri,
April 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
Suyanto A.Ma.Pd
Rinto Raharjo A.Ma
NIP:195010171974011006
NIP:196208051983041009
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
116
Lampiran 16 Tugas 2
1.
Urutkan gambar tersebut dan buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
117
Lampiran 17 DAFTAR NILAI (SIKLUS 2) No
Nama
Aspek penilaian Isi
Organisasi
Kosaka
Pengg
Mekanik
(13-30)
(7-20)
ta
bhs
(2-5)
(7-20)
(5-25)
Nilai
Keterangan
1
Anisa Rurohmah
26
17
18
22
5
88
Tuntas
2
Aulia Fahma Putri
26
17
16
22
5
86
Tuntas
3
Lilis Setyaningsih
20
16
15
18
5
76
Tuntas
4
Melly Rahmawati
26
18
16
19
5
84
Tuntas
5
Reza Nuerbela
16
13
11
12
5
57
Tidak tuntas
6
Rezky Ayu Pangestik
25
14
15
18
5
77
Tuntas
7
Amir
21
14
14
18
5
72
Tuntas
8
Ananda Agung J.P
25
17
14
17
5
78
Tuntas
9
Deny Tri Saputra
16
10
10
12
3
51
Tidak tuntas
10
Gadit Aryo Sadewo
17
13
13
16
5
64
Tuntas
11
Sidik Prasetyo
16
8
10
11
3
48
Tidak tuntas
12
Toni Nugroho
26
17
18
21
5
87
Tuntas
13
Bayu Pangestu
25
15
14
15
5
74
Tuntas
Jumlah
952
Rata-rata
73,2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
118
Lampiran 18 Penilaian Proses Kegiatan Menulis (SIKLUS 2) Indikator
Nama
No.
Perhatian terhadap kegiatan menulis
Nilai
Ket
Kesunggu
Memerhat ikan
Perhatian
penjelasan
terhadap
guru
gambar
- han siswa dalam mengerja kan
14
Anisa Rurohmah
4
4
5
4
18
Sangat baik
15
Aulia Fahma F Putrid
3
3
5
4
18
Sangat baik
16
Lilis Setyaningsih
4
4
5
4
16
Baik
17
Melly Rahmawati
3
3
5
3
18
Sangat baik
18
Reza Nuerbela
3
4
4
3
12
Sedang
19
Rezky Ayu Pangestik
4
4
4
3
15
Baik
20
Amir
2
3
4
2
14
Baik
21
Ananda Agung J.P
4
3
5
3
15
Baik
22
Deny Tri Saputra
4
3
4
3
13
Sedang
23
Gadit Aryo Sadewo
2
3
3
3
11
Sedang
24
Sidik Prasetyo
2
2
2
3
9
Kurang
25
Toni Nugroho
4
4
4
2
16
Baik
26
Bayu Pangestu
3
3
4
2
14
Baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
119
Lampiran 19 No
Indikator
Keterangan
1.
Metode
Guru tak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan metode tanya jawab selama pembelajaran berlangsung.
2.
Interaksi guru Interaksi siswa dengan guru sudah tampak meningkat. Hal dan siswa
ini ditunjukkan guru ketika guru mendorong siswa sukarela mengungkapkan komentar, tanggapan, menjawab pertanyaan, dan memberikan pujian pada siswa yang berperan aktif dalam pembelaran.
3.
Media
Pada siklus ini sudah menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada kegiatan survei awal belum menggunakan media. Lembar Observasi Guru Siklus 2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN SIKLUS 3
commit to user 120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
121
Lampiran 20 Catatan lapangan 1 Hari/Tanggal
: Senin, 15 Maret 2010
Waktu
: 08.00 WIB
Jenis
: Wawanvara mendalam (tahap perencanaan tindakan siklus 3)
Objek Penelitian : Guru kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri
Setting : Observasi ini dilakukan di ruang tamu sekolah. Ruangan tersebut terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tersebut terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang tersebut berukuran 3 x 6 m. Deskripsi ; Dalam kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil tindakan siklus 1 yang dilaksanakn pada hari kamis, 4 Maret 2010 dalam siklus 1 ini, peneliti mencatat beberapa kelemahan yang muncul diantaranya yaitu : siswa masih kesulitan menulis karangan, posisi selalu di depan kelas dalam pembelajaran, guru tidak memberikan umpan balik untuk mengetahui pemahaman siswa, masih adanya kesalahan siswa dalam penulisan argumentasi terkait EYD dan gambar yang tidak berwarna. Guru hendaknya selalu membuka kesempatan pada siswa untuk bertanya. Selain itu, guru hendaknya mengingatkan siswa agar tidak malu ketika pekerjaannya diperiksa oleh guru, agar siswa mengetahui letak kesalahanya dan dapat segera memperbaikinya.
Refleksi : Kekurangan dalam siklus 2 telah diketahui bersama, guru yang bersngkutan sangat kooperatif dan berusaha memperbaiki kekurangan yang pada sikus selanjutnya. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 3 masih digunakan madia gambar berseri dalam kegiatan menulis karangan. Media ini kualitasnya akan diperbaiki dengan menggunakan gambar berwarna. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
122
Lampiran 21 Catatan lapangan 2 Hari/Tanggal
: Kamis, 18 Maret 2010
Waktu
: 09.00 WIB
Jenis
: Observasi mendalam (tahap pelaksanaan siklus 3)
Objek Penelitian
: Siswa kelas IV Guru kelas IV
Setting: Obserbvasi ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4x6 m. di dalam rung kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 16 Buah meja dan 32 Buah kursi untuk siswa. Di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar pahlawan, jam dinding, dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini dilakukan seluruh siswa hadir.
Deskripsi : Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran yang mengacek beberapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia pagi itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti menetapkan diri sebagai partisipan pasif dengan berada di tempat duduk bagian belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalanya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung. Guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan kemarin, dan memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik. Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya, yang juga merupakan materi menulis karangan. Siswa diberi rangsangan untuk menanyakan materi yang kurang jelas. Seperti pada tindakan siklus 1 dan 2, guru akan menegur siswa yang akan menyuraki siswa yang sedang mengajukan pertanyaan. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan dan suasana kelas mulai terlihat aktif. Guru lalu mengeluarkan sebuah majalah anak-anak yang didalamnya commit to user terdapat gambar berseri. Guru menceritakan isi gambar tersebut secara lisan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
123
Seperti pada siklus 1, siswa tetap terlihat antusias dalam menyimak cerita dari guru. Setelah selesai menceritakan, guru membagikan gambar kepada siswa. Siswa ditugasi untuk menulis karangan berdasarkan gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan gambar berseri yang urutanya masih acak. Siswa dan guru bersama-sama menyusun urutan gambar tersebut menjadi urutan yang benar. Antar siswa terlihat saling mendahului dalam mengurutkan gambar tersebut, bahkan mereka saling berteriak agar didengar oleh guru., Guru lalu menulis hasilnya dipapan tulis dan siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar tersebut. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas tersebut. Meski begitu, tetap saja ada beberapa siswa yang setengah hati dalam mengerjakan. Selam siswa mengerjakan tugas, guru mulai berkeliling sambil sekali melihat pekerjaan siswa dan mengingat untuk tidak mengulang kesalahan seperti pada tugas sebelumnya. Ada siswa yang malu-malu ketika pekerjaanya dilihat oleh guru. Sebelum waktu pelajaran habis, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan membacakan hasil pekerjaanya, kali ini sudah ada peningkatan jumlah siswa yang bersedia maju, yakni 3 siswa waktu untuk pelajaran Bahasa Indonesia telah habis, guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan pekerjaanya. Lalu guru mengakhiri pekerjaan hari ini.
Refleksi : Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan ini pada siklus 3 ini, siswa lebih aktif dari pada pelaksanaan siklus 2. Siswa telah berani mengajukan pertanyaan. Seperti pada siklus 2, adanya hukuman yang akan diberikan oleh guru membuat siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran dan membuat siswa lain berani mengajukan pertanyaan. Pemberian contoh karangan, meski secara lisan telah menambah pengetahuan siswa mengenai karangan. Penggunaan media baru berupa gambar seri yang susunanya masih acak membuat minat siswa dalam megikuti pelajaran. Selain itu, penggunaan gambar yang masih acak juga menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran. Posisi guru sudah mulai berotasi, sehingga perhatianya sudah menyebar, meski
belum semua siswa belum
mendapat perhatian. Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang malu ketika commit to user pekerjaannya diperiksa oleh guru.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
124
Lampiran 22 Catatan Lapangan 3 Hari/Tanggal
: Kamis, 18 Maret 2010
Waktu
: 10.15 WIB
Jenis
: Wawancara mendalam (Deep-Interviewing)
Objek Penelitian
: Deny
Setting : Wawancara ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran 4x6 m. di dalam ruang kelas terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar burung Garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan beberapa bank data kelas.
Deskripsi : Informan adalah siswa kelas IV SDN Wonoharjo Wonogiri. Trankripsi dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut: Peneliti : Selamat siang, dik. Bisa ngobrol dengan ibu sebentar? Siswa : Bisa, Bu? Peneliti : Namanya siapa dik? Siswa : Deny, Bu. Peneliti : Bagaimana komentarmu mengenai gambar yang tadi dibagikan oleh Pak guru? Siswa : Saya suka, Bu? Apalagi saat mengurutkan gambar.Awalnya sih agak bingung tapi lama-lama udah nggak. Peneliti : Kenapa bingung? Siswa : Takut nanti kalau urutanya salah. Peneliti : Jangan takut salah, kan nanti dibenarkan bersama-sama dengan Pak guru. Peneliti : Mengenai gambarnya kamu sudah suka dengan penggunaan warnanya commit to user belum dibanding gambar yang kemarin?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
125
Siswa : Iya Bu sudah bagus, daripada yang kemarin a lebih suka yang ini. Peneliti : O, begitu ya dik. Kalau gitu sudah cukup. Terima kasih ya dik? Siswa : Iya Bu, sama-sama. Permisi. Refleksi : Informan tersebut merasa senang dan berminat terhadap pelajaran menulis karangan yang menggunakan media baru berupa gambar berseri. Bahkan gambar yang susunanya masih acak dan gambar yang sudah berwarna membuatnya lebih bersemangat lagi dalam proses belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
126
Lampiran 23 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (SIKLUS 3) Nama Sekolah : SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester: IV/2 Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan) I.Standar Kompetensi: Mengungkapakan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan sederhana. II.Kompetensi Dasar: Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat (huruf kapital dan tanda baca). III. Indikator: 1. Siswa mampu menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat. 2. Mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri. 3. Siswa mampu menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata memperhatikan isi dengan urutan yang logis. IV.Tujuan Pembelajaran: 1. Siswa dap Siswa dapat menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat. 2. Siswa mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri. 3. Siswa dapat menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata memperhatikan isi dengan urutan yang logis. V.Materi: Pengertian Karanagan Mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan yang
utuh,
dengan
maksud
menceritakan
mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainnya. commit to user
kejadiaan
atau
peristiwa,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
127
Pengertian gambar seri Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya. Pengetahuan tata tulis dan ejaan dalam tulisan. a) Pemakian huruf besar atau huruf kapital 1) Dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Contoh : Siswa dikelas IV pandai-pandai 2) Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa ,suku dan bahasa. Contoh : bangsa Indonesia,suku Jawa,bahasa Belanda 3) Dipakai sebagai huruf pertama nama hari, Bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah. Contoh : hari Selasa, perang Candu, Bulan Maulud 4) Dipakai sebagai huruf besar pertama nama daerah. Contoh : Banyuwangi,Danau Toba,Selat Sunda. 5) Dll VI. Metode Pelajaran 1. Ceramah 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan VII. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a) Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif b) Berdoa c) Absensi d) Apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan b. Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan dengan media gambar seri, .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
128
c. Guru memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik. d. Guru menerangkan pada siswa kesalahan penulisan karangan pada pertemuan pertama. e.
Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang kesalahan penulisan dalam menulis karangan dengan media gambar seri.
f.
Guru menyuruh siswa berdiskusi kembali untuk menentukan tema atau topik karangan berdasarkan media gambar seri yang telah disediakan.
g. Siswa menyusun karangan dengan menggunakan media gambar seri menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan. 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari . b. Guru menutup pelajaran. VIII. Media dan Sumber 1. Media Gambar Seri 2. Sumber a. Buku elektronik b. Pamungkas ._____. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.Halaman 9-12
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
129
XI. Penilaian 1.
Teknik : Unjuk kerja
2.
Instrumen : a. Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
Wonogiri,
April 2010
Mengetahui Kepala Sekolah
Guru Mata
Pelajaran
Suyanto A.Ma.Pd
Rinto Raharjo A.Ma
NIP:195010171974011006
NIP:196208051983041009
Lampiran 24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
130
DAFTAR NILAI SIKLUS 3
No
Nama
Aspek penilaian Isi
Organi
Kosakata
Pengg
Mekanik
(13-30)
sasi
(7-20)
bhs
(2-5)
(7-20)
Nilai
Keterangan
(5-25)
1
Anisa Rurohmah
26
19
17
22
5
89
Tuntas
2
Aulia Fahma Putri
26
18
17
21
5
86
Tuntas
3
Lilis Setyaningsih
25
18
17
21
5
86
Tuntas
4
Melly Rahmawati
26
18
17
20
5
86
Tuntas
5
Reza Nuerbela
22
15
13
18
5
73
Tuntas
6
Rezky Ayu Pangestik
26
15
16
18
5
80
Tuntas
7
Amir
25
16
15
17
5
78
Tuntas
8
Ananda Agung J.P
26
18
15
18
5
82
Tumtas
9
Deny Tri Saputra
21
10
10
15
3
59
Tidak tuntas
10
Gadit Aryo Sadewo
22
17
14
17
5
75
Tuntas
11
Sidik Prasetyo
21
10
10
12
4
57
Tidak tuntas
12
Toni Nugroho
26
17
17
20
5
85
Tuntas
13
Bayu Pangestu
25
17
14
18
5
75
Tuntas
Jumlah
1009
Rata-rata
77,6
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
131
Lampiran 25 Tugas 3
1.
Urutkan gambar tersebut dan buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
132
Lampiran 26 Penilaian Proses Kegiatan Menulis (SIKLUS 3) Indikator
Nama
No.
Perhatian terhadap kegiatan menulis
Nilai
Ket
Kesung
Memerhati kan
Perhatian
penjelasan
terhadap
guru
gambar
gu- han siswa dalam mengerj akan
1
Anisa Rurohmah
4
4
5
4
18
Sangat baik
2
Aulia Fahma F Putrid
3
3
5
4
18
Sangat baik
3
Lilis Setyaningsih
4
4
5
4
17
baik
4
Melly Rahmawati
3
3
5
3
14
baik
5
Reza Nuerbela
3
4
4
3
14
baik
6
Rezky Ayu Pangestik
4
4
4
3
15
baik
7
Amir
4
4
4
2
14
baik
8
Ananda Agung J.P
4
3
5
3
15
baik
9
Deny Tri Saputra
4
3
4
3
12
sedang
10
Gadit Aryo Sadewo
2
3
3
3
11
sedang
11
Sidik Prasetyo
2
2
2
3
10
Sedang
12
Toni Nugroho
4
4
4
2
14
baik
13
Bayu Pangestu
3
3
4
2
12
baik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
133
Lampiran 27 Lembar Observasi Guru Siklus 3 No
Indikator
Keterangan
1.
Metode
Guru tak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga menggunakan metode tanya jawab selama pembelajaran berlangsung.
2.
Interaksi guru Interaksi guru dengan siswa berjalan dengan baik, guru dan siswa
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya sehingga terjadi umpan balik antara guru dengan siswa.
3.
Media
Pada siklus ini sudah menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada kegiatan survei awal belum menggunakan media.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
134
Lampiran 28
Perolehan Nilai Keterampilan Menulis selama Penelitian No
Nama
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Keterangan
1
Anisa Rurohmah
84
87
88
89
Meningkat
2
Aulia Fahma F Putrid
79
86
86
86
Meningkat
3
Lilis Setyaningsih
64
65
76
86
Meningkat
4
Melly Rahmawati
76
80
84
86
Meningkat
5
Reza Nuerbela
47
47
57
73
Meningkat
6
Rezky Ayu Pangestik
63
63
77
80
Meningkat
7
Amir
51
51
72
78
Meningkat
8
Ananda Agung J.P
65
65
78
82
Meningkat
9
Deny Tri Saputra
46
46
51
59
Meningkat
10
Gadit Aryo Sadewo
50
50
64
75
Meningkat
11
Sidik Prasetyo
34
34
48
57
Meningkat
12
Toni Nugroho
82
87
87
85
Meningkat
13
Bayu Pangestu
62
67
74
75
Meningkat
61.53
63,69
72.46
77,76
Meningkat
38,46%
53,84%
69,23%
84,61%
Meningkat
NILAI RATA-RATA KETUNTASAN BELAJAR
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
LAMPIRAN FOTO DAN SURATSURAT
commit to user 135