LAPORAN PENELITIAN HIBAH PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN ANGGARAN 2009
KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA Peneliti : Lasmini Ambarwati, ST., M.Eng Amelia Kusuma. I., ST, MT Ir. Ismu Rini Dwi Ari, MT Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Pendidikan Tingggi, Sesuai Dengan Surat Perjanjian Hibah Penelitian Strategis Nasional Nomor : 0174.0/023-04.2/XV/2009 tanggal 13 Desember 2008 dan berdasarkan SK Rektor Nomor.160/SK/2009 tanggal 7 Mei 2009
UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOPEMBER 2009
RINGKASAN Pemukiman yang berkembang ke wilayah pinggir kota (urban sprawl) disebabkan terbatasnya ruang untuk area pemukiman di pusat Kota Malang. Hal ini mengakibatkan peningkatan arus lalu lintas pada jaringan jalan yang merupakan gateway menuju pusat kota, dan dominasi kendaraaan pribadi pada pergerakan tersebut. Untuk menangani tidak seimbangnya antara peningkatan volume lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan yang cenderung menurun, diperlukan penataan sistem transportasi umum yang seiring dengan peningkatan jaringan jalan, sehingga terwujud kota yang berkelanjutan. Atas terselenggaranya sistem transportasi yang berkelanjutan dan terintegrasi dengan pola tata guna lahan, keuntungan nyata penduduk diukur berdasarkan keuntungan waktu dan biaya perjalanan, peningkatan kecepatan, dan pengurangan polusi serta penilaian peran mereka dengan suatu pendekatan baru kuantitatif yang mampu menggabungkan keterkaitan antara perilaku dan partisipasi penduduknya, yaitu Indeks Sustainability (IS). Tujuan penelitian ini: 1) mengetahui perilaku perjalanan penduduk baik yang bertempat tinggal di kawasan suburban; 2) peralihan moda dengan adanya scenario rencana bis rapid; 3) perubahan tingkat pelayanan jalan dan kecepatan perjalanan dengan peralihan moda transportasi; 4) perubahan biaya polusi adanya skenario tersebut; 5) keuntungan nyata perjalanan penduduk; 5) tingkat kepuasan penduduk di suburban pada moda transportasi yang dipakai, dan kemauan untuk membayar perjalanan; 6) penentuan keuntungan dan peran penduduk dari penyediaan fasilitasi transportasi yang ada dalam bentuk IS(indek sustainability) Analisis dilakukan dalam dua tahap penelitian, dengan metode sebagai berikut : 1) analisis korelasi regresi untuk menentukan faktor signifikan yang berpengaruh pada perilaku perjalanan penduduk, analisis probabilitas dan peralihan penggunaan moda transportasi di wilayah suburban; 2) analisis keuntungan nyata dari perjalanan penduduk dengan skenario perbaikan yang ditetapkan, analisis indek kepuasan pada kualitas pelayanan transportasi umum, analisis kemauan penduduk untuk membayar tarif untuk angkutan umum, dan penilaian penduduk terhadap pelayanan angkutan umum. Dari hasil analisis diketahui dominasi pengendara kendaraan bermotor laki-laki (57%0 dengan pendapatan kurang dari Rp.1.000.000 (63.35%), swasta(28,27%), berpendidikan SMA (59,16%), mempunyai sepeda motor (57,07%). Karakteristik perjalanan untuk penduduk di suburban wilayah utara yaitu maksud perjalanan untuk non bisnis (40,84%) dan bisnis (30.9%), menempuh perjalanan 5,1-10 km(53,5%), lama perjalanan menuju pusat kota > 20 menit dengan biaya Rp.2.500-5.000 (56%), frekuensi perjalanan tidak tentu (49,74%) dan setiap hari (17,3%). Dari proses analisis perilaku perjaalanan, didapatkan utilitas pemilihan moda adalah : Uangkot (1/3) = -2.121 - 0.798 Xincome + 0.086 Xlama perjalanan, U3 = Umobil (2/3) = -8.97 + 1.417 Xincome + 0.08 Xlama perjalanan. Dan dari nilai utilitas diketahui bahwa moda sepeda motor adalah moda yang paling disukai dari pada moda yang lainnya. Model fungsi probabilitas yang bisa dibentuk adalah : e-2.12-0.798.income+0.086lamaperjalanan P(angkot) = 1+ e-2.12-0.798 income+0.086lamaperjalanan+ e-8.97+1.47income+ 0.08lamaperjalanan
Dari keempat desa (Arjosari, Balearjosari, Tanjungtirto, dan Banjararum), penduduk yang memiliki income < Rp.2.500.000 dan lama perjalanan < 39 menit akan cenderung memakai sepeda motor sebagai pilihan pertama dan kedua kecenderungan memakai angkot. Oleh karena itu peningkatan pelayanan angkutan umum seharusnya dilakukan, dalam penelitian ini dibuat scenario perbaikan pelayanan dengan adanya rencana semi bis rapid untuk melayani pergerakan dalam kota untuk Kota Malang. Dari analisis statistik deskriptif dan regresi logistik didapatkan hasil faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peralihan moda dengan rencana semi bis adalah waktu tunggu dan waktu tempuh. Fungsi utilitas yang didapat: a) peralihan dari angkot: UBus – UAngkot= e 0,563 − 0,159 ∆X2 ; UBus – USM 0,563 – 0,159 ∆ Xwaktu tunggu dan PBus = =-0,257 – 1 + e 0,563 − 0,159 ∆X2 0,143 ∆ Xwaktu tunggu
dan PBus=
e −0, 257 − 0,143 ∆X2 1 + e −0, 257 − 0,143 ∆X2
UBus – UMobil =
0,344
–
e 0,344 − 0,062 ∆X3 1 + e 0,344 − 0,062 ∆X3 Dari model peralihan moda transportasi, dianalisis potensi perpindahan penumpang dari angkot, sepeda motor dan mobil ke semi bis rapid yaitu 618 penumpang (rute Lawang-Malang-Kepanjen), dan 371 penumpang (rute Lawang-Malang, Dampit). Dengan peralihan penumpang ke semibis tersebut mengurangi 14-23% volume lalu lintas di ruas jalan dari suburban ke pusat kota. Tingkat pelayanan ruas jalan sebagian mempunyai VCR < 0,8, kecuali jalan Panji Suroso dan Tumenggung Suryo. Dengan skenario rencana semibis, terjadi peningkatan pelayanan jalan semua ruas dari wilayah utara menuju pusat kota (VCR< 0.7). Kecepatan 85% yang terjadi pada saat waktu puncak terendah 12,8 km/jam (di ruas jalan Kauman untuk mobil) dan tertinggi 51 km/jam (ruas jalan Tumenggung.Suryo untuk sepeda motor), sedangkan pada saat normal kecepatan terendah terjadi di ruas jalan Basuki Rahman sebesar 16,7 km/jam untuk mobil dan kecepatan tertinggi 57 km/jam (di ruas Sunandar Priyosudarmo untuk sepeda motor). Dengan kecepatan yang terjadi pada waktu normal dan puncak, biaya polusi udara akibat kepadatan lalu lintas pada jam normal terkecil sebesar Rp.8.108.564 (di ruas LA. Sucipto dan Sunandar Priyo Sudarmo), sedangkan biaya polusi usara terbesar Rp.19.848.875 ( di ruas Singosari Raya dan Kauman). Dengan kondisi eksisting angkutan umum dan kecenderungan kendaraan pribadi yang dipakai penduduk suburban wilayah utara Kota Malang, didapat dari analisis WTP (kemauan membayar perjalanan) dengan kondisi moda transportasi yang ada sebesar Rp.6.903, sedangkan nilai SI (indeks kepuasan) dari pelayanan fasilitas yang ada di pusat kota (kondisi jalan, kondisi angkutan umum, parkir, fasilitas pejalan kaki, tempat rekreasi, keamanan dan kenyamanan) yaitu 0,128 (maksimum 0,2), dimana penduduk menilai sedang terhadap fasilitas yang ada di pusat kota. IS yang didapat dari analisis untuk penduduk yang menggunkan moda transportasi sepeda motor, angkot dan mobil berurutan yaitu 12,91, 12,4 dan 21,86. Nilai IS tersebut menjelaskan perbandingan biaya nyata perjalanan (biaya nilai waktu, biaya polusi, biaya operasional) masih sangat besar dibandingkan dengan penilaian keuntungan bagi penduduk (WTP/ kemauan membayar * SI/indek kepuasan terhadap fasilitas yang disediakan di pusat kota) 0,062 ∆ Xwaktu tempuh dan PBus =
Dengan nilai IS diharapkan dapat disusun kebijakan pengembangan perumahan yang dapat mengontrol pengembangan kota ke arah suburban dan disesuaikan dengan kondisi moda angkutan umum dan ruas jalan yang dilaliu oleh penduduk tersebut untuk kegiatan rutinitasnya. Selain itu juga untuk menyeimbangkan integrasi tata-guna lahan dan transportasi – khususnya angkutan umum dan penyediaan jaringan jalan, dan mengontrrol perkembangan tata-guna lahan suatu kota.