Perilaku Sosial dan Kontrol Sosial Lolytasari, M.Hum
Perilaku Menyimpang • Adalah suatu perilaku yang buruk dan dapat menimbulkan masalah, penyakit masyarakat, anti sosial, para ahli menyebutnya dengan disfungsi • Dibalik disfungsi ternyata perilaku menyimpang mempunyai fungsi yang positif yaitu:
1. Fungsi yang menghasilkan konformitas, dengan mengeluarkan orang yang menyimpang dari kelompok 2. Memperkuat ikatan kelompok, ketika adanya ancaman dari luar dalam kelompok, maka memperkuat tali ikatan dalam kelompok 3. Fungsi menyebabkan perubahan, ini mengharuskan adanya perubahan dalam kebijakan untuk memperkecil perilaku menyimpang. Misalnya meningkatkan lapanganpekerjaan
Teori perilaku menyimpang 1. Penjelasan biologis, Ada 2 pendapat: (1) menurut Cesare Lombroso bahwa perilaku menyimpang itu diwariskan secara biologis, (2) menurut Goring, tidak ada perbedaan fisik yang berarti antara para penjahat dengan penduduk biasa lainnya Sedangkan menurt Hernstein dan James Q. wilson, bahwa biologis dan lingkungan sosial sama2 memainkan peran penting dalam menghasilkan seseorang dengan perilaku menyimpang 1. Penjelasan
Teori perilaku menyimpang 2. Penjelasan Psikologis, perilaku menyimpang bukan dari faktor biologis melainkan hasil dari sosialisasi sejak awal. Bandur dengan teorinya social learning theory atau belajar sosial menyatakan bahwa perilaku menyimpang berasal dari tokoh yang dikagumi. Ketika individu melihat tokoh yang dikaguminya menyimpang, maka individu tersebut akan berperilaku menyimpang. Jadi terjadinya perilaku menyimpang dikarenakan adanya interaksi antara individu dengan individu yang menyimpang
Teori perilaku menyimpang Sedangkan menurut Sigmund Freud membagi diri menjadi 3 bagian: id, ego dan super ego. Id: mewakili bagian diri yang bersifat tidak sadar, naluriah dan impulsif (terpengaruh oleh kehendak hati) Ego: mewakili diri yang bersifat sadar (penjaga pintu antara id dan super ego) Super ego: bagian diri yang telah menyerap nilai2 kultural dan berfungsi sebagai sua hati Dari ketiganya ini perilaku menyimpang ketika super egonya tidak mampu menahan untuk berperilaku anti sosial
Teori perilaku menyimpang 3. Penjelasan sosiologis, perilaku menyimpang adalah perilaku yang normal ada dalam masyarakat (terkondisi secara sosial), dalam arti perilaku yang dapat dipelajari dan berkembang melalui proses sosialisasi. Dari penjelasan sosiologis ada 4 perspektif, diantaranya:
Teori perilaku menyimpang a. Perspektif, Menurut Durkheim selama proses perubahan sosial masyarakat menjadi tidak yakin untuk dapat berprilaku sesuai dengan norma yang lama. Kondisi inilah yang menyebabkan perilaku menyimpang dapat muncul
Teori perilaku menyimpang b. Perspektif transmisi budaya, Menurut Gabriel Tarde bahwa perilaku menyimpang itu timbul karena terjadinya transmisi budaya yang menyimpang dari satu individu ke individu lainnya baik secara langusng maupun tidak langsung
Teori perilaku menyimpang c. Perspektif konflik, menurut Marxis terjadinya perilaku menyimpang umumnya tergantung pada kemampuan anggota masyarakat yang lebih berkuasa untuk memaksakan keinginan mereka pada pemerintah atau penguasa untuk melindungi tindakan mereka dari saksi hukum
Teori perilaku menyimpang d. Perspektif labelling, terjadinya menyimpang karena adanya labelling atau cap dari masyarakat kalau perilaku itu dikatakan menyimpang. Jadi penyimpangan itu tergantung dari label yang diberikan masyarakat.
Teori perilaku menyimpang Perspektif labelling oleh Edwin Lemert dibagi menjadi 2 macam: a. Perilaku menyimpang primer, perilaku menyimpang yang sifatnya sementara b. B. Perilaku menyimpang sekunder, perilaku menyimpang yang sifatnya terus menerus
Teori perilaku menyimpang Teori Relativitas perilaku menyimpang menyatakan bahwa penyimpangan dapat diinterprestasikan hanya dalam konteks sosio kultural dimana penyimpangan itu terjadi. Contoh: Pembunuhan di medan perang tidak dikatakan sebagai perilaku menyimpang tetapi membunuh seseorang tanpa sebab akan dikatakan sebagai perilaku menyimpang
Teori perilaku menyimpang Oleh karena perilaku menyimpang dikaitkan dengan: a. Waktu b. Tempat c. Situasi d. Status sosial, dibagi 2: 1. ascribed: status yang lekat seperti: agama, suku dll 2. achieve status, status yang diperoleh karena adanya usaha, seperti istri, suami, jenis kelamin
Teori Perilaku Kolektif Perilaku kolektif adalah suatu perilau yang tidak biasa sehingga perilaku kolektif dapat diartikan sebagai sutau tindakan yang relatif sprontan, tidak terstruktur dan tidak stabil dari sekelompok orang yang bertujuan untuk menghilangkan rasa ketidak puasan dan kecemasan.
Teori Perilaku Kolektif Mengapa muncul perilaku kolektif di masyarakat? Ada beberapa teori yang dikatakan oleh para ahli sosiologi 1. Teori Penyebaran, menurut Le Bon apabila satu kerumuman terbentuk maka akan terjadi penyebaran reaksi emosional seseorang kepada orang lainnya, bahkan sampai pada saatnya dimana identitas individu dan pribadi atas dirinya menjadi lenyap dan tinggal hanyalah ciri-ciri umum
Teori Perilaku Kolektif 2. Teori interaksionis, tokohnya Herbert Blumer, menurutnya perilaku kolektif seringkali irasional dan bersifat emosional tetapi bukan bukan dari pemikiran kolektif melainkan dari hasil reaksi melingkar (circular reactin) yang terjadi dalam situasi konflik atau kerusuhan sosial
Teori Perilaku Kolektif 3. Teori Emergent-Norm, tokohnya Ralph Turner dan Lewis M. Killian yang menyatakan bahwa norma akan mempengaruhi orang-orang yang terlibat dalam perilaku kolektif dan norma baru akan muncul dan dipertahankan
Teori Perilaku Kolektif 4. Teori Value-Added, tokohnya Neil Smelser, menurutnya bahwa perilaku kolektif tidak akan muncul begitu saja tanpa ada hal-hal yang dapat memicu munculnya. Ada 6 kondisi pokok yang memicu terjadinya perilaku kolektif:
Teori Perilaku Kolektif 1. Kesesuaian struktural, hilangnya norma-norma yang ada dimasyarakat sebagai alat kontrol 2. Ketegangan struktural, timbul karena adanya ketidak adilan akan mendorong orang untuk melakukan tindakan ekstrim
Teori Perilaku Kolektif 3. Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum Isu yang beredar dimasyarakat terkadang terbukti kebenarannnya, kan sering mudah dipercaya oleh masyarakat luas sehingga dijadikan pengetahuan umum yang diyakini kebenarannya
Teori Perilaku Kolektif 4. Faktor yang mendahului (precipitating factors) Munculnya perilaku kolektif harus ada peristiwa tertentu yang mendorong individu melakukan secara kolektif. Contohnya: Perselisihan antar etnis
Teori Perilaku Kolektif 5. Mobilisasi, perilaku kolektif terwujud ketika khalayak dimobilisasi oleh seseorang yang pada saat itu berperan sebagai pemimpin untuk bertindak 6. Kontrol sosial, sebagai alat kontrol pencegah terjadinya perilaku kolektif. Misalnya: aparat keamanan, orang yang disegani
Teori Perilaku Kolektif Berhasilnya penyebaran perilaku kolektif itu ada 2 macam, yakni: 1. Anomitas, dimana perasaan individualitas terkikis jadi rasa solidaritas 2. Impersonalitas, dimana perasaan bersalah muncul di saat terpisah jauh dari kelompoknya
Teori Perilaku Kolektif 3.
Suggestibility (mudah dipengaruhi), ini terjadi di saat situasi kerumunan. Dalam situasi ini orang terkadang bertindak tidak kritis atau menerima begitu saja tanpa dipikirkan, terutama yang menyarankan adalah orang yang berpengaruh
Teori Perilaku Kolektif Bentuk perilaku kolektif: 1. Perilaku kolektif tersebar. Tersebar dalam suatu wilayah geografis yang luas dan mereka secara bersama-sama bereaksi terhadap sutau kejadin tertentu. Contoh: Krismon tahun 2008, para ibu-ibu membeli bahan sembako di supermarket untuk disimpan. Kerumunan ibu-ibu ini yang disebut massa
Teori Perilaku Kolektif Bentuk perilaku kolektif: 2. Kerumunan merupakan reaksi secara bersama yang bersifat sementara
Teori Perilaku Kolektif Bentuk perilaku kolektif: 3. Gerakan sosial yakni suatu kegiatan untuk menolak perubahan yang terjadi pada masyarakat Orang yang terlibat dalam gerakan sosial biasanya karena menderita deprivasi yakni kekurangan, kehilangan atau tertutupnya kesempatan seseorang untuk memperoleh sandang dan pangan Contohnya: Gerakan Reformasi tahun 1997-1998
Teori Perilaku Kolektif Untuk mendukung gerakan sosial diperlukan:
a. Pemimpin b. Merengrut sejumlah anggota atau massa c. Mobilisasi dengan orang-orang yang se visi dan se misi
Teori Kontrol Sosial Kontrol sosial berkaitan dengan cara-cara yang digunakan oleh seseorang atau masyarakat untuk berprilaku yang sesuai dengan kehendak masyarakat luas
Teori Kontrol Sosial Menurut Parson ada 3 metode yang mengatur kontrol sosial: 1. Isolation, dirancang untuk menjaga para penyimpang jauh dari orang lain dan tidak melibatkan adanya upaya rehabilitas. Contohnya Penjara dalam menangani penjahat kelas tinggi
Teori Kontrol Sosial 2. Insulation, membatasi kontak pelaku penyimpang dengan orang lain tetapi tidak memindahkan mereka dari lingkungannya Contoh: orang sakit jiwa bisa kembali ke lingkungannya
Teori Kontrol Sosial 3. Rehabilitation, seorang pelaku penyimpang dapat kembali ke lingkungannya. Contoh: Pelaku narkoba
Teori Kontrol Sosial Perilaku menyimpang akan bernilai positif bila ada kontrol sosial. Perilaku akan konform dalam bentuk: a. Kontrol internal terhadap perilaku menyimpang Institusi sosial seperti keluarga dan agama sangat berperan dalam kontrol internal
Teori Kontrol Sosial b. Kontrol eksternal terhadap perilaku menyimpang, berasal dari luar individu baik secara informal maupun formal. Kontrol sosial eksternal formal seperti aparat hukum yang mengontrol perilaku menyimpang Kontrol sosial internal formal, seperti teman yang baik, keluarga, yang menekan dan mendorong orang untuk mematuhi aturan harapan masyarakat
Struktur sosial • Struktur sosial adalah salah satu elemen tatanan sosial • Adanya organisasi dan stabilitas