KONTRIBUSI PERSIAPAN MENGIKUTI KULIAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI DESKRIPTIF ANALITIK TERHADAP MAHASISWA FKIP UNSYIAH) Nurhasanah ABSTRACT : This study aims to determine the contribution of lecturing preparation upon students learning achievement and the most dominant contribution preparation upon student learning achievement. This research uses descriptive quantitative approach. The population in this research were all Guidance and Counselling students of 2007- 2008 generation as many as 120. The research sample was 75% of the population by stratified proportional random sampling technique which amounts to 90 people. Data collection techniques using questionnaires and documentation. Data analysis techniques using simple linear regression and also analyzed the coefficient of determination (r 2). The results showed that there is a significant contribution between lecturing preparation and learning achievement at 70.2%. Lecturing preparation which most dominant contribution was non physical preparation at 55.7%, while the physical preparation contribute to 52.7% and lecturing condition at 52%. Conclusion in this study is there is a significant contribution between lecturing preparation and learning achievement. The most dominant contribution preparation is non-physical preparation. Keyword : Preparation Follow College, Learning Achievement - Persiapan Mengikuti Kuliah, Prestasi Belajar. PENDAHULUAN Perguruan tinggi merupakan suatu lembaga yang menyediakan atau menyelenggarakan pendidikan sebagai lanjutan dari pendidikan menengah atas. Belajar di perguruan tinggi adalah pekerjaan yang berat. Mahasiswa harus mengikuti kuliah secara tertib, mempelajari buku-buku, menghafal berbagai macam teori dan pengertian, harus melakukan penelitian, membuat laporan-laporan dan sebagainya. Mahasiswa harus betul-betul mencurahkan pikiran dan tenaganya selama bertahuntahun. Belajar di perguruan tinggi sangat berbeda dengan belajar di sekolah menengah atas. Persiapan kuliah bertujuan agar mereka mempunyai sikap mental dan prilaku positif termasuk motivasi yang tinggi, keterampilan belajar yang efektif dan efisien, serta kemampuan yang memadai untuk mengatasi kesulitan belajar. Itulah kunci keberhasilan dan memperoleh prestasi yang baik di perguruan tinggi. Prestasi belajar mahasiswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses belajar di perguruan tinggi. Tingkat keberhasilan belajar mahasiswa dalam suatu program
semester atau dalam seluruh program studi dinilai dengan indeks prestasi semester. Kenyataannya tidak semua mahasiswa dapat mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Pasifnya mahasiswa saat menghadapi perkuliahan, baik dalam menjawab pertanyaan dosen maupun bertanya pada dosen dan banyaknya mahasiswa yang melakukan kecurangankecurangan dalam ujian maupun saat mengerjakan tugas seperti mencontek, tidak mempunyai catatan kuliah sendiri. Hal tersebut merupakan macam-macam permasalahan akibat kurangnya persiapan yang dilakukan mahasiswa. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yang bersifat deskriptif kuantitatif korelasional,, yaitu pendekatan yang membahas tentang suatu hubungan antara dua komponen atau variabel untuk mencapai tujuan tertentu yang diungkapkan melalui angka-angka. Variabel yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu variabel persiapan kuliah sebagai variabel independen dan variabel prestasi belajar mahasiswa sebagai variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini 1
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 adalah seluruh mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Syiah Kuala angkatan tahun 2008-2009, yang aktif pada semester IV dan semester II yang berjumlah 129. Dan yang dijadikan sampel sebesar 75% dari populasi yang dilihat dari jumlah IP semester terakhir yang diklasifikasi berdasarkan tingkatan IP yaitu mahasiswa yang mendapat IP diatas 3 (4,00-3,00), IP antara 3 dan 2 (2,99-2,00) serta IP dibawah 2 (1,99-0,00). Teknik pengumpulan data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teknik angket dan dokumentasi. Teknik analisa data digunakan analisis regresi linier dan menganalisis koefisien determinasi (R2). Dengan rumus sebagai berikut: Ŷ = a + b (X) Dimana: Ŷ = Variabel terikat a = Konstan (garis lurus) b = Slope (garis pemotong) X = Variabel bebas
Sedangkan analisis koefisien determinasi (KD) dalam regresi linear digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) atau seberapa besar kontribusi (sumbangan) variabel independen (X) terhadap variabel depeden (Y) yang dihitung dengan rumus: KD = R2 x 100% HASIL PENELITIAN Uji Normalitas Sebelum data yang telah didapat-kan melalui penelitian tersebut diolah maka terlebih dahulu peneliti menguji normalitas data tersebut. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang telah diperoleh merupakan data yang normal. Uji normalitas ini menggunakan SPSS 14.0. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Prestasi N Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
99 2,5759 ,58436 ,135 ,096 -,135 1,342 ,055
Persiapan_ Kuliah 99 2,7320 ,46774 ,125 ,111 -,125 1,242 ,092
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Ket : assym sig. >0,05 = normal Assym sig ≤ 0,05= tidak normal Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa jika assym sig > 0,05 maka data normal dan jika assym sig < 0,05 maka data tidak normal. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal karena assim sig > 0,05. Dengan demikian pengujian regresi dapat dilakukan.
Uji Linieritas Selain melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji linier. Uji linier bertujuan untuk melihat distribusi data apakah titik-titiknya mengikuti suatu garis lurus sehingga data tersebut saling berhubungan secara linier.
2
Nurhasanah: Kontribusi persiapan mengikuti kuliah ... Case Processing Summary
Included N Percent Prestasi ' Persiapan_Kuliah
99
Cases Excluded N Percent
100,0%
Prestasi ' Between(Combined) Persiapan_Kul GroupsLinearity Deviation from Lii Within Groups Total
0
ANOVA Table Sum of Squares 28,229 22,757 5,472 5,236 33,464
,0%
df 44 1 43 54 98
Total N
Percent 99
lean Squan F ,642 6,617 22,757 234,717 ,127 1,312 ,097
100,0%
Sig. ,000 ,000 ,171
Ket : deviation from linierity sig. > 0,05 artinya linier, deviation from linierity sig.≤ 0,05 artinya tidak linier. Dari keterangan di atas menunjukkan bahwa jika deviation from linierity sig > 0,05 maka data linier, dan jika deviation from linierity sig < 0,05 maka data tidak linier. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa data bersifat linier karena deviation from linierity > 0,05. Dengan demikian pengujian regresi dapat dilakukan. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh penulis pada bab terdahulu, penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang memaparkan hasil penelitian dan menginterpretasikan dan secara objektif berdasarkan data hasil penelitian lapangan serta mentabulasikannya dalam bentuk nilai rata-rata. Sebelum mencari kontribusi dari kedua variabel penelitian yang dimaksud, maka analisa data disajikan dalam bentuk deskriptif dan diklasifikasikan ke dalam bentuk pembahasan berikut: Kontribusi persiapan Kuliah Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Seperti yang telah dijelaskan pada perumusan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini menganalisis kontribusi persiapan kuliah terhadap prestasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Unsyiah, dilakukan uji regresi linier. Hasil output SPSS dapat dilihat sebagai berikut: a. Dependent Variabel: Prestasi Belajar (Ŷ)
Dari hasil output SPSS (coeffi-cients), dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Ŷ = -0,316 + 0,029 X Dari persamaan regresi dapat diketahui setiap kenaikan nilai X satu unit diikuti oleh kenaikan Ŷ sebesar 0,029. Persiapan Fisik Dari hasil output SPSS (coeffi-cients), dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Ŷ = 0,289 + 0,072 X Dan persamaan regresi dapat diketahui setiap kenaikan nilai X satu unit diikuti oleh kenaikan Ŷ sebesar 0,072. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,726. Artinya persiapan fisik erat hubungannya dengan prestasi belajar mahasiswa. Selanjutnya nilai koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,527 dihitung dengan rumus KD = R2 x 100%. Dari data tersebut terdapat kontribusi yang signifikan antara persiapan fisik (X1) dengan prestasi belajar mahasiswa sebesar 52,7% yang ditetapkan dengan nilai t hitung > t table, t hitung = 10,401 pada taraf kepercayaan 0,05 dan t table = 1,984. Jadi, berdasarkan hasil penelitian dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,527 maka persiapan kuliah memberikan kontribusi 52,7% terhadap prestasi belajar mahasiswa.
3
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 Persiapan Non Fisik Dari hasil output SPSS (coeffi-cients), dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Ŷ = 0,421+ 0,062 X Dari persamaan regresi dapat diketahui setiap kenaikan nilai X satu unit diikuti oleh kenaikan Ŷ sebesar 0,062. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,747. Artinya persiapan non fisik erat hubungannya dengan prestasi belajar. Selanjutnya nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,557 dihitung dengan rumus KD = R2 x 100%. Dari data tersebut terdapat kontribusi yang signifikan antara persiapan non fisik (X2) dengan prestasi belajar mahasiswa sebesar 55,7% yang ditetapkan dengan nilai t hitung > t table, t hitung = 11,050 pada taraf kepercayaan 0,05 dan t table = 1,984. Jadi, berdasarkan hasil penelitian dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,557 maka persiapan non fisik memberikan kontribusi 55,7% terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kondisi Perkuliahan Dan hasil output SPSS (coeffi-cients), dapat diperoleh persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Ŷ = 0,392 + 0,068 X Dari persamaan regresi dapat diketahui setiap kenaikan nilai X satu unit diikuti oleh kenaikan Ŷ sebesar 0,068. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,721. Artinya kondisi perkuliahan mempunyai hubungan yang erat terhadap prestasi belajar. Selanjutnya nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,520 dihitung dengan rumus KD = R2 x 100%. Dari data tersebut terdapat kontribusi yang signifikan antara kondisi perkuliahan dengan prestasi belajar mahasiswa sebesar
52% yang ditetapkan dengan nilai t hitung > t table, t hitung = 10,252 pada taraf kepercayaan 0,05 dan t table = 1,984. Jadi, berdasarkan hasil penelitian dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,520 maka persiapan kuliah memberikan kontribusi 52% terhadap prestasi belajar mahasiswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persiapan kuliah yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling adalah Persiapan non fisik. Karena persiapan non fisik mempunyai nilai R2 yang paling besar yaitu 55,7%. Persiapan non fisik merupakan aktifitas yang dilakukan untuk memudahkan mahasiswa dalam memahami materi perkuliahan yang dilakukannya. Persiapan non fisik terdiri dari: membaca ulang bahan kuliah, kelompok belajar, penyelesaian tugas kuliah, membuat pertanyaan, mempelajari buku, dan cara menghadapi ujian. Pengujian Hipotesis Hipotesis kontribusi persiapan kuliah terhadap prestasi belajar mahasiswa dapat dirumuskan sebagai berikut: H0: Persiapan kuliah tidak memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Ha : Persiapan kuliah memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Berdasarkan hasil output SPSS, diperoleh bahwa angka signifikansi atau Sig sebesar 0,000. Ketentuannya yaitu jika Sig < 0,05 , maka persiapan kuliah berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Jadi, hasil penelitian ini menolak Ho (hipotesis nol) dan menerima Ha (hipotesis alternatif).
PEMBAHASAN Setelah hasil penelitian diuraikan secara terperinci di atas, selanjutnya penulis mencoba untuk membahas dengan berbagai pandangan teoritis yang mendukung, serta menganalisa terhadap hasil penelitian yang dimaksud sebagai data dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Kontribusi Persiapan Kuliah Terhadap Prestasi Mahasiswa Bimbingan dan Konseling Dari hasil analisis data yang telah diolah, maka dapat diketahui adanya kontribusi yang signifikan antara persiapan kuliah terhadap prestasi 4
Nurhasanah: Kontribusi persiapan mengikuti kuliah ... belajar mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Slamento (2003:54-60) bahwa: “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah, psikologi dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarkat.” Berdasarkan pendapat di atas kesiapan dalam belajar sangat penting dan dapat mempengaruhi prestasi. Karena tanpa adanya kesiapan dalam belajar maka maka mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam kuliahnya. Namun, bila mahasiswa memiliki kesiapan belajar yang baik maka mahasiswa tersebut dapat melakukan tugasnya sebagai mahasiswa dengan baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Cipta Ginting (2003:5) yang mengatakan bahwa: "bagi mahasiswa, peningkatan kesiapan belajar dalam perkuliahan akan memperlancar perjalanan studinya dan meningkatkan prestasi belajar yang diraihnya". Oleh karena itu, kesiapan belajar dalam perkuliahan begitu penting dalam meningkatkan prestasi. Senada dengan pendapat di atas Burhanuddin Salam (2004:11) mengatakan bahwa, ada 3 faktor penunjang efisiensi belajar di perguruan tinggi yaitu: a. Kesiapan untuk belajar, adalah merupakan kapasitas fisik dan mental untuk belajar disertai harapan skill/keterampilan yang dimiliki dan latar belakang untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya, seseorang yang disebut siap belajar suatu buku berbahasa asing, kalau ia mempunyai kemampuan untuk melakukannya serta mempunyai harapan skill keterampilan tertentu yang akan dimiliki sesudah belajar buku tersebut. b. Minat dan konsentrasi, keduanya merupakan faktor-faktor yang saling berkaitan. Minat adalah perhatian yang bersifat khusus,
sedangkan konsentrasi muncul akibat perhatian itu. Konsentrasi adalah pemusatan pikiran terhadap sesuatu hal dengan menyampingkan semua hal yang berhubungan. c. Keteraturan akan waktu dengan disiplin, mengatur waktu dan disiplin membawa banyak manfaat. Namun hal ini kadang kurang diperhatikan, karena tidak mengetahui dan menyadari pentingnya waktu dan disiplin dalam belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa begitu banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar salah satunya adalah kesiapan belajar sebelum memasuki perkuliahan. Karena belajar secara disiplin dan teratur dapat membawa keuntungan baik akademis, fisik maupun mental. Secara akademis, dapat memperbanyak pembendaharaan ilmu pengetahuan, sebab waktu yang dimiliki setiap hari disediakan sebagian besar untuk belajar. Belajar merupakan kegiatan utama dalam proses perkuliahan. Untuk itu mahasiswa sangat membutuhkan persiapan. Persiapan yang baik sangat menunjang keberhasilan dalam menyesuaikan diri dengan situasi baru serta dalam mencapai tujuan belajar di perguruan tinggi. Jika mahasiswa menyiapkan diri dengan baik dan memulai masa studi di kampus dengan berhasil maka mereka akan berhasil dalam seluruh studinya. Sesuai dengan pendapat Cipta Ginting (2003:10) yang mengatakan bahwa: "persiapan kuliah bertujuan agar mereka mempunyai sikap mental dan prilaku yang positif termasuk motivasi yang tinggi, ketrampilan belajar dengan efektif dan efisien, serta kemampuan yang memadai untuk mengatasi kesulitan belajar. Itulah kunci keberhasilan dalam studi di perguruan tinggi." Oleh karena itu persiapan kuliah merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh mahasiswa dalam menjalani studinya di perguruan tinggi. Karena walaupun tenaga kependidikan bermutu dan sarana serta prasarana belajar lengkap, seseorang tidak mungkin berhasil 5
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 dalam studinya jika dia tidak siap untuk belajar dan hidup di kampus. Ada beberapa penelitian mengenai prestasi belajar mahasiswa. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan Clark (1991) bahwa prestasi belajar mahasiswa dikampus sekitar 70% dipengaruhi oleh kemampuan mahasiswa itu sendiri dan sekitar 30% dipengaruhi oleh lingkungan. Termasuk dalam aspek kemampuan mahasiswa itu sendiri faktor motivasi belajar mahasiswa. Sementara itu dalam aspek lingkungan ini adalah peranan dosen, iklim kelas dan layanan perpustakaan yang ada. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa sendiri sangat mempengaruhi prestasi belajar karena dalam mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi mahasiswa dituntut untuk mampu dan siap dalam mengikuti perkuliahan. Oleh karena itu untuk dapat mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi dengan baik mahasiswa haruslah melakukan persiapan sebelum mengikuti perkuliahan. Karena jika mahasiwa tidak memiliki persiapan maka mahasiswa tersebut tidak akan mampu mengikuti perkuliahan dengan baik dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Persiapan Kuliah Yang Paling Dominan Memberikan Kontribusi Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Hasil penelitian menyatakan bahwa, dari ketiga persiapan kuliah yaitu: persiapan fisik, non fisik dan kondisi perkuliahan, ketiganya berkontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Namun dari ketiga persiapan tersebut yang memberikan kontribusi paling dominan terhadap prestasi belajar mahasiswa adalah persiapan non fisik. Karena persiapan non fisik merupakan persiapan yang paling penting dalam perkuliahan. Persiapan ini menyangkut membaca ulang bahan kuliah, kelompok belajar, penyelesaian tugas, membuat pertanyaan, mempelajari buku dan cara menghadapi ujian. Hal ini sesuai dengan pendapat Cipta Ginting (2003:71) bahwa : "Ujian dimaksudkan untuk mengukur taraf pencapaian suatu tujuan pengajaran oleh mahasiswa
sebagai peserta didik. Semakin banyak bahan ajar yang dikuasai seorang mahasiswa, semakin tinggi nilai yang akan diperolehnya. Nilai akhirnya pada suatu mata kuliah lazimnya ditentukan oleh ujian teori, ujian dan kegiatan praktikum, kuis, tugas, atau paper dan lain-lain, bergantung pada mata kuliahnya. Nilai akhir menentukan indeks prestasi (IP) pada suatu semester dan IP semua semester menentukan indeks prestasi kumulatif (IPK)." Agar mendapat nilai yang bagus pada perkuliahan mahasiswa haruslah mengerjakan apa yang diwajibkan kepadanya. Karena jika persiapan non fisik ini tidak dilakukan dengan baik maka akan membuat mahasiswa memperoleh hasil yang jelek pada nilai semesternya. Seperti yang diungkapkan oleh Syaiful Bahri Djamarah (2002: 115) bahwa: "selama mahasiswa berkuliah di perguruan tinggi pasti tidak pernah sepi dari berbagai macam penugasan yang harus diterima dan setiap dosen. Hal ini harus dikerjakan oleh mahasiswa sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Mengabaikannya sudah pasti dijamin tidak lulus untuk suatu mata kuliah". Mahasiswa haruslah mengerjakan berbagai tugas yang diberi oleh dosen agar mendapat hasil yang baik pada akhir semester. Hal inilah yang menyebabkan persiapan non fisik begitu berpengaruh. Selain itu persiapan yang tak kalah pentingnya adalah persiapan fisik. Persiapan ini juga memberikan kontribusi bagi prestasi belajar mahasiswa. Mempersiapakan fisik yang baik akan membuat kita dapat mengikuti perkuliahan dengan optimal. Seperti yang dikatakan oleh Cipta Ginting (2003 : 107) bahwa: "memelihara kesehatan merupakan satu segi dan upaya memelihara kemampuan belajar. Jika kondisi jasmani tidak bugar, seseorang akan cepat merasa letih, cepat mengantuk dan bahkan rentan terhadap terhadap berbagai jenis penyakit. Hal itu akan mengganggu atau setidaknya sangat membatasi prestasi". 6
Nurhasanah: Kontribusi persiapan mengikuti kuliah ... Jadi dapat disimpulkan bahwa persiapan fisik adalah usaha -usaha mempersiapakan tubuh jasmaninya sehingga dalam keadaan segar bugar dan siap tangkas dalam mengikuti perkuliahan. Selain mempersiapkan kesehatan jasmani kesehatan mental (persiapan diri) juga perlu dipersiapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Cipta Ginting (2003: 107) bahwa: "lebih dari itu, kesehatan jasmani mempengaruhi kondisi mental. Sering dikatakan 'di dalam tubuh yang segar terdapat jiwa yang sehat'. Hal ini menekankan bahwa kondisi mental juga banyak ditentukan oleh keadaan jasmani". Persiapan diri (kesehatan mental) terdiri dan interaksi antar mahasiswa dengan teman mahasiswanya dan dengan dosen selain itu motivasi, komitmen, kemandirian haruslah juga dipersiapkan karena jika diri kita tidak siap dengan apa yang kita hadapi maka akan akan membuat kita sulit untuk berkonsentrasi dalam perkuliahan. Selain mempersiapkan kesehatan jasmani dan persiapan diri dalam persiapan fisik juga diperlukan persiapan bahan materi kuliah, ruang dan sikap belajar serta kelengkapan alat tulis. Seperti yang dikatakan oleh Cipta Ginting (2003:20) bahwa "persiapan yang tidak kalah pentingnya ialah mempersiapkan peralatan yang mungkin akan diperlukan. Buku catatan dan alat tulis vital untuk mengikuti kuliah secara efektif'. Pesiapan bahan materi kuliah juga penting dilakukan karena bahan materi perkuliahan merupakan persiapan yang berupa usaha membaca buku pelajaran wajib atau bahan pelajaran lainnya sebelum mengikuti kuliah. Kelengkapan bahan materi merupakan hal yang harus dipersiapkan karena semakin banyak bahan materi yang kita miliki maka akan menambah pengetahuan kita dan mempermudah dalam menyelesaikan tugas seperti yang dikatakan Suparno (2001 :119) bahwa: "Untuk memperluas wawasan atau memperoleh informasi lebih lanjut tentang sesuatu kerapkali diperlukan sumber belajar selain buku-buku yang dianjurkan oleh dosen. Buku itu dapat berupa kamus enslikopedia,
kamus bahasa asing, majalah, jurnal, maupun kliping". Memiliki buku sendiri termasuk hal yang sangat menentukan berhasil tidaknya seorang mahasiswa. Mahasiswa yang serius bersedia mengorbankan pengeluaran lain demi mendapatkan buku yang dibutuhkan. Mahasiswa yang kurang berkemauan merasa buku-buku itu terlalu mahal, lalu tidak membelinya. Ruang dan sikap belajar juga penting untuk dipersiapkan, seperti yang dikatakan Liang Gie (1975:23) bahwa : "syarat untuk belajar dengan sebaikbaiknya, ialah tersedianya tempat belajar khusus. Meja belajar hendaklah bersih dari benda-benda yang tidak menunjang belajar, karena meja yang bersih akan membuat pikiran mahasiswa terasa jernih dan suasana lapang untuk belajar". Oleh sebab itu belajar yang baik adalah dengan suasana lapang dan tenang sehingga akan menimbulkan pikiran yang jernih. Selanjutnya persiapan yang tak kalah penting adalah persiapan pada saat diruang kuliah atau kondisi perkuliahan. Persiapan dalam kondisi perkuliahan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Burhanuddin Salam (2004: 14-15), bahwa: "dalam situasi mengikuti kuliah tercakup aktivitas mendengarkan kuliah dosen, berpikir (mencerna kuliah dan memecahkan masalah), berpendapat, berbuat, bertanya dan berbagai aktifitas fisik dan mental lainnya. Untuk memperoleh hasil kuliah yang maksimal hendaknya diperhatikan faktor sebagai berikut : a. Letaknya tempat duduk b. Berpendapat dan bertanya c. Menyimpulkan dan menggeneralisasi Senada dengan pendapat di atas Cipta Ginting (2003 : 21) bahwa " di ruang kuliah, yang pertama perlu dilakukan ialah memilih tempat duduk yang paling disukai. Bagi sebagian besar orang duduk di depan lebih baik karena karena lebih mudah mendengarkan dosen berkonsentrasi. Mungkin saja yang lain akan lebih nyaman di belakang". Duduk di kursi depan lebih banyak membantu untuk meningkatkan 7
SULOH | Volume 1 Nomor 1 Juli-Desember 2016 konsetrasi dan dapat memperkecil berbagai macam gangguan yang tidak diinginkan. Suara dosen yang rendah dapat didengar. Tulisan yang terlalu kecil atau cukup kecil pun dapat dilihat tanpa harus bertanya kepada mahasiswa yang yang duduk disamping kiri atau kanan, muka atau belakang. Dalam hal untuk memperoleh kesempatan bertanya lebih besar kemungkinannya. Karena dalam perkuliahan dianjurkan untuk bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Jangan pernah takut untuk bertanya agar permasalahan seputar materi kuliah akan segera terjawab. Hal ini sesuai dengan pendapat Syaiful Bahri Djamarah (2002: 113) bahwa, : "kesempatan untuk bertanya begitu terbuka di ruang kuliah, maka ajukanlah pertanyaan yang bertolak dan permasalahan yang belum jelas itu. Jangan takut dan jangan gentar, jangan gugup dan jangan ragu. Yakinkan bahwa itu memang permasalahan yang patut untuk dipertanyakan kepada dosen". Oleh sebab itu, bertanyalah sebanyakbanyaknya pada saat perkuliahan berlangsung. Bertanyalah pada waktu yang disediakan, biasanya dosen akan memberi tanda dengan bertanya, "ada pertanyaan". Tanyakanlah hal-hal yang belum jelas, perhatikan adab sopan-santun ketika bertanya, janganlah mengajukan pertanyaan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dosen. Persiapan yang lain yaitu berkenaan dengan mencatat bahan kuliah. Mencatat bahan kuliah penting dilakukan karena catatan merupakan suatu bahan materi yang penting dimilki oleh mahasiswa. Mahasiswa yang memiliki persiapan maka ia akan mencatat materi-materi yang dianggap penting baginya. Seperti yang diungkapakan oleh Cipta Ginting (2003:21), bahwa:" kuliah sebaiknya diikuti dengan kritis dan aktif , tidak pasif saja. Mahasiswa yang kritis memperhatikan pelajaran dengan seksama. Dengan itu, dia mengetahui apa yang perlu dicatat, dan apa yang tidak". Oleh sebab itu, dalam mencatat bahan materi kuliah diperlukan ketrampilan agar mahsiswa mengerti materi yang harus dicatat dan mana yang tidak.
Disamping itu dalam mengikuti perkuliahan hal penting lainnya yang hams diperhatikan adalah mengenai absensi atau kehadiran dalam perkuliahan. Menghadiri perkuliahan tepat waktu adalah ciri-ciri mahasiswa yang siap dalam mengikuti perkuliahan. Sesuai dengan pendapat Syaiful Bhari Djamarah (2002:108) bahwa: "cara kuliah diperguruan tinggi yang ikut mempengaruhi kesuksesan studi salah satunya masuk kuliah tepat waktu. Masuk ruangan kuliah lima menit sebelum dosen datang lebih baik dari pada terlambat". Mahasiswa yang lebih dulu masuk ruangan kuliah dapat mempersiapkan diri dan menata peralatan yang diperlukan selama menerima kuliah dan dosen. Suasana hati tenang, alam pikiran dapat dicurahkan untuk menelaah ringkasan kuliah yang tersimpan dengan rapi alam catatan kuliah. Ketika dosen masuk, kita sudah siap secara fisik maupun mental untuk menerima kuliah dan dosen. KESIMPULAN Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat disimpulkan adalah, (1) Persiapan kuliah memberikan konstribusi yang signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa bimbingan dan konseling. Hal ini dapat dilihat dari pengujian statistik yang menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,838 Artinya prestasi belajar erat hubungannya dengan persiapan kuliah. Selanjutnya, koefisien determinasi (R2) sebesar 0,702 yang artinya bahwa sebesar 70,2% prestasi belajar (Ŷ) dipengaruhi oleh variabel persiapan kuliah (X), (2) Persiapan kuliah yang paling dominan memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa bimbingan dan konseling adalah persiapan non-fisik sebesar 55,7%. Sedangkan persiapan fisik memberikan kontribusi 52,7% dan kondisi perkuliahan sebesar 52%. SARAN Pada bagian akhir penelitian ini disampaikan saran-saran, yaitu (1) Diharapkan bagi mahasiswa bimbingan dan konseling untuk dapat melakukan persiapan kuliah dengan baik karena peningkatan 8
Nurhasanah: Kontribusi persiapan mengikuti kuliah ... kesiapan belajar akan memperlancar perjalanan studi dan meningkatkan prestasi yang ingin dicapai mahasiswa. Persiapan kuliah juga membantu mahasiswa memahami dan menerapkan berbagai sikap dan keterampilan yang diperlukan dalam mengikuti kuliah. Oleh karena itu, kepada mahasiswa Bimbingan dan Konseling untuk mempersiapkan dirinya dengan menyiapkan fisik yang baik, menyiapkan alat tulis yang lengkap, menyiapkan catatan, menyelesaikan tugas, membaca literatur sebelum dan sesudah mengikuti perkuliahan dan belajar secara konsisten setiap harinya, sebelum materi disampaikan dan mengulangi lagi sewaktu belajar di kos atau di rumah, (2) Diharapkan bagi mahasiswa untuk
memperhatikan persiapan kuliahnya yang terdiri dari persiapan fisik, non-fisik dan kondisi perkuliahan. Terutama yang perlu diperhatikan adalah persiapan non-fisik karena sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Persiapan non-fisik terdiri dari membaca ulang bahan kuliah, kelompok belajar, penyelesaian tugas kuliah, membuat pertanyaan, mempelajari buku dan cara menghadapi ujian, (3) Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktorfaktor lain yang memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar mahasiswa yang belum teungkap dalam penelitian ini, sehingga dapat menambah pengetahuan tentang bagaimana cara meningkatkan prestasi belajar mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: PT. Rineka Cipta. Bahri, S DKK. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Dasrita, Heri. 2005. Persepsi Mahasiswa Terhadap Dosen Penasehat Akademik. Banda Aceh: Skripsi. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Gie, The Liang. 1975. Cara Belajar Yang Efisien. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Gie, The Liang. 1997. Cara Belajar Efisien II. Yogyakarta: Liberty. Ginting, Cipta. 2003. Kiat Belajar di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grafindo. Hadi, Sutrisno. 1986. Statistik, Jilid I. Yogyakarta: Andy Yogyakarta. Hasmaini. 2009. Masalah-masalah Yang Menyebabkan Mahasiswa Memiliki Indeks Prestasi Belajar Rendah. Banda Aceh: Skripsi.
Kansil, C.S.T dan Cristine Kansil. 1997. Melangkah ke Perguruan Tinggi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Nasution, S. 1982. Berbagai Pendekatan dalam PBM. Jakarta: Bumi Aksara. Salam, Burhanuddin. 2004. Cara Belajar Yang Sukses di Perguruan Tinggi. Jakarta: Rineka Cipta. Slamento. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suparno, AS. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Tim Pusat Pelayanan Psikologi dan Konseling Unsyiah. 2009. Cara Belajar Efektif (Untuk Mahasiswa Usmu 2009). Banda Aceh: Modul. Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gransindo. Winkel. 1989. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
9