11/04/2014
Konsultasi Alignment KPH pada kebijakan dan program Litbanghut Agus Setyarso Sekretaris Eksekutif Seknas Pembangunan KPH April 2014
[email protected]
Butir Paparan 1. 2. 3. 4. 5.
Konteks Beberapa terobosan yang (dapat) dilakukan Situasi di tapak Tantangan litbang kehutanan Contoh clinical R&D
1
11/04/2014
Konteks
PENTAHAPAN PEMBANGUNAN RPJPN 2005-2025 (Hernowo, 2014)
Visi Pembangunan 2005-2025: Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
RPJM 4 (2020– 2025) RPJM 3 (2015– 2019)
RPJM 2 (2010– 2014) RPJM 1 (2005 – 2009)
4
2
11/04/2014
RPJMN-III, 2015-2019 (Hernowo, 2014)
SUMBER DAYA MANUSIA
SUMBER DAYA ALAM
IP - TEKnologi
Situasi Pembangunan KPH The positive side: • Sudah ada 120 KPH “beroperasi” (2014) • Akan dibentuk 109 KPH pada tahun 2015 • Komitmen untuk menyelesaikan pembentukan 600 KPH pada 2019 • KPH menjanjikan produk kreatif dengan keunggulan komparatif tinggi. • Operasi KPH dapat mendongkrak kontribusi Kehutanan pada PDB sebesar 3% pada 2020 dan menjadi 7% pada 2025 • “No KPH no Budget” dari Bappenas • Rencana “no KPH no Aid” (?)
3
11/04/2014
Challenges: • Politik SDA masih berbasis perijinan – kemenangan Freeport memperpanjang ijin pembangunan KPH memerlukan reforma regulasi • Struktur dan fungsi Kemenhut masih berbasis pembedaan fungsi kawasan – sinergi pada kerangka shared service belum banyak berjalan • Pembagian kewenangan antar lembaga pemerintahan masih berbasis perijinan dan pengawasan – komitmen daerah untuk membangun KPH belum optimal
• Tidak cukup tersedia SDM profesional di KPH • Tidak cukup SDM kehutanan di Dinas/Pemda • Sebagian besar KPH dibangun pada lansekap yang sudah terdegradasi • Sebagian besar KPH mempunyai isu sosial tinggi • Sebagian KPH dikelola berbasis adat • KPH di wilayah Timur menghadapi tantangan biaya akses pasar yang tinggi • Sistem inventarisasi berbagai produk kreatif (HHBK, jasling, karbon) belum dikuasai • Sistem kelestarian HHBK, jasling, karbon belum dikuasai • Meskipun produk kreatif dapat dibangkitkan, KPH masih berada pada segmen produksi bahan baku
4
11/04/2014
Beberapa terobosan yang (dapat) dilakukan
• • • • •
Mainstreaming kebijakan (UKP4, NKB 12 K/L, RPJMN) Pembentukan Seknas Pembangunan KPH Komitmen Bappenas – “no KPH no Budget” Sosialiasasi ke pemerintahan daerah – belum cukup Fasilitasi rencana pengelolaan jangka panjang (inventarisasi, tatahutan, RP) KPH – dengan pendampingan “tenaga ahli” • Upaya internalisasi program bantuan LN: GIZ, FCPF, FIP, AFD, IFACS(?), Korea • Upaya internalisasi program Kemenhut: BP2SDMK (SMKK dan Basarhut, Bakwan, Pusdiklat), Perubahan struktur di BUK, fasilitasi dan peran Pusdal, fasilitasi RHL pada KPH, klaster HHBK di KPH (?)
5
11/04/2014
Situasi di tapak
Tipologi Pemda • • • • •
Komitmen penuh dari Kepala Daerah dan DPRD Komitmen dari Kadishut Komitmen belum jelas Pemda non otonomi khusus Pemda otonomi khusus ( Aceh, Papua, DIY)
6
11/04/2014
Tipologi KPH B 1.1 KPHL B 1.2 KPHP B 1.3 KPHK B 2.1 KPH Kab/Kota B 2.2 KPH Provinsi B 2.3 KPH Nasional B 3.1 KPH Kecil < 50.000 Ha B 3.2 KPH Sedang 50.000 Ha - 100.000 Ha B 3.3 KPH Besar > 100.000 Ha B.4.1. KPH lahan mineral B.4.2. KPH lahan Gambut B.5.1. KPH Kontinen B.5.2. KPH Pulau Kecil
Tipologi Penguasaan Lahan Hutan C 1.1 Wilayah Tertentu < 10% C 1.2 Wilayah Tertentu 10 - 50% C 1.3 Wilayah Tertentu > 50% C 2.1 Wilayah Tertentu < 10% ; > 70% IUPHHK C 2.2 Wilayah Tertentu < 10% ; > 70% Masyarakat C 2.3 Wilayah Tertentu 10 – 15% ; > 30% IUPHHK C 2. 4 Wilayah Tertentu 10-50% ; 70% sisa Masyarakat C 2.5 Wilayah Tertentu > 50% ; 70% sisa IUPHHK C 2.6 Wilayah Tertentu > 50% ; 70% sisa Masyarakat C 3.1 Wilayah Tertentu < 10%, sisanya areal adat C 3.2 Wilayah Tertentu 10-15%, sisanya areal adat C 3.3 Wilayah Tertentu dengan siknifikansi areal adat, masyarakat dan IUPHHK
7
11/04/2014
Tipologi Berbasis DAS D 1.1 KPH DAS sempit D 1.2 KPH DAS sedang / Sub DAS D 1.3 KPH DAS besar D 1.4 KPH DAS lahan gambut
KPH dalam Situasi Konflik E 1.1 KPH “ Aman “ konflik E 1.2 KPH rawan perubahan RTWT E 1.3 KPH rawan tumpang tindih ijin E 1.4 KPH yang identitas penggunaan lahan tinggi E 1.5 KPH rawan konflik tenurial
Tantangan Litbanghut
8
11/04/2014
Tahapan • Research need assessment – dengan fokus KPH • Reorientasi – refocusing program litbanghut • Peningkatan kapasitas litbanghut • Peningkatan jejaring riset (misalnya dengan RAKI) • Penyempurnaan kelembagaan litbang • Kontribusi KPH untuk pendanaan litbang
Tantangan Libang di Tingkat Makro • • • • •
Research need assessment di tingkat makro Politik pembangunan berbasis SDA – hutan Ekonomi Politik KPH Riset Kebijakan untuk mendukung KPH Konstelasi KPH dalam penanggulangan perubahan iklim • Alignment litbang – kebijakan – implementasi • Monitroing dan evaluasi dampat litbang
9
11/04/2014
Tantangan Litbanghut di tingkat mikro • • • • • • • • • • • • •
Research need assessemnt di tingkat mikro Ekonomi politik kehutanan di daerah Birokrasi dan government relations Riset kebijakan pemerintah daerah Hutan adat pada kerangka KPH – generic dan clinical Riset transformasi resolusi konflik – generic dan clinical Litbang community venturing – generic dan clinical Pengembangan teknologi sistem produksi kelas perusahaan – clinical Pengembangan teknologi pasca panen – clinical Litbang pemasaran hasil hutan – clinical Litbang sistem produksi pada hutan lindung – clinical litbang sistem produksi pada hutan konservasi – clinical Riset safeguards sosial dan produksi untuk sistem produksi - clinical
Contoh potensi litbang klinis
10
11/04/2014
Luas wilayah KPHP Model Gularaya berdasarkan fungsi hutan ( SK menhut no 465/Menhut-II/2011 ) : Klpk Htn
HL Daratan
HL Mangrove
Jlh HL
HPT
HP
H P K
Jlh HP
KLHLS
ha
ha
ha
ha
ha
ha
Ha
ha
Wolasi
23.443,93
-
23.443,93
2.892,56 25.490,36
-
28.382,92
559,60
Papalia
11.587,07
5.411,07
16.998,14
814,44
40.170,17
-
40.984,61
561,96
Torobulu -
4.781,93
4.781,93
-
656,47
-
656,47
739,57
jumlah
10.193,00
45.224,00
3.707,00 66.317,00
-
70.024,00
1.861,13
35.031,00
Secara administratif Kendari
masuk wilayah Kab Konsel dam Kota
21
WILAYAH KELOLA KPHP M GULARAYA
22
11
11/04/2014
C. SARPRAS KPH III
ORGANISASI KPHP GULARAYA
23
Kelas Perusahaan Prioritas 10 tahun ke depan • Kelas perusahaan jati unggul – 20,000 ha • Kelas perusahaan bambu – 10,000 ha • Kelas perusahaan “Wallacea Health Center
12
11/04/2014
13
11/04/2014
TOTAL COST
Yr1
Yr2
3
4
5
6
7
8
113,750.
117,750
117,750 157,700 185,650 282,700 496,650 504,650 80,000. 150,000 560,000 800,000 880,000
REVENUE NET REVENUE (IDR Mio) (113,750) Devident Payment for loan, including interest Business development Total investment required: 462,600.00
(117,75 (77,700 (35,650 (117,750) 0) 277,300 303,350 375,350 ) ) 150,000 150,000 200,000
75,000 100,000 100,000 52,300 53,350 75,350
Furniture
14
11/04/2014
Ekspor
15
11/04/2014
Bambu
Basic Business Model at bamboo plantation (bambu tali/apus) – per hectare basis for 1000 ha plantation management (IDR 1000) CUMULA Y OVER TOTAL CUMULA TIVE R COST HEAD TAXES COSTS SALES TIVE COST SALES PROFIT 1 15,000 0.5 15,001 15,001 0 -15,001 2 1,000 0.5 1,001 16,001 0 -16,001 3 1,000 0.5 1,001 17,002 0 -17,002 4 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 21,752 25000 3,248 5 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 26,503 50000 23,498 6 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 31,253 75000 43,747 7 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 36,004 100000 63,997 8 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 40,754 125000 84,246 9 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 45,505 150000 104,496 1 0 1,000 0.5 3750 1,001 25,000 50,255 175000 124,745
PROFIT / YEAR -15,001 -1,001 -1,001 3,248 20,250 20,250 20,250 20,250 20,250 20,250
16
11/04/2014
17
11/04/2014
18
11/04/2014
19
11/04/2014
Wallacea Health Center
20
11/04/2014
21
11/04/2014
22
11/04/2014
KOREAN COSMETICS, Skin Food, Royal Honey 2-piece set.(Emulsion 150ml +Toner 150ml) (high moisture, elasticity, vitality for skin)[001KR Price: £51.50
23
11/04/2014
Mikro hidro – kelayakan usaha pada KPH?
Bagaimana jika di dalam HKm Hutan lindung terdapat sengon berumur 17 tahun dengan potensi 400 m3 per hektar seharga 600,000,000 per hektar?
24